SI1411477960

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 360 DEGREE HRM TERHADAP

MANAJEMEN KINERJA PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI

KABUPATEN TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1411477960
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 360 DEGREE HRM TERHADAP

MANAJEMEN KINERJA PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI

KABUPATEN TANGERANG

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1411477960
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 11 Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK Raharja,
       
Sistem Informasi,
           
           
           
           
       
NIP : 000594
       
NIP : 078010




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 360 DEGREE HRM TERHADAP

MANAJEMEN KINERJA PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI

KABUPATEN TANGERANG

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1411477960
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, 11 Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID. 04043
   
NID. 11017




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 360 DEGREE HRM TERHADAP

MANAJEMEN KINERJA PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI

KABUPATEN TANGERANG

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1411477960
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

 

Disetujui Penguji :

Tangerang, 11 Januari 2018

 

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 360 DEGREE HRM TERHADAP

MANAJEMEN KINERJA PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI

KABUPATEN TANGERANG

 

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

NIM
: 1411477960
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

 

Tangerang, 11 Januari 2018

 
 
 
 
 
NIM : 1411477960

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Kinerja manajemen terdiri dari fungsi manajemen yang diterapkan untuk pengelolaan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan berkolaborasi antara rekrutmen, penggajian, absensi kehadiran, penilaian serta evaluasi yang membentuk siklus 360 derajat. Pada Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Kabupaten Tangerang saat ini belum memiliki sistem manajemen sumber daya manusia terhadap manajemen kinerja sebagai penunjang manajemen dalam mencapai tujuan instansi. Sistem tersebut diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja serta mengurangi terjadinya human error. Sistem di bangun menggunakan penggambaran perangkat model berupa Unified Modelling Language dengan fokus penggambaran pada usecase diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram. Sementara untuk mendapatkan objektivitas dan keakuratan informasi terkait sistem menggunakan metode pengumpulan data berdasarkan observasi, wawancara, studi pustaka dan menggunakan metode analisa Balanced Scorecard serta pendekatan PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency dan Service). Analisa tersebut digunakan untuk membantu mengetahui fungsi dan kegunaan sistem yang dibangun dengan tolak ukur pada setiap perspektifnya. Lalu penggunaan bahasa pemrograman PHP dan framework CodeIgniter pada sistem membuat sistem informasi berbasis web akan menjadi lebih dinamis. Maka dengan adanya sistem informasi manajemen sumber daya manusia terhadap manajemen kinerja yang menyediakan informasi secara 360 derajat dapat menghasilkan informasi yang valid terhadap nilai dalam setiap bagian sistem. Sehingga keputusan yang dipilih akan terstruktur, terdata, dan objektif dengan aliran data yang muncul pada tingkat final sebagai kunci nilai dari setiap aktivitas serta kegiatan dengan berdasarkan keseimbangan indikator penilaian yang telah ditentukan.


Kata Kunci: Data, SDM, Kinerja, Manajemen.


ABSTRACT

The performance management consists of management functions that are applied to the management of interrelated human resources and collaborate between recruitment, payroll, attendance, assessment, and evaluation that form a 360-degree cycle. In Blood Transfusion Unit of Indonesian Red Cross, Tangerang District currently does not have a human resource management system for performance management as a support management in achieving agency goals. The system is needed to improve the effectiveness and efficiency of work and than reduce the occurrence of human error. Systems built usingthe device depiction of Unified Modeling Language models with a focus on usecase diagrams, activity diagrams, sequence diagrams and class diagrams. Meanwhile, to get the objectivity and accuracy of information related to the system using the method of data collection based on observations, interviews, literature review and use the Balanced Scorecard analysis methods and approaches PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency dan Service). This analysis is used to help determine the functionality and usability of systems built with benchmarks in each perspective. Then use the PHP programming language and framework CodeIgniter system makes web-based information system will be more dynamic. So with the information system of human resources management to provide performance management information 360 degrees can produce valid information on the value in every part of the system. So that the selected decision will be structured, recorded, and objectively with the flow of data that appears at the final level as the key value of each activity as well as activities on the balance of the assessment indicators have been determined.


Keywords : Data, HR, Performance, Management.




KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat hidup, sehat dan memberikan seribu jalan sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi dengan baik dan selesai dengan semestinya. Adapun judul laporan Skripsi ini yaitu “Perancangan Sistem Informasi 360 Degree HRM Terhadap Manajemen Kinerja Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”.

Penulisan laporan Skripsi ini bertujuan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, penulis memperoleh data dan informasi berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak-pihak terkait pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang serta studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan Skripsi ini penulis menyadari jika tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari semua pihak, laporan skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., M.M., selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom., selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja.
  5. Ibu Erna Astriyani, S.Kom., selaku Sekretaris Jurusan Sistem Informasi yang telah memberikan berbagai informasi kepada penulis.
  6. Bapak Oleh Soleh, S.Kom., M.MSI., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis.
  7. Bapak H.Haris, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis.
  8. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  9. Segenap Staff Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas demi kelancaran penulis dalam melakukan penyusunan laporan Skripsi ini.
  10. Bapak dr. Kusmoro Yudho, Sp.THT., selaku Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
  11. Bapak Firman Imami, S.T., selaku Pembimbing Lapangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang telah memberikan bimbingan dan informasi kepada penulis.
  12. Ibu Fitri Setiawati, selaku Pembimbing Lapangan khusus administrasi pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang telah memberikan bimbingan dan informasi kepada penulis.
  13. Seluruh Staff Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang telah memberikan dukungan dan masukan yang berarti kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  14. Bapak Asep Ferry Bastian, S.E., M.M., yang telah memberikan pengetahuan mengenai manajemen sumber daya manusia dan pinjaman buku sebagai referensi penulis.
  15. Orang tua dan seluruh anggota keluaga tercinta yang telah memberikan do’a dan dukungan kepada penulis untuk selalu berusaha.
  16. Kakak senior dan para sahabat yang selalu memberikan dukungan, do’a dan waktu untuk membantu penulis.
  17. Semua rekan mahasiswa-mahasiswi Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang membangun, yang penulis harapkan sebagai acuan untuk dapat berkarya lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan serta menjadi referensi bagi mahasiswa-mahasiswi yang akan melakukan penelitian.


Tangerang, 11 Januari 2018
Indrianingrum
NIM. 1411477960

 

Daftar isi

 



DAFTAR TABEL


Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4 Final Elisitasi

Tabel 3.5 Hasil Analisa PIECES Pada Peformance

Tabel 3.6 Hasil Analisa PIECES Pada Information

Tabel 3.7 Hasil Analisa PIECES Pada Economy

Tabel 3.8 Hasil Analisa PIECES Pada Security

Tabel 3.9 Hasil Analisa PIECES Pada Efficiency

Tabel 3.10 Hasil Analisa PIECES Pada Services

Tabel 3.11 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.12 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.13 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.14 Final Elisitasi

Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan

Tabel 4.2 Spesifikasi Database Role

Tabel 4.3 Spesifikasi Database Rekrutmen

Tabel 4.4 Spesifikasi Database User

Tabel 4.5 Spesifikasi Database Master Pegawai

Tabel 4.6 Spesifikasi Database Attendance

Tabel 4.7 Spesifikasi Database Shift

Tabel 4.8 Spesifikasi Database Last Checkin

Tabel 4.9 Spesifikasi Database Keluarga Pegawai

Tabel 4.10 Spesifikasi Database Master Form

Tabel 4.11 Spesifikasi Database Form Cuti

Tabel 4.12 Spesifikasi Database Form Tukar Dinas

Tabel 4.13 Spesifikasi Database Form Pulang Cepat

Tabel 4.14 Spesifikasi Database Form Sakit

Tabel 4.15 Spesifikasi Database Form Lembur

Tabel 4.16 Spesifikasi Database Form Penilaian

Tabel 4.17 Spesifikasi Database Master Gaji

Tabel 4.18 Spesifikasi Database Gaji Yang Dikeluarkan Atau Dikirim

Tabel 4.19 Spesifikasi Database Detail Gaji Yang Dikeluarkan Atau Dikirim

Tabel 4.20 Spesifikasi Database Setting

Tabel 4.21 Spesifikasi Database Sertifikasi

Tabel 4.22 Spesifikasi Database Master Nilai

Tabel 4.23 Daftar Pengujian Black Box Testing

Tabel 4.24 Testing Login Sistem 360 Degree HRM

Tabel 4.25 Testing Input Data Pegawai

Tabel 4.26 Testing Input Data User

Tabel 4.27 Testing Input Data Gaji

Tabel 4.28 Testing Pencarian Data Transaksi Form

Tabel 4.29 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 4.30 Daftar Estimasi Biaya




DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Gambar 2.2 Pengelompokkan Diagram UML

Gambar 2.3 Level Manajemen Dalam Organisasi

Gambar 2.4 Perspektif Balanced Scorecard

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Gambar 3.2 Usecase Diagram Laporan Rekrutmen

Gambar 3.3 Usecase Diagram Laporan Penggajian

Gambar 3.4 Usecase Diagram Laporan Absensi

Gambar 3.5 Usecase Diagram Laporan Penilaian Kinerja

Gambar 3.6 Usecase Diagram Laporan Evaluasi Kinerja

Gambar 3.7 Activity Diagram Laporan Rekrutmen

Gambar 3.8 Activity Diagram Laporan Penggajian

Gambar 3.9 Activity Diagram Laporan Absensi

Gambar 3.10 Activity Diagram Laporan Penilaian Kinerja

Gambar 3.11 Activity Diagram Laporan Evaluasi Kinerja

Gambar 3.12 Sequence Diagram Laporan Rekrutmen

Gambar 3.13 Sequence Diagram Laporan Penggajian

Gambar 3.14 Sequence Diagram Laporan Absensi

Gambar 3.15 Sequence Diagram Laporan Penilaian Kinerja

Gambar 3.16 Sequence Diagram Laporan Evaluasi Kinerja

Gambar 3.17 Skema Hubungan Visi, Misi dan Strategi Instansi Untuk Analisa Balance Scorecard

Gambar 4.1 Usecase Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.2 Usecase Diagram Yang Diusulkan Untuk Admin

Gambar 4.3 Usecase Diagram Yang Diusulkan Untuk Leader

Gambar 4.4 Usecase Diagram Yang Diusulkan Untuk User

Gambar 4.5 Activity Diagram Yang Diusulkan Untuk Admin

Gambar 4.6 Activity Diagram Yang Diusulkan Untuk Leader

Gambar 4.7 Activity Diagram Yang Diusulkan Untuk User

Gambar 4.8 Sequence Diagram Yang Diusulkan Untuk Admin

Gambar 4.9 Sequence Diagram Yang Diusulkan Untuk Leader

Gambar 4.10 Sequence Diagram Yang Diusulkan Untuk User

Gambar 4.11 Class Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.12 Prototipe Tampilan Home

Gambar 4.13 Prototipe Tampilan Absen Pada Home

Gambar 4.14 Prototipe Tampilan Login

Gambar 4.15 Prototipe Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses Admin

Gambar 4.16 Prototipe Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses Leader

Gambar 4.17 Prototipe Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses User

Gambar 4.18 Prototipe Tampilan Form Cuti

Gambar 4.19 Prototipe Tampilan Form Penilaian

Gambar 4.20 Prototipe Tampilan Transaksi Absen

Gambar 4.21 Prototipe Tampilan Master Kepegawaian

Gambar 4.22 Prototipe Tampilan Master HRM Pada Data Rekrutmen

Gambar 4.23 Prototipe Tampilan Master HRM Pada Data Evaluasi Kinerja

Gambar 4.24 Prototipe Tampilan Master User

Gambar 4.25 Tampilan Home

Gambar 4.26 Tampilan Absen Pada Home

Gambar 4.27 Tampilan Login

Gambar 4.28 Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses Admin

Gambar 4.29 Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses Leader

Gambar 4.30 Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses User

Gambar 4.31 Tampilan Form Cuti

Gambar 4.32 Tampilan Form Penilaian

Gambar 4.33 Tampilan Transaksi Absen

Gambar 4.34 Tampilan Master Kepegawaian

Gambar 4.35 Tampilan Master HRM Pada Data Rekrutmen

Gambar 4.36 Tampilan Master HRM Pada Data Evaluasi Kinerja

Gambar 4.37 Tampilan Master User




DAFTAR SIMBOL


1. Daftar Simbol Usecase Diagram


2. Daftar Simbol Activity Diagram


3. Daftar Simbol Sequence Diagram


4. Daftar Simbol Class Diagram


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi informasi yang berkembang sangat cepat dan pesat, sehingga memerlukan adanya perhatian mengenai proses serta penanganannya. Teknologi yang digunakan dalam menghasilkan sebuah informasi harus akurat, cepat dan relevan. Kebutuhan informasi pada instansi berpengaruh pada kinerja dari setiap lingkup bagian. Pada kenyataannya informasi yang diterima terkadang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan.

Pentingnya teknologi dalam menghasilkan informasi, tidak kalah penting dengan pengolahan data elektrik untuk menghasilkan informasi yang akurat. Keakuratan data dapat menambah kualitas dan kuantitas suatu informasi yang diberikan. Sebab untuk menghasilkan sebuah informasi tidak hanya memerlukan pengolahan data berjalan tetapi juga riwayat dari informasi tersebut sebagai bahan pertanggungjawaban.

Instansi harus memanajemen semua kebutuhan termasuk penggunaan seperangkat teknologi dalam mencapai tujuan. Perangkat teknologi yang dibutuhkan sebagai alat pendukung dalam pengolahan data terkomputerisasi yaitu komputer. Selain itu, komputer juga sebagai seperangkat alat penunjang dalam mengoperasikan sebuah sistem atau software. Sehingga kegiatan dapat terkontrol serta dapat mengurangi kompleksitas permasalahan yang terjadi.

Kompleksitas permasalahan yang terjadi tergantung dari ruang lingkup terhadap sistem yang digunakan. Sistem yang berkembang diklasifikasikan menjadi sistem sederhana dan sistem komplek. Terdapat banyak model sistem yang komplek. Salah satu sistem komplek yaitu sistem manajemen sumber daya manusia dengan pengarahan pada manajemen kinerja yang informasinya dapat dihasilkan dari penggabungan data dari sistem rekrutmen, sistem absensi, sistem penggajian, sistem penilaian kinerja dan sistem evaluasi kinerja. Keseluruhan sistem yang tergabung merupakan pelaksanaan dari manajemen kinerja pegawai yang berkaitan dengan riwayat dan kapasitas kinerja pegawai selama kurun waktu tertentu secara objektif.

Sistem manajemen sumber daya manusia terhadap manajemen kinerja termasuk dalam kategori sistem pelayanan terhadap pegawai pada suatu instansi. Layanan yang baik dapat dilihat dari proses pengolahan data, penyajian data sampai pada tahap laporan dilakukan berdasarkan prosedur yang telah ditentukan. Sehingga menjadi sebuah informasi yang bermanfaat bagi penerima sesuai aktifitas yang efektif dan efisiensi dalam memanajemen sumber daya manusia.

Pada Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tangerang, sistem manajemen sumber daya manusia yang berjalan dilakukan secara semi komputerisasi, yaitu hanya sebatas pengolahan, penyimpanan, dan pembuatan laporan menggunakan data sheet pada Microsoft Excel. Adapun berkas pegawai yang tidak dilakukan penginputan secara langsung ke dalam data sheet, namun hanya dilakukan sortir dan membedakan tempat penyimpanannya. Sehingga pada pengiputan untuk update data pegawai dan pencarian sering terjadi kesalahan dikarenakan penyimpanan yang tidak terstruktur. Disamping hal itu membutuhkan waktu lama yang akan berdampak pada kurang efektif dan efisien dalam penyampaian informasi.

Selain itu Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang juga mengalami masalah yang serupa dalam memanajemen sumber daya manusia pada umumnya. Masalah tersebut berhubungan dengan pendataan laporan penyeleksian, absensi, penggajian, penilaian, dan evaluasi sampai pada monitoringnya secara satu kesatuan yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen. Permasalahan tersebut menjadi permasalahan utama bila dihubungkan dengan sistem manajemen sumber daya manusia. Sebab dari data tersebut informasi mengenai pelaporan sumber daya manusia terhadap manajemen kinerja dalam suatu instansi tidak bisa didapatkan secara objektif. Sehingga informasi yang dihasilkan tidak akurat dan membutuhkan waktu yang relative lama.

Selanjutnya pemilihan pegawai harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya agar pekerjaan dengan jiwanya dapat menyatu serta mengurangi adanya human error. Produktivitas pegawai yang baik memiliki kemungkinan untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi dibandingkan pegawai yang berkerja bertahun-tahun dan akan diberikan pelatihan untuk menunjang peningkatan kinerja baik secara teori maupun prakteknya. Meskipun hal ini masih belum sepenuhnya diterapkan karena masih dalam proses perbaikan dan pengembangan dari sisi teknis maupun administrasi.

Pemberian pelatihan merupakan investasi dari instansi untuk memiliki pegawai yang mampu, trampil, dan berwawasan serta dapat menumbuhkan loyalitas terhadap instansi. Pelatihan juga merupakan jawaban terhadap penilaian kinerja pegawai dalam kurun waktu tertentu. Untuk menunjang efektivitas dan efisiensi pekerjaan, setiap pegawai yang diberikan pelatihan di internal maupun eksternal dari instansi perlu pendataan dan hasil pelatihan tersebut harus diimplementasikan dalam setiap pekerjaannya. Namun, pada kenyataannya tidak ada pendataan dan tidak terdapatnya tolak ukur pada proses implementasi. Sehingga proses penilaian kinerja yang terjadi tidak objektif.

Pada dasarnya semua yang dilakukan harus berdasarkan alur sistem yang berorientasi pada tujuan pencapaian instansi agar terkontrol dengan baik. Terutama kebutuhan informasi penting dalam manajemen atau administrasi bagi pegawai. Sejalan dengan permasalahan yang terjadi diperlukan perancangan sistem terhadap hasil analisa, maka peneliti mengambil judul “Perancangan Sistem Informasi 360 Degree HRM Terhadap Manajemen Kinerja Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka yang menjadi rumusan permasalahan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

  1. Apa saja kendala yang dialami sistem berjalan saat ini dan mengapa diperlukan sistem 360 Degree HRM pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ?

  2. Bagaimana kebutuhan user dan siapa saja yang dapat berperan dalam pengoperasian sistem manajemen sumber daya manusia pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ?

  3. Bagaimana subsistem yang ada dalam sistem manajemen sumber daya manusia atau HRM dapat berjalan dan berkolaborasi secara 360 derajat pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ?

  4. Apa saja output yang dihasilkan sistem HRM terhadap manajemen kinerja pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ?


Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah keseluruhan proses pada sistem manajemen sumber daya manusia yang dilakukan dengan pengolahan datanya sehingga menghasilkan informasi secara 360 derajat terhadap manajemen kinerja pegawai. Ruang lingkup atau modul-modul yang sekiranya menjadi pembahasan terkait judul yang telah ditentukan, antara lain sebagai berikut :

  1. Sistem yang dirancang adalah sistem informasi 360 Degree HRM seperti rancangan sistem informasi manajemen sumber daya manusia hanya saja cakupan kegiatan dibatasi dengan modul data rekrutment, data absensi, data penggajian, data penilaian kinerja, dan data evaluasi kinerja yang diolah dan dapat diketahui oleh pegawai tanpa harus melakukan permintaan data.

  2. Setiap modul data memiliki integrasi dan prosentase untuk membentuk sebuah data penunjang dalam menentukan kapasitas kinerja pegawai. Sehingga informasi yang diberikan akurat, relevan dan tepat dengan waktu yang dibutuhkan oleh pegawai.

  3. Sistem informasi 360 Degree HRM terhadap manajemen kinerja yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya yang dapat menginput, menyimpan, mengupload, membaca, dan menghapus database serta memberikan sebuah output informasi.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian dan perancangan terdapat tujuan untuk mendapatkan dan menghasilkan sebuah informasi. Berikut tujuan dari penelitian ini, yaitu :

  1. Mendapatkan informasi mengenai sistem yang sedang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

  2. Mencari solusi terhadap permasalahan dan kendala yang menjadi point utama dengan merancang sebuah sistem sebagai pemecahan masalah dan dasar pengambilan keputusan.

  3. Memberikan informasi yang optimal sesuai kebutuhan user. Sehingga dapat mempermudah kinerja bagian administrasi ataupun manajemen dalam melaporkan data dan mengambil sebuah keputusan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian dan perancangan sistem ini yaitu sebagai berikut :

  1. Mengetahui pokok permasalahan untuk menunjang efektivitas dan efisiensi waktu kerja dalam pengolahan data yang komplek.

  2. Dapat mengidentifikasi permasalahan dalam melakukan manajemen sumber daya manusia yang berhadapan dengan manajemen kinerja pegawai pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

  3. Mengoptimalisasikan pengambilan keputusan dengan proses identifikas serta memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi.


Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

    Pada metode ini peneliti melakukan analisa terhadap masalah yang ada dengan cara mengamati sumber dan pengolahan data serta mengumpulkan data dari bagian administrasi kepegawaian yang berhubungan dengan sistem manajemen sumber daya manusia atau HRM terkait manajemen kinerja baik berupa dokumen formulir, catatan-catatan, maupun laporan.

  2. Metode Wawancara

    Pada metode ini peneliti melakukan proses tanya jawab langsung dengan stakeholder yang memiliki keterkaitan kinerja dengan manajemen sumber daya manusia yaitu mengenai perihal kinerja pegawai yang akan diteliti sesuai dengan tujuan penelitian.

  3. Metode Studi Pustaka (Library Research)

    Metode studi kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Informasi dikumpulkan yaitu dengan cara membaca dan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan teori yang akan dibahas dalam laporan ini, melalui sumber-sumber dari kepustakaan dan di internet.

Metode Analisa

Setelah proses pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut harus dilakukan pengolahan dan analisa. Dalam melakukan analisa sistem informasi 360 Degree HRM (Human Resource Management) terhadap manajemen kinerja pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, peneliti menggunakan beberapa metode analisa, yaitu :

  1. Analisa Balanced Scorecard (BSC)

    Analisa Balanced Scorecard (BSC) dapat digunakan sebagai suatu metode analisa terhadap sistem untuk pengukuran kinerja yang secara terus menerus yang akan memantau keberhasilan penerapan strategi suatu instansi dan mengukur kinerja sumber daya manusia secara komprehensif dan seimbang, yang berfokus pada kepentingan kuantitas dan kualitas. Pada intinya analisa Balanced Scorecard (BSC) merupakan analisa yang dapat mengukur kinerja pegawai dalam suatu instansi secara berkelanjutan. Sehingga kinerja pada suatu instansi dapat diketahui secara jelas dan pasti.

  2. Analisa PIECES

    Analisa PIECES (Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service) digunakan sebagai penggambaran dalam melakukan koreksi sebuah alur kegiatan atau sistem yang sedang berjalan guna memperbaiki kekurangan pada sistem yang sedang berjalan untuk sistem yang baru akan dirancang atau dikembangkan. Pengukuran analisa PIECES menggunakan enam indikator dengan parameter yang disesuaikan pada data penunjang dari alur kegiatan sistem yang sedang berjalan.

Metode Perancangan

Metode perancangan alur sistem yang dilakukan peneliti dengan menggambarkannya menggunakan software Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise Edition sebagai salah satu perangkat pemodelan yang berorientasi objek. Diagram UML yang akan peneliti gunakan yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram dan Class Diagram. Untuk kebutuhan sistem yang diharapkan stakeholder, peneliti menggunakan metode elisitasi dengan proses penyeleksian yang bermula dari Elisitasi Tahap I, Elisitasi Tahap II, Elisitasi Tahap III dan di akhiri dengan Final Elisitasi. Kemudian bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan Framework CodeIgniter (CI) serta database yang digunakan adalah MySQL. Lalu beberapa software penunjang lainnya yaitu Windows 7 sebagai sistem operasi, Google Chrome sebagai browser, XAMPP sebagai web server, Notepad++, Sublime dan Macromedia Dreamweaver 8 sebagai editor.

Metode Testing

Metode testing yang digunakan untuk menganalisa, mendeteksi, dan mengevaluasi kesalahan dalam beberapa aspek pada sistem yang akan diterapkan yaitu dengan metode Black Box testing karena berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Sehingga penguji dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program. Hal ini memungkinkan pembuat program membuat himpunan kondisi input atau data uji yang akan menguji fungsional dan output suatu program.


Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat sebagai acuan dalam menjelaskan penyusunan laporan Skripsi secara ringkas. Untuk dapat lebih memahami, peneliti mengelompokannya menjadi beberapa bab yang saling berkaitan satu sama lain yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan definisi-definisi atau teori sebagai konsep dasar yang berhubungan dengan analisa, perancangan dan permasalahan yang akan dibahas pada sistem yang berjalan atau pembentukan sebuah sistem serta literature review sebagai pendukung dan penunjang penulisan laporan.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab ini menjelaskan hal yang berhubungan dengan penulisan laporan Skripsi yaitu gambaran umum tinjauan instansi, sejarah instansi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, analisa sistem yang sedang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah serta user requirement.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan sistem yang akan diusulkan, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari spesifikasi basis data, rancangan prototipe, konfigurasi sistem yang diusulkan, testing dan implementasi, jadwal kegiatan serta estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisa dari penelitian dan rancangan sistem yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan sesuai dengan tujuan penelitian, serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan agar dapat dilakukan pengembangan terkait kebutuhan stakeholder dan user.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Sistem dapat diartikan sebagai komponen atau elemen berupa unsur, variabel, kejadian yang nyata dan saling berinteraksi membentuk satu kesatuan utuh demi tercapainya tujuan tertentu dengan melakukan tindakan secara terpadu. Seperti pendapat Romney dan Steinbart (2014:3)[1] yang mengatakan bahwa sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Sementara itu menurut Kadir (2014:61),[2] “Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.” Disisi lain sistem juga didefinisikan sebagai sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk melakukan suatu tugas bersama-sama (Pratama, 2014:7)[3].

Karakteristik Sistem

Karakteristik sebuah sistem pada umumnya terdapat dua sisi yaitu internal dan eksternal yang saling keterkaitan. Dari sisi internal terdapat komponen, batasan, input, proses, output, interface, sasaran dan tujuan. Sementara pada sisi eksternal terdapat lingkungan luar yang sangat mempengaruhi sisi internal. Karakteristik sistem menurut Edhi Sutanta (Rusdiana dan Irfan, 2014:35-36)[4] terdiri dari :

  1. Komponen (Components)

    Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem dapat berupa benda nyata atau abstrak. Komponen sistem dapat disebut juga sebagai subsistem.

  2. Batas (Boundary)

    Batas sistem merupakan pembeda satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batasan terhadap sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  3. Lingkungan (Environments)

    Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem yang dapat menguntungkan ataupun merugikan.

  4. Penghubung/Antarmuka (Interface)

    Penghubung/Antarmuka merupakan sarana yang bertugas untuk menjembatani dan memungkinkan setiap komponen sistem dapat terhubung antar komponen dalam sistem.

  5. Masukan (Input)

    Masukan merupakan komponen sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output).

  6. Keluaran (Output)

    Keluaran merupakan komponen sistem yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  7. Pengolahan (Processing)

    Pengolahan merupakan komponen sistem yang berperan mengolah masukan agar menghasilkan keluaran (output) yang berguna bagi para pemakainya.

  8. Sasaran dan Tujuan (Objectives and Goal)

    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar dapat saling bekerja sama untuk mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  9. Kendali (Control)

    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap dapat bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya.

  10. Umpan Balik (Feedback)

    Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali untuk mengecek dan membalikan proses dalam sistem.


Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Diadaptasi dari Hutahaean, 2014:5)[5]

Klasifikasi Sistem

Klasifikasi sebuah sistem menurut Tyoso (2016:5-7)[6] terbagi menjadi beberapa sistem yaitu sebagai berikut :

  1. Sistem Alamiah (Natural System)

    Sistem alamiah merupakan sistem yang muncul secara alami tanpa campur tangan dari manusia.

  2. Sistem Tiruan (Artificial System)

    Sistem tiruan merupakan sistem yang diciptakan untuk mendukung tujuan tertentu.

  3. Sistem Deterministik (Deterministic System)

    Sistem deterministik merupakan sistem yang pekerjaannya dapat diramalkan sebelum terlaksana.

  4. Sistem Probabilistik (Probabilistic System)

    Sistem probabilistik merupakan sistem yang hanya dapat dilacak menggunakan nilai distribusi probabilitas, sebab selalu terdapat nilai ketidakpastian yang sesungguhnya pada setiap waktu.

  5. Sistem Tertutup (Closed System)

    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak terjadi pertukaran atau penggunaan sumber daya dengan atau dari lingkungannya, sebab tidak menggunakan input dari lingkungannya maka output yang dihasilkan tidak bertalian pula dengan lingkungannya.

  6. Sistem Terbuka (Opened System)

    Sistem terbuka merupakan sistem yang menggunakan sumber daya dari lingkungannya, sehingga keluarannya (output) berkaitan dengan lingkungannya juga.


Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Informasi merupakan hasil (output) dari sejumlah data yang telah diproses atau melakukan pengolahan, sehingga dapat memberikan nilai, arti, manfaat serta pengetahuan bagi seseorang yang menerimanya. Penyataan tersebut didasari atas pendapat para ahli seperti pendapat Vercellis yang dikutip dalam Rusdiana dan Irfan (2014:74),[4]Information is the outcome of extraction and processing activities carried out on data, and it appears meaningfull for those who receive it in a specific domain.”

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi para penerimanya (Prahasta dalam Endah dan Eny, 2013:14-12)[7]. Sementara itu menurut Pratama dalam bukunya Sistem Informasi dan Implementasinya (2014:9),[3] mengatakan bahwa informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat.

Nilai Informasi

Nilai informasi (value of information) adalah keuntungan yang dihasilkan oleh informasi dikurangi dengan biaya untuk memproduksinya (Romney dan Steinbart, 2014:4)[1]. Berdasarkan pendapat Jogiyanto yang dikutip oleh Kadir (2014:56),[2] “Nilai informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya.”

Nilai informasi didasari atas 10 (sepuluh) sifat yaitu sebagai berikut (Sutabri, 2016:33-34)[8] :

  1. Mudah Diperoleh

    Sifat ini menunjukkan mudahnya dan cepatnya informasi dapat diperoleh. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, berapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

  2. Luas dan Lengkap

    Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur dan arena itu sulit mengukurnya.

  3. Ketelitian

    Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

  4. Kecocokan

    Sifat ini menunjukkan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

  5. Ketepatan Waktu

    Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek dari pada siklus untuk mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada para pemakai biasanya tepat waktu.

  6. Kejelasan

    Sifat ini menunjukkan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.

  7. Keluwesan

    Sifat ini berhubungan dengan yang dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambil keputusan.

  8. Dapat Dibuktikan

    Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

  9. Tidak Ada Prasangka

    Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

  10. Dapat Diukur

    Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.

Kualitas Informasi

Menurut Klein (dalam Rusdiana dan Irfan, 2014:78)[4] menyatakan bahwa kualitas informasi umumnya adalah sebagai suatu konsep yang multidimensi dengan berbagai karakteristik yang melekat bergantung pada sudut pandang filosofi author. Sementara Rusdiana dan Irfan (2014:82)[4] juga berpendapat bahwa dimensi kualitas yang sering diperbincangkan sejak lama telah termasuk di dalamnya yaitu seperti akurasi (accuracy), konsistensi (consistency), tepat waktu (timeliness), sangat lengkap (completeness), mudah diakses (accessibility), objektif (objectiveness), dan relevansi (relevancy).

Selanjutnya menurut Lipursari dalam Jurnal STIE Semarang Vol. 5 No. 1 (2013:30)[9] menyatakan bahwa kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu, informasi harus akurat, tepat waktu dan relevan.

  1. Akurat

    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  2. Tepat waktu

    Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

  3. Relevan

    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang satu dengan orang yang lain berbeda, misalnya informasi sebab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan, bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.


Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan gabungan dari empat bagian utama mencakup perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih dan saling berkaitan untuk menciptakan sebuah sistem yang dapat mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat (Pratama, 2014:10).[3]

Menurut Wilkinson dalam Kadir (2014:9),[2] “Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.”

Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat dikatakan bahwa sistem informasi merupakan rangka dari pekerjaan yang terkoordinasi dan terstruktur yang berawal dari masukan (input) sampai pada hasil keluaran (output) untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan serta dapat bermanfaat.

Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi memiliki beberapa komponen sistem yang disebut dengan blok bangunan (building block) yaitu (Hutahaean, 2014:13)[5] :

  1. Blok Masukkan (Input Block)

    Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.

  2. Blok Model (Model Block)

    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.

  3. Blok Keluaran (Output Block)

    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4. Blok Teknologi (Technology Block)

    Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian diri secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari unsur utama, yaitu teknisi (human ware atau brain ware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

  5. Blok Basis Data (Data Base Block)

    Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  6. Blok Kendali (Control Block)

    Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi misalnya bencana alam, api, temperatur tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.


Konsep Dasar Teknologi Informasi

Definisi Teknologi Informasi

Teknologi informasi merupakan perangkat alat yang memiliki fungsi untuk memproses dan melakukan seluruh aktivitas dalam alur penghasilan informasi yang dapat bermanfaat bagi penerima sehingga memudahkannya dalam mengambil sebuah keputusan. Pendapat tersebut dipertegas oleh Sutabri dalam bukunya Pengantar Teknologi Informasi (2014:3)[10] yang berpendapat bahwa teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Komponen Sistem Teknologi Informasi

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:55)[4] menyatakan bahwa komponen utama sistem teknologi informasi berupa :

  1. Data
  2. Perangkat Keras (Hardware)
  3. Perangkat Lunak (Software)
  4. Perangkat Jaringan (Netware)
  5. Orang (Brainware)

Pengelompokan Teknologi Informasi

Berdasarkan pendapat Haag, .dkk (dalam Kadir, 2014:11-15)[2] membagi teknologi menjadi enam kelompok, yaitu :

  1. Teknologi Masukan (Input Technology)

    Teknologi masukan adalah segala perangkat yang digunakan untuk menangkap data/informasi dari sumber asalnya.

  2. Teknologi Keluaran (Output Technology)

    Teknologi keluaran mempunyai andil yang besar dalam menyajikan informasi dengan berbagai bentuk.

  3. Teknologi Perangkat Lunak (Software Technology)

    Perangkat lunak atau sering disebut program adalah sekumpulan instruksi yang digunakan untuk mengandalkan perangkat keras komputer.

  4. Teknologi Penyimpan (Storage Technology)

    Teknologi penyimpanan menyangkut segala segala peralatan yang digunakan untuk menyimpan data.

  5. Teknologi Telekomunikasi (Telecommunication Technology)

    Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang memungkinkan hubungan jarak jauh.

  6. Mesin Pemroses (Processing Machine)

    Mesin pemroses adalah bagian penting dalam teknologi informasi yang berfungsi untuk mengingat data/program dan mengeksekusi program.


Konsep Dasar Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Analisa sistem merupakan proses atau metode yang digunakan untuk memahami atau melakukan penelitian terhadap sebuah sistem guna mendapatkan solusi dalam menangani permasalahan. Pendapat tersebut dipertegas kembali oleh Suryadi dalam Jurnal CCIT Vol. 9 No. 3 (2016:270)[11] yang mengungkapkan bahwa analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi dari kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Analisis sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah terkomputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut (Taufiq, 2013:156)[12]. Selain itu menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:18),[13] “Analisis sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Prinsip-Prinsip Analisa Sistem

Analisis sistem merupakan contoh yang baik dari pendekatan sistem untuk memecahkan masalah dengan tujuan pada pengembangan sistem yang relatif mudah diubah manakala diperlukan. Sehingga terdapat prinsip-prinsip analisis sistem yaitu (Tyoso, 2016:18)[6] :

  1. Mendefinisikan masalah, masalah yang akan dipecahkan dengan sistem diatur berkenaan dengan lingkungan tempat sistem berinteraksi.
  2. Menyatakan sasaran sistem, tujuan umum dan khusus yang ingin dicapai yang berkaitan dengan keefektifan ditetapkan dan diumumkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
  3. Menetapkan batasan sistem (system boundaries), pembatas antara sistem yang baru dengan lingkungannya harus diperinci. Hubungan sistem (interface) yang berkaitan dengan masukan dan keluaran harus ditegaskan.
  4. Menetapkan kendala sistem, kendala pada sistem dan proses pengembangannya, seperti biaya dan jangka waktu untuk pengembangan sistem, harus dipastikan.
  5. Dekomposisi sistem, sistem dipecah kedalam sub-subsistem yang saling terkait dan berhubungan dengan lingkungannya. Hubungan antara subsistem ditentukan sehingga seorang analis sistem mampu melihat sistem dengan terinci. Subsistem yang berada pada tingkat bawah yang nantinya dirancang dan menjadi bagian sistem yang ditetapkan.


Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan implementasi dari analisa sistem yang telah dilakukan baik berupa rancangan dari tahap awal maupun pengembangan terhadap sebuah sistem yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Hal ini dipertegas oleh pendapat Sugianto (dalam Zohrahayati, 2013:28)[14] yang menyatakan bahwa perancangan sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan peran suatu sistem informasi berbasis komputer.

Menurut McKay, .dkk dalam Internasional Journal of Computer Intergrated Manufacturing (2016:237),[15]Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new product to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. Hight-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and throught-life support of such product. The emerging discipline of engineering design informatic brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems.”

Kemudian pendapat Verzello/Jhon Reuter III yang dikutip oleh Darmawan (2013:227)[16] menyatakan bahwa perancangan sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, yaitu pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional serta persiapan untuk rancang bangun implementasi, yakni menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Sutanta dalam Wibowo (2014:12),[17] mengatakan bahwa tujuan perancangan sistem secara umum adalah memberikan gambaran secara umum atau global kepada pemakai tentang sistem yang akan dikembangkan dan berfungsi sebagai persiapan untuk tahap perancangan sistem. Bagian-bagian dari perancangan system meliputi Context Diagram (CD), Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Kerelasian Antar Relasi (Relationship).


Konsep Dasar Data

Definisi Data

Drs. John J. Longkutoy (dalam Sutabri, 2016:18),[8] berpendapat bahwa istilah data adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf-huruf, atau simbol-simbol, yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lain-lain. Jelasnya data itu dapat berupa apa saja dan dapat ditemui dimana saja. Kemudian kegunaan data adalah sebagai bahan dasar yang objektif (relative) di dalam proses penyusunan kebijaksanaan dan keputusan oleh pimpinan organisasi.

Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis (Indrajani, 2014:2).[18] Sedangkan menurut Suprihadi, .dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 (2013:310),[19] “Data merupakan sekumpulan keterangan atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan dan belum diolah”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka data merupakan bukti nyata yang tertuang dalam tulisan yang bersumber dari observasi maupun dari hasil sebuah keputusan sebagai perwakilan objek yang dimaksud.

Klasifikasi Data

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:71-72)[4] menyatakan bahwa data dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

  1. Berdasarkan Sifat Data
    1. Data kuantitatif (quantitative data), yaitu data dalam bentuk angka atau bilangan.
    2. Data kualitatif (qualitative data), yaitu data bukan dalam bentuk penjumlahan atau angka, melainkan dalam bentuk pernyataan dan atau kategori.
  2. Berdasarkan Sumber Data
    1. Data internal (internal data), yaitu data yang berasal dari dalam organisasi atau data asli, data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti atau bukan dari hasil pengamatan atau karya orang lain.
    2. Data eksternal (external data), yaitu data yang berasal dari luar organisasi atau institusi, atau data hasil observasi orang lain.
  3. Berdasarkan Cara Memperolehnya
    1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti atau diperoleh dari sumber pertama dan datanya belum diolah.
    2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak kedua yang mengumpulkan data tersebut. Data sekunder biasanya telah diolah atau diatur sedemikian rupa oleh pengumpulnya.
  4. Berdasarkan Cakupan Pengumpulannya
    1. Data sensus, yaitu data yang diperoleh dari populasi.
    2. Data sampel, yaitu data yang diperoleh dari sampel.
  5. Berdasarkan Dinamika Data
    1. Data statis, yaitu data yang dalam jangka waktu lama tidak akan mengalami perubahan.
    2. Data semi dinamis, yaitu data yang dalam waktu kemungkinan mengalami perubahan, sedikit mengalami perubahan.
    3. Data dinamis, yaitu data yang menurut waktu akan mengalami perubahan.
  6. Berdasarkan Dinamika Data
    1. Data nominal.
    2. Data ordinal.
    3. Data interval.
    4. Data rasio.

Syarat Data

Menurut Sudaryono dalam bukunya Aplikasi Statistik Untuk Penelitian (2014:10)[20] mengatakan bahwa data yang baik memiliki persyaratan yaitu :

  1. Objektif, yaitu data yang objektif berarti bahwa data harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (as it is).
  2. Representative (mewakili), yaitu data harus dapat mewakili objek yang telah diamati.
  3. Kesalahan baku (standard error), yaitu suatu perkiraan (estimate) dikatakan baik (mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi) apabila kesalahan bakunya kecil.
  4. Tepat waktu, yaitu apabila data akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau evaluasi, maka syarat tepat waktu ini penting sekali agar sempat dilakukan penyesuaian atau koreksi seperlunya kalau ada kesalahan atau penyampaian yang terjadi di dalam implementasi suatu perencanaan.
  5. Relevan, yaitu data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan.

Teknik Pengumpulan Data

Umumnya terdapat beberapa teknik dalam mengumpulkan data, yaitu sebagai berikut (Noor, 2015:138-141)[21] :

  1. Wawancara

    Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada lain kesempatan.

  2. Kuesioner/Angket

    Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.

  3. Observasi

    Pada teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.

  4. Dokumen

    Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.

  5. Focus Group Discussion (FGD)

    Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan bertujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok.


Konsep Dasar Database

Definisi Database

Database merupakan layout dari tempat penyimpanan sekumpulan data yang berisikan banyak informasi mengenai suatu project yang disimpan dalam komputer pada sebuah sistem. Pendapat tersebut dipertegas oleh Nandari dan Sukadi dalam Jurnal IJNS Vol.3 (2014:43)[22] yang mengatakan bahwa database adalah sekumpulan data yang berisikan informasi mengenai satu atau beberapa project.

Menurut Michael A. Cortez, .dkk dalam International Journal of Computer Science and Information Techologies (IJCSIT) Vol.6(2) (2015:1143),[23]A database is a collection of information that is organized so that it can easily be retrieved, managed, and updated. In one view, database can be classified according to type of content: bibliographic, full-text, numeric, and images”. Sementara itu menurut Warnars (dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.1, 2014:84)[24] juga menyatakan bahwa database baik dalam bentuk database terstruktur dan tidak terstruktur dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan tetap untuk merekam kegiatan proses transaksi bisnis.

Kriteria Database

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa database memiliki beberapa kriteria penting yaitu (Rusdiana dan Irfan, 2014:304)[4] :

  1. Bersifat data oriented, dan bukan program oriented.
  2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya.
  3. Dapat berkembang dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.
  4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah.
  5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.


Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)

Definisi Unified Modeling Language

UML (Unified Modeling Language) merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung (Rosa dan Shalahuddin, 2015:137).[13] Sementara itu menurut Onu dan Umeakuka dalam Internasional Journal of Computer Applications Technology and Research (2016:506),[25]UML is a standard modeling language to model thereal world in the field of software engineering. A UML diagrams a partial graphical view of model of a system under design, implementation, or already in exsistence. UML diagram is made up of graphical elements system model. The UML model of the system might also contain order documentation such as use cases written as text.”

UML merupakan sebuah salah satu bentuk permodelan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah sistem yang sedang dianalisis atau dirancangan. Pernyataan tersebut dipertegas dengan pendapat Maddirala Jagadish, .dkk (dalam IJCSIT Vol.5(6), 2014:7245),[26]UML is a general-purpose visual modeling language that is used to specify, visualize, construct, and document the artifacts of the software system. UML is a method for describing the system architecture in detail using the blueprint. UML represents a collection of best engineering practices that have proven successful in the modeling of large and complex systems. UML is a very important part of developing objects oriented software and the software development process.”

Macam-Macam Diagram Unified Modeling Language

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2015:140-141)[13] mengatakan bahwa dari beberapa macam diagram dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori yaitu :

  1. Structure diagrams, yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.
  2. Behavior diagrams, yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.
  3. Interaction diagrams, yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu sistem.


Gambar 2.2 Pengelompokkan Diagram UML (Diadaptasi dari Rosa dan Shalahuddin, 2015: 140)[13]

Berikut uraian tentang ke tiga belas macam diagram UML, antara lain yaitu (Rosa dan Shalahuddin, 2015:141-171)[13] :

  1. Class diagram, yaitu diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.
  2. Object diagram, yaitu diagram objek menggambarkan struktur sistem dari segi penamaan objek dan jalannya objek dalam sistem.
  3. Component diagram, yaitu diagram komponen atau component diagram dibuat untuk menunjukkan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem.
  4. Composite structure diagram, yaitu diagram yang digunakan untuk menggambarkan struktur dari bagian-bagian yang saling terhubung maupun mendeskripsikan struktur pada saat berjalan (runtime) dari instance yang saling terhubung.
  5. Package diagram, yaitu menyediakan cara mengumpulkan elemen-elemen yang saling terkait dalam diagram UML.
  6. Deployment diagram, yaitu diagram yang menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi.
  7. Usecase diagram, yaitu pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat.
  8. Activity diagram, yaitu diagram yang menggambaran workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak.
  9. State machine diagram, yaitu diagram yang digunakan untuk menggambarkan perubahan status atau transisi status dari sebuah mesin, atau sistem, atau objek.
  10. Sequence diagram, yaitu diagram yang menggambarkan kelakuan objek pada usecase dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek.
  11. Communication diagram, yaitu diagram yang menggambarkan interaksi antar objek/bagian dalam bentuk urutan pesan
  12. Timing diagram, yaitu diagram yang fokus pada penggambaran terkait batasan waktu. Diagram ini digunakan untuk menggambarkan tingkah laku sistem dalam periode waktu tertentu.
  13. Interaction overview diagram, yaitu diagram yang berfungsi untuk menggambarkan sekumpulan urutan aktivitas. Interaction overview diagram adalah bentuk aktivitas diagram yang setiap titik mempresentasikan diagram interaksi.


Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Elisitasi adalah seperangkat data terkait kebutuhan sistem baru dari aktivitas pengguna sistem atau stakeholder yang memiliki keterkaitan/hubungan langsung dengan penggunaan sistem maupun dengan pengembangan sistem. Pendapat tersebut dipertegas oleh Yousuf dan Asger dalam International Journal Of Computer Applications (2015:8),[27]Requirements Elicitation (RE) is defined as the process of obtaining a comprehensive understanding of stakeholder’s requirements. It is the initial and main process of requirements engineering phase. Elicitation process usually involves interaction with stakeholders to obtain their real needs”.

Tujuan Elisitasi

Menurut Leffingwel yang dikutip oleh Siahaan (2012:67),[28] mengatakan elisitasi memeliki beberapa tujuan sebagai berikut :

  1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries).
  2. Mengenali siapa saja para pemangku kepentingan.
  3. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai.

Tahapan Elisitasi

Menurut Saputra (2012:51)[29] yang menyatakan bahwa elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

  1. Tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Tahap II, berisi hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi.
    1. M pada MDI berarti mandatory (penting), maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :
    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan.
    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
    3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, sebagai berikut :

    1. High (H), sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatannya dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
    2. Middle (M), mampu dikerjakan.
    3. Low (L), mudah dikerjakan.
  4. Final draft, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.


Teori Khusus

Konsep Dasar Rekrutmen

Definisi Rekrutmen

Rekrutmen adalah proses pencarian anggota baru untuk sebuah organisasi atau instansi yang dilakukan melalui tahapan tertentu guna mendapatkan anggota yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Meiastoko dalam Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 6 (2013:3),[30] mengatakan bahwa recruitment merupakan serangkaian aktivitas pencarian dan pemikatan pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, serta pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang teridentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.

Sementara itu menurut Winarta (2017:90)[31], “Maksud rekrutmen adalah untuk mendapat persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi atau perusahaan akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pekerjaan yang dianggap memenuhi standar kualifikasi”.

Tujuan Rekrutmen

Dalam pelaksanaan rekrutmen terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu (Kasmir, 2016:95)[32] :

  1. Memperoleh sumber tenaga kerja yang potensial

    Hal ini dapat diartikan bahwa pelamar yang melamar harus benar-benar memiliki potensi sesuai dengan yang diharapkan oleh instansi atau perusahaan agar sesuai dengan posisi yang akan ditempatinya sehingga mengetahui kadar atau tingkat kesulitan pekerjaan dan paham untuk pengambilan solusinya.

  2. Memperoleh sejumlah pelamar yang memenuhi kualifikasi

    Artinya pelamar harus memenuhi persyaratan atau kualifikasi yang telah ditentukan oleh instansi, sehingga berkas yang telah diajukan tidak dianggap sampah karena tidak memenuhi kualifikasi.

  3. Menentukan kriteria minimal untuk calon pelamar

    Hal ini merupakan bagian dari pemenuhan kualifikasi dimana terdapat syarat minimal yang harus dipenuhi pelamar ketika hendak melamar pada suatu instansi.

  4. Untuk kebutuhan seleksi

    Dengan memperoleh pelamar yang memiliki kualifikasi yang melimpah, maka proses seleksi akan lebih mudah, karena memiliki banyak pilihan.

Tahapan Rekrutmen

Sebelum melakukan proses seleksi harus mengetahui dahulu tahapan dalam seleksi yang pada umumnya dilakukan oleh instansi seperti berikut
(Kasmir, 2016:107-114)[32] :

  1. Seleksi Surat Lamaran.
  2. Wawancara Awal.
  3. Tes Tertulis Umum.
  4. Tes Psikotes.
  5. Wawancara Kedua.
  6. Tes Kesehatan (Medical Test).
  7. Wawancara Atasan Langsung.
  8. Keputusan Penerimaan.
  9. Penempatan.


Konsep Dasar Manajemen

Definisi Manajemen

Manajemen merupakan ilmu untuk melakukan pengaturan proses berlangsungnya kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, sampai pada pengendalian dengan menguraikan persoalan/permasalahan yang memusatkan topik pembahasan serta membutuhkan ilmu pendamping lainnya agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pernyataan tersebut dipertegas oleh pendapat Soeharto (Dimyati dan Nurjaman, 2014:22),[33] “Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan.”

Adapun pendapat Drs. H. Malayu S.P Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia yang dikutip oleh Hasibuan (2016:255)[34] menyatakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

Level Manajemen

Kadir (2014:42) [2] dalam bukunya Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi mengatakan bahwa manajemen biasa dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : manajemen lini atas, manajemen lini tengah, dan manajemen lini bawah. Ketiga level manajemen ini sering digambarkan sebagai satu kesatuan dalam bentuk piramida berupa bagian bersifat operasional yang melakukan proses transaksi.

Gambar 2.3 Level Manajemen Dalam Organisasi (Diadaptasi dari Kadir, 2014:42)[2]

Fungsi Manajemen

Menurut Nickels McHugh yang dikutip Rusdiana dan Irfan (2014:115),[4] “Fungsi manajemen terdiri atas empat fungsi, antara lain perencanaan (planning), pengorganisasi (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).”.

Sebagaimana pendapat Dimyati dan Nurjaman (2014:27) [33] yang menyatakan bahwa tindakan manajemen semata-mata diarahkan pada pencapaian sasaran yang telah ditetapkan karena penetapan tujuan (sasaran) merupakan tindakan manajemen yang pertama, diikuti tindakan perencanaan (planning), organisasi (organizing), dan koordinasi (coordinating), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan dan pengendalian (controlling) dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektif. Kelima tindakan ini pada dasarnya merupakan fungsi-fungsi manajemen.


Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia

Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan kegiatan dalam melaksanakan fungsi manajemen yang diterapkan pada kebutuhan pegawai dalam suatu instansi mulai dari tahap perencanaan penerimaan sampai pada pengembangan dan juga memberikan kewajiban serta hak pegawai sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh instansi terkait. Pernyataan tersebut dipertegas oleh pendapat beberapa ahli lainnya seperti pendapat Kasmir (2016:6)[32] menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan proses pengelolaan manusia, melalui perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan, pengembangan, pemberian kompensasi, karier, keselamatan, dan kesehatan, serta menjaga hubungan industrial sampai pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan perusahaan dan peningkatan kesejahteraan stakeholder.

Selain itu Sedarmayanti (2013:13)[35] mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek “manusia” atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Kasmir dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2016:8)[32] mengatakan bahwa tujuan manajemen sumber daya manusia memiliki beberapa hal yang hendak dicapai sesuai dengan tugas dan fungsi dalam mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Manajemen sumber daya manusia bertujuan untuk (Sedarmayanti, 2013:13)[35] :

  1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan karyawan cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi, seprti yang diperlukan.
  2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada manusia kontribusi, kemampuan dan kecakapan mereka.
  3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perekrutan dan seleksi “yang teliti”, sistem kompensasi dan insentif yang tergantung pada kinerja pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan yang terkait “kebutuhan bisnis”.
  4. Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari bahwa karyawan adalah pihak terkait dalam organisasi bernilai dan membantu mengembangkan iklim, dimana hubungan yang produktif dan harmonis dapat dipertahankan melalui asosiasi antara manajemen dengan karyawan.
  5. Mengembangkan lingkungan, dimana kerjasama tim dan fleksibilitas dapat berkembang.
  6. Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadaptasi kebutuhan pihak terkait (pemilik, lembaga atau wakil pemerintah, manajemen, karyawan, pelanggan, pemasok dan masyarakat luas).
  7. Memastikan bahwa orang dinilai dan dihargai berdasarkan apa yang mereka lakukan dan mereka capai.
  8. Mengelola kayawan yang beragam, memperhitungkan perbedaan individu dan kelompok dalam kebutuhan penempatan, gaya kerja dan aspirasi.
  9. Memastikan bahwa kesamaan kesempatan tersedia untuk semua.
  10. Mengadopsi pendekatan etis untuk mengelola karyawan yang didasarkan pada perhatian untuk karyawan, keadilan, dan transportasi.
  11. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan mental karyawan.

Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam praktikumnya fungsi manajemen sumber daya manusia terdiri dari (Kasmir, 2016:14-19)[32] :

  1. Analisis Jabatan (Job Analysis)

    Analisis jabatan merupakan fungsi utama dalam manajemen sumber daya manusia sebab perlu adanya uraian tugas yang harus dijalankan seorang pegawai. Hal ini memiliki artian untuk dapat mempermudah dalam mendelegasikan tugas maupun wewenang.

  2. Perencanaan Sumber Daya Manusia (Human Resources Planning)

    Tahap ini merupakan langkah selanjutnya yaitu merencanakan jumlah dan kualitas sumber daya yang perlu disediakan, untuk kebutuhan sekarang maupun dimasa mendatang. Maka perencanaan terkait sumber daya manusia harus benar-benar matang dengan mencantumkan jangka waktu kebutuhan dalam menganalisisnya agar tidak terjadi kekosongan dalam bagian tertentu.

  3. Penarikan Pegawai (Recruitment)

    Penarikan pegawai merupakan fungsi ketiga dan langkah ini dapat dilakukan setelah perencanaan sumber daya manusia terlaksana, sehingga mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berikut kualifikasinya.

  4. Seleksi (Selection)

    Seleksi bertujuan untuk pemilihan kebutuhan tenaga kerja dengan kualifikasi yang telah ditetapkan oleh instansi.

  5. Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development)

    Pelatihan dan pengembangan bertujuan untuk menambah dan mengasah kemampuan yang belum dimiliki serta guna meningkatkan kinerja pegawai.

  6. Evaluasi Kinerja (Performance Evaluation)

    Evaluasi kinerja dapat berupa penilaian kinerja dari pegawai. Hal ini untuk mengetahui apakah sudah mencapai standar yang telah ditentukan instansi atau belum.

  7. Kompensasi (Compensation)

    Kompensasi merupakan hak pegawai atau balasan jasa yang diperoleh pegawai atas pekerjaan yang telah dilakukan. Terdapat dua jenis kompensasi yaitu kompensasi keuangan dan kompensasi non keuangan.

  8. Jenjang Karier (Career Path)

    Jenjang karier merupakan perjalanan kerja pegawai dalam suatu instansi mulai dari tingkat rendah sampai paling tinggi dan untuk mencapainya diperlukan berbagai persyaratan.

  9. Keselamatan dan Kesehatan (Safety and Health)

    Keselamatan dan kesehatan merupakan fungsi MSDM yang juga penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan serta memerlukan peraturan kerja dan rambu-rambu kerja, sehingga mampu memberikan rasa aman kepada semua pegawai.

  10. Hubungan Industrial (Industrial Relation)

    Hubungan industrial merupakan fungsi MSDM yang bertugas untuk menjembatani kepentingan dan keinginan antara pihak pegawai dengan pihak manajemen. Hal ini merupakan penyeimbang hak dan kewajiban antara masing-masing pihak yang terkait, sehingga dapat menormalisasikan kegiatan instansi.

  11. Pemutusan Hubungan Kerja (Separation)

    Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi oleh berbagai sebab yang alamiah seperti tiba masa pensiun, permintaan pengunduran diri dan pemecatan. Dalam hal ini terdapat hak-hak pegawai yang harus dipenuhi oleh instansi.


Konsep Dasar Manajemen Kinerja

Definisi Manajemen Kinerja

Poniman dan Hadiyat (2015:184)[36] menyatakan bahwa manajemen kinerja atau Performance Management System (PMS) adalah proses yang didesain untuk mengarahkan aktivitas dan perilaku karyawan terhadap tujuan dan strategi perusahaan.

Sementara itu pendapat Amstrong dan Baron (dalam Poniman dan Hidayat, 2015:184)[36] yang mendefinisikan manajemen kinerja sebagai “Strategic and integrated approach to increase the effectiveness of companies by improving the performance of the people who work in them and by developing the capabilities of teams and individual contributors”, yaitu “pendekatan strategis dan terpadu untuk meningkatkan efektivitas perusahaan dengan meningkatkan kinerja orang-orang yang bekerja didalamnya dan dengan mengembangkan kemampuan tim dan kontributor individual”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka manajemen kinerja merupakan proses penerapan fungsi manajemen dalam mengarahkan kinerja sekelompok orang pada suatu instansi untuk mencapai tujuan.

Fungsi Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja atau performance management memiliki tiga fungsi seperti pendapat Raymond, .dkk dalam bukunya Human Resources Management yang dikutip oleh Poniman dan Hidayat (2015:184),[36] yaitu :

  1. Fungsi Strategi, yaitu sistem manajemen kinerja harus berkaitan antara aktivitas karyawan dengan tujuan strategi perusahaan.
  2. Fungsi Administratif, yaitu sistem manajemen kinerja harus menunjang sistem-sistem manajemen sumber daya manusia, misalnya kenaikan gaji, promosi, dan sebagainya.
  3. Fungsi Pengembangan, yaitu sistem manajemen kinerja harus menunjang pengembangan sumber daya manusia, menentukan karyawan mana yang memerlukan pelatihan, pengembangan, pengarahan dan memerlukan motivasi.

Kegunaan Manajemen Kinerja

Menurut Poniman dan Hidayat dalam buku Manajemen HR yang didalamnya mengutip pendapat dari Werther dan Davis (2015:185),[36] menjelaskan bahwa manajemen kinerja memiliki kegunaan yaitu sebagai berikut :

  1. Memperbaiki kinerja (performance improvement).
  2. Melakukan peninjauan atau penyesuaian kompensasi (compentsation adjustment).
  3. Keputusan untuk penempatan tenaga kerja (placement decision).
  4. Pelatihan dan pengembangan (training & development).
  5. Perencanaan karier dan pengembangan karier (career planning & career development).
  6. Proses untuk menambah kekurangan tenaga kerja (staffing process deficiencies).
  7. Memberikan umpan balik untuk praktik dan manajemen sumber daya manusia.

Siklus Manajemen Kinerja

Pada dasarnya manajemen kinerja dapat memberikan efektivitas dan efesiensi kinerja serta obyektif dari kegunaan manajemen kinerja tersebut. Maka terdapat siklus manajemen kinerja yang perlu dilakukan yaitu (Poniman dan Hidayat, 2015:186)[36] :

  1. Perencanaan kinerja (performance planning) yaitu proses penentuan target dan sasaran yang akan dicapai.
  2. Proses pemantauan kinerja (performance review) yaitu proses yang dilakukan atasan atau manajer untuk melakukan monitoring berjalan (on-going review) dan melakukan umpan balik atau feedback atas kinerja yang telah dicapai, termasuk melakukan intervensi-intervensi yang dianggap perlu.
  3. Proses penilaian atau evaluasi (performance appraisal) yaitu proses penilaian secara formal terhadap kinerja individual karyawan dan memberikan feedback atas keseluruhan hasil evaluasi kinerja.


Konsep Dasar Absensi

Definisi Absensi

Absen dapat diartikan sebagai data kehadiran seseorang dalam suatu hal atau kejadian. Pernyataan tersebut dipertegas oleh pendapat Santoso (2016:B.332)[37] yang mengatakan bahwa absensi adalah suatu cara untuk mengetahui sejauh mana tingkat disiplin kerja, apakah orang yang bekerja mampu mentaati peraturan yang berlaku. Selain itu Kasmir (2016:204)[32] berpendapat bahwa absensi merupakan keberadaan atau bukti kehadiran karyawan pada saat masuk kerja sampai dengan pulang kerja.


Konsep Dasar Penggajian

Definisi Penggajian

Istilah gaji (payroll) mengacu pada jumlah yang dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa yang telah disediakan selama periode tertentu (Warren, .dkk, terjemahan Suhardianto dan Kalanjati, 2016:546)[38]. Lalu Mulyadi (2016:309)[39] berpendapat bahwa gaji pada umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka gaji dapat diartikan sebagai upah atau hasil kinerja yang dibayarkan oleh organisasi atau instansi untuk pegawainya dengan adanya batas ukuran waktu. Di sisi lain pernyataan tersebut dipertegas oleh Warren, .dkk (2016:546)[38] yang mengatakan istilah mengenai gaji (salary) biasanya mengacu pada pembayaran untuk tenaga kerja bagian manajerial, administrasi, atau jasa kantoran sejenisnya.


Konsep Dasar Penilaian Kinerja

Definisi Penilaian Kinerja

Menurut Mangkuprawira (2014:231),[40] “Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang”. Disamping hal itu menurut Bacal (dalam Wibowo, 2016:187)[41] yang menyatakan bahwa penilaian kinerja atau performance appraisal adalah proses dengan mana kinerja individual diukur dan dievaluasi. Penilaian kinerja menjawab pertanyaan, seberapa baik pekerja berkinerja selama periode waktu tertentu.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka definisi dari penilaian kinerja adalah kegiatan mengukur kinerja pegawai dalam suatu organisasi atau instansi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan.


Konsep Dasar Evaluasi Kinerja

Definisi Evaluasi Kinerja

Menurut Kreitner dan Kinicki (dalam Wibowo, 2016:225),[41] “Evaluasi kinerja merupakan pendapat yang bersifat evaluatif atas sifat, perilaku seseorang, atau prestasi sebagai dasar untuk keputusan dan rencana pengembangan personel.”

Berdasarkan pendapat tersebut maka evaluasi kinerja merupakan cara menilai seseorang terhadap kinerjanya pada kurun waktu tertentu yang dipergunakan untuk menentukan sebuah kepetusan dalam pengembangan sumber daya manusia.


Konsep Dasar Balance Scorecard

Definisi Balance Scorecard

Menurut Mulyadi (2014:3),[42] menyatakan bahwa Balanced Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang didesain untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja keuangan luar biasa secara berkesinambungan (sustainable outstanding financial performance).

Jika mengacu dari buku yang ditulis Moeheriono (2012:90)[43] mengatakan bahwa balanced scorecard terdiri dari 2 kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) menunjukan bahwa kinerja perusahaan itu seimbang maksudnya dinilai dari sisi finansial dan non finansial. Scorecard atau kartu skor digunakan untuk membandingkan hasil kinerja perusahaan sebenarnya dengan skor yang hendak dicapai perusahaan. Apakah hasil kinerja sebenarnya kurang dari atau lebih dari skor yang hendak dicapai. Dari pengertian dua kata di atas maka balanced scorecard berfungsi untuk menilai apakah perusahaan sudah mencapai target yang ditetapkan atau belum yang dinilai dari sisi finansial dan non finansial.

Tujuan Balance Scorecard

Menurut Rangkuti (2016:124)[44] balanced scorecard memiliki beberapa tujuan yaitu :

  1. Mengadakan pengukuran untuk semua kegiatan yang bersifat kritis.
  2. Menyediakan sistem manajemen strategis yang dapat memantau implementasi perencanaan strategis.
  3. Memfasilitasi komunikasi kepada semua stakeholder khususnya kepada para karyawan.

Persfektif Pengukuran Balance Scorecard

Gambar 2.4 Perspektif Balanced Scorecard (Diadaptasi dari Rangkuti, 2016:125)[44]

Menurut Rangkuti (2016:124)[44] terdapat empat perspektif pengukuran kinerja yang digunakan dalam metode balanced scorecard, yaitu :

  1. Konsumen, untuk mengetahui bagaimana pelanggan menilai kita.
  2. Internal bisnis, untuk mengetahui keunggulan yang kita miliki.
  3. Inovasi dan pembelajaran, untuk mengetahui bagaimana kita melakukan perbaikan dan penyempurnaan secara terus-menerus.
  4. Keuangan, untuk memberikan kinerja yang baik dari aspek keuangan kepada stakeholder.


Konsep Dasar PIECES

Definisi PIECES

Menurut Susena, .dkk berkata dalam Jurnal Saintech Politeknik Indonusa Surakarta Vol.1 No.3 (2015:6),[45] “Analisa PIECES digunakan untuk melakukan pemotretan terhadap sistem yang sedang berjalan. Dengan menggunakan analisa PIECES ini akan diperoleh kelebihan dan kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, sehingga dapat disimpulkan untuk perbaikan”.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka analisa PIECES adalah sebuah metode analisis yang dipergunakan untuk membantu menggambarkan sistem yang berjalan dengan tujuan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam sistem berjalan.

Variabel Metode PIECES

Analisa PIECES merupakan analisa yang melihat sistem dari Performance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency dan Service
(Taufiq, 2013:154)[12] :

  1. Keandalan (Performance)

    Keandalan sistem merupakan variabel pertama dari PIECES yang mempunyai peranan penting untuk melihat kehandalan suatu sistem informasi dalam melakukan proses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan.

  2. Informasi (Information)

    Informasi merupakan komoditas krusial bagi pengguna akhir. Evaluasi terhadap kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat perlu dilakukan untuk menyikapi peluang dan menangani masalah yang muncul.

  3. Ekonomi (Economic)

    Alasan ekonomi merupakan motivasi paling umum bagi suatu proyek. Pijakan bagi kebanyakan manajer adalah biaya atau rupiah. Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya.

  4. Keamanan (Security)

    Tugas bisnis perlu di monitor dan dibenarkan jika ditemukan kinerja yang di bawah standar. Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi kesalahan sistem, menjamin keamanan data dan persyaratan.

  5. Efisiensi (Efficiency)

    Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan inputan yang sekecil mungkin.

  6. Layanan (Services)

    Berupa pelayanan dari sebuah sistem, ada beberapa kriteria penilaian dimana kualitas suatu sistem bisa dikatakan buruk yaitu sistem menghasilkan produk yang tidak akurat, tidak konsisten, tidak dipercaya, tidak mudah dipelajari, tidak mudah digunakan, canggung untuk digunakan, dan tidak fleksibel.


Konsep Dasar XAMPP

Definisi XAMPP

XAMPP merupakan paketan web server yang didalamnya sudah terdapat beberapa aplikasi penunjangnnya. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Kartini (2013:27-26)[46] yang mengungkapkan bahwa xampp merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket.

Sementara menurut Nugroho (2013:1)[47] yang menjelaskan bahwa, XAMPP adalah paket program web lengkap yang dapat dipakai untuk belajar pemograman web, khususnya PHP dan MySQL. XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl.

Mengenal XAMPP

Kartini (2013:27-26)[46] menyatakan bahwa dalam paketnya sudah terdapat Apache (web server), MySQL (database) PHP (server side scripting), Perl, FTP server, PhpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan meng-install XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis. XAMPP adalah sebuah web server. Asal kata dari XAMPP sendiri adalah :

  1. (X) : Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi.
  2. (A) : Apache merupakan suatu aplikasi web server.
  3. (M) : MySQL digunakan untuk aplikasi database server.
  4. (P) : PHP bahasa pemrograman yang dipakai untuk membangun website dinamis.
  5. (P) : Perl bahasa pemrograman untuk segala keperluan. Perl dalah penanganan teks dan berbagai jalan pintas untuk menyelesaikan persoalan-persoalan umum, perl sangat popular digunakan dalam program-program CGI (Common Gateway Interface).


Konsep Dasar Sublime Text

Definisi Sublime Text

Menurut Faridl (2015:3),[48] “Sublime text adalah teks editor berbasis Python, sebuah teks editor yang elegan, kaya fitur, cross platform, mudah dan simpel yang cukup terkenal dikalangan developer (pengembang), penulis dan desainer. Para programmer biasanya menggunakan sublime text untuk menyunting source code yang sedang ia kerjakan.”

Berikut keunggulan fitur yang dimiliki Sublime Text yaitu (Faridl, 2015:3)[48] :

  1. Multipel Selection
  2. Command Pallete
  3. Distraction Free Mode
  4. Find in Project
  5. Plugin API Switch
  6. Drag and Drop
  7. Split Editing
  8. Multi Platform


Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

Menurut Walia, .dkk dalam International Journal of Computer Science and Mobile Computing Vol. 3 No. 8 (2014:29),[49]MySQL is a relational database system. It can store bits of information in separate tables and link those tables together. Each table consists of separate fields, which represent each bit of information”. Sementara Raharjo (2016:424)[50] mengatakan bahwa dalam MySQL, root merupakan pengguna (user) dengan hak akses paling tinggi. Semua kegiatan administrasi database di dalam MySQL dapat dilakukan oleh root.

Selain itu menurut B. Dipina, .dkk dalam International Journal on Cybernetics & Informatics (IJCI) Vol. 5 No. 2 (2016:387),[51]MySQL is a popular open-source relational database management system (RDBMS) that is distributed, developed, and supported by Oracle Corporation. The relational systems like, MySQL stores data in tabular form and uses structured query language (SQL) for accessing of data”.

Keistimewaan MySQL

Menurut Watung, .dkk dalam E-Journal Teknik Elektro dan Komputer Vol. 3 No. 1 (2014:2)[52] yang menyatakan bahwa MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :

  1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga dan masih banyak lagi.
  2. Open Source. MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma.
  3. Multiuser. MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
  4. Performance tuning. MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
  5. Jenis Kolom. MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed or unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp dan lain-lain.
  6. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).
  7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.
  8. Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
  9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
  10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
  11. Antar Muka. MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
  12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk administrasi basis data dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
  13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.


Konsep Dasar PHP

Definisi PHP

PHP adalah kependekan dari Personal Home Page. Rasmus Ledofrf adalah pencipta bahasa pemrograman PHP pada tahun 1995 yang pada masa itu masih di kenal dengan nama Form Interpreted (FI). Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini, interpreter PHP sudah diimplementasikan dalam program C. Dalam rilis ini disertakan juga modul-modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan (Rahayu dalam Jurnal CCIT Vol.9 No.1, 2015:53).[53]

Sementara itu menurut Mishra dalam International Journal of Scientific and Technology Research Vol. 3 No. 7 (2014:331),[54]PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) is an open source general-purpose scripting language that is specifically suited for web development and can be embedded into HTML”.


Konsep Dasar CodeIgniter

Definisi CodeIgniter

Menurut Raharjo (2015:3),[55] “CodeIgniter adalah framework web untuk bahasa pemrograman PHP, yang dibuat oleh Rick Ellis pada tahun 2006, penemu dan pendiri EllisLab.” Sementara itu Parlika, .dkk (2017),[56] berpendapat bahwa CodeIgniter merupakan salah satu open source framework yang digunakan oleh script pemrograman web PHP (Hypertext Preprocessor) dalam mengembangkan sistem informasi web dinamis dengan dasar kerja CRUD (Create, Read, Update, Delete).

Keunggulan CodeIgniter

Terdapat beberapa hal yang dijadikan alasan untuk menggunakan framework CodeIgniter dengan beberapa keunggulan, yaitu (Mahdia, 2013:166)[57] :

  1. Gratis
  2. Berjalan di PHP versi 4 dan 5
  3. Ringan dan Cepat
  4. Fitur / Pustaka Lengkap
  5. Menggunakan Metode MVC (Model View Controller)


Konsep Dasar Prototipe

Definisi Prototipe

Prototipe adalah suatu proses dalam membangun sebuah model yang menunjukkan fitur dari produk yang diusulkan, layanan atau sistem (Husni, 2016:4).[58] Sementara itu Aryani, .dkk (2017:38)[59] berpendapat bahwa prototipe merupakan suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

Menurut Rizaldi (2014:31),[60] kelebihan dan kekurangan prototipe adalah sebagai berikut :

  1. Kelebihan Prototipe
    1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan atau user.
    2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
    3. Pelanggan dapat berperan aktif dalam pengembangan sistem.
    4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
    5. Penerapan sistem menjadi lebih mudah karena pemakai sudah mengetahui seperti apa sistem yang dibangun dari prototipe.
  2. Kekurangan Prototipe
    1. Pelanggan kadang tidak menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas secara keseluruhan.
    2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek, sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan bahwa prototyping sebenarnya hanya cetak biru sistem.


Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Testing

Menurut Mustaqbal dalam Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol. 1 No. 3 (2015:32),[61] “Pengujian software adalah satu elemen dari sebuah topik yang lebih luas yang sering diartikan sebagai verifikasi dan validasi (V&V). Verifikasi: menunjuk kepada kumpulan aktifitas yang memastikan bahwa software telah mengimplementasi sebuah fungsi spesifik. Validasi: menunjuk kepada sebuah kumpulan berbeda dari aktivitas yang memastikan bahwa software yang telah dibangun dapat ditelusuri terhadap kebutuhan customer”.

Sementara menurut Yadav, .dkk dalam International Journal of Computer Science and Information Technologies Vol. 4 No. 2 (2013:306),[62]Software testing is a process of finding errors or bug in the software or program and it involves any activity & evaluating an attribute or capabilities of a program or system or software and determining that it meets its required results.”

Definisi Black Box Testing

Black Box Testing adalah metodelogi uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak. pengujian blackbox berusaha menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database ekstrenal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi (Aisyah, dkk. dalam Journal SENSI, 2016:177).[63]

Selain itu menurut Jan, dkk. dalam International Journal of Scientific Research in Science, Engineering and Technology (2016:683),[64]Black Box Testing is a software testing technique which play an important role in software testing.”


Literature Review

Literature review adalah uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti (Deviachrista, 2013:1).[65]

Menurut Maulani, dkk. dalam Jurnal CCIT Vol. 9 No. 2 (2016:231),[66] “Manfaat dari Studi Pustaka (Literature Review) diantaranya untuk mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama di bidang ini”. Adapun literature review yang peneliti ambil sebagai landasan awal ataupun pendukung dari kegiatan penelitian, yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan Mulyadi (2013)[67] yang berjudul “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada Stikom Dinamika Bangsa)”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi dan fungsi manajemen sumber daya manusia pada STIKOM Dinamika Bangsa Jambi dengan melakukan analisis kebutuhan berdasarkan data dan menggambarkannya menggunakan permodelan yang berorientasi objek.
  2. Penelitian yang dilakukan Md. Abdullah Al Mamun dan Md. Shamimul Islam (2016)[68] yang berjudul “Perception of Management on Outcomes of Human Resource Information System (HRIS)”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengungkap presepsi manajemen kinerja secara implisit mengenai HRIS (Human Resource Informastion System) terhadap tujuan organisasi dengan tiga perspektif berupa efisiensi operasional, efektivitas manajerial dan strategi finesse yang dapat mengukur tingkat respon.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Ama.F Karikari, Peter Agyekum Boateng, Evans O.N.D. Ocansey (2015).[69] Judul penetilian tersebut yaitu “The Role of Human Resource Information System in the Process of Manpower Activities”. Penelitian yang dilakukan oleh mereka bertujuan untuk mengetahui manfaat, kontribusi dan tantangan HRIS (Human Resource Information System) pada efektivitas kegiatan tenaga kerja dalam organisasi yang dapat mengidentifikasi, menganalisis dan akurat dalam memainkan peran utama untuk melakukan pengelolaan sumber daya manusia sehingga perlu integrasi dengan sistem organisasi lainnya untuk mempercepat dalam menyampaikan berbagi informasi.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Nursyahron Joko Febrianto, Abidarin Rosidi dan Hanif Al-Fatta (2015).[70] Penelitian yang mereka lakukan berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Di PT.Marintara Heron Jaya Cilegon”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi sumber daya manusia di PT.Marintara Heron Jaya dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang dapat mengevaluasi dan memberikan solusi secara prediktif serta bentuk alternatif dari prosedur pengoperasian yang ditawarkan perusahaan.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Aizhan Tursunbayeva, Raluca Bunduchi, Massimo Franco dan Claudia Pagliari (2016).[71] Penelitian ini berjudul “Human Resource Information System in Health Care : A Systematic Evidence Review”. Dalam penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan kelaziman dan ruang lingkup dari sistem informasi manajemen sumber daya manusia (HRIS) dalam organisasi kesehatan serta mencari tahu proses, dampak dan merekomendasi penggunaan dari HRIS pada sektor rumah sakit yang sebagian besar berfokus secara kritis pada penggunaan dan manfaatnya. Sehingga dapat mempertimbangkan manajer dalam mengambil keputusan saat menetapkan HRIS dengan menggunakan Preferred Items for Systematic Reviews and Meta-Analysis (PRISMA) diagram pada proses penyeleksian.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Erlinda Muslim dan Frinda Firania (2016)[72] yang berjudul “Designing The Human Resource Scorecard As A Performance Measurement of Human Resource” memiliki tujuan untuk merancang dan mengukur kinerja sumber daya manusia salah satu perusahaan MIGAS melalui penetapan prioritas sasaran strategis beserta Key Performance Indicator (KPI) pada Peta Strategi melalui metode Analytical Network Process. Yang menghasilkan perencanaan perancangan Human Resource Scorecard yang dapat digunakan oleh perusahaan.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Mahsina, Khusni Hidayati dan Basuki (2016)[73] yang berjudul “Analisis Perancangan Pengembangan Sistem Pengukuran Kinerja Berbasis Balance Scorecard Method Untuk Industri Manufaktur Jawa Timur (Studi Kasus Pada PT. Pencu Metal Abadi)” memiliki tujuan yaitu untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menyeimbangkan aspek keuangan dan non keuangan dengan pendekatan balanced scorecard untuk memahami secara komprehensif dan koheren dari suatu perencanaan strategis.
  8. Penelitian yang dilakukan oleh Mansoor Ahmad dan Matthew Allen (2015)[74] yang berjudul “High Performance HRM And Establishment Performance In Pakistan: An Empirical Analysis”, memiliki tujuan yaitu memeriksa asumsi universalistik tentang penerapan tingkatan kinerja HR di Pakistan dengan menggunakan regresi logistik untuk menganalisa data yang dapat membantu memperbaiki kondisi kerja dan prospek kerja karyawan serta tingkat pertumbuhan ekonomi.
  9. Penelitian yang dilakukan oleh Jayanti Srivastava and Farhina Sardar Khan (2016)[75] yang berjudul “360-Degree Performance Review And Its Effect On Employee Motivation”, memiliki tujuan untuk menentukan hasil persepsi proses tinjauan secara 360 derajat yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi dan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan serta menggabungkan metode umpan balik secara 360 derajat ke dalam proses manajemen kinerja yang memberikan manfaat lebih besar dari sebuah komunikasi.


 

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Unit Transfusi Darah

Usaha Unit Transfusi Darah sudah dimulai oleh PMI pada tahun 1950 sebagai kelanjutan usaha Transfusi Darah yang diselenggarakan oleh Palang Merah Belanda. Namun antara tahun 1950 sampai dengan 1968 sangat sedikit kemajuan yang dicapai. Di beberapa kota terdapat Dinas Transfusi Darah (DTD) yaitu di Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, Ujung Pandang, Medan dan beberapa kota lainnya yang berupa unit-unit pendaftaran donor. Pada saat itu tidak terdapat koordinasi antar DTD, sehingga masing-masing DTD berusaha sendiri-sendiri dan hampir tidak ada bimbingan apapun dari pusat. Hal itu terjadi dimungkinkan karena DTD Pusat yang berlokasi di Jakarta memiliki pekerjaan rutin yaitu mencari darah untuk orang-orang sakit di daerah Jakarta sendiri. Walaupun pusat harus mengkoordinir jalannya DTD pada lain daerah.

Blood Program dari Palang Merah sebenarnya belum ada sampai pada tahun 1968. Hanya berupa kegiatan dari cabang-cabang secara terpisah dan memulai Transfusi Darah (TD) dengan cara yang sangat sederhana. Secara konkrit program tingkat nasional baru dimulai pada 1 Februari 1969, yaitu pada waktu didirikannya Lembaga Pusat Transfusi Darah (LPTD).


Sejarah Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Sebagai salah satu wilayah penyangga ibu kota negara, perkembangan Kabupaten Tangerang menyeluruh ke berbagai faktor, diantaranya meningkatkan status RSUD Kabupaten Tangerang dari rumah sakit tipe D menjadi tipe C. Atas dasar perkembangan dan kebutuhan akan tersedianya darah untuk transfusi yang berdekatan dengan tempat pasien dirawat, maka pengurus cabang PMI Kabupaten Tangerang bersama dengan direktur RSUD dan direktur RSK Sitanala sepakat bahwa di PMI Cabang Kabupaten Tangerang perlu didirikan Dinas Transfusi.

Pada tanggal 17 September 1973 terbentuklah Dinas Dermawan Darah (DDD) PMI Cabang Kabupaten Tangerang dengan susunan pengurus yang juga merupakan pendiri dari DDD. Dinas Dermawan Darah (DDD) PMI Cabang Kabupaten Tangerang berlokasi di Poliklinik RSUD Kabupaten Tangerang dengan seorang tenaga Asisten Transfusi Darah yang diperbantukan oleh DDD Pusat dan seorang pembantu umum dari RSUD Kabupaten Tangerang serta peralatannya didapat dari sumbangan DDD Pusat, RSUD Kabupaten Tangerang dan RSK Sitanala.

Pada 4 Maret 1974, nama DDD Cabang diganti menjadi Dinas Transfusi Darah (DTD) Cabang. Lalu beberapa tahun kemudian pada tanggal 22 Februari 1986, DDD berpindah lokasi ke kantor Markas Cabang PMI Kabupaten Tangerang di Jalan Catur No. 8. Perpindahan tersebut bersamaan dengan pergantian nama menjadi Usaha Transfusi Darah (UTD) hingga 1989.

Setelah itu berganti nama menjadi Pelayanan Usaha Transfusi Darah (PUTD) Cabang Kabupaten Tangerang. Pada tanggal 8 Mei 1993 kantor PUTD berpindah menempati kantor Markas PMI Cabang milik Pemerintahan Daerah Kabupaten Tangerang dengan status hak guna pakai yang ditempati selama 12 tahun yang berlokasi tepat di Jalan Windu Karya No. 1 A.

Pada 17 September 1993, nama PUTD diganti kembali menjadi Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) PMI Kabupaten Tangerang dan seling beberapa tahun ke depan tepatnya pada tanggal 17 September 2005 berpindah lokasi di Jalan Mayjen Sutoyo No.1 Tangerang. Tidak lama kemudian berganti nama kembali menjadi Unit Donor Darah PMI Kabupaten Tangerang dengan lokasi yang sama.

Berhubung dengan adanya pembenahan secara totalitas, penempatan lokasi dan juga nama instansi harus disesuaikan dengan keberadaanya berdasarkan peraturan dari Unit Transfusi Darah Pusat. Maka pada tanggal 17 September 2015 terdapat penggantian nama menjadi Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Tangerang serta pemindahan lokasi di Jalan Raya Curug Km.02 No.20 yang diresmikan pada tanggal 16 Desember 2015 oleh A.Zaki Iskandar selaku Bupati Tangerang. Wilayah atau lokasi tersebut dimaksudkan sebagai perwakilan unit pelayanan penyedia kebutuhan darah untuk transfusi dalam suatu wilayah pertingkat daerah seperti Kabupaten Tangerang.

Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980 tentang transfusi darah, bahwa PMI sebagai pihak yang dipercaya oleh pemerintah untuk menyelenggarakan usaha kesehatan dibidang transfusi darah yang meliputi pengambilan, pemeriksaan, pengelolaan, dan pendistribusian darah. Dengan mengemban tugas-tugasnya dibidang pelayanan kesehatan masyarakat dan kemanusiaan, maka Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang berkeinginan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya di wilayah Tangerang dan diluar wilayah Tangerang pada umumnya sekaligus menjadi UTD Pembina bagi Provinsi Banten.


Visi dan Misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Visi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Adapun visi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yaitu sebagai berikut :

  1. Unit Transfusi Darah Pembina Bagi Provinsi Banten.
  2. Meningkatkan cakupan dari segi kualitas di dalam pelayanan, baik bagi dermawan maupun bigi pengguna darah.

Misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Adapun misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yaitu memasyarakatkan Donor Darah Sukarela (DDS), sehingga donor darah menjadi suatu kebutuhan bukan suatu hal yang perlu ditakutkan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pelayanan UTD PMI Kabupaten Tangerang yang memiliki :

  1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, terlatih, berdedikasi tinggi, loyal, santun, dan menjaga kode etik sebagai tenaga kesehatan.
  2. Sarana pelayanan dan penunjang pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mengacu kepada standar nasional yang ditetapkan.
  3. Sarana pelayanan unggulan yang dapat dijadikan rujukan bagi Unit Transfusi Darah lain, khususnya Provinsi Banten.


Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Struktur organisasi merupakan susunan tingkatan manajemen yang berada pada organisasi mulai dari top sampai dengan lower manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada gambar 3.1 dibawah ini merupakan gambar struktur organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang secara keseluruhan dan berperan dalam proses memanajemen sumber daya manusia hanya saja skala prioritasnya yang berbeda. Namun, untuk perihal terkait manajemen sumber daya manusia dikelola oleh Tim Quality Management dan lingkup Administrasi.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang


Tugas dan Tanggung Jawab

Berdasarkan struktur organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, pada setiap posisi memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing yaitu sebagai berikut :

  1. Kepala Unit Transfusi Darah

    Menetapkan kebijakan teknis pelayanan, melakukan koordinasi pelaksanaan teknis dan manajemen, merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, membina kesejahteraan dan kerja sama yang baik kepada seluruh pegawai serta mengendalikan seluruh kegiatan operasional yang berkaitan dengan proses kerja pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

  2. Quality Management

    Melaksanakan kebijakan kualitas dan kebijakan manual serta mengupdate progress dan issue yang berkembang sehubungan dengan penentuan, penerapan, evaluasi dan audit baik secara teknis pelayanan maupun administrasi. Menetapkan SOP dan melakukan visitasi serta menyiapkan kelengkapan sarana dan prasarana Unit Transfusi Darah.

  3. Kabid Administrasi

    Menyelenggarakan fungsi pelaksanaan administrasi secara menyeluruh, membagi tugas dan tanggung jawab, menggerakkan, mengarahkan, membimbing, mengkoordinasikan, melaporkan, membuat, dan menyusun konsep dasar perumusan kebijakan serta tanggung jawab atas laporan kinerja secara administrasi selama kurun waktu tertentu kepada Kepala Unit Transfusi Darah.

  4. Kabid Teknis Pelayanan

    Menganalisa kebutuhan alat dan menyusun kebijakan fasilitas pelayanan secara teknis yang sesuai perkembangan. Melakukan koordinasi pelaksanaan teknis pelayanan, melaporkan, menyusun perencanaan dan bertanggung jawab atas dasar perumusan kebijakan pada bidang teknis pelayanan dalam mengatasi permasalahan pada bidang teknis pelayanan serta wajib melaoprkan hasil kinerja selama kurun waktu tertentu kepada Kepala Unit Transfusi Darah.

  5. Kasubid Administrasi Umum dan Rumah Tangga

    Menyusun perencanaan administrasi, pengelolaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan evaluasi seluruh kegiatan pada bidang administrasi umum dan rumah tangga serta menjalin relasi dengan baik antar bidang atau unit kerja lain. Memberikan masukan konstruktif berdasarkan hasil evaluasi administrasi umum dan rumah tangga yang kepada Kabid Administrasi untuk kepentingan pengambilan kebijakan.

  6. Kasubid Keuangan

    Menyusun perencanaan anggaran, pengelolaan administrasi keuangan, pelaporan keuangan, pertanggungjawaban keuangan serta mengevaluasi besar kecilnya anggaran untuk kurun waktu tertentu yang dibuat pada bidang keuangan. Memberikan masukan konstruktif berdasarkan hasil evaluasi anggaran keuangan kepada Kabid Administrasi untuk kepentingan pengambilan kebijakan.

  7. Kasubid Pelayanan Donor

    Melakukan koordinasi, monitoring, pembinaan dan evaluasi kegiatan rutin serta berkala, menjamin berjalannya SOP, mengupdate proses teknis dan administrasi terkait pelayanan donor, serta memberikan masukan yang konstruktif berdasarkan hasil kegiatan pelayanan donor kepada Kabid Teknis Pelayanan untuk kepentingan pengambilan kebijakan.

  8. Kasubid Pelayanan Darah

    Menyusun perencanaan, menginventarisir, monitoring dan evaluasi kinerja yang dibuat pada bidang pelayanan darah (Pengolahan Komponen Darah, Uji Saring IMLTD, Distribusi Karantina dan KGD, dan Permintaan Darah), menjamin berjalannya SOP, serta menentukan skala prioritas dari perencanaan yang dibuat oleh bidang pelayanan darah terkait teknis pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan proses serta melakukan analisa kebutuhan pengolahan darah sehat dengan permintaan pasien selama kurun waktu tertentu.

  9. Kasie Logistik

    Mengatasi permasalahan yang timbul pada kegiatan logistik dan mereview stock barang yang ada pada logistik serta melakukan analisa permintaan barang pada setiap bagian dan pengajuan penawaran barang dari supplier untuk diteruskan kepada bagian lain yang berkaitan langsung serta membantu tugas Kasubid Administrasi Umum dan Rumah Tangga dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan di bagian logistik.

  10. Kasie Umum

    Mengatasi permasalahan yang timbul pada kegiatan rumah tangga dan umum serta melakukan analisa dan mereview hasil kinerja sesuai SOP, membantu tugas Kasubid Administrasi Umum dan Rumah Tangga dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan di bagian umum.

  11. Kasie P2DDS

    Mengatasi permasalahan, menyusun laporan, melakukan koordinasi, mengupdate dan mengontrol data pendonor secara berkala dari hasil kegiatan mobil unit maupun dari kegiatan dalam kantor. Menjamin berjalannya SOP dan membantu tugas Kasubid Pelayanan Donor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan di bagian Perekrutan, Pembinaan dan Pemeliharaan Donor Darah Sukarela (P2DDS) dan koordinasi antar bagian atau unit kerja lainnya.

  12. Kasie Pengambilan Darah

    Menentukan tindakan, pengambilan keputusan dan pertolongan pertama dalam mengatasi permasalahan yang terjadi saat pengambilan darah, menjamin berjalannya SOP, serta membantu Kasubid Pelayanan Donor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian pengambilan darah (AFTAP).

  13. Kasie Uji Saring IMLTD

    Menganalisa dan mereview hasil kinerja untuk mengupdate proses teknis serta mengajukan usulan pengembangan metode uji saring IMLTD serta membantu Kasubid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian uji saring IMLTD.

  14. Kasie Pengolahan Komponen Darah

    Menentukan tindakan pengambilan keputusan dalam mengatasi pengolahan darah, melakukan analisa, serta review hasil pengolahan komponen berdasarkan jenis dan golongannya. Membantu Kasubid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian pengolahan komponen Darah.

  15. Kasie Distribusi, Karantina dan KGD

    Mengatasi permasalahan umum yang terjadi dari proses konfirmasi golongan darah, melakukan review pendistribusian, dan karantina sesuai dengan data yang telah di input sistem dan sampel yang tersedia. Membantu Kasubid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian distribusi karantina dan Konfirmasi Golongan Darah (KGD).

  16. Kasie Permintaan Darah

    Mengatasi permasalahan yang timbul akibat kegiatan permintaan darah baik secara eksternal maupun Internal serta melakukan update stok darah sehat. Membantu Kasubid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian permintaan darah (Pasien Service)


Fasilitas Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang memiliki beberapa fasilitas yang tersedia yaitu :

  1. Ruang Lingkup Laboratorium
    1. Laboratorium Pengambilan Darah
    2. Laboratorium Uji Saring IMLTD
    3. Laboratorium Pengolahan Komponen Darah
    4. Laboratorium Distribusi, Karantina dan KGD
    5. Laboratorium Pasien Service
    6. Ruang Dokter Konsultasi
  2. Ruang Lingkup Manajemen
    1. Ruang Kepala Unit Transfusi Darah
    2. Ruang Keuangan
    3. Ruang Administrasi
    4. Ruang Teknis Pelayanan
    5. Ruang Administrasi P2DDS
  3. Ruang Lingkup Pergudangan
    1. Ruang Logistik
    2. Ruang Gudang AFTAP
  4. Ruang Lingkup Lainnya
    1. Ruang Meeting
    2. Ruang Tunggu Tamu
    3. Ruang Service Donor
    4. Ruang Tunggu Pasien Service
    5. Mushola
    6. Pantry
    7. Toilet


Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur Laporan Rekrutmen

Untuk mendapatkan pegawai yang professional pada bidangnya dan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan, prosedur pembuatan laporan rekrutment pegawai pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Leader mengisi form pengajuan penambahan pegawai yang akan diberikan kepada Leader Administrasi.
  2. Lalu Leader Administrasi melakukan analisa form pengajuan tersebut yang menghasilkan dua keputusan antara ACC dan Tidak ACC.
  3. Jika Tidak ACC maka proses rekrutmen terhenti. Namun, jika di ACC akan menghasilkan Form ACC yang akan diberikan kepada Staff Administrasi.
  4. Staff Administrasi membuat informasi lowongan kerja yang ditujukan untuk para pelamar.
  5. Kemudian pelamar melamar kerja dengan memberikan dokumen lamaran yang tertuju untuk Staff Administrasi.
  6. Staff Administrasi menyeleksi dokumen lamaran dengan memberikan dua keputusan yaitu Lolos dan Tidak Lolos.
  7. Jika Tidak Lolos maka proses rekrutmen terhenti. Namun, jika Lolos akan langsung menginformasikan via telepon, sms, atau email.
  8. Selanjutnya, pelamar melakukan tes dengan mengisi soal yang diberikan Staff Administrasi.
  9. Staff Administrasi mengambil tes yang sudah terisi oleh pelamar.
  10. Lalu Staff Administrasi menentukan hasil tes dengan dua keputusan yaitu Diterima dan Tidak Diterima.
  11. Jika Tidak Diterima maka proses rekrutmen terhenti. Namun, jika di Diterima akan dilakukan konfirmasi kehadiran kerja yang didalamnya terdapat proses menghubungi pelamar.
  12. Setelah itu, Staff Administrasi membuat laporan rekrutmen pegawai berdasarkan konfirmasi kehadiran kerja.


Prosedur Laporan Penggajian

Prosedur laporan penggajian yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, untuk gaji pokoknya mengacu pada standar penggajian pada PNS (Pegawai Negeri Sipil) dengan memperhitungkan MKG (Masa Kerja Golongan). Daftar gaji pokok yang digunakan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang minus satu tahun dari gaji pokok yang berlaku dari pusat pemerintahan. Namun untuk penentuan besaran gaji juga berdasarkan kebutuhan dan ketentuan instansi. Sehingga prosedur perhitungan penggajian di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Staff Administrasi melakukan update peraturan pemerintah dengan note menghasilkan peraturan yang berlaku.
  2. Pegawai dapat mengajukan permohonan penanggungan anggota keluarganya kepada Staff Administrasi untuk segera diproses.
  3. Setelah itu, Staff Administrasi mengecek pengajuan penanggungan tersebut dan menyesuaikannya dengan note peraturan yang berlaku. Jika Tidak Sesuai maka Staff Administrasi mengarsipkan. Jika Sesuai maka Staff Administrasi melakukan pengelolaan data sheet penggajian.
  4. Staff Administrasi membuat laporan penggajian pegawai
  5. Mencetak slip gaji yang akan diberikan ke Bagian Keuangan.
  6. Lalu, Bagian Keuangan mentransfer gaji.


Prosedur Laporan Absensi

Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang terkait dengan prosedur laporan absensi kehadiran menggunakan Sistem Attendance Management. Namun terdapat beberapa proses yang masih manual. Berikut prosedur absensi yang berjalan sebagai berikut :

  1. Staff Administrasi login sistem Attendance Management untuk mendaftarkan pegawai berupa input data pegawai dan daftar sidik jari Pegawai.
  2. Lalu Staff Administrasi mendaftarkan pegawai dengan melakukan input data pegawai serta mendaftarkan sidik jari.
  3. Pegawai melakukan absen fingerprint sebagai bukti tanda masuk dan pulang kerja.
  4. Lalu Staff Administrasi merekap absensi dari absen fingerprint.
  5. Pegawai juga dapat juga mengisi form seperti Izin Pulang Cepat jika terdapat keperluan mendesak saat jam kerja yang mengharuskan pulang lebih awal, Surat Perintah Lembur jika banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu yang melebihi jam kerja, Surat Permohonan Cuti jika pegawai memiliki keinginan libur atau terdapat keperluan yang mengharuskannya untuk mengambil cuti, Tukar Dinas jika pegawai melakukan pertukaran jadwal dinas baik itu pribadi maupun dengan pihak lain dalam satu bagian.
  6. Bila pegawai sakit dapat memberikan bukti berupa surat sakit.
  7. Setelah itu mengelola data yang berasal dari rekapan absensi, izin pulang cepat, surat perintah lembur, surat permohonan cuti, tukar dinas, dan surat sakit.
  8. Lalu Staff Administrasi membuat laporan absensi berdasarkan data yang telah diolah.
  9. Setelah itu Staff Administrasi melakukan perhitungan kehadiran untuk membuat laporan premi kehadiran
  10. Bagian Keuangan menerima laporan premi kehadiran.
  11. Setelah itu Pegawai menerima premi kehadiran dari Bagian Keuangan.


Prosedur Laporan Penilaian Kinerja

Prosedur laporan penilaian kinerja pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yaitu sebagai berikut :

  1. Leader yang terdiri Kasie, Kasubid, Kabid dapat mengisi form penilaian kinerja pegawai yang nantinya akan diberikan ke Staff Administrasi.
  2. Staff Administrasi mengolah data penilaian kinerja berdasarkan form penilaian kinerja pegawai dari Leader.
  3. Staff Administrasi membuat laporan penilaian kinerja.
  4. Setelah itu Staff Administrasi menjadwalkan klarifikasi penilaian kinerja untuk Pegawai.
  5. Pegawai memberikan klarifikasi atas penilaian kinerja.
  6. Setelah itu Leader Administrasi membuat hasil klarifikasi penilaian kinerja yang akan diberikan kepada Staff Administrasi.
  7. Dari hasil klarifikasi yang diberikan Leader Administrasi, Staff Administrasi membuat laporan hasil klarifikasi penilaian kinerja.
  8. Setelah itu Staff Administrasi mengarsipkan laporan hasil klarifikasi penilaian kinerja.


Prosedur Laporan Evaluasi Kinerja

Prosedur laporan evaluasi kinerja yang berjalan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yaitu sebagai berikut :

  1. Leader Administrasi menentukan standar kinerja sebagai landasan utama baik buruknya kinerja.
  2. Setelah itu Leader Administrasi juga menentukan target kinerja untuk kurun waktu tertentu.
  3. Staff Administrasi mengumpulkan data laporan berupa laporan rekrutmen pegawai, laporan penggajian pegawai, laporan absensi pegawai, dan laporan penilaian kinerja yang akan diberikan ke Leader Administrasi.
  4. Leader Administrasi membuat laporan hasil penyesuaian data.
  5. Kemudian Leader Administrasi mengevaluasi laporan hasil penyesuaian data yang akan diberikan kepada Staff Administrasi.
  6. Lalu Staff Administrasi membuat laporan evaluasi.
  7. Setelah itu, Pimpinan meminta laporan manajemen kinerja kepada Leader Administrasi.
  8. Leader Administrasi mengevaluasi manajemen kinerja. Jika evaluasi manajemen kinerjanya buruk maka proses terhenti. Namun, jika baik maka pegawai akan dikirim untuk melakukan pelatihan dan pengembangan SDM.
  9. Lalu Pimpinan menerima laporan manajemen kinerja dari Leader Administrasi.


Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Usecase Diagram

  1. Usecase Diagram Laporan Rekrutmen
  2. Gambar 3.2 Usecase Diagram Laporan Rekrutmen

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka usecase diagram laporan rekrutmen yaitu terdiri dari :

    1. 1 Sistem yang mencakup kegiatan pelaporan rekrutmen.
    2. 4 Actor dalam kegiatan yaitu pelamar, leader, staff administrasi dan leader administrasi.
    3. 23 Usecase dalam kegiatan yang digunakan Actor dalam proses pelaporan rekrutmen.
    4. 5 Extends yang merupakan pilihan dari usecase yang terdiri dari analisis form pengajuan (ACC dan Tidak ACC), seleksi dokumen lamaran (Lolos dan Tidak Lolos), menghubungi (Telepon, SMS, dan E-mail), keperluan (Tes, dan Konfirmasi Kerja), hasil tes (Diterima dan Tidak Diterima).
    5. 3 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit pada usecase sebelumnya.


  3. Usecase Diagram Laporan Penggajian
  4. Gambar 3.3 Usecase Diagram Laporan Penggajian

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka usecase diagram laporan penggajian yaitu terdiri dari :

    1. 1 Sistem yang mencakup kegiatan pelaporan penggajian.
    2. 3 Actor dalam kegiatan yaitu bagian keuangan, staff administrasi dan leader administrasi.
    3. 10 Usecase dalam kegiatan yang digunakan Actor dalam proses pelaporan penggajian.
    4. 1 Extends yang merupakan pilihan dari usecase yang terdiri dari mengecek pengajuan penanggungan (Sesuai dan Tidak Sesuai).
    5. 3 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit pada usecase sebelumnya.
    6. 1 Note yang menjelaskan tentang peraturan pemerintah yang berlaku.


  5. Usecase Diagram Laporan Absensi
  6. Gambar 3.4 Usecase Diagram Laporan Absensi

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka usecase diagram laporan absensi yaitu terdiri dari :

    1. 1 Sistem yang mencakup kegiatan pelaporan absensi.
    2. 3 Actor dalam kegiatan yaitu bagian keuangan, staff administrasi dan pegawai.
    3. 17 Usecase dalam kegiatan yang digunakan Actor dalam proses pelaporan absensi.
    4. 1 Extends yang merupakan pilihan dari usecase yang terdiri dari mengisi form (Izin Pulang Cepat, Surat Perintah Lembur, Surat Permohonan Cuti, dan Tukar Dinas ).
    5. 10 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit pada usecase sebelumnya.


  7. Usecase Diagram Laporan Penilaian Kinerja
  8. Gambar 3.5 Usecase Diagram Laporan Penilaian Kinerja

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka usecase diagram laporan penilaian kinerja yaitu terdiri dari :

    1. 1 Sistem yang mencakup kegiatan pelaporan penilaian kinerja.
    2. 4 Actor dalam kegiatan yaitu staff administrasi, leader administrasi, leader dan pegawai.
    3. 8 Usecase dalam kegiatan yang digunakan Actor dalam proses pelaporan penilaian kinerja.
    4. 5 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit pada usecase sebelumnya.


  9. Usecase Diagram Laporan Evaluasi Kinerja
  10. Gambar 3.6 Usecase Diagram Laporan Evaluasi Kinerja

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka usecase diagram laporan evaluasi kinerja yaitu terdiri dari :

    1. 1 Sistem yang mencakup kegiatan pelaporan evaluasi kinerja.
    2. 4 Actor dalam kegiatan yaitu staff administrasi, leader administrasi, pimpinan dan pegawai.
    3. 16 Usecase dalam kegiatan yang digunakan Actor dalam proses pelaporan evaluasi kinerja.
    4. 1 Extends yang merupakan pilihan dari usecase yang terdiri dari mengumpulkan data laporan (Laporan Rekrutmen, Laporan Penggajian, Laporan Penilaian, dan Laporan Absensi).
    5. 4 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit pada usecase sebelumnya.


Activity Diagram

  1. Activity Diagram Laporan Rekrutmen
  2. Activity diagram rekrutmen yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

    1. 1 Initial Node, objek yang mengawali sistem.
    2. 4 Swimlane yang terdiri dari Staff Administrasi, Leader Administrasi, Leader, dan Pelamar.
    3. 22 Action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    4. 1 Object Node yang berupa dokumen lamaran.
    5. 1 Activity Final Node objek yang mengakhiri sistem
    6. 3 Flow Final Node, objek yang diakhiri dari suatu action.
    7. Gambar 3.7 Activity Diagram Laporan Rekrutmen


  3. Activity Diagram Laporan Penggajian
  4. Activity diagram laporan penggajian yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

    1. 1 Initial Node, objek yang mengawali sistem.
    2. 3 Swimlane yang terdiri dari Staff Administrasi, Pegawai, dan Bagian Keuangan.
    3. 10 Action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    4. 1 Note menjelaskan tentang peraturan yang berlaku.
    5. 1 Activity Final Node objek yang mengakhiri sistem.
    6. 1 Flow Final Node, objek yang diakhiri dari suatu action.
    7. Gambar 3.8 Activity Diagram Laporan Penggajian


  5. Activity Diagram Laporan Absensi
  6. Activity diagram laporan absensi yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang terdiri dari :

    1. 1 Initial Node, objek yang mengawali sistem.
    2. 3 Swimlane yang terdiri dari Staff Administrasi, Pegawai, dan Bagian Keuangan.
    3. 17 Action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    4. 1 Activity Final Node objek yang mengakhiri sistem
    5. 1 Flow Final Node, objek yang diakhiri dari suatu action.
    6. Gambar 3.9 Activity Diagram Laporan Absensi


  7. Activity Diagram Laporan Penilaian Kinerja
  8. Activity diagram laporan penilaian kinerja yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

    1. 1 Initial Node, objek yang mengawali sistem.
    2. 4 Swimlane yang terdiri dari Staff Administrasi, Leader, Pegawai, Leader Administrasi.
    3. 8 Action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    4. 1 Activity Final Node objek yang mengakhiri sistem
    5. Gambar 3.10 Activity Diagram Laporan Penilaian Kinerja


  9. Activity Diagram Laporan Evaluasi Kinerja
  10. Activity diagram laporan evaluasi kinerja yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

    1. 1 Initial Node, objek yang mengawali sistem.
    2. 4 Swimlane yang terdiri dari Staff Administrasi, Leader Administrasi, Pegawai dan Pimpinan.
    3. 16 Action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    4. 1 Activity Final Node objek yang mengakhiri sistem.
    5. 1 Flow Final Node, objek yang diakhiri dari suatu action.
    6. Gambar 3.11 Activity Diagram Laporan Evaluasi Kinerja


Sequence Diagram

  1. Sequence Diagram Laporan Rekrutmen
  2. Sequence diagram laporan rekrutmen yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

    1. 5 Life Line antarmuka yaitu form pengajuan, lowongan, dokumen lamaran, tes, laporan rekrutmen pegawai.
    2. 4 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya Staff Administrasi, Leader Administrasi, Leader, dan Pelamar.
    3. 21 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.
    4. Gambar 3.12 Sequence Diagram Laporan Rekrutmen


  3. Sequence Diagram Laporan Penggajian
  4. Sequence diagram laporan penggajian yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang terdiri dari :

    1. 6 Life Line antarmuka yaitu peraturan pemerintah, surat pengajuan, data sheet penggajian, laporan penggajian, slip gaji, dan gaji.
    2. 3 Actor yang melakukan kegiatan diantaranya Staff Administrasi, Pegawai dan Bagian Keuangan.
    3. 11 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.
    4. Gambar 3.13 Sequence Diagram Laporan Penggajian


  5. Sequence Diagram Laporan Absensi
  6. Sequence diagram laporan absensi yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

    1. 7 Life Line antarmuka yaitu attendance management sistem, form, surat sakit, data, laporan absensi, premi kehadiran, laporan premi kehadiran.
    2. 3 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya Staff Administrasi, Pegawai dan Bagian Keuangan.
    3. 17 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.
    4. Gambar 3.14 Sequence Laporan Diagram Absensi


  7. Sequence Diagram Laporan Penilaian Kinerja
  8. Gambar 3.15 Sequence Diagram Laporan Penilaian Kinerja

    Sequence diagram laporan penilaian kinerja yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

    1. 4 Life Line antarmuka yaitu form penilaian kinerja, data penilaian kinerja, klarifikasi penilaian kinerja, dan laporan penilaian kinerja.
    2. 4 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya Staff Administrasi, Leader Administrasi, Pegawai, dan Leader.
    3. 8 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.


  9. Sequence Diagram Laporan Evaluasi Kinerja
  10. Gambar 3.16 Sequence Diagram Laporan Evaluasi Kinerja

    Sequence diagram laporan evaluasi kinerja yang berjalan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

    1. 7 Life Line antarmuka yaitu standar berlaku, target, data laporan, laporan hasil penyesuaian data, laporan evaluasi, manajemen kinerja, pelatihan dan pengembangan SDM.
    2. 4 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya Pimpinan, Staff Administrasi, Leader Administrasi, dan Pegawai.
    3. 16 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.


Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa Balanced Scorecard

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisa Balance Scorecard yang merupakan metode dalam merinci suatu rangkaian detail proses pengukuran kinerja untuk mendukung keberhasilan sebuah strategi instansi. Terdapat beberapa hal yang perlu diuraikan dan dianalisa untuk menentukan secara lebih jelasnya strategi yang akan dibahas, yaitu :

  1. Visi Misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang
    1. Visi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang Unit Transfusi
      1. Darah Pembina Bagi Provinsi Banten.
      2. Meningkatkan cakupan dari segi kualitas di dalam pelayanan, baik bagi dermawan maupun bagi pengguna darah.
    2. Misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang
    3. Memasyarakatkan Donor Darah Sukarela (DDS), agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pelayanan UTD PMI Kabupaten Tangerang yang memiliki :

      1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, terlatih, berdedikasi tinggi, loyal, santun, dan menjaga kode etik sebagai tenaga kesehatan.
      2. Sarana pelayanan dan penunjang pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mengacu kepada standar nasional yang ditetapkan.
      3. Sarana pelayanan unggulan yang dapat dijadikan rujukan bagi Unit Transfusi Darah lain, khususnya Provinsi Banten.
  2. Hubungan Antara Visi, Misi dan Strategi Instansi dengan Perspektif yang dipilih serta Tujuan Strategi
  3. Pada dasarnya antara visi, misi dan strategi instansi memiliki keterkaitan satu sama lain, dalam menyusun sebuah rencana strategis instansi. Bila objek analisa difokuskan kepada manajemen kinerja dalam sumber daya manusia, maka akan membantu instansi untuk menentukan tindak lanjut dalam menanggapi peluang dan tantangan yang muncul di masa depan dengan menjaga koherensi, rencana jangka panjang, serta memprioritaskan sektor analisa yang sesuai dengan kapasitas instansi terkait manajemen sumber daya manusia yang mengarah pada manajemen kinerja.

    Berikut skema hubungan antara visi, misi dan strategi manajemen sumber daya manusia terhadap manajemen kinerja pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yaitu :

    Gambar 3.17 Skema Hubungan Visi, Misi dan Strategi Instansi Untuk Analisa Balanced Scorecard


  4. Empat Perspektif Balanced Scorecard
    1. Perspektif Finansial

      Tabel 3.1 Analisa Balanced Scorecard Terhadap Perspektif Finansial

    2. Perspektif Pelanggan

      Tabel 3.2 Analisa Balanced Scorecard Terhadap Perspektif Pelanggan

    3. Perspektif Proses Bisnis Internal

      Tabel 3.3 Analisa Balanced Scorecard Terhadap Perspektif Proses Bisnis Internal

    4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

      Tabel 3.4 Analisa Balanced Scorecard Terhadap Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan


Analisa PIECES

Analisa PIECES dilakukan untuk mengetahui alasan diperlukannya sebuah sistem dengan merumuskan kebutuhan sistem tersebut yang dapat meminimalisir permasalahan. Sehingga setiap elemen fungsi dalam sistem dapat bermanfaat dan berjalan secara optimal.

  1. Performance

    Performance atau keandalan atau kinerja merupakan analisa yang dilakukan untuk mengukur kemampuan sistem dalam beroperasi. Berikut analisa PIECES dari sisi performance :

    Tabel 3.5 Hasil Analisa PIECES Pada Performance

  2. Information

    Informasi sangat berguna sebagai bentuk interaksi antara pihak yang berkaitan. Berikut analisa PIECES dari sisi informasi yaitu :

    Tabel 3.6 Hasil Analisa PIECES Pada Information

  3. Economy

    Semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem pasti akan mempengaruhi anggaran biaya pengadaan atau penerapan suatu sistem terlebih untuk faktor yang berkaitan langsung dengan instansi. Berikut analisa PIECES dari sisi ekonomi yaitu :

    Tabel 3.7 Hasil Analisa PIECES Pada Economy

  4. Control / Security

    Keamanan terhadap sistem sangat diperlukan untuk menjaga kerahasian data yang ada dalam sistem. Berikut analisa PIECES dari sisi keamanan yaitu :

    Tabel 3.8 Hasil Analisa PIECES Pada Control / Security

  5. Efficiency

    Efisiensi yang dimaksud adalah kegiatan pemberdayaan terhadap sebuah sistem agar dapat digunakan sebaik mungkin dengan pembiayaan yang minimum. Berikut analisa PIECES dari sisi efisiensi yaitu :

    Tabel 3.9 Hasil Analisa PIECES Pada Efficiency

  6. Services

    Sistem yang baik akan memberikan pelayanan yang baik pula terhadap segala bentuk informasi yang dibutuhkan. Berikut analisa PIECES dari sisi efisiensi yaitu :

    Tabel 3.10 Hasil Analisa PIECES Pada Services

    <


Konfigurasi Sistem Berjalan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang digunakan pada sistem berjalan di instansi terkait sistem informasi HRM terhadap manajemen kinerja, yaitu :

  1. Processor : Intel® Core™ i3-3240 CPU @3.40GHz
  2. Monitor : Lenovo LED 18,5 inch
  3. Mouse : Logitech M150
  4. Keyboard : Logitech K120
  5. RAM : 4.00 GB
  6. Harddisk : Utama (500GB) dan Tambahan (500GB)
  7. Printer : Epson LX-300 II dan Epson L1300


Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang digunakan pada sistem berjalan di instansi terkait sistem informasi HRM terhadap manajemen kinerja, yaitu :

  1. Windows 7 Home Premium
  2. Microsoft Office Enterprise 2007
  3. Attendance Management System
  4. Fingerprint Reader Driver 2.3.3.5


Hak Akses (Brainware)

Hak akses untuk menangani sistem informasi HRM terhadap manajemen kinerja pada instansi terkait, yaitu :

  1. Staff Administrasi
  2. Leader Administrasi
  3. Leader (Kabid, Kasubid, Kasie)
  4. Bagian Keuangan
  5. Pimpinan
  6. Pegawai
  7. Pelamar


Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dihadapi oleh Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang pada sistem manajemen sumber daya manusia yang sedang berjalan saat ini yaitu :

  1. Kendala secara keseluruhan terdapat pada sistem yang masih manualisasi yang mengakibatkan sering terjadinya human error dan masih banyaknya penggunaan kertas.
  2. User membutuhkan sistem manajemen sumber daya manusia yang dapat mengukur kapasitas atau peforma kinerja pegawai. Sementara penilaian kinerja yang saat ini berjalan bersumber dari Leader (Kasie, Kasubid, Kabid) yang tidak menutup kemungkinan menilai secara subjektif dan berdasarkan suka atau tidak suka.
  3. Subsistem dalam manajemen sumber daya manusia perlu berintegrasi membentuk kolaborasi antar subsistem sebagai sebuah siklus yang datanya saling terkait sehingga dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya satu sama lain. Namun pada kenyataannya masih terdapat laporan yang hasilnya tidak sama dengan data laporan lainnya.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melakukan analisa dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, peneliti mengusulkan beberapa alternatif pemecahan masalah yang perlu dihadapi, yaitu :

  1. Membangun aplikasi sistem informasi berbasis web yang dapat diakses untuk mempermudah dan mendukung jalannya sistem pada proses manajemen sumber daya manusia yang terkait dengan manajemen kinerja.
  2. Membangun sistem aplikasi yang terintegrasi dengan database dan subsistem lainnya untuk penyimpanan data dan objektifitas data serta dapat menampilkan secara 360 derajat kesesuaian persentase kinerja pegawai.
  3. Membangun sistem aplikasi yang dapat memberi peringatan pada pegawai terhadap perubahan atau fleksibelitas jadwal kegiatan pelayanan donor darah, baik bersifat instruksi ataupun pengajuan.


User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap I yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada bagian terkait yang memiliki hubungan dengan sistem yang akan dikembangkan dan yang diusulkan. Berikut ini lampiran Elisitasi Tahap I, yaitu :

Tabel 3.11 Elisitasi Tahap I


Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan pada Elisitasi Tahap I yang diklasifikasikan dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian, maka semua requirement yang diberi opsi Inessential (I) harus dieleminasi :

Tabel 3.12 Elisitasi Tahap II


Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikan dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Requirements yang opsinya High (H) dikolom TOE harus dieleminasi.

Tabel 3.13 Elisitasi Tahap III


Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari seluruh proses Elisitasi yang menjadi dasar pembuatan suatu sistem yang akan dibuat.

Tabel 3.14 Final Elisitasi



BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Berdasarkan analisa permasalahan yang telah dilakukan terhadap sistem manajemen sumber daya manusia yang lebih mengarah kepada manajemen kinerja di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, maka rancangan sistem usulan yang baru memiliki tujuan untuk memperbaiki dan merubah sistem yang ada saat ini, yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja pegawai. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa sistem manajemen sumber daya manusia terhadap manajemen kinerja masih dilakukan secara manualisasi atau semikomputerisasi yang menyebabkan terjadinya human error, kapasitas penilaian kinerja pegawai tidak dapat diketahui secara pasti objektif atau subjektifnya, serta kurang terstrukturnya penyimpanan data yang menyebabkan laporan kurang valid. Sehingga dalam melakukan perancangan sistem usulan pada penelitian ini menggunakan penggambaran sistem dengan usecase diagram, activity diagram dan sequence diagram yang sebelumnya telah dilakukan pemetaan prosedur pada sistem yang diusulkan.


Prosedur Sistem Yang Diusulkan

Pada prosedur sistem yang diusulkan akan dijelaskan bagaimana proses manajemen sumber daya manusia terhadap manajemen kinerja dapat dilakukan secara terpusat dengan satu sistem yang dibedakan berdasarkan hak aksesnya yaitu admin, leader dan user.


Prosedur Sistem Usulan Untuk Admin

Prosedur sistem usulan yang dapat dilakukan admin dalam sistem 360 Degree HRM adalah sebagai berikut :

  1. Admin dapat masuk pada beranda pusat informasi yang didalamnya terdapat pilihan untuk login ke dalam sistem 360 Degree HRM atau melakukan absensi.
  2. Admin melakukan absensi.
  3. Admin melakukan login sistem 360 Degree HRM, dengan memasukan username dan password.
  4. Menampilkan menu dashboard sebagai tampilan awal setelah login yang berisi informasi data pribadi.
  5. Selain itu juga menampilkan menu forms, master kepegawaian, master data HRM, laporan, master user dan evaluasi manajemen yang dapat diakses oleh admin.
  6. Admin dapat melakukan pengolahan seperti memasukan, menghapus, mengubah dan memantau data pada semua menu yang ditampilan dashboard.
  7. Admin dapat logout dari sistem 360 Degree HRM.

Prosedur Sistem Usulan Untuk Leader

Prosedur sistem usulan yang dapat dilakukan leader dalam sistem 360 Degree HRM adalah sebagai berikut :

  1. Leader dapat masuk pada beranda pusat informasi yang didalamnya terdapat pilihan untuk login ke dalam sistem 360 Degree HRM atau melakukan absensi.
  2. Leader melakukan absensi.
  3. Leader melakukan login sistem 360 Degree, dengan memasukan username dan password.
  4. Menampilkan menu dashboard sebagai tampilan awal setelah login yang berisi informasi data pribadi.
  5. Selain itu juga menampilkan menu lainya seperti form, transaksi, master kepegawaian, laporan dan evaluasi manajemen.
  6. Leader dapat melakukan penginputan pada menu form.
  7. Leader dapat melakukan pengubahan dan pemantauan pada menu transaksi.
  8. Leader dapat hanya dapat melakukan pemantauan pada menu master kepegawaian, laporan dan evaluasi manajemen.
  9. Leader dapat logout dari sistem 360 Degree HRM.

Prosedur Sistem Usulan Untuk User

Prosedur sistem usulan yang dapat dilakukan user dalam sistem 360 Degree HRM adalah sebagai berikut :

  1. User dapat masuk pada beranda pusat informasi yang didalamnya terdapat pilihan untuk login ke dalam sistem 360 Degree HRM atau melakukan absensi.
  2. User melakukan login sistem 360 Degree HRM, dengan memasukan username dan password.
  3. Menampilkan menu dashboard sebagai tampilan awal setelah login yang berisi informasi data pribadi.
  4. Selain itu juga menampilkan menu lainnya seperti form, transaksi dan evaluasi manajemen.
  5. User dapat melakukan penginputan pada menu form.
  6. User hanya dapat melakukan pemantauan pada menu transaksi dan evaluasi manajemen.
  7. User dapat logout dari sistem 360 Degree HRM.


Rancangan Prosedur Sistem Yang Diusulkan

Usecase Diagram Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.1 Usecase Diagram Yang Diusulan

Berdasarkan gambar 4.1 usecase diagram usulan sistem 360 Degree HRM yang terdiri dari :

  1. 1 Sistem yang mencakup seluruh kegiatan sistem usulan 360 Degree HRM.
  2. 3 Actor yang terdiri dari admin, leader, dan user.
  3. 20 Usecase dalam kegiatan yang digunakan Actor dalam sistem 360 Degree HRM.
  4. 2 Extends yang merupakan pilihan dari usecase yang terdiri dari menampilkan menu sistem (Menu Dashboard, Menu Form, Menu Transaksi, Menu Master Kepegawaian, Menu Master Data HRM, Menu Laporan, Menu Evaluasi Manajemen, dan Menu Master User) dan memilih aksi (Menambah Data, Merubah Data, Menghapus Data dan Memantau Data).
  5. 7 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit pada usecase sebelumnya.
  1. Usecase Diagram Untuk Admin
  2. Berdasarkan gambar 4.2 dibawah ini maka usecase diagram dengan hak akses untuk admin yang dirancang terdiri dari :

    1. 1 Sistem yang mencakup kegiatan yang dapat dilakukan admin dalam sistem 360 Degree HRM.
    2. 1 Actor dalam kegiatan untuk satu hak akses yaitu admin.
    3. 30 Usecase dalam kegiatan yang dilakukan actor pada proses di sistem 360 Degree HRM.
    4. 5 Extends yang merupakan pilihan pada tampilan menu, menu transaksi, menu master kepegawaian, menu master data HRM, dan menu master user di sistem 360 Degree HRM.
    5. 7 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit pada usecase sebelumnya.

    Gambar 4.2 Usecase Diagram Yang Diusulan Untuk Admin

  3. Usecase Diagram Untuk Leader
  4. Berdasarkan gambar 4.3 dibawah ini maka usecase diagram dengan hak akses untuk leader yang dirancang terdiri dari :

    1. 1 Sistem yang mencakup kegiatan yang dapat dilakukan leader dalam sistem 360 Degree HRM.
    2. 1 Actor dalam kegiatan untuk satu hak akses yaitu leader.
    3. 17 Usecase dalam kegiatan yang dilakukan actor pada proses di sistem 360 Degree HRM.
    4. 2 Extends yang merupakan pilihan pada tampilan menu dan menu transaksi di sistem 360 Degree HRM.
    5. 8 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit pada usecase sebelumnya.

    Gambar 4.3 Usecase Diagram Yang Diusulan Untuk Leader

  5. Usecase Diagram Untuk User
  6. Berdasarkan gambar 4.4 dibawah ini maka usecase diagram dengan hak akses untuk user yang dirancang terdiri dari :

    1. 1 Sistem yang mencakup kegiatan yang dapat dilakukan user dalam sistem 360 Degree HRM.
    2. 1 Actor dalam kegiatan untuk satu hak akses yaitu user.
    3. 12 Usecase dalam kegiatan yang dilakukan actor pada proses di sistem 360 Degree HRM.
    4. 1 Extends yang merupakan pilihan pada tampilan menu di sistem 360 Degree HRM.
    5. 7 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit pada usecase sebelumnya.

    Gambar 4.4 Usecase Diagram Yang Diusulan Untuk User


Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

  1. Activity Diagram Untuk Admin
  2. Berdasarkan gambar 4.5 dibawah ini maka activity diagram dengan hak akses untuk admin yang dirancang terdiri dari :

    1. 1 Initial Node, objek yang mengawali sistem.
    2. 2 Swimlane yang terdiri dari admin dan aplikasi sistem 360 Degree HRM.
    3. 29 Action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari aksi.
    4. 1 Activity Final Node objek yang mengakhiri sistem.
    5. 2 Flow Final Node, objek yang diakhiri dari suatu action.
    6. 1 Decision Node, objek yang digunakan sebagai pemilihan aksi.

    Gambar 4.5 Activity Diagram Yang Diusulkan Untuk Admin

  3. Activity Diagram Untuk Leader
  4. Berdasarkan gambar 4.6 dibawah ini maka activity diagram dengan hak akses untuk leader yang dirancang terdiri dari :

    1. 1 Initial Node, objek yang mengawali sistem.
    2. 2 Swimlane yang terdiri dari leader dan aplikasi sistem 360 Degree HRM.
    3. 23 Action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari aksi.
    4. 1 Activity Final Node objek yang mengakhiri sistem.
    5. 2 Flow Final Node, objek yang diakhiri dari suatu action.
    6. 1 Decision Node, objek yang digunakan sebagai pemilihan aksi.

    Gambar 4.6 Activity Diagram Yang Diusulan Untuk Leader

  5. Activity Diagram Untuk User
  6. Berdasarkan gambar 4.7 dibawah ini maka activity diagram dengan hak akses untuk user yang dirancang terdiri dari :

    1. 1 Initial Node, objek yang mengawali sistem.
    2. 2 Swimlane yang terdiri dari user dan aplikasi sistem 360 Degree HRM.
    3. 19 Action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari aksi.
    4. 1 Activity Final Node objek yang mengakhiri sistem
    5. 2 Flow Final Node, objek yang diakhiri dari suatu action.
    6. 1 Decision Node, objek yang digunakan sebagai pemilihan aksi.

    Gambar 4.7 Activity Diagram Yang Diusulan Untuk User


Sequence Diagram Sistem Yang Diusulkan

  1. Sequence Diagram Untuk Admin
  2. Berdasarkan gambar 4.8 dibawah ini maka sequence diagram dengan hak akses untuk admin yang dirancang terdiri dari :

    1. 5 Life Line antarmuka yaitu home, absen, sistem 360 degree HRM, detail menu, detail aksi.
    2. 1 Actor yang melakukan kegiatan yaitu admin.
    3. 29 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

    Gambar 4.8 Sequence Diagram Yang Diusulan Untuk Admin

  3. Sequence Diagram Untuk Leader
  4. Berdasarkan gambar 4.9 dibawah ini maka sequence diagram dengan hak akses untuk leader yang dirancang terdiri dari :

    1. 5 Life Line antarmuka yaitu home, absen, sistem 360 degree HRM, detail menu, detail aksi.
    2. 1 Actor yang melakukan kegiatan yaitu leader.
    3. 23 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

    Gambar 4.9 Sequence Diagram Yang Diusulan Untuk Leader

  5. Sequence Diagram Untuk User
  6. Berdasarkan gambar 4.10 dibawah ini maka sequence diagram dengan hak akses untuk user yang dirancang terdiri dari :

    1. 5 Life Line antarmuka yaitu home, absen, sistem 360 degree HRM, detail menu, detail aksi.
    2. 1 Actor yang melakukan kegiatan yaitu user.
    3. 19 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

    Gambar 4.10 Sequence Diagram Yang Diusulan Untuk User


Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berdasarkan analisa yang dilakukan, terdapat perbedaan antara sistem yang sedang berjalan dengan sistem yang diusulkan yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan

Rancangan Database

Class Diagram Yang Diusulkan

Pada umumnya kelas Diagram (Class Diagram) digunakan untuk membantu memvisualisasikan kelas basis data yang terdapat dalam sistem. Selain itu juga dapat memberikan pandangan secara global dari sebuah sistem yang didalamnya terdapat deskripsi dari masing-masing kelas dengan atribut dan relasi yang berkesinambungan.

Gambar 4.11 Class Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan gambar diatas class diagram pada sistem yang diusulkan terdiri dari beberapa class yaitu role, pegawai_master, user, attendance, shift, last_checkin, pegawai_keluarga, form_master, form_cuti, form_tukar_dinas, form_pulang_cepat, form_sakit, form_lembur, form_penilaian, gaji_master, gaji_keluar, setting, gaji_keluar_detail, rekrutmen_master, sertifikasi dan nilai_master.

Spesifikasi Database

Spesifikasi database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Pada sistem yang dibangun memiliki spesifikasi database sebagai berikut :

  1. Nama File : Role
  2. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data akses login

    Panjang Record : 31 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.2 Spesifikasi Database Role

  3. Nama File : Rekrutmen_master
  4. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data rekrutmen

    Panjang Record : 181 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.3 Spesifikasi Database Rekrutmen

  5. Nama File : User
  6. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data pengguna sistem

    Panjang Record : 272 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.4 Spesifikasi Database User

  7. Nama File : Pegawai_master
  8. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data pegawai

    Panjang Record : 416 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.5 Spesifikasi Database Master Pegawai

  9. Nama File : Attendance
  10. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data absensi pegawai

    Panjang Record : 131 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.6 Spesifikasi Database Attendance

  11. Nama File : Shift
  12. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data shift kerja

    Panjang Record : 112 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.7 Spesifikasi Database Shift

  13. Nama File : Last_checkin
  14. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data absen sementara

    Panjang Record : 93 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.8 Spesifikasi Database Last Checkin

  15. Nama File : Pegawai_keluarga
  16. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data keluarga pegawai

    Panjang Record : 140 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.9 Spesifikasi Database Keluarga Pegawai

  17. Nama File : Form_master
  18. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data form dan persetujuan

    Panjang Record : 116 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.10 Spesifikasi Database Master Form

  19. Nama File : Form_cuti
  20. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data form cuti

    Panjang Record : 53 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.11 Spesifikasi Database Form Cuti

  21. Nama File : Form_tukar_dinas
  22. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data form tukar dinas

    Panjang Record : 154 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.12 Spesifikasi Database Form Tukar Dinas

  23. Nama File : Form_pulang_cepat
  24. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data form izin pulang cepat (IPC)

    Panjang Record : 82 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.13 Spesifikasi Database Form Pulang Cepat

  25. Nama File : Form_sakit
  26. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data ketidakhadiran pegawai yang dikarenakan sakit.

    Panjang Record : 92 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.14 Spesifikasi Database Form Sakit

  27. Nama File : Form_lembur
  28. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data lembur pegawai

    Panjang Record : 77 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.15 Spesifikasi Database Form Lembur

  29. Nama File : Form_penilaian
  30. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data form penilaian

    Panjang Record : 64 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.16 Spesifikasi Database Form Penilaian

  31. Nama File : Gaji_master
  32. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data gaji pegawai

    Panjang Record : 92 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.17 Spesifikasi Database Master Gaji

  33. Nama File : Gaji_keluar
  34. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data gaji pegawai yang dikirim.

    Panjang Record : 145 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.18 Spesifikasi Database Gaji Yang Dikeluarkan Atau Dikirim

  35. Nama File : Gaji_keluar_detail
  36. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan detail data gaji yang dikirim.

    Panjang Record : 123 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.19 Spesifikasi Database Detail Gaji Yang Dikeluarkan Atau Dikirim

  37. Nama File : Setting
  38. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan setting data nilai dari setiap tunjangan. Tabel ini berdiri sendiri sebab hanya dibaca oleh query.

    Panjang Record : 123 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.20 Spesifikasi Database Setting Tunjangan

  39. Nama File : Sertifikasi
  40. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data pelatihan dan surat keterangan.

    Panjang Record : 217 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.21 Spesifikasi Database Sertifikasi

  41. Nama File : nilai_master
  42. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data penilaian pegawai

    Panjang Record : 124 karakter

    Primary Key : id

    Tabel 4.22 Spesifikasi Database Master Nilai

Rancangan Prototipe

  1. Prototipe Tampilan Home
  2. Gambar 4.12 Prototipe Tampilan Home

    Pada gambar 4.12 merupakan prototipe tampilan home atau beranda dari sistem yang diusulkan. Dalam prototipe tersebut terdapat baris menu tentang, e-absen, layanan, galeri dan kontak.

  3. Prototipe Tampilan Absen Pada Home
  4. Gambar 4.13 Prototipe Tampilan Absen Pada Home

    Pada gambar 4.13 merupakan prototipe tampilan e-absen yang terdapat pada home atau beranda. Dalam prototipe tersebut terdapat combobox masuk atau pulang, combobox shift 1, shift 2 atau shift 3, text input untuk NIK, dan button absen untuk mengirim data pada combobox dan text input ke dalam database.

  5. Prototipe Tampilan Login
  6. Gambar 4.14 Prototipe Tampilan Login

    Pada gambar 4.14 diatas merupakan prototipe untuk tampilan login, yang dirancang dengan adanya text input untuk username dan password, button login, logo dari sistem 360 Degree HRM, tahun pembuatan sistem dan status kepemilikan sistem.

  7. Prototipe Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses Admin
  8. Gambar 4.15 Tampilan Menu Pada Hak Akses Admin

    Pada gambar 4.15 merupakan prototipe tampilan dashboard dan menu dengan hak akses milik admin. Pada dashboard dengan hak akses admin terdapat informasi umum serta dashboard 360 Degree HRM yang didalamnya mencakup informasi rekrutmen, absensi, penggajian, penilaian, dan evaluasi. Selain itu admin dapat mengakses keseluruhan menu pada sistem 360 Degree HRM.

  9. Prototipe Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses Leader
  10. Gambar 4.16 Prototipe Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses Leader

    Pada gambar 4.16 merupakan prototipe tampilan dashboard dan menu dengan hak akses miliki leader. Dalam prototipe tersebut dashboard sistem dengan hak akses milik leader hampir sama dengan dashboard sistem milik admin. Namun, pada hak akses milik leader memiliki batas akses menu, sehingga memiliki sedikit perbedaan dengan tampilan admin.

  11. Prototipe Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses User
  12. Gambar 4.17 Prototipe Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses User

    Berdasarkan gambar 4.17 prototipe tampilan dashboard dengan hak akses untuk user atau staff memiliki perbedaan dengan tampilan milik admin ataupun leader sebab disesuaikan dengan kebutuhannya. Dari sisi menu, user atau staff hanya diberikan akses menu dashboard, form, transaksi, dan evaluasi manajemen.

  13. Prototipe Tampilan Form Cuti
  14. Gambar 4.18 Prototipe Tampilan Form Cuti

    Pada gambar 4.18 merupakan prototipe tampilan menu form yang dikhususkan pada sub menu form cuti. Prototipe tersebut terdapat text input nama, NIK dan jabatan yang disable. Sedangkan text input lainnya, bersifat normal dan harus dilakukan pengisian.

  15. Prototipe Tampilan Form Penilaian
  16. Gambar 4.19 Prototipe Tampilan Form Penilaian

    Pada gambar 4.19 merupakan prototipe tampilan penilaian yang dirancang dengan pemilihan menggunakan radio button dari setiap aspek yang di nilai. Form penilaian adalah sub menu dari menu form. Form ini akan digunakan bila pegawai telah memasuki masa penilaian yang dihitung perbulan atau pertiga bulan.

  17. Prototipe Tampilan Transaksi Absen
  18. Gambar 4.20 Prototipe Tampilan Transaksi Absen

    Pada gambar 4.20 adalah prototipe dari keseluruhan transaksi absen yang dilakukan oleh pegawai pada e-absen yang terdapat pada halaman home atau beranda. Selain itu dalam prototipe transaksi absen terdapat button eksport dan import untuk mempermudah admin untuk merekap data keseluruhan.

  19. Prototipe Tampilan Master Kepegawaian
  20. Gambar 4.21 Prototipe Tampilan Master Kepegawaian

    Pada gambar 4.21 merupakan prototipe dari tampilan master kepegawaian. Pada tampilan tersebut dirancang secara sederhana dengan penambahan aksi berupa detail, edit dan delete yang dapat mempermudah admin dalam melakukan pendataan sesuai data masing-masing pegawai.

  21. Prototipe Tampilan Master HRM Pada Data Rekrutmen
  22. Gambar 4.22 Prototipe Tampilan Master HRM Pada Data Rekrutmen

    Prototipe tampilan master HRM dengan sub menu data rekrutmen seperti pada gambar 4.22, dirancang untuk dapat mendata pelamar yang telah memasukan dokumen lamaran kerja di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Selain itu pada data rekrutmen terdapat status approval dari masing-masing nomer lamaran yang telah di input.

  23. Prototipe Tampilan Master HRM Pada Data Evaluasi Kinerja
  24. Gambar 4.23 Prototipe Tampilan Master HRM Pada Data Evaluasi Kinerja

    ada gambar 4.23 merupakan prototipe tampilan untuk sub menu data evaluasi kinerja yang terdapat dalam menu Master HRM. Prototipe tersebut berguna untuk menentukan tampilan halaman data evaluasi kinerja yang akan dirancang pada program 360 Degree HRM.

  25. Prototipe Tampilan Master User
  26. Gambar 4.24 Prototipe Tampilan Master User

    Pada gambar 4.24 merupakan prototipe tampilan master user yang dapat mendata pegawai untuk dapat masuk kedalam sistem 360 Degree HRM dengan penentuan hak akses yang berbeda.


Tampilan Sistem Yang Diusulkan

  1. Tampilan Home
  2. Gambar 4.25 Tampilan Home

    Tampilan pada gambar 4.25 merupakan tampilan pada halaman home atau beranda yang pertama kali muncul ketika membuka sistem 360 Degree HRM. Tampilan tersebut memberikan informasi secara umum tentang instansi terkait. Button login pada tampilan tersebut menghubungkan dengan halaman login pada sistem 360 Degree HRM.

  3. Tampilan Absen Pada Home
  4. Gambar 4.26 Tampilan Absen Pada Home

    Tampilan pada gambar 4.26 merupakan tampilan yang berada pada home, yang ditampilkan setelah mengklik e-absen pada baris menu. Pada tampilan ini terdapat kolom yang perlu diisi diantaranya masuk atau pulang, jam dinas, NIK dan button absen.

  5. Tampilan Login
  6. Gambar 4.27 Tampilan Login

    Tampilan login pada gambar 4.27 diatas merupakan tampilan yang akan muncul setelah memilih button login pada halaman home atau beranda. Pada tampilan tersebut terdapat kolom penginputan username dan password sebagai autentifikasi untuk dapat masuk dalam sistem 360 Degree HRM dengan hak akses yang telah ditentukan.

  7. Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses Admin
  8. Gambar 4.28 Tampilan Menu Pada Hak Akses Admin

    Setelah melakukan login dengan memasukan username dan password yang benar dan terdapat dalam database, maka sistem akan menampilkan dashboard sistem. Pada gambar 4.28 merupakan tampilan dashboard dan menu untuk hak akses admin, dengan menampilkan seluruh menu sistem 360 Degree HRM.

  9. Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses Leader
  10. Gambar 4.29 Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses Leader

    Setiap pegawai memiliki satu hak akses untuk dapat masuk ke dalam sistem yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan dari penggunaan sistem 360 Degree HRM. Pada gambar 4.29 merupakan tampilan dari dashboard dan menu pada hak akses milik leader. Menu yang ditampilkan untuk hak akses leader hanya terdapat dua pengurangan dari sistem keseluruhan milik admin.

  11. Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses User
  12. Gambar 4.30 Tampilan Dashboard dan Menu Pada Hak Akses User

    Pada gambar 4.30 diatas merupakan tampilan dashboard untuk hak akses user. Tampilan tersebut memiliki perbedaan yang cukup banyak dibandingkan dengan tampilan milik admin dan leader. Menu yang diberikan untuk staff atau user hanya berupa menu dashboard, form, transaksi dan evaluasi manajemen.

  13. Tampilan Form Cuti
  14. Gambar 4.31 Tampilan Form Cuti

    Pada gambar 4.31 merupakan form cuti yang menjadi salah satu dari sub menu dalam menu form. Form cuti oleh user atau staff digunakan untuk pengajuan cuti kepada leader yang dituju. Selanjutnya form cuti yang telah diajukan akan masuk dalam transaksi form sebagai riwayat transaksi atas form dan juga dapat dilihat persetujuan dari form tersebut.

  15. Tampilan Form Penilaian
  16. Gambar 4.32 Tampilan Form Penilaian

    Pada gambar 4.32 merupakan tampilan form penilaian pada program 360 Degree HRM. Form penilaian tersebut hanya dapat diakses oleh leader dan admin. Leader dapat menilai pegawai dengan memasukan nama pegawai dan melakukan penilaian dari beberapa aspek yang tersedia. Selanjutnya penilaian tersebut dikirim ke dalam database.

  17. Tampilan Transaksi Absen
  18. Gambar 4.33 Tampilan Transaksi Absen

    Seluruh data terkait pegawai yang telah melakukan e-absen pada halaman home atau beranda maka transaksi dari absen tersebut akan masuk ke dalam transaksi absen seperti pada gambar 4.33. Lalu, pencarian data dapat dilakukan dengan filter berdasarkan tanggal.

  19. Tampilan Master Kepegawaian
  20. Gambar 4.34 Tampilan Master Kepegawaian

    Pada gambar 4.34 merupakan tampilan pada halaman master kepegawaian pada program yang dirancang. Master Kepegawaian dapat dikatakan sebagai bank data inti dalam sistem 360 Degree HRM, karena data terkait pegawai, keluarga pegawai, sertifikasi pegawai, absensi pegawai dan data gaji pegawai terdapat dalam detail master kepegawaian.

  21. Tampilan Master HRM Pada Data Rekrutmen
  22. Gambar 4.35 Tampilan Master HRM Pada Data Rekrutmen

    Berdasarkan pada rancangan prototipe sebelumnya, maka gambar 4.35 merupakan tampilan halaman data rekrutmen yang terdapat dalam menu master HRM berfungsi untuk menyimpan data lamaran yang masuk. Pada kolom no.lamaran memiliki link ke halaman untuk melihat data lamaran. Selain itu ditambahkan juga status persetujuan bila persetujuan tersebut masih dalam keadaan pending.

  23. Tampilan Master HRM Pada Data Evaluasi Kinerja
  24. Gambar 4.36 Tampilan Master HRM Pada Data Evaluasi Kinerja

    Pada gambar 4.36 merupakan tampilan halaman data evaluasi yang terdapat dalam menu master HRM. Halaman tersebut menyajikan informasi berupa evaluasi kinerja pegawai yang memiliki data absen dan data penilaian yang diberikan leader dengan perhitungan persentasenya dalam query.

  25. Tampilan Master User
  26. Gambar 4.37 Tampilan Master User

    Tampilan master user pada sistem 360 Degree HRM seperti gambar 4.37, berguna untuk menentukan hak akses pegawai dalam penggunaan sistem. Hak akses diberikan untuk admin, leader dan user atau staff dengan tampilan akses menu yang berbeda sesuai analisa kebutuhan masing-masing.


Konfigurasi Sistem Berjalan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang diusulkan untuk sistem informasi 360 Degree HRM terhadap manajemen kinerja, yaitu :

  1. Processor : Intel® Core™ i3-3240 CPU @3.40GHz
  2. Monitor : Lenovo LED 18,5 inch
  3. Mouse : Logitech M150
  4. Keyboard : Logitech K120
  5. RAM : 4.00 GB
  6. Harddisk : 500GB (Utama) dan 500GB (Tambahan)


Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang diusulkan untuk sistem informasi 360 Degree HRM terhadap manajemen kinerja, yaitu :

  1. Windows
  2. Microsoft Office
  3. Google Chrome
  4. XAMPP


Hak Akses (Brainware)

Hak akses yang diperbolehkan untuk mengoperasikan sistem 360 Degree HRM terhadap manajemen kinerja, yaitu :

  1. Admin sebagai System Administrator
  2. Pimpinan sebagai Leader
  3. Pegawai sebagai User atau Staff


Testing dan Implementasi

Pada tahap pengujian peneliti menggunakan metode black box testing untuk memastikan sistem yang dibuat dapat berjalan dengan baik. Testing dilakukan terhadap sistem, sebab tidak menutup kemungkinan akan terjadi suatu kesalahan (bug) dari sistem yang di tes. Testing dapat meminimalkan kesalahan fungsionalitas program dalam sistem. Hasil black box testing pada sistem 360 Degree HRM terhadap manajemen kinerja yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.23 Daftar Pengujian Black Box Testing

  1. Login Sistem 360 Degree HRM
  2. Untuk dapat login pada sistem 360 Degree HRM dengan menggunakan username dan password. Pada pengujian ini dilakukan dengan beberapa skenario, yaitu sebagai berikut :

    Tabel 4.24 Testing Login Sistem 360 Degree HRM

  3. Input Data Pegawai
  4. Pengujian untuk input data pegawai dilakukan dengan beberapa skenario sebagai berikut :

    Tabel 4.25 Testing Input Data Pegawai

  5. Input Data User
  6. Pengujian untuk input data user atau pengguna sistem dilakukan dengan beberapa scenario yaitu sebagai berikut :

    Tabel 4.26 Testing Input Data User

  7. Input Data Gaji
  8. Pengujian untuk input data gaji yang digunakan untuk mengetahui berjalan atau tidaknya query dalam data penggajian yaitu sebagai berikut :

    Tabel 4.27 Testing Input Data Gaji

  9. Pencarian Data Transaksi Form
  10. Pengujian pada pencarian data transaksi form dengan menggunakan batasan atau filter data berdasarkan tanggal dapat dilakukan dengan skenario sebagai berikut :

    Tabel 4.28 Testing Pencarian Data Transaksi Form


Time Schedule

Time schedule merupakan perencanaan terhadap waktu atau penjadwalan yang diperlukan dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian sampai pada proses implementasi tentang “Perancangan Sistem Informasi 360 Degree HRM Terhadap Manajemen Kinerja Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”. Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai langkahlangkah kegiatan yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang dirancang pada instansi terkait. Maka jadwal kegiatan yang diperlukan peneliti yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.29 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Estimasi Biaya

Estimasi biaya digunakan sebagai perhitungan terhadap kebutuhan biaya untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan dengan penyesuaian pada jadwal kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya. Maka rincian estimasi biaya yang diperlukan peneliti dalam melakukan perancangan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.30 Daftar Estimasi Biaya



BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem manajemen sumber daya manusia sebagai penunjang dalam melakukan pemberdayaan terhadap pegawai dalam suatu instansi yang terkait dengan mengelola kinerja dari masing-masing pegawai untuk mendapatkan hasil yang objektif serta mengoptimalisasikan penyampaian informasi kepada pegawai di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan serta penjelasan pada bab sebelumnya mengenai Perancangan Sistem Informasi 360 Degree HRM Terhadap Manajemen Kinerja Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

  1. Kendala yang dialami pada sistem manajemen sumber daya manusia di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang sedang berjalan saat ini masih terdapat kesalahan dalam pengelolaan sumber daya manusia dari alur kerja yang semestinya dan sering terjadinya human error dalam melakukan pendataan. Selain itu pendataan dan pelaporannya masih di dominasi oleh banyaknya penggunaan kertas. Sehingga mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja dalam melaporkan sumber daya manusia terhadap manajemen kinerja masing-masing pegawai.

  2. Sistem manajemen sumber daya manusia yang dikolaborasikan pendataannya mulai dari data rekrutmen, absensi kehadiran, penggajian, penilaian dan evaluasi kinerja memiliki tingkat penyampaian informasi yang lebih akurat dengan adanya data pendukung dari setiap elemen data. Sehingga kebutuhan user akan adanya sistem manajemen sumber daya manusia yang dapat diketahui secara 360 derajat sangat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melayani informasi manajemen sumber daya manusia atau informasi kepegawaian terhadap user yang membutuhkan. Hal ini dapat juga memberikan peranan yang sangat penting guna mendukung kinerja pegawai secara keseluruhan dengan melakukan pengukuran kapasitas kinerja pegawai dengan pelayanan yang diberikan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

  3. Setiap elemen sistem dan elemen data yang berkolaborasi dalam sistem manajemen sumber daya manusia memiliki keterkaitan satu sama lain. Dengan pembahasan pada data rekrutmen yaitu yang dapat memberikan riwayat rekrutmen. Data absensi yang dapat memberikan informasi transaksi absen pegawai. Data penggajian yang memberikan informasi gaji pegawai selama satu tahun berjalan. Data penilaian dapat diketahui pegawai agar pegawai dapat melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Serta data evaluasi kinerja yang bersumber dari data absensi, dan penilaian yang akan mempengaruhi pendapatan atau jenjang karis seseorang pegawai dengan dilakukannya perhitungan berdasarkan persentase yang telah ditentukan.

  4. Sistem 360 Degree HRM terhadap manajemen kinerja pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang dirancang memberikan output atau hasil berupa informasi untuk pegawai, mulai dari data rekrutmen, presentasi kehadiran, data gaji yang didapatkan selama satu tahun atau dua belas bulan terakhir, data penilaian dan evaluasi kinerja pegawai yang ditampilkan pada dashboard sistem dan akan muncul pertama kali setelah melakukan login. Sehingga informasi terkait kinerja pegawai memiliki dasar yang objektif dan akurat dengan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Data yang ditampilkan telah dilakukan pengolahan sesuai dengan kebutuhan pegawai pada umumnya.

Saran

Setelah dilakukan analisa permasalahan terhadap sistem manajemen sumber daya manusia atau HRM yang berkolaborasi secara 360 derajat terkait manajemen kinerja pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, maka terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan masukan yang dapat membantu instansi dalam memaksimalkan pencapaian tujuan yang berhubungan dengan manajemen kinerja yaitu sebagai berikut :

  1. Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang membutuhkan sistem yang dapat menyalurkan informasi manajemen sumber daya manusia terkait manajemen kinerja pegawai kepada pegawai yang bersangkutan secara langsung untuk mempermudah dan mendukung jalannya sistem serta akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan terhadap pegawai.

  2. Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang harus dapat memahami kebutuhan user atau pegawai mengenai informasi manajemen sumber daya manusia yang memiliki integrasi atau kolaborasi dengan beberapa data pendukung lainnya seperti data rekrutmen, data abensi kehadiran, penggajian, penilaian dan evaluasi kinerja yang dapat menentukan kapasitas kinerja pegawai selama kurun waktu yang telah ditentukan dengan akurat, relevan dan tepat pada sasaran informasi.

  3. Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang harus dapat melakukan pengolahan data atau manajemen data untuk menjadikannya informasi dari setiap data yang telah dilakukan penginputan atau pengajuan. Selain itu diperlukan pula pengembangan terhadap sistem kearah yang lebih mendetail seperti dikhususkan pada rekrutmen, absensi, penggajian, penilaian atau evaluasinya dan juga kearah sistem yang modern agar dapat menyesuaikan pada keadaan suatu instansi.



DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart. 2014. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 13. Jakarta : Salemba Empat.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi.
  3. 3,0 3,1 3,2 Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Sistem Informasi dan Implementasinya : Teori & Konsep Sistem Informasi Disertai Berbagai Contoh Praktiknya Menggunakan Perangkat Lunak Open Source. Bandung : Informatika.
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 Rusdiana, H. A. dan Moch.Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Cet.1. Bandung : Pustaka Setia.
  5. 5,0 5,1 Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Ed.1. Cet.1. Yogyakarta : Deepublish.
  6. 6,0 6,1 Tyoso, Jaluanto Sunu Punjul. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Pertama, Cet.1. Yogyakarta : Deepublish.
  7. Endah, Marselina dan Eny Maria.2013. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Penyebaran Pelayanan Jemaat (Studi Kasus: Gereja Huria Kristen Batak (HKBP) di Pulau Jawa). Yogyakarta : Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013.
  8. 8,0 8,1 Sutabri, Tata. 2016. Sistem Informasi Manajemen (Edisi Revisi). Ed.II. Cet-1. Yogyakarta : Andi.
  9. Lipursari. Anastasia. 2013. “Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam Pengambilan Keputusan”. Semarang : STIE Semarang. Jurnal STIE Semarang. Vol. 5 No. 1, Februari 2013 ISSN: 2252-7826.
  10. Sutabri, Tata. 2014. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta : ANDI.
  11. Suryadi. Emi. 2016. “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kendaraan Dalam Mendistribusikan Zakat, Infak dan Sedekah”. Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta. Jurnal CCIT. Vol. 9 No. 3, Agustus 2016.
  12. 12,0 12,1 Taufiq, Rahmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen, Konsep Dasar, Analisa Dan Metode Pengembangan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  13. 13,0 13,1 13,2 13,3 13,4 A.S., Rosa dan M.Shalahuddin. 2015. Rekayasa Perangkat Lunak : Terstruktur dan Berorientasi Objek. Cet.3. Bandung : Informatika.
  14. Zohrahayati. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pada Butik Luwes Fashion Kecamatan Tulakan”. Surakarta : Universitas Gajah Mada Fakultas Teknik Informatika.
  15. McKay, Alison, George N. Stiny, and Alan de Pennington. "Principles for the definition of design structures." International Journal of Computer Integrated Manufacturing 29.3 (2016): 237-250.
  16. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  17. Wibowo. Gallaleo. I, Rumagit. A. M, Tuturoong. N. J. 2014. “Perancangan Aplikasi Gudang Pada PT. Pakan Ternak Sejati”. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer. Manado: UNSRAT. Vol. 3 No. 4 ISSN : 2301-8402.
  18. Indrajani. 2014. Database System : Case Study All in One. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
  19. Suprihadi,. Rini K. Hudiono, dan Lina S.W. 2013. "Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller". Tangerang : Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 ISSN: 1978-8282.
  20. Sudaryono. 2014. Aplikasi Statistika untuk Penelitian. Jakarta : Lentera Ilmu Cendikia.
  21. Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Ed.1,Cetakan ke-5. Jakarta : Prenadamedia Group.
  22. Nandari, Bhirawa Anoraga dan Sukadi. 2014. “Pembuatan Website Portal Berita Desa Jetis Lor”. IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security. Vol.3 No.3 - Juli 2014.
  23. Cortez, D. M. A., Molina, C. M., Mata, K. E., & Bermudez, J. R. D. 2015. Improving Customer Satisfaction through Smart Shopping: A Prototype. International Journal of Computer Science and Information Technologies, 6(2), 1141-1152.
  24. Warnars, Spits. 2014. “Perbandingan Penggunaan Database OLTP Dan Data Warehouse”. Tangerang : Jurnal CCIT Vol.8 No.1 – September 2014
  25. Onu, Fergus U, Chinelo. V. Umeakuka. 2016. Object Oriented Programming (Oop) Approach To The Development Of Student Information Management System. Ebonyi State University, Abakaliki-Nigeria : International Journal of Computer Applications Technology and Research Volume 5– Issue 8, 504 - 508, 2016, ISSN:- 2319–8656.
  26. Jagadish, Maddirala, Palli Hemanth Kumar, and Pamarthi Jagadish. "Avance Bibliothek Management System”. International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT) Vol. 5 (6) (2014): 7243-7251.
  27. Yousuf, Masooma, and M. Asger. “Comparison of Various Requirements Elicitation Techniques”. International Jurnal of Computer Applications Vol.116 No.4, April 2015 ISSN 0975-8887.
  28. Siahaan, Daniel. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta : CV.Andi Offset.
  29. Saputra, A. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan Lapan Bandung. Berita Dirgantara, Vol.13 No.2 - Juni 2012 : 50-56.
  30. Meiastoko, Dody. 2013. “Implementasi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dalam, Kegiatan Rekruitmen Karyawan”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.6 No.2-September 2013.
  31. Winarta, Barlian T.. 2017. 500 Ways To Multiply Your People’s Productivity. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
  32. 32,0 32,1 32,2 32,3 32,4 32,5 Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia : Teori dan Praktik. Edisi Pertama, Cet.2. Jakarta : Rajawali Pers.
  33. 33,0 33,1 Dimyati, H.A. Hamdan dan Kadar Nurjaman. 2014. Manajemen Proyek. Cet.1. Bandung : Pustaka Setia.
  34. Hasibuan, Malayu S.P., Haji. 2016. Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi, Cet.12. Jakarta : Bumi Aksara.
  35. 35,0 35,1 Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Cet.6. Bandung : PT. Refika Aditama.
  36. 36,0 36,1 36,2 36,3 36,4 Poniman, Farid dan Yayan Hadiyat. 2015. Manajemen HR STIFIn : Terobosan untuk Mendongkrak Produktivitas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
  37. Santoso, S. 2016. Perencanaan Dan Pembuatan Aplikasi Absensi Dosen Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) (Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut). Prosiding SENIATI, (Book-2). B.332-337 ISSN : 2085-4218.
  38. 38,0 38,1 Warren, Carl S., .dkk. 2016. Pengantar Akuntansi – Adaptasi Indonesia Edisi 25. Cet.3. Penerjemah : Novrys Suhardiato, Devi S. Kalanjati. Jakarta : Salemba Empat.
  39. Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Ed.4. Jakarta : Salemba Empat.
  40. Mangkuprawira, Tb. Sjafri. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Cet.2. Ed.2. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.
  41. 41,0 41,1 Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Ed.5. Cet.10. Jakarta : Rajawali Pers.
  42. Mulyadi. 2014. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
  43. Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  44. 44,0 44,1 44,2 Rangkuti, Freddy. 2016. SWOT BALANCED SCORECARD : Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
  45. Susena, E., dkk. 2015. Perencanaan Strategis Sistem Informasi Smart Campus Untuk Meningkatkan Pelayanan Di Politeknik Indonusa Surakarta. Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta, Vol.1 No.3.
  46. 46,0 46,1 Kartini, Budi Utami Fahnun dan Dewi Pratiwi. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Tiket Konser Musik Online Berbasis Lokasi”. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013.
  47. Nugroho, Bunafit. 2013. Dasar Pemograman web PHP – MySQL Dengan Dreamweaver. Yogyakarta : Gava Media.
  48. 48,0 48,1 Faridl, Miftah. 2015. Fitur Dahsyat Sublime Text 3. Surabaya : Lug STIKOM.
  49. Walia. Saurabh, Gill. Er. Satinderjit. Kaur. 2014. “A Framework for Web Based Student Record Management System using PHP”. India : Eternal University. International Journal of Computer Science and Mobile Computing. Vol. 3 No. 8, Agustus 2014
  50. Raharjo, Budi. 2016. Pemrograman GUI dengan C++ dan Qt. Bandung : Informatika Bandung.
  51. B, Dipina Damodaran., Shirin Salim, and Surekha Marium Vargese. 2016. “Performance Evaluation of Mysql and MongoDB Databases”. India: M A College of Engineering. International Journal on Cybernetics & Informatics (IJCI) Vol. 5 No. 2, April 2016.
  52. Watung, I. A., & Sinsuw, A. A. 2014. Perancangan Sistem Informasi Data Alumni Fakultas Teknik UNSRAT Berbasis Web. Jurnal Teknik Informatika Universitas Sam Ratulangi, Vol. 3 No. 1 ISSN 2301-8402.
  53. Rahayu, Sri., Muhamad Yusuf, dan Sinta Puspita Dewi. 2015. “Perancangan Aplikasi Absensi Peserta Bimbingan Belajar berbasis Web dengan Menggunakan Framework YII”. Tangerang: STMIK Raharja. Jurnal CCIT. Vol. 9 No.1, September 2015 ISSN : 1978 -8282.
  54. Mishra. Atul. 2014. “Critical Comparison Of PHP And ASP.NET For Web Development”. International Journal of Scientific and Technology Research. Vol. 3 No. 7, July 2014 ISSN 2277-8616.
  55. Raharjo, Budi. 2015. Belajar Otodidak Framework CodeIgniter : Teknik Pemrograman Web dengan PHP dan Framework CodeIgniter 3. Bandung : Informatika Bandung.
  56. Parlika, Rizky., Achmad Heidhar Mubarok, and M. Syahrul Munir. 2017. Rancangan Sistem Informasi Pegawai Lapangan Rentcar Menggunakan Framework CodeIgniter. Jurnal INFORM, Vol.2 No.2, Juli 2017, ISSN : 2502-3470, E-ISSN : 2581-0367.
  57. Mahdia, F., dan Noviyanto, F. 2013. Pemanfaatan Google Maps API Untuk Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Bantuan Logistik Pasca Bencana Alam Berbasis Mobile Web (Studi Kasus: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta). Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Vol.1 No.1 : 162-171, e-ISSN: 2338-5197.
  58. Husni, A. F. 2016. Analisis Dan Pengembangan Sistem Informasi Akademik Dengan Permodelan Enterprise Architecture Zachman Framework Pada Politeknik Jambi. Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta, 1, 1-9.
  59. Aryani, Diah, Muhammad Nur Ihsan, and Puspita Septiyani. 2017. Prototype Sistem Absensi Dengan Metode Face Recognition Berbasis Arduino Pada Smk Negeri 5 Kabupaten Tangerang. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE 5.(1), 1.3.37-42, ISSN : 2302-3805.
  60. Rizaldi, Adrian. 2014. "Sistem Pakar Identifikasi Karakter Siswa dalam Menentukan Konsentrasi Belajar dengan Metode Forward Chaining pada SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang". Skripsi. Tangerang : STMIK Raharja.
  61. Mustaqbal. M. Sidi, Firdaus. Roeri. Fajri, Rahmadi. Hendra. 2015. “Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis”. Bandung: Universitas Widyatama. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol. 1 No. 3, Agustus 2015 ISSN : 2407 – 3911.
  62. Yadav. Uma Nath, Rai. Ashutosh, Verma. Priyaranjan. 2013. ”Software Testing”. ITM Gorakhpur: International Journal of Computer Science and Information Technologies.Vol. 4 .No.2, ISSN 0975-964.
  63. Aisyah. Euis. Sitinur, Padeli, dan Sumasih. 2016. ”Penerapan activity based costing system dalam laporan keungan untuk mempermudah pengendalian biaya”. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Journal SENSI. Vol. 2 No. 2, Agustus 2016 ISSN: 2461-1409.
  64. Jan, Syed Roohullah, dkk. 2016. "An Innovative Approach to Investigate Various Software Testing Techniques and Strategies." International Journal of Scientific Research in Science, Engineering and Technology (IJSRSET), Print ISSN : 2395-1990.
  65. Deviachrista. 2013. Dasar Literature Review. Jakarta: Salemba Empat.
  66. Maulani. Giandari, Rahardja. Untung, Adila. Lalita. Tri. 2016. “Video Sebagai E-Portofolio Mahasiswa Untuk Meningkatkan Keterampilan Mahasiswa”. Tangerang: STMIK Raharja. Jurnal CCIT. Vol. 9 No. 2, Januari 2016 ISSN : 1978 -8282.
  67. Mulyadi, M. 2013. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada Stikom Dinamika Bangsa). Jurnal MEDIA SISFO, 7(2).
  68. Islam, M. S., and Al Mamun, M. A. (2016). Perception of Management on Outcomes of Human Resource Information System (HRIS). International Journal of Business and Social Research, 6(2), Page 29-37.
  69. Karikari, A. F., Boateng, P. A., & Ocansey, E. O. 2015. The Role of Human Resource Information System in the Process of Manpower Activities. American Journal of Industrial and Business Management, Vol.5 No.06, Page 424-431.
  70. Febrianto, Nursyahron Joko, dkk. 2015. Pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Di PT. Marintara Heron Jaya Cilegon. Yogyakarta : Jurnal Teknologi Informasi, Vol.X Nomor 29 Juli 2015.
  71. Tursunbayeva, A., Bunduchi, R., Franco, M., & Pagliari, C. (2016). Human resource information systems in health care: a systematic evidence review. Journal of the American Medical Informatics Association, ocw141.
  72. Muslim, Erlinda dan Frinda Firania. 2016. Designing The Human Resource Scorecard As A Performance Measurement of Human Resource. Jurnal Manajemen Teknologi, Vol.15 No.1, Page 1-10.
  73. Mahsina., Khusni Hidayati dan Basuki. 2016. Analisis Perancangan Pengembangan Sistem Pengukuran Kinerja Berbasis Balance Scorecard Method Untuk Industri Manufaktur Jawa Timur (Studi Kasus Pada PT. Pencu Metal Abadi). E-Jurnal Manajemen Kinerja, Vol.2 No.2, E-ISSN : 2407-7305.
  74. Ahmad, Mansoor, and Matthew Allen. 2015. High performance HRM and establishment performance in Pakistan: an empirical analysis. Employee Relations 37.(5), Page 506-524.
  75. Srivastava, Jayanti, and Farhina Sardar Khan. 2016. 360-Degree Performance Review And Its Effect On Employee Motivation. International Journal of Innovative Research and Advanced Studies (IJIRAS) Vol.3 Issue 8, Page 37-40.



DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1 Surat Pengantar Skripsi
A.2 Formulir Persetujuan Dan Penugasan Pembimbing
A.3 Formulir Permohonan Usulan Penelitian Skripsi
A.4 Formulir Permohonan Penggantian Judul Tugas Akhir/Skripsi
A.5 Kartu Bimbingan
A.6 Kartu Study Tetap Final (KSTF)
A.7 Daftar Nilai
A.8 Form Validasi Skripsi
A.9 Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
A.10 Kwitansi Pembayaran Skripsi
A.11 Formulir Seminar Proposal
A.12 Formulir Pertemuan Stakeholder
A.13 Formulir Final Presentasi Skripsi
A.14 Formulir Pendaftaran Sidang
A.15 Formulir Validasi Sidang
A.16 Kwitansi Pembayaran Raharja Career
A.17 Kwitansi Pembayaran Sidang
A.18 Sertifikat TOEFL
A.19 Sertifikat Prospek
A.20 Sertifikat Seminar IT Internasional
A.21 Sertifikat Seminar IT Nasional
A.22 Sertifikat Presentasi Jurnal
A.23 Curriculum Vitae (CV)


LAMPIRAN B

B.1 Bukti Observasi
B.2 Bukti Testing dan Implementasi
B.3 Bukti Wawancara


LAMPIRAN C

C.1 Form Pengajuan Kebutuhan Pegawai
C.2 Form Izin Pulang Cepat
C.3 Form Tukar Dinas
C.4 Form Surat Perintah Lembur
C.5 Form Surat Permohonan Cuti
C.6 Surat Sakit
C.7 Form Penilaian

Contributors

Indrianingrum