SI1614495611

Dari widuri
Revisi per 5 Januari 2020 14.00 oleh Devi kusumawardhani (bicara | kontrib) (Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language))


Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN ARUS KAS DANA SOSIAL AIRPORT RESCUE

AND FIRE FIGHTING BANDARA SOEKARNO HATTA PADA

PT ANGKASA PURA II (PERSERO)


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM : 1614495611
NAMA : DEVI KUSUMAWARDHANI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2019/2020



UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN ARUS KAS DANA SOSIAL AIRPORT RESCUE

AND FIRE FIGHTING BANDARA SOEKARNO HATTA PADA

PT ANGKASA PURA II (PERSERO)


Disusun Oleh:

NIM : 1614495611
Nama : Devi Kusumawardhani
Fakultas : Sains dan Teknologi
Program Pendidikan : Strata I
Program Studi : Sistem Informasi
Konsentrasi : Komputer Akuntansi

Disahkan Oleh :

Tangerang, 24 Januari 2020

Rektor         Kepala Program Studi
Universitas Raharja         Program Studi Sistem Informasi
           
           
           
           
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)         (Desy Apriani,S.Kom., M.T.I)
NIP : 000603         NIP: 060003


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN ARUS KAS DANA SOSIAL AIRPORT RESCUE

AND FIRE FIGHTING BANDARA SOEKARNO HATTA PADA

PT ANGKASA PURA II (PERSERO)


Dibuat Oleh :

NIM
: 1614495611
Nama


Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi



Disetujui Oleh :

Tangerang, 24 Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ir. Khozin Yuliana, MM)
   
(Mulyati, S.E., M.M., M.Pd)
NID : 15015
   
NID: 11003

UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN ARUS KAS DANA SOSIAL AIRPORT RESCUE

AND FIRE FIGHTING BANDARA SOEKARNO HATTA PADA

PT ANGKASA PURA II (PERSERO)


Disusun Oleh :


NIM
: 1614495611
Nama


Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi


Tahun Akademik 2019/2020

Disetujui Penguji :

Tangerang, 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :__________
 
NID :__________
 
NID :__________


UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN ARUS KAS DANA SOSIAL AIRPORT RESCUE

AND FIRE FIGHTING BANDARA SOEKARNO HATTA PADA

PT ANGKASA PURA II (PERSERO)


Disusun Oleh :

NIM : 1614495611
Nama : Devi Kusumawardhani
Fakultas : Sains dan Teknologi
Program Pendidikan : Strata I
Program Studi : Sistem Informasi
Konsentrasi : Komputer Akuntansi


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 10 Desember 2019
Devi Kusumawardhani
NIM. 1614495611


)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Kata Kunci :


ABSTRACT



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN ARUS KAS DANA SOSIAL AIRPORT RESCUE AND FIRE FIGHTING BANDARA SOEKARNO HATTA PADA PT ANGKASA PURA II (PERSERO)”.

Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Sistem Informasi pada Universitas Raharja.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom. selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M.Kom. selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Desy Apriani, S.Kom., M.T.I selaku Kepala Program Studi Sistem Informasi.
  5. Bapak Ir.Khozin Yuliana, MM sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Ibu Mulyati, S.E., M.M., M.Pd sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi kepada penulis
  7. Bapak Bingah Nanto Fajrin selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitin skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril, maupun materil sehingga Skripsi ini apat terselesaikan dengan baik
  10. Teman - teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 24 Januari 2020
Devi Kusumawardhani
NIM. 1514480480


Daftar isi


DAFTAR TABEL


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Rantai Nilai (Value Chain)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT Roda Prima Lancar

Gambar 3.2. Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.3. Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.4. Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 4.1. UseCase Diagram Usulan Ekonomi Pembangunan (EKBANG)

Gambar 4.2. Activity Diagram Usulan Ekonomi Pembangunan (EKBANG)

Gambar 4.3. Activity Diagram Usulan Ekonomi Pembangunan (EKBANG)

Gambar 4.4. Sequence Diagram Usulan Ekonomi Pembangunan (EKBANG)

Gambar 4.5. Class Diagram Usulan Ekonomi Pembangunan (EKBANG)

Gambar 4.6. Tampilan Halaman Login

Gambar 4.7. Tampilan Halaman Home

Gambar 4.8. Tampilan Table Usulan Pembangunan Fisik dan Non Fisik

Gambar 4.9. Tampilan Halaman Input Data Usulan Pembangunan Fisik dan Non Fisik

Gambar 4.10. Tampilan Laporan

Gambar 4.11. Tampilan Table Hasil Dokumentasi

Gambar 4.12. Tampilan Realisasi Pembangunan

Gambar 4.13. Tampilan Jenis Usulan

Gambar 4.14. Tampilan Table Lokasi

Gambar 4.15. Tampilan Data Master (User)


DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan teknologi informasi yang berkembang saat ini merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi ditengah pesatnya perkembangan dunia usaha. Teknologi informasi sebagai unsur terpenting untuk menjalankan suatu usaha maka sistem komputerisasi adalah salah satu penunjang keberhasilan suatu usaha. Karena dengan sistem komputerisasi segala jenis pekerjaan dapat dikerjakan dengan cepat dan tepat, terlebih dalam suatu perusahaan yang besar dan maju.

Semua kegiatan perusahaan tidak lepas dari pada sistem komputerisasi, mulai dari dana sosial dimana perusahaan ini diwajibkan setiap bulannya untuk iuran, maka dari itu laporan keuangan yang memang sangat diperlukan sehingga harus dilakukan dengan komputer. Apabila semua pekerjaan itu dilakukan dengan cara proses manual maka jelas akan banyak waktu yang terbuang.

PT. Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu BUMN yang bergerak di bidang Jasa Pelayanan Bandar Udara dan Pelayanan Lalu Lintas Udara yang melayani wilayah bagian barat Indonesia, yang memfokuskan diri untuk meningkatkan mutu pelayanan jasa di bidang kebandar udaraan dan layanan lalu lintas udara demi memberikan kepuasan bagi pelanggan dan komunitas penerbangan pada umumnya. PT. Angkasa Pura II (Persero) memiliki 13 kantor cabang yang mengelola 13 bandar udara di wilayah bagian barat Indonesia, dimana di tiap bandar udara memiliki unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) sebagai salah satu syarat berdirinya sebuah bandar udara oleh Organisasi Penerbangan Sipil Dunia (International Civil Aviation Organization/ICAO) serta merupakan salah satu sistem penunjang keselamatan penerbangan.

Pentingnya dana sosial untuk membantu keuangan Ivent, Kematian, Musibah seperti Bencana Alam dan Pensiunan. Supaya sistem keuangan di PKP-PK bisa berjalan dengan baik maka dari itu harus dibuat sistem keuangan dengan sistem komputerisasi.

Dalam kegiatan dana sosial berupa pendataan atau pemasukan dana maupun pengeluaran dana sangat membutuhkan komputer untuk mempermudah mengorganisasikan data-data yang masuk maupun keluar. Dengan penggunaan komputer di dalam suatu aktivitas setiap instansi atau perusahaan, setiap orang dituntut untuk mampu berinteraksi dengan komputer atau dengan kata lain mampu untuk mengoperasikannya. Sehingga apabila dalam suatu instansi atau perusahaan yang sedang berkembang mengalami perubahan suatu sistem, dari sistem manual menjadi sistem komputerisasi maka kita dapat langsung beradaptasi dengan kondisi tersebut. Karena dalam perkembangannya perusahaan akan menggunakan sistem yang semakin canggih, yang didukung dengan teknologi yang semakin canggih pula. Kecanggihan teknologi sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu perusahaan, karena teknologi sangat melekat pada setiap kegiatan dalam bidang apapun di suatu perusahaan.

Dengan adanya permasalahan yang ada, penulis menemukan sistem keuangan dana sosial untuk PKP-PK yang dimiliki oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) masih belum terkomputerisasi (manual), dan masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dalam pencatatan atau pendataan dana baik kesalahan berupa kerangkapan dana, keabsahan dana dalam bentuk salah pencatatan, dan lain sebagainya. Dengan penerapan sistem yang terkomputerisasi di PKP-PK pada PT. Angkasa Pura II (Persero), maka akan sangat membantu untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dengan cepat, tepat, akurat dan terjamin keamanannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul Skripsi “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN ARUS KAS DANA SOSIAL AIRPORT RESCUE AND FIRE FIGHTING BANDARA SOEKARNO HATTA PADA PT ANGKASA PURA II (PERSERO)”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas, diantaranya :

  1. Bagaimana proses sistem informasi dana sosial yang sedang berjalan saat ini di PKP-PK pada PT Angkasa Pura II (Persero)?
  2. Apa saja kendala dan permasalahan pada sistem dana sosial di PKP-PK pada PT Angkasa Pura II (Persero)?
  3. Bagaimana merancang sistem informasi dana sosial di PKP-PK pada PT Angkasa Pura II (Persero)?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

  1. Mengetahui proses dana sosial yang sedang berjalan saat ini di PKP-PK pada PT. Angkasa Pura II (Persero).
  2. Untuk mengetahui kendala dan permasalahan yang ada di PKP-PK pada PT Angkasa Pura II (Persero).
  3. Merancang sebuah sistem informasi dana sosial yang dapat meminimalkan kesalahan dalam penginputan proses pemasukan dan pengeluaran dana sosial di PKP-PK pada PT Angkasa Pura II (Persero).

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

  1. Dapat memberikan solusi dan ide berdasarkaan observasi yang peneliti lakukan di PKP-PK pada PT Angkasa Pura II (Persero).
  2. Dapat meningkatkan keamanan dana sosial di PKP-PK pada PT Angkasa Pura II (Persero).
  3. Dapat memberikan masukan yang positif untuk perkembangan sistem dana sosial di PKP-PK pada PT Angkasa Pura II (Persero).

Ruang lingkup Penelitian

Agar dalam pembahasan ruang lingkup menjadi lebih terarah serta berjalan baik dan lancar, ruang lingkup dan pembatasan masalah yang dibahas oleh penulis hanya mengenai sistem dana sosial yang sedang dalam proses perbaikan di PKP-PK pada PT Angkasa Pura II (Persero).

Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam rangka penyusunan Skripsi, penulisan menggunakan beberapa metode yang digunakan sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah tahapan proses riset dimana peneliti menerapkan cara dan teknik ilmiah tertentu dalam rangka mengumpulkan data secara sistematis guna keperluan analisis.

  1. Metode Observasi (Observation Research)

    Peneliti secara langsung melakukan pengamatan dengan melakukan observasi atau pengamatan langsung terhadap sistem yang dipakai, sehingga dapat melihat permasalahan yang ada saat ini.

  2. Metode Wawancara(Interview Research)

    Suatu metode dimana peneliti mendapatkan data dan keterangan mengenai data suatu hal dengan cara wawancara atau tanya jawab dengan pihak terkait untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan jelas terhadap sistem dana sosial yang diterapkan.

  3. Metode Studi Pustaka (Library Research)

    Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data tambahan dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas pada laporan yang penulis sedang teliti saat ini. Dalam metode ini digunakan dan diterapkan teori-teori dari buku-buku referensi, internet dan sebagainya.

Metode Analisa Sistem

Pada metode analisis sistem informasi ini, peneliti menggunakan analisis PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service), karena analisa PIECES adalah metode analisis sebagai dasar untuk memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik mengenai kinerja, informasi, ekonomi, pengendalian, efisisensi serta pelayanan yang dimiliki dana sosial di PKP-PK pada PT. Angkasa Pura II (Persero). Peneliti juga melakukan analisa terhadap prosedur sistem berjalan dan menggambarkannya menggunakan alat bantu berupa UML (Unified Modeling Language) yang dibuat dengan menggunakan software visual paradigm.

Metode Perancangan Sistem

Pada metode analisa perancangan sistem informasi untuk melakukan analisa terhadap prosedur yang berjalan penulis menggunakan dan menggambarkanya menggunaka alat bantu berupa UML (Unified Modeling Language) yang dibuat dengan menggunakan software visual paradigm yaitu sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar, menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan piranti lunak berbasis Object Orientied Programming melalui tahap : Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram.

Metode Testing

Metode yang digunakan untuk pengujian perangkat lunak yaitu Black-Box Testing. Black-Box Testing merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi fungsional pada perangkat lunak, tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.

Sistematika Penulisan

Peneliti mengelompokkan materi laporan penelitian Skripsi ini menjadi 5 bab utama yang digunakan untuk mempermudah dalam pembahasan masalah dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

BAB I   PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, maksud dan tujuan penelitian, dengan metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II   LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisikan landasan teori yang dipakai dalam menganalisa informasi yakni mengenai definisi, pengertian-pengertian serta penjabaran-penjabarannya seperti literatur review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III   ANALISA SISTEM BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran umum PT Molex Ayus, seperti sejarah singkat, struktur organisasi, tugas dan wewenang, tata laksana sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, serta elisitasi tahap I, II, III dan final draft elisitasi.

BAB IV   RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisi uraian mengenai usulan prosedur yang baru, rancangan sistem yang diusulkan dalam bentuk diagram UML yang terdiri dari use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class digram, spesifikasi basis data, serta testing dan implementasi sistem.

BAB V   PENUTUP

Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diberikan agar penelitian ini dapat dikembangkan dan diperbaiki dikemudian hari oleh para peneliti lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Dalam membuat sistem, perlu dibuatnya suatu perancangan sistem. Menurut Muhammad Subhan yang dikutip oleh Nasril dan Adri Yanto Saputra (2017:48)[1] perancangan adalah “Proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem”, sedangkan menurut Gateot dalam Maimunah dkk (2017:4.6-38)[2], Perancangan adalah “Setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi yang timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”. Sementara Khozin Yuliana dan Saptono dalam jurnalnya (2017:72)[3], mengatakan bahwa “ Perancangan sistem adalah tahap analisis dari siklus pengembangan sistem pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan, perancangan sistem merupakan kondisi dimana ada pengembangan sebuah sistem atau aplikasi yang akan dibangun yang sebelumnya telah dianalisis untuk menghasilkan suatu sistem informasi berbasis komputer yang lebih baik lagi.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Susanto (2016:62)[4], tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut :

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemprograman computer dan ahli –ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Tahap – tahap Perancangan Sistem

Menurut McLeod dalam Jurnal Telematika Vol.8 No.2 (2015:70)[5], perancangan sistem merupakan sebuah penentuan proses data yang diperlukan oleh sistem baru dan tahap-tahap dalam merancang sistem, meliputi:

  1. Menyiapkan perancangan sistem secara rinci. Analisis bekerjasama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru menggunakan peralatan tertentu.
  2. Mengidentifikasi alternatif konfigurasi sistem. Analisis harus mengidentifikasi konfigurasi peralatan komputer yang memberi hasil sesuai dengan yang diperlukan untuk menyelesaikan proses.
  3. Mengevaluasi alternatif konfigurasi sistem. Analisis bekerjasama dengan manajer untuk mengevaluasi alternatif.
  4. Memilih konfigurasi terbaik.
  5. Menyiapkan usulan implementasi.
  6. Menyiapkan usulan penerapan yang memberi ringkasan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan dari dokumentasi perancangan.
  7. Menyetujui dan menolak penerapan sistem

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Terhadap beberapa pendapat dari para ahli yang menjelaskan mengenai definisi sistem, diantaranya adalah sebagai berikut: Menurut Indra dalam buku Muhamad Muslihudin dan Oktafianto (2016:2)[6], “Sistem adalah suatu atau sekumpulan elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lain membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan”. Sedangkan menurut Julitta Dewayani dan Fitri Wahyuningsih dalam Jurnal Kompak (2016:11)[7], mengatakan bahwa “Sistem merupakan suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi perusahaan”. Sementara Tyoso (2016:1), “Sistem adalah suatu kumpulan dari komponen-komponen yang membentuk satu kesatuan”.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan atau kelompok dari elemen atau komponen yang saling berhubungan atau saling interaksi dan saling bergantung satu sama lain utuk mencapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Priyo Sutopo, dkk dalam Jurnal Informatika Mulawarman (2016:24)menyatakan bahwa sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu . Adapun karakteristik yang dimaksud sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Components System)

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen – komponen sistem atau elemen – elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian – bagian dari sistem.

  2. Batas sistem (Boundary System)

    Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem yang satu dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

  3. Lingkungan luar sistem (Environments System)

    Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut dengan lingkungan luar system. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara. Sementara, lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

  4. Penghubungan Sistem (Interface System)

    Penghubung merupakan suatu media menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem lainnya yang membentuk satu kesatuan, sehingga sumber – sumber daya mengalir dari subsistmen yang satu ke subsistem yang lainnya. Dengan kata lain, melalui penghubung output dari subsistem akan menjadi input bagi subsistem lainnya.

  5. Masukan Sistem (Input System)

    Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

  6. Keluaran Sistem (Output System)

    Keluaran (output) adalah hasil dari energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

  7. Pengolahan (Process System)

    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

  8. Sasaran (Objectives)

    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran yang pasti. Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Kalasifikasi Sistem

Menurut Azhar Susanto dalam buku Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2015:52)Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya :

  1. Sudut Pandang Lingkungan

    a. Sistem Terbuka : Sistem terbuka bila aktifitas di dalam sistem tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya.

    b. Sistem Tertutup : Sistem tertutup bila aktivitas di dalam sistem tersebut tidak terpengaruh oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya.

  2. Sudut Pandang Asal Pembuatannya

    a. Sistem Buatan Manusia : Sistem buatan manusia yaitu sistem yang dirancang oleh manusia.

    b. Sistem Alamiah : Sistem alamiah yaitu sistem yang terjadi melalui proses alam, seperti sistem matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi, dll.

  3. Sudut Pandang Keberadaannya

    a. Sistem Berjalan : Sistem berjalan adalah sistem yang saat ini digunakan.

    b. Sistem Konseptual : Sistem konseptual adalah sistem yang menjadi harapan atau masih di atas kertas. Bila kita merancang suatu sistem dan sistem tersebut belum diterapkan, maka sistem tersebut hanyalah merupakan angan-angan yang mungkin secara akal sehat (konsep) penyusunannya sistem itu sudah benar, dibuat berdasarkan kebutuhan dan situasi kondisi yang ada. Suatu sistem konseptual akan dapat diterima oleh pemakai sistem sehingga pemakai sistem tersebut menggunakannya untuk menunjang operasi sehari-hari, maka sistem tersebut berubah menjadi sistem berjalan.

  4. Sudut Pandang Kesulitan

    a. Sistem Sederhana : Sistem sederhana adalah sistem yang memiliki sedikit tingkatan dan subsistem atau komponen serta hubungan antara mereka sangat sederhana.

    b. Sistem Komplek : Sistem komplek adalah sistem yang memiliki banyak tingkatan dan subsistem atau komponen yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda.

  5. Sudut Pandang Output/Kinerjanya

    a. Sistem yang Dapat Dipastikan : Dapat dipastikan artinya dapat ditentukan pada saat sistem akan dan sedang dibuat.

    b. Sistem yang Tidak Dapat Dipastikan : Tidak dapat dipastikan artinya tidak dapat ditentukan dari awal, tergantung kepada situasi yang dihadapi.

  6. Sudut Pandang Waktu Keberadaannya

    a. Sistem Sementara : Sementara artinya sistem hanya digunakan untuk periode waktu tertentu.

    b. Sistem Selamanya : Selamanya artinya sistem digunakan selama-lamanya untuk waktu yang tidak ditentukan.

  7. Sudut Pandang Wujudnya

    a. Sistem Ada secara Phisik : Ada secara fisik artinya di sini dapat diraba, seperti sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dll.

    b. Sistem Abstrak : Abstrak artinya di sini tidak dapat diraba.

  8. Sudut Pandang Tingkatannya

    a. Sistem : Sistem merupakan komponen dari sistem yang lebih besar.

    b. Subsistem : Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dari sebuah sistem.

    c. Supersistem : Supersistem adalah sistem yang lebih besar dan sangat komplek. Supersistem mengacu kepada sistem apa pun yang memiliki sistem-sistem yang lebih kecil.

  9. Sudut Pandang Fleksibilitas

    a. Sistem dapat Beradaptasi : Dapat beradaptasi artinya bisa menyesuaikan diri terhadap setiap pengaruh yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya.

    b. Sistem Tidak dapat Beradaptasi : Tidak dapat beradaptasi artinya tidak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.

Konsep Dasar Data dan Informasi

Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk tunggal data atau data item. Data didefinisikan sebagai suatu representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan yang direkam dalam bentuk angka, teks, simbol, gambar dan bunyi. Berikut ini adalah definisi data menurut beberapa ahli, dintaranya :

Menurut Eka Iswandy dalam Jurnal TEKNOIF (2015:73)[8] mendefinisikan “Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep”. Sedangkan menurut Jaluanto Sunu Punjul Tyoso (2016:22)[9] “Data adalah hanyalah bahan mentah untuk memperoleh informasi”. Sementara Januar Permana, Astriyani dan Mayang Sari dalam jurnal SENSI Vol.4 No.2 (2017)[10] “Data adalah fakta dari hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa huruf – huruf, angka, simbol – simbol khusus atau gabungan lainnya”.

Dari beberapa kesimpulan diatas maka data adalah sesuatu yang menerangkan fakta, sesuatu itu bisa berupa huruf, angka, suara, grafik dan gambar.

Definisi Informasi

Informasi sangat penting dan diperlukan didalam suatu sistem. Terdapat beberapa pengertian data menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :

Menurut M. Thoha dan Miyanto dalam Jurnal PROSISKO (2015:58)[11] mengatakan bahwa “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Sedangkan menurut Abidin yang dikutip oleh Priyo Sutopo, dkk dalam Jurnal Informatika Mulawarman (2016:24)mengatakan bahwa “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan menjadi berarti bagi penerimanya”. Sementara Muhamad Evan Widyawan Brata dkk dalam e-Proceeding of Management (2018:861)[12] menjelaskan bahwa, “Informasi adalah data yang telah terorganisir dan diproses untuk menyediakan makna dan meningkatkan proses pengambilan keputusan”.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data penting yang telah diolah yang didapatkan dari berbagai sumber sehingga membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Kualitas Informasi

Menurut Sutabri dalam Muhammad Muslihudin dan Oktafianto (2016:10)[6], Kualitas suatu informasi mempunyai 3 (tiga) hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan di bawah ini :

  1. Akurat (Accurate)

    Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai ke penerima informasi mungkin banyak mengalami gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  2. Tepat waktu (Timelines)

    Informasi yang sampai kepada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini informasi bernilai mahal karena harus cepat dikirim dan didapat sehingga memerlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkannya.

  3. Relevan (Relevance)

    Infromasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi untuk setiap orang, satu dengan yang lainnya adalah berbeda.

Nilai Informasi

Menurut Nur Azizah, dkk dalam Jurnal SENSI (2017:17)[13], ada 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi yaitu sebagai berikut :

  1. Kemudahan dalam memperoleh (accesibility) informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah.
  2. Sifat luas dan kelengkapannya (comprehenshiveness) informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap.
  3. Ketelitian (Accuracy) informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi.
  4. Kecocokan dengan pengguna (relavance) informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
  5. Ketepatan waktu (timelines) informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat.
  6. Kejelasan (clarity) informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi.
  7. Fleksibilitas (flexibility) nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi.
  8. Dapat dibuktikan (verified) nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.
  9. Dapat diukur (measurable) informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.
  10. Tidak ada prasangka nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Terdapat beberapa pendapat dari para ahli yang menjelaskan mengenai definisi sistem informasi, diantaranya adalah sebagai berikut :

Menurut Krismaji (2015:15), dalam buku yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Berbasis Komputer Pada PT Ladang Makmur”. Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, dan mengolah serta menyimpan data, dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Lusyani dkk dalam CCIT Jurnal Vol.9 No.1 (2015:78)[14], mendefinisikan bahwa “ Informasi adalah sebagai hasil dari pengelolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya untuk pengambilan keputusan”. Sementara Harfizar, Yuliana dan Afiffudin dalam Jurnal SENSI Vol. 3 No. 2 (2017: 195)[15]. “Sistem informasi adalah komponen-komponen yang membentuk sistem yang menghasilkan suatu informasi yang berfungsi sebagai penyedia informasi atau laporan.”

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur yang menyediakan informasi untuk pegambilan suatu keputusan.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Stair dalam Muhammad Muslihudin dan Oktafianto (2016:12)[6] menjelaskan bahwa sistem informasi berbasis (CBIS) dalam suatu organisasi terdiri dari komponen-komponen berikut :

  1. Perangkat Keras

    Perangkat Keras yaitu perangkat keras komponen untuk melengkapi kegiatan memasukkan data, memproses data dan keluaran data.

  2. Perangkat Lunak

    Perangkat Lunak yaitu program dan intruksi yang diberikan kekomputer.

  3. Database

    Database yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi.

  4. Telekomunikasi

    Telekomunikasi yaitu komunikasi yang menghubungkan antara pengguna sistem dengan sistem komputer secara bersama-sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif.

  5. Manusia

    Manusia yaitu personel dari sistem informasi, meliputi manajer, analis, programmer, dan operator serta bertanggung jawab terhadap perawatan sistem.

Tujuan Sistem Informasi

Suatu sistem informasi pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem informasi tidak memiliki tujuan, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan oleh sistem serta keluaran yang akan dihasilkan. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Menurut Rangkuti F yang dikutip oleh Nina Rahayu, dkk dalam Jurnal STMIK AMIKOM Yogyakarta (2017:44)[16], tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.

  1. Kegunaan (Usefulness)

    Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi.

  2. Ekonomi (Economic)

    Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.

  3. Keandalan (Realibility)

    Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.

  4. Pelayanan Langganan (Customer Service)

    Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.

  5. Kesederhanaan (Simplicity)

    Sistem harus cukup sederhana, sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.

  6. Fleksibilitas (Fleksibility)

    Sistem harus cukup fleksibel, untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

Konsep Dasar Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Terdapat beberapa pendapat dari para ahli yang menjelaskan mengenai definisi analisis sistem, diantaranya adalah sebagai berikut :

Menurut Jaluanto Sunu Panjul Tyoso (2016:22)[9] mengatakan bahwa “ Analisis sistem merupakan contoh yang baik dari pendekatan sistem untuk memecahkan masalah”. Sedangkan menurut Lasminiasih, Sandhi P dkk (2016:885)[17], “Analisa sistem adalah mengidentifikasi sistem yang sudah ada apakah terdapat masalah yang telah terjadi pada sistem yang lama. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan atau diselesaikan”. Sementara Abi Burrahman (2017:36)[18] mengatakan bahwa “Analisa sistem meliputi analisis dan perancangan sistem, metode analisis data, analisa kebutuhan sistem seperti kebutuhan perangkat lunak, kebutuhan perangkat keras dan kebutuhan pengguna”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengolah data sehingga memiliki nilai tambah untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.

Prinsip-prinsip Analisa Sistem

Adapun prinsip-prinsip analisis sistem menurut Jaluanto Sunu Panjul Tyoso (2016:18)[9] adalah:

  1. Mendefinisikan masalah. Masalah yang akan dipecahkan dengan sistem diatur berkenan dengan lingkungan tempat sistem berinteraksi.
  2. Menyatakan sasaran sistem. Tujuan umum dan khusus yang ingin dicapai yang berkaitan dengan keefektifan ditetapkan dan diumumkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
  3. Menetapkan batasan sistem (system Boundaries). Pembatas antara sistem yang baru dengan lingkungannya harus diperinci, hubungan sistem (interface) yang berkaitan dengan masukan dan keluaran harus ditegaskan.
  4. Menetapkan kendala sistem. Kendala pada sistem dan proses pengembangannya, seperti biaya dan jangka waktu untuk pengembangan sistem harus dipastikan.
  5. Dekomposisi sistem. Sistem dipecah kedalam subsistem yang saling terkait dan berhubungan dengan lingkungannya. Hubungan antar subsistem ditentukan sehingga seorang analisis sistem mampu melihat sistem terinci. Subsistem yang berada pada tingkat bawahlah yang nantinya dirancang dan menjadi bagian sistem yang ditetapkan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Pengolahan

Definisi Pengolahan

Menurut Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2017). Istilah pengolahan berasal dari kata mengelola yang berarti megendalikan atau menyelenggarakan. Sedangkan, Pengolahan berarti proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain, atau dapat juga diartikaan proses pemberian pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Pengolahan pada dasarnya sama dengan manajemen yaitu penggerakan, pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan. Dan dalam keterkaitannya dengan manajemen pengolahan dana sosial memiliki makna menata dan melembagakan suatu aktivitas yang berkaitan dengan dana sosial, baik sosialisasi, pengumpulan, penggunaan, dan pengontrolan.

Jadi pengelolaan dana sosial adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan serta pertanggung jawaban dana sosial agar harta dana tersebut dapat diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimannnya dengan aturan-aturan yang telah ditentukan dalam syara' sehingga dapat tercapai misi utama yaitu untuk mengentaskan kemiskinan.

Konsep Dasar Dana Sosial

Definisi Dana Sosial

Dalam hal ini dana sosial yang dimaksud adalah uang yang disediakan atau dikumupulkan dengan tujuan untuk membangun kelompok tertentu yang lebih membutuhkan.

Menurut Sahal Mahfudz menyatakan bahwa “manajemen dana sosial adalah penataan dengan cara melembagakan dana sosial itu sendiri, tidak cukup hanya terbatas dengan pembentukan tetapi menyangkut aspek-aspek pendataan, pengumpulan, penyimpanan, pembagian dan yang menyangkut kualitas manusiannya dan aspek yang berkaitan dengan syariah tidak dapat dilupakan”.

Asas Pengolahan Dana Sosial

Menurut Undang-Undang Republik Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, pengelolaan dana sosial tidak boleh sembarangan, harus berdasarkan asas-asas berikut ini :

  1. Syariat Islam.

    Harus berdasarkan hukum-hukum dalam fiqh ekonomi Islam seperti Tabarru’ adalah perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak ditujukan untuk memperoleh laba (transaksi nirlaba). Tujuan dari transaksi ini adalah tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan (tabarru’ berasal dari kata birr dalam bahasa Arab, yang artinya kebaikan). Dalam akad Tabarru’ pihak yang berbuat kebaikan tidak berhak mensyaratkan imbalan apapun kepada pihak lainnya karena ia hanya mengharapkan imbalan dari Allah SWT.

  2. Amanah.

    Baitul maal sebagai salah satu lembaga pengelola dana sosial harus dapat dipercaya oleh masyarakat yang akan mendonasikan hartanya.

  3. Kemanfaatan.

    Pengelolaan dana sosial harus bermanfaat sebesarbesarnya bagi kesejahteraan orang yang berhak menerimanya (mustahik).

  4. Keadilan.

    Dalam pendistribusian dana sosial dilakukan secara adil dan merata.

  5. Kepastian Hukum.

    Artinya dalam pengelolaan dana sosial terdapat kepastian hukum untuk pengelola dan penerima.

  6. Terintegrasi.

    Pengelolaan dana sosial dilakukan sesuai prosedur dalam upaya meningkatkan pengumpulan, pendistribusian dan pendayaagunaan.

  7. Akuntabilitas.

    Pengelolaan dapat dipertanggung jawabkan dan diakses oleh masyarakat.

Definisi PIECES

Menurut Istiningsih dalam Jurnal Pendidikan Matematika Vol:4 No:2 (2015:31), Pengertian PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, and Service) adalah:

  1. Performance (Kinerja)

    Peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) system yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.

  2. Information (Informasi)

    Peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.

  3. Economic (Ekonomis)

    Peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.

  4. Control (Pengendalian)

    Peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan akan terjadi.

  5. Efficiency (Efisiensi)

    Peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang paling minimum. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inputnya.

  6. Service (Pelayanan)

    Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

Berikut beberapa pendapat mengenai definisi UML (Unifed Modelling Language) menurut para ahli, sebagai berikut : <p>Menurut Kumar & Singh dalam International Journal for Innovative Research in Science & Technology Vol. 2 Issue 03 (2015:71)[19], “UML is a standard visual modeling language which is designed for specifying, visualizing, constructing and documenting of the artifacts of software systems”. (UML adalah bahasa pemodelan visual standar yang dirancang untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan dari artefak sistem perangkat lunak). Sedangkan menurut Maimunah, Padeli dkk (2018)[20], Unified Modeling Language (UML) adalah keluarga notasi grafik yang didukung oleh meta-model tunggal yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khusunya sistem yang dibangun menggunakan pemograman berorientasi objek. Sementara Rahayu, Alfeno dan Wahyono dalam Jurnal CCIT Vol. 5 No. 1 (2019)[21]. “Unified Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk pemodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tools untuk mendukung pengembangan sistem tersebut.”

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Unified Modelling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang berorientasi objek untuk membuat desain dan menggambarkan arsitektur sistem ”.

Tipe -tipe UML (Unified Modeling Language)

Menurut Majid Rahardi (Open Journal System Semnasteknomedia Online (2016:62-64)[22], tipe-tipe UML diantaranya adalah :

  1. Use Case Diagram Use case adalah rangkaian/uraian sekelompok yang saling terkait dan membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi oleh sebuah aktor. Use case digunakan untuk membentuk tingkah laku benda/thing dalam sebuah mode serta direalisasikan oleh sebuah collaborator, umumnya use case digambarkan dengan sebuah elips dengan garis yang solid, biasanya mengandung nama. Use case menggambarkan proses system.
  2. Sequence Diagram

    Suatu sequence diagram adalah suatu penyajian perilaku yang tersusun sebagai rangkaian langkah-langkah percontohan dari waktu ke waktu. Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan arus pekerjaan, pesan yang sampaikan dan bagaimana elemen-elemen di dalamnya bekerja sama dari waktu ke waktu untuk mencapai suatu hasil. Masing – masing urutan elemen diatur di dalam suatu urutan horizontal, dengan pesan yang disampaikan dibelakang dan didepan diantara elemen-elemen.

    Berikut ini komponen yang terdapat dalam sequence diagram yaitu:

    a. Object

    Merupakan instance dari sebuah class dan dituliskan tersusun secara horizontal. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama object didalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma.

    b. Actor

    Dapat berkomunikasi dengan object, maka actor juga dapat diurutkan sebagai kolom. Simbol actor sama dengan simbol pada actor use case diagram.

    c. Lifeline

    Mengindikasikan keberadaan sebuah object dalam basis waktu. Notasi untuk lifeline adalah garis putus-putus vertikal yang ditarik dari sebuah object.

    d. Activation

    Dinotasikan sebagai sebuah kotak segi empat yang digambar pada sebuah lifeline mengindikasikan sebuah object yang akan melakukan sebuah aksi.

    e. Message

    Digambarkan dengan anak panah horizontal antara activation message mengindikasikan komunikasi antara object.

  3. Activity Diagram

    Activity diagram memodelkan workflow proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena memodelkan workflow dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya atau dari aktivitas ke status. Menguntungkan untuk membuat activity diagram pada awal pemodelan proses untuk membantu memahami keseluruhan proses. Activity diagram juga bermanfaat untuk menggambarkan parallel behaviour atau menggambarkan interaksi antara beberapa use case. Adapun definisi activity diagram adalah :

    a. Menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses.

    b. Dipakai pada business modeling untuk memperlihatkan urutan aktifitas proses bisnis.

    c. Struktur diagram ini mirip flowchart atau Data Flow Diagram pada perancangan terstruktur.

    d. Sangat bermanfaat apabila kita membuat diagram ini terlebih dahulu dalam memodelkan sebuah proses untuk membantu memahami proses secara keseluruhan.

    e. Activity diagram dibuat berdasarkan sebuah atau beberapa usecase pada usecase diagram.

  4. Class diagram

    Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class dan objek beserta hubungan antara lain pewarisan, asosiasi dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap atribut class entity. Adapun komponen class diagram adalah :

    a. Object

    Merupakan instance dari sebuah class dan dituliskan tersusun secara horizontal. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama object didalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma.

    b. Class

    Merupakan blok-blok pembangun pada pemograman berorientasi objek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi dalam atas tiga bagian. Bagian atas adalah bagian nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan properti atau atribut class. Bagian akhir mendefinisikan fungsi atau method-method dari sebuah class.

    c. Assocation

    Sebuah asosiasi merupakan sebuah relationship paling umum antara dua class dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara dua class. Garis ini bisa melambangkan tipe-tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukum-hukum multiplisitas pada sebuah relationship. (Contoh: One-to-one, one-to-many, many-to-many).

    d. Dependency

    Kadangkala sebuah class menggunakan class yang lain. Hal ini disebut dependency. Umumnya penggunaan dependency digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang menggunakan class yang lain. Sebuah dependency dilambangkan sebagai sebuah panah bertitik-titik.

    e. Aggregation

    Mengindikasikan keseluruhan bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi.

Jenis-jenis UML (Unified Modeling Language)

Terdapat beberapa jenis UML (Unified Modeling Language) Menurut Muslihudin (2016: 62)[6], yang mana di antaranya adalah :

  1. Diagram Kelas (Class Diagram)

    Diagram Kelas, bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

  2. Diagram Use Case (Use Case Diagram)

    Diagram Use Case, bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

  3. Diagram Interaksi (Sequence Diagram)

    Diagram Interaksi dan Sequence (Urutan), bersifat dinamis. Dinamis urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

  4. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)

    Diagram Aktivitas (Activity Diagram), bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam suatu sistem serta pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

Langkah-langkah UML (Unified Modeling Language)

Menurut Henderi (2017:6)[23] langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut :

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints, dan catatan-catatan lain.
  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
  6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.
  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hierarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen bereaksi dengan baik.
  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detailkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:

    a. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

    b. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

  12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
  13. Perangkat lunak siap dirilis.

Konsep Database

Definisi Database

Terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai definisi Database yaitu sebagai berikut :

Menurut Spits Warnars, dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2015:84)[24], “Database baik dalam bentuk database terstruktur dan tidak terstruktur dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan tetap untuk merekam kegiatan proses transaksi bisnis. Database terstruktur merupakan organisasi kumpulan data yang menggunakan system manajemen database yang didukung konsep DML (Data Manipulation Language) dan DDL (Data Definition Language). Dimana DML merupakan proses manipulasi yang menggunakan perintah sql seperti select, insert, update, delete, dan lain-lain sedangkan DDL merupakan proses pendefinisian database yang menggunakan perintah sql seperti create, table, drop table, dan lain-lain”. Sedangkan menurut Sutopo, dkk (2016:25) mengatakan bahwa, “Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi pemakainya.” Sementara Syahrial Chan (2017:161)[25] “Database adalah tempat menyimpan koleksi data yang terorganisir yang terdiri dari skema, table, view, query, store procedure dan objek-objek lainnya”.

Dari pengertian diatas peneliti menyimpulkan Database adalah sekumpulan data yang saling terelasi yang tersimpan didalam media penyimpanan, yang memungkinkan dapat diakses dengan mudah dan cepat.

Pengguna Database

Menurut Anhar (2016:20)[26], Berdasarkan cara berinteraksi dengan system, pengguna basis data dibedakan sebagai berikut :

  1. Database Administrator adalah orang yang mendefiniskan basis data, mengatur hak-hak akses, melakukan perawatan, koreksi terhadap basis data.
  2. Programmer Aplikasi adalah pengguna yang berinteraksi dengan basis data, dengan membuat antarmuka yang digunakan untuk manipulasi basisdata.
  3. Sophisticated User. Pengguna yang ahli, maksudnya adalah pengguna yang mengakses langsung ke mesin basis data menggunakan bahasa non-prosedural.
  4. Specialized User. Pengguna yang mempunyai keahlian dibidang tertentu. Maksudnya pengguna ini memakai basis data untuk membangun program aplikasi sesuai bidang keahliannya.
  5. Naveuser. Pengguna yang memilki pengetahuan komputasi dan basis data terbatas. Pengguna ini berinteraksi dengan basis data melalui program aplikasi yang sudah disediakan

Konsep PHP (Programming Hypertext Processor)

Definisi PHP (Programming Hypertext Processor)

Berikut adalah beberapa definisi PHP menurut para ahli diantaranya yaitu:

Menurut Anhar yang dikutip Aris, dkk dalam jurnal STMIK AMIKOM Yogyakarta (2016:4)[27] “PHP singkatan dari Programming Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman yang dinamis (up to date)”. Sedangkan menurut Megha Koshti dan Sanjay Ganorkar dalam International Journal of Innovaive Research in Science, Engineering and Technology (2016:8981)[28], mendefinisikan bahwa “The PHP Hypertext Pre-processor (PHP) is a programming language that allows web developers to create dynamic content that interacts with databases”. Yang artinya PHP adalah bahasa pemrograman yang memungkinkan pengembang web membuat konten dinamis yang berinteraksi dengan database. Sementara Solichin (2016)[29] menjelaskan “PHP merupakan bahasa pemrograman berbasis web yang dibuat secara khusus untuk membangun aplikasi berbasis web.”</p>

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa PHP adalah bahasa pemrograman untuk membuat aplikasi web yang menyatu dengan HTML dan berada pada server.</p>

Kelebihan PHP (Programming Hypertext Processor)

Menurut Wiwenty Lula Alaika (2018:15)[30] kelebihan PHP yaitu sebagai berikut :

  1. Membuat website menjadi tidak statis atau membuat website menjadi dinamis.
  2. PHP dapat dipakai secara gratis atau open source.
  3. Program atau aplikasi yang dibuat dengan php dapat berjalan di semua web browser.
  4. Mendukung banyak database.
  5. Berbagai script sudah tersedia dengan gratis.

Kekurangan PHP (Programming Hypertext Processor)

Menurut Wiwenty Lula Alaika (2018:15)[30] Selain kelebihan PHP, PHP juga mempunyai kekurangan. Diantaranya yaitu :

  1. Sering terjadi permasalahan pada Register Global.
  2. Perlu encoding agar PHP dapat dibaca semua orang.
  3. Tidak mengenal package.
  4. Berorientasi objek yang tidak sesungguhnya.

Definisi MySQL

Berikut adalah beberapa definisi MySQL menurut para ahli, diantaranya :

Menurut Santoso dan Yulianti dalam Jurnal SENIATI (2016:333)[31] “MySQL merupakan software yang tergolong sebagai DBMS (Database Management System) yang bersifat open source. Open source menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan source code (code yang dipakai untuk membuat MySQL)”. Sedangkan menurut Kusuma Ardhana dalam Jurnal Sisfotek Global Vol. 6 No. 1 (2016:77) “MySQL merupakan turunan konsep utama dalam basis data, yaitu SQL. SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basis data, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan input data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah”. Sementara Prashant Ramchandra Desai dalam International Journal of Computer Sciences and Engineering (2016:57)[32] menjelaskan bahwa, “MySQL is a relational database that can be used to stress the memory, file system, networking and inter-process communication subsystems”. Yang artinya MySQL adalah database relasional yang dapat digunakan untuk menekankan memori, sistem file, jaringan dan subsistem komunikasi antar proses.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa MySQL merupakan sebuah software database yang dilengkapi dengan source code yang digemari di kalangan programmer web.

Definisi XAMPP

Menurut Riyanto dalam Jurnal Lentera ICT Vol.3 No.1 (2016:49) “XAMPP (X Apache MySQL PHP Perl) merupakan paket PHP dan Mysql berbasis open source yang dapat digunakan sebagai tool pembantu pengembangan aplikasi berbasis PHP”. Sedangkan menurut Wahana Komputer dalam Jurnal Sisfotek Global Vol.6 No.1 (2016:77) “XAMPP adalah salah satu pake instalasi Apache, PHP, dan MySQL secara instan yang dapat digunakan untuk membantu proses instalasi instan”. Sementara Nurcholish (2018:23) “XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program apache, HTTP server, MYSQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa program PHP dan Perl”.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa XAMPP merupakan alat bantu yang menyediakan paket perangkat lunak maka tidak perlu lagi menginstal perangkat lunak seperti PHP, MySQL, Apache, PhpMyAdmin, dan lain-lain secara manual.

Definisi HTML

Berikut beberapa pendapat mengenai definisi HTML menurut para ahli, sebagai berikut :

Menurut Fauzan Masykur dan Fiqiana Prasetiyowati dalam Jurnal STI (2016:95)[33] “HTML (Hypertext Markup Language) merupakan kumpulan dari symbol atau tag-tag yang dituliskan dalam sebuah file yang dimaksudkan untuk penampilan halaman pada web browser”. Sedangkan menurut Sugiri dalam M. Iqbal Dzulhaq, dkk dalam Jurnal Sisfotek Global (2017:2)[34] “Sebuah protokol yang digunakan untuk membuat format suatu dokumen web yang mampu dibaca dalam browser dari berbagai platform computer”. Sementara Gisma Gerry Kurniawan (2018:1)[35] “HTML adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web, menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah penjelajah web Internet dan formating hypertext sederhana yang ditulis kedalam berkas format ASCII agar dapat menghasilkan tampilan wujud yang terintegerasi”.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa HTML (Hypertext Markup Language) merupakan bahasa untuk membuat halaman-halaman pada web dengan membentuk dokumen agar dapat ditampilkan pada program web browser.

Definisi Sublime Text

Berikut beberapa pendapat mengenai definisi Sublime Text menurut para ahli, sebagai berikut :

Menurut Miftah Faridi (2015:3)[36] mendefinisikan bahwa, “Sublime Text 3 adalah editor berbasis python, sebuah text editor yang elegan, kaya akan fitur, cross platform, mudah dan simple yang cukup terkenal di kalangan developer (pengembang), penulis dan desainer”. Sedangkan menurut Vidiandry Putratama Supono (2016:14)[37] menjelaskan bahwa, “Sublime Text merupakan perangkat lunak text editor yang digunakan untuk membuat atau meng-edit suatu aplikasi. Sublime Text mempunyai fitur plugin tambahan yang memudahkan programmer”. Sementara Yanuardi dan Angga Aditya Permana dalam Jurnal Teknik Informasi (2018:22)[38] mengatakan bahwa “Aplikasi editor untuk kode dan teks yang dapat berjalan di berbagai platform operating system dengan menggunakan teknologi phyton API”.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sublime text ialah text editor yang digunakan untuk untuk membuat program aplikasi yang secara otomatis untuk mempermudah programmer dalam mengetikkan kode editor.

Definisi Framework CodeIgniter

Berikut beberapa pendapat mengenai definisi Framework Codeigniter menurut para ahli, sebagai berikut :

Menurut Betha Sidik (2018:2) Codeigniter (CI) adalah framework pengembangan aplikasi (application development framework) dengan menggunakan PHP, suatu kerangka pembuatan program dengan menggunakan PHP. Pengembangan dapat langsung menghasilkan program dengan cepat, dengan mengikuti kerangka kerja untuk membuat yang telah disiapkan oleh framework CI ini.

Pemrogram tidak perlu membuat program dari awal (form scratch), karena CI menyediakan sekumpulan librari dan fungsi yang banyak, yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang umum dengan menggunakan antarmuka dan struktur logika yang sederhana untuk mengakses libararinya. Pemrogram dapat memfokuskan diri pada kode yang harus dibuat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Definisi Website

Berikut beberapa pendapat mengenai definisi Website menurut para ahli, sebagai berikut :

Menurut Priyo dkk (2016:25) “Web merupakan terobosan baru sebagai teknologi sistem informasi yang menghubungkan data dari banyak sumber dan layanan yang beragam macamnyadi internet, web cepat sekali populer di lingkungan pengguna internet, karena kemudahan yang diberikan kepada pengguna internet untuk melakukan penelusuran, penjelajahan, dan pencarian informasi”. Sedangkan menurut Doni Wahyudi dalam Eviana Septiana Rachman dan Beni Noviyanto (2017:46)[39] “Web/situs adalah suatu kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi, gambar gerak, suara atau gabungan dari semua itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing digubungkan dengan link”. Semantara Ilka Zufria dan M. Hasan Azhari dalam Jurnal Sistem Informasi (2017:52)[40] mendefinisikan bahwa “Website adalah sekumpulan halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet. Website merupakan sebuah komponen yang terdiri dari teks, gambar, suara animasi sehingga menjadi media informasi yang menarik untuk dikunjungi oleh orang lain maka dari makna itu, bisa kita pahami bahwa definisi website secara sederhana adalah informasi apa saja yang bisa diakses dengan menggunakan koneksi jaringan internet”.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahawa web adalah kumpulan halaman dijaringan internet yang berisikan informasi, iklan serta program aplikasi.

Definisi Black Box Testing

Berikut beberapa pendapat mengenai definisi Black Box Testing menurut para ahli, sebagai berikut :

Menurut M. Sidi Mustaqbal dalam Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan (2015:34)[41] mendefinisikan bahwa “Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”. Sedangkan menurut Syed Roohillah Jan dalam International Journal Scientific Research in Science Engineering Technology (IJSRSET) (2016:683)[42], mengatakan bahwa “Black Box Testing is a software testing technique which play an important role in software testing”. Yang artinya Black box testing adalah pengujian perangkat lunak yang memainkan peran penting dalam pengujian perangkat lunak. Sementara Sukamto dan Shalahuddin dalam e-Journal JITK Ruhul Amin (2017:115)“Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototype

Berikut beberapa pendapat mengenai definisi Prototype menurut para ahli, sebagai berikut :

Menurut Khotimah dalam Jurnal Teknologi Vol. 8 No.2 (2016:54)[43] “Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana perangkat lunak yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototype memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang banyak digunakan”. Sedangkan menurut Mulyani (2016:26) “Prototyping merupakan teknik pengembangan system yang menggunakan prototype untuk menggambarkan system, sehingga pengguna atau pemilik sistem mempunyai gambaran pengembangan system yang akan dilakukannya”.

Sementara Khanna Tiara, Desy Apriani & Julipah dalam ICIT Journal (2018:189)[44] mengatakan “Prototype adalah sebuah sistem yang fleksibel dimana perancang bisa dengan mudah dan cepat melakukan perubahan-perubahan dan mencobanya lagi sehingga tenaga dan waktu tidak menjadi kendala berarti”.

Beradasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan software dengan model sederhana yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta pengujian awal.

Tipe-tipe Prototype

Menurut McLeod dan Schell dalam Mulyani (2016:27)[45], mendefinisikan dua tipe dari prototype yaitu :

  1. Evolutionary Prototype

    Evolutionary Prototype yaitu, prototype yang secara terus menerus dikembangkan hingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh system.

  2. Requirement Prototype

    Requirement Prototype merupakan prototype yang dibuat oleh pengembang dengan mendefinisikan fungsi dan prosedur system dimana pengguna atau pemilik system tidak bisa mendefinisikan system tersebut.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Berikut beberapa pendapat mengenai definisi Elisitasi menurut para ahli, sebagai berikut :

Menurut Sommerville dan Sawyer yang dikutip oleh Puput Puspito Rini (2016:64)“Elisitasi adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pengguna sistem atau pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”. Sedangkan menurut Agit Amrullah, dkk (2016:27) “Elisitasi merupakan rancangan dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”. Sementara Siahaan dalam Iqbal dkk (2017:1)“Elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering)”.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa elisitasi adalah sebuah rancangan dari kebutuhan suatu sistem baru yang akan dibuat sesuai keinginan pihak terkait.

Tahapan Dalam Elisitasi

Menurut Amrullah dkk dalam Jurnal Teknologi Informasi (2016:27), Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil prngklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    a. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    b. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    c. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    a. “T” artinya Technical. Maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    b. “O” artinya Operational. Maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    c. “E” artinya Economy. Maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    a. (H) yaitu sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    b. (M) yaitu mampu untuk dikerjakan.

    c. (L) yaitu mudah untuk dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Jesa Ariawan dan Sri Wahyuni dalam Jurnal Sisfotek Global (2015:62)[46] “Literature review adalah mempelajari teori-teori dan mencari informasi yang berhubungan dengan permasalahan sesuai dengan judul penelitian ini”. Sedangkan menurut Hasibuan yang dikutip Ageng Setiani Rafika, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.3 (2015:138) menjelaskan bahwa “Literature review berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang diuraikan sebelumnya pada perumusan masalah”. Sementara Guritno yang dikutip oleh Michael Ferdinand dalam Jurnal Online Mahasiswa (2017:2)[47], “Literature Review adalah menganalisa secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini sehingga dapat di identifikasi kekuatan dan kelemahan pustakan tersebut, metodologi yang digunakan, serta bagaimana hasil temuan tersebut di bandingan penelitian atau publikasi lainnya.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Literature Review merupakan suatu survey literature tentang penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

Langkah-langkah Literature Review

Menurut suryo, dkk yang dikutip Ageng Setiani Rafika, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.3 (2015:138), Metode literature review ini dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap ppenelitian ini.
  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Literature Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi. Dalam upaya menyempurnakan penelitian maka perlu dilakukan studi pustaka (Literature Review), di antaranya terdapat lima jurnal nasional dan lima jurnal internasional yaitu:

  1. Penelitian dalam sebuah jurnal TEKNOIF yang dilakukan oleh Eka Iswandy (2015)[8] yang berjudul “Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Dana Santunan Sosial Anak Nagari Dan Penyalurannya Bagi Mahasiswa Dan Pelajar Kurang Mampu di Kenagarian Barung – Barung Balantai Timur”. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bantuan kepada masing – masing calon penerima bantuan per periode bantuan. Dalam pemilihan penerima bantuan juga tidak adanya pengontrolan siapa saja yang berhak menerima bantuan tersebut. Kecurangan dalam hal pemilihan calon penerima bantuan sosial ini juga disebabkan tidak transparannya sistem penunjukan calon penerima bantuan sosial yang dilakukan oleh pihak wali kampung.
  2. Penelitian dalam sebuah Jurnal Ekonomi Syariah TEORI & TERAPAN yang dilakukan oleh Astrianisa Fathona dan Moh.Qudsi Fauzi (2016)[48] dari Universitas Airlangga, yang berjudul “Tercapainya Tingkat Efektivitas Wakaf Uang Untuk Memberdayakan Kesejahteraan Mauquf ‘Alaih di Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mendorong maqashid syariah dengan program yang telah ditawarkan (wakaf uang). Dengan penelitian ini semakin mengembangkan program – program yang dapat mendorong masyarakat yang hasilnya semakin luas dan untuk tercapainya kesejahteraan maqashid syariah dan maslahah.
  3. Penelitian dalam sebuah e-Journal SI AK yang dilakukan oleh Ni Luh Nik Parelawati, Nyoman Trisna Herawati dan I Gusti Ayu Purnamawati (2017)[49] dari Universitas Pendidikan Ganesha, yang berjudul “Mengulas Kontrubusi Laba LPD Dalam Menunjang Dana Pembangunan Desa Dan Dana Sosial Berlandaskan Tri Hita Karana di LPD Desa Adat Jimbaran”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kontribusi laba dari LPD untuk dana pembangunan desa dan dana sosial di Desa Adat Jimbaran serta Untuk mengetahui implementasi Tri Hita Karana dalam penyaluran dana pembangunan desa dan dana sosial di Desa Adat Jimbaran Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Kualitatif, yang menggunakan studi Etnografi dan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu dengan cara teknik trianggulasi dan data sekunder yaitu dengan melakukan studi kepustakaan.
  4. Penelitian dalam sebuah jurnal URECOL Malang, 21 November (2018)yang dilakukan oleh Ramadhan Rizky Pura, Sekarsukma Syifadhiya, Sekar Aji Widyastiti dan Zulfikar Bagus Pambuko (2018)[50] yang berjudul “Efesiensi Perbankan Syariah di Indonesia Dalam Mengelola Dana Sosial”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi dana sosial pada bank syariah. Analisis data menggunakan teknik Data Envelopment Analysis pada 8 BUS pada 2013-2017 dengan pendekatan VRS output orientated. Variabel inputnya adalah penerimaan dana zakat dan dana kebajikan, sedangkan variabel outputnya adalah penggunaan dana zakat dan dana kebajikan.
  5. Penelitian dalam sebuah jurnal JESI yang dilakukan oleh Sekarsukma Syifadhiya, Sekarsukma Syifadhiya, Sekar Aji Widyastiti dan Zulfikar Bagus Pambuko (2018)[51] yang berjudul “Analisis Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia Dalam Mengelola Dana Sosial”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat produktivitas dana sosial pada bank syariah. Analisis data menggunakan teknik Malmquist Productivity Index (MPI) pada 8 BUS pada 2013-2017. Variabel inputnya adalah penerimaan dana zakat dan dana kebajikan, sedangkan variabel outputnya adalah penggunaan dana zakat dan dana kebajikan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa 5 BUS telah mengelola dana sosial secara efisien dan 3 BUS lainnya mengalami kondisi inefisiensi.
  6. Penelitian dalam sebuah International Journal of Economics and Finance yang dilakukan oleh Ming-Chuan Chen, Chen-Fu Lee dan Chien-Ming Huang (2016)[52] dari Tamkang University , yang berjudul “The Effects of Corporate Social Responsibility on Equity Fund Returns: Evidence from China”. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah perusahaan pengelola dana di Cina memiliki perusahaan tanggung jawab sosial (CSR) dan korelasinya dengan kinerja dana. Sampel adalah dana ekuitas antara 2004 dan 2012. Dasar penilaian untuk CSR adalah perusahaan dana China komprehensif laporan penilaian, diterbitkan oleh Morningstar Chinese Research Center pada 25 Januari 2013. Penelitian ini menggunakan model regresi kuantitatif dengan tiga faktor untuk mengukur manajemen dana perusahaan dengan peringkat tinggi atau pengembalian dana rata-rata peringkat rendah dan memberikan investor beberapa dasar untuk keputusan investasi. Yang empiris hasilnya menunjukkan perusahaan pengelola dana dengan peringkat tinggi memiliki pengembalian dana yang lebih baik daripada mereka yang peringkatnya rendah. Melalui estimasi regresi kuantil, ditemukan bahwa faktor pasar dan pengembalian dana memiliki signifikan korelasi dengan peringkat tinggi.
  7. Penelitian dalam sebuah International Journal of Research in Engineering and Social Sciences yang dilakukan oleh Keisha A. Mitchell (2016)[53] yang berjudul “The Jamaica Social Investment Fund: Contributing to Sustainable Development in Jamaica”. Penelitian ini bertujuan untuk berkembangnya pulau kecil negara, telah berusaha untuk mencapai kemajuan sosial dan ekonomi sambil melindungi lingkungan. Itu Pemerintah Jamaika (GoJ), melalui Lembaga Perencanaan Jamaika, telah bermitra dengan Jamaika Sosial Dana Investasi untuk memastikan bahwa sementara pembangunan terjadi di pulau yang paling rentan tidak ditinggalkan dibelakang. Dana ini didirikan pada tahun 1996 sebagai bagian dari Program Pemberantasan Kemiskinan Nasional Pemerintah Jepang. Sejak waktu itu ia telah mengimplementasikan infrastruktur sosial dan ekonomi, dan menyediakan layanan sosial dan organisasi penguatan. Mereka telah fokus pada sepuluh sektor luas untuk pembangunan, termasuk: Pendidikan, Pertanian dan Pariwisata, Kesehatan, Keamanan, Air dan Sanitasi, Transportasi dan Akses, Pelatihan dan Sertifikasi, Tata Kelola Masyarakat, Pengurangan Kerentanan Bencana, dan Bantuan Teknis untuk Kementerian, Departemen dan Agensi. Artikel ini menyoroti beberapa pencapaian paling signifikan mereka selama dua dekade terakhir, fokus pada pertanian, air bersih dan sanitasi, dan pengelolaan limbah padat.
  8. Penelitian dalam sebuah American International Journal of Industrial and Business Management yang dilakukan oleh Jing Yi, Dong Lu dan Yajun Deng (2016)[54] yang berjudul “Empirical Study under the Encouraging Model to Managerial Fees of Social Security Fund Investment”. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan biaya saat ini, biaya periode terakhir, ukuran dan pengembalian investasi dalam 102 dana jaminan sosial. Mulai dari Model Mendorong dan datang ke kesimpulan bahwa faktor biaya saat ini dan biaya periode terakhir memengaruhi pengembalian investasi secara positif. Sebaliknya, ia menemukan bahwa ukuran dana berdampak pada pengembalian investasi secara negatif.
  9. Penelitian dalam sebuah International Journal of Civil Engineering and Technology (IJCIET) yang dilakukan oleh Mohd Rilizam Bin Rosli, Hussin Bin Salamon dan Miftachul Huda (2018)[55] dari Universitas Teknologi Malaysia, yang berjudul “Distribution Management Of Zakat Fund: Recommended Proposal For Asnaf Riqab In Malaysia”. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti metode distribusi zakat yang tepat diterapkan di Indonesia Malaysia, khususnya di Dewan Agama Islam Johor kepada kelompok ar-riqab yang merupakan salah satu dari delapan penerima (penerima) yang berhak menerima zakat. Pelajaran ini mengidentifikasi secara rinci kelompok - kelompok yang dapat digolongkan sebagai asnaf riqah sebagaimana digariskan oleh sarjana. Tanggal yang diperoleh dari petugas di Departemen Kesejahteraan Sosial adalah dianalisis secara kualitatif untuk mengidentifikasi kriteria riqab asnaf dalam konteks realitas saat ini. Temuan menunjukkan bahwa ada kelompok yang memenuhi syarat untuk dikategorikan sebagai asnaf ar-riqah yang merupakan korban penelantanan lansia, korban pelecehan anak, anak-anak terlibat dengan korban kejahatan dan kekerasan dalam rumah tangga.
  10. Penelitian dalam sebuah International Journal yang dilakukan oleh Katarzyna Tracz-Krupa dan Eduardo Tomé (2019)[56] yang berjudul “Human Resource Development Ii SMEs With In The European Social Fund In Poland – Research Findings And International Perspective”. Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di usaha kecil dan menengah (UKM) yang didanai oleh Dana Sosial Eropa (ESF) di Polandia antara 2007 dan 2013. Penelitian ini didasarkan pada teori yang mendukung investasi SDM khusus di UKM, dan menggunakan Human Capital Theory (HCT) dengan beberapa ekstensi. Metodologi penelitian melibatkan serangkaian wawancara telepon berbantuan komputer (CATI) dalam sampel 44 UKM yang menerima dana Uni Eropa untuk HRD. Ini juga termasuk wawancara pribadi berbantuan komputer (CAPI) dengan para ahli di ESF, peserta observasi dan analisis dokumentasi proyek. Temuan menunjukkan bahwa upaya ESF lingkup internasional memiliki positif berdampak pada UKM Polandia. Berdasarkan Literature Review di atas, dapat disimpulkan bahwa masih banyak di Indonesia membutuhkan bantuan dana sosial tersebut. Baik untuk perusahaan atau bahkan masyarakat sekitar kita. Untuk ini dibutuhkan suatu sistem informasi pengolahan dana sosial yang dapat membantu dalam proses pengolahan dana sosial untuk meningkatkan kinerja staff dalam penyajian informasi dana sosial kepada anggotanya.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Unit Pelaksana dari Badan Usaha Kebandarudaraan PT Angkasa Pura II (Persero) berdasarkan Keputusan Direksi PT Angkasa Pura II Nomor KEP.470/OM.00/1998-AP II tahun 1998 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Cabang Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta yang mempunyai tugas sebagai berikut :

  1. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan pengaturan serta pengawasan kegiatan pelayanan penanggulangan keadaan darurat terutama di dalam kawasan Bandar Udara Soekarno-Hatta.
  2. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan pengaturan dalam upaya menunjang kelancaran operasi penerbangan.

Sejarah Singkat Perusahaan

Pada awalnya merupakan Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran, yang lebih dikenal sebagai PN Kemayoran. Didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1962, tanggal 15 November 1962 bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1965, tanggal 17 Mei 1965 nama PN Angkasa Pura Kemayoran ditetapkan menjadi PN Angkasa Pura. Status perusahaan negara ini kemudian dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1974 tanggal 21 Oktober 1974 dijadikan Perusahaan Umum (PERUM), yaitu Perum Angkasa Pura. Disamping mengelola pelabuhan udara Kemayoran juga diserahi mengelola Pelabuhan Udara International Halim Perdanakusuma pada tahun 1974, dan Pelabuhan Udara International Ngurah Rai Denpasar, Bali tahun 1980. Sampai saat itu, Perum Angkasa Pura berbentuk Otorita Pelabuhan Udara (Airports Authority), dimana fungsi penguasaan ada di Pemerintah dan pengusahaan berada di satu tangan, yaitu pihak otorita.

Dalam perkembangan selanjutnya, Perum Angkasa Pura lebih mengarahkan kepada fungsi Pengusahaan Pelabuhan Udara, sedangkan fungsi Penguasaan dalam hal ini Pemerintah kembali kejajaran Departemen Perhubungan. Dengan selesainya pembangunan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kemudian diubah namanya menjadi Bandar Udara International Soekarno-Hatta pada tanggal 13 agustus 1984 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1984 didirikan suatu Badan Usaha Kebandarudaraan yang bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang diserahi untuk mengelola pelabuhan udara yang baru tersebut.

Disamping mengelola Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng, Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng juga bertugas untuk mengelola Pelabuhan Udara Halim Perdanakusuma yang sebelumnya dikelola oleh Perum Angkasa Pura sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 171/HK 208/PHB-85 tanggal 11 September 1985, kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1992 tanggal 19 Februari 1992. Untuk keseragaman, pada tahun 1986 Pemerintah menetapkan nama:

  1. Perum Angkasa Pura menjadi “Perum Angkasa Pura I”
  2. Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi “Perum Angkasa Pura II”.

Khusus untuk Perum Angkasa Pura II, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1986 tanggal 19 mei 1986.

Pelayanan keselamatan lalu lintas udara yang dilakukan oleh Senopen dialihkan kepada Perum Angkasa Pura I dan Perum Angkasa Pura II, sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 19 Tahun 1988 dan kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1989 tanggal 30 Maret 1989. Perum Angkasa Pura I mengusahakan Bandara Ngurah Rai, Juanda, Polonia, Hasanuddin, Sepinggan, Sam Ratulangi, Frans Kasiepo, Adi Sutjipto, Adi Sumarmo dan Syamsuddin Noor. Sementara Perum Angkasa Pura II mengusahakan Bandara di Jakarta (Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma), S. M. Badaruddin II – Palembang dan Supadio – Pontianak, Bandar Udara S. M. Badaruddin II dan Bandara Udara Supadio dikelola oleh Perum Angkasa Pura II sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1991 tanggal 8 Februari 1991. Pemerintah merencanakan memasukkan beberapa lagi Bandar Udara lainnya kedalam pengelolaan Badan Usaha Kebandarudaraan tersebut dan menata pembagian wilayah kerja kedua BUMN sejenis ini, yaitu Indonesia Bagian Barat untuk Perum Angkasa Pura II dan wilayah Indonesia Bagian Timur untuk Perum Angkasa Pura I.

Pada awal tahun 1992, kedua BUMN yang berstatus “Perum” tersebut, ditetapkan oleh Pemerintah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1992. Maksud dari perubahan status adalah dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha. Dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH. Nomor 3 Tahun 1993 tanggal 2 Januari 1993 didirikan Perseroan Terbatas (Persero) PT Angkasa Pura II, nama tersebut disingkat menjadi PT (Persero) Angkasa Pura II. Untuk Bandar Udara Polonia terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 dikelola oleh PT (Persero) Angkasa Pura II berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S-33/MK-016/1994 tanggal 22 Januari 1994. Kemudian tanggal 9 April 1994 dilakukan serah terima Pengoperasian Bandar Udara Simpang Tiga (Pekan Baru), Tabing (Padang), Blang Bintang (Banda Aceh), Husein Sastranegara (Bandung) dan Senopen Pekan Baru dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada PT (Persero) Angkasa Pura II. Serah terima itu dilakukan berdasarkan Surat Menteri Perhubungan Nomor A.278/AU.001/SKL tanggal 5 April 1994. Masuknya Bandar Udara Polania (Medan) dan empat Bandar Udara lainnya itu dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1994 tentang penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam modal saham Perusahaan PT (Persero) Angkasa Pura II. Dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 1995 tanggal 11 Mei 1995, nama Bandar Udara “Blang Bintang” dirubah menjadi Bandar Udara Sultan Iskandar Muda. Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor SK.2/AU.106//PHB.99 tanggal 18 November 1999, nama Bandar Udara Simpang Tiga dirubah menjadi Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II. Pada tanggal 22 Maret 2000, dilakukan serah terima Operasi Bandar Udara Kijang (Tanjung Pinang) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada PT (Persero) Angkasa Pura II, dengan berita acara serah terima operasi Nomor AU/837/OM.147/2000 dan BA.DU.002/KU207.1/2000.

Tepatnya Terhitung Mulai Tanggal (TMT) 18 November 2008 kata Persero pada PT (Persero) Angkasa Pura II diubah susunannya di belakang nama perusahaan menjadi PT Angkasa Pura II (Persero) sesuai Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, Spn Nomor 38 Tahun 2008.

Dan saat ini PT Angkasa Pura II (Persero) telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).

Sejarah Singkat Dana Sosial

Dana sosial didirikan sejak tahun 1998. Dana sosial adalah dana yang berjalan untuk memberikan bantuan terhadap karyawan atau purnawan ARFF. Dana sosial ini didirikan atas kuasa Rapat Pembentukan Dana Sosial yang ditunjuk oleh Pendiri selaku kuasa Pendiri dan sekaligus pertama kalinya sebagai pengurus.

Visi dan Misi Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang harus dicapai, ARFF pada PT Angkasa Pura II (Persero) :

Visi Perusahaan

"Menjadi Unit Pelayanan Keselamatan Penerbangan & Pemadam Kebakaran bertaraf internasional serta mendukung program kerja perusahaan”.

Misi Perusahaan

  1. Mengoptimalkan pencapain response time dalam upaya penyelamatan dan pertolongan yang mengalami kejadian/kecelakaan pada pesawat udara dan fasilitas lainnya dibandar udara dan sekitarnya;
  2. Meningkatkan dan mempertahankan kinerja Sumber Daya Manusia (Karyawan/Personel) melalui program latihan-latihan, tugas operasional dan wewengannya dengan tujuan untuk mencapai response time dalam memberikan pelayanan keselamatan penerbangan;
  3. Meningkatkan dan mempertahankan performa kehandalan Sumber Daya Alat (Kendaraan, Peralatan & Salvage) melalui perawatan/pemeliharaan secara rutin dan berkala baik bersifat preventive maupun corrective dengan tujuan untuk mencapai respon time dalam memberikan pelayanan keselamatan penerbangan.

Struktur Organisasi Karyawan AFF

Struktur organisasi adalah kerangka yang menggambarkan tanggung jawab, wewenang pola hubungan dan tingkatan dalam suatu organisasi. Sebagai suatu organisasi yang baik maka pada saat ini ARFF Pada PT Angkasa Pura II (Persero) mempunyai struktur organisasi kepengurusan yang terdiri dari personil, pengurus dan pengawas koperasi yang semuanya berasal dari anggota ARFF. Berikut dapat dilihat pada gambar di halaman berikut ini :


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Karyawan ARFF

Tanggung Jawab dan Wewenang

Dari struktur organisasi di atas maka dapat kita lihat tugas maupun fungsi dari masing-masing bagian sesuai dengan Keputusan Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor : KEP. 12 .03 . 03. / 03 / 2009 tentang Peraturan Perusahaan Nomor 14 tahun 2009 mengenai Petunjuk Pelaksanaan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam kebakaran (ARFF) , yaitu sebagai berikut :

  1. Kepala Divisi ARFF

    a. Membuat usulan rencana kerja dan anggaran Divisi ARFF untuk disampaikan kepada Kepala Bidang Pelayanan Keselamatan Bandara.

    b. Merencanakan, menyiapkan dan mengawasi kegiatan operasi ARFF di daerah lingkungan kerja Bandara Soekarno-Hatta.

    c. Merencanakan, menyiapkan dan memastikan kesiapan seluruh peralatan dan sarana yang digunakan dalam operasi ARFF.

    d. Merencanakan dan melaksanakan program latihan pencegahan bahaya kebakaran dan operasi penanggulangan kecelakaan pesawat udara baik dalam skala kecil, menengah maupun sekala besar, baik di dalam lingkungan internal unit ARFF maupun dengan melibatkan unit kerja/ instansi lainnya yang terkait.

    e. Merencanakan, menyiapkan dan memonitor pelaksanaan perbaikan kendaraan dan peralatan ARFF.

    f. Merencanakan peningkatan ketrampilan dan pengembangan serta pemberdayaan personil ARFF.

    g. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja dan instansi lainnya dalam rangka penanggulangan dan pencegahan bahaya kebakaran.

    h. Menyampaikan laporan pelaksanaan kerja kepada atasan, baik laporan khusus ( laporan kejadian ) maupun laporan berkala lainnya.

    i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.

  2. Kepala Dinas Peralatan dan Salvage ARFF

    a. Bertanggung jawab kepada kepala unit ARFF.

    b. Membantu menyiapkan standar prosedur teknik pemeliharaan ARFF.

    c. Melaksanakan bimbingan bidang teknik pemeliharaan ARFF.

    d. Memimpin pelaksanaan teknik pemeliharaan ARFF.

    e. Menyiapkan program kerja teknik pemeliharaan unit ARFF.

    f. Melakukan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan teknik pemeliharaan ARFF.

    g. Menentukan pelaksana tugas kerja harian apabila berhalangan.

    h. Menyiapkan laporan teknik pemeliharaan ARFF.

    i. Melaksanakan urusan administrasi.

    j. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh atasan langsung.

  3. Kepala Dinas Operasi dan Latihan ARFF

    a. Memimpin Dinas Operasi dan Latihan dan bertanggunggjawab kepada Kepala Divisi ARFF.

    b. Memimpin dan mengatur pelaksanaan kegiatan operasi ARFF serta pelaksanaan kegiatan operasi lainnya termasuk pemeriksaan kesiapan kendaraan operasi dan fasilitasnya.

    c. Merencanakan dan melaksanakan program latihan pencegahan bahaya kebakaran dan operasi penanggulangan kecelakaan pesawat udara, baik dalam skala kecil, menengah maupun skala besar, baik dalam lingkungan internal ARFF maupun dengan melibatkan unit kerja instansi terkait lainnya.

    d. Menyusun formasi tugas personil untuk melaksanakan tugas harian.

    e. Membuat usulan rencana kerja dan anggaran Dinas Operasi dan Latihan untuk disampaikan kepada Kepala Divisi ARFF.

    f. Melakukan pembinaan personil secara rutin dan berkesinambungan.

    g. Menyampaikan laporan pelaksanaan kerja kepada atasan, baik laporan khusus (laporan kejadian) maupun laporan berkala lainnya.

    h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.

  4. Komandan Unit Perawatan (Maintenance)

    a. Mertanggungjawab kepada kepala teknik pemeliharaan.

    b. Melaksanakan pembagian tugas harian kegiatan pemeliharaan.

    c. Melakukan komando kegiatan pemeliharaan.

    d. Memimpin kegiatan pemeliharaan.

    e. Melaksanakan koordinasi kegiatan pemeliharaan.

    f. Melaksanakan pengawasan kegiatan pemeliharaan.

    g. Membuat laporan kegiatan pemeliharaan.

    h. Membantu urusan administrasi.

    i. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh atasan langsung.

  5. Komandan Unit Operasi

    a. Merencanakan, menyiapkan dan mengawasi kegiatan operasi, perawatan dan latihan ARFF.

    b. Merencanakan,menyiapkan dan memonitor kesiapan seluruh peralatan dan sarana yang yang dipergunakan di dalam operasi ARFF.

    c. Merencanakan, menyiapkan dan memonitor pelaksanaan perbaikan kendaraan dan peralatan ARFF.

    d. Merencanakan peningkatan keterampilan serta pengembangan dan pemberdayaan personil ARFF.

    e. Merencanakan, menyiapkan dan memantau perlaksanaan kegiatan pencegahan bahaya kebakaran.

    f. Menyusun jadwal cuti pegawai unit ARFF dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.

  6. Komandan Latihan dan Pencegahan

    a. Bertanggungjawab kepada kepala pelatihan dan kendali mutu.

    b. melaksanakan pembagian tugas harian kegiatan latihan dan pencegahan.

    c. Melakukan komando kegiatan latihan dan pencegahan.

    d. Memimpin kegiatan latihan dan pencegahan.

    e. Melaksanakan koordinasi kegiatan latihan dan pencegahan.

    f. Melaksanakan pengawasan kegiatan latihan dan pencegahan.

    g. Membuat laporan kegiatan latihan dan pencegahan.

    h. Membantu urusan administrasi.

    i. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh atasan langsung.

  7. Komandan Jaga

    a. Mengatur dan memastikan kelancaran pelaksanaan kegiatan operasi ARFF.

    b. Mengatur operasi pertolongan dan pemadaman dalam satuan jaga.

    c. Melaporkan kesiapan personil, kendaraan dan peralatan operasi kepada komandan unit/ kepala dinas.

    d. Membuat laporan kegiatan operasi dan menandatangani berita acara/log book.

    e. Menyusun jadwal tugas dalam satuan jaga.

    f. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan stasiun routine dalam satuan jaga.

    g. Mengatur personil dalam pelaksanaan operasi lain/tugas tambahan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

    h. Memimpin pelaksanaan latihan dalam satuan jaga.

    i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

  8. Petugas Menara Jaga

    a. Memonitor, mengawasi dan mencatat semua pergerakan pesawat udara (take off dan landing) dan pergerakan kendaraan operasi ARFF.

    b. Menerima, mencatat dan menyampaikan informasi adanya suatu tingkatan keadaan siaga/ darurat.

    c. Menghubungi unit terkait (internal atau eksternal) bila terjadi keadaan siaga atau darurat.

    d. Memonitor informasi mengenai sistem pencegahan (prevention system) di semua sektor bangunan di sekitar Bandara melalui prevention panel atau visual.

    e. Menginformasikan jadwal kerja rutin kepada anggota ARFF serta panggilan-panggilan lainnya.

    f. Bertanggung jawab serta melaporkan semua kegiatan yang telah dilaksanakan kepada komandan unit/ komandan jaga.

    g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

  9. Komandan Regu Operasi

    a. Memimpin operasi dalam regunya.

    b. Bertanggung jawab terhadap kesiapan kendaraan dan peralatan operasi serta anggota yang menjadi tanggung jawabnya.

    c. Mengoperasikan kendaraan dan peralatan operasi.

    d. Memimpin latihan dalam regu.

    e. Membuat laporan kegiatan

    f. Bertanggung jawab semua kegiatan kepada komandan jaga.

    g. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasannya.

  10. Pelaksana Operasi

    a. Melaksanakan tugas kerja harian yang ditentukan.

    b. Memeriksa dan merawat semua peralatan/perlengkapan operasi yang di gunakan dalam regunya.

    c. Melaporkan kerusakan-kerusakan serta kekurangan kepada menjaga disiplin dan memupuk kerjasama sesama anggota dalam menjalankan tugas operasi/latihan/pemeliharaan.

    d. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh atasan langsung.

  11. Pelaksana latihan dan pencegahan

    a. Melaksanakan tugas kerja harian yang ditentukan.

    b. Memeriksa dan merawat semua peralatan atau perlengkapan.

    c. Melaporkan kerusakan-kerusakan serta kekurangan kepada atasan.

    d. Menjaga disiplin dan memupuk kerjasama sesama anggota dalam menjalankan tugas latihan dan pencegahan.

    e. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh atasan langsung.

  12. Pelaksana perawatan (maintenance)

    a. Melaksanakan tugas kerja harian yang ditentukan.

    b. Memeriksa dan merawat semua kendaraan/peralatan.

    c. Melaporkan kerusakan kendaraan/peralatan kepada atasan serta melakukan tindakan perbaikan.

    d. Menjaga disiplin dan memupuk kerjasama sesama anggota dalam menjalankan tugas pemeliharaan.

    e. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh atasan langsung.

  13. Petugas Ruang Jaga

    a. Mengawasi dan memonitor setiap pergerakan pesawat udara daerah pergerakan.

    b. Menerima informasi keadaan siaga atau darurat pesawat udara, bangunan gedung, terminal, instansi lain dan atau keadaan siaga atau darurat (yang dapat mengganggu operasi penerbangan) diarea lokasi Bandar Udara Soekarno-Hatta.

    c. Menyampaikan informasi keadaan siaga atau darurat pesawat udara, bangunan gedung, terminal, instalasi lain dan atau keadaan siaga atau darurat lain yang dapat mengganggu kelancaran operasi penerbangan di area atau sekitar Bandar Udara Soekarno-Hatta kepada Komandan Jaga dan Watch Room.

    d. Memberitakan adanya suatu keadaan siaga pelayanan khusus, kepada komandan jaga atau komandan regu dan watch room.

    e. Memonitor dan melaksanakan pembicaraan menggunakan radio komunikasi.

    f. Menerima atau menjawab setiap panggilan telepon dan radio komunikasi.

    g. Tidak meninggalkan ruang jaga tanpa seijin dari komandan jaga.

    h. Memeriksa, mendata, mengetes dan melaporkan peralatan inventaris yang ada diruang jaga atau SPK pada setiap kali pergantian tugas jaga (masuk atau pulang) dan melaporkan kepada komandan jaga.

    i. Mencatat semua kegiatan di Fire Station pada log book.

Tata Laksana yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

  1. Proses Pengumpulan Dana

    Pengumpulan dana dilakukan setiap karyawan Unit ARFF dan wajib mengeluarkan uang sebesar Rp. 25,000.00 sesuai ketetuan dan pengumpulan dana tersebut dikoordinir oleh masing-masing komandan unit yang ada di setiap pleton.

  2. Transaksi pemasukan dana

    Dari komandan unit menyerahkan uang atau dana ke bendahara yang kemudian akan di input ke dalam aporan pemasukan Pemasukan dana secara eksternal akan di terima langsung oleh bendahara dan diketahui oleh ketua atau pimpinan unit ARFF.

  3. Transaksi Pengeluaran dana

    Dana akan dikeluarkan melalui bendahara dan diketahui oleh ketua pengurus dana setelah ada surat permohonan atau pengajuan profosal kegiatan ataupun laporan secara lisan (kematian, musibah) Pengeluaran dana tersebut dimaksudkan untuk kegiatan event perlombaan, gathering, purnabhakti (pensiunan), dan kematian atau musibah.

  4. Laporan

    Laporan akan disampaikan oleh bendahara ke ketua baik itu laporan pemasukan maupun laporan pengeluaran serta laporan rekapitulasi dana sosial tersebut dan kemudian akan di umumkan ke seluruh karyawan unit ARFF.

  5. Tandatangan

    Tanda tangan dari setiap laporan akan dilakukan oleh bendahara dan ketua pengurus dana sosial.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Berikut ini merupakan sistem proses dana sosial yang berjalan pada ARFF  :

  1. Use Case Diagram

    Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem . use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana”. Use case diagram sistem yang berjalan saat ini yang ada pada Pengolahan Dana Sosial ARFF BSH PT AP II dapat dilihat seperti gambar 3.2 .

    Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem yang Berjalan


    Berdasarkan gambar 3.2 use case diagram sistem dana sosial yang berjalan saat ini :

    a. Terdapat 1 sistem yaitu melakukan transaksi untuk mengumpulkan dana sosial.

    b. Terdapat 3 actor yang melakukan kegiatan, diantaranya : senior chief, bendahara dan ketua.

    c. Terdapat 7 use case diagram, diantaranya : mengumpulkan dan menyetorkan uang dana, transaksi dana, pemasukan, pengeluaran, persetujuan, penyerahan dana dan laporan.

    d. Terdapat 2 include, diantaranya : pemasukan dan pengeluaran.

  2. Activity Diagram

    Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sisem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram sistem yang berjalan saat ini pada Pengolahan Dana Sosial ARFF BSH PT AP II dapat dilihat seperti gambar 3.3 .

    Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem yang Berjalan


    Berdasarkan gambar 3.3 activity diagram sistem dana sosial yang berjalan saat ini :

    1. Terdapat 1 initial node, yaitu sebagai objek yang diawali.

    2. Terdapat 3 swimline, diantaranya : senior chief, bendahara dan ketua.

    3. Terdapat 8 action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi, diantaranya : mengumpulkan dan menyetorkan dana, transaksi, pemasukan, pengeluaran, pemberitahuan dan persetujuan, diketahui dan disetujui, membuat laporan dan laporan diterima.

    4. Terdapat 2 fork node, yaitu untuk memecah action.

    5. Terdapat 1 final state, yaitu sebagai objek yang di akhiri.

  3. Sequence Diagram

    Sequence Diagram merupakan secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu sama lain melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi. Sequence Diagram sistem yang berjalan saat ini pada Pengolahan Dana Sosial ARFF BSH PT AP II dapat dilihat seperti gambar 3.4 .

    Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem yang Berjalan


    Berdasarkan gambar 3.4 sequence diagram sistem dana sosial yang berjalan saat ini :

    1. Terdapat 3 actor yang melakukan kegiatan yaitu : senior chief, bendahara dan ketua.

    2. Terdapat 4 life line antarmuka yaitu : pengumpulan dana, transaksi pemasukan, transaksi pengeluran dan laporan.

    3. Terdapat 4 sell message yang mempresentasikan pemanggilan metode yang dimiliki oleh objek itu sendiri.

    4. Terdapat 4 message, yaitu spesifikasi komunikasi antar objek yang memuat informasi dari aktivitas yang terjadi.

Analisa Sistem yang Berjalan

Metode Analisa PIECES

Tahapan analisis terhadap suatu sistem atau aplikasi dilakukan sebelum tahapan perancangan dilakukan. Tujuan diterapkannya analisis terhadap suatu sistem adalah untuk mengetahui alasan mengapa sistem tersebut diperlukan, merumuskan kebutuhan-kebutuhan dari sistem tersebut untuk membantu merencanakan penjadwalan pembentukan sistem, meminimalisir permasalahan yang mungkin terdapat didalam sistem tersebut sehingga fungsi yang terdapat di dalam istem tersebut bekerja secara optimal. Salah satu metode analisa yang digunakan peneliti adalah menggunakan PIECES yaitu:

  1. Performance (Kinerja)

    Analisis Kinerja adalah kemampuan dalam menyelesaikan tugas bisnis dengan cepat sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi (throughput) dan waktu tanggap (response time) dari suatu sistem.

    Tabel 3.1 Hasil Analisa Kinerja
  2. Information (Informasi)

    Informasi merupakan komoditas terpenting bagi seorang pengguna akhir pada suatu sistem dalam pengambilan keputusan. Dengan sistem informasi yang baik maka akan menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai pendukung dalam menanggapi masalah dan peluang yang ada. Informasi diukur dengan akurat, relevan dan tepat waktu dari suatu sistem.

    Tabel 3.2 Hasil Analisa Informasi
  3. Economy (Ekonomi)

    Pada sistem yang ada saat ini masih membutuhkan biaya, dilihat dari segi ekonomisnya sistem yang ada saat ini masih mengeluarkan biaya yang tidak sedikit setiap akan melakukan pencatatan data aset, sehingga sistem yang sedang berjalan saat ini masih kurang ekonomis. Ekonomi diukur dengan biaya dari suatu sistem.

    Tabel 3.3 Hasil Analisa Ekonomi
  4. Control (Pengendalian)

    Pengendalian dalam sistem sangatlah diperlukan, yaitu digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data dan informasi. Pengendalian diukur dengan kontrol sistem dari suatu sistem.

    Tabel 3.4 Hasil Analisa Pengendalian
  5. Control (Pengendalian)

    Pengendalian dalam sistem sangatlah diperlukan, yaitu digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data dan informasi. Pengendalian diukur dengan kontrol sistem dari suatu sistem.

    Tabel 3.5 Hasil Analisa Pengendalian
  6. Service (Pelayanan)

    Pelayanan yang diberikan sangat mendukung dalam peningkatan kualitas. Pelayanan Merupakan faktor yang menentukan apakah lembaga dapat mencapai tujuan dari pembentukan kebijakan atau tidak. Karena perkembangan dipicu kepuasan pelayanan yang baik. Pelayanan diukur dengan proses pelayanan dari suatu sistem.

    Tabel 3.6 Hasil Analisa Pelayanan

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisis Masukan

    a. Nama Masukan : Karyawan di Unit ARFF

    Fungsi : Sebagai syarat keanggotaan dana sosial

    Sumber : Karyawan

    Media : Kertas

    Frekuensi : Satu kali

    Format : Lampiran

    Keterangan : Berisi data karyawan

  2. Analisis Proses

    a. Nama Masukan : Formulir Pengumpulan Dana

    Fungs  : Untuk bukti yang sudah menyetorkan dana

    Sumber : Anggota Karyawan

    Media : Kertas

    Frekuensi : Setiap dibutuhkan

    Format : Lampiran

    Keterangan  : Berisi data mengenai total nominal setiap karyawan

  3. Analisis Keluaran

    a. Nama Masukan : Formulir Permohonan / Proposal

    Fungsi : Sebagai syarat pengeluaran dana

    Sumber : Unit ARFF

    Media : Kertas

    Frekuensi : Satu kali

    Format : Lampiran

    Keterangan : Berisi Jumlah dana yang dikeluarkan dan keperluannya digunakan untuk apa

Konfigurasi Sistem Berjalan

  1. Spesifikasi Perankat Keras (Hardware)

    Adapun konfigurasi perangkat keras (Hardware) pada sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

    a. Processor : Intel Core i5

    b. Monitor : 15 Inch

    c. Mouse : USB

    d. Keyboard : USB

    e. RAM : 4 GB

    f. Harddisk : 500 GB

    g. Printer : Catridge

  2. Spesifikasi Perankat Lunak (Software)

    Adapun konfigurasi perangkat lunak (Software) pada sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

    a. Windows 7

    b. Microsoft Excel 2013

    c. Microsoft Word 2013

    d. Adobe Reader

  3. Hak Akses (Brainware)

    Untuk mengoperasikan sistem, dapat diakses oleh kepegawaian dengan sistem yang berjalan saat ini yaitu :

    a. Senior Chief / Karyawan

    b. Bendahara

    c. Ketua

Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap sistem yang berjalan saat ini pada proses pengajuan dana sosial yang ada pada ARFF, didapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi, yaitu :

  1. Pengumpulan dana masih menggunakan kertas, lalu di-input ke microsoft excel.
  2. Permohonan pengeluaran masih menggunakan kertas dan melalui prosedur yang ada.
  3. Segala aktivitas yang dilakukan di dalam ARFF masih semi komputerisasi, dikhawatirkan terjadinya duplikasi atau inkonsistensi pada data dan tidak ada backup (cadangan) data.
  4. Pengolahan datanya kurang maksimal karena masih menggunakan kertas sehingga banyak berkas-berkas anggota yang tercecer sehingga data mudah sekali untuk hilang, pada saat akan mencari berkas anggota yang diperlukan membutuhkan waktu yang lama dikarenakan berkas yang menumpuk begitu banyak.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah dijabarkan permasalahan yang dihadapi diatas, maka penulis akan memberikan alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :

  1. Membangun sistem agar memudahkan dalam berbagai aktivitas yang dilakukan di ARFF.
  2. Membangun suatu sistem berbasis web yang dapat menghasilkan data-data dan informasi yang lebih akurat, cepat dan informatif, juga meningkatkan kinerja yang optimal.
  3. Sistem terkomputerisasi sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi, mencegah hilangnya data anggota dengan melakukan backup pada data anggota yang telah diinput dan mengurangi penggunaan atau penyimpanan kertas yang berlebihan.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap 1 yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada bagian dan pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dikembangkan. Dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap Kasubid Keuanga mengenai sistem yang diusulkan. Berikut ini lampiran Elisitasi tahap I yang telah dibuat:

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap I


Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan elisitasi tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential). Berikut lampiran elisitasi tahap II yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi.

Tabel 3.8 Elisitasi Tahap II

Keterangan:

M = Mandatory : Penting

D = Desirable : Tidak Terlalu Penting

I = Inessential : Tidak Penting

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan elisitasi tahap II di atas, dibentuklah elisitasi tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE (Technical, Operational, Economic) dengan opsi LMH (Low, Middle, High). Berikut lampiran Elisitasi Tahap III :

Tabel 3.9 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

T : Technical L : Low

O : Operational M : Middle

E : Economic H : High

Elisitasi Tahap Final

Elisitasi tahap final merupakan bentuk akhir dari tahapan elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berdasarkan elisitasi tahap III di atas, Berikut lampiran final draft elisitasi :

Tabel 3.10 Elisitasi Tahap Final

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Airport Rescue and Fire Fighting, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Sistem dana sosial yang berjalan saat ini pada ARFF masih kurang optimal, pencatatan masih manual dengan menggunakan kertas lalu di Input ke Micorsoft Excel .
  2. Kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam proses pencatatan dana sosial yang berjalan saat ini yaitu pencatatan dana menghabiskan waktu yang cukup lama antara pemasukan dan pengeluaran dilakukan menggunakan Micorsoft Excel sehingga sering terjadi kesalahan dalam perhitungan dan sering sekali terjadi kerangkapan data.
  3. Dengan sistem dana sosial berbasis web data – data dapat tersimpan dengan baik di database sehingga mengurangi terjadinya data – data yang hilang dan rangkap. Menerapkan sistem informasi dana sosial dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP serta database yang digunakan adalah MySQL, sedangkan software pendukung yang digunakan dalam pembuatan program adalah Sublime Text.

Saran

Setelah melakukan penelitian yang berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka penulis memberi rekomendasi yang dapat dijadikan gambaran untuk mengatasi permasalahan yang ada pada sistem dana sosial pada Airport Rescue and Fire Fighting, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat lebih dikembangkan, antara lain :

  1. Diperlukan training bagi user untuk mengoperasikan sistem yang dibangun, supaya dalam melakukan suatu pekerjaan tidak ada kendala yang bisa mengakibatkan kurang optimalnya kinerja sistem.
  2. Backup data diperlukan secara rutin, karena apabila terjadi kerusakan atau kehilangan data masih ada data lain yang tersimpan.
  3. Setelah dapat diimplementasikan dengan baik maka diperlukan evaluasi secara rutin untuk dapat dilakukan pengembangan sistem yang baru, agar kekurangan pada sistem ini dapat diperbaiki dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Nasril, N., & Saputra, A. Y. (2017). Rancang Bangun Sistem Informasi Ujian Online. Jurnal Lentera ICT, 3(1), 47-53.
  2. Maimunah, M., Manalu, D. E., & Kusuma, D. B. (2017). Perancangan Prototype Visual Pada Bagian Desain Sebagai Media Informasi dan Promosi Pada PT. SULINDAFIN. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 5(1), 4-6
  3. Yuliana, K., & Saptono, S. (2017). Prototype Pengontrolan Penghitung Jumlah Calon Penumpang Angkutan Umum Pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang Berbasis Arduino Uno. JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 7(2).
  4. Amrullah, A., Sutedjo, D., Ariyana, R. Y., Hendi, S., & Susanto, E. S. (2016). Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Sistem Informasi Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Pada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 4(1), 1-4.
  5. Al Fatta, H., & Marco, R. (2015). Analisis pengembangan dan perancangan sistem informasi akademik smart berbasis cloud computing pada sekolah menengah umum negeri (smun) di daerah istimewa yogyakarta. Telematika, 8(2).
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 Muslihudin, M. (2016). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur Dan UML. Penerbit Andi.
  7. Dewayani, J., & Wahyuningsih, F. (2016). Sistem Informasi Monitoring Persediaan Spareparts Motor Dengan Menggunakan Metode FIFO Pada Toko Adil Jaya Motor Semarang. JURNAL ILMIAH KOMPUTERISASI AKUNTANSI, 9(1).
  8. 8,0 8,1 Iswandy, E. (2015). Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Dana Santunan Sosial Anak Nagari Dan Penyalurannya Bagi Mahasiswa Dan Pelajar Kurang Mampu Di Kenagarian Barung–Barung Balantai Timur. Jurnal Teknoif, 3(2).
  9. 9,0 9,1 9,2 Tyoso, J. S. P. (2016). Sistem Informasi Manajemen. Deepublish.
  10. Permana, H. J., Astriyani, E., & Sari, T. M. (2018). Perancangan Ssistem Informasi Manajemen Layout Bahan Baku Berbasis Web pada PT. SANICHEM TUNGGAL PERTIWI. SENSI Journal, 4(2), 205-219.
  11. Thoha, M., & Miyanto, M. (2015). Analisis dan Perancangan Sistem Reservasi Hotel D’Griya Serang. PROSISKO: Jurnal Pengembangan Riset dan Observasi Sistem Komputer, 2(2).
  12. Brata, Muhamad Evan Widyawan. dkk. 2018. Pengaruh Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Keuangan (Studi Kasus Pegawai Keuangan Universitas Telkom). e-Proceeding of Managementi. Vol.5 No. 1 Maret 2018. ISSN : 2355-9357.
  13. Azizah, Nur., Lina Yuliana dan Elsa Juliana. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian Karyawan Harian Lepas pada PT. Flex Indonesia. Jurnal SENSI. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. Vol.3 No.1-Februari 2017. ISSN: 2461-1409.
  14. Sunarya, P. A., Sunarya, L., & Assyifa, J. D. (2015). Keefektifan Media Komunikasi Visual sebagai Penunjang Promosi pada Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal, 9(1), 77-86.
  15. Harfizar, H., Yuliana, K., & Afiffudin, M. (2017). Perancangan Sistem Informasi Pendataan Karyawan Pada Perusahaan Jasa Berbasis Web. SENSI Journal, 3(2), 190-207.
  16. Rahayu, N., Sugiarti, P., & Islamiyah, S. (2017). Swot Analysis Recruitment: PT Indo Taichen Textile Industry. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 5(1), 1-3.
  17. Lasminiasih, L., Akbar, A., Andriansyah, M., & Utomo, R. B. (2016). Perancangan Sistem Informasi Kredit Mikro Mahasiswa Berbasis Web. Sriwijaya Journal of Information Systems, 8(1).
  18. Burrahman, A. (2018). Membangun Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Pada Pondok Pesantren Salafiyah Al-Baqiyatussa’diyyah Tembilahan. SISTEMASI, 6(1), 33-40.
  19. Kumar, B., & Singh, K. (2015). Testing uml designs using class, sequence and activity diagrams. International Journal for Innovative Research in Science and Technology, 2(3), 71-81.
  20. Maimunah, M., Manalu, D. E., & Kusuma, D. B. (2017). Perancangan Prototype Visual Pada Bagian Desain Sebagai Media Informasi dan Promosi Pada PT. SULINDAFIN. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 5(1), 4-6
  21. Rahayu S. Alfeno S. Wahyono K., N. (2019). Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pengolahan Data Pembuatan Akta Tanah Pada Kantor Desa Cangkudu Tangerang. Jurnal CCIT. 5(1).
  22. Rahardi, M., Nugroho, L. E., & Ferdiana, R. (2016). Perancangan Sistem Group Tracking Pada Aktivitas Touring Berbasis Mobile. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 4(1), 4-7.
  23. Henderi. 2017. Diktat Object Modelling With Unified Modelling Language (UML). Tangerang: STMIK Raharja.
  24. Warnars, H. L. H. S. (2015). Perbandingan penggunaan Database OLTP (Online Transactional Processing) dan Data Warehouse. Creative Communication and Innovative Technology (CCIT) journal, 8(1), 83-100.
  25. Chan, S. (2017). Membuat Aplikasi Database dengan PowerBuilder 12.6 dan MySQL. Elex Media Komputindo
  26. Anhar. 2016. Kumpulan Sourch Code Visual Basic 6.0 untuk Skripsi. PT Elex Media Komputindo: Jakarta
  27. Aris, A., Fadillah, M. A., Muttaqin, F. Z., & Marbun, A. M. V. B. (2016). Aplikasi Sistem Informasi Simpan Pinjam Pada Koperasi Usaha Bersama Syari’Ah At-Tahwil Kota Tangerang. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 4(1), 1-4.
  28. Koshti, M., Ganorkar, S., & Chiari, L. (2016). IoT Based Health Monitoring System by Using Raspberry Pi and ECG Signal. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology, 5(5)
  29. Solichin, A. (2016). Pemrograman web dengan PHP dan MySQL. Penerbit Budi Luhur.
  30. 30,0 30,1 Alaika, W. (2018). Virtual Dressing Room Dengan Metode Augmened Reality Untuk Pemasaran Fashion (Studi Kasus: WLA New Innovation Collection Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Jawa Barat) (Doctoral dissertation, STMIK AKAKOM YOGYAKARTA).
  31. Santoso, S. (2016). Perencanaan Dan Pembuatan Aplikasi Absensi Dosen Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID)(Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut). Prosiding SENIATI, (Book-2).
  32. Desai, P. R. (2016). A survey of performance comparison between virtual machines and containers. ijcseonline. org.
  33. Masykur, F., & Prasetiyowati, F. (2016). Aplikasi Rumah Pintar (Smart Home) Pengendali Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, 3(1), 51-58.
  34. Dzulhaq, M. I., Tullah, R., & Nugraha, P. S. (2017). Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal Sisfotek Global, 7(1).
  35. Kurniawan, G. (2018). Implementasi Teknologi Framework YII Untuk Ssistem Penjualan Online di Toko Passion Yogyakarta (Doctoral dissertation, STMIK AKAKOM YOGYAKARTA).
  36. Faridi, Miftah. 2015. Fitur Dahsyat Sublime Text 3 Surabaya: Stikom Surabaya.
  37. Supono dan Virdiandry Putratama. 2016. Pemrograman Web dengan Menggunakan PHP dan Framework Codeigniter. Yogyakarta : Deepublish.
  38. Permana, H. J., Astriyani, E., & Sari, T. M. (2018). Perancangan Ssistem Informasi Manajemen Layout Bahan Baku Berbasis Web pada PT. SANICHEM TUNGGAL PERTIWI. SENSI Journal, 4(2), 205-219.
  39. Rachman, E. S., & Noviyanto, B. (2017). Pemanfaatan E-government pada desa wonokarto untuk meningkatkan akurasi dan informasi potensi desa. Jurnal TAM (Technology Acceptance Model), 8(1), 45-50.
  40. Zufria, I., & Azhari, M. H. (2017). Web-Based Applications in Calculation of Family Heritage (Science of Faroidh). Query: Journal of Information Systems, 1(01).
  41. Mustaqbal, M. S., Firdaus, R. F., & Rahmadi, H. (2016). Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus: Aplikasi Prediksi Kelulusan SMNPTN). Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, 1(3).
  42. Jan, S. R., Shah, S. T. U., Johar, Z. U., Shah, Y., & Khan, F. (2016). An innovative approach to investigate various software testing techniques and strategies. International Journal of Scientific Research in Science, Engineering and Technology (IJSRSET), Print ISSN, 2395-1990.
  43. Khotimah, K. (2016). Pengembangan Prototype Computer Assisted Test (CAT) Menggunakan Arsitektur Model View Controller Pada Badan Kepegawaian Negara. Jurnal Teknologi, 8(2), 53-60.
  44. Tiara, K., Apriani, D., & Al Munawaroh, J. (2018). Optimalisasi Dream Innovation Day Sebagai Media Penunjang Penliaian Raharja Career. ICIT Journal, 4(1), 74-90.
  45. Mulyani, S. (2017). Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Abdi Sistematika.
  46. Ariawan, J., & Wahyuni, S. (2015). Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis We. Jurnal Sisfotek Global, 5(1).
  47. Hutabarat, M. F., Setyaningsih, S., Si, M., Qur'ania, A., & Kom, M. (2017). Sistem Komputerisasi Data Suku Cadang Kendaraan Bermotor Roda Dua Berbasis Web. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Komputer/Informatika, 1(1).
  48. Fathona, A., & Fauzi, M. Q. (2017). Tercapainya Tingkat Efektivitas Wakaf Uang Untuk Memberdayakan Kesejahteraan Mauquf ‘Alaih Di Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, 3(1), 56.
  49. Parelawati, N. L. N., Herawati, N. T., AK, S., & Purnamawati, I. G. A. (2017). * Mengulas kontribusi laba LPD dalam menunjang dana pembangunan desa dan dana sosial berlandaskan Tri Hita Karana di LPD Desa Adat Jimbaran. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1).
  50. Putra, R. R., Syifadhiya, S., Widyastiti, S. A., & Pambuko, Z. B. (2019). Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia dalam Mengelola Dana Sosial. Proceeding of The URECOL, 163-166.
  51. Putra, R. R., Syifadhiya, S., Widyastiti, S. A., & Pambuko, Z. B. (2018). Analisis Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia dalam Mengelola Dana Sosial. JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia), 8(1), 74-80.
  52. Chen, M. C., Lee, C. F., & Huang, C. M. (2016). The effects of corporate social responsibility on equity fund returns: Evidence from China. Int. J. Econ. Financ, 8, 92.
  53. Mitchell, K. A. (2016). The Jamaica Social Investment Fund: Contributing to Sustainable Development in Jamaica. International Journal of Research in Engineering and Social Sciences. http://www. indusedu. org/pdfs/IJRESS/IJRESS_921_54211. pdf.
  54. Yi, J., Lu, D., & Deng, Y. (2016). Empirical study under the encouraging model to managerial fees of social security fund investment. American Journal of Industrial and Business Management, 6(05), 649.
  55. Rosli, M. R. B., Salamon, H. B., & Huda, M. (2018). Distribution management of zakat fund: recommended proposal for Asnaf Riqab in Malaysia. International Journal of Civil Engineering and Technology, 9(3), 56-64.
  56. Tracz-Krupa, K., & Tomé, E. (2019). Human Resource Development in SMEs Within the European Social Fund in Poland–Research Findings and International Perspective. Management Sciences. Nauki o Zarządzaniu, 24(2), 26-40.

Contributors

Devi kusumawardhani

Diperoleh dari "https://widuri.raharja.info/index.php?title=SI1614495611&oldid=351579"