1314475544

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

DALAM PENANGANAN PROBLEM PRODUKSI PLANT D

PT. GAJAH TUNGGAL TBK


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
NAMA
: Jaka Mahmud


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2015/2016)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DALAM PENANGANAN

PROBLEM PRODUKSI PLANT D DI PT. GAJAH TUNGGAL TBK


Disusun Oleh :

NIM
: 1314476644
Nama
: Jaka Mahmud
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK Raharja,
       
Jurusan Sistem Informasi,
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt,M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DALAM PENANGANAN

PROBLEM PRODUKSI PLANT D DI PT. GAJAH TUNGGAL TBK


Disusun Oleh :

NIM
: 1314476644
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

TahunAkademik 2015/2016

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
(Nasril Sany, S.Kom)
NID : 05065
   
NID : 08190

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DALAM PENANGANAN

PROBLEM PRODUKSI PLANT D DI PT. GAJAH TUNGGAL TBK


Disusun Oleh :

NIM
: 1314476644
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2015/2016

Dewan Penguji :

Tangerang, Januari 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(..................)
 
(..................)
 
(..................)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM
: 1314476644
Nama
: Jaka Mahmud
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, Januari 2016

 
 
 
 
 
(Jaka Mahmud)
NIM : 1314476644

 


)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


Daftar isi

BAB I

Latar Belakang

Perekonomian Indonesia telah memasuki suatu era perekonomian yang tajam, baik dalam produk manufaktur maupun jasa. Dalam persaingan tersebut dapat timbul ide atau gagasan baru untuk mencari peluang guna menerobos dan mengantisipasi pasar yang semakin kompleks dalam memasarkan hasil produknya. Hal inilah yang mendorong perusahaan-perusahaan untuk terus mengadakan perbaikan terhadap sistem kerja yang dijalankan. Dalam persaingan yang sangat ketat perusahaan akan berusaha menjaga kualitas produknya serta mengadakan perbaikan yang berkelanjutan. Hal tersebut berlaku juga untuk PT. Gajah Tunggal Tbk yang merupakan perusahaan ban terbesar di Asia Tenggara. Dengan rata-rata jumlah produksi mencapai 43.525 ban perhari dan terus meningkat, perusahaan ini mempunyai kompetitor produsen ban yang tidak sedikit baik lokal maupun di luar negeri. Komitmen yang tinggi sangat diperlukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Tentu saja didukung dengan senantiasa mengadakan perbaikan sistem untuk menjaga kualitas produk serta meningkatkan efisiensi dalam berbagai hal. Permintaan jumlah produksi yang terus meningkat merupakan indikasi bahwa PT. Gajah Tunggal Tbk, merupakan perusahaan yang sehat yang mampu memberikan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif. Tetapi dalam hal pemenuhan permintaan pelanggan ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yaitu selama proses produksi berlangsung. Permasalahan tersebut antara lain adalah penanganan problem produksi yang kurang cepat dan akurat. Informasi problem produksi dilakukan dengan menggunakan media kertas. Karena tergantung pada manusia sebagai pembawa informasi sehingga tidak dapat berjalan dengan cepat. Jarak yang ditempuh akan berpengaruh pada penyampaian informasi. Masalah lain adalah penggunaan kertas sebagai sarana informasi merupakan cara yang tidak efisien. Setiap terjadi problem produksi memerlukan beberapa lembar kertas untuk menyampaikan informasi kepada beberapa departemen yang terkait terhadap problem. Dokumen tersebut disimpan dalam suatu tempat khusus penyimpanan dokumen dan suatu saat akan digunakan untuk melakukan analisa problem produksi dengan tujuan mempercepat penanganan jika terjadi masalah yang sama. Masalah timbul ketika dokumen tersebut dibutuhkan akan memerlukan waktu yang lama, apalagi untuk dokumen yang sudah lama disimpan. Kebutuhan akan kecepatan penyampaian informasi yang lengkap dan akurat merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan dan analisa problem produksi. Data problem produksi diharapkan setiap saat bisa diperoleh dengan cepat dan mudah sehingga dapat digunakan sebagai bahan analisa untuk permasalahan yang terjadi. Untuk itulah diperlukan adanya sistem informasi berbasis komputer yang khusus untuk menangani masalah yang berhubungan dengan problem produksi, sehingga dapat memudahkan dalam penanganan problem serta pendistribusian dan penyimpanan data problem tersebut. Dengan adanya sistem informasi berbasis komputer diharapkan pengguna lebih siap dalam menangani problem produksi, mengadakan analisa terhadap problem yang terjadi dan dapat menangani problem tersebut dengan efektif dan efisien. Atas dasar itulah penulis mengangkatnya sebagai tema dalam penyusungan skripsi dengan Judul : “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DALAM PENANGANAN PROBLEM PRODUKSI PLANT D DI PT. GAJAH TUNGGAL TBK.”

Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan permasalahan sebagai berikut: 1. Laporan hasil penanganan problem seringkali tidak terdokumentasi. 2. Membutuhkan tenaga dan tempat yang khusus untuk mengelola dokumen supaya dapat tertata dengan rapi. 3. Kesulitan mencari referensi ketika terjadi problem yang sama sehingga penanganan problem produksi harus dimulai lagi dari awal. 4. Sering terjadi keterlambatan informasi ketika terjadi problem produksi sehingga berakibat pula pada keterlambatan dalam penanganan problem tersebut. 5. Pimpinan terlambat dalam membuat keputusan yang dipelukan ketika terjadi problem karena keterlambatan informasi. 6. Adanya tendensi penurunan kepuasan pelanggan ketika terjadi keterlambatan pengiriman yang diakibatkan problem produksi.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu berfokus pada: 1. Sistem informasi ini akan dipergunakan oleh Departemen Produksi, Departemen Engineering, Departemen QC, Departemen PPC dan Departemen Technical di PT. Gajah Tunggal Tbk Plant D. 2. Sistem informasi ini diterapkan dalam penanganan problem produksi di PT. Gajah Tunggal Tbk, Plant D. 3. Perancangan sistem informasi berbasis website.

Rumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana sistem informasi yang diakses dengan cepat oleh pimpinan produksi dan departemen yang terkait dengan problem tersebut? b. Bagaimana membuat sistem informasi yang mampu memberikan referensi dalam penanganan problem di masa mendatang? c. Bagaimana mengatasi keterlambatan informasi problem produksi di PT. Gajah Tunggal Tbk? d. Bagaimana membuat laporan problem produksi yang efektif dan efisien?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan penelitian ini antara lain : 1. Untuk mencari solusi masalah keterlambatan informasi problem produksi yang terjadi di PT. Gajah Tunggal Tbk. 2. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan tempat. 3. Untuk memberikan akses yang mudah dalam melihat problem produksi dengan menggunakan website. 4. Untuk mempermudah user dalam memberikan informasi problem produksi, melakukan penanganan terhadap problem produksi dan mencari data problem produksi yang pernah terjadi dengan cepat.

Manfaat Penelitian

1. Menghindari keterlambatan pengiriman serta menjaga kepuasan pelanggan. 2. Efisiensi waktu dan sumber daya produksi. 3. Menghindari keterlambatan proses pencapaian produksi akibat keterlambatan penanganan problem produksi. 4. Problem produksi dapat ditangani dengan cepat dan akurat. 5. Mendukung perkembangan teknologi informasi di dalam perusahaan.

Metodologi Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah, sebagai berikut : 1. Metode Pengamatan Langsung ( Observation ) Penulis melakukan pengamatan langsung ke PT. Gajah Tunggal Tbk yang beralamat di Gatot Subroto KM7. Kampung Pasir Jaya Kec. Jatiuwung Tangerang – Banten. Dan pengamatan kebagian produksi Plant D disetiap Departemen dan melakukan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang diteliti. 2. Metode Wawancara ( Interview ) Penulis melakukan sesi Tanya jawab kepada nara sumber yaitu Bapak Rizky Haribowo,S.Kom selaku Supervisor dibagian Produksi Departemen Plant D. 3. Studi Pustaka ( Library Pustaka ) Penulis melakukan penelitian keperpustakaan dengan tujuan agar memperoleh data dan informasi dari beberapa sumber-sumber seperti buku, internet, hasil seminar, artikel dan jurnal serta yang lainnya guna berkaitan dengan penelitian sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan skripsi.

Metode Analisa

Untuk menganalisa problem produksi di Plant D yang berjalan, penulis menggambarkannya dengan menggunakan Unified Modeling Languange ( UML ) sebagai salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemograman yang berorientasi objek. Dan metode dalam penelitian, penulis menggunakan analisis SWOT ( Strengths, Weaknesses, Opportunity, Threaths ). Analisa SWOT adalah suatu metode yang digunakan untuk melihat kondisi problem produksi di Plant D agar dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap Produksi, sehingga dapat membantu terbentuknya penyampaian informasi secara efektif dan efesien. Untuk menganalisa problem produksi di Plant D yang berjalan, penulis menggambarkannya dengan menggunakan Unified Modeling Languange ( UML ) sebagai salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemograman yang berorientasi objek. Kemudian untuk rancangan sistem baru yang akan diusulkan penulis menggunakan Elisitasi yang dilakukan melalui 3 ( tiga ) tahap, yaitu Elisitasi Tahap I, Tahap II, Tahap III dan Draft Finalis Elisitasi.

Metode Perancangan

Perancangan Sistem ( Desain Sistem ) merupakan tahapan selanjutnya setelah analisa sistem. Setelah mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada tahap analisa sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut, oleh karena itu dalam perancangan sistem digunakan, Visual Paradigma for UML Interprise Edition, merupakan software yang akan digunakan untuk men-design dan membuat suatu model diagram. Microsoft Visual Basic Net, merupakan bahasa pemograman yang akan dipakai. Crystal Report SAP merupakan suatu fungsi utama dalam membuat laporan. SQL Server merupakan database yang akan digunakan. Microsoft Visual Studio merupakan software yang digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi.

Metode Pengujian

Dalam Skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Black box Testing. Black box Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syaraf-syaraf fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori diantaranya : Fungsi-fungsi salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal dan kesalahan performa.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DALAM PENANGANAN PROBLEM PRODUKSI PLANT D DI PT. GAJAH TUNGGAL TBK.” disusun dalam lima bab. Klasifikasi penulisan dalam tiap-tiap bab adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Berisikan gambaran umum dan menyeluruh tentang topik yang akan dibahas pada laporan penelitian terdiri atas : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Berisikan uraian secara mendetail tentang teori–teori yang diperoleh dari hasil tinjauan pustaka yang berkaitan dengan topik yang dibahas dan digunakan sebagai dasar dalam pembahasan serta analisa pengolahan data yang dipakai pada penelitian BAB III : ANALISA SISTEM YANG BERJALAN Dalam bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, tugas dan wewenang, use case sistem berjalan, diagram activity sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah. BAB IV : RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN Bab ini membahas tentang analisa dan perancangan sistem baru yang lebih sistematis yang akan dijelaskan menggunakan Unified Modeling Language (UML), Rancangan Tampilan Sistem Yang Diusulkan, Spesifikasi Hardware Dan Software, Rancangan Implementasi. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan tentang kesimpulan yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan serta saran–saran yang ditujukan untuk perusahaan yang berhubungan dengan analisa penelitian yang dilakukan guna perbaikan ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang.


BAB II

Pengertian Sistem Informasi

Pengertian Sistem

Suprihadi, Rini Kartika Hudiono dan Lina Sinatra Wijaya berpendapatdalam Jurnal CCIT (2013:310), “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan”. Pendapat Sutarman (2012:13), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”. Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. a. Pendekatan sistem kepada Prosedur. Suatu sistem dengan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari berbagai prosedure yang mempunyai tujuan tertentu. b. Pendekatan sistem kepada Komponen Sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Tata Sutabri (2012:20) berpendapat, “Model umum sebuah sistem adalah input, process, output, hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran”. Sistem memiliki karakterisitik atau beberapa sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen (components), batasan sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (proses), dan sasaran suatu tujuan (goal). Adapun penjelasan dari karateristik dari suatu sistem adalah sebagai berikut: a. Komponen sistem (Components) Bagian sistem yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan. Komponen atau elemen sistem dapat berupa subsistem atau beberapa bagian sistem. b. Batas sistem (Boundary) Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan lingkungannya atau dengan sistem lainnya. Batas sistem inilah yang membuat sistem dipandang sebagai satu kesatuan. c. Lingkungan Luar Sistem (Environments) Segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan sistem atau merugikan sistem. d. Penghubung Sistem (Interface) Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Penghubung inilah yang menyebabkan beberapa subsistem berintegrasi dan membentuk satu kesatuan. e. Masukan Sistem (Input) Sesuatu yang dimasukkan ke dalam sistem yang berasal dari lingkungan.

f. Keluaran Sistem (Output) Suatu hasil dari proses pengolahan sistem yang dikeluarkan ke lingkungan. g. Pengolah Sistem (Proses) Bagian dari sistem yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). h. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan (Goal) Sasaran sistem adalah sesuatu yang menyebabkan mengapa sistem itu dibuat atau ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sejalan dengan pendapat di atas,Suatu sistem seringkali dianggap sebagai suatu himpunan bagian yang saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan.

Pengertian Informasi

Maimunah, Lusyani Sunarya, dan Nina Larasatiberpendapat dalam Jurnal CCIT (2012:57), “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimannya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”. McLeod dalam Yakub (2012:8) berpendapat, “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”. Pendapat Tata Sutabri (2012:29), “Teori informasi lebih tepat disebut sebagai teori matematis dan komunikasi, sumber informasi adalah data”. Informasi adalah sebuah istilah yang tepat dalam pemakaian umum, mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya. Informasi juga mencakup mengenai data yang telah diklasifikasikan atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Jadi dapat disimpulkan informasi merupakan hasil pengolahan data yang memiliki nilai tambah, makna dan berguna bagi penggunanya.

Pengertian Sistem Informasi

Pendapat Satzinger, Jackson dan Burd (2010:6), “Sistem Informasi merupakan kumpulan komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi sebagai hasil dari informasi. Tata Sutabri(2012:46) berpendapat, “Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. Sistem informasi merupakan suatu sistem yang menyajikan keputusan berbasis informasi. Sistem diciptakan untuk menghasilkan informasi dan dengan kata lain sistem tersebut diciptakan untuk pengolah data. Sistem informasi juga merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi manajemen yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.

Komponen Sistem Informasi

Tata Sutabri (2012:47) mengemukakan bahwa “Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (Building Block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok bangunan tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran”. Blok bangunan itu terdiri dari: a. Blok Masukan (Input Block) Input mewakili data yang,masuk kedalam sistem informasi input. Disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang dimasukkan, yang berupa dokumen-dokumen dasar. b. Blok Model (Model Block) Blok ini terdiri dari kombinasi antara prosedure logika dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. c. Blok Keluaran (Output Block) Hasil dari sistem informasi yaitu keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumen yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. d. Blok Teknologi (Technology Block) Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. e. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. f. Blok Kendali (Control Block) Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan, kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Pengertian Data

McLeod dalam bukunya Yakub (2012:5) mengemukakan bahwa, “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai” Suprihadi, Rini Kartika Hudiono dan Lina Sinatra Wijaya dalam Jurnal CCIT(2013:310) berpendapat bahwa, “Data merupakan sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa Data merupakan fakta mentah yang berupa fenomena fisik atau transaksi bisnis yang akan diorganisir dan disusun menjadi bentuk yang dapat dipahami dan digunakan. Sumber data diklasifikasikan sebagai sumber data internal, sumber dataeksternal, dan sumber data personal. a. Data Internal sumbernya adalah orang, produk, layanan, danproses. Data internal umumnya disimpan dalam basis dataperusahaan dan biasanya dapat diakses b. Data Eksternal, sumber data ekternal dimulai dari basis datakomersial hingga sensor dan satelit.Data ini tersedia di compact disk, flashdisk atau media lainnya dalam bentuk film, suara gambar, atlas dan televisi. c. Data Personal, sumber data personal bukan hanya berupa fakta,tetapi dapat juga mencakup konsep, pemikiran dan opini.

Perancangan Sistem Informasi

Pengertian Perancangan Sistem

Kenneth C Laudon dan Jane P Laudon (2010:517) mengemukakan bahwa Perancangan Sistem merupakan keseluruhan rencana atau model untuk sistem yang terdiri dari semua spesifikasi sistem yang memberikan bentuk dan struktur. Satzinger, Jackson dan Burd (2010:4) berpendapat bahwa “Perancangan Sistemadalah proses dari menspesifikasikan secara detail mengenai beberapa banyak komponen dari sistem informasi yang harus diimplementasikan secara fisik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah: 1. Perancangan Keluaran Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-keluaran yang akan digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan. 2. Perancangan Masukan Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data masukan, yang akan digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data-data masukan tersebut dapat berupa formulir-formulir, faktur, dan lain-lain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pengolahan pada sistem. Pada tahapan ini perlu juga ditentukan format data masukan agar sesuai dengan kebutuhan sistem. 3. Perancangan File Perancangan file masuk dalam bagian perancangan basis data, yang diawali dengan merancang diagram hubungan antara entitas. Seluruh file yang telah lulus uji normalisasi yang harus dibuatkan spesifikasi datanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah keseluruhan rencana atau model sistem yang mendefinisikan bagaimana sistem informasi akan melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan solusi masalah dengan menambahkan, menghapus dan mengubah sistgem asli sehingga akan menghasilkan spesifikasi sistem yang memberikan bentuk dan struktur. Tujuan dari perancangan sistem adalah  : 1. Membantu pemecahan masalah. 2. Melakukan penyederhanaan sistem. 3. Memberikan rangkaian sistem untuk pengembangan solusi. 4. Memberikan kriteria dalam mengevaluasi solusi dengan melihat pada permasalahan aslinya. Langkah-langkah perancangan sistem : 1. Evaluasi terhadap alternatif perancangan sistem 2. Penyiapan spesifikasi rancangan. 3. Pengajuan spesifikasi rancangan sistem.

Alat-alat Analisa dan Perancangan Sistem Informasi

UML (Unified Modeling Language)

Rosa dan M. Shalahuddin (2013:133) mengemukakan bahwa, “Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mengidentifikasi, requirement, membuat analisi & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”. Adi Nugroho (2011:119) berpendapat bahwa, “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasikan, serta mengkontruksi bangunan dasar sistem perangkat lunak, termasuk melibatkan pemodelan aturan-aturan bisnis”. Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Unified Modeling Language (UML) adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemogramam untuk memvisualisasikan suatu sistem. Unified Modeling Language (UML) biasa digunakan untuk : a) Menggambarkan batasan sistem dan fungsi-fungsi sistem secara umum, dibuat dengan use case dan actor. b) Menggambarkan kegiatan atau proses bisnis yang dilaksanakan secara umum, dibuat dengan interaction diagrams. c) Menggambarkan representasi struk statik sebuah sistem dalam bentuk class diagrams. d) Membuat model behavioryang menggambarkan kebiasaan atau sifat sebuah sistem dengan state transition diagrams. e) Menyatakan arsitektur implementasi fisik menggunakan component& development diagrams. f) Menyampaikan atau memperluas functionality dengan stereotypes Tiga cara dalam memakai Unified Modeling Languagedalam melakukan pemodelan sistem: 1. UML sebagai skets Unified Modeling Language(UML) digambarkan dalam sketsa coretan-coretan dalam kertas atau whiteboard secara tidak formal. Biasanya digunakan dalam sesi diskusi tim untuk membahas aspek tertentu dalam tahap analisis dan perancangan. 2. UML sebagai blueprint system Seperti sistem kelistrikan adalah blueprint dari komponen atau produk yang akan dihasilkan, UML juga bisa menggambarkan blueprint yang identik untuk sebuah sistem software. 3. UML sebagai bahasa pemrograman UML berfungsi sebagai bahasa pemrograman mencoba melakukan semuanya dengan UML sampai kepada produk jadinya. Analisis dan perancangan dilakukan dengan diagram-diagram yang ada di UML, sementara sebuah tool atau generator bisa menghasilkan produk akhir dari diagram-diagram ini. a. Use CaseDiagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”.Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extenduse case lain dengan behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain. b. Class Diagram Class Diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : - Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan - Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya - Public, dapat dipanggil oleh siapa saja. Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstrak yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung diinstansiasikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class. Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat run-time. c. Statechart Diagram Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram). Dalam UML, state digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki kondisi guard yang merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai akibat dari event tertentu dituliskan dengan diawali garis miring. Titik awal dan akhir digambarkan berbentuk lingkaran berwarna penuh dan berwarna setengah. d. Activity Diagram Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara pasti, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. e. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi operasi/metoda dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message.

Pengertian Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Guritno, dan kawan-kawan (2011:302) berpendapat bahwa “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Sommerville and Sawyer (1997) mengemukakan dalam Siahaan (2012:66),“Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem. Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

Tahap-tahap Elisitasi

Pendapat Guritno dan kawan-kawan (2011:302) bahwa elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: a. Elisitasi Tahap I Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara. b. Elisitasi Tahap II Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI: 1. M pada MDI berarti Mandatory(penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. 2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. 3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem. c. Elisitasi Tahap III Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu: 1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan? 2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan? 3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem? Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu: a. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi. b. Middle (M): Mampu dikerjakan. c. Low (L): Mudah dikerjakan. d. Final Draft Elisitasi Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Pendapat Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67), elisitasi kebutuhan bertujuan untuk: a. Mengenali siapa saja yang memiliki kepentingan. Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemilik kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem),dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagian dari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain. b. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries). Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ruang permasalahan. Setiap ruang permasalahan memiliki ruang lingkup dan batasan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan. c. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai. Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ruang masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan daripada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

Langkah-langkah Elisitasi

Pendapat Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75), berikut langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan: 1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan. 2. Menentukan lingkungan teknis ke mana sistem atau produk akan ditempatkan. 3. Identifikasi permasalahan. 4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara. 6. Menidentifikasi kebutuhan dan menyelesaikannya. 7. Membuatskenario penggunaan untuk membantu pelanggan/pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

Masalah Dalam Elisitasi

Pendapat Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68), tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni: masalahan pemahaman, masalah perubahan dan masalah ruang lingkup. 1. Masalah pemahaman Pelanggan atau pengguna tidak benar-benar mengetahui tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap masalah. 2. Masalah perubahan Selalu adanya perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir. 3. Masalah ruang lingkup Menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

Pengertian VB.Net dan SQL Server

Pengertian Microsoft Visual Basic.Net

Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman berbasis dekstop yang diproduksi oleh microsoft. Microsoft melakukan perubahan besar pada bahasa pemrograman Visual Basic versi selanjutnya. Dimana ditambahkan suatu pustaka-pustaka yang terangkai menjadi satu kesatuan yang disebut dengan .net framework. Net Frame work adalah inti dari konsep-konsep dan teknologi yang mendasari alat-alat pengembangan terbaru milik Microsoft. .Net Frame work akan membantu membentuk fondasi bagi perkembangan lanjut dari server, aplikasi dan layanan berbasis web yang diluncurkan di seluruh dunia. Selain itu, diperkuat pula dengan permodelan pemrograman berorientasi objek atau Object Oriented Programming (OOP). Konsep .Net dan .Net Framework memiliki keuntungan sebagai berikut : 1. Pemakai dapat mengakses informasi dalam bentuk file atau program kapan saja, dimana saja dan dengan menggunakan perangkat apa saja tanpa harus mengetahui lokasi informasi file atau program. 2. Program yang dikembangkan dalam lingkungan .net dapat berjalan pada berbagai perangkat dan berbagai sistem operasi, baik sistem operasi Windows, Unix, Solaris, maupun perangkat PC dengan arsitekstur 16 bit, 32 bit, 64 bit dan sebagainya. 3. Teknologi .net framework merupakan sebuah Application Programming Language (API), yaitu kumpulan kelas atau sebuah pustaka inti yang digunakan untuk melakukan pemrograman .net. 4. Kelas-kelas core (inti) menyediakan berbagai macam kelas yang berfungsi untuk melakukan apapun yang diinginkan di lingkungan windows maupun lingkungan web, misalnya bekerja dengan data, form (jendela) dan kontrol.

Microsoft visual basic 2010 express adalah salah satu bagian dari microsoft visual studio 2010 express family. Sebuah alat gratisan yang digunakan oleh pengembang windows dari berbagai level untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak diatas sistem .NET Framework dengan menggunakan bahasa BASIC. Visual Basic menyediakan cara yang cepat dan mudah untuk membuat aplikasi. Pemrograman visual basic begitu mudah bagi pemula dan programer musiman karena visual basic menghemat waktu pemrograman dengan tersedianya komponen-komponen siap pakai. Bagaimanapun juga visual basic tetap menjadi versi yang paling populer karena mudah dalam membuat programnya dan ia tidak menghabiskan banyak memori komputer. Langkah pertama yang akan kita pelajari adalah IDE (Integrated Development Environment) dari Visual Basic.Net. IDE adalah sebuah layanan yang bisa digunakan oleh programmer untuk melakukan desain coding, debugging, dan kompilasi program dalam sebuah tool yang terintegrasi.

Pengertian SQL Server Microsoft SQL Server merupakan salah satu produk RDBMS. Microsoft SQL Server mendukung SQL sebagai bahasa pemroses query. SQL merupakan bahasa standar internasional untuk proses query database dan SQL ini sudah banyak sekali digunakan pada hampir semua aplikasi, baik itu e-commerce, pendidikan, organisasi, pemerintah, atau bahkan personal sekalipun. Sehingga dengan demikian, SQL Server dapat menjadi pertimbangan sebagai database program. Versi terbaru yang paling terakhir saat ini adalah SQL Server 2008, dengan penambahan fitur-fitur yang dapat memudahkan pengguna membuat suatu database maupun tabel-tabel yang akan dirancang. Menurut Adi Nugroho (2010 : 2) mengemukakan bahwa SQL Server 2008 Express Edition merupakan pilihan yang lebih sesuai karena sumber daya komputasi (penggunaan waktu kerja prosesor serta alokasi memori) yang digunakan secara umum lebih kecil serta merupakan pertimbangan yang cukup penting. SQL Server 2008 Express Edition dapat diperoleh dengan cuma-cuma dengan menggunduh di www.microsoft.com. Suatu software atau bahasa pemrograman pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tak terkecuali database SQL Server. SQL Server memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut : a. Kelebihan 1. Mendukung SP (Store Procedure). Melalui SP, kita akan memperoleh manfaat, terutama untuk security (mencegah inputan ganda). 2. Mendukung Trigger, yang merupakan sekumpulan perintah atau sintaks yang akan secara otomatis dijalankan jika terjadi operasi tertentu dalam suatu tabel ataupun view. Biasanya Trigger digunakan untuk memanggil satu atau beberapa perintah SQL secara otomatis sebelum dan sesudah terjadi proses manipulasi. Misalnya kita ingin menyimpan data back-up ke tabel history atau log sebelum data tersebut dihapus dari sebuah tabel. 3. Mendukung adanya kursor, untuk melakukan mapping record terhadap tabel yang kita proses. 4. Mendukung adanya function dan beberapa transact SQL yang lain. b. Kekurangan Merupakan aplikasi berbayar yang mana bila kita menggunakan aplikasi tersebut secara resmi, kita harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk software tersebut. Saputra (2013 : 14-15), antara MySQL dan SQL Server terdapat perbedaan, yaitu: MySQL merupakan database storage engine yang paling banyak digunakan oleh web developer karena sifatnya yang free atau gratis. Untuk versi yang terbaru jumlah record mencapai 5.000.000.000 bahkan lebih banyak dari itu. Dari segi keamanan MySQL cukup aman. Database ini multiplatform sehingga mampu diaplikasikan di berbagai sistem operasi. MySQL sangat cocok bila diaplikasikan ke aplikasi kelas kecil dan menengah. Kelebihan paling utama dari database ini adalah kecepatan. SQL Server merupakan salah satu database storage buatan Microsoft. SQL Server adalah database yang berbayar, artinya untuk menggunakan database ini, kita wajib mengeluarkan sejumlah dana untuk dibayarkan kepada perusahaan Microsoft, akan tetapi Microsoft juga menyediakan versi gratisan (expert edition), namun hanya bila dijalankan pada sistem operasi windows saja. Dari segi keamanan, database ini sudah tergolong sangat aman. Kapasitas datanya tidak mencapai Tera byte, sehingga sudah mampu untuk diterapkan pada aplikasi besar. SQL Server banyak bermain pada memori processing. Untuk back-up data, Microsoft SQL Server memiliki banyak eksistensi penyimpanan. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa SQL Server sangat cocok diterapkan pada internal perusahaan (menggunakan server sendiri/tidak menggunakan atau menyewa server lain), karena memang juga server hosting untuk SQL Server sangat jarang sekali kita jumpai pada jasa penyedia domain maupun hosting.

Sejarah Microsoft Visual Studio

Bill Gates, pendiri Microsoft, memulai bisnis perangkat lunak dengan mengembangkan interpreter bahasa Basic untuk Altair 8800, untuk kemudian ia ubah agar dapat berjalan di atas IBM PC dengan sistem operasi DOS. Perkembangan berikutnya ialah diluncurkannya BASICA (basic-advanced) untuk DOS. Setelah BASICA, Microsoft meluncurkan Microsoft QuickBasic dan Microsoft Basic (dikenal juga sebagai Basic Compiler). Visual Basic adalah pengembangan dari bahasa komputer BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code). Bahasa BASIC dicip-takan oleh Professor John Kemeny dan Thomas Eugene Kurtz dari Perguruan Tinggi Dartmouth pada pertengahan tahun 1960-an.Bahasa program tersebut tersusun mirip dengan bahasa Inggris yang biasa digunakan oleh para programer untuk menulis program-program komputer sederhana yang berfungsi sebagai pembelajaran bagi konsep dasar pem-rograman komputer. Sejak saat itu, banyak versi BASIC yang dikem-bangkan untuk digunakan pada berbagai platform komputer, seperti Mi-crosoft QBASIC, QUICKBASIC, GWBASIC, IBM BASICA, Apple BASIC dan lain-lain. Apple BASIC dikembangkan oleh Steve Wozniak, mantan karya-wan Hewlett Packard dan teman dekat Steve Jobs (pendiri Apple Inc.). Steve Jobs pernah bekerja dengan Wozniak sebelumnya (mereka membuat game arcade “Breakout” untuk Atari). Mereka mengumpulkan uang dan bersama-sama merakit PC, dan pada tanggal 1 April 1976 mereka secara resmi mendirikan perusahaan komputer Apple. Popularitas dan pemakaian BASIC yang luas dengan berbagai jenis komputer turut berperan dalam mengembangkan dan memperbaiki bahasa itu sendiri, dan akhirnya beru-jung pada lahirnya Visual Basic yang berbasis GUI (Graphic User Inter-face) bersamaan dengan Microsoft Windows. Pemrograman Visual Basic begitu mudah bagi pemula dan programer musiman karena ia menghemat waktu pemrograman dengan tersedianya komponen-komponen siap pakai.

Konsep Dasar Crystal Report

Definisi Crystal Report Menurut Madcoms (2010:234), Crystal Report merupakan program yang terpisah dengan program Microsoft Visual Basic 6.0, tetapi keduanya dapat dihubungkan (Linkage). Membuat laporan dengan Crystal Report hasilnya lebih baik dan lebih mudah, karena pada Crystal Report banyak tersedia objek-objek maupun komponen yang mudah digunakan.

Pengertian Dasar Analisa SWOT

Definisi Analisa SWOT

Definisi Analisa SWOT Pendapat Fahmi (2013:252), “SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif.”. Hendro (2011:289) mengemukakan bahwa “Analisa SWOT adalah analisis masalah terhadap kegiatan penting yang sama pentingnya dengan proses pengambilan keputusan itu sendiri”. Pendapat Gasperz (2012:34), “Analisis SWOT merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi: 1. Kekuatan-kekuatan (strengths) 2. Kelemahan-kelemahan (weaknesses) 3. Kesempatan-kesempatan (opportunities) 4. Ancaman-ancaman (threats) Dalam suatu proyek, program, atau unit-unit organisasi.Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, dimana aplikasinya adalah: 1. Bagaimana kekuatan-kekuatan (strengths) yang ada dapat dipergunakan untuk menciptakan kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada? 2. Bagaimana cara mengatasi kelemahan-kelemahan (weaknesses) yang ada agar meningkatkan atau menciptakan kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada? 3. Selanjutnya bagaimana kekuatan-kekuatan (strengths) mampu menghadapi atau menangkal ancaman-ancaman (threats) yang ada? 4. Dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan-kelemahan (weaknesses) yang mampu menghindarkan dari ancaman (threats) yang mungkin terjadi? Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan, analisa SWOT adalah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, kesempatan, ancaman dalam setiap organisasi.

Tujuan Penerapan SWOT di Perusahaan

Pendapat Fahmi (2013:254), “Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.

Penerapan Analisa SWOT

Pendapat Menurut Hendro (2011:291),"Analisa digunakan dalam: 1. Memasuki sebuah industri baru. 2. Memutuskan untuk meluncurkan produk baru. 3. Menganalisa posisi perusahaan dalam persaingan saat ini. 4. Untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan. 5. Membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang akan terjadu sehubungan dengan ancaman yang akan datang dan peluang yang bisa diambil.

Manfaat Analisa SWOT

Hendro (2011:289) berpendapat bahwa "Banyak manfaat bila kita melakukan analisa masalah secara swot yaitu Srength, Weakness, Oppurtunity, and Threats sebelum diambil keputusan untuk dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa mempertimbangkan dan melakukan analisa masalah, Manfaatnya adalah: 1. Dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi. 2. Untuk membuat rekomendasi. 3. Informasi lebih akurat. Untuk mengurangi resiko akibat dilakukannya keputusan yangberkali-kali (double decision). 4. Menjawab hal yang bersifat intutif atas keputusan yang bersifat emosional.

Langkah-langkah Penyusunan SWOT

Pendapat Rangkuti (2011:8), "langkah mudah dalam penyusunan SWOT antara lain : 1. Melakukan proses input untuk menyusun SWOT, tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategi apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT. 2. Mengembangkan timeline(ketepatan waktu), tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai. 3. Kuisioner riset SWOT, tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategi berdasarkan foktor-faktor internal(kekuatan dan kelemahan) serta faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman). 5. Identifikasi penyebab masalah, tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena. 6. Menentukan tujuan dan sasaran strategis, tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan. 7. Memberikan bobot dan nilai untuk mengukur kinerja tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja ke dalam bentuk ukuran yang mudah dipahami. 8. Analisa anggaran dan model keuangan, tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah di susun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasionya.

Pengertian Produksi

Pendapat Widayat Nurcahyo (2010;1), “Produksi adalah inti manufaktur”. Istilah yang merujuk pada faktor produksi utama yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan agar dapat beroperasi secara maksimal adalah 4M. 4M tersebut adalah Man, Methode, Material dan Machine. 1. Man (Manusia) Man atau manusia yang melakukan sebuah proses, apakah itu proses produksi secara langsung atau tidak. Faktor ini menjadi sangat penting karena manusia terlibat dalam setiap proses produksi. Dalam pengelolaan faktor manusia tidak hanya melibatkan perhitungan dan rasional, akan tetapi juga melibatkan faktor emosional, skill dan juga faktor psikologi. 2. Methode (Metode) Methode atau metode adalah cara yang dilakukan untuk melakukan proses produksi. Dalam hal ini metode kerja sudah dirumuskan dalam suatu Istruksi Kerja (IK) atau Standard Operating Prosedure (SOP). Permasalahan yang terjadi adalah Instruksi Kerja seringkali tidak menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi pada faktor yang lain. Misalkan perkembangan teknologi mesin maupun skill operator. 3. Material Material dibutuhkan sebagai bahan dasar untuk membuat produk. Permasalahan yang terjadi pada meterial antara lain karena proses yang tidak normal, perubahan komposisi bahan baku atau adanya material asing yang tercampur dalam material pada saat proses produksi. Permasalahan yang lain adalah pengaturan stock yang kurang teratur atau tidak mengikuti FIFO (First In First Out) mengakibatkan umur material diluar ketentuan yang berlaku. Selain faktor yang lain yang bisa mempengaruhi kualitas material antara lain kelembaban, suhu udara dan polusi. 4. Machine (Mesin) Dalam hal ini mesin juga termasuk peralatan dan sarana yang diperlukan dalam melakukan proses produksi. Permasalahan yang sering terjadi adalah kerusakan mesin, ketidak tersediaan suku cadang dan sarana pendukung yang terbatas. Penanganaan problem mesin yang tidak cepat akan mengakibatkan kerugian yang cukup berarti pada proses produksi.

Pengujian Black Box Testing

Definisi Pengujian atau Testing Menurut Rizky (2011:237) dalam Nina Rahayu (2014:41) berpendapat bahwa Testing adalah sebuah proses sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasaperangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal. Menurut Simarmata (2010:301) dalam Nina Rahayu (2014:41) “Pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan kesalahan”. 2. Definisi Black Box Testing Menurut Rizky (2011:264) dalam Nina Rahayu (2014:42) berpendapat bahwa black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotakhitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

Literature Review

Metode "study" pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan "observasi" yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Tujuan Pustaka adalah menganalisa secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Tinjauan pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat dan harus mengandung keseimbangan antara uraian deskriptif dan analisa secara kritis. Identifikasi kekuatan dan kelemahan pustaka tersebut dengan menelaah hasil atau temuan penelitian tersebut, metodologi yang digunakan, serta bagaimana hasil temuan tersebut dibandingkan penelitian atau publikasi lainnya (Suryo dkk, 2010:86). Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan kajian "literature review" (Suryo dkk, 2010:87), yaitu: 1. Mengidentifikasikan kesenjangan "(identify gaps)" dari penelitian ini. 2. Menghindari membuat ulang "(reinventing the wheel)" sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain. 3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan "(platform)" dari pengetahuan atau ide yang sudah ada. Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai penerimaan mahasiswa baru secara online dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan penerimaan mahasiswa baru secara "online" ini perlu dilakukan "study" pustaka "(literature review)" sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Rosyifa pada tahun 2012 yang berjudul “Penerapan Campus Service System iDUHELP!Dalam Mendukung Kegiatan iLearning Education (iDu) Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Penelitian ini digunakan pada sebuah sistem pelayanan "chat online" dan "offline" pada Perguruan Tinggi Raharja, yang nantinya akan digunakan untuk para Pribadi Raharja yang ingin mengetahui informasi seputar akademik, dan calon mahasiswa baru yang ingin mengetahui informasi kampus. Metode penelitian yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah metode "observasi" dan "study" kepustakaan. Kelebihan sistem yang terdapat pada penelitian ini adalah "user friendly" dan mudah digunakan, kekurangan masih tidak jelasnya sasaran yang di tuju, dan penghitungan mahasiswa yang menggunakan sistem iDuHelp! masih manual. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Maimunah, Kristiana dan Hendra dari Perguruan Tinggi Raharja tahun 2010 yang berjudul "Perancangan Aplikasi Forum Diskusi Pada Media E-Learning Berbasis Web". Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pentingnya forum diskusi dalam proses belajar-mengajar. Oleh karena itu dibuatlah aplikasi forum diskusi untuk pembelajaran "e-learning" yang dapat mengkomunikasikan peserta didik dengan pengajar dimana aplikasi ini dapat menghemat waktu belajar-mengajar, mengurangi biaya perjalanan, menghemat biaya pendidikan, dan mampu menjangkau wilayah geografis yang lebih luas serta melatih pelajar agar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. 3. Penelitian ini dilakukan oleh Untung Rahardja, Muhamad Yusup dan Eva Rosyifa yang berjudul “Perancangan Aplikasi iLearning Majalah Online Dengan Menggunakan iOS Programming Pada Perguruan Tinggi”. Penelitian ini membahas sifat publikasi penyampaian informasi bersifat penting karena dapat membantu dan melakukan pencarian akan informasi yang sebelumnya tidak diketahui. Serta media publikasi masih berkaitan satu sama lain sehingga kebutuhan akan informasi sifatnya masih sangat tinggi dan dari sebagian tempat sifatnya masih sangat rendah dan proses pengupdatean akan informasi masih bersifat minim. Sehingga diharuskan melakukan perancangan aplikasi iLearning majalah online dengan menggunakan iOS Programming, yang diharapkan bisa di akses melalui iPhone dan iPad yang bisa di download melalui iTunes demi meningkatkan peran media dalam perguruan tinggi supaya jauh lebih baik dan tentunya bermanfaat. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Henderi dan Padeli dari Perguruan Tinggi Raharja, Indonesia, pada tahun 2009 yang berjudul “IT Governance-Support for Good Governance”. Penelitian ini menjelaskan bahwa melalui penerapan IT proses bisnis perusahaan dapat dilaksanakan lebih mudah, cepat, efisien dan efektif. IT juga menawarkan banyak peluang kepada perusahaan dan organisasi untuk meningkatkan dan mentransformasi produksi, pelayanan pasar, proses kerja, dan hubungan-hubungan bisnis. Agar dapat mengoptimalkan peranan IT dalam berbagai bidang maka setiap perusahaan dan organisasi hendaknya memiliki IT governance yang baik dan menerapkan prinsip-prinsip dan cara kerja good governance. Untuk dapat menghilangkan kekurangan atau kelemahan pada pelaksanaan kegiatan operasional dan pelayanan kepada customer yang menjadi penghambat kinerja dan inovasi proses dan kegiatan bisnis perusahaan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja, Sunar Abdul Wahid, dan Nia Haryani dari Perguruan Tinggi Raharja, Indonesia pada tahun 2009 yang berjudul “Analisis Kinerja Student Information Services Menggunakan Technology Accetance Model (TAM)”. Dalam penelitian ini penulis menjelaskan tentang analisa keoptimalan sebuah sistem pelayanan untuk ditindak lanjuti kekurangan sistem tersebut agar dapat menghasilkan sistem pelayanan yang lebih optimal dan dapat meningkatkan kepuasan user. Dalam hal ini Technology Acceptance Model lebih banyak digunakan. Metode ini membuat model tentang bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Penerapan model TAM kedalam analisa Student Information Services ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan serta keoptimalan dari Student Informatin Services tersebut. Dengan melakukan analisa lebih lanjut maka kekurangan dari sistem tersebut dapat diketahui dan dilakukan penyempurnaan terhadap sistem. [30] 6. Rosyifa, Eva. 2012 “Penerapan Campus Service System iDUHELP!Dalam Mendukung Kegiatan iLearning Education (iDu) Pada Perguruan Tinggi Raharja” Skripsi, Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang. Oleh karena itu, berdasarkan studi pustaka (literature review) diatas, maka penulis melakukan perancangan sistem dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DALAM PENANGANAN PROBLEM PRODUKSI PLANT D DI PT. GAJAH TUNGGAL TBK”.

BAB III

Obyek Penelitian

Sejarah PT Gajah Tunggal Tbk.

PT. Gajah Tunggal Tbk. didirikan pada tanggal 24 Agustus 1951 di jalan Bandengan Utara Nomor 73 – 75, Jakarta Utara di atas tanah seluas 13000 m2. Dengan karyawan sekitar 100 orang dan kemampuan mesin yang sangat terbatas PT. Gajah Tunggal Tbk. mulai memproduksi ban sepeda dan ban becak. Dalam perjalanannya perusahaan berkembang pesat karena waktu itu becak dan sepeda adalah alat transportasi utama di Indonesia. Pada tahun 1972 PT. Gajah Tunggal Tbk. bekerja sama dengan Inoue Rubber Co. Ltd Jepang untuk memproduksi ban sepeda motor dengan merk IRC. Perkembangan ini luar biasa, sehingga pabrik di Jakarta Utara sudah tidak memungkinkan lagi untuk menambah kapasitas produksi. Akhirnya pada tahun 1978 pabrik ban ini pindah ke Desa Pasir Jaya, kecamatan Jatiuwung, kabupaten Tangerang di atas tanah seluas 55 Hektar. Tahun 1980, kerjasama PT. Gajah Tunggal Tbk. dengan Jepang pada bisnis ban mobil dimulai. Untuk meningkatkan teknologi dan memperkuat kerjasama bisnis, maka dilakukan kontrak kerjasama teknik di bidang ban mobil dengan Yokohama Rubber Co. Ltd. kerjasama tersebut selain banyak memberikan keuntungan bagi PT. Gajah Tunggal Tbk. sekaligus merupakan alih teknologi yang mendorong mandirinya perusahaan di masa mendatang. Dengan kerjasama tersebut, bisnis PT. Gajah Tunggal Tbk. di bidang ban semakin maju. Sehingga mulai tahun 1981-1987, PT. Gajah Tunggal Tbk. mulai meningkatkan mutu dan kuantitas ban sepeda, ban motor dan mobil. Dari tuntutan tersebut pemilik perusahaan memikirkan perluasan pabrik dan menambah mesin-mesin dengan teknologi tinggi. Akhirnya dengan kerja keras ditambah dukungan mesin, peralatan serba modern serta dukungan personil yang terlatih, PT. Gajah Tunggal Tbk. telah mampu memproduksi ban sepeda, motor, sedan, truk dan bus. Selain jenis ban bias tersebut, PT. Gajah Tunggal Tbk. juga membuat ban-ban radial. Berikut ini adalah gambaran sejarah perusahaan dari tahun 1951-2008 : Tahun Penjelasan 1951 Perusahaan berdiri sebagai perusahaan ban sepeda berlokasi di Jl. Bandengan Utara No.73 Jakarta Utara. 1972 Menjalin kerjasama teknik dengan Inoue Rubber Company Ltd. Jepang. Dalam pengembangan produksi ban sepeda motor dan scooter. 1978 Perusahaan pindah ke Tangerang Banten, mulai membuat ban mobil. 1980 Menjalin kerjasama teknik dengan Yokohama Rubber Company Ltd. Jepang untuk ban mobil. 1981 Mulai meningkatkan produksi ban bias untuk mobil penumpang dan komersial. 1982 Mendapatkan sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia). 1983 Plant C mulai memproduksi ban dalam mobil. 1985 Mendapatkan sertifikat DOT Y9 (USA) 1989 Mulai memproduksi ban radial untuk mobil penumpang dan truk ringan. 1990 Perusahaan terdaftar di Jakarta Stock Exchange. 1991 Mengakuisisi PT. GT Petrochem Industries Tbk. Yang memproduksi nylon tire cord dan N6 chips. Dan juga mengakuisisi PT. GT Sentra Sintetika Jaya (SSJ). 1992 Perusahaan mulai memproduksi ban OTR 1993 Mulai membangun Plant-D yang dikhususkan untuk memproduksi ban Radial. 1994 Mendapatkan sertifikat produk E-Mark (Eropa). 1995 Perusahaan mengakuisisi PT. Langgeng Baja Pratama (Produsen Bead Wire), Mendapatkan sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9002. 1996 Perusahaan mengakuisisi PT. Meshindo Alloy Wheel Corporation produsen velg aluminium terbesar kedua di Indonesia. 1997 Mulai kerjasama dengan Pirelli Tire North America (Off Take) memproduksi ban radial untuk ban mobil penumpang untuk pasar Kanada dan Amerika Serikat. Memperoleh sertifikat produk IN-Metro (Brazil), BPS (Philipines), GSO (Timur Tengah). 1998 Mengadakan kerjasama lain dengan Pirelli Tire Europe S.A. (Off Take), Memproduksi ban radial untuk pasar Eropa. Perusahaan mulai mengembangkan produksi massal tire series VR rating 50/55. 1999 Perusahaan terus mengembangkan produksi massal ban salju (merupakan perusahaan ban lokal satu-satunya di Indonesia). Produk ban salju yang pertama kali dihasilkan adalah PCR dengan nama Champiro WT. 2000 Memulai penelitian ban TBR. 2001 Perusahaan mulai memproduksi ban-ban performa tinggi dengan aspek ratio rendah contohnya adalah Champiro series 40/45/50/55. 2002 Melanjutkan penelitian untuk pembuatan ban dengan teknologi Asimetrik. Mendapatkan sertifikat sistem manajemen mutu QS 9000. Ekspansi produksi ban motor di Plant B2. 2003 Mengadakan penelitian pembuatan ban menggunakan New Silica Compound. 2004 Mengadakan perjanjian kerjasama (Off Take) dengan Michelin North America (MNA). Mengembangkan pembuatan ban HPT rim 20 inch dengan aspek ratio 35. 2005 Mendapatkan sertifikat sistem manajemen mutu ISO/TS 16949, sertifikat E-Mark Noise (Eropa), sertifikat ISO/IEC 17025 Kompetensi Laboratorium Uji. 2006 Ekspansi ban radial Plant D (AM Radial Tire), PCR dan LTR yaitu di Plant K. Ekspansi produksi Plant B (MC and SC Tire & Tube) yaitu dengan menambah Plant H dan Plant I. 2007 Memproduksi Flap di Plant E. 2008 Memperbaharui sertifikat ISO/TS 16949 : 2002 Mempersiapkan adopsi Sisten Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001

Letak Geografis Perusahaan

Letak geografis PT Gajah Tunggal Tbk, adalah sebagai berikut:  Lokasi pabrik : Jl. Gatot Subroto KM. 7 Kompek Industri Gajah Tunggal, Pasir Jaya – Tangerang 15135, Banten, Indonesia.  Luas pabrik : a. Plant A ± 121.783 m2 b. Plant B, H, I ± 124.712 m2 c. Plant C ± 13.955 m2 d. Plant D dan K ± 224.400 m2 e. Plant E ± 4.770 m2  Kantor pusat : Wisma Hayam Wuruk 10th. Floor Jl. Hayam Wuruk 8, Jakarta 10120, Indonesia.

Profil Perusahaan

Jenis Produksi di PT Gajah Tunggal Tbk, dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Plant A : AM Bias Tire (PCB, ID, AG, ULT, LT, TB dan OTR) b. Plant B, H, I : Ban luar dan dalam motor dan scooter. c. Plant C : Ban dalam mobil dan Bladder d. Plant D dan K : AM Radial Tire (PCR dan LTR) e. Plant E : AM Flap

Market dikelompokkan menjadi : a. Pasar lokal (Replacement) b. Assembling (Original Equipment Manufacturing) c. Export (Amerika, Eropa, Asia, Australia, Afrika, Timur Tengah)

Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan misi PT Gajah Tunggal Tbk adalah sebagai berikut : a. Visi perusahaan : Menjadi Good Corporate Citizen dengan posisi keuangan yang kuat, pemimpin pasar di Indonesia, dan menjadi perusahaan produsen ban yang berkualitas dengan reputasi global. b. Misi Perusahaan : Menjadi produsen yang memimpin dan terpercaya sebuah portfolio produk ban yang optimal, dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang unggul di saat yang sama terus meningkatkan ekuitas merek produk, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan memberikan profitabilitas/hasil investasi kepada para pemegang saham serta nilai tambah untuk semua stakeholder perusahaan.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi merupakan susunan atau kerangka dari sistem organisasi perusahaan yang menunjukkan hubungan antara pemimpin, staff, dan para pekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing sehingga wewenang dan tanggung jawab dari tiap-tiap karyawan menjadi jelas. Suatu Organisasi dikatakan baik jika struktur organisasi berkembang dan bergerak sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan. Struktur Organisasi Plant D PT. Gajah Tunggal Tbk.


Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Gajah Tunggal Tbk. Plant D Sumber : PT. Gajah Tunggal Tbk, Plant D

Tugas dan Wewenang

Tugas, dan tanggung jawab serta wewenang untuk masing-masing jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Production Director Production Director merupakan pimpinan perusahaan yang dipilih dan ditunjuk oleh Presiden Director, serta berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan seluruh hasil yang dicapai pihak manajemen dalam suatu waktu tertentu. Adapun tugas-tugasnya adalah: a. Membina hubungan baik dengan pimpinan perusahaan lain, terutama yang berhubungan erat dengan kegiatan operasional perusahaan. b. Memberikan pertanggung jawaban tahunan kepada dewan komisaris dengan membuat laporan tahunan. c. Mengawasi dan mengarahkan seluruh kegiatan produksi. d. Memeriksa dan meneliti laporan-laporan yang masuk dari para HOD (Head Of Division). e. Menetapkan arah dan kebijakan perusahaan dilingkup produksi. 2. Head Of Division (HOD) D HOD Plant D bartanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan kebijakan perusahaan yang ditetapkan oleh Production Director yang berhubungan dengan proses produksi di Plant D. Adapun tugas-tugasnya adalah sebagai berikut: a. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada Production Director. b. Membina komunikasi dan kerjsama antar plant dalam satu divisi. c. Mengawasi dan mengarahkan kegiatan produksi di Plant D d. Membina hubungan baik dengan divisi lain dalam rangka kelancaran proses produksi. 3. Plant Head D Plant Head D bartanggung jawab sepenuhnya terhadap kelangsungan produksi di Plant D. Adapun tugas-tugasnya adalah sebagai berikut: a. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada Head Of Division. b. Membina hubungan baik dengan plant lain dalam rangka kelancaran proses produksi. c. Mengawasi dan mengarahkan kegiatan produksi di Plant D. d. Membina komunikasi dan kerjsama antar departement dalam satu plant. e. Mendesain struktur organisasi, SDM dan anggaran Plant Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya seorang Plant Head dibantu oleh seorang Asisten Plant Head. Plant Head bertanggung jawab langsung kepada Head Of Division serta membawahi beberapa Departement Head, yaitu : a. Departement Head Produksi Bertanggung jawab kepada Plant Head atas segala sesuatu yang berkaitan dengan proses produksi secara langsung termasuk pengawasan mutu produk dan efisiensi serta efektifitas dari proses produksi. Departemen Head Produksi membawahi beberapa section produksi yang sesuai dengan prosesnya, yaitu :

1. Section Curing 2. Section Building 3. Section Extruding 4. Section Bead Grommet 5. Section Bias Cutting 6. Section Topping Callender b. Departement Head PPC Planning and Production Control memiliki tugas antara lain: 1. Membuat perencanaaan produksi tahunan, kuartalan, bulanan, mingguan dan harian. 2. Membuat perhitungan kebutuhan material, raw material dan auxiliary material. 3. Membuat perhitungan sarana produksi. 4. Membuat laporan aktivitas dan hasil produksi secara berkala. 5. Menjaga level stok inventori baik in proses maupun final proses. c. Departement Head Quality Control (QC) Departemen QC bertugas melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan dalam proses produksi, melakukan pengawasan terhadap pencapaian mutu produk yang dispesifikasikan yang meliputi : - Inprocess Controler Pengontrolan selama proses produksi - Final Inspection Pengontrolan produk setelah menjadi ban


d. Departement Head Technical Departemen Technical bertugas membuat, menerbitkan dan mengendalikan spesifikasi produk, tes material baru serta bertanggung jawab terhadap pengembangan mutu, jumlah, cost down untuk proses maupun produk. 4. Head Of Division (HOD) Engineering HOD Engineering bertanggung jawab sepenuhnya kepada Production Director serta membawahi beberapa Senior Departement Head dan Departement Head antara lain : a. Senior Departement Head Civil & Workshop Departemen ini bertanggung jawab terhadap semua yang berhubungan dengan pekerjaan sipil dan workshop antara lain : - Pembangunan dan renovasi gedung produksi. - Pemasangan, pembongkaran dan pemindahan mesin-mesin produksi. - Pembuatan sarana produksi yang tidak diorder dari luar. - Modifikasi mesin b. Senior Departement Head Plant Engineering D Departemen ini bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan engineering di Plant D terutama yang berhubungan : - Perawatan dan perbaikan mesin produksi. - Melakukan kalibrasi mesin secara berkala. - Menjamin kelancaran mesin-mesin produksi Menurut jenis pekerjaannya dibagi menjadi dua departemen yang masing-masing dipimpin oleh seorang Departement Head, yaitu  : - Departemen Head Elektrik Bertanggung jawab terhadap semua yang berhubungan dengan kelistrikan baik mesin maupun penerangan. - Departemen Head Mekanik Bertanggung jawab terhadap semua yang berhubungan dengan mekanik. c. Senior Departement Head Part Control Departemen ini bertanggung jawab terhadap pengadaan dan penyimpanan suku cadang mesin-mesin produksi. d. Senior Departement Head Instalasi dan Utility Tugas dan tanggung jawab departemen ini antara lain meliputi : - Pemasangan instalasi listrik dan mekanik mesin baru. - Pemasangan instalasi listrik penerangan. - Penyediaan energi untuk keperluan perusahaan baik untuk keperluan produksi maupun yang lain. - Menjalin komunikasi dengan pihak di luar perusahaan yang berhubungan dengan suplai energi seperti PLN, Pertamina dan perusahaan gas.

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Pembuatan laporan problem produksi diawali pada saat terjadi problem pada produksi. Problem tersebut dapat berupa problem mesin, material, metode maupun pada manusia atau operator. Jika terjadi problem pada meterial operator akan melaporkan kepada leader yang melakukan supervisi pada proses tersebut. Leader akan melakukan komunikasi dengan bagian pembuat material, departemen QC, departemen Technical dan PPC. Departemen QC akan melakukan inspeksi terhadap material yang mengalami keabnormalan. Departemen Technical akan melakukan test pada material yang bermasalah jika perlu dilakukan perubahan pada spesifikasi. Departemen PPC akan menyesuaikan schedule produksi untuk size yang bermasalah jika dalam waktu lama akan dilakukan stop produksi dan mengalihkan ke size yang lain untuk menjaga efisiensi.

Problem Mesin

Jika terjadi problem mesin leader akan membuat Engineering Job Order (EJO) baik itu untuk problem mekanik ataupun elektrik. EJO akan diserahkan ke Plant Engineering (PE) sesuai dengan problem yang terjadi. PE akan melakukan pemeriksaan ke mesin dan mencari kerusakan yang terjadi, jika kerusakan ditemukan maka dilakukan perbaikan. Jika memerlukan waktu yang cukup lama maka leader akan menghubungi departemen PPC untuk melakukan stop mesin, dengan pertimbangan efisiensi mesin. EJO berisi data-data antara lain: - Identitas mesin yang bermasalah. - Waktu terjadi kerusakan. - Bagian mesin yang bermasalah. - Jenis kerusakan (mekanik atau elektrik) - Urgensi penanganan berdasarkan prioritas.

Problem Metode

Jika terjadi masalah pada metode kerja leader akan melaporkan kepada Departemen Technical yang selanjutnya akan menganalisa kejadian tersebut apakah operator sudah menjalankan sesuai Standard Operating Prosedure (SOP) atau Instruksi Kerja (IK), jika terjadi kesalahan pada SOP akan dilakukan revisi. Jika sudah sesuai akan dicari penyebab yang lain apakah dari operator atau mesin mengalami keabnormalan. Jika terjadi keabnormalan pada mesin maka leader membuat EJO untuk dilakukan perbaikan. Jika problem dari manusia, maka akan dilakukan On Job Trainning (OJT) dan supervisi langsung supaya kejadian tidak terulang.

Problem Manusia

Problem yang terjadi karena faktor manusia bisa bermacam-macam antara lain kecelakaan kerja, kurangnya SDM seiring meningkatnya produksi ataupun karena skill dari operator yang belum maksimal. Jika target produksi tidak tercapai karena terjadi kecelakaan kerja, leader akan membuat kronologis kejadian dan penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Jika operator harus menjalani perawatan dan perlu istirahat maka leader akan mencari pengganti operator tersebut. Untuk permasalahan kurangnya SDM maka leader akan membuat order operator sesuai kebutuhan sesuai dengan anggaran pada tahun tersebut. Jika penambahan operator belum bisa terpenuhi maka dilakukan lembur. Problem yang lain adalah karena skill operator belum maksimal. Hal ini disebabkan karena operator belum sepenuhnya menguasai keterampilan mengoperasikan mesin. Jika terjadi maka leader wajib melakukan supervisi secara langsung.

Analisa Penanganan Problem Produksi Sistem Yang Berjalan

Use Case Penanganan Problem Produksi Sistem Yang Berjalan

a. Use Case Penanganan Problem Mesin Sistem Berjalan

Gambar 3.2 Use Case Penanganan Problem Mesin Sistem Berjalan Tabel 3.1 Keterangan Use Case Penanganan Problem Mesin Sistem Berjalan Nama Use Case Use Case Penanganan Problem Mesin Sistem berjalan Deskripsi Singkat Leader Produksi melaporkan problem mesin kemudian dilakukan perbaikan mesin setelah OK Petugas Engineering melaporkan kondisi mesin sudah OK. Aktor Leader Produksi, Petugas Engineering Pra Kondisi - Tindakan Utama Leader Produksi melaporkan problem secara langsung menggunakan form EJO, kemudian Petugas Engineering akan memeriksa kerusakan mesin dan melakukan perbaikan. Setelah selesai dan mesin OK, Petugas Engineering melaporkan bahwa mesin sudah OK dan bisa berproduksi lagi.

b. Use Case Penanganan Problem Material Sistem Berjalan


Gambar 3.3 Use Case Penanganan Problem Material Sistem Berjalan Tabel 3.2 Keterangan Use Case Penanganan Problem Material Sistem Berjalan Nama Use Case Use Case Penanganan Problem Material Sistem berjalan Deskripsi Singkat Leader Produksi melaporkan problem material kemudian dilakukan pengecekan setelah OK Petugas QC melaporkan kondisi material sudah OK dengan membuat kartu disposisi OK. Aktor Leader Produksi, Petugas QC Pra Kondisi - Tindakan Utama Leader Produksi melaporkan problem secara langsung menggunakan form keabnormalan produk, kemudian Petugas QC akan memeriksa material tersebut dan melakukan tindakan sesuai prosedur (repair). Setelah selesai dan material OK, Petugas QC melaporkan bahwa material sudah OK dan bisa dipakai lagi. Jika tidak maka material tersebut akan discrap.

c. Use Case Penanganan Problem Metode Sistem Berjalan

Gambar 3.4 Use Case Penanganan Problem Metode Sistem Berjalan

Tabel 3.3 Keterangan Use Case Penanganan Problem Metode Sistem Berjalan Nama Use Case Use Case Penanganan Problem Metode Sistem berjalan Deskripsi Singkat Leader Produksi melaporkan problem metode kemudian dilakukan pengecekan dan study bersama, kemudian Petugas Technical merevisi SOP. Aktor Leader Produksi, Petugas Technical Pra Kondisi Terjadi kegagalan proses Tindakan Utama Leader Produksi melaporkan problem secara langsung kepada petugas technical, kemudian bersama-sama melakukan pengecekan dan study terhadap metode kerja. Setelah selesai dan metode dapat dijalankan, Petugas Technical membuat revisi SOP sesuai study bersama. Tindakan Alternatif - Pasca Kondisi SOP direvisi, proses dilakukan dengan metode yang baru



d. Use Case Penanganan Problem Manusia Sistem Berjalan

Gambar 3.5 Use Case Penanganan Problem Manusia Sistem Berjalan Tabel 3.4 Keterangan Use Case Penanganan Problem Manusia Sistem Berjalan Nama Use Case Use Case Penanganan Problem Manusia Sistem berjalan Deskripsi Singkat Leader Produksi melaporkan problem manusia kepada Petugas PPC, kemudian jika prioritas Petugas PPC merekomendasikan untuk over time Aktor Leader Produksi, Petugas PPC Pra Kondisi Mesin Stop karena tidak ada operator Tindakan Utama Leader Produksi melaporkan problem secara langsung kepada petugas PPC, kemudian Petugas PPC melihat skala prioritas untuk size tersebut. Jika produksi harus dilanjutkan maka Petugas PPC merekomendasikan untuk over time. Tindakan Alternatif - Pasca Kondisi Leader Produksi mencari operator untuk over time mengganti operator yang berhalangan.

Activity Diagram Penanganan Problem Produksi Sistem Yang Berjalan Sistem Yang Berjalan

a. Activity Diagram Penanganan Problem Mesin Sistem Berjalan






Gambar 3.6 Activity Diagram Penanganan Problem Mesin Sistem Berjalan



Tabel 3.5 Keterangan Activity Penanganan Problem Mesin Sistem Berjalan Nama Activity Activity Penanganan Problem Mesin Sistem Berjalan Deskripsi Singkat Leader Produksi melaporkan problem mesin kemudian dilakukan perbaikan mesin setelah OK Petugas Engineering melaporkan kondisi mesin sudah OK. Aktor Leader Produksi, Petugas Engineering Pra Kondisi - Tindakan Utama Leader Produksi melaporkan problem secara langsung menggunakan form EJO, kemudian Petugas Engineering akan memeriksa kerusakan mesin dan melakukan perbaikan. Setelah selesai dan mesin OK, Petugas Engineering melaporkan bahwa mesin sudah OK dan bisa berproduksi lagi. Tindakan Alternatif - Pasca Kondisi -



b. Activity Diagram Penanganan Problem Material Sistem Berjalan


     Gambar 3.7 Activity Diagram Penanganan Problem Material Sistem Berjalan

Tabel 3.6 Keterangan Activity Penanganan Problem Material Sistem Berjalan Nama Activity Activity Penanganan Problem Material Sistem berjalan Deskripsi Singkat Leader Produksi melaporkan problem material Kwpad Petugas QC, kemudian dilakukan pengecekan setelah OK Petugas QC melaporkan kondisi material sudah OK dengan membuat kartu disposisi OK. Aktor Leader Produksi, Petugas QC Pra Kondisi - Tindakan Utama Leader Produksi melaporkan problem secara langsung menggunakan form keabnormalan produk, kemudian Petugas QC akan memeriksa material tersebut dan melakukan tindakan sesuai prosedur (repair). Setelah selesai dan material OK, Petugas QC melaporkan bahwa material sudah OK dan bisa dipakai lagi. Tindakan Alternatif Jika material tidak bisa direpair lagi, maka material tersebut akan discrap. Pasca Kondisi -

c. Activity Diagram Penanganan Problem Metode Sistem Berjalan






Gambar 3.8 Activity Diagram Penanganan Problem Metode Sistem Berjalan Tabel 3.7 Keterangan Activity Penanganan Problem Metode Sistem Berjalan Nama Activity Activity Penanganan Problem Metode Sistem berjalan Deskripsi Singkat Leader Produksi melaporkan problem metode kemudian dilakukan pengecekan dan study oleh Petugas Technical, kemudian Petugas Technical merevisi SOP. Aktor Leader Produksi, Petugas Technical Pra Kondisi - Tindakan Utama Leader Produksi melaporkan problem secara langsung kepada petugas technical, kemudian Petugas Technical melakukan pengecekan dan study terhadap metode kerja. Setelah selesai dan metode dapat dijalankan, Petugas Technical membuat revisi SOP sesuai study jika diperlukan. Tindakan Alternatif Jika SOP tidak bermasalah Petugas Technical menyarankan kepada produksi untuk mengecek lagi kemungkinan problem yang lain. Pasca Kondisi -



d. Activity Diagram Penanganan Problem Manusia Sistem Berjalan







   Gambar 3.9 Activity Diagram Penanganan Problem Manusia Sistem Berjalan

Tabel 3.8 Keterangan Activity Penanganan Problem Manusia Sistem Berjalan Nama Activity Activity Penanganan Problem Manusia Sistem berjalan Deskripsi Singkat Leader Produksi melaporkan problem manusia kepada Petugas PPC, kemudian jika prioritas Petugas PPC merekomendasikan untuk over time Aktor Leader Produksi, Petugas PPC Pra Kondisi - Tindakan Utama Leader Produksi melaporkan problem secara langsung kepada petugas PPC, kemudian Petugas PPC melihat skala prioritas untuk size tersebut. Jika produksi harus dilanjutkan maka Petugas PPC merekomendasikan untuk over time. Tindakan Alternatif Jika Schedule Produksi kurang diprioritaskan atau boleh stop, maka Petugas PPC merekomendasikan ke Leader Produksi untuk over time. Pasca Kondisi -

Analisa Sistem Yang Berjalan

Dalam melakukan analisa terhadap sistem yang berjalan, penulis menggunakan metode analisa SWOT merupakan analisa yang didasarkan pada logika untuk dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities) serta meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) yang ada pada suatu sistem. Analisis ini untuk mencari strategi apa yang tepat diterapakan pada Plant D. Untuk memilih strategi yang tepat perlu dilakukan pemetaan terhadap faktor-faktor yang akan dianalisa seperti yang dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.



Tabel 3.9 Analisa Faktor Internal Faktor-faktor strategi internal Nilai Kekuatan /Strengths (S) : 1. Semangat kinerja yang tinggi seluruh karyawan Plant D 2. Sumber Daya Manusia pada karyawan Plant D sesuai dengan bidang kompetensi 3. Tersedianya perangkat kerja yang memadai untuk mendukung proses kerja Kekuatan pendukung kesuksesan

Kesuksesan program penyuluhan


Kekuatan peralatan pendukung Kelemahan/Weakness (W) : 1. Manajemen administrasi yang tidak optimal 2. Kurang optimalnya pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia 3. Kurangnya tenaga kerja lapangan Pembagian job description yang tertata

Perlu pengembangan sistem

Mengoptimalkan sumber daya yang ada




Table 3.10 Analisa Faktor Eksternal Faktor-faktor strategi eksternal Nilai Peluang/Opportunities (O) : 1. Akses dan ketersediaan informasi yang lebih cepat 2. Perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat 3. Suksesnya program-program kerja yang dibuat oleh Plant D Adanya penerapan sistem teknologi informasi Adanya pengembagan sistem informasi Dukungan keterlibatan semua karyawan Plant D Ancaman/Threats (T) : 1. Masih banyaknya karyawan yang belum mengerti teknologi informasi 2. Terbatasnya anggaran operasional Melakukan sosialisasi/training tentang pemanfaatan teknologi informasi Pengajuan penambahan anggaran






Table 3.11 Analisa Strategi S-O

IFAS Kekuatan /Strengths (S) : EFAS Peluang/Opportunities(O) :

1. Semangat kinerja yang tinggi seluruh karyawan Plant D 2. Sumber Daya Manusia pada karyawan Plant D sesuai dengan bidang kompetensi 3. Tersedianya perangkat kerja yang memadai untuk mendukung proses kerja 1. Akses dan ketersediaan informasi yang lebih cepat. 2. Perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat 3. Suksesnya program-program kerja yang dibuat oleh Plant D Strategi S-O : Membangun suatu sistem yang dapat mendorong suksesnya semua kegiatan produksi pada Plant D, salah satunya dengan membangun sistem informasi problem produksi.



Tabel 3.12

IFAS Kelemahan/Weakness(W) :

EFAS Peluang/Opportunities(O) :

1. Manajemen administrasi yang tidak optimal 2. Kurang optimalnya pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia 3. Kurangnya tenaga kerja lapangan 1. Akses dan ketersediaan informasi yang lebih cepat. 2. Perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat 3. Suksesnya program-program kerja yang dibuat oleh Plant D Strategi W-O : 1. Meningkatkan pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi informasi melalui pelatihan atau Training

Analisa Strategi W-O


Tabel 3.13 Analisa Strategi S-T


IFAS Kekuatan /Strengths (S) : EFAS Ancaman/Threatss(T) : 1. Semangat kinerja yang tinggi seluruh karyawan Plant D 2. Sumber Daya Manusia pada karyawan Plant D sesuai dengan bidang kompetensi 3. Tersedianya perangkat kerja yang memadai untuk mendukung proses kerja 1. Masih banyaknya karyawan yang belum mengerti teknologi informasi 2. Terbatasnya anggaran operasional Strategi S-T : Meningkatkan penggunaan sistem untuk mempermudah proses kerja.



Tabel 3.14 Analisa Strategi W-T

IFAS Kelemahan/Weakness(W) :

EFAS Ancaman/Threatss(T) : 1. Manajemen administrasi yang tidak optimal. 2. Kurang optimalnya pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia. 3. Kurangnya tenaga kerja lapangan. 1. Masih banyaknya karyawan yang belum mengerti teknologi informasi. 2. Terbatasnya anggaran operasional Strategi W-T : 1. Melakukan perbaikan sistem. 2. Menciptakan sistem yang dapat membantu kinerja dalam mensosialisasi sistem informasi problem produksi. 3. Memaksimalkan semua sumber daya yang ada.

Permasalahan Yang Dihadapi

Setelah melakukan tahap analisis sistem maka penulis menemukan adanya kelemahan pada sistem yang berjalan antara lain : 4. Sering terjadi keterlambatan informasi dari Leader Produksi kepada Petugas terkait dengan problem yang terjadi. 5. Banyaknya dokumen yang diperlukan untuk setiap kali terjadi problem. 6. Laporan hasil penanganan problem seringkali tidak terdokumentasi karena problem dianggap sudah selesai. 7. Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan schedule produksi sering terlambat, karena tidak semua problem dapat dikontrol oleh Departemen PPC. 8. Waktu pencarian dokumen lama. 9. Tidak ada back up data sehingga apabila dokumen hilang, maka informasi yang dibutuhkan tidak bisa terpenuhi. 10. Data problem tidak teratur baik berdasarkan jenis problem maupun waktu terjadinya problem sehingga akan kesulitan dalam menganalisa problem di waktu-waktu mendatang.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melihat segala permasalahan yang ada, maka harus dilakukan analisa untuk dapat memberikan solusi atas semua permintaan dan masalah yang selama ini terjadi, penulis memiliki alternatif pemecahan masalah sebagai berikut : a. Dibuatkan sistem yang mampu memberikan kecepatan penyampaian informasi yang lebih baik. b. Dibuatkan sistem yang menyediakan menu pencarian dokumen sehingga mempercepat dalam pencariannya. c. Dibuatkan sistem yang dapat menyimpan data problem Sistem yang akan dibuat nanti memiliki database mySQL dan berbasis desktop dengan bahasa pemrograman visual basic.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Merupakan tahap pengumpulan kebutuhan yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa sistem yang berjalan saat ini yang dilakukan penulis dengan departemen terkait. Penyusunan requirement dikelompokkan menjadi dua yang terdiri dari analisa kebutuhan fungsional dan analisa kebutuhan non-fungsional. Untuk penyusunan requirement pada tahap elisitasi tahap I dapat dilihat pada tabel 3.15 di bawah. Tabel 3.15 Elisitasi Tahap I

Fungsional Analisa Kebutuhan Saya ingin sistem yang dibangun dapat : 1. Menampilkan Menu Utama User 2. Menampilkan Form Komentar 3. Menampilkan Menu Buat Laporan Baru 4. Menampilkan Menu Tutup Laporan Staff 5. Menampilkan Menu Data All Problem 6. Menampilkan Data Komentar 7. Menampilkan Menu Laporan Periode 8. Menampilkan Form Laporan Baru 9. Menampilkan Chart Diagram Jumlah Kasus Problem Produksi 10. Menampilkan Form Tutup Laporan 11. Menampilkan Foto Operator 12. Menampilkan Form Daftar Laporan 13. Menampilkan Form All Problem 14. Menampilkan Menu Utama Super User 15. Menampilkan Menu Send Via Email 16. Menampilkan Menu Data All Problem 17. Menampilkan Menu Laporan Periode 18. Menampilkan Menu Data All Problem 19. Menampilkan Form Daftar Laporan Masuk 20. Menampilkan Menu Send SMS 21. Menampilkan Menu Utama Admin 22. Menampilkan Menu Jawab Laporan 23. Menampilkan Menu Hapus Laporan 24. Menampilkan Menu Manage User Operator 25. Menampilkan Menu Manage Mesin 26. Menampilkan Form Hapus Laporan 27. Menampilkan Form Manage User 28. Menampilkan Form Mesin 29. Menampilkan Tombol Simpan, Update, Delete, Cancel, Keluar, Cetak, Cari Non-Fungsional Analisa Kebutuhan Saya ingin sistem yang dibangun : 1. Menggunakan sistem operasi Windows 2. Menggunakan bahasa pemrograman VB.Net 3. Menggunakan editor Microsoft Visual Studio untuk merancang antar muka program aplikasi 4. Menggunakan MySQL sebagai aplikasi database 5. Menggunakan printer untuk mencetak hasil inputan 6. Menampilkan tanggal dan waktu autosystem 7. Dapat berjalan pada perangkat multi platform 8. Dapat diakses oleh banyak orang pada waktu bersamaan Penyusun,


(Jaka Mahmud) NIM : 1314476644 Stakeholder,


(Rizky. Hariwibowo,.S.Kom) NIP. 08-0344

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan bentuk elisitasi yang dibentuk berdasarkan elisitasi tahap I yang diklasifikasikan dalam metode MDI yang dapat dilihat pada tabel 3.16 di bawah. Tabel 3.16 Elisitasi Tahap II

Fungsional Analisa Kebutuhan M D I Saya ingin sistem yang dibangun dapat : 1. Menampilkan Menu Utama User √ 2. Menampilkan Form Komentar √ 3. Menampilkan Menu Buat Laporan Baru √ 4. Menampilkan Menu Tutup Laporan Staff √ 5. Menampilkan Menu Data All Problem √ 6. Menampilkan Data Komentar √ 7. Menampilkan Menu Laporan Periode √ 8. Menampilkan Form Laporan Baru √ 9. Menampilkan Chart Diagram Jumlah Kasus Problem Produksi √ 10. Menampilkan Form Tutup Laporan 11. Menampilkan Foto Operator √ 12. Menampilkan Form Daftar Laporan √ 13. Menampilkan Form All Problem √ 14. Menampilkan Menu Utama Super User √ 15. Menampilkan Menu Send Via Email √ 16. Menampilkan Menu Data All Problem √ 17. Menampilkan Menu Laporan Periode √ 18. Menampilkan Menu Data All Problem √ 19. Menampilkan Form Daftar Laporan Masuk √ 20. Menampilkan Menu Send SMS √ 21. Menampilkan Menu Utama Admin √ 22. Menampilkan Menu Jawab Laporan √ 23. Menampilkan Menu Hapus Laporan √ 24. Menampilkan Menu Manage User Operator √ 25. Menampilkan Menu Manage Mesin √ 26. Menampilkan Form Hapus Laporan √ 27. Menampilkan Form Manage User √ 28. Menampilkan Form Mesin √ 29. Menampilkan Tombol Simpan, Update, Delete, Cancel, Keluar, Cetak, Cari √ Non-Fungsional Analisa Kebutuhan M D I Saya ingin sistem yang dibangun : 1. Menggunakan OS Windows √ 2. Menggunakan bahasa pemrogram-an VB.Net √ 3. Menggunakan editor Microsoft Visual Studio untuk merancang antar muka program aplikasi √ 4. Menggunakan SQL Server sebagai aplikasi database √ 5. Menggunakan Crystal Report untuk laporan √ 6. Menampilkan tanggal dan waktu autosystem √ 7. Mudah digunakan oleh pengguna √ 8. Dapat diakses oleh banyak orang pada waktu bersamaan √ Penyusun,


(Jaka Mahmud) NIM : 1314476644 Stakeholder,


(Rizky. Hariwibowo, S.Kom) NIP. 08-0344

Keterangan  : M  : Mandatory D  : Desirable I  : Inessential Berdasarkan hasil pengklasifikasian tersebut, maka untuk requirement yang masuk dalam klasifikasi inesential(I), akan dieliminasi atau dibuang.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan hasil elisitasi tahap II, selanjutnya dilakukan elisitasi tahap III dimana requirement-requirement tersebut diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE, seperti yang terlihat pada tabel 3.17 di bawah. Tabel 3.17 Elisitasi Tahap III

Fungsional Saya ingin sistem yang dibangun dapat : Feasibility T O E Risk L M H L M H L M H 1. Menampilkan Menu Utama User √ √ √ 2. Menampilkan Menu Buat Laporan Baru √ √ √ 3. Menampilkan Menu Tutup Laporan Staff √ √ √ 4. Menampilkan Menu Data All Problem √ √ √ 5. Menampilkan Menu Laporan Periode √ √ √ 6. Menampilkan Form Laporan Baru √ √ √ 7. Menampilkan Form Tutup Laporan √ √ √ 8. Menampilkan Form Daftar Laporan √ √ √ 9. Menampilkan Form All Problem √ √ √ 10. Menampilkan Menu Utama Super User √ √ √ 11. Menampilkan Menu Data All Problem √ √ √ 12. Menampilkan Menu Laporan Periode √ √ √ 13. Menampilkan Menu Data All Problem √ √ √ 14. Menampilkan Form Daftar Laporan Masuk √ √ √ 15. Menampilkan Menu Utama Admin √ √ √ 16. Menampilkan Menu Jawab Laporan √ √ √ 17. Menampilkan Menu Hapus Laporan √ √ √ 18. Menampilkan Menu Manage User Operator √ √ √ 19. Menampilkan Menu Manage Mesin √ √ √ 20. Menampilkan Form Hapus Laporan √ √ √ 21. Menampilkan Form Manage User √ √ √ 22. Menampilkan Form Mesin √ √ √ 23. Menampilkan Tombol Simpan, Update, Delete, Cancel, Keluar, Cetak, Cari √ √ √ 24. Menampilkan Menu Utama User √ √ √ 25. Menampilkan Menu Buat Laporan Baru √ √ √ 26. Menampilkan Menu Tutup Laporan Staff √ √ √ 27. Menampilkan Menu Data All Problem √ √ √ 28. Menampilkan Menu Laporan Periode √ √ √ 29. Menampilkan Form Laporan Baru √ √ √ Non-Fungsional Saya ingin sistem yang dibangun dapat : Feasibility T O E Risk L M H L M H L M H 1. Menggunakan OS Windows √ √ √ 2. Menggunakan bahasa pemrogram-an VB.Net √ √ √ 3. Menggunakan editor Microsoft Visual Studio untuk merancang antar muka program aplikasi √ √ √ 4. Menggunakan SQL Server sebagai aplikasi database √ √ √ 5. Menggunakan Crystal Report untuk laporan √ √ √ 6. Menampilkan tanggal dan waktu autosystem √ √ √ 7. Mudah digunakan oleh pengguna √ √ √ Penyusun,


(Jaka Mahmud) NIM : 1314476644 Stakeholder,


(Rizky. Hariwibowo,S.Kom) NIP. 08-0344

Keterangan : T : Technical O : Operational E  : Economy L : Low M : Middle H  : High Berdasarkan hasil klasifikasi dengan metode TOE tersebut, maka requirement yang memiliki resiko tinggi atau high(H) akan dieliminasi atau dibuang.

Final Draft Elisitasi

Merupakan bentuk akhir elistasi yang didapat dari hasil elisitasi tahap III. Final draft elisitasi dapat dilihat pada tabel 3.18 di bawah ini. Tabel 3.18 Final Draft Elisitasi

Fungsional Analisa Kebutuhan Saya ingin sistem yang dibangun dapat : 1. Menampilkan Menu Utama User 2. Menampilkan Menu Buat Laporan Baru 3. Menampilkan Menu Tutup Laporan Staff 4. Menampilkan Menu Data All Problem 5. Menampilkan Menu Laporan Periode 6. Menampilkan Form Laporan Baru 7. Menampilkan Form Tutup Laporan 8. Menampilkan Form Daftar Laporan 9. Menampilkan Form All Problem 10. Menampilkan Menu Utama Super User 11. Menampilkan Menu Data All Problem 12. Menampilkan Menu Laporan Periode 13. Menampilkan Menu Data All Problem 14. Menampilkan Form Daftar Laporan Masuk 15. Menampilkan Menu Utama Admin 16. Menampilkan Menu Jawab Laporan 17. Menampilkan Menu Hapus Laporan 18. Menampilkan Menu Manage User Operator 19. Menampilkan Menu Manage Mesin 20. Menampilkan Form Hapus Laporan 21. Menampilkan Form Manage User 22. Menampilkan Form Mesin 23. Menampilkan Tombol Simpan, Update, Delete, Cancel, Keluar, Cetak, Cari 24. Menampilkan Menu Utama User 25. Menampilkan Menu Buat Laporan Baru 26. Menampilkan Menu Tutup Laporan Staff 27. Menampilkan Menu Data All Problem 28. Menampilkan Menu Laporan Periode 29. Menampilkan Form Laporan Baru Non-Fungsional Analisa Kebutuhan Saya ingin sistem yang dibangun dapat : 1. Menggunakan OS Windows 2. Menggunakan bahasa pemrogram-an VB.Net 3. Menggunakan editor Microsoft Visual Studio untuk merancang antar muka program aplikasi 4. Menggunakan SQL Server sebagai aplikasi database 5. Menggunakan Crystal Report untuk laporan 6. Menampilkan tanggal dan waktu autosystem 7. Mudah digunakan oleh pengguna Penyusun,


(Jaka Mahmud) NIM : 1311476644 Mengetahui,


 ( Meta Amalya Dewi, M.Kom )                       ( Nasri Sany, S. Kom )
                  NID.0605                                                   NID.08190

Menyetujui,


       (Rizky. Hariwibowo,S.Kom)              (Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
                   NIP. 08-0344                                            NIP. 078010

Final draft elisitasi ini akan menjadi dasar dan acuan penulis dalam membangun Sistem Informasi Problem Produksi Plant D di PT. Gajah Tunggal Tbk.

BAB IV

BAB V

Daftar Pustaka

=Lampiran+

Contributors

Jaka mahmud