SI1111465592

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI GURU
BERBASIS WEB PADA SMP NEGERI 1
PAKUHAJI


SKRIPSI



Logo stmik raharja.jpg




Disusun Oleh :
NIM : 1111465592
NAMA : DENDY WITARAHMAN



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
STMIK RAHARJA
TANGERANG
2014/2015





 


ABSTRAKSI


In the technology information era nowadays, the using of computers in the schools is really needed, the using of computers it a must, because with using it will can managing all data. From processcing and documentary will be arranged neatly at the computer storage. SMP 1 has encountered a lack of accurate information system especially in the very of a absent system. There still using manual absent book to generate data so it takes time and not quite friendly while retrieving absent date So I will generate the entire absent report accurately and precise time on retrieving data . The methodology used is the approach to system development life cycle starting from analyzing the system that runs through the UML (Unified Modeling Language), perform elicitation and the outcomes achieved from the report that the establishment of a procedure with a system using UML to describe the program that runs the system analysis and analysis the proposed system. Based on the analysis above, the researcher it doing about "Design of Information Systems Web Based Teacher Attendance At SMP Negeri 1 Pakuhaji".

Keywords: information systems, UML, attendance.teacher.


ABSTRAKSI


Di era perkembangan teknologi informasi pada saat ini, pemanfaatan komputer di sekolah sangatlah penting untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan informasi di Sekolah. Penggunaan komputer merupakan hal yang wajib, karena dengan adanya sistem terkomputerisasi segala proses mulai dari pengolahan data hingga dokumen penting lainnya dapat tersusun dengan rapih sehingga dapat mempermudah penyimpanan dan pencarian data. Masalah yang dihadapi pada sistem SMP Negeri 1 Pakuhaji adalah kurang adanya sistem informasi yang akurat, cepat, dan tepat seperti pada SMP Negeri 1 Pakuhaji walaupun sistem Absensi yang ada pada SMP Negeri 1 Pakuhaji masih menggunakan buku absen namun masih belum akurat, sehingga didalam menghasilkan seluruh laporan yang akurat dan tepat relatif lama. Metodologi yang digunakan yaitu dengan pendekatan siklus hidup pengembangan sistem mulai dari menganalisa sistem yang berjalan melalui UML (Unified Modeling Languange), melakukan elisitasi serta hasil akhir yang dicapai dari laporan yaitu terbentuknya suatu prosedur sistem dengan menggunakan program UML untuk menggambarkan analisa sistem yang berjalan dan analisa sistem yang diusulkan. Berdasarkan latar belakang diatas maka peniliti melakukan penelitian tentang “Perancangan Sistem Informasi Absensi Guru Berbasis Web Pada SMP Negeri 1 Pakuhaji”.

Kata Kunci : Sistem informasi, UML, absensi.guru





 


KATA PENGANTAR




Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas Rahmat dan Hidayah yang diberikan Allah SWT kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Skripsi ini, dengan berjudul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Berbasis Web Pada SMP NEGERI 1 PAKUHAJI”.


Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat beberapa kekurangan, karena keterbatasan kemampuan penulis dalam mendapatkan berbagai sumber yang menjadi bahan acuan dalam penyusunan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang.


Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga terlaksananya penulisan Laporan Skripsi ini. Ucapan terima kasih terutama kepada:

1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja.
2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
3. Ibu Maimunah, M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Raharja.
4. Ibu Hani Dewi Ariessanti, M.kom, selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
5. Bapak Muhammad Rachman Mulyandi, SE.,M.A.B, selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
6. Ibu Muflikatul Masruroh, S.Pd, Stakeholder SMP Negeri 1 Pakuhaji
7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Kedua orang tua, kakak dan saudara keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
9. Dan teman–teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini.


Dapat disadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya. untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun kan penulis terima demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami semua mahasiswa dan mahasiswi STMIK Raharja maupun para dosen yang membaca laporan ini khususnya.

Tangerang,--/--/--


(Dendy Witarahman)

NIM : 1111465592







DAFTAR SIMBOL



Daftar Simbol Use Case Diagram.png

Gambar Simbol Use Case Diagram




Daftar Simbol Activity Diagram.png

Gambar Simbol Activity Diagram




Daftar Simbol Sequence Diagram.png

Gambar Simbol Sequence Diagram







Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini kemajuan teknologi sangat pesat khususnya dalam bidang Ilmu Teknologi. Dimana kemajuan teknologi memasuki ke semua bidang ekonomi, sosial, pendidikan. Perkembangan kebutuhan sistem komputerisasi juga sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat khususnya ilmu komputer. Karena itu diketahui bersama bahwa komputer mampu memegang peranan terpenting sebagai alat bantu dalam pengolahan data serta dapat memecahkan masalah sangat kecil samapai dengan masalah yang sangat kompleks sekalipun.

Setiap organisasi seperti halnya pada sekolah sangat membutuhkan sistem komputerisasi yang akurat, cepat, dan efisien. Namun dalam kenyataannya hal tersebut terkadang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan yang hendak dicapai, karena terbatasnya sistem komputerisasi yang digunakan pada sekolah tersebut.

Informasi sistem komputer tentang Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Pakuhaji yang sedang berjalan saat ini masih menggunakan absensi manual, oleh karena itu peneliti ingin meningkatkan proses absensi agar lebih baik dengan menawarkan sistem baru yang merupakan pengembangan dari sistem yang sebelumnya. Perkembangan kebutuhan sistem komputerisasi juga sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Khususnya ilmu komputer, karena kita ketahui bersama bahwa komputer mampu memegang peranan terpenting sebagai alat bantu dalam pengolahan data serta dapat memecahkan masalah yang kecil sampai dengan masalah yang sangat komplek sekali pun. Penggunaan komputer yang dilengkapi dengan program aplikasi dapat memberikan hasil yang berkualitas. Jadi, dengan demikian penanganan sistem secara terkomputerisasi pada sekolah SMPN 1 Pakuhaji sangatlah tepat.

Seperti halnya sekolah SMPN 1 Pakuhaji yang bergerak dalam bidang pendidikan yang selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Namun terkadang masih saja ada kekurangannya, contohnya pada proses pengabsenan guru yang masih menggunakan sistem manual yakni dengan menggunakan catatan pada buku absensi guru sehingga belum optimal dalam penanganannya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dengan demikian penulis mengambil judul tentang ” PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI GURU BERBASIS WEB PADA SMP NEGERI 1 PAKUHAJI ”

Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana sistem yang berjalan sekarang di SMPN 1 Pakuhaji?
  2. Bagaimana menyusun sistem informasi absensi untuk SMPN 1 Pakuhaji?
  3. Bagaimana penggunaan laporan sistem absensi yang ada?

Ruang Lingkup

Agar penelitian ini lebih terarah maka peneliti membatasi penelitian hanya terbatas pada absensi guru pada SMPN 1 Pakuhaji, maka ruang lingkup yang akan dibahas dalam masalah ini adalah dari mulai dari input absen masuk, input absen pulang, prosedur izin dan cuti sampai dengan pembuatan laporan.

Tujuan dan manfaat penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Meningkatkan proses absensi agar lebih baik dengan menerapkan sistem baru yang merupakan pengembangan dari sistem yang sebelumnya.
  2. Memudahkan admin dalam melakukan proses absensi dan pembuatan laporan.
  3. Menciptakan sebuah sistem absensi berbasis web yang mampu berjalan efektif dan efesien.
  4. Dapat mengindentifikasi dengan baik semua kebutuhan- kebutuhan guru yang terkait dengan absensi guru pada SMPN 1 Pakuhaji.
  5. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana komputer (S1).

Manfaat Penelitian

Manfaat dari pembuatan laporan ini dibagi dalam 3 kiteria yaitu:

  1. Manfaat penelitian
    1. Aplikasi dapat menjadi alternatif bagi guru yang ingin melakukan absen tanpa harus mengisi buku absen, sehingga dapat melakukan efisiensi baik waktu maupun biaya.
    2. Dapat membantu guru SMPN 1 Pakuhaji dalam pengolahan data absen sehingga dapat terarah.
    3. Sebagai tambahan ilmu yang dapat dijadikan bahan acuan atau bacaan bagi pembaca atau mahasiswa.
    4. Dapat menciptakan suatu aplikasi yang memudahkan proses absensi.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

  1. Metode Obervasi, merupakan cara pengumpulan data secara langsung ke lapangan melalui pengamatan terhadap sejumlah objek penelitian dari sejumlah individu yang bersangkutan.
  2. Metode Wawancara, Dalam penulisan laporan skripsi ini, untuk mendapatkan informasi secara lengkap maka penulis melakukan suatu metode tanya jawab kepada stakeholder di SMPN 1 Pakuhaji. Hal itu dilakukan untuk mengetahui kebenaran informasi yang diperoleh.
  3. Metode Studi Pustaka, Memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur serta informasi yang di dapatkan melalui teknologi internet atau browsing yang berhubungan dengan teori dan laporan penelitian.

Metode Analisa Data

Metode analisa yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode analisa SWOT, yaitu melakukan analisa terhadap kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (treatment) dari perancangan sistem informasi absensi yang akan diaplikasikan pada SMPN 1 Pakuhaji. Dengan melakukan analisa SWOT, maka akan diketahui bagaimana metode yang cocok agar tercapai tujuan pada SMPN 1 Pakuhaji dalam hal membuat absensi yang baik serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan laporan absensi.

Metode Perancangan

Setelah proses pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa supaya mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaaat bagi penelitian ini. Dalam metode perancangan sistem penulis menggunakan program Visual Paradigm for UML 6.4. Enterprise Edition yaitu sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar, memvisualisasikan, mengspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan piranti lunak berbasis “OO” (Object Orientied) melalui tahap : Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram dan Activity Diagram, serta menggunakan tools (alat bantu) UML (Unified Modeling Language) yang dilakukan melalui 4 (Empat) tahap, yaitu: (1) Survey terhadap sistem yang berjalan, (2) Analisa terhadap temuan survey, (3) Identifikasi kebutuhan informasi dengan menggunakan alat bantu elisitasi melalui 4 tahapan, yaitu tahap 1 mencakup semua kebutuhan sistem, tahap 2 melakukan pengelompokkan kebutuhan dengan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential) selanjutnya tahap 3 dengan TOE (Technical, Operational dan Economic) serta tahap final, (4) Identifikasi persyaratan sistem. Hasil analisa kemudian dibuat laporan untuk masukan dalam perancangan sistem yang diusulkan.

Metode Prototipe

Proses prototype akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada struktur data dengan menggunakan MySQL, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dengan menggunakan Dreamweaver CS5, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirment. Dokumen inilah yang akan digunakan proggrammer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya.

Metode Testing

Setelah prototype selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki sehingga dalam testing aplikasi yang akan dirancang penulis menggunakan metode black-box. Black-box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba black-box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian black-box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Untuk memperjelas dan mempermudah gambaran dalam pembahasan masalah, maka laporan ini menjadi beberapa bab yang yang secara ringkas menyusun sistematika penulisan dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan secara umum mengenai masalah pokok yang dibahas dalam laporan ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang terdiri dari metode pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara dan studi pustaka, metode analisa sistem dan metode perancangan sistem yang meliputi analisis, desain, coding dan testing, penerapan dan pemeliharaan sistem, serta uraian mengenai sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan beberapa definisi dari teori-teori pendukung analisa dan teori-teori lainnya yang digunakan untuk mendukung penelitian serta literature review.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum mengenai SMPN 1 Pakuhaji yang menjadi objek penelitian dan penulisan laporan ini. Bab ini menjelaskan sejarah singkat, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab pada SMPN 1 Pakuhaji, tata laksana sistem yang berjalan meliputi prosedur dan rancangan sistem yang berjalan, analisa sistem yang meliputi metode analisa sistem, analisa masukan, analisa proses, analisa keluaran, serta konfigurasi sistem yang sedang berjalan terdiri dari hardware, software, dan brainware. Membahas juga tentang masalah yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dan user requirement yang berisi tabel elisitasi tahap 1, tahap 2, tahap 3 dan final.
BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang akan diusulkan. Perancangan sistem akan dijelaskan dalam bentuk UML seperti usecase diagram, activity diagram, sequence diagram, penjelasan mengenai perbedaan sistem yang berjalan dengan sistem yang diajukan. Dijelaskan pula rancangan basis data meliputi spesifikasi basis data, rancangan program usulan, rancangan prototype sistem usulan, konfigurasi sistem usulan, testing sistem yang diusulkan, evaluasi sistem yang diusulkan, implementasi sistem yang diusulkan dan terakhir estimasi biaya dari sistem yang diajukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari pembahasan penelitian yang dilakukan penulis dan saran-saran yang sebaiknya dilakukan untuk pengembangan lebih lanjut agar tercapai hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



 


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Sutabri (2012:16)[1], suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut tentang pengertian secara umum, yaitu:

  1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur, seperti sistem pernapasan kita terdiri dari suatu kelompok unsur, yang terdiri dari hidung, saluran pernafasan, paru-paru, dan darah. Unsur-unsur yang membentuk subsistem tersebut.
  2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan, unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan yang lain dan sifat serta kerjasama antara unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.
  3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem, setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. Seperti sistem pernapasan kita bertujuan menyediakan oksigen dan pembuangan karbon dioksida dari tubuh kita bertujuan menyediakan oksigen dan tersebut yang berupa hidung, saluran pernapasan, paru-paru, dan darah bekerjasama satu dengan yang lain dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan tersebut.
  4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar, sistem pernafasan kita merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh, contoh sistem satuan adalah sistem pencernaan makanan, sistem peredaran darah, dan sistem pertahanan tubuh.

Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[1], model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Adapun karakteristik sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antar sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya, batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkugan Luar Sistem (Environtment)
    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem, lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara, lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface)
    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface, penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut, dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk suatu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input)
    Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (Signal Input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran Sistem (Output)
    Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna, kaluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi, informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal yang menjadi input bagi subsistem lain.
  7. Pengolahan Sistem (Proses)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  8. Sasaran Sistem (Objective)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic, jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:22)[1], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada didalam sistem tersebut. Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, di antaranya:

  1. Sistem abstrak dan sistem fisik
    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tempak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia dan lain sebagainya.
  2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam; tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
  3. Sistem determinasi dan sistem probobalistik
    Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probablistic.
  4. Sistem terbuka dan sistem tertutup
    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengnaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

Konsep Dasar Data

  1. Definisi Data
    Menurut Sutabri (2012:1)[1], sumber informasi adalah data. Data merupakn bentuk jamak dati tunggal datum. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu di dalam dunia bisnis.
  2. Klasifikasi Data
    Menurut Sutabri (2012:3)[1], “data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai dibawah ini”.
    1. Klasifikasi data menurut jenis data
      • Data hitung (enumeration/counting data)
        Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu. Mencatat jumlah mahasiswa dalam suatu kelas atau presentase dari mahasiswa/i dalam kelas akan menghasilkan suatu data hitung.
      • Data ukur (measurement data)
        Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka tertentu atau huruf tertentu yang diberikan oleh seorang dosen kepada seorang mahasiswa setelah memeriksa hasil tentamennya merupakan data ukur. Angka yang ditunjukan alat barometer atau thermometer adalah hasil proses pengukuran.
    2. Klasifikasi data menurut sifat data
      • Data kuantitatif (quantitative data)
        data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan. Jika jumlah universitas negeri di indonesia dibagi dalam 2 golongan maka ada golongan pertama yang jumlah mahasiswanya lebih dari 5000 orang dan golongan yang lain kurang dari 5000 orang. Ini merupakan penggolongan kuantitatif.
      • Data kualitatif (qualitative data)
        Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat tertentu. penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya. penggolongan mahasiswa pada fakultas yang menggunakan sistem kredit kedalam penilaian studi dengan grade A, B, C, D didasarkan pada pemisah sifat-sifat kualitatifnya.
    3. Klasifikasi data menurut sumber data
      1. Data internal (internal data)
        Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
      2. Data eksternal (external data)
        Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain.
      3. Pengolahan Data
        Menurut Sutabri (2012:6)[1], data merupakan bagian mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan nilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data. untuk lebih jelasnya akan diuraikan seperti dibawah ini.
        • Penyimpanan data (data storage)

          Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searcing), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. file dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Sebelum disimpan, suatu data diberi kode menurut jenis kepentingannya. Pengaturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah mencarinya. Pengkodean memegang peranan penting. Kode yang salah dapat mengakibatkan data yang masuk kedalam file juga salah yang selanjutnya akan mengakibatkan kesulitan dalam mencari data tersebut apabila diperlukan. jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbentuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.

          Sistem yang umum dalam penyimpanan data (faling) ialah bedasarkan lembaga, perorangan, produksi, atau lain-lainnya, tergantung dari sifat organisasi yang bersangkutan. kadang-kadang dijumpai kesulitan apabila menghadapi suatu data dalam bentuk surat misalnya, yang menyangkut ketiga klasifikasi tadi. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

          1. File induk
            File induk ini berisi data-data permanent yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.
          2. File transaksi
            File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.

        • Penanganan data (data handling)

          Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance).

          pemilihan atau sorting dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup peraturan kedalam suatu urutan yang teratur, misalnya daftar pegawai menurut pangkatnya, dari pangkat yang tertinggi sampai yang terendah atau daftar costumer dengan menyusun namanya menurut abjad dan lain sebagainya. Peringkasan merupakan kegiatan lain dalam penanganan data. Ini mencakup pilihan, misalnya daftar pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada organisasi/perusahaan lebih dari 10 tahun atau daftar costumer yang memesan beberapa hasil produksi sekaligus dan lain-lain.

          Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini meliputi komplikasi tabel-tabel, statistik, ramalan mengenai perkembangan, dan lain sebagainya. Tujuan manipulasi ini adalah menyajikan informasi yang memadai mengenai apa yang terjadi pada waktu yang lampau guna menunjang manajemen, terutama membantu menyelidiki alternatif kegiatan mendatang.

Konsep Dasar Informasi

  1. Definisi Informasi

    Menurut Sutabri (2012:29)[1] , informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi atau tepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi penerimanya.

    Menurut Maimunah dalam jurnal CCIT Vol. 5 No. 3 (2012:284)[2], informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil sebuah keputusan. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penggunanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata ( fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas menurut saya kesimpulan informasi adalah data yang sudah diolah untuk menguji kebenarannya sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan.

  2. Nilai Informasi
    Menurut Sutabri (2012:37)[1], nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hai, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak didalam perusahaan. Lebih lanjut, sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keungtungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efektifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analsis cost effectivess atau cost benefit”. Nilai informasi didasarkan atas 10 sifat, yaitu :
    1. Mudah diperoleh
      Sifat ini menunjukan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat, kecepatan memperoleh dapat diukur misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.
    2. Luas dan lengkap
      Sifat ini menunjukan lengkapnya isi informasi, hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, karena itu sulit mengukurnya.
    3. Ketelitian
      Sifat ini menunjukan minimnya kesalahan dalam informasi, dalam hubungannya dengan volume data yang besar terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
    4. Kecocokan
      Sifat ini menunjukan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai, isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya, sifat ini sulit mengukurnya.
    5. Ketepatan waktu
      Menunjukan tak ada keterlambatan jika ada yang sedang ingin mendapatkan informasi masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu.
    6. Kejelasan
      Sifat ini menunjukan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas, membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
    7. Keluwesan
      Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambilan keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
    8. Dapat dibuktikan
      Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
    9. Tidak ada prasangka
      Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
    10. Dapat diukur
      Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.
  3. 3. Kualitas Informasi
    Menurut Sutabri (2012:41)[1], ”kualitas suatu informasi tergantung 3 (tiga) hal”.
    1. Akurat (accurate)
      Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
    2. Tepat Pada Waktunya (timeline)
      Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan tersebut terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.
    3. Relevan (relevance)
      Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap–tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
    4. Fungsi Informasi
      Menurut Sutabri (2012:31)[1], fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mengkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.
    5. Siklus Informasi
      Menurut Sutabri (2012:33)[1], data diolah menjadi suatu model informasi, kemudian si penerima akan menangkap informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Tindakan si penerima menjadi sebuah data baru. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu silkus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (information Cycle).

Konsep Dasar Sistem Informasi

  1. Definisi Sistem Informasi

    Menurut Sutabri (2012:46)[1], sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

  2. Komponen Dasar Sistem Informasi

    Menurut Sutabri (2012:47)[1], sistem informasi terdiri dari beberapa komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

    1. Blok Masukan (input block)
      Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi, input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
    2. Blok Model (model block)
      Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi dati input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
    3. Blok Keluaran (techology block)
      Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
    4. Blok Basis Data (database block)
      Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data didalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang dihasilkan berkualitas.
    5. Blok Kendali (control blok)
      Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, termperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.

Analisa Sistem

  1. Definisi Analisa Sistem

    Menurut Tanti dkk dalam Jurnal CCIT Vol.3 No.2 (2010:208), analisa secara umum merupakan tahap dari daur hidup pengembangan perangkat lunak pengajar. Salah satu tahap yang bertujuan untuk memahami keperluan pembelajaran dan mengembangkan permintaan-permintaan.

    Menurut Henderi dkk dalam jurnal CCIT Vol 4 (2011 : 322)[3], tahapan analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalah-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat di buat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.

    Menurut Sutabri (2012:220)[1], tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap investigasi sistem dan sebelum tahap rancangan sistem, tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas menurut saya Analisa sistem adalah tahap mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang ada pada suatu sistem, untuk memahami sistem yang ada.

  2. Tahapan Analisa Sistem

    Menurut Murad dalam jurnal CCIT Vol. 7, No. 1 (2013:51)[4], tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

    Menurut Sutabri (2012:220)[1], proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi. Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

    1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
    2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.
    3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.
    4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.
    5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

      Selama tahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut:

      1. Mengumumkan penelitian sistem
        Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegarawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.
      2. Mengorganisasikan tim proyek
        Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif daripada hanya pasif.
      3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
        Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.
      4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
        Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.
      5. Menyiapkan usulan rancangan
        Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.
      6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek
        Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.

Definisi Perancangan Sistem

  1. Definisi Perancangan

    Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT Vol.4 No.2 (2010:203)[5] pada metode analisa sistem dan perancangan yang menggunakan metode yang dikenal dengan nama System Development Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodelogi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dari usaha analisa dan desain. Langkah-langkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:

    1. Perancangan Sistem
      Dalam tahapan perancangan sistem ini dijelaskan bagaimana langkah-langkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi.
    2. Analisa Sistem
      Melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.
    3. Perancangan
      Yaitu tahapan untuk melakukan perancangan suatu aplikasi, terdapat tiga tahapan perancangan, yaitu: perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program.
    4. Testing
      Setelah sistem berhasil dirancang, langkah selanjutnya adalah pengujian untuk melihat apakah sistem telah dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahap ini, juga dilakukan penyesuaian-penyesuaian akhir.
    5. Implementasi
      Pada tahap ini, program yang telah diuji secara offline kemudian diimplementasikan online dan dipublish secara resmi.
    6. Perawatan
      Langkah terakhir dari SDLC yaitu maintenance dimana pada tahap ini sistem secara sistematis diperbaiki dan ditingkatkan.

Konsep Dasar Analisa SWOT

  1. Definisi Analisis SWOT

    Menurut Rangkuti (2011:64)[6], “SWOT adalah dengan menggabungkan berbagai indikator yang terdapat dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman”.

    Menurut Risza (2010:174)[7], “SWOT adalah suatu penelaahan yang dimulai dengan pemantauan perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar perusahaan sehingga kita dapat memahami gambaran yang tepat tentang keadaan perusahaan yang sebenarnya”.

    Dari kedua definisi di atas, menurut saya SWOT adalah gabungan indikator yang dimulai dengan pemantauan perubahan lingkungan baik eksternal maupun internal sehingga dapat memahami keadaan perusahaan yang kondusif.

  2. Langkah –Langkah Penyusunan SWOT

    Menurut Rangkuti (2011:8)[6], Langkah–langkah mudah penyusunan SWOT yaitu:

    1. Melakukan proses input untuk menyusun SWOT Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.
    2. Mengembangkan timeline (ketepatan waktu). Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.
    3. Membentuk teamwork Tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.
    4. Kuisioner riset SWOT Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman)
    5. Identifikasi penyebab masalah Tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.
    6. Menentukan tujuan dan sasaran strategis Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.
    7. Menyusun isu strategis, formulasi strategis, tema strategis, dan pemetaan strategis. Tujuannya adalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakai dalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Berdasarkan isu strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan.
    8. Menentukan ukuran yang dipakai dalam SWOT Tujuannya adalah menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT.
    9. Merumuskan strategis initiatives dan key performance indicators dalam bentuk tag dan lead indicator. Tujuannya adalah untuk merumuskan strategic initiative dan menyusun key performance indicator dalam bentuk lag dan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kerja.
    10. Memberikan bobot dan nilai untuk mengukur kinerja. Tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja ke dalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.
    11. Melakukan cascading SWOT Tujuannya untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau measurement (M), cara menentukan targer (T), serta cara menentukan program (P) yang menjadi prioritas. Analisa risiko menggunakan Key risk indicators tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.
    12. Analisis anggaran dan model keuangan tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnya.
    13. keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.Analisis kasus corporate strategy menggunakan SWOT Pada bagian ini pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan, sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang dia jalankan.

  3. Tujuan Analisa SWOT

    Menurut Francois (2011:104)[8], Tujuan analisis SWOT adalah untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis. Analisis SWOT harus lebih berdasarkan data yang tepat dari sumber eksternal dan internal dari pada persepsi. Bagian analisis ‘kekuatan’ dan ‘kelemahan’ merupakan pengamatan internal dan bagian ‘peluang’ merupakan pengamatan terhadap tren lingkungan yang mungkin memberikan dampak pada organisasi. Beberapa tren akan memberi peluang, sedangkan lainnya akaan menjadi ancaman. Teknik tersebut juga digunakan untuk mengevaluasi posisi para pesaing dan mengidentifikasi kelemahan mereka yang dapat dimanfaatkan maupun ancaman yang akan timbul.Apabila digunakan dalam konteks industri pariwisata sebuah negara, analisis SWOT memeriksa kondisi yang ada dalam lingkungan pariwisata yang kompetitif. Hasilnya, reaksi strategis dapat diformulasi untuk meningkatkan daya saing negara tersebut

  4. Tipe-tipe Strategi SWOT

    Menurut Rangkuti (2011:64)[6], Matriks Threats – Opportunities – Weakness–Strenghts (TOWS) merupakan penggabungan berbagai indikator untuk membantu manajer mengembangkan yang terdapat empat tipe strategi: kekuatan, kelemahan,peluang, dan ancaman. Model penggabungannya menggunakan TOWS Matriks. Namun tidak semua rencana strategi yang disusun dari TOWS Matriks ini digunakan seluruhnya. Strategi yang di pilih adalah strategi yang dapat memecahkan isu strategi perusahaan.

    1. S-Ostrategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.
    2. W-Ostrategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
    3. S-Tstrategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
    4. W-Tstrategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.

  5. Proses Perencanaan Strategis
    Menurut Rangkuti (2011:19)[6], Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis yaitu :
    1. Tahap pengumpulan data
    2. Tahap analisis
    3. Tahap pengambilan keputusan.
    4. Manfaat Analisa SWOT

    Menurut Hendro (2011:289)[9], banyak manfaat bila kita melakukan analisa masalah secara SWOT yaitu Strength, Weakness, Oppurtunity, and Threats sebeluam diambil keputusan untuk dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa mempertimbangkan dan melakukan analisa masalah, manfaatnya adalah:

    1. Dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi
    2. Untuk membuat rekomendasi
    3. Informasi lebih akurat
    4. Untuk mengurangi resiko akibat dilakukannya keputusan yang berkali-kali (double decision)
    5. Menjawab hal yang bersifat intutif atas keputusan yang bersifar emosional

  6. Penerapan Analisa SWOT
    Menurut Hendro (2011:291), Analisa digunakan dalam:
    1. Memasuki sebuah industri baru.
    2. Memutuskan untuk meluncurkan produk baru
    3. Menganalisa posisi perusahaan dalam persaingan saat ini.
    4. Untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan peusahaan
    5. Membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang akan terjadi sehubungan dengan ancaman yang akan datang da n peluang yang bisa diambil.
  7. Indentifikasi Variabel 7P

    Menurut Puspitasari dkk (2011:96)[10], Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Product : produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
    2. Price : biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.
    3. Place : lokasi dimana produk atau jasa tersedia.
    4. Promotion :aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.
    5. People : orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.
    6. Process : proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.
    7. Physical Evidence : bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

Tahapan Implementasi Sistem

Menurut Murad dkk dalam dari Jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:52)[4], tahap ini merupakan tahapan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan.

Menurut Sutabri (2012:228)[1], setelah sistem dianalisis dan dirangcang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan. Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Pengkajian mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan atau arsitektur sistem informasi.
  2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

TEORI KHUSUS

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

  1. Definisi UML

    Menurut Nugroho (2010:6)[11], UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

    Menurut Ginting (2013:9)[12], Unified Modelling Language (UML) bukanlah suatu proses melainkan bahasa pemodelan secara grafis untuk menspesifikasikan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan seluruh artifak sistem perangkat lunak. Penggunaan model ini bertujuan untuk mengidentifikasikan bagian-bagian yang termasuk dalam lingkup sistem yang dibahas dan bagaimana hubungan antara sistem dengan subsistem maupun sistem lain diluarnya.

    Menurut Simaremare dkk dalam Jurnal teknik POMITS Vol. 2 No. 3 (2013:471)[13], UML merupakan bahasa visual dalam permodelan yang memungkinkan pengembang sistem membuat sebuah blueprint yang dapat menggambarkan visi mereka tentang sebuah sistem dalam format yang standar, mudah dimengerti dan menyediakan mekanisme untuk mudah dikomunikasikan dengan pihak lain.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, “UML adalah bahasa yang digunakan untukmem-visualisasikan, mendefinisikan, membangun dan membuat dokumen dari arsitektur perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses melalui metodologi pengembangan perangkat lunak dan melakukan implementasinya pada teknologi yang berbeda”.

  2. Konsep Pemodelan Menggunakan UML

    Menurut Nugroho (2010:10)[11], sesungguhnya tidak ada batasan yag tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management).

    Menurut Ginting (2013:9)[12], “dengan pemodelan menggunakan UML, pengembang dapat melakukan”:

    1. Tinjauan umum bagaimana arsitektur sistem secara keseluruhan.
    2. Penelaahan bagaimana objek-objek dalam sistem saling mengirimkan pesan dan saling bekerjasama satu sama lain.
    3. Menguji apakah sistem perangkat lunak sudah berfungsi seperti seharusnya.
    4. Dokumentasi sitem perangkat lunak untuk keperluan-keperluan tertentu dimasa yang akan datang.
    5. Jenis-Jenis Diagram UML
      1. Use Case Diagram
        Menurut Murad dkk dalam Jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:57)[4], “diagram Use Case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki 2 fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user”. Menurut Nugroho (2010:34)[11], use case digunakan untuk memodelkan fungsional – fungsionalitas sistem/perangkat lunak dilihat dari pengguna yang ada diluar sistem. Use case pada dasarnya merupakan unit fungsionalitas koheren yang diekspresikan sebagai transaksi – transaksi yang terjadi antara actor dngan system. Menurut Mahdiana Jurnal TELEMATIKA MKOM Vol. 3 No .2. (2011:39), “use case diagram adalah diagram yang menggambarkan sebuah sistem dari sudut pandang user, yang memperlihatkan hubungan-hubungan yang terjadi antara actors dengan use case dalam sistem”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa use case diagram dibuat berdasarkan pengguna sistem serta fungsi-fungsi yang ditangani oleh sistem informasi pemesanan dan penjualan barang yang didapatkan pada tahap analisis sistem.
      2. Activity Diagram
        Menurut Murad dkk dalam Jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:53)[4], “activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”. Menurut Simaremare dkk dalam Jurnal teknik POMITS Vol. 2 No. 3 (2013:471)[13], “activity Diagram adalah diagram yang menggambarkan sifat dinamis secara alamiah sebuah sistem dalam bentuk model aliran dan kontrol dari aktivitas ke aktivitas lainnya”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa activity diagram dibuat berdasarkan use case diagram yang telah dibuat, maka dapat digambarkan activity diagram yang menggambarkan alur kerja untuk setiap use case.
      3. Sequence Diagram
        Menurut Nugroho (2010:42)[11], sequence diagram memplihatkan interaksi sebagai diagram dua matra (dimensi). Matra vertikal adalah sumbu waktu sedang kan matra horizontal memperlihatkan peran pengklasifikasi yang mempresentasikan objek–objek mandiri yang terlibat dalam kolaborasi. Dalam sequence diagram sering disebut garis waktu (lifeline). Selama aktivasi pada prosedur pada objek aktif, garis waktu digambarkan sebagai garis ganda. Menurut Simaremare dkk dalam Jurnal teknik POMITS Vol. 2 No. 3 (2013:471)[13], sequence diagram adalah suatu diagram yang memperlihatkan/menampilkan interaksi-interaksi antar objek di dalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkaian waktu. Interaksi antar objek tersebut termasuk pengguna, display, dan sebagainya berupa “pesan/message”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan sequence diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis, sequence diagram (diagram urutan) adalah iterasiksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
      4. Class Diagram
        Menurut Mahdiana dalam Jurnal TELEMATIKA MKOM Vol. 3 No .2. (2011:39), class diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansi akan menghasilkan sebuah obyek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi obyek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi).

Adobe Dreamweaver CS5

  1. Definisi Adobe Dreamever CS5

    Menurut Madcoms (2010:4)[14], “Dreamweaver adalah merupakan software aplikasi yang digunakan sebagai HTML editor profesional untuk mendesain web secara visual. Aplikasi ini juga yang biasa dikenal dengan istilah WYSIWYG (What You See It What You Get), yang intinya tidak harus berurusan dengan tag-tag HTML untuk membuat situs”.

    Menurut Sigit (2010:1)[15], ”Adobe Dreamweaver CS5 adalah HTML editor profesional untuk mendesain web secara visual dan mengelola situs atau halaman web”.

    Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat di simpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web.

Konsep Dasar Database

  1. Definisi Database

    Menurut Masria (2012:173)[16], basis data atau (database), atau sering pula dieja basis data, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi. Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis. Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel. Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (database management system/DBMS). Jika konteksnya sudah jelas, banyak administrator dan programer menggunakan istilah basis data untuk kedua arti tersebut.

    Menurut Rahardja dkk dalam jurnal CCIT Vol 4 No.3 (2011:238)[17], "database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu."

    Menurut Helmi Kurniawan dan Iwan Fitrianto Rahmad dalam jurnal CCIT Vol 5 No.2 (2012:193)[18] “database atau basis data terdiri dari semua fakta yang diperlukan, dimana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas menurut saya database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi informasi dari basis data tersebut.

  2. Jenis Database Yang Digunakan
    1. Web Server

      Menurut Sibero (2013:11)[19], web Server adalah sebuah komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Secara bentuk fisik dan cara kerjanya, perangkat keras web Server tidak berbeda dngan komputer rumah atau PC, yang membedakan adalah kapasitan dan kapabilitasnya. Perbedaan tersebut dikarenakan web Server bekerja sebagai penyedia layanan yang dapat diakses oleh banyak pengguna, sehingga dibutuhkan kapasitas dan kapabilitas yang besar dibandingkan PC. Dukungan perangkat lunak sangat dibutuhkan agar web Server dapat berjalan secara optimal.

      Menurut Anhar (2010:4)[20] web server adalah aplikasi yang berfungsi untuk melayani permintaan pemanggilan alamat dari pengguna melalui web browser. Dimana web server mengirimkan kembali informasi yang diminta tersebut melalui HTTP untuk ditampilkan ke layar monitor.

      Menurut Ginting (2013:11)[12], web server merupakan inti dari suatu website. Melalui web server inilah kita dapat dapat melihat website yang ada di internet. web server berfungsi sebagai pusat kontrol dari pengolahan data website sehingga setiap instruksi yang diberikan oleh pemakai internet akan diolah dan selanjutnya dikembalikan lagi kepada pemakainya. Ada beberapa macam web server yang ada didunia, antara lain web server milik Windows, yaitu Apache, Tomcat, IIS ( Internet Information Services ), dan lain sebagainya. Saat ini web server yang paling banyak digunakan adalah Apache karena telah banyak mendukung format file server tanpa perlu tambahan komponen aplikasi lagi . Hal ini berbeda dengan IIS milik windows yang tidak dapat membaca file sever dengan format PHP (IIS memerlukan komponen untuk menjalankan format file server PHP ini ) dalam keadaan default.

      Berdasarkan ketiga pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan Web Server merupakan sebuah perangkat lunak yang bertugas menerima permintaan client melalui port HTTP maupun HTTPS dan merubah isi yang ada ke dalam format HTML.

    2. XAMPP

      Menurut Wardana (2010:8)[21], XAMPP adalah paket software yang didalamnya sudah terkandung Web Server Apache, database MySQL dan PHP Interpreter.

      Menurut Ginting (2013:11), XAMPP adalah perangkat lunak gratis yang mendukung banyak sistem operasi dan merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang terdiri sendiri (localcost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penterjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public Lisensi dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilam halaman web yang dinamis. Mengenal bagian XAMPP yang biasa digunakan pada umumnya:

      1. htdoc
        adalah folder tempat meletakkan berkas-berkas yang akan dijalankan, seperti berkas PHP, HTML dan skrip lain.
      2. phpMyAdmin
        merupakan bagian untuk mengelola basis data MySQL yang ada dikomputer. Untuk membukanya, buka browser lalu ketikkan alamat http://localhost/phpMyAdmin, maka akan muncul halaman phpMyAdmin.
      3. Kontrol Panel
        yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP. Seperti menghentikan (stop) layanan, ataupun memulai (start).

    3. PHP
      Menurut Anhar (2010:3)[20], PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemogrman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan PHP merupakan script yang menyatu dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru/up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan. PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf, yang diberi nama FI (form Interpreted) dan digunakan untuk mengelola form dari web. Pada perkembangannya, kode tersebut dirilis keumum sehingga mulai banyak dikembangkan oleh programmer di seluruh dunia.
    4. MySQL

      Menurut Masria (2012:185)[16], MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user,dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir diatas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah : David Axmark, Allan Larsson, dan Michael “Monty” Widenius.

      Menurut Anhar (2010:22)[20], beberapa kelebihan MySQL:

      1. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, dan masih banyak lagi.
      2. Bersifat open source MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GNU general public lisence (GPL).
      3. Besifat multi-user. MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah.
      4. MySQL memiliki kecepatan yang baik dalam menangani query, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
      5. Dari segi security, atau keamanan data, MySQL memiliki beberapa lapisan security, seperti level subnet mask , nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta password yang terenkripsi.
      6. Selain MySQL bersifat fleksibel dengan berbagai pemograman, MySQL Juga memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
      7. Dukungan banyak komunitas, biasanya tergabung dalam sebuah forum untuk saling berdiskusi membagi informasi tentang MySQL.

Konsep Dasar Internet

  1. Sejarah Internet
    Menurut Simarmata (2010:50)[22], internet pertama kali digunakan sebagai proyek penelitian yang ditemukan oleh Advance Research Project Agency (ARPA) Departement Of Defence (DOD) di Amerika Serikat. Pada dasarnya Internet digunakan untuk menghubungkan komputer. Versi yang pertama disebut ARPANET. Pada tahun 1972, ARPA berubah menjadi DARPA dengan tetap mempromosikan proyek ARPANET. Pengembangan internet dengan jenis peralatan yang berbeda, namun bisa saling berhubungan satu sama lain merupakan tantangan yang besar pada saat itu. Pada tahun 1973-1974, peneliti merancang sebuah transmission control protocol/internet protocol (TPC/IP). Pada awalnya TPC/IP dimaksudkan untuk menyediakan dukungan untuk kebutuhan berikut:
    1. Interoperabilitas antar sistem heterogen
    2. Komunikasi end to end berbagai jaringan berbeda
    3. operasi otomatis dan sempurnadi dalam menghadapi terjadinya kegagalan hubungan data

    Pada saat itu, aplikasi yang digunakan masih sangat sederhana dari pada yang digunakan saat ini. Aplikasi yang paling banyak yang digunakan mungkin adalah Telnet untuk login remote dan FTP untuk perpindahan file dan e-mail. Pada awal tahun 1980-an, ARPANET dipecah menjadi dua bagian, yaitu MILNET dan APRANET karena pertimbangan keamanan. Pihak militer berjalan terus dengan MILNET, dedangkan penelitian, pengembangan dan sektor lain tetap memakai ARPANET. Pada pertengahan tahun 1980-an, National Science Foundation (NSF) di Washington , D.C. mendistribusikan teknologi internet kepada beberapa universitas. Selanjutnya internet pun mulai menyebar diseluruh dunia. Pada tahun 1990, DOD memutuskan untuk membubarkan ARPANET dan menggantikannya dengan pendukung (backbone) NSFNET, bekerja sama dengan agen jaringan lain. Hal inilah yang kemudian yang kemudian menjadi prinsip pendukung jaringan internet.

  2. Definisi Internet
    Menurut Simarmata (2010:47)[22], internet adalah kelompok atau kumpulan dari jutaan komputer. Penggunaan internet memungkinkan kita untuk mendapatkan informasi dari komputer yang ada di dalam kelompok tersebut dengan asumsi bahwa pemilik komputer memberikan izin akses. Untuk mendapatkan sebuah informasi, sekumpulan protokol harus digunakan, yaitu sekumpulan aturan yang menetapkan bagaimana suatu informasi dapat dikirim dan diterima.

Konsep Dasar Website

  1. Definisi Website

    Menurut Murad dkk dalam Jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:49)[4], “website adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

    Menurut Simarmata (2010:47)[22], “website adalah sebuah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext. Informasi web dalam bentuk teks umumnya ditulis dalam format HTML (Hypertext Markup Language). Informasi lainnya disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF, JPG, PNG), suara (dalam format AU, WAV), dan objek multimedia lainnya (seperti MIDI, Shockwave, Quicktime, Movie, 3D World). ”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan website adalah sebuah tempat di internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti teks gambar, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi client shingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

Konsep Dasar Web Browser

  1. Pengertian Web Browser

    Menurut Sibero [2011 : 12][19], bahwa “Web browser adalah aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk mengambil dan menyajikan sumber informasi web”. Sumber informasi web diidentifikasikan dengan Uniform Resource Identifier (URI) yang terdiri dari halaman web, video, gambar ataupun konten lainnya. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa web browser adalah program aplikasi yang digunakan untuk menampilkan halaman World Wide Web (WWW).

Konsep Dasar HTML Dan HTTP

  1. Definisi HTML

    Menurut Simarmata (2010:52)[22], HTML adalah bahasa markup untuk menyebaran informasi pada web. Ketika merancang HTML, ide ini diambil dari Standart Generalized Markup Language (SGML). SGML adalah cara yang terstandarisasi dari pengorganisasian dan informasi yang terstruktur di dalam dokumen atau sekumpulan dokumen. Walaupun HTML tidak dengan mudah dapat dipahami kebanyakan orang, ketika diterbitkan penggunaanya menjadi jelas.

  2. Definisi HTTP

    Menurut Simarmata (2010:52)[22], http adalah komponen sentral lainnya dari proyek awal di CERN. HTTP adalah protokol komunikasi stateless yang berbasiskan TPC yang awalnya digunakan untuk mengambil kembali file-file HTML dari server web ketika dirancang pada tahun 1991. Versi 1.1 (ditetapkan di RFC2616) telah mengalami peningkatan. Versi ini mengizinkan client dan server menggunakan banyak header untuk menyampaikan status informasi dan deksripsi agen pengguna dan bertindak sebagai alat yang bersifat elementer untuk autentikasi pengguna. Versi awal yang diciptakan pada tahun 1991, diacu sebagai HTTP versi 0.9, adalah protokol yang sederhana untuk komunikasi antara client dan server. Kebanyakan versi yang sekarang ini ada berasal dari protokol HTTP versi 1.1. HTML dan HTTP telah dikembangkan lebih lanjut sejak pertama kali keduanya diusulkan. World Wide Web Consortium (W3C) pada awal Oktober 1994 dan temuan tim Berners-Lee telah menyatu dan memimpin evolusi tekhnis dari web. Sekarang ini, W3C Mempunyai anggota lebih dari 500 organisasi. Microsoft, IBM dan Ericsson adalah beberapa diantaranya menjadi anggota W3C. Menurut survei Natcraf, pada awal Oktober 2008 jumlah web mencapai angka 182.226.259 diseluruh dunia. Ada pertambahan 7,2 jutadari bulan sebelumnya. Jumlah tersebut sangat fantastis. Salah satu penyebabnya adalah kemunculan blogging on-line dan komunitas web.

Konsep Dasar Testing

  1. Definisi Testing

    Menurut Simarmata (2010:283)[22], pengujian adalah sebuah proses terhadap aplikasi/program untuk menemukan segala kesalahan den segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan. Pengujian merupakan proses eksekusi program yang telah selesai dibuat yang bertujuan untuk menemukan kesalahan. pengujian merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu perangkat lunak. Proses pengujian juga mempengaruhi masa penggunaan suatu perangkat lunak. Semakin rinci proses pengujian yang dilakukan, akan semakin lama rentang waktu yang diperlukan antara maintenance satu dan selanjutnya. Pengujian perangkat lunak dilakukan pada setiap tahap pengembangan hingga pada maintenance perangkat lunak. Cara pandang terhadap perangkat lunak berkembang menjadi lebih konstruktif. Pengujian tidak lagi dipandang sebagai aktivitas yang hanya dilakukan setelah pengodean perangkat lunak selesai dengan batasan sebagai pendeteksi kegagalan perangkat lunak, melainkan sebgai aktivitas yang menuntun keseluruhan proses pengembangan perangkat lunak dan pemeliharaan. Pengujian pun menjadi bagian penting dari suatu kontruksi perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak merupakan aktivitas menantang yang melibatkan beberapa kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain. Di awal pengujian, hal yang perlu dilakukan adalah pemilihan dan perencanaan pengujian dengan memperhatikan teknik-teknik pengujian yang mungkin dilakukan terhadap pengujian perangkat lunak tersebut. Pemilihan dilakukan dengan metode analisis sederhana yang efektif biayanya.

  2. Black-Box Testing

    Menurut Simaremare dkk dalam Jurnal teknik POMITS Vol. 2 No. 3 (2013:471), pengujian ini melibatkan pengecekan unit-unit aplikasi sebagai sebuah peralatan yang diharapkan memiliki masukan dan keluaran tertentu, tetapi proses internal nya tidak diketahui (seperti sebuah black box).

    Menurut Simarmata (2010:316)[22], klasifikasi black box testing mencakup beberapa pengujian yaitu:

    1. Pengujian fungsional (functional testing)
      Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak diuji untukpersyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi berjalan seperti yang diharapkan. Walaupun pengujian fungsional sudah sering dilakukan di bagian akhir dari siklus pengembangan,masing-masing komponen dan proses dapat diuji pada awal pengembangan, bahkan sebelum sistem berfungsi, pengujian ini sudah dapat dilakukan pada seluruh sistem. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya, termasuk perintah-perintah pengguna, manipulasi data, pencarian dan proses bisnis, pengguna layar, dan integrasi. Pengujian fungsional jugameliputi permukaan yang jelas dari jenis fungsi-fungsi, serta operasi back-end (seperti, keamanan danbagaimana meningkatkan sistem).
    2. Pengujian tegangan(stress testing)
      Pengujian tegangan berkaitan dengan kualitas aplikasi didalam lingkungan. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah lingkungan yang lebih menurut aplikasi, tidak seperti saat aplikasi dijalankan pada beban kerja normal. Pengujian ini adalah hal yang paling sulit, cukup kompleks dilakukan,dan memerlukan upaya bersama dari semua tim.
    3. Pengujian beban (load testing)
      Pada pengujian beban, aplikasi akan diuji dengan beban berat atau masukan, seperti yang terjadi pada pengujian situs web, untuk mengetahui apakah aplikasi/situs gagal atau kinerjanya menurun. Pengujian beban beroperasi pada tingkat beban standar, biasanya beban tertinggi akan diberikan ketika sistem dapat menerima dan tetap berfungsi dengan baik. Perlu diketahui bahwa pengujian beban tidak bertujuan untuk merusak sistem dengan banyak hal, namun mencoba untuk menjaga agar sistem selalu kuat dan berjalan dengan lancar.
    4. Pengujian khusus (ad-hoc testing)
      Jenis pengujian ini dilakukan tanpa penciptaan rencanapengujian (test plan) atau kasus pengujian (test case). Pengujian khusus membantu dalam menentukan lingkup dan durasi dari berbagai pengujian lainnya dan juga mambantu para penguji dalam mempelajari aplikasi sebelum memulai pengujian dengan pengujian lainnya. Pengujian ini merupakan metode pengujian formal yang paling sedikit. Salah satu penggunaan terbaik dari pengujian khusus adalah untuk penemuan. Membaca persyaratan atau spesifikasi (jika ada) jarang memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana sebuahprogram benar-benar bertindak, bahkan dokumentasi pengguna tidak menangkap “look and feel” dari sebuah program. Pengujian khusus dapat menentukan lubang-lubang dalam pengujian strategi dan dapat mengekspos hubungan di antara subsistem lain yang tidak jelas. Dengan cara ini, pengujian khusus berfungsi sebagai alat untuk memeriksa kelengkapanyang diuji.
    5. Pengujian penyelidikan (exploratory testing)
      Pengujian penyelidikan mirip dengan pengujian khusus dan dilakukan untuk mempelajari/mencari aplikasi. Pengujian penyelidikan perangkat lunak ini merupakan pendekatan yang menyenangkan untuk pengujian.
    6. Pengujian usabilitas (usability testing)
      Pengujian ini disebut juga sebagai pengujian untuk keakraban pengguna (testing foruser-friendliness). Pengujian ini dilakukan jika antarmuka pengguna dari aplikasinya penting dan harus spesifik untuk jenis pengguna tertentu. Pengujian usabilitas adalah proses yang bekerja dengan pengguna akhir secara langsungmaupun tidak langsung untuk menilai bagaimana pengguna merasakan paket perangkat lunak dan bagaimana mereka berinteraksi dengannya. Proses ini akan membongkar area kesulitan pengguna seperti halnya area kekuatan. Tujuan daripengujian usabilitas harus membatasi dan menghilangkan kesulitan bagi pengguna dan untuk memengaruhi area yang kuat untuk usabilitas maksimum. Pengujian ini idealnya melibatkan masukan dari pengguna secara langsung maupun tidak langsung (mengamati perilaku) dan bila memungkinkan melibatkan komputer yang didukung umpan balik. Komputer yang didukung umpan balik sering kali (jika tidak selalu) dihilangkan untuk proses ini. Komputer yang didukung dengan umpan balik dapat berperan sebagai pengatur waktu (timer) pada dialog untuk memonitor beberapa lama waktu yang diperlukan pengguna untukmenggunakan dialog dan alat penghitung (counter) untuk menentukan seberapa sering kondisi tertentu terjadi (misalnya, pesan eror, bantuan pesan, dan lain-lain). Biasanya, proses tersebut melibatkan modifikasi sepele (trivial) dari perangkat lunak yang sudah ada, namun dapat berakibat besar terhadap laba atas investasi. Akhirnya, pengujian usabilitas mengakibatkan perubahan pada produk yang diberikan sesuai dengan penemuan yang dibuat mengenai kegunaan. Perubahan ini harus secara langsung berkaitan dengan kegunaan dunia nyata dengan pengguna pada umumnya. Dokumentasi harus ditulis sebanyak mungkin untuk mendukung perubahan sehingga mempermudah penanganan situasi yang sama di masa mendatang.
    7. Pengujian asap (smoke testing)
      Jenis pengujian ini disebut juga pengujian kenormalan (sanity testing). Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah aplikasi tersebut sudah siap untuk pengujian yang lebih besar dan bekerja dengan baik tanpa cela sampai tingkat yang paling diharapkan. Pada sebuah pengujian baru atau perbaikan peralatan yang terpasang, jika aplikasi “berasap”, aplikasi tersebut tidak bekerja! Istilah ini juga merujuk kepada pengujian fungsi perangkat lunak dasar. Istilah ini awalnya tercipta dalam manufaktur kontainer dan pipa, ketika smoke telah diperkenalkan untuk menentukan apakah ada kebocoran. Praktik umum di Microsoft dan beberapa perusahaan perangkat lunak shrink-wrap lainnya adalah proses ”daily build and smoke test”. Setiap file dikompilasi, dihubungkan,dan digabungkan menjadi sebuah program yang dapat dieksekusi setiap hari, dan program ini kemudian dimasukkan melalui “pengujian asap” (smoke test) yang relatif sederhana untuk memeriksa apakah produk “berasap” ketika produk dijalankan.
    8. Pengujian pemulihan (recovery testing)
      Pengujian pemulihan (recovery testing) pada dasarnya dilakkan untuk memeriksa seberapa cepat dan baiknya aplikasi bisa pulih terhadap semua jenis crash atau kegagalan hardware, masalah bencana, dan lain-lain. Jenis atau taraf pemulihan ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi.
    9. Pengujian volume (volume testing)
      Pengujian volume dilakukan terhadap efisiensi dari aplikasi. Jumlah data yang besar diprosess melalui aplikasi (yang sedang diuji) untuk memerikas keterbatasan ekstrem dari sistem. Pengujian volume, seperti namanya, adalah pengujian sebuah sistem (baik perangkat keras dan perangkatlunak) untuk serangkaian pengujian dengan volume data yang diproses adalah subjek dari pengujian, seperti sistem yang dapat menangkap sistem pengolahan transaksi penjualan real-time atau dapat membarui basis data atau pengembalian data (data retrieval). Pengujian volume akan berusaha memastikan batas-batas fisik dan logis untuk sebuah kapasitas sistem dan memastikan apakah batasan dapat diterima untuk memenuhi proyeksi kapasitas dari pengolahan bisnisorganisasi.
    10. Pengujian domain (domain testing)
      Pengujian domain merupakan penjelasan yang paling sering menjelaskan teknik pengujian. Beberapa penulis hanya menulis tentang pengujian domain ketika mereka menulis desain pengujian. Dugaan dasarnya adalah bahwa anda mengambil ruang pengujian kemungkinan dari variable individu dan membaginya lagi ke dalam subset (dalam beberapa cara) yang sama. Kemudian, anda menguji perwakilan dari masing-masing subset.
    11. Pengujian skenario(scenario testing)
      Pengujian skenario adalah pengujian yang realistis,kredibel dan memotivasi stakeholders, tantangan untuk program dan mempermudah penguji untuk melakukan evaluasi. Pengujian ini menyediakan kombinasi variable-variable dan fungsi yang sangat berarti daripada kombinasi buatan yanganda dapatkan dengan pengujian domain atau desain pengujian kombinasi.
    12. Pengujian regresi (regression testing)
      Pengujian regresi adalah gaya pegujian yang berfokus padapengujian ulang (retesting) setelah ada perubahan. Pada pengujian regresi berorientasi risiko (risk-oriented regression testing), daerah yang sama yang sudah diuji, akan kita uji lagi dengan pengujian yang berbeda (semakin kompleks). Usaha pengujian regresi bertujuan untuk mengurangi risiko berikut ini:
      1. Perubahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki bugyang gagal.
      2. Beberapa perubahanmemiliki efek samping, tidak memperbaiki buglama atau memperkenalkan bug baru.
    13. Penerimaan pengguna (user acceptance)
      Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak akan diserahkan kepada pengguna untuk mengetahui apakah perangkat lunak memenuhi harapan pengguna dan bekerja seperti yang diharapkan. Pada pengembangan perangkat lunak, user acceptance testing (UAT), juga disebut pengujian beta (beta testing), pengujian aplikasi (application testing),dan pengujian pengguna akhir (end usertesting) adalah tahapan pengembangan perangkat lunak ketika perangkat lunak diuji pada “dunia nyata” yang dimaksudkan oleh pengguna. UAT dapat dilakukan dengan in-house testing dengan membayar relawan atau subjek pengujian menggunakan perangkat lunak atau,biasanya mendistribusikan perangkat lunak secara luas dengan melakukan pengujian versi yang tersedia secara gratis untuk diunduh melalui web. Pengalaman awal penggunaakan diteruskan kembali kepada para pengembang yangmembuat perubahan sebelum akhirnya melepaskan perangkat lunak komersial.
    14. Pengujian alfa (alpha testing)
      Pada jenis pengujian ini, pengguna akan diundang ke pusatpengembangan. Pengguna akan menggunakan aplikasi dan pengembang mencatat setiap masukan atau tindakan yang dilakukan oleh pengguna. Semua jenis perilaku yang tidak normal dari sistem dicatat dan dikoreksi oleh para pengembang.
    15. Pengujian beta (beta testing)
      Pada jenis ini, perangkat lunak didistribusikan sebagai sebuah versi beta dengan pengguna yang menguji aplikasi di situs mereka. Pengecualian/cacat yang terjadi akan dilaporkan kepada pengembang. Pengujian beta dilakukan setelah pengujian alfa. Versi perangkat lunak yang dikenal dengan sebutan versi beta dirilis untuk pengguna yang terbatas di luar perusahaan. Perangkat lunak dilepaskan ke kelompok masyarakat agar dapat memastikan bahwa perangakat lunak tersebut memiliki beberapa kesaahan atau bug.

Requirement Elicitation

  1. Requirement

    Menurut Saputra (2012:51)[1], Requirements elicitation atau yang dikenal dengan istilah teknik pengumpulan informasi adalah proses dalam menemukan atau mendapatkan kebutuhan sistem melalui komunikasi dengan customer, system users, dan pihak lain yang berhubungan pada sistem yang akan dikembangkan. Requirement Elicitation didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan kebutuhan dan menjembatani perbedaan diantara kelompok-kelompok yang terlibat. Tujuannya menggambarkan dan menyaring kebutuhan untuk menemukan batasan kelompok-kelompok tersebut.

    1. Requirement Elicitation Planning
      1. Mengidentifikasi stakeholder.
      2. Mengevaluasi risk project.
      3. Menentukan teknik requirement elicitation paling sesuai untuk masing- masing stakeholder dan project secara keseluruhan.
      4. Mendasarkan detail implementasi pada masing-masing teknik yang dipilih.
    2. Requirements Elicitations Problem
      1. Problem of scope (Lingkup Masalah), dimana informasi requirement yang diberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak.
        1. 1) Batasan sistem tidak digambarkan dengan baik.
        2. Pemberian informasi desain yang tidak berguna.
      2. Problem of Understanding, baik di dalam maupun diantara kelompok seperti user dan developer.
        1. Pengguna tidak secara lengkap menunjukkan apa yang menjadi kebutuhan developer.
        2. Pengguna yang kurang mampu memahami kemampuan dan keterbatasan komputer.
        3. Analis kurang memiliki kemampuan tentang domain.
        4. Pengguna dan analis berbicara dengan “bahasa” yang berbeda.
        5. Ease of omitting ‘obvious’ information.
        6. Konflik dilihat dari berbagai pengguna.
        7. Persyaratan yang sering samar-samar, misalnya ‘user friendly’ dan ‘kuat’.
      3. Problems of Volatility, yaitu perubahan dasar requirement.
        1. Requirement meningkat seiring waktu.
    3. Elisitasi

      Menurut Hidayati dkk dalam Jurnal CCIT (2011:302)[23], menjelaskan bahwa “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

      1. Elisitasi Tahap I
        Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
      2. Elisitasi Tahap II
        Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
        1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
        2. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
        3. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
      3. Elisitasi Tahap III
        Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:
        1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
        2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
        3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:
          1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
          2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
          3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

Konsep Dasar Absensi

  1. Definisi Absensi

    Menurut Frans M. Royan dalam Lindawati (2014:44)[24], mesin absensi adalah peralatan kantor yang juga penting. Selain untuk mengkoordinasi para SDM distributor, alat ini juga bisa dibuat sebagai acuan dalam menghitung uang makan, uang bensin, dan uang parkir berdasarkan hari kerja. Alat ini bisa dalam bentuk check-clock, yaitu alat absensi dengan menggunakan kartu yang dimasukan ke ke mesin untuk menandai tanggal dan hari. Atau bisa juga dalam bentuk pemindai sidik jari, yaitu alat absensi dengan menggunkan sensor sidik jari sebagai penanda kehadiran.

    Menurut purwanto dalam Lindawati (2014:44)[24], “absensi adalah suatu pendataan kehadiran, bagian dari pelaporan akrivitas suatu institusi, suatu komponen institut iti sendiri yang berisi data-data kehadiran yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan”.

    Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan absensi adalah pendataan kehadiran karyawan atau pegawai yang berisi data-data kehadiran yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.

  2. Klasifikasi Absensi
    Menurut Wibisono dalam Lindawati (2014:44)[24] absensi dapat diklasifikasikan dalam empat kategori melliputi :
    1. Absensi yang disebabkan penyakt (sakit).
    2. Absensi karena seorang individu mengalami problem sendiri seperti depresi dan kecanduan alkohol.
    3. Absensi karena suatu sebab yang membutuhkan kesepakatan dengan keluarga, seperti anak sakit.
    4. Absensi tanpa alasan.
    5. Menurut Harsono dalam Esa Wijayanti (2014:16)[25], “Pegawai yang berarti orang-orang atau sekelompok orang yang memiliki status karena pekerjaannya”
    6. Pegawai merupakan kelompok atau anggota disuatu organisasi dan melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan dan merupakan pekerjaan yang melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan sesuai dengan apa yang akan dicapai.

Konsep Dasar Guru

  1. Definisi Guru

    Menurut Koesoema (2010:179)[26], “Guru adalah tentang profesionalitas. Dalam konteks pendidikan karakter, profesionalitas lebih pada kemampuan sang guru untuk memberikan penanamam penilaian objektif, yang dapat diverifikasi lewat akal budi sehingga pendidikan karakter ini memiliki pengaruh mendalam bagi siswa”.

    Menurut Agustin, dkk (2013:2)[12], “Guru adalah seorang pendidik. Pendidik yang memiliki kemampuan untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah mengajar di kelas”.

    Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan guru adalah seorang pendidik yang profesionalitas yang memiliki kemampuan un tuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari yang tidak tahu menjadi tahu.

  2. Hakikat Profesi Guru

    Menurut Uno (2010:15)[27], mengungkapkan guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan. Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut:
    a. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi. b. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan. c. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pembelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik. d. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan di berikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi) agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya. e. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas. f. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. g. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya. h. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas. i. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut. j. Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan pengembagan. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian, keahlian guru harus terus dikembangkan dengan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar.

  3. 3. Tugas Guru

    Menurut Husaini (2010:15) [28], dalam lingkup profesi guru memiliki beberapa tugas, baik yang terikat oleh profesinya maupun di luar tugas formalnya. Secara garis besar tugas guru dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni tugas profesi, tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan. Sebagai salah satu profesi resmi kedudukan guru memerlukan keahlian khusus. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pekerjaannya. Terkait dengan hal tersebut menegaskan bahwa tugas guru sebagai profesi mencakup beberapa persyaratan:

    1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam,
    2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya,
    3. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai,
    4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilakukannya, dan
    5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
      Selain persyaratan tersebut, sebetulnya masih ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong ke dalam suatu profesi antara lain yaitu:
      1. Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
      2. Memiliki klien atau obyek layanan yang tetap seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya, dan
      3. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.

Guru Bagian Dari Struktur Sosial

Menurut Sudarma (2013:7)[29], Bila dicermati dengan baik, guru merupakan salah satu status sosial yang ada di masyarakat. Guru adalah bagian penting dalam struktur masyarakat, baik dalam pengertian lembaga pendidikan, masyarakat umumnya, maupun dalam struktur kenegaraan. Terkait dengan hal tersebut guru mempunyai bagian dari struktur social, yaitu:

  1. 1. Guru Sebagai Pejuang
    Sejarah Indonesia sudah mencatat, bahwa para guru adalah sekelompok sosial yang turut bergerak dalam perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.
  2. 2. Guru Sebagai Pendidik
    Selain sebagai agen perubahan, guru berperan sebagai tenaga pendidik. Peran dan fungsi ini, memang tidak bisa dipisahkan dari fungsi guru sebagian dari perubahan sosial di masyarakat. Namun demikian, dalam setiap periode kita dapat melihat guru sebagai pendidik di sela-sela aktivitas guru sebagai pelaku sosial kebangsaan.
  3. 3. Guru Sebagai Birokrat
    Mungkin ini adalah sebuah interpretasi terhadap fenomena sosial yang ada. Tetapi, memang katagori ini layak untuk ditemukan. Fenomena yang dimaksud yaitu adanya indikasi pemposisian guru sebagai birokrat pendidikan. Sebagai birokrat pendidikan, guru tidak memiliki kebebasan akademik, kebebasan mimbar, atau kebebasan kelas. Dalam setiap tindak tanduknya, seorang guru birokrat amat sangat dipengaruhi oleh kepentingan pimpinannya. Hal yang tampak kasat mata, adalah dalam kriteria kenaikan kelas atau kriteria kelulusan.
  4. 4. Guru Sebagai Profesi
    Perkembangan selanjutnya, posisi guru mengarah dan mewujudkan menjadi sebuah profesi. Penyebutan profesi guru memang sudah lama dikenal di Indonesia. Tetapi, istilah itu mengacu pada makna pekerjaan yang dijadikan sebagai mata pencarian, dan tidak lebih dari itu.
  5. 5. Guru Sebagai Profesi
    Guru adalah pelaku social di masyarakat. Dengan adanya guru pula, proses sosial di masyarakat mengalami perubahan. Kendati pun, pada dasarnya pelaku itu sendiri bukan guru dalam pengertian guru formal (sebuah lembaga pendidikan), tetapi banyak yang berlatar belakang sebagai guru pendidik non-formal.

Literatur Review

  1. Definisi Literature Review

    Menurut Sudaryono (2011:86)[30], Literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukanjawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama. Berdasar kan penelitian diatas dapat disimpulkan Literature review adalah suatu survey literature tentang penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian dimana suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan.

  2. Manfaat Literature Review
    Menurut Sudaryono (2011:87)[30], manfaat Literature Review sebagai berikut:
    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
    3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevant terhadap penelitian ini.
    4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
    5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

    Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai sistem informasi absensi. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan sistem informasi absensi ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan.

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayati Nurlette (2011)[31]Penelitian yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Guru dan Staff Tata Laksana Pada UPTD SMA Negeri 11 Tangerang” ini, Menggunakan metode perancangan Unified Modelling Language (UML) dengan menggunakan alat bantu (Tools) berupa Visual Paradigm For 6.4 Enterprise Edition, untuk pembuatan sistem ini menggunakan Macromedia Dreamweaver sebagai penulisan listing program php dan mysql sebagai databasenya.
    2. Penelitian yang dilakukan oleh Asti Rosmala Dewi (2012)[32] Penelitian yang berjudul “ Perancangan Sistem Absensi Karyawan Berbasis Web Pada PT. Menara Berlian” ini, Menggunakan metode perancangan Unified Modelling Language (UML) dengan menggunakan alat bantu (Tools) berupa Visual Paradigm For 6.4 Enterprise Edition, untuk pembuatan sistem ini menggunakan Macromedia Dreamweaver sebagai penulisan listing program php dan mysql sebagai databasenya.
    3. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2010)[33] Penelitian yang dilakukan oleh Faisal Ali Ahmad pada tahun 2010 dengan judul “Hubungan Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger Print) Dengan Motivasi dan Kinerja Karyawan” dalam laporannya menyimpulkan menerapkan sistem absensi sidik jari dalam rangka memperbaiki manajemen sumberdaya manusia yang dimilikinya, dengan harapan IPB mampu bersaing dengan universitas lain dan menjadi universitas bertaraf internasional di masa yang akan datang. Dalam upaya mencapai efisiensi kerja, pencatatan absensi karyawan merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan sumberdaya manusia. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penerapan absensi sidik jari di FMIPAIPB dan menganalisa sejauh mana hubungan penerapan absensi tersebut dengan motivasi dan kinerja karyawan, sehingga dapat terlihat apakah sistem absensi tersebut lebih efektif dari sistem absensi sebelumnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai pertimbangan untuk mengembangkan dan mencapai sistem yang lebih baik dan efisien.
    4. Penelitian yang dilakukan oleh Esa Wijayanti (2014)[25] Penelitian yang berjudul “ Perancangan Sistem Informasi Absensipegawai Pada Kantor Kecamatan Batuceper Tangerang” ini, diusulkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada sistem yang berjalan. Dan pada perancangan sistem yang diusulkan menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) dengan melewati tahapan Perencanaan (Planning), Analisis (Analysis), Disain (Design), Implementasi (Implementation), dan Pemeliharaan (Maintenance).
    5. Penelitian yang dilakukan oleh Lindawati (2014) Penelitian yang berjudul “ Perancangan Sistem Informasi Absensi Pegawai Pada Sma Negeri 15 Tangerang Berbasis Web “ ini, diusulkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada sistem yang berjalan. Dan pada perancangan sistem yang diusulkan menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) dengan melewati tahapan Perencanaan (Planning), Analisis (Analysis), Disain (Design), Implementasi (Implementation), dan Pemeliharaan (Maintenance).

    Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada metode yang digunakan, Objek penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, dan metode pengembangan sistem yang digunakan. Pada penelitian saat ini mengunakan konsep Data Maining, metode Analisis SWOT dengan teknik analisis obyek penelitian dan perancangan berorientasi objek menggunakan model UML, dan teknik pengujian sistem menggunakan pendekatan Black Box Testing. Sementara untuk objek penelitian adalah SMP Negeri 1 Pakuhaji, dengan ruang lingkup penelitian lebih kearah absensi guru untuk meningkatkan kedisiplinan para guru, seperti datang dan pulang pada tepat waktu, izin, cuti, dan pembuatan laporan absensi guru. dan tujuan penelitian ini adalah untuk membuat absensi yang mudah digunakan oleh semua guru serta untuk mendapatkan laporan yang akurat.



BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Analisa Organisasi

Gambaran Umum Sekolah

Dengan semakin bertambahnya sekolah–sekolah negeri maupun swasta di daerah Kabupaten Tangerang khususnya tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), di daerah Kec.Pakuhaji, Kab.Tangerang. Yaitu SMP Negeri 1 Pakuhaji merupakan sekolah yang pertama berdiri dikecamatan tersebut, dalam upaya meningkatkan daya saing antar sekolah secara terus menerus berupaya meningkatkan mutu Pendidikan baik akademik maupun non akademik, demikian pula peningkatan sarana prasarana sekolah fasilitasnya terus bertambah. Terbukti hingga saat ini SMPN 1 Pakuhaji masih menjadi SMP yang di favoritkan dikalangan calon orang tua murid agar anak – anak kesayangan mereka dapat masuk dan mengenyam pendidikan selama 3 tahun di SMPN 1 Pakuhaji tersebut, tidaklupa juga jajaran keorganisasian sekolah mulai dari Kepala sekolah, Guru–guru dan para staff lainnya yang terkait turut serta semakin meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan yang terbaik demi mencapai tujuan yaitu mencetak lulusan SMPN 1 Pakuhaji yang berprestasi dan berkualitas agar dapat bersaing di instansi pendidikan selanjutnya.

Sejarah Singkat SMPN 1 PAKUHAJI.

SMPN 1 Pakuhaji berawal dari program pemerintah provinsi jawa barat yang pada tahun tahun 1980an sarat dengan adanya Fasilitas pendidikan baik Sekolah Negeri maupun Sekolah Swasta, sehingga masyarakat untuk menyekolahkan anak–anak nya cukup jauh harus ke kecamatan lain, diperparah dengan akses jalan sangat rusak dan kendaraan umum yang sangat jarang sehingga para siswa kesekolah harus menempuh dengan berjalan kaki atau naik sepeda.

Dengan Inrtuksi kepala dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, yang direaliasikan oleh kepala SMPN 1 Sepatan bpk.Kaswadi, maka Pada awal tahun pelajaran 1983 mulai menerima siswa baru filial dari SMPN 1 Sepatan, dengan Fasilitas gedung menumpang di Gedung SDN 2 Pakuhaji, sehingga meskipun masih menginduk pada SMPN 1 Sepatan namun di kecamatan pakuhaji telah di hadir Sekolah Menengah Pertama yang di pimpin oleh kepala sekolah PJS Bpk.Kaswadi dan setelah itu melalui keputusan Kepala Kanwil dikbud Nomor 0594/0/1985 Propvinsi jawa Barat, SMP Negeri 1 Pakuhaji resmi berdiri pada tanggal 12 – 11 - 1985, pada masa jabatan Bpk. Kaswadi dari tahun 1983 s/d 1986 SMPN 1 Pakuhaji mendapat bantuan dari pemerintah provinsi jawa barat sebidang tanah seluas 5900m2, mendirikan bangunan Sekolah 2 lokal Ruangan kelas, 1 lokal Ruang Kepala Sekolah, 1 lokal Ruangan Tata Usaha, 1 lokal Ruang guru, 1 lokal Ruang BP/UKS, dan1 lokal Ruang Koperasi.

Pada tahun 1986 SMPN 1 Pakuhaji mendapat tambahan bantuan 3 lokal Ruang kelas, 1 lokal Laboratorium, Perpustakaan, 1 lokal Ruang Praktikum Komputer, 1 lokal Gudang , Musola, Kamar mandi/WC Siswa– Siswi dan Kamar mandi/WC Guru. Lalu memasuki tahun 1987 SMPN 1 Pakuhaji telah menggunakan bangunan Sekolah Menengah Pertama mereka sendiri dengan masa Kepemimpinan jabatan Kepala Sekolah Bpk.Emo Padma.

Pada tahun 1994 SMPN 1 Pakuhaji mendapatkan lagi bantuan yaitu 3 lokal Ruang kelas agar dapat lebih menunjang kegiatan belajar mengajar pada saat itu dipimpin oleh Kepala Sekolah Ny. Nani Sukarni, lalu tahun 1996 pada masa jabatan Kepala Sekolah Drs.Tjetjep Achdiwijaya mampu membeli sebidang tanah untuk perluasan lahan Sekolah seluas 150m2 yang akan di gunakan untuk pembanganunan 1 lokal Rumah Dinas Penjaga, jadi Luas tanah SMPN 1 Pakuhaji menjadi 6050m2

Dan pada masa peralihan jabatan kepala sekolah H. Djalaludin S.pd ke Drs. Suyono SMPN 1 Pakuhaji melalukan pemabangunan 8 lokal Ruang kelas dikarenakan jumlah atau volume Siswa – siswi semakin tinggi untuk sekolah dan memenuhi aturan pemerintah ialah “Wajib Belajar 9 Tahun”. Lalu pada tahun 2002 dibangun lagi 2 lokal Ruang kelas di SMPN 1 Pakuhaji. Lalu seakan tidak lelahnya SMPN 1 Pakuhaji untuk meningkatakan sarana dan prasana untuk siswa dan siswi,dibawah Kepemimpinan Kepala Sekolah Drs. Nana Sujana tahun 2004 dan 2006 membangun lagi 9 lokal Ruang kelas dikarenakan kebutuhan tersebut semakin mendesak, demikianlah perkembangan pembanguanan SMPN 1 Pakuhaji dari masa ke masa, namun ada beberapa nama jabatan kepala sekolah yang tidak tertera diatas dikarenakan pada masa jabatan mereka hanya melakukan perbaikan sekolah atau rehab saja, agar lebih jelas dibawah ini ada tabel berisi nama – nama kepala sekolah SMPN 1 Pakuhaji dari awal hingga saat ini :

Tabel No 3.1. daftar Nama Urutan Kepala Sekolah SMPN 1 Pakuhaji

NO Nama Kepala Sekolah Tahun Jabatan Keterangan

  1. Bpk.Kaswadi 1983s/d 1986 PJS
  2. Bpk. Emo Padma 1987 s/d 1989 Difinitif
  3. Bpk. H. Ishak Husna 1989 s/d1990 PJS
  4. Bpk.E Tarjan 1990 s/d 1992 Difinitif
  5. Ny. Nani Sukarni 1992 s/d 1994 PJS
  6. Drs.Tjetjep Achdiwijaya 1994 s/d 1997 Difinitif
  7. H. Djalaludin .S.pd 1997 s/d 2001 Difinitif
  8. Drs. Suyono 2001 s/d 2003 Difinitif
  9. Drs. Nana Sujana 2003 s/d 2008 Difinitif
  10. Drs. H. Ahmad M.Su’ud 2008 s/d 2013 Difinitif
  11. H.Firmansyah, S.pd.M.pd 2013 s/d sekarang PJS

Sumber : Arsip Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pakuhaji.

Dan setelah itu dalam segi sosial SMPN 1 Pakuhaji ikut serta untuk menyelesaikan program pemerintah untuk melaksanakan “Wajib Belajar 9” Tahun bagi Siswa – Siswi yang kurang mampu dalam Program SMPN 1 Pakuhaji Terbuka dengan ini para orang tua murid yang kurang mampu dapat memasukan anak mereka untuk tetap bersekolah pada tingkat Sekolah Menengah Pertama Periode program ini dari Tahun 1997 s/d 2005. Demikian penjelasan tentang sejarah singkat SMPN 1 Pakuhaji dari awal mula berdiri hingga sekarang dari mulai dari penjelasan sejarah, prestasi, dan sosial.

Visi, Misi, Tujuan dan Strategi SMPN 1 Pakuhaji.

  1. Visi SMPN 1 Pakuhaji

    Visi Sekolah SMP Negeri 1 Pakuhaji :

    Visi SMP Negeri 1 Pakuhaji adalah Cerdas, Tangguh, Berakhlak mulia, dan berbudaya.

    Indikator:

    1. Memiliki pengetahuan dan wawasan luas tentang sains dan teknologi
    2. Memiliki badan / fisik yang sehat untuk melakukan segala aktivitas.
    3. Memiliki prestasi akademik.
    4. Memiliki akhlak dan perilaku yang baik, sopan kepada siapa pun.
    5. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) dimanapun berada.

  2. Misi SMPN 1 Pakuhaji
    1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
    2. Menumbuhkan semangat berprestasi secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
    3. Menolong dan membantu setiap siswa mengenali potensi diri sehingga dapat di kembangkan secara optimal.
    4. Menumbuhkan pengalaman terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa, sehingga menjadi arif dalam bertindak.
    5. Menerapkan managemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan yang tekait dengan sekolah (stake holder).
  3. Tujuan SMPN 1 Pakuhaji
    1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Sekolah.
    2. Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan benar.
    3. Meningkatkan Proses belajar mengajar dikelas.
    4. Meningkatkan sarana dan prasana sekolah.
    5. Melaksanakan Sistem penilaian siswa oleh guru.
    6. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif.
    7. Menciptakan budaya sekolah.
    8. Mengembangkan kegiatan kesiswaan.
    9. Melaksanakan Pendidikan Teknologi Dasar (PTD).
    10. Melaksanakan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH).
    11. Mencari sumber dana untuk perkembangan sekolah.
  4. Strategi SMPN 1 Pakuhaji.
    1. Meningkatkan sumber daya manusia.
      Strategi yang digunakan untuk menigkatkan sumber daya manusia sekolah melalui pelatihan Kepala Sekolah, Peningkatan hasil ujian nasional dan peningkatan profesionalitas guru.
    2. Melaksanakan KTSP dengan benar.
      Strategi yang digunakan adalah melalui sosialisasi KTSP, pengumpulan dokumen dan refrensi, melaksanakan penyusunan KTSP, melaksankan KTSP dalam proses belajar mengajar, dan evaluasi pelaksanaan KTSP.
    3. Melaksanakan Proses Belajar Mengajar.
      Strategi yang digunakan melalui sosialisasi dan pemantapan berbagai strategi pembelajaran serta peningkatan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan berbagai strategi pembelajaran.
    4. Pengembangan Sarana dan Prasana Pendidikan.
      Strategi yang digunakan melalui pengadaan/perbaikan/perawatan peralatan praktikum IPA, pengadaan/perbaikan/perawatan modul buku, referensi, jurnal, majalah, dan lain – lain serta pengadaan perbaikan media pendidikan.
    5. Pengembangan Manajemen Sekolah.
      Strategi yang digunakan melalui sosialisasi dan pemantapan manajemen sekolah dan mutu pendidikan, penyusunan RPS, peningkatan kerjasama dengan pihak lain, peningkatan pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
    6. Pengembangan Sistem Penilaian.
      Strategi yang digunakan melalui sosialisasi sistem penilaian, peningkatan perencanaan penilaian berbasis kelas, peningkatan pelaksanaan penilaian siswa oleh guru.
    7. Pengembangan Lingkungan Sekolah.
      Strategi yang digunakan melalui peningkatan perencanaan program pemberdayaan lingkungan sekolah, peningkatan penataan lingkungan sekolah.
    8. Pengembangan Budaya Sekolah.
      Strategi yang digunakan melalui sosialisasi mutu sekolah, penerapan tata kerma in action, dan penerapan lomba – lomba akademik.
    9. Pengembangan Kegiatan Kesiswaan.
      Strategi yang digunakan melalui sosialisasi program kegiatan kesiswaan, peningkatan perencanaan program kegiatan kesiswaan dan implementasi kegiatan kesiswaan.
    10. Pengembangan – Pengembangan Teknologi Pendidikan Dasar (PTD).
      Strategi yang digunakan melalui sosialisasi dan penerapan PTD dalam Proses Belajar Mengajar.
    11. Pengembangan Kecakapan Hidup (PKH).
      Strategi yang digunakan melalui sosialisasi dan penerapan PKH dalam Proses Belajar Mengajar.
    12. Pencarian Sumber Dana untuk Pengembangan Sekolah.
      Strategi yang digunakan melalui sosialisasi pendanaan pendidikan, penyusunan anggaran pendidikan.

Prioritas Pengembangan Sekolah

  1. Berkembangnya Sumber Daya Manusia di sekolah tercapai melalui terlaksananya kemampuan manajerial Kepala Sekolah terhadap Sekolah yang dipimpinnya.
  2. Berkembangnya proses belajar mengajar dikelas ditentukan oleh terlaksananya sosialisasi dan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran.
  3. Terlaksananya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) melalui sosialisasi dan pelaksanaanya dalam KBM.
  4. Tersedianya sarana dan prasana pendidikan melalui pengadaan, perbaikan, dan perawatan perlatan olahraga.
  5. Terlaksananya manajemen sekolah melalui sosialisasi dan pemantapan manajemen sekolah dan mutu pendidikan.
  6. Tersedianya sumber dana melalui sosialisasi penggalian dana dan penyusunan anggaran pendidikan.
  7. Terlaksananya sistem penilaian siswa melalui peningkatan perencanaan penilaian berbasis kelas.
  8. Terlaksananya lingkungan sekolah yang kondusif melalui peningkatan manajemen penataan lingkungan sekolah.
  9. Terlaksananya budaya sekolah melalui penerapan tata tertib in action dan lomba – lomba akademik.
  10. Terlaksananya kegiatan kesiswaan melalui peningkatan perencanaan dan implentasi program kegiatan kesiswaan.
  11. Terlaksananya Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) melalui penerapan PTD dalam Proses belajar Mengajar.

Struktur Organisasi

Di setiap intansi atau perusahaan dimanapun, akan tercipta suatu kelompok orang yang membentuk perkumpulan atas dasar intruksi orang yang berpengaruh besar didalamnya seperti pemilik perusahaan, yayasan, pemerintah, saham dan lain – lain atau sering kita sebut sebagai organisasi yang mempunyai tujuan tercapainya target dari instansi atau perusahaan tersebut bisa disebut (Goal). Demikian juga dengan SMPN 1 Pakuhaji telah mempunyai Organisasi dari para dewan guru yang bahu membahu terus berusaha mencapai tujuan SMPN 1 Pakuhaji.

Struktur Organisasi


Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMPN 1 Pakuhaji

Wewenang dan tanggung jawab

Seperti halnya dengan sebuah perusahaan atau lembaga organisasi lainnya, SMP Negeri 1 Pakuhaji dalam manajemen akademiknya terdapat bagian-bagian yang mempunyai tugas masing-masing dalam menyelesaikan semua pekerjaannya. Tugas dari bagian-bagian yang ada pada SMP Negeri 1 Pakuhaji adalah sebagai berikut :

  1. Kepala Sekolah
    Mempunyai tugas sebagai berikut :
    1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan.
    2. Membina Kesiswaan.
    3. Pelaksana bimbingan dan penilaian guru dan tenaga pendidikan lainnya.
    4. Penyelenggaraan administrasi sekolah meliputi administrasi ketenagaan, keuangan, kesiswaan, perlengkapan dan kurikulum.
    5. Pelaksana hubungan sekolah dengan lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah.
  2. Wakil Kepala Sekolah
    Mempunyai tugas sebagai berikut :
    1. Melaksanakan administrasi sekolah secara teratur dan tertib.
    2. Mencatat surat masuk dan keluar secara teratur.
    3. Membuat surat-surat yang diperlukan sekolah.
    4. Menyimpan arsip surat-surat dan dokumen sekolah.
    5. Membantu PKS Bidang Sarana dalam pembelian peralatan dan perlengkapan sekolah.
    6. Membantu PKS Bidang Sarana dalam memelihara sarana dan prasarana sekolah.
  3. Staff Tata Usaha
    Mempunyai tugas sebagai berikut :
    1. Menyusun laporan program kerja Tata Usaha.
    2. Mengolah keuangan sekolah.
    3. Mengurus keuangan dan siswa.
    4. Membina dan mengembangkan karir pegawai Tata Usaha dan Guru.
    5. Menyusun laporan kegiatan pengurus tata usaha sekolah.
    6. Menyusun perlengkapan.
    7. Menyusun laporan pemasukan keuangan sekolah perbulan.
    8. Menyusun dan menyajikan data atau statistik sekolah.
  4. Pembantu Kepala Sekolah (PKS) Kurikulum
    Mempunyai tugas sebagai berikut :
    1. Mempersiapkan seluruh perangkat kurikulum.
    2. Menentukan target kurikulum.
    3. Membagi tugas mengajar dan tugas lain berdasarkan kualifikasi guru.
    4. Menyusun jadwal pelajaran.
    5. Menentukan buku pegangan untuk guru dan siswa.
    6. Menentukan buku-buku koleksi atau referensi perpustakaan sekolah.
    7. Menentukan kegiatan evaluasi dan penelitian seperti pecan ulangan atau ujian mid semester atau ujian semester dan lain-lain.
    8. Melaksanakan monitoring atau class visit.
    9. Menentukan atau menjadwalkan rapat-rapat dinas.
    10. Merencanakan studi banding atau kunjungan kesekolah atau instansi.
    11. Merencanakan dan menentukan alat-alat peraga atau alat bantu Pendidikan atau pengajaran.
    12. Menentukan kriteria kenaikan kelas.
  5. Pembantu Kepala Sekolah (PKS) Kesiswaan
    Mempunyai tugas sebagai berikut :
    1. Menyusun program pembinaan kesiswaan bersama pembina OSIS.
    2. Mengkoordinasikan pelaksanaan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa/OSIS dalam rangka menegakan disiplin dan tata tertib sekolah.
    3. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebersihan, keindahan, keamanan ketertiban, karindangan dan kesehatan.
    4. Mengkoordinasikan, pengarahan dalam pembinaan pengurusan OSIS dalam berorganisasi.
    5. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemilihan siswa-siswa teladan.
    6. Mengevaluasi pelaksanaan pembinaan siswa-siswi.
    7. Menyusun laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.
  6. Pembantu Kepala Sekolah (PKS) Sarana
    Mempunyai tugas sebagai berikut :
    1. Mengkoordinasikan penginvestasian sarana dan prasarana.
    2. Menyusun laporan kebutuhan sarana dan prasarana.
    3. Pengadaan sarana dan prasarana.
    4. Mengkoordinasikan pemeliharaan, perbaikan, pengembangan Penghapusan sarana dan prasarana.
    5. Membuat laporan.
  7. Pembantu Kepala Sekolah (PKS) Humas
    Mempunyai tugas sebagai berikut :
    1. Membuat kerja humas.
    2. Membangun hubungan atau interaksi antara sekolah dan masyarakat (khususnya orang tua siswa).
    3. Membangun hubungan positif antara sekolah dengan instansi antara pemerintahan dan swasta.
    4. Membangun hubungan positif secara internal antara guru, karyawan, dan guru.
    5. Memberdayakan secara optimal sumber daya lingkungan sekolah.
    6. Mendukung pelaksanaan KBM.
  8. BP / BK
    Mempunyai tugas sebagai berikut :
    1. Penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
    2. Koordinasi dengan Wali Kelas dalam rangka mengawasi masalah-masalah yang dihadapi anak didik tentang kesulitan belajar.
    3. Memberikan layanan dan bimbingan kepada anak didik agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar.
    4. Memberikan saran dan pertimbangan kepada anak didik dalam memperoleh gambaran tenang lanjutan penddikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai.
    5. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling.
    6. Menyusun stastik hasil bimbingan dan konseling.
    7. Melakukan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar.
    8. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling.
    9. Menyusun laporan kegiatan bimbingan dan konseling.
  9. Laboran
    Mempunyai tugas sebagai berikut :
    1. Perencanaan pengadaan alat dan bahas laboratorium.
    2. Menyusun jadwal dan tata tertib pengguna laboratorium.
    3. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium.
    4. Pemeliharaan dan perbaikan alat-alat laboratorium.
    5. Inventarisasi dan pengadministasian peminjam alat-alat laboatorium.
    6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium.
  10. Pustakawan
    Mempunyai tugas sebagai berikut :
    1. Perencanaan pengadaan buku-buku atau bahan pustaka atau media elektronika.
    2. Pengurusan pelayanan perpustakaan.
    3. Perencanaan pengembangan perpustakaan.
    4. Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku atau bahan pustaka atau media elektronika.
    5. Menginventarisir dan mengadministrasi buku atau bahan pustaka atau media elektronika.
    6. Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya.
    7. Penyimpanan buku-buku perpustakaan atau media elektronika.
    8. Meyusun tata tertib perpustakaan.
    9. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala.
  11. Dewan Guru
    1. Membuat program pengajaran atau rencana kegiatan belajar mengajar.
    2. Membuat satuan pelajaran.
    3. Melaksanakan kegiatan belajar.
    4. Membuat alat peraga atau program.
    5. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
    6. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah.
  12. Wali Kelas
    1. Mencatat/mengetahui identitas dan keadaan siswa di kelasnya.
    2. Memeriksa buku agenda harian dan absensi siswa.
    3. Bertindak selaku BP/BK serta berkoordinasi dengan orangtua/wali siswa.
    4. Melakukan pemanggilan terhadap orang tua/wali bagi siswa-siswi yang bermaslah.
    5. Melakukan koordinasi dengan pihak BP/BK dan PKS Kesiswaan.
    6. Bertanggung jawab atas kelengkapan kelas serta menciptakan 5 K di kelasnya.
    7. Mengisi buku pelengkap pribadi (catatan khusus siswa) dan laporan pendidikan.
  13. Siswa
    1. Mengikuti kegiatan belajar mengajar.
    2. Mengisi absensi setiap mata pelajaran.
    3. Membayar atau melunasi uang pendaftaran, uang bangunan, uang OSIS, uang masa orientasi sekolah, dan uang SPP.
    4. Mengerjakan segala tugas yang di berikan oleh gurunya masing-masing.
    5. Ikut serta dalam memajukan sekolah.
    6. Menjaga tata tertib sekolah dan nama baik sekolah.

Tata Laksana Sistem yang Berjalan Saat ini

Untuk menganalisa sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan UML (Unified Modelling Language) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

Urutan Prosedur

Sistem Informasi absensi guru pada SMPN 1 Pakuhajisebagai berikut:

  1. Proses absensi
    Proses absensi dilakukan guru meminta buku absen kepada admin untuk kemudian menandatangani kehadiran masuk.
  2. Proses absen pulang
    Setelah absen diserahkan kepada admin, kemudian guru meminta buku absen untuk menandatangani absensi pulang.
  3. Proses laporan
    Setelah guru telah mengisi absen masuk dan pulang di buku absen, kemudian admin membuat laporan kehadiran pegawai untuk diserahkan kepada kepala sekolah. Setelah skenario mengenai sistem absensi guru yang berjalan saat ini selesai didefinisikan, maka skenario tersebut akan digambarkan kedalam bentuk diagram agar dapat mudah dibaca. Dari definisi skenario diatas dapat digambarkan dalam use case diagram mengenai kebiasaan yang terjadi dalam sistem pembayaran administrasi yang berjalan saat ini. Use case diagram akan menggambarkan hubungan use case dengan actor Use case diagram dilihat pada gambar dibawah ini.

Use Case Diagram Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.2 Use Case Diagram Absen Guru yang berjalan

Berdasarkan gambar 3.2 Use Case Diagram absensi yang berjalan saat ini terdapat:

  1. Sistem yang mencakup seluruh kegiatan absensi Guru pada SMP Negeri 1 Pakuhaji.
  2. 4 actor yang melakukan kegiatan yaitu, Guru, Guru Piket, Staff Tata Usaha dan Kepala Sekolah
  3. 3 use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya:, Absensi Datang, Absensi Pulang, dan Laporan Kepala Sekolah.

Sequence Diagram Yang Berjalan

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang menggambarkan terhadap waktu. Sequence Diagram terdiri atas dimensi vertical (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).


Gambar 3.3 Sequence Diagram Abensi Guru yang berjalan

Berdasarkan gambar 3.3 Sequence Diagram Absensi Guru yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 4 Life Line antarmuka yang saling berinteraksi, diantaranya : Absen Guru, Cuti Guru, dan Izin Guru.
  2. 3 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya : Guru, Guru Piket, Staff Tata Usaha, dan Kepala Sekolah.
  3. 9 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut, diantaranya : Guru Datang langsung untuk mengisi dan menandatangani lembaran Absen Datang, setelah itu Guru Piket memberikan lembaran Absen Pulang untuk di isi oleh Guru, Guru Piket lalu membuat laporan absen untuk diberikan kepada Staff Tata Usaha, dan Staff Tata Usaha kemudian membuat laporan absen untuk diberikan kepada Kepala Sekolah. Guru memberikan keterangan Izin dan Cuti untuk direkap kepada Staff Tata Usaha.

Activity Diagram Sistem yang Berjalan

  1. Sistem yang Berjalan pada Activity Diagram Absen Datanng

    Gambar 3.4 Activity Diagram Abensi Datang Guru Yang Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.4 Activity Diagram Absen Datang yang berjalan saat ini terdapat :

    1. 1 (satu) initial node, objek yang diawali.
    2. 6 (enam) Action State yang dimulai dari Absensi Datang dan diakhiri dengan menerima Buku Absen.
    3. 1 (satu) Final State,objek yang diakhiri.

Sistem yang berjalan pada Activity Diagram Absen Pulang

  • gambar sistem yang berjalan pada Activity Diagram Absen Pulang

    Gambar 3.5 Activity Diagram Absen Pulang Guru Yang Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.5. Activity Diagram pulang yang berjalan saat ini terdapat :

    1. 1 (satu) Initial Node,objek yang diawali.
    2. 6 (enam) Action State yang dimulai dari meminta Buku Absen yang merupakan eksekusi dari suatu aksi dan di akhiri dengan menerima Buku Absen.
    3. 1 (satu) Final State, objek yang diakhiri.

    Sistem yang berjalan pada Activity Diagram Laporan

  • Sistem yang berjalan pada Activity Diagram Laporan Staff Tata Usaha

    Gambar 3.6. Activity Diagram Laporan Staff Tata Usaha yang berjalan

    Berdasarkan gambar 3.6. Activity Diagram laporan yang berjalan saat ini terdapat :

    1. 1 (satu) Initial Node, objek yang diawali.
    2. 7 (tujuh) Action State yang dimulai dari Rekap Laporan yang merupakan eksekusi dari suatu aksi dan diakhiri dengan cek laporan.
    3. 1 (satu) Final State, objek yang di akhiri.

  • Sistem yang berjalan pada Activity Diagram Laporan Kepala Sekolah

    Gambar 3.7 Activity Diagram Laporan Kepala Sekolah yang berjalan


    Berdasarkan gambar 3.7. Activity Diagram laporan yang berjalan saat ini terdapat :

    1. 1 (satu) Initial Node, objek yang diawali.
    2. 7 (tujuh) Action State yang dimulai dari meminta Rekap Laporan yang merupakan eksekusi dari suatu aksi dan diakhiri dengan cek laporan.
    3. 1 (satu) Final State, objek yang di akhiri.

    Activity Diagram menggambarkan berbagai alir aktifitas dalam sistem yang sedang berjalan, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity Diagram juga dapat menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

    Activity Diagram merupakan State Diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action, dan sebagaian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu Activity Diagram tidak menggambarkan behavior internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktifitas dari level atas secara umum.

    Flowchart

    Flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya yang dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Berikut Flowchart program untuk Aplikasi Penjualan Boneka yaitu:

    1. Flowchart Guru

      Gambar 3.8 Flowchart Guru

    2. Flowchart Guru Piket

      Gambar 3.9 Flowchart Guru Piket

    3. Flowchart Staff Tata Usaha

      Gambar 3.10 Flowchart Staff Tata Usaha

    4. Flowchart Kepala Sekolah

      Gambar 3.11 Flowchart Kepala Sekolah

    Analisa Sistem Yang Berjalan

    Metode Analisa Sistem

    Metode analisa sistem yang di gunakan adalah metode analisa SWOT, yaitu dengan menggabungkan berbagai indikator yang terdapat dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Untuk mendukung proses analisa, maka terlebih dahulu akan dilakukan indentifikasi Variabel 7P untuk mengetahui lebih jelas strategi yang akan dibahas dan kemudian akan dilanjutkan dengan analisa SWOT, yaitu sebagai berikut:

    Analisis SWOT

    1. Identifikasi Variabel 7 P

      Tabel 3.2 Identifikasi Variabel 7 P

    2. Matrik SWOT

      Tabel 3.3 Matrik SWOT

    Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

    1. Analisa Masukan
      Analisa masukan adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan ada hasil dari sebuah proses itu sendiri.
      1. Absensi
        Nama Dokumen : Absensi
        Fungsi : untuk absensi Guru
        Sumber : Guru Piket
        Tujuan : Guru
        Media : Kertas
        Frekuensi: Setiap Guru ingin melakukan absensi
        Jumlah Rangkap : 1 lembar
        Format : Lampiran B.1
    2. Analisa Proses
      Analisa proses adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada proses sebagai suatu hasil respect balik karena adanya data input di dalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.
    3. Buku Absensi
      Nama Dokumen : Buku Absensi
      Fungsi : Sebagai bukti Absensi Guru
      Sumber : Guru Piket
      Tujuan : Absen
      Media : Kertas
      Frekuensi: Setiap melakukan proses absensi
      Jumlah Rangkap : 1 lembar
      Format : Lampiran B.2
    4. Analisa Keluaran
      Analisa Keluaran:
      1. Form Cuti
        Nama Dokumen : Form Cuti
        Fungsi : untuk mengajukan Cuti
        Sumber : Guru Piket
        Tujuan : Guru
        Media : Kertas
        Frekuensi: Setiap ingin melakukan Cuti
        Jumlah Rangkap : 1 lembar
        Format : Lampiran B.3
    5. Izin
      Nama Dokumen : Izin
      Fungsi : Sebagai bukti Izin Guru
      Sumber : Guru Piket
      Tujuan : Guru
      Media : Kertas
      Frekuensi: Setiap ingin melakukan Izin
      Jumlah Rangkap : 1 lembar
      Format : Lampiran B.4

    Konfigurasi Sistem Berjalan

    1. Spesifikasi Hardware
      1. Processor Pentium IV
      2. Memory (RAM) 1GB
      3. Harddisk 320 GB
      4. Monitor 19’’
      5. Printer
    2. Spesifikasi Software
      1. Windows XP Profesional
      2. Microsoft Office 2007
    3. Hak Akses (Brainware)
      Untuk mengoperasikan atau mengolah data yang dibutuhkan dapat dilakukan oleh 3 (Tiga) orang yaitu :
      1. Guru Piket
      2. Staff (TU)
      3. Kepala Sekolah

    Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah.

    Permasalahan yang dihadapi

    Masalah yang dihadapi pada sistem yang berjalan saat ini adalah sebagai berikut :

    1. Sistem yang berjalan saat ini masih manual dilakukan dengan proses pencatatan dan laporan dibuat dengan menggunakan buku absen sehingga banyak ditemukan kekurangan–kekurangan seperti halnya hilangnya arsip, kesalahan penulisan, dan lamanya waktu yang dibutuhkan. Sehingga mengakibatkan data yang dihasilkan belum akurat.
    2. Penyusunan Sistem Informasi yang sekarang masih menggunakan buku manual sehingga banyak data yang tidak akurat.
    3. Penggunaan laporan sistem absensi yang ada di SMPN 1 Pakuhaji masih menggunakan buku absen. Proses laporannya Guru Piket merekap laporan absen kepada Staff Tata Usaha, kemudian Staff Tata Usaha merekap laporan dan menyerahkan laporan absensi ke Kepala Sekolah.

    Alternatif Pemecahan Masalah

    Berdasarkan permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan saat ini, maka penulis memberikan solusi pemecahaan masalah yang sekiranya dapat membantu dan berguna pada SMPN 1 Pakuhaji. Alternatif pemecahaan masalah yang diusulkan penulis antara lain :

    1. Berdasarkan hasil analisa terhadap permasalahan sistem yang berjalan maka sistem informasi absensi tersebut belum sesuai dengan kebutuhan user yang menginginkan sistem informasi absensi terkomputerisasi yang dapat memudahkan pekerjaan mereka.
    2. Diperlukan suatu sistem yang dapat memfasilitasi kegiatan Absensi dengan terkomputerisasi dan memiliki tempat penyimpanan data sehingga data yang ada tidak akan hilang dan kegiatan Absensi dapat dengan mudah dilakukan.
    3. Mengubah sistem yang berjalan saat ini menjadi sistem berbasis web dan terkomputerisasi. Sistem baru yang dapat berjalan dengan secara optimal yang dapat memberikan kemudahan kepada Staff Tata Usaha dalam membuat laporan secara cepat dan akurat serta mempunyai penyimpanan database yang baik.

    User Requirement

    Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah mengenai kebutuhan sistem baru yang ingin dibuat dan telah disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi melalui tahap elisitasi dengan tujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi seperti yang tergambar pada tahapan elisitasi berikut:

    Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Untuk membuat aplikasi absensi Guru yang terkomputerisasi. Berikut lampiran Elisitasi Tahap I yang telah dibuat :


    Tabel 3.4 Elisitasi Tahap I

    Tabel 3.4 diatas merupakan gambaran dari Elisitasi Tahap I, yang disusun bedasarkan hasil wawancara penulis dengan stakeholder mengenai seluruh rancangan sistem Absensi guru pada SMPN 1 Pakuhaji yang diusulkan.

    Elisitasi Tahap II

    Elisitasi Tahap II dibentuk bedasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI. MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

    1. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.


    Tabel 3.5 Elisitasi Tahap II

    Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :

    1. T artinya Tehnical, maksudnya bagaimana tata cara/tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
    2. O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    3. E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. ]High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.


    Tabel 3.6 Elisitasi Tahap III

    Keterangan:
    Metode Option
    T : Tehnikal
    L : Low
    O : Oprasional
    M : Middle
    E : Ekonomi
    H : High

    Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan :


    Tabel 3.7 Final Draft Elisitasi


  • BAB IV

    RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Rancangan Sistem Yang Diusulkan

    Untuk setiap menganalisa sistem yang diusulkan pada penelitian ini digunakan Program Dreamweaver CS5 Professional Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, Sequance Diagram, dan State Chart Diagram.

    1. Use Case Diagram
      Diagram ini sangat memeperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (satu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang sangat dibutuhkan serta diharapkan oleh sipengguna.
    2. Class Diagram
      Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas antar muka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi antar obyek.
    3. Sequence Diagram
      Diagram ini memperlihatkan intraksi yang menekankan pada proses pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.
    4. Activity Diagram
      Diagram ini memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini sangat penting dalam melakukan pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem para admin untuk melakukan proses pembelian secara online.
    5. State Chart Diagram
      Diagram ini sangat memperhatikan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, dan aktifitas. Diagram ini terutama penting untuk memeperlihatkan sifat yang dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi, dan terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.

    Usulan Prosedur Yang Baru

    Setelah mengadakan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan pada SMPN 1 Pakuhaji, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem absensi guru yang sedang berjalan saat ini sehingga memudahkan dalam pembuatan laporan.

    Berdasarkan perubahan sistem absensi guru yang terjadi dan setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian.

    Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, state diagram, dan class diagram.

    Use Case Diagram Yang Diusulkan

    Use case diagram berfungsi untuk menggambarkan sistem dengan pemakai luar (outside user) yang disebut actor. Use Case Diagram digunakan untuk menggambarkan hubungan interaksi antara sistem dan si pemakai (user).

    1. Use Case diagram Guru

      Gambar 4.1 Use Case Diagram Yang Diusulkan Untuk Guru


      Berdasarkan gambar 4.1 diatas, rancangan Use Case Diagram pada guru terdapat :

      1. 1 Sistem yang merupakan rancangan usulan proses sistem pada Guru.
      2. 1 Actor yang dapat melakukan kegiatan yaitu Guru.
      3. 2 Use case yang dapat dilakukan oleh Actor tersebut.
      4. 12 Include yang menjelaskan bahwa use case tersebut berasal dari sumber secara eksplisit dari use case sebelumnya.
    2. Use Case Diagram Admin

      Gambar 4.2 Use Case Diagram Yang Diusulkan Untuk Admin

      Berdasarkan gambar 4.2 diatas, rancangan Use Case Diagram pada Admin terdapat :

      1. 1 Sistem yang merupakan rancangan usulan proses sistem pada Admin.
      2. 1 Actor yang dapat melakukan kegiatan yaitu Admin.
      3. 2 Use case yang dapat dilakukan oleh Actor tersebut.
      4. 25 Include yang menjelaskan bahwa use case tersebut berasal dari sumber secara eksplisit dari use case sebelumnya.
    3. Use Case diagram Kepala Sekolah

      Gambar 4.3 Use Case Diagram Yang Diusulkan Untuk Kepala Sekolah

      Berdasarkan gambar 4.3 diatas, rancangan Use Case Diagram pada Kepala Sekolah keterdapat :

      1. 1 Sistem yang merupakan rancangan usulan proses sistem pada Kepala Sekolah.
      2. 1 Actor yang dapat melakukan kegiatan yaitu Kepala Sekolah.
      3. 2 Use case yang dapat dilakukan oleh Actor tersebut.
      4. 23 Include yang menjelaskan bahwa use case tersebut berasal dari sumber secara eksplisit dari use case sebelumnya.

    Activity Diagram Yang Diusulkan

    Activity diagram menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem yang sedang berjalan, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses pararel yang mungkin akan terjadi pada beberapa eksekusi Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di trigger oleh selesainya state sebelumnya behavior internal sebuah sistem ( dan interaksi antar subsistem) secara eksas, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur aktivitas dari level atas secara umum.

    1. Activity Diagram Guru

      Gambar 4.4 Activity Diagram Yang Diusulkan Untuk Guru

      Berdasarkan gambar 4.4 diatas, rancangan Activity Diagram pada Guru terdapat :

      1. 1 Initial node dimana objek mulai kegiatan.
      2. 12 Actions yaitu, Menu Utama, Login, Cek Nip dan Password, Menu Guru, Form Absen Masuk, Form Absen Pulang, Form Cuti, Riwayat Izin, Biodata, Data Absensi, Help, Logout.
      3. 1 Decision Node, yang mencerminkan sebagai pilihan eksekusi.
      4. 2 Fork node sebagai percabangan menu Guru.
      5. 1 Final node yang merupakan akhir dari kegiatan Guru.
    2. Activity Diagram Admin

      Gambar 4.5 Activity Diagram Yang Diusulkan Untuk Admin

      Berdasarkan gambar 4.5 diatas, rancangan Activity Diagram pada Admin terdapat :

      1. 1 Initial node dimana objek mulai kegiatan.
      2. 24 Actions yaitu, Menu Utama, Login, Cek Username dan Password, Menu Admin, Guru, Data Guru, Edit Data Guru, Tambah Data Guru, Jumlah Hari Cuti Guru, Guru Cuti Yang Sudah Di Acc, Guru Izin, Data Maining, Absen Telat, Absen Tepat Waktu, Izin Sakit Guru, Cuti Guru, Guru Mangkir, Izin Pulang Cepat Guru, Izin Lain-lain Guru, Seluruh Jumlah Guru, Data Guru Yang Sudah Menikah, Absen Guru, Logout.
      3. 1 Decision Node, yang mencerminkan sebagai pilihan eksekusi.
      4. 2 Fork node sebagai percabangan menu Admin.
      5. 1 Final node yang merupakan akhir dari kegiatan Admin.
    3. Activity Diagram Kepala Sekolah

      Gambar 4.6 Activity Diagram Yang Diusulkan Untuk Kepala Sekolah

      Berdasarkan gambar 4.6 diatas, rancangan Activity Diagram pada Kepala Sekolah terdapat :

      1. 1 Initial node dimana objek mulai kegiatan.
      2. 22 Actions yaitu, Menu Utama, Login, Cek Username dan Password, Menu Kepala Sekolah, Guru, Data Guru, Jumlah Hari Cuti Guru, Permintaan Cuti Guru, Guru Cuti Yang Sudah Di Acc, Data Maining, Absen Telat, Absen Tepat Waktu, Izin Sakit Guru, Cuti Guru, Guru Mangkir, Izin Pulang Cepat Guru, Izin Lain-lain Guru, Seluruh Jumlah Guru, Data Guru Yang Sudah Menikah, Absen Guru, Logout.
      3. 1 Decision Node, yang mencerminkan sebagai pilihan eksekusi.
      4. 2 Fork node sebagai percabangan menu Kepala Sekolah.
      5. 1 Final node yang merupakan akhir dari kegiatan Kepala Sekolah.

    Sequence Diagram Yang Diusulkan

    Sequence Diagram Menggambarkan interaksi antara objek di dalam di sekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri dari di atas vertical (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

    1. Sequence Diagram Guru

      Gambar 4.7 Sequence diagram Yang Diusulkan untuk Guru

      Berdasarkan gambar 4.7 diatas, rancangan Sequence Diagram pada Guru terdapat :

      1. Terdapat satu Actor yaitu Guru.
      2. Terdapat 10 Lifeline antar muka yang saling berinteraksi.
      3. Terdapat 19 Message yang merupakan urutan kegiatan proses Guru.
      4. Terdapat 1 Decision Node, yang mencerminkan sebagai pilihan eksekusi.
    2. Sequence Diagram Admin

      Gambar 4.8 Sequence diagram Yang Diusulkan untuk Admin

      Berdasarkan gambar 4.8 diatas, rancangan Sequence Diagram pada Admin terdapat :

      1. Terdapat satu Actor yaitu Admin.
      2. Terdapat 11 Lifeline antar muka yang saling berinteraksi.
      3. 19 Message yang merupakan urutan kegiatan proses Admin.
      4. Terdapat 1 Decision Node, yang mencerminkan sebagai pilihan eksekusi.
    3. Sequence Diagram Kepala Sekolah

      Gambar 4.9 Sequence diagram Yang Diusulkan untuk Kepala Sekolah

      Berdasarkan gambar 4.9 diatas, rancangan Sequence Diagram pada Kepala Sekolah terdapat :

      1. Terdapat 1 Actor yaitu Kepala Sekolah.
      2. Terdapat 9 Lifeline antar muka yang saling berinteraksi.
      3. Terdapat 15 Message yang merupakan urutan kegiatan proses Kepala Sekolah.
      4. Terdapat 1 Decision Node, yang mencerminkan sebagai pilihan eksekusi.

    Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

    Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

    No Sistem Berjalan Sistem Usulan

    1. Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem UsulanDalam proses absensi guru harus melakukan absensi dengan menulis dibuku absen. Dalam proses absen guru dapat melakukan absen menggunakan web dengan mudah.
    2. Dalam penyimpanan data tidak efektif karena terlalu banyak tempat untuk mengarsipkan data absensi sehari-hari. Dalam penyimpanan data, sistem menggunakan database sehingga dapat menyimpan data dengan jumlah banyak dan tidak memerlukan banyak tempat.
    3. Dalam penyimpanan laporan absensi, laporan izin, laporan cuti sering adanya data yang hilang sehingga sulit untuk merekap hasil absensi nya. Dalam penyimpanan laporan, sistem menggunakan database Mysql pembuat pencarian data dan proses rekap data laporan absensi¸ laporan izin, laporan cuti lebih mudah.

    Rancangan Basis Data

    Pada bab ini menjelaskan secara terperinci dengan rancangan-rancangan yang diusulkan pada bagian basis data.

    Class Diagram Yang Diusulkan

    Class diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class diagram menggambarkan keadaan (atribut/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut.

    Gambar 4.10 Class diagramYang Diusulkan

    Berdasarkan gambar 4.10 diatas, rancangan Class Diagram yang diusulkan

    1. 7 Class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama.
    2. 6 association, digunakan untuk memodelkan relasi di antara objek.

    Spesifikasi basis data (database)

    Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi database yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

    1. Nama File : tbl_guru
      Media : Harddisk
      Isi  : ( id+ nip +password+nama+tempat_lahir+tgl_lhr+jk+alamat+ bagian+jabatan+menikah+status)
      Primary Key : id
      Panjang Record: 231
    2. Tabel 4.2 Tabel Guru

    3. Nama File : login
      Media : Harddisk
      Isi : (id+username+password+level)
      Primary Key : id
      Panjang Record : 45

      Tabel 4.3 Tabel login

    4. Nama File : tr_absendatang
      Media : Harddisk
      Isi : (id +nip+tgl_absen+jam_datang)
      Primary Key : id
      Panjang Record : 38

      Tabel 4.4 Tabel Absen Datang

    5. Nama File : tr_absenpulang
      Media : Harddisk
      Isi : (id+nip+tgl_absen+jam_pulang)
      Primary Key : id
      Panjang Record : 38

      Tabel 4.5 Tabel Absen Pulang

    6. Nama File : izin
      Media : Harddisk
      Isi : (id+nip+tanggal1+tanggal2+izin+penjelasan+tanggal+status)
      Primary Key : id
      Panjang Record : 104

      Tabel 4.6 Tabel Izin

    7. Nama File : jml_guru
      Media : Harddisk
      Isi :(id+jml_guru)
      Primary Key : -
      Panjang Record : 14

      Tabel 4.7 Tabel Jumlah Guru

    8. Nama File : jml_cuti
      Media : Harddisk
      Isi : (nip+jml)
      Primary Key : -
      Panjang Record : 20

      Tabel 4.8 Tabel Cuti

    Flowchart Sistem Yang diusulkan

    Flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya yang dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Berikut Flowchart program untuk Aplikasi absensi yaitu:

    1. Flowchart Guru

      Gambar 4.11 Flowchart Guru

    2. Flowchart Admin

      Gambar 4.12 Flowchart Admin

    3. Flowchart Kepala Sekolah

      Gambar 4.13 Flowchart Kepala Sekolah

    Rancangan Program

    Berisi penggambaran tampilan program yang anda. Rancangan ini dapat anda gambarkan dalam bentuk struktur navigasi atau diagram HIPO.

    Tampilan Menu Utama Guru

    Pada Gambar 4.14 menampilkan menu login guru yang berungsi sebagai pintu masuk pada menu utama, untuk melakukan login diperlukan nip dan password pengguna

    Gambar 4.14 Tampilan Menu Utama Guru

    Tampilan Menu Utama Admin

    Pada Gambar 4.15 menampilkan menu login admin yang berungsi sebagai pintu masuk pada menu utama, untuk melakukan login diperlukan username dan password pengguna.

    Gambar 4.15 Tampilan Menu Utama Admin

    Tampilan Menu Absen Masuk

    Pada Gambar 4.16 menampilkan menu absen masuk yang berungsi sebagai absen masuk guru yang berisi Nip, Nama dan Jabatan.

    Gambar 4.16 Tampilan Menu Absen Masuk

    Tampilan Menu Absen Pulang

    Pada Gambar 4.17 menampilkan menu absen pulang yang berungsi sebagai absen pulang guru yang berisi Nip, Nama dan Jabatan.

    Gambar 4.17 Tampilan Menu Absen Pulang

    Tampilan From Cuti

    Pada gambar 4.18 menampilkan from cuti berisi Nip, Nama, Mulai cuti sampai berakhirnya cuti, jumlah hari cuti, keterangan dan penjelasan yang harus di inputkan secara manual.

    Gambar 4.18 Tampilan Form Cuti

    Tampilan Menu Data Cuti

    Pada gambar 4.19 Menampilkan menu data cuti yang berfungsi untuk melihat cuti para guru. Di menu data cuti berisi Nip, Nama, Tanggal Awal, Tanggal Akhir, Keterangan, Penjelasan, Setuju dan Tanggal Input.

    Gambar 4.19 Tampilan Menu Data Cuti

    Tampilan Laporan Absen

    Pada gambar 4.20 menampilkan laporan absen berfungsi untuk melihat seluruh absen para guru. Di menu laporan absen berisi Nip, Nama, Tanggal Absen, Jam Masuk, Jam Pulang dan Keterangan.

    Gambar 4.20 Tampilan Menu Laporan Absen

    Tampilan Menu Data Izin

    Pada gambar 4.21 menampilkan Menu data izin berfungsi untuk melihat siapa saja guru yang izin. Di menu data izin tabel Nip, Nama, Tanggal Awal, Tanggal Akhir, Keterangan dan Penjelasan.

    Gambar 4.21 Tampilan Menu Data Izin

    Rancangan Prototype

    Tahap ini merupakan gambar yang jelas mengenai rancangan bangun yang lengkap kepada para pengguna dan website yang diteliti, juga sebagai pemenuhan kebutuhan dari pada para pengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari perancangan sistem absensi pada SMPN 1 Pakuhaji yang akan dibuat, yaitu:

    Tampilan Prototype Menu Utama Guru

    Gambar 4.22 Tampilan Prototype Menu Utama Guru

    4.5.2. Tampilan Prototype Menu Utama Admin

    Gambar 4.23 Tampilan Prototype Menu Utama Admin

    Tampilan Prototype Menu Absen Masuk

    Gambar 4.24 Tampilan Prototype Menu Absen Masuk

    Tampilan Prototype Menu Absen Pulang

    Gambar 4.25 Tampilan Prototype Menu Absen Pulang

    Tampilan Prototype Form Cuti

    Gambar 4.26 Tampilan Prototype From Cuti

    Tampilan Prototype Menu Cuti

    Gambar 4.27 Tampilan Prototype Menu Cuti

    Tampilan Prototype Menu Data Izin

    Gambar 4.28 Tampilan Prototype Menu Data Izin

    Tampilan Prototype Menu Laporan Absen

    Gambar 4.29 Tampilan Prototype Menu Laporan Absen

    Konfigurasi Sistem Usulan

    Spesifikasi Hardware

    Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu:

    1. Processor  : Intel Core i5
    2. Monitor  : Accer 14”
    3. Mouse  : Ps2
    4. RAM  : 2 GB
    5. HD  : 500 GB
    6. Keyboard  : Compatible Ps2
    7. Printer  : Canon Ip1800 Series

    Aplikasi Yang Digunakan

    Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

    1. Sistem Operasi Windows 7 Profesional.
    2. Mozilla Firefox.
    3. Microsoft Office 2007
    4. Visual Paradigm 6.4 Enterprise Edition.
    5. Xampp.
    6. Dreamweaver CS5.
    7. Instant PHP ( PHP dan Mysql).

    Hak Akses

    Ada 3 actor yang dapat mengakses Aplikasi absensi guru:

    1. Guru
    2. Admin
    3. Kepala Sekolah

    Testing

    Implementasi program Sistem absensi guru pada SMPN 1 Pakuhaji dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program. Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

    Tabel Black Box Menu Utama Admin

    Tabel 4.9 Black box Menu Utama

    Tabel Black box Menu login Guru

    Tabel 4.10 Black box Menu login Guru

    Tabel Black box Menu form cuti

    Tabel 4.11 Black box Menu form cuti

    Evaluasi

    Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input absen yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh sekolah.

    Implementasi

    Implementasi merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan yang sudah dianggap benar. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mewujudkan sistem yang direncanakan dalam bentuk tabel schedulle.

    Schedule

    Schedule merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Perancangan Sistem Informasi Absensi Guru Berbasis Web Pada SMP Negeri 1 Pakuhaji”. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedule Implementasi adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.12 Tabel Schedulle

    Penerapan

    Sebelum melakukan penerapan sistem yang baru penulis menjelaskan kepada pihak sekolah untuk melihat perancangan yang telah dibuat untuk mencapai yang di harapkan, adapun bukti penerapan sebagai berikut:


    Etimasi Biaya

    Tabel 4.13 Tabel Etimasi Biaya

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan yaitu diantaranya :

    1. Sistem informasi Absensi pada SMPN 1 Pakuhaji masih bersifat manual, semua absensi dilakukan dengan proses pencatatan dan laporan dibuat dengan menggunakan buku . Sehingga banyak ditemukan kekurangan – kekurangan seperti halnya hilangnya arsip, kesalahan penulisan, dan lamanya waktu yang dibutuhkan. Sehingga mengakibatkan data yang dihasilkan belum akurat.
    2. Berdasarkan hasil analisa terhadap permasalahan sistem yang berjalan maka sistem informasi absensi tersebut belum sesuai dengan kebutuhan user yang menginginkan sistem informasi absensi terkomputerisasi yang dapat memudahkan pekerjaan mereka.
    3. Diperlukan suatu sistem yang dapat memfasilitasi kegiatan Absensi dengan terkomputerisasi dan memiliki tempat penyimpanan data sehingga data yang ada tidak akan hilang dan kegiatan Absensi dapat dengan mudah dilakukan.

    Saran

    Adapun saran yang dapat diberikan sebagai bahan pertimbangan bagi SMPN 1 Pakuhaji, antara lain :

    1. Dengan adanya sistem yang baru ini, perlu dilakukan pembelajaran atau pelatihan kepada bagian yang akan menggunakan aplikasi tersebut, agar mudah dalam pemakaian sehingga dapat menggunakannya secara maksimal dan mendapatkan informasi yang diinginkan.
    2. Perlu dilakukan pengawasan atau pengontrolan dalam pelaksanaan sistem yang baru terhadap sistem absensi guru ini guna menghindari kesalahan-kesalahan pada sistem dan menghindari dari segala bentuk pemanipulasian data pada sistem absensi guru ini.
    3. Jika terdapat kekurangan pada sistem yang sedang diusulkan, hendaknya dicatat oleh user atau orang yang bersangkutan dengan sistem ini, hal ini ditunjukan untuk penelitian berikutnya kedepannya untuk dijadikan saran dan. Bukan sistem absensi saja yang akan dihosting, tetapi sistem yang lainnya.


    DAFTAR PUSTAKA

    Untuk setiap menganalisa sistem yang diusulkan pada penelitian ini digunakan Program Dreamweaver CS5 Professional Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, Sequance Diagram, dan State Chart Diagram.

    1. 1,00 1,01 1,02 1,03 1,04 1,05 1,06 1,07 1,08 1,09 1,10 1,11 1,12 1,13 1,14 1,15 1,16 Sutabri, Tata.2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta:ANDI.
    2. Maimunah, Lusyani Sunarya, dan Nina Larasati. 2012. Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi Dan Promosi. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 5, No.3 Mei 2012.
    3. Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics.Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
    4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 Murad, Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
    5. Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana. 2010. Perancangan Aplikasi Akademik Tekhnologi Mobile Menggunakan J2ME. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.2 Desember 2010.
    6. 6,0 6,1 6,2 6,3 Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
    7. Risza, Suyatno. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia: Manajemen Perkebunan, Manajemen Proyek Perkebunan, Teknologi Irigasi Perkebunan.Yogyakarta: Kanisius.
    8. Francois. Vellas. lione, becherel. 2011. The international marketing of travel and tourism. Macmillan.
    9. Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga
    10. Puspitasari, Nia, dkk. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pemakaian Produk Layanan Seluler Dengan Mempertimbangkan TAspek 7p’s Of Marketing (Studi Kasus : PY. Telkom Area Blora). Semarang: Universitas Diponegoro.
    11. 11,0 11,1 11,2 11,3 Nugroho. Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Dengan Metode USDP. Yogyakarta: Andi.
    12. 12,0 12,1 12,2 12,3 Agustin, kartika, dkk. 2013. Penerapan Teknik Kancing Gemerincing Dalam Meningkatkan keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII MTS Negeri Bogor. Jawa Barat: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pakuan.
    13. 13,0 13,1 13,2 Simarmare, Yosua P.W, Apol Pribadi S dan Radityo Prasentiato Wibowo. 2013. Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Manajemen Publikasi Ilmiah Berbasis Online Pada Jurnal SISFO. JURNAL TEKNIK POMITS. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Vol. 2, No. 3, 2013.
    14. Madcoms. 2010. Kupas Tuntas Adobe Dreamweaver CS5 Dengan Pemrograman PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
    15. Sigit, Aloysius Wicaksono, 2011. Website Super Canggih dengan Plugin Jquery Terbaik.Jakarta Selatan: mediakita.
    16. 16,0 16,1 Masria. 2012.Perakitan Komputer. Jakarta: Lentera Printing.
    17. Rahardja, Untung, Hidayati dan Mia Novalia. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 4, No. 3, Mei 2011.
    18. Kurniawan, Helmi dan Iwan Fitrianto Rahmad. 2011. Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Pada Tanaman Cabe Dengan Metode Certainty Factor. jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 5 No. 2, Oktober 2011.
    19. 19,0 19,1 Sibero, Alexander F.K, 2011, Kitab Suci Web Programing. Yogyakarta: MediaKom.
    20. 20,0 20,1 20,2 Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak. Jakarta: Mediakita.
    21. Wardana. 2010. Menjadi Master PHP Dengan Framework Codeigniter. Jakarta: Elex Media Komputindo.
    22. 22,0 22,1 22,2 22,3 22,4 22,5 22,6 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi.
    23. Hidayati, dkk. 2011. "Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level". Journal CCIT Vol – 4 No.3 – Mei 2011 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
    24. 24,0 24,1 24,2 Lindawati. 2014. “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI PEGAWAI PADA SMA NEGERI 15 TANGERANG BERBASIS WEB” STMIK Raharja.
    25. 25,0 25,1 Esa Wijayanti. 2014. “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN BATUCEPER TANGERANG”.
    26. Koesoema A, Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
    27. Uno. B.Hamzah. 2010. Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
    28. Husaini, Usman. 2010. Manajemen: Teori, praktek, dan riset pendidikan. Edisi kedua. Jakarta : Penerbit Bumi aksara.
    29. Sudarma, Momon, 2013. Profesi Guru, Dikritisi, dan Dicaci. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
    30. 30,0 30,1 Sudaryono, Untung Rahardja, Suryo Guritno. 2011. IT Research. Yogyakarta: C.V Andi Offset (Andi).
    31. Nurlette, Nurhidayati. 2011. “Perancangan Sistem Informasi Absensi Guru dan Staff Tata Laksana Pada UPTD SMA Negeri 11 Tangerang”.
    32. Dewi Asti Rosmala. 2012. “PERANCANGAN SISTEM ABSENSI KARYAWAN BERBASIS WEB PADA PT. MENARA BERLIAN”.
    33. Ahmad . 2010. “Hubungan Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger Print) Dengan Motivasi dan Kinerja Karyawan”.


    Daftar Lampiran

    Lampiran A

    Pada lampiran A ini berisi berkas-berkas yang diperlukan sebagai persyaratan skripsi, sbb :

      1. Surat Pengantar Skripsi
      2. Surat Penugasan Kerja
      3. Form Penggantian Judul
      4. Kartu Bimbingan
      5. Kartu Study Tetap Final(KSTF)
      6. Form Validasi Skripsi
      7. Kwitansi Pembayaran Skripsi
      8. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
      9. Daftar Nilai
      10. Formulir Seminar Proposal
      11. Sertifikat TOEFL
      12. Sertifikat Prospek
      13. Sertifikat IT Internasional(Min.1)
      14. Sertifikat IT Nasional



     

    Lampiran B

    Pada lampiran B ini berisi berkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian dan lainnya dari Skripsi, sbb :

      1. Bukti Observasi
      2. Bukti Magang



     

    Lampiran C

    Pada lampiran C ini berisi berkas-berkas atau bukti pada saat observasi dari sub BAB III yg ada pada BAB III Skripsi, sbb :

      1. [Berkas Karyawan & Wawancara]
      2. [Berkas lainnya]



     

    Lampiran D

    Pada lampiran D ini berisi berkas-berkas berupa foto atau printscreen hasil rancangan yg ada pada bab IV Skripsi, sbb :

      1. [Printscreen Halaman Awal]
      2. [Printscreen Halaman Login dst]



     

    Contributors

    Dendy Witarahman