SI0731459150

Dari widuri
Ini adalah revisi disetujui dari halaman ini; bukan revisi terkini. Lihat revisi terbaru.
Lompat ke: navigasi, cari

SARUNG TANGAN NAVIGASI UNTUK TUNA NETRA

PADA YAYASAN KARYA DHARMA WANITA

SEKOLAH KHUSUS YKDW 03


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 0731459150
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2014)

Lembar%20Pengesahan%20Skripsi_zpsfy85msv2.jpg


Lembar%20Persetujuan%20Pembimbing_zpsrcmqvxn6.jpg

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SARUNG TANGAN NAVIGASI UNTUK TUNA NETRA

PADA YAYASAN KARYA DHARMA WANITA

SEKOLAH KHUSUS YKDW 03

Dibuat Oleh :

NIM
: 0731459150
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Penguji :

Tangerang, 27 Januari 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


Lembar%20Keaslian%20Skripsi_zpsz9ykgvct_1.jpg


ABSTRAKSI

Sekolah Khusus Yayasan Karya Dharma Wanita (YKDW) 03 adalah salah satu sekolah khusus yang memberikan layanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus yaitu Tuna Netra. Kegiatan sehari-hari siswa-siswi masih sulit untuk melakukan aktivitas karena keterbatasan panca indera mata. Dalam penelitian ini bertujuan agar bisa membantu siswa-siswi Tuna Netra dalam melakukan aktivitas dengan menggunakan alat navigasi berupa sarung tangan yang dilengkapi oleh sensor jarak, buzzer dan getaran yang berfungsi untuk bisa memberikan arah dan informasi apabila ada objek didepan. Serta alat ini menggunakan arduino sebagai pengontrolan berjalannya alat tersebut. Sebagai akhir dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memudahkan siswa-siswi Tuna Netra dalam melakukan kegiatan sehari-hari terutama dalam berjalan.

Kata Kunci: Sarung Tangan Navigasi, Tuna Netra, Arduino Uno

 

ABSTRACT

Special School Foundation work Dharma Wanita ( YKDW ) is one of the 03 special schools that provide educational services to children with special needs, namely the Blind. Day-to-day activities of the students are still difficult to perform activities because of the limitations of the senses eye. In this study aims to help students of the Blind in performing activities using the navigation tools in the form of gloves, equipped by the proximity sensor, Buzzer and vibration function to be able to provide direction and information if there is an object in front. As well as this tool uses arduino as a means of controlling the passage. As the end of the results of this study are expected to assist and facilitate the students of the Blind in performing daily activities, especially in walking.

Keywords : Gloves Navigation, Blind, Arduino Uno

   


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. PO. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku pembantu ketua I (Puket I) Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Perguruan Tinggi Raharja dan juga sebagai Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Hendra Kusuma, S.Kom,. selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan Skripsi ini.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Orang Tua dan Adik tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil dan do’a. “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada beliau, Amin”.
  8. Rekan-rekan group simamae Rahmana, Setya Sunarna, Ferry Oktarifar.
  9. Para Motivator Jeff Adriano (Guitarium), Ekha Afgan, Rendy Suryadi, Komunitas Gitaris Tangerang Selatan.
  10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.
  11. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan seluruh pembaca sekalian.

    (Reza Adhi Saputra Somantri)
    NIM. 0731459150



    Daftar isi


    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I.

    Tabel 3.2. Elisitasi Tahap II.

    Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III.

    Tabel 3.4. Elisitasi Final IV.

    Tabel 4.1. Perbedaan Sistem Lama Dengan Usulan.

    Tabel 4.2. Schedule Implementasi.

    Tabel 4.3. Estimasi Biaya.

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Karakteristik Sistem

    Gambar 2.2. Sistem Tertutup

    Gambar 2.3. Sistem Terbuka

    Gambar 2.4. Daur Hidup Sistem

    Gambar 2.5. Langkah-langkah Analisis Sistem

    Gambar 2.6. Kontruksi Dasar Motor DC

    Gambar 2.7. Diagram Tahap Perancangan

    Gambar 2.8. Diagram Blok Arduino Uno

    Gambar 2.9. Bagian-Bagian Arduino Uno Board

    Gambar 3.1. Struktur Organisasi

    Gambar 4.1. Usecase Diagram

    Gambar 4.2. Activity Diagram

    Gambar 4.3. Flow Chart

    Gambar 4.4. Rancangan Program


    Gambar 4.5. Diagram Blok


    DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

    Daftar Simbol Sequence Diagram.png

    DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

    Daftar Simbol Use Case Diagram.png

    DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

    Daftar Simbol Activity Diagram.png


    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Mata merupakan bagian tubuh manusia yang memegang peranan sangat penting, karena manusia mengenali apapun pertama kali melalui penglihatan. Maka tidaklah salah ketika ada yang berpendapat bahwa mata merupakan jendela dunia.

    Tidak semua orang memiliki mata yang sempurna yang bisa menikmati semua penciptaan di alam ini. Ada beberapa orang di dunia ini yang tidak mampu melihat karena mata tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Salah satu permasalahan mata adalah kebutaan. Ada yang mengalami kebutaan sejak kecil dan ada juga yang terjadi setelah dewasa. Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia atau WHO, setiaplima detik ada satu orang dewasa menjadi buta. Sementara setiap satu menit ada satu anak menjadi buta. Diperkirakan belasan tahun ke depan penderita kebutaan mencapai 100 juta kasus. Pada tahun 2000 saja jumlahnya sudah mencapai 45 juta orang buta dan 135 juta orang mengalami gangguan penglihatan.

    Di Indonesia, terdapat sekitar 3,5 juta penderita kebutaan. Sebanyak 0,76% disebabkan katarak, 0,20% karena laukoma dan kelainan refraksi 0,14%. Karena tidak mampu melihat, penderita tunanetra seringkali memerlukan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari, terutama saat berjalan. Untuk menuju suatu tempat mereka harus tahu arah mana saja yang harus ditempuh. Orang normal bisa menggunakan petunjuk kompas untuk mengetahui arah yang akan ditempuhnya. Kompas adalah alat bantu yang menggunakan fungsi kutub-kutub magnet yang memudahkan manusia karena bisa langsung digunakan. Sebelumnya hingga saat ini pun manusia menggunakan fungsi bintang untuk mengetahui arah mata angin.

    Yayasan Karya Dharma Wanita Sekolah Khusus YKDW 03 ini memiliki beberapa permasalahan terutama dalam pelaksanaan menghadapi tuna netra seperti dalam aktivitas sehari-hari.

    Berdasarkan permasalahan di atas, penulis akan membuat suatu alat sebagai skripsi dengan judul SARUNG TANGAN NAVIGASI UNTUK TUNA NETRA PADA YAYASAN KARYA DHARMA WANITA SEKOLAH KHUSUS YKDW 03

    Rumusan Masalah

    Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

    1. Penderita tunanetra tidak dapat mengetahui jarak suatu objek bila memakai alat bantu tongkat?
    2. Alat bantu tongkat tidak dapat memberikan feedback bila ada benda didepannya?

    Ruang Lingkup Penelitian

    Sesuai dengan judul di atas, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada penderita tunanetra denganmenggunakan Sarung Tangan Navigasi. Informasi dari sensor jarak sebuah objek dan diolah menggunakan arduino yang dapat menghasilkan getaran sebagai informasi kepada pengguna untuk menandakan bahwa ada sebuah objek didepannya sebagai tanda adanya suatu benda disekitar.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Dari penelitian yang telah dilakukan penulis sebelumnya, maka dapat diuraikan beberapa tujuan diantaranya:

    1. Membantu penderita tuna netra dalam melakukan aktivitas.
    2. Sebagai alat yang dapat mendeteksi jarak benda didepan penderita tunanetra dengan output getar berbasis arduino.
    3. Dapat memberi arah jalan bagi penderita tunanetra dengan output suara berbasis mikrokontroler.

    Manfaat Penelitian

    Manfaat pembuatan alat pendeteksi keberadaan benda serta penunjuk arah mata angin dengan output suara ini adalah:

    1. Membantu penderita tunanetra agar dapat mengetahui jarak benda didepannya saat berjalan sehingga bisa menghindarinya.
    2. Membantu penderita tunanetra menentukan arah berjalan agar bisa berjalan.
    3. Meningkatkan kemandirian bagi tunanetra dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)

    Dalam metode ini penulis melakukan observasi terhadap aktivitas dan perilaku seorang tuna netra yang berada di Yayasan Karya Dharma Wanita Sekolah Khusus YKDW 03 selama 1 bulan untuk bisa mendapatkan data yang dikumpulkan seperti permasalahan dan pelaksanaan kegiatan sehari-hari.

  2. Wawancara

    Selain observasi penulis juga melakukan wawancara kepada Ibu Suhartinah di Yayasan Karya Dharma Wanita Sekolah Khusus YKDW 03.

  3. Studi Pustaka

    Selain melakukan observasi dan wawancara penulis juga melakukan studi kepustakaan, browsing internet, jurnal, dan yang artikel sebagai referensi yang berhubungan dengan aktivitas Siswa/i di Yayasan Karya Dharma Wanita Sekolah Khusus YKDW 03.

Metode Analisa

Pada metode ini penulis menganalisa system yang sudah ada dengan beberapa pertimbangan, seperti bagaimana aktivitas siswa-siswi di Yayasan Karya Dharma Wanita Sekolah Khusus YKDW 03. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisa SWOT, karena dapat menganalisa berupa kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), kesempatan (oppurtunities), dan yang menjadi ancaman (threats). Dan dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya.

Metode Perancangan

Pada metode ini untuk mengetahui system kerja alat, penulis menggunakan flowchart system. Sedangkan pada perancangan interface, penulis menggunakan flowchart program.

Metode Prototype

Pada metode penulisan skripsi ini metode prototype yang digunakan yaitu metode prototype evolutionary karena metode prototype ini secara terus menerus dikembangkan hingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh device system.

Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan SKRIPSI ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, konsep dasar elisitasi dan literature review.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, dan tentang rancangan pada pembuatan alat navigasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian, rancangan sistem usulan, rancangan basis data, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan program, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari skripsi dan saran-saran terhadap sistem yang diusulkan dan kesan dalam pembuatan laporan skripsi ini.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli yang dijabarkan dibawah ini.

Menurut Tata Sutabri (2012:22)[1], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut.

Menurut Jogiyanto dalam bukunya Yakub (2012:1)[2], Menurut Jogiyanto dalam bukunya Yakub, “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu”.

Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (2012:1)[3],Menurut McLeod dalam bukunya, “Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang diatas dapat penulis tarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[4],, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)
    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kalangsungan hidup dari sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface)
    Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input)
    Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran Sistem (Output)
    Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
  7. Pengolahan Sistem (Process)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  8. Sasaran Sistem (Objective)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

gambarkarakteristiksistem_zps0826c6d7.jpg

Sumber : Sutabri (2012:22)[4]

Gambar 2.1. Karakteristik Sistem

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8)[5], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
    Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.
    Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.
    Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.
  2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan
    Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.
  3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
    Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

    gambarsistemtertutup_zpsa0a47cb1.jpg

    Sumber : Taufiq (2013:9)[5]

    Gambar 2.2. Sistem Tertutup

    gambarsistemterbuka_zps9d124268.jpg

    Sumber : Taufiq (2013:9)[5]

    Gambar 2.3. Sistem Terbuka


  4. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
    Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya.
    Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.
  5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
    Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.
  6. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi
    Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.
  7. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia
    Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini,misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.
  8. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
    Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

4. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5)[5], tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya.

Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya.

Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

5. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:27)[4], Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

  1. Mengenali adanya kebutuhan
    Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
  2. Pembangunan sistem
    Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
  3. Pemasangan sistem
    Setalah tahap pembangunan sistem selesai,sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.
  4. Pengoperasian sistem
    Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
  5. Sistem menjadi usang
    Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

gambardaurhidupsistem_zpsfa6f4c14.jpg

Sumber : Sutabri (2012:29)[4]

Gambar 2.4. Daur Hidup Sistem

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Sutabri (2012:1)[4], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Menurut Taufiq (2013:13)[5], “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3)[4], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber:

  1. Klasifikasi data menurut jenis data:
    1. Data Hitung (enumeration/counting data)
      Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
    2. Data Ukur (measurement data)
      Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.
  2. Klasifikasi data menurut sifat data:
    1. Data Kuantitatif (quantitative data)
      Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
    2. Data Kualitatif (qualitative data)
      Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.
  3. Klasifikasi data menurut sumber data:
    1. Data Internal (internal data)
      Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
    2. Data Eksternal (external data)
      Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu:

    a. Data Eksternal Primer (primary external data)

    Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

    b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data).

    Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

3. Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data. Menurut Sutabri (2012:6), pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:

  1. Penyimpanan Data (Data Storage)
    Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Sebelum disimpan, suatu dta diberi kode menurut jenis kepentingannya. Peraturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah mencarinya. Pengkodean memegang peranan penting. Kode yang salah akan mengakibatkan data yang masuk ke dalam file juga salah yang selanjutnya akan mengakibatkan kesulitan dalam mencari data tersebut apabila diperlukan. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbnetuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.Sistem yang umumnya dalam penyimpanan data (filing) ialah berdasarkan lembaga, perorangan, produksi, atau lain-lainnya, tergantung dari sifat organisasi yang bersangkutan. Kadang-kadang dijumpai kesulitan apabila menghadapi suatu data dalam bentuk surat, misalnya yang menyangkut ketiga klasifikasi tadi. Metode yang terbaik adalah referensi silang (cross reference) antara file yang satu dengan file yang lain. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
    1. File Induk (Master File)
      File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.
    2. File Transaksi (Detail File)
      File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.

    Pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan,dan lain sebagainya. Misalnya, dalam hubungan dengan file kepegawaian, sudah tentu sebuah organisasi, entah itu perusahaan atau jawatan, akan menambah pegawainya. Ini berarti ada tambahan data baru mengenai pegawai. Sementara itu, ada pula pegawai yang pensiun atau berhenti bekerja sehingga putus hubungan dengan organisasi. Dengan demikian, data mengenai pegawai yang bersangkutan akan dikeluarkan dari file tersebut. Tidak jarang pula harus dilakukan perubahan terhadap data seorang pegawai, misalnya kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, menikah, pindah alamat, dan lain sebagainya.

  2. Penanganan Data (Data Handling)
    Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance).Pemilihan (sorting) dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup peraturan ke dalam suatu urutan yang teratur, misalnya daftar pegawai menurut pangkatnya, dari pangkat yang tertinggi sampai terendah atau daftar pelanggan dengan menyusun namanya menurut abjad dan lain sebagainya. Peringkasan merupakan kegiatan lain dalam penanganan data. Ini mencakup keterangan pilihan, misalnya daftar pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada organisasi atau perusahaan lebih dari 10 tahun atau daftar pelanggan yang memesan beberapa hasil produksi sekaligus dan lain-lain.Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini meliputi komplikasi tabel-tabel, statistik, ramalan mengenai perkembangan, dan lain sebagainya. Tujuan manipulasi ini adalah menyajikan informasi yang memadai mengenai apa yang terjadi pada waktu yang lampau guna menunjang manajemen, terutama membantu menyelidiki alternatif kegiatan mendatang. Jadi, hasil pengolahan data itu merupakan data untuk disimpan bagi pengunaan di waktu yang akan datang, yakni informasi yang akan disampaikan kepada yang memerlukan atau mengambil keputusan mengenai suatu hal.

Konsep Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Taufiq (2013:17)[5], “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Menurut Sutabri (2012:46)[4], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengolah data sehingga memiliki nilai tambah untuk membantu manajer dalam mengambilan keputusan.

2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47)[4], sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari:

  1. Blok masukan (input block)
    Input mewakili data yang masuk kedalan sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
  2. Blok model (model block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
  3. Blok keluaran (output block)
    Produk dari sistem informasi adalah keluarab yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Blok teknologi (technology block)
    Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
  5. Blok basis data (database block)
    Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan pernagkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih kanjut. Data didalan basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System)
  6. Blok kendali (control block)
    Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Perancangan Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:156)[5], “Analisis Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

Menurut Rosa (2013:18)[6], “Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Menurut Henderi (2011:322)[7], “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.

2. Langkah-langkah Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:159)[5], untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.

Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem Menurut Whitten L. Jeffery (2004) yang dijelaskan pada gambar dibawah ini:

gambarlangkahanalisissistem_zps4b3410e5.jpg

Sumber : Taufiq (2013:160)[5]

Gambar 2.5. Langkah Analisis Sistem


  1. Definisi Lingkup
    Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase survey (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.
  2. Analisis Masalah
    Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan.
    Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya.
  3. Analisis Persyaratan
    Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternative, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.” Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.
  4. Desain Logic
    Tidak semua proyek mencakup pengembangna model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
  5. Analisa Kebutuhan
    Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah unutk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hamper selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[8], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Al-Jufri (2011:141)[9], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[8], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Menurut Sutabri (2012:225)[4], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.
  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
  3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.
  5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

3. Tahap-tahap Perancangan Sistem

Menurut Al-Jufri (2011:141)[9], Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinci
    Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:
    1. Diagram arus data (data flow diagram)
    2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)
    3. Kamus data (Data dictionary)
    4. Flowchart
    5. Model hubungan objek
    6. Spesifikasi kelas
  2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.
  3. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.
  4. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    Analis bekerjasama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
  5. Memilih Konfigurasi Terbaik
    Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mnyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.
  6. Menyiapkan Usulan Penerapan
    Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
  7. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
    Keputuasan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

Konsep Dasar Jaringan

1. Definisi Jaringan

Menurut Joefrie (2013:3)[10], Network atau jaringan dalam bidang komputer dapat diartikan sebagai dua atau lebih perangkat cerdas yang dihubungkan sehingga dapat berkomunikasi, yang kemudian akan menimbulkan suatu efisensi, sentralisasi/desantralisasi, dan optimasi kerja. Pada jaringan komputer, yang dikomunikasikan adalah data sehingga bila ingin bertukar antara komputer, misalnya, maka kita dapat proses unduh atau ungah berkas tanpa membawa media penyimpanan. Ada beberapa jenis jaringan komputer bila dilihat dari pemrosesan data dan pengkasesannya:

  1. Host – Terminal
  2. Dimana terdapat satu atau lebih server yang dihubungkan dalam suatu dump terminal. Karena dumb terminal hanyalah sebuah monitor yang dihubungkan dengan menggunakan kabel RS-232 maka pemrosesan data dilakukan didalam server. Oleh karena itu, server tersebut haruslah sebuah sistem komputer yang memiliki kemampuan pemrosesan data yang tinggi dan penyimpanan data yang besar.

  3. . Client – Server
  4. Dimana sebuah server atau lebih yang dihubungkan dengan beberapa client. Server bertugas menyediakan berbagai macam layanan, misalnya pengaksesan berkas, basis data. Sedangkan client adalah sebuah terminal yang menggunakan layanan tersebut. Perbedaannya dengan hubungan dumb terminal adalah sebuah terminal client melakukan pemrosesan data di terminalnya sendiri dan hal itu menyebabkan spesifikasi dari server tidaklah harus memiliki performansi tinggi dan kapasitas penyimpanan data yang besa karena semua pemrosesan data yang merupakan permintaan dari client dilakukan diterminal client.

  5. Peer to Peer

Dimana terdapat beberapa terminal komputer yang dihubungkan dengan media jaringan komputer. Secara prinsip, hubungan peer to peer ini adalah bahwa setiap komputer dapat berfungsi sebagai server dan client, keduanya dapat difungsikan dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan bila dilihat dari sisi jangkauannya, jaringan dapat dibagi menjadi 3 jenis:

  1. Jaringan LAN
    Local Area Network (LAN) merupakan jaringan yang menghubungkan 2 komputer atau lebih dalam cakupan seperti laboratorium, kantor, serta dalam 1 warnet.
  2. Jaringan MAN
    Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan yang mencakup satu kota besar beserta daerah setempat. Contohnya jaringan telepon lokal, sistem telepon seluler, serta jaringan relay beserta ISP internet.
  3. Metropolitan Area Network (MAN)
    Adalah jaringan komputer yang melibatkan beberapa jaringan komputer yang terhubung satu sama lain dan secara geografis tersebar cukup jauh namun masih dalam satu wilayah atau kota.

Konsep Dasar Analisa SWOT

1. Definisi Analisa SWOT

Menurut Hendro (2011:289)[11], "Analisa SWOT adalah analisis masalah terhadap kegiatan penting yang sama pentingnya dengan proses pengambilan keputusan itu sendiri".

Menurut Fahmi (2013:252)[12], “SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman), dimana SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif".

gambarMengidentifikasiPeluang-peluangOrganisasi_zps003801e7.jpg

Sumber : Al Jufri (2011:141)[9]

Gambar 2.6. Diagram Tahap Perancangan

Menurut Gasperz (2012:34)[13], “Analisis SWOT merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi:

    1. Kekuatan-kekuatan (strengths),
    2. Kelemahan-kelemahan (weaknesses),
    3. Kesempatan-kesempatan (opportunities), dan
    4. Ancaman-ancaman (threats),

Dalam suatu proyek, program, atau unit-unit organisasi.

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, dimana aplikasinya adalah:

    1. Bagaimana kekuatan-kekuatan (strengths) yang ada dapat dipergunakan untuk menciptakan kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada?
    2. Bagaimana cara mengatasi kelemahan-kelemahan (weaknesses) yang ada agar meningkatkan atau menciptakan kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada?
    3. Selanjutnya bagaimana kekuatan-kekuatan (strengths) mampu menghadapi atau menangkal ancaman-ancaman (threats) yang ada?
    4. Dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan-kelemahan (weaknesses) yang mampu menghindarkan dari ancaman (threats) yang mungkin terjadi?

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan, analisa SWOT adalah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, kesempatan, ancaman dalam setiap organisasi.

2. Tujuan Penerapan SWOT diperusahaan

Menurut Fahmi (2013:254)[12], “penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.

3. Penerapan Analisa SWOT

Menurut Hendro (2011:291)[11],"Analisa digunakan dalam:

    1. Memasuki sebuah industri baru.
    2. Memutuskan untuk meluncurkan produk baru.
    3. Menganalisa posisi perusahaan dalam persaingan saat ini.
    4. Untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan.
    5. Membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang akan terjadu sehubungan dengan ancaman yang akan datang dan peluang yang bisa diambil.

4. Manfaat Analisa SWOT

Menurut Hendro (2011:289)[11],"Banyak manfaat bila kita melakukan analisa masalah secara swot yaitu Srength, Weakness, Oppurtunity, and Threats sebelum diambil keputusan untuk dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa mempertimbangkan dan melakukan analisa masalah, Manfaatnya adalah:

    1. Dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi.
    2. Untuk membuat rekomendasi.
    3. Informasi lebih akurat. Untuk mengurangi resiko akibat dilakukannya keputusan yangberkali-kali (double decision).
    4. Menjawab hal yang bersifat intutif atas keputusan yang bersifat emosional.

5. Langkah-langkah Penyusunan SWOT

Menurut Rangkuti (2011:8)[14]"langkah mudah dalam penyusunan SWOT yaitu:

    1. Melakukan proses input untuk menyusun SWOT, tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategi apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.
    2. Mengembangkan timeline (ketepatan waktu), tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.
    3. Membentuk teamwork, tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.
    4. Kuisioner riset SWOT, tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategi berdasarkan foktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman).
    5. Identifikasi penyebab masalah, tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.
    6. Menentukan tujuan dan sasaran strategis, tujuannya dalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.
    7. Menyusun isu strategis, formulasi strategis, tema strategis dan pemetaan strategis, tujuannya dalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dalam SWOT sudah cukup baik dan mendudkung pencapai visi dan misi peruhaan berdasarkan isu strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat strategis perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategi yang ingin dicapai perusahaan.
    8. Menentukan ukuran yang dipakai dalam SWOT, tujuannya adalah menentukan ukuran apa dalam SWOT.
    9. Merumuskan strategis initiatives dan menyusun key performance indicators dalam bentuk tag dan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kerja
    10. Memberikan bobot dan nilai untuk mengukur kinerja tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja ke dalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.
    11. Melakukan cascading SWOT, tujuannya untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau measurement (M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program(P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMPT ini didistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu
    12. Analisa risiko menggunakan key risk indicator, tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.
    13. Analisa anggaran dan model keuangan, tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah di susun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasionya.
    14. Analisis Kasus Corporate Strategy Menggunakan SWOT Pada bagian ini pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan, sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang ia jalankan.

Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66)[15], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Guritno, dan kawan-kawan (2011:302)[16], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

2. Tahap-tahap Elisitasi

Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302)[16] elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I
    Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi Tahap II
    Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
    Berikut penjelasan mengenai Metode MDI:
    1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi Tahap III
    Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:
    1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?
    2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
    3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.
    2. Middle (M): Mampu dikerjakan.
    3. Low (L): Mudah dikerjakan.
  4. Final Draft Elisitasi
    Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

3. Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67)[15], elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

  1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries).
    Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.
  2. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan.
    Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem),dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagian dari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.
  3. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai.
    Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan daripada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

4. Langkah-langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75)[15], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan:

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.
  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.
  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.
  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.
  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.
  6. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
  7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan/pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

5. Masalah Dalam Elisitasi

Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68)[15], tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni: masalah cakupan (scope), masalahan pemahaman, dan masalah perubahan.

  1. Masalah ruang lingkup
    Pelanggan/pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.
  2. Masalah pemahaman
    Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.
  3. Masalah perubahan
    Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

Teori Khusus

Konsep Dasar Mikrokontroler

  1. Definisi Mikrokontroler
  2. Menurut Sumardi (2013:1)[17], “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus,cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”.

    Menurut Makodian (2010:14)[18],"berpendapat bahwa microcontroler adalah suatu terobosan dari teknologi microprocesor, seperti halnya microprocesor, yang berfungsi sebagai “otak” pada komputer, microcontroler juga berfungsi sebagai otak untuk alat-alat elektronik.”.

    Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler sebagai otak/pengatur suatu sistem terkomputerisasi yang didalamnya terdapat beberapa komponen-kompenen yang memiliki fungsi tertentu seperti RAM, ROM, CPU, I/O,Clock dan komponen lainnya dalam sebuah keping tunggal, serta mempunyai input dan output serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.

  3. Karakteristik Mikrokontroler
  4. Menurut Sumardi (2013:2),[17] mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

    1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relative lebih kecil daripada program-program pada PC.
    2. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
    3. Harganya murah , karena komponennya sedikit.
    4. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
    5. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.
  5. Klasifikasi Mikrokontroler.
  6. Menurut Syahrul( 2012:15)[19], Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

    1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
    2. RAM berkapasitas 68 byte.
    3. Fasilitas pemrograman didalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programming).
    4. EEPROM (memori data)berkapasitas 64 byte.
    5. Total 13 jalur I/O (PortB 8 bit).
    6. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
  7. Fitur-fitur Mikrokontroler

Menurut Malik (2009:3), ada beberapa fitur yang pada umumnya ada didalam mikrokontroler adalah sebagai berikut:

  1. RAM(Random Access Memory)
    RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semuadatanya jika tidak mendapatkan catu daya.
  2. ROM (Read OnlyMemory)
    ROM disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan programyang akan diberikan oleh user.
  3. Register.
    Register merupakantempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.
  4. Special Function Register.
    Merupakan registerkhusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.
  5. Input dan Output Pin.
    Pin Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pinini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsiuntuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.
  6. Interrupt.
    Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yangdapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, programtersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), ada beberapa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai berikut:

  1. Interrupt Eksternal.
    Interrupt ini akan terjadi ketika adainputan dari pin interrupt.
  2. Interrupt Timer.
    Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.
  3. Interrupt Serial.
    Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.

Konsep Dasar Motor DC

1. Definisi Motor DC

Menurut Syahrul (2012:255), Motor bekerja berdasarkan prinsip induksi magnetik. Sirkuit internal motor DC terdiri dari kumparan/lilitan konduktor. Setiap arus yang mengalir dibentuk menjadi sebuah loop sehingga ada dua bagian konduktor yang berada didalam magnet pada saat yang sama, Konfigurasi konduktor seperti ini akan menghasilkan distorsi pada medan magnet utama menghasilkan gaya dorong pada masing-masing konduktor. Pada saat konduktor ditempatkan pada rotor, gaya dorong yang timbul akan menyebabkan rotor berputar searah jarum jam.

2. Konstruksi Motor DC

Kontruksi dasar motor DC dapat dilihat pada gambar 2.6. Pada gambar tersebut terlihat bahwa pada saat terminal motor diberi tegangan DC maka arus elektron akan mengalir melalui konduktor dari terminal negatif menuju ke terminal positif. Karena konduktor berada di antara medan magnet, maka akan timbul medan magnet juga pada konduktor yang arahannya seperti terlihat pada gambar 2.6.

gambarkontruksidasarmotordc_zpsea744df9.jpg

Sumber : Syahrul (2012:255)[19]

Gambar 2.6. Kontruksi Dasar Motor DC

Arduino Board

Menurut Djuandi (2011:8) “Komponen utama didalam papan Arduino adalah sebuah mikrokontroler 8 bit dengan merk ATmega yang dibuat oleh Atmel Corporation. Berbagai papan Arduino menggunakan tipe ATmega yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasinya, sebagai contoh Arduino Uno menggunakan ATmega328 sedangkan Arduino Mega 2560 yang lebih canggih menggunakan ATmega2560.”
Pada gambar berikut ini diperlihatkan contoh diagram blok sederhana dari mikrokontroler ATmega328 yang dipakai pada Arduino Uno.

gambarDiagramBlokArduinoUno_zps058792e4.jpg

Sumber: Djuandi (2011:8)

Gambar 2.7. Diagram Blok Arduino Uno

Blok-blok diagram dijelaskan sebagai berikut :

  1. Universal Asynchronus Reseiver/Transmitter (UART) adalah antar muka yang digunakan yang digunakan untuk komnikasi serial seperti pada RS-232, RS-442 dan RS-485
  2. 2KB RAM pada memori kerja bersifat volatile (hilang saat dayadimatikan), digunakan oleh variabel-variabel di dalam program.
  3. 32KB RAM flash memori bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan program yang dimuatdari computer. Selain program, flash memori juga menyimpan bootloader. Bootloader adalah program inisiasi yang ukurannya kecil, dijalankan oleh CPU saat daya dihidupkan. Setelah bootloader selesai dijalankan,berikutnya program didalam RAM akan dieksekusi.
  4. 1KB EEPROM bersifat non-volatile, digunakan untuk meyimpan data yang tidak boleh hilang saat daya dimatikan. Tidak digunakan pada papan Arduino.
  5. Central Processing Unit (CPU), bagian darimikrokontroleruntuk menjalankan setiap instruksi dari program.
  6. Port Input dan Output, pin-pin untuk menerima data (input) digital atau analog, dan mengeluarkan data (output)digital atau analog.

Bagian-Bagian Arduino Board

Setelah mengenal bagian-bagian utama dari mikrokontroler ATmega328 sebagai komponen utama, selanjutnya menjelaskan tentang bagian-bagian dari papan Arduino itu sendiri.

gambarbagianunoboard_zpsc9d9bdf0.jpg

Sumber: Feri Djuandi (2011:9)

Gambar 2.8. Bagian-Bagian Arduino Uno Board

Bagian-bagian komponen dari Arduino Board dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. 14 pin input / output digital 0-13
    Berfungsi sebagai input atau output, dapat diatur oleh program. Khusus untuk 6 buah pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11, dapat juga berfungsi sebagai pin analog output dimana tegangan output-nya dapat diatur. Nilai sebuah pin output analog dapat diprogram antara 0 – 255, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.
  2. USB
    Berfungsi untuk:
    1. Memuat program dari komputer ke dalam papan
    2. Komunikasi serial antara papan dan Komputer.
    3. Memberi daya listrik kepada papan.
  3. 1 Sambungan SV1
    Sambungan atau jumper untuk memilih sumber daya papan, apakah dari sumber eksternal atau menggunakan USB. Sambungan ini tidak diperlukan lagi pada papan Arduino versi terakhir karena pemilihan sumber daya eksternal atau USB dilakukan secara otomatis.
  4. Q1 – Kristal (Quartzcrystal Oscillator)
    Jika mikrontroler dianggap sebagai sebuah otak, maka kristal adalah jantung-nya karena komponen ini menghasilkan detak-detak yang dikirim kepada microcontroller agar melakukan sebuah operasi untuk setiap detak-nya. Kristal ini dipilih yang berdetak 16 juta kali per detik (16MHz).
  5. In-Circuit Serial Programming (ICSP)
    Port ICSP memungkinkan pengguna untuk memprogram mikrokontroler secara langsung, tanpa melalui bootloader. Umumnya pengguna Arduino tidak melakukan ini sehingga ICSP tidak terlalu dipakai walaupun disediakan.
  6. Tombol Reset S1
    Untuk me-reset mikrokontroler sehingga program akan mulai lagi dari awal. Perhatikan bahwa tombol reset ini bukan untuk menghapus program atau mengosongkan mikrokontroler.
  7. IC 1 – Mikrokontroler ATmega
    Komponen utama dari papan Arduino, di dalamnya terdapat CPU, ROM dan RAM.
  8. 1 X1 – Sumber Daya Eksternal
    Jika hendak disuplai dengan sumber daya eksternal, papan Arduino dapat diberikan tegangan DC antara 9-12V.
  9. 6 Pin Input Analog (0-5)
    Pin ini sangat berguna untuk membaca tegangan yang dihasilkan oleh sensor analog, seperti sensor suhu. Program dapat membaca nilaisebuah pin input antara 0 – 1023, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 –5V.

Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:86)[16], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

Menurut Semiawan (2010:104)[20], mendefinisikan Literature Review sebagai berikut:

Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Literature Review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

2. Langkah-langkah Literature Review

Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:87)[16], dalam melakukan kajian literature review, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi kesenjangan (indentify gaps) penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.
  4. Menerusakan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.

3. Jenis Penelitian

Menurut Guritno (2011:22)[16], jenis-jenis penelitian yaitu:

  1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya
    Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik.
    1. Penelitian Dasar
      Penelitian dasar (basic research) disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research). Penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.
    2. Penelitian Terapan
      Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.
    3. Penelitian Evaluasi
      Penelitian evaluasi (evaluation research) fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja; sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga.
  2. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya
    Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu:
    1. Penelitian Deskriptif
      Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.
    2. Penelitian Prediktif
      Penelitian prediktif (predictive research). Studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.
    3. Penelitian Improftif
      Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu program.
    4. Penelitian Eksplanatif
      Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.
    5. Penelitian Eksperimen
      Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.
    6. Penelitian Ex Post Facto
      Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel.
    7. Penelitian Partisipatori
      Bonnie J. Cain, penulis buku Parsticipatory Research; Research with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.
    8. Penelitian dan Pengembangan
      Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.

    Operating System Android

    1. Sejarah Android

    Menurut Nazruddin Safaat H (2011:1), “android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet.” Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.

    Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).

    Fitur-fitur yang dimiliki android adalah :

    a. Kerangka aplikasi: itu memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia.

    b. Dalvik mesin virtual: mesin virtual dioptimalkan untuk perangkat telepon seluler.

    c. Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL.

    d. SQLite: untuk penyimpanan data.

    e. Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF).

    f. GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, 4G dan WiFi (tergantung piranti keras).

    g. Kamera, Global Positioning System (GPS), kompas, NFC dan accelerometer (tergantung piranti keras).

    2. Perkembangan Android

    Wahana (2012:2) didalam bukunya mengemukakan perkembangan Android dan keunggulannya diantaranya sebagai berikut:

    a. Android versi 1.1

    Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.

    b. Android versi 1.5 (Cupcake)

    Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon seluler dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.

    c. Android versi 1.6 (Donut)

    Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan, CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, gestures, kemampuan dial kontak, teknologi text to change speech, pengadaan resolusi VWGA.

    d. Android versi 2.1 (Eclair)

    Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.

    Untuk bergerak cepat dalam persaingan perangkat generasi berikutnya, Google melakukan investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile terbaik. Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset Android, semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem operasi Android dalam situs internet juga dianggap penting untuk menciptakan aplikasi Android asli, contohnya oleh MySpace dan Facebook.

    e. Android versi 2.2 (Froyo : Forzen Yogurt)

    Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahan-perubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5 kali lebih cepat, intergrasi V8 JavaScript engine yang dipakai Google Chrome yang mempercepat kemampuan rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam SD Card, kemampuanWiFi Hotspot portabel, dan kemampuan auto update dalam aplikasi Android Market.

    f. Android versi 2.3 (Ginger Bread)

    Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3 (Gingerbread) diluncurkan. Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Androidversi ini antara lain peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste, layar antar muka (User Interface) didesain ulang, dukunganformat video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near Field Communication(NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.

    g. Android versi 3.0 (Honeycomb)

    Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. UserInterface pada Honeycomb juga berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis.

    h. Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

    Ice Cream Sandwich didesain untuk baik itu telepon ataupun tablet. Android ICS menawarkan banyak peningkatan dari apa yg sudah ada di Gingerbread dan Honeycomb dengan pada saat yang sama memberikan inovasi-inovasi baru. Beberapa peningkatan itu antara lain kemampuan copy paste yang lebih baik, data logging dan warnings, dan kemampuan utk mengambil screenshot dengan menekan power dan volume bersamaan. Selain itu keyboardnya dan kamus juga mendapat perbaikan. Inovasi-inovasi baru di ICS antara lain penggunaan font “Roboto”. di Android 4.0 Ice Cream Sandwich System Bar dan Action Bar. adanya Android 4.0 Ice Cream Sandwich voice control yang memungkinkan kita mendikte teks yang ingin kita ketik. Selain itu Face Unlock merupakan salah satu hal yang menonjol di Android versi baru ini. Juga ada NFC based app yang disebut Android Bump, yang memungkinkan pengguna untuk bertukar informasi/data hanya dengan menyentuhkan gadget.

    i. Android versi 4.1 (Jelly Bean)

    Android Jelly Bean yang diluncurkan pada acara Google I/O lalu membawa sejumlah keunggulan dan fitur baru. Penambahan baru diantaranya meningkatkan input keyboard, desain baru fitur pencarian, UI yang baru dan pencarian melalui Voice Search yang lebih cepat.

    Tidak ketinggalan Google Now juga menjadi bagian yang diperbarui. Google Now memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil pertandingan olahraga. Sistem operasi Android Jelly Bean 4.1 muncul pertama kali dalam produk tablet Asus, yakni Google Nexus 7.

    3. Android SDK

    Menurut Nazruddin Safaat H (2011:15), “SDK (Software Development Kit) merupakan alat bantu dan API dalam mengembangkan aplikasi pada platform android menggunakan bahasa pemrograman JAVA”.

    SDK Android sebenarnya adalah kumpulan tools yang di sediakan oleh google untuk para pengembang yang ingin mencoba mengembangkan aplikasi android nya. Sdk sendiri merupakan kependekan dari system development kits, dalam sdk ini terdapat tools tool yang di butuhkan dalam pengembangan android, diantaranya adalah :

    a. Adb shell

    Adb sendiri merupakan bagian dari android development bridge yang dapat menjalankan terminal android seperti anda menjalankan terminal pada sistem operasi linux, dan command yang terdapat adalam adb shell sendiri sama seperti command linux pada umumnya, dan sistem yang berjalan pun juga hampir sama seperti linux pada umumnya.

    b. Android Simulator

    Fungsi dari android simulator ini berguna untuk para programer yang ingin melakukan testing aplikasi yang di buat nya kedalam sistem operasi android secara virtual sebelum mengaplikasikanya kedalam handset android sebenarnya, bila kita menjalankan android virtual ini, yang kita lihat sama seperti kita menjalankan handset android yang sesungguh nya, dan versi versi android terdahulu juga bisa kita jalankan apabila kita menginstal dan mendownload nya pada situs resmi google.

    c. DDMS

    DDMS dapat mencatat semua log yang aktif yang di lakukan pada ponsel android, hal ini memungkinkan para pengembang juga dapat melakukan benchmark terhadap aplikasi yang dibuatnya apabila sudah di terapkan langsung dalam ponsel android.

    4. Basic 4 Android

    Basic 4 android adalah development tool sederhana yang powerful untuk membangun aplikasi Android. Bahasa Basic4android mirip dengan bahasa Visual Basic dengan tambahan dukungan untuk objek. Aplikasi Android (APK) yang dicompile oleh Basic 4 Android adalah aplikasi Android native/asli dan tidak ada extra runtime seperti di Visual Basic yang ketergantungan file msvbvm60.dll, yang pasti aplikasi yang dicompile oleh Basic 4 Android adalah NO DEPENDENCIES (tidak ketergantungan file oleh lain). IDE Basic 4 Android hanya fokus pada development Android.

    Basic 4 Android termasuk designer GUI untuk aplikasi Android yang powerful dengan dukungan Built -in untuk multiple screens dan orientations, serta tidak dibutuhkan lagi penulisan XML yang rumit, dapat di develop dan debug dengan Emulator Android atau dengan real device (koneksi ke USB atau melalui local network).

    Bluetooth

    1. Pengertian Bluetooth

    Menurut Yogyo Susaptoyono (2012:5) Bluetooth adalah teknologi yang memungkinkan dua perangkat yang kompatibel, seperti telepon dan PC untuk berkomunikasi tanpa kabel dan tidak memerlukan koneksi saluran yang terlihat. Teknologi ini memberikan perubahan yang Bluetooth sesungguhnya merupakan spesifikasi industri untuk jaringan wilayah pribadi nirkabel (WPAN). Bluetooth menfasilitasi koneksi dan pertukaran informasi di antara alat-alat seperti PDA, ponsel, komputer laptop, printer, dan kamera digital melalui frekuensi radio jarak dekat.

    2. Sejarah Bluetooth

    Nama Bluetooth sendiri diambil dari nama seorang raja di Denmark yang bertakhta pada abad ke 10, yakni raja Harald Bluetooth. Pada masa hidupnya, raja tersebut aktif berdiplomasi memfasilitasi perundingan-perundingan untuk mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa. Para penemu teknologi Bluetooth menganggap nama belakang raja tersebut sesuai dengan sifat teknologi nirkabel itu. Spesifikasi Bluetooth pertama kali dikembangkan oleh Ericsson, yang saat ini menjadi Sony Ericsson dan Ericsson mobile Platforms. Bluetooth kemudian diresmikan oleh Special Interest Group (SIG), yang berdiri pada 20 mei 1999. organisasi terssebut didirikan oleh Sony Ericsson, IBM, Intel, Toshiba dan Nokia. Sebagai standar radio dan protokol komunikasi, Bluetooth dirancang untuk bekerja hemat daya, dengan daya jangkau pendek, berbasis transceiver microchip murah. Untuk mengamankan komunikasi dari penyadapan, Bluetooth mengandalkan algoritma SAFER+ untuk otentikasi dan pembuatan kunci. Sementara itu, enkripsi paket data dipercayakan pada teknologi E0 StreamChipher.

    3. Versi Bluetooth

    Versi-versi pertama adalah Bluetooth 1.0 dan Bluetooth 1.0 B. Perbaikan terus dilakukan dengan kelahiran Bluetooth 1.1 . Versi ini antara lain mendukung untuk channel yang tidak dapat terenkripsi. Berikutnya tercipta Bluetooth 1.2 yang memiliki kecepatan transmisi lebih tinggidan lebih tahan terhadap interferensi frekuensi radio. Dan versi terbaru yang baanyak diadopsi gadget-gadget muthakhir pada saat ini adalah Bluetooth 2.0. Signifikan terhadap peralatan elektronik yang kita gunakan. Bluetooth memperbaiki penggunaan teknologi kabel yang cenderung menyulitkan ini dengan cara menghubungkan beberapa peralatan tanpa menggunakan kabel.

    4. Cara Kerja Bluetooth

    Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz (antara 2.402 GHz sampai 2.480 GHz) yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara host to host Bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas. Bluetooth dapat berupa card yang bentuk dan fungsinya hampir sama dengan card yang digunakan untuk wireless local area network (WLAN) di mana menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.11 , hanya saja pada bluetooth mempunyai jangkauan jarak layanan yang lebih pendek dan kemampuan transfer data yang lebih rendah. Pada dasarnya bluetooth diciptakan bukan hanya menggantikan atau menghilangkan penggunaan kabel di dalam melakukan pertukaran informasi, tetapi juga mampu menawarkan fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless dengan biaya yang relatif rendah, konsumsi daya yang rendah, interoperability yang menjanjikan, mudah dalam pengoperasian dan mampu menyediakan layanan yang bermacam-macam. Bluetooth bekerja menggunakan frekuensi radio. Beda dengan inframerah yang mendasarkan diri pada gelombang cahaya. Jaringan Bluetooth bekerja pada frekuensi 2.402 Giga Hertz sampai dengan 2.480 Giga Hertz. Dibangkitkan dengan daya listrik kecil sehingga membatasi daya jangkaunya hanya sampai 10 meter. Penetapan frekuensi ini telah distandardisasi secara internasional untuk peralatan elektronik yang dipakai untuk kepentingan industri, ilmiah, dan medis. Kecepatan transfer data Bluetooth rilis 1.0 adalah 1 megabit per detik (Mbps), sedangkan versi 2.0 mampu menangani pertukaran data hingga 3 Mbps. Sepasang peralatan Bluetooth yang telah tersambung akan membentuk Personal Area Network, disebut juga piconet dan mengacak frekuensi. Akan terjadi transaksi dan percakapan antar peralatan secara otomatis apakah ada data yang hendak dipertukarkan dan pihak manakah yang akan mengontrol komunikasi. Jika dikaitkan dengan masalah keamanan data, maka dapat dikatakan bahwa banyak hal yang perlu mendapat perhatian ekstra pada penggunaan Bluetooth. Koneksi antar peralatan Bluetooth tidak memerlukan campur tangan dari pengguna, melainkan terjadi secara otomatis. Begitu peralatan Bluetooth terdeteksi dan koneksi terbentuk, maka siapa saja dapat mengirimkan data ke peralatan Bluetooth. Beberapa manufaktur peralatan mobile saat ini telah mulai menerapkan teknologi secure Bluetooth, yaitu dengan menggunakan password pada perangkat Bluetooth tersebut.

    Literature Review

    Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain:

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Subandi dari Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, dengan judul "Alat Bantu Mobilitas Untuk Tuna Netra Berbasis Elektronik" menjelaskan bahwa alat tersebut dapat memberi informasi suara dan menginformasikan jarak yang sesungguhnya dengan menggunakan Mikrokontroler AT89S51, Ultrasonic Ping, dan IC ISD 2560 yang berfungsi menyimpan database suara yang di kontrol secara otomatis melalui Mikrokontroler AT59S51 yang dihubungkan dengan output pada penguat audio yang ada didalam IC ISD2560 dengan speaker agar bisa terdengar.
    2. Penelitian yang dilakukan oleh Handri Jir Azhar dari Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, dengan judul "Tera Tongkat Cerdas Untuk Tuna Netra Dengan Pemanfaatan Barang Bekas" menjelaskan bahwa temuan baru berupa alat tongkat cerdas untuk tunanetra sehingga dapat membantu masyarakat khususnya para penderita tunanetra. Ditinjau dari segi psikologis, program ini akan menambah kepercayaan diri bagi penderita tunanetra dan akan mengurangi rasa kekhawatiran bagi keluarga penderita tunanetra bila sang penderita tunanetra akan beraktivitas jauh di luar pantauan keluarga. Diharapkan juga akan membantu pemerintah menjaga kebersihan lingkungan, karena pembuatan alat yang menggunakan barang bekas atau bahan daur ulang (recycle).

    BAB III

    ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Gambaran Umum Perusahaan

    Sejarah Singkat Perusahaan

    SKh YKDW 03 berada di wilayah Perkotaan, di Jalan Teuku Umar No. 76 Kelurahan Nusa Jaya Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Provinsi Banten. Didirikan diatas tanah seluas ± 500 M2 milik Yayasan Karya Dharma Wanita Tangerang. SKh YKDW 03 berdiri tahun 2010 dan memberikan layanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus Tuna Netra dan Tuna Daksa dengan sistem satu atap mulai dari TKLB, SDLB, SMPLB.

    SKh YKDW 03 secara geografis berada didaerah perkotaan dan dalam proses perjalanannya mendapat bantuan dan dukungan dari pemerintah, orang tua siswa serta Dinas Pendidikkan serta masyarakat sekitar. Mendapat kepercayaan dan amanat yang begitu besar, maka kami warga sekolah tidak tinggal diam melainkan terus berupaya mewujudkan pilar-pilar 8 Standar Nasional Pendidikan yang diantaranya adalah:

    1. Standar Isi
    2. Standar Proses
    3. Standar Kompetensi Kelulusan
    4. Standar Pendidikan Dan Tenaga Pendidikan
    5. Standar Sarana Dan Prasarana
    6. Standar Pengelolaan
    7. Standar Pembiayaan
    8. Standar Penilaian.

    Dukungan dan partisipasi masyarakat yang diantaranya diwujudkan melalui DPP (Dana Pengembangan Pendidikan) memberikan kontribusi yang cukup positif bagi pengembangan sekolah baik secara fisik maupun dalam kegiatan operasional sekolah.

    Visi, Misi Dan Tujuan

    1. Visi

    Visi SKh YKDW 03 adalah "Menciptakan siswa berprestasi, mandiri, dan berinteraksi sosial berdasarkan IMTAQ" Indikator:

    1. Mampu Menjalankan Perintah Agama
    2. Mampu Berhitung, Membaca, dan Menulis
    3. Berprestasi Dalam Bidang Olah Raga dan Kesenian
    4. Mampu Mandiri
    5. Mampu Berkarya
    6. Mampu Berinteraksi Dengan Masyarakat.

    2. Misi

    1. Menjalankan Perintah Agama

      1. Membiasakan siswa berinfak / beramal.
      2. Menanamkan budayahormat, salam sesama siswa, guru, orang tua.
      3. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dsn bertindak.
    2. Mampu Berhitung, Membaca Dan Menulis

      1. Menciptakan KBM yang kondusif.
      2. Memberikan perhatian khusus bagi anak yang mempunyai kelainan ganda.
      3. Melengkapi sarana dan prasarana, pengadaan alat-alat penunjang KBM.
      4. Melengkapi media pembelajaran, dan buku-buku penunjang.
      5. Menerapkan metode yang tepat bagi anak.
      6. Melengkapi media pembelajaran, dan buku-buku penunjang.
    3. Berprestasi Dalam Bidang Olah Raga Dan Kesenian

      1. Mengadakan latihan secara rutin.
      2. Melengkapi sarana dan prasarana dengan skala prioritas.
      3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
      4. Mendatangkan pelatih, dan latihan bersama dengan sekolah lain.
      5. Mengikutsertakan siswa dalam lomba tingkat Kabupaten, Kota, Provinsi maupun Nasional.
      6. Bekerja sama dengan lembaga terkait, KONI, PMI, Kwarcab, Dinas Kesehatan / Sosial.
      7. Setiap ekstrakulikuler mempunyai program kerja dan jadwal latihan.
      8. Peningkatan waktu latihan dan uji tanding
    4. Mampu Mandiri

      1. Melatih kedisiplinan anak.
      2. Memberi bimbingan moral agar anak percaya diri.
      3. Memberikan Pelatihan Orientasi Mobilitas.
      4. Memberikan kepercayaan sesuai kemampuannya, agar siswa terbiasa bertanggung jawab.
    5. Mampu Berkarya

      1. Memberikan penelitian secara rutinitas.
      2. Menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai.
    6. Mampu Berinteraksi Kepada Masyarakat

      1. Memberi kesempatan untuk membaur kedalam masyarakat.
      2. Mengikutsertakan dalam kegiatan masyarakat.
      3. Memberi kesempatan berkunjung ketempat-tempat umum.
      4. Melatih sikap yang ramah terhadap sesama teman-temannya.

    3. Tujuan

    1. Tujuan Umum

    1. Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
    2. Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
    3. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaannya.
    4. Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus.

    2. Tujuan Khusus

    1. Sekolah mampu memenuhi / menghasilkan pemetaan, silabus, dan jaringan tema semua mata pelajaran semua jenjang pendidikan SDLB, SMPLB pada tahun 2014.
    2. Sekolah mampu memenuhi / menghasilkan standar isi (kurikulum satuan pendidikan, meliputi: tercapai / telah dibuat kurikulum satuan, silabus lengkap, model / sistem penilaian lengkap, RPP lengkap,dll).
    3. Sekolah mampu memenuhi / menghasilkan standar proses pembelajaran meliputi: tercapai / telah dibuat / ditetapkan melaksanakan pembelajaran dengan strategi / metode: CTL, pendekatan belajar tuntas, pendekatan pembelajaran individual, dll secara lengkap.
    4. Sekolah mampu memenuhi / menghasilkan standar pendidikan dan tenaga kependidikan meliputi: semua guru berkualifikasi minimal S1, semua mengajar sesuai bidangnya, seta memiliki tenaga ahli (Psikolog, Ahli Olah Raga Anak Luar Biasa.
    5. Sekolah mampu memenuhi / menghasilkan standar sarpras / fasilitas sekolah meliputi semua sarana sarpras, fasilitas, peralatan dan perawatan memenuhi SPM.

    Struktur Organisasi

    Sebuah Organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan di antara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi.

    Sama halnya dengan SKh YKDW 03 Tangerang yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut:

    STRUKTUR ORGANISASI

    gambarstrukturorganisasi_zps7e091a54.jpg

    Gambar 3.1. Struktur Organisasi

    Tugas Dan Tanggung Jawab

    Seperti halnya disebuah perusahaan, SKh YKDW 03 dalam pelaksanaannya terdapat bagian-bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawab untuk menyelesaikan semua pekerjaannya.

    Berikut sebagian penjelasan wewenang dan tanggung jawab yang terdapat dalam Struktur Organisasi:

    1. Kepala Yayasan

    Wewenang

    1. Membuat program kerja yang berpedoman pada visi, misi, fungsi dan tujuan.
    2. Menyelenggarakan kegiatan dan pengembangan pendidikan, penelitian serta pengabdian pada masyarakat.
    3. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan administrasi.

    Tanggung Jawab

    1. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga pendidikan siswa-siswi, tenaga administrasi dan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan.

    2. Kepala Sekolah

    Wewenang

    1. Mengesahkan perubahan dokumen.
    2. Mengendalikan sistem manajemen mutu.
    3. Mengangkat dan memberhentikan jabatan dalam unit kerja.
    4. Memberi teguran bagi guru dan pegawai yang melanggar disiplin dan tata tertib.
    5. Mendelegasikan tugas apabila berhalangan hadir.
    6. Menandatangani surat-surat dinas dan surat berharga.

    Tanggung Jawab

    1. Menetapkan dan memastikan kebijakan mutu sekolah dilaksanakan dengan baik dan terkendali.Mengelola keuangan sekolah.

    3. Pelaksana Kurikulum

    Wewenang

    1. Mensosialisasikan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum.
    2. Mengambil tindakan kreatif pembagian tugas dan penyusunan jadwal pembelajaran.
    3. Mengambil inisiatif untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan dalam penyusunan, pengambangan dan pelaksanaan kurikulum.
    4. Mengkoordinasikan penyusunan dan pengembangan modul mata pelajaran / bahan ajar.
    5. Mengkoordinasikan penyusunan program pembelajaran ( tahunan dan semester), skenario pembelajaran (rencana pembelajaran).
    6. Melakukan koordinasi dalam kegiatan ulangan dan ujian ( harian, mid semester, semester, ujian akhir).

    Tanggung Jawab

    1. Tanggung jawab institusi, yaitu bertanggung jawab kepada atasan langsung yang memberi tugas (Kepala Sekolah).
    2. Tanggung jawab terhadap hati nuraninya sendiri.

    4. Pelaksana Kesiswaan

    Wewenang

    1. Menyusun program pembinaan siswa / OSIS.
    2. Melaksananakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa /OSIS.
    3. Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi.
    4. Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa / OSIS secara berkala dan insidental.
    5. Membina dan mengkoordinasikan pelaksanaan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan, kekeluargaan, dan ketaqwaan.
    6. Melaksanakan pemilihan calon siswa eladan dan calon siswa penerima beasiswa.
    7. Memilih siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah.
    8. Terbinanya kegiatan lomba-lomba bidang non akademis.
    9. Mengatur mutasi siswa.
    10. Menyusun program kegiatan eksrakurikuler.
    11. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala.

    Tanggung Jawab

    1. Tanggung jawab sosial, yaitu kepada anggota masyarakat, ikut aktif bersama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
    2. Tanggung jawab institusi / kelembagaan, yaitu kepada organisasi dan kepada Kepala Sekolah.
    3. Tanggung jawab hati nurani, yaitu kepada diri sendiri.

    5. Bendahara

    Wewenang

    1. Mengontrol keuangan kegiatan.
    2. Membuat dan mengontrol standar baku laporan keuangan kegiatan.

    Tanggung Jawab

    1. Pembuatan laporan keuangan kepengurusan Sekolah.
    2. Bertanggung jawab terhadap uang kas Sekolah.

    Tujuan Perancangan

    Berdasarkan hasil observasi mengenai sistem yang berjalan pada Sekolah Khusus Yayasan Karya Dharma Wanita YKDW 03, adalah sebagai berikut:

    1. Prosedur Pengambilan Data

    Data yang diambil adalah data jarak yang mempunyai feedback apabila dalam jarak 30 cm maka akan mengirimkan informasi ke arduino, dan arduino akan mengeluarkan output berupa getaran dan suara.

    2. Prosedur Pengambilan Informasi

    Informasinya berupa mengetahui objek yang ada, sehingga pengguna bisa mengetahui objek yang ada disekitarnya.

    Cara Kerja

    Alat ini dibuat untuk membantu aktivitas seorang Tuna Netra dimanapun user berada. Berikut adalah cara kerja alat ini berdasarkan Input, Proses, dan Output yang diinginkan.

    1. Input

    User memakai alat tersebut disalah satu tangan, lalu user menggerakkan tangan sebagai navigasi agar alat tersebut bekerja dan sensor bisa mendeteksi keberadaan suatu objek didepannya. Dan mengirimkan informasi ketika user berhenti disuatu tempat berhenti terakhir.

    2. Output

    Data yang didapat dari sensor ultrasonic berupa suara dan getaran yang diproses melalui arduino akan memberikan tanda kepada user bahwa adanya suatu benda yang terdeteksi didepannya. Dan user bisa mengirimkan keberadaan terakhir melalui android.

    3. Proses

    Data yang dihasilkan dari alat ini adalah feedback berupa suara dan getaran. Apabila user berhenti disuatu tempat, maka bisa memberikan informasi kepada keluarga melalui android.

    Pembuatan Alat

    Perangkat Keras (Hardware)

    1. Arduino Uno ATmega328.
    2. Buzzer Speaker.
    3. Sensor Ultrasonic HY-SRF05.
    4. Motor DC.
    5. Bluetooth HC-05.
    6. Android Samsung I9200.
    7. Baterai 9V.
    8. Buzzer Speaker.

    Perangkat Lunak (Software)

    1. Laptop Acer Aspire 4530.
    2. Windows XP.
    3. Arduino 1.5.8.

    Flowchart

    Pada pembuatan sebuah sistem kontrol diperlukan sebuah gambar yang akan dapat menjelaskan alur atau langkah-langkah dari sebuah kerja sistem yang dibuat, sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Penjelasan yang berupa gambar proses kerja sebuah sistem merupakan gambar dari sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan flowchart adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk memahami langkah-langkah serta cara kerja sebuah sistem yang dibuat.

    Permasalahan Yang Dihadapi

    1. Permasalahan Yang Dihadapi

    Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

    1. Penderita tunanetra tidak dapat mengetahui jarak suatu objek bila memakai alat bantu tongkat.

    2. Alat bantu tongkat tidak dapat memberikan feedback bila ada benda didepannya.

    2. Pemecahan Masalah

    Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapai, antara lain:

    1. Membuat alat yang berfungsi untuk memudahkan user dalam melakukan aktifitas dan mengetahui objek yang ada didepan.

    2. Membuat alat yang bisa mengirimkan informasi posisi user.

    3. User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Berdasarkan hasil dari observasi dari pihak Yayasan Karya Sharma Wanita Sekolah Khusus YKDW 03, menghasilkan beberapa kebutuhan untuk membangun sebuah yang diinginkan, kebutuhan tersebut disusun ke dalam .Elisitasi Tahap I yaitu sebagai berikut:

      Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I

      IMG_3244_zpsnvlvrcvx-1.jpg

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasi menggunakan metode MDI. Requirement yang diberi opsi I (Inessential) akan dieliminasi.

      Tabel 3.2. Elisitasi Tahap II

      Elisitasi%20Tahap%202_zps3v8p2hqa-1.jpg

      Keterangan :

      M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting

      D (Desirable) : Diinginkan atau tidak perlu penting

      I (Innessential) : Di luar sistem atau di eliminasi

      Elisitasi Tahap III

      Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III. Requirement yang lolos akan diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi LMH. Yang diberi opsi H (High) akan dieliminasi.

      Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III

      Elisitasi%20Tahap%203_zpsdxygt0bn-1.jpg

      Keterangan :

      T : Technical

      O : Operating

      E : Economic

      L : Low

      M : Middle

      H : High

      Elisitasi Final

      Tabel 3.4. Elisitasi Tahap Final

      IMG_3251_zps5bgfjknw-1.jpg

      BAB IV

      HASIL PENELITIAN

      Rancangan Sistem Usulan

      Setelah mengadakan penelitian Sistem yang berjalan pada Sekolah Khusus Yayasan Karya Dharma Wanita (YKDW) 03, selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun.

      Prosedur Sistem Usulan

      Sarung tangan navigasi ini akan memberikan informasi bahwa adanya suatu benda atau objek apabila buzzer dan motordc aktif.

      1. Prosedur pengukuran jarak listrik
        1. Arduino sebagai server akan membaca data dari sensor pada saat terdeteksi objek.
        2. Arduino akan melakukan perhitungan jauh dekatnya suatu benda tersebut
      2. Prosedur pengendalian jarak
        1. Arduino akan mengecek data yang terhubung ke Sensor.
        2. Apabila ada benda yang teridentifikasi maka akan dilihat seberapa jauh / dekat jarak benda tersebut.
        3. Apabila ada perubahan status maka Arduino akan memberikan instruksi berupa logika 1 dan 0 ke buzzer dan motordc.
        4. Buzzer dan MotorDc akan aktif bersamaan apabila mendapat masukan 5V untuk logika 1 dan akan mematikan dengan masukan 0V atau logika 0

      Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

      reza_zpslkeyw6il.png

      Gambar 4.1. Usecase Sarung Tangan Navigasi

      Activity Diagram Yang Diusulkan

      activity1_zpsku8mat4y-1.png

      Gambar 4.2. Activity diagram Sarung Tangan Navigasi

      Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

      Tabel 4.1. Perbedaan sistem lama dengan usulan

      Sistem%20yang%20berjalan%20dan%20diusulkan_zpsi8aehwvq-1.jpg

      Flowchart System yang diusulkan

      Adapun flowchart program adalah sebagai berikut:

      Flowchart_zpsivnfdoot-1.jpg

      Gambar 4.3 Flowchart yang diusulkan

      Rancangan Program

      coding1_zpsr1yk0fnn.jpg

       

      coding2_zpsccx3ujbv.jpg

       

      Gambar 4.4. Rancangan Program

       

      Rancangan Prototipe

      Gambar%20Diagram%20blok_zpsoqrqttsm.jpg

      Gambar 4.5. Diagram Blok

      Konfigurasi Sistem Usulan

      Spesifikasi Hardware

      Spesifikasi Hardware yang digunakan adalah sebagai berikut:

        1. Arduino Uno
        2. Buzzer
        3. Sensor Ultrasonic
        4. Motor Dc
        5. Samsung I9200 Android
        6. Baterai AAA 4 buah
        7. Bluetooth HC-05
        8. Processor AMD Turion X2
        9. RAM 2GB
        10. Mouse Optical
        11. Hardisk 500GB
        12. Printer Canon Pixma 2770

      Aplikasi Yang Digunakan

      Spesifikasi Software yang digunakan adalah sebagai berikut:

        1. Microsoft Office 2007
        2. Google Chrome
        3. Notepad++
        4. Arduino 1.5.8
        5. Android Jelly Bean 4.3

      Hak Akses

      Hak akses hanya diberikan kepada user (Penderita Tuna Netra) ketika ingin melakukan suatu kegiatan atau aktivitas.

      Testing

      Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode Black Box. Tahap-tahap dapat dijelaskan dari beberapa tahap yaitu:

      1. Pengujian Buzzer

      Pengujian pada penggerak buzzer untuk membunyikan buzzer pada program ini diberi logika 0 dan logika 1. Pada saat logika 0 maka buzzer tidak akan bunyi atau berfungsi dan program tetap berjalan normal, sedangkan logika 1 buzzer akan aktif dan memberi bunyi.

      2. Pengujian Motor DC

      Pengujian ini bersamaan seperti logika 0 dan logika 1 pada buzzer, apabila logika 0 maka Motor DC akan diam dan tidak bergetar, sedangkan apabila pada logika 1 maka Motor DC akan bergetar bersamaan dengan aktifnya buzzer.

      Evaluasi

      Dari beberapa pengujian yang dilakukan pada sistem dengan menggunakan metode black box pada masing-masing komponen yaitu pada modul buzzer, motordc. Pada saat semua aktif maka secara otomatis sensor membaca dan memberi informasi bahwa adanya suatu benda didepan.

      Implementasi

      Schedule

      Berdasarkan hasil observasi pengambilan data yang dikumpulkan, sehingga Sarung Tangan Navigasi untuk Penderita Tuna Netra ini dibuat, penulis melakukan pendekatan kepada pemilik Yayasan dan beberapa murid yang menjadi tempat untuk pengambilan data yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan agar dapat membantu dan memudahkan Penderita Tuna Netra pada saat melakukan aktivitas sehari-hari.

      Rencana untuk perancangan sistem hingga proses implementasi diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 2 bulan dengan rincian seperti pada tabel berikut:

      Tabel 4.2. Schedule Implementasi

      Schedule_zpsljnb2vnz_1.jpg

      Penerapan

      Pada bagian ini yang dilakukan adalah menerapkan sistem yang dibuat agar dapat memudahkan user dan mendapatkan hasil yang diinginkan juga berguna untuk Yayasan.

      Estimasi Biaya

      Adapun rincian estimasi biaya yang diperlukan penulis untuk perancangan prototipe dalam penelitian ini adalah seperti pada tabel berikut:

      Tabel 4.3. Estimasi Biaya

      Estimasi%20Biaya_zpsxhz5vhvu_1.jpg

      BAB V

      PENUTUP

      Kesimpulan

      Setelah mengamati dan menganalisa sistem perancangan dari Sarung Tangan Navigasi Untuk Tuna Netra Pada Yayasan Karya Dharma Wanita Sekolah Khusus YKDW 03, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

      1. Akan memudahkan user apabila ingin berjalan dan mengetahui objek di depan.

      2. Dengan adanya alat ini, user bisa menghubungi keluarga apabila membutuhkan bantuan dengan menekan tombol yang ada pada alat ini.

      Saran

      1. Agar perhitungan jarak untuk mengetahui objek lebih akurat sehingga user bisa benar-benar terbantu dengan adanya alat ini.

      2. Alat ini masih bisa dikembangkan lagi untuk menghasilkan aplikasi yang lebih komplek.

      Kesan

      Kesan yang didapat dari penulis adalah sebagai bentuk Ilmu Pengetahuan Sistem Komputer yang didapat selama perkuliahan. Membuat Sarung Tangan Navigasi Untuk Tuna Netra Pada Yayasan Karya Dharma Wanita Sekolah Khusus YKDW 03.

      DAFTAR PUSTAKA

      1. Sutabri, Tata. 2012. “Konsep Sistem Informasi”. Yogyakarta: Andi Offset
      2. Jogiyanto Bukunya Yakub. 2012. “Pengantar Sistem Informasi”.Graha Ilmu
      3. McLeod Bukunya Yakub. 2012. “Pengantar Sistem Informasi”.Graha Ilmu
      4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 Sutabri, Tata. 2012. "Konsep Sistem Informasi". Yogyakarta: Andi Offset
      5. 5,0 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5 5,6 5,7 5,8 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu.
      6. Rosa, A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
      7. Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
      8. 8,0 8,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
      9. 9,0 9,1 9,2 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
      10. Yuri Yudhaswana Joefrie.PERANCANGAN PROGRAM SIMULASIPERINTAH DASAR JARINGAN KOMPUTER. Jurnal Ilmiah Foristek Vol.3, No.2, September 2013.
      11. 11,0 11,1 11,2 Hendro, M.M. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Surabaya: Erlangga.
      12. 12,0 12,1 Fahmi, dkk. 2013. Analisis SWOT. Jakarta: Gramedia.
      13. Gasperz 2012. All-in-one Startegic Management. Bogor: Vinchristo Publication.
      14. Rangkuti, Freddy. 2011. "SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko" .Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
      15. 15,0 15,1 15,2 15,3 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
      16. 16,0 16,1 16,2 16,3 16,4 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
      17. 17,0 17,1 Sumardi.2013.MIKROKONTROLER; Belajar AVR Mulai dari Nol. Yogyakarta; Graha Ilmu.
      18. Makodian, Nuraksa. 2010.Teknologi Wireles Communication dan Wireles Broadband. Yogyakarta :Penerbit Andi.
      19. 19,0 19,1 Syahrul. 2012. Klasifikasi Mikrokontroller.Yogyakarta: PT. Gramedia Indonesia.
      20. Semiawan, Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

      DAFTAR LAMPIRAN

      LAMPIRAN A

      Pada lampiran A in berisi berkas-berkas yang diperlukan sebagai persyaratan skripsi, yaitu:

        1. Form Validasi Skripsi
        2. Form Penggantian Judul
        3. Kartu Bimbingan
        4. [ Kartu Study Tetap]
        5. [ Kwitansi Pembayaran Skripsi]
        6. Kwitansi Pembayaran Raharja Career
        7. [Kwitansi Pembayaran Sidang Konprehensif]
        8. [ Validasi Sidang Akademik]
        9. [ Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil]
        10. [ Daftar Nilai]
        11. [ Formulir Seminar Proposal Skripsi]
        12. [ Formulir Final Presentasi Skripsi]
        13. [ Sertifikat TOEFL]
        14. [ Sertifikat Prospek]
        15. [ Sertifikat Internasional]
        16. Sertifikat Nasional
          1. [ Pemanfaatan e-Voting untuk Pemilu di Indonesia]
          2. [ Foxboro]
          3. [ Inovasi TIK untuk Pelayanan Publik]
          4. [ Enterprise Linux Dekstop]
        17. [ Curriculum Vitae (CV)]
        18. [ Validasi Sidang]

      LAMPIRAN B

      Pada lampiran B ini berisi berkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian, yaitu:

        1. [ Surat Keterangan dari Balai Besar Teknologi Energi]
        2. [ Surat Keterangan Implementasi Program]
        3. [ Surat Keterangan Hibah Program]
        4. [ Kwitansi Hibah]

      LAMPIRAN C

      Pada lampiran C ini berisi berkas-berkas berupa foto atau printscreen hasil rancangan yang ada pada bab IV, yaitu:

        1. [ ]
        2. [ ]
        3. [ ]
        4. [ ]


Contributors

Admin, Reza somantri