Pembicaraan:Halaman Utama

Dari widuri
Revisi per 23 Februari 2018 13.36 oleh Muhamadafiffudin (bicara | kontrib) (SI1511490203: bagian baru)

Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 

Logo stmik raharja.jpg
 
<p> 

SKRIPSI

 

Muhamad. Afiffudin
NIM:  1511490203

Jurusan Sistem Informasi Konsentrasi Sistem Informasi Managemen
dan Komputer “Perguruan Tinggi RAHARJA ”
Tangerang
2018

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203
Jenjang Studi : Strata 1
Jurusan : Sistem Informasi
Konsentrasi : Sistem Informasi Manajemen

Disahkan Oleh :


Tangerang, Januari 2018

Ketua Ketua Jurusan
STMIK Raharja Jurusan Sistem Informasi

 

 

(Ir.Untung Rahardja, M T I ,MM)

NIP  : 000594

 

 

(Nur Azizah, M Akt, M Kom)

NIP : 07801

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen


Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing 1 Pembimbing 2

 

(Harfizar M Kom)
NID  : 15028

 

(Gilang Kartika Hanum, M. Pd)
NID  : 15032

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen
Tahun Akademik 2017/2018


Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji

Penguji I

Penguji II

 

 

(                                 )
NID :

 

 

(                                 )
NID :

 

 

(                                 )
NID :

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203
Jenjang Studi : Strata 1
Jurusan : Sistem Informasi
Konsentrasi : Sistem Informasi Manajemen

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 

(Muhamad Afiffudin)
NIM  : 1511490203
)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

 

ABSTRAKSI
PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah perusahaan global yang bergerak di bidang makanan dan minuman . Dalam perusahaan ini terdapat Departemen yang bernama Department production yang pada salah satu proses bisnisnya saat ini masih menggunakan Microsoft Excel, dalam pencatatan penggunaan, pembuatan laporan data sundry material pada Store sundry material department production. Cara tersebut dinilai memiliki banyak kelemahan pada aspek ketepatan, kecepatan dan keamanan proses data. Untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan tersebut, maka perlu dirancang suatu sistem yang terintegrasi dengan intranet perusahaan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini dalam hal pengumpulan data yang dibutuhkan, yaitu menggunakan metode observasi, wawancara dan studi pustaka; untuk menganalisa sistem yang berjalan menggunakan metode analisa SWOT; untuk metode perancangan menggunakan Unified Modeling Language (UML); dan untuk perancangan sistem dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang bernama system sundry material ini dapat memudahkan User melakukan monitoring penggunaan data sundry material yang berjalan pada perusahaan.
Kata kunci : proses bisnis, monitoring, penggunaan data sundry material.


ABSTRACTION
PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang is a global food and beverage company. In this company there is a Department called Department production which in one of its business process is still using Microsoft Excel, in recording the use, making sundry material data report at Store sundry material department production. This way is considered to have many weaknesses in aspects of accuracy, speed and security of data processes. To overcome these weaknesses and shortcomings, it is necessary to design a system that is integrated with the company intranet. The method used in this study in terms of data collection required, namely using methods of observation, interview and literature study; to analyze the running system using SWOT analysis method; for design methods using Unified Modeling Language (UML); and for system design is made using PHP programming language and MySQL database. The results showed that the system called sundry material system can facilitate users to monitor the use of data sundry material that runs on the company.
Keywords: business process, monitoring, data usage sundry material.

 

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Store Sundry Material department production Pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang”.
Tujuan pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan sumber literature Review yang mendukung penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak <a href="http://widuri.raharja.info/index.php/Sugeng_Santoso" title="Sugeng Santoso">Sugeng Santoso</a>, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Ibu <a href="http://widuri.raharja.info/index.php/Nur_Azizah" title="Nur Azizah">Nur Azizah</a>, M.Akt, M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  4. Bapak Harfizar, M.Kom, selaku Dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Ibu Gilang Kartika Hanum, M.Pd, selaku Dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama menjalani perkuliahan di Perguruan Tinggi Raharja dan ilmu tersebut dapat diimplementasikan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  7. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan moral, materi, semangat maupun doa untuk keberhasilan dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  8. Bapak Wahyu Yulianto selaku Stakeholder yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan untuk kemajuan project penulis.
  9. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain.
  10. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.

 

Tangerang, Januari 2018

 

(Muhamad Afiffudin)
NIM : 1511490203

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A

  1. Kartu bimbingan dengan Pembimbing  I Skripsi ✔
  2. Kartu bimbingan dengan Pembimbing  II Skripsi ✔
  3. Validasi Skripsi
  4. Validasi Sidang Akademik
  5. Formulir Permohonan Usulan Penelitian Skripsi✔
  6. Formulir Persetujuan dan Penugasan Pembimbing ✔
  7. Formulir Permohonan Pergantian Judul Skripsi✔
  8. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Bimbingan Skripsi✔
  9. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Validasi Skripsi✔
  10. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Sidang ✔
  11. Fotocopy Kwitansi Raharja Career✔
  12. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Wisuda
  13. Kartu Study Tetap (KSTF) ✔
  14. Daftar Mata Kuliah yang Belum Diambil✔
  15. Daftar Nilai✔
  16. Formulir Seminar Proposal Skripsi
  17. Formulir Pertemuan Stake Holder
  18. Kurikulum Mata Kuliah✔
  19. Sertifikat TOEFL✔
  20. Sertifikat PROSPEK✔
  21. Sertifikat Raharja Career 2018✔
  22. Sertifikat IT Internasional
  23. International Sertifikat “Secret of Mastering Information & Tchnology with Mozila Firefox”
  24. Sertifikat-sertifikat  IT Nasional
  25. Seminar Nasional Informatic Connected “peran dan pengaruh teknologi informasi dalam masyarakat kekinian”
  26. Seminar Nasional “Micropyton with Esp8266 for internet of thing application.
  27. Seminar Nasional “Big Data & IoT For Future Technologies”
  28. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Ekonomi Kreatif”
  29. Seminar Program Studi Sistem Informasi “ Pengembangan Smart City Dalam Membangun Smart Citizen”
  30. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Sosial Budaya”
  31. Seminar Nasional “Android Fundamental Concept”
  32. Seminar Nasional “Building an Application Framework”
  33. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Tata Kelola Kota”
  34. Seminar Nasional “Enhancing Application with Powerfull Features And Adding Polish And Publishing to Application”
  35. Surat Penerbitan Dokumen
  36. Curriculum Vitae (CV)
  37. Surat Pengantar Observasi Skripsi

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN


1. Latar Belakang

Di zaman globalisasi ini, teknologi komputer berkembang sangat pesat membuat segala kegiatan menjadi semakin mudah untuk dilakukan, terutama didalam proses bisnis. Untuk menunjang proses bisnis yang ada, diperlukan teknologi yang dapat memberikan informasi yang baik. Dengan adanya sistem informasi yang baik maka akan memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai hal yang berhubungan dengan perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan departemen produksi merupakan peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan dalam proses bisnis perusahaan. Dan yang bertanggung jawab secara langsung terhadap proses produksi atau proses pembuatan produk, jasa yang akan dijual ke konsumen. Oleh sebab itu banyak perusahaan yang menjaga agar proses bisnis nya berjalan dalam jangka panjang dan berkesinambungan.

PT. NESTLE INDONESIA CIKUPA TANGERANG bergerak di bidang produk makanan dan minuman, yang saat ini belum mempunyai sebuah sistem Monitoring store sundry material department production yang dapat menunjang kelancaran proses produksi secara efektif. Dalam kelancaran proses produksi Seringkali administrator pada bagian departemen produksi store sundry material mengalami kesulitan dalam membuat laporan input dan output store sundry material sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengontrol keluar masuk nya sundry material untuk menunjang dalam kelancaran proses produksi. Keadaan ini membuat administrator kehilangan banyak waktu yang tersita dalam memilih sundry material.

Pada dasarnya sebuah perusahaan ingin membuat setiap langkah menjadi semakin mudah, cepat dan efektif. Dari pertimbangan diatas penulis tertarik membuat sebuah sistem monitoring sundry material dengan menggunakan metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membantu administrator store sundry material department production perusahaan tanpa dalam mengambil keputusan, tanpa perlu kehilangan banyak waktu dalam proses monitoring sundry material dengan tepat, akurat dan efektif. Sejalan dengan permasalahan yang ada, maka penulis mengambil judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA PT. NESTLE INDONESIA CIKUPA TANGERANG”.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis menuliskan beberapa permasalahan sebagai berikut;

  1. Bagaimana mengontrol permintaan store sundry material sehingga kurang efektif dalam administrasi pengambilan barang, pembuatan laporan dan order barang pada store sundry material department production di PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang?
  2. Bagaimana merancang aplikasi sistem informasi monitoring store sundry material department production dengan berbasis web yang dapat diakses oleh banyak admin dengan tingkat akses yang berbeda-beda pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang?
  3. Bagaimana proses yang optimal dan akurat dalam hal peng-input-an, pengolahan data store sundry material department production dan juga laporan yang sesuai dengan data-data yang ada?

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini adalah untuk mempermudah penulisan skripsi agar lebih terarah, dan berjalan dengan baik, maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada sistem ini yaitu;

  1. Penelitian dilakukan di PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang pada department production store sundry material.
  2. Sistem yang dibuat hanya pada proses Monitoring Store Sundry Material Department Production Pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.
  3. Metode pengujian yang digunakan pada metode penelitian skripsi ini menggunakan Black box testing.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat diperoleh adalah:

  1. Untuk mengatasi permasalahan yang ada pada Store Sundry Material Department Production pada perusahaan yang sedang berjalan saat ini.
  2. Untuk merancang aplikasi sistem berbasis Web Monitoring Store Sundry Material Department Production yang berfungsi untuk Input, Output, pembuatan laporan dan membuat media penyimpanan data atau databases.


1.3 Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

  1. Manfaat untuk peneliti
    • a. Memberikan pengalaman kepada peneliti untuk menerapkan pengetahuan yang telah diterima pada
          kegiatan nyata.
    • b.Memberikan wawasan yang luas yang umumnya mahasiswa terima selama perkuliahan serta dapat
          menerapkan teori dengan baik.
  2. Manfaat untuk Perguruan Tinggi
    • a. Sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian terutama mengenai sistem pembuat data pada
          Perguruan Tinggi Raharja.
    • b. Sebagai media informasi untuk Perguruan Tinggi Raharja dalam menjadi wadah kreatifitas
          mahasiswa.
  3. Manfaat untuk PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang
    • a. Memberikan solusi dengan mengatasi kendala dari permasalahan pengambilan barang, pembuatan
         laporan transaksi dan order stok barang pada sistem yang berjalan agar memudahkan dalam monitoring
         sundry material department production
      pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

    Suatu metode untuk mendapatkan data dengan jalan pengamatan secara langsung ke lokasi sumber data dengan cara mengumpulkan data, informasi dan mempelajari catatan serta dokumen yang ada dan penulis melakukan observasi langsung dengan staff administrator bagian store sundry material department production Pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang yang beralamat di Jalan Raya Serang, Km.12, Bitung, Cikupa Tangerang Kabupaten, Banten 15710.

  2. Metode Wawancara

    Metode ini dengan cara wawancara serta tanya jawab pada stakeholder PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.

  3. Metode Studi Pustaka

    Metode untuk mendapatkan informasi dari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian.

1.4.2 Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem

    Dalam metode analisa penyusunan Skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa metode analisa, diantaranya adalah sebagai berikut:

    A. SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats).

    Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Dalam pengembangan koperasi yang dikhususkan pada pengembangan strategi manajemen koperasi itu sendiri. SWOT merupakan perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan external yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

    Setelah peneliti menganalisa dengan metode tersebut, peneliti juga melakukan analisa terhadap prosedur sistem berjalan dan menggambarkannya menggunakan diagram UML yang terdiri dari: Usecase diagram, Activity diagram, Sequence diagram, dan Class Diagram. Selanjutnya peneliti membuat elisitasi yang terdiri dari: Elisitasi tahap 1, Elisitasi tahap 2, Elisitasi tahap 3, dan Final draft elisitasi.

1.4.3 Metode Perancangan

Pada Metode Perancangan ini peneliti akan menggambarkan sistem menggunakan UML (Unified Modelling Language) berdasarkan hasil analisis yang ada sehingga menghasilkan model baru yang diusulkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tahapan diagram UML (Unified Modelling Language) diantaranya:

  1. Use Case Diagram, adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam satu sistem.
  2. Activity Diagram, menggambarkan rangkaian aliran dari aktifitas,digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunnakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi.
  3. Sequence Diagram, menggambarkan kolaborasi dinamis anatara sejumlah objek dan untuk menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu pada eksekusi sistem.
  4. Class Diagram, menggambarkan struktur dan deskripsi class dan objek beserta hubungan antara lain pewarisan, asosiasi dan lain-lain.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tool yang berupa software diantaranya:

  1. Visual Paradigm, adalah software yang akan digunakan untuk membuat design dan membuat suatu model diagram.
  2. Visual Paradigm, adalah software yang akan digunakan untuk membuat design dan membuat suatu model diagram.
  3. MySQL, adalah database yang akan digunakan.
  4. Sublime Text 3, adalah software yang digunakan untuk membuat design web.

1.4.4 Metode Prototype

Hasil dari proses analisa yang di lakukan menjadi beberapa usulan aplikasi sistem informasi yang tepat kemudian akan dikembangkan kedalam bentuk prototype.

1.4.5 Metode Testing

Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti menggunakan Black Box Testing karena dapat menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja, inisialisasi dan kesalahan terminasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar mendapatkan pemahaman tentang penulisan Laporan Skripsi ini, penulis mengelompokkan beberapa materi dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I     PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II     LANDASAN TEORI

Berisi tentang definisi ilmu yang diambil dari buku yang berkaitan dengan penyusunan penelitian skripsi serta membahas mengenai teori-teori antara lain, Teori Umum, Teori Khusus, dan Literature Review.

BAB III     ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Berisi tentang gambaran umum perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah serta user requirement yang terdiri dari elisitasi tahap 1,2,3 dan final.

BAB IV     RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisi tentang perancangan sistem baru yang lebih sistematis dan akan dijelaskan dalam bentuk usulan prosedur baru yaitu menggunakan UML (Unifield Modeling Language), rancangan basis data, Prototype dan rancangan tampilan sistem yang diusulkan sampai dengan implementasi program.

BAB V     PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saransaran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi studi pustaka yang digunakan sebagai referensi untuk menyusun laporan skripsi.

LAMPIRAN

Lampiran ini merupakan daftar yang memuat keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.



BAB II

LANDASAN TEORI


2.1 TEORI UMUM

2.1.1 Konsep Dasar Sistem

2.1.1.1 Definisi Sistem

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, diantaranya:

Azhar Susanto (2013:22) [1] mengatakan dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, “ Sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik pisik ataupun non pisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.

Suprihadi dalam Jurnal CCIT (2013:310) ) [2] menjelaskan, “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.”

Kadir (2014:61) [3] menginformasikan, “Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.

Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa “sistem adalah seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya dengan tujuan yang sama.”

2.1.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:47)[1] terdapat 8 (delapan) karakteristik sistem:

1. Tujuan Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:47) [1] terdapat 8 (delapan) karakteristik sistem:“Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem”. Agar target tersebut bisa tercapai, maka target tersebut harus diketahui terlebih dahulu kriterianya. Kriteria dapat juga digunakan sebagai tolok ukur dalam menilai keberhasilan suatu sistem dan menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian. Jadi, kriteria suatu tujuan itu mutlak adanya.

2. Batas Sistem

“Batas sistem merupakan garis abstraksi yang memisahkan antara sistem dan lingkungan”. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut. Batas sistem yang mampu dibayangkan oleh seseorang akan sangat berbeda dengan batas sistem yang sebenarnya dalam dunia nyata. Batas sistem akan memberikan konsekuensi yang kurang baik seandainya dipaksakan untuk sama bagi setiap orang, sebab selain akan menghambat kreativitas pelaku sistem juga akan memperlambat evolusi dari sistem tersebut.

3. Sub Sistem

“Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem, subsistem ini bisa fisik atau pun abstrak”. Subsistem istilah yang digunakan untuk menunjukkan bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan memengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem.

4. Hubungan dan Hirarki Sistem

“Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antar subsistem dengan subsistem lainnya yang setingkat atau antara subsistem dengan sistem yang lebih besar”.

Ada dua macam hubungan sistem, yaitu:

  1. Hubungan horizontal. Hubungan yang menggambarkan hubungan antara subsistem dengan subsistem lain yang setingkat.
  2. Hubungan vertikal. Dalam kebanyakan hal, hubungan sistem ini sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu sistem karena dalam suatu sistem menentukan bagaimana tujuan sistem dapat dicapai kalau bagian-bagian sistem yang ada di dalamnya tidak bisa berhubungan baik atau bekerja sama.

5. Masukan Sistem (Input)

Input merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam suatu sistem. Input dapat berupa energi, manusia, data, modal, bahan baku, layanan, dan lainnya. Input merupakan pemicu bagi sistem untuk melakukan proses yang diperlukan”.

a. Input dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu:

  1. Serial input, merupakan input yang diperoleh sebagai hasil atau output sistem sebelumnya.
  2. Probable input, merupakan potensial input yang dapat digunakan oleh suatu sistem. Suatu sistem harus dapat menentukan input mana yang sesuai untuk menghasilkan output yang diharapkan.
  3. Feedback input, merupakan bagian output dari sistem yang sama yang digunakan sebagai kontrol.

b. Feedback input ini dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Negatif feedback input digunakan sebagai alat kontrol untuk memperkecil. Negatif feedback input ini terus berlangsung sampai terjadi titik keseimbangan di mana antara output yang diharapkan dan realisasi terjadi kesesuaian dengan tingkat penyimpangan yang dapat diterima.
  2. Positif feedback input digunakan sebagai alat kontrol untuk meningkatkan. Positif feedback input ini terus berlangsung sampai terjadi titik keseimbangan di mana antara yang diharapkan dan realisasi terjadi kesesuaian dengan tingkat toleransi penyimpangan yang dapat diterima

6. Pengolah Sistem (Process)

“Proses merupakan perubahan dari input menjadi output”. Proses ini mungkin dilakukan oleh mesin, orang, atau komputer. Kombinasi input serta urutan yang berbeda untuk menghasilkan output yang bermacam-macam menjadikan proses itu sangat kompleks. Proses mungkin berupa perakitan yang menghasilkan satu macam output dari berbagai macam input yang disusun berdasarkan aturan tertentu.

7. Keluaran Sistem (Output)

Output merupakan hasil dari suatu proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem”. Output seperti halnya input mungkin berbentuk produk, servis, informasi dalam bentuk print out komputer atau energi seperti output dari dinamo. Berdasarkan penggunaannya suatu output diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Output yang langsung diberikan ke konsumen untuk dikonsumsi atau untuk diproses lebih
    lanjut.

b. Output suatu sistem yang dikonsumsi oleh subsistem yang lain dalam sistem yang sama
    dalam suatu siklus produksi.

c. Output yang merupakan dari bagian output secara keseluruhan yang dapat dikonsumsi oleh
    sistem lain atau oleh sistem yang bersangkutan, tetapi menjadi tidak berguna kalau
   dibuang ke lingkungan.

8. Lingkungan Sistem

“lingkungan sistem adalah faktor-faktor di luar sistem yang memengaruhi sistem. ingkungan sistem ada 2 macam, yaitu:

a. Lingkungan exsternal, yaitu lingkungan yang berada di luar sistem.

b. Lingkungan internal, yaitu lingkungan yang berada di dalam sistem.

Baik lingkungan internal maupun exsternal memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap sistem, sebaliknya suatu sistem sedikit sekali memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan.

2.1.1.3 Klasifikasi Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:52)[1], sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandangan, diantaranya yaitu:


  1.    Sudut Pandang Lingkungan

    a. Sistem Terbuka Sistem terbuka bila aktifitas di dalam sistem tersebut dipengaruhi oleh
        lingkungannya.

    b. Sistem Tertutup Sistem tertutup bila aktivitas di dalam sistem tersebut tidak terpengaruh oleh
        perubahan yang terjadi di lingkungannya..

  2.    Sudut Pandang Asal Pembuatannya

    a. Sistem Buatan Manusia : Sistem buatan manusia yaitu sistem yang dirancang oleh manusia.

    b. Sistem Alamiah : Sistem alamiah yaitu sistem yang terjadi melalui proses alam, seperti sistem
        matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi, dll.

  3.    Sudut Pandang Keberadaannya

    a. Sistem Berjalan : Sistem berjalan adalah sistem yang saat ini digunakan.

    b. Sistem Konseptual : Sistem konseptual adalah sistem yang menjadi harapan atau masih di atas
        kertas.

    Bila kita merancang suatu sistem dan sistem tersebut belum diterapkan, maka sistem tersebut hanyalah merupakan angan-angan yang mungkin secara akal sehat (konsep) penyusunannya sistem itu sudah benar, dibuat berdasarkan kebutuhan dan situasi kondisi yang ada. Suatu sistem konseptual akan dapat diterima oleh pemakai sistem sehingga pemakai sistem tersebut menggunakannya untuk menunjang operasi sehari-hari, maka sistem tersebut berubah menjadi sistem berjalan.

  4.    Sudut Pandang Kesulitan

    a. Sistem Sederhana : Sistem sederhana adalah sistem yang memiliki sedikit tingkatan dan
        subsistem atau komponen serta hubungan antara mereka sangat sederhana.

    b. Sistem Komplek : Sistem komplek adalah sistem yang memiliki banyak tingkatan dan
        subsistem atau komponen yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda.

  5.    Sudut Pandang Output / Kinerjanya

    a. Sistem yang Dapat Dipastikan : Dapat dipastikan artinya dapat ditentukan pada saat sistem
        akan dan sedang dibuat

    b. Sistem yang Tidak Dapat Dipastikan : Tidak dapat dipastikan artinya tidak dapat ditentukan
        dari awal, tergantung kepada situasi yang dihadapi.

  6.    Sudut Pandang Waktu Keberadaannya

    a. Sistem Sementara : Sementara artinya sistem hanya digunakan untuk periode waktu tertentu.

    b. Sistem Selamanya : Selamanya artinya sistem digunakan selama-lamanya untuk waktu yang
        tidak ditentukan.

  7.    Sudut Pandang Wujudnya

    a. Sistem Ada secara Fisik. : Ada secara fisik artinya di sini dapat diraba, seperti sistem
        komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dll.

    b. Sistem Abstrak. : Abstrak artinya di sini tidak dapat diraba

  8.    Sudut Pandang Tingkatannya

    a. Sistem : Sistem merupakan komponen dari sistem yang lebih besar

    b. Subsistem : Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dari sebuah sistem.

    c. Supersistem : Supersistem adalah sistem yang lebih besar dan sangat komplek. Supersistem
        mengacu kepada sistem apa pun yang memiliki sistem-sistem yang lebih kecil.

  9.    Sudut Pandang Fleksibilitas

    a. Sistem Dapat Beradaptasi : Dapat beradaptasi artinya bisa menyesuaikan diri terhadap setiap
        pengaruh yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya

    b. Sistem Tidak Dapat Beradaptasi : Tidak dapat beradaptasi artinya tidak dapat menyesuaikan
        diri terhadap perubahan lingkungan.

2.1.1.4 Analisa Sistem

Berikut adalah pengertian Analisa sistem dari beberapa ahli, yaitu:

Taufiq (2013:153) [5]manyatakan bahwa, “Analisa sistem adalah pembelajaran sebuah sistem dan komponen-komponen sebagai prasyarat sistem desain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang baru diperbaiki”.

Sedangkan Yakub (2012:142) [6]berpendapat, “Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (bussines user), proses bisnis (bussines process), ketentuan atau aturan (bussines rule), masalah dan mencari solusinya (problem and bussines solution), dan rencana-rencana perusahaan (bussines plan).”

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa analisa sistem adalah suatu tahapan penelitian pada sistem yang berjalan dan merupakan proses penguraian sistem yang digunakan yang bertujuan memudahkan dan menjalankan tahap selanjutnya untuk mengidentifikasi setiap permasalahan yang ada.

2.1.2 Konsep Dasar Data dan Informasi

2.1.2.1 Definisi Data

Berikut adalah beberapa definisi data menurut beberapa ahli di antaranya:

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 (2013:310)[1], “Data adalah sekumpulan keterangan atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah”.

Menurut Gordon B. Davis dalam buku Konsep Sistem Informasi (2014:8)[3], “Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukkan jumlah jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya”.

Menurut Mia Andini dkk dalam Jurnal Sains dan Informatika Vol. 1 No. 2 (2015:48)[4], “Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat”.

2.1.2.2 Definisi Informasi

Berikut adalah beberapa definisi informasi menurut beberapa ahli di antaranya:

McLeod (2013:8) [10] mengatakan, “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan data yang diolah menjado bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya.”

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 (2013:310)[1], “Informasi dalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

Menurut Gordon B. Davis dalam buku Konsep Sistem Informasi (2014:9)[3], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang”.


2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.3.1 Definisi Sistem Informasi

Taufiq (2013:17) [5]mengatakan, “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang dibutuhkan”.

Menurut Rahmat dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:14), “Sistem informasi merupakan kegiatan atau aktifitas yang melibatkan serangkaian proses, berisi informasi-informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan”.

2.1.3.2 Komponen Sistem Informasi

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], komponen sistem terdiri dari 6 (enam) blok bangunan, yaitu:

  1.    Blok Masukan (Input Block)

    Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  2.    Blok Model (Model Block)

    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  3.    Blok Keluaran (Output Block)

    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4.    Blok Teknologi (Technology Block)

    Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

    Blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).

  5.    Blok Basis Data (Database Block)

    Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  6.    Blok Kendali (Controls Block)

    Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperature tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.


2.1.4 Konsep Dasar Perancangan Sistem

2.1.4.1 Definisi Perancangan Sistem

Menurut Sugianto dalam Zohrahayati (2013:28)[16], ”Perancangan Sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan peran suatu sistem informasi berbasis komputer”.

Alison McKay dkk [15]dalam International journal of computer integrated manufacturing (2016:237-250) mengatakan, “Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new products to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through-life support of such products. The emerging discipline of engineering design informatics brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems”.

Sedangkan Yoori Koo dalam International journal of Design (2016:49-65) [14] berpendapat bahwa, “Designers can be part of the development of a socially responsible business system by providing a sustainable perspective and way to understand production and consumption of products and services. Design’s response to social responsibility, in parallel with business’s response, has reflected the great activist movements. Indeed, it has been a recurring theme; with designers addressing issues relating to social responsibility. As it became recognised that designers can directly and indirectly influence the environmental and social performance of products and service as well as the way in which new processes,servicesand products are delivered”.

2.1.4.2 Tahapan Perancangan Sistem

Menurut McLeod dalam jurnal Telematika Vol. 8 No. 2 (2015:70)[6], Perancangan sistem merupakan sebuah penentuan proses data yang diperlukan oleh sistem baru, dan tahap-tahap dalam merancang sistem, meliputi:

  1.    Menyiapkan perancangan sistem secara rinci.

    Analisis bekerjasama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru menggunakan peralatan tertentu.

  2.    Mengindentifikasi alternatif konfigurasi sistem.

    Anaisis harus mengindetifikasi konfigurasi peralatan komputer yang memberi hasil sesuai dengan yang diperlukan untuk menyelesaikan proses.

  3.    Mengevaluasi alternatif konfigurasi sistem.

    Analisis bekerjasama dengan manager untuk mengevaluasi alternatife.

  4. Memilih konfigurasi terbaik.
  5. Menyiapkan usulan implementasi.
  6. Menyiapkan usulan penerapan yang member ringkasan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan dari dokumentasi perancangan.
  7. Menyetujui dan menolak penerapan sistem.

2.1.4.3 Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228) [13], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

2.2.7 Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

2.2.7.1 Definisi UML (Unified Modelling Language)

Berikut adalah beberapa definisi UML (Unified Modelling Language) menurut beberapa ahli di antaranya:

Menurut Yusuf dkk. dalam jurnal CCIT Vol.8 No.2 (2015:29)[25], “UML (Unified Modelling Language) adalah himpunan struktur dan teknik untuk permodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan seperangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut”.

According to Fergus. U. Onu & Chinelo. V. Umeakuka In International Journal of Computer Applications Technology and Research Vol: 5 Issue: 8 (2016:506)[26], “A UML is a standard modeling Language to model thereal world in the fieldof software engineering. A UML diagramis a partial graphical view of a model of a system under design, implementation, or already in existence. UML diagram is made up of graphical elements, UML nodes connected with edges (flows) that represent elements system model. The UML model of the system might also contain other documentation such as use cases written as texts”.

Menurut Yasin dalam Jurnal Paradigma Vol. XV1 No. 2 (2014:34)[27], “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem”.

According to Sparx S In International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering Vol. 4 Issue. 2 (2014:148)[28], “The UML is a visual modeling language and used for visualize, specify, construct and document the artifacts of a software system”.

2.2.7.2 Diagram-Diagram UML (Unified Modelling Language)</i>

Menurut Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:140)[28], Berikut ini adalah diagram UML, yaitu :

  1.    Use Case Diagram

    Use Case Diagram secara grafis menggambarkan, interaksi secara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu.

  2.    Class Diagram

    Menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini menunjukkan class diagram yang menyusun sistem dan hubungan antara class object tersebut.

  3.    Sequence Diagram

    Secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu sama lain, melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi.

  4.    State Chart Diagram

    Digunakan untuk memodelkan behaviour object khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek dari satu state ke state yang lain.

  5.    Activity Diagram

    Secara grafis untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan aksi (action) yg dilakukan saat operasi di eksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Konsep Dasar Monitoring

2.2.1.1 Definisi Monitoring

Menurut Humas Setkab RI dari (2015:1) [15], definesi Monitoring adalah sebagai berikut :

  1. Monitoring adalah aktifitas yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang sedang dilaksanakan.
  2. Monitoring dilakukan ketika sebuah kebijakan sedang diimplementasikan.
  3. Monitoring diperlukan agar kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan, sehingga mengurangi risiko yang lebih besar.

Sedangkan menurut Kimweli dalam International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences (2014:12) [16], “Monitoring is a continuous function that uses the systematic collection of data on specified indicators to provide management and the main stakeholders of an ongoing development intervention with indications of the extent of progress and achievement of objectives and progress in the use of allocated funds”.

Pada umumnya, monitoring digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan. Monitoring ditinjau dari hubungan terhadap manajemen kinerja adalah proses terintegrasi untuk memastikan bahwa proses berjalan sesuai rencana (on the track). Pada pelaksanaannya, monitoring dilakukan ketika suatu proses sedang berlangsung

2.2.1.2 Karakteristik Monitoring

Adapun karakteristik Monitoring adalah sebagai berikut :

  1. Monitoring yang baik dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan instansi terkait dan fokus pada perkembangan pencapaian tujuan.
  2. Melihat perkembangan program dan kerjasama tim dalam memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengambil keputusan dan kebijakan, pembelajaran dan sebagai bahan evaluasi.
  3. Monitoring yang baik tergantung pada kualitas perencanaan.
  4. Monitoring yang baik menuntut kunjungan secara berkala didukung dengan analisis perkembangan dan laporan.

2.2.1.3 Tujuan Monitoring

Adapun tujuan monitoring adalah sebagai berikut:

  1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana.
  2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi.
  3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek.

2.2.1.4 Manfaat Monitoring

  1. Bagi pihak Penanggung Jawab Program:

    a. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi.

    b. Sebagai bentuk pertanggung jawaban (akuntabilitas) kinerja

    c. Untuk meyakinkan pihak‐pihak yang berkepentingan

  2. Bagi pihak Pengelola Proyek, yaitu :

    a. Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat

    b. Mengetahui kekurangan‐kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang sudah
        baik.

    c. Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi proyek.

2.2.2 Konsep Dasar Store

2.2.2.1 Definisi Store

2.2.3Konsep Dasar Database

2.2.3.1 Definisi Database

Berikut adalah beberapa definisi database menurut beberapa ahli di antaranya:

Ladjamudin (2013:129) berpendapat bahwa[21], “Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat besar) yang tersimpan dalam magnetic disk, oftical disk, magnetic drum, atau media penyimpanan sekunder lainya.

Menurut Abdul kadir dalam Jurnal Speed (Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi) Vol. 5 No. 1 (2013:55)[12], “Database sering didefinisikan sebagai kumpulan data yang terkait. Secara teknis, yang berada dalam sebuah database adalah sekumpulan tabel atau objek lain (indeks, view, dan lain-lain). Tujuan utama pembuatan database adalah untuk memudahkan dalam mengakses data”.

Budi. R berargumen dalam Jurnal CCIT Vol. 9 No. 1 (2015:54)[13], “Database (basis data) adalah, kumpulan data yang terintegrasi dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan dicari secara cepat”.

2.2.3.2 Pengguna Database

Berdasarkan cara berinteraksi dengan sistem, pengguna basis data dibedakan sebagai berikut (Anhar, 2016:20) [22].

  1. Database Administrator adalah orang yang mendefinisikan basis data, mengatur hak-hak akses, melakukan perawatan dan koreksi terhadap basis data.
  2. Programmer Aplikasi adalah pengguna yang berinteraksi dengan basis data, dengan membuat antarmuka yang digunakan untuk manipulasi basis data.
  3. Sophisticated User. Pengguna yang ahli, maksudnya adalah pengguna yang mengakses langsung ke mesin basis data menggunakan bahasa non-prosedural.
  4. Specialized User. Pengguna yang mempunyai keahlian dibidang tertentu, maksudnya adalah penggguna ini memakai basis data untuk membangun program aplikasi sesuai bidang keahliannya.
  5. Naveuser. Pengguna yang memiliki pengetahuan komputasi dan basis data secara terbatas. Pengguna ini berinteraksi dengan basis data melalui program aplikasi yang sudah disediakan.

2.2.3.3 Manfaat Database

Manfaat pengguna database bisa disimpulkan sebagai berikut :

  1. Keakuratan (accurancy), dengan menggunakan database keakuratan dari informasi yang didapat jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan manual atau tanpa basis data.
  2. Kerangkapan data (redudans), bisa dikurangi, basis data yang dirancang sudah didesain seminimal mungkin terjadinya reudansi daya.
  3. Kecepatan (speed), kecepatan pemrosesan (simpan, ubah, hapus, tampil).
  4. Standarisasi Data, standarisasi table yang ada didalam database bisa diterapkan untuk memudahkan pengembangan database yang sudah ada.
  5. Efisiensi Ruang Penyimpanan (space), ruang yang dibutuhkan untuk melakukan penyimpanan jauh lebih efisien, karena seluruh berkas yang ada dikemas dan disimpan dalam komputer.
  6. Keamanan (security), untuk memberikan keamanan yang maksimal, programmer bisa mendesain sistem keamanan dan menentukan siapa saja penggunanya.
  7. Kebersamaan Pemakai (sharebility), dengan berbasis computer dan jaringan maka database bisa digunakan secara bersama-sama sesuai hak akses dalam waktu yang bersamaan.
  8. Perbedaan kebutuhan dapat diseimbangkan, setiap pengguna pasti membutuhkan data atau informasi yang berbeda dan itu bisa diatur agar database tidak terlalu berat waktu diakses oleh banyak pengguna.

2.2.3.4 Istilah-istilah dalam Database

Adapun istilah-istilah yang ada didalam database, yaitu:

  1. Table

    Table adalah suatu kumpulan data dalam record-record yang disatukan.

  2. Field

    Field adalah jenis atau tipe data dari suatu item data beserta batasan nilainya.

  3. Record

    Record adalah kumpulan field-field yang disatukan dalam satu baris.

Untuk dapat mengelola data didalam database diperlukan bahasa yang dimengerti oleh pengguna dan database yang dikelola. SQL (Structure Query Language) merupakan bahasa yang telah distandarisasi dan digunakan dalam pengolahan semua database yang ada. Di dalam SQL terdapat 3 (tiga) sub bahasa, yaitu :

  1. DDL (Data Definition Language), yang digunakan untuk membangun objek-objek dalam database seperti table dan index.
  2. DML (Data Manipulation Language), yang digunakan untuk menambah, mencari, mengubah, dan menghapus baris dan table.
  3. DLC (Data Control Language), yang digunakan untuk menangani masalah security dalam database. Ketiga sub bahasa ini dapat diakses setelah database dipanggil.

2.2.9 Konsep Dasar Web

2.2.9.1 Definisi Web

Andika dan Dewanto jurnal informatika Vol.2 No.2 (2013:62) [30] mengatakan, “WEB (World Wide Web) adalah sistem yang saling terkait menggunakan dokumen Hypertext yang diakses melalui jaringan internet. Sebuah halaman web yang berisi teks, gambar, video, dan file multimedia lainnya hanya dapat diakses menggunakan web”.

Sidik dan Husni (2012:1) [31] menginformasikan, “WEB adalah ruang informasi dalam internet, dengan menggunakan teknologi hyperteks, pemakai dituntun utnutk menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam dokumen web yang ditampilkan dalam browser web”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan, “Web adalah sistem yang terhubung langsung dengan jaringan internet yang berguna untuk memberikan informasi seperti teks, gambar, video, dan file multimedia lainnya.

2.2.10 Konsep Dasar PHP (Hypertext Preprocessor)

2.2.10.1 Definisi PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Warsito dalam Jurnal CCIT (2014:27) [21], “PHP adalah bahasa pemrograman untuk dijalankan melalui halaman web, umumnya digunakan untuk mengolah informasi di internet.”

2.2.10.2 Ciri – Ciri Bahasa Pemograman PHP</i>

Kode PHP mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu :

  1. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server misalnya: Apache.
  2. Kode PHP dapat diletakan dan dijalankan di web server.
  3. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti:MYSQL, PostgreSQL, Oracle, dan lain-lain.
  4. Merupakan software yang bersifat open source


2.2.11 Konsep Dasar XAMPP

2.2.11.1 Definisi Xampp

Menurut Walia dalam International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC) (2014:26) [22], “XAMPP stands for Cross-Platform (X), Apache (A), MySQL (M), PHP (P) and Perl (P). It is a simple, lightweight Apache distribution that makes it extremely easy for developers to create a local web server for testing purposes.”

2.2.11.2 Komponen- Komponen XAMPP

Bagian-bagian penting dalam XAMPP diantaranya adalah :

  1. htdocs adalah folder di mana Anda meletakkan file yang akan dijalankan, seperti file PHP, HTML dan script lainnya.
  2. PHPMyAdmin adalah bagian untuk mengelola database MySQL yang dikomputer. Untuk membukanya, membuka browser dan ketik alamat http: // localhost / phpMyAdmin, halaman phpMyAdmin akan muncul.
  3. Control Panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP. Seperti stop service (berhenti), atau start (mulai).

2.2.12 Konsep Dasar MySQL

2.2.12.1 Definisi MySQL

Menurut Winarno (2014:101)[25], “MySQL adalah sebuah software database. MySQL merupakan tipe data relasional yang artinya MySQL menyimpan datanya dalam bentuk table-tabel yang saling berhubungan. Keuntungan menyimpan data di database adalah kemudahannya dalam penyimpanan dan menampilkan data karena dalam bentuk tabel.”

2.2.12.2 Kelebihan MYSQL

Database MySQL memiliki beberapa kelebihan disbanding database lain, diantaranya :

  1. MySQL merupakan Database Management System (DBMS).
  2. MySQL sebagai Relation Database Management System (RDBMS) atau disebut dengan database Relational.
  3. MySQL bersifat open source, yang memiliki kemampuan untuk dapat dikembangkan lagi.
  4. MySQL mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu permintaan atau Multi-Threading.
  5. MySQL merupakan database yang mampu menyimpan data berkapasitas sangat besar hingga berukuran GigaByte sekalipun.
  6. MySQL adalah database menggunakan enkripsi password, jadi database ini cukup aman karena memiliki password untuk mengakses nya.

2.2.13 Konsep Dasar Sublime Text 3

2.2.13.1 Definisi Sublime Text 3

Mat Ryer dalam bukunya yg berjudul Go Programming Blueprints (2015:247) [38] menjelaskan, “Sublime Text 3 is an excellent editor for writting Go code that runs on OS X, Linux and Windows, and has an extremely powerful expansion model, which makes iteasy to customize and extend.” Artinya: “Sublime Text 3 adalah editor yang hebat untuk penelitian kode Go yang berjalan di OS X, Linux dan Windows, dan memiliki model ekspansi yang sangat kuat, yang membuatnya mudah disesuaikan dan diperluas.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan Sublime Text 3 adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web.

2.2.14 Konsep Dasar Prototype

2.2.14.1 Definisi Prototype

Menurut Wiyancoko dalam Saefullah (2015:64)[28], “Prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi sebenarnya”.

Faktor keberhasilan model prototype adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pengembang dan calon pengguna harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.

2.2.14.2 Tahapan - Tahapan Prototype

Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam prototype :

  1. Pengumpulan kebutuhan

    Pengembang dan calon pengguna bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

  2. Membangun prototyping

    Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada calon pengguna (misalnya dengan membuat input dan format output).

  3. Evaluasi prototyping

    Evaluasi ini dilakukan oleh calon pengguna untuk mengetahui apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika sudah sesuai maka dapat dilanjutkan pada proses pembuatan sistem. Jika tidak, prototyping harus direvisi.

  4. Mengkodekan sistem

    Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati, diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

  5. Menguji sistem

    Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, maka harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan salah satu metode seperti, White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

  6. Evaluasi Sistem

    Calon pengguna mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.

  7. Menggunakan sistem

    Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

2.2.14.3 Kelebihan Metode Prototype

Menurut Dini (2015:1)[29], “Kelebihan metode prototyping yang paling utama adalah merupakan salah satu jenis metode pengembangan sistem yang sifatnya sangat cepat dan dapat menghemat waktu”. Selain itu metode prototype juga memiliki beberapa kelebihan lainnya, seperti :

  1. Dapat menjalin komunikasi yang baik antar user dan pengembang sistem.
  2. Setiap perbaikan yang dilakukan pada prototype merupakan hasil masukan dari user yang akan menggunakan sistem tersebut, sehingga lebih reliable.
  3. User akan memberikan masukan terhadap sistem sesuai dengan kemauannya.
  4. Menghemat waktu dalam mengembangkan sebuah sistem.
  5. Menghemat biaya, terutama pada bagian analisa, karena hanya mencatat poin-poin penting saja.
  6. Cocok digunakan pada sebuah sistem kecil, yang digunakan pada ruang lingkup tertentu, seperti sistem di dalam sebuah kantor.
  7. Penerapan dari sistem yang menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

2.2.15 Konsep Dasar Analisa SWOT

2.2.15.1 Definisi AnalisaSWOT

Menurut Osita dalam International Journal of Innovative and Applied Research (2014:23)[30], “The SWOT analysis is one of several strategic planning tools that are used by businesses and other organizations to ensure that there is a clear objective defined for the project or venture, and that all factors related to the effort, both positive and negative, are identified and addressed. In order to accomplish this task, the process involves four areas of consideration: Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT). It should be noted that, when identifying and classifying relevant factors, the focus is not just on internal matters, but also external components that could impact the success of the project.”

Secara umum, pengertian Analisa SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

2.2.15.2 Manfaat Analisa SWOT

Menurut Suryatama dalam Bilung (2016:119)[31], beberapa manfaat yang bisa didapat dari analisa SWOT diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai kebijakan strategis terkait rencana dan pelaksanaan di masa anak datang.
  2. Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan sebuah perusahaan.
  3. Memberikan tantangan ide-ide bagi pihak manajemen perusahaan.
  4. Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan.

2.2.15.3 Tujuan Analisa SWOT

Menurut Bilung dalam eJurnal Administrasi Bisnis (2016:119)[31], “Dengan analisis SWOT memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi baik positif maupun negatif dari dalam dan dari luar perusahaan. Peran kunci dari SWOT adalah untuk membantu mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan strategi dan pengambilan keputusan, tujuan yang dapat diterapkan pada hampir semua aspek industri”.


2.2.16 Konsep Dasar Black Box Testing

2.2.16.1 Definisi Black Box Testing

Menurut M. Sidi Mustaqbal dalam Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol. 1 No. 3 (2015:34)[16], “Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”.

Black Box Testing bukanlah solusi alternatif dari White Box Testing tapi lebih merupakan pelengkap untuk menguji hal-hal yang tidak dicakup oleh White Box Testing. Black Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut:

  1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
  2. Kesalahan antarmuka (interface errors).
  3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.
  4. Kesalahan performansi (performance errors).
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Pengujian di desain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana fungsi-fungsi diuji agar dapat dinyatakan valid?
  2. Input seperti apa yang dapat menjadi bahan kasus uji yang baik?
  3. Apakah sistem sensitif pada input-input tertentu?
  4. Bagaimana sekumpulan data dapat diisolasi?
  5. Berapa banyak rata-rata data dan jumlah data yang dapat ditangani sistem?
  6. Efek apa yang dapat membuat kombinasi data ditangani spesifik pada operasi sistem?

2.2.17 Konsep Dasar Elisitasi

2.2.17.1 Definisi Elisitasi

Menurut Shadab Khan dalam International Journal of Information and Computation Technology (2014:134)[35], “Requirements elicitation is one of the first activities that tries to define the project scope and elicit user requirements. This activity relies in communication and cooperation between stakeholders which makes collaboration crucial for the success of this activity, especially in global software development projects with distributed teams and stakeholders.”

2.2.17.2 Tahapan Esilitas

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap 1

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melaui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap 2

    Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

    a. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada
        dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    b. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan
        boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem
        maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    c. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem
        yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap 3

    Elisitasi tahap III, merupakan hasil pernyataan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

    a. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pemakaiannya dan pembuatannya sulit
        serta berbiaya mahal.

    b. Middle (M) :Mampu dikerjakan.

    c. Low (L) : Mudah Dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi

    Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dirancang.

2.2.18 Konsep Dasar Literature Review

2.2.18.1 Definisi Literature Review

Menurut Deviachrista (2013:1)[36], “Literature Review adalah uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti”.

2.2.17.2 Literature Review

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan dan memiliki hubungan searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini, antara lain :

  1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Sirmauli yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Aset Pada Koperasi Karyawan PT. GMF Aeroasia Sejahtera” (2016). Penelitian ini bertujuan untuk memonitor pendataan aset secara akurat dan jelas sesuai antara sumber data dan bukti fisik dilapangan agar tidak adanya penyalah gunaan aset, serta membangun sistem yang mampu menghasilkan laporan informasi aset yang cepat, tepat dan akurat. Ada pun kendala yang dihadapi adalah pencatatan aset yang masih manual menggunakan Ms. Excel yang dinilai tidak efisien karena memerlukan tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode analisa SWOT, PIECES, dan UML sebagai metode perancangannya.
  2. Penelitian Skripsi yang telah dilakukan Sri Murti yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Remainder Monitoring Data PO Pada PT Makmur Abadi Semesta Tangerang” (2016). Permasalahan yang terjadi adalah pada pengolahan data yang bersifat manual yaitu menggunakan Ms. Excel yang dinilai memiliki kelemahan salah satunya pengontrolan tanggal selesai PO, karena setiap PO yang masuk langsung diberikan tanggal selesai, tetapi pada sistem yang berjalan saat ini masih banyak PO yang tidak terselesaikan, sehingga PO tidak closed atau tidak teratur. Hal ini berdampak pada pembuatan laporan perusahaan yang kurang termonitoring dan masih kurang efisien dan efektif. Tujuan dari penelitian Skripsi ini adalah agar dapat merancang sistem yang dapat mengelola data PO agar tepat waktu sehingga memudahkan manajemen dalam pengambilan suatu keputusan.
  3. Penelitian Tugas Akhir yang telah dilakukan oleh Yusuf Hadi yang berjudul “Monitoring Sistem Pengadaan Barang Pada SMPN 13 Kota Tangerang” (2016). Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu sistem input dan output barang yang terintegrasi sehingga membantu dalam pengadaan barang, dan memudahkan dalam hal pencatatan dan pengontrolan pemakaian barang, proses pengolahan, hingga penyimpanan data barang, serta memberikan laporan barang yang cepat dan akurat baik yang masuk maupun yang keluar berbentuk Digital Document (PDF) dengan periode bulanan.
  4. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Muhammad Naufal Assegaf yang berjudul “Rancangan Sistem Informasi Pengadaan Barang Pada PT MSH Niaga Telecom Indonesia Dengan Metodologi Berorientasi Obyek” (2014). Permasalahan yang terjadi adalah kurangnya keamanan data, seperti kehilangan data dan manipulasi data, sering terjadinya kesalahan pencatatan yang menyebabkan masih adanya kerangkapan data, serta pembuatan laporan yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan solusi dari permasalahan pada bagian pengadaan yang ada saat ini, meminimalisir kesalahan dengan memberikan pencatatan yang sesuai dan akurat, memberikan penyimpanan data yang lebih aman, sehingga memudahkan dalam pencarian data, serta memudahkan dalam mengontrol data masukan dan keluaran dalam penyajian informasi tentang pengadaan barang sehingga laporan dapat dilakukan secara cepat dan akurat.
  5. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Agung Wahana dan Asep Ririh Riswaya yang berjudul “Sistem Informasi Pengadaan Barang ATK di PT. Mekar Cipta Indah Menggunakan PHP dan MySQL” (2014). Permasalahan yang terjadi adalah pada penggunaan Microsoft Excel yang digunakan untuk menyimpan data-data barang yang memerlukan waktu yang lama dalam proses pencarian data dan pembuatan laporan, sehingga perlu adanya interface yang dapat mempermudah user dalam mengolah data report dan memperoleh data yang cepat, akurat dan tepat sesuai kegiatannya. Perancangan aplikasi informasi pengadaan barang ATK pada perusahaan kontraktor dan mesin dibuat untuk membantu karyawan perusahaan kontraktor dan mesin untuk melakukan pengadaan barang ATK. Manfaat dari sistem informasi pengadaan barang ATK ini adalah untuk meningkatkan produktivitas pada perusahaan kontraktor dan mesin tersebut.
  6. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Kartina Purwaningsih dan Agus Winarno yang berjudul “Sistem Informasi Pengadaan Barang Pada CV Basuki Semarang” (2013). CV Basuki adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang, perusahaan ini harus mampu mempertimbangkan modal, permintaan konsumen serta ketersediaan barang (stok barang). Permasalahan yang terjadi adalah pada pembuatan laporan pembelian barang masih disusun secara manual dengan mengumpulkan data-data transaksi yang terjadi pada periode tertentu sehingga banyak kesalahan data pada laporan yang dihasilkan, selain itu memerlukan waktu yang cukup lama.



BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM


3.1 SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN

PT. Nestle merupakan produsen makanan dan minuman terkemuka di dunia yang memasok lebih dari 10 juta produk makanan ke pasaran setiap tahunnya. “Good Food, Good Life‟ merupakan slogan Nestlé yang menggambarkan komitmen Nestlé sebagai produsen makanan yang peduli akan kesehatan umat manusia dengan menghasilkan makanan yang sehat, bermutu, aman, berkualitas, bergizi, dan menyenangkan untuk dikonsumsi demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Nestlé didirikan pada tahun 1866 di Vevey, Swiss. Pendirinya adalah Henry Nestlé, seorang ahli gizi berkebangsaan Jerman. Hal yang melatarbelakangi Henry Nestlé adalah banyaknya bayi yang meninggal dunia sebelum usia mereka mencapai satu tahun, hal ini dikarenakan para ibu tidak dapat menyusui sendiri bayinya. Terlebih lagi saat teman Henry Nestlé menghampiri dirinya untuk menyelamatkan bayi prematur. Henry Nestlé kemudian membawa bayi itu kerumahnya dan memberikan makanan berupa paduan dari roti, susu dan gula. Kondisi bayi tersebut pun berangsur pulih dari hari ke hari. Penemuan ini memberikan kabar gembira dan langsung tersebar luas.

Ferine Lactee Nestlé‟ mejadi makanan pendamping ASI sekaligus makanan penambah gizi yang berhasil menekan angka kematian bayi. Sejak saat itu Nestlé menjadi perusahaan produsen makanan yang mendapat kepercayaan dari masyarakat. Henry Nestlé memanfaatkan nama keluarganya 'Nestlé', yang dalam bahasa Jerman Swiss berarti sarang burung kecil (little nest), menjadi logo perusahaannya. Logo tersebut menjadi lambang rasa aman, kasih sayang, kekeluargaan dan pengasuhan.

Henry Nestlé bukan saja melahirkan makanan bayi yang bermutu, namun juga menjadi orang Swiss pertama yang membangun industri modern yang berpikir akan pentingnya citra merek dan perusahaan. Melalui simbol dua anak burung dalam sarang bersama induknya dengan penuh kasih sayang memberi makanan kepada anakanya, citra Nestlé langsung dikenal sebagai perusahaan yang menghasilkan makanan bermutu penuh gizi. Simbol ini kemudian diubah pada tahun 1868 dan langsung diterapkan di berbagai materi iklan dan publikasi. Sampai sekarang, logo ini tetap digunakan dalam nuansa modern sesuai dengan kemajuan zaman.

Pada tahun 1910 susu Tjap Nona‟ masuk ke pasaran Indonesia melalui distributor yang ada di Singapura. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1965 pemerintah membuka kesempatan berinvestasi bagi investor asing. Kebijakan ini mendorong Nestlé dan para mitranya untuk membuka usaha di Indonesia. Pada tanggal 29 Maret 1971, Nestlé S.A yang berpusat di Vevey, Swiss bersama mitra lokalnya mendirikan PT. Food Specialties Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Waru, Jawa Timur. Pabrik ini didirikan pada tahun 1972 dan mulai beroperasi pada tahun 1973 yang menghasilkan susu Tjap Nona.

Pada awal 1980 produksi susu segar mengalami peningkatan drastis, kondisi tersebut merupakan salah satu keberhasilan PT Food Specialties Indonesia dalam membina petani sapi perah. Hal ini mendorong PT Food Specialties Indonesia mendirikan pabrik baru. Pabrik ini didirikan di Kejayan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1988 serta diresmikan oleh Presiden RI (pada saat itu) Soeharto, pada Juni 1988.

Pada tahun 1979, PT Nestlé Beverages Indonesia (dahulu bernama PT Indofood Jaya Raya) yang memiliki pabrik di Panjang, Lampung, mulai memproduksi kopi instan “Nescafé‟. Selain pure coffee, PT Nestlé Beverages Indonesia juga memproduksi mixes coffee dalam berbagai aroma. Pada tahun 1997 Nescafé mulai memasuki pasaran Rusia dalam kemasan jar dan dua tahun kemudian produksi kopi instan dalam kemasan kaleng dihentikan. Selanjutnya pada tahun 2001 sebagian proses pengemasan untuk produk 3in1 diserahkan ke co-manufacturer dan PT Nestlé Beverages Indonesia berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia.

Pada tahun 1988 Nestlé pusat mengakusisi Rowntree Macintosh dari Inggris sehingga membuka peluang Nestlé untuk mengembangkan usahanya di bidang kembang gula. Pabrik PT Food Specialties Indonesia yang merupakan anak perusahaan Nestlé mengambil alih PT Multi Rasa Agung, yang memiliki pabrik di Cikupa, Tangerang dan menghasilkan permen dengan merek dagang „Foxs‟. Pada tahun 1990 diresmikan pabrik baru di Cikupa, Tangerang. Pada tahun 1992, dalam rangka memperluas usahanya, PT Multi Rasa Agung memperluas pabriknya dan memproduksi permen dengan merek dagang “Polo‟. Pada 1996 PT Multi Rasa Agung berganti nama menjadi PT. Nestlé Confectionery Indonesia dan mulai memproduksi “Nestea Powder‟ pada tahun 1997.

Selain pabrik Waru, Kejayan, Cikupa dan Panjang, Nestlé Indonesia juga memiliki sebuah pabrik di Telaga yang memproduksi mie instan. Sejak tahun 1999 dilakukan penggabungan manajemen secara bertahap di PT Nestlé Indonesia dan pabrik-pabriknya. Pada Desember 1999, PT Nestlé Indonesia dan PT Nestlé Asean Indonesia berubah menjadi PT Nestlé Indonesia, yang kedua pada akhir tahun 2000 PT Nestlé Confectionery Indonesia bergabung dengan PT Supmi Sakti, kemudian berubah menjadi PT Nestlé Indonesia dan pabrik Telaga ditutup. Ketiga, pada akhir tahun 2001 PT Nestlé Beverages Indonesia dan PT Nestlé Distribution Indonesia bergabung dengan PT Nestlé Indonesia. Pada Juni 2002, pabrik Waru dilikuidasi dan digabung dengan pabrik Kejayan.

PT Nestlé Indonesia juga semakin memperluas usahanya dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan perusahaan lain. Salah satu kerjasama yang dilakukan berlangsung pada 1 April 2005. PT Nestlé dan PT Indofood Sukses Makmur, TBK melakukan kerjasama dalam bentuk joint venture. Perusahaan ini diberi nama PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (NICI). Perusahaan ini menghasilkan produk-produk bumbu masakan yang akan dipasarkan di Indonesia. Sejak tanggal 29 Desember 1993, PT Food Specialties Indonesia telah resmi berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia.

Tabel 1. Sejarah singkat PT Nestlé di Indonesia

<thead> </thead> <tbody> </tbody>
Waktu Perkembangan
Abad 19 Produk Nestlé Milkmaid dikenal sebagai „Tjap Nona‟
29 Maret 1971 Berdirinya PT Food Specialties Indonesia
1972 Berdirinya Pabrik Waru, Jawa Timur
1973 Pabrik Waru mulai beroperasi dengan menghasilkan produk susu
12 April 1978 Berdirinya PT Indofood Jaya Raya yang kemudian berganti nama menjadi PT Nestlé Beverages Indonesia
1979 Berdirinya Pabrik Panjang, Lampung yang menghasilkan produk - produk kopi
1988 Berdirinya Pabrik Kejayan, Jawa Timur yang menghasilkan produk - produk susu bubuk
1990 Berdirinya Pabrik Cikupa, Tangerang yang menghasilkan produk - produk confectionery.
1993 Perubahan nama PT Food Specialties menjadi PT Nestlé Indonesia
1995 Pengakusisian PT Supmi Sakti yang memproduksi mie instant dengan pabrik yang berlokasi di Telaga.
1998 PT Sumber Pangan Segar dan PT Rola Perdana ditunjuk sebagai distributor utama PT Nestlé Indonesia. Selanjutnya ke dua perusahaan ini bergabung dan berganti nama menjadi PT Nestlé Distribution Indonesia yang merupakan distributor tunggal.
2001 Penggabungan perusahaan - perusahaan yang tergabung dalam Grup PT Nestlé Indonesia menjadi satu badan hukum PT Nestlé Indonesia.
2002 Pengintregasiaan Pabrik Waru dengan Pabrik Kejayan
2005 Pembentukan joint venture dengan PT Indofood Sukses Makmur, TBK dengan nama perusahaan PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia


3.1.1 Visi Dan Misi Perusahaan

A. Visi perusahaan:

PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Selain itu, visi dari PT Nestlé Indonesia adalah:

  1. Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia
  2. Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang dengan modal yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan konsumen.
  3. Menjadi pemimpin pangsa pasar atau posisi no. 2 yang kuat di setiap kategori Selain visi dan misi, PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto perusahaan mereka, yaitu “Passion for Our Consumers” Melalui motto ini, PT Nestlé Indonesia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya.

Berdasarkan hal ini pula, PT Nestlé Indonesia menerapkan beberapa kebijakan Kualitas dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan.
Kebijakan Kualitas meliputi:

  1. Produk dan jasa tidak pernah mengabaikan faktor keamanan pangan
  2. Selalu mematuhi peraturan yang berlaku
  3. Zero waste dan zero defect
  4. Berkomitmen secara terus menerus untuk meningkatkan standar kualitas

Kebijakan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan meliputi.

  1. Karyawan dan mitra bisnis adalah alat yang paling berharga
  2. Menerapkan praktek bisnis yang ramah lingkungan (mencegah pencemaran lingkungan)
  3. Mematuhi semua peraturan di bidang lingkungan dan K3
  4. Menihilkan kecelakaan kerja dan keluhan masyarakat
  5. Perbaikan secara terus menerus di bidang lingkungan dan PT. Nestlé Indonesia selalu menerapkan nilai - nilai yang selama ini menjadi landasan bagi perusahaan dan seluruh karyawan, nilai - nilai tersebut dikenal dengan istilah “PRIDE”, yang merupakan singkatan dari Passion (Semangat), Respect (menghormati), Integrity (Integritas), Determination (Gigih), dan Excellence (Unggul).

A. Misi perusahaan:

Misi Nestlé Indonesia untuk turut mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat melalui produk-produknya yang berkualitas, bernutrisi dan lezat rasanya. Selain itu kami juga memfokuskan diri untuk senantiasa memberikan informasi dan pendidikan bagi konsumen kami, antara lain seperti tercantum dalam kemasan setiap produk kami. Dalam menjalankan bisnisnya, Nestlé berusaha untuk selalu menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat dan menciptakan manfaat.



3.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi

Keberhasilan suatu perusahaan tidak tercapai apabila tidak ada kerjasama yang baik antara fungsi dan para karyawan. Maka dari itu diperlukan suatu kordinasi yang baik antar karyawan, agar tugas yang dijalankan lebih efektif dan efisien.

Gambar 1 Struktur Organisasi Perusahaan

https://i.stack.imgur.com/20g14.jpg

Sumber : PT. Nestle Cikupa Factory Indonesia


Untuk lebih jelasnya, dibawah ini penulis berusaha untuk menjelaskan fungsi dari organisasi pada PT. Nestle Cikupa Factory Indonesia, sebagai berikut:

  1. Manajer Factory

    Peran seorang factory manager ini sungguh besar bagi perkembangan usaha pada sebuah perusahaan. Cakupan kerjanya yang banyak menjadikan seorang factory manager sebagai inti dari jalannya produksi pabrik. Tugas dan wewenang factory manager atau manajer pabrik bagi jalannya produksi ini diantaranya mengelola beragam fungsi dalam pabrik dan membawahi beberapa manajer beberapa departemen.

  2. FICO (Finance dan Control)

    Tugas umum dari finance adalah menghasilkan laporan keuangan rutin, memperkuat kontrol internal dan melindungi aset. Sedangkan fungsi khusus adalah sebagai financial advisor untuk tim manajemen pabrik, menghasilkan laporan analisa, rekomendasi dan keputusan terbaik untuk pabrik

  3. HR (Human Resourse)

    Departemen Human Resource berfokus pada pelatihan dan pengembangan karyawan melalui penyediaan fasilitas pelatihan. Selain itu, HR juga mengatur pengadaan tenaga kerja baru baik permanen, kontrak maupun out sourcing.

  4. Enginering

    Engineering bertanggung jawab menjaga aset perusahaan seperti alat-alat produksi, agar dapat berfungsi secara optimal. Departemen ini juga bertanggung jawab atas penyediaan dan penggunaan energi selalu dalam keadaan aman efisien dan ramah lingkungan.

  5. QA & AG (Quality Assurance & Apliction Group)

    Departemen Quality Assurance memiliki tugas pokok yaitu menjamin kualitas produk sesuai dengan standar. Selain itu, mereka juga wajib meningkatkan tanggung jawab seluruh karyawan pabrik terhadap sistem manajemen mutu. Departemen Aplication Group mempunyai tugas melakukan penelitian dan pengembangan produk berupa desain kemasan, formulasi dan jenis produk, serta optimasi proses produksi.

  6. Produksi

    Departemen Produksi bertugas untuk menghasilkan produk sesuai rencana dengan waktu dan biaya yang efisien serta mutu yang sesuai dengan standar.

  7. RPU (Resource Planning Unit)

    Tanggung jawab RPU adalah mengatur rencana produksi rutin dan mengatur penyediaan bahan baku hingga mendistribusikan produk jadi kepada para distributor.

  8. IP-OD (Industrial Performance-Operational Development)

    IP-OD memiliki tiga fungsi utama yaitu mendukung operasional, mengubah dan memperbaiki manajemen, dan melakukan manajemen peningkatan pengetahuan dan pengembangan karyawan.

  9. Training and SHE (Safety, Health, and Environment).

    Departemen SHE memiliki tugas memastikan kondisi kerja dalam keadaan yang aman bagi kesehatan karyawan dan menjaga lingkungan sekitar pabrik dari pencemaran dengan mengikuti peraturan – peraturan yang berlaku dari pemerintah.


3.2 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

3.2.1 Prosedur Sistem yang Berjalan

Prosedur sistem monitoring penggunaan sundry material department production yang berjalan saat ini pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah sebagai berikut :

  1. Jendral Operator produksi melakukan pencatatan setiap penggunaan sundry material production ke dalam form data penggunaan sundry material. Dan menyerahkan form ke bagian Clerk admin production.
  2. Clerk melakukan pencatatan data penggunaan sundry material ke dalam file Microsoft excel sundry material production. Dan memastikan data penggunaan sundry material yang ada pada store sundry material sesuai dengan file Microsoft excel sundry material production. Clerk mengontrol stock sundry material dan mencatat ke dalam form order material sundry. Maka demikian proses monitoring penggunaan sundry material department production telah selesai.
  3. FLM (First Line Manager) menerima form order sundry material.


3.2.2. RANCANGAN SISTEM YANG BERJALAN

  1. Use Case Diagram Yang Berjalan

    Berikut gambaran use case diagram monitoring penggunaan sundry material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.2.

    https://i.stack.imgur.com/QRh6j.jpg

    Gambar 3.2 Use Case Diagram Yang Berjalan

    Berdasarkan Use Case Diagram pada gambar 3.2 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (satu) sistem Monitoring penggunaan sundry material yang mencakup seluruh kegiatan.

    b. 3 (tiga) Actors yang melakukan kegiatan diantaranya : Jendral Operator produksi, Clerk, FLM (Ferst
        Line Manager).

    c. 8 (Delapan) Use Cases yang dilakukan oleh Actors.

  2. Activity Diagram Prosedur Data Penggunaan sundry material.

    Berikut gambaran Activity Diagram diagram data penggunaan sundry material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.3.

    https://i.stack.imgur.com/ebPQ4.jpg

    Gambar 3.3 Activity Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material.

    Berdasarkan Activity Diagram pada gambar 3.3 yang berjalan saat ini, terdapat:

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali.

    b. 2 (Tiga) Activities yang dilakukan oleh Actors Jendral Operator.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  3. Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Activity Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.4.

    https://i.stack.imgur.com/5Pmiu.jpg

    Gambar 3.4 Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali.

    b. 5 (Lima) Activities yang dilakukan oleh Actors Clerk.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  4. Activity Diagram Prosedur Order Store Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Activity Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.5.

    https://i.stack.imgur.com/GB0AX.jpg

    Gambar 3.4 Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali

    b. 3 (Lima) Activities yang dilakukan oleh Actors Firt Line Manager.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  5. Sequence Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram prosedur data penggunaan Sundry Material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.6.

    https://i.stack.imgur.com/yzyzD.jpg

    Gambar 3.6 Sequence Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.6 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Jendral Operator Department production

    b. 2 (Dua) Lifelines, yaitu : Form data penggunaan Sundry material.

    c. 2 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors

  6. Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.7.

    https://i.stack.imgur.com/DOaVb.jpg

    Gambar 3.7 Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.7 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Clerk Department production

    b. 3 (Tiga) Lifelines, yaitu : File Excel, Store Sundry Material, Form data Order Sundry material.

    c. 6 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors

  7. Sequence Diagram Prosedur Order Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram Prosedur Order Store sundry material, seperti pada gambar 3.8.

    https://i.stack.imgur.com/zsOcj.jpg

    Gambar 3.7 Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.8 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Clerk Department production

    b. 3 (Tiga) Lifelines, yaitu : File Excel, Store Sundry Material, Form data Order Sundry material

    c. 6 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors


3.3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

3.3.1 Metode Analisa SWOT

Pada penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT untuk menganalisa dan juga mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Tabel analisa SWOT pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang dapat dilihat pada tabel 3.1.

<thead> </thead> <tbody> </tbody>
Strengths (S) Weaknesses (W)
  1. Nestle sebagai produsen susu formula terbesar di dunia.
  2. Nestle memiliki produk – produk yang terpecaya baik nasional maupun internasional.
  3. Kuatnya tim pemasaran untuk program menjaga mutu, sampai ke plosok desa.
  4. Nestlé memiliki jaringan R&D terluas di kalangan perusahaan makanan dan minuman.

PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, Pada Store Sundry Material Production Departement Masih menggunakan Microsoft Excel pada pencatatan data nya, Sehingga:

  1. Berpotensi terjadinya salah input.
  2. Dalam hal keamanaan nya masih kurang karena tidak ada perbedaan hak akses
  3. Proses peng-input an data yang lambat kerena dilakukan seminggu sekali.
Opportunities (O) Threats (T)
  1. Nestle dapat memanfaatkan nama besar sebagai perusahaan pelopor pembuat susu formula dan merupakan perusahaan makanan terbesar di dunia.
  2. Kepercayaan masyarakat terhadap keunggulan produknya harus senantiasa di pertahankan.
  3. Nestle memiliki komitment yang akan mengembangkan kualitas produk yang di hasilkannya.
  4. Sesuai dengan selera konsumen, dan menciptakan kesan brand minded konsumen.
  1. Menaikan omset menjadi tidak mudah karena terdapat mind set bahwa kualitas yang bagus pasti harga nya mahal.
  2. Akan kalah dari perusahaan lain yang lebih menonjol kan harga murah dan kualitas produk yang tidak begitu buruk, meskipun tidak membawa brand.
  3. Terdapat kontaminasi terhadap pasokan untuk bahan baku makanan dari produk nestle.

Berdasarkan analisa identifikasi SWOT yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisa untuk mencari strategi dengan menggunakan analisis silang matriks SWOT. Matriks SWOT adalah analisis untuk mencari strategi menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang ada untuk menghindari ancaman (strategi S-T). Selain itu dapat dianalisis juga strategi untuk mengurangi kelemahan untuk mecapai peluang yang ada (strategi W-O) serta mengatasi ancaman atau resiko yang akan terjadi nanti (strategi W-T). Berikut tabel strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Tabel Analisa Silang Matriks SWOT

https://i.stack.imgur.com/ndSgK.jpg

3.3.2 Analisa Masukan Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan

    Berikut adalah analisa masukan pada sistem monitoring penggunaan Sundry Material:

    a. Nama : Form Data Penggunaan sundry material
    Fungsi : Digunakan untuk peng-input-an ke dalam Microsoft Excel Sundry material.
    Sumber : Departemen produksi
    Media : File Microsoft Excel.
    Frekuensi : Seminggu sekali meskipun data penggunaan ada setiap harinya.
    Keterangan : Berisikan nama material, unit, dan lokasi bagian yang menggunakan.
  2. Analisa Proses

    Berikut adalah analisa proses pada sistem monitoring penggunaan Sundry Material:

    a. Nama : Stock Taking Sundry Material
    Fungsi : Digunakan untuk penyocokan data Store Sundry Material Dengan File Microsoft Excel Sundry material dan Order Sundry Material.
    Sumber : Departemen produksi
    Media : File Microsoft Excel.
    Frekuensi : Satu bulan sekali.
    Keterangan : Berisikan nama material, unit, dan lokasi bagian yang menggunakannya.

3.4 KONFIGURASI SISTEM BERJALAN

Adapun konfigurasi sistem yang digunakan pada sistem yang berjalan yaitu:

  1. Spesifikasi Hardware
    a. Processor : Intel Pentium Core i5-5005U 2.00 GHz
    b. Monitor : Generic PnP Monitor
    c. RAM : 4 GB
    d. Hardisk : 500 GB HDD
  2. Spesifikasi Software
    a. Windows 10 Home Single Language 64-Bit
    a. Microsoft Office 2010

3.5 Hak Akses (Brainware)

1. Jendral Operator
2. Clerk
3. FLM (First Line Manager)

3.6 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.6.1 Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, permasalahan yang dihadapi pada Store Sundry Material Departement production yaitu:

1. Jadwal peng-input-an data penggunaan Sundry Material yang dinilai lambat yaitu seminggu sekali.
2. Dikarenakan sistem saat ini masih menggunakan Microsoft Excel maka berpotensi terjadinya kesalahan dalam peng-input-an data.
3. Proses Monitoring Store Sundry Material tidak aman karena tidak adanya hak akses yang memadai sehingga rentan terjadi manipulasi data.

3.6.2 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, permasalahan yang dihadapi pada Store Sundry Material Departement production yaitu:

1. Merancang suatu sistem berbasis Web menggunakan PHP dan MySQL agar proses Monitoring Store Sundry Material lebih terintegrasi.
2. Memudahkan User melakukan tugasnya dengan tampilan halaman yang user friendly dan praktis.
3. Membuat tingkatan hak akses yang berbeda-beda agar setiap User dapat menjalankan tugasnya masing-masing dengan lebih optimal.

3.7 USER REQUEREMENT

3.7.1 Esilitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada stakeholder mengenai sistem yang diusulkan. Berikut adalah Elisitasi tahap I, seperti pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

https://i.stack.imgur.com/CtCuV.jpg
https://i.stack.imgur.com/teuHz.jpg

3.7.2 Esilitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil klasifikasi dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential). Metode tersebut bertujuan untuk memisahkan antara rancangan yang penting dan memang harus ada dalam pembuatan sistem yang baru serta rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut ini adalah Elisitasi tahap II, seperti pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

https://i.stack.imgur.com/UQW2W.jpg
https://i.stack.imgur.com/yhbnh.jpg

3.7.3 Esilitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE dengan opsi LMH. Berikut adalah Elisitasi tahap III, seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

https://i.stack.imgur.com/ckQem.jpg
https://i.stack.imgur.com/wVuME.jpg

3.7.4 Final Draft Esilitasi

Berdasarkan elisitasi tahap III maka dapat menghasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah dalam pembangunan suatu sistem monitoring pengadaan jasa. Berikut lampiran final draft elisitasi pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

https://i.stack.imgur.com/Oyv5F.jpg
https://i.stack.imgur.com/oRuiC.jpg



BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN


4.1 RANCANGAN SISTEM USULAN

4.1.1 Prosedur Sistem Usulan

Berdasarkan sistem yang berjalan, maka dapat diketahui bahwa dalam aktivitas monitoring data penggunaan Sundry Material Department Production Pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang masih memiliki banyak kekurangan dikarenakan proses penggunaan data Sundry Material yang masih menggunakan File Excel dan tidak adanya laporan penggunaan (hari, minggu, buan). Untuk memudahkan pekerjaan pada Department production Store Sundry Material, langkah selanjutnya adalah dengan merancang dan membuat sistem yang lebih baik, berikut adalah prosedur sistem yang diusulkan :

1. Setelah Clerk menerima data penggunaan sundry material dari Jendral Operator kemudian masuk ke menu login, isi username dan password dengan benar, masuk ke halaman menu utama, menu transaction, menu Use material, Add transaction, input data penggunaan sundry material dan save, setelah aktivitas input data penggunaan selesai maka pilih menu logout untuk keluar dari sistem.
2. Clerk melakukan monitoring stock material pada store sundry material dan masuk ke menu login, isi username dan password dengan benar, masuk ke halaman menu utama, menu transaction, menu order material, pada Tabel data material terdapat jumlah stock material yang harus di order, setelah Clerk melakukan stock taking pada store sundry material, Clerk melakukan order material, Clerk mencetak form order material dan memberikan form tersebut ke FLM (First Line Manager). Setelah aktivitas order material selesai maka clerk pilih menu logout untuk keluar dari sistem.
3. FLM (First Line Manager) menyetujui form order material dan menyerahkan nya ke manager produksi.

4.1.2 Use Case Sistem Yang Diusulkan

4.1.3 Activity Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan dari use case diagram yang telah digambarkan, maka dapat digambarkan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam use case. Activity Diagram yang diusulkan dapat dilihat seperti berikut :

1. Activity Diagram Untuk Data Penggunaan Sundry Material.

Berikut ini adalah activity diagram usulan untuk data Penggunaan
Sundry Material, seperti pada gambar 4.5.

https://i.stack.imgur.com/YYsyF.jpg

Gambar 4.5 Activity Diagram Untuk Data Penggunaan Sundry Material.

2. Activity Diagram Untuk Order Sundry Material.

Berikut ini adalah activity diagram usulan untuk data Order Sundry
Material, seperti pada gambar 4.6.

4.1.4 Sequence Diagram Yang Diusulkan

Interaksi antara object yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah use case, dalam menangkap interaksi objek-objek kini menggunakan sequence diagram. Sequence Diagram yang diusulkan dapat dilihat seperti berikut :

1. Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material.

Berikut ini adalah Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/jTdqz.jpg

Gambar 4.8 Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material

2. Sequence Diagram Prosedur order sundry material.

Berikut ini adalah Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/HRiJT.jpg

Gambar 4.8 Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material

3. Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material.

4.1.5 Class Diagram Yang Diusulkan

Class Diagram digunakan untuk menjelaskan tentang spesifikasi objek-objek yang terdapat dalam aplikasi sistem monitoring store sundry material production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang. Dimana class diagram yang diusulkan ini terdapat objek (class) yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu: tabel. Class Diagram yang diusulkan adalah seperti pada gambar 4.12.

https://i.stack.imgur.com/W8VM2.jpg

Gambar 4.12 Class Diagram Yang Diusulkan


4.1.6 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada sistem monitoring Store sundry material production penggunaan data sundry material yang berjalan dan sistem yang diusulkan, ditemukan beberapa perbedaan dan akan dijabarkan melalui tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

https://i.stack.imgur.com/rUK8q.jpg


4.2 RANCANGAN BASIS DATA

4.2.1 Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan isi yang tersimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

<tbody> </tbody>
1. Nama Field : Tabel_user
Fungsi : Hak akses
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : id_user
Panjang record : 156
Isi : Id_User, User_name, Name, Password,Create_date

Tabel 4.2 Tabel User

https://i.stack.imgur.com/uE2wE.jpg
<tbody> </tbody>
2. Nama Field : Tabel_Unit
Fungsi : Menentukan jenis material
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : Id_Unit
Panjang record : 41
Isi : Id_Unit, Unit

Tabel 4.3 Tabel Unit

https://i.stack.imgur.com/debUf.jpg
<tbody> </tbody>
2. Nama Field : Tabel_Barang
Fungsi : Menentukan jenis material
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : Id_Unit
Panjang record : 41
Isi : Id_Unit, Unit

Tabel 4.4 Tabel Barang

https://i.stack.imgur.com/F3G2d.jpg


4.3 RANCANGAN PROTOTYPE

Tahapan ini menggambarkan mengenai rancang bangun sistem sebagai pemenuhan kebutuhan dari pengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau desain tampilan dari sistem monitoring store sundry material production yang sudah dibuat:

4.3.1 Prototype Halaman Login

Tampilan prototype halaman Login dapat dilihat seperti pada gambar 4.6

https://i.stack.imgur.com/aQ7y4.jpg

Gambar 4.6 Prototype Halaman Login


Tampilan login merupakan tampilan utama dari sistem, setiap admin atau user yang telah mempunyai akun dan ingin masuk ke dalam sistem maka harus melakukan login terlebih dahulu dengan memasukan username dan password dengan benar.

4.3.2 Prototype Halaman Home

Tampilan prototype halaman Overview dapat dilihat seperti pada gambar 4.7

https://i.stack.imgur.com/4jJ0U.jpg

Gambar 4.7 Prototype Halaman Home

Pada tampilan menu utama terdapat menu Dashboard, User, Table Master (Unit, Material), Transaction (Use Material, Order Material), Report, Settings User dan Logout.

4.3.3 Prototype Halaman Menu User

Tampilan prototype halaman menu User dapat dilihat seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/yOGEN.jpg

Gambar 4.8 Prototype Tampilan Menu User

Halaman menu User berfungsi untuk membuat akun User seperti Username, password dan Hak akses pengguna pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang.


4.3.4 Prototype Halaman Menu Master data

Tampilan prototype halaman menu User dapat dilihat seperti pada gambar 4.9.

https://i.stack.imgur.com/ZETR7.jpg

Gambar 4.9 Prototype Tampilan Menu Master data

Halaman menu Master data ini terdapat sub menu yaitu : Menu Unit, Menu Material.


4.3.5 Prototype Halaman Menu Unit

Tampilan prototype halaman menu Unit dapat dilihat seperti pada gambar 4.10.

https://i.stack.imgur.com/V6mYd.jpg

Gambar 4.10 Prototype Tampilan Menu Unit

Halaman menu Unit ini terdapat .

4.3.6 Prototype Halaman Menu Material.

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.11.

https://i.stack.imgur.com/L1XYY.jpg

Gambar 4.11 Prototype Tampilan Menu Material

4.3.7 Prototype Halaman Menu Use Material

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.12.

https://i.stack.imgur.com/ZnDbB.jpg

Gambar 4.12 Prototype Tampilan Menu Use Material

4.3.8 Prototype Halaman Menu Order Material

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.13.

https://i.stack.imgur.com/oyWLz.jpg

Gambar 4.13 Prototype Tampilan Menu Order Material


4.3.9 Prototype Halaman Menu Report

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.14.

https://i.stack.imgur.com/HVcME.jpg

Gambar 4.14 Prototype Tampilan Menu Report


4.4 KONFIGURASI SISTEM YANG DIUSULKAN

Perangkat keras yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

4.4.1 Spesifikasi Hardware

a. Processor : Intel Pentium Core i3-5005U 2.00 GHz
b. Monitor : Generic PnP Monitor
c. RAM : 4 GB.
d. Harddisk : 500 GB HDD.

4.4.2 Spesifikasi Software

a. Windows 10 Home Single Language 64-Bit
b. XAMPP v3.2.1 (PHP v5.5.34, APACHE v2.4.17, MySQL v5.0.11)
c. Browser Google chrome


4.5 HAK AKSES YANG DIUSULKAN (BRAINWARE)

1. Clerk administrator
2. FLM (First Line Manager)

4.6 PENGUJIAN BLACK BOX TESTING

Pengujian dengan metode Black Box Testing ini dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Table 4.9 adalah tabel pengujian sistem dengan menggunakan Black Box Testing.

https://i.stack.imgur.com/oXmzv.jpg

Tabel 4.9 Black Box Testing


4.7 IMPLEMENTASI

4.7.1 Implementasi Yang Diusulkan

Berikut ini merupakan gambar tampilan interface mengenai sistem monitoring store sundry material prodution data penggunaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

1. Tampilan Halaman Login

Tampilan halaman Login dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/Tzlzy.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Login

2. Tampilan Halaman Home

Tampilan halaman Home dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/fupBO.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Home

3. Tampilan Halaman User

Tampilan halaman User dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/hKynI.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman User

4. Tampilan Halaman Master Data Unit

Tampilan halaman Master Data Unit dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/a6R2I.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Unit

5. Tampilan Halaman Master Data Material

Tampilan halaman Master Data Material dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/nzPe5.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Master Data Material


6. Tampilan Halaman Trasaction Use

Tampilan halaman Master Data Material dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/FU2r8.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Use Use

7. Tampilan Halaman Transaction Order

Tampilan halaman Transaction Orderl dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/F9WMM.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Order

4.7.2 Time Schedule

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapan sistem. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time table seperti pada tabel 4.10.

https://i.stack.imgur.com/b2Hvi.jpg

4.7.3 Estimasi Biaya

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapan sistem. Langkah langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time table seperti pada tabel 4.11.

https://i.stack.imgur.com/k0AS9.jpg



BAB V

PENUTUP


5 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk menjawab perumusan masalah yang telah dijabarkan pada BAB I, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Pada sistem Monitoring sundry material department production yang berjalan saat ini masih menggunakan Microsoft Excel, meski sudah berjalan dengan baik namun masih ada beberapa kendala dimana data penggunaan sundry material yang diterima oleh Clerk Admin hanya bisa di-input seminggu sekali sedangkan pemesanan dapat masuk setiap hari, selain itu keamanan data tidak terjamin karena file Excel diletakkan pada shared folder sehingga banyak orang dapat mengakses, dan dalam beberapa kesempatan terjadi salah input data karena penggunaan file Excel dengan jumlah tabel yang besar.
  2. Sistem Sundry material production dirancang dengan menggunakan PHP dan MySQL untuk mempermudah FLM (First Line Manager) dalam hal monitoring data stok yang setiap harinya dilakukan dan untuk memperlancar proses bisnis yang dijalankan oleh PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi.
  3. Pada sistem Sundry Material yang telah dirancang ini data-data proyek yang telah di-input ke dalam database dapat di generate menjadi file Excel sehingga pihak Management dapat dengan mudah melakukan download laporan.

6 SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan untuk memaksimalkan sistem Monitoring sundry material department production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah sebagai berikut :

  1. Memanfaatkan sistem sundry material department production yang telah dirancang dengan menggunakan server kantor agar sistem dapat terintegrasi dengan seluruh bagian perusahaan.
  2. Agar proses penggunaan sistem sundry material department production dapat berjalan dengan lancar, perlu dilakukan pelatihan kepada staff admin mengenai sistem yang telah dirancang.
  3. 3. Setiap data yang telah disimpan ke dalam database harus mempunyai data cadangan (back-up data) untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

7 KESAN

Selama melakukan penelitian ini, penulis dapat banyak sekali ilmu terutama tentang proses bisnis yang berjalan di perusahaan, namun penulis mengalami beberapa kendala yaitu memahami istilah-istilah asing yang terdapat pada penelitian dan juga alur proses kerja yang cukup rumit, walau demikian penulis bersyukur dapat menyelesaikan penelitian Skripsi ini, itu semua berkat dukungan dan do’a yang telah diberikan oleh orang-orang terdekat.



DAFTAR PUSTAKA


  1. Asmawati, Ari; Yuni Hafita, Muhammad Faisal. “The Design Of Visual Communication Design Media Shaped Product Catalog As A Medium Of Promotion And Information On PT. Trans Nusantara Access (Authorized Dealer XL) Tangerang”. Jurnal ICIT Vol. 2 No.1.
  2. Nasaruddin, Djafar Imran, dan Samsie Indra. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM) Pada CV Rajawali Multi Niaga Makassar”. Jurnal CCIT Vol.6 No.2.
  3. Suprihadi, Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013. “Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja Vol. 6 No.3, ISSN: 1978-8282.
  4. Hutahean, Jeperson.2014."Konsep Sistem Informasi".Yogyakarta: Deepublish
  5. Indrajani. 2014. “Database System : Case Study All In One”. Jakarta : Elex Media Komputindo.
  6. Agus, Putu. 2014. “Sistem Informasi dan Implementasinya”. Bandung: Informatika Bandung.
  7. Sunyoto, Danang. 2014. “Sistem Informasi Manajemen Perspektif Organisasi”. Yogyakarta: CAPS.
  8. Haerudin dan Ruli Supriati. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web pada Madrasah Aliyah Negeri Balaraja Kabupaten Tangerang”. Jurnal CCIT Vol.7 No. 1.
  9. Murad, Dina Fitria; Nia Kusniawati, Agus Asyanto. 2013. “Aplikasi Inteligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD HIMPAU di Kota Tangerang”. Jurnal CCIT Vol. 7 No. 1.
  10. Yuanita, Sukadi. 2012. “Sistem Informasi Administrasi Pembayaran Iuran Bulanan (SPP) dan Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) Siswa Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku”. Jurnal 13 FPI UNSA.
  11. Darmawan, Deni. 2013. "Sistem Informasi Manajemen". Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  12. Rosa, dan M. Shalahuddin. 2013. “Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek”. Bandung: Informatika.
  13. Jayant, K. P; Renu Garg, Vinod Kumar, Prof. Ajaya Rana. 2014. “Approach of Software Design Testing Based on UML Diagrams”. International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering, Vol. 4 No. 2.
  14. Alhumaidan, Fahad. 2012. “A Critical Analysis and Treatment of Important UML Diagrams Enhancing Modeling Power”. Intelligent Information Management Vol. 4.
  15. Definisi Monitoring www.setkab.go.id, diakses pada tanggal 21 September 2016 Pukul 13.26 WIB.
  16. Kimweli, Joshua Mulei. 2013. “The Role of Monitoring and Evaluation Practices to the Success of Donor Funded FoodSecurity Intervention Projects A Case Study Of Kibwezi District”. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, Vol. 3 No.6, ISSN : 2222-6990.
  17. Kalubanga, Matthew. 2012. “SUSTAINABLE PROCUREMENT: Concept and Practical Implications for The Procurement Process”. International Journal of Economics and Management Sciences, Vol. 1, No. 7.
  18. Kotler, Philip; Gary Armstrong. 2012. “Prinsip-Prinsip Pemasaran”. Edisi 13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
  19. Definisi Managed Services www.mobnasesemka.com, diakses pada tanggal 12 November 2016 Pukul 14.21 WIB.
  20. Zavier, Ahmad Faiz; Haryanto Tanuwijaya, Budi Hermawan. 2014. “Audit Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi Berdasarkan IT-IL Pada IT Marketing & Trading (M&T) PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region V Surabaya”. Jurnal STIKOM Surabaya (JSIKA), Vol. 3 No. 2.
  21. 21,0 21,1 Warsito, Ary Budi; Muhamad Yusup, Moh. Iqbal Awi Makaram. 2014. “Perancangan Sis+ Menggunakan Metode Yii Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja, Vol. 8 No. 2, ISSN : 1978-8282.
  22. Walia, Er. Saurabh; Er. Satinderjit Kaur Gill. 2014. “A Framework for Web Based Student Record Management System using PHP”. International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC), Vol. 3 No. 8.
  23. Oktavian, Diar Puji. 2013. “Membuat Website Powerfull Menggunakan PHP”. Yogyakarta : MediaKom.
  24. Kadir, Abdul. 2014. “Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi”. Yogyakarta : Andi.
  25. Winarno, Edy; Ali Zaki, SmithDev. 2014. “Pemrograman Web Berbasis HTML5, PHP, dan JavaScript”. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  26. Maudi, Meiska Firstiara; Arief Laila Nugraha dan Bandi Sasmito. 2014. “Desain Aplikasi Sistem Informasi Pelanggan PDAM Berbasis WebGIS (Studi Kasus : Kota Demak)”. Jurnal Geodesi Undip Vol. 3 No. 3.
  27. MADCOMS. “Adobe Flash CS6 Mahir Dalam 7 Hari”. 2013. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
  28. Saefullah, Asep; Nur Azizah, Andri Ansyah. 2015. “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja, Vol. 9 No. 1. ISSN : 1978 – 8282.
  29. Kelebihan Metode Prototype www.dosenit.com, diakses pada tanggal 28 September 2016 Pukul 20.25 WIB.
  30. Osita, Ifediora Christian; Idoko Onyebuchi R. and Nzekwe Justina. 2014. “Organization’s stability and productivity: the role of SWOT analysis an acronym for strength, weakness, opportunities and threat”. International Journal of Innovative and Applied Research (IJIAR). Vol. 2, 23-32, ISSN 2348 - 0319.
  31. 31,0 31,1 Bilung, Septinor. 2016. “Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Sepeda Motor Honda Pada CV. Semoga Jaya Di Area Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur”. eJournal Administrasi Bisnis. Vol. 4, ISSN 2355-5408.



</body> </html>

Merubah daftar isi

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 

Logo stmik raharja.jpg
 
<p> 

SKRIPSI

 

Muhamad. Afiffudin
NIM:  1511490203

Jurusan Sistem Informasi Konsentrasi Sistem Informasi Managemen
dan Komputer “Perguruan Tinggi RAHARJA ”
Tangerang
2018

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203
Jenjang Studi : Strata 1
Jurusan : Sistem Informasi
Konsentrasi : Sistem Informasi Manajemen

Disahkan Oleh :


Tangerang, Januari 2018

Ketua Ketua Jurusan
STMIK Raharja Jurusan Sistem Informasi

 

 

(Ir.Untung Rahardja, M T I ,MM)

NIP  : 000594

 

 

(Nur Azizah, M Akt, M Kom)

NIP : 07801

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen


Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing 1 Pembimbing 2

 

(Harfizar M Kom)
NID  : 15028

 

(Gilang Kartika Hanum, M. Pd)
NID  : 15032

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen
Tahun Akademik 2017/2018


Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji

Penguji I

Penguji II

 

 

(                                 )
NID :

 

 

(                                 )
NID :

 

 

(                                 )
NID :

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203
Jenjang Studi : Strata 1
Jurusan : Sistem Informasi
Konsentrasi : Sistem Informasi Manajemen

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 

(Muhamad Afiffudin)
NIM  : 1511490203
)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

 

ABSTRAKSI
PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah perusahaan global yang bergerak di bidang makanan dan minuman . Dalam perusahaan ini terdapat Departemen yang bernama Department production yang pada salah satu proses bisnisnya saat ini masih menggunakan Microsoft Excel, dalam pencatatan penggunaan, pembuatan laporan data sundry material pada Store sundry material department production. Cara tersebut dinilai memiliki banyak kelemahan pada aspek ketepatan, kecepatan dan keamanan proses data. Untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan tersebut, maka perlu dirancang suatu sistem yang terintegrasi dengan intranet perusahaan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini dalam hal pengumpulan data yang dibutuhkan, yaitu menggunakan metode observasi, wawancara dan studi pustaka; untuk menganalisa sistem yang berjalan menggunakan metode analisa SWOT; untuk metode perancangan menggunakan Unified Modeling Language (UML); dan untuk perancangan sistem dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang bernama system sundry material ini dapat memudahkan User melakukan monitoring penggunaan data sundry material yang berjalan pada perusahaan.
Kata kunci : proses bisnis, monitoring, penggunaan data sundry material.


ABSTRACTION
PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang is a global food and beverage company. In this company there is a Department called Department production which in one of its business process is still using Microsoft Excel, in recording the use, making sundry material data report at Store sundry material department production. This way is considered to have many weaknesses in aspects of accuracy, speed and security of data processes. To overcome these weaknesses and shortcomings, it is necessary to design a system that is integrated with the company intranet. The method used in this study in terms of data collection required, namely using methods of observation, interview and literature study; to analyze the running system using SWOT analysis method; for design methods using Unified Modeling Language (UML); and for system design is made using PHP programming language and MySQL database. The results showed that the system called sundry material system can facilitate users to monitor the use of data sundry material that runs on the company.
Keywords: business process, monitoring, data usage sundry material.

 

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Store Sundry Material department production Pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang”.
Tujuan pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan sumber literature Review yang mendukung penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak <a href="http://widuri.raharja.info/index.php/Sugeng_Santoso" title="Sugeng Santoso">Sugeng Santoso</a>, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Ibu <a href="http://widuri.raharja.info/index.php/Nur_Azizah" title="Nur Azizah">Nur Azizah</a>, M.Akt, M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  4. Bapak Harfizar, M.Kom, selaku Dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Ibu Gilang Kartika Hanum, M.Pd, selaku Dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama menjalani perkuliahan di Perguruan Tinggi Raharja dan ilmu tersebut dapat diimplementasikan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  7. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan moral, materi, semangat maupun doa untuk keberhasilan dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  8. Bapak Wahyu Yulianto selaku Stakeholder yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan untuk kemajuan project penulis.
  9. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain.
  10. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.

 

Tangerang, Januari 2018

 

(Muhamad Afiffudin)
NIM : 1511490203

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A

  1. Kartu bimbingan dengan Pembimbing  I Skripsi ✔
  2. Kartu bimbingan dengan Pembimbing  II Skripsi ✔
  3. Validasi Skripsi
  4. Validasi Sidang Akademik
  5. Formulir Permohonan Usulan Penelitian Skripsi✔
  6. Formulir Persetujuan dan Penugasan Pembimbing ✔
  7. Formulir Permohonan Pergantian Judul Skripsi✔
  8. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Bimbingan Skripsi✔
  9. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Validasi Skripsi✔
  10. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Sidang ✔
  11. Fotocopy Kwitansi Raharja Career✔
  12. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Wisuda
  13. Kartu Study Tetap (KSTF) ✔
  14. Daftar Mata Kuliah yang Belum Diambil✔
  15. Daftar Nilai✔
  16. Formulir Seminar Proposal Skripsi
  17. Formulir Pertemuan Stake Holder
  18. Kurikulum Mata Kuliah✔
  19. Sertifikat TOEFL✔
  20. Sertifikat PROSPEK✔
  21. Sertifikat Raharja Career 2018✔
  22. Sertifikat IT Internasional
  23. International Sertifikat “Secret of Mastering Information & Tchnology with Mozila Firefox”
  24. Sertifikat-sertifikat  IT Nasional
  25. Seminar Nasional Informatic Connected “peran dan pengaruh teknologi informasi dalam masyarakat kekinian”
  26. Seminar Nasional “Micropyton with Esp8266 for internet of thing application.
  27. Seminar Nasional “Big Data & IoT For Future Technologies”
  28. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Ekonomi Kreatif”
  29. Seminar Program Studi Sistem Informasi “ Pengembangan Smart City Dalam Membangun Smart Citizen”
  30. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Sosial Budaya”
  31. Seminar Nasional “Android Fundamental Concept”
  32. Seminar Nasional “Building an Application Framework”
  33. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Tata Kelola Kota”
  34. Seminar Nasional “Enhancing Application with Powerfull Features And Adding Polish And Publishing to Application”
  35. Surat Penerbitan Dokumen
  36. Curriculum Vitae (CV)
  37. Surat Pengantar Observasi Skripsi

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN


1. Latar Belakang

Di zaman globalisasi ini, teknologi komputer berkembang sangat pesat membuat segala kegiatan menjadi semakin mudah untuk dilakukan, terutama didalam proses bisnis. Untuk menunjang proses bisnis yang ada, diperlukan teknologi yang dapat memberikan informasi yang baik. Dengan adanya sistem informasi yang baik maka akan memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai hal yang berhubungan dengan perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan departemen produksi merupakan peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan dalam proses bisnis perusahaan. Dan yang bertanggung jawab secara langsung terhadap proses produksi atau proses pembuatan produk, jasa yang akan dijual ke konsumen. Oleh sebab itu banyak perusahaan yang menjaga agar proses bisnis nya berjalan dalam jangka panjang dan berkesinambungan.

PT. NESTLE INDONESIA CIKUPA TANGERANG bergerak di bidang produk makanan dan minuman, yang saat ini belum mempunyai sebuah sistem Monitoring store sundry material department production yang dapat menunjang kelancaran proses produksi secara efektif. Dalam kelancaran proses produksi Seringkali administrator pada bagian departemen produksi store sundry material mengalami kesulitan dalam membuat laporan input dan output store sundry material sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengontrol keluar masuk nya sundry material untuk menunjang dalam kelancaran proses produksi. Keadaan ini membuat administrator kehilangan banyak waktu yang tersita dalam memilih sundry material.

Pada dasarnya sebuah perusahaan ingin membuat setiap langkah menjadi semakin mudah, cepat dan efektif. Dari pertimbangan diatas penulis tertarik membuat sebuah sistem monitoring sundry material dengan menggunakan metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membantu administrator store sundry material department production perusahaan tanpa dalam mengambil keputusan, tanpa perlu kehilangan banyak waktu dalam proses monitoring sundry material dengan tepat, akurat dan efektif. Sejalan dengan permasalahan yang ada, maka penulis mengambil judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA PT. NESTLE INDONESIA CIKUPA TANGERANG”.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis menuliskan beberapa permasalahan sebagai berikut;

  1. Bagaimana mengontrol permintaan store sundry material sehingga kurang efektif dalam administrasi pengambilan barang, pembuatan laporan dan order barang pada store sundry material department production di PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang?
  2. Bagaimana merancang aplikasi sistem informasi monitoring store sundry material department production dengan berbasis web yang dapat diakses oleh banyak admin dengan tingkat akses yang berbeda-beda pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang?
  3. Bagaimana proses yang optimal dan akurat dalam hal peng-input-an, pengolahan data store sundry material department production dan juga laporan yang sesuai dengan data-data yang ada?

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini adalah untuk mempermudah penulisan skripsi agar lebih terarah, dan berjalan dengan baik, maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada sistem ini yaitu;

  1. Penelitian dilakukan di PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang pada department production store sundry material.
  2. Sistem yang dibuat hanya pada proses Monitoring Store Sundry Material Department Production Pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.
  3. Metode pengujian yang digunakan pada metode penelitian skripsi ini menggunakan Black box testing.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat diperoleh adalah:

  1. Untuk mengatasi permasalahan yang ada pada Store Sundry Material Department Production pada perusahaan yang sedang berjalan saat ini.
  2. Untuk merancang aplikasi sistem berbasis Web Monitoring Store Sundry Material Department Production yang berfungsi untuk Input, Output, pembuatan laporan dan membuat media penyimpanan data atau databases.


1.3 Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

  1. Manfaat untuk peneliti
    • a. Memberikan pengalaman kepada peneliti untuk menerapkan pengetahuan yang telah diterima pada
          kegiatan nyata.
    • b.Memberikan wawasan yang luas yang umumnya mahasiswa terima selama perkuliahan serta dapat
          menerapkan teori dengan baik.
  2. Manfaat untuk Perguruan Tinggi
    • a. Sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian terutama mengenai sistem pembuat data pada
          Perguruan Tinggi Raharja.
    • b. Sebagai media informasi untuk Perguruan Tinggi Raharja dalam menjadi wadah kreatifitas
          mahasiswa.
  3. Manfaat untuk PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang
    • a. Memberikan solusi dengan mengatasi kendala dari permasalahan pengambilan barang, pembuatan
         laporan transaksi dan order stok barang pada sistem yang berjalan agar memudahkan dalam monitoring
         sundry material department production
      pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

    Suatu metode untuk mendapatkan data dengan jalan pengamatan secara langsung ke lokasi sumber data dengan cara mengumpulkan data, informasi dan mempelajari catatan serta dokumen yang ada dan penulis melakukan observasi langsung dengan staff administrator bagian store sundry material department production Pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang yang beralamat di Jalan Raya Serang, Km.12, Bitung, Cikupa Tangerang Kabupaten, Banten 15710.

  2. Metode Wawancara

    Metode ini dengan cara wawancara serta tanya jawab pada stakeholder PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.

  3. Metode Studi Pustaka

    Metode untuk mendapatkan informasi dari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian.

1.4.2 Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem

    Dalam metode analisa penyusunan Skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa metode analisa, diantaranya adalah sebagai berikut:

    A. SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats).

    Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Dalam pengembangan koperasi yang dikhususkan pada pengembangan strategi manajemen koperasi itu sendiri. SWOT merupakan perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan external yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

    Setelah peneliti menganalisa dengan metode tersebut, peneliti juga melakukan analisa terhadap prosedur sistem berjalan dan menggambarkannya menggunakan diagram UML yang terdiri dari: Usecase diagram, Activity diagram, Sequence diagram, dan Class Diagram. Selanjutnya peneliti membuat elisitasi yang terdiri dari: Elisitasi tahap 1, Elisitasi tahap 2, Elisitasi tahap 3, dan Final draft elisitasi.

1.4.3 Metode Perancangan

Pada Metode Perancangan ini peneliti akan menggambarkan sistem menggunakan UML (Unified Modelling Language) berdasarkan hasil analisis yang ada sehingga menghasilkan model baru yang diusulkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tahapan diagram UML (Unified Modelling Language) diantaranya:

  1. Use Case Diagram, adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam satu sistem.
  2. Activity Diagram, menggambarkan rangkaian aliran dari aktifitas,digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunnakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi.
  3. Sequence Diagram, menggambarkan kolaborasi dinamis anatara sejumlah objek dan untuk menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu pada eksekusi sistem.
  4. Class Diagram, menggambarkan struktur dan deskripsi class dan objek beserta hubungan antara lain pewarisan, asosiasi dan lain-lain.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tool yang berupa software diantaranya:

  1. Visual Paradigm, adalah software yang akan digunakan untuk membuat design dan membuat suatu model diagram.
  2. Visual Paradigm, adalah software yang akan digunakan untuk membuat design dan membuat suatu model diagram.
  3. MySQL, adalah database yang akan digunakan.
  4. Sublime Text 3, adalah software yang digunakan untuk membuat design web.

1.4.4 Metode Prototype

Hasil dari proses analisa yang di lakukan menjadi beberapa usulan aplikasi sistem informasi yang tepat kemudian akan dikembangkan kedalam bentuk prototype.

1.4.5 Metode Testing

Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti menggunakan Black Box Testing karena dapat menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja, inisialisasi dan kesalahan terminasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar mendapatkan pemahaman tentang penulisan Laporan Skripsi ini, penulis mengelompokkan beberapa materi dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I     PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II     LANDASAN TEORI

Berisi tentang definisi ilmu yang diambil dari buku yang berkaitan dengan penyusunan penelitian skripsi serta membahas mengenai teori-teori antara lain, Teori Umum, Teori Khusus, dan Literature Review.

BAB III     ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Berisi tentang gambaran umum perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah serta user requirement yang terdiri dari elisitasi tahap 1,2,3 dan final.

BAB IV     RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisi tentang perancangan sistem baru yang lebih sistematis dan akan dijelaskan dalam bentuk usulan prosedur baru yaitu menggunakan UML (Unifield Modeling Language), rancangan basis data, Prototype dan rancangan tampilan sistem yang diusulkan sampai dengan implementasi program.

BAB V     PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saransaran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi studi pustaka yang digunakan sebagai referensi untuk menyusun laporan skripsi.

LAMPIRAN

Lampiran ini merupakan daftar yang memuat keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.



BAB II

LANDASAN TEORI


2.1 TEORI UMUM

2.1.1 Konsep Dasar Sistem

2.1.1.1 Definisi Sistem

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, diantaranya:

Azhar Susanto (2013:22) [1] mengatakan dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, “ Sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik pisik ataupun non pisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.

Suprihadi dalam Jurnal CCIT (2013:310) ) [2] menjelaskan, “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.”

Kadir (2014:61) [3] menginformasikan, “Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.

Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa “sistem adalah seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya dengan tujuan yang sama.”

2.1.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:47)[1] terdapat 8 (delapan) karakteristik sistem:

1. Tujuan Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:47) [1] terdapat 8 (delapan) karakteristik sistem:“Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem”. Agar target tersebut bisa tercapai, maka target tersebut harus diketahui terlebih dahulu kriterianya. Kriteria dapat juga digunakan sebagai tolok ukur dalam menilai keberhasilan suatu sistem dan menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian. Jadi, kriteria suatu tujuan itu mutlak adanya.

2. Batas Sistem

“Batas sistem merupakan garis abstraksi yang memisahkan antara sistem dan lingkungan”. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut. Batas sistem yang mampu dibayangkan oleh seseorang akan sangat berbeda dengan batas sistem yang sebenarnya dalam dunia nyata. Batas sistem akan memberikan konsekuensi yang kurang baik seandainya dipaksakan untuk sama bagi setiap orang, sebab selain akan menghambat kreativitas pelaku sistem juga akan memperlambat evolusi dari sistem tersebut.

3. Sub Sistem

“Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem, subsistem ini bisa fisik atau pun abstrak”. Subsistem istilah yang digunakan untuk menunjukkan bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan memengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem.

4. Hubungan dan Hirarki Sistem

“Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antar subsistem dengan subsistem lainnya yang setingkat atau antara subsistem dengan sistem yang lebih besar”.

Ada dua macam hubungan sistem, yaitu:

  1. Hubungan horizontal. Hubungan yang menggambarkan hubungan antara subsistem dengan subsistem lain yang setingkat.
  2. Hubungan vertikal. Dalam kebanyakan hal, hubungan sistem ini sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu sistem karena dalam suatu sistem menentukan bagaimana tujuan sistem dapat dicapai kalau bagian-bagian sistem yang ada di dalamnya tidak bisa berhubungan baik atau bekerja sama.

5. Masukan Sistem (Input)

Input merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam suatu sistem. Input dapat berupa energi, manusia, data, modal, bahan baku, layanan, dan lainnya. Input merupakan pemicu bagi sistem untuk melakukan proses yang diperlukan”.

a. Input dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu:

  1. Serial input, merupakan input yang diperoleh sebagai hasil atau output sistem sebelumnya.
  2. Probable input, merupakan potensial input yang dapat digunakan oleh suatu sistem. Suatu sistem harus dapat menentukan input mana yang sesuai untuk menghasilkan output yang diharapkan.
  3. Feedback input, merupakan bagian output dari sistem yang sama yang digunakan sebagai kontrol.

b. Feedback input ini dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Negatif feedback input digunakan sebagai alat kontrol untuk memperkecil. Negatif feedback input ini terus berlangsung sampai terjadi titik keseimbangan di mana antara output yang diharapkan dan realisasi terjadi kesesuaian dengan tingkat penyimpangan yang dapat diterima.
  2. Positif feedback input digunakan sebagai alat kontrol untuk meningkatkan. Positif feedback input ini terus berlangsung sampai terjadi titik keseimbangan di mana antara yang diharapkan dan realisasi terjadi kesesuaian dengan tingkat toleransi penyimpangan yang dapat diterima

6. Pengolah Sistem (Process)

“Proses merupakan perubahan dari input menjadi output”. Proses ini mungkin dilakukan oleh mesin, orang, atau komputer. Kombinasi input serta urutan yang berbeda untuk menghasilkan output yang bermacam-macam menjadikan proses itu sangat kompleks. Proses mungkin berupa perakitan yang menghasilkan satu macam output dari berbagai macam input yang disusun berdasarkan aturan tertentu.

7. Keluaran Sistem (Output)

Output merupakan hasil dari suatu proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem”. Output seperti halnya input mungkin berbentuk produk, servis, informasi dalam bentuk print out komputer atau energi seperti output dari dinamo. Berdasarkan penggunaannya suatu output diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Output yang langsung diberikan ke konsumen untuk dikonsumsi atau untuk diproses lebih
    lanjut.

b. Output suatu sistem yang dikonsumsi oleh subsistem yang lain dalam sistem yang sama
    dalam suatu siklus produksi.

c. Output yang merupakan dari bagian output secara keseluruhan yang dapat dikonsumsi oleh
    sistem lain atau oleh sistem yang bersangkutan, tetapi menjadi tidak berguna kalau
   dibuang ke lingkungan.

8. Lingkungan Sistem

“lingkungan sistem adalah faktor-faktor di luar sistem yang memengaruhi sistem. ingkungan sistem ada 2 macam, yaitu:

a. Lingkungan exsternal, yaitu lingkungan yang berada di luar sistem.

b. Lingkungan internal, yaitu lingkungan yang berada di dalam sistem.

Baik lingkungan internal maupun exsternal memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap sistem, sebaliknya suatu sistem sedikit sekali memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan.

2.1.1.3 Klasifikasi Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:52)[1], sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandangan, diantaranya yaitu:


  1.    Sudut Pandang Lingkungan

    a. Sistem Terbuka Sistem terbuka bila aktifitas di dalam sistem tersebut dipengaruhi oleh
        lingkungannya.

    b. Sistem Tertutup Sistem tertutup bila aktivitas di dalam sistem tersebut tidak terpengaruh oleh
        perubahan yang terjadi di lingkungannya..

  2.    Sudut Pandang Asal Pembuatannya

    a. Sistem Buatan Manusia : Sistem buatan manusia yaitu sistem yang dirancang oleh manusia.

    b. Sistem Alamiah : Sistem alamiah yaitu sistem yang terjadi melalui proses alam, seperti sistem
        matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi, dll.

  3.    Sudut Pandang Keberadaannya

    a. Sistem Berjalan : Sistem berjalan adalah sistem yang saat ini digunakan.

    b. Sistem Konseptual : Sistem konseptual adalah sistem yang menjadi harapan atau masih di atas
        kertas.

    Bila kita merancang suatu sistem dan sistem tersebut belum diterapkan, maka sistem tersebut hanyalah merupakan angan-angan yang mungkin secara akal sehat (konsep) penyusunannya sistem itu sudah benar, dibuat berdasarkan kebutuhan dan situasi kondisi yang ada. Suatu sistem konseptual akan dapat diterima oleh pemakai sistem sehingga pemakai sistem tersebut menggunakannya untuk menunjang operasi sehari-hari, maka sistem tersebut berubah menjadi sistem berjalan.

  4.    Sudut Pandang Kesulitan

    a. Sistem Sederhana : Sistem sederhana adalah sistem yang memiliki sedikit tingkatan dan
        subsistem atau komponen serta hubungan antara mereka sangat sederhana.

    b. Sistem Komplek : Sistem komplek adalah sistem yang memiliki banyak tingkatan dan
        subsistem atau komponen yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda.

  5.    Sudut Pandang Output / Kinerjanya

    a. Sistem yang Dapat Dipastikan : Dapat dipastikan artinya dapat ditentukan pada saat sistem
        akan dan sedang dibuat

    b. Sistem yang Tidak Dapat Dipastikan : Tidak dapat dipastikan artinya tidak dapat ditentukan
        dari awal, tergantung kepada situasi yang dihadapi.

  6.    Sudut Pandang Waktu Keberadaannya

    a. Sistem Sementara : Sementara artinya sistem hanya digunakan untuk periode waktu tertentu.

    b. Sistem Selamanya : Selamanya artinya sistem digunakan selama-lamanya untuk waktu yang
        tidak ditentukan.

  7.    Sudut Pandang Wujudnya

    a. Sistem Ada secara Fisik. : Ada secara fisik artinya di sini dapat diraba, seperti sistem
        komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dll.

    b. Sistem Abstrak. : Abstrak artinya di sini tidak dapat diraba

  8.    Sudut Pandang Tingkatannya

    a. Sistem : Sistem merupakan komponen dari sistem yang lebih besar

    b. Subsistem : Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dari sebuah sistem.

    c. Supersistem : Supersistem adalah sistem yang lebih besar dan sangat komplek. Supersistem
        mengacu kepada sistem apa pun yang memiliki sistem-sistem yang lebih kecil.

  9.    Sudut Pandang Fleksibilitas

    a. Sistem Dapat Beradaptasi : Dapat beradaptasi artinya bisa menyesuaikan diri terhadap setiap
        pengaruh yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya

    b. Sistem Tidak Dapat Beradaptasi : Tidak dapat beradaptasi artinya tidak dapat menyesuaikan
        diri terhadap perubahan lingkungan.

2.1.1.4 Analisa Sistem

Berikut adalah pengertian Analisa sistem dari beberapa ahli, yaitu:

Taufiq (2013:153) [5]manyatakan bahwa, “Analisa sistem adalah pembelajaran sebuah sistem dan komponen-komponen sebagai prasyarat sistem desain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang baru diperbaiki”.

Sedangkan Yakub (2012:142) [6]berpendapat, “Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (bussines user), proses bisnis (bussines process), ketentuan atau aturan (bussines rule), masalah dan mencari solusinya (problem and bussines solution), dan rencana-rencana perusahaan (bussines plan).”

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa analisa sistem adalah suatu tahapan penelitian pada sistem yang berjalan dan merupakan proses penguraian sistem yang digunakan yang bertujuan memudahkan dan menjalankan tahap selanjutnya untuk mengidentifikasi setiap permasalahan yang ada.

2.1.2 Konsep Dasar Data dan Informasi

2.1.2.1 Definisi Data

Berikut adalah beberapa definisi data menurut beberapa ahli di antaranya:

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 (2013:310)[1], “Data adalah sekumpulan keterangan atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah”.

Menurut Gordon B. Davis dalam buku Konsep Sistem Informasi (2014:8)[3], “Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukkan jumlah jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya”.

Menurut Mia Andini dkk dalam Jurnal Sains dan Informatika Vol. 1 No. 2 (2015:48)[4], “Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat”.

2.1.2.2 Definisi Informasi

Berikut adalah beberapa definisi informasi menurut beberapa ahli di antaranya:

McLeod (2013:8) [10] mengatakan, “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan data yang diolah menjado bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya.”

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 (2013:310)[1], “Informasi dalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

Menurut Gordon B. Davis dalam buku Konsep Sistem Informasi (2014:9)[3], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang”.


2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.3.1 Definisi Sistem Informasi

Taufiq (2013:17) [5]mengatakan, “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang dibutuhkan”.

Menurut Rahmat dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:14), “Sistem informasi merupakan kegiatan atau aktifitas yang melibatkan serangkaian proses, berisi informasi-informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan”.

2.1.3.2 Komponen Sistem Informasi

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], komponen sistem terdiri dari 6 (enam) blok bangunan, yaitu:

  1.    Blok Masukan (Input Block)

    Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  2.    Blok Model (Model Block)

    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  3.    Blok Keluaran (Output Block)

    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4.    Blok Teknologi (Technology Block)

    Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

    Blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).

  5.    Blok Basis Data (Database Block)

    Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  6.    Blok Kendali (Controls Block)

    Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperature tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.


2.1.4 Konsep Dasar Perancangan Sistem

2.1.4.1 Definisi Perancangan Sistem

Menurut Sugianto dalam Zohrahayati (2013:28)[16], ”Perancangan Sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan peran suatu sistem informasi berbasis komputer”.

Alison McKay dkk [15]dalam International journal of computer integrated manufacturing (2016:237-250) mengatakan, “Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new products to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through-life support of such products. The emerging discipline of engineering design informatics brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems”.

Sedangkan Yoori Koo dalam International journal of Design (2016:49-65) [14] berpendapat bahwa, “Designers can be part of the development of a socially responsible business system by providing a sustainable perspective and way to understand production and consumption of products and services. Design’s response to social responsibility, in parallel with business’s response, has reflected the great activist movements. Indeed, it has been a recurring theme; with designers addressing issues relating to social responsibility. As it became recognised that designers can directly and indirectly influence the environmental and social performance of products and service as well as the way in which new processes,servicesand products are delivered”.

2.1.4.2 Tahapan Perancangan Sistem

Menurut McLeod dalam jurnal Telematika Vol. 8 No. 2 (2015:70)[6], Perancangan sistem merupakan sebuah penentuan proses data yang diperlukan oleh sistem baru, dan tahap-tahap dalam merancang sistem, meliputi:

  1.    Menyiapkan perancangan sistem secara rinci.

    Analisis bekerjasama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru menggunakan peralatan tertentu.

  2.    Mengindentifikasi alternatif konfigurasi sistem.

    Anaisis harus mengindetifikasi konfigurasi peralatan komputer yang memberi hasil sesuai dengan yang diperlukan untuk menyelesaikan proses.

  3.    Mengevaluasi alternatif konfigurasi sistem.

    Analisis bekerjasama dengan manager untuk mengevaluasi alternatife.

  4. Memilih konfigurasi terbaik.
  5. Menyiapkan usulan implementasi.
  6. Menyiapkan usulan penerapan yang member ringkasan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan dari dokumentasi perancangan.
  7. Menyetujui dan menolak penerapan sistem.

2.1.4.3 Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228) [13], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

2.2.7 Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

2.2.7.1 Definisi UML (Unified Modelling Language)

Berikut adalah beberapa definisi UML (Unified Modelling Language) menurut beberapa ahli di antaranya:

Menurut Yusuf dkk. dalam jurnal CCIT Vol.8 No.2 (2015:29)[25], “UML (Unified Modelling Language) adalah himpunan struktur dan teknik untuk permodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan seperangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut”.

According to Fergus. U. Onu & Chinelo. V. Umeakuka In International Journal of Computer Applications Technology and Research Vol: 5 Issue: 8 (2016:506)[26], “A UML is a standard modeling Language to model thereal world in the fieldof software engineering. A UML diagramis a partial graphical view of a model of a system under design, implementation, or already in existence. UML diagram is made up of graphical elements, UML nodes connected with edges (flows) that represent elements system model. The UML model of the system might also contain other documentation such as use cases written as texts”.

Menurut Yasin dalam Jurnal Paradigma Vol. XV1 No. 2 (2014:34)[27], “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem”.

According to Sparx S In International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering Vol. 4 Issue. 2 (2014:148)[28], “The UML is a visual modeling language and used for visualize, specify, construct and document the artifacts of a software system”.

2.2.7.2 Diagram-Diagram UML (Unified Modelling Language)</i>

Menurut Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:140)[28], Berikut ini adalah diagram UML, yaitu :

  1.    Use Case Diagram

    Use Case Diagram secara grafis menggambarkan, interaksi secara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu.

  2.    Class Diagram

    Menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini menunjukkan class diagram yang menyusun sistem dan hubungan antara class object tersebut.

  3.    Sequence Diagram

    Secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu sama lain, melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi.

  4.    State Chart Diagram

    Digunakan untuk memodelkan behaviour object khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek dari satu state ke state yang lain.

  5.    Activity Diagram

    Secara grafis untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan aksi (action) yg dilakukan saat operasi di eksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Konsep Dasar Monitoring

2.2.1.1 Definisi Monitoring

Menurut Humas Setkab RI dari (2015:1) [15], definesi Monitoring adalah sebagai berikut :

  1. Monitoring adalah aktifitas yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang sedang dilaksanakan.
  2. Monitoring dilakukan ketika sebuah kebijakan sedang diimplementasikan.
  3. Monitoring diperlukan agar kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan, sehingga mengurangi risiko yang lebih besar.

Sedangkan menurut Kimweli dalam International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences (2014:12) [16], “Monitoring is a continuous function that uses the systematic collection of data on specified indicators to provide management and the main stakeholders of an ongoing development intervention with indications of the extent of progress and achievement of objectives and progress in the use of allocated funds”.

Pada umumnya, monitoring digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan. Monitoring ditinjau dari hubungan terhadap manajemen kinerja adalah proses terintegrasi untuk memastikan bahwa proses berjalan sesuai rencana (on the track). Pada pelaksanaannya, monitoring dilakukan ketika suatu proses sedang berlangsung

2.2.1.2 Karakteristik Monitoring

Adapun karakteristik Monitoring adalah sebagai berikut :

  1. Monitoring yang baik dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan instansi terkait dan fokus pada perkembangan pencapaian tujuan.
  2. Melihat perkembangan program dan kerjasama tim dalam memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengambil keputusan dan kebijakan, pembelajaran dan sebagai bahan evaluasi.
  3. Monitoring yang baik tergantung pada kualitas perencanaan.
  4. Monitoring yang baik menuntut kunjungan secara berkala didukung dengan analisis perkembangan dan laporan.

2.2.1.3 Tujuan Monitoring

Adapun tujuan monitoring adalah sebagai berikut:

  1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana.
  2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi.
  3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek.

2.2.1.4 Manfaat Monitoring

  1. Bagi pihak Penanggung Jawab Program:

    a. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi.

    b. Sebagai bentuk pertanggung jawaban (akuntabilitas) kinerja

    c. Untuk meyakinkan pihak‐pihak yang berkepentingan

  2. Bagi pihak Pengelola Proyek, yaitu :

    a. Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat

    b. Mengetahui kekurangan‐kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang sudah
        baik.

    c. Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi proyek.

2.2.2 Konsep Dasar Store

2.2.2.1 Definisi Store

2.2.3Konsep Dasar Database

2.2.3.1 Definisi Database

Berikut adalah beberapa definisi database menurut beberapa ahli di antaranya:

Ladjamudin (2013:129) berpendapat bahwa[21], “Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat besar) yang tersimpan dalam magnetic disk, oftical disk, magnetic drum, atau media penyimpanan sekunder lainya.

Menurut Abdul kadir dalam Jurnal Speed (Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi) Vol. 5 No. 1 (2013:55)[12], “Database sering didefinisikan sebagai kumpulan data yang terkait. Secara teknis, yang berada dalam sebuah database adalah sekumpulan tabel atau objek lain (indeks, view, dan lain-lain). Tujuan utama pembuatan database adalah untuk memudahkan dalam mengakses data”.

Budi. R berargumen dalam Jurnal CCIT Vol. 9 No. 1 (2015:54)[13], “Database (basis data) adalah, kumpulan data yang terintegrasi dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan dicari secara cepat”.

2.2.3.2 Pengguna Database

Berdasarkan cara berinteraksi dengan sistem, pengguna basis data dibedakan sebagai berikut (Anhar, 2016:20) [22].

  1. Database Administrator adalah orang yang mendefinisikan basis data, mengatur hak-hak akses, melakukan perawatan dan koreksi terhadap basis data.
  2. Programmer Aplikasi adalah pengguna yang berinteraksi dengan basis data, dengan membuat antarmuka yang digunakan untuk manipulasi basis data.
  3. Sophisticated User. Pengguna yang ahli, maksudnya adalah pengguna yang mengakses langsung ke mesin basis data menggunakan bahasa non-prosedural.
  4. Specialized User. Pengguna yang mempunyai keahlian dibidang tertentu, maksudnya adalah penggguna ini memakai basis data untuk membangun program aplikasi sesuai bidang keahliannya.
  5. Naveuser. Pengguna yang memiliki pengetahuan komputasi dan basis data secara terbatas. Pengguna ini berinteraksi dengan basis data melalui program aplikasi yang sudah disediakan.

2.2.3.3 Manfaat Database

Manfaat pengguna database bisa disimpulkan sebagai berikut :

  1. Keakuratan (accurancy), dengan menggunakan database keakuratan dari informasi yang didapat jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan manual atau tanpa basis data.
  2. Kerangkapan data (redudans), bisa dikurangi, basis data yang dirancang sudah didesain seminimal mungkin terjadinya reudansi daya.
  3. Kecepatan (speed), kecepatan pemrosesan (simpan, ubah, hapus, tampil).
  4. Standarisasi Data, standarisasi table yang ada didalam database bisa diterapkan untuk memudahkan pengembangan database yang sudah ada.
  5. Efisiensi Ruang Penyimpanan (space), ruang yang dibutuhkan untuk melakukan penyimpanan jauh lebih efisien, karena seluruh berkas yang ada dikemas dan disimpan dalam komputer.
  6. Keamanan (security), untuk memberikan keamanan yang maksimal, programmer bisa mendesain sistem keamanan dan menentukan siapa saja penggunanya.
  7. Kebersamaan Pemakai (sharebility), dengan berbasis computer dan jaringan maka database bisa digunakan secara bersama-sama sesuai hak akses dalam waktu yang bersamaan.
  8. Perbedaan kebutuhan dapat diseimbangkan, setiap pengguna pasti membutuhkan data atau informasi yang berbeda dan itu bisa diatur agar database tidak terlalu berat waktu diakses oleh banyak pengguna.

2.2.3.4 Istilah-istilah dalam Database

Adapun istilah-istilah yang ada didalam database, yaitu:

  1. Table

    Table adalah suatu kumpulan data dalam record-record yang disatukan.

  2. Field

    Field adalah jenis atau tipe data dari suatu item data beserta batasan nilainya.

  3. Record

    Record adalah kumpulan field-field yang disatukan dalam satu baris.

Untuk dapat mengelola data didalam database diperlukan bahasa yang dimengerti oleh pengguna dan database yang dikelola. SQL (Structure Query Language) merupakan bahasa yang telah distandarisasi dan digunakan dalam pengolahan semua database yang ada. Di dalam SQL terdapat 3 (tiga) sub bahasa, yaitu :

  1. DDL (Data Definition Language), yang digunakan untuk membangun objek-objek dalam database seperti table dan index.
  2. DML (Data Manipulation Language), yang digunakan untuk menambah, mencari, mengubah, dan menghapus baris dan table.
  3. DLC (Data Control Language), yang digunakan untuk menangani masalah security dalam database. Ketiga sub bahasa ini dapat diakses setelah database dipanggil.

2.2.9 Konsep Dasar Web

2.2.9.1 Definisi Web

Andika dan Dewanto jurnal informatika Vol.2 No.2 (2013:62) [30] mengatakan, “WEB (World Wide Web) adalah sistem yang saling terkait menggunakan dokumen Hypertext yang diakses melalui jaringan internet. Sebuah halaman web yang berisi teks, gambar, video, dan file multimedia lainnya hanya dapat diakses menggunakan web”.

Sidik dan Husni (2012:1) [31] menginformasikan, “WEB adalah ruang informasi dalam internet, dengan menggunakan teknologi hyperteks, pemakai dituntun utnutk menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam dokumen web yang ditampilkan dalam browser web”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan, “Web adalah sistem yang terhubung langsung dengan jaringan internet yang berguna untuk memberikan informasi seperti teks, gambar, video, dan file multimedia lainnya.

2.2.10 Konsep Dasar PHP (Hypertext Preprocessor)

2.2.10.1 Definisi PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Warsito dalam Jurnal CCIT (2014:27) [21], “PHP adalah bahasa pemrograman untuk dijalankan melalui halaman web, umumnya digunakan untuk mengolah informasi di internet.”

2.2.10.2 Ciri – Ciri Bahasa Pemograman PHP</i>

Kode PHP mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu :

  1. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server misalnya: Apache.
  2. Kode PHP dapat diletakan dan dijalankan di web server.
  3. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti:MYSQL, PostgreSQL, Oracle, dan lain-lain.
  4. Merupakan software yang bersifat open source


2.2.11 Konsep Dasar XAMPP

2.2.11.1 Definisi Xampp

Menurut Walia dalam International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC) (2014:26) [22], “XAMPP stands for Cross-Platform (X), Apache (A), MySQL (M), PHP (P) and Perl (P). It is a simple, lightweight Apache distribution that makes it extremely easy for developers to create a local web server for testing purposes.”

2.2.11.2 Komponen- Komponen XAMPP

Bagian-bagian penting dalam XAMPP diantaranya adalah :

  1. htdocs adalah folder di mana Anda meletakkan file yang akan dijalankan, seperti file PHP, HTML dan script lainnya.
  2. PHPMyAdmin adalah bagian untuk mengelola database MySQL yang dikomputer. Untuk membukanya, membuka browser dan ketik alamat http: // localhost / phpMyAdmin, halaman phpMyAdmin akan muncul.
  3. Control Panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP. Seperti stop service (berhenti), atau start (mulai).

2.2.12 Konsep Dasar MySQL

2.2.12.1 Definisi MySQL

Menurut Winarno (2014:101)[25], “MySQL adalah sebuah software database. MySQL merupakan tipe data relasional yang artinya MySQL menyimpan datanya dalam bentuk table-tabel yang saling berhubungan. Keuntungan menyimpan data di database adalah kemudahannya dalam penyimpanan dan menampilkan data karena dalam bentuk tabel.”

2.2.12.2 Kelebihan MYSQL

Database MySQL memiliki beberapa kelebihan disbanding database lain, diantaranya :

  1. MySQL merupakan Database Management System (DBMS).
  2. MySQL sebagai Relation Database Management System (RDBMS) atau disebut dengan database Relational.
  3. MySQL bersifat open source, yang memiliki kemampuan untuk dapat dikembangkan lagi.
  4. MySQL mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu permintaan atau Multi-Threading.
  5. MySQL merupakan database yang mampu menyimpan data berkapasitas sangat besar hingga berukuran GigaByte sekalipun.
  6. MySQL adalah database menggunakan enkripsi password, jadi database ini cukup aman karena memiliki password untuk mengakses nya.

2.2.13 Konsep Dasar Sublime Text 3

2.2.13.1 Definisi Sublime Text 3

Mat Ryer dalam bukunya yg berjudul Go Programming Blueprints (2015:247) [38] menjelaskan, “Sublime Text 3 is an excellent editor for writting Go code that runs on OS X, Linux and Windows, and has an extremely powerful expansion model, which makes iteasy to customize and extend.” Artinya: “Sublime Text 3 adalah editor yang hebat untuk penelitian kode Go yang berjalan di OS X, Linux dan Windows, dan memiliki model ekspansi yang sangat kuat, yang membuatnya mudah disesuaikan dan diperluas.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan Sublime Text 3 adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web.

2.2.14 Konsep Dasar Prototype

2.2.14.1 Definisi Prototype

Menurut Wiyancoko dalam Saefullah (2015:64)[28], “Prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi sebenarnya”.

Faktor keberhasilan model prototype adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pengembang dan calon pengguna harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.

2.2.14.2 Tahapan - Tahapan Prototype

Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam prototype :

  1. Pengumpulan kebutuhan

    Pengembang dan calon pengguna bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

  2. Membangun prototyping

    Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada calon pengguna (misalnya dengan membuat input dan format output).

  3. Evaluasi prototyping

    Evaluasi ini dilakukan oleh calon pengguna untuk mengetahui apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika sudah sesuai maka dapat dilanjutkan pada proses pembuatan sistem. Jika tidak, prototyping harus direvisi.

  4. Mengkodekan sistem

    Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati, diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

  5. Menguji sistem

    Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, maka harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan salah satu metode seperti, White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

  6. Evaluasi Sistem

    Calon pengguna mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.

  7. Menggunakan sistem

    Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

2.2.14.3 Kelebihan Metode Prototype

Menurut Dini (2015:1)[29], “Kelebihan metode prototyping yang paling utama adalah merupakan salah satu jenis metode pengembangan sistem yang sifatnya sangat cepat dan dapat menghemat waktu”. Selain itu metode prototype juga memiliki beberapa kelebihan lainnya, seperti :

  1. Dapat menjalin komunikasi yang baik antar user dan pengembang sistem.
  2. Setiap perbaikan yang dilakukan pada prototype merupakan hasil masukan dari user yang akan menggunakan sistem tersebut, sehingga lebih reliable.
  3. User akan memberikan masukan terhadap sistem sesuai dengan kemauannya.
  4. Menghemat waktu dalam mengembangkan sebuah sistem.
  5. Menghemat biaya, terutama pada bagian analisa, karena hanya mencatat poin-poin penting saja.
  6. Cocok digunakan pada sebuah sistem kecil, yang digunakan pada ruang lingkup tertentu, seperti sistem di dalam sebuah kantor.
  7. Penerapan dari sistem yang menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

2.2.15 Konsep Dasar Analisa SWOT

2.2.15.1 Definisi AnalisaSWOT

Menurut Osita dalam International Journal of Innovative and Applied Research (2014:23)[30], “The SWOT analysis is one of several strategic planning tools that are used by businesses and other organizations to ensure that there is a clear objective defined for the project or venture, and that all factors related to the effort, both positive and negative, are identified and addressed. In order to accomplish this task, the process involves four areas of consideration: Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT). It should be noted that, when identifying and classifying relevant factors, the focus is not just on internal matters, but also external components that could impact the success of the project.”

Secara umum, pengertian Analisa SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

2.2.15.2 Manfaat Analisa SWOT

Menurut Suryatama dalam Bilung (2016:119)[31], beberapa manfaat yang bisa didapat dari analisa SWOT diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai kebijakan strategis terkait rencana dan pelaksanaan di masa anak datang.
  2. Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan sebuah perusahaan.
  3. Memberikan tantangan ide-ide bagi pihak manajemen perusahaan.
  4. Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan.

2.2.15.3 Tujuan Analisa SWOT

Menurut Bilung dalam eJurnal Administrasi Bisnis (2016:119)[31], “Dengan analisis SWOT memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi baik positif maupun negatif dari dalam dan dari luar perusahaan. Peran kunci dari SWOT adalah untuk membantu mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan strategi dan pengambilan keputusan, tujuan yang dapat diterapkan pada hampir semua aspek industri”.


2.2.16 Konsep Dasar Black Box Testing

2.2.16.1 Definisi Black Box Testing

Menurut M. Sidi Mustaqbal dalam Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol. 1 No. 3 (2015:34)[16], “Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”.

Black Box Testing bukanlah solusi alternatif dari White Box Testing tapi lebih merupakan pelengkap untuk menguji hal-hal yang tidak dicakup oleh White Box Testing. Black Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut:

  1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
  2. Kesalahan antarmuka (interface errors).
  3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.
  4. Kesalahan performansi (performance errors).
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Pengujian di desain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana fungsi-fungsi diuji agar dapat dinyatakan valid?
  2. Input seperti apa yang dapat menjadi bahan kasus uji yang baik?
  3. Apakah sistem sensitif pada input-input tertentu?
  4. Bagaimana sekumpulan data dapat diisolasi?
  5. Berapa banyak rata-rata data dan jumlah data yang dapat ditangani sistem?
  6. Efek apa yang dapat membuat kombinasi data ditangani spesifik pada operasi sistem?

2.2.17 Konsep Dasar Elisitasi

2.2.17.1 Definisi Elisitasi

Menurut Shadab Khan dalam International Journal of Information and Computation Technology (2014:134)[35], “Requirements elicitation is one of the first activities that tries to define the project scope and elicit user requirements. This activity relies in communication and cooperation between stakeholders which makes collaboration crucial for the success of this activity, especially in global software development projects with distributed teams and stakeholders.”

2.2.17.2 Tahapan Esilitas

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap 1

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melaui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap 2

    Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

    a. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada
        dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    b. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan
        boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem
        maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    c. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem
        yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap 3

    Elisitasi tahap III, merupakan hasil pernyataan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

    a. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pemakaiannya dan pembuatannya sulit
        serta berbiaya mahal.

    b. Middle (M) :Mampu dikerjakan.

    c. Low (L) : Mudah Dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi

    Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dirancang.

2.2.18 Konsep Dasar Literature Review

2.2.18.1 Definisi Literature Review

Menurut Deviachrista (2013:1)[36], “Literature Review adalah uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti”.

2.2.17.2 Literature Review

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan dan memiliki hubungan searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini, antara lain :

  1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Sirmauli yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Aset Pada Koperasi Karyawan PT. GMF Aeroasia Sejahtera” (2016). Penelitian ini bertujuan untuk memonitor pendataan aset secara akurat dan jelas sesuai antara sumber data dan bukti fisik dilapangan agar tidak adanya penyalah gunaan aset, serta membangun sistem yang mampu menghasilkan laporan informasi aset yang cepat, tepat dan akurat. Ada pun kendala yang dihadapi adalah pencatatan aset yang masih manual menggunakan Ms. Excel yang dinilai tidak efisien karena memerlukan tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode analisa SWOT, PIECES, dan UML sebagai metode perancangannya.
  2. Penelitian Skripsi yang telah dilakukan Sri Murti yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Remainder Monitoring Data PO Pada PT Makmur Abadi Semesta Tangerang” (2016). Permasalahan yang terjadi adalah pada pengolahan data yang bersifat manual yaitu menggunakan Ms. Excel yang dinilai memiliki kelemahan salah satunya pengontrolan tanggal selesai PO, karena setiap PO yang masuk langsung diberikan tanggal selesai, tetapi pada sistem yang berjalan saat ini masih banyak PO yang tidak terselesaikan, sehingga PO tidak closed atau tidak teratur. Hal ini berdampak pada pembuatan laporan perusahaan yang kurang termonitoring dan masih kurang efisien dan efektif. Tujuan dari penelitian Skripsi ini adalah agar dapat merancang sistem yang dapat mengelola data PO agar tepat waktu sehingga memudahkan manajemen dalam pengambilan suatu keputusan.
  3. Penelitian Tugas Akhir yang telah dilakukan oleh Yusuf Hadi yang berjudul “Monitoring Sistem Pengadaan Barang Pada SMPN 13 Kota Tangerang” (2016). Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu sistem input dan output barang yang terintegrasi sehingga membantu dalam pengadaan barang, dan memudahkan dalam hal pencatatan dan pengontrolan pemakaian barang, proses pengolahan, hingga penyimpanan data barang, serta memberikan laporan barang yang cepat dan akurat baik yang masuk maupun yang keluar berbentuk Digital Document (PDF) dengan periode bulanan.
  4. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Muhammad Naufal Assegaf yang berjudul “Rancangan Sistem Informasi Pengadaan Barang Pada PT MSH Niaga Telecom Indonesia Dengan Metodologi Berorientasi Obyek” (2014). Permasalahan yang terjadi adalah kurangnya keamanan data, seperti kehilangan data dan manipulasi data, sering terjadinya kesalahan pencatatan yang menyebabkan masih adanya kerangkapan data, serta pembuatan laporan yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan solusi dari permasalahan pada bagian pengadaan yang ada saat ini, meminimalisir kesalahan dengan memberikan pencatatan yang sesuai dan akurat, memberikan penyimpanan data yang lebih aman, sehingga memudahkan dalam pencarian data, serta memudahkan dalam mengontrol data masukan dan keluaran dalam penyajian informasi tentang pengadaan barang sehingga laporan dapat dilakukan secara cepat dan akurat.
  5. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Agung Wahana dan Asep Ririh Riswaya yang berjudul “Sistem Informasi Pengadaan Barang ATK di PT. Mekar Cipta Indah Menggunakan PHP dan MySQL” (2014). Permasalahan yang terjadi adalah pada penggunaan Microsoft Excel yang digunakan untuk menyimpan data-data barang yang memerlukan waktu yang lama dalam proses pencarian data dan pembuatan laporan, sehingga perlu adanya interface yang dapat mempermudah user dalam mengolah data report dan memperoleh data yang cepat, akurat dan tepat sesuai kegiatannya. Perancangan aplikasi informasi pengadaan barang ATK pada perusahaan kontraktor dan mesin dibuat untuk membantu karyawan perusahaan kontraktor dan mesin untuk melakukan pengadaan barang ATK. Manfaat dari sistem informasi pengadaan barang ATK ini adalah untuk meningkatkan produktivitas pada perusahaan kontraktor dan mesin tersebut.
  6. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Kartina Purwaningsih dan Agus Winarno yang berjudul “Sistem Informasi Pengadaan Barang Pada CV Basuki Semarang” (2013). CV Basuki adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang, perusahaan ini harus mampu mempertimbangkan modal, permintaan konsumen serta ketersediaan barang (stok barang). Permasalahan yang terjadi adalah pada pembuatan laporan pembelian barang masih disusun secara manual dengan mengumpulkan data-data transaksi yang terjadi pada periode tertentu sehingga banyak kesalahan data pada laporan yang dihasilkan, selain itu memerlukan waktu yang cukup lama.



BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM


3.1 SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN

PT. Nestle merupakan produsen makanan dan minuman terkemuka di dunia yang memasok lebih dari 10 juta produk makanan ke pasaran setiap tahunnya. “Good Food, Good Life‟ merupakan slogan Nestlé yang menggambarkan komitmen Nestlé sebagai produsen makanan yang peduli akan kesehatan umat manusia dengan menghasilkan makanan yang sehat, bermutu, aman, berkualitas, bergizi, dan menyenangkan untuk dikonsumsi demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Nestlé didirikan pada tahun 1866 di Vevey, Swiss. Pendirinya adalah Henry Nestlé, seorang ahli gizi berkebangsaan Jerman. Hal yang melatarbelakangi Henry Nestlé adalah banyaknya bayi yang meninggal dunia sebelum usia mereka mencapai satu tahun, hal ini dikarenakan para ibu tidak dapat menyusui sendiri bayinya. Terlebih lagi saat teman Henry Nestlé menghampiri dirinya untuk menyelamatkan bayi prematur. Henry Nestlé kemudian membawa bayi itu kerumahnya dan memberikan makanan berupa paduan dari roti, susu dan gula. Kondisi bayi tersebut pun berangsur pulih dari hari ke hari. Penemuan ini memberikan kabar gembira dan langsung tersebar luas.

Ferine Lactee Nestlé‟ mejadi makanan pendamping ASI sekaligus makanan penambah gizi yang berhasil menekan angka kematian bayi. Sejak saat itu Nestlé menjadi perusahaan produsen makanan yang mendapat kepercayaan dari masyarakat. Henry Nestlé memanfaatkan nama keluarganya 'Nestlé', yang dalam bahasa Jerman Swiss berarti sarang burung kecil (little nest), menjadi logo perusahaannya. Logo tersebut menjadi lambang rasa aman, kasih sayang, kekeluargaan dan pengasuhan.

Henry Nestlé bukan saja melahirkan makanan bayi yang bermutu, namun juga menjadi orang Swiss pertama yang membangun industri modern yang berpikir akan pentingnya citra merek dan perusahaan. Melalui simbol dua anak burung dalam sarang bersama induknya dengan penuh kasih sayang memberi makanan kepada anakanya, citra Nestlé langsung dikenal sebagai perusahaan yang menghasilkan makanan bermutu penuh gizi. Simbol ini kemudian diubah pada tahun 1868 dan langsung diterapkan di berbagai materi iklan dan publikasi. Sampai sekarang, logo ini tetap digunakan dalam nuansa modern sesuai dengan kemajuan zaman.

Pada tahun 1910 susu Tjap Nona‟ masuk ke pasaran Indonesia melalui distributor yang ada di Singapura. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1965 pemerintah membuka kesempatan berinvestasi bagi investor asing. Kebijakan ini mendorong Nestlé dan para mitranya untuk membuka usaha di Indonesia. Pada tanggal 29 Maret 1971, Nestlé S.A yang berpusat di Vevey, Swiss bersama mitra lokalnya mendirikan PT. Food Specialties Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Waru, Jawa Timur. Pabrik ini didirikan pada tahun 1972 dan mulai beroperasi pada tahun 1973 yang menghasilkan susu Tjap Nona.

Pada awal 1980 produksi susu segar mengalami peningkatan drastis, kondisi tersebut merupakan salah satu keberhasilan PT Food Specialties Indonesia dalam membina petani sapi perah. Hal ini mendorong PT Food Specialties Indonesia mendirikan pabrik baru. Pabrik ini didirikan di Kejayan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1988 serta diresmikan oleh Presiden RI (pada saat itu) Soeharto, pada Juni 1988.

Pada tahun 1979, PT Nestlé Beverages Indonesia (dahulu bernama PT Indofood Jaya Raya) yang memiliki pabrik di Panjang, Lampung, mulai memproduksi kopi instan “Nescafé‟. Selain pure coffee, PT Nestlé Beverages Indonesia juga memproduksi mixes coffee dalam berbagai aroma. Pada tahun 1997 Nescafé mulai memasuki pasaran Rusia dalam kemasan jar dan dua tahun kemudian produksi kopi instan dalam kemasan kaleng dihentikan. Selanjutnya pada tahun 2001 sebagian proses pengemasan untuk produk 3in1 diserahkan ke co-manufacturer dan PT Nestlé Beverages Indonesia berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia.

Pada tahun 1988 Nestlé pusat mengakusisi Rowntree Macintosh dari Inggris sehingga membuka peluang Nestlé untuk mengembangkan usahanya di bidang kembang gula. Pabrik PT Food Specialties Indonesia yang merupakan anak perusahaan Nestlé mengambil alih PT Multi Rasa Agung, yang memiliki pabrik di Cikupa, Tangerang dan menghasilkan permen dengan merek dagang „Foxs‟. Pada tahun 1990 diresmikan pabrik baru di Cikupa, Tangerang. Pada tahun 1992, dalam rangka memperluas usahanya, PT Multi Rasa Agung memperluas pabriknya dan memproduksi permen dengan merek dagang “Polo‟. Pada 1996 PT Multi Rasa Agung berganti nama menjadi PT. Nestlé Confectionery Indonesia dan mulai memproduksi “Nestea Powder‟ pada tahun 1997.

Selain pabrik Waru, Kejayan, Cikupa dan Panjang, Nestlé Indonesia juga memiliki sebuah pabrik di Telaga yang memproduksi mie instan. Sejak tahun 1999 dilakukan penggabungan manajemen secara bertahap di PT Nestlé Indonesia dan pabrik-pabriknya. Pada Desember 1999, PT Nestlé Indonesia dan PT Nestlé Asean Indonesia berubah menjadi PT Nestlé Indonesia, yang kedua pada akhir tahun 2000 PT Nestlé Confectionery Indonesia bergabung dengan PT Supmi Sakti, kemudian berubah menjadi PT Nestlé Indonesia dan pabrik Telaga ditutup. Ketiga, pada akhir tahun 2001 PT Nestlé Beverages Indonesia dan PT Nestlé Distribution Indonesia bergabung dengan PT Nestlé Indonesia. Pada Juni 2002, pabrik Waru dilikuidasi dan digabung dengan pabrik Kejayan.

PT Nestlé Indonesia juga semakin memperluas usahanya dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan perusahaan lain. Salah satu kerjasama yang dilakukan berlangsung pada 1 April 2005. PT Nestlé dan PT Indofood Sukses Makmur, TBK melakukan kerjasama dalam bentuk joint venture. Perusahaan ini diberi nama PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (NICI). Perusahaan ini menghasilkan produk-produk bumbu masakan yang akan dipasarkan di Indonesia. Sejak tanggal 29 Desember 1993, PT Food Specialties Indonesia telah resmi berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia.

Tabel 1. Sejarah singkat PT Nestlé di Indonesia

<thead> </thead> <tbody> </tbody>
Waktu Perkembangan
Abad 19 Produk Nestlé Milkmaid dikenal sebagai „Tjap Nona‟
29 Maret 1971 Berdirinya PT Food Specialties Indonesia
1972 Berdirinya Pabrik Waru, Jawa Timur
1973 Pabrik Waru mulai beroperasi dengan menghasilkan produk susu
12 April 1978 Berdirinya PT Indofood Jaya Raya yang kemudian berganti nama menjadi PT Nestlé Beverages Indonesia
1979 Berdirinya Pabrik Panjang, Lampung yang menghasilkan produk - produk kopi
1988 Berdirinya Pabrik Kejayan, Jawa Timur yang menghasilkan produk - produk susu bubuk
1990 Berdirinya Pabrik Cikupa, Tangerang yang menghasilkan produk - produk confectionery.
1993 Perubahan nama PT Food Specialties menjadi PT Nestlé Indonesia
1995 Pengakusisian PT Supmi Sakti yang memproduksi mie instant dengan pabrik yang berlokasi di Telaga.
1998 PT Sumber Pangan Segar dan PT Rola Perdana ditunjuk sebagai distributor utama PT Nestlé Indonesia. Selanjutnya ke dua perusahaan ini bergabung dan berganti nama menjadi PT Nestlé Distribution Indonesia yang merupakan distributor tunggal.
2001 Penggabungan perusahaan - perusahaan yang tergabung dalam Grup PT Nestlé Indonesia menjadi satu badan hukum PT Nestlé Indonesia.
2002 Pengintregasiaan Pabrik Waru dengan Pabrik Kejayan
2005 Pembentukan joint venture dengan PT Indofood Sukses Makmur, TBK dengan nama perusahaan PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia


3.1.1 Visi Dan Misi Perusahaan

A. Visi perusahaan:

PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Selain itu, visi dari PT Nestlé Indonesia adalah:

  1. Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia
  2. Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang dengan modal yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan konsumen.
  3. Menjadi pemimpin pangsa pasar atau posisi no. 2 yang kuat di setiap kategori Selain visi dan misi, PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto perusahaan mereka, yaitu “Passion for Our Consumers” Melalui motto ini, PT Nestlé Indonesia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya.

Berdasarkan hal ini pula, PT Nestlé Indonesia menerapkan beberapa kebijakan Kualitas dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan.
Kebijakan Kualitas meliputi:

  1. Produk dan jasa tidak pernah mengabaikan faktor keamanan pangan
  2. Selalu mematuhi peraturan yang berlaku
  3. Zero waste dan zero defect
  4. Berkomitmen secara terus menerus untuk meningkatkan standar kualitas

Kebijakan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan meliputi.

  1. Karyawan dan mitra bisnis adalah alat yang paling berharga
  2. Menerapkan praktek bisnis yang ramah lingkungan (mencegah pencemaran lingkungan)
  3. Mematuhi semua peraturan di bidang lingkungan dan K3
  4. Menihilkan kecelakaan kerja dan keluhan masyarakat
  5. Perbaikan secara terus menerus di bidang lingkungan dan PT. Nestlé Indonesia selalu menerapkan nilai - nilai yang selama ini menjadi landasan bagi perusahaan dan seluruh karyawan, nilai - nilai tersebut dikenal dengan istilah “PRIDE”, yang merupakan singkatan dari Passion (Semangat), Respect (menghormati), Integrity (Integritas), Determination (Gigih), dan Excellence (Unggul).

A. Misi perusahaan:

Misi Nestlé Indonesia untuk turut mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat melalui produk-produknya yang berkualitas, bernutrisi dan lezat rasanya. Selain itu kami juga memfokuskan diri untuk senantiasa memberikan informasi dan pendidikan bagi konsumen kami, antara lain seperti tercantum dalam kemasan setiap produk kami. Dalam menjalankan bisnisnya, Nestlé berusaha untuk selalu menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat dan menciptakan manfaat.



3.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi

Keberhasilan suatu perusahaan tidak tercapai apabila tidak ada kerjasama yang baik antara fungsi dan para karyawan. Maka dari itu diperlukan suatu kordinasi yang baik antar karyawan, agar tugas yang dijalankan lebih efektif dan efisien.

Gambar 1 Struktur Organisasi Perusahaan

https://i.stack.imgur.com/20g14.jpg

Sumber : PT. Nestle Cikupa Factory Indonesia


Untuk lebih jelasnya, dibawah ini penulis berusaha untuk menjelaskan fungsi dari organisasi pada PT. Nestle Cikupa Factory Indonesia, sebagai berikut:

  1. Manajer Factory

    Peran seorang factory manager ini sungguh besar bagi perkembangan usaha pada sebuah perusahaan. Cakupan kerjanya yang banyak menjadikan seorang factory manager sebagai inti dari jalannya produksi pabrik. Tugas dan wewenang factory manager atau manajer pabrik bagi jalannya produksi ini diantaranya mengelola beragam fungsi dalam pabrik dan membawahi beberapa manajer beberapa departemen.

  2. FICO (Finance dan Control)

    Tugas umum dari finance adalah menghasilkan laporan keuangan rutin, memperkuat kontrol internal dan melindungi aset. Sedangkan fungsi khusus adalah sebagai financial advisor untuk tim manajemen pabrik, menghasilkan laporan analisa, rekomendasi dan keputusan terbaik untuk pabrik

  3. HR (Human Resourse)

    Departemen Human Resource berfokus pada pelatihan dan pengembangan karyawan melalui penyediaan fasilitas pelatihan. Selain itu, HR juga mengatur pengadaan tenaga kerja baru baik permanen, kontrak maupun out sourcing.

  4. Enginering

    Engineering bertanggung jawab menjaga aset perusahaan seperti alat-alat produksi, agar dapat berfungsi secara optimal. Departemen ini juga bertanggung jawab atas penyediaan dan penggunaan energi selalu dalam keadaan aman efisien dan ramah lingkungan.

  5. QA & AG (Quality Assurance & Apliction Group)

    Departemen Quality Assurance memiliki tugas pokok yaitu menjamin kualitas produk sesuai dengan standar. Selain itu, mereka juga wajib meningkatkan tanggung jawab seluruh karyawan pabrik terhadap sistem manajemen mutu. Departemen Aplication Group mempunyai tugas melakukan penelitian dan pengembangan produk berupa desain kemasan, formulasi dan jenis produk, serta optimasi proses produksi.

  6. Produksi

    Departemen Produksi bertugas untuk menghasilkan produk sesuai rencana dengan waktu dan biaya yang efisien serta mutu yang sesuai dengan standar.

  7. RPU (Resource Planning Unit)

    Tanggung jawab RPU adalah mengatur rencana produksi rutin dan mengatur penyediaan bahan baku hingga mendistribusikan produk jadi kepada para distributor.

  8. IP-OD (Industrial Performance-Operational Development)

    IP-OD memiliki tiga fungsi utama yaitu mendukung operasional, mengubah dan memperbaiki manajemen, dan melakukan manajemen peningkatan pengetahuan dan pengembangan karyawan.

  9. Training and SHE (Safety, Health, and Environment).

    Departemen SHE memiliki tugas memastikan kondisi kerja dalam keadaan yang aman bagi kesehatan karyawan dan menjaga lingkungan sekitar pabrik dari pencemaran dengan mengikuti peraturan – peraturan yang berlaku dari pemerintah.


3.2 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

3.2.1 Prosedur Sistem yang Berjalan

Prosedur sistem monitoring penggunaan sundry material department production yang berjalan saat ini pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah sebagai berikut :

  1. Jendral Operator produksi melakukan pencatatan setiap penggunaan sundry material production ke dalam form data penggunaan sundry material. Dan menyerahkan form ke bagian Clerk admin production.
  2. Clerk melakukan pencatatan data penggunaan sundry material ke dalam file Microsoft excel sundry material production. Dan memastikan data penggunaan sundry material yang ada pada store sundry material sesuai dengan file Microsoft excel sundry material production. Clerk mengontrol stock sundry material dan mencatat ke dalam form order material sundry. Maka demikian proses monitoring penggunaan sundry material department production telah selesai.
  3. FLM (First Line Manager) menerima form order sundry material.


3.2.2. RANCANGAN SISTEM YANG BERJALAN

  1. Use Case Diagram Yang Berjalan

    Berikut gambaran use case diagram monitoring penggunaan sundry material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.2.

    https://i.stack.imgur.com/QRh6j.jpg

    Gambar 3.2 Use Case Diagram Yang Berjalan

    Berdasarkan Use Case Diagram pada gambar 3.2 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (satu) sistem Monitoring penggunaan sundry material yang mencakup seluruh kegiatan.

    b. 3 (tiga) Actors yang melakukan kegiatan diantaranya : Jendral Operator produksi, Clerk, FLM (Ferst
        Line Manager).

    c. 8 (Delapan) Use Cases yang dilakukan oleh Actors.

  2. Activity Diagram Prosedur Data Penggunaan sundry material.

    Berikut gambaran Activity Diagram diagram data penggunaan sundry material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.3.

    https://i.stack.imgur.com/ebPQ4.jpg

    Gambar 3.3 Activity Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material.

    Berdasarkan Activity Diagram pada gambar 3.3 yang berjalan saat ini, terdapat:

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali.

    b. 2 (Tiga) Activities yang dilakukan oleh Actors Jendral Operator.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  3. Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Activity Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.4.

    https://i.stack.imgur.com/5Pmiu.jpg

    Gambar 3.4 Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali.

    b. 5 (Lima) Activities yang dilakukan oleh Actors Clerk.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  4. Activity Diagram Prosedur Order Store Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Activity Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.5.

    https://i.stack.imgur.com/GB0AX.jpg

    Gambar 3.4 Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali

    b. 3 (Lima) Activities yang dilakukan oleh Actors Firt Line Manager.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  5. Sequence Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram prosedur data penggunaan Sundry Material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.6.

    https://i.stack.imgur.com/yzyzD.jpg

    Gambar 3.6 Sequence Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.6 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Jendral Operator Department production

    b. 2 (Dua) Lifelines, yaitu : Form data penggunaan Sundry material.

    c. 2 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors

  6. Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.7.

    https://i.stack.imgur.com/DOaVb.jpg

    Gambar 3.7 Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.7 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Clerk Department production

    b. 3 (Tiga) Lifelines, yaitu : File Excel, Store Sundry Material, Form data Order Sundry material.

    c. 6 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors

  7. Sequence Diagram Prosedur Order Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram Prosedur Order Store sundry material, seperti pada gambar 3.8.

    https://i.stack.imgur.com/zsOcj.jpg

    Gambar 3.7 Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.8 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Clerk Department production

    b. 3 (Tiga) Lifelines, yaitu : File Excel, Store Sundry Material, Form data Order Sundry material

    c. 6 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors


3.3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

3.3.1 Metode Analisa SWOT

Pada penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT untuk menganalisa dan juga mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Tabel analisa SWOT pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang dapat dilihat pada tabel 3.1.

<thead> </thead> <tbody> </tbody>
Strengths (S) Weaknesses (W)
  1. Nestle sebagai produsen susu formula terbesar di dunia.
  2. Nestle memiliki produk – produk yang terpecaya baik nasional maupun internasional.
  3. Kuatnya tim pemasaran untuk program menjaga mutu, sampai ke plosok desa.
  4. Nestlé memiliki jaringan R&D terluas di kalangan perusahaan makanan dan minuman.

PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, Pada Store Sundry Material Production Departement Masih menggunakan Microsoft Excel pada pencatatan data nya, Sehingga:

  1. Berpotensi terjadinya salah input.
  2. Dalam hal keamanaan nya masih kurang karena tidak ada perbedaan hak akses
  3. Proses peng-input an data yang lambat kerena dilakukan seminggu sekali.
Opportunities (O) Threats (T)
  1. Nestle dapat memanfaatkan nama besar sebagai perusahaan pelopor pembuat susu formula dan merupakan perusahaan makanan terbesar di dunia.
  2. Kepercayaan masyarakat terhadap keunggulan produknya harus senantiasa di pertahankan.
  3. Nestle memiliki komitment yang akan mengembangkan kualitas produk yang di hasilkannya.
  4. Sesuai dengan selera konsumen, dan menciptakan kesan brand minded konsumen.
  1. Menaikan omset menjadi tidak mudah karena terdapat mind set bahwa kualitas yang bagus pasti harga nya mahal.
  2. Akan kalah dari perusahaan lain yang lebih menonjol kan harga murah dan kualitas produk yang tidak begitu buruk, meskipun tidak membawa brand.
  3. Terdapat kontaminasi terhadap pasokan untuk bahan baku makanan dari produk nestle.

Berdasarkan analisa identifikasi SWOT yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisa untuk mencari strategi dengan menggunakan analisis silang matriks SWOT. Matriks SWOT adalah analisis untuk mencari strategi menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang ada untuk menghindari ancaman (strategi S-T). Selain itu dapat dianalisis juga strategi untuk mengurangi kelemahan untuk mecapai peluang yang ada (strategi W-O) serta mengatasi ancaman atau resiko yang akan terjadi nanti (strategi W-T). Berikut tabel strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Tabel Analisa Silang Matriks SWOT

https://i.stack.imgur.com/ndSgK.jpg

3.3.2 Analisa Masukan Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan

    Berikut adalah analisa masukan pada sistem monitoring penggunaan Sundry Material:

    a. Nama : Form Data Penggunaan sundry material
    Fungsi : Digunakan untuk peng-input-an ke dalam Microsoft Excel Sundry material.
    Sumber : Departemen produksi
    Media : File Microsoft Excel.
    Frekuensi : Seminggu sekali meskipun data penggunaan ada setiap harinya.
    Keterangan : Berisikan nama material, unit, dan lokasi bagian yang menggunakan.
  2. Analisa Proses

    Berikut adalah analisa proses pada sistem monitoring penggunaan Sundry Material:

    a. Nama : Stock Taking Sundry Material
    Fungsi : Digunakan untuk penyocokan data Store Sundry Material Dengan File Microsoft Excel Sundry material dan Order Sundry Material.
    Sumber : Departemen produksi
    Media : File Microsoft Excel.
    Frekuensi : Satu bulan sekali.
    Keterangan : Berisikan nama material, unit, dan lokasi bagian yang menggunakannya.

3.4 KONFIGURASI SISTEM BERJALAN

Adapun konfigurasi sistem yang digunakan pada sistem yang berjalan yaitu:

  1. Spesifikasi Hardware
    a. Processor : Intel Pentium Core i5-5005U 2.00 GHz
    b. Monitor : Generic PnP Monitor
    c. RAM : 4 GB
    d. Hardisk : 500 GB HDD
  2. Spesifikasi Software
    a. Windows 10 Home Single Language 64-Bit
    a. Microsoft Office 2010

3.5 Hak Akses (Brainware)

1. Jendral Operator
2. Clerk
3. FLM (First Line Manager)

3.6 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.6.1 Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, permasalahan yang dihadapi pada Store Sundry Material Departement production yaitu:

1. Jadwal peng-input-an data penggunaan Sundry Material yang dinilai lambat yaitu seminggu sekali.
2. Dikarenakan sistem saat ini masih menggunakan Microsoft Excel maka berpotensi terjadinya kesalahan dalam peng-input-an data.
3. Proses Monitoring Store Sundry Material tidak aman karena tidak adanya hak akses yang memadai sehingga rentan terjadi manipulasi data.

3.6.2 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, permasalahan yang dihadapi pada Store Sundry Material Departement production yaitu:

1. Merancang suatu sistem berbasis Web menggunakan PHP dan MySQL agar proses Monitoring Store Sundry Material lebih terintegrasi.
2. Memudahkan User melakukan tugasnya dengan tampilan halaman yang user friendly dan praktis.
3. Membuat tingkatan hak akses yang berbeda-beda agar setiap User dapat menjalankan tugasnya masing-masing dengan lebih optimal.

3.7 USER REQUEREMENT

3.7.1 Esilitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada stakeholder mengenai sistem yang diusulkan. Berikut adalah Elisitasi tahap I, seperti pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

https://i.stack.imgur.com/CtCuV.jpg
https://i.stack.imgur.com/teuHz.jpg

3.7.2 Esilitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil klasifikasi dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential). Metode tersebut bertujuan untuk memisahkan antara rancangan yang penting dan memang harus ada dalam pembuatan sistem yang baru serta rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut ini adalah Elisitasi tahap II, seperti pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

https://i.stack.imgur.com/UQW2W.jpg
https://i.stack.imgur.com/yhbnh.jpg

3.7.3 Esilitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE dengan opsi LMH. Berikut adalah Elisitasi tahap III, seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

https://i.stack.imgur.com/ckQem.jpg
https://i.stack.imgur.com/wVuME.jpg

3.7.4 Final Draft Esilitasi

Berdasarkan elisitasi tahap III maka dapat menghasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah dalam pembangunan suatu sistem monitoring pengadaan jasa. Berikut lampiran final draft elisitasi pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

https://i.stack.imgur.com/Oyv5F.jpg
https://i.stack.imgur.com/oRuiC.jpg



BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN


4.1 RANCANGAN SISTEM USULAN

4.1.1 Prosedur Sistem Usulan

Berdasarkan sistem yang berjalan, maka dapat diketahui bahwa dalam aktivitas monitoring data penggunaan Sundry Material Department Production Pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang masih memiliki banyak kekurangan dikarenakan proses penggunaan data Sundry Material yang masih menggunakan File Excel dan tidak adanya laporan penggunaan (hari, minggu, buan). Untuk memudahkan pekerjaan pada Department production Store Sundry Material, langkah selanjutnya adalah dengan merancang dan membuat sistem yang lebih baik, berikut adalah prosedur sistem yang diusulkan :

1. Setelah Clerk menerima data penggunaan sundry material dari Jendral Operator kemudian masuk ke menu login, isi username dan password dengan benar, masuk ke halaman menu utama, menu transaction, menu Use material, Add transaction, input data penggunaan sundry material dan save, setelah aktivitas input data penggunaan selesai maka pilih menu logout untuk keluar dari sistem.
2. Clerk melakukan monitoring stock material pada store sundry material dan masuk ke menu login, isi username dan password dengan benar, masuk ke halaman menu utama, menu transaction, menu order material, pada Tabel data material terdapat jumlah stock material yang harus di order, setelah Clerk melakukan stock taking pada store sundry material, Clerk melakukan order material, Clerk mencetak form order material dan memberikan form tersebut ke FLM (First Line Manager). Setelah aktivitas order material selesai maka clerk pilih menu logout untuk keluar dari sistem.
3. FLM (First Line Manager) menyetujui form order material dan menyerahkan nya ke manager produksi.

4.1.2 Use Case Sistem Yang Diusulkan

4.1.3 Activity Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan dari use case diagram yang telah digambarkan, maka dapat digambarkan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam use case. Activity Diagram yang diusulkan dapat dilihat seperti berikut :

1. Activity Diagram Untuk Data Penggunaan Sundry Material.

Berikut ini adalah activity diagram usulan untuk data Penggunaan
Sundry Material, seperti pada gambar 4.5.

https://i.stack.imgur.com/YYsyF.jpg

Gambar 4.5 Activity Diagram Untuk Data Penggunaan Sundry Material.

2. Activity Diagram Untuk Order Sundry Material.

Berikut ini adalah activity diagram usulan untuk data Order Sundry
Material, seperti pada gambar 4.6.

4.1.4 Sequence Diagram Yang Diusulkan

Interaksi antara object yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah use case, dalam menangkap interaksi objek-objek kini menggunakan sequence diagram. Sequence Diagram yang diusulkan dapat dilihat seperti berikut :

1. Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material.

Berikut ini adalah Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/jTdqz.jpg

Gambar 4.8 Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material

2. Sequence Diagram Prosedur order sundry material.

Berikut ini adalah Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/HRiJT.jpg

Gambar 4.8 Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material

3. Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material.

4.1.5 Class Diagram Yang Diusulkan

Class Diagram digunakan untuk menjelaskan tentang spesifikasi objek-objek yang terdapat dalam aplikasi sistem monitoring store sundry material production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang. Dimana class diagram yang diusulkan ini terdapat objek (class) yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu: tabel. Class Diagram yang diusulkan adalah seperti pada gambar 4.12.

https://i.stack.imgur.com/W8VM2.jpg

Gambar 4.12 Class Diagram Yang Diusulkan


4.1.6 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada sistem monitoring Store sundry material production penggunaan data sundry material yang berjalan dan sistem yang diusulkan, ditemukan beberapa perbedaan dan akan dijabarkan melalui tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

https://i.stack.imgur.com/rUK8q.jpg


4.2 RANCANGAN BASIS DATA

4.2.1 Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan isi yang tersimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

<tbody> </tbody>
1. Nama Field : Tabel_user
Fungsi : Hak akses
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : id_user
Panjang record : 156
Isi : Id_User, User_name, Name, Password,Create_date

Tabel 4.2 Tabel User

https://i.stack.imgur.com/uE2wE.jpg
<tbody> </tbody>
2. Nama Field : Tabel_Unit
Fungsi : Menentukan jenis material
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : Id_Unit
Panjang record : 41
Isi : Id_Unit, Unit

Tabel 4.3 Tabel Unit

https://i.stack.imgur.com/debUf.jpg
<tbody> </tbody>
2. Nama Field : Tabel_Barang
Fungsi : Menentukan jenis material
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : Id_Unit
Panjang record : 41
Isi : Id_Unit, Unit

Tabel 4.4 Tabel Barang

https://i.stack.imgur.com/F3G2d.jpg


4.3 RANCANGAN PROTOTYPE

Tahapan ini menggambarkan mengenai rancang bangun sistem sebagai pemenuhan kebutuhan dari pengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau desain tampilan dari sistem monitoring store sundry material production yang sudah dibuat:

4.3.1 Prototype Halaman Login

Tampilan prototype halaman Login dapat dilihat seperti pada gambar 4.6

https://i.stack.imgur.com/aQ7y4.jpg

Gambar 4.6 Prototype Halaman Login


Tampilan login merupakan tampilan utama dari sistem, setiap admin atau user yang telah mempunyai akun dan ingin masuk ke dalam sistem maka harus melakukan login terlebih dahulu dengan memasukan username dan password dengan benar.

4.3.2 Prototype Halaman Home

Tampilan prototype halaman Overview dapat dilihat seperti pada gambar 4.7

https://i.stack.imgur.com/4jJ0U.jpg

Gambar 4.7 Prototype Halaman Home

Pada tampilan menu utama terdapat menu Dashboard, User, Table Master (Unit, Material), Transaction (Use Material, Order Material), Report, Settings User dan Logout.

4.3.3 Prototype Halaman Menu User

Tampilan prototype halaman menu User dapat dilihat seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/yOGEN.jpg

Gambar 4.8 Prototype Tampilan Menu User

Halaman menu User berfungsi untuk membuat akun User seperti Username, password dan Hak akses pengguna pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang.


4.3.4 Prototype Halaman Menu Master data

Tampilan prototype halaman menu User dapat dilihat seperti pada gambar 4.9.

https://i.stack.imgur.com/ZETR7.jpg

Gambar 4.9 Prototype Tampilan Menu Master data

Halaman menu Master data ini terdapat sub menu yaitu : Menu Unit, Menu Material.


4.3.5 Prototype Halaman Menu Unit

Tampilan prototype halaman menu Unit dapat dilihat seperti pada gambar 4.10.

https://i.stack.imgur.com/V6mYd.jpg

Gambar 4.10 Prototype Tampilan Menu Unit

Halaman menu Unit ini terdapat .

4.3.6 Prototype Halaman Menu Material.

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.11.

https://i.stack.imgur.com/L1XYY.jpg

Gambar 4.11 Prototype Tampilan Menu Material

4.3.7 Prototype Halaman Menu Use Material

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.12.

https://i.stack.imgur.com/ZnDbB.jpg

Gambar 4.12 Prototype Tampilan Menu Use Material

4.3.8 Prototype Halaman Menu Order Material

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.13.

https://i.stack.imgur.com/oyWLz.jpg

Gambar 4.13 Prototype Tampilan Menu Order Material


4.3.9 Prototype Halaman Menu Report

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.14.

https://i.stack.imgur.com/HVcME.jpg

Gambar 4.14 Prototype Tampilan Menu Report


4.4 KONFIGURASI SISTEM YANG DIUSULKAN

Perangkat keras yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

4.4.1 Spesifikasi Hardware

a. Processor : Intel Pentium Core i3-5005U 2.00 GHz
b. Monitor : Generic PnP Monitor
c. RAM : 4 GB.
d. Harddisk : 500 GB HDD.

4.4.2 Spesifikasi Software

a. Windows 10 Home Single Language 64-Bit
b. XAMPP v3.2.1 (PHP v5.5.34, APACHE v2.4.17, MySQL v5.0.11)
c. Browser Google chrome


4.5 HAK AKSES YANG DIUSULKAN (BRAINWARE)

1. Clerk administrator
2. FLM (First Line Manager)

4.6 PENGUJIAN BLACK BOX TESTING

Pengujian dengan metode Black Box Testing ini dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Table 4.9 adalah tabel pengujian sistem dengan menggunakan Black Box Testing.

https://i.stack.imgur.com/oXmzv.jpg

Tabel 4.9 Black Box Testing


4.7 IMPLEMENTASI

4.7.1 Implementasi Yang Diusulkan

Berikut ini merupakan gambar tampilan interface mengenai sistem monitoring store sundry material prodution data penggunaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

1. Tampilan Halaman Login

Tampilan halaman Login dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/Tzlzy.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Login

2. Tampilan Halaman Home

Tampilan halaman Home dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/fupBO.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Home

3. Tampilan Halaman User

Tampilan halaman User dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/hKynI.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman User

4. Tampilan Halaman Master Data Unit

Tampilan halaman Master Data Unit dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/a6R2I.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Unit

5. Tampilan Halaman Master Data Material

Tampilan halaman Master Data Material dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/nzPe5.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Master Data Material


6. Tampilan Halaman Trasaction Use

Tampilan halaman Master Data Material dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/FU2r8.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Use Use

7. Tampilan Halaman Transaction Order

Tampilan halaman Transaction Orderl dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/F9WMM.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Order

4.7.2 Time Schedule

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapan sistem. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time table seperti pada tabel 4.10.

https://i.stack.imgur.com/b2Hvi.jpg

4.7.3 Estimasi Biaya

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapan sistem. Langkah langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time table seperti pada tabel 4.11.

https://i.stack.imgur.com/k0AS9.jpg



BAB V

PENUTUP


5 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk menjawab perumusan masalah yang telah dijabarkan pada BAB I, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Pada sistem Monitoring sundry material department production yang berjalan saat ini masih menggunakan Microsoft Excel, meski sudah berjalan dengan baik namun masih ada beberapa kendala dimana data penggunaan sundry material yang diterima oleh Clerk Admin hanya bisa di-input seminggu sekali sedangkan pemesanan dapat masuk setiap hari, selain itu keamanan data tidak terjamin karena file Excel diletakkan pada shared folder sehingga banyak orang dapat mengakses, dan dalam beberapa kesempatan terjadi salah input data karena penggunaan file Excel dengan jumlah tabel yang besar.
  2. Sistem Sundry material production dirancang dengan menggunakan PHP dan MySQL untuk mempermudah FLM (First Line Manager) dalam hal monitoring data stok yang setiap harinya dilakukan dan untuk memperlancar proses bisnis yang dijalankan oleh PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi.
  3. Pada sistem Sundry Material yang telah dirancang ini data-data proyek yang telah di-input ke dalam database dapat di generate menjadi file Excel sehingga pihak Management dapat dengan mudah melakukan download laporan.

6 SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan untuk memaksimalkan sistem Monitoring sundry material department production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah sebagai berikut :

  1. Memanfaatkan sistem sundry material department production yang telah dirancang dengan menggunakan server kantor agar sistem dapat terintegrasi dengan seluruh bagian perusahaan.
  2. Agar proses penggunaan sistem sundry material department production dapat berjalan dengan lancar, perlu dilakukan pelatihan kepada staff admin mengenai sistem yang telah dirancang.
  3. 3. Setiap data yang telah disimpan ke dalam database harus mempunyai data cadangan (back-up data) untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

7 KESAN

Selama melakukan penelitian ini, penulis dapat banyak sekali ilmu terutama tentang proses bisnis yang berjalan di perusahaan, namun penulis mengalami beberapa kendala yaitu memahami istilah-istilah asing yang terdapat pada penelitian dan juga alur proses kerja yang cukup rumit, walau demikian penulis bersyukur dapat menyelesaikan penelitian Skripsi ini, itu semua berkat dukungan dan do’a yang telah diberikan oleh orang-orang terdekat.



DAFTAR PUSTAKA


  1. Asmawati, Ari; Yuni Hafita, Muhammad Faisal. “The Design Of Visual Communication Design Media Shaped Product Catalog As A Medium Of Promotion And Information On PT. Trans Nusantara Access (Authorized Dealer XL) Tangerang”. Jurnal ICIT Vol. 2 No.1.
  2. Nasaruddin, Djafar Imran, dan Samsie Indra. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM) Pada CV Rajawali Multi Niaga Makassar”. Jurnal CCIT Vol.6 No.2.
  3. Suprihadi, Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013. “Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja Vol. 6 No.3, ISSN: 1978-8282.
  4. Hutahean, Jeperson.2014."Konsep Sistem Informasi".Yogyakarta: Deepublish
  5. Indrajani. 2014. “Database System : Case Study All In One”. Jakarta : Elex Media Komputindo.
  6. Agus, Putu. 2014. “Sistem Informasi dan Implementasinya”. Bandung: Informatika Bandung.
  7. Sunyoto, Danang. 2014. “Sistem Informasi Manajemen Perspektif Organisasi”. Yogyakarta: CAPS.
  8. Haerudin dan Ruli Supriati. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web pada Madrasah Aliyah Negeri Balaraja Kabupaten Tangerang”. Jurnal CCIT Vol.7 No. 1.
  9. Murad, Dina Fitria; Nia Kusniawati, Agus Asyanto. 2013. “Aplikasi Inteligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD HIMPAU di Kota Tangerang”. Jurnal CCIT Vol. 7 No. 1.
  10. Yuanita, Sukadi. 2012. “Sistem Informasi Administrasi Pembayaran Iuran Bulanan (SPP) dan Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) Siswa Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku”. Jurnal 13 FPI UNSA.
  11. Darmawan, Deni. 2013. "Sistem Informasi Manajemen". Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  12. Rosa, dan M. Shalahuddin. 2013. “Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek”. Bandung: Informatika.
  13. Jayant, K. P; Renu Garg, Vinod Kumar, Prof. Ajaya Rana. 2014. “Approach of Software Design Testing Based on UML Diagrams”. International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering, Vol. 4 No. 2.
  14. Alhumaidan, Fahad. 2012. “A Critical Analysis and Treatment of Important UML Diagrams Enhancing Modeling Power”. Intelligent Information Management Vol. 4.
  15. Definisi Monitoring www.setkab.go.id, diakses pada tanggal 21 September 2016 Pukul 13.26 WIB.
  16. Kimweli, Joshua Mulei. 2013. “The Role of Monitoring and Evaluation Practices to the Success of Donor Funded FoodSecurity Intervention Projects A Case Study Of Kibwezi District”. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, Vol. 3 No.6, ISSN : 2222-6990.
  17. Kalubanga, Matthew. 2012. “SUSTAINABLE PROCUREMENT: Concept and Practical Implications for The Procurement Process”. International Journal of Economics and Management Sciences, Vol. 1, No. 7.
  18. Kotler, Philip; Gary Armstrong. 2012. “Prinsip-Prinsip Pemasaran”. Edisi 13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
  19. Definisi Managed Services www.mobnasesemka.com, diakses pada tanggal 12 November 2016 Pukul 14.21 WIB.
  20. Zavier, Ahmad Faiz; Haryanto Tanuwijaya, Budi Hermawan. 2014. “Audit Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi Berdasarkan IT-IL Pada IT Marketing & Trading (M&T) PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region V Surabaya”. Jurnal STIKOM Surabaya (JSIKA), Vol. 3 No. 2.
  21. 21,0 21,1 Warsito, Ary Budi; Muhamad Yusup, Moh. Iqbal Awi Makaram. 2014. “Perancangan Sis+ Menggunakan Metode Yii Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja, Vol. 8 No. 2, ISSN : 1978-8282.
  22. Walia, Er. Saurabh; Er. Satinderjit Kaur Gill. 2014. “A Framework for Web Based Student Record Management System using PHP”. International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC), Vol. 3 No. 8.
  23. Oktavian, Diar Puji. 2013. “Membuat Website Powerfull Menggunakan PHP”. Yogyakarta : MediaKom.
  24. Kadir, Abdul. 2014. “Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi”. Yogyakarta : Andi.
  25. Winarno, Edy; Ali Zaki, SmithDev. 2014. “Pemrograman Web Berbasis HTML5, PHP, dan JavaScript”. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  26. Maudi, Meiska Firstiara; Arief Laila Nugraha dan Bandi Sasmito. 2014. “Desain Aplikasi Sistem Informasi Pelanggan PDAM Berbasis WebGIS (Studi Kasus : Kota Demak)”. Jurnal Geodesi Undip Vol. 3 No. 3.
  27. MADCOMS. “Adobe Flash CS6 Mahir Dalam 7 Hari”. 2013. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
  28. Saefullah, Asep; Nur Azizah, Andri Ansyah. 2015. “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja, Vol. 9 No. 1. ISSN : 1978 – 8282.
  29. Kelebihan Metode Prototype www.dosenit.com, diakses pada tanggal 28 September 2016 Pukul 20.25 WIB.
  30. Osita, Ifediora Christian; Idoko Onyebuchi R. and Nzekwe Justina. 2014. “Organization’s stability and productivity: the role of SWOT analysis an acronym for strength, weakness, opportunities and threat”. International Journal of Innovative and Applied Research (IJIAR). Vol. 2, 23-32, ISSN 2348 - 0319.
  31. 31,0 31,1 Bilung, Septinor. 2016. “Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Sepeda Motor Honda Pada CV. Semoga Jaya Di Area Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur”. eJournal Administrasi Bisnis. Vol. 4, ISSN 2355-5408.



</body> </html>

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 

Logo stmik raharja.jpg
 
<p> 

SKRIPSI

 

Muhamad. Afiffudin
NIM:  1511490203

Jurusan Sistem Informasi Konsentrasi Sistem Informasi Managemen
dan Komputer “Perguruan Tinggi RAHARJA ”
Tangerang
2018

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203
Jenjang Studi : Strata 1
Jurusan : Sistem Informasi
Konsentrasi : Sistem Informasi Manajemen

Disahkan Oleh :


Tangerang, Januari 2018

Ketua Ketua Jurusan
STMIK Raharja Jurusan Sistem Informasi

 

 

(Ir.Untung Rahardja, M T I ,MM)

NIP  : 000594

 

 

(Nur Azizah, M Akt, M Kom)

NIP : 07801

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen


Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing 1 Pembimbing 2

 

(Harfizar M Kom)
NID  : 15028

 

(Gilang Kartika Hanum, M. Pd)
NID  : 15032

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen
Tahun Akademik 2017/2018


Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji

Penguji I

Penguji II

 

 

(                                 )
NID :

 

 

(                                 )
NID :

 

 

(                                 )
NID :

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203
Jenjang Studi : Strata 1
Jurusan : Sistem Informasi
Konsentrasi : Sistem Informasi Manajemen

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 

(Muhamad Afiffudin)
NIM  : 1511490203
)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

 

ABSTRAKSI
PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah perusahaan global yang bergerak di bidang makanan dan minuman . Dalam perusahaan ini terdapat Departemen yang bernama Department production yang pada salah satu proses bisnisnya saat ini masih menggunakan Microsoft Excel, dalam pencatatan penggunaan, pembuatan laporan data sundry material pada Store sundry material department production. Cara tersebut dinilai memiliki banyak kelemahan pada aspek ketepatan, kecepatan dan keamanan proses data. Untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan tersebut, maka perlu dirancang suatu sistem yang terintegrasi dengan intranet perusahaan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini dalam hal pengumpulan data yang dibutuhkan, yaitu menggunakan metode observasi, wawancara dan studi pustaka; untuk menganalisa sistem yang berjalan menggunakan metode analisa SWOT; untuk metode perancangan menggunakan Unified Modeling Language (UML); dan untuk perancangan sistem dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang bernama system sundry material ini dapat memudahkan User melakukan monitoring penggunaan data sundry material yang berjalan pada perusahaan.
Kata kunci : proses bisnis, monitoring, penggunaan data sundry material.


ABSTRACTION
PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang is a global food and beverage company. In this company there is a Department called Department production which in one of its business process is still using Microsoft Excel, in recording the use, making sundry material data report at Store sundry material department production. This way is considered to have many weaknesses in aspects of accuracy, speed and security of data processes. To overcome these weaknesses and shortcomings, it is necessary to design a system that is integrated with the company intranet. The method used in this study in terms of data collection required, namely using methods of observation, interview and literature study; to analyze the running system using SWOT analysis method; for design methods using Unified Modeling Language (UML); and for system design is made using PHP programming language and MySQL database. The results showed that the system called sundry material system can facilitate users to monitor the use of data sundry material that runs on the company.
Keywords: business process, monitoring, data usage sundry material.

 

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Store Sundry Material department production Pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang”.
Tujuan pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan sumber literature Review yang mendukung penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak <a href="http://widuri.raharja.info/index.php/Sugeng_Santoso" title="Sugeng Santoso">Sugeng Santoso</a>, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Ibu <a href="http://widuri.raharja.info/index.php/Nur_Azizah" title="Nur Azizah">Nur Azizah</a>, M.Akt, M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  4. Bapak Harfizar, M.Kom, selaku Dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Ibu Gilang Kartika Hanum, M.Pd, selaku Dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama menjalani perkuliahan di Perguruan Tinggi Raharja dan ilmu tersebut dapat diimplementasikan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  7. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan moral, materi, semangat maupun doa untuk keberhasilan dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  8. Bapak Wahyu Yulianto selaku Stakeholder yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan untuk kemajuan project penulis.
  9. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain.
  10. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.

 

Tangerang, Januari 2018

 

(Muhamad Afiffudin)
NIM : 1511490203

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A

  1. Kartu bimbingan dengan Pembimbing  I Skripsi ✔
  2. Kartu bimbingan dengan Pembimbing  II Skripsi ✔
  3. Validasi Skripsi
  4. Validasi Sidang Akademik
  5. Formulir Permohonan Usulan Penelitian Skripsi✔
  6. Formulir Persetujuan dan Penugasan Pembimbing ✔
  7. Formulir Permohonan Pergantian Judul Skripsi✔
  8. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Bimbingan Skripsi✔
  9. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Validasi Skripsi✔
  10. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Sidang ✔
  11. Fotocopy Kwitansi Raharja Career✔
  12. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Wisuda
  13. Kartu Study Tetap (KSTF) ✔
  14. Daftar Mata Kuliah yang Belum Diambil✔
  15. Daftar Nilai✔
  16. Formulir Seminar Proposal Skripsi
  17. Formulir Pertemuan Stake Holder
  18. Kurikulum Mata Kuliah✔
  19. Sertifikat TOEFL✔
  20. Sertifikat PROSPEK✔
  21. Sertifikat Raharja Career 2018✔
  22. Sertifikat IT Internasional
  23. International Sertifikat “Secret of Mastering Information & Tchnology with Mozila Firefox”
  24. Sertifikat-sertifikat  IT Nasional
  25. Seminar Nasional Informatic Connected “peran dan pengaruh teknologi informasi dalam masyarakat kekinian”
  26. Seminar Nasional “Micropyton with Esp8266 for internet of thing application.
  27. Seminar Nasional “Big Data & IoT For Future Technologies”
  28. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Ekonomi Kreatif”
  29. Seminar Program Studi Sistem Informasi “ Pengembangan Smart City Dalam Membangun Smart Citizen”
  30. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Sosial Budaya”
  31. Seminar Nasional “Android Fundamental Concept”
  32. Seminar Nasional “Building an Application Framework”
  33. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Tata Kelola Kota”
  34. Seminar Nasional “Enhancing Application with Powerfull Features And Adding Polish And Publishing to Application”
  35. Surat Penerbitan Dokumen
  36. Curriculum Vitae (CV)
  37. Surat Pengantar Observasi Skripsi

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN


1. Latar Belakang

Di zaman globalisasi ini, teknologi komputer berkembang sangat pesat membuat segala kegiatan menjadi semakin mudah untuk dilakukan, terutama didalam proses bisnis. Untuk menunjang proses bisnis yang ada, diperlukan teknologi yang dapat memberikan informasi yang baik. Dengan adanya sistem informasi yang baik maka akan memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai hal yang berhubungan dengan perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan departemen produksi merupakan peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan dalam proses bisnis perusahaan. Dan yang bertanggung jawab secara langsung terhadap proses produksi atau proses pembuatan produk, jasa yang akan dijual ke konsumen. Oleh sebab itu banyak perusahaan yang menjaga agar proses bisnis nya berjalan dalam jangka panjang dan berkesinambungan.

PT. NESTLE INDONESIA CIKUPA TANGERANG bergerak di bidang produk makanan dan minuman, yang saat ini belum mempunyai sebuah sistem Monitoring store sundry material department production yang dapat menunjang kelancaran proses produksi secara efektif. Dalam kelancaran proses produksi Seringkali administrator pada bagian departemen produksi store sundry material mengalami kesulitan dalam membuat laporan input dan output store sundry material sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengontrol keluar masuk nya sundry material untuk menunjang dalam kelancaran proses produksi. Keadaan ini membuat administrator kehilangan banyak waktu yang tersita dalam memilih sundry material.

Pada dasarnya sebuah perusahaan ingin membuat setiap langkah menjadi semakin mudah, cepat dan efektif. Dari pertimbangan diatas penulis tertarik membuat sebuah sistem monitoring sundry material dengan menggunakan metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membantu administrator store sundry material department production perusahaan tanpa dalam mengambil keputusan, tanpa perlu kehilangan banyak waktu dalam proses monitoring sundry material dengan tepat, akurat dan efektif. Sejalan dengan permasalahan yang ada, maka penulis mengambil judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA PT. NESTLE INDONESIA CIKUPA TANGERANG”.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis menuliskan beberapa permasalahan sebagai berikut;

  1. Bagaimana mengontrol permintaan store sundry material sehingga kurang efektif dalam administrasi pengambilan barang, pembuatan laporan dan order barang pada store sundry material department production di PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang?
  2. Bagaimana merancang aplikasi sistem informasi monitoring store sundry material department production dengan berbasis web yang dapat diakses oleh banyak admin dengan tingkat akses yang berbeda-beda pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang?
  3. Bagaimana proses yang optimal dan akurat dalam hal peng-input-an, pengolahan data store sundry material department production dan juga laporan yang sesuai dengan data-data yang ada?

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini adalah untuk mempermudah penulisan skripsi agar lebih terarah, dan berjalan dengan baik, maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada sistem ini yaitu;

  1. Penelitian dilakukan di PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang pada department production store sundry material.
  2. Sistem yang dibuat hanya pada proses Monitoring Store Sundry Material Department Production Pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.
  3. Metode pengujian yang digunakan pada metode penelitian skripsi ini menggunakan Black box testing.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat diperoleh adalah:

  1. Untuk mengatasi permasalahan yang ada pada Store Sundry Material Department Production pada perusahaan yang sedang berjalan saat ini.
  2. Untuk merancang aplikasi sistem berbasis Web Monitoring Store Sundry Material Department Production yang berfungsi untuk Input, Output, pembuatan laporan dan membuat media penyimpanan data atau databases.


1.3 Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

  1. Manfaat untuk peneliti
    • a. Memberikan pengalaman kepada peneliti untuk menerapkan pengetahuan yang telah diterima pada
          kegiatan nyata.
    • b.Memberikan wawasan yang luas yang umumnya mahasiswa terima selama perkuliahan serta dapat
          menerapkan teori dengan baik.
  2. Manfaat untuk Perguruan Tinggi
    • a. Sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian terutama mengenai sistem pembuat data pada
          Perguruan Tinggi Raharja.
    • b. Sebagai media informasi untuk Perguruan Tinggi Raharja dalam menjadi wadah kreatifitas
          mahasiswa.
  3. Manfaat untuk PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang
    • a. Memberikan solusi dengan mengatasi kendala dari permasalahan pengambilan barang, pembuatan
         laporan transaksi dan order stok barang pada sistem yang berjalan agar memudahkan dalam monitoring
         sundry material department production
      pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

    Suatu metode untuk mendapatkan data dengan jalan pengamatan secara langsung ke lokasi sumber data dengan cara mengumpulkan data, informasi dan mempelajari catatan serta dokumen yang ada dan penulis melakukan observasi langsung dengan staff administrator bagian store sundry material department production Pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang yang beralamat di Jalan Raya Serang, Km.12, Bitung, Cikupa Tangerang Kabupaten, Banten 15710.

  2. Metode Wawancara

    Metode ini dengan cara wawancara serta tanya jawab pada stakeholder PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.

  3. Metode Studi Pustaka

    Metode untuk mendapatkan informasi dari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian.

1.4.2 Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem

    Dalam metode analisa penyusunan Skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa metode analisa, diantaranya adalah sebagai berikut:

    A. SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats).

    Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Dalam pengembangan koperasi yang dikhususkan pada pengembangan strategi manajemen koperasi itu sendiri. SWOT merupakan perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan external yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

    Setelah peneliti menganalisa dengan metode tersebut, peneliti juga melakukan analisa terhadap prosedur sistem berjalan dan menggambarkannya menggunakan diagram UML yang terdiri dari: Usecase diagram, Activity diagram, Sequence diagram, dan Class Diagram. Selanjutnya peneliti membuat elisitasi yang terdiri dari: Elisitasi tahap 1, Elisitasi tahap 2, Elisitasi tahap 3, dan Final draft elisitasi.

1.4.3 Metode Perancangan

Pada Metode Perancangan ini peneliti akan menggambarkan sistem menggunakan UML (Unified Modelling Language) berdasarkan hasil analisis yang ada sehingga menghasilkan model baru yang diusulkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tahapan diagram UML (Unified Modelling Language) diantaranya:

  1. Use Case Diagram, adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam satu sistem.
  2. Activity Diagram, menggambarkan rangkaian aliran dari aktifitas,digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunnakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi.
  3. Sequence Diagram, menggambarkan kolaborasi dinamis anatara sejumlah objek dan untuk menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu pada eksekusi sistem.
  4. Class Diagram, menggambarkan struktur dan deskripsi class dan objek beserta hubungan antara lain pewarisan, asosiasi dan lain-lain.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tool yang berupa software diantaranya:

  1. Visual Paradigm, adalah software yang akan digunakan untuk membuat design dan membuat suatu model diagram.
  2. Visual Paradigm, adalah software yang akan digunakan untuk membuat design dan membuat suatu model diagram.
  3. MySQL, adalah database yang akan digunakan.
  4. Sublime Text 3, adalah software yang digunakan untuk membuat design web.

1.4.4 Metode Prototype

Hasil dari proses analisa yang di lakukan menjadi beberapa usulan aplikasi sistem informasi yang tepat kemudian akan dikembangkan kedalam bentuk prototype.

1.4.5 Metode Testing

Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti menggunakan Black Box Testing karena dapat menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja, inisialisasi dan kesalahan terminasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar mendapatkan pemahaman tentang penulisan Laporan Skripsi ini, penulis mengelompokkan beberapa materi dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I     PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II     LANDASAN TEORI

Berisi tentang definisi ilmu yang diambil dari buku yang berkaitan dengan penyusunan penelitian skripsi serta membahas mengenai teori-teori antara lain, Teori Umum, Teori Khusus, dan Literature Review.

BAB III     ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Berisi tentang gambaran umum perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah serta user requirement yang terdiri dari elisitasi tahap 1,2,3 dan final.

BAB IV     RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisi tentang perancangan sistem baru yang lebih sistematis dan akan dijelaskan dalam bentuk usulan prosedur baru yaitu menggunakan UML (Unifield Modeling Language), rancangan basis data, Prototype dan rancangan tampilan sistem yang diusulkan sampai dengan implementasi program.

BAB V     PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saransaran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi studi pustaka yang digunakan sebagai referensi untuk menyusun laporan skripsi.

LAMPIRAN

Lampiran ini merupakan daftar yang memuat keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.



BAB II

LANDASAN TEORI


2.1 TEORI UMUM

2.1.1 Konsep Dasar Sistem

2.1.1.1 Definisi Sistem

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, diantaranya:

Azhar Susanto (2013:22) [1] mengatakan dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, “ Sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik pisik ataupun non pisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.

Suprihadi dalam Jurnal CCIT (2013:310) ) [2] menjelaskan, “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.”

Kadir (2014:61) [3] menginformasikan, “Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.

Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa “sistem adalah seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya dengan tujuan yang sama.”

2.1.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:47)[1] terdapat 8 (delapan) karakteristik sistem:

1. Tujuan Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:47) [1] terdapat 8 (delapan) karakteristik sistem:“Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem”. Agar target tersebut bisa tercapai, maka target tersebut harus diketahui terlebih dahulu kriterianya. Kriteria dapat juga digunakan sebagai tolok ukur dalam menilai keberhasilan suatu sistem dan menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian. Jadi, kriteria suatu tujuan itu mutlak adanya.

2. Batas Sistem

“Batas sistem merupakan garis abstraksi yang memisahkan antara sistem dan lingkungan”. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut. Batas sistem yang mampu dibayangkan oleh seseorang akan sangat berbeda dengan batas sistem yang sebenarnya dalam dunia nyata. Batas sistem akan memberikan konsekuensi yang kurang baik seandainya dipaksakan untuk sama bagi setiap orang, sebab selain akan menghambat kreativitas pelaku sistem juga akan memperlambat evolusi dari sistem tersebut.

3. Sub Sistem

“Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem, subsistem ini bisa fisik atau pun abstrak”. Subsistem istilah yang digunakan untuk menunjukkan bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan memengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem.

4. Hubungan dan Hirarki Sistem

“Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antar subsistem dengan subsistem lainnya yang setingkat atau antara subsistem dengan sistem yang lebih besar”.

Ada dua macam hubungan sistem, yaitu:

  1. Hubungan horizontal. Hubungan yang menggambarkan hubungan antara subsistem dengan subsistem lain yang setingkat.
  2. Hubungan vertikal. Dalam kebanyakan hal, hubungan sistem ini sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu sistem karena dalam suatu sistem menentukan bagaimana tujuan sistem dapat dicapai kalau bagian-bagian sistem yang ada di dalamnya tidak bisa berhubungan baik atau bekerja sama.

5. Masukan Sistem (Input)

Input merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam suatu sistem. Input dapat berupa energi, manusia, data, modal, bahan baku, layanan, dan lainnya. Input merupakan pemicu bagi sistem untuk melakukan proses yang diperlukan”.

a. Input dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu:

  1. Serial input, merupakan input yang diperoleh sebagai hasil atau output sistem sebelumnya.
  2. Probable input, merupakan potensial input yang dapat digunakan oleh suatu sistem. Suatu sistem harus dapat menentukan input mana yang sesuai untuk menghasilkan output yang diharapkan.
  3. Feedback input, merupakan bagian output dari sistem yang sama yang digunakan sebagai kontrol.

b. Feedback input ini dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Negatif feedback input digunakan sebagai alat kontrol untuk memperkecil. Negatif feedback input ini terus berlangsung sampai terjadi titik keseimbangan di mana antara output yang diharapkan dan realisasi terjadi kesesuaian dengan tingkat penyimpangan yang dapat diterima.
  2. Positif feedback input digunakan sebagai alat kontrol untuk meningkatkan. Positif feedback input ini terus berlangsung sampai terjadi titik keseimbangan di mana antara yang diharapkan dan realisasi terjadi kesesuaian dengan tingkat toleransi penyimpangan yang dapat diterima

6. Pengolah Sistem (Process)

“Proses merupakan perubahan dari input menjadi output”. Proses ini mungkin dilakukan oleh mesin, orang, atau komputer. Kombinasi input serta urutan yang berbeda untuk menghasilkan output yang bermacam-macam menjadikan proses itu sangat kompleks. Proses mungkin berupa perakitan yang menghasilkan satu macam output dari berbagai macam input yang disusun berdasarkan aturan tertentu.

7. Keluaran Sistem (Output)

Output merupakan hasil dari suatu proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem”. Output seperti halnya input mungkin berbentuk produk, servis, informasi dalam bentuk print out komputer atau energi seperti output dari dinamo. Berdasarkan penggunaannya suatu output diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Output yang langsung diberikan ke konsumen untuk dikonsumsi atau untuk diproses lebih
    lanjut.

b. Output suatu sistem yang dikonsumsi oleh subsistem yang lain dalam sistem yang sama
    dalam suatu siklus produksi.

c. Output yang merupakan dari bagian output secara keseluruhan yang dapat dikonsumsi oleh
    sistem lain atau oleh sistem yang bersangkutan, tetapi menjadi tidak berguna kalau
   dibuang ke lingkungan.

8. Lingkungan Sistem

“lingkungan sistem adalah faktor-faktor di luar sistem yang memengaruhi sistem. ingkungan sistem ada 2 macam, yaitu:

a. Lingkungan exsternal, yaitu lingkungan yang berada di luar sistem.

b. Lingkungan internal, yaitu lingkungan yang berada di dalam sistem.

Baik lingkungan internal maupun exsternal memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap sistem, sebaliknya suatu sistem sedikit sekali memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan.

2.1.1.3 Klasifikasi Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:52)[1], sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandangan, diantaranya yaitu:


  1.    Sudut Pandang Lingkungan

    a. Sistem Terbuka Sistem terbuka bila aktifitas di dalam sistem tersebut dipengaruhi oleh
        lingkungannya.

    b. Sistem Tertutup Sistem tertutup bila aktivitas di dalam sistem tersebut tidak terpengaruh oleh
        perubahan yang terjadi di lingkungannya..

  2.    Sudut Pandang Asal Pembuatannya

    a. Sistem Buatan Manusia : Sistem buatan manusia yaitu sistem yang dirancang oleh manusia.

    b. Sistem Alamiah : Sistem alamiah yaitu sistem yang terjadi melalui proses alam, seperti sistem
        matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi, dll.

  3.    Sudut Pandang Keberadaannya

    a. Sistem Berjalan : Sistem berjalan adalah sistem yang saat ini digunakan.

    b. Sistem Konseptual : Sistem konseptual adalah sistem yang menjadi harapan atau masih di atas
        kertas.

    Bila kita merancang suatu sistem dan sistem tersebut belum diterapkan, maka sistem tersebut hanyalah merupakan angan-angan yang mungkin secara akal sehat (konsep) penyusunannya sistem itu sudah benar, dibuat berdasarkan kebutuhan dan situasi kondisi yang ada. Suatu sistem konseptual akan dapat diterima oleh pemakai sistem sehingga pemakai sistem tersebut menggunakannya untuk menunjang operasi sehari-hari, maka sistem tersebut berubah menjadi sistem berjalan.

  4.    Sudut Pandang Kesulitan

    a. Sistem Sederhana : Sistem sederhana adalah sistem yang memiliki sedikit tingkatan dan
        subsistem atau komponen serta hubungan antara mereka sangat sederhana.

    b. Sistem Komplek : Sistem komplek adalah sistem yang memiliki banyak tingkatan dan
        subsistem atau komponen yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda.

  5.    Sudut Pandang Output / Kinerjanya

    a. Sistem yang Dapat Dipastikan : Dapat dipastikan artinya dapat ditentukan pada saat sistem
        akan dan sedang dibuat

    b. Sistem yang Tidak Dapat Dipastikan : Tidak dapat dipastikan artinya tidak dapat ditentukan
        dari awal, tergantung kepada situasi yang dihadapi.

  6.    Sudut Pandang Waktu Keberadaannya

    a. Sistem Sementara : Sementara artinya sistem hanya digunakan untuk periode waktu tertentu.

    b. Sistem Selamanya : Selamanya artinya sistem digunakan selama-lamanya untuk waktu yang
        tidak ditentukan.

  7.    Sudut Pandang Wujudnya

    a. Sistem Ada secara Fisik. : Ada secara fisik artinya di sini dapat diraba, seperti sistem
        komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dll.

    b. Sistem Abstrak. : Abstrak artinya di sini tidak dapat diraba

  8.    Sudut Pandang Tingkatannya

    a. Sistem : Sistem merupakan komponen dari sistem yang lebih besar

    b. Subsistem : Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dari sebuah sistem.

    c. Supersistem : Supersistem adalah sistem yang lebih besar dan sangat komplek. Supersistem
        mengacu kepada sistem apa pun yang memiliki sistem-sistem yang lebih kecil.

  9.    Sudut Pandang Fleksibilitas

    a. Sistem Dapat Beradaptasi : Dapat beradaptasi artinya bisa menyesuaikan diri terhadap setiap
        pengaruh yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya

    b. Sistem Tidak Dapat Beradaptasi : Tidak dapat beradaptasi artinya tidak dapat menyesuaikan
        diri terhadap perubahan lingkungan.

2.1.1.4 Analisa Sistem

Berikut adalah pengertian Analisa sistem dari beberapa ahli, yaitu:

Taufiq (2013:153) [5]manyatakan bahwa, “Analisa sistem adalah pembelajaran sebuah sistem dan komponen-komponen sebagai prasyarat sistem desain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang baru diperbaiki”.

Sedangkan Yakub (2012:142) [6]berpendapat, “Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (bussines user), proses bisnis (bussines process), ketentuan atau aturan (bussines rule), masalah dan mencari solusinya (problem and bussines solution), dan rencana-rencana perusahaan (bussines plan).”

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa analisa sistem adalah suatu tahapan penelitian pada sistem yang berjalan dan merupakan proses penguraian sistem yang digunakan yang bertujuan memudahkan dan menjalankan tahap selanjutnya untuk mengidentifikasi setiap permasalahan yang ada.

2.1.2 Konsep Dasar Data dan Informasi

2.1.2.1 Definisi Data

Berikut adalah beberapa definisi data menurut beberapa ahli di antaranya:

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 (2013:310)[1], “Data adalah sekumpulan keterangan atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah”.

Menurut Gordon B. Davis dalam buku Konsep Sistem Informasi (2014:8)[3], “Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukkan jumlah jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya”.

Menurut Mia Andini dkk dalam Jurnal Sains dan Informatika Vol. 1 No. 2 (2015:48)[4], “Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat”.

2.1.2.2 Definisi Informasi

Berikut adalah beberapa definisi informasi menurut beberapa ahli di antaranya:

McLeod (2013:8) [10] mengatakan, “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan data yang diolah menjado bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya.”

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 (2013:310)[1], “Informasi dalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

Menurut Gordon B. Davis dalam buku Konsep Sistem Informasi (2014:9)[3], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang”.


2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.3.1 Definisi Sistem Informasi

Taufiq (2013:17) [5]mengatakan, “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang dibutuhkan”.

Menurut Rahmat dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:14), “Sistem informasi merupakan kegiatan atau aktifitas yang melibatkan serangkaian proses, berisi informasi-informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan”.

2.1.3.2 Komponen Sistem Informasi

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], komponen sistem terdiri dari 6 (enam) blok bangunan, yaitu:

  1.    Blok Masukan (Input Block)

    Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  2.    Blok Model (Model Block)

    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  3.    Blok Keluaran (Output Block)

    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4.    Blok Teknologi (Technology Block)

    Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

    Blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).

  5.    Blok Basis Data (Database Block)

    Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  6.    Blok Kendali (Controls Block)

    Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperature tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.


2.1.4 Konsep Dasar Perancangan Sistem

2.1.4.1 Definisi Perancangan Sistem

Menurut Sugianto dalam Zohrahayati (2013:28)[16], ”Perancangan Sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan peran suatu sistem informasi berbasis komputer”.

Alison McKay dkk [15]dalam International journal of computer integrated manufacturing (2016:237-250) mengatakan, “Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new products to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through-life support of such products. The emerging discipline of engineering design informatics brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems”.

Sedangkan Yoori Koo dalam International journal of Design (2016:49-65) [14] berpendapat bahwa, “Designers can be part of the development of a socially responsible business system by providing a sustainable perspective and way to understand production and consumption of products and services. Design’s response to social responsibility, in parallel with business’s response, has reflected the great activist movements. Indeed, it has been a recurring theme; with designers addressing issues relating to social responsibility. As it became recognised that designers can directly and indirectly influence the environmental and social performance of products and service as well as the way in which new processes,servicesand products are delivered”.

2.1.4.2 Tahapan Perancangan Sistem

Menurut McLeod dalam jurnal Telematika Vol. 8 No. 2 (2015:70)[6], Perancangan sistem merupakan sebuah penentuan proses data yang diperlukan oleh sistem baru, dan tahap-tahap dalam merancang sistem, meliputi:

  1.    Menyiapkan perancangan sistem secara rinci.

    Analisis bekerjasama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru menggunakan peralatan tertentu.

  2.    Mengindentifikasi alternatif konfigurasi sistem.

    Anaisis harus mengindetifikasi konfigurasi peralatan komputer yang memberi hasil sesuai dengan yang diperlukan untuk menyelesaikan proses.

  3.    Mengevaluasi alternatif konfigurasi sistem.

    Analisis bekerjasama dengan manager untuk mengevaluasi alternatife.

  4. Memilih konfigurasi terbaik.
  5. Menyiapkan usulan implementasi.
  6. Menyiapkan usulan penerapan yang member ringkasan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan dari dokumentasi perancangan.
  7. Menyetujui dan menolak penerapan sistem.

2.1.4.3 Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228) [13], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

2.2.7 Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

2.2.7.1 Definisi UML (Unified Modelling Language)

Berikut adalah beberapa definisi UML (Unified Modelling Language) menurut beberapa ahli di antaranya:

Menurut Yusuf dkk. dalam jurnal CCIT Vol.8 No.2 (2015:29)[25], “UML (Unified Modelling Language) adalah himpunan struktur dan teknik untuk permodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan seperangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut”.

According to Fergus. U. Onu & Chinelo. V. Umeakuka In International Journal of Computer Applications Technology and Research Vol: 5 Issue: 8 (2016:506)[26], “A UML is a standard modeling Language to model thereal world in the fieldof software engineering. A UML diagramis a partial graphical view of a model of a system under design, implementation, or already in existence. UML diagram is made up of graphical elements, UML nodes connected with edges (flows) that represent elements system model. The UML model of the system might also contain other documentation such as use cases written as texts”.

Menurut Yasin dalam Jurnal Paradigma Vol. XV1 No. 2 (2014:34)[27], “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem”.

According to Sparx S In International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering Vol. 4 Issue. 2 (2014:148)[28], “The UML is a visual modeling language and used for visualize, specify, construct and document the artifacts of a software system”.

2.2.7.2 Diagram-Diagram UML (Unified Modelling Language)</i>

Menurut Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:140)[28], Berikut ini adalah diagram UML, yaitu :

  1.    Use Case Diagram

    Use Case Diagram secara grafis menggambarkan, interaksi secara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu.

  2.    Class Diagram

    Menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini menunjukkan class diagram yang menyusun sistem dan hubungan antara class object tersebut.

  3.    Sequence Diagram

    Secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu sama lain, melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi.

  4.    State Chart Diagram

    Digunakan untuk memodelkan behaviour object khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek dari satu state ke state yang lain.

  5.    Activity Diagram

    Secara grafis untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan aksi (action) yg dilakukan saat operasi di eksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Konsep Dasar Monitoring

2.2.1.1 Definisi Monitoring

Menurut Humas Setkab RI dari (2015:1) [15], definesi Monitoring adalah sebagai berikut :

  1. Monitoring adalah aktifitas yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang sedang dilaksanakan.
  2. Monitoring dilakukan ketika sebuah kebijakan sedang diimplementasikan.
  3. Monitoring diperlukan agar kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan, sehingga mengurangi risiko yang lebih besar.

Sedangkan menurut Kimweli dalam International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences (2014:12) [16], “Monitoring is a continuous function that uses the systematic collection of data on specified indicators to provide management and the main stakeholders of an ongoing development intervention with indications of the extent of progress and achievement of objectives and progress in the use of allocated funds”.

Pada umumnya, monitoring digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan. Monitoring ditinjau dari hubungan terhadap manajemen kinerja adalah proses terintegrasi untuk memastikan bahwa proses berjalan sesuai rencana (on the track). Pada pelaksanaannya, monitoring dilakukan ketika suatu proses sedang berlangsung

2.2.1.2 Karakteristik Monitoring

Adapun karakteristik Monitoring adalah sebagai berikut :

  1. Monitoring yang baik dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan instansi terkait dan fokus pada perkembangan pencapaian tujuan.
  2. Melihat perkembangan program dan kerjasama tim dalam memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengambil keputusan dan kebijakan, pembelajaran dan sebagai bahan evaluasi.
  3. Monitoring yang baik tergantung pada kualitas perencanaan.
  4. Monitoring yang baik menuntut kunjungan secara berkala didukung dengan analisis perkembangan dan laporan.

2.2.1.3 Tujuan Monitoring

Adapun tujuan monitoring adalah sebagai berikut:

  1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana.
  2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi.
  3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek.

2.2.1.4 Manfaat Monitoring

  1. Bagi pihak Penanggung Jawab Program:

    a. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi.

    b. Sebagai bentuk pertanggung jawaban (akuntabilitas) kinerja

    c. Untuk meyakinkan pihak‐pihak yang berkepentingan

  2. Bagi pihak Pengelola Proyek, yaitu :

    a. Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat

    b. Mengetahui kekurangan‐kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang sudah
        baik.

    c. Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi proyek.

2.2.2 Konsep Dasar Store

2.2.2.1 Definisi Store

2.2.3Konsep Dasar Database

2.2.3.1 Definisi Database

Berikut adalah beberapa definisi database menurut beberapa ahli di antaranya:

Ladjamudin (2013:129) berpendapat bahwa[21], “Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat besar) yang tersimpan dalam magnetic disk, oftical disk, magnetic drum, atau media penyimpanan sekunder lainya.

Menurut Abdul kadir dalam Jurnal Speed (Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi) Vol. 5 No. 1 (2013:55)[12], “Database sering didefinisikan sebagai kumpulan data yang terkait. Secara teknis, yang berada dalam sebuah database adalah sekumpulan tabel atau objek lain (indeks, view, dan lain-lain). Tujuan utama pembuatan database adalah untuk memudahkan dalam mengakses data”.

Budi. R berargumen dalam Jurnal CCIT Vol. 9 No. 1 (2015:54)[13], “Database (basis data) adalah, kumpulan data yang terintegrasi dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan dicari secara cepat”.

2.2.3.2 Pengguna Database

Berdasarkan cara berinteraksi dengan sistem, pengguna basis data dibedakan sebagai berikut (Anhar, 2016:20) [22].

  1. Database Administrator adalah orang yang mendefinisikan basis data, mengatur hak-hak akses, melakukan perawatan dan koreksi terhadap basis data.
  2. Programmer Aplikasi adalah pengguna yang berinteraksi dengan basis data, dengan membuat antarmuka yang digunakan untuk manipulasi basis data.
  3. Sophisticated User. Pengguna yang ahli, maksudnya adalah pengguna yang mengakses langsung ke mesin basis data menggunakan bahasa non-prosedural.
  4. Specialized User. Pengguna yang mempunyai keahlian dibidang tertentu, maksudnya adalah penggguna ini memakai basis data untuk membangun program aplikasi sesuai bidang keahliannya.
  5. Naveuser. Pengguna yang memiliki pengetahuan komputasi dan basis data secara terbatas. Pengguna ini berinteraksi dengan basis data melalui program aplikasi yang sudah disediakan.

2.2.3.3 Manfaat Database

Manfaat pengguna database bisa disimpulkan sebagai berikut :

  1. Keakuratan (accurancy), dengan menggunakan database keakuratan dari informasi yang didapat jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan manual atau tanpa basis data.
  2. Kerangkapan data (redudans), bisa dikurangi, basis data yang dirancang sudah didesain seminimal mungkin terjadinya reudansi daya.
  3. Kecepatan (speed), kecepatan pemrosesan (simpan, ubah, hapus, tampil).
  4. Standarisasi Data, standarisasi table yang ada didalam database bisa diterapkan untuk memudahkan pengembangan database yang sudah ada.
  5. Efisiensi Ruang Penyimpanan (space), ruang yang dibutuhkan untuk melakukan penyimpanan jauh lebih efisien, karena seluruh berkas yang ada dikemas dan disimpan dalam komputer.
  6. Keamanan (security), untuk memberikan keamanan yang maksimal, programmer bisa mendesain sistem keamanan dan menentukan siapa saja penggunanya.
  7. Kebersamaan Pemakai (sharebility), dengan berbasis computer dan jaringan maka database bisa digunakan secara bersama-sama sesuai hak akses dalam waktu yang bersamaan.
  8. Perbedaan kebutuhan dapat diseimbangkan, setiap pengguna pasti membutuhkan data atau informasi yang berbeda dan itu bisa diatur agar database tidak terlalu berat waktu diakses oleh banyak pengguna.

2.2.3.4 Istilah-istilah dalam Database

Adapun istilah-istilah yang ada didalam database, yaitu:

  1. Table

    Table adalah suatu kumpulan data dalam record-record yang disatukan.

  2. Field

    Field adalah jenis atau tipe data dari suatu item data beserta batasan nilainya.

  3. Record

    Record adalah kumpulan field-field yang disatukan dalam satu baris.

Untuk dapat mengelola data didalam database diperlukan bahasa yang dimengerti oleh pengguna dan database yang dikelola. SQL (Structure Query Language) merupakan bahasa yang telah distandarisasi dan digunakan dalam pengolahan semua database yang ada. Di dalam SQL terdapat 3 (tiga) sub bahasa, yaitu :

  1. DDL (Data Definition Language), yang digunakan untuk membangun objek-objek dalam database seperti table dan index.
  2. DML (Data Manipulation Language), yang digunakan untuk menambah, mencari, mengubah, dan menghapus baris dan table.
  3. DLC (Data Control Language), yang digunakan untuk menangani masalah security dalam database. Ketiga sub bahasa ini dapat diakses setelah database dipanggil.

2.2.9 Konsep Dasar Web

2.2.9.1 Definisi Web

Andika dan Dewanto jurnal informatika Vol.2 No.2 (2013:62) [30] mengatakan, “WEB (World Wide Web) adalah sistem yang saling terkait menggunakan dokumen Hypertext yang diakses melalui jaringan internet. Sebuah halaman web yang berisi teks, gambar, video, dan file multimedia lainnya hanya dapat diakses menggunakan web”.

Sidik dan Husni (2012:1) [31] menginformasikan, “WEB adalah ruang informasi dalam internet, dengan menggunakan teknologi hyperteks, pemakai dituntun utnutk menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam dokumen web yang ditampilkan dalam browser web”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan, “Web adalah sistem yang terhubung langsung dengan jaringan internet yang berguna untuk memberikan informasi seperti teks, gambar, video, dan file multimedia lainnya.

2.2.10 Konsep Dasar PHP (Hypertext Preprocessor)

2.2.10.1 Definisi PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Warsito dalam Jurnal CCIT (2014:27) [21], “PHP adalah bahasa pemrograman untuk dijalankan melalui halaman web, umumnya digunakan untuk mengolah informasi di internet.”

2.2.10.2 Ciri – Ciri Bahasa Pemograman PHP</i>

Kode PHP mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu :

  1. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server misalnya: Apache.
  2. Kode PHP dapat diletakan dan dijalankan di web server.
  3. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti:MYSQL, PostgreSQL, Oracle, dan lain-lain.
  4. Merupakan software yang bersifat open source


2.2.11 Konsep Dasar XAMPP

2.2.11.1 Definisi Xampp

Menurut Walia dalam International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC) (2014:26) [22], “XAMPP stands for Cross-Platform (X), Apache (A), MySQL (M), PHP (P) and Perl (P). It is a simple, lightweight Apache distribution that makes it extremely easy for developers to create a local web server for testing purposes.”

2.2.11.2 Komponen- Komponen XAMPP

Bagian-bagian penting dalam XAMPP diantaranya adalah :

  1. htdocs adalah folder di mana Anda meletakkan file yang akan dijalankan, seperti file PHP, HTML dan script lainnya.
  2. PHPMyAdmin adalah bagian untuk mengelola database MySQL yang dikomputer. Untuk membukanya, membuka browser dan ketik alamat http: // localhost / phpMyAdmin, halaman phpMyAdmin akan muncul.
  3. Control Panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP. Seperti stop service (berhenti), atau start (mulai).

2.2.12 Konsep Dasar MySQL

2.2.12.1 Definisi MySQL

Menurut Winarno (2014:101)[25], “MySQL adalah sebuah software database. MySQL merupakan tipe data relasional yang artinya MySQL menyimpan datanya dalam bentuk table-tabel yang saling berhubungan. Keuntungan menyimpan data di database adalah kemudahannya dalam penyimpanan dan menampilkan data karena dalam bentuk tabel.”

2.2.12.2 Kelebihan MYSQL

Database MySQL memiliki beberapa kelebihan disbanding database lain, diantaranya :

  1. MySQL merupakan Database Management System (DBMS).
  2. MySQL sebagai Relation Database Management System (RDBMS) atau disebut dengan database Relational.
  3. MySQL bersifat open source, yang memiliki kemampuan untuk dapat dikembangkan lagi.
  4. MySQL mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu permintaan atau Multi-Threading.
  5. MySQL merupakan database yang mampu menyimpan data berkapasitas sangat besar hingga berukuran GigaByte sekalipun.
  6. MySQL adalah database menggunakan enkripsi password, jadi database ini cukup aman karena memiliki password untuk mengakses nya.

2.2.13 Konsep Dasar Sublime Text 3

2.2.13.1 Definisi Sublime Text 3

Mat Ryer dalam bukunya yg berjudul Go Programming Blueprints (2015:247) [38] menjelaskan, “Sublime Text 3 is an excellent editor for writting Go code that runs on OS X, Linux and Windows, and has an extremely powerful expansion model, which makes iteasy to customize and extend.” Artinya: “Sublime Text 3 adalah editor yang hebat untuk penelitian kode Go yang berjalan di OS X, Linux dan Windows, dan memiliki model ekspansi yang sangat kuat, yang membuatnya mudah disesuaikan dan diperluas.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan Sublime Text 3 adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web.

2.2.14 Konsep Dasar Prototype

2.2.14.1 Definisi Prototype

Menurut Wiyancoko dalam Saefullah (2015:64)[28], “Prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi sebenarnya”.

Faktor keberhasilan model prototype adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pengembang dan calon pengguna harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.

2.2.14.2 Tahapan - Tahapan Prototype

Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam prototype :

  1. Pengumpulan kebutuhan

    Pengembang dan calon pengguna bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

  2. Membangun prototyping

    Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada calon pengguna (misalnya dengan membuat input dan format output).

  3. Evaluasi prototyping

    Evaluasi ini dilakukan oleh calon pengguna untuk mengetahui apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika sudah sesuai maka dapat dilanjutkan pada proses pembuatan sistem. Jika tidak, prototyping harus direvisi.

  4. Mengkodekan sistem

    Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati, diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

  5. Menguji sistem

    Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, maka harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan salah satu metode seperti, White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

  6. Evaluasi Sistem

    Calon pengguna mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.

  7. Menggunakan sistem

    Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

2.2.14.3 Kelebihan Metode Prototype

Menurut Dini (2015:1)[29], “Kelebihan metode prototyping yang paling utama adalah merupakan salah satu jenis metode pengembangan sistem yang sifatnya sangat cepat dan dapat menghemat waktu”. Selain itu metode prototype juga memiliki beberapa kelebihan lainnya, seperti :

  1. Dapat menjalin komunikasi yang baik antar user dan pengembang sistem.
  2. Setiap perbaikan yang dilakukan pada prototype merupakan hasil masukan dari user yang akan menggunakan sistem tersebut, sehingga lebih reliable.
  3. User akan memberikan masukan terhadap sistem sesuai dengan kemauannya.
  4. Menghemat waktu dalam mengembangkan sebuah sistem.
  5. Menghemat biaya, terutama pada bagian analisa, karena hanya mencatat poin-poin penting saja.
  6. Cocok digunakan pada sebuah sistem kecil, yang digunakan pada ruang lingkup tertentu, seperti sistem di dalam sebuah kantor.
  7. Penerapan dari sistem yang menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

2.2.15 Konsep Dasar Analisa SWOT

2.2.15.1 Definisi AnalisaSWOT

Menurut Osita dalam International Journal of Innovative and Applied Research (2014:23)[30], “The SWOT analysis is one of several strategic planning tools that are used by businesses and other organizations to ensure that there is a clear objective defined for the project or venture, and that all factors related to the effort, both positive and negative, are identified and addressed. In order to accomplish this task, the process involves four areas of consideration: Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT). It should be noted that, when identifying and classifying relevant factors, the focus is not just on internal matters, but also external components that could impact the success of the project.”

Secara umum, pengertian Analisa SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

2.2.15.2 Manfaat Analisa SWOT

Menurut Suryatama dalam Bilung (2016:119)[31], beberapa manfaat yang bisa didapat dari analisa SWOT diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai kebijakan strategis terkait rencana dan pelaksanaan di masa anak datang.
  2. Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan sebuah perusahaan.
  3. Memberikan tantangan ide-ide bagi pihak manajemen perusahaan.
  4. Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan.

2.2.15.3 Tujuan Analisa SWOT

Menurut Bilung dalam eJurnal Administrasi Bisnis (2016:119)[31], “Dengan analisis SWOT memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi baik positif maupun negatif dari dalam dan dari luar perusahaan. Peran kunci dari SWOT adalah untuk membantu mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan strategi dan pengambilan keputusan, tujuan yang dapat diterapkan pada hampir semua aspek industri”.


2.2.16 Konsep Dasar Black Box Testing

2.2.16.1 Definisi Black Box Testing

Menurut M. Sidi Mustaqbal dalam Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol. 1 No. 3 (2015:34)[16], “Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”.

Black Box Testing bukanlah solusi alternatif dari White Box Testing tapi lebih merupakan pelengkap untuk menguji hal-hal yang tidak dicakup oleh White Box Testing. Black Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut:

  1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
  2. Kesalahan antarmuka (interface errors).
  3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.
  4. Kesalahan performansi (performance errors).
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Pengujian di desain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana fungsi-fungsi diuji agar dapat dinyatakan valid?
  2. Input seperti apa yang dapat menjadi bahan kasus uji yang baik?
  3. Apakah sistem sensitif pada input-input tertentu?
  4. Bagaimana sekumpulan data dapat diisolasi?
  5. Berapa banyak rata-rata data dan jumlah data yang dapat ditangani sistem?
  6. Efek apa yang dapat membuat kombinasi data ditangani spesifik pada operasi sistem?

2.2.17 Konsep Dasar Elisitasi

2.2.17.1 Definisi Elisitasi

Menurut Shadab Khan dalam International Journal of Information and Computation Technology (2014:134)[35], “Requirements elicitation is one of the first activities that tries to define the project scope and elicit user requirements. This activity relies in communication and cooperation between stakeholders which makes collaboration crucial for the success of this activity, especially in global software development projects with distributed teams and stakeholders.”

2.2.17.2 Tahapan Esilitas

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap 1

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melaui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap 2

    Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

    a. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada
        dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    b. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan
        boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem
        maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    c. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem
        yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap 3

    Elisitasi tahap III, merupakan hasil pernyataan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

    a. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pemakaiannya dan pembuatannya sulit
        serta berbiaya mahal.

    b. Middle (M) :Mampu dikerjakan.

    c. Low (L) : Mudah Dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi

    Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dirancang.

2.2.18 Konsep Dasar Literature Review

2.2.18.1 Definisi Literature Review

Menurut Deviachrista (2013:1)[36], “Literature Review adalah uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti”.

2.2.17.2 Literature Review

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan dan memiliki hubungan searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini, antara lain :

  1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Sirmauli yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Aset Pada Koperasi Karyawan PT. GMF Aeroasia Sejahtera” (2016). Penelitian ini bertujuan untuk memonitor pendataan aset secara akurat dan jelas sesuai antara sumber data dan bukti fisik dilapangan agar tidak adanya penyalah gunaan aset, serta membangun sistem yang mampu menghasilkan laporan informasi aset yang cepat, tepat dan akurat. Ada pun kendala yang dihadapi adalah pencatatan aset yang masih manual menggunakan Ms. Excel yang dinilai tidak efisien karena memerlukan tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode analisa SWOT, PIECES, dan UML sebagai metode perancangannya.
  2. Penelitian Skripsi yang telah dilakukan Sri Murti yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Remainder Monitoring Data PO Pada PT Makmur Abadi Semesta Tangerang” (2016). Permasalahan yang terjadi adalah pada pengolahan data yang bersifat manual yaitu menggunakan Ms. Excel yang dinilai memiliki kelemahan salah satunya pengontrolan tanggal selesai PO, karena setiap PO yang masuk langsung diberikan tanggal selesai, tetapi pada sistem yang berjalan saat ini masih banyak PO yang tidak terselesaikan, sehingga PO tidak closed atau tidak teratur. Hal ini berdampak pada pembuatan laporan perusahaan yang kurang termonitoring dan masih kurang efisien dan efektif. Tujuan dari penelitian Skripsi ini adalah agar dapat merancang sistem yang dapat mengelola data PO agar tepat waktu sehingga memudahkan manajemen dalam pengambilan suatu keputusan.
  3. Penelitian Tugas Akhir yang telah dilakukan oleh Yusuf Hadi yang berjudul “Monitoring Sistem Pengadaan Barang Pada SMPN 13 Kota Tangerang” (2016). Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu sistem input dan output barang yang terintegrasi sehingga membantu dalam pengadaan barang, dan memudahkan dalam hal pencatatan dan pengontrolan pemakaian barang, proses pengolahan, hingga penyimpanan data barang, serta memberikan laporan barang yang cepat dan akurat baik yang masuk maupun yang keluar berbentuk Digital Document (PDF) dengan periode bulanan.
  4. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Muhammad Naufal Assegaf yang berjudul “Rancangan Sistem Informasi Pengadaan Barang Pada PT MSH Niaga Telecom Indonesia Dengan Metodologi Berorientasi Obyek” (2014). Permasalahan yang terjadi adalah kurangnya keamanan data, seperti kehilangan data dan manipulasi data, sering terjadinya kesalahan pencatatan yang menyebabkan masih adanya kerangkapan data, serta pembuatan laporan yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan solusi dari permasalahan pada bagian pengadaan yang ada saat ini, meminimalisir kesalahan dengan memberikan pencatatan yang sesuai dan akurat, memberikan penyimpanan data yang lebih aman, sehingga memudahkan dalam pencarian data, serta memudahkan dalam mengontrol data masukan dan keluaran dalam penyajian informasi tentang pengadaan barang sehingga laporan dapat dilakukan secara cepat dan akurat.
  5. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Agung Wahana dan Asep Ririh Riswaya yang berjudul “Sistem Informasi Pengadaan Barang ATK di PT. Mekar Cipta Indah Menggunakan PHP dan MySQL” (2014). Permasalahan yang terjadi adalah pada penggunaan Microsoft Excel yang digunakan untuk menyimpan data-data barang yang memerlukan waktu yang lama dalam proses pencarian data dan pembuatan laporan, sehingga perlu adanya interface yang dapat mempermudah user dalam mengolah data report dan memperoleh data yang cepat, akurat dan tepat sesuai kegiatannya. Perancangan aplikasi informasi pengadaan barang ATK pada perusahaan kontraktor dan mesin dibuat untuk membantu karyawan perusahaan kontraktor dan mesin untuk melakukan pengadaan barang ATK. Manfaat dari sistem informasi pengadaan barang ATK ini adalah untuk meningkatkan produktivitas pada perusahaan kontraktor dan mesin tersebut.
  6. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Kartina Purwaningsih dan Agus Winarno yang berjudul “Sistem Informasi Pengadaan Barang Pada CV Basuki Semarang” (2013). CV Basuki adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang, perusahaan ini harus mampu mempertimbangkan modal, permintaan konsumen serta ketersediaan barang (stok barang). Permasalahan yang terjadi adalah pada pembuatan laporan pembelian barang masih disusun secara manual dengan mengumpulkan data-data transaksi yang terjadi pada periode tertentu sehingga banyak kesalahan data pada laporan yang dihasilkan, selain itu memerlukan waktu yang cukup lama.



BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM


3.1 SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN

PT. Nestle merupakan produsen makanan dan minuman terkemuka di dunia yang memasok lebih dari 10 juta produk makanan ke pasaran setiap tahunnya. “Good Food, Good Life‟ merupakan slogan Nestlé yang menggambarkan komitmen Nestlé sebagai produsen makanan yang peduli akan kesehatan umat manusia dengan menghasilkan makanan yang sehat, bermutu, aman, berkualitas, bergizi, dan menyenangkan untuk dikonsumsi demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Nestlé didirikan pada tahun 1866 di Vevey, Swiss. Pendirinya adalah Henry Nestlé, seorang ahli gizi berkebangsaan Jerman. Hal yang melatarbelakangi Henry Nestlé adalah banyaknya bayi yang meninggal dunia sebelum usia mereka mencapai satu tahun, hal ini dikarenakan para ibu tidak dapat menyusui sendiri bayinya. Terlebih lagi saat teman Henry Nestlé menghampiri dirinya untuk menyelamatkan bayi prematur. Henry Nestlé kemudian membawa bayi itu kerumahnya dan memberikan makanan berupa paduan dari roti, susu dan gula. Kondisi bayi tersebut pun berangsur pulih dari hari ke hari. Penemuan ini memberikan kabar gembira dan langsung tersebar luas.

Ferine Lactee Nestlé‟ mejadi makanan pendamping ASI sekaligus makanan penambah gizi yang berhasil menekan angka kematian bayi. Sejak saat itu Nestlé menjadi perusahaan produsen makanan yang mendapat kepercayaan dari masyarakat. Henry Nestlé memanfaatkan nama keluarganya 'Nestlé', yang dalam bahasa Jerman Swiss berarti sarang burung kecil (little nest), menjadi logo perusahaannya. Logo tersebut menjadi lambang rasa aman, kasih sayang, kekeluargaan dan pengasuhan.

Henry Nestlé bukan saja melahirkan makanan bayi yang bermutu, namun juga menjadi orang Swiss pertama yang membangun industri modern yang berpikir akan pentingnya citra merek dan perusahaan. Melalui simbol dua anak burung dalam sarang bersama induknya dengan penuh kasih sayang memberi makanan kepada anakanya, citra Nestlé langsung dikenal sebagai perusahaan yang menghasilkan makanan bermutu penuh gizi. Simbol ini kemudian diubah pada tahun 1868 dan langsung diterapkan di berbagai materi iklan dan publikasi. Sampai sekarang, logo ini tetap digunakan dalam nuansa modern sesuai dengan kemajuan zaman.

Pada tahun 1910 susu Tjap Nona‟ masuk ke pasaran Indonesia melalui distributor yang ada di Singapura. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1965 pemerintah membuka kesempatan berinvestasi bagi investor asing. Kebijakan ini mendorong Nestlé dan para mitranya untuk membuka usaha di Indonesia. Pada tanggal 29 Maret 1971, Nestlé S.A yang berpusat di Vevey, Swiss bersama mitra lokalnya mendirikan PT. Food Specialties Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Waru, Jawa Timur. Pabrik ini didirikan pada tahun 1972 dan mulai beroperasi pada tahun 1973 yang menghasilkan susu Tjap Nona.

Pada awal 1980 produksi susu segar mengalami peningkatan drastis, kondisi tersebut merupakan salah satu keberhasilan PT Food Specialties Indonesia dalam membina petani sapi perah. Hal ini mendorong PT Food Specialties Indonesia mendirikan pabrik baru. Pabrik ini didirikan di Kejayan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1988 serta diresmikan oleh Presiden RI (pada saat itu) Soeharto, pada Juni 1988.

Pada tahun 1979, PT Nestlé Beverages Indonesia (dahulu bernama PT Indofood Jaya Raya) yang memiliki pabrik di Panjang, Lampung, mulai memproduksi kopi instan “Nescafé‟. Selain pure coffee, PT Nestlé Beverages Indonesia juga memproduksi mixes coffee dalam berbagai aroma. Pada tahun 1997 Nescafé mulai memasuki pasaran Rusia dalam kemasan jar dan dua tahun kemudian produksi kopi instan dalam kemasan kaleng dihentikan. Selanjutnya pada tahun 2001 sebagian proses pengemasan untuk produk 3in1 diserahkan ke co-manufacturer dan PT Nestlé Beverages Indonesia berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia.

Pada tahun 1988 Nestlé pusat mengakusisi Rowntree Macintosh dari Inggris sehingga membuka peluang Nestlé untuk mengembangkan usahanya di bidang kembang gula. Pabrik PT Food Specialties Indonesia yang merupakan anak perusahaan Nestlé mengambil alih PT Multi Rasa Agung, yang memiliki pabrik di Cikupa, Tangerang dan menghasilkan permen dengan merek dagang „Foxs‟. Pada tahun 1990 diresmikan pabrik baru di Cikupa, Tangerang. Pada tahun 1992, dalam rangka memperluas usahanya, PT Multi Rasa Agung memperluas pabriknya dan memproduksi permen dengan merek dagang “Polo‟. Pada 1996 PT Multi Rasa Agung berganti nama menjadi PT. Nestlé Confectionery Indonesia dan mulai memproduksi “Nestea Powder‟ pada tahun 1997.

Selain pabrik Waru, Kejayan, Cikupa dan Panjang, Nestlé Indonesia juga memiliki sebuah pabrik di Telaga yang memproduksi mie instan. Sejak tahun 1999 dilakukan penggabungan manajemen secara bertahap di PT Nestlé Indonesia dan pabrik-pabriknya. Pada Desember 1999, PT Nestlé Indonesia dan PT Nestlé Asean Indonesia berubah menjadi PT Nestlé Indonesia, yang kedua pada akhir tahun 2000 PT Nestlé Confectionery Indonesia bergabung dengan PT Supmi Sakti, kemudian berubah menjadi PT Nestlé Indonesia dan pabrik Telaga ditutup. Ketiga, pada akhir tahun 2001 PT Nestlé Beverages Indonesia dan PT Nestlé Distribution Indonesia bergabung dengan PT Nestlé Indonesia. Pada Juni 2002, pabrik Waru dilikuidasi dan digabung dengan pabrik Kejayan.

PT Nestlé Indonesia juga semakin memperluas usahanya dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan perusahaan lain. Salah satu kerjasama yang dilakukan berlangsung pada 1 April 2005. PT Nestlé dan PT Indofood Sukses Makmur, TBK melakukan kerjasama dalam bentuk joint venture. Perusahaan ini diberi nama PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (NICI). Perusahaan ini menghasilkan produk-produk bumbu masakan yang akan dipasarkan di Indonesia. Sejak tanggal 29 Desember 1993, PT Food Specialties Indonesia telah resmi berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia.

Tabel 1. Sejarah singkat PT Nestlé di Indonesia

<thead> </thead> <tbody> </tbody>
Waktu Perkembangan
Abad 19 Produk Nestlé Milkmaid dikenal sebagai „Tjap Nona‟
29 Maret 1971 Berdirinya PT Food Specialties Indonesia
1972 Berdirinya Pabrik Waru, Jawa Timur
1973 Pabrik Waru mulai beroperasi dengan menghasilkan produk susu
12 April 1978 Berdirinya PT Indofood Jaya Raya yang kemudian berganti nama menjadi PT Nestlé Beverages Indonesia
1979 Berdirinya Pabrik Panjang, Lampung yang menghasilkan produk - produk kopi
1988 Berdirinya Pabrik Kejayan, Jawa Timur yang menghasilkan produk - produk susu bubuk
1990 Berdirinya Pabrik Cikupa, Tangerang yang menghasilkan produk - produk confectionery.
1993 Perubahan nama PT Food Specialties menjadi PT Nestlé Indonesia
1995 Pengakusisian PT Supmi Sakti yang memproduksi mie instant dengan pabrik yang berlokasi di Telaga.
1998 PT Sumber Pangan Segar dan PT Rola Perdana ditunjuk sebagai distributor utama PT Nestlé Indonesia. Selanjutnya ke dua perusahaan ini bergabung dan berganti nama menjadi PT Nestlé Distribution Indonesia yang merupakan distributor tunggal.
2001 Penggabungan perusahaan - perusahaan yang tergabung dalam Grup PT Nestlé Indonesia menjadi satu badan hukum PT Nestlé Indonesia.
2002 Pengintregasiaan Pabrik Waru dengan Pabrik Kejayan
2005 Pembentukan joint venture dengan PT Indofood Sukses Makmur, TBK dengan nama perusahaan PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia


3.1.1 Visi Dan Misi Perusahaan

A. Visi perusahaan:

PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Selain itu, visi dari PT Nestlé Indonesia adalah:

  1. Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia
  2. Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang dengan modal yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan konsumen.
  3. Menjadi pemimpin pangsa pasar atau posisi no. 2 yang kuat di setiap kategori Selain visi dan misi, PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto perusahaan mereka, yaitu “Passion for Our Consumers” Melalui motto ini, PT Nestlé Indonesia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya.

Berdasarkan hal ini pula, PT Nestlé Indonesia menerapkan beberapa kebijakan Kualitas dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan.
Kebijakan Kualitas meliputi:

  1. Produk dan jasa tidak pernah mengabaikan faktor keamanan pangan
  2. Selalu mematuhi peraturan yang berlaku
  3. Zero waste dan zero defect
  4. Berkomitmen secara terus menerus untuk meningkatkan standar kualitas

Kebijakan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan meliputi.

  1. Karyawan dan mitra bisnis adalah alat yang paling berharga
  2. Menerapkan praktek bisnis yang ramah lingkungan (mencegah pencemaran lingkungan)
  3. Mematuhi semua peraturan di bidang lingkungan dan K3
  4. Menihilkan kecelakaan kerja dan keluhan masyarakat
  5. Perbaikan secara terus menerus di bidang lingkungan dan PT. Nestlé Indonesia selalu menerapkan nilai - nilai yang selama ini menjadi landasan bagi perusahaan dan seluruh karyawan, nilai - nilai tersebut dikenal dengan istilah “PRIDE”, yang merupakan singkatan dari Passion (Semangat), Respect (menghormati), Integrity (Integritas), Determination (Gigih), dan Excellence (Unggul).

A. Misi perusahaan:

Misi Nestlé Indonesia untuk turut mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat melalui produk-produknya yang berkualitas, bernutrisi dan lezat rasanya. Selain itu kami juga memfokuskan diri untuk senantiasa memberikan informasi dan pendidikan bagi konsumen kami, antara lain seperti tercantum dalam kemasan setiap produk kami. Dalam menjalankan bisnisnya, Nestlé berusaha untuk selalu menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat dan menciptakan manfaat.



3.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi

Keberhasilan suatu perusahaan tidak tercapai apabila tidak ada kerjasama yang baik antara fungsi dan para karyawan. Maka dari itu diperlukan suatu kordinasi yang baik antar karyawan, agar tugas yang dijalankan lebih efektif dan efisien.

Gambar 1 Struktur Organisasi Perusahaan

https://i.stack.imgur.com/20g14.jpg

Sumber : PT. Nestle Cikupa Factory Indonesia


Untuk lebih jelasnya, dibawah ini penulis berusaha untuk menjelaskan fungsi dari organisasi pada PT. Nestle Cikupa Factory Indonesia, sebagai berikut:

  1. Manajer Factory

    Peran seorang factory manager ini sungguh besar bagi perkembangan usaha pada sebuah perusahaan. Cakupan kerjanya yang banyak menjadikan seorang factory manager sebagai inti dari jalannya produksi pabrik. Tugas dan wewenang factory manager atau manajer pabrik bagi jalannya produksi ini diantaranya mengelola beragam fungsi dalam pabrik dan membawahi beberapa manajer beberapa departemen.

  2. FICO (Finance dan Control)

    Tugas umum dari finance adalah menghasilkan laporan keuangan rutin, memperkuat kontrol internal dan melindungi aset. Sedangkan fungsi khusus adalah sebagai financial advisor untuk tim manajemen pabrik, menghasilkan laporan analisa, rekomendasi dan keputusan terbaik untuk pabrik

  3. HR (Human Resourse)

    Departemen Human Resource berfokus pada pelatihan dan pengembangan karyawan melalui penyediaan fasilitas pelatihan. Selain itu, HR juga mengatur pengadaan tenaga kerja baru baik permanen, kontrak maupun out sourcing.

  4. Enginering

    Engineering bertanggung jawab menjaga aset perusahaan seperti alat-alat produksi, agar dapat berfungsi secara optimal. Departemen ini juga bertanggung jawab atas penyediaan dan penggunaan energi selalu dalam keadaan aman efisien dan ramah lingkungan.

  5. QA & AG (Quality Assurance & Apliction Group)

    Departemen Quality Assurance memiliki tugas pokok yaitu menjamin kualitas produk sesuai dengan standar. Selain itu, mereka juga wajib meningkatkan tanggung jawab seluruh karyawan pabrik terhadap sistem manajemen mutu. Departemen Aplication Group mempunyai tugas melakukan penelitian dan pengembangan produk berupa desain kemasan, formulasi dan jenis produk, serta optimasi proses produksi.

  6. Produksi

    Departemen Produksi bertugas untuk menghasilkan produk sesuai rencana dengan waktu dan biaya yang efisien serta mutu yang sesuai dengan standar.

  7. RPU (Resource Planning Unit)

    Tanggung jawab RPU adalah mengatur rencana produksi rutin dan mengatur penyediaan bahan baku hingga mendistribusikan produk jadi kepada para distributor.

  8. IP-OD (Industrial Performance-Operational Development)

    IP-OD memiliki tiga fungsi utama yaitu mendukung operasional, mengubah dan memperbaiki manajemen, dan melakukan manajemen peningkatan pengetahuan dan pengembangan karyawan.

  9. Training and SHE (Safety, Health, and Environment).

    Departemen SHE memiliki tugas memastikan kondisi kerja dalam keadaan yang aman bagi kesehatan karyawan dan menjaga lingkungan sekitar pabrik dari pencemaran dengan mengikuti peraturan – peraturan yang berlaku dari pemerintah.


3.2 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

3.2.1 Prosedur Sistem yang Berjalan

Prosedur sistem monitoring penggunaan sundry material department production yang berjalan saat ini pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah sebagai berikut :

  1. Jendral Operator produksi melakukan pencatatan setiap penggunaan sundry material production ke dalam form data penggunaan sundry material. Dan menyerahkan form ke bagian Clerk admin production.
  2. Clerk melakukan pencatatan data penggunaan sundry material ke dalam file Microsoft excel sundry material production. Dan memastikan data penggunaan sundry material yang ada pada store sundry material sesuai dengan file Microsoft excel sundry material production. Clerk mengontrol stock sundry material dan mencatat ke dalam form order material sundry. Maka demikian proses monitoring penggunaan sundry material department production telah selesai.
  3. FLM (First Line Manager) menerima form order sundry material.


3.2.2. RANCANGAN SISTEM YANG BERJALAN

  1. Use Case Diagram Yang Berjalan

    Berikut gambaran use case diagram monitoring penggunaan sundry material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.2.

    https://i.stack.imgur.com/QRh6j.jpg

    Gambar 3.2 Use Case Diagram Yang Berjalan

    Berdasarkan Use Case Diagram pada gambar 3.2 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (satu) sistem Monitoring penggunaan sundry material yang mencakup seluruh kegiatan.

    b. 3 (tiga) Actors yang melakukan kegiatan diantaranya : Jendral Operator produksi, Clerk, FLM (Ferst
        Line Manager).

    c. 8 (Delapan) Use Cases yang dilakukan oleh Actors.

  2. Activity Diagram Prosedur Data Penggunaan sundry material.

    Berikut gambaran Activity Diagram diagram data penggunaan sundry material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.3.

    https://i.stack.imgur.com/ebPQ4.jpg

    Gambar 3.3 Activity Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material.

    Berdasarkan Activity Diagram pada gambar 3.3 yang berjalan saat ini, terdapat:

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali.

    b. 2 (Tiga) Activities yang dilakukan oleh Actors Jendral Operator.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  3. Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Activity Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.4.

    https://i.stack.imgur.com/5Pmiu.jpg

    Gambar 3.4 Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali.

    b. 5 (Lima) Activities yang dilakukan oleh Actors Clerk.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  4. Activity Diagram Prosedur Order Store Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Activity Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.5.

    https://i.stack.imgur.com/GB0AX.jpg

    Gambar 3.4 Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali

    b. 3 (Lima) Activities yang dilakukan oleh Actors Firt Line Manager.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  5. Sequence Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram prosedur data penggunaan Sundry Material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.6.

    https://i.stack.imgur.com/yzyzD.jpg

    Gambar 3.6 Sequence Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.6 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Jendral Operator Department production

    b. 2 (Dua) Lifelines, yaitu : Form data penggunaan Sundry material.

    c. 2 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors

  6. Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.7.

    https://i.stack.imgur.com/DOaVb.jpg

    Gambar 3.7 Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.7 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Clerk Department production

    b. 3 (Tiga) Lifelines, yaitu : File Excel, Store Sundry Material, Form data Order Sundry material.

    c. 6 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors

  7. Sequence Diagram Prosedur Order Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram Prosedur Order Store sundry material, seperti pada gambar 3.8.

    https://i.stack.imgur.com/zsOcj.jpg

    Gambar 3.7 Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.8 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Clerk Department production

    b. 3 (Tiga) Lifelines, yaitu : File Excel, Store Sundry Material, Form data Order Sundry material

    c. 6 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors


3.3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

3.3.1 Metode Analisa SWOT

Pada penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT untuk menganalisa dan juga mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Tabel analisa SWOT pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang dapat dilihat pada tabel 3.1.

<thead> </thead> <tbody> </tbody>
Strengths (S) Weaknesses (W)
  1. Nestle sebagai produsen susu formula terbesar di dunia.
  2. Nestle memiliki produk – produk yang terpecaya baik nasional maupun internasional.
  3. Kuatnya tim pemasaran untuk program menjaga mutu, sampai ke plosok desa.
  4. Nestlé memiliki jaringan R&D terluas di kalangan perusahaan makanan dan minuman.

PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, Pada Store Sundry Material Production Departement Masih menggunakan Microsoft Excel pada pencatatan data nya, Sehingga:

  1. Berpotensi terjadinya salah input.
  2. Dalam hal keamanaan nya masih kurang karena tidak ada perbedaan hak akses
  3. Proses peng-input an data yang lambat kerena dilakukan seminggu sekali.
Opportunities (O) Threats (T)
  1. Nestle dapat memanfaatkan nama besar sebagai perusahaan pelopor pembuat susu formula dan merupakan perusahaan makanan terbesar di dunia.
  2. Kepercayaan masyarakat terhadap keunggulan produknya harus senantiasa di pertahankan.
  3. Nestle memiliki komitment yang akan mengembangkan kualitas produk yang di hasilkannya.
  4. Sesuai dengan selera konsumen, dan menciptakan kesan brand minded konsumen.
  1. Menaikan omset menjadi tidak mudah karena terdapat mind set bahwa kualitas yang bagus pasti harga nya mahal.
  2. Akan kalah dari perusahaan lain yang lebih menonjol kan harga murah dan kualitas produk yang tidak begitu buruk, meskipun tidak membawa brand.
  3. Terdapat kontaminasi terhadap pasokan untuk bahan baku makanan dari produk nestle.

Berdasarkan analisa identifikasi SWOT yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisa untuk mencari strategi dengan menggunakan analisis silang matriks SWOT. Matriks SWOT adalah analisis untuk mencari strategi menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang ada untuk menghindari ancaman (strategi S-T). Selain itu dapat dianalisis juga strategi untuk mengurangi kelemahan untuk mecapai peluang yang ada (strategi W-O) serta mengatasi ancaman atau resiko yang akan terjadi nanti (strategi W-T). Berikut tabel strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Tabel Analisa Silang Matriks SWOT

https://i.stack.imgur.com/ndSgK.jpg

3.3.2 Analisa Masukan Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan

    Berikut adalah analisa masukan pada sistem monitoring penggunaan Sundry Material:

    a. Nama : Form Data Penggunaan sundry material
    Fungsi : Digunakan untuk peng-input-an ke dalam Microsoft Excel Sundry material.
    Sumber : Departemen produksi
    Media : File Microsoft Excel.
    Frekuensi : Seminggu sekali meskipun data penggunaan ada setiap harinya.
    Keterangan : Berisikan nama material, unit, dan lokasi bagian yang menggunakan.
  2. Analisa Proses

    Berikut adalah analisa proses pada sistem monitoring penggunaan Sundry Material:

    a. Nama : Stock Taking Sundry Material
    Fungsi : Digunakan untuk penyocokan data Store Sundry Material Dengan File Microsoft Excel Sundry material dan Order Sundry Material.
    Sumber : Departemen produksi
    Media : File Microsoft Excel.
    Frekuensi : Satu bulan sekali.
    Keterangan : Berisikan nama material, unit, dan lokasi bagian yang menggunakannya.

3.4 KONFIGURASI SISTEM BERJALAN

Adapun konfigurasi sistem yang digunakan pada sistem yang berjalan yaitu:

  1. Spesifikasi Hardware
    a. Processor : Intel Pentium Core i5-5005U 2.00 GHz
    b. Monitor : Generic PnP Monitor
    c. RAM : 4 GB
    d. Hardisk : 500 GB HDD
  2. Spesifikasi Software
    a. Windows 10 Home Single Language 64-Bit
    a. Microsoft Office 2010

3.5 Hak Akses (Brainware)

1. Jendral Operator
2. Clerk
3. FLM (First Line Manager)

3.6 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.6.1 Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, permasalahan yang dihadapi pada Store Sundry Material Departement production yaitu:

1. Jadwal peng-input-an data penggunaan Sundry Material yang dinilai lambat yaitu seminggu sekali.
2. Dikarenakan sistem saat ini masih menggunakan Microsoft Excel maka berpotensi terjadinya kesalahan dalam peng-input-an data.
3. Proses Monitoring Store Sundry Material tidak aman karena tidak adanya hak akses yang memadai sehingga rentan terjadi manipulasi data.

3.6.2 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, permasalahan yang dihadapi pada Store Sundry Material Departement production yaitu:

1. Merancang suatu sistem berbasis Web menggunakan PHP dan MySQL agar proses Monitoring Store Sundry Material lebih terintegrasi.
2. Memudahkan User melakukan tugasnya dengan tampilan halaman yang user friendly dan praktis.
3. Membuat tingkatan hak akses yang berbeda-beda agar setiap User dapat menjalankan tugasnya masing-masing dengan lebih optimal.

3.7 USER REQUEREMENT

3.7.1 Esilitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada stakeholder mengenai sistem yang diusulkan. Berikut adalah Elisitasi tahap I, seperti pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

https://i.stack.imgur.com/CtCuV.jpg
https://i.stack.imgur.com/teuHz.jpg

3.7.2 Esilitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil klasifikasi dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential). Metode tersebut bertujuan untuk memisahkan antara rancangan yang penting dan memang harus ada dalam pembuatan sistem yang baru serta rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut ini adalah Elisitasi tahap II, seperti pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

https://i.stack.imgur.com/UQW2W.jpg
https://i.stack.imgur.com/yhbnh.jpg

3.7.3 Esilitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE dengan opsi LMH. Berikut adalah Elisitasi tahap III, seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

https://i.stack.imgur.com/ckQem.jpg
https://i.stack.imgur.com/wVuME.jpg

3.7.4 Final Draft Esilitasi

Berdasarkan elisitasi tahap III maka dapat menghasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah dalam pembangunan suatu sistem monitoring pengadaan jasa. Berikut lampiran final draft elisitasi pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

https://i.stack.imgur.com/Oyv5F.jpg
https://i.stack.imgur.com/oRuiC.jpg



BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN


4.1 RANCANGAN SISTEM USULAN

4.1.1 Prosedur Sistem Usulan

Berdasarkan sistem yang berjalan, maka dapat diketahui bahwa dalam aktivitas monitoring data penggunaan Sundry Material Department Production Pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang masih memiliki banyak kekurangan dikarenakan proses penggunaan data Sundry Material yang masih menggunakan File Excel dan tidak adanya laporan penggunaan (hari, minggu, buan). Untuk memudahkan pekerjaan pada Department production Store Sundry Material, langkah selanjutnya adalah dengan merancang dan membuat sistem yang lebih baik, berikut adalah prosedur sistem yang diusulkan :

1. Setelah Clerk menerima data penggunaan sundry material dari Jendral Operator kemudian masuk ke menu login, isi username dan password dengan benar, masuk ke halaman menu utama, menu transaction, menu Use material, Add transaction, input data penggunaan sundry material dan save, setelah aktivitas input data penggunaan selesai maka pilih menu logout untuk keluar dari sistem.
2. Clerk melakukan monitoring stock material pada store sundry material dan masuk ke menu login, isi username dan password dengan benar, masuk ke halaman menu utama, menu transaction, menu order material, pada Tabel data material terdapat jumlah stock material yang harus di order, setelah Clerk melakukan stock taking pada store sundry material, Clerk melakukan order material, Clerk mencetak form order material dan memberikan form tersebut ke FLM (First Line Manager). Setelah aktivitas order material selesai maka clerk pilih menu logout untuk keluar dari sistem.
3. FLM (First Line Manager) menyetujui form order material dan menyerahkan nya ke manager produksi.

4.1.2 Use Case Sistem Yang Diusulkan

4.1.3 Activity Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan dari use case diagram yang telah digambarkan, maka dapat digambarkan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam use case. Activity Diagram yang diusulkan dapat dilihat seperti berikut :

1. Activity Diagram Untuk Data Penggunaan Sundry Material.

Berikut ini adalah activity diagram usulan untuk data Penggunaan
Sundry Material, seperti pada gambar 4.5.

https://i.stack.imgur.com/YYsyF.jpg

Gambar 4.5 Activity Diagram Untuk Data Penggunaan Sundry Material.

2. Activity Diagram Untuk Order Sundry Material.

Berikut ini adalah activity diagram usulan untuk data Order Sundry
Material, seperti pada gambar 4.6.

4.1.4 Sequence Diagram Yang Diusulkan

Interaksi antara object yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah use case, dalam menangkap interaksi objek-objek kini menggunakan sequence diagram. Sequence Diagram yang diusulkan dapat dilihat seperti berikut :

1. Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material.

Berikut ini adalah Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/jTdqz.jpg

Gambar 4.8 Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material

2. Sequence Diagram Prosedur order sundry material.

Berikut ini adalah Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/HRiJT.jpg

Gambar 4.8 Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material

3. Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material.

4.1.5 Class Diagram Yang Diusulkan

Class Diagram digunakan untuk menjelaskan tentang spesifikasi objek-objek yang terdapat dalam aplikasi sistem monitoring store sundry material production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang. Dimana class diagram yang diusulkan ini terdapat objek (class) yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu: tabel. Class Diagram yang diusulkan adalah seperti pada gambar 4.12.

https://i.stack.imgur.com/W8VM2.jpg

Gambar 4.12 Class Diagram Yang Diusulkan


4.1.6 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada sistem monitoring Store sundry material production penggunaan data sundry material yang berjalan dan sistem yang diusulkan, ditemukan beberapa perbedaan dan akan dijabarkan melalui tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

https://i.stack.imgur.com/rUK8q.jpg


4.2 RANCANGAN BASIS DATA

4.2.1 Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan isi yang tersimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

<tbody> </tbody>
1. Nama Field : Tabel_user
Fungsi : Hak akses
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : id_user
Panjang record : 156
Isi : Id_User, User_name, Name, Password,Create_date

Tabel 4.2 Tabel User

https://i.stack.imgur.com/uE2wE.jpg
<tbody> </tbody>
2. Nama Field : Tabel_Unit
Fungsi : Menentukan jenis material
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : Id_Unit
Panjang record : 41
Isi : Id_Unit, Unit

Tabel 4.3 Tabel Unit

https://i.stack.imgur.com/debUf.jpg
<tbody> </tbody>
2. Nama Field : Tabel_Barang
Fungsi : Menentukan jenis material
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : Id_Unit
Panjang record : 41
Isi : Id_Unit, Unit

Tabel 4.4 Tabel Barang

https://i.stack.imgur.com/F3G2d.jpg


4.3 RANCANGAN PROTOTYPE

Tahapan ini menggambarkan mengenai rancang bangun sistem sebagai pemenuhan kebutuhan dari pengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau desain tampilan dari sistem monitoring store sundry material production yang sudah dibuat:

4.3.1 Prototype Halaman Login

Tampilan prototype halaman Login dapat dilihat seperti pada gambar 4.6

https://i.stack.imgur.com/aQ7y4.jpg

Gambar 4.6 Prototype Halaman Login


Tampilan login merupakan tampilan utama dari sistem, setiap admin atau user yang telah mempunyai akun dan ingin masuk ke dalam sistem maka harus melakukan login terlebih dahulu dengan memasukan username dan password dengan benar.

4.3.2 Prototype Halaman Home

Tampilan prototype halaman Overview dapat dilihat seperti pada gambar 4.7

https://i.stack.imgur.com/4jJ0U.jpg

Gambar 4.7 Prototype Halaman Home

Pada tampilan menu utama terdapat menu Dashboard, User, Table Master (Unit, Material), Transaction (Use Material, Order Material), Report, Settings User dan Logout.

4.3.3 Prototype Halaman Menu User

Tampilan prototype halaman menu User dapat dilihat seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/yOGEN.jpg

Gambar 4.8 Prototype Tampilan Menu User

Halaman menu User berfungsi untuk membuat akun User seperti Username, password dan Hak akses pengguna pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang.


4.3.4 Prototype Halaman Menu Master data

Tampilan prototype halaman menu User dapat dilihat seperti pada gambar 4.9.

https://i.stack.imgur.com/ZETR7.jpg

Gambar 4.9 Prototype Tampilan Menu Master data

Halaman menu Master data ini terdapat sub menu yaitu : Menu Unit, Menu Material.


4.3.5 Prototype Halaman Menu Unit

Tampilan prototype halaman menu Unit dapat dilihat seperti pada gambar 4.10.

https://i.stack.imgur.com/V6mYd.jpg

Gambar 4.10 Prototype Tampilan Menu Unit

Halaman menu Unit ini terdapat .

4.3.6 Prototype Halaman Menu Material.

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.11.

https://i.stack.imgur.com/L1XYY.jpg

Gambar 4.11 Prototype Tampilan Menu Material

4.3.7 Prototype Halaman Menu Use Material

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.12.

https://i.stack.imgur.com/ZnDbB.jpg

Gambar 4.12 Prototype Tampilan Menu Use Material

4.3.8 Prototype Halaman Menu Order Material

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.13.

https://i.stack.imgur.com/oyWLz.jpg

Gambar 4.13 Prototype Tampilan Menu Order Material


4.3.9 Prototype Halaman Menu Report

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.14.

https://i.stack.imgur.com/HVcME.jpg

Gambar 4.14 Prototype Tampilan Menu Report


4.4 KONFIGURASI SISTEM YANG DIUSULKAN

Perangkat keras yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

4.4.1 Spesifikasi Hardware

a. Processor : Intel Pentium Core i3-5005U 2.00 GHz
b. Monitor : Generic PnP Monitor
c. RAM : 4 GB.
d. Harddisk : 500 GB HDD.

4.4.2 Spesifikasi Software

a. Windows 10 Home Single Language 64-Bit
b. XAMPP v3.2.1 (PHP v5.5.34, APACHE v2.4.17, MySQL v5.0.11)
c. Browser Google chrome


4.5 HAK AKSES YANG DIUSULKAN (BRAINWARE)

1. Clerk administrator
2. FLM (First Line Manager)

4.6 PENGUJIAN BLACK BOX TESTING

Pengujian dengan metode Black Box Testing ini dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Table 4.9 adalah tabel pengujian sistem dengan menggunakan Black Box Testing.

https://i.stack.imgur.com/oXmzv.jpg

Tabel 4.9 Black Box Testing


4.7 IMPLEMENTASI

4.7.1 Implementasi Yang Diusulkan

Berikut ini merupakan gambar tampilan interface mengenai sistem monitoring store sundry material prodution data penggunaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

1. Tampilan Halaman Login

Tampilan halaman Login dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/Tzlzy.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Login

2. Tampilan Halaman Home

Tampilan halaman Home dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/fupBO.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Home

3. Tampilan Halaman User

Tampilan halaman User dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/hKynI.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman User

4. Tampilan Halaman Master Data Unit

Tampilan halaman Master Data Unit dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/a6R2I.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Unit

5. Tampilan Halaman Master Data Material

Tampilan halaman Master Data Material dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/nzPe5.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Master Data Material


6. Tampilan Halaman Trasaction Use

Tampilan halaman Master Data Material dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/FU2r8.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Use Use

7. Tampilan Halaman Transaction Order

Tampilan halaman Transaction Orderl dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/F9WMM.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Order

4.7.2 Time Schedule

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapan sistem. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time table seperti pada tabel 4.10.

https://i.stack.imgur.com/b2Hvi.jpg

4.7.3 Estimasi Biaya

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapan sistem. Langkah langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time table seperti pada tabel 4.11.

https://i.stack.imgur.com/k0AS9.jpg



BAB V

PENUTUP


5 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk menjawab perumusan masalah yang telah dijabarkan pada BAB I, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Pada sistem Monitoring sundry material department production yang berjalan saat ini masih menggunakan Microsoft Excel, meski sudah berjalan dengan baik namun masih ada beberapa kendala dimana data penggunaan sundry material yang diterima oleh Clerk Admin hanya bisa di-input seminggu sekali sedangkan pemesanan dapat masuk setiap hari, selain itu keamanan data tidak terjamin karena file Excel diletakkan pada shared folder sehingga banyak orang dapat mengakses, dan dalam beberapa kesempatan terjadi salah input data karena penggunaan file Excel dengan jumlah tabel yang besar.
  2. Sistem Sundry material production dirancang dengan menggunakan PHP dan MySQL untuk mempermudah FLM (First Line Manager) dalam hal monitoring data stok yang setiap harinya dilakukan dan untuk memperlancar proses bisnis yang dijalankan oleh PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi.
  3. Pada sistem Sundry Material yang telah dirancang ini data-data proyek yang telah di-input ke dalam database dapat di generate menjadi file Excel sehingga pihak Management dapat dengan mudah melakukan download laporan.

6 SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan untuk memaksimalkan sistem Monitoring sundry material department production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah sebagai berikut :

  1. Memanfaatkan sistem sundry material department production yang telah dirancang dengan menggunakan server kantor agar sistem dapat terintegrasi dengan seluruh bagian perusahaan.
  2. Agar proses penggunaan sistem sundry material department production dapat berjalan dengan lancar, perlu dilakukan pelatihan kepada staff admin mengenai sistem yang telah dirancang.
  3. 3. Setiap data yang telah disimpan ke dalam database harus mempunyai data cadangan (back-up data) untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

7 KESAN

Selama melakukan penelitian ini, penulis dapat banyak sekali ilmu terutama tentang proses bisnis yang berjalan di perusahaan, namun penulis mengalami beberapa kendala yaitu memahami istilah-istilah asing yang terdapat pada penelitian dan juga alur proses kerja yang cukup rumit, walau demikian penulis bersyukur dapat menyelesaikan penelitian Skripsi ini, itu semua berkat dukungan dan do’a yang telah diberikan oleh orang-orang terdekat.



DAFTAR PUSTAKA


  1. Asmawati, Ari; Yuni Hafita, Muhammad Faisal. “The Design Of Visual Communication Design Media Shaped Product Catalog As A Medium Of Promotion And Information On PT. Trans Nusantara Access (Authorized Dealer XL) Tangerang”. Jurnal ICIT Vol. 2 No.1.
  2. Nasaruddin, Djafar Imran, dan Samsie Indra. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM) Pada CV Rajawali Multi Niaga Makassar”. Jurnal CCIT Vol.6 No.2.
  3. Suprihadi, Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013. “Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja Vol. 6 No.3, ISSN: 1978-8282.
  4. Hutahean, Jeperson.2014."Konsep Sistem Informasi".Yogyakarta: Deepublish
  5. Indrajani. 2014. “Database System : Case Study All In One”. Jakarta : Elex Media Komputindo.
  6. Agus, Putu. 2014. “Sistem Informasi dan Implementasinya”. Bandung: Informatika Bandung.
  7. Sunyoto, Danang. 2014. “Sistem Informasi Manajemen Perspektif Organisasi”. Yogyakarta: CAPS.
  8. Haerudin dan Ruli Supriati. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web pada Madrasah Aliyah Negeri Balaraja Kabupaten Tangerang”. Jurnal CCIT Vol.7 No. 1.
  9. Murad, Dina Fitria; Nia Kusniawati, Agus Asyanto. 2013. “Aplikasi Inteligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD HIMPAU di Kota Tangerang”. Jurnal CCIT Vol. 7 No. 1.
  10. Yuanita, Sukadi. 2012. “Sistem Informasi Administrasi Pembayaran Iuran Bulanan (SPP) dan Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) Siswa Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku”. Jurnal 13 FPI UNSA.
  11. Darmawan, Deni. 2013. "Sistem Informasi Manajemen". Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  12. Rosa, dan M. Shalahuddin. 2013. “Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek”. Bandung: Informatika.
  13. Jayant, K. P; Renu Garg, Vinod Kumar, Prof. Ajaya Rana. 2014. “Approach of Software Design Testing Based on UML Diagrams”. International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering, Vol. 4 No. 2.
  14. Alhumaidan, Fahad. 2012. “A Critical Analysis and Treatment of Important UML Diagrams Enhancing Modeling Power”. Intelligent Information Management Vol. 4.
  15. Definisi Monitoring www.setkab.go.id, diakses pada tanggal 21 September 2016 Pukul 13.26 WIB.
  16. Kimweli, Joshua Mulei. 2013. “The Role of Monitoring and Evaluation Practices to the Success of Donor Funded FoodSecurity Intervention Projects A Case Study Of Kibwezi District”. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, Vol. 3 No.6, ISSN : 2222-6990.
  17. Kalubanga, Matthew. 2012. “SUSTAINABLE PROCUREMENT: Concept and Practical Implications for The Procurement Process”. International Journal of Economics and Management Sciences, Vol. 1, No. 7.
  18. Kotler, Philip; Gary Armstrong. 2012. “Prinsip-Prinsip Pemasaran”. Edisi 13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
  19. Definisi Managed Services www.mobnasesemka.com, diakses pada tanggal 12 November 2016 Pukul 14.21 WIB.
  20. Zavier, Ahmad Faiz; Haryanto Tanuwijaya, Budi Hermawan. 2014. “Audit Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi Berdasarkan IT-IL Pada IT Marketing & Trading (M&T) PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region V Surabaya”. Jurnal STIKOM Surabaya (JSIKA), Vol. 3 No. 2.
  21. 21,0 21,1 Warsito, Ary Budi; Muhamad Yusup, Moh. Iqbal Awi Makaram. 2014. “Perancangan Sis+ Menggunakan Metode Yii Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja, Vol. 8 No. 2, ISSN : 1978-8282.
  22. Walia, Er. Saurabh; Er. Satinderjit Kaur Gill. 2014. “A Framework for Web Based Student Record Management System using PHP”. International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC), Vol. 3 No. 8.
  23. Oktavian, Diar Puji. 2013. “Membuat Website Powerfull Menggunakan PHP”. Yogyakarta : MediaKom.
  24. Kadir, Abdul. 2014. “Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi”. Yogyakarta : Andi.
  25. Winarno, Edy; Ali Zaki, SmithDev. 2014. “Pemrograman Web Berbasis HTML5, PHP, dan JavaScript”. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  26. Maudi, Meiska Firstiara; Arief Laila Nugraha dan Bandi Sasmito. 2014. “Desain Aplikasi Sistem Informasi Pelanggan PDAM Berbasis WebGIS (Studi Kasus : Kota Demak)”. Jurnal Geodesi Undip Vol. 3 No. 3.
  27. MADCOMS. “Adobe Flash CS6 Mahir Dalam 7 Hari”. 2013. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
  28. Saefullah, Asep; Nur Azizah, Andri Ansyah. 2015. “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja, Vol. 9 No. 1. ISSN : 1978 – 8282.
  29. Kelebihan Metode Prototype www.dosenit.com, diakses pada tanggal 28 September 2016 Pukul 20.25 WIB.
  30. Osita, Ifediora Christian; Idoko Onyebuchi R. and Nzekwe Justina. 2014. “Organization’s stability and productivity: the role of SWOT analysis an acronym for strength, weakness, opportunities and threat”. International Journal of Innovative and Applied Research (IJIAR). Vol. 2, 23-32, ISSN 2348 - 0319.
  31. 31,0 31,1 Bilung, Septinor. 2016. “Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Sepeda Motor Honda Pada CV. Semoga Jaya Di Area Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur”. eJournal Administrasi Bisnis. Vol. 4, ISSN 2355-5408.



</body> </html>

SI1511490203

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 

Logo stmik raharja.jpg
 
<p> 

SKRIPSI

 

Muhamad. Afiffudin
NIM:  1511490203

Jurusan Sistem Informasi Konsentrasi Sistem Informasi Managemen
dan Komputer “Perguruan Tinggi RAHARJA ”
Tangerang
2018

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203
Jenjang Studi : Strata 1
Jurusan : Sistem Informasi
Konsentrasi : Sistem Informasi Manajemen

Disahkan Oleh :


Tangerang, Januari 2018

Ketua Ketua Jurusan
STMIK Raharja Jurusan Sistem Informasi

 

 

(Ir.Untung Rahardja, M T I ,MM)

NIP  : 000594

 

 

(Nur Azizah, M Akt, M Kom)

NIP : 07801

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen


Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing 1 Pembimbing 2

 

(Harfizar M Kom)
NID  : 15028

 

(Gilang Kartika Hanum, M. Pd)
NID  : 15032

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

 

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen
Tahun Akademik 2017/2018


Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji

Penguji I

Penguji II

 

 

(                                 )
NID :

 

 

(                                 )
NID :

 

 

(                                 )
NID :

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER
(STMIK RAHARJA)

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE
SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA
PT. NESTLE CIKUPA INDONESIA TANGERANG

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Afiffudin
Nim : 1511490203
Jenjang Studi : Strata 1
Jurusan : Sistem Informasi
Konsentrasi : Sistem Informasi Manajemen

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 

(Muhamad Afiffudin)
NIM  : 1511490203
)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

 

ABSTRAKSI
PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah perusahaan global yang bergerak di bidang makanan dan minuman . Dalam perusahaan ini terdapat Departemen yang bernama Department production yang pada salah satu proses bisnisnya saat ini masih menggunakan Microsoft Excel, dalam pencatatan penggunaan, pembuatan laporan data sundry material pada Store sundry material department production. Cara tersebut dinilai memiliki banyak kelemahan pada aspek ketepatan, kecepatan dan keamanan proses data. Untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan tersebut, maka perlu dirancang suatu sistem yang terintegrasi dengan intranet perusahaan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini dalam hal pengumpulan data yang dibutuhkan, yaitu menggunakan metode observasi, wawancara dan studi pustaka; untuk menganalisa sistem yang berjalan menggunakan metode analisa SWOT; untuk metode perancangan menggunakan Unified Modeling Language (UML); dan untuk perancangan sistem dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang bernama system sundry material ini dapat memudahkan User melakukan monitoring penggunaan data sundry material yang berjalan pada perusahaan.
Kata kunci : proses bisnis, monitoring, penggunaan data sundry material.


ABSTRACTION
PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang is a global food and beverage company. In this company there is a Department called Department production which in one of its business process is still using Microsoft Excel, in recording the use, making sundry material data report at Store sundry material department production. This way is considered to have many weaknesses in aspects of accuracy, speed and security of data processes. To overcome these weaknesses and shortcomings, it is necessary to design a system that is integrated with the company intranet. The method used in this study in terms of data collection required, namely using methods of observation, interview and literature study; to analyze the running system using SWOT analysis method; for design methods using Unified Modeling Language (UML); and for system design is made using PHP programming language and MySQL database. The results showed that the system called sundry material system can facilitate users to monitor the use of data sundry material that runs on the company.
Keywords: business process, monitoring, data usage sundry material.

 

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Store Sundry Material department production Pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang”.
Tujuan pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan sumber literature Review yang mendukung penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak <a href="http://widuri.raharja.info/index.php/Sugeng_Santoso" title="Sugeng Santoso">Sugeng Santoso</a>, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Ibu <a href="http://widuri.raharja.info/index.php/Nur_Azizah" title="Nur Azizah">Nur Azizah</a>, M.Akt, M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  4. Bapak Harfizar, M.Kom, selaku Dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Ibu Gilang Kartika Hanum, M.Pd, selaku Dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama menjalani perkuliahan di Perguruan Tinggi Raharja dan ilmu tersebut dapat diimplementasikan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  7. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan moral, materi, semangat maupun doa untuk keberhasilan dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  8. Bapak Wahyu Yulianto selaku Stakeholder yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan untuk kemajuan project penulis.
  9. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain.
  10. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.

 

Tangerang, Januari 2018

 

(Muhamad Afiffudin)
NIM : 1511490203

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A

  1. Kartu bimbingan dengan Pembimbing  I Skripsi ✔
  2. Kartu bimbingan dengan Pembimbing  II Skripsi ✔
  3. Validasi Skripsi
  4. Validasi Sidang Akademik
  5. Formulir Permohonan Usulan Penelitian Skripsi✔
  6. Formulir Persetujuan dan Penugasan Pembimbing ✔
  7. Formulir Permohonan Pergantian Judul Skripsi✔
  8. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Bimbingan Skripsi✔
  9. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Validasi Skripsi✔
  10. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Sidang ✔
  11. Fotocopy Kwitansi Raharja Career✔
  12. Fotocopy Kwitansi Pembayaran Wisuda
  13. Kartu Study Tetap (KSTF) ✔
  14. Daftar Mata Kuliah yang Belum Diambil✔
  15. Daftar Nilai✔
  16. Formulir Seminar Proposal Skripsi
  17. Formulir Pertemuan Stake Holder
  18. Kurikulum Mata Kuliah✔
  19. Sertifikat TOEFL✔
  20. Sertifikat PROSPEK✔
  21. Sertifikat Raharja Career 2018✔
  22. Sertifikat IT Internasional
  23. International Sertifikat “Secret of Mastering Information & Tchnology with Mozila Firefox”
  24. Sertifikat-sertifikat  IT Nasional
  25. Seminar Nasional Informatic Connected “peran dan pengaruh teknologi informasi dalam masyarakat kekinian”
  26. Seminar Nasional “Micropyton with Esp8266 for internet of thing application.
  27. Seminar Nasional “Big Data & IoT For Future Technologies”
  28. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Ekonomi Kreatif”
  29. Seminar Program Studi Sistem Informasi “ Pengembangan Smart City Dalam Membangun Smart Citizen”
  30. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Sosial Budaya”
  31. Seminar Nasional “Android Fundamental Concept”
  32. Seminar Nasional “Building an Application Framework”
  33. Seminar Nasional Informatic Connected “Peran dan Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Masyarakat Kekinian dalam Tata Kelola Kota”
  34. Seminar Nasional “Enhancing Application with Powerfull Features And Adding Polish And Publishing to Application”
  35. Surat Penerbitan Dokumen
  36. Curriculum Vitae (CV)
  37. Surat Pengantar Observasi Skripsi

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN


1. Latar Belakang

Di zaman globalisasi ini, teknologi komputer berkembang sangat pesat membuat segala kegiatan menjadi semakin mudah untuk dilakukan, terutama didalam proses bisnis. Untuk menunjang proses bisnis yang ada, diperlukan teknologi yang dapat memberikan informasi yang baik. Dengan adanya sistem informasi yang baik maka akan memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai hal yang berhubungan dengan perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan departemen produksi merupakan peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan dalam proses bisnis perusahaan. Dan yang bertanggung jawab secara langsung terhadap proses produksi atau proses pembuatan produk, jasa yang akan dijual ke konsumen. Oleh sebab itu banyak perusahaan yang menjaga agar proses bisnis nya berjalan dalam jangka panjang dan berkesinambungan.

PT. NESTLE INDONESIA CIKUPA TANGERANG bergerak di bidang produk makanan dan minuman, yang saat ini belum mempunyai sebuah sistem Monitoring store sundry material department production yang dapat menunjang kelancaran proses produksi secara efektif. Dalam kelancaran proses produksi Seringkali administrator pada bagian departemen produksi store sundry material mengalami kesulitan dalam membuat laporan input dan output store sundry material sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengontrol keluar masuk nya sundry material untuk menunjang dalam kelancaran proses produksi. Keadaan ini membuat administrator kehilangan banyak waktu yang tersita dalam memilih sundry material.

Pada dasarnya sebuah perusahaan ingin membuat setiap langkah menjadi semakin mudah, cepat dan efektif. Dari pertimbangan diatas penulis tertarik membuat sebuah sistem monitoring sundry material dengan menggunakan metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membantu administrator store sundry material department production perusahaan tanpa dalam mengambil keputusan, tanpa perlu kehilangan banyak waktu dalam proses monitoring sundry material dengan tepat, akurat dan efektif. Sejalan dengan permasalahan yang ada, maka penulis mengambil judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STORE SUNDRY MATERIAL DEPARTMENT PRODUCTION PADA PT. NESTLE INDONESIA CIKUPA TANGERANG”.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis menuliskan beberapa permasalahan sebagai berikut;

  1. Bagaimana mengontrol permintaan store sundry material sehingga kurang efektif dalam administrasi pengambilan barang, pembuatan laporan dan order barang pada store sundry material department production di PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang?
  2. Bagaimana merancang aplikasi sistem informasi monitoring store sundry material department production dengan berbasis web yang dapat diakses oleh banyak admin dengan tingkat akses yang berbeda-beda pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang?
  3. Bagaimana proses yang optimal dan akurat dalam hal peng-input-an, pengolahan data store sundry material department production dan juga laporan yang sesuai dengan data-data yang ada?

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini adalah untuk mempermudah penulisan skripsi agar lebih terarah, dan berjalan dengan baik, maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada sistem ini yaitu;

  1. Penelitian dilakukan di PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang pada department production store sundry material.
  2. Sistem yang dibuat hanya pada proses Monitoring Store Sundry Material Department Production Pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.
  3. Metode pengujian yang digunakan pada metode penelitian skripsi ini menggunakan Black box testing.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat diperoleh adalah:

  1. Untuk mengatasi permasalahan yang ada pada Store Sundry Material Department Production pada perusahaan yang sedang berjalan saat ini.
  2. Untuk merancang aplikasi sistem berbasis Web Monitoring Store Sundry Material Department Production yang berfungsi untuk Input, Output, pembuatan laporan dan membuat media penyimpanan data atau databases.


1.3 Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

  1. Manfaat untuk peneliti
    • a. Memberikan pengalaman kepada peneliti untuk menerapkan pengetahuan yang telah diterima pada
          kegiatan nyata.
    • b.Memberikan wawasan yang luas yang umumnya mahasiswa terima selama perkuliahan serta dapat
          menerapkan teori dengan baik.
  2. Manfaat untuk Perguruan Tinggi
    • a. Sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian terutama mengenai sistem pembuat data pada
          Perguruan Tinggi Raharja.
    • b. Sebagai media informasi untuk Perguruan Tinggi Raharja dalam menjadi wadah kreatifitas
          mahasiswa.
  3. Manfaat untuk PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang
    • a. Memberikan solusi dengan mengatasi kendala dari permasalahan pengambilan barang, pembuatan
         laporan transaksi dan order stok barang pada sistem yang berjalan agar memudahkan dalam monitoring
         sundry material department production
      pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

    Suatu metode untuk mendapatkan data dengan jalan pengamatan secara langsung ke lokasi sumber data dengan cara mengumpulkan data, informasi dan mempelajari catatan serta dokumen yang ada dan penulis melakukan observasi langsung dengan staff administrator bagian store sundry material department production Pada PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang yang beralamat di Jalan Raya Serang, Km.12, Bitung, Cikupa Tangerang Kabupaten, Banten 15710.

  2. Metode Wawancara

    Metode ini dengan cara wawancara serta tanya jawab pada stakeholder PT. Nestle Indonesia Cikupa Tangerang.

  3. Metode Studi Pustaka

    Metode untuk mendapatkan informasi dari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian.

1.4.2 Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem

    Dalam metode analisa penyusunan Skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa metode analisa, diantaranya adalah sebagai berikut:

    A. SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats).

    Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Dalam pengembangan koperasi yang dikhususkan pada pengembangan strategi manajemen koperasi itu sendiri. SWOT merupakan perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan external yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

    Setelah peneliti menganalisa dengan metode tersebut, peneliti juga melakukan analisa terhadap prosedur sistem berjalan dan menggambarkannya menggunakan diagram UML yang terdiri dari: Usecase diagram, Activity diagram, Sequence diagram, dan Class Diagram. Selanjutnya peneliti membuat elisitasi yang terdiri dari: Elisitasi tahap 1, Elisitasi tahap 2, Elisitasi tahap 3, dan Final draft elisitasi.

1.4.3 Metode Perancangan

Pada Metode Perancangan ini peneliti akan menggambarkan sistem menggunakan UML (Unified Modelling Language) berdasarkan hasil analisis yang ada sehingga menghasilkan model baru yang diusulkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tahapan diagram UML (Unified Modelling Language) diantaranya:

  1. Use Case Diagram, adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam satu sistem.
  2. Activity Diagram, menggambarkan rangkaian aliran dari aktifitas,digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunnakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi.
  3. Sequence Diagram, menggambarkan kolaborasi dinamis anatara sejumlah objek dan untuk menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu pada eksekusi sistem.
  4. Class Diagram, menggambarkan struktur dan deskripsi class dan objek beserta hubungan antara lain pewarisan, asosiasi dan lain-lain.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tool yang berupa software diantaranya:

  1. Visual Paradigm, adalah software yang akan digunakan untuk membuat design dan membuat suatu model diagram.
  2. Visual Paradigm, adalah software yang akan digunakan untuk membuat design dan membuat suatu model diagram.
  3. MySQL, adalah database yang akan digunakan.
  4. Sublime Text 3, adalah software yang digunakan untuk membuat design web.

1.4.4 Metode Prototype

Hasil dari proses analisa yang di lakukan menjadi beberapa usulan aplikasi sistem informasi yang tepat kemudian akan dikembangkan kedalam bentuk prototype.

1.4.5 Metode Testing

Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti menggunakan Black Box Testing karena dapat menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja, inisialisasi dan kesalahan terminasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar mendapatkan pemahaman tentang penulisan Laporan Skripsi ini, penulis mengelompokkan beberapa materi dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I     PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II     LANDASAN TEORI

Berisi tentang definisi ilmu yang diambil dari buku yang berkaitan dengan penyusunan penelitian skripsi serta membahas mengenai teori-teori antara lain, Teori Umum, Teori Khusus, dan Literature Review.

BAB III     ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Berisi tentang gambaran umum perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah serta user requirement yang terdiri dari elisitasi tahap 1,2,3 dan final.

BAB IV     RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisi tentang perancangan sistem baru yang lebih sistematis dan akan dijelaskan dalam bentuk usulan prosedur baru yaitu menggunakan UML (Unifield Modeling Language), rancangan basis data, Prototype dan rancangan tampilan sistem yang diusulkan sampai dengan implementasi program.

BAB V     PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saransaran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi studi pustaka yang digunakan sebagai referensi untuk menyusun laporan skripsi.

LAMPIRAN

Lampiran ini merupakan daftar yang memuat keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.



BAB II

LANDASAN TEORI


2.1 TEORI UMUM

2.1.1 Konsep Dasar Sistem

2.1.1.1 Definisi Sistem

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, diantaranya:

Azhar Susanto (2013:22) [1] mengatakan dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, “ Sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik pisik ataupun non pisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.

Suprihadi dalam Jurnal CCIT (2013:310) ) [2] menjelaskan, “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.”

Kadir (2014:61) [3] menginformasikan, “Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.

Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa “sistem adalah seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya dengan tujuan yang sama.”

2.1.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:47)[1] terdapat 8 (delapan) karakteristik sistem:

1. Tujuan Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:47) [1] terdapat 8 (delapan) karakteristik sistem:“Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem”. Agar target tersebut bisa tercapai, maka target tersebut harus diketahui terlebih dahulu kriterianya. Kriteria dapat juga digunakan sebagai tolok ukur dalam menilai keberhasilan suatu sistem dan menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian. Jadi, kriteria suatu tujuan itu mutlak adanya.

2. Batas Sistem

“Batas sistem merupakan garis abstraksi yang memisahkan antara sistem dan lingkungan”. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut. Batas sistem yang mampu dibayangkan oleh seseorang akan sangat berbeda dengan batas sistem yang sebenarnya dalam dunia nyata. Batas sistem akan memberikan konsekuensi yang kurang baik seandainya dipaksakan untuk sama bagi setiap orang, sebab selain akan menghambat kreativitas pelaku sistem juga akan memperlambat evolusi dari sistem tersebut.

3. Sub Sistem

“Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem, subsistem ini bisa fisik atau pun abstrak”. Subsistem istilah yang digunakan untuk menunjukkan bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan memengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem.

4. Hubungan dan Hirarki Sistem

“Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antar subsistem dengan subsistem lainnya yang setingkat atau antara subsistem dengan sistem yang lebih besar”.

Ada dua macam hubungan sistem, yaitu:

  1. Hubungan horizontal. Hubungan yang menggambarkan hubungan antara subsistem dengan subsistem lain yang setingkat.
  2. Hubungan vertikal. Dalam kebanyakan hal, hubungan sistem ini sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu sistem karena dalam suatu sistem menentukan bagaimana tujuan sistem dapat dicapai kalau bagian-bagian sistem yang ada di dalamnya tidak bisa berhubungan baik atau bekerja sama.

5. Masukan Sistem (Input)

Input merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam suatu sistem. Input dapat berupa energi, manusia, data, modal, bahan baku, layanan, dan lainnya. Input merupakan pemicu bagi sistem untuk melakukan proses yang diperlukan”.

a. Input dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu:

  1. Serial input, merupakan input yang diperoleh sebagai hasil atau output sistem sebelumnya.
  2. Probable input, merupakan potensial input yang dapat digunakan oleh suatu sistem. Suatu sistem harus dapat menentukan input mana yang sesuai untuk menghasilkan output yang diharapkan.
  3. Feedback input, merupakan bagian output dari sistem yang sama yang digunakan sebagai kontrol.

b. Feedback input ini dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Negatif feedback input digunakan sebagai alat kontrol untuk memperkecil. Negatif feedback input ini terus berlangsung sampai terjadi titik keseimbangan di mana antara output yang diharapkan dan realisasi terjadi kesesuaian dengan tingkat penyimpangan yang dapat diterima.
  2. Positif feedback input digunakan sebagai alat kontrol untuk meningkatkan. Positif feedback input ini terus berlangsung sampai terjadi titik keseimbangan di mana antara yang diharapkan dan realisasi terjadi kesesuaian dengan tingkat toleransi penyimpangan yang dapat diterima

6. Pengolah Sistem (Process)

“Proses merupakan perubahan dari input menjadi output”. Proses ini mungkin dilakukan oleh mesin, orang, atau komputer. Kombinasi input serta urutan yang berbeda untuk menghasilkan output yang bermacam-macam menjadikan proses itu sangat kompleks. Proses mungkin berupa perakitan yang menghasilkan satu macam output dari berbagai macam input yang disusun berdasarkan aturan tertentu.

7. Keluaran Sistem (Output)

Output merupakan hasil dari suatu proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem”. Output seperti halnya input mungkin berbentuk produk, servis, informasi dalam bentuk print out komputer atau energi seperti output dari dinamo. Berdasarkan penggunaannya suatu output diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Output yang langsung diberikan ke konsumen untuk dikonsumsi atau untuk diproses lebih
    lanjut.

b. Output suatu sistem yang dikonsumsi oleh subsistem yang lain dalam sistem yang sama
    dalam suatu siklus produksi.

c. Output yang merupakan dari bagian output secara keseluruhan yang dapat dikonsumsi oleh
    sistem lain atau oleh sistem yang bersangkutan, tetapi menjadi tidak berguna kalau
   dibuang ke lingkungan.

8. Lingkungan Sistem

“lingkungan sistem adalah faktor-faktor di luar sistem yang memengaruhi sistem. ingkungan sistem ada 2 macam, yaitu:

a. Lingkungan exsternal, yaitu lingkungan yang berada di luar sistem.

b. Lingkungan internal, yaitu lingkungan yang berada di dalam sistem.

Baik lingkungan internal maupun exsternal memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap sistem, sebaliknya suatu sistem sedikit sekali memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan.

2.1.1.3 Klasifikasi Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:52)[1], sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandangan, diantaranya yaitu:


  1.    Sudut Pandang Lingkungan

    a. Sistem Terbuka Sistem terbuka bila aktifitas di dalam sistem tersebut dipengaruhi oleh
        lingkungannya.

    b. Sistem Tertutup Sistem tertutup bila aktivitas di dalam sistem tersebut tidak terpengaruh oleh
        perubahan yang terjadi di lingkungannya..

  2.    Sudut Pandang Asal Pembuatannya

    a. Sistem Buatan Manusia : Sistem buatan manusia yaitu sistem yang dirancang oleh manusia.

    b. Sistem Alamiah : Sistem alamiah yaitu sistem yang terjadi melalui proses alam, seperti sistem
        matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi, dll.

  3.    Sudut Pandang Keberadaannya

    a. Sistem Berjalan : Sistem berjalan adalah sistem yang saat ini digunakan.

    b. Sistem Konseptual : Sistem konseptual adalah sistem yang menjadi harapan atau masih di atas
        kertas.

    Bila kita merancang suatu sistem dan sistem tersebut belum diterapkan, maka sistem tersebut hanyalah merupakan angan-angan yang mungkin secara akal sehat (konsep) penyusunannya sistem itu sudah benar, dibuat berdasarkan kebutuhan dan situasi kondisi yang ada. Suatu sistem konseptual akan dapat diterima oleh pemakai sistem sehingga pemakai sistem tersebut menggunakannya untuk menunjang operasi sehari-hari, maka sistem tersebut berubah menjadi sistem berjalan.

  4.    Sudut Pandang Kesulitan

    a. Sistem Sederhana : Sistem sederhana adalah sistem yang memiliki sedikit tingkatan dan
        subsistem atau komponen serta hubungan antara mereka sangat sederhana.

    b. Sistem Komplek : Sistem komplek adalah sistem yang memiliki banyak tingkatan dan
        subsistem atau komponen yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda.

  5.    Sudut Pandang Output / Kinerjanya

    a. Sistem yang Dapat Dipastikan : Dapat dipastikan artinya dapat ditentukan pada saat sistem
        akan dan sedang dibuat

    b. Sistem yang Tidak Dapat Dipastikan : Tidak dapat dipastikan artinya tidak dapat ditentukan
        dari awal, tergantung kepada situasi yang dihadapi.

  6.    Sudut Pandang Waktu Keberadaannya

    a. Sistem Sementara : Sementara artinya sistem hanya digunakan untuk periode waktu tertentu.

    b. Sistem Selamanya : Selamanya artinya sistem digunakan selama-lamanya untuk waktu yang
        tidak ditentukan.

  7.    Sudut Pandang Wujudnya

    a. Sistem Ada secara Fisik. : Ada secara fisik artinya di sini dapat diraba, seperti sistem
        komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dll.

    b. Sistem Abstrak. : Abstrak artinya di sini tidak dapat diraba

  8.    Sudut Pandang Tingkatannya

    a. Sistem : Sistem merupakan komponen dari sistem yang lebih besar

    b. Subsistem : Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dari sebuah sistem.

    c. Supersistem : Supersistem adalah sistem yang lebih besar dan sangat komplek. Supersistem
        mengacu kepada sistem apa pun yang memiliki sistem-sistem yang lebih kecil.

  9.    Sudut Pandang Fleksibilitas

    a. Sistem Dapat Beradaptasi : Dapat beradaptasi artinya bisa menyesuaikan diri terhadap setiap
        pengaruh yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya

    b. Sistem Tidak Dapat Beradaptasi : Tidak dapat beradaptasi artinya tidak dapat menyesuaikan
        diri terhadap perubahan lingkungan.

2.1.1.4 Analisa Sistem

Berikut adalah pengertian Analisa sistem dari beberapa ahli, yaitu:

Taufiq (2013:153) [5]manyatakan bahwa, “Analisa sistem adalah pembelajaran sebuah sistem dan komponen-komponen sebagai prasyarat sistem desain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang baru diperbaiki”.

Sedangkan Yakub (2012:142) [6]berpendapat, “Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (bussines user), proses bisnis (bussines process), ketentuan atau aturan (bussines rule), masalah dan mencari solusinya (problem and bussines solution), dan rencana-rencana perusahaan (bussines plan).”

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa analisa sistem adalah suatu tahapan penelitian pada sistem yang berjalan dan merupakan proses penguraian sistem yang digunakan yang bertujuan memudahkan dan menjalankan tahap selanjutnya untuk mengidentifikasi setiap permasalahan yang ada.

2.1.2 Konsep Dasar Data dan Informasi

2.1.2.1 Definisi Data

Berikut adalah beberapa definisi data menurut beberapa ahli di antaranya:

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 (2013:310)[1], “Data adalah sekumpulan keterangan atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah”.

Menurut Gordon B. Davis dalam buku Konsep Sistem Informasi (2014:8)[3], “Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukkan jumlah jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya”.

Menurut Mia Andini dkk dalam Jurnal Sains dan Informatika Vol. 1 No. 2 (2015:48)[4], “Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat”.

2.1.2.2 Definisi Informasi

Berikut adalah beberapa definisi informasi menurut beberapa ahli di antaranya:

McLeod (2013:8) [10] mengatakan, “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan data yang diolah menjado bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya.”

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 (2013:310)[1], “Informasi dalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

Menurut Gordon B. Davis dalam buku Konsep Sistem Informasi (2014:9)[3], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang”.


2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.3.1 Definisi Sistem Informasi

Taufiq (2013:17) [5]mengatakan, “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang dibutuhkan”.

Menurut Rahmat dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014:14), “Sistem informasi merupakan kegiatan atau aktifitas yang melibatkan serangkaian proses, berisi informasi-informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan”.

2.1.3.2 Komponen Sistem Informasi

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], komponen sistem terdiri dari 6 (enam) blok bangunan, yaitu:

  1.    Blok Masukan (Input Block)

    Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  2.    Blok Model (Model Block)

    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  3.    Blok Keluaran (Output Block)

    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4.    Blok Teknologi (Technology Block)

    Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

    Blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).

  5.    Blok Basis Data (Database Block)

    Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  6.    Blok Kendali (Controls Block)

    Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperature tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.


2.1.4 Konsep Dasar Perancangan Sistem

2.1.4.1 Definisi Perancangan Sistem

Menurut Sugianto dalam Zohrahayati (2013:28)[16], ”Perancangan Sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan peran suatu sistem informasi berbasis komputer”.

Alison McKay dkk [15]dalam International journal of computer integrated manufacturing (2016:237-250) mengatakan, “Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new products to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through-life support of such products. The emerging discipline of engineering design informatics brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems”.

Sedangkan Yoori Koo dalam International journal of Design (2016:49-65) [14] berpendapat bahwa, “Designers can be part of the development of a socially responsible business system by providing a sustainable perspective and way to understand production and consumption of products and services. Design’s response to social responsibility, in parallel with business’s response, has reflected the great activist movements. Indeed, it has been a recurring theme; with designers addressing issues relating to social responsibility. As it became recognised that designers can directly and indirectly influence the environmental and social performance of products and service as well as the way in which new processes,servicesand products are delivered”.

2.1.4.2 Tahapan Perancangan Sistem

Menurut McLeod dalam jurnal Telematika Vol. 8 No. 2 (2015:70)[6], Perancangan sistem merupakan sebuah penentuan proses data yang diperlukan oleh sistem baru, dan tahap-tahap dalam merancang sistem, meliputi:

  1.    Menyiapkan perancangan sistem secara rinci.

    Analisis bekerjasama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru menggunakan peralatan tertentu.

  2.    Mengindentifikasi alternatif konfigurasi sistem.

    Anaisis harus mengindetifikasi konfigurasi peralatan komputer yang memberi hasil sesuai dengan yang diperlukan untuk menyelesaikan proses.

  3.    Mengevaluasi alternatif konfigurasi sistem.

    Analisis bekerjasama dengan manager untuk mengevaluasi alternatife.

  4. Memilih konfigurasi terbaik.
  5. Menyiapkan usulan implementasi.
  6. Menyiapkan usulan penerapan yang member ringkasan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan dari dokumentasi perancangan.
  7. Menyetujui dan menolak penerapan sistem.

2.1.4.3 Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228) [13], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

2.2.7 Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

2.2.7.1 Definisi UML (Unified Modelling Language)

Berikut adalah beberapa definisi UML (Unified Modelling Language) menurut beberapa ahli di antaranya:

Menurut Yusuf dkk. dalam jurnal CCIT Vol.8 No.2 (2015:29)[25], “UML (Unified Modelling Language) adalah himpunan struktur dan teknik untuk permodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan seperangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut”.

According to Fergus. U. Onu & Chinelo. V. Umeakuka In International Journal of Computer Applications Technology and Research Vol: 5 Issue: 8 (2016:506)[26], “A UML is a standard modeling Language to model thereal world in the fieldof software engineering. A UML diagramis a partial graphical view of a model of a system under design, implementation, or already in existence. UML diagram is made up of graphical elements, UML nodes connected with edges (flows) that represent elements system model. The UML model of the system might also contain other documentation such as use cases written as texts”.

Menurut Yasin dalam Jurnal Paradigma Vol. XV1 No. 2 (2014:34)[27], “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem”.

According to Sparx S In International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering Vol. 4 Issue. 2 (2014:148)[28], “The UML is a visual modeling language and used for visualize, specify, construct and document the artifacts of a software system”.

2.2.7.2 Diagram-Diagram UML (Unified Modelling Language)</i>

Menurut Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:140)[28], Berikut ini adalah diagram UML, yaitu :

  1.    Use Case Diagram

    Use Case Diagram secara grafis menggambarkan, interaksi secara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu.

  2.    Class Diagram

    Menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini menunjukkan class diagram yang menyusun sistem dan hubungan antara class object tersebut.

  3.    Sequence Diagram

    Secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu sama lain, melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi.

  4.    State Chart Diagram

    Digunakan untuk memodelkan behaviour object khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek dari satu state ke state yang lain.

  5.    Activity Diagram

    Secara grafis untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan aksi (action) yg dilakukan saat operasi di eksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Konsep Dasar Monitoring

2.2.1.1 Definisi Monitoring

Menurut Humas Setkab RI dari (2015:1) [15], definesi Monitoring adalah sebagai berikut :

  1. Monitoring adalah aktifitas yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang sedang dilaksanakan.
  2. Monitoring dilakukan ketika sebuah kebijakan sedang diimplementasikan.
  3. Monitoring diperlukan agar kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan, sehingga mengurangi risiko yang lebih besar.

Sedangkan menurut Kimweli dalam International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences (2014:12) [16], “Monitoring is a continuous function that uses the systematic collection of data on specified indicators to provide management and the main stakeholders of an ongoing development intervention with indications of the extent of progress and achievement of objectives and progress in the use of allocated funds”.

Pada umumnya, monitoring digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan. Monitoring ditinjau dari hubungan terhadap manajemen kinerja adalah proses terintegrasi untuk memastikan bahwa proses berjalan sesuai rencana (on the track). Pada pelaksanaannya, monitoring dilakukan ketika suatu proses sedang berlangsung

2.2.1.2 Karakteristik Monitoring

Adapun karakteristik Monitoring adalah sebagai berikut :

  1. Monitoring yang baik dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan instansi terkait dan fokus pada perkembangan pencapaian tujuan.
  2. Melihat perkembangan program dan kerjasama tim dalam memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengambil keputusan dan kebijakan, pembelajaran dan sebagai bahan evaluasi.
  3. Monitoring yang baik tergantung pada kualitas perencanaan.
  4. Monitoring yang baik menuntut kunjungan secara berkala didukung dengan analisis perkembangan dan laporan.

2.2.1.3 Tujuan Monitoring

Adapun tujuan monitoring adalah sebagai berikut:

  1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana.
  2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi.
  3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek.

2.2.1.4 Manfaat Monitoring

  1. Bagi pihak Penanggung Jawab Program:

    a. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi.

    b. Sebagai bentuk pertanggung jawaban (akuntabilitas) kinerja

    c. Untuk meyakinkan pihak‐pihak yang berkepentingan

  2. Bagi pihak Pengelola Proyek, yaitu :

    a. Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat

    b. Mengetahui kekurangan‐kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang sudah
        baik.

    c. Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi proyek.

2.2.2 Konsep Dasar Store

2.2.2.1 Definisi Store

2.2.3Konsep Dasar Database

2.2.3.1 Definisi Database

Berikut adalah beberapa definisi database menurut beberapa ahli di antaranya:

Ladjamudin (2013:129) berpendapat bahwa[21], “Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat besar) yang tersimpan dalam magnetic disk, oftical disk, magnetic drum, atau media penyimpanan sekunder lainya.

Menurut Abdul kadir dalam Jurnal Speed (Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi) Vol. 5 No. 1 (2013:55)[12], “Database sering didefinisikan sebagai kumpulan data yang terkait. Secara teknis, yang berada dalam sebuah database adalah sekumpulan tabel atau objek lain (indeks, view, dan lain-lain). Tujuan utama pembuatan database adalah untuk memudahkan dalam mengakses data”.

Budi. R berargumen dalam Jurnal CCIT Vol. 9 No. 1 (2015:54)[13], “Database (basis data) adalah, kumpulan data yang terintegrasi dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan dicari secara cepat”.

2.2.3.2 Pengguna Database

Berdasarkan cara berinteraksi dengan sistem, pengguna basis data dibedakan sebagai berikut (Anhar, 2016:20) [22].

  1. Database Administrator adalah orang yang mendefinisikan basis data, mengatur hak-hak akses, melakukan perawatan dan koreksi terhadap basis data.
  2. Programmer Aplikasi adalah pengguna yang berinteraksi dengan basis data, dengan membuat antarmuka yang digunakan untuk manipulasi basis data.
  3. Sophisticated User. Pengguna yang ahli, maksudnya adalah pengguna yang mengakses langsung ke mesin basis data menggunakan bahasa non-prosedural.
  4. Specialized User. Pengguna yang mempunyai keahlian dibidang tertentu, maksudnya adalah penggguna ini memakai basis data untuk membangun program aplikasi sesuai bidang keahliannya.
  5. Naveuser. Pengguna yang memiliki pengetahuan komputasi dan basis data secara terbatas. Pengguna ini berinteraksi dengan basis data melalui program aplikasi yang sudah disediakan.

2.2.3.3 Manfaat Database

Manfaat pengguna database bisa disimpulkan sebagai berikut :

  1. Keakuratan (accurancy), dengan menggunakan database keakuratan dari informasi yang didapat jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan manual atau tanpa basis data.
  2. Kerangkapan data (redudans), bisa dikurangi, basis data yang dirancang sudah didesain seminimal mungkin terjadinya reudansi daya.
  3. Kecepatan (speed), kecepatan pemrosesan (simpan, ubah, hapus, tampil).
  4. Standarisasi Data, standarisasi table yang ada didalam database bisa diterapkan untuk memudahkan pengembangan database yang sudah ada.
  5. Efisiensi Ruang Penyimpanan (space), ruang yang dibutuhkan untuk melakukan penyimpanan jauh lebih efisien, karena seluruh berkas yang ada dikemas dan disimpan dalam komputer.
  6. Keamanan (security), untuk memberikan keamanan yang maksimal, programmer bisa mendesain sistem keamanan dan menentukan siapa saja penggunanya.
  7. Kebersamaan Pemakai (sharebility), dengan berbasis computer dan jaringan maka database bisa digunakan secara bersama-sama sesuai hak akses dalam waktu yang bersamaan.
  8. Perbedaan kebutuhan dapat diseimbangkan, setiap pengguna pasti membutuhkan data atau informasi yang berbeda dan itu bisa diatur agar database tidak terlalu berat waktu diakses oleh banyak pengguna.

2.2.3.4 Istilah-istilah dalam Database

Adapun istilah-istilah yang ada didalam database, yaitu:

  1. Table

    Table adalah suatu kumpulan data dalam record-record yang disatukan.

  2. Field

    Field adalah jenis atau tipe data dari suatu item data beserta batasan nilainya.

  3. Record

    Record adalah kumpulan field-field yang disatukan dalam satu baris.

Untuk dapat mengelola data didalam database diperlukan bahasa yang dimengerti oleh pengguna dan database yang dikelola. SQL (Structure Query Language) merupakan bahasa yang telah distandarisasi dan digunakan dalam pengolahan semua database yang ada. Di dalam SQL terdapat 3 (tiga) sub bahasa, yaitu :

  1. DDL (Data Definition Language), yang digunakan untuk membangun objek-objek dalam database seperti table dan index.
  2. DML (Data Manipulation Language), yang digunakan untuk menambah, mencari, mengubah, dan menghapus baris dan table.
  3. DLC (Data Control Language), yang digunakan untuk menangani masalah security dalam database. Ketiga sub bahasa ini dapat diakses setelah database dipanggil.

2.2.9 Konsep Dasar Web

2.2.9.1 Definisi Web

Andika dan Dewanto jurnal informatika Vol.2 No.2 (2013:62) [30] mengatakan, “WEB (World Wide Web) adalah sistem yang saling terkait menggunakan dokumen Hypertext yang diakses melalui jaringan internet. Sebuah halaman web yang berisi teks, gambar, video, dan file multimedia lainnya hanya dapat diakses menggunakan web”.

Sidik dan Husni (2012:1) [31] menginformasikan, “WEB adalah ruang informasi dalam internet, dengan menggunakan teknologi hyperteks, pemakai dituntun utnutk menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam dokumen web yang ditampilkan dalam browser web”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan, “Web adalah sistem yang terhubung langsung dengan jaringan internet yang berguna untuk memberikan informasi seperti teks, gambar, video, dan file multimedia lainnya.

2.2.10 Konsep Dasar PHP (Hypertext Preprocessor)

2.2.10.1 Definisi PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Warsito dalam Jurnal CCIT (2014:27) [21], “PHP adalah bahasa pemrograman untuk dijalankan melalui halaman web, umumnya digunakan untuk mengolah informasi di internet.”

2.2.10.2 Ciri – Ciri Bahasa Pemograman PHP</i>

Kode PHP mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu :

  1. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server misalnya: Apache.
  2. Kode PHP dapat diletakan dan dijalankan di web server.
  3. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti:MYSQL, PostgreSQL, Oracle, dan lain-lain.
  4. Merupakan software yang bersifat open source


2.2.11 Konsep Dasar XAMPP

2.2.11.1 Definisi Xampp

Menurut Walia dalam International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC) (2014:26) [22], “XAMPP stands for Cross-Platform (X), Apache (A), MySQL (M), PHP (P) and Perl (P). It is a simple, lightweight Apache distribution that makes it extremely easy for developers to create a local web server for testing purposes.”

2.2.11.2 Komponen- Komponen XAMPP

Bagian-bagian penting dalam XAMPP diantaranya adalah :

  1. htdocs adalah folder di mana Anda meletakkan file yang akan dijalankan, seperti file PHP, HTML dan script lainnya.
  2. PHPMyAdmin adalah bagian untuk mengelola database MySQL yang dikomputer. Untuk membukanya, membuka browser dan ketik alamat http: // localhost / phpMyAdmin, halaman phpMyAdmin akan muncul.
  3. Control Panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP. Seperti stop service (berhenti), atau start (mulai).

2.2.12 Konsep Dasar MySQL

2.2.12.1 Definisi MySQL

Menurut Winarno (2014:101)[25], “MySQL adalah sebuah software database. MySQL merupakan tipe data relasional yang artinya MySQL menyimpan datanya dalam bentuk table-tabel yang saling berhubungan. Keuntungan menyimpan data di database adalah kemudahannya dalam penyimpanan dan menampilkan data karena dalam bentuk tabel.”

2.2.12.2 Kelebihan MYSQL

Database MySQL memiliki beberapa kelebihan disbanding database lain, diantaranya :

  1. MySQL merupakan Database Management System (DBMS).
  2. MySQL sebagai Relation Database Management System (RDBMS) atau disebut dengan database Relational.
  3. MySQL bersifat open source, yang memiliki kemampuan untuk dapat dikembangkan lagi.
  4. MySQL mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu permintaan atau Multi-Threading.
  5. MySQL merupakan database yang mampu menyimpan data berkapasitas sangat besar hingga berukuran GigaByte sekalipun.
  6. MySQL adalah database menggunakan enkripsi password, jadi database ini cukup aman karena memiliki password untuk mengakses nya.

2.2.13 Konsep Dasar Sublime Text 3

2.2.13.1 Definisi Sublime Text 3

Mat Ryer dalam bukunya yg berjudul Go Programming Blueprints (2015:247) [38] menjelaskan, “Sublime Text 3 is an excellent editor for writting Go code that runs on OS X, Linux and Windows, and has an extremely powerful expansion model, which makes iteasy to customize and extend.” Artinya: “Sublime Text 3 adalah editor yang hebat untuk penelitian kode Go yang berjalan di OS X, Linux dan Windows, dan memiliki model ekspansi yang sangat kuat, yang membuatnya mudah disesuaikan dan diperluas.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan Sublime Text 3 adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web.

2.2.14 Konsep Dasar Prototype

2.2.14.1 Definisi Prototype

Menurut Wiyancoko dalam Saefullah (2015:64)[28], “Prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi sebenarnya”.

Faktor keberhasilan model prototype adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pengembang dan calon pengguna harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.

2.2.14.2 Tahapan - Tahapan Prototype

Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam prototype :

  1. Pengumpulan kebutuhan

    Pengembang dan calon pengguna bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

  2. Membangun prototyping

    Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada calon pengguna (misalnya dengan membuat input dan format output).

  3. Evaluasi prototyping

    Evaluasi ini dilakukan oleh calon pengguna untuk mengetahui apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika sudah sesuai maka dapat dilanjutkan pada proses pembuatan sistem. Jika tidak, prototyping harus direvisi.

  4. Mengkodekan sistem

    Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati, diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

  5. Menguji sistem

    Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, maka harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan salah satu metode seperti, White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

  6. Evaluasi Sistem

    Calon pengguna mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.

  7. Menggunakan sistem

    Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

2.2.14.3 Kelebihan Metode Prototype

Menurut Dini (2015:1)[29], “Kelebihan metode prototyping yang paling utama adalah merupakan salah satu jenis metode pengembangan sistem yang sifatnya sangat cepat dan dapat menghemat waktu”. Selain itu metode prototype juga memiliki beberapa kelebihan lainnya, seperti :

  1. Dapat menjalin komunikasi yang baik antar user dan pengembang sistem.
  2. Setiap perbaikan yang dilakukan pada prototype merupakan hasil masukan dari user yang akan menggunakan sistem tersebut, sehingga lebih reliable.
  3. User akan memberikan masukan terhadap sistem sesuai dengan kemauannya.
  4. Menghemat waktu dalam mengembangkan sebuah sistem.
  5. Menghemat biaya, terutama pada bagian analisa, karena hanya mencatat poin-poin penting saja.
  6. Cocok digunakan pada sebuah sistem kecil, yang digunakan pada ruang lingkup tertentu, seperti sistem di dalam sebuah kantor.
  7. Penerapan dari sistem yang menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

2.2.15 Konsep Dasar Analisa SWOT

2.2.15.1 Definisi AnalisaSWOT

Menurut Osita dalam International Journal of Innovative and Applied Research (2014:23)[30], “The SWOT analysis is one of several strategic planning tools that are used by businesses and other organizations to ensure that there is a clear objective defined for the project or venture, and that all factors related to the effort, both positive and negative, are identified and addressed. In order to accomplish this task, the process involves four areas of consideration: Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT). It should be noted that, when identifying and classifying relevant factors, the focus is not just on internal matters, but also external components that could impact the success of the project.”

Secara umum, pengertian Analisa SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

2.2.15.2 Manfaat Analisa SWOT

Menurut Suryatama dalam Bilung (2016:119)[31], beberapa manfaat yang bisa didapat dari analisa SWOT diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai kebijakan strategis terkait rencana dan pelaksanaan di masa anak datang.
  2. Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan sebuah perusahaan.
  3. Memberikan tantangan ide-ide bagi pihak manajemen perusahaan.
  4. Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan.

2.2.15.3 Tujuan Analisa SWOT

Menurut Bilung dalam eJurnal Administrasi Bisnis (2016:119)[31], “Dengan analisis SWOT memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi baik positif maupun negatif dari dalam dan dari luar perusahaan. Peran kunci dari SWOT adalah untuk membantu mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan strategi dan pengambilan keputusan, tujuan yang dapat diterapkan pada hampir semua aspek industri”.


2.2.16 Konsep Dasar Black Box Testing

2.2.16.1 Definisi Black Box Testing

Menurut M. Sidi Mustaqbal dalam Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol. 1 No. 3 (2015:34)[16], “Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”.

Black Box Testing bukanlah solusi alternatif dari White Box Testing tapi lebih merupakan pelengkap untuk menguji hal-hal yang tidak dicakup oleh White Box Testing. Black Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut:

  1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
  2. Kesalahan antarmuka (interface errors).
  3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.
  4. Kesalahan performansi (performance errors).
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Pengujian di desain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana fungsi-fungsi diuji agar dapat dinyatakan valid?
  2. Input seperti apa yang dapat menjadi bahan kasus uji yang baik?
  3. Apakah sistem sensitif pada input-input tertentu?
  4. Bagaimana sekumpulan data dapat diisolasi?
  5. Berapa banyak rata-rata data dan jumlah data yang dapat ditangani sistem?
  6. Efek apa yang dapat membuat kombinasi data ditangani spesifik pada operasi sistem?

2.2.17 Konsep Dasar Elisitasi

2.2.17.1 Definisi Elisitasi

Menurut Shadab Khan dalam International Journal of Information and Computation Technology (2014:134)[35], “Requirements elicitation is one of the first activities that tries to define the project scope and elicit user requirements. This activity relies in communication and cooperation between stakeholders which makes collaboration crucial for the success of this activity, especially in global software development projects with distributed teams and stakeholders.”

2.2.17.2 Tahapan Esilitas

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap 1

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melaui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap 2

    Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

    a. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada
        dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    b. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan
        boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem
        maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    c. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem
        yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap 3

    Elisitasi tahap III, merupakan hasil pernyataan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

    a. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pemakaiannya dan pembuatannya sulit
        serta berbiaya mahal.

    b. Middle (M) :Mampu dikerjakan.

    c. Low (L) : Mudah Dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi

    Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dirancang.

2.2.18 Konsep Dasar Literature Review

2.2.18.1 Definisi Literature Review

Menurut Deviachrista (2013:1)[36], “Literature Review adalah uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti”.

2.2.17.2 Literature Review

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan dan memiliki hubungan searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini, antara lain :

  1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Sirmauli yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Aset Pada Koperasi Karyawan PT. GMF Aeroasia Sejahtera” (2016). Penelitian ini bertujuan untuk memonitor pendataan aset secara akurat dan jelas sesuai antara sumber data dan bukti fisik dilapangan agar tidak adanya penyalah gunaan aset, serta membangun sistem yang mampu menghasilkan laporan informasi aset yang cepat, tepat dan akurat. Ada pun kendala yang dihadapi adalah pencatatan aset yang masih manual menggunakan Ms. Excel yang dinilai tidak efisien karena memerlukan tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode analisa SWOT, PIECES, dan UML sebagai metode perancangannya.
  2. Penelitian Skripsi yang telah dilakukan Sri Murti yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Remainder Monitoring Data PO Pada PT Makmur Abadi Semesta Tangerang” (2016). Permasalahan yang terjadi adalah pada pengolahan data yang bersifat manual yaitu menggunakan Ms. Excel yang dinilai memiliki kelemahan salah satunya pengontrolan tanggal selesai PO, karena setiap PO yang masuk langsung diberikan tanggal selesai, tetapi pada sistem yang berjalan saat ini masih banyak PO yang tidak terselesaikan, sehingga PO tidak closed atau tidak teratur. Hal ini berdampak pada pembuatan laporan perusahaan yang kurang termonitoring dan masih kurang efisien dan efektif. Tujuan dari penelitian Skripsi ini adalah agar dapat merancang sistem yang dapat mengelola data PO agar tepat waktu sehingga memudahkan manajemen dalam pengambilan suatu keputusan.
  3. Penelitian Tugas Akhir yang telah dilakukan oleh Yusuf Hadi yang berjudul “Monitoring Sistem Pengadaan Barang Pada SMPN 13 Kota Tangerang” (2016). Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu sistem input dan output barang yang terintegrasi sehingga membantu dalam pengadaan barang, dan memudahkan dalam hal pencatatan dan pengontrolan pemakaian barang, proses pengolahan, hingga penyimpanan data barang, serta memberikan laporan barang yang cepat dan akurat baik yang masuk maupun yang keluar berbentuk Digital Document (PDF) dengan periode bulanan.
  4. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Muhammad Naufal Assegaf yang berjudul “Rancangan Sistem Informasi Pengadaan Barang Pada PT MSH Niaga Telecom Indonesia Dengan Metodologi Berorientasi Obyek” (2014). Permasalahan yang terjadi adalah kurangnya keamanan data, seperti kehilangan data dan manipulasi data, sering terjadinya kesalahan pencatatan yang menyebabkan masih adanya kerangkapan data, serta pembuatan laporan yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan solusi dari permasalahan pada bagian pengadaan yang ada saat ini, meminimalisir kesalahan dengan memberikan pencatatan yang sesuai dan akurat, memberikan penyimpanan data yang lebih aman, sehingga memudahkan dalam pencarian data, serta memudahkan dalam mengontrol data masukan dan keluaran dalam penyajian informasi tentang pengadaan barang sehingga laporan dapat dilakukan secara cepat dan akurat.
  5. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Agung Wahana dan Asep Ririh Riswaya yang berjudul “Sistem Informasi Pengadaan Barang ATK di PT. Mekar Cipta Indah Menggunakan PHP dan MySQL” (2014). Permasalahan yang terjadi adalah pada penggunaan Microsoft Excel yang digunakan untuk menyimpan data-data barang yang memerlukan waktu yang lama dalam proses pencarian data dan pembuatan laporan, sehingga perlu adanya interface yang dapat mempermudah user dalam mengolah data report dan memperoleh data yang cepat, akurat dan tepat sesuai kegiatannya. Perancangan aplikasi informasi pengadaan barang ATK pada perusahaan kontraktor dan mesin dibuat untuk membantu karyawan perusahaan kontraktor dan mesin untuk melakukan pengadaan barang ATK. Manfaat dari sistem informasi pengadaan barang ATK ini adalah untuk meningkatkan produktivitas pada perusahaan kontraktor dan mesin tersebut.
  6. Penelitian Jurnal Ilmiah yang telah dilakukan oleh Kartina Purwaningsih dan Agus Winarno yang berjudul “Sistem Informasi Pengadaan Barang Pada CV Basuki Semarang” (2013). CV Basuki adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang, perusahaan ini harus mampu mempertimbangkan modal, permintaan konsumen serta ketersediaan barang (stok barang). Permasalahan yang terjadi adalah pada pembuatan laporan pembelian barang masih disusun secara manual dengan mengumpulkan data-data transaksi yang terjadi pada periode tertentu sehingga banyak kesalahan data pada laporan yang dihasilkan, selain itu memerlukan waktu yang cukup lama.



BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM


3.1 SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN

PT. Nestle merupakan produsen makanan dan minuman terkemuka di dunia yang memasok lebih dari 10 juta produk makanan ke pasaran setiap tahunnya. “Good Food, Good Life‟ merupakan slogan Nestlé yang menggambarkan komitmen Nestlé sebagai produsen makanan yang peduli akan kesehatan umat manusia dengan menghasilkan makanan yang sehat, bermutu, aman, berkualitas, bergizi, dan menyenangkan untuk dikonsumsi demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Nestlé didirikan pada tahun 1866 di Vevey, Swiss. Pendirinya adalah Henry Nestlé, seorang ahli gizi berkebangsaan Jerman. Hal yang melatarbelakangi Henry Nestlé adalah banyaknya bayi yang meninggal dunia sebelum usia mereka mencapai satu tahun, hal ini dikarenakan para ibu tidak dapat menyusui sendiri bayinya. Terlebih lagi saat teman Henry Nestlé menghampiri dirinya untuk menyelamatkan bayi prematur. Henry Nestlé kemudian membawa bayi itu kerumahnya dan memberikan makanan berupa paduan dari roti, susu dan gula. Kondisi bayi tersebut pun berangsur pulih dari hari ke hari. Penemuan ini memberikan kabar gembira dan langsung tersebar luas.

Ferine Lactee Nestlé‟ mejadi makanan pendamping ASI sekaligus makanan penambah gizi yang berhasil menekan angka kematian bayi. Sejak saat itu Nestlé menjadi perusahaan produsen makanan yang mendapat kepercayaan dari masyarakat. Henry Nestlé memanfaatkan nama keluarganya 'Nestlé', yang dalam bahasa Jerman Swiss berarti sarang burung kecil (little nest), menjadi logo perusahaannya. Logo tersebut menjadi lambang rasa aman, kasih sayang, kekeluargaan dan pengasuhan.

Henry Nestlé bukan saja melahirkan makanan bayi yang bermutu, namun juga menjadi orang Swiss pertama yang membangun industri modern yang berpikir akan pentingnya citra merek dan perusahaan. Melalui simbol dua anak burung dalam sarang bersama induknya dengan penuh kasih sayang memberi makanan kepada anakanya, citra Nestlé langsung dikenal sebagai perusahaan yang menghasilkan makanan bermutu penuh gizi. Simbol ini kemudian diubah pada tahun 1868 dan langsung diterapkan di berbagai materi iklan dan publikasi. Sampai sekarang, logo ini tetap digunakan dalam nuansa modern sesuai dengan kemajuan zaman.

Pada tahun 1910 susu Tjap Nona‟ masuk ke pasaran Indonesia melalui distributor yang ada di Singapura. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1965 pemerintah membuka kesempatan berinvestasi bagi investor asing. Kebijakan ini mendorong Nestlé dan para mitranya untuk membuka usaha di Indonesia. Pada tanggal 29 Maret 1971, Nestlé S.A yang berpusat di Vevey, Swiss bersama mitra lokalnya mendirikan PT. Food Specialties Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Waru, Jawa Timur. Pabrik ini didirikan pada tahun 1972 dan mulai beroperasi pada tahun 1973 yang menghasilkan susu Tjap Nona.

Pada awal 1980 produksi susu segar mengalami peningkatan drastis, kondisi tersebut merupakan salah satu keberhasilan PT Food Specialties Indonesia dalam membina petani sapi perah. Hal ini mendorong PT Food Specialties Indonesia mendirikan pabrik baru. Pabrik ini didirikan di Kejayan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1988 serta diresmikan oleh Presiden RI (pada saat itu) Soeharto, pada Juni 1988.

Pada tahun 1979, PT Nestlé Beverages Indonesia (dahulu bernama PT Indofood Jaya Raya) yang memiliki pabrik di Panjang, Lampung, mulai memproduksi kopi instan “Nescafé‟. Selain pure coffee, PT Nestlé Beverages Indonesia juga memproduksi mixes coffee dalam berbagai aroma. Pada tahun 1997 Nescafé mulai memasuki pasaran Rusia dalam kemasan jar dan dua tahun kemudian produksi kopi instan dalam kemasan kaleng dihentikan. Selanjutnya pada tahun 2001 sebagian proses pengemasan untuk produk 3in1 diserahkan ke co-manufacturer dan PT Nestlé Beverages Indonesia berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia.

Pada tahun 1988 Nestlé pusat mengakusisi Rowntree Macintosh dari Inggris sehingga membuka peluang Nestlé untuk mengembangkan usahanya di bidang kembang gula. Pabrik PT Food Specialties Indonesia yang merupakan anak perusahaan Nestlé mengambil alih PT Multi Rasa Agung, yang memiliki pabrik di Cikupa, Tangerang dan menghasilkan permen dengan merek dagang „Foxs‟. Pada tahun 1990 diresmikan pabrik baru di Cikupa, Tangerang. Pada tahun 1992, dalam rangka memperluas usahanya, PT Multi Rasa Agung memperluas pabriknya dan memproduksi permen dengan merek dagang “Polo‟. Pada 1996 PT Multi Rasa Agung berganti nama menjadi PT. Nestlé Confectionery Indonesia dan mulai memproduksi “Nestea Powder‟ pada tahun 1997.

Selain pabrik Waru, Kejayan, Cikupa dan Panjang, Nestlé Indonesia juga memiliki sebuah pabrik di Telaga yang memproduksi mie instan. Sejak tahun 1999 dilakukan penggabungan manajemen secara bertahap di PT Nestlé Indonesia dan pabrik-pabriknya. Pada Desember 1999, PT Nestlé Indonesia dan PT Nestlé Asean Indonesia berubah menjadi PT Nestlé Indonesia, yang kedua pada akhir tahun 2000 PT Nestlé Confectionery Indonesia bergabung dengan PT Supmi Sakti, kemudian berubah menjadi PT Nestlé Indonesia dan pabrik Telaga ditutup. Ketiga, pada akhir tahun 2001 PT Nestlé Beverages Indonesia dan PT Nestlé Distribution Indonesia bergabung dengan PT Nestlé Indonesia. Pada Juni 2002, pabrik Waru dilikuidasi dan digabung dengan pabrik Kejayan.

PT Nestlé Indonesia juga semakin memperluas usahanya dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan perusahaan lain. Salah satu kerjasama yang dilakukan berlangsung pada 1 April 2005. PT Nestlé dan PT Indofood Sukses Makmur, TBK melakukan kerjasama dalam bentuk joint venture. Perusahaan ini diberi nama PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (NICI). Perusahaan ini menghasilkan produk-produk bumbu masakan yang akan dipasarkan di Indonesia. Sejak tanggal 29 Desember 1993, PT Food Specialties Indonesia telah resmi berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia.

Tabel 1. Sejarah singkat PT Nestlé di Indonesia

<thead> </thead> <tbody> </tbody>
Waktu Perkembangan
Abad 19 Produk Nestlé Milkmaid dikenal sebagai „Tjap Nona‟
29 Maret 1971 Berdirinya PT Food Specialties Indonesia
1972 Berdirinya Pabrik Waru, Jawa Timur
1973 Pabrik Waru mulai beroperasi dengan menghasilkan produk susu
12 April 1978 Berdirinya PT Indofood Jaya Raya yang kemudian berganti nama menjadi PT Nestlé Beverages Indonesia
1979 Berdirinya Pabrik Panjang, Lampung yang menghasilkan produk - produk kopi
1988 Berdirinya Pabrik Kejayan, Jawa Timur yang menghasilkan produk - produk susu bubuk
1990 Berdirinya Pabrik Cikupa, Tangerang yang menghasilkan produk - produk confectionery.
1993 Perubahan nama PT Food Specialties menjadi PT Nestlé Indonesia
1995 Pengakusisian PT Supmi Sakti yang memproduksi mie instant dengan pabrik yang berlokasi di Telaga.
1998 PT Sumber Pangan Segar dan PT Rola Perdana ditunjuk sebagai distributor utama PT Nestlé Indonesia. Selanjutnya ke dua perusahaan ini bergabung dan berganti nama menjadi PT Nestlé Distribution Indonesia yang merupakan distributor tunggal.
2001 Penggabungan perusahaan - perusahaan yang tergabung dalam Grup PT Nestlé Indonesia menjadi satu badan hukum PT Nestlé Indonesia.
2002 Pengintregasiaan Pabrik Waru dengan Pabrik Kejayan
2005 Pembentukan joint venture dengan PT Indofood Sukses Makmur, TBK dengan nama perusahaan PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia


3.1.1 Visi Dan Misi Perusahaan

A. Visi perusahaan:

PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Selain itu, visi dari PT Nestlé Indonesia adalah:

  1. Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia
  2. Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang dengan modal yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan konsumen.
  3. Menjadi pemimpin pangsa pasar atau posisi no. 2 yang kuat di setiap kategori Selain visi dan misi, PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto perusahaan mereka, yaitu “Passion for Our Consumers” Melalui motto ini, PT Nestlé Indonesia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya.

Berdasarkan hal ini pula, PT Nestlé Indonesia menerapkan beberapa kebijakan Kualitas dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan.
Kebijakan Kualitas meliputi:

  1. Produk dan jasa tidak pernah mengabaikan faktor keamanan pangan
  2. Selalu mematuhi peraturan yang berlaku
  3. Zero waste dan zero defect
  4. Berkomitmen secara terus menerus untuk meningkatkan standar kualitas

Kebijakan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan meliputi.

  1. Karyawan dan mitra bisnis adalah alat yang paling berharga
  2. Menerapkan praktek bisnis yang ramah lingkungan (mencegah pencemaran lingkungan)
  3. Mematuhi semua peraturan di bidang lingkungan dan K3
  4. Menihilkan kecelakaan kerja dan keluhan masyarakat
  5. Perbaikan secara terus menerus di bidang lingkungan dan PT. Nestlé Indonesia selalu menerapkan nilai - nilai yang selama ini menjadi landasan bagi perusahaan dan seluruh karyawan, nilai - nilai tersebut dikenal dengan istilah “PRIDE”, yang merupakan singkatan dari Passion (Semangat), Respect (menghormati), Integrity (Integritas), Determination (Gigih), dan Excellence (Unggul).

A. Misi perusahaan:

Misi Nestlé Indonesia untuk turut mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat melalui produk-produknya yang berkualitas, bernutrisi dan lezat rasanya. Selain itu kami juga memfokuskan diri untuk senantiasa memberikan informasi dan pendidikan bagi konsumen kami, antara lain seperti tercantum dalam kemasan setiap produk kami. Dalam menjalankan bisnisnya, Nestlé berusaha untuk selalu menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat dan menciptakan manfaat.



3.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi

Keberhasilan suatu perusahaan tidak tercapai apabila tidak ada kerjasama yang baik antara fungsi dan para karyawan. Maka dari itu diperlukan suatu kordinasi yang baik antar karyawan, agar tugas yang dijalankan lebih efektif dan efisien.

Gambar 1 Struktur Organisasi Perusahaan

https://i.stack.imgur.com/20g14.jpg

Sumber : PT. Nestle Cikupa Factory Indonesia


Untuk lebih jelasnya, dibawah ini penulis berusaha untuk menjelaskan fungsi dari organisasi pada PT. Nestle Cikupa Factory Indonesia, sebagai berikut:

  1. Manajer Factory

    Peran seorang factory manager ini sungguh besar bagi perkembangan usaha pada sebuah perusahaan. Cakupan kerjanya yang banyak menjadikan seorang factory manager sebagai inti dari jalannya produksi pabrik. Tugas dan wewenang factory manager atau manajer pabrik bagi jalannya produksi ini diantaranya mengelola beragam fungsi dalam pabrik dan membawahi beberapa manajer beberapa departemen.

  2. FICO (Finance dan Control)

    Tugas umum dari finance adalah menghasilkan laporan keuangan rutin, memperkuat kontrol internal dan melindungi aset. Sedangkan fungsi khusus adalah sebagai financial advisor untuk tim manajemen pabrik, menghasilkan laporan analisa, rekomendasi dan keputusan terbaik untuk pabrik

  3. HR (Human Resourse)

    Departemen Human Resource berfokus pada pelatihan dan pengembangan karyawan melalui penyediaan fasilitas pelatihan. Selain itu, HR juga mengatur pengadaan tenaga kerja baru baik permanen, kontrak maupun out sourcing.

  4. Enginering

    Engineering bertanggung jawab menjaga aset perusahaan seperti alat-alat produksi, agar dapat berfungsi secara optimal. Departemen ini juga bertanggung jawab atas penyediaan dan penggunaan energi selalu dalam keadaan aman efisien dan ramah lingkungan.

  5. QA & AG (Quality Assurance & Apliction Group)

    Departemen Quality Assurance memiliki tugas pokok yaitu menjamin kualitas produk sesuai dengan standar. Selain itu, mereka juga wajib meningkatkan tanggung jawab seluruh karyawan pabrik terhadap sistem manajemen mutu. Departemen Aplication Group mempunyai tugas melakukan penelitian dan pengembangan produk berupa desain kemasan, formulasi dan jenis produk, serta optimasi proses produksi.

  6. Produksi

    Departemen Produksi bertugas untuk menghasilkan produk sesuai rencana dengan waktu dan biaya yang efisien serta mutu yang sesuai dengan standar.

  7. RPU (Resource Planning Unit)

    Tanggung jawab RPU adalah mengatur rencana produksi rutin dan mengatur penyediaan bahan baku hingga mendistribusikan produk jadi kepada para distributor.

  8. IP-OD (Industrial Performance-Operational Development)

    IP-OD memiliki tiga fungsi utama yaitu mendukung operasional, mengubah dan memperbaiki manajemen, dan melakukan manajemen peningkatan pengetahuan dan pengembangan karyawan.

  9. Training and SHE (Safety, Health, and Environment).

    Departemen SHE memiliki tugas memastikan kondisi kerja dalam keadaan yang aman bagi kesehatan karyawan dan menjaga lingkungan sekitar pabrik dari pencemaran dengan mengikuti peraturan – peraturan yang berlaku dari pemerintah.


3.2 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

3.2.1 Prosedur Sistem yang Berjalan

Prosedur sistem monitoring penggunaan sundry material department production yang berjalan saat ini pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah sebagai berikut :

  1. Jendral Operator produksi melakukan pencatatan setiap penggunaan sundry material production ke dalam form data penggunaan sundry material. Dan menyerahkan form ke bagian Clerk admin production.
  2. Clerk melakukan pencatatan data penggunaan sundry material ke dalam file Microsoft excel sundry material production. Dan memastikan data penggunaan sundry material yang ada pada store sundry material sesuai dengan file Microsoft excel sundry material production. Clerk mengontrol stock sundry material dan mencatat ke dalam form order material sundry. Maka demikian proses monitoring penggunaan sundry material department production telah selesai.
  3. FLM (First Line Manager) menerima form order sundry material.


3.2.2. RANCANGAN SISTEM YANG BERJALAN

  1. Use Case Diagram Yang Berjalan

    Berikut gambaran use case diagram monitoring penggunaan sundry material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.2.

    https://i.stack.imgur.com/QRh6j.jpg

    Gambar 3.2 Use Case Diagram Yang Berjalan

    Berdasarkan Use Case Diagram pada gambar 3.2 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (satu) sistem Monitoring penggunaan sundry material yang mencakup seluruh kegiatan.

    b. 3 (tiga) Actors yang melakukan kegiatan diantaranya : Jendral Operator produksi, Clerk, FLM (Ferst
        Line Manager).

    c. 8 (Delapan) Use Cases yang dilakukan oleh Actors.

  2. Activity Diagram Prosedur Data Penggunaan sundry material.

    Berikut gambaran Activity Diagram diagram data penggunaan sundry material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.3.

    https://i.stack.imgur.com/ebPQ4.jpg

    Gambar 3.3 Activity Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material.

    Berdasarkan Activity Diagram pada gambar 3.3 yang berjalan saat ini, terdapat:

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali.

    b. 2 (Tiga) Activities yang dilakukan oleh Actors Jendral Operator.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  3. Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Activity Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.4.

    https://i.stack.imgur.com/5Pmiu.jpg

    Gambar 3.4 Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali.

    b. 5 (Lima) Activities yang dilakukan oleh Actors Clerk.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  4. Activity Diagram Prosedur Order Store Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Activity Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.5.

    https://i.stack.imgur.com/GB0AX.jpg

    Gambar 3.4 Activity Diagram Prosedur Monitoring Store Sundry Material.

    a. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali

    b. 3 (Lima) Activities yang dilakukan oleh Actors Firt Line Manager.

    c. 1 (Satu) Final Node, objek yang diakhiri.

  5. Sequence Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram prosedur data penggunaan Sundry Material Production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, seperti pada gambar 3.6.

    https://i.stack.imgur.com/yzyzD.jpg

    Gambar 3.6 Sequence Diagram Prosedur Data Penggunaan Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.6 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Jendral Operator Department production

    b. 2 (Dua) Lifelines, yaitu : Form data penggunaan Sundry material.

    c. 2 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors

  6. Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram Prosedur Monitoring Store sundry material, seperti pada gambar 3.7.

    https://i.stack.imgur.com/DOaVb.jpg

    Gambar 3.7 Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.7 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Clerk Department production

    b. 3 (Tiga) Lifelines, yaitu : File Excel, Store Sundry Material, Form data Order Sundry material.

    c. 6 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors

  7. Sequence Diagram Prosedur Order Sundry Material.

    Berikut adalah gambaran Sequence Diagram Prosedur Order Store sundry material, seperti pada gambar 3.8.

    https://i.stack.imgur.com/zsOcj.jpg

    Gambar 3.7 Sequence Diagram Prosedur Monitoring Sundry Material

    Berdasarkan Sequence Diagram pada gambar 3.8 yang berjalan saat ini, terdapat :

    a. 1 (Satu) Actors, yaitu : Clerk Department production

    b. 3 (Tiga) Lifelines, yaitu : File Excel, Store Sundry Material, Form data Order Sundry material

    c. 6 (Dua) Messages yang dilakukan oleh Actors


3.3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

3.3.1 Metode Analisa SWOT

Pada penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT untuk menganalisa dan juga mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Tabel analisa SWOT pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang dapat dilihat pada tabel 3.1.

<thead> </thead> <tbody> </tbody>
Strengths (S) Weaknesses (W)
  1. Nestle sebagai produsen susu formula terbesar di dunia.
  2. Nestle memiliki produk – produk yang terpecaya baik nasional maupun internasional.
  3. Kuatnya tim pemasaran untuk program menjaga mutu, sampai ke plosok desa.
  4. Nestlé memiliki jaringan R&D terluas di kalangan perusahaan makanan dan minuman.

PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang, Pada Store Sundry Material Production Departement Masih menggunakan Microsoft Excel pada pencatatan data nya, Sehingga:

  1. Berpotensi terjadinya salah input.
  2. Dalam hal keamanaan nya masih kurang karena tidak ada perbedaan hak akses
  3. Proses peng-input an data yang lambat kerena dilakukan seminggu sekali.
Opportunities (O) Threats (T)
  1. Nestle dapat memanfaatkan nama besar sebagai perusahaan pelopor pembuat susu formula dan merupakan perusahaan makanan terbesar di dunia.
  2. Kepercayaan masyarakat terhadap keunggulan produknya harus senantiasa di pertahankan.
  3. Nestle memiliki komitment yang akan mengembangkan kualitas produk yang di hasilkannya.
  4. Sesuai dengan selera konsumen, dan menciptakan kesan brand minded konsumen.
  1. Menaikan omset menjadi tidak mudah karena terdapat mind set bahwa kualitas yang bagus pasti harga nya mahal.
  2. Akan kalah dari perusahaan lain yang lebih menonjol kan harga murah dan kualitas produk yang tidak begitu buruk, meskipun tidak membawa brand.
  3. Terdapat kontaminasi terhadap pasokan untuk bahan baku makanan dari produk nestle.

Berdasarkan analisa identifikasi SWOT yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisa untuk mencari strategi dengan menggunakan analisis silang matriks SWOT. Matriks SWOT adalah analisis untuk mencari strategi menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang ada untuk menghindari ancaman (strategi S-T). Selain itu dapat dianalisis juga strategi untuk mengurangi kelemahan untuk mecapai peluang yang ada (strategi W-O) serta mengatasi ancaman atau resiko yang akan terjadi nanti (strategi W-T). Berikut tabel strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Tabel Analisa Silang Matriks SWOT

https://i.stack.imgur.com/ndSgK.jpg

3.3.2 Analisa Masukan Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan

    Berikut adalah analisa masukan pada sistem monitoring penggunaan Sundry Material:

    a. Nama : Form Data Penggunaan sundry material
    Fungsi : Digunakan untuk peng-input-an ke dalam Microsoft Excel Sundry material.
    Sumber : Departemen produksi
    Media : File Microsoft Excel.
    Frekuensi : Seminggu sekali meskipun data penggunaan ada setiap harinya.
    Keterangan : Berisikan nama material, unit, dan lokasi bagian yang menggunakan.
  2. Analisa Proses

    Berikut adalah analisa proses pada sistem monitoring penggunaan Sundry Material:

    a. Nama : Stock Taking Sundry Material
    Fungsi : Digunakan untuk penyocokan data Store Sundry Material Dengan File Microsoft Excel Sundry material dan Order Sundry Material.
    Sumber : Departemen produksi
    Media : File Microsoft Excel.
    Frekuensi : Satu bulan sekali.
    Keterangan : Berisikan nama material, unit, dan lokasi bagian yang menggunakannya.

3.4 KONFIGURASI SISTEM BERJALAN

Adapun konfigurasi sistem yang digunakan pada sistem yang berjalan yaitu:

  1. Spesifikasi Hardware
    a. Processor : Intel Pentium Core i5-5005U 2.00 GHz
    b. Monitor : Generic PnP Monitor
    c. RAM : 4 GB
    d. Hardisk : 500 GB HDD
  2. Spesifikasi Software
    a. Windows 10 Home Single Language 64-Bit
    a. Microsoft Office 2010

3.5 Hak Akses (Brainware)

1. Jendral Operator
2. Clerk
3. FLM (First Line Manager)

3.6 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.6.1 Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, permasalahan yang dihadapi pada Store Sundry Material Departement production yaitu:

1. Jadwal peng-input-an data penggunaan Sundry Material yang dinilai lambat yaitu seminggu sekali.
2. Dikarenakan sistem saat ini masih menggunakan Microsoft Excel maka berpotensi terjadinya kesalahan dalam peng-input-an data.
3. Proses Monitoring Store Sundry Material tidak aman karena tidak adanya hak akses yang memadai sehingga rentan terjadi manipulasi data.

3.6.2 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, permasalahan yang dihadapi pada Store Sundry Material Departement production yaitu:

1. Merancang suatu sistem berbasis Web menggunakan PHP dan MySQL agar proses Monitoring Store Sundry Material lebih terintegrasi.
2. Memudahkan User melakukan tugasnya dengan tampilan halaman yang user friendly dan praktis.
3. Membuat tingkatan hak akses yang berbeda-beda agar setiap User dapat menjalankan tugasnya masing-masing dengan lebih optimal.

3.7 USER REQUEREMENT

3.7.1 Esilitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada stakeholder mengenai sistem yang diusulkan. Berikut adalah Elisitasi tahap I, seperti pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

https://i.stack.imgur.com/CtCuV.jpg
https://i.stack.imgur.com/teuHz.jpg

3.7.2 Esilitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil klasifikasi dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential). Metode tersebut bertujuan untuk memisahkan antara rancangan yang penting dan memang harus ada dalam pembuatan sistem yang baru serta rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut ini adalah Elisitasi tahap II, seperti pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

https://i.stack.imgur.com/UQW2W.jpg
https://i.stack.imgur.com/yhbnh.jpg

3.7.3 Esilitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE dengan opsi LMH. Berikut adalah Elisitasi tahap III, seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

https://i.stack.imgur.com/ckQem.jpg
https://i.stack.imgur.com/wVuME.jpg

3.7.4 Final Draft Esilitasi

Berdasarkan elisitasi tahap III maka dapat menghasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah dalam pembangunan suatu sistem monitoring pengadaan jasa. Berikut lampiran final draft elisitasi pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

https://i.stack.imgur.com/Oyv5F.jpg
https://i.stack.imgur.com/oRuiC.jpg



BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN


4.1 RANCANGAN SISTEM USULAN

4.1.1 Prosedur Sistem Usulan

Berdasarkan sistem yang berjalan, maka dapat diketahui bahwa dalam aktivitas monitoring data penggunaan Sundry Material Department Production Pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang masih memiliki banyak kekurangan dikarenakan proses penggunaan data Sundry Material yang masih menggunakan File Excel dan tidak adanya laporan penggunaan (hari, minggu, buan). Untuk memudahkan pekerjaan pada Department production Store Sundry Material, langkah selanjutnya adalah dengan merancang dan membuat sistem yang lebih baik, berikut adalah prosedur sistem yang diusulkan :

1. Setelah Clerk menerima data penggunaan sundry material dari Jendral Operator kemudian masuk ke menu login, isi username dan password dengan benar, masuk ke halaman menu utama, menu transaction, menu Use material, Add transaction, input data penggunaan sundry material dan save, setelah aktivitas input data penggunaan selesai maka pilih menu logout untuk keluar dari sistem.
2. Clerk melakukan monitoring stock material pada store sundry material dan masuk ke menu login, isi username dan password dengan benar, masuk ke halaman menu utama, menu transaction, menu order material, pada Tabel data material terdapat jumlah stock material yang harus di order, setelah Clerk melakukan stock taking pada store sundry material, Clerk melakukan order material, Clerk mencetak form order material dan memberikan form tersebut ke FLM (First Line Manager). Setelah aktivitas order material selesai maka clerk pilih menu logout untuk keluar dari sistem.
3. FLM (First Line Manager) menyetujui form order material dan menyerahkan nya ke manager produksi.

4.1.2 Use Case Sistem Yang Diusulkan

4.1.3 Activity Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan dari use case diagram yang telah digambarkan, maka dapat digambarkan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam use case. Activity Diagram yang diusulkan dapat dilihat seperti berikut :

1. Activity Diagram Untuk Data Penggunaan Sundry Material.

Berikut ini adalah activity diagram usulan untuk data Penggunaan
Sundry Material, seperti pada gambar 4.5.

https://i.stack.imgur.com/YYsyF.jpg

Gambar 4.5 Activity Diagram Untuk Data Penggunaan Sundry Material.

2. Activity Diagram Untuk Order Sundry Material.

Berikut ini adalah activity diagram usulan untuk data Order Sundry
Material, seperti pada gambar 4.6.

4.1.4 Sequence Diagram Yang Diusulkan

Interaksi antara object yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah use case, dalam menangkap interaksi objek-objek kini menggunakan sequence diagram. Sequence Diagram yang diusulkan dapat dilihat seperti berikut :

1. Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material.

Berikut ini adalah Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/jTdqz.jpg

Gambar 4.8 Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material

2. Sequence Diagram Prosedur order sundry material.

Berikut ini adalah Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/HRiJT.jpg

Gambar 4.8 Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material

3. Sequence Diagram Prosedur input data penggunaan sundry material.

4.1.5 Class Diagram Yang Diusulkan

Class Diagram digunakan untuk menjelaskan tentang spesifikasi objek-objek yang terdapat dalam aplikasi sistem monitoring store sundry material production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang. Dimana class diagram yang diusulkan ini terdapat objek (class) yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu: tabel. Class Diagram yang diusulkan adalah seperti pada gambar 4.12.

https://i.stack.imgur.com/W8VM2.jpg

Gambar 4.12 Class Diagram Yang Diusulkan


4.1.6 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada sistem monitoring Store sundry material production penggunaan data sundry material yang berjalan dan sistem yang diusulkan, ditemukan beberapa perbedaan dan akan dijabarkan melalui tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

https://i.stack.imgur.com/rUK8q.jpg


4.2 RANCANGAN BASIS DATA

4.2.1 Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan isi yang tersimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

<tbody> </tbody>
1. Nama Field : Tabel_user
Fungsi : Hak akses
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : id_user
Panjang record : 156
Isi : Id_User, User_name, Name, Password,Create_date

Tabel 4.2 Tabel User

https://i.stack.imgur.com/uE2wE.jpg
<tbody> </tbody>
2. Nama Field : Tabel_Unit
Fungsi : Menentukan jenis material
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : Id_Unit
Panjang record : 41
Isi : Id_Unit, Unit

Tabel 4.3 Tabel Unit

https://i.stack.imgur.com/debUf.jpg
<tbody> </tbody>
2. Nama Field : Tabel_Barang
Fungsi : Menentukan jenis material
Tipe File : Tabel Master
Media : Harddisk
Primary key : Id_Unit
Panjang record : 41
Isi : Id_Unit, Unit

Tabel 4.4 Tabel Barang

https://i.stack.imgur.com/F3G2d.jpg


4.3 RANCANGAN PROTOTYPE

Tahapan ini menggambarkan mengenai rancang bangun sistem sebagai pemenuhan kebutuhan dari pengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau desain tampilan dari sistem monitoring store sundry material production yang sudah dibuat:

4.3.1 Prototype Halaman Login

Tampilan prototype halaman Login dapat dilihat seperti pada gambar 4.6

https://i.stack.imgur.com/aQ7y4.jpg

Gambar 4.6 Prototype Halaman Login


Tampilan login merupakan tampilan utama dari sistem, setiap admin atau user yang telah mempunyai akun dan ingin masuk ke dalam sistem maka harus melakukan login terlebih dahulu dengan memasukan username dan password dengan benar.

4.3.2 Prototype Halaman Home

Tampilan prototype halaman Overview dapat dilihat seperti pada gambar 4.7

https://i.stack.imgur.com/4jJ0U.jpg

Gambar 4.7 Prototype Halaman Home

Pada tampilan menu utama terdapat menu Dashboard, User, Table Master (Unit, Material), Transaction (Use Material, Order Material), Report, Settings User dan Logout.

4.3.3 Prototype Halaman Menu User

Tampilan prototype halaman menu User dapat dilihat seperti pada gambar 4.8.

https://i.stack.imgur.com/yOGEN.jpg

Gambar 4.8 Prototype Tampilan Menu User

Halaman menu User berfungsi untuk membuat akun User seperti Username, password dan Hak akses pengguna pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang.


4.3.4 Prototype Halaman Menu Master data

Tampilan prototype halaman menu User dapat dilihat seperti pada gambar 4.9.

https://i.stack.imgur.com/ZETR7.jpg

Gambar 4.9 Prototype Tampilan Menu Master data

Halaman menu Master data ini terdapat sub menu yaitu : Menu Unit, Menu Material.


4.3.5 Prototype Halaman Menu Unit

Tampilan prototype halaman menu Unit dapat dilihat seperti pada gambar 4.10.

https://i.stack.imgur.com/V6mYd.jpg

Gambar 4.10 Prototype Tampilan Menu Unit

Halaman menu Unit ini terdapat .

4.3.6 Prototype Halaman Menu Material.

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.11.

https://i.stack.imgur.com/L1XYY.jpg

Gambar 4.11 Prototype Tampilan Menu Material

4.3.7 Prototype Halaman Menu Use Material

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.12.

https://i.stack.imgur.com/ZnDbB.jpg

Gambar 4.12 Prototype Tampilan Menu Use Material

4.3.8 Prototype Halaman Menu Order Material

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.13.

https://i.stack.imgur.com/oyWLz.jpg

Gambar 4.13 Prototype Tampilan Menu Order Material


4.3.9 Prototype Halaman Menu Report

Tampilan prototype halaman menu Material dapat dilihat seperti pada gambar 4.14.

https://i.stack.imgur.com/HVcME.jpg

Gambar 4.14 Prototype Tampilan Menu Report


4.4 KONFIGURASI SISTEM YANG DIUSULKAN

Perangkat keras yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

4.4.1 Spesifikasi Hardware

a. Processor : Intel Pentium Core i3-5005U 2.00 GHz
b. Monitor : Generic PnP Monitor
c. RAM : 4 GB.
d. Harddisk : 500 GB HDD.

4.4.2 Spesifikasi Software

a. Windows 10 Home Single Language 64-Bit
b. XAMPP v3.2.1 (PHP v5.5.34, APACHE v2.4.17, MySQL v5.0.11)
c. Browser Google chrome


4.5 HAK AKSES YANG DIUSULKAN (BRAINWARE)

1. Clerk administrator
2. FLM (First Line Manager)

4.6 PENGUJIAN BLACK BOX TESTING

Pengujian dengan metode Black Box Testing ini dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Table 4.9 adalah tabel pengujian sistem dengan menggunakan Black Box Testing.

https://i.stack.imgur.com/oXmzv.jpg

Tabel 4.9 Black Box Testing


4.7 IMPLEMENTASI

4.7.1 Implementasi Yang Diusulkan

Berikut ini merupakan gambar tampilan interface mengenai sistem monitoring store sundry material prodution data penggunaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

1. Tampilan Halaman Login

Tampilan halaman Login dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/Tzlzy.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Login

2. Tampilan Halaman Home

Tampilan halaman Home dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/fupBO.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Home

3. Tampilan Halaman User

Tampilan halaman User dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/hKynI.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman User

4. Tampilan Halaman Master Data Unit

Tampilan halaman Master Data Unit dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/a6R2I.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Unit

5. Tampilan Halaman Master Data Material

Tampilan halaman Master Data Material dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/nzPe5.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Master Data Material


6. Tampilan Halaman Trasaction Use

Tampilan halaman Master Data Material dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/FU2r8.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Use Use

7. Tampilan Halaman Transaction Order

Tampilan halaman Transaction Orderl dapat dilihat pada gambar 4.29.

https://i.stack.imgur.com/F9WMM.jpg

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Order

4.7.2 Time Schedule

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapan sistem. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time table seperti pada tabel 4.10.

https://i.stack.imgur.com/b2Hvi.jpg

4.7.3 Estimasi Biaya

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapan sistem. Langkah langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time table seperti pada tabel 4.11.

https://i.stack.imgur.com/k0AS9.jpg



BAB V

PENUTUP


5 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk menjawab perumusan masalah yang telah dijabarkan pada BAB I, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Pada sistem Monitoring sundry material department production yang berjalan saat ini masih menggunakan Microsoft Excel, meski sudah berjalan dengan baik namun masih ada beberapa kendala dimana data penggunaan sundry material yang diterima oleh Clerk Admin hanya bisa di-input seminggu sekali sedangkan pemesanan dapat masuk setiap hari, selain itu keamanan data tidak terjamin karena file Excel diletakkan pada shared folder sehingga banyak orang dapat mengakses, dan dalam beberapa kesempatan terjadi salah input data karena penggunaan file Excel dengan jumlah tabel yang besar.
  2. Sistem Sundry material production dirancang dengan menggunakan PHP dan MySQL untuk mempermudah FLM (First Line Manager) dalam hal monitoring data stok yang setiap harinya dilakukan dan untuk memperlancar proses bisnis yang dijalankan oleh PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi.
  3. Pada sistem Sundry Material yang telah dirancang ini data-data proyek yang telah di-input ke dalam database dapat di generate menjadi file Excel sehingga pihak Management dapat dengan mudah melakukan download laporan.

6 SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan untuk memaksimalkan sistem Monitoring sundry material department production pada PT. Nestle Cikupa Indonesia Tangerang adalah sebagai berikut :

  1. Memanfaatkan sistem sundry material department production yang telah dirancang dengan menggunakan server kantor agar sistem dapat terintegrasi dengan seluruh bagian perusahaan.
  2. Agar proses penggunaan sistem sundry material department production dapat berjalan dengan lancar, perlu dilakukan pelatihan kepada staff admin mengenai sistem yang telah dirancang.
  3. 3. Setiap data yang telah disimpan ke dalam database harus mempunyai data cadangan (back-up data) untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

7 KESAN

Selama melakukan penelitian ini, penulis dapat banyak sekali ilmu terutama tentang proses bisnis yang berjalan di perusahaan, namun penulis mengalami beberapa kendala yaitu memahami istilah-istilah asing yang terdapat pada penelitian dan juga alur proses kerja yang cukup rumit, walau demikian penulis bersyukur dapat menyelesaikan penelitian Skripsi ini, itu semua berkat dukungan dan do’a yang telah diberikan oleh orang-orang terdekat.



DAFTAR PUSTAKA


  1. Asmawati, Ari; Yuni Hafita, Muhammad Faisal. “The Design Of Visual Communication Design Media Shaped Product Catalog As A Medium Of Promotion And Information On PT. Trans Nusantara Access (Authorized Dealer XL) Tangerang”. Jurnal ICIT Vol. 2 No.1.
  2. Nasaruddin, Djafar Imran, dan Samsie Indra. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM) Pada CV Rajawali Multi Niaga Makassar”. Jurnal CCIT Vol.6 No.2.
  3. Suprihadi, Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013. “Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja Vol. 6 No.3, ISSN: 1978-8282.
  4. Hutahean, Jeperson.2014."Konsep Sistem Informasi".Yogyakarta: Deepublish
  5. Indrajani. 2014. “Database System : Case Study All In One”. Jakarta : Elex Media Komputindo.
  6. Agus, Putu. 2014. “Sistem Informasi dan Implementasinya”. Bandung: Informatika Bandung.
  7. Sunyoto, Danang. 2014. “Sistem Informasi Manajemen Perspektif Organisasi”. Yogyakarta: CAPS.
  8. Haerudin dan Ruli Supriati. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web pada Madrasah Aliyah Negeri Balaraja Kabupaten Tangerang”. Jurnal CCIT Vol.7 No. 1.
  9. Murad, Dina Fitria; Nia Kusniawati, Agus Asyanto. 2013. “Aplikasi Inteligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD HIMPAU di Kota Tangerang”. Jurnal CCIT Vol. 7 No. 1.
  10. Yuanita, Sukadi. 2012. “Sistem Informasi Administrasi Pembayaran Iuran Bulanan (SPP) dan Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) Siswa Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku”. Jurnal 13 FPI UNSA.
  11. Darmawan, Deni. 2013. "Sistem Informasi Manajemen". Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  12. Rosa, dan M. Shalahuddin. 2013. “Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek”. Bandung: Informatika.
  13. Jayant, K. P; Renu Garg, Vinod Kumar, Prof. Ajaya Rana. 2014. “Approach of Software Design Testing Based on UML Diagrams”. International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering, Vol. 4 No. 2.
  14. Alhumaidan, Fahad. 2012. “A Critical Analysis and Treatment of Important UML Diagrams Enhancing Modeling Power”. Intelligent Information Management Vol. 4.
  15. Definisi Monitoring www.setkab.go.id, diakses pada tanggal 21 September 2016 Pukul 13.26 WIB.
  16. Kimweli, Joshua Mulei. 2013. “The Role of Monitoring and Evaluation Practices to the Success of Donor Funded FoodSecurity Intervention Projects A Case Study Of Kibwezi District”. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, Vol. 3 No.6, ISSN : 2222-6990.
  17. Kalubanga, Matthew. 2012. “SUSTAINABLE PROCUREMENT: Concept and Practical Implications for The Procurement Process”. International Journal of Economics and Management Sciences, Vol. 1, No. 7.
  18. Kotler, Philip; Gary Armstrong. 2012. “Prinsip-Prinsip Pemasaran”. Edisi 13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
  19. Definisi Managed Services www.mobnasesemka.com, diakses pada tanggal 12 November 2016 Pukul 14.21 WIB.
  20. Zavier, Ahmad Faiz; Haryanto Tanuwijaya, Budi Hermawan. 2014. “Audit Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi Berdasarkan IT-IL Pada IT Marketing & Trading (M&T) PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region V Surabaya”. Jurnal STIKOM Surabaya (JSIKA), Vol. 3 No. 2.
  21. 21,0 21,1 Warsito, Ary Budi; Muhamad Yusup, Moh. Iqbal Awi Makaram. 2014. “Perancangan Sis+ Menggunakan Metode Yii Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja, Vol. 8 No. 2, ISSN : 1978-8282.
  22. Walia, Er. Saurabh; Er. Satinderjit Kaur Gill. 2014. “A Framework for Web Based Student Record Management System using PHP”. International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC), Vol. 3 No. 8.
  23. Oktavian, Diar Puji. 2013. “Membuat Website Powerfull Menggunakan PHP”. Yogyakarta : MediaKom.
  24. Kadir, Abdul. 2014. “Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi”. Yogyakarta : Andi.
  25. Winarno, Edy; Ali Zaki, SmithDev. 2014. “Pemrograman Web Berbasis HTML5, PHP, dan JavaScript”. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  26. Maudi, Meiska Firstiara; Arief Laila Nugraha dan Bandi Sasmito. 2014. “Desain Aplikasi Sistem Informasi Pelanggan PDAM Berbasis WebGIS (Studi Kasus : Kota Demak)”. Jurnal Geodesi Undip Vol. 3 No. 3.
  27. MADCOMS. “Adobe Flash CS6 Mahir Dalam 7 Hari”. 2013. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
  28. Saefullah, Asep; Nur Azizah, Andri Ansyah. 2015. “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja, Vol. 9 No. 1. ISSN : 1978 – 8282.
  29. Kelebihan Metode Prototype www.dosenit.com, diakses pada tanggal 28 September 2016 Pukul 20.25 WIB.
  30. Osita, Ifediora Christian; Idoko Onyebuchi R. and Nzekwe Justina. 2014. “Organization’s stability and productivity: the role of SWOT analysis an acronym for strength, weakness, opportunities and threat”. International Journal of Innovative and Applied Research (IJIAR). Vol. 2, 23-32, ISSN 2348 - 0319.
  31. 31,0 31,1 Bilung, Septinor. 2016. “Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Sepeda Motor Honda Pada CV. Semoga Jaya Di Area Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur”. eJournal Administrasi Bisnis. Vol. 4, ISSN 2355-5408.



</body> </html>