SI1411480160

Dari widuri
Revisi per 3 Februari 2018 06.34 oleh Debrinapuspitasari (bicara | kontrib) (Barcode Scanner)


Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI GURU DAN

STAFF MENGGUNAKAN BARCODE SCANNER PADA SMA

NUSANTARA 1 TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh:

NIM
: 1411480160
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

2017/2018




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI GURU DAN

STAFF MENGGUNAKAN BARCODE SCANNER PADA SMA

NUSANTARA 1 TANGERANG


Disusun Oleh:

NIM
: 1411480160
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh:

Tangerang, 12 Desember 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM)
       
(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom)
NIP: 000594
       
NIP: 078010




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI GURU DAN

STAFF MENGGUNAKAN BARCODE SCANNER PADA SMA

NUSANTARA 1 TANGERANG


Dibuat Oleh:

NIM
: 1411480160
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Infomasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018


Disetujui Oleh:

Tangerang, 12 Desember 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Khozin Yuliana, Ir.,MM)
   
(Mulyati , SE.,MM.,M.Pd)
NIP: 15015
   
NIP: 11003




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI GURU DAN

STAFF MENGGUNAKAN BARCODE SCANNER PADA SMA

NUSANTARA 1 TANGERANG


Dibuat Oleh:

NIM
: 1411480160
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018


Disetujui Penguji:


Tangerang, 12 Desember 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID:
 
NID:
 
NID:




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI GURU DAN

STAFF MENGGUNAKAN BARCODE SCANNER PADA SMA

NUSANTARA 1 TANGERANG


Disusun Oleh:

NIM
: 1411480160
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Infomasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 


 


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 12 Desember 2017

 
 
 
 
 
NIM: 1411480160

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAK

Sistem absensi guru dan staff pada SMA Nusantara 1 Tangerang masih manual dan belum terkomputerisasi yaitu masih menggunakan kertas yang mengakibatkan lamanya pencarian data, terjadinya kehilangan data, dan manipulasi data. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memantau kedispilinan kinerja guru dan staff pada SMA Nusantara 1 Tangerang dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi. Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pengumpulan data, metode analisis sistem, metode perancangan sistem, metode prototype, dan metode testing. Dalam merancang sistem absensi guru dan staff, peneliti menggunakan UML (Unified Modeling Language) dengan software visual paradigm, menggunakan software XAMPP dengan bahasa pemrograman PHP, serta database menggunakan MySQL. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dan staff pada SMA Nusantara 1 Tangerang dan dapat mengatasi masalah yang terjadi pada sistem sebelumnya, sehingga tidak perlu lagi dilakukan secara manual.

Kata Kunci: Sistem Informasi Absensi, Guru dan Staff




ABSTRACT

The attendance system of teachers and staff at SMA Nusantara 1 Tangerang is still manual and not computerized yet that is still using paper which result in length of data search, loss of data, and data manipulation. The purpose of this study is to monitoring the teachers and staffs discipline performance at Nusantara 1 Senior High School using a computerized system. The methodology used in this research is data collection method, system analysis method, system design method, prototype method, and testing method. In designing teacher and staff absenteeism system, researchers use UML (Unified Modeling Language) with visual paradigm software, using XAMPP software with PHP programming language, and database using MySQL. The results of this study are expected to improve the performance of teachers and staff at Nusantara 1 Senior High School and and can solve problems that occur on the previous system, so no longer need to be done manually.

Keywords: Attendance Information System, Teacher and Staff




KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahiim. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT serta kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW karena dengan segala rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Skripsi ini yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Guru Dan Staff Menggunkan Barcode Scanner Pada SMA Nusantara 1 Tangerang”.

Tujuan dari pembuatan laporan skripsi ini untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Informasi pada Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja Tangerang, serta berguna untuk memperdalam kemampuan peneliti dalam merancang suatu sistem agar dapat diterapkan dengan baik.

Tujuan dari pembuatan laporan skripsi ini untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Informasi pada Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja Tangerang, serta berguna untuk memperdalam kemampuan peneliti dalam merancang suatu sistem agar dapat diterapkan dengan baik.

Segala bantuan dan dukungan baik secara moral maupun material juga didapatkan peneliti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih terutama kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, MM. selaku ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku direktur AMIK Raharja Informatika.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku pembantu ketua I bidang akademik STMIK Raharja.
  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom selaku kepala jurusan sistem informasi STMIK Raharja.
  5. Bapak Ir. Khozin Yuliana, M.M. selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan arahan dan saran-saran kepada peneliti sehingga laporan ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
  6. Ibu Mulyati S.E., M.M., M.Pd. selaku dosen pembimbing kedua yang juga telah banyak memberikan bantuan masukan dan ilmu kepada peneliti untuk menyelesaikan laporan skripsi ini.
  7. Seluruh Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada peneliti.
  8. Bapak Ade Cesar Pradita, selaku stakeholder pada SMA Nusantara 1 Tangerang.
  9. Kedua orang tua dan kakak yang telah memberikan banyak dukungan dan doa untuk keberhasilan peneliti agar dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan tepat waktu.
  10. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada peneliti dalam menyusun laporan skripsi ini.
  11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang selama ini juga turut memberikan semangat dan doa agar peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

Akhir kata, peneliti berharap laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan bagi peneliti khususnya.

Tangerang, 17 September 2017
Debrina Puspita Sari
NIM: 1411480160




Daftar isi




DAFTAR TABEL


  1. Tabel
  2. Tabel
  3. Tabel
  4. Tabel
  5. Tabel
  6. Tabel
  7. Tabel
  8. Tabel
  9. Tabel
  10. Tabel
  11. Tabel
  12. Tabel
  13. Tabel
  14. Tabel
  15. Tabel
  16. Tabel
  17. Tabel




DAFTAR GAMBAR


  1. Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMA Nusantara 1 Tangerang
  2. Gambar
  3. Gambar
  4. Gambar
  5. Gambar
  6. Gambar
  7. Gambar
  8. Gambar
  9. Gambar
  10. Gambar
  11. Gambar
  12. Gambar
  13. Gambar
  14. Gambar
  15. Gambar
  16. Gambar
  17. Gambar
  18. Gambar
  19. Gambar
  20. Gambar
  21. Gambar
  22. Gambar
  23. Gambar
  24. Gambar
  25. Gambar
  26. Gambar
  27. Gambar
  28. Gambar
  29. Gambar
  30. Gambar
  31. Gambar
  32. Gambar
  33. Gambar
  34. Gambar
  35. Gambar
  36. Gambar
  37. Gambar
  38. Gambar
  39. Gambar
  40. Gambar
  41. Gambar
  42. Gambar
  43. Gambar
  44. Gambar
  45. Gambar
  46. Gambar
  47. Gambar
  48. Gambar
  49. Gambar
  50. Gambar
  51. Gambar
  52. Gambar
  53. Gambar
  54. Gambar
  55. Gambar
  56. Gambar
  57. Gambar




DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUANCE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan dunia pendidikan yang begitu pesat, sistem absensi pada sekolah sangat penting dilakukan untuk mendata kehadiran guru dan staff yang ada pada sekolah tersebut. Ketepatan dan keakuratan dalam sistem absensi merupakan faktor utama untuk mendapatkan hasil yang tepat. Suatu fasilitas atau sarana sangat dibutuhkan untuk menunjang dan membantu melaksanakan pengolahan data yang tepat. Komputer adalah salah satu alat yang dapat membantu untuk mempermudah dan mempercepat di dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Sistem absensi guru dan staff yang sedang berjalan pada SMA Nusantara 1 Tangerang masih manual yaitu masih menggunakan kertas yang mengakibatkan lamanya pencarian data, terjadinya kehilangan data, manipulasi data sehingga sistem absensi yang berjalan saat ini tidak efektif dan efisien. Disamping itu, SMA Nusantara 1 Tangerang merupakan salah satu sekolah menengah atas swasta yang sudah terakreditasi. Oleh karena itu, SMA Nusantara 1 Tangerang dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan dunia teknologi secara optimal. Dari analisis yang telah dilakukan pada sekolah tersebut, perlu dilakukannya upaya sistem yang lebih baik lagi, agar absensi guru dan staff berjalan lebih efektif dan efisien.

Dengan adanya permasalahan di atas, perlu adanya sistem informasi absensi yang menggunakan teknologi komputer untuk membantu kelancaran dalam absensi guru dan staff sehingga data yang didapat lebih tepat dan akurat, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI GURU DAN STAFF MENGGUNAKAN BARCODE SCANNER PADA SMA Nusantara 1 Tangerang”.


Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana sistem absensi guru dan staff yang sedang berjalan pada SMA Nusantara 1 Tangerang?
  2. Bagaimana merancang sistem informasi absensi guru dan staff yang diusulkan pada SMA Nusantara 1 Tangerang?


Ruang Lingkup

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti membatasi ruang lingkup pembahasannya. Hanya membahas masalah absensi guru dan staff pada SMA Nusantara 1 Tangerang yang meliputi:

  1. Proses absensi guru dan staff menggunakan barcode scanner.
  2. Proses pengajuan cuti.
  3. Mengelola data absensi, cuti guru dan staff.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengemukakan beberapa tujuan, yaitu:

  1. Sistem absensi guru dan staff yang sedang berjalan saat ini belum terkomputerisasi, maka dari itu dibuatkan sebuah sistem yang lebih efektif dan efisien.

  2. Merancang sistem absensi guru dan staff menggunakan barcode scanner agar dapat memudahkan guru dan staff pada SMA Nusantara 1 untuk melakukan absensi.


Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari laporan skripsi ini, yaitu:

  1. Membantu guru dan staff yang ingin melakukan absensi tanpa harus mengisi buku absensi, sehingga akan menjadi lebih efektif dan efisien.

  2. Membantu admin dalam membuat laporan perbulan ke kepala sekolah SMA Nusantara 1 Tangerang.

  3. Menciptakan suatu aplikasi sistem yang memudahkan proses absensi guru dan staff pada SMA Nusantara 1 Tangerang.

  4. Sebagai tambahan ilmu untuk peneliti yang dapat dijadikan bahan acuan atau bacaan bagi pembaca.


Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Pada laporan skripsi ini peneliti melakukan pendekatan dengan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan data yang ada dan menggambarkan mekanisme berjalannya absensi guru dan staff pada SMA Nusantara 1 Tangerang.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

  1. Metode Pengamatan Langsung (Observasi)

    Peneliti datang langsung ke SMA Nusantara 1 Tangerang untuk melakukan pengamatan langsung dan peneliti menganalisis secara sistematis terhadap unsur-unsur yang diteliti sehingga memperoleh gambaran penyusunan sistem yang akan peneliti buat nantinya.

  2. Metode Wawancara (Interview)

    Peneliti melakukan proses tanya jawab secara langsung kepada pihak yang bersangkutan perihal absensi untuk mendapatkan informasi yang akurat dan untuk menyelesaikan penelitian ini.

  3. Metode Studi Pustaka (Library Pustaka)

    Peneliti mencari dan membaca beberapa referensi dari perpustakaan, jurnal dan internet untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan penelitian ini sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan skripsi ini.


Metode Analisis Sistem

Dalam metode analisa sistem, peneliti menganalisa menggunakan analisa SWOT dengan berdasarkan pada logika yang dapat mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Metode ini digunakan untuk melakukan atau melihat suatu kondisi pada SMA Nusantara 1 Tangerang baik secara internal maupun eksternal, sehingga terbentuknya penyampaian informasi secara efektif dan efisien.


Metode Perancangan Sistem

Setelah proses pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis agar mendapatkan hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian ini. Dalam metode perancangan sistem peneliti menggunakan UML (Unified Modeling Language) dengan software visual paradigm, rancangan yang digunakan yaitu use case diagram, class diagram, sequence diagram, activity diagram.

Dalam rancangan ini peneliti juga menggunakan software XAMPP dengan pendukung bahasa pemrograman PHP sehingga dapat memudahkan peneliti untuk membuat sistem ini.


Metode Prototype

Prototype akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Prototipe memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi dalam proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat.


Metode Testing

Dalam laporan skripsi ini penulis menggunakan metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian Blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.


Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memahami lebih jelas laporan skripsi ini, peneliti mengelompokkan materi menjadi beberapa BAB yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori yang diambil dari beberapa kutipan buku yang berupa pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskan definisi lainnya yang berhubungan dengan penelitian laporan skripsi ini.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini membahas tentang gambaran dan sejarah singkat SMA Nusantara 1 Tangerang, visi dan misi, tujuan sekolah, sasaran dan strategi sekolah, sarana dan prasarana sekolah, struktur organisasi dan daftar kepengurusan, wewenang dan tanggung jawab. Tata laksana sistem yang berjalan meliputi prosedur dan rancangan sistem yang berjalan, analisa sistem yang meliputi metode analisa sistem, analisa masukan, analisa proses, analisa keluaran, serta konfigurasi sistem yang sedang berjalan terdiri dari hardware, software, dan brainware. Membahas juga tentang masalah yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dan user requirement yang berisi tabel elisitasi tahap 1, tahap 2, tahap 3 dan final.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai perancangan sistem yang akan diusulkan. Perancangan sistem akan dijelaskan dalam bentuk UML yang terdiri dari usecase diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram, penjelasan mengenai perbedaan sistem yang berjalan dengan sistem yang diajukan. Dijelaskan juga tentang rancangan basis data meliputi spesifikasi basis data, rancangan program usulan, rancangan prototype sistem usulan, konfigurasi sistem usulan, testing sistem yang diusulkan, evaluasi sistem yang diusulkan, implementasi sistem yang diusulkan dan terakhir estimasi biaya dari sistem yang diajukan.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran dari peneliti untuk pihak-pihak yang berkepentingan sehingga, tujuan dan manfaat dari laporan penelitian skripsi ini dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN



BAB II
LANDASAN TEORI

TEORI UMUM

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Arif Hidayat (2015:5),[1] “Perancangan sistem adalah gambaran tentang sistem yang akan dibangun”. Sementara, menurut Dadang Haryanto dkk (2015:4),[2] “Perancangan sistem merupakan bagian dari metodologi pengembangan suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahapan analisis”. Sedangkan menurut Akik Hidayat dan Tria Sugiarto (2016:6),[3] “Perancangan sistem yaitu merancang sebuah sistem untuk memperbaiki kekurangan dan kelebihansistem yang sedang berjalan”.

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa perancangan sistem adalah proses membuat gambaran sistem baru yang akan dibuat nantinya.


Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Deni Darmawan (2013:228),[4] tahap perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu:

  1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user).
  2. Memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem yang secara rinci.


Tahap-Tahap Perancangan Sistem

Tahap perancangan sistem menurut Wibowo (2014:116),[5] terbagi atas dua bagian, yaitu:

  1. Perancangan spesifikasi logika: menyatakan apa yang akan dilakukan sistem. Perancangan spesifikasi logika meliputi keluaran (output), masukan (input), antarmuka pemakai (user interface), proses, database, telekomunikasi, kontrol, keamanan dan tugas SI (sistem informasi).
  2. Perancangan spesifikasi fisik: Menyatakan bagaimana sistem akan menjalankan fungsi-fungsinya. Perancangan spesifikasi fisik meliputi hardware, software, database, alat-alat telekomunikasi, personil, dan prosedur. Dengan demikian, produk-produk yang dihasilkan pada tahap ini adalah perancangan:
  3. a. Keluaran (output), masukan (input), dan antar muka pemakai (user interface) sistem.

    b. Hardware, software, database, alat-alat komunikasi, personil, dan prosedur.

    c. Bagaimana komponen-komponen di atas diintegrasikan.


Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Sistem menurut Jogianto dalam buku Rusdiana dan Irfan (2014:29),[6] “Sistem adalah kumpulan dari elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda, serta orang-orang yang ada dan terjadi”. Sedangkan menurut Hesty Puspita Sari dkk (2017:66),[7] “Sistem adalah serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya”. Lalu menurut Harianto dalam jurnal Eko Budi Setiawan (2016:1),[8]“Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul, bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai satu tujuan.


Karakteristik Sistem

Karakteristik sistem menurut Edhi Sutanta dalam buku Rusdiana dan Irfan (2014:35),[6] yaitu:

  1. Komponen (components)
  2. Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusun sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai subsistem.

  3. Batas (boundary)
  4. Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  5. Lingkungan (evinronments)
  6. Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem yang dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

  7. Penghubung/Antarmuka (interface)
  8. Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antarkomponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.

  9. Masukan (Input)
  10. Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  11. Pengolahan (processing)
  12. Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  13. Keluaran (output)
  14. Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  15. Sasaran (objectives) dan tujuan (goal)
  16. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran tujuan sistem.

  17. Kendali (control)
  18. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  19. Umpan Balik (feed back)
  20. Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.


Klasifikasi Sistem

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:42),[6] sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut:

  1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.
  2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia.
  3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tentu. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
  4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.


Konsep Dasar Informasi dan Data

Definisi Informasi

Menurut Turban dalam Eko Budi Setiawan (2016:2),[8] “Informasi adalah data yang telah diorganisir sehingga memberikan arti dan nilai kepada penerimanya”. Sedangkan menurut Jogiyanto dalam Eko Budi Setiawan (2016:2),[8] “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima dan membutuhkannya”.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang sudah diolah untuk menguji kebenarannya sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan.


Kualitas Informasi

Menurut Delone Mc Lean dalam Eko Budi Setiawan (2016:2),[8] kualitas informasi harus didukung dengan indikator-indikator berikut:

  1. Completeness
  2. Suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat di katakan berkualitas jika informasi yang di hasilkannya lengkap. Informasi yang lengkap ini sangat dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan. Informasi yang lengkap ini mencakup seluruh informasi yang di butuhkan pengguna.

  3. Relevance
  4. Kualitas informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut mempunyai manfaat bagi penggunanya.

  5. Accurate
  6. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus akurat karena sangat berguna bagi pengguna dalam hal pengambilan keputusan. Informasi yang akurat harus terbebas dari kesalahan-kesalahan. Akurat juga informasi tersebut harus jelas dengan kata lain harus mencerminkan maksud dari informasi yang disediakan oleh sistem informasi.

  7. Timeliness
  8. Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat. Dengan kata lain untuk informasi yang sudah usang maka informasi tersebut sudah tidak memiliki nilai lagi, karena informasi landasan didalam pengambilan keputusan.

  9. Format
  10. Maksudnya agar memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang disediakan oleh sistem informasi mencerminkan kulitas informasi yang baik. Jika informasi yang disajikan dalam bentuk yang tepat maka informasi yang dihasilkan dianggap berkualitas, tujuannya untuk memudahkan pengguna.


Ciri-Ciri Informasi

Menurut Deni Dermawan dalam buku Rusdiana dan Irfan [2014:86][6] yang berjudul Sistem Informasi Manajemen, menjelaskan enam ciri dari informasi yang dapat memberikan makna bagi pengguna, di antaranya sebagai berikut:

  1. Amount of information (kuantitas informasi), informasi yang diolah oleh prosedur pengolahan informasi mampu memenuhi kebutuhan banyaknya informasi.
  2. Quality of information (kualitas informasi), informasi yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan kualitas informasi.
  3. Recency of information (informasi aktual), informasi yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi baru.
  4. Relevance of information (informasi yang relevan atau sesuai), informasi yang oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi.
  5. Accuracy of information (ketepatan informasi), informasi yang oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi.
  6. Authenticity of information (kebenaran informasi), informasi yang dikelola oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi yang benar.


Manfaat Informasi

Menurut Sutanta dalam buku Rusdiana dan Irfan [2014:87][6] yang berjudul Sistem Informasi Manajemen, informasi dikatakan bernilai apabila dapat memberikan manfaat kepada para pengguna, yaitu sebagai berikut:

  1. Menambah pengetahuan. Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.
  2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Infromasi akan mengurangi ketidakpastian karena hal-hal yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya sehingga dapat menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.
  3. Mengurangi risiko kegagalan. Adanya informasi akan risiko kegagalan dapat diantisipasi dengan baik sehingga kegagalan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.
  4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah.
  5. Memberikan standar, aturan, ukuran, dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran serta tujuan.


Karakteristik Informasi

Menurut Rusdiana dan Irfan [2014:91],[6] karakteristik informasi yang baik yaitu sebagai berikut:

  1. Information must be pertinent. Artinya, informasi harus berhubungan. Pernyataan informasi harus berhubungan dengan urusan dan masalah yang penting bagi penerima informasi (orang yang membutuhkan informasi).
  2. Information must be accurate. Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak memiliki bias atau menyesatkan. Informasi yang dihasilkan harus mencerminkan maksudnya. Keakuratan informasi bergantung pada keadaan.
  3. Information must be timely. Informasi harus ada ketika dibutuhkan. Informasi yang dating pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang telah usang tidak akan mempunyai nilai karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
  4. Relevan. Artinya, informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya.


Nilai Informasi

Secara umum nilai suatu informasi menurut Sutabri dalam buku Rusdiana dan Irfan yang berjudul sitem informasi manajemen (2014:77)[6] dihubungkan dengan cost effectiveness atau cost benefit sehingga nilai informasi didasarkan pada sepuluh sifat sebagai berikut:

  1. Mudah diperoleh, yaitu mudah dan cepatnya informasi dapat diperoleh.
  2. Luas dan lengkap, yaitu volume dan keluaran informasi.
  3. Ketelitian, yaitu bebas dari kesalahan.
  4. Kecocokan, yaitu informasi memiliki hubungan dengan masalah yang dihadapi.
  5. Ketepatan waktu, yaitu informasi tersedia pada saat dibutuhkan.
  6. Kejelasan, yaitu informasi yang ada sangat jelas dan dimengerti oleh si pemakai.
  7. Keluwesan, yaitu informasi dapat disesuaikan oleh beberapa pengguna dalam pengambilan keputusan.
  8. Dapat dibuktikan, yaitu pemakai informasi dapat menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan sama.
  9. Tidak ada prasangka, yaitu informasi tidak dapat diubah untuk mendapatkan keputusan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
  10. Dapat diukur, yaitu keputusan dihasilkan dari informasi formal.


Definisi Data

Menurut Susanto dalam Rusdiana dan Irfan (2014:68),[6] “Data adalah fakta yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi. Data dapat berupa bahan untuk diskusi, pengambilan keputusan, perhitungan atau pengukuran. Saat ini, data tidak hanya dalam bentuk kumpulan huruf-huruf dalam bentuk kata atau kalimat, tetapi juga dapat dalam bentuk suara, gambar diam dan bergerak, baik dalam bentuk dua maupun tiga dimensi”. Sedangkan menurut Siagian dalam Rusdiana dan Irfan (2014:68),[6] “Data merupakan bahan ‘mentah’. Sebagai bahan mentah, data merupakan input yang setelah diolah berubah bentuknya menjadi output yang disebut informasi”. Lalu menurut Wawan dan Munir dalam Rusdiana dan Irfan (2014:68),[6] “Data adalah nilai yang mempresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian”.

Berdasarkan uraian beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti sehubungan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf, atau simbol yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi atau situasi dan lainnya, yang didapatkan melalui suatu observasi atau secara data diartikan sebagai keterangan tentang sesuatu.


Klasifikasi Data

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:71),[6] data dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Berdasarkan Sifat Data
  2. a. Data kuantitatif (quantitative data), yaitu data dalam bentuk angka atau bilangan.

    b. Data kualitatif (qualitative data) yaitu data bukan dalam bentuk penjumlahan atau angka, melainkan dalam bentuk pernyataan dan atau kategori.

  3. Berdasarkan Sumber Data
  4. a. Data internal (internal data) yaitu data yang berasal dari dalam organisasi atau data asli, data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti atau bukan dari hasil pengamatan atau karya orang lain. Data internal sering disebut sebagai data primer (primary data)

    b. Data eksternal (external data) yaitu data yang berasal dari luar organisasi atau institusi, atau data hasil observasi orang lain.

  5. Berdasarkan Cara Memperolehnya
  6. a. Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti atau diperoleh dari sumber pertama dan datanya belom diolah.

    b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak kedua yang mengumpulkan data tersebut. Data sekunder biasanya telah diolah atau diatur sedemikian rupa oleh pengumpulnya.

  7. Berdasarkan Cakupan Pengumpulnya
  8. a. Data sensus yaitu data yang diperoleh dari populasi.

    b. Data sampel yaitu data yang diperoleh dari sampel.

  9. Berdasarkan Dinamika Data
  10. a. Data statis yaitu data yang dalam jangka waktu lama tidak akan mengalami perubahan.

    b. Data semi dinamis yaitu data yang dalam waktu kemungkinan mengalami perubahan; sedikit mengalami perubahan.

    c. Data dinamis yaitu data yang menurut waktu akan mengalami perubahan.

  11. Berdasarkan Skala Pengukurannya
  12. Berdasarkan skala pengukurannya, dikenal data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio.


Kualitas Data

Menurut Wang dan Strong dalam Rusdiana dan Irfan (2014:73)[6] mengemukakan konsep acuan untuk menentukan kualitas data (data quality conceptual framework) yang terdiri atas 4 kategori dan beberapa dimensi, yaitu:

  1. Kategori I, intrinsic, dimensi meliputi: accurancy (keakuratan), objectivity (objektivitas), believability (keterpercayaan), dan reputation (reputasi).
  2. Kategori II, accessibility, dimensi meliputi: accessibility (mudah diakses) dan security (keamanan).
  3. Kategori III, contextual, dimensi meliputi: relevancy (kesesuaian), value added (nilai tambah), timeliness (ketetapan waktu), completeness (kelengkapan data), amount of into (jumlah informasi yang dapat diperoleh).
  4. Kategori IV, representational, dimensi meliputi: interpretability (dapat dimengerti), ease of understanding (mudah dimengerti), concise representation dan consistent representation (konsisten).


Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto dalam Dadang Haryanto dkk (2017:2),[2] “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung oprasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. Sementara menurut Nina Rahayu dkk (2017:44),[9] “Sistem informasi adalah sistem yang dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu”. Lalu menurut Bin Ladjamudin dalam Dadang Haryanto (2015:54),[2] “Sistem Informasi adalah tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya”.


Tipe Sistem Informasi

Menurut Rusdiana dan Irfan [2014:201],[6] sistem informasi menyediakan 3 macam tipe informasi, yaitu:

  1. Informasi pengumpulan data (scorekeeping information). Informasi ini berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan, berguna bagi manajer bahwa untuk mengevaluasi kinerja personel-personelnya.
  2. Informasi pengarahan perhatian (attention directing information). Informasi ini membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang menyimpang dan ketidakberesan. Informasi ini membantu manajemen menengah untuk melihat penyimpangan yang terjadi.
  3. Informasi pemecahan masalah (problem solving information). Informasi ini membantu para manajer atas mengambil keputusan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Problem solving dihubungkan dengan keputusan yang tidak berulang-ulang serta situasi yang membutuhkan analisis yang dilakukan oleh manajemen tingkat atas.


Komponen Sistem Informasi

Menurut Rusdiana dan Irfan [2014:202],[6] sistem informasi terdiri atas komponen-komponen yang disebut blok bangunan yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dan membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. Blok bangunan tersebut yaitu:

  1. Komponen input
  2. Input mewakili data yang masuk dalam sistem informasi. Input di sini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.

  3. Komponen model
  4. Komponen ini terdiri atas kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan output yang diinginkan.

  5. Komponen output
  6. Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

  7. Komponen teknologi
  8. Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, serta membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

  9. Komponen hardware
  10. Hardware berperan penting sebagai media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Fungsinya sebagai tempat untuk menampung sumber data dan informasi untuk memperlancar serta mempermudah kerja dari sistem informasi.

  11. Komponen software
  12. Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung, dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan informasi.

  13. Komponen basis data
  14. Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.

  15. Komponen kontrol
  16. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah. Apabila terlanjur terjadi kesalahan, dapat cepat diatasi.


Tujuan Sistem Informasi

Menurut Nina Rahayu dkk (2017:44)[9] tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.

  1. Kegunaan (Usefulness). Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi.
  2. Ekonomi (Economic). Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.
  3. Keandalan (Realibility). Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.
  4. Pelayanan Langganan (Customer Service). Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.
  5. Kesederhanaan (Simplicity). Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.
  6. Fleksibilitas (Fleksibility). Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.


Konsep Dasar Analisa SWOT

Definisi Analisa SWOT

Definisi SWOT menurut Ciarmiello A (2016:271)[10] adalah: “The SWOT analysis is a support decision tool designed to combine internal (strengths and weaknesses) and external (opportunities and threats) factors in organizational or technology change planning. SWOT analysis is not only devoted to profit-seeking organizations, but can also be used in any decision-making process in which the proposed objectives are clear”.

(Analisis SWOT adalah alat keputusan mendukung dirancang untuk menggabungkan internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) faktor dalam perencanaan perubahan organisasi atau teknologi. Analisis SWOT tidak hanya dikhususkan untuk organisasi yang mencari laba, tetapi juga dapat digunakan dalam setiap proses pengambilan keputusan di mana tujuan yang diusulkan jelas). Lalu menurut Freddy Rangkuti dalam Yudhi Sutanto dkk (2013:67),[11] “Analisa SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pelayanan. Analisa ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman”. Sedangkan menurut Santosa dkk dalam Yudhi Sutanto dkk (2013:66),[11] “Analisa SWOT sebagai alat identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan potensi dan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalisasi kelemahan dan ancaman sehingga akan memberikan output berupa target atau perlakuan untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.


Tipe-Tipe Strategi SWOT

Menurut Khusnita dalam Sunaryo (2017:91)[12] tersedia empat macam strategi, yakni:

  1. Strategi SO (SO Strategic)
  2. Strategi ini memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Jika perusahaan memiliki kekuatan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Tatkala sebuah organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang. Strategi ini dirumuskan dengan pertimbangan bahwa manajemen hendak memanfaatkan kekuatan perusahaan dan keunggulan bersaing yang dimiliki untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang tersedia. Strategi ini bersifat agresif, memacu pertumbuhan perusahaan.

  3. Strategi WO (WO Strategic)
  4. Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang, peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut. Strategi ini tidak seagresif yang disebut pertama, karena manajemen tidak sepenuhnya dapat memanfaatkan peluang bisnis yang tersedia. Ia lebih berkonsentrasi untuk menyehatkan perusahaan dengan cara mengeliminir kelemahan yang dimiliki.

  5. Strategi ST (ST Strategic)
  6. Strategi ini menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi ST serupa dengan strategi WO karena variabel yang ada tidak maksimal. Strategi ST lahir dari analisis manajemen yang hendak menggunakan kekuatan dan keunggulan yang dimiliki untuk menghindari efek negatif dari ancaman bisnis yang dihadapi. Perusahaan memiliki keunggulan akan tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara maksimal karena yang tersedia hanya ancaman bisnis.

  7. Strategi WT (WT Strategic)
  8. Merupakan taktik defensive yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Strategi WT pada dasarnya lebih merupakan strategi bertahan yakni strategi bisnis yang masih mungkin ditemukan dan dipilih dengan meminimalisasi kelemahan dan menghindari ancaman bisnis. Strategi ini hanya amat sedikit memberikan ruang gerak bagi manajemen. Perusahaan telah sampai pada soal mati atau hidup (survival), bahkan mungkin harus memilih untuk melakukan likuidasi. Sekalipun demikian, masih tersedia pilihan lain, misalnya merjer dengan perusahaan lain atau mengurangi skala operasi secara besar-besaran.


Manfaat Analisa SWOT

Menurut Puput Astuti (2017:62),[13] “Analisis SWOT bermanfaat apabila telah jelas telah jelas ditentukan, dalam bisnis apa perusahaan beroprasi, dan kearah mana perusahaan menuju masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Dari hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan dalam waktu 3-5 tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stokeholder”.


Langkah-Langkah Analisa SWOT

Menurut Rangkuti dalam Syefri Maulana Husain (2013:11)[14] langkah-langkah mudah penyusunan SWOT, yaitu:

  1. Melakukan Proses Input Untuk Menyusun SWOT
  2. Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.

  3. Mengembangkan Timeline (Ketepatan Waktu)
  4. Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.

  5. Membentuk Teamwork Berdasarkan Metode OCAI
  6. Tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.

  7. Kuisioner Riset SWOT
  8. Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman).

  9. Identifikasi Penyebab Masalah
  10. Tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.

  11. Menentukan Tujuan dan Sasaran Strategis
  12. Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

  13. Menyusun Isu Strategis, Formulasi Strategis, Tema Strategis, Dan Pemetaan Strategis
  14. Tujuannya adalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakai dalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Berdasarkan isu strategis dan tema strategis ini disusun pemetaan strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan.

  15. Menentukan Ukuran yang Dipakai Dalam SWOT
  16. Tujuannya adalah menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT, berikut bagaimana cara mengukurnya.

  17. Merumuskan Strategis Initiatives Dan Key Performance Indicators Dalam Bentuk Tag Dan Lead Indicator
  18. Tujuannya adalah untuk merumuskan strategic initiative dan menyusun key performance Indicator dalam bentuk lag dan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kinerja.

  19. Memberikan Bobot Dan Nilai Untuk Mengukur Kinerja
  20. Tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja kedalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.

  21. Melakukan Cascading SWOT
  22. Tujuannya untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau measurement (M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program (P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMTP ini didistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu.

  23. Analisa Risiko Menggunakan Key Risk Indicators
  24. Tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.

  25. Analisis Anggaran dan Model Keuangan
  26. Tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasio keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.

  27. Analisis Kasus Corporate Strategy Menggunakan SWOT
  28. Pada bagian in pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan, sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang ia jalankan.


TEORI KHUSUS

Konsep Dasar Absensi

Definisi Absensi

Menurut Santoso (2017:85),[15] “Absensi adalah suatu cara untuk mengetahui sejauh mana tingkat disiplin kerja, apakah orang yang bekerja mampu mentaati peraturan yang berlaku.” Sementara menurut Eko Budi Setiawan dkk (2015:44),[8] “Absensi adalah suatu pendataan kehadiran yang merupakan bagian dari aktifitas pelaporan yang ada dalam sebuah institusi. Absensi disusun dan diatur sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan ketika diperlukan oleh pihak yang berkepentingan”. Sedangkan menurut Tia Melinda Sari (2015:15),[16] “Absensi adalah suatu bukti bahwa seorang pegawai datang dalam bekerja di sebuah kantor atau sekolah. Absensi juga merupakan sebuah penerapan dalam disiplin yang telah diatur masing-masing oleh kantor.”

Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan absensi adalah pendataan kehadiran karyawan yang berisi data-data kehadiran yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.


Jenis-Jenis Absensi

Menurut Eko Budi Setiawan dkk (2015:44),[8] secara umum, jenis-jenis absensi menurut cara penggunaannya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

  1. Absensi Manual
  2. Absensi manual merupakan cara penulisan kehadiran dengan cara menggunakan pena berupa tanda tangan.

  3. Absensi Non Manual
  4. Absensi non manual merupakan cara penulisan kehadiran dengan menggunakan alat yang terkomputerisasi.


Konsep Dasar Guru

Definisi Guru

Menurut Sudarwan dan Khairil dalam Charles Butar-Butar (2017:106),[17] “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau keterampilan yang memenuhi standart mutu atau norma etik tertentu”. Sedangkan menurut Djamarah dalam Asfar Amir dkk (2014:101),[18] “Guru adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada tinggi”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan guru adalah seseorang yang telah memperoleh surat keputusan (SK) baik dari pihak swasta atau pemerintah untuk menggeluti profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya untuk mengajar dan mendidik siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan utamanya untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek.


Hakikat Kinerja Guru

Menurut Rusman dalam Imas Kania Rahman dkk (2017:30),[19] “Kinerja guru adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil belajar peserta didik”. Sedangkan menurut Donni dalam Imas Kania Rahman dkk (2017:30),[19] “Kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan pengalaman yang dibebankan serat kedisiplinan dalam penggunaan waktu”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah unjuk kerja guru di lembaga pendidikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan pembelajaran.


Tugas Guru

Menurut Ahmad Sabri dalam Sulaiman (2016:146),[20] menjelaskan enam tugas guru dalam proses belajar mengajar, yaitu:

  1. Guru sebagai demonstrator. Melalui perannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
  2. Guru sebagai pengelolaan kelas, hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
  3. Guru sebagai mediator dan fasilitator, hendaknya guru memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengaktifkan proses belajar-mengajar. Sebagai mediator guru pun menjadi perantaraan antara siswa dalam proses pembelajaran, untuk itu guru harus terampil dalam melaksanakan tugas mengajar. Sementara sebagai fasilitator guru hendaknya mampu menguasai sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan proses belajar-mengajar.
  4. Guru sebagai administrator. Sehubungan peran guru dalam kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai berikut; pengambil inisiatif, pengarah, penilai kegiatan-kegiatan pendidikan, dan sebagainya.
  5. Peran guru secara pribadi. Dilihat dari diri sendiri (self oriented) seroang guru berperan sebagai berikut; petugas sosial, pelajar dan ilmuan, orang tua bagi siswa di sekolah, dan teladan bagi siswa.
  6. Peran guru secara psikologis, guru dipandang sebagai berikut; ahli psikologi pendidikan, seniman, catalytic, dan sebagai petugas mental (mental hygiene worker) yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental bagi siswa.


Konsep Dasar Staff

Menurut Vivi Rahmawati (2017:14),[21] “Staff adalah tenaga ahli yang bertugas memberikan pertimbangan dan nasehat sesuai dengan keahliannya.”


Konsep Dasar Sekolah

Menurut Ahmadi dalam Vesytha Peterria dan Nanik Suryani (2016:862),[22] “Sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak”. Sedangkan menurut Tu’u dalam Vesytha Peterria dan Nanik Suryani (2016:862),[22] “Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan”.

Berdasarkan pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang bersifat formal, nonformal dan informal yang didirikan oleh negara ataupun swasta yang di rancang untuk mengajari, mengelola dan mendidik peserta didik melalui bimbingan yang diberikan oleh tenaga pendidik.


UML (Unified Modelling Language)

Definisi UML (Unified Modelling Language)

Menurut Maimunah dkk (2017:1),[23]UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma ‘berorientasi objek’. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”. Sedangkan menurut Henderi dalam Saefudin dan Sri Lestari (2015:40),[24]UML adalah sebuah bahasa pemodelan yang telah menjadi standar dalam industri software untuk visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak”.

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modeling Language) yaitu bahasa yang digunakan untuk memvisualisasikan, mendefinisikan, membangun dan membuat dokumen dari arsitektur perangkat lunak.


Bangunan Dasar Metodologi UML (Unified Modelling Language)

Menurut Nina Rahayu dkk [2017:45],[9] bangunan dasar metodologi UML (Unified Modelling Language) menggunakan bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

  1. Sesuatu (things)
  2. Ada empat things dalam UML (Unified Modelling Language), yaitu:

    a. Structural Things, merupakan bagian yang relatif statis dalam model UML (Unified Modelling Language). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

    b. Behavioral Things, merupakan bagian yang dinamis pada model UML (Unified Modelling Language), biasanya merupakan kata kerja dari model UML (Unified Modelling Language), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

    c. Grouping Things, bagian pengorganisasi dalam UML (Unified Modelling Language). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

    d. Annotational Things, merupakan bagian yang memperjelas model UML (Unified Modelling Language) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model UML (Unified Modelling Language).

  3. Relasi (Relationship)
  4. Ada empat macam relationship dalam UML (Unified Modelling Language), yaitu:

    a. Ketergantungan (Dependention). Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent).

    b. Asosiasi (Association). Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

    c. Generalisasi (Generalization). Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor).Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.

    d. Realisasi (Realization). Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.


Jenis-Jenis Diagram UML (Unified Modelling Language)

Menurut Akhmad Syukron dan Noor Hasan (2015:30),[25] jenis-jenis Diagram UML (Unified Modelling Language) terdiri dari:

  1. Use Case Diagram
  2. Use Case Diagram adalah mendeskripsikan interaksi tipical antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan member sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan.

  3. Activity Diagram
  4. Activity Diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika procedural, proses bisnis dan proses kerja. Dalam beberapa hal, diagram ini memainkan peran mirip sebuah diagram alir, tetapi perbedaan prinsip antara diagram ini dan notasi diagram alir adalah diagram ini mendukung behavior pararel.

  5. Class Diagram
  6. Class Diagram yaitu menggambarkan jenis objek dalam sistem dan berbagai jenis hubungan statis yang ada diantara mereka. Class Diagram juga menunjukan sifat-sifat dan operasi dari sebuah kelas dan kendala yang berlaku untuk cara objek yang terhubung.

  7. Squence Diagram
  8. Squence Diagram yaitu menggambarkan interaksi antar objek didalam dan di sekitar sistem berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Squence Diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.

  9. Component Diagram
  10. Component Diagram yaitu digunakan untuk menggambarkan organisasi dari sistem dan ketergantungan dari komponen perangkat lunak dalam sistem. Dapat juga digunakan untuk menunjukkan bagaimana kode program dibagi menjadi modul-modul atau komponen.

  11. Deployment Diagram
  12. Deployment Diagram yaitu mendeskripsikan arsitektur fisik dalam node untuk perangkat lunak dalam sistem. Komponen perangkat lunak, processor dan peralatan lain yang membangun arsitektur sistem secara run-time.


Tujuan UML (Unified Modelling Language)

Menurut Fitri Anasari dkk (2015:13)[26] UML (Unified Modelling Language) mempunyai tujuan sebagai berikut:

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
  3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.


Langkah-Langkah Penggunaan UML (Unified Modelling Language)

Menurut Adi Nugroho dalam Muhamad Rizal (2014:15),[27] langkah-langkah penggunaan UML (Unified Modelling Language) sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
  6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.
  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
  11. Mulailah membangun sistem. Ada 2 (dua) pendekatan yang tepat digunakan:
  12. a. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

    b. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

  13. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta kodenya. Model harus selalu sesuai dengan kode yang aktual perangkat lunak siap dirilis.


Barcode Scanner

Definisi Barcode

Menurut Afianto dan Hegaline (2016:3),[28]Barcode adalah sekumpulan data yang digambarkan dengan garis dan jarak spasi (ruang). Barcode menggunakan urutan garis batang vertikal dan jarak antar garis untuk mewakili angka atau simbol lainnya. Dengan demikian, setiap ketebalan garis batang dan jarak antara garis satu dengan yang lain selalu berbeda sesuai dengan isi data yang dikandung oleh kode batang atau barcode tersebut”. Sementara menurut Yohana Tri Widayati (2015:86),[29]Barcode adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin. Mesin membaca data yang tersimpan garis pararel yang disebut simbologi linier 1 D (1 dimensi). Sementara tanda titik, hexagonal dan bentuk geometri lainnya yang terdapat dalam kode batang disebut kode matrix atau simbologi”. Sedangkan menurut Cynthia Yenitasari Sinuraya dan Arfan Bakhtiar (2016:4),[30]Barcode adalah susunan garis vertikal hitam dan putih dengan ketebalan yang berbeda, sangat sederhana tetapi sangat berguna, dengan kegunaan untuk menyimpan data-data spesifik misalnya kode produksi, tanggal kadaluwarsa, dan nomor identitas, teknologi barcode tersebut terus berkembang dan bertahan”.

Dari beberapa pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan barcode adalah sekumpulan kode yang berbentuk garis-garis dan spasi, dimana masing-masing ketebalan setiap garis dan spasinya berbeda sesuai dengan isi kode tersebut.


Definisi Barcode Scanner

Menurut Afianto dan Hegaline (2016:3),[28]Barcode Scanner adalah alat yang digunakan untuk membaca kode-kode berbentuk garis-garis vertikal yang terdapat pada kebanyakan produk-produk consumer good”. Lalu menurut Adi Chandra Setiawan (2015:81),[31]Barcode Scanner adalah scanner atau pemindai barcode dibangun dengan mengandalkan cahaya yang tetap”.

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa barcode scanner adalah alat yang digunakan untuk membaca kode-kode berbentuk garis-garis vertikal (disebut dengan barcode).


Tipe-Tipe Barcode Scanner

Menurut Adi Chandra Setiawan (2015:82),[31] tipe-tipe barcode scanner yaitu sebagai berikut:

  1. Barcode scanner genggam/desktop.
  2. Barcode scanner desktop dengan stand.
  3. Barcode scanner omni directional.
  4. Barcode scanner in-counter.
  5. Barcode scanner wireless (RF/Bluetooth).
  6. Barcode scanner industri.


Manfaat Barcode Scanner

Menurut Adi Chandra Setiawan (2015:81),[31] manfaat barcode scanner yaitu sebagai berikut:

  1. Proses input data lebih cepat, karena dapat membaca/merekam data lebih cepat dibandingkan proses input data secara manual.
  2. Proses input data lebih tepat dan akurat, karena teknologi barcode mempunyai ketepatan dan keakuratan yang tinggi dalam pencarian data.
  3. Peningkatan kinerja manajemen, karena dengan input data yang lebih cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Hidayat, Arif. 2015. “Aplikasi Manajemen Kegiatan Untuk Organisasi Non Profit Berbasis Website”. Jurnal MIKROTIK Vol 5 No 2.
  2. 2,0 2,1 2,2 Haryanto, Dadang dkk. 2015. “Perancangan sistem Informasi Akuntansi Terintegrasi PT Petrokimia (Studi Kasus Di Toko/Kios Pupuk Bersubsidi Cineam, Kantor Cab. PT. angkasa raya Christina (ARC) Kab. Tasikmalaya). Jurnal Manajemen Informatika Vol 2 No 2.
  3. Hidayat, Akik dan Tria Sugiarto. 2016. “Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Beasiswa Kopertis Untuk Mahasiswa Dengan Metode Profile Matching di STMIK DCI Kota Tasikmalaya”. Jurnal Teknik Informatika Vol 4 No 2.
  4. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
  5. Wibowo, Wahyu, Yudi dkk. 2014. "Perancangan Sistem Informasi Posyandu Online". Publikasi Ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  6. 6,00 6,01 6,02 6,03 6,04 6,05 6,06 6,07 6,08 6,09 6,10 6,11 6,12 6,13 Rusdiana dan Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PUSTAKA SETIA.
  7. Sari, Hesty Puspita dkk. 2017. “Sistem Aplikasi Pengolahan Nilai Raport SDN Tanjunganom 2 Kecamatan Tanjunganom Nganjuk”. Jurnal Ilmiah Teknik Informatika Vol 11 No 1.
  8. 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 8,5 Setiawan, Eko Budi. 2016. “Pembangunan Sistem Informasi Pengelolaan Kerja Praktek di Perguruan Tinggi”. Jurnal ULTIMA Vol 7 No 1.
  9. 9,0 9,1 9,2 Rahayu, Nina dkk. 2017. “SWOT Analysis Recruitment: PT Indo Taichen Textile Industry”. Jurnal Semnasteknomedia Vol 5 No 1.
  10. Ciarmiello, A. 2016. International Journal of Springer International Publishing Switzerland, Department of Nuclear Medicine, Second University of Naples, “Italy SWOT Analysis and Stakeholder Engagement for Comparative Evaluation of Hybrid Molecular Imaging Modalities”. Department of Nuclear Medicine. Department of Nuclear Medicine, S. Andrea Hospital, La Spezia, Italy. ISSN: 978-3-319-31612-3.
  11. 11,0 11,1 Susanto, Yudhi dkk. 2013. “Analisis Inovasi Nilai Sebagai Perancangan Strategi Perusahaan Pada STMIK AMIKOM Yogyakarta”. Jurnal Teknologi Informasi Vol 7 No 22.
  12. Sunaryo dkk. 2017. “Analisis SWOT Untuk Menetapkan Strategi Bersaing Pada PT. Tarindo”. Jurnal Economics Development Analysis Vol 6 No 1.
  13. Astuti, Puput Tri. 2017. “Strategi Pengembangan Mitra Dhuafa Lenteng Agung pada Pola Grameen Bank Ditinjau Dari Analisis SWOT”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
  14. Husain, Syefri Maulana. 2013. “Pemanfaatan Basic Android Dan Mysql Dalam Membangun Aplikasi Smartphone untuk Memonitoring Prestasi Siswa pada Sma Al-Ma'muniyah Tangerang”. Skripsi STMIK Raharja.
  15. Santoso dkk. 2017. “Perencanaan dan Pengembangan Aplikasi Absensi Mahasiswa Menggunakan Smart Card Guna Pengembangan Kampus Cerdas”. Jurnal Integrasi Vol 9 No 1.
  16. Sari, Tia Melinda. 2015. “Efektifitas Absensi Fingerprint dalam Kedisiplinan Pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Latihan Daerah Kabupaten Lampung Selatan”. Skripsi Universitas Lampung.
  17. Butar-butar, Charles dkk. 2017. “Sikap Profesional dan Motivatif Menjadikan Guru Pembelajar”. Jurnal Repository Vol 1 No 1.
  18. Amir, Asfar dkk. 2014. “Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Kepuasan Kerja Guru SMA Negeri Pariaman”. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Vol 2 No 2.
  19. 19,0 19,1 Rahman, Imas Kania dkk. 2017. “Hubungan Kreativitas Guru Dan Motivasi Guru Dengan Kinerja Guru Di Sekolah Islam Terpadu Al-Madinah Cibinong”. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 6 No 2.
  20. Sulaiman. 2016. “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Progresif Di Sekolah”. Jurnal ARICIS No 1.
  21. Rahmawati, Vivi. 2017. “Pengaruh Desain Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional III Bandung”. Skripsi Universitas Pasundan.
  22. 22,0 22,1 Peterria, Vesytha dan Nanik Suryani. 2016. “Pengaruh Lingkungan Sekolah, Cara Belajar, dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Mengelola Peralatan”. Jurnal Economic Education Analysis Vol 5 No 3.
  23. Maimunah dkk. 2017. “Aplikasi Sistem Order Online Berbasis Mobile Android Pada Outlet Pizza Hut Delivery”. Jurnal SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE Vol 5 No 1.
  24. Saefudin dan Sri Lestari. 2015. “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penilaian Kinerja Karyawan PT. Mulya Spindo Milis Menggunakan Metode Algoritma C4.5”. Jurnal PROTEKINFO Vol 2.
  25. Syukron, Akhmad dan Noor Hasan. 2015. “Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Berbasis Web Pada Puskesmas Winong”. Jurnal Bianglala Informatika Vol 3 No 1.
  26. Anasari, Fitri dkk. 2015. “Sistem Pelaporan Terpadu Kuliah Kerja Nyata Berbasis Digital (Studi Kasus: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Mulawarman)”. Jurnal Informatika Mulawarman Vol 10 No 1.
  27. Rizal, Muhamad. 2014. “Perancangan Monitoring Pendataan Pemesanan Pasport Pada Cv. Mayida Berbasis Web”. Skripsi STMIK Raharja.
  28. 28,0 28,1 Afianto dan Hegaline Ferdi Endam. 2016. “Pembuatan Aplikasi Kontrol Stock Out Menggunakan Visual Basic.Net dan SQL Server di Perusahaan Manufaktur Otomotif”. Jurnal Technologic Vol 7 No 1.
  29. Widayati, Yohana Tri . 2015. “Aplikasi Teknologi QR (Quick Response) Code Implementasi Yang Universal”. Jurnal Komputaki Vol 1 No 1.
  30. Sinuraya, Cynthia Yenitasari dan Arfan Bakhtiar. 2016. “Usulan Perbaikan Aliran Material Pada Warehouse Veneer pada PT EBAKO Nusantara Dengan Menggunakan Sistem Barcode dan Desain Rak”. Jurnal Industrial Engineering Vol 5 No 2.
  31. 31,0 31,1 31,2 Setiawan, Adi Chandra. 2015. Dahsyatkan Aplikasi PHP Dengan Sentuhan JavaScript. Yogyakarta: LOKOMEDIA.


Contributors

Debrinapuspitasari