SI1111469848

Dari widuri
Ini adalah revisi disetujui dari halaman ini, juga revisi terkini.
Lompat ke: navigasi, cari

APLIKASI SISTEM PENGENDALIAN STOCK CHEMICAL

UNTUK MEMONITORING PERSEDIAAN PRODUKSI

DI PT. PANARUB INDUSTRY


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1111469848
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

APLIKASI SISTEM PENGENDALIAN STOCK CHEMICAL

UNTUK MEMONITORING PERSEDIAAN PRODUKSI

DI PT. PANARUB INDUSTRY

Disusun Oleh :

NIM
: 1111469848
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 17 Juli 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Raharja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom)
NIP : 00594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

APLIKASI SISTEM PENGENDALIAN STOCK CHEMICAL

UNTUK MEMONITOR PERSEDIAAN PRODUKSI

DI PT. PANARUB INDUSTRY

Dibuat Oleh :

NIM
: 1111469848
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :

Tangerang,17 Juli 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Oleh Soleh., M.M.S.I)
   
(Abdul Hamid Arribathi., S.Ag., MM)
NID : 04043
   
NID : 13005

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

APLIKASI SISTEM PENGENDALIAN STOCK CHEMICAL

UNTUK MEMONITOR PERSEDIAAN PRODUKSI

DI PT. PANARUB INDUSTRY

Dibuat Oleh :

NIM
: 1111469848
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, 17 Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

APLIKASI SISTEM PENGENDALIAN STOCK CHEMICAL

UNTUK MEMONITOR PERSEDIAAN PRODUKSI

DI PT. PANARUB INDUSTRY

Disusun Oleh :

NIM
: 1111469848
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 17 Juli 2015

 
 
 
 
 
NIM : 1111469848

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Informasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi, tanpa informasi suatu perusahaan tidak dapat mencapai kemajuan seperti yang diharapkan. Seiring perkembangan dunia telekomunikasi dan informasi yang semakin cepat dan kompetitif, penggunaan compute dalam mengolah data informasi yang cepat dan akurat dibutuhkan perusahaan. Chemical adalah bahan baku yang digunakan untuk menempel alas sepatu (outsole) dengan atas sepatu (upper). Chemical merupakan kebutuhan yang tidak terlihat nilainya namun sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan sepatu. Disadari atau tidak jumlah pemakaian chemical ini jika tidak dipantau bisa menjadi pengeluaran/kerugian yang cukup tinggi. Agar sistem pengendalian chemical ini dapat bekerja maksimal dalam memberikan informasi yang akurat, maka memerlukan sistem yang baik. Sistem yang berjalan saat ini pada proses pengendalian chemical di PT. Panarub Industry belum dapat memberikan informasi secat tepat dan akurat hal ini dikarenakan sistem yang berjalan masih menggunakn sistem terkomputerisasi. Sebagai salah satu solusi untuk memecahkan masalah ini perlu adanya analisa pada pemakaian chemical. Hasil analisa ini sangat berguna bagi pihak perusahaan, untuk mengetahui pemakaian maupun stock lebih yang tersimpan di gudang. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan study pustaka dalam proses pengumpulan data. Selain itu penelitian juga menggunakan metode analisis dan perancangan dalam proses pengembangan. Penggunaan metode-metode tersebut sangat membantu dalam proses awal penelitian (pengumpulan data) sampai dengan proses perancangan dan implementasi sistem yang diusulkan dan kemudian hasil analisis ini akan dipresentasikan dengan menggunakan aplikasi berbasis web. Prose pengendalian aplikasi ini menggunakan bahasa pemrograman PHP (Personal Homepage Tools), software visual paradigm 6.4 dan dengan menggunakan database MySQL. Penerapan teknologi informasi dapat membantu perusahaan dalam melakukan pengendalian chemical dengan waktu yang cukup efektif dan efisien. Keuntungan yang diapat dalam penerapan sistem ini adalah menghemat waktu maupun tenaga dan pengurangan resiko kesalahan input data.


Kata Kunci: Aplikasi, efektif dan efisien, sepatu, chemical

ABSTRACT

Information Indispensable hearts An organization as well, Without Information A CAN NOT Company reached Progress As Expected. As the World Development Telecommunication And Information The Fast and more competitive, USE calculate hearts Data processing Rapid and Accurate Information Needed Company. Raw materials The chemical is used sticking FOR unfortunately shoes (outsole) WITH differences shoes (above). Needs chemical is NOT visible in value but very important role Activity hearts shoe company. Knowingly OR NOT Chemical Usage Period husband If not monitored expenditure Can Be No / Losses High Enough. In order for a chemical Control Systems Maximum Working CAN husband hearts give Accurate information, then need a system that is Good. The system runs Process Control ON When the husband of chemistry at PT. Panarub Industry Not MAY provide secat Right And Accurate Information Systems HAL due Husband runs Still menggunakn computerized system. As prayers One Solution FOR troubleshoot husband Need for Analysis of AT Use of chemicals. Results Analysis For the husband is very handy Company, consumption and stock FOR MORE know Yang Stored in the warehouse. Research Methods husband USING observation, interview and literature studies hearts translating data collection process. In addition ALSO THAT USE Research Methods of analysis and design hearts Development Process. METHODS OF USE The Very helpful hearts Initial Process Research (data collection) Until WITH design process and implementation of the proposed System And then the findings of the analysis will be presented Husband USING Web-based applications. Prose husband Application Control USING programming language PHP (Personal Homepage Tools), visual paradigm USING software 6.4 and MySQL database. Application of Information Technology can help companies perform Control hearts chemical WITH Enough Time Is Effective And the process is efficient. The advantage diapat hearts husband Systems implementation is to save time as well as power and Equity Risk of data input errors.


Keywords : application, Effective and efficient workmanship, shoes, chemicals

KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku ketua sekolah tinggi manajemen dan ilmu komputer raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku pembantu ketua I sekolah tinggi manajeman dan ilmu komputer raharja .
  3. Ibu Nur Azizah., M.Akt., M.Kom selaku kepala jurusan sistem informasi sekolah tinggi manajemen dan ilmu komputer raharja.
  4. Bapak Oleh Soleh., M.M.SI selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan masukan dan motivasi kepada penulis. sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
  5. Bapak Abdul Hamid Arribathi, S.Ag, MM selaku dosem pembimbing kedua yang telah memberikan masukan dan ilmu kepaa penulis untuk menyelesaikan laporan skripsi ini.
  6. PT. Panarub Industry yang telah mengizinkan dan membantu mengumpulkan data yang saya butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  8. Kedua orang tua, kakak dan saudara keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, 17 Juli 2015 -
Ary Mulyanto
NIM. 1111469848

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Chemical merupakan suatu bahan penting yang dijalankan oleh PT. Panarub Industry yang bergerak dalam usaha pembuatan sepatu, dengan adanya sistem pengendalian chemical ini akan memudahkan, mempercepat, efisien dan tepat untuk tujuan produktivitas dalam perusahaan.

Manfaat dibentuknya sistem pengendalian chemical ini adalah untuk membantu perusahaan dalam memenuhi produktivitas perusahaan.

Teknologi Informasi secara optimal sangat diperlukan dalam layanan pengendalian chemical. Karena sebagian besar penggunaan chemical yang diorder dan di pakai di perusahaan banyak adanya miss (kelebihan maupun kekurangan stock) oleh karena itu kami membuat sistem ini agar dapat mempercepat, mempermudah dan mengefisienkan waktu dan biaya. Mutu layanan pengendalian chemical dapat diukur dari kemampuan memberikan informasi tepat dan akurat tentang penggunaan chemical dan memberikan layanan yang cepat, efisien dan akurat jika ada perubahan chemical yang digunakan.

Dari uraian di atas memberikan gambaran bahwa sistem yang ada sekarang ini tidak memberikan akses yang optimal terhadap seluruh aktivitas. Sehingga sudah seharusnya PT. Panarub Industry bisa mengembangkan diri dengan membuat suatu sistem informasi yang bisa memberikan layanan pengendalian chemical yang cepat, efisien dan akurat kepada pemakainya.

Di dalam proses pengolahan pemakaian chemical ini kita akan menemukan suatu permasalahan. Berdasarkan hal tersebut penulis akan melakukan analisa dalam bentuk penulisan skripsi terhadap sistem yang sudah berjalan pada Sistem pepengendalian chemical, dengan judul “ APLIKASI SISTEM PENGENDALIAN STOCK CHEMICAL UNTUK MEMONITOR PERSEDIAAN PRODUKSI DI PT. PANARUB INDUSTRY “.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan Sistem Informasi pengendalian chemical dalam memberi kemudahan dan efisiensi layanan pengorderan chemical. Manfaat yang ingin dicapai melalui penelitian ini agar nantinya sistem yang dibangun bisa digunakan untuk mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna.

Rumusan Masalah

Pada pengorderan chemical di PT. Panarub Industry dalam pengolahan data masih dikerjakan secara komputerisasi, namun masih belum memiliki sistem yang mengatur penggunaan chemical ini, sehingga belum efektif dan efisien, dan menjadi suatu kendala bagi perusahaan karena kelebihan stock maupun kekurangan stock yang menyebabkan terhambatnya produksi.

Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis mengambil beberapa pokok permasalahan :

  1. Bagaimanakah sistem pengendalian chemical yang berjalan di PT. Panarub Industry?

  2. Bagaimana sistem yang berjalan saat ini di PT. Panarub Industry?

  3. Bagaimana cara merancang sistem pengendalain chemical ini?

  4. Bagaimanakah dampak manfaat sistem pengendalian chemical pada PT. Panarub Industry?

  5. Siapa saja yang berperan dalam sistem pengendalian chemical ini?


Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mengetahui luasnya permasalahan yang ada dan untuk membatasi ruang lingkup penelitian maka penulis hanya membahas tentang penggunaan sistem pengendalian untuk mempermudah pengorderan chemical, melancarkan jalannya produksi, mempermudah laporan pembelian chemical.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Ini adalah tujuan penelitian

  1. Tujuan Penelitian Operasional

    Mempermudah dalam mengontrol penggunaan chemical di PT. Panarub Industry agar dapat memberikan data chemical yang cepat, efisien dan akurat. Dapat mengatasi masalah yang sulit dan memperbaiki sistem lama dan menggantikannya dengan sistem baru.

  2. Tujuan Penelitian Fungsional

    Untuk mengetahui tentang sistem pengorderan chemical yang sudah diterapkan apakah sudah akurat, sehingga dapat memperbaiki kinerjanya di masa yang akan datang atau untuk meningkatkan kinerja sistem pengorderan chemical.

  3. Tujuan Individual

    Mencari pengalaman dan pengetahuan tentang sistem pengorderan, dan sebagai salah satu syarat dari kelulusan skripsi pada jenjang sarjana pada Perguruan tinggi Raharja.


Manfaat Penelitian

Ini adalah manfaat penelitian


  1. Manfaat bagi peneliti

    Menambah wawasan atau pengetahuan bahwa sistem pengendalian chemical juga dapat diimplementasikan dalam sistem pengorderan chemical dengan menggunakan sistem consumption dapat menghemat biaya dalam segala penggunaan chemical.

  2. Manfaat bagi perusahaan

    Agar hasil dari penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi perusahaan yang bersangkutan sebagai pengetahuan maupun sebagai salah satu referensi dalam pengembangan sistem pengorderan chemical dan meningkatkan pendapatan dari kelebihan chemical (non moving) yang digunakan oleh PT. Panarub Indutry.

Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan perancangan dan penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan, sehingga dapat diperoleh suatu hasil yang sesuai seperti diharapkan penulis.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatakn data yang diperlukan dalam rangka penyusunan penelitian laporan skripsi, penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan sebagai

  1. Observasi (Pengamatan)

    Yaitu metode yang dilakuakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dan mendapatkan hal-hal yang diperlukan untuk proses penelitian secara langsung ke purchasing dan staff wearhouse PT. Panarub Industry.

  2. Wawancara

    Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab terhadap pihak-pihak yang terkait agar peneliti dapat memahami tentang hal ini dengan baik. Melakukan interview dengan bagian dari pengurus pengorderan chemical di PT. Panarub industry yaitu staff purchasing chemical.

  3. Studi Pustaka

    Peneliti membaca makalah- makalah yangn berhubungan dengan penelitian yang dilakukan si peneliti. Perpustakaan STMIK Raharja adalah tempat sipeneliti untuk melalukan study pustaka.

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem

    Dalam merancang sistem ini penulis menggunakan metode analisis value chain Tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan.

  2. Proses analisa sistem terdiri atas beberapa tahapan, diantaranya:

    • Identifikasi masalah yang ada pada sistem tersebut.

    • Memahami cara kerja sistem.

    • Melakukan analisisa.

    • Melaporkan hasil analisa sistem

    Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa metode, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa supaya mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian ini. Untuk memudahkan analisa sistem, maka diperlukan sebuah alat bantu yaitu Unified Modeling Language (UML), yang dibuat dengan menggunakan software Visual Paradigm.


  3. Metode Analisa Perancangan Program

    Dalam analisa perancangan program pada sistem pengendalian chemical yang akan dibangun, penulis menggunakan analisa Bagan Alir Program(Flowchart) karena dengan analisa flowchart dapat memudahkan penulis dalam menuliskan kode program yang sistematis berdasarkan keputusan pada tiap-tiap langkah program yang dibuat pada flowchart.

Sumber Data

Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan jenis dan sumber data sebagai berikut:

  1. Data Primer

    Adalah data yang diperoleh langsung dari purchasing dan blackbox pada PT. Panarub Industry baik melalui observasi maupun melalui pengumpulan data.

  2. Data Sekunder

    Adalah data yang digunakan oleh penulis dengan mempelajari buku-buku dan sumber-sumber data lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian yang dipilih.

Metode Perancangan

Pada perancangan sistem pengendalian chemical yang akan dibangun ini, penulis menggunakan metode perancangan sistem berupa UML(Unifed Modelling Language) dengan aplikasi software Visual paradigm 6.4 Enterprise Edition yang berfungsi untuk membuat aturan relasi antar objek. Sedangkan untuk bahasa pemrogramannya, penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP karena selain OpenSource, aplikasi dengan bahasa PHP dapat berjalan disemua web browser dan mendukung berbagai aplikasi database seperti MySQL, Oracle, PostgrSQL dan lain-lain. Dalam penulisan bahasa PHP ini, penulis menggunakan software Notepad++, dan Adobe Dreamweaver CS6 sedangkan pembuatan database dengan menggunakan software XAMPP yang mendukung database MySQL.

Metode Prototipe

Metode yang digunakan dalam pembuatan model proses pada pembuatan sistem pengendalian chemical ini, penulis menggunakan metode prototype requirement karena dengan model ini dapat membantu penulis dalam membuat suatu sistem baru yang memiliki fungsi sesuai dengan kebutuhan user dengan ketebatasan requirement.Pada metode

Metode Kepakaran

Dalam melakukan identifikasi masalah atau dalam hal ini idetifikasi oleh sistem pengendalian chemical, penulis menggunakan metode penalaran Certainly Factor(CF) dan mesin inferensi kombinasi antara fordward chaining dan backward chaining dengan kaidah IF-THEN.Pada metode

Metode Testing

Dalam proses pengujian sistem pakar ini peneliti menggunakan metode Blackbox Testing, yaitu metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak.

Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan beberapa definisi dari teori-teori pendukung analisa dan teori-teori lainnya yang digunakan untuk mendukung penelitian serta literature review .

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang penjabaran hasil lokasi kerja yang meliputi gambaran umum pengorderan chemical, struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, analisa sistem berjalan saat ini, analisa batasan sistem, analisa kebutuhan , analisa proses serta tata laksana sistem berjalan.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisikan rancangan sistem yang diusulkan menggunakan metode UML yang terdiri use case diagram, activity diagram dan class diagram, serta hasil rancangan sistem yang diusulkan oleh penulis berupa solusi dari masalah yang dihadapi dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP serta database yang digunakan adalah MySQL, sedangkan software pendukung yang digunakan dalam mendesain dan membuat program ini adalah Adobe Dreamweaver CS4 dan google chrome untuk membuka data penggunaan chemical.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil analisa penelitian dan saran yang dapat penulis berikan agar permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Ada beberapa pendapat para ahli yang menjelaskan tentang definisi sistem, diantaranya yaitu:

Menurut Tata Sutabri (2012:22)[1], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut.

Menurut Jogiyanto dalam bukunya Yakub (2012:1)[2], Menurut Jogiyanto dalam bukunya Yakub, “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu”.

Menurut Tata Sutabri (2012:6), bahwa“Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satudengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Yakub (2012:1), bahwa “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi, berhubungandan bekerja sama untuk mencapai satu tujuan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:13),[1],suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut, yaitu:

    a. Komponen Sistem (Component)

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

    b. Batasan Sistem (Boundary)

    Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan lainnya atau dengan lingkungan luar. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

    c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengandemikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

    d. Penghubung Sistem (Interface)

    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

    e. Masukan Sistem (Input)

    Energi yang dimasukkan ke dalam system disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

    f. Keluaran Sistem (Output)

    Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

    g. Pengolahan Sistem (Processing)

    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

    h. Sasaran Sistem (Objective) atauTujuan (Goal)

    Suatu sistem harus memiliki sasaran (Objective) dan tujuan (goal) yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:15), sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut:

    a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik,misalnya sistem teologia, yaitu suatu sistem yang berupa pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan; sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, seperti sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

    b. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

    Sistem alamiah adalah sistem yangterjadi karena proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang dan malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang disebut dengan human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupaksan contohnya, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

    c. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik

    Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik.Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas.

    d. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup

    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

4. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq(2013:5),[3],tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya.

Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya.

Begitu juga sistemyang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

5. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri(2012:20),[1],Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Fase atau tahapandari daur hidup suatu sistem:

    a. Mengenali adanya kebutuhan

    Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali.Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada.Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.

    b. Pembangunan sistem

    Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

    c. Pemasangan sistem

    Setalah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem.Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.

    d. Pengoperasian sistem

    Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi.Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

    e. Sistem menjadi usang

    Kadang perubahan yang terjadi begitu drastik sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan.Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

Konsep Dasar Data dan Informasi

1. Definisi Data

Menurut Sutabri (2012:1),[1],“Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Menurut Taufiq (2013:13),[4],“Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

2. Bentuk Data

Menurut Yakub (2012:5),[5],“data dapat dibentuk menjadi 5 (lima), antara lain sebagai berikut:

    a. Teks

    Teks adalah sederatan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual misalnya, artikel, koran, majalah, dan lain-lain.

    b. Data yang terformat

    Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya, data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.

    c. Citra (Image)

    Citra atau Image adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontsen, dan tanda tangan.

    d. Audio

    Audio adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrument musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.

    e. Video

    Video adalah data dalam bentuk gambar yangbergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas-aktivitas dalam bentuk film.

3. Meta Data

Menurut Adi Nugroho yang dikutip dari Yakub(2012:6),[5], meta data adalah data yang menjelaskan tentang data lainnya.

4. Sumber Data

Menurut Yakub (2012:6),[5],Sumber data dapat diperoleh dari berbagai sumber untuk memperolehnya. Sumber data diklasifikasikan sebagai sumber data internal, sumber data personal, dan sumber data eksternal.

    a. Data Internal

    Data internal sumbernya adalah orang, produk, layanan, dan proses.Data internal umumnya disimpan dalam basis data perusahaan dan biasanya dapat diakses.

    b. Data Personal

    Sumber data personal bukan hanya berupa fakta, tetapi dapat juga mencakup konsep, pemikiran dan opini.

    c. Data Eksternal

    Sumber data ekternal dimulai dari basis data komersial hingga sensor dan satelit.Data ini tersedia di compact disk, flashdisk atau media lainnya dalam bentuk film, suara gambar, atlas, dan televisi.

5. Hirarki Data

Menurut Yakub (2012:6),[6],Hirarki data dapat diorganisasikan menjadi beberapa level, antara lain sebagai berikut:

    a. Elemen Data

    Elemen data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Istilah lain dari elemen data dalam basis data relasional adalah field, kolom, item, dan atribut.

    b. Record

    Record adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain dari rekaman dalam basis data relasional adalah baris atau tupel.

    c. File

    File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang atribut sama, namun berbeda isinya. Istilah lain dari file dalam basis data relasional adalah berkas, tabel, dan relasi.

6. Definisi Informasi

Menurut Darmawan (2012:2),[7],“Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenaranya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan”.

Menurut Taufiq (2013:15),[8],“Informasi adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan informasi adalah data yang sudah diolah untuk menguji kebenarannya sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan.

7. Kualitas Informasi

Menurut Sutabri(2012:33),[1],kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu:

    a. Akurat (Accurate)

    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan.Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

    b. Tepat waktu (Timeline)

    Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.

    c. Relevan (Relevance)

    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang suatu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musibah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi menenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

8. Nilai Informasi

Menurut Sutabri (2012:30),[1],nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit.

Menurut Sutabri (2012:30),[1],Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

    a. Mudah diperoleh

    Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

    b. Luas dan lengkap

    Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi.Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya.Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.

    c. Ketelitian

    Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi.Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

    d. Kecocokan

    Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai.Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi.Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya.Sifat ini sulit mengukurnya.

    e. Ketepatan waktu

    Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi.Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu.Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditamabah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.

    f. Kejelasan

    Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar.Bebrapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

    g. Dapat dibuktikan

    Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan.Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banayk hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

    h. Keluwesan

    Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

    i. Tidak ada prasangka

    Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

    j. Dapat diukur

    Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:38),[1], ” Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan oleh pihak luar tertentu”.

Menurut Taufiq (2013:17),[8],“Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian, dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya.

2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:39),[1],”sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari:

a. Blok masukan (input block)

Input mewakili data yang masuk kedalan sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

b. Blok model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok keluaran (output block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

d. Blok teknologi (technology block)

Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

e. Blok basis data (database block)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih kanjut.Data didalan basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

f. Blok kendali (control block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

3. Tujuan Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47),[1], ” tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi meliputi pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio, produk kertas, dan multimedia.

Menurut Yuliastrie (2013:28),[9], ” Sistem Informasi memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Integrasi Sistem

    i. Menghubungkan sistem individu/kelompok.

    ii. Pengkolektifan data dan penyambungan secara otomatis.

    iii. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi.

  2. Efisiensi pengolahan

    i. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data.

    ii. Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik Informasi.

    iii. Penggunaan dan pengambilan informasi.

  3. Dukungan keputusan untuk manajemen

    i. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhaan.

    ii. Akuisisi Informasi eksternal melalui jaringan komunikasi.

    iii. Ekstraksi dari Informasi internal yang terpadu.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Yakub (2012:142),[5], “Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan)”.

Menurut Henderi, dkk (2011:322),[10],“Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan Maka dapat disimpulkan bahwa Analisa sistem adalah tahap mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang ada pada suatu sistem, untuk memahami sistem yang ada.

2. Fungsi Analisa Sistem

(Sutabri, 2013: 26),[11], Adapun fungsi analisa sistem sebagai berikut:

    a. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai (user).

    b. Menyatakan secara fisik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai..

    c. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.

    d. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas dan fungsi terakir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

3. Tahap-tahap Analisa Sistem

Menurut Murad (2013:51),[12], ” tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya”.

Menurut Sutabri (2012:52),[11], ” proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi”.

Menurut Sutabri (2012:52),[11], Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

    a. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

    b. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.

    c. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.

    d. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.

    e. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem Informasi

Menurut Mahdiana (2011:37),[13], ” Perancangan Sistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan”.

Menurut Sugianto dalam Zohrahayati (2013:28),[14], ” Perancangan Sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan perancangan suatu sistem informasi berbasis computer”.

Berdasarkan uraian di atas perancangan sistem merupakan merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada dan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analis.

2. Tujuan Tahapan Sistem Informasi

Menurut Darmawan (2013:228),[15], ” tahap perancangan/disain sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

    a. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem .

    b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik yang terlibat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Teori Khusus

KONSEP DASAR PROTOTYPING

1. Definisi Prototyping

Menurut Rizky(2011:169), “Prototyping adalah sebuah proses yang melakukan simulasi terhadap sebuah sistem dan dapat dibuat dengan cepat. Prototyping juga merupakan sebuah teknik analisis iteratif dimana user terlibat secara aktif dalam proses desain layar dan laporan”.

Dari definisi prototyping di atas, dapat dikatakan bahwa prototyping biasanya hanya mensimulasikan beberapa aspek dari fitur program akhir, dan mungkin juga sama sekali berbeda dari pelaksanaan akhir program nantinya.

2. Jenis Pendekatan Prototyping

Menurut Husain(2014:52), Terdapat 3 pendekatan utama prototyping yaitu : Husain, Syefri maulana. 2014 pemanfaatan basic for android dan my sql dalam membangun aplikasi smartphone untuk memonitoring prestasi siswa pada sma al ma’muniah tangerang. Skripsi. Tangerang .stmik raharja.

  1. Throw-Away

    Prototype dibuat dan di test, dan digunakan sebagai dasar untuk membuat produk akhir, sedangkan prototype-nya sendiri dibuang.

  2. Incremental

    Prototype dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah-pisah. Selanjutnya prototype tersebut dapt dijadikan sebagai sistem awal yang sudah bisa digunakan oleh user. Untuk meningkatkan fungsionalitas sistem maka pengembangan sistem dilakukan secara bertingkat(incremental).

  3. Evolusionerary

    Prototype dibuat mulai dari yang paling dasar dan dilakukan perbaikan terus menerus. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnyadipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Dalam pembuatan prototype untuk sistem pakar ini, penulis menggunakan model incremental karena selain keterbatasan waktu, dengan metode ini model prototype sudah bisa dijadikan sebagai dasar awal sistem yang bisa dipakai oleh user.

3. Kelebihan dan Kekurangan Prototype

Berikut ini kelebihan dan kekurangan prototype (Rizaldi, 2014:31) : Rizaldi,andrian.2014. sistem pakar identifikasi karakter siswa dalam menentukan konsentrasi belajar dengan metode forward chaining pada sma yupentek 1 kota tangerang. Skripsi. Tangerang. Stmik raharja.

a. Kelebihan Prototype:

  1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan atau user.

  2. Pengembangan dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.

  3. Pelanggan dapat berperan aktif dalam pengembangan sistem.

  4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.

  5. Penerapan sistem menjadi lebih mudah karena pemakai sudah mengetahui seperti apa sitem yang dibangun dari prototype.

b. Kekurangan Prototype:

  1. Pelanggan kadang tidak menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas searah keseluruhan.

  2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek, sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan bahwa prototyping sebenarnya hanya cetak biru sistem.

KONSEP DASAR TESTING SISTEM

1. Definisi Testing

Menurut Rosa dan Shalahuddin(2013:272), “Pengujian perangkat lunak adalah sebuah elemen sebuah topik yang memiliki cakupan luas dan sering dikaitkan dengan verifikasi(verification) dan validasi(validation) (V&V)”.

Menurut Rizky(2011:237), “testing adalah sebuah proses yang diejawanahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengujian sistem dalam hal ini sistem perangkat lunak merupakan sebuah proses dari tahapan pengembangan perangkat lunak untuk memastikan kualitas dari perangkat lunak tersebut yang secara umum terbagi dalam kategori verifikasi dan validasi.

2. Verifikasi dan Validasi

Menurut Rizky(2011:239), “Verifikasi adalah proses pemeriksaaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna”.

Sedangkan validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik. (Rizky, 2011:240).

Verifikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa perangkat lunak dikembangkan dengan benar dalam setiap fungsi, sedangkan validasi dimaksudkan untuk menjamin bahwa perangkat lunak yang dibangun sudah sesuai dengan yang diinginkan user. Atau dapat juga dikatakan sebagai berikut (Rosa dan Shalahuddin, 2013:273) :

a. verifikasi

"apakah produk dibangun dengan benar?" (lebih kearah apakah proses pengembangan produk sudah benar dan telah berhasil mengimplementasikan fungsi yang benar).

b. validasi

"apakah sudah membangun produk yang benar?" (lebih ke arah hasil produk apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan).

Dengan pengujian tersebut kualitas dari perangkat lunak bisa dijamin saat diimplementasikan dan di terapkan kepda pelanggan. Kualitas perangkat lunak tersebut juga perlu dijaga untuk keperluan sebagai berikut (Rosa dan Shalahuddin, 2013:271) :

  1. Agar dapat "survive" bertahan di dunia bisnis perangkat lunak.

  2. Dapat bersaing dengan perangkat lunak yang lain.

  3. Penting untuk pemasaran global.

  4. Mengefektifkan biaya agar tidak banyak membuang perangkat lunak karena kegagalan pemasaran atau kegagalan produksi.

  5. Mempertahankan pelanggan (customer) dan meningkatkan keuntungan.

Untuk melakukan pengujian perangkat lunak, ada beberapa metode pengujian yang sering digunakan seperti black box testing, white box testing, grey box testing. Dalam pengujian sistem pakar yang akan dibangun ini, penulis menggunakan metode pengujian black bok testing dengan menekankan pada fungsionalitas sistem.

UML (Unifield Modelling Language)

1. Definisi UML (Unifield Modelling Language)

Menurut Widodo, (2011:6), “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

Menurut Nugroho (2010:6), bahwa “UML(Unified Modelling Language) adalah ‘bahasa’ pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma ‘berorientasi objek’. Pemodelan sesunguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Unified Modelling Language (UML)adalah sebuah bahasa pemodelan atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem.

2. Definisi Diagram UML (Unifield Modelling Language)

Menurut Widodo dan Heriawati (2011:10), bahwa beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misanya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain:

  1. Diagram kelas, bersifat statis

    Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

  2. Diagram paket (package diagram), bersifat statis

    Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

  3. Diagram use case

    Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan actor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

  4. Diagram interaksi dan urutan, bersifat dinamis

    Diagram urutan adalah iterasiksi yang menekannkan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

  5. Diagram komunikasi, bersifat dinamis

    Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

  6. Diagram state chart, bersifat dinamis

    Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas. Diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antar muka (interface), kelas, kolaborasi, dan terutama paling penting pada pemodelan sistem-sistem yang relatif.

  7. Diagram aktivitas, bersifat dinamis

    Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

  8. Diagram komponen, bersifat statis

    Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya. Diagram ini berhubungan dengan diagram kelas dimana komponen secara tipikal dipetakan ke dalam satu atau lebih kelas-kelas antarmuka-antarmuka serta kolaborasi-kolaborasi.

  9. Diagram deployment

    Diagram inimemperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya. Diagram deployment berhubungan erat.

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya (misalnya data flow diagram, entityrelationship diagram, dan sebagainya).

konsep dasar value chain

1. Analisa value chain

Menurut Michael E. Porterya untuk mendeskripsikan cara melihat bisnis sebagai rantai aktifitas yang mengubah input menjadi output sehingga memiliki nilai bagi pelanggan. Value Chain membagi dalam dua kategori, yaitu:

gambar 3.2 Use Case Diagram

A. Primary activities (line function)

Menurut Michael E. Porterya aktivitas utama dari organisasi yang melibatkan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:

  1. Inbound Logistics, pada bagian ini terkait dengan penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian input menjadi produk.

  2. Operation semua aktifitas yang terkait dengan pengubahan input menjadi bentuk akhir dari produk, seperti produksi, pembuatan, pemaketan, perawatan peralatan, fasilitas, operasi, jaminan kualitas, proteksi terhadap lingkungan.

  3. Outbound Logistics, aktifitas yang terkait dengan pengumpulan, penyimpanan, distribusi secara fisik atau pelayanan terhadap pelanggan.

  4. Marketing and Sales, aktifitas yang terkait dengan pembelian produk dan layanan oleh pengguna dan mendorong untuk dapat membeli produk yang dibuat. Memiliki rantai nilai khusus, antara lain: Marketing Management, Advertising, Sales force administration, Sales force operations, Technical literature, promotion..

  5. Service, aktifitas yang terkait dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan atau merawat nilai dari suatu produk, seperti instalasi, perbaikan, pelatihan, suplai bahan, perawatan dan perbaikan bimbingan teknis.

B. Support Activities (staff atau fungsi overhead)

Menurut Michael E. Porterya aktifitas pendukung yang membantu aktifitas utama. Secondary activities melibatkan beberapa bagian/fungsi, antara lain:

  1. Firm infrastructure, merupakan aktifitas, biaya, dan aset yang berhubungan dengan manajemen umum, accounting, keuangan, keamanan dan keselamatan sistem informasi, serta fungsi lainnya.

  2. Human Resources Management, terdiri dari aktifitas yang terlibat seperti penerimaan, dengar pendapat, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi untuk semua tipe personil, dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.

  3. Research, Technology, and System Development, aktifitas yang terkait dengan biaya yang berhubungan dengan produk, perbaikan proses, perancangan peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, dan pengembangan dukungan sistem berbantuan komputer.

  4. Procurement, terkait dengan fungsi pembelian input yang digunakan dalam value chain organisasi.

konsep dasar adobe dreamweaver

1. Definisi Adobe Dreamweaver

Menurut Sibero, (2011:384), Dreamweaver merupakan sebuah produk web developer yang dikembangkan oleh Adobe Systems Inc., sebelumnya produk Dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc, yang kemudian sampai saat ini perkembangannya diteruskan oleh Adobe Systems Inc, Dreamweaver dikembangkan dan dirilis dengan kode nama Creative Suit (CS).

Dikutip dari Jurnal CCIT,menurut Untung Raharja dkk “Macromedia Dreamwaver yaitu sebuah program web editor yang dapat digunakan untuk membuat dan mendesain web”. Dreamwaver mempunyai kehandalan dalam membuat dan desain web tanpa harus menuliskan tag-tag HTML satu persatu, dreamwaver juga memiliki kemampuan untuk mendukung pemrograman Server Side dan Client Side.( Raharja dkk, 2009:223).

Menurut Milician (2012:5), Dreamweaver CS3 is a powerful Hyper Text Markup Language (HTML) editor used by professionals, as well as beginners. (Dreamweaver CS3 adalah HyperTextMarkup Language (HTML) editor yang digunakan oleh profesional, serta pemula).

Menurut Wahana Komputer (2010:2), ”Adobe Dreamweaver merupakan salah satu program aplikasi yang digunakan untuk membangun sebuah website, baik secara grafis maupun dengan menuliskan kode sumber secara langsung”.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web.

Saat ini terdapat software dari kelompok Adobe yang belakangan banyak digunakan untuk mendesain suatu web.Versi terbaru dari AdobeDreamwever CS3 memiliki beberapa kemampuan bukan hanya sebagai software untuk desain web saja, tetapi juga menyunting kode serta pembuatan aplikasi web. Antara lain: JSP, PHP, ASP, XML, dan ColdFusion.

2. Ruang kerja Adobe Dreamweaver

Ruang Kerja atau Workspace adalah bagian keseluruhan tampilan Adobe Dreamweaver. Ruang kerja Dreamweaver terdiri dari Welcome Screen, Menu, Insert Bar, Document Window, CSS Panel, Aplication Panel, Tag Inspector, Property Inspector, Result Panel, dan Files Panel. Masing-masing dari komponen tersebut memiliki fungsi dan aturan. Berikut di bawah ini penjelasannya:

gambar 2.2 Ruang kerja adobe dreamweaver cs3

Konsep Dasar Database

1. Definisi Database

Menurut Oktavian (2010:62),[16], “Database adalah sekumpulan data dan prosedur yang memiliki struktur sedemikian rupa sehingga mudah dalam menyimpan, mengatur dan menampilkan data”.

Menurut Rahardja, dkk (2011:238),[17], ” Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari datanya yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu”.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan database adalah sekumpulan data informasi yang saling berhubungan untuk dapat menyimpan dan menampilkan data, mengakses informasi, menarik kesimpulan dan membuat keputusan.

2. Komponen Database

Menurut Oktavian (2010:62),[16], Database terbentuk dari beberapa komponen. Berikut adalah komponen-komponen pembentuk database.

  1. Table

    Table atau tabel adalah sekumpulan data dengan struktur yang sedemikian rupa, terbentuk dari record dan field. Istilah tabel disini berbeda dengan istilah tabel pada HTML, walaupun secara visual hampir sama.

  2. Record

    Merupakan sekumpulan field yang membentuk suatu objek tertentu.

  3. File

    Merupakan sebuah tabel dapat terdiri dari beberapa field dan record. Apabila digambarkan secara visual, maka hubungan tabel, field dan record.

3. Jenis Database yang digunakan

A. Web Server

Menurut Anhar (2010:4),[18], “Web server adalah aplikasi yang berfungsi untuk melayani permintaan pemanggilan alamat dari pengguna melalui web browser, dimana web server mengirimkan kembali informasi yang diminta tersebut melalui HTTP (Hypertext Transfer Protocol) untuk ditampilkan ke layar monitor komputer kita”. Agar kita dapat mengubah isi dari website yang dibuat, kita membutuhkan program PHP. Script-script PHP tersebut yang berfungsi membuat halaman website menjadi dinamis. Dinamis artinya pengunjung web dapat memberikan komentar saran atau masukan pada website kita. Website yang kita buat menjadi lebih hidup karena ada komunikasi antara pengunjung dan kita sebagai web masternya.

Menurut Arief (2011:19),[19], ” Web server adalah program aplikasi yang memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan dokumen-dokumen web. Jadi semua dokumen web baik yang ditulis menggunakan client side scripting maupun server scripting tersimpan didalam direktori utama web server (document root)”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan web server merupakan sebuah perangkat lunak yang bertugas menerima permintaan client melalui port HTTP maupun HTTPS dan merubah isi yang ada ke dalam format HTML.

B. Xampp

Menurut Madcoms (2011:341),[20], sekarang ini banyak paket software instalasi webserver yang disediakan secara gratis diantaranya menggunakan XAMPP. Dengan menggunakan paket software instalasi ini, maka sudah dapat melakukan beberapa instalasi software pendukung webserver, yaitu Apache, PHP, phpMyAdmin, dan database MySQL.

Menurut Kartini, dkk (2013:26-27),[21], ”Xampp merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket”.

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan Xampp merupakan tool paket perangkat lunak yang menggambungkan Apache, PHP, dan MySQL dalam satu paket aplikasi.

C.Php MyAdmin

Menurut Arief (2011:429),[22], “PhpMyAdmin adalah salah satu aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface) yang digunakan untuk mengeolal database MySQL”.

Menurut Prasetio (2012:53),[23],“PhpMyadmin merupakan tools berbasis web yang berguna untuk mengelola database MySQL”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan PhpMyAdmin, maka aplikasi ini dapat membantu anda dalam menavigasi beberapa database, table dan beberapa hal lainnya.


Konsep Dasar PHP

1. Definisi PHP

Menurut Madcoms (2011:49),[24], ” Bahwa PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan atau sering disebut suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau yang juga dikenal dengan istilah Open Source yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhannya”.Bahwa PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan atau sering disebut suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau yang juga dikenal dengan istilah Open Source yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhannya”.

Menurut Anhar (2010:3),[18], ” PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah situs web dan bisa digunakan bersamaan dengan HTML.

2. Cara kerja PHP

Menurut Saputra (2012:5),[25], PHP merupakan bahasa Server Side Scripting, dimana PHP selalu membutuhkan web server dalam menjalankan aksinya. Secara prinsip, server akan bekerja apabila ada permintaan dari client, yaitu kode-kode PHP. Client tersebut akan dikirimkan ke server, kemudian server akan mengembalikan pada halaman sesuai instruksi yang diminta. Berikut adalah uraian per pointnya:

  1. Server membaca perintah dari client/browser.

  2. Kemudian dilanjutkan untuk mencari halaman/page pada server.

  3. Server melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.

  4. Selanjutnya hasil modifikasi tersebut akan dikembalikan kepada client/browser.

Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Raharja, Sudaryono, Guritno (2011:302),[26], ” Elisitasi adalah merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

2. Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67),[27], elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

  1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem

    Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

  2. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan

    Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagian dari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

  3. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai

    Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan daripada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

3. Tahap-tahap Elisitasi

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirrement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

    1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?

    2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?

    3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya ssulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.

    2. Middle (M): mampu dikerjakan.

    3. Low (L): mudah dikerjakan.

  4. Draft Final

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

4. Langkah-langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75),[28], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan:

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.

  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.

  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

Definisi Chemical

Chemical adalah bahan kimia yang digunakan untuk menempel sepatu, chemical tersebut terdiri atas cleaner, primer, cement dan hotmel. Chemical pun ada 2 jenis, yaitu solventbase dan waterbase. Jenis cleaner, primer, cement dan hotmel terdiri dari berbagai jenis, tergantung jenis material yang akan ditempel.(www.panarub.co.id)

Definisi Pengendalian

Menurut Sanerya hendrawan (2010:12), “Pengendalian merupakan siklus dengan proses terpantau. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manager. Satu hal yang harus dipahami, bahwa pengendalian dan pengawasan adalah berbeda karena pengawasan merupakan bagian dari pengendalian. Bila pengendalian dilakukan dengan disertai pelurusan (tindakan korektif)

Definisi Persediaan

Menurut Hendry (2010:12), “Persediaan digunakan untuk mengindikasikan barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Maksud persediaan untuk perusahaan dagang adalah barang dagangan yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan. Sedangkan definisi persediaan untuk produksi adalah bahan atau barang yang digunakan dalam kegiatan produksi”.

Definisi Peroduksi

MenurutNaufal syawal (2010:06), “Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadioutputsehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri daribarang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi. Tanpa kegiatan inikosonglah arti suatu badan usaha.


Definisi Monitoring

Iis Prasetyo (2008) “menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, sepenuhnya ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan atau monitoring. Pada umumnya, managemen menekankan terhadap pentingnya kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan pengawasan (monitoring).

Kegiatanmonitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan kegiatan yangdilaksanakan dengan rencana yang telah disusun. Monitoring digunakan pula untukmemperbaiki kegiatan yang menyimpang dari rencana, mengoreksi penyalahgunaanaturan dan sumber-sumber, serta untuk mengupayakan agar tujuan dicapaiseefektif dan seefisien mungkin.

Prosedure penghitungan pemakaian chemical

merupakan prosedur penanganan chemical adhesive, khususnya yang digunakan di produksi, antara lain : cleaner, primer, cement, hotmelt, dan hardener. Sistem penanganan ini bertujuan untuk meminimalkan waste adhesive di produksi, khususnya cleaner, primer, dan cement. Juga menjaga ketersediaan/stock chemical adhesive yang diperlukan untuk produksi, agar tidak terjadi kelebihan stock yang dapat menyebabkan adhesive akan expired karena terlalu lama tidak digunakan sehingga melewati batas waktu pemakaiannya, ataupun kekurangan stock sehingga produksi tidak dapat berjalan. (www.panarub.co.id)

Prosedurini juga menjelaskan pengambilan standarddata consumption yang akan digunakan sebagai standard dalam membuat summarykebutuhan adhesive di produksi, yangberguna khususnya untuk planningmaterial(purchasing).

Dalam penanganan chemical adhesives ini melibatkan beberapa departemen terkait, antara lain : Development, Quality Improvement Process (QIP), Continuous Improvement (CI), Production, Material Planning (Purchasing), Costing, Warehouse, dan Information Technology (IT); seperti terlihat pada Flow process sistem penanganan chemical adhesives.


A. Pengambilan standard data pemakaian chemical

berikut standard pengambilan pemakaian chemical:

  1. Development menyiapkan sepatu sample size pada stage FES sebanyak 3 pasang per size, dengan size untuk sepatu Junior ( 11T, 1T, 3 ), Woman ( 3T, 5T, 7T ), Man ( 6T, 8T, 10 ), dan Rugby ( 8T, 10T, 12T ).

  2. Chemical adhesive yang digunakan pada pengambilan standard data pemakaian satu model sepatu didasarkan pada Bonding Process FlowChart (BPFC). BPFC yang digunakan telah fix dengan item – item adhesive yang digunakan pada stage IES.

  3. Pengambilan standard data consumption dilakukan oleh team Quality Innovation (QIP) menggunakan timbangan digital yang terkalibrasi, untuk komponen - komponen yang menggunakan chemical adhesive (cleaner, primer, cement, dan hotmelt) baik pada area stockfit, sewing maupun assembling.

  4. Pengambilan standard data pemakaian chemical didasarkan pada standard kualitas proses.

  5. Mengembangkan perusahaan seluas-luasnya.

  6. Standard data pemakaian untuk chemical jenis hotmelt diperoleh dari besarnya perubahan berat 3 pasang komponen sepatu sebelum dengan sesudah diberikan hotmelt. Kemudian diambil rata - ratanya sehingga diperoleh standard data pemakaian per pasang sepatu.

  7. Untuk chemical jenis cleaner, primer, dan cement diperoleh dari besarnya perubahan berat mangkok yang berisi chemical sebelum dengan sesudah dipakai untuk mengoles 3 pasang sepatu. Lalu diambil rata - ratanya, sehingga diperoleh standard data pemakaian per pasang sepatu. Note : Sisa - sisa adhesive yang menempel di sikat juga ikut dihitung.

  8. Pengambilan standard data pemakaian chemical juga dilakukan di produksi untuk model – model sepatu yang pengunaan item – item chemical adhesives-nya terjadi perubahan, berdasarkan Bonding Process FlowChart (BPFC) ter-actual. (www.panarub.co.id)

B. Input standard data pemakaian chemical ke dalam software

  1. Standard data pemakaian chemical yang diperoleh dari hasil penimbangan berupa data pemakaian per pasang sepatu dalam satuan gram. Input dilakukan dengan 3 data pemakaian yaitu :

    • tipe junior  : 11T, 1T, dan 3

    • tipe woman  : 3T, 5T, dan 7T

    • tipe man  : 6T, 8T, dan 10

    • tipe rugby  : 8T, 10T, dan 12T

  2. Dengan menggunakan software yang ada, 3 standard data pemakaian yang didapat dari penimbangan digunakan untuk membuat grafik linear (diasumsikan size yang lebih kecil dan size yang lebih besar dari sample size akan sebanding dengan berkurang dan bertambahnya pemakaian chemical adhesive). Dari fungsi grafik linear ini kita dapat memperoleh standard data consumption untuk setiap size dari satu model dengan software yang ada.

  3. Berikut ini contoh grafik linier dari standard pemakaian chemical:

  4. Standard data pemakaian chemical per pasang (based on size)digunakan untuk:

    • Membuat schedule kebutuhan adheisive di plant (per bulan, per minggu) oleh material planning.

    • Planning material adheiseves oleh material planning.

    • Pembuatan SPP pembelian oleh material planning dan purchasing.

    • Menentukan cost oleh bagian costing.

    • Membuat daily dan hourly planning di mixing room oleh bagian produksi.

C. Perencanaan dan pembelian chemical adhesives

  1. Material planning melakukan perencanaan dan pembelian material chemical adhesives berdasarkan issued to production, data inventory, dan PO outstanding untuk masing – masing item chemical.

  2. Summary kebutuhan adhesivse per bulan dibuat oleh material planning berdasarkan standard data pemakaian chemical yang telah tersedia di software dan schedule produksi per bulan.

  3. Material planning juga membuat SPP pembelian adhesive per minggu berdasarkan standard data pemakaian chemical yang telah tersedia di software.

  4. Pembelian material adhesives dilakukan sesuai dengan SPP pembelian adhesive yang telah dibuat dengan shipment 2 kali dalam 1 minggu.

  5. Material planning terus meng-update penggunaan chemical adhesives yang akan digunakan di produksi dengan melihat item – item chemical yang ada pada standard data pemakaian chemical, untuk membuat PO baru jika ada penggunaan chemical baru yang belum pernah di order sebelumnya (informasi perubahan chemical dari Quality Innovation).


D. Pendistribusian chemical adhesives (Cleaner, primer, dan cement)

  1. Warehouse menerima chemical adhesives yang telah dibeli dengan membuat Good Receive Note (GRN), untuk kemudian diperiksa kuantitasnya.

  2. Material chemical adhesives tersebut kemudian diperiksa kualitasnya baik secara visual maupun fisikal oleh Quality Assurance Laboratory (QA Lab). Material chemical adhesives yang telah released system by shoepack siap didistribusikan ke mixing room.

  3. Produksi membuat Bukti Pemakaian Bahan (BPB) per plant untuk mengambil material chemical adhesives dari warehouse ke mixing room, dan pendistribusian chemical adhesives tersebut dilakukan oleh warehouse.

  4. Pembelian material adhesives dilakukan sesuai dengan SPP pembelian adhesive yang telah dibuat dengan shipment 2 kali dalam 1 minggu.

  5. Petugas mixing room memeriksa kode dan tanggal kadaluarsa adhesives dan material yang akan digunakan harus released.

  6. Mixingroom Development dan Chemical Factory dalam pengambilan material chemical adhesives dari warehouse juga menggunakan Bukti Pemakaian Bahan (BPB).

  7. Data kebutuhanadhesives per minggu, per hari danper jam dibuat Produksi berdasarkan kebutuhan per cell, untuk kemudiandidistribusikan ke mixing room.

  8. Data kebutuhan adhesives per jam setiap cell dibuat berdasarkan standard data consumption (based on size) yang tersedia di software, dalam bentuk hourly planning assembling setiap cell. Data ini berupa informasi kebutuhan adhesive dalam satu cell, untuk satu model sepatu dengan item chemical yang digunakan dan jumlah total kebutuhannya untuk setiap item chemical.

  9. Petugas mixing room mengaduk adhesives (primer/cement) sesuai dengan permintaan dari operator distribusi melalui sistem kanban mixing room, kemudian adhesives tersebut didistribusikan oleh operator distribusi ke line produksi.


E. Pendataan dan pengontrolan pemakaian chemical adheisives

  1. Warehouse menerima chemical adhesives yang telah dibeli dengan membuat Good Receive Note (GRN), untuk kemudian diperiksa kuantitasnya.

  2. Material chemical adhesives tersebut kemudian diperiksa kualitasnya baik secara visual maupun fisikal oleh Quality Assurance Laboratory (QA Lab). Material chemical adhesives yang telah released system by shoepack siap didistribusikan ke mixing room.

  3. Produksi membuat Bukti Pemakaian Bahan (BPB) per plant untuk mengambil material chemical adhesives dari warehouse ke mixing room, dan pendistribusian chemical adhesives tersebut dilakukan oleh warehouse.

  4. Pembelian material adhesives dilakukan sesuai dengan SPP pembelian adhesive yang telah dibuat dengan shipment 2 kali dalam 1 minggu.

  5. Petugas mixing room memeriksa kode dan tanggal kadaluarsa adhesives dan material yang akan digunakan harus released.

  6. Mixingroom Development dan Chemical Factory dalam pengambilan material chemical adhesives dari warehouse juga menggunakan Bukti Pemakaian Bahan (BPB).

  7. Data kebutuhanadhesives per minggu, per hari danper jam dibuat Produksi berdasarkan kebutuhan per cell, untuk kemudiandidistribusikan ke mixing room.

Literature Review

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

gambar 3.1 Gambar PT. Panarub Industry

Nama Perusahaan  : PT. Panarub Industry

Tahun berdiri  : 1968

Lokasi  : Jl. Moh. Toha KM 1, Pasar baru Tangerang

Tipe Produksi  : Industri Sepatu

Total area Perusahaan  : +/- 20 Ha

Pada tahun 1968, ketika Pemerintah Indonesia mengumumkan insentif pajak baru untuk perusahaan lokal, Bapak Lucas Sasmito menyadari peluang yang diberikan pemerintah ini. Beliau mendirikan PT Pan Asia Rubber untuk memproduksi spon karet dan sandal jepit. Merek sandal ˜Lily" dengan cepat menjadi nama produk rumah tangga di Indonesia dan pada tahun 1979 perusahaan yang saat ini disebut PT Panarub Industry sudah merambah ke produk sepatu olah raga. Berkat fokus yang kuat pada kualitas, Panarub berhasil dalam mengekspor produk-produknya ke pasar-pasar negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Pada tahun 1988 Panarub membentuk suatu kemitraan bisnis dengan adidas. Hal ini menggambarkan suatu tonggak pencapaian yang besar bagi perusahaan dan tak lama kemudian menetapkan kompetensinya dalam pembuatan sepatu-sepatu sepakbola berkualitas sangat tinggi. Sebagai hasilnya, Panarub ditunjuk sebagai "Football Speciality Centre" (Pusat Khusus Produk Sepakbola) untuk merek adidas.

Sekarang dipimpin oleh putera Bapak Lucas, Hendrik Sasmito, Panarub sudah bertumbuh menjadi 25 lini produksi berteknologi tinggi dengan lebih dari 11.000 karyawan terampil yang memproduksi sepatu-sepatu profesional yang berkualitas tinggi untuk olahragawan dan olahragawati di seluruh dunia. Beberapa dari kontribusi yang paling mengesankan adalah pengenalan model "Predator" adidas pada Piala Dunia 2002 di Korea dan model ˜Tunit" yang membuat debutnya pada Piala Dunia 2006 di Jerman. Keduanya dicapai dengan sukses luar biasa. Hasil produksi Panarub sudah bertumbuh secara konstan setiap tahunnya, dan pada tahun 2011 kami sudah memproduksi lebih dari 12,6 juta pasang sepatu untuk pasar dunia. (www.panarub.co.id).

jam kerja PT/ PANARUB INDUSTRY, sebagai berikut:

senin s/d kamis  : pukul 07.00-16.00

istirahat  : pukul 12.00-13.00

jumat  : pukul 07.00-16.30

istirahat  : pukul 11.30-16.30

Visi dan Misi

Menjadi prosuden terbaik untuk merek produk olahraga yang terkemuka didunia

VISI

  1. Menjadi prosuden sepatu icon olahraga yang tertantang untuk kreatif dan terkemuka didunia.

Misi

  1. Membantu pemerintah dengan berperan serta dalam sektor industri sepatu untuk memenuhi salah satu sandang bagi masyarakat.

  2. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat luas, sekaligus meningkatkan kesejahteraan para staff, karyawan maupun masyarakat sekitar.

  3. Berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi agar dapat memenuhi keinginan dan permintaan konsumenn.

  4. Dalam memasarkan produknya PT. PANARUB INDUSTRY merupakan salah satu penyumbang devisa untuk negara.

  5. Mengembangkan perusahaan seluas-luasnya.

selain mengemban visi dan misi di atas, perusahaan mempunyai tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan, dengan kata lain mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Bidang Usaha dan Ruang Lingkup

PT PANARUB INDUSTRY adalah perusahaan industri yang bergerak dalam bidang manufactur yang menghasilkan produk sepatu merk ADIDAS dan hasil produksinya di export. (www.panarub.co.id).

Produk

Bahan Baku yang di gunakan dalam pembuatan sepatu ini diantaranya syntethic dan leather (kulit : sapi dan kambing) yang di datangkan dari beberapa daerah baik lokal maupun import, dengan memiliki kualitas yang baik sehingga hasil dalam memproduksinya mendapatkan kualitas yang baik pula sesuai dengan standar nasional ADIDAS.

Produk sepatu yang dihasilkan mempunyai jenis-jenis yang berbeda-beda. Jenis-jenis produk sepatunya adalah sebagai berikut :

Jenis Produk Sepatu Yang Dihasilkan Pada PT. PANARUB INDUSTRI Berdasarkan Ukuran Untuk Bayi.

Model : NIZZA ADIKIDS CRIB

Model : LILADI DISNEY MICKEY

Model : lILADI DISNEY MINNIE

Jenis produk sepatu yang dihasilkan pada PT. PANARUB INDUSTRY Berdasarkan ukuran untuk anak-anak sekolah.

Model : SUPERSTAR INFANT

Model : GOODYEAR INFANT

Model : COUNTRY II KID

Jenis produk sepatu yang dihasilkan pada PT. PANARUB INDUSTRY Berdasarkan ukuran untuk orang dewasa.

Stuktur Organisasi

Struktur organisasi PT. PANARUB INDUSTRY

Tugas dan Tanggung Jawab

A. Departement Head Development Center

  1. Berkomunikasi dengan pelanggan dan menetapkan stabilitas dan order untuk mencapai permintaan pelanggan.

  2. Memberikan dorongan produksi untuk mencapai target dan pengiriman tepat waktu.

  3. Memberikan laporan status target ke vice president.

  4. Menjadikan development indikator pekerjaan utama.

  5. Memberikan laporan rutin adminstrasi.

  6. Berbahasa inggris dengan baik lisan maupun tulisan.

  7. Melaporkan kontrol keuangan dan koordinasi biaya.

  8. Familiar dan terampil mengoperasikan komputer.

  9. Mempunyai latar belakang kepemimpinan dan keahlian berkomunikasi.

B. Developer

  1. Memperjelas masalah dengan adidas LO.

  2. Mengatur pertemuan dengan departemen terkait. Memimpin tim untuk mencapai dasar permintaan Adidas LO.

  3. Memberi laporan proposal product ke Adidas LO.

  4. Mengirimkan sample sepatu dengan tepat dan berkualitas terbaik.

  5. Memeriksa sample apabila mendapat transfer project dari factory lain.

  6. Membuat sample sepatu, contoh warna, SOP, rincian materi dan mengirimkannya ke departement terkait.

  7. Confirmasi sample sepatu dengan adidas buyer.

  8. Memecahkan masalah yang ada.

  9. Memberikan laporan pembuatan sample ke departement head.

  10. Familiar dan terampil mengoperasikan komputer.

  11. Mempunyai jiwa kepemimpinan dan keterampilan berkomunikasi.

C. Purchasing

  1. Periksa rincian material sepatu.

  2. Negoisasi harga dengan suplier.

  3. Negoisasi harga, lead time, cara pembayaran dan kualitas dengan pemasok.

  4. Memberi dukungan kepada produksi untuk pengadaan bahan dan kebutuhan yang mendesak.

  5. Memberikan anggaran bulan kepada accounting.

  6. Konfirmasi penawaran harga dengan departement head.

  7. Membeli material untuk pembuatan sample sepatu.

  8. Memberi laporan pengiriman bulanan supplier kepada adidas.

  9. Menyediakan dokumen pembayaran untuk adidas.

  10. Menyediakan dokumen pengiriman untuk pelanggan dan konfirmasi mempersiapkan draft dokumen.

  11. Konfirmasi segala biaya pengangkutan (pembayaran lebih dulu).

  12. Memberi laporan kepada departement head untuk pembelian material.

D. Departement (BlackBox)

  1. Mengetest sepatu baru yang akan diproduksi.

  2. Membuat standart flowchart yang akan digunakan sebagai panduan produksi.

  3. Menimbang pemakaian chemical yang akan dipakai.

  4. Bertanggung jawab untuk standar operasional dalam produksi.

  5. Menjadi jembatan antara development dengan produksi.

  6. Memberikan laporan pemakaian chemical kepada purchasing.

E. Technical

  1. Memantau jalannya produksi agar tidak terjadi masalah.

  2. Mengontrol pemakaian chemical agar tidak tidak kehabisan stock.

  3. Periksa keakuratan flowchart yang telah dibuat.

  4. Konfirmasi bahan-bahan untuk pendukung tehcnical produksi.

  5. Membuat laporan bulanan untuk departement head.

TATA LAKSANA sistem yang berjalan

Prosedur sistem sistem

Pada analisa ini terdapat beberapa prosedur diantaranya:

  1. Mengidentifikasi penggunaan material sepatu

    Setiap model sepatu memiliki material yang berbeda-beda, Development blackbox mengidentifikasi jenis material apa saja yang akan digunakan pada model sepatu tersebut.

  2. Mengetes jenis chemical yang akan digunakan

    Setiap model sepatu memiliki jenis chemical yang berbeda-beda, Development blackbox mengetes chemical apa yang baik digunakan untuk model sepatu yang akan di test.

  3. Membuat flowchart chemical yang digunakan

    Setelah mengetahui chemical yang baik maka development blackbox membuat flowchart chemical yang digunakan untuk sepatu tersebut.

  4. Menimbang chemical sebelum digunakan

    Sebelum chemical digunakan timbang dahulu sebelum digunakan agar dapat mengetahui berat awal chemical.

  5. Gunakan chemical pada model sepatu yang akan digunakan

    Gunakan chemical yang sudah ditimbang untuk model sepatu yang akan dihitung pemakaian chemical sesuai flowchart yang sudah dibuat.

  6. Menimbang chemical setelah digunakan

    Setelah chemical digunakan sesuai flowchart timbang kembali berat chemical yang sudah digunakan untuk model sepatu tersebut, untuk mengetahui berat akhir setelah digunakan.

  7. Menginput data pemakaian chemical

    Setelah mengetahui berat awal dan berat akhir setelah sepatu digunakan maka data ini di input agar memiliki data sepatu apa saja yang sudah di hitung pemakaian chemicalnya.

  8. Membuat laporan data pemakaian chemical

    Setelah data sudah diinput, laporkanlah data pemakaian chemical kepada bagian purchasing agar menghitung berapa banyak chemical yang dibutuhkan untuk model sepatu tersebut.

  9. Mengorder chemical sesuai pemakaian

    Setelah mengetahui jumlah chemical yang terpakai untuk sepatu tertentu, maka purchasing akan mengorder chemical sesuai dengan jumlah chemical dan sesuai dengan jumlah order sepatu yang akan di produksi.

Rancangan prosedur sistem yang berjalan

Dibawah ini usecase diagram, activity diagram dan sequence diagram adalah sebagai berikut:

1. Use Case Diagram

gambar 3.2 Use Case Diagram

Berdasarkan gambar 3.2 use case diagram yang berjalan saat ini terdapat :

1. 1 (satu) sistem yang mencakup pemakaian chemical pada PT. Panarub Industry.

2. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan, diantaranya: Development blackbox dan purchasing.

3. 9 (sembilan) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut. diantaranya: mengidentifikasi penggunaan material sepatu, mengetes jenis chemical yang akan digunakan, membuat flowchart chemical yang digunakan, menimbang chemical sebelum digunakan, gunakan chemical pada model sepatu yang akan dihitung, menimbang chemical setelah digunakan, menginput data pemakaian chemical, membuat laporan pemakaian chemical dan mengorder chemical sesuai kebutuhan.

2. Activity Diagram

gambar 3.3 activity diagram menentukan pemakaian chemical pada model sepatu

berdasarkan gambar 3.3 activity diagram menentukan chemical pada model sepatu yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 1 (satu) initial node.

  2. 7 (tujuh) action state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

gambar 3.4 activity diagram menghitung pemakaian chemical

berdasarkan gambar 3.4 activity diagram menghitung pemakaian chemical yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 1 (satu) initial node, objek yang diawali.

  2. 8 (delapan) action state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

  3. 1 (satu) final state, objek yang diakhiri.

gambar 3.5 activity diagram pengorderan chemical

berdasarkan gambar 3.5 activity diagram pengorderan yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 1 (satu) action state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

  2. 1 (satu) final state, objek yang diakhiri.

3. Sequence Diagram

Gambar 3.4 sequence diagram

berdasarkan Gambar 3.4 sequence diagram yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 2 (dua) actor melakukan kegiatan yaitu development blackbox dan purchasing.

  2. 6 (enam) particiont object diantaranya: sepatu, chemical, flowchart, sistem (excel), laporan dan order.

  3. 9 (sembilan) message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktivitas yang terjadi.

Analisa Sistem Berjalan

Analisa Batasan Sistem

Batasan sistem yang akan dibahas adalah tentang pengendalian chemical yang membantu produktivitas perusahaan, saat ini sistem pengendalian chemical masih manual hanya mengira-ngira kebutuhan chemical sehingga masih banyak kelebihan maupun kekurangan stock yang membuat terhambatnya produktivitas perusahaan dan memerlukan waktu lama untuk mengorder chemical ke supplier yang membuat sistem ini masih belum efektif dan efisien.

Metode Analisa Value Chain

Metode analisa value chain pada suatu sistem pengendalian chemical digunakan untuk mendapatkan nilai tambah dalam keakuratan data pada proses pengendalian chemical. Analisa value chain membantu dalam mengidentifikasi dan menganalisa aktivitas yang ada dalam rantai pengendalian chemical serta mengurangi atau meminimalisir kesalahan dalam aktivitas pengendalian chemical. Tujuan analisa value chain untuk mengidentifikasi tahapan dimana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pengontrolan pemakaian chemical dalam pengendalian chemical ini.

A. Primary Activities (Line Functions)

Menurut Michael E. Porterya aktivitas utama dari organisasi yang melibatkan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:

  1. Inbound Logistics, Mengidentifikasi penggunaan material sepatu. Menginput data pemakaian chemical.

  2. Operations, menghitung pemakaian chemical.

  3. Outbound logistics, membuat laporan pemakaian chemical.

  4. Marketing and sales, mengorder chemical sesuai kebutuhan

  5. Service, mengorder chemical sesuai kebutuhan.

B. Support activities (staff atau fungsi overhead)

Menurut Michael E. Porterya aktivitas utama dari organisasi yang melibatkan aktivitas utama. Secondary activities melibatkan beberapa bagian/fungsi, antara lain:

  1. Firm infrastructure, menginput data pemakai chemical, membuat laporan pemakaian chemical.

  2. human resource management.

  3. Development blackbox:

    • mengindentifikasi penggunaan material sepatu.

    • mengetes jenis chemical yang akan digunakan.

    • membuat flowchart chemical yang digunakan.

    • menimbang chemical sebelum digunakan.

    • gunakan chemical pada model sepatu yang akan dihitung.

    • menimbang chemical setelah digunakan.

    • menginput data pemakaian chemical.

    • membuat laporan pemakaian chemical.

    purchasing:

    • mengorder chemical sesuai kebutuhan.

  4. Research, Technology and system development, menimbang chemical sebelum digunakan. Gunakan chemical pada model sepatu yang akan dihitung menimbang chemical setelah digunakan.

  5. Procurement, fungsi pembelian chemical ini adalah untuk menempel outsole dengan upper pada sepatu.

Analisa Masukan, Proses, Keluaran

1. Analisa masukan

Nama masukan : pemakaian jenis chemical

Fungsi : sebagai dasar perhitungan pemakaian chemical.

Sumber : development blackbox

Media : komputer

Frekuensi : setiap bulan

Keterangan : berisi data pemakaian chemical pada model sepatu yang akan dijalankan diproduksi.

2. Analisa proses

Nama modul(proses) : penghitungan pemakaian chemical

Masukan : laporan pemakaian chemical

Keluaran : laporan pemakaian chemical pada sepatu

Ringkasan proses : Pada proses ini dibuat daftar perhitungan gaji berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan development blackbox.

3. Analisa Keluaran

Nama keluran : laporan pemakaian chemical

Fungsi : mencetak atau menampilkan data perhitungan penggunaan chemical

Media : komputer

Distribusi : untuk bagian purchasing dan untuk manager development

Keterangan : laporan penggajian diberikan ke manager development untuk diperiksa dan ke purchasing untuk diproses


Konfigurasi sistem berjalan

  1. Spesifikasi Hardware

    • Processor  : Core 2 Duo

    • Monitor  : LCD

    • Mouse  : Logitech USB

    • Keyboard  : Logitech USB

    • RAM  : 2 GB

    • Harddisk  : 250 GB

    • Printer  : Laser

  2. Spefifikasi Software

    • Microsoft Office 2010

  3. Hak akses (Brainware)

    • Development blackbox

    • Manager development

    • Purchasing

Permasalahan yang dihapapi

Berdasarkan analisa yang dilakukan, maka permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah:

1. Proses perhitungan pemakaian chemical untuk pembuatan sepatu masih belum pasti karena masih bisa berubah material yang digunakan secara mendadak untuk sepatu tertentu sehingga membutuhkan pengetesan ulang chemical apa yang akan digunakan dan pemakaian chemical juga akan berubah sehingga terjadi keterlambatan.

2. Proses perhitungan pemakaian chemical dilakukan secara manual yang kemungkinan dapat menyebabkan salah hitung atau human error sehingga akurasi data masih rendah.

3. Pembuatan pemakaian chemical masih bersifat manual sehingga membutuhkan ketelitian yang tinggi dalam proses penghitungan dan pengambilan data pemakaian chemical dan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses perhitungan pemakaian chemical.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah meneliti dan mengamati dari permasalahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan, agar memudahkan setiap orang yang membutuhkan informasi penggajian pegawai maka diperlukan sistem yang terkomputerisasi berbasis web. Adapun alternatif pemecahan masalah yang penulis usulkan adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pergantian material yang digunakan agar diinfokan secara cepat, sebelum material benar-benar diganti pasti ada isu yang diterima, pihak developer harus memberi informasi pada stage ini agar bisa cepat dilakukan test oleh development blackbox agar tidak terjadi keterlambatan informasi pemakaian chemical.

2. Penghitungan chemical dilakukan minimal 3 kali sebelum hasil pemakaian di serahkan kepada purchasing agar lebih akurat.

3. Proses laporan ke manager development dan purchasing dapat dicocokkan dengan data yang ada pada model sepatu yang pernah jalan di produksi, agar tidak terjadi kesalahan.

4. Alternatif, dengan menggunakan program ini akan memudahkan dalam produktivitas perusahaan, data penghitungan sudah terkomputerisasi sehingga sangat cepat mendapatkan informasi tentang masalah yang terjadi di produksi tentang kekurangan maupun kelebihan stock yang hampir sudah kadaluarsa.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Menurut Hidayati dalam Guritno dkk (2011:302), “elisitasi tahap 1 merupakan seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara”.

Elisitasi Tahap II

Elistasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elistasi Tahap I yang kemudian diklarifikasi melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessesial (I) dan harus dieliminiasi.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan elistasi tahap II diatas, maka dibentuklah elistasi tahap III yang diklarifikasi kembali menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Penjelasan detail dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.

Elisitasi Final

Merupakan bentuk akhir dari tahap - tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun Sistem Persediaan Barang Pada PT. Yontomo Sukses Abadi. Berdasarkan Elisitasi Tahap III maka dapat dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis untuk membuat suatu Sistem Persediaan Barang Pada PT. Yontomo Sukses Abadi. Berikut Lampiran Final Draft Elisitasi yang telah dibuat :

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Rancangan sistem usulan

Untuk menganalisa sistem yang diusulkan, pada penelitian ini digunakan software Visual Paradigm for UML 6.4. Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram.

Use case Diagram sistem yang diusulkan

Gambar 4.1 use case diagram yang diusulkan

Berdasarkan 4.1 use case diagram yang diusulkan terdapat:

  1. 1 (satu) system yang mencakup seluruh kegiatan sistem persediaan barang pada PT. Panarub Industry.

  2. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan, yaitu: sebagai admin adalah development blackbox dan purchasing.

  3. 18 (delapan belas) Use case yang dilakukan diantaranya :Menampilkan Login, menampilkan home, menampilkan Master, menampilkan Transaksi, menampilkan stock, menampilkan laporan, menampilkan logout, user, product, bahan baku, estimasi, supplier, bahan baku(masuk), proses produksi, product, bahan baku, bahan baku perperiode, proses produksi perperiode.

Activity Diagram sistem yang diusulkan

Dari gambar 4.2 Activity diagram diatas akan dijelaskan skenario sebagai berikut:

  1. 1 (satu) initial nolde, sebagai awal objek.

  2. 1 (satu) decision node.

  3. 19 (sembilan belas) action state yang menggambarkan kegiatan proses pengendalian chemical.

  4. 1 (satu) final node.

Sequence Diagram sistem yang diusulkan

1. Sequence Diagram Menu Login yang diusulkan.

Dari gambar 4.3 Sequence diagram diatas akan dijelaskan skenario sebagai berikut:

  1. 2 (dua) actor yaitu development blackbox dan purchasing.

  2. masuk halaman login

  3. 18 (delapan belas) Life line spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktivitas yang terjadi

  4. masukkan username dan password

  5. validasi

  6. masukkan master

  7. view user

  8. view product

  9. view bahan baku

  10. view supplier

  11. masuk transaksi

  12. view bahan baku masuk

  13. view proses produksi

  14. masuk stock

  15. view produk

  16. view bahan baku

  17. masuk laporan

  18. view bahan baku perperiode

  19. view proses produksi perperiode

  20. logout

1. State Machine Diagram yang diusulkan.

Dari gambar 4.4 State machine diagram diatas akan dijelaskan skenario sebagai berikut:

  1. 20 (dua puluh) state yang berjalan

  2. 1 (satu) initial pseudo state

  3. 1 (dua) final node.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan

Tabel 4.1 perbedaan prosedur antara sistem berjalan dan sistem usulan


Rancangan Basis Data

Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data.

Hasil analisa pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data.


Class Diagram

Rancangan sistem yang diusulkan pada table ERD

Tabel 4.1 perbedaan prosedur antara sistem berjalan dan sistem usulan

Class Diagram yang diusulkan

Class diagram merupakan diagram yang selalu ada dipermodelan sistem berorientasi obyek. Class diagram menunjukkan hubungan antar class dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan.

Gambar 4.6 Class diagram

Rancangan sistem yang diusulkan pada class diagram

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, panjang record, dan struktur. Spesifikasi database yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 tabel bahan baku masuk


Tabel 4.1 tabel bahan baku masuk


Tabel 4.1 tabel bahan baku masuk

Tabel 4.1 tabel bahan baku masuk


Rancangan Tampilan Sistem yang diusulkan

Tampilan Prototype Halaman Login

Untuk mengawali terbukanya tampilan, maka akan muncul tampilan awal login admin seperti di bawah ini.

Gamber 4.7 Tampilan prototype halaman login


Tampilan Prototype Halaman Home

Menu ini terdiri atas sejarah perusahaan dan visi misi perusahaan

Gamber 4.8 Tampilan prototype halaman home


Tampilan Prototype Halaman Master

Menu ini terdiri atas persediaan barang yang ada pada PT. Panarub Industry

Gamber 4.9 Tampilan prototype halaman master


Tampilan Prototype Halaman Transaksi

Menu ini terdiri atas transaksi produksi

Gamber 4.10 Tampilan prototype halaman transaksi


Tampilan Prototype Halaman Stock

Menu ini terdiri atas persediaan barang yang ada di gudang

Gamber 4.11 Tampilan prototype halaman stock

Tampilan Prototype Halaman Laporan

Menu ini terdiri atas laporan

Gamber 4.12 Tampilan prototype halaman laporan


Tampilan Prototype Halaman Logout

Menu ini terdiri atas input persediaan barang yang akan keluar

Gamber 4.13 Tampilan prototype halaman logout


Rancangan Program Implementasi sistem yang diusulkan

Tampilan Halaman Login

Gamber 4.14 Tampilan halaman login

Tampilan Halaman Utama Home

Gamber 4.15 Tampilan halaman home

Tampilan Halaman Master

Gamber 4.16 Tampilan halaman master

Tampilan Halaman Transaksi

Gamber 4.17 Tampilan halaman transaksi

Tampilan Halaman Stock

Gamber 4.18 Tampilan halaman Stock

Tampilan Halaman Laporan

Gamber 4.19 Tampilan halaman laporan

Tampilan Halaman Logout

Gamber 4.20 Tampilan halaman logout


Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware/Perangkat Keras

Gamber 4.21 Deployment Diagram yang diusulkan

Perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. CPU

2. Processor  : corei3

3. Monitor  : LCD 14"

4. Ram  : 2 GB

5. Keyboard  : Standard

6. Mouse  : USB Optical

7. Harddisk  : 500 GB

8. Printer  : LaserJet

Aplikasi Yang Digunakan/Software

Gamber 4.22 Component Diagram yang diusulkan

Perangkat lunak yang diusulkan adalah sebagai berikut:

1. Windows 7

2. Google chrome, Mozilla firefox

3. PHP

4. MySQL

5. Dreamweaver CS5

6. Xampp


Hak Akses

1. Develpoment Blackbox

Tata usaha bertugas untuk menghitung dan menginput data pegawai

2. Purchasing

Purchasing bertugas untuk mengorder chemical

Testing

Tabel 4.18 Tabel pengujian blackbox pada pengujian pegawai


Implementasi

Konversi

Konversi sistem yang dilakukan menggunakan konversi direct. dimana sistem ini langsung diinstal pada PC yang akan digunakan oleh user. konversi direct atau langsung ini dilakukan agar user atau penggunaan secara langsung mengimplementasikan sistem pengagajian yang diusulkan ini

Evaluasi

A. Rancangan

  1. Maintaiability

    Dari segi Maintanance, sistem ini tidak begitu sulit dapat perawatannya. Maintenace sistem ini sama seperti sistem-sistem yang lain tanpa harus ada perlakuan khusus dalam pengolahannya.

  2. Usability

    Penggunaan sistem in sangant memberikan manfaat bagi perusahaan karana dapat menunjan kinerja pegawai dan akan berdampak kepada perkembangan perusahaan.

  3. Reusability

    Dari segi reusability, sistem ini memiliki nilai kegunaan sendiri. Software yang digunakan dapat memberikan manfaat untuk kedepannya dalam memanimalisir biaya untuk waktu yang akan datang.

  4. Reability

    Dalam segi kehandalan, sistem pengendalian chemical dapat diandalkan untuk menglola proses pemakaian chemical dan dapat memonitoring pengendalian dan stock chemical.

  5. Expandability

    Dari Segi Extend atau perluasan, dalam hal ini sistem dapat dengan mudah beradaptasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang memang dibutuhkan oleh pihak perusahaan.

B. Kelayakan

  1. Teknology

    Dari segi teknologi, sistem ini sudah menggunakan program PHP, yang tentunya sudah memenuhi kelayakan dalam perkembangan teknologi.

  2. Ekonomi

    Dari segi ekonomi, penggunaan sistem dapat meminimalisir pengeluaran budget yang awalnya digunakan untuk membeli tools yang dibutuhkan dalam menunjang pekerjaan.

  3. Legal

    Dari segi legalitas sistem ini tidak menyalahi aturan karena bersifat opensource.

  4. Operation

    Dalam segi operasional, sistem dapat dengan mudah dioperasikan oleh para user yang menggunakan sistem ini karena bersifat friendly dan mudah unntuk digunakan.

  5. Schedule

    Sistem yang diusulkak juga memiliki schelude yang mana sudah terlampir di bawah ini


C. Management

  1. Productionality

    Dari segi produksi, tentunya sistem ini dapat menunjang dalam meningkatkan produktifitas para pegawai dengan adanya peninkatan kinerja.

  2. Diferentiality

    Dari segi diferensial, sistem ini memiliki beberapa perbedaan karena dapat mengintegrasikan dengan bagian lain sehingga data dapat dilihat dari beberapa sisi.

  3. Management

    Dari segi management, sistem sudah dirancang agar dapat memiliki sistem management yang baik.


Schedule

Tabel 4.19 Tabel Time Schedule

Penerapan

Estimasi Biaya

Tabel 4.20 Tabel Estimasi biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Belum adanya sistem informasi pengendalian chemical yang terkomputerisasi sehingga banyaknya kendala dalam proses pengendalian chemical. maka data pengolahan tersebut tidak berjalan efektif dalam segi waktu dan biaya. Dimana Purchasing harus mengecek beberapa kali untuk memastikan ketesediaan barang untuk produksi dengan mengumpulkan beberapa berkas maupun mendatangi gudang untuk melihat secara langsung, sehingga masih kurang efesien dalam segi tenaga.

Dari media sebelumnya masih kurang efisien maka yang dibutuhkan sistem pengendalian chemical dengan menggunakan website. sehingga dapat memudahkan user dalam proses pengontrolan sistem pengendalian chemical ini tanpa harus mengumpulkan beberapa berkas serta penyimpanan data pun akan tesimpan aman.

Untuk merancang sistem pengendalian chemical dibuat sistem yang dapat meringkas semua data dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP untuk mempermudah dalam pengontrolan stock chemical di PT. Panarub Industry.

Dengan adanya sistem informasi pengendalian chemical yang baru yang sudah terkomputerisasi, dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya dalam pembuatan laporan pemakaian chemical dan laporan sisa stock chemical lebih cepat dan tepat informasi yang disajikan menjadi lebih akurat dan tingat ketelitian lebih tinggim kemungkinan terjadinya kesalahan sangat kecil.

Yang berperan dalam pengoperasian sistem pengendalian chemical pada PT. Panarub Industry yaitu bagian Development (blackbox) untuk menginput data estimasi pemakaian chemical, purchasing yang berperan untuk mengorder chemical yang dibutuhkan.

Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini dapat memberikan dampak positif untuk sistem pengendalian chemical yang berjalan saat ini dalam mengatasi kendala dan permasalahan yang sering terjadi.

Dari hasil penelitian ini sistem dapat mengidentifikasi kendala-kendala permasalahan pemakaian chemical yang dikerjakan oleh user sehingga dapat bejalan sempurna.

Dari hasil penelitian ini dapat mengoptimalkan sistem dengan menggunakan pengolahan data yang sudah terkomputerisasi agar proses pengolahan data menjadi lebih baik.

Kesimpulan terhadap metode penelitian

a. Metode Observasi

Penulis mengumpulkan data dengan cara mendatangi langsung objek yang dijadikan tempat observasi penelitian, menganalisa secara langsung sehingga data yang diperlukan dapat terkumpul dengan cepat.

b. Metode wawancara

Pada metode ini penulis melakukan wawancara langsung dengan stakeholder, maka dapat diketahui aplikasi seperti apa yang dibutuhkan, yaitu sebuah sistem yang dapat mempermudah dalam proses pengolahan pengendalian chemical.

c. Metode study pustaka

Melakukan study pustaka untuk mendapatkan bahan-bahan yang dipergunakan dalam landasan toeri pada penelitian ini dari berbagai sumber tertulis, yaitu buku-buku dan internet yang terkait dan membuat informasi-informasi yang diperlukan untuk digunakan dalam penyusunan laporan penelitian ini. Buku panduan yang dipergunakan penulis dalam hal ii adalah berasal dari berbagai sumerb, sehingga penulis dengan mudah mengerjakan skripsi ini.

Saran

Rancangan sistem informasi pengendalian chemical ini diharapkan diimplementasikan untuk memberikan kemudahan dalam penyelesaian pekerjaan perusahaan.

Untuk menjalankan sistem yang terkomputerisasi perlu dilakukan pelatihan atau training tentang sistem yan dipakai.

Setelah sistem dapat diterapkan dan diimplementasikan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan sesuatu pengembangan sistem yang baru, untuk melengkapi kekurangan pada sistem ini dapat diperbaiki maupun ditambahkan agar dapat tetap berjalan dengan perkembangan ilmu telekomunikasi yang semakin canggih.

Kesan

Sangat luar biasa dalam penyusunan skripsi ini, banyak kesan, pengalaman, ilmu dan cara bersosialisasi semua saya dapat selama penyusunan skripsi di STMIK Raharja ini.

Terima kasih kepada dosen pembimbing 1 saya Pak Oleh Soleh, S.Kom., M.M.SI selama pembuatan skripsi saya ini, bapak selalu dapat menyempatkan waktu dan selalu siap membimbing dan memotivasi saya lebih baik lagi.

Terima kasih kepada dosen pemmbimbing 2 saya pak Abdul Hamid Arribathi, S.Ag semala proses skripsi saya ini, bapak memberikan masukan dan arahan selama saya menyusun skripsi ini.

Terima kasih kepada pihak perusahaan atas kerja sama yang diberikan kepada saya, semoga skripsi saya ini dapat berguna untuk perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 Sutabri, Tata. 2012. “Konsep Sistem Informasi”. Yogyakarta: Andi Offset
  2. Jogiyanto Bukunya Yakub. 2012. “Pengantar Sistem Informasi”.Graha Ilmu
  3. Taufiq, Rohmat.2013. “Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  4. Taufiq, Rohmat.2013. “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta: Graha Ilmu
  5. 5,0 5,1 5,2 5,3 Yakub. 2012. “Pengantar Sistem Informasi”. Yogyakarta: Graha Ilmu
  6. Yakub. 2012. “Pengantar Sistem Informasi”. Yogyakarta: Graha Ilmu
  7. Darmawan, Deni 2012. “Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi.”.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  8. 8,0 8,1 Taufiq, Rohmat.2013. “Sistem Informasi Manajemen”.Yogyakarta: Graha Ilmu
  9. Yuliastrie. Nenden Dewi, Junaidi, Tiara. Khanna.2013. “Sistem Pakar Monitoring Inventory Control Untuk Menghitung Harga Jual Efektif Dalam Meningkatkan Keuntungan.”.Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan
  10. Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. “Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics.”.Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
  11. 11,0 11,1 11,2 Sutabri, Tata. 2012. “Analisa Sistem Informasi”. Yogyakarta: Andi Offset
  12. Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus 2013. “Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.Vol. 7, No. 1, September 2013
  13. Mahdiana, Deni. 2011. “Analisa dan Rancangan Sistem Informasi Pengadaan Barang dengan Metodologi Berorientasi Obyek Studi Kasus PT. Liga Indonesia.”.Jakarta:Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur
  14. Zohrahayati. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pada Butik Luwes Fashion Kecamatan Tulakan.”.Surakarta:Universitas Fakultas Teknik Informatika. Universitas Gajah Mada
  15. Darmawan, Deni. 2012. “Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. ”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  16. 16,0 16,1 Oktavian, Diar Puji. 2010. “Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP”.Yogyakarta: MediaKom
  17. Rahardja, Untung, Hidayati dan Mia Novalia. 2011. “Peningkatan Kinerja Distributed Database Methode DMQ Base Level”.Tangerang:Jurnal CCIT. Vol.4, No.3-Mei 2011
  18. 18,0 18,1 Anhar. 2010. “Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak”.Jakarta: Mediakita
  19. Arief. M. Rudyanto.2011. “Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL”.Yogyakarta: Andi Offset
  20. Madcoms. 2011. “Kupas Tuntas Adobe Dreamweaver CS5 DenganPemrograman PHP & MySQL”.Yogyakarta: Andi Offset
  21. Kartini, Budi Utami Fahnun dan Dewi Pratiwi. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Tiket Konser Musik Online Berbasis Lokasi”.Yogyakarta: Prosiding Seminar NasionalTeknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013
  22. Arief. M. Rudyanto. 2011. “Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL”.Yogyakarta: Andi Offset
  23. Prasetio. Adhi. 2012. “Buku Pintar Pemrograman Web”.Jakarta: Mediakita
  24. Madcoms. 2011. “ Kupas Tuntas Adobe Dreamweaver CS5 Dengan Pemrograman PHP & MySQL”.Yogyakarta: Andi Offset
  25. Saputra, Dayat. 2013. “Perancangan Aplikasi Akademik Secara Online Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Pangkalan Balai”.Sumatra Selatan: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer UniveritasBina Darma
  26. Guritno, Suryo,Sudaryono, Untung Rahardja, 2011. “Theory and Application of IT Research”.Yogyakarta: Andi Offset
  27. Siahaan, Daniel. 2012. “Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak”.Yogyakarta: Andi Offset
  28. Siahaan, Daniel. 2012. “Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak”.Yogyakarta: Andi Offset

DAFTAR LAMPIRAN

Contributors

Ary Mulyanto