SI1131468928

Dari widuri
Revisi per 7 Februari 2020 20.47 oleh Kresnaadii (bicara | kontrib)

(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Lompat ke: navigasi, cari

ALAT UKUR BERAT BADAN IDEAL BERBASIS
ARDUINO UNO DENGAN METODE
BODY MASS INDEX


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM : 11311468928
NAMA : KRESNA ADI ISMAYA PUTRA



FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN SISTEM KOMPUTER
KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM
UNIVERSITAS RAHARJA
TANGERANG
TA. 2019/2020


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ALAT UKUR BERAT BADAN IDEAL BERBASIS
ARDUINO UNO DENGAN METODE
BODY MASS INDEX

Disusun Oleh :

NIM : 1131468928
Nama : Kresna Adi Ismaya Putra
Fakultas : Sains dan Teknologi
Program Pendidikan : Strata 1
Program Studi : Sistem Komputer
Konsentrasi : Computer System


Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Rektor         Ketua Program Studi
Universitas Raharja         Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)         ( Ageng Seftiani Rafika, S.Kom., M.Si)
NIP : 000594         NID : 13001

UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ALAT UKUR BERAT BADAN IDEAL BERBASIS
ARDUINO UNO DENGAN METODE
BODY MASS INDEX

Dibuat Oleh :

NIM
: 1131468928
Nama
: Kresna Adi Ismaya Putra


Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Sistem Komputer
Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang,Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Rasyid Tarmizi, S.E., M.M.)
   
( Ageng Seftiani Rafika, S.Kom., M.Si.)
NID : 13001
   
NID : 07128

UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

ALAT UKUR BERAT BADAN IDEAL BERBASIS
ARDUINO UNO DENGAN METODE
BODY MASS INDEX

Dibuat Oleh :

NIM
: 1131468928
Nama
: Kresna Adi Ismaya Putra


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Sistem Komputer
Konsentrasi Computer System
TA. 2019/2020

Disetujui Penguji :

Tangerang,Januari 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(------------------)
 
(-------------------)
 
(--------------------)
NID : -----
 
NID : -----
 
NID : -----

UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

ALAT UKUR BERAT BADAN IDEAL BERBASIS
ARDUINO UNO DENGAN METODE
BODY MASS INDEX
Disusun Oleh :

NIM
: 1131468928
Nama
: Kresna Adi Ismaya Putra
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang,Januari 2020
Kresna Adi Ismaya Putra
NIM. 1131468928

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAK

Tingginya tingkat obesitas dikalangan masyarakat indonesia merupakan salah satu dampak merugikan bagi kesehatan, obesitas beresiko menimbulkan berbagai penyakit mulai dari diabetes, serangan jantung, stroke, hingga kangker. maka dari itu alat ukur berat badan ideal berbasis arduino mempermudah bagi setiap manusia yang sadar akan seberapa pentingnya berat badan yang ideal, dengan menggunakan Mikrokontroler arduino dan sensor ultrasonik sebagai pengkur tinggi badan dan load cell sebagai pengukur berat badan dan melalui perhitungan BMI (Body Mass Index).

Kata Kunci : Berat badan ideal, Arduino uno, Ultrasonic, Load cell

ABSTRACT

The high level of obesity among Indonesian people is one of the adverse impacts for health, obesity is at risk of causing various diseases ranging from diabetes, heart attack, stroke, to cancer. Hence the ideal Arduino based weight measuring instrument makes it easier for any human being aware of how important the ideal weight is, using the Arduino microcontroller and ultrasonic sensors as a height measuring instrument and load cell As weight measuring instruments and through the calculation of BMI (Body Mass Index)..

Keywords: Thingspeak, Internet Of Things, Mobile App, Smartphone, NodeMcu, Mikrokontroller, DFPlayer mini, Speaker.


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ALAT UKUR BERAT BADAN IDEAL BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN METODE BODY MASS INDEX”.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Sugeng Santosos, M.Kom. selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja
  3. Bapak Padeli, M.Kom. selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Ageng Seftiani Rafika, S.Kom., M.Si. selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer.
  5. Bapak Rasyid Tarmizi, S.E., M.M. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skrpsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Ibu Ageng Seftiani Rafika, S.Kom., M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  7. 7. Bapak Bayu Dwi sekalu Stakeholder dalam dilakukannya skripsi ini.
  8. Bapak dan ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. 9. Kedua orang tua, Adik dan semua saudara dalam keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  10. Teman-teman seperjuangan khususnya mahasiswa Jurusan Sistem Komputer yang telah memberikan dukungan, wawasan, saran, masukan serta semangat dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, Januari 2020
Kresna Adi Ismaya Putra
NIM 1131468928






Daftar isi


DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Diagram Blok Open Loop Control
  2. Gambar 2.2 Diagram blok close loop control
  3. Gambar 2.3 Flowchart Sistem (System Flowchart)
  4. Gambar 2.4 Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
  5. Gambar 2.5 Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
  6. Gambar 2.6 Flowchart Program (Program Flowchart)
  7. Gambar 2.7 Flowchart Proses (Process Flowchart)
  8. Gambar 2.8 Arduino Uno
  9. Gambar 2.9 Sensor Ultrasonik
  10. Gambar 2.10 Cara kerja sensor ultrasonic
  11. Gambar 2.11 Sensor Load Cell
  12. Gambar 2.12 Modul HX711
  13. Gambar 3.1 Struktur Organisasi RS. Permata Hati
  14. Gambar 3.2 Konsep Perancangan Alat
  15. Gambar 3.3 Diagram Blok Sistem
  16. Gambar 3.4 Rangkaian sistem minimum mikrokontroller ATmega328
  17. Gambar 3.5 Rangkaian catu daya
  18. Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Ultrasonic
  19. Gambar 3.7 Rangkaian Load Cell
  20. Gambar 3.8 Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)
  21. Gambar 3.9 Rangkaian Lampu Indikator
  22. Gambar 3.10 Rangkaian Button
  23. Gambar 3.11 Rangkaian Sistem Keseluruhan
  24. Gambar 3.9 Flowchart Sistem yang berjalan
  25. Gambar 4.1 Flowchart Sistem
  26. Gambar 4.2 Deklarasi I/O Pin Arduino yang digunakan
  27. Gambar 4.3 Listing Program Sensor Load Cell
  28. Gambar 4.4 Listing Program Sensor Ultrasonic
  29. Gambar 4.5 Listing Program Tombol
  30. Gambar 4.6 Listing Program LED
  31. Gambar 4.7 Listing Program LCD
  32. Gambar 4.8 Listing Program Perhitungan BMI (Body Mass Index)
  33. Gambar 4.9 Rancangan Prototipe
  34. Gambar 4.10 Pengujian Catu Daya
  35. Gambar 4.11 Sensor Ultrasonic Pada Alat
  36. Gambar 4.12 Sensor Load Cell Pada Alat
  37. Gambar 4.13 Tampilan Awal LCD Pada Alat
  38. Gambar 4.14 Tampilan LCD Hasil Perhitungan BMI

DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1 Klasifkasi Berat Badan Berdasarkan BMI
  2. Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I
  3. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II
  4. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III
  5. Tabel 3.4 Final Elisitasi
  6. Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Sistem yang berjalan dan Sistem Usulan
  7. Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sensor Ultrasonic
  8. Tabel 4.3 Hasil Pengujian Perbandingan dengan Alat Ukur Tinggi Badan Konvensional
  9. Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sensor Load Cell
  10. Tabel 4.5 Hasil pengujian perbandingan dengan alat ukur berat badan konvensional
  11. Tabel 4.6 Pengujian Hasil BMI pada LCD
  12. Tabel 4.7 Hasil pengujian BMI yang dibuat dan perbandingan dengan perhitungan BMI manual
  13. Tabel 4.8 Schedule
  14. Tabel 4.9 Estimasi Biaya

DAFTAR SIMBOL


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tingginya tingkat obesitas dikalangan masyarakat indonesia merupakan salah satu dampak merugikan bagi kesehatan, obesitas beresiko menimbulkan berbagai penyakit mulai dari diabetes, serangan jantung, stroke, hingga kangker. Hal utama yang menyebabkan seseorang terkena obesitas adalah pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik. Sesorang yang terlalu banyak mengkonsumsi makanan tinggi kalori dalam bentuk gula dan lemak, ditambah gaya hidup yang tidak banyak bergerak akan rentan mengalami obesitas.

Sama halnya dengan obesitas, memiliki tubuh yang terlalu kurus juga akan merugikan bagi kesehatan. Selama ini jarang ada pembahasan yang membahas bahayanya memiliki tubuh yang terlalu kurus. Sebagian besar masyarakat terlalu berfokus pada segudang informasi tentang bahaya dari obesitas atau kegemukan, padahal memiliki berat badan dibawah normal juga beresiko menimbulkan berbagai penyakit seperti penyakit paru-paru, penyakit gagal jantung, dan lain-lain.

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap berat badan yang ideal disebabkan oleh sulitnya mengetahui berat badan yang ideal bagi tubuh mereka, karena untuk mengetahui berat badan ideal harus menggunakan dua alat yang berbeda dan menghitungnya secara manual.

RS. Permata Hati sebagai institusi yang bergerak dibidang pelayanan masyarakat dan menyediakan beragai jenis pelayanan yang bersifat menyeluruh (comperhensive health services), dan demi meningkatkan pelayanan RS. Permata Hati membutuhkan berbagai macam alat kesehatan agar pelayanan yang diberikan lebih baik lagi, salah satunya adalah alat yang dapat memberikan informasi tentang berat badan ideal, dibutuhkan karna pada pasien tertentu harus mendapatkan asupan gizi dan yang tepat.

Solusi yang akan dibuat yaitu dengan merancang suatu alat yang dapat mengetahui berat badan ideal seseorang dengan cara mengukur berat dan tinggi badan seseorang secara bersamaan dan dapat langsung mengetahui berat badan ideal dalam satu perangkat. Maka penulis membuat sebuah penelitian dengan judul “ALAT UKUR BERAT BADAN IDEAL BERBASIS ARDUINO DENGAN METODE BODY MASS INDEX”.

Rumusan Masalah

Beberapa hal yang menjadi perumusan dalam penyusunan laporan ini antara lain :

  1. Bagaimana perangkat yang di buat dapat mengetahui berat badan ideal berdasarkan rumus BMI (Body Mass Index) ?
  2. Bagaimana sensor ultrasonic dan load cell dapat mengukur tinggi dan berat badan?
  3. Bagaimana LCD dapat menampilkan output hasil dari berat badan ideal?

Ruang Lingkup Penelitian

Agar dalam pembahasan masalah nanti menjadi lebih terarah dan berjalan dengan baik maka perlu adanya ruang lingkup dan pembatasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan skripsi ini yaitu perangkat yang dibuat dapat menghitung berat badan ideal dari hasil pengukuran tinggi dan berat badan dengan rumus BMI (Body Mass Index), pengukuran tinggi dan berat badan dapat dihasilkan menggunakan sensor ultrasonic dan load cell, dan menampilkan hasil dari pengukuran tinggi badan, berat badan dan berat badan ideal menggunakan LCD.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Sasaran yang ingin dicapai dari penulisan laporan ini adalah :

  1. Tujuan Individual
    Menerapkan ilmu secara terpadu dan terperinci sehingga berguna bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi khususnya dilingkungan akademis.
  2. Tujuan Fungsional
    Untuk pengembangan teknologi dan mengembangkan alat ukur berat dan tinggi badan memanfaatkan mikrokontroller.
  3. Tujuan Operasional
    Untuk mempermudah dan membantu user agar dapat mengetahui berat badan ideal tanpa harus menggunakan alat yang berebeda.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :

  1. Manfaat Individual
    Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di Universitas Raharja dengan membuat laporan penelitian secara ilmiah dan sistematis.
  2. Manfaat Fungsional
    Memberikan manfaat bagi user dalam menetukan berat badan yang ideal dipadukan dengan teknologi mikrokontroller agar hasil yang didapat tepat dan akurat.
  3. Manfaat Operasional
    Dengan adanya alat ukur berat badan ideal ini , maka diharapkan user dapat dengan mudah mendapatkan informasi berat badan ideal hanya dengan satu perangkat.

Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, maka metode yang penulis gunakan adalah:

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Wawancara
    Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di Universitas Raharja dengan membuat laporan penelitian secara ilmiah dan sistematis.
  2. Metode Studi Pustaka
    Memberikan manfaat bagi user dalam menetukan berat badan yang ideal dipadukan dengan teknologi mikrokontroller agar hasil yang didapat tepat dan akurat.
  3. Metode Observasi
    Dengan adanya alat ukur berat badan ideal ini , maka diharapkan user dapat dengan mudah mendapatkan informasi berat badan ideal hanya dengan satu perangkat.

Metode Analisa

Metode ini melakukan analisa suatu sistem yang sudah ada, bagaimana sistem itu berjalan dan apakah kekurangan dari sistem tersebut. Pada sistem yang sekarang dalam penggunanya masih manual, sehingga perlu adanya sistem yang dapat membantu pekerjaan di bidang kesehatan.

Metode Perancangan

Dalam laporan Skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart sistem dengan desain hardware menggunakan diagram blok. Metode ini dimaksudkan untuk bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang digunakan. Pada pembuatan alat ini, penulis menggunakan alat seperti: sensor jarak untuk mengukur tinggi badan, sensor beban untuk menghitung berat badan dan arduino uno sebagai mikrokontroler.

Metode Prototipe

Prototype yang digunakan dalam penulisan laporan skripsi ini adalah pendekatan evolutionary, dimana penulis melakukan pengembangan terhadap prototype pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler yang akan dikembangkan menjadi alat ukur berat badan ideal dengan menambahkan sensor load cell sebagai penghitung berat badan dan LCD sebagai output dari hasil penghitungan berat badan ideal.

Metode Testing

Pada metode pengujian ini dilakukan sebagai serangkaian uji coba pada masing masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang sesuai.

Sistematika Penulisan

Laporan ini terbagi dalam beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci. Secara garis besar penulisan ini terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab kedua ini berisi landasan teori sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, dan user requirement yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final elisitasi yang diusulkan.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Bab ini menjelaskan tentang implementasi dari sistem yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari sistem dan analisa antara Arduino Uno, Sensor Load Cell, Sensor Ultrasonic, dan untuk menampilkan hasil penghitungan berat badan ideal pada LCD.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan alat dan laporan sebagai upaya untuk perbaikan kedepan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II
LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Romney dan Steinbart (2015:3), [1]“Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.”

Menurut Sutarman dalam Rafika (2015:216), [2]“Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.”

Karakteristik Sistem

Komponen (Component) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan dan suatu sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Berikut karakteristik dari sebuah sistem diantaranya :

  1. Batas Sistem (Boundary) Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya yang mempunyai batas sistem dan fungsi ataupun tugas dari subsistem yang satu dengan lainnya berbeda tetapi tetap saling berinteraksi.
  2. Lingkungan Luar Sistem (Environment) lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Lingkungan luar sistem yang menguntungkan harus dipelihara dengan baik agar tidak hilang pengaruhnya, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dihilangkan agar tidak mengganggu operasi sebuah sistem.
  3. Penghubung Sistem (Interface) Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
  4. Masukan sistem (Input) Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa Masukan Perawatan (Maintenance Input) adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi dam dapat berupa masukan Sinyal (Signal Input) adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
  5. Keluaran Sistem (Output) Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh suatu sistem.
  6. Pengolah Sistem (Process) Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang sangat diinginkan suatu sistem.
  7. Tujuan Sistem (Goal) Setiap sistem pasti mempunyai tujuan ataupun sasaran yang mempengaruhi input suatu sistem yang dibutuhkan dan output suatu sistem yang dihasilkan.

Konsep Dasar Kontrol

Definisi Kontrol

Menurut Ogata dalam Nuril (2015:5), [3]“Sistem kontrol proses terdiri atas sekumpulan piranti-piranti dan peralatan peralatan elektronik yang mampu menangani kestabilan, akurasi, dan mengeliminasi transisi status yang berbahaya dalam proses produksi”.

Jenis-jenis Kontrol

  1. Kendali Loop Terbuka (Open Loop Control)

    Menurut R Syam dan A Abustan (2015:558), [4]“Kendali loop terbuka merupakan suatu prinsip kendali dimana aliran informasinya dari input ke output didalamnya tidak terdapat feedback control sehingga dalam pelaksanaan suatu proses kendali akan bekerja secara “membuta” dan ruang lingkup kerja dari kendali jenis ini tidak terbatas”.

    Gambar 2.1 Diagram blok open loop control
    Sumber: R Syam dan A Abustan (2015:558)[4]

  2. Kendali Loop Tertutup (Close Loop Control)

    Menurut R Syam dan A Abustan (2015:5580), [4]“Kendali loop tertutup merupakan kebalikan dari prinsip kendali loop terbuka. Pengertiannya adalah suatu prinsip kendali dimana loop tersebut memiliki lintasan yang tetutup untuk proses aliran informasinya dari input ke output dan kembali ke input lagi karena adanya feedback control”.

    Gambar 2.2 Diagram blok close loop control
    Sumber: R Syam dan A Abustan (2015:558)[4]

Konsep Dasar Pengujian (Testing)

Definisi Pengujian

Menurut Mustaqbal dkk. (2015:31), [5]“Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan”.

Menurut Shi dalam Mustaqbal dkk. (2015:32), [5]“Pengujian atau testing sendiri merupakan elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merupakan bagian yang tidak terpisah dari siklus hidup pengembangan software seperti halnya analisis, desain, dan pengkodean”.

Karakteristik Pengujian

Menurut Bhat dan Quadri dalam Mustaqbal dkk. (2015:32), [5]Pengujian harus memiliki karakteristik umum berupa:

  1. Testing dimulai pada level modul dan bekerja keluar ke arah integrasi pada sistem berbasiskan komputer.
  2. Teknik testing yang berbeda sesuai dengan poin-poin yang berbeda pada waktunya.
  3. Testing diadakan oleh pembuat/pengembang software dan untuk proyek yang besar oleh group testing yang independent.
  4. Testing dan Debugging adalah aktivitas yang berbeda tetapi debugging harus diakomodasikan pada setiap strategi testing.

Konsep Dasar Prototipe

Definisi Prototipe

Menurut T Handayani (2016:324), [6]“Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana perangkat lunak yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototipe memberikan fasilitas bagi pengembang danpemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehinggapengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang banyakdigunakan”.

Menurut NIIT dalam Syahputra & Kurniawan (2018:106), [7]“Sebuah prototipe adalah sebuah contoh penerapan sistem yang menunjukkan keterbatasan dan kemampuan fungsional utama dari sistem yang diusulkan. Setelah prototipe dibangun, maka disampaikan kepada konsumen untuk dievaluasi. Prototipe membantu konsumen menentukan bagaimana fitur berfungsi dalam perangkat lunak akhir. Konsumen memberikan saran dan perbaikan pada prototipe. Tim pengembang menerapkan saran di prototipe baru, yang sekali lagi dievaluasi oleh konsumen. Proses berlanjut sampai konsumen dan tim pengembang memahami persyaratan yang tepat dari sistem yang diusulkan. Ketika prototipe akhir telah dibangun, persyaratan-persyaratan dianggap telah selesai.

Jenis-jenis Prototipe

Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu:

  1. Throw-away

    Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

  2. Incremental

    Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

  3. Evolutionary

    Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

Langkah-langkah Prototipe

Menurut Raymond McLeod Jr. dalam Saefullah dkk, (2017:271), [8]Langkah-langkah pada model prototype jenis I adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai

    Analis sistem mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diinginkan pemakai terhadap sistem.

  2. Mengembangkan prototipe

    Analis sistem mungkin bekerjasama dengan spesialis informasi lain, menggunakan satu atau lebih peralatan prototipe untuk mengembangkan sebuah prototipe.

  3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima

    Analis mendidik pemakai dalam penggunaan prototipe dan memberikan kesempatan kepada pemakai untuk membiasakan diri dengan sistem, tahap pengujian.

  4. Menggunakan prototipe

    Prototipe ini menjadi sistem yang dapat dioperasionalkan, tahap implementasi sistem.

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

enurut Santoso dan W Yulianti (2016:333), [9]“Flowchart adalah representasi secara simbolik dari suatu algoritma atau prosedur untuk menyelesaikan suatu masalah, dengan menggunakan flowchart akan memudahkan pengguna melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah, disamping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek”.

Jenis-jenis Flowchart

Menurut Subarta (2015:2), [10]Flowchart terbagi atas lima (5) jenis.

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

    Flowchart sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online atau offline.

    Gambar 2.3 Flowchart Sistem (System Flowchart)
    Sumber: Subarta (2015:2)[10]

  2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

    Flowchart document (document flowchart) menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sister. Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian kebagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

    Gambar 2.4 Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
    Sumber: Subarta (2015:4)[10]

  3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

    Flowchart skematik (schematic flowchart) mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.

    Flowchart skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional.

    Gambar 2.5 Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
    Sumber: Subarta (2015:4)[10]

  4. Flowchart Program (Program Flowchart)

    Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

    Gambar 2.6 Flowchart Program (Program Flowchart)
    Sumber: Subarta (2015:4)[10]

  5. Flowchart Proses (Process Flowchart)

    Flowchart Proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem.

    Gambar 2.7 Flowchart Proses (Process Flowchart)
    Sumber: Subarta (2015:4)[10]

Konsep Dasar Berat Badan Ideal

Definisi Berat Badan Ideal

Menurut Adiguna dkk. (2018:2), [11]“Berat badan ideal adalah bobot optimal dari tubuh untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Rentang dari berat badan ideal seseorang dapat diperhitungkan berdasarkan berbagai macam faktor, di antaranya: ras, jenis kelamin, usia, serta tinggi badan.”

Menurut ekasari dkk (2017:202), [12]"Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh."

Konsep Dasar Body Mass Index

Definisi Body Mass Index

Menurut Alshehri dkk.(2019:2), [13]“Body mass index (BMI) is defined as a person’s weight in kilograms divided by the square of height in meters(kg/m2). It is the most reproducible index of weight-for-height,and is commonly used to classify overweight and obesity”.

Menurut Fauzi dkk, (2018:694), [14]“Body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT) merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan atau membandingkan berat badan dengan tinggi badan.”

Rumus Body Mass Index

Menurut Fauzi dkk, (2018:694), [14]“Berikut rumus perhitungan BMI:

Klasifikasi Berat Badan BMI

Menurut ekasari dkk (2017:202), [12]Klasifkasi berat badan berdasarkan BMI

Tabel 2.1 Klasifkasi Berat Badan Berdasarkan BMI
Sumber: Ekasari dkk (2017:202)[12]

NO BMI Klasifikasi
1 < 18,5 Kurus (Kurang)
2 18,5 – 22,9 Normal (Ideal)
3 23 – 29,9 Kelebihan (Overweight)
4 30 – 34,9 Kegemukan (Obesitas) Tk.I
5 35 – 39,9 Kegemukan (Obesitas I) Tk.II
6 > 40 Kegemukan (Obesitas I) Tk.III

Teori Khusus

Konsep Dasar Mikrokontroler

Definisi Mikrokontroler

Menurut Rafika (2015:215), [2]“Mikrokontroler adalah sebuah chip yang dapat melakukan pemrosesan data secara digital sesuai dengan perintah bahasa pemrograman yang diberikan.”

Menurut Christion dalam Ariessanti dkk (2019:230), [15]“Mikrokontroler adalah sebuah system microprocessor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM dan I/O".

Konsep Dasar Arduino Uno

Definisi Arduino Uno

Menurut Andrianto dan Darmawan (2016:24), [16]“Board Arduino Uno menggunakan mikrokontroler ATmega328. Secara umum posisi/letak pin-pin terminal I/O pada berbagai board Arduino posisinya sama dengan posisi/letak pin-pin terminal I/O dari Arduino UNO yang mempunyai 14 pin Digital yang dapat di set sebagai Input/Output (beberapa diantaranya mempunyai fungsi ganda), 6 pin input Analog.

Menurut El-hamid dkk. (2015:2),[17]“The Arduino UNO microcontroller serves as the brain of the system to facilitate programming. It is a microcontroller board based on ATMega328 that comprises 14 digital pin entries (input) 6 analog production entries (output), a 16 MHz ceramic resonator, USB connection, power jack, ICSP header, and reset button. The board is equipped with the features needed to support the microcontroller by connecting it to a computer using a USB cable”.

“Mikrokontroler Arduino UNO berfungsi sebagai otak dari sistem untuk memudahkan pemrograman. Ini adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang terdiri 14 pin digital (Input) dan 6 pin analog (Output), resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, ICSP header, dan tombol reset. Papan ini dilengkapi dengan fitur yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler dengan menghubungkannya ke komputer menggunakan kabel USB”.

Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino Uno tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode. Revisi 3 dari board Arduino UNO memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut:

  1. Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang memungkinkan shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan dari board. Untuk ke depannya, shield akan dijadikan kompatibel/cocok dengan board yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan tegangan 3.3V. Yang ke-dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung, yang disediakan untuk tujuan kedepannya.
  2. RESET sirkuit yang lebih kuat
  3. Atmega 16U2 menggantikan 8U2

Gambar 2.8 Arduino Uno
Sumber: https://store.arduino.cc/usa/arduino-uno-rev3

Spesifikasi Arduino Uno

Berikut adalah spesifikasi dari mikrokontroler Arduino Uno (ATmega328) :

  1. Mikrokontroler ATmega328.
  2. Catu Daya 5V.
  3. Tegangan Input rekomendasi 7­12 V.
  4. Tegangan Input batasan 6­20 V
  5. Pin I/O Digital berjumlah 14
  6. Pin input analog berjumlah 6.
  7. Arus DC per Pin I/O 40 mA
  8. Arus DC per Pin I/O untuk pin 3.3 V 50 mA
  9. Flash memori 32 KB ( Atmega 328 ), dimana 0.5 digunakan oleh bootloader
  10. SRAM 2 KB.
  11. EEPROM 1 KB.
  12. Clock Speed 16 MHz.

Konsep Dasar Sensor Ultrasonic

Definisi Ultrasonik

Menurut Latha dkk. (2016:3), [18]“This device is used to measure the distance from an object. It can detect objects that are within a range of 2cm – 450cm (.78” – 14’ 9”). The device uses two digital pins to communicate the distance found”.

Menurut Ariessanti dkk (2019:230), [15]"Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu".

Sensor ultrasonik terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40 KHz, sebuah speaker ultrasonik, dan sebuah microphone ultrasonik. Speaker ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara microphone ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya. Sensor ultrasonik akan mengirimkan suara ultrasonik ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroler. Suara ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 KHz akan dipancarkan selama 200 μs. Suara ini akan merambat di udara dengan kecepatan 340 m/s atau 29.412 μs setiap 1 cm, mengenai objek dan akan terpantul kembali ke sensor ultrasonik. Selama menunggu pantulan, sensor ultrasonik akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berlogik low ketika suara pantulan terdeteksi oleh sensor ultrasonik. Maka dari itu, lebar pulsa dapat merepresentasikan jarak antara sensor ultrasonik dengan objek. Selanjutnya mikrokontroler cukup mengukur lebar pulsa tersebut dan melakukan konversi lebar pulsa ke jarak dengan perhitungan sebagai berikut :

Jarak = ( lebar pulsa /29.412 ) / 2 ( dalam cm) Sensor ultrasonik buatan parallax ( Sensor PING) dapat digunakan untuk mengukur jarak sejauh 2

Gambar 2.9 Sensor Ultrasonik
Sumber: Latha dkk. (2016:2)[18]

Karakteristik Sensor Ultrasonik

Menurut Andrianto dan Darmawan (2016:100), [16]Sensor ultrasonik memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Tegangan supply : 5 VDC
  2. Konsumsi arus : 30 mA ( maksimum 35 mA )
  3. Jarak : 2 cm sampai dengan 300 cm
  4. Input Trigger : pulsa TTL positif, minimal 2 μS, 5 μS typical
  5. Echo pulse : pulsa TTL positif, 115 μS sampai dengan 18.5 ms
  6. Echo Hold-off : 750 μS
  7. Frekuensi Burst : 40 kHz untuk 200 μS
  8. Delay untuk pengukuran selanjutnya : minimal 200 μS

Cara Kerja Sensor Ultrasonik

  1. Sensor Ping mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 kHz ) selama tBURST ( 200 μs ) kemudian mendeteksi pantulannya.
  2. Sensor Ping memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali ( pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs ). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 340 meter per detik, mengenai objek dan memantul kembali ke sensor.
  3. Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG.
  4. Lebar pulsa High ( tIN ) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek. Sehingga jarak dapat ditentukan menggunakan rumus berikut ini :
    Jarak = ( tIN (s) ÷ 2) x 340 m/s = ( tIN (s) / 2 ÷ 29.412 µS / cm)
    Dimana :
    S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi
    tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang

Gambar 2.10 Cara kerja sensor ultrasonic
Sumber: Latha dkk. (2016:2)[18]

Konsep Dasar Load Cell dan Strain gauge

Definisi Load Cell dan Strain gauge

Menurut Phulphagar dan Jaiswal (2017:1164), [19]“The load cell is a strain gauge pressure sensor which senses the difference in pressure. They change resistance when we apply tension to it. The amount of tension or stress applied is directly proportional to the amount of change in the resistance”.

Menurut Fikri dkk, (2018:171), [20]“Load cell adalah sensor gaya dan tekanan, apabila dikenai gaya atau tekanan maka bentuknya akan berubah, perubahan bentuknya ini menyebabkan resistansimya akan berubah. Pada sensor load cell terdapat elemen pegas yang mampu memberikan sinyal tegangan jika ada tarikan atau tekanan yang diberkan pada sensor load cell. Sensor ini mampu menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontinu dengan nilai output berbanding lurus dengan beban yang diterapkan”.

Gambar 2.11 Sensor Load Cell
Sumber: Latha dkk. (2016:2)[18]

Konsep Dasar Modul HX711

Definisi Modul HX711

Menurut Phulphagar dan Jaiswal (2017:1164),[19] “The HX711 Load Cell Amplifier enables to easily measure weight using load cell. It’s possible to read the changes that occur in the resistance of the load cell by connecting the amplifier to Arduino”.

Menurut Fikri dkk, (2018:172),[20] “Modul HX711 merupakan modul amplifier yang biasa digunakan dalam rangkaian timbangan digital sebagai modul konversi sinyal analog ke digital pada load cell. Modul HX711 menguatkan tegangan dari load cell saat load cell bekerja kemudian di ubah menjadi data digital”.

Gambar 2.12 Modul HX711
Sumber: V Phulphagar dan R Jaiswal (2017:1165)[19]

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

<p style="text-indent: 0.5in"> Menurut Siahaan dalam Dzulhaq dkk (2017:1), [21]“Elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering)”.

Menurut Bachtiar dan Atikah (2015:74), [22]“Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Tahap–tahap Elisitasi

Menurut Bachtiar dan Atikah (2015:74), [22]Elisitasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian dan elisitasi tahap 1 berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang di sanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. M pada MDI artinya Mandory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat system tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI artinya Innesential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang akan usulkan.
    2. artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara menggunakan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut dalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :
      1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
      2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
      3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
  4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Hasibuan dalam Rafika dkk. (2015:138), [23]“Literature review berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam Literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang diuraikan sebelumnya pada perumusan masalah.”

Menurut Suryo dkk, dalam Rafika dkk. (2015:138), [23]“Metode Literature Review ini dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.”

Langkah-langkah Literature Review

Menurut Suryo dkk, dalam Rafika dkk. (2015:138), [23]Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. 5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Beberapa Literature Review yang menjadi acuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh khiabani Fakhri (2015) berjudul “Pengukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor Berbasis Mikrokontroler Atmega328 Dual Mode Pada Sdit Al-Istiqomah ” diusulkan menggunakan sensor ultra sonic untuk digunakan sebagai pengukur tinggi badan, membaca hasil pengukuran, sekaligus memberitahukan hasil pengukuran tersebut secara dual mode dimana output yang dihasilkan yaitu berupa suara dan alat pengukuran ini dirancang menggunakan android sebagai interface dengan berbasis mikrokontroler ATmega328 yang telah dikonfigurasi untuk mempengaruhi kinerja sistem sensor ultrasonik agar dapat mendeteksi tinggi badan seseorang.
  2. Penelitian dilakukan oleh Zuly Budiarso dan Agung Prihandono (2015), dari Universitas Stikubank Semarang " Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler" diusulkan menggunakan sensor ultrasonic sebagai pengukur gelombang suara, dan menggunaka tabung resonansi sebagai tempat yang digunakan untuk mengarahkan gelombang sehingga terjadi resonansi dan akan ditampikan pada LCD
  3. Penelitian dilakukan oleh Fadlur Rahman, Hilman Fauzi, Tauhid Nur Azhar, Ratri Dwi Atmadja, Nasya Ayudina(2017), "Analisa Metode Pengukuran Berat Badan Manusia Dengan Pengolahan Citra" pengukuran berat badan yang dilakukan pada penelitian ini dengan menggunaka Teknik pengolahan citra digital yang bebasis body surface area dan formula luas permukaan ruang tabung elips yang dimodifikasi, dengan data yang diambil melalui webcame beresolusi 640x480 piksel. Jarak yang digunakan pada sistem ini adalah 470 cm dan 250 cm dengan tinggi webcam berjarak 50 cm diatas permukaan yang sebidang dengan objek.
  4. Penelitian dilakukan oleh Firman Eka Saputra, Munawar Agus Riyadi, and Darjat (2016) “Perancangan Pengukur Kekuatan Genggaman Tangan Dengan Load Cell Berbasis Arduino Uno”. Sensor Load Cell digunakan sebagai pengukur genggaman tangan dan dikonversikan dari gram ke kilogram, dan push button yang digunakan untuk input data berupa range usia, jenis kelamin, serta tombol reset dan menggunakan LCD sebagai output digolongkan dengan Lemah, Normal, atau kuat untuk menentukan kondisi pasien
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Afdali, Muhammad Daud, Raihan Putri (2017), “Perancangan Alat Ukur Digital untuk Tinggi dan Berat Badan dengan Output Suara berbasis Arduino UNO” Pengukuran digital yang dilakukan menggunakan sensor berat load cell dan menggunakan sensor ultrasonic dan akan ditampilkan dengan LCD dan suara pada speaker agar lebih mudah.
  6. Penelitian yang dilakukan Anju Latha, Rama Murthy, Bharat Kumar (2016), “Distance Sensing with Ultrasonic Sensor and Arduino” Pada sistem ini sensor ultrasonik digunakan sebagai alat penguur jarak yang hasil outputnya dikeluarkan dengan menggunakan LCD dan sensor terhubung ke motor servo untuk menemukan jarak kutub sekitar sensor hingga auto derajat.
  7. Penelitian yang dilakukan Aravind, Arun Kumar, Harisudhan R, Karan Raj, Udhayakumar (2018), “Load Cell based Fuel Level Measurement using Arduino Uno Microcontroller” Pada penelitian ini sesnsor load cell digunakan sebagai pengukur beban barang pada suatu kendaraan yang mana jika beban melebihi batas maka sistem akan menampilkan pada LCD dan mengirim SMS dengan modul GSM dan mengirimkan lokasi dengan modul GPS kepada pemilik.
  8. Penelitian yang dilakukan Vipul Phulphagar, Dr. Rupesh Jaiswal (2017), “Arduino Controlled Weight Monitoring With Dashboard Analysis” Sistem ini dapat mengukur berat badan yang dihasilkan dari sensor load cell lalu ditampilkan kedalam web dalam bentuk grafik.
  9. Penelitian yang dilakukan Nikam Amit Subhash, Borse Nandulal Subhash, Chaudhari Prashant Ravindra, Patil Vinod Ramesh (2018), “Infant Weighing Scale” sistem ini merupakan sistem multifungsi yang dapat mengukur berat bayi yang baru lahir serta mengukur suhu tubuh dan ngukur detak jantung, lalu data ditampilkan dengan LCD dan hasil data juga dapat di cetak dengan printer thermal.
  10. Penelitian yang dilakukan Sanket Shah, Shalin Shah, Chinmay Pinglay, Rushabh Mehta, Swapnil Bandgar (2016), "Smart Inventory Management System using Weighting Scales" Sistem ini merupakan sistem yang mengelola sistem persediaan dengan menggunakan timbangan yang menggunakan sensor load cell. Parameter seperti status real time dari persediaan lalu ditampilkan dan dapat diakses dari mana saja melalui internet. sistem ini juga dapat menghemat biaya dan mengurangi tenaga dan juga menyediakan akses jarak jauh melalui internet.

Dari beberapa sumber Literature Review diatas, dapat diketahui bahwa penelitian tentang Mikrokontroler sudah banyak di bahas. Untuk itu dibuatlah penelitian yang berjudul “ALAT UKUR BERAT BADAN IDEAL BERBASIS ARDUINO DENGAN METODE BODY MASS INDEX”.

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis mengambil konsep dari beberapa penelitian diatas, dan merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, sehingga penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian lanjutan.


BAB III
PEMBAHASAN

Gambaran Umum Organisasi

Sejarah Singkat

Rumah Sakit Permata Hati merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berdiri pada tanggal 8 Agustus 2006 di bawah naungan PT. Putra Tunggal Makmur, sedangkan PT. Putra Tunggal Makmur adalah perusahan milik putra daerah Kabupaten Tangerang yang telah berdiri sejak tanggal 14 November 2005. Rumah Sakit Permata Hati berlokasi di jalan raya serang km 12. Kp. Cirewed RT. 02/03 Desa Sukadamai Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Sesuai dengan peraturan Undang Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, maka Rumah Sakit Permata Hati di tuntut untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan pelayanan gawat darurat.

Visi dan Misi

  1. VISI :
    “Menjadi rumah sakit pilihan utama ditangerang yang bermutu dan terpercaya tahun 2020”
  2. MISI :
    1. Melayani dengan tulus dan menghargai setiap pasien dan keluarga.
    2. Melakukan perubahan penyesuaian alat sarana sesuai dengan perkembangan yang terkini.
    3. Melakukan upaya secara berkelanjutan dalam meningkatkan mutu pelayanan.
    4. Meningkatkan knowledge, skill dan attitude sumber daya manusia pada Rumah Sakit Permata Hati

Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan unsur sistem pengawasan intern yang baik. Struktur organisasi dibuat atas dasar pertimbangan bahwa organisasi tersebut haruslah mengadakan perubahan total.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RS. Permata Hati

Tugas dan Tanggung Jawab

  1. Direktur
    1. Fungsi

      Bertanggung jawab atas keseluruhan kinerja Rumah Sakit termasuk kinerja jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sesuai dengan visi, misi dan harapan pemilik perusahaan.

    2. Tugas

      Mengatur, mengarahkan dan mengkoordinir secara langsung semua kegiatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan tujuan pelayanan kepada masyarakat, kegiatan pendidikan dan penelitian, serta berpartisipasi dalam program pembangunan bidang kesehatan secara luas.

  2. Manager Medik
    1. Fungsi

      Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dibawah bidang medis yang secara garis besar mencakup fungsi perencanaan, pengadaan, pengelolaan serta evaluasi sistem operasional, dengan tujuan menciptakan efisiensi dan efektivitas pelayanan baik secara internal atau eksternal kepada pengguna jasa Rumah Sakit.

    2. Tugas
      1. Merencanakan kebutuhan karyawan sesuai dengan kebutuhan organisasi
      2. Mengadakan koordinasi dengan bidang lain untuk menentukan kebutuhan akan karyawan dengan kualifikasi tertentu
      3. Melakukan evaluasi atas proses rekrutmen yang dilaksanakan
  3. Manager Umum
    1. Fungsi

      Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dibawah bidang Pelayanan/Urusan Umum yang secara garis besar mencakup fungsi perencanaan, pengadaan, pengelolaan serta evaluasi sistem operasional, dengan tujuan menciptakan efisiensi dan efektivitas pelayanan baik secara internal ataupun pelayanan eksternal kepada pengguna jasa Rumah Sakit Umum.

    2. Tugas
      1. Merencanakan kebutuhan karyawan sesuai dengan kebutuhan organisasi
      2. Mengadakan koordinasi dengan bidang lain untuk menentukan kebutuhan akan karyawan dengan kualifikasi tertentu
      3. Melakukan evaluasi atau proses rekrutmen yang dilaksanakan
  4. Manager Keuangan
    1. Fungsi

      Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dibawah bidang Keuangan dan Akuntansi yang secara garis besar mencakup fungsi perencanaan, pengadaan, pengelolaan serta evaluasi sistem operasional, dengan tujuan menciptakan efisiensi dan efektivitas pelayanan baik secara internal ataupun pelayanan eksternal kepada pengguna jasa Rumah Sakit.

    2. Tugas
      1. Membuat perencanaan anggaran bulanan, tahunan dan 5 tahun ke depan untuk direksi dan corporate.
      2. Membuat budget capex tahunan dan 5 tahunan ke depan untuk direksi dan corporate.
      3. Melakukan analisa laporan keuangan bulanan dan tahunan.
  5. Sumber Daya Manusia

    Ketenagaan rumah sakit dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori ketenagaan yaitu :

    1. Tenaga Medis Dokter
    2. Tenaga Medis Perawat
    3. Tenaga Medis Non Perawat
    4. Tenaga NOn Medis

    Jenis dan jumlah tenaga di Rumah Sakit disesuaikan dengan klasifikasi dan kebutuhan Rumah. Direktur Rumah Sakit menetapkan kategori tenaga medik dan non medik yang dibutuhkan rumah sakit dan melakukan rekrutmen, serta seleksi tenaga sesuai prosedur yang berlaku. Rekrutmen dan seleksi tenaga fungsional rumah sakit sesuai dengan hospital by laws atau medical staff by laws, dalam proses recrutment akan lebih diprioritaskan penduduk sekitar rumah sakit yang dapat memenuhi semua persyaratan baik untuk kebutuhan sebagai tenaga medis dan non medis.

Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan sistem ini adalah untuk merancang sistem yang dapat mengukur berat badan ideal dengan menggunakan Arduino sebagai media inputnya, sensor load cell sebagai pengukur berat badan dan sensor ultrasonik sebagai pengukur tinggi badan sehingga dapat dihasilkan sebuah alat yang dapat berguna untuk mengukur berat badan ideal

Langkah-Langkah Perancangan

Konsep Perancangan

Pada konsep perancangan alat ukur berat badan ideal ini menggunakan beberapa komponen lain seperti pipa besi sebagai tiang yang dipasangkan sensor ultrasonic, papan multiplek sebagai pijakan yang diletakan diatas sensor load cell untuk digunakan untuk mengukur beban dan akrilik yang digunakan untuk menaruh LCD, lampu indikator dan tombol strat.

Gambar 3.2 Konsep Perancangan Alat

Diagram Blok

Diagram blok merupakan bagian terpenting dalam perancangan dan pembuatan alat ini, dengan diagram blok perinsip kerja dan rangkain sistem akan lebih mudah diketahui. Berikut adalah diagram blok pada alat yang akan dibuat :

Gambar 3.3 Diagram Blok Sistem

Dari gambaran keseluruhan tersebut, berikut adalah penjelasan secara lebih detil pada masing-masing blok.

Rangkaian Mikrokontroler

Mikrokontroller ATmega328 yang terdapat pada Arduino uno dapat digunakan sebagai sistem control yang terdapat beberapa pin sebagai input dan output, dengan diberikan tegangan sebesar 12 volt lalu tegangan tersebut di turunkan lagi menjadi 5 volt dengan menggunakan IC regulator LM7805.

Gambar 3.4 Rangkaian sistem minimum mikrokontroller ATmega328

Rangkaian Power Supply

Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805. Arus yang masuk dari adaptor switching akan melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator ini terdiri dari dua buah IC, yaitu LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus lagi (smooth).

Gambar 3.5 Rangkaian catu daya

Rangkaian Sensor Ultrasonic

Pada dasarnya cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu.

Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Ultrasonic

Sensor ultrasonic mempunya 4 pin, 2 diantaranya yaitu vcc dan gnd untuk catu daya, trig dan echo digunakan untuk membangkitkan dan mendeteksi sinyal, dalam rangkaian ini trig dan echo dipasang pada pin 9 dan pin 10.

Rangkaian Sensor Load Cell

Karena sensor load cell hanya mampu memberikan sebuah sinyal tegangan yang sangat kecil sehingga membutuhkan sebuah amplifier untuk menguatkan sinyalnya menjadi batas mininum sebuah mikrokontroller 0V-5V, HX711 merupakan sebuah modul amplifier/penguat sinyal untuk sebuah sensor load cell/. Dengan adanya modul ini maka mikrokontroller dapat membaca sebuah sinyal dari sensor beban tersebut.

Gambar 3.7 Rangkaian Load Cell

Rangkaian pada sensor load cell ini melalui modul HX711 memiliki 2 pin yang terhubung dengan gnd dan vcc, dan 2 lainnya terhubung dengan pin 4 dan pin 5 yang ada pada Arduino uno, dan HX711 terhubung dengan chanel analog dari dari 4 load cell yang masing-masing memiliki 3 pin.

Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data.

Gambar 3.8 Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

Dalam rangkaian LCD pada umumnya harus menggunakan beberapa pin yang dihubungkan ke arduino uno agar bekerja optimal, tapi dengan menggunakan modul i2c LCD ini penggunaan pin yang terhubung dengan arduino menjadi lebih sedikit yaitu hanya dengan scl dan sda yang terhubung pada pin

Rangkaian Lampu Indikator

Lampu LED atau kepanjangannya (light emitting diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut.

Gambar 3.9 Rangkaian Lampu Indikator

Pada rangkaian lampu indikator diatas digunakan resistor 220 Ohm sebagai penahan arus pada LED sehingga dapat menyala tanpa merusaknya karena kelebihan arus.

Rangkaian Button

Pada sistem ini button difungsikan untuk memulai proses perhitungan berat badan ideal. Pada rangkaian ini button terhubung dengan pin 11 dan VCC pada arduino

Gambar 3.10 Rangkaian Button

Rangkaian Sistem Keseluruhan

Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan, maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar 3.11 sebagai berikut:

Gambar 3.11 Rangkaian Sistem Keseluruhan

Cara Kerja Alat

Alat ukur berat badan ideal berbasis arduino dengan metode Body Mass Index ini didesain untuk menghitung secara otomatis dengan dua fungsi sensor yang akan menampilkan output secara real time. Adapun cara kerja dari alat ini dijabarkan ke dalam beberapa poin antara lain:

  1. Masukan

    Pada perancangan ini menggunakan 4 buah sensor load cell sebagai pengukur berat badan dan sensor ultrasonic sebagai pengukur tinggi badan yang akan memberikan input ke dalam sistem arduino.

  2. Proses

    Data yang diperoleh Arduino dari load cell dan ultrasonic masih berupa sinyal listrik kemudian melalui proses kalibrasi data tersebut dikonversi nilainya menjadi Kg (Kilogram) untuk berat badan dan M (Meter) untuk tinggi. Setelah nilai didapatkan, selanjutnya data tersebut dimasukan kedalama rumus BMI untuk mendapatkan nilai berat badan yang ideal atau tidak.

  3. Keluaran

    Setelah mendapatkan nilai berat badan ideal dari hasil penghitungan sensor load cell dan sensor ultrasonik selanjutnya data tersebut akan ditampilkan menggunakan LCD dengan output berat badan, tinggi badan dan berat badan yang ideal, kurus atau obesitas.

Pembuatan Alat

Perangkat Keras (Hardware)

Langkah pertama dalam perancangan alat ini adalah mengumpulkan komponen. Beberapa komponen yang digunakan dalam pembuatan rancangan ini antara lain:

  1. Arduino R3
    Arduino Uno R3 adalah jenis Arduino yang paling umum digunakan untuk berbagai macam projek, selain harga yang terjangkau Arduino uno R3 juga memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog.
  2. Ultrasonik
    Ultrasonik adalah sensor pengukur jarak dan dapat di implementasikan sebagai pengukur tinggi badan dengan metode yang tepat.
  3. Load Cell
    Load Cell memiliki bentuk yang datar (flat) yang memungkinkan dipasang dibagian alat pengukur sehingga lebih stabil. Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau.
  4. MOdul HX711
    Modul HX711 memiliki struktur yang sederhana, mudah dalam penggunaan, hasil yang stabil dan reliable, memiliki sensitivitas tinggi, dan mampu mengukur perubahan dengan cepat.
  5. Kabel Jumper
    Kabel Jumper sangat mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau.
  6. Resistor
  7. Dioda
    Resistor sangat mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau.

Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang yang digunakan dalam pembuatan rancangan ini antara lain:

  1. Windows 10
    Windows 10 merupakan versi terakhir dari windows untuk saat ini.
  2. Arduino IDE
    Arduino IDE adalah software yang digunakan untuk memprogram arduino selain banyak fitur yang dapat membantu memprogram arduino, arduino IDE ini juga dapat di unduh secara geratis.

Analisa Sistem yg Berjalan

Analisis sistem merupakan gambaran tentang sistem yang saat ini sedang berjalan RS. Permata Hati pada alat ukur berat badan ideal, sistem yang digunakan masih sederhana dan manual yaitu dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan dan timbangan badan konfensional dan manghitung dengan rumus BMI secara manual sebagai alat untuk menghitung berat badan ideal. Analisis sistem ini bertujuan untuk membuat sistem yang baru agar terkomputerisasi sehingga dapat lebih efektif dan efisien.

Gambar 3.12 Flowchart Sistem yang berjalan

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kebutuhan dari sistem yang akan dirancang.

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Functional
Analisa Kebutuhan
NO Saya ingin sistem dapat
1 Sistem berjalan dengan baik
2 Bekerja secara embedded system
3 Praktis dan sederhana dalam perancangan
4 Sistem memiliki bentuk yang simpel
5 Sistem dapat bekerja secara otomatis
6 Sistem dapat mengukur tinggi badan
7 Sistem dapat mengukur berat badan
8 Sistem dapat mengukur berat badan ideal
9 Sistem dapat menampilkan hasil pada LCD
10 Sistem dapat menapilkan hasil dengan Suara
11 Sistem memiliki tombol reset
12 Sistem dapat menyimpan hasil ke dalam database
Non Functional
NO Saya ingin sistem dapat
1 Memudahkan user dalam mengukur berat badan ideal
2 Pengontrolan sederhana dan User Friendly

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement yang diberi opsi inessential (I) harus dieliminasi:

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Functional
Analisa Kebutuhan
NO Saya ingin sistem dapat M D I
1 Sistem berjalan dengan baik
2 Bekerja secara embedded system
3 Praktis dan sederhana dalam perancangan
4 Sistem memiliki bentuk yang simpel
5 Sistem dapat bekerja secara otomatis
6 Sistem dapat mengukur tinggi badan
7 Sistem dapat mengukur berat badan
8 Sistem dapat mengukur berat badan ideal
9 Sistem dapat menampilkan hasil pada LCD
10 Sistem dapat menapilkan hasil dengan Suara
11 Sistem memiliki tombol reset
12 Sistem dapat menyimpan hasil ke dalam database
Non Functional
NO Saya ingin sistem dapat
1 Memudahkan user dalam mengukur berat badan ideal
2 Pengontrolan sederhana dan User Friendly
Keterangan :
M : Mandatory ( Penting )
D : Desirable ( Tidak terlalu penting )
I : Innesential ( Bukan bagian sistem yang diahas )

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Requirements yang opsinya High (H) dikolom TOE harus dieliminasi.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Fungctional
Analisa Kebutuhan
Saya ingin sistem dapat
No Uraian T O E
L M H L M H L M H
1 Sistem berjalan dengan baik
2 Bekerja secara embedded system
3 Praktis dan sederhana dalam perancangan
4 Sistem meliliki bentuk yang simple
5 Sistem dapat bekerja secara otomatis
6 Sistem dapat mengukur tinggi badan
7 Sistem dapat mengukur berat badan
8 Sistem dapat mengukur berat badan ideal
9 Sistem dapat menapilkan hasil pada LCD
10 Sistem memiliki tombol reset
Non Functional
No Uraian T O E
L M H L M H L M H
1 Memudahkan user dalam mengukur berat badan ideal
2 Pengontrolan sederhana dan User Friendly
Keterangan :
T : Technical ( Teknik pembuatan ) L : Low
O : Operational ( Cara Penggunaan ) M : Middle
E : Economic ( Biaya ) H : High

Final Elisiasti

Final draft elisitasi merupakan tahapan akhir dari elisitasi yang telah disetujui oleh stakeholder yang dapat digunakan uuntuk merancang sebuah sistem. Berikut adalah final elisitasi

Tabel 3.4 Final Elisitasi


BAB VI
RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Alat pengukur berat badan ideal ini dan melakukan perhitungan berat badan ideal dengan menggunakan metode BMI (Body mass Index) yang mana metode ini dapat diimplementasikan dengan cara mengetahui berat dan tinggi badan. Berat dan tinggi badan dapat diukur dengan menggunakan Sensor Load Cell sebagai Pengukur berat badan dan sensor Ultrasonic sebagai pengukur tinggi badan, dan arduino uno sebagai pengolah data.

  1. Menempatkan Seseorang pada Alat ukur berat badan Ideal dengan cara berdiri tegak diatas papan timbangan yang dibwahnya terdapat load cell dan dibawah sensor ultrasonik.
  2. Tekan tombol strat untuk memulai perhitungan
  3. Sensor Ultrasonik dan Load Cell akan mengukur tinggi dan berat badan
  4. Setelah mendapatkan hasil tinggi dan berat badan akan dilakukan penghitungan dengan metode BMI yang sudah diprogram kedalam arduino uno.
  5. Setelah mendapatkan hasil tinggi dan berat badan akan dilakukan penghitungan dengan metode BMI yang sudah diprogram kedalam arduino uno.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Adapun perbedaan prosedur antara sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan bisa dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Sistem yang berjalan dan Sistem Usulan

NO Sistem yang Berjalan Sistem Usulan
1 Mengukur berat badan dengan timbangan badan konvensional Mengukur berat badan dengan sensor beban
2 Mengukur tinggi badan dengan pengukur konvensioanal Mengukur tinggi badan dengan sensor jarak
3 Menghitung BMI secara manual Otomatis menghitung BMI dalam alat yang dibuat

Flowchart Sistem yang diusulkan

Dalam pembuatan sistem dan perancangan dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1 Flowchart Sistem

Rancangan Program

Rancangan Program ini dibuat untuk menganalisa perangkat keras yang sudah diuji coba dengan program yang telah dibuat didalam arduino uno. Berikut adalah program tiap sensor dan rumus yang telah diimplementasikan kedalam arduino:

  1. Deklarasi I/O Pin Arduino yang digunakan

    Gambar 4.2 Deklarasi I/O Pin Arduino yang digunakan

  2. Listing Program Sensor Load Cell

    Gambar 4.3 Listing Program Sensor Load Cell

  3. Listing Program Sensor Ultrasonic

    Gambar 4.4 Listing Program Sensor Ultrasonic

  4. Listing Program Tombol

    Gambar 4.5 Listing Program Tombol

  5. Listing Program LED

    Gambar 4.6 Listing Program LED

  6. Listing Program LCD

    Gambar 4.7 Listing Program LCD

  7. Listing Program Perhitungan BMI (Body Mass Index)

    Gambar 4.8 Listing Program Perhitungan BMI (Body Mass Index)

Rancangan Prototipe

Perancangan alat ini dibuat berdasarkan gambar rancangan yang ada pada BAB 3. Alat ini dapat digunakan dengan cara menempatkan seseorang diatas papan timbangan dan sensor tinggi, selanjutnya alat ini akan menghitung dengan metode BMI dari data yang telah didapat dari hasil tinggi dan berat badan .

Gambar 4.9 Rancangan Prototipe

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Adapun spesifikasi hardware yang digunakan adalah sebagai berikut :

  1. Laptop Lenovo ideapad 110
  2. Sensor Ultrasonic HC-SR04
  3. Sensor Load Cell 50kg
  4. Modul HX711
  5. Arduino Uno
  6. Pipa Besi ¾ Inch
  7. Papan kayu
  8. Kabel Pita Warna
  9. Adaptor 12V

Aplikasi yang di Gunakan

Adapun aplikasi yang digunakan adalah:

  1. Windows 10
  2. Arduino IDE
  3. Microsoft Visio

Testing

Setelah melakukan berbagai tahapan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang sesuai.

Pengujian Catu Daya

Catu daya atau disebut juga power supply adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain yang sangat penting. Catu daya berfungsi sebagai pengubah arus AC menjadi arus DC agar tegangan listrik yang masuk bisa stabil. Catu daya digunakan agar listrik dengan tegangan 220V bisa diturunkan menjadi tegangan 5V dan 12V agar dapat dipakai oleh komponen yang lain. berikut adalah gambar uji coba rangkaian catu daya :

Gambar 4.10 Pengujian Catu Daya

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.13 di dapatkan hasil yang terukur. Tegangan dari listrik sebesar 220V diturunkan menjadi 12V dengan power supply kemudian tegangan 12V diturunkan kembali oleh IC Regulator 7805 menjadi 5V sehingga bisa digunakan untuk sensor Ultrasonik.

Dari hasil uji catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil dan membuat sistem dapat bekerja sesuai dengan harapan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.

Pengujian Sensor Ultrasonic

Pengujian Sensor Ultrasonic dilakukan untuk memastikan sesuai atau tidaknya hasil yang diinginkan. Berikut ini merupakan hasil uji coba sensor Ultrasonic :

Gambar 4.11 Sensor Ultrasonic Pada Alat

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sensor Ultrasonic

NO Tahap Pengujian Hasil Harapan
1 Berdiri dibawah Sensor Ultrasonic Sensor dapat melakukan perhitungan Sesuai dengan yang diharapkan
2 Tidak berdiri dibawah sensor Ultrasonic Sensor tidak melakukan perhitungan Sesuai dengan yang diharapkan

Selanjutnya Pengujian Sensor Ultrasonic pada bebrapa orang dengan cara berdiri tegak dibawah senor ultrasonic, berikut adalah hasil tabel pengujiannya:

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Perbandingan dengan Alat Ukur Tinggi Badan Konvensional

NO Nama Alat Ukur Konvensional (m) Alat ukur sensor Ultrasonic (m)
1 Ahmad 1.60 1.61
2 Riko 1.65 1.65
3 Kresna 1.63 1.63
4 Bimo 1.69 1.68
5 Wawan 1.67 1.67
6 Dede 1.63 1.62
7 Ali 1.70 1.70
8 Bowo 1.62 1.62
9 Malik 1.67 1.65
10 Rowi 1.62 1.63

Pengujian Sensor Load Cell

Pengujian Sensor Load Cell dilakukan untuk memastikan sesuai atau tidaknya hasil yang diinginkan. Berikut ini merupakan hasil uji coba sensor Load Cell :

Gambar 4.12 Sensor Load Cell Pada Alat

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sensor Load Cell

NO Tahap Pengujian Hasil Harapan
1 Berdiri diatas/menginjak Sensor load cell Sensor dapat melakukan perhitungan Sesuai dengan yang diharapkan
2 Tidak berdiri diatas/menginjak sensor load cell SSensor tidak melakukan perhitungan Sesuai dengan yang diharapkan

Selanjutnya Pengujian Sensor Load Cell pada bebrapa orang dengan cara berdiri diatas/menginjak sensor load cell, berikut adalah hasil tabel pengujiannya:

Tabel 4.5 Hasil pengujian perbandingan dengan alat ukur berat badan konvensional

NO Nama Alat Ukur Konvensional (kg) Alat ukur sensor Load Cell (Kg)
1 Ahmad 66 65.90
2 Riko 70 70.10
3 Kresna 93 92.82
4 Bimo 82 82.20
5 Wawan 68 68.00
6 Dede 73 72.57
7 Ali 71 70.89
8 Bowo 90 89.55
9 Malik 81 80.73
10 Rowi 63 62.90

Pengujian Hasil BMI Pada LCD

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan program perhitungan BMI(Body Mass Index) yang ditanamkan pada arduino uno berjalan dengan baik, lalu hasil tersebut ditampilkan pada LCD

Gambar 4.13 Tampilan Awal LCD Pada Alat

Gambar 4.14 Tampilan LCD Hasil Perhitungan BMI

Tabel 4.6 Pengujian Hasil BMI pada LCD

NO Tahap Pengujian Hasil Harapan
1 Menekan tombol start pada alat ukur berat badan ideal Hasil BMI tampil pada LCD Sesuai dengan yang diharapkan
2 Tidak menekan tombol start pada alat ukur berat badan ideal Hasil BMI tidak Tampil pada LCD Sesuai dengan yang diharapkan

Selanjutnya Pengujian terhadap Hasil BMI yang akan ditampilkan pada LCD dari hasil perhitungan beberapa orang, berikut adalah hasil tabel pengujiannya:

Tabel 4.7 Hasil pengujian BMI yang dibuat dan perbandingan dengan perhitungan BMI manual

NO Nama TB Konvensional (m) BB Konvensional (Kg) BMI Konvensional TB Alat (m) BB Alat (Kg) BMI Alat
1 Ahmad 1.60 66 25.8 1.61 65.90 25.4
2 Riko 1.65 70 25.7 1.65 70.10 25.7
3 Kresna 1.63 93 35.0 1.63 92.82 34.9
4 Bimo 1.69 82 28.7 1.68 82.20 29.1
5 Wawan 1.67 68 24.4 1.67 68.00 24.3
6 Dede 1.63 73 27.5 1.62 72.57 27.6
7 Ali 1.70 71 24.6 1.70 70.89 24.5
8 Bowo 1.62 90 34.3 1.62 89.55 34.1
9 Malik 1.67 81 29.0 1.65 80.73 29.7
10 Rowi 1.62 63 24.0 1.63 62.90 23.7

Implementasi

Schedule

  1. Mengumpulkan data
    Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 4 minggu.
  2. Perancangan sistem
    Dalam perancangan hardware merupakan proses yang dilakukan agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user.
  3. Pengujian sistem
    Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada, dan untuk memastikan pemasangan hardware dan Software.
  4. Perbaikan sistem
    Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user.
  5. Training user
    Percobaan alat yang sudah di buat apakah benar-benar dapat berjalan atau tidak.
  6. Implementasi sistem
    Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program.
  7. Dokumentasi Sistem
    Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung

Tabel 4.8 Schedule

Estimasi Biaya

Adapun estimasi biaya sistem keseluruhan yang dibuat dan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9 Estimasi Biaya

NO Kebutuhan Pcs Biaya Total
1 Arduino Uno 1 Rp 44.000 Rp 44.000
2 Sensor Ultrasonic 1 Rp 11.000 Rp 11.000
3 Sensor Load Cell 4 Rp 15.000 Rp 60.000
4 Modul HX711 1 Rp 15.000 Rp 15.000
5 Pipa Besi 6M Rp 12.000 Rp 72.000
6 LCD 20x4 + I2C 1 Rp 85.000 Rp 85.000
7 Kabel Pita Warna 3M Rp 10.000 Rp 30.000
8 Adaptor 12V 1 Rp 25.000 Rp 25.000
9 Papan PCB 1 Rp 10.000 Rp 10.000
10 Solder 1 Rp 35.000 Rp 35.000
11 Modul Stepdown 1 Rp 18.000 Rp 18.000
12 Timah 1 Rp 10.000 Rp 10.000
13 Paku 1/2 Kg Rp 5.000 Rp 5.000
14 Pilok 1 Rp 35.000 Rp 35.000
Total Rp 455.000

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari perancangan dan implementasi yang dilakukan ada beberapa kesimpulan antara lain :

  1. Berat badan ideal dapat dihasilkan dari hasil perhitungan berat badan yang dapat diketahui dengan sensor load cell dan tinggi badan yang dapat diketahui dengan sensor ultrasonic, dan dan melakukan perhitungan dengan metode BMI yang sudah terprogram dalam arduino.
  2. Sensor ultrasonic dan load cell dapat mengukur tinggi dan berat badan dengan cara menempatkan seseorang dibawah sensor ultrasonic untuk mengukur tinggi badan dan menempatkan seseorang diatas sensor load cell untuk mengukur berat badan.
  3. LCD dapat menghasilkan output setelah sensor ultrasonic dan load cell melakukan pengukuran tinggi dan berat badan dan melakukan perhitungan dengan rumus BMI.

Saran

Berdasarkan perancangan dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan yaitu :

  1. Hendaknya menggunakan sensor beban dengan kualitas yang lebih baik, sehingga hasil yang dihasilkan lebih akurat.
  2. Output hasil dari perhitungan berat badan ideal dengan LCD dapat diganti dengan aplikasi android atau dengan aplikasi dekstop.
  3. Alat ini juga dapat dikembangankan dengan memasukan data hasil pengukuran ke dalam database agar data tersimpan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Romney, Marshall B., Dan Paul John Steinbart. 2015. Accounting Information Systems, 13th Ed. England: Pearson Education Limited.
  2. 2,0 2,1 Ageng Setiani Rafika, Meidy Surya Hadi Putra, Winda Larasati. 2015. Smart Home Automatic Menggunakan Media Bluetooth Berbasis Mikrokontroller Atmega 328. Jurnal Ccit. Vol. 8, No. 3, Mei 2015.
  3. Nuril Ahlina. 2015. Sistem Kendali Motor Servo Sebagai Penggerak Kamera Pada Robot Boat Pengintai Menggunakan Xbee Series 1 Berbasis Arduino. Skripsi. Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 Rafiuddin Syam Dan Andi Abustan. 2015. Omniwheels Dengan Manipulator Untuk Robot Penjinak Bom. Jurnal Mekanikal Vol. 6, No. 1, Januari 2015.
  5. 5,0 5,1 5,2 M. Sidi Mustaqbal1, Roeri Fajri Firdaus, Hendra Rahmadi. 2015. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis ( Studi Kasus : Aplikasi Prediksi Kelulusan Snmptn ). Jitter (Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan), Vol. 1, No 3, 2015.
  6. Tuti Handayani. 2016. Prototipe Knowledge Management System Koperasi Pada Perusahaan Perbankan: Studi Kasus Koperasi Karyawan. Journal Of Applied Business And Economics, Vol. 2, No. 4, Juni 2016.
  7. Abdul Karim Syahputra, Edi Kurniawan. 2018. Perancangan Aplikasi Pemesanan Dan Pembayaran Berbasis Desktop Pada Percetakan Ud. Azka Gemilang Menggunakan Metode Prototype. Vol .1, No. 1, September 2018
  8. Asep Saefullah, Endang Sunandar, Muhammad Nur Rifai. 2017. Prototipe Robot Pengantar Makanan Berbasis Arduino Mega Dengan Interface Web Browser. Ccit Journal Vol 10 No 2 (2017).
  9. Santoso, Wan Yuliyanti. 2016. Perencanaan Dan Pembuatan Aplikasi Absensi Dosen Menggunakan Radio Frequency Identification (Rfid) (Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut). Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri (Seniati). Book 2, Februari 2016.
  10. 10,0 10,1 10,2 10,3 10,4 10,5 Subrata, Karno. 2015. Analisis Dan Perancangan Sistem. Flowchart Jurnal. Diambil Dari: Https://Www.Academia.Edu/6228702/Flowchart_Jurnal (Maret 2019)
  11. Tahta Restu Adiguna, Ir. Rita Magdalena, M.T., Sofia Saidah, S.T., Mt. 2018. Sistem Deteksi Idealitas Berat Badan Secara Real Time Dengan Menggunakan Metode Gray Level Co-Occurance Matrix Dan Body Surface Area. E-Proceeding Of Engineering : Vol.5, No.3, Desember 2018.
  12. 12,0 12,1 12,2 Munich Heindari Ekasari, Mohamad Saefudin Dan Pandu Nur Ro. 2017. Aplikasi Penghitungan Berat Badan Ideal Menggunakan Acuan Bmi (Body Mass Index) Dan Konvensional Berbasis Android. Jurnal Ilmiah Komputasi, Vol. 16 No. 3, Desember 2017.
  13. Yosef Faraj Amer Alshehri, Joon Soo Park, Estie Kruger, Marc Tennant. 2019. Association between body mass index and dental caries in the Kingdom of Saudi Arabia: Systematic review. Saudi Dental Journal
  14. 14,0 14,1 Hilman Fauzi , Nasya Ayudina Darsono , Bambang Hidayat. 2018. Analisis Kalkulasi Body Mass Index Dengan Pengolahan Citra Digital Berbasis Aplikasi Android. Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan, Vol. 5 No. 2 Desember 2018.
  15. 15,0 15,1 Hani Dewi Ariessanti, Martono, Joko Widiarto. 2019. Sistem Pembuangan Sampah Otomatis Berbasis IOT Menggunakan Mikrokontroler pada SMAN 14 Kab.Tangerang. Jurnal CCIT. Vol 8, No. 2, Agustus 2019
  16. 16,0 16,1 Heri Andriyanto Dan Aan Darmawan. 2016. Arduino Belajar Cepat Dan Pemrograman. Bandung: Informatika Bandung.
  17. Ahmed S. Abd El-Hamid, Amani E. Fetohi, R.S. Amin, R.M. Abdel Hameed. 2015. Design Of Digital Blood Glucose Meter Based On Arduino Uno. Ijournals: International Journal Of Software & Hardware Research In Engineering. Vol. 3, No. 8, August 2015.
  18. 18,0 18,1 18,2 18,3 N. Anju Latha, B. Rama Murthy, K. Bharat Kumar. 2016. Distance Sensing With Ultrasonic Sensor And Arduino. International Journal Of Advance Research, Ideas And Innovations In Technology. Vol. 2, No. 5, 2016.
  19. 19,0 19,1 19,2 Vipul Phulphagar, Dr. Rupesh Jaiswal. 2017. Arduino Controlled Weight Monitoring With Dashboard Analysis. International Journal For Research In Applied Science & Engineering Technology (IJRASET). Vol.5, No 11, November 2017.
  20. 20,0 20,1 Muhammad Azizul Fikri, Danang Erwanto, Dian Efytra Yuliana. 2018. Rancang Bangun Alat Prediksi Kondisi Tubuh Ideal Menggunakan Metode Fuzzy Logic Sugeno. Sistem Kendali-Tenaga-Elektronika-Telekomunikasi-Komputer. Vol.7, No.1, 2018.
  21. M.Iqbal Dzulhaq, Rahmat Tullah, Putra Satia Nugraha. 2017. Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal Sisfotek Global. Vol. 7 No. 1, Maret 2017.
  22. 22,0 22,1 Dade Bachtiar, Atikah. 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan Di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang. Jurnal Sisfotek Global. Vol. 5 No. 1, Maret 2015.
  23. 23,0 23,1 23,2 Ageng Setiani Rafika, Mukti Budiarto, Wahyu Budianto. 2015. Aplikasi Monitoring Sistem Absensi Sidik Jari Sebagai Pendukung Pembayaran Biaya pegawai Terpusat Dengan Sap. Jurnal Ccit. Vol. 8, No. 3, Mei 2015.

Contributors

Kresnaadii