KP1122469210

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PROTOTYPE SISTEM INFORMASI ABSENSI SEKOLAH

PADA SDN PERUMNAS 5 TANGERANG


LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK




Logo stmik raharja.jpg



OLEH:

1122469210 KEVIN MACARIO



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

TANGERANG

(2013/2014)



LEMBAR PERSETUJUAN



PROTOTYPE SISTEM INFORMASI

ABSENSI SEKOLAH

PADA SDN PERUMNAS 5 TANGERANG



Diajukan guna melengkapi sebagian syarat untuk mengikuti Skripsi pada Jurusan Teknologi Informasi Konsentrasi Software Engineering

STMIK Raharja Tahun Akademik 2013/2014.



Tangerang, 08 Januari 2014



Dosen Pembimbing




( Nasril Sany, S.Kom )

NID. 08190



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA



LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK


Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM
: 1122469210
Nama
: Kevin Macario
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering


Menyatakan bahwa Kuliah Kerja Praktek ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Kuliah Kerja Praktek yang telah dipergunakan untuk melanjutkan dalam pembuatan Skripsi baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 11 Januari 2014
Kevin Macario
NIM. 1122469210

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Kehadiran merupakan faktor utama pada sebuah lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan. Hal ini berkaitan pada kedisiplinan siswa dan berdampak pada baik buruknya manajemen lembaga pendidikan ataupun kualitas murid itu sendiri. Komite sekolah menindak lanjuti dengan cara memberikan sangsi dari setiap murid yang tidak hadir pada waktu kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu adanya pendataan khusus untuk mencatat kehadiran dan ketidakhadiran siswa agar keberadaan dalam melakukan aktifitas kerja tercatat dengan baik.Banyak cara yang digunakan untuk pengolahan absensi karyawan, salah satunya yaitu dengan menggunakan teknologi. Pada SDN Perumnas 5 Tangerang, Sistem absensi yang digunakan yaitu absensi secara manual.Namun sistem tersebut belum terkomputerisasi dalam melakukan pendataan yang mengakibatkan sering terjadinya kesalahan dalam proses rekap absensi. Disamping itu, kondisi yang rentan kotor, basah atau rusak dapat terjadi pada beberapa buku absensi sehingga menghambat proses rekapitulasi absensi. Metode observasi merupakan metode yang digunakan penulis dalam penelitian. Metode in dinilai sangat tepat guna mendapatkan data-data yang terdapat dalam SDN Perumnas 5 Tangerang. Karena dengan melakukan pengamatan sistematika terhadap unsur yang akan di teliti, penulis melakukan tinjauan langsung ke sekolah. Hasil yang diperoleh dari penelitian dan implementasi sistem yang penulis lakukan dengan cara memasukan beberapa contoh data siswa sebagai percobaan transaksi absensi, program aplikasi absensi yang dibuat berjalan dengan baik.

Kata Kunci: Absensi , Siswa, Teknologi

ABSTRACT

A major factor in educational institutions in achieving its purpose is ‘presence’. Precense itself is related to student’s self-control. It has also good and bad impact to the management of educational institutions or the quality of the students itself. School Committee punish every student who come late to the school.At SDN Perumnas 5 in Tangerang, the absent system that still using are manual one. And the kind of system hasn’t been computerized when doing the absents, that could caused many possible mistakes during it. Besides, the book of the student’s absents could be damaged sush as, dirty, ripped off easily when it’s wet or else, and it would slowed down the absents recapitulation. Observed method is the method that the writers used in research. This method is quiet useful to earned and collect data bases at SDN Perumnas 5 elementary school when doing some surveillance systematic in few structures that needs to look after, writer would do some observation straight to the school. The results that has been collected from the researches and system implementation that writers could do by put some student’s database for example as a trial transaction for absent, absent’s application program that could be made would goes well.

Keywords : Attendance , Student , 'Technology'


KATA PENGANTAR


Shalom Aleichem Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan berkat dan anugrah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini.

Penulisan laporan Kuliah KerjaPraktek ini disusun sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan dan mengikuti Skripsi. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja dan juga sebagai Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  2. Bapak Drs. PO. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  4. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika Perguruan Tinggi Raharja.
  5. Bapak Nasril Sany, S.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu memberikan kritik, saran, waktu dan masukan yang membangun dalam pembuatan laporan ini.
  6. Ibu HJ. Arbainah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Perumnas 5 Tangerang yang telah memberikan ijin berkenaan dengan penelitian ini.
  7. Bapak Dedi, S.Pd selaku Komite Sekolah SDN Perumnas 5 Tangerang yang telah memberikan ijin berkenaan dengan penelitian ini.
  8. Kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a untuk keberhasilan penulis.
  9. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.
  10. Dan semua rekan-rekan seperjuangan baik di lingkungan kampus maupun diluar kampus yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan KKP ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan KKP ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, 11 Januari 2014
Kevin Macario
NIM. 1122469210

Daftar isi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi

Gambar 3.2. Activity Diagram Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.3. Activity Diagram Pembuatan Laporan Absen Saat ini

Gambar 3.4. Activity Diagram Laporan Absen Yang Berjalan

Gambar 3.5. Sequence Diagram Saat Ini

Gambar 3.6. Rancangan Prototype Tampilan Home

Gambar 3.7. Rancangan Profile Sekolah Dan Siswa

Gambar 3.8. Rancangan Prototype Absensi Siswa

Gambar 3.9. Rancangan Prototype Akhir Laporan

DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

Daftar Simbol Use Case Diagram.png

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Daftar Simbol Activity Diagram.png


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Daftar Simbol Sequence Diagram.png

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan zaman yang sangat cepat diikuti dengan berkembangnya kemajuan dalam bidang teknologi yang semakin canggih dewasa ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia. Yang mana pada zaman ini banyak sekolah yang telah membuktikan kemajuan yang pesat sehingga terjadi persaingan dalam mempromosikan kualitas masing-masing antar sekolah. Untuk memajukan kualitas sekolah tersebut diperlukan dukungan manajemen yang tepat, dan dalam mengelolanya diperlukan pula informasi yang effective & efficient. Demikianlah kecenderungan instansi pendidikan di abad informasi dewasa ini, berkembang pesat dan penuh liku-liku persaingan serta maju mundurnya sangat tergantung kepada informasi yang ditangani dengan baik. Penanganan informasi data dan absensi pada sekolah merupakan hal yang sangat penting, namun masih ada beberapa instansi pendidikan yang masih menggunakan sistem absensi secara manual. Hal tersebut dapat mengakibatkan ketidak-akuratan penghitungan jumlah kehadiran yang mengakibatkan kekeliruan dalam proses pendataannya.

Maka dari itu diperlukan peningkatan sistem absensi yang akurat dengan menggunakan teknologi. Dengan adanya terknologi tersebut tentunya akan mempermudah penanganan informasi yang diperlukan dalam menjalankan instansi pendidikan. Sekolah Dasar Negeri Perumnas 5 Tangerang adalah sebuah yayasan yang memiliki jumlah siswa yang cukup banyak. Karena itu, Sekolah Dasar Negeri Perumnas 5 Tangerang selalu berusaha memberikan yang terbaik sesuai tuntutan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan termasuk sekolah yang mempunyai tujuan yang mulia yaitu untuk menghasilkan peserta didik yang berkompeten sejak usia dini.

Mengingat jumlah siswa yang cukup banyak, keterbatasan tempat, tenaga dan waktu, dan absensi yang masih manual atau belum terkomputerisasi dalam melakukan pendataan yang mengakibatkan sering terjadinya kesalahan dalam proses rekap absensi, maka diperlukan suatu alat bantu berupa komputer untuk mengatasi masalah tersebut. Begitu besarnya peranan komputer sebagai alat bantu dalam pendataan dan absensi di dalam sekolah dan berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan penelitian dengan judul “PROTOTYPE SISTEM INFORMASI ABSENSI SDN PERUMNAS 5 TANGERANG”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis mengambil beberapa pokok permasalahan :

  1. Bagaimana proses absensi yang berjalan saat ini pada Sekolah Dasar Negeri Perumnas 5 Tangerang ?

  2. Bagaimana tingkat keefektifan absensi apabila diterapkan prototype yang akan dibuat ?

  3. Apa saja kendala prototype yang akan dibuat ?

  1. Bagaimana proses absensi yang berjalan saat ini pada Sekolah Dasar Negeri Perumnas 5 Tangerang ?

  2. Teks Paragraf 1

  3. Bagaimana tingkat keefektifan absensi apabila diterapkan prototype yang akan dibuat ?

  4. Apa saja kendala prototype yang akan dibuat ?

Ruang Lingkup Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan operasional

Tujuan Operasional dari penelitian ini adalah merancang dan membangun Sistem Absensi khususnya untuk pengolahan dan penginputan absensi siswa pada Sekolah Dasar Negeri Perumnas 5 Tangerang.

2. Tujuan fungsional

Tujuan fungsional dari penelitian ini yaitu mengoptimalkan pengolahan data siswa agar lebih bersifat objektif.

3. Tujuan individual

Tujuan Individual adalah engaplikasikan ilmu yang telah penulis dapatkan selama mengikuti perkuliahan di STMIK RAHARJA dan mempraktekan di Sekolah Dasar Negeri Perumnas 5 Tangerang. .

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Sebagai acuan penelitian berikutnya yaitu Tugas KKP untuk pengembangan sistem yang lebih baik lagi dan lebih bermanfaat dengan rancang bangun sistem informasi absensi siswa ini, diharapkan dapat memudahkan dalam membuat laporan rekapitulasi secara objektif.

2. Bagi Perguruan Tinggi Raharja

Dengan dihasilkannya rancangan sistem pengolahan absensi siswa ini, dapat dijadikan dasar perbaikan sistem yang sedang berjalan pada saat ini dan dapat memberi kemudahan baik dalam penginputan, pengolahan, maupun pencetakan data raport.

Metodologi Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Secara umum penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam mencari dasar-dasar maupun bukti yang dibutuhkan penulis untuk menguatkan dugaan maupun suatu temuan yang ada, ataupun yang akan dibuat oleh para pelaku peneliti, untuk mendapatkan data yang diperlukan.

Adapun penjelasan lebih rinci mengenai metode yang digunakan penulis dalam menyusun Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini sebagai berikut:

1.Metode Observasi (Pengamatan)

Adalah suatu metode untuk mendapatkan data dengan melakukan pengamatan sistematika terhadap unsur-unsur yang akan diteliti. Penulis dalam penelitian melakukan tinjauan langsung ke Sekolah Dasar Negeri Perumnas 5 Tangerang.

2.Metode Wawancara

Melakukan studi dengan metode wawancara kepada narasumber Sekolah Dasar Negeri Perumnas 5 Tangerang agar data yang diperoleh lebih akurat.

3.Metode Studi Pustaka

Penulis mendapatkan data dengan cara membaca buku-buku atau literatur-literatur penelitian yang sudah dilakukan.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat Perguruan Tinggi Raharja, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, analisa proses, UML (Unified Modelling Language) sistem yang berjalan, serta alternatif pemecahan masalah.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototype

Prototipe merupakan bentuk awal (contoh) atau standar ukuran dari sebuah entitas. Dalam desain, sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal.

Dalam menyelesaikan proyek software akan terdapat satu pendapat bahwa masalah pertama adalah memperoleh kebutuhan dari user. Permasalahan kedua adalah berdasarkan persetujuan spesifikasi fungsional (FS). Spesifikasi fungsional mencoba untuk menggambarkan sistem yang berbasis grafik dan narasi, tetapi gambar dan penjelasan tidak dapat menerangkan cara sistem tersebut berjalan, berlaku, dan mempengaruhi bisnis user. Sebagai tambahan, spesifikasi fungsional biasanya menimbulkan kesalah pahaman.

Kesalah pahaman antara user dan analismengakibatkan perubahan yang berarti atau sistem tidak akan pernah sempurnadalam pelaksanaannya atau sekaligus ditolak. Prototipe dapat memecahkan masalahini untuk tipe-tipe tertentu dalam sistem.

Seperti halnya ketika akan menilaisebuah mobil tanpa mencobanya, user juga tidak dapat menilai dari spesifikasifungsional, bagaimana sistem akan berlaku dan berjalan. Tetapi jika user dapatmelihat, menyentuh dan menggunakan ‘model’ atau prototipe dari tujuan sistemdapat langsung menilai kegunaan sistem. Jika perubahan diperlukan prototipedapat dimodifikasi, memungkinkan dimodifikasi beberapa kali sampai keadaaanyang ditetapkan user.

Keuntungan Dari Prototype

User dapat mempertimbangkan sedikit perubahanselama masih bentuk prototipe.

Memberikan hasil yang lebih akurat daripada perkiraan sebelumnya, karena fungsi yang diinginkan dan kerumitannya sudahdapat diketahui dengan baik.

User merasa puas. Pertama, user dapat mengenalmelalui komputer. Dengan melakukan prototipe (dengan analisis yang sudah ada),user belajar mengenai komputer dan aplikasi yang akan dibuatkan untuknya.Kedua, user terlibat langsung dari awal dan memotivasi semangat untuk mendukunganalisis selama proyek berlangsung.


Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Mustakini (2009:34), Sistem dapatdidefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapatdidefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuantertentu.

Mendefinisikan sistem secara umumsebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatutujuan tertentu sebagai satu kesatuan. (Agus Mulyanto, 2009:1)

Mendefinisikan sistem dalam bidangsistem informasi sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima proses input sertamenghasilkan input dalam proses transformasi yang teratur.

Menurut Jogiyanto (2012), Sistem adalahsuatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpulbersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu.

Menurut Raymond McLeod (2012), Sistemadalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untukmencapai tujuan.

Menurut Tata Sutabri (2012:16), Sistemdapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atauvariabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung sama lain,dan terpadu.

Dengan demikian pengertian sistem dapatdisimpulkan sebagai suatu prosedur yang saling berhubungan satu sama laindimana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran, untukmencapai tujuan yang diharapkan. (Agus Mulyanto, 2009:2).

Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20), sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components System)

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlahkomponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satukesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem.Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsitertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.


  3. BatasSistem (Boundary System)

  4. Ruang lingkup sistem merupakan daerahyang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem denganlingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandangsebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  5. LingkunganLuar Sistem (Environment System)

  6. Bentuk apapun yang ada di luar ruanglingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebutdisebutlingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkandan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkunganluar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikanharus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup darisistem tersebut.

  7. PenghubungSistem (Interface System)

  8. Media yang menghubungkan sistem dengansubsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkansumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentukkeluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melaluipenghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yangmembentuk satu kesatuan.

  9. MasukanSistem (Input System)

  10. Energi yang dimasukkan ke dalam sistemdisebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dansinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supayasistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diprosesuntuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer,program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikankomputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. PengolahanSistem (Processing System)

  12. Suatu sistem dapat mempunyai suatuproses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistemakuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yangdibutuhkan oleh pihak manajemen.

  13. KeluaranSistem (Output System)

  14. Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadikeluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukanbagi subsistem yang lainseperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasiini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hallain yang menjadi input bagi subsitem lain.

  15. SasaranSistem (Objective) dan tujuan (Goals)

  16. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaranyang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidakmemiliki sasaranmaka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bilamengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiapkasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya :

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

  2. Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem persediaan barang.

  3. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

  4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

  5. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

  6. Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertadingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

  7. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

  8. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

  9. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Phisical System)

  10. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologi yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

  11. Sistem Alami (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

  12. Sistem alami adalah sistem yang keberadaannya terjadi secara alami (natural) tanpa campur tangan manusia, sedangkan sistem buatan manusia adalah sebagai hasil kerja manusia. Contoh sistem alami adalah sistem tata surya yang terdiri dari atas sekumpulan planet,gugus bintang dan lainnya. Contoh sistem abstrak dapat berupa sistem komponen yang ada sebagai hasil karya teknologi yang dikembangkan manusia.

  13. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probalistic System)

  14. Sistem tertentu adalah suatu sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sedangkan sistem tidak tentu (probalisticsystem) sistem tingkah lakunya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probalitas. Sistem aplikasi komputer merupakan contoh sistem yang tingkah lakunya dapat ditentukan sebelumnya. Program aplikasi yang dirancang dan dikembangkan oleh manusia dengan menggunakan prosedur yang jelas dan terstruktur.

  15. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

  16. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Sebaliknya, sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

Konsep Dasar Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem

Menurut Yakub (2012:142), Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan).

Menurut Mulyato (2009:125), Analisa sistem adalah teori sistem umum yang sebagai sebuah landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi didalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang/mennganti output yang sedang digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain (biasa jadi lebih sederhana dan lebih interatif) atau melakukan beberapa perbaikan serupa.

Menurut McLeod (2012:8), Analisis sistem adalah penelitian terhadap sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau memperbaharui sistem yang telah ada tersebut.

Menurut Andi (2010:27), “Analisa sistem adalah sebuah sebuah proses penelaahan sebuah sistem informasi dan membaginya ke dalam komponen-komponen penyusunnya untuk kemudian dilakukan penelitian sehingga diketahui permasalahan-permasalahan serta kebutuhan-kebutuhan yang akan timbul, sehingga dapat dilaporkan secara lengkap serta diusulkan perbaikan-perbaikan pada sistem tersebut”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat saya simpulkan bahwa analisis sitem merupakan suatu tahapan prosess sebuah sistem secara umum menjadi landasan konseptual yang mempunyai tujuan kemudian untuk memperbaiki berbagai fungsi didalam suatu sistem tertentu.

Tahap-tahap Analisis Sistem

Menurut Mulyanto (2009:126), Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Tahapan ini bisa merupakan tahap yang mudah jika klien sangat paham dengan masalah yang dihadapi dalam organisasinya dan tahu betul fungsionalitas dari sistem informasi yang akan dibuat. Tetapi tahap ini bisa menjadi tahap yang paling sulit jika client tidak bisa mengidentifikasi kebutuhannya atau tertutup terhadap pihak luar yang ingin mengetahui detail-detail proses bisnisnya.

Menurut Mulyanto (2009:129), Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem, diantaranya adalah:

  1. Identify, yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah.

  2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

  3. Analysis, yaitu melakukan analisa terhadap sistem.

  4. Report, yaitu membuat laporan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Wahana Komputer (2010:27), Pada analisa sistem dikenal beberapa tahap yaitu :

  1. Identifikasi masalah yang ada pada sistem informasi tersebut.

  2. Memahami cara kerja sistem.

  3. Melakukan analisa.

  4. Melaporkan hasil analisa sistem.

Fungsi Analisis Sistem

Adapun fungsi analisa sistem adalah sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi masalah–masalah kebutuhan pemakai (user).

  2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

  3. Memilih alternatif–alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.

  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Darmawan (2012:2), Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya,keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Agus Mulyanto (2009 : 29) mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang sudah diolah untuk menguji kebenarannya sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan.

Klasifikasi Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:34), informasi dalam menejemen diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Informasi Berdasarkan Persyaratan

  2. Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Informasi yang tepat waktu

    2. Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.

    3. Informasi yang relevan

    4. Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang menajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian.

    5. Informasi yang bernilai

    6. Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.

    7. Informasi yang dapat dipercaya

    8. Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.

  3. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu

  4. Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

    1. Informasi masa lalu

    2. Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapih dan teratur.

    3. Informasi masa kini

    4. Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.

  5. Informasi Berdasarkan Sasaran

  6. Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Informasi individual

    2. Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.

    3. Informasi komunitas

    4. Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.

Nilai dan Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:37), nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif disbanding dengan biaya mendapatkannya.Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.

Lebih lanjut, sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan sesuatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

  1. Mudah diperoleh

  2. Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

  3. Luas dan Lengkap

  4. Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi.Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya.Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.

  5. Ketelitian

  6. Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi.Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

  7. Kecocokan

  8. Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai.Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi.Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya.Sifat ini sulit mengukurnya.

  9. Ketepatan Waktu

  10. Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi.Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu.Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditamabah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.

  11. Kejelasan

  12. Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar.Bebrapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

  13. Keluwesan

  14. Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan.Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

  15. Dapat dibuktikan

  16. Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

  17. Tidak ada prasangka

  18. Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

  19. Dapat diukur

  20. Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.Meskipun kabar angin, desas-desus,

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :

Menurut Agus Mulyanto (Mulyanto, 2009:29)., “Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.”

Menurut Sutarman (2012:13), "Sistem informasi adalah sistem yang dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi)".

Menurut Sutabri (2012:46), Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukungpengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya”.

Komponen Sistem Informasi

Tata Sutabri (2012:47) mengemukakan bahwa “Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (Building Block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok bangunan tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran”. Blok bangunan itu terdiri dari:

  1. Blok Masukan (Input Block)

  2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  3. Blok Model (Model Block)

  4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  5. Blok Keluaran (Output Block)

  6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  7. Blok Teknologi (Technology Block)

  8. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).

  9. Blok Basis Data (Database Block)

  10. Basis data (Database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).

  11. Blok Kendali (Controls Block)

  12. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masing-masing organisasi. Klasifikasi sistem informasi tersebut sebagai berikut :

  1. Sistem informasi berdasarkan level organisasi

  2. Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional dan level manajerial.

  3. Sistem informasi berdasarkan aktifitas manajemen

  4. Dikelompokkan menjadi sistem informasi perbankan, sistem informasi akademik, sistem informasi kesehatan, sistem informasi asuransi dan sistem informasi perhotelan.

  5. Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis

  6. Dikelompokkan menjadi sistem informasi akuntansi, sistem informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran dan sistem informasi sumber daya manusia.

Tujuan Sistem Informasi

Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi (Information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. (Jogiyanto H.M., 2010:13).

Tujuan sistem informasi terdiri dari Kegunaan (Usefulness), Ekonomi (Economic), Keandalan (Realibility), Pelayanan Langganan (Customer Service), Kesederhanaan (Simplicity), dan Fleksibilitas (Fleksibility).

  1. Kegunaan (Usefulness)

  2. Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi.

  3. Ekonomi (Economic)

  4. Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.

  5. Keandalan (Realibility)

  6. Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.

  7. Pelayanan Langganan (Customer Service)

  8. Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.

  9. Kesederhanaan (Simplicity)

  10. Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.

  11. Fleksibilitas (Fleksibility)

  12. Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

Konsep Dasar Teknologi Informasi

Untuk mengetahui pengertian teknologi informasi terlebih dahulu kita harus mengerti pengertian dari teknologi dan informasi itu sendiri. Berikut ini pengertian teknologi dan informasi :

Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya, sedangkan Informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya.

Teori Khusus

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML
  1. Menurut Widodo (2011:6), “UML adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

  2. Menurut Nugroho (2010:6), ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

  3. Menurut Henderi (2009:5), “UML adalah sebuah bahasa pemodelan yang telah menjadi standar dalam industri software untuk visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak”.

  4. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis OOP (Object Oriented Programming).

Langkah-Langkah penggunaan Unified Modeling Language

Menurut Henderi (2010:6), langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use casediagram dan lengkapi dengan requirement, constraints, dan catatan-catatan lain.

  3. Buatlah deploymentdiagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activitydiagram.

  6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.

  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen bereaksi dengan baik.

  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:

    1. Pendekatan use case dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

    2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

Konsep Permodelan Menggunakan UML

Menurut Nugroho (2010:10), Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML,tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management).

Bangunan Dasar Metodologi UML

Menurut Nugroho (2010:117), bangunan dasar metodologi UML menggunakan dua bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

  1. Sesuatu (things)

  2. Ada 4 (empat) things dalam UML, yaitu:

    1. Structural Things

    2. Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

    3. Behavioral Things

    4. Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

    5. Grouping Things

    6. Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

    7. Annotational Things

    8. Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

  3. Relasi (Relationship)

  4. Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:

    1. Ketergantungan (Dependention).

    2. Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).

    3. Asosiasi (Association)

    4. Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya.Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

    5. Generalisasi (Generalization)

    6. Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor).Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.

    7. Realisasi (Realization)

    8. Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

Diagram-Diagram UML

Berikut ini adalah diagram UML menurut Henderi (2010:6) yaitu:

  1. Use Case Diagram

  2. Use Case Diagram secara grafis menggambarkan, interaksi secara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu. Use case secara naratif digunakan untuk secara tekstual menggambarkan sekuensi langkah-langkah dari tiap interaksi.

  3. Class Diagram

  4. Menggambarkan struktur object sistem. Diagram ini menunjukan class diagram yang menyusun sistem dan hubungan antara class object tersebut.

  5. Sequence Diagram

  6. Secara grafis menggambarkan bagaimana object berinteraksi satu sama lain melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi.

  7. State Chart Diagram

  8. Digunakan untuk memodelkan behaviour objek khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek dari satu state ke state yang lain.

  9. Activity Diagram

  10. Secara grafis untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity Diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

Konsep Dasar Absensi

Definisi Absensi

Absensi atau kartu jam hadir adalah dokumen yang mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu. Pekerjaan mencatat waktu pada dasarnya dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu pencatatan waktu hadir (attendance time keeping) dan pencatatan waktu kerja (shop time keeping).

Pencatatan jam hadir pada hadir pada kartu jam hadir yang dilakukan oleh setiap pegawai/pekerja bisa mempengaruhi gaji bersih/take home pay yang akan diterima oleh pegawai setiap bulannya. Karena apabila pegawai/pekerja lupa atau tidak mencatatkan jam hadirnya pada kartu jam hadir akan mempengaruhi komponen-komponen yang ada pada gaji, terutama sekali pada pos tunjangan, karena tunjangan yang diberikan perusahaan kepada setiap pegawai/pekerja tergantung dari beberapa banyak pegawai/pekerja hadir pada jam kerja. Seperti tunjangan makan dan transportasi, jika pegawai/pekerja tidak mencatatkan jam hadirnya pada kartu jam hadir maka tunjangan makan dan transpotasinya yang diterima pegawai/pekerja setiap bulannya akan berkurang dan akan mempengaruhi gaji bersih yang diterima pegawai/pekerja tersebut.

Pencatatan waktu hadir dimaksudkan untuk mengumpulkan data mengenai jumlah jam hadir karyawan dalam suatu periode pembayaran dan kadang-kadang juga mengenai tarif upah untuk pekerjaan yang dilakukan. Pencatatan waktu kerja dimaksudkan untuk mencatat jam kerja sesungguhnya yang digunakan oleh karyawan dalam setiap pekerjaan (job) atau departemennya. Catatan waktu kerja ini dapat digunakan untuk mengecek catatan waktu hadir dan juga mendapatkan data produksi yang diperlukan untuk distribusi upah dan gaji dan perhitungan intensif.

Jenis-Jenis Absensi

Pencatatan absensi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

  1. Absensi Catatan Tangan

  2. Absensi catatan tangan biasanya ada diperusahaan-perusahaan kecil. Setiap karyawan tiba atau pulang kantor.

    1. • Kelebihan absensi catatan tangan adalah murah dan mudah.

    2. • Kekurangan absensi catatan tangan :

      1. Pegawai/pekerja dapat menulis waktu hadir/pulang sesuai dengan kehendaknya.

      2. Pegawai/pekerja dapat mencatatkan waktu hadir/pulang temannya yang belum datang atau pulang lebih awal.

      3. Bagian penggajian akan mengalami kesulitan pada saat merekap jam hadir pekerja pada akhir bulan.

  3. Absensi Sidik Jari (Finger Scan)

  4. Biasanya sistem ini digunakan oleh perusahaan menengah ke atas. Cara kerja sistem Finger Scan ini adalah dengan cara menempelkan salah satu jari pada mesin setelah memasukkan nomer identitas pekerja.

    Kelebihan Absensi Sidik Jari

    1. Absensi tidak dapat digantikan oleh orang lain.

    2. Proses perekapan data absensi menjadi lebih mudah.

    Kekurangan Absensi Sidik Jari

    1. Harganya yang relatif mahal.

    2. Jika ada error maka data jam hadir karyawan tidak akan bisa diakses.

    3. Tidak semua dapat melakukan finger scan dengan sukses sehingga kadang tidak tercatat jika pegawai/pekerja tersebut hadir kerja.

Tujuan Absensi

Oleh karena absensi adalah unsur kedisiplinan maka tujuannya adalah untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai.

Daftar absensi sangat penting bagi atasan untuk mengetahui keadaan bawahannya.

Adapun tujuan dari absensi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Untuk melihat kehadiran

  2. Untuk meningkatkan kedisiplinan

  3. Untuk meningkatkan semangat

  4. Untuk mengetahui keadaan

  5. Untuk mengetahui apakah siswa mempunyai semangat belajar dengan melihat kehadiran siswa.

Dengan diterapkannya absensi ini dengan sendirinya telah membantu meningkatkan mutu dari instansi itu. Kebanyakan orang menilai adanya penggunaan absensi berarti adanya disiplin pada tempat yang bersangkutan.

Selanjutnya orang menilai sistem kerja ditempat tersebut berkualitas baik. Dengan demikian absensi ini juga ikut membantu penilaian yang baik bagi setiap organisasi yang menerapkannya.

Study Pustaka (Literature Review)

Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai analisa alat tulis kantor yang efisien serta penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan analisa absensi ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu:

  1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Riska Dwi Putri yang berjudul "Perancangan Dan Implementasi Sistem Absensi Pegawai Berbasis WEB Dengan Metode Intelligence Card Pada Perguruan Tinggi Raharja" ini, diusulkan untuk memperbaiki kekurangan pada yang ada pada system yang sedang berjalan, dimana kekurangan pada penelitian sebelumnya masih belum terintegrasi dengan baik, laporan rekap absensi masih berbentuk excel, sehingga tidak terkomputerisasi dengan baik.

  2. Penelitian yang telah dulakukan oleh Dhita Rukmianti yang berjudul "Pengembangan Sistem Informasi Absensi Pegawai Pada Perguruan Tinggi Raharja" , ini diusulkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada sistem yang berjalan dimana sistem belum mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan dengan cepat karena masih menggunakan system manual. Proses absensi yang diusulkan menggunakan system terpusat sehingga hasil dari proses system informasi dapat sesuai dengan yang diharapkan, dan dapat lebih meningkatkan manajemen dalam kedipsilan pegawai berdasarkan data absensinya ( Rukmianti Dhita:2009 )

  3. Penelitian Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang dilakukan oleh Ummi Hanny Sholina (0633357456) 2009/2010. Penelitian yang berjudul "Perancangan Sistem Informasi Absensi Pegawai Pada Rumah Sakit Ibu & Anak Keluarga Ibu Tangerang" ini, diusulkan untuk memperbaiki kekurangan pada sistem yang sudah ada Sistem Absensi sebelumnya dapat dikatakan kurang efektif, karena masih dilakukan secara manual, mulai dari pendataan pegawai, pengolahan absensi hingga pnanganan laporan.

  4. Oleh sebab itu pengaksesan ini belum memiliki suatu sistem absensi pegawai yang baik, hal tersebut sering mengakibatkan hasil yang kurang teliti, keakuratan waktu sangat diragukan dan lamanya waktu untuk penyajian laporan sehingga mempengaruhi sistem-sistem yang lain dalam melaksanakan tugas dan kegiatannya.

    Penelitian ini diusulkan untuk membantu memudahkan dalam mengambi suatu keputusan memperlancar tugas dan kegiatan masing-masing instansi yang terkait di dalam sistem tersebu. Maka pada penelitian ini menggunakan aplikasi Visual Basik 6.0 dengan database My-SQL.

  5. Penelitian Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang dilakukan aleh Abdul Rohman (04114544394) 2007/2008. Penelitian berjudul "Analisa Sistem Informasi Absensi Pegawai DPRD Kota Tangerang" ini, diusulkan untuk mengembangkan penelitian sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan teknologi PHP dengan menggunakan database MySQL server. Dengan ini akan mempermudah dalam proses pengabsenan pegawai yang masuh menggunakan sistem manual yakni dengan menggunakan catatan pada buku absensi pegawai sehingga belum optimal dalam penanganannya.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Reski Martha Utami (Rezki, 2007)Penelitian yang dilakukan oleh Reski Martha Utami dengan judul "Analisa Absensi Online Mahasiswa Menggunakan Swipe Card pada Perguruan Tinggi Raharja" . Sistem Absensi online merupakan kemajuan tekhnologi, khususnya tekhnologi informasi, dimana informasi tersebut tentu saja tidak dapat maksimal di serap dengan hanya mengandalkan perangkat-perangkat yang masih kuno dan serba manual. Maka dari itu kegunaan komputer sangatlah penting dalam memberikan solusi dan merupakan alat bantu yang cukup baik dalam memperbaiki sistem yang belum optimal.

Korelasinya dengan KKP yang penulis lakukan, bahwa perlunya sebuah terobosan baru yang lebih baik di berbagai bidang. seperti waktu, maupun output serta ketepatan dan keakuratan data dalam melakukan sistem informasi Absensi.

Hasil studi pustaka (literature review) ini mendemontrasikan (platform) yang kokoh serta alasan yang kuat untuk mengembangkan Sistem Informasi absensi Siswa menjadi lebih baik lagi dengan pertimbangan yang sudah matang. Kesenjangan telah terindentifikasi dengan baik sehingga tidak terjadi pembuatan ulang (reinterview the whell). Pinjaman telah dilakukan dengan matang. Sehingga dipastikan akan menghasilkan project yang maksimal, dan membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif memudahkan manajemen dalam menerima informasi untuk mengambil suatu kebijakan atau keputusan.


BAB III

PEMBAHASAN

Analisa Organisasi

Gambaran Umum

Sekolah Dasar Negeri Perumnas 5 Tangerang merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di kota Tangerang,tepatnya di kawasan pendidikan, Perumnas Tangerang. Sekolah ini mulai didirikan pada bulan Mei 1982 oleh pemerintah, berkat kerjasama antara yayasan danmasyarakat. Secara garis besar Sekolah Dasar Negeri Perumnas 5 Tangerang memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai pelaksana pendidikan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan jenis dan sifat sekolah tersebut. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kewajiban yang berlaku, melaksanakan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa-siswi disekolah.

Sejarah Singkat

Pada tahun 1980, Pemerintah daerah setempat mulai mendirikan sebuah sekolah di Jalan Nangka, dan memberikan izin operasional kepada SDN Nangka untuk mengadakan proses ajar mengajar dengan No. NSPN 20606674 dan No. NSS 101022304021 pada tanggal 1 Januari 1984. Pada tahun 1999, Pemerintah Daerah setempat mengubah nama SDN Nangka menjadi Sekolah Dasar Negeri Perumnas 5 Tangerang.

Visi Dan Misi Serta Tujuan

Visi

Terciptanya lingkungan sekolah yang nyaman, berprestasi tinggi, berkarakter, berwawasan lingkungan dan berlandaskan IMTAQ dan IPTEK.

Misi

  1. Membentuk generasi bangsa yang terampil, aktif, kreatif, dan inovatif dalam prestasi sesuai dengan perkembangan zaman.

  2. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

  3. Meningkatkan kedisiplinan warga sekolah.

  4. Meningkatkan profesionalisme guru.

  5. Melaksanakan kewajiban kerja yang efektif dan sesuai dengan peraturan.

  6. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler.

  7. Melaksanakan pemiliharaan kebersihan, kesehatan warga sekolah dan lingkungan.

Tujuan

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan adalah sebagai berikut:

  1. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan pembelajaran.

  2. Meraih prestasi akademik maupun non akademik.

  3. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bakat untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

  4. Menghargai dan menghormati sesama di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat yang berbeda agama, budaya, suku bangsa dan status sosial.

  5. Munculnya generasi yang tanggtuh baik aqidah maupun keilmuan serta berjiwa kebangsaan.

  6. Membiasakan hidup sehat dalam setiap kegiatan baik di dilingkungan sekolah maupun rumah.

  7. Melaksanakan PBM dengan pendekatan PAIKEM.

  8. Menghadirkan nuansa yang harmonis dalam lingkungan kerja.

  9. Menyiapkan peserta didik untuk dapat diterima di sekolah lanjutan tingkat pertama yang berkualitas.

  10. Menyiapkan peserta didik yang terampil dan berwawasan lingkungan dalam pemanfaatan lahan kosong untuk menanam tanaman yang bermanfaat sehingga dapat melestarikan lingkungan dan mencegah kerusakan lingkungan.

  11. Membiasakan peserta didik untuk tertib dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari dengan berpedoman pada tata tertib sekolah.

Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Stuktur Organisasi

Tugas Wewenang Dan Tanggung Jawab

Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. (Sudarman 2002: 145). Meskipun senabagi guru yang mendapat tugas tambahan kepala sekolah merupakan orang yang paling betanggung jawab terhadap aflikasi prinsif-prinsif administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah.

Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik,di sisni berarti dalam suatu sekolah seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru yang melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau memberikan bimbingan. Berati kepala sekolah menduduki dua fungsi yaitu sebagai tenaga kependidikan dan tenaga pendidik.

Para pakar pendidikan dan administrasi pendidikan cendrung sependapat bahwa kemajuan besar dalam bidang pendidikan hanya mungkin dicapai jika administrasi pendidikan itu sendiri dikelola secara inovatif.Hal ini sejalan dengan pendapat Sanusi dkk yang menyatakan bahwa Adminstrasi yang baik mendudduki tempt yang sangat menentukan dalam struktur dan artikulasi system pendidikan (2002: 132).Siapa yang bertanggung jawab mengelola,merencakan dan melaksanakan administrasi tersebut di suatu sekolah adalah di bawah kendali kepala sekolah.

Untuk itu kepala sekolah harus memilki kemampuan professional yang menurut Sanusi ada empat kemampuan profesional kepala sekolah yaitu:

  1. Kemampuan untuk menjalankan tanggungjawab yang diserahkan kepadanya selaku unit kehadiran murid.

  2. Kemampuan untukmenerapkan keterampilan-keterampilan konseptual,manusiawi, dan teknis pada kedudukan jenis ini.

  3. Kemampuan untuk memotivasi para bawahan untuk bekerja sama secara sukarela dalam mencapai maksud-maksud unit dan organisasi.

  4. Kemampuan untuk memahami implikasi-implikasi dari perubahan social, ekonomis,politik,dan educational; arti yang mereka sumbangkan kepada unit; untuk memulai dan memimpin perubahan-perubahan yang cocok di dalam unit didasarkan atas perubahan-perubahan social yang luas.(2002 :133)

Sedangkan menurut PERMEN DINKNAS No 13 tahun 2007 tentang Satandar kepala sekolah/Madrasah kepala sekolah harus memiliki kompetensi atau kemampuan yang meliputi demensi kompetensi kepribadian,manajerial, kewirausahaan supervisi dan sosial.

Ada banyak pandangan yang mengkaji tentang peranan kepala sekolah dasar. Campbell, Corbally & Nyshand (1983) mengemukakan tiga klasifikasi peranan kepala sekolah dasar, yaitu:

  1. peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala sekolah sebagai figurehead atau simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan liaison atau penghubung,

  2. peranan yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai pemonitor, disseminator, dan spokesman yang menyebarkan informasi ke semua lingkungan organisasi, dan

  3. peranan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, yang mencakup kepala sekolah sebagai entrepreneur, disturbance handler, penyedia segala sumber, dan negosiator.

Di sisi lain, Stoop & Johnson (1967) mengemukakan tiga belas peranan kepala sekolah dasar, yaitu:

  1. kepala sekolah sebagai business manager,

  2. kepala sekolah sebagai pengelola kantor,

  3. kepala sekolah sebagai administrator,

  4. kepala sekolah sebagai pemimpin profesional,

  5. kepala sekolah sebagai organisator,

  6. kepala sekolah sebagai motivator atau penggerak staf,

  7. kepala sekolah sebagai supervisor,

  8. kepala sekolah sebagai konsultan kurikulum,

  9. kepala sekolah sebagai pendidik,

  10. kepala sekolah sebagai psikolog,

  11. kepala sekolah sebagai penguasa sekolah,

  12. kepala sekolah sebagai eksekutif yang baik,

  13. kepala sekolah sebagai petugas hubungan sekolah dengan masyarakat.

Dari ketiga belas peranan tersebut, dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu kepala sekolah sebagai administrator pendidikan dan sebagai supervisor pendidikan. Business manager, pengelola kantor, penguasa sekolah, organisator, pemimpin profesional, eksekutif yang baik, penggerak staf, petugas hubungan sekolah masyarakat, dan pemimpin masyarakat termasuk tugas kepala sekolah sebagai administrator sekolah. Konsultan kurikulum, pendidik, psikolog dan supervisor merupakan tugas kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan di sekolah.

Komite Sekolah

Komite Sekolah / Madrasah merupakan suatu badan atau lembaga non profit dan non politis, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stake-holder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan.

Sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan jalur sekolah semakin meningkat, maka POMG pada awal tahun 1974 dibubarkan dan dibentuk suatu badan yang dikenal dengan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Pasang surut perkembangan penyelenggaraan pendidikan jalur dan jenis sekolah, tidak dapat dilepaskan dari partisipasi masyarakat, khususnya orang tua peserta didik termasuk keberadaan BP3.

Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dan hasil pendidikan yang diberikan oleh sekolah, dan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu, pemerataan, dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, dan tercapainya demokratisasi pendidikan, perlu adanya dukungan dan peran serta masyarakat untuk bersinergi dalam suatu wadah yang lebih sekedar lembaga pengumpul dana pendidikan dari orang tua siswa.

Komite Sekolah berkedudukan di satuan pendidikan, baik sekolah maupun luar sekolah. Satuan pendidikan dalam berbagai jenjang, jenis, dan jalur pendidikan, mempunyai penyebaran lokasi yang amat beragam. Ada sekolah tunggal dan ada sekolah yang berada dalam satu kompleks. Ada sekolah negeri dan ada sekolah swasta yang didirikan oleh yayasan penyelenggara pendidikan.

Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar adanya suatu organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite Sekolah yang dibentuk dapat dikembangkan secara khas dan berakar dari budaya, demografis, ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai potensi masyarakat setempat. Oleh karena itu, Komite Sekolah yang dibangun harus merupakan pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara kolektif. Artinya, Komite Sekolah mengembangkan konsep yang berorientasi kepada pengguna (client model), berbagai kewenangan (power sharing and advocacy model) dan kemitraan (partnership model) yang difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan.

Keberadaan Komite Sekolah harus bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pembentukannya harus memperhatikan pembagian peran sesuai posisi dan otonomi yang ada. Adapun peran yang dijalankan Komite Sekolah adalah sebagai berikut :

  1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

  2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

  3. Pengontrol (controlling agency) dalam penyelenggaraan kegiatan di satuan pendidikan.

  4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.

Untuk menjalankan perannya itu, Komite Sekolah memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

  2. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/ dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

  3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

  4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai:

    1. Kebijakan dan Program Pendidikan.

    2. Kriteria Kinerja Satuan Pendidikan.

    3. Kriteria Tenaga Kependidikan.

    4. Kriteria Fasilitas Pendidikan.

    5. Hal-hal lain yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan.

  5. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.

  6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

  7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, dan penyelenggaraan di satuan pendidikan.

Komite Sekolah sesuai dengan peran dan fungsinya, melakukan akuntabilitas sebagai berikut.

  1. Komite Sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah kepada stakeholder secara periodik, baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah.

  2. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik berupa materi (dana, barang tak bergerak maupun bergerak), maupun non materi (tenaga, pikiran) kepada masyarakat dan pemerintah setempat.

Tata Usaha

Pengalaman dan sertifikat pendidikan (ijazah) sangat menentukan dalam kerja mereka. Dan mereka bekrja pada disiplin ilmu mereka masing-masing. Sementara aktifitas . semua staf TU di sekolah-sekolah di Indonesia tampaknya harus bisa bekerja di semua bidang yang ditugaskan oleh kepala sekolah dan kepala TU. Mereka bertugas dalam berbagai bidang, baik bekerja sama dengan kepala sekolah dan guru atau mereka bekerja sendiri. Tugas mereka meliputi, membantu proses belajar mengajar, urusan kesiswaan, kepegawaian, peralatan sekolah, urusan infrasturcture sekolah, keuangan, bekerja di laboratorium, perpustakaan dan hubungan masyarakat (Sumber: hasil rapat Kepala Tata Usaha di Bogor: 1996).

Mill dan Standingford (1982) menyebutkan delapan tugas tenaga administrasi yaitu:

  1. menulis surat

  2. membaca

  3. menyalin (menggandakan)

  4. menghitung

  5. memeriksa

  6. memilah (menggolongkan dan menyatukan)

  7. menyimpan dan menyusun indeks dan.

  8. melakukan komunikasi (lisandantertulis).

Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 260 dan 261 Tahun 1996 Tugas pokok Kepala Tata Usaha sebagai berikut :

  1. Menyusun program kerja tata usaha sekolah

  2. Pengelolaan keuangan sekolah

  3. Pengurusan adminstrasi ketenagaan dan siswa

  4. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah

  5. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah

  6. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah

  7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7 K

  8. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan, pengurusan ketatausahaan secara berkala

Pustakawan

Penjaga Sekolah

Analisa Batasan Sistem

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Rancangan Prototype Yang Diajukan

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah mempelajari permasalahan yang dihadapi Sekolah Dasar Negeri 5 Perumnas Tangerang mengenai absensi siswa dan juga solusi pemecahan yang ditawarkan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.:

1. Sistem absensi yang berjalan masih bersifat manual, yaitu menggunakan proses pencatatan data menggunakan buku absen.

2. Sistem absensi yang berjalan belum menggunakan software sehingga kurang efektif dan sering terjadi human error.

3. Data yang dihasilkan belum akurat sehingga dibutuhkan suatu sistem yang baru yang dapat menghasilkan data yang cepat dan akurat sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam meng-input data.

Selama melaksanakan Kuliah Kerja Praktek (KKP) pada Sekolah Dasar Negeri 5 Perumnas Tangerang, penulis mendapatkan kesempatan untuk membuat prototype sistem informasi absensi yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dapat membuat program absensi. Dalam membuat prototype diperlukan ketelitian agar mencapai kebutuhan yang akurat.

Dengan melaksanakan KKP penulis banyak mendapatkan pengalaman yang belum pernah di dapat selama mengikuti perkuliahan. Maka dari itu KKP adalah pengalaman yang berguna bagi penulis dikemudian hari, yaitu menjadi lebih siap dalam menghadapi persaingan dunia kerja yang sesungguhnya.

Saran

Dengan melihat kesimpulan yang ada maka penulis ingin memberikan saran-saran yang sesuai dengan apa yang penulis telah alami selama menyelesaikan laporan KKP ini, adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Saran Untuk Sekolah :

a. Memberikan sosialisasi dari pihak Sekolah Dasar Negeri 5 Perumnas Tangerang kepada bagian terkait.

b. Perlu adanya pengembangan dalam sistem pendataan siswa dari manual menjadi komputerisasi agar kesalahan bias diminimalisir.

c. Untuk mendapatkan data-data yang akurat khususnya untuk data siswa maka diperlukan pendataan yang teliti, sehingga data yang dihasilkan akan maksimal.

2. Saran Untuk Mahasiswa Kuliah Kerja Praktek (KKP)

a. Sebagai mahasiswa Kuliah Kerja Praktek (KKP), jadilah mahasiswa yang kreatif serta inovatif, yang mempunyai inisiatif dan berpiawai dibidang yang dikonsentrasikannya dalam pendidikan yang ditempuhnya.

b. Jangan malu untuk bertanya ketika menjalankan Kuliah Kerja Praktek (KKP), ketika mendapatkan sesuatu hal yang masih belum diketahui dalam tugas Kuliah Kerja Praktek (KKP) pada perusahaan.

c. Cepat tanggap dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan pihak perusahaan sewaktu Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang sedang berlangsung, karena pada saat itulah kita dapat menambah ilmu serta wawasan yang tidak ada dalam dunia pendidikan.

d. Mahasiswa Kuliah Kerja Praktek (KKP) harus teliti dan tanggung jawab pada tugas yang diberikan serta bersosialisasi baik kepada karyawan Humas maupun karyawan di divisi yang lainnya, dapat bekerja sama dengan mahasiswa/siswa PKL lainnya.

3. Saran Untuk Lembaga Pendidikan (Perguruan Tingi Raharja)

a. Pihak Lembaga Pendidikan (Perguruan Tingi Raharja) diharapkan dapat memantau kegiatan mahasiswa/i yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Praktek (KKP) secara intensif sehingga segala kesulitan yang timbul dapat dipecahkan bersama dan dapat mengetahui kinerja mahasiswa/i-nya saat melaksanakan Kuliah Kerja Praktik (KKP).

b. Membukan pintu kerjasama yang seluasnya kepada pelaku industri dalam menyalurkan Sumber Daya Manusia yaitu Mahasiswanya untuk kerja praktik untuk meningkatkan kualitasnya sebagai pelaku dibidang Teknologi Informatika.

c. Pihak lembaga menjalin hubungan kerjasama yang baik agar dapat saling menguntungkan dalam segi sumber daya manusianya.

d. Pembimbing yang ditunjuk sekolah diharapkan untuk lebih mengoptimalkan profesionalismenya demi kelancaran kegiatan Kuliah Kerja Praktik (KKP).

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Surat Pengantar Kuliah Kerja Praktek (KKP)

  2. Kartu Bimbingan Kuliah Kerja Praktek (KKP)

  3. Kartu Study Tetap Final (KSTF)

  4. Form Validasi Kuliah Kerja Praktek (KKP)

  5. Kwitansi Pembayaran Kuliah Kerja Praktek (KKP)

  6. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil

  7. Daftar Nilai

  8. Formulir Seminar Proposal

  9. Sertifikat TOEFL

  10. Sertifikat Prospek

  11. Sertifikat IT Internasional

  12. Sertifikat IT Nasional

  13. Curriculum Vitae (CV)

  14. Surat Keterangan Observasi

  15. Bukti Observasi