SI1122468597

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

SISTEM PAKAR DIAGNOSA

PENYAKIT ANAK

DI PUSKESMAS SUKAWALI


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1122468597
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2014/2015


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SISTEM PAKAR DIAGNOSA

PENYAKIT ANAK

DI PUSKESMAS SUKAWALI

Disusun Oleh :

NIM
: 1122468597
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, ..... 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir.Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 001405

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA

PENYAKIT ANAK

DI PUSKESMAS SUKAWALI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1122468597
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Disetujui Oleh :

Tangerang,.... 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Sandro Alfeno, M.Kom)
   
(Dedy Iskandar, S.Kom)
NID : 08203
   
NID : 05060

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SISTEM PAKAR DIAGNOSA

PENYAKIT ANAK

DI PUSKESMAS SUKAWALI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1122468597
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

SISTEM PAKAR DIAGNOSA

PENYAKIT ANAK

DI PUSKESMAS SUKAWALI

Disusun Oleh :

NIM
: 1122468597
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, ..... 2015

 
 
 
 
 
NIM : 1122468597

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi informasi saat ini digunakan juga oleh dunia medis untuk pendiagnosaan dan pencegahan suatu penyakit. Menurut BPS kabupaten Tangerang, jumlah balita dan anak di kecamatan Pakuhaji sebesar 14.214 jiwa, sedangkan jumlah dokter spesialis anak di puskesmas Sukawali tidak sebanding. Sering kali petugas puskesmas mengalami kesulitan dalam memutuskan penyakit apa yang menjangkit pasien anak karena kurangnya pengetahuan petugas akan jenis penyakit tropis. Disini lah peran seorang pakar yang ahli dalam penyakit anak di perlukan. Oleh karena itu, untuk menangani masalah tersebut dibuatlah sebuah sistem pakar diagnosa penyakit anak berbasis web. Sistem ini dibangun dengan model waterfall yaitu analisis, desain, pengkodean, dan pengujian. Penelitian ini menggunakan metode forward chaining, karena sistem ini digunakan petugas puskesmas non spesialis yang mengetahui penyakit pasien melalui informasi gejala dan keluhan pasien, selain itu hal ini sesuai dengan prosedural puskesmas Sukawali dimana pendiagnosaan melalui informasi rekam medis, gejala dan keluhan yang di alami pasien untuk menarik kesimpulan dan solusi. Dengan adanya sistem pakar diagnosa penyakit anak ini dapat membantu petugas puskesmas dalam mendiagnosa penyakit tropis, memperoleh informasi penyakit pasien, dan solusi berupa resep obat yang dibutuhkan serta informasi makanan dan minuman yang tidak boleh dikonsumsi pasien. Selain itu sistem ini dapat memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang lebih baik dengan penanganan pasien yang lebih cepat dan dapat terlaksana walau pun dokter spesialis tidak ada di puskesmas.


Kata Kunci: Diagnosa penyakit anak (Penyakit Tropis), Sistem pakar, Forward chaining.

ABSTRACT

The development of information technology today is used also by the medical world for diagnosing and prevention of disease. Lack number of pediatricians in community health centers then made an expert system to facilitate the process of diagnosis of childhood diseases in order to provide better services to the public. Puskesmas fficers often have difficulty in deciding what diseases infect children due to lack of knowledge of the officer would be kind of tropical disease. Here the role of an expert who is an expert in the field of childhood diseases is needed. But in health centers is difficult to obtain an expert. Therefore, to address the problem made an infectious disease diagnosis expert system on web based child. This system is built with the linear sequential model is the analysis, design, coding, and testing. In the inference engine, using forward chaining. So with the child disease diagnosis expert system can be used to diagnose tropical diseases, to obtain information about the patient's disease, drug solutions and information needed food and beverages should not be consumed pediatric patients.


Keywords : Diagnosis of childhood diseases (Tropical diseases), Expert systems, Forward chaining.

KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I. selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Pembantu Ketua 1 STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom. selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.
  4. Bapak Sandro Alfeno, M.Kom. selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahannya kepada penulis.
  5. Bapak Dedy Iskandar, S.Kom. selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahannya kepada penulis.
  6. Bapak H. Ahmad Suhadin, selaku Stakeholder dan Pembimbing Lapangan yang telah membantu penulis mendapatkan data selama penulis melakukan Penelitian di Puskesmas Sukawali.
  7. Bapak dan Ibu Dosen STMIK Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada kami.
  8. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  9. Deby Dian Apriyani yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Laporan Skripsi.
  10. Untuk sahabat dan teman-teman seperjuangan di Perguruan Tinggi Raharja.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, ..... 2015
MUHAMAD BURHANUDIN
NIM. 1122468597

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi dan informasi memiliki kaitan yang sangat erat. Hal ini karena, dengan berkembangnya suatu teknologi, maka informasi juga akan semakin berkembang menjadi semakin mudah diperoleh. Di jaman era globalisasi saat ini, teknologi dan informasi perkembangannya sangat pesat. Teknologi dan informasi pun digunakan dalam segala aspek kehidupan manusia, baik bidang pendidikan, sosial mapun bidang kesehatan. Teknologi berfungsi membantu manusia melakukan pekerjannya secara efektif dan efisien dan mempermudah hidup manusia, dengan kemajuan teknologi dan informasi kegiatan yang tadinya dikerjakan secara manual sudah bisa dikerjakan dengan komputer yang tentunya lebih bisa menghemat waktu dan biaya serta kegiatannya lebih efektif.

Komputer pada awalnya hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan jaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan umat manusia. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai alat hitung, lebih dari itu, komputer diharapkan untuk dapat diberdayakan untuk mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia. Kecerdasan Buatan atau Intelegensi Artifisial (Artificial Intelligence atau AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika. Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk Informatika relatif tidak bermasalah. Di sisi lain, hal yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai sekarang masih sulit untuk direalisasikan dalam Informatika.Walaupun AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI menyangkut pembuatan mesin untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas. Dengan adanya kecerdasan buatan, diharapkan tidak menutup kemungkinan hanya dengan data pengetahuan yang terbatas, sebuah komputer dapat berpikir seperti manusia dalam menghadapi masalah.

Bidang kesehatan pun saat ini memerlukan teknologi yang dapat mempermudah kegiatan-kegiatan di bidang tersebut. Salah satunya instansi kesehatan berupa puskesmas. Banyak puskesmas-puskesmas dikota maupun Kabupaten Tangerang yang membuthkan kemudahan yang ditawarkan kemajuan teknologi dan informasi. Masalah yang ada di puskesmas saat ini adalah kurangnya dokter spesialis yang berpraktek di puskesmas. Dokter spesialis yang sangat di butuhkan saat ini adalah dokter spesialis anak, dokter spesialis anak jarang kita temukan di puskesmas-puskesmas Kabupaten Tangerang, salah satunya puskesmas Sukawali di Kecamatan Pakuhaji .

Puskesmas Sukawali adalah instansi pusat kesehatan masyarakat milik pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan di Desa Sukawali. Menurut BPS Kabupaten Tangerang, jumlah balita dan anak di Kecamatan Pakuhaji sebesar 14.214 jiwa, sedangkan jumlah pihak medis di puskesmas Sukawali tidak sebanding, terlebih lagi tidak adanya dokter spesialis anak di puskesmas Sukawali. Hal ini dapat mengganggu pelayanan kesehatan anak dan rendahnya harapan hidup anak di Kecamatan Pakuhaji selama ini pasien anak hanya ditangani melalui pihak dokter umum atau perawat. Dokter spesialis anak dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih akurat dan berkualitas. Pasien anak harus ditangani secara khusus dan hanya dokter spesialislah yang dapat memberikan pelayanan kesehatan tersebut.

Kecerdasan buatan dapat membantu menyelesaikan masalah kelangkaan di puskesmas Sukawali. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba untuk membuat “SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT ANAK DI PUSKESMAS SUKAWALI”.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana jalannya sistem dalam mendiagnosa penyakit anak di puskesmas sukawali ?

  2. Apakah proses penanganan pasien anak saat ini dapat diselesaikan dengan cepat dan akurat ?

  3. Bagaimana merancang atau membangun sebuah sistem yang mampu mendiagnosa penyakit pada anak ?

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas agar lebih terarah dan tepat sasaran yang diharapkan, maka penulis perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada perancangan sistem pakar diagnosa penyakit anak usia 5 tahun sampai 12 tahun. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh peneliti akurat, spesifik, dan memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh. Peneliti mengobservasi sistem informasi penanganan pasien di puskesmas Sukawali. Hal ini melihat apa saja kekurangan dan kesulitan pihak medis non spesialis dalam menangani pasien anak.

  2. Jenis penyakit yang didiagnosa hanya penyakit yang umum terjadi pada anak didaerah tropis seperti Indonesia yaitu ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), Dermatitis (Penyakit Kulit), Gastroenteritis (Diare) dan Febrs (Demam).

  3. Peneliti menggolongkan diagnosa penyakit anak dalam alur rancangan sistem pakar diagnosa penyakit anak pada gejala yang dapat dilihat oleh mata tanpa ada pemeriksaan laboratorium dan keluhan umum pasien pada penyakit anak yang sudah peneliti temukan di puskesmas Sukawali.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui bagaimana jalannya sistem dalam mendiagnosa pasien anak saat ini di Puskesmas sukawali

  2. Membantu proses penanganan pasien anak di puskesmas Sukawali saat ini agar dapat diselesaikan dengan cepat dan akurat.

  3. Membuat sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit anak yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan memberi kemudahan bagi pemakainya.

Manfaat Penelitian

  1. Mempermudah proses jalannya sistemdalam mendiagnosa penyakit anak di puskesmas Sukawali.

  2. Memberikan solusi berupa sistem pakar diagnosa penyakit anak agar dapat digunakan di instansi kesehatan unit puskesmas untuk menangani pasien anak dengan cepat dan akurat.

  3. Membantu penanganan pasien anak di puskesmas sukawali saat ini dapat diselesaikan dengan cepat dan akurat.

Metode Penelitian

Adapun penjelasan lebih rinci mengenai metode yang digunakan penulis dalam menyusun Laporan Skripsi ini sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)
    Merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Penelitian dilakukan langsung ke puskesmas Sukawali yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan.
  2. Wawancara
    Adalah metode yang dilakukan melalui proses tanya jawab dengan seorang narasumber di tampat atau lokasi dimana penelitian dilakukan. Proses tanya jawab ini dilakukan langsung kepada pihak medis yang berpraktek di puskesmas .
  3. Study Pustaka
    Adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dan data dari beberapa sumber (literature yang diperlukan untuk kebutuhan menganalisa dan perancangan sistem baru yang diusulkan) .
  4. Waterfall
    Adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melanjutkan kelangkah 2, 3 dan seterusnya .

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem
    Analisa data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil peanelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila di analisis dengan teknik-teknik yang tepat. Analisa sistem yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunites, Threats). Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT.

Metode Perancangan

Perancangan sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem. Tujuan perancangan sistem adalah:

  1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user) seperti merancang sistem pakar diagnosa penyakit anak yang di buat untuk memenuhi kurangnyadokter spesialis anak dan serta menggantikan dokter spesialis anak yang tidak masuk di puskesmas sukawali guna meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.

  2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun dalam UML (Unified Modeling Language) untuk sistem pakar diagnosa penyakit anak yang dibuat untuk memenuhi kurangnya dokter spesialis anak dan serta menggantikan dokter spesialis anak yang tidak masuk di puskesmas sukawali guna meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.

Metode Pengembangan

Pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai proses membuat suatu perangkat lunak baru untuk menggantikan perangkat lunak lama secara keseluruhan atau memperbaiki perangkat lunak yang telah ada. Agar lebih cepat dan tepat dalam mendeskripsikan solusi dan mengembangkan perangkat lunak, juga hasilnya mudah dikembangkan dan dipelihara, maka pengembangan perangkat lunak memerlukan suatu metodologi khusus. Metodologi pengembangan perangkat lunak adalah suatu proses pengorganisasian kumpulan metode dan konvensi notasi yang telah didefinisikan untuk mengembangkan perangkat lunak. Secara prinsip bertujuan untuk membantu menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas

Metode pengembangan sistem yang dipakai dalam membangun sistem pada skripsi ini adalah dengan model prototype. Model ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pendekatan prototyping model digunakan jika pemakai hanya mendefenisikan objektif umum dari perangkat lunaktanpa merinci kebutuhan input, pemrosesan dan outputnya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi, atau bentuk antarmuka manusia-mesin yang harus diambil. Cakupan aktivitas dari prototyping model terdiri dari :

  1. Pengumpulan Kebutuhan
    Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan keseluruhan perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
  2. Membangun Prototyping
    Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat contoh input dan outputnya).
  3. Evaluasi Prototyping
    Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil, jika tidak prototyping diperbaiki dengan mengulang langkah 1,2, dan 3.
  4. Pengkodean Sistem
    Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
  5. Menguji Sistem
    Setelah sistem mudah menjadi perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
  6. Evaluasi Sistem
    Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sesuai yang diharapkan. Jika sudah, langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.
  7. Menggunakan Sistem
    Perangkat yang sudah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Metode Pengujian

Untuk menghasilkan suatu produk perangkat lunak (software) yang berkualitas maka dalam skripsi ini menggunakan metode pengujian Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syaratfungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yangsalah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur dataatau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan laporan Skripsi ini maka penulis mengelompokan materi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, metode analisa, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, yang berupa pengertian atau definisi, metode penyusunan data dan mengenai bahasa pemograman yang digunakan. Serta literature review dan definisi lainnya yang berkaitan dengan sistem yang dibahas.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi mengenai sejarah singkat puskesmas, gambaran umum puskesmas, struktur organisasi puskesmas, uraian jabatan dan uraian tugas, serta menguraikan tentang perancangan sistem pakar yang akan dibuat dan perancangan database sebagai pendukung dari sistem pakar yang akan dibuat.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang sistem yang diusulkan dan uraian mengenai tampilan layar dari program yang dibuat.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis dari hasil penelitian yang dilakukan. Saran tersebut ditujukan untuk memperbaiki jika masih ada kekurangan pada sistem yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi study pustaka yang digunakan pada referensi untuk menyusun laporaan kuliah kerja praktek.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ini merupakan daftar yang membuat keperluan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan.


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Sistem merupakan suatu himpunan komponen dan variabel yang terorganisasi, yang saling berinteraksi, saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lain serta mempunyai tujuan dan sasaran.

Menurut Tata Sutabri (2012:22)[1], Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut.

Menurut Yakub (2012:1)[2], “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu ”.

“Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan" (Kadir, 2011:2).[3]

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa “Sistem adalah sekumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu komponen-komponen sistem (System Components), batasan-batasan sistem (System Boundaries), penghubung sistem (System Interface), lingkungan luar sistem (System Environment), masukan sistem (System Input), pengolah sistem (System Process), keluaran sistem (System Output), dan sasaran sistem (System Target).Menurut Jogiyanto H.M (2012:54)[4],suatu sistem biasanya mempunyai karakteristik tertentu yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components System)
    Komponen sistem yaitu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Elemen-elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sub sistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
  2. Batas Sistem (Boundary System)
    Batas sistem yaitu daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan ruang lingkup suatu sistem dipandang.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)
    Lingkungan luar sistem yaitu apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan merupakan energi dari sistem yang harus tetap dijaga dan dipelihara.
  4. Penghubung Sistem (Interface System)
    Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu sub sistem ke sub sistem lainnya. Keluaran (Output) dari sub sistem akan menjadi masukan (Input) bentuk sub sistem lainnya dengan melalui penghubung satu sub sistem dapat berintegrasi dengan sub sistem lainnya membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input System)
    Masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan sistem dapat berupa masukan perawatan (Maintenance Input) dan masukan sinyal (Signal Input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem tersebut beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
  6. Pengolahan Sistem (Processing System)
    Pengolahan sistem yaitu suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan bahan baku atau bahan-bahan yang lainnya menjadi bahan jadi.
  7. Keluaran Sistem (Output System)
    Keluaran sistem yaitu hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dari sistem dapat merupakan masukan untuk sub sistem lain. Keluaran dapat berupa tampilan layar di monitor yaitu dalam bentuk laporan, grafik, tabel, dan keluaran yang lainnya adalah hasil cetakan laporan ke media kertas.
  8. Sasaran Sistem (Objective) dan tujuan (Goals)
    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan, maka operasi sistem tidak akan berguna. Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Sebuah sistem dikatakan berhasil mengenai sasaran atau tujuannya.

3. Klasifikasi Sistem

Klasifikasi sistem adalah suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi di dalam sistem tersebut.Menurut Jogiyanto H.M (2012:5)[4],suatu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya yaitu :

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
    Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem persediaan barang dan lain-lain.
  2. Sistem Alamiah (Natural System) dan SistemBuatan Manusia (Human Made System)
    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem manusia yang melibatkan interaksi antara manusia disebut dengan human machine system atau ada yang menyebut dengan man machine system.
  3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
    Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sebagai contoh adalah sistem komputer, tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
  4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)
    Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Sedangkan sistem terbukaadalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau sub sistem yang lainnya.

Konsep Sistem Pakar

1. Pengertian Sistem Pakar

Menurut Merlina dan Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:1), [5],beberapa definisi sistem pakar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut :

  1. Menurut Durkin : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan seorang pakar .
  2. Menurut Ignizo : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar .
  3. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar .

Seorang pakar adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. Sifat utama sistem pakar adalah ketergantungan sistem ini pada pengetahuan manusia dalam suatu bidang dalam menyusun strategi pemecahan persoalan yang dihadapi oleh sistem. Teknologi sistem pakar ini meliputi bahasa sistem pakar, program dan prangkat keras yang dirancang untuk membantu pengembangan dan pembuatan sistem pakar.

Knowledge dalam sistem pakar mungkin saja seorang ahli atau knowledge yang terdapat dalam buku, majalah dan orang yang mempunyai pengetahuan dalam suatu bidang. Istilah sistem pakar, sistem knowledge-base atau sistem pakar knowledge-base sering digunakan dalam arti yang sama. Kebanyakan orang menggunakan istilah sistem pakar karena lebih singkat (Merlina dan Hidayat, 2012:3).[5]

2. Ciri-ciri Sistem Pakar

Adapun ciri-ciri sistem pakar seperti :

  1. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menhgapus suatu pengetahuan dari basis pengetahuannya .
  2. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.
  3. Terbatas pada bidang spesifik
  4. Output tergantung dialog dengan pengguna (user).
  5. Knowledge Base dan Inferensi terpisah.

3. Komponen Utama Sistem Pakar

Menurut Merlina dan Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:3), [5], berikut ini komponen utama sistem pakar:

a. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tentu saja dalam domain tertentu, diantaranya :

  1. Kalkulus Predikat

    Merupakancara sederhana untuk mempresentasikan pengetahuan secara deklaratif.

  2. List

    Merupakan serangkaian jenis barang-barang tertulis yang saling berhubungan, list biasanya digunakan untuk mempresentasikan hierarki pengetahuan dimana objek dikelompokkan, dikategorikanatau digabungkan sesuai dengan urutannya atau hubungannya.

  3. Bingkai (Frame)

    Merupakan blok-blok atau potongan yang berisi pengetahuan mengenai objek-objek khusus, kejadian, lokasi, situasi ataupun elemen-elemen lainnya dengan ukuran yang relatif besar. Blok-blok ini menggambarkan objek-objek tersebut secara lebih rinci. Bingkai berupa ruangan (slots) yang berisi atribut untuk mendeskripsikan pengetahuan yangberupa kejadian, lokasi, situasi, atau pun elemen-elemen lain. Berikut adalah contoh tabel model representasi pengetahuan bingkai (frame).

  4. Tabel 2.1 Representasi Bingkai pada Penyakit
  5. Jaringan Semantik

    Jaringan semantik merupakan cara mempresentasikan pengetahuan yang paling tua dan paling mudah. Cara ini merupakan penggambaran grafik dari pengetahuan yang memperlihatkan hubungan hirarkis dan objek-objek.

  6. Kaidah Produksi

    Biasanya dituliskan dalam bentuk jika_maka (if_then), kaidah ini dapat dikatakan sebagai hubungan implikasi dua bagian, yaitu : bagian premis (jika) dan bagian konklusi (maka). Apabila bagian premis dipenuhi maka bagian konklusi juga akan bernilai benar. Berikut adalah contoh model representasi pengetahuan kaidah produksi pada penyakit:

JIKA bersin

DAN pusing

DAN demam

MAKA terserang penyakit flu

4. Metode Inferensi

Metode inferensi merupakan suatu cara penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh mesin inferensi untuk menyelesaikan masalah. Ada dua metode inferensi yang umum dalam sistem pakar, yaitu :

a. Forward Chaining (Runut Maju)

Menurut Merlina dan Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:21), [5],Forward chaining adalah suatu strategi pengambilan keputusan yang dimulai dari bagian premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan akhir).

Metode inferensi ini akan digunakan dalam sistem pakar yang akan dibangun dengan contoh penalaran sebagai berikut :

IF sulit bernafas

AND Pilek

AND Batuk kering

AND Tarikannafas berbunyi kasar dan penghembusan nafas berbunyi nyaring

THEN Laringitis

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa untuk kaidah diatas, agar sistem mencapai konklusi, harus di input terlebih dahulu fakta sulit bernapas, pilek, batuk kering, tarikan nafas berbunyi kasar dan penghembusan nafas berbunyi nyaring. Baru sistem dapat mengeluarkan konklusi bahwa penyakit yang diderita adalah laringitis.

Gambar 2.3.Forward Chaining


b. Backward Chaining (Runut Mundur)

Backward Chaining adalah suatu stategi pengambilan keputusan dimulai dari pencarian solusi dari kesimpulan kemudian menelusuri fakta-fakta yang ada hingga menemukan solusi yang sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan pengguna (Merlina dan Hidayat, 2012).[5]

Konsep Dasar Analisa SWOT

1. Definisi Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011:199), [6] penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi factor internal dan eksternal. Kedua factor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara factor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan factor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas 4 komponen dasar, yaitu :

  1. Kuadran 1
    Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada.Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).
  2. Kuadran 2
    Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).
  3. Kuadran 3
    Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi penjualan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.
  4. Kuadran 4
    Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Menurut Yusmini dkk (2011:68),[7]"Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (treats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (treats).

2. Tujuan SWOT

Menurut Rangkuti (2011:199), [6]tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.

Teori Khusus

Pediatri (Diagnosa Penyakit Anak)

Diagnosis adalah identifikasi mengenai sesuatu. Diagnosis digunakan dalam medis, ilmu pengetahuan, teknik, bisnis, dan lain-lain. Diagnosis dalam medis adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau membedakan satu penyakit dengan penyakit lainnya. Penelitian dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik, tes laboratorium atau sejenisnya dan dapat dibantu oleh program komputer yang dirancang untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan. Pediatri berasal dari bahasa Yunani, yaitu Pedos yang berarti anak dan iatrica yang berarti pengobatan. Arti bahasa Indonesia yang sebenarnya ialah ilmu pengobatan anak dan pengertian ini lebih tepat dari pada ilmu penyakit anak yang ternyata masih sering dipakai. Di Indonesia sejak 1963 telah di ubah menjadi Ilmu Kesehatan Anak, yaitu karena pediatri sekarang tidak hanya mengobati anak sakit, tetapi mencakup hal-hal yang lebih luas. Ruang lingkup yang akan di bahas disini berdasarkan pembagian ilmunya yaitu pediatri pada penyakit tropis yang dapat dilihat pada gambar 2.2. penyakit tropis adalah penyakit yang terjadi di negara-negara dua iklim yaitu panas (kemarau) dan hujan seperti Indonesia.

Gambar 2.1. Diagram Penyakit Anak

Penyakit tropis dan infeksi yang sering di alami anak di daerah Kecamatan Pakuhaji yang tercatat di Puskesmas Sukawali yaitu :

1. ISPA

ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun riketsia, tanpa atau disertai radang parenkim paru. ISPA terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:

  1. Pneumonia

  2. Asma

  3. Influenza

  4. Bronchitis

  5. Rhinitis

  6. Faringitis

  7. Laringitis

2. Dermatitis

Eksim atau dermatitis adalah kelainan kulit yang dipicu oleh berbagai faktor, baik eksogen, maupun endogen. Eksim dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :

  1. Herpes

  2. Impetigo

  3. Dermatitis

3. Diare

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat. Diare dapat diklasifikasikan kepada :

  1. Diare akut

  2. Disentri

  3. Diare persisten

4. Demam

Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2°C. Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah rectal temperature ≥38,0°C atau oral temperature ≥37,5°C atau axillary temperature ≥37,2°C. Jenis demam yang sering dijumpai yaitu :

  1. Meningitis

  2. Malaria

  3. Demam Viral

  4. Tifus

  5. DBD

UML

1. Definisi UML

Menurut Adi Nugroho (2010:6), [8]“UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek)”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Menurut Widodo, (2011:6)[9], Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami. “UML adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik.”

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented programming).

2. Metodologi UML

Menurut Adi Nugroho (2010:24), [8]“UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek)".Bangunan dasar metodologi UML (Unified Modelling Language) menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan yaitu :

a. Sesuatu (things)

Ada 4 sesuatu (things) dalam unified modeling language (UML), yaitu :

  1. Structural things

    Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

  2. Behavioral things

    Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

  3. Grouping things

    Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

  4. Annotational things

    Merupakan bagian yang memperjelas model UML (Unified Modelling Language) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model UML (Unified Modelling Language).

  5. Grouping things

    Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

b. Relasi

Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML) yaitu :

  1. Pengklasifikasian (Classifier)

    Pengklasifikasi (classifier) pada prinsipnya merupakan konsep diskret dalam model yang memiliki identitas (identity), state, perilaku (behavior), serta relasi dengan mengklasifikasi yang lainnya (relationship).

  2. Asosiasi

    Asosiasi (asociation) pada dasarnya mendeskripsikan koneksi diskret antara objek atau antar instansi lain dalam sistem atau perangkat lunak yang sedang dikembangkan.

  3. Generalisasi

    Menggambarkanhubungan antara use case yang bersifat umum dengan use case-use case yang bersifat lebih spesifik.

  4. Realisasi

    Relasi realisasi (realitation) menghubungkan elemen-elemen model, misalnya kelas, ke elemen-elemen model lainnya, seperti suatu antarmuka, yang menyediakan spesifikasi perilaku tetapi bukan strukturnya atau implementasinya.

c. Diagram UML

Menurut Henderi dkk (2010:5), [10]Berikut ini adalah definisi mengenai 5 diagram UML :

  1. Use Case Diagram

    Use case diagram secara grafis menggambarkan interaksi antara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu. Use case secara naratif digunakan untuk secara tekstual menggambarkan sekuensi langkah-langkah dari setiap interaksi.

  2. Class Diagram

    Menggambarkan struktur object sistem. Diagram ini menunjukkan class object yang menyusun sistem dan juga hubungan antara class object tersebut.

  3. Sequence Diagram

    Secaragrafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada konsekuensi sebuah use case atau operasi.

  4. State Chart Diagram

    Digunakan untuk memodelkan behaviour objek khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek beralih dari satu state ke state yang lain.

  5. Activity Diagram

    Secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Adelia dan Setiawan (2011:116) [11],“Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisa alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

Menurut Sulindawati dan Fathoni (2010:8)[12], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, flowchart atau diagram alur adalah suatu alat yang banyak digunakan untuk membuat algoritma, yakni bagaimana rangkaian pelaksanaan suatu kegiatan. Suatu diagram alur memberikan gambaran dua dimensi berupa simbol-simbol grafis. Masing-masing simbol telah ditetapkan terlebih dahulu fungsi dan artinya.

2. Jenis-jenis Flowchart

Menurut Sulindawati dan Fathoni (2010:8)[12], flowchart terbagi atas 5 (lima) jenis, yaitu :

  1. Flowchart Sistem (Sistem Flowchart)
    Merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan didalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sistem. Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).
  2. 'Flowchart Paperwork (Document Flowchart)
    Flowchart paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart paperwork sering disebut juga dengan flowchart dokumen.
  3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
    Flowchart skematic mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standart, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart skematik dugunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.
  4. Flowchart Program (Program Flowchart)
    Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analisa sistem dengan menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.
  5. Flowchart Proses (Process Flowchart)
    Flowchart proses merupakan teknik menggambarkan rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan.

Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Raharja dkk dalam jurnal CCIT yang berjudul Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Methode DMQ Base Level (2011),[13] “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”. Elisitasi didapat melalui etode wawancara dan dilakukan melalui empat (4) tahap, yaitu:

a. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

b. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai MDI :

M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan.

Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

c. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasfikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan?

O artinya Operasional, bagaimana tata carapenggunaan? Requirement dalam sistem yang akan dikembangkan.

E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi bebrapa option, yaitu :

High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.

Middle (M) : Mampu dikerjakan.

Low(L) : Mudah dikerjakan.

d. Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.


Black Box Testing

1. Definisi Black Box Testing

Menurut Kristanti dan Franciska (2011)[14], “Black box testing adalah metode pengujian yang dimana pengujian dilakukan oleh user terhadap aplikasi yang dibuat. Pengujian dilakukan langsung terhadap tampilan program yang akan digunakan oleh user”.

Menurut Rizky (2011:265)[15], "Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing dibagian luar”.

Jenis testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal perancangan. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak yang merupakan sebuah sistem informasi inventory di sebuah perusahaan. Maka pada jenis white box testing, perangkat lunak tersebut akan berusaha dibongkar listing programnya untuk kemudian di tes menggunakan teknik-teknik yang telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan pada jenis black box testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha di tes apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa harus membongkar listing programnya.

1. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain :
  1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

  2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

  3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

  4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

2. Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain :
  1. Equivalence Partitioning
    Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.
  2. Boundary Value Analysis
    Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.
  3. Cause Effect Graph
    Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.
  4. Random Data Selection
    Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.
  5. Feature Test
    Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan malakukan entri nilai.


2. Pengujian Black Box Testing

Menurut Simarmata dalam Rahayu (2014:41)[16],“pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan kesalahan”. Klasifikasi black box testing mencakup beberapa pengujian yaitu :

  1. Pengujian Fungsional (Functional Testing)
    Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak diuji untuk persyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi berjalan seperti yang diharapkan. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya, termasuk perintah-perintah pengguna, manipulasi data, pencarian dan proses bisnis, pengguna layar, dan integrasi. Pengujian fungsional juga meliputi permukaan yang jelas dari jenis fungsi-fungsi, serta operasi back-end (seperti, keamanan dan bagaimana meningkatkan sistem).
  2. Pengujian Usabilitas (Usability Testing)
    Pengujian ini dilakukan jika antar muka pengguna dari aplikasinya penting dan harus spesifik untuk jenis pengguna tertentu. Pengujian usabilitas adalah proses yang bekerja dengan pengguna akhir secara langsung maupun tidak langsung untuk menilai bagaimana pengguna merasakan paket perangkat lunak dan bagaimana mereka berinteraksi dengannya. Tujuan dari pengujian ini harus membatasi dan menghilangkan kesulitan bagi pengguna dan untuk memengaruhi area yang kuat untuk usabilitas maksimum. Pengujian ini idealnya melibatkan masukan dari pengguna secara langsung maupun tidak langsung (mengamati perilaku) dan bila memungkinkan melibatkan komputer yang didukung umpan balik. Komputer yang didukung dengan umpan balik dapat berperan sebagai pengatur waktu pada dialog untuk memonitor beberapa lama waktu yang diperlukan pengguna untuk menggunakan dialog dan alat penghitung (counter) untuk menentukan seberapa sering kondisi tertentu terjadi (misalnya, pesan eror, bantuan pesan, dan lain-lain).Biasanya, proses tersebut melibatkan modifikasi sepele (trivial) dari perangkat lunak yang sudah ada, namun dapat berakibat besar terhadap laba atas investasi. Akhirnya, pengujian usabilitas mengakibatkan perubahan pada produk yang diberikan sesuai dengan penemuan yang dibuat mengenai kegunaan. Perubahan ini harus secara langsung berkaitan dengan kegunaan dunia nyata dengan pengguna pada umumnya. Dokumentasi harus ditulis sebanyak mungkin untuk mendukung perubahan sehingga mempermudah penanganan situasi yang sama di masa mendatang.
  3. Pengujian Skenario (Scenario Testing)
    Pengujian skenario adalah pengujian yang realistis, kredibel dan memotivasi stakeholders, tantangan untuk program dan mempermudah penguji untuk melakukan evaluasi. Pengujian ini menyediakan kombinasi variable-variable dan fungsi yang sangat berarti dari pada kombinasi buatan yang anda dapatkan dengan pengujian domain atau desain pengujiann kombinasi.
  4. Pengujian Regresi (Regression Testing)
    Pengujian regresi adalah gaya pegujian yang berfokus pada pengujian ulang (retesting) setelah ada perubahan. Pada pengujian regresi berorientasi risiko (risk-oriented regression testing), daerah yang sama yang sudah diuji, akan kita uji lagi dengan pengujian yang berbeda (semakin kompleks). Usaha pengujian regresi bertujuan untuk mengurangi risiko berikut ini :
  5. 1)Perubahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki bug yang gagal.

    2)Beberapa perubahan memiliki efek samping, tidak memperbaiki bug lama atau memperkenalkan bug baru.

  6. Penerimaan Pengguna (User Acceptance)
    Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak akan diserahkan kepada pengguna untuk mengetahui apakah perangkat lunak memenuhi harapan pengguna dan bekerja seperti yang diharapkan. Pada pengembangan perangkat lunak, user acceptance testing (UAT), juga disebut pengujian beta, pengujian aplikasi (application testing),dan pengujian pengguna akhir (end user testing) adalah tahapan pengembangan perangkat lunak ketika perangkat lunak diuji pada “dunia nyata” yang dimaksudkan oleh pengguna. UAT dapat dilakukan dengan in-house testing dengan membayar relawan atau subjek pengujian menggunakan perangkat lunak atau biasanya mendistribusikan perangkat lunak secara luas dengan melakukan pengujian versi yang tersedia secara gratis untuk diunduh melalui web.

Database

Menurut Anhar (2010:45)[17], “database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom. Struktur file yang menyusun sebuah database adalah data record dan field”.

Kustiyaningsih (2011:146)[18], “database adalah struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL Server”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah sekelompok data yang mempunyai ciri-ciri khusus dan dapat dikelola sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan sebuah format data yang baru.

Menurut Nugroho, 2011[8], “Database Management System yaitu yang bersifat jaringan (network), hierarki, OODBMS (Object Oriented Database Management System-DBMS berorientasi objek) serta relasional (RDBMS/Relational Database Management System)”. Database Management System (DBMS) merupakan perangkat lunak yang bertujuan untuk mengatur dan mengorganisasi sistem database. Komponen DBMS Beberapa komponen DBMS :

  1. Perangkat keras (Hardware) DBMS dan aplikasi-aplikasinya memerlukan hardware untuk beroperasi. Hardware tersebut antara lain terdiri beberapa PC (personal computer) yang terhubung ke satu mainframe yang terintegrasi dalam sebuah jaringan.

  2. Perangkat lunak (Software) komponen software terdiri dari DBMS berupa SQL Server 2008, dan aplikasi yang berjalan dengan operation system (OS) dengan bantuan jaringan. Data komponen terpenting pada DBMS dan pemakai (end user) adalah data. Data digunakan sebagai jembatan antara hardware dan software dengan komponen manusia sebagai pengguna.

Berdasarkan pengertian-pengertian DBMS dari para ahli dapat disimpulkan bahwa DBMS atau Database Management System adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sebuah sistem basis data. Dimana berinteraksi dengan program aplikasi pengguna dan database.

Konsep Dasar Aplikasi Web

1. Definisi Web

Menurut Hidayat dalam Maesaroh (2014)[19], mengemukakan bahwa website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.

Menurut Kustiyahningsih (2011:113)[20], “Web adalah layanan yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung ke internet”. Browser adalah perangkat lunak untuk mengakses halaman web seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera, Safari, dan lain-lain.

Dapat disimpulkan Website adalah sebuah tempat di Internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi clien sehingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

2. Jenis-Jenis Website

Menurut Hidayat dalam Maesaroh (2014:3)[19], mengemukakan bahwa “seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, website juga mengalami perkembangan yang sangat berarti. Dalam pengelompokan jenis web, lebih diarahkan bedasarkan kepada fungsi, sifat atau style dan bahasa pemrograman yang digunakan”. Adapun jenis-jenis web :

  1. Jenis-jenis web bedasarkan sifat atau style.

  2. Website Dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan content atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Bahasa pemrograman yang digunakan antara lain PHP, ASP, .NET dan memanfaatkan database MySQL atau MS SQL.

  3. Website Statis, merupakan website yang kontennya sangat jarang berubah. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah HTML dan belum memanfaatkan database.

Dari segi bahasa pemrograman yang digunakan, website terbagi atas :

  1. Server Side, merupakan website dengan menggunakan bahasa pemrograman yang tergantung kepada tersedianya server, Seperti PHP, ASP, .NET dan lain sebagainya. Jika tidak ada server, website yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman di atas tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

  2. Client Side, adalah website yang tidak membutuhkan server dalam menjalankannya, cukup diakses melalui browser saja. Misalnya, HTML.

Konsep Dasar Pembuatan Web

1. Definisi PHP

Menurut Kustiyahningsih (2011:114)[20], “PHP (Hypertext Preprosesor) adalah skrip bersifat Bersifat server-side yang di tambahkan ke dalam HTML. PHP sendiri merupakan singkatan dari Personal Home Page Tools. Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat di integrasikan ke dalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sifat server side berarti pengerjaan script dilakukan di server, baru kemudian hasilnya dikirimkan ke browser”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah situs web dan bisa digunakan bersamaan dengan HTML.

Konsep Dasar Adobe Dreamweaver

1. Definisi Adobe Dreamweaver

Menurut Sigit (2010:1)[21], “Dreamweaver adalah sebuah HTML editor profesional untuk mendesain web secara visual dan mengelola situs atau halaman web”.

Menurut Wahana Komputer (2010:2)[22],”Adobe Dreamweaver merupakan salah satu program aplikasi yang digunakan untuk membangun sebuah website, baik secara grafis maupun dengan menuliskan kode sumber secara langsung”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web. Saat ini terdapat software dari kelompok Adobe yang belakangan banyak digunakan untuk mendesain suatu web. Versi terbaru dari Adobe Dreamweaver CS5 memiliki beberapa kemampuan bukan hanya sebagai software untuk desain web saja, tetapi juga menyunting kode serta pembuatan aplikasi web. Antara lain: JSP, PHP, ASP, XML, dan ColdFusion.

Dreamweaver merupakan software utama yang digunakan oleh Web Designer dan Web Programmer dalam mengembangkan suatu situs web. Hal ini disebabkan oleh ruang kerja, fasilitas, dan kemampuan Dreamwever yang mampu meningkatkan produktivitas dan efektifitas, baik dalam desain maupun membangun suatu situs web. Dalam perkembangannya, Adobe Dreamweaver telah mencapai versinya yang terbaru atau lebih dikenal dengan Adobe Dreamweaver CS5. Fitur-fitur yang dimiliki semakin lengkap dan handal, untuk membuat pengguna Dreamwever CS5 semakin dapat berkreasi dan berinovasi dengan bebas dalam mendesain web.Fiture baru yang semakin handal untuk versi terbaru ini dimunculkan, diantaranya adalah Integrated CMS Support, CSS Inspection, PHP Custom Class Code Hinting, dan Site-Specific Code Hinting. Semua fitur baru tersebut semakin memantapkan pengguna Adobe Dreamwever CS5 untuk semakin mengeksplorasi dan mengeksploitasi ide kreasi pengolahan website.

Konsep Dasar MySQL

1. Definisi MySQL

MySQL merupakan sebuah basis data yang mengandung satu atau beberapa kolom. Tabel terdiri atas sejumlah basis dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom. Didalam PHP telah menyediakan fungsi untuk koneksi ke basis data dengan sejumlah fungsi untuk pengaturan baik menghubungkan maupun memutuskan koneksi server database MySQL sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi (Yeni Kustiyahningsih, 2010:145-146). [20]

MySQL sebenarnya merupakan turunan dari SQL. SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari Postgre SQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase (Andri Kristanto, 2010:12).[23]

Dari kedua pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa My SQL merupakan sebuah basis data yang mengandung satu atau beberapa kolom. Tabel terdiri atas sejumlah basis dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom, yang pengoperasiannya dengan konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.

Konsep Dasar XAMPP

Xampp merupakan tools yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket.

Menurut Kartini dalam Rahayu (2014)[16], dalam paketnya sudah terdapat Apache (web server), MySQL (database), PHP(server side scripting), Perl, FTP server, Php MyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasi-kannya secara otomatis untuk anda.

Literature Review

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai sistem pakar diagnosa penyakit anak. Dalam upaya pengembangan sistem aplikasi tersebut perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama dibidang ini. Beberapa literature review tersebut antara lain :

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Puskesmas Sukawali merupakan pengembangan dari Puskesmas Pakuhaji yang mulai beroperasi bulan Agustus 2009, terletak di jalanRaya Cituis Desa Sukawali Kecamatan Pakuhaji. Puskesmas Sukawali berjarak ± 30 Km dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dengan ketinggian dari permukaan laut sekitar 0 s/d 5 M, serta memiliki luas wilayah kerja 2,744 Km2. Secara geografis batas wilayah kerja Puskesmas Sukawali Kecamatan Pakuhaji adalah :

  1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.

  2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sepatan.

  3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sukadiri.

  4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Teluk Naga.

Wilayah kerjanya terdiri dari 6 desa di Kecamatan Pakuhaji diantaranya : Desa Surya Bahari, Desa Buaran Mangga, Desa Sukawali, Desa Kramat, Desa Kali Baru dan Desa Kohod. Jumlah Penduduk diwilayah kerja Puskesmas Sukawali berjumlah 41821 jiwa yang terdiri dari laki–laki 20.245 jiwa dan perempuan 21576 jiwa.

Visi dan Misi

  1. Visi Puskesmas Sukawali

    Masyarakat Hidup Sehat Mandiri

  2. Misi Puskesmas Sukawali

  1. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar dan bermutu.

  2. Memberdayakan masyarakat menuju hidup sehat.

  3. Memberikan pendidikan kesehatan menuju perubahan perilaku masyarakat yang sehat.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah organisasi manapun karena untuk menunjukkan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi, bagian-bagian tugas serta wewenang dan tanggung jawab masing-masing yang berbeda-beda dalam suatu organisasi, yang merupakan suatu keharusan bagi suatu lembaga organisasi. Berikut ini gambar struktur organisasi Puskesmas Sukawali :

Tugas dan Tanggung Jawab

1. KEPALA PUSKESMAS

  1. Merumuskan program kerja berdasarkantugas pokok dan fungsi UPT Puskesmas.

  2. Menentukan sasaran dan tujuan UPT Puskesmas sesuai program kerja yang telah ditetapkan.

  3. Membagi tugas pekerjaan kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

  4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja UPT Puskesmas.

  5. Memberikan arahan bahan petunjuk teknis secara jelas mengenai tugas yang akan dilaksanakan oleh bawahan.

  6. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas agar dapat diperoleh hasil kerja yang tepat dan akurat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

  7. Melaksanakan penyelenggaraan ke tata usahaan UPT Puskesmas.

  8. Melaksanakan pengelolaan operasional teknis dan pembinaan upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, pelayanan khusus dan kefarmasian.

  9. Melaksanakan pengendalian operasional dan pembinaan pengamanan wabah penyakit, pencegahan penyakit dan pemberantasan penyakit.

  10. Melaksanakan operasional penyehatan dan kebersihan tempat umum, pengawasan kualitas air dan lingkungan, penyehatan lingkungan serta penyehatan makanan dan minuman.

  11. Melaksanakan pengelolaan pelayanan medis keluarga berencana, gizi, kesehatan ibu dan anak serta kesehatan usia lanjut.

  12. Melaksanakan pengelolaan penyuluhan usaha kesehatan institusi, peran serta masyarakat, sarana dan metoda serta penyebarluasan informasi kesehatan.

  13. Melaksanakan pengelolaan pengobatan rawat jalan umum, gigi dan mulut.

  14. Melaksanakan pengelolaan kegiatan laboratorium, kefarmasian dan alat kesehatan.

  15. Melaksanakan pengelolaan imunisasi, pengamatan penyakit dan pembinaan kemungkinan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).

  16. Melaksanakan pengelolaan perawatan kesehatan masyarakat.

  17. Melaksanakan pengelolaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

  18. Melaksanakan koordinasi dengan kecamatan sebagai wilayah kerja UPT.

  19. Melaksanakan upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa, kreativitas, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dibidang kesehatan.

  20. Mengkaji alternatif pemecahan masalah atas konsep naskah dinas yang berkaiatan dengan pelaksanaan tugas UPT Puskesmas sebagai bahan kebijaksanaan teknis pimpinan.

  21. Memaraf dan atau menandatangani konsep atau naskah dinas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas UPT Puskesmas sesuai ketentuan peraturan perundang-udangan.

  22. Melaksanakan penyusunan laporan kinerja UPT Puskesmas.

  23. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada kepala dinas kesehatan sebagai bahan pengambilan keputusan.

  24. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara tertulis dan lisan kepada Kepala Dinas Kesehatan.

  25. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tulisan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

2. KASUBAG.TU

  1. Mengkoordinasikan penyusunan program kerja UPT Puskesmas.

  2. Melaksanakan penyusunan program kerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Tata Usaha.

  3. Membagi tugas pekerjaan kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

  4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja Sub Bagian Tata Usaha.

  5. Memberikan petunjuk teknis secara rinci dan jelas mengenai tugas yang akan dilaksanakan bawahan.

  6. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas agar diperoleh hasil kerja yang tepat dan akurat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

  7. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kearsipan UPT Puskesmas.

  8. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan kearsipan UPT Puskesmas.

  9. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan kearsipan UPT Puskesmas.

  10. Mengkaji alternatif pemecahan masalah atas konsep naskah dinas yang berkaiatan dengan pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha sebagai bahan kebijakan teknis pimpinan.

  11. Memaraf dan atau menandatangani konsep atau naskah dinas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha sesuai ketentuan yang berlaku.

  12. Menyusun laporan kinerja Sub Bagian Tata Usaha.

  13. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan sebagai bahan pengambilan keputusan.

  14. Memberikan bimbingan dan motivasi kepada bawahan dalam pencapaian kinerja yang optimal.

  15. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara tertulis dan lisan kepada Kepala UPT.

  16. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tulisan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

3. BAG.KEUANGAN

  1. Menyusun rencana kegiatan Bendahara berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan pengelolaan Keuangan sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Keuangan secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

4. PETUGAS LOGISTIK

  1. Menyusun rencana kegiatan Logistik berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan pengelolaan Logistik sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Logistik secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

5. PETUGAS PJ.SIP/LOKET

  1. Menyusun rencana kegiatan Pelayanan di Loket berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan Pelayanan di Loket dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan di Loket secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

6. BAG.KEPEGAWAIAN

  1. Menyusun rencana kegiatan Kepegawaian berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Kepegawaian secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

7. PROG.KIA/KB

  1. Menyusun rencana kegiatan Pelayanan KIA/KB berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan Pelayanan KIA/KB meliputi ANC, PNC, perawatan Neonatus, pelayanan KB, penyuluhan KIA/KB dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan KIA/KB secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

8. PROG.GIZI

  1. Menyusun rencana kegiatan Peningkatan Gizi Masyarakat berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan Peningkatan Gizi Masyarakat meliputi Pembinaan Posyandu, PSG, Pemantauan Pola Konsumsi, Pemantauan Penggunaan Garam Beryodium, ASI Eksklusif, Pemberian kapsul Vitamin A, Pemberian tablet Fe, penyuluhan Gizi dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Peningkatan Gizi Masyarakat secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

9. PROG.UKS

  1. Menyusun rencana kegiatan UKS berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan UKS dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan UKS secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

10. PROG.USILA

  1. Menyusun rencana kegiatan Pelayanan Kesehatan Lansia berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan Kesehatan Lansia meliputi pendataan sasaran lansia, penjaringan kesehatan lansia, pelayanan kesehatan, penyuluhan kesehatan lansia dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan Kesehatan Lansia secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

11. PETUGAS PROG.P2P

  1. Menyusun rencana kegiatan P2P berdasarkan data program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Melaksanakan kegiatan P2P meliputi : IMMUNISASI, P2 TB PARU, P2 ISPA/DIARE, P2 SURVEILANS, P2 KUSTA, P2 MATA, P2 FILARIASIS, P2 DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) dan P2 IMS (Infeksi Menular Seksual).

  4. Mengevaluasi hasil kegiatan P2P secara keseluruhan.

  5. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

12. KESLING

  1. Menyusun rencana kegiatan Kesehatan Lingkungan berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan Pembinaan Kesehatan Lingkungan meliputi Pengawasan dan Pembinaan SAB, Pengawasan dan Pembinaan JAGA, Pengawasan dan Pembinaan TU/TPM/Pestisida, Pelayanan Klinik Sanitasi, penyuluhan kesehatan lingkungan dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Pembinaan Kesehatan Lingkungan secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

13. POMKES

  1. Menyusun rencana kegiatan Promosi Kesehatan (PromKes) berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan Promosi Kesehatan meliputi Penyuluhan Kesehatan, Pembinaan PSM/UKBM, Pembinaan PHBS dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Promosi Kesehatan secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

14. APOTIK

  1. Menyusun rencana kegiatan Pelayanan Obat di Apotik berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan Pelayanan Obat di Apotik dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan Obat di Apotik secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

15. LABOLATORIUM

  1. Menyusun rencana kegiatan Pelayanan Laboratorium Sederhana berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan Pelayanan Laboratorium Sederhana dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan Laboratorium Sederhana secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

16. GUDANG FARMASI

  1. Menyusun rencana kebutuhan Obat dan kegiatan distribusi Obat berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan Gudang Farmasi meliputi distribusi obat ke unit pelayanan dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Gudang Farmasi secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

17. PJ.BP.GIGI

  1. Menyusun rencana kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut serta koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

18. KESEHATAN JIWA

  1. Menyusun rencana kegiatan pelayanan Kesehatan Jiwa berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

  2. Melaksanakan kegiatan Pelayanan Kesehatan Jiwa meliputi pendataan/penemuan penderita gangguan jiwa, melakukan rujukan penderita gangguan jiwa untuk penanganan lebih lanjut, penyuluhan kesehatan jiwa dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  3. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan Kesehatan Jiwa secara keseluruhan.

  4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

  5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

19. BIDAN DESA

  1. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana dan tugas-tugas lain secara profesional.

  2. Dalam melaksanakan tugas pelayanan medik baik didalam maupun diluar jam kerja bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas.


Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur ini berisikan urutan proses untuk diagnosa penyakit anak yang berjalan pada Puskesmas Sukawali. Sebelumnya pasien harus sudah terdaftar di bagian registrasi (loket) kemudian dokter akan memanggil pasien yang sudah terdaftar tersebut. Kemudian dokter akan mengecek buku status rekam medis pasien tersebut. Setelah itu dokter mengadakan konsultasi dengan mengajukan pertanyaan dan keluhan apa yang diderita pasien tersebut. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui diagnosa penyakit pasien. Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter menggunakan buku status rekam medis yang dimiliki setiap pasien untuk mengisi hasil diagnosa atas pemeriksaan fisik tersebut setelah itu dokter memberikan resep kepada pasien.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

1. Analisa Sistem Yang Berjalan Pada Use Case Diagram

Pada penelitian ini digunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan proses sistem yang berjalan saat ini sesuai prosedur dengan use case diagram yaitu sebagai berikut :

Berdasarkan gambar 3.2. Use case Diagram yang ada terdapat :

  1. 1 (Satu) Sistem yang berjalan untuk mendiagnosa penyakit anak.

  2. 2 (Dua) Actor yang melakukan kegiatan yaitu Dokter dan Pasien.

  3. 6 (Enam) use case yaitu Melakukan cek status rekam medis pasien, Mengadakan konsultasi, Mengajukan pertanyaan dan keluhan, Pemeriksaan fisik, Membuat laporan diagnosa dan Resep.

  4. 2 (Dua) Include pertanyaan dan keluhan, Membuat laporan diagnosa.

2. Analisa Sistem Yang Berjalan Pada Activity Diagram

Activity diagram untuk mendiagnosa penyakit anak yang menggambarkan behaviour/kebiasaan kegiatan pada sistem yang berjalan saat ini yaitu :


Berdasarkan gambar 3.3. Activity Diagram yang berjalan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Initial Node, objek yang diawali.

  2. 7 action yaitu Mengecek buku rekam medis pasien, Mengadakan konsultasi, Menjawab pertanyaan dokter dan keluhan penyakit yang diderita, Melakukan pemeriksaan fisik, Membuat laporan atas pemeriksaan fisik, Mencatat resep, Menerima resep dokter.

  3. Final Node, objek yang diakhiri.

Analisa Sistem yang Berjalan

Metode Analisa Sistem

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor sistematis untuk merumuskan strategi puskesmas. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan puskesmas. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planer) harus menganalisis faktor-faktor strategis puskesmas (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Analisis untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T).

1. Faktor-Faktor Strategi Internal

  1. Kekuatan (Strengths) :

    1) Sudah tersedia fasilitas komputer dan printer

    2) SDM dengan kualifikasi bidang teknologi, informasi dan komunikasi yang cukup baik

    3) Tersedia sarana pendukung akses internet LAN

  2. Kelemahan (Weakness) :

    1) Kurangnya dokter spesialis anak

    2) Tidak adanya fasilitas rawat inap

2. Faktor-Faktor Strategi Eksternal

  1. Peluang (Opportunities) :

    1) Pendiagnosaan penyakit anak lebih mudah

    2) Perkembangan teknologi yang cukup pesat

    3) Proses kinerja dapat meningkat (lebih cepat)

  2. Ancaman (Threats)

    1) Banyaknya virus dan cracker yang dapat merusak sistem

    2) Ancaman gangguan akses jaringan

    3) Banyaknya berdiri balai pengobatan yang memberikan pelayanan yang sama

Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

1. Spesifikasi Hardware

  1. Processor : Intel Core

  2. Monitor  : SVGA 14 inci

  3. Mouse  : Optical

  4. Keyboard  : PS2

  5. RAM  : 1 GB

  6. Harddisk : 150 GB

  7. Printer  : Laser jet

2. Spesifikasi Software

  1. Windows 7

  2. Microsoft Word 2010

3. Hak Access (Brainware)

  1. Dokter

  2. Petugas Kesehatan

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Analisis Pemasalahan

1. Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan hasil analisa, maka permasalahan yang dihadapi peneliti adalah sebagai berikut :

  1. Sistem belum terkomputerisasi dengan baik karena masih manual dalam merekap hasil diagnosa.

  2. Kurangnya jumlah dokter spesialis anak yang berkerja di Puskesmas Sukawali yang mengakibatkan kurang cepat dan akuratnya dalam pendiagnosaan penyakit anak.

  3. Informasi hasil diagnosa yang dihasilkan terbatas pada jenis penyakit.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada dari sistem yang berjalan, terdapat alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi antara lain :

  1. Membangun sistem yang dibutuhkan oleh user dengan menggunakan aplikasi berbasis visual karena aplikasi yang berbasis visual sudah familiar dikalangan instansi masyarakat.

  2. Membangun suatu aplikasi sistem pakar yang berbasiskan web, dimana user dapat menggunakannya dengan mudah dalam pendiagnosaan penyakit anak secara cepat.

Berdasarkan beberapa alternatif pemecahan masalah di atas penulis melakukan suatu kajian untuk permasalahan maka perlu dibangun aplikasi sistem yang berbasis web karena banyak keuntungan yang diperoleh antara lain :

  1. Dapat menjalankan aplikasi berbasis web di manapun kapan pun tanpa harus melakukan penginstalan.

  2. Dapat dijalankan pada sistem operasi mana pun.

  3. Tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi untuk dapat menggunakan aplikasi berbasis web.

  4. Terkait dengan isu lisensi (hak cipta), kita tidak memerlukan lisensi ketika menggunakan web-basedapplication, sebab lisensi itu sudah menjadi tanggung jawab dari web penyedia aplikasi.

Peneliti akan membuat suatu program berbasis web yang dapat digunakan oleh pihak medis non spesialis. Sistem tersebut akan menampilkan data yang dibutuhkan Puskesmas tersebut dalam pembuatan laporan.

User Requitment

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Berikut Lampiran Elisitasi Tahap I yang telah dibuat :

Tabel 3.5. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berikut Lampiran Elisitasi Tahap II yang telah dibuat :

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HTML.Terdapat 6 requirements yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Berikut Lampiran Elisitasi Tahap III yang telah dibuat :

Tabel 3.7. Elisitasi Tahap III

Final Draf Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap–tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Anak di Puskesmas Sukawali. Berdasarkan elisitasi tahap III di atas, dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam membuat suatu sistem untuk mendiagnosa penyakit anak di Puskesmas Sukawali. Berikut Lampiran Final Draf Elisitasi yang telah dibuat :

Tabel 3.8. Final Draft Elisitasi


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Usulan Prosedur Yang Baru

Setelah mengadakan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan pada Puskesmas Sukawali maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk mempermudah dan membantu proses dalam pendiagnosaan penyakit anak yang berjalan saat ini, yaitu menanamkan keahlian pakar (dokter spesialis anak) pada sistem pakar. Berdasarkan usulan tersebut maka perlunya perubahan pendiagnosaan yang dilakukan tanpa ketergantungan dokter spesialis. Dalam menganalisa usulan proses baru pada penelitian ini digunakan flowchart untuk menggambarkan proses yang berada dalam sistem baru yang akan dibuat.

Flowchart Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Adapun flowchart rancang sistem yang diusulkan, yang akan menggambarkan proses-proses dalam sistem yang akan dibuat.

  1. Flowchart Proses Diskusi Diusulkan

    Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas sukawali dalam melakukan proses pelayanan kesehatan pada gambar 4.1.

  2. Flowchart Login

    Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh admin atau petugas dalam proses login. Gambaran flowchart login dapat dilihat pada gambar 4.2.

  3. Flowchart Menu Utama

    Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pengguna, petugas dan admin untuk menggunakan program pada “Sistem Pakar Diagnosa penyakit Anak”. Gambaran flowchart menu utama dapat dilihat pada gambar 4.3.

  4. Flowchart Menu Daftar Gejala

    Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh petugas dalam menu gejala.Gambaran flowchart dari menu gejala dapat dilihat pada gambar 4.4.

  5. Flowchart Menu Daftar Penyakit

    Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh petugas dalam menu penyakit. Gambaran flowchart dari menu penyakit dapat dilihat pada gambar 4.5.

  6. Flowchart Menu Daftar User

    Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh petugas dalam menu daftar user. Gambaran flowchart dari menu daftar user dapat dilihat pada gambar 4.6.

  7. Flowchart Menu Diagnosa

    Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang bisa dilakukan pengguna dalam menu diagnosa. Gambaran flowchart dari menu diagnosa dapat dilihat pada gambar 4.7.

  8. Flowchart Menu Rubah Password

    Flowchart yang menggambarkan isi dalam menu rubah password. Gambaran flowchart dari menu rubah password dapat dilihat pada gambar 4.8.

  9. Flowchart Menu Bantuan

    Flowchart yang menampilkan info cara penggunaan sistem. Gambaran flowchart dari menu bantuan dapat dilihat pada gambar 4.9.

Analisis Alur Data

Analisis alur data sistem pakar ini yang tediri dari analisis tabel keputusan, analisis pohon keputusan, pembentukan aturan dan Production Rules. Didalam analisis tabel keputusan terdapat tabel keputusan, tabel gejala, tabel penyakit, dan tabel solusi. Data tabel diperoleh dari berbagai sumber informasi dari hasil wawancara dengan pakar, dan jurnal yang telah ada.

Analisis Tabel Keputusan

Tabel keputusan digunakan sebagai acuan dalam membuat pohon keputusan dan kaidah yang digunakan. Berikut tabel keputusan pada sistem pakar diagnosa penyakit anak.

Tabel 4.3 Tabel Gejala



Analisis Pohon Keputusan

Analisis pohon keputusan merupakan suatu rancangan yang digunakan untuk membangun sistem sebuah sistem pakar. Di dalam diagram pohon keputusan akan dicari solusi akhir dari setiap penelusuran. Diagram pohon keputusan akan mempermudah untuk menyusun basis pengetahuan dan aturan dari setiap penelusuran diagnosis penyakit anak.

Pembentukan Aturan (Rule)

Aturan dibuat berdasarkan diagram pohon keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan aturan dapat dengan mudah mengetahui hasil akhir berdasarkan aturan-aturan yang ada. Pembentukan aturan menurut diagram pohon keputusan pada tabel 4.5, yaitu :

Tabel 4.5. Tabel Pembentukan Aturan


Production Rules (Aturan Produksi)

Production rules ini pada dasarnya berupa antecedent dan konsekuen. Antecedent yaitu bagian yang mempresentasikan situasi atau premis (pernyataan berawalan IF) dan konsekuen yaitu bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diterapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN). Berikut merupakan aturan produksi yang digunakan :

Aturan 1.

IF Demam AND

Muntah-Muntah AND

Pusing AND

Lemas AND

Lesu AND

Diare AND

Berkeringat AND

Nyeri Otot

THEN Penyakit Malaria

Aturan 2.

IF Demam AND

Pusing AND

Nyeri Otot

THEN Penyakit Demam Viral

Aturan 3.

IF Demam AND

Muntah-Muntah AND

Pusing AND

Nafas Cepat AND

SensitifTerhadap Cahaya AND

Ruam Dikulit

THEN Penyakit Meningitis

Aturan 4.

IF Demam Naik Turun AND

Muntah-Muntah AND

Pusing AND

Lesu AND

Diare

THEN Penyakit Tifus

Perancangan Database

Spesifikasi File Data

1. Tabel Pertanyan

Nama tabel : gejala

Primary key : id_gejala

Deskripsi : Tabel yang digunakan untuk menampung semua pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh pengguna.


2. Tabel Penyakit

Nama tabel : penyakit

Primary key : id_penyakit

Deskripsi : Tabel yang digunakan untuk menampung penyakit anak.

3. Tabel Solusi

Nama tabel : resep

Primary key : id_resep

Foreign key : id_penyakit

Deskripsi : Tabel yang digunakan untuk menampung solusi berupa resep obat dan pantangan dari penyakit anak.


4. Tabel Diagnosa

Nama tabel : gejala_penyakit

Primary key : -

Deskripsi : Tabel yang digunakan untuk menampung id dari tabel gejala dan penyakit

5. Tabel Petugas

Nama tabel : user

Primary key : id_user

Deskripsi : Tabel yang digunakan untuk menampung id_user, password dan biodata petugas.

Class Diagram Yang Diusulkan

Rancangan sistem yang diusulkan pada class diagram adalah sebagai berikut :

Rancangan Prototype

Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Anak yang akan dibuat, yaitu:

1. Tampilan Sistem Pakar

2. Tampilan Menu Home

3. Tampilan Menu Diagnosa

4. Tampilan Menu Hasil Diagnosa Penyakit Anak

5. Tampilan Menu Solusi


6. Tampilan Menu Daftar Penyakit

7. Tampilan Menu Daftar Gejala


8. Tampilan Menu Daftar User

9. Tampilan Menu Ganti Password


10. Tampilan Menu Tambah Penyakit

11. Tampilan Menu Tambah Gejala

12. Tampilan Menu Tambah User

13. Tampilan Menu Edit Penyakit

14. Tampilan Menu Edit Gejala

15. Tampilan Menu Edit User

Rancangan Tampilan Yang Diusulkan

Rancangan Tampilan Login

Rancangan Tampilan Home

Rancangan Tampilan Diagnosa Penyakit

Rancangan Tampilan Daftar Penyakit

Rancangan Tampilan Daftar Gejala

Gambar 4.30.Tampilan Daftar Gejala

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu:

  1. Processor : Intel Core i3

  2. Monitor  : Accer 14”

  3. Mouse  : Ps2

  4. RAM  : 2 GB

  5. HD  : 150 GB

  6. Keyboard  : Compatible Ps2

Aplikasi Yang Digunakan

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Operasi Windows 7

  2. Microsoft Office 2010

  3. Google Chrome Version 25.0.1364.172

  4. AppServ 2.5.10 (Include Apache Version 2.2, PHP Version 5, MySQL Version 5)

  5. MySQL-Front Version 5.0

  6. Adobe Dreamweaver

Hak Akses

Untuk mengoperasikan atau mengolah data pada sistem ini hanya dapat dilakukan oleh:

  1. Admin

  2. Dokter

Testing

Metode Implementasi

Implementasi program Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Anak Di Puskesmas Sukawali dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program. Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan outputyang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Pengujian Blackbox

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan sistem pakar diagnosa penyakit anak di puskesmas sukawali, yaitu sebagai Berikut:

Tabel 4.11 Pengujian Black Box

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian diatas. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang membantu.

Schedulle Implementasi

Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.12.Schedulle Implementasi

Estimasi Biaya



BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan perumusan masalah yang telah dilakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa :

  1. Sistem untuk pendiagnosaan penyakit anak di puskesmas Sukawali yang berjalan saat ini masih belum optimal maka diperlukan perancangan aplikasi untuk menghasilkan informasi secara cepat dan akurat.

  2. Untuk memperoleh informasi mengenai data penyakit dan solusi dari permasalahan yang ada maka dibutuhkan suatu sistem yang tidak selalu bergantung pada kecerdasan pakar maka diperlukan untuk merancang Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Anak berbasis web yang bisa di akses oleh tenaga medis lainnya (perawat, dokter umum dan bidan).

  3. Sistem pakar yang dirancang terdapat informasi makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi pasien selain gejala, diagnosis dan resep obat. Pendataan pasien (rekam medis) lebih mudah dikelola.

Saran

Untuk menanggulangi permasalahan dan mencapai hasil yang baik, maka saran dan pendapat yang penulis kemukakan adalah :

  1. Adanya pelatihan untuk petugas kesehatan mengenai sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit anak.

  2. Lebih ditingkatkan dalam pemanfaatan teknologi.

  3. Pengembangan sistem dengan penambahan jenis penyakit dapat meningkatkan fungsi sistem.

  4. Diperlukan perawatan sistem secara berkala.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Sutabri, Tata. 2012. “Konsep Sistem Informasi”.Yogyakarta: Andi Offset.
  2. Yakub.2012. “Pengantar Sistem Informasi”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  3. Kadir, Abdul. 2011. “Dasar Pemograman Web Dinamis Menggunakan Php”. Yoyakarta: Andi Offset.
  4. 4,0 4,1 Jogiyanto, H.M. 2012. “Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis”. Andi Publisher.
  5. 5,0 5,1 5,2 5,3 5,4 Merlina, Nita dan Hidayat, Rahmat. 2012. “Perancangan Sistem Pakar: Studi Kasus Sistem Pakar Kenaikan Jabatan”. Jakarta: Ghalia Indonesia.
  6. 6,0 6,1 Rangkuti, Freddy.2011. SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  7. Yusmini, Didi Muwardi dan Ade Indragunawan. 2011. “Analisis Finansial Kud Mandiri Mojopahit Jaya Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Raya Kabupaten Kampar”. Pekanbaru: Universitas Riau. Volume 2, Nomor 1, Juli 2011 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE), 63-86.
  8. 8,0 8,1 8,2 Nugroho, Adi. 2011. “Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data”. Yogyakarta: Andi Offset.
  9. Widodo, Prabowo Pudjo. 2011. “Menggunakan UML”. Bandung: Informatika.
  10. Henderi, Ary Budi Warsito, Ahmad Sidik, dan Maimunah. 2012. “Digital Library Modelling: Supporting For Knowledge Management”. CCIT Jurnal ISSN : 1978-8282 Vol. 3 No. 1. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  11. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. “Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop”. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
  12. 12,0 12,1 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. PengantarAnalisa Perancangan “Sistem”. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
  13. Rahardja Untung, Hidayati, Mia Novalia. 2011. “Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level”. Journal CCIT Vol-4 No. 3, Mei 2011.
  14. Kristanti, Tanti dan Franciska Senjaya, Wenny. “Analisis, Perancangan, Dan Dokumentasi Dalam Proses Pengolahan Kain dan Kawat”. Bandung: Maranatha University Press. Jurnal Sistem Informasi UKM Volume 6 Nomor 2 September 2011.
  15. Rizky, Soetam. 2011. “Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak”. Jakarta: Prestasi Pustaka.
  16. 16,0 16,1 Rahayu, Nina. 2014. “Perancangan Executive Information system (EIS) dalam Bidang Penjualan pada Karinda Cafe dan Resto”. Tangerang: Jurusan Sistem Informasi konsentrasi Komputer akuntansi. STMIK Raharja.
  17. Anhar. 2010. “Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak”. Jakarta: Mediakita.
  18. Kustiyahningsih, Yeni. 2011. “Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL”. Jakarta: Graha Ilmu.
  19. 19,0 19,1 "Maesaroh, Siti. 2014. “Analisa Sistem Informasi Cash Flow Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan CV. Karya Dwi Putri”. Tangerang: Jurusan Sistem Informasi. STMIK Raharja.
  20. 20,0 20,1 20,2 Kustiyahningsih, Yeni. 2011. “Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL”. Jakarta: Graha Ilmu.
  21. Sigit, Christianus. 2010. ”Mudah Membuat Toko Online Dengan OsCommerce”. Yogyakarta: Andi Offset.
  22. Wahana Komputer. 2010. “Membuat Aplikasi Client Server dengan Visual Basic 2008”. Yogyakarta: Andi Offset.
  23. Kristanto, Andi. 2010. “Kupas Tuntas PHP & MYSQL. Jam Menguasai PHP dan MYSQL Dengan Mudah & Cepat”. Klaten : Cable Book.

DAFTAR LAMPIRAN

Contributors

Burhan