SI1212472927

Dari widuri
Revisi per 18 Januari 2017 06.14 oleh Edwin (bicara | kontrib) (Model Perancangan Sistem)


Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

ERROR CHECKING BERBASIS WEB PADA

PT CAHAYA LESTARI SEJAHTERA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1212472927
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI BUSINESS INTELLIGENCE

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

ERROR CHECKING BERBASIS WEB PADA

PT CAHAYA LESTARI SEJAHTERA

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NIM
:1212472927
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
:Sistem Informasi
Konsentrasi
:Business Intelligence

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

ERROR CHECKING BERBASIS WEB PADA

PT CAHAYA LESTARI SEJAHTERA

Dibuat Oleh :

NIM
:1212472927
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2016 / 2017

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(..........)
   
(..........)
NID :
   
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

ERROR CHECKING BERBASIS WEB PADA

PT CAHAYA LESTARI SEJAHTERA

Dibuat Oleh :

NIM
:1212472927
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
:1212472927
Nama
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Menyatakan bahwa Laporan Skripsi ini dari awal sampai akhir merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikasi dari Laporan Skripsi yang telah dipergunakan untuk memenuhi persyaratan mengambil Skripsi guna mendapatkan gelar Sarjana Komputer di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan sebelumnya.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1212472927

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI


PT Cahaya Lestari Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan part otomotif yang berunsur karet khususnya pada kendaraan roda empat maupun roda dua dengan material compound sebagai bahan utama. Untuk itu, dalam mengimbangi persaingan pasar akan sangat menyulitkan apabila informasi yang penting masih dicatat secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam merekap serta mensortir item produk yang mengalami kegagalan. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang canggih agar dapat menghasilkan jaminan kualitas yang baik.Untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini digunakan beberapa metode di antaranya metodepengumpulan data, seperti dengan wawancara, observasi, dan literature review.Setelah mendapatkan data yang ada, analisis berlanjut pada metode SWOT, metode ini menjabarkan kekurangan dan kelebihan sistem, lalu mencari solusi penyelesaiannya. Proses ini berlanjut pada proses pendeskripsian sistem dengan menggunakan diagram UML (Unified Modelling Language). Setelah proses analisis, selanjutnya dilanjutkan dengan memasuki tahap perancangan, untuk merancang sistem dalam penelitian menggunakan metode prototype dan dilanjutkan dengan metode elisitasi dimana terdiri atas elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan final draft elistasi. Dengan menggunakan perancangan ini, nantinya proses monitoring error akan dilakukan oleh bagian checking sehingga sistem berjalan lebih optimal sehingga dapat meminimalisir error yang terjadi sebelumnya serta memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan kedepannya.

Kata Kunci : Error, Part Otomotif, PT Cahaya Lestari Sejahtera


ABSTRACT


PT Cahaya Lestari Sejahtera is a company engaged in the manufacture of automotive parts which is the raw material of rubber, especially on either vehicle of motorcycle wheels two with compound material as a main ingredient. In the manufacture of automotive parts, the required accuracy of each product, because in part of the product will be exported abroad.For that, in balancing the market competition and rigor in the quality of export products, the PT Cahaya Lestari Sejahtera requires a sophisticated system to produce a good quality assurance. Therefore, PT Cahaya Lestari Sejahtera has saveral functions and tasks in each section to assist in supporting the quality of produced. In its development, the quality of produced major effect on customer confidence so that the need for error checking that is focused on a product that is produced is necessary in order to minimize errors that occurred previously and improve production in the future.

Keywords : Error, Part Automotive, PT Cahaya Lestari Sejahtera





KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji bagiAllah, syukur penulispanjatkan,dan berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian pelaksanaan dan pembuatan laporan Skripsi ini dengan baik, adapun judul yang penulis uraikan dalam laporan ini adalah “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING ERROR CHECKING BERBASIS WEB PADA PT CAHAYA LESTARI SEJAHTERA"

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan yang sifatnya material dan non-material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. UntungRahardja, M.T.I, selakuketua STMIKRaharja.

2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Direktur Bidang Akademik STMIK Raharja.

3. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom, selakuKepalaJurusanSistemInformasi STMIK Raharja.

4. BapakPadeli, M.Kom,selakudosenpembimbingIdanIbuMulyati, S.E., M.M., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan masukan dan motivasi penulis dalam penulisan laporan Skripsi ini.

5. Bapakxxx. Sebagaiketuapenguji yang banyak memberikan saya saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. IbuArsiYulianjani, M.Pd. danbapak Abdul Hayat, M.T.I sebagaipenguji I danpenguji II yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Para dosen dan staf Perguruan Tinggi Raharjayang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

8. IbuVisca, S.KomselakuStaff Accounting PT Cahaya Lestari Sejahtera dan juga stakeholder yang telah memberikan banyak arahan, masukan, dan bimbingan kepada penulis.

9. IbuTutut, S.Komselakuselaku guru dan pembimbing lapangan tempat penulis melaksanakan penelitian yang telah banyak membantu penulis dalam memahami sistem yang berjalan secara detail.

10. KeluargaBesarPT Cahaya Lestari Sejahtera yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi kepada penulis saat melakukan observasi di perusahaan.

11. Kepada orang tuater cinta beserta saudara dan keluarga besar yang telah mendukung penulis baik secara moral atau materil.

12. Bapak Aris, Aji K, dan Alifinyang telah banyak membagikan cerita, pengetahuan dan pengalaman ketika penulis melaksanakan proses penulisan laporan skripsi maupun sebelumnya ketika aktif menjalani kehidupan perkuliahan. Suksesbuat kalian semua.

13. Semua teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang selalu berbagi ilmu dan dukungan motivasi sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga laporan skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca dan kelak penulis berharap ilmu yang didapat selama ini juga bias disebarkan kepada teman-teman sebagai bakal pemantapan dan sebagai media agar penulis menjadi lebih baik dalam mengaplikasikan ilmunya. Akhir kata, penulis sangat mengharapkan ide, saran dan masukan untuk kesempurnaan dalam penyusunan skripsi ini, terimakasih.


Tangerang, Januari 2017
Edwin Diantara
1212472927

Daftar isi


DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM


DAFTAR STATE CHART DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM



BAB I

PENDAHULUAN

LatarBelakang

Seiring berkembangnya zaman pada era globalisasi, kebutuhan manusia pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan akan hal tersebut, maka perusahaan berupaya untuk mengimbangi perkembangan yang semakin cepat itu pada teknologi yang digunakan. Sehingga kebutuhan suatu produk oleh konsumen pun dapat tercapai seiring dengan percepatan laju pertumbuhan ekonomi. Fenomena ini membuat perkembangan teknologi menuju kearah sistematis dan terkomputerisasi.

Untuk mengimbangi pecepatan laju pertumbuhan ekonomi tersebut, perusahaan-perusahaan pun memiliki beberapa cara yaitu salah satunya adalah dengan meningkatkan target produksinya sehingga kebutuhan akan hal tersebut dapat terpenuhi. Akan tetapi, tentunya dengan meningkatkan target produksi tersebut tidak terlepas dari jumlah produk yang mengalami kegagalan atau biasa disebut Not Good Product.

Dalam hal produksi, PT Cahaya Lestari Sejahtera memiliki 20 unit mesin. Dengan masing-masing unit dipergunakan sesuai tugas dan fungsinya dengan kapasitas 20.000 pcs/shift dan jumlah keseluruhan item yang ada adalah 800 item. Untuk mengimbangi dengan kapasitas produksi yang meningkat serta kepuasaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan, maka diperlukan sebuah kontrol terhadap kualitas produk sebelum jatuh ke tangan konsumen, agar produk yang dihasilkan seragam dan sesuai dengan kualitas standar yang harus dihasilkan.

Oleh sebab itu, PT Cahaya Lestari Sejahtera memiliki suatu divisi yang bertanggung jawab terhadap kualitas produk yang dihasilkan sebelum produk tersebut dipakai oleh konsumen. Divisi yang dimaksud adalah divisi Checking, dimana selain menjaga kualitas produk yang dihasilkan, divisi ini juga sangat berpengaruh dalam langkah produksi kedepannya. Karena dari proses yang dilakukan oleh checking ini, memberikan suatu informasi yang terkait dengan produk yang telah diproduksi dan akan menjadi bahan pertimbangan untuk proses produksi selanjutnya agar meminimalisir kegagalan produk atau Not Good Product.

Akan sangat menyulitkan apabila informasi yang penting dan terkait dengan langkah selanjutnya masih dicatat secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam merekap serta mensortir item produk yang mengalami kegagalan. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem informasi mengenai sistem error checking yang cepat dan akurat dari perusahaan agar pimpinan dapat langsung memberikan langkah keputusan dalam hal evaluasi peningkatan mutu dan standarisasi produk pada proses perputaran ekonomi yang cepat tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis bermaksud menyusun skripsi yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Error Checking Berbasis Web pada PT Cahaya Lestari Sejahtera”.

PerumusanMasalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini, antara lain:

  1. Bagaimana mengetahui barang yang gagal produk (not good product) dapat diketahui jenis error pada sebuah produk dalam suatu periode pada PT Cahaya Lestari Sejahtera?

  2. Bagaimana memberikan laporan yang dibutuhkan oleh pimpinan seakurat mungkin yang berkaitan dengan kegagalan produk (not good product)?

  3. Bagaimanamerancangsebuah aplikasi yang mendukung pengelolaan sistem error checking sehingga sistem berlajan lebih optimal pada PT Cahaya Lestari Sejahtera?


RuangLingkupPenelitian

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian sehingga penelitian dapat terfokus dan mendapatkan hasil yang optimal. Dalampenelitianini, penelitianterbataspadaproses data pengecekandari barang masuk sampai barang ke luar agar dapat mengetahui jenis kesalahan yang sering terjadi saat error checking.

TujuandanManfaatPenelitian

TujuanPenelitian

TujuanOperasional

Adapuntujuanoperasionalpenelitianiniadalahuntuk:

  1. Mengetahui barang yang gagal produk (not good product) sehingga dapat diketahui kesalahan jenis produk dalam sebuah periode pada PT Cahaya Lestari Sejahtera.

  2. Memberikan laporan yang dibutuhkan oleh pimpinan seakurat mungkin yang berkaitan dengan kegagalan produk(not good product).

  3. Bagaimanamerancangsebuah aplikasi yang mendukung pengelolaan sistem error checking sehingga sistem berlajan lebih optimal pada PT Cahaya Lestari Sejahtera.


Tujuan Individual

Bagipenulis, penelitianinibertujuanuntukmenyelesaikanlaporanskripsisebagaisalahsatusyaratkelulusan, sebagaipengalamansebelumterjunkedunia professional, dansebagaiwadahuntukmengaplikasikanapa yang sudahpenelitidapatselamamenempuhduniaperkuliahankhususnyabagaimana membangun sebuah sistem serta mendapatkanmanfaatnya.

ManfaatPenelitian

Manfaatdaripenelitianini, antara lain:

  1. Deteksi error pada checking dapat diketahui secara real time sehingga pimpinan dapat dengan cepat untuk melakukan pengambilan keputusan.

  2. Data Not Good Product dapat disortir dengan mudah dan cepat, sehingga dapat mengetahui data error yang sering muncul dengan akurat untuk memudahkan dalam pembahasan meeting yang akan dilakukan.

  3. Adanya tampilan Point Check dapat menjadikan acuan agar checker meningkat kembali point–point check yang penting sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan checking sehingga kualitas produk tetap terjaga.

MetodePenelitian

Dengan mempelajari kasus yang ada, serta memahami hubungan sebab akibat yang kemungkinan akan terjadi, penelitian ini menggunakan tiga metode penelitian, yaitu metode pengumpulan data, metode analisis, dan metode perancangan.

MetodePengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka untuk mencapai tujuan penelitian.Cara yang digunakan penulis dalam mendapatkan data yang diperlukan untuk pembuatan skripsi ini adalah:

  1. Observasi

  2. Metode ini mendeskripsikan bagaimana kegiatan dalam proses checking sampai dengan proses pembuatan laporan rekapitulasi not good produk.

  3. Interview (wawancara)

  4. Untuk mendapatkan informasi mengenai sistem yang berjalan serta pada perusahaan terkait, makadiperlukan informasi dari pemilik sistem ataupun orang yang memiliki kendali penuh atas sistem tersebut. Dengan metode ini, peneliti bisa mendapatkan data atau informasi mengenai sistem yang ada dengan lebih mendalam.

  5. Study pustaka

  6. Studipustaka (library research) adalahaktivitas analisis mengenai penelitian sebelumnya yang masih berkaitan dengan penelitian ini serta nantinya dimasukkan dalamlandasanteoridanpenunjangterhadap proses pengerjaandansebagaipemecahanmasalah. Upaya yang dilakukanuntuk mendapatakandanmenghimpunsegalainformasi yang relevandenganmasalah yang ditelitidiperolehdaribuku-buku, laporanpenelitian, karanganilmiah, tesis/disertasi, ensiklopedia, dansumber-sumber lain yang relevan.Dalamhalini, penelitimempelajariteori-teori yang mendasarpadamasalahdanbidangpenelitiannya.


MetodeAnalisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini dikarenakan data yang kita peroleh akan menuntun kita kearah suatu penemuan, dan bila dianalisis dengan teknik yang tepat maka akan menuntun pada suatu inovasi atau penemuan teknologi terbaru. Penelitian ini menggunakan teknikanalisis berupa pendekatan Object Oriented Analysis and Design (OOAD) atau analisis berorientasi obyek dengan Unified Modelling Language (UML). Proses analisis dilakukan terhadap hasil tahapan pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studipustaka untuk mendapatkan spesifikasi kebutuhan sistem yang akan dirancang ataupun dikembangkan. Pada proses analisa, teknikanalisis yang dilakukanantara lain:

  1. Analisispengguna

  2. Dilakukananalisisterhadapuser-user yang akanmemanfaatkan perancangan ini dannantinyajuga adafungsi-fungsi yang bisadidapatkanolehuser.

  3. Analisiskebutuhanfungsionaldan non-fungsional

  4. Pemodelan kebutuhan fungsional digunakan untuk mendeskripsikan fungsi sistem dan user yang terlibat serta fungsi apa saja yang bisa didapatkan oleh masing-masing user lalu dimodelkan dengan menggunakan Use Case Diagram.

  5. Analisisperilakusistem

  6. Padatahapini, penulis menggunakan analisis perilaku sistem yang dikembangkan dan dimodelkan dengan activity diagram dan sequence diagram. Activity diagram digunakan untuk memodelkan proses use case yang sedangberjalan, sedangkansequence diagramuntukmemodelkanpengirimanpesan (message) antarobjectdankronologinya.

  7. Analisis yang berjalansaatini

  8. Untukmengembangkansistembaru yang lebihbaik, makaperlubagipenelitiuntukmenganalisissistem yang saatinisedangberjalandenganmengamatiprofilinstansi, prosedursistem yang berjalan, maupundokumen-dokumen yang dipakaidalaminstansipadaobjekpenelitian.Denganmenganalissistem yang ada, makapenelitibisamembuatsuatukesimpulanataupenyelesaianmasalahpadainstansitersebut.


MetodePerancangan

Prototyping merupakan suatu paradigma baru dalam perancangan sistem informasi manajemen, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode perancangan sistem informasi yang sudahada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam perancangan sistem informasi manajemen.

ada empatlangkah yang menjadi karakteristik metode prototyping :

  1. Pemilihan Fungsi (functional selection)

  2. Penyusunan Sistem Informasi (construction)

  3. Evaluasi (evaluation)

  4. Penggunaan Selanjutnya (further use)

MetodeTesting

Dalam penelitian ini metode testing atau pengujian yang digunakan ialah blackbox testing. Metode ini memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi masukan atau input yang akan melatih seluruh kondisi fungsional sebuah program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan ini sialisasi, dan terminasi.

SistematikaPenelitian

Agar laporanlebihjelasdanmudahdipahamiolehpembacamakalaporanterbagimenjadi 4 bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Berisitentanglatarbelakang, perumusanmasalah, tujuandanmanfaatpenelitian, ruanglingkuppenelitian, dansistematikapenelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab iniberisikanteori yang berupapengertiandandefinisi yang diambildarikutipanbuku yang berkaitandenganpenyusunanlaporanskripsisertabeberapa literature review yang berhubungandenganpenelitian.

BAB III PEMBAHASAN

Bab iniberisikangambarandansejarahsingkat, strukturorganisasi, permasalahan yang dihadapi, alternatifpemecahanmasalah, analisa proses, UML (Unified Modelling Language) sistem yang berjalan, sertaalternatifpemecahanmasalah.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab iniberisikesimpulandan saran yang berkaitandengananalisisdanoptimalisasisistemberdasarkan yang telahdiuraikanpadabab-babsebelumnya.

BAB V PENUTUP

Bab iniberisitentangkesimpulan, saran dankesan yang dapatdiberikanolehpenulisdarihasilpenelitian yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Perancangan

Definisi Perancangan

Mohamad Subhan (2012:109) melalui bukunya menjelaskan bahwa perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem. Soetam Rizky (2011:140) menjelaskan rbahwa perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta didalam nya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail mengenai komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaan nya. Lalu menurut Siti Aisyah dalam jurnal CCIT Vol. 4 No. 2 (2011: 203), “Perancangan sistem yaitu tahap untuk melakukan perancangan aplikasi mobile, yang terdapat 3 (tiga) tahapan perancangan yaitu perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program”.Berdasarkan ketiga penulis diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah kegiatan menemukan alternatif sistem baru yang lebih baik untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada pada sistem lama.

Tujuan Perancangan

Menurut Sutabri (2012:229) setelah sistem dianalisis dan dirangcang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan. Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini sebagai berikut:

  1. Mengkaji rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan.

  2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

Model Perancangan Sistem

Menurut Radit (2012:76) perancangan sistem terdapat beberapa model di antaranya:

  1. Waterfall Model

  2. Waterfall merupakan model yang menggunakan milestone sebagai titik transisi danpengujian, artinya setiap aktivitas pada tahap pengembangan harus diselesaikan sebelum menuju tahap pengembangan berikutnya sehingga model ini sangat sesuai untuk perangkat lunak dengan syarat-syarat yang telah didefinisikan secara lengkap sebelumnya karena besar kemungkinan tidak adanya perubahan aplikasi di masa yang akan datang. Kondisi semacam ini akan sangat berpengaruh pada perangkat lunak dan menimbulkan masalah terhadap kebutuhan iterasi di mana aplikasi akan terus berkembang dengan penyesuaian-penyesuaian terhadap kebutuhan, proses bisnis dan lingkungan aplikasi yang terus berubah dari waktu ke waktu.

  3. Protyping Model

  4. Prototyping adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-komponenperangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya, sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan.

  5. Model RAD (Rapid Aplication Development)

  6. Model RAD merupakan sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier di mana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen.

  7. Model Spiral

  8. Spiral merupakan model kombinasi dariprototyping model dengan Waterfall model. Setiap tahapan model ini selalu dilakukan Risk Analiysisdan verifikasi atau testing. Dalam model ini, proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop mewakili satu fase dari software process. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loopselanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya.

Tahap-tahap Perancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2013:141) langkah-langkah tahap rancangan yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem yang Terinici

  2. Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:

    a. Diagram arus data (data flow diagram)

    b. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)

    c. Kamus data (Data dictionary)

    d. Flowchart

    e. Model hubungan objek

    f. Spesifikasi kelas

  3. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

  4. Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

  5. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

  6. Analis bekerjasama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

  7. Memilih Konfigurasi Terbaik

  8. Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mnyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.

  9. Menyiapkan Usulan Penerapan

  10. Analis menyiapakn usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.

  11. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem

  12. Keputuasan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui

Perancangan Berbasis Web

Nugroho(2010:468), mengatakan bahwa“Aplikasi berbasis web,dirancang dan di-kembangkan untuk membantu para pengguna untuk mendapatkan fungsional-fungsional tertentu dari aplikasi yang bersangkutan serta untuk menjalankan bisnis mereka”.Para pengguna berinteraksi dengan aplikasi menggunakan saran asupan (input)seperti paling umum keyboard atau mouse memberikan asupan pada aplikasi bersangkutan.

Analisis Sistem Informasi

Definisi Analisis Sistem

Secara bahasa, sistem berasal dari kata sistem yang berarti susunan atau cara. sistem menurut Taufiq (2013:1) adalah sebagai keseluruhan dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya dan bekerja sama. Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:6). menegaskan bahwa sistem adalah “A system is a collection of interrelated components that function together to achieve some outcome”.Artinya “sistem adalah kumpulan dari komponen yang saling terkait yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai beberapa hasil”. Sutabri (2012:220) kemudianmengatakan bahwa analisis sistem dilakukan setelah tahap investigasi sistem dan sebelum tahap rancangan sistem, tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan pada tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.sedangkanmenurut Henderi, Maimunah, dan Randy Andriandalam jurnal CCIT Vol 4 (2011:322), “Analisis sistem adalah peng-uraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasipermasalahan-permasalahan,kesempatan-kesempatan,hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Berdasarkan definisi diatas sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah tahapan untuk mengetahui keadaan sistem yang ada sehingga menghasilkan suatu kesimpulan mengenai kelebihan dan kekurangan sistem yang ada.

Tahapan Analisis Sistem

Sutabri (2012:220) memaparkan proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi. Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

  2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk men-dapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.

  3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.

  4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.

  5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

Selama tahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut:

a. Mengumumkan penelitian sistem

Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegarawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.

b. Mengorganisasikan tim proyek

Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek.Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif.

c. Mendefinisikan kebutuhan sistem

Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.

d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.

e. Menyiapkan usulan rancangan

Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya.Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.

f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek

Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim diminta melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan proyek maju ke tahap rancangan.

Definisi Informasi

Tiko Iyamu dan Tefo Sekgweleo dalam International Journal of Actor-Network Theory Vol. 5 No. 3 (2013:2), “Information system can be defined as a combination of technological resources and nontechnical artefacts that are adopted within the organisational requirements, aimed to deliver current and future states in support of specific needs of business”.Artinya “Sistem informasi didefinisikan sebagai kombinasi dari sumber daya teknologi dan artefak nonteknis yang diadopsi dalam persyaratan organisasi, bertujuan untuk memberikan negara saat ini dari masa depan dalam mendukung kebutuhan bisnis yang spesifik”.Menurut Mujilan (2012:1) ”Informasi adalah data yang berguna yang telah diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat”, sedangkan Sutarman (2012:14), mendefinisikan ”Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.

Dalam Jurnal CCIT yang diteliti oleh Maimunah dkk (2012:57), “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”. Sementara itu, menurut Kurniawan dan Rachmat (2010:5), ”Informasi adalah suatu berita atau pengumuman yang diproses sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang dapat disebarkan atau diberitahukan ke orang lain, dengan tujuan untuk memberikan suatu berita atau pengumuman menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain baik individu maupun kelompok”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan fakta, terdiri dari data-data yang diolah sedemikian rupa sehingga berarti bagi penerimanya dan bermanfaat untuk mengambil suatu keputusan.

Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto dalam Yakub (2012:9), kualitas dari informasi (quality of information) sangat tergantung dari tiga hal yaitu:

  1. Relevan (Relevance)

  2. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang akan berbeda -beda.

  3. Tepat pada waktunya (Timeliness)

  4. Informasi tersebut datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai guna lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

  5. Akurat (Accuracy)

  6. Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan.Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi.

      Nilai Informasi

      Menurut Sutabri (2012 :37), nilai informasi ditentukan oleh yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas sepuluh sifat yaitu:

      1. Kemudahan Dalam Memperoleh

      2. Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah.Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

      3. Sifat Luas dan Kelengkapannya

      4. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup cakupan yang luas dan lengkap.Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai karena tidak dapat digunakan secara baik.

      5. Ketelitian

      6. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi dan akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

      7. Kebutuhan

      8. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya.Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.

      9. Ketepatan Waktu

      10. Informasi mempunyai nila yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat.

      11. Kejelasan

      12. Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

      13. Keluwesannya

      14. Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi.Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

      15. Dapat Dibuktikan

      16. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

      17. Tidak Ada Prasangka

      18. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

      19. Dapat Diukur

      20. Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agara dapat mencapai nilai sempurna.

      Teori Khusus

      Database

      Definisi Database

      Menurut Jogiyanto (2010) Basis data (database) adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan luar komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu untuk memanipulasinya.Kadir (2014:218) juga berpendapat bahwa database adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkaitsehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi.Basis data dimaksudkan untuk mengatasi problem pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas.Sedangkan menurut Untung Rahardja, dkk dalam jurnal CCIT Vol. 4 No. 3 (2011: 238), “Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari datanya yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu”.

      Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa database adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk menyimpan data yang disimpan secara sistematis pada suatu komputer sehingga mampu mengelola informasi dengan optimal.

      Model Database

      Kadir (2014:229)menjelaskan "Model data adalah sekumpulan konsep terintegrasi yang dipakai untuk menjabarkan data, hubungan antar data, dan kekangan terhadap data yang digunakan untuk menjaga konsistensi".

      Model data yang umum pada saat ini ada empat macam, yaitu:

      1. Model data hirarki

      2. Model ini sering kali dijabarkan dalam bentuk pohon terbalik.Didalam model ini dikenal istilah orang tua dan anak.Masing-masing berupa satu simpul dan terdapat hubungan bahwa setiap anak hanya dapat memiliki satu orang tua, sedangkan orang tua dapat memiliki sejumlah anak.

      3. Model data jaringan

      4. Model data jaringan menyerupai model hirarki, dengan perbedaan:

        a. Tidak mengenal akar,

        b. Jika dibandingkan pada model data sebelumnya, maka pada model ini setiap anak bisa memiliki lebih dari satu orang tua.

      5. Model data relasional

      6. Model data relasional menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua (yang biasanya disebut relasi atau tabel), dengan masing-masing tabel tersusun atas sejumlah baris dan kolom.

      7. Model data berbasis objek

      8. Model data berbasis objek adalah model data yang menerapkan teknik pemrograman berorientasi objek.

      Konsep Memantau/Memeriksa Kesalahan (Monitoring Error Checking)

      DefinisiMonitoring

      Menurut Patrick Gudda (2011:1) “Monitoring (pemantau) adalah seni mengumpulkan informasi yang diperlukan dengan usaha minimal untuk membuat keputusan sehingga dibutuhkan pada saat yang tepat. Informasi yang diambil didapat dari database yang pada akhirnya dapat berupa analisis, diskusi, evaluasi maupun pelaporan”.

      Menurut Khana (2013) Monitoring adalah kegiatan memantau yang dilakukan secara rutin mengenai kemajuan project yang sedang berjalan atau kegiatan memantau perubahan proses dan output project.

      Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan monitoring adalah kegiatan pengawasan, dalam pengawasan ada aktifitas memantau (monitoring) untuk mendapatkan data atau informasi dari sistem yang dipantau.

      Kesalahan Pemeriksaan (Error Checking)

      Berdasarkan oxforddictionaries.com definisi error(kesalahan)adalah “The state or condition of being wrong in conduct or judgement” yang berarti kondisi atau situasi menjadi salah dalam perilaku atau penilaian. Dengan kata lain, kondisi dimana suatu objek tidak dalam kondisi yang seharusnya.

      Berdasarkan oxforddictionaries.com definisi checking(pemeriksaan)adalah “Examine (something) in order to determine its accuracy, quality, or condition, or to detect the presence of something” yang berarti Pemeriksaan (sesuatu) untuk menentukan akurasi, kualitas, atau kondisi, atau untuk mendeteksi keberadaan sesuatu.

      Berdasarkan kutipan diatas error checking adalah pemeriksaan situasi atau kondisi sesuatu untuk menentukan kualitas atau kondisi apakah sudah pada kondisi yang seharusnya atau belum.

      Definisi Monitoring Error Checking

      Menurut Visca (2015:1)monitoring error checking adalah sebuah sistem yang memantau kegiatan pencatatan semua jenis kesalahan yang ditemukan pada proses pemeriksaan yang ada pada sebuah perusahaan.

      Prototipe

      Definisi Prototipe

      Menurut Darmawan (2013:229) Prototipe adalah suatau versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

      Menurut Djuandi (2011:1) Prototipe adalah sebuah sistem yang fleksibel dimana perancangan bisa dengan mudah dan cepat melakukan perubahan-perubahan dan mencobanya lagi sehingga tenaga dan waktu tidak menjadi kendala berarti.

      Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antar muka eksternal yang ditampilkan.

      Jenis-Jenis Prototipe

      Menurut Darmawan (2013:230) terdapat dua jenis prototipe:evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolutioner(evolutionary prototype) terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsional yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu protipe evolutioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirement prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefenisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Pengembangan prototipe evolusioner menunjukkan empat langkah dalam pembuatan suatu prototipe evolusioner. Empat langkah tersebut adalah:

      1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem

      2. Membuat satu prototipe Pengembang mempergunakan satu alat prototipe atau lebih untuk membuat prototipe.

      3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan. jika sudah, langkah empat akan diambil, jika tidak prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, tiga, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

      4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi tiga langkah pertama sama dengan langkah yang diambil dalam membuat prototipe evolusioner. Langkah-langkah berikutnya adalah sebagai berikut:

      5. a. Membuat kode sistem baru: pengembangan menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengodean sistem yang baru.

        b. Menguji sistem baru: pengembangan menguji sistem.

        c. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima. Pengguna memberitahukan pada pengembangan apakah sistem dapat diterima.

        d. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi.

        Sumber: Darmawan (2013:232)

      Gambar 2.1 Pembuatan Prototipe Evolusioner

      </p></div>

      Pendekatan Prototipe

      Menurut Simarmata (2010:62) pendekatan prototipe pada umumnya dan melibatkan beberapa langkah berikut:

      1. Mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan

      2. Melakukan perancangan cepat

      3. Membangun sebuah prototype

      4. Evaluasi dilakukan oleh konsumen atlas prototipe

      5. Perubahan rancangan dan prototipe

      6. Apabila pelanggan kecewa dengan prototipe yang telah dibangun, ulangi langkah lima.

      7. Apabila pelanggan puas terhadap prototipe yang telah dibangun, pengembangan produk berskala besar dapat dimulai.

      Sumber: Simarmata (2010:63)

      Gambar 2.2 Pendekatan Prototipe

      </p></div>

      Menurut Simarmata (2010:64) pendekatan prototipe dibagi menjadi dua yaitu:

      1. Rapid Throwaway Prototyping

      2. Prototipe Evolusioner </ol>

        Bahasa Pemrograman

        Definisi Bahasa Pemrograman

        <p style="line-height: 2">Menurut Jaza (2014:2) “Bahasa pemrograman adalah bahasa buatan atau artificial language yang dapat mengontrol perilaku mesin yang dalam hal ini adalah unit komputer”. </p>
        <p style="line-height: 2">Menurut Joni (2011:3) “Bahasa pemrograman adalah suatu kumpulan kata (perintah) yang siap digunakan untuk menulis suatu kode program sehingga kode-kode program yang ditulis akan dapat dikenali oleh kompilator yang sesuai”. </p>
        <p style="line-height: 2">Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahasa pemrograman adalah bahasa yang dapat diterjemahkan menjadi kumpulan perintah-perintah dasar tersebut. Penerjemahan dilakukan oleh program komputer yang disebut kompilator. </p>

        Kelompok Bahasa Pemrograman

        <p style="line-height: 2">Menurut Jaza (2014:2) Bahasa pemrograman berdasarkan perkembangannya dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu: </p>
        1. <p style="line-height: 2">Bahasa Pemrograman Mesin (Machine Language) </p>
        2. <p style="line-height: 2">Bahasa mesin adalah pemrograman yang hanya dimengerti oleh mesin (komputer) yang ada didalamnya terdapat CPU yang hanya mengenal dua keadaan yang berlawanan yaitu 1 (hidup) dan 0 (mati). Kondisi 1 dan 0 dinamakan bahasa mesin, sedangkan program yang disusun disebut object program, komputer akan melaksanakan pekerjaan tanpa adanya interpretasi atau penerjemahan. </p>
        3. <p style="line-height: 2">Bahasa Pemrograman Tingkat Rendah (Low Level Language)

        4. Bahasa tingkat rendah adalah bahasa pemrograman yang membantu menerjemahkan bahasa yang mudah diingat atau disebut mnemonics. Untuk mengantisipasi susahnya bahasa mesin, maka dibuat simbol yang menyerupai bahasa inggris dan mudah diingat yang disebut dengan mnemonics (pembantu untuk mengingat) dan bahasa yang terdiri dari mnemonics ini disebut assembler language.

        5. Bahasa Pemrograman Tingkat Menengah (Middle Level Language)

        6. Bahasa tingkat menengah adalah bahasa pemrograman yang menggunakan aturan grammatical dalam penulisan pernyataan, mudah dipahami dan instruksi tertentu yang dapat langsung diakses oleh komputer. Contoh: Bahasa C.

        7. Bahasa Pemrograman Tingkat Tinggi (High Level Language)

        8. Bahasa tingkat tinggi adalah bahasa pemrograman yang penulisan pernyataannya mudah dipahami secara langsung. Contoh : Pascal, Basic dan Cobol.

        9. Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented Programming)

        10. Bahasa pemrograman berorientasi objek adalah bahasa pemograman yang berorientasi objek/visual, bahasa pemrograman ini mengandung fungsi-fungsi untuk suatu permasalahan. Programmer tidak harus menulis secara detail semua pernyataannya tetapi cukup memasukan kriteria yang dikehendaki. Contoh: menyelesaikan Microsoft Visual Basic, Microsoft Visual Foxpro, Borland Delphi dan lain-lain.

        Alat Bantu Perancangan

        XAMPP

        Nugroho (2010:74) mengemukakan pendapat bahwa XAMPP merupakan paket PHP server yang berbasis Open Source yang dikembangkan oleh sebuah komunitas Open Source.Menurut Madcoms (2010:341), sekarang ini banyak paket software instalasi web server yang disediakan secara gratis diantaranya menggunakan XAMPP. Dengan menggunakan paket software instalasi ini, maka sudah dapat melakukan beberapa instalasi software pendukung web server, yaitu Apache, PHP, phpMyAdmin, dan database MySQL.

        Dapat disimpulkan bahwa XAMPP merupakan paket aplikasi berbasis open source yang digunakan sebagai server bahasa pemprograman web berbasis PHP dengan fitur penunjang database.

        PHP

        Menurut Arief (2011:43) PHP adalah Bahasa server-side –scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena PHP merupakan server-side-scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan diesksekusi diserver kemudian hasilnya akan dikirimkan ke browser dengan format HTML. Selain itu, Nugroho (2009:113) juga mengatakan "PHP merupakan bahasa standar yang digunakan dalam dunia website, PHP adalah bahasa program yang berbentuk script yang diletakkan di dalam server web".

        Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa script yang merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam membangun sebuah program atau website.

        PHPMyAdmin

        Nugroho (2010:88), "PhpMyAdmin adalah suatu aplikasi Open Source yang berbasis web, aplikasi ini dibuat menggunakan bahasa pemprograman PHP, fungsi aplikasi ini adalah untuk mengakses database MySQL".Dengan adanya aplikasi ini akan sangat mempermudah dan mempersingkat kerja kita dalam mengelola database MySQL. Dengan adanya kelebihan yang dimiliki-nya mengakibatkan para pengguna awam tidak harus mampu untuk mengetahui perintah-perintah MySQL dalam pembuatan database dan tabel. Arief (2011:429) juga mengatakan bahwa PhpMyAdmin adalah salah suatu aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface) yang digunakan untuk mengelola database MySQL.

        Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa PhpMyAdmin merupakan aplikasi atau software yang digunakan untuk mengelola berbagai database MySQL sebagai pendukung aplikasi XAMPP.

        MySQL

        Madcoms (2011:12) "MySQL is one type of database server that is very well known. MySQL including RDBMS (Relational Database Management System) through the more popular Web programming ".

        Yaitu MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal. MySQL termasuk RDBMS (Relational Database Managemen Sistem) lebih populer lewat kalangan pemograman Web”.

        Menurut Raharjo (2011:21) MySQL adalah RDBMS atau server database yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat di akses oleh banyak user.

        Berdasarkan paragraf di atas, dapat diartikan bahwa MySQL adalah suatu software atau program yang bersifat open source yang digunakan untuk membuat sebuah database.

        Adobe Dreamweaver

        Menurut Thirugnana dan Dhenakaran di dalam IJARCSSE Vol. 2 No. 11 (2012: 190), “Dreaweaver is a web development tool, originally created by Macromedia. Initial versions of the application served as simple WYSIWYG (What You See Is What You Get) HTML editors but more recent versions have incorporated notable support for many other web technologies such as CSS, JavaScript, and various server-side scripting frameworks”.Artinya “Dreamweaver adalah alat pengembangan web yang aslinya di buat oleh Macromedia, versi awal dari aplikasi ini lebih biasa di kenal dengan istilah WYSIWYG (What You See Is What You Get) yang tidak berurusan dengan tag HTML, namun versi yang terbaru telah memasukkan dukungan penting untuk beberapa teknologi pengembangan web seperti CSS, JavaScript, dan berbagai server kerangka website.

        Unified Modelling Language (UML)

        Definisi UML

        UML singkatan dari Unified Modelling Language yang berarti bahasa pemodelan standar. Menurut Chonoles dalam buku milik Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2003: bab 1) mengatakan bahwa sebagai bahasa UML memiliki sintaks dan semantiks. Ketika kita membuat model menggunakan konsep UML ada aturan–aturan yang harus diikuti, dan bagaimana elemen pada model–model yang ada berhubungan satu sama lain mengikuti standar yang ada yang berarti UML tidak hanya sekedar gambar dan diagram belaka, namun juga menceritakan konteksnya.

        Booch (2005:7) mengatakan bahwa “UML is a standard language to create a design software. UML is usually used to describe and establish, document the artifacts of a software-intensive system”.Artinya “UML adalah Bahasa standar untuk membuat rancangan software. UML biasanya digunakan untuk menggambarkan dan membangun, dokumen artifak dari software–intensive system”.

        Yadunar Alim dalam Jurnal Masyarakat Informatika Vol. 2 No. 4 (2012: 30), “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menulis blueprint perangkat lunak, UML dapat digunakan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasikan artifak dari sistem perangkat lunak”.

        Diagram UML

        Beberapa referensi menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, sedang yang lain ada delapan karena beberapa diagram yang digabung. Namun demikian model–model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram-diagram itu menurut Widodo dan Herlawati (2003) antara lain:

        1. Diagram kelas, bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas–kelas, antar muka, kolaborasi, serta relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, namun sering kali diagram ini memuat kelas–kelas aktif.

        2. Diagram paket, bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

        3. Diagram use case, bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang diharapkan dan dibutuhkan oleh pengguna.

        4. Diagram interaksi dan sequence (urutan), bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam kurun waktu tertentu.

        5. Diagram komunikasi, bersifat dinamis. Diagram yang menekankan organisasi struktural dari objek–objek yang menerima serta mengirim pesan.

        6. Diagram status atau statechart, bersifat dinamis. Diagram ini memperlihatkan keadaan pada sistem, membuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas. Diagram ini sangat penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka (interface), kelas, kolaborasi, dan sangat penting pada pemodelan sistem yang reaktif.

        7. Diagram aktivitas, bersifat dinamis. Tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam sebuah sistem. Diagram ini penting dalam pemodelan fungsi suatu sistem dan member tekanan pada aliran kendali antar objek.

        8. Diagram komponen, bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan organisasi serta ketergantungan sistem. Perangkat lunak pada komponen–komponen yang telah ada sebelumnya. Diagram ini berhubungan dengan diagram kelas dimana komponen secara tipikal dipetakan ke dalam satu atau lebih kelas, antarmuka, serta kolaborasi.

        9. Diagram deployment, bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan. Membuat simpul serta komponen yang ada didalamnya. Diagram ini berhubungan dengan diagram komponen dimana diagram ini memuat satu atau lebih komponen. Diagram ini sangat berguna saat aplikasi kita berlaku sebagai aplikasi yang dijalankan pada banyak mesin (distributed computing).

        Elisitasi

        Definisi Elisitasi

        Sommerville and Sawyer dalam Siahaan (2012:66) berkata, “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem, sedangkan menurut Guritno (2011:302), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi.”

        Demikian bisa dikatakanbahwa elisitasi adalah suatu rancangan yang berupa daftar fungsi dan sistem seperti apa yang diinginkan pada sistem baru dan seperti apa pengembangan yang diperlukan.

        Tahapan Elisitasi

        Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302) elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

        1. Elisitasi tahap I

        2. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

        3. Elisitasi tahap II

        4. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan Metode MDI.Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI:

          a. M pada MDI berarti Mandatory (Penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

          b. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

          c. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

        5. Elisitasi tahap III

        6. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

          a. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atauteknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?

          b. Oartinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?

          c. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

          Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi tiga pilihan, yaitu :

          a. High (H): Sulit untuk dikerjakan, teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement harus dieleminasi.

          b. Middle (M): Mampu dikerjakan.

          c. Low (L): Mudah dikerjakan.

        Final Draft Elisitasi

        Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai konsep dasar pembuatan suatu sistem yang dikembangkan.

        Tujuan Elisitasi Kebutuhan

        Leffingwel dalam Siahaan (2012:67), elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

        1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries). Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan olehseberapa dalam dan luas pengetahuan developerakan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkupdan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta usecase bergantung pada pemilihan batasan.

        2. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan. Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagiandari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

        3. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai. Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

        Tahapan Elisitasi Kebutuhan

        Menurut Sommerville and Sawyer dalam Siahaan (2012:75), berikut ini bagaimana melakukan tahapan elisitasi kebutuhan:

        1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

        2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

        3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik keranah aplikasi.

        4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok fokus, dan pertemuan tim.Meminta partisipasi dari banyak pihak sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan bias atau semu yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari stakeholder dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

        5. Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak jelas dan menyelesaikannya.

        6. Membuat skenario penggunaan untuk membantu user mengidentifikasi kebutuhan utama.

        Masalah dalam Elisitasi

        Nuseibeh dan Eastbrook dalam Siahaan (2012:68) menjelaskan bahwa tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni:

        1. Masalah ruang lingkup

        2. Usermenentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

        3. Masalah pemahaman

        4. Hal tersebut terjadi ketika usertidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikit atau tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.

        5. Masalah perubahan

        6. Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu dan mencegah sistem menjadi usang.Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

        Analisis SWOT

        Definisi Analisis SWOT

        Jogiyanto (2010:46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi.

        Menurut David (Fred R. David, 2008:8), Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis.Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.

        Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategisyang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT. Proses ini melibatkan penentuan tujuanyang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuantersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilih berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang yang ada,bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

        Berdasarkan definisi-definisi dan sedikit tambahan mengenai analisis SWOT di atas dapat dikatakan bahwa analisis SWOT merupakan penilaian terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki suatu organisasi dan menjadikannya peluang untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas organisasi/perusahaan yang bersangkutan.

        Rincian Analisis SWOT

        Berikut penjelasan mengenai tiap bagian dari analisis SWOT menurut Fred (2008: 47), yaitu:

        1. Strengths

        2. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani.Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.

        3. Weaknessess

        4. Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan.Kecendrungan–kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

        5. Opportunities

        6. Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan.Kecendrungan–kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

        7. Threats

        8. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan.Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan.Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

        Blackbox Testing

        Menurut Shivani dan Vidhi dalam jurnal IJECSE Vol. 2 No. 1 (2012: 176), “Blackbox testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure, implementation details and knowledge of internal paths of the software. testing is based entirely on the software requirements and specifications”. Artinya “Pengujian kotak hitam adalah teknik pengujian perangkat lunak di mana fungsi dari perangkat lunak di uji tanpa melihat struktur kode internal, rincian pelaksanaan dan jalan pengetahuan internal perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak didasarkan sepenuhnya pada persyaratan dan spesifikasi”.

        Sementara itu, menurut Srinivas Nidhra dan Jagruthi Dondeti dalam jurnal IJESA Vol. 2 No. 2 (2012: 29), “Blackbox testing is also called as functional testing, a functional testing technique that designs test cases based on the information from the specification. Blackbox testing not concern with the internal mechanisms of a system, these are focus solely on the outputs generated in response to selected inputs and execution conditions”.Artinya “Pengujian kotak hitam juga disebut sebagai uji fungsional, teknik pengujian fungsional yang mendesain uji kasus berdasarkan informasi dari spesifikasi. Pengujian kotak hitam tidak mengenai dengan mekanisme masukan sistem, ini adalah fokus hanya pada keluaran yang dihasilkan dalam menanggapi masukan yang dipilih dan kondisi eksekusi”.Roger S.Pressman (2010) memaparkan bahwa pengujian blackbox berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian blackbox memungkinkan pengembang rekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian blackbox bukan merupakan alternatif dari teknik whitebox, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan dari pada metode whitebox.Ia juga mengungkapkan bahwa pengujian blackbox berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut:

        1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

        2. Kesalahan Interface.

        3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

        4. Kesalahan kinerja.

        5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

          1. Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian blackbox digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang di titik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

            Literature Review

            Menurut Raharja, Sudaryono, Guritno (2011:86), “literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para penulis lain telah me-nemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaanpenelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”. Lalu, menurut sumber yang diambil dari presentasi Bapak Yudi Agusta, PhD tahun 2007 mengenai Metode Penelitian : “Literature review merupakan analisis kritis dari penelitian yang sedang di-lakukan terhadap topik khusus atau berupa pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan”. Literature review membantu kita dalam menysusun kerangka berfikir yang sesuai dengan teori, temuan, maupun hasil penelitian sebelumnya dalam menyelesaikan rumusan masalah pada penelitian yang kita buat.Hasibuan(2007) juga mengatakan bahwaliterature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan masalah.

            Dari tiga definisi menurut para ahli mengenai literature review, juga dapat diartikan sebagai analisis mengenai penelitian orang lain yang relevan atau ada kaitannya dengan penelitian kita sebagai sumber referensi, maupun pembanding sebagai tambahan informasi mengenai masalah teori atau teknis suatu penelitian. Pada dasaranya, Literatur review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis lain dapat juga dimasukkan sebagai pembanding dari hasil penelitian yang akan dicobakan disini. Semua pernyataan dan/atau hasil penelitian yang bukan berasal dari penulis harus disebutkan sumbernya, dan tatacara mengacu sumber pustaka mengikuti kaidah yang ditetapkan. Suatu literatur review yang baik haruslah bersifat relevan yang berarti berkaitan dengan apa yang kita teliti, mutakhir dimana idealnya adalah penelitian tiga tahun terakhir dilakukan atau diterbitkan, dan memadai dimana ada sumber – sumber objek masukan dari penelitian tersebut untuk penelitian kita.

            Sudah banyak pihak-pihak yang sudah meneliti mengenai penelitian yang berkaitan dengan judul pada penelitian ini. Dengan adanya sumber penelitian–penelitian tersebut nantinya akan lebih mendukung analisis dalam penelitian ini antara lain:

            1. Penelitian saudara Ismi Khomariyah dengan judul “Perancangan Aplikasi Monitoring Penjualan Berbasis Web pada PT Indofood Fritolay Makmur” pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan perangkat lunak yaitu Adobe Dreamwever CS6 dan database berupa MySQL. Penelitian ini menjelaskan bagaimana mengatur order secara web, mengubah stock control data barang, mengubah transaksi penjualan, monitoring penjualan dan laporan stock barang maupun laporan penjualan.

            2. Penelitian milik Reza Pahlava dengan judul “Perancangan Aplikasi Monitoring Data Aset dan Inventaris IT Berbasis Web pada PT IMS Logistics”pada tahun 2014. Penelitian yang digunakan terdiri dari metode pengumpulan data, analisa dan perancangan. Metode perancangan yang digunakan adalah metode perancangan terstuktur melalui tahapan pembuatan UML, pembuatan database dan pembuatan program yang menggunakan Eclipse PDT. Aplikasi ini diharapkan dapat membangun sistem yang mampu memonitoring data pendistribusian aset IT kepada karyawan secara akurat dan jelas serta sesuai antara sumber data dan bukti fisik dilapangan.

            3. Penelitian milik Muh Rizal Ramadhan dengan judul “Perancangan Monitoring Pendataan Pemesanan Paspor pada CV Mayida Berbasis Web” pada tahun 2014. Penelitian ini membahas mengenai mempermudah konsumen dalam pembuatan paspor, dengan biaya yang bisa dibilang murah tidak jauh berbeda dengan imigrasinya. Dan selama berdirinya CV Mayida telah menangani berbagai macam konsumen dari pembuatan paspor, perpanjang paspor, paspor hilang, dan pengurusan paspor hilang.

            4. Skripsi saudara Kusuma dengan judul “Aplikasi EIS (Executive Information System)” untuk Monitoring Transaksi Penjualan dan Pembelian” tahun 2012 menyatakan bahwa pengguna aplikasi EIS (Executive Information System) untuk monitoring transaksi penjualan dan pembelian berbasis teknologi desktop untuk memudahkan owner (pemilik) dalam kegiatan monitoring data transaksi penjualan dan pembelian, serta data stok barang, karena dengan pemanfaatan aplikasi ini pemilik dapat mengetahui informasi yang diinginkan dari jarak jauh sekali pun. Selama server dan client tersambung pada koneksi internet. Sehingga memudahkan owner dalam memonitor hasil transaksi jual beli setiap waktunya serta monitoring stok barang tanpa harus datang langsung ke perusahaan yang dimaksud untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Jadi, pengimplementasian aplikasi ini sangat dibutuhkan untuk memperlancar dan memudahkan tugas pemilik dalam memonitoring kegiatan-kegiatan di perusahaan sehingga meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat merugikan perusahaan.

            5. Penelitian milik Abdul Mukti dengan judul “Perancangan Aplikasi Monitoring Pelaporan Praktek Kerja Industri pada Sekolah Menengah Kejuruan Nusa Putra Kota Tangerang Berbasis Web” pada tahun 2014. Penelitian ini berinisiatif untuk membuat rancangan program yang dapat memproses data-data yang dibutuhkan dalam kegiatan Praktek Kerja Industri ini agar menjadi lebih efektif dalam penggunaanya sehingga menghemat waktu dalam pelaksanaanya. Peneliti ini menggunakan metode analisa berorientasi objek. Pada penelitian ini juga akan diterangkan tahapan pengerjaan, mulai dari proses analisa, perencanaan, perancangan dengan menggunakan bahasa PHP dan database MySQL hingga tahapan pengimplementasian dengan pendekatan berorientasi objek menggunakan UML (Unified Modelling Languange), flowchart, dan diargam HIPO. Dengan hasil dari karya ilmiah yang dilakukan oleh peneliti berupa rekomendasi saran guna meningkatkan keefektifan sistem monitoring palaporan kerja industri.

Contributors

Edwin, Siti Nurhayati