SI1231471655

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

SISTEM KEAMANAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA16A

DENGAN MOBILE YANG MENGGUNAKAN PENYEMPROT ANESTESI

PADA PT GOLDEN MARINDO PERSADA

SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :

NIM
: 1231471655
NAMA

JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2013/2014)

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SISTEM KEAMANAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA16A DENGAN MOBILE YANG MENGGUNAKAN

PENYEMPROT ANESTESI PADA PT.GOLDEN MARINDO PERSADA SKRIPSI

Disusun Oleh :

NIM
: 1231471655
Nama
: Chandra Gunawan
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System (COS)

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juni 2014

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK Raharja,
       
Jurusan Sistem Komputer,
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom,.M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

 

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SISTEM KEAMANAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA16A DENGAN MOBILE YANG MENGGUNAKAN

PENYEMPROT ANESTESI PADA PT.GOLDEN MARINDO PERSADA SKRIPSI

Disusun Oleh :

NIM
: 1231471655
Nama
: Chandra Gunawan

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2013/2014

Dewan Penguji :

Tangerang, Juni 2014

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(____________)
 
(____________)
 
(____________)
NID :
 
NID :
 
NID :

 

 

 

ABSTRAKSI

Seiring dengan perkembangan teknologi, peranan peralatan komunikasi dan peralatan kontrol keamanan sebagai penunjang dalam peningkatan produksi dalam suatu industri semakin besar. Pengontrolan peralatan elektronika telah menghasilkan metode yang sangat maju seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan kemajuan teknologi tersebut pada era sekarang ini komunikasi bukan hanya digunakan untuk komunikasi antar sesama manusia saja, melainkan antara manusia dengan alat-alat kontrol. Untuk membangun suatu alat yang dapat mengendalikan sistem keamanan mobil sehingga pemilik mobil dapat memantau keamanan mobil terhadap gangguan pencuri melalui Short Message Service (SMS). Membangun sebuah pengontrol sistem keamanan untuk menghasilkan semprotan anestesi agar mobil tidak bisa dicuri dapat dilakukan melalui Short Message Service (SMS). Cara sistem memprogram mikrokontroler supaya bisa mematikan mesin mobil dengan menggunakan relay. Dengan menggunakan mikrokontroler yang dapat mengetahui adanya perubahan logika saat kunci kontak diputar. Menggunakan mikrokontroler yang dapat berkomunikasi dengan handphone menggunakan AT COMMAND. Memberikan logika 0 ke relay maka relay matikan mesin mobil karena switchnya putus. Mikrokontroler dapat mengirimkan SMS dan membaca SMS di handphone yang terhubung ke mikrokontroler melalui Serial port. Mikrokontroler dapat mengetahui pada saat mobil dinyalakan dengan merubah posisi switch menjadi aktif, sehingga mikrokontroler akan memerintahkan handphone untuk mengirimkan SMS ke pemilik mobil, lalu alarm dan penyemprot anestesi aktif dan mematikan mesin mobil. Alarm tidak akan berhenti berbunyi dan mobil tidak dapat dinyalakan sampai pemilik mobil merubah switch ke posisi tidak aktif.

Kata kunci : ATMEGA16A, IC LM-7805 SMS gateway. Asembly

 

ABSTRACT

Along with the development of technology, the role of communications equipment and security control equipment to support the increased production in an industry increases. Control electronics equipment has resulted in a very advanced method along with the development of technology. With the technological advances in today's era of communication is not only used for communication among humans alone, but between man and control tools. To build a device that can control the car security system so that the car owner can monitor the safety of the car against thieves disorders through Short Message Service (SMS). Build a security system controller to produce a spray of anesthetic so the car can not be stolen can be done via the Short Message Service (SMS). How to program a microcontroller system to be able to turn off the car engine by using the relay. By using a microcontroller that can be aware of any change in logic when the ignition is turned. Using a microcontroller that can communicate with the phone using AT COMMAND. Provide a logic 0 to the relay then the relay switch off the car engine because the switch is broken. The microcontroller can send SMS and read SMS on mobile phones that are connected to the microcontroller via the serial port. The microcontroller can know when the car is turned on by changing the position of the switch becomes active, so the microcontroller will instruct the phone to send an SMS to the owner of the car, then alarms and active anesthetic spray and turn off the engine. The alarm will not stop ringing and the car does not start until the car owner to change the switch position is off.

Keywoards : ATMEGA16A, IC LM-7805 SMS gateway. Asembly

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan Skripsi dengan judul “Sistem Keamanan Mobil Berbasis Mikrokontroller Atmega16A Dengan Mobil Yang Menggunakan Penyemprot Anestesi Pada PT.Golden Marindo Persada”.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik berupa dorongan moril maupun materil, serta bimbingan dan semangat yang diberikan kepada penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih secara tulus dan ikhlas khususnya kepada :

Atas bantuan yang diberikan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan Laporan Tugas Akhir ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Pada Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Ibu Hani Dewi Ariessanti, M.Kom selaku dosen pembimbing I yang telah banyak membantu memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan yang sangat berarti selama penyusunan Skripsi.
  5. Ibu Syarah, S.Kom selaku sebagai dosen pembimbing II yang juga telah banyak membantu memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan yang sangat berarti selama penyusunan Skripsi.
  6. Seluruh Dosen dan Staf Perguruan Tinggi Raharja.
  7. Keluargaku tercinta yang telah memberikan dorongan moral maupun materil serta mendoakanku demi keberhasilan.
  8. Sahabat saya yang telah membantu dengan memberi masukan mengenai judul skripsi ini.
  9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang sudah mendukung dan membantu menyelesaikan Skripsi.
  10. Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari banyak kekurangan karena terbatasnya kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang akan sangat membantu untuk menyempumakan Skripsi ini. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat diterima sehingga mempunyai arti dan makna yang berarti baik bagi penulis dan terlebih bagi lingkungan sekitar. Semoga rahmat dan hidayah Allah SWT tetap bersama kita, Amin.
  11.  

     

    Tangerang, Juni 2014

     

     

     

     

    (Chandra Gunawan)
    NIM : 1231471655

     

     

    Daftar isi

    DAFTAR TABEL

     

Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Prototype

Tabel 2.2. Konfigurasi Clock ADC

Tabel 2.3. Pemilihan sumber picu ADC

Tabel 2.4. Skema Format PDU untuk SMS Deliver

Tabel 2.5. Format OA untuk SMS Deliver PDU

Tabel 2.6. Format penulisan DCS

Tabel 2.7. Perhitungan nilai VP

Tabel 2.8. Pendekodean 8 bit (Octet) menjadi 7 bit (Septet)

Tabel 2.9. Format SCA pada SMS Deliver PDU

Tabel 2.10. Skema Format PDU untuk SMS-Submit

Tabel 2.11. Format DA untuk SMS Submit PDU

Tabel 2.12. Tipe data bahasa C

Tabel 2.13. Fungsi masing-masing pena RS232

Tabel 2.14. Pengaturan Bit UMSEL

Tabel 2.15 Bit Pengatur Ukuran Karakter

Tabel 2.16 Pin Out dari HP SONY ERICSSON

Tabel 2.17 AT Command

Tabel 2.18 Perbedaan Antara

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Pengujian Rangkaian Catu Daya

Tabel 4.2 Pengujian Mikrokontroler

Tabel 4.3 Pengujian Rangkaian Pemutus Baterai

Tabel 4.4 Pengujian Rangkaian Buzzer

Tabel 4.5 Pengujian Rangkaian Switch

Tabel 4.6 Pengujian Pendeteksi Mobil Menyala

Tabel 4.7 Pengujian Rangkaian Penyemprot

Tabel 4.8 Sistem Berjalan

Tabel 4.9 Sistem Usulan

Tabel 4.10 Pengujian Sistem Dengan Mengunakan Pengujian Blackbox

Tabel 4.11 Pengolahan Jadwal

Tabel 4.12 Penerapan

Tabel 4.13 Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 2.1 Bagan Alir Sistem (System Flowcharts)

Gambar 2.2 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

Gambar 2.3 Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

Gambar 2.4 Bagan Alir Program ( Program Flowchart )

Gambar 2.5 Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

Gambar 2.6 Contoh Variasi Aplikasi Flowchart

Gambar 2.7 Metode Prototype

Gambar 2.8 Konfigurasi Pin Atmega16A

Gambar 2.9 Peta Memori AVR ATMega16A

Gambar 2.10 Peta Memori Data ATMega16A

Gambar 2.11 ADC Control and Status Register A – ADCSRA

Gambar 2.12 ADC Multiplexer

Gambar 2.13 Register SFIOR

Gambar 2.14 Skema Format SMS Deliver PDU

Gambar 2.15 Skema format SMS Submit PDU

Gambar 2.16 Kompilasi Linking dari program C

Gambar 2.17 Bit-bit Register UDR

Gambar 2.18 Bit-bit Register UCSRA

Gambar 2.19 Bit-bit Register UCSRB

Gambar 2.20 Bit-bit Register UCSRC

Gambar 2.21 Mekanisme Relay

Gambar 2.22 Relay 5 Volt

Gambar 2.23 Buzzer

Gambar 2.24 Bentuk Fisik Sony Ericsson T630

Gambar 2.25 Soket T630

Gambar 2.26 Konfigurasi pin out Sony Ericsson

Gambar 2.27 Fixed Resistor

Gambar 2.28 Packing Resistor

Gambar 2.29 Variabel Resistor

Gambar 2.30 Electrolytic Capacitor

Gambar 2.31 Ceramic Capacitor

Gambar 2.32 Konfigurasi pin IC Regulator LM 7805

Gambar 2.33 Bentuk fisik IC Regulator LM 7805

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT.Golden Marindo Persada

Gambar 3.2 Diagram Blok Langkah Perancangan

Gambar 3.3 Blok diagram ATMega16A

Gambar 3.4 Blok Diagram Perangkat Keras

Gambar 3.5 Rangkaian Catu daya

Gambar 3.6 Rangkaian Mikrokontroler

Gambar 3.7 Rangkaian Input

Gambar 3.8 Rangkaian Output

Gambar 3.9 Rangkaian Komunikasi Dengan Handphone

Gambar 3.10 Rangkaian Pengendali Penyemprot

Gambar 3.11 Rangkaian Keseluruhan

Gambar 3.12 Tampilan Awal Codevision AVR

Gambar 3.13 Tampilan Codevision AVR Saat Dibuka

Gambar 3.14 Project Untuk Program baru Codevision AVR

Gambar 3.15 Setting Mikrokontroler

Gambar 3.16 Perancangan Program

Gambar 3.17 Tampilan Program Yang Sudah Dicompile

Gambar 3.18 Proses Download Program Yang Sudah Dicompile Ke Mikro

Gambar 3.19 Flowchart Sistem Mikrokontroler

Gambar 4.1 Pengendali Rangkaian Catu Daya

Gambar 4.2 Rangkaian Mikrokontroler ATMEGA 16A

Gambar 4.3 Pengujian AT COMMAND Handphone Sony Ericsson

Gambar 4.4 Tampilan Membuka Program Hyper Terminal

Gambar 4.5 Program Hyper Terminal Setelah Dibuka

Gambar 4.6 Koneksi Yang Digunakan

Gambar 4.7 Pilih Kecepatan Pengiriman Data Dalam Bit Per Second

Gambar 4.8 Menuliskan Command Ke Handphone Yang sudah Terhubung Komputer

Gambar 4.9 Menyatakan Bahwa Handphone Sedang Dalam Keadaan Terhubung Dengan Komputer

Gambar 4.10 Mengetahui Merk Handphone Yang Digunakan

Gambar 4.11 Rangkaian Pemutus Baterai

Gambar 4.12 Rangkaian Alarm

Gambar 4.13 Rangkaian Switch

Gambar 4.14 Rangkaian Pendeteksi Mobil Menyala

Gambar 4.15 Rangkaian Penyemprot

Gambar 4.16 Mengaktifkan Sistem Keamanan

Gambar 4.17 Cara Kerja Alat dan Mematikan Sistem Keamanan

Gambar 4.18 Mengaktifkan Sistem Keamanan

Gambar 4.19 Cara Kerja Alat dan Mematikan Sistem Keamanan

Gambar 4.21 Software CodeVisionAVR

Gambar 4.22 Tampilan Bahasa Pemrogramman C Dalam CodevisionAVR

Gambar 4.23 Bentuk Fisik Alat Sebelum Dihidupkan

Gambar 4.24 Mengaktifkan Buzzer Sebelum ALat Dihidupkan

Gambar 4.25 Mengaktifkan Sistem Keamanan Dengan Menekan Switch Sebelum Alat Dihidupkan

Gambar 4.26 Menghidupkan Mobil Yang Sudah Diaktifkan Sistem Keamanan

Gambar 4.27 Kondisi Mobil Saat Dijalankan

Gambar 4.28 Mengirimkan Pesan Saat Mobil Dicuri

Gambar 4.29 Alarm dan Penyemprot Aktif

Gambar 4.30 Mobil Mati Total

Gambar 4.31 Mematikan Buzzer

Gambar 4.32 Mematikan Switch

Gambar 4.33 Rancangan Prototype

 

DAFTAR SIMBOL

1. SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)

 

 

2. SIMBOL ELEKTRONIKA

 

 

3. SIMBOL USE CASE

 

 

4. SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

 

 

DAFTAR ISI

HALAMANAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    1.2 Rumusan Masalah

    1.3 Ruang Lingkup

    1.4 Tujuan Dan ManfaatPenelitian

      1.4.1 Tujuan Penelitian

      1.4.2 Manfaat Penelitian

    1.5 Metode Penelitian

      1.5.1 Metode Pengumpulan Data

      1.5.2 Metode Analisa

      1.5.3 Metode Perancangan

      1.5.4 Metode Prototype

      1.5.5 Metode Testing

    1.6 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

    2.1 Teori Umum

      2.1.1 Konsep Dasar Sistem

      2.1.2 Konsep Keamanan Sistem Informasi

      2.1.3 Konsep Dasar Analisis SWOT

      2.1.4 Konsep Dasar Perancangan

      2.1.5 Konsep Dasar Prototype

    2.2 Teori Khusus

      2.2.1 Konsep Dasar Mikrokontroler

      2.2.2 Mikrokontroler ATMEGA16A

      2.2.3 Konsep Dasar Layanan Pesan Singkat (Short Message Service)

      2.2.4 Bahasa C

      2.2.5 Perangkat Lunak Mikrokontroler ATMega16A

      2.2.6 Komunikasi USART (Universal Synchronous Asynchronous receiver Transmitter)

      2.2.7 Relay

      2.2.8 Buzzer

      2.2.9 HANDPHONE

      2.2.10 Konsep Dasar Anestesi

      2.2.11 Resistor

      2.2.12 Kapasitor

      2.2.13 IC Regulator

      2.2.14 Konsep Dasar Testing

      2.2.15 Konsep Dasar Elisitasi

    2.3 Study Pustaka ( Literature Review)

BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN

    3.1 Gambaran Umum Perusahaan

      3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

      3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

      3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

      3.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab

    3.2 Tujuan Perancangan

    3.3 Langkah-Langkah Perancangan

    3.4 Diagram Blok

      3.4.1 Diagram Blok ATMEGA16A

      3.4.2 Diagram Blok Perangkat Keras

      3.4.3 Rangkaian Catu Daya

      3.4.4 Rangkaian Mikrokontroler ATMEGA 16A

      3.4.5 Rangkaian Sensor dan Switch

      3.4.6 Rangkaian Pengendali Relay dan Buzzer

      3.4.7 Rangkaian Komunikasi Serial Dengan Handphone

      3.4.8 Rangkaian Pengendali Penyemprot

      3.4.9 Rangkaian Sistem Keseluruhan

    3.5 Cara Kerja Alat

    3.6 Pembuatan Alat

      3.6.1 Perangkat Keras (Hardware)

      3.6.2 Perangkat Lunak (Software)

    3.7 Flowchart

    3.8 Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Masalah

    3.9 User Requirement

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    4.1 Rancangan Sistem Usulan

      4.1.1 Prosedur Sistem Usulan

      4.1.2 Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

      4.1.3 Activity Diagram Yang Diusulkan

      4.1.4 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

    4.2 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

    4.3 Rancangan Program

    4.4 Rancangan Prototype

    4.5 Konfigurasi Sistem Usulan

      4.5.1 Spesifikasi Hardware

      4.5.2 Aplikasi Software Yang Digunakan

      4.5.3 Hak Akses

    4.6 Testing

      4.6.1 Pengujian Black Box

    4.7 Evaluasi

    4.8 Implementasi

      4.8.1 Schedule

      4.8.2 Penerapan

    4.9 Estimasi Biaya

BAB V PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

      5.1.1 Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

      5.1.2 Kesimpulan Terhadap Tujuan Dan Manfaat Penelitian

      5.1.3 Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

    5.2 Saran

    5.3 Kesan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A :

    A.1. Surat Pengantar Skripsi

    A.2. Formulir Permohonan Usulan Penelitian

    A.3. Kartu Bimbingan Skripsi

    A.4. Kartu Study Tetap Final (KSTF)

    A.5. Form Validasi Skripsi

    A.6. Kwitansi Pembayaran Skripsi

    A.7. Kwitansi Pembayaran Sidang

    A.8. Daftar Nilai

    A.9. Formulir Seminar proposal

    A.10. Sertifikat TOEFL

    A.11. Sertifikat Prospek

    A.12. Kwitansi Seminar IT International

    A.13. Sertifikat IT Nasional

    A.14. Curriculum Vitae (CV)

    A.15. Formulir Pertemuan Stakeholder

    A.16. Formulir Final Presentsi

    A.17. Formulir Pergantian Judul Skripsi

    A.18. Daftar Wawancara

    A.19. Katalog Produk

    A.20. Elisitasi

    A.21. Formulir Validasi Sidang

    A.22. Kartu Bimbingan Group

    A.23. Undangan Stakeholder

    A.24. Ijasah D3 BSI

LAMPIRAN B :

    B.1. Bukti Observasi

    B.2. Bukti Surat Implementasi Alat B.3. Bukti Surat Keterangan Riset B.4. Bukti Hibah

    B.5. Bukti Penerimaan Beasiswa

LAMPIRAN C :

    C.1. Data Kendaraan Mobil

    C.2. Data Kepemilikan Kendaraan Mobil

LAMPIRAN D :

    D.1. Foto Hasil Rancangan Alat

    D.2. Listing Program

    D.3. Slide Presentasi

 

BAB I

PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang terus diikuti oleh sebagian bahkan hampir semua kalangan. Tidak lepas dari hal yang di atas perkembangan sistem yang umumnya berbasis komputer dan sistem terkontrol yang menggunakan mikrokontroller sudah sangat maju.

    Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, peranan peralatan komunikasi dan peralatan kontrol keamanan sebagai penunjang dalam peningkatan produksi dalam suatu industri semakin besar. Pengontrolan peralatan elektronika telah menghasilkan metode yang sangat maju seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan kemajuan teknologi tersebut pada era sekarang ini komunikasi bukan hanya digunakan untuk komunikasi antar sesama manusia saja, melainkan antara manusia dengan alat-alat kontrol, seperti sistem pengamanan mobil berbasis mikrokontroller yang menggunakan semprotan anestesis, perlunya pemahaman tentang komponen-komponen elektronika sangat dibutuhkan.

    Masih banyak dikalangan masyarakat terjadi kasus pencurian mobil walaupun pemilik mobil telah melengkapi mobilnya dengan alarm atau perangkat pengamanan seperti pemasangan kunci setir tambahan. Sistem pengamanan mobil yang ditawarkan sekarang ini sangat mahal sehingga banyak pemilik mobil mengabaikan penggunaan sistem pengamanan pada mobilnya. Seperti halnya yang terjadi di PT.Golden Marindo Persada yang pernah terjadi kehilangan mobil yang pernah dialami oleh karyawan pada PT.Golden Marindo Persada, dikarenakan tidak mempunyai sistem pengamanan yang sangat berarti.

    Telepon seluler dengan fasilitas SMS yang mampu bertukar informasi berbasis teks secara jarak jauh (remote) dan tanpa kabel (wireless) dapat memberikan solusi yang tepat terhadap masalah pengontrolan keamanan secara jarak jauh. Ditambah dengan dukungan teknologi mikrokontroler ATMEGA16A yang memungkinkan dibentuknya sebuah sistem komputer yang memiliki efisiensi daya dan tempat, menjadikan telepon seluler sebagai sarana alternatif selain sebagai sarana komunikasi juga dapat dijadikan sebagai sarana pengendali jarak jauh.

    Pada teks SMS yang dikirim dari ponsel (telepon seluler) menuju pusat SMS atau SMS Center mengalir dalam bentuk PDU (Protocol Data Unit). Begitu juga pesan SMS yang diterima oleh ponsel dari pusat SMS (SMS Center) disimpan didalam ponsel berbentuk PDU. Pesan-pesan SMS dalam bentuk PDU yang terdapat didalam ponsel tersebut dapat dibaca oleh perangkat lain (komputer) melalui gerbang keluaran/masukan yang terdapat pada ponsel secara serial. PDU tersusun dari beberapa bagian kepala atau header yang menyimpan informasi berupa bilangan-bilangan heksadecimal. Dengan penerjemahan bagian kepala tersebut akan dapat diketahui isi dari PDU secara keseluruhan. Sebenarnya PDU tidak hanya berisi teks saja, tetapi terdapat beberapa informasi yang lainya, seperti nomor penting, nomor SMSC, waktu pengiriman, dan sebagainya.

    Dengan kurangnya sistem pengamanan mobil maka PT.Golden Marindo Persada sangat membutuhkan sistem pengamanan yang sangat penting untuk meningkatkan keamanan pada kendaraannya.

    Penerapan sejumlah model teknologi ini harus dalam sebuah kesatuan. Integrasi teknologi ini harus menjadi sebuah bentuk penerapan yang mendukung secara utuh proses yang dilaksanakan sehari-hari di lingkungan dimana dipasang alat tersebut, sehingga usaha dan dana yang dikeluarkan untuk pengadaannya tidak menjadi sia-sia. Sehingga sistem ini akan lebih membantu dalam proses keamanan di PT.Goldn Marindo Persada, karena itulah penulis mencoba mengajukan judul “SISTEM PENGAMANAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLERATMEGA16A DENGAN MOBILE YANG MENGUNAKAN PENYEMPROT ANESTESI PADA PT.GOLDENMARINDO PERSADA”

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut:

    1. Bagaimana membangun suatu alat yang dapat mengendalikan sistem keamananmobil melalui Short Message Service (SMS) sehingga pemilik mobil dapat memantau keamanan mobil terhadap gangguan pencuri kapanpun dan dari manapun melalui Short Message Service (SMS)?
    2. Bagaimana cara membangun sebuah pengontrol sistem keamanan untuk menghasilkan semprotan anestesi agar mobil tidak bisa dicuri kapanpun dan dari manapun melalui Short Message Service (SMS)?
    3. Bagaimana cara sistem memprogram mikrokontroler supaya bisa mematikan mesinmobil dengan menggunakan relay?

    Ruang Lingkup

    Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis membatasi ruang lingkup hanya terbatas pada pengendalian sistem keamanan mobil melalui Short Message Service.

    Tujuan Dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Tujuan pokok dari penelitian ini adalah:

    1. Opersional
    2. a. Memiiliki sistem keamanan ekstra untuk mobil supaya dapat memperkecil resiko kehilangan mobil.

      b. Membangun dan merancang sebuah sistem pengendalikeamanan mobil bebasis mokrokontroler ATMEGA16A dengan menggunakan layanan SMS (Short Message Service) dengan selang waktu antara pengiriman SMS dari handphone pengendali ke handphone yang terpasang pada alat sesingkat mungkin.

      c. Membangun sistem pengendali keamanan mobil dengan cara mengintergrasikan komponen-komponen perangkat keras seperti handphone sony ericsson T630.

    3. Fungsional
    4. a. Menerapkan suatu sistem pengamanan mobil yang dapat dihandalkan.

      b. Dapat memantau kendaraan yang dimilikinya dengan menggunakan sistem informasi yang digunakan.

    5. Individu
    6. a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi dalam program Strata 1 Jurusan Sistem Komputer di Perguruan Tinggi Raharja.

      b. Untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di bangku perkuliahan secara nyata.

    Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :

    1. Opersional
    2. a. Mengetahui bagaimana cara kerja mikrokontroler, SMS dan sensor, sehingga dapat dibangun sebuah sistem pengaman yang lebih baik atau mengembangkan sistem dari hasil penelitian menjadi lebih realible.

      b. Memberikan pengamanan dan peringatan dini terhadap aksi pencurian mobil.

      c. Memudahkan pemilik mobil untuk mematikan mesin mobil apabila mobilnya ketahuan dicuri.

    3. Fungsional
    4. a. Dapat mengurangi tingkat kriminalitas pencurian danperampasan mobil di masyarakat dengan menerapkan sistem pengamanan dari hasil peneliltian.

      b. Memberikan efek aman kepada pemilik kendaraan yang dimilikinya.

    5. Individu
    6. a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi dalam program Strata 1 Jurusan Sistem Komputer di Perguruan Tinggi Raharja.

      b. Untuk dapat bisa dikembangkan dari hasil penelitian yang sudah ada.

     

    Metode Penelitian

    Metode Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penulisan laporan Skripsi ini menggunakan beberapa metode, adapun metode yang digunakan adalah :

    1. Observasi
    2. Yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung pada PT.Golden Marindo Persada. metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang merupakan sumber informasi yang sangat penting yang dapat membantu dalam analisa dan untuk langkah selanjutnya dalam rangka pembangunan sistem tersebut.

    3. Wawancara
    4. Interview adalah Interview adalah suatu metode untuk mendapatkan data dan keterangan mengenai data suatu hal dengan cara wawancara atau tanya jawab terhadap pihak-pihak yang terkait dalam hal ini. Penulis melakukan sesi tanya-jawab kepada stakeholder pada PT.Golden Marindo Persada.

    5. Studi Pustaka
    6. Studi pustaka yang dilakukan penulis bertujuan untuk memperoleh data melalui buku-buku literatur yang memiliki keterkaitan dengan penilitian sebagai bahan referensi. Buku referensi maupun buku maupun buku pegangan umum yang dipakai berhubungan dengan masalah yang dihadapi guna membedakan dan memperoleh pendekatan teoritis juga untuk landasan teori yang mendukung pembahasan, juga melalui media internet untuk memperoleh data yang berkaitan guna menunjang kelengkapan data.

    Metode Analisa

    Metode Analisa Sistem

    Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Analisis dilakukan menggunakan metode analisis SWOT, yaitu kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), kesempatan (oppurtunities), dan yang menjadi ancaman (threats). Analisa SWOT depat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhikeempat faktor, kemudian menerapkan dalam gambar matrik SWOT dengan menggunakanpendekatan pemecahan masalah menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P-Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence.

    Metode Analisa Perancangan Program

    Dalam metode ini penulis menggunakan perancangan program dengan metode flowchart. Flowchart adalah representasi bergambar dari suatu algoritma dimana langkah-langkah digambarkan dalam berbagai bentuk kotak dan aliran logikanya terhubung dengan garis panah.

    Metode Perancangan

    Pada metode ini, penulis menggunakan metode terstruktur yaitu menggunakan flowchart untuk menjelaskan jalannya sistem yang digunakan.

    Metode Prototype

    Alat yang dibuat bersifat prototype atau simulasi alat yang dapat dipergunakan secara nyata uji coba dan penelitian menggunakan sensor mobil aktif.

    Metode Testing

    Dalam skripsi ini metode testing yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan beberapa kategori, diantaranya : fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi.

    Sistematik Penulisan

    Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman, maka penulis membuat sistematika penulisan. Penulisan ini terdiri lima bab dan lampiran.

    BAB I : PENDAHULUAN

    Berisi latar belakang, rumusan masalah,ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode pengumpulan data, metode analisaperancangan program, Metode perancangan, metode testing dan sistem penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menjelaskan tentang teori komponen elektronika dasar yang digunakan pada penelitian yang dibuat agar mengetahui fungsi dari komponen tersebut yang akan mendukung pembahasan, serta penulisan dalam penyusunan skripsi ini.

    BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Pada bab berisikan gambaran umum PT.Golden Marindo Persada, sejarah singkat, struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab yang ada di PT.Golden Marindo Persada, serta tujuan perancangan, langkah-langkah perancangan, diagram blok, cara kerja alat, pembuatan alat, analisa sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alernatif pemecahan masalah, user requirement : elisitasi 1,2,3 dan final.

    BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang diajukan. Rancangan basis data, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan program, konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi alat yang telah diuji, implementasi, estimasi biaya.

    BAB V PENUTUP

    Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan dari hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan.

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Sistem

    Definisi Sistem

    Menurut Yakub (2012:1)[1],“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.

    Menurut Sutabri (2012:10)[2], “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang terdapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran/tujuan tertentu.

    Karakteristik Sistem

    Menurut Sutabri (2012:20)[2], model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapaun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Komponen Sistem (Components)
    2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.

    3. Batasan Sistem (Boundary)
    4. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

    5. Lingkungan Luar Sistem (Evironment)
    6. Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

    7. Penghubung Sistem (Interface)
    8. Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.

    9. Masukan Sistem (Input)
    10. Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untukmengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadiinformasi.

    11. Keluaran Sistem (Output)
    12. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yangberguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsitem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

    13. Pengolah Sistem (Procces)
    14. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

    15. Sasaran Sistem (Objective)
    16. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifatdeterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

    Klasifikasi Sistem

    Menurut Sutabri (2012:22)[2], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

    1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

      Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

    2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

      Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

    3. Sistem Determinasi dan Sistem Probabilistik

      Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.

    4. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup

      Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

    Konsep Keamanan Sistem Informasi

    Definisi Keamanan

    Menurut Ibisa dalam buku Sutabri (2012:196)[3], Tujuan dari pengamanan sistem informasi adalah untuk menyakinkan integritas, kelanjutan, dan kerahasiaan dari pengolahan data. Keuntungan dengan meminimalkan risiko harus diimbangi denganbiaya yang dikeluarkan untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu biaya untukpengamanan terhadap keamanan sistem komputer harus wajar.

    Perusahaan harus dapat mengurangi risiko dan memelihara keamanan sistem komputerisasi pada suatu tingkatan atau level yang dapat diterima. Reputasi organisasi akan dinilai masyarakat apabila dapat diyakini oleh Integritas (Integrity) informasi, Kerahasiaan (Confisentiality)informasi dan Ketersediaan (Availability) informasi.

    Dapat disimpulkan bahwa Keamanan Informasi adalah suatu upaya untuk mengamankan aset informasi terhadap ancaman yang mungkin timbul. Sehingga keamanan informasi secara tidak langsung dapat menjamin kontinuitas bisnis, mengurangi resiko-resiko yang terjadi, mengoptimalkan pengembalian investasi (return on investment).

    Klasifikasi Informasi

    Menurut Ibisa (2012:198)[3], Informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Sangat Rahasia (Top Secret)
    2. Apabali informasi ini disebarluaskan maka akan berdampak sangat parah terhadap keuntungan berkompetisi dan strategi bisnis organisasi. Contoh informasi jenis Top Secret : rencana operasi bisnis, strategi marketing, rincian atau ramuan bahan untuk menghasilkan material atau bahan baku tertentu, strategi bisnis.

    3. Konfidensial (confidential)
    4. Apabali informasi ini disebarluaskan maka ia akan merugika privasi perorangan, merusak reputasi organisasi. Contoh informasi jenis Confidential : konsolidasi penerimaan, biaya keuntungan beserta informasi lain yang dihasilkan unit kerja keuangan organisasi, strategi marketing, teknologi, rencana produksi, gaji karyawan, informasi pribadi karyawan, promosi atau pemberhentian karyawan.

    5. Restricted
    6. Informasi ini hanya ditujukan kepadaorang-orang tertentu untuk menopang bisnis organisasi. Contoh informasi Restricted : informasi mengenai bisnis organisasi, peraturan organisasi, strategi marketing yang akan diimplementasikan, strategi harga penjualan, strategi promosi.

    7. Internal Use
    8. Informasi ini hanya boleh digunakanoleh pegawai perusahaan untuk melaksanakan tugasnya. Contoh informasi Internal Use : prosedur, buku panduan, pengumuman atau memo mengenai organisasi.

    9. Public

      Informasi ini dapat disebarluaskankepada umum melalui jalur yang resmi. Contoh informasi Publik : Informasi di web, Internal korespondensi yang tidak perlu melalui pengontrolan atau screening, dan public corporate announcements.

     

    Konsep Dasar Analisis SWOT

    Definisi Analisis SWOT

    Menurut Rangkuti (2011:199)[4], penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

    Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth OrientedStrategy).

    Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

    Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan questionmark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

    Kuadran 4 : Ini merupakan situasai yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

    Menurut Yusmini (2011:68)[5], definisi analisa SWOT sebagai berikut:

    Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategiperusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakandiatas, maka dapat disimpulkan analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikandengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

     

    Langkah-Langkah Penyusunan SWOT

    Menurut Rangkuti (2011:8)[4] Langkah–langkah mudah penyusunan SWOT yaitu:

    1. Melakukan Proses Input Untuk Menyusun SWOT

      Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.

    2. Mengembangkan Timeline (Ketepatan Waktu)

      Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.

    3. Membentuk Teamwork Berdasarkan Metode OCAI

      Tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.

    4. Kuisioner Riset SWOT

      Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman).

    5. Identifikasi Penyebab Masalah

      Tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.

    6. Menentukan Tujuan Dan Sasaran Strategis

      Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

    7. Menyusun Isu Strategis, Formulasi Strategis, Tema Strategis, Dan Pemetaan Strategis

      Tujuannya adalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakai dalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Berdasarkan isu strategis dan tema strategis ini disusun pemetaan strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan.

    8. Menentukan Ukuran Yang Dipakai Dalam SWOT

      Tujuannya adalah menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT, berikut bagaimana cara mengukurnya.

    9. Merumuskan Strategis Initiatives Dan Key Performance Indicators Dalam Bentuk Tag Dan Lead Indicator

      Tujuannya adalah untuk merumuskan strategi cinitiative dan menyusun key performance indicator dalam bentuk lag dan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kinerja.

    10. Memberikan Bobot Dan Nilai Untuk Mengukur Kinerja

      Tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja kedalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.

    11. Melakukan Cascading SWOT

      Tujuannya untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau measurement (M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program (P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMTP ini didistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu.

    12. Analisa Risiko Menggunakan Key Risk Indicators

      Tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.

    13. Analisis Anggaran Dan Model Keuangan

      Tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasio keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.

    14. Analisis Kasus Corporate Strategy Menggunakan SWOT

      Pada bagian ini pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan, sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang ia jalankan.

     

    Tujuan Analisa SWOT

    Menurut Rangkuti (2011:197)[4], tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.

    Pendekatan Pemecahan Masalah

    Menurut Puspitasari dkk di dalam jurnal Teknik Industri Vol 7, No.2 (2012:96)[6], Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Product : produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

    b. Price : biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.

    c. Place : lokasi dimana produk atau jasa tersedia.

    d. Promotion : aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.

    e. People : orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.

    f. Process : proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.

    g. Physical Evidence : bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

    Konsep Dasar Perancangan

    Definisi Perancangan

    Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8)[7], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dau urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

    Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan di dalam Jurnal Sistem Informasi Vol. 6, No.2 (2011:116)[8], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

    Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

    Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.

    Cara Membuat Flowchart

    Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flowchart Menurut Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8)[9]:

    a. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.

    b. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

    c. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas

    d. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

    e. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.

    f. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.

    g. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standart.

    Jenis-Jenis Flowchart

    Ada lima macam bagan alir yang akan dibahas di modul ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Bagan Alir Sistem (Systems Flowchart)

      Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem.

    2.  

      Gambar 2.1 Bagan Alir Sistem (System Flowchart)

    3. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

      Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian yang lain.

    4.  

      Gambar 2.2 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

    5. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

      Mirip dengan Flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur.

    6.  

      Gambar 2.3. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

    7. Bagan Alir Program (Program Flowchart)

      Merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur dilaksanakan

    8.  

      Gambar 2.4. Bagan Alir Program (Program Flowchart)=

    9. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

      Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah selanjutnya dari sebuah sistem.

    10.  

      Gambar 2.5 Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

       

      Gambar 2.6 Contoh Variasi Aplikasi Flowchart

       

      Konsep Dasar Prototipe

      Definisi Prototipe

      Menurut Simarmata (2010:64)[10],” Prototipe adalah perubahan cepat di dalam perancangan dan pembangunan prototype.

      Menurut Wiyancoko (2010:120)[11],”Prototipe adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”. Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan model produk dalam perancangan.

      1. Prototipe Jenis I

        Prototipe jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototipe memuat semua elemen penting dari sistem baru. Langkah-langkah pengembangan prototipe jenis I adalah sebagai berikut:

      2. 1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.

        2. Mengembangkan prototipe

        3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima

        4. Menggunakan prototype

      3. Prototipe Jenis II

        Prototipe jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting. Tiga langkah pertama dalam pengembangan prototipe jenis II sama seperti untuk prototipe jenis I.

        Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

        1. Mengkodekan sistem operasional

        2. Menguji sistem operasional

        3. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima

        4. Menggunakan sistem operasional

         

        Gambar 2.7 Metode Prototipe

      4. Sumber : Sulindawati dan Muhammad Fathoni di dalam Jurnal SAINTIKOM (2010:8)

        Menurut Sasankar dan Vinay Chavan di dalam jurnal International Journal of Computer Science & Technology Vol 10 No.3 (2012:195)[12], Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu:

        1. THROW-AWAY

          Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

        2. INCREMENTAL

          Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

        3. EVOLUTIONARY

          Pada metode ini, prototipenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

       

      Kelebihan dan Kelemahan Prototipe

      Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:

       

       

      Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype

       

      Teori Khusus

      Konsep Dasar Mikrokontroler

      Definisi Mikrokontroler

      Menurut Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1)[13], “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”. Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

      Karakteristik Mikrokontroler

      Menurut Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2)[13], mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

      a. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.

      b. Konsumsi daya kecil.

      c. Rangkaiannya sederhana dan kompak.

      d. Harganya murah , karena komponennya sedikit.

      e. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

      f. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

      Klasifikasi Mikrokontroler

      Menurut Syahrul (2012:15)[14], Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

      a. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).

      b. RAM berkapasitas 68 byte.

      c. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.

      d. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).

      e. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.

      f. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programming).

      Fitur-fitur Mikrokontroler AVR

      Menurut Syahrul (2014:16)[14] , ada beberapa fitur yang pada umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

      1. RAM (Random Access Memory)

        RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

      2. ROM (Read Only Memory)

        ROM disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

      3. Register

        Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

      4. Special Function Register

        Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.

      5. Input dan Output Pin

        Pin Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

      6. Interrupt

        Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

      Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2010:3)[15], ada beberapa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai berikut:

      1. Interrupt Eksternal : Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt.

      2. Interrupt Timer : Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.

      3. Interrupt Serial : Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.

      Mikrokontroler ATMEGA16A

      Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu serpih (chip). Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah terdapat atau berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory),beberapa bandar masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti pencacah/pewaktu, ADC (Analog to Digital converter), DAC (Digital to Analog converter) dan serial komunikasi.

      Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokontroler AVR. AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instuction Set Compute) 8 bit berdasarkan arsitektur harvard. Secara umum mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, ATMega dan ATtiny. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fiturnya.

      Seperti mikroprosesor pada umumnya, secara internal mikrokontroler ATMega16 terdiri atas unit-unit fungsionalnya Arithmetic and Logical Unit (ALU), himpunan register kerja, register dan dekoder instruksi, dan pewaktu beserta komponen kendali lainnya. Berbeda dengan mikroprosesor, mikrokontroler menyediakan memori dalam serpih yang sama dengen prosesornya (in chip).

      Arsitektur AVR ATMEGA16A

      Mikrokontroler ini menurut arsitektur Harvard dalam buku Sutabri (2014:8).[2] yang memisahkan memori program dari memori data, baik bus alamat maupun bus data, sehingga pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara bersamaan (concurrent). Secara garis besar mikrokontroler ATMega16A terdiri dari :

      a. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16Mhz.

      b. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan SRAM 1Kbyte.

      c. Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.

      d. CPU yang terdiri dari 32 buah register.

      e. User interupsi internal dan eksternal.

      f. Bandar antarmuka SPI dan Bandar USART sebagai komunikasi serial.

      1. Fitur Peripheral

      a. Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode compare.

      b. Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode compare, dan mode capture.

      c. Real time counter dengan osilator tersendiri.

      d. Empat kanal PWM dan Antarmuka komparator analog.

      e. 8 kanal, 10 bit ADC.

      f. Byte-oriented Two-wire Serial Interface.

      g. Watchdog timer dengan osilator internal.

      KONFIGURASI PENA (PIN) AVR ATMEGA16A

      Konfigurasi pena (pin) mikrokontroler AVR Atmega16A dengan kemasan 40 pena DIP (dual in line package). Dapat dilihat pada gambar 2.8 dari gambar tersebut dapat terlihat ATMega16A memiliki 8 pena untuk masing-masing Port A, Port B, Port C & Port D.

       

       

      Gambar 2.8. Konfigurasi Pin Atmega16A

       

      DESKRIPSI MIKROKONTROLER ATMEGA16A

      1. VCC (Power Supply) dan GND (Ground).

      2. Port A (PA7..PA0)

        Port A berfungsi sebagai input analog pada konverter A/D. Port A juga sebagai suatu Port I/O 8-bit dua arah, jika A/D konverter tidak digunakan. Pena - pena Port dapat menyediakan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk masing-masing bit). Port A output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Ketika pena PA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan secara eksternal ditarik rendah, pena–pena akan memungkinkan arus sumber jika resistor internal pull-up diaktifkan. Pena Port A adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

      3. Port B (PB7..PB0)

        Port B adalah suatu bandar I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port B output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pena Port B yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena Port B adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

      4. Port C (PC7..PC0)

        Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port C output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pena bandar C yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena Port C adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

      5. Port D (PA7..PD0)

        Port D adalah suatu bandar I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port D output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pena Port D yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena Port D adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

      6. RESET (Reset input).

      7. XTAL1 (Input Oscillator).

      8. XTAL2 (Output Oscillator).

      9. AVCC adalah pena penyedia tegangan untuk Port A dan Konverter A/D.

      10. AREF adalah pena referensi analog untuk konverter A/D.

      Peta Memori AVR ATMega16A

      Memori Program

      Menurut Syahrul (2014:18)[14] , “Arsitektur ATMega16 mempunyai dua memori utama, yaitu memori data dan memori program”.

      Selain itu, ATMega16A memiliki memori EEPROM untuk menyimpan data. ATMega16A memiliki 16K byte On-chip In-System Reprogrammable Flash Memory untuk menyimpan program. Instruksi ATMega16A semuanya memiliki format 16 atau 32 bit, maka memori flash diatur dalam 8K x 16 bit. Memori flash dibagi kedalam dua bagian, yaitu bagian program boot dan aplikasi seperti terlihat pada Gambar 2.9. Bootloader adalah program kecil yang bekerja pada saat sistem dimulai yang dapat memasukkan seluruh program aplikasi ke dalam memori prosesor.

       

       

      Gambar 2.9. Peta Memori AVR ATMega16A

       

      Memori Data (SRAM)

      Memori data AVR ATMega16A terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 register umum, 64 buah register I/O dan 1 Kbyte SRAM internal. General Purpose Register menempati alamat data terbawah, yaitu $00 sampai $1F. Sedangkan memori I/O menempati 64 alamat berikutnya mulai dari $20 hingga $5F. Memori I/O merupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur fungsi terhadap berbagai fitur mikrokontroler seperti kontrol register, timer/counter, fungsi-fungsi I/O, dan sebagainya. 1024 alamat berikutnya mulai dari $60 hingga $45F digunakan untuk SRAM internal.

       

       

      Gambar 2.10. Peta Memori Data ATMega16A

       

      Memori Data EEPROM

      Menurut Syahrul (2014:414)[14], “ATMega16A terdiri dari 512 byte memori data EEPROM 8 bit, data dapat ditulis/dibaca dari memori ini”.

      Ketika catu daya dimatikan, data terakhir yang ditulis pada memori EEPROM masih tersimpan pada memori ini, atau dengan kata lain memori EEPROM bersifat nonvolatile. Alamat EEPROM mulai dari $000 sampai $1FF”.

      Analog To Digital Converter

      AVR ATMega16A merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan resolusi 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC dapat dikonfigurasi, baik single ended input maupun differential input. Selain itu, ADC ATMega16A memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau (noise) yang amat fleksibel sehingga dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan dari ADC itu sendiri. ADC pada ATMega16A memiliki fitur-fitur antara lain :

      1. Resolusi mencapai 10-bit.

      2. Akurasi mencapai ± 2 LSB.

      3. Waktu konversi 13-260µs.

      4. 8 saluran ADC dapat digunakan secara bergantian.

      5. Jangkauan tegangan input ADC bernilai dari 0 hingga VCC.

      6. Disediakan 2,56V tegangan referensi internal ADC.

      7. Mode konversi kontinyu atau mode konversi tunggal.

      8. Interupsi ADC complete.

      9. Sleep Mode Noise canceler.

      Proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock, tegangan referensi, formal data keluaran, dan modus pembacaan. Register-register yang perlu diatur adalah sebagai berikut :

      1. ADC Control and Status Register A – ADCSRA

      2.  

         

        Gambar 2.11. ADC Control and Status Register A – ADCSRA

         

      3. ADEN : 1 = adc enable, 0 = adc disable.

      4. ADCS : 1 = mulai konversi, 0 = konversi belum terjadi.

      5. ADATE : 1 = auto trigger diaktifkan, trigger berasal dari sinyal yang dipiliH (set pada trigger SFIOR bit ADTS). ADC akan start konversi pada edge positif sinyal trigger.

      6. ADIF : diset ke 1, jika konversi ADC selesai dan data register ter-update.

      7. Namun ADC Conversion Complete Interrupt dieksekusi jika bit.

      8. ADIE dan bit-I dalam register SREG diset.

      9. ADIE : diset 1, jika bit-I dalam register SREG di-set.

      10. ADPS[0..2] : Bit pengatur clock ADC, faktor pembagi 0 … 7 = 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128.

      11.  

        Tabel 2.2 Konfigurasi Clock ADC

         

      12. ADC Multiplexer-ADMUX

      13.  

         

        Gambar 2.12 ADC Multiplexer

         

      14. REFS 0, 1 : Pemilihan tegangan referensi ADC.

      15. 00 : Vref = Aref.

      16. 01 : vref = AVCC dengan eksternal capasitor pada AREF.

      17. 10 : vref = internal 2.56 volt dengan eksternal kapasitor pada AREF.

      18. ADLAR : Untuk setting format data hasil konversi ADC, default = 0.

      Special Function IO Register-SFIOR

      SFIOR merupakan register 8 bit pengatur sumber picu konversi ADC, apakah dari picu eksternal atau dari picu internal, susunannya seperti yang terlihat paada Gambar 2.13 berikut :

       

       

      Gambar 2.13. Register SFIOR

       

      ADTS[0...2] : Pemilihan trigger (pengatur picu) untuk konversi ADC, bit-bit ini akan berfungsi jika bit ADATE pada register ADCSRA bernilai 1. Konfigurasi bit ADTS[0...2] dapat dilihat pada Tabel 2.3.

       

       

      Tabel 2.3. Pemilihan sumber picu ADC

       

      ADHSM : 1. ADC high speed mode enabled. Untuk operasi ADC, bit ACME, PUD, PSR2 dan PSR10 tidak diaktifkan.

      Konsep Dasar Layanan Pesan Singkat (Short Message Service)

      Pengenalan Layanan Pesan Singkat

      Menurut Arafah dalam penelitian Skripsi (2012:10)[16] “SMS atau short messaging services merupakan salah satu media yang paling banyak digunakan sekarang ini dikarenakan murah dan prosesnya cepat”. SMS merupakan fitur dari GSM (Global System for Mobile Communications), yang dikembangkan dan distandarisasi oleh ETSI (European Telecommunications Standards Institute). SMS pada awal diciptakan adalah bagian dari layanan pada sistem GSM yang dikembangkan dan distandarisasi oleh ETSI. SMS semula hanyalah merupakan layanan yang bersifat komplementer terhadap dua layanan utama sistem GSM (atau sistem 2G pada umumnya) yaitu layanan voice dan switced data. Namun karena keberhasilan SMS yang tidak terduga, dengan ledakan pelanggan yang mempergunakannya, menjadikan SMS sebagai bagian yang sangat penting dari layanan sistem. SMS adalah layanan untuk mengirim dan menerima pesan tertulis (teks) dari maupun kepada perangkat bergerak (mobile device). Pesan teks yang dimaksud tersusun dari huruf, angka, atau karakter alfanumerik. Pesan teks dikemas dalam satu paket/frame yang berkapasitas maksimal 160 byte yang dapat direpresentasikan berupa160 karakter huruf latin atau 70 karakter alfabet non-latin seperti alfabet Arab atau Cina. Pengiriman pesan SMS secara store and forward berarti pengirim pesan SMS menuliskan pesan dan nomor telepon tujuan dan kemudian mengirimkannya (store) ke server SMS (SMS-Center) yang kemudian bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan tersebut (forward) ke nomor telepon tujuan. Hal ini mirip dengan mekanisme store and forward pada protokol SMTP yang digunakan dalam pengiriman e-mail internet.

      Keuntungan mekanisme store and forward pada SMS adalah penerima tidak perlu dalam status online ketika ada pengirim yang bermaksud mengirimkan pesan kepadanya, karena pesan akan dikirim oleh pengirim ke SMSC (SMS-Center) yang kemudian dapat menunggu untuk meneruskan pesan tersebut ke penerima ketika ia siap dan dalam status online di lain waktu. Ketika pesan SMS telah terkirim dan diterima oleh SMSC, pengirim akan menerima pesan singkat (konfirmasi) bahwa pesan telah terkirim (message sent). Hal-hal inilah yang menjadi kelebihan SMS dan populer sebagai layanan praktis dari sistem telekomunikasi bergerak.

      Mengirim dan Menerima SMS

      Dalam pengiriman dan penerimaan SMS ada dua mode yakni mode teks dan mode PDU (Protocol Data Unit).

      1. Mode Teks

        Mode ini adalah cara termudah untuk mengirim pesan. Pada mode teks pesan yang kita kirim tidak dilakukan konversi. Teks yang dikirim tetap dalam bentuk aslinya dengan panjang mencapai 160 (7bit default alphabet) atau 140 (8 bit) karakter. Sesungguhnya, mode teks adalah hasil enkode yang direpresentasikan dalam format PDU. Kelemahannya, kita tidak dapat menyisipkan gambar dan nada dering ke dalam pesan yang akan dikirim serta terbatasnya tipe encoding.

      2. Mode PDU (Protocol Data Unit)

        Mode PDU adalah format pesan dalam bentuk oktet heksadesimal dan oktet semi-desimal dengan panjang mencapai 160 (7 bit default alphabet) atau 140 (8 bit) karakter. Kelebihan menggunakan mode PDU adalah kita dapat melakukan encoding sendiri yang tentunya harus pula didukung oleh hardware dan operator GSM, melakukan kompresi data, menambahkan nada dering dan gambar pada pesan yang akan dikirim. Pada mode PDU dapat juga ditambahkan header ke dalam pesan yang akan dikirim, seperti timestamp, nomor SMSC dan informasi lainnya.

      Perintah AT (AT Command)

      AT Command berasal dari kata attention command. Attention berarti peringatan atau perhatian, command berarti perintah atau instruksi. Maksudnya ialah perintah atau instruksi yang dikenakan pada modem atau handset. AT Command adalah perintah-perintah yang digunakan dalam komunikasi dengan serial port. Dengan AT Command dapat diketahui vendor dari handphone yang digunakan, kekuatan sinyal, membaca pesan yang ada pada SIM Card, megirim pesan, mendeteksi pesan SMS baru yang masuk secara otomatis, menghapus pesan pada SIM Card dan masih banyak lagi. Beberapa perintah AT Command yang digunakan untuk keperluan SMS (pengiriman, penerimaan) adalah sebagai berikut :

      1. AT + CMGS

        Perintah AT Command ini digunakan untuk mengirimkan SMS. Format yang digunakan adalah “AT+CMGS = <length> <CR> <PDU is given>”. Apabila pengiriman sukses dilakukan, format respon yang diterima adalah “+CMGS : <mr>”, dengan “<mr>” adalah message reference dari SMSC. Sedangkan jika pengiriman gagal dilakukan, respon yang diterima adalah “+CMS error”.

      2. AT + CMGR

        Perintah ini digunakan untuk membaca sebuah SMS pada indeks tertentu. Format yang digunakan adalah “AT+CMGR = <index>”. Apabila perintah ini berhasil diesekusi, format respon yang diterima adalah “+CMGR: <stat>,,<length><CR><LF><pdu>”. “<stat>” berarti status, parameter status pesan adalah sebagai berikut :

      3. a. 0 : pesan yang diterima dan belum dibaca, merupakan parameter standar.

        b. 1 : pesan yang diterima dan sudah dibaca.

        c. 2 : pesan tersimpan pada memory SMS yang tidak terkirim.

        d. 3 : pesan tersimpan pada memory SMS yang berhasil dikirimkan.

        e. 4 : semua pesan pada memory SMS.

      4. AT + CMGD

        Perintah ini digunakan menghapus sebuah SMS pada memory SMS. Format yang digunakan adalah “AT=CMGD=<index>”, respon yang diterima adalah “OK/ERROR/+CMS ERROR ”.

      5. AT + CMGL

        Perintah ini digunakan untuk membaca daftar SMS sesuai parameter tertentu. Format yang digunakan adalah “AT+CMGL [=<stat>]”. parameter status pesan adalah sebagai berikut :

      6. a. 0 : pesan yang diterima dan belum dibaca, merupakan parameter standar.

        b. 1 : pesan yang diterima dan sudah dibaca.

        c. 2 : pesan tersimpan pada memory SMS yang tidak terkirim.

        d. 3 : pesan tersimpan pada memory SMS yang berhasil dikirimkan.

        e. 4 : semua pesan pada memory SMS.

      SMS Deliver PDU

      SMS Deliver PDU ialah terminal menerima pesan yang datang/masuk dari SMSC dalam format PDU.

       

       

      Gambar 2.14. Skema Format SMS Deliver PDU

       

      format SMS Deliver PDU terdiri dari :

      a. Service Centre Address (SCA) SCA memiliki tiga komponen utama yaitu len, type of number dan BCD Digits.

      b. Protocol Data Unit (PDU) Type Nilai default dari PDU untuk SMS-Deliver adalah 11h. Pada contoh diatas, PDU Type adalah 11 yang memiliki arti:

       

       

      Tabel 2.4. Skema Format PDU untuk SMS Deliver

       

      c. Originator Address (OA)

       

       

      Tabel 2.5. Format OA untuk SMS Deliver PDU

       

      d. Protocol Identifier (PID) Nilai default dari PID adalah 0 = “Standard-Text SMS”. Pada contoh di atas PID adalah 00.

      e. Data Coding Scheme (DCS) Pada contoh diatas DCS adalah 00. DCS juga menentukan message class seperti pada tabel di bawah ini.

       

       

      Tabel 2.6. Format penulisan DCS

       

      Hal yang perlu diperhatikan disini, pada beberapa handphone dengan message class 0 dengan enkoding 7 bit berupa flash SMS.

      f. Validity Period (VP) Pada contoh diatas, VP adalah AA, atau 170d, 170-166 = 4 hari.

       

       

      Tabel 2.7. Perhitungan nilai VP

       

      g. User Data Length (UDL) Pada contoh di atas UDL adalah 09 User Data.

      Tabel di bawah ini mengikuti cara pendekodean dengan menggunakan bantuan Tabel 2.8.

       

       

      Tabel 2.8. Pendekodean 8 bit (Octet) menjadi 7 bit (Septet)

       

      SMS - Submit PDU

      SMS-Submit PDU adalah pesan yang dikirim dari terminal ke SMSC dalam format PDU.

       

       

      Gambar 2.15. Skema Format SMS Submit PDU

       

      Format SMS Submit PDU adalah:

      0011000D91261863512088F50000AA05C8329BFD06

      Penjelasannya sebagai berikut :

      1. Service Center Address (SCA)

        SCA memiliki tiga komponen utama, yaitu len, type of number dan BCD Digits.

      2.  

         

        Tabel 2.9 Format SCA pada SMS Deliver PDU

         

      3. Protocol Data Unit (PDU) Type

        Nilai default dari PDU untuk SMS-Submit adalah 11h yang memiliki arti:

      4.  

         

        Tabel 2.10 Skema Format PDU untuk SMS-Submit

         

      5. Message reference (MR) Pada contoh di atas, MR adalah 00.

      6. Destination Address (DA) Penulisan format Destination Address sama dengan Originator Address.

      7.  

         

        Tabel 2.11 Format DA untuk SMS Submit PDU

         

      8. Data Coding Scheme (DCS) Pada contoh di atas, DCS adalah 00.

      9. Validity Period (VP) Pada contoh di atas, VP adalah AA, atau 170d, 170-166 = 4 hari yang menggunakan perhitungan seperti pada Tabel 2.7.

      10. User Data Length (UDL) Pada contoh di atas, UDL adalah 09.

      11. User Data (UD).

       

      Bahasa C

      Bahasa BCPL yang dikerjakan oleh Martin Richards pada tahun 1967 merupakan awal dari lahirnya bahasa C. Ken Thompson memulai pengembangan bahasa BCPL yaitu bahasa B pada tahun 1970. Perkembangan selanjutnya dari bahasa B dikembangkan menjadi bahasa C oleh Dennis Ritchie beberapa bulan berikutnya di Bell Telephone Laboratories Inc. (sekarang AT&T Bell Laboratories). Beberapa alasan mengapa Bahasa C banyak digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut :

      a. Bahasa C hampir tersedia di semua jenis komputer.

      b. Bahasa C adalah bahasa yang terstruktur.

      c. Memiliki dukungan pustaka yang banyak.

      d. Proses eksekusi program lebih cepat.

      e. Kode Bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua jenis komputer.

      f. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci, hanya terdapat 32 kata kunci.

      Kompilasi Program C

      Agar suatu program dalam bahasa pemrograman dapat dimengerti oleh komputer, program harus diterjemahkan dahulu ke dalam kode mesin. Adapun penerjemah yang digunakan biasa berupa interpreter atau kompiler. Interpreter suatu jenis penerjemah yang menerjemahkan baris per baris instruksi untuk setiap saat. Proses awal dari bentuk program sumber C (source program, yaitu program yang ditulis dalam bahasa C) hingga menjadi program yang executable (dapat dieksekusi secara langsung) ditunjukkan pada gambar di bawah.

       

       

      Gambar 2.16. Kompilasi Linking dari program C

       

      Tipe Data Bahasa C

      Tipe data merupakan bagian yang paling penting karena tipe data mempengaruhi seriap instruksi yang akan dilaksanakan oleh komputer. Misalnya:

      Saat 5 dibagi 2 bisa saja memberikan hasil yang berbeda tergantung pada tipe datanya. Jika 5 dan 2 bertipe integer, akan menghasilkan nilai 2. Namun jika kedianya bertipe float maka akan memberikan nilai 2.5000000. Pemilihan tipe data yang tepat akan membuat proses operasi data menjadi lebih efisien. Tipe data pada bahasa C dapat dilihat pada Tabel 2.12.

       

       

      Tabel 2.12. Tipe data bahasa C

       

      Perangkat Lunak Mikrokontroler ATMega16A

      Menurut Ardianto (2010:166)[17] Sebuah mikrokontroler tidak akan bekerja bila tidak diberikan program untuk diisikan ke dalam mikrokontroler tersebut. Oleh karena itu, dalam skripsi ini akan digunakan perangkat lunak CodeVision AVR sebagai media penghubung antara program yang akan diisikan ke mikrokontroler ATMega16 yang menggunakan bahasa C.

      Pemrograman mikrokontroler AVR dapat menggunakan low level language (assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, JAVA, dll) tergantung compiler yang digunakan. Bahasa Assembler pada mikrokontroler AVR memiliki kesamaan instruksi, sehingga jika telah menguasai pemrograman satu jenis mikrokontroler AVR, maka akan dengan mudah untuk memprogram mikrokontroler AVR jenis lain, tetapi bahasa assembler relatif lebih sulit dipelajari daripada bahasa C, untuk pembuatan suatu proyek yang besar akan memakan waktu yang lama, serta penulisan programnya akan panjang. Sedangkan bahasa C memiliki keunggulan dibandingkan bahasa assembly yaitu penyusunan program akan lebih sederhana dan mudah pada proyek yang lebih besar. Bahasa C hampir bisa melakukan semua operasi yang dapat dikerjakan oleh bahasa mesin. CodeVision AVR pada dasarnya merupakan perangkat lunak pemrograman mikrokontroler keluarga AVR berbasis bahasa C. Ada tiga komponen penting yang telah diintegrasikan dalam perangkat lunak ini: Compiler C, IDE dan program generator.

      Berdasarkan spesifikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan pengembangnya, Compiler C yang digunakan hampir mengimplementasikan semua komponen standar yang ada pada bahasa C standar ANSI (seperti struktur program, jenis tipe data, jenis operator, dan library fungsi standar berikut penamaannya). Tetapi walaupun demikian, dibandingkan bahasa C untuk aplikasi komputer, compiler C untuk mikrokontroler ini memiliki sedikit perbedaan yang disesuaikan dengan arsitektur AVR tempat program C tersebut ditanamkan (embedded).

      Khusus untuk library fungsi, disamping library standar (seperti fungsi matematik,manipulasi string, pengaksesan memori dan sebagainya), CodeVision AVR juga menyediakan fungsi-fungsi tambahan yang sangat bermanfaat dalam pemrograman antarmuka AVR dengan perangkat luar yang umum digunakan dalam aplikasi kontrol. Beberapa fungsi library yang penting diantaranya adalah fungsi-fungsi untuk pengaksesan LCD, komunikasi I2C, IC RTC (Real time Clock), sensor suhu, SPI (Serial Peripheral Interface) dan lain sebagainya.

      Untuk memudahkan pengembangan program aplikasi, CodeVision AVR juga dilengkapi IDE yang sangat user friendly. Selain menu-menu pilihan yang umum dijumpai pada setiap perangkat lunak berbasis Windows, CodeVision AVR ini telah mengintegrasikan perangkat lunak downloader yang bersifat In System Programmer yang dapat digunakan untuk mentransfer kode mesin hasil kompilasi ke dalam sistem memori mikrokontroler AVR yang sedang diprogram. CodeVision AVR juga menyediakan sebuah fitur yang dinamakan dengan Code Generator atau CodeWizard AVR. Secara praktis, fitur ini sangat bermanfaat membentuk sebuah kerangka program (template), dan juga memberi kemudahan bagi programmer dalam penginisialisasian register-register yang terdapat pada mikrokontroler AVR yang sedang diprogram. Dinamakan Code Generator, karena perangkat lunak CodeVision ini akan membangkitkan kode-kode program secara otomatis setelah fase inisialisasi pada jendela CodeWizard AVR selesai dilakukan. Secara teknis, penggunaan fitur ini pada dasarnya hampir sama dengan application wizard pada bahasa-bahasa pemrograman visual untuk komputer (seperti Visual C, Borland Delphi, dan sebagainya).

       

      Komunikasi USART (Universal Synchronous Asynchronous receiver Transmitter)

      Menurut Syahrul (2014:457)[14] Komunikasi data serial sangat berbeda dengan format pemindahan data paralel. Disini, pengiriman bit-bit tidak dilakukan sekaligus melalui saluran pararel, tetapi setiap bit dikirimkan satu persatu melalui saluran tunggal. Dalam pengiriman data secara serial harus ada sinkronisasi atau penyesuaian antara pengirim dan penerima agar data yang dikirimkan dapat diterima dengan tepat dan benar oleh penerima. Salah satu mode transmisi dalam komunikasi serial adalah mode asinkron. Transmisi mode serial ini digunakan apabila pengiriman data dilakukan satu karakter tiap pengiriman. Antara satu karakter dengan yang lainnya tidak ada waktu antara yang tetap. Karakter dapat dikirimkan sekaligus ataupun beberapa karakter kemudian berhenti untuk waktu yang tidak tentu, kemudian dikirimkan sisanya.

      Dengan demikian bit-bit data ini dikirimkan dengan periode yang acak sehingga pada sisi penerima data akan diterima kapan saja. Adapun sinkronisasi yang terjadi pada mode transmisi ini adalah dengan memberikan bit-bit penanda awal dari data dan penanda akhir dari data pada sisi pengirim maupun dari sisi penerima. Format data komunikasi serial terdiri dari parameter-parameter yang dipakai untuk menentukan bentuk data serial yang dikomunikasikan, dimana elemen-elemennya terdiri dari :

      a. Kecepatan mobilisasi data per bit (baud rate).

      b. Jumlah bit data per karakter (data length).

      c. Parity yang digunakan.

      d. Jumlah stop bit dan start bit.

      Komunikasi serial menggunakan RS232 untuk berhubungan dengan perangkat lainnya. Seperti yang terlihat pada tabel 2.13, RS232 mempunyai 9 pena.

       

       

      Tabel 2.13. Fungsi masing-masing pena RS232

       

      a. RS232 Pin Assignments (DB9 PC signal set).

      b. Pena 1 Receive Line Signal Detector (Data Carrier).

      c. Pena 2 Receive Data.

      d. Pena 3 Transmit Data.

      e. Pena 4 Data Terminal Ready.

      f. Pena 5 Signal Ground.

      g. Pena 6 Data Set Ready.

      h. Pena 7 Request To Send.

      i. Pena 8 Clear To Send.

      j. Pena 9 Ring Indicator.

      Pada mikrokontroler AVR untuk mengaktifkan dan mengatur komunikasi USART dilakukan dengan cara mengaktifkan register-register yang digunakan untuk komunikasi USART. Register-register yang digunakan untuk komunikasi USART.

      USART I/O Data Register (UDR)

      Menurut Syahrul (2014:464)[14], “UDR merupakan register 8 bit yang terdiri dari 2 buah dengan alamat yang sama, yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan data yang akan dikirimkan (TXB) atau tempat data diterima (RXB) sebelum data tersebut dibaca”.

       

       

      Gambar 2.17. Bit-bit Register UDR

       

      USART Control and Status Register A (UCSRA)

      Menurut Syahrul (2014:464), Penjelasan bit penyusun UCSRA seperti yang terlihat pada Gambar 2.18.

       

       

      Gambar 2.18. Bit-bit Register UCSRA

       

      1. RXC (USART Receive Complete)

        Bit ini akan set ketika data yang masuk ke dalam UDR belum dibaca dan akan berlogika nol ketika sudah dibaca. Flag ini dapat digunakan untuk membangkitkan interupsi RX jika diaktifkan dan akan berlogika nol secara otomatis bersamaan dengan eksekusi vektor interupsi yang bersangkutan.

      2. TXC (USART Transmit Complete)

        Bit ini akan set ketika data yang dikirim telah keluar. Flag ini akan membangkitkan interupsi TX jika diaktifkan dan akan clear secara otomatis bersamaan dengan eksekusi vektor interupsi yang bersangkutan.

      3. UDRE (USART Data Register Empty)

        Flag ini sebagai indikator isi UDR. Jika bernilai satu maka UDR dalam keadaan kosong dan siap menerima data berikutnya, jika flag bernilai nol berarti sebaliknya.

      4. FE (Frame Error)

        Bit ini sebagai indikator ketika data yang diterima error, misalnya ketika stop bit pertama data dibaca berlogika nol maka bit FE bernilai satu. Bit akan bernilai 0 ketika stop bit data yang diterima berlogika nol.

      5. DOR (Data OverRun)

        Bit ini berfungsi untuk mendeteksi jika ada data yang tumpang tindih. Flag akan bernilai satu ketika terjadi tumpang tindih data.

      6. PE (Parity Error)

        Bit yang menentukan apakah terjadi kesalahan paritas. Bit ini berfungsi jika ada kesalahan paritas. Bit akan berlogika satu ketika terjadi bit parity error apabila bit paritas digunakan.

      7. U2X (Double the USART Transmission Speed)

        Bit yang berfungsi untuk menggandakan laju data manjadi dua kalinya. Hanya berlaku untuk modus asinkron, untuk mode sinkron bit ini diset nol.

      8. MPCM (Multi Processor Communication Mode)

        Bit untuk mengaktifkan modus multi prosesor, dimana ketika data yang diterima oleh USART tidak mengandung informasi alamat akan diabaikan.

      USART Control and Status Register B (UCSRB)

       

       

      Gambar 2.19 Bit-bit Register UCSRB

       

      Gambar 2.19 menunjukkan bit penyusun UCSRB. Penjelasan bit penyusun UCSRB:

      1. RXCIE (RX Complete Interrupt Enable)

        Bit pengatur aktivasi interupsi penerimaan data serial, akan berlogika satu jika diaktifkan dan berlogika nol jika dinonaktifkan.

      2. TXCIE (TX Complete Interrupt Enable)

        Bit pengatur aktivasi pengiriman data serial, akan berlogika satu jika diaktifkan dan berlogika nol jika dinonaktifkan.

      3. UDRIE (USART Data Register Empty Interrupt Enable)

        Bit ini berfungsi untuk mengaktifkan interupsi data register kosong, berlogika satu jika diaktifkan dan sebaliknya.

      4. RXEN (Receiver Enable)

        Bit ini berfungsi untuk mengaktifkan pena RX saluran USART. Ketika pena diaktifkan maka pena tersebut tidak dapat digunakan untuk fungsi pena I/O karena sudah digunakan sebagai saluran penerima USART.

      5. TXEN (Transmitter Enable)

        Bit ini berfungsi untuk mengaktifkan pena TX saluran USART. Ketika pena diaktifkan maka pena tersebut tidak dapat digunakan untuk fungsi pena I/O karena sudah digunakan sebagai saluran pengirim USART.

      6. UCSZ2 (Character Size)

        Bit ini bersama dengan UCSZ1 dan UCSZ0 dalam register UCSRC digunakan untuk memilih tipe lebar data bit yang digunakan.

      7. RXB8 (Receive Data Bit 8)

        Bit ini digunakan sebagai bit ke-8 ketika menggunakan format data 9-10 bit, dan bit ini harus dibaca dahulu sebelum membaca UDR.

      8. TXB8 (Transmit Data Bit 8)

        Bit ini digunakan sebagai bit ke-8 ketika menggunakan format data 9-10 bit, dan bit ini harus ditulis dahulu sebelum membaca UDR.

      9.  

      USART CONTROL AND STATUS REGISTER C (UCSRC)

       

       

      Gambar 2.20. Bit-bit Register UCSRC

       

      Gambar 2.20 menunjukkan bit penyusun UCSRC. Penjelasan bit penyusun UCSRC:

      a. URSEL (Register Select) Bit ini berfungsi untuk memilih register UCSRC dengan UBBRH, dimana untuk menulis atau membaca register UCSRC maka bit harus berlogika satu.

      b. UMSEL (USART Mode Select) Bit pemilih mode komunikasi serial antara sinkron dan asinkron. Pengaturan bit UMSEL dapat dilihat pada Tabel 2.14.

       

       

      Tabel 2.14. Pengaturan Bit UMSEL

       

      c. UPM[1…0] (Parity Mode) Bit ini berfungsi untuk memilih mode paritas bit yang akan digunakan. Transmittter USART akan membuat paritas yang akan digunakan secara otomatis.

      d. USBS (Stop Bit Select) Bit yang berfungsi untuk memilih jumlah stop bit yang akan digunakan.

      e. UCSZ1 dan UCSZ0 : merupakan bit pengatur jumlah karakter serial Bit yang berfungsi untuk memilih lebar data yang digunakan dikombinasikan dengan bit UCSZ2 dalam register UCSRB. Bit pengatur ukuran karakter dapat dilihat pada Tabel 2.15.

       

       

      Tabel 2.15. Bit Pengatur Ukuran Karakter

       

      f. UCPOL (Clock Parity) Bit yang berguna hanya untuk modus sinkron. Bit ini berhubungan dengan perubahan data keluaran dan sampel masukkan, dan clock sinkron (XCK).

       

      Relay

      Pada perancangan skripsi ini menggunakan relay 5 volt untuk menyambungkan atau memutuskan arus listrik yang digunakan untuk menjalankan mobil.

      Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah armatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-tertutup ke kontak normal-terbuka.

       

       

      Gambar 2.21. Mekanisme Relay

       

      Sebuah relay yang tipikal dari jenis ini dapat diaktifkan dalam waktu sekitar 10 ms. Sebagian besar relay modern ditempatkan di dalam sebuah kemasan yang sepenuhnya tertutup rapat.

       

       

      Gambar 2.22. Relay 5 Volt

       

      Kebanyakan di antaranya memiliki kontak-kontak jenis SPDT, namun terdapat juga beberapa versi DPDT. Relay-relay yang berukuran lebih besar dapat menyambungkan arus hingga 10 A pada tegangan 250 V AC. Tegangan maksimum untuk pensaklaran DC selalu jauh lebih rendah, seringkali bahkan hanya setengah, dari tegangan maksimum untuk AC. Terdapat juga relay-relay miniatur yang cocok untuk ditancapkan pada papan-papan rangkaian.

      Buzzer

      Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

      Pada perancangan skripsi ini menggunakan Buzzer sebagai alarm yang berbunyi pada saat arus listrik yang menjalankan mobil diputuskan oleh relay.

       

       

      Gambar 2.23. Buzzer

       

      HANDPHONE

      Untuk dapat mengirimkan SMS digunakan sebuah handphone yang dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler. Untuk itu pada perancangan skripsi ini digunakan Handphone Sony Ericsson T630.

       

       

      Gambar 2.24. Bentuk Fisik Sony Ericsson T630

       

       

       

      Gambar 2.25. Soket T630

       

       

       

      Gambar 2.26. Konfigurasi pin out Sony Ericsson

       

      Gambar di atas adalah Pin Out dari Handphone SONY ERICSSON berikut dengan Nomor kaki pinnya. Tabel dibawah ini adalah fungsi dari tiap pin kakinya.

       

       

      Tabel 2.16. Pin Out dari HP SONY ERICSSON

       

      Handphone dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler melalui kabel data serial port. Handphone memiliki serial Interface yang dapat dihubungkan langsung dengan serial interface dari mikrokontroler.

      Handphone juga dapat dikendalikan menggunakan komputer sehingga dapat mengirimkan SMS ataupun membaca SMS dari komputer apabila handphone tersebut terhubung dengan komputer melalui kabel data.

      Handphone berkomunikasi dengan komputer dan mikrokontroler menggunakan AT Command. Jenis jenis AT Command dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

       

       

      Tabel 2.17. AT Command

       

      Konsep Dasar Anestesi

      Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthetos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes pada tahun 1846.

      1. Dua Kelompok Anestesi

        Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi. Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri. Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.

      2. Tipe Anestesi

        Beberapa tipe anestesi adalah:

      3. a. Pembiusan total -- hilangnya kesadaran total.

        b. Pembiusan lokal -- hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh).

        c. Pembiusan regional -- hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya.

        Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak membuat lama waktu penyembuhan operasi.

      4. Anestesiology Dengan Empat Rangkaian Kegiatan

        Anestesi dilakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokter spesialis anestesiologi selama pembedahan berperan memantau tanda-tanda vital pasien karena sewaktu-waktu dapat terjadi perubahan yang memerlukan penanganan secepatnya.

      5. Empat rangkaian kegiatan yang merupakan kegiatan sehari-hari dokter anestesi adalah:

        a. Mempertahankan jalan napas.

        b. Memberi napas bantu.

        c. Membantu kompresi jantung bila berhenti.

        d. Membantu peredaran darah.

        e. Mempertahankan kerja otak pasien.

      6. Pengguna Obat - Obatan Dalam Anestesi

        Dalam membius pasien, dokter anestesi memberikan obat-obatan (suntik, hirup, ataupun lewat mulut) yang bertujuan menghilangkan rasa sakit (pain killer), menidurkan, dan membuat tenang (paraytic drug). Pemberian ketiga macam obat itu disebut triangulasi.

      7. Bermacam obat bius yang digunakan dalam anestesi saat ini seperti:

        a. Thiopental (pertama kali digunakan pada tahun 1934).

        b. Benzodiazepine Intravena.

        c. Propofol (2,6-di-isopropyl-phenol).

        d. Etomidate (suatu derifat imidazole).

        e. Ketamine (suatu derifat piperidine, dikenal juga sebagai 'Debu Malaikat'/'PCP' (phencyclidine).

        f. Halothane (d 1951 Charles W. Suckling, 1956 James Raventos).

        g. Neurosteroid.

      Resistor

      Resistor Tetap

      Merupakan Resistor yang nilainya tetap. Ciri fisik dari resistor ini adalah bahan pembuat Resistor ada di tengah-tengah dan pada pinggirnya terdapat 2 Conducting Metal, biasanya kemasan seperti ini disebut dengan Axial. Ukuran fisik fixed resistor bermacam-macam, tergantung pada daya resistor yang dimilikinya. Misalnya fixed resistor dengan daya 5 watt pasti mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan fixed resistor yang mempunyai daya ¼ watt. Pada gambar dibawah ditunjukkan beberapa contoh bentuk fisik dari fixed resistor. Dari yang paling atas dapat dilihat bentuk fisik dari resistor dengan daya 1/8, ¼, 1, 2, dan 5 watt.

       

       

      Gambar 2.27. Fixed Resistor

       

      Selain kemasan axial terdapat pula kemasan lain yang disebut SIL (Single In Line). Dalam kemasan ini biasanya terdapat 8 buah Resistor yang salah satu bagian kakinya di Paralel semua yang disebut Common & bagian kaki lainnya bebas.

       

       

      Gambar 2.28. Packing Resistor

       

      Variabel Resistor

      Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama dinamakan variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan mudah dan sering digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll. Jenis ini disebut “Potentiometers”. Sedangkan yang kedua adalah semi fixed resistor yang biasanya terpasang di papan PCB dalam penggunaannya. Nilai dari resistor ini biasanya hanya diubah pada kondisi tertentu saja. Jenis ini disebut dengan “Trimmer Potentiometers”.

       

       

      Gambar 2.29. Variabel Resistor

       

      Kapasitor

      Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan penyimpan energi listrik. Di dalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap-tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini adalah jenis – jenis kapasitor yang banyak dijual dipasaran:

      1. Electrolytic Capacitor

        Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan membran oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhati-hati di dalam pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan “MELEDAK”. Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply, low pass filter , rangkaian pewaktu. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 Volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 = 10 Volt.

      2.  

         

        Gambar 2.30. Electrolytic Capacitor

         

      3. Ceramic Capacitor

        Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya. Karena tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi menuju ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog, karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat kecil dibandingkan dengan kedua kapasitor diatas.

      4.  

         

        Gambar 2.31. Ceramic Capacitor

         

      IC Regulator

      Pada perancangan ini memerlukan supply tegangan sebesar 5 volt, untuk mendapatkan tegangan sebesar 5 volt yang stabil maka dibutuhkan sebuah IC yang dapat meregulasi tegangan sebesar 5 volt. IC yang digunakan untuk meregulasi tegangan sebesar 5 volt adalah IC regulator LM7805.

      Dipilihnya IC ini karena IC ini mampu meregulasikan tegangan yang stabil sebesar yang dibutuhkan untuk keperluan semua modul. Selain itu harga IC ini cukup ekonomis dan sangat mudah didapat dipasaran. Konfigurasi dan bentuk fisik dari IC regulator LM7805 dapat dilihat pada Gambar 2.32 dan Gambar 2.33.

       

       

      Gambar 2.32. Konfigurasi pin IC Regulator LM 7805

       

       

       

      Gambar 2.33. Bentuk fisik IC Regulator LM 7805

       

      Konsep Dasar Testing

      Definisi Testing

      Menurut Rizky (2011:237)[18], “Testing adalah sebuah proses siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

      Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

      a. Verifikasi

      Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

      b. Validasi

      Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

      Definisi Black Box Testing

      Menurut Rizky (2011:265)[18], "Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar."

      Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

      a. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

      b. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

      c. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

      d. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

      Konsep Dasar Elisitasi

      Menurut Saputra (2012:51)[19], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dandisanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

      1. Tahap I

        Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

      2. Tahap II

        Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

      3. Tahap III

        Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

      4. a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan.

        b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

        c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

        Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

        a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

        b. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

        c. Low (L) : Mudah dikerjakan.

      Study Pustaka ( Literature Review )

      Menurut Guritno dkk (2010:86)[20], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut:

      1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

      2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

      3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevant terhadap penelitian ini.

      4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

      5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

      6. Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain :


      1. Penelitian yang dilakukan oleh Ruhyat, (2010)[21].

        Penelitian yang berjudul “PENGONTROLAN HOME APPLIANCE MENGGUNAKAN MICROCONTROLER AT89S2O51 PADA LAMPU”. Perangkat USB to serial Converter di gunakan untuk mengatasi permasalahan kecepatan transfer data, pengontrolan peralatan home appliance dengan menggunakan computer atau laptop melalui port USB dan bhasa pemograman Visual Basic 6.0 Untuk melakukan konversi data dari USB ke serial dengan menggunakan IC PL-2303 dan sebuah mikrokontroller tipe AT89S52 yang diprogram untuk menerima data dan mengirimkan kembali ke komputer. Hasilnya, alat ini mampu melakukan pengontrolan perangkat home appliance yang terhubung dengan perangkat pengendali relay melalui port USB.

      2. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan, (2010)[22].

        Penelitian yang berjudul “PENGENDALIAN ALAT ELEKTRONIK RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S52 MELALUI WEB”. Mengaplikasikan sebuah pengontrolan alat-alat rumah tangga melalui website yang dapat terhubung oleh jaringan local maupun internet. Antar muka website dengan HTML sebagai front end, dan bahasa pemograman PHP yang berfungsi mengirimkan command, serta mikrokontroler AT89S52 yang menjadi otak pengendalian yang masing-masing terkait dengan yang lainya, melalui komponen tersebut alat-alat lainya dapat di control dimanapun dan kapanpun selagi masih ada jaringan internet.

      3. Penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2013)[23].

        Penelitian yang berjudul “PENGEMBANGAN SISTEM KONTROL LAMPU PENERANGAN MELALUI SMS GATEWAY DENGAN SISTEM FEEDBACK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535”. Penelitian yang dilakukan meliputi kinerja serta karateristik dari sms gateway sebagai penerima dan pengirim data dari handphone ke mikrokontroler ATMEGA 8535, Serta pemograman mikrokontroler dengan mengunakan bahasa basic BASKOM ( basic compiler) sebagai pemogramannya. Komponen pendukung yang digunakan dalam pembuatan sistem pengendalian ini dan flowchart program.

      4. Penilitian yang dilakukan oleh Aryandi, (2011)[24].

        Penelitian yang berjudul “PENGENDALIAN PERANGKAT HOME APPLIANCE BERBASIS SMS GATEWAY DENGAN MENGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S52”. Penelitian yang dilakukan, meluputi kinerja serta karakteristik dari sms gateway dan gammu sebegai penerima dan pengirim data dari handphone ke mikrokontroler AT89S52. Serta pemograman Visual basic 6.0 dan pemograman mikrokontroler dengan mengunakan bahasa asembly dan MYSQL sebagai data base nya. Pengirim dan penerimaan data digital antar muka komputer melalui port USB ( universal serial bus ) serta komponen pendukung yang di gunakan dalam pembuatan sistem pengendalian ini dan flowchart program gateway dengan mengunakan mikrokontroler.

      5. Penelitian yang dilakukan oleh Sugianto, (2013)[25].

        Penelitian yang berjudul “PERANCANGAN BUKU PINTU OTOMATIS MENGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52”. Penelitian yang dilakukan meliputi kinerja serta karateristik dari mikrokontroler AT89S52 dan Radio Frequency identification, pengirim dan penerima data digital, serta komponen pendukung yang digunakan dari flowchart sistem.

      6. Peneliti yang dilakukan oleh Arfa, (2014)[26].

        Penelitian yang berjudul “AKSES KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT MENGGUNAKAN PASSWORD DAN SENSOR INFRARED BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA328”. Hasilnya Penggunaan sistem ini dapat membantu pengendara dalam mengendarai kendaraan bermotor roda empat, karena sistem ini dipasang sensor infrared untuk dapat di fungsikan sebagai pendeteksi objek, sehingga kendaraan bermotor roda empat dapat menghindar ketika ada objek atau kendaraan lain yang ada di depannya.


       

       

      Tabel 2.18. Perbedaan Antara Jenis Penelitian, Metode Yang digunakan Dan Hasil Penelitian

       

        Dari beberapa sumber literature review diatas, perbedaan penelitian ini adalah pada metode yang digunakan. Objek penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, dan metode pengembangan sistem yang digunakan. Pada penelitian saat ini digunakan metode penelitian terstruktur dengan menggunakan flowchart, dan teknik pengujian sistem menggunakan pendekatan Black Box Testing. Sementara untuk objek penelitian adalah PT.Golden Marindo Persada dengan ruang lingkup penelitian lebih kearah sistem pengendalian keamanan mobil melalui Short Message Service. Dan tujuan penelitian ini adalah Mengurangi tingkat kriminalitas yang terjadi di lingkungan masyarakat, dengan menerapkan sistem yang digunakan.

       

      BAB III

      ANALISA SISTEM BERJALAN

      Gambaran Umum Perusahaan

      Sejarah Singkat Perusahaan

      Berawal berdirinya PT.Golden Marindo Persada ini pada tanggal 15 September 1987 di Jl. Raya Salembaran Teluk Naga Tangerang. Perusahaan ini bergerak pada bidang ekspor impor ikan hias dan terumbu karang. Ikan hias merupakan sangat menarik untuk dilihat, entah untuk di nikmati, ditelaah, atau sekedar dijadikan penghias rumah. Namun mengikuti proses perternakan ikan hias ternyata juga tak kalah menarik, dengan proses pembibitan maupun perawatannya. Proses perawatan dan pembibitan tidak hanya mengasah kemampuan kreativitas, tetapi juga melatih mereka yang terlibat menjadi peribadi yang peka, penuh tenggang rasa dan disiplin yang akan berjuang pada rasa percaya diri.

      Dengan adanya persaingan sering kali ada pasang surutnya dalam berusaha, itu merupakan hal yang sangat lazim. Meskipun ikan hias mengalami pasang surut dalam perdagangannya, tetapi di PT.Golden Marindo Persada sebuah daerah yang jauh dari perkotaan berdiri sebuah peternakan ikan hias yang di motori oleh bapak Wesen, PT.Golden Marindo Persada ini selalu melakukan beberapa pagelaran pameran ikan hias yang selalu rutin yang diadakan di berbagai provinsi di indonesia maupun di mancanegara, bertujuan untuk menanggulangi pada saat mengalami pasang surutnya dalam perdagangan.

      Visi dan Misi Perusahaan

    Adapun Visi dan Misi dari perusahaan PT.Golden Marindo Persada sebagai berikut:

    Visi

    a. Menembus pasar baik itu dalam negeri maupun Internasional.

    b. Menjadi Perusahaan Ikan Karang dengan kualitas terbaik dan terfavorit.

    Misi

    a. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

    b. Memberikan produk ikan karang dan aquarium dengan kualitas yang paling baik.

    c. Melakukan kerjasama dengan pasar dalam negeri dan Internasional.

      Struktur Organisasi Perusahaan

      Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkap fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi.

       

       

      Tugas dan Tanggung Jawab

      Seperti halnya sebuah perusahaan pada umumnya, PT. Golden Marindo Persada dalam manajemennya terdapat bagian-bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawab dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

      Tugas serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada PT. Golden Marindo Persada adalah sebagai berikut:

       

      1. Komisaris :

      a. Memberikan nasihat kepada direktur dalam melaksanakan pengurusan perusahaan.

      b. Melakukan pengawasan atas jalannya usaha pada perusahaan dagang tersebut.

      c. Dewan komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu.

      d. Menghadiri rapat direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan.

      e. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh direktur.

      Tanggung Jawab :

      Bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya.

      2. Direktur Utama

      Tugas :

      a. Membuat rencana pengembangan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek dan panjang.

      b. Mengawasi serta mengurus kekayaan perusahaan.

      c. Menunjuk, mengangkat dan memberhentikan manager.

      d. Menandatangani permintaan pengeluaran kas yang jumlahnya besar dan sifatnya penting.

      e. Menetapkan pencapaian tujuan untuk jangka panjang.

      f. Mengambil keputusan dan strategi bagi perusahaan.

      Tanggung Jawab :

      a. Bertanggung jawab penuh atas tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

      b. Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada rapat umum pemegang saham.

       

      3. Manager Keuangan

      Tugas:

      a. Melakukan penelitian dan analisa keuangan termasuk masalah pajak.

      b. Melakukan verifikasi ulang atas semua bukti kas, penerimaan dan pengeluaran kas.

      c. Melakukan verifikasi atas semua buku penjualan tunai, faktur penjualan dan nota pembelian serta bukti barang dari perusahaan ke konsumen.

      d. Menandatangani seluruh dokumen yang berkaitan dengan administrasi perusahaan.

      e. Membuat evaluasi kegiatan perusahaan bidang keuangan.

      Tanggung Jawab :

      a. Mengambil keputusan investasi (investment decision)’. Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekolompok kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai

      paling menguntungkan.

      b. Mengambil keputusan pembelanjaan (financing decision). Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan

      yang menimbulkan biaya paling murah.

      c. Mengambil keputusan dividen (dividend decision). Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran dividen,

      pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham.

       

      4. Manager Personalia

      Tugas :

      a. Terciptanya peningkatan penjualan perusahaan melalui strategi penjualan efektif dan efisien.

      b. Terciptanya target penjualan sesuai kebijakan pemasaran yang telah disusun.

      c. Terciptanya hubungan yang baik dengan pelangggan.

      d. Berwenang merumuskan kebijakan pemasaran perusahaan.

      e. Berwenang untuk memutuskan harga jual hasil produksi.

      Tanggung Jawab :

      a. Bertanggung jawab terhadap Direktur Utama

      b. Bertanggung jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi.

       

      5. Kepala Bagian Keuangan

      Tugas :

      a. Mengkoordinir, menganalisa, mengelola data-data, sehingga tersusun suatu laporan keuangan-keuangan perusahaan.

      b. Ikut serta dalam mengamankan asset perusahaan.

      c. Mengatur masalah yang berhubungan dengan penyediaan dan penggunaan dana.

      d. Menyediakan laporan untuk internal maupun eksternal perusahaan.

      e. Mengatur kebijaksanaan dan pengendalian keuangan untuk penghematan biaya pengeluaran perusahaan.

      Tanggung Jawab :

      a. Bertanggung jawab dalam ketertiban, kejelasan dan kebenaran sistem kerja.

      b. Bertanggung jawab dalam ketertiban, kejelasan dan kebenaran pelaksanaan penyusunan program sistem kerja.

      c. Bertanggung jawab dalam kenyamanan dan keharmonisan dalam membina hubungan kerja yang baik

       

      6. Kepala Bagian Accounting

      Tugas :

      a. Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan kwitansi dan surat jalan.

      b. Memeriksa limit piutang dari setiap perusahaan.

      c. Menetapkan metode-metode yang digunakan dalam pencatatan akuntansi.

      Tanggung Jawab :

      a. Bertanggung jawab pada urusan piutang, utang, penagihan dan pembukuan.

      b. Mengkoordinasikan proses penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan bulanan dan tahunan, baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal.

      c. Mengawasi dan mengkoordinasikan pengumpulan data, bukti transaksi hingga pelaporan semua jenis pajak perusahaan, baik masa maupun tahunan serta menguasai peraturan perpajakan.

      d. Menangani Perencanaan dan Pembiayaan Perusahaan.

      e. Membuat Analisa Biaya Perusahaan.

      f. Memastikan laporan kas harian, mingguan dan laporan arus kas bulanan sudah akurat.

       

      7. Kepala Bagian Marketing

      Tugas :

      a. Menentukan strategi pemasaran yang efektif dan efisien dengan memperhatikan sumber daya perusahaan.

      b. Menjalin hubungan dengan pelanggan khususnya dalam hal penanganan komplain, pengukuran kepuasan pelanggan.

      c. Menciptakan kenyamanan kerja karyawan perusahaan dengan mengoptimalkan fungsi kerja dibagian marketing.

      d. kerja sama yang baik di dalam intern bagian marketing maupun dengan bagian lain terkait dengan kelancaran proses kerja di bagian marketing.

      e. Berwenang memberikan usulan strategi pemasaran kepada marketing manager.

      f. Berwenang mengembangkan pola kerja bagian marketing dengan memperhatikan sumber daya perusahaan yang ada.

      g. Berwenang untuk melakukan koordinasi dengan bagian lain sehubungan dengan pelaksanaan fungsi kerja di bagian marketing.

      Tanggung Jawab :

      a. Bertanggung jawab terhadap ketertiban, kelancaran, dan keakuratan data administrasi pemasaran.

      b. Bertanggung jawab atas segala kegiatan dan permasalahan yang terjadi dalam intern bagian marketing.

      c. Bertanggung jawab atas pengendalian biaya pemasaran.

      d. Bertanggung jawab terhadap hasil survey pengukuran kepuasan pelanggan.

      e. Bertanggung jawab atas konsistensi pelaksanaan prosedur yang berlaku di bagian marketing dan melakukan analisa atas efisiensi prosedur tersebut.

      f. Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengarahan kepada bawahan.

       

      8. Kepala bagian Umum

      Tugas :

      a. Kesekretariatan menyelenggarakan kegiatan dibidang ke rumah tanggaan, peralatan kantor, perundang-undangan, mengurus pembekalan material dan peralatan teknik mengadakan pembelian barang-barang yang diperlukan

      perusahaan.

      b. Menandatangani surat atau laporan.

      c. Menilai dan menentukan kualitas barang.

      d. Membuat harga perkiraan sendiri .

      e. Mengeluarkan uang persediaan .

      f. Mendistribusikan barang inventaris dan barang persediaan

      g. Menilai dan menentukan kondisi barang inventaris untuk diusulkan penghapusan.

      Tanggung Jawab :

      Mengendalikan dan menyelenggarakan kegiatan dibidang administrasi dan kepegawaian serta.

       

      9. Kepala Bagian Personalia

      Tugas :

      a. Membuat catatan administrasi peralatan dan proses produksi.

      b. Membuat permintaan kebutuhan peralatan.

      c. Menangani bagian humas dan personalia.

      Tanggung Jawab :

      a. Bertanggung jawab dalam memelihara semua dokumen proses produksi yang ada.

      b. Membuat laporan manajemen bidang tenaga kerja.

       

      10. Kepala Bagian Peralatan

      Tugas :

      a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan instalasi produksi, sumber mata air.

      b. Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan pengujian peralatan teknik dan bahan-bahan kimia.

      c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama.

      Tanggung Jawab :

      Bertanggung jawab dalam mengendalikan kegiatan perencanaan teknik, produksi, distribusi dan perawatan.

       

      11. Staf Keuangan

      Tugas:

      a. Membuat, memeriksa dan mengarsip faktur, nota supplier, laporan AP/AR untuk memastikan status hutang/piutang.

      b. Membuat , mencetak tagihan dan surat tagihan untuk memastikan tagihan terkirim kepada pelanggan dengan benar dan tepat waktu.

      c. Menerima, memeriksa tagihan dari vendor dan membuat rekapnya untuk memastikan pembayaran terkirim tepat waktu.

      d. Memeriksa rangkuman kas kecil untuk memastikan penggunaan dan ketersediaan kas kecil yang efektif.

      e. Menginput penerimaan pembayaran dari pelanggan, dan pembayaran ke supplier dengan tepat waktu dan akurat untuk memastikan ketepatan waktu dan keakuratan penerimaan maupun pembayaran.

      f. Memeriksa laporan rekonsiliasi untuk memastikan data terinput dengan benar.

      g. Mengarsip seluruh dokumen transaksi untuk menjaga ketertiban administrasi dan memudahkan penelusuran dokumen.

      h. Melakukan stock opname setiap akhir bulan untuk melihat ada/tidaknya selisih jumlah barang di gudang dan catatan di keuangan.

      Tanggung Jawab:

      Bertanggung jawab kepada kepala staf keuangan atas pelaksanaan bebagai kegiatan dan pelayanan.

       

      12. Staf Accounting

      Tugas:

      a. Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan.

      b. Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan .

      c. Menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan.

      Tanggung Jawab:

      Melakukan pencatatan dokumentasi

       

      13. Staf Peralatan

      Tugas:

      a. Mengelola peralatan seperti kendaraan dan alat berat sehingga dapat tersedia alat dalam jumlah yang cukup pada saat dibutuhkan untuk melaksanakan suatu item pekerjaan.

      b. Melakukan perawatan, pengecekan dan pemeliharaan alat-alat proyek sesuai jadwal yang sudah ditetapkan sehingga alat dapat berfungsi dengan baik saat digunakan serta pengurangan resiko kecelakaan akibat alat dalam

      kondisi tidak baik.

      c. Mengoperasikan dan memobilisasi alat sesuai dengan keperluan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

      d. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan peralatan setelah melewati pengontrolan kuantitas dan kualitas alat oleh quantity qontrol dan quality qontrol.

      e. Membuat dan mengisi buku harian operasional alat serta membuat laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan alat yang berisi nama alat yang digunakan, jumlah alat, waktu penggunaan serta untuk pekerjaan apa alat

      tersebut digunakan.

      Tanggung Jawab:

      Bertanggung jawab dalam melakukan pengamanan, perbaikan dan penyimpanan peralatan serta membuat data inventaris peralatan yang ada di perusahaan.

       

      14. Staf Umum

      Tugas:

      a. Melakukan quality control dan administrasi pekerja harian.

      b. Melakukan tugas-tugas perhubungan dan koordinasi lapangan.

      c. Melakukan administrasi ringan.

      Tanggung Jawab:

      a. Melakukan tugas-tugas dari kepala bagian umum.

      b. Bertanggung jawab kepada kepala bagian umum.

       

      15. Staf Personalia

      Tugas:

      a. Membantu kepala bagian adm personalia dalam kegiatan administrasi.

      b. Mengawasi dan mengurusi administrasi dan aktivitas karyawan maupun non karyawan dalam lingkungan perusahaan.

      c. Merencanakan seleksi karyawan yang akan direkrut untuk dipekerjakan dalam kegiatan produksi maupun lainnya.

      d. Mengurus arsip karyawan.

      Tanggung Jawab:

      Membuat laporan administrasi secara periodik kepada atasan.

       

      16. Staf Marketing

      Tugas:

      a. Melakukan kegiatan marketing.

      b. Pengembangan bisnis dan jaringan penjualan produk.

      Tanggung Jawab:

      Melakukan analisa penjualan dan pendistribusian produk dengan berorientasi pada pencapaian target dan kepuasan pelanggan.

       

      Tujuan Perancangan

      Adapun tujuan dari perancangan adalah :

      1. Merancang sistem keamanan ekstra untuk mobil supaya dapat memperkecil resiko kehilangan mobil.

      2. Mikrokontroler Atmega16A

        Membangun dan merancang sebuah sistem pengendali keamanan mobil bebasis mokrokontroler ATMEGA16A dengan menggunakan layanan SMS (Short Message Service) dengan selang waktu antara pengiriman SMS dari handphone pengendali ke handphone yang terpasang pada alat sesingkat mungkin.

      3. Sony ericsson T630

        Membangun sistem pengendali keamanan mobil dengan cara mengintergrasikan komponen-komponen perangkat keras seperti handphone sony ericsson T630.

      4.  

      Langkah-Langkah Perancangan

    Proses yang dipergunakan dalam pembangunan alat ini merupakan dari ide hingga desain alat tersebut.

     

     

    Gambar 3.2. Diagram Blok Langkah Perancangan

     

      Diagram Blok

      Diagram Blok ATMEGA16A

      Mikrokontroler ini memisahkan memori program dari memori data, baik bus alamat maupun bus data, sehingga pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara bersamaan (concurrent). Secara garis besar mikrokontroler ATMega16A terdiri dari :

      a. Arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16Mhz.

      b. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan SRAM 1Kbyte.

      c. Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.

      d. CPU yang terdiri dari 32 buah register.

      e. User interupsi internal dan eksternal.

      f. Bandar antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface) dan Bandar USART (Universal Syschronous Asynchronous Received Transmitter) sebagai komunikasi serial.

      g. Fitur Peripheral.

      h. Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode compare.

      i. Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode compare, dan mode capture.

      j. Real time counter dengan osilator tersendiri.

      k. Empat kanal PWM dan Antarmuka komparator analog.

      l. 8 kanal, 10 bit ADC.

      m. Byte-oriented Two-wire Serial Interface.

      n. Watchdog timer dengan osilator internal.

       

       

      Gambar 3.3. Blok diagram ATMega16A

       

      Diagram Blok Perangkat Keras

      Blok diagram dari perangkat keras yang dirancang pada penelitian ini dijelaskan pada gambar :

       

       

      Gambar 3.4 Blok Diagram Perangkat Keras

       

        Sistem ini menggunakan MikrokontrolerATMEGA16A sebagai otak dari seluruh rangkaian yang dirancang.

        Terdapat 2 input yang masuk ke mikrokontroller yaitu saklar yang digunakan sebagai switch untuk menghidupkan sistem mikrokontroler dan memberikan tegangan kerja pada sensor dan sensor sebagai media untuk memberikan perintah pada mikrokontroller ketika kendaraan dinyalakan tanpa prosedur.

        Terdapat 4 output yang dapat digunakan dan memiliki fungsi masing-masing yaitu:

        1. Output yang ke rangkaian relay digunakan sebagai pemutus arus pada motor dc.

        2. Output yang ke handphone digunakan sebagai media pemberi pesan singkat ketika sensor mendeteksi kendaraan hidup melalui komunikasi jaringan seluler.

        3. Output yang ke buzzer dan lampu led digunakan sebagai indikator yang dapat menghasilkan suara dan lampu flip-flop ketika kendaraan dalam kondisi tidak aman.

        4. Output yang ke penyemprot anestesi merupakan jenis alat yang dapat menyemprotkan obat bius ketika sistem dalam kondisi tidak aman.

      Mikrokontroler berkomunikasi dengan handphone melalui komunikasi serial 2 arah sehingga mikrokontroler dapat membaca sms yang diterima oleh handphone dan dapat mengirimkan sms keluar melalui handphone.

       

      Rangkaian Catu Daya

      Rangkaian catu daya merupakan modul vital di dalam penelitian ini, yang terdiri atas baterai, regulator dan beberapa komponen pendukungnya. Tanpa rangkaian catu daya sistem tidak akan bekerja sama sekali.

      Catu daya menggunakan baterai kotak 9 volt yang dibatasi dengan switch sehingga jika sedang mau digunakan switch bisa dihubungkan dan jika sedang tidak mau digunakan switch bisa diputuskan. Pada saat switch terhubung, aliran listrik 9 volt masuk ke kapasitor karena fungsi dari kapasitor adalah menyimpan muatan listrik sehingga aliran listrik 9 volt mengalir mengisi kapasitor sampai penuh lalu setelah penuh kapasitor akan membuang isi muatannya ke komponen selanjutnya. Hal ini dimaksudkan supaya kerja baterai menjadi lebih ringan karena aliran listrik lebih dulu disimpan di kapasitor, kemudian baru masuk ke beban.

      Tegangan yang dibutuhkan adalah 5 volt sehingga digunakan regulator untuk menghasilkan tegangan 5 volt yaitu 7805. Regulator adalah pembatas arus yang memiliki fungsi hampir mirip dengan dioda zener. Berapapun input tegangan yang masuk, outputnya tetap sesuai dengan karakteristiknya dan akan membuang sisanya ke ground.. Output dari 7805 sudah 5 volt yang kemudian masuk ke kapasitor juga karena fungsi dari kapasitor adalah menyimpan muatan listrik sehingga aliran listrik 5 volt mengalir mengisi kapasitor sampai penuh lalu setelah penuh kapasitor akan membuang isi muatannya ke beban. Hal ini dimaksudkan supaya kerja regulator menjadi lebih ringan karena aliran listrik lebih dulu disimpan di kapasitor, kemudian baru masuk ke beban.

      Untuk indikator bahwa rangkaian catu daya ini mengalirkan arus listrik digunakan sebuah LED dan sebuah resistor yang menyala pada saat Baterai kotak mengalirkan arus listrik ke rangkaian catu daya.

       

       

      Gambar 3.5. Rangkaian Catu daya

       

       

      Rangkaian Mikrokontroler ATMEGA 16A

      Rangkaian Mikrokontroler merupakan modul pengontrol utama di dalam penelitian ini, yang terdiri dari IC ATMEGA16A dan beberapa komponen sebagai rangkaian pendukungnya.

      Mikrokontroler ATMEGA16A tidak akan dapat bekerja tanpa adanya detak / denyut yang masuk yang dapat diibaratkan manusia yang jantungnya tidak berdetak / berdenyut, begitu juga Mikrokontroler yang apabila tidak diberikan jantung yang berdetak maka Central Processing Unit (CPU) yang terdapat di dalam Mikrokontroler tidak akan dapat bekerja. Oleh karena itu diberikan rangkaian Oscilator menggunakan Xtal dan 2 buah kapasitor. Xtal memiliki dua kaki yang disini berfungsi sebagai penghasil detak yang dilengkapi dengan dua buah kapasitor di kedua kakinya, hal ini dimaksudkan supaya kedua kaki dapat berdetak berlawanan tergantung kaki mana yang lebih dulu mendapatkan logika satu maka kaki yang lainnya mendapatkan logika 0.

      Pada saat Mikrokontroler mendapatkan detak dari oscilator, CPU akan mulai bekerja dengan membaca urutan kerja / instruksi kerja di dalam program memori. Program memori yang dimiliki ATMEGA16A adalah sebesar 16 kilo byte yang dapat diisikan urutan instruksi yang harus dikerjakan oleh CPU. Urutan kerja Instruksi dimulai dari address 0 sampai address 16ribu, maka CPU harus membaca instruksi mulai dari address 0 terlebih dulu lalu terus naik berurut.

      Untuk dapat membaca Urutan instruksi di program memori dari address 0, Mikrokontroler harus di reset dengan memberikan logika 0 ke kaki reset. Oleh karena itu harus diberikan rangkaian reset otomatis sehingga setiap kali mikrokontroler mulai bekerja, akan mereset otomatis supaya setiap kali sistem bekerja CPU membaca instruksi mulai dari address 0.

      Rangkaian auto reset menggunakan sebuah kapasitor 10 µF yang kaki – nya terhubung ke Ground dan kaki + terhubung ke kaki reset melalui resistor 4,7 KO dan terhubung ke + VCC melalui resistor 2,2 KO. Pertama kali mendapatkan catu daya, muatan kapasitor kosong yang artinya logika yang masuk ke kaki reset melalui resistor 4,7 KO adalah logika 0 yang menyebabkan kondisi mikrokontroler menjadi reset. Aliran listrik + VCC akan mulai mengisi kapasitor secara perlahan melalui resistor 2,2 KO. Kondisi reset akan berhenti pada saat kapasitor sudah terisi + VCC.

      Mikrokontroler memiliki Port A, Port B, Port C dan Port D yang dapat digunakan sebagai input atau output.

       

       

      Gambar 3.6. Rangkaian Mikrokontroler

       

      Rangkaian Sensor dan Switch

      Rangkaian sensor dan switch merupakan modul input yang memberikan input ke mikrokontroler.

      Sensor mendeteksi mobil dinyalakan atau tidak dengan cara mendeteksi apakah ground baterai melewati switch atau tidak. Apabila ground tidak melewati switch artinya mobil tidak dinyalakan, tetapi jika ground melewati switch artinya mobil dinyalakan.

      Konsep sensor mendeteksi dengan cara jalur setelah switch di hubungkan ke Port A.7 Mikrokontroler. Port A.7 difungsikan sebagai input yang aktif low / 0, yang artinya pada saat switch tidak terhubung, kondisi logika input yang masuk adalah logika 1, tetapi pada saat switch terhubung, logika input yang masuk adalah logika 0.

      Switch aktif adalah switch yang digunakan untuk mengaktifkan sistem anti pencurian mobil. Pada saat switch terhubung ke ground, logika 0 masuk ke Port B.0 yang juga berfungsi sebagai input sehingga memberi tahukan ke program bahwa sistem anti pencurian mobil diaktifkan. Pada saat switch tidak terhubung ke ground, maka logika 1 yang masuk ke input Port B.0 mikrokontroler yang memberitahukan bahwa sistem anti pencurian mobil tidak diaktifkan.

       

       

      Gambar 3.7. Rangkaian Input

       

      Rangkaian Pengendali Relay dan Buzzer

      Rangkaian pengendali Relay dan Buzzer merupakan modul yang digerakkan oleh mikrokontroler sehingga dapat bekerja sesuai dengan perintah mikrokontroler.

      Relay digunakan sebagai switch penghubung yang dapat menyebabkan mobil bisa menyala atau tidak bisa menyala. Relay dapat diaktifkan oleh Port B.1 menggunakan Transistor NPN yang berfungsi sebagai saklar aliran listrik ke relay. Relay akan aktif pada saat kaki lilitan / coil yang terdapat di dalam relay mendapatkan aliran listrik yaitu mendapatkan ground dan + VCC 5 Volt. Pada saat mikrokontroler memberikan logika 1 ke transistor NPN, maka transistor NPN yang akan memberikan ground ke relay sehingga relay aktif. Kaki coil relay dikasi dioda yang terbalik yang berguna untuk membuang arus gaya gerak listrik berlawanan yang merupakan imbas dari aliran listrik di dalam coil sehingga tidak ada kemungkinan relay tidak bekerja.

      Buzzer digunakan sebagai alarm yang akan berbunyi pada saat mesin mobil dinyalakan, buzzer akan berbunyi pada saat kedua kaki buzzer mendapatkan Ground dan + VCC. Buzzer diaktifkan oleh mikrokontroler melalui transistor NPN yang berfungsi sebagai saklar aliran listrik ke buzzer. Pada saat mikrokontroler memberikan logika 1 ke transistor NPN, maka transistor NPN yang akan memberikan ground ke buzzer sehingga buzzer berbunyi.

       

       

      Gambar 3.8. Rangkaian Output

       

      Rangkaian Komunikasi Serial Dengan Handphone

      Rangkaian komunikasi serial dengan handphone merupakan rangkaian yang memungkinkan mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan handphone melalui AT Command. Mikrokontroler mengirim data ke Handphone melalui kaki Transmit yang diterima oleh handphone di kaki receive. Handphone juga mengirimkan data ke mikrokontroler melalui kaki transmit yang diterima oleh mikrokontroler dengan kaki receive.

      AT Command yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

      printf("AT\r\n"); //tes komunikasi HP

      printf("ATZ\r\n"); //Reset komunikasi HP

      printf("AT+CMGF=1\r\n"); //Format HP Text Format

      printf("AT+CPMS=\"ME\",\"ME\",\"ME\"\r\n"); //Lokasi memori SMS di hp

      printf("AT+CMGS=\"nomor handphone\”\r\n"); //kirim SMS ke nomor

      printf("Mobil anda dicuri%c",26); //kirim kalimat SMS

       

       

      Gambar 3.9. Rangkaian Komunikasi Dengan Handphone

       

      Rangkaian Pengendali Penyemprot

      Rangkaian pengendali penyemprot merupakan modul yang digerakkan oleh mikrokontroler sehingga dapat bekerja sesuai dengan perintah mikrokontroler.

      Motor dc penyemprot dapat diaktifkan oleh Port B.3 menggunakan transistor PNP dan NPN yang berfungsi sebagai saklar aliran listrik ke motor dc penyemprot. Motor dc akan menekan penyemprot pada saat motor dc mendapatkan aliran listrik yaitu mendapatkan ground dan + VCC 5 volt. Pada saat mikrokontroler memberikan logika 0 ke transistor PNP dan transistor PNP memberikan logika 1 ke transistor NPN, maka transistor NPN yang akan memberikan ground ke motor DC sehingga motor penyemprot aktif.

       

       

      Gambar 3.10. Rangkaian Pengendali Penyemprot

       

      Rangkaian Sistem Keseluruhan

      Skema rangkaian ini dapat dilihat pada skema rangkaian keseluruhan dibawah ini :

       

       

      Gambar 3.11. Rangkaian Keseluruhan

       

      Dari gambar rangkaian keseluruhan diatas dapat dilihat bahwa sistem ini memiliki 2 buah input dan 4 buah output dan sebuah komunikasi serial receive transmit dengan handphone.

      Pertama kali bekerja sistem bekerja, mikrokontroler mengaktifkan relay sehingga mobil dapat dinyalakan dan mematikan alarm supaya alarm tidak berbunyi. Lalu mikrokontroler mendeteksi apakah sistem anti pencurian diaktifkan atau tidak dengan mendeteksi switch aktif terhubung ke ground atau tidak.

      Apabila switch aktif terhubung ke ground, maka mikrokontroler akan mendeteksi apakah mobil dalam keadaan dinyalakan atau tidak. Jika mobil dalam keadaan mati, mikrokontroler akan terus mendeteksi mobil dinyalakan atau tidak. Jika mobil tiba-tiba dinyalakan, maka mikrokontroler dengan segera akan mengirimkan SMS ke nomor handphone yang tersimpan di memori. Setelah selesai mengirimkan SMS, mikrokontroler akan membunyikan alarm, anestesi menyemprot lalu mematikan mobil. Alarm tidak akan pernah berhenti sampai switch aktif tidak diaktifkan kembali. Apabila switch aktif tidak terhubung ke ground, maka mikrokontroler akan terus menunggu sampai switch aktif terhubung ke ground.

       

      Cara Kerja Alat

      1. Input

        1. Sensor mobil aktif

          Sensor dan switch merupakan modul input yang memberikan input ke mikrokontroler. Sensor mendeteksi mobil dinyalakan atau tidak dengan cara mendeteksi apakah ground baterai melewati switch atau tidak. Apabila ground tidak melewati switch artinya mobil tidak dinyalakan, tetapi jika ground melewati switch artinya mobil dinyalakan.

        2. Switch aktif

          Swicth aktif adalah switch yang digunakan untuk mengaktifkan sistem anti pencurian mobil. Pada saat switch terhubung ke ground, logika 0 masuk ke Port B.0 yang juga berfungsi sebagai input sehingga memberi tahukan ke program bahwa sistem anti pencurian mobil diaktifkan. Pada saat switch tidak terhubung ke ground, maka logika 1 yang masuk ke input Port B.0 mikrokontroler yang memberitahukan bahwa sistem anti pencurian mobil tidak diaktifkan.

      2. Proses

        1. Mikrokontroler Atmega16A

          Mikrokontroler sebagai otak pengatur kerja, mikrokontroler ini bekerja untuk memberi perintah ke keseluruhan rangkaian sesuai perintah yang diberikan.

      3. Output

        1. Relay

          Relay digunakan sebagai switch penghubung yang dapat menyebabkan mobil bisa menyala atau tidak bisa menyala.

        2. Buzzer

          Buzzer digunakan sebagai alarm yang akan berbunyi pada saat mesin mobil dinyalakan.

        3. Penyemprot

          Yang berfungsi sebagai saklar aliran listrik ke motor dc penyemprot. Motor dc akan menekan penyemprot pada saat motor dc mendapatkan aliran listrik.

        4. Handphone

          Untuk dapat mengirimkan SMS digunakan sebuah media handphone yang dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler.

      Pembuatan Alat

      Perangkat Keras (Hardware)

      Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

      1. Alat

      Alat yang dipergunakan pada penelitian ini antara lain :

        1. Personal Computer

          Digunakan sebagai media untuk menulis dan mengupload program kedalam mikrokontroler.

        2. ISP Programmer AVR

        3. Rangkaian antarmuka yang berfungsi menghubungkan komputer dengan mikrokontroler dalam proses pemrograman mikrokontroler.

        4. Solder

        5. Merupakan alat yang digunakan untuk melelehkan timah dengan cara dipanaskan.

        6. Timah

          Digunakan untuk menghubungkan antara komponen dengan cara dipanaskan dengan solder.

        7. Multitester

        8. Sebagai alat untuk mengukur sebuah komponen dan arus listrik.

        9. IC ATMEGA16A

          Merupakan otak dari sistem yang memiliki pin input, pin output yang dapat di program secara berulang kali.

        10. Xtal 10 Mhz

          Merupakan pembangkit frekuensi sinyal clock untuk mikrokontroller.

        11. Kapasitor

          Suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik.

        12. Resistor

          Komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik.

        13. Baterai kotak 9 Volt Rechargeable

          Merupakan sumber listrik dc yang digunakan dalam sistem.

        14. Toggle Switch

          Merupakan tombol yang dapat digunakan untuk memutus dan menyalurkan arus listrik.

        15. IC Regulator

          Merupakan komponen yang dapat merubah tegangan inputan menjadi tegangan keluaran sesuai jenisnya. Contoh: sebuah penampang di aliri arus listrik sebesar + 9 vdc lalu masuk ke IC regulator dengan tipe LM 7805 yang akan menghasilkan tegangan keluar sebesar + 5 vdc.

        16. LED

          Sebuah komponen elektronika yang sering digunakan sebagai indicator dari cara kerja sistem.

        17. Relay 5 Volt

          Merupakan komponen yang sering digunakan sebagai saklar otomatis.

        18. Transistor

          Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.

        19. Buzzer

          Merupakan alat yang dapat menghasilkan getaran suara ketika mendapat tegangan high.

        20. Handphone Sony Ericsson T630

          Merupakan perangkat device yang digunakan dalam sistem mikrokontroler yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan device lainnya menggunakan jalur komunikasi serial.

        21. Penyemprot

          Merupakan alat yang dapat menghasilkan semprotan anestesi ketika mendapatkan tegangan high.

        22. Miniature kendaraan mobil.

          Merupakan kendaraan prototype yang digunakan dalam mengimplementasikan dan menerapkan sistem yang dirancang.

        23.  

      Perangkat Lunak (Software)

      Perancangan perangkat lunak dimaksudkan untuk dapat memberikan deretan perintah di dalam program memori mikrokontroler sehingga mirkokontroler dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

      Perangkat lunak yang digunakan adalah bahasa C yang sudah terintegrasi di dalam software Codevision AVR yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

       

       

      Gambar 3.12. Tampilan Awal CodevisionAVR

       

      Pada saat mulai menjalankan software ini muncul tampilan awal seperti gambar dibawah ini :

       

       

      Gambar 3.13. Tampilan CodevisionAVR Saat Dibuka

       

      Untuk memulainya, pertama kali kita pilih New lalu pilih Project.

       

       

      Gambar 3.14. Project Untuk Program baru CodevisionAVR

       

      Maka akan muncul setting untuk mikrokontroler yang digunakan, frekuensi Xtal, port Input output dan serial port (USART) untuk komunikasi dengan handphone.

       

       

       

      Gambar 3.15. Setting Mikrokontroler

      Setelah semua sudah di setting masuk ke perancangan program, seperti di bawah ini :

       

       

      Gambar 3.16. Perancangan Program

       

      Setelah Program selesai dibuat kita Compile untuk mengetahui apakah terdapat kesalahan atau tidak, dan untuk mengkonversinya menjadi *.hex yg dapat didownload ke Flash ROM Mikrokontroler.

       

       

      Gambar 3.17. Tampilan Program Yang Sudah Dicompile

       

      Setelah sudah tidak terdapat Error kita dapat langsung mendownload Program ke dalam Flash ROM Mikrokontroler.

       

       

      Gambar 3.18. Proses Download Program Yang Sudah Dicompile Ke Mikrokontroller

       

      Flowchart

      Pada pembuatan tentang alur ataupun langkah-langkah dari suatu sistem yang dibuat, agar dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart sistem sebagai berikut:

       

       

      Gambar 3.19. Flowchart Sistem Mikrokontroler

       

      Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Masalah

      Permasalahan yang dihadapi

      Permasalahan yang dihadapi yaitu membangun suatu alat yang dapat mengendalikan sistem keamanan mobil melalui Short Message Service (SMS) sehingga pemilik mobil dapat memantau keamanan mobil terhadap gangguan pencuri kapanpun dan dari manapun melalui Short Message Service (SMS).

      Membangun sebuah pengontrol sistem keamanan alarm mobil dari jarak jauh dengan cara mengirim pesan menggunakan fasilitas pada handphone gateway dengan sintaks tertentu Short Message Service (SMS) yang terpasang pada alat akan mendapatkan balasan.

      Memprogram mikrokontroler supaya bisa mematikan mesin mobil dengan menggunakan relay.

       

      Alternatif Pemecahan Masalah

    Pemecahan masalahanya dengan menggunakan mikrokontroler yang dapat mengetahui adanya perubahan logika saat kunci kontak diputar.

    Dengan menggunakan mikrokontroler yang dapat berkomunikasi dengan handphone menggunakan AT COMMAND.

    Dengan memberikan logika 0 ke relay maka relay matikan mesin mobil karena switchnya putus.

     

      User Requirement

      Pada User Requirement ini berisi tabel Elisitasi 1, 2, 3 dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan / berdasarkan pada observasi dan wawancara.

      Elisitasi Tahap I

      Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

      Functional

      Analisa Kebutuhan

      No
      Saya ingin sistem dapat :

      1

      Bekerja secara embedded sistem

      2

      Praktis dan sederhana dalam pemasangan

      3

      Dikendalikan melalui mikrokontroller ATMEGA16A oleh media handphone yang tidak terlalu besar bentuknya

      4

      Alat dapat dikonfigurasikan dengan CCTV untuk mengetahui siapa yang menggunakan mobil

      5

      Alat dapat dikonfigurasikan dengan GPS untuk mengetahui keberadaan mobil saat mobil tidak aman

      6

      Alat dapat dikontrol melalui media handphone

      7

      Dapat memberikan feedback (umpan balik) berupa pesan text pada saat proses berjalan

      8

      Alat dapat memberikan informasi lebih dari satu no handphone

      9

      Dapat merubah no handphone pemilik tanpa merubah ulang program dengan reg dan unreg

      10

      Sistem dapat bekerja secara otomatis ketika dinyalakan tidak melalui prosedur pengoperasian

      11

      Sistem dapat mematikan mesin secara otomatis saat kondisi tidak aman

      No

      Non Functional
      Saya ingin Sistem dapat :

      1

      Berjalan dengan baik

      2

      Memberikan keamanan terjamin

       

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasi menggunakan metode MDI. Requirement yang diberi opsi I (Inessential) akan dieliminasi.

      Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

      Functional
      Analisa Kebutuhan
      Saya ingin sistem dapat :

      No

      Uraian

      M

      D

      I

      1

      Bekerja secara embedded sistem

      2

      Praktis dan sederhana dalam pemasangan

       

      3

      Dikendalikan melalui mikrokontroller ATMEGA16A oleh media handphone yang tidak terlalu besar bentuknya

      4

      Alat dapat dikonfigurasikan dengan CCTV untuk mengetahui siapa yang menggunakan mobil

       

      5

      Alat dapat dikonfigurasikan dengan GPS untuk mengetahui keberadaan mobil saat mobil tidak aman

       

      6

      Alat dapat dikontrol melalui media handphone

       

      7

      Dapat memberikan feedback (umpan balik) berupa pesan text pada saat proses berjalan

      8

      Alat dapat memberikan informasi lebih dari satu no handphone

       

      9

      Dapat merubah no handphone pemilik tanpa merubah ulang program dengan reg dan unreg

      10

      Sistem dapat bekerja secara otomatis ketika dinyalakan tidak melalui prosedur pengoperasian

       

      11

      Sistem dapat mematikan mesin secara otomatis saat kondisi tidak aman

       

      Non Functional
      Saya ingin Sistem dapat :

      N0

      Uraian

      M

      D

      I

      1

      Bekerja dengan baik

      v

      2

      Memberikan keamanan terjamin

      v

       

      Keterangan :

      M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting

      D (Desirable) : Diinginkan atau tidak perlu penting

      I (Innessential) : Di luar sistem atau di eliminasi

       

      Elisitasi Tahap III

      Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III. Requirement yang lolos akan diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi LMH. Yang diberi opsi H (High) akan dieliminasi.

      Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

      Functional
      Analisa Kebutuhan
      Saya ingin sistem dapat :

      No

      Uraian

      T

      O

      E

      L

      M

      H

      L

      M

      H

      L

      M

      H

      1

      Bekerja secara embedded sistem

      v

      v

      v

      2

      Praktis dan sederhana dalam pemasangan

      v

      3

      Dikendalikan melalui mikrokontroller ATMEGA16A oleh media handphone yang tidak terlalu besar bentuknya

      4

      Alat dapat dikontrol melalui media handphone

       

      5

      Dapat memberikan feedback (umpan balik) berupa pesan text pada saat proses berjalan

      6

      Dapat merubah no handphone pemilik tanpa merubah ulang program dengan reg dan unreg

      v

       

       

       

      Non Functional
      Saya ingin Sistem dapat :

      No

      Uraian

      T

      O

      E

      L

      M

      H

      L

      M

      H

      L

      M

      H

      1

      Bekerja dengan baik

      v

      v

      2

      Memberikan keamanan terjamin

      v

      v

       

      Keterangan :

      T : Technical

      O : Operating

      E : Economic

      L : Low

      M : Middle

      H : High

       

      Final Draft Elisitasi

      Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi

      Functional

      Analisa Kebutuhan

      No
      Saya ingin sistem dapat :

      1

      Bekerja secara embedded sistem

      2

      Praktis dan sederhana dalam pemasangan

      3

      Dikendalikan melalui mikrokontroller ATMEGA16A oleh media handphone yang tidak terlalu besar bentuknya

      4

      Alat dapat dikontrol melalui media handphone

      5

      Dapat memberikan feedback (umpan balik) berupa pesan text pada saat proses berjalan

      6

      Dapat merubah no handphone pemilik tanpa merubah ulang program dengan reg dan unreg

      No

      Non Functional
      Saya ingin Sistem dapat :

      1

      Berjalan dengan baik

      2

      Memberikan keamanan terjamin

       

      BAB IV

      RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

      Rancangan Sistem Usulan

      Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara teori, perancangan, dan hasil. Sehingga dalam hal ini akan dilakukan beberapa tahapan pengujian pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan, adapun tahapan-tahapan pengujian tersebut akan terlihat pada sub bab berikut:

      Prosedur Sistem Usulan

      Pengujian Rangkaian Catu Daya

      Pengujian rangkaian catu daya sangat penting untuk dilakukan, karena besar tegangan yang dihasilkan harus sesuai dengan ambang batas minimum yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masing-masing komponen sesuai dengan lembar data yang telah dikeluarkan oleh produsen komponen tersebut. Karena jika tegangan kurang dari ambang batas minimum akan menyebabkan komponen tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

       

       

      Gambar 4.1. Pengendali Rangkaian Catu Daya

       

       

      Tabel 4.1. Pengujian Rangkaian Catu Daya

       

      Pengujian Rangkaian Mikrokontroler

      Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ini dilakukan untuk dapat memastikan apakah rangkaian ini dapat bekerja sesuai dengan instruksi yang sudah diberikan. Untuk dapat mengaktifkan rangkaian ini, pertama yang dilakukan adalah memberikan tegangan kerja sebesar 5 volt pada mikrokontroller. Dan memastikan rangkaian ini terhubung dengan baik ke rangkaian USB To Serial. Uji coba selanjutnya yaitu dengan mencoba memasukkan listing program sederhana untuk inisialisasi output pada ”pengendali home appliance” dan mengeluarkan data pada output. Setelah listing program dimasukkan kedalam mikrokontroler AT89S52, langkah selanjutnya adalah memastikan apakah hasil output sesuai dengan yang diharapkan. Maka sudah dipastikan rangkaian mikrokontroler dapat digunakan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program sederhana bahasa C.

      Start: PORTB.0 = 0;

      PORTB.1 = 0;

      PORTB.2 = 0;

      Delay_ms(1000); //Jeda waktu 1 detik (1000ms)

      PORTB.0 = 1;

      PORTB.1 = 1;

      PORTB.2 = 1;

      Delay_ms(1000); //Jeda waktu 1 detik (1000ms)

      Goto Start; //balik ke start

       

       

      Gambar 4.2. Rangkaian Mikrokontroler ATMEGA 16A

       

      Jika tampilan LED berkedip dengan jeda waktu 1 detik, maka dapat disimpulkan bahwa mikrokontroler bekerja dengan baik.

       

       

      Tabel 4.2. Pengujian Mikrokontroller

       

      Pengujian AT COMMAND Handphone Sony Ericsson

      Rangkaian pengendali handphone digunakan untuk mentransformasikan pesan ke jaringan selular ke media lain sehingga memungkinkan pengiriman atau penerimaan pesan SMS. Handphone dikendalikan menggunakan AT COMMAND yang diberikan oleh mikrokontroler. Pada pengujian ini tidak menggunakan mikrokontroler tetapi menggunakan Hyper Terminal sehingga dapat terlihat AT COMMAND yang diberikan bekerja dengan baik atau tidak.

       

       

      Gambar 4.3. Pengujian AT COMMAND Handphone Sony Ericsson

       

      Pengujian dilakukan dengan cara handphone Sony Ericsson dihubungkan ke komputer menggunakan program hyper terminal yang terdapat pada program standar windows.

       

       

      Gambar 4.4. Tampilan Membuka Program Hyper Terminal

       

      Pertama program hyper terminal saya buka kemudian saya beri nama sony ericsson.

       

       

      Gambar 4.5. Program Hyper Terminal Setelah Dibuka

       

      Kemudian saya pilih koneksi yang akan digunakan yaitu Com1

       

       

      Gambar 4.6. Koneksi Yang Digunakan

       

      Kemudian kita pilih kecepatan pengiriman data dalam bit per second yaitu 9600, data bits yang akan dikirim adalah 8 bit, tidak menggunakan parity, menggunakan 1 buah stop bit dan tidak menggunakan flow control.

       

       

      Gambar 4.7. Pilih Kecepatan Pengiriman Data Dalam Bit Per Second

       

      Kemudian saya menuliskan command untuk mengetahui apakah handphone sedang dalam keadaan terhubung dengan komputer apa tidak seperti gambar dibawah ini:

       

       

      Gambar 4.8. Menuliskan Command Ke Handphone Yang sudah Terhubung Komputer

       

      Jika ternyata jawaban yang diberikan adalah OK menyatakan bahwa handphone sedang dalam keadaan terhubung dengan komputer. Lalu saya mau mereset kondisi handphone supaya handphone dapat bekerja dengan benar tanpa ada kesalahan seperti gambar dibawah ini:

       

       

      Gambar 4.9. Menyatakan Bahwa Handphone Sedang Dalam Keadaan Terhubung Dengan Komputer

       

      Jika ternyata jawabannya OK menyatakan bahwa handphone sudah berhasil di reset. Lalu saya ingin mengetahui merk handphone yang sedang digunakan seperti gambar dibawah ini:

       

       

      Gambar 4.10. Mengetahui Merk Handphone Yang Digunakan

       

      Jika ternyata jawabannya seperti gambar diatas menyatakan merk handphone yang sedang digunakan adalah SONY ERICSSON. Alasan mengapa digunakan Sony Ericsson: karena sony ericsson menggunakan komunikasi serial full duplex yaitu RX, TX dan GND sedangkan Nokia Half duplex RX dan TX jadi 1 jalur dan Ground sendiri. Sony Ericsson mendukung AT COMMAND text format sedangkan Siemens dan motorola menggunakan PDU Format.

      Dengan melakukan pengujian menggunakan hyper terminal maka mikrokontroler dapat mengendalikan handphone dengan AT COMMAND seperti yang sudah diuji menggunakan hyper terminal.

       

      Pengujian Rangkaian Pemutus Baterai

      Pengujian rangkaian pemutus baterai dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat baterai diputuskan kondisi.mobil berhenti.

       

       

      Gambar 4.11. Rangkaian Pemutus Baterai

       

      Dari gambar diatas dapat dilihat mobil dijalankan menggunakan baterai melalui relay, tanpa baterai mobil tidak akan berjalan. Oleh karena itu apabila mikro memberikan logika 1 ke transistor maka relay akan terhubung sehingga mobil bisa menyala, dan apabila mikro berikan logika 0, relay tidak terhubung sehingga mobil tidak bisa menyala

       

       

      Tabel 4.3. Pengujian Rangkaian Pemutus Baterai

       

      Pengujian Rangkaian Alarm

      Pengujian rangkaian alarm dilakukan untuk mengetahui apakah alarm berbunyi pada saat diberikan logika 1 ke basis transistor.

       

       

      Gambar 4.12. Rangkaian Alarm

       

      Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa buzzer sebagai alarm dibunyikan melalui transistor. Pada saat mikro berikan logika 0 ke transistor buzzer tidak berbunyi, pada saat mikro berikan logika 1 ke transistor buzzer alarm berbunyi.

       

       

      Tabel 4.4. Pengujian Rangkaian Buzzer

       

      Pengujian Rangkaian Switch Untuk Aktifkan Sistem

      Pengujian rangkaian switch aktif dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat switch ditekan sistem pengamanan bekerja.

       

       

      Gambar 4.13. Rangkaian Switch

       

      Dari gambar di atas, mikro menunggu input dari switch, pada saat switch ditekan maka port terhubung ke ground maka logika 0 masuk ke mikro, pada saat switch tidak ditekan, port tidak terhubung ke ground sehingga logika 1 masuk ke mikro.

       

       

      Tabel 4.5. Pengujian Rangkaian Switch

       

      Pengujian Rangkaian Pendeteksi Mobil Menyala

      Pengujian rangkaian pendeteksi mobil menyala dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat mobil dinyalakan sistem dapat mengetahuinya.

       

       

      Gambar 4.14. Rangkaian Pendeteksi Mobil Menyala

       

      Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa input yang masuk.

       

       

      Tabel 4.6. Pengujian Pendeteksi Mobil Menyala

       

      Pengujian Rangkaian Penyemprot

      Pengujian rangkaian penyemprot dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat mikro berikan logika 1 ke transistor, penyemprot bekerja.

       

       

      Gambar 4.15. Rangkaian Penyemprot

       

      Dari gambar diatas penyemprot diaktifkan menggunakan transistor. Pada saat mikro memberikan logika 0, penyemprot tidak menyemprot dan apabila mikro memberikan logika 1 penyemprot akan menyemprot.

       

       

      Tabel 4.7. Pengujian Rangkaian Penyemprot

       

      Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

      Setelah skenario mengenai sistem keamanan mobil yang diusulkan saat ini selesai didefinisikan, maka skenario tersebut akan digambarkan ke dalam bentuk diagram agar dapat mudah dibaca. Dari definisi skenario diatas dapat digambarkan dalam use case diagram mengenai sistem keamanan mobil yang diusulkan saat ini. Use case diagram akan menggambarkan hubungan use case dengan actor . Use case diagram dilihat pada gambar dibawah ini.

      Use Case Mengaktifkan Sistem Keamanan

       

       

      Gambar 4.16. Mengaktifkan Sistem Keamanan

       

      Berdasarkan gambar Use Case diagram yang diusulkan saat ini terdiri dari:

      a. 1 (satu) System yang mencangkup seluruh kejadian.

      b. 1 Actor yang melakukan kejadian yaitu: Pemilik mobil.

      c. 3 Use case, yang dilakukan diantaranya: Mematikan kendaraan, Mengaktifkan sistem keamanan dan Kunci mobil.

       

      Use Case Cara Kerja Alat dan Mematikan Sistem Keamanan

       

       

      Gambar 4.17. Cara Kerja Alat dan Mematikan Sistem Keamanan

       

      Berdasarkan gambar Use Case diagram yang diusulkan saat ini terdiri dari:

      a. 1 (satu) System yang mencangkup seluruh kejadian.

      b. 2 Actor yang melakukan kejadian yaitu: Pencuri dan Pemilik mobil.

      c. 5 Use case, yang dilakukan diantaranya: Membuka pintu dan memasukan kunci, mobil dinyalakan dan kirim sms, alarm bunyi, anestesi menyemprot dan mobil mati, mematikan sistem keamanan mobil, alarm berhenti dan mobil dapat dinyalakan.

       

      Activity Diagram Yang Diusulkan

      Activity diagram memodelkan alur kerja sebuah proses dan urutan aktivitas pada suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena kita dapat memodelkan prosedur logika. Perbedaan utamanya adalah flowchart digunakan untuk menggambarkan alur kerja dari sebuah sistem, sedangkan activity diagram dibuat untuk menggambarkan aktivitas dari actor. Berdasarkan dari use case diagram diatas dapat kita gambarkan activity diagram dari aktivitas para actor-actor yang ada pada sistem keamanan mobil pada PT.Golden Mrindo Persada.

      Activity Diagram Mengaktifkan Sistem Keamanan

       

       

      Gambar 4.18. Mengaktifkan Sistem Keamanan

       

      a. 1 (satu) Initial node, objek yang di awali.

      b. 1 (satu) Swimeline yaitu pemilik mobil.

      c. 2 Action yaitu mematikan kendaraan dan mengaktifkan sistem keamanan mobil, mengunci mobil.

      d. 1 (satu) final node, objek yang diakhiri.

       

      Activity Diagram Cara Kerja Alat dan Mematikan Sistem Keamanan

       

       

      Gambar 4.19. Cara Kerja Alat dan Mematikan Sistem Keamanan

       

      a. 1 (satu) Initial node, objek yang di awali.

      b. 2 (dua) Swimeline yaitu Pencuri, pemilik mobil.

      c. 6 Action yaitu membuka pintu dan memasukan kunci, mobil dinyalakan dan kirim sms, menerima sms, alarm bunyi anestesi menyemprot dan mesin mobil mati, mematikan sistem keamanan, alarm berhenti dan mobil dapat dinyalakan.

      d. 1 (satu) final node, objek yang di akhiri.

       

      Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

      Pada sub bab ini menjelaskan prosedur yang digunakan antara prosedur yang sudah ada dengan prosedur sistem yang diusulkan dengan menggunakan table perbandingan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

      a. Sistem berjalan

       

       

      Tabel 4.8. Sistem Berjalan

       

      b. Sistem Usulan

       

       

      Tabel 4.9. Sistem Usulan

       

      Flowchart Sistem Yang Diusulkan

      Dalam pembuatan sistem dan perancangan sistem keamanan dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut.

       

       

      Gambar 4.20. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

       

      Rancangan Program Dan Alat

      Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan penulisan listing program yang nantinya listing program tersebut akan dimasukan kedalam sistem minimum ATmega16A, tahap ini menjadi bagian terpenting dalam pembuatan sistem mikrokontroler karena setiap listing program yang ditulis merupakan perintah untuk menjalankan sebuah sistem mikrokontroler, adapun penulisan listing programnya menggunakan bahasa pemrograman C. untuk menuliskan listing program jenis mikrokontroler Avr dapat ditulis dengan software CodeVisionAVR, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

       

       

      Gambar 4.21. Software CodeVisionAVR

       

       

      Gambar 4.22. Tampilan Bahasa Pemrogramman C Dalam CodevisionAVR

       

      Pada gambar diatas menunjukan tampilan bahasa pemrograman C yang ditulis dalam CodeVisionAVR, pada jendela CodevisionAVR diatas terdapat dua tulisan berwarna, yaitu tulisan warna biru berarti baris perintah tersebut tidak akan dieksekusi karena merupakan komentar saja, sedangkan warna hijau merupangkan keyword bahasa pemrograman C, yang terdapat atau yang disertakan dalam header CodeVisionAVR, sedangkan tulisan berwarna hitam merupakan variable yang digunakan untuk penamaan dari piranti-piranti yang digunakan agar dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun bentuk fisik dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut:

      1. Bentuk Fisik Alat Sebelum Dihidupkan

       

       

      Gambar 4.23. Bentuk Fisik Alat Sebelum Dihidupkan

       

      2. Mengaktifkan Buzzer Sebelum Alat Dihidupkan

       

       

      Gambar 4.24. Mengaktifkan Buzzer Sebelum ALat Dihidupkan

       

      3. Mengaktifkan Sistem Keamanan Dengan Menekan Switch Sebelum Alat Dihidupkan

       

       

      Gambar 4.25. Mengaktifkan Sistem Keamanan Dengan Menekan Switch Sebelum Alat Dihidupkan

       

      4. Menghidupkan Mobil Yang Sudah Diaktifkan Sistem Keamanan

       

       

      Gambar 4.26. Menghidupkan Mobil Yang Sudah Diaktifkan Sistem Keamanan

       

      5. Kondisi mobil Saat Dijalankan

       

       

      Gambar 4.27. Kondisi Mobil Saat Dijalankan

       

      6. Langkah Pertama Sistem Keamanan Bekerja

       

       

      Gambar 4.28. Mengirimkan Pesan Saat Mobil Dicuri

       

      7. Langkah Kedua Sistem Keamanan Bekerja

       

       

      Gambar 4.29. Alarm dan Penyemprot Aktif

       

      8. Kondisi Mobil Mati Total

       

       

      Gambar 4.30. Mobil Mati Total

       

      9. Langkah Pertama Sistem Keamanan Dimatikan

       

       

      Gambar 4.31. Mematikan Buzzer

       

      10. Langkah Kedua Mematikan Switch Sehingga Mobil dapat Dinyalakan Kembali

       

       

      Gambar 4.32. Mematikan Switch

       

      Rancangan Prototype

      Pada bagian ini merupakan hasil rancangan dari sistem keamanan mobil dimana terdapat sistem mikrokontroler ATmega16A yang merupakan sistem embedded yang terdapat handphone pemilik mobil, adapun komunikasi yang dilakukan oleh sistem keamanan dengan mengirimkan pesan singkat kepada pemilik mobil.

       

       

      Gambar 4.33. Rancangan Prototype

       

      Konfigurasi Sistem Usulan

      Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware ataupun software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program baik untuk sistem mikrokontroler maupun interfacenya. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat dilihat pada sub bab berikut ini:

      Spesifikasi Hardware

      Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) di bawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing dan dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

      a. Laptop : Toshiba Dual Core 14 inch, 2 Gb DDR3 of RAM, 320 GB of Harddisk.

      b. Printer Cannon PIXMA MP237.

      c. ATMEGA 16A.

      d. Resistor 10 Kohm, 1 Kohm, 2.2 Kohm.

      e. Kristal 10 Mhz .

      f. Kapasitor Keramik 22 pf.

      g. Transistor 9014, TIP122, 2N3906.

      h. Dioda 1N4002.

      i. Penyemprot.

      j. Buzzer.

      k. LED (Light Emitting Diode).

      l. Relay SPDT.

      m. Baterai.

      n. Saklar On / Off.

      o. Handphone sony ericsson T630.

      p. Baterai .

      Aplikasi Software Yang Digunakan

      Pada spesifikasi perangkat lunak (software) di bawah ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang diagram alur, mengedit program, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

      a. CodeVision AVR C Compiler.

      b. Microsoft Office 2008.

      c. Notepad++.

      d. Visual Paradigm.

      e. Google Chrome.

      f. Paint.

      Hak Akses

      a. Pemilik Mobil.

      b. Supir.

      Testing

      Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode Black Box Testing, adapun pengujian dilakukan beberapa tahap pengujian terhadap device ataupun komponen yang digunakan, pengujian tersebut dilakukan dengan pemrogramman bahasa C agar device ataupun komponen tersebut dapat dikontrol dalam satu kesatuan system embedded, pengujian ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai harapan terhadap device ataupun komponen yang saling terhubung pada suatu sistem pengontrolan tersebut, tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan dari beberapa tahap yaitu.

      1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.

      2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program.

      3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.

      4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

      Pengujian dengan metode Black Box sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan, dapat dilihat table dibawah ini:

       

      Pengujian Black Box

      Pengujian Black Box Pada Sistem Keamanan Mobil

      Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan sistem keamanan yang dibuat pada PT.Golden Marindo Persada, yaitu sebagai berikut:

       

       

      Tabel 4.10. Pengujian Sistem Dengan Mengunakan Pengujian Blackbox

       

      Evaluasi

      Berdasarkan dari beberapa uji coba yang dilakukan pada sistem keseluruhan tidak terdapat kendala karena sistem keamanan ini dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan.

      Terdapat beberapa tahap yang dilakukan yaitu pengujian melalui komunikasi jaringan GSM yang merupakan jalur komunikasi antara handphone dan sistem mikrokontroler dengan cara mengirimkan pesan sms kepada pemilik, pesan tersebut dilakukan agar dapat memberikan pesan kepada pemilik bahwa kendaraan tersebut sedang dalam kondisi tidak aman dan sistem buzzer, penyempot akan aktif ketika kendaraan dalam tidak aman.

       

      Implementasi

      Schedule

      Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga Sistem Keamanan Mobil Berbasis Mikrokontroler Atmega16A Dengan Mobile Yang Menggunakan Penyemprot Anestesi Pada PT.Golden Marindo Persada dapat dirancang dan dibuat, penulis pun melakukan pendekatan terhadap perusahaan yang merupakan tempat observasi penulis, hal ini dilakukan demi kepentingan user yang dimana user menginginkan suatu sistem yang dapat membantu dalam sistem keamanan mobil pada PT.Golden Marindo Persada, sedangkan penulis sangat perlu melakukan pendekatan tersebut karena ada beberapa hal yang mungkin akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan. Perancangan sistem yang diusulkan diperkirakan memakan waktu kurang lebih 4 bulan, dari kegiatan yang dilakukan. Adapun hal-hal tersebut dapat disajikan dalam tabel dibawah ini:

       

       

      Tabel 4.11. Pengolahan Jadwal

       

      Penerapan

      Pada bagian ini hal yang dilakukan adalah bagian untuk menerapkan sistem yang dibuat agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapan baik bagi penulis maupun oleh instansi yang bersangkutan dimana tempat melakukan riset.

       

       

      Tabel 4.12. Penerapan

       

      Estimasi Biaya

      Pada Estimasi Biaya ini berisi rincian biaya sistem anda yang nantinya akan diaplikasikan ke dalam perusahaan atau masyarakat.

      Contoh :

       

       

      Tabel 4.13. Estimasi Biaya

      BAB V

      PENUTUP

      Kesimpulan

      Berdasarkan data hasil pengujian sistem keamanan mobil berbasis mikrokontroller Atmega16A dengan mobile yang menggunakan penyemprot anestesi pada PT.Golden Marindo Persada , dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

      Kesimpulan terhadap rumusan masalah

      1. Untuk membangun suatu alat yang dapat mengendalikan sistem keamanan mobil melalui Short Message Service (SMS) sehingga pemilik mobil dapat memantau keamanan mobil terhadap gangguan pencuri kapanpun dan dari manapun melalui Short Message Service (SMS) dengan cara menggunakan mikrokontroler yang dapat mengetahui adanya perubahan logika saat kunci kontak diputar.

      2. Untuk membangun sebuah pengontrol sistem keamanan untuk menghasilkan semprotan anestesi agar mobil tidak bisa dicuri kapanpun dan dari manapun melalui Short Message Service (SMS) dengan cara menggunakan mikrokontroler yang dapat berkomunikasi dengan handphone menggunakan AT COMMAND.

      3. Untuk memprogram sistem mikrokontroler supaya bisa mematikan mesin mobil dengan menggunakan relay dengan cara memberikan logika 0 ke relay maka relay matikan mesin mobil karena switchnya putus.

      Kesimpulan terhadap tujuan penelitian

      1. Dengan adanya alat ini dapat memperkecil resiko kehilangan mobil.

      2. Dengan adanya alat ini dapat Membangun dan merancang sebuah sistem pengendali keamanan mobil berbasis mikrokontroler ATMEGA16A dengan menggunakan layanan SMS (Short Message Service) dengan selang waktu antara pengiriman SMS dari handphone pengendali ke handphone yang terpasang pada alat sesingkat mungkin.

      3. Dengan adanya alat ini dapat Membangun sistem pengontrol keamanan mobil dengan cara mengintergrasikan komponen-komponen perangkat keras seperti handphone sony ericsson T630..

      Kesimpulan terhadap manfaat penelitian

      1. Mengetahui bagaimana cara kerja mikrokontroler, SMS dan sensor, sehingga dapat dibangun sebuah sistem pengaman yang lebih baik atau mengembangkan sistem dari hasil penelitian menjadi lebih realible.

      2. Memberikan pengamanan dan peringatan dini terhadap aksi pencurian mobil.

      3. Memudahkan pemilik mobil untuk mematikan mesin mobil apabila mobilnya ketahuan dicuri.

      Kesimpulan terhadap metode penelitian

      1. Penulis melakukan metode pengumpulan data dalam penelitian ini, dimana penulis melakukan wawancara langsung kepada stakeholder PT.Golden Marindo Persada, selain itu penulis juga melakukan observasi langsung di PT.Golden Marindo Persada, dan penulis juga memperoleh data dan informasi dari berapa sumber literature seperti buku, jurnal, internet, dan lain sebagainya.

      2. Penulis menggunakan metode perancangan terstruktur yaitu dengan menggunakan flowchart untuk menjelaskan jalannya sistem.

      3. Metode pengujian yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu Blackbox Testing . Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software.

       

      Saran

      Untuk meningkatkan atau memaksimalkan sistem keamanan mobil berbasis mikrokontroller ini penulisan memberikan saran sebagai berikut:

      1. Apabila sistem keamanan yang baru sudah berjalan maka perlu diperhatikan dan dilakukan evaluasi terhadap sistem keamanan untuk selanjutnya ditambahkan sensor untuk mendeteksi jika terjadi perusakan terhadap kunci mobil, maka akan memberikan informasi lebih dini tanpa harus menghidupkan mesin mobil terlebih dahulu.

      2. Untuk mengendalikan sistem keamanan mobil ini kedepannya dapat dikembangkan lagi dari sistem pengendaliannya dengan cara berikan feedback secara otomatis tanpa dilakukan secara manual ketika sistem keamanan mobil ini aktif.

       

      Kesan

      Selama penulis melakukan observasi tentang Skripsi yang akan dibuat di PT.Golden Marindo Persada, perusahaan tersebut menyambut baik atas kehadiran penulis untuk melakukan sebuah penelitian yang sangat penting bagi penulis guna untuk mencapai kelulusan di perkuliahan. Pimpinan serta stakeholder diperusahaan tersebut sangat membantu dalam proses pendataan, pengimplementasian serta uji coba pada sistem yang penulis usulkan. Pada situasi ini penulis selalu dapat sambutan yang amat sangat positif dari perusahaan tersebut.

       

       

      DAFTAR PUSTAKA

      1. .Menurut.Yakub.2012 Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.
      2. 2,0 2,1 2,2 2,3 Menurut.Sutabri.(2012:10), Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
      3. 3,0 3,1 Menurut Ibisa (2012:196),Tujuan dari pengamanan sistem informasi adalah untuk menyakinkan integritas, kelanjutan, dan kerahasiaan dari pengolahan data.
      4. 4,0 4,1 4,2 Menurut Rangkuti (2011:199),Penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal.
      5. Menurut Yusmini (2011:68)Definisi analisa SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategiperusahaan.
      6. Menurut Puspitasari dkk di dalam jurnal Teknik Industri Vol 7, No.2 (2012:96).
      7. Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8).
      8. Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan di dalam Jurnal Sistem Informasi Vol. 6, No.2 (2011:116).
      9. Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flowchart Menurut Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8).
      10. Menurut Simarmata (2010:64)Prototipe adalah perubahan cepat di dalam perancangan dan pembangunan prototype.
      11. Menurut Wiyancoko (2010:120) Prototipe adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya.
      12. Menurut Sasankar dan Vinay Chavan di dalam jurnal International Journal of Computer Science & Technology (2012:195) Terdapat tiga pendekatan utama prototyping.
      13. 13,0 13,1 Menurut Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1) Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran
      14. 14,0 14,1 14,2 14,3 14,4 14,5 Menurut Syahrul (2012:15) Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi
      15. Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2010:3) Mikrokontroller memiliki beberapa Interrupt
      16. Menurut Arafah dalam penelitian Skripsi (2012:10), SMS atau short messaging services merupakan salah satu media yang paling banyak digunakan sekarang ini dikarenakan murah dan prosesnya cepat.
      17. Menurut Ardianto (2010:166) Sebuah mikrokontroler tidak akan bekerja bila tidak diberikan program untuk diisikan ke dalam mikrokontroler tersebut.
      18. 18,0 18,1 Menurut Rizky (2011:237) Testing adalah sebuah proses siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi.
      19. Menurut Saputra (2012:51) Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dandisanggupi oleh penulis untuk di eksekusi.
      20. Menurut Guritno dkk (2010:86) Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual.
      21. Penelitian yang dilakukan oleh Ruhyat, (2010).
      22. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan, (2010).
      23. Penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2013).
      24. Penilitian yang dilakukan oleh Aryandi, (2011).
      25. Penelitian yang dilakukan oleh Sugianto, (2013).
      26. Peneliti yang dilakukan oleh Arfa, (2014).

       

      LAMPIRAN

       

    1. LAMPIRAN A [1]

      A.1. Surat Pengantar Skripsi

      A.2. Formulir Permohonan Usulan Penelitian

      A.3. Kartu Bimbingan Skripsi

      A.4. Kartu Study Tetap Final (KSTF)

      A.5. Form Validasi Skripsi

      A.6. Kwitansi Pembayaran Skripsi

      A.7. Kwitansi Pembayaran Sidang

      A.8. Daftar Nilai

      A.9. Formulir Seminar proposal

      A.10. Sertifikat TOEFL

      A.11. Sertifikat Prospek

      A.12. Kwitansi Seminar IT International

      A.13. Sertifikat IT Nasional

      A.14. Curriculum Vitae (CV)

      A.15. Formulir Pertemuan Stakeholder

      A.16. Formulir Final Presentsi

      A.17. Formulir Pergantian Judul Skripsi

      A.18. Daftar Wawancara

      A.19. Katalog Produk

      A.20. Elisitasi

      A.21. Formulir Validasi Sidang

      A.22. Kartu Bimbingan Group

      A.23. Undangan Stakeholder

      A.24. Ijasah D3 BSI

    2. LAMPIRAN B [2]

      B.1. Bukti Observasi

      B.2. Bukti Surat Implementasi Alat B.3. Bukti Surat Keterangan Riset B.4. Bukti Hibah

      B.5. Bukti Penerimaan Beasiswa

    3. LAMPIRAN C [3]

      C.1. Data Kendaraan Mobil

      C.2. Data Kepemilikan Kendaraan Mobil

    4. LAMPIRAN D [4]

      D.1. Foto Hasil Rancangan Alat

      D.2. Listing Program

      D.3. Slide Presentasi

       

      JURNAL

      Alat Pendeteksi Kebakaran Menggunakan Mikrokontroler ATMEGA16A Berbasis Mobile

      Syarah1, Nur Azizah2, Betha Saputra 3, Chandra Gunawan4, Elfa Lira Reyhana5

      Dosen STMIK Raharja , jln. Jenderal Sudirman No.40 B babakan Cikokol

      Tangerang 15117, [email protected]

      Dosen STMIK Raharja , jln. Jenderal Sudirman No.40 B babakan Cikokol

      Tangerang 15117, [email protected]

      Mahasiswa STMIK Raharja , jln. Jenderal Sudirman No.40 B babakan Cikokol

      Tangerang 15117, [email protected]

      Mahasiswa STMIK Raharja , jln. Jenderal Sudirman No.40 B babakan Cikokol

      Tangerang 15117, [email protected]

      Mahasiswa STMIK Raharja , jln. Jenderal Sudirman No.40 B babakan Cikokol

      Tangerang 15117, : [email protected]

      ABSTRACT

      Along with current technological developments, the use of the port serial and port parallel on the computer, phone or laptop abandoned because wasteful energy consumption when not in use, the data transfer rate is very low when compared with the data transfer capabilities USB port (Universal Serial Bus). In addition, the interface equipment is generally connected to a serial port and parallel port still requires its own power supply, making it less practical. By because it is necessary to develop a more practical tools and compatible with current technological developments. SMS gateway and USB to Serial Converter device used to overcome these problems. So it can interface with the controls using Mobile through SMS and Assembly programming. That is connected to the USB serial port IC LM-7805 and a microcontroller programmed ATMEGA16A type to receive the data and send it back to Mobile outcome data that has been processed.

      KEYWORDS : ATMEGA16A, IC LM-7805 SMS gateway. Asembly

      ABSTRAKSI

      Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, penggunaan port serial dan port paralel pada komputer, ponsel atau laptop ditinggalkan karena konsumsi energi boros bila tidak digunakan, kecepatan transfer data sangat rendah bila dibandingkan dengan kemampuan transfer data port USB (Universal Serial Bus). Selain itu, peralatan antarmuka umumnya terhubung ke port serial dan port paralel masih membutuhkan catu daya sendiri, sehingga kurang praktis. Oleh karena itu perlu untuk mengembangkan alat yang lebih praktis dan kompatibel dengan perkembangan teknologi saat ini. SMS gateway USB to Serial Converter perangkat yang digunakan untuk mengatasi masalah ini. Jadi dapat antarmuka dengan kontrol menggunakan Mobile melalui SMS dan pemrograman Assembly. Yang terhubung ke USB port serial IC LM-7805 dan mikrokontroler jenis ATMEGA16A diprogram untuk menerima data dan mengirimkannya kembali ke data hasil Ponsel yang telah diolah.

      KATA KUNCI : ATMEGA16A, IC LM-7805 SMS gateway. Asembly

       

      I. PENDAHULUAN

      Banyaknya jumlah penduduk menyebabkan kondisi pemukiman menjadi sangat padat, dan itu dapat menjadi penyebab terjadinya kebakaran. Kondisi kabel yang terpasang di dalam rumah juga banyak kendala dari masalah kena air, lecet, digigit tikus, pemakaian yang berlebihan, pencurian listrik dll menyebabkan mudah sekali terjadi kebakaran. Diera modern ini teknologi sudah berkembang begitu pesatnya khususnya dibidang mikrokontroler dan SMS gateway untuk mengurangi tingkat kebakaran pada rumah maka dibuatlah alat pemadam kebaran secara modern dan canggih dengan mengunakan pemograman Assembly, mikrokontroler dengan berbasis SMS gateway. dimana pada pembuatan alat ini kita bisa mangetahui apakah ada api dan asap tebal dirumah kita dengan melalui pemberiahuan lewat SMS (short mesage service) kepada pemilik rumah. Dan dilengkapi dengan Alat penyemprot otomatis yang bisa dikendalikan dengan SMS (short mesage service) melalui mikrokontroler ATMEGA16A.

      II . PERMASALAHAN

      Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana cara Mikrokontroler mengetahui adanya kebakaran, Bagaimana cara mikrokontroler membaca isi SMS yang masuk dan mengirimkan SMS keluar, Bagaimana cara memprogram mikrokontroler untuk bisa mengaktifkan penyemprot air supaya dapat memadamkan api.

      III . PEMECAHAN MASALAH

      Berdasarkan rumusan masalah diatas, Maka agar sistem dan penelitian yang dikerjakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka diperlukan batasan masalah agar langkah pengerjaan menjadi sistematis. Adapun batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

      a. Apabila asap tidak melewati sensor tidak akan dapat terdeteksi.

      b. Pada saat pulsa handphone habis atau masa tenggang, tidak bisa mengirimkan balasan SMS.

      c. Pada saat masa aktif dari kartu habis, maka handphone tidak akan dapat mengirim SMS untuk memberi tahu ada api dirumah.

      d. Bagaimana membuat pengendalian jarak jauh mengunakan SMS gateway?

      e. Bagaimana perangkat mikrokontroler ATMEGA16A, menerima data dari Handphone melalui SMS gateway?

      IV . TUJUAN PENELITIAN

      Dari batasan masalah diatas, Maka dapat disimpulkan tujuan penelitian sebagai berikut :

      a. Merancang sistem keamanan ekstra untuk Rumah supaya dapat memperkecil resiko Kebakaran pada Rumah.

      b. Mengatasi masalah keterbatasan media komunikasi yang sudah mulai ditinggalkan pada perangkat-perangkat komputer keluaran terbaru. Sehingga terciptanya sistem ini agar dapat mengatasi hal tersebut.

      c. Bagaimana cara merealisasikan sistem pengendalian jarak jauh dengan mengunakan SMS, serta penggunaan perangkat komputer dan mikrokontroler ATMEGA16A.

      d. Menerangkan fakta-fakta yang telah ditemukan, serta menerapkan berbagai teori yang telah didapatkan selama ini.

      V . MANFAAT PENELITIAN

      Dibuat nya alat ini pasti mempunyai manfaat. adapun manfaat alat ini sebagai berikut :

      a. Memudahkan pemilik rumah untuk mengetahui apabila terjadi kebakaran dirumah.

      b. Lebih cepat mengetahui adanya api dan asap tebal dirumah melalui SMS.

      c. Mengurangi tingkat kebakaran yang lebih parah dengan meyemprotkan air secara otomatis dan bisa melalui SMS gateway.

      VI . PEMBAHASAN

      Penelitian untuk perencanaan dan pembuatan Sistem pendeteksi kebakaran ini didahului dengan mempelajari dan meneliti permasalahan yang berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak Mikrokontroler, serta memikirkan alternatif pemecahannya. Untuk itu maka metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

      Melakukan studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan literature yang berkaitan dengan materi penelitian yang akan dilakukan, kemudian mempelajarinya.

      Perancangan Perangkat Keras

      Blok diagram dari perangkat keras yang dirancang pada penelitian ini dijelaskan pada gambar

       

       

      Sistem ini menggunakan Mikrokontroler sebagai otak pengatur kerja dari keseluruhan rangkaian. Terdapat 2 input yang masuk ke mikrokontroler yaitu sensor asap dan sensor suhu. Terdapat 3 output yang dikendalikan oleh mikrokontroler yaitu Relay pemutus, Buzzer dan LED indikator. Mikrokontroler berkomunikasi dengan Handphone melalui komunikasi serial 2 arah sehingga mikrokontroler dapat membaca sms yang diterima oleh handphone dan dapat mengirimkan sms keluar melalui handphone.

      Perancangan Perangkat Lunak

      Perancangan perangkat lunak dimaksudkan untuk dapat memberikan deretan perintah di dalam program memori mikrokontroler sehingga mirkokontroler dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

      Perangkat lunak yang digunakan adalah bahasa C yang sudah terintegrasi di dalam software Codevision AVR yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

       

       

      VII . HASIL PENELITIAN

      Hasil penelitian ini dapat dilihat pada skema rangkaian keseluruhan dibawah ini :

       

       

      Dari gambar rangkaian keseluruhan diatas dapat dilihat bahwa sistem ini memiliki 2 buah input dan 2 buah output dan sebuah komunikasi serial receive transmit dengan hanphone. Bentuk fisik alat yang dihasilkan pada penelitian ini tampak pada gambar dibawah ini:

       

       

      VIII . KESIMPULAN

      Secara keseluruhan mulai dari perancangan, realisasi dan pengujian sistem, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:

      1. Mikrokontroler dapat mengirimkan SMS dan membaca SMS di Handphone yang terhubung ke Mikrokontroler melalui Serial Port.

      2. Mikrokontroler dapat mengetahui pada saat ada asap dan kemudian langsung mendeteksi suhu apakah diatas normal.

      3. Apabila ternyata suhu diatas normal, Mikrokontroler akan membunyikan sirine dan menyalakan pompa untuk menyemprot api yang menyala lalu memerintahkan Handphone untuk mengirimkan SMS ke pemilik rumah.

      4. Alarm tidak akan berhenti berbunyi dan pompa tidak akan berhenti menyemprotkan air sampai suhu kembali normal dan asap tidak terdeteksi lagi.

      5. Terdapat LED indikator untuk dapat mengetahui terdeteksi asap, suhu diatas normal dan sedang mengirim SMS.

       

      DAFTAR PUSTAKA

      1. Teori dan aplikasi Mikrokontroler, Pengarang : Sudjadi, Penerbit : Graha Ilmu, Deskripsi Fisik : 218, hal;23 cm, ISBN : 97975606008, Tahun Terbit : 2009.

      2. Pemrograman Mikrokontroler AVR Atmega 16 + CD,Penerbit : Informatika, Penulis : Heri Andrianto, Tahun Terbit : 2008, Tebal Buku 166 Halaman, Kategori : Computer Electronic/ Mikrocontroler, Berat Buku : 0,26Kg

      3. Winoto, Ardi. Mikrokontroler AVR ATmega8/16/32/8535dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Informatika,Bandung.2008.

      4. Heryanto, Ary. Adi, Wisnu, 2008, Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler ATmega8535, Andi, Yogyakarta.

      5. Harara, Era, sistem pendeteksi kebocoran dan pengamanan dini pada kompor Liquid Petrolium Gas (LPG) berbasis (Field Programmable Gate Arrays) FPGA, STIKOM-Surabaya, 2007.

Contributors

Admin, Chandra gunawan, Fitry