SI1122468595

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PEMANFAATAN METODE MODEL VIEW CONTROLLER

UNTUK PENGOLAH ASET INVENTARIS BERBASI WEB

PADA DINAS KEBERSIHANDAN PERTAMANAN

KOTA TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1122468595
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PEMANFAATAN METODE MODEL VIEW CONTROLLER

UNTUK PENGOLAH ASET INVENTARIS BERBASI WEB

PADA DINAS KEBERSIHANDAN PERTAMANAN

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1122468595
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 26 Januari 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 001405

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PEMANFAATAN METODE MODEL VIEW CONTROLLER

UNTUK PENGOLAH ASET INVENTARIS BERBASI WEB

PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1122468595
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Disetujui Oleh :

Tangerang, 26 Januari 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Sandro Alfeno, M.Kom)
   
(Dedy Iskandar, S.Kom)
NID : 08203
   
NID : 05060

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PEMANFAATAN METODE MODEL VIEW CONTROLLER

UNTUK PENGOLAH ASET INVENTARIS BERBASI WEB

PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN


KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1122468595
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, 26 Januari 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PEMANFAATAN METODE MODEL VIEW CONTROLLER

UNTUK PENGOLAH ASET INVENTARIS BERBASI WEB

PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1122468595
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 26 Januari 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1122468595

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Seiring tumbuh dan berkembangnya teknologi informasi saatini dan meningkatnya aktivitas akan penggunaan sebuah alat, maka pengeloladituntut memiliki pemahaman tentang bagaimana mengelola data suatu barang agarterdata, tercontrol, dan tepat guna dalam pemanfaatannya. Inventarisasimerupakan hal penting yang harus dilakukan oleh sebuah instansi pemerintahmaupun swasta, karena dengan adanya inventarisasi yang baik dan benar makasemua fasilitas peralatan serta barang-barang yang dibutuhkan oleh instansi dapatdiketahui dengan baik. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang adalah instansi pemerintahan yang bergerakdibidang kebersihan dan tata kota bagian pertamanan. didalam melakukanpengolahan aset inventaris masih menggunakan sistem komputerisasi biasa yaitumenggunakan aplikasi Micorosoft Excel untuk pencatatan saja, karena dirasakurang efektif dan efisien maka dibuatlah sebuah aplikasi pengolah asetinventaris yang bukan hanya sebagai basis data saja namun dapat melakukanpenghitungan barang yang tersedia secara otomatis dan up to date.


Kata Kunci: Pengolah Aset, Inventaris, Model View Controller

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim, Dengan memanjatkan segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasamelimpahkan rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikanpenyusunan Skripsi ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul yang diambil olehpenulis dalam pembuatan Skripsi ini yaitu “PEMANFAATAN METODE MODELVIEW CONTROLLER UNTUK PENGOLAH ASET INVENTARIS BERBASIS WEB PADA DINASKEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA TANGERANG ”.

Maksud dan tujuan dari penyusunan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja.

Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka Skripsi ini tidak dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, S.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Rahaja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika, yang telah memberikan masukan dan motivasi baik dalam perancangan maupun penyusunan laporan Skripsi ini.
  4. Bapak Sandro Alfeno, M.Kom., selaku dosen Pembimbing I.
  5. Bapak Dedy Iskandar, S.Kom., selaku dosen Pembimbing II.
  6. Seluruh dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
  7. Bapak Edi Iskandar selaku stakeholder yang telah banyak membantu penulis dalam Penyusunan Skripsi
  8. Terimakasih sebesar-besarnya kepada keluargaku Ayah Jupri dan Ibu Umi Lestari, Abang Deden dan Adikku Dina yang senantiasa selalu mendukung dan mendoakan saya untuk mendapatkan gelar sarjana ini.
  9. Special thanks to Annisa Firda Mujatahidah yang selalu mendukungku dan menjadi inspirasiku.
  10. Seluruh sahabat dan rekan-rekan Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung .

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Kuliah Skripsi ini masih terdapat kekurangan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penulis untuk menyempurnakannya di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan seluruh pembaca.

Tangerang, 26 Januari 2016
Mohammad Rizal Ghani
NIM. 1122468595

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring tumbuh dan berkembangnya teknologi informasi saat ini dan meningkatnya aktivitas akan penggunaan sebuah alat, maka pengelola dituntut memiliki pemahaman tentang bagaimana mengelola data suatu barang agar terdata, tercontrol,dan tepat guna dalam pemanfaatannya.

Semua ini merupakan hasil dari pemikiran-pemikiran manusia yang semakin cerdas dan berkembang dalam mengahadapi kehidupan. Perkembangan itu sendiri tidak lepasdari komputer yang juga memegang peranan penting dalam teknologi informasi,sehingga melalui komputer kita bisa mendapatkan informasi yang kita butuhkan tanpa adanya keterbatasan ruang dan waktu. Informasi yang terkomputerisasi merupakan salah satu cara untuk mengolah data menjadi informasi yang cepat, akurat dan efisien saat ini.

Inventarisasi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh sebuah instansi pemerintah maupun swasta, karena dengan adanya inventarisasi yang baik dan benar maka semua fasilitas peralatan serta barang-barang yang dibutuhkan oleh instansi dapat diketahui dengan baik.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang adalah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang kebersihan dan tata kota bagian pertamanan. Pada saat ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang khususnya bagian pertamanan telah menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk pencatatan data barang inventaris dan lokasi aset. Namun didalam melakukan pengolahan data barang inventaris di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang bagian pertamanan masih manual dan menggunakan sistem komputerisasi biasa yaitu pembuatan laporan dicatat terlebih dahulu dibuku besar kemudian diketik di komputer dengan menggunakan aplikasi Micorosoft Excel, lalu laporan persediaan tersebut dicetak, dilaporkan keatasan, diarsipkan,dan kemudian disimpan. Dalam pencarian data dan pembuatan laporan harus membuka arsip dan mencarinya satu persatu sehingga tidak efektif dan tidak efisien secara waktu. Walau sudah menggunakan aplikasi Microsoft Excel namun belumada aplikasi yang dapat menunjang efektifitas dan efisiensi dalam hal pencatatan, pencarian, penyimpanan dan pembuatan laporan khusunya untuk baranginventaris.

Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah aplikasi basis datainventaris yang dapat mengelola dan me-manage­barang-barang inventaris yang terdapat di Dinas Kebersihan dan Pertamanan KotaTangerang sehingga bisa terkoordinasi dengan baik. Aplikasi basis data initidak hanya sebagai database untukmenyimpan data namun mampu untuk menghitung jumlah setiap barang masuk, keluar,ataupun yang sudah rusak, serta adanya pelaporan untuk penggunaan baranginventaris oleh pegawai.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan pengembangan perangkat lunak yangberjudul “PEMANFAATAN METODE MODEL VIEW CONTROLLER UNTUK PENGOLAH ASET INVENTARIS BERBASIS WEB PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA TANGERANG".

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yang ada yaitu :

  1. Bagaimana proses pengolahan aset inventaris yang berjalan saat ini pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang ?

  2. Bagaimana membangun aplikasi pengolah aset inventaris pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang ?

Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan penulisan penelitian ini, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

  1. Pendataan aset yang sudah ada (kepemilikan, keberadaan, jumlah dan lain-lain), milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang khusunya pada bagian pertamanan saja.

  2. Proses peminjaman, pengembalian, pengadaan, dan laporan aset milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang hanya pada bagian pertamanan saja.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dalam penulisan laporan Skripsi ini, penulis mempunyai tujuan antara lain :

  1. Tujuan Operasional
    1. Membangun sistem pengolah aset inventaris yang dapat memudahkan proses inventarisasi menjadi efektif dan efisien.
    2. Membuat aplikasi pengolah aset inventaris yang dapat terdokumentasikan dengan baik.


  2. Tujuan Fungsional
    1. Menciptakan sistem pengolah aset inventaris yang dapat

      memberikan kemudahan dalam proses inventarisasi.

    2. Menciptakan aplikasi pengolah data inventaris yang

      dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dan terdokumentasi dengan baik.

  3. Tujuan Individual
    1. Sebagai syarat kelulusan program sarjana pada STMIK Raharja.
    2. Sebagai bentuk partisipasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dibidang teknologi dan informasi.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Operasional
    1. Dengan adanya sistem pengolah data inventaris, pengguna dapat melakukan proses inventarisasi dengan efisiensi waktu dengan hasil yang akurat. Serta dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan untuk pembelian, perbaikan, dan perawatan aset Dinas.
    2. Dengan adanya aplikasi pengolah data inventaris, pengguna dapat memonitoring jumlah aset perusahaan secara otomatis sehinggatidak terjadi penumpukan dan keterbatasan barang sesuai dengan ketentuan masa efektif pakai dan minimal stok.
  2. Manfaat Fungsional
    1. Menciptakan kemudahan dalam proses inventarisasi dan meminimalkan pengeluaran dari proses manual.
    2. Menghasilkan sebuah aplikasi pengolah data inventaris yang terdokumentasikan bagi pihak perusahaan.
  3. Manfaat Individual
    1. Menjadikan salah satu syarat kelulusan sarjana pada STMIK Raharja.
    2. Sebagai bentuk implementasi ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informatika yang didapat selama perkuliahan.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan Skripsi ini, maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut, yaitu:


    Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan Skripsi ini, maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut, yaitu:

    1. Metode Observasi (Observation Research)

      Melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung pada PT. Mitra Pest Control dengancara mengumpulkan data, informasi, dan mempelajari catatan serta dokumen yang ada. Adapun hasil yang di dapat dari observasi adalah mengetahui sistem yang berjalan khususnya dalam proses inventarisasi.

    2. Metode Wawancara (Interview Research)

      Melakukan kegiatan tanya jawab dengan stakeholder guna memperoleh data yang lebih detail dan memperkuat data sebelumnya serta melakukan pengamatan secara langsung.

    3. Metode Studi Pustaka

      Dilakukan dengan cara mempelajari referensi-referensi buku, jurnal, artikel, dan browsing internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Pengumpulan data dengan memanfaatkan daftar pustaka ini adalah agar lebih mendukung objek suatu penelitian dengan melakukan perbandingan teori-teori yang sudah ada dengan praktek yang ada di lokasi sumber data.


    Metode Analisis

    Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Analisis sistem dilakukan menggunakan Unified Modeling Languange (UML) dan elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu Elisitasi tahap I, Elisitasi tahap II, Elisitasi tahap III dan Elisitasi Final.

    Metode Perancangan Sistem

    Perancangan sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem. Tujuan perancangan sistem adalah:

    1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user) seperti merancang User Interface (UI), dan proses kerja aplikasi agar dapat mendokumentasikan data menghasilkan laporan data inventaris untuk pengambilan keputusan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang.
    2. Memberikan gambaran yang jelas tentang rancang bangun sistem pengolahan aset inventaris dengan menggunakan UML.

    Metode Pengujian

    Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

    Sistematika Penulisan

    Untuk memahami lebih jelas penelitian ini, maka penulis mengelompokkan materi laporan menjadi beberapa bab dengan sistematika penyampaiannya disampaikan sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan Skripsi ini.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini merupakan landasan teori dari penyusunan Skripsi yang membahas tentang definisi-definisi dan penjelasan yang berhubungan dengan penelitian.

    BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Bab ini berisikan tentang gambaran umum Dinas Kebersihan dan Petamanan Kota Tangerang, sejarah singkat, struktur organisasi, uraian sistem yang diusulkan digambarkan melalui flowchart, serta analisa kebutuhan sistem yang dituangkan dalam elisitasi.

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    Bab ini berisi tentang sistem yang diusulkan dan uraian mengenai tampilan layar dari program yang dibuat serta pengujian dari program yang dibuat.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis dari hasil penelitian yang dilakukan. Saran tersebut ditujukan untuk memperbaiki jika masih ada kekurangan pada sistem yang dibuat.

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR LAMPIRAN

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Data

    Definisi Data

    Menurut Suprihadi dkk. dalam Jurnal CCIT (2013:310)[1], “Data merupakan sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah.”

    Menurut Sutarman (2012:13)[2], “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.

    Menurut Sutabri (2012:72)[3], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan data adalah suatu fakta dan merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut.

    Klasifikasi Data

    Menurut Sutabri (2012:12)[3], data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai dibawah ini:

    1. Klasifikasi data menurut jenis data, yaitu:
      1. Data Ukur (Measurement Data) adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukan alat barometer atau termometer adalah hasil proses pengukuran.
      2. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) adalah hasil penghitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.
    2. Klasifikasi data menurut sifat data, yaitu:
      1. Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
      2. Data Kualitatif (Qualitative Data) adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.
    3. Klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:
      1. Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
      2. Data external adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data external ini terdiri dari 2 (dua) jenis.

    Pengolahan Data

    Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data.

    Menurut Sutabri (2012:6)[3], pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:

    1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbentuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: file induk dan file transaksi.
    2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance). Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi.

    Konsep Dasar Sistem

    Menurut Suprihadi dkk.[1] dalam jurnal CCIT (2013:310), “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

    Menurut Sutabri (2012:10)[1], “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

    Rohmat Taufiq (2013:2)[4], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

    Definisi Sistem

    Menurut Sutabri (2012:20)[3], model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut

    1. Komponen Sistem (Components) adalah suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.
    2. Batasan Sistem (Boundary) adalah ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
    3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment) adalah bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
    4. Penghubung Sistem (Interface) adalah media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.
    5. Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
    6. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi sub sistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi sub sistem lain.
    7. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
    8. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujujuan yang telah direncanakan.

    Karakteristik Sistem

    Menurut Sutabri (2012:20)[3], model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Komponen Sistem (Components) adalah suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.
    2. Batasan Sistem (Boundary) adalah ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
    3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment) adalah bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
    4. Penghubung Sistem (Interface) adalah media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.
    5. Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
    6. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi sub sistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi sub sistem lain.
    7. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
    8. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministicM. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujujuan yang telah direncanakan.

    Klasifikasi Sistem

    Menurut Sutabri (2012:22)[3], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

    1. Sistem abstak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.
    2. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
    3. Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.
    4. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk sub sistem lainnya.

    Konsep Dasar Informasi

    Definisi Informasi

    Menurut Maimunah dkk. dalam Jurnal CCIT (2012:57)[5]. “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimaanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”.

    Menurut Sutabri (2012:29)[3], “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

    Menurut Amin dkk. (2012:72)[6], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima dan digunakan untuk mengambil keputusan”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diproses dan digunakan untuk pengambilan keputusan

    Fungsi Informasi

    Menurut Sutabri (2012:12)[3], fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.

    Siklus Informasi

    Menurut Sutabri (2012:33)[3], data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menangkap informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Tindakan si penerima menjadi sebuah data baru. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

    Konsep Dasar Sistem Informasi

    Definisi Sistem Informasi

    Menurut O’Brien[7] dalam Yakub (2012:17), “Sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”.

    Menurut Tata Sutabri (2012:38)[3], “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu”.

    Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem informasi adalah suatu sistem yang sangat dibutuhkan organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan dan menyebarkan hasilnya (informasi).

    Konsep Dasar Analisa Sistem

    Definisi Analisa Sistem

    Menurut Yakub (2012:142)[7], “Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan)”.

    Menurut Mulyanto dalam Rasdiana (2013:30)[8], “Analisa sistem adalah teori sistem umum yang sebagai sebuah landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi didalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang/mengganti output yang sedang digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain (biasa jadi lebih sederhana dan lebih interatif) atau melakukan beberapa perbaikan serupa”.

    Tahapan Analisa Sistem

    Menurut Henderi dkk. dalam Jurnal CCIT (2011:322)[9], “Tahap analisis sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.

    Menurut Mulyanto dalam Hatmanto (2013:30)[10], di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem, diantaranya adalah:

    1. Identify, yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah.
    2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
    3. Analysis, yaitu melakukan analisa terhadap sistem.
    4. Report, yaitu membuat laporan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

    Konsep Dasar Teknologi Informasi

    Definisi Teknologi Informasi

    Untuk mengetahui pengertian teknologi informasi terlebih dahulu kita harus mengerti pengertian dari teknologi dan informasi itu sendiri. Berikut ini adalah pengertian teknologi informasi menurut beberapa ahli teknologi informasi :

    Menurut Sutarman (2012:17)[2], “Teknologi informasi adalah Sebuah aturan yang mendasar, garis besar/acuan, atau ide motivasi, yang diaplikasikan pada sebuah situasi, dan untuk menghasilkan sesuatu yang di harapkan sebagai studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras computer”.

    Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat.

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    Definisi Perancangan Sistem

    Perancangan sistem (design system) merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem agar mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada tahap analisa sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut.

    Menurut Jurnal CCIT Raharja Vol 6 No 2. Untung Raharja, dkk (Januari, 2012: Hal 228-229)[11], ”Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai pengambaran, perancangan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.Perancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan maka dari itu perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama yaitu untuk memenuhi kebutuhan untuk pemakai sistem dan memberikan gambaran yang jelas serta rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya. Perancangan sistem harus mencapai sasaran-sasaran yaitu perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Artinya data harus mudah ditangkap, metode-metode harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan. Perancangan sistem harus efisien dan efektif dalam mendukung keputusan dan dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem imformasi yang meliputi data dan informasi”.

    Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:197)[12], pada metode analisa sistem dan perancangan yang menggunakan metode yang dikenal dengan System Development Life Cyle (SDLC). SDLC merupakan metodologi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dari usaha analisa dan desain. Langkah-langkah SDLC sebagai berikut:

    1. Perancangan, Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkah-langkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.
    2. Analisa sistem, Melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekuranganya.
    3. Testing, Setelah sistem berhasil dirancang, langkah selanjutnya adalah pengujian untuk melihat apakah sistem telah dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahap ini, juga dilakukan penyesuaian-penyesuaian akhir.
    4. Implementasi, Pada tahap ini, program yang telah diuji secara offline kemudian diimplementasikan online dan dipublish secara resmi.
    5. Maintenance, Langkah terakhir dari SDLC yaitu maintenance dimana pada tahap ini sistem secara sistematis diperbaiki dan ditingkatkan.

    Jadi perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatukeahlian perancangan untuk elemen komputer yang akan menggunakan sistem tersebut yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.

    Teori Khusus

    Pengertian Pemanfaatan

    Pemanfaatan merupakan turunan kata dari kata ’Manfaat’, yakni suatu penghadapan yang semata-mata menunjukan kegiatan menerima. Penghadapan tersebut pada umumnya mengarah pada perolehan atau pemakaian yang hal-hal yang berguna baik di pergunakan secara langsung maupun tidak langsung agar dapat bermanfaat.

    Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, mengatakan bahwa :

    ”Pemanfaatan adalah hal, cara, hasil kerja dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna”.

    Dan jika dikaitkan dengan masalah penelitian ini, maka pemanfaatan disini berarti menggunakan atau memakai suatu hal yang berguna yang dalam hal ini adalah menggunakan atau memakai brosur sebagai media dalam menyampaikan informasi kepada publiknya yakni pelanggan yang merupakan salah satu dari publik eksternalnya.

    Konsep Dasar Aset

    Definisi Aset

    Menurut Dr. A. Gima Sugiama (2013:15)[13], “Aset adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) dimiliki oleh seseorang, sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah yang memiliki nilai ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value), nilai tukar (exchange value).”

    Definisi aset menurut Hadinata (2011:3)[14] “Asset Management is the set of activities associated with: Identifying what assets are needed, identifying funding requirements, acquiring assets, providing logistic and maintenance support system for assets, disposing or rewing assets. So as to effectively and efficiently meet the desired objective".

    Beradasarkan kesimpulan diatas maka aset adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis, dan diperoleh perusahaan untuk melakukan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.”

    Konsep Dasar Inventaris

    Definisi Inventaris

    Inventarisasi aset adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, pelaporan hasil pendataan aset, dan mendokumentasikannya baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud pada suatu waktu tertentu (Sugiama, 2013: 173)[13]

    Menurut Chabib Sholeh dan Heru Rochamnsjah (2010:180)[15] , “Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan penghitungan, pengurusan, penyelenggaraan peraturan, pencatatan data dan pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian”.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2014[16], menjelaskan bahwa “inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan Barang Milik Negara/Daerah.”

    Maka berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa inventarisasi adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan aspek fisik dan aspek legal dari aset berwujud (Tangible) maupun tidak berwujud (Intangible) yang dimiliki Pemerintah Daerah/Negara ataupun perusahaan. Aset-aset yang harus di iventarisasi yaitu : kendaraan, gedung, tanah, jalan (Jembatan), Peralatan.

    Definisi Inventaris

    Dengan dilakukannya proses inventarisasi seluruh aset beserta aspek legalnya akan memberikan keuntungan bagi pihak pemilik dalam mengelola aset-aset yang dimilikinya, dengan sistem pencatatan yang baik dan terintegrasi akan semakin memudahkan pemiliki dalam melakukan pengecekan, perawatan, maupun penghapusan aset yang sudah tidak berfungsi efektif. Adapun manfaat lainnya adalah :

    1. Mengetahui siapa yang menggunakan dan memanfaatkan asset.
    2. Mengetahui dengan mudah bagaimana penggunaan dan pemanfaatan asset.
    3. Membantu pemilik dalam pemantauan, pengendalian, dan pemeliharaan aset.
    4. Meningkatkan keamanan fisik dan aspek legal aset yang dimiliki.
    5. Memudahkan penyediaan informasi disaat pelaporan inventaris aset.

    Konsep Dasar Framework

    Definisi Framework

    framework adalah sekumpulan perintah atau fungsi dasar yang dapat membantu dalam menyelesaikan proses-proses yang lebih kompleks. Secara sederhana dapat diartikan sebagai kumpulan fungsi (libraries), maka seorang programmer tidak perlu lagi membuat fungsi-fungsi (kumpulan libraries) dari awal, programmer tinggal memanggil kumpulan library atau fungsi yang sudah ada didalam framework tersebut. Framework bukanlah peralatan/tools untuk memecahkan sebuah masalah, tetapi sebagai alat bantu dan menjadi konstruksi dasar yang menopang sebuah konsep atau sistem yang bersifat “essential support” atau penting tapi bukan komponen utama.

    Beberapa keuntungan jika kita menggunakan framework :

    1. Menghemat waktu pengembangan, dengan struktur dan library yang telah disediakan oleh framework maka tidak perlu untuk memikirkan hal tersebut, jadi langsung fokus ke proses inti yang sedang dikerjakan.
    2. Reuse of Code, dengan menggunkan framework maka pekerjaan kita akan memiliki struktur yang baku, sehingga kita dapat menggunakannya kembali di project lainnya.
    3. Bantuan komunitas, intinya ada komunitas framework yang siap untuk membantu.

    Kumpulan Best Practice, sebuah framework merupakan kumpulan Best Practice yang sudah teruji. Jadi dapat meningkatkan kualitas kode kita.

    Definisi MVC Model View Controller

    MVC merupakan suatu konsep yang cukup populer dalam membangun aplikasi web, MVC memisahkan aplikasi beradasarkan komponen utama membangun sebuah aplikasi seperti manipulasi data, user interface, dan bagian yang menjadi kotrol aplikasi. Secara umum framework menggunakan struktur MVC (Model View Controller), tujuan menggunakan MVC yaitu agar struktur kode yang dihasilkan menjadi lebih terstruktur dan memiliki standar yang jelas. Terdapat tiga jenis komponen yang membangun suatu MVC pattern dalam suatu aplikasi yaitu :

    1. Model, berhubungan langsung dengan database untuk memanipulasi data, menangani validasi dari bagian controller, namun dapat berhubungan langsung dengan bagian view.
    2. View, merupakan bagian yang menangani presentation logic. Pada suatu aplikasi web bagian ini biasanya berupa bagian template HTML. Yang diatur oleh controller. View berfungsi untuk menerima dan merepresentasikan data kepada user. Bagan ini tidadk memiliki akses langsung terhadap bagian model.
    3. Controller, merupakan bagian yang mengatur hubungan antara bagian model dan view. Controller berfungsi untuk menerima request dan data dari user kemudian menentukan apa yang akan diproses oleh aplikasi.
    4. MVC merupakan pattern yang tidak dapat langsung dipetakan menjadi kode, MVC lebih merupakan suatu rancangan konseptual atau paradigma. Seiring dengan semakin banyaknya penggunaan client side scripting, ada 3 jenis MVC yang terjadi pada suatu aplikasi web yaitu :

    1. Server Side MVC biasa terjadi pada aplikasi web tradisional yang tidak melibatkan client side seperti Javascript, Java Applet, Flash, dll. Server Side MVC menyerahkan keseluruhan proses bisnis pada server, aplikasi pada sisi user hanya dapat menerima. MVC jenis ini terkadang disebut juga dengan nama Thin Client.
    2. Mixed Client Side and Server Side MVC 1 client tidak menggunakan model sebagai jembatan untuk melakukan komunikasi pada server, dibandingkan dengan Server Side MVC, arsitektur ini memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi karena lebih banyak komponen yang terlibat. Untuk selanjutnya arsitektur ini disebut dengan Mixed MVC 1, Pada Mixed Client Side and Server Side MVC 2, client menggunakan model sebagai jembatan untuk melakukan komunikasi pada server, dibandingkan dengan arsitektur MVC yang lain, arsitektur ini memiliki tingkat kompleksitas yang paling tinggi karena lebih banyak komponen yang terlibat, sehingga membutuhkan sumber daya yang lebih besar pula. Untuk selanjutnya arsitektur ini disebut dengan Mixed MVC 2.
    3. Application MVC Rich Internet Application (RIA) disebut juga dengan nama Flat Client, merupakan aplikasi web yang memiliki kemampuan dan fungsi hampir seperti aplikasi desktop. RIA pada sisi client memiliki engine untuk mengambil data yang berada pada server sehingga pada client terdapat bagian MVC sendiri dan hanya membutuhkan bagian model pada sisi server.

    Fremeowrk CI (CodeIgniter)

    Codeigniter adalah aplikasi open source yang berupa framework PHP dengan model MVC untuk membangun Website dinamis dengan menggunakan konsep modern framework dengan OOP (Object Oriented Programming). Codeigniter dibuat pertama kali oleh Rick Ellis yang merupakan CEO dari Ellisab. Codeigniter memudahkan developer untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuatnya dari awal.

    1. Sistem kerja Codeigniter
      Alur kerja dari Framework Codeigniter meliputi :
      • Index.php merupakan conroller awal untuk menginisialisasikan kebutuhan untuk menjalankan Codeigniter sendiri.
      • Router/Routing merupakan bagian yang menentukan kegiatan yang harus dilakukan ketika ada perimntaan dari client.
      • Caching merupakan bagian yang mengecek apakah data sudah pernah diminta atau belum. Jika cache aktif, maka akan langsung dikirimkan ke client dengan mengabaikan alur kerja normal.
      • Security merupkan proses pemfilteran, agar terjamin keamananya.
      • Controller merupakan pengendali dari jalanya aplikasi.
      • View merupakan bagian yang menyajikan suatu informasi ke client sesuai dengan permintaan yang diminta (dengan melewati tahap index-controller).
    2. Kelebihan Codeigniter
      Ada beberapa kelebihan codeigniter dibandingkan dengan framework lain yaitu :
      1. Performa sangat cepat : salah satu tidak menggunakan framework adalah karena eksekusinya yang lebih lambat dari pada PHP form scratch, tetapi codeigninter sangat cepat bahkan mungkin bisa dibilang codeigniter adalah framework PHP yang paling cepat dibanding dengan framework PHP lainya.
      2. Konfigurasi yang sangat minim (nearly zero configuration) : Tentu saja dengan database dan keleluasaan routing tetap diizinkan melakukan konfigurasi dengan mengubah beberapa file konfigurasi dengan mengubah beberapa file konfigurasi seperti database.php atau config.php.
      3. Banyak komunitas : dengan banyaknya komunitas CI ini, memudahkan kita berinteraksi dengan pengguna CI yang lain sehingga akan lebih mudah bertanya jika menemukan kesulitan.
      4. Dokumentasi yang sangat lengkap : setiap paket instalasi disertai dengan user guide yang sangat bagus dan lengkap untuk dijadikan permulaan, dahasanya pun sangat mudah dipahami.
    3. Sedangkan kekurangan dari Framework Codeigniter adalah sebagai berikut :
      1. Tidak support AJAX an ORM.
      2. Banyak kelonggaran dalam coding, penamaan file dan membebaskan programmer untuk melanggar aturan MVC.
      3. Karena kelonggaran tersebut, CodeIgniter tak bisa dipakai jika membuat aplikasi skala besar, karena pengembangan malah akan semakin sulit dilakukan.

    Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

    Definisi UML

    Menurut Widodo (2011:6)[17], “UML adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

    Menurut Alim (2012:30)[18], “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menulis blueprint perangkat lunak. UML dapat digunakan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasikan artifak dari sistem perangkat lunak”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, “UML adalah bahasa yang digunakan untuk mem-visualisasikan, mendefinisikan, membangun dan membuat dokumen dari arsitektur perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses melalui metodologi pengembangan perangkat lunak dan melakukan implementasinya pada teknologi yang berbeda”.

    Jenis-Jenis Diagram UML

    1. Use Case

      Menurut Murad (2013:57)[19], “Diagram Use Case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki 2. fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user”.
      Menurut Triandini (2012:18)[20], langkah-langkah membuat diagram use case:

      1. Mengidentifikasi aktor. Perhatikan bahwa aktor sebenarnya adalah peran yang dimainkan oleh pengguna. Alih-alih menyusun daftar aktor sebagai Bob, Maria, atau Tuan Hendricks, sebaiknya identifikasi peran spesifik yang dimainkan oleh orang-orang tersebut. Ingatlah orang yang sama mungkin memainkan berbagai peran karena ia menggunakan sistem. Sistem lain juga dapat menjadi aktor dari sistem.
      2. Setelah peran aktor teridentifikasi, langkah berikutnya adalah menyusun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh peran-peran tersebut dalam penggunaan sistem. Tujuan tersebut merupakan tugas yang dilakukan oleh aktor untuk mencapai beberapa fungsi bisnis yang memberikannilai tambah bagi bisnis.
    2. Activity Diagram

      Menurut Murad (2013:53)[19], “Activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”.

      Menurut Vidia (2013:20)[21], “Activity diagram dibuat berdasarkan aliran dasar dan aliran alternatif pada skenario use case diagram. Pada activity diagram digambarkan interaksi antara aktor pada use case diagram dengan sistem”.

    3. Sequance Diagram

      Menurut Vidia (2013:21)[21], ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram. Sequence diagram menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas yang dideskripsikan pada class diagram dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut. Untuk aliran pesan, sequence diagram merujuk pada alur sistem activity diagram yang telah dibuat sebelumnya”.

      Menurut Wijayanto (2013:35)[22], ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram yang telah dibuat, maka digambarkan sequence diagram yang menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut”.

    4. Class Diagram
    5. Menurut Vidia (2013:21)[21], “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram”.

      Menurut Wijayanto (2013:33)[22], “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram yang telah dibuat, maka dapat diperoleh kelas-kelas yang digunakan dalam sistem”.

    Sifat Diagram UML

    Menurut Widodo (2011:10)[17], berikut ini adalah jenis diagram UML dan sifatnya :

    1. Class Diagram : Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, dan relasi-relasi.
    2. Use Case Diagram : Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas).
    3. Sequence Diagram : Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam waktu tertentu.
    4. Activity Diagram : Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.

    Konsep Dasar Website

    Definisi Website

    Menurut Murad (2013:49)[19], “Web adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

    Menurut Arief (2011:7)[23], “Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan protokol HTTP (hypertext transfer protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan website adalah suatu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen yang tersimpan dalam server serta untuk mengaksesnya dibutuhkan perangkat.

    Jenis-Jenis Website

    Menurut Arief (2011:8)[23], ditinjau dari aspek content atau isi, web dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: web statis dan web dinamis. Selain dari sisi content atau isi, web statis dan web dinamis dapat dilihat dari aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jebis web tersebut. Adapun jenis-jenis web:

    1. Web statis adalah web yang isinya atau content tidak berubah-ubah. Maksudnya adalah isi dari dokumen web tersebut tidak dapat diubah secara cepat dan mudah. Ini karena teknologi yang digunakan untuk membuat dokumen web ini tidakmemungkinkan dilakukan perubahan isi atau data. Teknologi yang digunakan untuk web statis adalah jenis client side scripting seperti HTML, CascadingStyle Sheet (CSS). Perubahan isi atau data halaman web statis hanya dapat dilakukan dengan cara mengubah langsung isinya pada file mentah web tersebut.
    2. Web dinamis adalah jenis web yang content atau isinya dapat berubah-ubah setiap saat. Web yang banyak menampilkan animasi flash belum tentu termasuk web dinamis karena dinamis atau berubah-ubah isinya tidak sama dengan animasi. Untuk melakukan perubahan data, user cukup mengubahnya langsung secara online di internet melalui halaman control panel atau administrasi yang biasanya telah disediakan untuk user administrator sepanjang user tersebut memiliki hak akses yang sesuai.

    Konsep Dasar Database dan MySQL

    Definisi Database

    Menurut Hidayati dkk[24]. dalam Jurnal CCIT (2011:238), menjelaskan bahwa “Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai representasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu. Database digunakan untuk menyimpan data agar data tersebut dapat dimanipulasi dengan mudah, terjamin kakuratannya, efisiensi dalam penyampaiannya, dan tentu saja dapat dengan mudah untuk diakses kembali”.

    Menurut Fathansyah (2012:2)[25], “Database adalah kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi informasi dari basis data tersebut.

    Desain Database

    Menurut Henderi dkk[9]. dalam Jurnal CCIT (2011:174), “Design Database dibuat setelah melakukan analisa terhadap data yang ada pada penerimaan mahasiswa baru sebagai objek pembuatan Prototype program sistem data warehouse dan data mining sebagai tools pengukuran kinerja”.

    MySQL

    Menurut Kustiyaningsih[26] (2011:147), “Tipe data MySQL adalah data yang terdapat dalam sebuah table berupa field-field yang berisi nilai dari data tersebut. Nilai data dalam field memiliki tipe sendiri-sendiri”. MySQL mengenal beberapa tipe data field yaitu :

    1. Tipe Data Numerik

      Tipe numerik dibedakan dalam dua macam kelompok, yaitu integer dan floatingpoint. Integer digunakan untuk data bilangan bulat sedangkan floatingpoint digunakan untuk bilangan desimal. Tipe data numerik selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

      Sumber: Kustiyahningsih (2011:147)

    2. Tipe Data Sring

      String adalah rangkaian karakter.Tipe-tipe data yang termasuk dalam tipe data string dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut:

    3. Tipe data char() dan varchar()

      Tipe data char() dan varchar() pada prinsipnya sama, perbedaannya hanya terletak padajumlah memori yang dibutuhkan untuk penyimpanannya. Memori yang dibutuhkanuntuk tipe data char() bersifatstatis, besarnya tergantung pada berapa jumlah karakter yang ditetapkan padasaat fieldtersebut dideklarasikan.Pada tipe data varchar() besarnya memori penyimpanan tergantung pada jumlah karakter tambah 1 byte, dapat dilihat pada Tabel 2.3.

      Sumber: Kustiyahningsih (2011:148)

    4. Tipe dan tanggal

      Untuk tanggal dan jam tersedia tipe-tipe data field berupa DATETIME, DATE, TIMESTAMP, TIME, dan YEAR. Masing-masing tipe mempunyaikisaran nilai tertentu. MYSQL akan memberikan peringatan kesalahan (error) apabila tanggal atau waktu yang dimasukkan salah. Kisaran nilai besar memori penyimpanan yang diperlukan untuk masing-masing tipe dapat dilihat pada Tabel :

    5. Operator MySQL

      Menurut Kustiyahningsih (2011:149)[26], MYSQL mendukung penggunaan operator-operator dan fungsi-fungsi diantaranya:

      1. Operator Aritmetika

        Suatu ekspresi yang melibatkan tipe data bilangan (NUMERIK) dan tanggal (DATE) menggunakan ekspresi aritmatika. Dapat dilihat pada tabel 2.5.

        Sumber: Kustiyahningsih (2011:149)

      2. Operator Pembanding

        Suatu ekspresi yangdapat digunakan pada klausa WHERE mempunyai sintaks sebagai berikut: WHERE exproperator value. Tabel 2.6. menunjukkan operator pembadingan pada MySQL.

        Sumber: Kustiyahningsih (2011:150)

      3. Operator Logika

        Operator ini digunakan untuk membandingkan dua nilai variable yang bertipe Boolean. Tabel 2.7. menunjukkan operator logika pada MYSQL

        Sumber: Kustiyahningsih (2011:150)

      4. Operator Karakter

        Operator untuk membentuk pencarian string yang sesuai dengan nilai yang mencantumkan pada kondisi. Kondisi pencarian dapat berisi karakter, ada 3 symbol khusus berikut ini yang dapat dilihat pada Tabel 2.8.

        Sumber: Kustiyahningsih(2011:151)

      5. Operator Lain-lain

        Operator yang digunakan untuk menguji nilai-nilai yang ada dalam list (tanda kurung) dan dapat juga untuk menampilkan baris berdasarkan suatu jangkauan (range) nilai.

        Sumber: Kustiyahningsih (2011:152)


      6. Fungsi Agregat

        Fungsi agregat (kadang kala disebut fungsi grup atau fungsi ringkasan) adalah fungsi yang disediakan oleh SQL untuk menghasilkan sebuah nilai berdasarkan sejumlah data. Fungsi sendiri adalah sesuatu kumpulan intruksi yang menghasilkan sebuah nilai jika dipanggil. Fungsi ini juga digunakan pada data numerik untuk meghitung nilai baik rata-rata dan jumlah dari sekumpulan data maupun pencarian jumlah baris dalam tabel. Untuk lebih jelasnya data dilihat dalam Tabel 2.10.

        Sumber: Kustiyahningsih (2011:152)




    Konsep Dasar XAMPP

    Menurut Yogi wicaksono dalam Selvy Eriani (2013)[27], “XAMPP adalah sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan Website berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL dikomputer lokal”. XAMPP berperan sebagai web server pada komputer anda dan juga dapat disebut sebuah CPanel server virtual, yang dapat membantu kita melakukan preview sehingga dapat memodifikasi Website tanpa harus online atau terakses dengan internet.

    Menurut Imansyah dalam Nina Rahayu (2013)[28], “XAMPP adalah installer yang membundel Apache, PHP,dan MySQL untuk Windows dalam satu paket”.

    Menurut Kartini dalam Nina Rahayu (2013)[28], “XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket”.

    Dari ketiga definisi di atas maka dapat disimpulkan XAMPP merupakan tool paket perangkat lunak yang terdiri atas Apache, PHP, MySQl dalam satu paket aplikasi yang dapat memodifikasi Website secara offline tanpa terkoneksi internet.

    Konsep Dasar PHP

    Menurut Kartini dalam Nina Rahayu (2013)[28], Dalam paketnya sudah terdapat Apache (web server), MySQL (database), PHP (server side scripting), Perl, FTP server, PhpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi webserver apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis untuk anda.

    XAMPP adalah sebuahwebserver. Asalkata dari XAMPP sendiri adalah:
    (X)  : Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi.
    (A)  : Apache merupakan suatu aplikasi webserver.
    (M)  : MySQL digunakan untuk aplikasi database server.
    (P)  : PHP bahasa pemrograman yang dipakai.
    (P)  : Perl bahasa pemrograman yang dipakai.

    Konsep Dasar Adobe Dremaweaver

    Definisi Adobe Dreamweaver

    Menurut Sibero, (2011:384)[29], “Dreamweaver merupakan sebuah produk web developer yang dikembangkan oleh Adobe Systems Inc., sebelumnya produk Dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc, yang kemudian sampai saat ini perkembangannya diteruskan oleh Adobe Systems Inc, Dreamweaver dikembangkan dan dirilis dengan kode nama Creative Suit (CS)”.

    Menurut Milician (2012:5)[30], “Dreamweaver CS3 is a powerful Hyper TextMarkup Language (HTML) editor used by professionals, as well as beginners.(Dreamweaver CS3 adalah Hyper Text Markup Language (HTML) editor yang digunakan oleh profesional, serta pemula)”.

    Berdasarkan definisi yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa Dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk membangun atau membuat sebuah aplikasi berbasis web.

    Ruang Kerja Adobe Dreamweaver

    Ruang kerja atau Workspace adalah bagian keseluruhan tampilan Adobe Dreamweaver. Ruang kerja Adobe Dreamweaver terdiri dari Welcome Screen, Menu, Insert Bar, Document Window, CSS Panel, Aplication Panel, Tag Inspector, Property Inspector, Result Panel, dan Files Panel. Masing-masing dari komponen tersebut memiliki fungsi dan aturan. Berikut dibawah ini penjelasannya:

    Sumber : Sibero (2012:384)

    Gambar 2.3
    Ruang Kerja Adobe Dreameaver CS5

    Keterangan Gambar 2.4 Ruang Kerja Adobe Dreamweaver CS5 :

    1. Document Window berfungsi menampilkan dokumen yang sedang dikerjakan.
    2. Insert Bar mengandung tombol-tombol untuk menyisipkan berbagai macam objek seperti image, table dan layer ke dalam dokumen.
    3. Document Toolbar berisikan tombol-tombol dan menu pop-up yang menyediakan tampilan berbeda dari Document Window.
    4. Panel Groups adalah kumpula panel yang saling berkaitan satu sama lainnya yang dikelompokkan dibawah satu judul.
    5. Tag Selector berfungsi menampilkan hirarki tag disekitar pilihan yang aktif pada Design View.
    6. Property Inspector digunakan untuk melihat dan mengubah berbagai property objek atau teks.
    7. Files Panel digunakan untuk mengatur file-file dan folder-folder yang membentuk situs.

    Konsep Dasar Testing

    Definisi Testing

    1. Verifikasi
      Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.
    2. Validasi
      Validasi menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna. Definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:
      1. Failure
        Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.
      2. Fault
        Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.
      3. Failure
        Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.
      4. Incident
        Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.

    Acuan Pengukuran Testing

    Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

    1. Waktu
      Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.
    2. Biaya
      Biaya Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.
    3. Kinerja Testing
      Kinerja testing Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.
    4. Kerusakan
      Seperti yang telah dijelaskan di subbab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

    Tipe dan Teknik Testing

    Menurut Rizky (2011:259)[31], “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.

    Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

    1. White Box Testing
      Menurut Rizky (2011:262)[31], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat
    2. Black Box Testing
      Black Box Testing Menurut Rizky (2011:265)[31], definisi black box testing adalah sebagai berikut: Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:
      1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.
      2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.
      3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.
      4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

      Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain:

      1. Equivalence Partitioning
        Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.
      2. Boundary Value Analysis
        Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.
      3. Cause Effect Graph
        Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.
      4. Random Data Selection
        Random Data Selection Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.
      5. Feauture Test
        Feature Test Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan malakukan entri nilai.

    Konsep Dasar Requirement Elicitaion

    Definisi Requirement Elicitaion

    Menurut Guritno (2011:301)[32], “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

    1. Unambiguous (tidak ambigu)
    2. Complete (lengkap) )
    3. Consistent (konsisten) )
    4. Modifiable (dapat diubah) )
    5. Traceable (dapat dilacak)

    Requirement diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Functional requirements Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya ayang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
    2. Nonfunctional requirements Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.
    3. Constraints (psudo requirement) Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.

    Konsep Dasar Elisitasi

    Definisi Elisitasi

    Menurut Raharja, dkk Jurnal CCIT Vol – 04 NO.3 (2011:302)[33], Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

    1. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai MDI :
      1. “M” pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. “D” pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna
      3. “I” pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem
    3. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :
      1. Technical (T)  : bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan.
      2. Operational (O) : bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan.
      3. Economic (E) : berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.
      2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
      3. Low (L) : Mudah dikerjakan.
    4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan. Requirement diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :
      1. Functional requirements Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya yang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
      2. Non Functional requirements Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior.



    Konsep Dasar Literature Review

    Definisi Literature Review

    Menurut Hasibuan dalam Rasdiana (2013:38)[8], “Literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan literature review adalah berupa bahan uraian teori yang diperoleh yang digunakan untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian dan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian”.

    Tujuan Literature Review

    Menurut Yuniarti (2012:3)[34], studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolok ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu.

    Literature Review

    Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini diantara lain:

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Endriawan pada tahun 2013 dengan judul “Pengembangan Sistem Pemantauan Aset Teknologi Informasi Pada PT. Pertamina”, Menjelaskan bahwa penelitian tesebut adalah melakukan penelitian untuk merancang sebuah sistem informasi yang dapat mengelola aset, meliputi, mencatat aset perusahaan pada unit operasi, mencatat aset perusahaan pada cost center mencatat aset perusahaan yang dibawa oleh pekerja, memungkinkan sentralisasi pencatatan aset perusahaan sehingga dapat mengawasai aset perusahaan, membantu pelaporan aset teknologi informasi dan membantu proses perpanjangan kontrak aset teknologi informasi pada vendor.
    2. Penelitian yang dilakukan oleh Suhairi pada tahun 2010 dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset Pada PT.CIPTAKRIDATAMA”, Menjelaskan bahwa penelitian tesebut adalah manajemen aset yang berjalan selama ini dilakukan secara manual sehingga sulit dilakukan penelusuran aset. Maka itu dilakukan perancangan suatu sistem informasi untuk mengelola aset yang dimiliki meliputi permintaan aset, persetujuan, pembelian, register, pengiriman dan penerimaan aset.
    3. Penelitian yang dilakukan oleh Ester Ivone Wiama pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Aset Pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Yogyakarta”, Menjelaskan bahwa penelitian tesebut untuk merancang aplikasi Sistem Informasi Aset pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Yogyakarta yang mencakup Proses pemeliharaan aset, Proses pencatatan, dan total laporan aset yang sebelumnya masih bersifat manual.
    4. Penelitian yang dilakukan oleh Maryono pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset TIK Studi Kasus: Asmi Santa Maria Yogyakarta”, Menjelaskan bahwa Pengelolaan aset barang di ASMI Santa Maria selama ini dilakukan dengan aplikasi MS Excel dalam format daftar inventaris barang. Aplikasi ini memiliki keterbatasan seperti tidak adanya rekaman detil aset barang, kesulitan melakukan penghitungan yang kompleks seperti penilaian aset, terbatasnya akses pihak lain yang membutuhkan, dan kurang dapat menangani penatausahaan aset barang yang dapat memberikan informasi real time, akurat, terintegrasi, dan user friendly. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan merancang kebutuhan sistem untuk mengelola aset TIK di ASMI Santa Maria Yogyakarta.
    5. Penelitian yang dilakukan oleh Reza Pahlava pada tahun 2015 dengan judul “Perancangan Aplikasi Monitoring Data Aset Dan Inventaris IT Berbasis Web Pada PT. IMS Logistics”, menjelaskan bahwa pada penelitian tersebut belum adanya sistem yang terintegrasi dalam pengolaan aset seperti kegiatan permintaan, peminjaman, pengembalian, pendataan aset dan lain-lain. karena masih menggunakan dokumen yang harus ditandatangani oleh manajemen, dan data aset masih disimpan dalam bentuk File Microsoft Excel.

    Tabel 2.11 Penelitian Sebelumnya






    {{pagebreak}

    BAB III

    ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang (DKP)

    Sejarah Singkat DKP

    Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang didirikan pada tahun 2008, Sesuai Pasal 14 ayat 1 Peraturan Daerah Kota Tangerang tahun No. 5 Tahun 2008 Tentang pembentukan dan susunan organisasi dinas daerah adalah melaksanakan sebagai urusan pemerintah daerah di bidang kebersihan dan pertamanan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

    Fungsi dari DKP Kota Tangerang adalah :

    1. Perumusan kebijakan teknis urusan kebersihan dan pertamanan.
    2. Penyelenggaraan pengendalian dan operasional kebersihan, pertamanan dan energi listrik.
    3. Pelaksanaan tugas teknis pembangunan, pemeliharaan pertamanan.
    4. Pelaksanaan tugas teknis pengendalian, pemeliharaan kebersihan.
    5. Pelaksanaan pengangkutan, penataan TPA, pengolahan dan pemberdayaan sampah.
    6. Pelaksanaan pengendalian dan penataan ruang reklame, dekorasi taman kota, kelistrikan dan penerangan jalan umum.
    7. Pelaksanaan regulasi dan pelayanan perijinan reklame.
    8. Pelaksanaan teknis administratif meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, dan administrasi perlengkapan.
    9. Pengoordinasian lintas sektor.
    10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

    Visi dan Misi DKP

    Visi

    Visi DKP Kota Tangerang yaitu “Menjadikan Kota Tangerang Yang Bersih, Indah, Hijau Dan Nyaman Menuju Terbangunnya Peradaban Baru Yang Berlandaskan Akhlaqul Karimah”.

    Misi

    Misi-Misi DKP Kota Tangerang sebagai berikut :

    1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan pelayanan publik.
    2. Mendorong terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development).
    3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pelayanan kebersihan dan pertamanan.
    4. Meningkatkan pelayanan Kebersihan dan Pertamanan yang bersinergi dengan partisipasi aktif masyarakat.
    5. Meningkatkan daya guna sampah sebagai sumberdaya yang bernilai ekonomi.

    Struktur Organisasi

    DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA TANGERANG

    Tugas dan Tanggung Jawab

    Susunan Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang menguraikan tugas pokok sebagai berikut :

    1. Kepala Dinas
      Kepala Dinas Memiliki tugas pokok untuk memimpin, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi dinas dalam lingkup urusan kebersihan dan pertamanan sesuai dengan visi, misi dan program walikota.
    2. Sekretariat, membawahkan :
      1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
      2. Sub Bagian Keuangan;
      3. Sub Bagian Perencanaan.

      Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan tugas dan fungsi dinas serta menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian dan perencanaan. Dalam rangka menjalankan tugas pokok ini, sekretaris memiliki fungsi :

      1. Melakukan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan sekretariat.
      2. Melakukan penyelenggaraan penyusunan usulan program, rencana kerja dan anggaran tahunan dinas.
      3. Melakukan penyelenggaraan administrasi umum, administrasi kepegawaian, dan administrasi keuangan.
      4. Melakukan pengawasan terhadap para kepala sub bagian yang dibawahkannya.
      1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi sekretariat di bidang administrasi umum dan administrasi kepegawaian. Dalam rangka menjalankan tugas pokok ini, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki
      2. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di Bidang Administrasi Keuangan.
      3. Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian, Perencanaan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang perencanaan.
    3. Bidang Bina Program, membawahkan :
      1. Seksi Pembinaan dan Pengawasan
      2. Seksi Pendataan dan Peningkatan Kapasitas
      3. Bidang Bina Program dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pembinaan, perencanaan teknis dan pengendalian atas pelaksanaan program peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya penanggulangan masalah sampah serta peningkatan kapasitas Dinas dalam mengangkut, memusnahkan, dan memanfaatkan nilai guna sampah.

      1. Seksi Pembinaan dan Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Bina Program yang berkenaan dengan pembinaan serta pengawasan atas pelaksanaan program peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya penanggulangan masalah sampah.
      2. Seksi Pendataan dan Peningkatan Kapasitas dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Bina Program yang berkenaan dengan pelaksanaan program peningkatan kapasitas dinas dalam menampung, mengangkut, memusnahkan dan memanfaatkan nilai guna sampah.
    4. Bidang Kebersihan, membawahkan :
      1. Seksi Pengangkutan Sampah
      2. Seksi Penampungan dan Penampungan Sampah
      3. Seksi Pengelolaan dan Pemberdayaan Sampah

      Bidang kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas dalam lingkup pelaksanaan penampungan, pengangkutan, pemusnahan dan pemanfaatan nilai guna sampah.

      1. Seksi Pengangkutan Sampah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Kebersihan yang berkenaan dengan pelaksanaan pengangkutan sampah dari Tempat Pembuangan Sampah Sementara ke Tempat Pembuangan Akhir serta pemberian pelayanan angkutan sampah dari tempat-tempat tertentu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota.
      2. Seksi Penampungan dan Penampungan Sampah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Kebersihan yang berkenaan dengan pelaksanaan penampungan dan pemusnahan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir.
      3. Seksi Pengelolaan dan Pemberdayaan Sampah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Kebersihan yang berkenaan dengan pelaksanaan, pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pemanfaatan nilai guna sampah.
    5. Bidang Pertamanan, membawahkan :
      1. Seksi Pembanguan dan Pemeliharaan Taman
      2. Seksi Reklame dan Dekorasi Kota
      3. Seksi Sarana Prasarana Taman dan Penerangan Jalan Umum.

      Bidang Pertamanan di pimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas dalam lingkup pertamanan.

      1. Seksi Pembanguan dan Pemeliharaan Taman dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pertamanan yang berkenaan dengan pembangunan serta pemeliharaan taman dan hutan kota.
      2. Seksi Reklame dan Dekorasi Kota dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pertamanan yang berkenaan dengan pengawasan, pembinaan, dan pengendalian di bidang reklame serta pembangunan dan pemeliharaan dekorasi kota.
      3. Seksi Sarana Prasarana Taman dan Penerangan Jalan Umum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pertamanan yang berkenaan dengan pengawasan, pembinaan, dan pengendalian di bidang sarana prasarana taman dan penerangan jalan umum.
    6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlengkapan dan Perbekalan
    7. dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Dinas yang berkenaan dengan pemeliharaan armada pengangkut sampah dan alat berat serta penyelenggaraan pengelolaan perlengkapan dan perbekalan petugas operasional lapangan.

    8. Kepala UPTD Pengelolaan Sampah dan Taman Wilayah Barat dan UPTD Pengelolaan Sampah dan Taman Wilayah Timur
    9. mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Dinas yang berkenaan dengan penampungan dan pengangkutan sampah serta pemeliharaan taman dan jalur-jalur hijau di Kecamatan-Kecamatan yang menjadi wilayah kerjanya, dibawah koordinasi Bidang Kebersihan dan Bidang Pertamanan pada Dinas.

    10. Kelompok Jabatan Fungsional
    11. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari : Statistisi, Arsiparis dan Komputer.

    Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

    Untuk menganalisa sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan program Unified Modeling Languange (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

    Prosedur Sistem Yang Berjalan

    1. Prosedur Peminjaman Aset
      1. Seksi Pertamanan mengisi form permintaan aset DKP yang tersedia.
      2. Seksi Pertamanan melapor ke Staff Bag. Pertamanan.
      3. Staff Bag. Pertamanan mengecek ketersediaan aset DKP yang akan dipinjam.
      4. Selanjutnya Seksi Pertamanan tersebut meminta persetujuan berupa tanda tangan dari Staff Bag. Pertamanan Pertamanan dan Kepala Bagian.
      5. Form permintaan diserahkan ke Staff Bag. Pertamanan untuk didata aset yang ingin diminta dan disimpan untuk laporan, kemudian memberikan aset DKP tersebut ke Seksi Pertamanan yang bersangkutan.
    2. Prosedur Perbaikan Aset
      1. Seksi Pertamanan mengisi form dari asetnya yang rusak ke Bagian Pertamanan.
      2. Seksi Pertamanan meminta persetujuan berupa tanda tangan dari Staff Bag. Pertamanan.
      3. Bagian Pertamanan menganalisa kondisi aset DKP masih layak atau harus diperbaiki.
      4. Jika aset DKP layak untuk diperbaiki, maka Bagian Pertamanan akan melakukan perbaikan terhadap aset DKP yang rusak.
      5. Jika aset DKP yang rusak tidak bisa diperbaiki, maka bagian pertamanan akan menukar Aset DKP tersebut dengan Aset DKP yang ada.
    3. Prosedur Pengembalian Aset
      1. Seksi Pertamanan yang bersangkutan mengisi form pengembalian aset DKP ke Staff Bag. Petamanan.
      2. Selanjutnya Bagian Pertamanan mengecek kelengkapan Aset DKP yang dikembalikan.
      3. Jika Aset tidak lengkap maka tidak akan diterima oleh Staff Bag. Pertamanan
      4. Jika lengkap maka Bagian Pertamanan menerima pengembalian Aset dan menandatangani form pengembalian aset.
      5. Selanjutnya Staff Bagian Pertamanan meminta persetujuan berupa tanda tangan dari Kepala Bagian Pertamanan.
      6. Lalu Staff Bagian Pertamanan menyimpan Form Pengembalian Aset yang sudah ditanda tangani
    4. Prosedur Pengadaan Aset
      1. Staff Bagian Pertamanan membuat proposal yang berisi data-data aset DKP yang akan dibeli, perkiraan harga, dan tujuan pembelian aset DKP tersebut.
      2. Kepala Bagian Pertamanan menganalisa proposal tersebut, dan menandatangani persetujuan pengadaan Aset DKP tersebut.
      3. Proposal tersebut diserahkan ke Sub. Bagian Keuangan.
      4. Bagian Pertamanan menunggu persetujuan Sub. Bagian Keuangan untuk pembeliaan Aset, apabila sudah disetujui, bagian Pertamanan akan melakukan pembelian aset-aset yang diperlukan.
    5. Prosedur Pembuatan Laporan
      1. Laporan peminjaman aset DKP
      2. Laporan pengembalian aset SKP
      3. Laporan data aset DKP
      4. Laporan data perbaikan aset DKP

    Rancangan Sistem Yang Berjalan

    Peneliti menggunakan program Unified Modelling Languange (UML) untuk menganalisa dan menggambarkan sistem yang berjalan saat ini.

    1. Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan
    2. Gambar 3.2. Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan

      Berdasarkan use case yang telah dijelaskan diatas maka skenarionya sebagai berikut :

    3. Sequance Diagram Sistem Yang Berjalan
      1. Sequance Diagram Sistem Peminjaman Aset
      2. Gambar 3.3 Sequance Diagram Sistem Peminjaman Aset

        Berdasarkan Gambar 3.3. Sequance Diagram Peminjaman Aset :

        1. 3 Actor : Seksi Pertamanan, Staff Bag. Pertamanan, Kepala Bagian.
        2. 2 Lifeline : Form Peminjaman dan Aset DKP.
        3. 11 Message tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor tersebut.
      3. Sequance Diagram Sistem Pengembalian Aset
      4. Gambar 3.4 Sequance Diagram Sistem Pengembalian Aset

        Berdasarkan Gambar 3.5. Sequance Diagram Pengembalian Aset :

        1. 3 Actor : Seksi Pertamanan, Staff Bag. Pertamanan, dan Kepala Bagian.
        2. 2 Lifeline : Form Pengembalian dan Aset DKP.
        3. 13 Message tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor tersebut.


      5. Sequance Diagram Pengadaan Aset
      6. Gambar 3.5 Sequance Diagram Sistem Pengadaan Aset

        Berdasarkan Gambar 3.6. Sequance Diagram Pengadaan Aset :

        1. 3 Actor : Staff Bag. Pertamanan, Kepala Bagian. Pertamanan, dan Sub Bag. Keuangan.
        2. 2 Lifeline : Proposal Pengadaan dan Aset DKP.
        3. 9 Message tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor tersebut.
      7. Sequance Diagram Laporan
      8. Gambar 3.6 Sequance Diagram Laporan

        Berdasarkan Gambar 3.7. Sequance Diagram Laporan :

        1. 2 Actor : Staff Bag. Pertamanan dan Kepala Bagian.
        2. 1 Lifeline : Laporan
        3. 4 Message tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor tersebut.
      9. Activity Diagram Sistem Yang Berjalan
        1. Activity Diagram Peminjaman Aset
        2. Gambar 3.7 Activity Diagram Sistem Peminjaman Aset

          Berdasarkan Gambar 3.8. Activity Diagram Peminjaman Aset :

          1. 1 Initial node yang merupakan awal kegiatan.
          2. 3 Vertical swimeline yaitu : Seksi Pertamanan, Staff Bag. Pertamanan, Kepal Bagian.
          3. 6 Activity yang biasa dilakukan oleh actor-actor.
          4. 1 Final node yang merupakan akhir kegiatan.


        3. Activity Diagram Perbaikan Aset
        4. Gambar 3.8 Activity Diagram Sistem Perbaikan Aset

          Berdasarkan Gambar 3.9. Activity Diagram Perbaikan Aset :

          1. 1 Initial node yang merupakan awal kegiatan.
          2. 2 Vertical Swimeline yaitu : Seksi Pertamanan dan Staff Bag. Pertamanan.
          3. 5 Activity yang biasa dilakukan oleh actor-actor.
          4. 1 Final node yang merupakan akhir kegiatan.


        5. Activity Diagram Pengembalian Aset
        6. Gambar 3.9 Activity Diagram Sistem Pengembalian Aset

          Berdasarkan Gambar 3.10. Activity Diagram Pengembalian Aset :

          1. 1 Initial node yang merupakan awal kegiatan.
          2. 3 Vertical swimeline yaitu : Seksi Pertamanan. Staff Bag. Pertamanan, dan Kepala Bagian.
          3. 4 Activity yang biasa dilakukan oleh actor-actor.
          4. 1 Final node yang merupakan akhir kegiatan.


        7. Activity Diagram Pengadaan Aset
        8. Gambar 3.10 Activity Diagram Sistem Pengadaan Aset

          Berdasarkan Gambar 3.11. Activity Diagram Pengadaan Aset :

          1. 1 Initial node yang merupakan awal kegiatan.
          2. 3 Vertical swimeline yaitu : Staff Bag. Pertamanan, Kepala Bagian, dan Sub. Bag. Keuangan.
          3. 5 Activity yang biasa dilakukan oleh actor-actor.
          4. 1 Final node yang merupakan akhir kegiatan.
        9. Activity Diagram Laporan
        10. Gambar 3.11 Activity Diagram Laporan

          Berdasarkan Gambar 3.12. Activity Diagram Laporan :

          1. 1 Intial node yang merupakan awal kegiatan.
          2. 2 Vertical swimeline yaitu : Staff Bag. Pertamanan dan Kepala Bagian.
          3. 4 Activity yang biasa dilakukan oleh actor-actor.
          4. 1 Final node yang merupakan akhir kegiatan.

        Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

        1. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)
          • Processor : Pentium IV
          • Monitor : SVGA 14”
          • Mouse : Optical
          • Keyboard : PS2
          • Ram : 1 GB
          • Harddisk : 100 GB
          • Printer : Epson L300 Inkjet
        2. Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)
          • Microsoft Windows 7
          • Microsoft Office 2007
          <li style="font-size: 12pt; font-family: 'times new roman'; text-align: justify; line-height: 2"Hak Akses (Brainware>
        3. Untuk mengoperasikan dan mengolah data hanya dapat dilakukan oleh Staff Bagian Pertamanan dan Kepala Bagian.

        Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

        Permasalahan Yang Dihadapi

        Berdasarkan analisis yang dilakukan, sistem pengolahan aset inventaris yang sedang berjalan pada bagian pertamanan di DKP sudah terkomputerisasi dengan memanfaatkan aplikasi Microsoft Excel, namun belum maksimal dikarenakan adanya kegiatan yang masih manual seperti pencatatan dan penyimpanan dokumen sehingga membutuhkan banyak kertas dan ruang penyimpanan. Dan akhirnya terkadang membuat admin lupa menginputkan data ke komputer karena masih dikerjakan manual.

        Alternatif Pemecahan Masalah

        Setelah menganalisa dan meneliti dari beberapa permaslahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, ada beberapa alternatif pemecehan masalah yang dihadapi , yaitu :

        1. Diperlukan sistem yang mencakup seluruh kegiatan sistem Pengolahan Aset DKP sehingga tidak ada lagi kegiatan manual (papperless).
        2. Sistem yang diperlukan mampu memberikan informasi yang akurat tentang jumlah aset yang tersedia.

        User Requirement

        Elisitasi Tahap I

        Elisitasi Tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan staff bagian pertamanan. Berikut dilampirkan Diagram Elisitasi Tahap I :

        Tabel 3.5 Elisitasi Tahap I

        Elisitasi Tahap II

        div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">

        Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I, kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi:

        </div>

        Elisitasi Tahap III

        div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">

        Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Terdapat requirement yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Berikut penjelasannya :

        </div>

        FINAL DRAFT ELISITASI

        div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">

        Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi.

        </div>

        Tabel 3.8 Final Draft Elisitasi

        BAB IV

        HASIL PENELITIAN

        Rancangan Sistem Usulan

        Setelah mengadakan analisa dan penelitian yang sedang berjalan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang sedang berjalan saat ini. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, dan sequance diagram.

        Prosedur Sistem Usulan

          1. Melakukan Login
          2. Menampilkan Menu Utama
          3. Melakukan input data user, kategori, aset
          4. Melakukan input transaksi peminjaman dan pengembalian
          5. Melakukan input pengadaan barang aset
          6. Melakukan print bukti peminjaman dan pengembalian
          7. Melihat laporan data inventaris, barang, peminjaman, pengembalian dan grafik aktivitas inventaris
          8. Logout
        1. User
          1. Melakukan Login
          2. Menampilkan Menu Utama
          3. Melihat laporan data inventaris, barang, peminjaman, pengembalian dan grafik aktivitas inventaris
          4. Logout

        Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

        Gambar 4.1 Use Case Diagaram Sistem Yang Diusulkan

        Tabel 4.1 Deskripsi Skenario Use Case Login

        Tabel 4.2 Deskripsi Skenario Use Case Menu Utama Admin

        Tabel 4.3 Deskripsi Skenario Use Case Menu Utama User

        Activity Diagram Yang Diusulkan

        1. Activity Diagram Staff Bag. Pertamanan

          Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Usulan Staff Bag. Pertamanan

          Berdasarkan Gambar 4.2 Activity Diagram diatas terdapat :

          1. 1 initial node yang merupakan awal kegiatan.
          2. 1 actor yang dapat melakukan kegiatan yaitu Staff Bag. Pertamanan
          3. 11 action state yang berawal pada halaman login jika gagal maka akan kembali ke halaman login tapi jika berhasil maka akan masuk kehalaman utama/home admin yang berisi menu user, menu barang, menu peminjaman, menu pengembalian, menu pengadaan, laporan dan logout.
          4. 1 final node yang merupakan akhir dari kegiatan Staff Bag. Pertamanan.
        2. Activity Diagram Kepala Bagian
        3. Gambar 4.3 Activity Diagram Sistem Usulan Kepala Bagian

          Berdasarkan gambar 4.3 Activity Diagram diatas terdapat :

          1. 1 initial code yang merupakan awal kegiatan
          2. 1 actor yang dapat melakukan kegiatan yaitu Kepala Bagian.
          3. 11 action state yang berawal pada halaman login jika gagal maka kembali ke login tapi jika berhasil maka akan masuk ke halaman utama/home user yang berisi menu grafik aktifitas inventaris dan laporan yang diantaranya terdiri atas laporan barang, peminjaman, pengembalian, dan pengadaan, serta terdapat menu logout.
          4. 1 final node yang merupakan akhir dari kegiatan Kepala Bagian.




        Sequence Diagram Yang Diusulkan

        1. Sequance Diagram Sistem Usulan Staff Bag. Pertamanan

          Gambar 4.4 Sequance Diagram Sistem Usulan Staff Bag. Pertamanan

          Berdasarkan Gambar 4.4 Sequance Diagram diatas terdapat :

          1. 1 Actor yang melakukan kegiatan yaitu Staff Bag. Pertamanan.
          2. 8 Lifeline yaitu Login, Home Admin, Menu User, Menu Peminjaman, Menu Pengembalian, Menu Pengadaan, Laporan, dan Logout.
          3. 14 Message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor tersebut.
        2. Sequance Diagram Sistem Usulan Kepala Bagian

          Gambar 4.5 Sequance Diagram Sistem Usulan Kepala Bagian

          Berdasarkan Gambar 4.4 Sequance Diagram diatas terdapat :

          1. 1 Actor yang melakukan kegiatan yaitu Kepala Bagian.
          2. 5 Lifeline yaitu Login, Home User, Menu Grafik Aktivitas Inventaris, Menu Laporan, dan Menu Logout.
          3. 8 Message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor tersebut.

          Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

          Tabel 4.4 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

          Rancangan Basis Data

          Normalisasi

          Bentuk normal suatu basis data relasional dicapai melalui beberapa tahapan yang disebut proses normalisasi. Langkah-langkah Unnormalized yaitu First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2NF), dan Third Normal Form (3NF) yang akan dibahas sebagai berikut :

          1. UNNORMALIZED
          2. Unnormalized Form merupakan sebuah kumpulan data yang akan direkap, tidak ada keharusan untuk mengikuti suatu format tertentu, bisa saja tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

            Tabel 4.5 Unnormalized


          3. FIRST NORMAL FORM (1NF)
          4. First Normal Form (1NF) merupakan sebuah tabel tersendiri untuk setiap kelompok data yang berhubungan.

            Tabel 4.6 First Normal Form (1NF)

          5. SECOND NORMAL FORM (2NF)
          6. Second Normal Form (2NF) merupakan tabel yang telah normal dan untuk digunakan dalam sistem yang akan dibangun dan terdiri dari 8 tabel yaitu : pengguna, pegawai, bagian, peminjaman, peminjaman_detail, pengembalian, aset, dan kategori.

            Gambar 4.7 Second Normal Form (2NF)

            Tabel 4.7 Relasi Antar Tabel

          Spesifikasi Basis Data

          Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

          1. Nama File : Pengguna
            Akronim : pengguna
            Fungsi :untuk menyimpan dan mengetahui data pengguna
            Tipe File : File Master
            Organisasi File : Index Sequential
            Media: Harddisk
            Panjang Record : 203
            Primary Key : id_pengguna
          2. Tabel 4.8 Spesifikasi Pengguna

          3. Nama File : Pegawai
            Akronim : pegawai
            Fungsi : untuk menyimpan dan mengetahui data pegawai
            Tipe File : File Master
            Organisasi File : Index Sequential
            Media : Harddisk
            Panjang Record : 146
            Primary Key : id_pegawai
          4. Tabel 4.9 Spesifikasi Pegawai

          5. Nama File : Bagian
            Akronim : bagian
            Fungsi : untuk menyimpan dan mengetahui data Bagian
            Tipe File : File Master
            Organisasi File : Index Sequential
            Media : Harddisk
            Panjang Record : 37
            Primary Key : id_bagian
          6. Tabel 4.10 Spesifikasi Bagian


          7. Nama File : Peminjaman_Detail
            Akronim : peminjaman_detail
            Fungsi : untuk menyimpan dan mengetahui data Peminjaman Detail
            Tipe File : File Master
            Organisasi File : Index Sequential
            Media : Harddisk
            Panjang Record : 25
            Primary Key : id_peminjaman_detail
          8. Tabel 4.12 Spesifikasi Peminjaman Detail

          9. Nama File : Pengembalian
            Akronim : pengembalian
            Fungsi : untuk menyimpan dan mengetahui data Pengembalian
            Tipe File : File Master
            Organisasi File : Index Sequential
            Media : Harddisk
            Panjang Record : 21
            Primary Key : id_pengembalian
          10. Tabel 4.13 Spesifikasi Pengembalian



          11. Nama File : Aset
            Akronim : aset
            Fungsi : untuk menyimpan dan mengetahui data Aset
            Tipe File : File Master
            Organisasi File : Index Sequential
            Media : Harddisk
            Panjang Record : 140
            Primary Key : id_aset
          12. Tabel 4.14 Spesifikasi Aset


          13. Nama File : Kategori
            Akronim : kategori
            Fungsi : untuk menyimpan dan mengetahui data Kategori Aset
            Tipe File : File Master
            Organisasi File : Index Sequential
            Media : Harddisk
            Panjang Record : 37
            Primary Key : id_kategori
          14. Tabel 4.15 Spesifikasi Kategori


          Flowchart System yang diusulkan

          Gambar 4.7 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

          Rancangan Prototype

          Prototype Admin

          Prototype User

          Konfigurasi Sistem Usulan

          Spesifikasi Hardware

          Perangkata keras (Hardware) yang diusulkan untuk sistem baru ini adalah sebagai berikut :

          • Processor : CPU @2.30GHz (4 CPUs), ~2.3GHz
          • Monitor : SVGA 14”
          • Mouse : Optical
          • Keyboard : PS2
          • Ram : 1 GB
          • Harddisk : 100 GB
          • Printer : Epson L300 Inkjet

          Aplikasi Yang Digunakan

          • Microsoft Windows 7
          • Microsoft Office 2010
          • Google Chrome
          • Adobe Dreamweaver CS5
          • Framework CodeIgniter V.2.0
          • Framework Bootsrap V.3.0

          Hak Akses

          Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan 2 Bagian yang memilki hak akses yaitu :

          1. Admin
          2. User

          Testing

          Metode Implementasi

          Implementasi program dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

          Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

          Pengujian Black Box

          Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box untuk fungsi login, yaitu sebagai berikut:

          Evaluasi

          Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

          Implementasi

          Schedule Implementasi

          Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:

          Estimasi Biaya

          Estimasi Biaya

          BAB V

          PENUTUP

          Kesimpulan

          Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

          1. Dengan dibuatnya sistem inventaris terkomputerisasi bisa meminimalisir kesalahan dan menghemat ruang penyimpanan data.
          2. Untuk memberikan proses dan hasil yang baik terhadap kegiatan inventaris, maka dirancanglah sistem aplikasi yang dapat mengelolah data inventaris menjadi lebih baik dan terorganisir serta mempercepat proses pencarian aset secara akurat.

          Saran

          Saran yang dapat disampaikan penulis untuk pengembangan selanjutnya dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut :

          1. Sistem yang dibuat masih bersifat offline. Alangkah baiknya sistem dibuat online agar setiap komputer di tiap bagian saling terhubung dan terintegrasi dalam proses inventarisasi.
          2. Perlu dibuatkannya scan dan print barcode barang sehingga lebih memudahkan dalam proses penginputan aset.

          DAFTAR PUSTAKA

          1. 1,0 1,1 1,2 Suprihadi, Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013. Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster, Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller. Vol.6 No.3 – Mei 2013 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
          2. 2,0 2,1 Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
          3. 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.
          4. Taufiq, Rohmat.2013. Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta : Graha ilmu.
          5. Maimunah, Lusyani Sunarya, Nina Larasati. 2012. Media Company Profile Sebagai Penunjang Informasi dan Promosi. Journal CCIT Vol.5 No.3 – Mei 2012 STMIK Raharja
          6. Amin. Zaenal. Santoso, Yudi. 2012. Pemodelan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PT. Nutech Pundi Arta. Jakarta: Universitas Budi Luhur.
          7. 7,0 7,1 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
          8. 8,0 8,1 Rasdiana, Erlita. 2013. Analisa Pengembangan Sistem Informasi Student Information Service (SIS) Pada Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang: Laporan Kuliah Kerja Praktek STMIK Raharja.
          9. 9,0 9,1 Henderi, Maimunah, Randy Andrian. Desain aplikasi E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Journal CCIT Vol-4 No.3 – Mei 2011.
          10. Hatmanto, Nugroho Adi. 2013. Aplikasi Mobile Learning Berbasis Android Pada STMIK Raharja Jurusan Teknik Informatika Konsentrasi Software Engineering. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
          11. Raharja, Untung. Ir, dkk. 2012.Jurnal CCIT”, Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang.
          12. Aisyah, Siti dan Nawang Kalbuana. 2011. Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME. Jurnal CCIT Vol-4 No.2 – Januari.
          13. 13,0 13,1 Sugiama, A. Gima. 2013. Manajemen Aset Pariwisata Pelayanan Berkualitas agar Wisatawan Puas dan Loyal. Bandung : Guardaya Intimarta.
          14. Hadinata, Acep. 2011, Bahan Ajar Manajemen Aset : Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Pengurusan Piutang Dan Lelang Negara, STAN, Jakarta.
          15. Chabib, Soleh dan Rochmansjah, Heru. 2010. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Bandung : Fokusmedia.
          16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2014, Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Pasal 1 Ayat 25 No. 27
          17. 17,0 17,1 Prabowo Pudjo Widodo.2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika.
          18. Alim.Yadanur, dkk. 2012. Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Pemeriksaan Pasien Di Instalasi Radiologi Rsud Kajen Dengan Unified Process. Semarang: Universitas Diponegoro. Vol. 2, No. 4, ISSN 2086-4930.
          19. 19,0 19,1 19,2 Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
          20. Triandini. Evi dan Suardika. I Gede. 2012. Step by Step Desain Proyek Menggunakan UML. Yogyakarta: Andi.
          21. 21,0 21,1 21,2 Vidia. Dhanada, dkk. 2013. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya Dengan Metode Berorientasi Objek. Surabaya: Universitas Airlangga.
          22. 22,0 22,1 Wijayanto. Tegar, dkk. 2013. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Dan Penjualan Barang Dengan Metode Berorientasi Objek Di U.D. Aneka Jaya Surabaya. Surabaya: Universitas Airlangga.
          23. 23,0 23,1 Arief. M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
          24. Hidayati, Untung Raharja, Mia Novalia. 2011. Peningkatan kinerja distributed database melalui metode DMQ Base Level. Journal CCIT Vol-4 No.3-Mei 2011 ISSN : 1978-8282 STMIK Raharja.
          25. Fathansyah. 2012. Basis Data. Bandung: Informatika.
          26. 26,0 26,1 Kustiyaningsih, Yeni. 2011. Pemrograman Basis Data Berbasis WebMenggunakan PHP & MySQL. Jakarta: Graha Ilmu.
          27. Eriani, Selvy. 2013. Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Training Berbasis Web Pada LKP. Balaraja Cendekia Graha, (Laporan Skripsi, STMIK Raharja,Tangerang).
          28. 28,0 28,1 28,2 Rahayu, Nina. 2014. Perancangan Executive Informasi System (EIS) Dalam Bidang Penjualan pada Karinda Cafe dan Resto. (Laporan Skripsi, AMIK Raharja, Tangerang).
          29. Sibero,Alexander F.K. 2012. Kitab Suci Web Programing. Jakarta: Mediakom.
          30. Milician.2012. Dreamweaver CS3 Basic. USA: University Florida.
          31. 31,0 31,1 31,2 Rizky, Soetam.2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.
          32. Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta.
          33. Rahardja Untung, Hidayati, Mia Novalia. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Methode DMQ Base Level. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. Jurnal CCIT Vol.4 No.3.
          34. Yuniarti. Evi, dkk. 2012. Kinerja Laporan Keuangan Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja. Lampung: Politeknik Negeri Lampung.

          DAFTAR LAMPIRAN

Contributors

Mohammad Rizal Ghani