SI1411477718
PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN
PETUGAS KEAMANAN PENERBANGAN ( AVIATION SECURITY )
DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO-HATTA PADA
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
Disusun Oleh:
NIM |
: 1411477718
|
Nama |
JURUSAN SISTEM INFORMASI
KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
TANGERANG
2017/2018
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN
PETUGAS KEAMANAN PENERBANGAN ( AVIATION SECURITY )
DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO-HATTA PADA PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
Disusun Oleh:
NIM |
: 1411477718
|
Nama |
|
Jenjang Studi |
: Strata Satu
|
Jurusan |
: Sistem Informasi
|
Konsentrasi |
: Sistem Informasi Manajemen
|
Disahkan Oleh:
Tangerang, Juli 2018
Ketua |
Kepala Jurusan
| ||||
STMIK RAHARJA |
Jurusan Sistem Informasi
| ||||
(Dr.Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM) |
(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom)
| ||||
NIP: 00054 |
NIP: 078010
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN
PETUGAS KEAMANAN PENERBANGAN ( AVIATION SECURITY )
DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO-HATTA PADA PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
Dibuat Oleh:
NIM |
: 1411477718
|
Nama |
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Infomasi
Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen
Tahun Akademik 2017/2018
Disetujui Oleh:
Tangerang, Juli 2018
Pembimbing I |
Pembimbing II
| ||
(Fauzan Manafi Albar, S.Kom., MM) |
(Handy Januar Permana, S.E., MM)
| ||
NID : 15014 |
NID : 15029
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN
PETUGAS KEAMANAN PENERBANGAN ( AVIATION SECURITY )
DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO-HATTA PADA
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
Dibuat Oleh:
NIM |
: 1411477718
|
Nama |
Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian
Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen
Tahun Akademik 2017/2018
Disetujui Penguji:
Tangerang, Juli 2018
Ketua Penguji |
Penguji I |
Penguji II
| ||
(_______________) |
(_______________) |
(_______________)
| ||
NID: |
NID: |
NID:
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI
PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN
PETUGAS KEAMANAN PENERBANGAN ( AVIATION SECURITY )
DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO-HATTA PADA
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
Disusun Oleh:
NIM |
: 1411477718
|
Nama |
|
Jenjang Studi |
: Strata Satu
|
Jurusan |
: Sistem Infomasi
|
Konsentrasi |
: Sistem Informasi Manajemen
|
Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Laporan Skripsi yang telah dipergunakan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Komputer di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika teryata pernyataan diatas tidak benar.
Tangerang, 09 Juli 2018
NIM: 1411477718
|
)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;
ABSTRAK
Teknologi informasi merupakan unsur terpenting untuk menjalankan suatu usaha. Sistem komputerisasi merupakan salah satu solusi yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu usaha. Karena dengan sistem komputerisasi segala jenis pekerjaan dapat dikerjakan dengan efisien lebih cepat dan lebih mudah, terlebih lagi dalam suatu perusahaan yang besar dan maju. Semua kegiatan perusahaan PT. Angkasa Pura II (Persero) memfokuskan diri untuk meningkatkan mutu pelayanan jasa dalam bidang penerbangan, demi memberikan kepuasan bagi pengguna jasa penerbangan. Dimana di setiap perusahaan PT. Angkasa Pura II (Persero) memiliki unit keamanan penerbangan (Aviation Security). Untuk menunjang sistem kinerja karyawan dalam menyiapkan perlengakapan keamanan penerbangan maka terdapat bagian dalam mengelola semua kebutuhan perlengkapan keamanan penerbangan dengan tujuan untuk menjaga kualitas perlengkapam dam peralatan kemananan penerbangan. Oleh karena itu, sistem yang dipergunakan tidak lepas dari pada sistem komputerisasi, mulai dari pengecekan perlengkapan, Inventarisasi perlengkapan yang tersedia, dan sampai dengan laporan serta dokumentasi perlengkapan keamanan penerbangan bahwa untuk mengatasi berbagai hal seperti lamanya proses pengolahan data, duplikasi data, transaksi barang masuk dan keluar sampai sistem pelaporannya. Dengan demikian maka penyusun mengusulkan sistem yang mampu meningkatkan kinerja karyawan secara baik dan akurat dalam memproses inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security) dengan berbasis website. Metode penelitian yang digunakan antara lain: observasi, wawancara dan studi pustaka. Data yang diperoleh dianalisis dalam bentuk Unified Modeling Language (UML) dan merancang website menggunakan adobe dreamweaver, Sublime, PHP, MySQL dan didukung dengan software lainnya. Dengan perancangan sistem informasi ini diharapkan dapat memperkecil kekurangan yang terdapat dalam sistem yang sedang berjalan, juga bisa menjadi solusi yang tepat dalam penyempurnaan pada sistem inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Pada PT. Angkasa Pura II (Persero).
Kata Kunci: Inventarisasi perlengkapan, Keamanan Penerbangan (Aviation Security) dan UML.
ABSTRACT
Information technology is the most important element to run a business. Computerized system is one solution that is very important in supporting the success of a business. Because with the computerized system all kinds of work can be done efficiently faster and easier, especially in a large and advanced company. All company activities of PT. Angkasa Pura II (Persero) focuses on improving the quality of service in the field of aviation, in order to provide satisfaction for aviation service users. Where in each company PT. Angkasa Pura II (Persero) has a flight security unit (Aviation Security). To support the employee performance system in preparing aviation security training, there is a part in managing all the needs of aviation security equipment in order to maintain the quality of the equipment and the security of aviation equipment. Therefore, the system used can not be separated from the computerized system, ranging from checking equipment, inventory of equipment available, and up to the reports and documentation of aviation security equipment that to overcome various things such as the length of data processing, data duplication, goods transaction entry and exit until the reporting system. Thus, the authors propose systems that can improve employee performance in a good and accurate in processing the inventory equipment Aviation Security (Aviation Security) with a website-based. Research methods used include: observation, interview and literature study. The data obtained are analyzed in the form of Unified Modeling Language (UML) and designing website using adobe dreamweaver, Sublime, PHP, MySQL and supported by other software. With the design of this information system is expected to minimize the deficiencies contained in the system that is running, can also be a perfect solution in improving the inventory system equipment Aviation Security (flight Aviation) in Terminal 3 Soekarno-Hatta Airport At PT. Angkasa Pura II (Persero).
Keywords: Inventory of equipment, Aviation Security and UML.
Segala puji syukur dan pujian bagi Allah SWT yang memiliki keluasan ilmu dan atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “Perancangan Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan ( Aviation Security ) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Pada PT. Angkasa Pura II (Persero)”.
Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan akademik. Serta sebagai bahan penulisan, penulis mengambil berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan beberapa sumber literatur yang telah dikumpulkan dalam penulisan Kuliah Kerja Praktek sebelumnya yang mendukung penulisan ini.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik berupa dorongan moril maupun materil, serta bimbingan dan semangat yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan semua pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih secara tulus dan ikhlas khususnya kepada:
- Bapak Dr.Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM selaku Ketua Perguruan Tinggi Raharja yang telah berkenan memberikan arahan dan petunjuk kepada penulis.
- Bapak Dr. Po.Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
- Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua 1 Perguruan Tinggi Raharja.
- Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
- Bapak Fauzan Manafi Albar, S.Kom., MM selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada peneliti.
- Bapak Handy Januar Permana S.E.,MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada peneliti.
- Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
- Bapak Dodi Kurniawan sebagai pembimbing lapangan
- Seluruh Pegawai PT Argo Pantesyang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian.
- Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasila penulis.
- Rekan - rekan petugas keamanan penerbangan (AVSEC / Aviantion Security) PT. Angkasa Pura II (Persero) yang selalu memberika dukuga da semangatnya.
- Rekan - rekan mahasiswa STMIK Raharja yang telah memberikan dorongan, dukungan, dan masukan yang sangat berarti untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya.
Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermafaat dikemudian hari.
Tangerang, 26 Juni 2018 | |
TRI WIJIHARTO | |
NIM: 1411477718
|
Gambar 2.1. Bentuk Dasar Sistem
Gambar 2.2. Karakteristik Sistem
Gambar 2.3. Kualitas informasi
Gambar 2.4. Siklus Informasi
Gambar 2.5. Sistem Informasi
Gambar 2.6. Komponen Sistem
Gambar 2.7 Unified Modeling Language
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Cabang Utama Bandara Soekarno – Hatta pada PT. Angkasa Pura II (Persero)
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Divisi Pengamanan Terminal 3 (tiga) PT. Angkasa Pura II (Persero)
Gambar 3.3 Use case diagram yang berjalan pada Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security)
Gambar 3.4 Activity Diagram Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security)
Gambar 3.5 Squence Diagram Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security)
Gambar 4.1 Use case diagram yang Diusulkan Avsec Supervisor (Staff Avsec)
Gambar 4.2 Use case diagram yang Diusulkan Avsec Chief (Pimpinan)
Gambar 4.3 Actifity Diagram Yang Diusulkan Avsec Supervisor (Staff)
Gambar 4.4 Actifity Diagram Yang Diusulkan Avsec Chief (Pimpinan)
Gambar 4.5 Sequence Diagram Yang Diusulkan Avsec Supervisor (Staff)
Gambar 4.6 Sequence Diagram Yang Diusulkan Avsec Chief (Pimpinan)
Gambar 4.7 State Diagram Yang Diusulkan Avsec Supervisor (Staff)
Gambar 4.8 State Diagram Yang Diusulkan Avsec Chief (Pimpinan)
Gambar 4.9. Class Diagram Yang Diusulkan Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security)
Gambar 4.10. Rancangan Halaman Login
Gambar 4.11. Rancangan Halaman Utama Inventarisasi Barang
Gambar 4.12. Rancangan Halaman Input Karyawan Avsec
Gambar 4.13. Rancangan Halaman Transaksi Barang Masuk
Gambar 4.14. Rancangan Halaman T xi ransaksi Barang Keluar
Gambar 4.15. Rancangan Halaman Persediaan Barang Avsec
Gambar 4.16. Rancangan Halaman Laporan Transaksi Barang Masuk
Gambar 4.17. Rancangan Halaman Laporan Transaksi Barang Keluar
Gambar 4.18. Rancangan Halaman Laporan Persediaan Barang
Gambar 4.19. Tampilan Halaman Login
Gambar 4.20. Tampilan Halaman Utama Inventarisasi Avsec
Gambar 4.21. Tampilan Halaman Persediaan Perlengkapan Avsec
Gambar 4.22. Tampilan Halaman Input Barang
Gambar 4.23. Tampilan Halaman Keterangan Penempatan Barang
Gambar 4.24. Tampilan Halaman Transaksi Pengeluaran Barang
Gambar 4.25. Tampilan Halaman Laporan Inventarisasi Perlengkapan Avsec
Gambar 4.26. Tampilan Halaman Pengaturan Pengguna Aplikasi Website
Tabel 3.1. Petugas Avsec Terminal 3 Domestic
Tabel 3.2. Petugas Avsec Terminal 3 Public
Tabel 3.3. Diagram Elisitasi Tahap I
Tabel 3.4. Diagram Elisitasi Tahap II
Tabel 3.5. Diagram Elisitasi Tahap III
Tabel 3.6. Diagram Final Draft Elisitasi
<p style="line-height: 2">Tabel 4.1. Perbedaan Prosedur antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
<p style="line-height: 2">Tabel 4.2. Barang
<p style="line-height: 2">Tabel 4.3. Karyawan
<p style="line-height: 2">Tabel 4.4. Transaksi Barang Masuk
<p style="line-height: 2">Tabel 4.5. Transaksi Barang Keluar
<p style="line-height: 2">Tabel 4.6. Users
<p style="line-height: 2">Tabel 4.7. Rencana Pengujian
<p style="line-height: 2">Tabel 4.8. Kasus dan Hasil Pengujian
<p style="line-height: 2">Tabel 4.9. Rencana Implementasi Program
Daftar isi
- 1 BAB I
- 1.1 Latar Belakang
- 1.2 Perumusan Masalah
- 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
- 1.4 Ruang Lingkup Penelitian
- 1.5 Metode Penelitian
- 1.6 Sistematika Penulisan
- 1.7 Teori Umum
- 1.8 Teori Khusus
- 2 Golf
- 3 BAB III
- 3.1 Gambaran Umum PT. Angkasa Pura II (Persero)
- 3.2 Sejarah Singkat PT. Angkasa Pura II (Persero)
- 3.3 Struktur Organisasi
- 3.4 Wewenang Dan Tanggung Jawab
- 3.5 Analisa Batasan Sistem
- 3.6 Analisa Kebutuhan Sistem
- 3.7 Urutan Prosedur
- 3.8 Tata Laksana Sistem Yang Berjalan
- 3.9 Permasalahan yang dihadapi
- 3.10 Alternatif Pemecahan Masalah
- 3.11 Elisitasi
- 4 BAB IV
- 5 BAB IV
- 6 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Latar Belakang
Perumusan Masalah
- Bagaimana analisa sistem inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security / AVSEC) pada divisi pengamanan bandara (Airport Security) PT.ANGKASA PURA II (persero) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta?
- Bagaimana kebutuhan user terhadap sistem inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security / AVSEC) yang akan dibangun atau dirancang?
- Bagaimana perancangan Sistem inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security / AVSEC) pada PT. Angkasa Pura II ( Persero )?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
- Untuk analisa sistem inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security / AVSEC) yang berjalan saat ini pada divisi pengamanan bandara (Airport Security) PT.ANGKASA PURA II (persero) di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
- Untuk mengetahui kebutuhan user terhadap sistem inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security / AVSEC).
- Untuk merancang sistem inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security / AVSEC)
Manfaat Penelitian
- Memberi informasi mengenai sistem inveantarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security / AVSEC) pada divisi pengamanan bandara (Airport Security) PT.ANGKASA PURA II (persero) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
- Agar lebih mudah untuk melaksanakan inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security / AVSEC) secara efektif dan efisien, sehingga proses inventarisasi lebih terkontrol dengan baik.
- Hasil laporan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah wawasan, serta dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ruang Lingkup Penelitian
Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data
- a. Metode Observasi
- b. Metode Wawancara
- Metode Studi Pustaka
Metode yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data dan mendapatkan hal-hal yang diperlukan untuk proses penulisan analisa sistem inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security / AVSEC) di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada PT. Angkasa Pura II (Persero) dengan cara mendatangi objek secara langsung.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini diperoleh dan didapatkan dengan cara wawancara langsung kepada pihak-pihak yang berwenang hingga mengetahui secara detail terhadap permasalahan-permasalahan yang sedang dialami, untuk itu elisitasi sangat diperlukan untuk menyaring suatu permasalahan yang dianggap penting dan tidak penting. Elisitasi merupakan sekumpulan aktifitas atau kegiatan yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna system dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.
Bahan-bahan yang dipergunakan didalam landasan teori dalam laporan penulisan ini diperoleh dan didapatkan dari berbagi sumber tertulis, yaitu buku-buku panduan yang terkait dan memuat informasiinformasi yang diperlukan untuk dipergunakan dalam penyusunan laporan penulisan. Buku panduan yang dipergunakan penulis dalam hal ini adalah dari berbagai sumber.
Metode Analisa
- Melakukan evaluasi yang luas serta logis terhadap sistem yang sedang berjalan. Evaluasi ini dilakukan dengan 5 (lima) tahapan kegiatan yaitu:
- Menentukan tujuan
- Mempelajari organisasi
- Menganalisa input yang ada
- Menganalisa sistem dan prosedur yang berjalan saat ini, dan
- Menganalisa kebutuhan output
- Melakukan analisis terhadap sasaran dan masalah, analisis dampak teknologi, pandangan sistem yang strategis, dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML).
- Menentukan urutan-urutan analisis sistem informasi pendataan ,perawatan peralatan dan menetapkan cakupannya.
- Menggunakan analisa SWOT ( Strengths Weaknesses Opportunities Threats ) merupakan suatu metode perancangan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Metode Perancangan
Metode Pengujian
Sistematika Penulisan
Bab ini merupakan pendahuluan yang akan membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, ruang lingkup penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab ini berisi definisi ilmu yang berkaitan dengan permasalahan pada penulisan tersebut, seperti landasan teori yang membahas tentang konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, serta membahas teori-teori pendukung pembuatan laporan.
Bab ini menguraikan gambaran umum dan sejarah singkat mengenai divisi Pengamanan Bandara (Airport Security) pada PT. Angkasa Pura II (Persero), struktur organisasi lengkap dengan tugas dan wewenang masing – masing bagian, dan sistem yang berjalan menggunakan Unified Modeling Language (UML) serta draf elisitasi yang berisikan elisitasi tahap 1, elisitasi tahap 2, elisitasi tahap 3 serta draf final elisitasi.
Bab ini merupakan rancangan yang diusulkan menggunakan metode dalam Unified Modeling Language (UML) yang terdiri dari Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, serta hasil rancangan system yang diusulkan berupa penyelesaian dari permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan PHP dan MYSQL.
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil analisa penelitian dan saran yang dapat penulis berikan agar permasalahan yang dihadapi oleh divisi Pengamanan Bandara PT. Angkasa Pura II (persero) di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dapat terselesaikan dengan baik.
Teori Umum
Konsep Dasar Sistem
Definisi Sistem
Bentuk Dasar Sistem
Karakteristik Sistem
- Komponen Sistem (Components System)
- Batas Sistem (Boundary System)
- Lingkungan Luar Sistem (Environment System)
- Penghubung Sistem (Interface System)
- Masukan Sistem (Input System)
- Pengolahan Sistem (Processing System)
- Keluaran Sistem (Output System)
- Sasaran Sistem (Objective) dan tujuan (Goals)
Komponen sistem yaitu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Elemen-elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sub sistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
Batas sistem yaitu daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan ruang lingkup suatu sistem dipandang.
Lingkungan luar sistem yaitu apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan merupakan energi dari sistem yang harus tetap dijaga dan dipelihara.
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu sub sistem ke sub sistem lainnya. Keluaran (Output) dari sub sistem akan menjadi masukan (Input) bentuk sub sistem lainnya dengan melalui penghubung satu sub sistem dapat berintegrasi dengan sub sistem lainnya membentuk satu kesatuan.
Masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan sistem dapat berupa masukan perawatan (Maintenance Input) dan masukan sinyal (Signal Input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem tersebut beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
Pengolahan sistem yaitu suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan bahan baku atau bahan-bahan yang lainnya menjadi bahan jadi.
Keluaran sistem yaitu hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dari sistem dapat merupakan masukan untuk sub sistem lain. Keluaran dapat berupa tampilan layar di monitor yaitu dalam bentuk laporan, grafik, tabel, dan keluaran yang lainnya adalah hasil cetakan laporan ke media kertas.
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan, maka operasi sistem tidak akan berguna. Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Sebuah sistem dikatakan berhasil mengenai sasaran atau tujuannya.
Klasifikasi Sistem
- Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
- Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)
- Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
- Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)
Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem persediaan barang, dan lain-lain.
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem manusia yang melibatkan interaksi antara manusia disebut dengan human machine system atau ada yang menyebut dengan man machine system.
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.Interaksi antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sebagai contoh adalah sistem komputer, tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
Sistem Tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Sedangkan Sistem Terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau sub sistem yang lainnya.
Konsep Dasar Informasi
Pengertian Data
Definisi Informasi
- Menurut Krismaji (2015:14) Informasi adalah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat.
- Informasi adalah data yang sudah mengalami pemrosesan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh pengunanya dalam membuat keputusan. (Sarosa, 2013:12)
- Menurut Henry C. Lucas dalam bukunya Bambang Hartono (2013:15), information is the interpretation of data to provide menaing by an individual. (Informasi adalah data yang telah ditafsirkan agar memberikan makna tertentu bagi seseorang).
Nilai Informasi
- Kemudahan dalam Memperoleh (Accesibility)
- Sifat Luas dan Kelengkapannya (Comprehensiveness)
- Ketelitian (Accuracy)
- Kecocokan dengan Pengguna (Relevance)
- Ketepatan Waktu (Timelines)
- Kejelasan (Clarity)
- Fleksibilitas (Flexibility)
- Dapat Dibuktikan (Verified)
- Tidak Ada Prasangka (Unprejudiced)
- Dapat Diukur (Measurable)
Kualitas Informasi
- Akurat (Accurate)
- Tepat Waktu (Timelines),
- Relevan (Relevance)
Siklus Informasi
Fungsi Informasi
Tujuan Informasi
- Kegunaan (Usefulness)
- Ekonomi (Economic)
- Keandalan (Realibility)
- Pelayanan Langganan (Customer Service)
- Kesederhanaan (Simplicity)
- Fleksibilitas (Fleksibility)
Konsep Dasar Sistem Informasi
Definisi Sistem Informasi
Komponen Sistem Informasi
- Blok Masukan (Input Block)
- Blok Model (Model Block)
- Blok Keluaran (Output Block)
- Blok Teknologi (Technology Block)
- Blok Basis Data (Database Block)
- Blok Kendali (Control Block)
Analisa Sistem
- Identify, yaitu mengidentifikasi masalah
- Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
- Analyze, yaitu menganalisis system
- Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Teori Khusus
Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan ( Aviation Security / AVSEC)
Definisi Inventarisasi
- Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
- Untuk menghemat keuangan perusahaan baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana perusahaan.
- Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu perusahaan dalam bentuk materil yang dapat dinilai dengan uang.
- Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur dan berkelanjutan dapat memberikan manfaat, yakni sebagai berikut:
Definisi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security / AVSEC)
- Fasilitas Keamanan Penerbangan adalah peralatan-peralatan yang digunakan dalam upaya mewujudkan keamanan penerbangan.
- Peralatan keamanan penerbangan adalah peralatan yang digunakan untuk mengenali atau mendeteksi orang, kendaraan atau barang/bahan yang berpotensi melakukan atau digunakan untuk tindakan melawan hukum dalam penerbangan
- Mesin X – Ray (X – Ray Machine). Merupakan peralatan pendeteksi (detector) yang digunakan untuk mendeteksi secara visual semua barang bawaan calon penumpang pesawat udara yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan dengan cepat tanpa membuka kemasan barang tersebut.
- Mesin Pemindai Tubuh (Body Inspection Machine) Merupakan peralatan yang digunakan untuk mendeteksi barangbarang bawaan penumpang pesawat udara baik yang berupa material logam maupun non logam yang dibawa secara tersembunyi dibalik pakaian atau melekat di tubuh yang dapat membahayakan keamanan penerbangan.
- Pendeteksi Logam (Metal Detector)
- Gawang Pendeteksi Metal ( Walk Through Metal Detector/WTMD ).
- Metal Genggam (Hand Held Metal Detector/HHMD)
- Pendeteksi Bahan Peledak (Explosive Detector)
- Sistem Kamera Pemantau (Closed Circuit Television/CCTV)
- Sistem Pengendali Jalan Masuk (Access Control System Equipment)
- Radio Komunikasi Keamanan Penerbangan (aviation security radio communication)
- Kendaraan Patroli (Patroll Vehicle)
- Nampan / Baki
- Loker / Lemari senjata api
- Kotak barang - barang berbahaya (Box Dangereous Goods)
- Kotak barang dilarang (Box Prohibited Items)
Merupakan peralatan pendeteksi (detector) berupa pintu yang digunakan untuk mendeteksi semua barang bawaan berada dalam pakaian/badan calon penumpang pesawat udara yang terbuat dari metal dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api, dan benda lain sejenisnya.
Merupakan peralatan pendeteksi (detector) tangan yang digunakan untuk mendeteksi posisi/letak semua barang bawaan yang terdapat pada pakaian/badan calon penumpang pesawat udara yang terbuat dari bahan metal dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api, senjata tajam dan benda lain yang sejenis.
Tujuan Pelaksanaan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security / AVSEC)
- Menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan, keteraturan dan efesiensi penerbangan sipil dari tindakan melawan hukum.
- Memberikan perlindungan terhadap awak pesawat udara, penumpang, para petugas didarat, masyarakat dan instalasi di Bandar udara dan tindakan melawan hukum.
- Memberikan perlindungan bagi perusahaan angkutan udara.
- Memenuhi standar dan rekomendasi internasional.
SWOT
Pengertian SWOT
- Strength (kekuatan) merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu organisasi yang membuat organisasi relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya.
- Weakness (kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
- Opportunity (peluang) merupakan situasi atau tren yang menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya segmen pasar baru dan membaiknya hubungan antara pembeli dan pemasok adalah contoh faktor yang dapat menjadi peluang bagi organisasi.
- Threat (ancaman) merupakan situasi atau tren yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya pesaing baru adalah contoh faktor yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi.
Tujuan SWOT
Unified Modelling Language (UML)
Definisi UML
Komponen-komponen UML
Struktur Diagram
- Class diagram
- Object diagram
- Component diagram
- Deployment diagram (Collaboration diagram in version 1.x)
- Composite structure diagram
- Package diagram
- Behavior Diagram
- Sistem use case; interaksi dengan sistem.
- Business use case; interaksi bisnis dengan konsumen atau kejadian nyata.
- Interaction diagram
- Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul dengan menentukan item-item data apa saja yang akan ditempatkan dalam sistem.
- Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
- Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
- Definisikan requirement lain (non-fungsional, security dan sebagainya) yang juga harus disediakan oleh sistem.
- Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
- Definisikan objek-objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence dan/atau collaboration diagram untuk tiap alur pekerjaan. Jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing-masing alur.
- Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
- Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan attribute dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
- Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokan class menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik.
- Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
- Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan:
- Pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit code yang lengkap dengan tes.
- Pendekatan komponen, yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
- Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model berserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
- Piranti lunak siap dirilis.
- Elemen 1, Text Editor. Contohnya adalah Notepad atau Text Edit, dimana HTML diubah didalam program editor tersebut.
- Elemen 2, WYSIWYG (What You See Is What You Get) Editor. Contohnya Microsoft Frontpage dan Macromedia Dreamweaver, dimana situs di edit menggunakan GUI (Graphic User Interface) dan format HTML secara otomatis di generate oleh editor ini.
- Elemen 3 yaitu editor yang sudah memiliki template, contohnya Rapidweaver dan iWeb, dimana, editor ini memperbolehkan user untuk membuat dan meng-update website-nya langsung ke web server secara cepat, tanpa harus mengetahui apapun tentang HTML. Mereka dapat memilih template yang sesuai dengan keinginan mereka, menambah gambar atau obyek, mengisinya dengan tulisan dan dengan sekejap mereka sudah dapat membuat website tanpa harus melihat sama sekali kode-kode HTML.
- Structural. tanda yang menetukan level atau tingkatan dari sebuah teks (contoh,
Golf
akan memerintah browser untuk menampilakan “Golf” sebagai teks tebal yang menunjukkan sebagai heading 1. - Presentation. Tanda yang menentukan tampilan dari sebuah teks tidak peduli dengan level dari teks tersebut (contoh, boldface akan menampilkan boldface. Tanda presentational saat ini sudah mulai digantikan oleh CSS dan tidak direkomendasikan untuk mengatur tampilan teks.
- Hypertext. Tanda yang menunjukkan pranala ke bagian dari dokumen tersebut atau pranala ke dokumen lain (contoh, <ahref=”http://www.wikipedia.org/”Wikipedia</a> akan menampilkan wikipedia sebagai sebuah hyperlink ke URL tertentu).
- Elemen widget yang membuat objek-objek lain seperti tombol (<button>, list (
- ), dan garis horizontal (
). - Mampu menangani jutaan user dalam kurung waktu bersamaan.
- Mampu menampung lebih dari 50.000.000 record.
- Sangat cepat mengeksekusi perintah.
- Memiliki userprivilege system yang mudah dan efesien.
- AdabasD
- Dbase
- Empress
- FilePro
- FrontBase
- Hyperwave
- IBM DB2
- Informix
- Ingres
- Interbase
- MSQL
- Direct MS SQL
- MySQL
- ODBC
- Oracle
- Ovrimos
- PosgreSQL
- Solid
- SQLite
- Sybase
- Velosis
- Unix DBM
- Apache
- Oreily Website Pro (Windows)
- Xitami
- Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.
- Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.
- Hasil dari blackbox testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun keracunan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.
- Proses pengujian dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white box testing.
- Tahap I
- Tahap II
- Tahap III
- T artinya teknikal (Technical), bagaimana tata cara atau teknik
- O artinya Operasional (Operational), bagaimana tata cara penggunaan
- E artinya Ekonomis (Economic), berapakah biaya yang diperlukan guna
- Final Draft Elisitasi
- Prototype Jenis I
- Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.
- Mengembangkan prototype
- Menentukan apakah prototype dapat diterima
- Menggunakan prototype
- Prototype Jenis II
- Membentuk sebuah kerangka teoritis untuk topic atau bidang.
- Menjelaskan definisi, kata kunci dan terminology.
- Menentukan studi, model, studi kasus dan lain-lain yang mendukung topik.
- Menentukan lingkup penelitian topic penelitian.
- Perancangan Sistem Informasi Inventaris Program Studi Teknik Informatika Universitas Surakarta oleh Adita Ayu Prawiyanti, Ramadhian Agus Triyono.[12] Melakukan pengumpulan data dengan cara metode observasi, wawancara, analisis, perancangan, ujicoba, dan implementasi rancangan. observasi dan wawancara yang dimaksud adalah dengan melakukan wawancara langsung terhadap dosen, pengurus kampus dan mahasisiwa kemudian dilakukan metode analisis untuk mengetahui alur data atau sistem yang berjalan dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) dan kemudian dilakukan metode perancangan untuk membuat sistem aplikasi penjualan berbasis web dengan menggunakan PHP, MyAdmin, xampp serta yang terakhir tahap implementasi untuk menerapkan apakah sistem ini sudah relevan dengan yang diinginkan oleh user yang ada di universitas surakarta.
- Perancangan Sistem Informasi Inventaris Barang Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kudus. oleh Indah Setia Andani, Diana Laily Fithri Melakukan pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan pegawai sipil[13] serta studi pustakan sebagai referensi untuk Sistem yang berjalan sudah berjalan semestinya sesuai prosedur yang ada dan ketentuan yang ada dari proses pengadaan memperkuat data-data yang relevan.kemudian dilakukan metode analisis untuk menganalisis data kualitatif dan kuantitatif dan kemudian dilakukan metode perancangan untuk membuat sistem aplikasi inventaris barang berbasis dekstop dengan menggunakan alur data dalam membangun sebuah system yang saling berintegrasi yaitu DFD (Data Flow Diagram) kemudian tahap akhir yaitu tahap implementasi untuk menerapkan apakah sistem ini sudah relevan dengan yang diinginkan user.
- Perancangan Sistem Informasi Inventaris Barang (Studi Kasus Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan) oleh Shiyami Milwandhari, S.Kom perancangannya dengan berbasis web ( PHP dan MySQL)[14] dan tahap terakhir yaitu implementasi untuk mengetahui apakah sistem yang diterapkan bisa bermanfaat dan sesuai dengan keinginan user atau belum.
- Sistem Informasi Inventaris Barang di Kantor Arsip Dan Perpustakaan daerah Surakarta oleh Rini Anjarsari[15] Metode pengumpulan data dengan melakukan observasi dan wawancara kepada karyawan atau pegawai perpustakaan daerah dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana sistem ini berjalan dan kemudian diperkuat dengan studi pustaka sebagai bahan referensi untuk mendukung sistem yang relevan dan dilakukan analisis sistem dengan menggunakan UML sebagai rancangan alur data diagram yang digunakan dan kemudian dilakukan tahap perancangan menggunakan PHP , phpmyadmin, photoshop, xampp, sublime textkemudian dilakukan metode implementasi untuk mengetahui relevasi sistem agar dapat diterapkan dengan baik dari segi kualitatif dankuantitatif
- Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Inventaris Barang Berbasis Web Menggunakan Metode Berorientasi Objek (Studi kasus: PT. Riau Maju Cemerlang Pekanbaru) oleh Adri Gunawansyah[16] Metode pengumpulan data dengan melakukan observasi dan wawancara kepada karyawan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana sistem ini berjalan dan kemudian diperkuat dengan studi pustaka sebagai bahan referensi untuk mendukung sistem yang relevan, dan kemudian dilakukan analis sistem untuk merancang bahwa alur data yang berjalan ini sudah sesua atau belum dan tahap selanjutnya dilakukan metode perancangan sistem aplikasi yang akan diterapkan maka rancangan sistem yang diusulkan ini akan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman C++ dan SQLServer 2005 sebagai database-nya dan sebagai tahap terakhir dilakukan implementasi aplikasi website agar sistem yang akan diterapkan ini bisa memudahkan user dan mengetahui relevansi aplikasi tersebut.
- Developing a hierarchical decomposition methodology to increase manufacturing process and equipment health awareness oleh Brian A weiss tahun 2018 [17] . Manufacturing systems are becoming increasingly complex as more advanced and emerging technologies are integrated into the factory floor to yield new processes or increase the efficiency of existing processes. As greater complexity is formed across the factory, new relationships are often generated that can lead to advanced capabilities, yet produce unforeseen faults and failures.[17] Industrial robot arm work cells within the manufacturing environment present increasing complexity, emergent technologies, new relationships, and unpredicted faults/failures. To maintain required levels of productivity, process quality, and asset availability, manufacturers must reconcile this complexity to understand how the health degradation of constituent physical elements and functional tasks impact one another through the monitoring of critical informative measures and metrics. This article presents the initial efforts in developing a novel hierarchical decomposition methodology. The innovation in this method is that it provides the manufacturer with sufficient discretion to physically deconstruct their system and functionally decompose their process to user-defined levels based upon desired monitoring, maintenance, and control levels. This enables the manufacturer to specify relationships within and across the physical, functional, and information domains to identify impactful health degradations without having to know all possible failure modes. The hierarchical decomposition methodology will advance the state of the art in terms of improving machine health by highlighting how health degradations propagate through the relationship network prior to a piece of equipment compromising the productivity or quality of a process. The first two steps of the methodology, physical decomposition and functional decomposition, are defined in detail and applied to a multi-robot work cell use case.
- “Best pricing and optimal policy for an inventory system under time-and-price-dependent demand and backordering”. oleh Luis A. San-José [18]In this paper, we study an inventory system for products where demand depends on time and price. Shortages are allowed and are fully backordered. We suppose that the demand rate is the product of a power time pattern and a three-parametric exponential price function. The objective is to determine the economic lot size, the optimal shortage level and the best selling price to maximize the total profit per unit time. We present an efficient procedure to determine the optimal solution of the inventory problem for all possible scenarios. This procedure is illustrated with several numerical examples. A sensitivity analysis of the optimal inventory policy with respect to the parameters of the demand rate function is also given. Finally, the main contributions of this paper are highlighted and future research directions are introduced.
- “Implementation of different big-leaf canopy reduction functions in the Biogenic Emission Inventory System (BEIS) and their impact on concentrations of oxidized nitrogen species in northern Europe” . oleh Jan Alexander. [19] Canopy reduction describes NO2 flux reduction at leaf stomata. We implemented the big-leaf reduction approaches of Wang et al. (1998) and Yienger and Levy (1995) in the Biogenic Emission Inventory System (BEIS) and compared them with the BEIS standard approach. The different reduction functions lead to a reduction of 17 Gg N or 27 Gg N respectively of nitrogen emission in comparison to the standard approach which reduces the nitrogen flux by about 1 Gg N in the three summer months of 2012. These are significant differences to the standard approach. The concentration reduction of oxidized reactive nitrogen in the model area shows also a significant reduction. While concentration reduction in central europe is low, in more rural regions of Europe, concentration changes are considerably higher. The calculated concentrations of NO2 show a significant improvement of the model performance when compared to EMEP observations in central Europe. This study favors the implementation and use of canopy reduction factors, especially the parameterization of Wang et al. (1998), for regional and global emission models for reasons of model physical correctness and improved model results.</div>
- “Evaluation of two transshipment policies in a two-location decentralized inventory system under partial backordering”. oleh Ping ping Feng. [20] This research investigates the replenishment and transshipment decisions in a two-retailer inventory system with a single selling season. Both emergency lateral transshipment (ELT) and preventive lateral transshipment (PLT) are investigated. ELT satisfies partial backordering. We prove the existence of unique Nash equilibrium for the system under each policy. The results show that the ELT solution is independent of the transshipment price while the PLT solution converges to the newsvendor solution as the transshipment price increases. Numerical analysis is presented to illustrate the advantage of each policy. This study assists retailers in deciding which transshipment policy should be preferred.
- Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan pengaturan serta pengawasan kegiatan pelayanan penanggulangan keadaan darurat terutama di dalam kawasan Bandar Udara Soekarno-Hatta.
- Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan pengaturan dalam upaya menunjang kelancaran operasi penerbangan.
- Perum Angkasa Pura menjadi “Perum Angkasa Pura I”
- Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi “Perum Angkasa Pura II”.
- Memberikan pelayanan keamanan penerbangan yang ada di lingkungan bandara seperti Area Terminal, area Publik, Cargo, Parimeter / Non terminal dll
- Mencegah tindakan-tindakan yang dapat melawan hukum seperti yaitu:
- Melakukan pengontrolan / pengendalian (Secutiry Control) sebagai upaya untuk mencegah disusupkannya / terbawanya barang dilarang (prohibited items) yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan melawan hukum.
- Melakukan pemeriksaan (Security Screening) suatu tehnik atau cara lain untuk mengenali atau mendeteksi barang dilarang yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan melawan hukum.
- Melakukan patroli keamanan dibandar udara (Airport Security Search) sebagai bentuk pemeriksaan menyeluruh di lingkungan badar udara baik di Area terminal, Area Publik, Area Cargo d.l.l.
- Assistant Manager of Aviation Security Terminal Domestic
- Assistant Manager of Aviation Security Terminal International
- Senior Manager Of Airport Security
- Manager of Aviation Security
- Assistant Manager of Aviation Security
- Aviation Security Chief
- Aviation Security Assistent Chief
- Aviation Security Supervisor
- Petugas Aviation Security
- Mempermudah mendapatkan laporan data yang diberikan staff gudang kepada petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) secara sistematis sesuai dengan sistem yang berjalan saat ini guna meningkatkan kecepatan dan ketepatan data yang telah dilakukan sesuai dengan sistem operasi prosedur.
- Melakukan analisa dan pengecekan terhadap sistem informasi inventarisasi perlengkapan petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) yang telah ada. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya informasi atau data yang telah usang ataupun data yang redundansi yang terdapat dalam sistem dan membuat kualitas dari sistem menjadi buruk dikarenakan tidak dapat memberikan informasi yang relevan.
- 1 (satu) system yang mencakup seluruh kegiatan prosedur Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) Terminal 3.
- 3 (Tiga) actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Aviation Security Supervisor, Petugas Aviation Security , Aviation Security Chief.
- 5 (lima) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor, dimana 5 (lima) use case yang digunakan oleh User.
- 1 (satu) Initial node, objek yang diawali dari Supervisor melakukan pengecekan perlengkapan keamanan penerbangan.
- 8 (delapan) Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
- 3 (Tiga) actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Aviation Security Supervisor, Petugas Aviation Security, Aviation Security Chief.
- 1 (satu) Activity Final Node, aktivitas yang diakhiri.
- 5 (lima) LifeLine antarmuka yang saling berinteraksi untuk melakukan berbagai aktifitas yang terjadi pada sistem.
- 3 (tiga) actor yang melakukan kegiatan, yaitu Aviation Security Supervisor, Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security), Aviation Security Chief.
- 8 (delapan) message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.
- Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) yang berjalan saat ini masih menggunakan proses pencatatan peralatan secara manual. Sebagian besar data masih berupa buku besar, sehingga dalam pembuatan laporan sering ditemui kesalahan.
- Proses yang masih manual tersebut menjadi penyebab kesalahan dan kerangkapan data.
- Adanya tuntutan waktu yang mendesak, seiring dengan besarnya volume transaksi yang harus dipenuhi. Dikarenakan sistem yang digunakan masih bersifat manual, maka kecepatan dan kinerja kerja karyawan masih jauh dari apa yang dikehendaki oleh pimpinan.
- Masih minimnya kesadaran akan kebutuhan dokumentasi segala bentuk transaksi Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan secara spesifik dan masih minimnya pengetahuan dokumentasi yang baik dan benar di kalangan para pegawai atau karyawan.
- Adanya user level agar pihak yang tidak berkepentingan tidak dapat mengakses data-data peralatan dan perlengkapan petugas keamanan penerbangan tanpa persetujuan dari pihak terkait.
- Membuat sistem aplikasi Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan berbasis web yang merupakan sebuah paradigma baru, dimana user menginput data-data kedalam sistem dengan cepat dan aman.
- Menggunakan bahasa pemrograman berbasis web (PHP) serta adanya database MySQL dalam pembuatan sistem informasi inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan untuk lebih dinamis.
- Perlu adanya pemberitahuan dan pemberian pengetahuan akan pentingnya kebutuhan dokumentasi yang baik dan benar khususnya untuk segala bentuk transaksi Inventarisasi Perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan secara spesifik di kalangan para pegawai atau karyawan.
- Masuk ke situs website inventarisasi perlengkapan aviation security
- Melakukan login sistem
- Sistem menampilkan halaman utama
- Masuk ke menu data gudang
- Masuk ke menu transaksi keluar masuk barang
- Masuk ke menu laporan
- Menerima penyerahan barang perlengkapan Avsec.
- Koordinasi terkait penempatan Barang perlengkapan Avsec.
- Chief melakukan login sistem.
- Sistem menampilkan menu Dashboard
- Di Menu Dashboard Terdapat menu laporan (report)
- Pilih menu laporan untuk melihat laporan inventarisasi barang dan transaksi barang.
- Avsec Supervisor
- Avsec Chief
- Avsec Supervisor
- Avsec Chief
- Avsec Supervisor
- Avsec Chief
- Avsec Supervisor
- Avsec Chief
- Tingkat keakuratan dan kecepatan untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) sangat rendah / minim.
- Sering terjadi kekeliruan dalam proses pencatatan laporan data perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) sehingga sering terjadi data inkonsistensi dalam laporan kegiatan harian maupun bulanan.
- Apabila terjadi kehilangan terhadap perlengkapan Petugas Keamanan Penerbangan (Aviation Security) maka akan sulit untuk menemukannya.
- ↑ Prajudi 2014. “Pengertian Sistem”. https://hedisasrawan.blogspot.com/2014/01/25-pengertian-sistem-menurut-para-ahli.html.
- ↑ 2,0 2,1 2,2 Jogiyanto, H. M. 2013. “Sistem Teknologi Informasi”. Edisi 3. Yogyakarta: Andi Offset.
- ↑ Mulyanto Agus. 2013 “Komponen Sistem Informasi” Jakarta: Graha ilmu
- ↑ Supriyanto, Wahyu dan Muhsin, Ahmad. 2013. “Definisi Data dan Informasi”. https://chintyayolla.wordpress.com/2013/10/14/definisi-data-dan-infomasi-menurut-para-ahli/
- ↑ Azizah, Nur, Lina Yuliana dan Elsa Juliana. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian Karyawan Harian Lepas Pada PT Flex Indonesia. Tangerang: Jurnal SENSI Vol.3 No.1.
- ↑ Suprihadi, Rini Kartika Hudiono dan Lina Sinatra Wijaya. 2013. Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model Controller. Tangerang: Jurnal CCIT Vol.6 No.3.
- ↑ Tiara, Khanna, Dewi Immaniar dan Fiqih Arzia. 2015. Penerapan Sistem Inventory Laboratorium Digital Dengan Metode Critical Succes Factor Pada Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang: Jurnal CCIT Vol.9 No.1.
- ↑ Kadir. 2014. ” Analisa Sistem” Yogyakarta: Media Kita
- ↑ Herlawati, Prabowo Pudjo Widodo. 2013. “Menggunakan UML”. Bandung: Informatika.
- ↑ Hosseini, Asrin dan Amir Sheikh-Ahmadi. 2015. Predicting Fault in the Process of Producing Important Android Applications using Data Mining Techniques. Iran: International Journal of Computer Applications Vol.131 No.13.
- ↑ Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup dan Moh. Iqbal Awi Makaram. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang: Jurnal CCIT Vol.8 No.2.
- ↑ Adita Ayu Prawiyanti, Ramadhian Agus Triyono . 2017. “Perancangan Sistem Informasi Inventaris Program Studi Teknik Informatika Universitas Surakarta”. Melakukan pengumpulan data dengan cara metode observasi, wawancara, analisis, perancangan, ujicoba, dan implementasi rancangan. observasi dan wawancara yang dimaksud adalah dengan melakukan wawancara langsung terhadap dosen, pengurus kampus dan mahasisiwa kemudian dilakukan metode analisis untuk mengetahui alur data atau sistem yang berjalan dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) dan kemudian dilakukan metode perancangan untuk membuat sistem aplikasi penjualan berbasis web dengan menggunakan PHP, MyAdmin, xampp serta yang terakhir tahap implementasi untuk menerapkan apakah sistem ini sudah relevan dengan yang diinginkan oleh user yang ada di universitas Surakarta. Jawa Tengah : Surakarta.
- ↑ Indah Setia Andani, Diana Laily Fithri. 2015. “ Perancangan Sistem Informasi Inventaris Barang Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kudus”. Melakukan pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan pegawai sipil serta studi pustakan sebagai referensi untuk Sistem yang berjalan sudah berjalan semestinya sesuai prosedur yang ada dan ketentuan yang ada dari proses pengadaan memperkuat data-data yang relevan.kemudian dilakukan metode analisis untuk menganalisis data kualitatif dan kuantitatif dan kemudian dilakukan metode perancangan untuk membuat sistem aplikasi inventaris barang berbasis dekstop dengan menggunakan alur data dalam membangun sebuah system yang saling berintegrasi yaitu DFD (Data Flow Diagram) kemudian tahap akhir yaitu tahap implementasi untuk menerapkan apakah sistem ini sudah relevan dengan yang diinginkan user. Jakarta.
- ↑ Shiyami Milwandhari. 2015. “Perancangan Sistem Informasi Inventaris Barang (Studi Kasus Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan)”. perancangannya dengan berbasis web ( PHP dan MySQL) dan tahap terakhir yaitu implementasi untuk mengetahui apakah sistem yang diterapkan bisa bermanfaat dan sesuai dengan keinginan user atau belum. Kalimantan : Balik papan.
- ↑ Rini Anjarsari. 2015. “Sistem Informasi Inventaris Barang di Kantor Arsip Dan Perpustakaan daerah Surakarta”. Metode pengumpulan data dengan melakukan observasi dan wawancara kepada karyawan atau pegawai perpustakaan daerah dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana sistem ini berjalan dan kemudian diperkuat dengan studi pustaka sebagai bahan referensi untuk mendukung sistem yang relevan dan dilakukan analisis sistem dengan menggunakan UML sebagai rancangan alur data diagram yang digunakan dan kemudian dilakukan tahap perancangan menggunakan PHP , phpmyadmin, photoshop, xampp, sublime textkemudian dilakukan metode implementasi untuk mengetahui relevasi sistem agar dapat diterapkan dengan baik dari segi kualitatif dankuantitatif. Jawa Tengah : Surakarta.
- ↑ Adri Gunawansyah. 2018 “Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Inventaris Barang Berbasis Web Menggunakan Metode Berorientasi Objek (Studi kasus: PT. Riau Maju Cemerlang Pekanbaru)”. Metode pengumpulan data dengan melakukan observasi dan wawancara kepada karyawan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana sistem ini berjalan dan kemudian diperkuat dengan studi pustaka sebagai bahan referensi untuk mendukung sistem yang relevan, dan kemudian dilakukan analis sistem untuk merancang bahwa alur data yang berjalan ini sudah sesua atau belum dan tahap selanjutnya dilakukan metode perancangan sistem aplikasi yang akan diterapkan maka rancangan sistem yang diusulkan ini akan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman C++ dan SQLServer 2005 sebagai database-nya dan sebagai tahap terakhir dilakukan implementasi aplikasi website agar sistem yang akan diterapkan ini bisa memudahkan user dan mengetahui relevansi aplikasi tersebut. Riau : Pekanbaru.
- ↑ 17,0 17,1 Brian a Weiss. 2018. Developing a hierarchical decomposition methodology to increase manufacturing process and equipment health awareness. Iran : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0278612518300359#!
- ↑ Luis A. San-José. 2016. “Best pricing and optimal policy for an inventory system under time-and-price-dependent demand and backordering”. In this paper, we study an inventory system for products where demand depends on time and price. Shortages are allowed and are fully backordered. We suppose that the demand rate is the product of a power time pattern and a three-parametric exponential price function. The objective is to determine the economic lot size, the optimal shortage level and the best selling price to maximize the total profit per unit time. We present an efficient procedure to determine the optimal solution of the inventory problem for all possible scenarios. This procedure is illustrated with several numerical examples. A sensitivity analysis of the optimal inventory policy with respect to the parameters of the demand rate function is also given. Finally, the main contributions of this paper are highlighted and future research directions are introduced. https://link.springer.com/article/10.1007/s10479-018-2953-5
- ↑ Jan Alexanderat. 2018. “Implementation of different big-leaf canopy reduction functions in the Biogenic Emission Inventory System (BEIS) and their impact on concentrations of oxidized nitrogen species in northern Europe” . Canopy reduction describes NO2 flux reduction at leaf stomata. We implemented the big-leaf reduction approaches of Wang et al. (1998) and Yienger and Levy (1995) in the Biogenic Emission Inventory System (BEIS) and compared them with the BEIS standard approach. The different reduction functions lead to a reduction of 17 Gg N or 27 Gg N respectively of nitrogen emission in comparison to the standard approach which reduces the nitrogen flux by about 1 Gg N in the three summer months of 2012. These are significant differences to the standard approach. The concentration reduction of oxidized reactive nitrogen in the model area shows also a significant reduction. While concentration reduction in central europe is low, in more rural regions of Europe, concentration changes are considerably higher. The calculated concentrations of NO2 show a significant improvement of the model performance when compared to EMEP observations in central Europe. This study favors the implementation and use of canopy reduction factors, especially the parameterization of Wang et al. (1998), for regional and global emission models for reasons of model physical correctness and improved model results. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1352231018304886.
- ↑ Ping ping Feng. 2018. “Evaluation of two transshipment policies in a two-location decentralized inventory system under partial backordering”. This research investigates the replenishment and transshipment decisions in a two-retailer inventory system with a single selling season. Both emergency lateral transshipment (ELT) and preventive lateral transshipment (PLT) are investigated. ELT satisfies partial backordering. We prove the existence of unique Nash equilibrium for the system under each policy. The results show that the ELT solution is independent of the transshipment price while the PLT solution converges to the newsvendor solution as the transshipment price increases. Numerical analysis is presented to illustrate the advantage of each policy. This study assists retailers in deciding which transshipment policy should be preferred. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1366554517302107.
Langkah-langkah Penggunaan UML
Visual Paradigm
World Wide Web
Website
HTTP
HTML
MySQL
PHP
Pengertian PHP
<html>
<head>
<title>
CONTOH
</title>
</head>
<body>
<?
Echo “hello, World!”
?>
</body>
</html>
Kemampuan PHP
Black Box Testing
Definisi Black Box Testing
Tujuan Metode Black Box Testing
Keuntungan Black Box Testing
Elisitasi (Elicitation)
pembuatan persyaratan (requirement) dalam sistem diusulkan.
persyaratan (requirement) dalam sistem akan dikembangkan.
membangun persyaratan (requirement) di dalam sistem.
Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.
Prototype
Definsi Prototype
Tipe-tipe prototype
Study Pustaka (Literature Review)
Definisi Literature Review
Tujuan Literature Review
BAB III
Gambaran Umum PT. Angkasa Pura II (Persero)
Adalah Unit Pelaksana dari Badan Usaha Kebandarudaraan PT. Angkasa Pura II (Persero) berdasarkan Keputusan Direksi PT. Angkasa Pura II Nomor KEP.470/OM.00/1998-AP II tahun 1998 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang mempunyai tugas sebagai berikut :
Sejarah Singkat PT. Angkasa Pura II (Persero)
Pada awalnya merupakan Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran, yang lebih dikenal sebagai PN Kemayoran. Didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1962, tanggal 15 November 1962 bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1965, tanggal 17 Mei 1965 nama PN Angkasa Pura Kemayoran ditetapkan menjadi PN Angkasa Pura. Status perusahaan negara ini kemudian dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1974 tanggal 21 Oktober 1974 dijadikan Perusahaan Umum (PERUM), yaitu Perum Angkasa Pura. Disamping mengelola pelabuhan udara Kemayoran juga diserahi mengelola Pelabuhan Udara International Halim Perdanakusuma pada tahun 1974, dan Pelabuhan Udara International Ngurah Rai Denpasar, Bali tahun 1980. Sampai saat itu, Perum Angkasa Pura berbentuk Otorita Pelabuhan Udara (Airports Authority), dimana fungsi penguasaan ada di Pemerintah dan pengusahaan berada di satu tangan, yaitu pihak otoritas. Dalam perkembangan selanjutnya, Perum Angkasa Pura lebih mengarahan kepada fungsi Pengusahaan Pelabuhan Udara, sedangkan fungsi Penguasaan dalam hal ini Pemerintah kembali kejajaran Departemen Perhubungan. Dengan selesainya pembangunan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kemudian diubah namanya menjadi Bandar Udara International Soekarno-Hatta pada tanggal 13 agustus 1984 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1984 didirikan suatu Badan Usaha Kebandarudaraan yang bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang diserahi untuk mengelola pelabuhan udara yang baru tersebut. Disamping mengelola Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng, Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng juga bertugas untuk mengelola Pelabuhan Udara Halim Perdanakusuma yang sebelumnya dikelola oleh Perum Angkasa Pura sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 171/HK 208/PHB-85 tanggal 11 September 1985, kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1992 tanggal 19 Februari 1992. Untuk keseragaman, pada tahun 1986 Pemerintah menetapkan nama:
Khusus untuk Perum Angkasa Pura II, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1986 tanggal 19 mei 1986. Pelayanan keselamatan lalu lintas udara yang dilakukan oleh Senopen dialihkan kepada Perum Angkasa Pura I dan Perum Angkasa Pura II, sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 19 Tahun 1988 dan kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1989 tanggal 30 Maret 1989. Perum Angkasa Pura I mengusahakan Bandara Ngurah Rai, Juanda, Polonia, Hasanuddin, Sepinggan, Sam Ratulangi, Frans Kasiepo, Adi Sutjipto, Adi Sumarmo dan Syamsuddin Noor. Sementara Perum Angkasa Pura II mengusahakan Bandara di Jakarta (Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma), S. M. Badaruddin II – Palembang dan Supadio – Pontianak, Bandar Udara S. M. Badaruddin II dan Bandara Udara Supadio dikelola oleh Perum Angkasa Pura II sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1991 tanggal 8 Februari 1991. Pemerintah merencanakan memasukkan beberapa lagi Bandar Udara lainnya kedalam pengelolaan Badan Usaha K bandarudaraan tersebut dan menata pembagian wilayah kerja kedua BUMN sejenis ini, yaitu Indonesia Bagian Barat untuk Perum Angkasa Pura II dan wilayah Indonesia Bagian Timur untuk Perum Angkasa Pura I. Pada awal tahun 1992, kedua BUMN yang berstatus “Perum” tersebut, ditetapkan oleh Pemerintah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1992. Maksud dari perubahan status adalah dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha. Dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH. Nomor 3 Tahun 1993 tanggal 2 Januari 1993 didirikan Perseroan Terbatas (Persero) PT Angkasa Pura II, nama tersebut disingkat menjadi PT. (Persero) Angkasa Pura II. Untuk Bandar Udara Polonia terhitung mulai
tanggal 1 Januari 1994 dikelola oleh PT. (Persero) Angkasa Pura II berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S-33/MK-016/1994 tanggal 22 Januari 1994. Kemudian tanggal 9 April 1994 dilakukan serah terima Pengoperasian Bandar Udara Simpang Tiga (Pekan Baru), Tabing (Padang), Blang Bintang (Banda Aceh), Husein Sastranegara (Bandung) dan Senopen Pekan Baru dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada PT. (Persero) Angkasa Pura II. Serah terima itu dilakukan berdasarkan Surat Menteri Perhubungan Nomor A.278/AU.001/SKL tanggal 5 April 1994. Masuknya Bandar Udara Polania (Medan) dan empat Bandar Udara lainnya itu dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1994 tentang penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam modal saham Perusahaan PT. (Persero) Angkasa Pura II. Dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 1995
tanggal 11 Mei 1995, nama Bandar Udara “Blang Bintang” dirubah menjadi Bandar Udara Sultan Iskandar Muda. Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor SK.2/AU.106//PHB.99 tanggal 18 November 1999, nama Bandar Udara Simpang Tiga dirubah menjadi Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II. Pada tanggal 22 Maret 2000, dilakukan serah terima Operasi Bandar Udara Kijang (Tanjung Pinang) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada PT. (Persero) Angkasa Pura II, dengan berita acara serah terima operasi Nomor AU/837/OM.147/2000 dan BA.DU.002/KU207.1/2000. Tepatnya Terhitung Mulai Tanggal (TMT) 18 November 2008 kata Persero pada PT. (Persero) Angkasa Pura II diubah susunannya di belakang nama perusahaan menjadi PT. Angkasa Pura II (Persero) sesuai Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, Spn Nomor 38 Tahun 2008. Dan saat ini PT. Angkasa Pura II (Persero) telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antar bagian yang terkait dalan suatu organisasi seperti pembagian kerja ke dalam kelompok-kelompok tugas dan tanggung jawab. Struktur organisasi akan tergantung pada tujuan tahap perkembangan organisasi dan kemampuan sumber-sumbernya yang mendukung pada bidang-bidang pekerjaan masing-masing dalam kesatuan fungsional. Dalam suatu perusahaan ataupun organisasi struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting karena dengan memiliki struktur organisasi yang baik, fungsi-fungsi managemen akan dapat dijalankan dengan baik dan lancar. Organisasi merupakan kesatuan aktifitas dimana para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengkoordinasikan kegiatan dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan organisasi yang efektif, maka setiap bagian organisasi mengetahui wewenang dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya masingmasing. Dengan demikian hubungan kerja dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan dengan baik. Struktur organisasi tercermin alam suatu bagan organisasi yang menunjukkan adanya pembagian tugas dan wewenang serta aturan dan prosedur yang ada termasuk komunikasi dan arus kerja.
Divisi Pengamanan Bandara Terminal 3 Bandara Internasional
Soekarno-Hatta Pada PT Angkasa Pura II (Persero) Program keamanan bandara (Airport Security Programme) adalah dokumen tertulis yang memuat prosedur dan langkah-langkah serta persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh unit penyelenggara bandar udara dan badan usaha bandar udara untuk memenuhi ketentuan yang terkait dengan operasi penerbangan di indonesia. Jadi yang merupakan tugas dari pengamanan bandara yaitu :
Bagian-Bagian dari Divisi Pengamanan Bandara di Terminal 3
Divisi Pengaman bandara di Terminal 3 bandara soekarno-hatta membawahi 2 (Dua) bagian yaitu sebagai berikut :
Assistant Manager of Aviation Security Terminal Domestic membawahi beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
Avsec Public Junior Manager membawahi beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
Wewenang Dan Tanggung Jawab
Dari struktur organisasi di atas maka dapat kita lihat tugas maupun fungsi dari masing-masing bagian sesuai dengan Peraturan Direksi PT. Angkasa Pura II (Persero) Nomor : PD. 01. 01 / 12 / 2017 / 0087 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, yaitu sebagai berikut :
Analisa Batasan Sistem
Setiap sistem pasti mempunyai batasan sistem (boundary) yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan di luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luar yang memberikan input atau menerima output dari sistem. Melihat permasalahan yang ada pada divisi pengamanan bandara pada PT. Angkasa Pura II (Persero), maka batasan masalah mengenai pelayanan sistem yaitu:
Analisa Kebutuhan Sistem
Urutan Prosedur
Tata Laksana Sistem Yang Berjalan
Analisa sistem yang berjalan pada Use Case Diagram
Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”.
Berdasarkan gambar 3.2. Use Case Diagram yang berjalan saat ini terdapat:
Analisa Sistem yang berjalan pada Activity Diagram
Analisa sistem berjalan pada Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. 100
Permasalahan yang dihadapi
Di dalam penelitian yang dilakukan penulis dalam sistem yang sedang berjalan, penulis menemukan beberapa masalah yang dihadapi dalam menjalankan sistem yang sedang berjalan seperti:
Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, penulis mengusulkan beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:
Elisitasi
Elisitasi Tahap I
Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Berikut gambaran Elisitasi Tahap I pada Tabel 3.3:
Elisitasi Tahap II
Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I pada Tabel 3.3 yang kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI (Mandatory, Desirable, and Inessential). Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi. Gambaran Elisitasi Tahap II digambarkan pada Tabel 3.4 berikut ini:
Elisitasi Tahap III
Final Draft Elisitasi
BAB IV
Prosedur Sistem Usulan
Berdasarkan analisa sistem yang sedang berjalan dan elisitasi yang telah dilakukan dengan stakeholder, terdapat beberapa usulan prosedur baru dalam sistem inventarisasi perlengkapan petugas keamanan penerbangan (Aviation Security). Prosedur baru yang diusulkan bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang sedang berjalan saat ini, serta mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan. Prosedur yang diusulkan yaitu inventarisasi atau perlengkapan petugas keamanan penerbangan, transaksi pengeluaran dan pemasukan barang atau perlengkapan dan pembuatan laporan yang dilakukan secara berbasis web. ` Berdasarkan Analisis dari penelitian sistem yang sedang berjalan pada Perancangan Sistem Inventarisasi Perlengkapan Petugas keamanan Penerbangan, selanjutnya peneliti mengusulkan perancang sistem yang baru.
Prosedur usulan sistem baru dapat dijelaskan sebagai berikut :
Rancangan Diagram Sistem
Use Case Digram Yang Diusulkan
Activity Diagram Yang Diusulkan
</ol>
Sequence Diagram Yang Diusulkan
</ol>
State Diagram Yang Diusulkan
</ol>
Class Diagram Yang Diusulkan
Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
Rancangan Basis Data
Spesifikasi Basis Data (Database)
Rancangan Prototype
Tampilan Prototype
Tampilan Layar
Pengujian Sistem
Pengujian
Rencana Pengujian
Kasus dan Hasil Pengujian
Kesimpulan Hasil Pengujian
Desain Implementasi yang diusulkan
Jadwal Pengolahan
BAB IV
Kesimpulan
Saran