Pengguna:SI1511489672

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PENERAPAN PENGAJUAN KREDIT KONSUMSI

BERDASARKAN TEORI 5C 1P PADA BANK EX


Tugas Akhir


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1611394426
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

JURUSAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

2019/2020


UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PENERAPAN PENGAJUAN KREDIT KONSUMSI

BERDASARKAN TEORI 5C 1P PADA BANK EX



Disusun Oleh :

NIM
: 1611394426
Nama
Fakultas
: Sains Dan Teknologi
Program Pendidikan
: Diploma Tiga
Program Studi
: Komputerisasi Akuntansi


 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang,

Rektor
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Informasi
           
           
           
           
(Dr.Po.Abas Sunarya,M.Si)
       
(Dedeh Supriyanti,S.Kom.,M.T.I)
NIP : 000603
       
NIP : 020001


UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PENERAPAN PENGAJUAN KREDIT KONSUMSI

BERDASARKAN TEORI 5C 1P PADA BANK EX

>


Dibuat Oleh :

NIM
: 1611394426
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains Dan Teknologi

Program Studi MANAJEMEN INFORMATIKA

Konsentrasi SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Disetujui Oleh :

Tangerang,

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Nasril Sany., M.Kom)
   
(Achmad Rachmad S)

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PENERAPAN PENGAJUAN KREDIT KONSUMSIN

BERDASARKAN TEORI 5C 1P PADA BANK EX


Dibuat Oleh :

NIM
: 1611394426
Nama

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Komprehensif

Fakultas Sains Dan Teknologi

Program MANAJEMEN INFORMATIKA

Konsentrasi SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Tugas Akhir 2019/2020

Disetujui Penguji :

Tangerang, Febuari 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PENERAPAN PENGAJUAN KREDIT KONSUMSI

BERDASARKAN TEORI 5C 1P PADA BANK EX

Disusun Oleh :


NIM
: 1611394426
Nama
Fakultas
: Sains Dan Teknologi
Program Pendidikan
: Diploma III
Program Studi
: MANAJEMEN INFORMATIKA
Konsentrasi
: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan,salinan,atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik dilingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, febuari 2020

 
 
 
 
NIM : 1611394426

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000


ABSTRAKSI

Seiring pesatnya perkembangan dunia teknologi infomasi semakin canggih dengan adanya perkembangan teknologi komputer, karena komputer merupakan media yang dapat memberikan kemudahan bagi manusia dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Penerapan prinsip kredit atau biasa disebut dengan sistem analisis kredit merupakan hal penting dalam penilaian nasabah sebelum memberikan pinjaman atau kredit. Dengan adanya sistem analisis kredit, pihak bank dapat mengetahui nasabah yang layak atau tidak diberikan pinjaman. Penulisan ini bertujuan untuk membuat Laporan pembuatan Tugas Akhir di mana penulis ingin mengetahui dan menerapkan prosedur pemberian Kredit yang ada di PT. BPR Kredit Mandiri menganalisa calon nasabah dalam pemberian Kredit serta kendala dan penyelesaian yang dihadapi oleh PT. BPR Kredit Mandiri. Hasil dari kegiatan riset yang dilakukan oleh penulis adalah sistem analisa kredit yang diterapkan oleh PT. BPR Kredit Mandiri. Dimana PT. BPR Kredit Mandiri menerapkan metode analisa 5C 1P yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy, Purpose.

Kata kunci : Sistem, Informasi, Bank, Nasabah, Kredit


ABSTRACT

As the rapid development of the world of information technology is increasingly sophisticated with the development of computer technology, because computers are media that can provide convenience for humans in completing a job. Applying the principle of credit, or commonly referred to as a credit analysis system, is important in assessing customers before giving a loan or credit. With a credit analysis system, the bank can find out which customers are eligible or not given loans. The purpose of this writing is to make a Final Report making where the author wants to know and implement the procedures for granting Credit in PT. BPR Kredit Mandiri analyzes prospective customers in extending credit and the obstacles and solutions faced by PT. BPR Kredit Mandiri. The results of research activities conducted by the author is a credit analysis system implemented by PT. BPR Kredit Mandiri. Where is PT. BPR Kredit Mandiri applies the 5C 1P analysis method, namely Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy, Purpose..

Keywords : System, Information, Bank, Customer, Credit.


KATA PENGANTAR


Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan berkat- Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan judul “PENERAPAN PENGAJUAN KREDIT KONSUMSI BERDASARKAN TEORI 5C 1P PADA PT BANK EX” dengan baik dan tepat waktunya.””

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 Program Studi Manajemen Informatika pada Universitas Raharja. Harapan penulis semoga Laporan Penelitian yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, untuk menambah wawasan serta pengalaman yang baik kedepannya.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom. selaku Dekan Universitas Raharja
  3. Bapak Padeli, M.Kom selaku wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja..
  4. Ibu Dedeh Supriyanti S.Kom., M.T.I. selaku Ketua Program Studi Manajemen Informatika.
  5. Bapak Nasril Sany M. Kom. sebagai Dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan arahan dan saran-saran kepada penuli sehingga laporan Tugas Akhir ini bias terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
  6. Bapak Achmad Rachmat S. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan arahan dan saran-saran kepada penuli sehingga laporan Tugas Akhir ini bias terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
  7. Bapak Desta Kurnia Ndruru. selaku Stakeholder telah berkenan memberikan kontribusi besar didalam lancarnya proses penelitian ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
  10. Teman – teman meisah , Sri Wahyuni, teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, Febuari 2020
Atikah
1322375808


Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 3.3.1.1. Tabel (S-W)
  2. Tabel 3.3.1.2. Tabel (O-T)
  3. Tabel 3.3.1.3. Tabel Faktor Internal – Eksternal (S-O)
  4. Tabel 3.3.3. Quisioner
  5. Tabel 3.4.1. Elisitasi Tahap I
  6. Tabel 3.4.2. Elisitasi Tahap II
  7. Tabel 3.4.3. Elisitasi Tahap III
  8. Tabel 3.4.4. Elisitasi Tahap Final
  9. Tabel 3.5. Flowchart
  10. Tabel 3.11.1. Time Schedule
  11. Tabel 3.11.3. Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 3.1.3. Struktur Organisasi
  2. Gambar 3.2.1.1. Use Case Diagram Penjualan Yang Berjalan
  3. Gambar 3.2.2.2. Activity Diagram Penjaualan Yang Berjalan
  4. Gambar 3.2.2.3. Sequence Diagram Penjualan Yang Berjalan
  5. Gambar 3.3.1.1. Tabel (S-W)Use Diagram Master dan Transaksi Yang Diusulkan
  6. Gambar 3.3.1.2. Tabel (O-T)
  7. Gambar 3.3.1.3. Tabel Faktor Internal – Eksternal (S-O)
  8. Gambar 3.3.3. Quisioner
  9. Gambar 3.4.1. Elisitasi Tahap I
  10. Gambar 3.4.2. Elisitasi Tahap II
  11. Gambar 3.4.3. Elisitasi Tahap III
  12. Gambar 3.4.4. Elisitasi Tahap Final
  13. Gambar 3.5. Flowchart
  14. Gambar 3.6.1. Halaman Utama
  15. Gambar 3.6.2. Halaman Form Register
  16. Gambar 3.6.3. Halaman Form Calon Nasabah
  17. Gambar 3.6.4. Halaman Menu Kepala Marketing (Direksi Marketing)
  18. Gambar 3.6.4. Halaman Menu Kepala Marketing (Direksi Marketing)
  19. Gambar 3.7.1. Halaman Utama
  20. Gambar 3.7.2. Halaman Register
  21. Gambar 3.7.2. Halaman Register
  22. Gambar 3.7.3. Halaman Menu Calon Nasabah
  23. Gambar 3.7.4. Halaman Menu Kepala Marketing (Direksi Marketing)
  24. Gambar 3.7.5. Halaman Menu Staff Marketing
  25. Gambar 3.9.1. Menu Registrasi Halaman Utama
  26. Gambar 3.9.2. Menu Form Pengajuan Kredit
  27. Gambar 3.11.1. Time Schedule
  28. Gambar 3.11.2. Penerapan Pengajuan Kredit berdasarkan Konsumsi Teori 5C 1P
  29. Gambar 3.11.3 Estimasi Biaya

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. Daftar Simbol Use Case Diagram

 

Gambar 3. Simbol Sequence Diagram
Gambar 4. Simbol Class Diagram

 

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam keseharian, penyusunan teknologi sering dijumpai mulai dari hal kecil seperti menelepon seseorang hingga besar seperti teknologi pesawat ruang angkasa . Teknologi bukan hanya menjadi pelengkap saja, namun sudah menjadi kebutuhan salah satu penentu atas tercapainya sasaran atau strategi bisnis perusahaan, organisasi, termasuk bidang perbankan. Hal ini menimbulkan tantangan baru bagi suatu perusahan, termasuk bank untuk merancang suatu sistem yang mampu mengintegrasikan kebutuhan informasi yang ada, sehingga dapat memudahan beberapa pihak dalam mengambil suatu keputusan..

Bank memiliki fungsi penting dalam hal intermediasi keuangan. Bank menghimpun dana dari masyarakat yang berkelebihan dana dalam bentuk tabungan deposito giro dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk kredit.

Pengertian Kredit adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit pada umumnya timbul karena manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan untuk menghasilkan atau memperoleh barang dan jasa yang melebihi kemampuan dana yang dimilikinya, agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut, maka ia perlu mendapatkan kredit ( pinjaman ) dari pihak-pihak lain baik itu dari 2 orang lain maupun dari lembaga keuangan seperti bank. Salah satu kredit yang diperoleh dari pihak bank berupa kredit konsumsi berdasarkan teori 5C1P. Dalam penyaluran kredit, bank akan menghadapi berbagai macam situasi seperti jika debitur tidak membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kredit. Sebelum debitur memperoleh kredit lebih dahulu harus melalui tahapan tahapan penilaian yaitu mulai dari permohonan calon debitur, penelitian data oleh bagian kredit, memeriksa kelengkapan data, wawancara, tinjauan langsung kelapangan, analisa kredit, keputusan kredit, perjanjian kredit, dan peningkatan agunan, tahapan-tahapan dalam memberikan kredit ini dikenal sebagai prosedur pemberian kredit. Tujuan pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan pemberian suatu kredit. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka yang dibahas dalam tugas akhir ini yaitu tentang bagaimana prosedur pemberian kredit pada PT. BPR Kredit Mandiri.

Dalam kesempatan ini penulis mencoba menyampaikan sebuah karya tulis dengan judul “PENERAPAN PENGAJUAN KREDIT KONSUMSI BERDASARKAN TEORI 5C 1P PADA PT BANK EX“.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis menentukan beberapa pokok permasalahan yang akan di bahas pada Tugas Akhir tersebut dalam perancangan dan implementasi prosedur pengajuan kredit tersebut, yaitu :

  1. Bagaimana Pengajuan Konsumsi Berdasarkan Teori 5C 1P Pada PT. BPR Kredit Mandiri yang berjalan saat ini ? ?
  2. Bagaimana Penerapan Teori 5C 1P Pada PT. BPR Kredit Mandiri saat ini sudah cukup memadai Pada PT. BPR Kredit Mandiri? ??
  3. Apakah Penerapan Pengajuan Kredit Konsumsi Berdasarkan Teori 5C 1P Pada PT. BPR Kredit Mandiri berjalan dengan baik?

Ruang Lingkup Penelitian

Proses Pengajuan Kredit Konsumsi ini menjadi lebih terarah dengan baik maka perlu adanya ruang lingkup penelitian yang dibahas didalam masalah ini. Ruang Lingkup ini akan mencakup pada menganalisa pembukuan berbasis web Staff Marketing bagian Data Calon Nasabah dalam mencatat dan mengelola transaksi Pengajuan Kredit masih kurang memadai pada PT BPR Kredit Mandiri.

  1. Pencatatan transaksi penjualan barang dagang untuk cup dan sedotan yang berhubungan dengan stok barang sampai kepada laporan barang dan laporan stok barang.
  2. Input data penjualan berdasarkan surat jalan dan invoice dan monitoring PO
  3. Proses keluar barang dagang pada PT. Andalan Darma Mulia.
  4. Laporan penjualan pada PT. Andalan Darma Mulia

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Penulis mengelompokkan beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
  1. Untuk mengetahui Sistem Penerapan Pengajuan Kredit Konsumsi Pada PT. BPR Prima Kredit Mandiri yang sedang berjalan saat ini.
  • Untuk mengetahui prosedur Teori 5C 1P Pada PT. BPR Kredit Mandiri yang kurang memadai khusus nya dalam menangani proses kinerja Teori 5C 1P Pada PT BPR Kredit Mandiri.</ol>
  • Untuk mengetahui kendala yang terjadi dalam Penerapan Pengajuan Kredit Konsumsi Berdasarkan Teori 5C 1P Pada PT. BPR Kredit Mandiri. </ol>
    1. Tujuan Fungsional

    Sebagai bahan acuan atau referensi bagi perusahaan dan mahasiswa di masa sekarang dan yang akan datang.

    1. 3. Tujuan Individu (Pribadi)

    Untuk mengimplementasi ilmu yang telah dipelajari

    Manfaat Penelitian

    1. Menerapkan prosedur Pengajuan Kredit Konsumsi Pada PT BPR Kredit Mandiri .
    2. Penerapan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan prosedur Pengajuan Kredit Konsumsi Berdasarkan Teori 5C 1P Pada PT BPR Kredit Mandiri..
    3. Mengetahui kendala Penerapan Pengajuan Kredit Konsumsi ini Berdasarkan Teori 5C 1P Pada PT BPR Kredit Mandiri yang dapat membantu para staff bagian Data Calon Nasabah dalam mencatat dan mengelola transaksi yang terjadi secara terkomputerisasi..

    Metode Penelitian

    Jenis Penelitian

    Metode Penelitian Data tersebut Penulis mencari sebuah data dan informasi mengenai profil organisasi secara umum (Kualitatif), serta mendapatkan data-data mengenai informasi terkait dengan persoalan yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini.

    1. Metode Observasi (Observation)
    2. Observasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat langsung bagaimana situasi dan kondisi serta melihat alur aktivitas bagaimana organisasi tersebut berjalan supaya mendapatkan gambaran secara umum mengenai organisasi tersebut. Metode pengamatan ini secara langsung ke lokasi sumber data, yaitu pada PT BPR Kredit Mandiri Ruko 5 Tol Boulevard blok F25 BSD, untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan penulis dalam melakukan penelitian ini.

    3. Metode Wawancara (Interview) dengan menggunakan (Quisioner)
    4. Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara berupa tanya jawab dengan narasumber atau pegawai yang ada di instansi tersebut dalam memperoleh data dan informasi. Metode yang di lakukan untuk mendapatkan informasi dalam bentuk komunikasi langsung antara dua orang atau lebih oleh seorang pewawancara dan narasumber dengan memberikan Form Quisioner untuk menjadi bahan acuan untuk menyelesaikan penulisan ini. Metode ini dilakukan kepada pihak yang terkait yaitu dengan Kepala Bagian Marketing khususnya untuk mengetahui struktur organisasi di PT. BPR Kredit Mandiri para Staff beserta unit kerjanya dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang menentukan cara kinerja sistem Pengajuan Kredit pada Staff Pendataan Calon Nasabah. Penulis telah melakukan wawancara langsung kepada Bapak Desta Ndruru sebagai Kepala Bagian Marketing.

    5. Metode Studi Pustaka (Study Pustaka).
    6. Metode ini dilakukan dengan cara browsing internet data sebagai referensi, membaca serta mengumpulkan data-data dari intisari sumber literature-literature berupa buku, kliping, artikel yang dirangkum dan dikutip sebagai acuan penulis.

    Metode Analisa

    Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Penulis melakukan analisa sistem informasi yang terkait, dengan begitu akan menentukan rancangan Sistem Informasi Perusahaan yang saat ini masih manual. Pada metode Analisa sistem, yang digunakan adalah motode analisa SWOT yakni, Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weakness), Kesempatan (Opportunities) dan Ancaman (Threeats), sebagai usaha dalam membantu mengenali faktor luar (Eksternal) serta faktor dalam (Internal) perusahaan secara sistematis, dalam upaya penataan suatu rencana yang matang untuk mendapatkan tujuan yang baik dalam jangka pendek atau jangka panjang

    Metode Analisa Data

    Pengumpulan Data Penulis mencari sebuah data dan informasi mengenai profil organisasi secara umum, serta mendapatkan data-data mengenai informasi terkait dengan persoalan yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini. Untuk Memperoleh data dan informasi pada PT. BPR Kredit Mandiri mengenai Prosedur Pengajuan Kredit Konsumsi Berdasarkan Teori 5C 1P Pada PT BPR Kredit Mandiri yang masih manual tentunya belum maksimal.

    Metode Analisa Perancangan Program'

    Pada Metode Analisa Perancangan Program ini penulis akan menjabarkan pada Bab III Pembahasan dan Hasil . Metode perancangan program ini menggunakan Bagan Terstruktur (Structured Program) dan Bagan Alir Program (Flowchart Program)

    Metode Pengembangan

    Metode pengembangan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai proses yang digunakan untuk mengembangkan sistem yang di terapkan penulis, melakukan pengujian dalam pengaturan dimana system tersebut akan di gunakan dan system tersebut direvisi untuk memperbaiki kekurangan yang akan ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian agar system tersebut dapat memenuhi kebutuhan

    Metode Perancangan

    Pada Metode perancangan ini, dijabarkan secara umum penulis menggunakan Perancangan Penerapan Sistem berbasis Web pada Bab III Pembahasan dan Hasil. PT. BPR Kredit Mandiri umumnya masih menggunakan pencatatan manual seperti mencatat data – data calon nasabah dalam buku sehingga membutuhkan waktu yang lama.

    Metode Prototype

    Metode prototype yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode prototype throw away karena didalam pendekatan sistem prototype ini akan dibuang dan sistem finalnya akan dibangun dari awal.

    Metode Penerapan

    Proses penerapan sistem menggunakan metode Prototype, metode ini digunakan untuk mendefinisikan secara jelas kebutuhan yang diperlukan dengan desain yang menarik. Dan perancangan tersebut juga menggunakan UML (Unified Modeling Language) yang dijelaskan pada Bab III.

    Metode Testing (Black Box)

    Pengujian sistem ini sangat perlu untuk memastikan sistem tersebut dapat dipergunakan dengan baik dan mempermudah kinerja User maupun Kepala Bagian Marketing dengan tepat waktu. Metode blackbox dipergunakan untuk melakukan pengujian sistem yang telah dihasilkan. Pengujian blackbox adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Pengujian form input penjualan kredit dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dapat melakukan proses input dan penyimpanan data ke dalam database dengan baik atau tidak.

    Sistematika Penulisan

    Sistematika ini bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran mengenai penelitian ini. Penulisan laporan tugas akhir ini dibagi atas IV bab, masing-masing bab dibagi atas sub bab dengan maksud agar laporan tugas akhir dapat terperinci dan akan mempermudah didalam pemahaman masing masing bab. Adapun sistematika penulisan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini memuat tentang latar belakang masalah , rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat serta metode penelitian

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini berisikan teori – teori dasar dan teori khusus yang berkaitan dengan analisa yang mendukung pembahasan, penulisan, dan penyusunan Tugas Akhir (TA).

    BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL

    Bab ini berisikan tentang profile, sejarah singkat, dan struktur organisasi pada PT BPR Kredit Mandiri serta uraian sistem yang diusulkan.

    BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

    Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis dari hasil penelitian yang dilakukan.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Sistem

    Definisi Sistem

    Berikut adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, diantaranya

    1. Menurut Jogianto H.M dalam jurnal ferdika (2017:176)”Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan –tujuan tertentu.
    2. Menurut fatta dalam jurnal erwantoni (2017:2), “Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengsn maksud yang sama untuk mencapai satu tujuan”.
    3. Menurut Muhammad muslidin dan oktafiano (2016:2), “Sistem adalah sekumpulan komponen atau jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu”

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan sistem adalah kumpulan bagian-bagian prosedur atau komponen subsistem yang disatukan untuk saling berkaitan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

    Karakteristik Sistem

    Menurut hutahaen (2015:3) berpendapat bahwa, sistem situ dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik

    Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

    1. Komponen (Components)
    2. Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem.Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak.komponen sistem disebut sebagai subsistem.

    3. Batasan sistem (Boundary)
    4. Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

    5. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
    6. Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem lingkungan sistem yang dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungin, bahkan ditiadakan.

    7. Penghubung Sistem (Interface)
    8. Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antar komponen dalam sistem.Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi

    9. Masukan Sistem (Input)
    10. Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

    11. Pengolah Sistem (Process)
    12. Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

    13. Keluaran Sistem (Output)
    14. Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan

    15. Sasaran Sistem
    16. merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai dalam sistem, agar sistem menjadi terarah dan terkendali.

    17. Keluaran sistem (Output)
    18. Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

    19. Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goal)
    20. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

    21. Kendali (Control)
    22. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

    23. Umpan Balik (Feed Back)

    Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (Control) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

    Klasifikasi Sistem

    Menurut Rohmat Taufiq yang dikutip oleh Harfizar, dkk dalam Jurnal SENSI Vol. 3 No. 2 (2017:193), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya :

    1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
    2. Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem produksi dan sistem transportasi.

    3. Sistem alamiah dan sistem buatan
    4. Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia,misalnya sistem perputaran bumi.sedangkan sitem buatan manusia (human system) adalah yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi manusia dan mesin

    5. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System) /li> Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.
    6. Sistem alamiah dan sistem buatan
    7. Sistem buatan manusia ialah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin, yang disebut human machine system.

    8. Sistem sederhana dan Sistem Kompleks
    9. Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponenkomponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

      Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan

    Syarat-syarat Sistem

    Berikut merupakan syarat-syarat dari sistem menurut Putu Agus (2014:11), diantaranya ::

    1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan
    2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan
    3. Adanya hubungan diantara elemen sistem
    4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari elemen sistem. .
    5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

    Konsep Dasar Data dan Informasi

    Definisi Data

    1. Menurut Iswandy dalam Jurnal TEKNOIF (2015:73) mengatakan bahwa, “Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan
    2. Menurut Edy Irwansyah (2014:2), “Data adalah kumpulan item yang belum diproses, yang dapat mencakup teks, angka, gambar, audio dan video.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah fakta dari suatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, dapat berupa angka, huruf, simbol, gambar dan video yang perlu diolah dalam bentuk yang dapat dimengerti.

    Definisi Informasi

    1. Menurut O’brain dalam jurnal Deti (2017:3) An information system can be anyorganized combination of people, hardwer, softwere, communication, network Data resources, retrieves, transform, and disseminates information in organization Yang artinya suatu sistem informasi dapat berupa kombinasi terorganisasi dari orang,perangkat keras, perangkat lunak, komunikasi,jaringan,sumber data, dan kebijakan dan prosedur yang menyimpan, mengambil, mengubah, dan menyebar menyebar luaskan informasi dalam suatu organisasi.
    2. Menurut Muhammad muslihudin dan oktafianto (2016:9) berpendapat bahwa “Informasi adalah data yang di olah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan”.
    3. Menurut Hidayat, dkk dalam jurnal SENSI Vol.2 No.2 (2016:186) berpendapat bahwa “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, informasi disebut juga data yang diproses tau data yang memiliki arti”.

    Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses dan digunakan untuk pengambilan keputusan.

    Sumber Data

    Menurut Lofland dan Lofland dalam bukunya Moleong (2014: 157) “bahwa sumber data utam dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sebagai berikut :

    1. Data Sekunder.
    2. Sugiyono (2016: 225) mengatakan bahwa “data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen”. Sumber data sekunder digunakan untuk Mendukung informasi yang didapatkan dari sumber data primer yaitu dari bahan Pustaka , literatur, penelitian terdahulu, buku, laporan-laporan kegiatan yang Diadakan oleh perpustakaan dan lain sebagainya.

    3. Data primer
    4. Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada Pengumpul data (Sugiyono: 2016: 225). Sumber data primer didapatkan melalui Kegiatan wawancara dengan subjek penelitian dan dengan observasi atau Pengamatan langsung di lapangan.

    Bentuk Data

    Menurut Indrajani (2015:70), “data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan didesain untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh suatu organisasi contohnya:

    1. Teks
    2. Teks adalah sedertan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual misalnya; artikel, koran, majalah, dan lain-lain.

    3. Data yang terformat
    4. Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya, data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.

    5. Citra (Image)
    6. Citra atau Image adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontsen, dan tanda tangan.

    7. Audio
    8. Audio adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrument music, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain

    9. Video
    10. Video adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitasaktivitas dalam bentuk film.

    Kualitas Informasi

    Terbentuknya suatu informasi yang dihasilkan dari proses pengolahan data hingga sampai ke pengguna informasi tersebut, maka informasi tersebut haruslah mempunyai kualitas yang baik. Menurut Jogiyanto H.M dalam jurnal dharma dkk (2015:49), kualitas dari suatu informasi sangat buku tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu :

    1. Tepat Waktu (Timeliness)
    2. Berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan karena cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi untuk mendapatkan mengolah dan mengirimkan tersebut.

    3. Akurat (Accuracy)
    4. Akurat berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi ke penerima kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi.

    5. Relevan (Relevance)
    6. Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemkainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda

    Nilai Informasi

    Menurut Azizah, dkk dalam Jurnal SENSI (2017:17), ada 10 Sifat yang dapat menentukan nilai informasi yaitu sebagai berikut:

    1. Kemudahan dalam memperoleh (Accesibility) Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.
    2. sifat Luas dan Kelengkapannya (Comprehensiveness) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap.Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
    3. Ketelitian (Accuracy) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan
    4. Kecocokan dengan Pengguna (Relevance) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya.Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan
    5. Ketepatan Waktu (Timelines) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat.Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima atau usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
    6. Kejelasan (Clarity) Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
    7. Fleksibilitas (Flexibility) Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas informasi diperlukan para manager atau pimpinan pada saat pengambilan keputusan.
    8. Dapat Dibuktikan (Verified) Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.
    9. Tidak ada Prasangka (Unprejudiced) Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
    10. Dapat Diukur (Measurable) Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.

    Konsep Dasar Sistem Informasi

    Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa para ahli , diantaranya sebagai berikut:

    1. Menurut I Putu Agus.S dan I Gusti lanang.A (2016:3), “sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-kompnen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi"
    2. Menurut Krismiaji (2016:201) dalam Ilamsyah, dkk jurnal SENSI Vol.2 No.2 berpendapat bahwa “Sistem Informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan dan mengolah serta menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data,penyimpanan, pengolahan, pengendaliandan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya.

    Komponen Sistem Informasi

    Tata Sutabri (2014:41) mengemukakan bahwa “Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, komponen kontrol dan blok kendali. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran”. Blok bangunan itu terdiri dari:

    1. Blok Masukan (Input Block)
    2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

    3. Blok Model (Model Block).
    4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

    5. Blok Keluaran (Output Block).
    6. Produk hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

    7. Blok Teknologi (Technology Block)
    8. Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok teknologi terdiri dari teknisi (humanwareataubrainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

    9. Blok Basis Data (Database Block)
    10. Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

    11. Blok Kendali (Controls Block)
    12. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

    Konsep Dasar Analisa Sistem

    Definisi Analisa sistem

    1. Menurut Hanafi dikutip oleh Dimas dkk dalam jurnal administrasi bisnis (2017:20), “Analisa sistem adalah tahapan dimana sistem yang sedang berjalan dipelajari dan sistem pengganti diusulkan. Tujuan utama dari fase Analisa adalah untuk mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan persyaratan proses dari sistem baru.
    2. Menurut Jogiyanto dikutip oleh Chrismantya dalam jurnal Administrasi Bisnis (2017:116), “Analisa sistem adalah sistem untuk memberikan informasi yang lengkap tentang komponen untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah, peluang, hambatan, dan persyaratan yang diinginkan untuk amandemen yang diusulkan ”.

    Klasifikasi Sistem Informasi

    Sistem informasi dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan organisasi masing-masing.Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai dengan keinginan masing-masing organisasi. Klasifikasi sistem informasi tersebut sebagai berikut:

    1. Sistem Informasi berdasarkan level organisasi
    2. Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional, dan level managerial.

    3. Menurut Mulyati dkk dalam Jurnal ICIT (2018:119), “Perancangan Sistem adalah bagaimana mengorganisasi sistem ke dalam subsistem- subsistem, perangkat keras, perangkat lunak serta prosedur-prosedur”. According to Alison McKay et al in International Journal of Computer Integrated Manufacturing Vol.29 No.3 (2016:237), “Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new products to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through-life support of such product. The emerging discipline of engineering design informatics brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support system”. Artinya desain teknik merupakan tahap awal yang penting dari proses inovasi yang mengantarkan produk awal yang penting dari proses inovasi yang mengantarkan produk baru ke pasar dimana tantangan sosial ditangani dan kekayaan dihasilkan.
    4. Sistem Informasi berdasarkan aktivitas manajemen
    5. Dikelompokkan menjadi sistem informasi perbankan, sistem informasi akademik, sistem informasi kesehatan, sistem informasi asuransi dan sistem informasi perhotelan.

    6. Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis
    7. Dikelompokkan menjadi sistem informasi akuntansi, sistem informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran dan sistem informasi sumber daya manusia

    Konsep Dasar Analisis

    SistemDefinisi Analisis Sistem

    1. Menurut Sri mulyani (2016:38), “Analisa Sistem merupakan suatu teknik penelitian terhadap sebuah sistem dengan menguraikan komponen-komponen pada sistem tersebut dengan tujuan untuk mempelajari komponen itu sendiri serta keterkaitannya dengan komponen lain yang membentuk sistem sehingga didapat sebuah keputusan atau kesimpulan mengenai sistem tersebut baik itu kelemahan atau kelebihan sistem.”.
    2. Menurut McLeod dalam jurnal fatta (2015:68), “analisis sitem merupakan sebuahpenentuan proses data yang diperlukan untuk mendapatkan sistem baru” Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisa sistem yaitu proses penelaahan sistem informasi yang utuh untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi segala kekurangan yang terjadi agar yang diharapkan akan terpenuhi.

    Tahap Analisis Sistem

    Menurut Menurut Al Fatta dan Robert Marco dalam Jurnal Telematika Vol. 8 No. 2 (2015:69), “Ada beberapa langkah-langkah dasar dari analisis sistem:

    1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial didalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
    2. Memberikan para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.
    3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan sampai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.
    4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru..
    5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

    "Menurut Didik Setiawan dan Yhoni Agus Setya Mahendra Indonesian Journal on Networking and Security (IJNS) Vol.4 No.2 (2015:23),“analisis sistem (systems analysis) adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah-masalah, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan dan kebutuhan-kebutuhan yang ada agar selanjutnya dapat dilakukan pembenahan”.

    Teori Khusus

    Penerapan

    (2015:74) Yulia dan Dewi dalam bukunya Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen “penerapan adalah kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.”

    (2015:126) Rianto Adi “Penerapan adalah pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan, dan/atau ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam kegiatan perekayasaan, inovasi, serta difusi teknologi”.

    Pengertian penerapan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah sebuah kegiatan dari hasil penelitian untuk menghasilkan kesimpulan dan kegunaannya dapat di gunakan menjadi lebih baik lagi.

    Konsep Dasar Bank Perkreditan Rakyat

    Definisi Bank Perkreditan Rakyat

    Bank menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah:

    1. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 atas perubahan UU 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat (2) tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
    2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
    3. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang membantu menyalurkan dana usaha dalam bentuk deposito, tabungan secara konvensional makna kegiatannya tidak memberikan jasa selama transaksi berlangsung.

    Dengan lokasi yang pada umumnya dengan dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. Status BPR diberikan kepada bank desa, bank pasar, bank pegawai, lumbung pitih nagari (LPN), lembaga perkreditan desa (LPD), badan kredit desa (BKD), badan kredit kecamatan (BKK), dan lain - lain, yang dipersamakan berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Ketentuan tersebut diberlakukan karena memingingat bahwa lembaga-lembaga telah berkembang dari lingkungan masyarakat indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, oleh karena itu, UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 memberikan kejelasan status lembaga-lembaga dimaksud untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persyaratan dan tatacara pemberian status lembaga - lembaga dimaksud ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

    Andriani, Beti, and Romi Susanto (2019). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.>

    Bank Perkreditan Rakyat merupakan salah satu tempat untuk menyimpan tabungan dalam deposito untuk mencapai kegunaannya (tujuannya) sesuai dengan peraturan pemerintah.

    Jenis Jenis Bank

    Pada prinsipnya perbankan indonesia dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan kepemilikinnya meskipun sesungguhnya pembagian berdasarkan aspek fungsi sudah tidak begitu relevan lagi karena dalam UU No 10 Tahun 1998 hanya dikenal bank Umum dan BPR saja. Demikian pula dalam hal kepemilikan karena konsekuensi bentuk hukum Bank Pemerintah setelah undang-undang tersebut sebagai PT (Persero) adalah kepemilikan pemerintah tidak lagi 100% dimiliki pemerintah karena kemungkinan sebagian beralih kepada pemodal swasta melalui pasar modal pada saat go public. Namun sacara teoritis pembagian perbankan menurut fungsi dari kepemilikannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Berdasarkan fungsinya, bank dapat dibagi menjadi beberapa yaitu : Bank Sentral, Bank Umum, Bank Pembangunan, Bank Tabungan, Bank Koperasi dan Bank Perkreditan Rakyat.
    2. Berdasarkan kepemilikannya, bank dapat dibagi menjadi beberapa yaitu : Bank Milik Negara, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Asing dan Bank Campuran.

    Fungsi dan Tujuan Bank Perkreditan Rakyat

    1. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat
    1. Untuk meningkatkan daya guna uang. maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikanya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
    2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainya.
    3. Untuk meningkatkan daya guna barang. Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
    4. Meningkatkan peredaran barang. Kredit dapat pula menambah atau mempelancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar
    5. Sebagai alat stabilitas ekonomi. Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.
    6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha. Bagi sipenerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
    7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan. Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatanya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainya.Untuk meningkatkan hubungan internasional. Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan rasa saling membutuhkan.
    1. Tujuan Perkreditan Rakyat
    1. Turut mensukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan.
    2. Meningkatkan ativitas ekonomi atau kegiatan perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
    3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup bank dapat terjamin mengingat pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank dan penghasilan pokok bank.

    Penghimpunan Dana

    Aprilia,D.D(2018). Dalam memperoleh dana untuk usaha perbankan dapat diperoleh dari modal sendiri dan dana dari masyarakat atau dana pihak ketiga. Perolehan dana 25 dari masyarakat atau dana pihak ketiga berupa simpanan dan sering disebut penghimpunan atau pengerahan dana. Sumber dana pihak ketiga dapat berupa:

    1. Giro adalah simpana dari pihak-pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.
    2. Deposito Berjangka Deposito adalah simpana dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan.
    3. Sertifikat Deposito Sertifikat Deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjual belikan atau dipindah tangankan kepada pihak ketiga lainnya.
    4. Tabungan Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Dana dari pihak ketiga lainnya antara lain : Deposit On Call, setoran jaminan, obligasi, call money, pinjaman antar bank, penerimaan dana dari luar negeri dan penerimaan dana valuta asing.

    Konsep Dasar Kredit

    Definisi Kredit

    Cahyadi, R., & Yulianeu, A. (2018). Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith) atau dalam bahasa latin (creditum) kepercayaan akan kebenaran. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) pada masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang, atau jasa. Maka jelas tergambar bahwa arti kredit dalam bahasa ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Menurut Raymond P. Kent dalam buku karangannya yang berjudul Money and Banking mengatakan bahwa kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.

    Macam-Macam Kredit

    Ada beberapa macam arti kredit berdasarkan masing-masing sifatnya, yaitu:

    1. Berdasarkan Sifat Pencairan Dana Kredit Langsung dan Kredit Tidak Langsung
    1. Kredit langsung, artinya kredit yang diberikan berupa uang, atau berupa dana kredit yang dicairkan dan digunakan secara langsung sehingga pada saat bersamaan sudah efektif menjadi utang debitur kepada pihak Bank.
    2. Kredit tidak langsung, berupa pemberian fasilitas garansi bank (Jaminan Bank) yang dananya tidak dapat ditarik langsung. Jadi, bank dalam hal ini memberikan jaminan kepada yang dikehendaki oleh debitur. Apabila terjadi wanprestasi, maka kredit tidak langsung ini akan menjadi kredit langsung, karena harus dibayarkan kepada yang terjamin dan langsung didudukkan dalam perjanjian kredit dengan orang yang meminta penerbitan jaminan tersebut ke Bank.
    1. Berdasarkan penggunaannya Kredit Produktif dan Kredit Konsumtif
    1. Kredit Produktif merupakan kredit yang digunakan untuk dapat menghasilkan uang kembali (Produktif), seperti kredit untuk usaha dagang, pembangunan pabrik (Investasi), dan modal kerja untuk proses produksi, yang diberikan kepada perorangan, perusahaan, ataupun koperasi.
    2. Kredit Konsumtif digunakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif, misalnya kredit untuk pembelian perabot, rumah tinggal pribadi, mobil pribadi, sepeda motor pribadi, dan biaya anak sekolah. Umumnya kredit ini digunakan untuk kepentingan pribadi perorangan, tetapi seringkali diberikan secara berkelompok untuk memudahkan penagihan, misalnya kepada para pegawai suatu perusahaan dan dinas-dinas pemerintah.
    1. Berdasarkan objek yang dibiayai Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja
    1. Kredit Investasi merupakan kredit yang dibutuhkan untuk membiayai pembelian barang-barang modal, seperti mesin-mesin pabrik, bangunan kantor, pabrik kendaraan perusahaan, diversifikasi produk, alat-alat berat, ekspansi, dan sebagainya.Biasanya pembiayaan tersebut dengan pola minimal 30-70% (debitur minimal 30%, bank 70%), jadi bagian debitur dapat lebih besar dari 30%.
    2. Kredit Modal Kerja adalah kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja suatu perusahaan, seperti stok barang, piutang dagang, mengurangi utang dagang, dan deposit.

    Definisi Konsumsi berdasarkan Teori 5C 1P

    Berdasarkan penyusunan Tugas Akhir yang disusun Penulis, Penulisan menggunakan Konsumsi berdasarkan Teori 5C 1P, berikut :

    1. Character (Kepribadian, watak)
    2. Character ini adalah sifat pribadi yang meliputi perilaku sehari - hari atas diri calon debitur, cara hidup, keadaan keluarga, hobby, pergaulannya dalam masyarakat, riwayat hidup. Hal - hal tersebut merupakan suatu ukuran tentang kemauan untuk membayar. Orang yang memiliki karakter yang baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.

    3. Capacity (Kemampuan, kesanggupan)
    4. Capacity adalah kemampuan calon debitur dalam mengembang kan dan mengendalikan usahanya serta kesanggupannya dalam menggunakan fasilitas kredit yang di berikan.

    5. Capital (Modal, kekayaan)
    6. Capital adalah modal usaha dari calon nasabah yang telah tersedia/telah ada sebelum mendapatkan fasilitas kredit. Keadaan, struktur dan sifat permodalan tersebut akan menentukan seberapa besar fasilitas kredit bank yang akan diberikan sebagai tambahan modal.

    7. Collateral (Jaminan dan angungan)
    8. Collateral merupakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah. Jaminan ini bersifat sebagai jaminan tambahan, karena jaminan utama kredit adalah pribadi calon nasabah dan usaha.

    9. Condition of economy (Kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan) Sehubungan dengan permohonan kredit, tidak saja kondisi
    10. ekonomi pada usaha calon debitur tetapi juga kondisi ekonomi secara umum dimana perusahaan calon debitur itu berada. Kondisi perekonomian akan mempengaruhi kegiatan dan prospek usaha peminjam, dalam rangka proyeksi pemberian kredit, kondisi perekonomian harus pula dianalisis (paling sedikit selama jangka waktu kredit).

    11. Purphose adalah tujuan calon debitur mengajukan pembiayaan ke bank atau lembaga keuangan. Seorang credit analyst tentunya harus mengetahui tujuan transaksi pembiayaan tersebut, antara lain :
    1. Investasi Unit Pertama.
    2. Tambahan Unit
    3. Replacement
    4. Modal Kerja
    5. Keperluan Pribadi, seperti biaya berobat, biaya pendidikan, biaya renovasi rumah, dll.

    Kebijaksanaan Pemberian Dan Pengawasan Kredit

    Pengawasan yang dilakukan oleh PT. BPR Kredit Mandiri merupakan hal yang penting dalam usaha perbankan. Tujuan dari pengawasan pemberian kredit ini untuk menjaga, mengamankan dan mengantisipasi terjadinya penyimpangan yang dapat menjadikan kredit bermasalah dan jika tidak di tindak lanjuti menyebab kan kerugian bagi Bank. Serta dengan adanya sistem ini, pihak Bank dapat mengetahui dengan cepat munculnya potensi kredit bermasalah yang dapat merugikan Bank. Adapun pengawasan kredit yang dilakukan PT. BPR Kredit Bank Mandiri dengan pengawasan kredit dengan cara :

    1. Control by Exception
    2. Hal yang bersifat exception dapat diketahui dengan kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman (analisa SWOT), sehingga dengan demikian sasaran dan intensitas pengawasan difokuskan pada hal - hal yang lemah (faktor intern) dan hal-hal yang menjadi ancaman atau membahayakan (faktor ekstern).

    3. Pengawasan Fisik
    4. Yaitu pengawasan yang langsung dilakukan ketempat usaha nasabah.

    5. Monitoring Perkreditan
    6. BPR harus mengumpulkan data - data dan informasi baik informasi ekstern maupun informasi intern.

    Risiko Kredit

    Risiko kredit diartikan sebagai risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya atau risiko kerugian yang berhubungan dengan kemungkinan bahwa suatu counter party akan gagal untuk memenuhi kewajiban - kewajibannya ketika jatuh tempo. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan (penyediaan dana), treasury, investasi, dan pembiayaan perdagangan yang tercatat dalam banking book.

    Perjanjian Pengajuan Kredit

    Prazada, Farizky Arif, Ratna Syamsiar, and Dewi Septiana Pactum Law Journal 1.03 (2018). Pasal 1313 KUH Perdata tentang perjanjian menyebutkan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Namun, pada umumnya para ahli hukum berpendapat bahwa definisi perjanjian di dalam Pasal 1313 KUH Perdata tersebut tidak mencerminkan asas utama perjanjian, yaitu kesepakatan. Kata “perbuatan” mempunyai arti yang luas sehingga segala macam perbuatan yang bukan perbuatan hukum pun dapat termasuk perjanjian. Seharusnya kata “perbuatan” dalam Pasal 1313 KUH Perdata harus ditulis dengan “perbuatan hukum”. Lalu, kata “satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya” ditambah dengan kata “atau saling mengikatkan dirinya” sehingga pengertian perjanjian dalam pasal tersebut, meliputi perjanjian sepihak dan perjanjian timbal balik. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana dua orang atau lebih berjanji untuk melakukan suatu hal. perjanjian merupakan suatu perbuatan hukum yang didasarkan kesepakatan para pihak, dimana 1 (satu)orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.

    Syarat Sah Perjanjian

    Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perjanjian agar dapat dikatakan sah menurut pasal 1320 KUH Perdata, yaitu: a) Kesepakatan Kedua Belah Pihak

    Syarat yang pertama sahnya perjanjian adalah kesepakatan atau konsensus para pihak. Kesepakatan ini diatur dalam Pasal 1320 Ayat (1) KUH Perdata. Suatu perjanjian dianggap cacat atau dianggap tidak ada apabila

    1. Mengandung Paksaan (dwang), termasuk tindakan atau ancaman atau intimidasi mental
    2. Mengandung Penipuan (bedrog) adalah tindakan jahat yang dilakukan oleh salah satu pihak seperti tidak menginformasikan adanya cacat tersembunyi.

    Jenis - Jenis Kredit yang disalurkan oleh Bank

    Jenis – Jenis Kredit yang dilihat dari beberapa kegunaannya pada PT. BPR Kredit Mandiri, antara lain :

    1. Dilihat dari Segi Kegunaan Jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan utama atau hanya kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan, terdapat dua jenis kredit yaitu kredit investasi dan kredit modal kerja.
    2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan adalah kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit perdagangan.
    3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama sekali diberikan sampai masa pelunasannya. Jenis kredit ini adalah kredit jangka pendek, kredit jangka menengah, dan kredit jangka panjang.
    4. Dilihat dari Segi Jaminan Dilihat dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan. Jenis kredit dilihat dari segi jaminan adalah kredit dengan jaminan dan kredit tanpa jaminan.
    5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pemberian fasilitas kredit juga berbeda. Jenis kredit ini jika dilihat dari sektor usaha adalah kredit pertanian, kredit industri, kredit perumahan, dan sektor- sektor usaha lainnya.

    Konsep Dasar UML (Unifed Modeling Language)

    Definisi UML

    1. Menurut Jayachandran & Anbumani dalam International Journal Of Advance Research, Ideas And Innovations In Technology (2017:1067). “The unified modelling language (UML) is a general purpose modeling language in the field of software engineering, which is designed to provide a standard way to visualize the design of a system”. (Secara umum tujuan bahasa pemodelan terpadu di bidang rekayasa perangkat lunak, adalah merancang untuk memberikan sebuah cara standar untuk memvisualisasikan desain sistem)
    2. Menurut Ary Budi Warsito dkk (2015:29), “Unifed Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk permodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya.UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut”
    3. Menurut Rosa (2013:133), “Unifed Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mengidentifikasi, requirement, membuat analisi dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk memvisualisasikan, menspesifikan, membangun dan membuat dokumen dari arsitektur perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses mulai metodologi pengembangan perangkat lunak untuk melakukan implementasinya pada teknologi yang berbeda.

    Tipe-tipe Diagram UML (Unifed Modeling Language)

    Menurut Tarigan dan Romanus Damanik (2017:5)Tipe-tipe Diagram UML adalah :

    1. Use Case Diagram
    2. Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekankan adalah”apa” yang diperbuat sistem, dan bukan”bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya. Oleh karena itu, use case diagram dapat membantu menganalisa kebutuhan suatu sistem. Dalam use case diagram terdapat istilah seperti aktor, use case dan use case relathionship.

    3. Activity Diagram
    4. Activity Diagram menggambarkan rangkaian aliran dan aktifitas, digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut :
    1. Activity
    2. notasi yang menggambarkan pelaksanaan dari berbagai proses dalam aliran pekerjaan.

    3. Transaction
    4. nitasi yang digunakan untuk memperlihatkan jalan aliran kontrol dari activity ke activity

    5. Decision
    6. notasi yang menandakan kontrol cabang aliran berdasarkan decision point.

    7. Syncronitation Bars
    8. aliran kerja notasi yang menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat diselesaikan secara bersamaan (pararel).

    9. Activity Diagram
    10. menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sebuah sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses pararel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram tidak menggambarkan sifat internal pada sebuah sistem dan interaksi antara beberapa sub sistem secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dari lajur aktivitas dari level atas secara umum.

    11. Sequance Diagram
    12. Sequance Diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequance diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequance diagram adalah gambaran tahap demi tahap seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. Dalam sequance diagram terdapat 2 model, yaitu :

      1. Actor, untuk menggambarkan pengguna sistem.
      2. Lifeline, untuk menggambarkan kelas dan objek
    13. Class Diagram

    Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek beserta hubungan seperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap atribut class entity.

    Tujuan UML (Unifed Modeling Language)

    Menurut EF Wati dan AA Kusumo dalam Jurnal Informatika Vol.5 No.1 (2016:25) , “tujuan pengunaan UML antara lain, yaitu :“Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.

    1. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
    2. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Muharto & Arisandy, (2016:103) berpendapat bahwa tujuan perancangan sistem yaitu untuk memenuhi kebutuhan pemakai (user), untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem, sebagai berikut:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem (User)
    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman computer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem

    Konsep Dasar Web

    Definisi Web

    Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau bergerak, data animasi, suara, video, atau gabungan dari semuanya baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan halaman (hyperlink) (Jurnal CCIT.2012:112).

    World Wide Web (www) lebih dikenal dengan web/website merupakan file teks yang berisi tag-tag dengan format Hyper Text Markup Language (HTML), link ke file-file atau halaman web yang lain. File ini disimpan pada server web dan dapat diakses oleh computer lain yang terhubung ke server, baik melalui internet maupun LAN (intranet).

    Konsep Database

    Definisi Database

    Menurut Faridi, dkk dalam Jurnal CERITA (2016:192) mendefinisikan bahwa “Database adalah sebuah struktur yang umumnya dikategorikan dalam 2 hal: sebuah database flat dan sebuah database relasional. Database relasional lebih disukai karena lebih masuk akal dibandingkan database flat”.

    Sementara menurut Sri Rahayu, dkk dalam Jurnal CCIT (2015:54) mengatakan bahwa “Database adalah kumpulan data yang teintegrasi dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan dicari

    Konsep Dasar XAMPP

    Menurut Er Saurabh Walia dan Er Satinderjit Kaur Gill (2014:26) adalah “XAMPP stands for Cross-Platform (X), Apache (A) MySQL (M), PHP (P) and Perl(P), XAMPP is a small and light Apache distribution containing the most common web development technologogies in a single package. Its contents, small size, and portability and testing applications on PHP and MySQL”.

    Definisi XAMPP menurut Yogi Wicaksono dalam Edi Haerulah dan Sri Ismiyah (2017:44), adalah “Sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL dikomputer local”.

    Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa XAMPP merupakan software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL

    Definisi MySQL

    Definisi MySQL menurut Budi Raharjo dalam Rahmat Agusli dkk, Jurnal Sisfotek Global (2017:22) adalah ”Software Relation Database Management System (RDBMS) yang dapat mengelola databas dengan sangat cepat, dapat menampung data dalam jumlah sangat besar, dan dapat diakses oleh banyak user (multi-user) dan dapat melakukan suatu proses secara sinkron atau berbarengan (multi-threaded)”.</ref>

    Personal Home Page (PHP).

    Menurut Aris, Indah Puspita Sari, Desi Artriyani, Tia Cahya Restiqi, ISSN : 2302-3805, dalam Jurnal Semnasteknomedia, (2016 : 58 ) berpendapat:PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman yang dinamis (up to date). Hanya dapat dijalankan menggunakan web server, misal :

    1. Kode PHP diletakan dan dijalankan di web server
    2. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti : MySQL
    3. Oracle Merupakan software yang bersifat open source
    4. Gratis untuk didownload dan digunakan
    5. Memiliki sifat multiplatform, artinya dapat dijalan menggunakan sistem operasi apapun, seperti : Linux, Unix, Windows

    Graphical User Interface (GUI)

    GUI adalah gambaran umum visualisasi atau tampilan pada teknologi, khususnya teknologi informasi yang memungkin perintah proses sistem tanpa perlu menghafal sintaks antara lain menggunakan sistem operasi windows 10. Dengan GUI, sebuah perangkat dapat digunakan melalui visualisasi grafis. Antarmuka Visual GUI seperti tombol-tombol menu, widget atau icon yang ada monitor atau layar gatged.

    HTML (Hypertext Markup Language)

    Definisi HTML adalah bahasa yang digunakan untuk menulis halaman web. Fungsi utama HTML yaitu memberi perintah pada browser untuk menampilkan database yang telah di terapkan melalui tag-tag yang ditulis dalam halaman html.

    Cascading Style Sheets (CSS)

    Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa mark up. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML. Spesifikasi CSS diatur oleh World Wide Web Consortium (W3C). CSS digunakan oleh penulis maupun pembaca halaman web untuk menentukan warna, jenis huruf, tata letak dan berbagai aspek tampilan dokumen terutama, untuk memisahkan antara isi dokumen (yang ditulis dengan HTML atau bahasa markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang ditulis dengan CSS). Pemisahan ini dapat meningkatkan aksesibilitas isi, memberikan lebih banyak keleluasaan dan kontrol terhadap tampilan, dan mengurangi kompleksitas serta pengulangan pada stuktur isi.

    Definisi Analisa SWOT

    Analisa SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat factor itulah yang membentuk akronim SWOT (strength, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi factor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilih berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strength) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage)dari peluang(opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strength) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

    Konsep Dasar Elisitasi

    Definisi Elisitasi

    Definisi elisitasi menurut Srinivasan Swarnalatha, dkk dalam International Journal of Reseach in Computer and Communication Tecnology (2014:383) “Requirement elicitation is a vital activiti in the process of requirement development and it descovers the requirement of end user”. Artinya kebutuhan elisitasi merupakan aktivitas vital dalam proses pengembangan kebutuhan dan menemukan persyaratan pengguna akhir.

    Tahap-tahap Elisitasi

    Menurut Dede Bachtiar dan Atikah dalam Jurnal Sisfotek Global (2015:74) elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut :

    1. Elisitasi Tahap I.
    2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    3. Elisitasi Tahap II
    4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

      1. “M” pada MDI itu artinya mondatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. D” pada MDI itu artinya desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. “I” pada MDI itu artinya inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari luar sistem.
    5. Elisitasi Tahap III
    6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

      1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirrment tersebut dalam sistem yang diusulkan.
      2. O artinya Operational, maksdunya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
      3. E artinya Economy, maksudunya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut dalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    7. Elisitasi Tahap III
      1. High H : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, sehingga requirement tersebut harus diimplementasi.
      2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
      3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
    8. Final Draft Elisitasi
    9. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elsisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan

    Konsep Dasar Literature Review

    Literature Review

  • Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Punta Rajamanggala dan Prihanto Ngesti Basuki (2014) [1],tentang “Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan Algoritma ID3 (Iterative Dichotomister Three)”. Metode yang digunakan adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah suatu system Informasi berbasis computer yang menghasilkan berbagai alternative keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model Unified Modelling Language (UML). Sebagai metode pemodelan dalam merancang system informasi ini, dapat dihasilkan suatu system pendukung keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Bismar Sitanggan dan Tuty Herawati (2014) [2], tentang “Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance Terhadap Tingkat Kepuasan Vendor Pada Proses Pengadaan Barang/ Jasa Di Pt Indonesia Power Kantor Pusat”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi pelaksanaan prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance yang terdapat dalam PT Indonesia Power Kantor Pusat dalam melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa. Penelitian ini juga meneliti bagaimana tingkat kepuasan vendor pada proses pengadaan barang dan jasa PT Indonesia Power Kantor Pusat yang ada saat ini. Penelitian dilakukan di PT Indonesia Power dimana konsep Good Corporat Governance yang meliputi transparancy, accountability, responsibility, independency, fairness diberlakukan sebagai tata kelola perusahaan sesuai aturan dari Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. Sampel vendor adalah 220 perusahaan dari berbagai jenis usaha yang sudah terdaftar di e-procurement. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, kuantitatif dan metode analisis data menggunakan Skala Likert.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Hidayat (2015) [3] tentang.”Penerapan e-Procurement Dalam Proses Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Guna Mendukung Ketahanan Tata Pemerintah Daerah (Studi Pada Unit Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur)”. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penarapan prinsip e-procurement pada unit layanan pengadaan barang dan jasa di pemerintah Kabupaten penajam paser utara, mengkaji kendala yang dihadapi unit layanan pengadaan dalam proses pengadaan dan jasa pemerintah melalui proses e-procurement serta untuk merumuskan strategi yang dilakukan unit layanan pengadaan dalam mengatasi kendala penaran e-procurement guna mendukung ketahanan tata pemerintahan daerah di kabupaten penajam paser utara. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode metode deskriptif dengan perpaduan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dilakukan dengan penyebaran kuesinar, wawancara, observasi dan studi pustaka.Pengukuran menggunakan skala likert kepada 32 orang petugas ULP dan wawancara kepada 3 orang informan yang mengetahui secara mendalam tentang penerapan e-procurement di kabupaten penajam paser utara.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Azwar (2016) [4] tentang “Peran Alokatif Pemerintah Melalui Pengadaan Barang/Jasa Dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia”. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dampak dari peran alokatif pemerintah melalui pengadaan barang dan jasa terhadap perekonomian Indonesia yang diwakili oleh pertumbuhan ekonomi (PDB) dan hubungan timbal balik diantara keduanya. Metode analisis yang dipakai yaitu menggunakan metode analisis kuantitatif dengan model Vector Autorergressive (VAR).Model analisis ini digunakan karena mengacu pada penelitian terdahulu terkait topik penelitian yang menggunakan pendekatan VAR. selain itu, penulis menganggap bahwa metode VAR ini cocok digunakan dalam model ekonometrika yang tidak layak bergantung pada pendekatan teori dengan tujuan agar mampu menangkap fenomena ekonomi dengan baik.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Josephine Oktavira Sembiring dkk (2017) [5] tentang. “Sistem Informasi Penjualan Barang Dan Jasa Pada Studio Photo Topaz Hexagon Medan Berbasis Web”. Tujuan penelitian bertujuan untuk mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk permasalahan yang ada pada sebuah system. Dalam melakukan analisa permasalahan, akan ditemukan masalah yang mungkin akan mempengaruhi kinerja system. System pengolahan data penjualan barang dan jasa pada studio photo topaz hexago medan yang berjalan sudah menggunakan teknologi computer, namun aplikasi yang digunakan masih sebatas aplikasi office, dengan penggunaan system yang ada saat ini maka akan memerlukan ketelitian yang ekstra dan waktu yang lama dan sering terjadi kesulitan dalam masalah pencarian data yang dibutuhkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut penelitian ini menggunakan metode berbasis web agar mempermudah dan mempercepat proses pengolahaan data dan informasi di studio photo topaz hexagon medan.Sistem ini menggunakan Bahasa pemograman yang digunakan adalah PHP dan Mysql serta metodologi penelitian yang dilakukan adalah metode observasi, metode wawancaran dan penelitian studi pustaka.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Tri Pujadi dkk (2015) [6] tentang. “Perancangan Sistem E-Procurement Pada Pt. Multi Eraguna Usaha”. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem procurement dengan melakukan analisis dan merancang aplikasi sistem e-procurement. Sedangkan metode yang digunakan dalam perancangannya menggunakan pendekatan berbasis objek (Object Oriented Analysis and Design Method) dengan pengembangan aplikasi berbasis web. Hasil yang dicapai diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengadaan material perusahaan. Simpulan yang didapat adalah dengan adanya sistem e-procurement ini, selain dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengadaan material, juga mampu memperkecil kemungkinan terjadinya kekosongan stock material, mengurangi biaya administrasi, dan meminimalkan proses kesalahan pencatatan dan pemasukan data dalam pemesanan. Metode analisis dan perancangan menggunakan metode berbasis objek diantaranya menggunakan metode analisis seperti Menganalisis sistem yang sedang berjalan dan identifikasi kebutuhan informasi. Hasil analisis proses bisnis digambarkan pada richpicture dimana pihak-pihak yang berkaitan dengan pengadaan material digambarkan melalui keterkaitan dengan proses dan berbagai dokumen yang digunakan untuk pelaksanaan kerjanya. Dari rich picture tersebut akan dapat diidentifikasikan objek-objek yang terkait dengannya. Objek tersebut akan dipergunakan untuk menentukan Actor dan class-data yang ada di dalam sistem. Metode perancangan yang digunakan adalah Object Oriented Analysis Design (OOAD).

  • Penelitian yang dilakukan oleh Astrid Damayanti dkk (2016) [7] tentang. “Pengaruh Penerapan E-Procurement Sebagai Alat Pengendalian Pengadaan Barang/Jasa Pada Pemerintahan Kota Surabaya”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan e-procurement dalam masalah harga kontrak pembelian, waktu proses dan pemilihan penyedia barang/ jasa, security atau keamanan, prosedur atau SOP sebagai alat pengendalian barng/jasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan meliputi variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah harga kontrak pembelian, waktu proses pembelian, security/keamanan, dan prosedur atau SOP), sedangkan variabel dependen adalah pengendalian. Sampel penelitian adalah panitia pengadaan barang/jasa e-Procurement. Teknik analisis yang digunakan dengan statistik deskriptif dan regresi linier. Hasil deskripsi statistik menunjukkan bahwa harga kontrak pembelian, waktu proses dan pemilihan penyedia barang/jasa, keamanan, dan prosedur atau SOP menunjukkan bahwa masing-masing memiliki nilai maximum, minimum, mean, dan standar deviasi. Selain itu dilihat dari deskripsi hasil jawaban kuisioner, responden cenderung setuju dengan pertanyaan yang diajukan peneliti.Dengan kata lain, harga kontrak pembelian, waktu proses dan pemilihan penyedia barang/jasa, keamanan, dan prosedur atau SOP dapat dikatakan baik.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Sri Eti Wahyuningsih dkk (2016) [8] tentang.”Implementasi Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Pada Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak, Masyarakat Dan Keluarga Berencana (BP2AMKB) Provinsi Kalimantan Barat”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis factor yang menghambat dalam penyediaan pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui proses penunjukan langsung dengan pagu dana dibawah Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) berdasarkan peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 pada kantor badan pemberdayaan perempuan anak masyarakat dan keluarga berencana provinsi Kalimantan barat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa , pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan masih belum optimal dikarenakan belum terealisasinya pelaksanaan pengadaan melalui penunjukan langsung sesui dengan jadwal yang telah ditentukanpelaksanaannya. Kurangnya pemahaman baik dari pihak pegawai dilingkungan badan pemberdayaan perempempuan anak masyarakat dan keluarga berencana propinsi Kalimantan barat maupun penyedia barang/jasa atau rekan mengenai pengadaan barang/jasa melaui proses penunjukan langsung berdasarkan peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 dengan pagu dana dibawah Rp. 100.000.000,- (serratus juta rupiah), sehingga realisasi anggaran tidak tepat waktu dan mempengaruhi kinerja kantor badan pemberdayaan perempuan anak masyarakat dan keluarga berencana provinsi Kalimantan barat. Metode yang digunakan dalam Implementasi Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Pada Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak, Masyarakat Dan Keluarga Berencana (BP2AMKB) Provinsi Kalimantan Barat ialah menggunakan metode penelitian kuantitatif yang mendeskripsikan, mencatat, menganalisa dan menginterprestasikan kondisi yang sekarang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dengan alat pedoman observasi dan pedoman wawancara. Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan yang dilakukan melalui tahapan penilaian, interprestasi dan penyimpulan data.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Sutriatmoko dkk (2015) [9] tentang “Analisis Penerapan E-Procurement Obat Dengan Prosedur E-Purchasing Berdasar E-Catalogue Didinas Kesehatan Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah”. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana variabel manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan hubungan dengan mitra kerja berpengaruh pada kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue, dan kinerja eprocurement obat berpengaruh pada efisiensi pengadaan obat. Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif analitik melalui survei cross sectional. Variabel penelitian terdiri dari manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, hubungan dengan mitra kerja, kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing, dan efisiensi pengadaan obat.Data diambil dengan metode survei menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Sampel penelitian yaitu apoteker yang terlibat dalam implementasi eprocurement obat di dinas kesehatan kabupaten/ kota di propinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan bulan Januari sampai Februari 2015. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear. Hasil penelitian menunjukan variabel manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan hubungan dengan mitra kerja baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja eprocurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue dengan nilai signifikansi 0,000.Kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue berpengaruh terhadap efisiensi pengadaan obat dengan nilai signifikasi 0,001.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Siska Sofian dkk (2015) [10] tentang. “Persepsi Pengguna Pada Penerapan Lelang Pengadaan Secara Elektronik (Lpse) Salah Satu Wujud Peningkatan Kualitas Good Governance Di Kementerian Agama Se Sulawesi Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana penerimaan panitia dan rekanan pengadaan barang dan jasa terhadap Kementerian Agama e-Procurement. Penelitian menggunakan metode kualitatif secara etnografi. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Etnografi digunakan untuk meneliti perilaku-perilaku manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi dalam setting sosial dan budaya tertentu. Metode penelitian etnografi dianggap mampu menggali informasi secara mendalam dengan sumber-sumber yang luas. Dengan teknik “observatory participant”, etnografi menjadi sebuah metode penelitian yang unik karena mengharuskan partisipasi peneliti secara langsung dalam sebuah masyarakat atau komunitas sosial tertentu.

  • Penelitian yang dilakukukan oleh Patrick Boetang Sarpong dkk (2017) [11]. E-procurement Adoption Barriers in Retrospect: A Structural Equation Analysis of Ghanaian Hospitals. Banyaknya perusahaan publik dan swasta dengan sistem manajemen tertutup telah ditentukan sebagai penghalang utama adopsi E-procurement di negara berkembang. Namun, manfaat eprocurement bersifat monumental dan multifaset. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hambatan rumah sakit Ghana pada keputusan adopsi e-procurement. Keadaan saat ini E-procurement di rumah sakit telah dipelajari sangat sedikit, namun rumah sakit memainkan peran penting dalam manajemen rantai pasokan global. Kuesioner diberikan kepada anggota senior dengan pengaruh signifikan pada pengadaan rumah sakit di sepuluh rumah sakit regional di Ghana. Ini ditambah dengan bukti dari pejabat Penguasa Pengadaan Publik dan staf senior Departemen Kesehatan dan Layanan Kesehatan Ghana. Kami membangun dan menggunakan model persamaan struktural yang lebih canggih (SEM) untuk menganalisis hubungan antara hambatan E-procurement dan adopsi E-procurement dan faktor mediasi dan moderasi yang mungkin di antara mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara hambatan sistem e-procurement, infrastruktur TI yang tidak memadai, kurangnya lingkungan hukum yang memadai dan korupsi pejabat publik adalah hambatan yang paling penting dalam penerapan sistem e-procurement. Mengatasi hambatan ini akan membantu mengurangi efek negatif dari semua hambatan lain dan membantu adopsi e-procurement.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Eziyi O. Ibem dkk (2015) [12]. E-Procurement Use In The South African Construction Industry. Munculnya teknologi internet telah menyebabkan meningkatnya penggunaan aplikasi e-Commerce, khususnya sistem e-Procurement dalam manajemen rantai pasokan oleh perusahaan di berbagai sektor industri. Namun, ada kekurangan studi empiris tentang penggunaan e-Procurement di sektor konstruksi negara-negara Afrika. Oleh karena itu penelitian ini menyelidiki penggunaan e-Procurement di industri konstruksi Afrika Selatan. Data berasal dari survei kuesioner online yang melibatkan 603 responden dan wawancara dengan tujuh ahli yang dilakukan di Afrika Selatan antara Maret dan Juli 2014. Analisis statistik dan konten deskriptif digunakan untuk menganalisis data. Temuan menunjukkan bahwa empat kategori e-Procurement yang digunakan adalah e-mail, situs web statis, teknologi web.2.0 dan portal yang memiliki kemampuan mendukung pelaksanaan fungsi yang terbatas pada komunikasi intra dan inter firm serta pertukaran informasi dan data proyek. Akibatnya, antara 11 persen dan 12 persen responden menggunakan teknologi e-Procurement ini untuk komunikasi informasi, pertukaran jumlah tagihan, gambar CAD dan spesifikasi proyek. Sedangkan faktor-faktor dengan dampak positif tertinggi pada penggunaan teknologi ini di perusahaan-perusahaan adalah kecepatan transaksi, biaya transaksi yang lebih rendah dan kemudahan penggunaan infrastruktur TI yang tidak dapat diandalkan, budaya yang mapan dan masalah keamanan adalah hambatan utama untuk penyerapan teknologi e-Procurement ini di industri konstruksi Afrika Selatan. Studi ini menunjukkan bahwa perusahaan konstruksi di Afrika Selatan secara dominan menggunakan e-mail dan situs web untuk mendukung pelaksanaan tahap pra-penghargaan pengadaan konstruksi dan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi e-Procurement ini di industri konstruksi Afrika Selatan dapat dijelaskan menggunakan teori inovasi difusi Rogers. Ini juga menyiratkan bahwa di samping masalah teknologi, tantangan terkait budaya menghambat adopsi e-Procurement di industri konstruksi Afrika Selatan. Studi ini menunjukkan bahwa untuk mempercepat tingkat penyerapan e-Procurement dan memaksimalkan manfaatnya di industri konstruksi Afrika Selatan, ada kebutuhan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur TIK di seluruh negeri; dan untuk memulai program-program pencerahan yang agresif, pelatihan dan pengembangan keterampilan dalam penggunaan e-Procurement dalam industri konstruksi di negara ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa studi masa depan dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana teknologi dan alat e-Procurement yang ada dapat digunakan secara inovatif untuk memenuhi kebutuhan sektor konstruksi dan orang-orang dari beragam budaya.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Akram Chibania dkk (2017) [13]. Dynamic optimisation for highly agile supply chains in e-procurement context. Dalam konteks meningkatnya persaingan antar perusahaan, rantai pasokan berjuang untuk menanggapi lingkungan yang semakin tidak stabil dan kompleks. Dengan kemajuan teknologi, praktik saat ini untuk membangun rantai pasokan yang efisien telah berubah. Memang, antusiasme perusahaan dengan penggunaan internet telah mengarahkan para peneliti untuk menemukan metode yang memadai untuk mengatasi sifat jaringan logistik yang fleksibel dan dinamis, e-procurement sering digunakan. Tujuan artikel ini adalah untuk membahas ilustrasi e-procurement dinamis yang fleksibel di bawah asynchronous dan repetitive variation dari waktu ke waktu. Rantai pasokan dianggap terdiri dari dua tingkat (pembeli-pemasok) yang beroperasi di lingkungan yang sangat lincah. Pertanyaan yang dihadapi pembeli adalah berapa banyak unit produk yang harus dibeli dan dari pemasok mana yang menanggapi variasi dalam hal harga dan kapasitas. Karena lingkungan yang sangat berubah ini ditandai oleh perubahan frekuensi dalam waktu singkat, sebagian besar pendekatan optimisasi klasik tampaknya tidak memadai untuk mengatasi masalah ini. Baru-baru ini, optimisasi dinamis telah berhasil digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, kami tidak memiliki pengetahuan tentang penerapannya dalam konteks rantai pasokan. Kami mengusulkan pendekatan genetik dinamis yang diterapkan pada konteks e-procurement yang bertujuan untuk mengoptimalkan proses pengadaan selama waktu.

  • Penelitian yang dilakukan Francesco Testa dkk (2016) [14]. Drawbacks and opportunities of green public procurement: an effective tool for sustainable production. Karena "pengadaan publik hijau" (GPP) memainkan peran yang semakin penting dalam merangsang permintaan untuk produk dan layanan yang ramah lingkungan, ada kebutuhan yang sangat kuat untuk menganalisis faktor mana yang mendorong masuknya kriteria lingkungan dalam tender publik. Bekerja pada data dari kotamadya Italia, analisis statistik kami menegaskan bahwa mengintensifkan informasi dan meningkatkan kesadaran tentang teknik GPP dapat sangat mendukung pengembangan tender hijau publik. Selain itu, pekerjaan kami menunjukkan bahwa kinerja GPP yang baik tidak dapat dicapai hanya dengan adopsi dari Sistem Pengelolaan Lingkungan (EMS) yang disahkan oleh otoritas publik saja, tetapi melalui tingkat kedewasaan EMS yang bersertifikat yang memberikan "nilai" yang sedang tumbuh. ditambahkan "ke praktik GPP. Akhirnya, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keterbatasan terkait yang terkait dengan ukuran kecil otoritas publik dapat diatasi dengan kemajuan dalam GPP yang dibawa oleh beberapa inisiatif pendukung Eropa, nasional dan lokal.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Nurmandi dan Sunhyuk Kim (2015) [15]. Making e-procurement work in a decentralized procurement system A comparison of three Indonesian cities. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menginvestigasi implementasi inisiatif e-procurement dalam sistem terdesentralisasi pada sistem pemerintah lokal Indonesia. Desain / metodologi / pendekatan - Para penulis menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa sumber daya manusia adalah faktor penting yang menentukan kinerja e-procurement lokal di tiga kota. Penelitian ini berfokus pada tiga pemerintah daerah di Indonesia - Kota Yogyakarta, Kota Tangerang, dan Kabupaten Kutaikartanegara. Temuan - Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa sumber daya manusia adalah faktor penting yang menentukan kinerja e-procurement lokal di tiga kota. Namun, Kota Tangerang akan memasuki fase institusionalisasi dalam inisiatif e-procurement untuk memastikan regulasi lokal yang sehat. Keterbatasan / implikasi penelitian - Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini termasuk sifat baru dari pengadaan yang terdesentralisasi di Indonesia, terbatasnya data terstandardisasi dan terpilah pada pengeluaran dan kinerja pengadaan pemerintah daerah. Implikasi praktis - Studi ini merekomendasikan bahwa manajemen sumber daya manusia dalam pengadaan perlu ditangani oleh pemerintah lokal dan pusat. Orisinalitas / nilai - e-Procurement merupakan instrumen penting untuk mencegah korupsi dalam pengadaan barang dan jasa. Indonesia telah menerapkan kebijakan e-procurement sejak 2008 berdasarkan Keputusan Presiden. Presiden telah mengeluarkan perintah tahunan (instruksi presiden), dan semua kementerian pusat dan pemerintah daerah yang telah diminta secara konsisten dengan mereka untuk mendapatkan dana mereka melalui sistem e-procurement. Namun, pada tahun fiskal 2012, hanya sekitar 10,26 persen dari anggaran belanja lembaga pemerintah pusat dan 10 persen dari anggaran pengadaan pemerintah daerah di Indonesia melalui sistem e-procurement, dengan variasi yang luas di antara kota-kota.

  • </ol>

    BAB III

    PEMBAHASAN DAN HASIL

    Gambaran Umum Perusahaan

    Sejarah Singkat Perusahaan

    PT. BPR Kredit Mandiri dahulunya bernama PT.BPR Saranaartha Prima Indonesia yang didirikan pada 5 Oktober 1994 berdasarkan akta pendirian No.7 yang dibuat dihadapan notaris Anasrul Jambi,SH di Jakarta dan disahkan oleh departemen kehakiman pada 17 Februari 1995. Dalam perkembangan selanjutnya, karena kondisi keuangan yang kurang baik, maka pada akhirnya PT.BPR Saranartha Prima Indonesia diakuisisi oleh investor baru berdasarkan akta pernyataan keputusan rapat No.16 tanggal 18 Juni 2001 di hadapan notaris Kun Hidayat,SH di Jakarta. Dengan akuisisi tersebut, investor baru menyuntikan modal segar sebesar Rp.500.000.000,- untuk meningkatkan modal disetor menjadi Rp.700.000.000,- serta dilakukan pergantian direksi dan komisari BPR. Setelah itu,BPR memulai kembali operasionalnya pada 20 September 2001. Pada bulan Juni 2002 untuk memperkuat permodalan,telah disetorkan tambahan modal sebesar Rp.300.000.000.- dan terakhir April 2005 sudah meningkatkan modal setor sesuai ketentuan BI sebesar Rp.2.000.0000.0000,- dan sekarang PT.BPR Prima Kredit Mandiri telah berkembang menjadi BPR yang sehat dan terpercaya. Pada awal mula operasinya, PT. BPR Prima Kredit Mandiri memberikan kredit dengan agunan mobil (BPKB),namun seiring dengan kebutuhan pasar dan untuk pengembangan usaha, maka sejak semester II tahun 2003 PT. BPR Kredit Mandiri mulai masuk ke segmen sertifikat serta di tahun 2007 mulai masuk ke 59 segmen motor. Saat ini PT. BPR Kredit Mandiri berpusat di Depok, tepatnya di jl.margonda raya no.236 E,Depok. Memiliki lima kantor cabang dan delapan kantor kas. Cabang yang pertama di jl.Ir.H Juanda,no.47 E,Ciputat. Cabang yang kedua di ruko sutera niaga 2,no.3 Serpong. Cabang yang ketiga di ruko permata cibinong,blok C, no.27, Cibinong kab.Bogor. Cabang yang ke empat di jl.HOS cokroaminoto no.8,ruko pasar saraswati blok C26,Ciledug dan cabang terakhir di jl.imam bonjol,no.71 E, karawaci,Tangerang. Adapun untuk kantor kas, yang pertama di Sawangan di jl.raya sawangan, no.30 H, yang ke dua di Sukmajaya di jl.keadilan raya, no.4 D, yang ke tiga di Limo, di jl.raya limo, no.69, yang ke empat di serpong di jl.raya pasar serpong, no.14, yang ke lima di pamulang di jl.raya pajajaran no.2A,yang ke enam di Bintaro di jl.ceger raya,no.44,yang ke tujuh di citeureup di jl.raya kamurang, no.1, di Bojong Gede di jl.bojong gede raya,no.33,dan yang terakhir di BSD ruko tol boulevard blok F25.

    Visi dan Misi PT. BPR Kredit Mandiri

    Visi

    Menjadi BPR swasta dengan jaringan kantor terbaik dengan tingkat konektivitas yang tinggi dengan para pelanggan dan masyarakat sehingga menjadi pilihan utama bantuan financial

    Misi Perusahaan

    Memberikan kepuasan yang tinggi buat seluruh jajaran team dengan mencapai tingkat profesional, kreatifitas dan kualitas kerja yang baik sehingga tercipta BPR yang sehat, bertumbuh dengan baik dan menghasilkan return yang baik untuk pemegang saham dan seluruh jajaran team memberikan dampak yang baik untuk lingkungan di sekitar BPR kita 60 beroperasi baik dari sisi business maupun social sehingga membuat BPR Prima bisa di kenal dengan baik.Selain itu ada juga visi,misi dan nilai perusahaan yaitu:

    1. Integritas yang baik
    2. Berani melukakan inovasi
    3. Pelayanan yang baik dengan hati untuk mencapai pelanggan yang loyal
    4. Teamwork yang solid
    5. Selalu introspeksi diri untuk menjadi yang lebih baik

    Struktur Organisasi Perusahaan

    Pengorganisasian suatu perusahaan bergantung pada jenis, tingkat dan sifat perusahaan yang bersangkutan. Susunan organisasi perusahaan tertuang dalam struktur organisasi PT. BPR Kredit Mandiri. Dalam struktur organisasi perusahaan terlihat adanya hubungan dan mekanisme kerja antara kepala pimpinan pusat , pimpinan cabang, kepala bagian, dan staff perusahaan. Kordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan perusahaan harus di selenggarakan oleh pimpinan kantor pusat yang kemudian di tujukan kepada pimpinan cabang setempat untuk mencapai suatu tujuan. Agar kegiatan pada perusahaan PT. BPR Kredit Mandiri Cabang Imam Bonjol berjalan sesuai dengan program yang telah di bentuk maka di bentuk Srtuktur Organisasi kepengurusan Perusahaan

    Tanggung Jawab dan Tugas

    Fungsi dan tugas bagian-bagian yang ada pada PT. BPR Kredit Mandiri merupakan sebagai berikut :

    1. Komisaris Utama
    2. Bertanggung Jawab Sebagai edukator, manajer, administrator dan supervisor. Pemimpin / Leader Inovator, dan motivator. Serta Tugasnya sebagai pemimpin / Leader Inovator dan Motivator. :

    3. Komisaris
    4. Bertanggung Jawab Membantu Komisaris Utama dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

    1. Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan pelaksanaan program.
    2. Pengorganisasian
    3. Pengarahan
    4. Ketenangan

    Serta Tugas Komisaris membantu Komisaris Utama dalam urusan-urusan sebagai berikut :

    1. Pendanaan
    2. Pengarahan
    3. Pengontrolan
    1. Direktur Utama
    2. Bertanggung Jawab Sebagai pengarah, pengendalian, pengawasan, pengontrolan, motivator, dan leader di seluruh PT. BPR Kredit Mandiri. Serta Tugas sebagai Direktur Utama yaitu :

    1. Memberikan arahan, teguran, motivasi kepada seluruh PT. BPR Kredit Mandiri mengoreksi seluruh fasilitas pinjaman. Menyetujui atau menolak Pengajuan Kredit dari Nasabah
    2. Mengorganisasi atau membagi tugas karyawan – karyawan
    3. Merencanakan kinerja yang akan dilaksanakan
    4. Mengarahkan karyawan untuk mencapai hasil terbaik
    1. General Manager

    Pimpinan Cabang Memiliki Tanggung Jawab dan Tugas, antara lain :

    1. Mengontrol setiap kegiatan di perusahaan.
    2. Menyusun budget bersama staf perusahaan
    3. Memberikan motivasi terhadap staf perusahaan
    4. Mengatur pelaksanaan kegiatan perusahaan.
    5. Menyetujui atau menolak pengajuan kredit nasabah
    6. Membimbing bawahan dan mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan secara jelas.
    1. KBO
    1. Membantu pimpinan cabang untuk mengatur aktifitas opersaional
    2. Mewakili pimpinan cabang untuk mengambil keputusan bagian operasional jika pimpinan cabang tidak ada di kantor
    3. Mengatur dan memberikan arahan kepada staf operasional kantor
    4. Menyetujui otorisasi aktifitas pinjaman operasional.
    1. CS
    1. Melayani nasabah yang mengajukan pinjaman
    2. Melakukan pengiputan data nasabah
    3. <liMembantu teller jika lagi tidak ditempat
    1. Teller
    1. Melayani nasabah yang melakukan pembayaran.
    2. Melakukan seluruh tranksasi operasiona kantor
    3. Membantu CS jika tidak lagi ditempat.
    1. Accounting
    1. Melaporkan seluruh aktivitas pinjaman ke kantor pusat.
    2. Memeriksa rekening perusahaan jika ada nasabah yang melakukan pembayaran via transfer.
    3. Membuat laporan seluruh aktivitas keuangan pemasukan dan pengeluaran kantor
    1. Adm Accounting
    1. Membantu accounting
    2. Menghitung jumlah bunga denda nasabah..
    3. Membuat laporan cicilan nasabah yang lancar dan yang macet
    4. Melakukan pengecekkan aktivitas pinjaman nasabah
    5. Menyimpan segala dokumen / jaminan nasabah.
    1. Adm Legal
    1. Menyiapkan segala dokumen nasabah yang akan pengajuan kredit.
    2. Mengkordinasi ke bagian Notaris dan Pihak asuransi untuk pengikatan kredit kepada nasabah.
    3. Melakukan penjelasan tentang ketentuan jumlah pinjaman dan potongan yang akan diberikan kepada nasabah
    1. Colector
    1. Mengambil/ menagih cicilan nasabah yang tidak bisa melakukan pembayaran langsung di perusahaan.
    2. Melakukan follow up kepada nasabah yang pembyarannya kurang lancar.
    3. Memberikan surat peringatan/panggilan kepada nasabah yang pembayarannya macet.
    4. Melakukan penyitaan jaminan bersama dengan pimpinan perusahaan dan kuasa hokum perusahaan.
    1. AO
    :
    1. Melakukan penawaran pinjaman kepada masyarakat.
    2. Membantu collector untuk nasabah yang bermasalah.
    1. Suport
    1. Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan kantor
    2. Mendukung kegaiatan aktifitas perusahaan

    Tata Laksana Sistem Yang berjalan

    Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

    1. Use Case Diagram Sistem yang Berjalan
    2. Use Case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan Use Case dan aktor - aktor. Diagram Use Case ini memiliki 3 fungsi yaitu menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user dan mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem.

    Berdasarkan gambar 3.2.1.1. Use Case Diagram pengajuan kredit yang berjalan saat ini, terdapat :

    1. 1 Sistem yang mencakup seluruh kegiatan yang berjalan dalam pengajuan kredit pada PT. BPR Kredit Mandiri.
    2. 3 Aktor yang melakukan kegiatan diantaranya : Calon Nasabah, Kepala Marketing dan Staff Marketing PT. BPR Kredit Mandiri.
    3. 11 Use Case Diagram yang bisa dilakukan oleh aktor – aktor tersebut, 66 diantaranya : Calon nasabah datang langsung ke Bank melakukan registrasi, mengisi dan menyerah kan formulir Pengajuan Kredit, Verifikasi data pemohon, melengkapi berkas pemohon dan melakukan wawancara, Laporan Pengajuan Pemohon, Rapat Direksi (Data Valid dan Data Tidak Valid), Konfirmasi Pengajuan.
    1. Activity Diagram Sistem yang Berjalan
    2. Secara grafis untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun Use Case. Activity Diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan aktivitas pada suatu proses. Adapun gambar diagram activity terhadap analisa sistem yang berjalan sebagai berikut :

    Berdasarkan gambar 3.2.2.2. Activity Diagram sistem pengajuan kredit yang berjalan saat ini, terdapat :

    1. 1 Initial Node sebagai objek yang diawali.
    2. 3 Aktor yaitu : Calon Nasabah, Kepala Marketing dan Staff Marketing 67
    3. 12 Action sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    4. 3 vertical swim line agar terlihat lebih rapi.
    5. 1 Final State sebagai objek yang diakhiri
  • 3. Sequence Diagram Sistem yang Berjalan
  • Sequence Diagram merupakan secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu sama lain melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi.Adapun gambar sequence diagram – nya adalah sebagai berikut :

    Berdasarkan gambar 3.2.2.3. Sequence Diagram sistem pengajuan kredit yang berjalan saat ini, terdapat :

  • 5 LifeLine antarmuka yaitu : Pendaftaran, Berkas, Seleksi, Rapat, Laporan
  • 3 Aktor yang melakukan kegiatan, diantaranya: Calon Nasabah, Account Officer dan Direksi.
  • 10 Message spesifikasi dari komunikasi untuk objek yang membuat informasi-informasi tentang aktivitas yang terjadi dan kegiatan yang biasa dilakukan oleh aktor-aktor tersebut.
  • </ol>

    Metode Analisa Sistem yang Berjalan

    Metode Analisa SWOT

    Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, kesempatan dan keuntungan dari faktor-faktor yang berasal dari internal maupun eksternal organisasi dan ancaman atau resiko yang mempengaruhi suatu perusahaan. Analisa untuk mencari strategi dengan cara memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T, berikut :

    Analisa Batasan Sistem

    Pada setiap sistem yang berjalan pasti memiliki batasan sistem (boundary) yang memisahkan antara sub sistem itu sendiri dengan lingkungan luar sistem. Batasan suatu sistem juga menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem itu sendiri. Lingkungan suatu sistem dapat bersifat menguntungkan ataupun merugikan, hal ini juga menjadi salah satu tugas batasan sistem agar dapat mempertahan lingkungan luar sistem yang menguntungkan dan menghindari lingkungan luar yang merugikan. Jika masukan pada sistem bersifat baik maka keluaran yang dihasilkanpun akan baik.

    PT. BPR Kredit Mandiri memiliki beberapa kegiatan operasional perusahaan meliputi Program Tabungan, Tabungan Lebaran, Deposito, Pemberian Kredit dan lain sebagainya. Berdasarkan hal-hal tersebut maka diperlukan batasan sistem yang akan dijalankan.

    Berdasarkan permasalahan yang terjadi khususnya pengajuan kredit, maka penulis akan membatasi penulisan laporan hanya pada sistem yang berjalan pada sistem informasi pengajuan kredit pada PT. BPR Kredit Mandiri, mulai dari calon nasabah yang harus datang ke bank dan mengisi formulir pengajuan kredit lalu menyerahkan kepada petugas pelayanan kredit dalam hal ini yaitu Account Officer, setelah itu Account Officer memverifikasi data pemohon, lalu diadakan rapat dengan direksi selaku pimpinan, direksi berhak meloloskan atau tidaknya permohonan tersebut.

    Quisioner

    Penulis memberikan beberapa pertanyaan umum (Kualitatif) berupa Quisioner

    Analisa Masalah Sistem Berjalan

    Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis, sistem pengajuan kredit yang sedang berjalan saat ini pada PT. BPR Kredit Mandiri sudah berjalan dengan baik, namun ruang lingkupnya masih menggunakan sistem manual, yaitu mengharuskan nasabahnya datang ke bank, yang akan memerlukan tenaga dan waktu. Serta pencarian nasabah yang dilakukan oleh pelayanan kredit khususnya Account Officer yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari nasabah yang membutuhkan pinjaman baik untuk modal usaha maupun untuk penggunaan lainnya.

    Dengan terjadinya proses yang mengharuskan nasabah datang langsung ke bank, ini memerlukan waktu yang lama serta pencarian data yang diisi oleh nasabah tidak tepat waktu jika tidak terkomputerisasi. Account Officer akan 75 memerlukan waktu yang lama karena harus mencari data calon nasabah dan langsung mewawancarai calon nasabah tersebut.

    Analisa Kontrol

    Pada sistem yang berjalan saat ini analisa pengontrolan masih terdapat kekurangan karena keterbatasan tenaga kerja pada bagian pelayanan kredit, mulai dari input calon nasabah baru. Seiring terjadinya ketidak sesuaian data calon nasabah karena pada saat input data kurang nya pengontrolan dan sering terjadinya kesalahan input kelengakapan atau berkas data calon nasabah.

    Hal tersebut memungkinkan adanya kesalahan dalam memverifikasi data pemohon, sehingga pada saat di input data pemohon yang digunakan adalah data yang kurang sesuai sehingga data tersebut memerlukan waktu untuk memproses data pengajuan calon nasabah. Dalam hal ini perlu adanya peningkatan pada sistem pengontrolan dan perlu adanya verifikasi agar data yang di input hingga penyajian laporan akurat

    Analisa Proses

    Proses sistem informasi pengajuan kredit yang berjalan saat ini banyak dikerjakan secara manual dan sebagian besar proses masih menggunakan pencatatan di buku dan aplikasi Ms. Excel. Adapun penjelasan lebih rinci mengenai sistem yang sedang berjalan terdapat pada Unified Modelling Language (UML) yaitu berupa use case diagram dan activity diagram

    Solusi Pemecahan Masalah

    Berdasarkan Rumusan masalah yang ada pada sistem berjalan maka diberikan solusi pemecahan masalah yang dapat dijalankan untuk PT. BPR Kredit Mandiri. Solusi pemecahan masalah yang diusulkan penulis berikut:

    1. Menggunakan sistem yang berjalan saat ini dengan meningkatkan pengontrolan berdasarkan konsumsi teori 5C 1P.
    2. Mengembangkan sistem yang berjalan terkomputerisasi berbasis web yang dapat mempermudah pengaksesan informasi yang diinginkan.

    Berdasarkan solusi tersebut, penulis melakukan suatu kajian untuk permasalahan maka perlu mengembangkan sistem yang berjalan menjadi terkomputerisasi berbasis web yang dapat mempermudah pengaksesan informasi yang di inginkan dan menghasilkan keuntungan masing - masing diantaranya:

    1. Dapat menjalankan aplikasi berbasis web dimanapun, kapanpun tanpa harus melakukan penginstalan.
    2. Dapat dijalankan pada sistem Komputerisasi sesuai penerapan teori 5C 1P.
    3. Tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi untuk dapat menggunakan aplikasi berbasis web.
    4. Terkait dengan isue lisensi (hak cipta), kita tidak memerlukan lisensi ketika menggunakan Web-Based Application, sebab lisensi itu sudah menjadi tanggung jawab dari web penyedia aplikasi.

    Penulis akan membuat suatu program berbasis web yang dapat digunakan oleh Nasabah, Account Officer untuk kegiatan penginputan. Program tersebut akan melakukan proses penginputan mulai dari pendaftarannya yang dilakukan oleh calon nasabah yang nantinya akan berpengaruh pada proses selanjutnya, serta menampilkan informasi yang dibutuhkan oleh Account Officer dan Direksi selaku pimpinan.

    Rancangan penggunaan system ini merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Rancangan penggunaan system ini penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk mengelola databasenya dan memudahkan proses pengajuan kredit tersebut.

    Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

    Dalam kegiatan Promosi jabatan pada karyawan yang dilakukan di PT.Freetrend masih menggunakan sistem manual atau belum menggunakan sistem yang sudah terkomputerisasi, sehingga di dalam kegiatan promosi jabatan karyawan memerlukan waktu yang cukup lama dan membutuhkan beberapa pertimbangan-pertimbangan pertimbangan dan perhitungan matematis dengan kriteria-kriteria,faktor pendukung serta solusi alternatif.

    1. Analisa Masukan
    2. a. Nama Masukan: Formulir Pengajuan Kredit
    3. Fungsi: : Sebagai bukti dan syarat utama permohonan pengajuan kredit. Sumber : Nasabah Media : Keyboard Lembar Frekuensi : Setiap Ada Nasabah Format: PDF Keterangan: Berisi data calon nasabah b. Nama Masukan: Data Berkas
    4. Fungsi  : Sebagai bukti dan jaminan permohonan pengajuan kredit Sumber : Nasabah Media : Keyboard Lembar Frekuensi: Setiap Ada Nasabah Format : PDF Keterangan : Berisi data berkas (KTP, KK, NPWP, Surat Nikah, SK Gaji).
    5. Analisa Proses
    6. a. Nama Modul (Proses): Analisa Berkas Masukan: Berkas Pengajuan Kredit Keluaran: Nasabah di acc pengajuan kreditnya Ringkasan Proses : Proses ini akan menganalisa berkas nasabah berdasarkan kelengkapan berkas PDF dan Form Aplikasi, Nominal pengajuan system yang sudah di tentukan setelah itu dikonfirmasikan kembali ke nasabah bahwa pengajuan kredit di Acc kemudian bisa mencairkan dana ke bagian teller. b. Analisa Keluaran Nama Keluaran: Laporan Pengajuan Kredit Fungsi : Sebagai konfirmasi ke nasabah bahwa berkas pengajuan kredit di Acc oleh Kepala Marketing Media: Keyboard Frekuensi : Tanda Terima Jaminan Format: Sebagai tanda terima nasabah di acc dan bisa mencairkan dana. Keterangan: No, Keterangan (Nama Customer), Saldo awal, Debit ( Piutang, Via bank dan Cash, AJP, Keterangan, Jumlah), Kredit ( Retur PD, Pembayaran via Bank dan Cash, AJP, Keterangan, Jumlah), Saldo Akhir.

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap dainataranya elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi

    Elisitasi Tahap II

    pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap dainataranya elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi

    Elisitasi Tahap III

    pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap dainataranya elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi

    Elisitasi Final

    pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap dainataranya elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi

    Rancangan Sistem Yang Diusulkan

    Berdasarkan sistem yang berjalan, diketahui bahwa sistem yang lama masih berupa sistem yang belum dapat memenuhi kebutuhan didalam pengolahan data secara cepat dan tepat. Setelah kebutuhan sistem diketahui, langkah selanjutnya adalah perancangan designsistem usulan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak didapat dari sistem yang ada.

    Untuk menganalisa sistem yang diusulkan,pada peneliti ini digunakan Software Visual Paradigm for UML 8.0. Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram,Squence Diagram,Class Diagram

    Rancangan Program

    Halaman Utama

    menampilkan halam utama

    Halaman Form Register

    menampilakan form registrasi untuk pengguna baru

    Halaman Form Calon Nasabah

    menampilakan form untuk diisi oleh calon nasabah

    Halaman Menu Kepala Marketing (Direksi Marketing)

    login kepala marketing

    Halaman Menu Staff Marketing

    hslaman staff marketing

    Konfigurasi Sistem Usulan

    Spesifikasi Hardware

    1. Processor
    2. Monitor
    3. Mouse
    4. Keyboard
    5. RAM
    6. Harddisk
    7. Printer

    Aplikasi yang digunakan

    1. Microsoft Office Word
    2. XAMPP
    3. HTML (PHPMyAdmin)
    4. Google Chrome
    5. Sublime text

    Hak Akses

    1. Direksi (Kepala Marketing)
    2. Petugas yang berwenang (Staff Marketing)
    3. Nasabah

    Evaluasi

    Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan tahapan blackbox testing, dengan menerapkan pengajuan kredit pada PT BPR Kredit Mandiri, maka didapatkan sedikit hasil yaitu apabila Petugas yang berwewenang ingin membaca postingan terupdate dapat langsung ditemukan hanya dengan mengunjungi halaman menu utama hal ini tentunya membantu petugas yang berwewenang dalam mengetahui informasi terupdate calon nasabah secara tepat dan pada pengujian menampilkan bahwa user aktif dapat di jalankan, ini memberikan informasi kepada Petugas yang berwewenang supaya mempermudah pencarian maupun update data calon nasabah dan menampilkan masing-masing data yang dibuat.

    Implementasi

    Time Schedule

    Tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time tabel yaitu sebagai berikut :

    Tabel 4.11. Schedule Implementasi

    Penerapan

    Selama meneliti penulis memberikan penerapan system pada PT. BPR Kredit Mandiri yang akan di pergunakan dalam perusahaan tersebut dalam pengajuan kredit berdasarkan konsumsi teori 5C 1P

    Estimasi Biaya

    Pada Estimasi Biaya ini berisi rincian biaya aplikasikan ke dalam perusahaan PT BPR lingkungan Masyarakat. biaya system anda yang nantinya akan di Kredit Mandiri maupun kedalam lingkungan masyarakat

    Tabel 4.12. Estimasi Biaya


    BAB IV

    Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan

    Dari uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti, perancangan sistem informasi Penjualan pada PT. BPR Kredit Mandiri dahulunya bernama PT.BPR Saranaartha Prima Indonesia yang sedang berjalan masih manual. Laporan yang disajikan masih manual dan untuk mendapatkan informasi data penjualan membutuhkan waktu yang lama karena belum ada integritas data , mengakibatkan waktu pengolahan data tidak efektif . Berdasarkan dari analisa yang telah dilakukan pada PT. BPR Kredit Mandiri, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

    Untuk menjawab rumusan masalah pada 1.2 yang telah dijabarkan pada BAB I, maka penulis mendapatkan hasil,

    1. sistem informasi penjualan yang berjalan saat ini sudah memberikan informasi secara cepat dan akurat. Terlihat pada Bab III bagian Prosedur Sistem Berjalan siklus untuk mendapatkan laporan penjualan masih sangat manual dan membutuhkan waktu yang lama. Sistem masih menggunakan tulisan tangan dan pencatatan laporan kredit masih menggunakan Ms. Excel dan bias saja terjadi kesalahan, data hilang dan human eror.
    2. kendala atau permasalahan pada sistem informasi penjualan di PT. BPR Kredit Mandiri tidak adanya sistem informasi terkomputerisasi. Dalam proses pengolahan data penjualan saat ini pada PT. BPR Kredit Mandiri masih harus melewati beberapa proses yang lama sehingga proses laporan belum dapat memberikan laporan yang cepat dan sering terjadi ketidakakuratan.
    3. menciptakan suatu sistem yang mampu membantu perusahaan dalam mengurangi tingkat kerugian waktu dan lainnya Untuk mengetahui dan lebih memahami sistem informasi penjualan yang saat ini digunakan ada divisi penjualan dan finance PT. BPR Kredit Mandiri . Mempermudah user dalam mengaplikasikan penjualan dan pembelian serta pembuatan laporan. Merancang sistem informasi yang dapat menghasilkan laporan dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan user secara efektif dan efisien. Untuk meminimalisir kesalahan dan membuat laporan yang lebih efektif maka di rancang sebuah program terkomputerisasi menggunakan metode pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor), database MySQL, dan Sublime text untuk pembuatan aplikasi, dengan koneksi XAMPP yang dapat menghasilkan laporan dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan user secara efektif dan efisien guna meningkatkan mutu pengolahan data dan laporan. Maka dengan adanya sistem terkomputerisasi:
    1. pemesanan dan pembayaran yang dilakukan customer dapat disimpan dengan baik dan terorganisir.
    2. pencarian data lebih cepat dan mudah,
    3. penjualan barang dan status pembayaran customer termonitor dengan melihat dan memperbarui status pesanan. finance dapat membuat dan melakukan penagihan pesanan yang telah dilakukan pengiriman dengan cepat dan tepat sehingga tidak ada penagihan yang terlewat


    Saran

    Dengan melihat kesimpulan yang ada, maka penulis ingin memberikan saran-saran yang sesuai dengan apa yang penulis dapatkan selama menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut :

    1. Melakukan pelatihan (training) secara bersama-sama terutama kepada staf-staf yang berhubungan langsung dengan sistem komputerisasi.
    2. Perlu meningkatkan ketelitian dari user agar dapat meminimalisasi human error agar informasi yang dihasilkan akurat, relevan dan tepat waktu
    3. Bagi mahasiswa yang akan menjalani skripsi dengan judul yang sama untuk dapat mengembangkan sistem ini menjadi jauh lebih baik..

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Rajamanggala, Punta Wahyu.2014. Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pengadaan Barang Dan Jasa Dengan Menggunakan Al-Goritma ID3 (Iterative Dichotomister Three). Jawa Tengah.
    2. Sitanggan, Bismar dkk.2014. Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance Terhadap Tingkat Kepuasan Vendor Pada Proses Pengadaan Barang /Jasa Di PT Indonesia Power Kantor Pusat.Jakarta Selatan: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Humanior A Vol 11 No 2.
    3. Hidayat, Rahmat.(2015). Penerapan E-Procurement Dalam Proses Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Guna Mendukung Ketahanan Tata Pemerintahan Daerah ( Studi Pada Unit Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur). Kalimantan Timur: Journal Ketahanan Nasional Vol 2 No 2 Agustus 2015.
    4. Azwar. (2016). Peran Alokatif Pemerintah Melalui Pengadaan Barang/Jasa Dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia. Makassar: Kajian Ekonomi Dan Keuangan. Vol.20 No.2 Agustus 2014
    5. Sembiring, Josephine Oktavira dkk.(2017). Sistem Informasi Penjualan Barang Dan Jasa Pada Studio Photo Topaz Hexagon Medan Berbasis Web.Medan: Journal MEANS (Media Informasi Analisa dan Sistem) Vol 2 No 2 Desember 2017.
    6. Pujadi, Tri dkk.(2015). Perancangan Sistem E-Procurement Pada PT Multi Eraguna Usaha. Jakarta Barat: Seminar Nasional Informatika 2009 (semnasIF 2009) ISSN: 1979-2328.
    7. Damayanti, Astrid dkk.(2016). Pengaruh Penerapan E-Procurement Sebagai Alat Pengendalian Pengadaan Barang/Jasa Pada Pemerintahan Kota Surabaya. Kota Surabaya: Jurnal Infestasi Vol 4 No 2 Desember 2016.
    8. Wahyuningsih, Sri Eti dkk.(2016).Implementasi Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Pada Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak, Masyarakat Dan Keluarga Berencana (BP2AMKB) Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak: Jurnal Ilmiah Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tajung Pura.
    9. Sutriatmoko dkk.(2015). Analisis Penerepan E-Procurement Obat Dengan Prosedur E-Purchasing Berdasarkan E-Catalague Di Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Di Jawa Tengah. Yogyakarta: Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Vol 5 No 4 Desember 2015.
    10. Sofian, Siska dkk.(2015). Persepsi Penggunaan Pada Penerapan Lelang Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Salah Satu Wujud Peningkatan Kualitas Good Governance Di Kementrian Agama SE Sulawesi Utara. Manado: JURNAL RISET AKUNTANSI dan AUDITING Goodwill Vol 4 No 2 Desember 2015
    11. Sarpong, Patrick Boateng dkk.(2017). E-procurement Adoption Barriers in Retrospect: A Structural Equation Analysis of Ghanaian Hospitals. China : Canadian Journal Of Applied Science And Technology Vol 5 Issue 2 July 2017
    12. Dr. Eziyi O. Ibem dkk.(2015). E-Procurement Use In The South African Construction Industry. South Africa : Journal Of Information Technology in Construction-ISSN 1874-4753 Vol 20 January 2015
    13. Chibani, Akram dkk.(2017). Dynamic optimisation for highly agile supply chains in e-procurement context. France : International Journal Of Production Research March 2017
    14. Testa, Francesco dkk.(2014). Drawbacks and opportunities of green public procurement: an effective tool for sustainable production. Italy : Journal Of Cleaner Production September 2014
    15. Nurmandi, Achmad dkk.(2015). Making e-procurement work in a decentralized procurement system A comparison of three Indonesian cities. England: International Journal of Public Sector Management Vol.28 No.3