SI0931463983

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PROTOTYPE PENGONTROLAN VOLUME AIR OTOMATIS

DENGAN ARDUINO UNO PADA PDAM TIRTA BENTENG

KOTA TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 0931463983
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COS

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTYPE PENGONTROLAN VOLUME AIR OTOMATIS

DENGAN ARDUINO UNO PADA PDAM TIRTA BENTENG

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 0931463983
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: SISTEM KOMPUTER
Konsentrasi
: Computer System (COS)

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 28 Januari 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
SITEM KOMPUTER
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTYPE PENGONTROLAN VOLUME AIR OTOMATIS

DENGAN ARDUINO UNO PADA PDAM TIRTA BENTENG

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 0931463983
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan SITEM KOMPUTER

Sistem SITEM KOMPUTER

Tahun Akademik 2015 / 2016

Disetujui Oleh :

Tangerang, 28 Januari 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ignatius Agus Supriyono, S.kom,MM)
   
(Fredy Susanto,M.Kom.,CCNA.,MTCNA)
NID:09004
   
NID: 14009

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTYPE PENGONTROLAN VOLUME AIR OTOMATIS

DENGAN ARDUINO UNO PADA PDAM TIRTA BENTENG

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 0931463983
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi COS

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, 28 Januari 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 0931463983
Nama
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: COS

 

 

Menyatakan bahwa Laporan Skripsi ini dari awal sampai akhir merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikasi dari Laporan Skripsi yang telah dipergunakan untuk memenuhi persyaratan mengambil Skripsi guna mendapatkan gelar Sarjana Komputer di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan sebelumnya.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, 28 Januari 2016

 
 
 
 
 
NIM : 0931463983

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI


Perkembangan teknologi semakin hari semakin maju. para pengembang perusahaan semakin termotivasi untuk membuat sesuatu sistem baru demi kemajuan perusahaannya. Pada perusahaan air minum contohnya, di PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang, masih menggunakan sistem manual seperti pengontrolan level air pada tandon penampungan air bersih seperti meteran dan stop kontak. Untuk dapat menanggulangi hal tersebut penelitian yang dilakukan terhadap pengontrolan volume air pada tandon secara otomatis. Penggunaan sensor jarak infrared merupakan salah satu alat yang efektif dalam penerapannya. Sebagai otak utama dari sistem pengontrolnya digunakan sistem Arduino. Dan untuk mengatur batas maksimal dan minimal air dapat digunakan rangkaian relay. Rangkaian keseluruhan alat akan membantu pengguna dalam mengontrol level air didalam tandon.


Kata Kunci: Pengontrolan level air, Otomatis, Arduino uno, Rangkaian sensor jarak, Relay.

ABSTRACT

The development of increasingly advanced technology. developers companies are increasingly motivated to create something new system for the betterment of the company. In the water companies for example, in PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang, still using manual systems such as control of the water level in the reservoir of clean water reservoirs such as metered and outlet. In order to overcome this research to control the volume of water in the tank automatically. The use of infrared proximity sensor is one of the effective tools in its application. As the main brain of the system controller used Arduino system. And to set the maximum and minimum limits of usable water relay circuit. A whole series of tools will help users to control the water level in the reservoir.


Keywords: Controlling the water level, Automatic, Arduino Uno, proximity sensor circuit, Relay.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahakan nikmat hidup dan sehat serta senantiasa melimpahkan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Skripsi ini dengan baik. adapun judul yang diambil dalam penyusunan laporan Skripsi ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Penjualan Berbasis Online Pada SandiKomputer “ Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh pihak akademik kepada mahasiswa dalam rangka penempuan ilmu, dan merupakan salah satu syarat menyelesaikan program Strata 1 di STMIK Raharja. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan semua pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.

2. Bapak Sugeng Santoso,M.Kom selaku Puket I Bidang Akademik STMIK Raharja.

3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd. selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.

4. Bapak Ignatius Agus Supriyono, S.kom,MM Dosen Pembimbing 1 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

5. Bapak Fredy Susanto,M.Kom.,CCNA.,MTCNA selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

6. Bapak April Alamsyah, sebagai Stake holder saya.

7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada saya.

8. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.

8. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.

9. Saudara Handri Zamanta S.Kom yang telah membantu dan pembimbing dalam perakitan alat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.

Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.

Tangerang,28 Januari 2016
Nama. Ridwan Jakaria
NIM. 0931463983

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi sistem komputer semakin hari semakin bertambah maju terutama dalam dunia industri , informatika memegang peranan penting dalam proses produksi, sehingga membuat banyak para pengembang industi atau perusahaan menjadi termotivasi untuk membuat suatu hal yang baru, yang lebih efisien dan efektif atau yang dapat dikendalikan secara otomatis dengan menggunakan suatu sistem yang mudah dioperasikan. Pada kenyataannya, informatika juga dapat mengurangi beban perusahaan dalam memecahkan suatu masalah yang sebenarnya kecil namun berdampak besar. Pada perusahaan air minum contohnya. Dengan adanya alat yang otomatis yang dipadukan dengan sedikit rangkaian elektronika pada perusahaan air minum tersebut, maka akan membantu menemukan kesulitan khususnya dalam hal pengontrolan volume atau kapasitas air pada drum atau tempat penampungan air tersebut. Karena tidak adanya alat yang secara otomatis memberikan kemudahan contohnya alat atau sensor untuk mengurangi atau menambah volume air pada drum secara otomatis. Dalam permasalahan tersebut, diperlukan sebuah alat yang dapat melakukan pengontrolan atau pengaturan kapasitas air didalam drum air secara otomatis, muncul suatu pemikiran untuk membuat judul “Prototype Pengontrolan Volume Air Otomatis dengan Arduino Uno Pada PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang ” dengan ini, perusahaan tidak perlu khawatir terhadap keadaan volume air didalam drum karena alat ini akan bekerja secara otomatis menambah atau mengurangi volume air.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana merancang suatu sistem pengontrolan volume air secara otomatis?

  2. Bagaimana membuat sistem sensor jarak agar dapat mengontrol volume air secara otomatis?

  3. Bagaimana sebuah sistem sensor jarak dapat dihubungkan dengan sistem arduino uno agar dapat mengontrol volume air secara otomatis ?

Ruang Lingkup Penelitian

Merancang suatu sistem pengontrolan volume air secara otomatis, Membuat suatu sistem sensor jarak untuk mengontrol volume air secara otomatis, Menghubungkan sistem sensor jarak pada arduino uno. .


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

  1. Membuat rancangan sistem pengontrolan volume air secara otomatis.


    Manfaat penelitian

    Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelian ini adalah :

    1. Dapat mengkontrol volume air secara otomatis..


      Metode Penelitian

      Metode Pengumpulan Data

      1. Metode Obervasi (Observation Research)Teknik untuk mendapatkan data dengan cara melakukan pengamatan serta pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur penting yang berguna untuk penelitian. Dalam hal ini penulis mencoba melakukan observasi langsung di Sandi Komputer.

      2. Metode Wawancara (Interview Research)Penulis melakukan wawancara kepada pemilik perusahaan, perwakilan customers dan suplier untuk mendapatkan informasi seputer prosedur sistem berjalan, kendala yang ditemui dan harapan terhadap pengembangan yang akan diusulkan.

      3. Metode Pustaka (Literature Review) Penulis mengambil bahan-bahan yang memuat dasar-dasar ilmiah (teori) yang akan menjadi acuan dalam analisa data atau pembahasan. dari beberapa sumber buku, internet dan referensi-referensi yang berkaitan dengan penelitian, serta berbagai referensi dari Jurnal Ilmiah yang terkait dengan penelitian ini.

      Metode Analisis

      Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa agar mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian ini. Metode analisis menggunakan SWOT, merupakan metode yang akan mengkaji 4 (empat) pilar utama sebuah perusahaan ataupun usaha yaitu kekuatan (strenghths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) pada Sandi Komputer.

      Metode Perancangan

      Dalam metode perancangan ini, menggunakan UML ( Unified Modelling Language) sebagai modelling tools untuk menggambarkan rancangan sistem yang ada saat ini, diantaranya yang digunakan Usecase Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Activity diagram, state diagram, spesifikasi basis data.

      Metode Testing

      Dalam hal ini proses pengujian Perancangan Sistem Informasi Penjualan pada Sandi Komputer ini menggunakan metode pengujian Black box Testing untuk menguji sistem atau aplikasi yang dirancang. Alasan mengapa penulis memilih metode Black box Testing yaitu :

      1. Untuk mengetahui pesan kesalahan dalam pengujian sistem tersebut.

      2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi yang salah atau hilang.

      3. Untuk dapat mengevaluasi dari pengujian yang dilakukan pada sistem tersebut.

      Sistematika Penulisan

      Untuk mempermudah dalam membaca dan mengikuti aturan penulisan yang ada, maka laporan Skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab yang berisi tentang penjelasan kerangka laporan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

      BAB I : PENDAHULUAN

      Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitan, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

      BAB II : LANDASAN TEORI

      Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, yang berupa pengertian dan definisi. Bab ini menjelaskan konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, dan definisi lainnya yang berkaitan dengan topik yang dibahas berdasarkan beberapa referensi dan literature review.

      BAB III : ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

      Pada bab ketiga ini berisi sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, pembahasan mengenai tugas dan wewenang, analisis sistem saat ini, permasalahan yang dihadapi.

      BAB IV : RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

      Bab ini berisi semua informasi yang berhubungan dengan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan database dan tampilan program yang dibuat.

      BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

      Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari hasil analisis dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran-saran yang dapat penulis berikan untuk lebih memaksimalkan kinerja sistem yang diusulkan.

      DAFTAR PUSTAKA

      LAMPIRAN

      BAB II

      LANDASAN TEORI

      Teori Umum

      2.2.1. Konsep Dasar Sistem

      1. Definisi Sistem

      Menurut Sutabri (2012:6), Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai “suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

      Menurut Hartono (2013:9), ”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

      Menurut Hartono (2013:9), ”Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

      1. Karakteristisk Sistem

      Menurut Sutabri (2012:13), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut, yaitu:


      a.Komponen sistem (component) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.


      b.Batasan sistem (boundary) Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan lainnya atau dengan lingkungan luar. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.


      c.Lingkungan luar sistem (environment) Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.


      d.Penghubung sistem (interface) Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.


      e.Masukan sistem (input) Energi yang dimasukkan ke dalam system disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.


      f.Keluaran sistem (output) Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.


      g.Pengolahan sistem (processing) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.


      h.Sasaran sistem (Objective) atau tujuan (goal) Suatu sistem harus memiliki sasaran (Objective) dan tujuan (goal) yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan

      Klasifikasi Sistem

      Menurut Sutabri (2012:15), sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik,misalnya sistem teologia, yaitu suatu sistem yang berupa pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan; sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, seperti sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya. b. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia Sistem alamiah adalah sistem yangterjadi karena proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang dan malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang disebut dengan human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupaksan contohnya, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia. c. Sistem Deterministik dan Sistem probabilistik Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik.Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas. d. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya. 4. Tujuan Sistem Menurut Taufiq (2013:5), tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yangbermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya. Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkanuntuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

      2.1.2. Konsep Dasar Data Informasi 1. Definisi Data Menurut Tata Sutabri (2012:1), “Data adalah kenyataan yang menggambarkansuatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”. MenurutRohmat Taufiq (2013:13), “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudiandiolah”. Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalahbahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkanfakta. 2. Definisi Informasi Menurut Gordon B. Davis dalam buku BambangHartono (2013:15) informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentukyang berguna bagi penerimanya dan memilikinnilainbagi pemgambilan keputusansaat ini atau dimasa yang akan datang. Sedangkan menurut Ghene E.Thompson danIra Handelman dalam buku Bambang Hartono (2013:15) informasi adalah “data which have been processed and analyzedfor use) (data yang telah diolah dan dianalisis untuk digunakan).

      3. Nilai Informasi Nilai informasi ditentukanoleh 2 (dua) hal yaitu, manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatlebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasibiasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit Menurut TataSutabri (2012:30), Nilaiinformasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu: a. Mudah diperoleh Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperolehdengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menitversus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulitmengukurnya. b. Luas dan lengkap Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Halini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaraninformasinya. Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya. c. Ketelitian Sifatini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya denganvolume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahanpencatatan dan kesalahan perhitungan. d. Kecocokan Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasidalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus adahubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidakberguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya. e. Ketepatan waktu Menunjukkan tak ada keterlambatan jika adaseseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporankeluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatanwaktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditambah denganmemberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianyabarag-barang inventaris. f. Kejelasan Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebasdari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biayayang besar. Beberapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut. g. Keluwesan Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannyakeluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga denganbeberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak haldapat diberikan nilai yang dapat diukur. h. Dapat dibuktikan Sifatini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaraninformasi dan sampai pada kesimpulan yang sama. i. Tidak ada prasangka Sifatini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi gunamendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya. j. Dapat diukur Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yangdihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus,dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebutberada di luar lingkup pembicaraan kita. 2.1.3. Konsep Dasar Sistem Informasi 1. Definisi Sistem Informasi Transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatanstrategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan Menurut Tata Sutabri(2012:38), ” Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasiyang mempertemukan kebutuhan pengolahan laporan-laporan oleh pihak luartertentu”. 2. Komponen Sistem Informasi Menurut Tata Sutabri (2012:39-40),sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari: a. Blok masukan (input block) Input mewakili data yangmasuk ke dalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan mediauntuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumendasar. b. Blokmodel (model block) Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur,logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yangtersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkankeluaran yang diinginkan. c. Blok keluaran (output block) Produk dari sisteminformasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dandokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakaisistem. d. Blokteknologi (technology block) Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi.Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan danmengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendaliandari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaituteknisi (brainware), perangkat lunak(software), dan perangkat keras (hardware). e. Blok basis data (database block) Basis data (database) merupakan kumpulan data yangsaling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keraskomputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perludisimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih kanjut.Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasiyang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untukefisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasimenggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System). f. Blok kendali (control block) Banyak hal yang dapatmerusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu,kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri,ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perludirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusaksistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapatlangsung cepat diatasi.

      3. Fungsi Informasi Menurut Tata Sutabri (2012:24),fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan dan mengurangiketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakaimungkin merupakan dari data yang dimasukkan ke dalam pengolahan. Akan tetapidalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapatmenambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. 4. Kualitas Informasi Menurut Tata Sutabri (2012:33-34),kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu : 1. Akurat (Accurate) Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahandan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkanmaksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampaipenerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. 2. Tepat Waktu (Timeline) Informasi yang datangpada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akanmempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilankeputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagiorganisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnyainformasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhiruntuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan. 3. Relevan(Relevance) Informasi tersebutmempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang suatudengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musibah kerusakan mesinproduksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevanapabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi menenaiharga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan,tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

      5. Siklus Informasi Menurut Tata Sutabri (2012:26), data diolahmelalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menerima informasitersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang akanmengakibatkan munculnya sejumlah data lagi. Data tersebut akan ditangkapsebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehinggamembentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

      2.1.4. Konsep Dasar Pengontrolan 1. Definisi Pengontrolan Menurut Erinofiardi (2012:261), “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”. Kontrol otomatis mempunyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya. Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai sistem pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

      2. Jenis – Jenis Pengontrolan a. Sistem Kontrol Loop Terbuka Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”

      Sumber : Erinofiardi (2012:261) Gambar 2.2. Sistem Pengendali Loop Terbuka

      Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali. b. Sistem Kontrol Loop Tertutup Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.” Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan. Sumber : Erinofiardi (2012:262)


      Gambar 2.3. Sistem Pengendali Loop Tertutup

      Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali. Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

      2.1.5. Konsep Dasar Testing 1. Definisi Testing Menurut Rizky (2011:237), “Testing adalah sebuah proses yang dijawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”. Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah: 1. Verifikasi Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna. 2. Validasi Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik. Definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut: 1). Failure Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut. 2). Fault Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak. 3). Error Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.


      4). Incident Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak. 2. Acuan dan Pengukuran Testing Menurut Rizky (2011:256), “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”. Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain: 1). Waktu Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada. 2). Biaya Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak. 3). Kinerja testing Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak. 4). Kerusakan Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

      3. Tipe dan Teknik Testing Menurut Rizky (2011:259), “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”. Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

      4. Definisi White Box Menurut Rizky (2011:262), “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”. Menurut Handaya dan Hakim Hartanto di dalam Jurnal Sistem Informasi (2011:204) “White Box adalah sebuah cara pengujian yang menggunakan struktur kontrol yang dideskripsikan sebagai komponen perangkat lunak untuk memperoleh uji kasus”.

      Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa white box adalah sebuah cara pengujian yang menggunkan struktur control perangkat lunak. Beberapa teknik yang terdapat dalam jenis white box testing adalah: a. Decision (Branch) Coverage Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else). b. Condition Coverage Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus. c. Path Analysis Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan. d. Executive Time Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester. e. Executive Time Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester. f. Algorithm Analysis Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.


      Definisi Black Box Menurut Siddiq (2012:4), “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Menurut Budiman (2012:4) Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian Black Box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada. Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba Black Box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: a. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang b. Kesalahan interface c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal d. Kesalahan performa e. kesalahan inisialisasi dan terminasi Uji coba Black Box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba Black Box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut: a. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji? b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik? c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu? d. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi? e. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem? f. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem? Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut: a. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak. b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji. c. Menentukan output untuk suatu jenis input. d. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi. e. Melakukan pengujian. f. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan. g. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.


      2.1.5.  Konsep Dasar Prototipe
      

      1. Definisi Prototipe Menurut Simarmata (2010:64),” Prototipe adalah perubahan cepat di dalam perancangan dan pembangunan prototype. Menurut Wiyancoko (2010:120),”Prototipe adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”. Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan model produk dalam perancangan. 1. Prototipe Jenis I Prototipe jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototipe memuat semua elemen penting dari sistem baru. Langkah-langkah pengembangan prototipe jenis I adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai. 2. Mengembangkan prototipe 3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima 4. Menggunakan prototype 2. Prototipe Jenis II Prototipe jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting. Tiga langkah pertama dalam pengembangan prototipe jenis II sama seperti untuk prototipe jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: 3. Mengkodekan sistem operasional 4. Menguji sistem operasional 5. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima 6. Menggunakan sistem operasional.

      Menurut Sasankar dan Vinay Chavan di dalam jurnal International Journal of Computer Science & Technology (2011:139) Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu: 7. THROW-AWAY Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai). 8. INCREMENTAL Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent). 9. EVOLUTIONARY Pada metode ini, prototipenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

      2.2. Teori Khusus 2.2.1 Konsep Dasar Arduino 1. Definisi Arduino Menurut Sulaiman (2012:1), arduino merupakan platform yang terdiri dari software dan hardware. Hardware Arduino sama dengan mikrocontroller pada umumnya hanya pada arduino ditambahkan penamaan pin agar mudah diingat. Software Arduino merupakan software open source sehingga dapat di download secara gratis. Software ini digunakan untuk membuat dan memasukkan program ke dalam Arduino. Pemrograman Arduino tidak sebanyak tahapan mikrocontroller konvensional karena Arduino sudah didesain mudah untuk dipelajari, sehingga para pemula dapat mulai belajar mikrocontroller dengan Arduino. Menurut Santosa (2012:1), arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Berdasarkan dua definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa arduino merupakan kit elektronik atau papan rangkaian elektronik yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel serta sofware pemrograman yang berlisensi open source.

      2.2.1. Macam-Macam Arduino Berikut ini akan saya jelaskan beberapa macam macam jenis atau tipe - tipe arduino yang ada. A. Arduino USB Yaitu mikrokontroler Arduino dengan menggunakan USB sebagai antar muka pemrograman atau komunikasi komputer. Contoh: 1. Arduino Uno Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berdasarkan ATmega328 (datasheet). Ini memiliki 14 digital pin input / output (dimana 6 dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler; hanya menghubungkannya ke komputer dengan kabel USB atau power itu dengan adaptor AC-DC atau baterai untuk memulai menggunakannya. Uno berbeda dari semua papan sebelumnya di bahwa itu tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai versi R2) diprogram sebagai konverter USB-to-serial. ke 2 Uno memiliki resistor menarik garis 8U2 HWB line to ground, sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam mode DFU. Revisi ke 3 memiliki fitur-fitur baru berikut: - 1,0 pinout: menambahkan SDA dan pin SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat dengan pin RESET, yang IOREF yang memungkinkan perisai untuk beradaptasi dengan tegangan yang tersedia dari papan. Di masa depan, perisai akan kompatibel dengan kedua papan yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan 3.3V. Yang kedua adalah pin tidak terhubung, yang disediakan untuk tujuan masa depan. - Stronger RESET sirkuit. - Atmega 16U2 menggantikan 8U2. "Uno" berarti satu di Italia dan diberi nama untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. The Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi Arduino, bergerak maju. The Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian USB Arduino papan, dan model referensi untuk platform Arduino; untuk perbandingan dengan versi sebelumnya, lihat indeks Arduino papan. 2. Arduino Due Berbeda dengan saudaranya, Arduino Due tidak menggunakan ATMEGA, melainkan dengan chip yang lebih tinggi ARM Cortex CPU. Memiliki 54 I/O pin digital dan 12 pin input analog. Untuk pemogramannya menggunakan Micro USB, terdapat pada beberapa handphone. 3. Arduino Mega Mirip dengan Arduino Uno, sama-sama menggunakan USB type A to B untuk pemogramannya. Tetapi Arduino Mega, menggunakan Chip yang lebih tinggi ATMEGA2560. Dan tentu saja untuk Pin I/O Digital dan pin input Analognya lebih banyak dari Uno. 4. Arduino Leonardo Arduino Leonardo. Bisa dibilang Leonardo adalah saudara kembar dari Uno. Dari mulai jumlah pin I/O digital dan pin input Analognya sama. Hanya pada Leonardo menggunakan Micro USB untuk pemogramannya.

      5. Arduino Fio Arduino Fio Bentuknya lebih unik, terutama untuk socketnya. Walau jumlah pin I/O digital dan input analognya sama dengan uno dan leonardo, tapi Fio memiliki Socket XBee. XBee membuat Fio dapat dipakai untuk keperluan projek yang berhubungan dengan wireless. 4. Arduino Lilypad Arduino Lilypad Bentuknya yang melingkar membuat Lilypad dapat dipakai untuk membuat projek unik. Seperti membuat amor iron man misalkan. Hanya versi lamanya menggunakan ATMEGA168, tapi masih cukup untuk membuat satu projek keren. Dengan 14 pin I/O digital, dan 6 pin input analognya. 5. Arduino Nano Arduino Nano Sepertinya namanya, Nano yang berukulan kecil dan sangat sederhana ini, menyimpan banyak fasilitas. Sudah dilengkapi dengan FTDI untuk pemograman lewat Micro USB. 14 Pin I/O Digital, dan 8 Pin input Analog (lebih banyak dari Uno). Dan ada yang menggunakan ATMEGA168, atau ATMEGA328. 6. Arduino Mini Arduino Mini Fasilitasnya sama dengan yang dimiliki Nano. Hanya tidak dilengkapi dengan Micro USB untuk pemograman. Dan ukurannya hanya 30 mm x 18 mm saja. 7. Arduino Micro Arduino Micro Ukurannya lebih panjang dari Nano dan Mini. Karena memang fasilitasnya lebih banyak yaitu; memiliki 20 pin I/O digital dan 12 pin input analog.


      8. Arduino Ethernet Arduino Ethernet Ini arduino yang sudah dilengkapi dengan fasilitas ethernet. Membuat Arduino kamu dapat berhubungan melalui jaringan LAN pada komputer. Untuk fasilitas pada Pin I/O Digital dan Input Analognya sama dengan Uno. 9. Arduino Esplora Arduino Esplora Rekomendasi bagi kamu yang mau membuat gadget sepeti Smartphone, karena sudah dilengkapi dengan Joystick, button, dan sebagainya. Kamu hanya perlu tambahkan LCD, untuk lebih mempercantik Esplora. 10. Arduino Robot Arduino Robot Ini adalah paket komplit dari Arduino yang sudah berbentuk robot. Sudah dilengkapi dengan LCD, Speaker, Roda, Sensor Infrared, dan semua yang kamu butuhkan untuk robot sudah ada pada Arduino i

      2. Hardware Arduino Menurut Sulaiman (2012:1) Arduino merupakan platform open source baik secara hardware dan software. Arduino terdiri dari mikrocontroller megaAVR seperti ATmega8, ATmega168, ATmega328, ATmega1280, dan ATmega 2560 dengan menggunakan Kristal osilator 16 MHz, namun ada beberapa tipe Arduino yang menggunakan Kristal osilator 8 MHz. Catu daya yang dibutuhkan untuk mensupply minimum sistem Arduino cukup dengan tegangan 5 VDC. Port arduino Atmega series terdiri dari 20 pin yang meliputi 14 pin I/O digital dengan 6 pin dapat berfungsi sebagai output PWM (Pulse Width Modulation) dan 6 pin I/O analog. Kelebihan Arduino adalah tidak membutuhkan flash programmer external karena di dalam chip microcontroller Arduino telah diisi dengan bootloader yang membuat proses upload menjadi lebih sederhana. Untuk koneksi terhadap komputer dapat menggunakan RS232 to TTL Converter atau menggunakan Chip USB ke Serial converter seperti FTDI FT232.

      Sumber : Djuandi (2011:5) Gambar 2.4: Papan Arduino USB Standar Arduino board sendiri telah tersedia dalam banyak jenis baik yang sudah berkoneksi USB maupun serial. Contoh Arduino yang terkoneksi dengan USB seperti: Arduino Uno, Arduino Duemilanove, Arduino Diecimila, Arduino NG Rev. C , Arduino FIO, dan Arduino lilypad. Untuk lilypad memiliki ukuran sebesar kancing baju dan anti air sehingga dapat dicuci. Sedangkan Arduino Severino merupakan contoh untuk yang terkoneksi secara serial. Untuk para pemula yang bingung memiliih jenis board yang cocok, dapat memilih Arduino Duemilanove atau Arduino UNO karena kedua jenis ini yang paling banyak digunakan. Namun jika ingin berkreasi lebih maka dapat membuat board sendiri dengan menyesuaikan kebutuhan dan dana yang ada. Selain Arduino board, juga terdapat perangkat tambahan yang disebut shield untuk pengembangan Arduino. Dengan shield ini maka tidak perlu lagi repot menyolder karena semua sudah didesain sesuai dengan pin arduino. Contoh shield seperti : Ethernet shield untuk mengkoneksikan arduino dengan LAN, Xbee untuk memungkinkan beberapa arduino berkomunikasi secara wireless.

      Sumber : (Djuandi 2011:5) Gambar 2.5 Arduino USB


      3. Sofware Arduino Menurut Sulaiman (2012:1) arduino diciptakan untuk para pemula bahkan yang tidak memiliki basic bahasa pemrograman sama sekali karena menggunakan bahasa C++ yang telah dipermudah melalui library. Arduino menggunakan Software Processing yang digunakan untuk menulis program kedalam Arduino. Processing sendiri merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java. Software Arduino ini dapat di-install di berbagai operating system (OS) seperti: LINUX, Mac OS, Windows. Software IDE Arduino terdiri dari 3 (tiga) bagian: 1. Editor program, untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing. Listing program pada Arduino disebut sketch. 2. Compiler, modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode program) kedalam kode biner karena kode biner adalah satu–satunya bahasa program yang dipahami oleh mikrocontroller. 3. Uploader, modul yang berfungsi memasukkan kode biner kedalam memori mikrocontroller. Struktur perintah pada arduino secara garis besar terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu void setup dan void loop. Void setup berisi perintah yang akan dieksekusi hanya satu kali sejak arduino dihidupkan sedangkan void loop berisi perintah yang akan dieksekusi berulang-ulang selama arduino dinyalakan.


      Sumber : http://thingm.com Gambar 2.6. Arduino Software


      2.2.2 Konsep Dasar Mikrokontroler 1. Definisi Mikrokontroller Menurut Setiawan (2011:1) Mikrokontroller adalah suatu IC dengan kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan untuk suatu kontroler sudah dikemas dalam satu keping, biasanya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), RAM (Random Access Memory), EEPROM/EPROM/PROM/ROM, I/O, Serial & Parallel, Timer, Interupt Controller. Menurut Fauzi (2011:1) Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program didalamnya. Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa mikrokontroller adalah suatu IC yang didesain atau dibentuk dengan kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan suatu kontroler sudah dikemas dalam satu keping, biasanya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), RAM (Random Access Memory), EEPROM/EPROM/PROM/ROM, I/O, Serial & Parallel, Timer, Interupt Controller dan berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik serta umunya dapat menyimpan program didalamnya. Menurut Setiawan (2011:10) Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.

      Sumber : http://mikrokontroler.tripod.com/6805/bab1.htm Gambar 2.7. Blok Hardware Mikrokontroller




      3. Arsitektur Mikrokontroller Menurut Setiawan (2011:11) arsitektur adalah rancangan hardware internal yang berkaitan dengan: tipe, jumlah dan ukuran register serta rangkaian lainnya. Arsitektur pada sebuah mikrokontroler sangat mempengaruhi kinerja pada saat melakukan proses pengendalian (control). Menurut Setiawan (2011:11) Semua jenis mikrokontroler didasarkan pada arsitektur Von-Neuman atau arsitektur Harvard. a. Arsitektur Von-Neuman Mikrokontroler yang di disain berdasarkan arsitektur ini memilik sebuah data bus 8-bit yang dipergunakan untuk "fetch" instruksi dan data. Program (instruksi) dan data disimpan pada memori utama secara bersama-sama. Ketika kontroler mengalamati suatu alamat di memori utama, hal pertama yang dilakukan dalah mengambil instruksi untuk dilaksanakan dan kemudian mengambil data pendukung dari instruksi tsb. Cara ini memperlambat operasi.

      Sumber : http://agfi.staff.ugm.ac.id Gambar 2.8. Arsitektur Mikorkontroller Von-Neuman


      b. Arsitektur Harvard Arsitektur ini memilik bus data dan instruksi yang terpisah, sehingga memungkinkan eksekusi dilakukan secara bersamaan. Secara teoritis hal ini memungkinkan eksekusi yang lebih cepat tetapi dilain pihak memerlukan disain yang lebih kompleks.

      Sumber : http://agfi.staff.ugm.ac.id Gambar 2.9 Arsitektur Mikrokontroller Harvard Didalam mempelajari mikrokontroler, kita dituntut untuk dapat menguasai dua hal yang sangat pokok, berdasarkan arsitektur mikrokontroler tersebut kedua hal tersebut adalah hardware dan software. dari mikrokontroler. Hardware akan sangat kita perlukan ketika kita akan manggunakan mikrokontroler untuk berhubungan dengan device (perangkat) yang sifatnya berada diluar mikrokontroler, software (instruksi) dalam hal ini juga tidak kalah penting karena didalam mengendalikan suatu system kita juga harus memahami instruksi dari mikrokontroler yang digunakan.


      4. Instruksi Mikrokontroller Menurut Setiawan (2011:12) Instruksi pada mikrokontroler dikenal ada 2 yaitu: • CISC Saat ini hampir semua mikrokontroler adalah mikrokontroler CISC (Complete Instruction Set Computer). Biasanya memiliki lebih dari 80 instruksi. Keunggulan dari CISC ini adalah adanya instruksi yang bekerja seperti sebuah makro, sehingga memungkinkan programmer untuk menggunakan sebuah instruksi menggantikan beberapa instruksi sederhana lainnya. • RISC Saat ini kecenderungan industri untuk menggunakan disain mikroprosesor RISC (Reduced Instruction Set Computer). Dengan menggunakan jumlah instruksi yang lebih sedikit, memungkinkan lahan pada chip (silicon real-estate) digunakan untuk meningkatkan kemampuan chip. Keuntungan dari RISC adalah kesederhanaan disain, chip yang lebih kecil, jumlah pin sedikit dan sangat sedikit mengkonsumsi daya. 5. Macam Memory Pada Mikrokontroller Menurut Setiawan (2011:12) Mikrokontroller mempunyai beberapa macam memory antara lain : • Eeprom - Electrically Erasable Programmable Read Only Memory Beberapa mikrokontroler memiliki EEPROM yang terintegrasi pada chipnya. EEPROM ini dugunakan untuk menyimpan sejumlah kecil parameter yang dapat berubah dari waktu ke waktu. Jenis memori ini bekerja relatif pelan, dan kemampuan untuk dihapus/tulis nya juga terbatas. • FLASH (EPROM) FLASH meberikan pemecahan yang lebih baik dari EEPROM ketika dibutuhkan sejumlah besar memori non-volatile untuk program. FLASH ini bekerja lebih cepat dan dapat dihapus/tulis lebih sering dibanding EEPROM. • Battery Backed-Up Static RAM Memori ini sangat berguna ketika dibutuhkan memori yang besar untuk menyimpan data dan program. Keunggulan utama dari RAM statis adalah sangat cepat dibanding memori non-volatile, dan juga tidak terdapat keterbatasan kemampuan hapus/tulis sehingga sangat cocok untuk aplikasi untuk menyimpan dan manipulasi data secara lokal. • Field Programming/Reprogramming Dengan menggunakan memori non-volatile untuk menyimpan program akan memungkinkan mikrokontroler tersebut untuk diprogram ditempat, tanpa melepaskan dari sistem yang dikontrolnya. Dengan kata lain mikrokontroler tersebut dapat diprogram setelah dirakit pada PCB. • Otp - One Time Programmable Mikrokontroler OTP adalah mikrokontroler yang hanya dapat diprogram satu kali saja dan tidak dapat dihapus atau dimodifikasi. Biasanya digunakan untuk produksi dengan jumlah terbatas. OTP menggunakan EPROM standard tetapi tidak memiliki jendela untuk menghapus programnya. • Software Protection Dengan "encryption" atau proteksi fuse, software yang telah diprogramkan akan terlindungi dari pembajakan, modifikasi atau rekayasa ulang. Kemampuan ini hanya dipunyai oleh komponen OTP atau komponen yang dapat diprogram ulang. Pada komponen jenis Mask ROM tidak diperlukan proteksi, hal ini dikarenakan untuk membajak isi programnya seseorang harus membacanya (visual) dari chip nya dengan menggunakan mikroskop elektron. 6. Input/Output Mikrokontroller Menurut Setiawan (2011:14) Mikrokontroller mempunyai beberapa Input/Output diantaranya yaitu : • UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) adalah adapter serial port adapter untuk komunikasi serial asinkron. • USART (Universal Synchronous/Asynchronous Receiver Transmitter) merupakan adapter serial port untuk komunikasi serial sinkron dan asinkron. Komunikasi serial sinkron tidak memerlukan start/stop bit dan dapat beroperasi pada click yang lebih tinggi dibanding asinkron. • SPI (serial peripheral interface) merupakan port komunikasi serial sinkron. • SCI (serial communications interface) merupakan enhanced UART (asynchronous serial port). • I2C bus (Inter-Integrated Circuit bus) merupakan antarmuka serial 2 kawat yang dikembangkan oleh Philips. Dikembangkan untuk aplikasi 8 bit dan banyak digunakan pada consumer elektronik, otomotif dan indistri. I2C bus ini berfungsi sebagai antarmuka jaringan multi-master, multi-slave dengan deteksi tabrakan data. Jaringan dapat dipasangkan hingga 128 titik dalam jarak 10 meter. Setiap titik dalam jaringan dapat mengirim dan menerima data. Setiap titik dalam jaringan harus memiliki alamat yang unik. • Analog to Digital Conversion (A/D). Fungsi ADC adalah merubah besaran analog (biasanya tegangan) ke bilangan digital. Mikrokontroler dengan fasilitas ini dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan informasi analog (misalnya voltmeter, pengukur suhu dll). Terdapat beberapa tipe dari ADC sbb: o Succesive Approximation A/D converters. o Single Slope A/D converters. o Delta-Sigma A/Ds converters. o Flash A/D. • D/A (Digital to Analog) Converters. Kebalikan dar ADC seperti diatas. • Comparator. Mikrokontroler tertentu memiliki ssebuah atau lebih komparator. Komparator ini bekerja seperti IC komparator biasa tetapi sinyal input/output terpasang pada bus mikrokontroller. 6. Interupsi Menurut Setiawan (2011:15) Interupt merupakan metode yang efisien bagi mikrokontroler untuk memproses periperalnya, mikrokontroler hanya bekerja memproses peripheral tsb hanya pada saat terdapat data diperiperal tsb. Pada saat terjadi interupt, mikrokontroler menunda operasi yang sedang dilakukan kemudian mengidentifikasi interupsi yang datang dan menjalankan rutin pelayanan interupsi. Rata-rata mikrokontroler memiliki setidak-tidaknya sebuah interupsi eksternal, interupsi yang dimiliki bisa dipicu oleh "edge" atau "level". Edge triggered interupt bekerja tidak tergantung pada pada waktu terjadinya interupsi, tetapi interupsi bisa terjadi karena glitch. Sedangkan Level triggered interupt harus tetap pada logika high atau low sepanjang waktu tertentu agar dapat terjadi interupsi, interupsi ini tahan terhadap glitch Interrupts ada 2. • Maskable Interrupts Dengan maskable interupt kita dapat bebas memilih untuk menggunakan satu atau lebih interupsi. Keuntungan maskable interupt ini adalah kita dapat mematikan interupsi pada saat mikrokontroler sedang melakukan proses yang kritis sehingga interupsi yang datang akan diabaikan. • Vectored Interrupts Pada saat terjadi interupsi, interupt handler secara otomatis akan memindahkan program pada alamat tertentu yang telah ditentukan sesuai dengan jenis interupsi yang terjadi.

      2.2.3. Definisi Tandon Tangki pada dasarnya dipakai sebagai tempat penyimpanan material baik berupa benda padat, cair, maupun gas. Didalam dunia industri tandon tidak hanya menjadi tempat penyimpanan bagi produk dan bahan baku tetapi juga menjaga kelancaran ketersediaan produk dan bahan baku serta dapat menjaga produk atau bahan baku dari kontaminan (kontaminan tersebut dapat menurunkan kualitas dari produk atau bahan baku). Storage tank atau tangki penampungan dapat memiliki bermacam-macam bentuk tipe, masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan serta kegunaan masing-masing.


      1. Jenis-Jenis Tandon Berdasarkan Letaknya Tangki penampungan berdasarkan letaknya yaitu: a. Aboveground Tank Tandon / Tangki penimbunan yang terletak diatas permukaan tanah. Tangki penimbunan ini bisa berada dalam posisi horizontal dan dalam keadaan tegak (vertical tank). Dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan cara peletakan diatas tanah, yaitu tangki di permukaan tanah dan tangki menara. Ciri-ciri yang membedakan jenis tangki menara dengan tangki di permukaan tanah adalah bentuk bagian bawah tangki. Bentuk bagian bawah tangki menara adalah bentuk revolusi sebuah bentuk cangkang yang tidak sempurna, ataupun kombinasi dari bentuk cangkang tersebut. b. Underground Tank

                       Tangki penimbun yang terletak di bawah permukaan tanah.
      

      2. Berdasarkan Tekanannya Tangki penampungan dapat dibagi menjadi dua bila diklasifikasikan berdasarkan tekanannya yaitu: A. Tangki Atmosferik (atmospheric tank) Terdapat beberapa jenis dari tangki timbun tekanan rendah ini yaitu: 1. Fixed cone roof tank Digunakan untuk menimbun atau menyimpan berbagai jenis fluida dengan tekanan uap rendah atau amat rendah. Gambar 2.1. fixed cone roof tank 2. Tangki umbrella Kegunaanya sama dengan dengan fixed cone roof bedanya adalah bentuk tutupnya yang melengkung dengan titik pusat meredian dipucuk tangki. 3. Tangki tutup cembung tetap (fixed dome roof) Bentuk tutupnya cembung, ekonomis, kegunaanya sama dengan fix cone roof tank Gambar 2.2. fixed dome roof 4. Tangki horizontal Tangki ini dapat menyimpan bahan kimia yang memiliki tingkat penguapan rendah (low volatility). Gambar 2.3. tanki horizontal 5. Tangki tipe plain hemispheroid Digunakan untuk menimbun fluida dengan tekanan uap sedikit. Gambar 2.4. tanki plain hemispheroid 6. Tangki plain spheroid Tangki bertekanan rendah dengan kapasitas 20.000 barrel. 7. Tangki Bertekanan (pressure tank) Dapat menyimpan fluida dengan dengan tekanan uap lebih dari 11,1 psi dan umumnya fluida yang disimpan adalah produk-produk minyak bumi. Tangki bertekanan terdiri dari yaitu: 8. Tangki Peluru (bullet tank) Tangki ini sebenarnya lebih sebagai pressure vessel berbentuk horizontal dengan volume maksimum 2000 barel biasanya digunakan untuk menyimpan LPG, H2, ammonia Gambar 2.5. tangki peluru 9. Tangki Bola (spherical tank) Pressure vessel yang digunakan untuk menyimpan gas-gas yang dicairkan seperti LPG, O2, N2 dan lain-lainya bahkan dapat menyimpan gas cair tersebut hingga mencapai tekanan 75 psi. Gambar 2.6. tangki bola 10. Dome Roof Tank Untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar, meledak dan mudah menguap seperti gasoline, bahan disimpan dengan tekanan rendah 0.5-15 psig. Gambar 2.7. tangki Dome roof tank Terdapat juga tangki penyimpanan khusus yang digunakan untuk menyimpan liquid (H2, N2, O2, Ar, CO2 ) pada temperature yang sangat rendah dan dioperasikan pada tekanan rendah Gambar 2.8 Tangki dome roof tank

      2.2.4. Resistor 1. Definisi Resistor Menurut Rusmadi (2011:10), bahwa “Resistor adalah tahanan atau hambatan arus listrik”. Menurut Budiharto (2011:1), “Salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa. Resistor adalah Komponen elektronika yang berfungsi memberikan tahanan atau hambatan arus listrik.




      Sumber : Rusmadi (2011:12) Gambar 2.10. Resistor

      Karakteristik utama dari resisitor adalah resisitansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, listrik dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.


      Sumber : Rusmadi (2011:13) Gambar 2.11. Skema Warna Resistor Ohm (simbol: Ω adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm. Nilai satuan terbesar yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai resistor adalah: 1 Mega Ohm (MΩ) = 1.000.000 Ohm. 1 kilo Ohm (KΩ) = 1.000 Ohm.

      2.2.4. Transistor 1. Definisi Transistor Menurut Budiharto (2011:3), bahwa “Transistor adalah memiliki 3 terminal biasanya dibuat dari bahan silicon atau germanium”. Menurut Rusmadi (2011:42), bahwa “Transistor adalah merupakan komponen dasar yang paling penting dan banyak dipergunakan dalam setiap rangkaian”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Transistor adalah merupakan komponen dasar yang paling dan banyak digunakan pada setiap rangkaian. Alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

      Sumber : Rusmadi (2011:40) Gambar 2.12. Transistor Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

      a. NPN (Negative Positive Negative) Transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-p di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter.





      Sumber : Rusmadi (2011:41) Gambar 2.13. Simbol Transistor NPN b. PNP (Positive Negative Positive) Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-n di antara 2 alpisan semikonduktor tipe-p. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.


      Sumber : Rusmadi (2011:41) Gambar 2.14. Simbol Transistor PNP

      Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan. sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

      2.2.5. Kristal Kristal adalah salah satu komponen elektronika yang daspat digunakan sebagai pembangkit frekuensi (oscilator). Apabila dibandingkan dengan rangkaian LC, maka kristal memiliki tingkat kestabilan lebih tinggi dalam membangkitkan frekuensi.


      Gambar 2.15. Simbol kristal Penyusun sebuah kristal disebut bahan piezoelectric, antara lain adalah rochelle salt, tourmaline, dan quartz. Inilah yang menyebabkan terjadinya efek piezoelectricity, yaitu timbulnya muatan listrik pada bahan-bahan tersebut apabila diberikan tekanan. Bahan-bahan ini terpasang diantara dua pelat dan sebuah per (spring). Spring akan memberikan tekanan secara mekanik pada pelat tersebut, saat kristal bekerja. Kristal akan netral saat kondisi normal, yang berarti kristal tidak mendapat tekanan. Saat mendapat tekanan di kedua sisi samkakignya, maka akan menyebabkan kristal menyempit dan menimbulkan muatan berbeda pada keduanya. Sedangkan jika mendapat tekanan di bagian atas-bawahnya, maka kristal akan merenggang, dan terjadi beda muatan pula pada kedua bagian tersebut, dengan polaritas yang berlawanan dengan pada saat kristal mendapat tekanan dari samping. Jadi apabila dua kejadian diatas terjadi bergantian, maka akan menghasilkan tegangan bolak-balik (AC). Tinggi rendahnya frekuensi yang dihasilkan oleh kristal, berbanding lurus dengan ketebalan bahan penyusunnya.

      2.2.6. Konsep Dasar IC (Integrated Circuit) 1. Definisi IC (Integrated Circuit) Menurut Rusmadi (2009:46), bahwa “IC adalah Sebuah rangakian terpadu”. Komponen Integrated Circuit dirancang dari beberapa komponen elektronika seperti transistor, dioda, resistor, kapasitor, dan komponen lainya, sehingga menjadi satu kesatuan yang berbentuk chip.

      Sumber : Rusmadi (2010:46) Gambar 2.16. Integrated Circuit


      Menurut Rusmadi (2010:48), ada beberapa keuntungan dari pengguna IC diantaranya ialah: b. Bentuk fisiknya kecil sehingga rangakian jadinya akan kelihatan kecil dan kompak (compo). c. Catu daya yang diperlukan kecil. d. Sistem operasional sangat praktis dan cepat e. Baik pemasangan maupun pemakaiannya mudah dan praktis. f. Harganya relatif murah dibanding dengan menggunakan transistor. g. 2.2.7. Sensor PIR (Passive Infrared Received) Sensor PIR (Passive Infrared Received) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR (Passive Infrared Received) bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.


      Gambar 2.17 Sensor PIR (passive infrared received) Sumber : http://digitalchip.ru/datchik-dvizheniya-pir-motion-sensor-hc-sr501)

      Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR (Passive Infrared Received). Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.Sensor PIR (passive infrared receiver) terdiri dari beberapa bagian yaitu : a. Lensa Fresnel b. Penyaring Infra Merah c. Sensor Pyroelektrik d. Penguat Amplifer e. Komparator

      2.2.10. Konsep Dasar Elisitasi Menurut Jalaludin (2011:21-23), elisitasi berisi usulan rancangan sustu sistem yang diinginkan oleh pihak yang terkait melalui metode wawancara dan dilakukan pada requirement elicitation tahap 1, 2, 3 dan final. a. Elisitasi Tahap 1 Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara untuk menterjemahkan kebutuhan pemakai sistem baru. b. Elisitasi Tahap 2 Merupakan hasil pengklarifikasian dari elisitasi tahap 1 berdasarkan metode MDI, metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting yang harus ada pada sisten baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.


      1. M pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya recuirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. 2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dlam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna 3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem. c. Elisitasi Tahap III Merupakan hasil dari penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklarifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut: 1. T artinya Tecnical, maksudnya bagaimana tata cara/ teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan. 2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan. 3. E. artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu: 1. High (H) : sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannnya sulit serta biayanya mahal 2. Middle (M) : mampu untuk dikerjakan 3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan d. Final Draft Elisitasi Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sisrem yang akan dikembangkan.

      2.3. Literature Review Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:86), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Demmy Haryo Prakoso Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Dalam laporan tugas akhir dengan judul “Alat Pengontrol Suhu dan Level Air Pada Akuarium Ikan Mas Koki Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535”. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Yahya Arif Rahadian Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana Jakarta 2010 yang berjudul “Sistem Pengontrolan Level Airpada Toren Berbasis Mikrokontroler AT89S51” dimana sistem tersebut menggunakan rangkaian simulasi dari kerja sensor yang dapat menggerakkan sebuah motor stepper secara otomatis. Untuk jenis mikrokontroller yang digunakan adalah mikrokontroller AT89S51. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Ricky Anwar dari UNIVERSITAS GUNADARMA yang berjudul “Pintu Air Otomatis Berbasis Mikrokontroler” tahun 2012, dimana sistem tersebut menggunakan rangkaian simulasi dari kerja sensor yang dapat menggerakkan sebuah motor stepper secara otomatis. Untuk jenis mikrokontroller yang digunakan adalah mikrokontroller AT89S51. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Permana dari UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG yang berjudul “Pembuatan Sistem Monitoring Ketinggian Air Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATMega8535” tahun 2009, realisasi pembuatan sistem monitoring ketinggian air dengan sensor ultrasonik ini adalah untuk mendeteksi jarak permukaan air dengan sensor. Datanya lalu akan diolah oleh mikrokontroler untuk di tampilkan pada LCD. Sistem ini juga memiliki tanda peringatan yang lain yaitu berupa lampu indikator dan alarm buzzer. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Tegar Bhakti Prihantoro dan Rizky Charli Wijaya Husni dari AMIK GLOBAL INFORMATIKA MDP PALEMBANG yang berjudul “Alat Pendeteksi Tinggi Permukaan Air Secara Otomatis Pada Bak Penampungan Air Mengunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler” tahun 2011, alat ini dapat mengisi bak air penampungan berdasarkan volume dan tinggi air berdasarkan keperluan dengan cara melakukan inputan nilai dari keypad, hasil akan ditampilkan di LCD (Liquid Crystal Display). Sensor ultasonik berfungsi sebagai alat utama untuk mengetahui ketinggian air pada bak penampungan disertakan dengan rangkaian relay sebagai saklar otomatis untuk mesin pompa air.

      BAB III

      PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

      3.1. Gambaran Umum Perusahaan

      3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

      PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang merupakan user dalam pengelolaan air minum di Kota Tangerang yang mana pada awalnya didirikannya berdasarkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 33 tahun 1995 tentang pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang, Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Nomor 30 Tahun 1995 tentang Organisai dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air minum Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang. Adapun dalam perjalanannya dasar hukum PDAM Tirta benteng Kota Tangerang mengalami perubahan yaitu, Peraturan daerah kota tangerang nomor : 14 tahun 2002 tentang perubahan atas peraturan daerah kotamadya daerah tingkat II tangerang nomor 11 tahun 1999 tentang pelayanan air minum di wilayah kotamadya daerah tingkat II tangerang. Peraturan daerah kota tangerang nomor : 10 tahun 2009 tentang perubahan atas peraturan daerah kotamadya daerah tingkat II tangerang nomor 33 tahun 1995 tentang pembentukan perusahaan daerah air minum kotamadya daerah tingkat II tangerang peraturan daerah kota tangerang nomor : 11 tahun 2009 tentang organ dan kepegawaian pdam Tugas dari PDAM itu sendiri yaitu menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek social, kesehatan, pelayanan umum serta melaksanakan kebijakan umum yang digariskan oleh walikota Tangerang.

      3.1.2. Fungsi dari PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang meliputi :

      1. Pelayanan umum dan jasa

      2. Penyelenggara kepetingan umum

      3. Peningkatan pendapatan daerah


      3.1.3.Cakupan layanan:

      Cangkupan layanan pdam tirta benteng kota tangerang • Kec. Neglasari

      • Kec. Batuceper

      • Kec. Benda

      • Kec. Cipondoh

      Sebagian : • Kec. Jatiuwung

      • Kec. Periuk

      • Kec. Pinang

      • Kec tangerang


      Pengembangan dilakukan melalui 3 (tiga) zona dalam rangka pemerataan pelayanan di kota tangerang yang selama ini pelayanan kurang merata, zona tersebut sbb:

      • Zona i : kap. 500 l/det kec. Neglasari, cipondoh, benda, batuceper dan bandara soekarno- hatta

      • Zona ii : kap. 500 l/det. Kec jatiuwung, karawaci, periuk, cibodas

      • Zona iii : kap. 500 l/det kec. Karang tengah, pinang, larangan & ciledug


      3.1.4. Visi, Misi dan Motto

      Visi: Menjadikan pdam “tirta benteng” kota tangerang sebagai perusahaan yang handal & profesional menuju pelayanan prima

      Misi:

      1. Mampu melaksanakan tugas pengendalian pelayanan air minum untuk seluruh masyarakat kota tangerang.

      2. Dapat menyediakan air minum yang memenuhi persyaratan baik secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas, serta dapat menciptakan rasa kepastian terhadap penyediaan air minum secara bertahap dan permanen.

      3. Menciptakan iklim kerja yang sehat agar terjadi koordinasi yang harmonis antar semua pihak yang terkait.

      4. Secara intensif dan berkelanjutan menciptakan sdm pegawai pdam tirta benteng yang mumpuni melalui pelatihan - pelatihan atau memberikan izin tugas belajar dengan disiplin ilmu yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

      5. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.

      6. Menunjang pembangunan daerah dengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pad kota tangerang.


      Motto:

      1. Mengutamakan pelayanan dan kepuasan


      3.2. Perancangan Modul-Modul yang digunakan

      Pada perancangan di sini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang digunakan meliputi rangkaian elektronika, arduino, relay, serta sensor jarak infrared. Dan perangkat lunak yang digunakan yaitu program Ide Arduino Uno 1.6.6 Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.1. Alat yang akan dirancang akan membentuk suatu sistem “Prototype Pengontrolan Volume Air Otomatis dengan Arduino Uno Pada PDAM Kota Tangerang”. Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut :

      A. Alat yang digunakan meliputi :

      1. Personal computer (PC) atau laptop 2. Software Arduino 1.6.6 3. Kabel USB micro 4. Solder 5. Tang potong B. Software yang digunakan 1. Software Arduino 1.6.6 untuk menulis program arduino. 2. Software Fritzing ( Untuk Menggambar Schematik) C. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan: 1. Arduino UNO 2. Modul Relay 1 Channel 3. Sensor jarak Inframerah 4. Papan PCB 5. Catu daya 5 Volt 6. Timah 7. Kabel jumper

      3.3. Merancang Schematic Hardware Dalam pembuatan bentuk dari skematik diperlukan aplikasi fritzing, penggunaan fritzing adalah untuk merancang rangkaian elektronika yang sudah mendukung library-library arduino. Dan untuk memulainya dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

      Gambar 3.1. Membuka Aplikasi fritzing

      Setelah melakukan langkah diatas adalah, akan muncul tampilan utama pada layar kerja fritzing, dan dapat terlihat seperti gambar berikut.

      Gambar 3.2. halaman utama fritzing Sebelum memulai menggambar skematik ada baiknya kita menyimpan terlebih dahulu, adapun langkah-langkahnya akan terlihat seperti gambar berikut.

      Gambar 3.3. menyimpan project pada fritzing

      Setelah melakukan langkah diatas maka akan masuk ke tampilan breadboard dimana tampilan tersebut digunakan untuk mengimpor komponen yang ada toolbox di jendela Part nya. Adapun tampilannya akan terlihat seperti gambar berikut.

      Gambar 3.4. memasukan komponen pada layar breadboard


      Setelah melakukan langkah diatas, maka gambar rangkaian dapat dilihat pada penjelasan rangkaian-rangkaian yang digunakan dibawah ini.

      1. Rangkaian Catu Daya 5V DC Agar alat yang di rancang dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Perangkat ini menggunakan catu daya yang merubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari PLN sebesar 220V AC. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 7,5 AC melalui trafo penurun tegangan (step down). Tegangan 7,5 AC tersebut kemudian diserahkan menjadi tegangan DC oleh dioda bridge. Keluaran dari diode bridge ini kemudian masuk ke kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC. Agar output 7,5 V DC menjadi 5V DC maka tegangan 7,5V DC dihubungkan ke rangkaian regulator LM7805. pada rangkaian catu daya ini akan digunakan untuk memberikan tegangan kerja pada Arduino sebesar 5V DC.


      Gambar 3.5. Rangkaian Catu Daya


      2. Rangkaian Modul Sensor Jarak




      3.6. Gambar rangkaian sensor inframerah dengan arduino uno Sesuai gambar di atas. Pin yang dimiliki oleh sensor inframerah disambung ke arduino UNO. Berikut table dari pin yang digunakan dan penjelasannya. Pin Sensor Inframerah Pin Arduino UNO Penjelasan Pin Data Pin A0 Berfungsi sebagai pin penerima data dari sensor inframerah untuk diolah Pin VCC Pin 5V Berfungsi sebagai pin sumber tegangan bagi sensor Inframerah Pin GND Pin GND Berfungsi sebagai ground bagi Sensor Inframerah 3.1. Tabel konfigurasi PIN arduino uno dengan sensor inframerah

      3. Rangkaian Modul Relay



      3.7. Gambar rangkaian Relay dengan Arduino UNO Sesuai gambar di atas. Pin yang dimiliki oleh modul Relay disambung ke arduino UNO. Berikut table dari pin yang digunakan dan penjelasannya. Pin Sensor Inframerah Pin Arduino UNO Penjelasan Pin Data Pin D12 Berfungsi sebagai pin pengendali relay Pin VCC Pin 5V Berfungsi sebagai pin sumber tegangan bagi sensor Inframerah Pin GND Pin GND Berfungsi sebagai ground bagi Sensor Inframerah Tabel 3.2. Konfigurasi PIN arduino uno dengan Modul Relay


      4. Rangkaian Keseluruhan





      3.8. Gambar rangkaian keseluruhan sistem Rangkaian keseluruhan dari sistem ini merupakan penggabungan dari rangkaian Modul sensor jarak inframerah dan rangkaian modul relay dengan arduino UNO.

      3.4. Diagram Blok




      Gambar 3.9. Blok Diagram Keterangan dan penjelasan diagram blok di atas adalah sebagai berikut : 1. Sensor Jarak Inframerah merupakan alat yang digunakan untuk cek kondisi volume air. 2. Arduino Uno merupakan komponen untuk memproses data dari sensor jarak inframerah. 3. Modul Relay 1 Channel, relay untuk pompa akan aktif secara otamatis ketika kondisi volume air sesuai yang diinginkan pengguna.

      3.5. Cara Kerja Alat Pada bagian ini menjelaskan bagaimana sebuah sistem mikrontroller yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan. Sistem yang dibangun adalah sistem yang dapat mengontrol level air didalam tandon dengan sensor jarak infrared

      3.6. Pembuatan Alat 3.6.1. Perangkat Keras (Hardware) 1. Personal Computer (PC) Merupakan alat yang sangat berperan penting karena penulisan listing program dan merancang interface menggunakan computer. 2. Arduino sebagai otak dari sistem Merupakan modul arduino yang menggunakan mikrokontroller Atmega 328 yang dapat diprogram berulang kali, penggunaan modul mikrokontroller Atmega 328 sudah sangat cukup karean pin yang di kontrol yang digunakan sudah lebih dari kebutuhan sistem. 3. Sensor Jarak (Infrared) Sensor Jarak Inframerah merupakan alat yang digunakan untuk cek kondisi volume air. 4. Relay Modul Relay 1 Channel, relay untuk pompa akan aktif secara otamatis ketika kondisi volume air sesuai yang diinginkan pengguna. 5. IC Regulator Merupakan alat yang dapat merubah tegangan masuk menjadi tegangan keluar yang stabil. 6. Kapasitor Merupakan komponen elektronika yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik dan merupakan komponen yang penting dalam membangun suatu rangkaian elektronika.

      7. Resistor Merupakan komponen elektronika dengan dua kutub yang didesain untuk megatur tegangan listrik dan arus listrik, resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronika dan sirkuit elektronika. 8. Lampu led Merupakan komponen elektronika yang digunakan sebagai lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukan status dari perangkat elektronika tersebut.


      9. DC to AC Inverter Merupakan alat yang dapat mengubah energy listrik dc menjadi energy listrik ac. 10. Dioda Merupakan komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor yang digunakan sebagai penyearah arus tegangan. 11. Transistor Merupakan komponen elektronika yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan dan modulasi sinyal. 12. Heatshink (Aluminium Pendingin) Merupakan alat pendingin IC yang dapat membantu menyetabilkan suhu pada IC Regulator. 13. Jack Baterai Merupakan komponen yang dapat digunakan sebagai media untuk menghubungkan antara power supply dan rangkaian elektronika. 14. Timah solder Merupakan alat yang dapat di cairkan ketika dipanaskan. 15. Kabel konektor Merupakan alat yang digunakan sebagai jalur penghubung baik antara sesama piranti internal maupun piranti eksternal. 16. Pin header Merupakan socket yang dapat disambungkan dengan kabel konektor. 17. Printed Circuit Board (PCB) Merupakan alat yang digunakan untuk merakit komponen-komponen elektronika sehingga menjadi sebuah rangkaian yang diinginkan.

      3.6.2. Perangkat Lunak (Software) 1. Perancangan Software Arduino Merupakan software yang disediakan dalam penulisan listing program yang disediakan oleh developer arduino. Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino dapat dilihat seperti gambar 3.14. sebagai berikut:

      Gambar 3.10. Memulai IDE Arduino

      Dalam pemrograman arduino yang akan dibuat, untuk menuliskan listing program dapat dilihat pada gambar 3.16. sebagai berikut:

      Gambar 3.11. Tampilan layar program Arduino Setelah form utama program Arduino ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi pengalamatan port koneksi yang ada pada device manager.

      Gambar 3.12. Membuka Device Manager

      Langkah diatas merupakan langkah-langkah untuk membuka layar device manager, dimana langkah-langkah diatas dimulai dari membuka tombol start yang ada pada sistem operasi windows, setelah itu akan muncul layar yang terdapat pada gambar 3.18. sebagai berikut:

      Gambar 3.13. Memilih arduino uno pada port COM 4

      Device manager digunakan untuk mengatur komunikasi serial port, ketika pada saat ingin mengatur port koneksi pada port tertentu sehingga bisa diatur sesuai dengan port yang ada pada arduino.

                           Gambar 3.14. Menentukan koneksi port 4 pada Arduino 
      

      Seting koneksi port pada Arduino 1.0 dilakukan agar pada saat program di upload tidak terjadi error karena kesalahan pada pengalamatan port yang sebelumnya di setting juga melalui device manager.

           Gambar 3.15. Memilih Jenis Board arduino
      

      Gambar diatas menunjukan pemilihan board arduino yang akan dipakai, ketika hendak menggunakan board arduino yang akan dipakai yang perlu diperhatikan adalah tipe board arduino, karena arduino memiliki banyak sekali jenis yang dapat digunakan dalam project mikrokontroller. Dalam pembuatan project ini penulis menggunakan board arduino dengan tipe arduino uno, yang dimana arduino uno ini terdapat chip mikrokontroller yang di pakai dalam project ini.

                                   Gambar 3.16. Menyimpan file program pada Arduino 
      

      Setelah IDE arduino terbuka yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana hasil dari program yang ditulis pada IDE arduino dapat disimpan dengan cara dan langkah-langkah seperti diatas dan menyimpan listing program dengan nama berekstensi .pde.




                 Gambar 3.17. Memilih Lokasi Penyimpanan Project
      

      Jendela diatas menggambarkan dari proses penyimpanan sebuah project baik yang akan di buat maupun yang sudah di tulis yang nantinya akan disimpan dalam sebuah folder tergantung dimana drive yang diinginkan. Setelah melakukan penyimpanan file program, selanjutnya tahap penulisan listing program, dapat di lihat pada gambar 3.23 sebagai berikut:

      Gambar 3.18. Tampilan program secara keseluruhan

      Dan berikut adalah gambar listing program keseluruhan yang digunakan dengan demikian baru sistem arduino dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Setelah langkah pada gambar di atas dilakukan, agar sistem dapat bekerja sesuai dengan yang dinginkan, selanjutnya lakukan penulisan listing program secara keseluruhan. Setelah melakukan penulisan program secara keseluruhan maka proses selanjutnya adalah melakukan proses kompilasi atau melakukan pengecekan terhadap baris program yang masih salah, adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut.

      Gambar 3.19. Proses kompilasi listing program

                 Proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak dan ketika pada saat yang bersamaan ketika terjadi error maka program tersebut ditidak dapat diupload kedalam mikrokontroller. 
      


      Gambar 3.20. Hasil kompilasi listing program

                Pada  gambar 3.27.  menunjukan hasil dari kompilasi listing program dan hasil dari proses kompilasi tidak terjadi error, artinya proses penulisan listing program sudah benar, hasil dari kompilasi inilah yang nantinya akan ditanamkan ke dalam sistem mikrokontroller melalui board arduino uno.
      

      2. Pengisian program ke dalam board arduino uno

         Mikrokontroller bisa bekerja jika di dalamnya sudah dimasukkan listing program, program yang akan dimasukan kedalam mikrokontroller melalui board arduino yaitu program aplikasi yang dibuat dengan aplikasi Arduino 1.6.6  Untuk melakukan pengisian program menggunakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).
      

      Arduino sebagai media untuk memasukan program ke dalam mikrokontroller, maka program yang ditulis pada ide Arduino 1.6.6 dapat langsung dimasukan kedalam mikrokontroller. Langkah selanjutnya sebelum listing program dimasukan ke dalam mikrokontroller, yang perlu diperhatikan yaitu jenis board yang akan digunakan pada saat memasukan listing program, proses pemilihan board yang digunakan untuk memasukan listing program dapat dilihat pada gambar 3.27. sebagai berikut:

      Gambar 3.21. Pemilihan Arduino board


      Setelah jenis board sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah memasukan program ke dalam mikrokontroller dengan menggunakan Modul Arduino Uno. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut.

      Gambar 3.22. Mengupload program kedalam modul arduino

                       Pada tampilan pemrograman Arduino 1.6.6 diatas, dilakukan dengan mengklik tombol upload yang ada pada Arduino 1.6.6, pada saat mengupload listing program secara otomatis akan menampilkan pesan bahwa proses upload program tidak terjadi error atau sukses. Proses upload listing program yang tidak terjadi error dapat dilihat pada gambar 3.29 sebagai berikut:
      






      Gambar 3.33. Proses upload listing program sukses

      Setelah langkah upload listing program selesai, maka sistem mikrokontroller sudah dapat bekerja dengan berjudul “RIDWAN_SKRIPSI” sudah siap digunakan. Dan adapun listing program keseluruhannya dapat dilihat pada gambar.






      3.7. Flowchart Pada pembuatan sebuah sistem kontrol diperlukan sebuah gambar yang dapat menjelaskan alur dan langkah-langkah dari cara kerja sebuah sistem yang dibuat, seingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Penjelasan yang berupa gambar proses kerja sebuah sistem merupakan gambar alir diagram alur sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan diagram alur adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk memahami langkah-langkah serta cara kerja sebuah sistem yang dibuat. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart sistem sebagai berikut:













      Sistem dimulai dengan inisialisasi sensor inframerah dan modul relay untuk pompa. Selanjutnya sensor akan melakukan cek kondisi, jika kondisi nilai sensor lebih dari 400 maka relay untuk pompa akan aktif dan begitupun sebaliknya, jika kurang dari 400 maka relay untuk pompa akan nonaktif.


      3.8. Permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah 1. Permasalahan Yang Dihadapi Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan dengan orang yang bertanggung jawab di tempat observasi, yaitu dengan stop kontak yang kurang efisien dan kurang praktis. Pengisian tersebut memungkinkan terjadinya tumpahan air. Tumpahan air tersebut memboroskan pemakaian yang berakibat tidak sesuainya pembayaran air PDAM dengan pemakain air yang digunakan. Penggunaan meteran air PDAM dipakai untuk memantau air yang tersedia didalam tandon air. Jika meteran air mengalami kerusakan, maka jumlah meteran pemakaian air yang berlebih atau kekeringan tidak dapat diketahui. Setelah mengamati dan meneliti permasalahan yang ada dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Alat yang digunakan untuk pengisian tandon masih menggunakan sistem manual yang kurang efisien dan efektif. 2. Alat yang digunakan dalam mengontrol level air didalam tandon masih memerlukan bantuan pekerja secara penuh dalam memonitoringnya 2. Alternatif Pemecahan Masalah Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain: 1. Perlunya sistem pengontrolan volume air otomatis agar masalah kekosongan tandon atau pun kelebihan dalam pengisian air tandon dapat dihindari. 2. Sistem yang digunakan harus otomatis agar pekerja dapat dengan mudah dalam memonitoringnya


      3.9. User Requirement

      3.9.1. Elisitasi Tahap 1

      Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai seluruh rancangan sistem.

      Tabel 3.3. Elisitasi Tahap I

Contributors

Ridwan jakaria