Koswara: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(Konsep Dasar Analisa Sistem)
(Konsep Dasar Perancangan Sistem)
Baris 811: Baris 811:
  
 
===Konsep Dasar Perancangan Sistem===
 
===Konsep Dasar Perancangan Sistem===
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">'''1. Definisi Perancangan Sistem'''</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227), “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut Al-Jufri (2011:141), “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu  proses perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi dan digunakan.</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">'''2. Tujuan Perancangan Sistem'''</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut Darmawan (2013:228), Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">'''3. Tahap-Tahap Perancangan Sistem'''</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut Al Jufri (2011:141), Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.3in"><p style="line-height: 2">1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici, Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">1. Diagram arus data (data flow diagram)</p></div>
 +
 
===Konsep Dasar Otomatis ===
 
===Konsep Dasar Otomatis ===
 
===Konsep Dasar Elisitasi===
 
===Konsep Dasar Elisitasi===

Revisi per 26 Februari 2016 07.06

PERANCANGAN ROBOT PENGECAT MENGGUNAKAN

ANDROID BERBASIS ARDUINO PADA PT. MARGA CIPTA PRESISI


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1133469570
NAMA
: DIAN KOSWARA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN ROBOT PENGECAT MENGGUNAKAN

ANDROID BERBASIS ARDUINO PADA PT. MARGA CIPTA PRESISI

Disusun Oleh :

NIM
: 1133469570
Nama
: DIAN KOSWARA
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
:Sistem Komputer
Konsentrasi
:Creative Communication And Innovative Technology

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, ..... 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN ROBOT PENGECAT MENGGUNAKAN

ANDROID BERBASIS ARDUINO PADA PT. MARGA CIPTA PRESISI

Dibuat Oleh :

Nim
: 1133469570
Nama
:DIAN KOSWARA

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang,.... 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
Jawahir,Ir.,MM
   
Sudaryono,Dr.,Ir.,M.Pd
NID : 03023
   
NID : 09006

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN ROBOT PENGECAT MENGGUNAKAN

ANDROID BERBASIS ARDUINO PADA PT. MARGA CIPTA PRESISI


Dibuat Oleh :

NIM
: 1133469570
Nama
: DIAN KOSWARA

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN ROBOT PENGECAT MENGGUNAKAN

ANDROID BERBASIS ARDUINO PADA PT. MARGA CIPTA PRESISI


Disusun Oleh :

NIM
: 1133469570
Nama
: DIAN KOSWARA
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication And Innovative Technology

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, .......... 2015
DIAN KOSWARA

NIM.1133469570



ABSTRAKSI

Pada jaman sekarang ini, seringkali kita melihat orang melakukan penyiraman tanaman secara manual, hanya dengan menggunakan tenaga manusia seperti penyiraman menggunakan ember dan selang penyemprot. Tanaman dan tumbuhan merupakan makhluk hidup penting yang tidak bisa terpisahkan dengan kehidupan manusia. Penyiraman berdasarkan pada kebutuhan tanaman akan air melalui suhu tanah, sehingga penyiraman yang dilakukan akan lebih terjadwal dan teratur. Untuk permasalahan tersebut, maka penulis mengembangkan suatu alat yang disebut penyiram tanaman menggunakan Soil Moisture Sensor sebagai sensor yang mampu mendeteksi intensitas air didalam tanah. Dan menggunakan Nodemcu sebagai pengontrolan dan penginputan database. Salah satu fasilitas yang ditawarkan adalah memonitoring tanaman dengan memanfaatkan layanan internet Ubidots. Ubidots dapat menjadi salah satu sarana positif untuk mengamati keadaan tanaman. Alat ini mampu secara otomatis menampilkan kelembaban tanah tanaman setiap 10 menit sekali.


Kata Kunci: : Soil Moisture Sensor , Ubidots , Nodemcu

ABSTRACT

In today’s, we often see people doing the watering plants manually, using only human power such as watering using a bucket and hose. Plants and herbs is an important living things that can not be separated from human life. Watering based on crop needs water through soil temperature, so watering is done will be scheduled and organized. For these problems, theauthors developed a tool called watering Soil Moisture Sensor uses a sensor capable of detecting the intensity of water in the soil. And use Nodemcu as controlling and inputting database. One of the facilities offered is monitoring the plant by utilizing internet services Ubidots. Ubidots can be one positive means to observe the state of the plant. This tool is able to automatically display the plant soil moisture every 10 minutes.


Keywords : Soil Moisture Sensor , Ubidots , Nodemcu


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Kuliah Kerja Praktek Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Perguruan Tinggi Raharja
  4. Bapak Jawahir,Ir.,MM selaku Dosen Pembimbing 1, yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan serta saran-saran kepada penulis sehingga Laporan Skripsi ini bisa penulis selesaikan
  5. Bapak Hendra Kusumah S.Kom selaku Dosen Pembimbing 2, yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan serta saran-saran kepada penulis sehingga Laporan Skripsi ini bisa penulis selesaikan
  6. Bapak Udiarto sekalu Stakeholder dalam dilakukannya skripsi ini.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  8. Kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material.
  9. Terimakasih kepada ThePillars,Kuhitech dan Teman-Teman seperjuangan yang telah memberikan saya semangat dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
  10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.



Tangerang, ..... 2016
Marina Hartono
NIM. 1131468927

Daftar isi

DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)

 

DAFTAR SIMBOL ELEKTRONIKA

 

DAFTAR TABEL


 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Tertutup



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengecatan adalah sebuah cara atau proses untuk membuat lapisan cat tipis (cair atau bubuk) diatas benda, tembok atau media lainnya kemudian membuat lapisan cat ini mengeras dengan cara mengeringkannya. Material seperti baja, alumunium, kayu, beton dan plastik. Dapat menurun kualitasnya atau rusak dengan mudah oleh erosi. Akan tetapi permukaan ini dapat dilindungi dengan cat yang dapat melindungi hingga material tersebut bertahan lebih lama. Sering kali kita melihat cara orang mengecat atau pengecatan dilakukan secara manual, hanya dengan menggunakan kuas cat, kuas roll. Oleh sebab itu maka harus ada suatu alat yang dapat bekerja melakukan pengecatan dengan bantuan robot.

Saat ini bidang teknologi sangat dibutuhkan. Karena dalam bidang ini terdapat beberapa sistem yang mampu membantu mempermudah perkerjaan manusia yang salah satunya perancangan robot pengecat.

Untuk permasalahan tersebut penulis mengembangkan suatu alat yang disebut robot pengecat. Dengan berbasis android sebagai alat pengatur. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis ingin mengembangkan alat yang berjudul “PERANCANGAN ROBOT PENGECAT MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS ARDUINO PADA PT. MARGA CIPTA PRESISI”.

Rumusan Masalah

Dalam perumusan masalah diatas, memuat uraian secara rinci dari permasalahan yang diindentifikasi pada latar belakang, adapun rumusan masalah dalam penilitian ini sebagai berikut :

  1. Bagaimana merancang alat robot pengecat menggunakan Android berbasis Arduino uno pada PT. Marga Cipta Presisi?

  2. Bagaimana membuat program dan alat robot pengecat untuk melakukan pengecat secara otomatis menggunakan Android?

Ruang Lingkup Penelitian

Dari permasalahan yang ada maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada

Perancangan sistem robot pengecat menggunakan Android berbasis Arduino uno. Robot pengecat dapat melakukan kinerja secara otomatis dengan perintah program yang telah dibuat di Android dan melakukan pengecatan secara otomatis untuk memudahkan pekerja yang sebelumnya dilakukan manual.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan individual

  1. Untuk memenuhi syarat kelulusan skripsi
  2. Menerapakan ilmu yang didapat dari jurusan Sistem Komputer.
  3. Memberikan kepuasan karena dapat mencipatakan suatu yang bermanfaat untuk Perguruan Tinggi Raharja dan PT. Marga Cipta Presisi.

2. Tujuan Fungsional

a. Merancang atau membuat robot pengecat dengan menggunakan android sebagai alat perintah dan program untuk alat itu langsung melakukan pengecatan secara otomatis.

3. Tujuan Operasional

a. Untuk memudahkan kinerja pengecatan yang sebelumnya dilakukan secara manual seperti menggunakan kuas cat dan kuas roll.

b. Untuk memotong waktu untuk pengecatan oleh satu atau beberapa orang pekerja.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini ialah :

1. Bagi Peneliti

a. Memaksimalkan dan meningkatkan inovasi dan kreatifitas dalam menciptakan sebuah karya yang mengimplementasikan ilmu teknologi informasi dan komunikasi.

b. Bentuk apresiasi dan kontribusi bagi pengembang teknologi aplikasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

c. Makin memudahkan untuk pengecatan yang umumnya dilakukan secara manual.

2.Bagi PT. Marga Cipta Presisi

a. Membantu meningkatkan kinerja para pekerja.

b. Memberikan rasa mudah dan nyaman bagi pekerja saat bekerja.

c. Menghemat tenaga manusia karena alat ini bersifat otomatis

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)

    Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada PT. Marga Cipta Presisi yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian.

  2. Wawancara

    Merupakan metode pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Lerbin, 1992 dalam Hadi, 2007). Pada metode ini penulis melakukan proses Tanya jawab kepada beberapa narasumber pada objek penelitian yaitu PT. Marga Cipta Presisi. Dalam hal ini proses Tanya jawab dilakukan langsung kepada pegawai di kantor instansi tersebut.

  3. Metode Studi Pustaka

    Studi Pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi ini diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, tesis atau disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber lain. Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan memepelajari buku-buku dan literature yang ada seperti CCIT Journal Perguruan Tinggi Raharja.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan penelitian ini, maka dikelompokkan materi penulisan menjadi 5 (lima) bab yang masing-masing bagian saling berkaitan antara bab satu dengan bab yang lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, yaitu  :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, metode penelitian, tujuan perancangan, manfaat perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori-teori dasar yang akan mendukung pembahasan masalah, serta berfungsi untuk membangun rancangan. Uraian tersebut menjelaskan tentang konsep dasar sistem keamanan ruangan menggunakan sensor serta teori-teori arduino uno secara umum

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pembahasan dan perancangan sistem, serta cara kerja Sistem dan Mikrokontroler secara keseluruhan, simulasi sistem ini Mikrokontroler sebagai alat yang dapat diprogram sehingga dapat bekerja seperti yang kita inginkan.

BAB IV PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI

Pada bab ini merupakan penjelasan mengenai ujicoba dan analisa pengoperasian dari sistem yang dibuat dan dikembangkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Suatu konsep dasar sistem sangat diperlukan sebelum melakukan perancangan sistem. Untuk itu sebaiknya kita mengetahui konsep dasar sistem terlebih dahulu. Dimana pada definisi sistem terdapat 2 kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu dengan menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada elemennya.
1. Definisi Sistem

Menurut Hartono (2013:9), ”Sistem yang berarti himpunan dari berbagai macam bagian atau elemen, dengan saling berhubungan secara teroganisasi berdasarkan fungsi-fungsinya, menciptakan satu kesatuan”.

Menurut Taufiq (2013:2), “Sistem adalah suatu kumpulan pada sub-sub sistem yang abstrak maupun sistem yang fisik yang akan saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk memperoleh suatu tujuan tertentu”.

Menurut Sutarman (2012:13), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”

Menurut Jogiyanto yang mengutip dalam buku Yakub (2012:1), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari sebuah prosedur-prosedur yang saling berhubungan, saling berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu”.

Berdasarkan keempat definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20), “Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu sistem”. Adapun dari karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Komponen Sistem (Components)

Sistem terdiri dari sejumlah komponen dan saling berinteraksi, artinya dengan saling bekerja-sama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Sistem dapat memiliki sistem lebih besar atau disebut ‘supra sistem’.

b. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup pada sistem merupakan daerah yang membatasi diantara sistem yang satu dengan sistem yang lain atau sistem dalam lingkungan luarnya. Batasan sistem ini, memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai ‘satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan’.

c. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)

Bentuk apapun yang ada di luar batasan sistem (ruang lingkup) yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat bersifat merugikan sistem itu. Dengan demikian, lingkungan luar itu harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan yang merugikan harus dikendalikan supaya tidak mengganggu kalangsungan hidup sistem.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lainnya, disebut dengan penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk pada keluaran dari satu subsistem akan menjadi inputan untuk subsistem lain melalui penghubung sistem. Dengan demikian, dapat terjadi sebuah integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem (Input)

Energi dimasukan ke dalam sistem dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, dalam sebuah unit pada sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan ketika akan mengoperasikan suatu komputernya dan data merupakan signal input yang diolah untuk dijadikan suatu informasi.

f. Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan suatu inputan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah sebuah informasi. Informasi ini nanti akan digunakan sebagai inputan untuk pengambilan keputusan (hal yang menjadi input bagi subsitem lain).

g. Pengolahan Sistem (Process)

Sistem dapat mempunyai sebuah proses yang dapat mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh adalah sistem akuntansi. Kemudian dari sistem ini, akan mengolah dalam suatu data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan kepada pihak manajemen.

h. Sasaran Sistem (Objective)

Sistem mempunyai tujuan atau sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan atau sasaran yang pasti maka operasi sistem tidak ada gunanya. Sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang sudah direncanakan.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

a. Sistem Abstrak Dan Sistem Fisik

Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.

Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

b. Sistem Dapat Dipastikan Dan Sistem Tidak Dapat Dipastikan

Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

c. Sistem Tertutup Dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

d. Sistem Manusia Dan Sistem Mesin

Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya.

Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.


e. Sistem Sederhana Dan Sistem Kompleks

Sistem dilihat pada tingkatan kompleksitas dari masalah dibagi menjadi terdiri dari sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem dengan paling sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun juga sedikit. Adapun sistem kompleks yaitu sistem terdapat banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit. Contoh sistem sederhana adalah sistem pada sepeda, dan contoh sistem kompleks yaitu terjadi pada otak manusia.

f. Sistem Bisa Beradaptasi Dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi

Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.

g. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia

Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini,misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.

h. Sistem Sementara Dan Sistem Selamanya

Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

4. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5), tujuan sistem adalah sebagai sasaran atau hasil yang akan diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi atau lembaga dan sebagainya, pasti mempunyai tujuan yang bermanfaat minimal bagi dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan disekitarnya.

Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan, tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan dapat tercapai sesuai dengan sasarannya.

Begitu juga sistem yang baik merupakan sistem yang memiliki tujuan dengan jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan demikian, ada kemungkinan besar suatu sistem itu dapat tercapai sesuai dengan keinginan dari apa yang sudah dijadikan sasaran dan tujuannya.

5. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:27), Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

1. Mengenali Adanya Kebutuhan

Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.

2. Pembangunan Sistem

Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

3. Pemasangan Sistem

Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.

4. Pengoperasian Sistem

Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

5. Sistem Menjadi Usang

Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

Konsep Dasar Pengontrolan

1. Definisi Pengontrolan

Menurut Erinofiardi (2012:261)[1] , Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis).

Kontrol otomatis mempunyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian.

Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai sistem pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka (Open-loop Control System) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup (Closed-loop Control System).

2. Jenis – Jenis Pengontrolan

a. Sistem Kontrol Loop Terbuka

Menurut Erinofiardi (2012:261)[1] , sistem kontrol loop terbuka adalah suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.

Sumber : Erinofiardi (2012:261)

Gambar 2.3 Sistem Pengendali Loop Terbuka

Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

b. Sistem Kontrol Loop Tertutup

Menurut Erinofiardi (2012:261)[1], sistem kontrol loop tertutup adalah Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.

Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

Sumber : Erinofiardi (2012:262)

Gambar 2.4 Sistem Pengendali Loop Tertutup

Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

Konsep Dasar Sensor

1. Definisi Sensor

Menurut Franky Chandra (2011:32) “Sensor (tranduser) adalah peralatan yang digunakan untuk mengubah suatu besaran fisik menjadi listrik”. Sensor harus memiliki syarat-syarat berikut ini:

a. Sensitivitas tinggi sesuai besaran yang diukur.

b. Tidak sensitive pada besaran lain yang tidak diukur di sekitar tempat pengukuran.

c. Sifat objek tidak berubah karena penggunaan sensor.

Berikut adalah macam-macam sensor:

a. Sensor Mekanik

Sensor mekanik adalah sensor yang digunakan untuk mengubah besaran mekanik menjadi besaran listrik. Pada sensor mekanik, keluaan sensor berubah sesuai perubahan gaya atau perubahan jarak (perpindahan), linier maupun rotasi. Fungsi sensor mekanik bermacam-macam antara lain untuk mengukur panjang, luas aliran massa, gaya, torsi, tekanan, kecepatan, percepatan danpanjang gelombang akustik.

b. Sensor Optik

Sensor optik adalah sensor yang digunakan untuk mengubah besaran optik menjadi besaran listrik. Pada sensor optik, keluaran sensor berubah sesuai perubahan cahaya yang jatuh ke permukaan sensor. Fungsi sensor optik bermacam-macam, antara lain untuk mengukur intensitas cahaya, warna dan deteksi obyek.

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi prototype

Menurut Simarmata (2010:64),” Prototype adalah perubahan cepat didalam perancangan dan pembangunan prototype.

Menurut Wiyancoko (2010:120),” prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”. Dari beberapa pendapat yang dikembangkan diatas disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan produk dalam perancangan.

1. Prototype Jenis I

Prototype jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototype memuat semua elemen penting dari sistem baru. Langkah-langkah pengembangan prototype jenis 1 adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai

2. Mengembangkan prototype

3. Menentukan apakah prototype dapat diterima

4. Menggunakan prototype

2. Prototype Jenis II

Prototype jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototype tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting. Empat langkah pertama dalam pengembangan prototype jenis II sama seperti untuk prototype jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Mengkodekan semua sistem operasional

2. Menguji sistem operasional

3. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima.

4. Menggunakan sistem operasional

2. Pendekatan Prototype

Menurut Sasankar dan Vinay Chavan di dalam jurnal International Journal of Computer Science & Technology (2011:139) terdapat tiga pendekatan prototyping, yaitu:

a. THROW-AWAY

Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

b. INCREMENTAL

Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan ada satu tetapi dibagi dalam komponen-komponen lebih kecil yang terpisah ( independent ).

c. EVOLUTIONARY

Pada metode ini, prototype nya tidak dibuang tetapi digunakan untuk interasi berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

3. Kelebihan dan kekurangan prototype

Berikut ini adalah kelebihan prototype:

1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang user.

2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user.

3. User berperan aktif dalam pengembangan sistem

4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.

5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.

Berikut ini adalah kekurangan prototype :

1. User kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.

2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograan yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem..

3. Hubungan user dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:156), “Analisis Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

Menurut Rosa (2013:18), “Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Menurut Henderi (2011:322), “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.

2. Langkah-langkah Analis Sistem

Menurut Taufiq (2013:159) Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu., untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.

Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem Menurut Whitten L. Jeffery (2004) dalam Taufiq, Rohmat. 2013 :

1. Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase survey (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.

2. Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan.

3. Analisis Persyaratan, beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternatif, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.” Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.

4. Desain Logic, tidak semua proyek mencakup pengembangan model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.

5. Analisa Kebutuhan, dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah untuk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hampir selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227), “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Al-Jufri (2011:141), “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu proses perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi dan digunakan.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228), Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

3. Tahap-Tahap Perancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141), Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:

1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici, Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:

1. Diagram arus data (data flow diagram)

Konsep Dasar Otomatis

Konsep Dasar Elisitasi

Teori Khusus

Operating System Android

Konsep Dasar Mikrokontroler

Konsep Dasar Arduino

Konsep Dasar Motor Servo

Konsep Dasar Bluetooth

Konsep Dasar Motor DC

Konsep Dasar Literature Riview

BAB III

PEMBAHASAN

Tinjauan Organisasi

Sejarah Singkat RSUD KOTA TANGERANG

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang dibentuk berdasarkan perda Kota Tangerang No12 Tahun 2012 sebagai upaya tindak lanjut Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan komprehensif kepada masyarakat Kota Tangerang, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Pengembangan pelayanan di Rumah Sakit Umum Derah Kota Tngerang adalah pelayan berdasarkan standar Rumah Sakit Umum kelas C dengan kapasitas 300TT yang dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah sakit.

Rumah Sakit Daerah Umum Kota Tangerang berlokasi dipusat Kota Tangerang tepatnya Jl.n. Pulau Putri Raya No 101 Kelurahan Kepala Indah Kecamatan Tangerang. Pembangunan fisik RSUD telah dibuat dengan memperhatikan zoning dan rencana luar pelayanan sehingga tidak menyalahi aturan standar persyaratan yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan RI, yang aman bagi pasien dan pelanggan, serta efektif dan efisien.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang dibangun oleh pemerintahan Kota Tangerang melalui 2 (dua) tahap. Tahap pertama pada tahun 2012 yaitu tahap pembangunan struktur RS yang dilaksanakan sampai dengan lantai 5. Tahap kedua yaitu tahap penyelesaian ditambah 3 lantai sehingga menjadi 8 lantai dan selesai pembangunannya pada bulan November 2013, RSUD Kota Tangerang berdiri diatas lahan seluas 14.000 M2 dengan tinggi bangunan lantai 8, merupakan Rumah Sskit Tipe C non kelas, fasilitas yang disediakan terdiri dari Instalasi gawat darurat, Instalasi rawat jalan dengan 4 bidang spesifikasi dasar dan 6 bidang spesialistik tambahan lainnya, Instalasi rawat inap dengan 300 tempat tidur, HCU , ICU, PICU, NICU, OK, VK, Hemodialisa, Radiologi, Laboratorium, Farmasi, Rehabilitasi Medik, Ruang Jenazah, Workshop, Dapur, Laudry, CSSD, Ipal, Ruang Administrasi Rumah Sakit, Ruang Medical Report, dan Ruang Keamanan.

Visi, Misi dan Tujuan

Visi RSUD Kota TANGERANG

Menjadi Rumah Sakit Pilihan Masyarakat Kota Tangerang dengan pelayanan yang terbaik dan paripurna.

Misi RSUD Kota TANGERANG

  1. Mewujudkan Tata Kelola Kelembagaan yang Berkualitas dan Bersumber Daya Aparatur Yang Profesional
  2. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas
  3. Mewujudkan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Yang Berkualitas
  4. Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

Tujuan RSUD Kota TANGERANG

Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Struktur Organisasi

Sebuah Organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab, Serta untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkap fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi.
Tabel 3.1 Struktur Organisasi RSUD Kota Tangerang

Tugas dan Tanggung Jawab

Dari tabel struktur organisasi diatas, penulis hanya menjelaskan tentang tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi bagian maintenance, dikarenakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.Berikut penjelasan tugas dan tanggung jawabnya :

1. Direktur
Tugas :

Memastikan bahwa lingkungan kerja kondusif bagi para profesional kesehatan, khususnya para dokter dalam melakukan profesinya.

2. Tata Usaha
a.Bagian Umum

• Pelaksanaan kegiatan dibagian bidang administrasi perlengkapan

• Pelaksanaan kegiatan dibagian bidang administrasi perlengkapan

• Pelaksanaan kegiatan dibidang hubungan masyarakat

• Pelaksanaan kegiatan penanganan permasalahan hukum

b.Bagian Keuangan

• Pelaksanaan kegiatan dibidang administrasi keuangan

• Penyusunan usulan anggaran tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang beserta perubahan dan perhitungannya.

c.Bagian Kepegawaian

• Pelaksanaan kegiatan dibidang administrasi kepegawaian

• Pelaksanaan kegiatan dibidang pembinaan karier pegawai

• Pelaksanaan kegiatan dibidang disiplin pegawai

3. Pelayanan Medik
a. Pelayanan Medik

• Pelaksanaan pengendalian atas pelaksanaan pelayanan medic pada Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah, Instalasi perawatan Intensif, Instalasi Kebidanan, Instalasi Hemodialisa.

• Pengkorrdinasian pelayanan medic pada Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah, Instalasi perawatan Intensif, Instalasi Kebidanan, Instalasi Hemodialisa.

• Pembinaan pelaksanaan pelayanan medic pada Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah, Instalasi perawatan Intensif, Instalasi Kebidanan, Instalasi Hemodialisa.

b. Seksi Keperawatan

• Pelaksanaan pengendalian atas pelaksanaan Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah, Instalasi perawatan Intensif, Instalasi Kebidanan, Instalasi Hemodialisa.

• Pengkoordinasian pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan pada Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah, Instalasi perawatan Intensif, Instalasi Kebidanan, Instalasi Hemodialisa.

• Pembinaan pelaksanaan dan pelayanan keperawtan pada Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah, Instalasi perawatan Intensif, Instalasi Kebidanan, Instalasi Hemodialisa.

Tata Laksana Sistem Berjalan

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

1. Perancangan Prototipe

Prototipe Pengontrolan Pot Tanaman Pintar Berbasis Internet Of Things Pada RSUD Kota Tangerang, dalam perancangan prototipe ini disusun dengan menyerupai miniatur pot. Alat ini dilengkapi dengan komponen seperti: Nodemcu, sensor tanah, dan pompa air. Bahan dalam perancangan prototipe terbuat dari acrylic sebagai pembentuk miniatur pot.

Gambar 3.1 Perancangan Prototipe

2. Flowchart Sistem Yang Berjalan

Prosedur penyiraman dan monitoring pot tanaman pada RSUD Kota Tangerang, karyawan langsung menyiram dengan menggunakan selang dan monitoring masih dilakukan secara manual dengan cara mengecek tanaman seminggu sekali untuk melihat kondisi tanaman tersebut.

Berikut adalah flowchart sistem yang berjalan pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Flowchart Sistem Penyampaian Informasi

Dapat dijelaskan gambar 3.2 Flowchart sistem monitoring jamur diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart Sistem penyampaian informasi yang berjalan
  2. 1 (satu) simbol Data yang menyatakan proses input output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu : karyawan menyiapkan air
  3. 2 (Dua) simbol proses yang menyatakan sebuah proses menyiapkan dan merapikan peralatan penyiraman
  4. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah tanaman tersiram? Jika “ya” karyawan merapikan peralatan siram Jika “tidak” karyawan menyiram tanaman kembali sehingga tanaman tersiram.

3. Cara Kerja Alat

Cara kerja alat pot tanaman pintar Menggunakan Nodemcu Berbasis Internet Of Things Pada RSUD Kota Tangerang, nodemcu membaca kelembaban tanah dengan soil moisture sensor yang didapatkan dari imputan data analog pada nodemcu. Output pada nodemcu di tampilkan pada layanan penyimpanan data yaitu ubidot yang berfungsi menampilkan data analog dan statistic kelembaban tanah setiap 10 menit.

Untuk proses penyiraman akan dilakukan secara otomatis apabila kondisi kekeringan tanah >100, dan prosesnya dilakukan dengan menggunakan pompa air.

4. Blok Diagram

Berikut blok diagram berserta alur kerjanya untuk sistem Pot Tanaman pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Blok Diagram

Keterangan:

  1. soil moisture sensor merupakan perangkat yang di gunakan untuk mendeteksi kelembaban tanah
  2. Nodemcu memproses data yang sudah diperoleh oleh soil misture
  3. Sensor LM 53 merupakan perangkat yang di gunakan untuk mendeteksi suhu
  4. Wifi berfungsi untuk melakukan flash program pada nodemcu dan mentransfer data yang sudah diproses oleh nodemcu ke media internet
  5. Cloud media penyimpanan secara online
  6. Ubidot sebagai media informasi data sensor secara online
  7. Email sebagai media notifikasi

Pembuatan Alat

Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat adalah seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.3. Perancangan sistem keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:

a. Alat yang digunakan meliputi:

1. Laptop

2. Software Arduino

3. Software Fritzing ( Untuk Menggambar Schematik)

4. Software Microsoft Visio 2010

5. Solder Timah

6. Tang dan Obeng

7. Kabel Jumper

8. Papan PCB Bolong

b. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:

a. Nodemcu

b. Soil moisture sensor

c. Pompa Air

Perangkat Keras (Hardware)

1. Rangkaian Catu Daya

Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan.

2. Rangkaian Sensor

Soil Moisture Sensor merupakan sensor yang mampu mendeteksi intensitas air di dalam tanah. Sensor ini berupa dua buah paku konduktor cara kerja perubahan logam yang sangat sensitif terhadap muatan listrik. Kedua paku ini merupakan media yang akan menghantarkan tegangan analog yang nilainya relatif kecil. Tegangan ini nantinya akan diubah menjadi tegangan digital untuk diproses ke dalam mikrokontroler. Soil Moisture Sensor menggunakan LM393 chip Power supply: 3.3V atau 5V. Sensor ini terdiri dua probe untuk melewatkan arus melalui tanah, kemudian membaca resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban. Semakin banyak air membuat tanah lebih mudah menghantarkan listrik (resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering sangat sulit menghantarkan listrik (resistansi besar). Rangkaian dibawah ini merupakan konfigurasi sensor pada arduino, pada gambar dibawah ini dipasang 1 buah sensor. Sensor kelembaban berfungsi untuk mendeteksi kelembaban suatu tanah, cara kerja sensor tersebut mendeteksi berapa tinggi dari kelembaban atau kadar air didalam tanah.

Dalam penggunaan soil moisture sensor, sensor kelembaban pada nodemcu perlu diprogram terlebih dahulu agar dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.rangkapengujian ubidot.

3.Rangkaian pompa

Pompa adalah suatu rangkaian elektronika yang dikemas menjadi suatu instrumen, yang mempunyai fungsi sebagai penyedia aliran air dalam debit besar dengan prinsip kerja menghisap air yang tersedia dan mendistribusikan aliran air tersebut kepada setiap saluran keluaran air.

Gambar 3.6 Skema Rangkaian Pompa

Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Setelah proses rangkaian perangkat keras selesai dibuat langkah selanjutnya adalah membuat perancangan perangkat lunak, meliputi penulisan listing program yang akan disimpan atau ditanam di dalam mikrokontroler dengan menggunakan suatu software Arduino, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat.

1. Perancangan Software Arduino Uno

Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Dan berikut adalah gambar listing program keseluruhan yang digunakan dengan demikian

Baru sistem arduino dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.

Menggunakan arduino 1.0 yang digunakan untuk mengontrol pot tanaman pintar dengan menggunakan nodemcu, soil moisture sensor dan pompa air.

2. Konsep Perancangan Ubidot

Ubidot adalah suatu media penyimpanan data yang open scout yang memproses data analog dan digital yang di kirim oleh mikrokontroler seperti arduino dan raspberry. Ubidot menghasilkan data statistik dan analog secara online, kelebihan ubidot dapat di pasang lebih dari 3 sensor dan maksimal 5 sensor untk free user dan untuk lebih dari 5 sensor harus upgrade ke premium user.

Pada pengujian ubidot ini menggunakan 1 buah sensor, yaitu sensor kelembaban seperti yang di tunjukan pada gambar di bawah ini

Pada gambar di atas dalam web ubidot terdapat data sensor kelembaban yang di kirim oleh mikrokontroler nodemcu yang di kirim ke ubidot setiap 10 menit sekali.

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan dengan bapak Udiarto S.Kep selaku kepala ruangan IGD RSUD Kota Tangerang

Setelah mengamati dan meneliti permasalahan yang ada dapat dirincikansebagai berikut

  1. Penyiraman masih secara manual
  2. Memperlambat pekerjaan pegawai

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:

  1. Membuat suatu sitem pengontrolan dan monitoring tanaman secara online
  2. Membuat sistem yang dapat mengontrol lewat internet sehingga dapat memudahkan pegawai dalam memantau tanaman

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam tabel Elisitasi Tahap I sebagai berikut :

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Functional

No.

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem :

1

Sistem sederhana dan mudah di oprasikan

2

Penyampaian Informasi Efektif secara Real-Time

3

Bekerja secara Embedded System

4

Memberikan informasi data ketika melakukan akses.

5

Sistem menyiram dengan otomatis.

6

Sistem menyiram dengan tombol button

7

Sistem dapat diakses melalui Internet.

8

Sistem dapat diakses melalui Bluetooth

9

Sistem dapat diakses melalui Wifi

10

Data sensor di tampilkan dalam bentuk data statistik dalam web ubidot

11

Data sensor di tampilkan dalam bentuk data statistik dalam SMS

12

Data terekam dalam bentuk data base
Non Functional
NoSaya ingin sistem :

1

Berjalan dan memiliki keamanan yang baik.

2

Sistem berbasis internet of things

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

  1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting)
    Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
  2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting)
    Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
  3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi)
    Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE :

  1. T (Technical)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?
  2. O (Operational)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan elisitasi tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?
  3. E (Economic)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem?

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

  1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
  2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.
  3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.
Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan sistem Monitoring jamur menggunakan internet of thing Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

Tabel 3.7 Final Draft Elisitasi

Functional

No.

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem :

1

Sistem sederhana dan mudah di oprasikan

2

Penyampaian Informasi Efektif secara Real-Time

3

Bekerja secara Embedded System

4

Memberikan informasi data ketika melakukan akses.

5

Sistem menyiram dengan otomatis.

6

Sistem dapat diakses melalui Internet.

7

Sistem dapat diakses melalui Wifi

8

Data sensor di tampilkan dalam bentuk data statistik dalam web ubidot

9

Data terekam dalam bentuk data base
Non Functional
NoSaya ingin sistem :

1

Berjalan dan memiliki keamanan yang baik.

2

Sistem berbasis internet of things

Penyusun

 

(Marina Hartono)
NIM : 1131468927

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Jawahir, Ir., MM )
NID : 03023

(Hendra Kusumah S.Kom)
NID : 14017

Menyetujui,

Stakeholder Kepala Jurusan
(Udiarto)
NIK : 30.009.07.13
(Ferry Sudarto, S.Kom,.M.Pd.)
NIP : 079010

BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan, dapat di lihat pada sub bab berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Prototipe Pot Tanaman Pintar Berbasis Internet Of Things Pada RSUD Kota Tangerang untuk pengujian pada alat, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengujian Black Box Sistem

Pengujian Catu Daya

Pada rangkaian catu daya ini menggunakan 1 (satu) buah sumber input catu daya sebesar 12 volt, yang akan dikeluarkan terpisah sebagai output untuk memberikan tegangan kerja pada masing-masing rangkaian sebesar 5,0 volt dan 3,3 volt pada IC regulator SPX3819M5-L-3-3.

Pengujian Soil Moisture Sensor

Pada pengujian ini soil moisture sensor ditanam pada tanah untuk mengukur kelembaban tanah, yanag akan di tunjukan pada tabael data kelembaban media seperti yang ditunjukan pada tabel berikut

Tabel 4.2 Pengujian soil moisture sensor

Pengujian Tampilan Ubidot

Ubidots adalah sebuah platform Internet of Things yang berfungsi sebagai media yang memproses data analog dan digital yang dikirim oleh mikrokontroler node mcu.

Gambar 4.2 tampilan home pada ubidot

Pada gambar 4.2 diatas menunjukan sensor kelembaban berjalan baik, sensor kelembaban akan memperbaharui data dalam rentang waktu 10 menit sekali.

Pengujian Pompa Washer

Pompa Washer merupakan alat yang berfungsi untuk mengeluarkan air. Pada pengujian pompa washer ini menggunakan relay dan dimana relay terhubung dengan Nodemcu menggunakan pin digital 5 dan berfungsi sebagai CUTOFF pompa washer

Gambar 4.3 Relay

pompa washer akan menyiram tanaman secara otomatis sesuai data sensor yang di terima nodemcu ketika keadaan tanah kering. Berikut adalah rangkaian relay dan pompa washer

Gambar 4.4 Rangkaian Pompa Washer

Flowchart Program

Berikut ini adalah flowchart sistem keseluruhan

Gambar 4.5 Flowchart Sistem Keseluruhan

Dapat dijelaskan gambar 4.4 Flowchart program Pot Tanaman Pintar diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem Pot tanaman pintar.
  2. 3 (tiga) simbol proses yang menyatakan sebuah proses yang dimulai dari mencari koneksi,nodemcu aktif dan data dikirim ke web ubidot
  3. 2 (dua) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah Wifi terkoneksi“Ya” maka Nodemcu akan aktif dan kalau tidak akan kembali ke cek kondisi Wifi, Data kelembaban didapat jika “ya” maka akan data dikirim ke web ubidot jika “tidak” Sensor membaca kelembaban
  4. 3 (tiga) simbol Data yang menyatakan sebuah data yang dimulai dari Cek kondisi wifi,membaca data kelembaban dan data akan di tampilkan di dashboard ubidot

Analisa

Analisa Program Arduino

Proses analisa dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras yang sudah diuji coba dengan perangkat lunak yang telah di program ke dalam Arduino. Penulisan listing program menggunakan software Arduino Untuk lebih jelas mengenai pembahasan analisa program pada mikrokontroler yang akan dilakukan dapat dilihat di bawah:

kodingan ini berfungsi untuk memasukkan library yang digunakkan

Kodingan ini untuk mendeklarasi token ubidot

Kodingan ini untuk mendeklarisasikan pin yang digunakkan, yaitu pin A0 untuk sensor kelembaban

Analisa Program Pada Ubidots

Proses analisa dilakukan untuk mendapat kesesuaian data yang diuji coba pada ubidots. Berikut ini dijelaskan langkah langkah yang ada dalam program ubidots.

Berisi tentang data riwayat penggunaan pot tanaman pintar

Merupakan string yang didapatkan dalam ubidots, berfungsi sebagai variabel untuk memberikan akses pada soil moisture sensor.

Merupakan string yang digunakan sebagai identitas pribadi pemilik ubidots untuk dapat mengakses program yang ada pada arduino.

Implementasi

Schedule

  1. Pengumpulan Data
    Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 8 minggu antara 1 Oktober 2015 s/d 5November 2015
  2. Analisa Sistem
    Analisa sistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalam sistem dan mendiagnosis persoalan yang ada untuk memperbaiki sistem. Analisa sistem dilakukan selama 4 minggu ( 09 November s/d tanggal 28 November ).
  3. Perancangan Sistem
    Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 4 minggu yaitu awal bulan Oktober sampai pertengahan bulan Desember.
  4. Pembuatan Program
    Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar system yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik. Pembuatan program dilakukan selama 4 minggu mulai dari awal bulan desember hingga akhir bulan desember.
  5. Testing program
    Testing Program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada program pada saat program berjalan. Testing program dilakukan selama 4 minggu yaitu dari pertengahan bulan desember sampai akhir bulan januari.
  6. Evaluasi Sistem
    Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu, minggu ke 1 di bulan januari sampai minggu ke 2 dibulan januari
  7. Perbaikan Sistem
    Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 2 minggu, pada minggu 2 dan minggu ke 3 di bulan Januari 2016
  8. Training User
    Prcobaan alat yang diuji cobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing User dilakukan selama 2, minggu ke 3 di bulan januari dan minggu ke 4 di bulan di bulan januari 2016
  9. Implementasi Sistem
    Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 2 minggu pada minggu 3 dan 4 Januari 2016
  10. Dokumentasi
    Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

Tabel 4.3 Schedule

Estimasi Biaya

Tabel 4.4 Estimasi Biaya



BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari perancangan dan implementasi yang dilakukan ada beberapa kesimpulan antara lain :

  1. Sistem kerja robot pengecat menggunakan Android berbasis Arduino uno dapat dilakukan dengan memanfaatkan antara arduino dan motor DC juga Motor servo untuk pengeraknya.
  2. Pengontrolan robot pengecat menggunakan Android berbasis Arduino uno dapat dikendalikan dengan Smartphone Android sehingga Robot dapat bergerak sesuai kendali seperti naik, turun, maju, mundur, kanan, kiri dan dapat bergerak mundur ke arah kanan, maju ke arah kanan juga sebaliknya.

Saran

Berdasarkan perancangan dan kesimpulan yang dibuat, ada beberapa saran untuk pengembangan yaitu :

  1. Alat ini dapat ditambahkan sensor untuk mengukur seberapa jauh jarak antara dinding dan tembok sehingga robot dapt berhenti ketika dalam keadaan mendadak bisa terjadi kesalahan pengomtroloan melalui android.
  2. Alat ini dapat diganti dengan alat pengecat yang menyemprot untuk memaksimalkan pengecatan.

Kesan

Adapun kesan yang didapatkan setelah melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, diantaranya :

  1. Mendapat banyak wawasan dan ilmu pengetahuan yang tidak didapat dalam perkuliahan.
  2. Menambah ilmu sosial terhadap masyarakat, dan instansi terkait.
  3. Belajar bagaimana menanggapi permasalahan dilingkungan masyarakat khususnya dibidang teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 Erinofiardi, Nurul Iman Supardi, Redi. 2012. "Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur, Simulasi Pada Prototype Ruangan". Jurnal Mekanikal, Vol.3No.2 – Juli 2012.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1. Surat Pengantar Skripsi
A.2. Kartu Bimbingan
A.3. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
A.4. Form Validasi Skripsi
A.5. Kwitansi Pembayaran Skripsi
A.6. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
A.7. Daftar Nilai
A.8. Formulir Seminar Proposal
A.9. Sertifikat Toefl
A.10. Sertifikat Prospek
A.11. Sertifikat IT Internasional
A.12. Sertifikat IT Nasional
A.13. Curiculum Vitae
  

Lampiran B

B.1. Hasil Wawancara
B.2. Hasil Observasi
B.3. Elisitasi

2015/2016

Contributors

Diankoswara