Pengguna:Triyanuar Iskandar Saputra

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia dan perkembangan teknologi di bidang informasi semakin meningkat, hal ini dibutuhkan dengan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Sehingga perkembangan teknologi sangat pesat dan banyak digunakan berbagai bidang terutama untuk membantu dalam mengidentifikasikan suatu objek dalam persediaan (Inventory) atau gudang dalam bentuk Teknologi Informatika, untuk mengetahui data persediaan barang dalam gudang. Masalah dalam pendataan barang di PT. Limawira Wisesa ini masih menggunakan sistem manual, sehingga sulit untuk mencatat barang yang masuk dan keluar dalam gudang. Tidak hanya itu proses pengecekan barang yang masuk di dalam gudang dari tahun ke tahun sangat meningkat dan menumpuk, hal tersebut sangat merepotkan kepala gudang dan staff sehingga menyita waktu yang agak lama. Penyimpanan barang pada gudang disini menjadi peran terpenting dalam menyimpan barang (stok barang) yang tersedia, dampaknya ketika barang keluar dan masuk setiap harinya itu sulit untuk di jangkau, hal ini menyebabkan terjadinya salah pendataan barang pada gudang, dan sering terjadi pendataan barang yang tidak sesuai dan tidak akurat, sama dengan halnya, stok barang yang sudah habis ini tidak di ketahui di karenakan terlalu banyak barang yang masuk, sehingga kinerja para kepala gudang dan staff harus bekerja dengan benar-benar teliti agar tidak terjadi kesalahan pada pendataan barang. Dari penjelasan yang tertera di atas, penulisan ini akan memfokuskan dalam pembuatan suatu sistem Inventory. Sehingga sistem ini dapat di gunakan dalam pengecekan persediaan barang dalam pergudangan, aplikasi ini dapat membantu prosesmasalah pengolahan data barang dan memudahkan pelapoaran data barang yang tersedia, sehingga kepala gudang dan staff dapat mendata barang-barang yang masuk di pergudagan. Dengan demikian data yang masuk bisa di akses secara langsunng untuk melihat proses keluar masuk barang dan habis atau tidak adanya barang. Bedasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis membuat penelitien dengan judul “Pengembangan Sistem Informasi Inventory Gudang AC di PT. Limawira Wisesa”. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah telah di uraikan dan dapat di rumuskan masalah yang di hadapi oleh PT. Limawira Wisesa yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana para staff gudang atau kepala gudang pada PT. Limawira Wisesa mengakses barang keluar masuk? 2. Apa saja yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem inventory pada PT. Limawira Wisesa agar berjalan dengan baik? 3. Bagaimana merancang pengembangan sistem inventory yang dapat meminimalisir permasalahan divisi gudang AC pada PT Limawira Wisesa? 1.3 Tujuan dan Manfaat Peneltian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk merancang sistem inventory barang yang sesuai dengan permasalahan pada kegiatan persediaan barang pada PT. LIMAWIRA WISESA agar mempermudah admin gudang dalam mengelolah dan mendata barang masuk dan keluar. 2. Membuat sistem informasi yang dapat melakukan pengontrolan stok barang di gudang sehingga dapat memberitahukan tentang jumlah stok barang yang ada di gudang dengan cepat dan akurat dan menyajikan pemrosesan data tentang barang masuk dan yang keluar dengan cepat dan akurat sehingga dapat menghasilkan informasi sesuai dengan kebutuhan. 3. Membangun sistem informasi inventory stok barang pada PT. LIMAWIRA WISESSA dengan menggunakan metode pengembangan system prototype. PHP sebagai Bahasa pemerograman dan menggunakan prancangan system UML (Unified Modelling Language). 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini bagi perusahaan yaitu: 1. Membantu pihak PT. LIMAWIRA WISESA dalam proses pengelolah data stok barang yang masuk dan keluar sehingga akan semakin mempermudah admin gudang dalam memberikan suatu informasi yang dibutuhkan. 2. Untuk menghindari keterlambatan barang, hilangnya barang dan dengan inventory barang ini, maka oprasional perusahaan dapat berjalan lebih baik dari sebelumnya. 3. Dapat menunjang kinerja di PT. LIMAWIRA WISESA untuk pengembanngan system yang terkomputerisasi yang dapat di gunakan oleh pihak perusahaan. 4. Menyediakan informasi yang cepat, tepat dan akurat mengenai data maupun laporan yang dibutuhkan serta memudahkan admin dalam melakukan pengontrolan persediaan barang. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup yang akan di bahas dari penulisan skripsi ini lebih terarah dan focus kepada gudang AC yang menggunakan aplikasi inventori adalah admin dan user. Admin dan user mempunyai username dan password untuk login. Membatasi ruang lingkup aplikasi inventori dengan hanya membahas mengenai hal-hal sebagai berikut ; 1. Penerima barang 2. Monitoring persediaan barang 3. Pengelolah data jenis barang 4. Report barang keluar 5. Report barang bulanan. 6. barang yang akan habis (WARNING).

Dalam skripsi ini tidak akan di bahas malasah berikut : 1. keamanan pada inventori online 2. Keamanan pada jaringan

1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penyususan laporan ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian, antara lain: a. Observasi (Pengamatan Langsung) Penulis melakukan metode ini dengan cara studi lapangan pada perusahaan serta melihat langsung kinerja perusahaan, sehingga dengan cara ini penulis dapat memperoleh data-data yang diperlukan. b. Interview (Wawancara) Penulis melakukan sesi tanya jawab kepada stakeholder pada PT. Limawira Wisesa. Dikarenakan penulisan laporan mengenai sistem informasi Inventory, maka penulis melakukan wawancara kepada karyawan yang berada bagian HRD dan Staff. c. Studi Literature (Studi Pustaka) Studi Pustaka yang dilakukan penulis bertujuan untuk memperoleh data melalui buku-buku literatur yang memiliki keterkaitan dengan penelitian sebagai bahan referensi, termasuk bahan-bahan yang diperoleh melalui bangku perkuliahan. Buku referensi maupun buku pegangan umum yang dipakai berhubungan pembahasan laporan SKRIPSI. 1.5.2 Metode Analisa Sistem Pada metode analisis ini penulis menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Analisis SWOT adalah suatu metode yang digunakan untuk melihat kondisi perusahaan baik internal maupun eksternal yang kemudian dijadikan indikator untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap PT Limawira Wisesa, sehingga dapat membantu terbentuknya penyampaian informasi secara efektif dan efisien.. 1.5.3 Metode Perancangan Sistem Pada metode perancangan , metode yang akan digunakan yaitu UML (Unified Modelling Language), dimana diagram UML yang digunakan adalah Use Case Diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram, untuk mengambarkan suatu rancangan yang diusulkan. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP, Framework Codeigniter dalam sistem pembuatannya, dan Database untuk penyimpanan datanya menggunakan adalah MYSQL. 1.5.4 Metode Pengujian Metode pengujian yang akan digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional software. Oleh karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input atau data uji yang akan menguji fungsional dan output suatu program. Metode pengujian blackbox digunakan untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, anatara lain fungsi - fungsi yang salah atau hilang, kesalahan tampilan luar, kesalahan output, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah mengetahui sistematika penulisan skripsi ini maka di bagi beberapa bab dengan sistematika penulisan berikut :

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan secara umum mengenai masalah pokok yang dibahas dalam laporan Skripsi ini meliputi latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan Manfaat penelitian yang meliputi beberapa metode yaitu metode observasi (pengamatan langsung), metode interview (wawancara) dan studi pustaka. Serta uraian mengenai sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori atau konsep yang melandasi hal-hal yang terdapat dalam penelitian, yang berhubungan tentang kinerja laporan penjualan, baik dikutip dari berbagai referensi, dari hasil riset yang didapat maupun media lain yang menjadi masukan. BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN Bab ini berisi gambaran umum perusahaan yang berjalan, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi beserta fungsi-fungsinya. Penjelasan wewenang dan tanggung jawab. Selain menggambarkan organisasi pada BAB ini menggambarkan sistem yang berjalan dengan menggunakan program UML untuk menggambarkan sistem yang berjalan dengan memodelkan secara visual bersifat objek, UML yang digunakan seperti Usecase Diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram. Gambaran analisa sistem yang berjalan dan permasalah pokoknya dengan menggunakan metode analisa Waterfall. Serta penggunaan Elisitasi tahap I, tahap II, tahap III, sampai dengan pembuatan draft final untuk pemecahan masalah. BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN Bab ini berisikan tentang menggunakan diagram UML (usecase diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram), Spesifikasi basis data, rancangan layar program, rancangan tampilan output, sampai dengan pengujian sistem. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi poin-poin yang spesifik menjawab kesesuaian antara masalah, pendekatan yang digunakan, dengan solusi yang ditawarkan, yang diperoleh dari tahap-tahap analisa dan perancangan serta saran yang dapat dikerjakan dalam proses pengadaan barang dimasa mendatang, uraian daftar pustaka, dan lampiran-lampiran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Dasar Perancangan 2.1.1.1 Definisi Perancangan Menurut Gatot dalam penelitian Maimunah, dkk (2017:38), yang berjudul Perancangan Prototype Visual Pada Bagian Desain Sebagai Media Informasi Dan Promosi Pada PT. Sulindafin “Perancangan adalah setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”. Menurut Hanif Al Fatta (2017) dalam penelitian Aris, dkk (2016:26), yang berjudul Perancangan Aplikasi sistem Informasi Penjualan Tiket Pada PT Nur Rizky Pratama Travel Berbasis Web “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem.” Menurut Subhan (2012:109) dalam penelitian Nasril, dan Adri (2016:48), yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Ujian Online “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem.” Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem yang harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik. 2.1.1.2 Tujuan Perancangan Menurut Muharto & Arisandy (2016:103), “Tujuan Perancangan sistem yaitu untuk memenuhi kebutuhan pemakai (user). Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem”. 2.1.1.3 Jenis-jenis Perancangan Menurut Subhan (2012:109) dalam penelitian Nasril, dan Adri (2016:48), yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Ujian Online terdapat beberapa jenis perancangan diantaranya: 1. Perancangan Model 2. Perancangan Keluaran 3. Perancangan Masukan 4. Perancangan Basis Data



2.1.2 Konsep Dasar Sistem 2.1.2.1 Definisi Sistem Terdapat beberapa pendapat pandangan menurut para ahli mengenai definisi sistem, sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2016:1), “Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan”. Menurut Romney dan Stenbart (2015:3), “Sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasanya terbagi dalam subsystem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”. Menurut Sutarman (2012:13) dalam penelitian Ageng Setiani, dkk (2015:216), dalam jurnal CCIT yang berjudul Smart Home Automatic menggunakan media bluetooth berbasis mikrokontroler atmega 328 “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan seperangkat elemen yang saling berhubungan yang bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu dalam proses yang teratur yang dapat mendukung sistem yang lebih besar dan saling memiliki ketergantungan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.2.2 Karakteristik Sistem Menurut Japerson (2015:3), Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik sistem yaitu: 1. Komponen Sistem (Components System) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem. 2. Batas sistem (Boundary System) Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. 3. Lingkungan luar sistem (Environments System) Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface System) Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan simber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain dari penghubung. 5. Masukan Sistem (Input System) Masukkan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input) , dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. 6. Keluaran Sistem (Output System) Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh computer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.


7. Pengolahan (Process System) Sustu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan. 8. Sasaran Suatu siistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilakn sistem. 2.1.2.3 Klasifikasi Sistem Menurut Rohmat Taufiq yang dikutip oleh Harfizar, dkk dalam Jurnal SENSI (2017:193) sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya: 1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System) Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem produksi dan sistem transportasi. 2. Sistem dapat dipastikan dan sistem yang tidak dapat dipastikan Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apainputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas. 3. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System) Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka. 4. Sistem Manusia dan Sistem Mesin Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya. Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional dan lain-lain. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri dan lain-lain. 5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponenkomponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit. 6. Sistem yang bisa beradaptasi dan Sistem yang tidak dapat beradaptasi Sistem yang bisa beradaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan. 7. Sistem Alamiah (Natural System)dan Sistem Buatan Manusia (Human Mode System) Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Contohnya sistem tata surya. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. contohnya sistem telekomunikasi. 8. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakainya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sebuah dibuat sistem pemiliha presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang diakai untuk jangaka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.



2.1.3 Konsep Dasar Informasi 2.1.3.1 Definisi Informasi Menurut Romney dan Steinbart (2015:4), “informasi adalah data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”. Menurut Japerson (2015:9), “informasi adalah data yang menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi penerimanya”. Menurut Gordon dalam buku Japerson Hutahaean (2015:9), “informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih bermanfaat bagi penerimanya sehingga dapat mendukung dalam pembuatan keputusan. 2.1.3.2 Kualitas Informasi Menurut Mc Lean dalam penelitian Eko (2015:2), kualitas informasi harus didukung dengan indikator-indikator berikut: 1. Completeness Suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat di katakan berkualitas jika informasi yang di hasilkannya lengkap. Informasi yang lengkap ini sangat dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan. Informasi yang lengkap ini mencakup seluruh informasi yang di butuhkan pengguna. 2. Relevance Kualitas informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut mempunyai manfaat bagi penggunanya. 3. Accurate Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus akurat karena sangat berguna bagi pengguna dalam hal pengambilan keputusan. Informasi yang akurat harus terbebas dari kesalahan-kesalahan. Akurat juga informasi tersebut harus jelas dengan kata lain harus mencerminkan maksud dari informasi yang disediakan oleh sistem informasi. 4. Timeliness Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat. Dengan kata lain untuk informasi yang sudah usang maka informasi tersebut sudah tidak memiliki nilai lagi, karena informasi landasan didalam pengambilan keputusan. 5. Format Maksudnya agar memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang disediakan oleh sistem informasi mencerminkan kualitas informasi yang baik. Jika informasi yang disajikan dalam bentuk yang tepat maka informasi yang dihasilkan dianggap berkualitas, tujuannya untuk memudahkan pengguna. 2.1.3.3 Nilai Informasi Menurut Nur Azizah, dkk dalam Jurnal SENSI Vol.3 No.1 (2017:17), Suatu informasi dikatakan bernilai bila informasi lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran suatu nilai informasi biasanya dihubungkan dengan Analysis Cost Effectiveness atau Cost Benefit. Adapun 10 (sepuluh) sifat yang dapat menentukan nilai informasi yaitu sebagai berikut: 1. Kemudahan dalam Memperoleh (Accesibility) Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh. 2. Sifat Luas dan Kelengkapannya (Comprehensiveness) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik. 3. Ketelitian (Accuracy) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan. 4. Kecocokan dengan Pengguna (Relevance) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan. 5. Ketepatan Waktu (Timelines) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima atau usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan. 6. Kejelasan (Clarity)

Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk danformat informasi.

7. Fleksibilitas (Flexibility) Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manager atau pimpinan pada saat pengambilan keputusan. 8. Dapat Dibuktikan (Verified) Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.Tidak Ada Prasangka (Unprejudiced) Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi. 9. Dapat Diukur (Measurable) Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna. 10. Tidak ada prasangka nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi. 2.1.4 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.4.1 Definisi Sistem Informasi Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut: Menurut Yakub (2012) dalam buku Muslihudin dan Oktafianto (2016:11), Sistem Informasi Merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan aliran informasi. Menurut Krismiaji (2015:16), sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukan dan mengolah serta menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Japerson (2015:3), Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya”. 2.1.4.2 Tujuan Sistem Informasi Menurut F. Rangkuti (2011) dalam penelitian Nina dkk (2017:44), tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. 1. Kegunaan (Usefulness) Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi. 2. Ekonomi (Economic) Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan. 3. Keandalan (Realibility) Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer. 4. Pelayanan Langganan (Customer Service) Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya. 5. Kesederhanaan (Simplicity) Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti. 6. Fleksibilitas (Fleksibility) Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi. 2.1.4.3 Komponen Sistem Informasi Menurut Japerson (2015:3), sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block) yaitu : 1. Blok Masukan (Input Block) Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. 2. Blok Model (Model Block) Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.


3. Blok Keluaran (Output Block) Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 4. Blok Teknologi (Technology Block) Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari unsur utama: 1. teknisi (human ware atau brainware) 2. perangkat lunak (software) 3. perangkat keras (hardware). 5. Blok Basis Data (Database Block) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. 6. Blok kendali (control block) Banyak factor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperatur tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.1.5 Konsep Dasar Analisa Sistem 2.1.5.1 Definisi Analisa Sistem Menurut Sri Mulyani (2016:38), Analisis sistem merupakan suatu teknik penelitian terhadap sebuah sistem dengan menguraikan komponen-komponen pada sistem tersebut dengan tujuan untuk mempelajari komponen itu sendiri serta keterkaitannya dengan komponen lain yang membentuk sistem sehingga didapat sebuah keputusan atau kesimpulan mengenai sistem tersebut baik itu kelemahan ataupun kelebihan sistem. Menurut Whitten dan Bentley (2007) dalam buku Sri Mulyani yang berjudul Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (2016:38), Analisis sistem adalah sebuah Teknik penguraian sebuah sistem menjadi beberapa komponen-komponen dengan tujuan untuk mempelajari bagaimana komponen-komponen pembentuk sistem tersebut tersebut saling bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan sistem. Menurut Internet Archieve Wayback Machine (2007) dalam buku Sri Mulyani yang berjudul Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (2016:38), Analisis sistem adalah sebuah penelitian yang jelas yang bertujuan untuk membantu pembuat keputusan dalam membuat keputusan, sehingga tindakan ataupun keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi yang sebenarnya Menurut Jaluanto Punjul (2016:18), Analisis sistem merupakan contoh yang baik dari pendekatan sistem untuk memecahkan masalah. Beradasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat simpulkan bahwa analisa sistem adalah suatu prosedur alam yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan. 2.1.5.2 Tujuan Analisa Sistem Menurut Jaluanto Punjul (2016:18), Tujuan Analisis sistem adalah mengembangkan sistem yang relatif mudah diubah manakala diperlukan. 2.1.5.3 Prinsip-prinsip Analisis Sistem Menurut Jaluanto Punjul (2016:18), Prinsip-prinsip Analisis sistem adalah : 1. Mendefinisikan masalah. Masalah yang akan dipecahkan dengan sistem diatur berkenan dengan lingkungan tempat sistem berinteraksi. 2. Menyatakan sasaran sistem. Tujuan umum dan khusus yang ingin dicapai yang berkaitan dengan keefektifan ditetapkan dan diumumkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 3. Menetapkan batasan sistem (system Boundaries). Pembatas antara sistem yang baru dengan lingkungannya harus diperinci, hubungan sistem (interface) yang berkaitan dengan masukan dan keluaran harus ditegaskan. 4. Menetapkan kendala sistem. Kendala pada sistem dan proses pengembangannya, seperti biaya dan jangka waktu untuk pengembangan sistem harus dipastikan. 5. Dekomposisi sistem. Sistem dipecah kedalam subsistem yang saling terkait dan berhubungan dengan lingkungannya. Hubungan antar subsistem ditentukan sehingga seorang analisis sistem mampu melihat sistem terinci. Subsistem yang berada pada tingkat bawahlah yang nantinya dirancang dan menjadi bagian sistem yang ditetapkan. 2.1.6 Konsep Dasar Data 2.1.6.1 Definisi Data Berikut ini merupakan definisi dari beberapa pandangan para ahli diantaranya, yaitu: Menurut Canggih (2017:1), Data merupakan nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian. Informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Menurut Jaluanto Punjul (2016:22), Data adalah hanyalah bahan mentah untuk memperoleh informasi. Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:68), “Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden ataupun yang berasal dari dokumen-dokumen dalm bentuk statistic maupun dalam bentuk lainnya untuk keperluan penelitian”. Dari beberapa pengertian diatas mengenai data dapat disimpulkan bahwa data merupakan bahan yang akan diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan bermanfaat.

2.1.6.2 Metode Pengumpulan Data Menurut Jeperson (2015:8), metode pengumpulan data ada 4 yaitu : 1. Melalui pengamatan sendiri secara langsung, 2. Melalui wawancara, 3. Melalui perkiraan korepondensi, dan 4. Melalui daftar pertanyaan. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Konsep Dasar Pengembanagan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pengembangan adalah cara, perbuatan, proses, mengembangkan, pemerintah terus berusaha dalam pembangunan secara teratur dan bertahap yang menjurus pada sasaran yang dikehendaki, bahasa upaya dalam meningkatkan mutu bahasa agar dapat gunakan untuk berbagai keperluan dalam kehidupan masyarakat modern, masyarakat dalam proses aktivitas bersama-sama, yang dilakukan oleh penduduk suatu daerah agar dapat memenuhi kebutuhannya. Menurut Irfandi (2015:64), Pengembangan merupakan sebuah proses yang dapat digunakan untuk memvalidasi dan mengembangkan produk-produk yang dapat digunakan dalam sebuah proses pembelajaran, pengembangan akan mengacu pada pembuatan suatu produk baru yang dipergunakan untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Menurut Rozalena (2016:109), Pengembangan adalah konsekuensi dari sebuah hasil pelatihan dan pendidikan yang diartikan sebagai hal persiapan perseorangan untuk memikul tanggung jawab dalam meningkatkan dan Memperbaiki kemampuan, pengetahuan, sikap, dan sifat-sifat kepribadian. Menurut Jogiyanto dalam Muharto (Muharto 2016:102), Pengembangan sebuah sistem didefinisikan sebuah aktivitas guna menghasilkan sistem informasi berbasis komputer guna menyelesaikan suatu persoalan (problem) organisasi maupun memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang akan timbul. Menyusun sebuah sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan dan memperbaiki sistem sistem yang ada. Tujuan utama atas tahap pengembangan sistem, diantaranya: 1. Memenuhi suatu kebutuhan pemakaian sistem (user). 2. Memberikan gambaran yang jelas maka menghasilkan pengembangan yang dapat memberikan kemudahan kepada pemrograman serta ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengguna sistem. Berdasarkan 4 (empat) pengertian diatas, hingga dapat diambil kesimpulan bahwa, pengembangan merupakan suatu usaha untuk dapat mengubah dan memperbaiki sesuatu yang telah ada menjadi hal yang lebih baik secara bertahap dan pasti serta untuk meningkatkan mutu dan kualitas suatu produk atau sistem.




2.2.3 Konsep Dasar UML 2.2.3.1 Definisi UML Definisi UML (Unified Modeling Language) menurut Maimunah, dkk (2017:1), adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”.Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami. Menurut Onu, Fergus U dan Umeakuka, Chinelo V dalam Internasional Journal of Computer Applications Technology and Research. (2016:506), A UML is a standard modeling Language to model the real world in the field of software engineering. A UML diagram is a partial graphical view of a model of a system under design, implementation, or already in existence. UML diagram is made up of graphical elements, UML nodes connected with edges (flows) that represent elements system model. The UML model of the system. Menurut Ary Budi Warsito dkk (2015:29), “Unifed Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk permodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya.UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut”. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk memvisualisasikan, menspesifikan, membangun dan membuat dokumen dari arsitektur perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses mulai metodologi pengembangan perangkat lunak untuk melakukan implementasinya pada teknologi yang berbeda. 2.2.3.2 Tipe-tipe Diagram UML (Unifed Modeling Language) Menurut Maria S (2018:52) mengutip dari Munawar, berikut beberapa jenis diagram yang digunakan dalam pembuatan diagram UML: a. Use Case Diagram Use case adalah depenelitian fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendepenelitiankan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Urutan langkah-langkah yang menerangkan antara pengguna dan sistem disebut skenario. Setiap skenario mendepenelitiankan urutan kejadian. Setiap urutan diinisialisasi oleh orang, sistem yang lain, perangkat keras atau urutan waktu. Sedangkan pengguna biasa disebut dengan actor. Actor adalah sebuah peran yang bisa dimainkan oleh pungguna dalam interaksinya dengan sistem. b. Class Diagram Class Diagram, dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Nama Class menggunakan huruf besar di awal kalimatnya dan diletakkan diatas kotak. Bila class mempunyai nama yang terdiri dari 2 suku kata atau lebih, maka semua suku kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf besar. Tipe attribute dan niali default bisa di munculkan sebagaimana operation. Untuk mengurangi ambiguitas pada penelitianan class, contraint bisa ditambahkan. c. Statechart Diagram Statechart diagram menelusuri individu-individu obyek melalui keseluruhan daur hidupnya, menspesifikasikan semua urutan yang mungkin dari pesan-pesan tersebut. Sangat penting untuk membuat statechart diagram, karena dapat membantu analisis, designer dan developer dalam memahami perilaku obyek yang ada disistem. Statechart diagram memastikan bahwa obyek-obyek tersebut akan menebak apa yang seharusnya dilakukan. Simbol UML untuk statechart diagram adalah segi empat yang tiap pojoknya diberi rounded. Titik awalnya menggukan lingkaran solid yang diarsir dan diakhiri dengan mata. d. Activity Diagram Activity diagrams seperti flow chart. Activity diagrams menunjukkan tahapan, pengambilan keputusan dan percabangan. Diagram ini sangat berguna untuk menunjukkan operation sebuah obyek dan proses bisnis. Kelebihan activity diagrams dibandingkan flow chart adalah kemampuannya dalam menampilkan aktivitas paralel. e. Sequance Diagram Sequence diagram dugunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah scenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message(pesan). Komponen utama sequence diagram terdiri atas obyek yang ditulis dengan kotak segiempat bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertikal. Sequence diagram menambahkan dimensi waktu pada interaksi diantara obyek. Pada diagram ini participant diurutkan dari setiap participant. Kotak kecil pada lifeline menyatakan aktivation yaitu menjalakan salah satu operation dari participant. State bisa ditambahkan dengan menempatkannya sepanjang lifeline. f. Colaboration Diagram Collaboration diagram adalah bentuk lain dari sequence diagram dimana collaboration diagram diorganisir menurut ruang atau space. Collaboration diagram merupakan asosiasi diantara obyek-obyek. Panah di dekat garis asosiasi menunjukkan message, sedangkan content message ditunjukkan dengan label. Angka pada message menunjukkan urutan message. Dengan collaboration diagram memungkinkan untuk memodelkan pengiriman sebuah message kebanyak obyek pada class yang sama. Demukian juga untuk menunjukkan adanya obyek aktif yang mengendalikan aliran dari message. g. Deployment Diagram Deployment atau physical diagram menyediakan gambar bagaimana sistem secara fisik akan terlihat. Sistem terdiri dari node-node dimana setiap node diwakili untuk sebuah kubus. Garis yang menghubungkan antara 2 kubus menunjukkan hubungan diantara kedua node tersebut. Tipe node bisa berupa device yang berwujud hardware dan bisa juga processor (yang mengeksekusi component) atau execution environtment (software yang menjadi host atau mengandung software yang lain).



2.2.3.3 Tujuan UML (Unifed Modeling Language) Menurut Kennedy J (2015:2), tujuan UML adalah: a. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum. b. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa. c. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam bahasa pemodelan. 2.2.4 Konsep Dasar Website 2.2.4.1 Definisi Website Menurut Murya dalam Esa Wijayanti (2014:22), “Bahwa WWW (World Wide Web) adalah suatu layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyperlink (tautan), media memudahkan surfer (sebutan para pemakai komputer yang melakukan browsing atau penelusuran informasi melalui internet)”. 2.2.4.2 Jenis-jenis Website Menurut Khana Tiara (2015:249), ditinjau dari aspek konten atau isi, web dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu web statis dan web dinamis. Selain dari sisi konten atau isi, web stati dan web dinamis dapat diihat dari aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jenis web tersebut. Berdasarkann sifatnya adalah : 1. Web dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan content atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. 2. Web statis, merupakan website yang kontennya sangat jarang dirubah. Berdasarkann tujuannya adalah : 1. Personal web, website yang berisi informasi pribadi seseorang. 2. Corporate web, website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. 3. Portal web, website yang mempunyai banyak layanan, mulai dari layanan berita, email dan jasa-jasa lainnya. 4. Forum web, sebuah web yang bertujuan sebagai media diskusi. Ditinjau dari segi bahasa pemrograman yang digunakan, website terbagi atas : Server slide, merupakan website yang menggunakan bahasa pemrograman yang tergantung pada tersedianya server. Seperti PHP, ASP dan lain sebagainya. Jika tidak ada server, website yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Client slide, adalah website yang tidak membutuhkan server dalam menjalankannya, cukup diakses melalui browser saja. 2.2.5 Konsep Dasar Database 2.2.5.1 Definisi Database Menurut Syahrial Chan (2017:161) dalam penelitian Euis dkk yang berjudul Aplikasi Sistem Pengendalian Internal Terhadap Piutang Pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia (2018:1183), “Database adalah tempat menyimpan koleksi data yang teroganisisr dari skema, tabel, view, query, store prosedure dan objek-objek lainnya”. Menurut Irham Fahmi (2013) dalam penelitian Aris dkk yang berjudul Aplikasi Sistem Informasi Monitoring Capaian Kinerja Berbasis Android Pada Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan (2016: 31), “Database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom. Struktur file yang menyusun sebuah database adalah Data Record dan Field”. Definisi database menurut Ary Budi Warsito, dkk dalam Jurnal CCIT (2015:29) adalah “Struktur penyimpanan data untuk menambah, mengakses dan memproses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MySQL Server. Dari beberapa pengertian diatas mengenai database dapat disimpulkan bahwa database merupakan sekumpulan dari semua data yang terbentuk dalam Data Record dan Field. 2.2.6 Konsep Dasar PHP 2.2.6.1 Definisi PHP Menurut Supriatno dalam Agung Baitul Hikmah (2015:1), “PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang digunakan untuk menerjemahkan basis kode pemrograman menjadi kode mesin yang dapat dimengerti oleh komputer yang bersifat server slide yang dapat ditambahkan ke dalam HTML”. Menurut Supono dan Putratama Virdiandy (2016:3), “Database adalah struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memproses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MySQL Server”. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa PHP adalah sebuah script yang tersimpan dalam sebuah server untuk dieksekusi dan tergolong jenis perangkat lunak. 2.2.6.2 Kelebihan PHP Menurut Supono dan Virdiandy P. (2016:5), mengemukakan tentang kelebihan dari bahasa pemrograman PHP yaitu sebagai berikut : 1. PHP adalah bahasa multiplatform yang artinya dapat berjalan diberbagai mesin dan sistem operasi (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem lainnya. 2. PHP bersifat open source yang berarti dapat digunakan oleh siapa saja secara gratis. 3. Web server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana dari mulai Apache, IIS, Lighttpd, nginx, hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah dan tidak berbelit-belit, bahkan banyak yang membuat dalam bentuk paket atau package (PHP, MySQL, dan Web Server). 4. Dalam sisi pemahan, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak. 5. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis-milis. Komunitas dan developer yang siap membantu dalam pengembangan. 6. Banyak bertebaran aplikasi dan pemmrograman PHP yang gratis dan siap pakai seperti Wordpress, Pestashop, dan lain-lain. 7. Dapat mendukung banyak database, seperti MySQL, Oracle, dst. 2.2.6.3 Kekurangan PHP Menurut Supono dan Virdiandy P. (2016:5), mengemukakan tentang kekurangan dari bahasa pemrograman PHP yaitu sebagai berikut: 1. PHP tidak mengenal package. 2. Jika tidak di-encoding, maka kode PHP dapat dibaca semua orang dan untuk meng-encoding-nya dibutuhkan tool dari Zend yang mahal sekali biayanya. 3. PHP memiliki kelemahan keamanan. Jadi programmer harus jeli dan berhati-hati dalam melakukan pemrograman dan konfigurasi PHP. 2.2.7 Konsep Dasar XAMPP (konsep dasar web server) 2.2.7.1 Definisi XAMPP Menurut Rahman (2015:80), “XAMPP adalah suatu bundel web server yang populer digunakan untuk coba-coba diwindows karena kemudahan instalisasinya. Bundel program open source tersebut berisi antara lain server web Apache, interpreter PHP dan basis data MySQL”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa XAMPP adalah paket web yang berhubungan dengan PHP dan MySQL.

2.2.7.2 Komponen XAMPP Menurut Er. Saurabh Walia dan Er. Satinderjit Kaur Gill dalam International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC) (ISSN 2320-088X) Volume 3, Issue 8, August 2014, XAMPP memiliki 4 (empat) komponen utama, yaitu : 1. Apache, web server online yang paling populer dengan penggunaan hampir 54% dari seluruh situs. Apache adalah aplikasi web server yang memproses dan memberikan konten web ke komputer. 2. MySQl, merupakan aplikasi open source yang menyediakan sistem pengaturan database. 3. PHP, adalah bahasa script di sisi server yang banyak dipakai beberapa situs paling popoler di dunia, termasuk WordPress dan Facebook. PHP banyak digunakan oleh para pengembang aplikasi karena merupakan open source dan mudah dipelejari. 4. Perl, Perl adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang dinamis yang digunakan secara luas dalam pemrograman jaringan, sistem admin, dan lain-lain. 2.2.8 Konsep Dasar Blackbox Testing 2.2.8.1 Definisi Blackbox Testing Menurut Warsito (2015:32), “Blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”. Menurut Manish Kumar dkk, dalam International Journal of Advamce Research in Computer Science and Management Studies (ISSN: 2321-7782) Volume 3, Issue 10, October 2015, “Blackbox testing adalah pengujian tanpa pengetahuan tentang kerja internal dari aplikasi yang diuji (AUT). Dikenal juga sebagai pengujian fungsional atau input output berbasis pengujian”. Menurut Himawan dkk (2016:342), “bahwa metode blackbox testing berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: 1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang. 2. Kesalahan dalam struktur data atau akses database internal. 3. Kesalahan inisialisasi dan terminasi. 4. Kesalahan performa. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas bahwa blackbox texting adalah metode pengujian untuk menguji kinerja sebuah sistem apakah terdapat sebuah kesalahan input dan output. 2.2.9 Konsep Dasar MySQL 2.2.9.1 Definisi MySQL Menurut Hendry (2015:25), “MySQL sebuah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional yang disistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public Licenseed). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersiial”. Menurut Sutanto (2014:73), “MySQL merupakan sistem manajemen Database yang bersifat relational. Artinya data yang dikelola dalam database akan diletakan pada beberapa tabel yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi jauh lebih cepat”. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas bahwa MySQL adalah sebuah sistem mananjemen basis data untuk memudahkan penyimpanan dan pengaksesan data yang akan pengguna buat. 2.2.10 Konsep Dasar Elisitasi 2.2.10.1 Definisi Elisitasi Definisi elisitasi menurut Sommerville and Sawyer dalam Muhammad Iqbal Hanafri, dkk dalam Jurnal SISFOTEK GLOBAL (2018:82), Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem. Sedangkan elisitasi menurut Ariawan dan Wahyuni dalam Jurnal Sisfotek Global (2015:63), yaitu berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi. 2.2.10.2 Tahap-tahap Elisitasi Menurut Dede Bachtiar dan Atikah dalam Jurnal Sisfotek Global (2015:74) elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut : a. Elisitasi Tahap I Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara. b. Elisitasi Tahap II Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. o “M” pada MDI itu artinya mondatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. o “D” pada MDI itu artinya desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. o “I” pada MDI itu artinya inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari luar sistem. c. Elisitasi Tahap III Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut: o T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirrment tersebut dalam sistem yang diusulkan. o O artinya Operational, maksdunya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan. o E artinya Economy, maksudunya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut dalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu: • High H : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, sehingga requirement tersebut harus diimplementasi. • Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan. • Low (L) : Mudah untuk dikerjakan d. Final Draft Elisitasi Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elsisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan. 2.3 Konsep Dasar Literature Review 2.3.1 Definisi Literature Review Menurut Budianto dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.3 (2015:138) Literature review berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalahyang diuraikan sebelumnya pada perumusan masalah. Definisi literature review menurut Jesa Ariawan dan Sri Wahyuni dalam Jurnal Sisfotek Global (2015:62) mendefinisikan “studi kepustakaan adalah mempelajari teori-teori dan mencari informasi yang berhubungan dengan permasalahan sesuai dengan judul penelitian ini”. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan literature review adalah menganalisis atau memeriksa kembali tentang topic yang sedang diteliti guna untuk membantu peneliti dalam melihat ide-ide dalam sebuah penelitian. 2.3.2 Literature Review Banyak penelitian sebelumnya yang dilakukan mengenai sistem morintoring inventory/persediaan dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan sistem monitoring inventory perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang dilakukan. Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penilitian yang akan dibahas dalam Laporan Skripsi ini antara lain:

No Nama Judul Hasil & Pembahasan 1 Giandari Maulani, Devi Septiani, Putri Noer Fauziyah Sahara Rancang Bangun Sistem Informasi Inventory Fasilitas Maintenance Pada PT Pln (Persero) Tangerang. 156-167 Vol 4 No 2 (2018) : ICIT Journal Penelitian ini menghasilkan suatu aplikasi sistem informasi inventory fasilitas maintenance berbasis web yang dirancang bangun dengan menggunakan program berbasis PHP dan MySQL yang cocok untuk menampung seluruh informasi inventory khusus fasilitas maintenance pada PT. PLN (Persero) Tangerang 2 Dedeh Supriyanti, Yudo Bangun Romadhon, Dedy Iskandar. Cerita Journal Vol 1 (1), 2015 Sistem Informasi Persediaan barang pada PT Hankook Ceramic Indonesia Penelitian ini menghasilkan suatu rancangan sistem informasi persediaan barang yang menggunakan UML, web Server, MySQL, dan Dreamweaver untuk membuat layanan sistem informasi persediaan barang ini menjadi lebih cepat dan akurat. 3 Sugeng Santoso, Tia maryani, Desaf Putri Rosmana Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang untuk mengetahui jumlah Stok Barang pada Warehouse Fitting PT. Surya Toto Indonesia Tbk Tangerang Selatan. Penelitian ini menghasilkan sistem monitoring inventory stok barang pada divisi fitting warehouse dengan menggunakan metode analisa perancangan sistem CSF (Critical Succes Factor) 4 Erna Astriyani, Rahmadi Ahmad, Ricky Alfariz. Cerita Journal Vol 3 (1) 2017 Rancangan Sistem Pengadaan Stok Barang Pada PT Laju Karunia Jaya Penelitian ini menghasilkan analisa pengembangan sistem pengadaan stok barang berbasis website sebagai pengontrolan data barang masuk dan keluar pada bagian gudang. Sistem yang digunakan pada penelitian ini menggunakan UML. 5 Roya Tat, Ata Allah Taleizadeh, Maryam Esmaeli International Journal of System Science 46 (7), 1257-1268, 2015. Developing economic order quantity model for non-instantaneous deteriorating items in vendor – managed inventory (VMI) system. Penelitian ini membuat sistem manajemen inventory menggunakan metode model (VMI) vendor-Managed-Inventory yang menghasilkan sistem yang baik dalam hal manajemerial biaya menjadi lebih rendah dan semua kondisi sistem berjalan menjadi lebih efktif.