Green Computing

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
Green Computing

1. Definisi Green Computing

Istilah green computing atau green IT atau jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi komputasi hijau, adalah istilah yang mendeskripsikan penggunaan komputer yang lebih ramah lingkungan, efektif, efisien, dan hemat energi. Menurut SanMurugesan [1], “definisi bidang komputasi hijau adalah “studi dan pemanfaatan dari perancangan, pembuatan, penggunaan, dan pembuangan komputer, server, serta subsistem-seperti monitor, printer, perangkat penyimpanan, serta jaringan dan sistem komunikasi-secara efisien dan efektif dengan dampak minimal atau bahkan tanpa dampak terhadap lingkungan”.

2. Sejarah Green Computing

Adanya pemikiran tentang green computing ini, diawali pada tahun 1992 saat US Environmental Protection Agency meluncurkan program Energy Star, yang memberikan kesadaran bagi perusahaan elektronik maupun perusahaan berbasis teknologi lainnya untuk dapat lebih menghemat penggunaan daya listrik melalui piranti yang dibuatnya. Melalui program inilah, sleep mode mulai diperkenalkan dan dipergunakan untuk berbagai produk elektronik. Pada tahun yang sama, TCO (Tjänstermännens Central Organization) yang berada di Swedia, meluncurkan adanya program sertifikasi untuk mempromosikan penggunaan daya magnetik dan emisi elektronik yang rendah dari layar komputer yang berbasis CRT. Di kemudian hari, program ini menyertakan kriteria penggunaan energi, ergonomi, serta penggunaan barangbarang yang berbahaya bagi dunia industri.

3. Perkembangan Green Computing

Pada bulan Oktober 2006, program Energy Star direvisi untuk menetapkan aturan yang lebih ketat mengenai efisiensi energi beserta adanya pengurutan ranking bahanbahan produk yang dapat digunakan untuk industri komputer. Beberapa usaha dilakukan dengan memberikan tanggung jawab bagi perusahaan produsen pada barang hasil produksinya yang tidak lagi digunakan sehingga penggunaan bahan-bahan berbahaya yang tidak dapat didaur ulang, dikurangi atau bahkan tidak dipergunakan lagi.

Pada tahun 2010, American Recovery and Reinvestment Act (ARRA) diberikan tugas oleh Presiden Obama untuk menginvestasikan lebih dari $90 milyar pada bidang penelitian energi terbarukan, efisiensi energi, serta langkah-langkah ramah lingkungan lainnya. Pada Januari 2010, Departemen Energi AS mengucurkan dana $47 juta bagi ARRA untuk menyelesaikan proyek yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi dari pusat data. Proyek tersebut meliputi optimisasi hardware dan software pusat data, peningkatan efisiensi penggunaan energi listrik, dan teknologi pendinginan pusat data. Pada bidang industri, beberapa perusahaan bidang komputer mengadakan konsorsium yang mendedikasikan usahanya untuk mengembangkan efisiensi energi untuk pusat data dan lingkungan komputasi bisnis yang disebut The Green Grid. Konsorsium tersebut didirikan pada bulan Februari 2007 oleh beberapa perusahaan utama di bidang komputer seperti AMD, APC, Dell, HP, IBM, Intel, Microsoft, Rackable Systems, SprayCool, Sun Microsystems, dan VMware. The Green Grid kemudian berkembang keanggotaannya menjadi ratusan pihak yang meliputi pengguna komputer dan organisasi pemerintah yang semuanya berfokus pada peningkatan efisiensi pusat data.

Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi komputer adalah dengan cara upgrade komponen daripada membeli komputer yang baru. Hal ini disebabkan karena proses pembuatan satu unit komputer yang baru, memberikan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan daripada pembuatan sekeping RAM, yang biasanya menjadi upaya upgrade yang paling sering dilakukan. Selain dari sisi hardware, penggunaan algoritma yang lebih sederhana juga dapat meningkatkan efisiensi energi. Dengan waktu yang lebih singkat dalam menjalankan proses, secara otomatis daya yang digunakan juga semakin sedikit. Penggunaan komputer secara bersama, juga dapat secara signifikan mengurangi penggunaan daya. Pemanfaatan media penyimpanan virtual sebagai salah satu contohnya. Dengan adanya sarana penyimpanan yang virtual di internet, user secara langsung tidak membutuhkan media penyimpanan yang besar, dan tidak memerlukan hardware yang banyak. Selain penyimpanan tersebut, pemusatan proses melalui terminal server juga dapat mengefisienkan penggunaan energi karena tidak banyak komputer yang digunakan lagi. Sistem komputer yang saat ini ada, juga sudah memiliki kemampuan untuk mengatur konsumsi daya yang digunakan. Adanya sleep mode dan hybernate membantu pengurangan penggunaan daya berlebih dari komputer. Sistem operasi yang paling mendominasi, Microsoft Windows, menyertakan fitur pengaturan konsumsi energi mulai dari Windows 95. Sistem operasi terbaru yang diluncurkan, Windows 7, juga menyertakan efisiensi waktu untuk operasi sistem, pengaturan penggunaan daya oleh prosesor, serta terang redupnya display.

Jadi secara umum, komponen utama dari green computing adalah :

1. Adanya proses daur ulang

2. Penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan

3. Penggunaan energi secara lebih efisien

4. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien

5. Pengurangan proses yang tidak diperlukan

Metode Penerapan Green Computing Untuk penerapan green computing, dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok. Berdasarkan kelompok pengguna, penerapannya dapat dibedakan menjadi :

1. Green Computing untuk pusat data (server) Sebuah pusat data yang terdiri dari beberapa server membutuhkan sumber daya yang besar dari segi biaya operasional dan perawatan. Permasalahan utama yang dihadapi adalah berkaitan dengan konsumsi sumber daya listrik, pendingin, dan ruangan. Berkaitan dengan hal tersebut, langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:

a. Teknologi server hemat energi Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengurangi clock prosesor yang bisa diterapkan pada prosesor Intel, AMD, maupun Sun Microsystem. Dengan penerapan teknologi ini, sumber daya listrik yang digunakan akan rendah sehingga berpengaruh pada suhu ruangan berkaitan dengan energi panas yang dilepaskan.

b. Teknik virtualisasi Teknik ini mengefektifkan penggunaan server dengan membuat seolah-olah satu server menjadi beberapa server sekaligus. Dengan demikian, akan dapat mengefisienkan penggunaan ruang, listrik, maupun kabel yang digunakan, beserta dengan optimasi mesin yang dipakai.

c. Blade Server Merupakan teknologi server yang menggunakan bentuk fisik horisontal. Bentuk ini lebih hemat ruang, kabel, dan energi dibandingkan dengan serevr horisontal.

d. Data Center Power Efficiency Metrics Merupakan hasil konsorsium oleh The Green Grid. Pengukuran ini menggunakan dua parameter yaitu PUE (Power Usage Efficiency) dan DCE (Data Center Efficiency). Hasil pengukuran Lawrence Berkeley National Labs terhadap 22 data center, menunjukkan nilai PUE antara 1,3 hingga 3,0.

2. Green Computing untuk workstation Workstation merupakan pengguna listrik terbesar di lingkungan kerja. Masing-masing unit kerja memerlukan daya listrik yang terutama digunakan untuk display monitor. Untuk mengefisienkan penggunaan daya listrik di workstation, dapat dilakukan langkahlangkah sebagai berikut:

a. Teknologi Power Management Teknologi ini terdapat pada BIOS. Melalui ACPI (Advanced Configuration & Power Interface) akan memotong rata-rata 25% konsumsi energi yang dibutuhkan.

b. Grouping Client Dengan mengelompokkan penggunaan komputer klien, dapat menghemat hingga 50% konsumsi energi listrik yang dibutuhkan. 

c. Penggantian komputer desktop dengan laptop Konsumsi energi laptop jauh lebih kecil daripada penggunaan komputer desktop.

3. Green Computing untuk lingkungan kerja Masalah utama yang muncul di lingkungan kerja adalah untuk berkomunikasi antar bagian. Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat dipergunakan sarana komunikasi online seperti Skype ataupun instant messenger sehingga tidak banyak kabel yang digunakan dan otomatis akan mengurangi penggunaan sumber daya.

4. Green Computing untuk pribadi Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh masing-masing pribadi untuk menerapkan teknologi green computing antara lain:

a. Apabila membutuhkan komputer, tidak harus selalu membeli komputer baru. Komputer sewaan, bekas/refurbished, ataupun komputer lama yang masih dapat di-upgrade dapat digunakan. Apabila terjadi masalah pada komputer, carilah solusi software terlebih dahulu. Jangan serta merta mengganti hardware. Apabila memang harus membeli perangkat komputer, teliti dalam membeli perangkat, pastikan lulus uji hemat energi dan lingkungan.

b. Berkaitan dengan layar monitor, gunakan layar monitor sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dapat diatur melalui power management. Selain itu, penggunaan monitor LCD dapat lebih hemat energi daripada monitor CRT.

c. Hindari penggunaan kertas secara berlebih. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan : hindari mencetak e-mail atau dokumen elektronik, gunakan e-mail untuk menggantikan fax dan sirkulasi dokumen, mencetak dokumen yang tidak terlalu penting pada kertas bolak-balik, pergunakan kertas daur ulang untuk mencetak, perkecil ukuran font dan spasi, dan pergunakan printer inkjet daripada laser jet.

d. Matikan komputer/alat-alat lain yang tidak bekerja pada malam hari maupun akhir minggu. Optimalkan penggunaan komputer untuk hal-hal yang penting saja.

e. Gunakan remote admin ke server daripada menggunakan monitor.

Contributors

Sri Anggun Dwi Putri

Menu navigasi