SI1022464661

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MESIN

MOTOR BERKARBURATOR

PADA BENGKEL RESMI YAMAHA SITANALA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1022464661
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2014/2015

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MESIN

MOTOR BERKABURATOR

PADA BENGKEL RESMI YAMAHA SITANALA

Disusun Oleh :

NIM
: 1022464661
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, ..... 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.kom)
NIP : 000594
       
NIP : 001405

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MESIN

MOTOR BERKARBURATOR

PADA BENGKEL RESMI YAMAHA SITANALA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1022464661
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Disetujui Oleh :

Tangerang,.... 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Junaidi, M.Kom)
   
(Dedy Iskandar, S.Kom)
NID : 05062
   
NID : 05060

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SISTEM PAKAR KERUSAKAN

MESIN MOTOR BERKARBURATOR

PADA BENGKEL RESMI YAMAHA SITANALA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1022464661
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

SISTEM PAKAR KERUSAKAN

MESIN MOTOR BERKARBURATOR

PADA BENGKEL RESMI YAMAHA SITANALA

Disusun Oleh :

NIM
: 1022464661
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, ..... 2015

 
 
 
 
 
NIM : 1022464661

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Diagram Elisitasi Tahap 1

Tabel 3.2 Diagram Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Diagram Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Sistem Pakar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bengkel Resmi Yamaha Sitanala

Gambar 3.2 Flowchart Sistem Yang Berjalan

ABSTRAKSI

Dikaitkan dengantuntutan masa depan yang bukan hanya bersifat kompetitif tapi juga sangat terkait dengan berbagai kemajuan teknologi dan informasi maka sistem pakar harus mampu secara cepat memperbaiki berbagai kekurangan sarana penunjang yang ada. Salah satu cara yang dapat dikembangkan adalah manjadikan bengkel motor untuk menunjang transfarasi pelayanan dalam meningkatkan kepercayaan pelanggan (customer), maka dari itu sistem pakar ini mengubah sistem bengkel yang lebih jujur, baik, efektif dan efesien. Dengandukungan pertanyaan kerusakan pada mesin motor berkarburator. Penelitian ini membangun sistem pakar menggunakan penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoning) untuk mendiagnosa kerusakan pada mesin motor berkarburator berdasarkan kasus-kasus yang pernah ada. Hasil yang diperoleh berupa jenis kerusakan dan gejalanya, serta tingkat kepercayaan kebenaran hasil diagnosa tersebut. Apabila gejala-gejalanya belum ditemui pada kasus sebelumnya atau tingkat kepercayaannya rendah, maka mekanik pada bengkel yang akan memperbarui kasus tersebut.


Kata Kunci: Sistem Pakar, Case-Based Reasoning,kerusakan pada motor.

ABSTRACT

Associated with the demands of the future that are not only competitive but also highly related to a variety of technological advances and the information then the expert system must be able to quickly fix a variety of complementary means that there is a shortage. One of the ways that can be developed is a motor repair shop to support transfarasi services increase customer trust (customer), then from that expert system it changed the workshop system more honest, good, effective and efficient. To support the question of damage to the machine. This research built expert system using case-based reasoning (Case-Based Reasoning) to diagnose the damage on the machine based on cases that ever existed. The results obtained in the form of damages and types of symptoms, as well as the level of trust in the righteousness of the diagnosis results. If the symptoms have not been encountered in previous cases or the level of confidence is low, then the mechanical workshop which will update such cases.


Keywords : expert system, Case-Based Reasoning, damage to the machine.

KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I BidangAkademik STMIK Raharja.
  4. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika (TI) dan selaku Dosen Pembimbing I. Terimakasih atas saran dan bimbingannya.
  5. Bapak Dedy Iskandar, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas bimbingan dan sarannya.
  6. Bapak Dudung, selaku pemilik Bengkel Resmi Yamaha Sitanala dan stakeholder yang telah mengizinkan penulis untukmelakukan penelitian.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  8. Kedua orang tua, kakak dan saudara keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, ..... 2015
Asep Susanto
NIM. 1022464661

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini teknologi komputer sudah semakin berkembang dalam penggunaannya. Pada awalnya komputer digunakan sebagai alat hitung. Seiring dengan perkembangan zaman, komputer banyak digunakan diberbagai bidang. Misalnya pada bidang otomotif, kesehatan dan sebagainya. Salah satu pemanfaatan teknologi yaitu dapat digunakan sebagai sistem pakar. Sistem pakar merupakan sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah yang biasanya dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar biasanya digunakan untuk konsultasi, melakukan analisis dan diagnosis, membantu pengambilan keputusan, dan lain-lain. Salah satu implementasi sistem pakar pada bidang otomotif yaitu mengetahui permasalahan pada mesin kendaraan bermotor berkarburator.

Alat transportasi sudah merupakan kebutuhan yang amat mendasar. Dari untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari, mobilitas hampir tidak mungkin dilakukan jika tidak menggunakan alat tranportasi. Berbicara alat transportasi ada beberapa macam alat transportasi yang ada di Indonesia diantaranya alat transportasi darat, udara dan laut. Dari ketiga macam alat transportasi tersebut yang sering dijadikan pilihan masyarakat untuk mobilisasi adalah alat transportasi darat. Oleh karena itu, di Indonesia alat transportasi darat sangat berkembang pesat. Buktinya adalah meningkatnya penjualan sepeda motor sebesar 50% dalam waktu satu bulan (sofyan,2014). Alasannya adalah karena motor lebih murah dan rendah biaya perawatan, serta dengan ukuran yang tidak begitu besar, menjadikan sepeda motor sangat cocok digunakan di kota-kota besar yang sering terjadi kemacetan lalu lintas. Meningkatnya kendaraan bermotor ini secara tidak langsung fakta mamberikan dampak pada bidang baru yaitu pekerjaan dalam bidang perbengkelan. Banyak bengkel-bengkel motor dan mobil dibuat sebagai tempat untuk memperbaiki serta perawatan kendaraan bermotor.

Pemilik kendaraan dapat membawa kendaraan motornya ke bengkel terdekat dan memberi tahu keluhan tentang kendaraannya pada teknisi/mekanik otomotif yang ada di bengkel tersebut. Namun dengan semua aktifitas yang padat dan penuh, khususnya di kota-kota besar, telah menuntun masyarakat untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan cepat dan tepat waktu telah menjadi modal utama yang sangat berharga. Perawatan yang kiranya bias dilakukan sendiri, serta tanpa harus pergi ke bengkel dengan membawa kendaraan tersebut, akan sangat membantu sekali, khususnya orang-orang yang awam tentang otomotif dan tidak mempunyai waktu untuk datang ke bengkel menunggu sampai kendaraanya selesai dikerjakan. Mengingat zaman yang semakin berkembang dan telah memasuki era informasi, sudah banyak penelitian pada bidang pembuatan sistem atau aplikasi yang dapat mewakili para pakar untuk membantu memecahkan atau memberikan solusi pada masalah-masalah tertentu seperti sistem pakar mendiagnosa kerusakan mesin motor berkarburator.

Namun sering terjadi kendala dari sepeda motor yang menyebabkan kerusakan sehingga dapat mengganggu aktifitas yang akan dilakukan. Banyak pengendara sepeda motor yang tidak mengetahui kendala/kerusakan yang dialami oleh sepeda motor tersebut. Masalah bagi pengendara yang tidak mengetahui jenis kerusakan, akan sangat fatal apabila jenis kerusakan tersebut tidak segera ditangani. Pada umumnya pengendara sepeda motor yang kurang mengerti tentang gangguan atau kerusakan yang terjadi pada sepeda motornya, cenderung menyerahkannya pada mekanik, tanpa peduli apakah kerusakan itu sederhana atau terlalu rumit untuk diperbaiki.

Sistem tersebut cukup membantu sebagian permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, saat ini mungkin aplikasi atau sistem yang dapat mendiagnosis kerusakan untuk kendaraan sepeda motor akan sedikit membantu, khususnya untuk pemilik kendaraan yang masih awam tentang jenis kerusakan sepeda motor serta waktu yang padat dan keberadaan bengkel yang masih jarang untuk di daerah-daerah terpencil dan penulis berinisiatif untuk menggunakan permasalahan ini menjadi suatu program yang di beri judul "SISTEM PAKAR KERUSAKAN MESIN MOTOR BERKARBURATOR PADA BENGKEL RESMI YAMAHA SITANALA TANGERANG".

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yaitu :

  1. Bagaimana cara mendiagnosis gejala kerusakan pada kendaraan sepeda motor berkarburator ?

  2. Bagaimana cara merancang sistem yang mampu mendiagnosa kerusakan kendaraan sepeda motor berkarburator ?

  3. Bagaimana pengguna kendaraan sepeda motor dapat memperoleh informasi tentang jenis kerusakan, penyebab dan solusi kerusakan dengan mudah ?

Ruang Lingkup

Pada pembuatan aplikasi ini perlu didefinisikan batasan masalah mengenai sejauh mana pembuatan aplikasi ini akan dikerjakan. Beberapa batasan masalah tersebut antara lain:

  1. Sistem melakukan diagnosa permasalahan yang terjadi pada kendaraan sepeda motor berkaburator.
  2. Fakta/gejala yang ditanyakan oleh sistem berdasarkan pada jenis kerusakannya pada sepeda motor berkarburator.
  3. Penyebab kerusakan dan solusi merupakan sebuah kesimpulan dari beberapa fakta/gejala yang terjadi

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari pembuatan sistem pakar diagnosa kerusakan pada kendaraan roda 2 adalah :

  1. Mengetahui cara-cara mendiagnosis gejala kerusakan pada kendaraan sepeda motor berkarburator.

  2. Mengetahui cara untuk merancang sistem yang mampu mendiagnosa kerusakan kendaraan sepeda motor berkarburator.

  3. Mengetahui cara pengguna kendaraan sepeda motor dapat memperoleh informasi tentang jenis kerusakan, penyebab dan solusi kerusakan dengan mudah.

Manfaat Penelitian

Sistem pakar diagnosa kerusakan pada kendaraan sepeda motor berkarburator mempunyai manfaat sebagai berikut :

  1. Terciptanya program yang mampu untuk mendiagnosa kerusakan pada kendaraan sepeda motor berkarburator.

  2. Dapat mengetahui cara mendiagnosis gejala kerusakan pada kendaraan sepeda motor berkarburator dengan cepat.

  3. Mendapatkan informasi tentang jenis kerusakan, penyebab dan solusi kerusakan dengan mudah bagi pengguna sepeda motor berkarburator.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)

    melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti dan meminta data yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan penelitian.

  2. Wawancara

    memperoleh keterangan dengan cara memberikan pertanyaan dengan seorang mekanik atau beberapa nara sumber yang berkaitan dengan penelitian pada bengkel resmi yamaha yang berada di kota Tangerang untuk mencari kelengkapan dan kebenaran suatu data yang akan dibuat menjadi suatu data, agar menjadi informasi yang benar dan akurat.

  3. Studi Pustaka

    mendapatkan informasi dari beberapa sumber-sumber literature seperti buku, internet, artikel, jurnal, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan Skripsi ini.

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem

    Forward chainingmerupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepadasolusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), makaproses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karenainferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh.Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakanforward chaining. Dengan memakai Metode Forward chaining Di harapkan bisa membantu menyelesaikanmetode-metode penyusunan penulisan maupun Metode Analisa Sistem itu sendiri.Selain itu juga mampu mengoptimalkanalur dari semua penyeleseian mulai dari input, proses, dan output.

  2. Metode Perancangan Program

    Pada metode analisa perancangan program akan dijabarkan pada BAB IV. Metodeperancangan program ini saya menggunakan Tabel Keputusan (Decision Table), danBagan Alir Program (Flowchart Program).

Metode Perancangan

Flowchart merupakan sebuah metode penggambaran alur dari logika yang kita terapkan padasebuah algoritma. Biasanya, Flowchartadalah langkah analisa paling awal sebelum membuat sebuah algoritma atauprogram. Tujuan Pembuatan Flowchart sebenarnya adalah menjelaskan cara kerjaprogram yang kita buat bagi user agar lebih mudah dimengerti. Namun seiringberkembangnya waktu, flowchart kinidigunakan untuk mengajari seseorang yang termasuk “pemula” dalam duniaprogramming untuk menguatkan logika mereka. Alasansaya mengapa memakai flowchart karenaMetode Perancangan dengan memakai flowchart dapat menjelaskancara kerja program yang kita buat agar user dapat mudah mengerti.

Metode Prototipe

Lowfidelity prototype tidak terlalu rinci menggambarkan sistem. Karakteristik dari low fidelity prototype adalah mempunyai fungsi atau interaksi yang terbatas, lebihmenggambarkan konsep perancangan dan layoutdibandingkan dengan model interaksi. Alasan saya mengapa memakai Low fidelity prototype karena dapatmenjelaskan fungsi atau interaksi yang terbatas.

Metode Testing

Black-box Testing adalah merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari perang lunak, tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.

Alasan menggunakan Black-box Karena metode ini dapat melakukan pengujian tanpa pengetahuan detail struktur internal sistem atau komponen yang ditest.

Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Babini meliputi : Latar Belakang,Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup, Metodologipenelitian dan Sistematika Penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini memuat tentang tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan teori–teori yang mendukung dalam pembuatan SKRIPSI

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini menjelaskan tentang Gambaran Umum Perusahaan, Sejarah Singkat dan Struktur Organisasi serta tentang gambaran Prosedur sistem dan konfigurasi Sistem.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang Gambaran Umum Sistem Pakar, Flowchart System.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran \.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Mardi MSI (2011) menjelaskan bahwa pengembangan sistem idealnya dilaksanakan dalam suatu kerangka rancangan induk sistem yang mengkoordinasikan proyek pengembangan sistem kedalam rancangan strategis perusahaan.

Menurut McLeod (2007) perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru, jika sistem itu berbasis komputer, perancangan dapat dinyatakan spesifikasi peralatan yang digunakan.

Menurut Tata Sutabri (2012)[1]perancangan adalah aktifitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna, yang tidak ada sebelumnya dan merupakan tindak lanjut dari gagasan atau perencanaan.

Perancangan meliputi beberapa proses :

  1. Klasifikasi data menurut jenis data, yaitu :
    1. Pemrograman
      Untuk menetapkan hal-hal yang menjadi tujuan, kebutuhan dan perhatian klien.
    2. Perencanaan
      Untuk menyatakan masalah umum klien menjadi masalah yang standar yang mudah dipecahkan.
    3. Perancangan
      Mengembangkan gagasan keseluruhan menjadi suatu usul wujud bangunan.
  2. Dapatdisimpulkan bahwa perencanaan sistem adalah proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi yang diperlukan oleh sistem yang ada serta untuk menunjang pengembangan sistem yang baru.

2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu komponen-komponen sistem (System Components), batasan-batasan sistem (System Boundaries), penghubung sistem (System Interface), lingkungan luar sistem (System Environment), masukan sistem (System Input), pengolah sistem (System Process), keluaran sistem (System Output), dan sasaran sistem (System Target).

Menurut Jogiyanto H.M. dalam Daud F. Tatang (2013), suatu sistem biasanya mempunyai karakteristik tertentu yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components System)
    Komponen sistem yaitu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
  2. Batas Sistem (Boundary System)
    Batas sistem yaitu daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan ruang lingkup suatu sistem dipandang.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)
    Lingkungan luar sistem yaitu apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan merupakan energi dari sistem yang harus tetap dijaga dan dipelihara.
  4. Penghubung Sistem (Interface System)
    Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (Output) dari subsistem akan menjadi masukan (Input) bentuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem lainnya membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input System)
    Masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan sistem dapat berupa masukan perawatan (Maintenance Input) dan masukan sinyal (Signal Input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem tersebut beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
  6. Pengolahan Sistem (Processing System)
    Pengolahan sistem yaitu suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan bahan baku atau bahan-bahan yang lainnya menjadi bahan jadi.
  7. Keluaran Sistem (Output System)
    Keluaran sistem yaitu hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dari sistem dapat merupakan masukan untuk subsistem lain. Keluaran dapat berupa tampilan layar di monitor yaitu dalam bentuk laporan, grafik, tabel, dan keluaran yang lainnya adalah hasil cetakan laporan ke media kertas.
  8. Sasaran Sistem (Objective) dan tujuan (Goals)
    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan, maka operasi sistem tidak akan berguna. Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Sebuah sistem dikatakan berhasil mengenai sasaran atau tujuannya.

Rancangan Basis Pengetahuan

Suatu sistem pakar memerlukan basis pengetahuan yang baik. Pengetahuan harus diperoleh, disusun dan direpresentasikan untuk pengumpulan pengetahuan dalam sistem pakar. Ada hal yang terpenting dalam menentukan aplikasi sistem pakar yang akan dibuat dan juga untuk menentukan batasan-batasan sistem pakar yang ada pengumpulan pengetahuan ini digunakan untuk menentukan ruang lingkup yang diperlukan pada system tersebut.

Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah proses, cara ataupun desain agar sebuah sistem dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan. Sistem pakar kerusakan pada motor merupakan software yang dirancang dengan tujuan untuk memberikan kemudahan bagi user juga bagi mekanik kendaraan bemotor untuk mengantisipasi kerusakan yang terjadi pada mesin kendaraan bermotor.

Kecerdasan Buatan

Para ilmuwanmemiliki dua cara pandang yang berbeda mengenai AI ( Artificial Intelegence ), yaitu memandang AI sebagai ilmu yang hanya fokus pada proses berfikir dan memandang AI sebagai bidang ilmu yang fokus pada tingkah laku (Suyanto: 2007).

Definisi AI yang paling tepat untuk saat ini adalah acting rationally dengan pendekatan rational agent. Hasil ini berdasarkan pemikiran bahwa komputer dapat melakukan penalaran secara logis dan juga bisa melakukan aksi secara rasional berdasarkan hasil penalaran tersebut (Suyanto, 2007 ).

Sistem Pakar

Sistem pakar (arhami: 2009) adalah salah satu cabang dari artificial intelegence yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia oleh seorang pakar dan dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan di semua bidang. Seorang pakar adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. Sifat utama sistem pakar adalah ketergantungan sistem ini pada pengetahuan manusia dalam suatu bidang dalam menyusun strategi pemecahan persoalan yang dihadapi oleh sistem. Teknologi sistem pakar ini meliputi bahasa sistem pakar, program dan perangkat keras yang dirancang untuk membantu pengembangan dan pembuatan sistem pakar.

Knowledge dalam sistem pakar mungkin saja seorang ahli atau knowledge yang terdapat dalam buku, majalah dan orang yang mempunyai pengetahuan dalam suatu bidang. Istilah sistem pakar, sistem knowledge-base atau sistem pakar knowledge-base sering digunakan dalam arti yang sama. Kebanyakan orang mengunakan istilah sistem pakar karena lebih singkat (Arhami, Muhamad, 2009)

1. Sejarah Sistem Pakar

Perkembangan kecerdasan buatan merupakan terobosan baru dalam dunia komputer. Kecerdasan buatan berkembang setelah perusahaanGeneral Electric mengunakan komputer pertama kali di bidang bisnis pada tahun 1956, istilah kecerdasan buatan mulai dipopulerkan oleh John McCharty sebagai suatu tema ilmiah di bidang komputer yang diadakan di Dartmounth College Pada tahun 1941 telah ditemukan alat penyimpanan dan pemrosesan informasi. Penemuan tersebut dinamakan komputer elektronik yang dikembangkan di USA dan Jerman. Komputer pertama ini memerlukan ruangan yang luas dan ruang AC yang terpisah. Saat itu komputer melibatkan konfigurasi ribuan kabel untuk menjalankan sebuah program. Hal ini sangat meropotkan programmer. Pada tahun 1949, berhasil dibuat komputer yang mampu menyimpan progam sehingga membuat pekerjaan untuk memasukan program menjadi lebih mudah. Penemuan ini menjadi dasar untuk pengembangan program yang mengarah ke AI. Pada tahun 1943, Warren McCulloch dan Walter Pitts mengemukakan tiga hal, yaitu:

  1. Pengetahuan fisiologi dasar dan fungsi sel syaraf dalam otak.
  2. Analisis for mal tentang logika proposisi..
  3. Teori komputasi turing.

2. Ciri–ciri Sistem pakar

Sistem pakar merupakan program-program praktis yang mengunakan strategi heruistik yang dikembangkan oleh manusia untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang bersifat khusus (spesifik) (Arhami: 2005). Di sebabkan oleh keberagamannya dan sifatnya yang berdasarkan pengetahuan, maka sistem pakar mempunyai ciri :

  1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-langkah maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian.
  2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya.
  3. Heuristic dalam mengunakan pengetahuan untuk mendapat penyelesaiannya.
  4. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
  5. Memiliki kemampuan dalam beradaptasi.

3. Komponen-KomponenDasar Sistem Pakar

Suatu sistem disebut sebagai sistem pakar apabila mempunyai ciri dan karakteristik tertentu. Hal ini juga harus didukung oleh komponen-komponen sistem pakar yang mampu mengambarkan tentang ciri dan karakteristik tersebut (arhami: 2005). Sitem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pegembangan ( development environment ) dan lingkungan konsultasi ( consultation enviroinment ) (Turban: 2008).

Lingkungan pengembang sistem pakar digunakan untuk memasukan pengetahuan pakar kedalam sistem lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan pakar. Berikut digambarkan pada arsitektur tentang hubungan antara lingkungan pengembangan (development environment) dengan lingkungan konsultasi (consultation enviroinment) pada sistem pakar. Pada komponen sistem pakar sebenarnya dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur penting dari pengembangan sistem pakar yaitu adanya pakar, pemakai dan sistem. Pakar adalah orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian khusus akan suatu bidang (Turban: 2008). Dalam sistem, pengalaman tersebut disimpan sebagai basis pengetahuan dan basis aturan. Sedangakan pemakai adalah orang yang ingin berkonsultasi dengan pakar dengan mengunakan sistem yang menghubungkan antara pakar dan pemakai dengan fasilitas- fasilitas yang ada pada sistem tersebut.

4. Siklus Pakar

Di dalam akuisisi pengetahuan dilakukan proses akumulasi, transfer dan transformasi kepakaran. Pemecahan persoalan dari sumber pengetahuan ke perangkat lunak untuk membantu atau mengembangkan basis pengetahuan- pengetahuan tentang dasar tentang domain meliputi istilah dan konsep dasar (Arhami: 2005). Pengetahuan pakar tersebut terdapat dalam jurnal, buku dan sebagainya. Namun, tidak semua kepakaran dapat didokumentasikan. Prosedur interaktif diperlukan untuk mendapatkan informasi tambahan dari pakar dalam mengembangkan pengetahuan dasar. Proses ini cukup kompleks dan biasanya membutuhkan bantuan rekayasa pengetahuan.

1. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tentu saja dalam domain tertentu. Ada dua bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu :

  1. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning) Basis pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu.
  2. Penalaran berbasis kasus (Case-BasedReasoning) Basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya,kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang.
Gambar 2.1 Komponen Sistem Pakar

2. Mesin Inferensi

Mesin inferensi berfungsi untuk melakukan penelusuran pengetahuan yang terdapat dalam basis pengetahuan untuk mencapai kesimpulan tertentu. Mesin Inferensi menyediakan arahan tentang bagaimana menggunakan pengetahuan sistem dalam membangun agenda yang mengorganisasikan dan mengontrol langkah yang diambil untuk memecahkan persoalan saat konsultasi berlangsung. Ada 3 elemen utama dalam mesin inferensi:

  1. Interpreter (Mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan menggunakan aturan-aturan dalam basis pengetahuan yang sesuai).
  2. Scheduler (Akan mengontrol agenda)
  3. Consistency enforce (Bertujuan memelihara konsistensi dalam mempresentasikan solusi yang bersifat darurat).

3. Blackboard

Blackboard digunakan untuk menggambarkan masalah dan mencatat hasil sementara sebelum mendapatkan solusi terakhir. Tiga tipe keputusan yang dapat disimpan pada Blackboard adalah rencana yaitu bagaimana memecahkan persoalan,agenda yaitu aksi potential yang menunggu eksekusi, hipotesa dan aksi yang sudah diproses akan diproses dalam solusi.

4. Antar Muka Pemakai

Antarmuka digunakan mempemudah komunikasi antar pemakai dengan sistem. Komunikasi tersebut berupa permintaan informasi yang diperlukan sistem untuk pencarian solusi, pembagian informasi dari pemakai, pemberian informasi dari pemakai kepada sistem, permintaan informasi penjelasan dari pemakai kepada sistem, permintaan informasi penjelasan oleh pemakai dan pemberian informasi oleh sistem.

5. Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan membantu perekayasaan pengetahuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, member kejelasan dan keyakinan kepada pemakai tentang proses atau hasil yang diberikan sistem pakar. Fasilitas ini digunakan untuk melacak respond dan memberikan penjelasan tentang sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan:

  1. Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar.
  2. Bagaimana konklusi dicapai.
  3. Mengapa ada alternatif yang dibatalkan.
  4. Rencana apa yang akan digunakan untuk mencapai suatu solusi

6. Fasilitas Perbaikan Pengetahuan

Pakar manusia dapat menganalisa performansnya sendiri, belajar darinya dan meningkatkannya untuk konsultasi berikut. Adanya evaluasi dengan sistem pakar ini akan menghasilkan basis pengetahuan yang lebih baik serta penalaran yang lebih efektif.

5. Metode Sistem Pakar

Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis2 (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan pada informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference engine (mesin inferensi). Ketika representasi pengetahuan pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level cukup akurat, maka referensi pengetahuan tersebut telah siap digunakan. Sedangkan inferensi engine merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning. Sesuai dengan tujuan sistem pakar untuk mengembangkan dan memasyarakatkan serangkaian usulan jawaban dari suatu masalah, untuk itu sistem pakar memiliki suatu strategi penalaran (inference) dimana proses penalaran itu akan ditemukan berbagai macam jawaban.

Terdapat dua metode umum penalaran yang dapat digunakan apabila pengetahuan dipresentasikan untuk mengikuti aturan-aturan sistem pakar yaitu:

1. Backward chaining

Teori Khusus

Mesin Motor Berkarburator

1. Pengertian Mesin Motor Berkarburator

(Menurut Budiman, Irfan, 2010) Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft). Empat proses tersebut terbagi dalam siklus :

1. Langkah Hisap

Langkah hisap bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder. Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses pembakaran. Prosesnya adalah ;

  1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).
  2. Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder.
  3. Kruk As berputar 180 derajat.
  4. Noken As berputar 90 derajat
  5. Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder.

2. Langkah Kompresi

Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel. Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran udara dan bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga yang di hasilkan. Prosesnya sebagai berikut :

  1. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA.
  2. Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup.
  3. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber).
  4. Sekitar 15 derajat sebelum TMA, busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran.
  5. Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat).
  6. Noken as mencapai 180 derajat.

3. Langkah Tenaga

Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi, dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya. Prosesnya sebagai berikut :

  1. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar.
  2. Piston terlempar dari TMA menuju TMB.
  3. Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.
  4. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as.
  5. Putaran Kruk As mencapai 540 derajat.
  6. Putaran Noken As 270 derajat

4. Langkah Buang

Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien, sehingga piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan. Prosesnya adalah :

  1. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA.
  2. Piston terlempar dari TMA menuju TMB.
  3. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh.
  4. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot.
  5. Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat).
  6. Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)

Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.

Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA diakhir langkah buang untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin bekerja.

Manfaat dari proses overlaping :

  1. Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran
  2. Pendinginan suhu di ruang bakar
  3. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh.
  4. Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)/li>
  5. memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar

2. Pengertian Berkarburator

(Menurut Budiman, Irfan, 2010) Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan dalam mesin kecil dan dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang untuk balap mobil stock. Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980-an telah menggunakan injeksi bahan bakar elektronik terkomputerisasi. Mayoritas motor masih menggunakan karburator dikarenakan lebih ringan dan murah, namun pada 2005 sudah banyak model baru diperkenalkan dengan injeksi bahan bakar.

1. Prinsip Kerja

Pada dasarnya karburator bekerja menggunakan Prinsip Bernoulli: semakin cepat udara bergerak maka semakin kecil tekanan statis-nya namun makin tinggi tekanan dinamis-nya. Pedal gas pada mobil sebenarnya tidak secara langsung mengendalikan besarnya aliran bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar. Pedal gas sebenarnya mengendalikan katup dalam karburator untuk menentukan besarnya aliran udara yang dapat masuk kedalam ruang bakar. Udara bergerak dalam karburator inilah yang memiliki tekanan untuk menarik serta bahan bakar masuk kedalam ruang bakar.

Kebanyakan mesin berkarburator hanya memiliki satu buah karburator, namun ada pula yang menggunakan satu karburator untuk tiap silinderyang dimiliki. Bahkan sempat menjadi trend modifikasi sepeda motor di Indonesia penggunaan multi-carbu (banyak karburator) namun biasanya hal ini hanya digunakan sebagai hiasan saja tanpa ada fungsi teknisnya. Mesin-mesin generasi awal menggunakan karburator aliran keatas (updraft), dimana udara masuk melalui bagian bawah karburator lalu keluar melalui bagian atas. Keuntungan desain ini adalah dapat menghindari terjadinya mesin banjir, karena kelebihan bahan bakar cair akan langsung tumpah keluar karburator dan tidak sampai masuk kedalamintake mainfold; keuntungan lainnya adalah bagian bawah karburator dapat disambungkan dengan saluran oli supaya ada sedikit oli yang ikut kedalam aliran udara dan digunakan untuk membasuh filter udara; namun dengan menggunakan filter udara berbahan kertas pembasuhan menggunakan oli ini sudah tidak diperlukan lagi sekarang ini.

Mulai akhir 1930-an, karburator aliran kebawah (downdraft) dan aliran kesamping (sidedraft) mulai popouler digunakan untuk otomotif. Pada setiap saat beroperasinya, karburator harus mampu:.

  1. Mengatur besarnya aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar.
  2. Menyalurkan bahan bakar dengan jumlah yang tepat sesuai dengan aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar sehingga rasio bahan bakar/udara tetap terjaga.
  3. Mencampur airan udara dan bahan bakar dengan rata dan sempurna.

Hal diatas bakal mudah dilakukan jika saja bensin dan udara adalah fluida ideal; tapi kenyataannya, dengan sifat alami mereka, yaitu adanya viskositas, gaya gesek fluida, inersia fluida, dan sebagainya karbrator menjadi sangat kompleks dalam mengatasi keadaan tidak ideal ini. Juga karburator harus tetap mampu memproduksi campuran bensin/udara yang tepat dalam kondisi apapun, karena karburator harus beroperasi dalam temperatur, tekanan udara, putaran mesin, dan gaya sentrifugal yang sangat beragam. Karburator harus mampu beroperasi dalam keadaan:.

  1. Start mesin dalam keadaan dingin.
  2. Start dalam keadaan panas.
  3. Langsam atau berjalan pada putaran rendah.
  4. Akselarasi ketika tiba-tiba membuka gas
  5. Kecepatan tinggi dengan gas terbuka penuh.
  6. Kecepatan stabil dengan gas sebagian terbuka dalam jangka waktu yang lama

Elisitasi

Menurut Hidayati (2008 : 23) : ”Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen/Stake Holder terkait dan disanggupi olehpenulis untuk dieksekusi.”

Elisitasididapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Elisitasi Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

2. Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

  1. M pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
  2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
  3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

3. Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE (Technical Operational Economy), yaitu sebagai berikut :

  1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
  2. O artinya Operational, maksudnya bagaiman tatacara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
  3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

  1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
  2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
  3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.
  4. Final Draft Elisitasi

Merupakanhasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Studi Pustaka (Literature Review)

Literatur adalah keputusan, sedangkan review adalah suatu tindakan meninjau, memeriksa kembali suatu hal yang telah dikerjakan sebelumnya sehingga dalam literature review dapat disimpulkan sebagai suatu tindakan memeriksa dan meninjau kembali suatu kepustakaan. Pemahaman lebih lanjut mengenai hubungannya dalam penelitian yang diangkat oleh penulis saat ini adalah literature review merupakan suatu survey literature tentang penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian. (Warsito,2009:42)

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai manajemen data sekolah dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam uapaya menyempurnakan sistem manajemen data sekolah ini perlu dilakukan studi pustaka (Literature Review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang dilakukan

Literature Review merupakan uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari berbagai sumber (jurnal, buku, website dan lainnya) untuk dijadikan landasan/acuan dalam menyelesaikan rumusan masalah pada penelitian yang kita buat. Tentu saja, ada beberapa definisi lainnya mengenai Literature Review. Menurut sumber yang saya ambil dari presentasi Bapak Yudi Agusta, PhD tahun 2007 mengenai Metode Penelitian : “Literature Review is a critical analysis of the research conducted on a particular topic or question in the field of science” yang artinya Literature Review merupakan analisa kritis dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau berupa pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan.Literature Review membantu kita dalam menysusun kerangka berfikir yang sesuai dengan teori, temuan, maupun hasil penelitian sebelumnya dalam menyelesaikan rumusan masalah pada penelitian yang kita buat. Menurut Castetter dan Heisler (1984, hal.38-43) menjelaskan bahwa tinjauan pustaka mempunyai enam kegunaan, yaitu :

  1. mengkaji sejarah permasalahan;
  2. membantu pemilihan prosedur penelitian;
  3. mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan;
  4. mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu;
  5. menghindari duplikasi penelitian; dan.
  6. menunjang perumusan permasalahan.

1. Tinjauan studi dari penelitian Edhy Sutanta, 2010, Dioneia M. F. C. Gusmao Lemos, AKPRIND Yogyakarta.

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai manajemen data sekolah dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam uapaya menyempurnakan sistem manajemen data sekolah ini perlu dilakukan studi pustaka (Literature Review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang dilakukan

(Edhy Sutanta, Dioneia, 2010) Dalam penelitian Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menentukan Jenis Batuan Sedimen. terhadap aplikasi yang dikembangkan menunjukan bahwa aplikasi sudah berfungsi sesuai yang diharapkan dan sesuai dengan pengetahuan dan keahlian seseorang pakar, serta dapat memberikan informasi kepada pengguna tentang macam jenis batuan sedimen berdasarkan ciri-ciri yang di inputkn oleh pengguna. Aplikasi menyediakan pembatasan hak aksessecara tersistem, sehingga proses pengolahan basis pengetahuan dan basis aturan hanya dapat dilakukan olehadmin atau pakar, sedangkan user hanya boleh melakukan konsultasi pada sistem Pakar.

2. Tinjauan studi dari penelitian fery tri sulistiano dan imam rahendra sandhya, 2011, stimk dan komputer asia.

(fery trisulistiano, imam rahendra sandhya, 2011) Dalam penelitian yg berjudul Sistem Pakar Terhadap Menentukan Kelulusan Mahasiswa. Penelitian kelulusan mahasiswa merupakan permasalahan yangtermasuk dalam karakteristik permasalahan dalam Artificial Intelligent, sehingga dapat diimplementasikan dalam perancangan sistem pakar. Perancangan sistem pakar kelulusan mahasiswa dapat membantu dosen dalam menentukan kelulusan dan mahasiswa dapat mengetahui secara detail tentang informasi kelulusannya, kemudian mahasiswa mengetahui standar kelulusan yang ada pada STMIK Asia Malang. Data masukan ke dalam sistem sangat menentukan hasil yang di dapatkan, karena data masukan tersebut digunakan dalam proses.

3. Studi penelitian DINNY Wahyu Widarti, 2011, STMIK Pradnya Paramita Yogyakarta.

(Dinny, 2011) Dalam Jurnal yg Berjudul Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Telepon Selular Berbasis WEB akan lebih mudah dan cepat mendapatkan hasilnya. Dalam sistem pakar dengan basis pengetahuan dari para pakar tersimpan dalam sebuah database. Dengan metode yang tepat akan membuat proses diagnosis menjadi cepat dan memiliki tingkat kesalahan yang kecil. Sistem pakar pun didesain dengan user interface yang mudah digunakan. Dan dimengerti bagi pengguna komputer yang masih awam sekalipun.

4. Studi penelitian Yaory, 2011, volume XI, No.4, 2011.

(Yory,2011) Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kucing dapat disimpulkan bahwa:

  1. Jadwal perkuliahan mahasiswa.
  2. Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kucing ini dapat memberikan kemudahan bagi orang-orang untuk mencari penyebab penyakit kucing serta solusi yang harus diambil oleh pemelihara kucing.
  3. Sistem pakar ini merupakan implementasi dari pembangunan sistempakar untuk mendiagnosa penyakit kucing.
  4. Memerlukan seorang yang ahli dalam mendiagnosa penyakit kucing. Sistem pakar tidak akan selalu benar, tergatung pada sumber informasinya (ahli).

5. Tinjauan Studi dari Penelitian Irfan Subakti, Rahmat Hidayatullah, 2009, TI Falkutas Teknologi Informasi.

(Irfan Subakti, Rahmat Hidayatullah, 2009) Dalam penelitian yang berjudul Aplikasi Sistem Pakar untuk diagnosis awal gangguan kesehatan secara mandiri menggnakan variable-centred intelligent rule system. Dari sistem yang telah diimplementasikan diperoleh kesimpulan bahwa secara umum sistem ini dapat berjalan dengan baik, namun demikian masih ada beberapa kekurangan karena keberhasilan diagnosis awal gangguan kesehatan sangat bergantung dengan keahlian pengguna sistem dalam membangun KB, dalam hal ini dokter. Jika peletakan node pada saat melakukan knowledge building (pembangunan pengetahuan) salah, maka akan dapat merusak KB yang ada.

6. Tinjauan Studi dari Penelitian Windy Sentanu, 2013, STMIK Raharja.

(WindySentanu, 2013) Aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan jaringan LAN ini dibuat untuk user yang kurang pengetahuan dalam penanganan masalah jaringan LAN dan dapat melakukan diagnosis gangguan-gangguan awal pada jaringan LAN. Sistem pakar untuk mendiagnosa gangguna jaringan LAN ini menggunakan metode forward chaining yaitu metode yang mengumpulkan fakta-fakta terlebih dahulu kemudian dapat menghasilkan solusi / kesimpulan. Maka dalam penggunaan sistem ini sangat mudah untuk penggunanya.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Yamaha berasal dari nama pendirinya yaitu ‘Yamaha Tarakusu’ pada tahun 1887. Nama pertama perusahaan ini pertama kali yaitu Yamaha corp (Nippon gakki). Yamaha pertama kali di kenal sebagai perusahaan pembuat alat music dan organ,tak berselang beberapa waktu Yamaha sangat di kenal di mata dunia sebagai perusahaan terbesar pembuat alat music di dunia. Pada 1 Juni 1955 berdiri lah Yamaha Motor Corp yang ebeda dengan Yamaha corp tetapi masih dalam satu grup. Motor produksi pertamanya adalah single cylinder 2 stroke 125cc. Motor 125cc tersebut dikenal sebagai YA1 alias Atakombo (dikenal juga sebagai Red DragonFly). Motor ini lumayan sukses dan produksi berikutnya menggunakan engine 175cc. Produksi motor berikutnya adalah twin cylinder YDI di tahun 1957, sanggup mengeluarkan power 20 bHP dan memenangkan race Mount Asama di Jepang. Produksinya sekitar 15.811 bikez dan jumlah ini masih dibawah Honda ataupun Suzuki. Selanjutnya Yamaha berkembang dengan cukup pesat dan ditahun 1959 keluarlaah motor sport pertamanya yang dikenal sebagai YDSI dengan 5 speed gearbox. Tahun 1960, produksinya meningkat 6 kali lipat menjadi 138 ribu motor.

Setelah berakhirnya Perang Korea perekonomian Amerika Serikat begitu booming dan ini mendorong eksport Jepang khususnya motor ke Amerka Serikat. Tahun 1962 ekspor yamaha ke US sebanyak 12 ribu motor. Kemudian tahun 1962 sudah mencapai 12 ribuunit. Demikian pula untuk tahun1963, kurang lebih sebanyak 36 ribu unit. Dan puncaknya ditahun 1964, ekspornya mencapai 87 ribu unit. Tahun 1963, Yamaha bikin motor 250cc, twin cylinder dan air cooled. Sejak saat itu, yamaha lumayan dikenal di seantero Jepang. Tahun 1965, produksi Yamaha sudah mencapai 244 ribu unit dan peruntukkannya 50:50 dimana sebagian untuk eksport sedangkan sebagian lainnya konsumsi dalam negeri.

Pada Juli 1974, Yamaha Motor mendirikan PT YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing). Pada tanggal 29 Agustus 2001 didirikan parik suku cadang di Indonesia yang dinamakan PT. Moric Indonesia. Pabrik itu mulai beroperasi pada januari 2002 dan didirikan dengan modal lima juta dollar Amerika Serikat yang terdiri dari 80% oleh Moric co.,td dan 20% oleh Yamaha Motor Asia Pte. Ltd.Perusahaan ini menyediakan dukungan financial untuk semua perakitan dan manufacturing Yamaha di kawasan Asia Tenggara dan promosi perdagangan. Dengan memanfaatkan sejumlah fasilitas yang sudah ada di Indonesia.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi perusahaan merupakan kerangka yang menggambarkan pembagian kerja ke dalam tugas dan wewenang.

STRUKTUR ORGANISASI YAMAHA SITANALA
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bengkel Resmi Yamaha Sitanala.

Tugasdan Tanggung Jawab Bengkel Resmi Yamaha Sitanala :

1. Kepala Cabang

Wewenang :

  1. Menyelenggarakan program kerja yang berpedoman pada visi, misi, fungsi dan tujuan pendirian Bengkel Yamaha Sitanala.

Tanggung Jawab :

  1. Memberikan arahan kebijakan perusahaan yang telah di jabarkan, untuk panduan masing-masing divisi dalam menyusun rencana kerja.

2. Kepala Bengkel

Wewenang:

  1. Melaksanakan eksekusi dan komunikasi atas kebijakan telah di implementasikan kedalam aktivitas bersama team.

3. Personalia

Wewenang :

  1. menerima dan mengeluarkan status karyawan dari perusahaan berdasarkan kebijakan perusahaan.

Tanggung Jawab :

  1. mengeluarkan upah atau gaji ke seluruh karyawan.

4. Foreman

Wewenang :

  1. Bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan langsung terhadap Staff yang di bawahnya dan melakukan pengawasan langsung terhadap semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
  2. Mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga bisa dicapai efisiensi manpower yang maksimal.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab terhadap kebersihan mesin dan area mesin ( lingkungan kerjanya ).

5. Partman

Wewenang :

  1. Memastikan Proses follow Up terhadap order teknisi terlaksana.
  2. Memastikan proses penyimpanan part.

Tanggung Jawab :

  1. Memastikan penyusunan laporan yang menjadi tanggung jawabnya.

6. Finance

Wewenang :

  1. Melakukan pengaturan keuangan perusahaan.
  2. Melakukan penginputan semua transaksi keuangan ke dalam program.

Tanggung Jawab :

  1. Melakukan pembayaran kepada supplier

7. Accounting

Wewenang:

  1. Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan.
  2. Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan.
  3. Menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan.

Tanggung Jawab :

  1. Menyusun dan membuat anggaran pendapatan perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan ).

8. Mekanik

Wewenang:

  1. Melakukan perawatan pada kendaraan sesuai peraturan yang berlaku.
  2. Mendengarkan keluhan pelanggan dengan melakukan pertanyaan.
  3. Memelihara peralatan kerja, menjaga kerapian dan kebersihan tempat kerjanya.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

  1. User hanya perlu menjalankan program tersebut, kemudian user dapat memilih salah satu tipe mesin yang digunakan. Setelah memilih user dapat menjawab pertanyaan gejala kerusakan yang timbul pada kendaraan tersebut dan user akan mendapatkan solusi/tindakan yang harus dilakukan oleh program tersebut.
  2. Sedangkan untuk Admin dapat mengakses semua menu didalam sistem ini sekaligus dapat melihat kerusakan motor, menambahkan gejala dan menambahkan tindakan. Hal ini dilakukan sebagai fungsi kontrol dalam sistem.

Rancangan Sistem Yang Berjalan

Flowchart sistem yang berjalan seperti gambar berikut :

Gambar 3.2 Flowchart Sistem Yang Berjalan

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

Idetifikasi masukan dan keluaran data yang akan diproses pada sistem pakar kerusakan mesin motor berkarburator adalah sebagai berikut:

1. Analisa Masukan

Dalam membangun sistem pakar ini, masukan kepada sistem berupa kumpulan data informasi serta fakta yang mendukung dalam hasil keputusan sistem. Pengguna akan memilih gejala pada sistem dan gejala inilah yang nantinya menjadi salah satu masukan data pada sistem.

2. Analisa Proses

Proses ini dilakukan untuk megatur data yang sudah didapat menjadi urutan yang sesuai dengan gejala awal hingga akhir. Maka dari proses ini akan dilanjutkan pada analisa keluaran yang bekerja menghasilkan suatu informasi yang sesuai dengan gejala kerusakan mesin motor tersebut.

3. Analisa Keluaran

Setelah pengguna memilih jawaban pada sistem, maka sistem akan mengolah data tersebut kemudian sistem akan memberikan keluaran data berupa hasil kesimpulan dari gejala pengguna tersebut berupa informasi tentang kerusakan yang dialami dan cara mengatasinya.

Konfigurasi Sistem Berjalan

1. Perangakat Keras (Hardware)

Spesifikasi Hardware yang digunakan pada Bengkel Resmi Yamaha Sitanala adalah sebagai berikut:

  1. Jenis perangkat komputer yang digunakan terdiri dari tipe Prosesor Intel Pentium, RAM 4 Gb, Hardisk 500Gb, VGA CARD 1 Gb.
  2. Monitor LCD 19”.
  3. Mouse PS/2.
  4. Keyboard PS/2.

2. Perangakat Lunak (Software)

Adapun software yang digunakan pada Bengkel Resmi Yamaha Sitanala adalah sebagai berikut:

  1. Windows 7.
  2. Visual Basic 6.0
  3. Ms.Access 2007

3. Hak Akses (Brainware)

Adapun software yang digunakan pada Bengkel Resmi Yamaha Sitanala adalah sebagai berikut:

  1. Kepala Mekanik
  2. Mekanik
  3. Admin

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi

Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis, sistem serta proses pembuatan rencana kerja dan hasil data yang sedang berjalan saat ini di Bengkel Resmi Yamaha Sitanala Tangerang sudah berjalan dengan baik tetapi belum optimal. Dalam hal penginputan data masih menggunakan aplikasi yang berbeda, sehingga dari sekian banyak gejala kerusakan hanya sedikit tindakan yang sesuai dengan gejalanya. Sejalan dengan perkembangan zaman dan berkembangnya kebutuhan atas informasi komputerisasi sistem yang lama memerlukan peningkatan agar lebih baik lagi dan informasi yang dihasilkan lebih akurat.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melaksanakan penelitian, penulis mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah kepada Bengkel Resmi Yamaha Sitanala terhadap permasalahan yang dihadapi. Alternatif yang di usulkan adalah :

  1. Membangun sistem dengan menggunakan bahasa pemograman Visual.
  2. Membangun sistem dengan visual basic 6.0.

Setelah penulis mengamati beberapa permasalahan yang dihadapi mengenai sistem pembuatan rencana kerja dan hasil barang jadi, maka penulis mengusulkan alternatif pemecahan masalah yaitu membangun sistem dengan Visual Basic 6.0.

Adapun beberapa keuntungan penggunaan dari sistem komputerisasi dengan Visual Basic yang penulis usulkan adalah sebagai berikut :

  1. Memudahkan dalam penyajian laporan agar lebih akurat dan up to date.
  2. Mempercepat dalam penyampaian informasi - informasi yang dibutuhkan.
  3. Memperkecil kesalahan dalam pengolahan data.
  4. Waktu yang dibutuhkan pada saat proses pendataan pembuatan rencana kerja dan hasil barang jadi lebih singkat.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan bagian kepegawaian. Berikut dilampirkan Diagram Elisitasi Tahap I:

Tabel 3.1 Diagram Elisitasi Tahap 1

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasi melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi.

Tabel 3.2 Diagram Elisitasi Tahap II

Keterangan

  1. M = Mandatory (yang diinginkan )
  2. D = Desirable ( diperlukan )
  3. I = Inessential ( yang tidak mutlak diinginkan )

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Terdapat requirement yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Berikut adalah requirement tersebut:

Tabel 3.3 Diagram Elisitasi Tahap III

Keterangan

  1. T = Technical
  2. O = Operational
  3. E = Economic
  4. L = Low
  5. M = Middle
  6. H = High

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap – tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi:

Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Tata Laksana Visual Basic 6.0

Setelah mengadakan penelitian dan analisa sistem yang berjalan, maka selanjutnya akan di bahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur baru yang bertujuan memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang ada sekarang. Prosedur yang diusulkan yaitu membuat sistem pakar kerusakan mesin motor berkarburator. Sistem usulan ini menggunakan program flowchart system.

Flowchart System

Adapun flowchart rancangan sistem yang diusulkan yang akan menggambarkan proses-proses dalam sistem yang akan dibuat. Baik flowchart proses konsultasi, menu awal, menu admin, menu edit, menu tentang dan menu panduan.

1. Flowchart proses konsultasi yang diusulkan

Gambar flowchart dari proses konsultasi dapat dilihat pada gambar

Gambar 4.1 Flowchart Proses Konsultasi

2. Flowchart Menu Awal

Gambar 4.2 Flowchart Menu Awal

3. Flowchart Menu Admin

Gambar 4.3 Flowchart Menu Admin

4. Flowchart Menu Edit

Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh admin atau petugas dalam proses login.

Gambar 4.4 Flowchart Menu Edit

5. Flowchart Menu Tentang

Flowchart yang menggambarkan langkah-langkah untuk melihat isi dari menu tentang.

Gambar 4.5 Flowchart Menu Tentang

Rancangan Basis Data

Rancangan basis data pada sistem pakar bengkel motor berkaburator. Bengkel digambarkan dengan menggunakan class diagram. Selain itu, rancangan basis data ini juga berisi spesifikasi basis data yang dibuat.

Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram digunakan untuk menggambarkan struktur logikal database dalam bentuk diagram. ERD merupakan cara yang sederhana untuk memahami berbagai komponen dalam desain database.

Gambar 4.6 Entity Relationship Diagram

Keterangan:

  1. Terdapat 7 class yaitu : admin, gejala2, gejala4, knowledge2, knowledge4, kerusakan dan solusi
  2. Terdapat 3 association, yaitu relasi yang menghubungkan antar class.

Spesifikasi Basis Data

Dalammerancang sebuah sistem informasi yang baik, perlu adanya perancangan database atau basis data. Berikut merupakan rancangan basis data pada sistem pakar kerusakan mesin motor berkaburator :

Tabel 4.1 Admin

Keterangan:

  1. Nama Tabel : Admin
  2. Media : Hardisk
  3. Isi : Admin
  4. Primary Key : Admin
  5. Struktur : Admin, Password
Tabel 4.2 Gejala2

Keterangan:

  1. Nama Tabel : Gejala2
  2. Media : Hardisk
  3. Isi : Id_gejala2
  4. Primary Key : Id_gejala2
  5. Struktur : Id_gejala2, Gejala2
Tabel 4.3 Gejala4

Keterangan:

  1. Nama Tabel : Gejala4
  2. Media : Hardiskk
  3. Isi : Id_Gejala4
  4. Primary Key : Id_gejala4
  5. Struktur : Id_gejala4, Gejala4
Tabel 4.4 Knowledge2

Keterangan:

  1. Nama Tabel : Knowledge4
  2. Media : Hardisk
  3. Isi : Id
  4. Primary Key : Id
  5. Struktur : ID, Pertanyaan, FaktaYA, FaktaTIDAK, YA, TIDAK dan id_gejala4.
Tabel 4.5 Knowledge4

Keterangan:

  1. Nama Tabel : Knowledge4
  2. Media : Hardisk
  3. Isi : Id
  4. Primary Key : Id
  5. Struktur : ID, Pertanyaan, FaktaYA, FaktaTIDAK, YA, TIDAK dan id_gejala4.
Tabel 4.6 Kerusakan

Keterangan:

  1. Nama Tabel : Kerusakan
  2. Media : Hardisk
  3. Isi : Id
  4. Primary Key : Id_Kerusakan
  5. Struktur : Id_kerusakan, kerusakan dan id_solusi.
Tabel 4.7 Solusi

Keterangan:

  1. Nama Tabel : Solusi
  2. Media : Hardisk
  3. Isi : Id
  4. Primary Key : Id_Kerusakan
  5. Struktur : Id_kerusakan, kerusakan dan id_solusi.

Rule Based Knowledge (Aturan Produksi )

Pada desain input ini data tentang pengendalian kerusakan yang telah dimasukkan oleh seorang pakar dapat dilihat. Apabila ada kesalahan dalam pemasukkan datanya maka seorang pakar dapat melihat dan mengubah data yang telah dimasukkan, maka dapat diketahui melalui rule-­­­rule dan pohon keputusan berikut ini :

1. Rules

2. Pohon Keputusan

Gambar 4.7 Pohon Keputusan

3. Tabel Gejala

Tabel 4.1 Tabel Gejala

Keterangan:

  1. G = Gejala
    K01 = Kerusakan pada piston.
    K02 = Kerusakan pada digital CDI.
    K03 = Kerusakan pada KLEP.
    K04 = Kerusakan pada digital speedometer.
    K05 = Kerusakan pada rantai mesin (Tensioner).
    K06 = Kerusakan pada rotary transmisi.
    K07 = Kerusakan pada elektrik starter.
    K08 = Kerusakan pada rem kopling (Plat Kopling).
    K09 = Kerusakan pada packing mesin.
    K10 = Kerusakan pada pompa oli.
    K11 = Kerusakan pada sistem saringan.
    K12 = Kerusakan pada busi.
    K13 = Kerusakan pada karburator.

4. Tabel Kerusakan

Tabel 4.2 Tabel Kerusakan

5. Tabel Tindakan

Tampilan Sistem Yang Di Usulkan

1. Tampilan Menu Mulai

Gambar 4.8 Tampilan Menu Mulai

2. Tampilan Logo Admin

Gambar 4.9 Tampilan Logo Admin

3. Tampilan Menu Admin

Gambar 4.10 Tampilan Menu Admin

4. Tampilan Menu Jenis Mesin

Gambar 4.11 Tampilan Menu Jenis Mesin

5. Tampilan Menu Pertanyaan

Gambar 4.12 Tampilan Menu Pertanyaan

6. Tampilan Menu Hasil Kerusakan dan Solusi

Gambar 4.13 Tampilan Menu Hasil Kerusakan dan Solusi

7. Tampilan Edit Admin

Gambar 4.14 Tampilan Edit Admin

8. Tampilan Edit Gejala 2 Tak

Gambar 4.15 Tampilan Edit Gejala 2

9. Tampilan Edit Gejala 4 Tak

Gambar 4.16 Tampilan Edit Gejala 4

10. Tampilan Edit Kerusakan

Gambar 4.17 Tampilan Edit Kerusakan

11. Tampilan Edit Solusi

Gambar 4.18 Tampilan Edit Solusi

Time Schedulle

Tabel 4.4 Schedulle Implementasi

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan juga berdasarkan hasil pengamatan penulis dari rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

  1. Program sistem pakar yang dapat di jadikan penunjang diagnosa kerusakan mesin sepeda motor berkarburator yang di dalamnya terdapat fasilitas-fasilitas untuk mengetahui hasil keputusan dari kerusakan kendaraan sepeda motor berkarburator.
  2. Dengan cara menggunakan sistem pakaryang telah jadi dan melakukan konsultasi untuk mendapatkan solusi atau jawaban dari masalah kerusakan pada mesin motor berkarburator.
  3. Merancang dan membangun sebuah aplikasi sistem pakar dengan metode forward chaining untuk mempermudah hasil dari keputusan.

Saran

Dari kesimpulan yang telah dibuat, penulis ingin memberikan saran-saran untuk pemakai sistem dan bagi yangmelanjutkan penelitian ini, sebagai berikut :

  1. File yang menjadi pesan rahasia bisa dikembangkan tidak hanya berupa file teks dengan format visual basic saja tapi dapat berupa website.
  2. Untuk memperbanyak rule-rule yang akurat, Sehingga dapat mengoptimalkan sistem pakar yang lebih baik dan lebih akurat.
  3. Tampilan user interface untuk lebih disempurnakan agar lebih menarik user untuk mengoperasikan sistem pakar ini.
  4. Berikan detail gambar agar user dapatmengetahui lebih jelas dan tambahkan video cara memperbaiki suatu komponen yang mengalami kerusakan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Sistem. Yogyakarta: Andi.

DAFTAR LAMPIRAN

Contributors

Asep.S