Pembicaraan Pengguna:Agas

Dari widuri
Revisi per 18 Februari 2018 20.12 oleh Agas (bicara | kontrib) (Konsep Dasar Analisis SWOT)

Lompat ke: navigasi, cari

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan

A. Pengertian Perancangan

Menurut Maimunah dkk dalam buku Jurnal CCIT Media Informasi melalui Desain yang diterbitkan oleh STIMIK AMIKOM Yogyakarta (2017:38)[1], Perancangan adalah Perancangan adalah setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini.

Menurut Hartati dalam buku Analisis Perancangan e-Commerce oleh STMIK Prangsewu Lampung (2013:2)[2], “Perancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan. Tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benarbenar memuaskan rancangan bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisa sistem”

Menurut Soepadmo dalam buku Panduan mudah merancang bangunan oleh Niaga swadaya Jakarta (2013:10)[3], Perancangan adalah setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini.

Berdasarkan sumber teori dasar yang di sampaikan di atas, pengertian perancangan pada penelitian ini adalah, merancang sebuah media berbasis stak dengan bentuk Spanduk, Brosur dan katalog yang akan di pergunakan sebagai sarana penunjang peningkatan efektifitas tentanfg penjualan produk yang di manfaatkan kepada masyarakat.


B. Proses Perancangan Secara Umum

  1. Persiapan Data

  2. Menurut Sunarya dalam Jurnal CCIT Vol.7 No.1 Enriching Company Profile sebagai penunjang informasi dan promosi pada Perguruan Tinggi Raharja oleh Perguruan Tinggi Raharja (2013:81)[4], data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berupa suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

    Data berupa teks atau gambar terlebih dahulu harus kita pilah dan seleksi, apakah data itu sangat penting sehingga harus tampil atau kurang penting sehingga bisa ditampilkan lebih kecil, samar atau dibuang sama sekali. Data bisa berupa data informatif atau data estesis. Data informatif bisa berupa foto atau teks dan judul. Data estesis bisa berupa bingkai, background, efek grafis garis atau bidang. Untuk desain menggunakan komputer, data harus dalam format digital atau file, oleh karena itu peralatan yang diperlukan untuk merubah data analog ke digital seperti scanner, kamera digital akan sangat membantu.

  3. Ide

  4. Untuk mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding, wawancara dan lain-lain agar desain yang dibuat bisa efektif diterima dan membangkitkan kesan tertentu yang sulit dilupakan.

  5. Konsep

  6. Hasil kerja berupa pemikiran yang menentukan tujuan-tujuan, kelayakan dan segmen yang dituju. Oleh karena itu, desain grafis menjadi desain komunikasi visual agar dapat bekerja untuk membantu pihak yang membutuhkan solusi secara visual.

  7. Media

  8. Untuk mencapai kriteria ke sasaran atau segmen yang dituju diperlukan studi kelayakan yang cocok dan efektif untuk mencapai tujuannya. Media bisa berupa cetak, elektonik, luar ruang dan lain-lain.

  9. Visualisasi

  10. Yang dimaksud visualisasi disini adalah sebuah penjabaran yang berasal dari sebuah konsep kedalam bentuk visual. Visualisasi sangat erat kaitannya dengan pemilihan warna, layout sampai finishing. Hasil akhir yang didapat dari proses ini adalah sebuah visualisasi desain yang sesuai dengan kemauan klien.

  11. Produksi

  12. Setelah visualisasi selesai dan disetujui oleh klien, maka proses terakhir yang diperlukan adalah proses produksi. Tujuannya adalah agar hasil visualisasi tersebut dapat dipergunakan sebagaimana tujuan awalnya. Apakah sebagai media cetak, media elektronik atau media luar ruang. Proses produksi memang tidak dilakukan oleh seorang desainer tetapi desainer yang baik diharuskan untuk memahami sebuah proses produksi, agar hasil visualisasinya sesuai dengan apa yang diinginkan.


Konsep Dasar Informasi

  1. Pengertian Informasi

  2. Menurut Hutahaean (2015:9)[5]informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah kejadian yang terjadi pada saat tertentu.

    Menurut Djahir dan Dewi Pratita (2015:10)[6] informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.

    Menurut Putu Agus dalam buku Sistem Informasi dan Implementasinya oleh Informatika (2014:8)[7], Informasi merupakan hasil pengolahan data dari suatu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat. Proses pengolahan ini memerlukan teknologi.

    Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi sesuatu kejadian yang real dan berguna bagi penerima informasi untuk mendapatkan keputusan di masa yang akan datang.

  3. Jenis-jenis Informasi

  4. Menurut O’Brien dalam Sunarya,dkk (2013:81)[8] jenis-jenis informasi dijelaskan sebagai berikut:

    1. Informasi manajerial informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.

    2. Sumber informasi, dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile), sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan manajerial tingkat atas.

    3. Informasi rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.

    4. Informasi fisik dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksanaan yang secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.


  5. Kualitas Informasi

  6. Menurut Parker dalam Tyoso (2016:33)[9] informasi yang berkualitas harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

    1. Ketersediaan (availability), Informasi harus dapat diakses oleh orang yang membutuhkannya, maka daitu informasi harus tersedia setiap saat pada “gudang data” (database) yang terorganisasi rapi.

    2. Mudah dipahami (comprehensibility), Informasi yang berbelit-belit atau tidak jelas koneksinya bahkan bersifat rumir, maka berakibat keputusan yang akan diambil tertunda, karena lebih banyak waktu digunakan untuk membahasnya.

    3. Relevan (Relevant), Berkaitan dengan pengoperasian suatu organisasi, informasi yang dibutuhkan ialah informasi yang benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi yang bersangkutan.

    4. Bermanfaat (Benefits), Informasi sebaiknya dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang mudah dilihat dan dipelajari sehingga kepemanfaatannya terlihat jelas. Keputusan berdasarkan informasi yang dipelajari.

    5. Tepat Waktu (Being On/In time), Informasi harus tersedia tepat ada waktunya sehingga saat organisasi membutuhkannya informasi sudah tersedia. Juga harus diperhatikan kapan informasi itu diperoleh pada peristiwa apa saat itu.

    6. Keterandalan (Reliability), Informasi harus diperoleh dari sumber data yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Demikian juga dengan pengelola atau pemberi informasi juga merupakan pihak-pihak yang dapat dipercaya.

    7. Akurat (Accuracy), Informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan. Artinya informasi harus jelas dan tepat dalam mencerminkan makna yang terkandung dari data.

    8. Konsisten (Consistent), Informasi tidak bermuatan hal-hal yang kontradiktif, sehingga peristilahan atau bahasa yang digunakan


  7. Nilai Informasi

  8. Menurut Hutahaean (2015:11)[10] Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan lebih bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Biaya informasi terdiri dari :

    1. Biaya Perangkat Keras, merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan meningkat untuk tingkat–tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.

    2. Biaya Untuk Analisis, merupakan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.

    3. Biaya Untuk Tempat dan Faktor Kontrol Lingkungan, biaya ini setengah berubah atau semi variabel. Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi.

    4. Biaya Perubahan, biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari satu metode ke metode yang lain.

    5. Biaya Operasi, biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variable dan meliputi biaya macam–macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.


Konsep Dasar Data

  1. Pengertian Data

  2. Menurut Gordon B. Davis dalam Hutahaean (2015:8)[11] “Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya”.

    Menurut Irawan dan Siska Melalui Jurnal Sistem Informasi Manajemen Oleh STMIK Pringsewu Lampung (2014:49)[12] data ialah sekumpulan bahan baku yang berupa angka, huruf atau simbol dalam bentuk satu kesatuan yang dapat diolah menjadi sebuah informasi.

    Menurut Suardinata dan Amrin Lubis Melalui Jurnal Pendidikan Informatika Oleh PT. PLN Cabang Padang (2015:38)[13] data adalah bentuk jamak dari datum yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambargambar, kata-kata, angka-angka, atau hurufhuruf yang menunjukkan suatu kode, objek, kondisi, atau situasi. Data berfungsi sebagai bahan dasar yang objektif (relatif) di dalam proses penyusunan kebijaksanaan dan keputusan pimpinan organisasi.

    Berdasarkan ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah atau bahan baku menjadi informasi yang bermanfaat.

  3. Jenis-jenis Data

  4. Media dapat dikelompokkan menjadi media cetak, media elektronik, media luar ruangan dan media dalam ruangan.

    1. Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual misalnya, artikel koran, majalah dan lain-lain.

    2. Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya data yang menyatakan tanggal, jam dan nilai mata uang.

    3. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa, grafik, foto, hasil rontgen, dan tanda tangan.

    4. Audio adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.

    5. Video adalah gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas-aktivitas dalam bentuk film.


Konsep Dasar Media

  1. Pengertian Media

  2. Menurut Suhendar dan Mustofa (2014:1)[14] Media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

    Menurut Saifuddin (2014:129)[15] “Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan agar dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan”.

    Menurut Denis McQuail dalam Halim (2015: 38)[16] media merupakan jendela (windows) yang memungkinkan khalayak memahami lingkungannya tanpa campur tangan pihak lain, penafsir (interpreters) yang membantu khalayak memahami kejelasan atau makna sebuah peristiwa, landasan (platforms) untuk menyampaikan informasi, komunikasi interaktif (interactive communication) yang menghubungkan media dan khalayak untuk berinteraksi, penanda (signpost) yang memberikan khalayak instruksi dan petunjuk, penyaring (filters) yang memilihkan pengalaman dan fokus terhadap suatu aspek tertentu secara sadar dan sistematis atau tidak, cermin (mirrors) yang merefleksikan citra masyarakat kerap mengalami distorsi karena adanya keinginan khalayak untuk melihat sisi paling menonjol dan penghalang (barriers) yang menutupi kebenaran demi pencapaian propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan.

    Sedangkan menurut Joshua Meyrowitz dalam Halim (2015:40)[17] yakni media sebagai vessel, kendaraan untuk menyampaikan pesan (content) secara netral, media sebagai language, media laksana bahada yang memiliki unsur-unsur struktur atau tata kalimat, media sebagai environment, lingkungan yang penuh dengan berbagai informasi dan keberadaan media untuk menyebarkan secara cepat, tepat, mampu berinteraksi, memenuhi persyaratan fisik, dan kemudahaan belajar.

    Dapat disimpulkan dari beberapa definisi diatas bahwa media merupakan segala bentuk menyalurkan sebuah informasi ke dalam media cetak ataupun media elektronik dengan menggunakan unsur-unsur struktur atau tata kalimat yang mudah dipahami dan keterangan tempat dan waktu yang up to date.


  3. Waktu Media

  4. Menurut Nurudin (2016:30)[18] Media yang dilihat dari waktu terbitnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

    1. Media Periodik yaitu, media massa yang terbit secara teratur (harian, mingguan, bulanan, tri wulan, dan catur wulan). Seperti, elektronik (TV dan radio), dan cetak (surat kabar, majalah, dan tabloid) termasuk media online.

    2. Media Non periodik yaitu, media yang bersifat eventual, tergantung event tertentu. Media non periodik bisa dibedakan antara manusia (sales promotion girl, dan juru kampanye), dengan benda (poster, stiker, spanduk, leaflet, dan baliho).


  5. Prinsip Media

  6. Menurut Wibawanto (2017:22)[19] ada beberapa prinsip yang dapat diaplikasikan dalam desain media, yaitu:

    1. Prinsip Kesebandingan (Proporsi)

    2. Prinsip Penekan (Emphasis)

    3. Prinsip Keseimbangan(Balance)

    4. Prinsip Irama (Ritme)

    5. Prinsip Kesatuan(Unity)


  7. Jenis-jenis Media

  8. Menurut Wahyudi dalam Morissan (2013:11)[20] upaya menyampaikan informasi melalui media cetak, audio, dan audio visual, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyebabnya adalah sifat fisik masing-masing jenis media seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 2.1 Jenis Media

JENIS MEDIA

SIFAT

Cetak

§  Dapat dibaca, di mana dan kapan saja.

§  Dapat dibaca berulang-ulang.

§  Daya rangsang rendah.

§  Biaya relative rendah.

§  Daya jangkau terbatas.

Radio

§  Dapat didengar bila siaran.

§  Dapat didengar kembali bila diputar kembali.

§  Daya rangsang rendah.

§  Elektris.

§  Relative murah.

§  Daya jangkau luas.

 

Televisi

§  Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran.

§  Dapat dilihat dan didengar kembali. Bila diputar kembali.

§  Daya rangsang sangat tinggi.

§  Elektris.

§  Sangat mahal.

§  Daya jangkau luas.


Konsep Dasar Desain

  1. Pengertian Desain

  2. Menurut Wibowo (2013:10)[21], “Desain adalah metode penyampaian pesan visual berbentuk teks dan gambar dari komunikator kepada komunikan,”

    Sedangkan menurut Hamzah dari Jurnal Desain dan Implementasi (2017: 1)[22], “Desain merupakan kata yang diambil dari bahasa Inggris yaitu design yang berarti rencana, jadi kalau dijabarkan arti kata desain adalah ilmu yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau suatu perancangan, biasanya berbentuk suatu gambar yang nantinya dapat diwujudkandalambentuk sebenarnya atau sebagai aturan yang hanya tertulis saja.”

    Menurut Rowland dalam Pan, dkk (2016:786)[23] "Design is a strategic or systematic method to arrange or organize existing resources and to integrate designer's intuition and imagination into creating something new pratical functional in order to achieve a goal." (Desain adalah metode yang strategis atau sistematis untuk mengatur atau mengatur sumber daya yang ada dan mengintegrasikan desainer intuisi dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu yang baru praktis fungsional untuk mencapai tujuan).

    Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, desain adalah suatu tampilan yang berupa teks dan gambar yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi biasanya terdapat pada media cetak yang bertujuan untuk memberikan informasi agar informasi yang disampaikan dapat terlihat menarik.

  3. Unsur-unsur Desain

  4. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:32)[24] unsur-unsur desain dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

    1. Garis

    2. Garis merupakan salah satu unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain. Bentuknya dapat berupa gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun sebuah bentuk, dapat dimanfaatkan wujud itu secara fleksibel sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan. Ada pula berbagai macam bentuk garis, seperti lurus, melengkung, putus-putus, zig-zag. Meliuk-liuk, bahkan tidak beraturan. Masing-masing memiliki pencitraan yang berbeda.

      Arah garis pun dapat diatur sesuai dengan citra yang ditampilkan. Contohnya, garis lurus secara horizontal akan membuat segala sesuatu terlihat lebih tenang, formal namun tetap Professional. Berbeda dengan garis vertical, garis tersebut akan memperlihatkan kesan keseimbangan, stabil dan elegant.

    3. Bentuk (Shape)

    4. Bentuk adalah segala sesuatu yang memiliki diameter, tinggi, dan lebar. Bentuk-bentuk dasar yang pada umumnya dikenal adalah bentuk kotak (rectangle), lingkaran (circle), segitiga (triangle). Lonjong (elips), dan lain-lain. Pada kategori sifat, bentuk dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:

      1. Bentuk Geometrik

      2. Bentuk Natural

      3. Bentuk Abstrak

    5. Texture

    6. Tekstur adalah tampilan permukaan atau corak dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Penggunaan tekstur pada desain, akan menambah pengalaman dan menjadi nilai lebih daripada sekedar estetik. Namun dalam desain grafis tidak semua tekstur bersifat nyata (tekstur semu). Tekstur semu merupakan sebuah tekstur yang dibuat secara visual dari suatu bidang. Tekstur banyak digunakan untuk mengatur keseimbangan pada desain, selain menggunakan tekstur semu masih banyak metode yang digunakan dalam membuat tekstur pada desain.

    7. Gelap Terang/Kontras

    8. Kontras merupakan warna yang berlawanan antara satu dengan lainnya, terdapat perbedaan baik warna atau titik fokus. Apabila tidak berwarna, dapat pula berupa perbedaan antara gelap dan terang. Gelap terang atau kontras ini dapat digunakan dalam desain sebagai salah satu cara untuk menonjolkan pesan atau informasi yang dapat juga menambah kesan dramatis. Dengan mengatur komposisi gelap terang suatu desain, akan membantu nilai keterbacaan, fokus, dan titik berat suatu desain.

    9. Ukuran (size)

    10. Ukuran dapat diartikan sebagai perbedaan besar kecilnya suatu objek. Dengan menggunakan unsur ini, dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada objek desain yang akan dibuat.

    11. Warna (color)

    12. Warna merupakan unsur penting dalam objek desain. Dengan warna dapat menampilkan identitas atau citra yang ingin disampaikan. Baik dalam menyampaikan pesan atau membedakan sifat dengan jelas. Warna merupakan salah satu elemen yang dapat menarik perhatian, meningkatkan mood, menggambarkan citra sebuah perusahaan, dan lainnya. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:39)[2] teori yang menyederhanakan warna dibagi menjadi beberapa kelompok warna, yaitu:

      1. Warna Primer

      2. Merupakan warna dasar yang bukan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.

      3. Warna Sekunder

      4. Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning. Ungu adalah campuran merah dan biru.

      5. Warna Tersier

      6. Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga. Warna coklat merupakan campuran dari ketiga warna, yakni merah, kuning, dan biru.

      7. Warna Netral

      8. Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras alam. Hasil campuran yang tepat akan menuju hitam. Dalam penggunaan warna dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

        1. Additive color/RGB, warna yang ditimbulkan karena sinar yang digunakan pada warna lampu, layar monitor, televisi dan sebagainya.

        2. Substractive color/CMYK, adalah warna yang dibuat dengan menggunakan unsur-unsur tinta atau cat. Warna tersebut biasanya digunakan dalam proses percetakan ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik, dan lain-lain.

      9. Warna merupakan faktor yang sangat penting dalam mendesain, setiap warna memiliki karakter dengan sifat yang berbeda pula. Pada setiap negara memiliki makna atau arti warna yang berbeda-beda, namun arti warna berikut ini bedasarkan lingkup yang universal.

      10. Tabel 2.2. Tabel Arti warna

        Warna

        Arti

         

        Merah

         

        Warna yang paling emosional dan cenderung ekstrem. Menyimbolkan agresivitas, keberanian, semangat, percaya diri, gairah, kekuatan, dan vitalitas.

         

         

        Orange

         

        Warna yang melambangkan sosialisasi, keceriaan, kehangatan, segar, semangat, keseimbangan, dan energi.

         

         

        Kuning

         

        Warna kuning akan meningkatkan konsentrasi, warna ini menyimbolkan warna persahabatan, optimism, santai, gembira, harapan, toleran, eksentrik.

         

         

        Hijau

         

        Hijau melambangkan alam, kehidupan, simbol fertilitas, sehat, dan natural.

         

        Pink

         

        Warna yang melambangkan sesuatu yang lembut, menenangkan, cinta, kasih sayang, dan feminin.

         

         

         

         

         

        Biru

        Warna yang tidak terlepas dari elemen langit, air, dan udara. Berasosiasi dengan alam, melambangkan keharmonisan, member kesan lapang, kesetiaan, ketenangan, sensitive, dan kepercayaan.

         

        Ungu

         

        Member kesan spiritual yang magis, mistis, misterius, dan mampu menarik perhatian kekayaan, dan kebangsawanan.

         

         

        Abu-abu

         

        Warna ini melambangkan kesederhanaan, intelek, furturistik, dan mellenium.

         

         

         

        Emas

         

         

         

        Warna emas memberikan kesan kemakmuran, aktif dan dinamis

         

        Coklat

         

        Merupakan warna netral yang natural, hangat, membumi, dan stabil. Menghadirkan kenyamanan, member kesan anggun, kesejakteraan, dan elegan.

         

        Hitam

         

        Warna hitam adalah warna yang kuat dan penuh percaya diri, penuh perlindungan, maskulin, elegan, dramatis, dan misterius.


  5. Prinsip-prinsip Desain

  6. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:41)[24] Pesan visual harus kreatif, asli, inovatif, komunikatif, efisien, dan efektif. Sekaligus indah secara estetis. Dalam mendesain, perlu memperhatikan beberapa prinsip kerja desain, yaitu:

    1. Keseimbangan (Balanced)

    2. Keseimbangan merupakan pembagian berat yang sama, baik secara visual maupun optic. Desain dikatakan seimbang apabila objek pada bagian kiri dan kanan, bagian atas atau bawah terkesan sama berat. Desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Terdapat dua pendekatan untuk menciptakan keseimbangan:

      1. Keseimbangan simetris atau formal yaitu, membagi sama berat masa antara kanan atau kiri, antara atas dan bawah secara simetris atau setara.

      2. Keseimbangan asimetris atau informal yaitu, penyusunan elemen desain yang tidak sama antara sisi kanan dengan kiri atau atas dengan bawah, namun tetap terasa seimbang. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan bentuk atau warna yang berbeda.

    3. Irama (Rhythm)

    4. Irama adalah pengulangan gerak atau penyusunan bentuk secara berulang-ulang. Dalam desain, irama dapat berupa repetisi atau variasi. Repitisi merupakan elemen yang dibuat secara berulang-ulang dan konsisten. Sedangkan variasi irama adalah perulangan elemen visual disertai perubahan bentuk, ukuran, atau posisi.

    5. Penekanan atau Dominasi (Emphasis)

    6. Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi sendiri berasal dari kata dominance yang berarti keunggulan, penggunaan penekanan ini dapat membangun visual sebagai pusat perhatian, yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian. Sehingga mencapai nilai yang artistic. Informasi yang dianggap paling penting untuk disampaikan kepada konsumen harus ditonjolkan secara mencolok melalui elemen visual yang kuat.

    7. Kesatuan (Unity)

    8. Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar yang sangat penting. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah) maka kessatuan telah tercapai. Desain dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak harmonis, terdapat kesatuan antara tema, tipografi, illustrasi atau foto.


Konsep Dasar Tipografi

  1. Pengertian Tipografi

  2. Menurut Hendratman (2015:151)[25] “Tata huruf (Typography) adalah ilmu yang mempelajari tentang penempatan, penataan huruf untuk mendapatkan kesan tertentu agar pembaca bisa mendapat informasi secara maksimal”.

    Menurut David Crystal dalam Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:50)[26]“Tipografi adalah kajian tentang fitur-fitur grafis dari lembar halaman.”

    Menurut Turangan dkk, (2017:2-3)[27] Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Fungsi utama dari tipografi ialah mengkomunikasikan ide secara langsung kepada pengamat. Namun tidak sekedar itu, pengerjaan tipografi yang tidak didekorasi ataupun tidak sesuai dengan desain tidak akan bisa mengkomunikasikan pesan dengan baik. Dengan kata lain, selain memiliki fungsi komunikatif utama, tipografi juga memiliki fungsi estetis.Pengertian tipografi ialah ilmu yang mempelajari bentuk huruf, dimana huruf, angka, tanda baca, dan sebagainya tidak hanya dilihat sebagai simbol dari suara, tetapi terutama dilihat sebagai suatu bentuk desain.

    Berdasarkan ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah suatu penempatan huruf dengan menggunakan kajian tentang fitur-fitur grafis.

  3. Karakter Tipografi

  4. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:55)[24]setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai karakter (character). Seluruh karakter mempunyai bagian-bagian yang saling terpadu membentuk satu kesatuan huruf, yaitu:

    1. Baseline,adalah garis tidak nampak di mana karakter “duduk”. Namun biasanya huruf bulat seperti “d” akan ditaruh sedikit lebih ke bawah melewati baseline.

    2. Meanline,adalah garis batas yang terletak pada bagian atas huruf kecil seperti “e” serta pada titik lengkung seperti pada huruf “h”.

    3. X-Line,adalah jarak antara garis baseline dan meanline.

    4. Cap Height,adalah jarak dari baseline hingga titik puncak huruf besar (capital) seperti “H”.

    5. Ascender,adalah bagian dari karakter huruf yang melewati garis meanline, atau dengan kata lain, merupakan bagian karakter huruf yang bagiannya lebih tinggi melewati garis atas x-height.

    6. Descender,adalah kebalikan dari ascender. Merupakan bagian huruf yang berada dibawah garis baseline.

    7. Serif, adalah huruf biasanya dibagi menjadi ‘Serif’dan ‘Sans Serif’, huruf-huruf berjenis ‘Serif’ dapat dibedakan dari penambahan pada ujung stroke nya.

    8. Stem, adalah garis tegak seperti pada huruf “B” dan garis diagonal utama seperti pada huruf “V”. Stem juga biasanya dikenal sebagai pembangun tubuh utama pada sebuah karakter huruf.

    9. Bowl,adalah kurva parabola tertutup dan terbuka yang menciptakan kesan ruang di dalamnya.

    10. Counter,adalah bagian dalam dari bowl.

    11. Leg,adalah bagian bawah huruf yang memiliki kesan “menopang” huruf tersebut.

    12. Shoulder,adalah bentuk lengkung yang biasanya merupakan pangkal sebuah leg.

    13. Crossbar,adalah bagian huruf yang menghubungkan antara stem utama dengan stem lainnya pada sebuah huruf. Contoh pada huruf “H” dan “A”.

    14. Axis, adalah garis tidak nampak yang membagi sebuah huruf sehingga bagian atas dan bawah akan membentuk sebuah axis.

    15. Ear, adalah umumnya ditemukan pada huruf “g”, dimana biasanya terletak pada bagian atas kanan dari sebuah bowl.

    16. Tail, merupakan bagian yang berada dibawah garis descender. Secara umum ditemukan pada huruf “Q” dan”g,j,p,q,y”.

    17. Terminal, adalah bagian ujung (lurus atau lengkung) dari setiap stroke yang tidak mengikut sertakan bagian serif huruf tersebut.

    18. Aperture, adalah ruang negative atau jarak dari sisa stroke pada sebuah huruf.

    19. Link/Neck,adalah tarikan garis yang biasanya melengkung, berfungsi sebagai penghubung antara bowl dan loop/lobe.

    20. Loop/lobe,adalah terdapat pada bagian huruf ‘g’ yang ada dibawah garis baseline yang terhubung kepada bowl.


Konsep Dasar Layout

  1. Pengertian Layout

  2. Gavin Amborse dan Paul Harris dalam Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:74)[24] “Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan ke dalam sebuah dibidang sehingga membentuk susunan artistic. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang”.

    Menurut Hendratman (2015:197)[25] “Layout adalah usaha untuk menyusun, menata atau memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, table, dll) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik”.

    Menurut Turangan dkk, (2017:3)[27] Layout adalah proses desain yang mengatur format halaman dan margin sebagai komponen utama. Proses pengerjaan layout melibatkan produk desain 2 dimensi dan 3 dimensi.

    Berdasarkan ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Layout adalah penyusunan dan memadukan elemen-elemen desain dan unsur-unsur komunikasi grafis kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistic menjadi media komunikasi visual yang komunikatif.

  3. Prinsip-prinsip Layout

  4. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:75)[28] ada beberapa yang harus diperhatikan dalam penerapan komposisi elemen-elemen layout tersebut apakah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip layout. Berikut ini prinsip-prinsip layout tersebut:

    1. Sequence, yakni urutan perhatian dalam layout atau aliran pandangan mata ketika melihat layout. Layout yang baik dapat mengarahkan kedalam informasi yang disajikan pada layout. Maka urutan pe-layout-an sebaiknya diatur sesuai prioritas.

    2. Emphasis, yaitu penekanan dibagian-bagian tertentu pada layout. Penekanan ini berfungsi agar pembaca dapat lebih terarah atau fokus pada bagian yang penting. Emphasis atau penekanan dapat diciptakan dengan cara berikut:

      1. Memberi ukuran huruf yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-elemen layout lainnya pada halaman tersebut.

      2. Menggunakan warna kontras atau berbeda dengan latar belakang dan elemen lainnya.

      3. Meletakkan hal yang penting tersebut pada posisi yang menarik perhatian.

      4. Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya.


    3. Keseimbangan (balance), teknik mengatur keseimbangan terhadap elemen layout. Prinsip keseimbangan terbagi menjadi dua jenis, keseimbangan simetris, sisi yang berlawanan harus sama agar tercipta sebuah keseimbangan. Sementara itu, pada keseimbangan asimeteris obyek-obyek yang berlawanan tidak sama atau seimbang. Keuntungan dari keseimbangan asimeteris adalah memberikan kesan yang tidak kaku atau santai (casual).

    4. Unity, yaitu menciptakan kesatuan pada desain keseluruhan. Seluruh elemen yang digunakan harus saling berkaitan dan disusun secara tepat.

  5. Jenis-jenis Layout

  6. Menurut Desrianti,dkk (2014:434)[29] jenis-jenis layout diantaranya adalah:

    1. Layout Kasar

    2. Layout kasar merupakan gambaran kerja untuk memperlihatkan komposisi tata letak naskah, gambar yang akan dibuat, pada layout kasar dibuat hitam putih, berupa coretan kasar atau sketsa dengan menggunakan pensil gambar yang dibuat secara manual.

    3. Layout Komprehensif

    4. Layout Komprehensif adalah suatu gambar yang sudah mendekati komposisi final, dalam hal ini komposisi gambar yang pada umumnya disajikan dalam bentuk warna.

    5. Final Artwork

    6. Final Artwork adalah tahap akhir dimana keseluruhan unsur-unsur sudah tersusun dengan baik dan siap untuk dicetak (dipublikasikan).


Konsep Dasar Analisis SWOT

  1. Pengertian SWOT

  2. Menurut Hatmansyah dkk (2015:93)[30] Analisis SWOT adalah mengenali tingkat kesiapan fungsi dan keseluruhan fungsi terikat pada tujuan perusahaan, maka analisa SWOT dilaksanakan dari satu fungsi ke fungsi yang lain menurut urutan yang sesuai dengan hierarki struktur fungsi-fungsi baku, yakni dari fungsi transaksi sampai dengan fungsi inti manajemen.

    Menurut Sutanto dkk (2013:66)[31] analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Opportunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu.

    Dapat disimpulkan analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan dihadapi oleh suatu organisasi perusahaan maupun organisasi pemerintahan.

    Tabel 2.3 Matriks Analisis SWOT

    IFA/EFA

    STRENGTHS (S)

    WEAKNESS (W)

    OPPORTUNITIES (O)

    Strategi SO

    Menciptakan startegi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

    Srategi WO

    Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

    TREATHS (T)

    Strategi ST

    Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

    Strategi WT

    Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.


  3. Faktor Analisis SWOT

  4. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

    1. Strenght (Kekuatan)

    2. Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

    3. Weakness (Kelemahan)

    4. Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

    5. Opputinities (Peluang)

    6. Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar

    7. Threats (Ancaman)

    8. Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

    </ol>

    Teori Khusus

    Sign System

    1. Pengertian Sign System

    2. Menurut Triwardani dan Kartika,(2016:47)[32] Sign system disini berfungsi sebagai penunjuk arah. Fungsi pemberian penunjuk arah pada perancangan ini adalah menginformasikan lokasi desa Banjarharjo kepada masyarakat yang akan berkunjung.

      Dalam pengertian lainnya, sign system juga sebagai petunjuk bagi mereka yang membutuhkannya. Sign system pun harus mempunyai fungsi yang jelas dan efisien.

      Peirce dalam Sign In Use, (seperti dikutip Triwardani dan Kartika , 2016) menyatakan bahwa sign adalah tanda berbentuk simbol yang dapat mengartikan suatu pesan atau istilah, sign dibuat untuk menjadi pembeda atau pembanding dengan tanda-tanda yang lain.

      Raymond Boudon dalam Sign In Use, (seperti dikutip Triwardani dan Kartika, 2016) System adalah suatu cara untuk melaksanakan sebuah perencanaan yang telah ada, system juga dapat diartikan menjadi sebuah siasat atau cara untuk dapat menyampaikan sesuatu dengan baik dan mudah.

      Pembuatan Sign System juga memiliki kriteria tersendiri:

      1. Harus mudah dilihat

      2. Mudah dimengerti

      3. Penempatannya benar

      4. Mudah dipercaya (kebenarannya dapat dibuktikan)

      5. Mudah dibaca untuk mereka yang membutuhkannya

      6. Bersifat jangka panjang

      Sign System yang baik harus memenuhi kriteria

      1. Mudah dilihat

      2. Mudah dibaca

      3. Mudah dimengerti

      4. Dapat dipercaya

    3. Jenis-jenis Sign System

      1. Tanda Pengenal (Identification) adalah tanda yang digunakan untuk membedakan antara suatu objek dengan objek lainnya, seperti identitas kantor, gedung, perusahaan atau produk.

      2. Tanda Petunjuk dan Informasi Tanda ini berupa tanda yang berguna untuk mengarahkan suatu objek sasaran dengan menginformasikan dimana suatu lokasi atau benda tersebut berada.

      3. Tanda Petunjuk Arah (Direction) Tanda petunjuk arah adalah tanda-tanda yang mencakup arah panah yang mampu mengarahkan objek sasaran menuju suatu tempat, seperti ruangan, jalan ataupun fasilitas lainnya.

      4. Tanda Larangan dan Peringatan (Regulation) Tanda ini berujuan untuk menginformasikan mengenai apa yang tidak boleh dikerjakan atau dilarang. Selain itu, tanda ini juga menginformasi agar audiens berhati-hati.

      5. Tanda Pemberitahuan Resmi Tanda ini menunjukan informasi tentang pemberitahuan resmi dan agar tidak dikacaukan dengan tanda – tanda petunjuk.



    Struktur Perancangan

    1. Latar belakang masalah dan identifikasi masalah, fokus permasalahan

    2. Situasi dan Kondisi (diperkuat oleh wawancara setempat) Didukung dengan SES/Topografi/MAP.

    3. Kondisi Sign System yang ada

    4. Analisis SWOT

    5. Konsep Perancangan Visual (Strategi Perancangan , Strategi Kreatif, Konsep Visual), arti dari rancangan.

    Konsep Dasar Desain Komunikasi Visual

    1. Pengertian Desain Komunikasi Visual

    2. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:15)[28] Desain komunikasi visual adalah seni dalam menyampaikan informasi atau pesan dengan menggunakan bahasa rupa atau visual yang disampaikan melalui media berupa desain. Desain komunikasi visual bertujuan menginformasikan, mempengaruhi, hingga mengubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik, dan berbagai aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.

      Menurut Tinarbuko (2015:5)[33] desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar (illustrasi), huruf, warna, komposisi dan layout untuk menyampaikan pesan secara visual, audio, dan audio visual kepada target sasaran yang dituju.

      Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain komunikasi visual adalah media yang menggunakan bahasa rupa atau visual dengan mengolah elemen desain grafis melalui proses desain bertujuan untuk menginformasikan kepada target yang dituju.


    3. Fungsi Desain Komunikasi Visual

    4. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:15)[28] desain komunikasi visual memiliki lima fungsi, yaitu:

      1. Sarana Identifikasi(Branding)


    Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan