SI1411477718

Dari widuri
Revisi per 18 September 2018 08.23 oleh Tri wijiharto3 (bicara | kontrib) (BAB IV)


Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN PETUGAS KEAMANAN PENERBANGAN

( AVIATION SECURITY ) DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO-HATTA

PADA PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1411477718
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM IFRMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN

PETUGAS KEAMANAN PENERBANGAN ( AVIATION SECURITY )

DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO-HATTA PADA PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)



Disusun Oleh :

NIM
: 1411477718
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan SIstem Informasi
           
           
           
           
(Dr. Ir. Untung Raharja, M.T.I.,M.M)
       
(Nur Azizah M.Akt., M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 05062


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN

PETUGAS KEAMANAN PENERBANGAN ( AVIATION SECURITY )

DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO-HATTA PADA PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)


Dibuat Oleh :

NIM
: 1411477718
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ilamsyah, M.Kom.)
   
(Suwarto, M.Pd.)
NID : 14019
   
NID : 15001


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENANGANAN KELUHAN

HARDWARE BERBASIS WEBSITE PADA PT.ARGO PANTES

TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1411477718
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juli 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN

PETUGAS KEAMANAN PENERBANGAN ( AVIATION SECURITY )

DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO-HATTA PADA PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)

Disusun Oleh :


NIM
: 1411477718
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem informasi Manajemen


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah di pergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lainnya, serta belum pernah di publikasikan dimanapun.

Pernyataan ini di buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.


Tangerang, 16 Januari 2018

 
 
 
 
NIM. 1411477718

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000


ABSTRAKSI

Semakin berkembangnya sistem informasi yang diharapkan dapat mempermudah dan melancarkan pekerjaan suatu instansi perushaan sehingga kegiatan dapat berjalan secara optimal. PT Argo Pantes Tangerang adalah suatu perusahaan yang berada di lokasi Tangerang yang memproduksi kain. Dalam sebuah kegiatan yaitu bagian IT yang dapat melayani dan menangani masalah yang berada di perushaan perlu diperhatikan kembali, karena dalam melayani dan menangani suatu organisasi masih menggunakan media tertulis yang masih sering hilang, rusak, atau tidak jelas keluhan apa yang disampaikan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya sebuah sistem yang dapat membantu memperjelas dalam pengaduan keluhan agar pihak IT tidak bingung atas keluhan yang disampaikan. Dengan menggunakan metode analisis yang digunakan yaitu Blackbox testing, untuk perancangan sistem yang berorientasi menggunakan UML (Unified Modeling Language) yang telah diimplementasikan dalam bahasa pemograman PHP (Hypertext) dengan Sublime dan MySql untuk pembuatan database.

Kata Kunci : Keluhan, Melayani, MySql, UML, PHP


ABSTRACT

Growing information system are expected to facilitate and launch the job instance has a company so the activity can run optimally. PT. Argo Pantes is a company that is located in Tangerang who produce fabric. In an event that is a part of IT that can serve and deal with the problems that are on the back, these should be noted, as in the service and handle an organization still using media which is still often missing, damaged, or it is not clear what the complaints submitted. To fix the issue is need for a system that can help clarify in your complaint the complaint so that IT is not confused over the party’s complaints. By using the analytical methods used namely Blackbox testing, for design-oriented system using UML (Unified Modeling Language) that has been implemented in the programming language PHP (Hypertext), Sublime and MySql for the making of the database.

Keywords : Complaints, Serve, MySql, UML, PHP


KATA PENGANTAR


Bismillahirrohmaanirroohiim….

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji dan suku kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini yang disajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul penulisan Skripsi ini yang diambil adalah “Perancangan Sistem Informasi Penanganan Keluhan Hardware Berbasis Website Pada PT. Argo Pantes Tangerang”.

Selama pembuatan laporan Skripsi ini saya menyadari banyak mendapat bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, tanpa adanya bantuan tersebut saya tidak mampu menyusun dan Skripsi ini mungkin masih terdapat banyak sekali kekurangan dan bukan merupakan suatu pembahasan yang sangat sempurna.

Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan tanda terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penulisan Laporan Skripsi ini, ucapan tanda terima kasih ini penulis tunjukan kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM selaku Ketua STMIK Raharja
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M. Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja
  3. Bapak Sugeng Santoso, M. Kom selaku Pembantu Ketua 1 STMIK Raharja
  4. Ibu Nur Azizah, M. Akt., M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi (SI).
  5. Bapak Ilamsyah, M. Kom, selaku Dosen Pembimbing satu yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk membantu serta memberikan bimbingan serta arahan dalam proses perancangan sistem kepada peneliti.
  6. Bapak Suwarto,M.Pd, selaku Dosen Pembimbing dua yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk membantu serta memberikan bimbingan serta arahan dalam proses penulisan laporan skripsi ini kepada peneliti.
  7. Bapak Q. Ivandi Nurman. ST, selaku pembimbing lapangan yang telah membantu peneliti dalam memperoleh informasi seputar penelitian yang dilakukan.
  8. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  9. Kepada kedua Orang tua serta Adik saya terncinta yeng terus dan tidak pernah lelah dalam memberikan dorongan serta dukungan baik moril maupun materi. Untuk keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
  10. Untuk Ardi Rahmadani dan Even Bayu Tara, yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada peneliti.
  11. Kepada teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya, terima kasih telah berpartisipasi membantu dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan pembuatan Laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Tangerang, 17 Juli 2018
Andy Reo Permana
NIM. 1411482303

Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 3.1 Kandidat Prototype
  2. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I
  3. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II
  4. Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III
  5. Tabel 3.5 Final Draft Elisitasi
  6. Tabel 4.1 db_user
  7. Tabel 4.2 db_karyawan
  8. Tabel 4.3 db_keluhan
  9. Tabel 4.4 tb_bagian
  10. Tabel 4.5 tb_jabatan
  11. Tabel 4.6 tb_level
  12. Tabel 4.7 tb_hasil_keluhan
  13. Tabel 4.8 Pengujian Black Box Pada Menu Login
  14. Tabel 4.9 Pengujian Pada Menu Input
  15. Tabel 4.10 Pengujian Pada Menu Pengguna
  16. Tabel 4.11 Pengujian Pada Menu karyawan
  17. Tabel 4.12 Schedule
  18. Table 4.13 Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 3.1 StrukturOrganisasi
  2. Gambar 3.2 Use Case Diagram
  3. Gambar 3.3 Sequence Diagram
  4. Gambar 3.4 Activity Diagram
  5. Gambar 3.5 Metode Prototype
  6. Gambar 4.1 Use Case Diagram yang diusulkan sebagai admin
  7. Gambar 4.2 Use Case Diagram yang diusulkan sebagai karyawan
  8. Gambar 4.3 Squence Diagram yang diusulkan
  9. Gambar 4.4 Activity Diagram staff IT yang diusulkan
  10. Gambar 4.5 Activity Diagram karyawan yang diusulkan
  11. Gambar 4.6 Class Diagram
  12. Gambar 4.7 Prototype Menu Login
  13. Gambar 4.8 Prototype Halaman Utama
  14. Gambar 4.9 Prototype Menu Input keluhan
  15. Gambar 4.10 Prototype Menu Daftar Keluhan
  16. Gambar 4.11 Prototype Menu Daftar Pengguna
  17. Gambar 4.12 Prototype Menu Daftar Keryawan
  18. Gambar 4.13 Prototype Menu Laporan
  19. Gambar 4.14 Tampilan Menu Login
  20. Gambar 4.15 Tampilan Menu Home
  21. Gambar 4.16 Tampilan Menu Keluhan
  22. Gambar 4.17 Tampilan Menu Pengguna
  23. Gambar 4.18 Tampilan Menu Karyawan
  24. Gambar 4.19 Tampilan Menu Pengaduan

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. Daftar Simbol Use Case Diagram

 

Gambar 2. Daftar Simbol Activity Diagram

 

Gambar 3. Daftar Simbol Sequence Diagram

 

Gambar 4. Daftar Simbol ERD (Entity Relation Diagram)

 

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pada perkembangan teknologi khususnya sistem-sistem yang saat ini terus mengalami sebuah inovasi. Bahkan dalam kegiatan aktifitas sehari-hari pun semuanya telah dimudahkan dengan sistem terkomputerisasi seperti dikalangan masyarakat, perusahaan, kantor, pembelanjaan, sekolah dan lainnya, yang hampir semuanya telah menggunakan sebuah sistem untuk pelayanan dan informasi. Dengan adanya sistem terkomputerisasi ini dapat diharapkan untuk memudahkan dalam segala aspek kehidupan.

PT Argo Pantes Tangerang, adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil dan sistem-sistem yang digunakan sekarang menggunakan aplikasi offline yang hanya diakses didalam lingkungan perusahaan. Sistem yang sedang berajalan saat ini memiliki beberapa kekurangan, seperti salah satu dalam permintaan penanganan perbaikan sebuah teknologi yang mengalami kerusakan entah itu software maupun hardware.

Karena sistem penanganan keluhan yang sedang dipergunakan saat ini masih menggunakan media tertulis atau masih menggunakan kertas, sehingga informasi yang kita dapat terkadang tidak sesuai. Dengan adanya perkembangan IT yang sekarang ini yang semakin canggih dan dapat membantu memudahkan kegiatan sehari-hari kita dalam melakukkan sesuatu kegiatan, maka dari itu penanganan keluhan yang masih manual ini dapat dikembangkan mengguanakan media elektronik seperti komputer dan jaringan informasi. Untuk dapat memudahkan dalam permintaan penanganan kerusakan yang terjadi di PT. Argo Pantes Tangerang. Dalam analisa dan penelitian yang didapat, maka judul penelitian yang dipakai adalah “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENANGANAN KELUHAN HARDWARE BERBASIS WEBSITE PADA PT. ARGO PANTES TANGERANG”.

Rumusan Masalah

Dalam latar belakang di atas, maka dapat di ambil sebuah rumusan masalah yang sedang terjadi di dalam penelitian ini yaitu :

  1. Bagaimana sistem penanganan keluhan pada PT. Argo Pantes Tangerang yang sudah berjalan saat ini ?
  2. Apa saja kendala yang sering terjadi pada sistem informasi yang berjalan ?
  3. Bagaimana rancangan sistem informasi penanganan keluhan hardware pada PT. Argo Pantes Tangerang?


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah suatu dampak dari tercapainya tujuan dan rumusan masalah dapat di pecahkan secara akurat. Semoga nanti nya dalam mengatasi masalah informasi yang muncul pada PT Argo Pantes Tangerang dapat di jadikan pusat informasi yang efektif dalam pemberian informasi seputar penanganan keluhan. Pada penulisan ini mempunyai beberapa tujuan dan manfaat yang di dapat dari penelitian yang ada, yaitu :

  1. Tujuan Penelitian
    1. Untuk menganalisa sistem penanganan keluhan yang ada pada PT Argo Pantes Tangerang.
    2. Untuk menganalisa kebutuhan sistem yang dapat mempertanggung jawabkan dalam suatu data yang baru.
    3. Untuk mengetahui sistem apa saja yang nantinya bisa untuk memberikan informasi yang luas.
  2. Manfaat Penelitian
    1. Dapat menghasilkan sistem informasi yang baik untuk penanganan keluhan pada PT. Argo Pantes Tangerang.
    2. Menghasilkan sistem yang bisa mendapatkan data yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan informasi dengan hasil yang sama dengan data yang ada sebelumnya.
    3. Untuk menghasilkan sistem penanganan keluhan yang dapat memberikan informasi tentang kerusakan sebuah teknologi, dan laporan dengan secara terkomputerisasi melalui jaringan yang luas.


Ruang Lingkup

Pada ruang lingkup penlitian ini di PT. Argo Pantes Tangerang, agar suatu masalah dalam penelitian ini dapat terarah dan berjalan dengan baik, dalam penulisan ini akan di batasi hanya seputar, penanganan request hanya pada sebuah hardware, mulai input laporan keluhan pada hardware, keputusan accepted dan approved kepada kepala bagian, dan laporan penanganan IT dalam mengatasi keluhan untuk masalah yang sudah di tangani.

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yaitu sebuah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan suatu data yang nantinya akan di pergunakan untuk keperluan dalam penelitian.

Pada metode penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data yang dibutuhkan, dalam penelitian ini menggunakan cara-cara sebagai berikut :

  1. Observasi (Observation Research)
  2. Di laksanakan dengan pengamatan langsung mengenai sistem penanganan keluhan yang sedang berjalan dalam proses penyediaan layanan informasi pada PT. Argo Pantes Tangerang yang berlokasi di Jl.M.H. Thamrin Km.4, Cikokol, Tangerang 15117, Banten. Dengan melakukan penelitian pada perusahaan tersebut terdapat data-data yang nantinya akan berguna untuk penelitian ini yaitu seperti data perusahaan, visi & misi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab dan lain sebagainya.

  3. Wawancara (Interview Research)
  4. Metode ini merupakan percakapan secara langsung oleh narasumber dan pewawancara, dengan melakukan tanya jawab secara langsung dan lisan kepada salah satu bagian admin IT yaitu Bapak Ivan. Dengan objek yang berkaitan tentang penanganan keluhan yang sedang berjalan, mulai dari user meminta perbaikan hingga akhir proses penanganan keluhan tersebut. Guna mendapatkn informasi yang jelas dan akurat.

  5. Study Pustaka
  6. Study pustaka yaitu kegiatan untuk mengumpulkan informasi yang penting dengan topik atau masalah yang sedang di amati, informasi itu sendiri di dapat melalui berbagai sumber, seperti dari buku, jurnal, internet, karya ilmiah, dan masih banyak lagi, yang berhubungan dengan bagaimana cara memudahkan dalam melakukan permintaan request atau komplain kerusakan.

Metode Analisa

Dalam metode analisa yang dipergunakan pada sistem ini yaitu menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle). Konsep ini biasanya mengacu dalam informasi atau sistem komputer, SDLC ini sendiri merupakan suatu pola yang dipakai untuk pengembangan sistem perangkat lunak, dan SDCL juga terdiri dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :

  1. Perencanaan (Planning)
  2. Tahap perencanaan yaitu sebuah proses untuk mengetahui mengapa sebuah sistem perlu dibangun, pada perencanaan ini dibutuhkan analisa kelayakan dengan mencari data atau melangsungkan proses information gathering kepada pengguna.

  3. Analisis (Analysis)
  4. Tahap analisa yaitu sebuah prosedur penelitian tentang sistem yang sedang berjalan dengan harapan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerja sistem dan waktu penggunaan sistem. Proses analisa ini akan didapatkan cara untuk membangun sistem baru.

  5. Desain (Design)
  6. Tahap desain yaitu proses pemilihan cara kerja sistem dalam hal architechture design, interface design, database dan speksifikasi file, dan program design. Hasil dari perancangan ini akan mendapatkan sepesifikasi sistem.

  7. Implementasi (Implementation)
  8. Tahap implementasi merupakan suatu pelaksanaan atau kegiatan dari sebuah konsep yang telah terangkai dengan secara matang dan terperinci. Implementasi ini biasanya dilakukan jika sebuah perencanaan yang dikerjakan sudah dianggap siap untuk diimplementasikan.

  9. Pemeliharaan (Maintenance)
  10. Setelah melaksanakan implementasi kepada sistem baru, lalu pada tahap selanjutnya yang perlu dilakukan ialah pemakaian atau penggunaan, audit sistem, penjagaan, perbaikan dan pengembangan sistem.

Metode Perancangan

  1. Perancangan Model
  2. Dalam perancangan ini mengunakan UML (Unified Modelling Language) yang meliputi Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram dengan menggunakan aplikasi software Visual Paradigm.

  3. Perancangan Sistem
  4. Untuk membuat sistem perlulah sebuah tools atau dukungan dari aplikasi untuk dapat membangun sistem baru. Dalam pembuatan sistem ini mengusulkan memakai bahasa PHP (PHP Hypertext Preprocessor), Mysql untuk pembuatan database, Dreamweaver dan Sublime Text unruk membuat suatu desain atau tampilan, serta aplikasi Xampp sebagai server atau penghubung bahasa pemograman.

Metodologi Pengujian

Untuk memudahkan dalam pembuatan laporan Skripsi ini, maka di kelompokan menjadi bab bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Untuk dapat lebih memahami penjelasan dalam penyusunan memudahkan dalam membuat penulisan laporan dan pembahsannya secara sistematis, maka penlisan laporan Skripsi ini terdiri dari beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :</p>

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan secara umum mengenai permasalahan yang di bahas pada penelitian ini. mencangkup latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang menegenai penjelasan yang searah dengan teori-teori dan beberapa tentang literature review yang mempunyai kesamaan dengan penelitian yang berkaitan dalam penyusunan laporan yang sedang di teliti.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini akan menjelaskan tentang mengenai PT. Argo Pantes Tangerang, visi dan misi, struktur organisasi, penjelasan mengenai wewenang dan tanggung jawab, analisa prosedur serta analisa sistem yang berjalan, permasalahan yang sedang di hadapi, serta alternative pemecah masalah.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini akan menjelaskan usulan sistem yang baru berdasarkan dari hasil analisa permasalahan di bab sebelunya yaitu pada bab 3. Untuk pembuatan rancangan sistem menggunakan diagram UML (Unified Modeling Language).

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan di sertai saran-saran untuk perbaikan sebagai masukkan yang nantinya insyaallah akan bermanfaat bagi yang mengembangkan penelitian ini, dan agar untuk pengembangan selanjutnya dapat lebih baik berdasarkan dengan apa yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Sutabri dikutip oleh Miki dkk dalam jurnal Software Engineering (2016 : 40)[1], “Suatu system pada dasarnya adalah sekelompok unsure yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Norman L.Enger dikutip oleh Sukadi dkk dalam jurnal Penelitian Engineering dan Edukasi (2013 : 45)[2], “Sistem dapat terdiri atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian investasi atau penjadwalan produksi”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa system merupakan seperangkat elemen yang saling berhubungan yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu dalam proses yang dapat mendukung system yang lebih besar dan saling memilki ketergantungan dalam mencapai tujuan tertentu

Karakteristik Sistem

Menurut Jogianto yang dikutip oleh Oktafianto (2016 : 4)[3], Sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut dapat di katakan sebagai suatu sistem. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :

  1. Komponen sistem ialah suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan bervariasi yang bersama-sama mencapai beberapa sasaran. Sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara teratur, tetapi terdiri atas unsur yang dapat di kenal dan saling melengkapi karena suatu maksud, tujuan dan sasaran.
  2. Batasan sistem (Boundary) merupakan daerah yang membatasi antara sistem yang satu dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
  3. Lingkungan luar sistem (Environment) adalah apapun di luar dari batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar dapat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan berupa energi dari sistem, sedangkan lingkungan yang merugikan harus di tahan dan di kendalikan, jika tidak akan menggangu kelangsungan sistem tersebut.,
  4. Sistem penghubung (Interface) merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan yang lainnya. Penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari suatu sistem ke sistem yang lainnya dengan melalui penghubung suatu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem lainnya membentuk suatu kesatuan.
  5. Sistem masukkan (Input) adalah energi yang di masukkan ke dalam sistem. Masukkan dapat berupa masukkan perawatan dan masukkan sinyal. Masukkan perawatan adalah energi yang di masukkan supaya sistem dapat beroperasi. Sedangkan masukkan sinyal adalah energi yang di proses untuk mendapatkan keluaran.
  6. Sistem keluaran adalah energi yang di olah, di klasifikasikan menjadi keluaran yang berguna untuk subsistem lain.
  7. Sistem sasaran ialah suatu sistem yang mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak mempunyai Batasan sasaran, maka operasi sistem tidak aka nada gunanya.

Klasifikasi Sistem

Menurut Julanto (2016 : 5)[4], Beberapa aspek dari suatu system mengizinkan kita untuk mengklarifikasikan system yang relevan dengan system informasi, yang dijabarkan seperti berikut.

  1. Sistem Alamiah [Natural Sistem] muncul secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Setiap manusia merupakan sebuah system, system pencernaan adalah subsistem tubuh manusia.
  2. Sistem Tiruan[Artificial Sistem] diciptakan untuk mendukung tujuan tertentu. Suatu organisasi bisnis harus memperoleh keuntungan, tetapi ia dapat pula mengejar tujuan lainnya, misalkan memberikan beasiswa kepada anak sekolah penduduk setempat. Tujuan utama DDS membantu pihak manajemen untuk membuat keputusan secara cepat dan dalam ruang lingkup tertentu.
  3. Sistem Deterministik [Deterministic System] bekerjanya system ini dapat diramalkan sebelumnya. Masukan system ini secara pasti menentukan jenis keluarannya.sebuahmicroprocessor chip atau paket perangkat lunak program tertentu merupakan contoh system ini.
  4. Sistem Probabilistik [Probabilistic System] dapat dilacak hanya dengan menggunakan nilai distribusi perobabilitas selalu ada ketidakpastian nilai yang sesungguhnya pada sembarang waktu. Organisasi dan system informasi adalah Probabilistic, tingkah laku mereka lebih susah ditentukan jika dibandingkan dengan sebuah central processor computer.
  5. Sistem Tertutup [Closed System] pada system ini tidak terjadi pertukaran atau penggunaan sumberdaya dengan atau dari lingkungannya, mengingat system ini tidak menggunakan input dari lingkungannya, maka output dari system ini tidak bertalian dengan lingkungannya pula.
  6. Sistem Terbuka (Opened System] menggunakan sumber daya dari lingkungannya sehingga keluarannya berkaitan dengan lingkungannya juga. Masukkan dan keluaran system ini dapat diketahui atau ditentukan dan ada yang tidak diketahui sama sekali (predefined and unknown input or output), dengan demikian, kita harus memilah input dan output seperti yang diharapkan.
  7. Diantara kedua system tersebut (terbuka dan tertutup) terdapat suatu system yakni system relatif tertutup (relatively closed sistem). Sistem ini melakukan pertukaran sumber daya dengan lingkungannya hanya melalui input dan output yang telah dtentukan terlebih dahulu dengan baik, input dan output tersebut dipastikan bersamaan dengan dirancangnya sistem ini, inputnya dikendalikan sehingga cocok dengan rancang bangun sistem retaif tertutup.

Syarat-syarat Sistem

Dalam membentuk suatu sistem harus memiliki syarat-syarat yang harus dimiliki dari sebuah sistem tersebut, berikut ialah syarat-syarat sistem menurut peneliti :

Menurut Muhaimin dkk dalam jurnal Semnasteknomedia Online (2015 : 2)[5], Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh suatu sistem, yaitu:

  1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan suatu tujuan.
  2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
  3. Adanya hubungan diantara elemen-elemen.
  4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi, dan material) lebih penting dari pada elemen sistem.

Konsep Dasar Data dan Informasi

Definisi Data

Menurut Witarto dikutip oleh Syaifudin dkk dalam Jurnal Networking and Security (2013 : 2)[6], “Data adalah representasi dari suatu fakta, yang dimodifikasi dalam bentuk gambar, kata, atau angka. Manfaat data adalah sebagai satuan representasi yang dapat diingat, direkam, dan dapat diolah menjadi informasi. Karakteristiknya, data bukanlah fakta, namun representasi dari fakta. Kata sederhananya, data adalah catatan tentang fakta, atau data merupakan rekaman catatan tentang fakta. Data yang baik, adalah yang sesuai dengan faktanya”.

Menurut Supriyanto & Muhsin dikutip oleh Siska dkk dalam Jurnal TAM (Technology Acceptance Model). (2014 : 49)[7], “Dalam buku Teknologi Informasi Perpustakaan, data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur symbol-simbol yang mewakili kualitas, fakta, tindakan, benda dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa angka, alfabet, maupun symbol khususseperti *.$/ dan sebagainya. Data disususn mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database. Dapat disimpulkan bahwa data ialah sekumpulan bahan baku yang berupa angka, huruf atau symbol dalam bentuk satu kesatuan yang dapat diolah menjadi sebuah informasi.

  • Pengolahan Data
  • Menurut kristanto dikutip oleh Siska dkk dalam Jurnal TAM (Technology Acceptance Model), (2014 : 49)[7], “Dalam buku Perancangan Aplikasi dan System Informasi. Pengolahan data adalah waktu yang digunakan untuk menggambarkan perubahan bentuk data menjadi informasi yang memiliki kegunaan. Semakin banyak data dan kompleksnya aktivitas pengolahan data dalam suatu organisasi, baik itu organisasi besar maupun organisasi kecil, maka metode pengolahan data yang tepat sangat dibutuhkan.

    George R. Terry Ph.Dyang dikutip oleh Jeperson dalam buku Konsep Sistem Informasi (2014 : 8)[8]. “Pengolahan data adalah serangkaian operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.

    8 unsur pokok pengolahan data, yaitu :

    1. Membaca
    2. Menulis, mengetik
    3. Mencatat atau mencetak
    4. Menyortir
    5. Menyampaikan atau memindahkan
    6. Mengjitung
    7. Membandingkan
    8. Menyimpan

    Definisi Informasi

    Informasi merupakan salah satu jenis sumberdaya yang paling utama yang dimiliki oleh suatu organisasi, apapun jenis organisasi tersebut. Tanpa informasi, maka tidak akan ada organisasi.

    Menurut Witarto yng dikutip oleh Syaifudin dkk dalam Jurnal Networking and Security (2013 : 2)[6], “Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara, tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada yang menerimanya”.

    Kadir dikutip oleh Arie dalam Jurnal Networking and security (2014 : 7)[9], “Informasi dapat di definisikan sebagai hasil dari pengelolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact)yang digunakan untuk pengambilan keputusan”.

    Menurut Gordon B.Davisyang dikutip oleh Yulia dkk dalam bukunya yang berjudul Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen (2014 : 9)[10], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan yang sekarang atau keputusan yang akan dating”.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerima yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.

    Jenis-jenis Informasi

    Menurut Lusyani dalam Jurnal CCIT (2015 : 80)[11], “Sistem informasi manajemen tidak mempunyai pendapat yang sama mengenai jenis-jenis informasi yang di operasikan dalam manajemen. Dari berbagai pendapat yang berbeda dapat di dimpulkan bahwa informasi dalam manajemen di klasifikasikan berdasarkan aspek-aspek, yang di antaranya adalah :

    1. Informasi berdasarkan persyaratan.
    2. Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagai mana di butuhkan oleh manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera di lakukan.

    3. Informasi berdasarkan dimensi waktu di bagi menjadi dua (2), yaitu :
      1. Informasi masa lalu
      2. Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa lampau yang meskipun jarang di pergunakan, namun dalam penyimpanannya dalam storage perlu di susun secara rapih dan teratur.

      3. Informasi masa kini
      4. Dari istilahnya sendiri adalah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.

    Kriteria Informasi

    Menurut Romney and Steinbart yang dikutip oleh Mulyani dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (2016 : 15)[12], mengemukakan kriteria informasi yang baik sebagai berikut :

    1. Relevan,/li> Informasi bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
    2. Andal
    3. Informasi harus bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika penyajiannya tidak akurat maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.

    4. Lengkap
    5. Informasi disajikan selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

    6. Tepat waktu
    7. Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan. Dapat disimpulkan dari kriteria diatas informasi itu sendiri mempunyai arti dan manfaat yang sangat relatif, tergantung dari pihak penerima dan pengguna informasi tersebut.

    Kualitas informasi

    Menurut Raymond MC, Leod yang dikutip oleh Elisabet (2017 : 15)[13], “Ciri-ciri informasi yang berkualitas adalah :

    1. Akurat, informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan informasi tersebut harus bebas dari kesalahan-kesalahan.
    2. Tepat waktu, informasi itu harus tersedia/ ada pada saat informasi tersebut di perlukan dan tidak terhambat.
    3. Relevan, informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.
    4. Lengkap, informasi harus di berikan secara lengkap karena bila informasi yang di hasilkan sebagian-sebagian akan memengaruhi dalam mengambil keputusan.
    5. Correctness, berarti informasi yang di hasilkan atau di butuhkan harus memiliki kebenaran.
    6. Security, berarti informasi yang di hasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar di bandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat di taksir keuntungannya dan dengan satuan nilai uang tetapi dapat di taksir nilai efektivitasnya.

    Nilai Informasi

    Menurut Suwardjono dikutip oleh Ariesta dalam Jurnal Akuntansi (2013 : 5)[14], “Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Informasi akan bermanfaat jika informasi dapat dipahami dan digunakan oleh para pemakai serta informasi juga bermanfaat jika pemakai mempercayai informasi tersebut”.

    Menurut Jeperson (2014 : 11)[15], “Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan lebih bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya”.

    Biaya informasi terdiri dari :

    1. Biaya perangkat keras :
    2. Merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan meningkat untuk tingkat-tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.

    3. Biaya untuk analisis :
    4. Merupakan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi

    5. Biaya untuk tempat dan faktor control lingkungan :
    6. Biaya ini setengah berubah/semivariabel. Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi.

    7. Biaya perubahan :
    8. Biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari satu metode ke metode yang lain.

    9. Biaya operasi :
    10. Biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variable dan meliputi biaya macam-macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan system.

    Konsep Dasar Sistem Informasi

    Sistem informasi adalah suatu system didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan. Terdapat beberapa pengertian sistem informasi menurut beberapa para ahli, diantaranya :

    Menurut Sutedjo dikutip oleh Kuswati dkk dalam Jurnal Penelitian Engineering dan Edukasi (2013 : 45)[16], “Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama yang lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi”.

    Menurut Oram, Wiggins dikutip oleh Miki dkk dalam Jurnal Software Engineering (2016 : 40)[1], “Sistem informasi adalah suatu system buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan konvensional yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai”.

    Menurut Witarto dikutip oleh Arie dkk dalam Jurnal Networking and Security (2014 : 7)[17], “Sistem informasi merupakan system, yang berisi jaringan SPD (system pengolahan data), yang dilengkapi dengan kanal-kanal komunikasi yang digunakan dalam system organisasi data. Elemen proses dari system informasi antara lain mengumpulkan data (data gathering), mengelola data yang tersimpan, menyebarkan informasi”.

    Konsep Dasar Analisis Sistem

    Menurut Hanif dikutip oleh Dimas dkk dalam Jurnal Administrasi Bisnis (2017 : 20)[18], “Analisis sistem adalah tahapan di mana sistem yang sedang berjalan di pelajari dan sistem pengganti di usulkan. Tujuan utama dari fase analisis adalah untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan persyaratan proses dari sistem baru.

    Menurut Jogiyanto dikutip oleh Chrismantya dalam Jurnal Administrasi Bisnis (2017 : 116)[19], “Analisis sistem adalah sistem untuk memberikan informasi yang lengkap tentang komponen untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah, peluang, hambatan dan persyaratan yang di inginkan untuk amandemen yang di usulkan.

    Teori Khusus

    Unified Modeling Language (UML)

    Definisi Unified Modeling Language (UML)

    Menurut Maimunah dkk dalam Jurnal Semnasteknomedia Online, (2017 : 1)[20], “UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek” pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.

    Menurut Nugroho dikutip oleh Abdul dkk dalam Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), (2016 : 1)[21], “UML (Unified Modelling Language) yang merupakan metodologi kolaborasi antara metoda-metoda booch, OMT (Object Modelling Technique), serta OOSE (Object Oriented Software Enggineering) dan beberapa metoda lainnyamerupakan metodologi yang paling sering digunakan saat ini untuk mengadaptasi maraknya penggunaan Bahasa “Pemograman Berorientasi Objek”.

    Menurut Nugroho yang dikutip oleh Nency dalam Jurnal Momentum (2016 : 56)[22], “UML adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa yang digunakan untuk pemodelan dari sistem perangkat lunak.

    Jenis-jenis Diagram Unified Modeling Language (UML)

    Use Case Diagram

    Menurut Rahayu dalam Jurnal Manajemen Sistem Informasi (2017 : 364)[23], “Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antar pengguna (yang disebut dengan actor) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagai mana sebuah sistem dipakai. Urutan langkah-langkah yang menerangkan antar pengguna dan sistem disebut scenario. Setiap secenario mendeskripsikan kejadian. Setiap urutan diinisiasi oleh orang, sistem yang lain, perangkat keras atau urutan waktu”

    Menurut Sulistyo dkk dalam Jurnal Semnasteknomedia Online (2017 : 17) Erma Sulistyo Rini, Dian Pramana, Edwar Ridwan. 2017. “Pemanfaatan Teknologi Informasi Sebagai Upaya Peningkatan Pelayanan Dalam Pengelolaan Taman Pendidikan Al Quran di Bali”. Jurnal Semnasteknomedia Online, Vol 5, No 1, Febuari 2017.</ref>, “Use case diagram merupakan diagram yang menggambarkan fungsionalitas dari suatu sistem. Use case diagram juga menggambarkan siapa saja pihak yang berinteraksi dengan sistem, serta apa saja bentuk interaksi tersebut”.

    Activity Diagram

    Menurut Nasril dalam Jurnal Lentera ICT (2016 : 49)[24], “Activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas yang dapat di lakukan oleh sistem bukan apa yang dilakukan actor”.

    Menurut Setiawan dalam Jurnal Ultima Infosys (2016 : 3)[25], “Diagram aktivitas digunakan untuk menjelaskan lebih detail dari aktivitas yang ada pada setiap fungsional dari use case”.

    Menurut Nani dalam Jurnal Engineering dan Edukasi (2016 : 40)[26], “Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktifitas, digunakan untuk mendeskripsikan aktifitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktifitas lainnya seperti use case atau interaksi”.

    Sequence Diagram

    Menurut Faishal dalam Jurnal e-Proceeding of Applied Science (2017 : 5)[27], “Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirimkan dan diterima antar objek”.

    Menurut Dzulhaq dkk dalam Jurnal Sisfotek Global (2017 : 53)[28], “Pada setiap sequence diagram terdapat aksi actor yang pertama adalah terhadap interface. Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan interaksi antar objek dalam waktu yang berurutan. Tetapi pada dasarnya sequence diagram digunakan dalam lapisan abstraksi model objek. Kegunaanya untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antar objek, juga interaksi antar objek dan menunjukkan sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem.

    Class Diagram

    Menurut Mutmainah dalam Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Elektronika (2017 : 5)[29], “Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem”.

    Menurut Widodo dikutip oleh Fajarianto dkk dalam Jurnal Sisfotek Global (2017 :50)[30], “Bersifat statis, diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi serta relasi-relasi diagram ini umum dijumpai pada sistem beriontasi objek, meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

    Menurut Nugroho dalam Jurnal Ilmiah Go Infotech (2015 : 9)[31], “Class diagram digunakan untuk menggambarkan suatu class lainnya dalam sebuah sistem yang sedang dibuat dan bagai mana cara agar saling dapat berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan”.

    Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)

    Batasan sistem harus ditentukan terlebih dahulu, tujuannya agar pemakai mengetahui dengan lingkungan mana saja sistem mereka berhubungan, untuk itu setiap komponen actor, (sumber atau tujuan) ini harus diberi nama sesuai dengan lingkungan luar yang mempengaruhi sistem ini.

    Menurut Dharwiyanti yang dikutip oleh Ropianto dalam Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI (2016 : 48)<rf name="Ropianto2016"> Muhammad Ropianto. 2016. “Pemahaman Penggunaan Unified Modeling Language”. Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, Vol 1, No 1 (2016).</ref>, “Berikut ini tahapan penggunaan Unified Modeling Language (UML) :

    1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul dengan menentukan item-item data apa saja yang akan ditempatkan dalam sistem.
    2. Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
    3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
    4. Definisikan requirement lain (non-fungsional, security dan sebagainya) yang juga harus disediakan oleh sistem.
    5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
    6. Definisikan objek-objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence dan atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing-masing alir.
    7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan scenario use case.
    8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
    9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokan class menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik.
    10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detikan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
    11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan :
      1. Pendekatan use case, dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit code yang lengkap dengan tes.
      2. Pendekatan komponen, yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
    12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta code-nya. Model harus selalu sesuai dengan code yang actual.
    13. Piranti lunak siap dirilis.

    Konsep Dasar Penanganan Keluhan (complaint handling)

    Menurut Tjiptono dikutip oleh Indriyani dalam Jurnal Bisnis Darmajaya (2016 : 4)[32], “Pengertian keluhan adalah secara sederhana, keluhan bisa diartikan sebagai ungkapan ketidakpuasan atau kekecewaan. Organisasi bisa mengumpulkan keluhan pelanggan melalui sejumlah cara, diantaranya kotak saran, formulir keluhan pelanggan, saluran telepon khusus, website, kartu komentar, survei kepuasan pelanggan dan customer exit surveys. Situasi ini dikenal dengan istilah “Recovery Paradox”.

    Menurut Lupiyoadi dikutip oleh Suryani dalam Jurnal Simiki-Economic (2017 : 5)[33], “Perilaku keluhan merupakan pernyataan sikap “tidak puas” atas kinerja produk barang/jasa yang digunakan. Keluhan pelanggan harus dilihat sebagai “masukkan” bagi organisasi/perusahaan dan memberikan peluang bagi perbaikan produk barang/jasa yang ditawarkan kepada pelanggan”.

    Kesimpulan yang didapat dari uraian diatas ialah suatu peryataan atau ungkapan rasa kurang puas terhadap produk atau layanan, baik secara lisan ataupun tertulis, ini memerlukan persetujuan dari semua pihak yang terkait di sebuah perusahaan, mulai dari staff sampai kepada pimpinan perusahaan.

    Hardware

    Definisi Hardware

    Pada intinya hardware merupakan resource yang digunakan sebagai media yang menjembatani antara brainware (pengguna) dengan software. Oleh karena itulah hardware disebutkan sebagai salah satu komponen sistem informasi.

    Menurut Mulyani (2016 :64)[34], “Perangkat keras komputer (hardware) adalah semua bagian fisik komputer, dan dibedakan dengan data yang berada didalamnya atau yang beroperasi didalamnya, dan dibedakan dengan perangkat lunak (software) yang menyediakan instruksi untuk perangkat keras dalam melaksanakan tugasnya”.

    Menurut Nency dalam Jurnal Edik Informatika (2015 : 71)[35], “Pengertian dari hardware atau dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan nama perangkat keras adalah salah satu komponen dari sebuah komputer yang sifat alatnya bisa dilihat dan diraba secara langsung atau yang berbentuk nyata, yang berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi”.

    Komponen-komponen Hardware

    Menurut Arisandy dkk (2016 : 2)[36], “Berdasarkan Fungsinya. Hardware dibagi menjadi lima komponen dasar yang terdiri dari Input, Process, Storage, Output dan Periferal. Lima komponen dasar tersebut akan kita bicarakan satu persatu, sebagai berikut.

    1. Input Device (Unit Masukan) dan Fungsinya
    2. Input Device adalah segala peralatan yang berfungsi memasukan data ke dalam komputer. Data tersebut dapat berupa teks, gambar, suara dan bahkan video. Saat ini, yang tergolong sebagai unit masukan cukup banyak, dari keyboard sampai pengenal suara. Misalnya :keyboard, mouse, touchpad, light-pen, joy stick dan games paddle, barcode scanner dll.

    3. Process device(Unit Pemrosesan)
    4. Proses device adalah bagian-bagian komputer yang berfungsi sebagai alat pengelolahan data. Bagian yang termasuk dalam pengelolahan data ini antara lain : power supply, ram, kartu grafis, processor dan motherboard.

    5. Output Device (Unit Keluaran)
    6. Output merupakan bagian yang memiliki fungsi sebagai penampung dan penghasil dari pengolahan data yang dikeluarkan berupatampilan atau berkas. Contoh hardware yang berfungsi sebagai keluaran ini antara lain :

      1. Monitor
      2. Monitor komputer adalah salah satu jenis soft-copy device karena keluarannya berupa signal elektronik berupa gambar yang tampil dilayar monitor.

      3. Printer
      4. Printer berfungsi mencetak data-data berupa teks dan gambar dari komputer pada media kertas atau yang sejenisnya.

      5. Speaker
      6. Speaker pada umumnya diartikan sebagai transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk selaput.

    7. Storage Device (Unit Penyimpanan)
      1. Harddisk (HDD)
      2. Harddisk bisa juga disebut harddisk drive (HDD) atau hard drive (HD). Harddisk adalah sebuah salah satu perangkat keras komputer yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data sekunder, di dalam harddisk berisi piringan magnetis.

      3. Flash Disk
      4. Flash disk merupakan alat penyimpanan data yang berukuran kecil. Flash disk yang biasa disebut Flash Disk USB ini menyimpan data tanpa memerlukan tenaga listrik. Berarti ia sama dengan harddisk, akan tetapi kapasitasnya sedikit kecil. Selain flashdisk, jenis lain yang mirip ialah CD/DVD.

    8. Priferal Device (Unit Tambahan) dan Fungsinya
    9. Perangkat keras komputer yang termasuk dalam unit tambahan atau peripheral antara lain modem dan kartu suara.

      1. Modem,/li> Modem atau modulator adalah suatu rangkaian yang berfungsi melakukan proses modulasi, yaitu proses “menumpangkan” data pada frekuensi gelombang pembawa (carrier signal) ke sinyal informasi/pesan agar bisa dikirim ke penerima melalui media tertentu (seperti media kabel atau udara), biasanya berupa gelombang sinus. Dalam hal ini sinyal pesan disebut juga sinyal pemodulasi. Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital dirubah menjadi sinyal analog.
      2. Kartu Suara (Sound Card)
      3. Pada awalnya, sound card hanya merupakan pelengkap dari komputer. Sekarang ini, sound card menjadi memiliki daya tamping data yang sangat besar. Harddisk tidak hanya dapat terpasang di dalam perangkat (internal), tetapi dapat juga dipasang di luar oerangkat (eksternal) dengan menggunakan kabel USB atau kabel lain yang mendukung.

    Dilihat dari cara pemasangannya, sound card dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

    1. Sound Card Onboard, yaitu sound card yang menempel langsung pada motherboard komputer
    2. Sound Card Offboard, yaitu sound card yang pemasangannya di slot ISA/PCI pada motherboard, rata-rata sudah menggunakan PCI.
    3. Sound Card Eksternal, adalah sound card yang penggunaanya disambung ke komoputer melalui port eksternal, seperti USB atau FireWire

    Konsep Dasar Website

    Definisi Website

    Menurut Marisa (2017 : 1)[37], “Website dapat di artikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang di gunakan untuk mempublishkan informasi berupa teks, gambar, dan program multimedia lainnya berupa animasi (gambar gerak, tulisan gerak), suara, dan atau gabungan dari semua itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait antara satu halaman dengan halaman yang lain yang sering di sebut hyperlink.”

    Menurut Salamuddin dalam Jurnal Semnasteknomedia Online (2018 : 20)[38], “World Wide Web (WWW) atau sering di sebut Web merupakan salah satu sumber daya internet yang berkembang pesat. Informasi Web di distribusikan dengan pendekatan hyperlink yang memungkinkan seseorang memperoleh informasi dengan meloncat dari satu halaman ke halaman lain.”

    Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa website atau dapat di singkat web, ialah sebuah tempat di internet yang dapat menyajikan sebuah informasi dengan berbagai macam format data antara lain seperti image, text, bahkan hingga video yang dapat di akses melalui beberapa aplikasi klien.

    Jenis-jenis Website

    Menurut Hidayat di kutip oleh Nugroho dalam Jurnal Saintekom (2017 : 141)[39], “Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, website juga mengalami perkembangan yang sangat berarti. Dalam pengelompokkan jenis web, lebih di arahkan berdasarkan kepada fungsi, sifat atau style dan bahasa pemograman yang di gunakan. Adapun jenis-jenis web:

    Jenis-jenis web berdasarkan sifat atau style :

    1. Website Dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Bahasa pemograman yang di gunakan antara lain PHP, ASP, NET dan memanfaatkan database MySQL atau MS SQL.
    2. Website Statis, merupakan websie yang kontennya sangat jarang berubah. Bahasa pemograman yang di gunakan adalah HTML dan belum memanfaatkan database.

    Konsep Dasar Perancangan

    Definisi perancangan menurut Rosa dikutip oleh Rohmat dalam Jurnal Teknik (2017 : 2)[40], “Perancangan dalam pembangunan perangkat lunak merupakan upaya untuk mengkontruksi sebuah sistem yang memberikan kepuasan (mungkin informal) akan spesifikasi kebutuhan fungsional, memenuhi target, memenuhi kebutuhan secara implisit atau eksplisit dari segi performasi maupun penggunaan sumber daya, kepuasan batasan, pada proses desain dari segi biaya, waktu, dan perangkat.”

    Konsep Dasar XAMPP

    Menurut Santoso dalam Jurnal Integrasi (2017 : 86)[41], “Xampp merupakan alat bantu yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukkan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis atau auto konfigurasi. XAMPP merupakan paket PHP yang berbasis open source yang di kembangkan oleh sebuah komunitas Open Source. Dengan menggunakan XAMPP tidak di bingungkan dengan penginstalan program-program lain, karena semua kebutuhan telah tersedia oleh XAMPP. Yang terdapat pada XAMPP di antaranya : Apache, MySQL, PHP, FilZilla FTP Server, PHPmyAdmin dll.

    Konsep Dasar Database

    Menurut Ahmadi dalam Jurnal KMSI (2014 : 31)[42], “Database adalah Sistem penyimpanan beragam jenis data dalam sebuah entitas yang besar untuk di olah sedemikian rupa agar di pergunakan kembali.”

    Menurut Hariyanto (2017 : 62)[43], “Basis data atau database adalah kumpulan informasi yang di simpan di komputer secara sistemik dalam bentuk table-tabel, sehingga dapat di olah untuk memperoleh informasi dari record yang tersimpan dalam kolom-kolom pada table. Keberadaan database dalam sebuah aplikasi sangat penting, dimana dengan adanya database ini akan memungkinkan pengolahan data lebih dinamis.”

    Dapat di simpulkan bahwa database adalah merupakan kumpulan-kumpulan data yang berada di suatu instansi yang mana file tersebut dapat di susun dan diambil sewaktu-waktu serta dapat di tampilkan dalam bentuk laporan.

    Konsep Dasar MySQL

    Menurut Santoso dalam Jurnal Integrasi (2017 : 86)[41], “MySQL merupakan software yang tergolong sebagai DBMS (Database Management System) yang bersifat open source. Open source menyatakan bahwa software ini di lengkapi dengan source code (code yang di pakai untuk membuat MySQL). Tentu saja buntuk executable-nya atau kode yang dapat di jalankan secara langsung dalam sistem operasi.”

    Menurut Yesica dalam Jurnal Speed (2015 : 60)[44], “MySQL merupakan sistem manajemen database. Database merupakan struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses, dan memproses data yang di simpan dalam sebuah database komputer, di perlukan sistem manajemen database seperti MySQL server. Databse terhubung menyimpan data pada table-tabel terpisah. Hal tersebut akan menambah kecepatan dan fleksibelitasnya. Kata SQL pada MySQL merupakan singkatan dari “Structured Query Language”.”

    Konsep Dasar PHP

    Menurut Hariyanto (2017 : 12)[43], “PHP adalah sebuah bahasa pemograman yang bisa membantu kita dalam membuat aplikasi apa saja dan bisa di akses oleh siapa saja dengan menggunakan teknologi server-side. Server-side yang di maksud di sini adalah PHP hanya akan berjalan pada aplikasi berbasis server, baik itu server yang berjalan di komputer local (localhost) maupun server yang berjalan secara online. Oleh karena PHP berjalan pada server, maka PHP tidak bisa berjalan ketika di akses secara langsung.”

    Menurut Radia dalam Jurnal Voteknika (2016 : 76)[45], “PHP merupakan singkatan rekrusif dari PHP: Hypertext Preprocessor. PHP pertama kali di buat oleh Rasmus Lerdoff. PHP secara umum di kenal sebagai bahasa pemograman yang membuat dokumen HTML secara on the fly yang di eksekusi di server web, dokumen HTML yang di hasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang di buat dengan menggunakan teks editor HTML.

    Konsep Dasar HTML

    Menurut Junaedi yang dikutip oleh Amylia dalam Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer (2017 : 327)[46], “HTML (Hyper Text Markup Language) adalah suatu format data yang di gunakan untuk membuat dokumen hypertext yang dapat di eksekusi dari satu platform komputer ke platform komputer lainnya tanpa perlu melakukan suatu perubahan apapun dengan suatu alat tertentu.”

    Menurut Usamah dkk dalam Jurnal E-Proceeding of Engineering (2017 : 2279)[47], “HTML adalah bahasa markup internet (web) berupa kode dan symbol yang di masukkan ke dalam sebuah file yang di tujukan untuk di tampilkan di dalam sebuah website. Singkat nya HTML adalah bahasa markup yang di gunakan untuk membuat website. Website yang di buat dengan HTML ini, dapat di lihat oleh semua orang yang terkoneksi internet.

    Konsep Dasar Dreamweaver

    Menurut Suyatno dalam Jurnal ICT Penelitian dan Penerapan Teknologi (2015 : 22)[48], “Macromedia Dreamweaver adalah sebuah editor HTML professional untuk desain visual, mengelola situs dan halaman web. Dreamweaver memiliki berbagai kemampuan, bukan hanya sebagai software untuk mendesain web, tetapi juga untuk menyuting kode, serta untuk membuat aplikasi web menggunakan berbagai bahasa pemograman seperti JSP, PHP, ASP atau juga Couldfusion. Dreamweaver telah menjadi software utama bagi para web desainer maupun web programmer dalam mengembangkan situs web.”

    Sedangkan menurut Nissa dalam Jurnal Sisfikom (2018 : 68)[49], “Adobe Dreamweaver merupakan program editor halaman web (web page), aplikasi desain dan pengembangan web yang menyediakan editor WYSIWYG (What You See Is What You Get), visual standar seperti syntax highlighting, cose completion, dan code collapsing, real time syntax checking dan code introspection yang menghasilkan petunjuk kode membantu pengguna dalam menulis kode, memfasilitasi desain dan pembuatan kode tataletak menjadi lebih cepat. Memiliki berbagai fitur yang memudahkan pengguna untuk membangun sebuah website.

    Konsep Dasar Sublime Text

    Menurut Aulia dalam Jurnal Psyche (2018 : 56)[50], “Sublime text adalah teks editor berbasis Python, sebuah teks editor yang elegan, kaya fitur, cross platform, mudah dan simple yang cukup terkenal di kalangan developer (pengembang), penulis dan desainer.

    Menurut Johni dalam Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan (2017 : 158)[51], “Sublime text editor adalah editor teks untuk berbagai bahasa pemograman termasuk pemograman PHP. Sublime text editor merupakan editor text lintas platform dengan Python Application Programming Interface (API). Sublime text editor juga mendukung banyak bahasa pemograman dan bahasa markup, dan fungsinya dapat di tambah dengan plugin, dan sublime text editor tanpa lisensi perangkat lunak.

    Konsep Dasar SDCL (System Development Life Cycle)

    Definisi SDLC menurut Lestari dalam Jurnal TAM (2017 : 31)[52], “SDLC adalah suatu proses berkelanjutan dari planning, analisis, desain, dan implementasi. Yang pada setiap prosesnya di lakukan perbaikan secara bertahap.”

    Menurut Suryanti dalam Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi Asia (2017 : 58)[53], “SDLC merupakan proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunkan model-model dan metedologi yang di gunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik). Tahapan-tahapan yang ada pada SDLC secara global adalah sebagai berikut : inisiasi (initiation), pengembangan konsep sistem (system concept development), perencanaan (planning), analisis kebutuhan (requirements analisis), desain (design), pengembangan (development), integrase dan pengujian (integration and test), implementasi (implementation), operasi dan pemeliharaan (operation and maintenance), dan disposisi (disposition). SDLC memiliki beberapa model dalam penerapan tahapannya, salah satunya adalah model waterfall. Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut di mulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support).

    Konsep Dasar Blackbox Testing

    Blackbox Testing ialah proses untuk pengujian sebuah sistem yang telah selesai kita buat atau di kembangkan dan nanti nya sebelum kita gunakan untuk kelangsungan kegiatan maka perlulah pengujian sistem, untuk mengetahui apakah sistem ini sudah memenuhi kebutuhan atau syarat sesuai kebutuhan yang ada. Berikut ini adalah definisi-definisi mengenai Blackbox Testing :</p>

    Menurut Akbar dalam Jurnal e-Proceeding of Applied Science (2017 : 1270)[54], “Pengujian blackbox merupakan dasar strategi pengujian yang sesuai dengan kebutuhan dan speksifikasi. Pengujian blackbox tidak harus memiliki pengetahuan tentang alur internal program, struktur atau implementasi dari software yang di tes.”

    Menurut Annisa dalam Jurnal e-Proceeding of Applied Science (2018 : 107)[55], “Black-Box testing, dapat di sebut juga behavioral testing, focus pada kebutuhan fungsionalitas pada perangkat lunak. Teknik black-box testing ini memungkinkan kita untuk memperoleh kondisi masukan yang akan secara penuh menjalankan semua kebutuhan fungsionalitas untuk program. Black-box testing bukanlah alternative dari Teknik white-box. Melainkan, sebagai cara pelengkap yang memungkinkan untuk menemukan jenis error yang berbeda dari pada metode white-box.”

    Menurut Siska dalam Jurnal e-Proceeding of Applied Science (2017 : 1434)[56], “Black box testing adalah pengujian yang mengabaikan mekanisme internal sistem atau komponen dan focus pada output yang di hasilkan yang merespon input yang telah di pilih dengan kondisi eksekusi tertentu. Pengujian di lakukan untuk mengevaluasi pemenuhan sistem dengan kebutuhan fungsional tertentu. Pengujian tidak pernah memeriksa kode program dan informasi lebih lanjut mengenai program serta speksifikasinya. Pengujian ini berusaha menemukan kesalahan dengan kategori sebagai berikut yaitu :

    1. Fungsi-fungsi yang salah satu hilang.
    2. Kesalahan antarmuka.
    3. Kesalahan struktur data atau akses basis data eksternal.
    4. Kesalahan kinerja.
    5. Kesalahan inisialisasi atau terminasi.

    Konsep Dasar Elisitasi

    Menurut Siahaan yang dikutip oleh Rahmat dalam Jurnal Sisfotek Global (2017 : 1)[57], “Elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering). Sebelum kebutuhan dapat di analisis, di modelkan, atau di tetapkan, kebutuhan harus di kumpulkan melalui proses elisitasi

    Sedangkan menurut Wahyuni dalam Jurnal Sisfotek Global (2015 : 63)[58], “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang di inginkan oleh pihak manajemen terkait dan di sanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. Elisitasi di dapat melalui metode wawancara dan di lakukan melalui tiga tahap yaitu:

    1. Elisitasi Tahap I
    2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang di usulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    3. Elisitasi Tahap II
    4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang di sanggupi oleh penulis untuk di eksekusi.

      1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh di hilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. “D” pada MDI artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh di hilangkan. Tetapi jika requirement tersebut di gunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. “I” pada MDI artinya Inessential. Maksud nya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang di bahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
    5. Elisitasi Tahap III
    6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa di klasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

      1. “T” artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/Teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang di usulkan.
      2. “O” artinya Operational, maksudnya bagaimana tatacara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan di kembangkan.
      3. “E” artinya Economy, berapakah biaya yang di perlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:
      4. High (H) : Sulit untuk di kerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakainya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus di eliminasi.
      5. Middle (M) : mampu untuk di kerjakan.
      6. Low (L) : mudah untuk di kerjakan.
    7. Final Draft Elisitasi
    8. Merupakan hasil akhir yang di capai dari suatu proses elisitasi yang dapat di gunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan di kembangkan.

    Konsep Dasar Literature Review

    Definisi Literature Review

    Literatur review merupakan tentang teori atau bahan penelitian lainnya yang sesuai dengan penelitian yang sedang diteliti untuk menjadi bahan acuan dari perumusan masalah yang ingin di teliti. Berikut adalah definisi literatur review menurut peneliti lainnya.

    Menurut Guritno dikutip oleh Michael dkk dalam Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Komputer/Informatika (2017 : 2)[59], “literature review adalah menganalisa secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini sehingga dapat diidentifikasi kekuatan dan kelemahan pustakaan tersebut, metedologi yang digunakan, serta bagaimana hasil temuan tersebut di bandingkan penelitian atau publikasi lainnya”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan literature review adalah menganalisis tentang topik yang hendak di teliti untuk membantu peneliti melihat ide-ide.

    Kajian Literature Review

    Menurut Suryo yang di kutip oleh Ageng dkk dalam Jurnal CCIT (2015 : 138)[60], “Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the whell) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah di lakukan oleh orang lain.
    3. Mengidentifikasikan metode yang pernah di lakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
    4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini ppenelitian yang akan di lakukan dapat di bangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
    5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

    Literature Review

    Berikut ini adalah penelitian yang telah di lakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian penanganan keluhan ini diantaranya yaitu sebagai berikut :

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Afifuddin dkk, yang berjudul “Rancangan Bangun Aplikasi Penanganan Komplain Menggunakan Administrative Workflow System pada PT Petrokimia Gresik” dalam Jurnal JSIKA Vol 5, No 4 (2016)[59], pada penelitian ini masalah yang terjadi ialah dalam penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak oleh departemen lain (unit Eksternal) mengajukan keluhan ke departemen TI. Proses penanganan keluhan yang terjadi saat ini tidak terdokumentasi dengan baik karena tidak ada standardisasi pengaduan dokumen sehingga pencarian data keluhan membutuhkan waktu yang lama. Bagian kepala dan unit eksternal pun tidak dapat memonitor penanganan keluhan, berdasarkan masalah tersebut dibuatlah aplikasi penanganan pengaduan menggunakan sistem alur kerja administrasi (AWS). AWS untuk menjalankan aktivitas nya dengan memberikan informasi kepada pengguna melalui pemberitahuan yang berisi petunjuk dan komentar tentang kegiatan yang harus dilakukan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penerapan penanganan keluhan dapat membantu departemen TI.
    2. Penelitian yang dilakukan oleh Yulianto dkk, yang berjudul “Pembuatan Website Monitoring Keluhan Pelanggan pada PT. Telkom Unit Layanan Ngadirojo” dalam Indonesian Journal on Networking and Security IJNS, Vol 3, No 4 (2014)[61], Pada artikel ini tentang penerimaan informasi dari para pelanggan masih menggunakan media telephone yang data nya tidak disimpan dalam database. Dengan permasalahan yang seperti itu akan dilakukan suatu penelitian tentang sistem yang sudah berlangsung untuk diterapkan dalam pembuatan sistem yang baru. Dengan membuat website interaktif yang dapat membantu proses penyaluran informasi dan sebagai wadah untuk berinteraksi antara pelangan dengan pihak PT. Telkom secara online. Dan hasil yang diperoleh dari penelitian dan pembuatan website ini dapat mempermudah dalam monitoring keluhan-keluhan dan melakukan update informasi melalui website dan pelanggan dapat melaporkan keluhannya secara online dan data mereka akan langsung tersimpan.
    3. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sofyan dkk, yang berjudul “Aplikasi Penanganan Keluhan Mahasiswa Menggunakan Metode Prototipe” dalam Jurnal SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, Vol 6, No 1 (2018)[62], dalam penelitian ini membahas tentang aplikasi penanganan keluhan mahasiswa berbasis website dengan menggunakan metode prototipe, objek penelitian ini dilakukan di Institut Teknologi Telkom Purwokerto yang merupakan perguruan tinggi yang sudah banyak menerapkan teknologi informasi. Dalam upaya meningkatkan kualitas kampus diperlukan sebuah aplikasi perangkat lunak yang dapat menjadikan penghubung antara mahasiswa dan staff kampus. Aplikasi penanganan keluhan ini diperlukan karena untuk menangani pengaduan dari mahasiswa terhadap kampus berdasarkan pada bidang kerja staff. Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang aplikasi perangkat lunak yang diajukan untuk penanganan keluhan mahasiswa terhadap pihak kampus. perancangan ini menggunakan metode prototype karena dalam tahap prosesnya singkat dan mudah dipahami oleh pengguna aplikasi. Dan hasil dari penelitian ini yaitu berupa aplikasi yang harapannya dapat membantu dan mempermudah proses penyampaian keluhan mahasiswa terhadap pihak kampus.
    4. Penilitian yang dilakukan oleh Setiawan, yang berjudul “Keefektifan Penanganan Keluhan (Complain Handling) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya” dalam Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol 3, No 3 (2015)[63], Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana realisasi mekanisme pengaduan pelanggan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surabaya. Sehingga bisa meningkatkan kualitas pelayanan publik. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pengaduan dapat memperbaikinya, digunakan lima indikator efektif penanganan prinsip keluhan pelanggan, yang dapat diakses, kesederhanaan, kecepatan, keadilan dan rahasia. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, lokasi penelitian ini berada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surabaya. Informan dalam penelitian ini adalah staf Departemen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surabaya yang sesuai dengan pelanggan Departemen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surabaya yang pernah mengajukan keluhan. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa penanganan keluhan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surabaya efektif.
    5. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Octovianisa dkk, yang berjudul “Identifikasi Permasalahan Komplain pada E-Commerrce Menggunakan Metode Fishbone”. Dalam Jurnal Sains dan Seni ITS, Vol 6, No 1 (2017)[64], Pada perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat menuntut manusia dan perusahaan untuk memanfaatkannya sesuai dengan tujuan dan kebutuhan. Mengikuti tren dunia, di Indonesia belanja online juga semakin digemari, terbukti dari angka peningkatan jumlah pembeli online setiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi masalah yang menyebabkan komplain. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan Teknik pengambilan data melalui wawancara dengan exspert dari dua jenis e-commerce yaitu marketplace dan online retail. Penelitian ini menggunakan analisis flashbone. Hasil dari penelitian ini menghasilkan 16 masalah yang menyebabkan komplain pada e-commerce. Implikasi penelitian ini digunakan untuk perusahaan meningkatkan layanan dan strategi untuk menangani komplain pelanggan.
    6. Penelitian yang di lakukan oleh Ms. Sneha Alve dkk dalam judul “WEB APPLICATION FOR COMPLAINT TRACKING AND RESOLVING” dalam International Research Journal of Engineering and Technology, Vol 4, Issue 4 (2017)[65]. Saat ini internet dan hal-hal yang menghubungkan kita dengan dunia dalah kejadian sehari-hari dalam diri seseorang kehidupan. Dalam setiap aspek kehidupan baik itu pribadi atau professional kami menggunakan internet, itu membuat lebih mudah. Dan unuk mengatasi hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dapat diterima atau layanan oleh organisasi mana pun dapat menggunakan keluhan online sistem manajemen. “WEB APPLICATION FOR COMPLAINT TRACKING AND RESOLVING”. Adalah aplikasi web yang di kembangkan untuk mengelola berbagai keluhan. Tujuan sistem ini adalah membuat pengaduan lebih mudah dan alat yang efektif untuk menyimpan catatan data keluhan.
    7. Penelitian yang dilakukan oleh Rossmann dkk yang berjudul “CONSUMER COMPLAINT HANDLING: SOCIAL MEDIA CHANNEL VERSUS TRADITIONAL CHANNEL” dalam Journal AMA Educator Proceedings, Vol 26 (2015)[66]. Pada makalah ini mengevaluasi tentang konsep kualitas penanganan pengaduan yang di rasakan di saluran tradisional dan modern ketika perusahaan menggunakan beberapa saluran, dan implikasi perbedaan ini, pada hasil seperti kesetiaan pelanggan, kata-kata positif. Kerangka yang di sajikan disini di uji terhadap data yang dikumpulkan dari dua saluran berbeda melalui hotline dan media social dari penyedia layanan telekomunikasi jerman. Hasilnya menjelaskan keefektifan strategi layanan pelanggan di saluran berbeda, dan menetapkan dasar untuk membingkai metrik migrasi saluran yang dapat di kerjakan.
    8. Penelitian yang dilakukan oleh Alexandra dkk, yang berjudul “THE DEVELOPMENT OF COMPLAINTS HANDLING STANDARDS IN SPA COMPANIES: A CASE STUDY ANALYSIS IN SPAIN” dalam International Journal for Quality Reseacrh, Vol 9, No 4 (2015)[67], Tujuan dari makalah ini yaitu untuk menganalisis fitur-fitur utama dari proses manajemen pengaduan yang efektif dan juga mengeksplorasi apakah sistem ini secara resmi terbentuk di persyaratan standar atau model lain untuk keluhan pengelolaan. Analisa ini menggunakan empat studi kasus dari organisasi spa dari Spanyol. Studi kasus menggambarkan organisasi pendekatan untuk mengelola keluhan dan kepuasan pelanggan. Hasil dari penelitian eksplorasi ini menunjukan bahwa semua empat organiasi memiliki beberapa mekanisme yang diimplementasikan menangani keluhan meskipun tingkat formalisasi berbeda telah tercapai. Dan hasil dari makalah ini menyarankan bahwa manajer harus mempriooritaskan mengelola pelanggan keluhan secara efektif untuk meningkatkan peluang mereka memenuhi harapan pelanggan.
    9. Penelitian yang dilakukan oleh Andy dkk, yang berjudul “CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT AND SERVICE QUALITY : INFLUENCES IN HIGHER EDUCATION” dalam Journal of Customer Behaviour, Vol 15, No 1 (2016)[68]. Pada penelitian ini customer relationship management (CRM) telah dikembangkan dalam Business-to-Business (B2B) unruk meningkatkan efektifitas dan kualitas layanan dalam menangani respon organisasi terhadap masukkan pelanggan, pelacakan pesanan mereka, penanganan keluhan, membangun komunikasi langsung dengan pelanggan yang sudah ada dan calon pelanggan serta menjaga kepuasan dan kesetiaan. CRM, sebagai strategi yang berfokus pada pelanggan dan beriorientasi teknologi. Oleh karena itu, makalah ini menerapkan prinsip-prinsip CRM dan kualitas layanan dalam penelitian yang dilakukan di satu Universitas di Ingris. Studi ini menunjukan bahwa program CRM yang efektif untuk meningkatkan kualitas layanan memiliki kemampuan untuk mendorong perilaku advokasi positif dari siswa internasionalnya.</p>
    10. Penelitian yang dilakukan oleh Hung dkk, yang berjudul “ONTOLOGY-BASED REASONING FOR THE INTELLIGENT HANDLING OF CUSTOMER COMPLAINTS” dalam Journal Computers & Industrial Engineering, Vol 84 (2015)[69], Pada penelitian ini menanggapi keluhan pelanggan dan memecahkan masalah pelanggan secara efektif berkontribusi terhadap kualitas layanan yang tinggi, keluhan pelanggan juga dapat dianggap sebagai sumber informasi penting untuk meningkatkan produk dan layanan perusahaan. Penanganan keluhan berhasil dapat menyelesaikan krisis dan membantu mempertahankan loyalitas pelanggan. Membangun ontologi keluhan pelanggan ialah langkah penting pertama dalam CRM. Bahasa Ontologi Web (OWL) adalah alat formal untuk mengidentifikasi ontology, memberikan deskripsi lengkap tentang pengetahuan domain. Dengan demikian, penelitian ini menyajikan ontologi interoperable dan penalaran berbasis kasus untuk penanganan keluhan cerdas.
    11. Maka, dari beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dengan judul “Prototype Penanganan Keluhan Hardware Berbasis Website pada PT. Argo Pantes Tangerang” berhubungan erat dengan referensi penelitian yang diambil dari penelitian sebelumnya namun berbeda dalam hal objek penelitian dan penggunaan metodenya, maka penelitian ini dikembangkan.


      BAB III

      PEMBAHASAN

      Gambaran Umum PT. Angkasa Pura II (Persero)

      Adalah Unit Pelaksana dari Badan Usaha Kebandarudaraan PT. Angkasa Pura II (Persero) berdasarkan Keputusan Direksi PT. Angkasa Pura II Nomor KEP.470/OM.00/1998-AP II tahun 1998 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang mempunyai tugas sebagai berikut :

      1. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan pengaturan serta pengawasan kegiatan pelayanan penanggulangan keadaan darurat terutama di dalam kawasan Bandar Udara Soekarno-Hatta.
      2. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan pengaturan dalam upaya menunjang kelancaran operasi penerbangan.


      Sejarah Singkat PT. Angkasa Pura II (Persero)

      Pada awalnya merupakan Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran, yang lebih dikenal sebagai PN Kemayoran. Didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1962, tanggal 15 November 1962 bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1965, tanggal 17 Mei 1965 nama PN Angkasa Pura Kemayoran ditetapkan menjadi PN Angkasa Pura. Status perusahaan negara ini kemudian dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1974 tanggal 21 Oktober 1974 dijadikan Perusahaan Umum (PERUM), yaitu Perum Angkasa Pura. Disamping mengelola pelabuhan udara Kemayoran juga diserahi mengelola Pelabuhan Udara International Halim Perdanakusuma pada tahun 1974, dan Pelabuhan Udara International Ngurah Rai Denpasar, Bali tahun 1980. Sampai saat itu, Perum Angkasa Pura berbentuk Otorita Pelabuhan Udara (Airports Authority), dimana fungsi penguasaan ada di Pemerintah dan pengusahaan berada di satu tangan, yaitu pihak otoritas. Dalam perkembangan selanjutnya, Perum Angkasa Pura lebih mengarahan kepada fungsi Pengusahaan Pelabuhan Udara, sedangkan fungsi Penguasaan dalam hal ini Pemerintah kembali kejajaran Departemen Perhubungan. Dengan selesainya pembangunan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kemudian diubah namanya menjadi Bandar Udara International Soekarno-Hatta pada tanggal 13 agustus 1984 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1984 didirikan suatu Badan Usaha Kebandarudaraan yang bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang diserahi untuk mengelola pelabuhan udara yang baru tersebut. Disamping mengelola Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng, Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng juga bertugas untuk mengelola Pelabuhan Udara Halim Perdanakusuma yang sebelumnya dikelola oleh Perum Angkasa Pura sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 171/HK 208/PHB-85 tanggal 11 September 1985, kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1992 tanggal 19 Februari 1992. Untuk keseragaman, pada tahun 1986 Pemerintah menetapkan nama:

      1. Perum Angkasa Pura menjadi “Perum Angkasa Pura I”
      2. Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi “Perum Angkasa Pura II”.

      Khusus untuk Perum Angkasa Pura II, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1986 tanggal 19 mei 1986. Pelayanan keselamatan lalu lintas udara yang dilakukan oleh Senopen dialihkan kepada Perum Angkasa Pura I dan Perum Angkasa Pura II, sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 19 Tahun 1988 dan kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1989 tanggal 30 Maret 1989. Perum Angkasa Pura I mengusahakan Bandara Ngurah Rai, Juanda, Polonia, Hasanuddin, Sepinggan, Sam Ratulangi, Frans Kasiepo, Adi Sutjipto, Adi Sumarmo dan Syamsuddin Noor. Sementara Perum Angkasa Pura II mengusahakan Bandara di Jakarta (Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma), S. M. Badaruddin II – Palembang dan Supadio – Pontianak, Bandar Udara S. M. Badaruddin II dan Bandara Udara Supadio dikelola oleh Perum Angkasa Pura II sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1991 tanggal 8 Februari 1991. Pemerintah merencanakan memasukkan beberapa lagi Bandar Udara lainnya kedalam pengelolaan Badan Usaha K bandarudaraan tersebut dan menata pembagian wilayah kerja kedua BUMN sejenis ini, yaitu Indonesia Bagian Barat untuk Perum Angkasa Pura II dan wilayah Indonesia Bagian Timur untuk Perum Angkasa Pura I. Pada awal tahun 1992, kedua BUMN yang berstatus “Perum” tersebut, ditetapkan oleh Pemerintah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1992. Maksud dari perubahan status adalah dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha. Dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH. Nomor 3 Tahun 1993 tanggal 2 Januari 1993 didirikan Perseroan Terbatas (Persero) PT Angkasa Pura II, nama tersebut disingkat menjadi PT. (Persero) Angkasa Pura II. Untuk Bandar Udara Polonia terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 dikelola oleh PT. (Persero) Angkasa Pura II berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S-33/MK-016/1994 tanggal 22 Januari 1994. Kemudian tanggal 9 April 1994 dilakukan serah terima Pengoperasian Bandar Udara Simpang Tiga (Pekan Baru), Tabing (Padang), Blang Bintang (Banda Aceh), Husein Sastranegara (Bandung) dan Senopen Pekan Baru dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada PT. (Persero) Angkasa Pura II. Serah terima itu dilakukan berdasarkan Surat Menteri Perhubungan Nomor A.278/AU.001/SKL tanggal 5 April 1994. Masuknya Bandar Udara Polania (Medan) dan empat Bandar Udara lainnya itu dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1994 tentang penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam modal saham Perusahaan PT. (Persero) Angkasa Pura II. Dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 1995 tanggal 11 Mei 1995, nama Bandar Udara “Blang Bintang” dirubah menjadi Bandar Udara Sultan Iskandar Muda. Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor SK.2/AU.106//PHB.99 tanggal 18 November 1999, nama Bandar Udara Simpang Tiga dirubah menjadi Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II. Pada tanggal 22 Maret 2000, dilakukan serah terima Operasi Bandar Udara Kijang (Tanjung Pinang) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada PT. (Persero) Angkasa Pura II, dengan berita acara serah terima operasi Nomor AU/837/OM.147/2000 dan BA.DU.002/KU207.1/2000. Tepatnya Terhitung Mulai Tanggal (TMT) 18 November 2008 kata Persero pada PT. (Persero) Angkasa Pura II diubah susunannya di belakang nama perusahaan menjadi PT. Angkasa Pura II (Persero) sesuai Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, Spn Nomor 38 Tahun 2008. Dan saat ini PT. Angkasa Pura II (Persero) telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).

      Struktur Organisasi

      Struktur Organisasi merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antar bagian yang terkait dalan suatu organisasi seperti pembagian kerja ke dalam kelompok-kelompok tugas dan tanggung jawab. Struktur organisasi akan tergantung pada tujuan tahap perkembangan organisasi dan kemampuan sumber-sumbernya yang mendukung pada bidang-bidang pekerjaan masing-masing dalam kesatuan fungsional. Dalam suatu perusahaan ataupun organisasi struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting karena dengan memiliki struktur organisasi yang baik, fungsi-fungsi managemen akan dapat dijalankan dengan baik dan lancar. Organisasi merupakan kesatuan aktifitas dimana para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengkoordinasikan kegiatan dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan organisasi yang efektif, maka setiap bagian organisasi mengetahui wewenang dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya masingmasing. Dengan demikian hubungan kerja dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan dengan baik. Struktur organisasi tercermin alam suatu bagan organisasi yang menunjukkan adanya pembagian tugas dan wewenang serta aturan dan prosedur yang ada termasuk komunikasi dan arus kerja.

      Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta Pada PT. Angkasa Rura II (Persero)


      Divisi Pengamanan Bandara Terminal 3 Bandara Internasional

      Soekarno-Hatta Pada PT Angkasa Pura II (Persero) Program keamanan bandara (Airport Security Programme) adalah dokumen tertulis yang memuat prosedur dan langkah-langkah serta persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh unit penyelenggara bandar udara dan badan usaha bandar udara untuk memenuhi ketentuan yang terkait dengan operasi penerbangan di indonesia. Jadi yang merupakan tugas dari pengamanan bandara yaitu :

      1. Memberikan pelayanan keamanan penerbangan yang ada di lingkungan bandara seperti Area Terminal, area Publik, Cargo, Parimeter / Non terminal dll
      2. Mencegah tindakan-tindakan yang dapat melawan hukum seperti yaitu:
      3. a. menguasi pesawat udara secara melawan hukum,
        b. Melakukan pengrusakan / penghancuran pesawat udara di darat.
        c. Menyandera orang didalam pesawat udara atau dibandar udara
        d. Membawa senjata , peralatan berbahaya atau bahan-bahan yang dapat digunakan untuk tindakan melawan hukum secara tidak sah.
        e. Ancaman bom di bandar udara.
      4. Melakukan pengontrolan / pengendalian (Secutiry Control) sebagai upaya untuk mencegah disusupkannya / terbawanya barang dilarang (prohibited items) yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan melawan hukum.
      5. Melakukan pemeriksaan (Security Screening) suatu tehnik atau cara lain untuk mengenali atau mendeteksi barang dilarang yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan melawan hukum.
      6. Melakukan patroli keamanan dibandar udara (Airport Security Search) sebagai bentuk pemeriksaan menyeluruh di lingkungan badar udara baik di Area terminal, Area Publik, Area Cargo d.l.l.


      Fungsi keamanan bandara sangat penting diterapkan dan diaplikasikan diberbagai tempat khususnya di lingkungan bandara (Airport Area), oleh karena itu komando, komunikasi,dan koordinasi merupakan yang sangat pokok digunakan dalam melakukan keamanan secara menyeluruh agar semua bisa berjalan dengan lancar. Adapun fungsi dari keamanan bandara yaitu :
      1) Memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pelanggan di bandara.
      2) Menjamin bahwa aktifitas penerbangan di bandara bisa berjalan dengan lancar tanpa ada keraguan apapun tindakan yang dapat melawan hukum.
      3) Sebagai wadah yang positif dalam mengelola bandara terutama di bidang keamanan.
      4) Memajukan dan mengembangkan bandara lebih tertib, aman dan kondusif.
      5) Menjadikan bandara lebih berkualitas bertaraf internasional dalam bidang keamanan sehingga mengantarkan negara ini lebih maju dan makmur.


      Gambar 3.2. Struktur Organisasi Divisi Pengamanan Bandara Terminal 3 Soekarno-Hatta


      Bagian-Bagian dari Divisi Pengamanan Bandara di Terminal 3

      Divisi Pengaman bandara di Terminal 3 bandara soekarno-hatta membawahi 2 (Dua) bagian yaitu sebagai berikut :

      1. Assistant Manager of Aviation Security Terminal Domestic
      2. Assistant Manager of Aviation Security Terminal International

      Assistant Manager of Aviation Security Terminal Domestic membawahi beberapa bagian yaitu sebagai berikut :

      Tabel 3.1. Karyawan Avsec Terminal 3 Domestic


      Avsec Public Junior Manager membawahi beberapa bagian yaitu sebagai berikut :

      Tabel 3.2. Karyawan Avsec Terminal 3 Public


      Wewenang Dan Tanggung Jawab

      Dari struktur organisasi di atas maka dapat kita lihat tugas maupun fungsi dari masing-masing bagian sesuai dengan Peraturan Direksi PT. Angkasa Pura II (Persero) Nomor : PD. 01. 01 / 12 / 2017 / 0087 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, yaitu sebagai berikut :

      1. Senior Manager Of Airport Security
      2. Tugas dan Tanggungjawab:
        a. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan program kerja subdepartemen Airport Security untuk memastikan efektifitas dan kesesuaian penggunaan anggaran dengan RKA yang telah ditetapkan.
        b. Merencanakan, mengendalikan kegiatan pengamanan badar udara agar proses pengamanan dan sistem keselamatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta berjalan dengan baik dan lancar.
        c. Merencanakan, dan mengendalikan kualitas fungsi pengamanan agar dapat memenuhi standar keamanan dan sistem keselamatan serta response time sesuai dengan ketentuan yang berlaku diseluruh wilayah Kantor Cabang Utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
        d. Melakukan pembinaan terhadap seluruh personil fungsi pengamanan dan keselamatan serta berkoordinasi dengan unit kerja terkait.
        e. Melakukan penyusunan dan melakukan pemutakhiran Airport Security Program (ASP) Bandara Internasional Soekarno- Hatta.
        f. Memformulasikan kebutuhan SDM dan pengembangan kompetensi jajarannya dan mendistribusikan SDM yang dimiliki untuk mencapai tujuan unit kerja.
        g. Memimpin dan mengawasi proses asesmen dan mitigasi risiko sesuai lingkup pekerjaan danwewenangnya serta memberikan masukan terkait hasilnya kepada Deputy Executive General Manager Of Airport Operation. Mengkoordinasikan penerapan K3 pada Subdepartemen Airport Security.
        h. Mengkoordinasikan, memantau dan mengendalikan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Govermance di dalam seluruh aktifitas Subdepartemen Airport Security.
        i. Merencanakan dan memimpin koordinasi penilaian kinerja seluruh SDM dalam lingkup kerjanya serta membimbing jajaran dibawahnya sesuai kebutuhan pengembangan organisasi kemudian melaporkannya kepada Deputy Executive General Manager Of Airport Operation.
        j. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


      3. Manager of Aviation Security
      4. Tugas dan Tangggung Jawab:
        a. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan program kerja pada seksi Aviation Security untuk memastikan efektifitas dan kesesuaian penggunaan anggaran dengan RKA yang telah ditetapkan.
        b. Merencanakan, mengendalikan kegiatan pengamanan badar udara agar proses pengamanan dan sistem keselamatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta berjalan dengan baik dan lancar.
        c. Melakukan pembinaan terhadap seluruh personil fungsi pengamanan dan keselamatan serta berkoordinasi dengan unit kerja terkait.
        d. Melakukan penyusunan dan melakukan pemutakhiran Airport Security Program (ASP) Bandara Internasional Soekarno- Hatta.
        e. Memformulasikan kebutuhan SDM dan pengembangan kompetensi jajarannya dan mendistribusikan SDM yang dimiliki untuk mencapai tujuan unit kerja.
        f. Memimpin dan mengawasi proses asesmen dan mitigasi risiko sesuai lingkup pekerjaan dan wewenangnya serta memberikan masukan terkait hasilnya kepada Senior Manager of Airport Security.
        g. Merencanakan dan memimpin koordinasi penilaian kinerja seluruh SDM dalam lingkup kerjanya serta membimbing jajaran dibawahnya sesuai kebutuhan pengembangan organisasi kemudian melaporkannya kepada Senior Manager of Airport Security.
        h. Mengkoordinasikan penerapan K3 pada seksi Aviation Security.
        i. Menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Govermance pada aktifitas kegiatan seksi Aviation Security.
        j. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


      5. Assistant Manager of Aviation Security
      6. Tugas dan Tangggung Jawab:
        a. Mengkoordinasikan penerapan Standard Operating Procedures (SOP) sesuai lingkup kerja seksi terminal serta memberikan masukan perbaikan Standard Operating Procedures (SOP), Aerodrome Manual, Airport Security Program (ASP) berdasarkan kondisi dilapangan.
        b. Memantau dan memastikan realisasi rencana kerja & penggunaan anggaran seksi terminal sesuai RKAP yang telah ditetapkan.
        c. Memastikan kegiatan penerbitan terkait kegiatan ilegal yang dapat menggangu kenyamanan pengguna jasa di terminal.
        d. Mengelola kegiatan pengaturan diterminal dan aksesibilitas di area terminal 3 bandara internasional soekarno-hatta.
        e. Mengindentifikasi dan mengusulkan pemenuhan kebutuhan SDM dan pengembangan kompetensi bawahan sesuai kebutuhan operasional
        f. Melakukan asesmen dan mitigasi risiko sesuai lingkup pekerjaan dan wewenang serta memberikan masukan terkait dengan hasil kajian kepada Manager of Aviation Security.
        g. Mengkoordinasikan penerapan K3 pada seksi terminal.
        h. Menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Govermance pada aktifitas kegiatan seksi Terminal.
        i. Merencanakan, membimbing dan menilai kinerja bawahan dan memantau pencapaian KPI bawahan kemudian melaporkan kepada Manager of Aviation Security.
        j. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan


      7. Aviation Security Chief
      8. Tugas dan Tanggungjawab:
        a. Merencanakan, menyiapkan dan mengawasi kegiatan pengamanan di Terminal.
        b. Merencanakan,menyiapkan dan memonitor kesiapan seluru peralatan dan sarana yang yang dipergunakan di dalam operasi pengamanan di Terminal.
        c. Merencanakan, menyiapkan dan memonitor pelaksanaan pengamanan di Terminal.
        d. Merencanakan peningkatan keterampilan serta pengembangan dan pemberdayaan personil Keamanan Penerbangan.
        e. Merencanakan, menyiapkan dan memantau perlaksanaan kegiatan pengamanan di Terminal.
        f. Melaksanakan kegiatan pengamanan di terminal 3 dalam melayanani seluruh pengguna jasa untuk menjaga ancaman yang dapat merugikan perusahaan.
        g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.


      9. Aviation Security Assistent Chief
      10. Tugas dan Tanggungjawab:
        a. Mengatur dan memastikan kelancaran pelaksanaan kegiatan operasi pengamanan di Terminal.
        b. Mengatur operasi pengamanan di Terminal dalam satuan jaga.
        c. Menghubungi unit terkait (internal atau eksternal) bila terjadi hal-hal yang mengancam keamanan penerbangan di terminal 3.
        d. Melaporkan kesiapan personil, pengamanan di Terminal kepada Aviation Security Chief .
        e. Membuat laporan kegiatan operasi pengamanan di Terminal dan menandatangani berita acara/ log book.
        f. Menyusun jadwal tugas dalam satuan jaga.
        g. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pengamanan di Terminal dalam satuan jaga.
        h. Mengatur personil dalam pelaksanaan operasi lain atau tugas tambahan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.
        i. Memimpin pelaksanaan latihan dalam satuan jaga.
        j. Melaksanakan kegiatan pengamanan di terminal 3 dalam melayanani seluruh pengguna jasa untuk menjaga ancaman yang dapat merugikan perusahaan.
        k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.


      11. Aviation Security Supervisor
      12. Tugas dan Tanggungjawab:
        a. Mengatur dan memastikan kelancaran pelaksanaan kegiatan operasi pengamanan di Terminal.
        b. Mengatur operasi pengamanan di Terminal dalam satuan jaga.
        c. Menerima, mencatat dan menyampaikan informasi barang masuk dan keluar terkait perlengkapan keamanan penerbangan.
        d. Menghubungi unit terkait (internal atau eksternal) bila terjadi hal-hal yang mengancam keamanan penerbangan di terminal 3.
        e. Melaporkan kesiapan personil, pengamanan di Terminal kepada Aviation Security Assiatant Chief.
        f. Memeriksa dan merawat semua peralatan/perlengkapan operasi pengamanan di Terminal untuk kesiapan petugas keamanan penerbangan.
        g. Membuat laporan kegiatan operasi pengamanan di Terminal dan menandatangani berita acara/ log book.
        h. Menyusun jadwal tugas dalam satuan jaga.
        i. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pengamanan di Terminal dalam satuan jaga.
        j. Mengatur personil dalam pelaksanaan operasi lain/ tugas tambahan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.
        k. Memimpin pelaksanaan latihan dalam satuan jaga.
        l. Melaksanakan kegiatan pengamanan di terminal 3 dalam melayanani seluruh pengguna jasa untuk menjaga ancaman yang dapat merugikan perusahaan.
        m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.


      13. Petugas Aviation Security
      14. Tugas dan Tanggungjawab:
        a. Melaksanakan kegiatan pengamanan di terminal 3 dalam melayanani seluruh pengguna jasa untuk menjaga ancaman yang dapat merugikan perusahaan.
        b. Mendistribusikan dan koordinasi dengan unit lain untuk penempatan Perlengkapan Keamanan Penerbangan.
        c. Mencatat ditribusi Perlengkapan Keamanan Penerbangan pada Log Book.
        d. Melakukan Pengecekan terhadap perlengkapan Keamanan Penerbangan.
        e. Menghubungi unit terkait (internal atau eksternal) bila terjadi hal-hal yang mengancam keamanan penerbangan di terminal 3.
        f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

        </ol>

        Templat:Pagrbreak


        Analisa Batasan Sistem

        Setiap sistem pasti mempunyai batasan sistem (boundary) yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan di luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luar yang memberikan input atau menerima output dari sistem. Melihat permasalahan yang ada pada divisi pengamanan bandara pada PT. Angkasa Pura II (Persero), maka batasan masalah mengenai pelayanan sistem yaitu:

        1. Mempermudah mendapatkan laporan data yang diberikan staff gudang kepada petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) secara sistematis sesuai dengan sistem yang berjalan saat ini guna meningkatkan kecepatan dan ketepatan data yang telah dilakukan sesuai dengan sistem operasi prosedur.
        2. Melakukan analisa dan pengecekan terhadap sistem informasi inventarisasi perlengkapan petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) yang telah ada. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya informasi atau data yang telah usang ataupun data yang redundansi yang terdapat dalam sistem dan membuat kualitas dari sistem menjadi buruk dikarenakan tidak dapat memberikan informasi yang relevan.

        Analisa Kebutuhan Sistem

        Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, pada Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) di terminal 3 masih terdapat kesalahan pencatatan dalam pendataan inventarisasi perlengkapan diantaranya dalam hal laporan data pendataan inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security) yang menyebabkan data kurang tertata dengan baik. Selain itu, proses pengolahan datanya masih belum optimal karena aplikasi yang digunakan merupakan aplikasi dasar atau masih bersifat manual sehingga mengurangi efektifitas dan efisiensi kerja. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang lebih baik lagi agar keakuratan dari informasi dapat diterima dengan cepat dan tidak mengurangi efektifitas dan efisiensi kerja


        Urutan Prosedur

        Proses yang ada pada sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :
        a. Proses Pengcekan Perlengkapan Keamanan Penerbangan.
        Pihak Supervisor melakukan pengecekan perlengakapan Keamanan Penerbangan (Aviation Security) sebagai tindakan untuk melakukan pencegahan kualitas perlengkapan serta memastikan bahwa perlengkapan yang akan digunakan dalam kondisi baik.
        b. Proses Inventarisasi Perlengkapan Barang Masuk dan Barang Keluar.
        Pihak Supervisor melakukan inventarisasi perlengkapan Barang Masuk dan Barang Keluar tujuannya untuk memastikan perlengkapan yang masuk dan perlengkapan yang keluar bisa tercatat dan termonitor dengan baik setiap pergerakan perlengkapan barang tersebut.
        c. Proses Kesiapan Perlengkapan Keamanan Penerbangan
        Pihak Supervisor Menyiapkan segala kebutuhan perlengkapan keamanan penerbangan yang akan digunakan oleh petugas kemanan penerbangan.
        d. Proses pelaporan Kegunaan perlengkapan
        Pihak Petugas Kemanan Penerbangan membuat laporan jumlah dan kondisi perlengkapan yang digunakan saat bertugas kepada Supervisor.
        e. Proses Laporan ke Terminal Security Junior Chief.
        Pihak Supervisor membuat laporan dan memberikan laporan tersebut kepada pimpinan sebagai bukti bahwa perlengkapan yang tersedia telah siap dipergunakan untuk kebutuhan operasional petugas keamanan penerbangan (Aviation Security) Terminal 3.


        Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

        Untuk menganalisa sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML 6.4. Enterprise Edition untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram dan sequence diagram.


        Analisa sistem yang berjalan pada Use Case Diagram

        Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”.

        Gambar 3.3. Use case diagram yang berjalan pada Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security)


        Berdasarkan gambar 3.2. Use Case Diagram yang berjalan saat ini terdapat:

        1. 1 (satu) system yang mencakup seluruh kegiatan prosedur Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) Terminal 3.
        2. 3 (Tiga) actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Aviation Security Supervisor, Petugas Aviation Security , Aviation Security Chief.
        3. 5 (lima) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor, dimana 5 (lima) use case yang digunakan oleh User.


        Analisa Sistem yang berjalan pada Activity Diagram

        Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
        Gambar 3.4. Activity Diagram sistem yang berjalan pada Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security)


        Berdasarkan gambar 3.3. Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat :
        1. 1 (satu) Initial node, objek yang diawali dari Supervisor melakukan pengecekan perlengkapan keamanan penerbangan.
        2. 8 (delapan) Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
        3. 3 (Tiga) actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Aviation Security Supervisor, Petugas Aviation Security, Aviation Security Chief.
        4. 1 (satu) Activity Final Node, aktivitas yang diakhiri.


        {{pagebreak}]

        Analisa sistem berjalan pada Sequence Diagram

        Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. 100

        Gambar 3.5. Sequence Diagram sistem yang berjalan pada Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security)


        Berdasarkan gambar 3.4. Sequence Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

        1. 5 (lima) LifeLine antarmuka yang saling berinteraksi untuk melakukan berbagai aktifitas yang terjadi pada sistem.
        2. 3 (tiga) actor yang melakukan kegiatan, yaitu Aviation Security Supervisor, Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security), Aviation Security Chief.
        3. 8 (delapan) message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.


        Permasalahan yang dihadapi

        Di dalam penelitian yang dilakukan penulis dalam sistem yang sedang berjalan, penulis menemukan beberapa masalah yang dihadapi dalam menjalankan sistem yang sedang berjalan seperti:

        1. Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) yang berjalan saat ini masih menggunakan proses pencatatan peralatan secara manual. Sebagian besar data masih berupa buku besar, sehingga dalam pembuatan laporan sering ditemui kesalahan.
        2. Proses yang masih manual tersebut menjadi penyebab kesalahan dan kerangkapan data.
        3. Adanya tuntutan waktu yang mendesak, seiring dengan besarnya volume transaksi yang harus dipenuhi. Dikarenakan sistem yang digunakan masih bersifat manual, maka kecepatan dan kinerja kerja karyawan masih jauh dari apa yang dikehendaki oleh pimpinan.
        4. Masih minimnya kesadaran akan kebutuhan dokumentasi segala bentuk transaksi Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan secara spesifik dan masih minimnya pengetahuan dokumentasi yang baik dan benar di kalangan para pegawai atau karyawan.


        Alternatif Pemecahan Masalah

        Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, penulis mengusulkan beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:

        1. Adanya user level agar pihak yang tidak berkepentingan tidak dapat mengakses data-data peralatan dan perlengkapan petugas keamanan penerbangan tanpa persetujuan dari pihak terkait.
        2. Membuat sistem aplikasi Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan berbasis web yang merupakan sebuah paradigma baru, dimana user menginput data-data kedalam sistem dengan cepat dan aman.
        3. Menggunakan bahasa pemrograman berbasis web (PHP) serta adanya database MySQL dalam pembuatan sistem informasi inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan untuk lebih dinamis.
        4. Perlu adanya pemberitahuan dan pemberian pengetahuan akan pentingnya kebutuhan dokumentasi yang baik dan benar khususnya untuk segala bentuk transaksi Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan secara spesifik di kalangan para pegawai atau karyawan.


        Elisitasi

        Elisitasi Tahap I

        Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Berikut gambaran Elisitasi Tahap I pada Tabel 3.3:

        Tabel 3.3. Elisitasi Tahap I


        Elisitasi Tahap II

        Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I pada Tabel 3.3 yang kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI (Mandatory, Desirable, and Inessential). Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi. Gambaran Elisitasi Tahap II digambarkan pada Tabel 3.4 berikut ini:

        Tabel 3.4. Elisitasi Tahap II

        M = Mandatory D = Desirable I = Inessential
        {{pagebreak}]

        Elisitasi Tahap III

        Berdasarkan Elisitasi Tahap II pada Tabel 3.4, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Terdapat requirements yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Requirements yang terdapat pada Elisitasi Tahap III tersebut digambarkan pada Tabel 3.5 berikut ini:
        Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III
        T = Technical L = Low
        O = Operational M = Middle
        E = Economic H = High


        Final Draft Elisitasi

        Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security) di Terminal 3 pada PT. Angkasa Pura II yang akan dibentuk.
        Berdasarkan Elisitasi Tahap III pada Tabel 3.3, dihasilkan final draft requirements yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam membuat suatu Sistem Informasi Persediaan Barang. Hasilnya adalah Final Draft Elisitasi pada tabel 3.6 berikut ini:



        BAB IV

        RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

        Prosedur Sistem Usulan

        Berdasarkan analisa sistem yang sedang berjalan dan elisitasi yang telah dilakukan dengan stakeholder, terdapat beberapa usulan prosedur baru dalam sistem inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security). Prosedur baru yang diusulkan bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang sedang berjalan saat ini, serta mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan. Prosedur yang diusulkan yaitu inventarisasi atau perlengkapan petugas keamanan penerbangan, transaksi pengeluaran dan pemasukan barang atau perlengkapan dan pembuatan laporan yang dilakukan secara berbasis web. ` Berdasarkan Analisis dari penelitian sistem yang sedang berjalan pada Perancangan Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas keamanan Penerbangan, selanjutnya peneliti mengusulkan perancang sistem yang baru.
        Prosedur usulan sistem baru dapat dijelaskan sebagai berikut :

        1) Supervisor
        1. Masuk ke situs website inventarisasi perlengkapan aviation security
        2. Melakukan login sistem
        3. Sistem menampilkan halaman utama
        4. Masuk ke menu data gudang
        5. Masuk ke menu transaksi keluar masuk barang
        6. Masuk ke menu laporan


        2) Petugas Aviation Security
        1. Menerima penyerahan barang perlengkapan Avsec.
        2. Koordinasi terkait penempatan Barang perlengkapan Avsec.


        3) Chief
        1. Chief melakukan login sistem.
        2. Sistem menampilkan menu Dashboard
        3. Di Menu Dashboard Terdapat menu laporan (report)
        4. Pilih menu laporan untuk melihat laporan inventarisasi barang dan transaksi barang.


        Rancangan Diagram Sistem

        Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru, pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML 10.2. Community Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, State Diagram dan Class Diagram.


        Use Case Digram Yang Diusulkan

        Use Case Diagram Usulan yaitu Use Case Diagram yang menggantikan Use Case Diagram yang saat ini sedang berjalan PT. Angkasa Pura II (Persero). Use Case Usulan berikut ini melibatkan 3 (tiga) actor yang berperan dalam melakukan aktifitas yaitu avsec supervisor (Staf), Avsec Chief (Pimpinan) dan Petugas Avsec.
        Berikut gambaran dari Use Case Diagram Usulan pada PT. Angkasa Pura II (Persero) pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 :
        1. Avsec Supervisor
        2. Gambar 4.1. Use Case Diagram Yang Diusulkan Avsec Supervisor (Staff Avsec)
          Berdasarkan gambar 4.1. Use Case Diagram yang diusulkan terdapat:
          a. 1 System yang menampung kegiatan.
          b. 3 (tiga) Actor yang melakukan kegiatan, yaitu Avsec Supervisor, Petugas Avsec dan Avsec Chief
          c. 9 (Sembilan) Use Case yang biasanya dilakukan oleh actor-actor
          d. 4 (Empat) include yang meliputi Transaksi Keluar Barang Perlengkapan Avsec, Transaksi Masuk Barang Perlengkapan Avsec, input karyawan dan perlengkapan serta input karyawan dan perlengkapan.


        3. Avsec Chief
        4. Gambar 4.2. Use Case Diagram Yang Diusulkan Avsec Chief (Pimpinan)
          Berdasarkan gambar 4.2. Use Case Diagram yang diusulkan terdapat:
          a. 1 System yang menampung kegiatan.
          b. 1 (Satu) Actor yang melakukan kegiatan, yaitu Avsec Chief
          \
          c. 7 (tujuh) Use Case yang biasanya dilakukan oleh actor-actor
          d. 3 (tiga) include yang meliputi Transaksi Keluar Barang Perlengkapan Avsec, Transaksi Keluar Barang Perlengkapan Avsec dan Persedian Barang Perlengkapan Avsec


        Activity Diagram Yang Diusulkan

        Activity Diagram Usulan yang diusulkan sebagai pengganti Activity Diagram yang saat ini sedang berjalan PT. Angkasa Pura II (Persero) meliputi 3 (tiga) actor yang diwakili untuk di jabatan Avsec Supervisor (staf) dan 1 (satu) actor untuk dijabatan Avsec Chief dalam bentuk swimlane dan beberapa action yang menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan di dalam sistem.
        Berikut gambaran dari Activity Diagram Usulan PT. Angkasa Pura II (Persero) pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 :


        1. Avsec Supervisor
        2. Gambar 4.3. Activity Diagram Yang Diusulkan Avsec Supervisor (Staf)
          Berdasarkan gambar 4.3. Activity Diagram yang diusulkan terdapat:
          a. 3 (tiga) Activity Partition, sebagai hak akses atau batasan akses untuk mengetahui user dalam melakukan aksinya yang saling berhubungan.
          b. 1 (satu) Initial Node, Objek yang di awali dari login untuk melakukan proses controller.
          c. 12 (dua belas) Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi darisuatu aksi.
          d. 3 (tiga) Decision Node, sebagai bentuk percabangan untuk menghubungkan kembali ke arah aksi yang menjadi tujuan awal.
          e. 2 (dua) Fork Node, sebagai penyebaran atau pembagian terhadap satu aksi ke beberapa aksi.
          f. 4 (empat) Join Node, sebagai bentuk untuk menghubungkan dari beberapa aksi ke satu aksi agar bisa melakukan tujuan awal sampai akhir.
          g. 1 (satu) Activity Final Node, untuk mengakhiri beberapa aksi yang telah berjalan.


        3. Avsec Chief
        4. Gambar 4.4. Activity Diagram Yang Diusulkan Avsec Chief (Pimpinan)
          Berdasarkan gambar 4.4. Activity Diagram yang diusulkan terdapat:
          a. 1 (satu) Activity Partition, sebagai hak akses atau batasan akses untuk mengetahui user dalam melakukan aksinya yang saling berhubungan.
          b. 1 (satu) Initial Node, Objek yang di awali dari login untuk melakukan proses controller.
          c. 8 (delapan) Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
          d. 1 (satu) Decision Node, sebagai bentuk percabangan untuk menghubungkan kembali ke arah aksi yang menjadi tujuan awal.
          e. 1 (satu) Fork Node, sebagai penyebaran atau pembagian terhadap satu aksi ke beberapa aksi.
          f. 1 (satu) Join Node, sebagai bentuk untuk menghubungkan dari beberapa aksi ke satu aksi agar bisa melakukan tujuan awal sampai akhir.
          g. 1 (satu) Activity Final Node, untuk mengakhiri beberapa aksi yang telah berjalan.

          </ol>

          Sequence Diagram Yang Diusulkan

          Sequence Diagram Usulan berikut ini merupakan gambaran dari aktifitas yang dilakukan oleh 3 actor, yang mana Sequence Diagram dibagi menjadi 3 (tiga) actor yaitu Avsec Supervisor (staf), Avsec Chief (pimpinan) dan Petugas Avsec. Beberapa lifeline yang membantu dalam jalannya sistem. Sequence diagram memiliki message yang menghubungkan antara satu actor ke actor yang lainnya, atau satu actor ke satu lifeline, atau satu lifeline ke satu actor, atau satu lifeline ke lifeline yang lainnya. Message tersebut berisi tentang informasi-informasi maupun aktifitas yang dilakukan oleh para actor maupun lifeline.
          Berikut gambaran dari Sequence Diagram Usulan pada PT. Angkasa Pura II (Persero) pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 :
          1. Avsec Supervisor
          2. Gambar 4.5. Sequence Diagram Yang Diusulkan Avsec Supervisor (Staf)
            Berdasarkan gambar 4.5. sequence Diagram sistem yang diusulkan untuk Supervisor (staf), dapat dijelaskan penjelasanya Sebagai berikut:
            a. 3 (tiga) Actor yang melakukan kegiatan untuk menggunakan sistem inventarisasi perlengkapan Avsec Supervisor, Petugas Avsec dan Avsec Chief.
            b. 5 (lima) Lifeline yang terdiri dari Halaman Login, Login, Form Transaksi, Laporan dan Logout.
            c. 16 (Enam Belas) Massage, memuat informasi mengenai pesan yang dilakukan actor terhadap program atau system


          3. Avsec Chief
          4. Gambar 4.6. Sequence Diagram Yang Diusulkan Avsec Chief (Pimpinan)
            Berdasarkan gambar 4.6. sequence Diagram sistem yang diusulkan untuk Supervisor (staf), dapat dijelaskan penjelasanya Sebagai berikut:
            a. 1 (satu) Actor yang melakukan kegiatan untuk menggunakan sistem inventarisasi perlengkapan Avsec Chief.
            b. 4 (Empat) Lifeline yang terdiri dari Halaman Login, Login, Laporan dan Logout.
            c. 11 (Sebelas) Massage, memuat informasi mengenai pesan yang dilakukan actor terhadap program atau system

            </ol>

            State Diagram Yang Diusulkan

            State Diagram atau State Machine Diagram atau State Chart Diagram merupakan salah satu diagram yang mendeskripsikan tentang tingkah laku suatu sistem. State Diagram Usulan berikut ini dibagi menjadi dua yaitu Avsec Supervisor (Staf) dan Avsec Chief (Pimpinan). State Diagram menggambarkan tentang prosedur atau tingkah laku di dalam sistem inventarisasi perlengkapan petugas Aviation Security dan langkah-langkah dalam mengoperasikan sistem inventarisasi perlengkapan petugas Aviation Security yang diusulkan. Berikut gambaran dari State Diagram Usulan di PT. Angkasa Pura II (Persero) pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 :
            1. Avsec Supervisor
            2. Gambar 4.7. State Diagram Yang Diusulkan Avsec Supervisor (Staf)
              Berdasarkan gambar 4.7. State Diagram yang diusulkan terdapat:
              a. 1 (Satu) Initial node memulai system
              b. 11 (Sebelas) Action state, menggambarkan aktifitas dari user pada system yang diusulkan.
              c. 1 (Satu) Decision node,yang menggambarkan terdapat dua kondisi tertentu.
              d. 3 (tiga) Fork node yang memecah action node menjadi beberapa bagian action node lainnya.
              e. 1 (satu) Join node yang memecah action node menjadi dari satu bagian action node dari beberapa bagian lainnya.
              f. 1 (satu) final node menggambarkan akhiri dari aktifitas user.


            3. Avsec Chief
            4. Gambar 4.8. State Diagram Yang Diusulkan Avsec Chief (Pimpinan)
              Berdasarkan gambar 4.8. State Diagram yang diusulkan terdapat:
              a. 1 (Satu) Initial node memulai system
              b. 8 (delapan) Action state, menggambarkan aktifitas dari user pada system yang diusulkan.
              c. 1 (Satu) Decision node,yang menggambarkan terdapat dua kondisi tertentu.
              d. 2 (dua) Fork node yang memecah action node menjadi beberapa bagian action node lainnya.
              e. 1 (satu) Join node yang memecah action node menjadi dari satu bagian action node dari beberapa bagian lainnya.
              f. 1 (satu) final node menggambarkan akhiri dari aktifitas user.

              </ol>

              Class Diagram Yang Diusulkan

              Class Diagram merupakan gambaran dari kelas-kelas dalam sebuah sistem dan hubungannya (relationship) antara satu dengan yang lain, serta dimasukkan pula atribut dan operasi dalam tiap-tiap kelasnya. Adapun beberapa tahapan-tahapan dalam pembangunan Class Diagram yaitu;
              - mengidentifikasikan objek serta menyimpulkan kelas-kelasnya
              - menentukan jenis dari tiap-tiap kelas
              - mengidentifikasikan atribut pada masing-masing kelas, mulai mengkonstruksikan kamus-kamus data
              - mengidentifikasikan operasi pada tiap-tiap kelas
              - menentukan kunci pada tiap-tiap kelas
              - membangun hubungan (relationship) antar kelas dan seterusnya.


              Berikut gambaran dari Class Diagram Usulan Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) di Terminal 3 Bandara Soekarno – Hatta pada Gambar 4.9 :
              Gambar 4.9. Class Diagram yang diusulkan
              Berdasarkan Gambar 4.9.Class Diagram yang diusulkan terdapat :
              a. 5 (lima) Class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama yaitu user, karyawan, table perlengkapan Avsec, Tabel transaksi masuk perlengkapan avsec dan tabel transaksi keluar perlengkapan avsec.
              b. 4 (empat) Association, hubungan antara objek satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai.
              c. 47 (Empat Puluh Tujuh) Attribute, definisi data untuk sebuah contoh dari sebuah classifier.
              d. 4 (Empat) jenis operasi, yaitu Create (Input), Read (View), Update, dan Delete.


              Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

              Berisi perbedaan prosedur antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan yang dibuat dalam bentuk tabel berikut :
              Tabel 4.1 Tabel perbedaan prosedur antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan


              Rancangan Basis Data

              Pada bab ini menjelaskan secara terperinci rancangan-rancangan, relasi antar tabel yang diusulkan pada bagian database.


              Spesifikasi Basis Data (Database)

              Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, table table yang ada didalam database, dan relasi antar table itu sendiri. Spesifikasi database yang digunakan untuk membuat sistem yang akan dibangun yaitu sebagai berikut :
              Nama File : Barang
              Media : Harddisk
              Isi : (kode_barang+nama_barang + merk_barang + tahun + jumlah_barang + satuan_barang + keterangan)
              Primary Key : kode_barang
              Panjang Record : 55
              Tabel 4.1 barang


              NamaFile : karyawan
              Media : Hardisk
              Isi : (nip+nama_karyawan+jabatan+ unit_kerja+alamat)
              Primary Key : nip
              Panjang Record : 78
              Tabel 4.2 Karyawan


              Nama File : Transaksi Barang Masuk
              Media : Hardisk
              Isi : (kode_barang+nama_barang+merk_barang + tahun +jumlah_barang+ satuan_barang + keterangan+tgl)
              Primary Key : kode_barang
              Panjang Record : 155
              Tabel 4.3 Transaksi Barang Masuk


              Nama File : Transaksi Barang Keluar
              Media Penyimpanan : Hardisk
              Isi : (kode_barang+nama_barang+merk_barang + tahun + jumlah_barang + jumlah_keluar + penempatan + Keterangan+tgl)
              Primary Key : kode_barang
              Panjang Record : 170
              Tabel 4.4 Transaksi Barang Keluar


              Nama File : users
              Media : hardisk
              Isi : (user_id+owner_id+name+username +password+level)
              Primary Key : user_id
              Panjang Record : 121
              Tabel 4.5 users


              Rancangan Prototype

              Rancangan prototype yang akan dibuat untuk halaman website inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan di terminal 3 Bandara seokarno - hatta pada PT. Angkasa Pura II (Persero) digambarkan pada Gambar 4.10 sampai 4.15 berikut ini:


              Tampilan Prototype

              Gambar 4.10. Rancangan Halaman Login
              Gambar 4.11. Rancangan Halaman Utama Inventarisasi Barang Avsec
              Gambar 4.12. Rancangan Halaman Input Karyawan Avsec
              Gambar 4.13. Rancangan Halaman Transaksi Barang Masuk
              Gambar 4.14. Rancangan Halaman Transaksi Barang Keluar
              Gambar 4.15. Rancangan Halaman Persedian Barang Avsec
              Gambar 4.16. Rancangan Halaman Laporan Transaksi Barang Masuk
              Gambar 4.16. Rancangan Halaman Laporan Transaksi Barang Keluar
              Gambar 4.16. Rancangan Halaman Laporan Persedian Barang


              Tampilan Layar

              Gambar 4.17. Tampilan Halaman Login</dv>
              Gambar 4.18. Tampilan Halaman Utama Inventarisasi Avsec
              Gambar 4.19. Tampilan Halaman Persedian Perlengkapan Avsec
              Gambar 4.20. Tampilan Halaman Input Barang
              Gambar 4.21. Tampilan Halaman Keterangan Penempatan Barang
              Gambar 4.22. Tampilan Halaman Transaksi Pengeluaran Barang
              Gambar 4.23. Tampilan Halaman Laporan Inventarisasi Perlengkapan Avsec
              Gambar 4.23. Tampilan Halaman Pengaturan Pengguna Aplikasi Website


              Pengujian Sistem

              Pengujian

              Pengujian Sistem dilakukan untuk memeriksa kekompakan atau kinerja antar komponen sistem yang diimplementasikan. Tujuan utama dari pengujian sistem adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen-komponen dari sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Metode pengujian yang di ambil adalah metode pengujian Black Box. Pengujian Black Box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini di gunakan untuk mengetahui apakan perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji di bangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak di cek apakah sudah sesuai dengan yang di harapkan.


              Rencana Pengujian

              Adapun rancangan pengujian sistem yang akan diuji dengan teknik pengujian Black Box akan penulis kelompokan dalam tabel dibawah ini
              Tabel 4.7. Rencana Pengujian :


              Kasus dan Hasil Pengujian

              Berikut ini adalah kasus untuk menguji perangkat lunak yang sudah dibangun menggunakan metode Black Box berdasarkan Tabel 4.7. Rencana Pengujian yang telah dibuat sebelumnya yaitu dilihat pada tabel 4.8. kasus dan hasil pengujian :


              Tabel 4.9. Kasus dan Hasil Pengujian


              Kesimpulan Hasil Pengujian

              Berdasarkan pengujian kasus perangkat lunak diatas maka penilis menarik kesimpulan bahwa perangkat lunak ini sudah berjalan secara fungsional dan mengeluarkan informasi sesuai dengan yang diharapkan.


              Desain Implementasi yang diusulkan

              Desain Implementasi dapat digambarkan sebagai berikut :
              1. Mengumpulkan Data
              Proses pengumpulan data sebagai dasar perancangan sistem dan dibuatkan programnya dilakukan selama 4 minggu


              2. Analisa Sistem
              Kegiatan analisa sistem dilakukan untuk keberhasilan perancangan system dan pembuatan program Kegiatan ini dilakukan selama 4 minggu.


              3. Perancangan Sistem
              Perancangan sistem merupakan penerapan dari suatu hasil analisa yang telah dilakukan oleh seorang analisa terhadap data yang dianalisanya, sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem program yang mudah dipahami oleh seorang pembuat program. Kegiatan ini dilakukan selama 3 minggu.


              4. Pembuatan Program
              Pembuatan program adalah kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh komputer sesuai dengan yang dibutuhkan oleh user. Kegiatan ini dilakukan selama 4 minggu.


              5. Pengujian Program
              Pengujian program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada, dan untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode program ke dalam komputer. Kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu.


              6. Evaluasi Program
              Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program. Kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu.


              7. Perbaikan Program
              Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan user. Kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu.


              8. Training User
              Pelatihan terhadap tenaga kerja dilakukan kurang lebih 2 minggu dari program yang dibuat.


              9. Implementasi Program
              Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat akan dilakukan implementasi program selama 2 minggu.


              10. Dokumentasi
              Pengumpulan dokumentasi-dokumentasi yang diperlukan untuk melengkapi persyaratan yang belum terlengkapi dan sebagai acuan untuk pengembangan dan perancangan sistem yang lainnya. Kegiatan ini dilakukan sepanjang aktifitas pembangunan implementasi program.


              Jadwal Pengolahan

              Perancangan sistem yang diusulkan diperkirakan memakan waktu kurang lebih 4 bulan, dan kegiatan yang dilakukan adalah:
              Tabel 4.10. Rencana Implementasi Program




              BAB IV

              PENUTUP

              Kesimpulan

              Berdasarkan hasil analisa sistem yang sedang berjalan dapat kami simpulkan bahwa sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada PT. Angkasa Pura II (Persero) masih bersifat manual atau belum terkomputerisasi. Sehingga menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
              1. Tingkat keakuratan dan kecepatan untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) sangat rendah / minim.
              2. Sering terjadi kekeliruan dalam proses pencatatan laporan data perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) sehingga sering terjadi data inkonsistensi dalam laporan kegiatan harian maupun bulanan.
              3. Apabila terjadi kehilangan terhadap perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) maka akan sulit untuk menemukannya.


              Saran

              Adapun saran - saran yang dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kinerja sistem inventarisasi perlengkapan petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah mengembangkan sistem yang sedang berjalan saat ini dengan sistem informasi yang terkomputerisasi sehingga tidak ada lagi terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam pendataan atau inventarisasi perlengkapan dengan demikian informasi yang didapat lebih akurat dan cepat guna mendukung kebutuhan pihak – pihak yang berkepentingan.

              BAB V

              KESIMPULAN DAN SARAN

              Kesimpulan

              Berdasarkan Analisa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan juga berdasarkan hasil pengamatan penulis dari rumusan masalah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

              1. Dalam penanganan yang dilakukan oleh PT. Argo Pantes masih terbilang merepotkan dikarenakan harus membawa kertas dan pulpen untuk penulisan request dan masih terkadang sering terjadinya penulisan komplain yang kurang jelas.
              2. Sistem penanganan keluhan hardware yang ada pada PT.Argo Pantes Tangerang saat ini masih bersifat manual dan belum berjalan secara modern, sehingga sistem yang ada belum mampu menyediakan sistem yang efektif dan efesien.
              3. Untuk dapat merancang sistem informasi penanganan keluhan yang mudah dan cepat diperlukan suatu sistem yang memiliki database untuk penyimpanan dan pengolahan data. Untuk menampilkan keluhan yang tersedia, juga diperlukan desain untuk model bagaimana nantinya sistem informasi tersebut akan dibuat.

              Saran

              Dalam penerapan sistem yang berjalan penulis ingin mengemukakan saran-saran agar sistem bisa berjalan dengan baik, diantaranya :

              1. Untuk mengoptimalkan pekerjaan, sebaiknya sistem request penanganan keluhan yang dilakukan secara manual di perbarui dengan menerapkan sistem yang telah terkomputerisasi
              2. Agar dapat menghasilkan data yang lebih baik dan efisien, maka memerlukan sistem komputerisasi yang lebih baik dalam pengelolaan data, pemeliharaan dan fasilitas yang ada pada penanganan komplain pada perusahaaan.
              3. Pada penerapan sistem informasi penanganan keluhan sebaiknya didukung oleh perangkat yang memadai, baik dari segi peralatannya (Software dan hardware) dan didukung dengan sumberdaya manusia agar suatu sistem tersebut dapat berjalan secara maksimal.



              DAFTAR PUSTAKA

              1. 1,0 1,1 Miki Mania, Bambang Eka Purnama, Sukadi. 2016. “Sistem Informasi Penggajian Karyawan Mitra Karya Prima Di Pembangkit Listrik Tenaga Uap 1 Pacitan”. Jurnal Software Engineering, Vol 2 No 1 (2016).
              2. Endang Kuswati, Sukkadi. 2013. “Pembangunan Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 2 DONORJO kabupaten Pacitan”. Jurnal Penelitian Engineering dan Edukasi, Vol 5 No 2 (2013)
              3. Muhamad Muslihudin, Oktafianto. 2016. “Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML”. Yogyakarta, (2016)
              4. Julanto Sunu Punjul Tyoso. 2016. “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta, Mei 2016.
              5. Muhaimin, Arief Maulana, Michail Jose, Lyssa Ratauli, Hanipan Sauwa. 2015. “Aplikasi Prototype Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Pada SMK Yuppentek 1 Tangerang Berbasis Web”. Jurnal Semnasteknomedia Online, Vol 3, No 1 (2015).
              6. 6,0 6,1 Syaifudin, Bambang Eka Purnama, Indah Uly Wardati. 2013. “Sistem Informasi Penggajian Karyawan Pada Toko Winscom Kabupatem Pacitan Dengan menggunakan Program PHP”. Jurnal Networking and Security, Juli (2013).
              7. 7,0 7,1 Dedi Irawan, M.E.,Sy, Siska Novita. 2014. “Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Harapan Bunda Pringsewu Lampung”. Jurnal TAM (Technology Acceptance Model), vol 2 Juli (2014).
              8. Jeperson Hutahaean. 2014. “Konsep Sistem Informasi”.Yogyakarta. Agustus 2014.
              9. Arie Widya Saputra, Imam Bukhori. 2014. “Perancangan Sistem Informasi Penggajian Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI Kebonagung”. Jurnal Networking and Security, Vol 3 No 3 (2014).
              10. Yulia Djahir dan Dewi Pratita. 2014. “Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta, Desember 2014.
              11. Lusyani Sunarya, Mukti Budiarto, Jasmine Dara Assyifa. 2015. “Keefektifan Media Komunikasi Visual Sebagai Penunjang Promosi Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Jurnal CCIT, Vol.9 No.1 – September 2015.
              12. Sri Mulyani NS, Ak., CA. 2016. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah”. Bandung, April 2016.
              13. Elisabet Yunaeti Anggraeni, Rita Irviani. 2017. “Pengantar Sistem Informasi”. Yogyakarta, (2017).
              14. Fadila Ariesta. 2013. “Pengaruh Kualitas Sumberdaya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah”. Jurnal Akuntansi, Vol 1, No 1 (2013).
              15. Jeperson Hutahaean. 2014. “Konsep Sistem Informasi”. Yogyakarta. Agustus 2014.
              16. Endang Kuswati, Sukkadi. 2013. “Pembangunan Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 2 DONORJO kabupaten Pacitan”. Jurnal Penelitian Engineering dan Edukasi, Vol 5 No 2 (2013)
              17. Arie Widya Saputra, Imam Bukhori. 2014. “Perancangan Sistem Informasi Penggajian Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI Kebonagung”. Jurnal Networking and Security, Vol 3 No 3 (2014).
              18. Dimas Bhirawa Maharisna, Mochammad Al Musadieq, Heru Susilo. 2017. “Analisis dan Desain Sistem Informasi Transportasi Dengan Metode Vogel’s Approximation (Studi Kasus pada UD. Sumber Jaya Grosir Malang)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol.43 No.2 Februari 2017.
              19. Chrismantya Dwi Satriya Nugroho, Endang Siti Astuti, Riyadi. 2017. “Analisis dan Desain Sistem Informasi Penggajian Karyawan (Studi Pada Unit Pusat PT.Perdana Fajar Mandiri Sidoarjo)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol.47 No.2 Juni 2017.
              20. Maimunah, Dedeh Supriyanti, Hendrian. 2017. “Aplikasi Sistem Order Online Berbasis Mobile Android pada Outlet Pizza Hut Delivery”. Jurnal Semnasteknomedia Online, Vol 5, No 1 (2017)
              21. Abdul Khair Tarigan, Surya Darma Nasution, Suginam, Abdul Karim. 2016. “Aplikasi Pembelajaran Citra Dengan Menggunakan Metode Computer Assisted Instruction (CAI)”. Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol 3, No 4, Agustus 2016.
              22. Nency Extise Putri. 2016. “Sistem Pakar Kerusakan Hardware Komputer Dengan Metode Forward Chaining”. Jurnal Momentum, Vol 18, No 2, Agustus 2016.
              23. Siti Rahayu, Joni Devitra. 2017. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Kas pada Satker PSP.TP Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi”. Jurnal Manajemen Sistem Informasi, Vol 2, No 1, Maret 2017.
              24. Nasril, Adri Yanto Saputra. 2016. “Rancang Bangun Sistem Informasi Ujian Online”. Jurnal Lentera ICT, Vol 3, No 1, Mei (2016).
              25. Eko Budi Setiawan. 2016. “Pembangunan Sistem Informasi Pengelolaan Kerja Praktek di Perguruan Tinggi”. Jurnal Ultima Infosys, Vol 7, No 1, Juni 2016.
              26. Nani Purwati, Noor Hasan. 2016. “Perancangan Sistem Informasi Administrasi Tamu Hotel (Studi Kasus Pada Hotel Ganesha Purworejo)”. Jurnal Engineering dan Edukasi, Vol 8, No 1, 2016.
              27. Faishal Faruq. 2017. “Aplikasi Informasi Akademik Berbasis Web di SMP Negeri 2 Baleendah”. Jurnal e-Proceeding of Applied Science, Vol 3, No 3, Desember (2017).
              28. Muhammad Iqbal Dzulhaq, Sutarman, Sefti Wulandari. 2017. “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Baru dengan Metode Simple additive weighting di SMK Kusuma Bangsa”. Jurnal Sisfotek Global, Vol 7, No 2, September 2017.
              29. Hadiyati Mutmainah. 2017. “Pengembangan Sistem Informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Berbasis Web Tahun Ajaran 2017/2018 di SMP PGRI 9 Maos”. Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Elektronika, Vol 6, No 6 (2017).
              30. Otto Fajarianto, Muchammad Iqbal, Jaka Tubagus Cahya. 2017. “Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan Dengan Metode Weighted Product”. Jurnal Sisfotek Global, Vol 7, No 1, Maret 2017.
              31. Andri Yanto, Ernes Cahyo Nugroho. 2015. “Sistem Informasi Shonia Fashion Store Berbasis Client Server Pada Jaringan Man”. Jurnal Ilmiah Go Infotech, Vol 21, No 1, Juni 2015.
              32. Susi Indriyani, Selvy Mardiana. 2016. “Pengaruh Penanganan Keluhan (complaint Handling) Terhadap Kepercayaan dan Komitmen Mahasiswa pada Perguruan Tinggi Swasta di Bandar Lampung”. Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol 2, No 1, Januari 2916.
              33. Dwi Ayu Suryani, 2017. “Pengaruh Penanganan Keluhan, Kepercayaan, dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Anggota Koperasi Wanita (KOPWAN) “Sejahtera” Desa Gayam KEcamatan Gurah”. Jurnal Simiki-Economic, Vol 1, No 5, (2017).
              34. Sri Mulyani NS, Ak., CA. 2016. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah”. Bandung, April 2016.
              35. Nency Extise Putri. 2016. “Sistem Pakar Kerusakan Hardware Komputer Dengan Metode Forward Chaining”. Jurnal Momentum, Vol 18, No 2, Agustus 2016.
              36. Arisandy Ambarawa, Moharto, Muhdar Abdurahman, Faisal Kamran. 2016. “Merakit, Menginstal dan Menggunakan Microsoft Office Word”. Yogyakarta, Mei 2016.
              37. Fitri Marisa. 2017. “Web Programming (Client Side And Server Side)”. Yogyakarta, November 2017.
              38. Irma Kurnia Juliany, Muhammad Salamuddin, Yuni Kristina Dewi. 2018. “Perancangan Sistem Informasi E-Marketplace Bank Sampah Berbasis Web”. Jurnal Semnasteknomedia Online, Vol 6, No 1 (2018).
              39. Bayu Pratama Nugroho, Sherly Jayanti. 2017. “Implementasi Sistem Informasi Berbasis Web (Studi Kasus Gereja GKE SION Palangkaraya)”. Jurnal Saintekom, Vol 7, No 2, September 2017.
              40. Rohmat Taufiq, Maulana Reza Fahlevi. 2017. “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa Menggunakan Metode SAW Pada SMP YUPPENTEK 1 Legok”. Jurnal Teknik, Vol 6, No 2 (2017).
              41. 41,0 41,1 Santoso, Radna Nurmalina. 2017. “Perencanaan dan Pengembangan AplikasiAbsensi Mahasiswa Menggunakan Smart Card Guna Pengembangan Kampus Cerdas (Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut)”. Jurnal Integrasi, Vol 9, No 1, April 2017.
              42. Ahmadi. 2014. “Aplikasi Visual Basic Berbasis Client Server Pada Perpustakaan SMA N 1 TALANGPADANG”. Jurnal KMSI, Vol 2, No 1 (2014).
              43. 43,0 43,1 Agus Hariyanto. 2017. “Membuat Aplikasi Computer Based Testc Dengan PHP, MySQLi dan Bootstrap”. Yogyakarta, Maret 2017.c
              44. Yesica Aprilian. 2015. “Sistem Informasi Penyewaan Kamar Pada Hotel Candra Kirana”. Jurnal Speed, Vol 7, No 2 (2015).
              45. Radia Afnur, Titi Sriwahyuni, Ahmaddul Hadi. 2016. “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosis Kerusakan Sepeda Motor Matic Menggunakan Metode Forward Chaining”. Jurnal VOTEKNIKA, Vol 4, No 2 (2016).
              46. Ni Ketut Amylia Pramasari, Bambang Hadi Kartiko, Gerson Feoh. 2017. “Rancang Bangun Aplikasi Tracer Medical Record File Berbasis Hypertext Preprocessor Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar”. Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer, Vol 3, No 1, Januari 2017.
              47. 45) Usamah Ash-Shidiq, Rumani, Randy Erfa Saputra. 2017. “Perancangan Aplikasi Smartphone Android Sebagai Pengendali Jarak Jauh Pada Sistem “SMART BABY MONITORING””. Jurnal E-Proceeding of Engineering, Vol 4, No 2, Agustus 2017.
              48. Suyatno Budhiharjo, Syamsul Setiawan. 2015. “Rancang Bangun Kuisioner Online Mahasiswa Akademi Telkom Jakarta”. Jurnal ICT Penelitian dan Penerapan Teknologi, Vol 6, No 10 (2015).
              49. Nissa Almira Mayangky, Suharyanto. 2018. “Perancangan Sistem Informasi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu pada Polsek Citeureup Cimahi”. Jurnal SISFOKOM, Vol 7, No 1, Maret 2018.
              50. Aulia Fitrul Hadi. 2018. “Analisa Ketangkapan Daya Ingat Anak Dengan Menggunakan Game Edukasi Non Player Character “ANI!” Berbasis Android”. Jurnal PSYCHE, Vol 11, No 1, Januari 2018.
              51. Johni S Pasaribu. 2017. “Penerapan Framework YII Pada Pembangunan Sistem PPDB SMP BBPI Baleendah Kabupaten Bandung”. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, Vol 3, No 2, April 2017.
              52. Tutik Lestari, Agustinus Eko Setiawan, Heru Prasetiawan. 2017. “Perancangan Sistem Informasi Scheduling SIT (System Integration Test) Berbasis Web Pada PT. COllega Inti Pratama”. Jurnal TAM, Vol 8, No 1, Juli 2017.
              53. Aniek Suryanti Kusuma, Welda. 2017. “Sistem Monitoring Dalam Penanganan Kerusakan Peralatan Elektronik di STMIK STIKOM Indonesia”. Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi Asia, Vol 11, No 1, Februari 2017.
              54. Akbar Muhammad Arif, Elis Hernawati, Ferra Arik Tridalestari. 2017. “Aplikasi Monitoring Proses Belajar Mengajar Berbasis Web Di SMK Telkom Bandung”. Jurnal E-Proceeding of Applied Science, Vol 3, No 3, Desember 2017.
              55. Annisa Tamara, Reza Budiawan, Ady Purna Kurniawan. 2018. “Aplikasi Pembelajaran Keanekaragaman Budaya dan Suku Untuk Siswa Kelas 5 SDI AL- AZHAR 7 Sukabumi”. Jurnal EProceeding of Applied Science, Vol 4, No 1, Maret 2018.
              56. Wilna Maulani, Ady Purna Kurniawan, Siska Komala Sari. 2017. “Aplikasi Pembelajaran Berbasis Jejaring Sosial DI SMA NEGERI SINGAPARNA”. Jurnal E-Proceeding of Applied Science, Vol 3, No 3, Desember 2017.
              57. M.Iqbal Dzulhaq, Rahmat Tullah, Putra Satia Nugraha. 2017. “Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013”. Jurnal SISFOTEK GLOBAL, Vol 7, No 1, Maret 2017.
              58. Jesa Ariawan, Sri Wahyuni. 2015. “Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis Web”. Jurnal SISFOTEK GLOBAL, Vol 5, No 1, Maret 2015.
              59. Michael Ferdinand Hutabarat, Sri Setyaningsih, Arie Qur’ania. 2017. “Sistem Komputerisasi Data Suku Cadang Kendaraan Bermotor Roda Dua Berbasis Web”. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Komputer/ Informatika, Vol 1, No 1 (2017).
              60. Ageng Setiani Rafika, Mukti Budiarto, Wahyu Budianto. 2015. “Aplikasi Monitoring Sistem Absensi Sidik Jari Sebagai Pendukung Pembayaran Biaya Pegawai Terpusat Dengan SAP”. Jurnal CCIT, Vol 8, No 3, Mei 2015.
              61. Anggi Bingar Kusuma, Lies Yulianto. 2014. “Pembuatan Website Monitoring Keluhan Pelanggan Pada PT. Telkom Unit Layanan Ngadirojo”. Jurnal Networking and Security, Vol 3, No 4 (2014).
              62. Muhammad Ravi Sofyan, Emi Iryanti. 2018. “Aplikasi Penanganan Keluhan Mahasiswa Menggunakan Metode Prototipe”. Jurnal Semnasteknomedia Online, Vol 6, No 1 (2018).
              63. Muhammad Rizal Setiawan. 2015. “Keefektifan Penanganan Keluhan (Complaint Handling) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya”. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol 3, No 3 (2015).
              64. Resi Octovianisa Putri, Berto Mulia Wibawa, Titah Laksamana. 2017. “Identifikasi Permasalahan Komplain Pada E-Commerce Menggunakan Metode Fishbone”. Jurnal Sains dan Seni ITS, Vol 6, No 1 (2017).
              65. Ms. Sneha Alve, Ms. Vishakha Babardesai, Ms. Sneha Bhosale, Ms. Siddhi Kapadi, Prof. Atul. B. Yadav. 2017. “Web Application for Complaint Tracking and Resolving”. International Research Journal of Engineering and Technology, Vol 4 Issue 4.
              66. Rossmann, Alexander. 2015. “Consumer Complaint Handling: Social Media Channel Versus Traditional Channel”. Journal AMA Educator Proceedings, Vol 26.
              67. Alexandra Simon, Piotr Kafel, Pawel Nowicki, Marti Casadesus. 2015. “The Development of Complaints Handling Standards in SPA Companies: a Case Study Analysis in SPAIN”. International Journal for Quality Reseacrh, Vol 9, No 4.
              68. Wali, Andy Fred ; Wright, Len Tiu. 2016. “Customer Relationship Management And Service Quality : Influences in Higher Education”. Journal of Customer Behaviour, Vol 15, No 1.
              69. Ching Hung Lee, Yu Hui Wang, Amy J.C Trappey. 2015. “Ontology-Based Reasoning for The Intelligent Handling of Customer Complaints”. Journal Computers & Industrial Engineering, Vol 84.