TA1123369682

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

PERSEDIAAN BAHAN BAKU BERBASIS WEB

PADA PT. KUMATEX TANGERANG


TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

NIM
: 1123369682
NAMA


JURUSAN KOMPUTERISASI AKUNTANSI

KONSENTRASI WEB BASED ACCOUNTING SYSTEM

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

PERSEDIAAN BAHAN BAKU BERBASIS WEB

PADA PT. KUMATEX TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1123369682
Nama
Jenjang Studi
: Diploma Tiga(D3)
Jurusan
: Komputerisasi Akuntansi
Konsentrasi
: Web Based Accounting System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, ...... 2017

Direktur
       
Kepala Jurusan
AMIK RAHARJA
       
Jurusan Komputerisasi Akuntansi
           
           
           
           
(Dr.Po.Abbas Sunarya,M.Si.)
       
(Euis Sitinur Aisyah,M.Kom.)
NIP : 000603
       
NIP : 060003


AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

PERSEDIAAN BAHAN BAKU BERBASIS WEB

PADA PT. KUMATEX TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1123369682
Nama

 

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Komputerisasi Akuntansi

Konsentrasi Web Based Accounting System

Disetujui Oleh :

Tangerang, ...... 2017

Pembimbing I
       
Pembimbing II
           
           
           
           
(Euis Sitinur Aisyah,M.Kom.)
       
(Christien Setiya Kesumawati, M.Akt)
NID : 05066
       
NID : 15002

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

PERSEDIAAN BAHAN BAKU BERBASIS WEB

PADA PT. KUMATEX TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1123369682
Nama

 

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Komputerisasi Akuntansi

Konsentrasi Web Based Accounting System

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Oleh :

Tangerang, ...... 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

PERSEDIAAN BAHAN BAKU BERBASIS WEB

PADA PT. KUMATEX TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1123369682
Nama
Jenjang Studi
: Diploma Tiga
Jurusan
: Komputerisasi Akuntansi
Konsentrasi
: Web Based Accounting System

 

 

Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Tugas Akhir yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, ...... 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1123369682

 


ABSTRAKSI

PT. Kumatex Tangerang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang textile yang berada di Jl. MH. Thamrin 1, Cikokol Tangerang. Sistem yang berjalan pada PT. Kumatex Tangerang masih kurang maksimal dalam memonitoring persediaan bahan baku. Pencarian kode bahan baku harus mencari satu persatu nama bahan baku agar dapat mengetahui data stok bahan baku. Maka untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sistem monitoring persediaan bahan baku yang lebih baik dari sistem sebelumnya agar dapat menyajikan informasi persediaan bahan baku yang lengkap dan mempermudah dalam mengetahui jumlah persediaan bahan baku yang tersedia dalam suatu gudang. Penelitian ini menggunakan metode analisa sistem SWOT dan rancangan sistem diimplementasikan dengan Unified Modelling Language (UML). Hasil akhir yang diharapkan adalah agar sistem informasi berbasis web ini dapat mengatasi permasalahan sistem berjalan diantaranya lebih maksimal dalam proses pengolahan data, pembuatan laporan persediaan bahan baku dan pencarian stok bahan baku lebih mudah. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu PT.Kumatex Tangerang khususnya bagian gudang untuk melakukan pengembangan sistem informasi monitoring persediaan bahan baku.


Kata Kunci: monitoring persediaan bahan baku, Analisa SWOT, diagram UML , web

KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli Madya Komputer (Amd.Kom) untuk jenjang D3 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku ketua AMIK Raharja Informatika.
  2. Bapak Padeli, M.Kom selaku Pudir 1 AMIK Raharja Informatika.
  3. Ibu Euis Sitinur Aisyah, M.Kom. selaku Kepala Jurusan Komputerisasi Akuntansi sekaligus selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga,dan pikiran serta dengan sabar memberikan tuntunan dan petunjuk selama penyusunan Laporan Tugas Akhir.
  4. Ibu Christien Setiya Kesumawati, M.Akt selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta dengan sabar memberikan tuntunan dan petunjuk selama penyusunan Laporan Tugas Akhir.
  5. Ibu Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom. yang telah membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Kepada keluarga tercinta khususnya kepada Ayah tercinta Sumediyono dan Ibu Maryam yang telah memberikan dukungan baik moril, materil, maupun doanya kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya laporan ini dengan baik.
  8. Teman satu bimbingan, yaitu Yovina Niawan Putri.
  9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang terlibat dan ikut membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, ....... 2017
MARINI EKAWATI
NIM. 1123369682

Daftar isi


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4. Elisitasi Final

Tabel 3.5 Struktur User

Tabel 3.6 Struktur Transaksi

Tabel 3.7 Struktur Barang

Tabel 3.8 Struktur Aktifitas

Tabel 3.9 Schedulle Implementasi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Gambar 2.2 Tampilan Output PHP

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. KUMATEX Tangerang

Gambar 3.2. Use Case Diagram Monitoring Persediaan Bahan Baku yang sedang berjalan

Gambar 3.3. Activity Diagram Pemasukan Bahan Baku yang sedang berjalan

Gambar 3.4. Activity Diagram Pengeluaran Bahan Baku yang sedang berjalan

Gambar 3.5. Sequence Diagram Monitoring Pemasukan Bahan Baku yang sedang berjalan

Gambar 3.6. Sequence Diagram Monitoring Pengeluaran Bahan Baku yang sedang berjalan

Gambar 3.7. Use Case Diagram Sistem yang diusulkan

Gambar 3.10 Prototype Halaman Login

Gambar 3.8. Activity Diagram Yang Diusulkan (untuk bagian gudang)

Gambar 3.9. Activity Diagram Yang Diusulkan (untuk Pimpinan)

Gambar 3.10. Sequence Diagram Yang Diusulkan (untuk bagian gudang)

Gambar 3.11. Sequence Diagram Yang Diusulkan (untuk Pimpinan)

Gambar 3.12. Class Diagram Yang Diusulkan

Gambar 3.13 Prototype Halaman Login Admin

Gambar 3.14 Prototype Halaman Awal

Gambar 3.15 Prototype Form Input Pada Menu Data Master

Gambar 3.16 Prototype Halaman Form Input Data Bahan Baku Benang

Gambar 3.17 Prototype Form Input Data Bahan Baku Kapas

Gambar 3.18 Prototype Halaman Input Data Bahan Baku Benang

DAFTAR LAMPIRAN


LAMPIRAN :

  1. Form Validasi Tugas Akhir (TA)
  2. Form Validasi Sidang
  3. Kartu Bimbingan
  4. KSTF
  5. Sertifikat PROSPEK
  6. Sertifikat TOEFL
  7. Sertifikat Nasional
  8. Sertifikat Internasional
  9. Kwitansi Pembayaran Tugas Akhir (TA)
  10. Kwitansi Pembayaran Sidang dan Raharja Career
  11. Surat Keterangan Observasi
  12. Katalog Produk

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi di era globalisasi seperti ini memudahkan masyarakat dalam melakukan berbagai aktifitas/kegiatan industri, perkantoran, perkuliahan, pendidikan, dan lain sebagainya karena telah banyak dirasakan kemudahannya dalam mendapatkan informasi yang cepat, tepat dan akurat. Kegiatan industri mempunyai hubungan erat dengan kegiatan produksi yang mana untuk memenuhi kebutuhan pasar atau konsumen. Untuk melakukan kegiatan produksi harus ada bahan baku. Persediaan bahan baku merupakan faktor penting dalam sebuah perusahaan yang digunakan untuk proses produksi dari bahan mentah diolah menjadi barang jadi (finish goods).

PT. Kumatex adalah salah satu perusahaan tekstile pembuatan benang di Cikokol Tangerang. Bahan baku pembuatan benang yang disediakan antara lain romatial kapas dan romatial benang bahan dasar. Selama ini sistem pengolahan datanya masih dicatat mengunakan bantuan desktop pada komputer. Pengelolaan data yang banyak mengakibatkan timbulnya kesalahan dalam perhitungan, kebutuhan bahan yang diperlukan dan pengeluaran bahan, penggandaan data (redundancy data) karena sering berulangkalinya pencatatan setiap ada proses pengadaan ataupun penyusunan laporan baik secara harian/bulanan. Selain itu juga memerlukan ketelitian dan kecermatan perhitungan, jumlah data yang dikelola perbulan dan pembuatan laporan yang terkadang tidak tepat waktu.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan Tugas Akhir (TA) ini penulis beri judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PERSEDIAAN BAHAN BAKU BERBASIS WEB PADA PT. KUMATEX TANGERANG”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana sistem monitoring persediaan bahan baku pada PT. Kumatex yang berjalan saat ini ?
  2. Apakah sistem persediaan barang yang berjalan saat ini sudah terkontrol dengan baik, dari segi input barang, output barang dan stock opname ?
  3. Bagaimana merancang sistem monitoring persediaan bahan baku yang dibutuhkan pada PT. Kumatex?

Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup peneletian dapat dibatasi karena luasnya permasalahan yang ada dan untuk mempermudah penulisan laporan tugas akhir agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Berdasarkan hal di atas, ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada proses pengelolaan persediaan bahan baku pada PT. Kumatex yang dimulai data entry barang masuk sampai dengan pembuatan laporan.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Penulis mengelompokkan beberapa tujuan di antaranya sebagai berikut:

  1. Mengetahui sistem persediaan barang yang sedang berjalan pada PT.Kumatex.
  2. Untuk memberikan masukan pada bagian persediaan bahan baku dari masalah yang ada, seperti dalam pemasukan data, pengontrolan barang yang masuk maupun keluar.
  3. Untuk merancang sistem monitoring persediaan bahan baku pada PT. Kumatex.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dan dihasilkan dari penelitian ini adalah:

  1. Memberikan solusi terhadap hasil identifikasi permasalahan sistem monitoring persediaan bahan baku pada PT. Kumatex.
  2. Memudahkan staff pada PT. Kumatex dalam mendapatkan informasi yang akurat.
  3. Memberikan pengalaman serta wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang diterima di perkuliahan.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu pengumpulan data yang dibutuhkan metode-metode sebagai berikut :

  1. Metode Observasi (Observation Research)
    Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap proses pencatatan persediaan bahan baku yang berjalan pada PT. Kumatex. Kemudian dari pengamatan tersebut peneliti mengumpulkan seluruh data yang merupakan sumber informasi yang sangat penting dapat membantu dalam rangka membangun sistem tersebut.
  2. Metode Wawancara (Interview Research)
    Metode ini di lakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan salah satu staff yang bekerja dalam pencatatan persediaan bahan baku tersebut, wawancara dilakukan secara langsung ke staff pengelolaan persediaan bahan baku. Metode ini di lakukan guna memperoleh data lebih detail serta memperkuat data sebelumnya saat melakukan pengamatan secara langsung.
  3. Metode Studi Pustaka (Library Research)
    Yaitu metode untuk mendapatkan informasi atau data dari beberapa sumber (literatur) atau buku untuk kebutuhan penganalisaaan yang terkait dengan laporan ini.

Metode Analisa

PPada metode analisa ini menggunakan metode analisa SWOT, analisa SWOT ini menaruh perhatian pada unsur-unsur Strenghs, Weaknesses, Opportunities, & Threats. Serta menggunakan alat bantu (tools) Unified Modeling Language (UML) yang dibuat dengan menggunakan software Visual Paradigm.

Metode Perancangan

Dalam Tugas Akhir ini metode perancangan yang akan digunakan adalah menggunakan metode perancangan terstruktur melalui tahapan pembuatan UML, pembuatan database dan pembuatan program yang dibutuhkan oleh administrasi pada elisitasi. Bahasa pemograman yang digunakan adalah PHP serta database yang digunakan MySQL.

Metode Pengujian

Dalam penelitian ini penulis memilih Black Box Testing yaitu dengan melakukan test case ini bertujuan untuk menunjukan fungsi perangkat lunak tentang cara beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang disimpan secara eksternal selalu dijaga kemutakhirannya dapat dilihat pada BAB III.

Sistematika Penulisan

Dalam memudahkan membuat laporan dan memahami pembahasan tentang penulisan penelitian ini, maka di kelompokkan materi penulisan menjadi 4 (empat) bab yang masing-masing bagian saling berkaitan antara bab satu dengan bab yang lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan pembahasan mengenai landasan teori yang berisi teori umum yang mengenai konsep dasar sistem dan konsep dasar informasi, teori khusus membahas mengenai penjelasan-penjelasan yang berhubungan dengan penelitian, serta adanya literature review.

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML), user requirement, rancangan basis data, flowchart, rancangan program, rancangan prototipe, konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi, dan implementasi.

BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, dan kesan.

DAFTAR PUSTAKA.

DAFTAR LAMPIRAN.


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem

    Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Komponen-komponen atau subsistsem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponen-komponen dan subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai.

    Ada beberapa pendapat para ahli mengenai definisi sistem, diantaranya:

    1. Menurut Taufiq (2013:2), bahwa “Suatu sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintregasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”
    2. Menurut Yakub (2012:1), bahwa “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau tujuan tertentu.”
    3. Menurut Sutarman (2012:13), bahwa “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.”

    Berdasarkan ketiga definisi diatas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang salaing terhubung dan berinteraksi satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

  2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

    Siklus hidup pengembangan sistem (Systems development life cycle-SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi. Siklus hidup pengembangan sistem berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan, yaitu :

    1. Analisis
      Tahapan analisis digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan analisis ini adalah sebagai berikut:
      1. Deteksi masalah.
      2. Penelitian atau investigasi awal.
      3. Analisa kebutuhan sistem.
      4. Mensortir kebutuhan sistem.
      5. Memilih sistem yang baik.
    2. Perencanaan
      Tujuan perencanaan adalah untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternative sistem yang baik. Kegiatan ini meliputi perancangan output, input dan file.
  3. Karakteristik Sistem

    Model umum dari sistem adalah input, proses dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana, sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu sebuah sistem juga mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan hal tersebut dikatakan sebagai suatu sistem.

    Menurut Hartono (2013:14)[1] “sistem akan berjalan dengan baik apabila memiliki karakteristik dalam pelaksanaannya”. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut ini :

    1. Komponen (components);
    2. Penghubung antar bagian (interface);
    3. Batas sistem (boundary);
    4. Lingkungan luar (environment);
    5. Masukan (input);
    6. Mekanisme pengolahan (processing);
    7. Keluaran (output);
    8. Tujuan (goal);
    9. Sensor dan kendali (sensor and control);
    10. Umpan balik (feedback).

    Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

  4. Klasifikasi Sistem

    Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang dantaranya (Tata Sutabri, 2012:22):

    1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
      Sisem Abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem persediaan barang.
    2. Sistem Alamiyah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)
      Sistem Alamiyah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.
    3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
      Sistem Tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertandingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.
    4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)
      Sistem Tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan ligkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

Konsep Dasar Informasi

  1. Definisi Informasi

    Informasi ibarat darah yang mengalir didalam tubuh manusia, maksud dari kalimat tersebut yaitu bahwa informasi sangat penting pada suatu organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut:

    1. Menurut Sutarman(2012:14), bahwa “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima.”
    2. Menurut Darmawan (2012:2), “Informasi adalah sejumlah data data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya, keterpakaiannya sesuai degan kebutuhan.”
    3. Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang sudah diolah untuk menguji kebenarannya sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan.

  2. Kualitas Informasi

    Menurut Yakub (2012:9), Kualitas Informasi dapat dlihat dari dimensi-dimensi yang dimiliki oleh informasi. Kualitas dari informasi (quality of information) tergantung dari beberapa hal, yaitu:

    1. Relevan (Relevancy)
      Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang akan berbeda.
    2. Akurat (Accurate)
      Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan, Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi.

      Komponen keakuratan suatu informasi diantaranya sebagai berikut:

      1. Completeness : Are necessary message items present?
        Hal ini dapat berarti bahwa informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan hanya sebagian saja tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukann tindakan secara keseluruhan sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut.
      2. Correctness ; Are message items corect?
        Maksudnya bahwa informasi yang diterima kebenarannya tidak perlu diragukan lagi. Kebenaran dari informasi tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan.
      3. Security ; Did the message reach all or only the intended systems users?
        Informasi yang diterima harus terjamin keamanan datanya.
    3. Tepat Waktu (TimeLine)
      Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai dalam hal penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya pun menjadi buruk sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi yang sudah usang tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan maka akan berakibat fatal sehingga salah dalam pengambilan keputusan tersebut. Kondisi demikian mengakibatkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah serta mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.
    4. Ekonomis (Economy)
      What level of resources is needed to move information through the problem-solving cyclel? Kualitas dari informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat didalamnya.
    5. Efisien (Efficiency)
      What level of resources is required for each unit of information output? Kualitas dari informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan juga bergantung pada nilai efisien yang terdapat didalamnya.
    6. Dapat dipercaya (Reliability)
      Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat dipercaya , hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal pengambilan keputusan setiap tingkatan manajemen.
  3. Nilai Informasi

    Menurut Tata Sutabri (2012:37), nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibanding dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak didalam perusahaan.

    Lebih lanjut, sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan sesuatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efektifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

    1. Mudah Diperoleh
      Sifat ini menunjukan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan teteapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.
    2. Luas dan Lengkap
      Sifat ini menunjuka lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, karena itu sulit mengukurnya.
    3. Ketelitian
      Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
    4. Kecocokan
      Sifat ini menunjukan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
    5. Ketepatan Waktu
      Menunjukkan tidak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya beberapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris.
    6. Kejelasan
      Sifat ini menunjukan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Beberapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.
    7. Keluwesan
      Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
    8. Dapat Dibuktikan
      Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informsi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
    9. Tidak Ada Prasangka
      Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
    10. Dapat Diukur
      Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

Konsep Dasar Sistem Informasi

  1. Definisi Sistem Informasi

    Menurut Taufiq (2013:17), “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.”

    Menurut Tata Sutabri (2012:46), “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”

    Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengolah data sehingga memiliki nilai tambah untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.

  2. Komponen Sistem Informasi

    Menurut Tata Sutabri (2012:47), Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari:

    1. Blok Masukan (input block)
      Input mewakili data masukan kedalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
    2. Blok Model (model block)
      Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
    3. Blok Keluaran (output block)
      Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
    4. Blok Teknologi (technology block)
      Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan, dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
    5. Blok Basis Data (database block)
      Basis Data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan brhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras computer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.data dalam basis data harus diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan bekualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efesiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
    6. Blok Kendali (control block)
      Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperature debu, kecurangan-kecuranngan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Konsep Dasar Analisa Sistem

  1. Definisi Analisa Sistem
    ”Analisa sistem (system analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya”. [Untung Raharja, Ir. dkk : 14]
    1. Analisa Masukan
      Masukan pada sistem adalah data-data yang diterima oleh sistem dan akan diproses oleh sistem.
    2. Analisa Proses
      Proses pada sistem adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk dalam proses.
    3. Analisa Keluaran
      Keluaran pada sistem adalah data-data yang dihasilkan oleh suatu proses dari masukan yang diterima oleh proses. Tahap analisa sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap desain sistem. Tahap analisa merupakan tahap yang keritis dan sangat penting, karena kesalahan didalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan ditahap selanjutnya, maka dapat diketahui bahwa tujuan dari analisa sistem adalah sebagai berikut:
      1. Memahami kerja dari sistem yang ada.
      2. Menentukan kelemahan-kelemahan sistem yang lama selanjutnya diusulkan perbaikan.
      3. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai (user) dengan mempelajari bentuk formulir, laporan-laporan yang telah dihasilkan oleh sistem yang sedang berjalan.
      4. Mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan user.
      5. Untuk mengetahui gambaran dengan jelas apa yang akan dikerjakan pada tahap perancangan dengan alternatif pemecahan masalah yang tepat.
  2. Tahap-Tahapan Analisa Sistem
    Tahapan analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan didalam tahapan ini akan menyebabkan juga kesalahan ditahap selanjutnya. Didalam tahapan analisis sistem terdapat langkah – langkah dasar yang harus dilakukan oleh sistem sebagai berikut:
    1. Identify , yaitu mengidentifikasi masalah
    2. Understand, yaitu memahami kerja dengan sistem yang ada
    3. Analiysis, yaitu menganalisa sistem
    4. Report, yaitu Membuat laporan hasil analisis.

Teori Khusus

Konsep Dasar Persediaan

  1. Definnisi Persediaan

    Menurut Ristono (2013:1-2)[2], “Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukan kedalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Adanya berbagai macam persediaan ini menuntut pengusaha untuk melakukan tindakan yang berbeda untuk masing-masing persediaan, dan ini akan sangat terkait dengan permasalahan lain seperti masalah peramalan kebutuhan bahan baku serta peramalan penjualan atau permintaan konsumen.

    Persediaan merupakan suatu model yang umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku maupun barang jadi dalam suatu aktifitas perusahaan. Inventory atau persediaan adalah suatu teknik untuk manajemen material yang berkaitan dengan persediaan. Manajemen material dalam inventory dilakukan dengan beberapa input yang digunakan yaitu : permintaan yang terjadi dan biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan, serta biaya apabila terjadi kekurangan persediaan (short age)”.

  2. Faktor Biaya Persediaan

    Menurut Ristono (2013:4), “Persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Bila persediaan kurang, maka perusahaan tidak akan dapat memenuhi semua permintaan sehingga akibatnya pelanggan akan kecewa dan beralih ke perusahaan lainnya. Sebaliknya, bila persediaan berlebih, ada beberapa beban yang harus ditanggung”, yaitu :

    1. Biaya penyimpanan digudang, semakin banyak barang yang disimpan maka akan semakin besar biaya penyimpanannya.
    2. Risiko kerusakan barang, semakin lama barang tersimpan digudang maka risiko kerusakan barang semakin tinggi.
    3. Risiko keusangan barang, barang-barang yang tersimpan lama akan out of date atau ketinggalan jaman.
  3. Tujuan Pengelolaan Persediaan

    Menurut Ristono (2013:4-5), tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut :

    1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan konsumen).
    2. Untuk menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi. Hal ini dikarenakan alasan :
      1. Kemungkinan barang (bahan baku) menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh.
      2. Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.
    3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
    4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar.
  4. Faktor Penentu Safety Stock

    Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety stock adalah sebagai berikut : (Ristono, 2013:8-9)

    1. Risiko kehabisan persediaan.
    2. Biaya simpan digudang dan biaya ekstra bila kehabisan persediaan.

    Sifat persaingan. Persaingan yang terjadi antar perusahaan dapat ditentukan dari kecepatan pelayanan pemenuhan permintaan pelanggan, maka perusahaan perlu memiliki persediaan yang besar.

Konsep Dasar UML

  1. Definisi UML

    Menurut Nogroho (2011:119), “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasikan, serta mengkontruksi bangunan dasar sistem perangkat lunak, termasuk melibatkan pemodelan aturan-aturan bisnis”.

    Menurut Herlawati (2011:6), “bahwa beberapa literaturemenyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”.

    Menurut Rosa (2013:133), “Unified Modeling Language (UML) adalah salah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mengidentifikasi, requirement, membuat analisi & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkanUnified Modeling Language (UML) adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemogramam untuk memvisualisasikan.

  2. Tujuan Unified Modeling Language (UML)

    Menurut Yasin (2012:268), tujuan UML diantaranya adalah:

    1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visualyang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
    2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasapemograman dan proses rekayasa.
    3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalampemodelan.
  3. Tipe-Tipe Diagram UML

    Menurut Yasin (2012:268), UML terdiri dari banyak diagram, yaitu:

    1. Use Case Diagram
      Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem.
      1. Aktor
        Aktor mewakili siapa pun atau apa saja yang harus berinteraksi dengan sistem. Aktor bisa didefinisikan sebagai berikut:
        1. Aktor hanya memberikan informasi kepada sistem.
        2. Aktor hanya menerima informasi dari sistem.
        3. Aktor memberikan dan menerima informasi ke dan dari sistem.
      2. Use Case
        Use case model adalah dialog antara aktor dengan sistem yang akan menggambarkan fungsi yang diberikan oleh sistem.
      3. Use Case Relationship
        Use case relationship adalah suatu hubungan, baik itu antara aktor dan use case atau antara use case dan use case. Hubungan antara aktor dan use case disebut dengan communicate association.
      4. Association/Directed Association
        Asosiasi yaitu hubungan statis antar elemen. Umumnya menggambarkan elemen yang memiliki atribut berupa elemen lain,atau elemen yang harus mengetahui eksistensi elemen lain. Tanda panah menunjukkan arah query antar elemen.
      5. Generalization/Pewarisan
        Pewarisan merupakan hubungan hierarkis antar elemen.Elemen dapat diturunkan dari elemen lain dan mewarisi semua atribut dan metode elemen asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga disebut anak dari elemen yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.

Black Box Testing

  1. Definisi Black Box Testing

    Menurut pandangan beberapa ahli Black Box Testing dapat diartikan, antara lain sebagai berikut:

    Menurut Soetam Rizky (2011:264), berpendapat bahwa “Black boxtesting adalah tipe testingyang memperlakukan perangkatlunak yang tidakdiketahui kinerja internalnya.Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotakhitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.

    Menurut Agustiar Budiman (2012:4), berpendapat bahwa “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.”

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

    Uji coba blackbox bukan merupakan alternatif dari uji coba whitebox, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode whitebox testing. BlackBoxTesting dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.

    Uji coba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

    1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
    2. Kesalahan interface
    3. Kesalahan Performa
    4. Kesalahan Performa fungsi-fungsi yang salah atau hilang
    5. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
    6. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

    Tidak seperti metode whitebox yang dilaksanakan diawal proses, uji coba blackbox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya.Karena uji coba blackbox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

    1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
    2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
    3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
    4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
    5. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
    6. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
    7. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

    Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

    1. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji
    2. Melakukan pengujian
    3. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak
    4. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji
    5. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi
    6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan
  2. Motode Pengujian Dalam Black Box

    Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

    1. EquivalencePartioning
      EquivalencePartioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.
    2. BoundaryValueAnalysis
      Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalambatasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundaryvalueanalysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba.BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas.BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.
    3. Cause-EffectGraphingTechniques
      Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut: 1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing. 2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph. 3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan. 4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji
    4. ComparisonTesting
      Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.
    5. Sample and RobustnessTesting
      1. Sample Testing, Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji.Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.
      2. RobustnessTesting,Pengujian ketahanan adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.
    6. BehaviorTesting dan PerformanceTesting
      1. BehaviorTesting, Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.
      2. PerformanceTesting, Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain.Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.
    7. RequirementTesting
      1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
      2. RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
      3. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.
    8. Endurance Testing
      Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Konsep Dasar Database

  1. Definisi Database

    Menurut Untung Rahardja dkk dalam jurnal CCIT (20011:238)[3], "Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu."

    Menurut Prasetio (2012:181)[4] "Database adalah sebuah struktur yang umumnya dikategorikan dalam 2 (dua) hal, sebuah database flat dan sebuah database relasional. Database relasional lebih disukai karena lebih masuk akal dibandungkan database flat".

    Dari definisi ini, terdapat tiga hal yang berhubungan dengan database, yaitu sebagai berikut ini:

    1. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam bentuk database.
    2. Simpanan permanen (storage) untuk menyimpan database tersebut. Simpanan ini merupakan bagian dari teknologi perangkat keras yang digunakan di sistem informasi. Simpanan permanen yang umumnya digunakan berupa hard disk.
    3. Perangkat lunak untuk memanipulasi database. Perangkat lunak ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. Banyak paket perangkat lunak yang disediakan untuk memanipulasi databse. Paket perangkat lunak ini disebut dengan DBMS (Database Management System).

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.

  2. Jenis Database Yang Digunakan
    1. Web server

      Menurut Arief (2011:19), "Web server adalah program aplikasi yang memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan dokumen-dokumen web. Jadi semua dokumen web baik yang ditulis menggunakan client side scripting maupun server scripting tersimpan didalam direktori utama web server (document root)".

    2. XAMPP
      1. Definisi XAMPP

        Menurut Kartini (2013:27-26)[5], “xampp merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket”.

      2. Mengenal Xampp

        Menurut Kartini (2013:27-26), “dalam paketnya sudah terdapat Apache (web server), MySQL (database) PHP (server side scripting), Perl, FTP server, PhpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan meng-install XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis. XAMPP adalah sebuah web server”. Asal kata dari XAMPP sendiri adalah:

        1. (X) : Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi.
        2. (A) : Apache merupakan suatu aplikasi web server.
        3. (M) : MySQL digunakan untuk aplikasi database server.
        4. (P) : PHP bahasa pemrograman yang dipakai untuk membangunwebsite dinamis.
        5. (P) : Perl bahasa pemrograman untuk segala keperluan. Perl adalah penanganan teks dan berbagai jalan pintas untuk menyelesaikan persoalan-persoalan umum, perl sangat popular digunakan dalam program-program CGI (Common Gateway Interface).

        Beberapa aplikasi pendukung XAMPP, yaitu:

        1. PhpMyAdmin

          Menurut Arief (2011:429),[6] "PhpMyAdmin adalah salah satu aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface) yang digunakan untuk mengeolal database MySQL".

          Menurut Prasetio (2012:53), "PhpMyadmin merupakan tools berbasis web yang berguna untuk mengelola database MySQL".

          Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan PhpMyAdmin, maka aplikasi ini dapat membantu Anda dalam menavigasi beberapa database, table, log, dan beberapa hal lainnya.

        2. PHP
          1. Definisi PHP

            Menurut Arief (2011:43), definisi PHP adalah sebagai berikut:

            PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena merupakan server-side scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML.

            Menurut Prasetio (2012:122), "PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa script yang ditanam di sisi server".

            Menurut kamus besar komputer dalam Warsito, Ary Budi, dkk (2014 : 27)[7], “PHP adalah bahasa pemrograman untuk dijalankan melalui halaman web, umumnya digunakan untuk mengolah informasi di internet. Sedangkan dalam pengertian lain, PHP adalah singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server side yang bersifat open source atau gratis. PHP merupakan script yang menyatu dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting)”.

            Gambar 2.2 Tampilan Output PHP

          2. Keunggulan PHP

            Menurut Winarno dan Ali (2011:9)[8], “ada beberapa keunggulan PHP dibandingkan bahasa pemograman lain”, diantaranya:

            1. Bahasa pemograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.
            2. Web server dari PHP dapat ditemukan dimana-mana antara lain apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang mudah.
            3. Dalam sisi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak.
            4. PHP merupakan bahasa open source yang dapat digunakan diberbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta dapat menjalankan perintah-perintah sistem.
          3. MySQL

            Menurut Arief (2011:151), "MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolaan datanya".

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Saputra (2012:51)[9], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dandisanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap I
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Tahap II
    Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Tahap III
    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:
    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan.
    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
    3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
    3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

Literature Review

Definisi Literature Review

Literatur Review ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal dan sebagai pendukung bagi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sehingga dapat menghindari pengulangan hal yang sama dalam penelitian dan dapat melakukan pengembangan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka menyempurnakan atau melengkapi penelitian yang nantinya akan dikembangkan lagi untuk kedepannya. Literature Review berfungsi untuk memperoleh informasi melalui referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan melalui studi pustaka maupun melalui media internet.

Terdapat beberapa penelitian yang memiliki korelasi yang searah dengan penilitian yang akan dibahas dalam Laporan Tugas Akhir yang disusun, antara lain :

  1. Penelitian ini dilakukan oleh Julitta Dewayani, Fitri_Wahyuningsih (Vol 9, No 1 tahun 2016) dengan judul “Sistem Informasi Monitoring Persediaan Spareparts Motor Dengan Menggunakan Metode FIFO Pada Toko Adil Jaya Motor Semarang” (Vol 9, No 1 tahun 2016). Penelitian ini dilakukan dengan penelitian R & D (Research and Development). Data yang digunakan adalah data primer hasil mengamati dan meneliti langsung dari perusahaan adalah untuk mengambil sampel dari item data, data pembelian barang, data barang penjualan, data supplier. Metode yang digunakan oleh penulis metode FIFO, bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dengan database MySQL.
  2. Penelitian ini dilakukan oleh Eflin Oktavia Rusli, Hendro Prassetiyo, Lisye Fitria (Vol 2, No.4 tahun 2014) dengan judul Rancangan Sistem Pengendalian Pesediaan Bahan Baku Sandal Dengan Menggunakan Metode Single Item Single Supplier Dan Multi Item Single Supplier (Studi Kasus Di PT CAT STYLE). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Single Item Single Supplier digunakan untuk mengetahui jumlah pemesanan bahan baku, frekuensi pemesanan, interval pemesanan, dan total biaya persediaan untuk satu bahan baku dari satu supplier. Metode Multi Item Single Supplier digunakan untuk mengetahui jumlah pemesanan bahan baku, frekuensi pemesanan, interval pemesanan dan total biaya persediaan untuk beberapa bahan baku dari satu supplier. Kedua metode ini digunakan untuk meminimumkan total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat menurunkan total biaya persediaan sebesar 0,003% hingga 0,96% dibandingkan dengan total biaya persediaan sebelumnya.
  3. Penelitian ini dilakukan oleh Enden Citra Kartikasari, Emsosfi Zaini, Alex Saleh dengan judul “Rancangan Sistem Persediaan Bahan Baku Talang Menggunakan Model Persediaan Stokastik Joint Replenishment Di PT Sanlon” (Vol.4, No.01 tahun 2016). Penelitian ini memiliki masalah dalam pemesan bahan baku, pemesanan ini dilakukan secara individual order atau pemesanan secara terpisah pada supplier. Solusinya adalah sistem pemesanan dari satu supplier yang memeasok bahan baku terbanyak dilakukan secara gabungan atau joint replenishment, Model stokastik joint replenishment yang dikembangkan oleh Eynan & Kropp (1998) dapat membantu dalam memperbaiki sistem pengendalian bahan baku di PT Sanlon menggunakan Model-P atau model periodic review. Periodic review terlebih dahulu menentukan interval waktu pemesanan untuk memperbaiki sistem persediaan bahan bakunya.
  4. Penelitian ini dilakukan oleh Wiwin Suwarningsih dengan judul “Aplikasi Pengelompokkan Data (Clustering of Data) Dalam Memudahkan Monitoring Ketersediaan Bahan Baku Obat” (Vol 35, No 1 tahun 2012). Penelitian ini memiliki masalah pemantauan berkala obat dari bahan baku untuk mencari bahan berakhir masih dilakukan secara manual .Sehingga proses ini untuk mencari bahan baku biasanya lambat , karena menyimpan data yang sesuai dengan banyak aplikasi. Obat data mentah menggunakan disimpan pengelompokan sehingga proses pencarian akan lebih mudah mencari dan kali lebih cepat .Hasil penelitian ini akan memungkinkan user untuk memantau pendaftaran dan mencari bahan baku yang lebih mudah.
  5. Penelitian ini dilakukan oleh Reni Amarwati Romli, Abu Bakar, Ambar Harsono (Vol 1, No 1 tahun 2013). Penelitian ini memiliki masalah kadang-kadang jumlah bahan baku melebihi kapasitas gudang, sehingga kelebihan bahan baku disimpan diarea produksi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan terhadap proses poroduksi, bahan baku rusak, dan kehilangan bahan baku. Model persedian yang diusulkan dalam permasalahan ini adalah Model Q dan Model P, dilihat dari segi ongkos Model P lebih baik dibanding Model Q namun dilihat dari segi pelaksanaannya Model Q lebih mudah dibandingkan Model P.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum PT. KUMATEX Tangerang

Sejarah Umum PT. KUMATEX Tangerang

PT. KUMATEX (Kurabo Manunggal Textile) berdiri berdasarkan akta pendirian tertanggal 05 Mei 1975, pembangunannya terdapat beberapa fasilitas yang memakan waktu sampai satu tahun atau tepatnya 1975 pembangunan itu selesai. PT.KUMATEX merupakan usaha patungan antara INDONESIA dengan JEPANG.

Perusahaan yang ikut patungan dalam patungan adalah :

  1. PT. KURABO LTD (Jepang)
    Dengan saham sebanyak 50%
  2. PT. MARUBENI CORPORATION (Jepang)
    Dengan saham sebanyak 20%
  3. PT. DAMATEX (Indonesia)
    Dengan saham sebanyak 30%

Perusahaan-perusahaan tersebut mengumpulkan dana sesuai dengan saham yang dimiliki masing-masing perusahaan, modal terkumpul pada waktu itu sebesar kurang lebih US $ 8.000.000,- sebagai modal pertama tahun 1975 dan sekarang ini modal yang ada sebesar kurang lebih US $ 27.000.000,-.

Visi dan Misi Perusahaan

  1. Visi PT. KUMATEX Tangerang
    1. Pemikiran dasar
      Memperluas pemasaran produk dengan fokus pada kepuasan pelanggan dan pengembangan sumber daya manuisa sampai mencapai skala internasional.
    2. Pedoman dasar
      Perluasan pasar dan pengembangan bisnis baru dengan cara menambah customer potensial bagi produk yang berbasis pada keunggulan penggunaan, kualitas, daya saing harga dan kecepatan delivery. Pedoman dasae ini dijadikan pedoman dalam kegiatan produksi sehari-hari dengan melakukan kegiatan perbaikan gabungan secara keseluruhan didalam perusahaan.
  2. Misi PT. KUMATEX Tangerang
    1. Menurunkan tingkat keluhan pelanggan hingga 0 kali
    2. Mengurangi kerugian akibat klaim hingga maksimal 0% .
    3. Mengurangi kerugian akibat kesalahan produksi sampai maksimal 0% dari jumlah realisasi produksi.
    4. Mengoptimalkan produksi dan penjualan dengan target 100% dari rencana anggaran tahunan.

Struktur Organisasi

Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu sktruktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. KUMATEX Tangerang

Wewenang dan Tanggung Jawab

Berikut ini uraian dari tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan penelitian Tugas Akhir ini yaitu manager produksi, kadiv bagian gudang dan logistik, kepala bagian gudang dan kepala bagian logistik sebagai berikut :

  1. Manager Produksi bertanggung jawab kepada Pimpinan pabrik.
    Tugas :
    1. Membuat perencanaan dan jadwal proses produksi
    2. Mengawasi proses produksi agar kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat
    3. Mengatur manajemen gudang agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan bahan baku, bahan penolong maupuan produk yang sudah jadi di gudang
    4. Mengatur manajemen alat agar fasilitas produksi berfungsi sebagaimana mestinya dan beroperasi dengan lancar
    5. Membuat laporan secara berkala mengenai kegiatan di bagiannya
    6. Memberikan penilaian dan sanksi jika karyawan di bawah tanggung jawabnya melakukan kesalahan dan pelanggaran
    7. Berinovasi dalam pengerjaan produksi dan memberikan masukan pada perusahaan yang berkaitan dengan bagian produksi
  2. Kadiv bagian gudang dan logistik bertanggung jawab kepada manager produksi.
    Tugas :
    1. Membuat laporan mengenai pergudangan dan logistik
    2. Membuat anggaran tahunan
    3. Memastikan kesesuaian data pada komputer dengan keadaan langsung stock bahan baku pada gudang
    4. Membuat standar operasional perusahaan yang berhubungan dengan gudang.
  3. Kepala bagian gudang bertanggung jawab kepada kadiv bagian gudang dan logistik.
    Tugas :
    1. Mengawasi dan mengontrol operasional gudang
    2. Menjadi pemimpin bagi semua staff gudang
    3. Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan keluar
    4. Melakukan pengecekan pada barang yang diterima
    5. Membuat perencanaan, pengawasan dan laporan pergudangan
    6. Memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan
    7. Memastikan aktivitas keluar masuk barang berjalan lancar
    8. Melaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari dan ke gudang
  4. Kepala bagian logistik bertanggung jawab kepada kadiv bagian gudang dan logistik.
    Tugas :
    1. Membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya
    2. Menjadi pemimpin bagi semua staff logistik
    3. Membuat laporan bulanan logistik

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan tentang prosedur sistem yang berjalan,analisa sistem yang berjalan pada use case diagram, analisa sistem pada activity diagram, dan analisa sistem pada sequence diagram.

Prosedur Sistem Berjalan

Analisa sistem yang sedang berjalan saat ini dimulai dari Divisi Marketing menerima PO pesanan dari customer. Lalu divisi marketing menganalisa produksi berdasarkan PO yaitu dengan menganalisa kebutuhan bahan baku (raw material). Setelah menganalisa, divisi marketing memberitahu PO kepada divisi purchasing. Lalu divisi purchasing mencari vendor/supplier bahan baku. Setelah itu bernego soal harga kepada supplier, setelah menerima harga yang cocok, supplier mengirimkan bahan baku. Divisi purchasing memberitahukan via email kepada pihak gudang bahwa bahan baku akan datang. Setelah menerima bahan baku, pihak gudang meng-input bahan baku tersebut. Lalu menyimpannya dan kemudian membuat laporan pemasukan bahan baku. Pengeluaran bahan baku berdasarkan permintaan bahan baku oleh bagian produksi.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem berjalan, penelitian ini menggunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

  1. Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

    Gambar 3.2. Use Case Diagram Monitoring Persediaan Bahan Baku yang sedang berjalan


    Penjelasan berdasarkan gambar 3.2. Use Case Diagram diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
    1. 1 sistem yang mencakup proses monitoring persediaan bahan baku pada PT. Kumatex Tangerang
    2. 5 actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Bagian Marketing, Bagian Purchasing, Supplier, Bagian Gudang dan Bagian Produksi.
    3. 14 Use Case sebagai interaksi Actor-Actor dengan sistem, yaitu : terima PO dari customer, menganalisa PO, memberitahu ada PO, mencari vendor/supplier, nego harga, pesan bahan baku, terima bahan baku, monitoring persediaan bahan baku, input bahan baku, simpan bahan baku, membuat laporan pemasukan bahan baku, nota permintaan bahan baku, memberikan bahan baku dan laporan stock bahan baku.
  2. Activity Diagram Sistem yang Berjalan

    Gambar 3.3. Activity Diagram Pemasukan Bahan Baku yang sedang berjalan


    Penjelasan berdasarkan gambar 3.3. Activity Diagram diatas terdapat :
    1. 1 Initial Node, objek yang diawali
    2. 11 Action state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya : terima PO dari customer, menganalisa kebutuhan bahan baku, memberitahu ada PO, mencari vendor/supplier, nego harga, pesan bahan baku, kirim bahan baku, terima bahan baku, monitoring persediaan bahan baku, input bahan baku, simpan bahan baku, dan membuat laporan pemasukan bahan baku.
    3. 1 Final state, objek yang diakhiri.
    4. 4 Vertical Swimlane.

    Activity Diagram Pengeluaran Bahan Baku yang sedang berjalan


    Penjelasan berdasarkan gambar 3.4. Activity Diagram diatas terdapat :
    1. 1 Initial Node, objek yang diawali
    2. b. 5 Action state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya : permintaan bahan baku, terima nota permintaan bahan baku, memberikan bahan baku, terima bahan baku, dan membuat laporan stock bahan baku.
    3. 1 Final state, objek yang diakhiri.
    4. 2 Vertical Swimlane.
  3. Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

    Gambar 3.5. Sequence Diagram Monitoring Pemasukan Bahan Baku yang sedang berjalan


    Penjelasan berdasarkan gambar 3.5. Sequence Diagram Pemasukan Bahan Baku diatas adalah sebagi berikut
    1. 2 (empat) Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : bagian purchasing dan bagian gudang.
    2. 8 (delapan) Message yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

    Gambar 3.6. Sequence Diagram Monitoring Pengeluaran Bahan Baku yang sedang berjalan


    Penjelasan berdasarkan gambar 3.6. Sequence Diagram Pengeluaran Bahan Baku diatas adalah sebagi berikut
    1. 2 (empat) Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : bagian produksi dan bagian gudang.
    2. 4 (empat) Message yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

Metode Analisa Sistem yang berjalan

Pada metode analisa ini menggunakan metode analisa SWOT, analisa SWOT ini menaruh perhatian pada unsur-unsur Strenghs, Weaknesses, Opportunities, & Threats. Berikut Matrik dari analisa SWOT :

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan
    a    Nama Masukan : Terima Bahan Baku
    Sumber : Supplier
    Fungsi : Menerima bahan baku yang sudah dibeli.
    Media : Kertas
    Frekuensi : Setiap ada penerimaan bahan baku
    Format : Lihat di Lampiran
    Keterangan : Berisi penjual, negara asal, lotmark, jumlah bahan baku, kotor, berat bersih
    b    Nama Masukan : Nota Permintaan Bahan Baku
    Sumber : Bagian Produksi
    Fungsi : Permintaan untuk meminta bahan baku yang dibutuhkan
    Media : Kertas
    Frekuensi : Setiap ada permintaan
    Format : Lihat di Lampiran
    Keterangan : Berisi nomor surat, jenis kapas, jumlah yang diperlukan
  2. Analisa Proses
        Nama Modul : Permintaan Bahan Baku
    Masukan : Permintaan Bahan Baku
    Keluaran : Nota Permintaan Bahan Baku
    Ringkasan Proses : Proses ini akan menghasilkan nota permintaan bahan baku yang diminta oleh bagian produksi kepada bagian gudang.
  3. Analisa Keluaran
        Nama Keluaran : Laporan Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Baku
    Fungsi : Mencetak laporan
    Media : Kertas
    Frekuensi : Setiap bulan
    Deskrpsi : Bukti laporan untuk mengetahui total bahan baku masuk dan keluar pada akhir bulan dan akan di laporkan kepada pimpinan.

Konfigurasi Sistem Berjalan

  1. Spesifikasi Hardware
    a    Processor : Intel Xeon@processor E2-1200 Product Family
    b    Monitor : HP 15"
    c    Mouse : DELL
    d    Keyboard : DELL
    e    RAM : 4 GB
    f    Hardisk : 500 GB
    g    Printer : ApeosPort 4501
  2. Spesifikasi Software
    1. Ms SQL 2000
    2. Office 2010
  3. Hak Akses (Brainware)
    1. Divisi bagian gudang
    2. Pimpinan

Konfigurasi Sistem Berjalan

  1. Analisa Permasalahan
    Berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti, staff gudang membutuhkan sistem monitoring persediaan bahan baku yang bisa berjalan dengan baik, karena untuk saat ini proses pencatatan sudah menggunakan komputerisasi yaitu sistem dekstop, namun masih kurang maksimal didalam sistemnya disebabkan kurang tertata rapi dalam pengontrolan bahan baku benang dasar dan kapas.
  2. Analisa Kebutuhan
    Oleh karena itu berdasarkan penjabaran yang terdapat pada BAB 1 perumusan masalah dan BAB III analisa permasalahan kebutuhan dari sistem yang sedang berjalan saat ini adalah :
    1. Dibutuhkannya proses monitoring persediaan bahan baku yang dilakukan secara komputer dengan basis data sehingga pengontrolnya bahan baku benang dasar dan kapas relatif mudah dan rapi, sehingga memperkecil apabila terjadi kesalahan pada data yang berulang dan dalam merekap data untuk membuat laporan bulanan.
    2. Dibutuhkannya aplikasi yang dapat memudahkan proses pengolahan data dengan database yang terintegrasi, sehingga mempermudah dalam penyusunan laporan yang cepat dan akurat.

Alternatif Pemecahan Masalah

Terdapat beberapa alternatif pemecahan dari masalah yang dihadapi, antara lain :

  1. Diperlukan sistem yang mencakup seluruh kegiatan sistem informasi monitoring persediaan bahan baku di PT KUMATEX Tangerang.
  2. Sistem yang diperlukan mampu memberikan informasi yang akurat tentang jumlah bahan baku yang tersedia.
  3. Adanya sistem yang dapat digunakan dimana saja, kapan saja dan tidak memakan waktu lama.

User Requirement

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan tentang : Elisitasi tahap 1, Elisitasi tahap 2, Elisitasi tahap 3, dan Final elisitasi. Elisitasi adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II


Keterangan :
M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting
D (Desirable)  : Diinginkan atau tidak terlalu penting
I (Innessential) : Di luar system atau di eliminasi

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III


T: Technical   L : Low
O: Operasional   M : Middle
E: Economic   H : High

Elisitasi Final

Tabel 3.4 Elisitasi Final

Tata Laksana Sistem Yang Diusulkan

Pada bab ini penulis akan mengemukakan tentang diagram perancangan system yang diusulkan, use case diagram sistem yang diusulkan, activity diagram system, sequence diagram system yang diusulkan dan class diagram yang diusulkan. Bab ini menjelaskan secara terperinci rancangan-rancangan yang diusulkan pada bagian basis data yang merupakan penjabaran diagram-diagram : Use Case Diagram, Acitivity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram.

  1. Use Case Diagram Yang Diusulkan

    Gambar 3.7. Use Case Diagram Sistem yang diusulkan

    Sistem Monitoring Persediaan Bahan Baku yang diusulkan di gambarkan berdasarkan Use Case diagram di atas, yang memiliki kegiatan sebagai berikut:

    1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan monitoring persediaan bahan baku pada PT. KUMATEX Tangerang.
    2. 2 actor yang melakukan kegiatan didalam sistem yaitu bagian gudang dan pimpinan.
    3. 8 use case yang biasa dilakukan oleh actor tersebut diantaranya login, home, data master, data transaksi, laporan, input data user, melihat aktifitas dan logout
    4. 12 include yang menspesifikasikan bahwa use case sumber secara eksplisit diantaranya username, password, input data bb (bahan baku) benang, input data bb (bahan baku) kapas, transaksi pemasukan benang, transaksi pemasukan kapas, transaksi pengeluaran benang, transaksi pengeluaran kapas, laporan pemasukan, laporan pengeluaran, edit data user dan hapus data user.
  2. Activity Diagram Yang Diusulkan

    Gambar 3.8. Activity Diagram Yang Diusulkan (untuk bagian gudang)

    Sistem Monitoring Persediaan Bahan Baku yang diusulkan (untuk bagian gudang) di gambarkan berdasarkan Activity diagram di atas, yang memiliki kegiatan sebagai berikut:

    1. 4 Join Node, memecah sebuah behaviour menjadi activity yang baru
    2. 1 Decision Node, menggambarkan test condition untuk memastikan bahwa control flow atau object flow mengalir ke lebih dari satu jalur

    Gambar 3.9. Activity Diagram Yang Diusulkan (untuk Pimpinan)

    Sistem Monitoring Persediaan Bahan Baku yang diusulkan (untuk pimpinan) di gambarkan berdasarkan Activity diagram di atas, yang memiliki kegiatan sebagai berikut:

    1. 4 Join Node, memecah sebuah behaviour menjadi activity yang baru
    2. 1 Decision Node, menggambarkan test condition untuk memastikan bahwa control flow atau object flow mengalir ke lebih dari satu jalur
  3. Sequence Diagram Yang Diusulkan

    Gambar 3.10. Sequence Diagram Yang Diusulkan (untuk bagian gudang)

    Sistem Monitoring Persediaan Bahan Baku yang diusulkan di gambarkan berdasarkan Sequence diagram di atas, yang memiliki kegiatan sebagai berikut:

    1. 1 aktor yang melakukan kegiatan yaitu admin (staff bagian gudang)
    2. 5 LifeLine yaitu Objek entity antarmuka yang saling berinteraksi.
    3. 8 Message yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi

    Gambar 3.11. Sequence Diagram Yang Diusulkan (untuk Pimpinan)

    Sistem Monitoring Persediaan Bahan Baku yang diusulkan di gambarkan berdasarkan Sequence diagram di atas, yang memiliki kegiatan sebagai berikut:

    1. 1 aktor yang melakukan kegiatan yaitu admin (staff bagian gudang)
    2. 5 LifeLine yaitu Objek entity antarmuka yang saling berinteraksi.
    3. 8 Message yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi

Rancangan Basis Data

Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data. Hasil analisa pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang diawali dengan normalisasi yang akan menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data.

Class Diagram yang Diusulkan

Class diagram sangat membantu dalam visualisasi kelas dari suatu sistem. Hal ini disebabkan karena class adalah deskripsi kelompok objek-objek dengan atribut (property) dan relasi yang sama. Disamping itu class diagram bisa memberikan pandangan global atas sebuah sistem. Hal tersebut tercermin dari class-class yang ada dan relasinya dengan yang lain. Berikut ini menggambarkan struktur dan deskripsi class pada sistem monitoring persediaan bahan baku.

Gambar 3.12. Class Diagram Yang Diusulkan

Sistem Monitoring Persediaan Bahan Baku yang diusulkan di gambarkan berdasarkan Class diagram di atas, yang memiliki kegiatan sebagai berikut:

  1. Terdiri dari 4 Class, yaitu : User, Barang, Transaksi dan Aktifitas.
  2. Terdiri dari 4 Assosiation, yaitu : id_user , no_barang

Spesifikasi Basis data (Database)

Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, panjang record, dan struktur. Spesifikasi database yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun sebagai berikut :

  1. File User Login
         Nama File : User
    Media : Hardisk
    Isi : id_user+nama_user+level+username+password
    Primary Key : id_user
    Panjang Record : 70

    Tabel 3.5 Struktur User

  2. File User Transaksi
         Nama File : Transaksi
    Media : Hardisk
    Isi : id_transaksi+no_barang+kategori_transaksi+jenis_transaksi+tanggal_transaksi+bales+kg+id_user
    Primary Key : id_transaksi
    Panjang Record : 115

    Tabel 3.6 Struktur Transaksi

  3. File User Barang
         Nama File : Barang
    Media : Hardisk
    Isi : no_barang+kategori_transaksi+jenis_barang+jenis_bobbin+hs+wax+stok_bales+stok_kg+id_user
    Primary Key : no_barang
    Panjang Record : 131

    Tabel 3.7 Struktur Barang

  4. File User Aktifitas
         Nama File : Aktifitas
    Media : Hardisk
    Isi : id_user+level+aktifitas+form+waktu
    Primary Key : id_user
    Panjang Record : 60

    Tabel 3.8 Struktur Aktifitas

Rancangan Prototype

Tahap ini merupakan gambar yang jelas mengenai rancangan bangun yang lengkap kepada pengguna sistem persediaan , juga sebagai pemenuhan kebutuhan daripada para pengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari perancangan sistem persediaan barang yang akan dibuat, yaitu:

  1. Prototype Halaman Login Admin

    Gambar 3.13 Prototype Halaman Login Admin

    Berdasarkan gambar 3.13 prototype halaman login admin terdiri dari menu username dan password yang harus diisi agar dapat mengakses sistem.

  2. Prototype Halaman Awal

    Gambar 3.14 Prototype Halaman Awal

    Berdasarkan gambar 3.14 prototype halaman awal berisi menu Data Master, Transaksi, Laporan dan Logout.

  3. Prototype Form Input Pada Menu Data Master

    Gambar 3.15 Prototype Form Input Pada Menu Data Master

    Berdasarkan gambar 3.15 prototype form input pada menu data master berisi data bahan baku benang dan data bahan baku kapas.

  4. Prototype Halaman Form Input Data Bahan Baku Benang

    Gambar 3.16 Prototype Halaman Form Input Data Bahan Baku Benang

    Berdasarkan gambar 3.16 prototype form input data bahan baku benang berisi no.barang , kategori barang, jenis barang, jenis bobbin, hs, wax, bales dan kg untuk menginput data bahan baku benang.

  5. Prototype Halaman Form Input Data Bahan Baku Kapas

    Gambar 3.17 Prototype Form Input Data Bahan Baku Kapas

    Berdasarkan gambar 3.17 prototype form input data bahan baku kapas berisi no.barang , kategori barang, jenis barang, jenis bobbin, hs, wax, bales dan kg untuk menginput data bahan baku kapas.

  6. Prototype Form Input Pada Menu Transaksi

    Gambar 3.18 Prototype Halaman Input Data Bahan Baku Benang

    Berdasarkan gambar 3.18 prototype form input pada menu transaksi berisi transaksi pemasukan benang, transaksi pengeluaran benang, transaksi pemasukan kapas, dan transaksi pengeluaran kapas.

  7. Prototype Halaman Form Input Transaksi Pemasukan Benang Dasar

    Gambar 3.19 Prototype Halaman Form Input Data Transaksi Pemasukan Benang Dasar

    Berdasarkan gambar 3.19 prototype halaman form input data transaksi pemasukan benang dasar beisi kategori transaksi, no.barang , kategori barang, jenis barang, jenis transaksi, tanggal transaksi, bales dan kg.

  8. Prototype Halaman Form Input Transaksi Pengeluaran Benang Dasar

    Gambar 3.20 Prototype Halaman Form Input Transaksi Pengeluaran Benang Dasar

    Berdasarkan gambar 3.20 prototype halaman form input data transaksi pemasukan benang dasar beisi kategori transaksi, no.barang , kategori barang, jenis barang, jenis transaksi, tanggal transaksi, bales dan kg.

  9. Prototype Halaman Input Transaksi Pemasukan Kapas

    Gambar 3.21 Prototype Halaman Form Input Data Transaksi Pemasukan Kapas

    Berdasarkan gambar 3.21 prototype halaman form input data transaksi pemasukan kapas dasar beisi kategori transaksi, no.barang , kategori barang, jenis barang, jenis transaksi, tanggal transaksi, bales dan kg.

  10. Prototype Halaman Input Transaksi Pengeluaran Kapas

    Gambar 3.22 Prototype Halaman Form Input Transaksi Pengeluaran Kapas

    Berdasarkan gambar 3.22 prototype halaman form input data transaksi pengeluaran kapas beisi kategori transaksi, no.barang , kategori barang, jenis barang, jenis transaksi, tanggal transaksi, bales dan kg.

  11. Prototype Form Input Pada Menu Laporan

    Gambar 3.23 Prototype Form Input Pada Menu Laporan

    Berdasarkan gambar 3.23 prototype form input pada menu laporan berisi laporan pemasukan bahan baku dan laporan pengeluaran bahan baku.

  12. Prototype Halaman Form Input Laporan Pemasukan Bahan Baku Harian

    Gambar 3.24 Prototype Halaman Form Input Laporan Pemasukan Bahan Baku Harian

    Berdasarkan gambar 3.24 prototype halaman form input laporan pemasukan bahan baku harian berisi tanggal dan kategori bahan baku.

  13. Prototype Halaman Form Input Laporan Pemasukan Bahan Baku Bulanan

    Gambar 3.25 Prototype Halaman Form Input Laporan Pemasukan Bahan Baku Bulanan

    Berdasarkan gambar 3.25 prototype halaman form input laporan pemasukan bahan baku bulanan berisi tanggal dan kategori bahan baku.

  14. Prototype Halaman Form Input Laporan Pengeluaran Bahan Baku Harian

    Gambar 3.26 Prototype Halaman Form Input Laporan Pengeluaran Bahan Baku Harian

    Berdasarkan gambar 3.26 prototype halaman form input laporan pengeluaran bahan baku harian berisi tanggal dan kategori bahan baku.

  15. Prototype Halaman Form Input Laporan Pengeluaran Bahan Baku Bulanan

    Gambar 3.27 Prototype Halaman Form Input Laporan Pengeluaran Bahan Baku Bulanan

    Berdasarkan gambar 3.27 prototype halaman form input laporan pengeluaran bahan baku harian berisi tanggal dan kategori bahan baku.

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kabutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu:

  1. Processor  : intel(r) core(tm) i-5 2400s cpu@2,50 ghz
  2. Monitor  : LCD
  3. RAM  : 2 GB
  4. Hardisk : 1 tera

Aplikasi Yang Digunakan

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. OS  : Windows 7
  2. Server  : Xampp Control Panel
  3. Aplikasi  : Sublim
  4. Perancangan : Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprice Edition
  5. Browser  : Mozila firefox

Hak Akses

Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh satu orang, yaitu admin bidang gudang yang bertugas sebagai yang menginput data sedangkan hak akses pimpinan yang hanya bisa input data user melihat data laporan saja.

Testing

Metode Implementasi

Implementasi program Sistem Monitoring Persediaan bahan Baku ini dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program. Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

  1. Pengujian Black Box

Schedulle Implementasi

Tabel 3.9 Schedulle Implementasi

Estimasi Biaya

Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan penulis untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Persediaan Bahan Baku Berbasis Web pada PT. Kumatex Tangerang”.

Tabel Estimasi Biaya


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka pada penelitian ini penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yang terdapat pada rumusan masalah .Rumusan masalah ini diambil dari BAB I yang dibahas berdasarkan latar belakang masalah.

  1. Analisa terhadap sistem monitoring persediaan barang telah dibahas pada Bab III menggunakan Analisis SWOT dan tool Diagram UML. Sistem informasi monitoring persediaan bahan baku pada PT. Kumatex Tangerang saat ini proses penginputannya sudah menggunakan sistem komputerisasi berbasis desktop. Namun sistem tersebut masih memiliki beberapa kelemahan, sehingga perlu dilakukan pengembangan sistem informasi monitoring persediaan bahan baku berbasis web.
  2. Kendala dan permasalahan pada sistem monitoring persediaan bahan baku telah dibahas pada Bab III, sistem informasi untuk monitoring persediaan bahan baku yang berjalan saat ini dilakukan secara sederhana mengakibatkan pengontrolnya bahan baku benang dasar dan kapas belum tertata rapi.
  3. Rancangan Sistem Informasi Monitoring Persediaan Bahan Baku telah dibahas pada Bab III, rancangan digambarkan melalui Diagram UML. Rancangan prototype menggunakan aplikasi web dan rancangan database menggunakan MySql. Sistem yang dibangun juga telah dilakukan pengujian menggunakan black box testing dan hasilnya valid sebesar 92.8%, kesimpulannya rancangan system ini layak untuk diimplementasikan.

Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka pada penelitian ini penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yang terdapat pada tujuan dan manfaat penelitian:

  1. Kesimpulan Terhadap Tujuan, yaitu
    1. Untuk menganalisa sistem informasi monitoring persediaan bahan baku pada PT. Kumatex Tangerang sudah tercapai dan hasil analisa dituangkan pada BAB III.
    2. Untuk mengetahui kendala dan permasalahan system monitoring persediaan bahan baku pada PT. Kumatex Tangerang telah tercapai dan dibahas pada BAB III.
    3. Untuk merancang sistem informasi monitoring persediaan bahan baku pada PT. Kumatex Tangerang telah tercapai dan dituangkan pada BAB III.
  2. Kesimpulan Terhadap Manfaat
    1. Menambah wawasan serta kemampuan berfikir secara luas sesuai dengan ilmu yang didapatkan selama belajar di Perguruan Tinggi Raharja.
    2. Diharapkan dapat dijadikan salah satu alternative kepustakaan bagi para pembacanya.
    3. Mengetahui kendala-kendala pada sistem monitoring persediaan bahan baku pada PT. Kumatex Tangerang.

Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

Pada penelitian ini, jenis penelitiannya adalah deskriptif, metode pengumpulan datanya yaitu menggunakan metode observasi pada PT. Kumatex Tangerang, wawancara dilakukan terhadap divisi bagian gudang dan melalui studi pustaka. Untuk metode analisanya menggunakan Analisis SWOT, dan metode pengujian menggunakan black box testing.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada Perancangan Sitem Informasi Monitoring Persediaan Bahan Baku pada PT. Kumatex Tangerang, maka terdapat beberapa cara yang dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kinerja di PT. Kumatex Tangerang, yaitu sebagai berikut:

  1. Apabila sistem yang baru sudah berjalan maka perlu di perhatikan dan di lakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem untuk selanjutnya diadakan perbaikan sesuai dengan perubahan dan perkembangan instansi.
  2. Perlu dilakukan sosialisasi dan training kepada bagian yang terkait.
  3. Di masa yang akan datang, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan pengembangan sistem selanjutnya.

Kesan

Demikian yang dapat penulis sampaikan mengenai Tugas Akhir ini yang berjudul Perancangan Sistem Informasi Monitoring Persediaan Bahan Baku Berbasis Web pada PT. Kumatex Tangerang. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini berguna penulis pada khususnya juga para pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Hartono,Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  2. Sutabri, Tata. 2012. Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  3. Rahardja, Untung, Hidayati, Mia Novalia. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level. Journal CCIT Vol. 4 No. 3 Mei 2011 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
  4. Prasetio.Adhi.2012 Buku Pinter Pemrograman Web. Jakarta:Mediakita.
  5. Kartini, Budi Utami Fahnun dan Dewi Pratiwi. 2013. Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Tiket Konser Musik Online Berbasis Lokasi. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013.
  6. Arief. M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL.. Yogyakarta: Andi Offset.
  7. Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup, Yulianto. 2014. Kajian YII Framework Dalam Pengembangan Website Perguruan Tinggi. Jurnal CCIT (Vol. 7 No.3-Mei 2014).
  8. Winarno, Edy dan Ali Zaki. 2011. Easy Web Programming with PHP plus HTML 5. Jakarta: Elex Media Koputindo.
  9. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan. Bandung: LAPAN.