SI1111469507

Dari widuri
Revisi per 28 Agustus 2015 09.58 oleh Erikfefriano (bicara | kontrib) (Konsep Dasar Analisa Sistem)


Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI EVALUASI APLIKASI

INVENTORI MAINTENANCE (GSE) GROUND SUPPORT

EQUIPMENT PADA PT.GAPURA ANGKASA



SKRIPSI




Logo stmik raharja.jpg



Disusun Oleh :

NIM :1111469507

NAMA : ERIK FEFRIANO AMRIAN



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2015/2016)




a1_zps9hdhxswt.png

a2.png_zps5l0jbs3u.jpg


a3_zpsig6cblqw.jpg


ABSTRACT


So many equipment GSE (Ground Support Equipment) Gapura PT Angkasa then takes control management system and good care so that the equipment can function optimally so as to support ground handling operations. Spare part inventory system prompt and appropriate is important for the company. If one in terms of handling, can cause a buildup of spare parts in warehouses that have an impact on loss due to unused or spare part shortages which led to the slow process of repair tools. This is the rationale of how to transform weaknesses into strengths by making a basic Information System Application Evaluation Inventory making it easier for the company to become a system that can be connected between sections to obtain the spare parts inventory and presenting accurate reports. Thus, if the warning system that allows the company to overcome the lack of spare parts inventory in the warehouse and monitoring in the warehouse. So as to enhance the repair process GSE tool at PT. Gapura Angkasa.


Keywords:System, Inventori, Maintenance.


ABSTRAKSI

Begitu banyaknya peralatan GSE (Ground Support Equipment) di PT Gapura Angkasa maka dibutuhkan sistem manajemen pengontrolan dan perawatan yang baik agar peralatan dapat berfungsi optimal sehingga mendukung kegiatan operasional ground handling. Sistem persediaan spare part yang tepat dan sesuai merupakan hal penting bagi perusahaan. Jika salah dalam hal penanganannya, dapat menyebabkan penumpukan spare part di dalam gudang yang berdampak pada kerugian akibat spare part tidak terpakai atau kekurangan stok yang menyebabkan lambatnya proses perbaikan alat. Hal ini menjadi dasar pemikiran bagaimana merubah kelemahan menjadi dasar kekuatan dengan membuatkan sebuah Sistem Informasi Evaluasi Aplikasi Inventori sehingga memudahkan perusahaan untuk menjadi sebuah sistem yang dapat terkoneksi antar bagian sehingga didapatkan proses persediaan spare part dan penyajian laporan yang akurat. Dengan demikian jika adanya warning system yang memudahkan perusahaan untuk mengatasi kurangnya persediaan spare part di dalam gudang dan monitoring di dalam gudang. Sehingga dapat meningkatkan proses perbaikan alat GSE pada PT. Gapura Angkasa.


Kata kunci:Sistem, Inventori, Maintenance.







KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) di Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang.

Dalam kesempatan ini penulis bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Ibu Nur Azizah, M.Akt, M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem InformasiSTMIK Raharja dan sebagai Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  3. Bapak Aris Martono,S.Kom.M.M.SI selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis sehinggalaporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  4. Bapak/ibu dosen Preguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama ini.
  5. Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan moril maupun materiil serta doa-doanya selama ini
  6. Mas Inung Sumitro memberikan dukungan moril maupun materi selama ini.
  7. Untuk Kartika Suryanto tercinta yang tidak bosan mendampingi dan mensuport penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
  8. Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan keterbukaan, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat menyempurnakan karya tulis ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi pembelajaran yang lebih baik.

   

Tangerang, 13 September 2015

     





(Erik Fefriano Amrian)
NIM : 1111469507


DAFTAR TABEL


Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype

Tabel 2.2 Perbedaan Antara Penelitian Dasar, Terapan, dan Evaluasi


Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I


Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II


Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III


Tabel 3.4 Final Elisitasi


Tabel 4.1 Perbedaan Sistem yang Berjalan dengan Sistem yang diusulkan


Tabel 4.2 Tabel Unnormal


Tabel 4.3 Table User


Tabel 4.4 Table Barang


Tabel 4.5 Table Supplier


Tabel 4.6 Table Surat Permintaan Pengadaan


Tabel 4.7 Detail Surat Permintaan Pengadaan


Tabel 4.8 Table Purchase Order


Tabel 4.9 Table Berita Acara Penerimaan Barang dan Jasa

Tabel 4.10 Detail Berita Acara Penerimaan Barang dan Jasa


Tabel 4.11 Table Voucher


Tabel 4.12 Pengujian Black Box


Tabel 4.13 Schedulle Implementasi


Tabel 4.14 Estimasi Biaya




DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Sistem Tertutup


Gambar 2.2 Sistem Terbuka


Gambar 2.3 Daur Hidup Sistem


Gambar 2.4 Siklus Informasi


Gambar 2.5 Langkah Analisis Sistem


Gambar 2.6 Diagram Tahap Perancangan


Gambar 2.7 Diagram Value Chain


Gambar 2.8 Siklus Akuntansi


Gambar 2.9 Siklus Akuntansi


Gambar 2.10 Bagan Jurnal


Gambar 2.11 Pemakai Informasi Akuntansi


Gambar 2.12 Cara Kerja PHP


Gambar 2.13 Bagan Alir Sistem (System Flowchart)


Gambar 2.14 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)


Gambar 2.15 Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)


Gambar 2.16 Bagan Alir Program (Program Flowchart)


Gambar 2.17 Bagan Alir Proses (Process Flowchart)


Gambar 2.18 Contoh Variasi Aplikasi Flowchart</p</div>

<p style="line-height: 1">Gambar 2.19 Waterfall Life Cycle</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 2.20 Alur Hidup Basis Data</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 3.1 Lokasi PT. Gapura Angkasa</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 3.2 Cargo PT. Gapura Angkasa</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 3.3 Struktur Organisasi GSE Repair PT. Gapura Angkasa</p>
<p style="line-height: 1">Gambar 3.4 Usecase Diagram yang berjalan pada PT. Gapura Angkasa</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 3.5 Activity Diagram Sistem Pembelian Barang</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 3.6 Sequence Diagram Sistem Pembelian Barang</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Informasi Pembelian Sparepart Pada PT. Gapura Angkasa</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Pembelian Barang</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.3 Activity Diagram Voucher Pembayaran</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.4 Activity Diagram Laporan Pembelian</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.5 Activity Diagram Laporan Pembayaran</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.6 Sequence Diagram Pembelian Barang</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.7 First Normal Form (1NF)</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.8 Second Normal Form (2NF)</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.9 Third Normal Form (3NF)</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.10 Flowchart Program Untuk Login Bagian Gudang</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.11 Flowchart Program Untuk Login Bagian Purchasing</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.12 Flowchart Program Untuk Login Bagian Accounting</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.13 Flowchart Program Untuk Login Pimpinan Proyek</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.14 Flowchart Program Untuk Login Admin</p>
<p style="line-height: 1">Gambar 4.15 HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Bagian Gudang</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.16 HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Bagian Purchase</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.17 HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Bagian Accounting</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.18 HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Admin</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.19 HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Pimpinan Proyek</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.20 Prototype Halaman Login</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.21 Prototype Menu Bagian Gudang</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.22 Prototype Menu Add SPP (Surat Permintaan Pengadaan)</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.23 Prototype Menu BAPBJ (Berita Acara Penerimaan Barang dan Jasa)</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.24 Prototype Menu Data BAPBJ (Berita Acara Penerimaan Barang dan Jasa)</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.25 Prototype Menu Bagian Purchasing</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.26 Prototype Menu Buat PO (Purchase Order)</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.27 Prototype Menu SPP (Surat Permintaan Pengadaan) Approve</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.28 Prototype Menu SPP Approve (Detail PO)</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.29 Prototype Menu Print Surat</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.30 Prototype Laporan Pembelian</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.31 Prototype Menu Bagian Purchasing</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.32 Prototype Menu Buat Voucher</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.33 Prototype Menu Buat Voucher</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.34 Prototype Menu Data Voucher</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.35 Prototype Menu Laporan Pembayaran</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.36 Prototype Menu Pimpinan Proyek</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.37 Prototype Menu Admin</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.38 Prototype Menu Add Supplier</p>


<p style="line-height: 1">Gambar 4.39 Prototype Menu Add Barang</p>



<p style="line-height: 2">DAFTAR SIMBOL</p>
<p style="line-height: 2">DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM</p>
Daftar Simbol Use Case Diagram.png
<p style="line-height: 2">DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM</p>
Daftar Simbol Activity Diagram.png
<p style="line-height: 2">DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM</p>
Daftar Simbol Sequence Diagram.png




<p align="center">BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Perkembangan perusahaan penerbangan mengalami banyak kemajuan di era globalisasi. Dengan banyaknya bermunculan perusahan- perusahaan penerbangan baik di domestik maupun internasional. Kemajuan dalam bisnis penerbangan tidak lepas dari campur tangan pihak yang dapat membantu jalannya semua operasi penerbangan, baik itu keberangkatan maupun kedatangan.

Dalam hal ini peran ground handling sangat penting dalam sebuah maskapai penerbangan, karena ground handling ini juga sudah menjadi sarana dan prasarana bagi maskapai penerbangan. Apabila tidak ada ground handling, operasional di airlines ini pasti akan terbengkalai. Tidak mungkin sebuah airlines harus membuka cabang untuk menangani operasionalnya di seluruh bandara, setiap airlines tersebut melakukan transit. Dan apabila maskapai penerbangan itu harus menyediakan pasti akan membutuhkan biaya yang sangat besar. Mengingat pentingnya ground handling ini maka PT.Garuda Indonesia selaku airlines melaksanakan kegiatan ground handling sendiri untuk keperluan perusahan sendiri, mengingat kebutuhan akan pelayanan yang profesional dan tuntutan hasil kerja yang optimal dan tanpa mengabaikan tuntutan keselamatan (safety), kehandalan (reliability), ketepatan waktu (punctually) dan kepuasan pelanggan (costumer satisfaction) maka PT Garuda Indonesia mempertimbangkan untuk menyerahkan kegiatan ground handling untuk semua pesawat yang dimilikinya dan bisa berkonsentrasi pada operasional pesawat saja . Dari sinilah asal mulanya PT Gapura Angkasa dibentuk, sebagai pelaksana ground handling dan pendukung kegiatan penerbangan di kawasan bandara baik penerbangan domestik maupun internasional.

PT Gapura Angkasa sebagai ground handling memilki jenis-jenis pelayanan salah satunya adalah ramp handling yang merupakan unit untuk memberikan pelayanan di bagian apron (Apron Service) yang meliputi pelayanan loading dan unloading, cargo dan mail di pesawat berdasarkan load instruction, mencatat stock terhadap pemeliharaan unit load service (ULD) milik airlines. Tujuannya yang ingin dicapai dengan adanya ramp handling ini diantaranya:

  1. Safety (Keselamatan)
  2. Reguler (Teratur)
  3. OTP (on Time Performance)

Karena begitu banyaknya peralatan GSE di PT Gapura Angkasa maka dibutuhkan pengontrolan dan perawatan yang baik agar peralatan dapat berfungsi optimal sehingga mendukung kegiatan operasional ground handling. Namun ternyata masih banyak kendala yang terjadi pada peralatan GSE, kendala tersebut berupa kegiatan schedule maintenance. Berdasarkan audit yang sering dilakukan oleh semua airlines yang di handle oleh PT. Gapura Angkasa, data Inventory maintenance sangat mempunyai peranan penting guna menjawab setiap audit yang dilakukan oleh airlines.

Seperti yang penulis ketahui, PT Gapura Angkasa adalah salah satu anggota IATA yang aktif dalam memenuhi kepuasan pelanggan dengan memeperhatikan sisi safety dalam setiap kegiatannya menghandle airlines dalam hal ini Garuda Airlines selaku klien terbesar PT Gapura Angkasa dan maskapai asing lainnya seperti Malaysia Airlines, Japan Airlines, TG Airlines sehingga PT Gapura Angkasa mendapatkan sertifikat ISAGO (International Safety Audit Ground Operation). Dan ini membuktikan bahwa sistem yang dimiliki oleh PT Gapura Angkasa sudah sangat mampu.

Dalam kegiatan bisnisnya PT Gapura Angkasa yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Ground Handling membutuhkan banyak sparepart untuk kegiatan operasionalnya. Dalam proses persediaan yang berjalan saat ini masih dilakukan secara manual dengan tidak adanya sebuah sistem yang dapat menunjang operasional perusahaan. Untuk itu di perlukan sebuah sistem yang dapat mempermudah stakeholder dalam proses pembelian agar dapat meminimalisir terjadinya kesalahan Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mengambil judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI EVALUASI APLIKASI INVENTORY MAINTENANCE (GSE) GROUND SUPPORT EQUIPMENT PADA PT GAPURA ANGKASA ”


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diindetifikasikan sebagai masalah antara lain:Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diindetifikasikan sebagai masalah antara lain:

  1. Bagaimana membuat alur proses pembuatan Inventory menjadi lebih tertib dan menjadi sebuah sistem terkomputerisasi?
  2. Bagaimana mengontrol persediaan spare part agar semua alat GSE cepat dalam melakukan perawatan?
  3. Bagaimana merancang system informasi evaluasi Inventory maintenance GSE ?

Ruang Lingkup

Dalam penulisan Skripsi ini dibatasi dengan ruang lingkup penilitian hanya pada input maintenance checklist ke dalam access 2003 disimpan dalam database menjadi sebuah output work order dan maintenance log, sebagai data report pada setiap audit yang diselenggarakan oleh semua airlines yang di handle oleh PT Gapura Angkasa, dalam pelayanan ground handling alat GSE sehingga kegiatan loading dan unloading tidak menjadi finding auditor.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan

  1. Tujuan Operasional
    1. Agar kegiatan operasional berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
    2. Agar mekanik dan PPC (Planning Product and Controlling) lebih cepat respon pada saat terjadi masalah kerusakan dalam menyiapkan spare part GSE.


  2. Tujuan Fungsional
    1. Agar kegiatan audit berjalan lancar.
    2. Agar kegiatan maintenance berjalan sesuai rencana.
    3. Agar kepercayaan airlines semakin maksimal.


  3. Tujuan Individual
  1. Memenuhi syarat kelulusan untuk jenjang Strata (S1).
  2. Menerapkan ilmu yang penulis selama perkuliahan.
  3. Memperbaiki Sistem report maintenance GSE yang ada di PT.Gapura Angkasa.

Manfaat

  1. Bagi Peneliti
    1. Dapat mengembangkan ilmu yang penulis dapatkan selama perkuliahan.
    2. Mendapatkan pengetahuan tentang proses audit yang di lakukan perusahaan.


  2. Bagi fungsional
    1. Mempermudah dalam pendeteksian schedule maintenance.
    2. Menambah kapasitas database penyimpanan data maintenance log book dan work order.
    3. Menjawab seluruh pertanyaan audit sehingga tidak terjadi finding audit.


  3. Manfaat Individu
  1. Dapat meningkatkan kepercayaan airlines.
  2. Menghemat waktu pada proses audit.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut, yaitu:

  1. Observasi atau Magang
    Penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung pada PT Gapura Angkasa selama kurang lebih 1 bulan yang beralamat di Soekarno Hatta International Airport, Terminal I A 3rd Building 152 Cengkareng-Jakarta 19101 dengan hasil yang didapat yaitu mengetahui sistem kerja yang berjalan saat ini sehingga penulis dapat mengetahui apa saja kendala system inventory di PT Gapura Angkasa sehingga dapat diimplementasikan dalam pembuatan skripsi.
  2. Wawancara
    Melakukan wawancara dengan user yaitu Bapak Rahmana guna memperoleh informasi agar data yang diperoleh lebih akurat.
  3. Studi Pustaka
    Dilakukan dengan cara mempelajari referensi-referensi buku, jurnal, browsing, literature review yang berkaitan dengan sistem pembelian.

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem
    Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisa SWOT, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), kesempatan (oppurtunities), dan yang menjadi ancaman (threats). Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menggunakan konsepservice marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence.
  2. Metode Analisa Perancangan Program
    Metode analisa perancangan program yang digunakan yaitu bagan alir program (flowchart program).

Metode Perancangan

Dalam Skripsi ini metode perancangan sistem yang digunakan adalah program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram yaitu pengembangan piranti lunak berbasis “object oriented”.


Metode Prototype

Dalam skripsi ini metode prototype yang digunakan yaitu metode prototype evolutionary karena metode prototype ini secara terus menerus dikembangkan hingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh sistem.


Metode Testing

Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu black box testing. Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Laporan ini terbagi dalam beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian di bagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara umum tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review.

BAB III PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, sejarah singkat PT Gapura Angkasa,visi dan misi PT Gapura Angkasa, struktur organisasi dan wewenang serta tanggung jawab, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, dan user requirement.

BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang rancangan sistem usulan, rancangan basis data, flowchart sistem yang diusulkan, rancanagan program, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil analisa yang dilakukan serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan dan kesan dalam pembuatan laporan skripsi ini.


BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem
  2. Menurut Hartono (2013:9)[1], ”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

    Menurut Taufiq (2013:2)[2], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


  3. Karakteristik Sistem
  4. Menurut Sutabri (2012:20)[3], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Komponen Sistem (Components)
      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.
    2. Batasan Sistem (Boundary)
      Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
    3. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)
      Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kalangsungan hidup dari sistem tersebut.
    4. Penghubung Sistem (Interface)
      Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
    5. Masukan Sistem (Input)
      Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
    6. Keluaran Sistem (Output)
      Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
    7. Pengolahan Sistem (Process)
      Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
    8. Sasaran Sistem (Objective)
      Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.


  5. Klasifikasi Sistem
  6. Menurut Taufiq (2013:8)[2], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

    1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
      Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.
      Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.
      Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.
    2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan
      Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.
    3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
      Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

    4. Link Url Photo/p></div>

      <p style="text-align: left;">Sumber: Taufiq (2013:9)[2]</p>
      <p style="text-align: center;">Gambar 2.1 Sistem Tertutup </p>


      <p style="text-align: center;">Link Url Photo</p>
      <p style="text-align: left;">Sumber: Taufiq (2013:9)[2]</p>
      <p style="text-align: center;">Gambar 2.2 Sistem Terbuka </p>
    5. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
      Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya.
      Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.
    6. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
      Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.
    7. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi
      Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.
    8. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia
      Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini,misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.
    9. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
      Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.
    10. </ol>


    11. Tujuan Sistem
    12. <p style="line-height: 2">Menurut Taufiq (2013:5)[2], tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya.</p>
      <p style="line-height: 2">Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya.</p>
      <p style="line-height: 2">Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.</p>


    13. Daur Hidup Sistem
    14. </ol>
      <p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:27)[3], Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
      Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:</p>
      1. Mengenali adanya kebutuhan
        Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
      2. Pembangunan sistem
        Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
      3. Pemasangan sistem
        Setalah tahap pembangunan sistem selesai,sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.
      4. Pengoperasian sistem
        Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
      5. Sistem menjadi usang
        Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.


      <p style="text-align: center;">Link Url Photo</p>
      <p style="text-align: left;">Sumber: Sutabri (2012:29)[3]</p>
      <p style="text-align: center;">Gambar 2.3 Daur Hidup Sistem </p>

      Konsep Dasar Data

      1. Definisi Data
      2. <p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:1)[3], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.</p>
        <p style="line-height: 2">Menurut Taufiq (2013:13)[2], “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.</p>
        <p style="line-height: 2">Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.</p>


      3. Klasifikasi Data
      4. <p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:3)[3], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber:</p>
        1. Klasifikasi data menurut jenis data:
          1. Data Hitung (enumeration/counting data)
            Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
          2. Data Ukur (measurement data)
            Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.
        2. Klasifikasi data menurut sifat data:
          1. Data Kuantitatif (quantitative data)
            Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
          2. Data Kualitatif (qualitative data)
            Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.


        3. Klasifikasi data menurut sumber data:


        1. Data Internal (internal data)
          Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
        2. Data Eksternal (external data)
          Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu:
        <p style="line-height: 2">a. Data Eksternal Primer (primary external data)</p>
        <p style="line-height: 2">Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.</p>
        <p style="line-height: 2">b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data)</p>
        <p style="line-height: 2">Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.</p>


      5. Pengolahan Data
      <p style="line-height: 2">Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data. Menurut Sutabri (2012:6), pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:</p>
      1. Penyimpanan Data (Data Storage)
        Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Sebelum disimpan, suatu dta diberi kode menurut jenis kepentingannya. Peraturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah mencarinya. Pengkodean memegang peranan penting. Kode yang salah akan mengakibatkan data yang masuk ke dalam file juga salah yang selanjutnya akan mengakibatkan kesulitan dalam mencari data tersebut apabila diperlukan. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbnetuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.Sistem yang umumnya dalam penyimpanan data (filing) ialah berdasarkan lembaga, perorangan, produksi, atau lain-lainnya, tergantung dari sifat organisasi yang bersangkutan. Kadang-kadang dijumpai kesulitan apabila menghadapi suatu data dalam bentuk surat, misalnya yang menyangkut ketiga klasifikasi tadi. Metode yang terbaik adalah “referensi silang” (cross reference) antara file yang satu dengan file yang lain. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
        1. File Induk (Master File)
          File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.
        2. File Transaksi (Detail File)
          File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.
        <p style="line-height: 2">Pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan,dan lain sebagainya. Misalnya, dalam hubungan dengan file kepegawaian, sudah tentu sebuah organisasi, entah itu perusahaan atau jawatan, akan menambah pegawainya. Ini berarti ada tambahan data baru mengenai pegawai. Sementara itu, ada pula pegawai yang pensiun atau berhenti bekerja sehingga putus hubungan dengan organisasi. Dengan demikian, data mengenai pegawai yang bersangkutan akan dikeluarkan dari file tersebut. Tidak jarang pula harus dilakukan perubahan terhadap data seorang pegawai, misalnya kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, menikah, pindah alamat, dan lain sebagainya.</p>
      2. Penanganan Data (Data Handling)
        Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance).Pemilihan (sorting) dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup peraturan ke dalam suatu urutan yang teratur, misalnya daftar pegawai menurut pangkatnya, dari pangkat yang tertinggi sampai terendah atau daftar pelanggan dengan menyusun namanya menurut abjad dan lain sebagainya. Peringkasan merupakan kegiatan lain dalam penanganan data. Ini mencakup keterangan pilihan, misalnya daftar pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada organisasi atau perusahaan lebih dari 10 tahun atau daftar pelanggan yang memesan beberapa hasil produksi sekaligus dan lain-lain.Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini meliputi komplikasi tabel-tabel, statistik, ramalan mengenai perkembangan, dan lain sebagainya. Tujuan manipulasi ini adalah menyajikan informasi yang memadai mengenai apa yang terjadi pada waktu yang lampau guna menunjang manajemen, terutama membantu menyelidiki alternatif kegiatan mendatang. Jadi, hasil pengolahan data itu merupakan data untuk disimpan bagi pengunaan di waktu yang akan datang, yakni informasi yang akan disampaikan kepada yang memerlukan atau mengambil keputusan mengenai suatu hal.


    15. Nilai Informasi
    16. <p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:37)[3], nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif disbanding dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.</p>
      <p style="line-height: 2">Lebih lanjut, sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan sesuatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:</p>
      1. Mudah diperoleh
        Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.
      2. Luas dan Lengkap
        Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.
      3. Ketelitian
        Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
      4. Kecocokan
        Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
      5. Ketepatan Waktu
        Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditamabah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.
      6. Kejelasan
        Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Bebrapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.
      7. Keluwesan
        Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banayk hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
      8. Dapat dibuktikan
        Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
      9. Tidak ada prasangka
        Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
      10. Dapat diukur
        Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

      Konsep Dasar Informasi

      1. Definisi Informasi
      2. <p style="line-height: 2">Menurut Darmawan (2012:2)[4], “Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan”.</p>
        <p style="line-height: 2"> Menurut Taufiq (2012:72) [2], “Informasi adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.</p>
        <p style="line-height: 2">Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang sudah diolah untuk menguji kebenarannya sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan.</p>


      3. Klasifikasi Informasi
      4. <p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:34)[3], informasi dalam menejemen diklasifikasikan sebagai berikut:</p>
        1. Informasi Berdasarkan Persyaratan
          Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:
          1. Informasi yang tepat waktu
            Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.
          2. Informasi yang relevan
            Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang menajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian.
          3. Informasi yang bernilai
            Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.
          4. Informasi yang dapat dipercaya
            Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.
        2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
          Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
          1. Informasi masa lalu
            Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapih dan teratur.
          2. Informasi masa kini
            Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.
        3. Informasi Berdasarkan Sasaran
          Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:
        1. Informasi individual
          Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.
        2. Informasi komunitas
          Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.


      5. Kualitas Informasi
      6. <p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:41)[3], kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu:</p>
        1. Akurat (Accurate)
          Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
        2. Tepat Waktu (Timeline)
          Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.
        3. Relevan (Relevance)
          Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang suatu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musibah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi menenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.


      7. Fungsi Informasi
      8. <p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:31)[3], fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.</p>


      9. Siklus Informasi
      10. <p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:33)[3], data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menangkap informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Tindakan si penerima menjadi sebuah data baru. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (information Cycle). </p>
        <p style="text-align: center;">Link Url Photo</p>
        <p style="text-align: left;">Sumber: Sutabri (2012:26)[3]</p>
        <p style="text-align: center;">Gambar 2.4 Siklus Informasi </p>
      11. Komponen-Komponen Informasi
      <p style="line-height: 2">Menurut Darmawan (2012:5)[4], sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika di analisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar 6 (enam) komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut:</p>
      1. Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan pleh pihak pertama.
      2. Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca headline dalam sebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada headline tadi bisa dipahami secara utuh.
      3. Branch of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti matematika bentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.
      4. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (supplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan menyelesaikan suatu proses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasi pengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.
      5. Bud of Information, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi mikro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga di masa yang akan datang dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuain kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam informasi ini adalah informasi tentang masa depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.
      6. Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang mejelaskan cuaca, musim, yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.

      Konsep Sistem Informasi

      1. Definisi Sistem Informasi
      2. <p style="line-height: 2">Menurut Taufiq (2013:17)[2], “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.</p>
        <p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:46)[3], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.</p>
        <p style="line-height: 2">Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengolah data sehingga memiliki nilai tambah untuk membantu manajer dalam mengambilan keputusan.</p>


      3. Komponen Sistem Informasi
      4. <p style="line-height: 2">

        Menurut Sutabri (2012:47)[3], sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari:</p>
        1. Blok masukan (input block)
          Input mewakili data yang masuk kedalan sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
        2. Blok model (model block)
          Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
        3. Blok keluaran (output block)
          Produk dari sistem informasi adalah keluarab yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
        4. Blok teknologi (technology block)
          Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
        5. Blok basis data (database block)
          Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan pernagkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih kanjut. Data didalan basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System)
        6. Blok kendali (control block)
          Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
      5. Tujuan Sistem Informasi
      <p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:47)[3], “tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi meliputi pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio, produk kertas, dan multimedia.</p>
      <p style="line-height: 2">Menurut Yuliastrie (2013:28)[5], Sistem Informasi memiliki beberapa tujuan, yaitu: </p>
      1. Integrasi sistem
        1. Menghubungkan sistem individu/kelompok.

        2. Pengkolektifan data dan penyambungan secara otomatis.

        3. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi.


      2. Efisiensi pengelolaan

        1. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data.

        2. Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik Informasi.
        3. Penggunaan dan pengambilan Informasi.
      3. Dukungan keputusan untuk manajemen
      1. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhaan.

      2. Akuisisi Informasi eksternal melalui jaringan komunikasi.

      3. Ekstraksi dari Informasi internal yang terpadu.

      Konsep Dasar Analisa Sistem

      1. Definisi Analisa Sistem
      2. <p style="line-height: 2">Menurut Taufiq (2013:156)[2], “Analisis Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.</p>
        <p style="line-height: 2">Menurut Rosa (2013:18)[6], “Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.</p>
        <p style="line-height: 2">Menurut Henderi (2011:322)[7], “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.</p>
        <p style="line-height: 2">Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.</p>


      3. Langkah-Langkah Analisa Sistem
      4. <p style="line-height: 2">Menurut Taufiq (2013:159)[2], untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.</p>
        <p style="line-height: 2">Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem Menurut Whitten L. Jeffery (2004) yang dijelaskan pada gambar dibawah ini:</p>


        <p style="text-align: center;">Link Url Photo</p>
        <p style="text-align: left;">Sumber: Taufiq (2013:160)[2]</p>
        <p style="text-align: center;">Gambar 2.5 Langkah Analisis Sistem </p>


        1. Definisi Lingkup
          Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase survey (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.
        2. Analisis Masalah
          Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan.
          Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya.
        3. Analisis Persyaratan
          Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternative, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.” Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.
        4. Desain Logic
          Tidak semua proyek mencakup pengembangna model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
        5. Analisa Kebutuhan
          Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah unutk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hamper selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.


      5. Tahapan Analisa Sistem


      <p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:220)[3], proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi. Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut: </p>
      1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
      2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.
      3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.
      4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.
      5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.
      <p style="line-height: 2">Selama tahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut:</p>
      1. Mengumumkan penelitian sistem
        Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegarawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.
      2. Mengorganisasikan tim proyek
        Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif daripada hanya pasif.
      3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
        Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.
      4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
        Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.
      5. Menyiapkan usulan rancangan
        Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.
      6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek
        Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin dimintas melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.
      <p style="line-height: 2">Menurut Murad (2013:51)[8], tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.</p>

      Konsep Dasar Perancangan Sistem

      Konsep Dasar Analisa SWOT

      Unified Modeling Language (UML)

      Konsep Dasar Elisitasi

      Teori Khusus

      Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen

      Konsep Dasar Microsoft Visual Basic

      Konsep Dasar MySQL

      Konsep Dasar Database

      Konsep Dasar Normalisasi

      Konsep Dasar Literature Review

      Literatur Review

      =<p align="center">BAB III

      =

      ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

      =

      BAB IV

      =

      RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

      =

      BAB V

      =

      PENUTUP


Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan

Contributors

Erikfefriano