SI1013465500
PERANCANGAN EXECUTIVE INFORMATION
SYSTEM (EIS) PENJUALAN
DI PT. TIRTA VARIA INTIPRATAMA
Disusun Oleh :
NIM : 1013465500
NAMA : Mutia Anisa Novianti
JURUSAN SISTEM INFORMASI
KONSENTRASI E-COMMERCE
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
TANGERANG
(2013/2014)
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PERANCANGAN EXECUTIVE INFORMATION
SYSTEM (EIS) PENJUALAN
DI PT. TIRTA VARIA INTIPRATAMA
Disusun Oleh :
NIM |
: 1013465500
|
Nama |
|
Jenjang Studi |
: Strata Satu
|
Jurusan |
: Sistem Informasi
|
Konsentrasi |
: E-Commerce
|
Disahkan Oleh :
Tangerang, Juni 2014
Ketua |
Kepala Jurusan
| ||||
STMIK RAHARJA |
Jurusan Sistem Informasi
| ||||
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I) |
(Maimunah, M.Kom)
| ||||
NIP : 00594 |
NIP : 007002
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERANCANGAN EXECUTIVE INFORMATION
SYSTEM (EIS) PENJUALAN
DI PT. TIRTA VARIA INTIPRATAMA
Dibuat Oleh :
NIM |
: 1013465500
|
Nama |
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen
Disetujui Oleh :
Tangerang, Juni 2014
Pembimbing I |
Pembimbing II
| ||
(Meta Amalya Dewi, M, Kom) |
(Dina Fitria Murad,
M.Kom)
| ||
NID : 05065 |
NID : 02026
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
PERANCANGAN EXECUTIVE INFORMATION
SYSTEM (EIS) PENJUALAN
DI PT. TIRTA VARIA INTIPRATAMA
Dibuat Oleh :
NIM |
: 1013465500
|
Nama |
Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian
Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi E-Commerce
Tahun Akademik 2013/2014
Disetujui Penguji :
Tangerang, Juni 2014
Ketua Penguji |
Penguji I |
Penguji II
| ||
(_______________) |
(_______________) |
(_______________)
| ||
NID : |
NID : |
NID :
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI
PERANCANGAN EXECUTIVE INFORMATION
SYSTEM (EIS) PENJUALAN
DI PT. TIRTA VARIA INTIPRATAMA
Disusun Oleh :
NIM |
: 1013465500
|
Nama |
|
Jenjang Studi |
: Strata Satu
|
Jurusan |
: Sistem Informasi
|
Konsentrasi |
: E-Commerce
|
Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.
Tangerang, Juni 2014
NIM : 1013465500
|
)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;
ABSTRACT
Executive system information is one of the system information which is needed for the company, because it’s very helpful for the executive to analyze and give an information in its simpleform and show the desired data. In Tirta Varia Intipratama as well, it’snecessary to use Executive Information System (EIS) especially in sales area.Because of Tirta Varia Intipratama is one of the packaged mineral waterdistributor company (AMDK) which its brand are AQUA, MIZONE, VIT. It has 12branches in Jakarta and Tangerang. So it’s important to quick and perceptive inacquiring the sales information for supervising the sales condition with theproper sales information presentation that suits with the executive SalesDevelopment Manager, Sales Manager, Channel Manager, Branch Manager and SalesSupervisor needs. To in order for consideration to analyze and provide anoverview of what will be the future sales strategy for the achievement of asales target on the company. The research methodology used is the analysis byusing the tools CSF (Critical Success Factor), SWOT and Value Chain so as toknow the condition of the PT. Tirta Varia overall Intipratama both from withinand from the outside and the design is structured from the proposed systemthrough UML (Unified Modeling Language) and the proposed testing program usingBlackbox Testing. There are also designing applications using the programminglanguage PHP (PHP Hypertext Preprocessor) with CodeIgniter Framework (CI) andthe MySQL database creation. The results of this study may facilitate theexecutives in analyzing the results of the sale of the business processes running.
Keywords : Executive Information System (EIS), Analysis, Sales.
ABSTRAKSI
Sistem informasi eksekutif merupakan salah satu sisteminformasi yang sangat diperlukan untuk perusahaan, karena sangat membantu pihakeksekutif untuk menganalisis dan memberikan informasi dalam bentuk ringkas danmenampilkan data sesuai kebutuhan. Begitujuga pada PT. Tirta Varia Intipratama yang dirasa perlu adanya Executive Information System (EIS)khususnya bidang penjualan karena PT. Tirta Varia Intipratama yangmerupakan salah satu perusahaan distributor air minum dalam kemasan (AMDK)yaitu merk AQUA, MIZONE dan VIT. Yang memiliki 12 depo yang tersebar padadaerah Jakarta dan Tangerang. Maka penting untuk cepat dan tanggap dalam memperolehinformasi penjualan demi memantau keadaan penjualan dengan penyajian informasi penjualan yang sesuai dengan kebutuhanpihak eksekutif Sales DevelopmentManager, Sales Manager, Channel Manager, Branch Manager dan Sales Supervisor. Yaitu guna sebagaibahan pertimbangan untuk menganalisis serta memberikan gambaran apa yang akanmenjadi strategi penjualan kedepannya demi tercapainya sebuah target penjualan padaperusahaan. Metodologi penelitianyang digunakan yaitu analisis dengan menggunakan tools CSF (Critical SuccessFactor), SWOT dan Value Chain sehinggadapat diketahui kondisi PT. Tirta Varia Intipratama secara keseluruhan baikdari dalam maupun dari luar dan perancangan yang terstrukur mulai dari sistemyang diusulkan melalui UML (UnifiedModeling Language) dan pengujian program yang diusulkan menggunakan Blackbox Testing. Ada pun perancangan aplikasinya menggunakan bahasa pemrograman PHP(PHP Hypertext Preprocessor) denganFramework CodeIgniter (CI) danpembuatan database pada MySQL. Hasil dari penelitian ini dapat memudahkanpihak eksekutif dalam menganalisis hasil penjualan dari proses bisnis yangberjalan.
Kata kunci : Executive Information System (EIS), Analisis, Penjualan
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulispanjatkan kehadirat Allah SWTatas berkatrahmat dan anugerah-Nya sertasenantiasa melimpahkan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikanpenyusunan laporan skripsiini denganbaik dan tepat pada waktunya..
Hanyakarena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERANCANGAN EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM (EIS) PENJUALAN DI PT. TIRTA VARIA INTIPRATAMA”.
Penulis menyadari dengan sepenuh hatibahwa tersusunnya skripsi inibukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuanberbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja.
- Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I STMIKRaharja.
- Ibu Maimunah,M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja.
- Ibu Meta Amalya Dewi, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing 1 yang telahmeluangkan waktu membimbing penyusunan skripsi.
- Ibu Dina Fitria Murad, M.Kom, selaku pembimbing 2 yangtelah memberikan banyak masukan dalam penyusunan skripsi.
- Bapak dan Ibu Dosen Perguruan TinggiRaharja yang telah memberikan ilmunya.
- Orangtua tercinta yang tanpa lelah selalumemanjatkan doa dan memberikan segala dukungan moril, materil dan spritual.“Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat kepada Beliau, Amin“.
- Sahabat yang selalu memberikan dukungan sertailmunya yaitu Jazuli Nugroho, Lili Amalia, Siti Nurochmah, Erna Astriyani dan Sumasih.
- Keluargabesar PT. Tirta Varia Intiprtama khususnya Depo Alam Sutera yang selalu memberikan semangat dan do’anya.
- Rekan-rekan seperjuangan yangtergabung dalam Komunitas Mahasiswa Sistem Informasi (KOMASI) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (FUMMRI).
- Serta semua pihak yang tidak dapatdisebutkan satu persatu yang telah memberikanpenulis semangat dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
Akhir kata penulisberharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadibahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.
Daftar isi
- 1 BAB I
- 2 BAB II
- 2.1 Teori Umum
- 2.2 Teori Khusus
- 2.2.1 Konsep Dasar Analisis CSF (Critical Success Factor)
- 2.2.2 Konsep Dasar Analisis SWOT
- 2.2.3 Konsep Dasar Analisis Value Chain
- 2.2.4 Konsep Dasar Black Box Testing
- 2.2.5 Konsep Dasar Adobe Dreamweaver
- 2.2.6 Konsep Dasar OOP (Object Oriented Programming)
- 2.2.7 Konsep Dasar Database
- 2.2.8 Konsep Dasar MySQL
- 2.2.9 Konsep Dasar XAMPP
- 2.2.10 Konsep Dasar Sistem Informasi Eksekutif
- 2.2.11 Konsep Dasar Penjualan
- 2.2.12 Konsep Dasar Elisitasi
- 2.3 Literatur Review
- 3 <p align="center">BAB III</p>
- 4 BAB IV
- 4.1 Rancangan Sistem Usulan
- 4.2 Prosedur Sistem Usulan
- 4.3 Rancangan Basis Data
- 4.4 Rancangan Prototype
- 4.4.1 Tampilan Login
- 4.4.2 Tampilan Home
- 4.4.3 Tampilan User
- 4.4.4 Tampilan Target Penjualan
- 4.4.5 Tampilan List Schedule
- 4.4.6 Tampilan Calender Schedule
- 4.4.7 Tampilan Sales All Depo
- 4.4.8 Tampilan Daily Sales
- 4.4.9 Tampilan Monthly Sales
- 4.4.10 Tampilan Favorite Product
- 4.4.11 Tampilan Sales Volume
- 4.4.12 Tampilan Active Outlet
- 4.4.13 Tampilan Numeric Distribution
- 4.4.14 Tampilan Data Customer
- 4.5 Black Box Testing
- 4.6 Implementasi Sistem Yang Diusulkan
- 4.6.1 Tampilan Menu Login
- 4.6.2 Tampilan Menu Home
- 4.6.3 Tampilan Menu User
- 4.6.4 Tampilan Menu Target Penjualan
- 4.6.5 Tampilan Menu List Schedule
- 4.6.6 Tampilan Menu Calender Schedule
- 4.6.7 Tampilan Menu Daily Sales
- 4.6.8 Tampilan Menu Monthly Sales
- 4.6.9 Tampilan Menu Active Outlet
- 4.6.10 Tampilan Menu Data Customer
- 4.6.11 Time Schedule
- 5 BAB V
- 6 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan MySQL
Tabel 3.1 Tujuan Utama dan CSF PT. Tirta Varia Intipratama
Tabel 3.2 Identifikasi Kebutuhan Sistem Informasi (SI)
Tabel 3.3 Faktor – Faktor Strategi Internal
Tabel 3.4 Faktor – Faktor Strategi Ekternal
Tabel 3.5 Strategi S-O
Tabel 3.6 Strategi S-T
Tabel 3.7 Strategi W-O
Tabel 3.8 Strategi W-T
Tabel 3.9 Elisitasi Tahap I
Tabel 3.10 Elisitasi Tahap I
Tabel 3.11 Elisitasi Tahap I
Tabel 3.12 Elisitasi Tahap II
Tabel 3.13 Elisitasi Tahap III
Tabel 3.14 Final Elisitasi
Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan
Tabel 4.2 Tabel Data Penjualan
Tabel 4.3 Tabel Depo
Tabel 4.4 Tabel Driver
Tabel 4.5 Tabel Pelanggan
Tabel 4.6 Tabel Position
Tabel 4.7 Tabel Produk
Tabel 4.8 Tabel Schedule
Tabel 4.9 Tabel Target
Tabel 4.10 Tabel User
Tabel 4.11 Blackbox Testing
Tabel 4.12 Time Schedule
Tabel 4.13 Time Schedule
Tabel 4.14 Estimasi Biaya
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Data Penjualan Yang Pelu Diolah Kembali
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem
Gambar 2.2 Model Analisis Value Chain
Gambar 2.3 Ruang Kerja Adobe Dreamweaver CS3
Gambar 2.4 Model Executive Information System
Gambar 2.5 Rancangan Executive Information System
Gambar 3.1 PT. Tirta Varia Intipratama
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Tirta Varia Intipratama
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Depo PT. Tirta Varia Intipratama
Gambar 3.4 Prosedur Sistem Yang Berjalan
Gambar 3.5 Use Case Diagram Prosedur Yang Berjalan
Gambar 3.6 Activity Diagram Prosedur Yang Berjalan
Gambar 3.7 Langkah-langkah Elaborasi Tujuan Organisasi
Gambar 3.8 Gambar Aktivitas Value Chain
Gambar 4.1 Use Case Diagram Prosedur Sistem Yang Diusulkan
Gambar 4.2 Activity Diagram Prosedur Sistem Yang Diusulkan
Gambar 4.3 "Sequence" Diagram Prosedur Sistem Yang Diusulkan Admin
Gambar 4.4 "Sequence" Diagram Prosedur Sistem Yang Diusulkan Pihak Eksekutif
Gambar 4.5 State Machine Prosedur Sistem Yang Diusulkan Admin
Gambar 4.6 State Machine Prosedur Sistem Yang Diusulkan Pihak Eksekutif
Gambar 4.7 Class Diagram Prosedur Sistem Yang Diusulkan
Gambar 4.8 Tampilan Login
Gambar 4.9 Tampilan Home
Gambar 4.10 Tampilan User
Gambar 4.11 Tampilan Create User
Gambar 4.12 Tampilan Target Penjualan
Gambar 4.13 Tampilan Create Target Penjualan
Gambar 4.14 Tampilan List Schedule
Gambar 4.15 Tampilan Create Schedule
Gambar 4.16 Tampilan Calender Schedule
Gambar 4.17 Tampilan Sales All Depo
Gambar 4.18 Tampilan Daily Sales
Gambar 4.19 Tampilan Monthly Sales
Gambar 4.20 Tampilan Favorite Product
Gambar 4.21 Tampilan Sales Volume
Gambar 4.22 Tampilan Active Outlet
Gambar 4.23 Tampilan Numeric Distibution
Gambar 4.24 Tampilan Data Customer
Gambar 4.25 Tampilan Menu Login
Gambar 4.26 Tampilan Menu Home
Gambar 4.27 Tampilan Menu User
Gambar 4.28 Tampilan Menu Create User
Gambar 4.29 Tampilan Menu Target Penjualan
Gambar 4.30 Tampilan Menu Create Target Penjualan
Gambar 4.31 Tampilan Menu List Schedule
Gambar 4.32 Tampilan Menu Create Schedule
Gambar 4.33 Tampilan Menu Calender Schedule
Gambar 4.34 Tampilan Menu Daily Sales
Gambar 4.35 Tampilan Menu Monthly Sales
Gambar 4.36 Tampilan Menu Active Outlet
Gambar 4.37 Tampilan Menu Data Customer
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia teknologi berkembang begitu pesatnya di Indonesia. Hal ini memotivasi banyak orang untuk dapat mengiringi kemajuan dunia teknologi. Kecepatan memperoleh informasi merupakan suatu tanda meningkatnya teknologi informasi saat ini. Teknologi informasi juga merupakan hal yang penting pada suatu perusahaan. Karena keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan tersebut mengembangkan teknologi informasi sebagai penunjang berjalannya proses bisnis.
Begitu pun dengan PT. Tirta Varia Intipratama yang merupakan salah satu perusahaan distributor air minum dalam kemasan (AMDK) yaitu merk AQUA, MIZONE dan VIT. Yang memiliki 12 depo yang tersebar pada daerah Jakarta dan Tangerang. Saat ini volume penjualan adalah lebih dari 1,4 milyar liter per tahun. Yang berusaha menjadi solusi distribusi nomor 1 untuk AMDK melalui pelayanan dan kinerja kelas dunia.
Dengan demikian, penting untuk cepat dan tanggap dalam memperoleh informasi demi memantau keadaan penjualan dengan penyajian informasi penjualan yang sesuai dengan kebutuhan pihak eksekutif yaitu Sales Development Manager, Sales Manager, Channel Manager, Branch Manager dan Sales Supervisor. Yaitu guna sebagai bahan pertimbangan untuk menganalisis serta memberikan gambaran apa yang akan menjadi strategi penjualan kedepannya demi mencapai target penjualan pada perusahaan.
Namun saat ini, proses pengolahan data penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama cenderung rumit yaitu dengan mengolah data dari beberapa data penjualan dalam format Ms. Excel dengan memanfaatkan rumus fungsi sum, average, if, countif, vlookup dan pivot table sampai menjadi laporan penjualan yang sesuai dengan kebutuhan pihak eksekutif.
Oleh karena itu admin yang mengolah data penjualan membutuhkanwaktu yang cukup lama dan ketelitian yang lebih dalam proses pengerjaannyasedangkan deadline waktu pengerjaanlaporan yang singkat, menyebabkan laporan yang disajikan belum selalu akurat. Sehinggalaporan harus direvisi kembali, sedangkan laporan penjualan tersebut dibutuhkansecepatnya. Dengan demikian, pihak eksekutif pun terhambat dalam penerimaanlaporan penjualan yang digunakan sebagai media informasi untuk memantau hasil penjualanharian maupun untuk bahan meeting hasilpenjualan bulanan.Maka dengan seiringnyaperkembangan teknologi, PT. Tirta Varia Intipratama memerlukan sebuah sistem informasiyang memiliki fasilitas informasi penjualan yang memungkinkan pihak eksekutifuntuk mengakses informasi penjualan dengan mudah dan tepat, sehingga dapat cepatuntuk melakukan pengidentifikasian masalah, pengeksplorasian solusi dan menjadidasar dalam proses perencanaan yang sifatnya strategis dibidang penjualan. Berdasarkanhal-hal tersebut, maka dalam penulisan Laporan Skripsi ini, penulis mengambiljudul “Perancangan ExecutiveInformation System (EIS) Penjualan Di PT. Tirta Varia Intipratama”.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pernyataan rinci dan lengkap mengenai ruang lingkup permasalahan penelitian berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengolahan data penjualan yang ada pada database menjadi Executive Information System (EIS) Penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama?
2. Bagaimana merancang Executive Information System (EIS) Penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama yang mudah diakses pihak eksekutif?
3. Bagaimana merancang Executive Information System (EIS) Penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama yang dapat menghasilkan informasi penjualan yang mudah dipahami pihak eksekutif?
Ruang Lingkup
Agar penelitian ini tidak melebar, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada Executive Information System (EIS) Penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama yaitu mulai dari dapat mengolah data penjualan harian, penjualan bulanan, penjualan per sales, penjualan per SKU (Stock Keeping Unit), penjualan produk terlaris, estimasi penjualan, active outlet, numeric distribution dan data pelanggan. Pada sistem ini hanya fokus pada data penjualan.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan uraian yang menyebutkan secara spesifik maksud atau tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk pengolahan data penjualan yang ada pada database menjadi Executive Information System (EIS) Penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama.
2. Untuk merancang Executive Information System (EIS) Penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama yang mudah diakses pihak eksekutif.
3. Untuk merancang Executive Information System (EIS) Penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama yang dapat menghasilkan informasi penjualan yang mudah dipahami pihak eksekutif.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjuk praktek pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat tersebut baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi obyek yang diteliti maupun manfaat bagi peneliti sendiri. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian dan perancangan sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat pengolahan data penjualan yang ada pada database menjadi Executive Information System (EIS) Penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama.
2. Dapat merancang Executive Information System (EIS) Penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama yang mudah diakses pihak eksekutif.
3. Dapat merancang Executive Information System (EIS) Penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama yang dapat menghasilkan informasi penjualan yang mudah dipahami pihak eksekutif.
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dan memperjelas pembuatan Laporan Skripsi ini, maka penulis membagi laporan menjadi V (lima) bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan tentang definisi ilmu yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti landasan teori yang membahas tentang konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, literature review serta membahas teori-teori pendukung lainnya pada laporan ini.
BAB III ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
Berisikan gambaran umum instansi, sejarah singkat, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab serta analisis sistem yang berjalan dengan menggunakan tools UML (Unified Modeling Language) yang meliputi Use Case Diagram, Activity Diagram, Elisitasi tahap I, II, III dan Draf Final.
BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
Berisi tentang perancangan dan implementasi aplikasi, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) yang diperlukan, sumber daya manusia, cara pengoperasian dan implementasi sistem yang diusulkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil penganalisisan pada bab-bab terdahulu dan saran yang akan diberikan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Teori Umum
Konsep Dasar Sistem
1. Definisi Sistem
Sistem terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Yakub (2012:1) [1], berpendapat bahwa “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.
b. Menurut Tata Sutabri (2012:10) [2], berpendapat bahwa “Suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kumpulan dari sub-sub sistem dengan unsur, komponen atau variabel yang saling berinteraksi untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.
2. Karakteristik Sistem
Menurut Tata Sutabri (2012:20) [2], berpendapat bahwa “Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai seuatu sistem”. Adapun karakteristik yang dimaksud antara lain sebagai berikut:
a. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut "supra sistem".
b. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsitem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, "program" adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan "data" adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
f. Keluaran Sistem (Output)
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.
g. Pengolah Sistem (Proses)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
h. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
Gambar 2.1. Karakteristik Sistem
Sumber : Sutabri (2012:14) [3]
3. Klasifikasi Sistem
Bahwa sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi sistem tersebut antara lain sebagai berikut: (Yakub, 2012:4) [1]
a. Sistem tak tentu (probabilistic system), adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat di prediksi karena mengandung unsur probabilitas. Sistem arisan merupakan contoh probabilistic system karena sistem arisan tidak dapat di prediksi dengan pasti.
b. Sistem abstrak (abstract system), adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem teologia yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan merupakan contoh abstrac system.
c. Sistem fisik (physichal system), adalah sistem yang ada secara fisik. Sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem sekolah, dan sistem transportasi merupakan contoh phisical system.
d. Sistem tertentu (deterministic system), adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antar bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem komputer sudah diperogramkan, merupakan contoh deterministic system.
e. Sistem tertutup (closed system), sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berintraksi dan tidak dipengaruhi dengan lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi.
f. Sistem terbuka (open system), adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem perdagangan merupakan contoh open system, karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Konsep Dasar Data dan Informasi
1. Definisi Data
Data terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Sutarman (2012:3) [4], berpendapat bahwa “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.
b. Menurut Situmorang (2010:1) [5], berpendapat bahwa “Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data sesuatu yang diketahui atau dianggap”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah fakta dari sesuatu, kejadian, aktifitas dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan dan disimpan berupa angka, tulisan, gambar, suara ataupun tokoh namun belum diorganisasikan dalam bentuk yang dapat dimengerti.
2. Definisi Informasi
Informasi terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Sutarman (2012:14) [4], berpandapat bahwa “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.
b. Menurut Maimunah (2012:26) [6], berpendapat bahwa “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah sekumpulan fakta yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berguna bagi dalam pendukung pengambilan keputusan.
3. Kualitas Informasi
Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, antara lain sebagai berikut : (Sutabri, 2012:41) [2]
a. Akurat (Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima infromasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
b. Tepat waktu (Timeline)
Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapat, mengolah, dan mengirimkannya.
c. Relevan (Relevance) Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya. Relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musabah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan. Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakuan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat).
4. Nilai Informasi
Nilai dari informasi ditentukan oleh 5 (lima) hal, antara lain sebagai berikut: (Sutarman, 2012:14) [4]
a. Memperoleh pemahaman dan manfaat.
b. Untuk mendapatkan pengalaman.
c. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.
d. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer darimembuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.
e. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.
5. Ciri-ciri Informasi
Informasi dalam lingkup sistem informasi memiliki beberapa ciri yaitu sebagai berikut: (Yakub, 2012:10) [1] a. Benar atau salah,informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.
b. Baru, informasi yang diberikan benar-benar baru bagi si penerima informasi.
c. Tambahan, informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan bahan terhadap informasi yang telah ada.
d. Korektif, informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.
e. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.
6. Jenis-jenis Informasi
Menurut Yakub (2012:15) [1], berpendapat bahwa “Informasi jika dilihat dari sifat dan sumbernya dapat dibedakan dari beberapa jenis. Jenis-jenis informasi tersebut dibedakan menjadi informasi manajerial, sumber dan rutinitas, serta fisik”.
a. Informasi manajerial, yaitu informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.
b. Sumber informasi,dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile) sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan manajerial tingkat atas.
c. Informasi rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.
d. Informasi fisik,dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksananya yang secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk, dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.
Konsep Dasar Sistem Informasi
1. Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Tata Sutabri (2012:46) [2], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
b. Menurut Sutarman (2012:13) [4], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah sistem dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi)”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi merupakan gabungan dari manusia, hardware, software, jaringan komunikasi dan data yang saling berinteraksi untuk menyimpan, mengumpulkan, memproses, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
2. Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), dan blok kendali. Sebagi suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran yaitu: (Sutabri, 2012:47) [2]
a. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
b. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c. Blok Keluaran (Output Block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
d. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan. Pada blok ini, teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
e. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan lebih berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. basis data diakses atai dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
f. Blok Kendali (Controls Block)
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
3. Infrastruktur Informasi
Infrastruktur informasi terdiri atas fasilitas-fasilitas fisik, layanan, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputer dalam suatu organisasi. Terdapat 5 (lima komponen utama dari infrastruktur, yaitu sebagai berikut: (Sutarman, 2012:15) [4]
a. Hardware (perangkat keras).
b. Software (perangkat lunak).
c. Network (fasilitas jaringan dan komunikasi).
d. Database (basis data).
e. Information management personnel (manajemen informasi personal).
4. Arsitektur Informasi
Menurut Sutarman (2012:15) [4], berpendapat bahwa “Arsitektur informasi adalah perencanaan kebutuhan informasi dalam organisasi dan bagaimana proses pemenuhan kebutuhan tersebut”. Dalam mempersiapkan arsitektur informasi, perancangan (designer) membutuhkan informasi yang dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:
a. Kebutuhan bisnis akan informasi.
b. Infrastruktur informasi yang telah ada dan yang direncanakan.
Konsep Dasar Analisa Sistem
1. Definisi Analisa Sistem
Menurut Henderi (2011:322) [7], berpendapat bahwa “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.
2. Tahap Analisa Sistem
Menurut Henderi (2011:322) [7], berpendapat bahwa “Tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.
Konsep Dasar UML(Unified Modeling Language)
1. Definisi UML (Unified Modeling Language)
UML (Unified Modelling Languege) terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Widodo (2011:6) [8], berpendapat bahwa “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.
b. Menurut Adi Nugroho (2010:6) [9], berpendapat bahwa “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek”. Pemodelan sesunguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modelling Language) adalah sebuah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented Programming).
2. Model UML (Unified Modelling Language)
Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain: (Widodo, 2011:10) [8]
a. Diagram kelas (Class diagram)
Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.
b. Diagram paket (Package Diagram)
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.
c. Diagram use-case
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
d. Diagram interaksi dan sequence (urutan)
Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
e. Diagram komunikasi (communication diagram)
Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.
f. Diagram statechart (statechart diagram)
Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.
g. Diagram aktivitas (activity diagram)
Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.
h. Diagram komponen (component diagram)
Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.
i. Diagram deployment (deployment diagram)
Bersifat statis. Diagram inimemperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya. Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flowdiagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.
3. Konsep Pemodelan Menggunakan UML (Unified Modeling Language)
Menurut Adi Nugroho (2010:10) [9], berpendapat bahwa “Sesungguhnya tidak ada batasan yag tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management)”.
4. Langkah-langkah penggunaan UML (Unified Modeling Language)
Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) diantaranya sebagai berikut: (Nugroho, 2010:16) [9]
a. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
b. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
c. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
d. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
e. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
f. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration utuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.
g. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antamuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
h. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
i. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
j. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
k. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:
1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
l. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
m. Perangkat lunak siap dirilis.
Teori Khusus
Konsep Dasar Analisis CSF (Critical Success Factor)
1. Definisi Analisis CSF (Critical Success Factor)
Analisa CSF (Critical Succes Factor) terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Ward (2002:209) [10], berpendapat bahwa “CSF sebagai area tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan, maka akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana ‘sesuatu harus berjalan dengan baik dan benar’. Sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai dan terus berkembang”.
b. Menurut Mcleod (2001:109) [11], berpendapat bahwa “CSF adalah suatu bentuk aktivitas perusahaan yang memiliki pengaruh kuat terhadap kemampuan perusahaan itu sendiri untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. CSF dapat pula diartikan dengan beberapa area kunci di mana segala sesuatunya harus berjalan dengan benar agar bisnis dapat berkembang”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis CSF adalah sebuah teknik yang terkenal tidak hanya dalam mengembangkan strategi IS/IT tetapi juga dalam pengembangan strategi bisnis. CSF digunakan untuk menginterpretasikan tujuan bisnis dan memunculkan aktivitas yang diperlukan untuk mencapainya, serta kebutuhan informasi yang nantinya digunakan.
2. Manfaat Analisis CSF (Critical Success Factor)
Manfaat dari analisa CSF menurut adalah sebagai berikut: (Ward, 2002:209) [10]
a. Analisa CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam melibatkan manajemen senior dalam mengembangkan strategi sistem informasi. Karena CSF secara keseluruhan telah berakar pada bisnis dan memberikan komitmen bagi manajemen puncak dalam menggunakan sistem informasi, yang diselaraskan dengan pencapaian tujuan perusahaan melalui area bisnis yang kritis.
b. Analisa CSF menghubungkuan proyek SI yang akan diimplementasikan dengan tujuannya, dengan demikian sistem informasi nantinya akan dapat direalisasikan agar sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
c. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisa CSF dapat menjadi perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang diperlukan oleh setiap individu.
d. Dengan menyediakan suatu hubungan antara dengan kebutuhan informasi, analisa CSF memegang peranan penting dalam memprioritaskan investasi modal yang potensial.
e. Analisa CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi pada saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan, dengan memfokuskan pada masalah – masalah tertentu yang paling kritis.
f. Analisa CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan dengan analisa value chain dalam mengidentifikasi proses yang paling kritis, serta memberikan fokus pada pencapaian tujuan melalui kegiatan – kegiatan yang paling tepat untuk dilaksanakan.
Konsep Dasar Analisis SWOT
Konsep Dasar Analisis SWOT
1. Definisi Analisis SWOT
Analisis SWOT terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Freddy Rangkuti (2011:64) [12], berpendapat bahwa “SWOT adalah dengan menggabungkan berbagai indikator yang terdapat dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman”.
b. Menurut Suyatno Risza (2010:174) [13], berpendapat bahwa “SWOT adalah suatu penelaahan yang dimulai dengan pemantauan perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar perusahaan sehingga kita dapat memahami gambaran yang tepat tentang keadaan perusahaan yang sebenarnya”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Analisis SWOT adalah salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek, atau konsep bisnis/ usahanya yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar).
2. Tujuan Analisis SWOT
Menurut Meta Amalia Dewi dan Henderi (2011) [14], berpendapat bahwa “Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari bisnis yang dilakukan oleh organisasi”.
3. Tipe-tipe Strategi SWOT
Menurut Freddy Rangkuti (2011:64) [12], berpendapat bahwa “Matriks Threats - Opportunities – Weakness - Strenghts (TOWS) merupakan penggabungan berbagai indikator untuk membantu manajer mengembangkan yang terdapat empat tipe strategi: kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Model penggabungannya menggunakan TOWS Matriks. Namun tidak semua rencana strategi yang disusun dari TOWS Matriks ini digunakan seluruhnya. Strategi yang di pilih adalah strategi yang dapat memecahkan isu strategi perusahaan”.
a. S-Ostrategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.
b. W-Ostrategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
c. S-Tstrategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
d. W-Tstrategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.
Konsep Dasar Analisis Value Chain
1. Definisi Value Chain
Analisis Value Chain terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Turban (2006) [15], berpendapat bahwa “Analisis Value Chain adalah tool analisis strategi yang digunakan untuk memahami keunggulan kompetitif, yang mencangkup identifikasi peningkatan nilai pelanggan dapat ditingkatkan, penurunan biaya operasional dan hubungan perusahaan dengan pemasok atau supplier, pelanggan serta perusahaan lain dalam industri”.
b. Menurut Donelan (2000) [16], berpendapat bahwa “Analisis Value Chain adalah tool yang digunakan untuk menjelaskan organisasi sebagai sebuah jaringan dari komponen-komponen utama dan saling keterkaitannya. Tujuan utama analisis adalah untuk menyajikan/ menampilkan aktifitas-aktifitas utama dalam organiasasi dan hubungan dari aktifitas-aktifitas tersebut. Selanjutnya dari proses analisis ini akan diperoleh bagaimana hal-hal tersebut menambahkan nilai sehingga dapat memuaskan pelanggan dan memperoleh sumberdaya dari suplier. Selain itu dalam analisis ini akan teridentifikasi tahap-tahap meningkatkan keunggulan kompetitif organisasisehingga organisasi dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya. Penurunan biaya operasional dan peningkatan nilai tambah (value added) dapat meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa value chain adalah tool analisis strategi yang digunakan untuk memahami keunggulan kompetitif sebagai sebuah jaringan dari komponen-komponen utama dan saling keterkaitannya.
2. Model Analissi Value Chain
Gambar 2.2. Model Analisis Value Chain
Sumber: Turban (2006) [15]
Konsep Dasar Black Box Testing
1. Definisi Black Box Testing
Black box testing terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Soetam Rizky (2011:264) [17], berpendapat bahwa “Black box testing adalah tipe testingyang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotakhitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.
b. Menurut Agustiar Budiman (2012:4) [18], berpendapat bahwa “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.”
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.
Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Uji coba black box bukan merupakan alternatif dari uji coba white box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode white box testing. Black Box Testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.
Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:
a. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
b. Kesalahan interface
c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
d. Kesalahan performa
e. kesalahan inisialisasi dan terminasi
Tidak seperti metode white box yang dilaksanakan diawal proses, uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:
a. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
d. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
e. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
f. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?
Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:
a. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
c. Menentukan output untuk suatu jenis input.
d. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
e. Melakukan pengujian.
f. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
g. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.
2. Metode Pengujian Dalam Black Box
Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:
a. Equivalence Partioning
Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.
b. Boundary Value Analysis
Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.
c. Cause-Effect Graphing Techniques
Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:
1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji
d. Comparison Testing
Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.
1. Sample Testing
Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.
2. Robustness Testing
Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.
f. Behavior Testing dan Performance Testing
c. Behavior Testing
Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.
d. Performance Testing
Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.
g. Requirement Testing
1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
2. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
3. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.
h. Endurance Testing
Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.
Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.
Konsep Dasar Adobe Dreamweaver
1. Definisi Adobe Dreamweaver
Adobe Dreamweaver terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:384) [19], berpendapat bahwa “Dreamweaver adalah sebuah produk web developer yang dikembangkan oleh Adobe Systems Inc., sebelumnya produk Dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc, yang kemudian sampai saat ini perkembangannya diteruskan oleh Adobe Systems Inc, Dreamweaver dikembangkan dan dirilis dengan kode nama Creative Suite (CS)”.
b. Menurut Milician (2012:5) [20], berpendapat bahwa “Dreamweaver CS3 is a powerful Hypertext Markup Language (HTML) editor used by professionals, as well as beginners. (Dreamweaver CS3 adalah Hypertext Markup Language (HTML) editor yang digunakan oleh professional serta pemula”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk membangun atau membuat sebuah web oleh kalangan professional atau pemula.
2. Ruang Kerja Adobe Dreamweaver
Ruang Kerja atau Workspace adalah bagian keseluruhan tampilan Adobe Dreamweaver. Ruang kerja Dreamweaver terdiri dari Welcome Screen, Menu, Insert Bar, Document Window, CSS Panel, Aplication Panel, Tag Inspector, Property Inspector, Result Panel, dan Files Panel. Masing-masing dari komponen tersebut memiliki fungsi dan aturan. Berikut di bawah ini penjelasannya:
Gambar 2.3. Ruang Kerja Adobe Dreamweaver CS3
Sumber : Sibero (2012:384) [19]
Keterangan Gambar 2.3:
a. Document Window berfungsi menampilkan dokumen yang sedang dikerjakan.
b. Insert Bar mengandung tombol-tombol untuk menyisipkan berbagai macam objek seperti image, table dan layer ke dalam dokumen.
c. Document Toolbar berisikan tombol-tombol dan menu pop-up yang menyediakan tampilan berbeda dari Document Window.
d. Panel Groups adalah kumpulan panel yang saling berkaitan satu sama lainnya yang dikelompokkan dibawah satu judul.
e. Tag Selector berfungsi menampilkan hirarki tag disekitar pilihan yang aktif pada Design View.
f. Property Inspector digunakan untuk melihat dan mengubah berbagai properti objek atau teks.
g. Files Panel digunakan untuk mengatur file-file dan folder-folder yang membentuk situs.
2.2.6 Konsep Dasar PHP (PHP Hypertext Preprocessor)
PHP terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Agus Saputra (2012:2) [21], berpendapat bahwa “PHP memiliki kepanjangan PHP Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi, HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya, sehingga dengan adanya PHP tersebut, sebuah web akan sangat mudah dimaintenance”.
b. Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:49) [19], berpendapat bahwa “PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan atau sering disebut suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau yang juga dikenal dengan istilah Open Source yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhannya”.
c. Menurut Anhar (2010:3) [22], berpendapat “PHP (PHP Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru/up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa PHP adalah suatu bahasa pemrograman script yang dimengerti oleh komputer secara langsung dengan hak cipta terbuka (open source) yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis.
Berikut contoh umum penggunaan script PHP untuk menjelaskan tentang PHP sebagai script yang disisipkan dalam bentuk HTML:
<html>
<head>
<title>
Contoh
</title>
</head>
</body>
<?
Echo“Hello,World”
?>
</body>
</html>
Contoh script diatas berbeda dengan script yang ditulis dengan bahasa lain seperti bahasa C. Programmer tidak harus menuliskan semua dokumen HTML sebagai bagian dari keluaran dari script PHP, cukup menuliskan bagian mana saja yang berupa tag html dan bagian mana saja yang harus ditulis atau dihasilkan dari program script PHP, kode diapit dengan menggunakan tag awal tag akhir yang khusus yang memungkinkan pemprograman untuk masuk dan keluar dari mode script PHP.
Konsep Dasar OOP (Object Oriented Programming)
Menurut Ibnu Daqiqil (2011:10) [23], berpendapat bahwa “OOP (Object Oriented Programming) adalah paradigma pemrogramman yang berorientasikan kepada obyek. Semua data dan fungsi pada paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau obyek-obyek. Bandingkan dengan logika pemrogramman terstuktur, setiap obyek dapat menerima pesan, memproses data dan mengirim pesan ke obyek lainnya. OOP diciptakan untuk mengatasi keterbatasan pada bahasa pemrogramman tradisional. Konsep dari OOP sendiri adalah semua pemecahan masalah dibagi ke dalam obyek. Dalam konsep OOP data dan fungsi-fungsi yang akan mengoperasikannya digabungkan menjadi satu kesatuan yang dapat disebut obyek”.
Konsep Dasar Database
1. Definisi Database
Database terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Yeni Kustiyaningsih (2011:146) [24], berpendapat bahwa “Database adalah Struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL Server”.
b. Menurut Anhar (2010:45) [25], berpendapat bahwa “Database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom.
Dari definisi di atas terdapat tiga hal yang berhubungan dengan basis data (database), yaitu sebagai berikut :
a. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam bentuk basis data (database).
b. Simpanan permanen (storage) untuk menyimpan basis data tersebut. Simpanan ini merupakan bagian teknologi perangkat keras yang digunakan di sistem informasi. Simpanan permanen yang umumnya digunakan berupa hard disk.
c. Perangkat lunak untuk memanipulasi basis datanya. Perangkat lunak ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahas pemrograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. Banyak paket perangkat lunak ini disebut dengan DBMS (Data Base Management System).
2. Istilah-istilah dalam Database
Istilah-istilah yang ada didalam database:
1. Table
Kumpulan data dalam record-record yang disatukan untuk kepentingan tertentu.
2. Field
Jenis atau tipe data dari suatu item data beserta batasannilainya.
3. Record
Kumpulan field-field yang disatukan dalam satu baris.
Untuk dapat mengelola data di dalam database, diperlukan bahasa yang dimengerti oleh pengguna dan database yang dikelola. SQL (Structure Query Language) merupakan bahasa yang telah distandarisasi dan digunakan dalan pengolahan semua database yang ada. Di dalam SQL terdapat 3 sub bahasa, yaitu:
1. DDL (Data Definition Language) yang digunakan untuk membangun objek-objek dalam database seperti table dan index.
2. DML (Data Manipulation Language) yang digunakan untuk menambah, mencari, mengubah dan menghapus baris dan table.
3. DCL (Data Control Language) yang digunakan untuk menangani masalah security dalam database. Ketiga sub bahasa ini dapat diakses setelah database dipanggil.
Konsep Dasar MySQL
1. Definisi MySQL
MySQL terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:97) [19], berpendapat bahwa “MySqL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (Relational Data-base Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data”.
b. Menurut Budi Raharjo (2011:21) [26], berpendapat bahwa “MySQL adalah RDBMS atau server database yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat di akses oleh banyak user”.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL adalah suatu software atau program yang bersifat open source yang digunakan untuk membuat sebuah database.
2. Kelebihan dan Kekurangan MySQL
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan MySQL antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan MySQL
3. Perintah Dasar Database MySQL
Menurut Budi Raharjo (2011:22) [26], dalam menjalan MySQL diperlukan berbagai perintah untuk membuat suatu database, berikut ini disebutkan beberapa perintah dasar dalam menggunakan MySQL. Untuk menjalankan MySQL pertama kali cukup dengan mengetikkan mysql pada Command Prompt. Perintah-perintahnya adalah sebagai berikut:
a. Menampilkan database : SHOW DATABASE;
b. Membuat database baru : CREATE DATABASE database;
c. Memilih database yang akan digunakan : USE database;
d. Menampilkan tabel : SHOW TABLE;
e. Membuat tabel baru: CREATE TABLE (field spesifikasi_field,...);
f. Menampilkan struktur tabel: SHOW COLUMNS FROM tabel atau DESCRIBE tabel;
g. Mengubah struktur tabel: ALTER TABLE tabel Jenis_Pengubahan;
h. Mengisikan data: INSERT INTO table(kolom1, ) VALUES („data_kolom1,); atau INSERT INTO table SET kolom1 = „data_kolom1, ;
i. Menampilkan data: SELECT kolom FROM tabel WHERE kriteria ORDER BY kolom atau SELECT * FROM tabel;
j. Mengubah data: UPDATE tabel SET kolom = pengubahan_data WHERE kriteria;
k. Menampilkan data dengan kriteria tertentu: SELECT kolom1,... FROM table WHERE kriteria;
l. Menghapus data: DELETE FROM tabel WHERE kriteria;
m. Menghapus tabel: DROP tabel;
n. Menghapus database: DROP database;
o. Keluar dari MySQL: QUIT; atau EXIT;
Konsep Dasar XAMPP
Menurut Puspitasari (2011:1) [27], berpendapat bahwa “XAMPP adalah sebuah softwarewebserver apache yang didalamnya sudah tersedia database server mysql dan support php programming. xampp merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainya adalah cuma menginstal 1 kali sudah tersedia apache web server, mysql database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainya hanya bedanya kalau versi windows selalu dalam bentuk instalasi grafis dan yang linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz. kelebihan lain yang berbeda dari versi untuk windows adalah memeliki fitur untuk mengaktifkan sebuah server secara grafis, sedangkan linux masih berupa perintah-perintah didalam console. oleh karena itu versi untuk linux sulit untuk dioperasikan”.
Konsep Dasar Sistem Informasi Eksekutif
Sistem Informasi Ekasekutif terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
<p style="line-height: 2">
1. Definisi Sistem Informasi Eksekutif</p><p style="line-height: 2">
a. Menurut Tarigan (2010:47) [28], berpendapat bahwa “Executive Information System (EIS) merupakan aplikasi sistem informasi yang terdapat dalam manajemen puncak. Dalam level manajemen puncakakan melihat hasil dari analisa dalam level MIS yang telah diringkas”.</p><p style="line-height: 2"> b. Menurut Richardus Eko Indrajit (2012:1) [29], berpendapat bahwa “Executive Information System (EIS) merupakan salah satu feature yang banyak ditawarkan parapembuat perangkat lunak kepada perusahaan”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah sistem informasi yang memudahkan pihak eksekutif dalam mengambil keputusan dengan berbagai informasi yang tersedia dengan akses yang mudah.</p><p style="line-height: 2">Gambar 2.4. Model Excutive Informasi System
Sumber: (Supriatna, 2010:2) [30]</p><p style="line-height: 2">
2. Implementasi Executive Information System (EIS)</p><p style="line-height: 2">
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjamin efektivitas sistem yang diharapkan yaitu: Indrajit (2012:3) [29]</p><p style="line-height: 2">
a. Hal yang pertama berhubungan dengan hakekat atau nature dari EIS itu sendiri. Dalam hirarki sistem informasi, EIS merupakan suatu alat (tool) yangdapat menghasilkan suatu sistem pelaporan informasi yang tertinggi dalam perusahaan. Yang dilakukan oleh perangkat EIS adalah melakukan penarikan data (data extraction) dan mensarikannya (data summarizing) dari suatu sumber data tertentu atau database yang ada di bawahnya. Dengan kata lain, perusahaan yang ingin membeli atau membuat perangkat EIS sudah harus memiliki suatu gudang data (data warehouse) terlebih dahulu. Pastikan bahwa sistem EIS yang akan dikembangkan dapat dengan mudah mengakses sistem basis data (database system) yang ada. Jika tidak, terpaksa harus dikembangkan suatu sistem antarmuka (interface) tertentu untuk menjembatani kedua hal tersebut.</p><p style="line-height: 2">
b. Hal kedua adalah sehubungan dengan features yang harus tersedia dalam suatu paket EIS. Setiap eksekutif memiliki caranya masing-masing yang unik dalam mengambil suatu keputusan, sehingga bentuk penyajian informasi pada EIS harus disesuaikan dengan karakteristik eksekutif tersebut. Ada diantara mereka yang menyukai bentuk grafik (batang, garis, lingkaran, dsb) dan ada yang lebih memilih bentuk angka-angka sederhana.</p><p style="line-height: 2">
c. Hal ketiga masih berkaitan dengan features EIS yaitu kemampuan untuk melakukan customization (pembuatan bentuk sajian informasi dalam bentuk gambar dan angka-angka yang informative secara cepat. Seorang Direktur terkadang dihadapkan pada suatu hal-hal yang bersifat prioritas pada masa-masa tertentu. Bentuk laporan EIS yang diinginkan diakhir bulan mungkin tidak sama dengan yang dibutuhkan per hari atau pada suatu saat tertentu. Disinilah diperlukan fasilitas-fasilitas pada modul EIS yang mempermudah pembuatan laporan-laporan bagi eksekutif secara cepat dan variatif. Tidak jarang seorang eksekutif dihadapkan pada suatu keadaan dimana yang bersangkutan harus mengontrol beberapa hal pada saat yang bersamaan. Sistem EIS yang baik harus tetap mempertahankan kesederhanaan dalam pembuatan laporan walaupun data yang dipergunakan atau masalah yang dihadapi terasa kompleks. Fasilitas customizable ini juga dibutuhkan berkaitan dengan keperluan eksekutif yang dapat berubah-ubah dengan cepat dari waktu ke waktu, terutama di dalam kondisi bisnis yang serba dinamik saat ini.</p>Konsep Dasar Penjualan
<p style="line-height: 2">
Penjualan terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:</p><p style="line-height: 2">
a. Menurut Rita Hanafie (2010:210) [32], berpendapat bahwa “…penjualan merupakan bagian integral dari fungsi pertukaran. Bagi produsen, memutuskan kapan untuk menjualmerupakan bahan pertimbangan pokok dalam pemasaran”.</p><p style="line-height: 2">
b. Menurut Prananingrum (2013:10-7) [33], berpendapat bahwa “Penjualan adalah proses pertukaran barang atau jasa yang bernilai sama atau sehargadengan barang atau jasa yang ditukarkan”.</p><p style="line-height: 2">
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan adalah proses transaksi jual beli yang bernilai atau atau sehargadengan barang atau jasa yang ditukarkan.</p>Konsep Dasar Elisitasi
<p style="line-height: 2">
1. Definisi Elisitasi</p><p style="line-height: 2">
Elisitasi terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:</p><p style="line-height: 2">
1. Suryo Guritno (2011:302) [34], berpendapat bahwa “Elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.</p><p style="line-height: 2">
2. Menurut Adi Nugroho (2010:10) [9], berpendapat bahwa “Akuisisi informasi dari seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak mengungkapkan maksud dari wawancara atau percakapan. Sebuah teknik pengumpulan intelijen sumber manusia, umumnya terbuka”.</p><p style="line-height: 2">
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah usulan rancangan sistem baru yang diinginkan dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.</p><p style="line-height: 2">
2. Jenis-jenis Elisitasi</p><p style="line-height: 2">
Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: (Guritno, 2010:302) [34]</p><p style="line-height: 2">
a. Elisitasi Tahap I</p><p style="line-height: 2">
Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.</p><p style="line-height: 2">
b. Elisitasi Tahap II</p><p style="line-height: 2">
Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.</p><p style="line-height: 2">
1. (M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.</p><p style="line-height: 2">
2. (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect. </p><p style="line-height: 2">
3. (I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem. </p><p style="line-height: 2">
c. Elisitasi Tahap III</p><p style="line-height: 2">
Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.</p><p style="line-height: 2">
1. (T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan. </p><p style="line-height: 2">
2. (O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.</p><p style="line-height: 2">
3. (E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem. </p><p style="line-height: 2">
Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut: </p><p style="line-height: 2">
1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi. </p><p style="line-height: 2">
2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan. </p><p style="line-height: 2">
3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan. </p><p style="line-height: 2">
d. Final Draft Elicitation</p><p style="line-height: 2">
Menurut Suryo Guritno (2010:304) [34], berpendapat bahwa “Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.</p>Literatur Review
<p style="line-height: 2">
a. Menurut Suryo Guritno (2010:86) [34], berpendapat bahwa “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.</p><p style="line-height: 2">
b. Menurut Mulyandi (2013:17-153) [35], berpendapat bahwa “Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.</p><p style="line-height: 2"> Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa literature review adalah pengadaan survey tentang penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh peneliti lain sebagai bahan pendukung penelitian.
Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain:</p><p style="line-height: 2">
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nina Rahayu (STMIK Raharja, 2013) [36]. Penelitian ini berjudul “Perancangan Executive Information System (EIS) Dalam Bidang Penjualan Pada Karinda Cafe dan Resto”. Penelitian tersebut menghasilkan aplikasi Executive Information System (EIS) yang dapat mengolah data penjualan (permenu perkategori, per item, jumlah pembeli selama sehari atau perminggu, perbulan maupun pertahun, menu terfavorit, menu yang kurang diminati) menu yang dipesan dan laporan kinerja pelayanan. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Nina Rahayu terdapat kekurangan sistem yaitu belum adanya growt realisasi penjualan bulan berjalan dengan bulan yang sama tahun lalu. Untuk itu pada penelitian ini dimana aplikasi EIS terdapat growt realisasi penjualan bulan berjalan dengan bulan yang sama tahun lalu, sehinggga dapat membantu dalam pengontrolan penjualan terdapat kenaikan atau penurunan penjualan dari waktu ke waktu.</p><p style="line-height: 2">
2. Penelitian dilakukan oleh Adi Yulianto (Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) [37]. Penelitian ini berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Eksekutif Penjualan Pada PT. Penerbitan Pelangi Indonesia”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan Penelitian tersebut menghasilkan aplikasi Executive Information System (EIS) yang dapat mengolah laporan penjualan dalam bentuk grafik dan tabel, stok buku, jadwal eksekutif, data pelanggan dan perhitungan estimasi penjualan. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Adi Yulianto terdapat kekurangan sistem yaitu belum adanya data aktif pelanggan. Untuk itu pada penelitian ini dimana aplikasi EIS terdapat data aktif pelanggan, sehingga dengan adanya data aktif pelanggan dapat membantu untuk melihat pelanggan yang aktif transaksi dan juga pelanggan yang belum transaksi maka dengan demikian pihak eksekutif dapat memberi arahan kepada team untuk menawarkan produk kepada pelanggan yang belum transaksi.</p><p style="line-height: 2">
3. Penelitian dilakukan oleh Syamsul Arifin (Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010) [38]. Penelitian ini berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Eksekutif Dalam Menganalisis Penjualan Hardware PC Berbasis Web Pada Perusahaan Dr.COM-INDONESIA”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan aplikasi Executive Information System (EIS) dengan menfokuskan pada penggunaan metode Fuzzy Logic sebagai bahan prediksi penjualan produk dibulan yang akan datang. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Arifin terdapat kekurangan sistem yaitu dirasa sistem kurang informatif dikarenakan tidak adanya informasi mengenai hasil penjualan. Untuk itu pada penelitian ini dimana aplikasi EIS terdapat pengolahan data penjualan, perhari, perbulan maupun pertahun.</p><p style="line-height: 2">
4. Penelitian dilakukan oleh Rendy Hendrawan (STMIK AMIKOM, 2011) [39]. Penelitian ini berjudul “Sistem Informasi Eksekutif Untuk Pengolahan Data Penjualan Di UD. Waskita Karya”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan aplikasi Executive Information System (EIS) yang dapat melakukan penanganan query dalam menampilkan data penjualan dengan berbagai lintas dimensi, dengan adanya fasilitas drill down dalam aplikasi EIS ini mempermudah eksekutif untuk melakukan penangan dimensi yang lebih mendetail. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Rendy Hendrawan terdapat kekurangan sistem yaitu data administrator dapat dihapus oleh admin itu sendiri. Untuk itu pada penelitian ini dimana aplikasi EIS terdapat menu update data administrator.</p><p style="line-height: 2">
5. Penelitian dilakukan oleh Novianti dan Lusi Oktavia (STMIK GI MDP, 2010) [40]. Penelitian ini berjudul “Sistem Informasi Eksekutif Pembelian dan Penjualan Pada PT Mulya Karya Sejati Palembang”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan aplikasi Executive Information System (EIS) terdapat pengolahan data penjualan dalam bentuk grafis untuk informasi pembelian, pembelian dan penjualan perusahaan. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Novianti dan Lusi Oktavia terdapat kekurangan sistem yaitu pengolahan data hanya berbentuk grafik. Untuk itu pada penelitian ini dimana aplikasi EIS pengolahan data penjualan tidak hanya dalam grafik tetapi dalam bentuk tabel.</p><p style="line-height: 2"> 6. Penelitian dilakukan oleh V. Ratna Inggawati (Universitas Katolik Darma Cendika. 2009) [41]. Penelitian ini berjudul “Analisis Sistem Informasi Eksekutif Bidang Pemasaran Pada PT. Indoproperty”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan aplikasi Executive Information System (EIS) meliputi informasi properti, informasi klien, informasi calon klien, informasi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran serta informasi lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan eksekutif sehingga para eksekutif memiliki gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa datang dan mampu menentukan langkah apa saja yang harus dilakukan. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh V. Ratna Inggawati terdapat kekurangan sistem yaitu belum adanya estimasi penjualan bulan berikutnya. Untuk itu pada penelitian ini dimana aplikasi EIS pengolahan data penjualan dilengkapi dengan estimasi penjualan bulan berikutnya.
Dari beberapa riteratur review diatas, penulis memilih penelitian yang dilakukan oleh Adi Yulianto berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Eksekutif Penjualan Pada PT. Penerbitan Pelangi Indonesia”. Penelitian tersebut dilakukan yaitu dengan penggunaan aplikasi EIS (Executive Information System) berbasis desktop yang terhubung dengan jaringan internet. Dalam penelitian tersebut dirasa kurang rinci dalam menampilkan data penjualan sehingga kurang optimal dalam penyajian informasi kepada pihak eksekutif. Untuk itu pada penelitian ini, penulis mengembangkan pembuatan aplikasi EIS (Executive Information System) yang dimana setiap laporan penjualan tidak hanya menampilakan data produk yang terjual tetapi adanya target, growt penjualan maupun +/- antara target dan realisasi penjualan sehingga pihak eksekutif dapat mendapat informasi dengan jelas dan mudah untuk menganalisa strategi penjualan berikutnya.</p>Konsep Dasar Data dan Informasi
<p style="line-height: 2">b. Menurut Maimunah (2012:26) [6], berpendapat bahwa “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah sekumpulan fakta yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berguna bagi dalam pendukung pengambilan keputusan.</p><p style="line-height: 2">b. Tepat waktu (Timeline)
Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapat, mengolah, dan mengirimkannya.</p><p style="line-height: 2">Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya. Relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musabah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.
Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakuan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat).</p><p align="center">BAB III</p>
Gambaran Umum Perusahaan
Sejarah Singkat Perusahaan
Adapun visi dan misi PT. Tirta Varia Intipratama, diantaranya sebagai berikut:
Untuk mendistribusikan produk secara merata diberbagai area yaitu Jakarta dan Tangerang, PT. Tirta Varia Intipratamamemiliki 12 Depo antara lain sebagai berikut: