SI1414483013

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN

KITCHEN SET STAINLESS STEEL PADA

PT. MEGAMETAL PERDANA


SKRIPSI



Logo stmik raharja.jpg



Disusun Oleh :

NIM : 1414483013

NAMA : SAVIRA APRILIA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2018/2019)



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN

KITCHEN SET STAINLESS STEEL PADA

PT. MEGAMETAL PERDANA

Disusun Oleh :

NIM
: 1414483013
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Desember 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM.)
       
NIP : 000594
       
NIP : 05066




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN

KITCHEN SET STAINLESS STEEL PADA

PT. MEGAMETAL PERDANA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1414483013
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi


Disetujui Oleh :

Tangerang, Desember 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
( Endang Suryana, S.Sos., M.M)
   
(Ahmad Roihan, S.Kom., M.TI)
NID : 07142
   
NID : 02012




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN

KITCHEN SET STAINLESS STEEL PADA

PT. MEGAMETAL PERDANA


Disusun Oleh :

NIM
: 1414483013
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Desember 2018

 
 
 
 
 
NIM : 1414483013

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia saat ini, banyak sekali aplikasi dan sistem informasi yang dibuat untuk menunjang dan menciptakan kemajuan di berbagai bidang dalam segala aktifitas yang dilakukan oleh manusia, itupula yang dirasakan perlu diterapkan pada PT. Bumitangerang Mesindotama dalam perencanaan anggaran biaya pada bagian IT terutama rencana anggaran biaya project yang membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama. Perlu adanya sebuah sistem yang dapat membuat proses rencana anggaran biaya menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) dalam menganalisa sistem yang didukung dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka untuk pengumpulan datanya. Dengan adanya sistem rencana anggaran biaya project IT diharapkan perhitungan rencana anggaran biaya yang sebelumnya rumit dan memakan proses yang lebih lama menjadi lebih mudah, cepat, serta akurat juga diharapkan dapat mengatasi segala kesalahan yang selama ini terjadi.

Kata kunci : Sistem rencana anggaran biaya, IT, Project


ABSTRACT


Along with the development of human life today, many applications and information systems are made to support and create progress in various fields in all activities undertaken by humans, it is also felt necessary to be applied to PT. Bumitangerang Mesindotama in planning budget cost in part IT especially budget plan project cost which requires time and process long enough. The need for a system that can make the cost budget plan process easier, faster and more accurate. In this research, researchers use the SDLC (System Development Life Cycle) method in analyzing the system supported by observation, interview, and literature study for data collection. With the budget plan system of IT project, the cost is expected to the calculation of budget plan previously complicated and consuming longer process becomes easier, faster, and accurate also expected to overcome all errors that have been happened.

Keywords: System cost budget plan, IT, Project




KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN KITCHEN SET STAINLESS STEEL PADA PT. MEGAMETAL PERDANA”.

Laporan ini merupakan penelitian penulis di PT. Megametal Perdana, Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan sumber literature yang mendukung tulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan tulisan ini dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, antara lain :

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM. selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Dr. Po Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  4. Ibu Euis Sitinur Aisyah, M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  5. Bapak Endang Suryana, S.Sos., M.M selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
  6. Bapak Ahmad Roihan, S.Kom.,M.TI. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
  8. Kedua orang tua, kakak,adik dan semua saudara yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
  9. Bapak Andri Halim selaku pembimbing lapangan yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data-data serta memberikan arahan untuk memperoleh informasi.
  10. Kerabat-kerabat dan rekan-rekan seperjuangan.
  11. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis meyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan, penyusunan, ataupun penyajian dalam laporan penelitian ini. Oleh karena itu, segala bentuk saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat penulis terima agar dapat menjadi acuan untuk penulisan yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Allah SWT selalu memberikan karunia-Nya kepada kita, dan semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna terutama untuk penulis dan pembaca.


  
Tangerang, Desember 2018
   
(Savira Aprilia)
NIM : 1414483013


Daftar isi



DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Gambar Sistem terbuka
  2. Gambar 2.2 Gambar Sistem tertutup
  3. Gambar 2.3 Gambar The triangle for success
  4. Gambar 2.4 Tahap Analisis Perhitungan RAB
  5. Gambar 3.1 Gambar Struktur organisasi
  6. Gambar 3.2 Gambar Use case diagram sistem berjalan
  7. Gambar 3.3 Gambar Activity diagram sistem berjalan
  8. Gambar 3.4 Gambar Sequence diagram sistem berjalan
  9. Gambar 4.1 Gambar Use case sistem usulan
  10. Gambar 4.2 Gambar Activity diagram admin sistem usulan
  11. Gambar 4.3 Gambar Activity diagram manajemen sistem usulan
  12. Gambar 4.4 Gambar Activity diagram Staff IT sistem usulan
  13. Gambar 4.5 Gambar Activity diagram pimpinan sistem usulan
  14. Gambar 4.6 Gambar Sequence diagram admin sistem usulan
  15. Gambar 4.7 Gambar Sequence diagram manajemen sistem usulan
  16. Gambar 4.8 Gambar Sequence diagram Staff IT sistem usulan
  17. Gambar 4.9 Gambar Sequence diagram pimpinan sistem usulan
  18. Gambar 4.10 Gambar Class diagram sistem usulan
  19. Gambar 4.11 Gambar Prototype halaman utama
  20. Gambar 4.12 Gambar Prototype login sistem
  21. Gambar 4.13 Gambar Prototype menu home
  22. Gambar 4.14 Gambar Prototype menu rencana anggaran biaya – proyek
  23. Gambar 4.15 Gambar Prototype menu rencana rincian
  24. Gambar 4.16 Gambar Prototype menu uraian kegiatan
  25. Gambar 4.17 Gambar Prototype menu laporan
  26. Gambar 4.18 Gambar Prototype menu logout
  27. Gambar 4.19 Gambar Tampilan halaman utama sistem
  28. Gambar 4.20 Gambar Tampilan login sistem
  29. Gambar 4.21 Gambar Tampilan menu home
  30. Gambar 4.22 Gambar Tampilan menu master
  31. Gambar 4.23 Gambar Tampilan menu rencana anggaran biaya – proyek
  32. Gambar 4.24 Gambar Tampilan menu rincian
  33. Gambar 4.25 Gambar Tampilan menu uraian kegiatan
  34. Gambar 4.26 Gambar Tampilan menu laporan
  35. Gambar 4.27 Gambar tampilan menu logout

DAFTAR TABEL

  1. Tabel 3.1 Tabel Elisitasi tahap I
  2. Tabel 3.2 Tabel Elisitasi tahap II
  3. Tabel 3.3 Tabel Elisitasi tahap III
  4. Tabel 3.4 Tabel Final draft elisitasi
  5. Tabel 4.1 Tabel Struktur tbl_proyek
  6. Tabel 4.2 Tabel Struktur tbl_rincian
  7. Tabel 4.3 Tabel Struktur tbl_uraian
  8. Tabel 4.4 Tabel Struktur tbl_user
  9. Tabel 4.5 Tabel Perbedaan sistem berjalan dengan sistem usulan
  10. Tabel 4.6 Tabel Time Schedule
  11. Tabel 4.7 Tabel Estimasi Biaya

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM



BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, teknologi & informasi berkembang cukup pesat sehingga menuntut masyarakat dunia untuk mengikuti arus perkembangan zaman yang tidak terlepas dari teknologi dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Oleh karena itu banyak perusahaan atau instansi menerapkan sistem informasi dalam menjalankan seluruh kegiatan operasional perusahaan.

Kebutuhan informasi menuntut perusahaan agar informasi yang dihasilkan dapat memaksimalkan kinerja perusahaan. Sistem informasi yang efektif pada prakteknya harus didukung oleh teknologi komputer. Kebutuhan teknologi komputer untuk masing-masing perusahaan berbeda-beda baik dalam penggunaan aplikasi dan dalam tiap departemen perusahaan itu sendiri.

Dengan adanya sistem informasi memudahkan perusahaan dalam mengolah data serta seluruh kegiatan perusahaan agar dapat termonitoring oleh pihak perusahaan. Begitupun dengan bagian penjualan, sistem informasi menjadi acuan dalam mengolah data keuangan perusahaan.

Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual terpenuhi, melalui antar informasi dan kepentingan. Jadi konsep penjualan adalah cara untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.

Analisa dan perancangan sistem informasi penjualan pada PT. Megametal Perdana bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan perusahaan dalam pengelolaan data dan informasi transaksi operasional bisnisnya, guna dibangunnya sebuah sistem terkomputerisasi baru yang dapat menjawab kebutuhan perusahaan di dalam menjalankan operasional bisnisnya. Oleh karena itu, kehadiran sebuah sistem informasi penjualan sangatlah diperlukan guna mendukung operasional bisnis.

Namun biasanya transaksi penjualan dengan nominal yang cukup besar, perusahaan selalu menggunakan sistem pembayaran bertahap atau di awal untuk menjalin kerjasama yang saling percaya dan mendukung antara penjual dan pembeli agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

PT. Megametal Perdana merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur peralatan dapur (Kitchen Equipment) dengan bahan baku berupa stainless steel. Sistem informasi penjualan yang berjalan dimulai dari pemesanan barang oleh konsumen, input data, pengeluaran kwitansi hingga laporan penjualan, yang masih menggunakan metode manual. Sistem informasi penjualan yang berjalan saat ini masih konvensional sehingga menyebabkan lambatnya proses kegiatan penjualan. Kegiatan yang dimulai dari pemesanan barang oleh konsumen, penginputan data, pengeluaran kwitansi sampai laporan penjualan yang dihasilkan masih menggunakan metode manual dengan cara input data dengan menggunakan microsoft excel mengakibatkan proses bisnis menjadi tidak efektif karena membutuhkan waktu yang banyak. Hal ini mengakibatkan proses berjalannya kegiatan perusahaan menjadi tidak efektif dikarenakan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk sampai pada tahap laporan penjualan. Ketidak efektifan berupa terdapat kesulitan dengan banyaknya permintaan dimensi yang berbeda pada tiap barang dan pada berbagai macam pembeli. Hal tersebut menyebabkan rekapitulasi laporan penjualan dengan pengeluaran surat perintah kerja tidak sama, juga tidak maksimalnya laporan hasil kegiatan penjualan barang pada PT. Megametal Perdana karena kurangnya sistem yang dapat mendukung dan menghasilkan laporan yang real time.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi infomasi pada PT. Megametal Perdana belum maksimal yang mengakibatkan lambatnya kegiatan operasional perusahaan yang juga dapat mengakibatkan lemahnya daya saing dengan perusahan-perusahaan lain yang telah menggunakan teknologi informasi, untuk itu penulis mendapatkan kesempatan untuk membuat laporan Skripsi dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN KITCHEN SET STAINLESS STEEL PADA PT. MEGAMETAL PERDANA”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah sistem informasi penjualan yang sedang berjalan di PT. Megametal Perdana sudah maksimal ?
  2. Apakah dengan membangun sistem informasi penjualan berbasiskan komputerisasi, agar pengolahan data menjadi lebih optimal ?
  3. Bagaimana merancang sistem informasi penjualan agar penjualan pada PT. Megametal Perdana lebih efektif dan efisien ?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dimulai dari pembuatan penawaran (quotation) yang diperuntukkan untuk konsumen lalu pembuatan sales order berdasarkan pada purchase order yang telah dikeluarkan oleh konsumen, pembuatan surat jalan (delivery order), pembuatan tagihan (invoice), hingga laporan penjualan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat penulisan laporan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk merancang suatu sistem informasi yang dapat mempermudah penjualan barang yang diproduksi oleh perusahaan.
  2. Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi penjualan yang sedang berjalan di PT. Megametal Perdana.
  3. Untuk membantu pemimpin dalam memudahkan kinerja PT. Megametal Perdana

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Dengan adanya sistem ini diharapkan mampu meningkatkan efektifitas maupun efisiensi kinerja pengguna baik dalam hal waktu maupun biaya.
  2. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat meningkatkan serta mempermudah penjualan barang yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
  3. Dengan adanya sistem ini diharapkan mampu meminimalisir kesalahan dalam meghasilkan laporan penjualan.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi ( Pengamatan )

    Penulis melakukan observasi dengan cara turun langsung menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh stakeholder melihat langsung kinerja perusahaan serta mengumpulkan data-data yang diperlukan penulis untuk dapat melaporakan langsung agar dapat di masukkan kedalam laporan ini.

  2. Wawancara

    Penulis melakukan sesi tanya jawab terhadap stakeholder permasalahan apa yang dihadapi, metode ini dilakukan untuk pengambilan data secara lisan dengan orang-orang yang terlibat ataupun pihak yang terkait.

  3. Studi Pustaka

    Penulis melakukan studi kepustakaan yang bertujuan untuk mendapatkan sumber-sumber dari buku literature yang memiliki keterkaitan sebagai referensi serta bahan ajar perkuliahan. Buku referensi sebagai landasan teori yang mendukung pembahasan, juga melalui media internet guna menunjang kelengkapan data.

Metode Analisa

Metode Analisa Sistem

Setelah proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis agar memberikan hasil akhir yang bermanfaat bagi peneliti. Dalam merancang aplikasi sistem informasi pada PT. Megametal Perdana metode analisa sistem yang digunakan oleh penulis yaitu SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat) untuk mengukur hasil kinerja pada perusahaan, selain itu penulis menggunakan UML (Unified Modeling Language) sebagai salah satu alat bantu yang digunakan dalam bahasa pemograman berorientasi objek. Dilakukan melalui 4 (empat) tahap yaitu:

  1. Survey terhadap sistem yang berjalan
  2. Mengelompokkan kebutuhan dengan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential)
  3. TOE (Technical, Operational, dan Economic) serta tahap final
  4. Identifikasi persyaratan sistem

Metode Perancangan

Dalam penelitian ini, penulis mengusulkan metode rancangan model yang berorientasi objek dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram dan Class Diagram.

Kemudian untuk rancangan sistem baru yang penulis ajukan, yaitu dengan menggunakan Elisitasi Tahap I, Elisitasi Tahap II, Elisitasi Tahap III dan Draft Final Elisitasi.

Metode Prototype

Metode yang dipakai adalah metode prototype evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk akhir.

Metode Testing

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode blackbox testing, yaitu metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode blackbox testing digunakan untuk menentukan kesalahan dalam beberapa kategori diantaranya yaitu fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan tampilan luar (interface), kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

Sistematika Penulisan

Dalam melakukan penelitian, penyampain laporan akan dibagi menjadi beberapa bab dan sub bab sesuai dengan sistematika penulisan berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan secara umum mengenai masalah pokok yang dibahas dalam laporan ini meliputi latar belakang, perumusan masalah, batasan pembahasan, tujuan dan manfaat penelitian, meliputi beberapa metode yaitu metode observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Serta mengenai sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini Berisikan mengenai uraian teori umum dan khusus atau konsep yang melandasi hal-hal yang terdapat pada penelitian, yang berhubungan dengan penjualan, baik dikutip dari berbagai referensi, literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan sejarah singkat dan struktur organisasi perusahaan, wewenang dan tanggung jawab. Tata laksana sistem yang berjalan yang terdiri dari sistem prosedur yang berjalan dan rancangan sistem prosedur yang berjalan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisikan rancangan sistem usulan, rancangan basis data, rancangan program, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari pembahasan penelitian serta saran-saran yang penulis berikan untuk pengembangan dan penunjang kegiatan operasional perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Dasar Sistem

Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli:

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT (2013:310)[1], “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.”

Kadir (2014:61)[2] menginformasikan, “Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.

Menurut Gordon B. Davis dalam Danang Sunyoto (2014)[3], sistem terdiri dari bagian-bagian yang bersama-sama beroperasi untuk mencapai beberapa tujuan.

Menurut Agus Ramdhani Nugraha dan H. Ahmad Sofyan Haris dalam Jurnal Teknik Informatika (2016:32)[4]. “Suatu sistem dapat di definisikan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan beberapa unsur yang terkumpul bersama-sama dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk suatu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Edhi Sutanta dalam buku Dr. H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:35)[5], karakteristik sistem yaitu sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components System)
  2. Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai subsistem.

  3. Batasan Sistem (Boundary System)
  4. Batas Sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)
  6. Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar lingkungan sistem yang dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

  7. Penghubung/antarmuka Sistem (Interface System)
  8. Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antarkomponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.

  9. Masukan Sistem (Input Sytem)
  10. Masukan merupakan komponen sistem yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  11. Pengolahan Sistem (Processing System)
  12. Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  13. Keluaran Sistem (Output System)
  14. Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  15. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals)
  16. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  17. Kendali (Control)
  18. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  19. Umpan Balik (Feed Back)
  20. Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya sebagai berikut: (Dr.H.A.Rusdiana & Moch.Irfan, 2014:42)[5]

  1. Sistem Abstrak (Abstract System), adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya Sistem teologia, yaitu sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan merupakan contoh sistem abstrak.
  2. Sistem Fisik (Physical System), adalah sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem sekolah, dan sistem transportasi merupakan contoh sistem fisik.
  3. Sistem Alamiah (Natural System), adalah sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat oleh manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.
  4. Sistem Buatan Manusia (Human Made System), sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia dan melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin. Misalnya sistem informasi akuntansi merupakan contoh sistem buatan manusia.
  5. Sistem Tertentu (Deterministic System), adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem komputer merupakan contoh dari sistem tertentu, karena program komputer dapat diprediksi dengan pasti.
  6. Sistem Tak Tentu (Non Deterministic System), adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
  7. Sistem Tertutup (Closed System), adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah sistem relatif tertutup atau tidak benar-benar tertutup (relatively closed system). Misalnya: reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi adalah contoh dari sistem tertutup.
  8. Sistem Terbuka (Open System), adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik. Misalnya sistem perdagangan merupakan contoh sistem terbuka, karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5)[6], tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya. Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstruktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunakan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

Menurut Prof.Dr.Azhar Susanto (2013:23)[7], tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem. Sistem ada karena tujuan. Sistem dibangun agar tujuan tercapai tidak menyimpang sehingga resiko kegagalan bisa diminimalkan. Agar supaya target tersebut bisa tercapai secara efektif dan efisien maka target atau sasaran tersebut harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau kriterianya agar sistem dapat dibangun dan menuntun dengan jelas dan tegas setiap aktivitas menuju tujuan yang telah ditetapkan.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Informasi atau dalam bahasa Inggrisnya adalah information, berasal dari kata informacion bahasa Prancis. Kata tersebut diambil dari bahasa Latin, yaitu informationem yang artinya “konsep, ide, garis besar”. Informasi adalah suatu data yang sudah diolah atau diproses sehingga menjadi suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima informasi yang memiliki nilai bermanfaat. (Dr. H.A. Rusdiana & Moch. Irfan, 2014)[5]

Menurut Lani Sidharta dalam buku H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:75)[5] “Menyatakan bahwa informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang bisa berguna untuk membuat keputusan”.

Menurut Prof. Dr. Azhar Susanto (2013:38)[7], informasi adalah hasil pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut.

Menurut Agustinus Haryanta[8], dkk dalam Jurnal Sisfotek Global (2017:88) “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau di interpretasikan untuk digunakan dalam proses pengembalian keputusan”.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan informasi adalah suatu data yang sudah diolah sehingga memiliki nilai dan arti yang bermanfaat bagi penerimanya.

Klasifikasi Informasi

Menurut Tata Sutabri (2016:30)[9], informasi dalam manajemen diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut.

  1. Informasi Berdasarkan Persyaratan
  2. Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu, informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Informasi yang Tepat Waktu
    2. Pada hakikatnya, makna informasi yang tepat waktu adalah sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil. Bagi manajer yang lebih sibuk dan lebih besar ruang lingkup organisasinya, mungkin informasi yang tiba padanya seminggu sebelum pengambilan keputusan dinilai tidak tepat.

    3. Informasi yang Relevan
    4. Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang manajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapat perhatian. Informasi yang tidak relevan jelas tidak akan mendapat perhatian sama sekali dari si penerima informasi.

    5. Informasi yang Bernilai
    6. Yang dimaksud dengan informasi yang bernilai adalah informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.

    7. Informasi yang Dapat Dipercaya
    8. Suatu informasi harus dapat dipercaya (reliable) dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi yang digiatkan manajemen.

  3. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
  4. Informasi berdasrakan dimensi waktu diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

    1. Informasi Masa Lalu
    2. Informasi jenis ini adalah mengenai persitiwa lampau yang meskipun jarang digunakan, namun dalam penyimpanannya pada data storage perlu disusun secara rapi dan teratur.

    3. Informasi Masa Kini
    4. Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang (current events). Berkat teknologi maju dan canggih dalam bentuk komputer, pengelolaan informasi jenis ini dapat dilakukan relatif amat cepat.

  5. Informasi Berdasarkan Sasaran
  6. Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar oraganisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Informasi Individual
    2. Informasi individual (individual information) ialah informasi yang ditujukan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.

    3. Informasi Komunitas
    4. Yang disebut informasi komunitas (community information) adalah informasi yang ditujukan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu di masyarakat.

Nilai dan Kualitas Informasi

Secara umum nilai suatu informasi menurut Sutabri dalam buku Dr.H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:77) dihubungkan dengan cost effectiveness dan/atau cost benefit sehingga nilai informasi didasarkan pada sepuluh sifat sebagai berikut:

  1. Mudah diperoleh
  2. Yaitu mudah dan cepatnya informasi dapat diperoleh;

  3. Luas dan lengkap
  4. Yaitu volume dan keluaran informasi;

  5. Ketelitian
  6. Yaitu bebas dari kesalahan;

  7. Kecocokan
  8. Yaitu informasi memiliki hubungan dengan masalah yang dihadapi;

  9. Ketepatan waktu
  10. Yaitu informasi tersedia pada saat dibutuhkan;

  11. Kejelasan
  12. Yaitu informasi yang ada sangat jelas dan dimengerti oleh si pemakai;

  13. Keluwesan
  14. Yaitu informasi dapat disesuaikan oleh beberapa pengguna dalam pengambilan keputusan;

  15. Dapat dibuktikan
  16. Yaitu pemakai informasi dapat menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan sama;

  17. Tidak ada prasangka
  18. Yaitu informasi tidak dapat diubah untuk mendapatkan keputusan yang telah dipertimbangkan sebelumnya;

  19. Dapat diukur
  20. Yaitu keputusan dihasilkan dari informasi formal.

Kualitas informasi umumnya adalah sebagai suatu konsep yang multi-dimensi menurut Klein dalam buku Dr.H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:78)[5] dengan berbagai karakteristik yang melekat bergantung pada sudut pandang filosofi author. Secara umum, terminologi information quality/data quality dijelaskan sebagai data yang siap dan sesuai untuk digunakan (fit-for-use) menurut Kahn, Wang & Strong, dalam buku Dr.H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:78), yang berimplikasi bahwa informasi sangat relatif, yaitu informasi dapat digunakan oleh seseorang, tetapi belum cukup membantu untuk orang lain menurut Tayi & Ballou dalam buku Dr.H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:78).

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna. (Prof.Dr.Azhar Susanto, 2013)[7]

Sistem informasi menurut Laudon dalam buku Prof.Dr. Azhar Susanto (2013:52)[7] merupakan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan.

Menurut McKeon dalam buku Prof.Dr. Azhar Susanto (2013:52)[7], sistem informasi merupakan gabungan dari komputer dan user yang mengelola perubahan data menjadi informasi serta menyimpan data dan informasi tersebut.

Menurut Gilang Ramadhan, dkk (2017)[10] “Sistem Informasi adalah Sistem dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan)”

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem atau komponen-komponen yang merupakan gabungan dari komputer dan user yang melakukan proses perubahan data menjadi informasi yang dapat disimpan dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk satu-kesatuan untuk mencapai sasaran. (Tata Sutabri 2016:41)[9]

  1. Blok Masukan
  2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input di sini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  3. Blok Masukan
  4. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input di sini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  5. Blok Model
  6. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  7. Blok Keluaran
  8. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  9. Blok Teknologi
  10. Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

  11. Blok Basis Data
  12. Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

  13. Blok Kendali
  14. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[11] mengatakan, “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Yoori Koo dalam International journal of Design (2016:49-65) berpendapat bahwa, “Designers can be part of the development of a socially responsible business system by providing a sustainable perspective and way to understand production and consumption of products and services. Design’s response to social responsibility, in parallel with business’s response, has reflected the great activist movements. Indeed, it has been a recurring theme; with designers addressing issues relating to social responsibility. As it became recognised that designers can directly and indirectly influence the environmental and social performance of products and service as well as the way in which new processes,servicesand products are delivered”.

Sedangkan Alison McKay dkk dalam International journal of computer integrated manufacturing (2016:237-250) mengatakan, “Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new products to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through-life support of such products. The emerging discipline of engineering design informatics brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems.”

Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai perancangan sistem dapat disimpulkan bahwa “Perancangan sistem merupakan proses pembuatan sebuah sistem yang baru yang dilakukan setelah menganalisis sistem yang sedang berjalan.”

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[11] , Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Teori Khusus

Konsep Dasar Manajemen Pemasaran

Definisi Manajemen Pemasaran

Berikut beberapa pengertian manajemen pemasaran menurut para ahli:

Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).

Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).

Manajemen Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang di design untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran, untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler & Amstrong).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Marketing management merupakan aspek dalam ilmu pemasaran dimana fokus utamanya adalah penerapan nyata dari teknik-teknik pemasaran dalam kaitannya dengan visi dan misi perusahaan yang menjalankannya.

Karena manajemen dalam marketing berkaitan dengan aksi nyata, pelaksanaannya sudah pasti membutuhkan perencanaan yang matang agar strategi yang dilakukan dapat mendatangkan keuntungan untuk jangka panjang.

Konsep Manajemen Pemasaran

Falsafah konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

Secara definitif dapat dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).

Elemen Penting dalam Konsep Pemasaran:

  • Market oriented berorientasi pada keinginan Konsumen
  • Penyusunan kegiatan pemasaran secara terpadu
  • Pencapaian tingkat kepuasan Konsumen

Konsep Manajemen pada hakikatnya mencakup upaya dan strategi yang ditempuh manajemen dalam rangka untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen.

Beberapa istilah yang sangat penting dalam konteks pemasaran

  1. Produk (barang, jasa, ide); Segala hasil kerja manusia yang dapat ditawarkan kepada manusia lainnya baik berupa barang, jasa atau ide. Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu terbaik, kinerja terbaik dan sifat terbaik sehingga perusahaan harus memfokuskan diri pada perbaikan produk yang terus menerus, menyukai produk yang mudah diperoleh dan sangat terjangkau karenanya manajemen harus berfokus pada perbaikan efisiensi produksi dan distribusi.
  2. Nilai; Perkiraan konsumen atas suatu produk untuk kepuasan mereka, apa yang dirasakan / diinginkan, perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut.
  3. Biaya; Harga yang harus dibayar konsumen atas produk yang dikonsumsi.
  4. Kepuasan; Seberapa puas konsumen atas produk yang mereka konsumsi (kesesuaian antara harapan dan kenyataan), Kepuasan (customer satisfaction): tingkatan dimana kinerja yang dirasakan (perceived performance) poduk akan sesuai dengan harapan seorang pembeli atau tidak.
  5. Pasar; Tempat yang berisi semua pelanggan potensial yang berniat untuk transaksi terhadap suatu produk.

Konsep Dasar Manajemen Penjualan

Definisi Manajemen Penjualan

Penjualan merupakan suatu kegiatan yang dimulai ketika suatu produk telah jadi,ada dan setelah terjadi transaksi penjualan,jadi penjualan adalah ilmu atau seni yang mempengaruhi orang lain agar bersedia membeli barang dan jasa yang ditawarkan walaupun bagian dari pemasaran peran penjualan didalam keberhasilan bisnis sangat besar karena peran dalam usaha, inilah yang sebenarnya secara langsung menghasilkan pendapatan atau penerimaan dari perusahaan.

Manajemen Penjualan adalah suatu proses perencanaan ,pengorganisasian,implementasi,pengendalian terhadap aktifitas kegiatan menjual yang dilakukan oleh perusahaan melalui tenaga penjualan.manajemen penjualan termasuk kegiatan penarikan, pemilihan, perlengkapan, penugasan, penentuan rute, supervise, pembayaran dan pemotivasian serta pengembangan kemampuan yang diberikan kepada tenaga penjual.

Proses Manajemen Penjualan

Setiap adanya proses penjualan mempunyai strategi penjualan ditetapkan maka untuk selanjutnya maka manajemen tentu harus melaksanakannya dan mengelola pelaksanaan penjualan. Kegiatan pengelolaan dimulai dari perencanaan penjualan yang meliputi pengenalan pasar dan peran mendesain organisasi dan struktur organisasi penjual, meramalkan penjualan menentukan objektif penjualan dan manajemen waktu dan didalam penentuan tujuan harus diturunkan dari tujuan perusahaan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi, tingkatan tujuan penjualan terdiri dari tujuan korporasi unit bisnis, pemasaran dan penjualan yang beberapa tingkatan sampai ketujuan individu tenaga penjual.

Gambar 2.1. Proses Manajemen Penjualan

Tahapan-tahapan Penjualan

Dalam manajemen penjualan perlu adanya tahap-tahap penjualan,sebagai berikut.

  1. Prospecting
  2. Perencanaan pra penjualan
  3. Presentasi Penjualan
  4. Mengatasi keberatan prospek
  5. Menutup penjualan

Teknik penjualan

Teknik penjualan merupakan cara-cara atau kiat-kiat yang dilakukan oleh penjual dalam rangka meraih konsumen.

Ada lima langkah dalam melakukan Cara-cara Penjualan, yaitu:

  1. Tentukan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
  2. Pilihlah Pasar sasaran Khusus
  3. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu:

    1. Pasar individual, adalah pasar yang memberikan layanan kepada individu-individu tertentu untuk memenuhi kebutuhan secara individual. Jenis pasar ini sangat cocok untuk perusahaan kecil dan menengah.
    2. Pasar khusus, yaitu pasar yang memberikan pelayanan khusus untuk konsumen tertentu, misalnya petani, pegawai negeri, pedagang dan sebagainya Jenis pasar khusus sangat cocok untuk perusahan kecil.
    3. Pasar tersegmentasi, yaitu pasar yeng menyediakan pelayanan bagi kelas konsumen tertentu, misalnya untuk pelanggan kelas berpendapatan tinggi, kelas pelanggan berpendapatan sedang dan kelas pelanggan berpendapatan rendah. Konsumen dikelompokan berdasarkan geografis (desa, kota), demografis (jenis kelamin, usia, pendapatan, tingkat pendidikan) dan kelas sosial (tingkat sosial, gaya hidup), serta faktor perilaku.
  4. Tetapkan Posisi Pasar
  5. Tempatkan Strategi Penjualan dalam Persaingan
  6. Pilih Strategi penjualan yang paling Tepat.
  7. Untuk melakukan program penjulan harus dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

    1. Persiapan sebelum penjualan
    2. Kegiatan pada tahap ini adalah mempersiapkan tenaga penjualan dengan memberikan pengertian tentang barang yang akan dijual, pasar yang akan dituju,dan teknik penjualannya.

    3. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
    4. Tahap kedua adalah menentukan lokasi dari segmen pasar yang menjadi sasarannya. Dari lokasi inilah dapat disusun daftar calon pembeli atau pembeli potensial.

    5. Pendekatan Pendahuluan
    6. Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari semua masalah tentang calon pembelinya. Selain itu, perlu juga mengetahui tentang produk atau merk apa yang sedang digunakan dan bagaimana reaksi konsumen untuk membeli suatu produk. Beberapa informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung penawaran produk kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan membeli, kegemaran dan kesukaan konsumen. Semuanya merupakan pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.

    7. Melakukan Penjualan
    8. Penjualan permulaan dilakukan untuk memikat calon konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka, dan pada akhirnya penjual melakukan penjualan kepada pembeli.

    9. Pelayanan Sesudah penjualan (Purna jual)
    10. Kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pembeli membeli dan membayar barang yang dibelinya, tetapi perlu memberikan pelayanan purna jual. Pelayanan purna jual diberikan untuk barang-barang tahan lama seperti elektornika, lemari es, kendaraan bermotor, televisi. Pelayanan purna jual ini banyak macamnya, seperti garansi, reparasi dan pengantaran barang.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan

Kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

  1. Kondisi dan Kemampuan Penjual.
  2. Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yaitu:

    1. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.
    2. Harga produk.
    3. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan,garansi dan sebagainya.
  3. Kondisi Pasar
  4. Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.

    Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah:

    1. Jenis pasarnya
    2. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
    3. Daya belinya
    4. Frekuensi pembelian
    5. Keinginan dan kebutuhan para konsumen
    6. harga produk tersebut
  5. Modal
  6. Modal dalam usaha angat di butuhkan dalam membangun perusahaan. Modal adalah salah satu factor penunjang jalannya proses usaha. Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat pembeli. untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi, yang hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang diperlukan.

  7. Kondisi Organisasi Perusahaan.
  8. Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian penjualan yang dipegang orang-orang tertentu yang ahli di bidang penjualan.

  9. Faktor lain.
  10. Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan, sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil kegiatan ini lebih jarang dilakukan.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

Menurut Yusup dkk dalm jurnal CCIT Vol.8 No.2 (2015:29)[12], UML (Unified Modelling Language) adalah himpunan struktur dan teknik untuk permodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan seperangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut.

K. P. Jayant, Renu Garg, Vinod Kumar, Prof. Ajaya Rana dalam International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engeneering February, 2014[13], pp. 148-153 ISSN: 2277128X Vol.2, Isue.2 mengatakan, “The UML is a visual modelling language and used for visualize, specify, contrucy and document the artifacts of a software system”. (UML adalah bahasa visual pemodelan dan digunakan untuk visualisasikan, menentukan, membangun, dan artefak dari mendokumentasikan sistem perangkat lunak).

Gambar 2.2. UML

Tujuan UML (Unified Modeling Language)

Menurut Vendi Yasin dalam Buku Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek (Modelling, Architecture and Design) (2012:268), tujuan Unified Modeling Language (UML) adalah:

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
  3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

Jenis-Jenis Diagram UML (Unified Modeling Language)

Menurut M. Shalahuddin dalam Jurnal Sisfotek Global (2017:88), ada empat jenis diagram UML:

  1. Usecase Diagram
  2. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada didalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.

  3. Class Diagram
  4. Class diagram adalah inti forward engineering maupun reverse engineering memanfaatkan diagram ini. Forward engineering adalah proses perubahan model menjadi kode program sedangkan reverse engineering sebaliknya merubah kode program menjadi model.

  5. Activity Diagram
  6. Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atas aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.

  7. Sequence Diagram
  8. Sequence Diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sequence maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu.

Langkah-Langkah Penggunaan Unified Modelling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho dan Esa Wijayanti (2014:15), langkah-langkah penggunaan UML sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar bussines process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul
  2. Letakkan use case dalam setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi requirement, constranints dan catatan lainnya.
  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
  4. Definisikan requirement non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
  5. Berdasarkan use case diagram, marilah membuat activity diagram.
  6. Definisikan objek-objek level atas package atau domain dan buatlah sequence diagram collaboration untuk setiap alur pekerjaannya.
  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan scenario use case.
  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hierarki class lengkap dengan atribut dan metodenya.
  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini.
  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detailkan kemampuan requirement piranti lunak, sistem operasi jaringan dan sebagainya. Letakkan komponen di dalam node.
  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat untuk membangun sistem diantaranya:
    1. Pendekatan use case dengan memberikan setiap use case kepada tim pengembang, untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
    2. Pendekatan komponen yaitu memberikan setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
  12. Letakkan uji model dan uji integrasi serta perbaiki model beserta kodennya. Model harus selalu sesuai dengan kode aktual.
  13. Perangkat lunak siap dirilis.

Konsep Dasar Analisa SWOT

Definisi Analisa SWOT

Definisi analisa SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang sedang dihadapi.

SWOT adalah singkatan dari: S = Strenght (kekuatan), W = Weaknesses (kelemahan), O = Opportunities (peluang), T = Threats (hambatan). Penjelasan mengenai 4 (empat) komponen analisa SWOT, yaitu:

  1. Strenght (S)
  2. Yaitu analisa kekuatn, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu dilakukan di dalam analisa ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan dibandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul didalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.

  3. Weaknesses (W)
  4. Yaitu analisa kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisa kelemahan didalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.

  5. Opportunities (O)
  6. Yaitu analisa peluang , situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang dimasa yang akan dating.

  7. Threats (T)
  8. Yaitu analisa ancaman, cara menganalisa tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera diatasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik dimasa sekarang maupun masa yang akan dating.

Tujuan Analisa SWOT

Menurut Fahmi (2013:254)[14], “Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi dimasa-masa yang akan dating”.

Manfaat Analisa SWOT

Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai metode analisa yang paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisa ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.

Dari pembahasan diatas, analisa SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisa strategi. Analisa ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

Gambar 2.3. Tipe Strategi SWOT

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Rini dalam jurnal Sisfotex Global Vol.6 No.1 (2016:64)[15], menyatakan bahwa, “Elisitasi adalah sekumpulan aktifitas yang ditunjukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.”

Menurut Prasmono dalam jurnal LPP Unindra Vol.7 No.2 (2014:166), menyatakan bahwa, “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak.” Elisitasi adalah sekumpulan aktifitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem baru melalui komunikasi pelanggan dan pihak yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Rini dalam jurnal Sisfotex Vol.6 No.1 (2016:64)[15], “Elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktifitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirement Engineering). Sebelum kebutuhan dapat dianalisis, dimodelkan, atau ditetapkan, kebutuhan dikumpulkan melalui proses elisitasi”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa elisitasi adalah metode yang didapat melalui proses wawancara kepada client untuk menemukan kebutuhan sistem yang akan dibangun.

Tahapan Elisitasi

Prasmono dalam Jurnal LPP Unindra Vol.7 No.2, 2014:166 Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I
  2. Berisi seluruh rancangan sistem yang baru diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui wawancara.

  3. Elisitasi Tahap II
  4. Merupakan hasil mengklasifikasikan dari elisitasi tahap I, berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yng disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi.

    1. M pada MDI itu artinya Mandatory. Artinya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI ini artinya Desirable. Artinya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI itu artinya Inessential. Artinya requirement tersebut bukanlah bagan dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
  5. Elisitasi Tahap III
  6. Merupakan hasil penyusunan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirementyang option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. T artinya Technical. Artinya bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
    2. O artinya Operational, Artinya bagaimana tata cara pengguna requirement tersebut dalam sistem yag dikembangkan.
    3. E artinya Economy, Artinya berapakan biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H): sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakainya sulit, serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus di eliminasi.
    2. Middle (M): mampu untuk dikerjakan.
    3. Low (L): mudah dikerjakan.
  7. Final Draft Elisitasi
  8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasarpembuatan suatu sistem yang dikembangkan.

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Ari Asmawati (2013) mengatakan, “Flowchart adalah dokumen bi-dimensi, dalam arti bahwa urutan penulisan tidak didefinisikan.”

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototype

Darmawan (2013:229)[11] mengatakan, "Prototype adalah suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai."

Berdasarkan definisi prototype di atas, maka dapat disimpulkan prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antar muka eksternal yang ditampilkan.

Jenis-Jenis Prototype

Darmawan (2013:230)[11] mengatakan, terdapat dua jenis prototype, yaitu:

  1. Prototipe Evolutioner (Evolutionary Prototype)
  2. Evolutionary Prototype terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsional yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototype ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu evolutioner prototype akan menjadi sistem aktual.

  3. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)
  4. Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefenisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan.

Pengembangan evolutionary prototype menunjukkan empat langkah dalam pembuatannya. Empat langkah tersebut adalah:

  1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
  2. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

  3. Membuat satu prototype
  4. Pengembang mempergunakan satu alat prototipe atau lebih untuk membuat prototype.

  5. Menentukan apakah prototype dapat diterima
  6. pengembang mendemonstrasikan prototype kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan. Jika sudah, langkah empat akan diambil, jika tidak prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, tiga, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

  7. Menggunakan prototype
  8. Prototype menjadi sistem produksi Tiga langkah pertama sama dengan langkah yang diambil dalam membuat evolutionary prototype. Langkah-langkah berikutnya adalah sebagai berikut:

    1. Membuat kode sistem baru: pengembangan menggunakan prototype sebagai dasar untuk pengodean sistem yang baru.
    2. Menguji sistem baru: pengembangan menguji sistem.
    3. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima. Pengguna memberitahukan pada pengembangan apakah sistem dapat diterima.
    4. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi.

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Shivani Archarva dan Vidhi Pandya (2013)[16] (ISSN-2277-1956 Vol.2) menjelaskan, “Black Box Testing is a software testing techniques in which functionality of the software undertest (SUT) is tested without looking at the internal code structure.”

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian blackbox merupakan metode pengujian pada sistem untuk mengetahui kinerja perangkat lunak sistem.

Keuntungan Black Box Testing

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis black box testing antara lain:

  1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.
  2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.
  3. Hasil dari blackbox testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun keracunan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.
  4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white box testing.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Sugiyono (2013:240), “Studi pustaka merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk dokumen. Studi pustaka bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”.

Menurut Budianto dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.3 (2015:138)[17] literature review berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang diuraikan sebelumnya pada perumusan masalah.

Menurut Warsito, dkk (2015:29-30)[18], “Metode studi pustaka dilakukan untuk menunjang metode survei dan obsevasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.”

Sedangkan menurut Mulyandi (2013:17-153)[19] berpendapat bahwa “Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan literature review adalah menganalisis dan memeriksa kembali tentang topik yang sedang diteliti untuk membantu peneliti dalam melihat ide-ide dalam sebuah penelitian.

Manfaat Literature Review

  1. Meningkatkan pemahaman mengenai penelitian yang sedang dilakukan.
  2. Memberikan pengaruh signifikan pada penelitian yang dilakukan dengan adanya perbandingan dengan penelitian lain.
  3. Menambah kompetensi dengan subjek yang terkait.

Tujuan Literature Review

  1. Membentuk kerangka teoritis mengenai suatu bidang penelitian
  2. Menjelaskan kata kunci, definisi dan terminologi.
  3. Menentukan studi, model dan studi kasus dan lain-lain yang mendukung topik.
  4. Menentukan lingkup penelitian topik penelitian

Literature Review

Literature Review ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal dan sebagai pendukung bagi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sehingga dapat menghindari pengulangan hal yang sama dalam penelitian dan dapat melakukan pengembangan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka menyempurnakan atau melengkapi penelitian yang nantinya akan dikembangkan lagi untuk kedepannya. Literature Review berfungsi untuk memperoleh informasi melalui referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan melaui studi pustaka maupun melalui media internet.

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas, antara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Harris Kurniawan (2015)[20] dengan judul “Perancangan Sistem Penjualan dan Pembelian Sparepart Kendaraan Bermotor pada Toko Ahmad Service” menggunakan sistem manual, dalam arti setiap penyimpanan data dan pembuatan laporan masih dilakukan dengan cara mencatat dalam buku, baik pencatatan stok barang di gudang, pencatatan data pembelian barang, pencatatan data penjualan dari hari ke hari, pembuatan nota penjualan dan nota retur penjualan serta pembuatan laporan perbulan kepada pemilik.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Syaprina, dkk (2018:113-124)[21] dengan judul “Sistem Informasi Penjualan dan Perbaikan Komputer pada CV Computer Plus Palembang” menggunakan cara yang masih manual. Data-data tersebut diarsipkan pada satu file kemudian dicatat pada buku besar dan dimasukkan ke dalam computer lalu disimpan sebagai arsip.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Puspita Dwi Astuti (2013) dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Penjualan Obat pada Apotek Jati Farma Arjosari” menggunakan sistem yang masih konvensional yaitu melakukan pencatatan, baik itu transaksi penjualan maupun pembelian barang ke dalam sebuah buku.
  4. Tinjauan studi dari penelitian Himawan, Asep Saefullah, dan Sugeng Santoso, 2014[22], STMIK Raharja, dalam Scientific Journal of Informatics Vol.1 No.1, berjudul “Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Online (E-Commerce) pada CV Selaras Batik” Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan batik-batik nusantara melalui penjualan yang berbasis e-commerce oleh CV Selaras Batik yang sudah lama menggeluti bisnis batik nusantara. Metode Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan memperbaiki sistem yang lama , karena permasalahan-permasalahan sering kali timbul dalam sistem lama. Sehingga diperlukan suatu bentuk perbaikan yang menggunakan SDLC (System Development Life Cycle) atau yang lebih kita kenal sebagai siklus hidup pengembangan sistem. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa internet dapat dimanfaatkan sebagai media pemasaran produk yang dapat berupa website e-commerce.
  5. Tinjauan studi dari penelitian Sophan Sophian, 2014[23], STMIK Indonesia Padang, dalam Jurnal Momentum Vol.16 No.2, berjudul “Pengimplementasian dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Pengendalian Stok Barang pada Toko Swastika Servis (SS) Bangunan dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 Didukung dengan Database MySQL”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu sistem informasi yang tepat dan jelas serta mampu meningkatkan produktifitas pada toko Swastika Servis (SS) Bangunan. Bahasa pemrograman menggunakan Visual Basic serta program database menggunakan MySQL.
  6. Tinjauan studi dari penelitian Ika Nur Indah, 2013[24], FTI UNSA, dalam Indonesian Jurnal on Computer Science-Speed (IJCSS) Vol.10/No.2 berjudul “Pembuatan Sistem Informasi Penjualan pada Toko Sehat Jaya Elektronik Pacitan”. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menghasilkan sebuah aplikasi sistem informasi penjualan yang kemudian akan dipergunakan dalam setiap transaksi pada Toko Sehat Jaya Elektronik Pacitan. Penelitian ini menganalisa kebutuhan produk serta mencoba membuat kelompok-kelompok kategori yang ada, kemudian menggunakan rancangan UML (Unified Modelling Language), EER (Enhanced Entity Relationship), serta DFD (Data Flow Diagram). Implementasi sistem dapat dilihat dalam beberapa tampilan-tampilan yang ada pada beberapa tampilan sistem.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Astrid Adiyani, Ni Nyoman Alit Triani (2015)[25] yang berjudul “Perancangan Database Sistem Penjualan Menggunakan Delphi dan Microsoft SQL Server”. Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan solusi atas permasalahan yang muncul. Hasil dari penelitian ini adalah database sistem penjualan dapat memudahkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan informasi yang cepat, tepat dan akurat, serta memeberikan solusi atas permasalahan yang ada. Perancangan sistem ini sudah memenuhi kebutuhan informasi dan kondisi perusahaan.

Dari hasil studi pustaka (literature review) yang telah dijabarkan diatas, peneliti dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa penelitian-penelitian tersebut, sistem informasi yang digunakan atau rancangan hanya fokus pada satu fungsi saja, seperti fungsi penjualan saja hal ini dirasa kurang efektif. Sehingga perlu adanya pengembangan lebih lanjut, seperti menyertakan persediaan barang dan hasil penghitungan sisa hasil usaha.

Oleh karena itu, untuk melengkapi penelitian sebelumnya yang telah dijabarkan diatas, maka dilakukan penelitian “Perancangan Sistem Informasi Penjualan Kitchen Set Stainless Steel pada PT. Megametal Perdana”. Pada penelitian ini, peneliti mencoba membuat beberapa fungsi untuk menunjang kegiatan penjualan yang meliputi fungsi transaksi serta laporan penjualan.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Megametal Perdana pertama kali didirikan pada tanggal 1 September 1997, berdasarkan akta pendirian perseroan terbatas No. 131 pada tanggal 25 September 1996 yang dibuat di hadapan notaris Linda Herawati, S.H di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C-14 HT.03.02-Thn 1995 tanggal 10 Januari 1995 untuk jangka waktu tidak terbatas lamanya. Kemudian diubah dengan Akta No. 125 tanggal 25 Maret 1998 oleh notaris Yulia, S.H di Jakarta sebagai pengganti dari notaris Linda Herawati, S.H tentang perubahan pasal 4 mengenai modal perseroan dan pasal 28 mengenai susunan dewan pengurus perusahaan.

Sebelumnya perusahaan telah dikukuhkan sebagai salah satu Pengusaha Kena Pajak (PKP) sejak tanggal 25 Maret 1997 dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 01.737.574.2-034.000 yang terdaftar di kantor pelayanan pajak Jakarta-Cengkareng yang bertempat di Jalan Lingkar Luar Barat No. 10 A Cengkareng Timur.

Sehubungan dengan adanya pemecahan administrasi perpajakan pada sejumlah kantor pelayanan pajak pada tahun 2007, PT. Megametal Perdana berpindah kantor pelayanan pajak yang semula di kantor pelayanan pajak cengkareng menjadi terdaftar pada kantor pelayanan pajak kalideres yang berlokasi di Jalan Raya Duri Kosambi No. 36-37 Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PT. Megametal Perdana yang semula adalah 01.737.574.2-034.000 berubah menjadi 01.737.574.2-085.000. Perubahan nomor hanya terjadi pada bagian kode wilayah kantor pelayanan pajak saja, yang semula bernomor 034 menjadi 085.

PT. Megametal Perdana memiliki nomor Surat Ijin Usaha Perdagangan 906/09-03/PB/VII/97. Perusahaan tidak memiliki kantor cabang, semua kegiatan produksi maupun administrasi dilakukan di Jalan Daan Mogot KM. 18 Komplek Pergudangan Nila Alam No. 07 Kalideres Jakarta Barat 11840.

Sejak dahulu hingga saat ini PT Megametal Perdana bergerak pada bidang industri pembuatan peralatan dapur (kitchen equipment) yang berbahan dasar stainless steel. Beberapa barang yang dihasilkan antara lain adalah work table, bain marie, cabinet, bowl sink, dish washing, under counter, rack display, kwali range, trolley, exhaust hood, gutter frame, dan lain-lain. Semua barang yang diproduksi dibuat dengan berbagai jenis model dan ukuran sesuai dengan pesanan yang diajukan oleh konsumen minimal sesuai standar yang berlaku pada PT. Megametal Perdana. Pelanggan atau konsumen juga dapat melakukan konsultasi dengan pihak perusahaan mengenai pengaturan tata letak dapur ataupun display agar lokasi yang digunakan menjadi lebih efektif dan efisien. Barang-barang produksi yang dihasilkanpun dapat ditambah sejumlah aksesoris yang bertujuan untuk menambah fungsi barang tersebut.

Selanjutnya seiring tuntutan dan banyaknya kebutuhan konsumen, PT. Megametal Perdana memiliki pabrik tambahan yang terletak pada kawasan industri Pasar Kemis, pabrik tambahan tersebut berfungsi sebagai gudang penyimpanan dan pabrik pembuatan pendingin (refrigerator). Namun dikarenakan satu dan lain hal per juni 2012 seluruh kegiatan produksi hingga kantor berpindah ke kawasan industri Pasar Kemis, Tangerang. Hingga saat ini jumlah staff dan keseluruhan karyawan yang tercatat mencapai 110 orang.


Visi

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur peralatan dapur berbahan dasar stainless steel PT. Megametal Perdana mempunyai visi untuk menjadi perusahaan manufaktur yang handal, inovatif dan konsisten terhadap mutu dari barang-barang yang diproduksi.

Misi

PT. Megametal Perdana memiliki misi untuk fokus dalam pengembangan barang-barang yang diproduksi dengan tetap memperhatikan kualitas dari tiap-tiap produknya. Dan juga selalu memberikan pelayanan terbaik pada setiap konsumen.

Tujuan Perusahaan

Di dalam menjalankan aktivitasnya, PT Megametal Perdana tidak terlepas dari tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan adalah suatu penjelasan cita-cita yang hendak dicapai oleh perusahaan di dalam menjalankan usahanya. Tujuan umumnya tidak berdiri sendiri namun bersifat berantai yang berarti saling terkait antara tujuan yang satu dengan tujuan yang lainnya. PT Megametal Perdana mempunyai sejumlah tujuan jangka pendek dan juga jangka panjang.

Tujuan jangka pendek yang dimaksud adalah:

  1. Meningkatkan omset penjualan.
  2. Menciptakan kelancaran proses produksi.
  3. Memaksimalkan laba perusahaan.

Sedangkan tujuan jangka panjang PT Megametal Perdana adalah:

  1. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan menjaga kelancaran dan kontinuitas produksi.
  2. Menciptakan kepuasan pelanggan dan membangun citra yang baik di mata pelanggan dengan selalu berusaha memberikan pelayanan dan mutu terbaik.
  3. Memperluas jaringan pemasaran.
  4. Menjaga agar perusahaan tetap mampu bertahan dengan banyaknya pesaing yang bermunculan.

Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi adalah sekumpulan kelompok yang terdiri atas orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Pengelompokkan tidak hanya berdasarkan struktur organisasi suatu perusahaan tetapi juga harus memungkinkan koordinasi usaha diantara semua unit organisasi dalam mengambil tindakan untuk mencapai tujuan umum perusahaan.

Struktur organisasi harus dibagi kedalam jabatan dan tanggung jawabnya masing-masing sesuai keahlian serta kemampuan para pekerja. Struktur organisasi yang jelas juga diharapkan dapat membantu kegiatan pengawasan dan kelancaran aktivitas seluruh bagian perusahaan. Maka dari itu tiap bagian organisasi diwajibkan mengetahui secara jelas mengenai hal apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab serta wewenang pada tiap-tiap divisi organisasi satu dengan yang lainnya. Struktur organisasi juga dapat digunakan sebagai simbol gabungan formal pada perusahaan.

Struktur organisasi yang terdapat pada PT. Megametal Perdana menggunakan struktur organisasi lini dan staf, dimana kekuasaan tertinggi dipegang oleh seorang presiden direktur dan dibantu oleh kepala urusan internal audit dan untuk operasional perusahaan dijalankan beberapa bagian yang dikepalai oleh manager pada tiap-tiap departement terkait.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Tugas Dan Tanggung Jawab

Berdasarkan struktur organisasi dari Gambar 3.1, maka susunan dan gambaran mengenai kedudukan, tugas, wewenang serta tanggung jawab tiap-tiap bagian dalam berorganisasi. Berikut wewenang dan tanggung jawab yang berlaku sesuai struktur organisasi secara umum pada PT. Megametal Perdana.

  1. Direktur Perusahaan
  2. Secara umum bertugas mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, agar dapat memberikan kontribusi secara maksimal untuk kepentingan perusahaan. Sehubungan dengan kedudukannya sebagai pimpinan utama perusahaan, oleh karena itu direktur utama memiliki beberapa kewajiban sebagai berikut:

    1. Mensukseskan jalannya tugas dan kewajiban yang telah ditetapkan.
    2. Mengendalikan keharmonisan hubungan kerja di antara para karyawan demi menjaga keharmonisan lingkungan organisasi perusahaan.
    3. Membuat perencanaan, memimpin jalannya organisasi serta melakukan pengawasan terhadap jalannya kegiatan perusahaan.
    4. Membuat dan mengambil keputusan pada setiap kebijakan organisasi.
  3. Manajer Akuntansi
  4. Bertanggung jawab atas pembukuan perusahaan, memiliki tugas sebagai berikut :

    1. Mengawasi, memeriksa dan melaksanakan seluruh administrasi pembukuan.
    2. Bertanggung jawab atas kebenaran siklus keuangan perusahaan baik dalam penerimaan maupun pengeluaran kas.
    3. Memberikan pengarahan dan pendidikan dalam beroganisasi dan kegiatan administrasi.
    4. Membuat laporan keuangan secara keseluruhan untuk dilaporkan kepada pimpinan perusahaan baik berupa periode bulanan maupun tahunan.
    5. Membuat laporan keuangan fiskal tahunan (pajak keluaran menggunakan transportasi udara maupun laut) guna keperluan pajak.
    6. Menghitung gaji, uang makan dan transport untuk seluruh karyawan serta menghitung pajak penghasilan tiap bulannya.
    7. Membuat file formulir-formulir administrasi sesuai kebutuhan masing-masing departemen dalam berbagai format laporan (microsoft excel, microsoft word) untuk meningkatkan efisiensi kerja para karyawan pada masing-masing departemen.
    8. Membuat data karyawan seperti absensi karyawan guna memudahkan pengawasan kehadiran.
  5. Manajer Pemasaran
  6. Bertanggung jawab atas penjualan, memiliki tugas sebagai berikut :

    1. Mencari pelanggan guna memenuhi target penjualan.
    2. Membuat daftar barang yang akan dibuatkan penawaran harga (quotation) secara lengkap seperti kode barang, nama barang, ukuran atau dimensi barang, tanggal pengiriman, syarat pembayaran dan lain-lain.
    3. Memberi instruksi kepada bagian keuangan untuk membuat tagihan uang muka penjualan atas purchase order yang telah disetujui.
    4. Menginstruksikan kepada manajer proyek untuk melakukan pengiriman barang yang sudah dipesan kepada pelanggan selambat-lambatnya satu hari sebelum tanggal pengiriman.
  7. Manajer Proyek
  8. Bertanggung jawab atas proses produksi, memliki tugas antara lain adalah :

    1. Bertanggung jawab untuk keseluruhan proses produksi.
    2. Bertanggung jawab atas departemen engineering.
    3. Mengawasi penggunaan bahan baku, bahan komponen dan bahan pembantu yang dipakai untuk memproduksi barang.
    4. Membuat layout pada setiap proyek.
    5. Mengkoordinasikan tugas di dalam departemen engineering.
    6. Mengawasi dan memberikan teguran dalam proses produksi.
    7. Menentukan barang yang akan diproduksi terlebih dahulu dengan dasar penyesuaian tanggal pengiriman barang.
  9. Manajer Pembelian
  10. Memiliki beberapa tugas sebagai berikut :

    1. Melakukan pemesanan dengan membuat purchase order terhadap bahan-bahan baku produksi.
    2. Memastikan dan melakukan kontrol terhadap ketersediaan barang.
    3. Menentukan supplier dengan harga terbaik.
    4. Menentukan budget setiap tahunnya untuk pembelian aset perusahaan.
  11. Bagian Keuangan
  12. Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan, tugas antara lain adalah :

    1. Membuat bukti pengeluaran bank dan bukti penerimaan bank.
    2. Memeriksa seluruh pengeluaran uang agar sesuai dengan permintaannya.
    3. Membuat laporan dana bank, rencana tagihan, rencana pelunasan dan lain-lain.
    4. Menagih piutang yang sudah jatuh tempo melalui telepon.
    5. Membuatkan cek atau bilyet giro untuk pengeluaran uang baik untuk melunasi hutang maupun untuk pengeluaran lainnya.
  13. Bagian Teknisi
  14. Memiliki beberapa tugas di antaranya adalah sebagai berikut :

    1. Membuat laporan produksi dan mengatur pengiriman barang.
    2. Memeriksa seluruh pengeluaran uang agar sesuai dengan permintaannya.
    3. Membuat laporan realisasi produksi yang dikeluarkan setiap bulannya.
    4. Memperbaiki rincian gambar-gambar yang salah untuk dijadikan acuan dalam menggambar produk sejenis agar terhindar dari kesalahan yang sama di kemudian hari.
  15. Bagian Produksi
  16. Memiliki tugas sebagai berikut :

    1. Mengkoordinasikan sistem kerja pada unit kerja secara efektif untuk mencapai hasil sebaik mungkin.
    2. Melakukan pengawasan tehadap jalannya proses produksi dari pengambilan bahan hingga menjadi barang jadi dengan menggunakan sarana, peralatan dan tenaga kerja yang tersedia agar dapat menghasilkan produk dengan sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan.
    3. Berusaha agar produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana produksi.
    4. Membuat laporan harian produksi dan laporan barang jadi.
  17. Staff Akuntansi
  18. Memiliki sejumlah tugas sebagai berikut :

    1. Membuat buku pembantu hutang usaha dan buku pembantu piutang usaha.
    2. Memasukkan data untuk buku bank harian, buku penerimaan bank, buku pengeluaran bank setiap hari kemudian membuat rekapitulasinya setiap akhir bulan.
    3. Membuat laporan pemakaian bahan-bahan berdasarkan laporan dari gudang.
    4. Ikut mengawasi arus keuangan perusahaan dan membuat laporan keuangan secara keseluruhan.
    5. Menghitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) setiap bulannya, membuat Surat Setoran Pajak (SSP) untuk membayar PPN, PPh Pasal 21 dan PPh pasal 25 sesuai dengan perhitungannya kemudian membuat Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) PPN, PPh Pasal 21, PPh Pasal 25 untuk seterusnya dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat.
  19. Bagian Kontrol Materil
  20. Memiliki sejumlah tugas sebagai berikut :

    1. Melaksanakan pengadaan bahan-bahan untuk produksi dan lainnya dengan harga murah dengan mutu yang baik.
    2. Mengawasi pengeluaran bahan-bahan yang diambil oleh bagian produksi.
    3. Bertanggung jawab atas keadaan gudang.
  21. Staff Administrasi
  22. Memiliki sejumlah tugas sebagai berikut :

    1. Membuat penawaran harga (quotation), surat jalan (delivery order), kwitansi, faktur pajak dan surat-surat lain sesuai dengan kebutuhan administrasi.
    2. Memasukkan data tersebut ke dalam laporannya masing-masing untuk kegiatan pengendalian dan juga sebagai lampiran dalam laporan keuangan.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur penjualan barang terdiri dalam beberapa tahap. Adapun urutan prosedur yang berlaku pada PT. Megametal Perdana antara lain:

  1. Konsumen mengkonsultasikan barang-barang apa saja yang hendak dipesan kepada marketing perusahaan. Lalu bagian engineering melakukan studi lapangan dan membuat kebutuhan list barang sesuai permintaan konsumen, setelah melalui proses tersebut persetujuan bagian engineering perusahaan atas kesanggupan pembuatan barang yang dipesan menjadi acuan dari tahap selanjutnya.
  2. Setelah mendapatkan persetujuan desain gambar layout lokasi dan unit-unit barang kemudian konsumen mendapatkan penawaran harga oleh marketing PT. Megametal Perdana. Lalu konsumen mengeluarkan purchase order (pesanan pembelian).
  3. Setelah kesepakatan unit barang, maka pihak administrasi marketing perusahaan mengeluarkan sales order lengkap dengan nomor urut sales order, nama konsumen, harga dan barang yang dipesan juga tanggal pemesanan.
  4. Pada saat yang bersamaan, setelah menerima purchase order, bagian accounting akan memproses Down Payment (DP) dengan mengeluarkan kwitansi untuk konsumen. Proses produksi berlangsung setelah down payment diterima dari pihak konsumen.
  5. Kemudian list barang yang dipesan masuk ke dalam bagian engineering untuk digambar sesuai keinginan konsumen, setelah itu kemudian bagian accounting mengeluarkan surat perintah kerja untuk diberikan kepada bagian produksi agar bisa segera diproses.
  6. Selanjutnya jika barang yang dipesan sudah jadi, maka bagian accounting akan membuat delivery order (surat jalan) agar barang dapat segera dikirim ke alamat tujuan konsumen.
  7. Setelah konfirmasi sampainya barang kepada konsumen disertai kembalinya delivery order (surat jalan) kepada perusahaan, dalam jangka waktu yang disepakati maka pihak PT Megametal Perdana berhak melakukan tagihan kepada konsumen sesuai nominal yang disepakati. Pembayaran atau pelunasan yang dilakukan konsumen disertai dengan terbitnya kwitansi invoice pelunasan yang dikeluarkan oleh PT Megametal Perdana.

Use Case Diagram

Gambar 3.2 Use Case Diagram

Berdasarkan pada gambar 3.2 Use Case Diagram yang berjalan pada saat ini menjelaskan adanya :

  1. 1 (Satu) Sistem Penjualan pada PT Megametal Perdana.
  2. 6 (Enam) Aktor yang melakukan kegiatan, meliputi Konsumen, Engineering, Marketing, Accounting, Adm. Marketing, dan Produksi.
  3. Terdapat 11 (Sebelas) usecase yang menggambarkan kegiatan atau prosedur penjualan yang berjalan. Usecase tersebut antara lain konsultasi barang, studi lapangan, membuat list barang, persetujuan layout lokasi dan unit, melakukan penawaran harga, mengeluarkan PO, mengeluarkan SO, memproses DP dan kwitansi, Mengeluarkan SPK, membuat DO pengiriman, dan yang terakhir membuat kwitansi invoice.
  4. Konsumen sebagai pembeli atau pemesan barang pada perusahaan, yang juga berhak mengeluarkan purchase order jika sudah terjadi kesepakatan pemesanan barang
  5. Marketing sebagai perantara antara konsumen dengan bagian engineering dalam pemesanan unit barang juga sebagai pihak yang melakukan penawaran harga kepada konsumen.
  6. Engineering adalah staff perusahaan yang bertugas studi lapangan untuk melihat relevansi lokasi dengan unit barang yang dibutuhkan, juga bertugas menggambar dan memberikan persetujuan kesanggupan unit-unit barang yang diinginkan konsumen.
  7. Administrasi Marketing sebagai pembuat dan mengeluarkan sales order.
  8. Accounting bertugas mengeluarkan surat-surat yang mendukung kegiatan operasional perusahaan seperti pembuatan kwitansi down payment, kwitansi invoice pelunasan juga delivery order yang akan disampaikan kepada pihak konsumen. Staff Accounting juga memiliki tugas mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) yang nantinya akan dikerjakan oleh bagian produksi.
  9. Produksi bertugas membuat unit-unit barang yang diinginkan konsumen sesuai Surat Perintah Kerja (SPK).

Sequence Diagram

Gambar 3.3 Sequence Diagram

Berdasarkan gambar 3.3 Sequence Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 6 (Enam) aktor yaitu konsumen, Marketing, Engineering, Adm. Marketing, accounting dan produksi.
  2. Ada 7 (Tujuh) lifeline yaitu purchase order, kwitansi DP, delivery order, kwitansi invoice, sales order, list barang dan surat perintah kerja.
  3. Terdapat 17 (Tujuh Belas) message yaitu konsultasi barang, daftar permintaan barang, studi lapangan, membuat list barang, persetujuan layout dan lokasi, melakukan penawaran harga, mengeluarkan PO, menerima PO, mengeluarkan SO, memproses DP dan kwitansi, menerima kwitansi DP, membuat SPK, menerima SPK, membuat DO pengiriman, menerima DO, membuat kwitansi pelunasan, dan menerima kwitansi pelunasan. Lifeline berakhir pada konsumen.
  4. Konsumen mengirimkan tiga message yang akan saling berhubungan dengan aktor dan message lainnya.
  5. Kemudian bagian marketing akan menerima message yang dikirimkan oleh konsumen berupa konsultasi barang.
  6. Bagian engineering menerima daftar permintaan barang dari pihak marketing, kemudian engineering akan mengirimkan message berupa studi lapangan kepada konsumen, membuat list barang dan juga melakukan persetujuan layout lokasi dan unit-unit barang.
  7. Selanjutnya konsumen akan melakukan penawaran harga mengirimkan message yang kemudian akan diterima oleh pihak marketing.
  8. Konsumen juga akan mengeluarkan message berupa purchase order yang akan diterima oleh pihak marketing.
  9. Bagian Administrasi Marketing akan mengeluarkan sales order setelah pengeluaran purchase order oleh pihak konsumen.
  10. Bagian Accounting akan mengeluarkan message berupa kwitansi down payment yang kemudian pihak konsumen akan menerima message kwintansi Down Payment (DP) tersebut.
  11. Setelah diterimanya message DP oleh pihak konsumen, maka bagian accounting akan mengeluarkan message Surat Perintah Kerja (SPK) yang akan diterima oleh produksi.
  12. Hal selanjutnya message juga dikeluarkan oleh pihak accounting berupa Delivery Order (DO) pengiriman yang akan dikirimkan kepada pihak konsumen.
  13. Pihak accounting akan mengeluarkan message kwitansi invoice pelunasan setelah Delivery Order (DO) diterima oleh konsumen.
  14. Tahap terakhir message kwitansi invoice akan diterima oleh pihak konsumen untuk pelunasan.

Activity Diagram

Gambar 3.4 Activity Diagram

Berdasarkan Gambar 3.4 Activity Diagram sistem informasi penjualan yang sedang berjalan saat ini adalah :

  1. 1 (Satu) Initial Node dimana objek pertama dimulai.
  2. Terdapat 6 (Enam) aktor yaitu konsumen, Marketing, Engineering, Adm. Marketing, Accounting dan Produksi.
  3. Terdapat 41 (Empat Puluh Satu) Action State yang dimulai dari konsumen dalam melakukan konsultasi dengan marketing perusahaan. Alur Action state terdiri dari konsultasi barang, memberikan informasi, membuat daftar permintaan barang, menerima list barang, studi lapangan, memberitahu lokasi, memberitahu kebutuhan barang, membuat list barang, persetujuan layout lokasi dan unit, menerima hasil persetujuan, melakukan penawaran harga, menerima penawaran harga, memberitahu persetujuan harga, menerima persetujuan harga, mengeluarkan PO, menerima PO, memberitahu PO, menerima informasi PO baru, mengeluarkan SO, memberitahu nomor SO, menerima informasi SO, membuat kwitansi DP, mengirimkan informasi DP, menerima kwitansi DP, informasi pembayaran DP, memperoleh informasi pembayaran DP, membuat SPK, menerima SPK, mengerjakan SPK, informasikan penyelesaian unit barang, menerima informasi penyelesaian unit barang, membuat DO, menerima DO dan unit barang, informasikan penerimaan dan kembalikan DO, menerima DO, membuat kwitansi invoice, mengirimkan kwitansi invoice, menerima kwitansi invoice, melakukan pelunasan dan terakhir penerimaan pelunasan oleh pihak accounting.
  4. 1 (Satu) Final Node, aktivitas akhir menunjukkan akhir dari semua aliran kontrol dalam kegiatan tersebut.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa Sistem (Metode SWOT)

Tabel 3.1 Faktor-faktor Strategi Internal dan Eksternal

Konfigurasi Sistem Berjalan

Spesifikasi Hardware

Sistem yang berjalan menggunakan 1 unit PC dengan spesifikasi sebagai berikut :

  1. Monitor : LCD 17”
  2. Keyboard : Standard
  3. Mouse : Optical
  4. Printer : Laserjet
  5. RAM : 2 GB
  6. Hard Disk : 250 GB

Spesifikasi Software

  1. Operation System : Windows XP Ms. Office 2010
  2. Processor : Intel Pentium Dual Core

Hak Akses (Brainware)

Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh:

  1. Bagian Penjualan
  2. Bagian Akunting
  3. Bagian Pengiriman

Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisa sistem berjalan dapat diambil kesimpulan kekurangan dan kebutuhan dari pihak departemen marketing dan accounting pengembangan sistem hendaknya dilakukan yaitu:

Menganalisa kebutuhan tersebut dapat diambil beberapa alternatif pemecahan masalah antara lain:

  1. Dibangun sistem yang dibutuhkan oleh user dengan menggunakan aplikasi berbasis visual karena aplikasi yang berbasis visual sudah familiar dikalangan instansi masyarakat.
  2. Dibangun suatu aplikasi sistem yang berbasiskan web, aplikasi yang dibangun berbasiskan web memungkinkan user dapat menggunakan data secara bersama-sama di dalam waktu yang sama.

Berdasarkan beberapa alternatif pemecahan masalah di atas penulis melakukan suatu kajian untuk permasalahan maka perlu dibangun aplikasi sistem yang berbasis web karena banyak keuntungan yang diperoleh antara lain:

  1. Dapat menjalankan aplikasi berbasis web di manapun kapan pun tanpa harus melakukan penginstalan.
  2. Dapat dijalankan pada sistem operasi mana pun.
  3. Tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi untuk dapat menggunakan aplikasi berbasis web.
  4. Terkait dengan isu lisensi (hak cipta), kita tidak memerlukan lisensi ketika menggunakan web-based application, sebab lisensi itu telah menjadi tanggung jawab dari web penyedia aplikasi.

Pada dasarnya aplikasi berbasis web belum familiar pada PT. Megametal Perdana, untuk mengatasi hal tersebut penulis mengusulkan perlu diadakannya pelatihan kepada para pengguna atau biasa juga disebut sebagai training, sehingga pengguna dapat beradaptasi dan dapat mengoperasikan sistem dengan baik dan benar. Berdasarkan analisa yang dilakukan, proses kegiatan penjualaan yang berjalan saat ini menghasilkan informasi yang relatif lama karena sistem pengolahan data dilakukan secara manual menggunakan Ms. Excel, sehingga Sistem informasi yang terkomputerisasi dapat meningkatkan efisiensi kerja dan menghasilkan informasi yang akurat, relevan serta tepat waktu.

Selain itu Penulis akan membuat suatu program berbasis web yang dapat digunakan oleh administrasi marketing dan accounting. Program tersebut akan menampilkan informasi yang dibutuhkan oleh bagian administrasi marketing berupa form quotation (penawaran harga) yang ditujukan kepada konsumen dilengkapi proses edit, delete, tambah barangpun dapat dilakukan dengan cepat yang nantinya akan berpengaruh pada proses penjualan selanjutnya. Bagian accounting akan dapat melakukan pembuatan sales order berdasarkan purchase order yang dikeluarkan oleh konsumen, surat perintah kerja, invoice, delivery order, kwitansi hingga laporan penjualan.

User Requirement

Requirement Elicitation Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Requirement Elicitation Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

M (Mandatory) = Penting

D (Desirable) = Tidak terlalu penting

I (Inessential) = Tidak penting

Requirement Elicitation Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi LMH. Berikut adalah requirement tersebut:

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

Metode Option

T : Tehnical L : Low

O : Operasional M : Middle

E : Economic H : High

Requirement Elicitation-Final Draft

Tabel 3.5 Final Draft Elisitasi

BAB IV

RANCANGAN SISTEM USULAN

Prosedur Sistem Usulan

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis dan penelitian yang telah dilakukan mengenai “PERANCANGAN SISTEM RENCANA ANGGARAN BIAYA PROJECT IT BERBASIS WEB SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI” pada PT. Bumitangerang Mesindotama, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Proses pengolahan data pada sistem rencana anggaran biaya dimulai dengan mencatat peralatan apa saja yang diperlukan dalam sebuah proyek lalu menghitung seluruh biaya yang diperlukan berdasarkan peralatan yang diperlukan.
  2. Dalam membuat Sistem rencana anggaran biaya berbasis web pada penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman html, php, css, javascript dengan menggunakan database MySql dan Sublime Text sebagai Code editor.
  3. Dalam sistem yang dibuat ada beberapa faktor yang diperlukan yaitu : pengerjaan apakah dilakukan oleh pihak internal atau eksternal, bahan baku dan peralatan apa saja yang diperlukan dalam sebuah proyek dan kegiatan yang dilakukan selama proyek berlangsung.

Saran

Dengan melihat simpulan yang ada, penulis memberikan saran-saran yang sesuai dengan apa yang telah dialami selama menyelesaikan laporan Skripsi ini:

  1. Agar sistem rencana anggaran biaya dapat berjalan dengan baik perlu dilakukan pengecekan sistem secara berkala dan pembaruan agar mengikuti perkembangan teknologi yang ada.
  2. Sarana dan prasarana dalam penerapan sistem rencana anggaran biaya perlu didukung dengan perangkat yang memadai, baik dari segi SDM (brainware) maupun peralatannya (hardware)
  3. Sistem yang telah dibuat dapat dikembangkan sehingga sistem ini juga dapat digunakan untuk seluruh proyek pada sebuah perusahaan dan juga dapat diakses melaui perangkat smartphone saat ini.

Daftar Pustaka

  1. Suprihadi, Rini Kartika Hudiono dan Lina Sinatra Wijaya. 2013. Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller. STMIK Raharja Tangerang: Jurnal CCIT. Vol.6 No.3: 308-331.
  2. Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi Offset.
  3. Sunyoto, Danang. 2014. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CAPS.
  4. Nugraha, Agus Ramdhani dan H. Ahmad Sofyan Haris. 2016. Sistem Pakar Perubahan Fisiologis dan Psikologis Masa Nifas Ibu dengan Metode Certainty Factor. Jurnal Teknik Informatika. Vol.4 No. 1 2016.
  5. 5,0 5,1 5,2 5,3 5,4 Rusdiana, H.A. dan Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.
  6. Rohmat, Taufiq. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  7. 7,0 7,1 7,2 7,3 7,4 Prof. Dr. Azhar Susanto, M.Bus,Ak. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya
  8. Haryanta, Agustinus, Abdur Rochman dan Ayu Setyaningsih. 2017. Perancangan Sistem Informasi Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku pada Home Industri. Tangerang: Jurnal Sisfotek Global. Vol.7 No.1
  9. 9,0 9,1 Sutabri, Tata S.Kom., MMSI. 2016. Sistem Informasi Manajemen (Edisi Revisi).Yogyakarta:CV Andi Offset ISBN: 9789792952407
  10. Ramadhan, Gilang, Edy Budiman, dan Andi Syakir. 2017. Pengembangan Media Informasi Pengenalan Lagu Daerah Kalimantan Timur Berbasis Web. Vol 2, No.1-Maret 2017.
  11. 11,0 11,1 11,2 11,3 Darmawan, Deni. 2013.”Sistem Informasi Manajemen”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  12. Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup dan Moh. Iqbal Awi Makaram, 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang: Jurnal CCIT (Vol.8 No.2-Januari-2015).
  13. K. P. Jayant, dkk. 2014.”International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engeneering”. Februari, 2014, pp. 148-153 ISSN : 2277128X Vol.2, Isue.2.
  14. Fahmi, Irham 2013. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung: CV Alfabeta (2013:254).
  15. 15,0 15,1 Rini, dkk.”Rancangan Sistem Informasi Koversi Nilai Mahasiswa Pindahan dan Lanjutan (Studi Kasus di STMIK Bina Sarana Global, Jurnal Sisfotex Global)”. Vol.6 No.1 Maret 2016-ISSN:20188-1762. Dikutip dari http://stmikglobal.ac.id/journal/index.php/sisfotek/ diakses pada tanggal 3 April 2017.
  16. Archarva, Shivani, Pandya, Vidhi. 2013. Bridge between Black Box and White Box-Grey Box Testing Technique International Journal of Electronics and Computer Science Engineering. ISSN-2277-1956 Vol.2 No.1
  17. Budianto. Wahyu, Budiarto. Mukti, Rafika. Ageng Setiani. 2015. Aplikasi Monitoring Sistem Absensi Sidik Jari Sebagai Pendukung Pembayaran Biaya Pegawai Terpusat Dengan SAP. Tangerang : Jurnal CCIT (Vol.8 No.3-Mei-2015).
  18. Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup dan Moh. Iqbal Awi Makaram, 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang: Jurnal CCIT (Vol.8 No.2-Januari-2015).
  19. Mulyandi, Muhammad Rachman, Monica, Ega Mawarni, Arfiah dan Liya Jayanti. 2013. “Aplikasi Sistem Informasi Laporan Penggajian Guru Honor Berbasis Web pada SMA Negeri 6 Tangerang”. Yogyakarta: Prosiding Seminar NasionalTeknologi Informasi dan Multimedia.
  20. Kurniawan, Haris. 2015. Perancangan Sistem Penjualan dan Pembelian Sparepart Kendaraan Bermotor pada Toko Ahmad Service. STMIK AMIKOM Yogyakarta 6 Februari 2015 ISSN: 2302-3805.
  21. Syaprina, dkk. 2018. Sistem Penjualan dan Perbaikan Komputer pada CV. Computer Plus Palembang. Palembang: Universitas Bina Dharma. Vol.10 No.2: 113-214.
  22. Himawan, Asep Saefullah dan Sugeng Santoso. 2014. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Online pada CV. Selaras Batik. Scientific Journal of Informatics. Vol.1 No.1. Diambil dari https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji/article/view/3641. (25Desember 2017).
  23. Sophian, Sophan. 2014. Pengimplementasian dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Pengendalian Stok Barang pada Toko Swastika Servis (SS) Bangunan dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 Didukung dengan Database MySQL. STMIK Indonesia Padang. Journal Momentum. Vol.16 No.2 Diambil dari https://ejournal.itp.ac.id/index.php/momentum/article/view/201. (10 Maret 2018).
  24. Indah, Ika Nur. 2013. Pembuatan Sistem Informasi Penjualan pada Toko Sehat Jaya Elektronik Pacitan. FTI UNSA. Indonesian Journal on Computer Science. Vol.10 No.2 Diambil dari http://www.ijns.org/journal/index.php/ijns/article/view/175. (10 Maret 2018).
  25. Adiyani, dkk. 2015. Perancangan Database Sistem Penjualan Menggunakan Delphi dan Microsoft SQL Server. Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia.

Contributors

Savira Aprilia1