Pertama kali dirilis pada 5 November 2007, kemudian pada12 November 2007 Software Development Kit(SDK) dirilis Google.
<p style="line-height: 2">Indikator Pengukuran Kinerja
Indikator adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan mengenai suatu kondisi. Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kerangka manajemen strategis, terdapat bagian perencanaan strategis yang meliputi penentuan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan. Dari rencana strategis tersebut yang diukur kinerjanya adalah kebijakan, program dan kegiatan. untuk mengukur kinerja ketiganya diperlukan indikator kinerja yang terbagi dalam 5 (lima) kelompok indikator kinerja, yaitu indikator masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit) dan dampak (impact).
Literature Review
- Definisi Literature Review
Semiawan (2010:104)
[36], mendefinisikan
Literature Review sebagai berikut:
Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peneliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Menurut Yuniarti (2012:3)
[37], studi pustaka bertujuan untuk mendapatkanvlandasan teoritis yang berguna sebagai tolak ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan literature review adalah menelaah pustaka penelitian yang ada untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian yang sedang dilakukan terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.
Manfaat dari studi pustaka (literature review) ini antara lain:
- Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
- Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
- Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
- Meneruskanapa yang penelitian sebelumnya telah capai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
- Untuk mendapatkan informasi tentang orang lain yang melakukan penelitian di area yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.
Berikut ini adalah contoh-contoh tinjauan pustaka (literature review) dari berbagai sumber, antara lain :
- Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang Skripsiini antara lain:
- Penelitian oleh Irvan Noviansyah (“Perancangan Parent Monitoring System dengan Handphone pada Perguruan Tinggi Raharja”, 2011)[38].
Penelitian ini membahas bagaimana merancang Parent Monitoring System dengan Handphone pada perguruan tinggi Raharja untuk membantu orang tua dari mahasiswa perguruan tinggi raharja agar dapat melakukan pengawasan terhadap kegiatan perkuliahan anaknya. Sistem ini memberikan informasi berupa absensi dan daftar nilai mahasiswa sehingga orang tua mahasiswa mampu memberikan tindakan yang tepat terhadap anak-anak mereka dan mewujudkan peran serta orang tua dalam dunia pendidikan.
Perancangan sistem pada penelitian ini menggunakan tools UML pemrograman Java2 Micro Edition– J2ME dengan software Adobe DreamweaverCS3, XAMPP (PHP, MySQL),Java Development Kit dan Netbeans.
Pada penelitian ini terdapat kesamaan dalam hal pemanfaatan teknologi open source, pemanfaatan mobile device, dimaksudkan untuk melakukan monitoring terhadap suatu kondisi, namun berbeda dengan penelitian skripsi yang sedang penulis lakukan, penelitian ini menggunakan tools pemrograman Java2Micro Edition – J2ME dan dirasa masih perlu dikembangkan karena masih terbatas pada menampilkan data yang sudah ada dalam database seperti daftar nilai, jadwal kuliah, absensi, dan berita kampus. Dengan demikian, penulis merasaperlu mengembangkan sistem untuk melakukan monitoring capaian kinerja dengan berbasis Android.
- Penelitian oleh Muhamad Hendri (“Desain Dashboard Information System Sebagai Indikator Indeks Mutu Kajur Pada Perguruan Tinggi Raharja”,2010<refHendri, Muhamad. 2010. "Desain Dashboard Information System Sebagai Indikator Indeks Mutu Kajur Pada Perguruan Tinggi Raharja". Tugas Akhir. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja">Hendri, Muhamad. 2010. "Desain Dashboard Information System Sebagai Indikator Indeks Mutu Kajur Pada Perguruan Tinggi Raharja". Tugas Akhir. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja</ref>.
Penelitian ini membahas bagaimana mendesain sebuah sistem informasi untuk menyajikan informasi salah satu hasil pencapaian yang telah ditargetkan Perguruan Tinggi Raharja dalam hal ini Indeks Mutu Kajur untuk penilaian RME, IMD, IMM dan IM dalam bentuk visual (Dashboard). Dashboard adalah suatu model antarmuka sistem informasi yang dianalogikan seperti dashboard sebuah mobil yang mudah dipelajari. Sistem ini dirancang dengan memanfaatkan aplikasi Adobe Dreamweaver CS dengan bahasa pemrograman PHP, FusionChart Enterprise 3.1 dan Fusion Widget Enterprise 3.1 serta database MySQL.
Pada penelitian ini terdapat kesamaan dalam hal penilaian terhadap kinerja. Dalam penelitian ini yang dinilai adalah indeks mutu kajur, namun berbeda dengan penelitian skripsi yang sedang penulis lakukan, penelitian hanya memanfaatkan teknologi berbasis web. Penelitian juga masih berupa prototype dan perlu dikembangkan lebih lanjut. Dengan mempelajari penelitian tersebut, penulis merasa perlu untuk mengembangkan suatu sistem informasi untuk melakukan monitoring capaian kinerja dengan berbasis Android yang yang dapat diakses kapan dan dimana saja.
- Penelitian oleh Riski Amalia (“Penerapan Dashboard Informasi Sistem Penilaian Kinerja pegawai pada SDM di PT. PLN Disjaya Area Cikokol”, 2013)[39].
Penelitian ini membahas bagaimana Penerapan Dashboard Informasi Sistem Penilaian kinerja pegawai pada SDM di PT. PLNDisjaya Area Cikokol untuk membantu bagian SDM dalam melakukan penilaian terhadapkaryawannya. Dalam melakukan penilaian terhadap karyawan terdapat ketentuan-ketentuan yang dapat dilakukan,seperti cara kinerja karyawan, perilaku dan seterusnya tergantung kepada carapenilaian masing perusahaan.
Dalam melakukan penilaian dibutuhkan suatu sistem yang mampu menangani proses tersebut dengan baik. Untuk itu dilakukan pengembangan lebih terhadap teknik penyampaian informasi yang berbentuk tabel menjadi bentuk visual dengan metode Dashboard Information System pada PT. PLN Disjaya Area Cikokol. Penelitian ini menggunakan teknologi PHP dengan menggunakan database MySQL.
Pada penelitian ini terdapat kesamaan dalam hal penilaian terhadap kinerja, namun berbeda dengan penelitian skripsi yang sedang penulis lakukan, penelitian hanya memanfaatkan teknologi berbasis web. Sistem juga dirasa masih kurang terintegrasi, karena hanya menilai kinerja karyawan berdasarkan fakta yang sudah terjadi, dengan tidak memasukan fungsi perencanaan bagi bagian SDM. Sehingga, penulis merasa perlu mengembangkan sistem untuk melakukan monitoring capaian kinerja dengan berbasis Android yang meliputi perencanaan dan monitoring yang dapat diakses kapan dan dimana saja.
- Penelitian oleh Rahmalia Astri Yani(“Perancangan Sistem Informasi Pengukuran Key Performance Indicator (KPI) Divisi Akademik Berbasis Web Pada Perguruan Tinggi Raharja”,2010)[40].
Penelitian ini membahas bagaimana merancang sebuah sistem informasi untuk mengukur Key Performance Indicator (KPI) Divisi Akademik Berbasis Web Pada Perguruan Tinggi Raharja yang sebelumnya proses pengukuran KPI masih menggunakan MS. Excel. Sistem ini dirancang dengan memanfaatkan Macromedia Dreamweaver CS3, Adobe Photoshop CS3, Macromedia Flash 8, dan XAMPP (PHP dan MySQL).
Pada penelitian ini terdapat kesamaan dalam hal mengukur indikator kinerja. Namun berbeda dengan penelitian skripsi yang sedang penulis lakukan, penelitian juga perlu dikembangkan lebih lanjut karena masih terbatas pada proses pengukuran KPI dari yang sebelumnya menggunakan MS.Excel menjadi menggunakan sistem informasi yang berbasis web. Dengan mempelajari penelitian tersebut, penulis merasa perlu untuk mengembangkan suatu sistem informasi untuk melakukan monitoring capaian kinerja berbasis Android sehingga dapat dibandingkan realisasi kinerja yang sudah dicapai dengan target yang direncanakan di awal.
- Penelitian oleh Nurdiansyah (“Home Apliance Controling with Mobile Device Based On Android Operating System”,2013)[41].
Penelitian ini membahas bagaimana memanfaatkan Android device untuk mengontrol peralatan dirumah. Sistem operasi Android merupakan sistem operasi yang bersifat open source yang dapat digunakan sebagai salah satu media pengoperasian otomasi perangkat listrik yang terhubung dengan jaringan nirkabel. Dengan kemampuan ini, smartphone Android dapat digunakan sebagai media pengontrolan jarak jauh untuk memonitoring keadaan rumah, tempat atau peralatan lainnya yang berada pada ruangan terpisah. Untuk itu penelitian ini merancang sebuah aplikasi untuk mengontrol peralatan listrik dengan menggunakan jaringan wireless. Penelitian ini menghasilkan aplikasi smartphone Android sebagai interface yang mampu menjadi media pengontrolan mikrokontroler ATMega328 sebagai pengendali lampu.
Pada penelitian ini terdapat kesamaan dalam hal pemanfaatan teknologi Android dan mobile device, namun berbeda dengan penelitian skripsi yang sedang penulis lakukan, penelitian lebih fokus kepada bagaimana membuat aplikasi Android sebagai interface untuk mengontrol dan otomasi peralatan listrik dengan memanfaatkan smartphone berbasis Android sebagai interface. Dengan mempertimbangkan perkembangan mobile device dan teknologi Android yang begitu pesat, penulis berpendapat bahwa teknologi Android sangat efektif untuk dimanfaatkan dalam berbagai hal termasuk untuk mengembangkan sistem informasi monitoring capaian kinerja suatu organisasi.
- Jurnal Internasional oleh Ni L.P.Pravina Utpatadevi, A. A. K. Oka Sudana dan A. A. Kt. Agung Cahyawan ("Implementation of MVC(Model-View-Controller) Architectural to Academic Management Information System with Android Platform Base",2012)[42]
Jurnal internasional tersebut diatas merupakan jurnal terbitan International Journal of Computer Applications (0975– 8887) Volume 57– No.8, November 2012 yang membahas mengenai implementasi sistem informasi akademik dengan memanfaatkan platform Android. Sistem dirancang agar sebuah Android Device dapat mengirimkan http request ataupun mengambil data (getdata) dari database server yang berupa Data Mahasiswa, Data Login,Registrasi KRS, Data KRS, Kartu Hasil Studi, Transkrip Akademik, Daftar Mata Kuliah, Daftar Nilai Mata Kuliah, Daftar Penawaran Mata Kuliah dan Daftar Mahasiswa .
Sistem ini dirancang dengan memanfaatkan JSON (JavaScript Object Notation)controller, XAMPP (PHP dan MySQL), dan ECLIPSE.
Pada penelitian ini terdapat kesamaan dalam hal pemanfaatan teknologi Android dan mobile device, namun berbeda dengan penelitian skripsi yang sedang penulis lakukan, penelitian membahas mengenai implementasi sebuah sistem informasi akademik dengan memanfaatkan platform Android. Dengan semakin berkembangnya pemanfaatan teknologi Android, penulis semakin merasa perlu untuk mengembangkan suatu sistem informasi dalam melakukan monitoring capaian kinerja berbasis Android sehingga diharapkan lebih efektif.
BABIII
Analisa Organisasi
Gambaran Umum Organisasi
Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan (PPATK) merupakan lembaga sentral (focal point) yangmengkoordinasikan pelaksanaan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidanapencucian uang di Indonesia. Secara internasional PPATK merupakan suatu Financial Intelligence Unit (FIU) yangmemiliki tugas dan kewenangan untuk menerima laporan transaksi keuangan,melakukan analisis atas laporan transaksi keuangan, dan meneruskan hasilanalisis kepada lembaga penegak hukum.
Lembaga PPATK pertama kali dikenal diIndonesia dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak PidanaPencucian Uang yang diundangkan pada tanggal 17 April 2002. Pada tanggal 13Oktober 2003, Undang-undang tersebut mengalami perubahan dengan Undang-undangNo. 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 15 Tahun 2002tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Dalam rangka memberikan landasanhukum yang lebih kuat untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucuanuang, pada tanggal 22 Oktober 2010 diundangkan Undang-undang No. 8 Tahun 2010tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yangmenggantikan Undang-undang terdahulu.
Keberadaan Undang-undang No. 8 Tahun 2010 memperkuatkeberadaan PPATK sebagai lembaga independen dan bebas dari campur tangan danpengaruh dari kekuasaan manapun. Dalam hal ini setiap orang dilarang melakukansegala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas dan kewenangan PPATK.Selain itu, PPATK wajib menolak dan/atau mengabaikan segala campur tangan daripihak mana pun dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan.
PPATK bertanggung jawab langsung kepadaPresiden RI. Sebagai bentuk akuntabilitas, PPATK membuat dan menyampaikanlaporan pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenangnya secara berkala setiap 6(enam) bulan kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Upaya pencegahan dan pemberantasan tindakpidana pencucian uang menggunakan pendekatan mengejar hasil kejahatan (followthe money) dalam mencegah dan memberantas tindak pidana. Pendekatan inidilakukan dengan melibatkan berbagai pihak (dikenal dengan Rezim AntiPencucian Uang) yang masing-masing memiliki peran dan fungsi signifikan,diantaranya Pihak Pelapor, Lembaga Pengawas dan Pengatur, Lembaga PenegakHukum, dan pihak terkait lainnya.
Selain itu, untuk menunjang efektifnyapelaksanaan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang diIndonesia, melalui Peraturan Presiden No. 6 Tahun 2012 tanggal 11 Januari 2012,telah ditetapkan pembentukan Komite Koordinasi Nasional Pencegahan danPemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite TPPU) yang diketuai olehMenko Politik, Hukum dan Keamanan dengan wakil Menko Perekonomian dan KepalaPPATK sebagai sekretaris Komite.
Anggota Komite TPPU lainnya adalah MenteriLuar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Keuangan,Kapolri, Jaksa Agung, Kepala BIN, Gubernur Bank Indonesia, Kepala BNPT danKepala BNN. Komite ini bertugas mengkoordinasikan penanganan pencegahan dan pemberantasantindak pidana pencucian uang.
Selain dalam lingkup domestik, PPATKsecara aktif memanfaatkan koordinasi dan kerjasama dengan FIU negara lain sertaForum Internasional seperti The EgmontGroup. Berbagai kerjasama tersebut dilakukan PPATK mengingat pencucian uang merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memanfaatkanpengetahuan yang multidisiplin, kemajuan teknologi serta tidak mengenal bataswilayah.
Pendekatan Anti Pencucian Uang merupakanpendekatan yang melengkapi pendekatan konvensional yang selama ini dilakukandalam memerangi kejahatan. Pendekatan ini memiliki beberapa kelebihan danterobosan dalam mengungkap kejahatan, mengejar hasil kejahatan danmembuktikannya di pengadilan. Dengan keberadaan PPATK dan Rezim Anti PencucianUang memiliki tujuan akhir untuk menjaga stabilitas dan integritas keuanganserta membantu upaya penegakan hukum untuk menurunkan angka kriminalitas.
Sejarah Singkat Organisasi
1988- PBB menerbitkan Konvensi tentangPencegahan dan Pemberantasan Perdagangan Ilegal Narkotika,Obat-obatan Berbahaya dan Psikotropika (TheUnited Nations Convention Against Illicit Traffic in Narcotics, Drugs andPsychotropic Substance of 1988). Konvensi ini merupakan konvensi pertama yang pertama kalimendefinisikan money launderingsehingga dianggap sebagai tonggak berdirinya rezim hukum internasional antipencucian uang.
1989- Upaya untuk melawan kejahatanpencucian uang pada tingkat internasional dilakukan oleh negara-negara anggota Organization for EconomicCooperation and Depelopment (OECD) dengan membentuk satuan tugas yangdisebut Financial Action Task Force onMoney Laundering (FATF). Salah satu peran FATF adalah menetapkan kebijakandan langkah-langkah yang diperlukan dalam upaya melawan kejahatan pencucianuang dalam bentuk rekomendasi tindakan untuk mencegah dan memberantasnya.
1990- FATF mengeluarkan 40 recommendations sebagai suatukerangka yang komprehensif untuk memerangi kejahatan money laundering. Meskipun rekomendasi ini bukan merupakan produkhukum yang mengikat, namun rekomendasi ini dikenal dan diakui secara luas olehmasyarakat dan organisasi internasional untuk memerangi kejahatan money laundering dan pendanaanterorisme. Misalnya IMF, World Bankdan ADB juga mengakui dan menggunakan 40recommendations sebagai rujukannya.
1995- Sejumlah Unit Intelijen Keuangan (Financial Intelligence Unit) dalampertemuan di Egmont Arenberg Palace,Brussel memutuskan untuk mendirikan sebuah kelompok informal yang bertujuanuntuk memfasilitasi kerja sama internasional. Saat ini dikenal sebagai Egmont Group of Financial Inteligence Unit(FIUs). Egmont Group bertemusecara teratur untuk menemukan cara untuk bekerja sama, terutama di bidanginformasi, pelatihan pertukaran dan berbagi keahlian.
1997- Didirikan The Asia/Pacific Group on Money Laundering (APG) yang merupakanorganisasi internasional otonom dan kolaboratif di Bangkok, Thailand. Saat inimemiliki 41 anggota dan sejumlah internationaland regional observers. Beberapa organisasi internasional kunci yangberpartisipasi dan mendukung, upaya APG di wilayah ini termasuk Financial Action Task Force, Internasional Moneter Fund, Bank Dunia,OECD, United Nations Office on Drugs andCrime, Asian Development Bank dan The EgmontGroup of Financial Intelligence Units. Anggota APG berkomitmen untukpelaksanaan yang efektif dan penegakan standar-standar yang diterima secarainternasional terhadap pencucian uang dan pendanaan terorisme, khususnya 40Rekomendasi dan 9 Rekomendasi Khusus tentang Pembiayaan Teroris dari Financial Action Task Force on MoneyLaundering (FATF).
Indonesia meratifikasi The UN Convention Against Illicit Traffic in Narcotics, Drugsand Psychotropic Substances of 1988 yang kemudian melalui UU No.7 Tahun1997. Dengan penandatanganan konvensi tersebut maka setiap negara penandatangandiharuskan untuk menetapkan kegiatan pencucian uang sebagai suatu tindakkejahatan dan mengambil langkah-Iangkah agar pihak yang berwajib dapatmengidentifikasikan, melacak dan membekukan atau menyita hasil perdagangan obatbius.
2000- Indonesia menjadi anggota Asia Pasific Group on Money Laundering.
2001- Pada tanggal 18 Juni 2001 BankIndonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/10/PBI/2001 tentang Know Your Customer yang mewajibkan lembaga keuangan untuk melakukanidentifikasi nasabah, memantau profil transaksi dan mendeteksi asal-usul dana.Berdasarkan PBI ini Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan disampaikan keBank Indonesia dan dilakukan analisis oleh Unit Khusus Investigasi Perbankan(UKIP) Bank Indonesia.
Sejakbulan Juni 2001 Indonesia bersama sejumlah negara lain dinilai kurangkooperatif dan dimasukkan ke dalam daftar NonCooperative Countries and Territories oleh Financial Action Task Force on MoneyLaundering (FATF). Predikatsebagai NCCTs diberikan kepada suatunegara atau teritori yang dianggap tidak mau bekerja sama dalam upaya globalmemerangi kejahatan money laundering.
Pada bulanOktober 2001 FATF mengeluarkan 8 SpecialRecommendations untuk memerangi pendanaan terorisme atau yang dikenaldengan counter terrorist financing.
2002- Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002tentang Tindak Pidana Pencucian Uang secara tegas mengamanatkan pendirian PusatPelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
PemerintahRI mengangkat Dr. Yunus Husein dan Dr. I Gde Made Sadguna sebagai Kepala danWakil Kepala PPATK pada bulan Oktober 2002 berdasarkan Keputusan Presiden No.201/M/2002. Selanjutnya pada tanggal 24 Desember 2002 keduanya mengucapkansumpah di hadapan Ketua Mahkamah Agung RI.
2003- Pada tanggal 13 Oktober 2003,Undang-undang No. 15 Tahun 2002 mengalami perubahan dengan disahkannyaUndang-undang No. 25 Tahun 2003.
PPATKdiresmikan oleh Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Bapak Soesilo BambangYudhoyono pada tanggal 20 Oktober 2003, dan mulai saat itu PPATK telahberoperasi secara penuh dan berkantor di Gedung Bank Indonesia.
2004- Sejalan dengan berdirinya PPATK danuntuk menunjang efektifnya pelaksanaan rezim anti pencucian uang di Indonesia,melalui Keputusan Presiden No. 1 Tahun 2004 tanggal 5 Januari 2004, Pemerintah RImembentuk Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak PidanaPencucian Uang (Komite TPPU) yang diketuai oleh Menko Politik, Hukum danKeamanan dengan wakil Menko Perekonomian dan Kepala PPATK sebagai sekretarisKomite. Anggota Komite TPPU lainnya adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Hukumdan HAM, Menteri Keuangan, Kapolri, Jaksa Agung, Kepala BIN dan Gubernur BankIndonesia. Komite ini bertugas antara lain merumuskan arah kebijakan penanganantindak pidana pencucian uang dan mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahandan pemberantasannya.
Juni 2004 FATF menetapkan rekomendasi kesembilan dalam rangka memerangi terorisme.Sembilan rekomendasi khusus FATF mencakup serangkaian tindakan, perlu dilakukansetiap yuridiksi dalam mengimplementasikan secara efektif upaya melawanpendanaan teroris.
Pemerintahmengangkat tiga Wakil Kepala PPATK lainnya untuk masa jabatan 2004-2008, yaitu:Drs. Priyanto Soewarno yang membidangi Administrasi; Irjen Pol. Drs. SusnoDuaji, SH, M.Sc. membidangi Hukum dan Kepatuhan; Bambang Setiawan, SE, Akt, MBAmembidangi Teknologi Informasi. Ketiga Wakil Kepala PPATK tersebut mengucapkansumpah di hadapan Ketua Mahkamah Agung RI pada tanggal 29 Agustus 2004.
2005- Februari 2005, Indonesia berhasilkeluar dari daftar hitam Non CooperativeCountries and Territories oleh Financial Action Task Force on Money Laundering(FATF).
2006- Pada tanggal 8 November 2006, Dr.Yunus Husein diangkat kembali sebagai Kepala PPATK untuk masa jabatan2006-2010. Pengangkatan sumpah dilakukan di hadapan Ketua Mahkamah Agung RI. Disamping itu Prof. Gunadi yang instansi asalnya Departemen Keuangan mengangkatsumpah sebagai Wakil Kepala PPATK bidang riset, analisis dan kerjasama antarlembaga menggantikan Dr. I Gede Made Sadnaguna karena masa tugasnya telahberakhir di PPATK dan kembali bertugas di instansi asalnya Bank Indonesia.Pengangkatan Kepala PPATK dan Wakil Kepala PPATK tersebut berdasarkan SuratKeputusan Presiden No. 124/M/Tahun 2006 tertanggal 27 Oktober 2006.
KepalaPPATK Dr Yunus Husein, terpilih sebagai Co-Chair(Ketua Bersama) APG menggantikan Mr. Nobuyoshi Chihara (President JAFIO)Jepang. Yunus Husein secara aklamasi menjabat sebagai Co-Chair APG periode 2006-2008 bersama-sama dengan Mr Mick Keelty,Kepala Kepolisian Federal Australia (AustralianFederal Police/AFP). Terpilihnya Yunus Husein tersebut ditetapkan dalamrapat pleno, 9th Annual Meeting of the Asia/Pacific Group (APG) on MoneyLaundering yang diselenggarakan di Manila, Philippina pada tanggal 3 sampaidengan 7 Juli 2006. Sidang APG tersebut dihadiri oleh lebih dari 250 orangpeserta yang berasal dari 32 negara/yurisdiksi anggota APG.
2008- Presiden mengangkat Wahyu Hidayat,S.E, M.M sebagai Wakil Kepala PPATK Bidang Administrasi menggantikan Drs.Priyanto Soewarno yang habis masa jabatannya.
2009- Pada 25 Maret 2009, Komite TPPUmenegaskan agar koordinasi yang dilakukan pada Komite mencakup pula perhatiandan kerjasama dalam menangani pencegahan dan pemberantasan pendanaan terorisme.Komite menunjuk secara tegas PPATK sebagai focal point untuk menangani counter-financingterrorism. Keputusan ini senada dengan best practices internasionalbahwa ruang lingkup kewenangan suatu FinancialIntelligence Unit (FIU), dalam hal ini PPATK, termasuk anti-moneylaundering dan counter-financing terrorism.
Pada bulanJuni 2009 Presiden mengangkat Erman Suherman sebagai Wakil Kepala PPATK BidangTeknologi Informasi.
2010- Pada tanggal 13 Januari 2010 Initialdraft dan naskah akademik Rancangan Undang-undang Pendanaan Terorisme telahdisampaikan oleh Kepala PPATK kepada Menkumham.
Undang-undangNomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana PencucianUang yang menggantikan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak PidanaPencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun2003, disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 22 Oktober 2010.Keberadaan Undang-undang ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan mendesakterhadap upaya penegakan hukum tindak pidana pencucian uang dan tindak pidanalain, serta dapat memberikan landasan hukum yang kuat untuk menjamin kepastianhukum, efektivitas penegakan hukum serta penelusuran dan pengembalian hartakekayaan hasil tindak pidana. Lebih dari itu undang-undang ini mengakomodir berbagaiketentuan dan standar internasional di bidang pencegahan dan pemberantasantindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme atau yang dikenal “FATFRevised 40+9 Recommendations”.
2011- Kepala PPATK Dr. Yunus Husein,S.H,LL.M, Wakil Kepala bidang Administrasi Wahyu Hidayat, S.E, M.M, Wakil Kepalabidang Riset Analisis dan Kerjasama Antar Lembaga Prof. Dr Gunadi, M.Sc., Ak,dan Wakil Kepala bidang Teknologi Informasi Erman Suherman, S.E, M.E berakhirmasa tugas dan pengabdiannya berdasarkan Keputusan Presiden nomor 160/M tahun2011 tanggal 20 Oktober 2011.
Sesuaidengan Undang-undang No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan PemberantasanTindak Pidana Pencucian Uang, selanjutnya PPATK dipimpin oleh seorang kepaladan seorang wakil kepala, sedangkan menurut undang-undang yang lama kepalaPPATK dibantu dengan empat orang wakil kepala.
2011s.d Sekarang – Dr. Muhammad Yusuf ditetapkan sebagai KepalaPPATK untuk masa jabatan 2011–2016 berdasarkan Keputusan Presiden RINo. 160/M Tahun 2011, tertanggal 20 Oktober 2011 dan diambil sumpahnya(dilantik) oleh Presiden pada 25 Oktober 2011. Muhammad Yusuf merupakan pejabatkarir di Kejaksaan sejak tahun 1988.
Agus Santoso ditetapkan sebagai Wakil Kepala PPATK untukmasa jabatan 2011–2016 berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 160/M Tahun 2011,tertanggal 20 Oktober 2011 dan diambil sumpahnya (dilantik) oleh Presiden pada25 Oktober 2011. Agus Santoso merupakan pejabat karir di Bank Indonesia sejaktahun 1984.
Visi Organisasi
DalamRencana Strategis PPATK tahun 2010-2014, dinyatakan visi lembaga PPATK adalah"Menjadi Lembaga Independen di Bidang Informasi Intelijen Keuanganyang Berperan Aktif dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana PencucianUang dan Pendanaan Terorisme".
Misi Organisasi
Pada dasarnya, misi adalah upaya-upaya untukmewujudkan visi, yang merupakan jalan pilihan yang akan diambil dalam rangkamencapai apa yang diinginkan untuk menuju masa depan. Sejalan dengan visiPPATK, maka telah dirumuskan misi yang merupakan upaya-upaya yang akan dilaksanakanPPATK selama tahun 2010-2014 sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.Misi yang telah ditetapkan dalam Renstra PPATK Tahun 2010-2014 adalah sebagaiberikut :
1) Meningkatkan Kualitas Pengaturan danKepatuhan Pihak Pelapor.
2) Meningkatkan Efektivitas PengelolaanInformasi dan Kualitas Hasil Analisis yang Berbasis Teknologi Informasi.
3) Meningkatkan Efektivitas Penyampaian danPemantauan Tindak Lanjut Laporan Hasil Analisis, Pemberian Nasihat dan BantuanHukum, serta Pemberian Rekomendasi kepada Pemerintah.
4) Meningkatkan Kerjasama Dalam dan LuarNegeri di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang danPendanaan Terorisme.
5) Meningkatkan Efektivitas PelaksanaanManajemen Internal untuk Mewujudkan Good Governance dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi secara Efektifdan Efisien.
Nilai-nilai Dasar
1) Integritas
2) Tanggung Jawab
3) Profesionalisme
4) Kerahasiaan
Kemandirian
Tugas,Fungsi dan Kewenangan
1) Tugas
PPATK mempunyaitugas mencegah dan memberantas tindak pidana Pencucian Uang.
2) Fungsi
Dalammelaksanakan tugasnya, PPATK mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Pencegahan dan pemberantasan tindakpidana Pencucian Uang;
b) Pengelolaan data dan informasi yangdiperoleh PPATK;
c) Pengawasan terhadap kepatuhan PihakPelapor; dan
d) Analisisatau pemeriksaan laporan dan informasi Transaksi Keuangan yang berindikasitindak pidana Pencucian Uang dan/atau tindak pidana lain
3) Kewenangan
Dalammelaksanakan fungsi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang,PPATK berwenang:
a. Meminta dan mendapatkan data daninformasi dari instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta yang memilikikewenangan mengelola data dan informasi, termasuk dari instansi pemerintahdan/atau lembaga swasta yang menerima laporan dari profesi tertentu;
b. Menetapkan pedoman identifikasiTransaksi Keuangan Mencurigakan;
c. Mengoordinasikan upaya pencegahan tindakpidana Pencucian Uang dengan instansi terkait;
d. Memberikan rekomendasi kepada pemerintahmengenai upaya pencegahan tindak pidana Pencucian Uang;
e. Mewakili pemerintah Republik Indonesiadalam organisasi dan forum internasional yang berkaitan dengan pencegahan danpemberantasan tindak pidana Pencucian Uang;
f. Menyelenggarakan program pendidikan danpelatihan anti pencucian uang; dan
g. Menyelenggarakan sosialisasi pencegahandan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang.
Struktur Organisasi
Susunan organisasi PPATK terdiri atas:
1) Kepala;
2) Wakil Kepala;
3) Jabatan Struktural Lainyna; dan
4) Jabatan Fungsional.
Adapun baganstruktur organisasi PPATK saat ini adalah seperti gambar 3.1 sebagai berikut :
Gambar3.1. Struktur Organisasi PPATK
Direktorat Pemeriksaan dan Riset
1) Tugas
DirektoratPemeriksaan dan Riset adalah salahsatu unit kerja setingkat eselon II pada Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan dibawah Deputi Bidang Pemberantasan. Direktorat Pemeriksaan dan Riset mengemban tugas untukmengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan pemeriksaan atas Hasil Analisisterhadap laporan dan informasi Transaksi Keuangan yang disampaikan oleh PihakPelapor dan instansi terkait lainnya, melakukan penelitian, penyusunan, sertapengembangan tipologi, analisis strategis, dan statistik.
Yangdimaksud dengan pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, danevaluasi Transaksi Keuangan Mencurigakan yang dilakukan secara independen,objektif, dan profesional untuk menilai dugaan adanya tindak pidana. Sesuaidengan definisi pemeriksaan tersebut maka tujuan dari pemeriksaan yangdilakukan oleh PPATK adalah untuk menemukan dugaan/indikasi suatu tindak pidanaataupun memperkuat suatu dugaan awal adanya tindak pidana berdasarkan hasil analisisTransaksi Keuangan Mencurigakan. Output dari kegiatan analisis dan pemeriksaantersebut adalah Hasil Analisis dan Hasil Pemeriksaan.
Adapunkegiatan pengembangan riset outputnya yaitu hasil riset (analisis strategis,tipologi, dan statistik) yang bermanfaat dalam upaya pencegahan danpemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme.
Sesuaidengan tugas yang diemban, produk utama yang dihasilkan adalah Laporan HasilPemeriksaan, Laporan Hasil Riset dan Statistik yang diharapkan dapat dijadikandasar bagi aparat penegak hukum dalam proses penegakan hukum sesuaikewenangannya dan ketentuan yang berlaku. Direktorat Pemeriksaan dan Risetselalu berupaya meningkatkan kualitas dari setiap hasil pemeriksaan dan hasilriset yang dihasilkan serta diharapkan mampu memberikan informasi yang relevanatas kemungkinan terjadinya tindak pidana asal ataupun dilakukannya upayapenegakan hukum atas tindak pidana pencucian uang.
2) Fungsi
a. Penyiapan rumusanrancangan kebijakan di bidang pemeriksaan dan riset;
b. Pengoordinasian dan pelaksanaanpemeriksaan terhadap Pihak Pelapor sebagai tindak lanjut atas Hasil Analisis,Hasil Audit Kepatuhan dan Audit Khusus dari Direktorat Pengawasan Kepatuhan,serta informasi lainnya, dengan berkoordinasi bersama Direktorat AnalisisTransaksi;
c. Pengoordinasian dan pelaksanaanpermintaan data dalam rangka pemeriksaan;
d. Pengoordinasian dan pelaksanaan kegiatanpemeriksaan dengan Lembaga Pengawas dan Pengatur serta pihak terkait lainnya;
e. Pengoordinasian dan pelaksanaanpemberian rekomendasi untuk melakukan analisis kepada Direktorat AnalisisTransaksi;
f. Pengoordinasian dan pelaksanaan kegiatanpemberian rekomendasi kepada instansi penegak hukum mengenai pentingnyamelakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik dan/atau dokumenelektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. Pengoordinasian dalam pelaksanaanpermintaan kepada Pihak Pelapor untuk penghentian sementara transaksi yangdiketahui atau dicurigai merupakan hasil tindak pidana;
h. Penyampaian hasil pemeriksaan kepadapenyidik dan instansi terkait lainnya;
i. Pengoordinasian pemberian usulanpengenaan sanksi terhadap Pihak Pelapor yang tidak memenuhi permintaaninformasi, data, keterangan, dan/atau laporan dalam rangka pelaksanaanpemeriksaan;
j. Pengoordinasian dan pengelolaan kegiatanuntuk meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait dalam rangkamelakukan riset;
k. Pengoordinasian dan pelaksanaanpenelitian, penyusunan, serta pengembangan tipologi, analisis strategis, danstatistik; dan
l. Pelaksanaan administrasiDirektorat.
TataLaksana Sistem Yang Berjalan
Prosedur Sistem yang Berjalan
BerdasarkanPeraturan Kepala Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan No.PER-02/1.01/PPATK/01/12 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Di Lingkungan PusatPelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan, menyatakan bahwa setiap entitas dilingkungan PPATK wajib melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (AKIP)PPATK. AKIP PPATK adalah perwujudan kewajiban PPATK untuk mempertanggungjawabkankeberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasarandan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secaraperiodik.
AKIP dilakukanuntuk mempertanggungjawabkan hasil kerja atau prestasi kerja dan penggunaanseluruh sumber daya kepada pemberi amanah dan atau pemangku kepentingan. Pertanggungjawabansebagaimana dimaksud didasarkan pada kerangka Sistem Akuntabilitas Kinerja (SAKIP)PPATK. SAKIP PPATK adalah instrumen yang digunakan PPATK dalam memenuhi kewajibanuntuk mempertanggungjawabkan keberhasilan kegagalan pelaksanaan misi organisasi,yang terdiri dari berbagai komponen, yaitu perencanaan strategis, perencanaankinerja, penetapan kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi/pelaporan kinerja.
Sesuaidengan ruang lingkup penelitian, penulis membatasi pembahasan hanya padaprosedur monitoring capaian kinerja pada Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan dengan studi kasus Direktorat Pemeriksaan dan Riset PPATK.
Berdasarkankondisi tersebut di atas, untuk menggambarkan prosedur yang berjalan saat ini, penulismencoba menggunakan Unified ModelingLanguage (UML).
Use Case Diagram Sistem Berjalan
Sebuah use casemempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case diagram menggambarkanfungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa”yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana”.Use case diagram sistem yang berjalan saat ini dapatdilihat seperti gambar 3.2 di bawah ini:
Gambar 3.2.Use CaseDiagramSistem yang Berjalan
Berdasarkan gambar tersebut di atas,maka penjelasannya penulis uraikan di dalam skenario berikut ini :
1) Nama Use Case : Menyusun Rencana Kinerja Tahunan
Actor : Direktorat, Pimpinan, Biro Perencanaan danKeuangan, dan Inspektorat
Skenario : Berdasarkan Renstra, Direktorat menyusunRencana Kerja Tahunan (RKT) kemudian menyampaikan kepada Pimpinan. Pimpinanmenyetujui atau mengoreksi Rencana Kerja Tahunan. Apabila disetujui, Direktoratmenyampaikan RKT kepada Biro Perencanaan dan Keuangan untuk dialokasikananggarannya dan kepada Inspektorat sebagai bahan evaluasi internal ke depan.
2) Nama Use Case : Melakukan Pengukuran Kinerja
Actor : Direktorat
Skenario : Direktorat dalam hal ini pegawai yangmenangani laporan kinerja melakukan rekapitulasi kegiatan yang sudahdilaksanakan dalam rangka mencapai target kinerja dan menginput capaian kinerjayang sudah dicapai Direktorat. Hasilpengukuran kinerja menjadi bahan untuk disajikan dalam Laporan Capaian Kinerja.
3) Nama Use Case : Menyampaikan Laporan Capaian Kinerja
Actor : Direktorat, Pimpinan, Biro Perencanaan danKeuangan, dan Inspektorat,
Skenario : Direktorat menyampaikan Laporan CapaianKinerja kepada Pimpinan dan ditembuskan ke Biro Perencanaan dan Keuangan danInspektorat. Laporan Capaian Kinerja biasanya dibuat per triwulan, misalnya LaporanCapaian Kinerja Triwulan I, II, III dan IV.
Activity Diagram Sistem Berjalan
Activity diagram sistem yang berjalan dapatdilihat seperti gambar 3.3 di bawah ini:
Gambar 3.3. Activity Diagram Sistem yang Berjalan
Berdasarkan gambar tersebut di atas, terdapat :
1) 1 Initial Node,objek yang mengawali yaitu: Direktorat
2) 17 Actionyang menggambarkan eksekusi kegiatan monitoring capaian kinerja yang dimulai dari menyampaikanusulan rencana kerja tahunan, menerimausulan rencana kerja tahunan, menyetujuiusulanrencana kerja tahunan, setuju rencanakerja tahunan, menerima rencanakerja tahunan, menyampaikan rencana kerja tahunan, BiroPerencanaan Keuangan menerimarencana kerja tahunan, mengkoordinasikanrencana kerja, mengalokasikan anggaran, menerima alokasi anggaran, melaksanakanprogram kegiatan, input kegiatan / capaian kinerja, melakukan pengukuran capaian kinerja, menyampaikan laporan capaian kinerja, Pimpinan,Biro Perencanaan Keuangan dan Inspektorat menerima laporan capaian kinerja.
3) 3 ActivityFinal Node, objek yang diakhiri
Analisa Sistem Yang Berjalan
Metode Analisa Sistem
1) AnalisaCritical Success Factor
Dalam kegiatan ini akan dielaborasikanvisi dan misi organisasi PPATK yang kemudian akan diaplikasikan menggunakan CSFanalisis untuk menemukan kebutuhan TIK dari organisasi. Langkah-langkahelaborasi tersebut dapat dijelaskan pada gambar 3.4 di bawah ini.
Gambar3.4.
Langkah-langkahElaborasi Tujuan Organisasi
Sehubungan dengan arah kebijakandan strategis PPATK, maka ditetapkan visi PPATK sebagai berikut:
"Menjadi Lembaga Independen diBidang Informasi Intelijen Keuangan yang Berperan Aktif dalam Pencegahan danPemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.".
Untukmewujudkan visi tersebut di atas, kemudian ditetapkan misi yang terbagi dalam 5(lima) area sebagai berikut:
a. Meningkatkan Kualitas Pengaturan danKepatuhan Pihak Pelapor.
b. Meningkatkan Efektivitas PengelolaanInformasi dan Kualitas Hasil Analisis yang Berbasis Teknologi Informasi.
c. Meningkatkan Efektivitas Penyampaian danPemantauan Tindak Lanjut Laporan Hasil Analisis, Pemberian Nasihat dan BantuanHukum, serta Pemberian Rekomendasi kepada Pemerintah.
d. Meningkatkan Kerjasama Dalam dan LuarNegeri di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang danPendanaan Terorisme.
e. Meningkatkan Efektivitas PelaksanaanManajemen Internal untuk Mewujudkan GoodGovernance dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi secara Efektif dan Efisien.
Sejalan dengan visi dan misi yang telahditetapkan, maka PPATK telah menetapkan tujuan dan sasaran strategis yang akandicapai untuk tahun 2010-2014. Tujuan-tujuan tersebut merupakan penjabaran darivisi dan misi, dan merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai dengan kemampuanyang dimiliki PPATK. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian, tujuan dan sasaranstrategis yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi sebagaimanadijabarkan tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1. Misi, Tujuan, SasaranStrategis dan Target PPATK
Berdasarkantabel di atas,dapat diketahui bahwasanya pencapaian tujuan-tujuan organisasi PPATKdipengaruhi oleh sasaran strategis yangtertuang pada tabel di atas, selanjutnya untuk mengetahui kebutuhan TIK yangmendukung sasaran strategis organisasi maka perlu dilakukan elaborasi terhadapCSF organisasi dengan menentukan keydecision yang berhubungan dengan CSF tersebut, dan dari key decision tersebut akandiidentifikasi kebutuhan TIK dari organisasi. Hasil elaborasi CSF dapat dilihatpada tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel3.2. Identifikasi Kebutuhan TIK
Berdasarkantabel di atas, diketahui bahwa terdapat beberapa kebutuhan terhadap TeknologiInformasi dan Komputer (TIK) pada PPATK berdasarkan sasaran strategis yangingin dicapai. Terkait monitoring capaian kinerja, penulis merasa perlu dibuatsistem informasi untuk melakukan monitoring terhadap capaian kinerja karenamasih bersifat manual.
1) Analisa SWOT
Analisa SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan danfaktor-faktor positif yang berasal dari internal organisasi(Strenght),kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal(Weakness), peluang atau kesempatan dan keuntungan dari faktoreksternal (Opportunities)dan ancaman atau resikoyang dipengaruhi oleh faktor eksternal organisasi(Treath).
Tabel 3.3. Analisa Faktor InternalOrganisasi
Tabel3.4. Analisa Faktor Eksternal Organisasi
Berdasarkantabel 3.3 dan tabel 3.4 di atas, maka dilakukan analisis untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yangada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakankekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selainitu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalammeraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada(strategi W-T).
Tabel3.5.Analisa SWOT
1) AnalisaValueChain
Analisis ValueChain memandang perusahaan sebagai salah satu bagiandari rantai nilai produk. Analisis ValueChain untuk memetakan seluruh proses kerja yang terjadi dalam organisasimenjadi dua kategori aktifitas, yaitu aktifitas utama dan aktifitas pendukung. Value Chain mengidentifikasikan danmenghubungkan berbagai aktifitas strategis diperusahaan. Analisis Value Chain terhadap organisasi PPATKdapat dilihat pada gambar 3.5 di bawah ini :
Gambar 3.5. Analisis ValueChain PPATK
a. Aktifitas Utama
Yangmenjadi aktifitas utama yang terdapat pada analisis value chain organisasi PPATK adalah sebagai berikut:
1. PengelolaanPelaporan
Aktifitasdalam pelaksanaan tugas mengoordinasikan dan mengelola pelaksanaan kewajibanpelaporan dan bimbingan terhadap Pihak Pelapor.
2. AnalisaLaporan/Informasi serta Pengaduan Masyarakat.
Aktifitasdalam kerangka mengoordinasikan dan mengelola pelaksanaan kegiatan analisisterkait laporan dan informasi transaksi keuangan yang disampaikan kepada PPATKdan melakukan pengelolaan laporan atau pengaduan yang disampaikan olehmasyarakat.
3. PemeriksaanLaporan/Informasi dan Kegiatan Riset
Aktifitasdalam kerangka pelaksanaan tugas mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatanpemeriksaan atas Hasil Analisis terhadap laporan dan informasi Transaksi Keuanganyang disampaikan oleh Pihak Pelapor dan instansi terkait lainnya, melakukanpenelitian, penyusunan, serta pengembangan tipologi, analisis strategis, danstatistik.
4. PenyampaianHasil Analisis/Pemeriksaan dan Informasi
Aktifitasmenyampaikan Hasil Analisis, Hasil Pemeriksaan maupun informasi kepada instansiPenegak Hukum
b. Aktifitas Pendukung
Aktifitas-aktifitasyang menjadi pendukung, yang dihasilkan dari analisis value chain terhadap organisasi PPATK adalah:
1. Ketatausahaan,perlengkapan dan kerumahtanggaan serta pelayanan administrasi umum
Aktifitasdalam melaksanakan urusan ketatausahaan, perlengkapan, dan kerumahtanggaanserta pelayanan administrasi umum dan tatausaha pimpinan.
2. Perencanaandan Keuangan
Aktifitasdalam melaksanakan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran sertamelaksanakan urusan perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, pelaporan keuangan,dan sistem akuntabilitas kinerja
3. ManajemenSDM dan Organisasi Tata Laksana
Aktifitasdalam melaksanakan manajemen sumber daya manusia, dan penataan organisasi dan ketatalaksanaan.
4. Pengawasandan Kepatuhan
Aktifitasdalam mengoordinasikan dan mengelola pelaksanaan audit kepatuhan, audit khusus,dan pemberian usulan pengenaan sanksi terhadap Pihak Pelapor.
5. Hukumdan Regulasi
Aktifitasdalam mengoordinasikan dan mengelola pelaksanaan analisis hukum, legislasi, danadvokasi.
6. Pengembangan,pengelolaan data, dan penyelenggaraan sistem informasi
Aktifitasdalam kerangka penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaantugas, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan, pengelolaandata, dan penyelenggaraan sistem informasi.
7. Kerjasamadan Hubungan Masyarakat
Aktifitasdalam kerangka pelaksanaan tugas mengoordinasikan dan mengelola pelaksanaankerjasama dengan pihak yang terkait dalam dan luar negeri serta kegiatanhubungan kemasyarakatan.
8. PengawasanInternal
Aktifitasdalam kerangka penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan penyusunanlaporan hasil pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit,reviu, evaluasi, pemantauan, serta kegiatan pengawasan lainnya/tertentu ataspenugasan Kepala PPATK.
Analisa Batasan Sistem
Setiap sistem mempunyai batasan sistem (boundary) yang memisahkan sistem denganlingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan di luar sistem yang dapatberupa orang, organisasi dan sistem lainnya yag memberikan input atau menerima outputdari sistem.
Melihat permasalahan yang ada, maka peneliti membatasipermasalahan mengenaisistem monitoringcapaian kinerja berbasis Android pada PPATK dengan studi kasus pada DirektoratPemeriksaan dan Riset, sebagaibahan evaluasidalam pelaksanaan kegiatan bagi pejabat/pegawai di unit kerja dan laporan bagi pimpinan.
Analisa Masalah
Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti, sistemserta proses monitoring capaian kinerja yang berjalan saat ini di PPATK khususnyapada Direktorat Pemeriksaan dan Riset sudah berjalan cukup baik. Namun,sumber data yang masih dicatat secara manual menggunakan aplikasi spread sheet dan belum terintegrasidapat mengakibatkan salah pencatatan, data tercecer serta proses pencarian datayang lebih lama.
Dalam pembuatan laporan, data-data harusdirekapitulasi satu persatu sehingga mengakibatkan pekerjaan menjadi kurangefektif dan efisien karena harusmembuka banyakfile.
Pimpinan dapat meminta laporan capaian kinerja kapansaja, namun penyampaian laporan yang disampaikan paling cepat per triwulandapat mengakibatkan kurangnya kontrol dan pengawasan dari Pimpinan yang berdampakpada terlambatnya Pimpinan dalam mengambil kebijakan.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan berkembangnya kebutuhan atasinformasi capaian kinerja, maka diperlukan perancangan sistem agar informasi yangdihasilkan dapat diakses dengan cepat dan akurat, kapan sajadan dimana saja.
Analisa Kekurangan Sistem yang Berjalan
Berdasarkan analisis yang dilakukan, terdapatbeberapa hal yang dirasa kurang optimal dalam pelaksanaan monitoring capaiankinerja pada PPATK khususnya pada Direktorat Pemeriksaan dan Riset saat ini antaralain :
1) Pencatatan dan input data masih manualdan mengandalkan aplikasi spread sheetyang sederhana.
2) Sumber data masih terpisah-pisah danbelum terintegrasi. Dalam pembuatan laporan, data direkap dari data registerTata Usaha, Biro Keuangan dan data dari masing-masing PIC kegiatan pemeriksaan,riset maupun statistik sehingga memerlukan waktu lebih lama.
Laporan yang dibuat paling cepat per tri wulandapat mengakibatkan kurangnya kontrol dan pengawasan dari Pimpinan Direktoratyang berdampak pada terlambatnya Pimpinan dalam mengambil kebijakan.
Analisa Kontrol
Kontrol sistem berfungsi untuk melakukan pantauan terhadap sistem berjalan. Saat ini sistem masih direkapitulasi secaramanual oleh pegawaidan dilaporkan per tri wulan kepada Pimpinan, hal ini dapat mengakibatkankurangnya kontrol dan pengawasan dari Pimpinan Direktorat yang berdampak padaterlambatnya Pimpinan dalam mengambil kebijakan.
Analisa Tenaga Kerja dan Analisa Waktu
Pegawai yang melaksanakan fungsi monitoring capaiankinerja saat ini dilakukan oleh satu orang pegawai dengan sumber data yang terpisahdan di-update dari data register TataUsaha, Biro Keuangan dan data dari masing-masing PIC kegiatan pemeriksaan,riset maupun statistik. Hal ini mengakibatkan data harus direkapitulasi satupersatu untuk pembuatan laporan yang menyebabkan pekerjaan memerlukan waktulebih lama
Analisa Kebutuhan Sistem
Berdasarkan hasil analisis,penulis dapat mengetahui bahwa kebutuhan sistem saat ini adalah perlu adanyasebuah aplikasi yang dapat memonitor capaian kinerja dengan database yang terintegrasidan dapat diakses kapan dan dimana saja sehingga mempermudah dalam penyusunanlaporan yang cepat dan akurat sehingga mendukung pengambilan keputusan bagiPimpinan.
Konfigurasi Sistem Yang Berjalan
1. Perangkat Keras (Hardware)
a) Processor : Pentium 4
b) Monitor : 15 inc
c) Keyboard : Standar
d) Mouse : USB
e) RAM : 2 GB
f) Hardisk : 80 GB
g) Printer : Laser Jet
2. Perangkat Lunak (Hardware)
a) MicrosoftWindows XP
b) MicrosoftWord
c) MicrosoftExel
3. Hak Akses
Saat ini, laporan capaian kinerjamemanfaatkan beberapa sumber data yang masih terpisah-pisah diantaranya dataregister Tata Usaha yang diinput menggunakan aplikasi spread sheet sederhana oleh 2 (dua) orang staf Penata Usaha,kemudian 1 (satu) user direktorat untuk mengakses data keuangan/anggaran dan direkapitulasiseluruhnya oleh 1 (satu) orang PIC untuk membuat laporan capaian kinerja.
Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisa terhadap sistem yang berjalan, dapatdiambil kesimpulan bahwa perlu dilakukan pengembangan sistem atas kekurangan dan kebutuhan sistemdengan melakukan analisa terhadap alternatif pemecahan masalah antara lain:
a. Dibangunsistem yang dibutuhkan oleh user dengan dengan database yangterintegrasi agar mempermudah pekerjaan.
b. Dibangunsuatu sistem yang berbasiskan Android, aplikasi yang dibangun berbasiskan Android memungkinkan user atauPimpinan dapat menggunakan danmengakses kapan dan di mana saja.
Berdasarkan beberapa alternatif pemecahan masalah di ataspenulis melakukan suatu kajian terhadap permasalahan yang ada, maka penulismemutuskan perlu dibangun aplikasi sistem yang berbasis Android karena banyak keuntungan yang diperoleh antara lain:
a. Perkembangan penggunaan device berbasis Android yang sangatpesat membuat hampir setiap orang familiar menggunakan Android.
b. Dapatdiakseskapan saja dan dimana saja menggunakan bahkan ketika berada di luar kantor.
c. Akses informasi dan proses update yang lebih cepat karena dapatlangsung menggunakan device Android.
d. Memberikan informasi yang cepat bagiPimpinan untuk mendukung pengambilan keputusan.
User Requirement
Elisitasi Tahap I
Elisitasitahap I disusun berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan. Berikutlampiran Elisitasi Tahap I yang telah dibuat :
Tabel3.6. Elisitasi Tahap I
Elisitasi Tahap II
Merupakanhasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. MetodeMDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting danharus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untukdieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :
a. Mpada MDI itu artinya Mandatory(Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkanpada saat membuat sistem baru.
b. Dpada MDI itu artinya Desirable.Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan.Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akanmembuat sistem tersebut lebih sempurna.
c. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirementtersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dariluar sistem.
Tabel 3.7. Elisitasi Tahap II
Elisitasi Tahap III
Merupakan hasilpenyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisadiklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:
a. Tartinya Technical, maksudnyabagaimana tata cara/tehnik pembuatan requirementtersebut dalam sistem yang diusulkan.
b. Oartinya Operational, maksudnyabagaimana tata cara penggunaan requirementtersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
c. Eartinya Economy, maksudnya berapakahbiaya yang diperlukan guna membangun requirementtersebut didalam sistem.
Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapaoption, yaitu :
a. High(H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulitserta biayanya mahal. Sehingga requirementtersebut harus dieliminasi.
b. Middle(M) : Mampu untuk dikerjakan.
c. Low(L) : Mudah untuk dikerjakan.
Tabel 3.8. Elisitasi Tahap III
FinalDraft Elisitasi
Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir daritahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistemyang akan dibentuk.
Tabel 3.9. Final Draft Elisitasi
</p>
BAB IV</p>=
<p style="line-height: 2">
RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
</p>
Rancangan Sistem usulan
Setelah mengadakan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dengan studi kasus di Direktorat Pemeriksaan dan Riset, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi monitoring capaian kinerja yang sedang berjalan saat ini, yaitu merubah proses input dan pengukuran capaian kinerja saat ini yang masih manual menjadi terkomputerisasi berbasis Android. Selain itu meningkatkan fungsi monitoring capaian kinerja yang selama ini pimpinan menerima laporan capaian kinerja per triwulan, selanjutnya dapat langsung melakukan monitoring kapanpun dan dimanapun. Berdasarkan perubahan sistem monitoring capaian kinerja yang terjadi dan setelah kebutuhankebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau desain sistem usulan yang bertujuan untuk menyempurnakan sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses desain sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.
Prosedur Sistem Usulan
-
Direktorat
-
Melakukan login sistem.
-
Sistem menampilkan menu admin.
-
Menampilkan dan melakukan input pegawai.
-
Menampilkan dan melakukan input target kinerja.
-
Menampilkan dan melakukan input telaahan.
-
Menampilkan dan melakukan input hasil pemeriksaan.
-
Menampilkan dan melakukan input hasil riset.
-
Menampilkan dan melakukan input statistik.
-
Menampilkan dan melakukan input penggunaan anggaran.
-
Melakukan monitoring capaian kinerja.
-
Pimpinan/Biro Perencanaan dan Keuangan/Inspektorat
-
Pimpinan/Biro/Inspektorat melakukan login sistem.
-
Sistem menampilkan menu.
-
Melakukan monitoring capaian kinerja.
Use Case Diagram Sistem Monitoring Capaian Kinerja yang diusulkan
Gambaran mengenai use case diagram yang diusulkan dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:
<p align="center">
Gambar 4.1. Use Case Diagram Sistem Monitoring Capaian Kinerja yang diusulkan
</p>
Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka penjelasannya penulis uraikan di dalam skenario berikut ini :
-
Nama Use Case : Use Case PegawaiActor : DirektoratSkenario : Direktorat login ke dalam sistem, sistem menampilkan menu Direktorat. Direktorat dapat memilih menu pegawai. Direktorat dapat melakukan input data pegawai.
-
Nama Use Case : Use Case Target KinerjaActor : DirektoratSkenario : Direktorat login ke dalam sistem, sistem menampilkan menu admin. Direktorat dapat memilih menu target kinerja. Direktorat dapat melakukan input data target kinerja.
-
Nama Use Case : Use Case TelaahanActor : DirektoratSkenario : Direktorat login ke dalam sistem, sistem menampilkan menu Direktorat. Direktorat dapat memilih menu telaahan. Direktorat dapat melakukan input data telaahan.
-
Nama Use Case : Use Case Hasil PemeriksaanActor : DirektoratSkenario : Direktorat login ke dalam sistem, sistem menampilkan menu Direktorat. Direktorat dapat memilih menu hasil pemeriksaan. Direktorat dapat melakukan input data hasil pemeriksaan.
-
Nama Use Case : Use Case Hasil RisetActor : DirektoratSkenario : Direktorat login ke dalam sistem, sistem menampilkan menu Direktorat. Direktorat dapat memilih menu hasil riset. Direktorat dapat melakukan input data hasil riset.
-
Nama Use Case : Use Case StatistikActor : DirektoratSkenario : Direktorat login ke dalam sistem, sistem menampilkan menu Direktorat. Direktorat dapat memilih menu statistik. Direktorat dapat melakukan input data statistik.
-
Nama Use Case : Use Case AnggaranActor : DirektoratSkenario : Direktorat login ke dalam sistem, sistem menampilkan menu Direktorat. Direktorat dapat memilih menu anggaran. Direktorat dapat melakukan input penggunaan anggaran.
-
Nama Use Case : Use Case Capaian KinerjaActor : Direktorat, Pimpinan, Biro Perencanaan Keuangan, InspektoratSkenario : Direktorat, Pimpinan, Biro Perencanaan Keuangan, Inspektorat login ke dalam sistem, sistem menampilkan menu. Actor dapat memilih menu capaian kinerja berupa realisasi kinerja dan statistik kinerja.
Activity Diagram Sistem Monitoring Capaian Kinerja yang diusulkan
Gambaran mengenai activity diagram yang diusulkan dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini:
<p align="center">
Gambar 4.2. Activity Diagram Sistem Monitoring Capaian Kinerja yang diusulkan
</p>
Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat diterangkan sebagai berikut :
-
1 (satu) Initial Node sebagai objek yang diawali.
- 18 (sebelas) Activity yang dilakukan, diantaranya: login dengan memasukan username dan password, jika benar akan masuk pada Home yang berisi data pegawai, input pegawai, target kinerja, input target kinerja, hasil pemeriksaan, input hasil pemeriksaan, hasil riset, input hasil riset, statistik, input statistik, data anggaran, input penggunaan anggaran, capaian kinerja, menampilkan realisasi kinerja, statistik kinerja dan logout.
- Terdapat masing-masing 2 (dua) buah fork node dan 1 (satu) join node. Fork node sebagai percabangan menu dan join node sebagai penggabungan menu sebelum melakukan aksi keluar.
- 1 (satu) Final Node sebagai objek yang diakhiri.
Sequence Diagram Sistem Monitoring Capaian Kinerja yang diusulkan
-
a. Direktorat
Gambaran mengenai sequence diagram yang diusulkan untuk Direktorat dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini:
<p align="center">
Gambar 4.3. Sequence Diagram Sistem Monitoring Capaian Kinerja yang diusulkan pada Direktorat
</p>
Berdasarkan gambar 4.3 tersebut diatas, dapat diterangkan sebagai berikut:
-
Aktor yang melakukan kegiatan yaitu direktorat.
-
Terdapat 11 lifeline yaitu login, Home, pegawai, target kinerja, telaahan, hasil pemeriksaan, hasil riset, statistik, anggaran, capaian kinerja dan logout.
- 12 Message, spesifikasi dari komunikasi antar obyek yang memuat informasi-informasi tentang akifitas yang biasa dilakukan aktor tersebut diantaranya:
- Masukan username dan password untuk login
- Login gagal, kembali ke menu login
- Login berhasil, masuk ke menu Home.
- Masuk menu pegawai
- Masuk menu target kinerja
- Masuk menu telaahan
- Masuk menu hasil pemeriksaan
- Masuk menu hasil riset
- Masuk menu statistik
- Masuk menu anggaran
- Masuk menu capaian kinerja.
- Logout
-
Pimpinan/Biro Perencanaan dan Keuangan/Inspektorat
Gambaran mengenai sequence diagram yang diusulkan untuk Pimpinan/Biro Perencanaan dan Keuangan/Inspektorat dapat dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini:
<p align="center">
Gambar 4.4. Sequence Diagram Sistem yang diusulkan pada Pimpinan/Biro Perencanaan dan Keuangan/Inspektorat
</p>
Berdasarkan gambar tersebut diatas, dapat diterangkan sebagai berikut:
- Aktor yang melakukan kegiatan yaitu Pimpinan/Biro Perencanaan dan Keuangan/Inspektorat.
- Terdapat 5 lifeline yaitu login, Home, Realisasi kinerja, Statistik Kinerja dan logout.
- 6 Message, spesifikasi dari komunikasi antar obyek yang memuat informasi-informasi tentang akifitas yang biasa dilakukan aktor tersebut diantaranya:
- Masukan username dan password untuk login
- Login gagal, kembali ke menu login
- Login berhasil, masuk ke menu Home.
- Masuk menu Realisasi kinerja.
- Masuk menu Statistik kinerja.
- Logout
Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk menganalisa sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan, dapat dijabarkan perbedaan antara sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan pada tabel 4.1 berikut ini:
<p align="center">
Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
</p>
Rancangan Basis Data
Pada bab ini menjelaskan secara terperinci rancangan-rancangan yang di usulkan pada bagian basis data yang merupakan penjabaran diagram-diagram di atas.
Class Diagram
Untuk menggambarkan hubungan antara tabel yang diusulkan dapat dilihat pada class diagram sebagai berikut :
<p align="center">
Gambar 4.5. Class Diagram Sistem Monitoring Capaian Kinerja yang diusulkan
</p>
===Spesifikasi Basis Data===Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi database yang digunakan dalam sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut :
Nama Tabel : TblLoginMedia : HardiskIsi : Id_Login+UserName+Password+Nama+ Unit_KerjaPrimary Key : Id_LoginPanjang Record : 99
<p align="center">Tabel 4.2. Struktur Tabel Login</p>
Nama Tabel : TblPegawaiMedia : HardiskIsi : Id_Pegawai+Nama_Pegawai+Jabatan+ Unit_KerjaPrimary Key : Id_PegawaiPanjang Record : 128
<p align="center">Tabel 4.3. Struktur Tabel Pegawai</p>
Nama Tabel : TblKinerjaMedia : HardiskIsi : Id_Kinerja+Nama_Kinerja+Tahun+Target+ AnggaranPrimary Key : Id_KinerjaPanjang Record : 59
<p align="center">Tabel 4.4. Struktur Tabel Kinerja</p>
Nama Tabel : TblTelaahMedia : HardiskIsi : Id_Telaah+Tahun +No_Telaah+ Tgl_Telaah+Nama_Terlapor+Dugaan_TP +Triger_Telaah+Id_Pegawai+ Lanjut_RiksaPrimary Key : Id_TelaahPanjang Record : 134
<p align="center">Tabel 4.5. Struktur Tabel Telaah</p>
Nama Tabel : TblRiksaMedia : HardiskIsi : Id_HP+Tahun+Id_Kinerja+Id_Telaah+ Nama_Terlapor+No_Sprin+Tgl_Sprin+ No_Surat+Tgl_Surat+Perihal+Jenis_HP+ No_HP+Ditujukan+Dugaan_TP+ Id_Pegawai+Jml_TimPrimary Key : Id_HPPanjang Record : 278
<p align="center">Tabel 4.6. Struktur Tabel Riksa</p>
Nama Tabel : TblRisetMedia : HardiskIsi : Id_Riset+Tahun+Id_Kinerja+Rutin+Judul+ Periode+Id_Pegawai+Jml_TimPrimary Key : Id_RisetPanjang Record : 112
<p align="center">Tabel 4.7. Struktur Tabel Riset</p>
Nama Tabel : TblStatistikMedia : HardiskIsi : Id_Statistik+Tahun+Id_Kinerja+Periode+ Bulan+Variasi_Data+Id_Pegawai+Jml_TimPrimary Key : Id_StatistikPanjang Record : 40
<p align="center">Tabel 4.8. Struktur Tabel Statistik</p>
Nama Tabel : TblAnggaranMedia : HardiskIsi : Id_Anggaran+Tahun+Id_Kinerja+Kegiatan+ AnggaranPrimary Key : Id_AnggaranPanjang Record : 99
<p align="center">Tabel 4.9. Struktur Tabel Anggaran</p>
Rancangan Tampilan Layar
Berikut ini merupakan beberapa rancangan tampilan layar dari perancangan sistem monitoring capaian kinerja berbasis Android yang akan dibuat, antara lain:
Rancangan Tampilan Halaman Login
Gambaran mengenai rancangan tampilan halaman login yang diusulkan dapat dilihat pada gambar 4.6 sebagai berikut :
<p align="center">
Gambar 4.6. Rancangan Tampilan Halaman Login
</p>
Jika username dan password tidak diisi, maka muncul tampilan seperti berikut :
<p align="center">
Gambar 4.7. Rancangan Tampilan Pesan Username dan Password Kosong
</p>
Jika username atau password salah, maka muncul tampilan seperti berikut :
<p align="center">
Gambar 4.8. Rancangan Tampilan Pesan Username atau Password salah
</p>
Gambaran mengenai rancangan tampilan menu home untuk Direktorat yang diusulkan dapat dilihat pada gambar 4.9 di bawah ini:
<p align="center">
Gambar 4.9. Rancangan Tampilan Menu Home Direktorat
</p>
Sedangkan gambaran mengenai rancangan tampilan menu home untuk Pimpinan yang diusulkan adalah sebagai berikut:
<p align="center">
Gambar 4.10. Rancangan Tampilan Menu Home Pimpinan
</p>
Rancangan tampilan menu Pegawai yang diusulkan dapat dilihat pada gambar 4.11 sebagai berikut:
<p align="center">
Gambar 4.11. Rancangan Tampilan Menu Pegawai
</p>
Gambaran mengenai rancangan tampilan menu Target Kinerja yang diusulkan adalah seperti gambar 4.12 di bawah ini:
<p align="center">
Gambar 4.12. Rancangan Tampilan Menu Target Kinerja
</p>
Rancangan tampilan menu Input Pegawai yang diusulkan dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut ini:
<p align="center">
Gambar 4.13. Rancangan Tampilan Menu Input Pegawai
</p>
Rancangan mengenai tampilan menu Input Telaah adalah sebagai berikut:
<p align="center">
Gambar 4.14. Rancangan Tampilan Menu Input Telaah
</p>
RancanganTampilan Pesan Konfirmasi Delete
Ketika akan melakukan penghapusan data, maka muncul rancangan tampilan seperti berikut :
<p align="center">
Gambar 4.15. Rancangan Tampilan Pesan Konfirmasi Delete
</p>
Gambaran mengenai rancangan tampilan menu Input Hasil Pemeriksaan dapat dilihat sebagaimana gambar 4.16 di bawah ini:
<p align="center">
Gambar 4.16. Rancangan Tampilan Menu Input Hasil Pemeriksaan
</p>
Gambaran mengenai rancangan tampilan menu Input Hasil Riset adalah seperti gambar 4.17 di bawah ini:
<p align="center">
Gambar 4.17. Rancangan Tampilan Menu Input Hasil Riset
</p>
Rancangan tampilan menu Input Anggaran adalah sebagai berikut:
<p align="center">
Gambar 4.18. Rancangan Tampilan Menu Input Anggaran
</p>
===RancanganTampilan Menu Realisasi Capaian Kinerja===Gambaran mengenai rancangan tampilan menu Realisasi Kinerja adalah seperti gambar 4.19 di bawah ini:
<p align="center">Gambar 4.19. Rancangan Tampilan Menu Realisasi Capaian Kinerja</p>
===RancanganTampilan Menu Statistik Capaian Kinerja===Rancangan tampilan menu Statistik Kinerja adalah seperti gambar 4.20 di bawah ini:
<p align="center">Gambar 4.20. Rancangan Tampilan Menu Statistik Capaian Kinerja</p>
===RancanganTampilan Pesan Konfirmasi LogOut===Ketika akan LogOut, rancangan tampilan layar yang muncul adalah sebagai berikut:
<p align="center">Gambar 4.21. Rancangan Tampilan Pesan Konfirmasi LogOut</p>
==KonfigurasiSistem Usulan=====SpesifikasiHardware===Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah satu unit Personal Computer dan mobile device. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada desain sistem yang diusulkan adalah:
AplikasiYang Digunakan
Hak Akses
TampilanProgram
TampilanHalaman Login
TampilanPesan Konfirmasi Delete
TampilanPesan Konfirmasi LogOut
Testing
MetodeImplementasi
PengujianBlackbox
ScheduleImplementasi
EtimasiBiaya
<p align="center">BAB V</p>
<p style="line-height: 2">
PENUTUP
</p>
Kesimpulan
Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai aplikasi monitoring capaian kinerja berbasis Android pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dengan studi kasus pada Direktorat Pemeriksaan dan Riset adalah sebagai berikut:
-
Pelaksanaan sistem monitoring capaian kinerja pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dilakukan mulai dari menyusun rencana kerja, melaksanakan program kegiatan, mencatat dan mengukur kinerja kemudian menyampaikan laporan capaian kinerja secara periodik kepada Pimpinan.
-
Untuk menganalisa sistem yang berjalan dilakukan langkah-langkah pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan studi literatur. Penulis juga menggunakan metode analisa Critical Success Factor (CSF), SWOT, dan Value Chain serta Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan sistem secara visual dan Elisitasi untuk mengetahui kebutuhan user.
-
Berdasarkan hasil penelitian, sistem monitoring capaian kinerja yang berjalan dirasa masih kurang optimal karena akses terhadap informasi tidak dapat dilakukan secara real time, rekapitulasi data dari database yang belum terintegrasi serta masih mengandalkan aplikasi spreadsheet secara sederhana juga membuat pekerjaan menjadi kurang efektif. Oleh karena itu, penulis mencoba merancang sistem usulan dengan memanfaatkan tools Unified Modeling Language (UML), kemudian membuat aplikasi Android menggunakan program Basic4Android dengan database MySQL dan koneksi menggunakan bahasa PHP.
-
Setelah dilakukan pengujian, agar sistem dapat diimplementasikan perlu dilakukan pengaturan hak akses, proses input data ke dalam database dan sosialisasi serta pelatihan kepada user agar pelaksanaan monitoring capaian kinerja dapat lebih efektif.
Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah agar penelitian berikutnya bisa mengembangkan sistem ini lebih baik lagi, sehingga kekurangan yang ada bisa dilengkap atau diperbaiki. Saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangannya adalah sebagai berikut:
-
Diperlukan penyempurnaan terhadap sistem monitoring capaian kinerja yang berjalan saat ini agar lebih efektif, cepat dan akurat dengan membuat aplikasi yang dapat memberikan informasi dengan lebih cepat dan real time serta database yang terintegrasi.
-
Sistem informasi monitoring capaian kinerja berbasis Android diharapkan dapat lebih mengefektifkan pemantauan kinerja karena informasi dapat diakses dengan lebih cepat dan up to date.
-
Diperlukan pengembangan sistem yang lebih lanjut seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan organisasi secara menyeluruh.
-
Implementasi sistem informasi monitoring capaian kinerja berbasis Android yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja diharapkan dapat membantu Pimpinan maupun pegawai dalam mendukung pengambilan keputusan dan melaksanakan program kegiatan untuk mencapai target yang sudah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
- ↑ Sutabri, Tata.2012. Konsep Dasar Informasi. Yogyakarta: Andi
- ↑ Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: PT. Rineka Cipta
- ↑ 3,0 3,1 3,2 3,3 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu
- ↑ 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Informasi. Yogyakarta: Andi
- ↑ 5,0 5,1 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi.Yogyakarta: Graha Ilmu
- ↑ Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara
- ↑ Kustiyahningsih, Yeni. 2011. Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL. Jakarta: Graha Ilmu
- ↑ 8,0 8,1 8,2 Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak. Jakarta: Mediakita
- ↑ Raharja, Untung dan Mia Novalia Hidayati. 2011. "Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level". Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal Vol. 4 No.3, Mei 2011
- ↑ Rosa, A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika
- ↑ Tanti, Lili. 2009. "Pengembangan Perangkat Ajar Berbantuan Komputer Untuk Mempelajari Tata Bahasa Inggris". Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Journal CCIT Vol. 3 No.2, Januari 2009
- ↑ Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal Vol. 7 No. 1, September 2013
- ↑ Henderi, Maimunah, Randy Andrian. 2011. "Desain Aplikasi E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics". Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal Vol 4 No. 3
- ↑ Wahana, Komputer. 2010. Shourtcourse SQL Server 2008 Express. Yogyakarta : Andi
- ↑ Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung: CV. Alfabeta
- ↑ 16,0 16,1 Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga
- ↑ Rangkuti, Freddy. 2011. Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
- ↑ 18,0 18,1 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika
- ↑ 19,0 19,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
- ↑ Aisyah, Siti dan Nawang Kalbuana. 2011. "Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME". Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal Vol. 4 No.2, Januari 2011
- ↑ 21,0 21,1 Nugroho, Adi. 2010. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. Bandung: Informatika
- ↑ Widodo, Prabowo Pudjo. Herlawati. 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika
- ↑ Henderi. 2010. "Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)". Tangerang: Raharja Enrichment Centre (REC)
- ↑ 24,0 24,1 Guritno, Suryo dkk. 2010. Theory and Application of IT Research. Yogyakarta: CV Andi Offset
- ↑ Raharja, Untung dan Mia Novalia Hidayati. 2011. "Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level". Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal Vol. 4 No.3, Mei 2011
- ↑ 26,0 26,1 26,2 26,3 26,4 Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka
- ↑ Safaat H, Nazruddin. 2012. Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone Dan Tablet PC Berbasis Android. Bandung. Informatika
- ↑ http://basic4android.com. [28 Februari 2014, 15.30 wib]
- ↑ Wardana. 2010. Menjadi Master PHP Dengan Framework Codeigniter. Jakarta: Elex Media Komputindo
- ↑ Puspitasari A, Heni. 2011. Pemrograman Web Database dengan PHP & MySQL. Jakarta: Skripta
- ↑ Prasetio, Adhi. 2012. Buku Pintar Pemrograman Web. Jakarta: Mediakita
- ↑ 32,0 32,1 32,2 Arief, M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi
- ↑ Raharjo, Budi. 2011. Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL. Bandung: Informatika
- ↑ Oktavian, Diar Puji. 2010. "Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP". Yogyakarta: Mediakom
- ↑ http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja). [15 Maret 2014, 07.00 wib]
- ↑ Semiawan, Conny R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo
- ↑ Yuniarti. Evi, dkk. 2012. "Kinerja Laporan Keuangan Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja". Lampung: Politeknik Negeri Lampung
- ↑ Noviansyah, Irvan. 2011. "Perancangan Parent Monitoring System dengan Handphone pada Perguruan Tinggi Raharja". Skripsi. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja
- ↑ Amalia, Riski. 2013. "Penerapan Dashboard Informasi Sistem Penilaian kinerja pegawai pada SDM di PT. PLN Disjaya Area Cikokol". Skripsi. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja
- ↑ Yani, Rahmalia Astri. 2010. "Perancangan Sistem Informasi Pengukuran Key Performance Indicator (KPI) Divisi Akademik Berbasis Web Pada Perguruan Tinggi Raharja". Tugas Akhir. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja
- ↑ Nurdiansyah. 2013. "Home Apliance Controling with Mobile Device Based On Android Operating System". Skripsi. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja
- ↑ Utpatadevi, Ni L.P. Pravina, A. A. K. Oka Sudana dan A. A. Kt. Agung Cahyawan. 2012. "Implementation of MVC (Model-View-Controller) Architectural to Academic Management Information System with Android Platform Base". International Journal of Computer Applications (0975 - 8887) Volume 57- No.8, November 2012
=LAMPIRAN=