SI0812461459

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY CONTROL BARANG

UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA

CV. PRIMKOP CITRA POLRES METRO

TANGERANG KOTA

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 0812461459
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI BUSINESS INTELLIGENCE

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY CONTROL BARANG

UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA

CV. PRIMKOP CITRA POLRES METRO

TANGERANG KOTA


Disusun Oleh :

NIM
: 0812461459
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, ..... 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. UNTUNG RAHARDJA, M.T.I)
       
(NUR AZIZAH,. M.Akt., M.Kom.)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY CONTROL BARANG

UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA

CV. PRIMKOP CITRA POLRES METRO

TANGERANG KOTA


Dibuat Oleh :

NIM
: 0812461459
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Disetujui Oleh :

Tangerang,.... 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(JUNAIDI, M.Kom.)
   
(KHANNA TIARA, S.Kom.)
NID : 05062
   
NID : 14013

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY CONTROL BARANG

UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA

CV. PRIMKOP CITRA POLRES METRO

TANGERANG KOTA

Dibuat Oleh :

NIM
: 0812461459
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Iformasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY CONTROL BARANG

UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA

CV. PRIMKOP CITRA POLRES METRO

TANGERANG KOTA

Disusun Oleh :

NIM
: 0812461459
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, ..... 2016

 
 
 
 
 
NIM : 0812461459

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAK

Dalam perkembangan teknologi informasi saat ini, dibutuhkan suatu informasi yang berorientasi pada sistem komputer. Komputer merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai alat penghitung dan juga sebagai alat efisiensi kerja yang berguna menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat, sehingga teknologi komputer ini menjadi suatu kebutuhan yang sudah sangat mendasar dan tidak dapat dipisahkan. Namun dalam hal ini seiring dengan berjalannya sistem ternyata masih dapat kekurangan-kekurangan terhadap sistem yang sedang berjalan, Keadaan sistem inventory control yang ada pada CV.PRIMKOP CITRA masih manual yaitu dengan menggunakan buku besar sebagai media untuk melakukan proses pendataan, sehingga pada saat ingin mencatat data persediaan barang masih kurang efektif dan efisien. Dengan menggunakan Metode PIECES dalam menentukan proses suatu sistem yang dapat dilihat dari segi kinerja sistem, analisis sistem, analisis ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan pelayanan terhadap sistem yang ada dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Berdasarkan kendala diatas, maka penulis ingin mengajukan perlu adanya suatu penyimpanan data yang terorganisir dengan baik melalui suatu aplikasi berbasis database yang memudahkan dalam hal pencarian data sehingga dapat meningkatkan nilai penjualan pada CV.PRIMKOP CITRA.

'

Kata kunci : Inventory Control, CV.PRIMKOP CITRA, Sistem Informasi Persediaan barang.



KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahiim.

Alhamdulillah Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini berjudul Perancangan Sistem Inventory Control Barang Untuk Meningkatkan Penjualan Pada CV.PRIMKOP CITRA Polres Metro Tangerang Kota. Skripsi ini diambil sebagai salah satu syarat untuk kelulusan pada STMIK Raharja.

Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca umumnya serta mahasiswa pada khususnya. Dan semoga karya tulis ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam periode selanjutnya, dan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya yang tak ternilai kepada :

    1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja.

    2. Bapak Sugeng Santoso M.Kom selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.

    3. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi

    4. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I Skripsi.

    5. Ibu Khanna Tiara, S.Kom selaku Dosen pembimbing II Skripsi.

    6. Ibu T.E. Widyanti selaku Stakeholder Di CV.PRIMKOP CITRA.

    7. Kepada kedua orang tua dan adik yang selalu memberi motivasi, semangat dan dukungan secara moril maupun materil.

    8. Kepada Pak Junaidi, Ibu Khanna, Pak Fery,Pak Sugeng Santoso, pak Sugeng Widada, Adhitya Dwi Pancasakti, Nurman Fhirmanda, Fadly Akbar, M.Liwail Hamdi,

    Andriyanto, irfan, Sutajaya, Keluarga Wolf Familly, Cimrin yang selalu memberi motivasi dan semangat.

    9. Dosen dan Staf Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada peneliti.

    10. Kepada teman-teman STMIK Raharja.

    11. Dan semua pihak yang tidak dapat disebtkan satu persatu.

    Sistem ini mampu membantu CV.PRIMKOP CITRA dalam melakukan Inventory control barang, namun demikian kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk pengembangan sistem kearah yanng lebih baik.

    Akhir kata dari saya dan semua pihak yang telah membantu terwujudnya karya tulis ini, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya Amin.


Tangerang,25 Januari 2016
RADITYA HAFIDZ MAHENDRA
NIM.0812461459
DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Perbedaan Antara Penelitian Dasar, Terapan&Evaluasi 68

2. Tabel 3.1 Tabel Hasil Akhir Analisa Kerja 83

3. Tabel 3.2 Tabel Hasil Akhir Analisa Informasi 84

4. Tabel 3.3 Tabel Hasil Akhir Analisa Ekonomi 85

5. Tabel 3.4 Tabel Hasil Akhir Analisa Kontrol 85

6. Tabel 3.5 Tabel Hasil Akhir Analisa Efisiensi 86

7. Tabel 3.6 Tabel Hasil Akhir Analisa Pelayanan 86

8. Tabel 3.7 Elisitasi Tahap I 90

9. Tabel 3.8 Elisitasi Tahap II 92

10. Tabel 3.9 Elisitasi Tahap III 94

11. Tabel 3.1 0Final Draft Elisitasi 97

12. Tabel 4.1 Tabel Unnormal 107

13. Tabel 4.2 Tabel Supplier 110

14. Tabel 4.3 Tabel Barang 111

15. Tabel 4.4 Tabel Detail Barang 112

16. Tabel 4.5 Tabel Kesatuan 112

17. Tabel 4.6 Tabel Pelanggan 113

18. Tabel 4.7 Tabel Pemesanan 113

19. Tabel 4.8 Tabel Nota 114

20. Tabel 4.9 Tabel Faktur 114

21. Tabel 4.10 Tabel Detail Faktur 115

22. Tabel 4.11 Tabel Pengujian Blackbox Pada Login 129

23. Tabel 4.12 Tabel Pengujian Blackbox Pada Menu Master 130

24. Tabel 4.13 Tabel Pengujian Blackbox Pada Menu Transaksi 131

25. Tabel 4.14 Tabel Pengujian Blackbox Pada Menu Laporan 132

26. Tabel 4.15 Schedulle Implementasi 133

27. Tabel 4.16 Estimasi Biaya 134


DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem 13

2. Gambar 2.2 Siklus Pengolahan Data 19

3. Gambar 2.3 Siklus Pengolahan Data Yang Dikembangkan 20

4. Gambar 2.4 Komponen Dari Sistem Informasi 26

5. Gambar 2.5 Pilar-Pilar Informasi Yang Berguna 27

6. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pada CV. PRIMKOP CITRA 76

7. Gambar 3.2 Use caseDiagramBarangYang Sedang BerjalanPadaCV. PRIMKOP CITRA 79

8. Gambar 3.3 Activity Diagram Inventory Barang Yang SedangBerjalanPada CV. PRIMKOP CITRA 80

9. Gambar 3.4 Activity diagramSistemPembuatan Laporan 81

10. Gambar 3.5 Sequence Diagram Yang Berjalan 85

11. Gambar 4.1 Use case diagram Sistem Inventori Control Barang Pada CV. PRIMKOP CITRA 98

12. Gambar 4.2 Activity diagram Sistem Inventori Control Barang Pada CV. PRIMKOP CITRA 101

13. Gambar 4.3 Sequence diagram Untuk Prosedur Menu Master dan Transaksi 103

14. Gambar 4.3 Sequence diagram Untuk Prosedur Menu M 103

15. Gambar 4.6 Sequence diagram Untuk Prosedur Pembuatan Laporan 105

16. Gambar 4.7 First Normal Form (1NF) 108

17. Gambar 4.8 Second Normal Form (2NF) 109

18. Gambar 4.9 Third Normal Form (3NF) 109

19. Gambar 4.10 HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) 116

20. Gambar 4.11 Prototype Halaman Login Admin 121

21. Gambar 4.12 Prototype Halaman Menu Utama 122

22. Gambar 4.13 Prototype Halaman Master Data Barang 122

23. Gambar 4.14 Prototype Halaman Master Data Supplier 123

24. Gambar 4.15 Prototype Halaman Master Data Kesatuan 123

25. Gambar 4.15 Prototype halaman Master Data Pelanggan 124

26. Gambar 4.15 Prototype Transaksi Data Pemesan 124

27. Gambar 4.16 Prototype Transaksi Data Faktur 125

28. Gambar 4.17 Prototype Transaksi Data Nota 125

29. Gambar 4.17 Prototype Laporan Persediaan 126

30. Gambar 4.17 Prototype Laporan Penjualan 126

DAFTAR SIMBOL

Gambar 1 Simbol Use Case Diagram

Gambar 2 Simbol Sequence Diagram

Gambar 3 Simbol Activity Diagram

Gambar 4 Simbol Flowchart

HIPO (Hierarchy Input-Proces-Output) mempunyai tiga bagian sebagai berikut:

1. Index Program

Merupakan nomor acuan yang menunjukan nomor layar dialog.

2. Nama Program

Merupakan nama layar dialog atau suatu program.

3. Escape Program

Merupakan nomor layar dialog sebelumnya yang akan dituju.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A:

Pada “Lampiran A” ini berisi tentang berkas-berkas yang diperlukan sebagai persyaratan Skripsi, diantaranya yaitu:

Lampiran A.1 : Validasi Skripsi

Lampiran A.2 : Daftar mata kuliah yang belum diambil atau gagal

Lampiran A.3 : Surat Pengantar Observasi Skripsi

Lampiran A.4 : Kartu Studi Tetap Final (KSTF)

Lampiran A.5 : Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran A.6 : Formulir Permohonan Penggantian Judul Skripsi

Lampiran A.7 : Daftar Nilai

Lampiran A.8 : Kwitansi Skripsi, Raharja Career, dan Sidang Skripsi

Lampiran A.9 : Formulir Seminar Proposal Skripsi

Lampiran A.10 : Formulir Final Presentasi Skripsi

Lampiran A.11 : Formulir Pertemuan Stakeholder Skripsi

Lampiran A.12 : Sertifikat Prospek 2011

Lampiran A.13 : Sertifikat Jurnal dan Pemberitahuan Penerimaan Makalah

Lampiran A.14 : Sertifikat Toefl

Lampiran A.15 : Sertifikat Seminar Internasional

Lampiran A.16 : Sertifikat Seminar Nasional

Lampiran A.17 : Ijazah SMA

Lampiran A.18 : Daftar Riwayat Hidup


Lampiran B:

Pada “Lampiran B” ini berisi tentang berkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan sebagai persyaratan Skripsi, diantaranya yaitu:

Lampiran B.1 : Hasil Wawancara CV. PRIMKOP CITRA

Lampiran B.2 : Bukti Observasi

Lampiran B.3 : Surat Keterangan Dari CV. PRIMKOP CITRA

Lampiran B.4 : Surat Implementasi dari CV. PRIMKOP CITRA


Lampiran C:

Pada “Lampiran C” ini berisi tentang berkas-berkas hasil rancangan yang ada pada BAB IV, diantaranya yaitu:

Lampiran C.1 : Printscreen Halaman Awal

Lampiran C.2 : Printscreen Halaman Login

Lampiran C.3 : Printscreen Halaman Home

Lampiran C.4 : Printscreen Halaman Menu Barang

Lampiran C.5 : Printscreen Halaman Menu Supplier

Lampiran C.6 : Printscreen Halaman Menu Faktur Beli

Lampiran C.7 : Printscreen Halaman Menu Faktur Jual

Lampiran C.8 : Printscreen Halaman Menu Grafik

Lampiran C.9 : Printscreen Halaman Menu Laporan

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring tumbuh dan berkembangnya perusahaan dan meningkatnya aktivitas persaingan jual beli barang, maka menuntut kemampuan dan kecakapan para pengelola dalam pengambilan keputusan mengenai nilai jual yang akan dijalankan perusahaan, sehingga diharapkan mampu membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan.

Persediaan barang merupakan salah satu proses yang terdapat di Primer Koperasi Cisadane Tangerang Sejahtera (PRIMKOP CITRA). Pengadaan persediaan barang untuk digunakan dalam proses penjualan agar proses jual beli berjalan lancar, sehingga dapat memenuhi konsumen PRIMKOP CITRA. Sebuah divisi yang berperan dalam persediaan dan penjualan barang. Dengan adanya penggunaan komputerisasi, maka diharapkan proses jual beli dapat berjalan dengan lancar, dimana tingkat ketelitian akan lebih tinggi sehingga prosesnya dapat lebih akurat, pencarian data akan lebih mudah dan keamanan data pun akan lebih terjamin dalam proses pengambilan keputusan oleh manajemen dalam menunjang kelancaran proses jual beli.

PRIMKOP CITRA sebagai perusahaan yang bergerak di bidang persediaan dan penjualan barang, yang saat ini memerlukan suatu sistem informasi persediaan yang di dukung oleh program komputerisasi yang terdiri dari aktivitas, yaitu : software, hardware, dan brainware yang merupakan satu kesatuan untuk menghasilkan informasi dan laporan yang dapat membantu dalam proses jual beli. Dengan sistem yang telah terkomputerisasi diharapkan pengolahan data dapat dilakukan secara otomatis sehingga data yang dihasilkan akan lebih efektif dan lebih efisien. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis memilih judul “Perancangan Sistem Inventory Control Barang Untuk Meningkatkan Penjualan Pada CV.PRIMKOP CITRA Polres Metro Tangerang Kota”.

Rumusan Masalah

Dengan adanya sistem yang sudah terkomputerisasi, tentu akan memperkecil kemungkinan adanya masalah dalam pengolahan data yang ada dalam perusahaan tersebut, dalam hal ini masalalah persediaan barang masih sangat memungkinkan adanya kesalahan yang dapat menghambat sistem ketika sistem tersebut dijalankan. Hal ini yang mendasari penulis untuk melakukan analisa terhadap sistem persediaan dan penjualan Barang pada PRIMKOP CITRA Tangerang.

Beberapa perumusan masalah yang akan penulis analisa diantaranya:

1. Bagaimana sistem inventory control barang yang berjalan saat ini pada PRIMKOP CITRA?

2. Apakah sistem yang berjalan saat ini sudah mampu berjalan secara efektif dan efisien sehingga mampu meningkat penjualan?

3. Apakah sistem yang berjalan saat ini sudah mampu menghasilkan laporan dengan cepat dan akurat?

Ruang Lingkup

Agar dalam pembahasan masalah nanti menjadi lebih terarah dan berjalan dengan baik maka perlu adanya ruang lingkup dan pembatasan masalah. Permasalahan yang akan penulis bahas meliputi proses permintaan barang ke supplier untuk menambah jumlah stock, proses pencatatan pengeluaran barang yang di beli oleh pelanggan dari masing-masing kesatuan, serta beberapa laporan yang di butuhkan dan untuk lebih jelasnya tertuang dalam final elisitasi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sistem inventory control barang yang berjalan saat ini pada PRIMKOP CITRA!

2. Menciptakan sistem yang mampu berjalan secara efektif dan efisien sehingga mampu meningkat penjualan!

3. Menciptakan sistem yang mampu menghasilkan laporan dengan cepat dan akurat!

Manfaat Penelitian

1. Sistem inventory control persediaan barang pada PRIMKOP CITRA!

2. Terciptanya sistem yang mampu berjalan secara efektif dan efisien sehingga mampu meningkat penjualan!

3. Terciptanya sistem yang mampu menghasilkan laporan dengan cepat dan akurat!

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan laporan skripsi, peneliti menggunakan beberapa metode yang digunakan, adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Metode Pengamatan (Observation Research)

Melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung kelapangan pada PRIMKOP CITRA dengan cara mengumpulkan data, informasi, dan mempelajari catatan serta dokumen yang ada. Adapun hasil yang di dapat dari observasi selama 2 (dua) bulan adalah mengetahui sistem kerja yang berjalan, sehingga penulis dapat melaporkan kegiatan langsung pada apa yang pernah dilihat dan dipelajari sehingga dapat dituangkan dalam penulisan laporan ini.

2. Metode Wawancara (Interview Research)

Melakukan kegiatan tanya jawab dengan sekertaris di PRIMKOP CITRA yaitu T.E Widyanti yang berperan sebagai stakeholder pada penelitian ini, guna memperoleh informasi agar data yang diperoleh lebih akurat. Dari hasil wawancara dengan stakeholder, stakeholder menginginkan perbaikan dan pelaksaaan pada sistem inventory control pada PRIMKOP CITRA.

3. Studi Pustaka

Dilakukan dengan cara mempelajari referensi-referensi buku, artikel, dan browsing internet, serta literature review yang berhubungan dengan analisis sistem inventory control. Pengumpulan data dengan memanfaatkan daftar pustaka ini adalah agar dapat lebih mendukung objek suatu penelitian dengan melakukan perbandingan teori-teori yang sudah ada dengan praktek yang ada di lokasi sumber data.

Metode Analisa

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Analisis sistem dilakukan menggunakan Metode Analisa PIECES (Performance, Information, Economy,Control, Efficiency), dengan melakukan analisis PIECES akan di dapatkan masalah utama dan dapat melakukan peningkatan sistem yang lama.

Metode Perancangan

Dalam Skripsi ini metode perancangan yang digunakan adalah program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram yaitu pengembangan piranti lunak berbasis “objek oriented”, dalam hal pembuatan sistem ini peneliti menggunakan Visual Basic 6.0 sebagai bahasa pemrograman dan Microsoft Access sebagai pembuatan database.

Metode Pengujian

Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Black Box Testing. Black Box Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba Black Box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa katagori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Penulisan terbagi menjadi 5 (lima) BAB dan setiap BAB terbagi dalam sub bab-sub bab dengan urutan pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam hal ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum tentang PRIMKOP CITRA yang terdiri dari sejarah singkat, struktur organisasi, dan tugas serta tanggung jawab. Tata laksana sistem yang berjalan yang terdiri dari prosedur sistem yang berjalan, rancangan prosedur sistem yang berjalan. Analisa sistem yang berjalan yang terdiri dari Analisa PIECES. Untuk metode analisa berdasarkan prosedur sistem yang berjalan terdiri atas analisa masukan, analisa proses, dan analisa keluaran. Kemudian permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, dan user requirement.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini menjelaskan rancangan sistem usulan, rancangan basis data, rancangan program, rancangan proses, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi, implementasi dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisa dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan.

DAFTAR PUSTAKA


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Edi (2009:72), “Data terbentuk dari karakter yang dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus dan merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan informasi”.

Menurut Sutabri (2012:1), “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi saat tertentu di dalam dunia bisnis. Bisnis adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut transaksi. Misalnya, penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan yang betul-betul ada dan terjadi. Dari definisi dan uraian data tersebut dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan data adalah hal, peristiwa, atau kenyataan lainnya yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan, atau sumber dari informasi.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3), data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai dibawah ini:

1) Klasifikasi data menurut jenis data, yaitu:

a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data)

Data hitung adalah hasil penghitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.

b. Data Ukur (Measurement Data)

Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukan alat barometer atau termometer adalah hasil proses pengukuran.

2) Klasifikasi data menurut sifat data, yaitu:

a. Data Kuantitatif (Quantitative Data)

Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

b. Data Kualitatif (Qualitative Data)

Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.

3) Klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:

a. Data Internal

Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

b. Data External

Data external adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data external ini terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu:

a) Data External Primary

Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

b) Data External Secondary

Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

3. Pengolahan DataData merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data.

Menurut Sutabri (2012:6), pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:

1) Penyimpanan Data (Data Storage)

Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tipe, harddisk, dan lain sebagainya. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbnetuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

a. File Induk (Master File)

File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

b. File Transaksi (Detail File)

File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.

Pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan, dan lain sebagainya.

2) Penanganan Data (Data Handling)

Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance). Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi.

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Sutabri (2012:10), “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Menurut Mustakini (2009:34), “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan output yang diinginkan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Mustakini (2009:54), suatu sistem mempunyai karakteristik. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut ini:

a. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem.

b. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary).

c. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment).

d. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).

e. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal).

Gambar 2.1. Karakteristik Suatu Sistem

Menurut Sutabri (2012:20), model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.

2) Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

3) Lingkungan Luar Sistem (Environtment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

4) Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.

5) Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6) Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsitem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi sub sistem lain.

7) Pengolah Sistem (Proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

8) Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujujuan yang telah direncanakan.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:22), sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

1) Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

2) Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatn manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

3) Sistem Determinasi dan Sistem Probabilistik

Sistem yang berinteraksi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.

4) Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk sub sistem lainnya.

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut Sutabri (2012:29), “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

Menurut Amin (2012:72), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima dan digunakan untuk mengambil keputusan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu.

2. Fungsi Informasi

Menurut Sutabri (2012:31), fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.

3. Siklus Informasi

Menurut Sutabri (2012:33), data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menangkap informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Tindakan si penerima menjadi sebuah data baru. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

Menurut Mustakini (2009:40), telah diketahui bahwa data perlu diolah untuk dijadikan informasi yang berguna lewat suatu siklus. Siklus ini disebut dengan siklus pengolahan data (data processing life cycle) atau disebut juga dengan nama siklus informasi (information life cycle).


Gambar 2.2. Siklus Pengolahan Data

Dari gambar di atas terlihat, bahwa untuk melakukan siklus pengolahan data diperlukan tiga buah komponen, yaitu komponen input, komponen model, dan komponen output. Dengan demikian, sistem informasi yang juga melakukan proses pengolahan data juga akan membutuhkan tiga komponen ini.

Data yang masih belum diolah perlu disimpan untuk pengolahan lebih lanjut, karena tidak semua data yang diperoleh langsung diolah. Pada umumnya, data yang diperoleh disimpan terlebih dahulu yang nantinya setiap saat dapat diambil untuk diolah menjadi informasi. Data ini disimpan di simpanan (storage) dalam bentuk database. Data yang ada di basis data ini yang nantinya akan digunakan untuk menghasilkan informasi. Siklus pengolahan data yang dikembangkan ini disebut dengan extended data processing life cycle.


Gambar 2.3. Siklus Pengolahan Data Yang Dikembangkan

Dari siklus ini data yang dikembangkan, terlihat bahwa untuk melakukan pengolahan data, maka diperlukan tambahan sebuah komponen lagi, yaitu komponen basis data. Dengan demikian, komponen-komponen sistem informasi yaitu komponen input, komponen model, dan komponen output sekarang bertambah sebuah komponen lagi, yaitu komponen basis data.

4. Jenis-Jenis Informasi

Menurut Sutabri (2012:34), dapat disimpulkan bahwa informasi dalam manajemen diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek seperti yang akan dipaparkan berikut ini:

1) Informasi berdasarkan persyaratan

Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Informasi yang tepat waktu

Pada hakekatnya makna informasi yang tepat waktu adalah sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan di muka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.

b. Informasi yang relevan

Sebuah informasi yang disampaikan oleh seoarang manajer kepada bawahan harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapat perhatian.

c. Informasi yang benilai

Yang dimaksud informasi yang bernilai adalah informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan. Seperti yang telah dijelaskan di depan, suatu keputusan adalah hasil pilihan dari sejumlah alternatif tersebut, informasi ini akan mempunyai nilai pendukung yang amat berharga dan memliki manfaat bagi suatu pengambilan keputusan.

d. Informasi yang dapat dipercaya

Suatu informasi harus dapat dipercaya (realiable) dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.

2) Informasi berdasarkan dimensi waktu

Informasi berdasarkan dimensi waktu ini iklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

a. Informasi masa lalu

Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun dalam penyimpanannya pada data storage perlu disusun secara rapih dan teratur

b. Informasi masa kini

Dan sifatnya sendiri suah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang (current event). Berkat teknologi canggih dalam bentuk komputer, pengelolaan informasi jenis ini dapat dilakukan dengan cepat.

3) Informasi berdasarkan sasaran

Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Informasi individual

Informasi individual (individual information) ialah informasi yang ditunjukan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.

b. Informasi komunitas

Informasi komunitas (community information) adalah infromasi yang ditunjukan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu di masyarakat.

5. Nilai Informasi

Menurut Sutabri (2012:37), nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

1) Mudah diperoleh

2) Luas dan lengkap

3) Ketelitian

4) Kecocokan

5) Ketepatan waktu

6) Kejelasan

7) Keluwesan

8) Dapat dibuktikan

9) Tidak ada prasangka

10) Dapat diukur

6. Kualitas Informasi

Menurut Sutabri (2012:41), kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu:

1) Akurat (Accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

2) Tepat Waktu (Timeline)

Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

3) Relevan (Relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Nugroho (2011:128), “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang mempunyai fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik”.

Menurut Sutabri (2012:46), “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Menurut Mustakini (2009:33), “Sistem informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian, dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya.

2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Mustakini (2009:43), input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi. Komponen ini perlu ada karena merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi. Sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi jika tidak mempunyai komponen input. Jika sistem informasi tidak pernah mendapatkan input, tetapi dapat menghasilkan output, ini merupakan hal yang ajaib. Input yang masuk ke dalam sistem informasi dapat langsung dioalh menjadi informasi atau jika belum dibutuhkan sekarang dapat disimpan terlebih dahulu di storage dalam bentuk database.

Gambar 2.4. Komponen Dari Sistem Informasi

3. Tujuan Sistem Informasi

Menurut Mustakini (2009:36), “Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi”. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar, sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu (timeline), dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak didukung oleh ketiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah (garbage).

Gambar 2.5. Pilar-Pilar Informasi Yang Berguna

Metode Penelitian

1. Tahapan Pengumpulan Data

Menurut Rapina (2011:15), teknik pengumpulan data, yaitu:

1) Studi Lapangan

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan, dengan cara :

a. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan semua hal yang diperlukan yang dapat menunjang keberhasilan penelitian.

2) Studi Kepustakaan

Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Tahapan Analisa Sistem

Menurut Murad (2013:51), tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

Menurut Sutabri (2012:220), proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi. Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

1) Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

2) Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.

3) Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.

4) Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.

5) Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

Selama tahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut:

1) Mengumumkan penelitian sistem

Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.

2) Mengorganisasikan tim proyek

Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif daripada hanya pasif.

3) Mendefinisikan kebutuhan informasi

Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.

4) Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.

5) Menyiapkan usulan rancangan

Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.

6) Menyetujui atau menolak rancangan proyek

Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.

3. Tahapan Perancangan Sistem

Menurut Nasution (2012:118), “Desain atau perancangan adalah tahapan dimana dimulai analisa mengenai bentuk input sistem, rancangan database, output sistem dan skema alur kerja program”.

Menurut Sutabri (2012:225), tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

1) Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.

2) Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

3) Penyusunan perangkat lunak sistem yang berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

4) Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

5) Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

Adapun langkah-langkah umum yang harus dilakukan pada tahap rancangan sistem adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan rancangan sistem yang terperinci

Analis bekerja sama dengan pemakai mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat yang dijelaskan dalam modul.

2) Mengindentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem

Sekarang analis harus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.

3) Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

Analis bekerjasama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja dengan kendala yang ada.

4) Memilih konfigurasi yang terbaik

Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisa membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.

5) Menyiapkan usulan penerapan

Analis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.

6) Menyetujui atau menolak penerapan sistem

Keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangat penting karena usaha ini akan sangat berpengaruh terhadap jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biaya, penerapan akan disetujui.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis sistem, maka dibuat suatu rancangan dalam bentuk diagram-diagram UML, sehingga rancangan sistem lebih mudah dipahami, baik bagi pengembang sistem maupun pengguna sistem.

4. Tahap Implementasi Sistem

Menurut Murad (2013:52), “Tahap ini merupakan tahapan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan”.

Menurut Nasution (2012:118), “Implementasi atau pengujian adalah tahapan dimana software yang telah selesai dikembangkan dilakukan pengujian dengan metode blackbox agar semua komponen sistem apakah sesuai dengan analisis kebutuhan pada awal perancangan”.

Menurut Sutabri (2012:229), setelah sistem dianalisis dan dirancang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan. Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini adalah sebagai berikut:

1) Pengkajian mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan atau arsitektur sistem informasi.

2) Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

Sistem Pengendalian

Menurut Tamodia (2013:22), penjelasan tentang sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut:

Sistem pengendalian intern merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari berbagai kebijakan, prosedur, teknik, peralatan fisik, dokumentasi, dan manusia. Serta meliputi kebijakan dan tindakan yang diambil dalam suatu organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas organisasi agar tujuan yang telah ditetapkan perusahaan tercapai.

Menurut Rapina (2011:23), “Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik. Aktivitas pengendalian harus dirancang sedemikian rupa agar aktivitas yang ada dapat menunjang kegiatan operasional perusahaan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa,

Pengendalian intern harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan, kecurangan, dan penyelewengan. Oleh kerena itu dibutuhkan menyusun suatu kerangka pengendalian atas sistem yang sudah ada pada perusahaan yang terdiri dari beragam tindakan pengendalian yang bersifat intern bagi perusahaan, sehingga manajer dapat mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien, maka dibutuhkan suatu pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa tujuan perusahaan telah tercapai.

Konsep Persediaan Barang

1. Definisi Persediaan

Menurut Junaidi (2013:3), “Inventory merupakan sebuah konsep yang mencerminkan sumber daya yang dapat digunakan tetapi tidak atau belum dipergunakan”. Pengertian inventory dapat diartikan dalam beberapa hal yang berbeda, yaitu stok yang tersedia pada saat itu juga, daftar perincian barang yang tersedia, atau untuk keuangan dan akunting adalah jumlah stok barang yang dimiliki oleh suatu organisasi pasa suatu waktu.

Menurut Tamodia (2013:23), “Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki untuk kemudiaan dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal”.

Menurut Salangka (2013:1121), “Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki untuk kemudiaan dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal”.

Menurut Rusdah (2011:52), “Persediaan adalah suatu aktivitas yang meliputi barang pemilik organisasi dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam proses produksi”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan pengendalian persediaan (inventory control) merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Persediaan memegang peranan penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik.

2. Fungsi Persediaan

Menurut Divianto (2011:78), Fungsi-fungsi persediaan penting artinya dalam upaya meningkatkan operasi perusahaan, baik yang berupa operasi internal maupun operasi eksternal sehingga perusahaan seolah-olah dalam posisi bebas. Fungsi persediaan pada dasarnya terdiri dari tiga fungsi yaitu:

1) Fungsi Decoupling

Fungsi ini memungkinkan bahwa perusahaan akan dapat memenuhi kebutuhannya atas permintaan konsumen tanpa tergantung pada supplier barang. Untuk dapat memenuhi fungsi ini dilakukan cara-cara sebagai berikut :

a. Persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar perusahaan tidak sepenuhnya tergantung penyediaannya pada supplier dalam hal kuantitas dan pengiriman.

b. Persediaan barang dalam proses ditujukan agar tiap bagian yang terlibat dapat lebih leluasa dalam berbuat.

c. Persediaan barang jadi disiapkan pula dengan tujuan untuk memenuhi permintaan yang bersifat tidak pasti dari langganan.

2) Fungsi Economic Lot Sizing

Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan dapat berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat menguranginya biaya perunit produk. Pertimbangan yang dilakukan dalam persediaan ini adalah penghematan yang dapat terjadi pembelian dalam jumlah banyak yang dapat memberikan potongan harga, serta biaya pengangkutan yang lebih murah dibandingkan dengan biaya-biaya yang akan terjadi, karena banyaknya persediaan yang dipunyai.

3) Fungsi Antisipasi

Perusahaan sering mengalami suatu ketidakpastian dalam jangka waktu pengiriman barang dari perusahaan lain, sehingga memerlukan persediaan pengamanan (safety stock), atau perusahaan mengalami fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan sebelumnya yang didasarkan pengalaman masa lalu akibat pengaruh musim, sehubungan dengan hal tersebut perusahaan sebaiknya mengadakan seaseonal inventory (persediaan musiman).

3. Jenis-Jenis Persediaan

Menurut Rusdah (2011:52), persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari fungsinya, dan dilihat dari jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk. Menurut fungsinya, persediaan dibagi menjadi:

1) Batch Stock atau Lot Inventory

Persediaan yang diadakan karena memiliki atau membuat barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Mendapatkan keuntungan harga pada harga pembelian efisien produksi dan penghematan biaya akomodasi.

2) Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk melengkapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

3) Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola konsumen yang terdapat dalam suatu tahun untuk menghadapi penggunaan atau penjualan (permintaan) yang meningkat.

Dilihat dari jenis dan posisi produk dalam urutan pengerjaan produk :

1) Persediaan bahan baku (raw material stock)

2) Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchase parts atau component stock)

3) Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan (supplier stock)

4) Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process atau progress stock)

5) Persediaan barang jadi (finished goods stock)

4. Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Divianto (2011:82), penentuan jumlah persediaan perlu ditentukan sebelum melakukan penilaian persediaan. Jumlah persediaan dapat ditentukan dengan dua sistem yang paling umum dikenal pada akhir periode yaitu:

1) Periodic system, yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik agar jumlah persediaan akhir dapat diketahui jumlahnya secara pasti.

2) Perpectual system, atau book inventory yaitu setiap kali pengeluaran diberikan catatan administrasi barang persediaan.

Dalam melaksanakan penilaian persediaan ada beberapa cara yang dapat dipergunakan yaitu:

a. First in, first out (FIFO) atau masuk pertama keluar pertama. Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa arus harga bahan adalah sama dengan arus penggunaan bahan. Dengan demikian bila sejumlah unit bahan dengan harga beli tertentu sudah habis dipergunakan, maka penggunaan bahan berikutnya harganya akan didasarkan pada harga beli berikutnya. Atas dasar metode ini maka harga atau nilai dari persediaan akhir adalah sesuai dengan harga dan jumlah pada unit pembelian terakhir.

b. Last in, first out (LIFO) atau masuk terakhir keluar pertama. Dengan metode ini perusahaan beranggapan bahwa harga beli terakhir dipergunakan untuk harga bahan baku yang pertama keluar sehingga masih ada (stock) dinilai berdasarkan harga pembelian terdahulu.

c. Rata-Rata Tertimbang (weighted average)

Cara ini didasarkan atas harga rata-rata perunit bahan adalah sama dengan jumlah harga perunit yang dikalikan dengan masing-masing kuantitasnya kemudian dibagi dengan seluruh jumlah unit bahan dalam perusahaan tersebut.

d. Harga Standar

Besarnya nilai persediaan akhir dari suatu perusahaan akan sama dengan jumlah unit persediaan akhir dikalikan dengan harga standar perusahaan.

Konsep Dasar Harga

1. Definisi Harga

Menurut Kodu (2013:1252), “Harga adalah segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk”.

Menurut Junaidi (2013:3), penetapan harga jual produk merupakan fungsi manajer yang penting. Kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka waktu panjang tergantung kepada keputusan harga jual ini. Harga jual yang ditetapkan harus mampu menentukan semua biaya yang menghasilkan laba jangka panjang sehingga dapat menghasilkan return yang wajar bagi para pemilik perusahaan serta mempertahankan dan mengembangkan perusahaan dan menghasilkan harga jual efektif.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

2. Macam Harga Pokok

Menurut Sumilat (2013:456), umumnya terdapat temukan 3 macam harga pokok, yaitu:

1) Harga pokok penjualan (HPP) adalah salah satu komponen dari laporan laba rugi, yang menjadi perhatian manajemen perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan.

2) Harga pokok persediaan adalah bagian dari persediaan yang telah di gunakan, jadi perhatian lebih besar di tujukan pada harga pokok persediaan cukup beralasan. Komponen yang paling besar dalam operasional perusahaan pada perusahaan dagang maupun perusahaan industri adalah persediaan.

3) Harga pokok produksi adalah seluruh biaya baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa yang merupakan operasi utama perusahaan dalam suatu periode tertentu. Harga pokok produksi meliputi biaya pemakaian bahan baku (raw material), biaya tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead pabrik (factory overhead).

Ketiganya adalah penting, namun dalam pengambilan keputusan perlu jelas harga pokok mana yang dimaksud. Permasalahan itu timbul karena perbedaan kebutuhan masing-masing tingkat manajemen. Manajer bagian pembelian (Purchase Manager) lebih fokus pada harga pokok persediaan, manajer produksi (production manager) atau manajer operasional (Operation Manager) lebih fokus pada harga pokok produksi. Manajemen tingkat puncak tentunya akan lebih cenderung fokus pada harga pokok penjualan.

Konsep Dasar Return

Menurut Yanti, (2011:149), ”Retur merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengembalikan suatu kegiatan transaksi”.

Menurut Sulistiyowati (2010:102), “Retur adalah merupakan pengurangan pendapatan karena pembeli mengembalikan barang yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan harapan pembeli”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan, “Retur adalah pengembalian barang sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh ketidaksesuainya harapan”.

Konsep Dasar Analisa PIECES

1. Definisi Analisa PIECES

Untuk mengidentifikasi masalah, maka harus dilakukan analisis terhadap kinerja, ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan pelayanan atau juga sering disebut dengan analisis pieces. Adapun pengertian dari analisa pieces sebagai berikut (Hanif Al Fatta, Analisis & Perancngan Sistem Informasi :2007) :

1. Analisis Kinerja Sistem ( Performance )

Kinerja adalah suatu kemampuan sistem dalam menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi (throughput) dan waktu yang digunakan untuk menyesuaikan perpindahan pekerjaan (response time).

2. Analisis Informasi ( Information )

Informasi merupakan hal penting karena dengan informasi tersebut pihak manajemen (marketing) dan user dapat melakukan langkah selanjutnya.

3. Analisis Ekonomi ( Economy )

Pemanfaatan biaya yang digunakan dari pemanfaatan informasi. Peningkatan terhadap kebutuhan ekonomis mempengaruhi pengendalian biaya dan peningkatan manfaat.

4. Analisis Pengendalian ( Control )

Analisis ini digunakan untuk membandingkan sistem yang dianalisa

berdasarkan pada segi ketepatan waktu, kemudahan akses, dan ketelitian data yang diproses.

5. Analisis Efisiensi ( Efficiency )

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber tersebut dapat digunakan secara optimal. Operasi pada suatu perusahaan dikatakan efisien atau tidak biasanya didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan.

6. Analisis Pelayanan ( Service )

Peningkatan pelayanan memperlihatkan kategori yang beragam. Proyek yang dipilih merupakan peningkatan pelayanan yang lebih baik bagi manajemen (marketing), user dan bagian lain yang merupakan simbol kualitas dari suatu sistem informasi.

Teori Khusus

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

1. Definisi UML

Menurut Nugroho (2010:6), “UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.

Menurut Alim (2012:30), “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menulis blueprint perangkat lunak. UML dapat digunakan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasikan artifak dari sistem perangkat lunak”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, “UML adalah bahasa yang digunakan untuk mem-visualisasikan, mendefinisikan, membangun dan membuat dokumen dari arsitektur perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses melalui metodologi pengembangan perangkat lunak dan melakukan implementasinya pada teknologi yang berbeda”.

2. Jenis-Jenis Diagram UML

1) Use Case

Menurut Murad (2013:57), “Diagram Use Case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki 2 fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user”.

Menurut Triandini (2012:18), langkah-langkah membuat diagram use case:

a. Mengidentifikasi aktor. Perhatikan bahwa aktor sebenarnya adalah peran yang dimainkan oleh pengguna. Alih-alih menyusun daftar aktor sebagai Bob, Maria, atau Tuan Hendricks, sebaiknya identifikasi peran spesifik yang dimainkan oleh orang-orang tersebut. Ingatlah orang yang sama mungkin memainkan berbagai peran karena ia menggunakan sistem. Sistem lain juga dapat menjadi aktor dari sistem.

b. Setelah peran aktor teridentifikasi, langkah berikutnya adalah menyusun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh peran-peran tersebut dalam penggunaan sistem. Tujuan tersebut merupakan tugas yang dilakukan oleh aktor untuk mencapai beberapa fungsi bisnis yang memberikan nilai tambah bagi bisnis.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa use case diagram dibuat berdasarkan pengguna sistem serta fungsi-fungsi yang ditangani oleh sistem informasi pemesanan dan penjualan barang yang didapatkan pada tahap analisis sistem.

2) Activity Diagram

Menurut Murad (2013:53), “Activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”.

Menurut Vidia (2013:20), “Activity diagram dibuat berdasarkan aliran dasar dan aliran alternatif pada skenario use case diagram. Pada activity diagram digambarkan interaksi antara aktor pada use case diagram dengan sistem”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa activity diagram dibuat berdasarkan use case diagram yang telah dibuat, maka dapat digambarkan activity diagram yang menggambarkan alur kerja untuk setiap use case.

3) Sequence Diagram

Menurut Vidia (2013:21), ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram. Sequence diagram menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas yang dideskripsikan pada class diagram dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut. Untuk aliran pesan, sequence diagram merujuk pada alur sistem activity diagram yang telah dibuat sebelumnya”.

Menurut Wijayanto (2013:35), ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram yang telah dibuat, maka digambarkan sequence diagram yang menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan sequence diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis, sequence diagram (diagram urutan) adalah iterasiksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

4) Class Diagram

Menurut Vidia (2013:21), “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram”.

Menurut Wijayanto (2013:33), “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram yang telah dibuat, maka dapat diperoleh kelas-kelas yang digunakan dalam sistem”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa class diagram memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek.

Konsep Dasar Visual Basic

1. Microsoft Visual Basic

Menurut Halim dalam jurnal Teknomatika Vol.1 No.3 (2011), “Microsoft Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat program aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface). Visual basic adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang menggunakan pendekatan Graphical User Interface (GUI) yang mudah digunakan juga merupakan sebuah program aplikasi berbasis Windows. Beberapa kemampuan atau manfaat dari bahasa pemrograman visual basic diantaranya :

1. Untuk membuat program aplikasi berbasis windows

2. Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti misalnya control ActiveX,File, Help, aplikasi internet dan sebagainya.

3. Menguji program (Debugging) dan menghasilkan program akhir yang bersifat executable, atau dapat langsung dijalankan.

Konsep Dasar Database

1. Definisi Database

Menurut Prasetio (2012:181), “Database adalah sebuah struktur yang umumnya dikategorikan dalam 2 (dua) hal, sebuah database flat dan sebuah database relasional. Database relasional lebih disukai karena lebih masuk akal dibandungkan database flat”.

Menurut Mustakini (2009:46), “Database adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasi”.

Dari definisi ini, terdapat tiga hal yang berhubungan dengan database, yaitu sebagai berikut ini:

1. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam bentuk database.

2. Simpanan permanen (storage) untuk menyimpan database tersebut. Simpanan ini merupakan bagian dari teknologi perangkat keras yang digunakan di sistem informasi. Simpanan permanen yang umumnya digunakan berupa harddisk.

3. Perangkat lunak untuk memanipulasi database. Perangkat lunak ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. Banyak paket perangkat lunak yang disediakan untuk memanipulasi database. Paket perangkat lunak ini disebut dengan DBMS (Database Management System).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi informasi dari basis data tersebut.

Konsep Dasar Normalisasi

Menurut Kadir (2009:116), normalisasi terdapat beberapa tahap pembentukan normalisasi, setiap tahap mempunyai bentuk normalisasi yang berbeda. Bentuk-bentuk normalisasi tersebut antara lain:

1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form).

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkap, tidak ada keharusan untuk mengikuti suatu format tertentu, dapat saja tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2. Bentuk Normal Kesatu (1NF atau First Normalized Form).

Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam file datar atau rata (Flat File), data dibentuk dalam satu record demi record dan nilai field berupa atomic value. Tidak ada set atribut yang berulang atau atribut bernilai ganda (Multivalue). Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata sehingga artinya lain.

3. Bentuk Normal Kedua (2NF atau Second Normalized Form).

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada utama atau primary key, sehingga untuk membentuk normal kedua harus sudah ditentukan kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.

4. Bentuk Normal Ketiga (3NF atau Third Normalized Form).

Untuk menjadi normal ketiga maka relasi harus dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer tidak mempunyai hubungan yang transitif. Maka setiap atribut dari kunci harus hanya pada primary key dan primary key secara menyeluruh.

Ada beberapa kunci yang digunakan dalam normalisasi meliputi:

1. Kunci Utama (Primary Key)

Himpunan atribut yang tidak hanya mengidentifikasikan secara unik kejadian yang spesifik tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian suatu entity.

2. Kunci Calon (Candidate Key)

Satu atribut atau satu minimal atribut yang mengidentifikasikan secara unik kejadian yang spesifik dari suatu entity.

3. Kunci Alternatif (Alternative Key)

Adalah kunci yang tidak dipakai sebagai primary key. Dimana setiap kali kunci ini dipakai sebagai kunci pengurutan dalam pembuatan laporan.

4. Kunci Tamu (Foreign Key)

Satu atribut atau satu set minimal atribut yang melengkapi satu hubungan yang menunjukkan ke induknya.

Dari bentuk normalisasi tersebut maka didapat beberapa file, antara lain:

1. Tipe File

Database dibentuk dari kumpulan file. File didalam pemrosesan aplikasi dapat dikategorikan kedalam beberapa tipe, diantaranya sebagai berikut:

a. File Induk (Master)

File ini sangat penting karena berisi data yang tetap, sehingga file ini tetap terus ada selama berjalannya sistem informasi dan dimana pemrosesan terhadap data hanya pada waktu-waktu tertentu saja. File induk dibagi menjadi dua yaitu:

1) File Referensi

File induk yang recordnya relative statis dan jarang berubah nilainya. Contoh: file gaji, file karyawan.

2) File Dinamik

File induk yang nilai dari record-recordnya sering berubah atau sering diperbaiki sebagai akibat adanya transaksi. Contoh: file barang, file customer.

b. File Transaksi (File Transaction)

Disebut juga file input yang digunakan untuk merekam data transaksi yang terjadi. Contoh: file transaksi yang berhubungan dengan transaksi penjualan, file persediaan barang.

c. File Laporan (File Report)

Disebut juga file output yang berisi informasi yang akan ditampilkan dalam sebuah laporan yang merupakan gabungan dari file master dan file transaksi.

d. File pelindung (Backup)

Merupakan salinan dari file-file yang masih aktif di database dan digunakan untuk file cadangan atau pelindung apabila file database yang aktif digunakan atau hilang.

e. File Sejarah (History)

Disebut juga file arsip yang berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi perlu disimpan untuk keperluan mendatang atau sebagai dokumentasi.

f. File Kerja (Temporary)

Disebut juga file sementara (tenmporary) atau scratch file, yang berisi data yang sifatnya sementara karena memori computer tidak mencukupi atau untuk menghemat pemakaian memori selama proses dan akan dihapus bila proses telah selesai.

g. File Library

File yang berisi program-program apikasi atau utility program yang digunakan untuk membantu dalam mengoptimalkan dan mempercepat sistem pengolahan data.

2. File Akses (Access File)

Metode yang menunjukan bagaimana suatu program computer akan membaca record-record dari suatu file:

a. Secara Urut (Sequential Access)

Metode ini melakukan proses membaca atau menulis suatu record didalam file dengan cara langsung membaca dari record awal dahulu.

b. Secara Langsung (Direct Access)

Metode yang melakukan proses membaca atau menulis satu record didalam file dengan cara langsung membaca record pada posisi yang diinginkan tanpa membaca dari record awal dahulu.

3. Organisasi File

Pengaturan dari record secara logika didalam file yang dihubungkan satu dengan yang lainnya. Ada beberapa tipe organisasi file data yang digunakan:

a. File Urut (Sequential File)

Merupakan file dengan organisasi urut dan pengaksesan secara urut.

b. File Urut Berindex (Index Sequential File)

Merupakan file dengan organisasi urut dengan pengaksesan secara langsung.

c. File Akses Langsung (Direct Akses File)

Merupakan file dengan organisasi acak dengan pengaksesan secara langsung.

Konsep Dasar HIPO

1. Definisi HIPO (Hierarchy Plus Input Process Output)

Menurut Praptingsih (2012:03), “HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output”.

Menurut Amsyah (2008:284), bagan HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) aslinya dibuat oleh IBM sebagai alat untuk mendokumentasikan program. Bagan HIPO secara jelas memperagakan apa yang dikerjakan suatu program, data apa yang digunakan, dan keluaran yang dihasilkannya. Bagan HIPO lebih mudah dibaca dibanding dengan bagan arus, sangat rinci, fleksibel, mudah dimodifikasi, dan dikelola. Dalam membuat bagan HIPO, terdapat tiga jenis diagram, yaitu: daftar isi visual (the visual table of contents / VTOC), diagram peninjauan, dan rincian diagram.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan HIPO merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM yang sebenarnya merupakan alat dokumentasi program dan sekarang banyak digunakan sebagai alat design dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. Berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam sistem digambarkan oleh fungsi utamanya.

Konsep Dasar Testing

1. Definisi Testing

Menurut Rizky (2011:237), “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

1) Verifikasi

Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

2) Validasi

Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

Definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:

1) Failure

Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.

2) Fault

Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.

3) Error

Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.

4) Incident

Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.

2. Acuan dan Pengukuran Testing

Menurut Rizky (2011:256), “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

1) Waktu

Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.

2) Biaya

Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.

3) Kinerja testing

Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

4) Kerusakan

Seperti yang telah dijelaskan di subbab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

. Tipe dan Teknik Testing

Menurut Rizky (2011:259), “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

1) White Box Testing

Menurut Rizky (2011:262), “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

2) Black Box Testing

Menurut Rizky (2011:265), definisi black box testing adalah sebagai berikut:

Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

a. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

b. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

c. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

d. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain:

a. Equivalence Partitioning

Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.

b. Boundary Value Analysis

Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.

c. Cause Effect Graph

Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.

d. Random Data Selection

Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.

e. Feature Test

Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan malakukan entri nilai.

Requirement Elicitation

1. Requirement

Menurut Guritno (2011:301), “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

1) Unambiguous (tidak ambigu)

2) Complete (lengkap)

3) Consistent (konsisten)

4) Modifiable (dapat diubah)

5) Traceable (dapat dilacak)

6) Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance

Requirement diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Functional requirements

Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya ayang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

2) Nonfunctional requirements

Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.

3) Constraints (psudo requirement)

Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.

2. Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Menurut Saputra (2012:51), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1) Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

2) Tahap II

Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

3) Tahap III

Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.

b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement di dalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

a. High (H)  : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

b. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

c. Low (L) : Mudah dikerjakan.

4) Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Literatur Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Hermawan (2009:43), “Tinjauan pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Telaah pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat”.

Menurut Semiawan (2010:104), “Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan literature review adalah analisa sistem berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari peneliti yang sedang dilakukan terhadap suatu bagian keilmuan.

2. Tujuan Literature Review

Menurut Hermawan (2009:45), tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1) Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.

2) Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.

3) Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa.

Menurut Yuniarti (2012:3), studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolok ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu.

3. Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan

Menurut Guritno (2011:24), berdasarkan pendekatan, secara garis besar ada dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Keduanya memiliki asumsi, karakteristik, dan prosedur penelitian berbeda.

1) Asumsi tentang realitas

Penelitian kuantitatif didasarkan atas konsep positivisme yang bertolak dari asumsi bahwa realitas bersifat tunggal, tetap, stabil, serta lepas, dari kepercayaan dan perasaan individu.

2) Tujuan penelitian

Penelitian kuantitatif bertujuan mencari hubungan dan menjelaskan sebab perubahan dalam fakta sosial yang terukur. Sementara penelitian kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena sosial dari perspektif partisipan.

3) Metode dan proses penelitian

Penelitian kualitatif menggunakan rancangan penelitian terbuka yang disempurnakan selama pengumpulan data. Sementara penelitian kualitatif menggunakan rancangan penelitian tertutup yang sudah tersusun sempurna sebelum pengumpulan data dilakukan.

4) Kajian khas

Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian eksperimental atau keorelasi sebagai kajian khasnya untuk mengurangi kekeliruan, bias, dan variabel ektraneus. Sebagai ciri khasnya, penelitian kualitatif menggunakan kajian etnografis untuk memahami keragaman perspektif dalam situasi yang diteliti.

5) Peranan penelitian

Pada penelitian kuantitatif peneliti terlepas dari objek yang diteliti, malah dicegah jangan sampai ada hubungan atau pengaruh dari peneliti. Pada penelitian kualitatif peneliti melebur dengan situasi yang diteliti.

6) Pentingnya konteks dalam penelitian

Penelitian kuantitatif diarahkan untuk menemukan generalisasi universal yang bebas dari konteks situasi. Penelitian kualitatif sebaliknya meyakini pengaruh situasi terhadap hal yang dicermati.

2. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya

Tabel 2.1.Perbedaan Antara Penelitian Dasar, Terapan, dan Evaluasi

Sumber Guritno (2011:26)

3. Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuannya

1) Penelitian Deskriptif (Descriptive Research)

Bertujuan mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena apa adanya. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan tertentu terhadap objek penelitian.

2) Penelitian Prediktif (Predictive Research)

Studi ini bertujuan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Penelitian deskripsi dilakukan melalui penelitian yang bersifat korelasional dan kecenderungan.

3) Penelitian Improtif (Improvetive Research)

Bertujuan memperbaiki, meningkatkan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu program.

4) Penelitian Eksplanatif

Penelitian dilakukan kerika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.

5) Penelitian Eksperimen

Merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.

6) Penelitian Ex Post Facto

Ex Post Facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variabel-variabel.

7) Penelitian Partisipatori (Parsticipatory Research)

Bonnie J. Cain, penulis buku Parsticipatory Research: Research with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian partisipatori berada dalam istilah yang berciri negatif serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.

8) Penelitian Dan Pengembangan

Metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.

Literatur Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini diantara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Aripin Nasution (2011)

Penelitian ini berjudul “Aplikasi Sistem Inventory Berbasis Dekstop Menggunakan JSE Pada CV. Sumber Logam Teknik Tangerang”. Pada penelitian ini penulis hanya membahas mengenai persediaan barang yang dibatasi hanya pada proses prosedur input barang, input supplier, pembelian barang, faktur barang, retur barang, dan laporan kepada pimpinan. Analisis dilakukan dengan cara observasi terhadap sistem yang berjalan, kebutuhan informasi sistem, dan desain menggunakan UML dan pembuatan program menggunakan netbeans dan DBMS MySQL. Keunggulan sistem aplikasi ini terletak pada proses input dan output, dimana untuk proses input pada form penerimaan terdapat menu pilihan satuan barang yang dapat dipilih salah satunya. Untuk outputnya dalam bentuk rincian laporan perbulan, dimana manajer bisa memilih bulan yang ingin dicetak pada menu cetak laporan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Makrothymia Hia (2013)

Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang pada PT. Gema Sarana Media”. Pada penelitian ini penulis membahas tentang perancangan sistem informasi persediaan barang untuk mempermudah bagian gudang, yaitu meliputi proses data barang masuk, barang keluar, data supplier, data customer, dan pembuatan laporan persediaan barang pada PT. Gema Sarana Media. Adapun metodologi yang dipergunakan lalu digambarkan dalam bentuk Use Case dengan menggunakan UML versi 6.4. Rancangan sistem ini memberikan banyak kemudahan, yaitu memudahkan proses pembuatan laporan, memudahkan dalam pencarian data, dan memudahkan staf bagian gudang untuk mengetahui stok barang yang masuk dan barang yang keluar.

3. Penelitian yang dilakukan oleh M. Syah Reza (2012)

Penelitian ini berjudul “Aplikasi Persediaan Barang Pada CV. Kiki Optical Berbasis Website”. Pada penelitian ini penulis membuat suatu program berbasis website yang bisa digunakan untuk mengontrol stok minimal barang dan menampilkan informasi barang yang ada di gudang. CV. Kiki Optical bergerak dibidang optik kacamata. Aplikasi persediaan barang berbasis website dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk mengelola databasenya dan mampu merekam seluruh data persediaan barang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian di CV. Kiki Optical ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan kuisioner. Dengan adanya sistem berbasis web, pengecekan barang lebih cepat, dapat memudahkan admin membuat laporan bulanan yang lebih cepat, tepat, dan akurat. Tetapi sistem yang diusulkan ini baru sebatas dekstop aplikasi berbasis web dan belum berbasis online.

4. Penelitian ini membahas mengenai ”Perancangan Sistem Penjualan Barang Pada PT Mandala Prima Makmur”. Penelitian yang telah dijalankan oleh Ricca Septiani ini penulis menemukan kelemahan dari sistem yang digunakan selama ini dinilai kurang efektif dan efisien karena membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan calon pembeli atau costumer dengan masih menggunakan cara manual. Atas dasar itulah maka penulis merancang sebuah sistem penjualan berbasis web. Sehingga calon pembeli dapat mengetahui informasi tentang barang yang akan di tawarkan secara detail. Pembeli dan penjual secara langsung dengan menggunakan PHP dan My SQL sebagai data basenya, sistem ini dapat menjaga keamanan data costumer, karena sequrity yang belum bagus.


BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN

Gambaran Umum CV. PRIMKOP CITRA

Sejarah Singkat CV. PRIMKOP CITRA

PRIMKOP CITRA merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang persediaan dan penjualan barang. Dan koperasi ini di buat dengan fungsi untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota khususnya, dan masyarakat pada umumnya serta untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Serta masyarakat yang maju, adil, dan sejahtera berlandaskan pada pancasila dan UUD 45. Untuk mencapai tujuannya, koperasi ini menyelenggarakan beberapa usaha yang di antaranya adalah pengadaan barang anggota baik premier ataupun sekunder, menyelenggarakan simpan pinjam uang dengan suku bunga yang layak, unit usaha pengadaan jasa sebagai rekan dinas, mengadakan kerjasama antara koperasi dengan pihak lain seperti perusahaan swasta. Yang dapat menjadi anggota koprasi ini adala Warga Negara Republik Indonesia yang mengabdi sebagai prajurit POLRI dan PNS di lingkungan Polres Metro Tangerang Kota.

Visi Primkop Citra adalah terwujudnya pelayanan yang optimal untuk peningkatkan kesejahteraan anggota.

Misi Primkop Citra adalah meningkatkan profesionalisme pengelolah koprasi (pengurus, pengawas, dan pegawai).

Struktur Organisasi CV. PRIMKOP CITRA

Dalam upaya mencapai suatu tujuan, hubungan kerja sama antar anggota sangatlah penting. Dengan adanya pimpinan dituntut agar dapat menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis antara sesama anggota, baik secara vertikal maupun secara horizontal, sehingga tugas dan tanggung jawab yang dibebankan pada setiap anggota dapat dilaksanakan dengan baik.

Untuk menciptakan hal tersebut diatas setiap perusahaan perlu membuat struktur organisasi perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan diharapkan anggota dapat mengetahui jelas tugas dan tanggung jawabnya secara jelas didalam perusahaan. Demikian pula halnya dengan Primkop Citra, mengingat pentingnya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab bagi setiap anggotanya, maka dibuatlah struktur organisasi perusahaan.

Struktur yang digunakan oleh Primkop Citra adalah struktur organisasi garis (lini). Dalam struktur organisasi ini, kekuasaan berjalan secara langsung dari manajemen kepada pelaksana, sampai setiap orang yang tercakup di dalamnya. Hal ini berarti tugas perencanaan dan pengendalian serta pengawasan berada di satu tangan dan garis wewenang diberikan atasan kepada bawahan.

Struktur organisasi Primkop Citra terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut :

a. Ketua

b. Bendahara

c. Sekretaris

d. Unit Toko dan USP

e. Unit Fotocopy

f. Unit ATK

Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi Primkop Citra dapat digambarkan sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI PADA CV.PRIMKOP CITRA

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pada CV. PRIMKOP CITRA

Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam sebuah perusahaan pasti terdapat bagian-bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawab masing-masing dalam menyelesaikan semua tugas.

Wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada Primkop Citra adalah sebagai berikut :

1) Ketua

Ketua ini mempunyai tugas – tugas antara lain :

a. Menentukan Kebijaksanaan dan mengambil keputusan.

b. Menandatangani surat-surat dan perjanjian bersama Sekretaris dan Bendahara.

c. Ketua bertanggung jawab kepada rapat anggota

2) Bendahara

Bendahara ini mempunai tugas-tugas antra lain :

a. Bertanggung jawab masalah keuangan koperasi.

b. Mengatur jalannya pembukuan keuangan.

c. Menyusun anggran setiap bulan.

d. Mengawasi penerimaan dan pengeluaran uang.

e. Menyusun rencana anggaran dan pendapatan koperasi.

f. Menyusun laporan keuangan.

g. Mengendalikan anggaran

3) Sekertaris

Sekertaris mempunyai tugas-tugas antara lain :

a. Bertanggung jawab kegiatan administrasi dan perkantoran.

b. Mengusahakan kelengkapan organisasi.

c. Mengatur jalannya perkantoran.

d. Menghimpun dan menyusun laporan kegiatan bersama bendahara dan pengawas.

e. Menyusun rancangan rencana program kerja organisasi dan idiil.

4) Unit toko dan USP

a. Melayani seluruh aktifitas pembelian dan penjualan

b. Melakukan pengecekan stock barang

c. Membuat laporan stock barang

5) Unit fotocopy dan ATK

a. Melakukan seluruh aktifitas di unit fotocopy dan ATK

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan program Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan Pada Use Case Diagram

1. Use case Diagram Yang Sedang Berjalan

Gambar 3.2. Use case Diagram Yang Sedang Berjalan Pada CV. PRIMKOP CITRA

CV. PRIMKOP CITRA

Dapat dijelaskan pada gambar 3.2 diatas adalah use case yang sedang berjalan saat ini pada CV. PRIMKOP CITRA, yaitu sebagai berikut:

a. Unit Toko Berfungsi untuk mencatat data barang apa saja yang masih tersedia dan tidak tersedia. Dan mencatat data supplier, bilamana stock barang di toko habis atau tinggal sedikit unit toko akan menghubungi supplier untuk meminta supaya dikirimkan barang yang sudah habis atau tinggal sedikit dan supplier berfungsi juga untuk mengechek kembali barang yang telah dikirimkan .

b. Supplier berfungsi untuk memberi data kepada unit took, dan mengirim barang ke toko, jika unit toko membutuhkan barang yang stock nya sudah habis, maka unit toko akan menghubungi supplier untuk mengirimkan barang yang di minta. Dan supplier akan mengirimkan barang yang di minta ke toko.

c. Bendahara berfungsi untuk mengecek data barang menerima hasil laporan pembelian barang dari unit toko, dan membuat laporan kepada pimpinan.

d. Pimpinan berfungsi untuk menerima seluruh hasil laporan dari bendahara.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan Pada Activity Diagram stok Barang dan Laporan

1. Activity diagram Proses Stok Barang

Gambar 3.3. Activity diagram Proses Stok Barang


Activity diagram Proses Stok Barang

Activity diagram pada proses barang masuk yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

a. Aktivitas inventory control barang yang terjadi , unit toko mengecek persediaan barang, jika barang kosong unit toko order barang kepada supplier dan suplier dan mengirim barang ke toko,unit toko meng konfirmasi barang kepada bendahara.

2. Activity diagram Prosedur Pembuatan Laporan

Gambar 3.4. Activity diagram Prosedur Pembuatan Laporan

Activity diagram Prosedur Pembuatan Laporan

Activity diagram pada prosedur pembuatan laporan yang sedang berjalan saat ini pada sistem persediaan barang, yaitu sebagai berikut:

a. Bendahara membuat hasil seluruh laporan keuangan dan laporan stok barang, dan hasil laporan di serahkan kepada pimpinan.

b. Pimpinan mengecek hasil laporan yang di berikan bendahara.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan Pada Sequence Diagram

Gambar 3.5. Sequence Diagram Proses Barang Masuk

Sequence Diagram Proses Barang Masuk

Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk proses barang masuk yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

a. Unit toko mencatat data barang apakah barang stock barang masih ada atau sudah habis,dan mencatat data suplier baru,untuk mempermudah meng order barang dari suplier, apabila barang di toko sudah habis unit toko memesan barang kepada suplier

b. Suplier menerima dan mengirim orderan kepada toko

c. Bendahara menerima hasil laporan pembelian barang, dan mencatat nya ,dan membuat hasil laporan untuk di serahkan kepada pimpinan

d. Pimpinan menerima hasil seluruh laporan.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa PIECES

Tahapan analisis terhadap suatu sistem atau aplikasi dilakukan sebelum tahapan perancangan dilakukan. Tujuan diterapkannya analisis terhadap suatu sistem adalah untuk mengetahui alasan mengapa sistem tersebut diperlukan, merumuskan kebutuhan-kebutuhan dari sistem tersebut untuk mereduksi sumber daya yang berlebih serta membantu merencanakan penjadwalan pembentukan sistem, meminimalisir distorsi-distorsi yang mungkin terdapat di dalam sistem tersebut sehingga fungsi yang terdapat di dalam sistem tersebut bekerja secara optimal.

Metode analisis yang digunakan peneliti di sini adalah menggunakan metode PIECES yaitu :

a. Performance (kinerja)

Performance atau kinerja merupakan suatu analisis terhadap kemampuan sistem dan menyelesaikan tugas dengan baik.

Tabel 3.1. Tabel Hasil Analisis Kinerja

b. Information (informasi)

Informasi merupakan komoditas terpenting bagi seorang pengguna akhir pada suatu sistem dalam pengambilan keputusan. Dengan sistem informasi yang baik maka akan menghasilkan informasi yang bermanfaat serta dapat pendukung dalam menanggapi masalah dan peluang yang ada.

Tabel 3.2. Tabel Hasil Analisis Informasi

c. Economy (ekonomi)

Sistem yang ada saat ini masih konvensional, dilihat dari segi ekonomisnya sistem yang ada saat ini masih mengeluarkan biaya yang tidak sedikit setiap akan melakukan pencatatan surat masuk, kartu disposisi dan surat keluar menggunakan kertas, sehingga sistem yang sedang berjalan saat ini masih kurang ekonomis.

Tabel 3.3. Tabel Hasil Analisa Ekonomi

d. Control (Kontrol)

Pengendalian dalam sistem sangat diperlukan, yaitu digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data dan informasi.

Tabel 3.4. Tabel Hasil Analisa Kontrol

e. Effisiency (efisiensi)

Terdapat perbedaan antara efisiensi dengan ekonomis. Ekonomis berkaitan dengan sesedikit mungkin jumlah sumber daya yang digunakan sehingga menghasilkan keuntungan, sedangkan efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya yang ada dapat digunakan dengan sebaik dan sehemat mungkin dengan pemborosan/ biaya yang paling minimum.

Tabel 3.5. Tabel Hasil Analisa Efisiensi

f. Service (Pelayanan)

Pelayanan yang diberikan sangat mendukung dalam peningkatan profit atau laba bagi perusahaan atau instansi pemerintahan.

Tabel 3.6. . Tabel Hasil Analisis Pelayanan

Metode Analisa Berdasarkan Prosedur Sistem Yang Berjalan

1. Analisa Masukan

Analisa masukan adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan ada hasil dari sebuah proses itu sendiri. Data stok barang didapat ketika supplier memberikan faktur beli kepada bagian unit toko.

a. Nama Masukan  : Faktur Beli

b. Fungsi  : Sebagai catatan barang masuk

c. Sumber  : Supplier

d. Media  : Kertas NCR berwarna putih

e. Distribusi  : Supplier ke petugas unit toko

f. Frekuensi  : Setiap permintaan pesanan barang dari CV. PRIMKOP CITRA, lalu supplier akan mengirimkan barangnya sesuai pesanan

g. Format  : Lampiran B.3

h. Keterangan  : Berisi daftar barang yang di pesan perusahaan

2. Analisa Proses

Analisa proses adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada proses sebagai suatu hasil respect balik karena adanya data input di dalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.

a. Nama modul  : Permintaan pemesanan

b. Masukan  : Daftar pesanan barang dari pelanggan

c. Keluaran  : Catatan pesanan barang

d. Ringkasan Proses : Proses ini akan menghasilkan catatan manual pemesanan terhadap barang yang dibutuhkan oleh masing-masing pelanggan.

3. Analisa Keluaran

Analisa keluaran adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada hasil dari keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem pengolahan data yang ada. Dan juga melalui proses pengecekan kembali data-data yang ada bila terjadi kesalahan atau data kurang lengkap, yaitu:

a. Nama keluaran  : Nota

b. Fungsi  : Mencetak dan menampilkan permintaan dari pelanggan.

c. Media  : Kertas NCR rangkap 2 (putih dan merah)

d. Rangkap  : 2 (dua) lembar

e. Distribusi  : Lembar 1 (putih) untuk pelanggan & Lembar 2 (merah) untuk kasir

Permasalahan Yang Dihadapi

Prosedur sistem yang sedang berjalan saat ini pada proses persediaan barang yang terdapat pada CV. PRIMKOP CITRA masih berjalan secara manual, yaitu seperti pencatatan atau pengecekan barang masih menggunakan buku tulis biasa sehingga data persediaan barang yang diperoleh tidak akurat dan proses yang dibutuhkan dalam pengecekan pun membutuhkan waktu yang cukup lama, dan sering terjadi kehilangan data karena data yang punya berupa catatan yang dicatat pada buku tulis biasa.

Ada beberapa permasalahan yang di hadapi diantaranya:

a. Sistem pembelian dan penjualan barang yang berjalan saat ini belum menggunakan sistem yang terkomputerisasi sehingga memakan banyak waktu

b. Sistem yang berjalan saat ini belum mampu menciptakan laporan dengan cepat dan akurat.

c. Sistem yang digunakan masih manual, sehingga tidak dapat memperoleh dan menyimpan data dengan cepat dan aman.

Dari permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem persediaan barang yang sedang berjalan pada CV. PRIMKOP CITRA masih belum efektif dan efisien.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diatas dijabarkan permasalahan yang sedang dihadapi, maka penulis akan membuatkan alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalahnya adalah membuatkan “Perancangan Sistem Inventory control Barang Untuk Meningkaatkan Penjualan Pada CV. PRIMKOP CITRA Polres Metro Tangerang Kota”,

Ada beberapa alternative pemecahan masalah diantranya:

a. Untuk penghematan waktu maka proses yang berjalan pada saat ini harus menggunakan sistem yang terkomputerisasi agar proses pembelian dan penjualan barang lebih cepat.

b. Agar mendapatkan informasi yang cepat dan akurat.

c. Untuk menjaga keamanan dan memperoleh kecepatan dalam pemperoleh data yang ada, harus menggunakan sistem yang terkomputerisasi.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi.

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.7. Elisitasi Tahap 1

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.8. Elisitasi Tahap 2

Keterangan :

M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting.

D (Desirable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting dan boleh

I (Innessential) : Di luar sistem atau di eliminasi.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi LMH.

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.9. Elisitasi Tahap 3

Keterangan :

T  : Technical

L : Low

O  : Operational

M : Middle

E  : Economic

H  : High

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akgir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat di jadikan acuan dan dasar pengembangan Sistem Informasi yang akan di bentuk.

Tabel 3.10. Final Elisitasi


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Usulan Prosedur Yang Baru

Setelah mengadakan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan pada PRIMKOP CITRA, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem inventory Control barang yang sedang berjalan saat ini, yaitu merubah proses pengecekan barang saat ini yang masih manual menjadi terkomputerisasi berbasis aplikasi dengan menggunakan visual basic sehingga memudahkan dalam pembuatan laporan. Berdasarkan perubahan sistem inventory control yang terjadi dan setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.

Diagram Rancangan Sistem

Adapun diagram-diagram usulan yang akan saya gambarkan dalam program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 adalah sebagai berikut:

Use Case Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.1. Use Case Diagram Sistem Inventori Control PRIMKOP CITRA

Dapat dijelaskan gambar 4.1 Use case diagram Sistem Inventory Control Pada PRIMKOP CITRA diatas pada saat ini terdiri dari 4 actor, yaitu: supplier, Unit toko, pimpinan, dan pelangan. Dan juga mempunyai 36 usecase diantaranya yaitu:

a. Prosedur Login, dapat dijelaskan yaitu sebagai berikut:

Use case : sistem inventory control

Aktor : unit toko

Skenario : unit toko melakukan login untuk mengakses menu utama, data master, transaksi, laporan, dan logout.

b. Prosedur Menu Utama

Use case : Sistem inventory control

Aktor : Unit toko

Skenario : Bagian Unit toko mengakses menu utama untuk penginputan data master transaksi dan rekap laporan untuk di berikan kepada pimpinan.

c. Prosedur data Master

Use case : Sistem Inventory Control

Aktor : Unit toko,Pelanggan dan suplier

Skenario : unit toko mengakses data master untuk penginputan data barang, kesatuan, supplier, pelanggan. Suplier dan pelanggan berfungsi untuk memberikan data barang dan data pribadi kepada unit toko pada table supplier, barang, dan Pelanggan.

d. Prosedur transaksi

Usecase : Sistem inventory Control

Aktor  : Unit toko dan Pelanggan

Sekenaio : Unit toko mengakses table transaksi untuk menginputan data faktur, nota, penjualan, dan pemesanan yang di lakukan oleh pelanggan.

e. Prosedur Laporan

Usecase : Sistem inventory control

Aktor : Unit toko dan Pimpinan

Sekenario : Unit toko mengakses data laporan untuk merekap laporan dari data laporan persediaan dan laporan penjualan. Kemudian di cetak untuk di berikan kepada pimpinan.

f. Prosedur logout

Usecase : Sistem inventory control

Actor : Unit toko

Sekenario : Unit toko mengakses logout untuk menghentikan semua proses yang sedang berjalan.

Activity Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.2. Activity diagram Sistem Inventory control Primkop Citra

Activity diagram sistem inventory control yang diusulkan saat ini, yaitu:

a. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

b. 1 (satu) Decision node sebagai opsi pilihan

c. 13 (Tiga belas) Fork node, sebagai penghubug dari 1 data ke banyak data

d. 33 (tiga puluh tiga) diantaranya melakukan login, masuk ke menu utama, data master, pilih data kesatuan, input data kesatuan, view data kesatuan, pilih data barang, input data barang, view data barang, pilih data supplier, input data supplier, view data suplier, pilih data transaksi, pilih data nota, input data nota, view data nota, pilih data pemesanan, input data pemesanan, cetak data pemesanan, pilih data penjualan, input data penjualan, cetak data penjualan, pilih data faktur, input data faktur, view data faktur, pilih data laporan, pilih data laporan persediaan, view data persediaan, cetak data persediaan, pilih data laporan penjualan, view data penjualan, cetak data penjualan.

e. 1 (satu) join node sebagi penggabungan dari semua data

f. 1 (satu) activity final node sebagai akhir dari semua proses.

Sequence diagram Sistem Yang Diusulkan

1. Sequence diagram untuk Prosedur menu master dan transaksi

Gambar 4.3. Sequence diagram Untuk Prosedur menu master Dan Transaksi

Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk prosedur barang dan transaksi, yaitu sebagai berikut:

a. 4 (tiga) actor yang melakukan kegiatan, yaitu unit toko, supplier, anggota, dan pimpinan.

b. 3 (tiga) Lifeline yaitu login, menu utama, transaksi.

c. 1 (satu) control class yang menggambarkan penghubung antara login dengan home yang berperan sebagai server untuk validasi login.

d. 4 (empat) entity class yang menggambarkan hubungan kegiatan yang akan dilakukan. Yaitu: Login, Menu utama, menu master, menu transaksi

e. Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu:

1) Supplier membuatkan faktur beli sesuai pesanan

2) Memberikan faktur beli dan barang kepada unit toko

3) Kasir membuatkan faktur jual sesuai pesanan pelanggan

4) Unit toko meng input data barang yang btelah di beli

5) Masuk ke menu login

6) Masukan username

7) Masukan password

8) Validasi

9) Login gagal

10) Login berhasil

11) Pilih data barang untuk melihat, tambah, dan edit data faktur beli

12) Pilih data supplier untuk melihat, tambah, dan edit surat barang masuk

13) Pilih data kesatuan untuk melihat, tambah, dan edit retur beli

14) Pilih data Pelanggan untuk melihat, tambah, dan edit data faktur jual

15) Pilih pemesanan untuk melihat, tambah, dan edit pemesanan barang

16) Pilih faktur untuk melihat, tambah, dan edit data faktur pemesanan barang

17) Pilih nota untuk melihat, tambah, dan edit data penjualan barang

2. Sequence diagram Untuk Prosedur Pembuatan Laporan

Gambar 4.4. Sequence diagram Untuk Prosedur Pembuatan Laporan


Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk prosedur pembuatan laporan yang diusulkan saat ini, yaitu sebagai berikut

a. 1 (satu) actor yang melakukan kegiatan, yaitu unit toko

b. 1 (satu) boundary class yang menggambarkan sebuah penggambaran dari form login.

c. 1 (satu) control class yang menggambarkan penghubung antara login dengan menu utama yang berperan sebagai server untuk validasi login.

d. 4 (empat) entity class yang menggambarkan hubungan kegiatan yang akan dilakukan. 4 (empat) entity class tersebut, yaitu: home, menu laporan, laporan persedian, laporan penjualan.

e. Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu:

1) Masuk ke menu login

2) Masukan username

3) Masukan password

4) Validasi

5) Login gagal

6) Login berhasil

7) Pilih menu laporan untuk memilih laporan-laporan yang akan dilihat

8) Pilih menu laporan

9) Pilih menu laporan persediaan untuk melihat dan cetak laporan persediaan.

10) Pilih menu laporan penjualan untuk melihat dan cetak laporan penjualan.

Rancangan Basis Data

Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data.

Hasil analisa pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang diawali dengan normalisasi yang akan menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data.

Normalisasi

Bentuk normal suatu basis data relasional dicapai melalui beberapa tahapan yang disebut proses normalisasi. Langkah-langkah Unnormalized, First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2ndNF) sampai ke bentuk Third Normal Form (3NF) akan dibahas dalam bagian berikut ini:

1. UNNORMALIZED

Tabel 4.1. Tabel Unnormal

Dapat dijelaskan gambar Unnormalized Form merupakan sebuah kumpulan data yang akan direkap, tidak ada keharusan untuk mengikuti suatu format tertentu, dapat saja tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2. First Normal Form (INF)

Gambar 4.5. First Normal Form (1NF)

Dapat dijelaskan gambar First Normal Form (1NF) merupakan sebuah tabel tersendiri untuk setiap kelompok data yang berhubungan dalam Inventory Control Pada PRIMKOP CITRA.

3. Second Normal Form (2NF)

Gambar 4.6. Second Normal Form (2NF)

Dapat dijelaskan gambar Second Normal Form (2ndNF) merupakan tabel untuk sekelompok nilai yang berhubungan dan terdiri dari 7 tabel, yaitu tabel supplier, tabel PO, tabel barang , tabel Faktur, tabel Nota, tabel Pelanggan, tabel Kesatuan.

4. Third Normal Form (3NF)

Gambar 4.7. Third Normal Form (3NF)

Dapat dijelaskan gambar Third Normal Form (3NF) merupakan tabel yang telah normal dan untuk digunakan dalam sistem yang akan dibangun dan terdiri dari 10 tabel, yaitu: tabel supplier, table PO, Table faktur, Table Detail PO, Table detail barang, Table barang, Table detail Barang, Table Nota, Table Pelanggan, Table Kesatuan .

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan sebuah design data yang dianggap telah normal. Design basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

1. Nama File  : Supplier

Akronim  : Sup

Fungsi  : Untuk menyimpan dan mengetahui data supplier

Tipe File  : File Master

Organisasi File : Index Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 120 karakter

Primary key  : Kode_sup

Tabel 4.2. Tabel Supplier

2. Nama File  : Barang

Akronim  : brg

Fungsi  : Untuk menyimpan data barang

Tipe File  : File Master

Organisasi File : Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 41 karakter

Primary key  : no_brg

Tabel 4.3. Tabel Barang

3. Nama File  : Table Detail Barang

Akronim  : -

Fungsi  : Untuk mengetahui Pemesanan Barang

Tipe File  : File Master

Organisasi File : Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 36 karakter

Primary key  : kode_barang

Tabel 4.4. Tabel Detail Barang

4. Nama File  : Kesatuan

Akronim  : sbm

Fungsi  : Untuk mengetahui data kesatuan

Tipe File  : File Master

Organisasi File : Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 30 karakter

Primary key  : id_kesatuan

Tabel 4.5. Tabel Kesatuan

5. Nama File  : Pelanggan

Akronim  : -

Fungsi  : Untuk mengetahui pelanggan

Tipe File  : File Master

Organisasi File : Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 37 karakter

Primary key  : no_pelanggan

Tabel 4.6. Tabel Pelanggan

6. Nama File  : Pemesanan

Akronim  : PO

Fungsi  : Untuk mengetahui jumlah data Pemesanan

Tipe File  : File Transaksi

Organisasi File : Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 25 karakter

Primary key  : Nomer Pemesanan

Tabel 4.7. Tabel Pemesanan

7. Nama File  : Nota

Akronim  : -

Fungsi  : Untuk nota pemesanan

Tipe File  : File Transaksi

Organisasi File : Index Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 25 karakter

Primary key  : no_nota

Tabel 4.8. Tabel Nota

8. Nama File  : Faktur

Akronim  : -

Fungsi  : Untuk mengetahui faktur pemesanan

Tipe File  : File Transaksi

Organisasi File : Index Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 19 karakter

Primary key  : no_faktur

Tabel 4.9. Tabel Faktur

9. Nama File  : detail Faktur

Akronim  : -

Fungsi  : Untuk mengetahui detail faktur pemesanan

Tipe File  : File transaksi

Organisasi File : Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 19 karakter

Primary key  : no_faktur

Tabel 4.10. Tabel Detail Faktur

Rancangan Program

HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output. Spesifikasi program menjelaskan mengenai cara penggunaan aplikasi program yang diusulkan. Visual Table Of Content (VTOC) adalah diagram yang menggambarkan hubungan dan fungsi pada sistem secara berjenjang, yaitu seperti dibawah ini

Gambar 4.8. HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output)

Adapun spesifikasi program yang diusulkan tersebut, yaitu:

1. Nama program : Login

Fungsi program  : Untuk masuk ke dalam menu utama Sistem Inventory Control CV. PRIMKOP CITRA

Bahasa Pemrograman : Visual Basic

Proses Program :

a. Jalankan program

b. Menampilkan halaman login, lalu input username dan password

c. Klik login untuk menyatakan bahwa username dan password sudah benar dan jika benar maka akan masuk ke dalam menu utama

d. Jika salah memasukan username dan password maka akan muncul pesan “Incorrect username or password”

2. Nama program : Menu Utama

Fungsi program  : Untuk menampilkan menu pilihan program yang terdapat di dalam sistem

Bahasa Pemrograman  : Visual Basic

Proses Program  : Jalankan program menu utama, lalu pilih salah satu menu utama yang beberapa menu, yaitu terdiri dari: menu master, transaksi, laporan dan Logout.

3. Nama program  : Home

Fungsi program  : Sebagai tampilan awal Sistem Inventory Control setelah berhasil melakukan “Login”

Bahasa Pemrograman  : Visual Basic

Proses Program : Setelah berhasil melakukan “Login” dan dinyatakan bahwa username dan password yang digunakan adalah benar.

4. Nama program  : menu master

Fungsi program  : Untuk mengetahui dan menyimpan data barang, data kesatuan, data supplier, dan data pelanggan

Bahasa Pemrograman  : visual basic

Proses Program  :

a. Pada “Menu Master”, kemudian pilih menu “Master” yang terdapat 4 (empat) sub menu didalamnya, diantaranya yaitu: data barang, data supplier, data kesatuan, data pelanggan.

b. Klik “Create data Barang” untuk input data barang

c. Klik “Manage data Barang” untuk dapat view, update, dan delete data barang. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “view” maka akan terlihat detail data barang.

- Jika memilih “update” dapat merubah data barang, kemudian klik “save” untuk menyimpan perubah data

- Jika “delete” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “apakah anda yakin untuk menghapus item ini?”

d. Klik “Create data supplier” untuk input data supplier

e. Klik “Manage data supplier” untuk dapat view, update, dan delete data supplier. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “view” maka akan terlihat data Supplier.

- Jika memilih “update” dapat merubah data Supplier , kemudian klik “save” untuk menyimpan perubah data Supplier

- Jika “delete” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “apakah anda yakin untuk menghapus item ini?”

f. Klik “Create Data Pelanggan” untuk input data pelanggan

g. Klik “Manage Data Pelanggan” untuk dapat view, update, dan delete Data Pelanggan. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “view” maka akan terlihat Data Pelanggan.

- Jika memilih “update” dapat merubah Data Pelanggan, kemudian klik “save” untuk menyimpan Data Pelanggan.

- Jika “delete” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “apakah anda yakin untuk menghapus item ini?”

5. Nama program : Transaksi

Fungsi program  : Untuk memesan barang kepada supplier.

Bahasa Pemrograman : visual basic

Proses Program :

a. Pada “Menu Utama”, kemudian pilih menu “Transaksi” yang terdapat 3 (tiga) sub menu didalamnya, diantaranya yaitu: pemesanan, faktur, dan nota

b. Klik “Create menu Transaksi” untuk input data pemesanan

c. Klik “Manage Pemesanan” untuk dapat view, update, dan delete data Pemesanan. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “view” maka akan terlihat pemesanan barang.

- Jika memilih “update” dapat merubah data pemesanan barang, kemudian klik “save” untuk menyimpan perubah data pemesanan barang.

- Jika “delete” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “apakah anda yakin untuk menghapus item ini?”

d. Klik “Create menu Transaksi” untuk input data Faktur

e. Klik “Manage Faktur” untuk dapat view, update, dan delete data Pemesanan. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “view” maka akan terlihat faktur pemesanan barang

- Jika memilih “update” dapat merubah data faktur pemesanan barang, kemudian klik “save” untuk menyimpan perubah data faktur pemesanan barang.

- Jika “delete” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “apakah anda yakin untuk menghapus item ini?”

f. Klik “Create menu Transaksi” untuk input data nota

g. Klik “Manage nota” untuk dapat view, update, dan delete data nota. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “view” maka akan terlihat data nota.

- Jika memilih “update” dapat merubah data nota, kemudian klik “save” untuk menyimpan perubah data nota.

- Jika “delete” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “apakah anda yakin untuk menghapus item ini?”

6. Nama program : Laporan

Fungsi program  : Untuk mengetahui laporan persediaan dan laporan penjualan yang terdapat di CV.PRIMKOP CITRA

Bahasa Pemrograman : Visual Basic

Proses Program :

a. Pada “Menu Utama”, kemudian pilih menu “Laporan” yang terdapat 2 (dua) sub menu didalamnya, diantaranya yaitu: Laporan Persediaan dan Laporan Penjualan

b. Klik “Create Laporan” untuk melihat data laporan

c. Klik “Manage Laporan Persediaan” untuk dapat Cetak, batal, selesai. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “Cetak” untuk mencetak hasil laporan

- Jika memilih “batal” untuk membatalkan laporan, kemudian klik “selesai” jika sudah selesai.

d. Klik “Create Laporan” untuk melihat data laporan

e. Klik “Manage Laporan Penjualan” untuk dapat Cetak, batal, selesai. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “Cetak” untuk mencetak hasil laporan penjualan

- Jika memilih “batal” untuk membatalkan laporan penjualan, kemudian klik “selesai” jika sudah selesai.

Rancangan Prototype

1. prototype halaman login

Gambar 4.9. prototype Halama Login

2. prototype Menu utama

Gambar 4.10. prototype Menu Utama

3. Tampilan Master Data Barang

Gambar 4.11. prototype Data Barang

4. prototype Master Data Supplier

Gambar 4.12. prototype Data Supplier

5. Tampilan Master Data Kesatuan

Gambar 4.13. prototype Data Kesatuan

6. prototype Master Data Pelanggan

Gambar 4.14. prototype Data Pelanggan

7. prototype transaksi data Pemesan

Gambar 4.15. prototype Data Pemesanan

8. prototype Transaksi data Faktur

Gambar 4.16. prototype Transaksi Faktur

9. prototype Transaksi data nota

Gambar 4.17. prototype Transaksi Nota

10. prototype laporan data persediaan

Gambar 4.18. prototype laporan Persediaan

11. prototype laporan data penjualan

Gambar 4.19. prototype Laporan Penjualan

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu:

a. Processor : Intel Core i5

b. Monitor : Accer 14”

c. Mouse : Ps2

d. RAM : 2 GB

e. HD : 500 GB

f. Keyboard : Compatible Ps2

g. Printer : Canon Ip1800 Series

h. UPS (Uninterrupuble Power Suply)

Aplikasi Yang Digunakan

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

a. Sistem Operasi Windows 7 Profesional

b. Microsoft visual studio 6.0 enterprise

c. Microsoft Office 2007

Hak Akses

Ada 1 actor yang dapat mengakses sistem Inventory Control, yaitu:

1. Unit Toko

Unit toko bertugas untuk menginput, menghapus dan mengontrol data dan semua kegiatan proses Inventory Control

Testing

Metode Implementasi

Implementasi program Sistem Inventory Control Pada CV. PRIMKOP CITRA dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Pengujian Blackbox

1. Pengujian Black Box Pada Login Admin

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Sistem Inventory Control Barang Pada CV. PRIMKOP CITRA untuk fungsi login admin, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.11. Tabel Pengujian Black box Pada Login

2. Pengujian Black Box Pada Menu Master

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Sistem Inventory Control barang Pada CV. PRIMKOP CITRA untuk fungsi menu master, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.12. Tabel Pengujian Black box Pada Menu Master

3. Pengujian Black Box Pada Menu Transaksi

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Sistem Inventory Control barang Pada CV. PRIMKOP CITRA untuk fungsi menu transaksi, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.13. Tabel Pengujian Black box Pada Menu Transaksi

4. Pengujian Black Box Pada Laporan

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Sistem Inventory Control barang Pada CV. PRIMKOP CITRA untuk fungsi menu laporan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.14. Tabel Pengujian Black box Pada Menu Laporan

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data barang yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

Schedulle Implementasi

Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Sistem Monitoring Inventory Control Pada CV. Cihanjuang Budi Jaya”. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.15. Schedulle Implementasi

Estimasi Biaya

Tabel 4.16. Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai Sistem Inventory Control Pada Primkop Citra adalah sebagai berikut:

1. Sistem Inventory Control di Primkop Citra masih berjalan secara manual dan telah dibuat menjadi terkomputerisasi sehingga mampu memonitoring persediaan barang untuk mengetahui persediaan barang masih ada atau sudah habis dengan adanya data barang didalam sistem inventory control.

2. Proses sistem yang berjalan saat ini belum mampu meningkatkan penjualan dikarenakan data persediaan barang dan data penjualan barang kurang efektif dan efisien karena masih berada dan dilakukan pada buku besar. Oleh karena itu, dibuatkan sistem inventory control untuk dapat melakukan transaksi pemesanan barang secara terkomputerisasi sehingga dapat meningkatkan penjualan.

3. Sistem yang sedang berjalan pada CV Primkop Citra masih manual, sehingga laporan dihasilkan kurang akurat karena masih banyaknya data hilang pada buku besar yang dilakukan input datanya secara manual dan juga terjadinya human error dalam penulisan data pada buku besar. Akibatnya laporan yang dihasilkan kurang akurat dan cepat. Oleh karena itu, dibuatkan sistem inventory control yang dapat melakukan proses transaksi pemesanan barang secara terkomputerasi sehingga dapat menghasilkan laporan penjualan dan persediaan yang dapat dihasilkan datanya secara akurat.

Saran

Setelah melakukan analisa dan memberikan kesimpulan pada sistem yang sedang berjalan, maka dapat memberikan saran-saran yang dapat membantu perusahaan untuk perbaikan dimasa mendatang, yaitu :

1. Dengan mengingat pentingnya persediaan barang, maka perusahan harus melakukan sistem persediaan barang secara terkomputerisasi. Untuk mempermudah kegiatan perusahaan.

2. Karena menurut saya sistem persediaan barang masih manual. Akan banyak data yang hilang karena proses pencatatan persediaan barang dilakukan oleh anggota Primkop Citra Masih kurang efektif dan efisien, penyimpanan bon pembayaran bisa lalai dalam penempatan, Maka semua Kegiatan persediaan harus terkomputerisasi.

3. Seluruh kegiatan proses persediaan barang dapat dilakukan secara komputerisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Edi. Doro, dan Betshani. Stevalin. 2009. Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual Data Warehouse. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Sutabri. Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Mustakini. Jogiyanto Hartono. 2009. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.

Amin. Zaenal, dan Santoso. Yudi. 2012. Pemodelan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PT. Nutech Pundi Arta. Jakarta: Universitas Budi Luhur.

Nugroho, Bondan Dwi, dan Imam Azhari. Sistem Informasi Inventori FADEGORETAS!!™ Berbasis Barcode. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 1, No. 2, September 2011.

Rapina, dkk. 2011. Peranan Sistem Pengendalian Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kegiatan Operasional Pada Siklus Persediaa dan Pergudangan. Bandung: Univ.Kristen Maranatha.

Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.

Nasution, Ruslan Efendi. 2012. Implementation Sms Gateway In The Development Web Based Information System Schedule Seminar Thesis. Lampung: Unila.

Tamodia. Widya. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Untuk Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Laris Manis Utama Cabang Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Junaidi, Tiara. Khanna, Yuliastrie. Nenden Dewi. Sistem Pakar Monitoring Inventory Control Untuk Menghitung Harga Jual Efektif Dalam Meningkatkan Keuntungan. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

Salangka. Ester. 2013. Penerapan Akuntansi Persediaan Untuk Perencanaan Dan Pengendalian LPG Pada Pt. Emigas Sejahtera Minahasa. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Rusdah. 2011. Analisa Dan Rancangan Sistem Informasi Persediaan Obat. Jakarta: Universitas Budi Luhur

Divianto. 2011. Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) Dan Activities Inventory Control. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya

Sangeroki, Seyla. 2013. Ukuran Perusahaan Dan Margin Laba Kotor Terhadap Pemilihan Metode Penilaian Persediaan Di Perusahaan Manufaktur. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Kodu. Sarini. 2013. Harga, Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza. Manado: Universitas Sam Ratulangi. Vol. 1, No. 3, September 2013, Hal. 1251-1259.

Sumilat. Zinia Th. A. 2013. Penentuan Harga Pokok Penjualan Kamar Menggunakan Activity Based Costing Pada Rsu Pancaran Kasih GMIM. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Yanti, R. Untung, dan P. Tri. 2011. Penerapan Metode Simplify Retur Dalam Sistem Informasi Keuangan Berbasis Web. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja, CCIT Jornal Vol. 4 No. 2, Januari 2011.

Sulistiyowati. Leny. 2010. Panduan Praktis Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Elex Medi Komputindo.

Rangkuti. Freddy. 2011. Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yusmini, dkk. 2011. Analisis Finansial Kud Mandiri Mojopahit Jaya Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Raya Kabupaten Kampar. Pekanbaru: Universitas Riau.

Puspitasari. Nia, dkk. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pemakaian Produk Layanan Seluler Dengan Mempertimbangkan TAspek 7p’s Of Marketing (Studi Kasus : PY. Telkom Area Blora). Semarang: Universitas Diponegoro.

Rizky. Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Alim. Yadanur, dkk. 2012. Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Pemeriksaan Pasien Di Instalasi Radiologi Rsud Kajen Dengan Unified Process. Semarang: Universitas Diponegoro. Vol. 2, No. 4, ISSN 2086-4930.

Triandini. Evi dan Suardika. I Gede. 2012. Step by Step Desain Proyek Menggunakan UML. Yogyakarta: Andi.

Vidia. Dhanada, dkk. 2013. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya Dengan Metode Berorientasi Objek. Surabaya: Universitas Airlangga.

Wijayanto. Tegar, dkk. 2013. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Dan Penjualan Barang Dengan Metode Berorientasi Objek Di U.D. Aneka Jaya Surabaya. Surabaya: Universitas Airlangga.

Madcoms. 2010. Kupas Tuntas Adobe Dreamweaver CS5 Dengan Pemrograman PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.

Prasetio. Adhi. 2012. Buku Pintar Pemrograman Web. Jakarta : Mediakita

Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak. Jakarta: Mediakita.

Oktavian. Diar Puji. 2010. Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP. Yogyakarta: Mediakom.

Arief. M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.

Wardana. 2010. Menjadi Master PHP Dengan Framework Codeigniter. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Nogroho. Bunafit. 2009. Latihan Memuat Aplikasi Web PHP dan MySQL dengan Dreamweaver MX [6, 7, 2004] dan 8. Yogyakarta: Gava Media.

Simarmata. Janner. 2010. Rekayasa Web. Yogyakarta: Andi.

Kadir. Abdul. 2009. Dasar Perancangan Dan Implementasi Database Relasional. Yogyakarta: Andi.

Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.

Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan “Sistem”. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.

Praptiningsih. Yulia Eka. 2012. Aplikasi Penyewaan Ruangan PT. Simaeru Indonesia Raya Dengan Visual Basic 6.0. Depok: Universitas Gunadarma, UG Jurnal Vol. 6 No. 01, 2012.

Amsyah. Zulkifli. 2008. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.

H

ermawan. Asep. 2009. Penelitian Bisnis. Jakarta: Grasindo.

Semiawan. Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

Yuniarti. Evi, dkk. 2012. Kinerja Laporan Keuangan Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja. Lampung: Politeknik Negeri Lampung.

Irwansyah, Muhammad Azhar, dkk. 2012. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Apotek Berbasis Client-Server. Pontianak: Universitas Tanjungpura.

Nugroho. Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Dengan Metode USDP. Yogyakarta: Andi.

Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.

Halim dalam Jurnal Teknomatika Vol.1 No.3 (2011),

Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis & Perancangan Sistem Informasi.jogjakarta:Andi

Contributors

Raditya Mahendra