SI1012465457: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(Karakteristik Sistem)
Baris 246: Baris 246:
  
 
==== <p style="text-align: left"><b>'''Karakteristik Sistem'''</b></p> ====
 
==== <p style="text-align: left"><b>'''Karakteristik Sistem'''</b></p> ====
<p style="text-indent: 0.5in">Menurut Tata Sutabri (2012:13)[3], berpendapat bahwa “Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai seuatu sistem”. Adapun karakteristik yang dimaksud antara lain sebagai berikut:<br/>
+
<p style="text-indent: 0.5in">Menurut Tata Sutabri (2012:13)[3], berpendapat bahwa “Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai seuatu sistem”. Adapun karakteristik yang dimaksud antara lain sebagai berikut:</p>
 
<ol>
 
<ol>
 
<li>Komponen Sistem (Components)<br/>
 
<li>Komponen Sistem (Components)<br/>
Baris 265: Baris 265:
 
Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.</li>
 
Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.</li>
 
</ol>
 
</ol>
</p>
 
  
 
<center></p>Gambar 2.1 Karakteristik Sistem<br/>
 
<center></p>Gambar 2.1 Karakteristik Sistem<br/>
 
Sumber : Sutabri (2012:14)</p></center>
 
Sumber : Sutabri (2012:14)</p></center>
 
  
 
==== <p style="text-align: left"><b>'''Klasifikasi Sistem'''</b></p> ====
 
==== <p style="text-align: left"><b>'''Klasifikasi Sistem'''</b></p> ====

Revisi per 13 Februari 2015 14.06


Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
(MOLAP) Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Di PT. Trijaya Union
Dengan Metode Multidimensional On-Line Analytic Processing

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :
NIM : 1012465457
NAMA : Ikrima Catrik Pratiwi


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
STMIK RAHARJA
TANGERANG
2014/2015



 

ABSTRAKSI

The problems discussed in this study is the executive PT Trijaya Union difficulty in performing a thorough analysis of the data from all the existing department, especially regarding data related to that affect the performance of the company. Because the study was designed with the application dashboard models to solve problems in PT. Trijaya Union. There are 3 (three) methodologies used the method of data collection using observation, interviews, and literature, methods of analysis using the Balanced Score Card (BSC) for get the data related to the perfomance of the company, the method of system design using UML diagrams, and testing methods using blackbox testing. Meanwhile, to make the application of this Executive Information System using the programming language PHP and uses a MySQL database with the method of Multidimensional On-Line Analytic Processing (MOLAP), and highchart. The resulting application is easy to understand because the executive dashboard that is displayed in the form of diagrams and easy to use because it looks simple. By using the Executive Information System, companies can analyze the data from the various sources of different departments with the data that was updated and can monitor the company perfomance.

Keywords: performance, SIE, BSC, MOLAP, highchart

ABSTRAKSI

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah PT Trijaya Union eksekutif kesulitan dalam melakukan analisis mendalam tentang data dari semua departemen yang ada, terutama mengenai data yang terkait dengan yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Karena penelitian ini dirancang dengan model aplikasi dashboard untuk memecahkan masalah dalam PT. Trijaya Union. Ada 3 (tiga) metodologi yang digunakan metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan sastra, metode analisis menggunakan Balanced Score Card (BSC) untuk mendapatkan data yang terkait dengan kinerja perusahaan, metode perancangan sistem menggunakan diagram UML, dan metode pengujian menggunakan uji blackbox. Sementara itu, untuk membuat aplikasi Sistem Informasi Eksekutif ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan database MySQL dengan metode Multidimensional On-Line Analytic Processing (MOLAP), dan highchart. Aplikasi yang dihasilkan mudah dipahami karena dashboard eksekutif yang ditampilkan dalam bentuk diagram dan mudah digunakan karena tampilannya yang sederhana. Dengan menggunakan Sistem Informasi Eksekutif, perusahaan dapat menganalisis data dari berbagai sumber departemen yang berbeda dengan data yang diperbarui dan dapat memantau kinerja perusahaan.

Kata kunci: kinerja, SIE, BSC, MOLAP, highchart





 



Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Diera teknologi yang berkembang dengan pesat, Business Intelligence telah menjadi terobosan penting dalam analisis data yang merupakan suatu tuntutan dalam lingkugan bisnis untuk dapat mengikuti perkembangan dunia teknologi. Karena teknologi informasi yang digunakan oleh suatu organisasi bisnis memiliki peranan penting dalam menunjang berjalannya proses bisnis untuk mencapai suatu keberhasilan/kemajuan. Sama halnya dengan PT. Triaya Union yang bergerak dalam bidang manufaktur. Di Propinsi Banten terdapat 60 perusahaan industri karoseri yang merupakan competitor dari PT. Trijaya Union. Mengingat banyaknya pesaing PT. Trijaya Union harus mampu bertahan dalam persaingan bisnis dan bisa unggul dibanding kompetitornya.

Dengan demikian, penting untuk cepat dalam memperoleh informasi serta tepat dalam mengambil keputusan. Hal ini tentu menuntut sistem informasi yang maksimal disetiap departemennya dan langsung terhubung kepada sistem informasi yang dimiliki pimpinan perusahaan. Ditambah dengan perlunya sistem informasi pimpinan perusahaan yang bisa menganalisa informasi yang didapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat dalam membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Meskipun Business Intelligence sudah lama dikenal, tetapi PT. Trijaya Union belum memafaatkan Business Intelligence. Masih sangat disayangkan belum ada sistem informasi yang membantu memonitoring kinerja Perusahaan secara menyeluruh untuk setiap departement Perusahaan. Dalam menganalisa informasi dari data yang ada manager atau managing director harus mengambil data dari masing-maing departemen untuk diolah kembali dalam bentuk grafik/diagram.

Sehingga diperlukan waktu yang lama dalam mengumpulkan data-data dari setiap departemen. Sementara data tersebut dibutuhkan segera oleh pihak pengambil keputusan (eksekutif). Dengan proses yang lama dan tingkat ketelitian yang tidak maksimal, maka eksekutif pun menjadi terhambat dalam melakukan perannya untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.Maka dengan seiringnya perkembangan teknologi, PT. Trijaya Union membutuhkan sebuah sistem informasi yang langsung terhubung dengan departemen di perusahaan yang memungkinkan pihak eksekutif untuk mengakses informasi dengan mudah dan cepat sehingga dapat melakukan analisa informasi, pengeksplorasian solusi dan menjadi dasar dalam proses perencanaan strategi. Berdasarakn hal-hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Sistem Informasi Eksekutif (EIS) Dengan Metode Multidimensional On-Line Analytic Processing (MOLAP) Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Di PT. Trijaya Union”.

Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan uraian secara ringkas dari permasalahaan yang diidentifikasi pada latar belakang. Maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimana pengolahan data yang ada dapat terintegrasi dalam Sistem Informasi Eksekutif di PT. Trijaya Union?
  2. Bagaimana merancang Sistem Informasi Eksekutif yang mudah digunakan dan mudah diakses oleh pihak eksekutif?
  3. Bagaimana merancang Sistem Informasi Eksekutif yang dapat menghasilkan informasi dengan cepat, tepat dan mudah dipahami pihak eksekutif?
  4. Bagaimana Sistem Informasi Eksekutif bekerja dalam rangka meningkatkan kinerja PT. Trijaya Union?

Ruang Lingkup

Agar penelitian tidak melebar, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada Sistem Informasi Eksekutif di PT. Trijaya Union yaitu mulai dari pengolahan data dari beberapa departemen. Adapun departemen yang akan dibahas adalah : Marketing, Finance & Accounting, dan Production, Personel & General Affairs. Dan aplikasi ini selain dapat digunakan oleh manager departemen juga aplikasi ini berfokus pada kegunakan aplikasi dari pihak pimpinan atau Managing Director.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan

Tujuan penelitian merupakan poin-poin yang hendak dicapai/dituju dari penelitian yang dilakukan. Adapun dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai/dituju adalah :

  1. Untuk menjadikan pengolahan data yang ada pada PT. Trijaya Union terintegrasi dalam Sistem Informasi Eksekutif.
  2. Untuk merancang Sistem Informasi Eksekutif yang mudah digunakan dan mudah diakses oleh pihak eksekutif.
  3. Untuk merancang Sistem Informasi Eksekutif yang dapat menghasilkan informasi dengan cepat, tepat dan mudah dipahami pihak eksekutif.
  4. Untuk menjadikan Sistem Informasi Eksekutif bekerja dalam rangka meningkatkan kinerja PT. Trijaya Union?

Manfaat Penelitian

Manfaat merupakan hal-hal yang terjadi apabila tujuan tercapai. Adapun dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai/dituju adalah :

  1. Dapat menjadikan pengolahan data yang ada pada PT. Trijaya Union terintegrasi dalam Sistem Informasi Eksekutif.
  2. Dapat merancang Sistem Informasi Eksekutif yang mudah digunakan dan mudah diakses oleh pihak eksekutif.
  3. Dapat merancang Sistem Informasi Eksekutif yang dapat menghasilkan informasi dengan cepat, tepat dan mudah dipahami pihak eksekutif.
  4. Dapat menjadikan Sistem Informasi Eksekutif bekerja dalam rangka meningkatkan kinerja PT. Trijaya Union?

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 (tiga) metodologi penelitian yaitu:

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi
    Merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan kunjungan langsung ke PT. Trijaya Union yang berlokasi di Jl. Raya Serang Km. 9, Kp. Kadu Jaya Rt 002/002, Desa Kadu Jaya, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang.Kunjungan dilakukan dengan melakukan pengamatan pada departemen yang diteliti yaitu departemen : Marketing, Finance & Accounting, Production, dan Personel & General Affairs untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.
  2. Wawancara
    Merupakan salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada masing-masing staf admin di departemen : Marketing dengan Ibu Cucu Tresnasari, Finance & Accounting dengan Ibu Nuryanti Dwi Rahayu, Personel & General Affairs dengan Bpk Yudi Pirsa, dan Production dengan Bpk Mandojo Senorebowo serta melakukan wawancara dengan stakeholder yaitu Bpk Supriyadi selaku Manager Personel & General Affairs. Untuk pimpinan sebagai Eksekutif dengan Bpk. Gunadi Helmi selaku Direktur PT. Trijaya Union.
  3. Studi Pustaka
    Merupakan langkah yang penting dimana setelah menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori untuk penelitian ini dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan melaluisumber-sumber kepustakaan yang diperoleh dari : buku, e-book, jurnal, majalah, dan hasil-hasil penelitian.Semua sumber diperoleh dari toko buku, perpustakan, dan ada juga melalui internet.

Metode Analisa

Setelah dilakukannya proses pengumpulan data melalui beberapa tehnik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis supaya mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi peneliti. Dalam merancang Sistem Informasi Eksekutif pada PT. Trijaya Union, metode analisa sistem yang digunakan oleh penulis yaitu metode Balanced Scorecard. Analisa Balanced Score card (BSC) digunakan peneliti untuk mendapatkan perspektif dalam perusahaan secara berimbang, yakni dari aspek finansial dan non finansial. Dengan menemukan mendapatkan perspektif yang berimbang, maka Perusahaan dapat melihat kinerja Perusahaan dan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat, sehingga kinerja Perusahaan bisa meningkat.

Metode Perancangan

Proses perancangan Sistem Informasi Eksekutif di PT. Trijaya Union meliputi pembuatan model dengan menggunakan tools atau alat bantu UML (Unified Modeling Language) yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram dengan software Visual Paradigm 6.4 Enterprise Edition. Serta menggunakan bahasa pemrogramman PHP (PHP Hypertext Preprocessor) dengan software Notepad ++, sementara dalam pembuatan database menggunakan MySQL.

Metode Prototipe

Prototipe merupakan alat yang digunakan untuk mensimulasikan beberapa atau tidak semua fitur dari sistem yang akan dibuat. Pendekatan yang digunakan peneliti adalah Throw-Away. Prototipe dibuat dan di tes. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototipe inilah yang digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototipe tersebut dibuang (tidak dipakai).

Metode Testing

Dalam hal ini proses pengujian Sistem Informasi Eksekutif di PT. Trijaya Union, peneliti menggunakan Metodologi Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metodologi uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak. Pengujian blackbox berusaha menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami lebih jelas tentang penulisan penelitian ini, maka penulis mengelompokkan materi penulisan menjadi Lima (V) bab yang masing-masing saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga tulisan ini menjadi satu kesatuan yang utuh, ke-lima bab tersebut yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan tentang definisi ilmu yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti landasan teori yang membahas tentang konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, literature review serta membahas teori-teori pendukung lainnya pada laporan ini.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Berisikan gambaran umum instansi, sejarah singkat, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab serta analisis sistem yang berjalan dengan menggunakan tools UML (Unified Modeling Language) yang meliputi Use Case Diagram, Activity Diagram, Elisitasi tahap I, II, III dan Draf Final.
BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
Berisi tentang perancangan dan implementasi aplikasi, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) yang diperlukan, sumber daya manusia, cara pengoperasian dan implementasi sistem yang diusulkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil penganalisisan pada bab-bab terdahulu dan saran yang akan diberikan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Sistem terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
Menurut Yakub(2012:1)[1], berpendapat bahwa “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.
Menurut Tata Sutabri (2012:10)[2], berpendapat bahwa “Suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kumpulan dari sub-sub sistem dengan unsur, komponen atau variabel yang saling berinteraksi untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:13)[3], berpendapat bahwa “Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai seuatu sistem”. Adapun karakteristik yang dimaksud antara lain sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut Supra Sistem.
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface)
    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsitem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input)
    Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, "program" adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan "data" adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran Sistem (Output)
    Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.
  7. Pengolah Sistem (Proses)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  8. Sasaran Sistem (Objective)
    Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
</p>Gambar 2.1 Karakteristik Sistem
Sumber : Sutabri (2012:14)</p>

Klasifikasi Sistem

Bahwa sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi sistem tersebut antara lain sebagai berikut:
(Yakub, 2012:4)[1]

  1. Sistem tak tentu (probabilistic system), adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat di prediksi karena mengandung unsur probabilitas. Sistem arisan merupakan contoh probabilistic system karena sistem arisan tidak dapat di prediksi dengan pasti.
  2. Sistem abstrak (abstract system), adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem teologia yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan merupakan contoh abstrac system.
  3. Sistem fisik (physichal system), adalah sistem yang ada secara fisik. Sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem sekolah, dan sistem transportasi merupakan contoh phisical system.
  4. Sistem tertentu (deterministic system), adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antar bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem komputer sudah diperogramkan, merupakan contoh deterministic system.
  5. Sistem tertutup (closed system), sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berintraksi dan tidak dipengaruhi dengan lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi.
  6. Sistem terbuka (open system), adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem perdagangan merupakan contoh open system, karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Konsep Dasar Data & Informasi

Definisi Data

Data terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

Menurut Prasetyo (2012:4)[4], berpendapat bahwa “Data adalah segala fakta, angka, atau teks yang dapat diproses oleh komputer”.

Menurut Sutarman (2012:3)[5],berpendapat bahwa “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.

Menurut Situmorang (2010:1)[6], berpendapat bahwa “Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data sesuatu yang diketahui atau dianggap”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah fakta, angka, atau teks yang berasal dari kenyataan yang diketahui dan dapat diproses oleh komputer.

Jenis-jenis Data

Berikut adalah jenis-jenis data menurut Prasetyo(2012:4)[4] :

  1. Data operasional atau transaksional, seperti penjualan, inventaris, penggajian, akuntasi, dan sebagainya.
  2. Data nonoperasional, seperti industri penjualan (supermarker), peramalan, dan data ekonomi makro.
  3. Metadata, adalah data mengenai data itu sendiri, seperti desain logika basis data atau definisi kamus data.

Definisi Informasi

Informasi terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

Menurut Prasetyo (2012:4)[4], berpendapat bahwa,“Informasi adalah pola, asosiasi, atau hubungan antara semua data yang dapat memberikan informasi. …Informasi dapat dikonvensi menjadi pengetahuan mengenai pola-pola historis dan tren masa depan”.

Menurut Sutarman (2012:14)[5], berpandapat bahwa “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.

Menurut Maimunah (2012:26)[7], berpendapat bahwa “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah sekumpulan fakta, pola, atau hubungan antara semua data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berguna bagi dalam pendukung pengambilan keputusan dan dapat dikonvensi menjadi pengetahuan mengenai pola-pola historis dan masa depan.

Kualitas Informasi

Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, antara lain sebagai berikut : (Sutabri, 2012:41)[2]

  1. Akurat (Accurate)
    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima infromasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
  2. Tepat waktu (Timeline)
    Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapat, mengolah, dan mengirimkannya.
  3. Relevan (Relevance)
    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya. Relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musabah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan. Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakuan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat).

Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan oleh 5 (lima) hal, antara lain sebagai berikut: (Sutarman, 2012:14)[5]

  1. Memperoleh pemahaman dan manfaat.
  2. Untuk mendapatkan pengalaman.
  3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.
  4. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer darimembuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.
  5. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

Ciri-ciri Informasi

Informasi dalam lingkup sistem informasi memiliki beberapa ciri yaitu sebagai berikut: (Yakub, 2012:10)[1]

  1. Benar atau salah,informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.
  2. Baru, informasi yang diberikan benar-benar baru bagi si penerima informasi.
  3. Tambahan, informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan bahan terhadap informasi yang telah ada.
  4. Korektif, informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.
  5. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

Jenis-jenis Informasi

Menurut Yakub (2012:15)[1], berpendapat bahwa “Informasi jika dilihat dari sifat dan sumbernya dapat dibedakan dari beberapa jenis. Jenis-jenis informasi tersebut dibedakan menjadi informasi manajerial, sumber dan rutinitas, serta fisik”.

  1. Informasi manajerial, yaitu informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.
  2. Sumber informasi,dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile) sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan manajerial tingkat atas.
  3. Informasi rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.
  4. Informasi fisik,dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksananya yang secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk, dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.

Konsep Dasar Sistem Informasi

  1. Definisi Sistem Informasi
    Sistem informasi terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
    Menurut Tata Sutabri (2012:46)[2], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. Menurut Sutarman (2012:13)[5], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah sistem dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi)”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi merupakan gabungan dari manusia, hardware, software, jaringan komunikasi dan data yang saling berinteraksi untuk menyimpan, mengumpulkan, memproses, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
  2. Komponen Sistem Informasi
    Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), dan blok kendali. Sebagi suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran yaitu: (Sutabri, 2012:47)[2]
    • Blok Masukan (Input Block)
      Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
    • Blok Model (Model Block)
      Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
    • Blok Keluaran (Output Block)
      Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
    • Blok Teknologi (Technology Block)
      Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan. Pada blok ini, teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
    • Blok Basis Data (Database Block)
      Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan lebih berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. basis data diakses atai dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
    • Blok Kendali (Controls Block)
      Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
  3. </p>

  4. Infrastruktur Informasi
    Infrastruktur informasi terdiri atas fasilitas-fasilitas fisik, layanan, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputer dalam suatu organisasi. Terdapat 5 (lima komponen utama dari infrastruktur, yaitu sebagai berikut: (Sutarman, 2012:15)[5]
    1. Hardware (perangkat keras).
    2. Software (perangkat lunak).
    3. Network (fasilitas jaringan dan komunikasi).
    4. Database (basis data).
    5. Information management personnel (manajemen informasi personal).
  5. Arsitektur Informasi
    Menurut Sutarman (2012:15)[5], berpendapat bahwa “Arsitektur informasi adalah perencanaan kebutuhan informasi dalam organisasi dan bagaimana proses pemenuhan kebutuhan tersebut”. Dalam mempersiapkan arsitektur informasi, perancangan (designer) membutuhkan informasi yang dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:
    1. Kebutuhan bisnis akan informasi.
    2. Infrastruktur informasi yang telah ada dan yang direncanakan.

Konsep Dasar Analisa Sistem

  1. Definisi Analisa Sistem
    Menurut Henderi (2011:322)[8], berpendapat bahwa “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.
  2. Tahap Analisa Sistem
    Menurut Henderi (2011:322)[8], berpendapat bahwa “Tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

  1. Definisi UML (Unified Modeling Language)
    UML (Unified Modelling Languege) terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut: Menurut Pilone dan Pitman(2009:1)[9], berpendapat bahwa “Unified Modeling Language (UML) is a visual language for capturing software design and patterns”.Yang berarti bahwa UML adalah bahasa visual untuk menangkap desain, dan pola perangkat lunak. Menurut Weilkiens dan Bernd (2010:3)[10], berpendapat bahwa “The Unified Modeling Language (UML) is a language and notation system used to specify, construct, visualize, and document models of software system”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Unified Modeling Language (UML)adalah sistem bahasa visual dan notasi yang digunakan untuk menangkap desain pola, menentukan, membangun, memvisualisasikan, dan model dokumen sistem perangkat lunak.
  2. Tujuan UML
    UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk (Widodo dan Herlawati, 2011:6-7)[11] :
    • Merancang perangkat lunak.
    • Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.
    • Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem.
    • Mendokumentasi sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya.
  3. Jenis-jenis Diagram UML
    Seperti dikatan oleh Widodo & Herlawati (2011)[11] diagram-diagram UML dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain :
    • Diagram Kelas. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.
    • Diagram Paket (Package Diagram). Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas).
    • Diagram Use-Case. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.
    • Diagram interaksi dan Sequence (urutan). Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankanpada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
    • Diagram Komunikasi (Communication Diagram). Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborai UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.
    • Diagram Statechart (Statechart Diagram). Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktifitas.
    • Diagram Aktivitas (Activity Diagram). Bersifat dinamis. Diagram aktifitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem.
    • Diagram Komponen (Component Diagram). Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen – komponen yang telah ada sebelumnya.
    • Diagram Deployment (Deployment Diagram). Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang ada didalamnya. Diagram deployment berhubungan erat dengan diagram komponen dimana diagram ini memuat satu atau lebih komponen-komponen.
  4. <p>Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan. Pada studi kasus kali ini penulis akan menggunakan diagram kelas, diagram use-case, dan diagram activity.</p>

  5. Konsep Pemodelan Menggunakan UML (Unified Modeling Language)
    Menurut Adi Nugroho (2010:10)[12], berpendapat bahwa “Sesungguhnya tidak ada batasan yag tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management)”.
  6. Langkah-langkah penggunaan UML (Unified Modeling Language)
    Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) diantaranya sebagai berikut: (Nugroho, 2010:16)[12]
    • Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
    • Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
    • Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
    • Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
    • Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
    • Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration utuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.
    • Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antamuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
    • Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
    • Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
    • Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
    • Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:
      1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
      2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
    • Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
    • Perangkat lunak siap dirilis.

Teori Khusus

Konsep Dasar Analisis Balanced Scorecard

Definisi Balanced Scorecard

Analisis Balanced Scorecard terdapat beberapa definisi, antara lain sebagai berikut:
Isniar(2005:52)[13], berpendapat bahwa “Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu scorecard dan Balanced. Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya.”

Gambar 2.2 Model Analisis Value Chain
Sumber: Robert & Norton (1996:14)[14]

Empat (4) Perspektif Balanced Scorecard

  1. Perspektif Finansial
    Ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakanekonomis yang sudah diambil. Ukurankinerja finansial memberikan petunjukapakah strategi perusahaan, implementasi,dan pelaksanaannya memberikan kontribusiatau tidak kepada peningkatan labaperusahaan. Tujuan finansial biasanyaberhubungan dengan profitabilitas melaluipengukuran laba operasi, return on capitalemployed (ROCE) atau economic valueadded. Tujuan finansial lainnya mungkinberupa pertumbuhan penjualan yang cepatatau terciptanya arus kas.
  2. Perspektif Pelanggan
    Dalam perspektif pelanggan BalancedScorecard, manajemen perusahaan harusmengidentifikasi pelanggan dan segmen pasardi mana unit bisnis tersebut akan bersaing danberbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalamsegmen sasaran. Perspektif ini biasanya terdiriatas beberapa ukuran utama atau ukurangenerik keberhasilan perusahaan dari strategiyang dirumuskan dan dilaksanakan denganbaik. Ukuran utama tersebut terdiri ataskepuasan pelanggan, retensi pelanggan,akuisisi pelanggan baru, profitabilitaspelanggan, dan pangsa pasar di segmensasaran. Selain, perspektif pelangganseharusnya juga mencakup berbagai ukurantertentu yang menjelaskan tentang proposisinilai yang akan diberikan perusahaan kepadapelanggan segmen pasar tertentu merupakanfaktor yang penting, yang dapatmempengaruhi keputusan pelanggan untukberpindah atau tetap loyal kepadapemasoknya. Sebagai contoh, pelangganmungkin menghargai kecepatan (lead time)dan ketepatan waktu pengiriman atau produkdan jasa inovatif yang konstan atau pemasokyang mampu mengantisipasi kebutuhan dankapabilitas yang berkembang terus dalampengembangan produk dan pendekatan baruyang diperlukan untuk memuaskankebutuhan-kebutuhan tersebut. Perspektifpelanggan memungkinkan para manajer unitbisnis untuk mengartikulasikan strategi yangberorientasi kepada pelanggan dan pasar yangakan memberikan keuntungan finansial masadepan yang lebih besar.
  3. Perspektif Proses Bisnis Internal
    Dalam perspektif proses bisnis internal, paraeksekutif mengidentifikasi berbagai prosesinternal penting yang harus dikuasai denganbaik oleh perusahaan. Proses inimemungkinkan unit bisnis untuk : memberikan preposisi nilai yang akan menarik perhatian dan mempertahan pelanggan dalam segmen pasar sasaran, dan memenuhi harapan keuntungan finansialyang tinggi para pemegang saham. Ukuran proses bisnis internal berfokus kepadaberbagai proses internal yang akan berdampakbesar kepada kepuasan pelanggan danpencapaian tujuan finansial perusahaan. Perspektif proses bisnis internalmengungkapkan dua perbedaan ukurankinerja yang mendasar antara pendekatantradisional dengan pendekatan BalancedScorecard. Perbedaan yang pertama adalah,bahwa pendekatan tradisional berusahamemantau dan meningkatkan proses bisnisyang ada saat ini. Pendekatan ini mungkinmelampaui ukuran kinerja finansial dalam halpemanfaatan alat ukur yang berdasar kepadamutu dan waktu. Tetapi semua ukuran itumasih berfokus pada peningkatan prosesbisnis saat ini. Sedangkan pendekatanscorecard pada umumnya akanmengidentifikasi berbagai proses baru yangharus dikuasai dengan baik oleh perusahaanagar dapat memenuhi berbagai tujuanpelanggan dan finansial. Sebagai contoh,sebuah perusahaan mungkin menyadariperlunya mengembangkan suatu proses untukmengantisipasi kebutuhan pelanggan ataumemberikan layanan yang dinilai tinggi olehpelanggan sasaran. Tujuan proses bisnisinternal Balanced Scorecard akan menyorotiberbagai proses penting yang mendukungkeberhasilan strategi perusahaan tersebut,walaupun beberapa di antaranya mungkinmerupakan proses yang saat ini sama sekalibelum dilaksanakan. Perbedaan yang keduaadalah pendekatan Balanced Scorecardmemadukan berbagai proses inovasi ke dalamperspektif proses bisnis internal, sedangkansistem pengukuran kinerja tradisionalberfokus kepada proses penyampaian produkdan jasa perusahaan saat ini kepada pelanggansaat ini. Sistem tradisional digunakan dalamupaya untuk mengendalikan dan memperbaikiproses saat ini yang dapat diumpamakansebagai “gelombang pendek” penciptaan nilai.Gelombang pendek penciptaan nilai dimulaidengan diterimanya pesanan produk (ataujasa) perusahaan dari pelanggan dan berakhirdengan penyerahan kepada pelanggan. Perusahaan menciptakan nilai denganmemproduksi, menyerahkan, dan memberikanproduk dan layanan kepada pelanggan denganbiaya di bawah harga yang dibayar olehpelanggan. Sedangkan perspektif proses bisnisinternal Balanced Scorecard terdiri atastujuan dan ukuran bagi siklus gelombangpanjang inovasi maupun siklus gelombangpendek operasi. Yang dimaksud denganproses inovasi “gelombang panjang”penciptaan nilai adalah proses penciptaanproduk dan jasa yang sama sekali baru untukmemenuhi kebutuhan yang terus tumbuh daripelanggan perusahaan saat ini dan yang akandatang. Oleh karena itu, kemampuanmengelola dengan sukses proses jangkapanjang pengembangan produk ataupengembangan kapabilitas untuk menjangkaukategori pelanggan yang baru lebih pentingdaripada kemampuan mengelola operasi saatini secara efisien, konsisten, dan responsif.
  4. Perspektif Pembelajaran danPertumbuhan
    Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhanmengidentifikasi infra struktur yang harusdibangun perusahaan dalam menciptakanpertumbuhan dan peningkatan kinerja jangkapanjang. Sumber utama pembelajaran danpertumbuhan perusahaan adalah manusia,sistem, dan prosedur perusahaan. Untukmencapai tujuan perspektif finansial,pelanggan, dan proses bisnis internal, makaperusahaan harus melakukan investasidengan memberikan pelatihan kepadakaryawannya, meningkatkan teknologi dansistem informasi, serta menyelaraskanberbagai prosedur dan kegiatan operasionalperusahaan yang merupakan sumber utamaperspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Konsep Dasar Black Box Testing

  1. 1. Definisi Black Box Testing
    Black box testing terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
    <p style="text-indent: 0.5in">Menurut Soetam Rizky (2011:264)[15], berpendapat bahwa “Black box testing adalah tipe testingyang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotakhitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”. <p style="text-indent: 0.5in">Menurut Agustiar Budiman (2012:4)[16], berpendapat bahwa “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.” <p style="text-indent: 0.5in">Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada. Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Uji coba black box bukan merupakan alternatif dari uji coba white box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode white box testing. Black Box Testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance. Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: a. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang b. Kesalahan interface c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal d. Kesalahan performa e. Kesalahan inisialisasi dan terminasi </p> <p style="text-indent: 0.5in">Tidak seperti metode white box yang dilaksanakan diawal proses, uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut: a. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji? b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik? c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu? d. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi? e. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem? f. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

    Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut: a. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak. b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji. c. Menentukan output untuk suatu jenis input. d. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi. e. Melakukan pengujian. f. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan. g. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

    Metode Pengujian Dalam Black Box

    Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

    1. Equivalence Partioning
      Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.
    2. Boundary Value Analysis
      Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.
    3. Cause-Effect Graphing Techniques
      Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:
      • Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
      • Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
      • Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
      • Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji
    4. Comparison Testing
      Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.
    5. Sample and Robustness Testing
      • Sample Testing
        Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.
      • Robustness Testing
        Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.
    6. Behavior Testing dan Performance Testing
      • Behavior Testing
        Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.
      • Performance Testing
        Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.
    7. Requirement Testing
      • Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
      • Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
      • Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.
    8. Endurance Testing
      Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

    Konsep Dasar Notepad ++

    Definisi Notepad ++

    Terdapat beberapa pandangan mengenai Notepad ++, antara lain sebagai berikut :

    Menurut Yefta Anugrah (2010:92)[17] berpendapat bahwa, “… sebuah editor bahasa pemrograman …”.

    MenurutDenise M. Woods (2013:34)[18], berpendapat bahwa ”Notepad++ is a basic text editor that you can use for simple documents or for creating Web pages using HTML”.

    Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Notepad++ adalah sebuah editor bahasa pemrograman yang bisa digunakan untuk dokumen sederhana atau untuk membuat halaman Web menggunakan HTML.
    Berikut gambar tampilan jendela kerja Notepad++

    Gambar 2.3 Tampilan jendela kerja notepad ++

    Konsep Dasar PHP (PHP Hypertext Preprocessor)

    PHP terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

    Menurut Adelheid & Khairil Nst (2012 : 2)[19], berpendapat bahwa “PHP atau Hypertext Preprocessor merupakan bahasa berbentuk script yang ditempatkan dalam server dan dieksekusi di dalam server untuk selanjutnya ditransfer dan dibaca oleh client”.

    Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:49)[20], berpendapat bahwa “PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan atau sering disebut suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau yang juga dikenal dengan istilah Open Source yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhannya”.

    Menurut Agus Saputra (2012:2)[21], berpendapat bahwa “PHP memiliki kepanjangan PHP Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi, HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya, sehingga dengan adanya PHP tersebut, sebuah web akan sangat mudah dimaintenance”.

    Menurut Anhar (2010:3)[22], berpendapat “PHP (PHP Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru/up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa PHP adalah suatu bahasa pemrograman script yang dimengerti oleh komputer secara langsung dengan hak cipta terbuka (open source) yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. <p style="text-indent: 0.5in">Berikut contoh umum penggunaan script PHP untuk menjelaskan tentang PHP sebagai script yang disisipkan dalam bentuk HTML: <p> < html >
    < head >
    < title >
    Contoh
    </ title >
    </ head >
    </ body >
    < ?
    Echo“Hello,World”
    ? >
    </ body >
    </ html >

    Contoh script diatas berbeda dengan script yang ditulis dengan bahasa lain seperti bahasa C. Programmer tidak harus menuliskan semua dokumen HTML sebagai bagian dari keluaran dari script PHP, cukup menuliskan bagian mana saja yang berupa tag html dan bagian mana saja yang harus ditulis atau dihasilkan dari program script PHP, kode diapit dengan menggunakan tag awal tag akhir yang khusus yang memungkinkan pemprograman untuk masuk dan keluar dari mode script PHP.

    Konsep Dasar OOP (Object Oriented Programming)

    Menurut Dan Clark (2011:6)[23], berpendapat bahwa “Object-oriented programming (OOP) is an approach to software development in which the structure of the software is based on object interacting with each other to accomplish a task”.

    Menurut Ibnu Daqiqil (2011:10)[24], berpendapat bahwa “OOP (Object Oriented Programming) adalah paradigma pemrogramman yang berorientasikan kepada obyek.

    Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa OOP merupakan sebuah pendekatan pemrograman untuk pengembangan perangkat lunak dimana strukturnya didasarkan pada objek.

    Konsep Dasar Database

    1. Definisi Database

      Database terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

      Menurut Achmad Solichin (2010:6)[25], berpendapat bahwa “Basis data (atau database) adalah kumpulan informasi yang disimpan didalam komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.

      Menurut Yeni Kustiyaningsih (2011:146)[26], berpendapat bahwa “Database adalah Struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL Server”.

      Menurut Anhar (2010:45)[22], berpendapat bahwa “Database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom.

      Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan database adalah struktur penyimpanan data berisi tabel-tabel, kumpulan field atau kolom yang disimpan didalam komputer untuk memperoleh informasi.

    2. Istilah-istilah dalam Database

      Istilah-istilah yang ada didalam databasemenurut Achmad Solichin (2010:7)[25]:

      1. Table
        Sebuah tabel merupakan kumpulan data (nilai) yang diorganisasikan ke dalam baris (record) dan kolom (field). Masing-masing kolom memiliki nama yang spesifik dan unik.
      2. Field
        Field merupakan kolom dari sebuah table. Field memiliki ukuran type data tertentu yang menentukan bagaimana data nantinya tersimpan.
      3. Record
        Record merupakan sebuah kumpulan nilai yang saling terkait.
      4. Key
        Key merupakan suatu field yang dapat dijadikan kunci dalam operasi tabel. Dalam konsep database, key memiliki banyak jenis diantaranya Primary Key, Foreign Key, Composite Key, dll.
      5. SQL
        SQL atau Structured Query Language merupakan suatu bahasa (language) yang digunakan untuk mengakses database, SQL sering disebut juga sebagai query. Untuk dapat mengelola data di dalam database, diperlukan bahasa yang dimengerti oleh pengguna dan database yang dikelola. SQL (Structure Query Language) merupakan bahasa yang telah distandarisasi dan digunakan dalan pengolahan semua database yang ada. Di dalam SQL terdapat 3 sub bahasa, yaitu:
        • DDL (Data Definition Language) yang digunakan untuk membangun objek-objek dalam database seperti table dan index.
        • DML (Data Manipulation Language) yang digunakan untuk menambah, mencari, mengubah dan menghapus baris dan table.
        • DCL (Data Control Language) yang digunakan untuk menangani masalah security dalam database. Ketiga sub bahasa ini dapat diakses setelah database dipanggil.

    Konsep Dasar MySQL

    Definisi MySQL

    MySQL terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

    Menurut Achmad Solichin (2010:8)[25], berpendapat bahwa MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris : database management system)…”

    Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:97)[20], berpendapat bahwa “MySqL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (Relational Data-base Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data”.

    Menurut Budi Raharjo (2011:21)[27], berpendapat bahwa “MySQL adalah RDBMS atau server database yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat di akses oleh banyak user”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL adalah sebuah perangkat lunak atau program yang bersifat open source yang digunakan untuk membuat sebuah database.

    Fitur-fitur My SQL

    Fitur-fitur MySQL menurut Achmad Solichin (2010:8)[25] :

    1. Relational Database System. Seperti halnya software database lain yang ada dipasaran, MySQL termasuk RDBMS.
    2. Arsitektur Clien-Server. My SQL memiliki arsitektur clien-server dimana server database MySQL terinstal di server. Client MySQL dapat berada di komputer yang sama dengan server, dan dapat juga di komputer lain yang berkomunikasi dengan server melalui jaringan bahkan internet.
    3. Mengenal perintah SQL standar. SQL (Structured Query Language) merupakan suatu bahasa standar yang berlaku di hampir semua software database. MySQL mendukung SQL versi SQL:2003.
    4. Mendukung Sub Select. Mulai versi 4.1 MySQL telah mendukung select dalam select (sub select).
    5. Mendukung Views. MySQL mendukung views sejak versi 5.0.
    6. Mendukung Stored Prosedured (SP). Mendukung SP sejak versi 5.0.
    7. Mendukung Triggers. My SQL mendukung trigger pada versi 5.0 namun masih terbatas. Pengembang MySQL berjanji akan meningkatkan kemampuan trigger pada versi 5.1.
    8. Mendukung replication.
    9. Mendukung transaksi.
    10. Mendukung foreign key.
    11. Tersedia fungsi GIS.
    12. Free (bebas didownload).
    13. Stabil dan Tangguh.
    14. Fleksibel dengan berbagai pemrograman.
    15. Security yang baik.
    16. Dukungan dari banyak komunitas.
    17. Perkembangan software yang cukup cepat.


    Perintah Dasar Database MySQL

    Menurut Budi Raharjo (2011:22)[27], dalam menjalan MySQL diperlukan berbagai perintah untuk membuat suatu database, berikut ini disebutkan beberapa perintah dasar dalam menggunakan MySQL. Untuk menjalankan MySQL pertama kali cukup dengan mengetikkan mysql pada Command Prompt. Perintah-perintahnya adalah sebagai berikut:

    1. Menampilkan database : SHOW DATABASE;
    2. Membuat database baru : CREATE DATABASE database;
    3. Memilih database yang akan digunakan : USE database;
    4. Menampilkan tabel : SHOW TABLE;
    5. Membuat tabel baru: CREATE TABLE (field spesifikasi_field,...);
    6. Menampilkan struktur tabel: SHOW COLUMNS FROM tabel atau DESCRIBE tabel;
    7. Mengubah struktur tabel: ALTER TABLE tabel Jenis_Pengubahan;
    8. Mengisikan data: INSERT INTO table(kolom1, ) VALUES („data_kolom1,); atau INSERT INTO table SET kolom1 = „data_kolom1, ;
    9. Menampilkan data: SELECT kolom FROM tabel WHERE kriteria ORDER BY kolom atau SELECT * FROM tabel;
    10. Mengubah data: UPDATE tabel SET kolom = pengubahan_data WHERE kriteria;
    11. Menampilkan data dengan kriteria tertentu: SELECT kolom1,... FROM table WHERE kriteria;
    12. Menghapus data: DELETE FROM tabel WHERE kriteria;
    13. Menghapus tabel: DROP tabel;
    14. Menghapus database: DROP database;
    15. Keluar dari MySQL: QUIT; atau EXIT;

    Konsep Dasar Data Warehouse

    1. Pengertian Data Warehouse
      Terdapat beberapa pendapat mengenai data warehouse, antara lain sebagai berikut :

      Menurut Dewi Kania Widyawati (2012:1)[28], berpendapat bahwa, “Data warehouse merupakan salah satu bentuk basis data yang memiliki data berskala besar. Data warehouse bukan merupakan basis data operasional, melainkan basis data yang berisi data dalam dimensi waktu tertentu yang sangat berguna untuk keperluan evaluasi, analisis dan perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam sebuah perusahaan”

      Menurut Paskarina (2010:120)[29], berpendapat bahwa, “Data warehouse merupakan suatu pusat penyimpanan data dimana datanya dapat berasal dari databaseoperasional dan beberapa sumber data lainnya yang terintegrasi untuk mendukungproses pengambilan keputusan.

      Menurut Suraya (2011:68)[30], berpendapat bahwa, “Data warehouse adalah basisdata yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dariberbagai sistem operasional dan sumber yang lain (sumber eksternal), atau sebuah proses evolusi yang mencakuppencarian sumber, penyimpanan dan penyediaan data yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan.

      Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpukan bahwa yang dimaksud dengan Data Warehouse adalah satu bentuk basis data yang menyimpandata berskala besarbaik data sekarang dan data masa lalu yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan.

    2. Data Multidimensional

      MenurutSri Yulianto (2009:113)[31],“Pendekatan dimensional pada pemodelan data bertujuan untuk mengorganisir data ke dalam tabel fakta dan tabel dimensi. Data direpresentasikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami oleh pengguna berdasarkan pada berbagaidimensi yang dibutuhkan.”

      Data multidimensional direpresentasikan dalam bentuk data cube. Pada setiap sisi data cubemenjelaskan tentang berbagai dimensi data yang dianalisa. Sel pada data cube berisi tentang relasi data dari dimensi yangada. Data cube dibentuk oleh mekanisme subset dari beberapa atribut pada database, sehingga setiap atribut akanberpengaruh terhadap atribut lainnya. Beberapa atribut diseleksi, dipilih dan ditetapkan sebagai atribut dimensi ataufungsional yang didasarkan pada agregasi dimensi dalam data cube tersebut.

      Konsep data multidimensional pada datacube terdiri atas beberapa unsur yang meliputi dimensi, yang merupakan kategori yang bersifat independen mengandungitem yang digunakan sebagai kriteria query dalam basisdata, dan hirarki yang merupakan bentuk kesatuan dari dimensi. Sebuah dimensi dapat terbentuk oleh multilevel yang mempunyai parent child relationship. Level merupakan kumpulan dari hirarki. Sebuah dimensi terdiri dari banyak layer informasi, dan setiap layer adalah level. Dari beberapa dimensi datadi atas dapat dibentuk suatu analisa data. Analisa dapat digambarkan dalam bentuk data cube. Operasi query pada model data cube adalah agregasi data pada satu dimensi atau lebih. Misalnya dalam pencarian totalpenderita, pencarian total sub type, atau pencarian tiga ranking atas dasar kontak. Menurut Jenis-jenisSri Yulianto (2009:113)[31] query yang digunakanadalah sebagai berikut:

      1. Pivoting, rotasi pada cube untuk merubah orientasi dimensional pada analisis, misalkan pada cube 2D terdapat barisdan kolom.
      2. Slicing-dicing, melakukan proses seleksi subset pada cube. Memberikan nilai yang tepat pada atribut dalam dimensi,melakukan visualisasi dalam bentuk 3D-cube.
      3. Roll-up, beberapa dimensi memiliki hirarkikal yang ditentukan sebelumnya. Agregasi dapat menentukan tingkatanhirarkikal data. Sebagai contoh adalah penentuan hierarkikal waktu hari → minggu→ bulan → tahun .
      4. Drill-down, Operasional kebalikannya, dari hierarkikal rendah menuju hierarkikal lebih tinggi secara detail.
      5. Analisis trend melalui urutan periode waktu tertentu.

    3. Analisis Multidimensional

      Menurut Windarto (2011:4)[32], berpendapat bahwa“Data perlu diorganisasi dalam bentuk lainberupa data multidimensi yang dinamakanMOLAP (Multidimensional OnlineAnalytical Processing) atau data relasionalROLAP (Relational Online AnalyticalProcessing) atau HOLAP (Hybrid OnlineAnalytical Processing) yang merupakankombinasi dari ROLAP dan MOLAPdimana sebagian data dapat disimpan dalamMOLAP dan sebagian yang lain dalamROLAP.”

      Data disimpan dalam datawarehouse dalam bentuk multidimensidioptimasi untuk pencarian kembali(retrieval) untuk OLAP (Online AnalyticalProcessing). Setelah itu dilakukan analisismultidimensi yang memberikan kemampuanuntuk melakukan query dan membuatlaporan (reporting).

      Berdasarkan uraian diatas maka penulis memutuskan dalam penelitian ini akan menggunakan MOLAP (Multidimensional OnlineAnalytical Processing), karena MOLAP memiliki performance hebat. MOLAP memang dibangun untuk pengambilan data yang cepat, dan optimal untuk operasi Slicing dan Dicing dan dapat membentuk kalkulasi yang komplek dan cepat. Semua kalkulasi telah dihitung saat Cube dibentuk.

    4. Pengertian Online Analytical Processing (OLAP)

      MenurutPaskarina (2010:120)[29], berpendapat bahwa “OLAP (Online Analytical Processing) merupakan salah satu perangkat dari data warehouse yang dapat digunakan untuk menganalisis data yang kompleks dan menyediakan informasi yang dibangun berdasarkan model data multidimensi.

    5. Operasi pada Online Analytical Processing (OLAP)
      OLAP dapat menganalisis data dengan menggunakan beberapa operasi, diantaranya: (Paskarina, 2010 : 120)[29]
      1. Roll up, digunakan untuk melihat data secara keseluruhan melaluipengelompokkan data.
      2. Drill down, digunakan untuk menjabarkan data secara lebih detilagar dapat diperoleh informasi yang lebih rinci.
      3. Slice, digunakan membagi cube terhadap suatu dimensi sehinggadapat memfokuskan pada sudut pandang yang diinginkan.
      4. Dice, digunakan untuk membagi data terhadap dua dimensi ataulebih sehingga dapat memfokuskan sudut pandang dalam bentuk tigadimensi.

    Konsep Dasar XAMPP

    Menurut Puspitasari (2011:1)[33], berpendapat bahwa “XAMPP adalah sebuah softwarewebserver apache yang didalamnya sudah tersedia database server mysql dan support php programming.”Xampp merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainya adalah cuma menginstal 1 kali sudah tersedia apache web server, mysql database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainya hanya bedanya kalau versi windows selalu dalam bentuk instalasi grafis dan yang linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz. kelebihan lain yang berbeda dari versi untuk windows adalah memeliki fitur untuk mengaktifkan sebuah server secara grafis, sedangkan linux masih berupa perintah-perintah didalam console. oleh karena itu versi untuk linux sulit untuk dioperasikan”.
    Menurut Sopiyan (2012:13)[34], berpendapat bahwa asal kata XAMPP adalah singkatan yang masing-masing hurufnya adalah :

    1. X : Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi,seperti Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris.
    2. A : Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web. jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan,maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web yang dihasilkan
    3. M : MySQL, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk mengolah database. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada dalam database.
    4. P : PHP, bahasa pemrograman web. Bahasa pemrograman PHP merupakan bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat server-side scripting. PHP memungkinkan kita untuk membuat halaman web yang bersifat dinamis. Sistem manajemen basis data yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQl. namun PHP juga mendukung sistem manajement database Oracle, Microsoft Access, Interbase, d-base, PostgreSQL, dan sebagainya.

    Konsep Dasar Sistem Informasi Eksekutif

    1. Definisi Sistem Informasi Eksekutif
      Sistem Informasi Ekasekutif terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

      Menurut Tarigan (2010:47)[35], berpendapat bahwa “Executive Information System (EIS) merupakan aplikasi sistem informasi yang terdapat dalam manajemen puncak. Dalam level manajemen puncakakan melihat hasil dari analisa dalam level MIS yang telah diringkas”.

      Menurut Richardus Eko Indrajit (2012:1)[36], berpendapat bahwa “Executive Information System (EIS) merupakan salah satu feature yang banyak ditawarkan parapembuat perangkat lunak kepada perusahaan”.

      Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah sistem informasi yang memudahkan pihak eksekutif dalam mengambil keputusan dengan berbagai informasi yang tersedia dengan akses yang mudah.

    2. Gambar 2.3 Model Executive Information System
      Sumber: (Supriatna, 2010:2)[37]

    3. Implementasi Executive Information System (EIS)

      Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjamin efektivitas sistem yang diharapkan yaitu: Indrajit (2012:3)[36]

      1. Hal yang pertama berhubungan dengan hakekat atau nature dari EIS itu sendiri. Dalam hirarki sistem informasi, EIS merupakan suatu alat (tool) yangdapat menghasilkan suatu sistem pelaporan informasi yang tertinggi dalam perusahaan. Yang dilakukan oleh perangkat EIS adalah melakukan penarikan data (data extraction) dan mensarikannya (data summarizing) dari suatu sumber data tertentu atau database yang ada di bawahnya. Dengan kata lain, perusahaan yang ingin membeli atau membuat perangkat EIS sudah harus memiliki suatu gudang data (data warehouse) terlebih dahulu. Pastikan bahwa sistem EIS yang akan dikembangkan dapat dengan mudah mengakses sistem basis data (database system) yang ada. Jika tidak, terpaksa harus dikembangkan suatu sistem antarmuka (interface) tertentu untuk menjembatani kedua hal tersebut.
      2. Hal kedua adalah sehubungan dengan features yang harus tersedia dalam suatu paket EIS. Setiap eksekutif memiliki caranya masing-masing yang unik dalam mengambil suatu keputusan, sehingga bentuk penyajian informasi pada EIS harus disesuaikan dengan karakteristik eksekutif tersebut. Ada diantara mereka yang menyukai bentuk grafik (batang, garis, lingkaran, dsb) dan ada yang lebih memilih bentuk angka-angka sederhana.
      3. Hal ketiga masih berkaitan dengan features EIS yaitu kemampuan untuk melakukan customization (pembuatan bentuk sajian informasi dalam bentuk gambar dan angka-angka yang informative secara cepat. Seorang Direktur terkadang dihadapkan pada suatu hal-hal yang bersifat prioritas pada masa-masa tertentu. Bentuk laporan EIS yang diinginkan diakhir bulan mungkin tidak sama dengan yang dibutuhkan per hari atau pada suatu saat tertentu. Disinilah diperlukan fasilitas-fasilitas pada modul EIS yang mempermudah pembuatan laporan-laporan bagi eksekutif secara cepat dan variatif. Tidak jarang seorang eksekutif dihadapkan pada suatu keadaan dimana yang bersangkutan harus mengontrol beberapa hal pada saat yang bersamaan. Sistem EIS yang baik harus tetap mempertahankan kesederhanaan dalam pembuatan laporan walaupun data yang dipergunakan atau masalah yang dihadapi terasa kompleks. Fasilitas customizable ini juga dibutuhkan berkaitan dengan keperluan eksekutif yang dapat berubah-ubah dengan cepat dari waktu ke waktu, terutama di dalam kondisi bisnis yang serba dinamik saat ini.

      Gambar 2.4 Rancangan Excutive Informasi System
      Sumber: Christian (2010:110)

    Konsep Dasar Kinerja Perusahaan

    1. Definisi Kinerja

      Menurut Sayyida (2012:18)[39], berpendapat bahwa, “Definisi yang dapat disimpulkan dalam dua hal. Pertama, kinerja dapat didefinisikan sebagaihasil akhir dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang disesuaikandengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kedua, kinerja juga mencerminkanprestasi yang dicapai oleh suatu organisasi.

    2. Definisi Pengukuran Kinerja

      Menurut Sapardianto (2013:95)[40], berpendapat bahwa, “Pengertian pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2007: 419) adalah sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

    3. Kaedah 4 (Empat) Perspektif

      Menurut Christina (2013:519)[41], berpendapat bahwa adapun kaedah 4 (empat) perspektif diidentifikasi sebagai berikut :

      1. Kinerja perspektif keuangan. Perspektif ini akan menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu dalam kaitannya dengan penampilan perusahaan dimata pemegang saham.
      2. Kinerja perspektif pelanggan. Perspektif ini akan menggambarkan fokus terhadap kebutuhan kepuasan pelanggan dan pandangan para pelanggan terhadap perusahaan.
      3. Kinerja perspektif proses bisnis internal. Perspektif ini akan memfokuskan pada apa yang manajemen perusahaan harus lakukan di perusahaan. Proses internal yang harus dilakukan adalah proses yang memiliki kaitan dengan penciptaan barang atau jasa, dengan demikian dapat menarik dan mempertahankan pelanggan dan pada akhirnya bisa memuaskan keinginan pemegang saham.
      4. Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif ini mengidentifikasi sarana yang seharusnya dibuat atau dibangun oleh perusahaan dengan tujuan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam jangka panjang (long term). Hal ini berkaitan dengan perbaikan dan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai secara berkesinambungan.

    Konsep Dasar Elisitasi

    1. Definisi Elisitasi

      Elisitasi terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

      Suryo Guritno (2011:302)[42], berpendapat bahwa “Elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

      Menurut Adi Nugroho (2010:10)[12], berpendapat bahwa “Akuisisi informasi dari seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak mengungkapkan maksud dari wawancara atau percakapan. Sebuah teknik pengumpulan intelijen sumber manusia, umumnya terbuka”.

      Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah usulan rancangan sistem baru yang diinginkan dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    2. Jenis-jenis Elisitasi

      Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: (Guritno, 2010:302)[42]

      1. Elisitasi Tahap I
        Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
      2. Elisitasi Tahap II
        Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.
        • (M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
        • (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.
        • (I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
      3. Elisitasi Tahap III
        Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.
        • (T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
        • (O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
        • (E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.
          Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut:
        • High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
        • Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
        • Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.
      4. Final Draft Elicitation
        <p style="text-inden:0.5in">Menurut Suryo Guritno (2010:304)[42], berpendapat bahwa “Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.</p>
      5. </li> </ol>

      Literature Review

      Literatur Review terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

      Menurut Suryo Guritno (2010:86)[42], berpendapat bahwa “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

      Menurut Mulyandi (2013:17-153)[43], berpendapat bahwa “Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.

      Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa literature review adalah pengadaan survey tentang penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh peneliti lain sebagai bahan pendukung penelitian. Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain:

      1. Penelitian yang dilakukan oleh Mutia Anisa Novianti (STMIK Raharja, 2014)[44] berjudul “Perancangan Executive Information System (EIS) Penjualan di PT. Tirta Varia Intipratama” . Penelitian tersebut menghasilkan aplikasi Executive Information System (EIS) berbasis PHP, MySQL, dan Framework CodeIgniter (CI) yang dapat mengolah laporan penjualan per sales, laporan penjualan per SKU (Stock Keeping Unit) dan laporan Active Outlet (AO).Penelitian yang dilakukan sudah cukup baik, sesuai dengan kebutuhan pada PT. Tirta Varia Intiprata, namun penelitian yang dilakukan masih sebatas untuk penjualan saja, alangkah baiknya bila sempel yang diteliti bisa diperluas seperti menambahkan dari faktor internal &external. Untuk faktor internal bisa menambahkan dari segi keuangan apakah penjualan tersebut mendapatkan keuntungan yang meningkat atau menurun, dari segi human resource, dsb. Karena perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan yang cukup besar, tentunya faktor yang dapat meningkatkan penjualan tidak hanya dari faktor penjualan itu sendiri. Sementara dari segi eksternal apakah perusahaan yang diteliti memiliki pesaing atau tidak. Bagaimana caranya agar perusahaan yang diteliti mampu bersaing dengan pesaingnya.
      2. Penelitian yang dilakukan oleh Nina Rahayu (STMIK Raharja, 2013)[45] dengan judul “Perancangan Executive Information System (EIS) Dalam Bidang Penjualan Pada Karinda Cafe dan Resto”. Penelitian tersebut menghasilkan aplikasi Executive Information System (EIS) berbabis PHP dan library fussion chart yang dapat mengolah data penjualan (permenu, perkategori, per item, jumlah pembeli selama sehari atau perminggu, perbulan maupun pertahun, menu terfavorit, menu yang kurang diminati) menu yang dipesan dan laporan kinerja pelayanan. Penelitian yang dilakukan sudah cukup baik, sesuai dengan kebutuhan pada Karinda Café dan Resto, namun penelitian yang dilakukan masih sebatas untuk penjualan saja, alangkah baiknya bila sempel yang diteliti bisa diperluas seperti menambahkan dari faktor external, yaitu dapat menampilkan posisi Karinda Café dan Resto itu sendiri terhadap para pesaingnya, sehingga bisa dilihat apakah ada peningkatkan atau tidak disetiap hari, bulan atau tahunnya.
      3. Penelitian yang dilakukan olehElmarie Papageorgiou dan Herman EC de Bruyn(Acta Commercii, 2010)[46]yang berjudul “Using Executive Information Systems As A Business Management Tool In Listed Johannesburg Stock Exchange (JSE) Companies : An Exploratory Study”. Penelitian ini penting dalam rangka membangun keberadaan EIS di perusahaan tersebut dan bagaimana peranan EIS sebagai alat manajemen bisnis untuk menganalisis dan mengukur kinerja perusahaan. Penelitian tersebut memberikan bukti bahwa perusahaan dengan EIS atau berencana untuk menerapkan EIS yang melihatnya sebagai alat manajemen bisnis yang sangat baik. Alat ini memiliki built-in fitur, sangat penting untuk real-time pengambilan keputusan, memecahkan masalah dan menciptakan keunggulan kompetitif. Penelitian yang dilakukan sangat baik karena dapat memberikan keyakinan untuk berbagai perusahaan yang ingin menerapkan EIS. Namun sayangnya penelitian yang dilakukan belum bisa membantu perusahaan yang memiliki kendala untuk menerapkan EIS seperti kendala kecilnya perusahaan, jumlah SDM yang kurang memadai, biaya yang cukup tinggi, dll.
      4. Penelitian yang dilakukan olehArif Nurwidyantoro , Burhanudin Hakim, dan Eko Priyon Utomo (SNATI, 2013)[47], yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Eksekutif Studi Kasus di UGM”. Penelitian tersebut menghasilkan aplikasi Sistem Informasi Eksekutif yang bisa mengolah data dengan luaran kinerja universitas dan informasi kinerja universitas ini ditampilkan dengan dashboard. Namun penelitian yang dilakukan masih sebatas mengenai SDM di UGM. Sementara kinerja universitas juga bisa dipengaruhi dari segi ketersediana sarana dan prasarana pendidikan, maka akan lebih baik apabila sampel yang diteliti bisa diperluas lagi sesuai dengan faktor yang mempengaruhi kinerja universitas.
      5. Penelitian yang dilakukan oleh Dony Saputra, Oleh Soleh, dan Meta Amalya Dewi (ISICO, 2013)[48] yang berjudul “Dashboard Marketing System For Student’s Enrollment, Case Study : UNIS Tangerang. Penelitian ini menghasilkan aplikasi berbasis PHP, MySQL dan fushioncart yang bisa melacak dan mengevaluasi tiga dimensi yaitu lokasi, waktu, dan promosi. Penelitian ini menggunakan teknik MOLAP untuk memiliki wawasan yang cepat pada pandangan multidimensi masalah yang dihadapi.
      6. Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Priyandari, Irwan Iftadi, dan Utami Sri Sundari (Performa, 2011)[49] yang berjudul “Rancangan Informasi Eksekutif untuk Bidang Akademik danKemahasiswaan di Universitas Sebelas Maret”. Penelitian ini menghasilkan EIS yang dapat mengolah data seperti peringkat keketatan untuk masuk ke UNS, jumlah peminat yang ingin masuk ke UNS untuki semua jenjang, daya tampung, dan ratio keketatatan untuk masuk ke UNS. Penelitian yang dilakukan sudah cukup baik, namun penelitian ini belum mengkaji ketersediaan data secaramendetail yang ada pada setiap sistem informasi untuk mendukung penyusunan SIE.

      Dari beberapa literatur review diatas, penulis memilih penelitian yang dilakukan olehDony Saputra, Oleh Soleh, dan Meta Amalya Dewi (ISICO, 2013) yang berjudul “Dashboard Marketing System For Student’s Enrollment, Case Study : UNIS Tangerang.Penelitian tersebut dilakukan yaitu dengan penggunaan aplikasipemasaran /marketing berbasis dashboard.Penelitian ini menghasilkan aplikasi berbasis PHP, MySQL dan fushioncart yang bisa melacak dan mengevaluasi tiga dimensi yaitu lokasi, waktu, dan promosi. Penelitian ini menggunakan teknik MOLAP untuk memiliki wawasan yang cepat pada pandangan multidimensi masalah yang dihadapi.

      Dalam penelitian tersebut teknik MOLAP tersebut dirasa sangat efektif untuk melihat data dari berbagai dimesni sehingga dapat memberikan wawasan yang cepat pada masalah yang dihadapi. Untuk itu pada penelitian ini, penulis mengembangkan pembuatan aplikasi EIS (Executive Information System) dengan memanfaatkan MOLAP untuk hasil data yang multidimesional.


Contributors

Ikrima Catrik Pratiwi