SI1014464618

Dari widuri
Ini adalah revisi disetujui dari halaman ini; bukan revisi terkini. Lihat revisi terbaru.
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

PADA KANTOR KECAMATAN BATUCEPER

KOTA TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1014464618
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2014/2015


  

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

PADA KANTOR KECAMATAN BATUCEPER

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1014464618
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir.Untung Rahardja,M.T.I)
       
(Nur Azizah,M.akt,.M.kom)
NIP : 000594
       
NIP : 007002

  

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

PADA KANTOR KECAMATAN BATUCEPER

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1014464618
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Disetujui Oleh :

Tangerang,Januari 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Giandari Maulani,M.Kom)
   
(M.Rachman Mulyandi,SE,.M.A.B)
NID : 06126
   
NID : 11012

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


  

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

PADA KANTOR KECAMATAN BATUCEPER

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1014464618
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 


  

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

PADA KANTOR KECAMATAN BATUCEPER

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1014464618
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2015

 
 
 
 
 
NIM : 1014464618

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


  


ABSTRAKSI

Perkembangan ilmu sistem informasi manajemen di Indonesia pada saat ini sangat pesat dengan semakin meningkatnya persaingan dunia instansi berlomba melakukan sistem manajemen informasi yang lebih baik, salah satunya dengan cara meningkatkan sistem manajemen yang lebih canggih dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada saat ini.Organisasi pada intinya merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang memiliki hubungan struktural dan fungsional. Pencapaian tujuan orang-orang yang tergabung dalam organisasi tersebut dan juga pihak lain yang berkaitan dengan upaya pencapaian tujuan tersebut, dalam skala yang luas hubungan kerja ini semakin penting mengingat era globalisasi tidak satupun yang dapat mencapai tujuan tanpa hubungan kerja. Sejalan dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang, dunia laporan keuangan semakin mengalami perubahan yang luar biasa. Disisi lain laporan keuangan merupakan penyajian informasi yang digunakan oleh suatu perusahaan/pemerintahan tentang perkembangan keuangannya.Oleh karena itu laporan keuangan harus terkomputerisasi agar mudah dipahami dan cepat dalam proses pembuatan laporannya. Sistem yang sedang berjalan maupun diagram sistem yang diusulkan pada kantor kecamatan Batuceper Kota Tangerang, pembuatan laporan keuangan masih belum terkomputerisasi karena belum adanya sistem yang diusulkan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti ingin membuat penelitian tentang “Perancangan Sistem Informasi Laporan Keuangan Pada Kantor kecamatan Batuceper Kota Tangerang”

Kata Kunci  : Laporan Keuangan, Sistem, Informasi

ABSTRACT

The development of management information system in Indonesia very rapidly increasing with the competitive world of racing agencies perform information management system better, one way to improve the system more sophisticated management by leveraging existing technology advances. An Organization is a series system consisting of several sub-systems that have structural and functional relationships. The main goals of these people who are members of these organizations and also other parties like third party also contributed with achieving these goals. A large scale employment relationship is increasingly important given that can not achieving goal without working relationship. With the growing development in this era, the world's financial statements more experienced tremendous changes. On the other hand the presentation of financial statements information that is used by an enterprise and government on development country. Therefore the financial statements should be computerized so it can be easily understood and fast to make the process of making a report. Running system and diagram of the proposed system at Kecamatan Batu Ceper Tangerang, making the financial statements are still not computerized because the lack of the proposed system. Then the researcher wants to research based on the problems above with "Design of Information Systems Financial Statements At the sub-district office Batuceper Tangerang City".


Keywords: Financial Statements, Systems, Information


  
KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Laporan Keuangan Pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang”.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, peneliti mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua 1 (PK1) STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah,M.Akt,.M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi
  4. Ibu Giandari Maulani, M.Kom dan Bapak Muhammad Rahman Mulyandi, SE,.M.A.B selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu serta pikirannya dalam penyusunan skripsi ini.
  5. Ibu Yulistiah, Ibu Rini, Pak Zeffri, dan Ibu Rosyanti selaku Kasubag Keuangan pada Kantor Kecamatan Batuceper Tangerang.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Kedua orang tua, dan saudara keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  8. Joko Triwanto, Shantika Dewi, Yanti Kurnia Ningsih, Shinta Yulinda Prasetya, Meri Mayang Sari, Dendy Witarahman,teman-teman dan sahabat-sahabat yang telah membantu dalam penyusunan laporan Skripsi ini.
  9. Thanks to someone special Zaenal Aryfin atas waktu, dukungan, dan bantuan baik secara moril maupun materiil yang terus mengalir sampai selesai nya laporan Skripsi ini dengan tepat waktu.

Dapat disadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan peneliti terima demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kami semua mahasiswa dan mahasiswi STMIK Raharja dan AMIK Raharja maupun para dosen yang membaca Skripsi ini khususnya.

Tangerang, Januari 2015
Rini Istiana
NIM. 1014464618

  

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan ilmu sistem informasi manajemen di Indonesia pada saat ini sangat pesat dengan semakin meningkatnya persaingan dunia instansi berlomba melakukan sistem manajemen informasi yang lebih baik, salah satunya dengan cara meningkatkan sistem manajemen yang lebih canggih dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada saat ini. Sistem informasi laporan keuangan yang menggunakan sistem komputerisasi merupakan salah satu upaya untuk membantu kelancaran instansi sehingga data yang didapat lebih cepat, tepat dan akurat.

Pada instansi pemerintahan memberikan informasi yang menentukan dan memprediksi kondisi kesehatan keuangan pemerintah dengan likuiditas dan solvabilitasnya. Itulah fungsi penting dari laporan keuangan, juga menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi pemerintah dan perubahan-perubahan yang telah terjadi. Serta memonitor kinerja kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan kontrak yang telah disepakati dan ketentuan lain yang diisyaratkan, perencanaan dan penganggaran.

Laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan dari semua kelompok pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Setiap pengguna laporan keuangan memiliki motivasi yang berbeda dalam membaca laporan keuangan. Suatu laporan keuangan akan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikannya dapat dipahami.

Bentuk laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisien suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Hubungan wewenang antara Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diatur dalam undang-undang.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan diresmikan oleh Presiden. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD (sesuai dengan kewenangannya).

Kecamatan adalah sebuah pembagian administratif Negara Indonesia di bawah daerah tingkat II. Perkembangan kantor pemerintahan sangat tergantung pada bagaimana cara pengelolaan keuangan tersebut. Kelancaran dan kestabilan jalannya operasional merupakan salah satu yang dapat menunjang dalam hal pencapaian tujuan, yaitu usaha pencapaian keuntungan yang maksimal dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki. Setiap awal tahun, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan mulai melakukan audit laporan keuangan Pemerintah daerah terutama dalam bentuk pengumpulan data-data yang diperlukan. Pemerintah daerah sangat berkepentingan dengan audit tersebut karena beberapa tahun terakhir ini, Kementrian Keuangan menerapkan sistem reward and punishment terhadap Pemerintah daerah. Terdapat 3 (tiga) macam kriteria dalam sistem tersebut yaitu daerah telah melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat dengan baik, daerah menetapkan APBD dengan tepat waktu dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.

Pada pemerintahan kecamatan Batuceper yang terletak di bagian utara kota Tangerang yang dibentuk berdasarkan Keputusan Walikota Tangerang Nomor 49 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan berfungsi sebagai Pelayan Masyarakat pada Pemerintah Kota Tangerang. Kecamatan Batuceper memiliki 7 (tujuh) kelurahan. Merupakan salah satu daerah paling depan di wilayah Batuceper. Jarak antara kecamatan Batuceper dengan provinsi DKI Jakarta hanya sekitar 50 (lima puluh) kilometer. Pemerintahan kecamatan Batuceper memiliki beberapa SKPD atau instansi yang salah satunya berada di wilayah pusat pemerintah kota Tangerang bertempat di wilayah Pasar Anyar. Pada kantor sekretariat daerah mempunyai beberapa bagian-bagian salah satunya bagian keuangan dan perencanaan. Di bagian tersebut ada beberapa sub bagian sistem yaitu sub bagian sistem perencanaan sekretariat daerah, sub bagian sistem keuangan pada bagian keuangan sekretariat daerah dan sub bagian sistem evaluasi dan pengendalian program. Sub bagian sistem keuangan pada bagian keuangan dan perencanaan sekretariat daerah kecamatan Batuceper yang sedang berjalan saat ini masih belum terkomputerisasi dengan baik yaitu menggunakan Microsoft Office Excel, buku kas akuntansi, dan catatan-catatan lainnya. Hal ini mengakibatkan sering terjadi kekeliruan pada data-data yang ada dalam laporan keuangan tersebut. Maka perlu adanya sistem aplikasi keuangan yang dapat mempermudah pengguna dalam menyelesaikan tugasnya dengan mudah.

Dari permasalahan tersebut yang ada, maka peneliti mengambil judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR KECAMATAN BATUCEPER KOTA TANGERANG"

Rumusan Masalah

Dalam hal ini, peneliti membatasi ruang lingkup yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas ke dalam 3 (tiga) hal, yaitu :

  1. Bagaimana sistem keuangan yang sedang berjalan pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang saat ini?

  2. Bagaimana laporan keuangan pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang dalam periode 2012-2013 ?

  3. Bagaimana merancang sebuah sistem informasi laporan keuangan pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang ?

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan Skripsi ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini maka peneliti membatasi permasalahan tersebut pada :

  1. Mengingat banyaknya jumlah kecamatan di Kota Tangerang maka peneliti dalam penelitian ini hanya menggunakan laporan keuangan pada kantor kecamatan Batuceper Kota Tangerang sebagai bahan penelitian.

  2. Data yang diteliti seluruhnya merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan bulanan, semesteran, dan tahunan kantor kecamatan Batuceper Kota Tangerang. Data yang dikumpulkan berupa data runtun waktu (time series).

  3. Data penelitian yang digunakan adalah data laporan keuangan dari tahun 2012 sampai dengan 2013.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dari beberapa uraian di atas peneliti mempunyai beberapa tujuan antara lain :

  1. Untuk mengetahui prosedur dan pelaksanaan pembuatan laporan keuangan pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang

  2. Untuk mengetahui hambatan dan kendala yang terdapat pada sistem keuangan yang sedang berjalan pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang.

  3. Untuk merancang sistem yang baru agar sistem pembuatan laporan keuangan dapat berjalan dengan baik.

Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan mampu memberikan manfaat diantaranya :

  1. Bagi Peneliti Penelitian ini berguna untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peneliti dan dapat memberikan manfaat yang besar untuk dapat diaplikasikan kedalam kehidupan bermasyarakat, dan requirement elicitation dapat dijadikan dasar-dasar untuk merancang sebuah sistem informasi laporan keuangan untuk penelitian selanjutnya.

  2. Bagi Pembaca : Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan sebagai acuan untuk pengembangan sistem yang belum sempurna.

  3. Bagi Kantor Kecamatan Penulisan ini berguna untuk masukan ide-ide kepada manajemen kecamatan dalam suatu bentuk informasi yang berguna untuk kelancaran sistem pembuatan laporan keuangan bulanan pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang.

Metode Penelitian

Secara umum penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan oleh satu individuatau masyarakat dalam mencari dasar-dasar maupun bukti-bukti yang dibutuhkan peneliti untuk menguatkan dugaan maupun suatu temuan yang ada untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitiam ini.

Metode penelitian dalam suatu penelitian sangat diperlukan keberadaannya untuk memecahkan suatu masalah yang ada saat ini. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang sedang dihadapi pada masa sekarang dan dititikberatkan pada observasi.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

  1. Observasi (Pengamatan)

    Adalah metode yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dan mendapatkan hal-hal yang diperlukan untuk proses penelitian dengan cara mendatangi objek penelitian secara langsung ke kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang yang beralamat di Jl. Daan Mogot No.138, Tangerang. Pada metode observasi ini cara mendapatkan suatu data dengan jalan pengamatan dan melaksanakan pencatatan-pencatatan secara sistematis dan lebih mendetail lagi terhadap unsur-unsur yang diteliti, dan menganalisa cara perusahaan memberikan suatu pelayanan, dan mengenai waktu yang digunakan lebih mengutamakan disiplin serta bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik.

  2. Metode Wawancara (Interview)

    Adalah suatu metode untuk mendapatkan data dan keterangan mengenai data suatu hal dengan cara wawancara atau tanya jawab terhadap pihak-pihak yang terkait kepada Kasubag.Keuangan yaitu Ibu.Yulistiah dan Wakil Kasubag Keuangan yaitu Pak Jeffri atau terkadang dibantu oleh Kepala Sub Bagian Keuangan yaitu Ibu Yulistiah.

  3. Studi Pustaka

    Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti penulis mendapatkan data dengan cara membaca buku–buku atau literatur-literatur yang ada dan melalui sumber–sumber dari kepustakaan yang berhubungan dengan sistem keuangan, merangkum dan mengutip data sebagai acuan penulis.

    Metode Analisa

    1. Metode Analisa Sistem

    Analisa sistem dilakukan dengan melalui 4 (empat) tahapan yaitu : survei sistem yang sedang berjalan, analisa terhadap temuan survei, identifikasi kebutuhan informasi dan kebutuhan sistem. Pada metode analisa sistem terdapat beberapa metode yang dapat digunakan salah satunya oleh peneliti, antara lain : metode analisa SWOT, CSF, Ballanced Scorecard, Five Force Model, dan Value Chain. Namun pada penelitian ini peneliti menggunakan metode analisa SWOT karena penelitian yang dilakukan berhubungan dengan pelaporan keuangan dan bersifat internal.

  4. Metode Analisa Perancangan Program

Pada metode analisa perancangan program ini dapat menggunakan metode bagan terstruktur (structured chart), structure English, pseudocode, tabel keputusan (decision table), dan bagan alir program (flowchart programme). Namun peneliti memilih untuk menggunakan bagan alir program (flowchart programme), karena mengingat pencatatan laporan keuangan terdiri dari bagan-bagan.

Metode Prototipe

Proses prototype akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada struktur data dengan menggunakan MySQL, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dengan menggunakan Dreamweaver CS5, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirment. Dokumen inilah yang akan digunakan proggrammer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya.

Metode Testing

Setelah prototype selesai maka akan dilakukan testing terhadapsistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki sehingga dalam testing aplikasi yang akan dirancang penulis menggunakan metode black box.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan antara lain yaitu latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang definisi ilmu yang berkaitan dengan permasalahan pada penelitian tersebut, seperti landasan teori yang membahas tentang konsep dasar sistem, definisi sistem, karakteristik sistem, klasifikasi sistem, definisi kecamatan, landasan asas dan tujuan kecamatan, prinsip kecamatan, fungsi dan peran kecamatan, syarat pembentukan kantor kecamatan, perangkat kecamatan, definisi Unified Modeling Language (UML), literature review, dan definisi analisa laporan keuangan.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini merupakan penjabaran hasil penelitian di lokasi penelitian meliputi tinjauan organisasi yang berisi penjelasan singkat mengenai gambaran umum Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang, struktur organisasi kecamatan serta tugas dan wewenang instansi, analisis proses, analisis kontrol, analisa batasan sistem, analisis kebutuhan sistem, urutan prosedur pembuatan laopran keuangan, use case diagram, sequence diagram, activity diagram, class diagram, dan state chart diagram,serta draft elisitasi yang berisikan elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan final draft elisitasi.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN DAN IMPLEMENTASI

Berisi tentang urutan prosedur yang baru, diagram rancangan sistem dapat menggunakan UML yang terdiri dari usecase diagram dan activity diagram. Rancangan basis data menggunakan class diagram dan juga berisikan rancangan prototype serta implementasi yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh peneliti dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sistem tersebut. Saran tersebut ditujukan untuk memperbaiki jika masih ada kekurangan pada sistem yang sedang berjalan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


  

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut para ahli :.

Menurut Tata Sutabri [2012:16], “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.[1], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut.

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT [2013:310], “Sistem adalah Sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan”.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem adalah suatu kumpulan atau kelompok dari elemen atau komponen yang saling berhubungan atau saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Komponen sistem (Components), yaitu kumpulan subsistem-subsistem yang saling berinteraksi atau dengan yang lainnya serta melakukan kerjasama antar subsistem tersebut. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi suatu sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar, yang disebut dengan “Supra Sistem”.

Batasan sistem (boundary), yaitu ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara komponen atau subsistem yang lain, yang membatasi suatu sistem dengan sistem lain atau sistem yang berasal dari lingkungan luarnya.

Lingkungan luar sistem (environment), yaitu lingkungan luar dari suatu sistem apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.

Penghubung sistem (interface), merupakan suatu media yang menghubungkan antara sub sistem yang satu dengan yang lainnya sehingga antar sub sistem dapat saling bekerjasama. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu sub sistem ke sub sistem yang lainnya.

Masukan Sistem (Input), yaitu sesuatu yang berasal dari subsistem yang digunakan sebagai data masukan yang selanjutnya dimasukan kedalam suatu sistem agar dapat menghasilkan suatu keluaran yang berguna (diinginkan). Masukan dapat berupa maintanance input dan signal input. Maintanance Input adalah energi yang dimasukan agar sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk menghasilkan keluaran.

Keluaran sistem (output), adalah hasil proses dari suatu masukan yang telah dilakukan proses di dalamnya sehingga menghasilkan sebuah informasi yang berguna untuk setiap tingkatan yang ada. Keluaran dapat merupakan masukan untuk sub sistem yang lain atau kepada supra sistem.

Pengolah sistem (Processing), yaitu suatu proses yang akan merubah suatu masukan menjadi suatu keluaran. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan merubah masukan menjadi keluaran, sebagai contoh sistem akuntansi. Sistem ini mengelola data transaksi menjadi laporan yang dibutuhkan oleh semua pihak manajemen.

Sasaran/tujuan (objective / goal), suatu sistem mempunyai sasaran atau tujuan, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

Strategi (strategy), merupakan cara-cara yang digunakan dari mulai adanya input, pemrosesan hingga akhirnya terbentuk output, dan untuk mencapai sasaran yang diinginkan diperlukan suatu strategi agar sasaran tersebut dapat tercapai.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakteristik sistem adalah masukan (input), pemrosesan dan pengeluaran (output) yang merupakan sistem yang sederhana dan mempunyai karakteristik sifat-sifat untuk mencapai sasaran tujuannya.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Tata Sutabri [2012:22], mengatakan bahwa “Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut”.

Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

  1. Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system)
  2. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik misalnya sistem agama dan sistem teologi.Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata misalnya sistem komputer, sistem produksi, dan sistem penjualan.

  3. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system).
  4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, pergantian musim.Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia, misalnya sistem komputer dan sistem transportasi.

  5. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system).
  6. Sistem tertentu adalah sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Sedangkan sistem tak tentu adalah sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas misalnya sistem persediaan.

  7. Sistem terbuka (open system) dan sistem tertutup (closed system).
  8. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkungan luarnya. Sedangkan sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luar sistem. Sebenarnya sistem tertutup tidak ada, yang ada adalah sistem yang relatif tertutup.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa klasifikasi sistem merupakan suatu bentuk integrasi dan terdiri dari beberapa komponen dan memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau item. Berikut beberapa definisi data menurut para ahli:

  1. Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT [2013:310] ,“Data merupakan sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan dan belum diolah”.
  2. Menurut Tata Sutabri [2012:1], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Kesatuan nyata (fact and entity) adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa data merupakan suatu kejadian yang nyata kemudian diolah menjadi informasi yang berguna bagi penggunanya.

Bentuk Data

Menurut Yakub [2012:5], data dapat dibentuk menjadi 5 (lima), diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual misalnya artikel koran, majalah, dan lain-lain.
  2. Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya data yang menyatakan format tanggal atau jam, dan nilai mata uang.
  3. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontgen, dan tanda tangan.
  4. Audio adalah data dalam bentuk suara. Misalnya instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.
  5. Video adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara. Misalnya suatu kejadian dan aktifitas-aktifitas dalam bentuk film.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa data terdiri dari beberapa bentuk yang akan diolah menjadi sebuah informasi dan berguna bagi penggunanya.

Sumber Data

Menurut Yakub [2012:6], “Sumber data dapat diperoleh dari berbagai sumber untuk memperolehnya. Sumber data diklasifikasikan sebagai sumber data internal, sumber data personal, dan sumber data eksternal”.

  1. Data Internal. Data Internal sumbernya adalah orang, produk, layanan, dan proses. Data Internal umumnya disimpan dalam data basis perusahaan dan biasanya dapat diakses.
  2. Data Personal. Sumber data personal bukan hanya berupa fakta, tetapi dapat juga mencakup konsep, pemikiran dan opini.
  3. Data Eksternal. Sumber data eksternal dimulai dari basis data komersial hingga sensor dan satelit. Data ini tersedia di compact disk, flashdisk atau media lainnya dalam bentuk film, suara gambar, atlas, dan televisi.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa sumber data merupakan data yang dapat diperoleh dari berbagai sumber dan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa sumber.

Basis Data (Data Base)

Menurut Anhar [2010:45], “Database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom. Struktur file yang menyusun sebuah database adalah data record dan field”.

Menurut S. Attre [2012], “Database adalah koleksi data-data yang saling berhubungan mengenai suatu organisasi / enterprise dengan macam-macam pemakaiannya”.

Menurut Gordon C. Everest [2012], ”Database adalah koleksi atau kumpulan data yang mekanis, terbagi (shared), terdefinisi secara formal dan dikontrol terpusat pada organisasi”.

Dari definisi ini terdapat 3 (tiga) hal yang berhubungan dengan basis data (database), yaitu sebagai berikut :

  1. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam bentuk basis data (database)
  2. Simpanan permanen (Storage) untuk menyimpan basis data tersebut. Simpanan ini merupakan bagian teknologi perangkat keras yang digunakan di sistem informasi. Simpanan permanen yang umumnya digunakan berupa hardisk.
  3. Perangkat lunak untuk memanipulasi basis datanya. Perangkat lunak dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. Banyak paket perangkat lunak ini disebut dengan DBMS (Database Management System).

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa database merupakan suatu kumpulan tabel-tabel dan berhubungan mengenai suatu organisasi yang terdefinisi secara formal dan dikontrol terpusat pada suatu organisasi.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Ada beberapa definisi informasi yang dikemukakan para ahli, diantaranya :

  1. Menurut Jurnal CCIT [Maimunah dkk : 2012] “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”.
  2. Menurut Tata Sutabri [2012 : 29] “Informasi adalah sebuah istilah yang tepat dalam pemakaian umum. Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi dan lain sebagainya”.
  3. Menurut McLeod dalam Yakub [2012:8], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”.

Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri [2012:41], “Kualitas informasi diantaranya ditentukan oleh 6 (enam) hal, yaitu : Akurat (accurate), tepat waktu (timelines), relevan (relevance), ekonomis, efisien, dan dapat dipercaya. Berikut ini penjelasan dari hal pokok tersebut antara lain :

  1. Akurat (accurate), informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
  2. Tepat waktu (timeline), informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapat, mengolah, dan mengirimkannya.
  3. Relevan (relevance), informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya. Relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli tehnik perusahaan. Sebaliknya, informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli tehnik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk akuntan perusahaan.
  4. Ekonomis, kualitas dari informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat di dalamnya.
  5. Efisien (tepat pada waktunya),berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
  6. Dapat dipercaya, informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat dipercaya, hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal pengambilan keputusan setiap tingkatan manajemen”.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa kualitas informasi dapat ditentukan oleh 6 (enam) hal yang sangat penting dalam bagian informasi.

Nilai Informasi

Menurut Tata Sutabri [2012:37], “Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan”.

Sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efektifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu :

  1. Mudah diperoleh, sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.
  2. Luas dan lengkap, sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, karena itu sulit mengukurnya.
  3. Ketelitian, sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dalam informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
  4. Kecocokan, sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
  5. Ketepatan waktu, tak ada keterlambatan jika ada yang sedang ingin mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur. Misalnya berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris.
  6. Kejelasan, keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memperbaiki laporan dapat memakan biaya yang besar.
  7. Keluwesan,berhubungan dengan disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambilan keputusan. Sifat ini sulit diukur tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
  8. Dapat dibuktikan, kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
  9. Tidak ada prasangka, sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
  10. Dapat diukur, sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembahasan bab ini.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa nilai suatu informasi tidak dapat ditentukan oleh biaya mendapatkannya, karena suatu informasi memiliki sifat-sifat yang sulit untuk mengukurnya.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Ada beberapa definisi informasi yang dikemukakan para ahli, diantaranya :

  1. Menurut Jurnal CCIT [Maimunah dkk : 2012], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”.
  2. Menurut Tata Sutabri [2012 : 29] “Informasi adalah sebuah istilah yang tepat dalam pemakaian umum.Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi dan lain sebagainya”.
  3. Menurut McLeod dalam Yakub [2012:8], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa informasi merupakan bagian dari data yang telah diolah dan berguna bagi penggunanya untuk pengambilan keputusan sebuah organisasi.

Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali.Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

Menurut Tata Sutabri [2012:47], blok bangunan (building block) tersebut terdiri dari :

  1. Blok Masukan (input block), input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
  2. Blok Model (model block), blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan pada basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.
  3. Blok Keluaran (output block), produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Blok Teknologi, (technology block), teknologi merupakan ”tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digenakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
  5. Blok Basis Data (data base block), basis data (data base) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan pada perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya . Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
  6. Blok Kendali (control block), Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan, kecurangan, kegagalan-kegagalan, sistem itu sendiri, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa komponen sistem informasi masing-masing saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Tujuan Sistem Informasi

Sistem informasi memiliki beberapa tujuan, yaitu :

Integrasi sistem

  1. Menghubungkan sistem individu kelompok.
  2. Pengkolektifan data dan penyambungan secara otomatis.
  3. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi

Efisiensi pengelolaan

  1. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data.
  2. Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik informasi.
  3. Penggunaan dan pengambilan informasi.

Dukungan keputusan untuk manajemen

  1. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhan
  2. Akuisisi informasi eksternal melalui jaringan komunikasi.
  3. Ekstraksi dari informasi internal yang terpadu.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Kegiatan perancangan sistem berhubungan dengan mengalokasikan bagian spesifikasi ke proses yang cocok pada proses di dalam setiap tugas modul dan menghubungkan diantara modul-modul tersebut untuk mengimplementasikan spesifikasi yang diciptakan pada bagian analisa sistem.

  1. Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana [Jurnal CCIT,2011:197], “Perancangan yaitu tahapan untuk melakukan perancangan aplikasi mobile, terdapat 3 (tiga) tahapan perancangan, yaitu : perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program”.
  2. Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana [Jurnal CCIT,2011:57], “Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi para pemakai sistem dan memberikan gambaran yang jelas, serta rancang bangun yang lengkap pada programmer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat”.

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari desain sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem dan juga untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Untuk mencapai tujuan ini maka perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Desain sistem harus dapat mempersiapkan desain bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak.

Tujuan Perancangan Sistem

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud/tujuan utama, yaitu sebagai berikut :

  1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user).
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

SDLC (System Development Life Cycle)

Menurut Sinarmata [2010:39], SDLC mengacu pada model dan proses yang digunakan untuk mengembangkan sistem perangkat lunak dan menguraikan proses, yaitu pengembang menerima perpindahan dari permasalahan ke solusi.

Menurut Nugroho [2010:2], pengembangan/rekayasa sistem informasi (system development) dan/atau perangkat lunak (software engineering) dapat berarti menyusun sistem/perangkat lunak yang benar-benar baru atau yang lebih sering terjadi menyempurnakan yang sebelumnya.

  1. Tahap awal yaitu perencanaan (planning) adalah menyangkut studi tentang kebutuhan pengguna (user’s specification), studi-studi kelayakan (feasibility study) baik secara teknik maupun secara teknologi serta penjadwalan suatu proyek sistem informasi atau perangkat lunak. pada tahap ini pula, sesuai dengan kakas (tool) yang penulis gunakan yaitu UML.
  2. Tahap kedua, adalah tahap analisis (analysis), yaitu tahap dimana kita berusaha mengenai segenap permasalahan yang muncul pada pengguna dengan mendekomposisi dan merealisasikan use case diagram lebih lanjut, mengenai komponen-komponen sistem atau perangkat lunak, objek-objek, hubungan antar objek dan sebagainya.
  3. Tahap ketiga, adalah tahap perencanaan (design) dimana penulis mencoba mencari solusi dari permasalahan yang didapat dari tahap analisis.
  4. Tahap keempat, adalah tahap implementasi dimana penulis mengimplementasikan perencanaan sistem ke situasi nyata yaitu dengan pemilihan perangkat keras dan penyusunan perangkat lunak aplikasi (pengkodean/coding).
  5. Tahap kelima, adalah pengujian (testing), yang dapat digunakan untuk menentukan apakah sistem atau perangkat lunak yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum, jika belum, proses selanjutnya adalah bersifat iteratif, yaitu kembali ketahap-tahap sebelumnya. Dan tujuan dari pengujian itu sendiri adalah untuk menghilangkan atau meminimalisasi cacat program (defect) sehingga sistem yang dikembangkan benar-benar akan membantu para pengguna saat mereka melakukan aktivitas-aktivitasnya.
  6. Tahap keenam , adalah tahap pemeliharaan (maintenance) atau perawatan dimana pada tahap ini mulai dimulainya proses pengoperasian sistem dan jika diperlukan melakukan perbaikan-perbaikan kecil. Kemudian jika waktu penggunaan sistem habis, maka akan masuk lagi pada tahap perencanaan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build&fix, dan synchronize&stabilize.

Teori Khusus

Konsep Dasar Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Irham Fahmi [2012:2], “Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut”.

Sedangkan menurut Munawir [2010:5], “Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas”.

Data Keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat mendukung keputusan yang akan diambil.

Dengan menghubungkan elemen-elemen dari berbagai aktiva satu dengan yang lainnya, elemen-elemen dari berbagai pasiva satu dengan yang lainnya serta menghubungkan elemen-elemen dari aktiva dan pasiva dalam neraca pada suatu saat tertentu akan dapat diperoleh banyak gambaran mengenai posisi atau keadaan finansial suatu perusahaan.

Dari pernyataan diatas, dapat dikemukakan bahwa analisis laporan keuangan adalah membandingkan elemen-elemen yang terdapat dalam laporan keuangan untuk dianalisa pada 2 (dua) periode atau lebih, sehingga akan diketahui keadaan finansial suatu perusahaan.

Tujuan Dan Manfaat Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang diambil.

Dibuatnya laporan keuangan oleh suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan dan manfaat. Terdapat beberapa tujuan laporan keuangan yang di kutip dari beberapa ahli yakni :

  1. Menurut Fahmi [2012 :6], “Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter”.
  2. Menurut Taswan [2010:15], berpendapat bahwa : “Laporan keuangan di maksudkan untuk memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh termasuk perkembangan usaha dan kinerja perbankan, seluruh informasi tersebut diharapkan dapat meningkatakan transparasi kondisi keuangan bank kepada public dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan”.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi atau untuk memberikan gambaran mengenai posisi keuangan dari satu perusahaan yang bermanfaat bagi pimpinan untuk merumuskan kebijaksanaan perusahaan dimasa yang akan datang.

Pada kantor kecamatan Batuceper tujuan pembuatan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

  1. Untuk menginformasikan kepada Pimpinan (Walikota) tentang pelaksanaan pengelolaan keuangan Kecamatan Batuceper;
  2. Sebagai bentuk pertanggung jawaban atas anggaran yang telah digunakan/dikelola;
  3. Sebagai dasar penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kota Tangerang.

Pelaporan Keuangan Pemerintah

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan asersi dari pihak manajemen pemerintah yang menginformasikan kepada pihak lain yaitu para pemangku kepentingan (stakeholder) tentang kondisi keuangan pemerintah. Di Indonesia laporan keuangan pokok yang harus dibuat oleh pemerintah sebagaimana tercantum dalam pasal 30 UU No.17 Tahun 2003 tentang keuangan negara meliputi :

  1. Laporan Realisasi APBN/APBD
  2. Neraca
  3. Laporan Arus Kas
  4. Catatan Atas Laporan Keuangan
  5. Lampiran Laporan Keuangan Perusahaan Negara/Daerah

Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

  1. Laporan Realisasi APBN/APBD : Merupakan salah satu alat ukur untuk melihat implementasi dari kebijakan dan operasionalisasi pelaksanaan pengelola keuangan suatu daerah dalam upaya mewujudkan pelayanan publik yang optimal serta upaya dalam mendorong pembangunan ekonomi di daerah.
  2. Neraca : Pada intinya neraca merupakan laporan keuangan yang menunjukan posisi keuangan. Ini sejalan dengan yang di kemukakan oleh S.Munawir [2009:13] yang menyatakan bahwa neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada suatu tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun kalender, sehingga neraca sering disebut balance sheet. Neraca terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu : aktiva, hutang dan modal.
  3. Laporan Arus Kas : Adalah laporan yang memberikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama periode akuntansi.
  4. Catatan Atas Laporan Keuangan : Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
  5. Lampiran Laporan Keuangan Perusahaan Negara/Daerah

Lampiran laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) terdiri dari :

  1. Laporan kinerja yang tercantum dalam,lampiran V dalam peraturan daerah ini.
  2. Ikhtisar laporan keuangan perusahaan daerah tercantum dalam lampiran VI peraturan daerah ini.

Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

  1. Untuk menginformasikan kepada Pimpinan (Walikota) tentang pelaksanaan pengelolaan keuangan kecamatan Batuceper.
  2. Sebagai bentuk pertanggung jawaban atas anggaran yang telah digunakan/dikelola.
  3. Sebagai dasar penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kota Tangerang.

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan salah satu hal penting yang harus dibuat untuk diinformasikan kepada pemerintah pusat.

Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Dasar hukum yang menjadi landasan di dalam penyusunan laporan keuangan Kecamatan Batuceper Kota Tangerang adalah:

  1. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai Penyusunan Laporan Tahun 2010;
  2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan;
  3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
  4. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
  5. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 59 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
  6. Peraturan Walikota (Perwal) No.53 Tahun 2008 Tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah sebagai Landasan hukum penyusunan Laporan keuangan tahun 2012.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa laporan keuangan yang baik harus mengikuti landasan hukum yang berlaku. Landasan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah akan berbeda setiap tahunnya atau setiap periode nya.

Definisi Unified Modelling Language

Beberapa definisi UML (Unified Modelling Language) menurut para ahli adalah :

  1. Menurut Heriawati [2011:6], “UML (Unified Modelling Language) adalah Bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.
  2. Menurut Adi Nugroho [2010:6], “UML (unified modelling language) adalah ‘Bahasa’ pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek”.
  3. Menurut Ferdi Yasin [2012:194], “Unified Modelling Language(UML) adalah sebuah “Bahasa” yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.”

Berdasarkan pendapat yang di kemukakan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa “Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah Bsahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis objek (Object Oriented Programming)”.

Bangunan Dasar Metodologi Unified Modelling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho [2010:24], “Bangunan dasar metodologi Unified Modelling Language(UML) menggunakan 3 (tiga) bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

  1. Sesuatu (things) : Ada 4 (empat) things dalam Unified Modelling Language yaitu:
    1. Structural Things, merupakan bagian yang relatif statis dalam model UML. Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

    2. Behavioral Things, merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modelling Language, biasanya merupakan kata kerja dari model UML, yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

    3. Grouping Things, merupakan bagian pengorganisasi dalam UML. Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

    4. Annotational Things, merupakan bagian yang memperjelas model UML dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model UML.

  2. Relasi (Relationship) : Ada 4 (empat) macam relationship UML, yaitu :
    1. Kebergantungan, merupakam hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan memepengaruhi elemen yang bergantung pada elemen yang tidak mandiri (dependent).

    2. Asosiasi, merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

    3. Generalisasi, merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah keatas dinamakan generalisasi.

    4. Realisasi, merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

  3. Diagram : Ada 5 (lima) macam diagram dalam Unified Modelling Language (UML), yaitu:
    1. Use Case Diagram : Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

    2. Class diagram : Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi antar objek.

    3. Sequence Diagram : Diagram ini memperlihatkan interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.

    4. State Chart Diagram : Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, dan aktifitas. Diagram ini penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi dan terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.

    5. Activity Diagram : Diagram ini memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa bangunan dasar metodologi UML terdiri dari 3 (tiga) bangunan dasar yang dapat dikembangkan lagi dan penting bagi pengguna.

Diagram-diagram UML (Unified Modeling Language)

Menurut Heriawati [2011:10], “Beberapa literatur menyebutkan bahwa UML menyediakan 9 (sembilan) jenis diagram, yang lain menyebutkan 8 (delapan) karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan, dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”.

Namun demikian model-model itu dapat dikelompokan berdasarkan sifatnya yaitu statis dan dinamis. Jenis diagram tersebut antara lain :

  1. Diagram Kelas (Class Diagram). Bersifat statis, diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif. Whitten L Jeffery et all dalam Henderi dkk [Jurnal, 2010:303], menyatakan bahwa “Class diagram adalah gambar statis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem, menunjukan class-class objek yang menyusun sebuah sistem, dan juga hubungan antara class tersebut”.
  2. Diagram paket (Package Diagram), Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.
  3. Diagram use case. Menurut Padeli dkk [Jurnal, 2008:71], “Use case yaitu suatu deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara pengguna sebuah sistem (actor) dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem digunakan”.
  4. Diagram interaksi dan sequence(urutan). Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah iterasi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
  5. Diagram komunikasi (communication diagram). Bersifat dinamis. Diagram komunikasi sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima dan mengirim pesan.
  6. Diagram statechart (Statechart Diagram). Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas. Henderi dalam Jurnal nya [2010:210] menyatakan bahwa, “Statechart diagram juga menggambarkan behavior (perilaku) dinamis sistem dalam merespon stimulasi atau aksi yang berasal dari luar dan dibuat untuk menggambarkan suatu class dalam merespon pemicu yang berasal dari luar”.
  7. Diagram aktivitas (activity diagram). Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem yang memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.
  8. Diagram komponen (component diagram). Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem / perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.
  9. Diagram deployment (deployment diagram). Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang ada di dalamnya.

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya digunakan sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya (misalnya data flow diagram, entity relationship diagram, dan sebagainya).

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa diagram Unified Modelling Language (UML) terdiri dari beberapa jenis model, ada yang bersifat statis dan ada pula yang bersifat dinamis.

Langkah-langkah Penggunaan Unified Modelling Language(UML)

Menurut Ferdi Yasin [2012:205],“Langkah-langkah penggunaan Unified Modelling Language diantaranya sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
  2. Petakan use case untuk setiap business processuntuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraint, dan catatan-catatan lain.
  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem
  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang harus disediakan juga oleh sistem.
  5. Berdasarkanuse case diagram, mulailah membuat activity diagram
  6. Definisikan objek-objek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan atau collaboration untuk tiap aliran pekerjaan, jika sebuahuse case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.
  7. Buatlah rancangan user interfacemodel yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan scenario use case.
  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, didefinisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detailkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan :
  12. Pendekatan use case dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
  13. Pendekatan komponen yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
  14. Lakukan uji coba modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta code nya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
  15. Perangkat lunak siap dirilis.

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam membuat diagram Unified Modelling Language terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan dalam merancang sebuah sistem.

Fokus Unified Modelling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho [2010:16], “Dalam kerangka spesifikasi, Unified Modelling Language (UML) menyediakan model-model yang tepat, tidak mendua (ambigu) serta lengkap. Secara khusus, Unified Modelling Language (UML) memspesifikasikan langkah-langkah penting dalam pengambilan keputusan analis, perancangan serta implementasi dalam sistem yang sangat bernuansa perangkat lunak (software intensive system)”

Dalam hal ini, Unified Modelling Language (UML) bukanlah merupakan bahasa pemrograman tetapi model-model yang tercipta berhubungan langsung dengan berbagai macam bahasa pemrograman, sehingga mungkin melakukan pemetaan (Mapping) langsung dari model-model yang dibuat dengan Unified Modelling Language (UML) dengan bahasa-bahasa pemrograman berorientasi objek, seperti java, Borland Delphi, Visual Basic, C++, dan lain-lain.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Unified Modelling Language (UML) menyediakan model-model yang tepat dan lengkap serta terhubung langsung dengan berbagai macam bahasa pemrograman sehingga mungkin melakukan pemetaan langsung dari model-model yang dibuat.

Konsep Dasar Website

Definisi Website

Berikut definisi website menurut para ahli :

  1. Menurut Hidayat [2010:2], “Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau bergerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman”.
  2. Menurut Yuhefizar [2010:2], “Bahwa website adalah keseluruhan halaman-halaman yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi”.
  3. Menurut Rudyanto [2011:7],“Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan protokol HTTP (hypertext transfer protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser. Browser(perambah) adalah aplikasi yang mampu menjalankan dokumen-dokumen web dengan cara diterjemahkan”.

Dapat disimpulkan bahwa website adalah sebuah tempat di internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti text, image, bahkan video sehingga penyajian infomasi lebih menarik.

Jenis-jenis Website

Menurut Hidayat [2010:3],“Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, website juga mengalami perkembangan yang sangat berarti. Dalam pengelompokan jenis web, lebih diarahkan berdasarkan kepada fungsi, sifat atau style dan bahasa pemrograman yang digunakan”.

Jenis-jenis web berdasarkan sifat atau style:

  1. Website dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Bahasa pemrograman yang digunakan antara lain PHP, ASP, NET dan memanfaatkan data base MySQL atau MsSQL.
  2. Website statis, merupakan website yang kontennya sangat jarang berubah. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah HTML dan belum memanfaatkan database.

Berdasarkan pada fungsinya, website terbagi atas :

  1. Personal website,website yang berisi informasi pribadi seseorang.
  2. Commercial website, website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang bersifat bisnis.
  3. Government website, website yang dimiliki oleh instansi pemerintah, pendidikan, yang bertujuan memberikan pelayanan kepada pengguna.
  4. Non-profit organization website, dimiliki oleh organisasi yang bersifat non profit atau tidak bersifat bisnis.

Ditinjau dari segi bahasa pemrograman yang digunakan, website terbagi atas :

  1. Server Side, merupakan website yang menggunakan bahasa pemrograman yang tergantung kepada tersedianya server. Seperti PHP, ASP, .NET dan lain sebagainya. Jika tidak ada server, website yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman di atas tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
  2. Client Side, adalah website yang tidak membutuhkan server dalam menjalankannya, cukup diakses melalui browser saja. Misalnya HTML.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa website atau situs lebih diarahkan kepada fungsi, sifat dan bahasa pemrograman yang digunakan.

Pengertian Web Browser

Menurut Sibero [2011 : 12], bahwa “Web browser adalah aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk mengambil dan menyajikan sumber informasi web”.

Sumber informasi web diidentifikasikan dengan Uniform Resource Identifier (URI) yang terdiri dari halaman web, video, gambar ataupun konten lainnya.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa web browser adalah program aplikasi yang digunakan untuk menampilkan halaman World Wide Web (WWW).

Hypertext Markup Language (HTML)

MenurutRudyanto Arief [2011:23], “HTML atau HyperText Markup Language merupakan salah satu format yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang berjalan di halaman web. Dokumen ini dikenal sebagai web page. Dokumen HTML merupakan dokumen yang disajikan pada web browser”.

Elemen yang dibutuhkan untuk membuat suatu dokumen HTML dinyatakan dengan tag <html>, <head>, <body> berikut tag-tag pasangannya. Setiap dokumen terdiri atas tag head dan body. Elemen head berisi informasi tentang dokumen tersebut, dan elemen body berisi teks yang sebenarnya yang tersusun dari link, grafik, paragraph dan elemen-elemen lainnya.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Hypertext Markup Language (HTML) merupakan bagian penting yang berjalan di halaman web dan membutuhkan elemen-elemen berikut tag-tag pasangannya.

Hyper Text Transfer Protocol (HTTP)

Salah satu protocol yang sering digunakan HTTP (Hyper Text Transfer Protocol). Protocol ini digunakan untuk berkomunikasi antara web browser dengan web server dalam fungsi sebagai client server, protocol / HTTP digunakan jika akan mengakses situs tertentu (yang isi file-file nya menggunakan hypertext dimana browser membaca protocol http, kemudian mencari host, directori, dan nama file yang terdapat di urutan selanjutnya dari URL untuk kemudian menstransfer isi file tersebut ke komputer dan menterjemahkan isi file dari kode-kode HTML (Hyper Text Transfer Protocol) kedalam bentuk nyata sebagaimana yang tampak di layar monitor. Dengan demikian penunjukan http berarti akan ada (tugas yang dilakukan oleh browser) untuk mengirim file berbentuk HTML dari server tempat file tersebut disimpan untuk ditayangkan di layar monitor dalam bentuk sesungguhnya.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Hyper Text Transfer Protocol (HTTP) merupakan bagian penting.

Processor Hypertext Programming (PHP)

Menurut Rudyanto Arief [2011:43], “PHP adalah bahasa server side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. PHP dirancang untuk membentuk halaman web yang dinamis, yaitu halaman web yang dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini, seperti menampilkan isi basis data ke halaman web”.

Menurut Anhar [2010:3], Mengemukakan bahwa “PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source, PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu terbaru. Semua script PHP dieksekusi pada server di mana script tersebut dijalankan”.

Berdasarkan definisi para ahli yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Hypertext Preprocessor atau biasa disingkat PHP merupakan sebuah bahasa pemrograman yang bersifat open-source sehingga membuat sebuah website akan lebih dinamis.

XAMPP

  1. Menurut Madcoms (2010:341), “Sekarang ini banyak paket software installasi webserver yang disediakan secara gratis diantaranya menggunakan XAMPP. Dengan menggunakan paket software instalasi ini, maka sudah dapat melakukan beberapa instalasi software pendukung webserver, yaitu Apache, PHP, phpMyAdmin, dan data base MySQ”L.
  2. Menurut Kartini (2013:27-26), “Xampp merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket”.

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan Xampp merupakan tool paket perangkat lunak yang menggambungkan Apache, PHP, dan MySQL dalam satu paket aplikasi

Teori Analisa SWOT

Teori analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari S : Strenght (kekuatan), W : Weakness (kelemahan), O : Opportunity (kesempatan), T : Threat (ancaman). SWOT ini bisa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu. Berikut ini penjelasan mengenai ke 4 (empat) aspek tersebut :

  1. Strenght (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.
  2. Weakness (kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.
  3. Opportunity (kesempatan) adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang ndalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau issue yang sedang diangkat.
  4. Threat (ancaman) adalah faktor negatif dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat karena banyak yang ingin mencoba untuk melawan arus namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.

Tipe-tipe strategi SWOT

Menurut Rangkuti (2011:64)[12], Matriks ThreatsOpportunitiesWeaknessStrenghts (TOWS) merupakan penggabungan berbagai strategi atau indikator yang membantu manajer mengembangkan 4 (empat) tipe strategi : kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Model penggabungannya menggunakan TOWS matriks. Namun tidak semua rencana strategi yang disusun dari TOWS matriks ini digunakan seluruhnya. Strategi yang dipilih adalah strategi yang dapat memecahkan isu strategi perusahaan.

S-O strategi adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.

  1. W-O strategi adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
  2. S-T strategi adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
  3. W-T strategi adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.

Identifikasi Variabel 7p

Menurut Puspitasari (2011:96), Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Product : produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
  2. Price : biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.
  3. Place : lokasi dimana produk atau jasa tersedia.
  4. Promotion :aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.
  5. People : orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.
  6. Process : proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.
  7. Physical Evidence : bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

Black Box Testing

Menurut Rizky [2011:264], “Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

Jenis testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal perancangan. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak yang merupakan sebuah sistem informasi inventory di sebuah perusahaan. Maka pada jenis whitebox testing, perangkat lunak tersebut akan berusaha dibongkar listing programnya untuk kemudian dites menggunakan teknik-teknik yang telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan pada jenis blackbox testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha dites apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa harus membongkar listing programnya.

Menurut Sinarmata [2010:316], klasifikasi black box testing mencakup beberapa pengujian yaitu:

Pengujian fungsional (functional testing)

Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak diuji untuk persyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi berjalan seperti yang diharapkan. Walaupun pengujian fungsional sudah sering dilakukan dibagian akhir dari siklus pengembangan, masing-masing komponen dan proses dapat diuji pada awal pengembangan, bahkan sebelum sistem berfungsi, pengujian ini sudah dapat dilakukan pada seluruh sistem. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya, termasuk perintah-perintah pengguna, manipulasi data, pencarian dan proses bisnis, pengguna layar, dan integrasi. Pengujian fungsional juga meliputi permukaan yang jelas dari jenis fungsi-fungsi, serta operasi back-end (seperti, keamanan dan bagaimana meningkatkan sistem).

Pengujian tegangan (stress testing)

Pengujian tegangan berkaitan dengan kualitas aplikasi didalam lingkungan. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah lingkungan yang lebih menurut aplikasi, tidak seperti saat aplikasi dijalankan pada beban kerja normal. Pengujian ini adalah hal yang paling sulit, cukup kompleks dilakukan,dan memerlukan upaya bersama dari semua tim.

Pengujian beban (load testing)

Pada pengujian beban, aplikasi akan diuji dengan beban berat atau masukan, seperti yang terjadi pada pengujian situs web, untuk mengetahui apakah aplikasi/situs gagal atau kinerjanya menurun. Pengujian beban beroperasi pada tingkat beban standar, biasanya beban tertinggi akan diberikan ketika sistem dapat menerima dan tetap berfungsi dengan baik. Perlu diketahui bahwa pengujian beban tidak bertujuan untuk merusak sistem dengan banyak hal, namun mencoba untuk menjaga agar sistem selalu kuat dan berjalan dengan lancar.

Pengujian khusus (ad-hoc testing)

Jenis pengujian ini dilakukan tanpa penciptaan rencana pengujian (test plan) atau kasus pengujian (test case). Pengujian khusus membantu dalam menentukan lingkup dan durasi dari berbagai pengujian lainnya dan juga mambantu para penguji dalam mempelajari aplikasi sebelum memulai pengujian dengan pengujian lainnya. Pengujian ini merupakan metode pengujian formal yang paling sedikit. Salah satu penggunaan terbaik dari pengujian khusus adalah untuk penemuan. Membaca persyaratan atau spesifikasi (jika ada) jarang memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana sebuah program benar-benar bertindak, bahkan dokumentasi pengguna tidak menangkap “look and feel” dari sebuah program. Pengujian khusus dapat menentukan lubang-lubang dalam pengujian strategi dan dapat mengekspos hubungan di antara subsistem lain yang tidak jelas.

Konsep Dasar Requirement Elicitation

Fokus utama suatu tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan atau tidak.

Menurut Suryo, dkk [2010:86], “Tugas utama lain tinjauan pustaka adalah menganalisa secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Tinjauan pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat dan harus mengandung keseimbangan antara uraian deskriptif dan analisa secara kritis. Identifikasi kekuatan dan kelemahan pustaka tersebut dengan menelaah hasil atau temuan penelitian tersebut, metodologi yang digunakan , serta bagaimana hasil temuan tersebut dibandingkan penelitian atau publikasi lainnya”.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa tinjauan pustaka merupakan bentuk tulisan terencana dan terperinci mengenai pandangan tentang suatu penelitian yang telah dilakukan terhadap penelitian yang sedang atau akan dilakukan dan pada umumnya isi dari tinjauan pustaka bersifat kritis terhadap tema yang diangkat.

Definisi Requirement

Menurut Rahardja [Jurnal,2011:301], Requirement adalah “sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasinya software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah :

  1. Unambiguous (tidak ambigu)
  2. Complete (lengkap)
  3. Consistent (konsisten)
  4. Modifiable (dapat diubah)
  5. Traceable (dapat dilacak)
  6. Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance.

Requirement diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Functional requirement : Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya yang terpisah dari implementasi.
  2. Nonfunctional requirement : Aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behaviour (fungsi perilaku), response time harus kurang dari 1(satu) detik, dan the accurancy must be within a second.
  3. Constrains (“pseudo requirement”):Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.

Point-point yang harus diingat :

  1. Penting untuk diketahui dengan siapa Anda berbicara.
  2. Pengguna yang berbeda akan memiliki perspektif berbeda pula tentang sistem.
  3. Informasi yang dikumpulkan dapat dihargai atau didorong oleh kepentingan pribadi atau politik.
  4. Pengguna dapat mengisi apa uang mereka tidak diketahui di dalam khayalan.
  5. Pengguna mungkin tidak tahu apa yang mereka inginkan. [Rahardja, 2011:302]

Definisi Elisitasi

Menurut Rahardja [2011:303], mengemukakan bahwa “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu:

  1. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai MDI :
    1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :
  1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan?

  2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?

  3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

  1. High (H) : sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.

  2. Middle (M) : mampu dikerjakan.

  3. Low (L) : mudah dikerjakan

  • Final Draft Elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.</p>
  • </ol>

    Requirement Elicitation

    Requirement Elicitation adalah proses dalam menemukan atau mendapatkan kebutuhan sistem melalui komunikasi dengan customer, system users, dan pihak lain yang berhubungan pada sistem yang akan dikembangkan.

    Menurut Rahardja [2011:304], “Requirement Elicitation didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan kebutuhan dan menjembatani perbedaan di antara kelompok-kelompok yang terlibat. Tujuannya menggambarkan dan menyaring kebutuhan untuk menemukan batasan kelompok-kelompok tersebut”.

    Requirement Elicitation Planning

    1. Mengidentifikasi stakeholder
    2. Mengevaluasi risk project
    3. Menentukan teknik requirement elicitation paling sesuai untuk masing- masing stakeholder dan project secara keseluruhan.
    4. Mendasar detail implementasi pada masing-masing teknik yang dipilih. [Rahardja, 2011:304].

    Literature Review

    Literature review ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal dan sebagai pendukung bagi kegiatan dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sehingga dapat menghindari pengulangan hal yang sama dalam penelitian dan dapat melakukan pengembangan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka menyempurnakan / melengkapi penelitian yang nantinya akan dikembangkan lagi kedepannya. Manfaat dari literature review ini adalah :

    1. Mengidentifikasi kesenjangan (identify gaps ) dari penelitian ini.

    2. Mengidentifikasi kesenjangan (identify gaps ) dari penelitian ini.
    3. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
    4. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
    5. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya tercapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.</p>
    6. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan diarea penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.
    7. </ol>

      Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam penulisan Skripsi ini, antara lain :

      1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Junda Tri Eduardsyah [2012]. Penelitian yang telah dijalankan oleh Junda Tri Eduardsyah berjudul “Analisa Sistem Laporan Keuangan Pada Bank BNI 46 SUDIRMAN” pada tahun 2012. Pembahasan ini hanya dibatasi pada proses penginputan data transaksi keuangan sampai dengan proses pembuatan laporan keuangan. Analisa pada sistem tersebut terletak pada landasan teori tentang definisi analisa laporan keuangan. Kelebihan pada sistem ini adalah pada tujuan pembuatan sistem yaitu untuk mempermudah pekerjaan.
      2. Penelitian yang dilakukan oleh Vicco Ristiandana [2012]. Penelitian yang telah dijalankan oleh Vicco Ristiandana berjudul “Analisa Sistem Laporan Keuangan Secara Online Pada Bagian Keuangan Dan Perencanaan Sekretariat Daerah Kabupaten Tangerang” pada tahun 2012. Pembahasan ini hanya dibatasi pada laporan keuangan pada bagian keuangan dan perencanaan. Mulai dari bagaimana proses laporan keuangan dapat berjalan menggunakan suatu aplikasi yang dapat memudahkan dalam mengolah data-data laporan keuangan hingga mempercepat proses penyampaian laporan dan bagaimana membuat suatu usulan sistem laporan keuangan dengan menggunakan aplikasi yang memudahkan dalam melakukan proses laporan keuangan hingga sistem dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien dalam pembuatan laporan.
      3. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Sutrisno [2012]. Penelitian yang telah dijalankan oleh Tri Sutrisno berjudul “Aplikasi Sistem Keuangan Pada PT.Cendana Pilar Utama Berbasis Web” pada tahun 2012. Pembahasan ini hanya dibatasi pada pembuatan aplikasi sistem keuangan pada PT.Cendana Pilar Utama, mulai dari penginputan data karyawan, penginputan data nama rekening, dan pembuatan laporan keuangansecara periodik. Kelebihan pada sistem ini terletak pada pembuatan sistem yang dibuat mendetail dan kekurangan pada sistem ini adalah belum diimplementasikannya sistem yang telah dibuat pada instansi yang dituju.

      Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan sebelumnya, penulis menganalisa bahwa pada penelitian sebelumnya membahas mengenai laporan keuangan lengkap dengan gaji karyawan. Sedangkan pada penelitian penulis hanya membuat laporan keuangannya saja tetapi tidak digabungkan dengan gaji karyawan. Beberapa penelitian mempunyai objek yang berbeda serta sistem yang berbeda pula namun sangat berhubungan dengan analisa yang dilakukan oleh penulis. Penulis juga mempunyai konsep yang bertujuan mempercepat pembuatan laporan keuangan.

      BAB III

      ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

      Gambaran Umum Perusahaan

      Berpijak pada upaya untuk melaksanakan amanat peraturan perundang-undangan dan memenuhi kebutuhan akan perencanaan pembangunan daerah maka Pemerintah Kota Tangerang telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah dan Peraturan Walikota Tangerang tentang petunjuk Teknis dan Pelaksanaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang pada prinsipnya mengatur lingkup, tahapan mekanisme penyusunan dan penetapan rencana serta pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah. Dalam konteks perencanaan pembangunan jangka menengah, Pemerintah Kota Tangerang dan seluruh komponen pelaku pembangunan di Kota Tangerang mengemban amanat untuk menyusun, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang sebagai bagian dari perencanaan pembangunan nasional dan Provinsi Banten. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah yang memuat visi, misi, dan program prioritas Walikota serta memuat strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan kerangka ekonomi makro disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJMD Provinsi Banten dan RPJM Nasional.

      Sejalan dengan proses penyusunan RPJMD Kota Tangerang maka seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Tangerang melaksanakan penyusunan Rencana Startegis (Renstra) SKPD. Rencana Strategis (Renstra) SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD yang memuat visi, misi, strategi, kebijakan, program dan kegiatan SKPD yang bersifat indikatif yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJMD. Proses penyusunan dan penetapan Renstra SKPD sebagai suatu proses yang sejalan dan timbal balik dengan penyusunan dan penetapan RPJM Daerah sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Daerah dimana tahapan-tahapan pokok dapat diuraikan sebagai berikut :

      1. Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJMD (Pasal 13 Ayat 1);
      2. Kepala SKPD menyiapkan rancangan Renstra SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada rancangan awal RPJM Daerah (Pasal 13 Ayat 2);
      3. Kepala Bappeda menyusun rancangan RPJMD dengan menggunakan rancangan Renstra SKPD (Pasal 14);
      4. Kepala SKPD menyusun rancangan akhir Renstra SKPD berdasarkan rancangan akhir RPJMD (Pasal 16 Ayat 3);
      5. RPJMD ditetapkan dengan peraturan daerah paling lambat 6 (enam) bulan setelah walikota dilantik (Pasal 17 ayat 1);
      6. Renstra SKPD ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD paling lambat 1 (satu) bulan setelah ditetapkannya RPJMD dan diserahkan kepada Bappeda (Pasal 17 Ayat 2

      Kecamatan Batuceper merupakan salah satu perangkat daerah kota sebagai pelaksanaan teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu yang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Kecamatan dan Kelurahan. Berdasarkan kebijakan tersebut, Kecamatan Batuceper memegang peran yang strategis dalam pelayanan kepada masyarakat dan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan.

      Menindaklanjuti amanat kebijakan peraturan perundang-undangan dan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah maka Kecamatan Batuceper Kota Tangerang menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Batuceper Tahun 2009–2013 diharapkan mampu memberikan pedoman dan acuan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan di Kecamatan Batuceper dalam periode tahun 2009–2013.

      Sejarah Singkat Perusahaan

      Seiring dengan diterapkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah menandai lahirnya paradigma baru perencanaan pembangunan yang lebih memberikan keleluasaan dan kewenangan kepada daerah untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam konteks perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan tersebut dan peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang meliputi : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) dengan tetap menjamin terciptanya keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan baik antar daerah, antar ruang, antar waktu maupun antar fungsi pemerintahan.

      Visi dan Misi Kantor Kecamatan Batuceper

      Visi Kantor Kecamatan Batuceper

      1. Mengedepankan profesionalisme yang dilandasi oleh tata nilai sosial dan norma akhlak mulia dalam penyelenggaraan tata kelola Pemerintah kecamatan yang baik untuk mewujudkan pembangunan yang parsitipatif dan kondisi kecamatan yang aman, nyaman, dan tertib.
      2. Mengedepankan profesionalisme yang dilandasi oleh tata nilai dan norma akhlak mulia dalam pelayanan prima (terpadu, cepat, akurat, bersahabat dan terjangkau) terhadap masyarakat.

      Misi Kantor Kecamatan Batuceper

      1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan dan pembangunan.
      2. Meningkatkan tata kelola pelayanan masyarakat.

      Landasan Hukum

      Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Kecamatan Batuceper Tahun 2009–2013 adalah sebagai berikut :

      1. Undang–Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya daerah Tingkat II Tangerang (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3518);
      2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
      3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang–Undangan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
      4. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
      5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
      6. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4674);
      7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 4578);
      8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
      9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
      10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomer 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
      11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
      12. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2008 Nomor 1; Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 1;
      13. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Tangerang (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 1;
      14. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 2;
      15. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 6;
      16. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tangerang Tahun 2009–2013 (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2009 Nomor 1);
      17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Daerah;
      18. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 2 Tahun 2006 tentang Penandatanganan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk;
      19. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis dan Pelaksanaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah;
      20. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 49 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan;
      21. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 50 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan;
      22. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 471.1/1954/sj Tahun 2007 tentang Dispensasi Penduduk WNI;
      23. Instruksi Walikota Tangerang Nomor 2 Tahun 2006 tentang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik;

      Maksud Dan Tujuan

      Penyusunan Rencana Strategis kecamatan Batuceper Tahun 2009–2013 dimaksudkan untuk menjadi pedoman dan acuan Kecamatan dalam rangka penyelenggaraan daerah yang mengacu pada RPJMD Kota Tangerang Tahun 2009–2013.

      Berpijak pada maksud tersebut, tujuan penyusunan Rencana Strategis Kecamatan Batuceper Tahun 2009–2013 adalah sebagai berikut:

      1. Menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,kebijakan, program dan kegiatan Kecamatan Batuceper dalam Penyelenggaraan tugas dan fungsinya selama periode tahun 2009–2013;
      2. Memberikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Kecamatan Batuceper dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya selama periode tahun 2009–2013;
      3. Memberikan acuan dalam pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan Kecamatan Batuceper baik tahunan maupun 5 (lima) tahunan selama periode tahun 2009–2013.

      Struktur Organisasi Kecamatan Batuceper Kota Tangerang

      Sebuah Organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan di antara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi.

      Sama halnya dengan Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang , pada tahun 2012/2013 yang mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

      Tugas dan Tanggung Jawab

      Camat

      1. Camat mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan tugas Kecamatan dalam lingkup urusan-urusan pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, ekonomi dan pembangunan, serta kemasyarakatan sesuai dengan visi dan misi Walikota sebagaimana terjabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
      2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini, Camat mempunyai fungsi :
        1. Penetapan kebijakan teknis dalam rangka penyelenggaraan tugas kecamatan dalam lingkup urusan-urusan tata pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, ekonomi dan pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat;

        2. Pembinaan penyelenggaraan pelayanan publik dalam lingkup urusan-urusan tata pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, ekonomi dan pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat;

        3. Pengkoordinasian kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan;

        4. Penyelenggaraan pembangunan, pengembangan, dan rehabilitasi prasarana dan sarana fisik di lingkup tugas kecamatan;

        5. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan kemampuan berprestasi para pegawai di lingkungan kecamatan;

        6. Evaluasi terhadap penyelenggaraan tugas kecamatan dalam lingkup urusan-urusan tata pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, ekonomi dan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat;

        7. Pelaporan.

      Rincian Tugas Camat

      1. Menetapkan rencana strategis kecamatan berdasarkan visi dan misi walikota dalam lingkup urusan-urusan tata pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, ekonomi dan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat sebagaimana terjabarkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah;
      2. Menetapkan usulan rencana kerja, kinerja, serta anggaran tahunan kecamatan sesuai dengan rencana strategis kecamatan untuk selanjutnya disampaikan kepada walikota;
      3. Mempelajari dan melaksanakan kebijakan yang telah digariskan oleh walikota dalam rangka penyelenggaraan urusan-urusan otonomi daerah yang telah dilimpahkan wewenangnya oleh walikota kepada camat serta tugas-tugas umum pemerintahan dalam wilayah kerja kecamatan;
      4. Memimpin, mengatur dan mengendalikan seluruh kegiatan kedinasan kecamatan dalam rangka pelaksanaan tugas kecamatan;
      5. Menyelenggarakan pengumpulan dan pengolahan data serta informasi yang berkenaan dengan penyelenggaraan urusan-urusan tata pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, ekonomi dan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat di tingkat kecamatan;
      6. Menetapkan kebijakan teknis dalam rangka penyelenggaraan urusan-urusan tata pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, ekonomi dan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat di tingkat kecamatan;
      7. Menetapkan kebijakan pembangunan, pengembangan, dan rehabilitasi prasarana dan sarana fisik di lingkup tugas kecamatan;
      8. Menunjuk dan menetapkan pejabat pelaksana teknis kegiatan (pptk);
      9. Menyelenggarakan pelayanan publik di bidang keagrariaan;
      10. Menyelenggarakan pelayanan publik di bidang administrasi kependudukan, pencatatan sipil, dan ketenagakerjaan;
      11. Menyelenggarakan pelayanan publik di bidang pajak bumi dan bangunan buku i dan buku ii;
      12. Menyelenggarakan pembinaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;
      13. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pemantauan, pengawasan dan pembinaan terhadap kondisi ketentraman dan ketertiban wilayah kerja kecamatan;
      14. Menyelenggarakan kegiatan penertiban dalam rangka penegakan peraturan daerah dan keputusan walikota di wilayah kerja kecamatan;
      15. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;
      16. Mengkoordinasikan upaya-upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;
      17. Mengkoordinasikan upaya-upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;
      18. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan terhadap penyelenggaraan sistem keamanan lingkungan (siskamling);
      19. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pembinaan ideologi negara dan kesatuan bangsa di wilayah kerja kecamatan;
      20. Menyelenggaraka kegiatan fasilitasi dalam penyelenggaraan pemilihan umum;
      21. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan terhadap potensi perekonomian masyarakat;
      22. Menyelenggarakan kegiatan fasilitasi dan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di wilayah kerja kecamatan;
      23. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
      24. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian umum terhadap proyek-proyek pembangunan fisik di wilayah kerja kecamatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah, badan usaha milik daerah, pemerintah provinsi, badan usaha milik negara, dan pemerintah pusat;
      25. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup di wilayah kerja kecamatan;
      26. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan kebersihan lingkungan di wilayah kerja kecamatan;
      27. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan program kesehatan masyarakat di wilayah kerja kecamatan;
      28. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan program keluarga berencana di wilayah kerja kecamatan;
      29. Menyelenggarakan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan program di bidang pendidikan;
      30. Memberikan penilaian mengenai prestasi para kepala sekolah dasar negeri dan para kepala pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (dp3) sebelum dimintakan penandatanganannya kepada para kepala perangkat daerah yang membidangi urusan pendidikan dan urusan kesehatan;
      31. Memberikan pertimbangan bagi walikota dalam pengangkatan kepala unit pelaksana teknis dinas di bidang pendidikan dan bidang kesehatan yang ada di wilayah kerja kecamatan;
      32. Menyelenggarakan kegiatan dalam rangka pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas unit pelaksana teknis dinas serta lembaga-lembaga milik pemerintah lainnya yang memiliki keterkaitan tugas dengan kecamatan yang ada di wilayah kerja kecamatan;
      33. Menyelenggarakan pembinaan terhadap penyelenggaraan program di bidang-bidang generasi muda, keolahrgaan, kebudayaan, kepramukaan dan peranan wanita;
      34. Menyelenggarakan pembinaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat di bidang sosial budaya;
      35. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pengawasan, pengendalian dan fasilitasi dalam penyaluran bantuan sosial bagi para korban bencana,dan masyarakat miskin;
      36. Menyelenggarakan pembinaan penyelenggaraan pelayanan publik dalam lingkup urusan-urusan tata pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, ekonomi dan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat;
      37. Mendistribusikan tugas serta memberikan arahan dan petunjuk pelaksanaannya kepada sekretaris camat dan para kepala seksi yang dibawahkannya;
      38. Membina, memotivasi dan melaksanakan pengawasan melekat atas sekretaris camat serta para kepala seksi yang dibawahkannya dalam rangka peningkatan kinerja dan produktivitas kerja, akuntabilitas kinerja serta pengembangan karier;
      39. Membangun jaringan koordinasi di antara seluruh satuan kerja di lingkungan kecamatan dalam rangka mewujudkan integrasi, sinkronisasi, sinergi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas kecamatann;
      40. Menyelenggarakan koordinasi dalam rangka menjalin kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait, baik pemerintah maupun swasta dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan kedinasan kecamatan;
      41. Mengadakan upaya-upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh kecamatan;
      42. Menyelenggarakan pemantauan, pengawasan, dan evaluasi terhadap realisasi atau pelaksanaan program, rencana kerja serta penggunaan anggaran tahunan kecamatan;
      43. Melakukan analisis terhadap permasalahan manajerial yang dihadapi oleh kecamatan guna mencarikan jalan keluar atau solusinya;
      44. Memberikan saran serta pertimbangan kepada walikota dalam hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kecamatan;
      45. Memaraf dan atau menandatangani surat-surat serta naskah dinas lainnya sesuai dengan kewenangannya;
      46. Menyelenggarakan serta mengupayakan terwujudnya tertib administrasi umum, administrasi keuangan, administrasi kepegawaian, dan administrasi perencanaan di lingkungan kecamatan;
      47. Menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (lakip) yang berkenaan dengan kecamatan;
      48. Memberikan laporan tentang hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan kedinasan kecamatan atau perkembangan serta situasi aktual yang menyangkut penyelenggaraan urusan-urusan tata pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, ekonomi dan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan, baik diminta ataupun tidak diminta, kepada walikota;
      49. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya sesuai dengan bidang tugasnya.

      Sekretariat

      1. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris Camat yang mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan kewenangan-kewenangan pemerintahan yang telah dilimpahkan oleh Walikota dan tugas-tugas umum pemerintahan serta menyelenggarakan pelayanan administratif di bidang.umum, kepegawaian, keuangan, dan perencanaan

      2. Untuk menjalankan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Sekretaris Camat mempunyai fungsi:

      1. Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan camat dalam penyelenggaraan kewenangan-kewenangan pemerintahan yang telah dilimpahkan oleh walikota dan tugas–tugas umum pemerintahan;
      2. Penyelenggaraan penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan sekretariat;
      3. Penyelenggaraan penyusunan usulan program, rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan kecamatan;
      4. Penyelenggaraan kegiatan administrasi umum, administrasi keuangan, administrasi kepegawaian, dan administrasi perencanaan;
      5. Pengawasan dan pembinaan terhadap para kepala sub bagian yang dibawahkannya;
      6. Pelaporan

      Rincian Tugas Sekretaris Camat

      1. Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh camat;
      2. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan camat dalam lingkup urusan-urusan tata pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, ekonomi dan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat;
      3. Mempersiapkan konsep rencana strategis kecamatan;
      4. Menyelenggarakan penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan sekretariat;
      5. Menyelenggarakan penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan kecamatan beserta perubahan dan perhitungannya;
      6. Menyelenggarakan kegiatan evaluasi terhadap realisasi atau pelaksanaan program, rencana kerja, kinerja, serta penggunaan anggaran tahunan kecamatan;
      7. Menyusun laporan mengenai realisasi atau pelaksanaan program, rencana kerja, kinerja, serta penggunaan anggaran tahunan kecamatan;
      8. Menyelenggarakan pembangunan, pengadaan, dan rehabilitasi prasarana dan sarana fisik di lingkup tugas kecamatan;
      9. Menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan dan kearsipan;
      10. Menyelenggarakan pembinaan ketatalaksanaan di lingkup tugas kecamatan;
      11. Menyelenggarakan kegiatan pengadaan,penyimpanan, dan pendistribusian perlengkapan kantor;
      12. Menyelenggarakan kegiatan perawatan/perbaikan peralatan kantor;
      13. Menyelenggarakankegiatan di bidang kerumahtanggaan;
      14. Menyelenggarakan kegiatan kehumasan dan keprotokolan;
      15. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan di bidang kepegawaian;
      16. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan anggaran kecamatan;
      17. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan barang daerah di lingkup tugas kecamatan;
      18. Menyelenggarakan penyusunan konsep laporan keuangan kecamatan;
      19. Menyelenggarakan pembinaan di bidang administrsi umum, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, dan administrasi perencanaan;
      20. Menyelenggarakan penyusunan rancangan naskah perjanjian kerja sama antara kecamatan dengan pihak lain;
      21. Mendistribusikan tugas serta memberikan arahan dan petunjuk pelaksanaannya kepada para kepala sub bagian yang dibawahkannya;
      22. Membimbing dan mengadakan pengawasan melekat terhadap pelaksanaan tugas kedinasan para kepala sub bagian yang dibawahkannya; Memantau dan mengendalikan kegiatan para kepala sub bagian yang dibawahkannya;
      23. Mempersiapkan konsep naskah dinas yang akan ditandatangani atau diperintahkan pembuatannya oleh camat yang berhubungan dengan tugas kedinasan sekretariat;
      24. Mengoreksi dan atau memerintahkan perbaikan konsep naskah dinas yang diajukan oleh para kepala sub bagian yang dibawahkannya;
      25. Memfasilitasi kebutuhan teknis dan administratif para pejabat fungsional yang ada di lingkungan sekretariat;
      26. Mengadakan upaya-upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya yang telah dialokasikan untuk sekretariat;
      27. Melakukan analisis terhadap permasalahan-permasalahan teknis yang dihadapi oleh sekretariat guna mencarikan jalan keluar atau solusinya;
      28. Melaksanakan konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan kedinasan sekretariat dengan persetujuan atau sepengetahuan camat;
      29. Memberikan saran dan pertimbangan kepada camat dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan kedinasan sekretariat;
      30. Menyelenggarakan penyusunan konsep laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (lakip) yang berkenaan dengan kecamatan;
      31. Memaraf dan atau menandatangani surat-surat serta naskah-naskah dinas lainnya sesuai dengan kewenangannya;
      32. Memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya kepada camat;
      33. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya sesuai dengan bidang tugasnya.

      Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian

      1. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang administrasi umum dan administrasi kepegawaian.
      2. Untuk menjalankan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat pasal ini, Kepala Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian mempunyai fungsi : Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan sub bagian umum dan kepegawaian.
      3. Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum dan administrasi kepegawaian;
      4. Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya;
      5. Pelaporan.
      1. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di maksud pada ayat (3) pasal ini, Kepala Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian dibantu oleh:
      2. Petugas kerumahtanggaan dan petugas perlengkapan kantor;
      3. Petugas administrasi kepegawaian;
      4. Petugas keprotokolan dan humas;
      5. Petugas administrasi barang;
      6. Bendaharawan barang;
      7. Pembantu bendaharawan barang;
      8. Pengendali surat;
      9. Petugas administrasi umum;
      10. Petugas keamanan kantor/rumah dinas;
      11. Operator komputer;
      12. Pengetik;
      13. Pengemudi;
      14. Caraka.


      Sub.Bagian Keuangan

      1. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang.administrasi keuangan.

      2. Untuk menjalankan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

      1. Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan sub bagian keuangan;
      2. Pelaksanaan kegiatan dibidang administrasi keuangan;
      3. Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya;
      4. Pelaporan.

      Rincian Tugas Kepala Sub Bagian Keuangan

      1. Mempelajari tugas dan melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh sekretaris camat;
      2. Melaksanakan penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan sub bagian keuangan;
      3. Melaksanakan pengumpulan bahan-bahan penyusunan usulan anggaran tahunan kecamatan;
      4. Melaksanakan penyusunan usulan anggaran tahunan kecamatan;
      5. Melaksanakan pengumpulan bahan-bahan penyusunan usulan anggaran perubahan kecamatan;
      6. Melaksanakan penyusunan usulan anggaran perubahan kecamatan;
      7. Melaksanakan pengumpulan bahan-bahan perhitungan anggaran tahunan kecamatan;
      8. Melaksanakan perhitungan anggaran tahunan kecamatan;
      9. Melaksanakan pengelolaan anggaran kecamatan;
      10. Melaksanakan kegiatan verifikasi;
      11. Mempersiapkan surat perintah membayar;
      12. Melaksanakan kegiatan akuntansi kecamatan;
      13. Menyusun laporan keuangan kecamatan;
      14. Mengelola pembayaran gaji dan tunjangan pegawai kecamatan;
      15. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan perbendaharaan terhadap bendaharawan yang ada di lingkungan kecamatan;
      16. Melaksanakan pengurusan terhadap arsip-arsip yang berkenaan dengan administrasi keuangan;
      17. Mengadministrasikan dan melayani kebutuhan perjalanan dinas para pegawai di lingkungan kecamatan;
      18. Mendistribusikan tugas serta memberikan arahan dan petunjuk pelaksanaannya kepada para pegawai yang membantunya;
      19. Membimbing dan mengadakan pengawasan melekat terhadap pelaksanaan tugas kedinasan para pegawai yang membantunya;
      20. Memantau dan mengendalikan kegiatan para pegawai yang membantunya;
      21. Menyiapkan bahan dan data serta menyusun konsep naskah dinas yang akan ditandatangani oleh camat yang berhubungan dengan tugas kedinasan sub bagian keuangan;
      22. Mengoreksi dan atau memerintahkan perbaikan konsep naskah dinas yang diajukan oleh para pegawai yang membantunya;
      23. Memfasilitasi kebutuhan teknis dan administratif para pejabat fungsional yang ada di lingkungan sub bagian keuangan;
      24. Mengadakan upaya-upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya yang telah dialokasikan untuk sub bagian keuangan;
      25. Melakukan analisis terhadap permasalahan-permasalahan teknis yang dihadapi oleh sub bagian keuangan guna mencarikan jalan keluar atau solusinya;
      26. Melaksanakan konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan kedinasan sub bagian keuangan dengan persetujuan atau sepengetahuan sekretaris camat;
      27. Memberikan saran dan pertimbangan kepada sekretaris camat dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan kedinasan sub bagian keuangan;
      28. Melaksanakan koordinasi dengan para kepala sub bagian lainnya yang ada di lingkungan sekretariat dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas kedinasan sub bagian keuangan;
      29. Mempersiapkan bahan-bahan yang berkaitan dengan tugas kedinasan sub bagian keuangan dalam rangka penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (lakip) yang berkenaan dengan kecamatan;
      30. Memaraf dan atau menandatangani surat-surat serta naskah-naskah dinas lainnya sesuai dengan kewenangannya;
      31. Memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya kepada sekretaris camat;
      32. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya sesuai dengan bidang tugasnya.

      Sub Bagian Perencanaan

      1. Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang.perencanaan;
      2. Untuk menjalankan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai fungsi :
      1. Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan sub bagian perencanaan;

      2. Penyusunan usulan program, rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan kecamatan;

      3. Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi perencanaan;

      4. Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya;

      5. Pelaporan.

      Seksi Tata Pemerintahan

      1. Seksi Tata Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam penyelenggaraan kewenangan-kewenangan pemerintahan yang telah dilimpahkan oleh Walikota dan tugas-tugas umum pemerintahan dalam lingkup urusan tata pemerintahan.
      2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini, Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi :
      1. Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan seksi tata pemerintahan;
      2. perumusan kebijakan camat dalam lingkup urusan tata pemerintahan;
      3. pelaksanaan kegiatan dan pembinaan pelayanan publik dalam lingkup urusan tata pemerintahan;
      4. pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya;
      5. pelaporan.

      Seksi Pemberdayaan Masyarakat

      1. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam penyelenggaraan kewenangan- kewenangan pemerintahan yang telah dilimpahkan oleh Walikota dan tugas-tugas umum pemerintahan dalam lingkup urusan pemberdayaan masyarakat.

      2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi :

      1. Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
      2. Pelaksanaan kebijakan Camat dalam lingkup urusan pemberdayaan masyarakat;
      3. Pembinaan dan pengendalian operasional dalam lingkup urusan pemberdayaan masyarakat;
      4. Pelaksanaan pelayanan publik dalam lingkup urusan pemberdayaan masyarakat;
      5. Pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya;
      6. Pelaporan.

      Seksi Ketentraman Dan Ketertiban Umum

      1. Seksi Ketentraman Dan Ketertiban Umum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam penyelenggaraan kewenangan-kewenangan pemerintahan yang telah dilimpahkan oleh Walikota dan tugas-tugas umum pemerintahan dalam lingkup urusan ketentraman dan ketertiban umum.

      2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini, Kepala Seksi Ketentraman Dan Ketertiban Umum mempunyai fungsi :

      1. Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan seksi ketentraman dan ketertiban umum;
      2. Pelaksanaan kebijakan camat dalam lingkup urusan ketentraman dan ketertiban umum;
      3. Pembinaan dan pengendalian operasional dalam lingkup urusan ketentraman dan ketertiban umum;
      4. Pelaksanaan pelayanan publik dalam lingkup urusan ketentraman dan ketertiban umum;
      5. Pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya;
      6. Pelaporan.

      Seksi Ekonomi Dan Pembangunan

      1. Seksi Ekonomi Dan Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam penyelenggaraan kewenangan-kewenangan pemerintahan yang telah dilimpahkan oleh Walikota dan tugas-tugas umum pemerintahan dalam lingkup urusan ekonomi dan pembangunan.

      2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini, Kepala Seksi Ekonomi Dan Pembangunan mempunyai fungsi :

      1. Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan Seksi Ekonomi Dan Pembangunan;
      2. Pelaksanaan kebijakan Camat dalam lingkup urusan ekonomi dan pembangunan;
      3. Pembinaan dan pengendalian operasional dalam lingkup urusan ekonomi dan pembangunan;
      4. Pelaksanaan pelayanan publik dalam lingkup urusan ekonomi dan pembangunan;
      5. Pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya;
      6. Pelaporan.

      Jabatan Fungsionalitas

      1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari jenis-jenis jabatan fungsional yang berada pada Kecamatan yang meliputi : Statistisi, Arsiparis; Pranata Komputer.
      2. Pemegang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Camat.
      3. Dalam hal Pemegang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini lebih dari seorang, maka dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional.
      4. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini dipimpin oleh Pemegang Jabatan Fungsional yang paling senior.
      5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang memangku setiap jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, beserta rincian tugasnya masing-masing, ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

      Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

      Prosedur Sistem Yang Berjalan

      Untuk menganalisa sistem yang berjalan saat ini, pada penelitian ini menggunakan UML (Unified Modelling Language) untuk menggambarkan proses dan prosedur yang sedang berjalan saat ini, proses pembuatan laporan keuangan Kecamatan Batuceper, antara lain:
      1. Bendahara Pengeluaran membuat anggaran pengeluaran
      2. Bendahara Barang membuat Neraca, Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu, Catatan Atas Laporan Keuangan, Laporan Arus Kas
      3. Kasubag Keuangan / PPK (Pejabat Penata Keuangan) memeriksa jurnal, buku besar, neraca, dan buku besar pembantu/li>
      4. Laporan diserahkan kepada staff pelaksana
      5. Laporan keuangan diserahkan ke DPKD (Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah) Walikota Tangerang
      6. Laporan Keuangan ditembuskan ke inspektorat jendral keuangan kota Tangerang
      7. Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

        Rancangan Prosedur Sistem Berjalan Pada Use Case Diagram

        Catatan:

        APBD  :Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

        SKPD  :Satuan Kerja Perangkat Daerah

        BB  :Buku Besar

        BP  : Buku Pembantu

        DPKD  :Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah

        Berdasarkan Gambar 3.2 Use Case Diagram yang berjalan pada saat ini terdapat :

        1 (satu) Sistem yang mencakup seluruh sistem laporan keuangan pada bagian keuangan dan perencanaan di Kantor Kecamatan Batuceper Tangerang.

        5 (lima) actor yang melakukan kegiatan, diantaranya Bendahara Barang,Bendahara pengeluaran, Sekretaris Camat, Kasubag Keuangan, dan Camat

        5 (lima) use case yang biasanya dilakukan actor–actor tersebut diantaranya : membuat anggaran, memasukkan data, penggabungan data, mengaudit anggaran, mengesahkan dan menandatangani laporan keuangan.

        Analisa Sistem Yang Berjalan

        Metode Analisa Sistem

        Analisa SWOT

        Analisa SWOT dilakukan berdasarkan kekuatan dan faktor positif yang berasal dari internal organisasi, untuk mengurangi kelemahan dari faktor internal tersebut, peluang atau kesempatan yang ada dari faktor eksternal dapat mempertahankan kekuatan sambil mengurangi kekurangan dan ancaman yang dipengaruhi oleh faktor eksternal organisasi.

        Analisis untuk mencari strategi menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang ada untuk menghindari ancaman (strategi S-T). Selain itu dapat dianalisis juga strategi untuk mengurangi kelemahan untuk mecapai peluang yang ada (strategi W-O) serta mengatasi ancaman atau resiko yang akan terjadi nanti (strategi W-T). Berikut tabel strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini :

        Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

        1. Analisa Masukan

        Nama masukan  :

        Fungsi  : Sebagai data awal fungsi laporan keuangan yang akan dibuat

        Sumber  : Kepala Sub Bagian Keuangan (Kasubag Keuangan)

        Media  : Keyboard

        Frekuensi  : Setiap bulanan, semesteran dan tahunan

        Format  : Lampiran xxx

        2. Analisa Proses

        Nama modul  : Permintaan laporan keuangan bulanan, semesteran,dan tahunan

        Masukan  :

        Keluaran  :

        Ringkasan proses  : Proses ini akan menghasilkan form laporan permintaan laporan keuangan terhadap laporan yang dibutuhkan oleh masing-masing kasubag keuangan

        3. Analisa Keluaran

        Nama keluaran  : Laporan keuangan bulanan, semesteran, dan tahunan

        Fungsi  : Mencetak/menampilkan laporan keuangan bulanan, semesteran, dan tahunan

        Media  : Kertas HVS A4 80 gram

        Rangkap  : 2 (dua) rangkap

        Distribusi  : Rangkap 1 untuk pemerintah pusat, Rangkap 2 untuk kasubag kecamatan

        Konfigurasi Sistem Berjalan

        1. Spesifikasi Hardware

        a. Processor  : Intel Pentium IV

        b. Monitor  : Samsung

        c. Mouse

        d. Ram  : 512 MB

        e. Harddisk  : 80 GB

        f. Keyboard  : PS/2 Standard Keyboard

        g. Printer  : Hp Laser jet

        2. Spesifikasi Software

        a. Ms.Office 2007.

        b. VB 6

        c. Google Chrome

        3. Hak Akses Brainware

        a. Kasubag Keuangan

        b. Staff kantor

        c. Kasubag PPAT.

        d. Sie bagian perencanaan.

        e. Sie bagian pelaporan.

        Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

        1. Permasalahan Yang Dihadapi

        Berdasarkan analisa yang dilakukan, adanya sistem laporan keuangan pada SuBag keuangan Kecamatan Batuceper Kota Tangerang saat ini sudah baik. Tetapi secepatnya dengan perkembangan zaman maka kebutuhan informasi akan hal tersebut masih memerlukan pengembangan lebih luas lagi hingga mencapai sistem yang mumpuni dan handal berfungsi semaksimal mungkin untuk memberi informasi secara akurat di Kecamatan Batuceper Kota Tangerang.

        Dengan demikian permasalahan yang dihadapi pihak Subag keuangan terkait pelaporan keuangan adalah sebagai berikut :

        1. Sistem ini menggabungkan antara proses manual dengan proses terkomputerisasi sehingga jika ada kesalahan sangat sulit dalam mencari awal kesalahan dalam pencatatan pembuatan laporan keuangan, sehingga akan menyulitkan untuk pengambilan keputusan.
        2. Pembuatan laporan-laporan yang diperlukan memakan waktu yang sangat lama dan tenaga kerja ekstra sehingga mengakibatkan lamanya memperoleh informasi yang dibutuhkan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, sistem yang sedang berjalan belum memenuhi kebutuhan dalam menjalankan fungsinya untuk membuat data menjadi informasi.
        3. Memakan waktu yang lama dalam penyusunan data-data laporan keuangan.
        4. Diperlukan ketelitian pegawai dalam pencatatan pelaporan keuangan.

        2.Alternatif Pemecahan Masalah

        Berdasarkan analisa dari segi kekurangan serta kebutuhan saat ini, kebutuhan pengembangan terhadap sistem hendaknya :

        1. Harus bisa memahami sebuah aplikasi pelaporan keuangan.
        2. Memberikan hak login kepada Kasubag Keuangan untuk menangani proses pengolahan data pelaporan keuangan.
        3. Dapat menambahkan data-data serta informasi yang dibutuhkan oleh pengurus dalam proses pengambilan keputusan juga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dari sistem yang telah ada saat ini.
        4. Setiap seminggu sekali bagian keuangan tiap-tiap kasubag harus memeriksa laporan keuangannya masing-masing dengan teliti, agar kekurangannya dapat diperbaiki.

        Diagram Sistem Berjalan

        Untuk menganalisis sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for Unified Modelling Language (UML) 7.0. Enterprise Edition untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini, sebagai berikut :

        Analisa Sistem yang sedang berjalan pada Sequence Diagram

        Catatan :

        1. APBD : Anggaran Belanja Pendapatan Daerah
        2. BB  : Buku Besar
        3. LK  : Laporan Keuangan
        4. PPK  : Pejabat Penata Keuangan

        Berdasarkan gambar 3.3.Sequence Diagram laporan keuangan yang berjalan saat ini terdapat :

        1. 4 (empat) lifeline antarmuka yang saling berinteraksi, yaitu APBD, jurnal akuntansi, laporan keuangan SKPD, dan laporan keuangan.
        2. 4 (empat) actor yang melakukan kegiatan, yaitu bagian anggaran, bendahara sekertaris, dan Camat.
        3. 14 (empat belas) massage, diantaranya membuat APBD, hasil APBD menyerahkan APBD, memproses APBD, membuat jurnal akuntansi SKPD, hasil jurnal akuntansi SKPD, menyerahkan jurnal, cek dan proses jurnal, membuat laporan keuangan SKPD, hasil laporan keuangan SKPD, ACC, ambil keputusan dan hasil keputusan.

        Analisa Sistem yang sedang berjalan pada Activity Diagram

        Berdasarkan gambar 3.4 Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat:

        1. 1 (satu) initial node sebagai yang mengawali objek
        2. 14 (empat belas) Activity, nilai atribute dan nilai link pada suatu waktu tertentu, spasi yang dimiliki suatu objek tersebut.
        3. 1 (satu) activity final node menjelaskan bahwa objek dibentuk.
        4. 4 (empat) vertical swimlane objek yang berbentuk kotak
        5. User Requirement

          User requirement digunakan untuk mengetahui kebutuhan yang ada pada sistem terhadap aplikasi yang akan dirancang oleh peneliti dengan menggunakan elisitasi sebagai media dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

          Analisa Batasan Sistem

          Batasan sistem (Boundary), merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya. Batasan sistem menunjukkan ruang lingkup dari suatu sistem yang sedang berjalan.

          Melihat dari permasalahan yang ada pada Kecamatan Batuceper, maka dibatasi permasalahannya pada cara mempermudah sistem dalam proses pembuatan seluruh laporan keuangan Kecamatan Batuceper.Hal ini dilakukan untuk mempercepat kinerja kantor dalam pengambilan keputusan.

          Elisitasi Tahap I

          Untuk mengetahui kebutuhan yang ada pada sistem terhadap aplikasi yang akan dirancang oleh peneliti dengan menggunakan elisitasi sebagai media dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

          Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang terpenuhi. Berikut lampirin Elisitasi tahap I yang telah dibuat :

          Elisitasi Tahap II

          Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi.Berikut penjelasan mengenai metode MDI:

          1. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
          2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan.Tetapi jika requirementtersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
          3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

          Elisitasi Tahap III

          Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibuatlah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML.Terdapat requirement yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi.Berikut adalah requirement tersebut :

          Final Draft Elisitasi

          Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berdasarkan Elisitasi tahap III di atas, menghasilkan requirement yang dapat membantu peneliti dalam membuat sistem perancangan laporan keuangan pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang. Berikut peneliti lampirkan Table Final Draft Elisitasi.

          BAB IV

          RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

          Prosedur Sistem Usulan

          Berdasarkan analisa yang berjalan, maka diketahui sistem yang sedang dijalankan saat ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan dalam pengolahan data laporan keuangan dan memperoleh informasi untuk pihak kecamatan. Oleh karena itu keperluan dalam mengolah data menjadi hal yang sangat diharapkan.

          Sistem yang telah diusulkan adalah sistem yang didapat dan proses analisa pada sistem yang lama, yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan pada sistem yang lama. Maka itu diharapkan dengan adanya rancangan usulan yang akan mendukung kinerja dalam pengolahan data dan informasi akan lebih baik secara cepat, tepat, dan akurat. Untuk menganalisa sistem yang diusulkan, pada analisa ini menggunakan program Visual Paradigm for UML 6.4. untuk menggambarkan alur Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, dan Activity Diagram.

          Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

          Untuk mengetahui sistem yang akan diusulkan, pada analisa ini penulis menggunakan program Visual Paradigm for UML 6.4. untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram dan Statechart Diagram.

          Gambar4.1 Use Case Diagram yang diusulkan

          Berdasarkan Gambar 4.1 Use Case Diagram :

          1. 1 system yang mencakup seluruh sistem laporan surat kependudukan di Kecamatan Batuceper Kota Tangerang.

          2. 2 Actor yangmelakukan kegiatan, diantaranya Admin dan Anggota.

          3. 2 Include

          Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah Use Case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Berikut diagram keuangan pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang.


          Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

          Activity Diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang berjalan, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagramdapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus yang menggambarkan proses – proses dan jalur aktivitas dari level atas secara umum. Berikut rancangan activity diagram pada sistem laporan keuangan.

          Activity%2BDiagram4%2Bsistem%2Busulan.jpg

          Sequence Diagram Sistem Yang Diusulkan

          sequence%2Busulanpng.jpg

          Class Diagram Sistem Yang Diusulkan

          Class%2BDiagram%2Bsistem%2Busulan.jpg

          Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

          perbadaan%2Bprosedur.jpg

          Rancangan Data Base

          Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal.

          tabel%2Buser.jpg

          Spesifikasi :

          Spek%2Buser.jpg

          tabel%2Bakun.jpg

          Rancangan Tampilan Program

          Padatahap ini merupakan gambaran yang jelas mengenai alur yang lengkap seorang admin yangditeliti, juga sebagai pemenuhan kebutuhan dari pada para pengguna sistem.

          Tampilan Sistem yang Diusulkan

          Tampilan Halaman Login

          menu%2Blogin%2Badmin.jpg

          Tampilan Menu Home

          Tampilan Menu Pilih Surat

          Tampilan Menu Buat Surat

          Konfigurasi Sistem Usulan

          Spesifikasi Hardware

          Untuk mengimplementasikan sistem inidengan baik penulis mengklasifikasikannya sebagai berikut :

          1. Processor : dual core, 2.6 GHz

          2. Monitor : SVGA 14”

          3. Mouse

          4. Ram  : 1 GB

          5. Harddisk  : 250 GB

          6. Keyboard  : PS/2 Standard Keyboard

          Apliksi yang Digunakan

          1. Microsoft Office Word 2007

          2. Office 2007

          Hak Akses

          1. Kepala Sub Bagian Keuangan
          2. Sekretaris Camat
          3. Camat
          4. Bendahara Pengeluaran Dan Bendahara Barang

          Testing Pengujian Dengan BlackBox

          Berdasarkan Tabel 4.7. pengujian di lakukandengan metode testing menggunakan BlackBox pada metode ini dilakukan dengan menguji form login, dan hasilnya ketika admin salah memasukkan user atau password sistem akan menampilkan pesan kesalahan, lalu di lanjutkan lagi dengan pengujian pencarian data laporan keuangan berdasarkan nama, sistem akan menampilkan beberapa nama jika admin mencari berdasarkan nama saja setelah itu pada pengujian jurnal transaksi.

          blackbox.jpg

          Rancangan Prototype

          form%2Badduser.jpg

          Rancangan Implementasi

          Setelah sistem selesai dianalisa dan sudah diimplementasikan. Pada tahap ini terdiri dari beberapa kegiatan sistem yang dilakukan sebelum sistem ini benar-benar dijalankan. Kegiatan yang harus dilakukan antara lain :

            <
          1. Tahap Pengumpulan data : Pada proses ini sistem membuat rancangan untuk menyimpan dan mengumpulkan data, sehingga data yang diperlukan dapat di rancang sistem programnya.
          2. Analisa sistem : Analisa sistem adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam analisanya untuk diketahui kebenarannya agar mencapai suatu tujuan.
          3. Perancangan sistem : Perancangan sistem ini adalah suatuanalisa yang telah di analisis oleh analis nya untuk menghasilkan program yang mudah di pahami oleh pembuatnya.
          4. Perancangan sistem : Perancangan sistem ini adalah suatuan alisa yang telah di analisis oleh analis nya untuk menghasilkan program yang mudah di pahami oleh pembuatnya.
          5. Pembuatan program : Pembuat program Pembuatan program adalah kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh komputer sesuai dengan yang dibutuhkan oleh user.
          6. Testing program : Testing program dilakukan untuk mengetahui kesalahan- kesalahan yang ada. Dan untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode program ke dalam komputer.
          7. Evaluasi program : Evaluasi program, kegiatan ini dilakukan setelah tes program,tujuannya untuk mengetahui kesalahan serta kekurangan pada program yang telahdibuat.
          8. Perbaikan program : Perbaikan program ialah pengurangan atau penambahan pada tahap-tahap tertentu yang tidak diperlukan, agar program benar-benar dapat berjalan optimal sesuai dengan kebutuhan user.
          9. Pelatihan : Pelatihan, terhadap pegawai harus diterapkan untuk memahami sebuah sistem agar segera diimplementasikan.
          10. Dokumentasi : Pengarsipan file yang tersusun sesuai prosedur sangat membantu memudahkan pencarian data jika terdapat kesalahan nanti atau kehilangan data.

          Time Schedule

          Estimasi Biaya Penelitian

          BAB V

          PENUTUP

          Kesimpulan

          Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

          Berdasarkan uraian sebelumnya serta analisa yang dilakukan oleh penulis mengenai sistem laporan keuangan pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang , maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

          1. Pada sistem yang berjalan yang ada pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang dalam pengolahan data laporan keuangan belum terkomputerisasi dengan baik ,sehingga masih terdapat berbagai permasalahan seperti penginputan data belum terkontrol dengan baik, proses pengerjaannya lambat, proses pencarian data masih sulit dan laporan yang dihasilkan terkadang kurang akurat sehingga hal dapat merugikan pihak perusahaan.
          2. Pada laporan keuangan tahun 2012-2013, masih mengalami kendala dan kendala yang sering terjadi diantaranya pada proses perhitungan jurnal transaksi yang masih manual, proses pengolahan data belum rapih, laporan yang dihasilkan kurang akurat dan pembuatan laporan keuangan terkesan lambat.
          3. Perancangan dimulai dari pembuatan diagram, desain dari sistem berbasis web ini menggunakan software (perangkat lunak) Dreamwever CS5, Php MyAdmin, dan Appserv.

          Kesimpulan Terhadap Tujuan Penelitian

          1. Setelah mengetahui sistem laporan keuangan yang sedang berjalan maka peneliti dapat menuliskan beberapa rumusan masalah.
          2. Setelah melaksanakan observasi peneliti dapat hambatan dan kendala yang terdapat pada kantor kecamatan Batuceper Kota Tangerang terkait laporan keuangan.
          3. Peneliti dapat merancang sistem informasi yang dapat membantu permasalahan tersebut.

          Kesimpulan Terhadap Manfaat Penelitian

          1. Peneliti dapat mengembangkan potensi yang dimiliki terkait pembuatan perancangan sistem informasi.
          2. Penelitian dapat dijadikan acuan untuk pengembangan sistem yang akan datang
          3. Dapat memberikan masukan ide-ide kepada pihak-pihak kecamatan untuk pembuatan sistem yang lebih baik.

          Kesimpulan Pada Analisa Sistem

          Setelah melakukan penelitian, peneliti dapat memaparkan beberapa kesimpulan pada analisa sistem, yaitu sebagai berikut:

          1. Peneliti dapat mengetahui kebutuhan informasi yang diperlukan kantor kecamatan untuk pembuatan laporan keuangan
          2. Peneliti telah merancang bagan alur program menggunakan Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan alur sistem yang diusulkan.
          3. Sistem berjalan yang telah dianalisa oleh peneliti mengalami beberapa kendala yang telah digambarkan melalui software untuk merancang sebuah sistem

          Kesimpulan Pada Rancangan Dan Implementasi

          1. Terdapat beberapa kendala saat merancang sebuah sistem sesuai kebutuhan user dan sulit nya untuk mensosialisasikan sistem baru karena belum dilakukan pelatihan terhadap user.
          2. Merancang sistem menggunakan software Dreamwever CS5 membutuhkan ketelitian yang tinggi agar sistem yang akan d jalankan tidak mengalami gangguan.
          3. Laporan keuangan yang diteliti pada tahun 2012-2013 tidak mengalami perubahan yang signifikan pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA).
          4. Kesimpulan Pada Pengumpulan Data

            1. Pada metodologi pengumpulan data terdapat beberapa metode yaitu study pustaka dimana peneliti melakukan study kepustakaan dari sumber-sumber yang ada
            2. Metode observasi dimana peneliti melakukan observasi pada tempat penelitian.
            3. Metode wawancara dimana peneliti melakukan wawancara atau tanya jawab kepada stakeholder untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi.

            Saran

            1. Perlu dakan peralatan pembuatan laporan keuangan yang up to date pada sub bagian keuangan, dan sebaiknya diadakan pelatihan kepada user atau admin yang terlibat dalam sistem baru ini.
            2. Sebaiknya gunakan sistem baru agar proses perhitungan jurnal transaksi dapat dilakukan dengan cepat, data yang tersimpan lebih rapih, laporan yang dihasilkan akurat, pembuatan laporan keuangan dapat dilakukan dengan cepat.
            3. Perlu dilakukan back up data, hal ini untuk mengatasi kemungkinan terhadap kehilangan data pada perancangan sistem dengan menggunakan software yang telah dibuat

            Kesan

            1. Selama melakukan penelitian, peneliti mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dari pihak pembimbing maupun pihak kecamatan
            2. Pada saat melakukan penelitan, peneliti mengalami banyak kendala pada finishing penulisan laporannya
            3. Penelitian ini membutuhkan banyak kesabaran pada saat penginputan laporan ke dalam akun Widuri, namun Alhamdulilah semua nya dapat dijalankan sesuai harapan.

            4. DAFTAR PUSTAKA

              1. Aisyah, Siti dan Nawang Kalbuana. 2011.”Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME”. Jurnal CCIT Vol-4 No.2 – Januari 2011
              2. Guritno, Suryo, Sudaryono, Untung Rahardja.2011.”Theory and Apllication of IT Reaserch Metodologi Penelitian Teknologi Informasi”.Yogyakarta:Andi Offset
              3. Fahmi, Irham.2012.”Analisis Laporan Keuangan”Bandung:CV.Alfabeta
              4. Maimunah, dkk. 2012. Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi dan Promosi. Journal CCIT Vol-5 No.3-Mei 2012
              5. Nugroho, Adi. 2010. “Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan metode USDP”. Yogyakarta:Andi Offset
              6. Padeli, Henderi, Suyatno. 2008. Membangun (E-Procurement) Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Prinsip Good Corporate Governance dengan Visual UML. Journal CCIT Vol-2 No.1 – September 2008
              7. Raharja, dkk.2011.”Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ”.Base Level,Jurnal CCIT Vol-4 No.3-Mei 2011
              8. Sutabri, Tata.2012.”Konsep Dasar Sistem Informasi”.Yogyakarta:Andi Offset.
              9. Suprihadi, Rini Kartika Hudiono, Lina SinatraWijaya,2013.”Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller”.Vol.6 No.3-Mei 2013 ISSN : 1978-8282 STMIK Raharja

              DAFTAR LAMPIRAN


      Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan

      Contributors

      Admin, Rini istiana