Ideologis

Dari widuri
Revisi per 16 Oktober 2014 02.22 oleh Iman Khairurohman (bicara | kontrib)

(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Lompat ke: navigasi, cari

Ideologi berasal dari kata idea(Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani oida =mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunanilogos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi mempunyai artipengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science ofideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertiansehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita. Dalam perkembangannya terdapatpengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologipertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yangdiharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis. Karl Marx mengartikan Ideologisebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepenti-ngan golonganatau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. GunawanSetiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentangmanusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Ramlan Surbakti mengemukakan adadua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional dan Ideologi secarastruktural. Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentangkebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologiyang doktriner dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamanaajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan secarasistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparatpemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yangpragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebuttidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umumhanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara fungsionalmelalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, system ekonomi, kehidupan agamadan sistem politik. Pelaksanaan Ideologi yangpragmatis tidak diawasi oleh aparat partai atau aparat pemerintah melainkan denganpengaturan pelembagaan (internalization), contohnya individualisme atauliberalisme. Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran,seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yangdiambil oleh penguasa. Dengan demikian secara umumdapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan,ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkutberbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana dikutipoleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negaraatau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruhrakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanianyang antara lain memiliki ciri: 1) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dankenegaraan; 2) Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, peganganhidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasiberikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban. Ideologi merupakan cerminan caraberfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakatitu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatukeyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen(keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang,maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalamsikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yangharus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupunmasyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh danmendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakatsebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu merekamengetahui bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara moral atau normatifdianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara,mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya.Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yanglebih luas, yaitu masyarakat bangsa.

Contributors

Iman Khairurohman