KP1133468638: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Baris 640: Baris 640:
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">'''3. Pengolahan Data'''</p></div><div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:3)<ref name="Sutabri">Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.</ref>, Pengolahan data dapat diuraikan berikut ini:</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">'''3. Pengolahan Data'''</p></div><div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:3)<ref name="Sutabri">Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.</ref>, Pengolahan data dapat diuraikan berikut ini:</p></div>
  
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">
 
<ol><li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Penyimpanan Data (''Data Storage'') meliputi Pekerjaan Pengumpulan (''Filing''), Pencarian (''Searching''), untuk Pemeliharaan (''Maintenance''). Data disimpan di dalam suatu tempat yang biasanya dinamakan file. File bisa berbentuk ''map, ordner, disket, tape, hard disk'', dan lainnya. Sehingga pada suatu catatan (''record'') dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Agar memperoleh kemudahan untuk Pencarian data (Searching) dari dalam file, maka file tersebut dibagi menjadi 2 (dua) jenis file, yaitu:</li>
 
<ol><li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Penyimpanan Data (''Data Storage'') meliputi Pekerjaan Pengumpulan (''Filing''), Pencarian (''Searching''), untuk Pemeliharaan (''Maintenance''). Data disimpan di dalam suatu tempat yang biasanya dinamakan file. File bisa berbentuk ''map, ordner, disket, tape, hard disk'', dan lainnya. Sehingga pada suatu catatan (''record'') dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Agar memperoleh kemudahan untuk Pencarian data (Searching) dari dalam file, maka file tersebut dibagi menjadi 2 (dua) jenis file, yaitu:</li>
 
<ol><li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">File Induk (''Master File'')<br>Data permanent yang umumnya hanya dibentuk satu kali saja dan digunakan untuk pengolahan data, contohnya: nama, nim, alamat.</li><li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">File Transaksi (''Detail File'')<br>Data-data temporer terhadap suatu periode atau pada suatu bidang kegiatan atau periode yang dihubungkan dengan bidang kegiatan.</li></ol>
 
<ol><li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">File Induk (''Master File'')<br>Data permanent yang umumnya hanya dibentuk satu kali saja dan digunakan untuk pengolahan data, contohnya: nama, nim, alamat.</li><li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">File Transaksi (''Detail File'')<br>Data-data temporer terhadap suatu periode atau pada suatu bidang kegiatan atau periode yang dihubungkan dengan bidang kegiatan.</li></ol>

Revisi per 3 Januari 2015 08.57


PROTOTYPE MONITORING KEAMANAN RUANG KASIR

DENGAN CAMERA CAPTURE MELALUI TWITTER

BERBASIS RASPBERRY PI


LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK


Logo stmik raharja.jpg



OLEH:

1133468638 ANDRI AHMAD GOZALI



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)



LEMBAR PERSETUJUAN



PROTOTYPE MONITORING KEMANAN RUANG KASIR

DENGAN CAMERA CAPTURE MELALUI TWITTER

BERBASIS TWITTER



Diajukan guna melengkapi sebagian syarat untuk mengikuti KKP pada Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

STMIK Raharja Tahun Akademik 2014/2015.


Disusun Oleh :

NIM : 1133468638

NAMA : Andri Ahmad Gozali



Tangerang, 28 Desember 2014



Dosen Pembimbing




( Ageng Setiani Rafika, S.Kom )

NID. 13003



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA



LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK


Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM
: 1133468638
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative Technology


Menyatakan bahwa Kuliah Kerja Praktek ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Kuliah Kerja Praktek yang telah dipergunakan untuk melanjutkan dalam pembuatan Skripsi baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 28 Desember 2014
Andri Ahmad Gozlai
NIM. 1133468638

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Dewasa ini penggunaan kamera pengawas sudah sangat populer karena kebutuhan pasar dan pemanfaaantnya sangat banyak terutama sebagai alat monitoring dan sebagai bagian dari sistem keamanan rumah, kantor, pabrik dan lain - lain. Kamera pengawas yang ada saat ini menggunakan komputer sebagai pengontrol dan sebagai media penyimpanan (storage) sehingga membutuhkan suatu biaya yang mahal untuk pemasangannya. Kamera pengawas yang dirancang pada Proyek Akhir ini menggunakan Raspberry Pi tipe B, Sensor PIR, Webcam Logitech C 170, SD Card, Twitter, OS Raspbian, serta Bahasa Pemrograman Python. Input data akan dilakukan secara otomatis oleh sensor PIR yang mendeteksi keberadaan manusia di area sekitar jangkaunnya secara berkala. Output 3.3 - 5 volt (high) akan dihasilkan apabila sensor mendeteksi manusia berada di area sekitar jangkaunnya. Sebaliknya Output 0 volt (Low) akan dihasilkan bila tidak mendeteksi gerakan manusia di area sekitar jangkaunnya. Kemudian input tersebut akan diproses oleh Raspberry Pi sebagai input untuk melakukan proses pengambilan gambar atau tidak. Hasil implementasi dalam Proyek Akhir ini adalah berupa kamera pengawas yang akan melakukan pengambilan gambar dalam format (.jpg) secara terus-menerus apabila sistem input kamera pengawas mendeteksi keberadaan manusia di area sekitar jangkaunya. Hasil pengambilan gambar disimpan di dalam SD Card yang sudah terintegrasi dengan sistem. Kemudian memberikan report dengan notifikasi secara real-time melalui aplikasi twitter.

Kata Kunci: Kamera pengawas, Raspberry Pi, USB Webcam, Raspbian, Sensor PIR.

ABSTRACT

Nowdays, utilizing surviellence camera was very popular because of market needs and it has many usefull as a monitoring and as a part of security system at home, office, and manufactory. The existing surviellence camera using computer as a control system and as a media storage so that need a high cost for implementation. At this final project using of Raspberry Pi tipe B, PIR sensor, webcam Logitech C 170, SD Card, Twitter, Raspbian operating system, and python programming. Automatic input data is performe d by PIR sensor that will detected human around of range area frequently. Output 3.3 - 5 volt (High) will be generated when sensor detected the human around of range area. Otherwise 0 volts output ( Low) will be generated when sensor not detected the human around of range area. The input will be processing by Raspberry Pi using python programming that has made to a command to capture or not implemetation outcome of this final project is a surveillance camera that will capture image in (.jpg) format when the input system detected human around of range. Capture result will save into SD Card that integrated with system. Then giving a report with notifications through twitter apps.

Keywords : Surviellence Camera, Raspberry Pi, USB Webcam, Raspbian, PIR sensor.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Penulisan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini disusun sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan dan mengikuti Skripsi. Sebagai bahan penulisan, penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Penulis pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang mulia ini, izinkan penulis menyampaikan pujian dan ucapan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  4. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom selaku pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan KKP ini.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  6. Kedua Orang Tua Kakak dan semua saudara dari keluarga yang telah support dukungan baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) pada semester ini.
  7. Dari rekan-rekan di HIMASIKOM yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini.
  8. Dari teman-teman seperjuangan yang telah memberikan saya semangat dalam menyelesaikan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini.
  9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan KKP ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penulis untuk menyempurnakan nya di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.


Tangerang, 28 Desember 2014
Andri Ahmad Gozali
NIM. 113348638

Daftar isi


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Simbol Use Case Diagram

Tabel 2 Simbol Activity Diagram

Tabel 3 Simbol Sequence Diagram

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype

Tabel 3.1 Jurusan atau Program Study Pada STMIK Raharja

Tabel 3.2 Jurusan atau Program Study Pada AMIK Raharja

Tabel 3.3 Keterangan Cara Kerja Masing-Masing Komponen

Tabel 3.4 Status LED

Tabel 3.5 Pin GPIO

Tabel 3.6 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.8 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.9 Final Elisitasi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Teknologi Sistem Informasi

Gambar 2.1 Kualitas Informasi

Gambar 2.2 Siklus Informasi

Gambar 2.3 Komponen Sistem Informasi

Gambar 2.4 Empat Klasifikasi Dalam E-Commerce

Gambar 2.5 Logo Airzone

Gambar 2.6 Peringkat Airzone di Alexa

Gambar 2.7 Mekanisme Kerja Aplikasi E-Commerce

Gambar 3.1 Perguruan Tinggi Raharja

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Akademik Perguruan Tinggi Raharja

Gambar 3.4 Wewenang dan Tanggung Jawab

Gambar 3.5 Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.6 Activity Diagram Admin Sistem Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.7 Activity Diagram Customer Sistem Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.8 Sequence Diagram Amin Sistem Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.9 Sequence Diagram Amin Sistem Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.10 Tampilan Awal airzone.me

Gambar 3.11 Tampilan register Airzone

Gambar 3.12 Tampilan Login User Airzone

Gambar 3.13 Tampilan Utama User Airzone

Gambar 3.14 Tampilan Contoh Product Airzone

Gambar 3.15 Tampilan Login Admin Airzone

Gambar 3.16 Tampilan Dashboard Admin Airzone

DAFTAR SIMBOL
Daftar Simbol Use Case Diagram.png

Tabel 1 Simbol Use Case Diagram

Daftar Simbol Activity Diagram.png

Tabel 2 Simbol Activity Diagram

Daftar Simbol Sequence Diagram.png

Tabel 3 Simbol Sequence Diagram

BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Kemajuan teknologi informatika menawarkan organisasi kemudahan dalam menyediakan sebuah solusi baru sebagai alat bantu yang cukup baik bagi perbaikan sistem yang kurang ideal. Peran teknologi dalam organisasi mengalami eskalasi yang signifikan sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan organisasi dalam mengakomodasi di setiap aspek bagi kehidupan manusia.

Sebuah organisasi terkadang tidak menjalankan sistem yang optimal. Banyak organisasi dalam pelaksanaannya, berjalan dari sistem yang statis. Maka, diperlukan sebuah regenerasi sistem agar teknologi lebih maksimal.

Pada dasarnya, sistem komputerisasi dapat berjalan dalam organisasi praktis tidak terlepas dari komponen elektronika pada perangkat elektronik yang saling terhubung dan mendorong progres bagi teknologi informatika. Tujuannya, agar dapat mendukung peningkatan mutu pelayanan bagi suatu organisasi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dari pekerjaan manusia.

Setiap manusia menghendaki situasi keamanan yang selalu kondusif. Berbagai cara dilakukan untuk keamanan pada suatu tempat atau ruangan. Faktanya, keamanan pada suatu tempat atau ruangan masih dapat dibobol ketika berada dalam keadaan kosong. Sehingga, obyek yang ada di dalam belum diketahui secara langsung untuk menjaga keamanan secara intensif. Artinya, setiap aktivitas dari obyek yang masuk tidak dapat teridentifikasi. Keterbatasan fisik seseorang dan teknologi yang masih kurang mendukung (low monitoring security) berpengaruh terhadap setiap aktivitas organisasi.

Perguruan Tinggi Raharja adalah instansi yang bergerak pada bidang IT (information technology). Teknologi yang berjalan harus dapat meliputi semua aspek tidak hanya pelayanan tetapi keamanan bagi suatu pekerjaan. Pekerjaan tanpa sistem dan teknologi dapat menjadi sebuah hambatan bagi ruang lingkup suatu organisasi karena masih menggunakan sistem manual.

Pada suatu pekerjaan yang umumnya adalah ruang khusus (privacy) yang tidak diizinkan orang dapat masuk ke dalam, kecuali hanya pegawai. Seperti ruang kasir, terkadang dalam kapasitasnya membutuhkan pegawai lain untuk menggantikan fungsi tugas kepengawasan dalam suatu ruangan

Ruang kasir memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan bagi mahasiswa dalam mengurus hal-hal yang berkaitan dengan keuangan. Tempat yang memfasilitasi bidang pelayanan yang menyangkut keuangan, memerlukan sistem monitoring untuk memproteksi keamanan suatu ruang, dan sistem antisipasi untuk mengirim notifikasi keamanan yang real-time.

Keresahan bila meninggalkan ruangan dalam keadaan kosong, maka bagian dalam ruangan tidak dapat dimonitoring langsung secara real-time. Misalnya ketika harus keluar ruangan untuk alasan atau keperluan tertentu. Mengunci pintu adalah antisipasi yang umum dilakukan jika harus keluar. Cara itu dirasakan masih kurang efektif untuk menjaga keamanan ruangan. Dimana yang harus diperhatikan yakni setiap obyek yang masuk ke dalam sebuah ruangan tidak dimonitoring setiap waktu karena faktor kemampuan pengamatan fisik panca indra manusia yang sangat terbatas. Karena itulah, sistem komputerisasi pada teknologi begitu menduduki peran sentral untuk mendukung seluruh aktivitas organisasi terhadap suatu pekerjaan manusia.

CCTV (Closed Circuit Television) adalah salah satu cara yang paling banyak diminati untuk memantau keamanan dalam suatu ruangan. Namun bukan berarti CCTV bukan tanpa masalah, permasalahan pada CCTV yaitu pemakaian di kamera yang dapat memakan storage terlalu banyak, artinya kamera video pada CCTV terus merekam meskipun tidak ada yang terjadi di dalam suatu ruangan. Tentu permasalahan ini harus dapat ditanggulangi untuk meminimalisi pemakaian storage. Motion detection atau identifikasi gerak adalah solusinya, artinya kamera dapat melakukan capture gambar hanya ketika saat terjadinya sebuah pergerakan. Dimana setiap obyek yang akan masuk ke dalam akan senantiasa teridentifikasi setiap pergerakannya.

Berdasarkan uraian dan permasalahan itu, muncul sebuah pemikiran untuk membuat judul “Prototype Monitoring Keamanan Ruang Kasir Dengan Camera Capture Melalui Twitter Berbasis Raspberry Pi”. Diharapkan dari penerapannya dapat memberikan akses kemudahan untuk mengidentifikasi seseorang yang tidak memiliki otoritas dan kepentingan tanpa izin dari staf pegawai kasir jika ada yang mencoba masuk ke dalam. Untuk itulah, diperlukan alat untuk memberitahukan kepada pegawai kasir tentang kejadian yang terjadi di dalam ruangan dengan memberikan report berupa notifikasi ketika ruangan tidak berada dalam pengamatan langsung. Pendeteksian suatu alat ini, memanfaatkan sensor PIR (Passive Infra Red) dan kamera webcam yang diprogram dengan menggunakan Raspberry Pi. Dengan notifikasi melalui twitter yang terhubung pada perangkat wireless. Sehingga pegawai kasir mampu mengetahui lebih awal mengenai kejadian yang terjadi dan kemudian mengambil tindakan tepat untuk mengatasinya.


Perumusan Masalah

Dalam memberikan pengawasan dengan menggunakan kamera terhadap Ruang Kasir dibutuhkan alat yang dapat bekerja dengan menangkap setiap kejadian dalam Ruang Kasir

Berdasarkan dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil kesimpulan untuk perumusan masalah secara umum, dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Bagaimana untuk merancang dan membuat sebuah alat menggunakan Raspberry Pi dan rangkaian elektronika yang dapat difungsikan sebagai alat pendeteksi keamanan ruang kasir pada Perguruan Tinggi Raharja?

  2. Bagaimana untuk merancang dan membuat sebuah alat menggunakan Raspberry Pi dan rangkaian elektronika yang dapat difungsikan sebagai alat monitoring keamanan ruang kasir pada Perguruan Tinggi Raharja?

  3. Bagaimana komunikasi Raspberry Pi dengan alat yang dikontrol?

  4. Bagaimana cara kerja dari kamera agar dapat capture otomatis?


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Individual

  1. Menerapkan ilmu yang di dapat dari jurusan Sistem Komputer.

  2. Sebagai syarat kelulusan mata kuliah KKP (Kuliah Kerja Praktek).

  3. Sebagai prasyarat untuk mata kuliah Skripsi.

2. Tujuan Fungsional

  1. Merancang atau membuat sebuah rangkaian dengan kamera webcam untuk monitoring keamanan ruang dengan capture gambar otomatis.

  2. Merancang atau membuat rangkaian dapat mendeteksi dan mengirim notifikasi jarak jauh terhadap keberadaan orang dalam sebuah ruang.

3. Tujuan Operasional

  1. Untuk lebih meningkatkan level dan efisiensi yang sebelumnya tidak menggunakan perangkat elektronika apapun di dalam sebuah sistem monitoring keamanan ruang kasir di Perguruan Tinggi Raharja.

  2. Untuk mengukur kemampuan apakah penulis dapat merancang atau membuat prototype sebuah alat monitoring keamanan ruang dengan kamera webcam yang mampu memberikan notifikasi langsung untuk mendeteksi keberadaan seseorang yang masuk ke dalam ruang kasir.

  3. Untuk mengembangkan sistem pada kamera CCTV konvensional dari bentuk file video menjadi bentuk file gambar. file yang akan dikirim berupa file gambar yang dapat mengurangi besar pemakaian storage. file gambar yang tersimpan cendrung lebih kecil daripada file video.


Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Individual

  1. Secara individu, manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi peneliti mengenai interaksi antara Raspberry Pi (minicomputer) dengan sebuah perangkat yang dikontrol.

  2. Secara teknis dapat mengetahui cara kerja sistem yang dikendalikan menggunakan Raspberry Pi (minicomputer) dan memahami interaksi antara perangkat tambahan dan peralatan pendukung yang dikontrol.

2. Manfaat Fungsional

  1. Kamera akan capture gambar otomatis pada saat mendeteksi adanya gerakan pada obyek dan memberikan informasi pada setiap kejadian secara real-time kepada pegawai kasir yang berada dari luar ruangan.

  2. Kamera akan mengirimkan hasil capture gambar pada waktu saat ini melalui twitter pada perangkat smartphone yang terkoneksi jaringan.

3. Manfaat Operasional

  1. Dapat memberikan perasaan aman dan nyaman bagi staf kasir untuk bisa berpergian di manapun dan kapanpun. Sehingga staf kasir tidak harus khawatir dengan situasi ruangan pada saat ditinggalkan keluar.

  2. Dapat menggantikan tugas dan fungsi pengawasan yang lebih efektif dengan menggunakan konsep camera capture dan motion detection, dalam mengirimkan notifikasi langsung yang cepat, tepat, dan akurat kepada staf kasir ruangan secara real time tentang keberadaan orang.

  3. Menghemat tenaga manusia karena alat ini bersifat emedded system.


Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai pembatasan pembahasan atas penyusunan laporan ini untuk tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka penulis hanya memberikan ruang lingkup penelitian yang dibatasi antara lain yaitu pada:

  1. Monitoring keamanan ruang dengan menggunakan kamera yang hanya capture melalui twitter. Menggunakan sistem monitoring yang berbasis Raspberry Pi (minicomputer) dan dengan mengambil input berdasarkan identifikasi gerakan (motion detection) dengan sensor inframerah pasif.
  2. Pengontrolan hanya sebatas adanya koneksi pada jaringan dari wireless.
  3. Pengontrolan yang dilakukan sebatas mengaktifkan dan menonaktifkan sistem sebuah kamera webcam bukan berupa pergerakan pada kamera.
  4. Implementasi dilakukan pada ruang kasir di Perguruan Tinggi Raharja.


Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan perancangan dalam penulisan KKP (Kuliah Kerja Praktek) ini, maka dilaksanakanlah sebuah penelitian sehingga dapat memperoleh dan mencapai suatu hasil akhir sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah:

Metode Pengumpulan Data

  1. Pengamatan (Observation)

    Observasi dilakukan dan menghasilkan keamanan ruang kasir masih manual tanpa adanya CCTV. Pada CCTV konvensional setiap obyek yang nampak di kamera akan terus direkam secara kontinu ke dalam format file video, media storage yang disimpan video menjadi besar.

  2. Wawancara

    Penulis melakukan rangkaian proses tanya-jawab kepada pihak yang beraktivitas dalam lingkungan KKP untuk lebih mengetahui kondisi dan permasalahan yang ada, tepatnya dari segi keamanan sistemnya.

  3. Studi Pustaka

    Pada metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi dengan mencatat dan mempelajari buku-buku yang berkaitan sesuai dengan penelitian untuk mencari dan mendapatkan berbagai sumber-sumber kajian. Pengumpulan data juga, penulis lakukan dengan melakukan pencarian dari situs internet atau mengumpulkan data dari informasi langsung di Ruang Kasir pada Perguruan Tinggi Raharja yang dapat mendukung dalam suatu penelitian yang berkaitan dengan penulisan KKP baik perencanaan, percobaan, pembuatan, penyusunan laporan.


Metode Analisa

Pada metode ini penulis menganalisa dari sistem-sistem yang sudah ada dengan membuat beberapa poin pertimbangan seperti bagaimana sistem dapat bekerja (cara kerja sistem), apa saja komponen yang membangun sebuah sistem dapat berjalan, dan apa kekurangan pada sistem tersebut.


Metode Perancangan

Pada metode ini penulis dapat mengetahui bagaimana sistem dirancang dan komponen apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sistem ini.


Metode Prototype

Dalam KKP (Kuliah Kerja Praktek) metode prototype yang digunakan adalah metode prototype evolutionary karena metode dari prototype ini secara kontinu/terus-menerus dikembangkan hingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh sistem.


Sistematika Penulisan

Penulis mengelompokan isi materi laporan ini menjadi beberapa bab yang masing-masing saling berkaitan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya, sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang utuh dengan sistematika penyampaian yang dapat dibagi, sebagai berikut:


BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan suatu masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.


BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisikan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang akan dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review.


BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan gambaran umum dan sejarah singkat Perguruan Tinggi Raharja, struktur organisasi, tugas serta tanggung jawab dari masing-masing bagian. Dan juga berisi suatu pembahasan, perancangan sistem dan juga cara kerja rangkaian alat secara keseluruhan.


BAB IV PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penelitian yang dilakukan untuk sebuah sistem yang dianalisa pada Perguruan Tinggi Raharja berdasarkan dengan data-data yang diperoleh.


DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini, berisi study pustaka sebagai referensi untuk menyusun laporan KKP (Kuliah Kerja Praktek) digunakan untuk mencari informasi dalam penelitian.

DAFTAR LAMPIRAN

Merupakan daftar yang memuat secara keseluruhan lampiran-lampiran yang dapat melengkapi dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) bagi peneliti.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Sistem memiliki beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Komponen subsistem atau sistem-sistem bagian pada suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berinteraksi dan berhubungan dalam membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran mampu tercapai

Ada beberapa definisi sistem menurut pendapat ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Sistem

Menurut Jogiyanto yang mengutip dalam buku yakub (2013:9)[1], “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari sebuah prosedur-prosedur yang saling berhubungan, saling berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu”.

Menurut Sutabri (2012:22)[2], “Secara sederhananya, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur dan komponen, atau variabel yang terorganisir untuk saling berinteraksi dan berhubungan, saling tergantung satu sama lain, dan saling terpadu”.

Menurut Hartono (2013:9)[3], ”Sistem yang berarti himpunan dari berbagai macam bagian atau elemen, dengan saling berhubungan secara teroganisasi berdasarkan fungsi-fungsinya, menciptakan satu kesatuan”

Menurut Taufiq (2013:2)[4], “Sistem adalah suatu kumpulan pada sub-sub sistem yang abstrak maupun sistem yang fisik yang akan saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk memperoleh suatu tujuan tertentu”.


2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[2], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)
    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kalangsungan hidup dari sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface)
    Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input)
    Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran Sistem (Output)
    Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
  7. Pengolahan Sistem (Process)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  8. Sasaran Sistem (Objective)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Karakteristiksistem_zps25398297.jpg

Sumber: Sutabri (2012:22)[2]

Gambar 2.1. Karakteristik Sistem


3. Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8)[4], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
    Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.
    Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.
    Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.
  2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan
    Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.
  3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
    Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

  4. 8edb6af8-7756-43ba-a23c-6b089d0fe700_zpsdc96d05a.png

    Sumber: Taufiq (2013:9)[4]

    Gambar 2.2. Sistem Tertutup

    sistemtertutup_zps8645633b.png

    Sumber: Taufiq (2013:9)[4]

    Gambar 2.3. Sistem Terbuka


  5. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
    Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya.
    Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.
  6. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
    Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.
  7. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi
    Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.
  8. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia
    Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini,misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.
  9. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
    Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.


4. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5)[4], tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya. Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.


5. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:27)[2], Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

  1. Mengenali adanya kebutuhan
    Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
  2. Pembangunan sistem
    Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
  3. Pemasangan sistem
    Setalah tahap pembangunan sistem selesai,sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.
  4. Pengoperasian sistem
    Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
  5. Sistem menjadi usang
    Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

Daurhidupsistem_zpsb1d6860c.png

Sumber: Sutabri (2012:29)[2]

Gambar 2.4. Daur Hidup Sistem


Konsep Dasar Analisa Sistem

Analisis sistem sangat bergantung pada teori sistem umum sebagai landasan konseptual. ada banyak pendekatan untuk analisis sistem dan pada dasarnya memiliki tujuan sama, yaitu memahami sistem yang rumit kemudian melakukan modifikasi. Hasilnya modifikasi berupa subsistem baru, komponen baru atau serangkaian transformasi baru.

Ada beberapa definisi analisa sistem menurut pendapat ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:156)[4], “Analisis Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

Menurut Rosa (2013:18)[5], “Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Menurut Henderi (2011:322)[6], “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.


2. Langkah-langkah Analisis Sistem

Menurut Taufiq (2013:159)[4], untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.

Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem Menurut Whitten L. Jeffery (2004) yang dijelaskan pada gambar dibawah ini:

LangkahAnalisisSistem_zps2913a34e.jpg

Sumber: Taufiq (2013:160)[4]

Gambar 2.5. Langkah Analisis Sistem

  1. Definisi Lingkup
    Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase survey (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.
  2. Analisis Masalah
    Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan.
    Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya.
  3. Analisis Persyaratan
    Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternatif, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.” Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.
  4. Desain Logic
    Tidak semua proyek mencakup pengembangan model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
  5. Analisa Kebutuhan
    Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah unutk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hamper selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.


Konsep Dasar Perancangan Sistem

Salah satu fungsi pokok sistem yang harus dijalankan adalah perancangan. Perancangan merupakan pengklasifikasian berbagai macam teknik dan prinsip untuk tujuan pendefinisian secara rinci suatu perangkat proses atau sistem sehingga dapat direalisasikan dalam suatu bentuk fisik

Ada beberapa definisi perancangan sistem menurut pendapat ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[7], "Perancangan Sistem adalah suatu tahap setelah analisis terhadap siklus dari pengembangan sistem seperti pendefinisian daripada kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun dalam implementasi: gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan untuk analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem tersebut”.

Menurut Al-Jufri (2011:141)[8], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:197)[9], “sebuah metode yang dikenal dengan nama SLDC. (System Development Life Cycle) adalah metode umum dari analisa dan desain".

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.


2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[7], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Kedua tujuan ini jelas berfokus pada suatu perancangan atau desain sistem yang terperinci yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap yang dipakai untuk pembuatan program komputer. Untuk mencapai sebuah tujuan dengan perancangan sistem ini, seorang analisis sistem harus dapat mencapai sasaran secara jelas yaitu:

  1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami, dan nantinya mudah digunakan. Itu dimaksudkan bahwa data harus mudah ditangkap dan metode-metode yang didapat harus mudah diterapkan, dan informasi pada umumnya harus mudah untuk dihasilkan dan untuk dimengerti.
  2. Desain sistem harus mendukung tujuan utama organisasi di instansi.
  3. Perencanaan sistem harus efektif dan efesien terkait dari tugas-tugas yang dilakukan dengan menggunakan komputer atau pada tugas lain
  4. Perancangan sistem penting dengan mempersiapkan rancang bangun yang terinci dari masing-masing komponen dengan sistem informasi meliputi sebuah data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras (hardware devices) dan perangkat lunak (software device) dan juga pengendalian sistem.

Tujuannya dari desain sistem secara umum adalah untuk dapat memberikan gambaran umum kepada user tentang sistem yang baru.

Terdapat (3) tiga kategori perancangan atau desain sistem:

  1. Global-Based Systems (mendesain sistem baru dari sistem lama)
  2. Group-Based Systems (sistem mencakup grup dalam organisasi)
  3. Local-Based Systems (sistem didesain khusus untuk satu orang)

Analisis sistem dan desain sistem umumnya dapat bergantung satu dan lainnya. Studi menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan dimodelkan selama fase analisis sistem untuk dibuat. Fase analisis sistem adalah investigasi yang berorientasi ke temuan.


3. Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141)[8], Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici
    Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:
    1. Diagram arus data (data flow diagram)
    2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)
    3. Kamus data (Data dictionary)
    4. Flowchart
    5. Model hubungan objek
    6. Spesifikasi kelas
  2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.
  3. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    Analis bekerjasama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
  4. Memilih Konfigurasi Terbaik
    Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mnyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.
  5. Menyiapkan Usulan Penerapan
    Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
  6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
    Keputuasan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

26_zps6805a765.jpg

Sumber: Al Jufri (2011:141)[10]

Gambar 2.6. Diagram Tahap Perancangan

Konsep Dasar Informasi

Informasi menjadi sumber pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Dalam banyak aspek, informasi memperlihatkan suatu mutu yang jelas yang dapat menciptakan perubahan. Oleh karena itu, informasi merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang paling tajam apakah diakui secara fundamental ataupun secara elemental.

Ada beberapa definisi informasi menurut pendapat ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Informasi

Menurut Darmawan (2012:2)[11], “Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji validitas kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan, menjadi bentuk yang lebih berguna terhadap penerimanya”.

Menurut Taufiq (2013:15)[4], “Informasi adalah sebuah data-data diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, sehingga dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah dengan menguji kebenarannya, sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil suatu keputusan.


2. Klasifikasi Informasi

Menurut Sutabri (2012:34)[2], informasi dalam menejemen diklasifikasikan sebagai berikut :

  1. Informasi Berdasarkan Persyaratan:
    Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:
    1. Informasi yang tepat waktu
      Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.
    2. Informasi yang relevan
      Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang menajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian.
    3. Informasi yang bernilai
      Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.
    4. Informasi yang dapat dipercaya
      Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.
  2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu :
    Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
    1. Informasi masa lalu
      Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapih dan teratur.
    2. Informasi masa kini
      Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.
  3. Informasi Berdasarkan berdasarkan sasaran
    Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:
    1. Informasi individual
      Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.
    2. Informasi komunitas
      Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.


3. Komponen-Komponen Informasi

Menurut Darmawan (2012:5), sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika di analisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar 6 (enam) komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Root of Information
    yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan pleh pihak pertama.
  2. Bar of Information
    merupakan komponen batangnya dalamsuatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasilain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnyajika anda membaca headline dalamsebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membacainformasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada headline tadi bisa dipahami secara utuh.
  3. Branch of Information
    yaitu komponen informasi yang bisadipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalahinformasi yang merupakan penjelasan keywordyang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti matematikabentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal denganrumus-rumus yang panjang, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalammengerjakan atau melakukan sesuatu.
  4. Stick of Information
    yaitu komponen informasi yang lebihsederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasipengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (supplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan menyelesaikan suatuproses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasipengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.
  5. Bud of Information
    yaitu komponen informasi yangsifatnya semi mikro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga di masa yangakan datang dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembangdan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuain kebutuhannya.Misalnya yang termasuk ke dalam informasi ini adalah informasi tentang masadepan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang,harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.
  6. Leaf of Information
    yaitu komponen informasi yangmerupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasiketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan denganinformasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang mejelaskan cuaca, musim,yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.


4. Nilai dan Kualitas Informasi

Menurut Sutabri (2012:37), nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Sebuah informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Tetapi, harus diperhatikan informasi yang digunakan di dalam sebuah sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena mayoritas informasi tidak hanya dinikmati pada satu pihak perusahaan.

Lebih lanjut, sebagian informasi tidak secara persis ditafsirkan keuntungannya dengan sesuatu nilai uang namun dapat ditafsirkan nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai sebuah informasi biasanya dihubungkan dengan analisis Cost Effectivess atau Cost Benefit. Nilai pada informasi yang ini didasarkan atas 10 sifat, yang dijelaskan sebagai berikut:

  1. Mudah Diperoleh
    Sifat ini menunjukkan suatu informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, contohnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya untuk pengguna atau dari suatu pemakai informasi menjadi sulit untuk mengukurnya.
  2. Luas dan Lengkap
    Sifat ini menunjukkan kelengkapan isi informasi. Hal ini tidak hanya mengenai volume akan tetapi terhadap keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, sehingga akan sulit untuk dapat mengukurnya.
  3. Ketelitian
    Sifat ini menunjukkan minimnya dari kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume suatu data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, (kesalahan pencatatan dan perhitungan).
  4. Kecocokan
    Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan terhadap pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang akan atau sedang dihadapi. Semua keluaran lain tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya, terutama dalam pengambilan keputusan.
  5. Ketepatan Waktu
    Menunjukkan tidak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Pada beberapa aspek ketepatan waktu dapat diukur misalnya berapa banyakkah penjualan yang akan ditambah dengan memberikan tanggapan secara langsung kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris. Informasi menjadi tidak berharga jika terlambat diterima.
  6. Kejelasan
    Sifat ini untuk menunjukkan keluaran informasi yang terbebas untuk istilah-istilah yang belum atau tidak jelas. Informasi yang jelas itu, memberikan kesempurnaan nilai informasi. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang cukup besar. Mungkin suatu biaya dapat diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut. Kejelasan informasi dalam nilai informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi
  7. Keluwesan
    Sifat ini berkaitan dengan dapat disesuaikannya pada keluaran informasi yang tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit untuk diukur, tetapi dalam banyak hal lain dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
  8. Dapat Dibuktikan
    Sifat ini menunjukkan kemampuan dengan beberapa pengguna atau pemakai informSifat ini menunjukkan kemampuan dengan beberapa pengguna atau pemakai informasi untuk dapat menguji keluaran informasi dan sampai kepada kesimpulan yang sama dari sumber data yang diolah.
  9. Tidak Ada Prasangka
    Informasi semakin bernilai ketika di dalamnya tidak ada unsur opini, sehingga informasi tidak menjadi bias. Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah suatu informasi dan guna mendapatkan ikhtisar yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
  10. Dapat Diukur
    Pengukuran informasi umumnya untuk mengukur dan melacak kembali validitas sumber data yang digunakan. Untuk menilai suatu informasi dapat dilihat dengan cara memperoleh, isi, bentuk, format, hingga informasi itu sendiri bisa di ukur atau tidak untuk dibuktikan.


Konsep Dasar Data

Secara umum, data mempunyai hubungan satu sama lain dengan informasi yang keduannya tidak dapat dipisahkan. Informasi tidak akan ada kalau tidak ada data. Data tidak akan ada kalau tidak ada informasi. Data akan disusun dan diolah melalui proses pengumpulan data menjadi sebuah informasi untuk mendapatkan fakta yang mendukung.

Ada beberapa definisi data menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Data

Menurut McLeod mengutip dari buku Yakub (2012:5)[12], “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian. data berupa fakta dan angka secara relatif tidak berarti untuk pemakai”.

Menurut Kumorotomo (2010:11)[13], “Data yaitu suatu fakta yang tidak digunakan pada proses keputusannya, dicatat dan diarsipkan tanpa ada maksud untuk diambil kembali dari suatu pengambilan keputusan”.

Menurut Sutabri (2012:1)[2], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.


2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3)[2], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber :

1. Klasifikasi data menurut jenis data:
  1. Data Hitung (enumeration/counting data)
    Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
  2. Data Ukur (measurement data)
    Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.
2. Klasifikasi data menurut sifat data:
  1. Data Kuantitatif (quantitative data)
    Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
  2. Data Kualitatif (qualitative data)
    Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.
3. Klasifikasi data menurut sumber data:
  1. Data Internal (internal data)
    Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
  2. Data Eksternal (external data)
    Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

a. Data Eksternal Primer (primary external data)

Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data)

Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.


3. Pengolahan Data

Menurut Sutabri (2012:3)[2], Pengolahan data dapat diuraikan berikut ini:

  1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi Pekerjaan Pengumpulan (Filing), Pencarian (Searching), untuk Pemeliharaan (Maintenance). Data disimpan di dalam suatu tempat yang biasanya dinamakan file. File bisa berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lainnya. Sehingga pada suatu catatan (record) dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Agar memperoleh kemudahan untuk Pencarian data (Searching) dari dalam file, maka file tersebut dibagi menjadi 2 (dua) jenis file, yaitu:
    1. File Induk (Master File)
      Data permanent yang umumnya hanya dibentuk satu kali saja dan digunakan untuk pengolahan data, contohnya: nama, nim, alamat.
    2. File Transaksi (Detail File)
      Data-data temporer terhadap suatu periode atau pada suatu bidang kegiatan atau periode yang dihubungkan dengan bidang kegiatan.
  2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan, misal pengecekan, perbandingan, pemilihan, peringkasan dan penggunaan. Pengecekan data mencakup pemeriksaan data yang muncul di dalam berbagai daftar yang berhubungan atau yang datang dengan berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber tersebut dan mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan akan dilakukan dengan kegiatan dari pemeliharaan file (file maintenance). Penggunaan data (data manipulating) adalah kegiatan dalam menghasilkan informasi.


Konsep dasar Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Rizky (2011:237)[14], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Menurut Simamarta (2010:323) [15], “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi. Program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah prose terhadap aplikai yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Black box dan White box testing.

2. Definisi Black Box

Menurut Simanjuntak, dkk (2010:1)[16], black box pengujian adalah metode pengujian perangkat lunak yang tes fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja (lihat pengujian white-box). pengetahuan khusus dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan.

Menurut Siddiq (2012:4)[17], “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar.

Menurut Budiman (2012:4)[18] Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian Black Box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba Black Box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.
  2. Kesalahan interface
  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
  4. Kesalahan performa
  5. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba Black Box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba Black Box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.
  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
  5. Melakukan pengujian.
  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

3. Metode Pengujian dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

a. Equivalence Partioning

Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

b. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

c. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

  1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
  2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
  3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
  4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

d. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

e. Sample and Robustness Testing

  1. Sample Testing
  2. Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

  3. Robustness Testing
  4. Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

f. Behavior Testing dan Performance Testing

  1. Behavior Testing
  2. Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

  3. Performance Testing
  4. Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

g. Requirement Testing

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

  1. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
  2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

h. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

4. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Sumber: Siddiq (2012:14)[19]

5. Definisi White Box

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2) White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing.

(white Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem . Metode ini dinamakan demikian karena program perangkat lunak , di mata tester , seperti kotak putih / transparan; dalam yang satu jelas melihat . Pengujian White Box adalah kontras dengan Black Box Testing).

Keuntungan pengujian White Box

  1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.
  2. desain , tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain .
  3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern .
  4. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.
  5. penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat .
  6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.
  7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

Menurut Rizky (2011:262) [14], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat.

  1. Decision (Branch) Coverage
  2. Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

  3. Condition Coverage
  4. Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

  5. Path Analysis
  6. Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

  7. Executive Time
  8. Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

  9. Algorithm Analysis

Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian white box adalah suatu pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem, dengan seperti pengujian dapat diketahui secara cepat.

Teori Khusus

Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:1) [20], “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”.

Menurut Syahrul (2012:3) [21], “Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer dalam chip tunggal dan juga sebuah general purpose device yang difungsikan untuk membaca data, melakukan kalkulasi terbatas pada data dan mengendalikan lingkungannya berdasarkan kalkulasi tersebut”.

Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

2. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:2) [20], mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relative lebih kecil daripada program-program pada PC.
  2. Konsumsi daya kecil.
  3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
  4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.
  5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembapan, dan sebagainya.

3. Klasifikasi Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3) [22], Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

  1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
  2. RAM berkapasitas 68 byte.
  3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
  4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
  5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
  6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programming).

4. Fitur-fitur Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3)[22], ada beberapa fitur yang pada umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

  1. RAM (Random Access Memory).
  2. RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

  3. ROM (Read Only Memory).
  4. ROM disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

  5. Register.
  6. Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

  7. Special Function Register.
  8. Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.

  9. Input dan Output Pin.
  10. Pin Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

  11. Interrupt.

Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3)[22], ada beberapa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai berikut :

  1. Interrupt Eksternal.
  2. Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt.

  3. Interrupt Timer.
  4. Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.

  5. Interrupt Serial.

Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.

5. Pengenalan Mikrokontroler

Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) membuat harganya menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu bahkan mainan yang lebih baik dan canggih.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja (hanya satu program saja yang bisa disimpan). Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada Mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar, artinya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

Adapun kelebihan dari mikrokontroler adalah sebagai berikut :

  1. Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman assembly dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (bahasa assembly ini mudah dimengerti karena menggunakan bahasa assembly aplikasi dimana parameter input dan output langsung bisa diakses tanpa menggunakan banyak perintah). Desain bahasa assembly ini tidak menggunakan begitu banyak syarat penulisan bahasa pemrograman seperti huruf besar dan huruf kecil untuk bahasa assembly tetap diwajarkan.
  2. Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem.
  3. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak perintah.
  4. Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.
  5. Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.

Menurut Bagus (2012:1-2)[23], Mikrokontroler digunakan jika proses yang dikontrol melibatkan operasi yang kompleks baik itu aritmetika. Logika, pewaktuan, atau lainnya yang akan sangat rumit bila diimplementasikan dengan komponen-komponen diskrit. Salah satu keunggulan dari mikrokontroler adalah fleksibilitas dalam merangkai komponen-komponen diskrit karena dilakukan secara software. Prosesor didalam mikrokontroler mengerjakan instruksi sesuai software yang didalam memorinya (ROM). software tersebut berupa bahasa assembler yang sebenarnya mewakili kode-kode (opcode) yang diterjemahkan dan dieksekusi oleh prosesor.

Sinyal yang bisa diolah oleh mikrokontroler adalah sinyal digital, untuk sinyal analog diperlukan konversi dengan menggunakan ADC (analog to digital converter) untuk mendapatkan nilai digital setaranya, sebaiknya jika menginginkan keluaran sinyal analog dari data digital maka diperlukan DAC (digital to analog converter).

Gambar 2.3 Blok Rangkaian Internal Mikrokontroler

Sumber: pemrograman mikrokontroler dengan bahasa c

Gambar 2.1 memperlihatkan contoh blok rangkaian internal sebuah mikrokontroler beserta jalur datanya. Didalamnya selain ada Mikroprosessor, ROM, RAM, dan Port I/O bisa juga peripheral lain seperti UART, ADC, EEPROM, Timer dan lainnya.

  1. Mikroprosessor: unit yang mengoreksi program dan mengatur jalur data, jalur alamat, dan jalur kendali perangkat-perangkat yang terhubung dengannya.
  2. ROM (Read Only Memory): memori untuk menyimpan program yang dieksekusi oleh mikroprosesor. Bersifat non volatile artinya dapat mempertahankan data didalamnya walapun tak ada sumber tegangan. Saat sistem berjalan memori ini bersifat read only (hanya bisa dibaca).
  3. RAM (Random Access Memory): memori untuk menyimpan data sementara yang diperlukan saat eksekusi program. Memori ini bisa digunakan untuk operasi baca tulis.
  4. Port I/O: Port Input/Output sebagai pintu masukan atau keluaran bagi mikrokontroler. Umumnya sebuah port bisa difungsikan sebagai port masukan atau port keluaran bergantung kontrol yang dipilih.
  5. Timer: pewaktu yang bersumber dari oscillator mikrokontroler atau sinyal masukan ke mikrokontroler. Program mikrokontroler bisa memanfaatkan timer untuk menghasilkan pewaktuan yang cukup akurat.
  6. EEPROM: memori untuk menyimpan data yang sifatnya non volatile.
  7. ADC: converter sinyal analog menjadi data digital.
  8. UART: sebagai antarmuka komunikasi serial asynchronous.

6. Mikrokontroler AVR ( Alf and Vegaard’s Risc Processor)

Menurut Slamet dan Muhammad Munir (2013)[24] , Mikrokontroler jenis AVR adalah prosesor yang sekarang ini paling banyak digunakan dalam membuat aplikasi sistem kendali bidang instrumentasi, dibandingkan dengan mikrokontroler keluarga MCS51 seperti AT 89C51/52. Mikrokontroler seri AVR pertama kali diperkenalkan ke pasaran sekitar tahun 1997 oleh perusahaan Atmel, yaitu sebuah perusahaan yang sangat terkenal dengan produk mikrokontroler seri AT89S51/52-nya yang sampai sekarang masih banyak digunakan di lapangan. Keterbatasan pada mikrokontroler tersebut (resolusi, memori, dan kecepatan) menyebabkan banyak orang beralih ke mikrokontroler AVR. Hal ini karena ada beberapa kelebihan dari tipe AVR ini yaitu diantaranya ADC, DAC, Counter, Timer, I2C, USART, dan sebagainya.

Mikrokontroler AVR standar memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu situs clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 situs clock. Hal ini karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduce Insruction Set Computing), sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas yaitu ATtiny, AT90Sxx, ATmega, dan AT86RFFxx. Perbedaan dari masingmasing keluarga AVR tersebut adalah memori, peripheral, dan fungsinya.

7. ATMega328

1. Definisi ATMega328

Menurut Syahid (2012:33) [25], "ATMega328 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa tipe mikrokontroler yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32, ATMega328, yang membedakan antara mikrokontroler antara lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial (USART, timer, counter, dll)".

Dari segi ukuran fisik, ATMega328 memiliki ukuran fisik lebih kecil dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler diatas. Namun untuk segi memori dan periperial lainnya ATMega328 tidak kalah dengan yang lainnya karena ukuran memori dan periperialnya relatif sama dengan ATMega8535, ATMega32, hanya saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan mikrokontroler diatas.

Mikrokontroler ini memiliki beberapa fitur antara lain :

  1. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
  2. 32 x 8-bit register serba guna.
  3. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
  4. 32 KB flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
  5. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
  6. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
  7. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output.
  8. Master / Slave SPI Serial interface.

Mikrokontroler ATMega328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan paralelisme. Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock.

32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU (Arithmatic Logic unit) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ).

Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register Control Timer/Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya.

Berikut ini adalah tampilan arsitektur ATmega 328 :

Gambar 2.4 Arsitektur ATMega328

Sumber: Data sheet Microcontroler : 8

2. Konfigurasi PIN ATMega328

Gambar 2.5 Susunan PIN ATMega328

Sumber: jurnal Syahid tahun 2012 halaman 34

Menurut Syahid (2012:34) [25] ATMega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperial lainnya.

1. Port B

Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.

  1. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.
  2. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).
  3. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI.
  4. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).

2. Port C

Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi alternatif PORTC antara lain sebagai berikut.

  1. ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital.
  2. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck.
  3. 3. Port D

    Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga memiliki fungsi alternatif dibawah ini.

  4. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.
  5. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi.
  6. XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external clock.
  7. T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0.
  8. AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.

Mode Pemrograman

Menurut widodo (2009:22) [26], perkembangan mikrokontroler sangalah pesat, diawali dengan penggunaan bahsa assembly, kini penggunaan dapat memilih bahasa yang digunakan sesuai dengan ketersedian compiler (penerjemah bahasa). Bahasa-bahasa tingkat menengah dan tinggi yang umum digunakan adalah basic, bahasa c, pascal dan juga berbagai bahasa lain yang ditemukan, sesuai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, berikut contoh berbagai compailer.

  1. Compailer bahasa C untuk keluarga MCS-51:RIDE51.
  2. Code vision C-AVR untuk keluarga Atmel AVR.
  3. Nc30wa untuk keluarga renesas M16C dan R8C.

Bahasa Pemrograman

Pengertian bahasa pemograman Menurut Simamarta (2010;394) [15], “bahasa pemograman adalah teknik komando/instruksi standar untuk memerintah komputer”. Menurut Noersasongko dan Andono (2010:116) [27], “bahasa pemograman adalah suatu bahasa maupun suatu tata cara yang dapat digunakan oleh manusia (programmer) untuk berkomunikasi secara langsung dengan komputer”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa pemograman adalah suatu bahasa yang digunakan untuk berinteraksi dengan komputer.

Klasifikasi Bahasa Pemrograman

Menurut Farik dan Matamaya Studio (2010:16) [28], klasifikasi bahasa pemograman secara umum terbagi menjadi 3 yaitu:

  1. Bahasa Tingkat Tinggi (high level language)
  2. Ciri-ciri bahasa tingkat tinggi adalah:

    1. Perintah mirip dengan bahasa manusia, khususnya bahasa inggris.
    2. Mudah dimengerti
    3. Kemampuan untuk mengakses hardware secara langsung rendah

    Contoh pemrogaman tingkat tinggi adalah BASIC (beginner all-purpose symbolic interchange code), PASCAL(common bussiness oriented language) pascal (Nama Penemu).

  3. Bahasa Tingkat Menengah (middle level language)
  4. Penggolongan bahasa tingkat menengah ini baru muncul pada jangka waktu tak terlalu lama. Ciri khas dari bahasa tingkat menengah adalah kecepatan akses dan kemampuannya yang cukup dapat diandalkan. Keistimewaan lainnya adalah perintah yang digunakan hampir sama dengan bahasa manusia. Contoh bahasa pemograman tingkat menengah Bahasa C.

  5. Bahasa Tingkat Rendah (low level language)
  6. Bahasa tingkat rendah cukup sulit dipelajari karena perintahnya tidak sama dengan bahasa manusia. Keistimewaan bahasa tingkat rendah adalah kecepatan yang paling tinggi ketika dijalankan dan kemampuan untuk mengakses hardware secara langsung. Untuk membuat program dalam bahasa rendah tidak diperlukan struktur program. Contoh bahasa pemograman tingkat rendah adalah bahasa mesin atau yang biasa disebut Bahasa Assembly.

Bahasa Pemrograman BASCOM-AVR

Menurut Agfianto, Bahasa BASCOM-AVR menggunakan bahasa pemrograman BASIC. Bahasa BASIC adalah bahasa pemrograman yang dapat dikatakan bahasa pemrograman berlevel tinggi. Bahasa pemrograman berlevel rendah berarti bahasa pemrograman yang berorientasi pada mesin, misalnya bahasa assembly. Sedangkan bahasa pemrograman berlevel tinggi merupakan bahasa pemrograman yang berorientasi pada manusia. Bahasa pemrograman berlevel rendah merupakan bahasa pemrograman dengan sandi yang hanya dimengerti oleh mesin, sehingga untuk memprogram dalam bahasa ini diperlukan tingkat kecermatan yang tinggi. Bahasa pemrograman berlevel tinggi relatif mudah digunakan, karena ditulis dengan bahasa manusia yang lebih mudah dimengerti dan tidak tergantung pada mesin.

Penulisan program dalam bahasa BASCOM-AVR ini tidak mengenal aturan penulisan di kolom tertentu. Jadi bisa dimulai dari kolom manapun. Namun demikian, untuk mempermudah dalam pembacaan program dan untuk keperluan dokumentasi, sebaiknya penulisan program dalam bahasa BASCOM-AVR ini diatur sedemikian rupa sehingga mudah dibaca.

1. Tipe Data

Tipe data merupakan bagian program yang penting karena tipe data mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan komputer. Pemilihan tipe data yang tepat akan membuat operasi data menjadi lebih efisien dan efektif.

Tabel 2.3 Tipe-tipe Data dalam BASCOM-AVR

2. Variabel

Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili suatu nilai tertentu di dalam proses program. Berbeda dengan konstanta yang nilainya selalu tetap, nilai dari suatu variabel bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Nama dari suatu variabel mempunyai ketentuan sebagi berikut:

  1. Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus berupa huruf.
  2. Tidak boleh mengandung karakter spasi. Tidak boleh mengandung symbol-simbol khusus, kecuali garis bawah (underscore). Yang termasuk simbol khusus yang tidak boleh digunakan adalah $ ? % # ! & * , ( ) - + = @ .
  3. Panjang sebuah nama variabel hanya 32 karakter.
  4. Untuk dapat menggunakan variabel, maka variabel tersebut harus dideklarasikan terlebih dahulu pada program yang dibuat. Berikut ini merupakan cara mendeklarasikan variabel pada BASCOM-AVR.

    DIM Nama_variabel AS Nama_tipe

    Contoh:

    dim x as integer : ‘Deklarasi x bertipe integer

    dim a as long  : ‘Deklarasi a bertipe long

3. Operasi-operasi dalam BASCOM-AVR

Bahasa pemrograman BASCOM-AVR ini dapat digunakan untuk menggabungkan, membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan menggunakan operator-operator yang tersedia di BASCOM-AVR.

  1. Operator Aritmatika
  2. Operator ini adalah operator yang digunakan dalam perhitungan. Operator aritmatika meliputi + (tambah), - (kurang), / (bagi), dan * (kali).

  3. Operator relasi
  4. Operator ini berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya dapat digunakan untuk membuat keputusan yang sesuai dengan program yang kita buat. Operator relasi meliputi:

    Tabel 2.4 Tabel Operasi Relasi

  5. Operator logika
  6. Operator logika digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan operasi Boolean. Dalam BASCOM-AVR ada 4 buah operator logika, yaitu AND, OR, NOT, dan XOR.

  7. Operator fungsi
  8. Operator fungsi digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.

Gelombang Ultrasonik

Menurtu Subandi (2009:30) [29], Ditinjau dari arah rambat dan getarnya, gelombang bunyi termasuk dalam gelombang longitudinal, dimana arah rambatnya sama dengan arah getarnya. Karena untuk merambatnya gelombang bunyi selalu memerlukan zat antara (medium), maka selama merambatnya gelombang selalu disertai getaran zat antara yang dilaluinya. Yang dimaksud getaran zat antara ialah pergeseran atom-atom atau molekul-molekul zat dari kedudukan setimbangnya. Hal ini menyebabkan getaran tekanan, yaitu terbentuknya daerah yang tekanannya berbeda dengan daerah sekitarnya. Perubahan tekanan inilah yang dirambatkan sebagai gelombang bunyi. Keras lemahnya bunyi yang dihasilkan tergantung dari amplitudo yang dapat berupa perbedaan maksimum tekanan atmosfer.

Menurut Parmono dan Iswanto (2011:30)[30], Gelombang ultrasonik merupakan salah satu contoh dari gelombang longitudinal yang mana arah dari getaran pertikel medium paralel atau sejajar dengan arah rambat gelombang . Gelombang ini dapat merambat melalui beberapa medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat medium tersebut. Gelombang ultrasonik ini merupakan getaran partikel-partikel yang saling beradu satu sama lain akan tetapi partikel tersebut terkoordinasi menghasilkan suatu gelombang serta mentransmisikan energi. Peristiwa yang sebenarnya terjadi adalah proses “aliran energi” dari satu tempat ke tempat lainnya. Energi ini terjadi secara mekanik di dalam medium dalam bentuk regangan dan rapatan dari partikel. Partikel medium bergerak ketika gelombang akustik melewatinya, tapi pergerakan ini terlokalisasi tanpa adanya perpindahan masa.

Gambar 2.6 Perambatan Ultrasonik

Kecepatan gelombang ultrasonik tidak dipengaruhi oleh frekuensinya, melainkan bergantung pada sifat medium yang dilewatinya. Panjang gelombang (λ) akan semakin pendek jika frekuensi (ƒ) semakin tinggi. Panjang gelombang adalah jarak tempuh gelombang dalam periode satu getaran, sedangkan frekuensi adalah banyaknya gelombang yang bergetar dalam waktu satu detik. Panjang gelombang berbanding lurus dengan kecepatan gelombang dan berbanding terbalik dengan frekuensi. Hubungan ini ditunjukkan oleh persamaan berikut:

v =λ. F

dimana v (m/s) adalah kecepatan gelombang ultrasonik dalam medium, λ (m) adalah panjang gelombang, dan ƒ (Hz) adalah frekuensi. Kecepatan gelombang ultrasonik di dalam medium diberikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.5 Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik Dalam Medium


Kecepatan gelombang ultrasonik bergantung pada temperatur dari medium tersebut. Untuk gelombang yang merambat melalui udara, hubungan antara kecepatan gelombang dan temperatur medium adalah:

dimana 331 m/s adalah kecepatan ultrasonik di udara saat 0oC, dan TC merupakan temperatur udara dalam derajat Celcius. Menggunakan persamaan ini, pada saat temperatur 29oC cepat rambat gelombang ultrasonik di udara sekitar 348.14 m/s. Apabila gelombang ultrasonik mengenai permukaan antara dua medium yang memiliki perbedaan impedansi akustik (Z), maka sebagian dari gelombang ultrasonik ini akan direfleksikan/dipantulkan dan sebagian lagi akan ditransmisikan /diteruskan. Pulsa yang mengenai suatu batas medium yang memiliki impedansi akustik berbeda akan direfleksikan dan ditangkap oleh receiver untuk diolah menjadi sinyal.

Gambar 2.7 Interaksi Gelombang Ultrasonik Dalam Medium

1. Ultrasonik Sebagai Pengukur Jarak

Menurut Subandi (2009:29-39) [29], Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanis yang mempunyai daerah frekuensi diatas kemampuan manusia atau diatas 20 Khz. Karena frekuensinya yang tinggi, gelombang ini lebih mudah diarahkan dari pada gelombang yang berada dibawah daerah frekuensinya. Gelombang ini biasa digunakan dalam aplikasi pengukuran jarak.

Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:

  1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.
  2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 344 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.
  3. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya.

Gambar 2.8 Ilustrasi Cara Kerja Ultrasonik

Sensor Ultrasonik mendeteksi jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik (40 kHz) kemudian mendeteksi pantulannya. Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor.

Pada bagian ini, proses pengukuran jarak dapat dilakukan hanya dengan memberikan trigger dan mendeteksi lebar pulsa Echo saja seperti pada modul ultrasonik pada umumnya. Hasil pengukuran dalam bentuk pulsa dapat ditentukan dengan menghitung lebar pulsa yang keluar pada bagian Echo. Lebar pulsa tersebut mewakili waktu merambatnya sinyal ultrasonik dari sensor ke obyek dan kembali lagi, oleh karena itu jarak dapat diperoleh dengan persamaan.

Sesuai rumus fisika:

s = v.t

Namun waktu yang dihitung adalah waktu pergi dan waktu datang sehingga jarak yang ditempuh adalah dua kali. Jadi untuk menghitung jarak

Keterangan :

s = Jarak hasil pengukuran (meter )

v = Kecepatan gelombang suara di udara (meter / sekon)

t = Waktu antara gelombang dikirim dan diterima (sekon)

 

Komponen Elektronika dan Instrumensi

1. Sensor

Menurut subandi (2009:30) [29], Sensor berfungsi untuk menyediakan informasi umpan balik untuk mengendalikan program dengan cara mendeteksi keluaran. Sensor itu sendiri terdiri dari tranduser dengan atau tanpa penguat atau pengolah sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya. Sensor dibedakan menjadi dua, yakni sensor pasif dan sensor aktif. Sensor pasif adalah sensor yang dalam sistem kerjanya tidak dapat menghasilkan tegangan sendiri tetapi dapat menghasilkan perubahan nilai resistansi, kapasitansi, dan induktansi pada lingkungan sekelilingnya. Perubahan ini menyebabkan perubahan tegangan atau arus yang dihasilkan tranduser. Perubahan inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang diukur.

  1. Sensor Kedekatan (Proximity)
  2. Sensor kedekatan (proximity), yaitu sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target (jenis logam) dengan adanya kontak fisik. Sensor jenis ini biasanya terdiri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindunginya dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor ini dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil (lunak) untuk menggerakan suatu mekanis saklar. Prinsip kerjanya adalah dengan memperhatikan perubahan amplitudo suatu lingkungan medan frekuensi tinggi.

    Gambar 2.9 Contoh Sensor Proximity

  3. Sensor Magnet
  4. Sensor magnet juga disebut relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on-off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet disekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap, ataupun uap.

    Gambar 2.10 Contoh Sensor Magnet

  5. Sensor Ultrasonik
  6. Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantarannya adalah: objek padat, cair, butiran, maupun tekstil.

    Gambar 2.11 Contoh Sensor Ultrasonik

  7. Sensor Efek-Hall
  8. Sensor efek-hall, dirancang untuk merasakan adanya objek magnetis dengan perubahan posisinya. Perubahan medan magnet yang terus menerus menyebabkan timbulnya pulsa yang kemudian dapat ditentukan frekuensinya, sensor jenis ini biasa digunakan sebagai pengukur kecepatan.

    Gambar 2.12 Contoh Sensor Efek-Hall

  9. Sensor Sinar
  10. Sensor sinar terdiri dari 3 (tiga) kategori, antara lain:

    A. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan.

    B. Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya.

    C. Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target pematulannya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima.

  11. Sensor Tekanan
  12. Sensor tekanan adalah sensor yang memiliki transdesur yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderanya pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.

    Gambar 2.13 Contoh Sensor Tekanan

  13. Sensor Suhu
  14. ada 4 (empat) jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan antara lain:

    1. Thermocouple (T/C)
    2. Thermocouple (T/C) pada pokoknya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan/dilebur bersama, perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding.

    3. Resistance Temperature Detector (RTD)
    4. Resistance temperature detector (RTD didasari pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu.

    5. Termistor
    6. Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil.

  15. IC Sensor
  16. Adalah sensor dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chip silikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat linear.

    Gambar 2.14 Contoh Sensor Suhu

  17. Sensor Kecepatan (RPM)
  18. Yaitu sensor dimana proses penginderaan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana suatu poros (object) yang berrputar pada suatu generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.

  19. Sensor Penyandi (encoder)
  20. digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi yaitu :

    1. Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar.
    2. Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja yang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.

2. Transistor

Menurut Widodo (2010:48) [31] “Transistor bipolar biasanya digunakan sebagai saklar dan penguat pada rangkaian elektronika digital”. Transistor memiliki 3 terminal komponen semi konduktor pada satu terminal adalah berfungsi sebagai pembuka (open) atau rangkaian. Transistor biasanya lebih banyak dibuat dari jenis silikon ini dapat mengubah dari jenis N dan P. Tiga kaki yang berlainan membentuk transisotr bipolar adalah emitor,basis, dan kolektor. Mereka dapat dikombinasikan menjadi jenis N-P-N atai P-N-P yang menjadi satu sebagai tiga kaki transistor. Pada rangkaian elektronika, sinyal inputnya adalah 1 atau 0. Sinyal ini selalu dipakai pada basis transistor, yang mana kolektor dan emitor sebagai penghubung untuk pemutus (short) atau sebagai pembuka rangkaian.

Gambar 2.15 Susunan Kaki Transistor dan Lambang Transistor

3. Dioda

Menurut widodo (2010:41) [31], dioda adalah komponen semikonduktor yang mengalirkan arus satu arah saja. Dioda terbuat dari germanium atau silikon yang lebih dikenal dengan dioda function. Sturktur dari dioda ini sesuai dengan namanya, adalah sambungan antara semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N. semikonduktor tipe P berperan sebagai anoda dan semikondkutor tipe N berperan sebagai katoda. Dengan struktur ini arus hanya dapat mengalir dari sisi P ke sisi N.

Ada tiga kalimat kunci yang membedakan dioda dengan komponen lain:

  1. Memiliki dua terminal seperti halnya resistor.
  2. Arus yang mengalir tergantung pada beda potensial antara kedua terminal.
  3. Tidak mematuhi hukum OHM.

Gambar 2.16 Bias arus dioda

4. Kapasitor

Menurut widodo (2010:35) [31], Kapasitor adalah komponen elektrik yang berfungsi menyimpan muatan listrik. Salah satu jenis kapasitor adalah kapasitor keping sejajar. Kapasitor ini terdiri atas dua buah keping metal sejajar yang dipisahkan oleh isolator yang disebut dielektrik. Bila kapasitor dihubungkan ke baterai, kapasitor terisi hingga beda potensial antara kedua terminalnya sama dengan tegangan baterai. Jika baterai dicabut, muatan-muatan listrik akan habis dalam waktu yang sangat lama, terkecuali bila sebuah konduktor dihubungkan pada kedua terminal kapasitor.

Gambar 2.17 Kapasitor

5. Resistor

Menurut widodo (2010:29) [31], resistor adalah komponen elektrik yang berfungsi memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik. Dalam rangkaian listrik dibutuhkan resistor dengan spesifikasi tertentu, seperti besar hambatan, arus maksimum yang boleh dilewatikan dan karakteristik hambatan terhadap suhu dan panas. Pada skematik rangkaian, resistor disimbolkan sebagai garis zig-zag atau kotak dengan gaaris dikanan dan kirinya, sedangkan bentuk resistor yang umum adalah silinder tabung dengan dua kaki tembaga dikiri dan kanan.

Gambar 2.18 Resistor

Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk mengenali besar resistansi, kode warna tersebut ditetapkan oleh standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic industries association) seperti yang ditunjukan pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.6 Kode Warna Pada Resistor

6. Osilator

Menurut widodo (2010:28) [31], Osilator atau kristal merupakan pembangkit clock internal yang menentukan rentetan kondisi-kondisi (state) yang membentuk sebuah siklus mesin mikrokontroler. Siklus mesin tersebut diberi nomor S1 hingga S6, masing-masing kondisi panjangnya 2 periode osilator, dengan demikian satu siklus mesin paling lama dikerjakan dalam 12 periode osilator.

Osilator juga digunakan untuk mengetahui kecepatan percepatan dari baudrate, dimana untuk mode 0 adalah 1/12 frekuensi osilator dan mode 2 adalah 1/64 frekuensi osilator.

Gambar 2.19 Osilator

Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Hasibuan [32], Literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan masalah. Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain dapat juga dimasukkan sebagai pembanding dari hasil penelitian yang akan dicobakan disini. Semua pernyataan dan/atau hasil penelitian yang bukan berasal dari penulis harus disebutkan sumbernya, dan tatacara mengacu sumber pustaka mengikuti kaidah yang ditetapkan. Suatu literature review yang baik haruslah bersifat relevan, mutakhir (tiga tahun terakhir), dan memadai.

Fokus utama suatu tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama. [33]

Metode Literature Review ini dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Kajian Literature Review

Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :[33]

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

 

Study Pustaka (Literature Review)

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai deteksi jarak benda berbasis mikrokontroler. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan deteksi jarak benda berbasis mikrokontroler ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (Literature Review) ini antara lain :

1. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Ferry Sudarto, M.Firman dan Sugeng Adi Atma (2013) [34] yang berjudul “Tongkat Ultrasonik untuk Tunanetra sebagai Deteksi Jarak Benda dengan Output Suara” ini diusulkan untuk merancang tongkat ultrasonik untuk tunanetra dengan menggunakan teknologi berbasis mikrokontroler yang dapat mendeteksi keberadaan suatu objek. Untuk bisa mendeteksi jarak benda, tongkat ultrasonik dilengkapi oleh berbagai modul diantaranya adalah sensor Ultrasonik D-Sonar untuk mengukur jarak pengguna dengan benda didepannya, mikrokontroler AT89S51 sebagai memori program, dan ISD 2590 sebagai perekam suara untuk output. Gelombang ultrasonik ini akan dipancarkan dan sinyal yang mengenai suatu objek sebagian akan dipantulkan kembali. Sinyal pantul akan diterima oleh suatu penerima untuk kemudian diolah oleh mikrokontroler. Mikrokontroler akan mengontrol dan mengolahnya, sehingga dapat dihasilkan suatu output berupa suara. Dan sebagai pencatu tegangan untuk semua rangkaian digunakan battery.

2. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Titik Muji Rahayu (2010) [35] yang berjudul “Perancangan Dan Pembuatan Penunjuk Arah Serta Deteksi Jarak Benda Untuk Tunanetra Dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler” ini diusulkan untuk merancang dan membuat alat penunjuk arah serta mendeteksi jarak benda untuk penderita tunanetra dengan menggunakan output suara berbasis mikrokontroler. Perancangan alat ini memanfaatkan teori tentang mata angin dan kecepatan gelombang bunyi di udara. Perancangan ini melalui dua tahap, yaitu tahap perancangan hardware dan software. Hardware yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah kompas digital HM55B untuk menentukan arah mata angin, sensor Ultrasonik D-Sonar untuk mengukur jarak pengguna dengan benda di depannya, mikrokontroler AT89S51 sebagai memori program, dan ISD 2590 sebagai perekam suara untuk output. Software pada alat ini menggunakan bahasa pemrograman Assembler. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dan dicari simpangannya. Pada perangkat penunjuk arah HM55B diperoleh simpangan rata-rata sebesar 3,65% dengan taraf ketelitian 96,35% dan pada perangkat pendeteksi jarak benda kesalahan relatifnya sebesar 1,92% dengan taraf ketelitan 98,08%.

3. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Dita Ditafrihil Fuadah dan Mada Sanjaya WS.Ph.D. (2013) [36] yang berjudul “Monitoring dan Kontrol Level Ketinggian Air dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino” Sensor ultrasonik adalah sensor pengukur jarak dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Sensor HY-SRF05 merupakan sensor ultrasonik yang mampu mengukur jarak dari 2 cm sampai 450 cm. Keluaran sensor ini memungkinkan membaca perubahan jarak pada ketinggian air menggunakan gelombang ultrasonik berbasis Arduino Uno dan dengan interfacing pada Matlab. Pengujian menggunakan bejana bulat denga ketinggian 10 cm.

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Analisa Organisasi

Gambaran Umum RSIA Keluarga Kita

Rumah Sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat dan atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter anak).

Sejarah Singkat RSIA Keluarga Kita

Gambar 3.1 RSIA. Keluarga Kita

RSIA “Keluarga Kita” yang bernaung PT. Cipta Kesehatan Mandiri, dikelola oleh tim ahli yang menerapkan sistem manajemen modern dan ditunjang oleh fasilitas lengkap serta modern dengan memberikan layanan kesehatan berkualitas serta memberikan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan di masyarakat, khususnya di bidang kesehatan ibu dan anak.

Berlokasi di titik tengah Jalan Raya Curug tepatnya di Kelurahan Sukabakti, Curug, Tangerang, Banten. Dimana Kecamatan Curug diproyeksi menjadi pusat perkotaan dan perdagangan. Dihimpit oleh 2 perumahan terbesar yaitu : Lippo Village dan Citra Raya. Sehingga dapat dijadikan pilihan Rumah Sakit Ibu dan Anak yang tepat khususnya wilayah Curug dan sekitarnya.

Berdiri pada tahun 2010 dengan menempati luas lahan 3346 m2 dengan luas bangunan 2742 m2, RSIA “Keluarga Kita” dibangun dengan konsep ramah lingkungan, pencahayaan dan ventilasi ruangan yang baik, lahan parkir yang memadai serta di desain untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.


Visi, Misi, dan Tujuan Perguruan Tinggi Raharja

1. Visi RSIA Keluarga Kita

Dengan konsep pendekatan keluarga RSIA “Keluarga Kita” di Kecamatan Curug, diharapkan dapat menjadi sarana pelayanan yang terpadu, terpercaya dan terjangkau.

2. Misi RSIA Keluarga Kita

  1. Menyediakan tenaga kesehatan yang terampil dan berintegritas.
  2. Menyediakan sarana prasarana yang memadai, efisien dan efektif.
  3. Menjalin kemitraan strategis dengan institusi kesehatan lainnya (sistem rujukan).
  4. Menyiapkan tenaga managemen profesional dan sistem informasi (IT) untuk menjamin terlaksananya sistem pelayanan yang komprehensif dan nyaman.
  5. Koordinasi dan kerjasama secara efektif dengan pemerintah.

2. Tujuan RSIA Keluarga Kita

  1. Terwujudnya pelayanan memuaskan dengan sistem terpadu yang berkomputerisasi, konsep ramah lingkungan, pencahayaan dan ventilasi yang baik untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
  2. Menghasilkan lulusan yang mampu mengadakan penelitian dalam bidang informatika dan komputer, yang hasilnya dapat diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di lapangan.
  3. Dengan konsep pendekatan keluarga, diharapkan dapat menjadi sarana pelayanan kesehatan yang terpadu, terpercaya dan terjangkau.

Struktur Organisasi

Agar setiap perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan baik dan aktivitas operasional perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar maka dibentuklah struktur organisasi yang jelas dan sistematis. Struktur organisasi sangat diperlukan dalam aktivitas perusahaan, hal tersebut dimaksudkan agar setiap karyawan mengetahui dengan pasti apa saja yang menjadi tugas, wewenangnya masing-masing dan kepada siapa karyawan tersebut harus mempertanggung-jawab kan hasil pekerjaannya.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi RSIA Keluarga Kita

Keterangan :

_________ : Garis Komando / Tugas

Wewenang dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas masing-masing bagian dalam susunan organisasi RSIA Keluarga Kita terdiri dari :

1) Direktur Utama

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan, pengendalian, terhadap pengelolaan dan pelaksanaan operasioanal rumah sakit, serta mutu menejemen pada:

a. Manager Medik.

b. Manager Marketing.

c. Manager HRD dan Umum.

d. Manager Akuntansi dan Keuangan.

Tanggung jawab:

Memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga pendidikan, mahasiswa, tenaga administrasi dan administrasi IK Raharja hubungannya dengan lingkungan.

2) Manager Medik

Mempunyai tugas mengelola dan membina penunjang medik pada :

a. Supv. YanMed.

b. Supv. Keperawatan & Dutty Officer.

c. Supv. JangMed.

d. Supv. RM.

3) Manager Marketing

Mempunyai tugas mengelola dan membina pemasaran serta pelayanan pada :

a. Marketing Eksternal.

b. Customer Service.

c. Admin Marketing.

4) Manager HRD dan Umum

Mempunyai tugas mengelola dan membina kesejahteraan karyawan pada :

a. Bagian Sumber Daya Manusia.

b. Bagian Umum.

5) Manager Akuntansi dan Keuangan

Mempunyai tugas mengelola dan membina administrasi umum dan keuangan pada :

a. Bagian Akuntasi

b. Bagian Keuangan.

c. Bagian Purchasing.

d. Bagian Logistik

6) Komite Medik

Mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan penyusunan standar mutu pelayanan medis, penegakan kode etik medik dan melaksanakan audit mutu pelayanan medik.

7) Sekretaris.

Mempunyai tugas mengurus warkat, menyusun korespondensi dan pekerjaan tulis-menulis lainnya.

8) Divisi IT.

Mempunyai tugas memberikan layanan teknologi informasi berbasis Website, dan memberikan kemudahan bagi user dalam mencari informasi terkait RSIA Keluarga Kita secara online, serta menjamin sistem pelayanan yang komprehensif dan nyaman.

Perancangan dan Pembahasan

Pada bab perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak.

Untuk membahas perangkat keras akan dibagi kedalam beberapa blok rangkaian yang sesuai dengan fungsi masing-masing blok rangkaian. Sedangkan untuk pembahasan perancangan perangkat lunak akan dibahas mengenai rangkaian sistem serta penggunaan perangkat lunak yang digunakan untuk menuliskan listing program serta untuk proses kompilasi manjadi file heksa yang siap dimasukan kedalam mikrokontroler serta bahasa pemrogaman komputer yang digunakan , dalam perancangan perangkat lunak untuk mikrokontroler.

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Perancangan hardware adalah penentuan rangkaian yang akan digunakan dalam alat pemanfaatan mikrokontroler ATMega328 untuk mengukur tinggi badan dengan output suara.

Blok Diagram Rangkaian Sistem

Penelitian terdiri dari perancangan alat, realisasi sistem, dan pengujian. Secara prinsip alat memanfaatkan mikrokontroler ATMega328 sebagai pengendali alat, dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian yaitu: rangkaian catu daya battery sebagai pensuplay tegangan ke seluruh rangkaian alat, rangkaian input berupa sensor ultrasonik. Rangkaian kontrol utama berupa mikrokontroler ATMega328, dan rangkaian output berupa voice module dan switch untuk menghidupkan dan mematikan alat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram blok rangkaian ditunjukan pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Diagram Blok

  1. Rangkaian catu daya battery berfungsi untuk mengubah tegangan 12 volt battery menjadi 5 volt, serta berfungsi untuk mensuplay tegangan ke seluruh rangkaian alat.
  2. Rangkaian mikrokontroler berfungsi mengolah dan mengontrol hasil pembacaan yang diterima dari sensor ultrasonic, sehingga dapat dihasilkan suatu informasi tentang keberadaan obyek sekaligus mengukur jarak antara obyek dengan alat.
  3. Rangkaian sensor ultrasonik berfungsi memancarkan gelombang melalui transmitter, Jika mengenai benda gelombang dipantulkan kembali ke sensor melalui receiver. Sensor menghitung timer antara mulai memancarnya gelombang hingga selesai dipantulkan, yang dikirimkan ke Mikrokontroler.
  4. Voice Module berfungsi sebagai piranti perekam dan pemutar kembali suara dalam bentuk single chip (chip tunggal).

Rangkaian Catu Daya

Rangkaian ini berfungsi untuk mensuplay tegangan keseluruh rangkaian yang ada. rangkaian catu daya yang dibuat mempunyai keluaran 5 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke seluruh rangkaian. rangkaian catu daya ditunjukan pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Rangkaian Catu Daya Battery

Keterangan:

  1. Tegangan masuk sebesar 9V didapat dari sumber tegangan baterai kotak.
  2. SW1, digunakan sebagai pemutus dan penghubung sumber catu daya untuk semua rangkaian.
  3. D1, digunakan untuk memastikan pemasangan baterai tidak terbalik dan tidak membuat short rangkaian. Jika menggunakan arus AC komponen ini dapat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang (Half wave), tipe dioda yang digunakan adalah 1N4002.
  4. C1, merupakan komponen elektrolit capasitor (Elco) yang berfungsi sebagai perata ripple tegangan awal sebelum masuk pada komponen penurun tegangan atau lebih dikenal dengan IC regulator adapun nilai yang digunakan adalah sebesar 100uF/16V.
  5. IC 1, digunakan menurunkan tegangan menjadi +5V yang digunakan sebagai tegangan kerja komponen mikrokontroler dan modul suara.
  6. C2, digunakan sama seperti pada komponen C1 akan tetapi bentuk kapasitor yang digunakan berbeda yaitu menggunakan nilai 100nF.
  7. R1, digunakan sebagai penurun tegangan, besar nilai tahanan yang digunakan disesuaikan dengan tegangan kerja dari komponen LED (D2) dengan nilai tahanan yang digunakan pada rangkaian ini adalah sebesar 220 ohm.
  8. D2, merupakan jenis dioda yang dapat memancarkan cahaya atau yang lebih dikenal dengan istilah LED digunakan sebagai indikator adanya tegangan yang keluar dari IC regulator ukuran LED yang digunakan adalah dengan diameter 3mm.
  9. Tegangan pada Vout adalah sebesar +5V DC yang siap untuk didistribusikan pada masing-masing rangkaian.

Rangkaian Sensor Ultrasonik

Rangkaian Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik adalah sebuah piranti yang didesain untuk dapat mentransmisikan gelombang ultrasonik dan menghasilkan pulsa keluaran yang sesuai dengan waktu tempuh untuk pemancaran dan pemantulan gelombang. Dengan menghitung waktu tempuh dari pulsa maka jarak sensor dengan target dapat dengan mudah dihitung, proses pengukuran jarak dilakukan hanya dengan memberikan Trigger dan mendeteksi lebar pulsa Echo seperti pada modul sensor ultrasonik pada umumnya, hasil pengukuran dalam bentuk pulsa dapat ditentukan dengan menghitung lebar pulsa yang keluar pada bagian Echo. Lebar pulsa tersebut mewakili waktu merambatnya sinyal ultrasonik dari sensor ultrasonik ke obyek dan kembali lagi. Sensor ultrasonik bekerja dengan menggunakan tegangan sumber sebesar 5 volt dc, sensor objek ditunjukan pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Objek

Keterangan:

  1. VCC, merupakan masukan untuk tegangan kerja sensor tersebut sebesar +5V.
  2. GND, dihubungkan dengan kutub negatif atau ground pada rangkaian.
  3. OUT, sebagai keluaran yang dihubungkan pada pin PD.2 mikrokontroler ATmega8 yang akan memberikan logika high (1) dan Low (0) pada mikrokontroler untuk mendeteksi adanya objek, sensor ultrasonik bekerja dengan mentransmisikan gelombang ultrasonik dan menghasilkan pulsa keluaran yang sesuai dengan waktu tempuh untuk pemancaran dan pemantulan gelombang. Dengan menghitung waktu tempuh dari pulsa maka jarak dengan objek dapat dihitung.

Rangkaian Minimum Mikrokontroler

Konfigurasi PIN ATMega328

Gambar 3.6 Susunan PIN ATMega328

Sumber: Jurnal Syahid tahun 2012 halaman 34

Berikut ini adalah susunan pin/kaki dari ATmega328:

  1. VCC adalah merupakan pin masukan positip catu daya.
  2. GND sebagai pin Ground.
  3. PORT B (B.0-B.5) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus yaitu Timer/Counter, dan SPI.
  4. PORT C (C.0-C.6) merupakan pin I/O dua arah dan dapat diprogram sebagai pin ADC.
  5. PORT D (D.0-D.4) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus yaitu interupsi eksternal dan komunikasi serial.
  6. Reset merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
  7. XTAL1 dan XTAL2 sebagai pin masukan clock eksternal. Suatu mikrokontroler membutuhkan sumber detak (clock) agar dapat mengeksekusi instruksi yang ada di memori. Semakin tinggi kristalnya, semakin cepat kerja mikrokontroller tersebut.
  8. AVCC sebagai pin suplai tegangan untuk ADC.
  9. AREF sebagi pin masukan tegangan referensi untuk ADC.

Gambar 3.7 Rangkaian Minimum Mikrokontroler ATmega328

Keterangan:

  1. Pin 2 (RXD), merupakan jalur untuk melakukan proses penerimaan data pada komunikasi serial.
  2. Pin 3 (TXD), merupakan jalur untuk melakukan proses pengiriman data pada komunikasi serial. Pada sistem ini digunakan untuk mengirimkan perintah berupa string ke rangkaian voice module untuk menjalankan voice yang sesuai.
  3. Pin 1 (RESET), digunakan untuk proses reset program, yaitu mengembalikan program pada kondisi awal atau baris perintah program seperti pertama kali sistem berjalan.
  4. Pin 9 (XTAL1), merupakan pin masukan untuk sumber clock eksternal pada rangkaian mikrokontroler sehingga mikrokontroler akan bekerja dengan kecepatan sesuai dengan nilai dari crystal dan konfigurasi nilai clock pada program.
  5. Pin 10 (XTAL2), merupakan keluaran clock yang dapat digunakan untuk sumber clock rangkaian lain yang di rangkai secara serial.
  6. Pin 8 dan 22, merupakan ground pada rangkaian mikrokontroler yang terhubung langsung dengan rangkaian ground catu daya.
  7. Pin 7 (VCC), 20 (AVCC), 21 (AREF), merupakan pin yang masing-masing pin dihubungkan secara bersamaan pada tegangan +5V pada rangkaian catu daya. Ini dilakukan jika pin input analog pada mikrokontroler ATmega8 tidak di fungsikan sebagai Analog to Digital Converter, sedangkan jika pin analog akan digunakan sebagai ADC maka pin 20 dihubungkan pada tegangan +5V melalui lilitan dengan nilai 100uH agar tegangan yang digunakan tidak terpengaruh oleh fluktuatif tegangan kerja pada mikrokontroler. Sedangkan pada pin 21 dihubungkan dengan komponen variabel resistor atau trimpot untuk melakukan pengaturan tegangan referensi yang sesuai dengan kebutuhan dalam aplikasinya.
  8. Pin 4 (INT0), merupakan pin yang dihubungkan dengan rangkaian sensor ultrasonik, yang difungsikan sebagai sensor pendeteksi jarak objek yang berada tepat didepan sensor tersebut. pada pin ini merupakan pin yang digunakan sebagai sumber interupsi eksternal pertama pada mikrokontroler Atmega328.

Rangkaian Voice Module

Rangkaian ini berfungsi untuk mensuplay tegangan keseluruh rangkaian yang ada. rangkaian catu daya yang dibuat mempunyai keluaran 5 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke seluruh rangkaian. rangkaian catu daya ditunjukan pada gambar 3.7. Secara keseluruhan pada voice module ini hanya terdapat dua buah komunikasi data secara serial dengan perangkat mikrokontroler. Module ini akan mengeluarkan suara sesuai dengan string yang diterima dari rangkaian mikrokontroler yang terhubung secara serial serta file suara yang tersimpan dalam memori SD card disesuaikan dengan kebutuhan pada aplikasi yang dibuat. Adapun format untuk perangkat SD card yang digunakan adalah menggunakan FAT16 serta format suara yang tersimpan pada memori SD card tersebut dalam bentuk file WAV dan dengan masing-masing pada nama file diinisialisasikan dengan urutan sesuai abjad.

Gambar 3.8 Rangkaian Voice Module

Keterangan:

  1. Pin (RXD), merupakan jalur untuk melakukan proses penerimaan data pada komunikasi serial.
  2. Pin (TXD), merupakan jalur untuk melakukan proses pengiriman data pada komunikasi serial. Pada sistem ini digunakan untuk mengirimkan perintah berupa string ke rangkaian voice module untuk menjalankan voice yang sesuai.

Diagram Alir (Fowchart)

Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai rapi dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol yang standar. Tahap peneyelesaian masalah yang disajikan harus jelas, sederhana efektif dan tepat. Dalam penulisan flowchart dikenal dua model, yaitu sistem flowchart dan program flowchart.

  1. Sistem flowchart
  2. Sistem flowchart merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu sistem peralatan komputer yang digunakan dalam proses pengolah data serta hubungan antar peralatan tersebut. Sistem flowchart ini tidak digunakan untuk menggambarkan urutan langkah untuk memecahkan masalah, tetapi hanya untuk menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk.

  3. Program flowchart
  4. Program flowchart adalah diagram alir yang menggambarkan urutan logika suatu prosedur pemecahan masalah. Untuk menggambarkan program flowchart telah tersedia simbol-simbol standar.

Gambar 3.9 Flowchart Sistem Pengukur Tinggi Badan dengan Output Suara

Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Pada bagian perancangan perangkat lunak ini, ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghasilkan listing program yang diinginkan sesuai dengan perancangan perangkat keras.

Perancangan Program Basic Pada Mikrokontroler

Pada perancangan perangkat lunak yaitu menggunakan program BASCOM AVR yang digunakan untuk menuliskan listing program dan mengkompilasi menjadi file heksa. File heksa yang dihasilkan setelah proses kompilasi tersebut akan dimasukkan kedalam mikrokontroler, sehingga mikrokontroler akan bekerja sesuai dengan perintah yang ada pada memori flash, yang digunakan untuk mengendalikan input dan output dari mikrokontroler ATmega 328 untuk pengolahan deteksi jarak benda dengan output suara, adapun tampilan layar program BASCOM AVR adalah pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 Tampilan Layar Program BASCOM AVR

Setelah form utama program BASCOM AVR ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah memilih chip dan menuliskan listing program, penulisan listing program dilakukan sama seperti melakukan penulisan dengan menggunakan program standar teks editor yang sudah ada pada microsoft windows, seperti: notepad, microsoft word dan program teks editor lainnya. Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penulisan listing program adalah mengetahui mnemonic dan susunan dari struktur perintah bahasa Basic untuk mikrokontroler keluarga AVR. Mikrokontroler ATmega8 merupakan mikrokontroler yang mempunyai kesamaan dari mnemonic yang digunakan oleh mikroprosesor AVR.

Cara penulisan listing program basic dapat dilihat pada gambar 3.11 yang menunjukan bagaimana format penulisan bahasa basic menggunakan program aplikasi BASCOM AVR.

Gambar 3.11 Penulisan Listing Program Basic

Langkah selanjutnya adalah menyimpan listing program yang sudah dibuat dengan nama file .BAS dalam penelitian ini akan diberikan nama OBJECT DETECTOR, penyimpanan listing program yang telah dibuat kemudian disimpan pada folder yang sudah ditentukan, dengan memberikan ekstensi pada file yang kita buat dengan BAS agar file yang sudah tersimpan tidak lagi terbaca oleh komputer sebagai teks biasa, melainkan sebagai Basic.

Gambar 3.12 Penyimpanan File BAS

Setelah melakukan penyimpanan file, maka langkah selanjutnya adalah melakukan kompilasi file BAS menjadi file Heksa. Sehingga setelah melakukan proses ini, akan ada 7 buah file yang ada pada folder yang sebelumnya untuk menyimpan file BAS. Tampilan dari proses kompilasi ini dapat dilihat pada gambar 3.13.

Gambar 3.13 Proses Kompilasi File BAS

Dari hasil proses diatas akan menghasilkan enam buah file yaitu: OBJECT DETECTOR.bas, OBJECT DETECTOR.BM, OBJECT DETECTOR.dbg, OBJECT DETECTOR.obj, OBJECT DETECTOR.rpt, OBJECT DETECTOR.bin, OBJECT DETECTOR.hex. file heksa inilah yang akan dimasukkan kedalam mikrokontroler ATmega8 menggunakan isp flash programmer.

Pengisian Program IC ATMega328

Mikrokontroler bisa bekerja jika didalamnya sudah dimasukkan listing program yang sudah dibuat dengan menggunakan program aplikasi BASCOM AVR. Untuk melakukan proses pengisian menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, untuk rangkaian perangkat keras yang digunakan untuk memasukkan program heksa kedalam mikrokontroler dilihat pada gambar 3.14.

Dengan menggunakan kabel isp flash programmer, maka file heksa yang sudah dibuat dapat langsung dimasukkan kedalam mikrokontroler ATMega328 dengan menggunakan perangkat lunak yang dikeluarkan oleh perusahaan atmel yang tidak lain adalah pembuat mikrokontroler tersebut dan bisa didapatkan dengan gratis. Langkah langkah yang terpenting dalam memasukkan listing program heksa kedalam mikrokontroler ATMega328 adalah sebagai berikut:

  1. Langkah pertama, adalah menjalankan program aplikasi progisp versi .72. Untuk tampilan layar utama perangkat lunak progisp versi 1.72 adalah seperti gambar 3.15 berikut:
  2. Gambar 3.15 Tampilan Utama Progisp

    Pada tampilan gambar diatas, ditunjukan langkah selanjutnya untuk menentukan jenis mikrokontroler yang akan dimasukkan listing program , pada bagian ini akan dipilih dengan jenis mikrokontroler ATmega8. adapun tampilan layar dari form dialog pemilihan mikrokontroler yang dipilih dapat dilihat pada gambar 3.16.

    Gambar 3.16 Pemilihan Jenis Mikrokontroler


  3. Langkah kedua, program progisp akan menampilkan isi memori dari mikrokontroler ATmega8 yang sudah melalui proses pembacaan isi mikrokontroler tersebut. Jika tidak ada program didalam mikrokontroler, maka akan ditampilkan dengan nilai FFFF pada setiap larik memori flash mikrokontroler. Dan jika didalam mikrokontroler tersebut sudah terdapat program heksa, akan ditampilkan dengan data yang berbeda-beda. Untuk lebih jelas mengenai isi dari buffer memori flash mikrokontroler adalah pada gambar 3.17 berikut:
  4. Gambar 3.17 Tampilan Buffer Memori Flash


    Untuk melakukan pengambilan file OBJECT DETECTOR.Hex yang sudah tersimpan pada folder yang sudah ditentukan adalah dengan membuka menu file -> load flash kemudian akan ditampilkan form dialog pencarian file, pilihlah file OBJECT DETECTOR.Hex yang sudah tersimpan tersebut kemudian klik tombol open.

  5. Langkah ketiga, pada langkah ini adalah melakukan pengisian memori buffer yang ditampilkan pada bagian layar, yang kemudian dimasukkan kedalam mikrokontroler ATMega328.

  6. Gambar 3.18 Mode Pemrograman


    Pada tampilan pemrogaman mikrokontroler ATmega328 diatas, dilakukan dengan mode auto, yaitu program aplikasi progisp pertama kali akan melakukan penghapusan program yang sudah ada didalam mikrokontroler, kemudian melakukan proses memasukkan isi buffer kedalam mikrokontroler sampai tidak ada lagi isi buffer yang tersisa, langkah terakhir adalah melakukan proses perbandingan atau verifying. Informasi yang dihasilkan dari proses perbandingan ini adalah berupa tampilan isi buffer dengan isi mikrokontroler tersebut. Tetapi jika isi dari buffer dan mikrokontroler sesuai maka akan ditampilkan kotak pesan bahwa proses perbandingan sudah sukses atau tidak diketemukan ketidak sesuaian. Jika proses ini sudah selesai maka untuk proses pengisian file heksa kedalam mikrokontroler ATMega328 sudah selesai dan mikrokontroler sudah siap untuk digunakan.

Gambar 3.19 Erasing Chip


Gambar 3.20 Write Flash


Gambar 3.21 Verify Flash

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai Prototipe pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik dengan output suara pada RSIA Keluarga Kita adalah sebagai berikut:

  1. Menciptakan alat pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler ATMega328 dengan menghasilkan output suara yang dirancang dan dibuat untuk mendeteksi tinggi badan seseorang sehingga ditemukan solusi terbaik bahwa mikrokontroler memiliki tingkat kehandalan dan kestabilan yang tinggi dan hasil lebih akurat.
  2. Proses konfigurasi program ke dalam mikrokontroler ATMega328 mempengaruhi kinerja sistem sensor ultrasonik untuk mendeteksi tinggi badan seseorang dengan menghasilkan output suara.
  3. Dari alat pengukur tinggi badan yang telah dirancang dapat mengetahui secara langsung hasil pengukurannya melalui output suara, pembacaan hasil yang didapat lebih akurat dan presisi jika dibanding dengan hasil pembacaan manusia.

Saran

  1. Hendaknya menggunakan sensor ultrasonic dengan kualitas yang lebih baik sehingga jarak deteksi lebih jauh.
  2. Saat melakukan perekaman suara pada voice module, perhatikan durasi waktu untuk tiap-tiap rekaman suara bila setelah melakukan perekaman suara terdapat durasi sisa yang terekam usahakan untuk dibuang menggunakan software khusus yang biasa digunakan dalam pengeditan rekaman karena hal ini berpengaruh pada waktu jeda dari satu rekaman suara ke rekaman suara lain.
  3. Alat ini sebaiknya digunakan untuk pengukuran jarak yang lebih besar dari 3 cm (jarak minimal yang mampu dibaca sensor ultrasonik) dan lebih kecil dari 355 cm (jarak maksimal yang mampu dicapai sensor ultrasonik). sedemikian sehingga memenuhi persyaratan yang diinginkan dari suatu alat ukur yaitu tepat (akurat), teliti (presisi), dan portable.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Jogiyanto, Dari Buku Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  3. Hartono, Bambang. 2011. Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data. Jakarta: Rineka Cipta.
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Managemen. Jakarta: Graha Ilmu
  5. Rosa, A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
  6. Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
  7. 7,0 7,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  8. 8,0 8,1 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
  9. Aisyah, Siti dan Nawang Kalbuana. 2011. Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME. Jurnal CCIT Vol.4 No. 2. Tangerang.
  10. Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
  11. Darmawan Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  12. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  13. Kumorotomo dan Margono. 2010. Konsep Sistem Informasi manajemen. Yogyakarta: UGM Press. Diakses pada Tahun 2013.
  14. 14,0 14,1 Rizky. 2011.
  15. 15,0 15,1 Simamarta. 2010.
  16. Simanjuntak. 2010.
  17. Shiddiq. 2012.
  18. Budiman. 2012.
  19. Siddiq. 2012.
  20. 20,0 20,1 Sumardi. 2013.
  21. Syahrul. 2013.
  22. 22,0 22,1 22,2 Unggul Juwana. 2009.
  23. Bagus. 2012.
  24. Munir. 2013.
  25. 25,0 25,1 Syahid. 2013.
  26. Widodo. 2009.
  27. Noersasongko. Andono. 2010.
  28. Studio. Farik Matamaya. 2010.
  29. 29,0 29,1 29,2 Subandi. 2009.
  30. Parmono, Iswanto. 2011.
  31. 31,0 31,1 31,2 31,3 31,4 Widodo. 2010.
  32. Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi: Konsep, Teknik, Dan Aplikasi. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
  33. 33,0 33,1 Suryo Guritno, Sudaryono, dan Untung Rahardja. 2011. Teory and Application of IT Research: Metodelogi Penelitian Teknologi Informasi.Yogyakarta: CV ANDI OFFSET
  34. Sudarto, Ferry.M.Firman.Adi Atma, Sugeng.2013. Tongkat Ultrasonik untuk Tunanetra sebagai Deteksi Jarak Benda dengan Output Suara. Informatic Technique Journal: Medan.
  35. Muji Rahayu, Titik. 2010. 'Perancangan Dan Pembuatan Penunjuk Arah Serta Deteksi Jarak Benda Untuk Tunanetra Dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler. Jurnal UIN: Malang.
  36. Fuadah Ditafrihil, Dita. Sanjaya, Mada WS.Ph.D. 2013. 'Monitoring dan Kontrol Level Ketinggian Air dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino. Jurnal Sains Fisika UIN Sunan Gunang Djati: Bandung.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A:

A.1.Surat Pengantar KKP
A.2.Surat Penugasan Kerja
A.3.Form Penggantian Judul
A.4.Kartu Bimbingan
A.5.Kartu Study Tetap Final ( KSTF )
A.6.Form Validasi Kuliah Kerja Praktek (KKP)
A.7.Kwitansi Pembayaran Kuliah Kerja Praktek (KKP)
A.8.Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
A.9.Daftar Nilai
A.10.Formulir Seminar proposal
A.11.Sertifikat Tri Dharma iDuHelp!
A.12.Sertifikat TOEFEL
A.13.Sertifikat Pengukuhan Prospek
A.14.Sertifikat IT Internasional
A.15.Sertifikat IT Nasional
A.16.Sertifikat IT Nasional
A.17.Sertifikat IT Nasional
A.18.Kurikulum
A.19.Curriculum Vitae (CV)l

Lampiran B:

B.1.Penilaian Objektif iDu
B.2.Partisipasi #1: Masuk ke Kelas Averroes iDu
B.3.Partisipasi #2 Rinfo Personal Use + 2 New Rinfo
B.4.Training iDuHelp
B.5.Partisipasi #2 Mendapatkan Judul KKP
B.6.Poster Session
B.7.Widuri + 1 New User
B.8.Partisipasi #3 Why Project
B.9.iDuHelp! Tahap Pertama
B.10.Partisipasi #3: Penyelesaian laporan tahap 1
B.11.Progress Project
B.12.Partisipasi #4 Latihan Presentasi
B.13.Assignment iDuHelp!
B.14.Assignment iRAN
B.15.Special Contributions

Contributors

Admin, Andri Zali, Reza pahlava