1212472728

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pada zaman era globalisasi ini teknologi berkembang sangat cepat, banyak aplikasi atau sistem yang bermunculan guna demi membantu manusia dalam proses kesehariannya, salah satu fenomena yang terjadi adalah begitu pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. keberhasilan perusahaan maupun industri dalam menghadapi tantangan saat ini terletak pada kemampuan perusahaan dalam pengolahan dan apeningkatan sistem informasi tersebut.


Dengan Meluasnya kegiatan serta kebutuhan manusia terhadap komputer guna memperoleh penyelesaian masalah dengan tepat dan akurat sehingga pekerjaan yang dihasilkan akan produktif, efektif dan efisien. beberapa alasan mengapa komputer saat ini sangat dibutuhkan dalam pemenuhan-pemenuhan kebutuhan informasi yaitu, adanya keinginan user untuk mendapatkan informasi dengan efektif dan efisien serta mempermudah kegiatan para user disetiap harinya, selain itu komputer juga bisa menangani sistem informasi yang memiliki database yang sangat besar, serta keinginan agar data tidak hilang atau rusak.

Berdasarkan pengamatan penulis, dalam proses pengajuan AMEL (Aircraft Maintenance Enginers License) di PT. GMF AeroAsia ini masih menggunakan proses manual yang pada akhirnya proses registrasi AMEL (Aircraft Maintenance Enginers License)ini memakan waktu yang cukup lama, karena syarat-syaratnya cukup banyak dan prosesnya pun memakan waktu yang cukup lama, selain itu AMEL (Aircraft Maintenance Enginers License) ini hanya bisa melakukan oneuser tidak bisa multiuser, datanya pun masih menggunakan aplikasi yang belum optimal, serta data-data yang ada tidak realtime. Masalah-Masalah tersebut akan menyebabkan terhambatnya proses kerja didalam instansi ini (PT.GMF AeroAsia) akan menjadi kurang produktif. untuk membantu dan mempermudah serta mempercepat proses pengajuan AMEL (Aircraft Maintenance Enginers License)maka diperlukan suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan para Engineers serta berbasis komputerisasi. dengan penelitian ini akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan sistem yang ada. untuk mencapai maksud diatas maka penulis menjadikan permasalahan ini sebagai objek penelitian SKRIPSI dengan judul "Perancangan Sistem Informasi Dashboard Aircraft Maintenance Engineers License (AMEL)Pada PT.GMF AeroAsia Cengkareng"

Perumusan Masalah

  1. Bagaimana sistem AMEL yang sudah berjalan di PT. GMF Aeroasia?
  2. Bagaimana caranya untuk menjadikan data pengajuan AMEL menjadi lebih terstruktur dalam prosesnya ?
  3. Bagaimana merancang sistem Dashboard Amel agar menjadi efisien dan akurat ?

Ruang Lingkup Penelitian

    Karena luasnya permasalahan yang ada dan untuk membatasi ruang lingkup penelitian, penulis hanya membahas tentang permasalahan yang terfokus pada sistem Amel . pembahasan yang dilakukan mulai dari proses pendaftaran, proses mengisi form, proses penyimpanan data para Engineers, pengumpulan data yang diperlukan sampai laporan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu memudahkan para Engineers untuk proses pengajuan AMEL (Aircraft Maintenance Engineers License) dalam pembuatan AMEL (Aircraft Maintenance Engineers License) itu tersendiri maupun menaikan type ratingnya, sehingga dapat mempermudah serta mempersingkat waktu pendaftaran bagi para Engineers maupun staff yang bertanggung jawab, memaksimalkan pelayanan terhadap karyawan atau para Engineers sehingga proses pekerjaannya bisa lebih produktif.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian diatas yaitu sebagai berikut :
  1. Tujuan Operasional
    Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mempermudah para Engineers dalam proses pembuatan AMEL serta pengajuan Type Rating di PT GMF AeroAsia.
  2. Tujuan Fungsional
    Tujuan fungsional dari penelitian ini yaitu agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh PT. GMF AeroAsia sebagai dasar untuk mempermudah proses pengajuan Amel untuk para Engineers sehingga proses penginputan data bisa lebih cepat, serta bisa menghasilkan data yang akurat dan efisien.
  3. Tujuan Individual
    Tujuan individual ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, pengenalan dan pengamatan pada sebuah sistem informasi pengajuan Amel pada PT. GMF AeroAsia sehingga penulis bisa melakukan penelitian untuk menyelesaikan Tugas Skripsi.
  4. Manfaat Penelitian

    Beberapa manfaat yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah:
    1. Manfaat Operasional
      Manfaat operasional dari penelitian ini adalah membuat para engineer maupun staff yang bersangkutan lebih produktif.
    2. Manfaat Fungsional
      Membantu para Engineers untuk proses pengajuan Amel, serta untuk pengajuan Type Rating, membantu memersingkat waktu pengajuan pendaftaran untuk para Engineers dalam proses pembuatan Amel, membantu staff yang bertanggung jawab sehingga bisa melakukan multiuser untuk pembuatan Amel.
    3. Manfaat Individual
      Memperluas wawasan mahasiswa serta memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah didapat dibangku kuliah sekarang ini, Memaksimalkan dan meningkatlan inovasi dan kreatifitas dalam menciptakan sebuah sistem yang mengimplementasikan ilmu sistem informasi. Bentuk apresiasi dan kontribusi bagi pengembangan sistem di bidang sistem informasi.

    Metode Penelitian

      Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam rangka penyusunan laporan SKRIPSI ini penulis mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan untuk membangun penelitian dengan metode, antara lain :

      Metode Pengumpulan Data

      Dalam hal ini peneliti menggunakan metode penelitian yaitu metode pengumpulan data meliputi :
    1. Observasi
      Peneliti melakukan pengamatan langsung selama 2 bulan terhadap proses pengajuan AMEL yang berjalan pada PT. GMF AeroAsia. kemudian dari pengamatan tersebut, peneliti mengumpulkan data yang merupakan sumber informasi yang sangat penting yang dapat membantu menganalisis sistem tersebut.
    2. Wawancara
      Metode ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan narasumber secara langsung pada perusahaan tempat skripsi berlangsung yaitu pada PT. GMF AeroAsia. Metode ini dilakukan guna memperoleh data yang lebih detail serta memperkuat data sebelumnya saat melakukan pengamatan langsung.
    3. Study Pustaka
      Studi pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. informasi dan data ini diperoleh dari beberapa sumber (literature) atau buku untuk kebutuhan penganalisaan yang terkait dengan laporan ini.

    Metode Analisa

    Analisa data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil pnelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita kearah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik yang tepat. Pada penelitian ini digunakan teknik analisis berupa pendekatan Object Oriented Analysis (OOA) atau analisis obyek dengan UML. Proses analisis dilakukan terhadap hasil tahapan pengumpulan data dengan wawancara, observasu, dan studi pustaka untuk mendapatkan spesifikasi kebutuhan sistem yang akan dikembangkan, Pada proses analisis,teknik analisis yang dilakukan adalah :
    1. Analisis Pengguna
      Dilakukan analisis terhadap user-user yang akan menggunakan aplikasi dan juga fungsi-fungsi apa saja yang bisa didapatkan oleh masing-masing user.
    2. Analisis Kebutuhan Fungsional, non fungsonal dan pengguna
      Pemodelan kebutuhan fungsional untuk menggambarkan fungsi sistem dan pengguna yang terlibat serta fungsi-fungsi apa saja yang bisa didapatkan oleh masing-masing pengguna dengan Use Case Diagram.
    3. Analisis Perilaku Sistem
      Pada tahapan ini, dilakukan analisis perilaku sistem yang dikembangkan dan dimodelkan dengan Activity Diagram dan Sequence Diagram. Activity Diagram untuk memodelkan proses use case yang berjalan di dalam sistem, sedangkan sequence diagram untuk memodelkan pengiriman pesan (message) antar object dan kronologinya.
    4. Analisis Sistem Berjalan saat ini.

    Metode Perancangan Sistem

    Proses perancangan Dashboard Aircraft Maintenance Engineer License di PT. GMF AeroAsia Cengkareng meliputi pembuatan modal dengan menggunakan tools atau alat bantu UML (Unified Modeling Language) yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, State Machine Diagram dan Class Diagram dengan software Visual Paradigm. Serta menggunakan bahasa pemograman PHP (Hypertext Processor) dengan Framework CodeIgneter (CI) dan pembuatan database pada MySql. Skripsi.

    Metode Pengujian

    Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syaraf-syaraf fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemkan kesalahan dalam bebeapa kategori, diantaranya : fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dlam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

    Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan Laporan Skripsi.

    BAB III : PEMBAHASAN

    Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat Perguruan Tinggi Raharja, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, analisa proses, UML (Unified Modelling Language) sistem yang berjalan, serta elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan final draft elisitasi, serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sebelum adanya sistem yang diusulkan.</b>

    BAB IV : PENGEMBANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Bab ini menjelaskan pengembangan sistem yang diusulkan dengan menggunakan metode pengembangan elisitasi. Final draft elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara rinci dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan.

    BAB V : PENUTUP

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Sistem terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :

Menurut Yakub (2012:1) berpendapat bahwa "sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu".

Menurut Tata Sutabri (2012:10), berpendapat bahwa "suatu sistem dapat dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu".

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kumpulan dari sub-sub sistem dengan unsur, komponen atau variabel yang saling berinteraksi untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem (Elemen Sistem)

Menurut Tata Sutabri (2012:20), berpendapat bahwa "Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-difat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem". Adapun karakteristik yang dimaksud antara lain sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang.lebih besar atau sering disebut "supra sistem".
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
    Bentuk apapaun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (interface)
    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. BEntuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (input)
    Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, "program" adalah maintenance input yan digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan "data" adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran Sistem (Output)
    Hasil energi yan diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Kelaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjai inpt bagi subsistem lain.
  7. Pengolah Sistem (proses)
    suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  8. Sasaran Sistem (Objective)
    Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

2. Klasifikasi Sistem

Bahwa sistem dapat diklasifikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi sistem antara lain sebagai berikut : (Yakub, 2012:4)
  1. Sistem tak tentu (probablisyic System), adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena megandung unsur probabilitas. Sistem arisan merupakan merupakan sistem probabilistic system karena sistem arisan tidak dapat di prediksi dengan pasti.
  2. Sistem abstrak (abstract System), adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem teologia yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan merupakan contoh abstract system.
  3. Sistem Fisik (Physical system), adalah sistem yang ada secara fisik. Sistem komputer, sistem akuntansi, sisem produksi, sistem sekolah, dan sistem transportasi merupakan contoh phisical system.
  4. Sistem tertentu(determinic system), sistem yang beroperasi dengn tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antar bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem komputer sudah diprogramkan, merupakan contoh deterministic system.
  5. Sistem tertutup (closed system), sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi dengan lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi.
  6. Sistem terbuka (open system), adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem perdagangan merupakan contoh open system, karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Konsep Dasar Informasi

    1. Definisi Data

    Menurut Yakub (2012:1)Menurut Taufiq (2013:13), asal mula kata Data, data berasal dari bahasa latin yang berarti sesuatu yang diberikan. Dari asal mula kata tersebut bisa disimpulkan bahwa sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah.

    Menurut Suprihadi dkk dalam jurnal CCIT (2013:310), "Data merupakan sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah."

    Data dapat berupa angka, ukuran, kata, kalimat, tulisan-tulisan, uraian cerita, gambar, simbol, tanda, yang belum memiliki ciri-ciri informatif dan belum diinfomarsikan keberadaannya, sehingga diperlukan pengolahan. Dengan demikian untuk dapat memahaminya maka diperlukan prosedur pengolahan misalnya perhitungan, pengukuran, terhadap data-data yan dimilikinya. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa data merupakan bahan yang akan diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan bermanfaat.

    2. Definisi Informasi

    Informasi sangat diperlukan didalam suatu sistem. Berikut ini adalah definisi informasi menurut pendapat para ahli :

  1. "Informasi adalah hasil pengolahan sebuah model, formasi, oganisasi atau suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya." (Noersasongko dan Pulung, 2010:34)
  2. " Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi para penerimanya." (Prahasta dalam Endah dan Eny, 2013:14-12)
  3. Menurut Maimunah dkk dalam Jurnal CCIT (2012:57) "Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan."
    Dari definisi diatas, bisa disimpulkan bahwa informasi adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.

    3. Kualitas Informasi

    1. Akurat

      Sebuah data yang dimasukan dan proses yang digunakan dalam sistem harus sesuai dengan prosedur sehingga informasi yang dihasilkan bisa benar-benar akurat. Misalkan informasi yang secara umum bisa dikatakan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pengguna, sedangkan secara umum pengguna membutuhkan sebuah informasi yang lengkap, saat dibutuhkan selalu ada, tepat waktu dan lain-lain tergantung dari personalnya. Ciri-ciri informasi yang berkualitas menurut Raymond Mc Load dalam Taufiq (2013:15-16), adalah sebagai berikut :
      yang berkenaan dengan akuntasi/matematik kalau 5 x 5 = 25 maka jika nilai diganti dengan 10 yan akhirnya menjadi 10 x 10 maka hasilnya harus 100, selain contoh diatas akurasi bisa diasumsikan misalkan jumlah pegawai keseluruhan 100 dan pegawai itu yan 20 pindah tugas maka jumlah pegawai terbaru di kantor tersebut menjadi 80 pegawai. Intinya akurasi merupakan keakuratan sebuah informasi.

    2. Relevansi

      Informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan yan berhubungan dengan masalah yang dihadapi, data yang digunakan untuk diproses seharusnya ada hubungannya dengan masalahnya sehingga informasi yang diberikan bisa sesuai dengan masalah yang dihadapi.

    3. Ketepatan Waktu

      Kalau saat ini kita membutuhkan suatu informasi maka informasi yang kita butuhkan itu bisa kita dapatkan saat ini uga karena informasi yang kita butuhkan itu saat ini bisa jadi sudah tidak kita butuhkan 1 menit yang akan datang, karena pentingnya suatu informasi yang update (terkini) maka dari itu infirmasi yang dihasilkan dari sistem tersebut sebisa munkin bisa disajikan saat itu juga.

    4. Kelengkapan

      Kelengkapan informasi bisa ditunjukan dari menjawab informasi tersebut terhadap pertanyaan atau kebutuhan pengguna. Jika informasi bisa menjawab apa yang dibutuhkan secara lengkap oleh pengguna maka informasi tersebut bisa dikatakan lengkap dan informasi seperti itulah yan benar-benar dibutuhkan oleh pengguna.

  4. Nilai Informasi

    Nilai dan informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Menurut Tata Sutabri (2012:38), "suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan." Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan Analisa Cost Effeciveness atau cost benefict. nilai informasi ini didasarkan atas 10 sifat, yaitu :

    1. Mudah diperoleh

      Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya informasi dapat di peroleh. Kecepatan memperoleh daat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

    2. Luas dan Lengkap

      Sifat ini menunjukan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya , tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur dan karena itu sulit mengukurnya.

    3. Ketelitian

      Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencacatan dan kesalahan perhitungan.

    4. Kecocokan

      Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna, tetapi mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

    5. Ketepatan Waktu
      Sifat

      ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek dari pada siklus untuk mendapatkan informasi, Masukan, Pengolahan,dan laporan keluaran kepada para pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.

    6. Kejelasan

      Sifat ini berhubungan dengan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang benar.

    7. Keluasan

      Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambilan keputusan, sifat ini sulit diukur tetapi dalam banyak hal dapat memberikan nilai yang dapat diukur.

    8. Dapat dibuktikan

      sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasu untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

    9. Tidak ada prasangka

      Sifat ini berhubungan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

    10. Dapat diukur

      Sifat ini menunjukan hakekat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.

    Konsep Dasar Sistem Informasi

      1. Definisi Sistem Informasi

      Sistem informasi terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :

      Menurut Tata Sutabri (2012:46), berpendapat bahwa "Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada puhak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan."

      Menurut Sutarman (2012:13, berpendapat bahwa "Sistem informasi adalah sistem dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input data(data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi)".

      Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan nahwa "Sistem informasi merupakan gabungan dari manusia, hardware, software, jaringan komunikasi dan data yang saling berinteraksi untuk menyimpan, mengumpulkan, memproses, dan mendistribusikan informasi untuk pengmbilan keputusan dalam suatu organisasi.

      2. Komponen Sistem Informasi

      Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), dan block kendali. sebagi suatu sistem, keenam block tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran yaitu : (Subatri, 2012:47)

    1. Block Masukan (Input Block)

      Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input yang diaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.</li>

    2. Block Model (Model Block)

      Block ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

    3. Block Keluaran(Output Block)

      Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

    4. Block Teknologi (Technology Block)

      Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. TEknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pegendalian sistem secara keseluruhan. Pada block ini, teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

    5. Bock Basis Data (Database Block)

      Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memaniulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data didalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan lebih berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak pake yang disebut DBMS (Database Management System).

    6. Block Kendali (Controls Block)

      Banyak hal yan dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat erusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

      3. Infrastruktur Informasi

      Infrastruktur informasi terdiri atas fasilitas-fasilitas fisik, layanan, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputer dalam suatu organisasi. Terdapat 5 (lima) komponen utama dari infrastruktur, yaitu sebagai berikut : (Sutarman, 2012:15)

      1. Hardware (perangkat keras).

      2. Software (perangkat lunak).

      3. Network (kualitas jaringan dan komunikasi).

      4. Database (basis data).

      5. Information management personel (manajemen informasi personal).

      4. Arsitektur Informasi

      menurut Sutarman (2012:15) berpendapat bahwa "Arsitektur informasi adalah perencanaan kebutuhan informasi dalam organisasi dan bagaimana proses pemenuhan kebutuhan tersebut". Dalam mempersiapkan arsitektur informasi, perancangan (designer) membutuhkan informasi yang dapat dibagi atas dua bagian, yaitu :

      a. kebutuhan bisnis akan informasi.

      b. infrastruktur informasi yang telah ada dan yang direncanakan.

    Konsep Dasar Analisa Sistem

      1. Definisi Analisa Sistem

      Menurut Henderi (2011:322), berpendapat bahwa "Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengindentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambtan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan."

      2. Tahap Analisa Sistem

      Menurut Henderi (2011:322, berpendapat bahwa "Tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengindetifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan".

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

      1. Definisi Perancangan sistem

      Perancangan sistem (design system) merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem agar mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada tahap analisa siste,, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut.

      Menurut Humaisar Hasugian (2012:2), "Perancangan sistem merupakan pengembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem baru".</ol>

      Teori Khusus

      Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

        1. Definisi UML(Unified Modeling System)

        UML (Unified Modeling Language) terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

        a. Menurut Widodo (2011:6), berpendapat bahwa "UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik".

        b. Menurut Adi Nugroho (2010:6), berpendapat bahwa "UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek". Pemodelan sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

        Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented Programming).

        2. Model UML(Unified Modeling System)

        Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delaan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, dagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian moel-model itu dapat dikelompokan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain : (Widodo, 2011:10)

        a. Diagram Kelas ( Class Diagram )
        Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. MEeskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

        b. Diagram paket (Package Diagram)
        Bersifat Statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

        c. Diagram use-case
        Bersifat Statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

        d. Diagram Interaksi dan Sequence (urutan)
        Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

        e. Diagram Komunikasi (communication diagram)
        Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

        f. Diagram Statechart (Statechart diagram)
        Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.

        g. Diagram aktivitas (activity diagram)
        Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke activitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

        h. Diagram Komponen (component diagram)
        Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

        i. Diagram deployment (deployment diagram)
        Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfugirasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang didalamnya. Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misanya data flowdiagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.

      Definisi Black Box Testing

        Black box testing terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :

        a. Menurut Soetam Rzky (2011:264), berpendapat bahwa "Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah "kotakhiam" yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing dibagian luar".

        b. Menurut Agustiar Budiman (2012:4), berpendapat bahwa "pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah sesuai dengan yang diharapkan."

        Berdasarkan dengan white box testing, black bos testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang sftware untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Uji coba black box bukan merupakan alternatif dan uji coba white box, tetapimerupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode white box testing. Black box testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan accpetance.

        Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya :

        a. Fungsi-Fungsi yangs alah atau hilang.

        b. Kesalahan interface

        c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

        d. Kesalahan Performa

        e. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.

        Tidak seperti metode white box yang dilaksanakan diawal proses, uji coba black box diaplikasikan di beberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba balck box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain.

      Definisi Implementasi Sistem

        Menurut Aisyah dkk dalam jurnal CCIT (2011:203), "Implementasi sistem adalah tahapan selanjutnya dari program yang telah diuji secara offline kemudian di iplementasikan online dan di publish secara resmi."

        Menurut sutabri (2012:229), setelah sistem dianalisisis dan dirancang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan. Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini adalah sebagai berikut:

        Black box testing terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :

        1. Pengkajian mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan atau arsitektur sistem informasi.

        Black box testing terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :

        2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

      Definisi Elisitasi

        Menurut Hidayati dkk dalam jurnal CCIT (2011:302)," Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi." Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui 3 tahap yaitu sebagai berikut :

        1. Elisitasi Tahap 1

        Elisitasi tahap 1, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

        2. Elisitasi Tahap II

        Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasan elisitasi tahap 1 berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting danharus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.</br> Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

      1. a. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. b. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. c. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

        3. Elisitasi Tahap III

        Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

      1. a. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan ?
      2. b. O artinya operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
      3. c. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membnagun requirement didalam sistem ?

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

      1. a. High (H): sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya suli serta biayanya mahal, Maka requirement tersebut harus dieliminasi.
      2. b. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
      3. c. Low (L): Mudah dikerjakan.

        4. Final Draft Elisitasi

        Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

      Konsep Dasar Dashboard Information System

      Menurut Jurnal CCIT Vol 5 No 1. Henderi, Rahayu, Sri, Mukti, Prasetyo (2011:43), “DIS (Dashboard Information System) dikembangkan menggunakan metodologi data URL dalam database yang sudah ada pada sistem yang lain sebagai data warehouse. Dalam implementasinya, dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP untuk membuat aplikasi front office sebagai interface, dan software fusionchart sebagaiaplikasi pembuat grafik”.

      Dashboard mempunyai fungsi dalam membantu mengidentifikasi elemen-elemen kunci dalamsebuah perusahaan sehingga dashboard sangat berguna bagi perusahaan berdasarkan KPI (Key Performance Indicator) yang telah ditentukan. KPI sangat cepat danefisien untuk menyampaikan informasi dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dashboard.Di bawah ini merupakan jenis-jenis dari dashboard berdasarkan kegunaanya:

      1. Dashboard strategis, untuk mendukung keselarasan (aligment) organisasi dengan tujuan strategis organisasi.
      2. Dashboard taktis, yang mengukurpendukung pencapaian proyek atau suatu kebijakan.
      3. Dashboard operasional, yang mendukung pengendalian aktivitas bisnis tertentu.

      Penggunaan dashboard jelas memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan, Manfaat memilikisebuah dashboard /control panel adalah :

      1. Presentasi visual dari ukuran kinerja.
      2. kemampuan untuk mengindetifikasi dan memperbaiki tren negatif.
      3. Mengukur efisiensi/inefisiensi.
      4. Kemampuan untuk menghasilkan laporan rinci yang menampilkan tren baru.
      5. Kemampuan untuk membuat keputusan yang lebih tepat berdasarkan dikumpulkan Business Intelligence.
      6. Menyelaraskan strategi dan tujuan organisasi.
      7. Menghemat waktu dibandingkan dengan berjalan beberapa laporan.
      8. Memperoleh visibilitas total dari semua sistem langsung.

      Konsep Dasar Pengontrolan

      1.Definisi Control.

      Dalam penelitian Nursalim (2014), “Suatu sistem control otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tanganmanusia (otomatis)”.

      Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Sedangkan pengontrolan itu sendiri adalah proses, cara pembuatan mengontrol (mengawasi, memeriksa),pengawasan, pemeriksaan.

      Jenis-Jenis Pengontrolan.

      Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka ( Open-loop Control System ) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ) yaitu :

      1. Sistem Kontrol Loop Terbuka.

        Menurut Erinofiardi (2012:261) dalam penelitian Nursalim (2014), “Sistem kontrol loop terbuka adalah suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluarantidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian”.

      1. Sistem Kontrol/loop Tertutup.

        Menurut Erinofiardi (2012:261) dalam penelitian Nursalim (2014), “Sistem kontrol loop tertutup adalah suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan”.

      Definisi Website

        Dalam jurnal Sovia (2011:87), Website adalah keseluruhan halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi. Sebuah website biasanya dibangun atas banyak halaman web yangsaling berhubungan. Hubungan antara satu halaman web dengan halaman web lainnya disebut dengan hiperlink, sedangkan teks yang dijadikan media penghubung disebut hypertext. Menurut Sovia (2011:87-88), dalam pengelompokan jenis web, lebih diarahkan pada:

      1. Jenis-Jenis web berdasarkan sifatnya adalah :

      1. Website dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan content atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat.Misalnya website berita, seperti, www.republika.co.id, www.google.com

      2. Website statis, merupakan website yang content-nya sangat jarang diubah. Misalnya web profil organisasi, seperti, www.yptk.ac.id

      2. Ditinjau dari segi bahasa pemograman, website terbagi atas :

      a. Server side, merupakan website yang menggunakan bahasa pemrograman yang tergantung kepada tersedianya server. Seperti, PHP, ASP dan sebagainya. Jika tidak ada server, website yang dibangun menggunakan bahasa pemograman diatas tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

      b. Client side, adalah website yang tidak membutuhkan server dalam menjalankannya, cukup diakses melalui browser saja. Misalnya, html.

      3. Berdasarkan tujuannya, website dibagi atas :

      a. Personal web, website yang berisi informasi pribadi seseorang.

      b. Corporate web, website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

      c. Forum web, sebuah web yang bertujuan sebagai media diskusi

      d. Portal web, website yang mempunyai banyak layanan, mulai dari layanan berita, email, dan jasa-jasa lainnya

      Konsep Dasar Dreamweaver CS3

      Menurut Sibero (2013:384), “Ruang Kerja atau Workspace adalah bagian keseluruhan tampilan Adobe Dreamweaver. Ruang kerja Dreamweaver terdiri dari Welcome Screen, Menu, Insert Bar, Document Window, CSS Panel, Aplication Panel, Tag Inspector, Property Inspector, Result Panel, dan Files Panel. Masing-masing dari komponen tersebut memiliki fungsi dan aturan. Berikut di bawah ini penjelasannya:

      Konsep Dasar Perangkat Lunak Pendukung

      1. Konsep Dasar PHP (PHP Hypertext Processor)

      Menurut Agus Saputra (2012:2), berpendapat bahwa “PHP memiliki kepanjangan PHP Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi, HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya, sehingga dengan adanya PHP tersebut, sebuah web akan sangat mudah dimaintenance”.

      Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:49), berpendapat bahwa “PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan atau sering disebut suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau yang juga dikenal dengan istilah Open Source yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhannya”.

      2. Konsep Dasar Framework CedeIgneter (CI)

      1. Definisi Framework Codeigneter (CI)

      Menurut Ibnu Daqiqil (2011:1), CodeIgniter adalah sebuah framework PHP yang dapat mempercepat pengembang untuk membuat sebuah aplikasi web. Ada banyak library dan helper yang berguna didalamnya dan tentunya mempermudah proses development. Ibarat ingin membangun rumah maka Anda tidak perlu membuat semen, memotong kayu menjadi papan, mengubah batu menjadi porselen dan lain-lain.

      3. Konsep Dasar Database

      1. Definisi Database

      Menurut Yeni Kustiyaningsih (2011:146), berpendapat bahwa “Database adalah Struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL Server”.

      Menurut Anhar (2010:45), berpendapat bahwa “Database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom.

      4. Konsep Dasar MySQL

      1. Definisi MySQL

      Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:97), berpendapat bahwa “MySqL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (Relational Data-base Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data”.

      Menurut Budi Raharjo (2011:21), berpendapat bahwa “MySQL adalah RDBMS atau server database yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat di akses oleh banyak user”.

      5. Konsep Dasar XAMPP

      Menurut Puspitasari (2011:1), berpendapat bahwa “XAMPP adalah sebuah softwarewebserver apache yang didalamnya sudah tersedia database server mysql dan support php programming. xampp merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainya adalah cuma menginstal 1 kali sudah tersedia apache web server, mysql database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainya hanya bedanya kalau versi windows selalu dalam bentuk instalasi grafis dan yang linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz. kelebihan lain yang berbeda dari versi untuk windows adalah memeliki fitur untuk mengaktifkan sebuah server secara grafis, sedangkan linux masih berupa perintah-perintah didalam console. oleh karena itu versi untuk linux sulit untuk dioperasikan”.

      Konsep Dasar Aircraft Maintenance Engineer License

      1. Definisi Aircraft Maintenance Engineer License

      Aircraft Maintenance Engineer License atau yang biasa disebut dengan AMEL adalah sebuah sertifikat dasar yang mungkin dikeluarkan untuk orang diatas umur 19 tahun yang memenuhi persyaratan yang berlaku. Licensi mungkin dikeluarkan untuk orang yang telah memenuhi usia, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman persyaratan. untuk menjadi Engineer diharuskan mengikuti pelatihan Basic Aircraft Maintenance, jika lulus maka dia baru mendapat Basic License (A1, A4) untuk Airframe Powerplant (AP), C1, C2, C4 untuk Electrical Avionic (EA). setelah para Engineer mempunyai Basic Licence pengalaman kerja minimal 1 tahun, kemudian Engineer diharuskan sekolah TYPE (salah satu type pesawat) jika lulus baru Engineer tersebut diberikan AMEL (Aircraft Maintenance Engineer License) untuk type peswat tersebut. orang luar yang bekerja tanpa General license atau Basic License mereka bisa atau diperbolehkan bekerja di PT. GMF AeroAsia akan tetapi statusnya bukan Engineer melainkan helper teknisi (helper mechanic) bekerja dibawah supervisi oleh pemegang License. Manajemen sistem Amel dikontrol melalui SOE Summary of Employee dan Personal list kopetensi oleh Quality Control secara sistem dalam personel kompetensi database untuk dilakukan perpanjangan lisence dalam kurun waktu 2 tahun. dimana dalam kurun waktu tersebut minimal selama 6 bulan dia melakukan pekerjaan atau mengajar maupun mensertifikasi kelaikan pesawat atau gabungan dari ketiga hal tersebut dengan dibuktikan lewat Personnel Experience Log (PEL) serta training mandatari yang merupakan kewajiban persyaratan untuk perpanjangan AMEL tersebut (Human factor training, SMS, Fuel Tank Safety). jika selama 2 tahundia tidak melakukan hal tersebut diatas. AMEL dapat di bekukan, ditunda atau di cabut licensinya.

      2. Persyaratan Aircraft Maintenance Engineer License

      Berdasarkan definisi diatas, berikut lampiran persyaratan Aircraft Maintenence Engineer License, yaitu :

      a) Seseorang yang telah berumur 21 tahun atau lebih.

      b) Telah lulus ujian tertulis, atau ujian yang setara, termasuk pemeriksaan hukum udara, yang dapat diterima oleh direktur umum dan relevan dengan tugas dan tanggung jawab pemegang izin dalam kategori lisensi yang dicari.

      c) Telah lulus ujian lisan meliputi pemahaman seseorang dan aplikasi praktis dari tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh pemegang lisensi.

      d) Telah memenuhi persyaratan yang ditentukan dalampengalaman sub bagian ini.

      e) Mampu membaca, menulis, berbicara dan memahami baik dari bahasa indonesia ke bahasa inggris, dan untuk membaca, menulis, dan memahami teknis bahasa inggris seperti yang digunakan dalam produsen manual.

      Literature Review

      Literature review terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :

      a.

      Menurut Suryo Guritno

      (2010:86), berpendapat bahwa “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

      b. Menurut Mulyandi (2013:17-153), berpendapat bahwa “Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa literature review adalah pengadaan survey tentang penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh peneliti lain sebagai bahan pendukung penelitian. Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain:

      1. Penelitian yang dilakukan oleh febri dermawan (2012)
      Penelitian yang telah dilakukan febri dermawan pada tahun 2012 dengan judul “perlindungan hukum dan tanggung jawab terhadap penumpang sipil pada kecelakaan pesawat udara dalam lingkup hukum internasional”, dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa aircraft maintenance engineer license merupakan salah satu faktor-faktor yang menentukan dan menunjang keselamatan penerbangan. Walaupun masih banyak faktor-faktor yang menentukan dan menunjang keselamatan penerbangan perlengkapan pesawat terbang juga menjadi faktor pendukung demi keselamatan penerbangan.

      2. Penelitian yang dilakukan oleh Oki Nurhadi dan Zulfa fitri Ikatrinarsi (2013).
      Penelitian yang dilakukan oleh Oki Nurhadi dan Zulfa Fitri Ikatrinasipada tahun 2013 dengan judul “PerbaikanProgram Maintenance Dengan Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM)Untuk Mengurangi Aircraft On Grounded (AOG) Di PT. Nusantara Buana Air”dalamjurnalnya menyimpulkan bahwa banyak akar masalah yang timbul dalam perbaikanpesawat sehingga rencana perbaikan keluar dari schedule yang ditentukan, maka dari itu Penerapan Reability Centered Maintenance (RCM)yang diterapkan pada PT. Nusantara Buana Air dapat mengurangi waktu AOG (Aircraft On Grounded). Pada Maintenance Program (Inspection c6) dalamwaktu 40 hari dapat tercapai.

      3. Penelitian yang dilakukan oleh Sigit Hermawan dan Silvia Herlina (2013)


      Penelitian yang dilakukan oleh Sigit Hermaan dan Silvia Herlina pada tahun 2013 dengan judul “Studi Intepretif Identifikasi dan

      Interaksi Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan” dalam jurnalnyamenyimpulkan bahwa hasil penelitian dapat diindetifikasi kunci HC, RC, dan SCdi SBU MMF, yakni model framwork, education, dan vocational qualitficationuntuk komponen RC. selanjutnya, bahwa interaksi komponen IC dapat terjadi,saling berperan, dan berkontribusi baik untuk setiap komponen IC ataupun jugaIC secara keseluruhan. Akhirnya, dengan mengetahui komponen kunci HC, RC, danSC yang paling berperan danberkontribusi serta saling berinteraksi dengan baikakan sangat membantu kelancaran operasional kegiatan SBU MMF sehingga dapatmeningkatkan kinerja perusahaan baik untuk aspek kinerja keuangan maupun nonkeuangan.

      Templat:Pagereak

      BAB III

      PEMBAHASAN

      Analisa Perusahaan

      Gambaran Umum Perusahaan

      Gambaran Umum PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia

      PT. GMF Maintenance Facility AeroAsia yang selanjutnya disebut dengan PT. GMF AeroAsia adalah sebuah perusahaan berskala international yang merupakan anak perusahaan PT. Garuda Indonesia, Tbk. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1984 sebagai Garuda Maintenance Facility Support Centre yang berfungsi sebagai tempat maintenance/perbaikan berbagai pesawat. Selanjutnya pada tahun 202, PT. GMF AeroAsia berdiri secara terpisah dari PT. Garuda Indonesia dan membuka layanan ke maskapai penerbangan lainnya.

      Saat ini, PT. GMF AeroAsia telah di sertifikasi di banyak Negara dan mendapatkan banyak penghargaan serta melayani berbagai maskapai penerbangan baik domestic maupun internasional.Pelanggan utama PT. GMF AeroAsia adalah PT. Garuda Indonesia. Sedangkan maskapai penerbangan lainnya yang juga menjadi klien perusahaan ini adalah Lion Air, Sriwijaya Air, Air Asia, KLM, CathayPasific, Sky Aviation, dan masih banyak lagi maskapai penerbangan lainya. PT. GMF AeroAsia memiliki sekitar 3865 karyawan yang tersebar baik di kantor pusat maupun di outstation. Pada perencanaan ke depannya, PT. GMF AeroAsia akan mengembangkan lebih banyak lagi outstation-outstation (cabang-cabang) di berbagai wilayah yang strategis.

      Sejarah Singkat PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsiaa

      GMF berawal dari Unit Kerja Teknik Garuda Indonesia pada tahun 1949 dan bertransformasi pada tahun 1984 menjadi Divisi Maintenance & Engineering (M&E) Garuda Indonesia yang kemudian dikembangkan menjadi unit bisnis mandiri agar mampu menjadi profit center untuk menghasilkan pendapatan dan mengurangi beban biaya operasional Perusahaan. Pada tahun 1998, Divisi M&E berubah menjadi Strategic Business Unit Garuda Maintenance Facility(SBU-GMF) yang menangani seluruh aktivitas perawatan armada Garuda Indonesia. Hal ini bertujuan agar Garuda Indonesia sebagai perusahaan airlines pada saat itu dapat memfokuskan diri pada bisnis intinya sebagai operator penerbangan.

      Sebagai unit bisnis, GMF mengembangkan diri dengan meningkatkan fasilitas perawatan pesawat, infrastruktur dan kompetensi personil yang mampu mendukung on time performance dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pesawat terbang dengang roundtime minimum dan tingkat efisiensi yang tinggi sehingga dapat bersaing dalam memperoleh kepercayaan maskapai penerbangan lainnya.

      Kemampuan GMF semakin diakui dengan keberhasilannya meraih sertifikasi DKU-PPU(Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara), FAA (Federal Aviation and Administration) dan EASA (European Aviation Safety Agency).Sejak tahun 1974, GMF sudah mampu merawat pesawat F-28 dan DC-9.Pada akhir tahun 1990, GMF sudah dapat melaksanakan over haul pesawat A300, DC10, dan B747.Lalu pada akhir tahun 1993, GMF juga mampu merawat D-check untuk pesawat B737.

      Pada tahun 2002, manajemen Garuda Indonesia melakukan'spin-off'dan SBU-GMFresmi menjadi anak Perusahaan dengan nama PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia dengan Akte Pendirian No.93 tanggal 26 April 2002 oleh Notaris Arry Soepratno,S.H.dan diberitakan dalam Tambahan Berita Negara RI No. 78 tanggal 27 September 2002.Bisnis utama GMFadalah penyediaan jasa perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang mencakup rangka pesawat, mesin, komponen dan jasa pendukung lainnya secara terintegrasi atau dikenal dengan bisnis Maintenance, Repairand Overhaul(MRO).

      GMF mampu melaksanakan perawatan dan perbaikan pesawat terbang mulai dari perawatan Line Maintenance sampai overhaul, perawatan dan perbaikan mesin serta komponen, proses modifikasi dan cabin refurbishment. Kemampuan tersebut telah mendapat pengakuan yang ditandai dengan keberhasilan GMF dalam meraih sertifikat nasional maupun internasional yang mengukuhkan kemampuan perawatan pesawat terbang GMFsesuai standar internasional.

      Tahun 2003, GMF melakukan ekspansi kedalam bisnis modifikasi pesawat terbang.Bisnis ini mengangkat posisi GMFmenjadi salah satu perusahaan perawatan pesawat yang mampu melaksanakan modifikasi besar pesawat dengan teknologi tinggi.

      Sejak tahun 2012, GMF mulai memberikan jasa perawatan Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) serta perawatan Industrial Generator Overhaul, yang diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru disamping mengoptimalkan sumber daya dan kompetensi yang dimiliki sebelumnya. Pada akhirnya, GMF dapat menjadi Perusahaan yang memberikan jasa total solution untuk perawatan, baik di bidang aviasi maupun non-aviasi.

      Pada tahun 2013, GMF terus melakukan pengembangan usaha yang antara lain dilakukan melalui penambahan 2 bidang usaha baru yaitu SBU Engine Maintenancedan SBU IGTE serta pembangunan Hangar4.

      Visi dan Misi Perusahaan, dan Budaya Perusahaan

      a. Visi

      Sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, GMF membagi visi yang akan dicapai kedalam 3(tiga) tahap selama 15 tahun(2003-2018), yang dikenal dengan ’GlobalChallenge', sebagai berikut:

      1. Visi Tahap Pertama (2003-2008) dan telah tercapai adalah : “membangun pondasi GMF untuk dominasi di regional.”
      2. Visi Tahap Kedua (2011-2015) adalah “GMF menjadi MRO kelas dunia pilihan customer. ”
      3. Visi Tahap Ketiga (2016-2018) adalah : “GMF menjadi pemain dominan di pasar dunia”

      b. Misi

      Menyediakan solusi perawatan pesawat terbang yang terpadu dan handal sebagai kontribusi dalam mewujudkan lalu lintas udara yang aman dan menjamin kualitas kehidupan umat manusia. (“To provide integrated &reliable maintenance ,repair& overhaul solutions for a safer sky and secured quality of life of man kind”)

      c. Budaya Perusahaan

      Budaya perusahaan yang tercermin dalam nilai dasar (GMF's Core Value) menjadi pedoman insane GMF dalam menjalankan praktik bisnis. GMF telah melakukan tinjauanulangterhadapnilai-nilaiperusahaan.Adapun nilai-nilai Perusahaan yang berlaku saat ini adalah:

      1. Concern for people

        Insan GMF harus saling menghargai, peduli, member kesempatan serta membangun hubungan yang tulus dan saling percaya antar insane GMF melalui system perekrutan, penempatan, pengembangan dan pemberdayaan SDM secara terbuka, adil, obyektif dan proporsional.

      2. Integrity

        Insan GMF harus memiliki Ketulusan dan kelurusan hati, yang diekspresikan melalui satunya kata dengan perbuatan dalam menerapkan nilai-nilai, etikabisnis & profesi serta peraturan perusahaan secara konsisten meskipun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya, sehingga dapat dipercaya.

      3. Profesional

        Insan GMF harus piawai dan sungguh- sungguh dalam menuntaskan tugas sesuai standar teknis, bisnis dan etika yang berlaku.

      4. Teamwork

        Insan GMF harus senantiasa bekerja sama secara kompak yang dilandasi oleh rasa saling menghormati, saling memahami fungsi dan peran masing-masing agar dapat menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

      5. Customer Focused

        Insan GMF harus senantiasa melakukan segala upaya dan tindakan untuk memenuhi kebutuhan bahkan lebih dari yang diharapkan pelanggan, secara tulus dan penuh semangat.

      Tujuan Perusahaan

      Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan Pasal 3 ayat (1), GMF didirikan untuk melaksanakan bidang jasa perawatan, reparasi dan overhaul pesawat terbang serta pendukungnya, dengan standar kualitas tinggi secara tepat waktu dengan biaya kompetitif serta menyelenggarakan bidang usaha lain yang terkait dan sebagai aktualisasi profesionalisme sumber daya manusia dalam bisnis perawatan pesawat, serta memaksimalkan keuntungan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.

      Strategi Perusahaan

      Sesuai dengan Visi 2003-2018, saat ini GMF telah berada pada tahap kedua (2011-2015) dari Program Global Challenge yaitu “menjadi MRO kelas dunia pilihan pelanggan” (World Class MRO of Customer Choice). Tahun 2013 merupakan penguatan landasan untuk “menjadi MRO kelas dunia pilihan pelanggan. Strategic Initiative dan milestones yang ditetapkan di 2013 terdiri dari 4 Strategic Initiative dan 16 milestones sebagai berikut:

      Business Portofolio Management

      a. Cabinas SBU

      b. Base Maintenanceas SBU

      c. Component Maintenance SBU

      d. Full domestic logistic coverage

      e. IPO

      Capability & Capacity Development

      a. CFM56-7B Test Cell Readiness

      b. CapabilityofB777 Line Maintenance

      c. CapabilityofB777 Component Fast Moving

      d. CFM56-7B Engine Capability

      e. SupportGA Multi Base Operation

      f. Denpasaras Second Home Base Wide Body

      g. CapabilityofA320APU

      h. APUCRJRE220 Capability-Partnership

      Business & Work Process Improvement

      a. IQA:Good Performance(score>525)

      b. TAT Meets Industrial standard

      c. Material Coverage95%

      d. On Time Leased-Aircraft Redelivery

      People & Organization Development

      a. GMF Culture Strengthening (A95,U85,B75,O65)

      b. Career Path Revisit Implementation

      c. EASA147Approval For Type Training

      d. Remote Airbus Training School

      Produk dan Jasa Perusahaan

      Berdasarkan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki selama ini dan dikaitkan dengan bidang usaha dalam Anggaran Dasar Perusahaan, GMF terus memposisikan diri sebagai perusahaan penyedia jasa perawatan dan perbaikan pesawat terintegrasi yang didukung oleh 8 (delapan) Unit Produksi, yaitu:

      1. Unit Line Maintenance

        Berpusat di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, Unit Line Maintenance memiliki beberapa kantor perwakilan didalam dan luar negeri yang melaksanakan perawatan pesawat seperti Pre-Flight Check, Transit Check, Daily Check, A Check (perawatan sampai dengan 600jam terbang), serta berbagai jenis perawatan lainnya. Selain dapat melakukan perawatan ringan pada pesawat seri B737, B747, A310, A320, A330, DC10, MD80, dan F28, Unit Line Maintenance juga menangani layanan overnight transit dan emergency AOG (Aircraft On Ground). Fasilitas MCC (Maintenance Control Center) pada Unit Line Maintenance juga bertujuan untuk mengurangi perawatan yang tidak terjadwal dan keterlambatan teknis.

      2. Unit Base Maintenance

        Dengan fasilitas dua hanggar, cabin workshop dan metalsheet workshop, Unit Base Maintenance mampu melakukan heavy check rutin, modifikasi besar, pengecatan eksterior pesawat hingga finishing dekoratif, modifikasi, cabin refurbishment and reconfiguration, in-flight entertainment, perbaikan struktur besar, serta perawatan dan overhaul pesawat. Jenis pesawat yang telah mendapatkan sertifikasi dari DKU- PPU, FAA, EASA, dan otoritas penerbangan Negara lain adalah pesawat seri A319/A320, A330, A340, B737- 300/400/500/700/800,B747-100/200/300/400,seri MD80 dan DC10, sertaF28.

      3. Unit Engine & APU Maintenance

        Unit Component Maintenance memiliki beberapa workshop seperti Avionics Workshop, Electro Mechanical and Oxygen Workshop, Ground Support Equipment Workshop, serta Calibration and Non Destructive Test (NDT) Workshop. Selain dilengkapi dengan peralatan tes berteknologi tinggi seperti ATEC (Automatic Test Equipment Complex), IRIS, dan INS (Inertial Navigation System), workshop tersebut merupakan fasilitas penting dalam perawatan komponen untuk pesawat seri B737, B747, A320, A330, A300, DC10, seri MD80, dan F28. Unit Component Maintenance juga memperoleh sertifikasi dari DKU-PPU, FAA, dan EASA, serta ISO 9000. Kapabilitas Unit Component Maintenance termasuk repair and over haul untuk instrument pesawat, kontrol elektronik, radar, dan navigasi, flight data recorders, dan gyros.

      4. Unit Component Maintenance

        Dengan fasilitas Engine Workshopdan Engineand APU Test Cell, Unit Engine Maintenance mampu melakukan perawatan mesin pesawat dan Auxilliary Power Unit (APU) seperti jenis mesin Spey 555 yang terpasang di seri F28, mesin CFM56-3 yang terpasang diseri B737- 300/400/500, APU dari jenis GTCP85 yang terpasang di seri B737-300/400/500, APU dari jenis TSCP700 yang terpasang diseri A300 dan DC10 serta APU dari jenis GTCP36 yang terpasang diseri F28. Saat ini, Unit Engine Maintenance juga telah meningkatkan kapabilitasnya dalam melakukan overhaul mesin CFM56-5danCFM56-7.

      5. Unit Engineering Services

        Unit Engineering Services memberikan pelayanan program perawatan standar, modifikasi dan pengontrolannya, reliability control program, pelayanan data komunikasi dari pesawat ke darat, manajemen dan distribusi buku panduan perawatan pesawat, serta pelayanan jasa tenaga ahli. Sejak tahun 2010, GMF telah mendapatkan sertifikasi DOA(Design Organization Approval) dari DKU-PPU.

      6. Unit Aset Management & Material Services

        Unit Asset Management & Material Services menawarkan pelayanan penyediaan suku cadang, pengelolaan komponen pesawat, pergudangan, logistik dan distribusi, penjualan dan pembelian material, AOG services, serta fasilitas kawasan berikat

      7. Unit Learning Services

        merupakan pelatihan dan penyediaan tenaga ahli dibidang perawatan pesawat, komponen dan mesin. Untuk memperkuat posisi GMF dalam industri MRO, dikembangkan kurikulum training bekerja sama dengan industry aviasi kelas dunia dan beberapa pabrik pesawat Boeing, Airbus, General Electric, Rolls-Royce dan CFMI. Selain telah memenuhi persyaratan dari FAA dan EASA, GMF Learning Services juga telah mendapatkan approval dari DKU-PPU, yaitu AMTO(Aircraft Maintenance Training Organization) dengan sertifikasi CASR147. Lulusan GMF Learning Services ini diharapkan dapat siap dipekerjakan di industry MRO dunia.

      8. Unit GMF Power Services

        Jasa perawatan Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) serta perawatan Industrial Generator Overhaul. GMF telah mengembangkan produk dan jasa IGTE dan Industrial Generator Overhaul yang dilakukan oleh SBU GPS(GMFPowerService).

        GMF Power Services adalah unit bisnis di GMF yang melayani sector nonpenerbangan. GMF Power Services memberikan pelayanan perawatan overhaul mesin turbin gas untuk industri. Bisnis GPS mencakup.

      Struktur Organisasi Perusahaan

      Struktur organisasi pada PT. GMF AeroAsia dipimpin oleh seorang Executife Officer membawahi 2 functional yaitu;

      1. Service functional organization
      2. Business functional organization


      Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT GMF AeroAsia

      Dari bagan system Organisasi tersebut, jelas bahwa PT GMF AeroAsia memilki:

      a. 1 orang CEO (Chief Executive officer) atau Direktur Utama

      b. 1 orang COO (Chief Operating Officer)

      c. 4 orang EVP (Excecutife Vice President)

      d. EVP Corporate Development & Marketing

      e. EVP Finance

      f. EVP Base Operation

      g. EVP Human Capital & Corporation Affair

      h. 16 orang VP (Vice President)

      8. Tugas dan Tanggung Jawab

      Pada pola struktur Perusahaan GMF AEROASIA ini banyak berbagai tugas dan tanggung jawab di masing-masing divisi berdasarkan dari struktur yang peneliti teliti ini yaitu:

      a. CEO (Chief Executive Officer) atau Direktur Utama yaitu pucuk pimpinan tertinggi yang mengatur jalannya perusahaan GMF AEROASIA.

      b. COO (Chief Operating Officer) yaitu wakil seorang CEO atau yang membantu pekerjaan CEO dalam pengambilan keputusan dalam mengelola perusahaan.

      c. EVP (Excecutif Vice President)

      d. EVP Corporate Development & Marketing yaitu kepala pimpinan dalam tata aturan yang mengatur pengembangan perusahaan dan pemasaran dari produk/jasa perusahaan.

      e. EVP Finance yaitu kepala pimpinan dalam tata aturan keuangan perusahaan.

      f. EVP Base Operation yaitu kepala pimpinan dalam tata aturan basis pengoperasian proses produksi perusahaan.

      g. EVP Human Capital & Corporate Affair yaitu kepala pimpinan pengaturan SDM dan pemposisiannya dalam rangka proses pengaturan dan pembangunan perusahaan.

      h. VP (Vice President) yaitu turunan dari EVP yang membantu mengatur dari pekerjaan EVP dalam proses pengaturan perusahaan yang posisinya berada langsung diatas pimpinan unit.

      i. GM Base Maintenance Material yaitu pucuk pimpinan dari suatu unit dimana peneliti mengadakan penelitian.

      j. Manager Purchaser + Matco dan Manajer Gudang yaitu kepala atau pengatur dari suatu para pekerja atau biasa disebut leader dari unit TBM.

      k. Senior Purchaser yaitu senior karyawan yang bertugas dalam pembelian material-material Pesawat dimana peneliti mangadakan penelitian.

      l. Purchaser yaitu karyawan yang bertugas dalam pembelian material-material untuk Pesawat Terbang.

      m. Material Coordinator yaitu karyawan yang bertugas dalam pengaturan atau pengelolaan dalam material agar bisa sampai dalam pemakaian ke Pesawat.

      n. Senior Technical Warehousing yaitu senior karyawan yang bertugas dalam mengatur pengelolaan material di dalam gudang, dan

      o. Inventory analyst yaitu karyawan yang bertugas dalam pengecekan atau penginventaris dari material-material yang masuk ke gudang.

      Fasilitas PT. GMF AeroAsia

      1. Hangar

      PT GMF AeroAsia memiliki lahan seluas 115 Ha dengan fasilitas sebagai berikut:

      a. Hangar 1

      Hangar ini diselesaikan pada tahun 1991 dan digunakan untuk heavy maintenance Boeing 747-200 dan Boeing 747-400.Hangar ini mempunyai luas 21.540 m2, peralatan-peralatannya meliputi purpose builtscffol.

      Contoh hangar 1 pada gambar 3.2

      b. Hangar 2

      Hangar ini dipergunakan untuk perawatan ringan seperti a-check dan daily check, semua tipe Pesawat. Hangar ini mempunyai luas 22.500 m2


      Contoh hangar 2 pada gambar 3.3


      c. Hangar 3

      Hangar 3 luas area 23.000 m2. Hangar ini juga terdiri dari tiga tempat utama untuk pemeliharaan berat Pesawat, Tata ruang hangar ini dapat mengakomodasi satu wide body dan satu narrow body Pesawat Terbang pada setiap tempat. Hangar ini mempunyai 6 roof mounted dan satu tempat secara khusus yang dilengkapi dengan purpose build dan platform untuk memudahkan bekerja pada model MD11/DC10 wide body pada Pesawat Terbang

      Contoh hangar 3 pada gambar 3.4

      Dari ketiga hangar tersebut semuanya dilengkapi dengan:

      a. Sistem alarm dan pemadaman kebakaran

      b. Penerangan Hangar.

      c. Suplay listrik 400 Hz

      d. Overhead Crane untuk hangar 3

      e. Aircraft Docking

      f. Regulated air pressure

      g. Aircraft tools and equipment

      h. Stock room

      i. Air conditioned office areas


      2. Engine Shop

      Dioperasikan pertama kali pada tahun 1994 diperuntukkan untuk overhaul Engine SPEY, TD8D, JT9D-7Q, CF680C2, APU dan CFM 56-3BI.

      3. Engine Test Cell

      Bangunan ini digunakan untuk pengetesan Engine. Selesai pada tahun 1989, peralatannya meliputi system control untuk semua type Engine dan APU (Auxiliary Power Unit). Engine-Engine yang telah diuji pada Test Cell ini diantaranya : SPEY MK-555-15H, CFM56-3BI, CF6-80C2, JT8D-9D, JT9D-59/7Q, GTCP36-4A, GTC85-98D, dan GTCP-700.

      Engine Test Cell pada gambar 3.5

      4. Speial Store

      Bangunan ini mempunyai luas 2.268 M2

      5. Work Shop Building

      6. Ground Support Equipent (GSE)

      7. Apron Area

      8. Utility Building

      9. Material Departement

      10. Surrounding Property


      Analisa Siste Yang Berjalan

      Metode Ananlisa Sistem

      Dalam metode untuk memperjelas dari pengaturan sistem pembelian maka akan dijelaskan lebih lanjut dengan memakai tools UML (Unified Modelling Language) yaitu sebagai berikut:

Contributors

Yuniar putri