MAMI

Dari widuri
Revisi per 29 September 2015 09.03 oleh Gustasari (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '<div style="font-size: 16pt;font-family: 'times new roman';text-align: center;"> <p style="line-height: 1">'''''SMARTCARD'' DAN NFC ''(NEAR FIELD COMMUNICATION)'' '''<...')

(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Lompat ke: navigasi, cari

SMARTCARD DAN NFC (NEAR FIELD COMMUNICATION)

SEBAGAI MEDIA AKSES BERBASIS ARDUINO


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh:

NIM
: 1233473400
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM SMARTCARD DAN NFC (NEAR FIELD COMMUNICATION)

SEBAGAI MEDIA AKSES MENGGUNAKAN RFID

BERBASIS ARDUINO

Disusun Oleh:

NIM
: 1233473400
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative Technologi

 

 

Disahkan Oleh:

Tangerang, Desember 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 99001
       
NIP : 10001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SMARTCARD DAN NFC (NEAR FIELD COMMUNICATION)

SEBAGAI MEDIA AKSES BERBASIS ARDUINO


Dibuat Oleh:

NIM
: 1233473400
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication and Innovative Technologi

Disetujui Oleh:

Tangerang, Desember 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
   
(Dendy Jonas, S.Kom)
NID : 10001
   
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SMARTCARD DAN NFC (NEAR FIELD COMMUNICATION)

SEBAGAI MEDIA AKSES BERBASIS ARDUINO

Dibuat Oleh:

NIM
: 1233473400
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication and Innovative Technologi

Tahun Akademik 2013/2014

Disetujui Penguji :

Tangerang, Desember 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

SMARTCARD DAN NFC (NEAR FIELD COMMUNICATION)

SEBAGAI MEDIA AKSES BERBASIS ADRIAN

Disusun Oleh:

NIM
: 1233473400
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication Inovative and Technologi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Desember 2015

 
 
 
 
 
NIM : 1233473400

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

RFID adalah teknologi yang masih baru, dan akan terus berkembang, seiring dengan kemajuan teknologi rangkainan terintegrasi, maka dapat dipastikan bahwa tag RFID dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang. Sistem-sistem RFID menawarkan peningkatan efisien dalam penggendalian inventory control dalam pengindektification barang ataupun buku didalam perpustakaan ataupun absensi kelas. RFID ( Radio Frequency Identification) merupakan proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio . RFID bisa digunakan untuk menyimpan dan menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yaitu RFID TAG ( transponder ). Kemajuan teknologi dan tuntutan konsumen untuk melakukan segala sesuatu dengan mudah dan instan kembali mendorong gebrakan baru di dunia teknologi ponsel. Teknologi terbaru ini disebut NFC (Near-Field Communication). Oleh karena itu agar terciptanya suatu pembaharuan teknologi dan inovasi, pada penelitian ini NFC akan diaplikasikan sebagai media pembuka pintu keluar masuk pada ruangan PT. LAMJAYA yang dikontrol oleh ARDUINO UNO.

Kata Kunci: RFID, NFC, ARDUINO UNO.

ABSTRACT

RFID technology is still new, and will continue to grow, along with advances in technology rangkainan integrated, it can be ascertained that the RFID tag can be applied in various fields. RFID systems offer increased efficiency in inventory control penggendalian in pengindektification goods or books in the library or classroom attendance. RFID (Radio Frequency Identification) is the process of identifying a person or object using radio frequency transmission. RFID can be used to store and receive data remotely using a device that RFID TAG (transponder) . Advances in technology and consumer demand to do everything easily and instantly re-pushed new breakthrough in the world of mobile technology. This new technology called NFC (Near-Field Communication). Therefore, in order to create a renewal of technology and innovation, this research will be applied as a medium NFC opening the doorway to the room PT. LAMJAYA controlled by ARDUINO UNO.

Keywords: RFID, NFC, ARDUINO UNO.

KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan anugerah-Nya serta senantiasa melimpahkan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kuliah kerja praktek ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyusun Skripsi yang berjudul “ SMARTCARD DAN NFC ( NEAR FIELD COMMUNICATION ) SEBAGAI MEDIA AKSES BERBASIS ARDUINO”

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya KKP ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Kedua Orangtua tercinta yang tanpa lelah selalu memanjatkan doa dan memberikan segala dukungan moril, materil dan spritual. “Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan limpahan rahmat kepada Beliau, Amin.
  2. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja
  3. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer, dan juga sebagai pembimbing pertama yang telah memberikan arahan selama menjalani Skripsi.
  5. Dendy Jonas, S.Kom. selaku pembimbing kedua yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi selama menjalani Skripsi
  6. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua Bidang Akademik Perguruan Tinggi Raharja.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  8. Semua saudaraku yang telah selalu mendukung penulis
  9. Teman-teman yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
  10. Pacar Tercinta Fajar Kurniawan yang selalu memberikan dukungan dan motives dalam penulisan Skripsi ini.
  11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Skripsi ini.

Laporan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga kedepannya penulisan laporan Skripsi ini akan menjadi lebih baik lagi.

Sebagai kalimat terakhir, harapannya semoga laporan ini menjadi sumbangsih yang bermanfaat bagi para pembaca dan juga untuk di masa yang akan datang. Mengucakan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kontribusi terhadap laporan Skripsi ini.



Tangerang, 28 Desember 2015
Gustasari
NIM. 1233473400

Daftar isi

DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL FLOWCHART

DAFTAR SIMBOL ELEKTRONIKA

BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang terus diikuti oleh sebagian bahkan hampir semua kalangan. Tidak lepas dari hal yang di atas penggunaan sistem yang umumnya berbasis komputer dan sistem terkontrol yang menggunakan mikrokontroler sudah sangat maju. Salah satu contohnya dibidang system integrator pada PT. LAMJAYA.

Lamjaya Inovasi Komputindo adalah penyedia solusi teknologi informasi yang memberikan bisnis sejajar, ujung ke ujung solusi dan produk untuk organisasi, yang keberhasilannya tergantung pada Teknologi Informasi.

RFID adalah teknologi yang masih baru, dan akan terus berkembang, seiring dengan kemajuan teknologi rangkainan terintegrasi, maka dapat dipastikan bahwa tag RFID dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang. Sistem-sistem RFID menawarkan peningkatan efisien dalam penggendalian inventory control dalam pengindektification barang ataupun buku didalam perpustakaan ataupun absensi kelas. RFID ( Radio Frequency Identification) merupakan proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID bisa digunakan untuk menyimpan dan menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yaitu RFID TAG ( transponder ).

Kemajuan teknologi dan tuntutan konsumen untuk melakukan segala sesuatu dengan mudah dan instan kembali mendorong gebrakan baru di dunia teknologi ponsel. Teknologi terbaru ini disebut NFC (Near-Field Communication). Menurut Fiah Alfiah (2014),[1] “Sistem adalah kumpulan/grup dari bagian komponen apa pun baik fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan be NFC adalah pengembangan dari teknologi Radio Frequency Identification (RFID) yang digunakan ke dalam perangkat handphone untuk memudahkan transaksi. Teknologi Near Field Communication (NFC) dapat membuat hidup lebih mudah dan nyaman bagi penggunanya di seluruh dunia dalam melakukan transaksi, seperti pertukaran konten digital hanya menghubungkan perangkat elektronik ke perangkat elektronik yang memiliki teknologi NFC dengan sentuhan, pengguna juga bisa membeli tiket apapun hanya dengan mengaktifkan NFC pada ponsel.

Pada PT. LAMJAYA masih terdapat cara konvensional yang digunakan, salah satunya adalah media akses pintu yang masih menggunakan cara konvensional. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam penyusunan Skripsi dengan judul " Smartcard dan NFC ( Near Field Communication ) Sebagai Media Akses Berbasis Arduino ".

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana membuat sistem media akses dengan menggunakan teknologi NFC?

  2. Bagaimana membuat sistem media akses menggunakan Card Rfid

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diarahkan penelitian ini pada perancangan dan pembuatan alat yang diakses melalui cardrfid dan smartphone sebagai media akses menggunakan Arduino di PT LAMJAYA. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat fokus dalam satu bagian. Sehingga data yang diperoleh akurat, spesifik, dan memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh, serta komponen pendukung meliputi :

  1. Menggunakan mikrokontroller Arduino

  2. Rfid berfungsi sebagai pendeteksi objek

  3. SmartPhone yang memiliki teknologi NFC

  4. Lampu led digunakan untuk lamp indikator

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan pokok yang dihasilkan dari laporan penelitian ini, yaitu:
1. Memanfaatkan teknologi yang telah ada.
2. Menciptakan sebuah inovasi terbaru.
3. Merubah sistem konvensional menjadi sistem modern.

Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat yang dihasilkan dari laporan penelitian ini, yaitu:

  1. Dapat mengurangi aksi pencurian

  2. Dapat mempermudah pengguna dalam melakukan aktivitas dengan smartphone yang dimiliki

  3. Dapat meminimalisir ketinggalan / kehilangan kunci

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)

    Observasi ini dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan september - november 2015 dengan studi kasus pada PT. LAMJAYA, dari observasi yang saya lakukan terdapat beberapa permasalahan diantaranya masih terdapat sistem akses konvensional tepatnya di pintu utama dan pintu gudang. Adapun data yang saya ambil adalah sejarah, visi, misi, tujuan, dan struktur organisasi PT. LAMJAYA.

  2. Wawancara

    Laporan ini menggunakan metode wawancara, tanya jawab dengan narasumber dari tempat studi kasus PT. LAMJAYA dengan Stakeholder bernama Dendy Jonas M. Kom yaitu selaku Co-Founder PT. LAMJAYA, yang ingin membuat kemajuan teknologi yang dapat menggantikan cara konvensional khususnya pada pintu utama dan gudang.

  3. Studi Pustaka

    Metode Studi Pustaka, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari beberapa sumber-sumber literature seperti buku, jurnal, makalah, internet, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan skripsi ini.

Metode Perancangan

Metode perancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Flowchart, dikarenakan dengan metode ini memudahkan untuk memvisualisasikan sistem yang akan dibangun. Untuk perancangan program, digunakan program Flowchart, karena bisa memperlihatkan secara rinci langkah-langkah dari proses program itu sendiri.


Metode Prototipe

Metode prototipe yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode rapid throwaway prototyping karena dengan metode ini sistem yang dibangun dari awal dapat disempurnakan pada tahap awal pengembangan sistem tersebut.

Pengujian Alat

Metode ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pada sistem yang telah ada mencari solusi bagaimana membuat sistem sesuai dengan yang diharapkan tidak ada kesalahan. Pada metode pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian black box testing, black box testing adalah metode uji coba yang menfocuskan pada keperluan software. Karena itu, uji coba black box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.


Pengujian Analisa

Model Analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD). Pada tahap ini menjelaskan secara konseptual sistem yang sedang berjalan yang digambarkan melalui diagram aliran data, yang secara grafis menandai proses-proses serta aliran data. Data Flow Diagram (DFD) sering digunakan untuk menggunakan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir, atau lingkungan fisik dimana data tersebut tersimpan.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang ada di laporan skripsi ini dikategorikan menjadi beberapa subbab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan defenisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, dan user requirement yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final elisitasi yang diusulkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya. Serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.


BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.


Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Suatu konsep dasar sistem sangat diperlukan sebelum melakukan perancangan sistem. Untuk itu sebaiknya kita mengetahui konsep dasar sistem terlebih dahulu. Dimana pada definisi sistem terdapat 2 kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu dengan menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada elemennya.

1. Definisi Sistem

Menurut Dermawan(2013:4)[2] “Sistem adalah kumpulan/grup dari bagian komponen apa pun baik fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan".

Menurut Sutabri(2012:6)[3] “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama - sama untuk mencapai tujuan tertentu".

Berdasarkan kedua definisi sistem di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang saling berhubungan satu sama lain yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:13),[3] sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)
    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kalangsungan hidup dari sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface)
    Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input)
    Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran Sistem (Output)
    Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
  7. Pengolahan Sistem (Process)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  8. Sasaran Sistem (Objective)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
Screen%20Shot%202015-09-07%20at%202.32.28%20PM_zpswxqygxwp.png
Sumber : Tata Sutabri ( 2012:15)[3]
Gambar : 2.1 Karakteristik Sistem
3. Klasifikasi Sistem

Menurut Yakub (2012:6), [2] sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
    Sistem Abstrak, adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak nampak secara fisik. sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan.
    Sistem fisik, adalah sistem yang ada secara fisik. contohnya sistem koputerisasi, sisten akuntansi, sistem produksi, sistem pendidikan, sistem sekolah, dan lain sebagainya.
  2. Sistem Tertentu
    Sistem Tertentu, adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaranya dapat diramalkan.
  3. Sistem Tak Tentu
    Sistem Tak Tentu, adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
  4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
    Sistem Tertutup, adalah sistem yang tidak dapat bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan.sistem ini tidak beriteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan.
    Sistem Terbuka, adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. contohnya sistem perdagangan.
4. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:20),[3] Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

  1. Mengenali adanya kebutuhan
    Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
  2. Pembangunan sistem
    Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
  3. Pemasangan sistem
    Setalah tahap pembangunan sistem selesai,sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.
  4. Pengoperasian sistem
    Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
  5. Sistem menjadi usang
    Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.
Screen%20Shot%202015-09-07%20at%202.32.15%20PM_zpscl1egrgb.png
Sumber : Tata Sutabri (2012:26)[3]
Gambar : 2.2 Daur Hidup Sistem

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Sutabri (2012:1),[3] “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Menurut Dermawan (2013:1),[2] “Data adalah fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3), [3]data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber :

Klasifikasi data menurut jenis data:

  1. Data Hitung (enumeration/counting data)
    Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
  2. Data Ukur (measurement data)
    Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.

Klasifikasi data menurut sift data :

  1. Data Kuantitatif (quantitative data)
    Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
  2. Data Kualitatif (qualitative data)
    Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.

Klasifikasi data menurut sumber data :

  1. Data Internal (internal data)
    Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
  2. Data Eksternal (external data)
    Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

a. Data Eksternal Primer (primary external data)

Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data)

Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

Konsep Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Taufiq (2013:17),[4]“Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.

Menurut Sutabri (2012:38), [3]“Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengolah data sehingga memiliki nilai tambah untuk membantu manajer dalam mengambilan keputusan.

2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47),[3] sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (Building Block), yang terdiri dari :

  1. Blok masukan (Input Block)
    Input mewakili data yang masuk kedalan sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
  2. Blok model (Model Block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
  3. Blok keluaran (Output Block)
    Produk dari sistem informasi adalah keluarab yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Blok teknologi (Technology Block)
    Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
  5. Blok basis data (Database Block)
    Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan pernagkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih kanjut. Data didalan basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System)
  6. Blok kendali (Control Block)
    Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

3. Tujuan Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47),[3] “tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi meliputi pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio, produk kertas, dan multimedia.

Menurut Yuliastrie (2013:28),[5] Sistem Informasi memiliki beberapa tujuan, yaitu :

Integrasi sistem

  1. Menghubungkan sister individual atau kelompok.
  2. Pengkolektifan data dan penyambungan secara otomatis.
  3. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi.
  4. Efisiensi pengelolaan
  5. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data.
  6. Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik Informasi.
  7. Penggunaan dan pengambilan Informasi.
  8. Dukungan keputusan untuk manajemen
    1. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhaan.
    2. Akui sisi Informasi eksternal melalui jaringan komunikasi.
    3. Ekstraksi dari Informasi internal yang terpadu.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisis Sistem

Menurut Dermawan (2013:210),[2] “Analisis Sistem adalah orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang timbul dan mampu memberikan jalan keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Menurut Kristanto (2013:210), [6]“Analisis Sistem adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk menganalisis sebuah sistem, memilih alternatif pemecahan masalah dan menyelesaikan masalah tersebut denga menggunakan komputer.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru

2. Ruang Lingkup Analis Sistem

Menurut Dermawan (2013:210),[2]Tugas seorang analis sistem bukan saja menganalisis dan mendisain sistem, tetapi lebih dari itu ia haruslah mampu menyajikan satu informasi manajemen yang terpadu. Analis sistem juga menawarkan suatu perubahan dengan mengembangkan teknologi terbaru yang dapat dimanfaatkan oleh suatu perusahaan. Dengan uraian tugas dan tanggung seperti di atas, maka seorang analis sistem haruslah orang yang memiliki pengetahuan yang terpadu antara aktivitas bisnis, sistem informasi dan teknologi.

Analis sistem bukanlah seorang programmer yang ditugaskan/merasa mampu membuat program mutakhir dengan komputer untuk menyelesaikan masalah. Seorang programmer komputer belum tentu dapat melakukan analisis masalah yang dihadapi oleh perusahaan, seperti yang harus dilakukan penyusunan informasi manajemen, suatu sistem informasi yang memberikan informasi tentang aktivitas keuangan perusahaan.

DaIam menyusun sistem informasi manajemen suatu perusahaan diperlukan orang yang mampu memahami apa itu sistem informasi manajemen, masalah-masalah yang dihadapi dalam sistem informasi manajemen perusahaan tersebut dan mampu memberikan solusi serta menggabungkan solusi tersebut dengan bantuan teknologi komputer. Ada banyak istilah bagi analis sistem ini, seperti desainer sistem, pengembang sistem, konsultan sistem, konsultan manajemen, analis operasi, analis informasi, analis bisnis, dan knowledge engine untuk sistem pakar, tetapi yang paling sering digunakan di indonesia adalah analis sistem.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Al-Jufri (2011:141), [7] “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Menurut Dermawan (2013:228) [2] “Rancangan Sistem adalah spesifikasi umum dan terperinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis. spesifikasi perancangan umumnya dikerjakan oleh programmer agar sistem yang dirancang dapat diterapkan.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.


2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228), [8]. Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Menurut Sutabri (2012:225) [3] , tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.
  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
  3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.
  5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.
3. Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141). [7] Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici
    Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:
    1. Diagram arus data (data flow diagram)
    2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)
    3. Kamus data (Data dictionary)
    4. Flowchart
    5. Model hubungan objek
    6. Spesifikasi kelas
    7. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
      Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.
    8. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
      Analis bekerjasama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
    9. Memilih Konfigurasi Terbaik
      Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mnyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.
    10. Menyiapkan Usulan Penerapan
      Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
    11. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
      Keputuasan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Simarmata (2010:62), [9]Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

Menurut Dermawan (2013:229)[2]Prototipe adalah suatau versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

2. Jenis-Jenis Prototipe

Menurut Dermawan (2013:230), [2]Terdapat dua jenis prototipe : evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolutioner (evolutionary prototype) terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsional yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu protipe evolutioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan (requrement prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefenisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampubmengungkapkan apa yang mereka inginkan. Pengembangan prototipe evolusioner menunjukan empat langkah dalam pembuatan suatu prototipe evolusioner. Empat langkah tersebut adalah :

1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewanwancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang dimintta dari sistem.
2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototipe atau lebih untuk membuat prototipe.
3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan. jika sudah, langkah empat akan diambil, jika tidak prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, tiga, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.
4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

3. Daya Tarik Prototipe

Menurut Dermawan (2013:230), [2] Pengguna maupun pengembang menyukai prototipe karena alasan-alasan di bawah ini :
1. Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.
2. Pengembang dapat melakukan pekerjaab yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.
3. Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
4. Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem.
5. Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkan.

Konsep Dasar Bahasa Pemrograman

1. Definisi Bahasa Pemrograman

Menurut Jaza (2014:2)[10], “Bahasa pemrograman adalah bahasa buatan atau artificial language yang dapat mengontrol perilaku mesin yang dalam hal ini adalah unit komputer”.


2. Kelompok Bahasa Pemrograman

Menurut Jaza (2014:2)[10], Bahasa pemrograman berdasarkan perkembangannya dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu:

a. Bahasa Pemrograman Mesin (Machine Language)

Bahasa mesin adalah pemrograman yang hanya dimengerti oleh mesin (komputer) yang ada didalamnya terdapat CPU yang hanya mengenal dua keadaan yang berlawanan yaitu

1 (hidup) dan 0 (mati). Kondisi 1 dan 0 dinamakan bahasa mesin, sedangkan program yang disusun disebut object program, komputer akan melaksanakan pekerjaan tanpa

adanya interpretasi atau penerjemahan

b. Bahasa Pemrograman Tingkat Rendah (Low Level Language)

Bahasa tingkat rendah adalah bahasa pemrograman yang membantu menerjemahkan bahasa yang mudah diingat atau disebut mnemonics. Untuk mengantisipasi susahnya bahasa

mesin, maka dibuat simbol yang menyerupai bahasa inggris dan mudah diingat yang disebut dengan mnemonics (pembantu untuk mengingat) dan bahasa yang terdiri dari

mnemonics ini disebut assembler language.

c. Bahasa Pemrograman Tingkat Menengah (Middle Level Language)

Bahasa tingkat menengah adalah bahasa pemrograman yang menggunakan aturan grammatical dalam penulisan pernyataan, mudah dipahami dan instruksi tertentu yang dapat

langsung diakses oleh komputer. Contoh: Bahasa C.

d. Bahasa Pemrograman Tingkat Tinggi (High Level Language)

Bahasa tingkat tinggi adalah bahasa pemrograman yang penulisan pernyataannya mudah dipahami secara langsung. Contoh : Pascal, Basic dan Cobol.

e. Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented Programming)

Bahasa pemrograman berorientasi objek adalah bahasa pemograman yang berorientasi objek/visual, bahasa pemrograman ini mengandung fungsi-fungsi untuk menyelesaikan

suatu permasalahan. Programmer tidak harus menulis secara detail semua pernyataannya tetapi cukup memasukan kriteria yang dikehendaki. Contoh:

Microsoft Visual Basic, Microsoft Visual Foxpro, Borland Delphi dan lain-lain.

Teori Khusus

Konsep Dasar Data Flow Diagram (DFD)

1. Definisi Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Darmawan (2013:233)[8], “data flow diagram (DFD) adalah respresentasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data dimana komponen-komponen tersebut, asal, tujuan dan penyimpanan dari data tersebut.”

Menurut Rosa (2013:70)[11], “data flow diagram (DFD) adalah respresentasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan keluaran (output).”

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data flow diagram (DFD) adalah diagram yang menggambarkan suatu sistem pada aliran informasi dari input dan output yang saling terhubung.


2. Simbol Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Sutabri (2012:117)[3], simbol atau lambang yang digunakan dalam membuat data flow diagram ada 4 (empat) buah, yaitu sebagai berikut:

Sumber: Tata Sutabri (2012:117)

Gambar 2.3 Simbol Data Flow Diagram (DFD)


3. Aturan Main Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Sutabri (2012:119)[3], Bentuk rambu-rambu atau aturan main yang baku dan berlaku dalam penggunaan data flow diagram untuk membuat model sistem adalah sebagai berikut:

a. Di dalam data flow diagram tidak boleh menghubungkan antara satu external entity dengan external entity lainnya.

b. Di dalam data flow diagram tidak boleh menghubungkan data store yang satu dengan data store yang lainnya secara langsung.

c. Di dalam data flow diagram tidal boleh menghubungkan data store dengan external entity secara langsung.

d. Setiap proses harus ada memiliki data flow yang masuk dan ada juga data flow yang keluar.


4. Teknik Membuat Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Sutabri (2012:119)[3], Teknik atau cara yang lazim digunakan di dalam membuat data flow diagram adalah:

a. Mulai dari yang umum atau tingkatan yang lebih tinggi, kemudian diuraikan atau dijelaskan sampai yang lebih detail atau tingkatan yang lebih rendah, yang lebih dikenal dengan istilah top-down analysis.

b. Jabarkan proses yang terjadi di dalam data flow diagram sedetail mungkin sampai tidak dapat diuraikan lagi.

c. Periharalah konsistensi proses yang terjadi di dalam DFD, mulai dari diagram yang tingkatannya leih tinggi sampai dengan diagram yang tingkatannya lebih rendah.

d. Berikan label yang bermakna untuk setiap simbol yang digunakan seperti:

1. Nama yang jelas untuk External Entity

2. Nama yang jelas untuk Proses

3. Nama yang jelas untuk Data Flow

4. Nama yang jelas untuk Data Store


5. Tahapan Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Sutabri (2012:120)[3], langkah-langkah di dalam membuat data flow diagram dibagi menjadi 3 (tiga) tahap atau tingkat konstruksi DFD, yaitu sebagai berikut:

a. Diagram Konteks

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan diproses atau dengan kata lain diagram tersebut digunakan untuk menggambarkan sistem

secara umum atau global dari keseluruhan sistem yang ada.

b. Diagram Nol

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang ada di dalam diagram konteks, yang penjabarannya lebih terperinci.

c. Diagram Detail

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan arus data secara lebih mendetail lagi dari tahapan proses yang ada di dalam diagram nol.


Konsep Dasar Bahasa Pemrograman C

1. Definisi Bahasa Pemrograman C

Menurut Yulianto (2010:182)[12], “bahasa C merupakan bahasa pemograman yang berkekuatan tinggi dan fleksibel yang telah banyak digunakan oleh para programmer profesional untuk mengembangkan program-program yang sangat bervariasi dalam berbagai bidang”.

Menurut ”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahasa pemrograman C adalah

2. Sejarah Bahasa C

Menurut Wirdasari di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 8, No. 1 (2010:394)[13], “akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richard pada tahun 1967. Bahasa ini kemudian dikembangkan oleh Ken Thompson menjadi bahasa B pada tahun 1970”. Perkembangan selanjutnya menjadi bahasa C oleh Dennis Richie sekitar 1970-an di Bell Telephone Laboratories (sekarang adalah AT&T Bell Laboratories).

3. Kelebihan dan Kekurangan Bahasa Pemrograman C

Menurut Yulianto (2010:182)[12], berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan bahasa C:

Tabel 2.4. Kelebihan dan Kekurangan Bahasa C

Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Simarmata (2010:323)[14], “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah suatu proses sebagai siklus hidup dan proses terhadap aplikasi program secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis.


2. Jenis-Jenis Pengujian

a. Black Box

1. Definisi Black Box

Menurut Warsito (2015:32)[15], “black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yangsalah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

Menurut Choiriah (2012:3)[16], "black box testing yaitu menguji perangkat lunak dari sego spesifikasi fungsional tampa menguji desain dan kode program".

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.


3. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel 2.2. Kelebihan dan Kekurangan Black Box

Konsep Dasar RFID RDM 6300

RFID RDM 6300 adalah modul reader rfid yang berfungsi sebagai pembaca RFID. RFID RDM6300 adalah pengganti dari reader RDM 630 yang barangnya sudah tidak diproduksi lagi alias discontinued Update version terbaru adalah reader RFID RDM 6300 yang memiliki sensifitas jarak yang lebih jauh dan stabil. Tapi pin out dari kedua RFID ini sama persis.

51Ewuvcbv5L._SX466__zpscudzyt8m.jpg

Sumber: Partelektrik ( 15 febuary 2013 ) [17]

Gambar 2.8. RFID RDM 6300

Visual Basic 2010

1. Defenisi Visual Basic. Visual basic adalah sebuah bahasa pemrograman yang berpusat pada object (Object Oriented Programming) digunakan dalam pembuatan aplikasi Windows yang berbasis Graphical User Interface, hal ini menjadikan Visual Basic menjadi bahasa pemrograman yang wajib diketahui dan dikuasai oleh setiap programmer. Beberapa karakteristik obyek tidak dapat dilakukan oleh Visual Basic misalnya sepertiInheritance tidak bisa module dan Polymorphism secara terbatas bisa dilakukan dengan deklarasi class module yang mempunyai Interfacetertentu. Sifat Visual Basic tidak case sensitif.

2. Sejarah Visual Basic. Sejarah Visual Basic berawal dari perkembangan bahasa BASIC di Amerika Serikat pada awal tahun 1960-an. Pada tahun 1982 IBM/PC diperkenalkan pada masyarakat yang didalamnya, disertakan pula bahasa BASIC yang dikenal juga QuickBasic / QBASIC. Pada tahun 1990-an DOS digantikan oleh Windows. Microsoft akhirnya membuat BASIC versi Windows yang dikenal sebagai Microsoft Visual Basic. Awal perkembangan Visual Basic yaitu :

1. Dirintis proyek “Thunder”

2. Pada tahun 1991, Visual Basic 1.0 dirilis untuk windows pada Comdex.

3.Pada tahun 1992, Visual Basic 1.0 untuk DOS yang merupakan versi lanjutan dari compiler BASIC, QuickBasic dan Sistem Professional Development BASIC.

4. Pada November 1992, Visual Basic 2.0 dirilis dengan pemrograman yang cukup mudah digunakan serta kecepatannya telah dimodifikasi.

5. Pada tahun 1993, Visual Basic 3.0 yang dibagi menjadi versi standard dan professional.

6. Pada tahun 1995, merupakan versi pertama ynag dapat membuat windows 32 bit sebaik versi 16 bit nya yaitu Visual Basic 4.0.

7. Pada tahun 1997, Visual Basic 5.0 yang dirilis microsoft merilis secara eksklusif untuk versi windows 32 bit.

8. Pertengahan 1998, Visual Basic 6.0 dengan perbaikan beberapa cakupan temasuk kemampuan dalam pembuatan Aplikasi Web-based.

9. Pada tahun 1995, merupakan versi pertama ynag dapat membuat windows 32 bit sebaik versi 16 bit nya yaitu Visual Basic 4.0.

10. Pada tahun 2002, dirilis Visual Basi.Net (VB 7) dengan bahasa yang sangat powerful namun bahasanya sangat berbeda dari yang sebelumnya.

11. Pada Tahun 2003, dirilis Visual Basic.Net 2003 (VB 7.1) dengan menggunakan Net framework versi 1.1.

12. Pada Tahun 2005 (VB 8.0), Visual Basic 2005 yang merupakan lanjutan dari Visual Basic .NET.

13. Edit & Continue , pada Visual Basic 2005 kita boleh melakukan perubahan kode.

14. Perbaikan Konversi dari Visual Basic ke Visual Basic NET 12.

15. Is Not Patent, konversi If Not X Is Y menjadi If X IsNot Y dari Visual Basic 2005.

16.Visual Basic 2005 Express, untuk pemula dan yg gemar dengan VB.

17.Visual Basic “Orcas” (VB 9.0) , pada tahun 2007 dengan penambahan fitur – fitur.

18.Visual Basic ‘VBx’ (VB 10.0), menawarkan dukungan untuk Dynamic Language Runtime

Sumber: Kelompok 40 TI 2011( 9 November 2011 ) [18]

Konsep Dasar Arduino Uno

1. Defenisi Arduino Uno
Menurut Gunawan di dalam Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4 (2013:203)[19], Arduino uno adalah sebuah modul yang memiliki komponen komplit berbasis papan mikrokontroler pada ATmega328.

Menurut Gunawan (2013:202)[20], “Arduino Uno adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin input atau output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset”. Arduino mampu men-support mikrokontroller serta dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa arduino uno adalah sebuah modul atau papan mikrokontroler komplit berbasis ATmega328.

arduino_zpstqli2kjz.jpg

Gambar 2.8.Mikrokontroler Arduino Uno

2.Spesifikasi Arduino Uno

a. Mikrokontroler ATmega328.

b. Catu Daya 5V.

c. Tegangan Input rekomendasi 7-12 V.

d. Tegangan Input batasan 6-20 V.

e. Pin I/O Digital 14.

f. Pin input analog 6.

g. Arus DC per Pin I/O 40 mA.

h. Arus DC per Pin I/O untuk pin 3.3 V 50 mA.

i. Mikrokontroler ATmega328.

j. Flas memori 32 KB ( Atmega 328 ), dimana 0.5 digunakan oleh bootloader.

k. EEPROM 1 KB.

l. SRAM 2 KB.

m. Clock Speed 16 MHz.

Konsep Dasar Near Field Communication(NFC)

Defenisi NFC

Menurut Alfiah (2014)[1], NFC atau Near-Field Communication adalah salah satu teknologi komunikasi antar gadget terbaru yang menggunakan sistem RFID (Radio Frequency Identification) untuk saling bertukar data dalam jarak dekat, sekitar 4 inci. Teknologi NFC (Near Field Communication), merupakan prinsip komunikasi nirkabelstandar yang memungkinkan dua perangkat untuk bertukar data saat dalam posisi berdekatan satu sama lain. NFC bekerja hanya dalam jarak sangat dekat, hingga20cm (7,87 inci) secara teori, meskipun jarak operasi aktual yang optimal adalah sekitar 4cm (1,57 inci) atau kurang, berbeda dengan Bluetooth, yang dapat memasangkan perangkat sampai jarak 50 meter.

NFC beroperasi pada frekwensi 13.65 MHzdengan rata – rata kecepatan transfer 106 Kbps sampai 848 Kbps. NFC selalu melibatkan inisiator dan target. Inisiator secara aktif menghasilkan FrekwensiRadio (RF) yang dapat mengaktifkan target yang pasif. Hal ini memungkinkan target NFC untuk dapat mengidentifikasi factor – factor yang sangat sederhana dari device seperti tag, stiker, key fobs, ataupun kartu yang tidak memerlukanbaterai.


Sumber: Fiah Alfiah (2014)

Gambar 2.4 NFC

Konsep Dasar LCD 16x2

1. Defenisi LCD 16x2

Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.

LCDD_zpsujny1ihe.jpg

Gambar 2.9.LCD 16x2

Sumber: Elektronika-dasar[21]

LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

LCDDD_zps3wruntv4.jpg

Gambar 2.10. Banyaknya karakter yang dapat ditampilkan

Sumber: Elektronika-dasar[21]

Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display). Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori dan register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah :
1. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
2. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
3. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.

Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah:
1. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display) dapat dibaca pada saat pembacaan data.
2. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau keDDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut keDDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.


Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal Display) diantaranya adalah :

a. VCC = GND.

b. VDD = positif 5 V.

c. Vo : tegangan untuk mengatur kontras dari tampilan karakter.

d. RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.

e. R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data, sedangkan high baca data.

f. E = pin 4(RS) - pin 6 (E) digunakan untuk aktivasi LCD

g. Anoda LED backlight LCD.

h. Katoda LED backlight LCD.

Sumber: Elektronika-dasar[21]


Konsep Dasar Elektronika

Konsep Dasar Induktor

1. Defenisi Induktor
Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H). Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
1. Induktor yang nilainya tetap.
2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.

Screen%20Shot%202015-09-05%20at%201.44.25%20PM_zpsuwdlx8aq.png

Sumber: Dickshon Kho[22]

Gambar 2.11. Induktor

Konsep Dasar Resistor

1. Definisi Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.

Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :
1. Resistor yang Nilainya Tetap.
2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.
3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor.
4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient) .

Screen%20Shot%202015-09-05%20at%201.21.08%20PM_zpsnzznsres.png

Sumber: Dickshon Kho[22]

Gambar 2.12. resistor

Konsep Dasar Kapasitor

1. Definisi Kapasitor

Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F). Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :
1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum.
3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.

Screen%20Shot%202015-09-05%20at%201.30.37%20PM_zps2afxhjkr.png

Gambar 2.13. kapasitor

Sumber: Dickshon Kho[22]

Konsep Dasar Dioda

1. Definisi Dioda

Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda. Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering digunakan sebagai Sensor.
5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi sebagai pengendali .
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser sering disingkat dengan LD.

Screen%20Shot%202015-09-05%20at%201.56.33%20PM_zpsdapxr23q.png

Gambar 2.14. Dioda

Sumber: Dickshon Kho[22]


Konsep Dasar Transistor

1. Definisi Transistor

Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.

Screen%20Shot%202015-09-05%20at%201.59.10%20PM_zpscxekvwzo.png

Gambar 2.15. Transistor

Sumber: Dickshon Kho[22]

Konsep Dasar Requirement Elicitation

  1. Requirement
  2. Menurut Guritno (2011:301)[23], “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

    1. Unambiguous (tidak ambigu)
    2. Complete (lengkap)
    3. Consistent (konsisten)
    4. Modifiable (dapat diubah)
    5. Traceable (dapat dilacak)
    6. Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance

    Requirement diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Functional requirements
      Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya ayang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
    2. Nonfunctional requirements
      Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.
    3. Constraints (psudo requirement)
      Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.
  3. Definisi Elisitasi
  4. Menurut Guritno (2011:302)[23], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66)[24], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

    Dari kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa elisitas adalah rancangan dari kebutuhan suatu sistem baru yang akan dibuat sesuai keinginan pihak lain.

  5. Tujuan Elisitasi Kebutuhan
  6. Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67)[24], elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

    1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries).
      Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.
    2. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan.
      Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem),dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagian dari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.
    3. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai.
      Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan daripada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.
  7. Tahap-Tahap Elisitasi
  8. Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302)[23] elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

    1. Elisitasi Tahap I
      Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. Elisitasi Tahap II
      Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
      Berikut penjelasan mengenai Metode MDI:
      1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
    3. Elisitasi Tahap III
      Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:
      1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?
      2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
      3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.
      2. Middle (M): Mampu dikerjakan.
      3. Low (L): Mudah dikerjakan.
    4. Final Draft Elisitasi
      Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.
  9. Masalah dalam Elisitasi
  10. Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68)[24], tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni: masalah cakupan (scope), masalahan pemahaman, dan masalah perubahan.

    1. Masalah ruang lingkup
      Pelanggan/pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.
    2. Masalah pemahaman
      Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.
    3. Masalah perubahan
      Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.
  11. Langkah-Langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75)[24], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan:

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.
  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.
  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.
  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.
  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.
  6. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
  7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan/pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literatur Review

Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:86) ,[23]Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan Literature Review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

Langkah-Langkah Literatur Review

Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:87),[23] dalam melakukan kajian literature review, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi kesenjangan (indentify gaps) penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.
  4. Menerusakan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.

Jenis-Jenis Penelitian

Menurut Guritno (2011:22),[23] jenis-jenis penelitian yaitu:

  1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya
    Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik.
  2. Penelitian Dasar
    Penelitian dasar (basic research) disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research). Penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.
  3. Penelitian Terapan
    Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.
  4. Penelitian Evaluasi
    Penelitian evaluasi (evaluation research) fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja; sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga.
  • Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya
    Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu:
  • </ol>
    1. Penelitian Deskriptif
      Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.
    2. Penelitian Prediktif
      Penelitian prediktif (predictive research). Studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.
    3. Penelitian Improftif
      Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu program.
    4. Penelitian Eksplanatif
      Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.
    5. Penelitian Eksperimen
      Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.
    6. Penelitian Ex Post Facto
      Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel.
    7. Penelitian Partisipatori
      Bonnie J. Cain, penulis buku Parsticipatory Research; Research with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.
    8. Penelitian dan Pengembangan
      Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.

    Study Pustaka (Literature Review)

    Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain:
    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps)dari penelitian ini..
    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
    3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.
    4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akandilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ideyang sudah ada.
    Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai penerimaan mahasiswa baru secara online dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan penerimaan mahasiswa baru secara online ini perlu dilakukan study pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu :
    1. Penelitian ini dilakukan oleh Muharrir Riza [25], pada tahun 2014 dari Universitas Ubudiyah, Indonesia yang berjudul "PERANCANGAN KEAMANAN PINTU OTOMSTIS BERBASIS RFID (RADIO FREKUENSI IDENTIFICATION)" . Penelitian ini membahas tentang cara menggabungkan penguncian pintu manual dengan sistem RFID. Membuat sistem pembacaan data RFID terhadap kartu tag RFID dengan menggunakan modul ID-12 dan membuatsistem yang dapat memverikasi nomor identitas user pada kartu RFID menggunakan mikrokontroler ARDUINO.
    2. Penelitian ini dilakukan oleh Darmawan Denny Diredja, Ramdhani, M. dan Ary M Murti[25]dari Fakultas Elektro danKomunikasi–Institut Teknologi Telkom, pada tahun 2010 yang berjudul " PERANCANGAN SISTEM PENGAMAN PINTU MENGGUNAKAN RFID TAG CARD DAN PIN BERBASIS MIKTOKONTROLER AVR ATMEGA 8535". Penelitian ini membahas tentang Perancangan sistem pengaman yang menggunakan kunci elektronik wireless RFID Tag Card. RFID adalah salah satu produk dari pengembangan teknologi nirkabel yang saat ini terus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari teknologi ini adalah RFID Tag Card yang mampu memancarkan data yang hanya dapat diterima oleh RFID Reader. Untuk memberikan pengamanan berlapis maka digunakan pula password dalam pengaksesan pintu.
    3. Penelitian ini dilakukan oleh Damas Cahyo Saputro, Yuniarto,ST. MT. [25], Universitas Diponegoro Semarang, pada tahun 2012 yang berjudul " APLIKASI RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION DAN INFRA RED SEBAGAI PENGAMAN PINTU KELUAR MASUK BERBASIS MIKTOKONTROLER AVR ATMEGA 16 PADA MINIATUR KOMPLEKS PERUMAHAN MODERN ". Penelitian ini membahas tentang sistem keamanan komplek perumahan modern menggunakan palang pintu keluar masuk kompleks perumahan modern. Dengan perkembangan teknologi, sistem tersebut dapat diatur secara otomatis oleh mikrokontroller AVR Atmega 16 dengan Radio Frequency Identification (RFID) dan Infra Red (IR).
    4. Penelitian ini dilakukan oleh Abri Putra , Johannes Sipahutar , Setiawardhana, dan Dwi Kurnia Basuki [25], dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, pada tahun 2011 yang berjudul " SISTEM INDENTIFIKASI SMARTCARD-RFID DAN PENGENALAN TANDA TANGAN MENGGYNAKAN METODE BACKPROPAGATION DENGAN KOHONEN SEBAGAI PEMBANDING ". Penelitian ini membahas tentang rancangan sebuah sistem pengaman pintu dengan sistem keamanan elektrik berbasis smartcard dan identifikasi pola tanda tangan dengan metode jaringan saraf tiruan.
    5. Penelitian ini dilakukan oleh Johan Wijaya Kusuma dan Sigit Nugoho[26]dari AMIK GI MDP, pada tahun 2012 yang berjudul "PENGAMAN RUMAH MENGGUNAKAN KUNCI ELEKTRONIK BERBASIS RFID". Penelitian ini membahas tentang uji coba untuk diaplikasikan diberbagai peralatan yang masih menggunakan kunci mekanik biasasebagai pembukanya.
    6. Penelitian ini dilakukan oleh Claudia Nasution, Dewi Puji Rahayu Tampubolon, dan JenethaFriscilia Simangunsong [25]dari Politeknik Negeri Medan, pada tahun 2014 yang berjudul "PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI SISTEM KEAMANA PINTU DENGAN SISTEM CALLING SELULER MENGGUNAKAN RFID DAN PASWORD BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16". Penelitian ini membahas tentang sistem keamanan yang dilengkapi dengan sistem pasword dan menggunakan RFID.
    7. Penelitian ini dilakukan oleh Didik Suyoko [25], dari Universitas Negeri Yogyakarta, pada tahun 2012 yang berjudul " ALAT PENGAMAN PINTU TUMAH MENGGUNAKAN RFID 125 KHz BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328". Penelitian ini membahas tentang pengaman pintu menggunakan RFID.
    8. Penelitian ini dilakukan oleh Anggun Rahmadani Prativi dan Rafika Napitupulu [25] Politeknik Negeri Medan, pada tahun 2013 yang berjudul " Rancang Bangun Sistem Keamanan Pintu Dengan Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroler AT89S52". Penelitian ini membahas tentang cara membangun sistem keamanan pintu menggunakan RFID dan suatu sistem keamanan pintu menggunakan password sebagai kunci digitalnya.
    9. Penelitian ini dilakukan oleh Rimhot OmriI Tua Situmeang [25] dari Universitas Sumatera Utara, pada tahun 2011 yang berjudul " PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN PINTU MENGGUNAKAN RFID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535". Penelitian ini membahas tentang “Perancangan Sistem Keamanan Pintu Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535”. Aplikasi radio Frequency Identification ( RFID ) adalah salah satu aplikasi RFID yang dikembangkan disini adalah sebagai kunci pintu otomatis.
    10. Penelitian ini dilakukan oleh Nurul Komaeni [27]dari Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang, pada tahun 2015 yang berjudul " ANALISA PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN ACR 122U BERBASIS RFID PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA". Penelitian ini membahas tentang proses peminjaman buku pada perpustakaan dengan menggunakan RFID. Maka diperlukan proses yang cepat dan efisien agar dapat menyelesaikan masalah yang terjadi diatas. Saat ini proses peminjaman dan pemindahan data masih semi-komputer.

    BAB III

    ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Gambaran Umum PT. LAMJAYA

    PT. LAMJAYA mendirikan perusahaan dari awal, yang dimulai dari bagian IT Industries. Membuat perusahaan yang memahami setiap possibilites dalam Sistem CCTV dan memberikan kualitas tinggi dan teknologi modern CCTV. Serta mempunyai tim yang mampu merancang dan mengusulkan solusi terbaik untuk kebutuhan para konsumen. PT. LAMJAYA telah menjadi perusahaan terdaftar serta telah meningkatkan mutu perusahaan dengan mengkombinasikan sistem security, CCTV, alarm, dll, menjadi satu yang tentunya sesuai dengan keinginan konsumen.

    Lamjaya Inovasi Komputindo adalah penyedia solusi teknologi informasi yang memberikan bisnis sejajar, ujung ke ujung solusi dan produk untuk organisasi, yang keberhasilannya tergantung pada Teknologi Informasi. Sangat berkualitas, bersertifikat profesional teknologi informasi. PT. LAMJAYA merupakan perusahaan yang terhormat dan terkemuka, yang bergerak pada sistem integrator yang fokus dalam sistem CCTV


    Sejarah Singkat PT. LAMJAYA

    Pada tahun 2006 tahun PT. Lamjaya memulai Bisnis IT. Mendukung Kecil ke Medium Perusahaan untuk Dukungan Teknis TI. Layanan PT. Lamjaya terdiri dari Jaringan, Domain Integrasi dan kegiatan TI dailly lainnya. Kami percaya bahwa titik kuat dari pemahaman Sistem CCTV mulai dari pengalaman.

    Pada tahun 2010 Bergerak menuju manajemen yang lebih baik, Lamjaya Inovasi Komputindo mengatur nama menjadi Perusahaan Terdaftar. Mulai cara kami untuk sistem integrator fokus dalam Sistem CCTV.

    Pada tahun 2014, Setelah empat tahun berjuang dengan bisnis, PT. Lamjaya menyegarkan manajemen untuk individu yang lebih khas dan gigih. Sekarang PT. Lamjaya siap untuk menjadi perusahaan terkemuka di CCTV Industries.


    Lokasi PT. LAMJAYA

    Kamal Raya No. 83 Cengkareng - Jakarta Barat Phone:(+62)21-5595 0849 Mobile:(+62)21-705 84 032 Fax:(+62)21-5596 8318, Email: [email protected]

    Jl. Pejuangan No. 13d Kebun Jeruk - Jakarta barat Phone:(+62)21-225 397 69 Mobile:(+62)21-705 84 032 Fax:(+62)21-21-225 397 69, Email:[email protected]

    Visi Dan Misi PT. LAMJAYA

    Visi PT. LAMJAYA

    Becoming a respectable and reputable company of cctv and communication specialist.

    Misi PT. LAMJAYA

    Giving customer oriented services in cctv and communication system.

    Tujuan PT. LAMJAYA

    1. Memberikan kualitas tinggi dan teknologi modern CCTV.

    2. Membuat perusahaan yang memahami setiap possibilites dalam Sistem CCTV.

    3. Melestarikan hubungan dengan semua pelanggan.

    Struktur Organisasi

    Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu sktruktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha untuk menunjukkan kerangka – kerangka hubungan diantara fungsi, bagian – bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi. Sama halnya dengan PT. LAMJAYA yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut.

    STRUKTUR%20ORGANISASI_zpscmybpb1u.jpg

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan perihal Penggunaan SMARTCARD DAN NFC Pada PT LAMJAYA sebagai berikut :

    Saran

    a. Dapat terpenuhinya kebutuhan Pribadi Raharja, khususnya mahasiswa/i Perguruan Tinggi Raharja akan pelayanan kampus yang optimal. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kampus sebaiknya digunakan sistem modern yang mempunyai daya akses yang cepat dan akurat. Dan agar dapat dilakukan pengembangan dan perbaikan secara berkesinambungan pada penelitian berikutnya untuk dapat lebih memaksimalkan pelayanan kampus.
    b. Penelitian selanjutnya dapat di tambahkan penggunaan sms gateway, agar ketika mahasiswa/i yang ingin berkonsultasi tetapi tidak bertemu dengan kepala jurusan, tetapi data mereka sudah terdapat didatabase, dan kepala jurusan bisa mengirim sms kepada mahasiswa/i tersebut untuk menemuinya kembali..

    Kesan

    Kesan yang didapat oleh penulis selama melakukan Skripsi ini adalah sebagai bentuk implementasi ilmu pengetahuan di bidang Sistem Komputer yang didapatkan selama perkuliahan, memperbaiki dan merancang sebuah alat aplikasi prototipe untuk memanfaatkan teknologi yang sudah ada guna untuk mempermudah akses mengantri dan mendata mahasiswa/i yang berkonsultasi Perguruan Tinggi Raharja .

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 1,0 1,1 Alfiah, Fiah. 2014.http://finahalfiah.blogspot.com/2014/12/analisis-peran-dan-kegunaan-teknologi.html.
    2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 Dermawan, Dr. Deni. Nur Fauzi, Kunkun. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remajan Rosdakarya Offset.
    3. 3,00 3,01 3,02 3,03 3,04 3,05 3,06 3,07 3,08 3,09 3,10 3,11 3,12 3,13 3,14 Sutabri, Tata. 2013.Analisis Sistem Informasi . Yogyakarta: CV Andi Offset.
    4. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
    5. Yuliastrie, Nenden Dewi, Junaidi, Khanna Tiara. 2013. Sistem Pakar Monitoring Inventory Control Untuk Menghitung Harga Jual Efektif Dalam Meningkatkan Keuntungan. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
    6. Dermawan, Dr Deni, Nur Fauzi, Kukun. 2013. Sistem inforrmasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
    7. 7,0 7,1 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
    8. 8,0 8,1 Darmawan. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
    9. Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
    10. 10,0 10,1 Jaza, Khaerul dan Elzet. 2014. Perancangan Program Inventory Material Pada PT. Hikari Metalindo Pratama Cikarang Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Jurnal Bina Sarana Informatika Vol. 1, No. 1, 19 November 2014.
    11. Rosa A.S, M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Informatika Bandung.
    12. 12,0 12,1 Yulianto, Himawan dan Teddy Marcus Zakaria. 2010. Sistem Aplikasi Penghitungan KWH Meter Online. Jurnal Sistem Informasi Vol. 5, No. 2, September 2010.
    13. Wirdasari, Dian. 2010. Membuat Program Dengan Menggunakan Bahasa C. Jurnal SAINTIKOM Vol. 8, No. 1, Januari 2010.
    14. Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    15. Warsito, Ary Budi, Muhammad Yusup, Moh Iqbal. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. Vol.8 No.2 – Januari 2015.
    16. Choiriah, Dwi Mai. 2012. Rancang Bangun Sistem Informasi Penitipan Motor Berbasis Web Dengan Menggunakan PHP dan Mysql Di Terminal Purwokerto. Purwokerto: Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra.
    17. RFID rdm6300 Diambil dari: [1]. (Tanggal akses 15 Febuari 2015).
    18. Modul 1 Pengenalan Visual Basic 2010 Diambil dari: [2]. (Tanggal akses 5 Maret 2015).
    19. Gunawan, Arif, Arisco Oktafeni dan Wahyuni Khabzli. 2013. Pemantauan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013.
    20. Gunawan, Arisco Oktafeni, dan Wahyuni Khabzli. 2013. Pemantauan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013.
    21. 21,0 21,1 21,2 LCD ( Liquid Cristal Display ) Diambil dari: http://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/. (Tanggal akses 5 September 2015).
    22. 22,0 22,1 22,2 22,3 22,4 Resistor Diambil dari: http://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/. (Tanggal akses 5 September 2015).
    23. 23,0 23,1 23,2 23,3 23,4 23,5 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
    24. 24,0 24,1 24,2 24,3 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    25. 25,0 25,1 25,2 25,3 25,4 25,5 25,6 25,7 Riza, Muharris . 2014. Universitas Ubudiyah, Indonesia. (Tanggal akses 5 Maret 2015).
    26. Wijaya Johan Kusuma dan Nugoho, Sigit . 2012. AMIK GI MDP, Indonesia. (Tanggal akses 5 Maret 2015).
    27. Komaeni, Nurul . 2015.Perguruan Tinggi Raharja. (Tanggal akses 5 Maret 2015).


    Contributors

    Gustasari