SI1411478788

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PENERAPAN SISTEM INFORMASI BERBASIS VIEWBOARD

DALAM MENAMPILKAN KEGIATAN ASOSIASI

PADA OFFICIAL SITE APTISI

 

SKRIPSI

 

 

Disusun Oleh :

 

NIM
: 1411478788
NAMA

 

JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2017/2018)




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PENERAPAN SISTEM INFORMASI BERBASIS VIEWBOARD

DALAM MENAMPILKAN KEGIATAN ASOSIASI

PADA OFFICIAL SITE APTISI

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1411478788
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, September 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., M.M)
       
(Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom.)
NIP : 000594
       
NIP : 078010




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

PENERAPAN SISTEM INFORMASI BERBASIS VIEWBOARD

DALAM MENAMPILKAN KEGIATAN ASOSIASI

PADA OFFICIAL SITE APTISI

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1411478788
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2017 / 2018

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, September 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
(Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM)
NID : 16008
   
NID : 99001




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

 

PENERAPAN SISTEM INFORMASI BERBASIS VIEWBOARD

DALAM MENAMPILKAN KEGIATAN ASOSIASI

PADA OFFICIAL SITE APTISI

 

Dibuat Oleh :

 

NIM
: 1411478788
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2017/2018

 

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

PENERAPAN SISTEM INFORMASI BERBASIS VIEWBOARD

DALAM MENAMPILKAN KEGIATAN ASOSIASI

PADA OFFICIAL SITE APTISI

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1411478788
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, September 2018

 
 
 
 
NIM : 1411478788

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAK

Setiap asosiasi ataupun organisasi pastinya memiliki official site yang berguna untuk memberikan informasi yang akurat dalam menampilkan kegiatan seputar organisasi tersebut kepada para anggotanya maupun masyarakat luas. Official site digunakan sebagai media informasi, media komunikasi serta media pendidikan untuk para anggotanya, mahasiswa maupun masyarakat luas. Saat ini Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) memiliki official site resmi. Namun saat ini official site APTISI masih belum mampu menyediakan informasi yang akurat untuk setiap anggotanya. Dalam penelitian ini, ditemukan 3 (tiga) permasalahan pada sistem yang ada sebelumnya. Lalu dengan didukung 2 (dua) metode penelitian yaitu pengumpulan dan analisis data, serta dibatasi dengan 5 (lima) ruang lingkup. Pada tahap analisa sistem berjalan, peneliti menggunakan metode analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan threats). Alternatif pemecahan masalahnya adalah sistem informasi berbasis viewboard yaitu sebuah official site yang digunakan sebagai wadah/tempat dan media informasi yang dikhususkan bagi para anggotanya serta dapat menampilkan kegiatan dengan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi.

Kata Kunci : Viewboard, Organisasi, Official Site.

ABSTRACT

Each association or organization must have an official site that is useful to provide accurate information in showing the activities surrounding the organization to its members and the wider community. Official site is used as a medium of information, communication media and educational media for its members, students and the wider community. Currently the Association of Indonesian Private Universities (APTISI) has an official official site. However, currently APTISI official site is still not able to provide accurate information for each member. In this research, found 3 (three) problems in the existing system. Then supported by 2 (two) research method that is data collection and analysis, and limited with 5 (five) scope. In the analysis phase of the system running, researchers use SWOT analysis methods (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and threats). Alternative problem solving is a system based information viewboard is an official site that is used as container / place and media information that is devoted to its members and can display activities with all the potential owned by the organization.

Keywords: Viewboard, Organization, Official Site.




KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya. Adapun judul yang diambil yaitu “Penerapan Sistem Informasi Berbasis Viewboard Dalam Menampilkan Kegiatan Asosiasi Pada Official Site APTISI”.

Penulisan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) jurusan Sistem Informasi konsentrasi Sistem Informasi Manajemen di Perguruan Tinggi Raharja. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, dan saran serta kerjasama dari berbagai pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi dengan baik.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., M.M selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si, selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  5. K Hap (Eka Purnama Harahap, S.Kom) selaku pembimbing I, terima kasih atas pengarahan serta saran yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat menjalani KKP ini dengan penuh ilmu dan semangat.
  6. Ibu Ida Faridah, S.Kp., M.Kes selaku Stakeholder, yang telah membrikan masukan dan ilmu yang bermanfaat.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan sehingga memperluas wawasan penulis.
  8. Kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril, maupun materil sehingga Skripsi ini apat terselesaikan dengan baik.
  9. Teman-teman seperjuangan Tim LATEL ( Ririn Eka Cipta Devi dan Dini Intan Pratiwi) serta Pasukan RIC yang selalu bersama dalam suka maupun duka.
  10. Teman-teman seperjuangan Tim Funtastic4 ( Mochaman Sandi Alpansuri, Resti Rahmwati, Ayu Martha Wardani, Wahyu Setya Wardana ) serta Pasukan RIC yang selalu bersama dalam suka maupun duka.
  11. Rekan-rekan seperjuangan dan keluarga besar TIMUR 5 (Funtastic4, Ryzen dan Lily).
  12. Keluarga REC dan TimUR4 dan TimUR6 yang sangat berjasa dalam memberikan dukungan kepada penulis.
  13. Untuk Romzi Syauqi Naufal yang telah membantu Penulis dalam mensukseskan project Website E-Commerce RIC.
  14. Sahabat-sahabat saya yang tergabung dalam vinedemapin yaitu vina, intan, denissa, dewi, mala, neyda, apri, alwi yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
  15. Dan semua rekan-rekan mahasiswa/i yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu pada kesempatan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya laporan Skripsi ini, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.

Tangerang, September 2018
(Muhammad Diky Darmawan)
NIM. 1411478788



DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo WordPress

Gambar 3.1 Logo APTISI

Gambar 3.2 Struktur Organisasi APTISI

Gambar 3.3 Flowchart Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.4 Use Case Yang Berjalan

Gambar 3.5 Activity Yang Berjalan

Gambar 3.6 Sequence Yang Berjalan

Gambar 4.1 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.2 Use Case Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.3 Activity Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.4 Sequence Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.5 Rancangan Program HIPO Website APTISI

Gambar 4.6 Website Dengan 1000 Visitor

Gambar 4.7 Menampilkan 10 Artikel Teratas Dengan Banyaknya Views

Gambar 4.8 Popular Post Mendapatkan 500 Views

Gambar 4.9 Menampilkan 4 Viewboard Business Intelligence

Gambar 4.10 Sistem Mendapatkan 100 Subscriber

Gambar 4.11 Mendapatkan Total 10.000 Views Dari Seluruh Postingan

Gambar 4.12 Mendapatkan 100 Feedback Berupa Komentar

Gambar 4.13 Menampilkan 100 Post Dari User Aktif

Gambar 4.14 Menampilkan 9 User Aktif

Gambar 4.15 Menampilkan 100 Postingan

Gambar 4.16 Tampilan Yang Responsive Pada 3 Device

Gambar 4.17 Terdapat Total 25 Website Wilayah Keanggotaan APTISI

Gambar 4.18 Menampilkan 10 E-book Pada Library APTISI

Gambar 4.19 Mencapai 2.000.000 Traffic Rank Alexa

Gambar 4.20 Mencapai 50.000 Traffic Rank ID

Gambar 4.21 Tampilan Home

Gambar 4.22 Tampilan Home Website

Gambar 4.23 Tampilan Halaman Dashboard

Gambar 4.24 Tampilan Tentang Official Site APTISI

Gambar 4.25 Tampilan Viewboard


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Visi APTISI

Tabel 3.2 Misi APTISI

Tabel 3.3 Ketua Umum

Tabel 3.4 Dewan Pertimbangan

Tabel 3.5 Dewan Penasihat

Tabel 3.6 Dewan Pembina

Tabel 3.7 Sekretaris

Tabel 3.8 Bendahara

Tabel 3.9 Koordinator Wilayah

Tabel 3.10 Pengurus Harian

Tabel 3.11 Divisi

Tabel 3.12 Analisa SWOT Yang Berjalan

Tabel 3.13 Matriks SWOT Yang Berjalan

Tabel 3.14 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.15 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.16 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.14 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.2 Analisis SWOT Yang Diusulkan

Tabel 4.3 Matriks SWOT Yang Diusulkan

Tabel 4.4 Pengujian Viewboard Jumlah Postingan

Tabel 4.5 Pengujian Viewboard User Aktif.

Tabel 4.6 Pengujian Viewboard Jumlah Postingan User Paling Aktif

Tabel 4.7 Time Schedule

Tabel 4.8 Estimasi Biaya


DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. Simbol Flowchart

 

Gambar 2. Simbol Use Case Diagram

 

Gambar 3. Simbol Activity Diagram

 

Gambar 4. Simbol Sequence Diagram



Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat, komputer sebagai media pengolah data elektronik dapat menyajikan berbagai informasi dan pengolahan data secara cepat, tepat dan akurat. Semakin banyak orang yang menggunakan komputer maka bidang ini semakin berkembang. Melihat perkembangan internet yang sangat pesat dan pengguna yang sangat banyak, maka lembaga pemerintah, lembaga pendidikan dan perusahaan tentunya harus menyesuaikan diri untuk menyediakan layanan berbasis internet yang dapat mempermudah dalam mencari informasi.

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) merupakan organisasi yang menampung seluruh Perguruan Tinggi Swasta Indonesia dan seluruh Badan Hukum Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (BHP-PTS) di seluruh Indonesia. Organisasi APTISI telah terdaftar di Direktorat Jenderal Sosial Politik, Departemen Dalam Negeri (Depdagri) No.123 tahun 1999. Menurut ​Wikipedia[1]​, Asosiasi merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Lembaga Sosial. Lembaga dengan asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengertian yang berbeda. Lembaga yang tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan suatu perkumpulan bersama beberapa individu yang memiliki ikatan. Atau dapat juga dikatakan asosiasi merupakan kelompok sosial yang memiliki tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan tersebut. Maka dari itu APTISI membutuhkan website untuk pengelolaan informasi mengenai asosiasi.

Dengan seiringnya perkembangan zaman dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berpengaruh dalam bidang informasi asosiasi salah satunya yaitu Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yang di cari oleh masyarakat maupun instansi lain tetapi susah mencari informasi yang berhubungan dengan informasi tentang APTISI pusat yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia, hanya dapat diperoleh melalui media masa, brosur atau datang secara langsung ke kantor pusat APTISI maupun wilayah keanggotaannya serta melalui undangan yang dikirim melalui pos, dsb. Menurut Untung Rahardja, dkk dalam jurnal Sisfotenika (2018)[2], mengatakan lingkungan asosiasi merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan atau publik organisasi itu sendiri, oleh sebab itu organisasi membutuhkan sesuatu yang dapa menjadi penunjang untuk menaikkan eksistensi mereka. Dalam hal ini Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yang merupakan instansi yang bergerak dibidang organisasi belum memiliki sistem informasi dan dirasa sangat memerlukan informasi berbasis viewboard guna memberikan kemudahan kepada para anggotanya maupun masyarakat luas dalam hal informasi mengenai organisasi yang sedang berjalan pada APTISI sebagai sarana promosi mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Pada APTISI data-data serta informasi mengenai organisasi masih banyak dilakukan secara manual. Sehingga belum adanya official site yang dapat menampilkan kegiatan secara online sebagai salah satu tolak ukur kesuksesan sebuah organisasi dalam menjalankan sebuah tujuan, visi dan misi.

Oleh karena itu diperlukan sistem informasi berbasis ​web agar memudahkan dalam hal penyampaian informasi-informasi mengenai ruang lingkup asosiasi agar dapat terlihat dengan jelas aktivitas serta kegiatan pada asosiasi. Sehingga instansi lain dan anggota yang berada di seluruh Indonesia dapat mengakses informasi-informasi tentang APTISI maupun wilayah keanggotannya kapan pun dimana pun. Selain itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan, diharapkan asosiasi tersebut dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yaitu membuat website sebagai media informasi. Dengan internet, setiap orang akan lebih mudah dalam menyampaikan maupun mendapatkan informasi tanpa datang ketempatnya langsung, sehingga lebih efektif dan efisien. Website tersebut juga akan menunjukkan citra baik asosiasi di masyarakat luas. Website yang ada diharapkan dapat memperluas informasi tentang pendidikan atau pun yang lainnya yang ada di APTISI, sehingga masyarakat luas dapat dengan mudah melihat data-data tentang asosiasi tanpa datang ke kantor pusat.

Kualitas pelayanan dalam penyebaran informasi yang ada di ​official site APTISI telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi anggota maupun masyarakat, karena hal tersebut berdampak pada kepuasan anggota atau masyarakat luas terhadap kinerja pengelola layanan informasi pada ​official site APTISI. Yayat Rukayat, dalam Jurnal Ilmiah Magister Administrasi (2018)[3], Peningkatan kualitas pelayanan publik adalah salah satu isu yang sangat penting. Hal ini terjadi karena disatu sisi tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan semakin besar sementara praktek penyelenggara pelayanan tidak mengalami perubahan yang berarti. Pada akhirnya peningkatan kualitas pelayanan tersebut menjadi indikator keberhasilan APTISI dalam meningkatan pelayanan yang diberikan pada anggotanya maupun masyarakat sekaligus menjadi media publikasi dengan adanya ​official site APTISI.

Berdasarkan uraian diatas maka, penelitian ini diberi judul: "PENERAPAN SISTEM INFORMASI BERBASIS VIEWBOARD DALAM MENAMPILKAN KEGIATAN ASOSIASI PADA OFFICIAL SITE APTISI".

Rumusan Masalah

Pada dasarnya setiap organisasi memerlukan sarana untuk menyampaikan informasi salah satunya melalui media internet. ​Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yaitu organisasi profesi yang sudah berdiri sejak lama. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, APTISI memerlukan sebuah media untuk penyampaian informasi secara menyeluruh kepada anggota maupun masyarakat luas. Sejauh ini ​official site APTISI kurang dikenal oleh masyarakat luas dan penyampaian informasi pada ​official site APTISI kurang efektif dalam penyebaran informasi kepada para anggotanya maupun masyarakat luas dan juga informasi yang disampaikan kurang ​update atau terkesan kurang menarik. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka di dapat 3 (tiga) permasalahan sebagai berikut:

  1. Apakah asosiasi perguruan tinggi swasta indonesia memiliki wadah dalam menghimpun kegiatan asosiasi?
  2. Apakah pengelolaan data dan informasi sudah mencakup seluruh potensi yang ada dan menampilkan aktifitas anggota secara keseluruhan?
  3. Apakah wadah yang ada saat ini dapat dijadikan sebagai media diskusi?

Ruang Lingkup Penelitian

Agar penyusunan skripsi ini tidak keluar dari pokok permasalahan yang dirumuskan, maka ruang lingkup pembahasan dibatasi pada:

  1. Membangun ​website yang memberikan informasi mengenai Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI).
  2. Penelitian ini berfokus pada ​official site​ APTISI ​berbasis viewboard.
  3. Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) memiliki wadah dalam menghimpun kegiatan di seluruh anggota.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menjelaskan tentang tujuan penelitan terhadap objek penelitian yang sudah dipilih. Tujuan penulisan harus berdasarkan rumusan masalah yang dihadapi yang mana jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk menciptakan asosiasi perguruan tinggi swasta indonesia yang memiliki wadah dalam menghimpun kegiatan seluruh anggotanya.
  2. Untuk mendapatkan data dan informasi yang ditampilkan mengenai organisasi dan potensi yang ada.
  3. Merancang ​official site semenarik mungkin agar dapat jadi daya tarik tersendiri sehingga dapat memenuhi kebutuhan anggotanya dan masyarakat luas.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan akurat.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Dengan adanya wadah yang menghimpun dan kegiatan di seluruh nusantara dapat dijadikan sebagai kajian sehingga kegiatan asosiasi perguruan tinggi swasta indonesia dapat terorganisir dengan sangat baik.
  2. Dengan adanya wadah yang menampilkan data dan informasi mengenai organisasi serta potensi yang ada dapat dijadikan sebagai profil dan juga identitas organiasi.
  3. Dengan adanya ​official site APTISI maka diharapkan mampu memperkenalkan APTISI dan memenuhi kebutuhan anggota maupun masyarakat luas.

Metode Penelitian

Metode penelitian sangat diperlukan untuk mendapatkan bukti kebenaran suatu konsep dan teori yang diperoleh serta untuk menemukan dan menguji suatu pengetahuan. ​Dalam penyusunan Laporan Skripsi ini, metode penelitian yang digunakan dalam proses pembuatan ​official site APTISI yaitu dengan mengumpulkan data yang ada pada objek penelitian sehingga terdapat data yang akurat dan relevan. Penelitian yang penulis lakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan keadaan objek dalam penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.

Metode Pengumpulan Data

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah mengumpulkan ​data serta mengolah informasi yang diperlukan menggunakan 2 (dua) metode sebagai berikut:

  1. Metode Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu metode dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data yang nantinya akan menjadi bahan untuk penelitian. Dari pengamatan yang sudah dilakukan selama 6 bulan di kantor APTISI Wilayah IV-B Banten. Peneliti dapat mengumpulkan data sebagai sumber informasi yang dapat membantu proses menganalisa yang nantinya dijadikan sebagai bahan untuk membangun ​official site.
  2. Metode Studi Pustaka, adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

Metode Analisa

Metode analisa sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode SWOT. SWOT adalah sebuah metode prosedur analisis kondisi yang mengklarifikasi kondisi objek dalam empat kategori Strength (Kekuatan), ​Weakness (Kelemahan), ​Opportunity (Faktor Pendukung) dan ​Threat (Faktor Penghambat atau Ancaman). Terhadap sistem ​official site APTISI sehingga dapat menganalisa apa saja yang mencakup kedalam SWOT baik faktor yang berasal dari faktor internal maupun eksternal.

Metode Perancangan

Dalam metode peracangan ini penulis menggunakan ​Unified Modeling Language (UML) untuk menganalisa sistem​ official site APTISI, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan program ​Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan rancangan prosedur sistem yang berjalan.

Metode Pengujian

Metode pengujian ini digunakan untuk menganalisis suatu identitas sistem untuk mendeteksi, ulasan kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang sedang dikembangkan untuk mengeliminasi kesalahan pada sistem saat diterapkan. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan Black Box sistem dimana Black Box sistem ini berfungsi untuk mengetahui apakah perangkat lunak dapat berfungsi sebagaimana yang telah diharapkan.

Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam membuat penulisan laporan agar lebih jelas pemabahasannya, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi 5 bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai permasalahan yang ada, diantaranya latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang membahas tentang konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, konsep dasar perencanaan strategi, konsep dasar ​website, konsep dasar organisasi, konsep dasar asosiasi, konsep dasar ​WordPress, konsep dasar CMS, konsep dasar ​online, konsep dasar internet, konsep dasar UML serta konsep dasar ​literature review, konsep dasar SWOT.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat asosiasi, permasalahan yang dihadapi, beberapa daftar keinginan dari pihak terkait yang diajukan dan terangkum dalam elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, dan final draft elisitasi. Serta menjelaskan beberapa alternatif pemecahan masalah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai mind mapping project, analisa sistem berjalan dengan menggunakan metode analisa SWOT dan analisa berdasarkan sistem berjalan, user requirement, strategi, dan rancangan prototype, testing dengan menggunakan black box, evaluasi, konfigurasi sistem usulan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, serta saran untuk pengembangan sistem dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Pendapat yang dikemukakan Romney dan Steinbart (2015:3)[4], mengartikan Sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasa nya terbagi dalam sub system yang lebih kecil yang mendukung system yang lebih besar.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Mulyadi (2016:4)[5], mengartikan sistem sebagai suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksan akan kegiatan pokok perusahaan.

Pernyataan yang dikemukakan Jogianto (2005) dalam buku Jeperson Hutahaean (2014:1)[6], sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.

Berdasarkan 3 (tiga) pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau sub-sistem yang saling berinteraksi dan dikelompokan menjadi satu serta dirancang guna bertujuan untuk menjalankan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.


Karakteristik Sistem

Pernyataan yang dikemukakan H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan dalam buku Sistem Informasi Manajemen (2014:36-37)[7], mendefinisikan karakteristik sistem sebagai berikut:

  1. Komponen

  2. Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa elemen-elemen lebih kecil yang disebut subsistem, dan elemen-elemen lebih besar yang disebut suprasistem.

  3. Batas Sistem

  4. Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

  5. Lingkungan Luar Sistem

  6. Lingkungan dari sistem adalah semua hal yang ada di luar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem.

  7. Penghubung

  8. Penghubung merupakan media perantara antar subsistem. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lain membentuk satu kesatuan.

  9. Masukan

  10. Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem yang dapat berupa maintenance input dan sinyal input.

  11. Pengolahan Sistem

  12. Suatu sistem dapat memiliki bagian pengolahan atau sistem tersebut sebagai pengolahannya. Pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

  13. Keluaran

  14. Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

  15. Sasaran atau Tujuan

  16. Suatu sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya.

Klasifikasi Sistem

Pernyataan yang dikemukakan oleh Jeperson Hutahaean (2014:6)[6], sebuah sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang, yaitu antara lain:

  1. Klasifikasi sistem sebagai:

    1. Sistem Abstrak (Abstract system)
      Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran-pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak fisik.

    2. Sistem Fisik (Physical system)
      Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

  2. Sistem diklasifikasikan sebagai:

    1. Sistem Alamiah (Natural system)
      Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Contohnya sistem perputaran bumi.

    2. Sistem Buatan Manusia (Human made system)
      Sistem buatan manusia merupakan sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin (human machine system).

  3. Sistem diklasifikasikan sebagai:

    1. Sistem Tertentu (Deterministicl system)
      Sistem tertentu merupakan sistem yang beroprasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.

    2. Sistem Tak Tentu (Probalistic system)
      Sistem tak tentu merupakan sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

  4. Sistem diklasifikasikan sebagai:

    1. Sistem Tertutup (Close system)
      Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja secara otomatis tanpa ada turut campur dari lingkungan luar. Secara teotoris sistem tertutup ini ada, kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.

    2. Sistem Terbuka (Open system)
      Sistem terbuka merupakan sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karenanya sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Data

Pernyataan yang dikemukakan oleh Muhamad Muslihudin dan Oktafianto (2016:10)[8], data adalah sebuah nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun.

Pernyataan yang dikemukakan Gordon B. Davis (1991), dalam buku Jeperson Hutahaean (2014:8)[6], data merupakan bahan mentah bagi informasi yang dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan lain sebagainya.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Jeperson Hutahaean (2014:9)[6] data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kesatuan nyata dan suatu kejadian-kejadian (event) yang terjadi pada saat tertentu.

Dari 3 (tiga) pengertian data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data adalah ​sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan yang bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

Definisi Informasi

Pernyataan yang dikemukakan oleh Romney dan Steinbart (2015:4)[4], informasi adalah data yang telah dikelola dan di proses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Jaluanto Sunu Punjul (2016:31)[9], informasi merupakan pengetahuan tertulis atau yang disampaikan secara lisan dan sebagai hasil dari data yang diolah secara formal.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Jeperson Hutahaean (2014:9)[6], informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penggunanya.

Berdasarkan 3 (tiga) pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan informasi adalah data yang sudah diolah dan diorganisir serta dibentuk atau dimanipulasi sehingga sudah siap disajikan kepada publik dan memiliki arti dan berguna bagi penggunanya atau​ end user.

Kualitas Informasi

Pernyataan yang dikemukakan oleh Sutabri (2005) dalam buku Muhamad Muslihudin dan Oktafianto (2016:10)[10], mengemukakan bahwa kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, antara lain sebagai berikut:

  1. Informasi harus akurat (accurate)

  2. Yang dimaksud dari informasi harus akurat adalah informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Informasi yang akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan dari maksudnya.

  3. Tepat Waktu

  4. Informasi harus tepat waktu yang artinya informasi yang disampaikan kepada penerima tidak boleh terlambat, karena informasi yang sudah terlambat tidak akan mempunyai nilai lagi.

  5. Relevan (relevance)

  6. Informasi yang relevan adalah informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya. Relevansi untuk setiap orang, satu dengan yang lainnya adalah berbeda.

Nilai Informasi

Pernyataan yang dikemukakan oleh Rizki Ahmad Fauzi (2017:12)[11], mengemukakan bahwa nilai dari informasi di tentukan dari 2 (dua) hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Biaya-biaya yang berhubungan untuk memperoleh informasi seperti waktu dan sumber daya untuk mengumpulkannya, memproses serta menyimpan data dan mendistribusikan informasi yang dihasilkan kepada para pembuat keputusan.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Jeperson Hutahaean (2014:11)[6], mengemukakan bahwa nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatannya. Suatu informasi dikatakan lebih bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibanding dengan biaya mendapatkannya.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Jaluanto Sunu Punjul Tyoso (2016:50)[9], mengemukakan bahwa nilai informasi tidak seperti sumber daya nyata lainnya, karena sebenarnya tidak dapat dikuantitaskan. Informasi tidak memiliki nilai intrinsik. Nilainya tergantung pada kaitannya dan penggunaannya.

Dari 3 (tiga) definisi nilai informasi yang terdapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih besar dari biaya untuk mendapatkannya.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Pernyataan yang dikemukakan Hall dalam Abdul Kadir (2014:9)[12], sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dapat dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Ida Nuraida (2008) dalam buku Muhamad Muslihudin dan Oktafianto (2016:11)[10], sistem informasi adalah perangkat prosedur yang terorganisasi dengan sistematik, bila dilaksanakan akan menyediakan informasi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan keputusan.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Yakub (2012) dalam buku Muhamad Muslihudin dan Oktafianto (2016:11)[10], sistem informasi adalah suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan aliran informasi.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Jeperson Hutahaean (2014:13)[6], sistem informasi merupakan suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertenu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.

Dari 3 (tiga) definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari kumpulan komponen sistem, yaitu ​(software), (​hardware) dan (​brainware) yang mengolah data untuk menghasilkan informasi menjadi sebuah​ output yang berguna untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam suatu organisasi serta membantu manajer dalam mengambil keputusan.

Komponen Sistem Infomasi

Pernyataan yang dikemukakan oleh Hutahaean (2014:13-14)[6], Sistem informasi mengandung komponen-komponen seperti berikut ini:

  1. Blok Masukkan (​Input Block)

  2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.

  3. Blok Model (​Model Block)

  4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.

  5. Blok Keluaran (​Output Block)

  6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  7. Blok Teknologi (​Technology Block)

  8. Teknologi digunakan untuk menerima ​input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dini secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari unsur utama yaitu teknisi (​humanware atau ​brainware), perangkat lunak (​software), perangkat keras (​hardware).

  9. Blok Basis Data (​Database Block)

  10. Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  11. Blok Kendali (​Control Block)

  12. Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperatur tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidak efisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

Konsep Dasar Penerapan

Definisi Penerapan

Menurut Adi (2015:126)[13], penerapan adalah pemanfaatan hasil pengembangan, penelitian dan atau ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam kegiatan perekayasaan, inovasi, serta difusi teknologi.

Menurut Djahir dan Pratita (2015:74)[14], penerapan adalah kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.

Berdasarkan 2 (dua) pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah sebuah kegiatan pemanfaatan dari hasil penelitian guna untuk menghasilkan inovasi baru yang dapat digunakan dengan baik.

Langkah-Langkah Penerapan

Menurut Djahir dan Pratita (2015:74)[14], terdapat langkah-langkah penerapan yaitu:

  1. Merancang penerapan. Karena hanya tinggal satu tahap pengembangan yang tersisa sebelum sistem baru digunakan manajer dan spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan yang di perlukan untuk menerapkan rancangan sistem.

  2. Mengumumkan penerapan. Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti pada penelitian sistem dengan bertujuan untuk menginformasikan pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerja sama pegawai.

  3. Mendapatkan sumber daya perangkat keras. Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Ketika semua usulan telah diterima dan dianalisis, komite pengarah SIM memilih satu pemasok atau lebih. Spesialis informasi memberikan dukungan bagi keputusan ini dengan mempelajari usulan dan membuat rekomendasi. Setelah disetujui, perusahaan melakukan pemesanan.

  4. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak. Jika perangkat lunak aplikasi jadi dibeli, pemilihan pemasok perangkat lunak dapat mengikuti prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk memilih pemasok perangkat keras yaitu RFP dan usulan.

  5. Menyiapkan database. DBA bertanggung jawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database.

  6. Menyiapkan fasilitas fisik. Jika perangkat keras dari sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi baru atau perombakan.

  7. Mendidik peserta dan pemakai. Sistem baru kemungkinan besar akan memengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Mereka disebut dengan peserta. Peserta harus di jadwal jauh setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan – bahan yang dipelajari mulai diterapkan.

  8. Masuk ke sistem baru. Proses menghentikan penggunaan sistem lama memulai penggunaan sistem baru disebut cutover. Ada 4 pendekatan dasar: percontohan, serentak, bertahap, dan pararel.

Teori Khusus

Konsep Dasar Website

Definisi Website

Pernyataan yang dikemukakan Murad (2013:49)[15], ​web adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah ​server web internet yang disajikan dalam bentuk ​hypertext.

Pernyataan yang dikemukakan Taufik Ginanjar (2014:5)[16], website adalah rangkaian atau sejumlah halaman di internet yang memiliki topik saling terkait untuk mempresentasikan suatu informasi.

Pernyataan yang dikemukakan​ Sholechul Azis (2013:75)[17], website adalah halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dalam jaringan internet.

Berdasarkan 3 (tiga) pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan ​website adalah sebuah halaman atau tempat di internet yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti ​text, image, bahkan ​video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi ​client dan bisa diakses kapanpun dan dimanapun selama terkoneksi dengan jaringan.

Jenis-jenis Website

Pernyataan yang dikemukakan Sumaryadi Adi (2014:4-9)[18], ​web dapat dapat dikelompokan kedalam beberapa kelompok bisa berdasarkan tujuannya, besar kecilnya hingga karakteristik ​website itu sendiri.

Jenis ​website berdasarkan sifatnya, yaitu sebagai berikut:

  1. Website Dinamis, merupakan ​website yang kontennya dapat berubah setiap saat. Contoh dari ​website dinamis ini antara lain adalah wikipedia, mypangandaran, abatasa, detik, tokobagus dan blog. Faktor utama yang membuat sebuah ​web menjadi dinamis adalah Content Management System. Dengan adanya CMS ini, siapapun yang memiliki akses ke administrator ​website dapat meng-update content-nya dengan sangat mudah.

  2. Website Statis, merupakan ​website yang jarang sekali dirubah karena memang tidak diperlukan perubahan yang sangat sering. Contohnya adalah ​website company profile dan ​website profil organisasi.

  3. Jenis ​website berdasarkan sifatnya, yaitu sebagai berikut:

    1. Search Engine

    2. Fungsi dan ​website ini adalah sebagai pencari website lain. Contohnya adalah Google, dan Yahoo!

    3. Blog

    4. Blog ini bisa dibilang catatan harian dan pemilik website. Fungsi dan website blog adalah publikasi artikel/content yang berfokus pada manajemen artikel.

  4. Social Networking

  5. Contoh dari​ website networking ini adalah facebook dan twitter, dimana ​website menyediakan fasilitas untuk para member agar dapat berinteraksi dengan member yang lain.

  6. Forum

  7. Website forum sebenarnya mirip dengan ​website networking, namun lebih berfokus pada kemampuan para member untuk berdiskusi. Website forum yang terbesar di Indonesia saat ini adalah kaskus.

  8. Berita

  9. Website berita berfungsi untuk mengelola dan mempublikasikan berita kepada para pengunjung diinternet. ​Website berita yang paling banyak pengunjungnya di Indonesia sekarang ini adalah detik.

  10. Gallery

  11. Fungsi dan ​website ​gallery adalah menyediakan fasilitas publikasi foto dan gambar secara ​online, mengelolanya, kemudian mempublikasikannya. Contoh website gallery adalah picasa.

  12. Multimedia

  13. Siapa yang tidak tahu ​Youtube? Itulah contoh website multimedia, dimana kita dapat melakukan streaming untuk video, maupun audio tanpa mengunduhnya terlebih dahulu. Untuk mengakses ​website multimedia akan diperlukan internet dengan kecepatan koneksi yang cukup tinggi.

  14. E-Learning

  15. Biasanya website ​e-learning dimanfaatkan oleh organisasi pendidikan untuk menyediakan fasilitas belajar melalui internet. Pembelajaran dapat menjadi interaktif dengan adanya ​website e-learning ini. Contoh ​website e-learning adalah website-website universitas.

  16. E-Commerce

  17. Website E-Commerce adalah yang paling ​booming sekarang ini. ​Website jenis ​E-Commerce berperan sebagai toko online. Contohnya adalah Tokobagus, Amazon, Bhineka dan E-Bay.

    Berdasarkan jenis-jenis ​website diatas, ​website yang digunakan penulis untuk Skripsi ini adalah jenis website statis karena tidak sering mengalami perubahan, hanya saja berita atau artikel rutin di ​update. Jika berdasarkan sifatnya jenis ​website yang digunakan yaitu berita maupun ​e-learning karena didalam ​website APTISI terdapat berita mengenai organisasi, kegiatan yang dilakukan maupun berita yang sedang terjadi dimasyarakat serta terdapat bahan ajar seperti e-book.

Konsep Dasar Asosiasi

Definisi Asosiasi

Menurut ​Wikipedia[1], Menurut ​Wikipedia​, Asosiasi merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Lembaga Sosial. Lembaga dengan asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengertian yang berbeda. Lembaga yang tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tata tertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara lembaga berwujud abstrak.

Konsep Dasar WordPress

Definisi Wordpress

Gambar 2.1 Logo WordPress

Menurut Krisianto (2014:1-2)[19], Wordpress adalah salah satu CMS (Content Management System) yang paling banyak digunakan. Wordpress dibagi menjadi dua yaitu wordpress.com dan wordpress.org. Website wordpress.com adalah website resmi Wordpress yang memberikan layanan sub domain gratis untuk membuat blog berbasis Wordpress. Pengguna tinggal menggunakan layanan Wordpress yang tersedia. Namun mempunyai keterbatasan dalam melakukan modifikasi. Sedangkan wordpress.org adalah website resmi Wordpress yang menyediakan perangkat lunak CMS Wordpress. Versi yang kedua, yaitu wordpress.org inilah yang digunakan pada Official Site APTISI.

Dikutip dari buku Membuat Toko Online dengan Wordpress dan WP E-Commerce[20], WordPress sebuah aplikasi web open source. CMS ini yang sangat populer digunakan sebagai mesin blog (blog engine) atau dijadikan platform untuk keperluan website lainnya. WordPress dibangun dengan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL. PHP dan MySQL keduanya merupakan perangkat lunak dengan kode sumber terbuka (open source software).

Berdasarkan 2 (dua) pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ​WordPress adalah CMS (Content Management System) yang paling sering digunakan untuk membangun sebuah blog, WordPress juga merupakan sebuah aplikasi terbuka ​(open source).

Plugin WordPress

Pernyataan yang dikemukakan oleh Krisianto (2014:2011)[19], plugin adalah fitur ​WordPress untuk membuat website agar mempunyai fungsi khusus. ​Plugin berupa file program yang bisa di ​install di ​WordPress. Plugin disediakan oleh ​WordPress maupun pihak ke-3. Tersedia berbagai macam ​plugin dengan fungsinya masing-masing. Misalnya ​plugin ​SEO, ​plugin untuk mencegah ​spam, plugin jejaring sosial dan sebagainya.

Konsep Dasar PHP (Hypertext Preprocessor)

Definisi PHP (Hypertext Preprocessor)

Pernyataan yang dikemukakan oleh Widodo dan Purnama dalam sebuah jurnal IJNS-Indonesian Journal on Networking and Security (2018)[21], PHP merupakan bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari server-side scripting adalah sintaks dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disarankan pada dokumen HTML.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Syaifudin Ramadhani dalam jurnal Teknika (2013)[21], PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.

Pernyataan yang dikemukakan Uswatun Hasanah dalam jurnal IJNS-Indonesian Journal on Networking and Security (2013)[22], PHP adalah bahasa pemrograman web atau scripting language yang dijalankan server. PHP dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdorf, yang pada awalnya dibuat untuk menghitung jumlah pengunjung pada homepage-nya. Pada waktu itu PHP bernama FI (Form Interpreter). Pada saat tersebut PHP adalah sekumpulan script yang digunakan untuk mengolah data form dari web.

Dari 3 (tiga) definisi PHP yang terdapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengolah data form dari web yang dapat digunakan untuk situs web dinamis maupun untuk pemakaian lainnya yang dijalakan server.

Konsep Dasar Query

Definisi Query

Pernyataan yang dikemukakan Webb dalam buku Power Query untuk Auditor (2018)[23], menyatakan query adalah langkah-langkah yang dilakukan dimulai dari ekstraksi data dari satu atau beberapa sumber kemudian melakukan transformasi seperti melakukan kalkulasi, mem-filter termasuk yang paling kompleks seperti pivot dan inpivot sampai me-load data tersebut ke worksheet atau data model.

Pernyataan yang dikemukakan Widiana Mulyani dalam Jurnal Speed-Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi (2015)[24], query adalah sebuah proses pemilihan atau penyaringan data sehingga hanya data yang diinginkan (memenuhi kriteria tertentu) yang akan ditampilkan atau dicetak.

Dari 2 (dua) pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa query adalah sebuah proses atau penyaringan data dengan berbagai langkah-langkah dari satu atau beberapa sumber kemudian melakukan transformasi yang akan ditampilkan atau dicetak.

Definisi CMS (Content Management System)

Pernyataan yang dikemukakan oleh Untung Rahardja dalam jurnal Positif (2018)[25], mengatakan wordpress adalah CMS yang menggunakan platform PHP dan MySQL.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Taufiq Ginanjar (2014:5)[16], CMS atau ​Content Management System adalah software yang sudah terintegrasi untuk membuat konten dan halaman-halaman ​website yang kita inginkan tanpa harus membangun​ website dan nol sekali karena CMS telah menyediakan ​template, ​layout dan​ design yang bisa kita manfaatkan untuk membuat ​website yang sesuai keinginan atau tujuan kita.

Jenis - Jenis CMS, yaitu sebagai berikut:

  1. CMS untuk membuat personal blog, contohnya ​WordPress.

  2. CMS untuk membuat ​web E-Commerce, contohnya ​PrestaShop, OsCommerce, ​Opencart ​dan Drupal.

  3. ​CMS untuk membuat ​web E-Learning, contohnya ​Moodle.

  4. ​CMS untuk membuat ​personal web, contohnya joomla!, Mambo.

  5. CMS untuk membuat ​E-Office, contohnya katanya (Kantor Maya).

  6. CMS untuk membuat ​web E-Forum, contohnya phpBB, MYBB dan Vbulletin.

Berdasarkan 6 (enam) jenis CMS (​Content Management System) diatas maka untuk mendukung penelitian ini penulis menggunakan CMS untuk membuat ​personal blog yaitu ​WordPress karena ​WordPress merupakan salah satu aplikasi sumber terbuka untuk membuat sebuah blog dan tepat untuk membuat ​website asosiasi.

Definisi Online

Menurut Khanna dan Tuti Nurhaeni (2016: 66)[26], online adalah jika kita sedang terhubung dengan internet, baik itu terhubung dengan akun media sosial kita, email dan berbagai jenis akun lainnya yang kita pakai atau gunakan lewat internet. Dengan internet kita dapat menerima dan mengakses informasi dalam berbagai format dari seluruh penjuru dunia. Kehadiran internet juga dapat memberikan kemudahan dalam dunia pendidikan dan informasi lainnya, hal ini terlihat dengan begitu banyaknya situs web yang menyediakan media pembelajaran dan sebuah pelayanan yang semakin mudah.

Menurut Shalahuddin (2013:9)[27], online sendiri berasal dari kata on dan line, on artinya hidup, line artinya saluran. Dan arti online sendiri adalah keadaan dimana komputer yang terkoneksi atau terhubung ke jaringan internet sehingga apabila komputer kita online maka dapat mengakses internet atau browsing mencari informasi di internet.

Berdasarkan 2 (dua) pengertian di atas disimpulkan bahwa online adalah sebuah jaringan yang dapat menguhubungkan komputer diseluruh dunia melalui internet untuk dapat berkomunikasi dan mencari/menyampaikan informasi.

Definisi Internet

Pernyataan yang dikemukakan oleh Candra dan Dadang (2013:68)[28], internet adalah komunikasi jaringan komunikasi global yang menghubungkan seluruh komputer di dunia meskipun berbeda sistem operasi dan mesin.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Irwansyah (2014:12-13)[29], internet adalah sebuah sistem global jaringan komputer yang saling menghubungkan antara satu dengan yang lain di seluruh penjuru dunia. Adapaun standar yang digunakan disebut ​Internet Protocol Suite (​TCP/IP).

Dari 2 (dua) definisi internet yang terdapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa internet adalah seluruh jaringan komputer yang dapat terhubung untuk melayani pengguna di seluruh dunia. Dalam konteks ini, penelitian merupakan sistem yang berbasis online dimana membutuhkan sebuah koneksi untuk mengaksesnya, maka itu internet dapat dikaitkan ke dalam teori dasar penelitian.

Definisi Kegiatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia[30], kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan.

Menurut Samsul Ramli dan Muhammad Ide Ambar (2016:15)[31], kegiatan adalah bagian dari program dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan dalam bentuk output barang/jasa kemudian dinominalisasi ke dalam rekening belanja, baik langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan 2 (dua) pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan adalah sekumpulan tindakan, aktivitas, usaha, pekerjaan untuk mengerahkan sumber daya sebagai masukan (input) agar menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang maupun jasa.

Definisi Viewboard

Menurut Untung Rahardja, Khanna Tiara, dan Maya Ima Erviani (2013:62)[32], Definisi viewboard : Technology Partners (2014), ViewBoard is a custom application created by Technology Partners, with it you can have the most important information you need to make mission critical business decisions on a daily basis in one easy to read dashboard. From metrics and socials to department level critical information, you decide what you want to have in your custom dashboard. The dashboard interface is fully dynamic, you are able to connect it to a CMS system or have it directly access your database to manage the information feeds. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa viewboard adalah aplikasi custom yang dibuat oleh Mitra Teknologi, yang fungsinya agar dapat mengetahui informasi penting dan juga informasi yang dibutuhkan.

Menurut Untung Rahardja, Deddy Pratama dan Ely Susanti (2016:251)[33], viewboard merupakan sistem aplikasi yang menampilkan informasi dalam bentuk panel yang sangat penting bagi pemimpin institusi pendidikan (yang dapat di-analogikan di sini sebagai driver organisasi) dalam mengendalikan dan membawa organisasinya mencapai sasaran, tujuan, visi dan misi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan 2 (dua) pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa viewboard adalah suatu aplikasi custom yang dibuat oleh Mitra Teknologi, yang berfungsi untuk mengetahui informasi penting yang dibutuhkan bagi pemimpin institusi pendidikan (yang dapat di-analogikan di sini sebagai driver organisasi) dalam mengendalikan dan membawa organisasinya mencapai sasaran, tujuan, visi dan misi yang telah ditentukan.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

Menurut Ary Budi Warsito dkk (2015:29)[34], Unified Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk permodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Rahardi dkk dalam jurnalnya (2016:4)[35], UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasi objek oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Namun demikian UML dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan setiap sistem informasi. Penggunaan UML dalam industri terus meningkat. Ini merupakan standar terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam industri peranti lunak dan pengembangan sistem.

Berdasarkan 2 (dua) pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menganalisa dan mendesain arsitektur pemrograman.

Jenis-Jenis UML (Unified Modeling Language)

Pernyataan yang dikemukakan oleh Yasin dalam Muhammad Iqbal Hanafri dkk (2017:7)[36], website dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: website statis dan website dinamis. Adapun pengertiannya yaitu:

  1. Usecase Diagram

  2. Usecase diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan ​usecase dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem.

  3. Activity Diagram

  4. Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk aktivitas lainnya seperti ​usecase atau interaksi. ​Activity diagram berupa ​flowchart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem.

  5. Sequence Diagram

  6. Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. ​Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya ​sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu dengan usecase diagram. Dalam​ sequence diagram terdapat 2 model, yaitu: ​Actor dan ​Lifeline.

  7. Class Diagram

  8. Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, ​package dan objek beserta hubungan satu, antara lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.

Konsep Dasar SWOT

Definisi SWOT

Menurut Freddy Rangkuti (2013:19)[37], “Analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats)”.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Arif Yusuf Hamali (2016:107)[38], menyatakan bahwa analisa SWOT adalah analisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat). Analisa SWOT merupakan identifikasi yang bersifat sistematis dari faktor kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman lingkungan luar strategi yang menyajikan kombinasi terbaik di antara keempatnya.

Berdasarkan 2 (dua) penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah alat multidimensi untuk analisis strategis untuk mengidentifikasi faktor internal atau eksternal dari suatu organisasi dan juga faktror positif-negatifnya dapat diklaim sebagai alat strategi yang paling banyak digunakan di jaman modern untuk untuk memanfaatkan peluang bisnis.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Andi Prastomo (2014:165),[39], elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak.

Menurut Ariawan, dkk (2015:63)[40], elisitasi merupakan ulasan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen yang terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dilakukan eksekusi.

Berdasarkan 2 (dua) pengertian yang telah dikemukakan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah suatu proses pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa dari rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak terkait, sebelum kebutuhan dianalisis, dimodelkan dan ditetapkan.

Tahapan Elisitasi

Menurut Prastomo (2014:166)[39], elisitasi didapat melalui proses wawancara yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I

  2. Merupakan seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi Tahap II

  4. Merupakan hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI yang bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem. Berikut penjelasan mengenai metode MDI, yaitu:

    1. “M” pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru.

    2. “D” pada MDI berarti Desireable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. “I” pada MDI berarti Inessential. Maksudnya requirement tersebut tidak termasuk dalam bagian sistem yang dibahas.

  5. Elisitasi Tahap III

  6. Merupakan penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa akan diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu:

    1. “T” artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara atau teknik dalam pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. “O” artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut didalam sistem yang akan dikembangkan.

    3. “E” artinya Economi, maksudnya biaya yang diperlukan untuk membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H), sulit untuk dikerjakan, karena teknik dalam pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    2. Middle (M), mampu untuk dikerjakan.

    3. Low (L), mudah untuk dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi

  8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    Berdasarkan dari konteks yang telah dijelaskan, metode elisitasi memiliki keterkaitan dengan judul yang diambil karena dengan menggunakan metode ini dapat mengumpulkan kebutuhan dengan cara memisahkan rancangan sistem yang penting dan yang dibutuhkan oleh sistem Asosiasi.

Definisi Flowchart

Menurut Bakri, dkk (2013:101)[41], flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan dari prosedur suatu program.

Menurut Rachmat Hidayat (2014:42)[42], flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program.

Menurut Hadi, dkk (2017:61),[43], flowchart adalah representasi grafik yang menggambarkan setiap langkah yang akan dilakukan dalam suatu proses, yang merupakan alat bantu yang digunakan untuk menerangkan logika program, berupa suatu bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program.

Berdasarkan pengertian diatas mengenai flowchart dapat disimpulkan bahwa flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan setiap langkah dalam suatu proses program., memiliki kesinambungan dengan judul yang diambil karena menggunakan metode flowchart untuk menggambarkan bagan alur prosedur Asosiasi.

Definisi HIPO

Menurut Rochim, dkk (2013:37)[44], HIPO adalah diagram yang menggambarkan struktur pada sistem dan menggambarkan input dan outputnya.

Menurut Hasan, dkk (2014:61)[45], HIPO (Hirearchy Input Proses Output) adalah bagan jenjang yang digunakan untuk mempersiapkan penggambaran diagram alir data untuk menuju level-level yang lebih bawah lagi, dimana jenjang ini terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu top level, level 0, level 1.

Menurut Praptiningsih (2012:03)[46], HIPO (Hierarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output.

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa HIPO adalah sebuah bagan atau diagram yang digunakan untuk mempersiapkan penggambaran alur setiap proses pengakasesan di dalam sistem yang dapat memperlihatkan diagram alir data atau input dan outputnya.

Definisi Black Box Testing

Menurut Mustaqbal, dkk (2016:34)[47], Black box testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.

Menurut Rizky dalam Wijayanto (2015:3)[48], Black Box Testing adalah tipe testing yang memerlukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.

Menurut Wahyudi dan Fadlil (2013:18)[49], Black box test adalah sebuah metode pengujian perangkat lunak yang menguji fungsionalitas aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja.

Berdasarkan pengertian black box testing yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa black box testing adalah metode pengujian sistem yang berfokuskan pada perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internal untuk mengetahui kinerja perangkat lunak sistem.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Semiawan (2013:104)[50], menyatakan ​literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.

Menurut Mulyandi, dkk (2013:17)[51], berpendapat bahwa ​literature review merupakan ​survey ​literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (​empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian.

Bedasarkan 2 (dua) pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat diambil kesimpulkan bahwa ​literature review adalah sebuah bahan analisa yang berwujud seperti buku, jurnal dan sebagainya sebagai acuan untuk melakukan penelitian dengan mencari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

Tujuan Literature Review

Menurut Hermawan (2014:45)[52], menyatakan tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu sebagai berikut:

  1. Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.

  2. Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat mengisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.

  3. Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa.

Literature Review

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai ​official site dan organisasi berbasis ​website. Dalam upaya perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasikan kesenjangan​ (identify gaps), menghindari pembuatan ulang ​(reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitian yang sama dibidang ini. Berikut adalah 10 (sepuluh) penelitian yangtelahdilakukandanmemiliki kolerasi searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini, antara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja yang dilakukan pada tahun (2017)[53], Mencari informasi melalui internet merupakan salah satu bentuk kegiatan yang sudah menjamur di masyarakat indonesia maupun global, tidak bisa dipungkiri lagi saat ini internet hampir sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Namun, saat ini penyebaran informasi masih konvesional dan kurang diolah dengan baik sehingga tidak uptodate. Banyaknya surat keputusan yang berada pada suatu Organisasi atau Institusi Perguuan Tinggi merupakan hal wajar akan tetapi akan menjadi sebuah masalah bila tidak adanya suatu cara pengolahan yang baik. Maka daripada itu pada penelitian ini akan membahas perihal media informasi surat keputusan online dengan media viewboard pada website surat keputusan Perguruan Tinggi Raharja. Dengan adanya media viewboard pada website surat keputusan Perguruan Tinggi Raharja dapat memberikan kemudahan bagi pengunjung dalam mendapatkan informasi klasifikasi jumlah dari surat keputusan lebih cepat. Manfaat dari media viewboard dapat mempermudah pengunjung dalam mengakses informasi klasifikasi jumlah dari surat keputusan yang ada di Perguruan Tinggi Raharja yang ter-update.

  2. Penelitian ini dilakukan oleh Untung Rahardja, dkk (2014)[54], yang berjudul “Viewboard Sebagai Laporan Jumlah Keseluruhan Artikel Pada iLearning Raharja Ask and News”. Sebuah informasi dapat mempengaruhi proses terjadinya komunikasi. Dengan perkembangan zaman yang kian modern seperti saat ini informasi jadi lebih mudah untuk didapatkan karena dapat diakses secara online melalui media elektronik. iRAN (iLearning Raharja Ask and New) sebagai media aplikasi online yang memberikan pelayanan informasi umum maupun khusus pada Perguruan Tinggi Raharja diharapkan dapat memberikan informasi yang selalu ter-up to date. Dalam sebuah sistem perlu adanya sebuah data yang dapat menggambarkan atau memberikan pengukuran performa dari sebuah sistem sebagai bukti jika sistem tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat. Dashboard merupakan sebuah sistem aplikasi yang dapat menampilkan informasi dalam bentuk sebuah panel yang penting bagi pemimpin untuk dapat mengendalikan dan membawa organisasi serta dashboard juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk memonitoring kinerja, mengevaluasi proses dan memberikan solusi bagi proses yang sedang berjalan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya viewboard atau dashboard diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kinerja dari official site iRAN.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja, dkk (2016) [32], dengan judul "Optimalisasi Viewboard Rhjfox Berbasis Bootstrap Sebagai Sistem Penunjang Keputusan". Penelitian ini mebahas tentang RhjFox yang mana ini merupakan sebuah forum online resmi yang dibuat untuk Perguruan Tinggi Raharja sebagai tempat untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dalam hal hobi, pendapat, atau aktifitas lainnya. RhjFox juga bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan Pribadi Raharja, untuk mengembangkan kreatifitas pada Pribadi Raharja, untuk menyediakan informasi mengenai Perguruan Tinggi Raharja, serta untuk menjadi tempat diskusi dan bertukar pendapat atau pikiran. Keistimewaan RhjFox adalah dapat menyajikan informasi yang berhubungan dengan Perguruan Tinggi Raharja maupun informasi dari pengetahuan luar Perguruan Tinggi Raharja. viewboard RhjFox adalah sebuah Tampilan yang menggambarkan aktifitas didalam RhjFox yang datanya bersumber dari database RhjFox untuk para member RhjFox seperti Pribadi Raharja, Staff, dan Dosen. Dengan adanya viewboard RhjFox dapat bertujuan untuk menginformasikan mengenai data- data yang ada di database RhjFox sehingga menjadi sebuah penunjang keputusan yang nantinya akan menampilkan informasi akurat dan terkini yang berkaitan dengan perihal RhjFox. Database merupakan persyaratan dalam membuat sebuah Sistem Penunjang Keputusan berbasis komputer. Sistem penunjang keputusan ini membantu dan memberikan alternatif untuk pihak manajerial, dan kepada khalayak ramai umumnya. Hal ini berguna untuk memudahkan pengambil keputusan yang terkait dengan masalah mengolah data yang terdapat pada RhjFox menjadi sebuah viewboard.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja, dkk (2016)[33], dengan judul “Implementasi Viewboard Dalam Mendukung Penyebaran Informasi Dengan Penyajian Artificial Informatics Pada Perguruan Tinggi”. Kemampuan Teknologi Informasi (TI) telah dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi, daya saing, dan mendukung kegiatan manajerial organisasi. Di sini dibahas tentang penerapan aplikasi Viewboard untuk institusi suatu pendidikan sebagai modul pembantu pimpinan dalam membuat keputusan strategis. Aplikasi Viewboard dikembangkan berdasarkan database yang sudah ada pada sistem yang lain sebagai data warehouse. Dalam penerapannya, aplikasi Viewboard dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP untuk front-office interface dengan konsep Artificial Informatics sebagai hasil sajian dari olahan query database. Aplikasi Viewboard telah diuji coba untuk mengukur statistik overview kemahasiswaan pada Perguruan Tinggi Raharja sebagai tempat pengembangan dan penelitian Viewboard dilakukan. Hasil akhir pengujian menunjukkan bahwa Viewboard dapat menarik olahan data dari berbagai repository database yang sudah ada dan menampilkan informasi bersifat critical dengan penyajian karakteristik dari Artificial Informatics.

  5. Penelitian ini dilakukan oleh Untung Rahardja, Qurotul Aini dan Fitri Faradilla pada tahun (2018)[55], yang berjudul “Implementasi Viewboard Berbasis Interaktif Javascript Charts Pada Sistem Penilaian Perkuliahan”. Dalam penyajian informasi yang efektif dan efisien, diperlukan sebuah media yang dapat menampilkan informasi dengan ringkas sehingga dapat dengan mudah untukdimengerti. Informasi hasil penilaian ujian pada Perguruan Tinggi Raharja kini dapat dengan mudah diakses oleh dosen pengampu mata kuliah, kepala jurusan dan mahasiswa melalui Pen+ (Penilaian Plus). Namun proses penyajian informasi dengan Pen+ (Penilaian Plus) masih menggunakan tabel, sehingga kurang sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini. Dalam karya ilmiah ini, akan dijelaskan mengenai metode dengan 7 (tujuh) langkah yang digunakan untuk mengatasi 5 (lima) permasalahan, serta 2 (dua) solusi yaitu diterapkannya grafik Highcharts dan Google Charts. Keunggulan dari Pen+ (Penilaian Plus) adalah dapat diakses melalui website ataupun mobile, serta terdapat juga keunggulan lainnya yaitu mengurangi penggunaan kertas sehingga dapat membantu pekerjaan dosen dalam melakukan penilaian. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan grafik Highcharts dan Google Charts mampu meningkatkan mutu dan mengatasi permasalahan yang terdapat dalam Pen+ (Penilaian Plus)

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Memoona Iqbal and Nosheen Fatima Warraich pada tahun (2016)[56], yang berjudul "Usability evaluation of an academic library website: A case of the University of the Punjab". Fokus dari penelitian ini adalah evaluasi kegunaan dari situs Perpustakaan Punjab University (PUL). Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memastikan perasaan pengguna situs web bersama dengan efisiensi sistem dengan mengacu pada tujuan dan tugasnya. Demikian pula, adaptabilitas pengguna ke web dan penggunaannya juga ditentukan. Studi ini juga membahas bantuan yang mungkin diberikan kepada pengguna untuk menyelesaikan masalah sistem, kesulitan, dan pendapat pengguna tentang konsistensi dan standarisasi situs web PUL. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini diproses melalui multi-fase. Pada tahap pertama tinjauan literatur yang komprehensif dilakukan untuk memahami aspek teoritis dan teknis dari penelitian. Pada fase kedua, data dikumpulkan melalui instrumen kuesioner yang dikembangkan oleh Oulanov dan Pajarillo (2001). Sebuah survei terhadap empat fakultas dilakukan yang mencakup 13 departemen. Populasi didefinisikan melalui metode stratified random sampling. Data dikumpulkan dari 300 responden dan dianalisis dengan menggunakan SPSS. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa situs web PUL terbukti menguntungkan dalam dua dari lima kriteria terutama dalam hal ‘pengaruh’ dan ‘efisiensi’.

  7. Penelitian ini dilakukan oleh Sónia Rocha, Jorge Bernardio, Isabel Pedrosa dan Ilda Ferreira pada tahun (2016)[57], yang berjudul "Dashboard and Indicators for a BI Healthcare System" Penelitian ini bertujuan untuk menentukan indikator baru untuk sumber daya manusia, berfokus pada profesional medis dan keperawatan, dan indikator desain untuk dimasukkan dalam solusi intelijen bisnis untuk informasi tentang periode sumber daya manusia tertentu dan secara real time. Pemilihan pengembangan dasbor dapat diimplementasikan dengan benar. Makalah ini bermaksud untuk menentukan cara yang paling efektif dan efisien untuk mengirimkan informasi yang berkaitan dengan dasbor dan indikator yang diterapkan pada sistem perawatan kesehatan.

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Pawan Raghunath Chowdhary, Florian Alexandre Pinel, Themistoklis Palpanas, Shyh-Kwei Chen pada tahun (2015)[58], Sebuah sistem, metode, dan kerangka kerja yang dihasilkan darinya, untuk dasbor yang digerakkan oleh model untuk manajemen kinerja bisnis, yang mencakup menangkap persyaratan model dasbor bisnis pada tingkat model bisnis dengan menyediakan setidaknya satu model yang dapat disesuaikan oleh pengguna untuk menangkap fungsi dasbor, dan setelah pengguna mendefinisikan fungsionalitas dasbor menggunakan setidaknya satu model yang dapat disesuaikan pengguna, secara otomatis membuat kode untuk aplikasi dasbor yang dapat diakses.

  9. Penelitian yang dilakukan oleh Lindsay Anne Fox, Kathleen E. Walsh, Elisabeth G Schainker pada tahun (2016)[59], yang berjudul "The creation of a pediatric hospital medicine dashboard: performance assessment for improvement" penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan dan mengisi dasbor klinis untuk menunjukkan produktivitas, kualitas, keberlanjutan kelompok, dan nilai tambah untuk pembagian akademik PHM di 4 lokasi rawat inap; (2) berbagi data dashboard dengan anggota divisi dan administrasi untuk meningkatkan kinerja dan memandu pengembangan program; dan (3) merevisi dasbor untuk mengoptimalkan utilitasnya. PHM dashboard memiliki potensi untuk memandu pengembangan program, memobilisasi fakultas untuk meningkatkan perawatan, dan menunjukkan nilai program kepada pemangku kepentingan. Implementasi dasbor di institusi lain dan berbagi data di seluruh situs dapat membantu mendefinisikan dan memperkuat bidang PHM dengan lebih baik dengan membuat tolok ukur dan membantu meningkatkan kualitas perawatan rumah sakit pediatrik.

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Mohamed Abdelfattah pada tahun (2013)[60], yang berjudul "A Comparison of Several Performance Dashboards Architectures". Dasbor kinerja adalah sistem informasi bisnis lengkap yang dibangun di atas intelijen bisnis dan infrastruktur integrasi data. Ini telah menjadi salah satu topik penelitian yang paling panas. Sekarang banyak perusahaan telah terlibat dalam teknik-teknik terkait dashboard dashboard dan banyak dasbor kinerja. Arsitektur telah dikemukakan. Ini adalah teknik terkait dasbor. Meskipun menarik, ada beberapa masalah untuk banyak bentuk arsitektur. Untuk pemula atau pengguna dengan sedikit pengetahuan tentang kinerja arsitektur dasbor, masih sangat sulit untuk membuat pilihan yang masuk akal. Perbedaan apa yang ada untuk dasbor kinerja yang berbeda. Arsitektur dan karakteristik serta kelebihan masing-masing? Untuk menjawab masalah ini, karakteristik, arsitektur dan aplikasi dari beberapa Arsitektur populer adalah kinerja dasbor dan dibahas secara rinci. Arsitektur dan lebih pantas memilih apa yang mereka inginkan.

Dari 10 (sepuluh) ​literature review yang ada, dapat disimpulkan bahwa telah banyak penelitian mengenai media informasi ​online dan perancangan sistem dengan memanfaatkan ​website untuk sebuah ​official site dengan menampilkan sebuah viewboard. Namun dapat disimpulkan pula bahwa belum ada penelitian yang secara khusus membahas atau mengatasi masalah pengembangan sistem berita ​online yang digunakan sebagai media informasi organisasi dan publikasikan pada ​website aptisi.or.id​. Dapat dikemukakan 4 (empat) solusi dari permasalahan diatas diantaranya adalah infrastruktur​ website, tampilan​ website, konten ​website dan ​dashboard system dalam menunjang penyampaian informasi kepada anggota, mahasiswa maupun masyarakat luas.


BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Asosiasi

Perguruan Tinggi Swasta sebagai sub sistem dari Sistem Pendidikan Nasional mempunyai tugas dan tanggung jawab melaksanakan fungsi pendidikan tinggi yaitu menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Bahwa untuk menjalankan fungsi seperti tersebut, seluruh potensi Perguruan Tinggi Swasta perlu dihimpun dalam satu wadah kerjasama dalam bentuk asosiasi.

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) berkedudukan di Jakarta. APTISI bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan, pembinaan dan pengembangan pendidikan tinggi agar dapat menjadi institusi terdepandalam menghasilkan sumberdaya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki kemampuan profesional yang tinggi dalam usaha pembengambangan dan pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang berguna untuk peningkatan derajat hidup kemanusiaan.

Sejarah Singkat Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI)

Gambar 3.1 Logo APTISI

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) adalah organisasi pro-fesi yang beranggotakan seluruh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan seluruh Badan Hukum Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (BHP-PTS) di seluruh Indonesia. APTISI berkedudukan di Jakarta.

Pendiriannya ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) Badan Musyawaran Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (BM-PTSI) ke-IV yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 1-3 Maret 1999. Dalam MUNAS tersebut diputuskan bahwa untuk mengubah nama organisasi yang dahulunya berbentuk ’Badan Musyawarah’ menjadi organisasi baru yang berbentuk Asosiasi dengan nama ’Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia’ dan disingkat APTISI. Dengan demikian, APTISI adalah organisasi baru yang secara historis mempunyai misi dan tujuan yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan tujuan organisasi BM-PTSI yang didirikanpadatahun1984 di Jakarta.

Organisasi APTISI telah terdaftar di Direktorat Jenderal Sosial Politik, Depdagri Nomor 123 tahun 1999/VIP. Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) mewakili aspirasi lebih dari 3000 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia, selain berkomitmen menyusun program-program untuk memajukan PTS dan pendidikan nasional juga memposisikan diri sebagai mitra kritis pemerintah dalam pembangunan bangsa baik yang berkaitan dengan dengan masalah pendidikan maupun masalah sosial kemasyarakat.

Visi dan Misi Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI)

Visi Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI)

Tabel 3.1 Visi APTISI

Misi Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI)

Tabel 3.2 Misi APTISI

Struktur Organisasi

Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu sktruktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha untuk menunjukkan kerangka – kerangka hubungan diantara fungsi, bagian – bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu oragnisasi. Sama halnya dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut:

Gambar 3.2 Struktur Organisasi APTISI

Tugas dan Tanggung Jawab

Seperti halnya di dalam sebuah organisasi lainnya, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dalam manajemen terdapat bagian-bagian yang mempunyai tugas dan kewajiban dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3 Ketua Umum
Tabel 3.4 Dewan Pertimbangan
Tabel 3.5 Dewan Penasihat
Tabel 3.6 Dewan Pembina
Tabel 3.7 Sekretaris
Tabel 3.8 Bendahara
Tabel 3.9 Koordinator Wilayah
Tabel 3.10 Pengurus Harian
Tabel 3.11 Divisi

Keanggotaan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI)

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) memiliki 13 (tiga belas) wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. 13 (tiga belas) wilayah yang tergabung dalam kepengurusan APTISI merupakan wilayah yang aktif, berikut adalah daftar wilayahnya:

  1. Wilayah I

    1. Wilayah I A - Sumatera Utara

    2. Wilayah I B - Nanggroe Aceh Darussalam

  2. Wilayah II

    1. Wilayah II A - Sumatera Selatan

    2. Wilayah II C - Bengkulu

  3. Wilayah III

    1. Wilayah II B - Lampung

    2. Wilayah III - DKI Jakarta

  4. Wilayah IV

    1. Wilayah IV A - Jawa Barat

    2. Wilayah IV B - Banten

  5. Wilayah V

    1. Wilayah V - Daerah Istimewa Yogyakarta

    2. Wilayah VI - Jawa Tengah

  6. Wilayah VII

    1. Wilayah VII A - Jawa Timur

    2. Wilayah VII B - Bali

  7. Wilayah VIII

    1. Wilayah VIII A - Nusa Tenggara Timur

    2. Wilayah VIII B - Nusa Tenggara Barat

  8. Wilayah IX

    1. Wilayah IX A - Sulawesi

    2. Wilayah IX B - Manado/Gorontalo

  9. Wilayah X

    1. Wilayah X A - Sumatera Barat

    2. Wilayah X C - Jambi

  10. Wilayah X

    1. Wilayah X B - Riau

    2. Wilayah X D - Kepulauan Riau

  11. Wilayah XI

    1. Wilayah XI A - Kalimantan

    2. Wilayah XI B - Kalimantan Timur

  12. Wilayah XII A - Ambon dan Ternate

  13. Wilayah XIII

    1. Wilayah XII B - Irian Jaya

    2. Wilayah XII C - Papua Barat

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Berjalan

Dalam menganalisa sistem berjalan yang ada saat ini, penulis melakukan penelitian menggunakan analisa deskriptif sebagai penggambaran sistem berjalan tersebut. Dalam penyampaian informasi saat ini metode yang digunakan dirasa masih belum maksimal, khususnya berita atau artikel yang berhubungan dengan kegiatan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI). Adanya ​official site yang lama sebagai media komunikasi juga belum memaksimalkan informasi yang didapat dari narasumber dan admin yang ditunjuk untuk mengelola​ official site tersebut kurang aktif untuk ​update berita sehingga berita yang ada menjadi terbengkalai.

Peran ​official site yang sebelumnya sebagai media informasi organisasi, dalam konteks ini jika tidak segera ditangani maka akan mengurangi nilai informasi yang terkandung didalamnya. Masih kurangnya social media yang tercantum dan kurangnya bahan ajar seperti ​e-book serta informasi mengenai prosiding seminar nasional maupun​ workshop. Belum adanya ​visitor counter juga memperburuk keadaan ini mengingat hal tersebut merupakan salah satu komponen dasar yang seharusnya sudah ada dalam sebuah ​official site karena digunakan sebagai salah satu tolak ukur kesuksesan sebuah ​official site. Hal ini menyebabkan informasi yang ada belum terlihat secara nyata. Sebab pada kenyataannya, hal ini tentu membuat anggota lainnya yang ingin mencari sebuah informasi seputar APTISI menjadi kurang maksimal.

Dengan diterapkannya ​official site yang baru diharapkan dapat mempermudah anggota dalam mendapatkan informasi berupa viewboard seputar kegiatan APTISI. Informasi yang disajikan dalam official site harusnya dapat dilakukan secara mudah dan fleksibel tanpa mempersulit pengunjung ​website dalam mendapatkan informasi. Dalam hal ini juga upaya mensosialisasikan APTISI untuk dapat dikenal lebih luas oleh anggota maupun masyarakat.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Untuk menganalisa sistem berjalan, penelitian ini menggunakan Flowchart dan Unified Modelling Language (UML) yang bertujuan untuk menggambarkan rancangan prosedur dan proses yang berjalan saat ini yaitu sebagai berikut:

Flowchart Sistem Yang Berjalan

Berikut ini adalah Flowchart yang menggambarkan tahapan dari sistem yang berjalan:

Gambar 3.3 Flowchart Sistem Yang Berjalan

Dapat dijelaskan dari gambar 3.3 flowchart sistem yang berjalan yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai "start" dan "end" pada aliran flowchart untuk proses penyampaian informasi.

  2. 6 (enam) simbol proses, menyatakan suatu tindakan (proses) yang dilakukan oleh komputer. Simbol proses tersebut adalah “Akses official site APTISI”, “Login”, “Dashboard”, “Update APTISI”, “Melihat keseluruhan APTISI” dan “'Logout”.

  3. 1 (satu) simbol operation, apakah login berhasil dilakukan atau tidak.

Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.4 Use Case Diagram yang Berjalan

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan ​usecase diagaram official site APTISI terdapat:

  1. 1 (satu) sistem ​Official Site APTISI.

  2. 2 (dua) ​actor yang melakukan kegiatan yaitu admin dan anggota.

  3. 6 (enam) ​use case yang dilakukan oleh actor diantaranya :​ Akses Official Site APTISI, Login, Dashboard, ​Update APTISI, Melihat keseluruhan APTISI, ​Logout.

Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.5 Activity Diagram yang Berjalan

Berdasarkan gambar di atas menunujukkan ​activity diagram proses yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 1 (satu)​ initial node, obyek yang diawali.

  2. 2 (satu) ​vertical simlane, mencerminkan pihak yang terlibat meliputi admin dan anggota.

  3. 6 (enam) ​action state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

  4. 1 (satu) ​final state, obyek yang diakhiri.

Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.6 Sequence Diagram yang Berjalan

Berdasarkan gambar diatas menunjukan ​sequence diagram proses yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 2 (dua) ​actor yang melakukan kegiatan diantaranya: admin dan pengunjung.

  2. 2 (dua) ​message, spesifikasi dari komunikasi anta objek yang memuat informasi-informasi tentang aktivitas yang terjadi.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa SWOT

Penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) pada sistem yang sehingga mampu menyampaikan informasi yang diinginkan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia.

Tabel 3.12 Analisa SWOT Yang Berjalan

Untuk mendapatkan strategi yang akan dilaksanakan dalam mengatasi ancaman maupun memanfaatkan peluang yang dimiliki dengan menggunakan strategi S-O, strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki yaitu strategi S-T, analisis yang mengurangi kelemahan internal supaya bisa meraih peluang yang ada dengan menggunakan strategi W-O dan untuk mengatasi ancaman yang ada di eksternal yaitu strategi W-T.

Tabel 3.13 Matriks SWOT Yang Berjalan

Analisa Masukan, Analisa Proses dan Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan

  2. Analisa masukan merupakan penguraian masalah yang dilakukan terhadap semua data/informasi yang berfungsi sebagai data ​input sehingga menghasilkan proses.

    1. Nama masukan: Postingan dan komentar pada ​official site sebelumnya.

    2. Fungsi: Artikel, ​event, dan berita. Sumber: Admin ​website dan Pengurus APTISI.

    3. Media: ​Official site aptisi.org. Keterangan: ​Visitor dapat mengetahui adanya berita terbaru dengan mengakses ​website.

  3. Analisa Proses

  4. Analisa proses merupakan penguraian yang dilakukan pada proses sebagai suatu hasil ​respect balik karena adanya data ​input di dalam proses inilah semua data/informasi yang masuk akan di olah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.

    1. Nama masukan: Pengolahan artikel.

    2. Masukan: Membuat artikel atau berita, dan ​event.

    3. Keluaran: Postingan yang dapat di input ke dalam ​website.

    4. Ringkasan proses: Proses ini akan menghasilkan postingan berupa artikel atau berita dan ​event.

  5. Analisa Keluaran

  6. Analisa keluaran merupakan penguraian masalah yang dilakukan pada hasil dari keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem pengolahan data yang ada.

    1. Nama keluaran: Postingan artikel atau berita dan ​event.

    2. Fungsi: Menampilkan informasi jumlah artikel dan komentar.

    3. Media: ​Official site aptisi.org.

    4. Keterangan: ​Official site aptisi.org menampilkan seluruh postingan berita dengan memilih lihat seluruhnya.

Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang dDhadapi

Berdasarkan hasil analisa yang sudah dilakukan terhadap sistem yang sedang berjalan saat ini terdapat permasalahan yang dihadapi yaitu pemanfaatan ​official site didapati masih belum maksimal dimana​ tools dasar seperti ​jumlah visitor, ​jumlah subscriber, artikel kurang ​update, tidak adanya jadwal kegiatan serta tidak adanya ​viewboard yang mendukung informasi mengenai APTISI. Setidaknya terdapat 3 (tiga) permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini, yaitu:

  1. Jumlah artikel atau postingan yang berkaitan dengan kegiatan APTISI masih rendah serta belum adanya strategi yang dilakukan sebagai langkah mensosialisasikan lebih luas ​website APTISI supaya lebih di kenal.

  2. Informasi yang disajikan masih kurang menarik pengunjung serta konten seperti jumlah ​visitor, jumlah ​subscriber, jadwal kegiatan dalam​ website masih kurang dalam menunjang penyampaian informasi mengenai APTISI.

  3. Rendahnya aktifitas berupa komentar didalamnya serta informasi mengenai berita masih kurang. Tingkat aktifitas berita tidak berfungsi dengan baik. Apakah berita sudah dilihat sebanyak berapa kali dan siapa saja yang sudah memberikan komentar pada berita yang ada serta siapa saja yang membagikan berita ke ​social media.

  4. Tidak adanya viewboard sebagai media informasi mengenai kegiatan APTISI.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah penjelasan permasalahan telah dihadapi, bahwa penelitian akan memberikan alternatif sebuah pemecahan masalah yang mendukung dan bisa menjadi referensi bagi Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI). Terdapat 3 (tiga) alternatif pemecahan masalah, diantaranya:

  1. Menjalankan strategi untuk mensosialisasikan official site APTISI dengan rutin membuat artikel atau postingan mengenai kegiatan APTISI.

  2. Jumlah visitor, jumlah subscriber, serta jadwal kegiatan APTISI terekspos dalam website.

  3. Tersedianya kolom komentar dan juga terdapat jumlah pengunjung pada setiap artikel yang dibuat.

  4. Menampilkan viewboard guna menunjang informasi mengenai kegiatan APTISI.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap 1 (satu) adalah seluruh permintaan yang didapat dari proses wawancara yang telah peneliti lakukan dengan stakeholder. Hasil wawancara merupakan permintaan untuk rancangan sistem baru yang terdiri dari 60 (enam puluh) kebutuhan fungsional dan 10 (sepuluh) kebutuhan non fungsional.

Tabel 3.14 Elisitasi Tahap I


Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II adalah hasil dari pemisahan kebutuhan dari tahap 1 (satu) sesuai dengan metode yang ada yaitu MDI yang agar dapat menghasilkan hasil yang sesuai harapan. berikut di bawah ini penjelasan mengenai MDI yaitu:

Berikut dibawah ini merupakan penjelasan mengenai metode MDI yang digunakan pada elisitasi tahap II:

  1. “M” pada MDI berarti Mandatory (penting). Artinya requirement tersebut hal yang penting dan diperlukan oleh sistem.

  2. “D” pada MDI berarti Desireable. Artinya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. “I” pada MDI berarti Inessential. Artinya requirement tersebut tidak termasuk dalam bagian sistem yang akan diterapkan atau dibuat.

Berikut di bawah ini adalah tahap II yang telah diklasifikasikan sesuai dengan metode MDI. Dalam tahap II terdapat 60 (enam puluh) kebutuhan functional dan 10 (sepuluh) kebutuhan non fungsional.

Tabel 3.15 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa akan diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu:

  1. “T” artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara atau teknik dalam pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

  2. “O” artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut di dalam sistem yang akan dikembangkan.

  3. “E” artinya Economi, maksudnya biaya yang diperlukan untuk membangun requirement tersebut di dalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

  1. High (H), sulit untuk dikerjakan, karena teknik dalam pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

  2. Middle (M), mampu untuk dikerjakan.

  3. Low (L), mudah untuk dikerjakan.

Di bawah ini merupakan Elisitasi Tahap III yang telah disusun berdasarkan metode TOE. Dalam Elisitasi Tahap III ini terdapat 30 (Tiga Puluh) kebutuhan Functional dan 5 (lima) kebutuhan Non Functional.

Tabel 3.16 Elisitasi Tahap III


Final Draft Elisitasi

Tabel 3.17 Final Draft Elisitasi


 

 

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Yang Diusulkan

Setelah penulis melakukan analisa serta penelitian yang dilakukan dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yang berjalan saat ini ternyata belum adanya media yang menyampaikan informasi mengenai kegiatan APTISI secara luas sehingga anggota, mahasiswa maupun masyarakat luas tidak mengetahui bahwa banyaknya kegiatan yang dilakukan APTISI. Berdasarkan analisis serta penelitian yang dilakukan di dalam sistem yang berjalan saat ini di Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), maka tahap selanjutnya adalah membahas mengenai sistem usulan. Adapun sistem yang akan diusulkan untuk melakukan perancangan sistem informasi pada Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dengan berbasis viewboard ini akan memberikan informasi bagi anggota, mahasiswa maupun masyarakat luas.

Dalam menganalisa rancangan usulan prosedur yang baru untuk penelitian ini menggunakan flowchart, Unified Modelling Language (UML), dan Hirarchy Plus Input Process Output (HIPO) untuk menggambarkan rancangan prosedur dan proses yang diusulkan.

Dan adapun dalam menganalisa sistem baru yang diusulkan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Flowchart, Unified Modelling Language (UML), Prosedur sistem berjalan dan sistem usulan, serta Analisa SWOT.

Flowchart Yang Diusulkan

 

Gambar 4.1 Flowchart Sistem Yang Diusulkan
  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “start” dan “end” pada aliran proses flowchart.

  2. 5 (lima) simbol proses yaitu menyatakan suatu tindakan (proses) yang dilakukan oleh komputer. Simbol proses tersebut adalah Akses APTISI (aptisi.or.id), Login, Dashboard, Admin dan Anggota Melakukan Add Post, Admin Menampilkan Viewboard.

  3. 1 (satu) simbol decision yaitu pada pilihan apakah login sudah berhasil dilakukan?

Use Case Yang Diusulkan

 

Gambar 4.2 Use Case Diagram Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan gambar diatas merupakan use case diagram yang diusulkan, yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) Actor yang melakukan kegiatan yaitu Admin dan Anggota.

  2. 1 (satu) System yang mencakup seluruh kegiatan.

  3. 5 (lima) Use Case yang berisikan Mengakses aptisi.or.id, login, dashboard, add post, menampilkan viewboard APTISI.

Activity Diagram Yang Diusulkan

 

Gambar 4.3 Activity Diagram Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan dari gambar di atas yang merupakan gambar activity diagram sistem informasi berbasi viewboard, terdapat:

  1. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

  2. 6 (enam) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya, yaitu : Akses Official Site APTISI (aptisi.or.id), Login, Dashboard, Add Post, Menampilkan Viewboard APTISI, Cek Viewboard APTISI.

  3. 1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan.

Sequence Diagram Yang Diusulkan

 

Gambar 4.4 Sequence Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.4. Sequence Diagram yang diusulkan diatas menggambarkan sequence diagram yang berjalan, yaitu sebagai berikut:

  1. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan, yaitu anggota dan admin.

  2. 2 (dua) entity class yang menggambarkan sebuah penggambaran Official Site APTISI dan Dashboard.

  3. 1 (satu) boundary class yang menggambarkan sebuah penggambaran dari login email APTISI.

  4. 6 (enam) Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu:

  1. Akses Official Site APTISI.

  2. Login menggunakan email APTISI.

  3. Halaman dashboard.

  4. Add Post..

  5. Menampilkan viewboard APTISI.

  6. Cek viewboard APTISI.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan Dan Sistem Usulan

Berikut ini merupakan tabel perbedaan prosedur antara sistem yang sedang berjalan dan sistem yang diusulkan:

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Analisa SWOT Yang Diusulkan

Berikut ini merupakan penjelasan analisis SWOT yang diusulkan dimana pada analisis ini mengidentifikasi Strenght (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) yang merupakan faktor internal dan Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman) yaitu merupakan faktor eksternal. Berikut ini merupakan tabel analisa SWOT yang diusulkan:

Tabel 4.2 Analisis SWOT Yang Diusulkan

Berdasarkan identifikasi analisis SWOT yang dilakukan, maka selanjutnya melakukan analisa untuk mencari strategi menggunakan tabel matriks SWOT. Matriks SWOT yaitu matriks yang menggambarkan secara jelas peluang yang tersedia dengan menggunakan strategi S-O dan kekuatan untuk mengatasi sebuah ancaman dengan menggunakan strategi S-T, lalu analisis strategi yang bertujuan untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki sistem dan untuk meraih sebuah peluang yang ada dengan menggunakan strategi W-O, mengatasi ancaman dengan menggunakan strategi W-T. Berikut ini merupakan tabel Matriks SWOT:

Tabel 4.3 Matriks SWOT Yang Diusulkan

Rancangan Program

Dalam membuat sebuah sistem informasi, kegiatan di website APTISI maka dibutuhkannya rancangan program yang menjelaskan penggunaan dari sistem tersebut. Rancangan program yang digunakan yaitu menggunakan Hirarchy Plus Input Process Output (HIPO). Berikut ini merupakan spesifikasi sistem yang diusulkan.

Dan berikut dibawah ini merupakan tabel HIPO dari sistem transaksi online menggunakan website e-commerce RIC.

Gambar 4.5 Rancangan Program HIPO Website APTISI
  1. Home

    Nama program: Menu home

    Fungsi: Untuk menampilkan yang mencerminkan isi dari keseluruhan website APTISI.

    Proses:

    1. Akses website aptisi.or.id

    2. Jika berhasil maka masuk halaman utama website APTISI.

    3. Pada menu home terdapat 8 (delapan) menu pilihan yaitu:

  2. Profile

  3. Nama Program: Profile

    Fungsi: Untuk menampilkan profile tentang Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yang berisikan struktur organisasi, visi dan misi APTISI serta mars APTISI.

    Proses : Pada menu home arahkan kursor pada profile.

  4. Download

  5. Nama Program: Download

    Fungsi: Untuk menampilkan materi kegiatan rapat kerja, seminar serta bahan ajar berupa e-book yang berformat pdf yang bisa didownload secara gratis.

    Proses : Pada menu home arahkan kursor pada download.

  6. Membership

  7. Nama Program: Membership

    Fungsi: Untuk menampilkan syarat dan ketentuan menjadi anggota, melanjutkan ke website registrasi serta bisa melakukan update data anggota.

    Proses : Pada menu home arahkan kursor pada membership.

  8. APTISI Region

    Nama Program: APTISI Region

    Fungsi: Untuk menampilkan link website wilayah keanggotaan pada APTISI.

    Proses : Pada menu home arahkan kursor pada APTISI Region.

  9. APTISI Stats

  10. Nama Program: APTISI Stats

    Fungsi: Untuk menampilkan statistik APTISI yang menampilkan kode php untuk memanggil sebuah variabel jika ingin mengupdate kegiatan berupa post.

    Proses : Pada menu home arahkan kursor pada APTISI Stats.

  11. Login

  12. Nama Program: Login

    Fungsi: Untuk menampilkan dialog login untuk masuk ke dalam dashboard official site APTISI.

    Proses : Pada menu home arahkan kursor pada login.


Konfigurasi Sistem Yang Diusulkan

Spesifikasi Hardware

Hardware atau perangkat keras yang diperlukan oleh sistem yaitu komputer Hardware. Berikut ini merupakan konfigurasi sistem perangkat keras atau hardware yang dibutuhkan:

  1. Processor : Intel Core i3, 2.2 GHz

  2. Monitor : 14.0”

  3. RAM : Minimal 2.00 GB

  4. Harddisk : Minimal 500GB HDD

Spesifikasi Software

Perangkat lunak atau software merupakan penunjang peralatan komputer yang digunakan untuk menghubungkan instruksi-instruksi yang diinginkan oleh brainware pada saat mengakses sistem tersebut agar menghasilkan sebuah informasi. Konfigurasi sistem yang dibutuhkan:

  1. Operasi sistem yang digunakan yaitu Android, Windows, MacOS dan IOS.

  2. Browser yang digunakan, Opera Mini, Safari, Google Chrome, UC Browser dan Mozila Firefox.

  3. Wifi, Visual Paradigm ver. 11.2.

Hak Akses (Brainware)

Pada sistem yang diusulkan pada viewboard APTISI, maka yang memiliki hak akses yaitu:

  1. Admin

  2. Anggota

  3. Publik

Strategi

Strategi merupakan sebuah cara untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan yang bersifat kuantitatif untuk menentukan berapa banyak pencapaian yang di raih dalam memecahkan sebuah permasalahan. Pembuatan strategi APTISI ini berguna bagi penulis sebagai sebuah batasan terhadap beberapa aktifitas yang dapat dikerjakan. Didapatkan 15 (lima belas) strategi yang dijadikan sebagai pembuktian atas pencapaian yang telah dilakukan dan sudah tercantum di dalam Final Elisitasi yaitu:

  1. Strategi ke-1 (satu): Sistem berhasil mendapatkan 1000 visitor secara keseluruhan.

    1. Sistem berhasil mendapatkan 1000 visitor secara keseluruhan.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 1 yaitu pada sistem berhasil mendapatkan 1000 visitor secara keseluruhan.

    Gambar 4.6 Website Dengan 1000 Visitor
  2. Strategi ke-2 (dua): Sistem berhasil menampilkan 10 artikel teratas dengan banyaknya view.

    1. Sistem berhasil menampilkan 10 artikel teratas dengan banyaknya view.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 2 yaitu pada sistem berhasil menampilkan 10 artikel teratas dengan banyaknya view.

    Gambar 4.7 Menampilkan 10 Artikel Teratas Dengan Banyaknya Views
  3. Strategi ke-3 (tiga): Sistem berhasil mendapatkan 500 views pada popular post.

    1. Sistem berhasil mendapatkan 500 views pada popular post.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 3 yaitu pada sistem berhasil mendapatkan 1000 views pada popular post.

    Gambar 4.8 Popular Post Mendapatkan 500 Views
  4. Strategi ke-4 (delapan): Sistem berhasil menampilkan 4 viewboard business intelligence.

    1. Sistem berhasil menampilkan 4 viewboard business intelligence.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 8 yaitu pada sistem berhasil menampilkan 4 viewboard business intelligence.

    Gambar 4.9 Menampilkan 4 Viewboard Business Intelligence
  5. Strategi ke-5 (lima): Sistem mendapatkan 100 subscriber.

    1. Sistem mendapatkan 100 subscriber.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 5 yaitu pada sistem berhasil mendapatkan 100 subscriber.

    Gambar 4.10 Sistem Mendapatkan 100 Subscriber
  6. Strategi ke-6 (enam): Sistem berhasil mendapatkan total 10.000 dari seluruh postingan.

    1. Sistem berhasil mendapatkan total 10.000 dari seluruh postingan.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 6 yaitu pada sistem berhasil mendapatkan total 10.000 dari seluruh postingan.

    Gambar 4.11 Mendapatkan Total 10.000 Views Dari Seluruh Postingan
  7. Strategi ke-7 (tujuh): Sistem mendapatkan 100 feedback berupa komentar.

    1. Sistem mendapatkan 100 feedback berupa komentar.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 7 yaitu pada sistem berhasil mendapatkan 100 feedback berupa komentar.

    Gambar 4.12 Mendapatkan 100 Feedback Berupa Komentar
  8. Strategi ke-8 (delapan): Sistem berhasil menampilkan 100 post dari user teraktif.

    1. Sistem berhasil menampilkan 100 post dari user teraktif.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 8 yaitu pada sistem berhasil menampilkan 100 post dari user teraktif.

    Gambar 4.13 Menampilkan 100 Post Dari User Aktif
  9. Strategi ke-9 (satu): Sistem berhasil menampilkan 9 user aktif.

    1. Sistem berhasil menampilkan 9 user aktif.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 9 yaitu pada sistem berhasil menampilkan 9 user aktif.

    Gambar 4.14 Menampilkan 9 User Aktif
  10. Strategi ke-10 (sepuluh): Sistem berhasil mendapatkan 100 postingan.

    1. Sistem berhasil mendapatkan 100 postingan.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 9 yaitu pada sistem berhasil mendapatkan 100 postingan.

    Gambar 4.15 Menampilkan 100 Postingan
  11. Strategi ke-11 (satu): Sistem memiliki tampilan yang responsif pada 3 device.

    1. Sistem memiliki tampilan yang responsif pada 3 device.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 11 yaitu sistem memiliki tampilan yang responsif pada 3 device.

    Gambar 4.16 Tampilan Yang Responsif Pada 3 Device
  12. Strategi ke-12 (dua belas): Sistem terdapat total 25 website wilayah keanggotaan APTISI.

    1. Sistem Terdapat total 25 website wilayah keanggotaan APTISI.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 12 yaitu sistem Terdapat total 25 website wilayah keanggotaan APTISI.

    Gambar 4.17 Terdapat Total 25 Website Wilayah Keanggotaan APTISI
  13. Strategi ke-13 (tiga belas): Sistem berhasil menampilkan 10 e-book pada library APTISI.

    1. Sistem berhasil menampilkan 10 e-book pada library APTISI.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 13 yaitu sistem berhasil menampilkan 10 e-book pada library APTISI.

    Gambar 4.18 Menampilkan 10 E-book Pada Library APTISI
  14. Strategi ke-14 (empat belas): Sistem berhasil mencapai 2.000.000 pada traffic rank alexa.

    1. Sistem berhasil mencapai 2.000.000 pada traffic rank alexa.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 14 yaitu sistem berhasil mencapai 2.000.000 pada traffic rank alexa.

    Gambar 4.19 Mencapai 2.000.000 Traffic Rank Alexa
  15. Strategi ke-15 (lima belas): Sistem berhasil mencapai 50.000 pada traffic rank ID.

    1. Sistem berhasil mencapai 50.000 pada traffic rank ID.

    2. Pembuktian tercapai strategi ini terdapat pada final draft elisitasi pada nomor 15 yaitu Sistem berhasil mencapai 50.000 pada traffic rank ID.

    Gambar 4.20 50.000 Traffic Rank ID

    Testing

    Black Box Testing

    Berikut ini merupakan tabel pengujian black box testing berdasarkan penerapan sistem informasi berbasis viewboard pada APTISI.

    1. Pengujian viewboard menampilkan seluruh postingan.

    2. Tabel 4.4 Pengujian viewboard jumlah postingan
    3. Pengujian viewboard menampilkan chart user aktif dengan jumlah postingannya.

    4. Tabel 4.5 Pengujian viewboard user aktif
    5. Pengujian viewboard menampilkan jumlah postingan user yang paling aktif.

    6. Tabel 4.6 Pengujian viewboard jumlah postingan user paling aktif

    Evaluasi

    Setelah dilakukan pengujian berdasarkan tahapan testing melalui blackbox dengan memberikan beberapa input pada beberapa menu dan submenu. Maka jika input data tidak lengkap sistem akan menampilkan pesan serta menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika terjadi kesalahan. Kemudian akan di proses sesuai kebutuhan fungsional sehingga dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh anggota tersebut.

    Implementasi

    Tampilan Layar Sistem Yang Diusulkan

    Pada tahap ini akan menampilkan tentang tampilan layar website APTISI. Berikut ini merupakan tampilan layar webiste APTISI, diantaranya yaitu:

    1. Tampilan home

    2. Gambar 4.21 Tampilan Home

      Gambar di atas merupakan tampilan halaman home atau halaman awal dari website APTISI, dapat mengaksesnya melalui aptisi.or.id.

    3. Tampilan dashboard

    4. Gambar 4.22 Tampilan Halaman Dashboard

      Gambar di atas yaitu tampilan layar dashboard yang dirancang agar setiap user bisa berkontribusi dalam membuat sebuah postingan.

    5. Tampilan tentang official site APTISI

    6. Gambar 4.23 Tampilan Tentang Official Site APTISI

      Gambar diatas merupakan tentang official site APTISI yang dirancang untuk memberikan informasi berupa angka hidup seputar website APTISI.

    7. Tampilan viewboard APTISI

    8. Gambar 4.24 Tampilan Viewboard

      Gambar diatas merupakan tampilan viewboard APTISI yang dirancang untuk memberikan informasi lebih detail mengenai kegiatan APTISI.

    Time Schedule

    Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time table yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.7 Time Schedule

    Estimasi Biaya

    Dalam penelitian dibutuhkan biaya administrasi. Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan biaya kebutuhan selama menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Di bawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan:

    Tabel 4.8 Estimasi Biaya

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berikut adalah kesimpulan dari rumusan masalah yang telah penulis jelaskan pada BAB I mengenai perancangan official site APTISI sebagai sistem informasi kegiatan asosiasi, yaitu sebagai berikut:

    1. Dengan adanya official site APTISI ini bisa dijadikan wadah bagi asosiasi untuk menghimpun seluruh kegiatan anggotanya.

    2. Dengan adanya official site APTISI ini bisa mencakup seluruh potensi yang ada dan menampilkan aktifitas anggota secara keseluruhan.

    3. Dengan adanya official site APTISI ini dapat dijadikan sebagai media diskusi bagi para anggota, mahasiswa maupun masyarakat luas untuk saling bertukar pandangan, ide, aspirasi dan sebagainya.

    Saran

    Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah agar penelitian berikutnya dapat mengembangkan sistem official site APTISI menjadi lebih baik lagi. Saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangannya, terdiri dari 3 (tiga) diantaranya:

    1. Supaya official site APTISI selalu berkembang dari segi kegiatannya maka diperlukan adanya admin untuk mengelola website dan juga anggota yang ikut berkontribusi yang berperan aktif dalam menampilkan setiap kegiatannya pada official site APTISI.

    2. Pengelolaan official site APTISI harus disempurnakan melalui konsep dan strategi pengembangan yang baru, sehingga informasi dan seluruh potensi yang ada pada asosiasi dapat terealisasikan dengan baik.

    3. Diharapkan setiap anggotanya lebih aktif dalam memberikan sanggahan agar terjalinnya diskusi didalam official site sehingga dapat bertukar informasi untuk menjadikan diri lebih baik lagi.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 1,0 1,1 Wikipedia, Organisasi Sosial. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2018. Tersedia di https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_sosial
    2. Rahardja, U., Lutfiani, N., & Rahmawati, R. (2018). Persepsi Mahasiswa Terhadap Berita Pada Website APTISI. SISFOTENIKA, 8(2), 117-127.
    3. Rukayat, Y. (2018). Kualitas Pelayanan Publik Bidang Administrasi Kependudukan Di Kecamatan Pasirjambu. Jurnal Ilmiah Magister Administrasi, 11(2).
    4. 4,0 4,1 Romney, M. B., Steinbart, P. J., & Cushing, B. E. (2000). Accounting information systems (pp. 638-641). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
    5. Mulyadi, (2016), Sistem Akuntansi, ed. Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
    6. 6,0 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 6,6 6,7 Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
    7. Dr. H.A. Rusdiana, M., & Moch. Irfan, S. M. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
    8. Muslihudin, Muhammad. Oktafianto. 2016. Analisis dan Perancang Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta: CV Andi Offset.
    9. 9,0 9,1 Tyoso, Jaluanto S.P. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
    10. 10,0 10,1 10,2 Muslihudin, Muhamad dan Oktafianto. 2016. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta: Andi.
    11. Fauzi, Rizki A. 2017. Sistem Informasi Akuntansi (Berbasis Akuntansi). Yogyakarta: Deepublish.
    12. Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
    13. Adi, R. 2015. Aspek Hukum Dalam Penelitian Ed.1,Cet.1. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
    14. 14,0 14,1 Djahir, Y dan Pratita, D. 2015. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen Ed.1, Cet.1. Yogyakarta:Deepublish.
    15. Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Aplikasi IntelligenceWebsite Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
    16. 16,0 16,1 Ginanjar Taufiq. 2014. Rahasia Membangun Website Toko Online Berpenghasilan Jutaan Rupiah. Bandung: Iffahmedia.
    17. Azis, Sholehcul. 2013. Gampang dan Gratis Membuat Website: Web Personal, Organisasi dan Komersil. Jakart: Lembar Langit Indonesia
    18. Adi Sumaryadi. 2014. Onlinekan!: Memulai Membangun Website Istimewa. Bandung: Azzahra Publishing.
    19. 19,0 19,1 Krisianto, Andy. 2014. Jago Wordpress. Jakarta: Elex Media Komputindo.
    20. Wahana Komputer, 2015. Membuat Toko Online dengan Wordpress dan WP E-Commerce. Media kita. Jakarta Selatan.
    21. 21,0 21,1 Widodo, A. N. F. (2013). Pembuatan Web Pemasaran Batik Saji dengan Optimasi Mesin Pencari. EPUB-WEBSITE, 1(1).
    22. Hasanah, U. (2013). Sistem Informasi Penjualan On_Line Pada Toko Kreatif Suncom Pacitan. IJNS-Indonesian Journal on Networking and Security, 4(3).
    23. Darono, Agung & Febrian (2018). Power Query Untuk Auditor. Jakarta: Elex Media Komputindo.
    24. Mulyani, W., & Purnama, B. E. (2015). Pembangunan Sistem Informasi Data Balita Pada Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. Speed-Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 7(2).
    25. Rahardja, U., Harahap, E., & Darmawan, M. (2018). Pemanfaatan Content Management Sistem Dengan Metode Waterfall Untuk Membuat Official Site Wilayah Keanggotaan Pada Asosiasi. POSITIF : Jurnal Sistem Dan Teknologi Informasi, 4(1), 51 - 59.
    26. Tiara, K., & Nurhaeni, T. (2016). Penerapan Viewboard GO+ Berbasis Yii Sebagai Media Monitoring Pembayaran Mahasiswa. Technomedia Journal, 1(1), 65-77.E-ISSN: 2528-6544
    27. Rosa, dan Shalahuddin.M, 2013. Rekayasa Piranti Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung : Informatika.
    28. Ahmadi, Candra, dan Dadang Hermawan. 2013. E-Business dan E-Commerce. Yogyakarta, Andi
    29. Irwansyah, Edi. Jurike V. Moniaga. 2014. Pengantar Teknologi Informasi. Jogyakarta: Deepublish.
    30. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Media. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2018. Tersedia di http://kbbi.web.id/kegiatan
    31. Ramli, Samsul. Ambardi, Muhammad Ide. 2016. Bacaan Wajib Menyusun Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta: Visi Media.
    32. 32,0 32,1 Rahardja, U., Tiara, K., & Erviani, M. I. (2016). OPTIMALISASI VIEWBOARD RHJFOX BERBASIS BOOTSTRAP SEBAGAI SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN. Technomedia Journal, 1(1), 50-64.
    33. 33,0 33,1 Rahardja, U., Pratama, D., & Susanti, E. (2016). Implementasi Viewboard Dalam Mendukung Penyebaran Informasi Dengan Penyajian Artificial Informatics Pada Perguruan Tinggi. CCIT Journal, 9(03), 251-257.
    34. Warsito, A. B., Yusup, M., & Makaram, I. (2015). Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal, 8.
    35. Rahardi, Majid. Lukito Edi Nugroho. Ridi Ferdiana. 2016. Perancangan Sistem Group Tracking Pada Aktivitas Touring Berbasis Mobile. Yogyakarta : STMIK AMIKOM
    36. Hanafri, Muhammad Iqbal, Siti Maisaroh Mustafa, Arip Hidayat. 2017. Proses Perakitan Trafo Dengan Menggunakan Animasi Multimedia. ISSN : 2088 – 1762. JURNAL SISFOTEK GLOBAL Vol.7 No.1-Maret 2017 Tangerang: STMIK Bina Saran Global.
    37. Rangkuti, F. (2011). SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
    38. Hamali. A.Y, S.s. 2016. Pemahaman Strategi Bisnis & Kewirausahaan. Jakarta: Kencana.
    39. 39,0 39,1 Prastomo, A. (2014). Prototipe Sistem E-Learning Dengan Pendekatan Elisitasi Dan Framework Codeigniter: Studi Kasus Smp Yamad Bekasi. Faktor Exacta, 7(2), 165-175.ISSN:1979-276X.
    40. Ariawan, Jesa dan Sri Wahyuni. 2015. Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis Web. ISSN: 2088-1762. Jurnal Sisfotek Global Vol.5 No.1-Maret 2015. Tangerang: STMIK Bina Sarana Global
    41. PBakri, R. A., Fitriawan, H., & Nama, G. F. (2013). Sistem Lelang Online Berbasis Web. Electrician, 7(3), 98-107.
    42. Hidayat, R. (2014). Sistem Informasi Ekspedisi Barang Dengan Metode E-CRM Untuk Meningkatkan Pelayanan Pelanggan. JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 4(2)
    43. Hadi, M. S., Karim, A. K. A., & Hidayat, Y. 2017. Sistem Informasi Konsultasi Kesehatan Online Dengan Mysql Di Balai Pengobatan Azzainiyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Jurnal Teknik Informatika, 5(02)
    44. Rochim, A. N., Hasbi, M., & Irawati, T. (2013). Aplikasi Pengelolaan Keuangan Pada PT. Jala Prokreasi Surakarta. Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIKomSiN), 1(2).
    45. Hasan, M. A., Saptomo, W. L. Y., & Siswanti, S. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Sertifikasi Guru Dengan Metode GAP/Profile Matching. Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIKomSiN), 2(2).
    46. Praptiningsih, Y. E. (2012). Aplikasi Penyewaan Ruangan PT. Simaeru Indonesia Raya Dengan Visual Basic 6.0. UG Journal, 6(1).
    47. Mustaqbal, M. S., Firdaus, R. F., & Rahmadi, H. (2016). PENGUJIAN APLIKASI MENGGUNAKAN BLACK BOX TESTING BOUNDARY VALUE ANALYSIS (STUDI KASUS: APLIKASI PREDIKSI KELULUSAN SMNPTN). Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, 1(3).
    48. Wijayanto, R. (2014). Perancangan Animasi Interaktif Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Kelas 2 Pada Mi Nurul Falah Ciater. Evolusi, 2(1).
    49. Wahyudi, Muhammad Johan dan Abdul Fadlil. 2013. Sistem Pakar untuk Mengidentifikasi Penyakit Udang Galah dengan Metode Theoremabayes. Jurnal Sarjana Teknik Informatika. eISSN: 2338-5197. Vol.1 No.1.
    50. Bachtiar, Dede dan Atikah. 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang. Jurnal Sisfotek Global. Vol.5 NO.1. ISSN : 2018-1762.
    51. Mulyandi, MuhammadRachman, Monica, Ega Mawarni, Arfiah dan Liya Jayanti. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Laporan Penggajian Guru HonorBerbasis Web pada SMA Negeri 6 Tangerang. Yogyakarta: Prosiding Seminar NasionalTeknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOMYogyakarta 19 Januari 2013.
    52. Hermawan, Asep. 2013. Penelitian Bisnis. Jakarta: Grasindo.
    53. Rahardja, U., Harahap, E. P., & Suciani, A. (2017). Media Viewboard Sebagai Klasifikasi Jumlah Surat Keputusan Online Pada Perguruan Tinggi. Technomedia Journal, 2(1), 67-79.
    54. Rahardja, U., Handayani, I., & Setiani, L. (2017). Viewboard Sebagai Laporan Jumlah Keseluruhan Artikel Pada iLearning Raharja Ask and News. CogITo Smart Journal, 3(1), 42-55.
    55. Rahardja, U., Aini, Q., & Faradilla, F. (2018). Implementasi Viewboard Berbasis Interaktif Javascript Charts Pada Sistem Penilaian Perkuliahan. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia, 12(2), 91-102.
    56. Iqbal, M., & Warraich, N. F. (2016). Usability evaluation of an academic library website: A case of the University of the Punjab. Pakistan Journal of Information Management & Libraries (PJIM&L), 13.
    57. Rocha, S., Bernardino, J., Pedrosa, I., & Ferreira, I. (2017, April). Dashboards and Indicators for a BI Healthcare System. In World Conference on Information Systems and Technologies (pp. 81-90). Springer, Cham.
    58. Chowdhary, P. R., Pinel, F. A., Palpanas, T., & Chen, S. K. (2014). U.S. Patent No. 8,843,883. Washington, DC: U.S. Patent and Trademark Office.
    59. Fox, L. A., Walsh, K. E., & Schainker, E. G. (2016). The creation of a pediatric hospital medicine dashboard: performance assessment for improvement. Hospital pediatrics, hpeds-2015.
    60. Abdelfattah, M. (2013). A comparison of several performance dashboards architectures. Intelligent Information Management, 5(02), 35.

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN A:

    Pada lampiran A ini berisi berkas yang diperlukan sebagai persyaratan Skripsi:

    1. A.1. Surat Pengantar Tugas Akhir

    2. A.2. Kartu Bimbingan Tugas Akhir

    3. A.3. Kartu Study Tetap Final (KSTF)

    4. A.4. Form Validasi Tugas Akhir

    5. A.5. Kwitansi Pembayaran Tugas Akhir

    6. A.6. Kwitansi Pembayaran RC dan Sidang

    7. A.7. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil

    8. A.8. Daftar Nilai

    9. A.9. Formulir Seminar Proposal Tugas Akhir

    10. A.10. Formulir Pertemuan dengan Stakeholder

    11. A.11. Form Validasi Sidang Tugas Akhir

    12. A.12. Formulir Pendaftaran Sidang Tugas Akhir

    13. A.13. Formulir Final Presentation

    14. A.14. Kwitansi Pembayaran Wisuda

    15. A.15. Sertifikat TOEFL

    16. A.16. Sertifikat PROSPEK

    17. A.17. Sertifikat IT International (minimal 1)

    18. A.18. Sertifikat IT Nasional (minimal 3 sertifikat)

    19. A.19. Curriculum Vitae (CV)

    LAMPIRAN B:

    Pada lampiran B ini berisi berkas-berkas yang berhubungan dengan proses penelitian.

    1. B.1. Surat Keterangan Penugasan Kerja

    2. B.2. Surat Keterangan Implementasi Program

    3. B.3. Surat Tanda Terima Hibah

    4. B.4. Katalog Produk Promosi

    5. B.5. Ijazah

    6. B.6. Curiculum Vitae (CV)

    7. B.7. Slide Persentasi

Diperoleh dari "https://widuri.raharja.info/index.php?title=SI1411478788&oldid=324999"