SI0613457373

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN WEBSITE E-COMMERCE

PADA EIGHT DISTRO

TANGERANG

SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :

NIM : 0613457373

NAMA : Ahmad Nur Ikhsan

JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI E-COMMERCE

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN WEBSITE E-COMMERCE PADA EIGHT DISTRO

TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 0613457373
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: E-Commerce

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 12 Januari 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
NIP : 00594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN WEBSITE E-COMMERCE

PADA EIGHT DISTRO

Dibuat Oleh :

NIM
: 0613457373
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi E-commerce

Disetujui Oleh :

Tangerang, 05 November 2014

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Jawahir, , Ir., MM)
   
(Danang Rifai, , S. Kom)
NID : 03023
   
NID : 13003

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN WEBSITE E-COMMERCE PADA EIGHT DISTRO

Tangerang

Dibuat Oleh :

NIM
: 0613457373
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Ecommerce

Tahun Akademik 2013/2014

Disetujui Penguji :

Tangerang, 7 Maret 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN WEBSITE E-COMMERCE PADA EIGHT DISTRO

Tangerang

Disusun Oleh :

NIM
: 0613457373
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: E-commerce

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 19 Juni 2014

 
 
 
 
 
NIM : 0613457373

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRACT

''With advances in technology, especially in the field of information technology website one right media to provide information services. By building a device which you want to provide information to the community or just introduce the company's identity itself can use the website without any limitations media space because the website information is dynamic so that it can change the content of the website in accordance with the requirements sndiri."

''Sales information system is expected to be an alternative method in the promotion and purchase transactions more easily, effectively and efficiently. This system is focused on the user (customer) and admin. Features that can be accessed by the customer is the customer can see the products Eight distributions and place an order after the goods were enrolled bio if not yet a member. The design is done using the UML and making this system using the programming language PHP and MySQL database for data storage. These distributions website creation Eight facilitate customers in the purchase process, and facilitate Eight distributions in promoting the product, and sales reports."

Keywords: Eight distributions, PHP, MySQL, Website.

ABSTRAKSI

Dengan kemajuan teknologi terutama pada bidang teknologi informasi website salah satu media yang tepat untuk memberikan layanan informasi. Dengan membangun sebuah perangkat informasi yang hendak di berikan terhadap masyarakat ataupun sekedar mengenalkan identitas perusahaan itu sendiri dapat menggunakan media website tanpa ada keterbatasan ruang informasi karena website bersifat dinamis sehingga dapat berubah-ubah isi website itu sndiri sesuai dengan kebutuhan.

Sistem informasi penjualan ini diharapkan menjadi metode alternatif dalam melakukan promosi dan transaksi pembelian yang lebih mudah, efektif dan efisien. Sistem ini terfokus pada user (pelanggan) dan admin. Fitur yang dapat diakses oleh pelanggan adalah pelanggan dapat melihat produk-produk Eight Distro dan melakukan pemesanan barang setalah itu mendaftarkan biodata jika belum menjadi member. Perancangan dilakukan menggunkan UML dan pembuatan sistem ini menggunakan bahasa pemograman PHP dan database MySQL untuk penyimpanan data. Pembuatan website Eight Distro ini memudahkan pelanggan dalam proses pembelian, dan memudahkan Eight Distro dalam mempromosikan produk, dan laporan penjualan.


Kata Kunci : Eight Distro, PHP, MySQL, Website.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “PERANCANGAN WEBSITE E-COMMERCE PADA EIGHT DISTRO TANGERANG”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) jurusan Sistem informasi konsentrasi Sistem Informasi Manajemen di Perguruan Tinggi Raharja.

Terselesaikannya Skripsi ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis baik dalam segi moril, materil maupun spiritual. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Maimunah, M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Jenjang S1 STMIK Raharja.
  4. Bapak Jawahir, Ir., MM. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis untuk kelancaran penyusunan Skripsi ini.
  5. Bapak Danang Rifai, S. Kom., M.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis untuk kelancaran penyusunan laporan skripsi ini.
  6. Seluruh dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
  7. Bapak junaidi, M,Kom. Selaku pembingbing diluar yang telah memberikan masukan serta tempat dilaksanakannya skripsi.
  8. Seluruh Karyawan EIGHT DISTRO atas kerjasamanya.
  9. Keluarga dan kekasih yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, dukungan moril dan materil serta do’a untuk keberhasilan penulis.
  10. Seluruh keluarga Defiant Angels Stronghold ( DASH ) yang sudah memberikan dukungan dalam menyelesaikan penulisan Laporan Skripsi ini.
  11. Sutajaya, Aang, Tile, Irfan(cibenk), Raffa, Abdul Fattah, Ridho Faisal, Hamzah, Raharja FC dan seluruh rekan-rekan mahasiswa yang sudah memberikan dukungan dalam menyelesaikan penulisan Laporan Skripsi ini.
  12. Dan semua pihak yang tidak dapat disebtkan satu persatu.

Sistem ini mampu membantu PT. Krista Pesona Adibusana dalam melakukan pendataan penerimaan dan pengeluaran barang.

Akhir kata dari saya dan semua pihak yang telah membantu terwujudnya karya tulis ini, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya Amin.

 

 

Tangerang, 20 Desember 2014

 

 

 

(Ahmad Nur Ikhsan)
NIM : 0613457373

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Literature Review

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4 Final Elisitasi

Tabel 4.1 Spesifikasi Basis Data Tabel Admin

Tabel 4.2 Spesifikasi Basis Data Tabel File Materi

Tabel 4.3 Spesifikasi Basis Data Tabel Jawaban

Tabel 4.4 Spesifikasi Basis Data Tabel Kelas

Tabel 4.5 Spesifikasi Basis Data Tabel Mata Pelajaran

Tabel 4.6 Spesifikasi Basis Data Tabel Nilai

Tabel 4.7 Spesifikasi Basis Data Tabel Nilai Soal Esay

Tabel 4.8 Spesifikasi Basis Data Tabel Pengajar

Tabel 4.9 Spesifikasi Basis Data Tabel Kuis Esay

Tabel 4.10 Spesifikasi Basis Data Tabel Kuis Pilihan Ganda

Tabel 4.11 Spesifikasi Basis Data Tabel Registrasi Taruna

Tabel 4.12 Spesifikasi Basis Data Tabel Taruna

Tabel 4.13 Spesifikasi Basis Data Tabel Taruna Yang Sudah Mengerjakan

Tabel 4.14 Spesifikasi Basis Data Tabel Topik Kuis

Tabel 4.15 Spesifikasi Basis Data Tabel Online

Tabel 4.16 Pengujian Black Box Pada Login Taruna

Tabel 4.17 Pengujian Black Box Pada Login Admin

Tabel 4.18 Pengujian Black Box Pada Login Dosen

Tabel 4.19 Schedulle Implementasi

Tabel 4.20 Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka kerja pengembangan sistem informasi SDLC

Gambar 2.2 Ruang Kerja Adobe Dreamweaver CS3

Gambar 3.1 Struktur Organisasi STPI Curug

Gambar 3.2 Use case Diagram yang berjalan

Gambar 3.3 Activity Diagram yang berjalan

Gambar 3.4 Sequence Diagram yang berjalan

Gambar 3.5 Elisitasi Tahap I

Gambar 3.6 Elisitasi Tahap II

Gambar 3.7 Elisitasi Tahap III

Gambar 3.8 Final Elisitasi

Gambar 4.1 Use Case Diagram yang Admin

Gambar 4.2 Use Case Diagram yang Dosen

Gambar 4.3 Use Case Diagram yang Taruna

Gambar 4.4 Sequence Diagram: Admin

Gambar 4.5 Sequence Diagram: Dosen

Gambar 4.6 Sequence Diagram: Taruna

Gambar 4.7 State Chart Diagram: Admin

Gambar 4.8 State Chart Diagram: Dosen

Gambar 4.9 State Chart Diagram: Taruna

Gambar 4.10 Activity Diagram: Admin

Gambar 4.11 Activity Diagram: Dosen

Gambar 4.12 Activity Diagram: Taruna

Gambar 4.13 Class Diagram Website Aplikasi E-Learning

Gambar 4.14 Tampilan Halaman Login Taruna

Gambar 4.15 Tampilan Menu Taruna

Gambar 4.16 Tampilan Kelas Taruna

Gambar 4.17 Tampilan Halaman Mata Pelajaran

Gambar 4.18 Tampilan Halaman Materi

Gambar 4.19 Tampilan Halaman Tugas / Kuis

Gambar 4.20 Tampilan Halaman Nilai

Gambar 4.21 Tampilan Halaman Login

Gambar 4.22 Tampilan Halaman Depan Admin

Gambar 4.23 Tampilan Prototype Halaman Login Taruna

Gambar 4.24 Tampilan Prototype Halaman Menu Taruna

Gambar 4.25 Tampilan Prototype Halaman Kelas Taruna

Gambar 4.26 Tampilan Prototype Halaman Mata Pelajaran

Gambar 4.27 Tampilan Prototype Halaman Materi

Gambar 4.28 Tampilan Prototype Halaman Tugas/Kuis

Gambar 4.29 Tampilan Prototype Halaman Login

Gambar 4.30 Tampilan Prototype Halaman Depan Admin

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

Daftar Simbol Use Case Diagram.png

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Daftar Simbol Activity Diagram.png

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Daftar Simbol Sequence Diagram.png

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring tumbuh dan berkembangnya perusahaan dan meningkatnya aktivitas persaingan jual beli barang, maka menuntut kemampuan dan kecakapan para pengelola dalam pengambilan keputusan mengenai nilai jual yang akan dijalankan perusahaan, sehingga diharapkan mampu membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan.

Perkembangan teknologi informasi memberikan kontribusi sangat besar di dalam dunia bisnis. Informasi yang cepat, tepat, hemat dan akurat sangat dibutuhkan guna membantu dalam proses pengambilan keputusan yang baik.

Sistem logistik yang berjalan saat ini pada PT. Krista Pesona Adibusana dilakukan dengan cara manual yaitu berupa pencatatan di kertas dan di input dengan menggunakan Microsoft Excel sehingga di dalam pengolahan datanya memerlukan waktu yang cukup lama, bahkan terkadang terjadi suatu kesalahan dalam proses pengerjaanya.

Berdasarkan latar belakang yang di jabarkan di atas, maka pelaporan ini menganalisa persediaan barang guna mempermudah, mendapatkan dan mengeluarkan sebuah informasi dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG PADA PT. KRISTA PESONA ADIBUSANA”.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengeluaran dan penerimaan barang yang berjalan saat ini pada PT. Krista Pesona Adibusana?

2. Bagaimana sistem yang diusulkan mampu memonitoring stok barang masuk dan keluar dengan efektif dan efisien?

3. Bagaimana sistem yang diusulkan mampu memberikan laporan secara cepat dan akurat?

Ruang Lingkup

Untuk membatasi penelitian ini terkait dengan monitoring penerimaan dan pengeluaran barang pada PT. Krista Pesona Adibusana yang tugasnya antara lain adalah memonitor penyediaan barang dan stock barang, melakukan pengolahan data barang masuk dan keluar serta laporan stok barang yang mencangkup pencatatan data barang, pencatatan data supplier, buat PO, bukti transaksi, membuat laporan dan grafik laporan.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem pengeluaran dan penerimaan barang yang berjalan saat ini pada PT.Krista Pesona Adibusana!

2. Untuk mengetahui apakah sistem berjalan saat ini sudah mampu memonitoring stok barang masuk dan keluar dengan efektif dan efisien!

3. Untuk mengetahui apakah sistem yang berjalan saat ini sudah mampu memberikan laporan secara cepat dan akurat!

Manfaat

1. Memberikan solusi sistem pengeluaran dan penerimaan barang pada PT.Krista Pesona Adibusana secara terkomputerisasi.

2. Memberikan solusi sistem yang mampu memonitoring stok barang masuk dan keluar dengan efektif dan efisien.

3. Memberikan solusi sistem yang mampu menghasilkan laporan secara cepat dan akurat.


Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan laporan Skripsi, peneliti menggunakan beberapa metode yang digunakan, adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut :


Metode Pengumpulan Data

Penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu pengumpulan data yang dibutuhkan metode-metode sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Metode yang dilakukan Peneliti adalah dengan cara melakukan observasi secara langsung ke lapangan, serta dengan cara melakukan pengamatan langsung kepada objek yang akan di teliti.

2. Metode Wawancara/Interview

Peneliti mengambil data dan keterangan dengan cara mengadakan wawancara/interview secara langsung dengan orang yang terlibat dan pihak yang terkait dengan objek yang akan diperiksa atau sistem yang berjalan guna mendapatkan informasi yang lebih jelas.

3. Metode Studi Pustaka

Peneliti akan mengambil dan membaca berbagai buku yang ada pada daftar pustaka, termasuk bahan-bahan yang di dapat dari bangku perkuliahan dan dengan mempelajari buku-buku yang terkait dengan objek yang akan di teliti.

Metode Analisa

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Analisis sistem dilakukan menggunakan Metode Analisa SWOT, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), kesempatan (oppurtunities), dan yang menjadi ancaman (threats). Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence.

Metode Perancangan

Dalam Skripsi ini metode perancangan yang digunakan adalah program Visual Paradigmfor UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram yaitu pengembangan piranti lunak berbasis “objek oriented”, dalam hal pembuatan sistem ini peneliti menggunakan Visual Basic 6.0 sebagai penulisan listing program dan Microsoft Office Access 2007 sebagai database.

Metode Pengujian

Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan padakeperluan software. Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yangakan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahandalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Agar pemahaman tentang penulisan skripsi ini menjadi lebih mudah, maka penulis mengelompokkan materi penulisan skripsi ini menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisikan tentang : Sistem, Pengertian Sistem, Analisa Sistem, Karakteristik Sistem, Komponen Sistem, Klasifikasi Sistem, Pengendalian Sistem, Sistem pengedalian Umpan balik, Kriteria Sistem, Informasi, Pengertian Informasi, Sistem Informasi, Sistem Komputerisasi, Unified Modelling Language (UML), Definisi Unified Modelling Language (UML), Langkah – langkah Penggunaan Unified Modelling Language (UML), Bangunan Dasar Metodologi Unified Modelling Language, Pengertian Logistik.

BAB III PEMBAHASAN

Berisikan tentang : Analisa Organisasi, Gambaran Umum PT. Krista Adibusana, Wewenang dan Tanggung Jawab, Struktur Organisasi, Prosedur Sistem, Tata Laksana Sistem Yang Berjalan Saat Ini, Use Case Diagram, Konfigurasi Sistem.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan juga saran-saran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN



BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Kadir (2011:2), “Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.

Menurut Sutarman (2012:12), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu komponen-komponen sistem, batasan-batasan sistem, penghubung sistem, lingkungan luar sistem, masukan sistem, pengolah sistem, keluaran sistem, dan sasaran sistem.

Menurut Mustakini. (2010:8), suatu sistem biasanya mempunyai karakteristik tertentu yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut:

1) Komponen Sistem (Components System)

Komponen sistem yaitu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2) Batas Sistem (Boundary System)

Batas sistem yaitu daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang.

3) Lingkungan Luar Sistem (Environment System)

Lingkungan luar sistem yaitu apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan merupakan energi dari sistem yang harus tetap dijaga dan dipelihara.

4) Penghubung Sistem (Interface System)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (Output) dari subsistem akan menjadi masukan (Input) bentuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem lainnya membentuk satu kesatuan.

5) Masukan Sistem (Input System)

Masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan sistem dapat berupa masukan perawatan (Maintenance Input) dan masukan sinyal (Signal Input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem tersebut beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.

6) Pengolahan Sistem (Processing System)

Pengolahan sistem yaitu suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan bahan baku atau bahan-bahan yang lainnya menjadi bahan jadi.

7) Keluaran Sistem (Output System)

Keluaran sistem yaitu hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dari sistem dapat merupakan masukan untuk subsistem lain. Keluaran dapat berupa tampilan layar di monitor yaitu dalam bentuk laporan, grafik, tabel, dan keluaran yang lainnya adalah hasil cetakan laporan ke media kertas.

8) Sasaran Sistem (Objective) dan tujuan (Goals)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan, maka operasi sistem tidak akan berguna. Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Sebuah sistem dikatakan berhasil mengenai sasaran atau tujuannya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Karakteristik Sistem adalah sistem yang mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran.

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Sistem informasi manajemen berhubungn dengan informasi. Informasi dapat berupa data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya. Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting didalam suatu organisasi.

Menurut Sutabri (2012:29) informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambil keputusan.

1. Nilai Informasi

Menurut Sutabri (2012:38), nilai informasi didasarkan atas 10 sifat, yaitu :

1. Mudah diperoleh

Sifat ini menunjukan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat, kecepatan memperoleh dapat diukur misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

2. Luas dan lengkap

Sifat ini menunjukan lengkapnya isi informasi, hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, karena itu sulit mengukurnya.

3. Ketelitian

Sifat ini menunjukan minimnya kesalahan dalam informasi, dalam hubungannya dengan volume data yang besar terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

4. Kecocokan

Sifat ini menunjukan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai, isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya, sifat ini sulit mengukurnya.

5. Ketepatan waktu

Menunjukan tak ada keterlambatan jika ada yang sedang ingin mendapatkan informasi masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu.

6. Kejelasan

Sifat ini menunjukan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas, membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.

7. Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambilan keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

8. Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

9. Tidak ada prasangka

Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

10. Dapat diukur

Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.

2. Kualitas Informasi

Menurut Gordon B.Davis dan Sutarman (2012:14), Kesalahan informasi adalah antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.

2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.

3. Hilang / tidak terolahnya sebagian data.

4. Pemeriksaan / pencatatan data yang salah.

5. Dokumen induk yang salah.

6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan (misal : kesalahan program aplikasi komputer yang digunakan).

7. Kesalahan yang dilakukan secara sengaja.

Penyebab kesalahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Kontrol sistem untuk menemukan kesalahan.

b. Pemeriksaan internaldan eksternal.

c. Penambahan batas ketelitian data.

d. Instruksi dari pemakai yang terprogram secara baik dan dapat menilai adanya kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

3. Fungsi Informasi

Menurut Sutabri (2012:31), Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mengkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.

Konsep Dasar Data

1. Definisi

Menurut Sutabri (2012:2) , data adalah “bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi”.

Menurut John J. Longkutoy dalam Sutabri (2012:2), mendifinisikan “istilah data adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, symbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf-huruf, atau symbol-simbol yang menunjukan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lain-lain”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa data merupakan suatu bahan mentah yang bersifat fakta yang akan diproses untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut Sutabri (2012:46), sistem informasi adalah “suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan – laporan yang diperlukan”.

2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47), sistem informasi terdiri dari beberapa komponen-komponen , diantaranya :

1. Blok Masukan (input block)

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi, input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi dati input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran (techology block)

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

4. Blok Basis Data (database block)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data didalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang dihasilkan berkualitas.

5. Blok Kendali (control blok)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, termperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Sutabri (2012:220), “tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap investigasi sistem dan sebelum tahap rancangan sistem, tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya”.

Menurut Henderi, dkk dalam jurnal CCIT Vol 4 (2011 : 322), Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan analisa sistem dapat dilakukan sebelum dibuat tahapan rangcangan sistem, dan analisa sistem sangat penting dilakukan agar menghindari kesalahan yang akan timbul di tahapan selanjutnya.

2. Tahap Analisa Sistem

Menurut Henderi, dkk dalam jurnal CCIT Vol 4 (2011 : 322), “Tahapan analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalah-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat di buat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.


Teoris Sistem

Konsep Persediaan Barang

1. Definisi Persediaan

Menurut Junaidi (2013:?), “Inventory merupakan sebuah konsep yang mencerminkan sumber daya yang dapat digunakan tetapi tidak atau belum dipergunakan”. Pengertian inventory dapat diartikan dalam beberapa hal yang berbeda, yaitu stok yang tersedia pada saat itu juga, daftar perincian barang yang tersedia, atau untuk keuangan dan akunting adalah jumlah stok barang yang dimiliki oleh suatu organisasi pasa suatu waktu.

Menurut Rusdah (2011:52), “Persediaan adalah suatu aktivitas yang meliputi barang pemilik organisasi dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam proses produksi”.

Menurut Tamodia (2013:23), “Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki untuk kemudiaan dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal”.

Menurut Salangka (2013:1121), “Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki untuk kemudiaan dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan pengendalian persediaan (inventory control) merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Persediaan memegang peranan penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik.

2. Fungsi Persediaan

Menurut Divianto (2011:78), Fungsi-fungsi persediaan penting artinya dalam upaya meningkatkan operasi perusahaan, baik yang berupa operasi internal maupun operasi eksternal sehingga perusahaan seolah-olah dalam posisi bebas. Fungsi persediaan pada dasarnya terdiri dari tiga fungsi yaitu:

1. Fungsi Decoupling

Fungsi ini memungkinkan bahwa perusahaan akan dapat memenuhi kebutuhannya atas permintaan konsumen tanpa tergantung pada suplier barang. Untuk dapat memenuhi fungsi ini dilakukan cara-cara sebagai berikut :

a. Persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar perusahaan tidak sepenuhnya tergantung penyediaannya pada suplier dalam hal kuantitas dan pengiriman.

b. Persediaan barang dalam proses ditujukan agar tiap bagian yang terlibat dapat lebih leluasa dalam berbuat.

c. Persediaan barang jadi disiapkan pula dengan tujuan untuk memenuhi permintaan yang bersifat tidak pasti dari langganan.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan dapat berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat menguranginya biaya perunit produk. Pertimbangan yang dilakukan dalam persediaan ini adalah penghematan yang dapat terjadi pembelian dalam jumlah banyak yang dapat memberikan potongan harga, serta biaya pengangkutan yang lebih murah dibandingkan dengan biaya-biay yang akan terjadi, karena banyaknya persediaan yang dipunyai.

3. Fungsi Antisipasi

Perusahaan sering mengalami suatu ketidakpastian dalam jangka waktu pengiriman barang dari perusahaan lain, sehingga memerlukan persediaan pengamanan (safety stock), atau perusahaan mengalami fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan sebeumnya yang didasarkan pengalaman masa lalu akibat pengaruh musim, sehubungan dengan hal tersebut perusahaan sebaiknya mengadakan seaseonal inventory (persediaan musiman).

Menurut Rusdah (2011:52), sistem persediaan berguna untuk:

1. Mempertahankan stabilitas kelangsungan operasi organisasi dengan penyediaan barang.

2. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang yang dibutuhkan organisasi.

3. Menghilangkan resiko kesalahan barang yang dipesan.

4. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya.

Menurut Tamodia (2013:23), persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan, yaitu:

1. Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi.

2. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi.

3. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam jumlah yang banyak ada diskon.

4. Untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga.

5. Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan ketidak tepatan pengiriman.

6. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses. Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung maupun yang tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian, persiapan,dan penempatan persediaan untuk dijual. Biaya persediaan bahan baku atau barang yang diperoleh untuk dijual kembali, biaya termasuk harga pembelian ,pengiriman, penerimaan, penyimpanan dan seluruh biaya yang terjadi sampai barang siap untuk dijual.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi pokok dari inventory adalah memenuhi semua permintaan pelanggan dengan persediaan barang yang seminimal mungkin. Namun kita tidak boleh melihat keuntungan yang diperoleh hanya dengan memperhatikan segi inventory dari bagian gudang saja karena inventory berpengaruh dalam semua elemen yang ada dalam suatu perusahaan.

3. Jenis-Jenis Persediaan

Menurut Tamodia (2013:24), persediaan dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis, yaitu:

1. Fluctuation stock, merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk mengatasi bila terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam prakiraan penjualan, waktu produksi, atau pengiriman barang.

2. Anticipation stock, merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan yang dapat diramalkan pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan terhentinya produksi.

3. Lot-size inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar daripada kebutuhan saat itu. Persediaan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari harga barang (berupa diskon) karena membeli dalam jumlah yang besar, atau untuk mendapatkan penghematan dari biaya pengakutan per unit yang lebih rendah.

4. Pipeline inventory, merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat asal ke tempat dimana barang tersebut akan digunakan. Msalnya, barang yang dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat memakan waktu beberapa hari atau minggu.

Menurut Rusdah (2011:52), persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari fungsinya, dan dilihat dari jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk. Menurut fungsinya, persediaan dibagi menjadi:

1. Batch Stock atau Lot Inventory

Persediaan yang diadakan karena memiliki atau membuat barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Mendapatkan keuntungan harga pada harga pembelian efisien produksi dan penghematan biaya akomodasi.

2. Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk melengkapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

3. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola konsumen yang terdapat dalam suatu tahun untuk menghadapi penggunaan atau penjualan (permintaan) yang meningkat.

Dilihat dari jenis dan posisi produk dalam urutan pengerjaan produk :

1. Persediaan bahan baku (raw material stock)

2. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchase parts atau component stock)

3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan (supplier stock)

4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process atau progress stock)

5. Persediaan barang jadi (finished goods stock)

4. Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Divianto (2011:82), penentuan jumlah persediaan perlu ditentukan sebelum melakukan penilaian persediaan. Jumlah persediaan dapat ditentukan dengan dua sistem yang paling umum dikenal pada akhir periode yaitu:

1. Periodic system, yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik agar jumlah persediaan akhir dapat diketahui jumlahnya secara pasti.

2. Perpectual system, atau book inventory yaitu setiap kali pengeluaran diberikan catatan administrasi barang persediaan.

Dalam melaksanakan panilaian persediaan ada beberapa cara yang dapat dipergunakan yaitu:

a. First in, first out (FIFO) atau masuk pertama keluar pertama. Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa arus harga bahan adalah sama dengan arus penggunaan bahan. Dengan demikian bila sejumlah unit bahan dengan harga beli tertentu sudah habis dipergunakan, maka penggunaan bahan berikutnya harganya akan didasarkan pada harga beli berikutnya. Atas dasar metode ini maka harga atau nilai dari persediaan akhir adalah sesuai dengan harga dan jumlah pada unit pembelian terakhir.

b. Last in, first out (LIFO) atau masuk terakhir keluar pertama Dengan metode ini perusahaan beranggapan bahwa harga beli terakhir dipergunakan untuk harga bahan baku yang pertama keluar sehingga masih ada (stock) dinilai berdasarkan harga pembelian terdahulu.

c. Rata-Rata Tertimbang (weighted average)

Cara ini didasarkan atas harga rata-rata perunit bahan adalah sama dengan jumlah harga perunit yang dikalikan dengan masing-masing kuantitasnya kemudian dibagi dengan seluruh jumlah unit bahan dalam perusahaan tersebut.

d. Harga Standar

Besarnya nilai persediaan akhir dari suatu perusahaan akan sama dengan jumlah unit persediaan akhir dikalikan dengan harga standar perusahaan.

Menurut Tamodia (2013:25), untuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat dua metode sebagai berikut:

1. Metode Pisik atau Periodik (Periodik atau Phisical Inventory Sistem)

Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri sebagai berikut: Pembelian, Retur pembelian, Penjualan dan Retur penjualan. Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock Opname). Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi sistem dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung operasional. Laporan neraca dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.

2. Metode Perpetual (Continual Inventory System)

Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian. Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan harga pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik untuk di print out maupun secara visual.


Monitoring

Menurut Gudda (2011), “Monitoring (Pemantauan) adalah seni mengumpulkan imformasi yang diperlukan dengan usaha minimal untuk membuat keputusan kemudi pada saat yang tepat”. Informasi ini juga merupakan basis data yang penting dan diperlukan untuk analisii, diskusi, evaluasi, dan pelaporan. Sebagai suaatu proses yang teratur dan sistematis yang terintegrasai dalam siklus proyek atau program, Monitoring berbeda dari evaluasi.

Tujuannya adalah untuk melihat apakah program yang melakukan hal yang benar dan melakukan dengan benar dalam rangka untuk meningkatkan kualitas mereka. Monitoring adalah fungsi berkelanjutan yang bertujuan terutama untuk menyediakan manajemen project dan pemangku kepentingan utama dari program berkelanjutan atau project dengan indikasi awal dari kemajuan atau kekurangan itu dalam pencapaian program atau project tujuan (UNDP 2001). Monitoring dilakukan ketika project dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkat desain project dan berfungsi saat beraksi.

Menurut Gudda dalam Bumbeger dan Hemmit (1986),”Mendefinisikan monitoring sebagai aktifitas project internal yang dirancang untuk memberikan umpan balik konsta pada kemajuan project, masalah-masalah yang dihadap dan efisiensi dengan yang sedang dilaksanakan”. Syarat mendasar untuk monitoring adalah rencana kerja tahunan dan anggaran project. Monitoring memungkinkan manajer untuk mengindentifikasi dan menilai potensi masalah dan keberhasilan suatu program atau project. Ini memberikan dasar untuk tindakan korektif baik substantif dan operasional untuk meningkatkan program atau desain project. Cara pelaksanaan dan kualitas hasil, selain itu memungkinkan penguatan hasil positif awal.


Pengujian Blackbox Testing

1 Pengujian

Menurut Simarmata (2010:301) dalam Nina Rahayu (2014:41), “pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan kesalahan”.

Menurut Rizky (2011:237) dalam Nina Rahayu (2014:41), “testing adalah sebuah proses sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasaperangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

2 Blackbox Testing

Menurut Rizky (2011:264) dalam Nina Rahayu (2014:42), “blackbox testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya”. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotakhitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

3. Hasil dari blackbox testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

Konsep Dasar Analisa SWOT

1. Definisi

Menurut Rangkuti (2011:199), ”penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT”. SWOT adalah singkatan darilingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

1. Kuadran 1

Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

2. Kuadran 2

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

3. Kuadran 3

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

4. Kuadran 4

Ini merupakan situasai yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Menurut Yusmini (2011:68), "Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats)."

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakandiatas, maka dapat disimpulkan Analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikandengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

2. Tujuan Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011:197), “tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi”.

Microsoft Visual Basic

Menurut Halim dalam jurnal Teknomatika Vol.1 No.3 (2011), “Microsoft Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat program aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface). Visual basic adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang menggunakan pendekatan Graphical User Interface (GUI) yang mudah digunakan juga merupakan sebuah program aplikasi berbasis Windows. Beberapa kemampuan atau manfaat dari bahasa pemrograman visual basic diantaranya :

1. Untuk membuat program aplikasi berbasis windows

2. Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti misalnya control ActiveX,File, Help, aplikasi internet dan sebagainya.

3. Menguji program (Debugging) dan menghasilkan program akhir yang bersifat executable, atau dapat langsung dijalankan.

Konsep Dasar Database

Menurut Chr. Jimmy L. Gaol dalam Lindawati (2014:38), “Database adalah kumpulan datanya, sedangkan program pengelolaannya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data dan melaporkan data dalam database”.

Dalam satu file atau table terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu record (umumnya digambarkan sebagai baris data) terdiri dari field yang saling berhubungan menunjukan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan disimpan dalam satu record. Adapun stuktur Database adalah: File atau Table.

Record adalah elemen data atau field. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria penting, yaitu:

1. Bersifat data oriented dan bukan program oriented.

2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya.

3. Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.

4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah.

5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi informasi dari basis data tersebut.

Unifield Modeling Languange (UML)

Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:22) ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan yang digunakan untuk merancang, mendokumentasikan sebuh sistem perangkat lunak.

1. Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:15), langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

a. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

b. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use casediagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.

c. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

d. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

e. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

f. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.

g. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

h. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

i. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.

j. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

k. Mulailah membangun sistem. Ada 2 (dua) pendekatan yang tepat digunakan:

1) Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

2) Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

l. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.

m. Perangkat lunak siap dirilis.

2. Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:25) Bangunan dasar metodologi UML menggunakan 3 (tiga) bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

1. Sesuatu (things)

Ada 4 (empat) things dalamUML, yaitu:

a. Structural things

Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

b. Behavioral things

Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

c. Grouping things

Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

d. Annotational things

Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML)dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

2. Relasi (Relationship)

Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:

a. Ketergantungan

Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).

b. Asosiasi

Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

c. Generalisasi

Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.

d. Realisasi

Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

3. Diagram

Ada 5 (lima) macam diagram dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :

a. Use Case Diagram

Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

b. Class Diagram

Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi antar objek.

c. Sequence Diagram

Diagram ini memperlihatkan interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.

d. State Chart Diagram

Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, dan aktifitas.

Diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi dan terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.

e. Activity Diagram

Diagram ini memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

3. Diagram-diagram UML (Unified Modeling Language)

Menurut Widodo dalam Esa Wijayanti (2014:28), diagram-diagram UML terdiri dari :

1. Diagram Kelas (Class Diagram)

Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.Diagram ini umum dijumpai pada permodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

2. Diagram paket (Package Diagram)

Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

3. Diagram use case

Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasikan dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

4. Diagram interaksi dan sequence (urutan)

Bersifat dinamis.Diagram urutan adalah interaksi yang menekan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

5. Diagram komunikasi (communication diagram)

Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML Versi 1,4. Yang menekan organisasi structural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

6. Diagram statechart (statechart diagram)

Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state),transisi, kejadian serta aktivitas.

7. Diagram aktivitas (activity diagram)

Bersifat dinamis.Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.Diagram ini terutama penting dalam permodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan member tekanan pada aliran kendali antar objek.

8. Diagram komponen (component diagram)

Bersifat statis.Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantunagn sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

9. Diagram deployment (deployment diagram)

Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time) .Memuat simpul-simpul berserta komponen-komponen yang di dalamnya.

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flow diagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.


Elisitasi

Menurut Raharja, dkk Jurnal CCIT Vol – 04 NO.3 (2011:302), “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.” Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

1. Elisitasi Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

2. Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI.Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

a. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

b. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

c. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

3. Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

d. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

e. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

f. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

b. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan

c. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

4. Final Draft Elisitasi

Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan


Konsep Dasar Literature Review

Menurut Mulyandi (2013:17-153) dalam Nina Rahayu (2014:49) “Penelitian sebelumnya (literature review) merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang di lakukan oleh penelitisebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topic penelitian”.

Dalam upaya perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitian yang sama dibidang ini.

Literature Review

Beberapa Literature review yang saya kutip adalah sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Aripin Nasution (2011)

Penelitian ini berjudul “Aplikasi Sistem Inventory Berbasis Dekstop Menggunakan JSE Pada CV. Sumber Logam Teknik Tangerang”. Pada penelitian ini penulis hanya membahas mengenai persediaan barang yang dibatasi hanya pada proses prosedur input barang, input supplier, pembelian barang, faktur barang, retur barang, dan laporan kepada pimpinan. Analisis dilakukan dengan cara observasi terhadap sistem yang berjalan, kebutuhan informasi sistem, dan desain menggunakan UML dan pembuatan program menggunakan netbeans dan DBMS MySQL. Keunggulan sistem aplikasi ini terletak pada proses input dan output, dimana untuk proses input pada form penerimaan terdapat menu pilihan satuan barang yang dapat dipilih salah satunya. Untuk outputnya dalam bentuk rincian laporan perbulan, dimana manajer bisa memilih bulan yang ingin dicetak pada menu cetak laporan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Makrothymia Hia (2013)

Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang pada PT. Gema Sarana Media”. Pada penelitian ini penulis membahas tentang perancangan sistem informasi persediaan barang untuk mempermudah bagian gudang, yaitu meliputi proses data barang masuk, barang keluar, data supplier, data customer, dan pembuatan laporan persediaan barang pada PT. Gema Sarana Media. Adapun metodologi yang dipergunakan lalu digambarkan dalam bentuk Use Case dengan menggunakan UML versi 6.4. Rancangan sistem ini memberikan banyak kemudahan, yaitu memudahkan proses pembuatan laporan, memudahkan dalam pencarian data, dan memudahkan staf bagian gudang untuk mengetahui stok barang yang masuk dan barang yang keluar.

3. Penelitian yang dilakukan oleh M. Syah Reza (2012)

Penelitian ini berjudul “Aplikasi Persediaan Barang Pada CV. Kiki Optical Berbasis Website”. Pada penelitian ini penulis membuat suatu program berbasis website yang bisa digunakan untuk mengontrol stok minimal barang dan menampilkan informasi barang yang ada di gudang. CV. Kiki Optical bergerak dibidang optik kacamata. Aplikasi persediaan barang berbasis website dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk mengelola databasenya dan mampu merekam seluruh data persediaan barang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian di CV. Kiki Optical ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan kuisioner. Dengan adanya sistem berbasis web, pengecekan barang lebih cepat, dapat memudahkan admin membuat laporan bulanan yang lebih cepat, tepat, dan akurat. Tetapi sistem yang diusulkan ini baru sebatas dekstop aplikasi berbasis web dan belum berbasis online.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Mukh Tamim (2011) yang berjudul “Analisa dan perancangan sistem informasi persediaan barang pada bengkel Evinn Motor kebumen menggunakan visual basic 6.0”. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode : Analisa Masalah dan Pengumpulan Data.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Marfan Khonazar (2013) yang berjudul “Analisis sistem informasi persediaan barang pada PT. Universal Resources”. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode : Analisa Masalah dan Pengumpulan Data.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Yani Yuliana (2012) yang judul “Analisa sistem persediaan barang spare part mobil pada PT. Prima Autoworld”. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode : Analisa Masalah dan Pengumpulan Data.

Berdasarkan literature-literature review di atas, maka penulis mengambil acuan dari keenam literature review tersebut untuk dijadikan referensi dalam penulisan ini, dimana keenam literature review tersebut menggunakan metode analisa masalah dan pengumpulan data.


BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat

PT. Krista Pesona Adibusana ( Krisylane ) berdiri sejak tahun 2010 yang mulanya berdiri sebagai retail import, yang ditandai oleh banyaknya permintaan dan pengiriman barang dari customer kelas atas. Seiring dengan berjalannya waktu kurang lebih dalam periode satu tahun, kini perusahaan menawarkan berbagai produk branded yang lebih bervariasi. Dengan banyaknya permintaan dari customer maka mulai didirikan toko/butik yang berada didaerah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. PT. Krista Pesona Adibusana mengantongi surat izin usaha No. 503/3124-BP2T/30-03/PM/04 perusahaan mengembangkan sayapnya dibidang retail import ini sesuai dengan izin usaha yang ada.

Visi Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Tumbuh, maju, berkembang bersama pelanggan Inovasi yang komprehensif dalam system manajemen pemasaran menjadi komitmen utama perusahaan dalam upaya menjamin kepuasan pelanggan dan kemajuan bisnis.

2. Misi Perusahaan

Memberikan yang terbaik bagi dunia usaha “kepada siapa saja, dimana saja, kapan saja”

Di manapun kami selalu memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, kenyamanan dan keamanan yang lebih melalui karyawan, rekan, kompetensi, dan inovasi.

Selain itu PT. Krista Pesona Adibusana mempunyai program yang dijadikan sebagai pondasi untuk memperkuat perusahaahn di PT. Krista Pesona Adibusana, yaitu

a. customer focus

Segala usaha mengarah kepada kepuasan pelanggan.

b. Sportmanship

Semangat untuk menang dengan fair/jujur melalui kerjasama tim dan disiplin

c. Proactiva

Antisipasi masa dapan melalui inovasi,inisiatif dan peningkatan yang terus menerus

d. Enthusiasm

Bekerja sepenuh hati dengan penuh optimisme.

e. Sosial responsibility

Tanggung jawab kami adalah terhadap rekan-rekan kerja,masyarakat & lingkungan.


Struktur Organisasi Perusahaan

Di dalam mencapai tujuannya, perusahaan tidak dapat mengandalkan hanya pada satu orang saja. Suatu tujuan hanya dapat dicapai apabila ada kerja sama di dalam perusahaan tersebut. Kerja sama dari karyawan sangat besar artinya bagi pencapaian tujuan suatu perusahaan.Seorang pemimpin harus dapat menyampaikan apa yang ingin dicapai perusahaan di dalam organisasinya dan menyampaikan keinginan tersebut. Setiap perusahaan yang baik memiliki suatu struktur organisasi untuk mengatur aktivitas perusahaan dan memberikan gambaran tentang hubungan kerja sama antar karyawan di dalam perusahaan. Hal ini menyebabkan pembagian tugas yang harus dilakukan akan bertambah rumit, karena banyaknya karyawan yang melakukan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga tidak memungkinkan seorang karyawan melakukan beberapa pekerjaan sekaligus.

Agar perusahaaan dapat berjalan dengan baik maka untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan adanya kerja sama dan koordinasi yang baik diantara para karyawan yang melakukan pekerjaannya masing-masing. Untuk itu maka perusahaan perlu menyusun suatu struktur organisasi yang baik. Dengan adanya sebuah struktur organisasi maka akan mudah membagi tugas dan kewajiban masing-masing personil yang masuk di dalam struktur tersebut. Jika semua personil dari struktur tersebut telah mengerti dan memahami akan tugas dan wewenangnya, maka di dalam perusahaan tersebut akan tercipta suatu kerja sama yang efektif dan efisien.

Struktur organisasiyang digunakan di PT. Krista Pesona Adibusana adalah sebagai berikut:


Gambar 3.1 Struktur Organisasi


Tugas dan Tanggung Jawab

1. Presiden Direktur

Presiden direktur adalah pimpinan tertinggi dalam suatu perusahaan. Pimpinan tertinggi ini memiliki tanggung jawab dalam memimpin dan mengarahkan perusahaan, yaitu dalam hal :

a. Menyusun strategi dan visi misi perusahaan

b. Menjalin hubungan dan kemitraan strategis

c. Mengatur investasi, lokasi dan divestasi

d. Memimpin direksi

e. Membuat rencana pengembangan perusahaan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang

f. Bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan perusahaan

2. Direktur Utama

Direktur utama adalah jabatan yang ditunjuk dan memberi laporan kepada Dewan Direksi untuk :

a. Menjalankan tanggung jawab dari Direktur perusahaan sesuai dengan standar etika dan hukum

b. Bertidak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar

c. Memimpin rapat umum, dalam hal untuk memastikan pelaksanaan tata tertib dan prosedur perusahaan.

3. Supervisor

Supervisor bertanggung jawab untuk mengatur, mengontrol, dan meningkakan kemampuan sumberdaya manusia, serta melakukan koordinasi dan membina kerja sama team yang solid. Tanggung jawabnya guna memaksimalkan effisiensi, meminimalkan biaya.

4. Bagian Keuangan ( Accounting )

Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan, tugas antara lain adalah :

a. Membuat bukti pengeluaran bank dan bukti penerimaan bank.

b. Memeriksa seluruh pengeluaran uang agar sesuai dengan permintaannya.

c. Membuat laporan dana bank, rencana tagihan, rencana pelunasan dan lain-lain.

d. Menagih piutang yang sudah jatuh tempo melalui telepon.

e. Membuatkan cek atau bilyet giro untuk pengeluaran uang baik untuk melunasi hutang maupun untuk pengeluaran lainnya.

5. Staff Administrasi

Memiliki sejumlah tugas sebagai berikut :

a. Membuat penawaran harga (quotation), surat jalan (delivery order), kwitansi, faktur pajak dan surat-surat lain sesuai dengan kebutuhan administrasi.

b. Memasukkan data tersebut ke dalam laporannya masing-masing untuk kegiatan pengendalian dan juga sebagai lampiran dalam laporan keuangan.

6. Personalia

Tugas personalia adalah :

a. Penerimaan tenaga kerja koordinasi dengan direktur

b. Sosiali sasi dan koordinasi

c. Menyiapkan perjanjian kerja baru karyawan baru

d. Absensi daftar hadir

e. Internal letter

f. Incoming letter

g. Outgoing letter

h. Memperbaharui/Update dan record data

i. Jamsostek

7. Marketing

Tugas dan tanggung jawab seorang marketing adalah menangani kegiatan marketing, pengembangan bisnis dan jaringan penjualan produk, serta melakukan analisa penjualan dampen distribusian produk dengan beroreintasi pada pencapaia ntarget penjualan dan kepuasan pelanggan.

8. Purchessing

Memiliki beberapa tugas sebagai berikut :

a. Melakukan pemesanan dengan membuat purchase order terhadap bahan-bahan baku produksi.

b. Memastikan dan melakukan kontrol terhadap ketersediaanbarang.

c. Menentukan supplier dengan harga terbaik.

d. Menentukan budget setiap tahunnya untuk pembelian aset perusahaan

9. Logistik

Memiliki beberapa tugas sebagai berikut :

a. Mencocokan surat jalan dan PO (Purchase Order) dengan barang yang datang

b. Menginput surat jalan ke komputer

c. Menghubungi supplier untuk memastikan barang aka dikirim sesuai dengan PO (Purchase Order)


Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem yang berjalan,pada penelitian ini digunakan program Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.


Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur Barang Masuk

Proses barang masuk ke dalam gudang, yaitu: supplier memberikan faktur beli kepada bagian kepala gudang, kemudian karyawan gudang bagian belakang akan menghitung sisa barang di dalam gudang secara manual menggunakan buku tulis biasa, lalu karyawan gudang bagian depan akan menghitung dan menerima barang yang akan dimasukan kedalam gudang dengan cara chek list pada faktur beli lalu barang dimasukan ke dalam gudang menurut penempatannya masing-masing.

Prosedur Barang Keluar

Proses barang keluar dari gudang, yaitu: kasir membuat faktur jual sesuai pesanan pelanggan dan selanjutnya akan memberikan faktur jual kepada bagian gudang untuk mempersiapkan barang apa saja yang akan di packing atau dikemas untuk dikirimkan kepada pelanggan, jika sudah di packing maka barang akan langsung dikirim kepada pelanggan.

Prosedur Pembuatan Laporan

Pada proses pemeriksaan atau pencatatan barang di dalam gudang, pemeriksaan dilakukan secara fisik oleh karyawan bagian gudang yang akan memeriksa dan menghitung barang secara manual menggunakan buku tulis biasa. Lalu jika pemeriksaan yang dilakukan dengan cara pencatatan sudah selesai maka akan dilaporkan kepada pimpinan tentang persediaan barang di dalam gudang.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Use case Diagram Persediaan Barang.

Use Case diagram merupakan deskripsi lengkap tentang interaksi yang terjadi antara para actor dengan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan. Sehingga bermanfaat untuk tahap analisis karena dengan menggunakan use case diagram akan banyak sekali informasi yang didapatkan, selain itu juga bermanfaat untuk mencari dan menemukan kelas-kelas yang terlibat dalam aplikasi.


Gambar 3.2 Use Case Diagram


Berdasarkan gambar 3.2 Use Case Diagram yang berjalan saat in terdapat:

1. Administrasi yang melakukan kegiatan pencatatan data barang, pencatatan data supplier, membuat PO pesanan, membuat surat terima barang, melakukan transaksi penjualan, membuat bukti transaksi, serta membuat laporan kepada pimpinan.

2. Supplier berfungsi memberikan data barang, memberikan data supplier, mencatat dan mengirip PO pesanan, dan menerima surat terima barang.

3. Pimpinan berfungsi menerima hasil laporan dari administrasi

Activity Diagram Persediaan Barang

Diagram aktifitas lebih memfokuskan pada eksekusi dan alur system, diagram ini juga tidak hanya memodelkan software melainkan memodelkan model bisnis, serta menunjukan aktifitas system dalam bentuk kumpulan aksi.Activity Diagram lebih mudah dipahami dan melalui activity diagram, sistem dari suatu skenario yang berjalan dapat terlihat.


Gambar 3.3 Activity Diagram Data Supplier


Berdasarkan gambar 3.3 Activity Diagram yang berjalan saat in terdapat :

a. Supplier memberikan data supplier

b. Administrasi mencatat data supplier

c. Supplier memberikan data barang

d. Administrasi menerima data barang


Gambar 3.4 Activity Diagram Pemesanan Barang


Berdasarkan gambar 3.4 Activity Diagram yang berjalan saat in terdapat :

a. Administrasi membuat PO pesanan

b. Supplier menerima PO pesanan

c. Supplier mengirim barang

d. Administrasi menerima barang

e. Administrasi membuat surat terima barang

f. Supplier menerima surat terima barang


Gambar 3.5 Activity Diagram Transaksi


Berdasarkan gambar 3.5 Activity Diagram yang berjalan saat in terdapat :

a. Customer melakukan pembelian barang

b. Administrasi melakukan pengecekan untuk persediaan barang, jika barang tersedia maka melakukan transaksi pembelian, jika barang tidak ada maka administrasi melakukan pemesanan barang ke supplier

c. Customer melakukan pembayaran

d. Administrasi membuat bukti transaksi

e. Customer menerima bukti transaksi


Gambar 3.6 Acivity Diagram Laporan


Berdasarkan gambar 3.6 Activity Diagram yang berjalan saat in terdapat :

a. Administrasi membuat rekap data barang, data penjualan, data pembayaran dan rekap laporan ke pimpinan

b. Pimpinan menerima laporan dari administrasi


Gambar 3.7 Sequence Diagram Yang Berjalan


Terdapat 19 kegiatan yaitu :

1. Memberikan data supplier

2. Mencatat data supplier

3. Memberikan data barang

4. Mencatat data barang

5. Membust PO pesanan

6. Menerima PO pesanan

7. Mengirim barang

8. Terima barang

9. Membuat surat terima barang

10. Menerima surat terima barang

11. Pembelian barang

12. Cek persediaan barang

13. Melakukan pembayaran

14. Memberikan bukti transaksi

15. Menerima bukti transaksi

16. Rekap data barang

17. Rekap data penjualan

18. Rekap data pembayaran

19. Rekap laporan

Dari 19 kegiatan tersebut yang sudah dijalaskan melalui use case diagram dan activity diagram.


Analisa Sistem Yang Berjalan.

Metode Analisa Sistem

Berdasarkan analisis yang dilakukan, sistem informasi persediaan barang pada PT. Krista Pesona Adibusana saat ini masih memiliki beberapa kelemahan. Seiring dengan perkembangan zaman maka kebutuhan informasi masih memerlukan perkembangan lebih baik lagi hingga mencapai sistem yang benar-benar handal dan berfungsi semaksimal mungkin untuk memberikan informasi secara cepat dan akurat di PT. Krista Pesona Adibusana.

Dalam penelitian Analisa Sistem Informasi Penyediaan Barang pada PT. Krista Pesona Adibusana, maka dapat disimpulkan kekurangan pada system tersebut :

a) Adapun kekurangan dari system yang telah berjalan saat ini yaitu penginputan data-data yang masih manual, seringnya permintaan dari tiap divisi yang harus dipenuhi secara mendadak tanpa melihat dahulu stock masih ada atau tidak.

b) Selain itu sering juga terjadi keterlambatan datangnya barang sehingga tidak bias langsung entry ke file penerimaan, kurangnya tenaga kerja dalam pengentrian data kedalam system.

c) Bebasnya orang-orang yang tidak berwenang dalam mengakses system tersebut sehingga sering terjadi kehilangan data maupun perubahan-perubahan data yang secara tidak sengaja yang membuat kinerja user terbengkalai dalam pembuatan laporan persediaan barang.

Analisa SWOT

Untuk mendukung proses Analisa SWOT, maka terlebih dahulu akan dilakukan marketing mix 7P untuk mengetahui lebih jelas strategi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:


Tabel 3.1 Marketing Mix 7P


Kemudian akan dilanjutkan dengan analisa SWOT, Faktor internal yang mencakup produk yang tersedia, sumber daya manusia, fasilitas yang tersedia berupa gudang, fasilitas tempat istirahat karyawan, dan fasilitas kendaraan untuk operasional, serta proses persediaan barang yang sedang berjalan saat ini. Sedangkan faktor eksternal yang mencakup aspek masyarakat, persaingan terhadap perusahaan lainnya, dan promosi kepada pelanggan. Analisa SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu :


Tabel 3.2 Analisa SWOT


Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

1. Analisa Masukan

Nama Masukan : Pencataatan data

Fungsi : Untuk pencatatan data barang dan data supplier

sumber : Admin

Media : Buku Besar dan MS. exel

Frekuensi : Setiap Bulan

Format : Lampiran A1

Keterangan : Berisi data barang dan data supplier

2. Analisa Proses

Nama Modul : Transaksi penjualan

Masukan : Produk yang akan dibeli

Keluaran : Bukti Transaksi

Ringkasan Proses : Proses yang terjadi adalah apabila custumer datang langsung ke toko untuk melakukan pembelian barang dan admin memberikan bukti transaksi

3. Analisa Keluaran

Nama Keluaran : Laporan

Fungsi : Mencetak atau menampilkan laporan rekap data barang, data penjualan dan data pembayaran

Media : Kertas

Rangkap : 2 (empat) lembar

Distribusi : - Lembar 1 (putih), untuk Laporan Pengiriman

- Lembar 2 (merah), untuk Laporan Stok Produk


Konfigurasi Sistem Berjalan

1. Spesifikasi Hardware

a. Processor : Pentium 4

b. Monitor : 17 inc

c. Keyboard : Standard

d. Mouse : Optical

e. RAM : 2 GB

f. Harddisk : 80 GB

g. Printer : Laser Jet 5M

2. Spesifikasi Software

a. Windows XP Profesional

b. Microsoft Office 2007

3. Hak Akses (Brainware)

a. Kepala Bagian Gudang

b. Staff Purchasing

c. admin

User Requirement

Berisi seluruh rancangan system baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkai tmelalui proses wawancara penulis dengan stakeholder mengenai seluruh perancangan sitem informasi persediaan barang pada PT Krista Pesona Adibusana.

Requirement Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Requirement Elisitasi Tahap I


Requirement Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II


Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi seperti tabel 3.2 dibawah ini :


Tabel 3.5 ElisititasiTahap III


Keterangan :

M (Mandatory) = Penting

D (Desirable) = Tidak terlalu penting

I (Inessential) = Tidak penting

Requirement Elisitasi Tahap III

Berdasarkan ElisitasiTahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi LMH. Berikut adalah requirement tersebut dapat dilihat seperti table 3.3 dibawah ini :


Tabel 3.6 Elisitasi Tahap Final


Keterangan :

Metode Option

T  : Tehnikal L  : Low

O  : Operasional M  : Middle

E  : Ekonomi H  : High

Requirement Elisitasi Final

Hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.


tabel



BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN



BAB V

PENUTUP

Kesimpulan


Saran

DAFTAR PUSTAKA


DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengantar Skripsi

2. Surat Keterangan Kerja

3. Form Penggantian Judul (Jika ada)

4. Kartu Bimbingan

5. Kartu Study Tetap Final (KSTF)

6. Form Validasi Skripsi

7. Kwitansi Pembayaran Skripsi

8. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil

9. Daftar Nilai

10. Formulir Seminar proposal

11. Sertifikat TOEFL

12. Sertifikat Prospek

13. Sertifikat IT Internasional (Minimal 1)

14. Sertifikat IT Nasional (Minimal 3 sertifikat IT, misalnya : Pelatihan REC, Seminar-seminar nasional)

15. Surat Keterangan Hibah