SI1131469084

Dari widuri
Revisi per 16 September 2015 05.52 oleh Febri Wibowo (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '<center>'''BAB IV'''</center> <center>'''RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN'''</center> # ## '''Rancangan Sistem Usulan''' Setelah melakukan perancangan dan pemasang...')

(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Lompat ke: navigasi, cari
BAB IV


RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
    1. Rancangan Sistem Usulan

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan dan dapat dilihat pada sub bab berikut.

      1. Prosedur Sistem Usulan
  1. Pengujian rangkaian catu daya

Catu daya sebagai power supply adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain yang sangat penting. Dalam realisasi perangkat keras yang berupa motor DC, driver L293, motor servo dan keseluruhan rangkaian sistem keseluruhan arduino disini membutuhkan catu daya. Gambar 4.1 adalah merupakan gambar rangkaian catu daya yang terhubung dalam suatu rangkaian sistem. Uji coba dilakukan dengan menggunakan lampu led (light-emitting diode), sebagai output dari tegangan kerja pada sebuah rangkaian catu daya, uji coba rangkaian catu daya dapat di lihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:

[[Image:]]
Gambar 4.1. Pengujian rangkaian catu daya


Dari hasil pengujian pada rangkaian diatas didapatkan hasil yang terukur sebenarnya adalah sebagai berikut :

  1. Hasil pengukuran pada IC regulator satu yang merupakan output untuk mesin pendorong berupa tegangan DC sebesar +5 volt. Setelah dilakukan pengukuran adalah sebesar 4.82 volt DC.
  2. Hasil pengukuran keluaran dari IC regulator dua yaitu merupakan tegangan untuk driver motor IC L293 sebagai Vcc pada pin 16 dan tegangan untuk motor DC yang di pasang pada IC L293 di pin 8 sebasar 4.82 volt.
  3. Hasil pengukuran keluaran dari IC regulator tiga yaitu merupakan tegangan untuk sensor ultrasonik sebesar 4.82 volt.
  4. Hasil pengukuran keluaran dari IC regulator empat yaitu merupakan tegangan input untuk motor servo sebesar 4.82 volt.

Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil untuk membuat sistem dapat bekerja seperti yang diharapkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik. Adapun hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

[[Image:]]

Gambar 4.2. Output dari pengujian rangkaian catu daya


  1. Prosedur Pengujian Lampu Indikator

Lampu led adalah suatu komponen elektronika yang dapat mengeluarkan cahaya yang biasanya digunakan sebagai indikator dari sebuah rangkaian elektronika, pada pengujian lampu led disini menggunakan sebuah program yang terdapat pada program arduino yaitu dengan tipe lampu blink , uji coba dilakukan dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut:

[[Image:]]
Gambar 4.3. Pengujian rangkaian lampu led


Adapun listing Program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian di atas adalah sebagai berikut:

[[Image:]]
Gambar 4.4. Listing program pengujian lampu led blink


Program diatas akan dijalankan secara terus menerus selama arus listrik mengalir, dikarenakan program yang dipakai adalah tipe blink tampa ada device yang mengontrolnya. Dan adapun hasil ujicobanya dapat dilihat pada gambar 4.5 dan gambar 4.6 sebagai berikut.

[[Image:]]
Gambar 4.5. Listing program pengujian lampu led saat menyala


[[Image:]]
Gambar 4.6. Listing program pengujian lampu led saat mati


  1. Prosedur Pengujian Sensor Ultrasonik

Sensor Ultrasonik adalah alat elektronika yang kemampuannya bisa mengubah dari energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gelombang suara ultrasonic. Pada uji coba yang dilakukan adalah untuk mengontrol lampu Led dan buzzer, yang dimana lampu Led dan buzzer tersebut digunakan sebagai media indikator ketika sensor ultrasonik bekerja atau mendapat tegangan ’HIGH’.

Dari proses kerja sensor ultrasonik tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi objek yang mendekatinya, yang dimana pada penerapannya memiliki tingkat pembacaan yang sangat bervariasi bergantung pada level dekatnya suatu objek yang dideteksi, sehingga bisa diprogram sesuai dengan kondisi jarak yang diingikan, uji coba dilakukan dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut:

[[Image:]]
Gambar 4.7. Pengujian rangkaian Sensor ultrasonik

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah ketika sensor ultrasonik mendeteksi keberadaan objek yang mendekati maka lampu indikator tersebut akan nyala artinya sensor ultrasonik tersebut membaca data yang berupa data analog dengan cara mendekatkan tangan pada sensor ultrasonik tersebut dan akan diproses oleh arduino sehingga lampu Led aktif, dan sebaliknya ketika sensor ultrasonik tidak mendeteksi objek maka lampu Led tidak aktif.

Setelah melihat hasil yang didapatkan dalam pengujian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaian sensor ultrasonik bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

Adapun listing Program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian di atas adalah seperti terlihat pada gambar 4.8 sebagai berikut:

[[Image:]]
Gambar 4.8. Listing program sensor ultrasonik
[[Image:]]
Gambar 4.9. Kondisi Lampu led sebelum aktif
[[Image:]]
Gambar 4.10. Kondisi Lampu led saat aktif


  1. Prosedur Pengujian Bluetooth HC-05

Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan ataupun antara device.

[[Image:]]
Gambar 4.11. Rangkaian Bluethooth HC-05


Dalam penggunaan bluetooth perlu diketahui adalah jalur yang digunakan untuk melakukan komunikasi yaitu jalur RX dan jalur TX dan bluetooth juga memerlukan sumber daya, sumber daya yang diperlukan adalah tergantung jenis bluetooth yang digunakan, pada perancangan sistem ini menggunakan bluetooth HC-05 yang memerlukan daya sebesar +5 volt Dc.

Pengujian ini dilakukan dengan mengontrol lampu led pada posisi on ataupun off. Adapun listing program yang digunakan adalah sebagai berikut.

[[Image:]]
Gambar 4.12. Listing Program bluetooth


Setelah melakukan penulisan listing program diatas maka akan diketahui bahwa motor dc akan berputar kekanan jika menekan tombol ”a” pada keyboard handphone, maka led akan menyala dan jika menekan ”b” mapu akan mati. Adapun hasil ujicoba yang dilakukan akan terlihat pada gambar berikut.


[[Image:]]

Gambar 4.13. Kondisi Motor Dc pada posisi Off

[[Image:]]

Gambar 4.14. Kondisi Motor Dc pada posisi On


  1. Prosedur Penggunaan Motor Servo

Pengujian motor servo menggunakan rangkaian mikrokontroler dilakukan dengan dihubungkan langsung dengan pin data pada motor servo, kemudian untuk tegangan kerja motor servo membutuhkan power sebesar 5 volt DC agar motor servo dapat berputar sesuai yang di inginkan. Dan untuk melakukan pengujian terhadap motor servo diperlukan listing program untuk mengontrol arah putaran motor servo, uji coba selanjutnya akan menggerakan motor servo dengan arah putaran jarum jam sebesar 180 derajat, dan akan kembali pada posisi awal yaitu 0 derajat ketika arah putaran sudah mencapai 180 derajat, proses ini secara terus menerus sampai power supply di matikan. Setelah melakukan proses memasukan listing program kedalam mikrokontroller, uji coba motor servo akan terlihat seperti pada gambar 4.15 berikut:

[[Image:]]
Gambar 4.15. Rangkaian pengujian rangkaian motor servo

Uji coba motor servo menggunakan listing program sederhana dan dapat dilihat pada gambar 4.16 sebagai berikut:

[[Image:]]
Gambar 4.16. Listing program pengujian rangkaian motor servo
[[Image:]]
Gambar 4.17. pengujian rangkaian motor servo
  1. Prosedur Pengujian rangkaian pengendali motor DC

Rangkaian pengendali motor DC digunakan untuk mengendalikan motor DC untuk melakukan perputaran ke arah kanan dan kiri. Pengujian yang akan dilakukan pada rangkaian pengendali motor DC menggunakan IC L293, hanya untuk mengetahui dan memastikan bahwa arah putaran dan besar tegangan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan sistem tersebut. Langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan tegangan pada rangkaian L293 untuk menentukan tegangan yang sesuai dengan tenaga ( torsi ) yang dihasilkan dan tidak terlalu cepat perputarannya untuk motor DC. Berikut adalah merupakan hasil pengujian perbandingan antara tegangan dengan torsi yang dihasilkan.

  1. Motor DC diberikan tegangan sebesar 12 volt, torsi yang dihasilkan terlalu cepat, sehingga IC regulator akan cepat panas.
  2. Motor DC diberikan tegangan sebesar 9 volt, torsi yang dihasilkan dapat menggerakan motor dc , tetapi kecepatan motor dc masih terlalu tinggi sehingga terlalu cepat panas.
  3. Motor DC diberikan tegangan sebesar 5 volt, torsi yang dihasilkan mampu menggerakkan motor dc pada kecepatannya yang diinginkan.


Input
Aksi Motor
Input A
Input B
0
0
Berhenti
0
1
Berputar searah jarum jam
1
0
Berputar berlawanan arah jarum jam
1
1
Berhenti

Tabel 4.1. Pola pemberian pada driver motor DC L293


Setelah melakukan beberapa tahapan pengujian pada rangkaian pengendali motor DC, hasil pengujian yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan sistem. Sehingga tegangan 5 volt yang digunakan sudah cukup untuk mengendalikan motor DC tersebut, sedangkan lampu led digunakan sebagai penanda arah dari putaran motor dc. Lampu led berwarna merah menyala ketika motor dc berputar kearah kiri sedangkan lampu hijau menyala ketika motor dc berputar kearah kanan. Adapun gambar rangkaian pengujian motor dc dapat dilihat seperti gambar 4.18 sebagai berikut.

[[Image:]]
Gambar 4.18. Pengujian rangkaian motor dc dengan driver L293D


Dalam pengujian motor dc dengan driver L293D menggunakan listing program seperti terlihat pada gambar 4.19 sebagai berikut.

[[Image:]]

Gambar 4.19. Listing program untuk pengujian motor dc

[[Image:]]
Gambar 4.20. Pengujian Rangkaian Motor dc
      1. Analisa listing program pada sistem yang diusulkan

Proses analisa dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras (hardware) yang sudah di uji coba dengan perangkat lunak (software) yang berupa listing program yang telah di masukan ke dalam sistem arduino.

[[Image:]]
[[Image:]][[Image:]][[Image:]][[Image:]][[Image:]][[Image:]][[Image:]]
Gambar 4.21. Listing program keseluruhan


Setelah melakukan penulisan listing program pada Arduino 1.0.5 di lakukan maka dapat dijelaskan seperti berikut:

penulisan listing program harus diawali dengan kode:

#include <Servo.h>

Servo servo1;

Servo servo2;

Servo servo3;

Servo servo4;

Servo servo5;


Kode di atas merupakan fungsi libraries yang ada pada software Arduino yang didalamnya terdapat fungsi-fungsi yang untuk digunakan pada motor servo.

Sedangkan motor DC tidak dikontrol langsung menggunakan arduino, kerena motor DC hanya berputar searah dengan jarum jam, maka dari itu dengan memanfaatkan driver motor L293D untuk mengontrol motor DC, maka motor DC dapat dikontrol dua arah yaitu searah dengan jarum jam dan sebaliknya bisa di kontrol dengan arah berlawanan jarum jam. Adapun listing program yang digunakan sebagai berikut:

int motor1pin1=2;
int motor1pin2=4;
int motor2pin1=7;
int motor2pin2=8;


Dan untuk mendeklarasikan sensor ultrasnik dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

#define trigkanan 2

#define trigkiri 12


Dan selanjutnya penjelasan seluruh program yang digunakan dalam sistem ini dapat dilihat sebagai berikut.


Servo servo1;

Servo servo2;

Servo servo3;

Servo servo4;

Servo servo5;

#define trigkanan 2

#define trigkiri 12

int motor1pin1=2;

int motor1pin2=4;

int motor2pin1=7;

int motor2pin2=8;

int pos1=150;

int pos2=90;

int pos3=160;

int pos4=150;

int pos5=70;

int star;

int flag=0;


Kode di atas merupakan fungsi untuk mendeklarasikan atau penamaan terhadap variabel komponen yang digunakan, sedangkan barisan kode yang digunakan sebagai fungsi kalibrasi sensor ultrasonik dapat dilihat pada baris program berikut ini.

long durasi1, jarak1;

digitalWrite(trigkanan, LOW);

delayMicroseconds(2);

digitalWrite(trigkanan, HIGH);

delayMicroseconds(10);

digitalWrite(trigkanan, LOW);

durasi1=pulseIn(echokanan, HIGH);

jarak1= (durasi1/2)/29.1;


Sedangkan program yang digunakan untuk melakukan perintah-perintah eksekusi baik berupa input ataupun output dapat dilihat pada blok void setup. Pada bagian ini program akan dialamatkan sebagai media output dan input tergantung pada penggunaan dari device-device yang terhubung.

void setup() {

Serial.begin(9600);

pinMode(motor1pin1, OUTPUT);

pinMode(motor1pin2, OUTPUT);

pinMode(motor2pin1, OUTPUT);

pinMode(motor2pin2, OUTPUT);

servo1.attach(3);

servo1.write (pos1);

servo2.attach(5);

servo2.write (pos2);

servo3.attach(6);

servo3.write (pos3);

servo4.attach(9);

servo4.write (pos4);

servo5.attach(10);

servo5.write (pos5);

}


Program diatas hanya dijalankan selama sekali ketika pada saat pertama kali sistem mendapat arus listrik, sedangkan program yang dapat berjalan berulang kali akan terlihat seperti baris program berikut ini.

void loop() {

if(Serial.available() >0){

star=Serial.read();

flag=0;

}

if(star=='a'){ // MAJU


digitalWrite(motor1pin1, HIGH);

digitalWrite(motor1pin2, LOW);

digitalWrite(motor2pin1, HIGH);

digitalWrite(motor2pin2, LOW);


if(flag==0){

flag=1;

}

}

if(star=='b'){ // MUNDUR


digitalWrite(motor1pin1, LOW);

digitalWrite(motor1pin2, HIGH);

digitalWrite(motor2pin1, LOW);

digitalWrite(motor2pin2, HIGH);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

if(star=='c'){ // STOP

digitalWrite(motor1pin1, LOW);

digitalWrite(motor1pin2, LOW);

digitalWrite(motor2pin1, LOW);

digitalWrite(motor2pin2, LOW);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

if(star=='d'){ // belok kanan

// digitalWrite(enabel1, 100);

digitalWrite(motor1pin1, HIGH);

digitalWrite(motor1pin2, LOW);

digitalWrite(motor2pin1, LOW);

digitalWrite(motor2pin2, LOW);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

if(star=='e'){ // belok kiri

// digitalWrite(enabel2, 100);

digitalWrite(motor1pin1, LOW);

digitalWrite(motor1pin2, LOW);

digitalWrite(motor2pin1, HIGH);

digitalWrite(motor2pin2, LOW);

if(flag==0){

flag=1;

}

}


if(star=='1'){

servo1.write(28);

delay(1000);

servo2.write(70);

delay(1000);

servo3.write(130);

delay(1000);

servo4.write(70);

servo5.write(150);

if(flag==0){

flag=1;

}

}


//******************************************************


if(star=='2'){

servo4.write(pos4);

servo5.write(pos5);

delay(1000);

servo3.write(pos3);

delay(1000);

servo2.write(pos2);

delay(1000);

servo1.write(pos1);


if(flag==0){

flag=1;

}

}


//******************************************************

if(star=='3'){

servo4.write(70);

servo5.write(150);

delay(1000);

servo2.write(20);

delay(1000);

servo3.write(160);

delay(1000);

servo4.write(70);

servo5.write(150);

delay(1000);

servo4.write(pos4);

servo5.write(pos5);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

//******************************************************

if(star=='4'){

servo4.write(pos4);

servo5.write(pos5);

delay(1000);

servo2.write(80);

delay(1000);

servo3.write(pos3);

delay(1000);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

}

      1. Penjelasan struktur listing program

Setiap program yang menggunakan bootloader Arduino biasa disebut sketch mempunyai dua buah fungsi yang harus ada yaitu:

  1. Void setup() { }

yaitu semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali ketika program dijalankan untuk pertama kalinya.

  1. void loop( ) {  }

yaitu fungsi ini akan dijalankan setelah fungsi setup (void setup () { }) selesai. Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi, dan lagi secara terus menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.

Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan dalam format penulisan.

  1. pinMode

digunakan dalam void setup() untuk mengkonfigurasi pin apakah sebagai input atau output. Untuk output digital pin secara default di konfigurasi sebagai input sehingga untuk merubahnya harus menggunakan operator pinMode (pin, mode) dan digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah nomor pin yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog 0-5 adalah 14-19). Mode yang bisa digunakan adalah INPUT atau OUTPUT.

  1. digitalWrite

digunakan untuk mengset pin digital. Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai output, pin tersebut dapat dijadikan HIGH (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi ground).


    1. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Dalam pembuatan sistem dan perancangan program dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut.

[[Image:]]

Gambar 4.22. Flowchart sistem yang di usulkan


    1. Rancangan Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program, yang pertama kali harus dilakukan adalah tahap perancangan, sebagai tolak ukur perancangan yang pertama kali harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program.

Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan pembuatan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan, adapun tahapan tersebut dapat di gambarkan dalam bentuk navigasi sebagai berikut.

      1. Perancangan Perangkat Lunak Untuk Arduino

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Ide Arduino yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program arduino, sehingga sistem arduino yang di buat dapat bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan.

Pada perancangan perangkat lunak untuk arduino menggunakan bahasa pemrograman C yang dimana listing programnya dapat di compile dan di upload langsung kedalam arduino dengan Ide Arduino, adapun tampilan jendela Ide Arduino pada saat lsiting program ditulis seperti yang terlihat pada gambar 4.23 berikut.

[[Image:]]

Gambar 4.23. Tampilan listing program pada Ide Arduino


Adapun tahap yang dilakukan adalah menulis listing program -> mengecek keslahan terhadap listing program yang ditulis -> mengupload listing program kedalam arduino. Adapun langkah-langkah tersebut dapat di lihat seperti gambar 4.24 berikut.

[[Image:]]

Gambar 4.24. Proses upload program kedalam arduino


    1. Rancangan Prototype

Pada bagian ini merupakan hasil rancangan dari aplikasi android yang digunakan dalam pembuatan alat ini, adapun hasil dari prototype interface android dapat digambarkan sebagai berikut.

  1. Rancangan Prototype Form Bluetooth Controller
[[Image:]]


Gambar 4.25. Tampilan prototype form Bluetooth Controller


    1. Konfigurasi Sistem Usulan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware atapun Software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program, baik untuk sisem arduino maupun Interface nya. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat di lihat pada sub bab berikut ini.

      1. Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, dan memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing, dan dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (Hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Arduino Mega.
  2. Laptop : Acer Aspire E1-471 14 inch, 2 Gb DDR3 of RAM, 500 GB of Hardisk
  3. Printer Cannon PIXMA MP237
  4. Motor dc
  5. Rangkaian Elektronika
  6. Sensor ultrasonik
  7. Adaptor baterai
  8. Motor servo
      1. Spesifikasi Software

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan Aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, mengedit program, sebagai interface, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Bluetooth Controller
  2. Mozilla Firefox
  3. Microsoft Office 2007
  4. Notepad++
  5. IDE Arduino 1.0.5
  6. Paint
  7. Fritzing.2013.12.17
      1. Hak Akses

Dalam membuat sebuah aplikasi perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) harus dan perlu adanya sebuah hak akses baik oleh petugas yang berwenang atau seseorang yang menjabat sebagai pemegang hak akses sangat diperlukan untuk keamanan dari sistem perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang dirancang, karena aplikasi perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang tidak memiliki hak akses akan sangat tidak aman. Adapun sistem ini memiliki dua hak akses user dan satu password yaitu password bluetooth, sehingga hak akses hanya dapat dilakukan oleh user dengan memasukan password bluetooth.


4.6. Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface blueterm dan arduino, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.
  2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program.
  3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.
  4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

Pengujian dengan metode BlackBox sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemuka kesalahan.

4.7. Evaluasi

Berdasarkan uji coba dari keseluruhan sistem yang dibuat terdapat dua metode pengujian yang dilakukan baik secara software maupun secara hardware, pada saat melakukan pengujian pada aplikasi blueterm hanya kendala saat terkoneksi dengan device lainnya, masalah tersebut tidak terpengaruh terhadap program karena bukan kesalahan dalam program melainkan factor dari handphone.

Lalu uji coba dilakukan lagi secara hardware yaitu dengan melakukan kontroling pada interface blueterm. Hasil dari evaluasi baik secara Software dan Hardware mendapat hasil yang cukup baik sehingga sudah dapat diterapkan dalam bentuk Prototype.


4.8. Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap utnuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

4.9. Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga sistem pengontrolan robot pembersih sampah dapat bekerja dengan baik, penulis pun melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan yang merupakan tempat observasi penulis, hal ini dilakukan demi kepentingan pengguna yang dimana pengguna menginginkan suatu sistem yang dapat membantu dalam melakukan pekerjaan, sedangkan penulis sangat perlu melakukan pendekatan tersebut karena ada beberapa hal yang mungkin akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan. Adapun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai hingga selesai disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut.


No
Kegiatan
Bulan
Februari
Maret
April
Mei
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Pengumpulan data
2.
Analisa sistem
3.
Perancangan sistem pengontrolan
4.
Pembuatan sistem pengontrolan
5.
Test sistem pengontrolan
6.
Evaluasi sistem pengontrolan
7.
Perbaikan sistem pengontrolan
8.
Instalasi bluetooth controller dan Simulasi arduino
9.
Implementasi
10.
Dokumentasi
Tabel: 4.2. Pengolahan Jadwal proses pembuatan sistem


4.10. Penerapan

Pada bagian ini hal yang dilakukan adalah bagian untuk menerapkan sistem yang dibuat agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan baik bagi penulis maupun oleh instansi yang bersangkutan, instansi dimana tempat melakukan riset.


No
Kegiatan
Februari
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Sosialisasi fungsi dan manfaat sistem yang dibuat pada seluruh petugas dan staf
2.
Training cara kerja sistem kepada petugas dan staf
3.
Melakukan cek atau kontrol terhadap sistem yang di terapkan pada instansi tersebut
4.
Melakukan wawancara kepada petugas apakah sistem tersebut dapat bekerja dengan baik
5.
Melakukan wawancara apakah ada terjadi kesalahan atau tidak dalam menjalankan sistem tersebut
6.
Mengevaluasi dan dan memberikan arahan kepada petugas untuk melakukan dan senjaga agar sistem tersebut berjalan dengan baik
7.
Mengevaluasi kesalahan dari penerapan selama waktu yang dilakukan
Tabel 4.3. Pengolahan jadwal penerapan


    1. Estimasi Biaya

Berikut adalah rincian dalam pembuatan prototype robot pengumpul sampah otomatis adalah.


No
Nama Alat dan Komponen
Harga Satuan
Jumlah
Total
1
Arduino mega 2560
275.000
1
275.000
2
Driver Motor
40000
1
40000
4
Spacer relay
2500
3
7500
5
Lampu LED
500
10
5000
6
Relay
8000
1
8000
7
IC Regulator
3000
6
18000
8
Kapasitor 1000 mf/25 volt
6500
2
13000
9
Kapasitor 100 mf/16 volt
1500
15
22500
10
Resistor
100
5
500
11
Jack baterai dan Switch on/off
5000
2
10000
12
Heatsink pendingin IC regulator
2000
6
12000
13
Transistor
700
5
3500
14
Dioda
1000
5
5000
15
Sensor Ultrasonik
65000
1
65000
16
Pin Header Male
5000
5
25000
17
PCB
5000
1
5000
18
Motor DC
65000
4
260000
19
Motor Servo
93000
5
465000
20
Baterai
10000
6
60000
21
Biaya Transportasi
20000
4
80000
22
Lem tembak
2500
20
50000
23
Tempat Baterai
30000
2
60000
Total Keseluruhan
Rp. 1.490.000
Tabel: 4.4. Estimasi biaya yang dikeluarkan

Contributors

Febri Wibowo