SI1122469132: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(Pembentukan Aturan (Rule))
(Analisis Pohon keputusan)
Baris 1.362: Baris 1.362:
  
 
===Analisis Pohon keputusan===
 
===Analisis Pohon keputusan===
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Analisis pohon keputusan merupakan suatu rancangan yang digunakan untuk membangun sistem sebuah sistem pakar. Di dalam diagram pohon keputusan akan dicari solusi akhir dari setiap penelusuran. Diagram pohon keputusan akan mempermudah untuk menyusun basis pengetahuan dan aturan dari setiap penelusuran diagnosis penyakit tanaman padi</P></div>
 +
 +
<div align="center"><img width="400" height="400" style="margin:0px" src="https://lh4.googleusercontent.com/-6kDGFTbH-S8/VNAkWBOXS8I/AAAAAAAAANA/87w4mU8uflQ/w363-h513-no/pohon%2Bkeputusan.JPG"/></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: center;text-indent: 0in"><p style="line-height: 2">Gambar 4.14.Pohon Keputusan</P></div>
 +
 +
<div align="center"><img width="300" height="100" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-JcOHYhqO2C0/VNAkWEtbBXI/AAAAAAAAAM8/o_ai2uQPFgU/w362-h74-no/keterangan.JPG"/></div>
 +
 
===Pembentukan Aturan (Rule)===
 
===Pembentukan Aturan (Rule)===
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Aturan dibuat berdasarkan diagram pohon keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan aturan dapat dengan mudah mengetahui hasil akhir berdasarkan aturan-aturan yang ada. Pembentukan aturan menurut diagram pohon keputusan pada tabel 4.5, yaitu : </P></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Aturan dibuat berdasarkan diagram pohon keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan aturan dapat dengan mudah mengetahui hasil akhir berdasarkan aturan-aturan yang ada. Pembentukan aturan menurut diagram pohon keputusan pada tabel 4.5, yaitu : </P></div>

Revisi per 3 Februari 2015 01.31

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DAN SOLUSI PENANGGULANGAN

PENYAKIT TANAMAN PADI PADA KELOMPOK

PERTANIAN CARINGIN NGUMBANG


SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh:

NIM : 1122469132

NAMA : Imam Firmansyah


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DAN SOLUSI PENANGGULANGAN

PENYAKIT TANAMAN PADI PADA KELOMPOK

PERTANIAN CARINGIN NGUMBANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1122469132
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 00594
       
NIP : 001405



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DAN SOLUSI PENANGGULANGAN

PENYAKIT TANAMAN PADI PADA KELOMPOK

PERTANIAN CARINGIN NGUMBANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1122469132
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering


Disetujui Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Junaidi, M.Kom)
   
NID : 05062
   
NID : 12013



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DAN SOLUSI PENANGGULANGAN

PENYAKIT TANAMAN PADI PADA KELOMPOK

PERTANIAN CARINGIN NGUMBANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1122469132
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Penguji :

Tangerang, Febuari 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(...)
 
(...)
 
(...)
NID : ...
 
NID : ...
 
NID : ...




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DAN SOLUSI PENANGGULANGAN

PENYAKIT TANAMAN PADI PADA KELOMPOK

PERTANIAN CARINGIN NGUMBANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1122469132
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 19 Januari 2015

 
 
 
 
 
NIM : 1122469132

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRACT

Most Indonesian people are farmers who have an important role to ensure the availability of rice from paddy, and in line with the growth of Indonesia's population grows. In practice the amount of rice plants is not proportional to the amount of rice produced, because the paddy crop failure. One cause of crop failure is due to lack of knowledge of farmers in distinguishing types of diseases are classified as pests or viruses that cause errors in the act of not knowing knowledge, in addition to the limited number of experts did not cause all the farmers get proper socialization. So the role of the expert in this case is needed to help farmers to identify the disease and, providing preventive measures. With the development of technology during this era, the need for technology that can help farmers in the rice plant disease diagnosis and overcome. systems that can help farmers in preventing and managing diseases of rice plants is an expert system. This model expert system using Forward chaining Method, supported using decision tables and decision trees based on rules that have been made. So expect the system is able to diagnose the disease early can prevent the rice crop failures and improve crop productivity.

Keywords: Expert System, Diseases of Paddy, Harvest, Forward chaining Method


ABSTRAKSI

Sebagian Masyarakat Indonesia berprofesi sebagai petani yang memiliki peranan penting untuk terjamin tersedianya beras yang berasal dari padi, dan ini seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah. Dalam prakteknya banyaknya tanaman padi tidak sebanding dengan banyaknya beras yang di hasilkan, karena adanya padi yang gagal panen. Salah satu penyebab gagal panen ini adalah karena kurangnya pengetahuan petani dalam membedakan jenis penyakit apakah tergolong hama atau virus sehingga menyebabkan kesalahan dalam tindakan dikarenakan tidak tahu dalam pengetahuan, selain itu terbatasnya jumlah pakar menyebabkan tidak seluruh petani mendapatkan sosialisasi yang benar. Sehingga peranan pakar dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk membantu petani dalam menidentifikasi penyakit dan ,memberikan tindakan pencegahan. Dengan perkembangan teknologi pada saat zaman ini, diperlukannya sebuah teknologi yang bisa membantu para petani dalam diagnosa penyakit tanaman pada padi dan penanggulangannya. sistem yang bisa membantu para petani dalam mencegah dan menangani tanaman padi yang terserang penyakit adalah sistem pakar. Model sistem pakar ini menggunakan Metode Forward chaining , dengan didukung menggunakan tabel keputusan dan pohon keputusan berdasarkan aturan yang telah dibuat. Sehingga diharapkan sistem ini mampu mendiagnosis penyakit padi lebih awal yang dapat mencegah terjadinya gagal panen dan meningkatkan produktivitas hasil panen.

Kata Kunci : Sistem pakar, Penyakit Tanaman Padi, Hasil Panen, Metode Forward chaining

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas ridho dan rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dimana tugas ini penulis buat dan sajikan dalam bentuk buku yang sederhana, adapun judul yang penulis ambil dalam penyusunan laporan skripsi ini adalah "Sistem Pakar Diagnosis Dan Solusi Penanggulangan Penyakit Tanaman Padi Pada Kelompok Pertanian Caringin Ngumbang". Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang..

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini, antara lain :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika dan Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  3. Ibu Ary Sulismawati, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membantu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  4. Khususnya kedua orang tua, kakak tercinta dan pacar tercinta Dian Puspita Rani yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
  5. Teman-teman seperjuangan yang berada di kantin yaitu: Ahmad Nur Firdaus, Dwi Fitri Parmania, Dedy Junaedi, Fifit Alfiah, Jasmine Dara Assyifa, Muhammad Arba Adnandi, Rafif Tri Widiarso, Ramadhan Adi Saputra, Ade Setiadi, Dhimas Pradipta, Rivai Sungkowo dan Rokhimudin Bastomy yang saling bekerja sama dalam pembuatan laporan.
  6. Kepada teman-teman : Anggi Anggriani, Allyufi Fazril Rasyidin, Bayu Porsea Yudha, Devi Nurfilah, Iman Nurjaman, Muhammad Alfian, Muhammad RIfqi Attaqi, Lely Suryani, Septian Tedy Wibowo, Wiwin Sanjaya, Yody Ibram Julianto, Yudi Prastiawan, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
  7. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
  8. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi Pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.

    Tangerang, 12 Januari 2015
    Imam Firmansyah
    NIM. 1122469132

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

    Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

    Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

    Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi

    Tabel 4.1 Tabel Keputusan

    Tabel 4.2 Tabel Penyakit

    Tabel 4.3 Tabel Gejala

    Tabel 4.4 Tabel Solusi

    Tabel 4.5 Tabel Pembentukan Aturan

    Tabel 4.6 Tabel Gejala

    Tabel 4.7 Tabel Penyakit

    Tabel 4.8 Tabel Solusi

    Tabel 4.9 Tabel Fakta

    Tabel 4.10 Tabel Petugas

    Tabel 4.11 Tabel Penyebab

    Tabel 4.12 Tabel PenyebabPenyakit

    Tabel 4.13 Tabel Blackbox Login

    Tabel 4.14 Tabel Blackcox Tambah Petugas

    Tabel 4.15 Tabel Blackbox Hapus Petugas

    Tabel 4.16 Tabel Blackbox Diagnosa

    Tabel 4.17 Tabel Schedulle Implementasi

    Tabel 4.18 Tabel Estimasi Biaya

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar

    Gambar 2.2 Backward Chaining

    Gambar 2.3 Forward Chaining

    Gambar 2.4 Tanaman Padi

    Gambar 2.5 Visual Basic 6.0

    Gambar 3.1 Struktur Oragnisasi Kelompok Pertanian Caringin Ngumbang

    Gambar 3.2 Flowchart Diskusi Yang Berjalan

    Gambar 3.3 Flowchar Penyuluhan Yang Berjalan

    Gambar 4.1 Flowchart Diskusi Diusulkan

    Gambar 4.2 Flowchart Menu Utama

    Gambar 4.3 Flowchart Login

    Gambar 4.4 Flowchart Menu Admin

    Gambar 4.5 Flowchart Tambah Petugas

    Gambar 4.6 Flowchart Hapus Petugas

    Gambar 4.7 Flowchart Menu Petugas

    Gambar 4.8 Flowchart Menu Gejala

    Gambar 4.9 Flowchart Menu Penyakit

    Gambar 4.10 Flowchart Menu Solusi

    Gambar 4.11 Flowchart Menu Diagnosa

    Gambar 4.12 Flowchart Menu About

    Gambar 4.13 Flowchart Menu Pesan

    Gambar 4.14 Pohon Keputusan

    Gambar 4.15 Class Diagram

    Gambar 4.16 Tampilan Awal

    Gambar 4.17 Menu Diagnosa

    Gambar 4.18 Menu Detail

    Gambar 4.19 Menu Utama

    Gambar 4.20 Menu Login

    Gambar 4.21 Menu Admin

    Gambar 4.22 Menu Tambah Petugas

    Gambar 4.23 Menu Hapus Petugas

    Gambar 4.24 Menu Petugas

    Gambar 4.25 Menu Edit Gejala

    Gambar 4.26 Menu Edit Penyakit

    Gambar 4.27 Menu Edit Solusi

    Gambar 4.28 Menu About

    Gambar 4.29 Menu Pesan


    DAFTAR SIMBOL

    Simbol Flowchart



    Daftar isi

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Sebagian masyarakat Indonesia masih banyak yang berprofesi menjadi petani. Padi yang dihasilkan oleh kerja keras para petani merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Butir padi yang sudah terlepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulitnya luarnya disebut beras.

    Dalam prakteknya petani tidak selalu berhasil melakukan panen dengan baik karena padi sering dihinggapi penyakit yang menyebabkan padi tidak tumbuh dengan baik atau padi menjadi mati sehingga petani mengalami kondisi gagal panen. Hal yang seperti ini disebabkan oleh terlambatnya para petani mendiagnosis padi. Setiap penyakit yang timbul pada padi menimbulkan gejala-gejala ringan sebelum padi mencapai tahap yang lebih parah dan meluas. Tetapi petani sering mengabaikan hal tersebut sudah biasa terjadi pada masa tanam sampai suatu saat gejala yang timbul menjadi sangat parah dan meluas, sehingga hal ini sulit untuk dikendalikan.

    Oleh karena itu penelitian ini akan dibuat suatu aplikasi sistem pakar yang memberikan informasi mengenai penyakit tanaman dan mendianosis gejala-gejala penyakit pada padi sekaligus memberikan solusi penanganannya, yang nantinya digunakan untuk mengurangi atau memperkecil resiko kerusakan padi yang menyebabkan terjadinya gagal panen yang dapat merugikan petani.

    Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam penulisan skripsi dengan judul "SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DAN SOLUSI PENANGGULANGAN PENYAKIT TANAMAN PADI PADA KELOMPOK PERTANIAN CARINGIN NGUMBANG".

    Rumusan Masalah

    Dari uraian latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam sistem ini, yaitu :

    1. Bagaimana cara mendeteksi penyakit pada tanaman padi secara efektif?

    2. Bagaimana cara memberikan solusi atau menangani penyakit pada padi secara efektif?

    3. Bagaimana merancang dan membuat sistem pakar yang mampu mendeteksi penyakit tanaman padi?

    Ruang Lingkup

    Agar pembahasan lebih terarah dan berjalan dengan baik maka perlunya ada ruang lingkup penilitian, diantaranya adalah:

    1. Jenis penyakit yang digunakan sebagai studi kasus berdasarkan dari pengetahuan pakar Caringin Ngumbang.

    2. Jenis-jenis penyakitnya yang digunakan dalam studi kasus yaitu Blas, Bercak Coklat, Tungro, Kerdil Rumput, Busuk Akar, Hawar Daun Bakteri, Bergaris dan Daun Terbakar.

    3. Solusi hanya terbatas pada penanggulangan.

    Tujuan Dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian diatas meliputi, diantara lain:

    1. Untuk mendeteksi penyakit pada tanaman padi!

    2. Untuk memberikan solusi atau menangani penyakit pada padi!

    3. Merancang sistem pakar yang mampu mendeteksi dan memberikan solusi penyakit tanaman padi!

    Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini, antara lain:

    1. Membantu petani mendeteksi penyakit padi sejak dini untuk memperoleh solusi.

    2. Membantu petani mengatasi penyakit padi untuk mengurangi kerugian gagal panen.

    3. Terciptanya sistem pakar yang mendeteksi dan memberi solusi penyakit padi.

    Metode Penelitian

    Metode penelitian merupakan suatu rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah untuk digunakan dalam pembuatan laporan.

    Metode Pengumpulan Data

    Adapun penjelasan lebih rinci mengenai metode yang digunakan penulis dalam menyusun laporan skripsi ini sebagai berikut :

    1. Metode Pengamatan Langsung (Observasi)

      Merupakan cara pengumpulan data dimana penulis diharuskan untuk terlibat langsung dalam pencarian datanya atau peninjauan secara cermat dan langsung di lokasi penelitian.

    2. Metode Wawancara (Interview)

      Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.

    3. Metode Studi Pustaka

      Metode Studi Pustaka Adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi ini dapat diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, karangan ilmiah, tesis/disertasi, ensiklopedia, buku tahunan, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber lain, serta melakukan searching pada internet. Dengan melakukan kajian bahan-bahan pustaka yang ada, penulis dapat memperoleh informasi secara sistematis kemudian menuangkannya dalam bentuk rangkuman yang utuh.

    Metode Analisa

    Dalam skripsi ini metode analisa yang digunakan yaitu Forward chaining.

    Metode Perancangan

    Dalam Skripsi ini metode perancangan menggunakan pohon keputusan (Decision tree) dan bagan alir program (Flowchart) untuk proses pada aplikasi. Dan dalam hal pembuatan sistem ini peneliti menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan untuk penyimpanan datanya menggunakan microsoft acces 2007.

    Metode Pengujian

    Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing.

    Sistematika Penulisan

    Untuk memahami lebih jelas laporan skripsi ini, maka penulis mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review.

    BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Bab ini berisikan gambaran umum kelompok pertanian Caringin Ngumbang, sejarah singkat, struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab yang ada di kelompok pertanian Caringin Ngumbang serta elisitas.

    BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Bab ini berisi perancangan procedural, perancangan database dan implementasi dari sistem yang dibuat.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisikan mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari penyususnan skripsi serta saran–saran penulis yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak – pihak lain.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Sistem

    Definisi Sistem

    Menurut Sutabri (2012:10)[1], “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

    Menurut Tiara (2013:10)[2], “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

    Dari pengertian sistem diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu kumpulan komponen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

    Karakteristik Sistem

    Menurut Sutabri (2012:20)[1], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat–sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

    1. Komponen Sistem ( Components )

      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen–komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

    2. Batasan Sistem ( Boundary )

      Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

    3. Lingkungan Luar Sistem ( Environtment )

      Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

    4. Penghubung Sistem ( Interface )

      Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber–sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

    5. Masukan Sistem ( Input )

      Energy yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem computer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

    6. Keluaran Sistem ( Output )

      Hasil energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal – hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

    7. Pengolah Sistem ( Proses )

      Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini mengolah data transaksi menjadi laporan –laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

    8. Sasaran Sistem ( Objective )

      Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bilamengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

    Klasifikasi Sistem

    Menurut Sutabri (2012:22)[1], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

    1. Sistem abstak adalah sistem yang berupapemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.
    2. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadimelalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
    3. Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.
    4. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerjasecara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk sub sistem lainnya.

    Sistem Pakar

    Definisi Sistem Pakar

    Menurut Minarni dan Hidayat (2013:27)[3], “Sistem pakar adalah suatu program komputer berbasis pengetahuan yang berusaha seorang pakar ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh seorang pakar. Seperti hal nya seorang pakar, sistem pakar terfokus pada suatu dominan masalah yang spesifik.”

    Menurut Sembirng (2013:7)[4], “sistem pakar (expert system) adalah sistem berbasis komputer yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.”

    Sejarah Sistem Pakar

    Dalam buku Kusrini (2010:12)[5], sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian Artificial Intelligence ini didomisili oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu usaha ke arah ini adalah General Purpose Problem-Solver (GPS). GPS yang berupa sebuah prosedur yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Hebert Alexander Simon dari Logic Theorist merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas. GPS sendiri merupakan sebuah predecessor menuju Expert System (ES). GPS berusaha untuk menyusun langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

    Pada pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa (general-purpose) ke program yang spesialis (special-purpose) dengan dikembangkannya DENDRAL oleh E.Feigenbaum dari Universitas Stanford dan kemudian diikuti oleh MYCIN. Pembuatan DENDRAL mengarah pada konklusi-konklusi berikut, GPS terlalu lemah untuk digunakan sebagai dasar untuk membangun ES (Expert System) yang berunjuk kerja tinggi. Masalah yang kompleks membutuhkan pengetahuan yang banyak tentang yang dipermasalahkan.

    Awal tahun 1980-an, teknologi ES (Expert System) yang mula-mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersil, khususnya XCON, XSEL (dikembangkan dari R-1 pada Digital Equipment Corp.) dan CATS-1 (dikembangkan oleh General Electric). Sistem Pakar untuk melakukan diagnosis kesehatan telah dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970. Sistem pakar tersebut dibuat oleh Bruce Buchanan dan Edward Shortliffe di Stanford University. Sistem tersebut diberi nama MYCIN (Heckerman,1986). MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnosis penyakit miningitis dan infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Dalam uji coba, dia mampu menunjukan kemampuan seperti seorang spesialis. Meskipun MYCIN tidak pernah digunakan secara rutin oleh dokter, MYCIN merupakan referensi yang bagus dalam penelitian kecerdasan buatan yang lainnya.

    Arsitektur Sistem Pakar

    Menurut Minarni dan Hidayat (2013:27)[3], Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Komponen-komponen sistem pakar dalam dua bagian tersebut ada pada gambar 2.1 sebagai berikut:

    Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar

    Secara umum sistem pakar terdiri dari komponen penyusun sebagai berikut:.

    1. Knowledge Base ( Basis Pengetahuan ) Basis pengetahuan merupakan hasil akuisis dan representasi pengetahuan dari seorang pakar. Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah.
    2. Inference Engine ( Mesin Inferensi ) Mekanisme inferensi yang utama pada sistem pakar dapat dibedakan menjadi inferensi dengan mekanisme pelacak mundur ( backward chaining ) dan pelacak maju ( forward chaining ). Penalaran dengan Backward chaining dimulai dari sekumpulan hipotesis menuju fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut. Forward chaining merupakan kebalikan dari Backward chaining, yaitu penalaran di mulai sekumpulan data menuju suatu kesimpulan atau goal.
    3. User interface ( antar mungka pengguna ) User interface adalah penghubung antar program sistem pakar dengan pengguna.

    Ciri-Ciri Sistem Pakar

    Menurut Sembiring (2013:8)[4], ciri-ciri sistem pakar, yaitu :

    1. Terbatas pada tujuan keahlian tertentu.
    2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti.
    3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.
    4. Berdasarkan pada kaidah atau peraturan tertentu.
    5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
    6. Pengetahuan dan mekanisme pengambilan keputusan jelas terpisah.
    7. Keluarannya bersifat anjuran.
    8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntun oleh dialog dengan pemakai.

    Keuntungan Pemakaian Sistem Pakar

    Menurut Sembiring (2013:8)[4], Berikut adalah keuntungan sistem pakar, yaitu :

    1. Membuat orang awam, bekerja selayaknya seorang pakar.
    2. Meningkatkan produktivitas akibat meningkatnya kualitas hasil pekerjaan, peningkatan kualitas disebabkan oleh meningkatnya efisiensi kerja.
    3. Menyederhanakan pekerjaan.
    4. Merupakan arsip yang terpercaya dari sebuah keahlian, sehingga bagi pemakai sistem pakar akan seolah-olah berkonsultasi langsung dengan seorang pakar, meskipun mungkin pakar tersebut telah meninggal.
    5. Memperluas jangkauan, dari keahlian seorang pakar.
    6. Sistem pakar yang telah disahkan, akan sama saja artinya dengan seorang pakar yang tersedia dalam jumlah besar (dapat diperbanyak dengan kemampuan yang persis sama), dapat diperoleh dan dipakai dimana saja.

    Mesin Inferensi

    Menurut Sembiring (2013:8)[4], “Mesin Inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Secara deduktif mesin inferensi memilih pengetahuan yang relevan dalam rangka mencapai kesimpulan. Dengan demikian sistem ini dapat menjawab pertanyaan pemakai meskipun jawaban tersebut tidak tersimpan secara eksplisit didalam basis pengetahuan. “

    Menurut Kurniawan dan Rahmat (2012:191)[6], “Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. ”

    Menurut Sembiring (2013:8)[4], “Mesin inferensi memulai pelacakannya dengan mencocokkan kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada.”

    Ada dua tipe teknik inferensi :

    1. Pelacakan kebelakang (Backward Chaining)

      Menurut Sembiring (2013:8)[4], Pelacakan kebelakang (Backward Chaining) yang memulai penalarannya dari sekumpulan hipotesa menuju fakta-fakta yang mendukung hipotesa tersebut

      Menurut Kurniawan dan Rahmat (2012:192)[6], suatu bentuk problem yang dimulai dengan pernyataan dan suatu himpunan aturan yang mengarah pada pernyataan dan kemudian bekerja ke belakang, menyesuaikan aturan dengan informasi dari database tentang fakta-fakta sehingga pernyataan dapat dibuktikan benar atau salah

      Gambar 2.2 Backward Chaining

    2. Pelacakan kedepan (Forward Chaining)

      Menurut Sembiring (2013:8)[4], Pelacakan kedepan (Forward Chaining) yang merupakan kebalikan dari pelacakan kebelakang, yaitu memulai dari sekumpulan data menuju kesimpulan

      Menurut Kurniawan dan Rahmat (2012:191)[6], forward chaining adalah mempergunakan himpunan kaidah kondisi aksi. Dalam metode ini kaidah interpreter mencocokan fakta atau statement dalam pangkalan data dengan situasi yang dinyatakan dalam anticendent atau kaidah if. Bila fakta dalam pangkalan data telah sesuai dengan kaidah if maka kaidah distimulasi. Proses ini diulang hingga didapatkan hasil.

      Gambar 2.3 Forward Chaining

    Menurut Sembiring (2013:9)[4], Kedua metode inferensi tersebut, dipengaruhi oleh tiga macam teknik penelusuran yaitu :

    1. Depth-First Search, yaitu melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari simpul akar bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan
    2. Breadth-First Search, yaitu penelusuran bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya.
    3. Best-First Search, bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode sebelumnya.

    Teori Khusus

    Gambaran Umum Padi

    Tanaman Padi

    Menurut Sembiring (2013:6)[4], Dalam bahasa latin, padi disebut dengan "Oryza sativa", Tanaman ini merupakan tanaman yang berbatang basah, dengan tinggi antara 50 cm - 1,5 m. Batangnya tegak, lunak, beruas, berongga, kasar dan berwarna hijau

    Padi mempunyai daun tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm. Ujungnya runcing, tepinya rata, berpelepah, pertulangan sejajar, dan berwarna hijau. Buahnya keras dan terjurai pada tangkai. Setelah tua, warna hijau akan menjadi kuning. Bijinya keras, berbentuk bulat telur, ada yang berwarna putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan makanan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

    Umumnya beras berwarna putih, walaupun ada juga beras yang berwarna merah. Padi yang termasuk keluarga rumput-rumputan ini ditanam dari bijinya secara langsung atau melalui persemaian dahulu.

    Gambar 2.4 Tanaman Padi

    Gaambaran Umum Microsoft Visual Basic

    Microsoft Visual Basic 6.0

    Menurut Minarni dan Hidayat (2013:30)[3], Visua Basic pada dasamya adalah sebuah bahasa pemograman komputer, juga sering disebut sarana (tool) untuk menghasilkan program-program aplikasi berbasiskan windows. Basic merupakan pengembangan terakhir dari bahasa basic. Visual Basic 6.0 memiliki kelebihan- kelebihan yang tidak dimiliki oleh versi sebelumnya. Kelebihannya antara lain kompiler (proses compile) dapat dilakukan dengan cepat, mendukung kontrol data objek yang baru, mendukung berbagai macam database, pembuatan laporan yang lebih mudah dan mendukung pengaksesan terhadap internet.

    Menurut Madcoms (2010:2)[7], Microsoft Visula Basic 6.0 merupakan bahasa pemrograman yang cukuo popular dan mudah untuk diplajari. Program dengan aplikasi GUI (Graphical User Interface) atau program yang memungkinkan pemakai computer berkomunikasi dengan computer tersebut dengan menggunakan modus grafik atau gambar

    Gambar 2.5 Visual Basic 6.0

    Komponen Visual Basic

    Menurut Minarni dan Hidayat (2013:30)[3], adapun komponen-komponen yang terdapat pada Visual Basic antara lain:

    1. Control Menu

      Control menu adalah menu yang digunakan terutama untuk memanipulasi jendela Visual Basic. Berikutnya akan muncul control menu, dimana kita bisa memilih salah satu dari perintah berikut ini:

      1. Restore

        Mengubah ukuran jendela ke ukuran sebelumnya.

      2. Move

        Untuk memindahkan letak jendela.

      3. Size

        Untuk mengubah ukuran jendela.

      4. Minimize

        Untuk meminimalkan ukuran jendela.

      5. Maximaze

        Untuk memaksimalkan ukuran jendela.

      6. Close

        Untuk menutup jendela.

    2. Menu

      Menu merupakan daftar perintah- perintah yang dikelompokkan dalam kriteria tertentu yang berfungsi untuk melaksanakan sebuah perintah. Visual Basic 6.0 terdapat tiga belas menu utama yaitu File, Edit, View, Project, Format, Debug, Run, Query, Diagram, Tools, Add-In, Windows dan Help.

    3. Toolbar

      Toolbar merupakan kumpulan tombol yang dapat melakukan sebuah perintah dengan cepat. Fungsi toolbar hampir sama dengan menu hanya toolbar berbentuk tombol-tombol yang susunannya tidak secara bertingkat. Contoh toolbar tersebut antara lain Add Form, Menu Editor, Save, Cut, Copy dan lain sebagainya.

    4. Form

      Form adalah tempat untuk meletakkan objek-objek yang digunakan untuk melaksanakan perintah yang diberikan. Pada bagian kanan atas form terdapat tombol Minimize, Maximize / Restore dan Close yang digunakan untuk mengatur tampilan jendela form.

    5. Windows Code

      Windows code adalah jendela tempat menuliskan kode program. Semua kode perintah pada jendela ini. Pada windows code terdapat fasilitas kode editing yang cukup lengkap.

    6. Tool Box

      Toolbox merupakan kumpulan object yang digunakan untuk merancang sebuah output program. Karena masing- masing object mempunyai sifat yang khas, dan dengan sifat yang khas tersebut kita tinggal memberikan kontrolnya, sehingga menjadi suatu aplikasi program yang kita inginkan, maka object ini disebut dengan control. kita bisa menambahkan control yang lain ke dalam toolbox jika diperlukan. Penambahan control ini dimungkinkan jika ada beberapa fungsi atau object yang diperlukan ternyata tidak ada dalam toolbox tersebut.

    7. Project Explorer

      Project explorer digunakan untuk melihat bagian-bagian proyek pembuatan aplikasi. Bagian-bagian tersebut dapat berupa project, form, data environment dan data report. Project explorer ini berbentuk menu tree sehingga mempermudah dalam pengaksesannya. Pada jendela explorer terdapat tiga tombol kontrol tampilan antara lain window code untuk menampilkan kode, window project untuk menampilkan dalam bentuk visual dan toggle folder untuk pengelompokan jenis objek.

    8. Windows Properties

      Window properties menampilkan semua properti dari obyek yang digunakan. Kita dapat mengubah setiap properti dari objek yang ada melalui jendela ini.

    9. Windows Form Layout

      Windows form layout digunakan untuk mengatur letak form pada layar monitor.

    Gambaran Microsoft Access

    Microsoft Access

    Menurut Menurut Minarni dan Hidayat (2013:77)[3], Microsoft Access hanya mampu digunakan untuk mengolah satu file database. Tabel merupakan tempat untuk menyimpan data yang telah diolah dan mempunyai suatu tema tertentu, misalnya data siswa, data pegawai dan sebagainya.

    Menurut Mangkulo (2010:1)[8], MMicrosoft Access adalah salah satu program aplikasi database produksi dari Microsoft. Microsoft Access merupakan bagian dari aplikasi Microsoft Office. Microsoft Access sering digunakan pada pengembangan aplikasi database, khususnya database berskala kecil.

    Pohon Keputusan (Decision Tree)

    Menurut Han et al. (2012, p330)[9], pohon keputusan (decision tree) merupakan salah satu metode klasifikasi yang menggunakan representasi struktur pohon (tree) yang setiap internal node (non-leaf node) merepresentasikan atribut, cabangnya merepresentasikan nilai dari atribut, dan daun (leaf node atau terminal node) merepresentasikan kelas.Node yang paling atas dari decision tree disebut sebagai root.

    Definisi Flowchart

    Menurut Adelia (2011:116)[10], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart menolong analyst dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

    Menurut Sulindawati (2010:8)[11], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengopersian.

    Menurut Tiara (2013:82)[2], “Flowchart atau diagram alur adalah suatu alat yang banyak digunakan untuk membuat algoritma, yakni bagaimana rangkaian pelaksanaan suatu kegiatan. Suatu diagram alur memberikan gambaran dua dimensi berupa simbol-simbol grafis. Masing-masing simbol telah ditetapkan terlebih dahulu fungsi dan artinya.”

    Jenis-Jenis Flowchart

    Menurut Sulindawati (2010:8)[11], Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

    1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
      Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistemsecara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sistem.
      Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).
    2. Flowchart Paperwork (Document Flowchart)
      Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat atau disimpan.
    3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
      Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standart, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripeheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
      Flowchart Skemantik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh sesorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.
    4. Flowchart Program (Program Flowchart)
      Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan Flowchart Program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analisa sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.
    5. Flowchart Proses (Process Flowchart)
      Flowchart Proses merupakan teknikmenggambarkan rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, Flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan.

    Konsep Dasar Testing

    1. Definisi Testing
    2. Menurut Rizky dalam Tiara (2013:85)[2], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

      Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

      1. Verifikasi
        Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.
      2. Validasi
        Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

      Definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:

      1. Failure
        Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.
      2. Fault
        Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.
      3. Error
        Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.
      4. Incident
        Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dantidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.
    3. Acuan Dan Pengukuran Testing
    4. Menurut Rizky dalam Tiara (2013:86)[2], “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

      Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

      1. Waktu
        Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.
      2. Biaya
        Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.
      3. Kinerja testing
        Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.
      4. Kerusakan
        Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.
    5. Tipe Dan Teknik Testing
    6. Menurut Rizky dalam Tiara (2013:88)[2], “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.

      Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

      1. White Box Testing
      2. Menurut Rizky dalam Tiara (2013:88), [2], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testingyang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

      3. Black Box Testing

      Menurut Rizky dalm Tiara (2013:89)[2], "Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar."

      Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

      1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.
      2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.
      3. Hasil dari blackbox testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.
      4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

      Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain:

      1. Equivalence Partitioning
        Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.
      2. Boundary Value Analysis
        Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.
      3. Cause Effect Graph
        Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.
      4. Random Data Selection
        Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.
      5. Feature Test
        Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dariperangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunaksistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guruyang akan malakukan entri nilai.

    Elisitasi

    Menurut Saputra (2012:51)[12], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuatberdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dandisanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metodewawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

    1. Tahap I
      Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. Tahap II
      Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential,maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
    3. Tahap III
      Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:
      1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan.
      2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
      3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
      2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
      3. Low (L) : Mudah dikerjakan.
    4. Final Draft Elisitasi
      Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    Konsep Dasar Literature Review

    Definisi Literature Review

    Menurut Semiawan (2010:104)[13], “Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

    Menurut Tiara (2013:95)[2], “literature review adalah analisa sistem berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari peneliti yang sedang dilakukan terhadap suatu bagian keilmuan.”

    Tujuan Literature Review

    Menurut Yuniarti (2012:3)[14], studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolok ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu.

    Daftar Pustaka (Literature Review)

    Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas, yaitu :

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Adhinta Nicho Pratama dan Sukadi. Penelitian ini adalah berjudul ”Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Hama Dan Penyakit Tanaman Padi”. IJCSS Vol 10 No. 02 2013. Pertanian mempunyai arti yang penting bagi kehidupan manusia, selama manusia hidup, selama itu juga pertanian tetap akan ada. Hal itu disebabkan karena makanan merupakan kebutuhan manusia paling pokok selain udara dan air. Makanan merupakan hasil dari pertanian yang mana setiap tahun kebutuhan akan makanan semakin meningkat karena populasi manusia terus bertambah. Secara khusus beras merupakan hasil dari tanaman padi yang digunakan sebagai makanan pokok manusia. Hal yang sering terjadi, banyak kerugian yang diakibatkan karena adanya penyakit tanaman yang terlambat untuk didiagnosis dan sudah mencapai tahap yang parah dan menyebabkan terjadinya gagal panen.Pada penelitian ini akan dibuat suatu aplikasi sistem pakar yang memberikan informasi mengenai hama penyakit tanaman dan dapat mendiagnosis gejala–gejala penyakit tanaman, khususnya tanaman padi, sekaligus memberikan solusi penanggulangannya, yang nantinya dapat digunakan untuk mengurangi atau memperkecil resiko kerusakan tanaman. Implementasi sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan untuk penyimpanan datanya menggunakan microsoft acces 2007.
    2. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Sani Sembiring. Penelitian ini adalah berjudul “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Dan Hama Tanaman Padi”. ISSN Vol. 3 2013. Seiring kemajuan zaman dan perkembangan teknologi sangat pesat menuntun adanya sistem kerja yang cepat, efektif dan efesien sehingga diperlukan suatu teknologi yang dapat mewujudkan hal tersebut terutama dalam diagnosis penyakit dan hama tanaman padi dan penanggulangannya. Pengetahuan tentang hama-hama padi dan penanggulangannya hanya berdasarkan pengalaman, penyuluhan dan belum bersifat komputerisasi yang dalam sesuatu waktu dapat dengan mudah menambah data baru tentang penyakit dan hama terbaru dengan solusi penanggulangannya tanpa harus membuat data tersebut hanya pada buku. Sehingga penulis ingin membantu dalam hal pengembangan media pengetahuan tentang perkembangan dan solusi hama pada tanaman padi tersebut dengan menggunakan bantuan komputer beserta dengan aplikasi pendukungnya tersebut, guna menciptakan data yang akurat dan up to date (berkembang) seiring dengan bertambahnya waktu atas perkembangan atau penemuan panyakit dan hama baru pada tanaman padi, berikut dengan bagaimana tahap atau proses penanggulangan panyerangan penyakit dan hama pada tanaman padi tersebut. Sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan untuk penyimpanan datanya menggunakan microsoft acces 2007.
    3. Penelitian yang dilakukan oleh Rika Sofa, Dini Destiani dan Ate Susanto. Penelitian ini adalah berjudul “Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi”. ISSN Vol. 09 No.03 2012. Tanaman padi yang dapat diserang berbagia macam penyakit, penyakit tersebut dapt diketahui dari gejala-gejala yang ditimbulkannya. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat jenis dari penyakit yang menyerang padi tersebut diperlukan seorang pakar/ ahli di bidang pertanian khususnya tanaman padi.oleh karena itu pendiagnosisan terhadap penyakit pada tanaman padi harus dilakukan secepat dan seakurat mungkin, dikarenakan penyakit pada tanaman tersebut dapat dengan cepat menyerang serta menyebar keseluruhan. Dalam hal ini peran seorang expert atau pakar sangat diandalkan untuk mendiagnosis dan menentukan jenis penyakit serta memberikan cara pengendalian guna mendapatkan solusinya. Sistem pakar ini diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan dalam mendiagnosis penyakit tanaman padi, yang didasarkan pada gejala-gejala yang ditemukan di lapangan yang dapat dijadikan sebagai alat bantu (tool) bagi seorang ahli pertanian yang betugas sebagai penyuluh khususnya di bidang produksi tanaman pangan khususnya seksi hama dan penyakit padi. Sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan untuk penyimpanan datanya menggunakan microsoft acces 2007.
    4. Penelitian yang dilakukan oleh Windy Sentanu (2014). Penelitian ini adalah berjudul “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Gangguan Jaringan Lan”. Kecerdasan Buatan merupakan salah satu bidang dalam ilmu komputer yang ditujukan pada pembuatan software dan hardware yang dapat berfungsi sebagai sesuatu yang dapat berfikir seperti manusia. Salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang sedang mengalami perkembangan akhir–akhir ini adalah sistem pakar, sistem pakar (Expert System) merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Sistem pakar didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemprograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan para ahli. Jaringan LAN (Local Area Network) merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN sering digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan untuk mempermudah komunikasi dan sharing data pada area lokal. Aplikasi sistem pakar ini digunakan untuk mendiagnosa gangguan-gangguan yang terjadi pada jaringan LAN, dengan menggunakan metode forward chaining diharapkan dapat mempermudah mengetahui gangguan yang dialami. Sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan untuk penyimpanan datanya menggunakan microsoft acces 2007.
    5. Penelitian yang dilakukan oleh Heru Junedi (2014). Penelitian ini adalah berjudul “Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Sambungan Telepon”. Sistem Pakar adalah salah satu cabang dari artificial intelegence yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia oleh seorang pakar dan dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan di semua bidang. Seorang pakar adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. Sifat utama sistem pakar adalah ketergantungan sistem ini pada pengetahuan manusia dalam suatu bidang dalam menyusun strategi pemecahan persoalan yang dihadapi oleh sistem. Teknologi sistem pakar ini meliputi bahasa sistem pakar, program dan perangkat keras yang dirancang untuk membantu pengembangan dan pembuatan sistem pakar. Sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan PHP dan untuk penyimpanan datanya menggunakan MYSQL.
    6. Penelitian yang dilakukan oleh Adrian Rizaldi (2014). Penelitian ini adalah berjudul “Sistem Pakar Identifikasi Karakter Siswa Dalam Menentukan Konsentrasi Belajar Dengan Metode Forward Chaining Pada Sma Yuppentek 1 Kota Tangerang”. Teknologi informasi merupakan sebuah media atau sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna.media konsultasi Dalam bidang pendidikan kegiatan konsultasi biasa dilakukan dengan cara bertatap muka. Hal ini dapat menimbulkan masalah bagi Siswa SMA Yuppentek 1 Tagerang jika Siswa yang ingin berkonsultasi diharuskan bertemu misalnya karena banyaknya Jumlah Siswa Kelas X Pada SMA Yuppentek 1 Tangerang Yang berjumlah 334 Siswa Pria Dan Wanita. Solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan membuat suatu media konsultasi yang dapat diakses oleh masyarakat dan siswa yang tidak tergantung dengan jarak dan waktu yaitu dengan suatu media konsultasi yang dapet di akses melalui Internet. Saat ini Website tidak hanya digunakan sebagai alat Informasi, namun lebih dari sekedar itu, Website dapat digunakan untuk mengolah pengetahuan sehingga proses pengambilan keputusan dapat lebih cepat dan akurat. Sebuah teknik untuk membuat Program mampu mengolah pengetahuan telah diperkenalkan dan dikenal sebagai sistem pakar dengan Knowledege Base Web dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh manusia. Manusia dapat menjadikan website sebagai pengambil keputusan berdasarkan cara kerja otak manusia dalam mengambil keputusan banyak keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli, menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar. Sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan PHP dan untuk penyimpanan datanya menggunakan MYSQL.

    BAB III

    ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

    Gambaran Umum

    Sejarah Singkat

    Seiring tahun ke tahun kebutuhan akan bahan pokok makanan terus dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia bahan makanan yang dikonsumsi salah satunya adalah beras. Petani daerah caringin ngumbang salah satu pemasok bahan pokok makanan yaitu beras yang dihasilkan dari hasil panen padi dari para petani caringin ngumbang.

    Didalam pertanian daerah caringin ngumbang terdapat kelompok pertanian, kelompok ini dibentuk untuk memajukan pertanian daerah caringin ngumbang dan untuk mensejahterakan para petani caringin ngumbang dalam meningkatkan hasil panen dan memperkecil gagal panen. Kelompok pertanian caringin ngumbang terbentuk paada tahun 1998, yang terletak di jl.Caringin Ngumbang kp. Benteng Babakan kota Sukabumi.

    Struktur Organisasi

    Struktur organisasi merupakan suatu alat penting dalam sebuah organisasi atau kelompok karena untuk menunjukan pola antara hubungan-hubungan diantaranya yaitu berdasarkan fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya masing-masing. Adapun bagan struktur organisasi pada kelompok pertanian caringin ngumbang adalah sebagai berikut:

    Gambar 3.1 Sturktur Organisasi Kelompok Pertanian Caringin Ngumbang

    Tugas Dan Tanggung Jawab

    Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

    1. Ketua
      1. Memimpin kelompok pertanian Caringin Ngumbang
      2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan kelompok
      3. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan kelompok
    2. Seketaris
      1. Mencatat segala keputusan penting dalam setiap rapat
      2. Menindaklanjuti dan menyampaikan hasil rapat
      3. Menyiapkan surat menyurat dan pengarsipannya
    3. Bendahara
      1. Mengatur pemasukan dan pengeluaran keuanan kelompok atas persetujuan ketua
      2. Menyimpan arsip transaksi keuangan
      3. Menyususn laporan keuangan secara berkala

      Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

      Untuk menganalisa sistem yang berjalan pada penelitian ini menggunakan flowchart untuk menggambarkan proses yang berjalan saat ini.

      Proses Sistem Yang Berjalan

      1. Proses Diskusi
      2. Proses diskusi yaitu: petani pergi ke sawah, kemudian petani mengamati pertumbuhan, kemudian petani melakukan pengecekan seperti apakah terdapat bercak pada padi atau terjadi perubahan warna pada daun pada padi, lalu setelah pengamatan selesai dilakukan, bila terdapat perubahan yang berbeda seperti pada umumnya maka petani akan pergi berdiskusi ke pakar pertanian atau orang ahli dalam pertanian.

      3. Proses Terjadinya Penyuluhan
      4. Proses terjadinya penyuluhan yaitu: kelompok petani mengadakan rapat, membahasa masalah pertanian padi yang sedang dialami, mengudang seorang ahli/pakar kedalam rapat, jika hadir dalam rapat melakakan penyuluhan pertanian jika tidak hadir maka kelompok petani terus melakukan rapat yang sedang dijalani.

      Rancangan Sistem Yang Berjalan

      Flowchart yang berjalan :

      Gambar 3.2 Flowchart Diskusi Yang Berjalan Pada Kelompok Petani Caringin Ngumbang

      Gambar 3.3 Flowchart Terjadinya Penyuluhan Yang Berjalan Pada Kelompok Petani Caringin Ngumbang

      Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

      Permasalahan Yang Dihadapi

      Proses diskusi yang berjalan saat ini pada kelompok pertanian caringin ngumbang masih terbilang cukup lama melakukan proses diskusi, hal ini dikarenakan kurangnya pakar dalam daerah, dan jarak yang memisahkan dari tempat petani dan tempat pakar. Sehingga proses konsultasi memerlukan cukup waktu saat melakukan diskusi.

      Lamanya proses diskusi yang dilakukan berdampak lamanya penanggulangan yang akan dilakukan dalam menangani penyakit padi, sehingga gejalanya yang masih terlihat dibeberapa titik bisa menyebar lebih luas penyebaran gejala penyakit pada padi. Jika terjadi penyebaran penyakit yang luas akan berdampak pada produktivitas yang menurun karena lambatnya dalam penanggulangan.

      Dari permasalah-permasalahan yang telah dijelaskan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penanggulangan penyakit padi pada kelompok pertanian caringin ngumbang masih lambat.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      Setelah diatas dijabarkan permaslahan yang sedang dihadapi, maka penulis akan membuatkan alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalahnya adalah membuatkan “Sistem Pakar Diagnosa Dan Solusi Penanggulangan Penyakit Padi Pada Kelompok Pertanian Caringin Ngumbang”, dengan mendatangkan pakar dalam bentuk sistem para petani tidak perlu menempuh jarak yang jauh lagi dan tidak perlu menguras waktu lagi dalam perjalanan ke tempat pakar untuk melakakukan diskusi.

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap III

      Final Draft Elisitasi

      BAB IV

      RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

      Usulan Proses Yang Baru

      Setelah mengadakan analisa pada proses yang sedang berjalan pada kelompok pertanian Caringin Ngumbang, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan yang bertujuan untuk mempermudah dan membantu proses diskusi yang berjalan saat ini, yaitu mendatangkan pakar yang jauh menjadi dekat melalui sebuah sistem pakar. Berdasarkan usulan tersebut perlunya perubahan diskusi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam sistem yang baru telah ditentukan.

      Dalam menganalisa usulan proses baru pada penelitian ini digunakan flowchart untuk menggambarkan proses yang berada dalam sistem baru yang akan dibuat.

      Flowchart Rancangan Yang Diusulkan

      Adapun flowchart rancang sistem yang diusulkan, yang akan menggambarkan proses-proses dalam sistem yang akan dibuat.

      1. Flowchart Proses Diskusi Diusulkan
        Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan oleh petani untuk melakukan diskusi. gambar flowchart dari proses diskusi dapat dilihat pada gambar 4.1.
      2. Gambar 4.1 Flowchart Diskusi Diusulkan

      3. Flowchart Menu Utama
        Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pengguna, petugas dan admin untuk menggunakan program pada “Sistem Pakar Diagnosis Dan Solusi Penanggulangan Penyakit Tanaman Padi Pada Kelompok Pertanian Caringin Ngumbang”. Gambaran flowchart menu utama dapat dilihat pada gambar 4.2.
      4. Gambar 4.2 Flowchart Menu Utama

      5. Flowchart Login
        Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh admin atau petugas dalam proses login. Gambaran flowchart login dapat dilihat pada gambar 4.3.
      6. Gambar 4.3 Flowchart Login

      7. Flowchart Menu Admin
        Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh admin untuk melakukan penambahan petugas baru atau menghapus petugas. Gambaran flowchart dari menu admin dapat dilihat pada gambar 4.4.
      8. Gambar 4.4. Flowchart Menu Admin

      9. Flowchart Tambah Petugas
        Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh admin untuk menambah petugas. Gambaran flowchart dari menambah petugas dapat dilihat pada gambar 4.5.
      10. Gambar 4.5. Flowchart Tambah Petugas

      11. Flowchart Hapus Petugas
        Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh admin untuk menghapus petugas. Gambaran flowchart dari hapus petugas dapat dilihat pada gambar 4.6.
      12. Gambar 4.6. Flowchart Hapus Petugas

      13. Flowchart Menu Petugas
        Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh petugas dalam menu petugas. Gambaran flowchart dari menu petugas dapat dilihat pada gambar 4.7.
      14. Gambar 4.7. Flowchart Menu Petugas

      15. Flowchart Menu Gejala
        Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh petugas dalam menu gejala. Gambaran flowchart dari menu gejala dapat dilihat pada gambar 4.8.
      16. Gambar 4.8. Flowchart Menu Gejala

      17. Flowchart Menu Penyakit
        Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh petugas dalam menu penyakit. Gambaran flowchart dari menu penyakit dapat dilihat pada gambar 4.9.
      18. Gambar 4.9. Flowchart Menu Penyakit

      19. Flowchart Menu Solusi
        Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh petugas dalam menu solusi. Gambaran flowchart dari menu solusi dapat dilihat pada gambar 4.10.
      20. Gambar 4.10. Flowchart Menu Solusi

      21. Flowchart Menu Diagnosa
        Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang bisa dilakukan pengguna dalam menu diagnosa. Gambaran flowchart dari menu diagnosa dapat dilihat pada gambar 4.11.
      22. Gambar 4.11. Flowchart Menu Diagnosa


      23. Flowchart Menu About
        Flowchart yang menggambarkan isi dalam menu about. Gambaran flowchart dari menu about dapat dilihat pada gambar 4.12.
      24. Gambar 4.12. Flowchart Menu About

      25. Flowchart Menu Pesan
        Flowchart yang menggambarkan langkang-langkah untuk pengguna member pesan dalam menu pesan. Gambaran flowchart dari menu pesan dapat dilihat pada gambar 4.13.
      26. Gambar 4.13. Flowchart Menu Pesan

      Analisis Alur Data

      Analisis alur data sistem pakar ini yang tediri dari analisis tabel keputusan, analisis pohon keputusan, pembentukan aturan dan Production Rules. Didalam analisis tabel keputusan terdapat tabel keputusan, tabel gejala, tabel penyakit, dan tabel solusi. Data tabel diperoleh dari berbagai sumber informasi dari hasil wawancara dengan pakar, dan jurnal yang telah ada.

      Analisis Tabel Keputusan

      Tabel keputusan digunakan sebagai acuan dalam membuat pohon keputusan dan kaidah yang digunakan. Berikut tabel keputusan pada sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi.

      Tabel 4.1 Tabel Keputusan

      Tabel 4.2 Tabel Penyakit

      Tabel 4.3 Tabel Gejala

      Tabel 4.4 Tabel Solusi

      Analisis Pohon keputusan

      Analisis pohon keputusan merupakan suatu rancangan yang digunakan untuk membangun sistem sebuah sistem pakar. Di dalam diagram pohon keputusan akan dicari solusi akhir dari setiap penelusuran. Diagram pohon keputusan akan mempermudah untuk menyusun basis pengetahuan dan aturan dari setiap penelusuran diagnosis penyakit tanaman padi

      Gambar 4.14.Pohon Keputusan

      Pembentukan Aturan (Rule)

      Aturan dibuat berdasarkan diagram pohon keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan aturan dapat dengan mudah mengetahui hasil akhir berdasarkan aturan-aturan yang ada. Pembentukan aturan menurut diagram pohon keputusan pada tabel 4.5, yaitu :

      Tabel 4.5 Tabel Pembentukan Aturan

      Production Rule (Aturan Produksi)

      Production rulesi ni pada dasarnya berupa antecedent dan konsekuen. Antecedent yaitu bagian yang mempresentasikan situasi atau premis (pernyataan berawalan IF) dan konsekuen yaitu bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diterapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).

      Berikut merupakan aturan produksi yang digunakan :

      Aturan 1.
      IF Terdapat Bercak AND
      Bercak berwarna kelabu dengan pinggir berwarna coklat AND
      Bercak berbentuk belah ketupat
      THEN Penyakit Blas
      Aturan 2.
      IF Terdapat Bercak AND
      Bercak berwarna kelabu dengan pinggir berwarna coklat AND
      Bercak berbentuk oval
      THEN Penyakit Bercak Coklat


      Aturan 3.
      IF Terdapat Bercak AND
      Terjadi Perubahan Warna Daun AND
      Helaian daun dan pelepah dau memendek AND
      Berkurang jumlah anakan
      THEN Penyakit Tungro
      Aturan 4.
      IF Terdapat Bercak AND
      Terjadi perubahan warna daun AND
      Helaian daun dan pelepah daun memendek AND
      Banyak anakan sehingga menyerupai rumput AND
      Daunnya sempit dan kaku
      THEN Penyakit Kerdil Rumput
      Aturan 5.
      IF Terdapat Bercak AND
      Terjadi perubahan warna daun AND
      Busuknya pelepah daun dan berubah menjadi coklat AND
      Tangkai menjadi lunak dan busuk AND
      Tanaman rebah dan mudah dicabut
      THEN Penyakit Busuk Akar
      Aturan 6.
      IF Terdapat Bercak AND
      Terjadi perubahan warna daun AND
      Helaian daun melengkung AND
      Daun mengering
      THEN Penyakit Hawar Daun Bakteri (Kresek)
      Aturan 7.
      IF Terdapat Bercak AND
      Terdapat garis-garis membujur berwarna hijau gelap AND
      Kondisi lembab bercak memanjang dan melebar
      THEN Penyakit Bergaris
      Aturan 8.
      IF Terdapat Bercak AND
      Bercak berbentuk bulat memanjang sepeti berlian AND
      Bercak berkembang sampai bentuk elip yang besar dan bulat
      THEN Penyakit Daun Terbakar

      Perancangan Database

      Spesifikasi File Data

      Class Diagram Yang Diusulkan

      Rancangan Prototype

      Konfigurasi Sistem

      Spesifikasi Hardware

      Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu:

      1. Processor  : Intel Core i5
      2. Monitor  : Accer 14”
      3. Mouse  : Ps2
      4. RAM  : 2 GB
      5. HD  : 150 GB
      6. Keyboard  : Compatible Ps2

      Aplikasi Yang Digunakan

      Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

      1. Sistem Operasi Windows 7
      2. Microsoft Office 2003
      3. Microsoft Visual Basic 6.0

      Hak Akses

      Untuk mengoperasikan atau mengolah data pada sistem ini hanya dapat dilakukan oleh:

      1. Admin
      2. Petugas
      3. Pengguna

      Testing

      Metode Implementasi

      Implementasi program Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Padi pada kelompok petani Caringin Ngumbang dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

      Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan outputyang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

      Pengujian Blackbox

      Evaluasi

      Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian diatas. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang membantu.

      Schedulle Implementasi

      Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:

      Tabel 4.17.Schedulle Implementasi

      Estimasi Biaya

      Tabel 4.18.Estimasi Biaya

      BAB V

      PENUTUP

      Kesimpulan

      Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai Sistem Pakar Diagnosis Dan Solusi Penanggulangan Penyakit Tanaman Padi Pada Kelompok Pertanian Caringin Ngumbang adalah sebagai berikut:

      1. Cara mendeteksi penyakit tanaman padi dalam kelompok ini masih berjalan tradisional dengan cara petani datang ke rumah pakar yang bersangkutan maka diperlukan sebuah sistem yang dapat mendeteksi seperti seorang pakar.
      2. Solusi yang diberikan kepada kelompok ini masih berjalan tradisional dengan cara berdiskusi kepada pakar yang bersangkutan maka di perlukan sebuah sistem yang dapat memberikan solusi seperti seorang pakar.
      3. Dengan cara pengumpulan bahan gejala, penyakit dan solusi dari pakar dan referensi yang didapatkan kemudian di implementasi dalam sistem pakar ini menghasilkan suatu sistem yang dapat mempermudah mendeteksi penyakit tanaman padi bagi pengguna.

      Saran

      Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah:

      1. Perlunya diadakan pelatihan pengoperasian sistem pakar ini untuk petugas dan pengguna khusunya petugas yang akan berkontribusi dalam memperbarui solusi setiap gejala penyakit.
      2. Perlu ditambahkan gambar setiap di gejala yang berbeda untuk mempermudah mendeteksi gejala penyakit tanaman padi.

      Daftar Pustaka

      1. 1,0 1,1 1,2 Sutabri. Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi.
      2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 Tiara. Khanna. 2013. Sistem Monitoring Inventory Control Pada Cv. Cihanjuang Budi Jaya. Tangerang: STMIK Raharja.
      3. 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 Minarni, dan Rahmad Hidaya. 2013. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Kerusakan Komputer Dengan Metode Backward Chaining. Padang: Institut Teknologi Padang . Vol 1 No 1. April 2013.
      4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 Abdul Sani Sembiring. 2013. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Dan Hama Tanaman Padi. Medan: STMIK Budi Darma. Vol 3. Maret 2013.
      5. Kusrini. 2010. Sistem Pakar Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.
      6. 6,0 6,1 6,2 Helmi Kurniawan, dan Iwan Fitrianto Rahmad. 2012. Perancang Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Pada Tanaman Cabe Dengan Metode Certainty Factor. Medan: STMIK Potensi Utama . Vol 5 No 2. Januari 2012.
      7. Madcoms. 2010. Mahir Dalam 7 Hari Microsoft Visual Basic 6.0. Yogyakarta: Andi.
      8. Hengky Alexander Mangkulo. 2010. Microsoft Access 2010 Untuk Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
      9. Han, J, Kamber, M, & Pei, J. 2012. Data Mining: Concepts And Techniques. Waltham: Morgan Kaufmann.
      10. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
      11. 11,0 11,1 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. PengantarAnalisa Perancangan “Sistem”. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
      12. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.
      13. Semiawan. Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
      14. Yuniarti. Evi, dkk. 2012. Kinerja Laporan Keuangan Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja. Lampung: Politeknik Negeri Lampung.


      Daftar Lampiran

      LAMPIRAN A :

Contributors

Imamfirmansyah