KP1411477960: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(Manfaat penelitian)
Baris 478: Baris 478:
  
 
===Manfaat penelitian===
 
===Manfaat penelitian===
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Manfaat yang akan didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Adapun manfaat dari penelitian ini bagi beberapa elemen terkait yaitu :</p></div>
  
 
<ol>
 
<ol>
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2"> Membantu Perusahaan PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia untuk mengubah sistem inventory yang telah berjalan secara manual menjadi suatu sistem inventory sekaligus reminder monitoring barang yang terkomputerisasi.</p>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2"> Peneliti</p>
 +
<ol type="a">
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Terciptanya kepuasan batin ketika mampu mengekplorasikan kemampuan yang dimiliki serta dapat bermanfaat bagi suatu instansi.</p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Menambah pengetahuan yang dimiliki peneliti dalam mengatasi permasalahan tertentu pada suatu instansi.</p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Memberikan kemampuan kepada peneliti untuk menelaah secara spesifik sebelum pengambilan keputusan.</p></li>
 +
</ol>
  
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2"> Dapat membantu perusahaan dalam menanggani data yang banyak dan terhindar dari kesalahan human error.</p>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2"> Instansi</p>
 +
<ol type="a">
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Mengetahui pokok permasalahan untuk menunjang efektifitas dan efisiensi waktu kerja dalam pengolahan data yang komplek.</p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Dapat mengidentifikasi permasalahan sistem informasi manajemen sumber daya manusia pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.</p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Mengoptimalisasikan pengambilan keputusan dengan proses identifikasi sistem manajemen sumber daya manusia.</p></li>
 +
</ol>
  
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2"> Menyediakan informasi dalam hal stok barang yang di butuhkan oleh perusahaan dengan lebih mudah, cepat dan akurat.</p></li>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2"> STMIK Raharja</p>
 +
<ol type="a">
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Dapat menjadi referensi bagi Mahasiswa atau Mahasiswi untuk melakukan penelitian terutama mengenai sistem informasi manajemen sumber daya manusia.</p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Dapat memperkaya pengetahuan Mahasiswa atau Mahasiswi dalam melakukan analisa dan pengambilan keputusan.</p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Menjadikan STMIK Raharja dapat dikenal oleh berbagai instansi-instansi yang dijadikan objek penelitian para Mahasiswa atau Mahasiswi.</p></li>
 +
</ol>
 +
</li>
 
</ol>
 
</ol>
  

Revisi per 16 Juli 2017 08.43


ANALISA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SUMBER

DAYA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE VALUE

CHAIN PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI KABUPATEN

TANGERANG


LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK



Logo stmik raharja.jpg




OLEH :

1411477960

   

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

TANGERANG

(2016/2017)



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN



ANALISA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SUMBER DAYA

MANUSIA MENGGUNAKAN METODE VALUE CHAIN PADA UNIT

TRANSFUSI DARAH PMI KABUPATEN TANGERANG


Diajukan guna melengkapi sebagai syarat untuk mengikuti Skripsi

pada Jurusan Sistem Informasi Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

STMIK Raharja Tahun Akademik 2016/2017.



Tangerang, 10 Juli 2017

 



Dosen Pembimbing,
   
Pembimbing Lapangan,
       
       
       
       
   
( Firman Imami, S.T. )
NID : 04043
   
NIK : 01.06.029


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK


Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM
: 1411477960
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

   

Menyatakan bahwa Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini merupakan karya tulis saya

sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Kuliah Kerja

Praktek (KKP) yang telah dipergunakan untuk melanjutkan dalam pembuatan

Skripsi baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi

lain serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta

bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

     


Tangerang, 10 Juli 2017
NIM. 1411477960

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Sumber daya pada manusia merupakan point utama dalam menentukan sukses tidaknya sistem yang berjalan dalam suatu instansi. Pada Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Kabupaten Tangerang belum memiliki sistem untuk menunjang penyeleksian, penyusunan, sampai pelaporannya terkait proses sumber daya manusia. Sehingga diperlukan sistem manajemen sumber daya manusia untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja serta mengurangi terjadinya human error. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah identifikasi permasalahan yang ada dengan mengadakan sebuah analisa yang tajam terhadap sistem yang sedang berjalan pada Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan salah satu perangkat pemodelan yaitu Unified Modelling Language sebagai penggambaran alur sistem dan subsitem-subsistem yang ada agar dapat berjalan dan berkolaborasi sesuai objek serta dapat mengkomunikasikan secara konseptual dan fungsional kepada peneliti. Untuk objektifitas dan keakuratan informasi yang dihasilkan, penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berdasarkan observasi, wawancara dan studi pustaka serta menggunakan metode analisa Value Chain atau Rantai Nilai. Saat ini informasi yang dihasilkan dari sistem yang berjalan kurang valid terhadap nilai yang memiliki hubungan dari setiap aktivitas. Sehingga keputusan yang dipilih kurang terstruktur, terdata, dan objektif serta aliran data yang muncul pada tingkat final bukan merupakan kunci nilai yang muncul dari setiap aktivitas kegiatan. Hal itu semua dapat terpecahkan dengan adanya sistem manajemen sumber daya manusia yang dirancang sesuai kebutuhan stakeholder dan user dimana sistemnya diseleksi menggunakan elisitasi tahap I, tahap II, tahap III sampai pada final elisitasi.

Kata kunci : Analisa, Sistem, Sumber, Daya, Manusia

ABSTRACT

Human resources are the main points in determining the success or failure of the system that runs within an agency. On the Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang haven’t a system to support the selection, preparation until the reporting of related the process human resources. So that required human resource management system to improve the effectiveness and efficiency of work to reduce the occurrence of human error. The first step that needs to be done is to identify the existing problems by holding a sharp analysis of the system that is running in Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. This research uses one of the modeling tool that is Unified Modeling Language to description of system flow and subsystems that exist in order to run and collaborate according to object and then that can communicate conceptually and functional to the researcher. For the objectivity and accuracy of information generated, this research uses data collection methods based on observation, interview and literature study and using Value Chain analysis method or Value Chain. Currently the information generated from the running system is less valid against the value that has a relation of each activity. So the decisions chosen are less structured, recorded, and objective and the flow of data that appears at the final level isn’t a key value that arises in every activities. It all can be solved by the existence of human resource management system designed an according to the needs of stakeholder and user where the system selected using the elicitation phase I, phase II, phase III until the final elicitation.

Keywords : Analysis, System, Source, Power, Human


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat hidup, sehat dan memberikan seribu jalan sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek dengan baik dan selesai dengan semestinya. Adapun judul dalam Laporan Kuliah Kerja Praktek ini yaitu “ANALISA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE VALUE CHAIN PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI KABUPATEN TANGERANG”.

Penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan dan mengikuti Skripsi. Sebagai bahan penulisan, peneliti memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak-pihak terkait pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang serta studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini peneliti menyadari jika tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari semua pihak, Laporan Kuliah Kerja Praktek ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., M.M., selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua 1 STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom., selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi yang telah memberikan saran kepada peneliti.
  4. Ibu Erna Astriyani, S.Kom., selaku Sekretaris Jurusan Sistem Informasi yang telah memberikan berbagai informasi kepada peneliti.
  5. Bapak Oleh Soleh, S.Kom., M.MSI., selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk membantu dan memberikan bimbingan kepada peneliti.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.
  7. Bapak dr. Kusmoro Yudho, Sp.THT., selaku Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
  8. Bapak Firman Imami, S.T., selaku pembimbing lapangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang telah memberikan bimbingan dan informasi kepada peneliti.
  9. Ibu Fitri Setiawati, selaku Kasubid Administrasi Umum dan Rumah Tangga yang telah memberikan dukungan dan kelonggaran waktu kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
  10. Bapak Asep Ferry Bastian, S.E., M.M., yang telah memberikan pengetahuan mengenai manajemen sumber daya manusia dan pinjaman buku sebagai referensi peneliti..
  11. Seluruh Staff Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang telah memberikan dukungan dan masukan yang berarti kepada peneliti dalam menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Praktek ini.
  12. Orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan kepada peneliti untuk selalu berusaha.
  13. Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan banyak informasi mengenai cara untuk menyusun laporan Kuliah Kerja Praktek kepada peneliti.
  14. Semua rekan mahasiswa-mahasiswi Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan dukungan moril kepada peneliti.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang membangun, yang peneliti harapkan sebagai acuan untuk dapat berkarya lebih baik lagi.

Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Semoga Laporan Kuliah Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan serta menjadi referensi bagi mahasiswa-mahasiswi yang akan melakukan penelitian.

Tangerang, 10 Juli 2017
INDRIANINGRUM
NIM. 1411477960


Daftar isi





DAFTAR GAMBAR

   

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Gambar 2.2 Pengelompokkan Diagram UML

Gambar 2.3 Level Manajemen Dalam Organisasi

Gambar 2.4 Kerangka Rantai Nilai

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Gambar 3.2 Usecase Diagram Rekrutmen

Gambar 3.3 Usecase Diagram Penggajian

Gambar 3.4 Usecase Diagram Absensi

Gambar 3.5 Usecase Diagram Penilaian Kinerja

Gambar 3.6 Usecase Diagram Evaluasi Kinerja

Gambar 3.7 Activity Diagram Rekrutmen

Gambar 3.8 Activity Diagram Penggajian

Gambar 3.9 Activity Diagram Absensi

Gambar 3.10 Activity Diagram Penilaian Kinerja

Gambar 3.11 Activity Diagram Evaluasi Kinerja

Gambar 3.12 Sequence Diagram Rekrutmen

Gambar 3.13 Sequence Diagram Penggajian

Gambar 3.14 Sequence Diagram Absensi

Gamabr 3.15 Sequence Diagram Penilaian Kinerja

Gambar 3.16 Sequence Diagram Evaluasi Kinerja

Gambar 3.17 Value Chain Analysis (Manajemen Sumber Daya Manusia)



DAFTAR TABEL

 

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4 Final Elisitasi


DAFTAR SIMBOL

1. Daftar Simbol Usecase Diagram

Daftar Simbol Use Case Diagram.png


2. Daftar Simbol Activity Diagram

Daftar Simbol Activity Diagram.png


3. Daftar Simbol Sequence Diagram

Daftar Simbol Sequence Diagram.png


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi informasi saat ini berkembang pesat maka perlu adanya perhatian mengenai proses dan penanganannya. Sehingga informasi yang didapatkan bermanfaat dan akurat bagi instansi. Kebutuhan informasi pada instansi harus akurat, cepat dan relevan yang mencakup hampir di segala ruang lingkup kehidupan. Pada kenyataannya informasi yang diterima terkadang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan. Hal tersebut dapat terjadi apabila teknologi yang digunakan tidak mengikuti perkembangan zaman. Sehingga informasi yang diterima tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

Pada dasarnya teknologi informasi mencakup teknologi komputer dan teknologi komunikasi. Keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan merupakan prioritas untuk menghasilkan sebuah informasi. Kekuatan teknologi komputer berasal dari teknologi masukan, teknologi keluaran, teknologi perangkat lunak, teknologi penyimpanan dan teknologi mesin pemroses. Hal ini menunjukan bahwa sistem yang terkomputerisasi melibatkan berbagai teknologi.

Pentingnya teknologi dalam menghasilkan informasi, tidak kalah penting dengan pengolahan data elektrik untuk menghasilkan informasi yang akurat. Keakuratan data dapat menambah kualitas suatu informasi yang diberikan. Kualitas informasi harus diseimbangkan dengan kuantitas informasi, sebab informasi yang dibuat bukan hanya berasal dari sebuah pengolahan data berjalan tetapi juga diperlukan riwayat dari informasi tersebut sebagai bahan pertanggungjawaban.

Komputer merupakan alat pendukung pengolahan data yang terkomputerisasi atau seperangkat kekuatan dari teknologi komputer yang berfungsi menghasilkan informasi yang dibutuhkan secara akurat, cepat, dan relevan. Instansi harus memanajemen semua kebutuhan, termasuk penggunaan komputer pada semua bidang agar tercapainya tujuan. Sehingga semua kegiatan dapat tersistem dan terkomputerisasi terlebih untuk permasalahan yang komplek.

Komputer sebagai penunjang dalam mengoperasikan sebuah sistem atau software. Sistem yang berkembang diklasifikasikan menjadi sistem sederhana dan sistem komplek. Terdapat banyak model sistem yang komplek. Salah satu sistem komplek yaitu sistem manajemen sumber daya manusia yang informasinya dapat dihasilkan dari penggabungan sistem absensi, sistem manajemen kepegawaian, sistem penggajian, sistem penerimaan, sistem pengarsipan, serta sistem pelaporan. Pada pelaksanaan kegiatannya berkaitan dengan penyeleksian, penyusunan, penilaian, pehitungan, penghargaan, pengembangan, serta pengendalian. Sistem manajemen sumber daya manusia termasuk dalam kategori sistem pelayanan terhadap pegawai pada suatu instansi. Layanan yang baik dapat dilihat dari proses pengolahan data, penyajian data sampai pada tahap laporan dilakukan berdasarkan prosedur yang telah ditentukan. Sehingga menjadi sebuah informasi yang bermanfaat bagi penerima sesuai aktifitas yang efektif dan efisiensi dalam memanajemen sumber daya manusia.

Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang mempunyai beberapa sistem yang tercakup ke dalam sistem manajemen sumber daya manusia seperti sistem absensi, sistem manajemen kepegawaian, dan sistem penggajian. Selain itu Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang juga mengalami masalah yang serupa dalam memanajemen sumber daya manusia pada umumnya. Masalah tersebut berhubungan dengan penyeleksian, penggajian, perhitungan premi kehadiran, pengadaan pelatihan, tunjangan sampai pada pelaporannya. Permasalahan tersebut menjadi permasalahan utama bila dihubungkan dengan sistem manajemen sumber daya manusia. Sebab dari data tersebut informasi mengenai pelaporan sumber daya manusia dalam suatu instansi tidak bisa didapatkan secara objektif. Sehingga informasi yang dihasilkan terkadang tidak akurat dan membutuhkan waktu yang relative lama.

Pada saat ini sistem manajemen sumber daya manusia yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dilakukan secara semi komputerisasi, yaitu hanya sebatas pengolahan data, penyimpanan data, dan pembuatan laporan menggunakan Microsoft Excel. Absensi pegawai telah menggunakan sistem Finger Print. Namun data absensi pada sistem Finger Print harus di ekspor ke dalam Microsoft Excel untuk proses pengolahan dan selebihnya masih manual. Sehingga sering terjadi kesalahan dalam proses perhitungan premi kehadiran, gaji, dan perhitungan lainnya, di samping hal itu membutuhkan waktu lama yang akan berdampak pada kurang efektif dan efisien dalam penyampaian informasi.

Selain itu pemilihan pegawai harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya agar pekerjaan dengan jiwanya dapat menyatu serta mengurangi adanya human eror. Pegawai yang memiliki kemampuan lebih tidak menutup kemungkinan memiliki jabatan yang lebih tinggi dibandingkan pegawai yang berkerja bertahun-tahun. Meskipun hal ini masih dalam proses perbaikan dan pengembangan dari sisi teknis maupun administrasi.

Pemberian pelatihan merupakan investasi dari instansi untuk memiliki pegawai yang mampu, trampil, dan berwawasan serta dapat menumbuhkan loyalitas terhadap instansi. Untuk menunjang efektifitas pekerjaan, setiap pegawai yang diberikan pelatihan di internal maupun eksternal dari instansi perlu pendataan dan hasil pelatihan tersebut harus di implementasikan dalam setiap pekerjaannya. Namun, pada kenyataannya tidak ada pendataan dan tidak terdapatnya tolak ukur pada proses implementasi. Sehingga proses penilaian kinerja yang terjadi tidak objektif.

Pada dasarnya semua yang dilakukan harus berdasarkan alur sistem yang berorientasi pada tujuan pencapaian instansi agar terkontrol dengan baik. Terutama kebutuhan informasi penting dalam manajemen atau administrasi bagi pegawai. Sejalan dengan permasalahan yang terjadi diperlukan analisa lebih lanjut, maka peneliti mengambil judul “ANALISA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE VALUE CHAIN PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI KABUPATEN TANGERANG”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka yang menjadi rumusan permasalahan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

  1. Apa saja kendala yang dialami sistem berjalan saat ini pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ?

  2. Bagaimana kebutuhan user dan siapa yang berperan dalam pengoperasian sistem manajemen sumber daya manusia pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ?

  3. Bagaimana alur sistem serta tingkat kesesuaian dari penerapan sistem manajemen sumber daya manusia yang berjalan saat ini pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ?

  4. Bagaimana subsistem-subsistem yang ada dalam sistem manajemen sumber daya manusia dapat berjalan dan berkolaborasi pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ?

  5. Laporan apa saja yang dihasilkan dari proses pengolahan data sistem manajemen sumber daya manusia pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ?

Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keseluruhan proses pada sistem manajemen sumber daya manusia dimana sistemnya bersifat komplek. Ruang lingkup atau modul-modul yang sekiranya menjadi pembahasan terkait judul yang telah ditentukan, antara lain sebagai berikut :

  1. Master Data Kepegawaian, terdiri dari :

  2. Master Data Rekrutment

  3. Master Data Penggajian

  4. Master Data Absensi

  5. Master Data Penilaian Kinerja

  6. Master Data Evaluasi Kinerja

  7. Master Data Laporan

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian pasti memiliki maksud dan tujuan untuk mendapatkan sebuah informasi. Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu :

  1. Operasional

    Penelitian ini mempunyai tujuan operasional sebagai sarana untuk mendapatkan informasi mengenai sistem yang sedang berjalan saat ini pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Kendala dan permasalahan yang terjadi menjadi objek utama analisa serta pencarian solusi untuk pemecahan masalah sebagai dasar pengambilan keputusan.

  2. Fungsional

    Penelitian ini mempuyai tujuan fungsional yaitu mampu menghasilkan informasi manajemen sumber daya manusia yang lebih optimal sesuai kebutuhan user. Sehingga membantu mempermudah bagian administrasi ataupun manajemen dalam melaporkan data pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

  3. Pribadi

    Penelitian ini mempunyai tujuan pribadi sebagaimana peneliti melakukan analisa, yaitu :

    1) Untuk mendapatkan pengalaman analisis sistem terkait kendala dan permasalahan yang terjadi.

    2) Sebagai sarana implementasi ilmu yang telah didapatkan peneliti pada perkuliahan.

    3) Untuk melengkapi syarat kelulusan di STMIK Raharja.

Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini bagi beberapa elemen terkait yaitu :

  1. Peneliti

    1. Terciptanya kepuasan batin ketika mampu mengekplorasikan kemampuan yang dimiliki serta dapat bermanfaat bagi suatu instansi.

    2. Menambah pengetahuan yang dimiliki peneliti dalam mengatasi permasalahan tertentu pada suatu instansi.

    3. Memberikan kemampuan kepada peneliti untuk menelaah secara spesifik sebelum pengambilan keputusan.

  2. Instansi

    1. Mengetahui pokok permasalahan untuk menunjang efektifitas dan efisiensi waktu kerja dalam pengolahan data yang komplek.

    2. Dapat mengidentifikasi permasalahan sistem informasi manajemen sumber daya manusia pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

    3. Mengoptimalisasikan pengambilan keputusan dengan proses identifikasi sistem manajemen sumber daya manusia.

  3. STMIK Raharja

    1. Dapat menjadi referensi bagi Mahasiswa atau Mahasiswi untuk melakukan penelitian terutama mengenai sistem informasi manajemen sumber daya manusia.

    2. Dapat memperkaya pengetahuan Mahasiswa atau Mahasiswi dalam melakukan analisa dan pengambilan keputusan.

    3. Menjadikan STMIK Raharja dapat dikenal oleh berbagai instansi-instansi yang dijadikan objek penelitian para Mahasiswa atau Mahasiswi.

Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

Metode Observasi (Observation Research)

Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan kerja yang bertempat di PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia cabang toko di Supermall Karawaci Tangerang, observasi dilakukan guna melihat langsung proses kerja dan mengamati sistem yang sedang berjalan.


Metode Wawancara (Interview Research)

Peneliti melakukan sesi tanya jawab kepada narasumber yang bernama Ibu Ila Widiatna yaitu Kepala toko DaYung’sTea cabang di Supermall Karawaci Tangerang untuk mengambil data-data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian terhadap sistem dan mengetahui alur kerja yang terjadi dalam perusahaan tersebut, khususnya dalam Pengembangan Aplikasi tersebut di PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia.


Metode Studi Pustaka (Library Research)

Mencari referensi yang dapat dijadikan panduan dalam penyusunan laporan KKP (Kuliah Kerja Praktek), yang bersumber dari berbagai buku analisa guna mendapatkan gambaran secara teoritis yang berkaitan dengan penulisan laporan KKP (Kuliah Kerja Praktek) ini.


Sistematika Penulisan

Penyusunan penulisan KKP ini dilaksanakan dengan beberapa metode dan format susunan yang terbagi ke dalam beberapa bab, yang terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian yang di pergunakan serta sistematika penulisan KKP ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan landasan teori dari penyusunan KKP yang membahas tentang definisi–definisi yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia, sejarah singkat, struktur organisasi, serta uraian sistem yang diusulkan dengan digambarkan melalui Flowchart.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan peneliti dari hasil penelitian yang dilakukan. Saran tersebut ditujukan untuk memperbaiki jika masih ada kekurangan pada sistem yang dibuat. Saran tersebut ditujukan untuk memperbaiki jika masih ada kekurangan pada sistem yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo, suatu sistem terdiri atas objek – objek atau unsur – unsur atau komponen – komponen yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur – unsur tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau pengolahan tertentu.

Tata Sutabri (2012:17)[1]

Menurut Jogiyanto Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen, dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan prosedur – prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sistem (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen, dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan prosedur – prosedur yang mempunyai tujuan tertentu.

Jogiyanto (2010:34)[2],

Menurut Yakub (2012:1) [3], bahwa “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem adalah kumpulan bagian – bagian prosedur atau komponen sub sistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai tujuan”.

</p>

Karakterisitik Sistem

Model umum sebuah sistem adalah input, proses dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sistem – sistem tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (System Component)

    Komponen – komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

  2. Batas Sistem (Boundary)

    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antar sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

  4. Penghubung Sistem

    Penghubung sistem (interface), merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber – sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem lainnya membentuk satu kesatuan.

  5. Masukan Sistem

    Masukan sistem (input), yaitu energi yang di masukan ke dalam sistem. Masukan sistem dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang di masukan agar sistem tersebut beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.

  6. Keluaran sistem

    Hasil dari inputan yang telah dimanipulasi menjadi bentuk yang berbeda. Output merupakan atau tujuan akhir dari sistem.

  7. Pengolahan Sistem

    Pengolahan sistem (process), yaitu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan bahan baku atau bahan – bahan yang lainnya menjadi berupa barang jadi.

  8. Keluaran Sistem

    Keluaran sistem (output), yaitu hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dari sistem dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain. Keluaran dapat berupa tampilan layar di monitor yaitu dalam bentuk laporan, grafik, table, dan keluaran yang lainnya adalah hasil cetakan laporan ke media kertas.

  9. Sasaran Sistem

    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goals) atau sasaran sistem (objective). Jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan, maka operasi sistem tidak akan berguna. Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Sebuah sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya.


Klasifikasi Sistem

Menurut Mustakini (2009:53) [4],suatu sistem dapat diklasifikasikan :

  1. Sistem abstrak (abstrack system) dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide – ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologi yaitu sistem yang berupa pemikiran – pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang terlihat secara fisik, misalnya seperti sistem akuntansi, sistem transportasi, sistem computer, sistem produksi, dan lain – lainnya.

  2. Sistem alami (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem alami adalah sistem yang keberadaanya terjadi secara alami atau natural tanpa adanya campur tangan manusia, misalnya sistem tata surya, sistem rotasi bumi. Sistem buatan manusia adalah sebagai hasil kerja manusia, misalnya dapat berupa sistem komponen yang ada sebagai hasil karya teknologi yang dikembangkan manusia.

  3. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tidak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu adalah sistem yang bergerak atau beroprasi dengan cara yang dapat diperkirakan secara tepat, dan dapat mengetahui interaksi yang terjadi pada setiap bagian – bagiannya, contohnya sistem komputer. Sistem tidak tentu adalah sistem yang tidak dapat memperkirakan hasil akhirnya atau kondisi masa depannya secara tepat karena memliki unsure probabilitas (kemungkinan atau tidak tentu), contohnya sistem persediaan barang, sistem pemilihan presiden.

  4. Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tingkah lakunya tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sebaliknya sistem terbuka mempunyai prilaku yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Sistem aplikasi komputer merupakan sistem relative tertutup, karena tingkah laku sistem aplikasi computer tidak dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi diluar sistem. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan bagian – bagian atau subsistem – subsitem yang disatukan dan dirancang untuk mendapatkan suatu tujuan.


Konsep Dasar Data

Definisi Data

Data adalah suatu bahan mentah yang kelak dapat diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu yang lebih bermakna. Data inilah yang nantinya akan disimpan dalam database.

Kadir (2009:3) [5]

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri, Tata (2012 : 3)[6], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber.

A. Klasifikasi data menurut jenis data

  1. Data Hitung (Enumeration / Counting Data)

    Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.

  2. Data Ukur (Measurement Data)

    Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.


B. Klasifikasi menurut sifat data

  1. Data Kuantitatif (Quantitative Data)

    Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

  2. Data Kualitatif (Qualitative Data)

    Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat tertentu.

C. Klasifikasi menurut sumber data

  1. Data Internal (Internal Data)

    Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

  2. Data Eksternal (External Data)

    Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

  1. Data Eksternal Primer (Primary External Data)

    Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

  2. Data Eksternal Sekunder (Secondary External Data)

    Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.


3. Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik atau buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan – kegiatan penyimpanan data dan penggunaan data.

Menurut Sutabri, Tata (2012 : 6)[6], pengolahan data dapat diuraikan seperti di bawah ini, yaitu :

A. Penyimpanan Data (Data Storage)

  • Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan file. File dapat berbentuk ma, ordner, disket, tape, harddisk, dan lain sebagainya. Sebelum disimpan, suatu data diberi kode menurut jenis kepentingannya. Peraturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah mencarinya. Pengkodean memegang peranan penting. Kode yang salah akan mengakibatkan data yang masuk ke dalam file juga salah yang selanjutnya akan mengakibatkan kesulitan dalam mencari data tersebut apabila diperlukan. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbentuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain / sejenis mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.

    Sistem yang umumnya dalam penyimpanan data (filing) ialah berdasarkan lembaga, perorangan, produksi, atau lain – lainnya, tergantung dari sifat organisasi yang bersangkutan. Kadang – kadang dijumpai kesulitan apabila menghadapi suatu data dalam bentuk surat, misalnya yang menyangkut ketiga klasifikasi tadi. Metode yang terbaik adalah referensi silang (cross refernce) antara file yang satu dengan file yang lain. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

    1. File Induk (Master File)

      File induk ini berisi data – data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

    2. File Transaksi (Detail File)

      File transaksi berisi data – data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.

      Pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi peremajaan data (data updating), yaitu menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan, dan lain sebagainya. Misalnya, dalam hubungan file kepegawaian, sudah tentu sebuah organisasi akan menambah pegawainya. Ini berarti ada tambahan data baru mengenai pegawai. Sementara itu, ada pula pegawai yang pensiun atau berhenti bekerja sehingga putus hubungan degan organisasi. Dengan demikian, data mengenai pegawai yang bersangkutan akan dikeluarkan dari file tersebut. Tidak jarang pula harus dilakukan perubahan terhadap data seorang pegawai, misalnya kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, menikah, pindah alamat, dan lain sebagainya.

    B. Penanganan Data (Data Handling)

  • Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti : pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance).

    Pemilihan (sorting) dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup peraturan ke dalam suatu urutan yang teratur, misalnya daftar pegawai menurut pangkatnya, dari pangkat yang tertinggi sampai yang terendah atau daftar pelanggan dengan menyusun namanya menurut abjad dan lain sebagainya. Peringkasan merupakan kegiatan lain dalam penanganan data. ini mencakup keterangan pilihan, misalnya daftar pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada organisasi atau perusahaan lebih dari 10 tahun atau daftar pelanggan yang memesan beberapa hasil produksi sekaligus.

    Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini meliputi komplikasi tabel – tabel, statistik, ramalan mengenai perkembangan, dan lain sebagainya. Tujuan manipulasi ini adalah menyajikan informasi yang memadai mengenai apa yang terjadi pada waktu yang lampau guna menunjang manajemen, terutama membantu menyelidiki alternatif kegiatan mendatang.

    Jadi hasil pengolahan data merupakan data untuk disimpan bagi penggunaan di waktu yang akan datang, yakni informasi yang akan disampaikan kepada yang memerlukan atau mengambil keputusan mengenai suatu hal.


  • 4. Definisi Informasi

    Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat. Menurut Pratama, I Putu Agus Eka (2014 : 9)[7]

    Menurut Maimunah dkk[8], dalam jurnal CCIT (2011:57) “informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”. Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu data yang diolah menjadi sebuah bentuk data yang lebih berarti dan bermanfaat bagi penerimanya.


    5. Nilai Informasi

    Menurut Sutarman (2012:14)[9], Nilai dari informasi ditentukan oleh 5 (lima) hal yaitu:

    1. Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat.

    2. Untuk mendapatkan pengalaman.

    3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.

    4. Untuk mengekstrak implikasi kritis dan merefleksikan pengalaman masa lampau yang menyediakan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seseorang manajer dari membuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain.

    5. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.


    Konsep Dasar Sistem Informasi

    1. Definisi Sistem Informasi

    Sistem informasi merupakan gabungan dari empat bagian utama. Keempat bagian utama tersebut mencakup perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), infrastruktur, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih. Keempat bagian utama ini saling berkaitan untuk menciptakan sebuah sistem yang dapat mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat.

    Pratama, I Putu Agus Eka [7](2014 : 10)

    Menurut Taufiq (2013 : 17)[10], “Sistem informasi adalah kumpulan dari sub – sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat bernama komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan data, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian, dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan”.


    2. Komponen Sistem Informasi

    Menurut Pratama, I Putu Agus Eka[7](2014 : 14) disebutkan mengenai adanya beberapa komponen – komponen di dalam sebuah sistem informasi. Komponen – komponen yang terdapat di dalam semua jenis sistem informasi mencakup tujuh poin. Berikut ketujuh komponen tersebut :

    A. Input (Masukan)

  • Komponen input ini berfungsi untuk menerima semua input (masukan) dari pengguna. Inputan yang diterima dalam bentuk data. Data ini berasal dari satu maupun beberapa sumber.

    B. Output (Keluaran)

  • Komponen output ini berfungsi untuk menyajikan hasil akhir ke pengguna sistem informasi. Informasi yang disajikan ini merupakan hasil dari pengolahan data yang telah di inputkan sebelumnya.

    C. Software (Perangkat Lunak)

  • Komponen software (perangkat lunak) mencakup semua perangkat lunak yang digunakan di dalam sistem informasi. Komponen perangkat lunak mencakup sistem operasi, aplikasi, dan driver.

    D. Hardware (Perangkat Keras)

  • Komponen hardware (perangkat keras) mencakup semua perangkat keras komputer yang digunakan secara fisik di dalam sistem informasi, baik di komputer server maupun di komputer client.

    E. Database (Basis Data)

  • Komponen basis data ini berfungsi untuk menyimpan semua data dan informasi ke dalam satu atau beberapa tabel.

    F. Kontrol dan Prosedur

  • Komponen kontrol dan prosedur adalah dua buah komponen yang menjadi satu. Komponen kontrol berfungsi untuk mencegah terjadinya beragam gangguan dan ancaman terhadap data dan informasi yang ada di dalam sistem informasi. Komponen prosedur mencakup semua prosedur dan aturan yang harus dilakukan dan wajib ditaati bersama, guna mencapai tujuan yang diinginkan.

    G. Teknologi dan Jaringan Komputer

  • Komponen teknologi mengatur software, hardware, database, kontrol dan prosedur, input, dan output, sehingga sistem dapat berjalan dan terkendali dengan baik. Komponen jaringan komputer berperan di dalam menghubungkan sistem informasi dengan sebanyak mungkin pengguna, baik melalui kabel jaringan (wired) maupun tanpa kabel (wireless).

    3. Klasifikasi Sistem Informasi
    Sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing – masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masing – masing organisasi. Klasifikasi sistem informasi tersebut sebagai berikut: Sutabri,Tata (2012 : 37)[6]


    A. Sistem informasi berdasarkan level organisasi
  • Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional, dan level manajerial.

    B. Sistem informasi berdasarkan aktifitas manajemen

  • Dikelompokkan menjadi sistem informasi perbankan, sistem informasi akademik, sistem informasi kesehatan, sistem informasi asuransi, dan sistem informasi perhotelan.

    C. Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis

  • Dikelompokkan menjadi sistem informasi akuntansi, sistem informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran, dan sistem informasi sumber daya manusia.


  • 4. Tujuan Sistem Informasi

    Menurut Sutabri, Tata (2012 : 47)[6], “Tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi berupa pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan melalui tampilan video, produk kertas, dan multimedia”.

    Menurut Yuliastrie (2013 : 28)[11], Sistem Informasi memiliki beberapa tujuan, yaitu :

    A. Integrasi sistem

    1. Menghubungkan sistem individu atau kelompok ;

    2. Pengolektifan data dan penyambungan secara otomatis ;

    3. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi.

    B. Efisiensi pengelolaan

    1. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data ;

    2. Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik informasi ;

    3. Penggunaan dan pengambilan informasi.

    C. Dukungan keputusan untuk manajemen

    1. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhan ;

    2. Akuisisi informasi eksternal melalui jaringan komunikasi ;

    3. Ekstraksi dan informasi internal yang terpadu.

    Analisis Sistem

    1. Definisi Analisa Sistem

    Menurut Rosa A.S, dkk (2014:18)[12]“Kegiatan analisa sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru. Hal tersebut terlihat sederhana, namun sebenarnya tidak. Banyak hambatan yang akan ditemui dalam proses tersebut”.

    2. Langkah – Langkah Analisa Sistem

    Menurut Taufiq (2013 : 159)[13]untuk melakukan analisa sistem agar hasil analisa dapat maksimal maka langkah – langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.

    Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem menurut Whitten L.Jeffery dalam Taufiq (2013 : 159)[13]adalah sebagai berikut :

    A. Definisi Lingkup

  • Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), komunikasi (comminication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.

    B. Analisis Masalah

  • Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “apakah masalah – masalah tersebut layak untuk dipecahkan” dan “apakah sistem yang baru layak untuk dibangun”. Dalam metodologi lain, langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah – langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan.

    Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya.

    C. Analisis Persyaratan

  • Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternatif, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pertanyaan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem”. Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sistem yang baru.

    D. Desain Logic

  • Tidak semua proyek mencakup pengembangan model driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model – model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antar muka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mengesahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.

    E. Analisa Kebutuhan

  • Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk alternatif – alternatif berbasis komputer dapat di implementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah untuk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut, dan merekomendasikan sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun, serta diimplementasikan.

    Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hampir selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.

    3. Tahap – Tahap Analisa Sistem

    Menurut Henderi dkk dalam jurnal CCIT (2011 : 322)[14]“Tahap analisis sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan – hambatan yang terjadi dan kebutuhan – kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”. Tahap analisis merupakan tahap yang paling kritis dan sangat penting, karena kesalahan di tahapan ini akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.

    Menurut Murad (2013 : 51)[15], tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak – banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode – metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

    Menurut Sutabri, Tata (2012 : 220)[6], proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi.

    Adapun tujuan utama dari tahap analisis sistem ini adalah sebagai berikut :

  • A. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi – fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan ;

  • B. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya ;

  • C. Mengevaluasi sistem – sistem yang telah ada dan berjalan sampai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya ;

  • D. Merumuskan tujuan – tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru ;

  • E. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

    Selama tahap analisis sistem, system analyst terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah – langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut :

  • A. Mengumumkan Penelitian Sistem

    Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru, manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula – mula ditunjukan pada kekhawatiran pegawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.

  • B. Mengorganisasikan Tim Proyek

    Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem yang dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif dari pada hanya pasif.

  • C. Mendefinisikan Kebutuhan Informasi

    Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survei.

  • D. Mengidentifikasikan Kriteria Kinerja Sistem

    Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.

  • E. Menyiapkan Usulan Rancangan

    Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.

  • F. Menyetujui atau Menolak Rancangan Proyek

    Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.


  • 4. Object Oriented Analysis (OOA)

    Object oriented analysis (OOA) merupakan metode analisis yang memeriksa requirements, yaitu syarat atau keperluan yang harus dipenuhi oleh sistem dari sudut pandang kelas – kelas dan objek – objek yang ditemui dalam ruang lingkup permasalahan. OOA mempelajari permasalahan dengan menspesifikasi atau mengobservasi permasalahan tersebut dengan menggunakan metode berorientasi objek. Biasanya analisa sistem dimulai dengan adanya dokumen permintaan yang diperoleh dari semua pihak yang berkepentingan. Analisa ini sebaiknya dilakukan oleh orang – orang yang benar – benar memahami implementasi sistem yang berbasis atau berorientasi objek, karena tanpa pemahaman itu maka sistem yang dihasilkan bisa jadi tidak realistis jika diimplementasikan dengan berbasis objek.


    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    1. Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Al-Jufri (2011 : 141)[16], “Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.”

    Menurut Verzello / John Reuter II dalam Darmawan (2013 : 227)[17], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, yaitu pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional serta persiapan untuk rancang bangun implementasi, yakni menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi / berjalan.

    2. Tujuan Perancangan Sistem

    Menurut Darmawan (2013 : 228)[17], Tahap Perancangan atau Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :

    A. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem ;

    B. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli – ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

    Menurut Sutabri, Tata (2012 : 225)[6], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan secara rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut :

    A. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing – masing bentuk informasi yang akan dihasilkan ;

    B. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan ;

    C. Penyusun perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan ;

    D. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengidentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek – aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama ;

    E. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi yang bersangkutan.

    3. Tahap – Tahap Rancangan Sistem

    Menurut Al-Jufri (2011 : 141)[16], tahap – tahap rancangan sistem yaitu :

  • A. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinci

    Analis bekerja sama dengan user dan mendokumentasikan rancangan sistem yang baru dengan alat- alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat – alat dokumentasi yang populer yaitu :

    1. Kamus data (Data dictionary) ;

    2. Flowchart ;

    3. Model hubungan objek ;

    4. Spesifikasi kelas.

  • B. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

    Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

  • C. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

    Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala – kendala yang ada.

  • D. Memilih Konfigurasi Terbaik

    Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS (Management Information System).

  • E. Menyiapkan Usulan Penerapan

    Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas – tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, serta biaya yang harus dikeluarkan.

  • F. Menyetujui Atau Menolak Penerapan Sistem

    Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biaya, maka penerapan akan disetujui.


  • 4. SDLC (System Development Life Cycle)

    Menurut Rosa A.S dan M.Shalahuddin (2011 : 24)[12], menyatakan bahwa SDLC atau Sistem Development Life cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah satu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem – sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan Best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik).

    Maksud dari Rosa adalah bahwa sebuah perangkat lunak bias saja mengalami siklus hidup tergantung dari proses pengembangannya mulai dari ide dasar hingga saat lahirnya perangkat lunak itu sendiri.

  • A. Tahapan SDLC

    Tahapan-tahapan SDLC secara global adalah sebagai berikut :

    1. Inisiasi (initiation)

      Tahap ini biasanya ditandai dengan pembuatan proposal proyek perangkat lunak.

    2. Pengembangan Konsep Sistem (System Concept Development)

      Mendefinisikan lingkup konsep termasuk dokumen lingkup sistem, analisis manfaat biaya, manajemen rencana, dan pembelajaran kemudahan sistem.

    3. Perencanaan (planning)

      Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen perencanaan lainnya. Menyediakan dasar untuk mendapatkan sumber daya (Resources) yang dibutuhkan untuk memperoleh solusi.

    4. Analisis Kebutuhan (requirements analysis)

      Menganalisa kebutuhan pemakai sistem perangkat lunak (user) dan mengembangkan kebutuhan user.

    5. Desain (design)

      Mentransformasikan kebutuhan detail menjadi kebutuhan yang sudah lengkap dapat memenuhi fungsi-fungsi yang di butuhkan.

    6. Pengembangan (Development)

      Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan; membuat basis data dan mempersiapkan prosedur kasus pengujian; mempersiapkan berkas atau Ike pengujian, pengodean, pengompilasian, memperbaiki dan membersihkan program; peninjnauan pengujian.

    7. Integrasi dan Pengujian (integration and test)

      Mendemonstrasikan sistem perangkat lunak bahwa telah memenuhi kebutuhan yang di spesifikasikan pada dokumen kebutuhan fungsional. Dengan diarahkan oleh staf penjamin kualitas (quality assurance) dan user. Menghasilkan laporan analisis pengujian.

    8. Implementasi (implementation)

      Termasuk pada persiapan implementasi, implementasi perangkat lunak pada lingkungan produksi dan menjalankan resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan pengujian.

    9. Operasi dan Pemeliharaan (operations and maintenance)

      Mendeskripsikan pekerjaan untuk mengoperasikan pekerjaan dan memelihara sistem informasi pada lingkungan produksi, termasuk implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan.

    10. Disposisi (disposition)

      Mendeskripsikan aktivitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data yang sebenarnya sesuai dengan aktivitas user.

  • B. Model SDLC

    SDLC memiliki beberapa model dalam penerapan tahan prosesnya. Antara lain:

  • 1. Waterfall

    Model SDLC air terjun sering juga disebut model sekuensial linier atau alur hidup klasik. Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian dan tahap pendukung.

  • Gambar 2.2 Model Waterfall

  • 2. Prototype

    Model Prototype (prototyping model) dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan terhadap perangkat lunak yang akan dibuat. Lalu dibuatlah program prototipe agar pelanggan lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Program prototipe biasanya merupakan program yang belum jadi. Program ini biasanya menyediakan tampilan dengan simulasi alur perangkat lunak sehingga tamak seperti seperangkat lunak yang sudah jadi. Program prototipe ini dievaluasi oleh pelanggan atau usir sampai ditemukan spesifikasi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau user.

  • Gambar 2.3 Model Prototype

  • 3. Rapid Application Development

    Rapid Application Development (RAD) adalah model proses pengembangan perangkat lunak bersifat inkremental terutama untuk waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD adalah adaptasi dari model air terjun versi kecepatan tinggi dengan menggunakan model air terjun untuk pengembangan setiap komponen perangkat lunak.

  • Gambar 2.4 Model RAD

  • 4. Iteratif

    Model iteratif mengombinasikan proses-proses pada model air terjun dan iteratif pada model prototipe. Model inkremental akan menghasilkan versi-versi perangkat lunak yang sudah mengalami penambahan fungsi untuk setiap pertambahannya.

  • Gambar 2.5 Model Iterative

  • 5. Spiral

    Model spiral memasangkan iteratif pada model prototipe dengan kontrol dan aspek sistematik yang diambil dari model air terjun.

  • Gambar 2.6 Model spiral


  • Konsep Dasar Prototype

    1. Definisi Prototype

    Menurut Simarmata (2010 : 62)[18], “Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

    Menurut Mall (2010 : 43)[19], “Prototype is a toy implementation of the system (Prototype adalah sebuah implementasi tiruan dari sebuah sistem)”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh atau gambaran dari sistem dalam bentuk yang menyerupai wujud sebenarnya dan dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.


    2. Jenis – Jenis Prototype

    Jenis – jenis Prototype secara umum dibagi menjadi dua, yaitu :

    A. Rapid Throw-away Prototyping

    Pendekatan pengembangan perangkat keras / lunak ini dipopulerkan oleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high risk) atau dengan bagian dari sistemyang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype “quick and dirty” dibangun, diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

    B. Prototype Evolusioner

    Pada pendekatan evolusioner, suatu prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang.

    Pengujian Black Box Testing

    Teknik pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian Black – Box. Black Box Testing Merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak, dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.


    Unified Modelling Language (UML)

    1. Sejarah Singkat Unified Modelling Language (UML)

    Bahasa pemograman berorientasi objek yang pertama dikembangkan dikenal dengan nama Simula-67 yang dikembangkan pada tahun 1967. Bahasa pemograman ini kurang berkembang dan dikembangkan lebih lanjut, namun dengan kemunculannya telah memberikan sumbangan yang besar pada developer pengembang bahasa pemograman berorientasi objek selanjutnya.

    Perkembangan aktif dari pemograman berorientasi objek mulai menggeliat ketika berkembangnya bahasa pemograman Smalltalk pada awal 1980-an yang

    kemudian diikuti dengan perkembangan bahasa pemograman berorientasi objek yang lainnya seperti C objek, C++, Eifel, dan CLOS. Secara aktual, penggunaan bahasa pemograman berorientasi objek pada saat itu masih terbatas, namun telah banyak menarik perhatian di saat itu.

    Sekitar lima tahun setelah Smalltalk berkembang, maka berkembang pula metode pengembangan berorientasi objek. Metode yang pertama diperkenalkan oleh Sally Shlaer dan Stephen Mellor (Shlaer-Mellor, 1988) dan peter Coad dan Edward Yourdon (Coad-Yourdon), diikuti oleh Grady Booch (Booch, 1991), james R. Rumbaugh, Michael R. Blaha, William Lorensen, Fredrick Eddy, William Premerliani (Rumbaugh-Blaha-Premerlani-Eddy-Lorensen, 1991), dan masih banyak lagi.

    Buku terkenal yang juga berkembang selanjutnya adalah karangan Ivar Jacobson (Jacobson, 1992) yang menerangkan perbedaan pendekatan yang fokus pada use case dan proses pengembangan. Sekitar lima tahun kemudian muncul buku yang membahas mengenai metodologi berorientasi objek yang diikuti dengan buku-buku yang lainnya. Di dalamnya juga membahas mengenai konsep, definisi, notasi, terminologi, dan proses mengenai metodologi berorientasi objek.

    Pada 1996, object Management Group (OMG) mengajukan proposal agar adanya standardisasi pemodelan berorientasi objek dan pada bulan September 1997 UML diakomodasikan oleh OMG sehingga sampai saat ini UML telah memberikan kontribusinya yang cukup besar di dalam metodologi berorientasi objek dan hal-hal yang terkait di dalamnya.

    Secara fisik, UML adalah sekumpulan spesifikasi yang dikeluarkan oleh OMG. UML terbaru adalah UML 2.3 yang terdiri dari 4 macam spesifikasi, yaitu diagram Interchange Specification, UML infrastucture, UML Superstructure, dan Object Constraint Language (OCL).

    2. Definisi Unified Modelling Language (UML)

    Menurut Rosa A. S dkk (2014:133)[12], “UML (Unified Modelling Language) adalah salah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemograman berorientasi objek.”


    Menurut Rahardi dkk dalam jurnalnya (2016 : 4)[20], UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasi objek oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Namun demikian UML dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan setiap sistem informasi. Penggunaan UML dalam industri terus meningkat. Ini merupakan standar terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam industri peranti lunak dan pengembangan sistem.


    3. Tujuan UML

    Menurut Yasin (2012:268)[21], tujuan UML di antaranya adalah :

  • A. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.

  • B. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa.

  • C. Menyatukan praktik – praktik terbaik yang terdapat dalam pemodelan.


    4. Tipe – Tipe Diagram UML

    Menurut Yasin (2012:269)[21], tipe – tipe diagram UML adalah :


    A. Use Case Diagram

    Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya. Oleh karena itu, use case diagram dapat membantu menganalisa kebutuhan suatu sistem. Dalam use case diagram terdapat istilah seperti aktor, use case dan use case relationship.

    B. Activity Diagram

    Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktifitas, digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut :

    1. Activity, yaitu notasi yang menggambarkan pelaksanaan dari berbagai proses dalam aliran pekerjaan.

    2. Transaction, yaitu notasi yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kontrol dari activity ke activity.

    3. Decision, yaitu notasi yang menandakan kontrol dari cabang aliran berdasarkan decision point.

    4. Syncrounitation Bars, yaitu aliran kerja notasi yang menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat diselesaikan secara bersamaan (pararel).

    Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sebuah sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing – masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses pararel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram tidak menggambarkan sifat internal pada sebuah sistem secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses – proses pada jalur aktivitas dari level atas secara umum.

    C. Squence Diagram

    Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. Dalam sequence diagram terdapat 2 model, yaitu :

    1. Actor, untuk menggambarkan pengguna sistem.

    2. Lifeline, untuk menggambarkan kelas dan objek.

    D. Class Diagram

    Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek beserta hubungan seperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap atribut class entity.


    Elisitasi

    1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai MDI:

    A. “M” pada MDI berarti Mandatory (penting)

    Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    B. “D” pada MDI berarti Desirable

    Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    C. “I” pada MDI berarti Inessential

    Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.


    3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan eksitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

    A. Technical (T), bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan?

    B. Operational (O), bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan?

    C. Economic (E), berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

      High (H), sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, maka requirement tersebut harus di eliminasi ;

      Middle (M), mampu dikerjakan ;

      Low (L), mudah dikerjakan.

    4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.




    Teori Khusus

    Konsep Dasar Absensi

    1. Definisi Absensi

    Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia, absen adalah tidak bekerjanya seorang pegawai pada saat hari kerja, kerena sakit, ijin, alpa, atau cuti. Absensi adalah daftar administrasi ketidakhadiran pegawai.

    Absensi berarti “tidak hadir”, namun bisa dikatakan pula absensi merupakan ketidakhadiran atau kehadiran suatu objek dalam hal ini adalah orang, dimana orang tersebut terlibat dalam suatu organisasi yang mengharuskan adanya pemberitahuan tentang keadaan atau kehadiran atau ketidakhadirannya dalam ruang lingkup organisasi tersebut.”

    Absensi sangat berpengaruh pada kinerja personal serta instansi dimana ia bekerja, yang dapat dijadikan pertimbangan terhadap tindak lanjut serta pembuatan keputusan bagi kelangsungan perkembangan instansi tersebut.

    Absensi merupakan daftar kehadiran yang dimiliki oleh setiap pegawai, yang dilakukan sebelum memulai aktifitas dan untuk mencatat waktu yang telah ditentukan oleh bagian tata usaha (kepegawaian) sebagai bukti bahwa kehadiran atau tidaknya seseorang.

    Pencatatan absensi pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) / Human Resources Management). Informasi yang mendalam dan terperinci mengenai kehadiran seorang pegawai dapat menentukan prestasi kerja seseorang, gaji / upah prestasi kerja, atau kemajuan instansi / lembaga secara umum.

    2. Jenis – Jenis Absensi

    Kita mengenal beberapa jenis absensi, yang membedakan jenis – jenis absensi tersebut adalah cara penggunaannya, dan tingkat daya gunanya. Secara umum jenis – jenis absensi dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu:

    A. Absensi manual

    Absensi manual adalah cara penginputan kehadiran dengan cara menggunakan pena dan kertas (tanda tangan). Berikut adalah kelebihan dan kekurangan Absensi secara manual :

  • 1. Kelebihan

    • Dapat memantau langsung jumlah orang yang

    • Meminimalisir kecurangan dalam pengambilan absensi

  • 2. Kekurangan

    • Kertas yang di pakai dapat hilang / rusak

    • Lamanya proses yang harus dilakukan

    • Harus Melakukan proses rekap secara teliti


  • B. Absensi non manual (dengan menggunakan alat)

    Absensi non manual adalah suatu cara penginputan kehadiran dengan menggunakan sistem terkomputerisasi, bisa menggunakan kartu dengan bacode, finger print ataupun dengan menginput NIP dan sebagainya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan Absensi secara non manual :


  • 1. Kelebihan

    • Meningkatkan produktivitas karyawan

    • Terhindar dari kecurangan

    • Pengelolaan lebih mudah

  • 2. Kekurangan

    • Kinerja scanner kurang maksimal

    • Membutuhkan perawatan yang rutin

    • Sering terjadi kesalahan dalam proses identifikasi

  • XAMPP

    1. Definisi XAMPP

    Menurut Priyanto Hidayatullah, dkk (2015:125)[22] Web server adalah tempat dimana kita menyimpan aplikasi web kemudian mengaksesnya melalui internet. Setiap perubahan, kecil maupun besar, kita upload ke web server baru setelah itu kita periksa apakah perubahan itu sudah sesuai dengan yang kita inginkan atau belum.

    Menurut Pratama, I Putu Agus Eka(2014 : 440)[7] “XAMPP adalah aplikasi web server bersifat instan (siap saji) yang dapat digunakan baik di sistem operasi Linux maupun di sistem operasi Windows.

    Konsep Dasar PHP

    1. Definisi PHP

    Menurut Priyanto, Hidayatullah dkk (2015:231)[22] “PHP hypertext preprocessor atau disingkat dengan PHP ini adalah suatu Bahasa scripting khususnya digunakan untuk web development. Karena sifatnya yang server side scripting, maka untuk menjalankan PHP harus menggunakan web server. PHP juga dapat diintegrasikan dengan HTML, JavaScript, JQuery, Ajax. Namun, pada umumnya PHP lebih banyak digunakan bersamaan dengan file bertipe HTML”.

    2. Sejarah PHP

    Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page (Situs Personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang wujudnya berupa sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah data formulir dari web.

    Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber terbuka, maka banyak pemogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP.

    Pada November 19997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis 2.0 ini, intrepreter PHP sudah diimplementasikan dalam program C. di dalam rilis ini juga ikut disertakan modul-modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan.

    Kemudian pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang intrepreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada Juni 1998, perusahaan tersebut merilis intrepreter baru untuk PHP dan meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP diubah menjadi akronim berulang PHP ; Hypertext Processing.

    Pada pertengahan tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak dipakai pada abad ke-21. Versi ini banyak dipakai disebabkan kemampuannya untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan dan stabilitas yang tinggi.

    Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. dalam versi ini, inti dari intrepreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model pemograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemograman ke arah paradigma berorientasi objek.


    Konsep Dasar Database

    1. Pengertian MySQL

    Menurut Priyanto, Hidayatullah dkk (2015:180)[22] “MySQL adalah salah satu aplikasi DBMS yang sudah sangat banyak digunakan para pemrogram aplikasi web. Kelebihan dari MySQL adalah gratis, handal, selalu di-update dan banyak forum yang memfasilitasi para pengguna jika memiliki kendala. MySQL juga menjadi DBMS yang sering di bundling dengan web server sehingga proses instalasinya jadi lebih mudah”.

    Menurut Wahana Komputer dalam bukunya yang berjudul “Panduan Belajar MySQL Database Server” (2012 : 5)[23], “MySQL adalah program database yang mampu mengirim dan menerima data dengan sangat cepat dan multi user. MySQL memiliki dua bentuk lisensi, yaitu free software dan shareware.

    2. Pengertian SQLite

    SQLite merupakan database yang bisa dibangun di Android dan memiliki fitur relasional database. Hampir sama dengan SQL pada dekstop, hanya saja SQLite membutuhkan memori yang lebih sedikit. SQLite terdapat pada semua perangkat Android. Supardi, Ir Yuniar (2014 : 38)[24]


    3. Pengertian DBMS

    Menurut Priyanto, Hidayatullah dkk (2015:13)[22] “Database Management System (DBMS) adalah aplikasi yang dipakai untuk mengelola basis data. DBMS biasanya menawarkan beberapa kemampuan yang terintegritas seperti :

    A. Membuat, menghapus, menambah, dan memodifikasi basis data ;

    B. Pada beberapa DBMS pengelolanya berbasis windows (berbentuk jendela – jendela) sehingga lebih mudah digunakan ;

    C. Tidak semua orang bisa mengakses basis data yang ada sehingga memberikan keamanan bagi data ;

    D. Kemampuan berkomunikasi dengan program aplikasi yang lain. Misalnya dimungkinkan untuk mengakses basis data MySQL menggunakan aplikasi yang dibuat menggunakan PHP ;

    E. Kemampuan pengaksesan melalui komunikasi antar komputer (client server).



    Definisi HTML

    Menurut Betha dan Husni (2012 : 9) [25] HTML kependekan dari Hyper Text Markup Language. Dokumen HTML adalah file teks murni yang dapat dibuat dengan editor teks sembarang. Dokumen ini dikenal sebagai page. Dokumen HTML merupakan dokumen yang disajikan dalam browser web surfer. Dokumen ini umumnya berisi informasi atau interface aplikasi di dalam internet.


    Definisi CSS

    Menurut Tim EMS (2013 : 68)[26], CSS adalah singkatan dari Cascading Style Sheet, CSS menentukan bagaimana menampilkan elemen HTML. Style ini bisa dimasukkan ke dalam dokumen HTML untuk menentukan pemformatan tambahan dari halaman. Untuk efisiensi, dapat menggunakan file CSS yang berisi style – style tertentu dan kemudian me-link file tersebut dalam kode HTML.

    Definisi Dreamweaver

    Menurut Sadeli, Muhammad (2013:2)[27] “Dreamweaver merupakan suatu perangkat lunak web editor keluaran Adobe Sistem yang digunakan untuk membangun dan mendesain suatu website dengan fitur-fitur yang menarik dan kemudahan dalam penggunaannya”.

    Konsep Dasar Internet

    1. Pengertian Internet

    Menurut Priyanto Hidayatullah, dkk (2015 : 1)[22]Internet adalah jaringan global yang menghubungkan komputer-komputer di seluruh dunia. Dengan internet, sebuah komputer bisa mengakses data yang terdapat pada komputer lain di benua yang berbeda. Dengan internet, sebuah toko online bisa tetep terbuka selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu tanpa henti. Dengan internet, kejadian penting yang terjadi di suatu Negara bisa segera diketahui oleh orang lain di Negara yang berbeda.

    Internet (Interconnected Network) adalah jaringan komputer yang menghubungkan antar jaringan secara global, internet dapat juga disebut jaringan dalam suatu jaringan yang luas. Seperti halnya jaringan komputer lokal maupun jaringan komputer area, internet juga menggunakan protokol komunikasi yang sama yaitu TCP/IP (Transmission Control Protokol / Internet Protocol).

    2. Sejarah Internet

    Internet ialah jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), dimana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak tak terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol).

    Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan milliter. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Departement of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah di hancurkan.

    Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, dimana mereka membentuk satu jaringan terpadu pada tahun1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya. Oleh sebab itu ARPANET dipecah menjadi dua, yaitu “MILNET” untuk keperluan milliter dan “ARPANET” baru yang lebih kecil untu keperluan non-milliter seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.

    Konsep Dasar WEB

    Menurut Murad, dkk (2013:49)[15], ” Website adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.Pada awalnya aplikasi web dibangun hanya menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Language). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML seperti PHP dan ASP pada skrip dan Apllet pada objek. Aplikasi Web dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu aplikasi web statis dan dinamis. Web statis dibentuk dengan menggunakan HTML. Kekurangan aplikasi seperti ini terletak pada keharusan untuk memelihara program secara terus menerus untuk mengikuti setiap perkembangan yang terjadi. Kelemahan ini diatasi oleh model aplikasi web dinamis. Pada aplikasi web dinamis, perubahan informasi dalam halaman web dilakukan tanpa perubahan program tetapi melalui perubahan data. Sebagai implementasi, aplikasi web dapat dikoneksikan ke basis data sehingga perubahan informasi dapat dilakukan oleh operator dan tidak menjadi tanggung jawab dari webmaster.

    Arsitektur aplikasi web meliputi klien, web server, middleware dan basis data. Klien berinteraksi dengan web server. Secara internal, web server berkomunikasi dengan middleware dan middleware yang berkomunikasi dengan basis data. Contoh middleware adalah PHP dan ASP. Pada mekanisme aplikasi web dinamis, terjadi tambahan proses yaitu server menerjemahkan kode PHP menjadi kode HTML. Kode PHP yang diterjemahkan oleh mesin PHP yang akan diterima oleh klien.(Abdul Kadir, 2011).


    Study Pustaka (Literature Review)

    Studi pustaka (literature review) adalah deskripsi hasil tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti (peserta Tugas Akhir / Skripsi atau Jurnal) terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian lain mengenai objek atau tema yang sejenis dengan topik yang hendak diteliti / dibahas pada sebuah penelitian.

    Banyak penelitian yang sebelumnya membahas mengenai Absensi secara online dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan proses absensi secara online ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Di antaranya yaitu:

    1. Penelitian yang telah dijalankan oleh Tatang Subarja dari STMIK Raharja yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Karyawan Pada PT Lea Sanent Tangerang Berbasis Web”. Sistem ini dirancang menggunakan bahasa pemrograman PHP, database MYSQL, dan editor Dreamweaver. Untuk mempermudah proses pengabsenan dan rekap absen melalui sistem. Namun masih adanya celah yang terdapat di sistem ini yaitu keamanan absensi yang masih bisa di akses di luar perusahaan. Untuk itu penulis mengusulkan untuk membuat sistem yang standbye di tempat atau menambahkan mesin Fingerprint pada perusahaan tersebut.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Azka Almira dari STMIK Raharja yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Pegawai Berbasis WEB Pada SMA Negeri 4 Tangerang.” Sistem yang diusulkan pada penelitian ini menggunakan XAMPP, MySQL sebagai database, bahasa pemrograman PHP dan editor Macromedia Dreamweaver. Sistem ini sangat membantu petugas Tata Usaha dalam proses pengambilan absensi karyawan. Namun terdapat kekurangan dalam sistem ini yaitu karyawan yang terlambat pulang (dalam urusan pekerjaan) akan dihitung lembur oleh sistem. Penulis mengusulkan sistem yang berjalan saat ini untuk menambahkan hitungan waktu karyawan lemburan, agar semua karyawan yang terlambat pulang dihitung lembur oleh sistem.

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Cahyo Wibisono dari STMIK Raharja yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Online Untuk Menunjang Pelaporan Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang.” Sistem yang diusulkan pada penelitian ini menggunakan pemrograman PHP, database MySQL dan editor Dreamweaver MX. Sistem ini dirancang untuk menangani jika terjadi manipulasi dan kesalahan absensi, dan sistem dapat memperkecil jumlah waktu dan petugas dalam memproses data yang ada untuk pelaporan. Pada penelitian ini sudah ada kemajuan dengan menggunakan pemrograman basis Web dibanding penelitian sebelumnya.

    4. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyati dari Universitas Komputer Indonesia Bandung yang berjudul “Sistem Absensi Karyawan pada PT Varia Perdana Karya Bekasi.” Sistem yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Program Visual Basic 6.0 untuk memudahkan proses absensi yang dilakukan oleh petugas absensi sehari-hari. Namun sistem absensi yang ada belum dapat diimplementasikan seluruhnya karena pengaksesan data karyawan yang lama dan harus melakukan penginstalan pada masing-masing komputer.

    5. Penelitian yang dilakukan oleh Anjelina Anastasia Br. Tarigan dari STMIK Raharja yang berjudul “Analisa Sistem Informasi Absensi Online Guru Pada SMK Ricardo Auto Machine Tangerang”. Sistem yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini menggunakan XAMPP, MySQL sebagai database, bahasa pemrograman PHP dan editor Dreamweaver. Sistem informasi yang telah dibuat benar-benar berguna dan memudahkan pekerjaan petugas piket saat melakukan absensi. Namun, upaya tersebut belum bisa dipakai disetiap komputer karena belum terintegrasi dengan baik jika komputer admin sedang error maka tidak ada komputer cadangan yang merekap absen guru. Dengan ini sistem penelitian akan dilanjutkan dengan mengembangkan sebuah sistem yang dapat terintegrasi dengan baik.

    6. Penelitian yang dilakukan oleh Noval Aditya Muhammad, Febriliyan Samopa dan Radityo Prasetianto Wibowo pada tahun 2013, dengan judul “Pembuatan Aplikasi Presensi Perkuliahan Berbasis Fingerprint (Studi Kasus : Jurusan Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya)”. Penelitian ini membahas tentang Jurusan Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (JSI ITS) dewasa ini telah menerapkan sistem absensi berbasis fingerprint guna menunjang proses belajar mengajar, serta menanggulangi kecurangan presensi di kelas. Teknologi ini memang sedang marak dan sangat mendukung karena penerapannya tidak terlalu sulit lagipula terjangkau. JSI menggunakan perangkat keras VF30 fingerprint yang telah teraplikasi pada setiap ruang kelas. Sistem akan bekerja jika VF30 fingerprint diaktifkan oleh guratan sidik jari user, yang kemudian dikirim ke server untuk proses authentification dan recording. Sebuah web – based application akan menjadi wadah aplikasi VF30 dengan presensi akademik. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu menanggulangi masalah kecurangan presensi yang sering terjadi serta memberikan kemudahan untuk melakukan rekapitulasi presensi mahasiswa selama proses belajar mengajar setiap harinya. Namun JSI belum memaksimalkan penerapan presensi fingerprint tersebut karena belum memiliki aplikasi yang mengelola presensi tersebut, perlu adanya pengembangan lebih lanjut untuk memaksimalkan sistem yang telah dibuat.

    7. Jurnal dari Nevertety F. Papilaya, Inne Gartina Husein, N.Ali Hanifa pada Politeknik Telkom Bandung yang berjudul “Aplikasi Absensi dan Penggajian Pegawai”. Penelitian ini membahas mengenai perhitungan jam kerja dan gaji karyawan setiap bulanan. Pada penelitian ini penulis membangun aplikasi absensi dan penggajian pegawai berbasis web untuk memudahkan dari pihak kepegawaian dalam mengelola data absensi dan pihak keuangan dalam menghitung tambahan penghasilan para pegawai. Sistem yang dibangun menggunakan bahasa pemograman PHP dan HTML yang digunakan untuk membuat suatu situs web atau home page. Kelebihan dari aplikasi sistem ini yaitu, absensi dan penggajian karyawan ini dapat membantu pegawai BPMPD dalam mencatat presensi pegawai secara akurat dan lengkap, serta dapat membantu membuat laporan data tambahan penghasilan dan data presensi pegawai setiap bulannya. Namun, pada aplikasi ini belum bisa melakukan laporan secara realtime atau tepat waktu. perlu adanya tambahan pada aplikasi tersebut yaitu membuat perhitungan secara realtime untuk memudahkan laporan secara langsung jika diminta.


    8. BAB III

      PEMBAHASAN

      Gambaran Umum Perusahaan

      Sejarah Singkat PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia

      PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia pertama kali didirikan oleh Mr. Chui Jui Tang Berdiri mulai tahun 2001 yang berasal dari Negara Taiwan bergerak dalam bidang Makanan dan Minuman, mulai masuk ke Negara Indonesia pada tahun 2014 yang membuka toko di Supermall Karawaci Tangerang dengan nama brand DaYung’sTea dan pada tahun 2016 membuka cabang baru di Emporium Pluit Mall Jakarta Utara. Sejauh ini PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia sudah mempunyai 219 cabang toko di berbagai negara Asia seperti Malaysia, Indonesia dan China Negara asalnya sendiri. Minuman yang dijual pada DaYung’sTea sangat menjaga kualitas kesegarannya terutama bahan baku komposisi untuk membuat minumannya terbuat dari buah-buahan asli pilihan terbaik.

      Kerjasama yang baik antar pelanggan, mungkin sangat berpotensial sekali meningkatkan jaringan hubungan yang luas. Maka dari itu PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai kepercayaan yang telah diberikan oleh pelanggan dengan cara meningkatkan lagi mutu pelayanan dan hasil produk yang dibuatnya sendiri.

      Visi, Misi, dan Tujuan

      1. Visi

      Menjadi brand yang terkenal akan mutu dan kualitas kesegaran produknya dengan menghasilkan produk minuman yang fresh dan menyehatkan bagi rakyat Indonesia dan Internasional.

      2. Misi

      Membantu meningkatkan kualitas hidup dan mensejahterakan masyarakat Indonesia dengan memproduksi dan menjual minuman yang bermutu tinggi, sehat, halal dan aman bagi pelanggan. Memproduksi produk minuman jus untuk fungsi kesehatan tertentu (sebagai pangan fungsional), Tujuan :

      1. Memproduksi produk minuman dengan bahan buah-buahan pilihan yang segar setiap hari tanpa bahan pengawet.

      2. Meningkatkan citra dan nilai jual dalam lingkup nasional maupun internasional.

      3. Membuka lapangan kerja di lingkungan masyarakat.

      4. Memenuhi kebutuhan masyarakat yang selama ini tidak dapat menikmati produk jus dengan alasan kesegarannya.


      Struktur Organisasi

      Dalam mewujudkan Visi dan Misi PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia tersebut, perusahaan membagi tugas, wewenang, serta tanggung jawab yang dijabarkan dalam struktur organisasi di PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia sebagai berikut :


      Tugas dan Tanggung Jawab

      Masing-masing bagian pada struktur organisasi PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia memiliki tugas wewenang dan tanggung jawab tersendiri, adapun tugas dari masing-masing bagian sebagai berikut :

      1. Direktur

      A. Bertugas dalam memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan, memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer), menyetujui anggaran tahunan perusahaan, menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

      B. Bertanggung jawab atas kerugian PT yang disebabkan direktur tidak menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Atas kerugian PT, direktur akan dimintakan pertanggungjawabannya baik secara perdata maupun pidana. Apabila kerugian PT disebabkan kerugian bisnis dan direktur telah menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, maka direktur tidak dapat dipersalahkan atas kerugian PT.

      2. Manager

      A. Bertugas Mempertahankan staf dengan merekrut, memilih, mengorientasi dan melakukan pelatihan karyawan, menjaga lingkungan kerja yang aman, nyaman dan tertib, Menyelesaikan dan mengevaluasi kinerja staf dengan berkomunikasi, perencanaan, monitoring dan menilai hasil pekerjaan, Melakukan coaching, konseling dan mendisiplinkan karyawan, mengembangkan, mengkoordinasikan sistem, kebijakan, prosedur dan standar produktivitas, Menetapkan tujuan strategis dengan mengumpulkan bidang bisnis yang bersangkutan, keuangan, layanan, dan informasi, Mengidentifikasi dan mengevaluasi tren, memilih tindakan, mendefinisikan tujuan dan mengevaluasi hasil, Menyelesaikan tujuan keuangan dengan perencanaan kebutuhan, mempersiapkan anggaran tahunan, pengeluaran, menganalisis varians dan memulai tindakan korektifm, Mempertahankan kualitas layanan dengan menegakkan standar kualitas dan layanan pelanggan, menganalisis dan menyelesaikan kualitas dan layanan masalah pelanggan, merekomendasikan perbaikan sistem, Mempertahankan pengetahuan profesional dan teknis dengan menghadiri workshop pelatihan, meninjau publikasi profesional, membangun jaringan pribadi, benchmarking, berpartisipasi dalam sosial bermasyarakat secara profesional, Pengambilan keputusan, membuat rencana, menyusun organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan.

      B. Bertanggung Jawab menyelesaikan tujuan organisasi atau perusahaan dengan mengelola staf sesuai dengan departemen yang dia pimpin, bertanggung jawab tentang perencanaan dan evaluasi kegiatan sebuah organisasi atau perusahaan. Seseorang yang tanggungjawab utamanya adalah menjalankan proses atau fungsi manajemen, dengan membuat perencanaan serta mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, serta melakukan fungsi pengawasan terhadap manusia/pekerja, keuangan, aset fisik, serta informasi. Dalam pelaksanaan kegiatannya, seorang manajer harus dapat mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dengan banyak orang (staf).


      3. Supervisor

      A. Bertugas Mengatur kerjanya para bawahannya (staf), Membuat Job Deskriptions untuk Staf Bawahanya Bertanggung jawab atas hasil kerja Staf, Memberi motivasi kerja kepada Staf Bawahanya, Membuat Jadwal Kegiatan Kerja untuk karyawan, Memberikan Breafing bersama Staf, Membuat Planing Pekerjaan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Tahunan,

      B. Bertanggung Jawab membuat usulan promosi jabatan bagi Staf bawahannya, Supervisor memberikan reward (penghargaan) kepada Staf Bawahannya, Supervisor berhak memberikan Punishment (hukuman) untuk Staf Bawahannya.


      4. Karyawan

      A. Karyawan Bertugas dalam kegiatan berikut :

      Sebelum buka toko :

      1. Membersihkan area penjualan

      2. Merapihkan, menyusun, dan memajang menu

      3. Memeriksa kebersihan Fixture dan area penjualan lainnya

      4. Memeriksa kelengkapan label harga

      5. Memeriksa persediaan barang / stock barang

      6. Mengenakan semua perlengkapan kerja

      Selama operational toko :

      1. Menyambut pelanggan dengan senyuman dan sapaan yang ramah

      2. Menjaga dan merapihkan barang yang di jual

      3. Mengisi kembali barang yang telah di jual

      4. Mengambil alih tugas teman yang sedang cuti / off / sakit

      5. Mengucapkan terima kasih kepada pelanggan

      6. Menjaga keamanan aset keuangan toko

      7. Menjaga kebersihan area penjualan

      Menjelang tutup toko :

      1. Mengucapkan sapaan selamat malam dan terima kasih, Silahkan datang kembali kepada pelanggan.

      2. Mencatat data stok barang yang ada

      3. Menutup barang barang jualan dengan kain penutup

      4. Memastikan area penjualan tetap bersih

      5. Memastikan area penjualan aman dari bahaya kebakaran

      6. Mengikuti pengarahan dari atasan

      B. Karyawan Bertanggung Jawab dalam Mencapai produktivitas kerja yang maksimal, Mencapai Target Sales, Menjaga tingkat Shrinkage (angka kehilangan barang), Memberi informasi yang benar kepada pelanggan secara bijak, Menjaga kebersihan area penjualan.


      Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

      Untuk menganalisa sistem yang berjalan, penelitian ini menggunakan Software Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 6.4 Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram.

      Prosedur Sistem Yang Berjalan

      Pada analisa ini terdiri dari beberapa prosedur sistem yang sedang berjalan diantaranya yaitu :

      a. Prosedur penjualan

      1. Pelanggan yang datang ke toko dapat langsung memilih untuk melakukan pembelian jenis jus yang ada di toko.

      2. Karyawan menerima jenis produk yang sudah di pilih oleh pelanggan.

      3. Karyawan toko bagian kasir memasukan data ke komputer, setelah itu pelanggan melakukan pembayaran lalu struk belanja dan sticker pesanan produk keluar dari mesin struk penjualan dan srtruknya di berikan kepada pelanggan.

      4. Karyawan bagian juicer menerima sticker pesanan produk dari bagian kasir lalu membuat pesanannya dan memberikan langsung pada pelanggan.

      Gambar 3.2 : Ilustrasi Proses Sistem Penjualan Yang Berjalan

      b. Prosedur Pendataan Stok Barang

      Setiap hari saat pagi sebelum opening toko dan saat malam closing setelah tutup toko proses pendataan stok barang akan dihitung dan dicatat secara manual oleh karyawan dan rutin akan diperiksa oleh supervisor.

      Gambar 3.3 : Ilustrasi Proses Pendataan Stok Barang yang Berjalan


      Rancangan Sistem Yang Berjalan

      Analisa Sistem Yang Berjalan Pada Use Case Diagram

      Berikut adalah use case diagram yang sedang berjalan pada PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia.

      Gambar 3.4 : Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan

      Berdasarkan gambar 3.4 Use Case Diagram Sistem yang sedang berjalan terdapat :

      a. 1 (satu) sistem yang berjalan di PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia.

      b. 5 (lima) actor yang melakukan kegiatan, diantaranya : pelanggan, kasir, karyawan produksi, supervisor, manager pusat.

      c. 11 (sebelas) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut, diantranya : memesan produk, hitung pesanan dan memberi stiker pesanan, membayar pesanan, memberi struk atau kwitansi pesanan, menerima kwitansi pesanan, membuat produk dan memberikan pesanan ke pelanggan, menerima pesanan, mencatat stok barang, membuat laporan stok bahan baku, daftar pembelian bahan baku, menerima laporan stok dan daftar pembelian.


      Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Pada Activity Diagram

      Berikut ini adalah Activity Diagram sistem informasi yang sedang berjalan di PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia

      Gambar 3.5 : Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

      Berdasarkan gambar 3.5 Activity Diagram seperti di atas dapat dijelaskan seperti di bawah ini :

      a. 1 (satu) initial node, objek yang diawali.

      b. 11 (sebelas) activity yang dilakukan, diantaranya : memesan produk, hitung pesanan dan memberi stiker pesanan, membayar pesanan, memberi struk atau kwitansi pesanan, menerima kwitansi pesanan, membuat produk dan memberikan pesanan ke pelanggan, menerima pesanan, mencatat stok barang, membuat laporan stok bahan baku, daftar pembelian bahan baku, menerima laporan stok dan daftar pembelian.

      c. 1 (satu) final node, aktifitas yang diakhiri.

      Analisa Sistem Yang Berjalan Pada Sequence Diagram

      Berikut adalah Sequence Diagram sistem informasi yang sedang berjalan pada PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia

      Gambar 3.6 : Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan

      Berdasarkan gambar 3.6 Sequence Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

      a. 5 (lima) aktor yang melakukan kegiatan diantaranya: pelanggan, kasir, karyawan produksi, supervisor, manager pusat.

      b. 12 (dua belas) Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.


      Konfigurasi Sistem Berjalan

      Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan oleh PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia :


      Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

      1. Processor: CORE 2 DUO

      2. Monitor: LCD

      3. Mouse: USB 2.0

      4. Keyboard: Logitech USB

      5. RAM: 1 GB

      6. Harddisk: 250 GB

      7. Printer: Epson T11

      Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

      1. 1Microsoft Windows 7 (Operating System).

      2. Microsoft Office 2007/2010.

      3. Google Chrome (Browser).

      4. Mozilla Firefox.

      5. Point Of Sales System (POS).

      Hak Akses (Brainware)

      Dalam penggunaan perangkat software untuk mengolah data yang diperbolehkan untuk mengakses dan mengolah data di sistem adalah :

      1. Manager Pusat

      2. Supervisor

      3. Karyawan bagian kasir


      Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

      Permasalahan Yang Dihadapi

      Sistem pencatatan data stok barang di PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia saat ini masih dengan pencatatan yang manual yang dilakukan secara berkala setiap hari pada saat akan membuka toko dan menutup toko, masih bisa dikatakan bahwa proses tersebut masih belum optimal, dikarenakan seringnya terjadi beberapa kesalahan pencatatan data stok disebabkan kurangnya ketelitian karyawan itu sendiri (human error). Pada proses yang berjalan terlihat bahwa masalah yang sering muncul dari proses tersebut disebabkan belum adanya sistem informasi yang dirancang khusus untuk digunakan dalam pendataan stok barang yang terkomputerisasi yang dapat mengurangi masalah yang sering terjadi tadi dan dapat mempermudah kinerja karyawan dalam mengolah data laporan stok barang jadi.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      Setelah meneliti dan mengamati dari permasalahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan, Adapun alternatif pemecahan masalah yang peneliti usulkan adalah sebagai berikut :

      1. PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia harus menerapkan sistem informasi pengolahan data yang terkomputerisasi.

      2. Pencatatan data stok barang jadi seharusnya terinput ke komputer dan termonitoring langsung oleh pusat sehingga mencegah terjadinya kehabisan stok barang jadi.

      3. Merancang Sistem informasi berbasis web yang terintegrasi dengan kantor pusat agar pemberian informasi minimum stok dapat dicek langsung oleh Manager pusat. Disaat stok barang jadi telah hampir habis maka supplier dari Manager pusat sudah bersiap melakukan pengiriman barang yang diperlukan toko sebelum stok barang tersebut habis (sold out).


      BAB IV

      PENUTUP


      Kesimpulan

      Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan juga berdasarkan hasil pengamatan peneliti dari rumusan masalah mengenai Analisa Sistem Informasi Remainder Monitoring Barang Jadi pada PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia, maka dapat diambil kesimpulan dari rumusan masalahnya sebagai berikut :

      1. Apakah sistem informasi yang berjalan saat ini di PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia dalam hal reminder dan pendataan data inventory sudah ter-monitoring dengan baik?

        Sistem pencatatan data stok barang di PT. Dayungs Food and Beverage Indonesia saat ini masih dengan pencatatan yang manual yang dilakukan secara berkala setiap hari pada saat akan membuka toko dan menutup toko, pengingat atau remindernya sendiri masih dilihat atau di monitoring manual dari stok barang yang terlihat hampir habis.</p>
      2. Apa saja kendala yang sering terjadi pada sistem informasi yang berjalan saat ini ?

        Masih bisa dikatakan bahwa proses tersebut masih belum optimal, dikarenakan seringnya terjadi beberapa kesalahan pencatatan data stok disebabkan kurangnya ketelitian karyawan itu sendiri (human error).</p>
      3. Apa saja kebutuhan yang diperlukan untuk mempermudah jalannya sistem informasi tersebut?

        Pada proses yang berjalan terlihat bahwa masalah yang sering muncul dari proses tersebut disebabkan belum adanya sistem informasi yang dirancang khusus untuk digunakan dalam pendataan stok barang yang terkomputerisasi yang dapat mengurangi masalah yang sering terjadi tadi dan dapat mempermudah kinerja karyawan dalam mengolah data laporan stok barang jadi.</p>

        </ol>


        Saran

        Dari analisa sistem yang dilakukan peneliti memberi solusi yang diharapkan mampu memberikan perbaikan terhadap sistem yang ada saat ini diantaranya adalah :

        1. PT. Dayungs Food and Beverange Indonesia harus menerapkan sistem informasi pengolahan data yang terkomputerisasi yang dapat dikembangkan lebih luas mengenai sistem pencatatan stok barang jadi yang sudah terhubung dengan sistem manager pusat, agar pemberian informasi minimum stok berupa email atau berupa notifkasi bisa dapat dicek langsung oleh Manager pusat. Maka disaat stok barang jadi telah hampir menipis dan habis supplier dari Manager pusat sudah bersiap melakukan pengiriman barang yang diperlukan toko sebelum stok barang tersebut habis (sold out).

        2. Peneliti berharap agar pihak PT. Dayungs Food and Beverange Indonesia menerima usulan untuk dibuatnya sistem informasi pengolahan data yang terkomputerisasi agar dapat memberi solusi terhadap masalah-masalah yang ada pada proses sistem yang berjalan saat ini.

        3. Untuk mencegah kesalahan input data jika sudah ada sistem informasi pengolahan data yang terkomputerisasi maka diperlukan adanya user yang menguasai tekhnologi komputer agar dapat bekerja lebih maksimal.


        DAFTAR PUSTAKA

        1. Sutabri,Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi Offset.
        2. Jogiyanto,HM. 2010. Analisa dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:Andi Offset
        3. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
        4. Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2009. Sistem Informasi Teknologi, Yogyakarta: Andi Offset.
        5. Kadir,Abdul. 2009. Membuat Aplikasi Web dengan PHP dan Database MySQL. Yogyakarta: Andi Offset.
        6. 6,0 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : CV Andi Offset.
        7. 7,0 7,1 7,2 7,3 Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : CV Andi Offset.
        8. Henderi, Maimunah, Randy Andrian. 2011. “Desain Aplikasi E-Learning sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics”. Journal CCIT Vol-4 N0.3 – Mei 2011. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
        9. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta : Bumi Aksara.
        10. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.
        11. Yuliastrie, Nenden Dewi, Junaidi, Khana Tiara. 2013. Sistem Pakar Monitoring Inventory Control Untuk Menghitung Harga Jual Efektif Dalam Meningkatkan Keuntungan. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan.
        12. 12,0 12,1 12,2 Rosa, A.S. dan M. Shalahuddin. 2014. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung : Informatika Bandung.
        13. 13,0 13,1 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.
        14. Henderi, Maimunah, Randy Andrian. 2011. “Desain Aplikasi E-Learning sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics”. Journal CCIT Vol-4 N0.3 – Mei 2011.
        15. 15,0 15,1 Murad. Dina. Fitria. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
        16. 16,0 16,1 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta : PT Smart Grafika.
        17. 17,0 17,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.
        18. Simarmata. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta : CV Andi Offset.
        19. Mall. 2010
        20. Rahardi, Majid. Lukito Edi Nugroho. Ridi Ferdiana. 2016. Perancangan Sistem Group Tracking Pada Aktivitas Touring Berbasis Mobile. Yogyakarta : STMIK AMIKOM
        21. 21,0 21,1 Yasin, Ferdi. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Jakarta : Mitra Wacana Media.
        22. 22,0 22,1 22,2 22,3 22,4 Hidayatullah. Priyanto, Jauhari. Khairul Kawistara. 2015. “Pemograman Web“. Bandung : Informatika.
        23. Wahana Komputer. 2012. Panduan Aplikatif dan Solusi (PAS) Mudah Membuat Portal Berita Online Dengan PHP & MySQL. Yogyakarta : CV Andi Offset.
        24. Supardi, Ir. Yuniar. 2015. Semua Bisa Menjadi Programmer Android Case Study. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
        25. Sidiq, Betha dan Pohan, Husni Iskandar. 2012. Pemrograman WEB dengan HTML. Bandung : Informatika Bandung.
        26. Tim EMS. 2013. Pemrograman Mobile dengan PhoneGap. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
        27. Sadeli. Muhammad. 2013. “Dreamweaver CS6 untuk Orang Awam”. Palembang : Maxikom.


        LAMPIRAN-LAMPIRAN

    Contributors

    Indrianingrum