SI1014465153

Dari widuri
Revisi per 22 Juli 2014 15.49 oleh Admin (bicara | kontrib)


Lompat ke: navigasi, cari

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN

PADA PT YKK AP INDONESIA


SKRIPSI



Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM : 1014465153

NAMA : Ferawati



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengadaan barang atau biasa disebut dalam perusahaan adalah Purchasing Department merupakan salah satu fungsi dasar dari sebuah perusahaan yangmensuport keperluan-keperluan yang dibutuhkan perusahaan. Bagian ini sangat penting untuk dikelola dengan sungguh-sungguh. Karena ruang lingkup dari pembelian tidak hanya sebatas bagaimana manajemen berhasil menerapkan suatu mekanisme pengadaan barang secara tepat waktu dan sesuai dengan target harga, namun lebih jauh lagi adalah bagaimana menentukan strategi kemitraan antar perusahaan yang efektif.

Purchasing Department bersama dengan tugas dan bagiannya haruslah memahami dan mengetahui serta mengatur kegiatan pengadaan barang secara keseluruhan dengan konsep dan pola perencanaan yang terkoordinasi secara ramah tamah, sopan dan pelayanan yang memuaskan serta cepat tanggap dalam berbagai situasi apapun.

PT YKK AP Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufacturing yang mempunyai banyak transaksi pembelian dan harus memiliki informasi yang baku karena informasi yang didapat oleh suatu perusahaan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kelancaran suatu kegiatan terutama dalam kegiatan pengumpulan data, yang mana nantinya menjadi suatu hal yang harus dipertanggungjawabkan dan harus dapat berkerjasama dengan sistem yang ada demi kemajuan setiap perusahaan.

Untuk mendukung hal tersebut banyak faktor yang dibutuhkan agar terciptanya suatu keberhasilan. Salah satunya adalah Information Technology (IT), dimana teknologi ini sudah merambah bahkan wajib untuk diikuti oleh semua aspek dalam kehidupan. PT YKK AP Indonesia diwajibkan untuk mengikuti perkembangan teknologi, karena dapat bertahan dan mampu bersaing dengan perusahaan lain agar mampu menentukan langkah–langkah kelangsungan kegiatan pembelian dengan mengikuti perkembangan teknologi yang dapat berubah atau berkembang setiap waktu. Sistem informasi pembelian hendaknya dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dimana yang tujuannya adalah untuk menetapkan pertanggungjawaban serta untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai barang yang diterima dan dipesan karena kecermatan dalam pencatatan yang akurat akan membantu terwujudnya efisiensi dan efektifitas kerja, oleh karena itu dirasa sangat perlu untuk mengetahui bagaimana sistem informasi pembelian dari suatu kegiatan usaha. Salah satunya adalah pengeluaran untuk biaya pembelian barang/ jasa yang merupakan pengeluaran rutin serta mempunyai nilai yang cukup besar. Sistem informasi pembelian melibatkan beberapa bagian yang menangani masalah pembelian. Ternyata pada kemyataannya sistem informasi pembelian di PT YKK AP Indonesia belum dijalankan sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan atau standar operasional perusahaan bahkan bisa dikatakan belum dapat berjalan dengan baik, sesuai prosedur sebagai ketentuan dan keputusan yang telah ditetapkan, disebabkan masih banyak bagian yang terkait belum dapat menjalankan target prosedur yang ada selain itu kegiatan yang seharusnya menggunakan sistem masih dilakukan secara manual, penyampaian alur alir dokumen yang masih terhambat diakibatkan penundaan penginpuitan data dibagian sistem informasi pembeliannya, yang berpengaruh terhadap pelaporan dan pencatatan didalam penerimaan barang dan ini berpengaruh terhadap salah satu bagian yang terkait lainnya atas pencatatan dan pelaporan yang harus dipertanggungjawabkan setiap bulannya.

Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas dapat diketahui bahwa sistem pembelian memiliki peranan yang penting dalam kegiatan operasional perusahaan. Oleh sebab itu penulis mengambil judul “ANALISIS SISTEM INFORMASI PEMBELIAN BARANG IMPORT PADA PT YKK AP INDONESIA”

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

  1. Bagaimana mengembangkan sistem informasi purchasing baik keakuratan data maupun ketepatan waktunya?
  2. Apa kendala-kendala yang terjadi dalam sistem informasi Purchasing tersebut?
  3. Bagaimana mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada pelaksanaan sistem informasi terutama penginputan manual laporan yang masih berjalan?

Ruang Lingkup

Dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian. Penelitian hanya pada implementasi aplikasi informasi pembelian barang import pada PT YKK AP Indonesia diantaranya yaitu pengembangan sistem dari permintaan barang ke supplier sehingga menerima invoice dan barang tersebut dan memproses pembayaran dan penerimaan barangnya hingga pembuatan account payable dari pembayaran dan penerimaan barang tersebut .

Tujuan dan Manfaat

Tujuan

Dalam penulisan laporan ini, penulis mempunyai tujuan antara lain:

  1. Tujuan Opersional
  2. a. Menciptakan sistem pembelian serta merekap sistem penerimaan barang dan pembayarannya.

    b. Menciptakan sistem yang dapat memproses sistem pembelian secara otomatis agar tidak ada pekerjaan manual yang dapat merugikan perusahaan.

  3. Tujuan Fungsional
  4. a. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan

    b. Menciptakan aplikasi sistem informasi sebagai pengambilan keputusan manajerial.

  5. Tujuan Individual
  6. a. Sebagai syarat kelulusan Kuliah Kerja Praktek pada Perguruan Tinggi Raharja.

    b. Untuk memudahkan pekerjaan tersebut.

Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Operasional
  2. a. Mampu mempermudah pekerjaan manual menjadi komputerisasi.

    b. Mampu memonitoring pembelian barang, penerimaan barang hingga penerimaannya.

    c. Dengan termonitoringnya penerimaan barang mampu mengontrol pembayarannya.

  3. Manfaat Fungsional
  4. a. Menghasilkan sebuah aplikasi informasi pembelian yang lebih terkontrol sehingga meminimalisir kerugian perusahaan.

  5. Manfaat Individual
  6. a. Menjadikan salah satu syarat kelulusan Kuliah Kerja Praktek pada Perguruan Tinggi Raharja.

    b. Sebagai bentuk improvement yang dapat mempercepat dan memepermudah pekerjaan pada bagian terkait.

Metode Penelitian

Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan adalah metode dengan cara mengumpulkan dan menggambarkan data mengenai keadaan secara langsung dari lapangan atau tepatnya yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data secara relevan.

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam mencari dan mengumpulkan data serta mengolah informasi yang diperlukan menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

  1. Metode Observasi (Observasi Research)
  2. Kegiatan memperolah data dengan cara penulis mengadakan pengamatan langsung pada PT YKK AP Indonesia selama kurang lebih 3 bulan yang beralamat Kawasan Industri Manis Jl. Manis Raya No. 23 Ds. Kadu Kec. Curug Tangerang khususnya pada Departement Purchasing terhadap suatu objek . Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan dokumen yang merupakan sumber informasi yang sangat penting yang dapat membantu dalam analisa dan untuk langkah selanjutnya dalam rangka pembangunan sistem tersebut. Sehingga penulis memperoleh data kesalahan dan proses kegiatan tersebut bahwa di PT YKK AP Indonesia belum adanya implementasi Sistem Informasi Purchasing dan membutuhkan suatu sisem tersebut.

  3. Metode Wawancara (Interview Research)
  4. Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab atau interview langsung secara tatap muka dengan pihak yang berkepentingan yakni kepada manager PT YKK AP Indonesia dan user tentang semua kegiatan yang berhubungan dengan pembelian barang import. Sehingga penulis mendapatkan permasalahan yang sedang dialami yakni tidak adanya sistem informasi yang dapat menyajikan informasi dengan akurat dan tepat waktu kepada bagian yang terkait sehingga banyaknya waktu yang terbuang dan beresiko ketidakakuratan data yang terjadi. (sistem yang berjalan dan ruang lingkup yang mencangkup)

  5. Metode Kepustakaan (Library Research)
  6. Kegiatan memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku–buku, browsing dan literature review yang berkaitan dengan permasalahan sistem informasi purchasing untuk membantu didalam meyelesaikan dan juga untuk melengkapi data yang berhubungan dengan masalah yang sedang diterjadi pada PT YKK AP Indonesia

    Metode Analisa

    Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Swot singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan) yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan dalam memasarkan event. Analisa SWOT membentuk sebuah analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran) dengan menggabungkaan dari 4 sifat tersebut yang menghasilkan pemecahan masalah dengan menggunakan servise marketing mix.

    Metode Perancangan

    Perancangan sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem. Tujuan perancangan sistem adalah:

    1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user) seperti menyajikan laporan yang akurat dan tepat waktu.
    2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun dalam UML (Unified Modeling Language) untuk aplikasi pada Departement Purchasing PT YKK AP Indonesia.
    3. Metode Prototipe

      Metode Testing

      Sistematika Penulisan

      Untuk mempermudah dalam membaca dan mengikuti aturan penulisan yang ada, maka penulis mengelompokan laporan skripsi ini menjadi beberapa bab yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :

      BAB I PENDAHULUAN

      Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, metode analisa, metode perancangan, metode prototipe, metode testing yang di pergunakan serta sistematika penulisan Skripsi ini.

      BAB II LANDASAN TEORI

      Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review.

      BAB III PEMBAHASAN

      Dalam bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum PT YKK AP Indonesia yang terdiri dari sejarah singkat, struktur organisasi,dan tugas serta tanggung jawab. Tata laksana sistem yang berjalan yang terdiri dari prosedur sistem yang berjalan, rancangan prosedur sistem yang berjalan. Analisa sistem yang berjalan yang terdiri dari Analisa SWOT. Untuk metode analisa berdasarkan prosedur sistem yang berjalan terdiri atas analisa masukan, analisa proses, dan analisa keluaran. Kemudian permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, dan user requirement.

      BAB IV RANCANGAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI

      Bab ini berisi tentang sistem yang diusulkan dan uraian mengenai tampilan layar dari program yang dibuat.</p>

      BAB V PENUTUP

      Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisa dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan.


      BAB II

      LANDASAN TEORI

      Teori Umum

      Konsep Dasar Sistem

      Definisi Sistem

      Menurut Taufiq (2012:2)[1], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

      Menurut Hartono (2013:9)[2], “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagi bagian atau elemen yang saling berhubungan secara terorganisir berdasar fungsi-fungsinya, menjadi suatu kesatuan”.

      Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk mencapai suatau tujuan.

      Karakteristik Sistem

      Menurut Hartono (2013:14)[2],suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

      1. Komponen Sistem (component)Bagian-bagian atau elemen-elemen yang dapat berupa benda atau manusai,berbentuk nyata atau abstrak, dan disebut subsistem.
      2. Penghubung anatar bagian (interface)Sesuatu yang bertugas menjembatani suatu bagian dengan bagian lain, memungkinkan terjadinya interaksi atau komunikasi antar bagian.
      3. Batas (boundary)Sesuatu yang membedakan antara satu sistem dengan sistem atau sistem-sistem lain.
        Menurut Taufiq (2013:9), batas sistem harus ditentukan dari awal karena dengan batas yang jelas maka sistem lebih mudah untuk di definisikan dan dimengerti. Tanpa adanya batasmaka sistem, akan lebih meluas hingga kita susah untuk mendeskripsikan. Batas sistem untuk menentukan sub-sub sistem mana yang masuk dalam sistem dan susb-sub sistem dan mana yang tidak terlibat dalam sistem.Sampai saat ini tidak ada kesepakatan batas untuk sebuah sistem karena dengan sistem yang sama memungkinkan mempunyai batas yang berbeda tergantung kebutuhan dari sistem itu sendiri.
      4. Lingkungan (environment)Segaka sesuatu yang berada diluar sistem dan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan sistem yang bersangkutan.
      5. Masukan (input)Sesuatu yang merupakan bahan untuk diolah atau diproses oleh sistem.
      6. Mekanisme Pengolahan (processing)Perangkat dan prosedur untuk mengbah masukan menjadi keluaran dan menampilkannya.
      7. Keluaran (output)Berbagai macam bentuk hasil atau produk yang dikeluarkan dari pengolahan.
      8. Tujuan (goal/objective)Sesuatu atau keadaan yang ingin dicapai oleh sistem, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
      9. Sensor dan Kendali (sensor & control)Sesuatau yang bertugas memantau dan menginformasikan perubahan-perubahan dalam lingkungan dan dalam diri sistem kepada sistem.
      10. Umpan balik (feedback)Informasi tentang perubahan-perubahan lingkungan dan perubahan-perubahan (penyimpangan) dalam diri sistem.
      11. Klasifikasi Sistem

        Menurut Taufiq (2013:8)[1],suatu sistem dapat diklasifikasikan menjadi :

        1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
          Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebuta sebagai prosedur , contoh dari sistme abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem hubungan antara manusia dan Allah, dll.
          Sitem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem computer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada sepeda motor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.
          Dilihat dari fungsinya baik secara abstrak maupun sistem secara fisik memiliki fungsi yang sama pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar bisa berjalan secara optimalsedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang digunakan untuk mendukung proses yang ada sisalam organisasi.
        2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem Tidak dapat dipastikan
          Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah didepkrisikan dengan jelasapa inputnya bagaimana prosesnyadan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sebagai contoh sistem pembuatan kue donat inputnya berupa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan khusus untuk kue donat sedangkan cara prosesnya juga sudah ditentukan sehingga hasil yang diharapkan memang sebuah donat.
          Sedangkan sistem yang tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistic merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi dengan jelas salah satu input proses outputnya ataupun ataupun ketiganya belum terdefinisi dengan jelas. Disini saya mengambil contoh kelulusan mahasiswa dalam mengikuti ujian akhir semester dalam suatu matakuliah,jumlah mahasiswa yang ikut ujian dapat dipastikan, sedangkan proses ujian sudah ditentukan dan standar kelulusan juga sudah ditentukan sedangkan hasil yang lulus ujian belum dapat dipastikan karena masih menunggu hasil ujian mahasiswa.
        3. Sistem tertutup dan sistem terbuka
          Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada komponen dari luar disebut sistem terbuka. Untuk lebih jelasnya dibawah ini ada contoh dengan satu objek yang sama yang bisa disebut sebagai sistem terbuka atau sistem tertutup tergantung komponen-komponen yang dapat atau tidak dapat mempengaruhi.
          1)Sistem belajar mengajar dengan komponen-komponennya: Dosen, Mahasiswa, meja, kursi, whiteboard, ruang, dll, dengan komponen-komponen yang disebutkan itu kita bisa sebut sebagai sistem tertutup karena sistem belajar mengajar tidak berpengaruh dengan sub sistem lain yang ada diluar.
          2)Sistem belajar mengajar dengan komponen-komponennya: Dosen , Mahasiswa, meja, kursi, whiteboard, ruang, cuaca, penerangan, dll. dengan komponen-komponen yang disebutkan itu kita bisa sebut sebagai sistem terbuka karena sistem belajar mengajar bisa terganggu jika hujan lebat, mendung atau lampu mati.
          Menggunakan contoh yang sama dengan tujuan kita bisa lebih memahami sistem mana yang disebut sistem tertuup dan mana yang disebut sistem terbuka, kapan suatu sistem disebut dengan sistem terbuka dan kapan sistem disebut sistem tertutup.
        4. Sistem Manusia dan Sistem Mesin Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya. Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.
        5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
          Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.
        6. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi
          Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.
        7. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia
          Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini, misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.
        8. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
          Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.
        9. Tujuan Sistem

          Menurut Taufiq (2013:5)[1],tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yangbermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya.

          Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya.

          Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk mencapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

          1. Relevansi
            Informasi disediakan atau disajikan unuk digunakan. Oleh karena itu, informasi yang bernilai tinggi adalah yang relevan dengan kebutuhan, yaitu untuk apa informasi itu digunakan.
          2. Kelengkapan dan keluasan
            Informasi akan bernilai semakin tinggi, jika teraji secara lengkap dalam cangkupan yang luas. Informasi yang sepotong-sepotong, apalagi tidak tersusun secara sistematis tentu tidak banyak artinya.Demiukian pun bila informasi itu hanya mencangkup area yang sempitdari suatu permasalahan.
          3. Kebenaran
            Kebenaran informasi ditentukan oleh validasi atau dapatnya dibuktikan.Informasi berasal dari data, dan data adalah fakta.Informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang benar-benar berasal dari fakta, bukan opini atau ilusi.
          4. Terukur
            Informasi berasal dari fakta atau hasil pengukuran dan pencatatan dari fakta.Jadi informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang bila dilacak kembali kepada datanya, data tersebut dapat diukur sesuai faktanya.
          5. Keakuratan
            Informasi berasal dari fakta atau hasil pengukuran dan pencatatan dari fakta. Oleh karena itu kecermatan dalam mengukur dan mencatat fakta akan menentukan keakuratan data dan nilai dari informasi yang disajikan.
          6. Kejelasan
            Informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk teks, tabel, grafik, chart, dan lain-lain.Namun apapun bentuk yang dipilih, yng penting adalah dapat menjadikan pemakai mudah memahami maknanya.Oleh karena itu, selain bentuk penyajiannya harus benar, juga harus diperhatikan kemampuan pemakai dalam memahaminya.
          7. Keluwesan
            Informasi yang baik adalah yang mudah diubah-ubah bentuk penyajiannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi.
          8. Ketepatan waktu
            Informasi yang baik adalah informasi yang disajikan tepat pada waktu yang dibutuhkan.informasi yang terlambat dating menjadi informasi basi yang tidak ada lagi nilainya.

          9. Daur Hidup Sistem

            Menurut Sutabri (2012:27)[3],Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
            Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

            1. Mengenali adanya kebutuhan
              Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
            2. Pembangunan sistem
              Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
            3. Pemasangan sistem
              Setalah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.
            4. Pengoperasian sistem
              Program-program computer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
            5. Sistem menjadi usang
              Kadang perubahan yang terjadi begitu drastic sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.
            6. Konsep Dasar Data

              Definisi Data

              Menurut Taufiq (2013:13),[1], ”Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

              Menurut Hartono (2013:15), ”Data adalah hasil pengukuran dan pencatatan data terhadap fakta tentang sesuatu, keadaan, tindakan atau kejadian”.</p></div>

              Menurut Sutabri (2012:1),[3], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah fakta atau deskripsi tentang benda atau kejadian yang perlu diolah agar dapat menjadi informasi yang lebih bermakna dan mempunyai tujuan.


              Klasifikasi Data

              Menurut Taufiq (2013:14),[1],Data dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian menurut sudut pandangnya diantaranya:

              1. Berdasarkan bentuknya
                1. Data fisik, merupakan sebuah data yang bisa dipegang oleh panca indera.
                2. Data logic, merupakan sebuah data yang tidak bis dipegang tapi bisa dilihat.
              2. Berdasarkan sifatnya
                1. Kuantitatif, data yang dipandang dari segi jumlah.
                2. Kualitatif, data yang dipandang dari segi kualitasnya.
              3. Berdasarkan sumbernya
                1. Internal, merupakan data yang diperolehdari dalam lingkungan.
                2. Eksternal, merupakan data yang diperoleh dari luar lingkungan
              4. Berdasarkan Cara Memperolehnya
                1. Primers, data primer merupakan data utama yang berhubungan dengan masalah yang diproses.
                2. Sekunder, bukan merupakan data utama yang akan diproses melainkan data pendukung tuk dijadikan tambahan.
              5. Berdasarkan Cangkupannya
                1. Sensus
                2. Sample
              6. Berdasarkan Skala Cangkupannya
                1. Nomilan, ordinal, interval, dan rasio.

                Konsep Dasar Informasi

                Definisi Informasi

                Menurut Hartono (2013:15),[2],“Informasi adalah sehimpunana data yang telah diolah menjadi sesuatu yang memiliki arti dan kegunaan lebih luas”.

                Menurut Darmawan (2012:2),[4],“Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau diproses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya”.

                Menurut Taufiq (2013:15),[1],“Informasi adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

                Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sesuatu yang lebih bermakna dan mempunyai tujuan.

                Nilai Informasi

                Menurut Hartono (2013:17),[2],kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan nilai dari suatu informasi, yaitu:

                1. Relevansi
                  Informasi disediakan atau disajikan unuk digunakan. Oleh karena itu, informasi yang bernilai tinggi adalah yang relevan dengan kebutuhan, yaitu untuk apa informasi itu digunakan.
                2. Kelengkapan dan keluasan
                  Informasi akan bernilai semakin tinggi, jika teraji secara lengkap dalam cangkupan yang luas. Informasi yang sepotong-sepotong, apalagi tidak tersusun secara sistematis tentu tidak banyak artinya.Demiukian pun bila informasi itu hanya mencangkup area yang sempitdari suatu permasalahan.
                3. Kebenaran
                  Kebenaran informasi ditentukan oleh validasi atau dapatnya dibuktikan.Informasi berasal dari data, dan data adalah fakta.Informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang benar-benar berasal dari fakta, bukan opini atau ilusi.
                4. Terukur
                  Informasi berasal dari fakta atau hasil pengukuran dan pencatatan dari fakta.Jadi informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang bila dilacak kembali kepada datanya, data tersebut dapat diukur sesuai faktanya.
                5. Keakuratan
                  Informasi berasal dari fakta atau hasil pengukuran dan pencatatan dari fakta. Oleh karena itu kecermatan dalam mengukur dan mencatat fakta akan menentukan keakuratan data dan nilai dari informasi yang disajikan.
                6. Kejelasan
                  Informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk teks, tabel, grafik, chart, dan lain-lain.Namun apapun bentuk yang dipilih, yng penting adalah dapat menjadikan pemakai mudah memahami maknanya.Oleh karena itu, selain bentuk penyajiannya harus benar, juga harus diperhatikan kemampuan pemakai dalam memahaminya.
                7. Keluwesan
                  Informasi yang baik adalah yang mudah diubah-ubah bentuk penyajiannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi.
                8. Ketepatan waktu
                  Informasi yang baik adalah informasi yang disajikan tepat pada waktu yang dibutuhkan.informasi yang terlambat dating menjadi informasi basi yang tidak ada lagi nilainya.
                9. Komponen-komponen Informasi

                  Menurut Taufiq (2013:5),[1],sebuah informasi bisa bermanfaat bila memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya. Jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komonen dasarnya.Jika dianalisis berdasarkan pendekatan information system pada dasarnya ada 8 komponen. Adapun keenam komponen tau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut:

                  1. Root of information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebuah proses pebolahan data.misalnya yang termasuk awal komponen ini adalah informasi yang disampaikan oleh pihak pertama.
                  2. Bar of information,merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi,yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami.
                  3. Branch of information,yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami.
                  4. Stick of information,yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi,biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan,pengetahuan.Kedudukannya bersifat pelengkap (suplemen) terhadap informasi lain.
                  5. Bate of information,yaitu iformasi yang sifatnya semi mikro,tetapi keberadaannya sangat penting sehingga dimasa yang akan datang,dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembang dan dicari,serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuai kebutuhannya.
                  6. Leaf of information,yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung,dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul.

                  7. Klasifikasi Informasi

                    Menurut Sutabri (2013:34)[3],informasi dalam menejemen diklasifikasikan sebagai berikut:

                    1. Informasi Berdasarkan Persyaratan
                      Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:
                      1. Informasi yang tepat waktu
                        Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.
                      2. Informasi yang relevan
                        Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang menajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian.
                      3. Informasi yang bernilai
                        Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.
                      4. Informasi yang dapat dipercaya
                        Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.
                    2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
                      Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
                      1. Informasi masa lalu
                        Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapih dan teratur.
                      2. Informasi masa kini
                        Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.
                    3. Informasi Berdasarkan Sasaran
                      Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:
                      1. Informasi individual
                        Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.
                      2. Informasi komunitas
                        Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.

                      Nilai Dan Kualitas Informasi

                      Menurut Sutabri (2012:37)[3], nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif disbanding dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.

                      Lebih lanjut, sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan sesuatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10(sepuluh) sifat,yaitu:

                      1. Mudah diperoleh
                        Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.
                      2. Luas dan Lengkap
                        Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.
                      3. Ketelitian
                        Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
                      4. Kecocokan
                        Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
                      5. Ketepatan Waktu
                        Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditamabah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.
                      6. Kejelasan
                        Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Bebrapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.
                      7. Keluwesan
                        Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan,tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banayk hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
                      8. Dapat dibuktikan
                        Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
                      9. Tidak ada prasangka
                        Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
                      10. Dapat diukur
                        Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

                      Siklus Informasi

                      Menurut Sutabri (2012:33)[3],data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menangkap informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Tindakan si penerima menjadi sebuah data baru. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (information Cycle).</li>


                      BAB III

                      BAB IV

                      BAB V

                      DAFTAR PUSTAKA

                      DAFTAR LAMPIRAN


Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan