SI1014464452

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI CUSTOMER PAJAK
BERBASIS WEB PADA PT. BINTANG MANDIRI
KONSULTAMA

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :
NIM : 1014464452
NAMA : HERVA EMILDA SARI


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
STMIK RAHARJA
TANGERANG
2014/2015



 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI CUSTOMER PAJAK
BERBASIS WEB PADA PT. BINTANG MANDIRI
KONSULTAMA

     

Disusun Oleh :

NIM : 1014464452
Nama : Herva Emilda Sari
Jenjang Studi : Strata Satu
Jurusan : Sistem Informasi
Konsentrasi : Komputerisasi Akuntansi

Disahkan Oleh :

Tanggerang,--/--/--

Ketua   Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA   Sistem Informasi

 

(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)

NIP : 00594

 

 

(Maimunah, M.Kom)

NIP : 007002





 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI CUSTOMER PAJAK
BERBASIS WEB PADA PT. BINTANG MANDIRI
KONSULTAMA

   

Dibuat Oleh :

NIM : 1014464452
Nama : Herva Emilda Sari

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Komputerisasi Akuntansi

Disetujui Oleh :

Tanggerang,--/--/--

Pembimbing I   Pembimbing II

 

 

(Sri Rahayu,ST.,MM.Si)

NID : 08182

 

 

 

(Saryani,S.Kom)

NID : 08167





 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI CUSTOMER PAJAK
BERBASIS WEB PADA PT. BINTANG MANDIRI
KONSULTAMA

 

Dibuat Oleh :

NIM : 1014464452
Nama : Herva Emilda Sari

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian
Komprehensif
Jurusan Sistem Informasi
Konsentrasi Komputerisasi Akuntansi
Tahun Akademik 2014/2015
Disetujui Penguji


Disetujui Oleh :

Tanggerang,--/--/--

Ketua Penguji   Penguji I   Penguji II

 

 

(_____________)

NID :

 

 

 

(_____________)

NID :

 

 

 

(_____________)

NID :





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI CUSTOMER PAJAK
BERBASIS WEB PADA PT. BINTANG MANDIRI
KONSULTAMA

Disusun Oleh :

NIM : 1014464452
Nama : Herva Emilda Sari
Jenjang Studi : Strata Satu
Jurusan : Sistem Informasi
Konsentrasi : Komputerisasi Akuntansi

Menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yg telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang,--/--/--



(Herva Emilda Sari)

NIM : 1014464452










 

ABSTRAKSI

The development of increasingly advanced technology, especially computers that have entered various fields of activities are available, one of which field information. The development of science and information technology is software -based, for example, is the internet. Many people view it as a way to get information quickly. This can be best utilized in providing the service as well as profile information for a company or agency to be known more widely, and became a special reference as a tool to develop information that is limited to information that is not limited. Therefore, in the idea in a report implementasikanlah Thesis entitled " Customer Information System Web-Based Tax at PT. Bintang Mandiri Konsultama", which is prepared using the methodology SWOT analysis ( Strengths, Weaknesses, Opportunity, Threaths ) and the design is structured from the proposed system through UML ( Unified Modeling Language ) and the proposed testing programs using black box testing. The design programanya using the programming language PHP ( Hypertext Preprocessor ) and databases that support the storage of information on customer delivery performance, with this analysis the authors conclude, by using the internet where all the required information can be obtained quickly and easily, and can help companies provide targeted information in exact procedures and faster for the customer concerned.

Keywords: Information, Tax, Internet, SWOT.

ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi yang semakin maju,khususnya komputer yang telah memasuki berbagai macam bidang kegiatan yang ada, salah satunya bidang informasi. Perkembangan ilmu teknologi dan informasi adalah perangkat lunak berbasis, contohnya adalah internet. Banyak orang memandangnya sebagai salah satu cara untuk mendapatkan informasi dengan cepat. Hal ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam memberikan layanan serta profil informasi bagi sebuah perusahaan atau instansi untuk dikenal lebih luas, dan menjadi acuan khusus sebagai alat untuk mengembangkan infomasi yang terbatas menjadi informasi yang tidak terbatas. Oleh karena itu, di implementasikanlah ide tersebut dalam Laporan SKRIPSI yang berjudul "Perancangan Sistem Informasi Customer Pajak Berbasis Web Pada PT. Bintang Mandiri Konsultama", yang disusun dengan menggunakan metodologi analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunity, Threaths) dan perancangan yang terstrukur mulai dari sistem yang diusulkan melalui UML (Unified Modeling Language) dan pengujian program yang diusulkan menggunakan black box testing. Adapun perancangan programanya menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor) dan penyimpanan database yang menunjang kinerja penyampaian informasi terhadap customer, dengan adanya analisa ini penulis mengambil kesimpulan, dimana dengan menggunakan media internet semua infomasi yang dibutuhkan bisa didapat dengan cepat dan mudah, serta dapat membantu perusahaan dalam memberikan sasaran prosedur informasi yang tepat dan cepat bagi customer yang berkepentingan.

Kata kunci : Informasi, Pajak, Internet, SWOT.





 

KATA PENGANTAR


Assalamu'alaikum wm..wb..

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini yang berjudul "Perancangan Sistem Informasi Customer Pajak Berbasis Web Pada PT. Bintang Mandiri Konsultama".

Tujuan penulisan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Skripsi Jurusan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Raharja sebagai bahan penulisan, pengambilan data dan informasi berdasarkan observasi, wawancara, dan sumber literature review yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi materi maupun teknis hal ini disebabkan karena keterbatasan, kemampuan, dan pengetahuan yang penulis miliki.

Dengan selesainya laporan ini adalah tidak terlepasnya bantuan dari banyak pihak yang benar-benar memberikan banyak masukan-masukan kepada penulis. Sebagaimana seperti yang diungkapkan oleh Sir Francis Bacon[1] tentang keyakinan, "Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsiang, maka hilanglah keyakinan". Maka dari itu, dengan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja.
2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
3. Ibu Maimunah, M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Raharja.
4. Ibu Sri Rahayu, S.T,.MMSI, selaku Dosen Pembimbing ke-Satu yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan terhadap perancangan sistem yang penulis susun serta memberikan pengarahan kepada penulis.
5. Ibu Saryani, S.Kom, selaku Dosen Pembimbing ke-Dua yang juga telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam menganalisa laporan sebelumnya yaitu, laporan KKP serta memberikan pengarahan kepada penulis terhadap laporan yang dilanjutkan di tahap skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis.
7. Bapak Khohaeni Wiguna, SE, selaku Pembimbing Lapangan PT. Bintang Mandiri Konsultama yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membantu membimbing penulis.
8. Bapak M. Alam Sumanta, SE, selaku Kepala Pimpinan PT. Bintang Mandiri Konsultama.
9. Ayah, Ibu, dan Adik tercinta serta teman-teman yang selalu memberikan bantuan dan support kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun tekhnik penyajiannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mao Tse-Tung[1] tentang diri seorang manusia, "Senjata menjadi faktor penting dalam peperangan, tetapi bukan yang menentukan. Yang paling menentukan adalah faktor manusia, bukan material-material yang bisa dihitung". Semoga laporan ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat bagi yang membacanya. Sekian dan Terima Kasih.

Tangerang,--/--/--


(Herva Emilda Sari)

NIM : 1014464452







 

DAFTAR GAMBAR


Gambar 3.1. Struktur Organisasi

Gambar 3.2. Use Case Diagram

Gambar 3.3. Sequence Diagram

Gambar 3.4. Activity Diagram Konsultasi

Gambar 3.5. Activity Diagram Pendataan

Gambar 3.6. Activity Diagram Perhitungan Pajak

Gambar 3.7. Activity Diagram Pembayaran SSP

Gambar 3.8. Activity Diagram Laporan Hasil

Gambar 3.9. Activity Diagram Penerimaan SKP

Gambar 3.10. Activity Diagram Proses Sidang/Gugatan

Gambar 3.11. Activity Diagram Hasil Penerimaan Sidang

Gambar 4.1. Usecase Diagram yang diusulkan

Gambar 4.2. Sequence Diagram Customer yang diusulkan

Gambar 4.3. Sequence Diagram Tax Advisor yang diusulkan

Gambar 4.4. Sequence Diagram Holder yang diusulkan

Gambar 4.5. Activity Diagram Customer yang diusulkan

Gambar 4.6. Activity Diagram Tax Advisor yang diusulkan

Gambar 4.7. Activity Diagram Holder yang diusulkan

Gambar 4.8. Class Diagram yang diusulkan

Gambar 4.9. Tabel Database Artikel

Gambar 4.10. Tabel Database Progress

Gambar 4.11. Tabel Database Holder

Gambar 4.12. Tabel Database TA

Gambar 4.13. Tabel Database Consultasi

Gambar 4.14. Tabel Database Upload Customer

Gambar 4.15. Tabel Database Customer

Gambar 4.16. Tabel Database IPC

Gambar 4.17. Prototype Menu Home & Link Page

Gambar 4.18. Prototype Masuk My Customer

Gambar 4.19. Prototype Login TA

Gambar 4.20. Prototype Control Admin TA

Gambar 4.21. Prototype Login Holder

Gambar 4.22. Prototype Control Admin Holder

Gambar 4.23. Prototype Konsultasi Customer

Gambar 4.24. Prototype Menu Customer (IPC & Upload)

Gambar 4.25. Prototype Form Daftar Customer Baru

Gambar 4.26. Menu Home

Gambar 4.27. Halaman Masuk My Customer

Gambar 4.28. Halaman Login Tax Advisor

Gambar 4.29. Menu Control Admin TA

Gambar 4.30. Menu Login Holder

Gambar 4.31. Menu Control Admin Holder

Gambar 4.32. Halaman Konsultasi Customer

Gambar 4.33. Menu Customer (IPC dan Upload)

Gambar 4.34. Daftar Customer Baru


DAFTAR TABEL


Tabel 2.1. WP Dalam dan Luar Negeri

Tabel 2.2. Perhitungan PTKP WP Badan dan Orang Pribadi

Tabel 2.3. Menghitung PKP WP Badan Metode Pembukuan

Tabel 2.4. Menghitung PKP WP Orang Pribadi Metode Pembuku

Tabel 2.5. Menghitung PKP dengan Norma Perhitungan Peng.Netto

Tabel 2.6. Tarif Pajak atas PKP bagi WP Orang Pribadi dalam Negri

Tabel 3.1. Marketing Mix 7P

Tabel 3.2. Analisa SWOT

Tabel 3.3. Elisitasi Tahap I

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap II

Tabel 3.5. Elisitasi Tahap III

Tabel 3.6. Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1. Testing Pendaftaran

Tabel 4.2 Testing Login dan Masuk

Tabel 4.3 Testing Upload

Tabel 4.4. Testing Konsultasi

Tabel 4.5. Testing Creat New Artikel

Tabel 4.6. Tabel Timer Schedulle

Tabel 4.7 Tabel Estimasi Biaya



DAFTAR SIMBOL



Daftar Simbol Use Case Diagram.png

Gambar Simbol Use Case Diagram




Daftar Simbol Activity Diagram.png

Gambar Simbol Activity Diagram




Daftar Simbol Sequence Diagram.png

Gambar Simbol Sequence Diagram





Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, keberadaan pengolahan data menjadi informasi secara terkomputerisasi menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan pengolahan data secara terkomputerisasi dapat memberikan kontribusi yang besar untuk kinerja suatu perusahaan. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, keberadaan pengolahan data menjadi informasi secara terkomputerisasi menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan pengolahan data secara terkomputerisasi dapat memberikan kontribusi yang besar untuk kinerja suatu perusahaan.

Jika dibandingkan pengolahan data secara manual, pengolahan data secara terkomputerisasi memiliki kelebihan seperti, pengolahan data yang cepat dan akurat, serta mendukung pengolahan data dalam skala besar.

Pada dasarnya perusahaan didirikan memiliki tujuan, tujuan suatu perusahaan adalah bagaimana agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan usahanya agar tetap bertahan dan berkembang. Maka diperlukan upaya untuk penyempurnaan meliputi peningkatan produktifitas, efisiensi serta efektifitas penyampaian tujuan perusahaan dalam segala bentuk persaingan.

Mereka diharapkan mampu meningkatkan volume persaingan secara signifikan, yang tentunya harus pula disertai dengan peningkatan pelayanan terhadap customer. Hal ini juga terjadi dalam konsultasi perpajakan, untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya maka dari itu setiap penyampaian hasil laporan pembayaran pajak terhutang customer, harus dapat diinformasikan dengan waktu yang singkat. Mengenai kelebihan atau kurang bayar atas hutang pajak customer, atau informasi-informasi lainnya yang berhubungan dengan proses pelayanan perpajakan terhadap customer sebagai subjek pelayanan konsultan perpajakan, hal ini dapat berdampak didalam pelayanan dan pengolahan jasa konsultasi perpajakan.

PT. Bintang Mandiri Konsultama, adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang konsultan perpajakan, merupakan perusahaan yang membutuhkan pengolahan informasi terhadap customer dengan menjadikannya lebih efektif kepada customer. Pada saat ini sistem informasi yang ada pada PT. Bintang Mandiri Konsultama masih dilakukan secara manual, dengan cara customer datang dan meminta informasi potongan-potongan yang dikenakan, sehingga kinerjanya belum berjalan dengan efektif.

Hal itu tercermin pada sering terjadinya kesalahan-kesalahan dalam penyusunan laporan yang akan di laporkan kepada customer, cara ini masih kurang efektif, dalam penyampaian informasi yang dibutuhkan oleh customer yang membutuhkan informasi dari konsultan dengan cepat dan mudah.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada penulisan ini penulis tertarik untuk membahasnya dalam laporan SKRIPSI dengan judul : "Perancangan Sistem Informasi Customer Pajak Berbasis Web Pada PT. Bintang Mandiri Konsultama".

Perumusan Masalah

Pada PT. Bintang Mandiri Konsultama, khususnya pada sistem penyampaian informasi jasa pajak terhadap customer, masih terdapat permasalahan – permasalahan yang harus dibenahi antara lain :

a. Apakah sistem penyampaian informasi secara manual yang dihasilkan oleh PT. Bintang Mandiri Konsultama belum berjalan sesuai kebutuhan?
b. Apakah sering terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan secara manual dan apakah dampaknya terhadap customer pajak?
c. Apakah perancangan sistem informasi berbasis website dapat mengurangi kesalahan-kesalahan, serta kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam penyampaian informasi jasa pajak terhadap customer pajak yang masih bersifat manual?


Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Maksud dari tujuan penulisan Skripsi ini adalah :

Tujuan Individual

  1. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sistem penyampaian informasi yang lebih efesien dan efektif.
  2. Untuk lebih memahami mengenai sistem perpajakan yang berlangsung antara customer dengan konsultan.
  3. Untuk memenuhi persyaratan Skripsi pada Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Mengimplementasikan ilmu yang telah didapat dibangku kuliah.

Tujuan Operasional

  1. Untuk membantu kinerja Tax Advisor sebagai pengolah layanan informasi yang akan dilaporkan terhadap customer pajak pada PT. Bintang Mandiri Konsultama.

  2. Untuk menganalisis serta mengetahui kurang dan lebihnya sistem yang berjalan secara manual pada proses penyampaian informasi jasa pajak terhadap customer pada PT. Bintang Mandiri Konsultama.

Tujuan Fungsional

  1. Untuk mengetahui apakah prosedur dan pelaksanaan penyampaian informasi jasa pajak terhadap customer pada PT. Bintang Mandiri Konsultama telah diterapkan dengan baik dan benar.

  2. Untuk dapat merancang suatu sistem informasi baru yang dapat memaksimalkan kekurangan atau kelemahan dari penyampaian informasi secara manual yang berjalan terhadap customer pajak pada PT. Bintang Mandiri Konsultama.

Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:

Manfaat Individual

Penulis dapat memberikan manfaat yang sangat besar untuk diaplikasikan kedalam perusahaan tempat penulis bekerja.

Manfaat Operasional

Penulis diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata berupa masukan-masukan, ide-ide kepada manajemen perusahaan yang terkait dalam suatu bentuk informasi yang berguna untuk kelangsungan perusahaan baik secara prosedur maupun sistematis.

Manfaat Fungsional

Penulis diharapkan dapat mengimplementasikan usulan sistem terkomputerisasi baru untuk mengurangi kesalahan-kesalahan serta kekurangan-kekurangan yang masih terjadi didalam penyampaian informasi terhadap customer pajak.

Ruang Lingkup

Pembuatan perancangan sistem informasi customer pajak ini mempunyai ruang lingkup yang dibatasi dibawah ini antara lain:

  1. Pembuatan perancangan sistem informasi customer pajak dilengkapi dengan fasilitas keamanan (Login dan Password) bagi pendaftar customer yang telah di allow pendaftarannya oleh tax advisor, menyepakati perjanjian, serta telah diberikan kode (Login dan Password) oleh tax advisor.
  2. Pembuatan perancangan sistem informasi customer pajak membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini hanya sebatas laporan hasil pembayaran pajak terhutang customer, pelayanan informasi pendaftaran customer, informasi pelayanan jasa perusahaan, pelayanan informasi syarat document kelengkapan customer pajak.

Metode Penelitian

Bentuk Metodologi penulisan yang digunakan dalam langkah ini melakukan beberapa cara untuk mendapatkan informasi, agar data dan dokumen yang diperlukan dapat diperoleh dengan akurat. Adapun beberapa cara untuk mendapatkan informasi yang dapat dikumpulkan sebagai bahan penelitian diantaranya, sbb:

Metode Pengumpulan Data

  1. Pengamatan (observation)
    Penulis mengamati secara langsung pada objek yang akan dijadikan bahan penulisan sehingga memperoleh gambaran dan pedoman penyusunan sistem pada PT. Bintang Mandiri Konsultama dalam bidang pelayanan jasa perpajakan, yang beralamat di Ruko Melati Mas Square Blok A.2 No.26 Tangerang-Selatan.
  2. Wawancara (interview)
    Yaitu metode tanya jawab yang dilakukan penulis dengan pegawai PT. Bintang Mandiri Konsultama yang bertugas menangani pelayanan informasi kepada customer dan pihak-pihak yang terkait yang telah diberi wewenang oleh pimpinan perusahaan. Dalam hal ini agar penulis dapat mengetahui persoalan yang sedang diamati dan diselidiki secara langsung dengan Bapak Khohaeni Wiguna, SE sebagai pembimbing lapangan yang bertugas memberikan informasi terhadap customer (tax advisor) mengenai potongan – potongan pajak yang harus segera di lunasi oleh customer tersebut, serta memberikan informasi final kepada customer dan pimpinan.
  3. Studi Pustaka (library research)
    Metode untuk mendapatkan data dengan cara mengambil intisari dari sumber literatur-literatur berupa buku, kliping, artikel yang berhubungan dengan penjualan, merangkum dan mengutip data sebagai acuan penulis dan dapat menunjang dalam penulisan laporan.

Metode Analisa

Metode dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunity, Threaths). Analisis SWOT adalah suatu metode yang digunakan untuk melihat kondisi PT. Bintang Mandiri Konsultama baik internal maupun eksternal yang kemudian dijadikan indikator untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap PT. Bintang Mandiri Konsultama, sehingga dapat membantu terbentuknya penyampaian informasi terhadap customer secara efektif dan memuaskan.

Metode Rancangan

  1. Rancangan Model
    Didalam penelitian ini, penulis mengusulkan metode rancangan model yang berorientasi objek dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) yaitu menggunakan software Visual Paradigm for UML.
  2. Bahasa Pemrograman
    Sistem pembuatan program dibangun mengunakan program PHP, CSS, dan HTML, dan Javascript.
  3. Editor
    Untuk pembuatan aplikasi penulis membuat dengan tool Dreamweaver CS5.
  4. Desain
    Penulis membuat desain menggunakan tool Adobe Photoshop CS3 dan Paint.
  5. Database
    Database yang digunakan menggunakan program aplikasi XAMPP 1.7.1 yang sudah mencakup Apache, Php, dan MySQL.
  6. Browser
    Untuk browser penulis menggunakan Google Chrome.

Metode Pengujian

Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing, adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena uji coba blackbox memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondusi input yang akan melatih seluruh syaraf-syaraf fungsional program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi. Oleh karen itu, penulis menggunakan metode pengujian black box testing sehingga dapat diketahui apakah sistem sesuai dengan apa yang diharapkan oleh stakeholder.

Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan keseluruhan penelitian ini dibagi menjadi 5 (empat) bab dengan pokok-pokok pikiran dari tiap-tiap bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menguraikan pengertian-pengertian mengenai ilmu yang berkaitan dengan penyusunan laporan Skripsi.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Pada bab ini merupakan penjabaran hasil penelitian dilokasi penelitian yang meliputi tinjauan organisasi yang berisi penjelasan singkat mengenai gambaran umum PT. Bintang Mandiri Konsultama, struktur organisasi serta wewenang dan tanggung jawab, analisa sistem yang berjalan saat ini, analisa batasan sistem, analisa kebutuhan, analisa proses serta tata laksana sistem yang berjalan.
BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
Pada bab ini berisikan rancangan sistem yang diusulkan menggunakan metode UML yang terdiri dari use case diagram, activity diagram dan class diagram, serta hasil rancangan sistem yang diusulkan oleh penulis berupa solusi dari masalah yang dihadapi dengan menggunakan PHP, MySQL, CSS, dan Javascript.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT (2013:310)[2], "Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan." Menurut Sutabri (2012:16), "Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu". Definisi ini dapat dirinci lebih lanjut tentang pengertian sistem secara umum, yaitu:

  1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur, seperti sistem pernafasan kita terdiri dari suatu kelompok unsur, yang terdiri dari hidung, saluran pernafasan, paru-paru, dan darah. Unsur-unsur yang membentuk subsistem tersebut.
  2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan, unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan yang lain dan sifat serta kerjasama antara unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.
  3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem, setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. Seperti sistem pernafasan kita bertujuan menyediakan oksigen dan pembuangan karbon dioksida dari tubuh kita bertujuan menyediakan oksigen dan tersebut yang berupa hidung, saluran pernafasan, paru-paru, dan darah bekerjasama satu dengan yang lain dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan tersebut.
  4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar, sistem pernafasan kita merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh, contoh sistem lan adalah sistem pencernaan makanan, sistem peredaran darah, dan sistem pertahanan tubuh.

Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[3], "Model umum sebuah sistem adalah input, process, output, hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran." Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sbb:

  1. Komponen Sistem (Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut "supra sistem".
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antar sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya, batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkugan Luar Sistem (Environtment)
    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem, lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara, lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface)
    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface, penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut, dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk suatu kesatuan.
  5. Masukkan Sistem (Input)
    Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal Input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer "program" adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan "data" adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran Sistem (Output)
    Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna, kaluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi, informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal yang menjadi input bagi subsistem lain.
  7. Pengolahan Sistem (Proses)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  8. Sasaran Sistem (Objective)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic, jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:22)[3], "Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut". Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem abstak adalah sistem yang berupapemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.
  2. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
  3. Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.
  4. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk sub sistem lainnya.

Konsep Dasar Data dan Informasi

  1. Definisi Data
    Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT (2013:310)[2], "Data merupakan sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah."
  2. Definisi Informasi
    Menurut Maimunah dkk dalam Jurnal CCIT (2012:57)[4], "Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimannya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan".
    Menurut Sutabri (2012:29)[3], "Teori informasi lebih tepat disebut sebagai teori matematis dan komunikasi, sumber informasi adalah data". Informasi adalah sebuah istilah yang tepat dalam pemakaian umum, mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya. Informasi juga mencakup mengenai data yang telah diklasifikasikan atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi atau informasi berhubungan dengan keputusan, nilai informasi dilukiskan paling berarti dalam konteks sebuah keputusan seperti ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi dalam mengambil sebuah keputusan.
  3. Siklus Informasi
    Menurut Sutabri (2012:32)[3], "Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak karena itu perlu diolah lebih lanjut, data diolah melalui suatu model agar menjadi informasi." Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan, informasi yang disampaikan kepada pemakai merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam piihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan, memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.
  4. Nilai Informasi
    Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya.
  5. Menurut Sutabri (2012:38)[3], "Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan." Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak didalam perusahaan. Lebih lanjut sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasnya. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu :

    1. Mudah diperoleh (easily obtained)
      Sifat ini menunjukan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat, kecepatan memperoleh dapat diukur misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.
    2. Luas dan lengkap (extensive and complete)
      Sifat ini menunjukan lengkapnya isi informasi, hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, karena itu sulit mengukurnya.
    3. Ketelitian (accuracy)
      Sifat ini menunjukan minimnya kesalahan dalam informasi, dalam hubungannya dengan volume data yang besar terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
    4. Kecocokan (suitability)
      Sifat ini menunjukan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai, isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya, sifat ini sulit mengukurnya.
    5. Ketepatan waktu (timeliness)
      Menunjukan tak ada keterlambatan jika ada yang sedang ingin mendapatkan informasi masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu.
    6. Kejelasan (clarity)
      Sifat ini menunjukan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas, membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
    7. Keluwesan (flexibility)
      Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambilan keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
    8. Dapat dibuktikan (can be proved)
      Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
    9. Tidak ada prasangka (no prejudice)
      Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
    10. Dapat diukur (can be measured)
      Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.
    11. Kualitas Informasi
      Menurut Sutabri (2012:41)[3], "Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (time liness) dan relevan (relevance)."
    12. Akurat (accurate)
      Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
    13. Tepat Pada Waktunya (time liness)
      Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan tersebut terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.
    14. Relevan (relevance)
      Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:46)[3], "Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan perngolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan."

Menurut Mendelson dalam Guritno dkk (2011:31)[5], "Para ahli menganggap bahwa sistem informasi adalah disiplin ilmu lain yang lebih fundamental dan merupakan disiplin acuan (reference discipline)." Oleh karena itu, sistem informasi dapat lebih dijelaskan sebagai sebuah keterkaitan antara satu dengan yang lainnya yang membentuk suatu jaringan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berelasi dan membentuk suatu sistem yang mempunyai tujuan atau sasaran akhir menghasilkan, menampilkan, atau membentuk suatu informasi dari hasil pengolahan suatu data mentah yang berisi fakta dan sebagainya.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47)[3], "Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building bock), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok terknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran". Berikut pengertiannya :

  1. Blok Masukan (input block)
    Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi, input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
  2. Blok Model (model block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data masukan (input) dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan.

  3. Blok Keluaran (techology block)
    Teknologi merupakan "tool box" dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
  4. Blok Basis Data (database block)
    Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data didalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang dihasilkan berkualitas.
  5. Blok Kendali (control blok)
    Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, termperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.

Konsep Dasar Analisa Sistem Informasi

  1. Pengertian Analisa Sistem Informasi

    Menurut Sutabri (2012:220)[3], "Tahap analisisa sistem dilakukan setelah tahap investigasi sistem dan sebelum tahap rancangan sistem, tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya." Menurut Aisyah dkk dalam Jurnal CCIT (2011:203)[6], "Analisa sistem atau analisis sistem adalah langkah-langkah melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, dan apa saja kekurangannya." Proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untu pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi. Menurut Sutabri (2012:221)[3], "Suatu laporan yang dapat menggambarkan sistem yang telah dipelajari dan diketahui bentuk permasalahannya serta rancangan sistem baru yang akan dibuat atau dikembangkan."

  2. Tahap-Tahap Analisa Sistem Informasi

    Menurut Henderi dkk dalam Jurnal CCIT (2011:322)[7], "Tahap analisis sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan." Tahap analisis merupakan tahap yang paling kritis dan sangat penting, karena kesalahan di tahapan ini akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.

  3. Fungsi Analisa Sistem Informasi
    Adapun fungsi analisa sistem adalah :
    1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai (user)
    2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai (user)
    3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.
    4. Untuk tugas ketiga, analis sistem harus memilih alternatif pemecahan masalah yang paling tepat.
    5. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dan analis sistem adalah menerapkan rancangan-rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.
  4. Tugas-tugas Umum Analisa Sistem Informasi
    1. Mengumpulkan dan menganalisis dokumen-dokumen, file-file, formulir-formulir yang berkaitan dengan sistem yang berjalan.
    2. Menyusun dan menyajikan rekomendasi.
    3. Merancang suatu sistem perbaikan dan mengidentifikasikan aplikasi-aplikasi untuk penerapannya pada komputer.
    4. Menganalisis dan menyusun biaya-biaya dan keuntungan dari sistem yang baru, selanjutnya analis sistem setelah merancang sistem baru, juga harus menganalisa dan menyusun perkiraan yang diperlukan dalam menerapkan serta keuntungan-keuntungan yang akan didapat dari sistem yang baru.
    5. Mengawasi kegiatan dalam penerapan sistem yang baru.

Perancangan Sistem Informasi

  1. Definisi Perancangan Sistem

    Perancangan sistem (design system) merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem. Setelah mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan di kerjakan pada tahap analisa sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Aisyah dkk didalam Jurnal CCIT (2011:203)[6], "Perancangan sistem yaitu tahap untuk melakukan perancangan aplikasi, yang terdapat 3 (tiga) tahapan perancangan seperti perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program." Design system merupakan tahap yang dilakukan setelah melakukan tahap analisis sistem, dan mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang harus dilakukan, atau tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat desain sistem. Menurut Whitten dalam Pujadi yang dikutip dari Jurnal CCIT (2011:189)[8] mengatakan bahwa "Desain sistem adalah proses seseorang untuk mendapatkan fokus pada detail dari solusi yang mendasarkan sistem informasi, hal itu juga dapat dikatakan sebagai desain fisik. Untuk efek utama dari desain sistem tunduk untuk memenuhi kebutuhan pengguna sistem dan memberikan capture jelas dan desain yang jelas untuk programmer". Urutan fase dalam desain sistem adalah :

    1. Desain kontrol , tujuannya bahwa penerapan sistem setelah dapat mencegah kesalahan yang terjadi, kerusakan, sistem yang gagal atau ancaman bahkan sistem keamanan.
    2. Desain output, pada fase ini pelaporan dihasilkan harus sesuai dengan persyaratan yg diperlukan oleh aplikasi pengguna.
    3. Desain input, pada fase ini skema GUI 'S (Graphic User Interface) di buat untuk efisiensi input data dan keakuratan data.
    4. Desain database adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan sebagian besar interrelates Data satu dengan yang lain.
    5. Desain konfigurasi komputer untuk menerapkan system.
  2. Tahap Perancangan Sistem
    Menurut Sutabri (2012:225)[3], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:
    1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentukinformasi yang akan dihasilkan.
    2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
    3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
    4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.
    5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

Unified Modeling Language (UML)

  1. Definisi Unified Modeling Language (UML)

    Menurut Chonoles dalam Widodo dkk (2011:6)[9], mengatakan bahwa "Sebagai bahasa, berarti UML memiliki sintaks dan semantik, ketika membuat model menggunakan konsep UML ada aturan-aturan yang harus diikuti, bagaimana elemen pada model-model yang kita buat berhubungan satu dengan lainnya harus mengikuti standar yang ada dan UML bukan hanya sekedar diagram, tetapi juga menceritakan konteksnya." Menurut Widodo dkk (2011:7)[9] pada bukunya, blok pembangun utama UML adalah diagram, beberapa diagram ada yang rinci (jenis timing diagram) dan lainnya ada yang bersifat umum (misalnya diagram kelas). Intinya, UML merupakan alat komunikasi yang konsisten dalam mensuport para pengembang sistem saat ini, sebagai perancangan sistem mau tidak mau pasti akan menjumpai UML, baik kita sendiri yang membuat atau sekedar membaca diagram UML buatan orang lain. UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk :

    1. Merancang perangkat lunak.
    2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.
    3. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem.
    4. Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya.
  2. Evolusi UML

    Menurut Chonoles dalam Widodo dkk (2011:8)[9], menjelaskan "Bahwa sebelum ada UML, para pengembang bahasa pemograman berorientasi object sulit untuk berkomunikasi satu sama lain." Pada bulan oktober 1994, Jim Rumbaugh, penemu notasi Object Modeling Technique (OMT) dan Grady Booch, penemu Booch Method (Metode Booch) bersama-sama menyamakan notasi mereka, dan ditahun yang sama Ivar Jacobson (penemu Objectory Method) ikut bergabung hingga mereka sering disebut three omigos. Sejak tahun 1997, divisi Revision Task Force (RTF) milik OMG beberapa kali merevisi UML yang dimaksudkan untuk memperkuat konsistensi notasi, meningkatkan kekompakan antara user dan pengembang perangkat lunak. Akan tetapi UML terpakasa mengikuti perkembangan software-software berbasis objek yang ada (misalnya Java) dari sisi pendekatan komponen (Component-based development) dan kemampuan tools software-software tersebut, setelah dilakukan perubahan secara sistematik, akhirnya dihasilkan UML 2.0 pada tahun 2003.

  3. Diagram-diagram UML

    Widodo dkk (2011:10)[9] pada bukunya menjelaskan, UML menyediakan 9 (sembilan) jenis diagram, yang lain menyebutkan 8 (delapan) karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Dibawah akan disebutkan beberapa jenis diagram dalam UML, diagram tersebut antara lain :

    1. Diagram Use-Case, bersifat statis.
      Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan meodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan seperti diharapkan pengguna.
    2. Diagram Interaksi dan Sequence (urutan), bersifat dinamis.
      Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
    3. Diagram Aktivitas (activity Diagram), bersifat dinamis.
      Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam permodelan aliran kendali antar objek.
    4. Diagram Kelas, bersifat statis
      Diagram ini memperlihatkan himpuan kelas-kelas, atar muka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek, meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.
  4. Use Case Diagram

    Menurut Pilone dalam Widodo dkk (2011:21)[9], menjelaskan "Usecase menggambarkan fungsi tertentu dalam suatu sistem berupa komponen, kejadian atau kelas." Usecase sangat menentukan karakteristik sistem yang kita buat, oleh karena itu, Menurut Chonoles dalam Widodo dkk (2011:22)[9] Usecase yang baik yaitu :

    1. Pilihlah nama yang baik
    2. Ilustrasikan perilaku dengan lengkap
    3. Identifikasi perilaku dengan lengkap
    4. Menyediakan usecase lawan (inverse)
    5. Batasi usecase hingga satu perilaku saja

    Menurut Whitten dalam Widodo dkk (2011:21)[9], "Use case sebagai urutan langkah-langkah yang secara tindakan saling terkait (skenario), baik tertomatisasi maupun secara manual, untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis tunggal." Komponen pembentuk diagram use case adalah :

    1. Actor (aktor), menggambarkan pihak-pihak yang berperan dalam sistem.
    2. Usecase, aktivitas atau sarana yang disiapkan oleh bisnis atau sistem.
    3. Hubungan (link), aktor mana saja yang terlibat dalam use case ini.
  5. a) Elemen Usecase Terdiri Dari
    Pada usecase terdapat beberapa elemen yang menjadi pembentuk utama usecase, dapat di uraikan yaitu elemen-elemen tersebut yaitu :

    1. Diagram usecase, disertai dengan narasi dan sekenario.
    2. Aktor (actor), mendefinisikan entitas diluar sistem yang memakai sistem.
    3. Asosiasi (assosiations), mengidikasikan aktor mana yang berinteraksi dengan usecase dalam suatu sistem.
    4. <<include>> dan <<extend>>, merupakan indikator yang menggambarkan jenis relasi dan interaksi antar usecase.</'extend'></'include'>
    5. Generalisasi (generalization), menggambarkan hubungan turunan antara usecase atau antar aktor.

    b) Relasi Antar Usecase atau Actor
    Generalisasi (Generalization) pada actor dan usecase dimaksudkan untuk menyederhanakan model dengan cara menarik keluar sifat-sifat pada actor-actor maupun usecase-usecase yang sejenis. Menurut Chonoles dalam Widodo dkk (2011:24)[9], memberikan cara untuk mengetahui kapan dibutuhkan generalisasi berdasarkan tujuannya yaitu :

    1. Mekanisme berbeda dengan satu tujuan yang sama (Generalisasi Usecase)
    2. Agen berbeda dengan satu tujuan yang sama (Generalisasi Aktor)

    c) Ekstensi (Extension)
    Menurut Whitten dalam Widodo dkk (2011:28)[9], menjelaskan "Ekstensi pada usecase adalah usecase yang terdiri dari langkah yang diekstraksi dari usecase yang lebih kompleks untuk menyederhanakan masalah orisinal dan karena itu memperluas fungsinya." Ekstensi merupakan hubungan antara usecase dan usecase yang diperluas disebut extend relationship, diberi simbol "<'extend'>" dan hubungan berupa garis putus-putus berpanah terbuka.</'extend'>

    d) Inklusi (Inclusion)
    Menurut Widodo dkk dalam bukunya (2011:30)[9], "Usecase dasar yang akan diinklusi tidak lengkap, berbeda dengan usecase dasar yang akan diekstensi, sehingga usecase inklusi bukan merupakan usecase optional dan tidak boleh tidak dijalankan." Inklusi bertujuan untuk memperluas perilaku usecase dasar, ekstensi tidak selalu dibutuhkan oleh usecase dasar yang memutuskan kapan dipanggilnya usecase ekstensi adalah usecase ekstensi itu sendiri.

  1. Sequence Diagram (Diagram Urutan)
    Menurut Douglas dalam Widodo dkk (2012:173)[9], "Perilaku kolektif atau interaksi (sequence diagram) difokuskan pada rangkaian pertukaran messages (kejadia, operasi, dan sejenisnya) diantara kumpulan objek-objek."
  2. Activity Diagram
    Menurut Widodo dkk (2011:143)[9], "Activity diagram lebih memfokuskan diri pada eksekusi dan alur sistem dari pada bagaimana sistem itu dirakit, diagram ini tidak hanya memodelkan software melainkan modelkan model bisnis juga, dan activity diagram menunjukan sistem dalam bentuk kumpulan aksi-aksi."
  3. Aktivitas dan Aksi

    Tiap-tiap aktivitas memiliki kondisi mula dan kondisi akhir yang diaplikasikan terhadap seluruh aktivitas. Kondisi mula diperlihatkan dengan meletakkan kata kunci <<precondition>> pada bagian atas tengah aktivitas disusul dengan penulisan batasannya, sedangkan kondisi akhir di tulis dengan kata kunci <<postcondition>>. Aktivitas merupakan kumpulan aksi-aksi, aksi-aksi melukan langkah sekali saja tidak boleh dipejah mejadi beberapa langkah lagi, contoh aksi yaitu :

    1. Fungsi matematika
    2. Pemanggilan perilaku
    3. Pemrosesan data

    Berikut beberapa yang termaksud dalam aktivitas dan aksi :

    1. Tepian Aktivitas (activity edges)
      Untuk menunjukan aliran aktivitas, kita menggabungkan aksi-aksi bersama menggunakan tepian aktivitas. Tepi menspesifikasikan bagaimana kontrol dan data mengalir dari satu aksi ke aksi berikutnya, aksi-aksi yang tidak diinstruksikan oleh tepian, dijalankan bersamaan.
    2. Aliran Kontrol (Control Flow)
      UML menuediakan tepian aktivitas khusus hanya untuk mengontrol aliran, dinamakan aliran kontrol. Aliran kontrol secara eksplisit memodelkan kontrol dari satu aksi ke aksi berikutnya, pada prakteknya sebagian besar pengguna UML tidak membedakan antara tepian aktivitas biasa dan aliran kontrol sebab memiliki notasi yang sama.
    3. Aliran Objek
      UML menyediakan tepian aktivitas (activity edges) yang berupa data saja, dinamakan aliran objek. Aliran objek dimaksudkan untuk mendukung data multicasting, pemilihan tiken dan transformasi token, notasi untuk aliran objek sama dengan tepian aktivitas.
    4. Konektor (connectors)
      Untuk menyederhanakan diagram aktivitas yang besar, kita dapat menbagi tepiannya dengan kinektor. Tiap konektor diberikan nama dan murni sebagai perlengkapan notasi.
    5. Token (Tokens)
      Menurut Widodo dkk (2011:153)[9], "Secara konseptual, informasi yang bergerak sepanjang tepian diberi istilah dalam UML sebagai token". Suatu token merepresentasikan data real, objek atau fokus suatu kontrol. Sebuah aksi memiliki satu set input dan belum mulai dijalankan sebelum dijumpai input.
    6. Titik Aktivitas (Activity Nodes)
      Dikutip dari Widodo dkk (2011:155)[9], "UML mendefinisikan beberapa tipe titik aktivitas untuk memodelkan beragam tipe aliran informasi, istilah yang dijumpai yaitu, titik parameter untuk merepresentasikan data yang dikirimkan ke aktivitas, titip objek untuk merepresentasikan data kompleks dan titik kontrol untuk mengalirkan secara langsung ke diagram aktivitas. Beberapa yang termaksud dalam titik aktivitas."
      1. Titik Parameter (Parameter Nodes)
        Titik parameter digunakan untuk mempresentasikan parameter-parameter suatu aktivitas atau keluaran dari aktivitas yang dijalankan dengan titik parameter.
      2. Titik Objek (Object Nodes)
        Titik objek digunakan untuk mempresentasikan data kompleks yang melewati diagram aktivitas.
      3. Titik Kontrol (Control Nodes)
        Titike Kontrol di gunakan untuk mempresentasikan pengambilan keputusan, persetujuan atau sinkrinisasi titik khusus ini disebut titik kontrol. Berikut yang termaksud didalam titik kontrol :
        • Titik Inisial (Initial Nodes)
        • Titik Keputusan dan Penggabungan (Decision and Merge Nodes)
        • Titik Fork dan Join
    7. Class Diagram (Diagram Kelas)

      Menurut Widodo dkk (2011:37)[9], "Class diagram adalah inti dari proses pemodelan objek, baik forward engineering maupun reverse engineering memanfaatkan diagram ini." Reverse engineering adalah proses perubahan model menjadi kode program sedangkan reverse engineering sebaliknya merubah kode program menjadi model.

      1. Definisi Kelas dan Objek

        Class diagram merupakan kumpulan class-class objek, oleh karena itu pengertian class sangat penting sebelum merancang diagram class. Menurut Whitten dalam Widodo dkk (2011:39)[9], mengartikan kelas "Sebagai satu set objek yang memiliki atribut dan perilaku yang sama, kelas kadang-kadang disebut kelas objek (object class)." Menurut Pender dalam Widodo dkk (2011:39)[9], mengartikan sebuat kelas sebagai "Suatu definisi sumber daya yang termasuk di dalamnya informasi-informasi yang menggambarkan fitur suatu entitas dan bagimana pernggunaannya, sedangkan objek adalah entitas yang bersifat untik yang mengikuti aturan-aturan yang sudah didefinisikan dalam kelasnya." Secara alami, objek yang terstruktur kita kelompokan dalam satu kelas, yaitu kelas serupa, contohnya kedua objek mungkin memiliki atribut yang serupa seperti nomor ISBN, Judul, tanggal penerbitan, edisi dan sebagainya, demikian juga, kedua objek memiliki perilaku yang sama misalnya membuka dan menutup.

      2. Atribut

        Menurut Widodo dkk (2011:41)[9], atribut adalah "Sebuah contoh rincian suatu kelas misalnya warna mobil, jumlah sisi suatu bentuk, dan sebagainya dinamakan atribut." Atribut bisa sederhana (integer, floating-point dan sebagainya) bisa juga kompleks. Atribut digambarkan dalam dua notasi yang bebeda, inline atau hubungan antar kelas. Ada berbagai macam bentuk atribut diantaranya :

        1. Atribut Inline

          Mengenal atribut inline seperti contoh kita dapat menulis atribut kelas disebelah kanan notasi kontak, atribut tersebut dinamakan atribut inline. Tidak ada perbedaan semantik antara atribut inline dan atribut relasi, keduanya sama-sama bermaksud merinci kelas yang kita buat. Berikut, penjelasan tiap komponen :

          • Visibility, mengindikasikan bagaimana atribut tersebut terlihat dan berhubungan dengan kelas lain.
          • Simbol, mengindikasikan turunan dari atribut, bagaimana turunan atribut secara sederhanan merupakan atribut yang dihitung dari atribut lain dalam kelas.
          • Name, merupakan frasa pendek yang menyatakan nama atribut, kalimat pertama huruf kecil dan tiap huruf kalimat kedua dan seterusnya huruf besar misalnya, horsePoster, manufactur, dan sebagainya.
          • Type, menyatakan tipe atribut dari klasifikasi lain misalnya interface, built-in type misalnya int.
          • Multiplicity, menspesifikasikan berapa banyak instance atau anggota yang dinyatakan dari atribut tersebut, bisa integer tunggal atau range suatu nilai yang dispesifikasikan didalam kurung yang dipisahkan dengan "..." , gunakan tanda asterik "*" sebagai batas atas untuk menyatakan batas atas.
          • Default, merupakan nilai default atribut.
          • Propery strings, merupakan kumpulan properti atau tag yang dapat dihubungkan dengan atribut, biasanya untuk hal yang khusus dan unik, tata cara penulisannya adalah dengan tanda "{}" yang dipisahkan oleh koma.
          • Constraints, merupakan batasan suatu atribut.
      3. Atribut Relasi
        Atribut ini dapat diambil contoh seperti kita bisa merepresentasikan atribut dengan cara menghubungkan dengan kelas lainnya, untuk itu kita menggunakan notasi relasi sebagai sarana pembentuk atribut relasi dalam diagram kelas yang besar. Notasi relasi memiliki sintaks yang sama dengan atribut inline.
      4. Atribut Turunan
        Atribut turunan terdiri dari notasi slash "/" simbol ini bermaksud memberi informasi kepada implementator bahwa atribut tersebut tidak terlalu penting.
      5. Atribut Multiplicity
        Suatu atribut menyatakan berapa banyak isi (instances) dari atribut yang terbentuk saat kelas diinisiasi, multiplicity bisa berupa integer tunggal, deretan integer yang dipisahkan oleh koma, atau jangkauan nilai tertentu. Ada beberapa properti atribut multiplicity yaitu : readonly, union, subsets <attribute-name>, redifines <attribute-name>, dan composite. Berikut termaksud didalam atribut multiplicity :
        • Urutan (ordering).
        • Unik (Uniqueness).
        • Collection Type.
      6. Atribut Statis

        Atribut yang cenderung sebagai atribut kelas dari pada atribut konten (instance) suatu kelas. Sebagai contoh, kita menginsialisasi nilai konstan dalam suatu kelas dan mensharing sifat itu kesetiap konten suatu kelas. Atribut statis dinyatakan dengan garis bawah terhadap baik atribut inline maupun relasi.

BlackBox Testing

Menurut Rizky dalam Rahayu (2011:264)[10], blackbox testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah "kotak hitam" yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar. Jenis testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal perancangan.

Konsep Dasar Analisa SWOT

Tahapan Implementasi Sistem

Menurut Aisyah dkk dalam Jurnal CCIT (2011:203)[6], "Implementasi sistem adalah tahapan selanjutnya dari program yang telah diuji secara offline kemudian di implementasikan online dan di publish secara resmi." Menurut Sutabri (2012:229)[3], setelah sistem dianalisis dan dirangcang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan. Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Pengkajian mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan atau arsitektur sistem informasi.
  2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

Elisitasi

Menurut Hidayati dkk dalam Jurnal CCIT (2011:302)[11], menjelaskan bahwa "Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi". Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi Tahap II
    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
    • pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    • pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    • pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi Tahap III
    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:
    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:
      • High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
      • Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
      • Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
  4. Final Draft Elisitasi
    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasr Web

  1. Definisi Web
    Menurut Kustiyahningsih dalam Putri (2011:37)[12], "Web adalah layanan yang di dapat yang di dapat oleh pemakai komputer yang terhubung ke internet." Menurut Murya dalam Putri (2012:38)[12], "WEB (World Wide Web) adalah suatu layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyperlink (tautan), media memudahkan surfer (sebutan para pemakai komputer yang melakukan browsing atau penelusuran informasi melalui internet)." Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa web merupakan layanan yang dapat oleh pemakai komputer terhubung ke internet, baik berupa teks, gambar, suara maupun video yang interaktif dan mempunyai kelebihan untuk menghubungkan (link) satu dokumen dengan dokumen lainnya (hypertext) yang dapat diakses melalui sebuah browser.
  2. Jenis-jenis Web
    Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, website juga mengalami perkembangan yang sangat berarti. Dalam pengelompokan jenis web, lebih diarahkan bedasarkan kepada fungsi, sifat atau style dan bahasa pemrograman yang digunakan. Menurut Hidayat dalam Putri (2010:36)[12] Jenis-jenis web bedasarkan sifat atau style sebagai berikut:
    1. Website Dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Bahasa pemrograman yang digunakan antara lain PHP, ASP, .NET dan memanfaatkan databaseMySQL atau MS SQL.
    2. Website Statis, merupakan website yang kontennya sangat jarang berubah. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah HTML dan belum memanfaatkan database.
    3. Fungsi Web
      Menurut Hidayat dalam Putri (2010:37)[12], Berdasarkan pada fungsinya, website terbagi atas :
      • Personal Website; Website yang berisi informasi pribadi seseorang.
      • Commercial Website; Website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang bersifat bisnis.
      • Government Website; Website yang dimiliki oleh instansi pemerintah, pendidikan yang bertujuan memberikan pelayanan kepada pengguna.
      • Non-Profit Organization Website; Dimiliki oleh organisasi yang bersifat non-profit atau tidak bersifat bisnis.

Bahasa Pemograman Web

  1. Definisi HTML

    Menurut Winarno dkk (2011:1)[13], "Core inti dari pemograman atau desain web adalah HTML, ini karena HTML merupakan bahasa yang dipahami oleh browser guna menampilkan halaman web yang bisa dilihat di browser." Menurut Septian (2011:1)[14], "HTML adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat halaman web dan menampilkan berbagai informasi didalam sebuah browser internet." HTML merupakan singkatan dari Hypertext Markup Language, artinya bahasa ini adalah bahasa markup untuk memformat konten halaman web dengan kata lain, bahasa untuk mengatur bagaimana penampilah dan pemformatan konten di web. HTML adalah bahasa pemograman yang bebas, dan tidak dimiliki oleh siapa pun, pengembangannya dilakukan banyak orang, banyak pihak di seluruh dunia dan bisa dikatakan sebagai sebuah bahasa yang dikembangkan bersama-sama secara global. Ada beberapa pengertian yang terdapat dalam HTML yaitu :

    1. Dokumen HTML
      Menurut Winarno dkk (2011:2)[13], "Dokumen HTML adalah dokumen berbasis teks yang dapat diedit oleh editor teks apapun di sistem operasi apapun." Dokumen HTML memiliki beberapa elemen yang dikelilingi oleh tag-teks yang dimulai dengan < dan di akhiri dengan >. Contoh kodenya adalah :
      <'img src=""gambar.gif"/"'>
      Tag ini fungsinya menampilkan gambar dari file gambar bernama "gambar.gif" yang nantianya gambar akan ditampilkan jika file HTML ini dibuka di browser.
    2. Struktur Dasar HTML
      Menurut Winarno dkk (2011:3)[13], "Elemen HTML dimulai dengan tag awal yang diikuti dengan isi elemen, contoh". Sebuah elemen HTML dapat bersarang di dalam elemen lainnya, seperti :
      <'title'>Creating Website with HTML herva</'title'>
      "heloww ini program HTML Herva"
      Kode tersebut diberi indentasi untuk membuat program bisa terbaca lebih jelas. Kode HTML terdiri atas unsur HTML, ditandai dengan tag awal dan diakhiri dengan tag . Dokumen HTML biasanya memiliki HEAD dan elemen BODY, HEAD ini didalamnya berisi judul atau <'title'>, judul nantinya muncul di bagian title bar dari browser.

  2. XML (Extensible Markup Language)
    Menurut Septian (2011:2)[14], "Extensible markup language (XML) adalah bahasa markup serbaguna yang direkomendasikan W3C untuk mendeskripsikan berbagai macam data, XML menggunakan markup tags seperti halnya HTML namun penggunaannya tidak terbatas pada tampilan web saja, XML merupakan suatu metode dalam membuat penanda atau markup pada sebuah dokumen."
  3. Konsep Dasar CSS
    Menurut Wiswakarma dalam Putri (2010:43)[12], "CSS (Cascading Style Sheet) adalah salah satu bahasa pemograman desain web (style sheet language) yang mengontrol format tampilan sebuah halaman web yang ditulis dengan menggunakan bahasa penanda". Menurut Septian (2011:3)[14], "Cascading style sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup, penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML." "CSS (Cascading Style Sheet) merupakan salah satu bahasa pemograman web yang berguna untuk mengendalikan beberapa elemen dalam sebuah web sehingga lebih terstruktur dan seragam". Pada umumnya, CSS digunakan untuk memformat tampilan halaman web yang dibaut dengan menggunakan HTML. Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan CSS adalah kepanjangan dari Cascading Style Sheet yang merupakan bahasa pemograman berbasis web untuk digunakan pada tampilan web.
  4. Javascript
    Menurut Septian (2011:3)[14], "Javascript adalah bahasa scripting yang handal yang berjalan pada sisi client." Javascript merupakan sebuah bahasa scripting yang dikembangkan oleh Netscape. Untuk menjalankan script yang ditulis dengan javascript kita membutuhkan javascript-enabled browser yaitu browser yang mampu menjalankan javascript.
  5. PHP (Hypertext Preprocessor)
    Dan dalam penulisan PHP terdapat tahap coding, menurut Maimunah dkk dalam Jurnal CCIT (2010:165),[15] "Coding merupakan tahap implementasi hasil desain ke dalam baris-baris program". Untuk memulai program PHP, kita dapat memulainya dengan mengenal sebuah tag pengenal PHP yang digunakan untuk menuliskan kode PHP. Dikutip dari Wahana Komputer dalam buku "Hot Tip dan Trik PHP" (2013:1)[16], menjelaskan bahwa "PHP adalah pemrograman berbasis web yang sudah sangat dikenal, bahasa pemrograman PHP termaksud bahasa Pemrograman berbasis web yang bersifat cross platform atau dapat dijalankan diberbagai macam sistem operasi." Menurut Winarno dkk (2011:4)[13], "PHP atau Hypertext Preprocessor adalah sebuah bahasa pemrograman web berbasis server (server-side) yang mampu mem-parsing kode PHP dari kode web dengan ekstensi .php hingga menghasilkan tampilan website yang dinamis di sisi client (browser)." PHP adalah bahasa script yang sangat cocok untuk pengembangan web dan dapat dimasukkan ke dalam HTML. Ketika memprogram dengan PHP atau framework PHP, anda bisa menggunakan software editor teks, beberapa editor PHP sbb :
    1. ActiveState Komodo Edit
    2. Bluefish
    3. Eclipse
    4. Emacs
    5. Geany
    6. jEdit
    7. Netbeans IDE
    8. Vim
    9. SciTE
    10. Dreamweaver CS
    11. Alleycode HTML Editor
    12. ConTEXT
    13. CodeLobster
    14. Crimson Editor
    15. Dev-PHP IDE
    16. HTML-Kit
    17. InType
    18. Notepad++
    19. Programer"s Notepad
    20. PSPad
    1. Variabel PHP

      Menurut Winarno dkk (2011:8)[13], "Variabel memungkinkan anda untuk menciptakan rumus bagi operasi tertentu dimana nilai operand-nya bisa dialokasikan secara dinamis." Variabel merupakan istilah yang menyatakan sebuah tempat yang digunakan untuk menampung nilai-nilai tertentu dimana nilai di dalamnnya bisa diubah-ubah. Variable merupakan tempat untuk menyimpan data dalam tipe tertentu, variabel bisa berupa null (belum ada jenisnya), angka, string, objek, array, boolean, dan isinya bisa diubah-ubah nantinya. Berbeda dengan bahasa pemrograman lain, variabel pada PHP lebih fleksibel, tidak perlu mendefinisikan jenisnya ketika mendefinisikan pertama kali. Ada 6 (enam) variabel dasar yang dapat diakomodasikan di PHP, seperti berikut :

      1. Boolean
        Adalah tipe data paling standar yang hanya menyatakan kebenaran, apakan True (benar) atau False (salah). Contoh sederhana :
        <?php $variabel_bol = True; // ini akan mengalokasikan True ke $variabel_bol ?>
      2. Integer
        Adalah bilangan bulat (bukan pecahan) baik negatif atau positif, misalnya ...,-2,-1,0,1,2,...). integer bisa dituliskan dalam satuan desimal (berbasis 10), heksadesimal (berbasis 16), atau oktal (berbasis 8) dan bisa juga ditambah tanda plus atau minus (- atau +), penandaan ini bersifat opsional.
      3. Floating Point
        Adalah nomor pecahan atau juga bilangan real, bisa didefinisikan dengan syntax berikut :
        <?php
        $a = 3.652;
        $b = 3.2e3;
        $c = 7E-10;
        ?>
      4. String
        Adalah untaian karakter, ada 256 karakter yang bisa dijadikan string. Sebuah sting bisa didefinisikan dengan berbagai cara, yang paling mudah adalah dengan tanda petik tunggal.
      5. NULL
        Adalah nilai yang merepresentasikan variabel tanpa value, NULL adalah nilai yang mungkin untuk Null, sebuah variabel akan menjadi Null jika dialokasikan konstanta NULL, variabel yang belum di-set ke nilai apapun, menerima unset().
      6. Operator
        Adalah simbol yang berfungsi untuk melakukan aksi/operasi tertentu terhadap nilai operand yang pada umumnya dari hasil operasi tersebut menghasilkan nilai baru. Ada banyak jenis operator, sbb :
        • Operator Assignment
          Adalah operator yang mengalokasikan nilai tertentu yang disebut operator assignment.
        • Operator Aritmetika
          Adalah operator aritmetika yang akan melakukan perhitungan matematika, seperti penambahan (+), pengurangan (-), pembagian (/), perkalian (*), sisa pembagian/modulus (%), inkremen (++), dan dekremen (--).
        • Operator Perbandingan
          Adalah operator perbandingan yang digunakan untuk menghasilkan dua (2) nilai, yang hasil akhirnya adalah nilai boolean true atau false.
        • Operator Logical
          Adalah operator yang fungsinya untuk mengoperasikan secara logikal dengan and, or, atau not, biasanya diterapkan pada operand dengan tipe boolean dan hasilnya pun akan boolean.
        • Konstanta
          Adalah sebuah pemograman yang memungkinkan adanya konstanta, yang fungsinya sama seperti variabel namun nilainya statis/konstan dan tidak bisa berubah.

Framework CodeIgniter

  1. Definisi Framework
    Menurut Suprihadi dkk yang dikutip dari Jurnal CCIT (2013:311)[2], "Famework dapat diartikan sebagai kumpulan perintah atau fungsi dasar yang dapat membantu menyelesaikan proses-proses yang kompleks, namun pihak developer tetap harus menulis kode sendiri dan harus menyesuaikan dengan lingkungan framework yang digunakan. Menurut Septian (2011:7)[14], "Framework sebagaimana arti dalam bahasa indonesiannya yaitu kerangka kerja, dapat diartikan sebagai kumpulan dari library (class) yang bisa diturunkan, atau bisa langsung dipakai fungsinya oleh modul-modul atau fungsi yang akan kita kembangkan." Kelebihan adanya framework adalah pertama, mempermudah dalam memahami kerja sebuah aplikasi, yang tentunya akan sangat membantu proses pengembangan sistem yang dilakukan secara tim. Kedua, dengan memakai framework akan menghemat waktu pengerjaan suatu aplikasi, karena setiap anggota sudang memiliki sebuah acuan dalam menyelesaikan modul. Dalam hal ini misalnya semakin banyak library yang ada semakin mempercepat anggota untuk menemukan solusi karena tidak setiap anggota harus membuat class atau fungsi untuk kasus yang relatif sama.
  2. Framework PHP
    Menurut Septian (2011:8)[14], "PHP framework adalah sebuah lingkungan pengembangan aplikasi berbasis PHP yang berisi sejumlah class yang telah dibuat agar digunakan kembali untu membuat apliasi."
  3. Codeigniter
    Menurut Winarno dkk (2011:16)[13], "Codeigniter dapat mempercepat proses pengembangan web, karena web framework memiliki library yang sudah didefinisikan sehingga programer hanya tinggal memanggil library dan fungsi-fungsi tersebut, tidak perlu lagi membuatnya dari nol serta menghemat waktu dalam penggunaannya." Menurut Septian (2011:9)[14], "Codeigniter merupakan aplikasi open source yang berupa framework dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis." Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa framework codeigniter bertujuan untuk menghasilkan framework yang akan dapat digunakan untuk pengembangan proyek pembuatan situs web dengan cara penggunaan kode program secara manual, dengan menyediakan banyak sekali pustaka yang dibutuhkan dalam pembuatan situs web, dengan antar muka yang sederhana dan struktur logika untu mengakses pustaka yang dibutuhkan. CodeIgniter meminimalkan pembuatan code untuk berbagai tujuan pembuatan situs web.
  4. Model View Controller (MVC)
    Menurut Septian (2011:9)[14], "MVC adalah sebuah pendekatan perangkat lunak yang memisahkan aplikasi logika dari presentasi." Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT (2013:311)[2], "Model View Controller atau yang sering disebut dengan MVC merupakan arsitektur yang sangat berguna dalam melakukan pengembangan sebuah sistem, terdapat 3 (tiga) komponen dalam pola MVC dan interkasi yang terjadi yaitu Controller, View, Model". Berikut pengertian Model View Controller:
    • Model
      Berisikan bagian-bagian yang mengelola data dengan sistem query database, mengambil dan menyimpan data, menghapus data, mengurutkan data, mencari data, dan proses lainnya yang berhubungan dengan pengelolaan data. Bertugas untuk mengelola berbagai model yang diperlukan oleh aplikasi.
    • View
      Bertugas mengelola tampilan aplikasi, sesuai dengan namanya, merupakan bagian yang dapat dilihat dan dikelola oleh user. Bagian ini umumnya terdiri dari tombol-tombol, tabs, check list, combo box, text, audio, button, list, table dan lainnya. Implementasi yang dilakukan pada bagian view dikelompokkan dalam panckage-panckage untuk lebih memudahkan dalam pengembangan.
    • Controller
      Bertugas untuk menghubungakan antara bagian model dan bagian view, bagian ini umumnya menangani request yang disampaikan saat user melalui bagian view untuk menyampaikan hasil request kembali pada user melalui bagian view, misalnya dalam bentuk list, teks, table, atau grafik.

Konsep Dasar Database dan MySQL

  1. Definisi Database
    Menurut Hidayati dkk dalam Jurnal CCIT (2011:238)[11], menjelaskan bahwa "Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu. Database digunakan untuk menyimpan data agar data tersebut dapat dimanipulasi dengan mundah, terjamin keakuratannya, efisiensi dalam penyampaiannya, dan tentu saja dapat dengan mudah untuk diakses kembali." Pada dasarnya database dapat diolah dengan menggunakan suatu software (perangkat lunak). Software yang digunakan untuk mengelola dan memanggil query database disebut database management sistem (DBMS). Menurut Winarno dkk (2011:56)[13], "Database adalah sebuah kebutuhan, dengan database programer dapat menyimpan dan mengambil data dengan mudah, database membuat sebuah aplikasi bisa berdaya guna dan menyimpan data dari user."
  2. Desain Database
    Menurut Henderi dkk dalam Jurnal CCIT (2011:174)[7], "Design database dibuat setelah melakukan analisa terhadap data yang ada pada penerimaan mahasiswa baru sebagai objek pembuatan Prototype program system data warehouse dan data mining sebagai tools pengukur kinerja."
  3. Pengertian MySQL
    Menurut Kustiyahningsih dalam Putri (2011:34)[12], "MySQL adalah sebuah basis data yang mengandung satu atau jumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri dari atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau sejumlah tabel". Menurut Raharjo dalam Putri (2011:34)[12] "SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses data di dalam database relasional. Setiap server database resional atau Relational Database Management System (RDBMS) mendukung SQL untuk mengatur dan mengolah datanya." MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System ). Sedangkan RDBMS sendiri akan lebih banyak mengenal istilah seperti table, baris, dan kolom digunakan perintah-perintah di MySQL.
  4. Perintah Dasar Database MySQL
    Menurut Raharjo dalam Putri (2011:34)[12], dalam menjalankan MySQL diperlukan berbagai perintah untuk membuat suatu database, berikut ini disebutkan beberapa perintah dasar dalam menggunakan MySQL. Untuk menjalankan MySQL pertama kali cukup dengan mengetikkan MySQL pada Command Prompt, Perintah-perintahnya adalah sebagai berikut:
    • Menampilkan database: SHOW DATABASE.
    • Membuat database baru: CREATE DATABASE database.
    • Memilih database yang akan digunakan: USE database.
    • Menampilkan tabel : SHOW TABLE.
    • Membuat tabel baru: CREATE TABEL tabel (field spesifikasi_field).
    • Menampilkan struktur tabel: SHOW COLUMNS FROM tabel atau DESCRIBE table.
    • Mengubah stuktur tabel: ALTER TABLE tabel jenis_Pengubahan.
    • Mengisikan data: INSERT INTO table (kolom 1) VALUES (data_kolom1); atau INSERT INTO table SET kolom1=data_kolom;.
    • Menampilkan data: SELECT kolom FROM tabel WHERE criteria ORDER BY kolom atau SELECT * FROM table.
    • Mengubah data: UPDATE tabel SET kolom=pengubahan_data WHERE kriteria.
    • Menampilkan data dengan kriteria tertentu: SELECT kolom1, FROM table WHERE kriteria.
    • Menghapus data : DELETE FROM tabel WHERE kriteria;
    • Menghapus tabel: DROP table.
    • Menghapus database : DROP database;
    • Keluar dari MySQL: QUIT; atau EXIT.

Konsep Dasar Dreamweaver CS5

Menurut Sigit dalam Putri (Lilian, 2010:44)[12], "Dreamweaver adalah sebuah HTML editor profesional untuk mendesain web secara visual dan mengelola situs atau halaman web". Menurut Puspitasari dalam Putri (2011:44)[12], "Dreamweaver CS5 adalah salah satu HTML Editor Professional yang berfungsi untuk mendesain web secara visual dan mengelola situs atau halaman web". Berdasarkan dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web.

Teori Khusus

Definisi Konsultan Perpajakan

Menurut Latief (2010:7)[17], "Konsultan Perpajakan adalah bisnis yang menawarkan layanan berupa pertimbangan, nasihat, penjelasan, atau pun keterangan bagi kliennya yang berfokus pada layanan seputar pajak dan akuntansi. Umumnya jasa yang ditawarkan adalah audit dan pembuatan laporan keuangan, pembuatan SPT pajak, sekaligus penjualan program/software akuntansi."

Definisi Jasa

Menurut Mardiyatmo (2012:30)[18], "Jasa adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak mempunyai wujud tertentu serta tidak mempunyai sifat fisik tertentu, jasa juga tidak terdapat tenggang waktu antara saat diproduksi dengan saat dikonsumsi." Jasa dapat diartikan sebagai setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan sifat produk jasa :

  1. Tidak berwujud (Intangibility)
    Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat atau diraba.
  2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)
    Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu berupa orang atau mesin, apakah sumber itu hadir atau tidak.
  3. Berubah-ubah (Variability)
    Sesungguhnya jasa sangat mudah berubah-ubah, karena jasa sangat tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan, dan dimana disajikan.
  4. Daya Tahan (Perishability)
    Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi masalah bila permintaan selalu ada dan stabil, sebaliknya bila permintaan naik/turun, maka sulit kemungkinan akan segera muncul.

Pelanggan (customer)

  1. Definisi Pelanggan (customer)
    Menurut Mardiyatmo (2012:116)[18], pelanggan (customer) adalah "Orang yang membeli atau menggunakan suatu barang atau jasa secara tetap dan berkesinambungan." Menurut Sunarya dkk (2011:231)[19], di jelaskan bahwa konsumen atau pelanggan adalah "bisa orang atau industri atau pembisnis yang menjadi unsur pertama pasar produk atau jasa."
  2. Kepuasan Pelanggan (customer)
    Menurut Mardiyatmo (2012:81)[18], "Kepuasan pelanggan adalah penilaian pelanggan terhadap produk atau pelayanan yang telah memberikan tingkat kenikmatan seperti yang diharapkan." Pengertian yang berhubungan dengan kepuadan pelanggan atau customer menurut Yusuf dkk dalam Jurnal CCIT (2011:228)[20], "Menyediakan nilai ke customer atau constituent adalah tujuan utama setiap manajemen." Mengingat begitu penting artinya pelanggan (customer) bagi perusahaan, maka perlu kiranya mendidik dan melatih para karyawan, khususnya karyawan yang langsung berhubungan dengan pelanggan (customer) untuk mengutamakan kepuasan pelanggan. Banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk menanamkan dan membentuk sikap yang positif terhadap pelanggan, di antaranya adalah dengan terus-menerus mengomunikasikan kepada karyawan tentang harga seorang pelanggan buat perusahaan.

Definisi Pemasaran (Marketing Definition)

Menurut Philip Kotler dalam Sunarya dkk (2011:225)[19], mendefinisikan "Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain." Menurut Mardiyatmo (2012:69)[18], "Pemasaran adalah segala daya upaya manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui proses tukar-menukar yang layak dan teratur, sehingga kedua belah pihak yang melaksanakan pertukaran dapat memperoleh kepuasan."

Definisi Teknologi Informasi

Teknologi informasi biasa disebut TI, IT (Information Technology) atau ifotech. Berbagai definisi teknologi informasi telah diutarakan oleh beberapa ahli, diantaranya Haang den Keen yang dikutip dari JUSIB dalam Permatasari (2011:77)[21]. Mendefinisikan "Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.' Menurut Martin dari buku JUSIB dalam Permatasari (2011:77)[21], "Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras atau lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi." Menurut Williams dan Swayer dari buku JUSIB dalam Permatasari (2011:77)[21], "Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan sisitem komputasi atau komputer dengan jalur komunikasi high speed yang membawa data, suata dan juga dalam bentuk video."

Pajak

  1. Pengertian Umum Perpajakan
    Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. yang dikutip dari buku Perpajakan Mardiasmo (2013:1)[22], Mengatakan bahwa "Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum". Definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur :
    1. Iuran dari rakyat kepada negara
      Yang berhak memungut pajak hanyalah negara, iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
    2. Berdasarkan Undang-Undang
      Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya.
    3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk, dan dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
    4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
  2. Pengertian Wajib Pajak
    Menurut Mardiasmo (2013:1-23)[22], "Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan."
  3. Pengertian Badan
    Menurut Mardiasmo (2013:23)[22], "Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap."
  4. Masa Pajak dan Tahun Pajak
    Menurut Mardiasmo (2013:23)[22], "Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu jangka waktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang KUP. Masa Pajak sama dengan 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan kalender. Sedangkan Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender."
  5. Dasar Hukum
    Menurut Mardiasmo (2012:22)[22], Dasar Hukum Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Undang-undang No.6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No.16 Tahun 2009.
  6. Fungsi Pajak
    Menurut Mardiasmo (2013:2)[22], ada dua (2) fungsi pajak, yaitu :
    1. Fungsi Budgetair
      Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya
    2. Fungsi Mengatur (regulerend)
      Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
  7. Pengelompokan Pajak
    1. Pengelompokan Menurut Golongan
      Pengelompokan pajak berdasarkan golongannya menurut Mardiasmo (2013:5-6)[22], adalah sbb :
      • Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan.
      • Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.
    2. Pengelompokan Menurut Sifat
      • Pajak Sujektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.
      • Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
    3. Menurut Lembaga Pemungutannya
      1. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Bea Materai.
      2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
    4. Tata Cara Pemungutan Pajak
      Tata cara Pemungutan Pajak dilarang diborongkan, karena setiap Wajib Pajak wajib membayar Pajak yang terhutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), dan atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT). Ada tiga (3) tata cara pemungutan pajak menurut Mardiasmo (2013:6)[22], adalah sebagai berikut :
      1. Stelsel Pajak
        Terdapat tiga (3) stelsel pajak yang dapat di lakukan berdasarikan:
        • Stelsel nyata (riel stelsel)
        • Stelsel anggapan (fictieve stelsel)
        • Stelsel campuran
      2. Asas Pemungutan Pajak
        Terdapat dua (2) asas dalam pemungutan pajak, yaitu :
        • Asas domisili (asas tempat tinggal)
        • Asas sumber
        • Asas kebangsaan
      3. Sistem Pemungutan Pajak
        Terdapat tiga (3) sistem pemungutan pajak, yaitu :
        • Official Assessment System
        • Self Assessment System
        • With Holding System

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberkan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) berfungsi, sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak, dan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. Sanksi untuk setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sehinga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Surat Pemberitahuan (SPT)

  1. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)
    Menurut Mardiasmo (2013:31)[22], “Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan atau pembayaran pajak, objek pajak atau bukan objek pajak, atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan parundang-undangan perpajakan.”
  2. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)
    Menurut Mardiasmo (2013:31)[22], “Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) bagi Wajib Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :
    1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
    2. Penghasilan yang merupakan objek pajak atau bukan objek pajak.
    3. Harta dan kewajiban.
    4. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Perpajakan.
  3. Jenis Surat Pemberitahuan (SPT)
    Secara garis besar Surat Pemberitahuan (SPT) dibedakan menjadi dua, yaitu :
    1. Surat Pemberitahuan Masa, adalah Surat Pemberitahuan untuk satu Masa Pajak
    2. Surat Pemberitahuan Tahunan, adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
  4. SPT Meliputi :

    1. SPT Tahunan Pajak Penghasilan.
    2. SPT Masa yang terdiri dari :
      1. SPT Masa Pajak Penghasilan
      2. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai
      3. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
      4. Batas Waktu Penyampaian SPT

    Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah :

    1. Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak. Khusus untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak.
    2. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak.
    3. Atau untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.
    4. Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT

    Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan sebagaimana dimaksud untuk paling lama 2 (dua) bulan sejak batas waktu penyampaian SPT Tahunan dengan cara menyampaikan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan. Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan wajib ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasa Wajib Pajak. Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan dibuat secara tertulis dan disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak, sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan berakhir, dengan dilampiri :

    1. Perhitungan sementara pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang batas waktu penyampaiannya diperpanjang.
    2. Laporan keuangan sementara.
    3. Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terhutang.
    4. Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT

    Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar :

    1. Rp.500.000.- (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.
    2. Rp.100.000.- (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa lainnya.
    3. Rp.1.000.000.- (satu juta rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.
    4. Rp.100.000.- (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunnan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi.

Surat Setoran Pajak (SSP)

  1. Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP)
    Menurut Mardiasmo (2013:37)[22], “Surat setoran pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.”
  2. Fungsi Surat Setoran Pajak (SSP)
    Menurut Mardiasmo (2013:38)[22] “Surat Setoran Pajak (SSP) berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oelh Pejabat Kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi.” Dari fungsi Surat Setor Pajak (SSP) diatas dapat disimpulkan bahwa SSP berfungsi sebagai sarana bukti yang sah apa bila telah melakukan pembayaran Pajak Terhutang, dan tempat pembayaran atau penyetoran pajak yaitu, Bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, dan kantor pos.

Surat Ketetapan Pajak

Surat Ketetapan Pajak Menurut Mardiasmo (2013:41)[22] Surat Ketetapan Pajak meliputi :

  1. Surat Keterangan Pajak Kurang Bayar
    Wajib Pajak yang berdasarkan hasil pemeriksaan data kongkret diberikan oleh Direktur Jenderal Pajak, antara lain berupa hasil konfirmasi faktur pajak dan bukti pemotongan Pajak Penghasilan atau Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban formal dan kewajiban material.
  2. Surat Keterangan Pajak Kurang Bayar Tambahan
    Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
  3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
    Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak melebihi besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terhutang.
  4. Surat Ketetapan Pajak Nihil
    Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

Keberatan atau Banding

  1. Tata Cara Penyelesaian Keberatan
    Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu :
    1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
    2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
    3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
    4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
    5. Atau pemotongan dan pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
  2. Tata Cara Penyelesaian Banding
    1. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan.
    2. Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan pengadilan khusus di lingkungan peradilan tata usaha negara.
    3. Permohonan banding diajukan paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima.
    4. Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan permohonan banding belum merupakan pajak yang terutang sampai dengan Putusan Banding diterbitkan.
    5. Apabila permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

Pembetulan, Pengurangan, Penghapusan, atau Pembatalan

  1. Pembetulan
    Atas permohonan Wajib Pajak, atau karena jabatannya, Direktur Jenderal Pajak dapat memberikan :
    1. Surat ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPN, SKPLB).
    2. Surat Tagihan Pajak.
    3. Surat Keputusan Pembetulan.
    4. Surat Keputusan Keberatan.
    5. Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi.
    6. Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi.
    7. Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak.
    8. Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak.
    9. Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak.
    10. Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga.
  2. Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan.
    Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat :
    1. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak, atau bukan karena kesalahannya.
    2. Mengurangkan atau membatalkan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak yang tidak benar.
    3. Membatalkan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan, atau pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dengan Wajib Pajak.

Subjek Pajak dan Wajib Pajak

  1. Subjek Pajak
    Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak. Yang menjadi Subjek Pajak adalah :
    1. Orang Pribadi
    2. Badan
    3. Bentuk Usaha Tetap (BUT)
    4. Yang Tidak Termaksud Subjek Pajak
  2. Yang tidak termaksud Subjek Pajak adalah :
    1. Kantor perwakilan negara asing
    2. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga negar Indonesia, dan negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.
    3. Organisasi internasional, dengan syarat :
      • Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut
      • Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota.
    4. Pejabat perwakilan organisasi internasional, dengan syarat :
      • Bukan warga negara Indonesia
      • Tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.

Wajib Pajak

Perbedaan Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar negeri, antara lain adalah :
Wajib Pajak Dalam Negri Wajib Pajak Luar Negeri Dikenakan pajak atas penghasilan biak yang diterima atau diperoleh dari Indonesia dan dari luar Indonesia Dikenakan pajak hanya atas penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia Dikenakan pajak berdasarkan penghasilan netto Dikenakan pajak berdasarkan penghasilan bruto Tarif pajak yang digunakan adalah tarif umum (Tarif UU Pph Pasal 17) Tarif pajak yang digunakan adalah tarif sepadan (tarif UU Pph Pasal 26) Wajib menyampaikan SPT Tidak wajib menyampaikan SPT.

Gambar Tabel 2.1. Wajib Pajak Dalam Negeri dan Luar Negeri

Dasar Pengenaan Pajak

Untuk dapat menghitung Pph, terlebih dahulu harus diketahui dasar pengenaan pajaknya. Untuk Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah Penghasilan Kena Pajak. Sedangkan untuk Wajib Pajak luar negeri adalah penghasilan bruto.

  1. Cara Menghitung Dasar Penghasilan Kena Pajak(PKP)
    Besarnya Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak badan dihitung sebesar penghasilan netto. Sedangkan untuk Wajib Pajak orang pribadi dihitung sebesar penghasilan netto dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
    Penghasilan Kena Pajak (WP Badan) = Penghasilan netto
    Penghasilan Kena Pajak (WP Orang Pribadi) = Penghasilan netto - PTKP

    Tabel 2.2. Perhitungan PTKP WP Badan dan WP Orang Pribadi

  2. Menghitung PKP dengan Metode Pembukuan
    Penghasilan Kena Pajak (WP Badan)
    = Penghasilan netto - PTKP
    = Penghasilan bruto - Biaya yang diperkenankan uu PPh

    Tabel 2.3. Menghitung PKP WP Badan Metode Pembukuan

    Penghasilan Kena Pajak (WP Orang Pribadi)
    = Penghasilan netto - PTKP
    = (Penghasilan bruto - Biaya yang diperkenakan UU PPh) - PTKP

    Tabel 2.4. Menghitung PKP WP Orang Pribadi Metode Pembukuan

  3. Menghitung PKP dengan Norma Perhitungan Penghasilan Netto

    Pedoman untuk menentukan penghasilan netto, dibuat dan disempurnakan terus menerus serta diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak berdasarkan pegangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pembaruan atau perubahan pedoman mengenai pengenaan penghasilan netto dapat di akses/diupdate melalui situs pajak resmi yaitu http://www.pajak.go.id/. Wajib Pajak yang boleh menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Netto adalah Wajib Pajak orang pribadi yang memenuhi syarat sebagai berikut :

    1. Peredaran bruto kurang dari Rp. 4.800.000,-
    2. Mengajukan permohonan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun buku.
    3. Menyelenggarakan pencatatan.

    Berikut merupakan contoh perhitungan pajak yang terhutang dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto :
    Contoh :

    Tabel 2.5. Menghitung PKP dengan Norma Penghitungan Penghasilan Netto

  4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

    Pembaruan atau perubahan besarnya PTKP dapat dilihat atau juga dengan update melalui situs pajak resmi http://www.pajak.go.id/ atau bisa mendapatkannya dengan mendatangi langsung KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Daerah Terdekat. besarnya PTKP dibawah ini dikutip dari buku Perpajakan Edisi Revisi Mardiasmo (2013:169)[22] sebagai berikut :

    1. Rp.15.840.000,- untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi
    2. Rp.1.320.000,- tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin
    3. Rp.15.840.000,- tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya di gabung dengan penghasilan suami, dengan syarat :
      • Penghasilan istri tidak semata-mata diterima atau diperoleh dari satu pemberi kerja yang telah dipotong pajak berdasarkan ketentuan dalam Undang-undang PPh pasal 21.
      • Pekerjaan istri tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga yang lain.
    4. Rp.1.320.000.- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya (maksimal 3 orang).
    5. Tarif Pajak WP Orang Pribadi Dalam Negeri
      Tarif Pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak juga dapat di akses perubahan atau pembaruannya pada website resmi perpajakan http://www.pajak.go.id/ . Dibawah ini, sesuai dengan yang dikutip dari buku “Perpajakan” (Mardiasmo, 2013:170)[22], Tarif Pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sebagai berikut :
      Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
      Sampai dengan Rp.50.000.000.-5%
      Diatas Rp.50.000.000.-sampai dengan Rp.250.000.000.-15%
      Di atas Rp.250.000.000,-sampai dengan Rp.500.000.000,-25%
      Diatas Rp.500.000.000,-30%

      Tabel 2.6. Tarif Pajak atas PKP bagi WP Orang Pribadi dalam Negeri

Pajak Penghasilan Pasal 21

  1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
    PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. Subjek Pajak dalam negeri, sebagai mana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-undang Pajak Penghasilan.
  2. Objek Pajak PPh Pasal 21
    Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :
    1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur.
    2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensium secara teratur berupa uang pensiun atau penhasilan sejenisnya.
    3. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain sejenisnya.
    4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, atau upah yang dibayarkan secara bulanan.
    5. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan.
    6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.
    7. Penerimaan dalam bentuk natura atau kenikmatan lainya dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diberikan oleh wajib pajak, wajib pajak PPh Final, Wajib Pajak PPh norma perhitungan khusus(deemed profit).

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22

Merupakan pembayaran Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut oleh :

  1. Bendahara pemerintah, termaksud bendahara pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau Lembaga Pemerintah, dan lembaga-lembaga negara lainnya, yang berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang, termaksud juga dalam pengertian bendahara adalah pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi yang sama.
  2. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta, yang berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain, seperti kegiatan usaha atau produksi barang tertentu antara lain otomotif dan semen.
  3. Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Pemungutan pajak oleh Wajib Pajak badan tertentu ini akan dikenakan tahap pembelian barang yang memenuhi kriteria tertentu sebagai barang yang tergolong sangat mewah baik dilihat dari jenis barangnya maupun harganya, seperti kapal pesiar, rumah sangat mewah, apartemen dan kondominium sangat mewah, serta kendaraan sangat mewah.

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23

Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya. Berikut penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23 adalah :

  1. Dividen.
  2. Bunga termaksud premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.
  3. Royalti.
  4. Hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.
  5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah dan atau bangunan.
  6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

Pajak Penghasilan Pasal 25

Ketentuan pasal 25 Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur tentang penghitungan besarnya angsuran bulanan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dalam tahun berjalan sebesar Pajak Penghasilan yang terhutang menurut Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak.

Pajak Penghasilan Pasal 26

Ketentuan Pasal 26 Undang-undang mengatur tentang pemotongan atas penghasilan yang bersumber di Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri (baik orang pribadi maupun badan) selain Bentuk Usaha Tetap. Berikut penghasilan yang dipotong PPh Pasal 26 adalah :

  1. Dividen
  2. Bunga
  3. Royalti
  4. Imbalan
  5. Hadiah/penghargaan
  6. Pensiun
  7. Premi
  8. Keuntungan karena pembebasan utang
  9. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia
  10. Premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri
  11. Penjualan atau pengalihan saham perusahaan
  12. Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha tetap di Indonesia.

Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2 (PPh bersifat Final)

Pajak penghasilan atas bunga, sewa dan imbalan jasa konsultan dan jasa konstruksi yang diatur dengan peraturan Pemenrintah (PPh Pasal 4 ayat 2), menurut Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa, “atas penghasilan berupa bunga deposito, dan tabungan-tabungan lainnya, penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah atau bangunan serta penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur dengan Peraturan Pemerintah.”

Literature Review

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan literature review adalah suatu bentuk kerangka yang menjelaskan definisi serta kata kunci yang mendukung topik dalam menentukan studi kasus yang menentukan ruang lingkup penelitian. Dibawah ini merupakan sumber literature review yang penulis dapatkan :

  1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Alfitroh Ceria [2013][23] STMIK Raharja, berjudul “Desain Sistem Informasi Pelaporan Pajak pada Kecamatan Neglasari”. Sistem ini diusulkan untuk membantu pelaksanaan penerapan dalam proses perhitungan, pemotongan atau pemungutan pajak, penyetoran dan pelaporan ke Kantor Pelayanan Pajak dengan cepat dan mudah, khususnya bagi pekerja bendahara yang melakukan proses perhitungan, pemotongan atau pemungutan pajak. Kekurangannya adalah, jika terjadi perubahan besarnya pokok pemotongan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak, bagian Kecamatan akan kesulitan dalam sistem perubahan serta membutuhkan tenaga khusus kembali untuk mengubahnya.
  2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ari Budi Astuti [2011][24] STMIK Raharja, berjudul “Analisa Sistem Informasi Entry Data SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tangerang Barat”. Sistem ini diusulkan untuk memberikan laporan pengentryan data SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi yang akurat. Kekurangannya adalah meskipun bertujuan untuk memberikan laporan pengentryan data SPT Tahunan, namun dari sistem tersebut masih terdapat kekeliruan keterlambatan pembayaran data seperti keterlambatan pertahun dan masa pembayaran SPT pertahunnya, tanggal jatuh tempo pembayaran serta masalah-masalah fisik lainnya yang membuat kurang berjalannya sistem pengentryan data SPT tahunan tersebut secara baik.
  3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Suprihadi dkk [2013][2] Journal CCIT STMIK Raharja, berjudul “Rancangan Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Mode View Controller”. Sistem ini di buat dan dirancang dalam penyempurnaan jaringan informasi terhubung antara satu klaster degan klaster lainnya yang saling berhubungan, agar didapatkannya satu kesatuan ruang lingkup informasi atau jaringan kalster berbasis website dengan metode pembuatan yang digunakan yaitu dengan view controller atau php framework. Kekurangannya adalah masih terdapat kendala-kendala dalam pengimplementasiannya, serta belum terdeteksi kerumitan data atau penyesuaian hubungan yang ada pada masing-masing klaster.
  4. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniasih Dwi Astuti dan Vina Oktaviani [2012][25] Jurnal Tirtayasa Ekonomika, berjudul “Analisis Pengaruh Boox-Tax Differences Terhadap Beban Pajak (Study Empiris Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Dalam penelitian ini membahas mengenai Book Tax Differences yaitu perbedaan antara jumlah laba perhitungan berdasarkan perhitungan akuntansi (akuntansi komersial) dengan jumlah laba yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan (akuntansi pajak). Kekurangannya yaitu, hal penyebab terjadinya perbedaan periode waktu didalam penerapan pembukuan dalam perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) menjadi salah satu faktor utama seringnya Pembayaran PPh menjadi ditangguhkan. Sehingga membutuhkan banyak waktu untuk melakukan rekonsiliasi penyandingan jumlah beban pajak antara komersial atau fiskal, dalam perhitungan Penghasilan Kena Pajak (PTKP), dan tahap-tahap penyandingan lainnya, dalam hal ini terjadi kurangnya keefektifan dalam hal pengelolaan pajak yang terjadi, lebih di utamakan pelayanan terhadap WP atau badan dibadingkan pembadingan menyeluruh secara berulang. Karena Pph yang di tangguhkan dapat berakibat fatal bagi WP atau badan yang bersangkutan.
  5. Penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmawati, dan Andi [2012][26] Jurnal Tirtayasa Ekonomika, yang berjudul “Penerimaa Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sebelum dan Sesudah Penerapan Pola SISMIOP pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Cilegon”. Dalam penelitian ini membahas mengenai, pengembangan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kantor Pajak Bumi dan Bangunan Cilegon serta mengukur kinerja sebelum dan sesudah dilakukannya penerapan terhadap SISMIOP (Sistem Informasi Manajemen Objek Pajak) yang mempunyai salah satu tujuan yaitu untuk mendukung penyediaan informasi yang berhubungan dengan seluruh fungsi didalam administrasi, serta terciptanya pengenaan pajak yang lebih adil dan merata, peningkatan cakupan wilayah, peningkatan pokok ketetapan pajak, penigkatan tertib adminstrasi dan penigkatan penerimaan PBB terhadap Wajib Pajak. Kekurangannya yaitu, didalam pelaksanaan penerapan pendataan menggunakan SISMIOP, dengan kendali akurat mengenai pengikatan luas bumi dan bangunan yang dapat dijadikan beban pajak, harus mempunyai standar konsep mengenai keakuratan nilai dari informasi tersebut. SISMIOP adalah perancangan Sistem Informasi Manajemen berbasis teknologi, merupakan sebuat sistem pemroses data menjadi sebuah informasi yang dapat dijadikan bukti pengenaan beban pajak akibat peluasan bangunan yang telah wajib dikenakan beban pajak, faktor penerapan sistem tersebut memang mampu meningkatkan kinerja pada Kantor Pajak Bumi dan Bangunan Kota Cilegon, namun jika hasil informasi dari SISMIOP tersebut tidak mempunyai kriteria yang akurat, atau tidak memiliki keterkaitan antara “hasil informasi bukti pengenaan beban pajak bangunan” dengan “proses pembayaran yang dilakuan” seperti yang ada dan dijelaskan dalam konsep sistem informasi, sehingga akan mudah sekali terjadinya manipulasi yang bermunculan satu demi satu dengan adanya penerapan sistem tersebut, tanpa adanya iringan keseimbangan antara hasil pengenaan dengan laporan permbayaran/pelunasan beban pengenaan yang ada dan yang terjadi. Disarankan untuk menambah sistem yang ada dengan meberikan keunggulan lebih mengenai keakuratan data yang diproses dengan lebih signifikan, sehingga para tangan-tangan jahil tidak mampu memanipulasi data yang dihasilkan dengan yang wajib dibayarkan.
  6. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ratih Kumalasari dan Nur Azizah [2012][27] Jurnal Tirtayasa Ekonomika, yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan dan Jenis Perusahaan Terhadap Audit Report LAG”. Dalam penelitian ini membahas mengenai, Audit Report pada proses pembukuan atau penyusunan laporan keuangan disetiap periodenya, bahwa semakin lama proses Audit Report Lag, maka akan mempengaruhi ketepatan waktu dalam publikasi informasi laporan keuangan audit yang berdampak negatif pada tinggak ketidak pastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang didasarkan pada hasil dari penyusunan laporan keuangan akhir periode. Sedangkan penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yaitu sejak tanggal ditutup buku perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independent yang mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Ada pula pembahasan yang berpengaruh terhadap audit report lag, yaitu besar kecilnya ukuran perusahaan, operasional, dan intensitas perusahaan. Kekurangannya adalah, kegiatan audit yang dilakukan oleh auditor seharusnya dapat mengurangi proses yang lemban serta dapat menghindari kecurangan, tetapi adanya kebijakan penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan sejak tanggal ditutup buku perusahaan sampai tanggal yang tertera pada auditor dapat memberikan dampak negatif selama proses dengan sistem ini dilakukan.


BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum PT. Bintang Mandiri Konsultama

PT. Bintang Mandiri Konsultama, adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang konsultan perpajakan yang megolah perhitungan dan penyampaian informasi pajak terhadap customer, PT. Bintang Mandiri Konsultama beralamat di Ruiko Melati Mas Square Blok A.2 No.26 Tangerang-Selatan.

Sejarah Singkat PT. Bintang Mandiri Konsultama

Dunia perusahaan yang setiap tahun terus menerus berkembang pesat, peraturan pajak pun selalu berubah kebijakan setiap tahunnya, perusahaan dalam hal ini sebagai Wajib Pajak sangat memerlukan informasi tentang perpajakan, dengan dasar tersebut berdirilah Bintang Mandiri Konsultama yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan perpajakan, pertama kali berdiri pada tahun 2003 dan berkantor di Jl. Boulevard Raya Gading Serpong, kemudian pada bulan Juli 2007 berpindah alamat ke Ruko Berlin No.26 Gading Serpong, dan sekarang menetap di Ruko Melati Mas Square Blok A2/26 Villa Melati Mas Serpong–Tangerang, dengan berganti nama menjadi PT. Bintang Mandiri Konsultama. Bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi dunia usaha sebagai wajib pajak dalam menyampaikan kewajibannya. Dari saat pendirian hingga saat perusahaan kami telah memiliki kurang lebih 50 klien yang bergerak di bidang usaha perdagangan, real estate, dan industri.

Struktur Organisasi PT. Bintang Mandiri Konsultama

Struktur organisasi dalam PT. Bintang Mandiri Konsultama ini secara garis besar dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut:

Gambar Bagan Struktur Organisasi PT.BMK

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Bintang Mandiri Konsultama

Ruang Lingkup Pekerjaan

Untuk dapat memberikan pelayanan yang professional dan prima pada wajib pajak dalam menghadapi persoalannya pelayanan jasa yang kami berikan adalah sebagai berikut:

  1. Tax Service.
    • Tujuan: Jasa untuk konsultasi tentang hak (mendapatkan fasilitas atau kemudahan dalam bertransaksi diwilayah kerja dan kewajiban (pelaporan atau pembayaran) wajib pajak baik orang pribadi (OP seperti Toko, UD, PD, MM, atau SM) maupun badan (CV, PT, Yayasan, Parpol, atau Firma).
    • Manfaat: Membuat suatu awal yang baik dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai Wajib Pajak.
  2. Tax Review.
    • Tujuan : Jasa untuk meneliti apakah kewajiban (pembayaran atau pelaporan) perpajakan telah dijalankan sesuai dengan Undang–Undang atau Peraturan Perpajakan yang berlaku.
    • Manfaat : Menghindari atau mengetahui lebih awal atau dini segala sanksi administrasi perpajakan yang terjadi agar tidak memberatkan kita sebagai Wajib Pajak. (sasaran utama: Pelaporan dan Pembayaran Pajak SPT Masa PPN/PPh dan SPT Tahunan).
  3. Tax Audit.
    • Tujuan : Jasa untuk meneliti apakah kewajiban (administrasi: Pencatatan atau Pembukuan) telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
    • Manfaat: Menghindari sanksi administrasi yang memberatkan seperti: bunga sebesar 48% dan kenaikan hingga 100% dan mengetahui lebih awal/dini segala syarat–syarat yang harus dipenuhi dalam pembukuan (sasaran utama: Wajib Pajak yang menyelenggarakan pembukuan).
  4. Banding atau Gugatan.
    1. Tujuan : Jasa sebagai kuasa hukum untuk membela Wajib Pajak dalam mencari mempergunakan haknya dalam surat Keputusan hasil keberatan yang masih memberatkan dibidang perpajakan pada sidang di Pengadilan Pajak.
    2. Manfaat : Menghindari terutang pajak yang seharusnya tidak ditanggung oleh Wajib Pajak, misalkan: penagihan secara paksa, Penyitaan, Gezeling, atau Lelang.

Organisasi Dan Manajemen PT. Bintang Mandiri Konsultama

Secara umum kegiatan PT. Bintang Mandiri Konsultama terbagi ke dalam dua fungsi, yaitu:

  1. Fungsi Internal.
    Karyawan atau pegawai yang mengurusi kegiatan internal ini lazimnya bertugas untuk menghitung pajak–pajak klien yang rutin seperti, PPh 21 dan 25, PPN masukan dan keluaran baik bulanan maupun tahunan, membuat faktur pajak standar, membuat Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah dihitung, hingga mengisi form pajak (SPT) yang akan dilaporkan (Masa/Tahunan) dengan data–data yang telah diperoleh dari klien.
  2. Fungsi Eksternal.
    Tugas karyawan atau pegawai pada fungsi ini seperti sudah sedikit tergambarkan pada penjelasan di atas yaitu, membayarkan pajak–pajak klien yang telah dihitung ke bank–bank persepsi menggunakan SSP yang telah dibuat dan kemudian melaporkan SPT ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat masing–masing klien terdaftar, atau melalui pos tercatat bagi klien yang berada diluar kota. Hal lain yaitu mengurus jadwal keberatan atau banding klien ke gedung Departemen Keuangan dan mengurus pendaftaran NPWP baru bagi WP yang telah mengajukan permohonannya.

Visi dan Misi PT. Bintang Mandiri Konsultama

  1. Visi :
    Memberikan manfaat bagi wajib pajak dalam menjalankan hak dan kewajiban sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku, yaitu menghitung, membayar, dan melaporkan kewajibannya.
  2. Misi :
    1. Memberikan pelayanan jasa konsultasi perpajakan yang terbaik bagi para klien.
    2. Memberikan pelayanan secara professional.
    3. Memberikan solusi yang tepat atas permasalahan klien baik mengenai perpajakan maupun akuntansi.
    4. Membantu pengembangan pengetahuan khususnya dibidang perpajakan dan akuntansi bagi para mahasiswa/I dan instansi yang membutuhkan.

Metode Analisa Berdasarkan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Analisa Masukan

Masa pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu jangka waktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang KUP. Masa pajak sama dengan 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan kalender. Data yang dimasukan dalam analisa pengelompokan data yang masuk adalah sebagai berikut :

  1. Data pribadi berupa dokumen atau masukan(input) yang sesuai dengan pemilik untuk Subjek Wajib Pajak.
  2. Data-data penting berupa dokumen atau data masukan(input) yang berhubungan dengan pengenaan Wajib Pajak Orang Pribadi
  3. Data-data penting berupa dokumen atau data masukan(input) yang berhubungan dengan kepemilikan Badan (seperti perseroan terbatas, perseroan konaditer, dsb)
  4. Data-data penting berupa dokumen atau data masukan(input) yang berhubungan dengan kepemilikan yang di golongkan dalam Subjek Pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT)
  5. Serta data-data yang mempunyai keterkaitan arti penting dalam proses pembayaran atau perhitungan pajak, baik pajak penghasilan dsb.

Analisa Proses

Pada analisa masukan, telah di dapatkan dokumen-dokumn yang dibutuhkan dalam penerapan selanjutnya yaitu analisa proses. Ada beberapa tahap analisa proses yang dilakukan pada PT. Bintang Mandiri Konsultama, yaitu sebagai berikut :

  1. Melakukan Proses Tax Service.
    Tax advisor melakukan penerapan konsultasi tentang hak customer, melakukan konseling atau tanya jawab terhadap data-data yang diberikan oleh customer, apakah customer sudah mendapatkan fasilitas atau kemudahan dalam bertransaksi diwilayah kerjanya serta menjalankan kewajiban pelaporan atau pembayaran pajak sebagai Wajib Pajak baik orang pribadi (OP seperti Toko, UD, PD, MM, atau SM) maupun badan (CV, PT, Yayasan, Parpol, atau Firma). Tax advisor berusaha memberikan kesan konsultasi yang baik dan memuaskan terhadap customer, serta membuat suatu awal yang baik bagi customer dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai Wajib Pajak
  2. Melakukan Proses Tax Review.
    Proses tax review bertujuan untuk meneliti serta meninjau, apakah customer sebagai Wajib Pajak telah menjalankan kewajiban pembayaran atau pelaporan perpajakan telah dijalankan sesuai dengan Undang–Undang atau Peraturan Perpajakan yang berlaku. Proses ini bertujuan menghindari serta mengetahui lebih awal dan lebih dini, mengenai pengenaan segala sanksi administrasi perpajakan yang terjadi atau dikenakan oleh customer yang melanggar peraturan pembayaran dan pelaporan pajak, agar hal ini tidak memberatkan kita sebagai Wajib Pajak, yaitu sebagai sasaran utama dari Pelaporan dan Pembayaran Pajak SPT Masa PPN/PPh dan SPT Tahunan).
  3. Melakukan Proses Tax Audit.
    Proses ini bertujuan untuk meneliti apakah kewajiban administrasi yaitu pencatatan atau pembukuan customer atau Wajib Pajak telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Proses ini bertujuan untuk menghindari sanksi administrasi yang memberatkan seperti, bunga sebesar 48%, kenaikan hingga 100% dan mengetahui lebih awal atau dini segala syarat–syarat yang harus dipenuhi dalam pembukuan customer sebagai Wajib Pajak yang juga merupakan sasaran utama Wajib Pajak yang menyelenggarakan pembukuan.
  4. Proses Pengajuan Banding atau Gugatan.
    Prose ini dilakukan apabila dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh Direktur Jenderal Pajak atas kurangnya atau kesalahan dalam pelaporan atau pembayaran pajak terhutang customer. Tax Advisor sebagai Jasa Perpajakan, menjadi kuasa hukum untuk membela Wajib Pajak dalam mencari mempergunakan haknya dalam Surat Keputusan Hasil Keberatan sah yang ditanda tangani atau dibuat oleh customer untuk ditujukan kepada Direktur Jenderal Pajak yang masih memberatkan dibidang perpajakan, dan pada sidang di Pengadilan Pajak. Hal ini bertujuan untuk memproses dan memberikan hasil akhir dari banding atau gugatan atas Surat Ketetapan Pajak kepada customer. Memproses dan menghindari, terutangnya pajak yang seharusnya tidak ditanggung oleh Wajib Pajak, misalnya hingga penagihan secara paksa, Penyitaan, Gezeling, atau Lelang.

Analisa Keluaran

Hasil dari analisa keluaran dari data yang dimasukan, dan di proses dalam analisa pengelompokan data keluar adalah menghasilkan informasi keluaran sebagai berikut :

  1. Informasi/Laporan Perhitungan Surat Pemberitahuan (SPT) normal sementara.
  2. Informasi/Laporan hasil pembayaran pajak terhutang customer dengan SPT dan bukti SSP.
  3. Informasi/Laporan Perhitungan Surat Pemberitahuan (SPT) ulang atas terbitnya Surat Tagihan Pajak (STP) dan Surat Ketetapan Pajak (SKP) terhadap Wajib Pajak.
  4. Informasi/Laporan = hasil permohonan tertulis (surat permohonan).
  5. Informasi/Laporan = hasil pengajuan gugatan/banding.
  6. Informasi/Laporan = hasil atas sidang gugatan/banding.
  7. Informasi/Laporan = hasil pembayaran denda, bunga, dan adm lainnya.
  8. Informasi/Laporan Final Pajak Customer.
  9. Informasi/Laporan lainnya yang berhubungan dengan Wajib Pajak atau customer.

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

Sistem tersebut menggambarkan 1 unit komputer PC dengan spesifikasi sebagai berikut :

  1. Processor : Intel® Atom™ N2600 (1,6 GHz)
  2. Harddisk : 320 GB
  3. RAM : 2 GB DDR3 Memory
  4. Printer : Epson Stylus SX215 Multifunciton
  5. Mesin Tik Manual : Olympia Carina 3 13-Inch
  6. Koneksi Internet : LAN/Wirelless

Aplikasi yang digunakan (Software)

  1. Windows 7 Ultimate
  2. Microsoft Office 2007
  3. Microsoft Exel 2007
  4. Web Browsing
  5. E-SPT

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Urutan Prosedur

Sistem penyampaian informasi yang berjalan saat ini pada PT. Bintang Mandiri Konsultama memiliki prosedur sebagai berikut :

  1. Pertemuan pertama, customer datang ke instansi, lalu melakukan pendaftaran berikut konsultasi dengan bagian tax advisor dan diberikannya arahan terhadap syarat-syarat sebagai customer PT. Bintang Mandiri Konsultama yang berlaku serta data-data Wajib Pajak yang diperlukan.
  2. Tahap selanjutnya customer datang kembali ke instansi, dan menyerahkan data-data pajak customer yang di perlukan kepada tax advisor serta menyetujui syarat-syarat perjanjian kesepakatan kerja, dan selanjutnya data tersebut akan ditinjau serta diproses lebih lanjut dengan melakukan langkah-langkah, yaitu melalui tahap-tahap tax service, tax review, dan tax audit, mengenai kebutuhan pembayaran pajak dan permasalahan-permasalahan lainnya yang dijadikan bahan laporan tax advisor kepada pimpinan untuk menyetujui proses selanjutnya.
  3. Setelah dilakukannya tinjauan terhadap pajak customer sebagai wajib pajak mengenai pelaporan perpajakannya, tax advisor memberikan informasi singkat melalui telepon mengenai hasil konsultasi, dan peninjauan masalah terhadap customer, sebagai himbawan agar dapat kembali datang ke instansi.
  4. Proses selanjutnya, customer kembali datang ke instansi, untuk mengetahui hasil konsultasi dan tinjauan data-data pajak customer sebagai wajib pajak, customer dapat datang di hari yang dijanjikan atau dihari yang lain dikarenakan kendala jarak tempuh atau kondisi lainnya.
  5. Tax advisor yang melakukan tinjauan terhadap data customer, menyiapkan laporan mengenai penyampaian perpajakan customer berupa file fisik menggunakan kertas sebagai output
  6. Setelah customer datang ke instansi, dan meminta informasi mengenai hal-hal penyampaian perpajakannya, tax advisor segera menyiapkan laporan yang telah siap untuk dijelaskan kepada customer. Apa bila laporan fisik hilang/terselip customer harus datang kembali besok untuk mendapatkan hasil laporan mengenai konsultasi perpajakannya.
  7. Setelah customer mendapatkan informasi tinjauan mengenai perpajakannya, serta menyetujui proses selanjutnya, tax advisor melakukan proses berikutnya yaitu proses perhitungan pajak terhutang customer.
  8. Hasil dari perhitungan akan menghasilkan informasi mengenai budget pembayaran pajak terhutang customer, yang akan di konfirmasikan oleh tax advisor kepada customer untuk menentukan keputusan pembayaran.
  9. Proses penyetujuan pembayaran dari customer akan di proses kembali dengan perhitungan Pajak Penghasilan terutang terhadap customer sesuai dengan ketentuan Undang-undang Perpajakan yang berlaku pada lembar SPT Masa Pajak, atau Tahunan Pajak, baik Badan, maupun Orang Pribadi, dan lainnya tergantung cakupan pelunasan pajak terutang customer.
  10. Hasil dari perhitungan pajak terutang customer berupa lembar SPT yang proses pembuatannya telah disetujui oleh pihak customer, selanjutnya di ajukan kepada pimpinan untuk di Acc atau di setujui.
  11. Tax advisor melakukan perhitungan-perhitungan pajak customer yang masih terhutang, lalu tax advisor melaporkan laporan perhitungan Pajak Penghasilan customer yang telah selesai kepada pimpinan untuk disetujui proses selanjutnya yaitu pelunasan pajak terhutang.
  12. Untuk dapat mengetahui informasi rincian-rincian mengenai pajak terhutangnya, customer di himbau untuk datang ke instansi, aktifitas ini seharusnya bisa dilakukan melalui E-mail, namun tidak disetiap waktu bagi customer secara praktis membuka E-mail pribadinya untuk mengetahui informasi yang terjadi, belumnya ketidak fahaman mengenai informasi yang disampaikan terhadap customer dan akhirnya porses bolak-balik antara instansi dan lokasi customer selalu terjadi dan menjadi hambatan dalam proses yang kurang efektif.
  13. Setelah di terimanya informasi terhadap customer dan mengetahui budget pembayaran pajak yang masih terhutang, customer melakukan tahap persetujuan untuk selanjutnya menyetujui proses pembayaran secara sah, yang akan dilakukan oleh staff PT. Bintang Mandiri Konsultama.
  14. Dalam proses pembayaran, tax advisor membuat lembar Surat Setor Pajak atau (SSP) sebagai surat yang akan menjadi bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan, serta menjadi laporan pembayaran kepada atasan dan terhadap customer.
  15. Lalu bagian tax advisor melakukan pembayaran pajak terhutang customer dengan lembar SSP, dan pembayaran di lakukan melalui Jasa Kantor POS atau melalui Bank Persepsi yang bekerja sama dengan Pajak.
  16. Tax advisor melakukan konfirmasi kepada pimpinan PT. Bintang Mandiri Konsultama atas pembayaran yang telah dilakukan, untuk selajutnya menjadi bahan laporan informasi yang akan disiapkan kepada customer.
  17. Setelah customer datang kembali ke PT. Bintang Mandiri Konsultama, dan meminta laporan informasi hasil pembayaran pajak terhutangnya. Laporan informasi hasil pembayaran yang sudah siapkan, akan di presentasikan oleh pimpinan. Serta apa saja kekurangan-kekurangan yang masih ada dan kendala-kendala yang masih terdapat didalam proses pembayaran pajak customer kepada customer, bila masih belum dapat diselesaikannya pembayaran pajak customer, atau masih terdapat masalah atau dilakukannya bading/gugatan. maka pimpinan akan meminta data lain yang dibutuhkan dan proses akan terjadi berulang kali mulai dari konsultasi kembali mengenai kendala-kendala yang dihadapi dengan tax advisor, hingga pajak terhutang customer dapat terselesaikan.

Use Case Diagram Penerimaan dan Pengolahan Sistem Pembayaran Pajak Terhutang Customer

Proses berikut menjelaskan proses yang terkait dengan aktor dan sistem. Interaksi tersebut dapat digambarkan dengan use case diagram untuk Sistem Informasi yang dijalankan oleh konsultan pajak PT. Bintang Mandiri Konsultama terhadap customer pajak

Gambar 3.2. Use Case Diagram : Sistem Pembayaran Pajak Terhutang Customer Pajak

Berdasarkan Gambar 3.2. Use Case Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. Terdapat 1 (satu) system yang mencakup seluruh kegiatan sistem pembayaran pajak terhutang oleh customer pajak.
  2. 3 (tiga) Actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Customer, Tax Advisor, dan Pimpinan.
  3. 5 (lima) use case generalization yg dilakukan pada tahap pendataan yaitu, dilakukan tax service, tax review, tax audit, dan banding/gugatan.
  4. 9 (sembilan) garis include yang digunakan sebagai line proses bertahap dari proses pertama hingga akhir.
  5. 19 (sembilan belas) garis realization yang digunakan oleh antar muka system yaitu hubungan antar objek yang benar-benar dilakukan oleh suatu ojek yaitu actor tersebut dan yang sering digunakan oleh actor-actor customer, tax advisor, dan pimpinan.
  6. 14 (empat belas) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut yaitu :
    • Poin 1 : Konsultasi, tax advisor memberikan tahap awal dengan perkenalan terhadap customer pajak, mengenai syarat-syarat sebagai customer pajak pada PT. Bintang Mandiri Konsultama yang sekaligus juga menjadi Wajib Pajak Negara.
    • Poin 2 : Pendataan, customer memberikan data-data yang akan dilakukan peninjauan mengenai hak-hak Wajib Pajak serta Kewajiban Wajib Pajak apakah sudah mendapatkan dan membayarkan kewajiban pajaknya sesuai menurut Undang-undang Perpajakan yang berlaku melalui tahapan tax service, tax review, dan tax audit, apa bila pada proses tax audit ditemukan permasalahan mengenai adanya data lain selain data yang diberikan oleh Wajib Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak didalam pembukuan yang dilakukan oleh Wajib Pajak atau tidak melaporkan sama sekali, yang setelah diperiksa terjadi pelanggaran, atau pada proses lain yaitu Wajib Pajak tidak membayarkan kewajibannya, atau terjadi kekeliruan pembuatan/pembayaran pajak yang lalu/yang sudah dibayarkan maka tax advisor melakukan pembetulan, dan dalam waktu setelahnya akan diterbitkan STP dan SKP dari Direktorat Jenderal Perpajakan (include tax audit dihubungkan dengan use case pengeluaran STP & SKP dari Direktorat Jenderal Perpajakan dengan garis (line) dependency) yang menyatakan kesalahan dalam penyampaian pembayaran pajak oleh Wajib Pajak, atau kurang bayar terhadap utang pajak Wajib Pajak, dan keterlambatan Direktur Jenderal Pajak dalam penerbitan STP & SKP kepada Wajib Pajak yang melanggar.
    • Poin 3 : Perhitungan pajak terutang customer pada lembar atau formulir SPT, yaitu apabila tidak ditemukannya kesalahan pada proses pendataan yang melalui proses tax audit, maka proses dilanjutkan pada perhitungan pajak terutang customer atau Wajib Pajak, yaitu melakukan perhitungan pembayaran pajak yang masih terhutang pada lembar SPT.
    • Pembayaran pajak terhutang customer dengan lembar SSP, yaitu pembuatan surat atau lembar yang dijadikan surat setoran atau surat pembayaran pajak terhutang customer, yang akan menjadi bukti sah hasil pelunasan utang pajak terhadap Wajib Pajak
    • Laporan siap dan hasil pembayaran selesai, yaitu pembuatan rincian laporan-laporan hasil dari pembayaran atau pelunasan pajak terutang, yang akan dilaporkan kepada pimpinan dan customer sekiranya tidak terjadi kesalahan, apa bila terjadi kesalahan dan dikeluarkannya STP dan SKP oleh Direktorat Jenderal Perpajakan, maka proses dilanjutkan.
    • Pengeluaran STP (Surat Tagihan Pajak) dan SKP (Surat Ketetapan Pajak) dari Direktorat Jenderal Perpajakan, yaitu keputusan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pajak, setelah menganalisa, dan memproses pembayaran Wajib Pajak yang terdapat kesalahan, baik perhitungan, salah pengetikan, penjumlahan, terdapatnya dokumen/bukti lain yang menjadikan dasar perhitungan pajak pada SPT atau Pembukuan yang dibuat oleh Wajib Pajak keliru atau terdapat kesalahan dan pelanggaran, yang juga dapat terjadi pada SPT yaitu perbedaan antara pajak masukan dengan pajak keluaran pada PPh, tujuan penerbitan lembar STP dan SKP menjadi lembar penagihan pajak kurang bayar akibat kesalahan dalam perhitungan pada SPT Masa atau Tahunan, beberapa SKP yang dikeluarkan tergantung pada kekeliruan SPT yang dibuat antara lain :
      • Diterbitkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar)
      • Diterbitkan SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan)
      • SKPLB (Surat Ketetapan Lebih Bayar)
      • Dan SKPN (Surat Keterangan Pajak Nihil).
    • Mengajukan banding/gugatan, apabila Wajib Pajak merasa tidak melakukan kesalahan serta menolak STP dan SKP yang di terbitkan oleh Direktur Jenderal Perpajakan, maka Wajib Pajak mempunyai hak untuk mengajukan gugatan atau banding dengan membuat Surat Keputusan Gugatan atau Banding sesuai yang dijelaskan dalam Undang-undang perpajakan yang mengatur tata cara pembuatan Surat Keputusan Gugatan atau Banding, yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perpajakan atas penerbitan STP dan SKP.
    • Pembuatan Surat Keputusan Banding/Gugatan, adalah surat yang menjadi hak Wajib Pajak apabila tidak setuju mengenai penerbitan STP dan SKP dari pembayaran pajak terutangnya, penolakan dapat menggunakan SPT atau dengan menggunakan surat tertulis yang ditanda tangani langsung oleh Wajib Pajak, yang akan mendapat Surat Balasan Banding atau Gugatan dari Direktur Jenderal Perpajakan, sebagai tanggal acuan pada masa banding atau gugatan, juga menjadi bukti atau dasar penagihan apabila terjadi Pembetulan Surat Ketetapan Pajak.
    • Kembali ke proses poin : 1, 2, 3, proses sidang banding/gugatan, yaitu tax advisor sebagai konsultan perpajakan yang juga merupakan kuasa hukup Wajib Pajak atau customer, melakukan proses perhitungan ulang, yang dilakukan mulai dari tahap konsultasi kembali terhadap customer, lalu melakukan pendataan hingga perhitungan ulang mengenai SPT yang dianggap keliru bayar.
    • Direktorat Jenderal melakukan pembetula pada STP (Surat Tagihan Pajak) dan SKP (Surat Ketetapan Pajak), atas permohonan Wajib Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak, pada kesalahan pegawai pajak dalam menganalisa SPT Masa atau Tahunan yang dibuat oleh Wajib Pajak, maka dikeluarkan atau diterbitkan Surat Pembetulan Ketetapan Pajak (SPKP) yang di terbitkan oleh Direktur Jenderal Perpajakan atas pembetulan, pengurangan, dan penghapusan pada SKP.
    • Imbalan pengurangan beban pajak, yaitu Wajib Pajak yang dapat membuktikan kebenarannya, dan tidak melakukan kesalahan, maka atas diterbitkannya SKP dan atas Permohonan Wajib Pajak, diberikan imbalan bunga pengurangan beban pajak pada SPT sebagai imbalan.
    • Informasi hasil pembayaran pajak customer kepada pimpinan dan customer, tax advisor yang telah melakukan tugasnya, menyusun laporan fisik yang akan di laporkan kepada pimpinan serta customer yang ingin mengetahui rincian mengenai pajak terutangnya yang telah dibayarkan. Selesai.

Sequence Diagram Proses Pelayanan Laporan Informasi Customer pada PT. Bintang Mandiri Konsultama

Sequence Diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence Diagram terdiri atas dimensi vertical (waktu) dan dimensi horizontal (objek–objek yang terkait).

Gambar 3.3 Sequence Diagram : Proses Pelayanan Laporan Informasi Customer pada PT. Bintang Mandiri Konsultama

Berdasarkan gambar 3.3. Sequence Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 9 LifeLine, yaitu :
    1. Poin 1 : Konsultasi
    2. Poin 2 : Pendataan
    3. Poin 3 : Perhitungan
    4. Pembayaran
    5. Informasi Laporan Pembayaran.
    6. Surat Ketetapan Pajak
    7. Banding/Gugatan
    8. Denda
    9. Pembebasan
  2. 3 Actor, yaitu :
    • Customer
    • Tax Advisor
    • Pimpinan.
  3. 14 Message, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor tersebut, yaitu :
    • Pendataan
    • Validasi Laporan
    • dan Acc Laporan.
      Berdasarkan prosedur dan kegiatan yang berjalan saat ini, maka didapatkan prosedur dan kegiatan yang terjadi pada PT. Bintang Mandiri Konsultama, di antaranya :
      • 1. Rekap.
        Tax Advisor melakukan rekap semua laporan dan data-data customer.
      • 2. Validasi laporan.
        Setelah diperhitungkan, maka tax advisor melakukan Validasi atau persetujuan laporan terhadap customer.
      • 3. Acc Laporan.
        Setelah tax advisor menyelesaikan semua perhitungan dan pembayaran pajak terhutang customer, dan menyelesaikan rekapan tagihan jasa konsultasi perpajakan, tax advisor melaporkannya kepada pimpinan untuk di Acc.

Activity Diagram Proses Pelayanan Laporan Customer pada PT.Bintang Mandiri Konsultama

Activity Diagram merupakan state diagram khusus dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processingi). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behavior internal sebuah sistem dan (interaksi antar sub-sistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Berikut ini adalah beberapa activity diagram yang berjalan pada PT. Bintang Mandiri Konsultama :

Analisa Sistem yang Berjalan pada Activity Diagram Konsultasi

Gambar 3.4. Activity Diagram : Proses Konsultasi Terhadap Customer pada PT. Bintang Mandiri Konsultama

Berdasarkan Gambar 3.4. Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 5 action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 1 Final State, Objek yang diakhiri.
  4. Proses berjalan yaitu : biodata customer akan diproses oleh tax advisor.
  5. Lalu tahap konsultasi mengarahkan mengenai syarat-syarat menjadi customer PT. Bintang Mandiri Konsultama, dan menghimbau data-data yang diperlukan untuk tahap selanjutnya, atau perpajakan yang masih terdapat permasalahan didalamnya.
  6. Seletah masalah di input, lalu permasalahan di proses sebagai acuan konsultasi.
  7. Setelah tahap ini, Tax Advisor akan memberikan gambaran jalan keluar untuk permasalahan pajak customer.
  8. Arsip di proses.

Analisa Sistem Yang Berjalan Pada Activity Diagram Pendataan

Gambar 3.5. Activity Diagram : Proses Pendataan Terhadap Customer pada PT. Bintang Mandiri Konsultama

Berdasarkan Gambar 3.5. Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 9 action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 1 Final State, Objek yang diakhiri.
  4. Proses berjalan yaitu : pemrosesan data customer yang akan diproses dengan tahapan-tahapan selanjutnya.
  5. Proses harus melalui 3 Prosedur, Tax Service, Tax Review, Tax Audit.
  6. Setelah dilakukannya tahapan-tahapan, dan tidak terdapatnya masalah pada pembayaran pajak yang sebelumnya, maka Wajib Pajak atau customer akan diperhitungkan pajak terutangnya dalam surat SPT (Surat Pemberitahuan) Masa atau pun Tahunan.
  7. Namun apabila customer atau Wajib Pajak memiliki masalah dengan pembayaran pajak sebelumnya, maka akan dilakukan pembetulan yang akan menerbitkan STP & SKP dari Direktur Jenderal Pajak yang akan diproses untuk tahap selanjutnya.
  8. Data di arsipkan untuk proses selanjutnya.

Analisa sistem yang berjalan pada Activity Diagram Perhitungan Pajak Terhutang Customer pada Lembar SPT

Gambar 3.6. Activity Diagram : Proses Perhitungan Pajak Terhutang Customer di Lembar SPT pada PT. Bintang Mandiri Konsultama.

Berdasarkan Gambar 3.6. Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 4 action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 1 Final State, Objek yang diakhiri.
  4. Proses berjalan yaitu : proses dimana data customer pajak akan diproses ke tahap selanjutnya yaitu pembayaran.
  5. Perhitungan pada lembar SPT (Surat Pemberitahuan) yang telah di tanda tangani oleh customer untuk diberikan kuasa pembayaran pajak terhutang.
  6. Setelah perhitungan SPT (Surat Pemberitahuan), dibuatkan surat manualisasi SSP (Surat Setor Pajak) yang ditanda tangani oleh customer.
  7. Lalu data di arsipkan untuk diproses selanjutnya pada tahap pembayaran.

Analisa sistem yang berjalan pada Activity Diagram Pembayaran Pajak Terhutang Customer dengan Lembar SSP

Gambar 3.7. Activity Diagram : Proses Pembayaran Pajak Terhutang dengan Lembar SSP pada PT. Bintang Mandiri Konsultama

Berdasarkan Gambar 3.7. Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 3 action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 1 Final State, Objek yang diakhiri.
  4. Proses berjalan yaitu : lembar SSP (Surat Setor Pajak) yang sudah siap dan sudah ditanda tangani oleh customer akan disetorkan atau dilakukan pelunasan.
  5. Pelunasan dapat dilakukan pada Jasa Pos atau Bank Persepsi yang bekerja sama dengan Perpajakan.
  6. SSP sebagai bukti pembayaran sah, dijadikan sebagai laporan kepada pimpinan dan customer.

Analisa sistem yang berjalan saat ini pada Activity Diagram Laporan Hasil Pembayaran Pajak Terhutang Customer

Gambar 3.8. Activity Diagram : Laporan Hasil Pembayaran Pajak Terhutang Customer pada Pimpinan PT. Bintang Mandiri Konsultama

Berdasarkan Gambar 3.8. Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 4 action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 1 Final State, Objek yang diakhiri.
  4. Proses berjalan yaitu : Surat Setor Pajak atau SSP merupakan bukti/kwitansi sah sebagai hasil dari proses pembayaran sah yang telah di lakukan pelunasan terhadap pajak terutang customer.
  5. Bukti pembayaran di rekap oleh tax advisor untuk disampaikan oleh pimpinan kepada customer.
  6. Tahap Selesai.

Pegeluaran STP dan SKP serta Pengajuan Banding/Gugatan Oleh Customer

Gambar 3.9. Activity Diagram : Penenerimaan Surat Ketetapan Pajak dan Proses Banding/Gugatan oleh Customer

Berdasarkan Gambar 3.9. Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 5 action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 1 Final State, Objek yang diakhiri.
  4. Proses berjalan yaitu : di terbitkannya Surat Tagihan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak oleh Direktur Jenderal Pajak, berdasarkan hasil analisa dengan dilampirkannya STP dan SKP menyatakan bahwa SPT Masa atau Tahunan yang disampaikan oleh Wajib Pajak terdapat kekeliruan, serta penagihan atas denda administrasi yang dikenakan. STP dan SKP juga diterbitkan karena adanya dokumen lain yang ditemukan dan bukan dokumen dari Wajib Pajak yang menjadi dasar terjadinya pealnggaran dalam pembukuan.
  5. Customer yang merupakan Wajib Pajak berhak mengajukan Banding/Gugatan kepada Direktur Jenderal Pajak atas penerbitan STP dan SPK dengan tata cara yang sudah di atur menurut Undang-undang Perpajakan.
  6. Tax advisor meneliti kembali dengan melakukan proses pada poin 1, 2, dan 3 untuk pengecekan bahwa SPT Masa atau Tahunan yang telah di sampaikan tidak terjadi kesalahan, juga sebagai bukti pada proses sidang banding/gugatan.
  7. Konsultan pajak sebagai Kuasa Hukum, mempunyai hak dan kewajiban untuk membela Wajib Pajak atas dasar haknya didalam perpajakan.
  8. Tahap Selesai.

Proses Sidang/Gugatan, Hasil Penolakan Sidang/Gugatan dari Pengeluaran/Penerbitan STP dan SKP oleh Direktorat Jenderal Pajak

Gambar 3.10. Activity Diagram : Hasil Penolakan Sidang/Gugatan dari Pengeluaran/Penerbitan STP dan SKP oleh Direktorat Jenderal Pajak

Berdasarkan Gambar 3.10. Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 5 action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 1 Final State, Objek yang diakhiri.
  4. Proses berjalan yaitu : proses sidang yang dilaksanakan menghasilkan keputusan dari diterbitkannya STP dan SKP oleh Direktur Jenderal Pajak, bahwa karena jabatanya dan atas permintaan Wajib Pajak serta pelanggaran-pelanggaran yang tidak dapat di buktikan kebenarannya, pengajuan Banding/Gugatan yang diajukan ditolak.
  5. Maka di terbitkanlah SKPKB dan SKPKBT yang berisikan rincian sanksi administrasi dan bunga yang ditambahkan pada penangguh pajak, dan terdapat kenaikan nilai SPT terhadap Wajib Pajak yang Banding/Gugatannya tidak dapat diterima sampai masa tersebut.
  6. Apabila Customer dapat membuktikan kebenarannya atas SPT Masa atau Tahunan yang disampaikan, Direktur Jenderal Pajak dapat mengabulkan setidaknya sebagian atau tergantung pada ketentuan dan Undang-undang Perpajakan yang berlaku.

Proses Sidang/Gugatan, Hasil Penerimaan Sidang/Gugatan dari Pengeluaran/Penerbitan STP dan SKP oleh Direktorat Jenderal Pajak

Gambar 3.11. Activity Diagram : Hasil Penerimaan Sidang/Gugatan dari Pengeluaran/Penerbitan STP dan SKP oleh Direktorat Jenderal Pajak

Berdasarkan Gambar 3.11. Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 5 action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 1 Final State, Objek yang diakhiri.
  4. Proses berjalan yaitu : proses sidang yang dilaksanakan menghasilkan keputusan dari diterbitkannya STP dan SKP oleh Direktur Jenderal Pajak, bahwa karena jabatanya dan atas permintaan Wajib Pajak serta pembuktian pelanggaran-pelanggaran yang dapat di buktikan kebenarannya, pengajuan Banding/Gugatan yang diajukan diterima, sepenuhnya, sebagian, atau seluruhnya.
  5. Maka di terbitkanlah Pembetulan Surat Ketetapan Pajak yang berisikan pembetulan, penghapusan, dan pengurangan biaya administrasi serta bunga yang dikenakan, serta memberikan imbalan pengurangan SPT 2% samapai masa tersebut kepada penangguh pajak yang Banding/Gugatannya diterima.
  6. Apabila Customer dapat membuktikan kebenarannya atas SPT Masa atau Tahunan yang disampaikan, Direktur Jenderal Pajak dapat mengabulkan setidaknya sebagian atau tergantung pada ketentuan dan Undang-undang Perpajakan yang berlaku.

Marketing Mix 7P

Untuk mendukung proses Analisa SWOT, maka terlebih dahulu akan dilakukan marketing mix 7P untuk mengetahui lebih jelas strategi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1. Marketing Mix 7P pada PT. Bintang Mandiri Konsutama

Analisa SWOT

Kemudian akan dilanjutkan dengan analisa SWOT, Faktor Internal, Sumber Daya Manusia (SDM), fasilitas yang tersedia, dan kendaraan untuk operasional untuk penyampaian pembayaran yang sedang berjalan saat ini. Sedangkan faktor eksternal yang mencakup aspek masyarakat, pesaingan terhadap perusahaan lainnya, dan promosi kepada pelanggan. Analisa SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu:

Tabel 3.2. Analisa Swot pada PT. Bintang Mandiri Konsultama

Permasalahan yang Dihadapi

Dari hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh PT. Bintang Mandiri Konsultama diantaranya sebagai berikut :

  1. Pembayaran pajak terutang customer, membutuhkan proses yang tidak singkat, serta ketersediaan customer dalam penerimaan informasi yang memudahkan penyampaian informasi mengenai pembayaran yang telah dilaksanakan.
  2. Pembayaran pajak terutang customer, memiliki banyak tahap-tahap permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dengan jarak tempuh dari masing-masing customer yang berbeda-beda lokasi atau alamat.
  3. Penyelesaian permasalahan pembayaran pajak customer membutuhkan persetujuan dari customer sebagai Wajib Pajak dalam pengambilan keputusan langkah yang akan di tempuh oleh customer sebagai Wajib Pajak.
  4. Penghematan waktu dan ketelitian data yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan pembayaran customer sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil maksimal serta kepuasan dari customer sebagai Wajib Pajak.
  5. Dari banyaknya customer PT. Bintang Mandiri Konsultama, yaitu untuk bagian tax advisor tidak dapat menyelesaikan permasalahan satu persatu dari customer yang datang dengan memberikan penjelasan dan informasi secara manual.
  6. Terjadinya kesulitan dalam hal mencari data dengan menggunakan sistem berkas, khususnya data yang telah disiapkan, namun kedatangan customer yang bukan pada hari dan jam yang telah dijanjikan, menimbulkan permasalahan terhadap sistem penyampaian laporan sehingga pimpinan atau bagian tax advisor ketika data seperti contohnya laporan hasil pembayaran pajak terhutang yang akan dilaporkan kepada customer hilang atau terselip.
  7. Terjadinya keterlambatan dalam hal penyampaian laporan terhadap customer di karenakan sistem yang masih menggunakan sistem berkas atau manual, sehingga customer harus melakukan kegiatan bolak-balik ke tempat instansi yang belum tentu mendapatkan hasil informasi pembayaran yang telah siap.
  8. Kurangnya sistem yang mengatur bagaimana proses penyapaian informasi kepada customer dilakukan dengan pelayanan yang baik dan dimengerti oleh customer tentang permasalahan pelunasan pajaknya serta efesien bagi customer yang mempunyai waktu atau jarak tempuh yang cukup jauh untuk datang ke instansi.
  9. Belum adanya pengawasan kontrol atau kendali secara mudah dan efesien terhadap kinerja tax advisor dalam memberikan pelayanan informasi hasil pembayaran pajak terhutang kepada customer di saat pimpinan tidak berada di tempat.
  10. Tidak akuratnya kurangnya sistem yang mengatur bagaimana mengendalikan proses atau manajerial pengawasan pimpinan terhadap tax advisor sebagai karyawan yang memberikan layanan penerimaan dan pemberian informasi terhadap customer.
  11. Kurangnya keterhubungan proses trasparan dari bagian tax advisor kepada pimpinan dan kepada customer, karena tax advisor merupakan proses yang mencakup cukup banyak mengenai hal-hal yang berhubungan dengan customer dan hal-hal yang menjadi hasil akhir penyampaian laporan yang terjadi.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melaksanakan penelitian, Penulis mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah kepada pimpinan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pihak PT. Bintang Mandiri Konsultama. Alternatif tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Merancang sistem dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML) yang berbasis OOAD (Object Oriented Analysis and Design) sehingga sistem penyampaian informasi terhadap customer berjalan dengan efesien dan efektif.
  2. Menyediakan suatu sistem pelayanan informasi terhadap customer pajak berbasis web sehingga menghasilkan data-data yang cepat dan akurat serta meningkatkan kinerja yang optimal khususnya untuk customer yang berada jauh agar dapat dengan mudah diakses dimana pun customer berada, serta dapat mengetahui informasi-informasi lainnya terhadap perubahan yang ada pada PT.Bintang Mandiri Konsultama mengenai kasus-kasus terbaru tentang pembayaran perpajakan.
  3. Penulis menyarankan agar pimpinan serta karyawan menggunakan program standar pengolah data agar data dapat terakomodir cukup baik, serta memberikan pelatihan kepada tenaga kerja.
  4. Penulis menyarankan untuk membuat Sistem Database yang dapat mengakomodir kebutuhan pihak PT. Bintang Mandiri Konsultama dengan maksimal, serta memberikan pelatihan kepada tenaga kerja atau merekrut tenaga ahli yang dapat menjalankan sistem tersebut diatas dengan baik.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap 1 yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada bagian dan pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dikembangkan. Dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap petugas perpustakaan mengenai sistem yang diusulkan oleh pihak manajemen.

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Tabel Elisitasi Tahap 1

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) yang dapat terlihat.

Tabel 3.4 Tabel Elisitasi Tahap II

M: Mandatory, D: Desirable, I: Inessential

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Terdapat 14 requirements yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi.

Tabel 3.5 Tabel Elisitasi Tahap III

Keterangan : T: Technical , O: Operational, E: Economy, L: Low, M: Middle, H: High

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun Sistem Peminjaman Buku Pada Perpustakaan SMK Nusa Putra. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam membuat suatu sistem jurnal online untuk SMK Nusa Putra.

Tabel 3.6. Final Draft Elisitasi



BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Usulan Prosedur Yang Baru

Berdasarkan analisis sistem yang ada, ditemukan beberapa kendala dalam sistem yaitu tidak efektif dan efisien dalam proses penyampaian informasi terhadap customer pajak pada PT. Bintang Mandiri Konsultama yang terdapat kelemahan dalam menggunakan sistem manual sebagai mendia pencatatan, sehingga masih terjadi kesalahan dari pencatatan yang dilakukan terhadap customer. Adapun perancangan sistem yang coba diusulkan ini dibuat dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) diagram sedangkan untuk pembuatan perangkat lunaknya dibuat dengan menggunakan bahasa PHP dengan sistem aplikasi database menggunakan Xampp. UML terdiri dari tiga belas (13) model perancangan, tetapi pada perancangan sistem informasi customer pajak pada PT. Bintang Mandiri Konsultama ini hanya menggunakan enam (6) diagram perancangan dan lima (5) diagram perancangan, diantaranya adalah :

  1. Use Case Diagram
  2. Sequence Diagram
  3. Activity Diagram
  4. Class Diagram

Diagram Rancangan Sistem

Use Case Diagram

Dikarenakan sistem yang berjalan masih bersifat manual dan belum terkomputerisasi, maka sistem use case diagram yang diusulkan hampir sama seperti sistem yang berjalan, namun terdapat perbedaan dalam sistem pengolahan penyampaian informasi dari tax andvisor kepada customer dan terhadap pimpinan PT. Bintang Mandiri Konsultama. Berikut use case diagram yang diusulkan :

Gambar 4.1. Use Case Diagram Yang Diusulkan.

Berdasarkan gambar 4.1. Use Case Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 1 (satu) System yang mencakup seluruh kegiatan sistem informasi customer pajak.
  2. 3 (tiga) actor yang melakukan kegiatan yaitu : Customer, Tax Advisor, dan Pimpinan.
  3. 8 (lima) include use case yang sering digunakan oleh ketiga actor tersebut sebagai hasil akhir dari proses yang bersifat eksplisit, yaitu suatu masukan atau akhir yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media, file atau semacamnya, yang telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Atau dapat diartikan sebagai informasi akhir dari penyampaian informasi pajak yang bersifat sesungguhnya yang dalam bentuk paling umumnya adalah seperti hasil kerja.
  4. 18 (tujuh) garis realization yang digunakan oleh antar muka system yaitu operasi antar objek actor yang benar-benar dilakukan oleh suatu ojek yaitu actor tersebut seperti tax advisor, dan pimpinan.
  5. 3 (lima) garis extend yang digunakan oleh antar muka system yaitu operasi antar usecase yang dilakukan untuk memproses hasil.
  6. 18 (dua belas) use case yang dilakukan oleh actor-actor tersebut, yaitu :
    1. Home, suatu system yang menyediakan halaman awal yang memberikan suatu hubungan terkait dengan customer PT. Bintang Mandiri Konsultama, juga dengan customer baru yang dapat melihat perbaruan aktivitas-aktivitas media sosial atau berita publik pada system website tersebut yang dapat diakses oleh seluruh penjuru yang membutuhkan berita atau viewewer mengenai perpajakan. Serta media pertama yang ditampilkan pada halaman muka system sebagai pelayanan my customer dan customer luar atau baru yang akan mendapatkan pelayanan dan aktivitas jauh lebih baik.
    2. Konsultasi, sebuah halaman yang menyediakan box komentar tanya jawab seputar kendala-kendala didalam perpajakan, yang juga menjadi media interaksi perusahaan dengan jaringan luar system.
    3. Daftar, halaman input yang disusun dengan formatan dan kebutuhan analisis bagi new customer atau customer baru yang akan mendaftar khususnya analisis dengan penerapan perpajakan, agar dapat memegang keyakinan sebagai data bukti pribadi, badan, atau lainnya yang berhubungan dengan syarat-syarat customer PT. Bintang Mandiri Konsultama.
    4. Login My Customer, halaman validasi yang menyaring antara customer PT. Bintang Mandiri Konsultama dengan pendatang luar yang belum menjadi customer secara Sah pada PT. Bintang Mandiri Konsultama dan belum mempunyai hak akses halaman tertentu yang disediakan khusus terhadap my customer PT.Bintang Mandiri Konsultama.
    5. Upload File/Data Customer, halaman yang dirancang untuk dijadikan media transfer data-data secara terkategori, yang kurang saat dilakukannya meeting atau pertemuan pertama antar muka saat perjanjian kesepakatan kerja di Instansi PT. Bintang Mandiri Konsultama.
    6. Informasi Pajak Customer (IPC), halaman khusus yang dirancang untuk my customer yang harus melakukan tahapan login untuk validasi keakuratan penyampaian informasi kepada my customer pajak, dalam tahap mengurangi waktu yang terbuang sia-sia, atau penerapan efektifitas dan efesiensi waktu dalam penyampaian informasi kepada my customer pajak PT. Bintang Mandiri Konsultama secara singkat.
    7. Proses, adalah system yang mengatur atau system validasi jalannya system yang digunakan dalam proses penyampaian informasi terhadap customer pajak khusus maupun diluar lingkup dari customer pajak tersebut.
    8. Login Admin TA, halaman validasi yang menyaring keakuratan hak pengguna Admin TA dalam mengoperasikan system.
    9. C.A TA (Control Admin Tax Advisor), halaman pengendali bagi Admin Tax Advisor yang digunakan untuk merespon masukan, baik dari my customer, diluar lingkup my customer, atau pimpinan sebagai pemberi asign validation progress juga sebagai pemantau kinerja serta kejadian-kejadian masukan yang terjadi didalam system.
    10. Login Admin Holder, halaman validasi yang menyaring keakuratan hak pengguna Admin Holder(Pimpinan) dalam mengoperasikan system.
    11. C.A Holder (Control Admin Holder), halaman pengendali bagi Holder (Pimpinan) yang dapat digunakan untuk merespon creat validation report terhadap tax advisor dengan pemberian asign validation progress atau acc untuk pelaksanaan ke tahapan selanjutnya, juga dalam menerima seluruh pemberitahuan aktivitas yang terjadi didalam system dalam proses pemantauan serta pengendalian kerja dan system baik dalam penyampaian laporan, respon pertanyaan, dan timbal balik yang baik dan bersifat positif yang seharusnya dilakukan secara tepat dalam penerapan kerja.
    12. Membuat Report (Laporan), yaitu tax advisor membuat laporan yang akan disampaikan atau di informasikan kepada customer, langkah pertama adalah medapatkan asign progres report dari pimpinan.
    13. Memberikan Asign Progress, setelah tax advisor membuat laporan lalu pimpinan memberikan asign progres report yang akan meng-allow laporan ke masing-masing menu informasi customer.
    14. Logout/keluar yg akan automatis di direct ke halaman home.

Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri dari atas dimensi vertical (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

  1. Sequence diagram customer yang diusulkan :
    Gambar 4.2. Sequence Diagram Customer Yang Diusulkan.

    Berdasarkan gambar 4.2 Sequence Diagram yang diusulkan terdapat :

    1. 1. 7 (tujuh) life line antar muka yang saling berinteraksi.
    2. 1 (satu) actor yaitu Customer yang melakukan kegiatan.
    3. 13 (tiga belas) message spesification dari komuniasi antar objek yang memuat informasi-informasi mengenai aktivitas yang terjadi dan dijalankan dalam kegiatan yang sering dilakukan oleh actor-actor tersebut, message tersebut terdiri dari :
      • View Artikel Home.
      • Melakukan Konsultasi mengenai perpajakannya.
      • Melakukan Masuk sebagai identitas customer PT. Bintang Mandiri Konsultama
      • Apabila belum mendaftar dan menyetujui persyaratan menjadi customer PT. Bintang Mandiri Konsultama, diarahkan untuk melakukan Pendaftaran.
      • Apabila pendaftaran berhasil, akan dilakukan tahap selanjutnya yang akan dikonfirmasikan oleh tax advisor setelahnya, untuk melakukan login.
      • Setelah menerima konsultasi maka dilakukan login yang akan mengarahkan kepada halaman upload untuk mengupload data-data yang telah diarahkan sebelumnya.
      • IPC (Informasi Pajak Customer) yang berisi hal-hal mengenai hasil informasi final, atau bertahap dari tax advisor terhadap laporan pajak wajib pajak yang merupakan customer PT. Bintang Mandiri Konsultama.
      • Dan proses keluar yang akan secara automatis dialihkan kembali ke home.

  2. Sequence diagram Tax Advisor yang diusulkan :
    Gambar 4.3. Sequence Diagram Tax Advisor Yang Diusulkan.

    Berdasarkan gambar 4.3 Sequence Diagram yang diusulkan terdapat :

    1. 9 (sembilan) life line antar muka yang saling berinteraksi.
    2. 1 (satu) actor yaitu Tax Advisor yang melakukan kegiatan.
    3. 13 (tiga belas) message spesification dari komuniasi antar objek yang memuat informasi-informasi mengenai aktivitas yang terjadi dan dijalankan dalam kegiatan yang sering dilakukan oleh actor-actor tersebut, message tersebut terdiri dari :
      • View Artikel Home.
      • Melakukan login tax advisor.
      • Masuk pada halaman control admin tax advisor, yang mempunyai kendali dalam memberikan pelayanan terhadap customer.
      • Menerima file yang telah di upload oleh customer.
      • Membalas komentar pada halaman konsultasi dengan ID Tax advisor sebagai pengendali proses.
      • Mengontrol artikel untuk halaman home.
      • Membuat Report yang akan diberikan asign progress oleh pimpinan(holder) untuk selanjutnya dikirimkan pada menu atau halaman Informasi Pajak Customer (IPC).
      • Dan proses keluar yang akan secara automatis dialihkan kembali ke home.

  3. Sequence diagram yang diusulkan untuk Holder (Pimpinan) :
    Gambar 4.4. Sequence Diagram Holder/Pimpinan Yang Diusulkan.

    Berdasarkan gambar 4.4 Sequence Diagram yang diusulkan terdapat :

    1. 8 (delapan) life line antar muka yang saling berinteraksi.
    2. 1 (satu) actor yaitu Pimpinan yang melakukan kegiatan.
    3. 13 (tiga belas) message spesification dari komuniasi antar objek yang memuat informasi-informasi mengenai aktivitas yang terjadi dan dijalankan dalam kegiatan yang sering dilakukan oleh actor-actor tersebut, message tersebut terdiri dari :
      • View Artikel Home.
      • Melakukan login tax advisor.
      • Masuk pada halaman control admin holder, yang mempunyai kendali untuk dapat mengontrol tax advisor dalam pengendalian pemberian pelayanan terhadap customer.
      • Menerima report dari control admin tax advisor yang akan diberikan asign progress untuk memberikan allow persetujuan untuk penginformasian report yang di informasikan terhadap customer.
      • Membalas komentar pada halaman konsultasi dengan ID holder apabila ada beberapa atau salah satu komentar yang belum sempat terbalas.
      • Memberikan penilaian terhadap artikel yang di posting oleh tax advisor pada halaman home.
      • Dan proses keluar yang akan secara automatis dialihkan kembali ke home.

Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang berjalan, sebagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action, dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur aktivitas dari level atas secara umum.

  1. 1. Activity Diagram yang diusulkan untuk Customer :
    Gambar 4.5. Activity Diagram Customer Yang Diusulkan.

    Berdasarkan gambar 4.5. Activity Diagram untuk Customer yang diusulkan terdapat :

    1. 1 initial node sebagai yang mengawali objek.
    2. 1 object node sebagai yang mengkriteriakan objek.
    3. 1 fork node sebagai indentifikasi suatu garis sistem.
    4. 1 Decision node sebagai proses yang dijalankan
    5. 13 action yang menggambarkan eksekusi kegiatan proses Penyampaian Informasi.
    6. 2 Vertical Swimlane sebagai aliran garis kegiatan proses yang berjalan.
    7. 1 activity final node menjelaskan bahwa objek dibentuk.

  2. Activity Diagram yang diusulkan untuk Admin TA (Tax Advisor) :
    Gambar 4.6. Activity Diagram Admin TA Yang Diusulkan.

    Berdasarkan gambar 4.6. Activity Diagram untuk Admin Holder yang diusulkan terdapat :

    1. 1 initial node sebagai yang mengawali objek.
    2. 1 object node sebagai yang mengkriteriakan objek.
    3. 1 fork node sebagai indentifikasi suatu garis sistem.
    4. 1 Decision node sebagai proses yang dijalankan.
    5. 10 action yang menggambarkan eksekusi kegiatan proses Penyampaian Informasi.

  3. Activity Diagram yang diusulkan untuk Admin Holder (Pimpinan) :
    Gambar 4.7. Activity Diagram Admin Holder Yang Diusulkan.

    Berdasarkan gambar 4.7. Activity Diagram untuk Admin Holder yang diusulkan terdapat :

    1. 1 initial node sebagai yang mengawali objek.
    2. 1 object node sebagai yang mengkriteriakan objek.
    3. 1 fork node sebagai indentifikasi suatu garis sistem.
    4. 1 Decision node sebagai proses yang dijalankan.
    5. 10 action yang menggambarkan eksekusi kegiatan proses Penyampaian Informasi.

Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut.

Gambar 4.8. Class Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.8 Class Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 11 (sebelas) class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama.
  2. 1 multiplicity, hubungan antara objek satu dengan objek yang lainnya yang membunyai nilai yang sama.

Spesifikasi Basis Data

Pada rancangan struktur basis data sistem informasi customer ini akan ditunjukan mengenai tabel-tabel yang akan digunakan antara lain :

  1. Database Artikel
    Gambar 4.9. Tabel Database Artikel
  2. Database Assign Progress
    Gambar 4.10. Tabel Database Assign Progress
  3. Database Holder
    Gambar 4.11. Tabel Database Holder
  4. Database TA
    Gambar 4.12. Tabel Database TA
  5. Database Konsultasi
    Gambar 4.13. Tabel Database Konsultasi
  6. Databasa Upload Customer
    Gambar 4.14. Tabel Database Upload Customer
  7. Database Customer
    Gambar 4.15. Tabel Database Customer
  8. Database IPC
    Gambar 4.16. Tabel Database IPC

Rancangan Tampilan

  1. Prototype Menu Home & Menu Link Page
    Gambar 4.17. Prototype Menu Home dan Link Artikel.

  2. Prototype Halaman Masuk My Customer
    Gambar 4.18. Prototype Halaman Login My Customer.

  3. Prototype Halaman Login Tax Advisor
    Gambar 4.19. Prototype Halaman Login Tax Advisor.

  4. Prototype Menu Control Admin TA
    Gambar 4.20. Prototype Menu Control Admin TA.

  5. Prototype Halaman Login Holder (Pimpinan)
    Gambar 4.21. Prototype Halaman Login Holder (Pimpinan).

  6. Prototype Menu Control Admin Holder
    Gambar 4.22. Prototype Menu Control Admin Holder.

  7. Prototype Menu Konsultasi Customer
    Gambar 4.23. Prototype Menu Konsultasi Customer.

  8. Prototype Menu Customer (IPC, dan Upload)
    Gambar 4.24. Prototype Menu Customer (IPC, dan Upload).

  9. Prototype Foam Daftar Customer Baru
    Gambar 4.25. Prototype Form Pendaftaran Customer Baru.

Testing

  1. Testing Pendaftaran
    Tabel 4.1. Testing Pendaftaran

  2. Testing Login dan Masuk
    Tabel 4.2. Testing Login dan Masuk

  3. Testing Upload
    Tabel 4.3. Testing Upload

  4. Testing Konsultasi
    Tabel 4.4. Testing Konsultasi

  5. Testing Create New Artikel
    Tabel 4.5. Testing Create New Artikel

Desain Piranti Keras (Hardware)

Piranti keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Piranti keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada desain sistem yang diusulkan adalah :

  1. Processor 2.00 Ghz
    Karena sistem yang akan memproses data langsung dan hasil dari proses tersebut akan segera dipakai, sehingga membutuhkan kecepatan dalam memproses data. Disamping itu juga akan menunjang penggunaan perangkat lunak yang dipakai.
  2. Memori (RAM) 1 GB
    Untuk mendapatkan kecepatan proses yang diinginkan diperlukan ruang memori yang cukup besar, selain itu karena pilihan perangkat lunak akan membutuhkan RAM yang cukup.
  3. Hard Disk 120 GB
    Untuk menampung data yang akan disimpan dan waktu backup cukup lama, maka diperlukan tempat memori data yang lebih besar.
  4. UPS (Uninterrupuble Power Suply)
    Sangat berguna untuk menjaga agar apabila suatu saat listrik padam, maka dapat diselamatkan dulu untuk beberapa saat.

Desain Piranti Lunak (Software)

Piranti lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka Piranti lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut :

  1. 1. Sistem Operasi Windows XP SP 2
  2. Browser tool Mozilla Firefox 3.6
  3. Xampp
  4. Macromedia Dreamweaver 8

Implementasi Sistem yang diusulkan

  1. Menu Home
    Gambar 4.26. Home

  2. Halaman Masuk My Customer
    Gambar 4.27. Login My Customer

  3. Halaman Login Tax Advisor
    Gambar 4.28. Login Tax Advisor (TA)

  4. Menu Control Admin TA
    Gambar 4.29. Menu Control Admin TA

  5. Halaman Login Holer (Pimpinan)
    Gambar 4.30. Login My Holder

  6. Menu Control Admin Holder
    Gambar 4.31. Menu Control Admin Holder

  7. Halaman Konsultasi Customer
    Gambar 4.32. Konsultasi Customer

  8. Menu Customer (IPC, Upload)
    Gambar 4.33. Menu Customer (IPC, Upload)

  9. Foam Daftar Customer Baru
    Gambar 3.34. Pendaftaran Customer baru

Time Schedulle

Tabel 4.6. Tabel Time Schedulle

Estimasi Biaya

Tabel 4.7. Estimasi Biaya



BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan pada Rumusan Masalah

Setelah menyelesaikan laporan ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

  1. Informasi yang berjalan Pada PT. Bintang Mandiri Konsultama masih bersifat manual, oleh karena itu kebutuhan informasi terhadap customer belum terpenuhi sesuai dengan yang diinginkan, seperti customer harus datang langsung untuk mengetahui hasil laporan dari pembayaran pajak terhutangnya, lalu berkonsultasi mengenai kekurangan-kekurangan pajak yg masih harus di bayarkan, dan memberikan data-data untuk diperhitungkan kembali oleh tax advisor, hal tersebut belum berjalan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh customer.
  2. Pemberian informasi yang berjalan pada PT. Bintang Mandiri Konsultama, masih sering terjadi kesalahan-kesalahan dalam proses pengelolaan informasi data laporan terhadap customer, dari arsip hasil laporan data fisik yang sudah siap lapor yang hilang, rusak karena air, atau terselip diantara arsip laninnya, sehingga menyebabkan customer harus menunggu atau bolak-balik demi mendapatkan informasi laporan pembayaran pajak customer yang telah siap, sehingga hal ini menjadi tidak efesien untuk pelayanan informasi laporan pembayaran pajak terhadap customer yang berdampak pada minat untuk kembali menggunakan jasa konsultan tsb.
  3. Perancangan Sistem Informasi Customer Pajak Berbasis Web Pada PT. Bintang Mandiri Konsultama dapat memberikan manfaat yang besar terhadap perusahaan, yaitu :
    • Memudahkan proses penyampaian informasi hasil pembayaran pajak terhutang customer dengan waktu singkat, secara efesien dan efektif.
    • Menjadi access control terhadap pimpinan PT. Bintang Mandiri Konsultama dalam mengendalikan proses penyampaian informasi dari tax advisor kepada customer.
    • Memberikan kepuasan terhadap customer dengan waktu yang efektif untuk mendapatkan informasi mengenai pembayaran pajak customer yang telah dibayarkan.
    • Menunjang kerapihan dan ketelitian data yang akan di informasikan kepada customer.
  4. Pajak yang telah di bayarkan harus mempunyai laporan tersendiri khususnya bagi konsultan perpajakan mengenai biaya-biaya pengenaan jasa konsultasi, dari banyaknya customer konsultan pajak yang ada sangat tidak mungkin penyampaian informasi tersebut di lakukan pada jam yang sama dan ditempat yang sama, oleh karena itu penyampaian laporan informasi terhadap customer berjalan rumit dan kurang efesien apabila dilakukan dengan sistem manual.

Kesimpulan Terhadap Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Kesimpulan Terhadap Tujuan Penelitian

Berdasarkan yang telah diuraikan pada sub tujuan penelitian sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  1. Dengan dilakukannya pengembangan sistem penyampaian informasi kepada customer dapat memberikan gambaran mengenai sistem informasi yang lebih baik dan lebih menjangkau waktu yang lebih singkat dalam proses penyampaian laporan.
  2. Untuk lebih dapat memahami sistem perpajakan yang terjadi diantara customer dengan konsultan perpajakan.
  3. Dapat memberikan gambaran secara khusus mengenai bidang kerja dalam dunia IT serta perpajakan.
  4. Sebagai syarat untuk melanjutkan tahap selanjutnya yaitu Sidang Skripsi dan sebagai bentuk implementasi dan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh jenjang perkuliahan di STMIK Raharja Tangerang.

Kesimpulan Terhadap Manfaat Penelitian

  1. Pelaksanaan penelitian ini memberikan pengalaman dalam menerapkan dan memperluas wawasan, penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima didalam perkuliahaan pada kegiatan nyata.
  2. Pelaksanaan penelitian ini dapat memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi terhadap penyampaian laporan informasi hasil pembayaran pajak customer Pada PT. Bintang Mandiri Konsultama.

Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

Pada analisa yang telah diuraikan pada sub pengumpulan data sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  1. Observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan kepada sistem yang berjalan serta sistem pekerjaan tax advisor selaku staff yang bertugas memberikan layanan kepada customer secara langsung dan penulis meminta data yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan.
  2. Wawancara salah satu media untuk mendapatkan data dengan cara mewawancarai Senior Staff Tax Advisor yaitu Bapak Khohaeni Wiguna, SE sebagai stakeholder PT. Bintang Mandiri Konsultama, untuk mengetahui kelemahan serta kelebihan pada sistem yang berjalan.
  3. Studi Pustaka adalah salah satu teknik atau cara yang dipergunakan untuk memperoleh data secara teoritis dengan mempelajari buku-buku, catatan, serta literatur lain yang berkaitan erat dengan pembahasan laporan Skripsi.

Saran

Saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk menghindari kesalahan dan ketidak akuratan dalam menyelesaikan laporan, maka sebaiknya menyiapkan atau mempekerjakan tenaga dengan latar belakang IT, sehingga segala proses mengenai pembayaran dapat diselesaikan dengan baik pula.
  2. Untuk menambah kualitas pelayanan terhadap customer yang membutuhkan informasi yang cepat mengenai hasil laporan pembayaran pajak terhutangnya dan kewajiban-kewajiban pajak lainnya yang masih terhutang, serta dapat menjadi kepuasan terhadap laporan informasi yang lebih cepat bagi customer.
  3. Untuk memudahkan Pimpinan PT. Bintang Mandiri Konsultama dalam mengawasi atau mengkontrol kendali bagi karyawan, serta mengetahui dengan cepat mengenai laporan-laporan pembayaran serta peningkatan pelayanan konsultasi pajak terhadap customer, maka dibutuhkan penyajian laporan yang lebih cepat, dan harus di lakukan pengecekan berulang kali untuk mengetahui perkembangan secara signifikan.
  4. Untuk mengetahui peningkatan tentang tugas-tugas setiap karyawan dalam mengembangkan tugasnya hendaknya setiap tiga bulan harus diadakan evaluasi.
  5. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk pengembangan sistem selanjutnya.





Daftar Pustaka

  1. 1,0 1,1 Rahman, Sarli. 2012. "Luar Biasa Dari Rp.0 jadi Miliader". Ziyad Visi Media: Surakarta.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 Suprihadi, Rini Kartika Hudiono, Lina SinatraWijaya. 2013. "Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller". Vol.6 No.3 - Mei 2013 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
  3. 3,00 3,01 3,02 3,03 3,04 3,05 3,06 3,07 3,08 3,09 3,10 3,11 Sutabri,Tata. 2012. "Konsep Dasar Sistem Informasi". Yogyakarta: Andi Offset.
  4. Maimunah, Lusyani Sunarya, Nina Larasati. 2012. "Media Company Profile Sebagai Penunjang Informasi dan Promosi". Journal CCIT Vol-5 No.3 – Mei 2012 STMIK Raharja.
  5. Guritno,Suryo, Sudaryono, Untung Rahardja. 2011. "Theory and application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi." Yogyakarta: Andi Offset.
  6. 6,0 6,1 6,2 Aisyah,Sity, Nawang Kalbuana. 2011. "Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME". Vol.4 No.2-Januari 2011 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
  7. 7,0 7,1 Henderi, Maimunah, Randy Andrian. 2011. "Desain aplikasi E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics". Journal CCIT Vol-4 No.3 – Mei 2011 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
  8. Pujadi,Tri. 2011. "Design Computer-Based Application For Recruitment And Selection Employee At PT. Indonesia Telemedia." Vol.4 No.2-Januari 2011 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
  9. 9,00 9,01 9,02 9,03 9,04 9,05 9,06 9,07 9,08 9,09 9,10 9,11 9,12 9,13 9,14 9,15 9,16 9,17 Widodo,Prabowo Pudjo, dan Herlawati. 2011. "Menggunakan UML Unified Modeling Language". Bandung : Informatika.
  10. Rahayu,Nina. 2012-2013. 1014465491 . “Perancangan Executive Information System (Eis) Dalam Bidang Penjualan Pada Karinda Cafe Dan Resto”. STMIK Raharja.
  11. 11,0 11,1 Hidayati, Untung Raharja, Mia Novalia. 2011. "Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level". Journal CCIT Vol – 4 No.3 – Mei 2011 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
  12. 12,0 12,1 12,2 12,3 12,4 12,5 12,6 12,7 12,8 12,9 Putri,Lilian Nila Sari. SI 1011464388. 2013-2014. "Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Pada SMK Teluk Naga Tangerang." STMIK Raharja.
  13. 13,0 13,1 13,2 13,3 13,4 13,5 13,6 Winarno,Edy, Ali Zaki, SmitDev Community. 2011. "Mudah Membuat Website dan E-Commerce Dengan PHP Framework". Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
  14. 14,0 14,1 14,2 14,3 14,4 14,5 14,6 14,7 Septian,Gugun. 2011. “Trik Pintar Menguasai Codeigniter”. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo.
  15. Maimunah, Kristiana, Hendra. 2010. "Perancangan Aplikasi Forum Diskusi pada Media E-learning Berbasis Web". Journal CCIT Vol-3 No.2- Januari 2010.
  16. Wahana Komputer. 2013. "Hot Tip dan Trik PHP Programing". Yogyakarta: Andi Offset.
  17. Latief,Zulbiadi. 2010. “50 Bisnis Jasa Menguntungkan”. Jakarta: Visi Media.
  18. 18,0 18,1 18,2 18,3 Mardiyatmo. 2012. "Kewirausahaan". Jakarta: Yudhistira. Katalog Dalam Terbitan (KDT).
  19. 19,0 19,1 Sunarya,PO Abas, Sudaryono, Asep Saefullah. 2011. "Kewirausahaan". Yogyakarta: Andi Offset.
  20. Yusup,Muhamad, Augury El Rayeb, Sri Rahayu. 2011. "Implementasi Artificial Informatics pada Sistem Informasi Kalender Akademik Dalam Penyebaran Informasi Di Perguruan Tinggi". Vol.4 No.3 - Mei 2011 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
  21. 21,0 21,1 21,2 Permatasari,Pepi. 2011. "Teknologi Informasi Dalam Mutu Pembelajaran". JUSIB (Jurnal Sistem Informasi & Bisnis) Vol.1 No.1-Maret 2011 ISSN : 2008-0181 Akademi Manajemen Informatika dan Komputer PAKARTI LUHUR.
  22. 22,00 22,01 22,02 22,03 22,04 22,05 22,06 22,07 22,08 22,09 22,10 22,11 22,12 22,13 22,14 Mardiasmo. 2011. "Perpajakan". Yogyakarta: Andi Offset.
  23. Siti Alfitroh Ceria. 2013. "Desain Sistem Informasi Pelaporan Pajak pada Kecamatan Neglasari". STMIK RAHARJA.
  24. Ari Budi Astuti. 0811361744. 2010-2011. "Analisa Sistem Informasi Entry Data SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tangerang Barat". STMIK RAHARJA.
  25. Kurniasih Dwi Astuti, Vina Oktaviani. 2012. "Analisis Pengaruh Boox-Tax Differences Terhadap Beban Pajak (Study Empiris Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)". Jurnal Ilmiah:Tirtayasa Ekonomika Vol.7, No.2 Oktober 2012 ISSN:0216-5236 Fakultas Ekonomi UNTIRTA.
  26. Rahmawati, Andi. 2012. "Penerimaa Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sebelum dan Sesudah Penerapan Pola SISMIOP pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Cilegon". Jurnal Ilmiah:Tirtayasa Ekonomika Vol.7, No.2 Oktober 2012 ISSN:0216-5236 Fakultas Ekonomi UNTIRTA.
  27. Ratih Kumalasari, Nur Azizah. 2012. "Pengaruh Profitabilitas, Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan dan Jenis Perusahaan Terhadap Audit Report LAG". Jurnal Ilmiah:Tirtayasa Ekonomika Vol.7, No.2 Oktober 2012 ISSN:0216-5236 Fakultas Ekonomi UNTIRTA.




Daftar Lampiran

Lampiran A

Pada lampiran A ini berisi berkas-berkas yang diperlukan sebagai persyaratan skripsi, sbb :

  1. Surat Pengantar Skripsi
  2. Surat Penugasan Kerja
  3. Form Penggantian Judul
  4. Kartu Bimbingan
  5. Kartu Study Tetap Final(KSTF)
  6. Form Validasi Skripsi
  7. Kwitansi Pembayaran Skripsi
  8. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
  9. Daftar Nilai
  10. Formulir Seminar Proposal
  11. Sertifikat TOEFL
  12. Sertifikat Prospek
  13. Sertifikat IT Internasional(Min.1)
  14. Sertifikat IT Nasional



 

Lampiran B

Pada lampiran B ini berisi berkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian dan lainnya dari Skripsi, sbb :

  1. Bukti Observasi
  2. Bukti Magang



 

Lampiran C

Pada lampiran C ini berisi berkas-berkas atau bukti pada saat observasi dari sub BAB III yg ada pada BAB III Skripsi, sbb :

  1. Berkas Karyawan
  2. Berkas lainnya



 

Lampiran D

Pada lampiran D ini berisi berkas-berkas berupa foto atau printscreen hasil rancangan yg ada pada bab IV Skripsi, sbb :

  1. Printscreen Halaman Awal
  2. Printscreen Halaman Login dst



 

</div>

Contributors

Admin, Herva Emilda S