SI0931463167

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PENENTUAN INFORMASI UNTUK PENDETEKSIAN

TERJADINYA BANJIR DENGAN TENAGA SURYA

BERBASIS ARDUINO DAN VB NET PADA DESA

KALISARI

SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :

0931463167         Kuwadin

JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)

ABSTRAKSI

Bencana merupakan peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam atau faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana seringkali meresahkan masyarakat dan banyak merugikan masyarakat maupun pemerintah. Banyak yang termasuk dalam kategori bencana, diantaranya adalah banjir. Banjir merupakan fenomena alam berupa terbenamnya daratan oleh air akibat luapan atau genangan air yang melebihi batas normal ketinggian air di suatu tempat. Semakin berkembangnya dan canggihnya teknologi, banjir bisa dideteksi sedini mungkin dengan melakukan monitoring pada bendungan sungai yang berada di tempat lebih tinggi dan merupakan sumber dari air yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Dengan cara pengukuran ketinggian permukaan air pada bendungan menggunakan sensor Ultrasonic yang akan dikontrol oleh mikrokontroller Arduino Uno, yang kemudian ditampilkan dengan VB.Net sebagai interfacenya sehingga memberikan informasi akurat akan debet air yang melewati bendungan yang menjadi patokan informasi akan potensi terjadinya banjir.

Kata kunci : Banjir, Sensor Ultrasonic, Mikrokontroller Arduino Uno Dan VB.Net

ABSTRACT

Disasters are events that threaten and disrupt the lives of the people who caused, either natural factors or human factors that result in human fatalities, environmental damage, loss of property, and psychological impact. Disasters often disturbing people and a lot of harm to the community and government. Many are included in the category of disasters, such as floods. Flooding is a natural phenomenon of the setting of the land by water due to overflow or inundation of water that exceeds the normal limit water level somewhere. The continued development and technological sophistication of flooding can be detected as early as possible by monitoring the river dams that are in a higher place and a source of water that flows into the lower place. By way of measuring water levels in dams using Ultrasonic sensors which will be controlled by an Arduino Uno microcontroller, which is then displayed with VB.Net as the interface so as to provide accurate information will debit of water through the dam which became a benchmark of the potential flood of information.

Keywords: Flood, Ultrasonic Sensor, Microcontroller Arduino Uno and VB.Net.


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin.Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, anugerah dan ijin-Nya serta senantiasa melimpahkan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya..

Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah peneliti mampu menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul “PENENTUAN INFORMASI UNTUK PENDETEKSIAN TERJADINYA BANJIR DENGAN TENAGA SURYA BERBASIS ARDUINO DAN VB NET PADA DESA KALISARI”.

Peneliti menyadari bahwa tersusunnya Skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha peneliti semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si, selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd, selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Bapak Sudaryono,Dr.,Ir.,M.Pd selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan Skripsi ini.
  5. Bapak Tumpal Pandiangan,M.T selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan Skripsi ini.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmunya selama peneliti menuntut ilmu di Perguruan Tinggi Raharja.
  7. Kedua Orang Tua tercinta yang tanpa lelah memberikan segala dukungan moral, materi dan spiritual, “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat kepada beliau, Amin.”
  8. Kakak, adik dan Keponakan tercinta(Yutika tessarani) yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan peneliti.
  9. Rekan-rekan dan sahabat yang telah memberikan dukungan semangat untuk dapat menyelesaikan penulisan ini tepat waktu.
  10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan laporan ini.

Akhir kata peneliti berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.

  
Tangerang, 15 Januari 2015
    
(Kuwadin)
NIM : 0931463167

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Pada saat ini berita mengenai bencana alam seringkali kita ketahui melalui berbagai media. Bencana merupakan peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam atau faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana seringkali meresahkan masyarakat dan banyak merugikan masyarakat maupun pemerintah.

Salah satu dari bencana tersebut adalah banjir, banjir adalah suatu keadaan dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Bencana banjir melanda Indonesia hampir setiap musim penghujan, hal ini dipengaruhi oleh faktor curah hujan yang tinggi, serta drainesse yang buruk suatu daerah, penggundulan hutan, dan pengendapan dasar sungai.

Pada saat musim penghujan orang-orang yang di daerahnya sudah menjadi langganan banjir sudah mempersiapkan diri untuk mengahadapi segala situasi yang mungkin akan terjadi. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat yang berada di bawah Desa Kalisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah, mereka selalu waspada bila musim penghujan datang. Desa Kalisari merupakan daerah pegunungan dan terdapat sebuah bendungan air yang memang dimanfaatkan untuk irigasi dan sebagai pringatan dini akan bahaya banjir. Pada bendungan tersebut pitu air dan pendeteksian dini bahaya banjir dijalankan masih secara manual sehingga sangat tidak efektif guna memberikan informasi mengenai besarnya debet air yang masuk ke bendungan tersebut dan dijadikan informasi akan potensi bencana banjir bagi desa di sekitar atau yang terdapat di bawah desa tersebut.

Mengingat pentingnya informasi saat terjadi penaikan debet air yang dapat mengakibatkan bencana banjir, oleh karena itu diperlukan teknologi penunjang yang efektif. Dengan menggunakan mikrokontroller Arduino Uno sebagai penggerak pintu air serta VB.Net sebagai interfacenya dan menggunakan sensor ultrasonic sebagai pengukur ketinggian permukaan air pada bendungan. Untuk menggerakannya digunakan battery yang digunakan untuk menampung aliran listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga surya. Alat ini dapat memerikan informasi sebagai peringatan dini akan datangnya bencana banjir.

Dari rumusan masalah di atas maka peneliti mengambil judul “Penentuan Informasi Untuk Pendeteksian Terjadinya Banjir Dengan Tenaga Surya Berbasis Arduino Dan VB.Net Pada Desa Kalisari ”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana cara membuat sistem informasi peringatan dini datangnya banjir dengan memanfaatkan mikrokontroller Arduino dan interface B.Net.
  2. Bagaimana memanfaatkan pembangkit tenaga listrik alternatife dengan memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber energinya.

Ruang Lingkup

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diarahkan pada perancangan dan pembuatan sebuah alat yang dikontrol menggunakan komputer menggunakan VB.Net sebagai interface. Untuk pengontrolannya menggunakan Arduino Uno, yang akan mengatur sensor ultrasonic sebagai pendeteksi ketinggian air pada sungai. Sensor akan memberikan informasi tentang ketingian air kemudian diproses di mikrokontroler yang akan menggerakan pintu air sesuai kondisi dan akan memberikan peringatan dini tentang adanya bahaya debet air yang berlebih sehingga memungkinkan terjadinya bencana banjir dengan cara lampu warning akan menyala dan buzzer akan berbunyi.

Tujuan Dan Manfaat

Tujuan Penelitian

Tujuan Operasional

  1. Peringatan dini akan bencana banjir saat terjadi hujan.
  2. memanfaatkan sensor ultrasonic untuk mendeteksi tinggi air pada bendungan air.
  3. Memanfaatkan VB.Net sebagai interface sebagai pengatur pintu air dan memberikan informasi bahaya bencana banjir.

Tujuan Fungsional

  1. Membuat sistem peringatan dini akan bahaya banjir dengan cara mengukur ketinggian air pada bendungan.

Tujuan Individu

  1. Memenuhi syarat kelulusan untuk jenjang Strata (S1).
  2. Untuk mengimplementasi ilmu yang telah dipelajari.

Manfaat Penelitian

Manfaat Fungsional

  1. Memberikan masyarakat untuk mendapatkan rasa aman akan adanya bencana banjir, sehingga dapat dengan cepat dan tepat dalam mengambil tindakan.
  2. Memberikan kemudahan pengontrolan pintu air sehingga lebih efektif untuk membuka dan menutupnya .

Manfaat Individu

  1. Dapat mengembangkan ilmu komputer yang didapat oleh peneliti selama perkuliahan.
  2. Mengimplementasikan ilmu yang didapat sehingga bisa menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

Metodologi Peneletian

Dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian maka peneliti menggunakan beberapa metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian maka peneliti menggunakan beberapa metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

  1. Metode Observasi

Peneliti melakukan pengamatan langsung dari objek penulisan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat mengenai sistem peringatan bencana banjir.

,
  1. Metode Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada sebagian orang yang berkompeten dalam bidangnya yang menyangkut objek bahasan yang diambil oleh penulis.

Metode Analisa

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan analisa supaya mendapatkan suatu hasil yang bermanfaat bagi penelitian ini. Maka dilakukan tiga buah tahapan yaitu :

  1. Analisis proses yang sedang berjalan.
  2. Identifikasi kebutuhan.
  3. Identifikasi persyaratan dari sistem yang akan di buat.

Hasil analisa tersebut kemudian dibuat laporan untuk masukkan dalam perancangan sistem yang diusulkan.

Metode Perancangan

Dalam melakukan perancangan peneliti menggunakan metode Sistem flowchart dimana tahap demi tahap proses pembuatan alat sistem penentuan informasi dijabarkan.

Metode Prototype

Prototype yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan evolutionary, dimana penulis melakukan pengembangan terhadap motor servo, sensor ultrasonik secara terkontrol melalui komputer dengan vb.net sebagai interfacenya.

Metode Testing

Dalam metode pengujian ini peneliti melakukan uji coba dengan metode Black Box terhadap prototype yang telah dibuat agar diketahui apakah prototype sudah berjalan sesuai ketentuan.

Sitematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman peneliti membuat sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja penentuan informasi untuk pendeteksian terjadinya banjir dengan tenaga surya berbasis Arduino dan vb.net, maka penulisan skripsi ini dibagi menjadi beberapa sub-sub dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

A. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum, latar belakang masalah,rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, metode analisis, metode perancangan, sumber data dan sistematika penulisan.

B. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori-teoridasar elektronika yang akan mendukung pembahasan, serta penulisan dalam penyusunan skripsi ini. Uraian tersebut menjelaskan tentang konsep dasar mikrokontroller Arduino Uno, sensor ultrasonic, motor servo, lampu led, Vb.net dan komponen-kompenen pendukung lainnya.

C. BAB III PEMBAHASAN

Bab ini merupakan pembahasan laporan penulisan skripsi, yang berisi tentang : Analisa blok rangkaian, fungsi diagram blok rangkaian yang didalamnya meliputi : Unit pengendali, catu daya, prosedur sistem pengontrolan, konfigurasi sistem dan flowchart program serta sistem yang dibuat.

D. BAB IV RANCANGAN SITEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisi tentang merupakan penjelasan mengenai uji coba serta analisa pengoperasian dari sistem yang dibuat.

E. BAB V PENUTUP

Pada bab ini ditemukan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan dan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga tujuan dan manfaat dari laporan Skripsi ini dapat di sampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Templat:Page break

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umun

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Yakub (2012:1), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.

Menurut Sutabri (2012:10), “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang terdapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran/tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20), model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapaun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.

b. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

c. Lingkungan Luar Sistem (Evirontment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

f. Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

g. Pengolah Sistem (Procces)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

h. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:22), sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

b. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c. Sistem Determinasi dan Sistem Probabilistik

Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.

d. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

Konsep Keamanan Sistem Informasi

1. Definisi Keamanan


Menurut Ibisa dalam buku Sutabri (2012:196), Tujuan dari pengamanan sistem informasi adalah untuk menyakinkan integritas, kelanjutan, dan kerahasiaan dari pengolahan data. Keuntungan dengan meminimalkan risiko harus diimbangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu biaya untuk pengamanan terhadap keamanan sistem komputer harus wajar.Perusahaan harus dapat mengurangi risiko dan memelihara keamanan sistem komputerisasi pada suatu tingkatan atau level yang dapat diterima. Reputasi organisasi akan dinilai masyarakat apabila dapat diyakini oleh Integritas (Integrity) informasi, Kerahasiaan (Confisentiality) informasi dan Ketersediaan (Availability) informasi.Dapat disimpulkan bahwa Keamanan Informasi adalah suatu upaya untuk mengamankan aset informasi terhadap ancaman yang mungkin timbul. Sehingga keamanan informasi secara tidak langsung dapat menjamin kontinuitas bisnis, mengurangi resiko-resiko yang terjadi, mengoptimalkan pengembalian investasi (return on investment).

2. Klasifikasi Informasi


Menurut Ibisa (2012:198), Informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sangat Rahasia (Top Secret)

Apabali informasi ini disebarluaskan maka akan berdampak sangat parah terhadap keuntungan berkompetisi dan strategi bisnis organisasi. Contoh informasi jenis Top Secret : rencana operasi bisnis, strategi marketing, rincian atau ramuan bahan untuk menghasilkan material atau bahan baku tertentu, strategi bisnis.

b. Konfidensial (confidential)

Apabali informasi ini disebarluaskan maka ia akan merugikan privasi perorangan, merusak reputasi organisasi. Contoh informasi jenis Confidential : konsolidasi penerimaan, biaya keuntungan beserta informasi lain yang dihasilkan unit kerja keuangan organisasi, strategi marketing, teknologi, rencana produksi, gaji karyawan, informasi pribadi karyawan, promosi atau pemberhentian karyawan.

c. Restricted


Informasi ini hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu untuk menopang bisnis organisasi. Contoh informasi Restricted : informasi mengenai bisnis organisasi, peraturan organisasi, strategi marketing yang akan diimplementasikan, strategi harga penjualan, strategi promosi.

d. Internal Use

Informasi ini hanya boleh digunakan oleh pegawai perusahaan untuk melaksanakan tugasnya. Contoh informasi Internal Use : prosedur, buku panduan, pengumuman atau memo mengenai organisasi.

e. Public

Informasi ini dapat disebarluaskan kepada umum melalui jalur yang resmi. Contoh informasi Publik : Informasi di web, Internal korespondensi yang tidak perlu melalui pengontrolan atau screening, dan public corporate announcements.

Konsep Dasar Perancangan

1. Definisi Perancangan


Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dau urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan di dalam Jurnal Sistem Informasi Vol. 6, No.2 (2011:116), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.

2. Cara Membuat Flowchart


Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flowchart Menurut Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8):


  1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas* Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
  4. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.
  5. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
  6. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standart.

3. Jenis-Jenis Flowchart


Ada lima macam bagan alir yang akan dibahas di modul ini, yaitu sebagai berikut:

a. Bagan Alir Sistem (System Flowchart)

Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem

b. Bagagn Alir Dokumen (Document Flowchart)


Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian yang lain.

c. Bagagn Alir Dokumen (Document Flowchart)

Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian yang lain.

<galery> Gambar 2.2 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)</galery>

d. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

Mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur.

<galery> Gambar 2.3 Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)</galery>

e. Bagan Alir Program (Program Flowchart)

Merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.

<galery> Gambar 2.4 Bagan Alir Program ( Program Flowchart )</galery>

f. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah selanjutnya dari sebuah sistem.

<galery> Gambar 2.5 Bagan Alir Proses (Process Flowchart) Gambar 2.6 Contoh Variasi Aplikasi Flowchart</galery>

Konsep Dasar Prototype

1. Definisi Prototype'

Menurut Simarmata (2010:64),” Prototype adalah perubahan cepat di dalam perancangan dan pembangunan”.

Menurut Wiyancoko (2010:120),”Prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”. Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan model produk dalam perancangan.

A. Prototype Jenis I

Prototype jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototipe memuat semua elemen penting dari sistem baru. Langkah-langkah pengembangan prototype jenis I adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.
  2. Mengembangkan prototype.
  3. Menentukan apakah prototype dapat diterima.
  4. Menggunakan prototype.

B. 'Prototype Jenis II

Prototype jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototype tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting. Tiga langkah pertama dalam pengembangan prototype jenis II sama seperti untuk prototype jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

  1. Mengkodekan sistem operasional.
  2. Menguji sistem operasional.
  3. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima.
  4. Menggunakan sistem operasional.

<galery> Gambar 2.7 Metode Prototype</galery>

Menurut Sasankar dan Vijay Chavan di dalam jurnal International Journal of Computer Science & Technology (2012:195), Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu:

1. THROW-AWAY

Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

2. INCREMENTAL

Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

3. EVOLUTIONARY

Pada metode ini, prototypenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Kelebihan dan Kelemahan Prototype

Kelebihan dan kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:

Keunggulan Kekurangan
  • adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan user.
  • Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user.
  • User berperan aktif dalam pengembangan sistem.
  • Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
  • Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
  • User kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
  • Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.
  • Hubungan user dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype


Teori Khusus

Konsep Dasar Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1), “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”. Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

2. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2), mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

  • Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.
  • Konsumsi daya kecil.
  • Rangkaiannya sederhana dan kompak.
  • Harganya murah , karena komponennya sedikit.
  • Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
  • Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

3. Klasifikasi Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2012:15), Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

  • ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
  • RAM berkapasitas 68 byte.
  • EEPROM (Memory data) berkapasitas 64 byte.
  • Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
  • Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
  • Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programming).

4. Fitur-fitur Mikrokontroler AVR

Menurut Syahrul (2014:16), ada beberapa fitur yang pada umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

a. RAM (Random Access Memory)

RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

b. ROM (Read Only Memory)

ROM disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

c. Register

Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

d. Special Function Register

Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.

e. Input dan Output Pin

Pin Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

f. Interrupt

Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2010:3), ada beberapa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai berikut:

  • Interrupt Eksternal : Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt.
  • Interrupt Timer : Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.
  • Interrupt Serial : Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.

Mikrokontroller Arduino Uno

Arduino Uno adalah board berbasis mikrokontroler pada ATmega328. Board ini memiliki 14 digital input / output pin (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau sumber tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk menggunakannya.

;

Board Arduino Uno memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut :

  • 1,0 pinout: tambah SDA dan SCL pin yang dekat ke pin aref dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat ke pin RESET, dengan IO REF yang memungkinkan sebagai buffer untuk beradaptasi dengan tegangan yang disediakan dari board sistem. Pengembangannya, sistem akan lebih kompatibel dengan Prosesor yang menggunakan AVR, yang beroperasi dengan 5V dan dengan Arduino Karena yang beroperasi dengan 3.3V. Yang kedua adalah pin tidak terhubung, yang disediakan untuk tujuan pengembangannya.</p>
  • Circuit Reset
  • <galery> Gambar 2.8 Papan Arduino Uno</galery> <galery> Gambar 2.9 Kabel USB Board</galery>

    Deskripsi Arduio UNO:

    Mikrokontroller Atmega328
    Operasi Voltage 5V
    Input Voltage 7-12 V (Rekomendasi)
    Input Voltage 6-20 V (limits)
    I/O 14 pin (6 pin untuk PWM)
    Arus 50 mA
    Flash Memory 32KB
    Bootloader SRAM 2 KB
    EEPROM 1 KB
    Kecepatan 16 Mhz


    Tabel 2.2 Deskripsi Arduino Uno

    1. Catu Daya

    Uno Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal. Sumber listrik dipilih secara otomatis. Eksternal (non- USB) daya dapat datang baik dari AC-DC adaptor atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan cara menghubungkannya plug pusat-positif 2.1mm ke dalam board colokan listrik. Lead dari baterai dapat dimasukkan ke dalam header pin Gnd dan Vin dari konektor Power.

    Board dapat beroperasi pada pasokan daya dari 6 - 20 volt. Jika diberikan dengan kurang dari 7V, bagaimanapun, pin 5V dapat menyuplai kurang dari 5 volt dan board mungkin tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan merusak board. Rentang yang dianjurkan adalah 7 - 12 volt.

    Pin catu daya adalah sebagai berikut:

    • VIN. Tegangan input ke board Arduino ketika menggunakan sumber daya eksternal (sebagai lawan dari 5 volt dari koneksi USB atau sumber daya lainnya diatur). Anda dapat menyediakan tegangan melalui pin ini, atau, jika memasok tegangan melalui colokan listrik, mengaksesnya melalui pin ini.* 5V. Catu daya diatur digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen lainnya di board. Hal ini dapat terjadi baik dari VIN melalui regulator on- board, atau diberikan oleh USB .
    • 3,3 volt pasokan yang dihasilkan oleh regulator on-board. Menarik arus maksimum adalah 50 mA.
    • GND

    2. Memory

    ATmega328 ini memiliki 32 KB dengan 0,5 KB digunakan untuk loading file. Ia juga memiliki 2 KB dari SRAM dan 1 KB dari EEPROM.

    3. Input & output

    Masing-masing dari 14 pin digital pada Uno dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Mereka beroperasi di 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull up internal dari 20-50 KΩ. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:


    • Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data TTL serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip ATmega8U2 USB-to-Serial TTL.
    • Eksternal Interupsi: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interupsi pada nilai yang rendah, tepi naik atau jatuh, atau perubahan nilai. Lihat attachInterrupt () fungsi untuk rincian.
    • PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan 8-bit output PWM dengan analogWrite () fungsi.
    • SPI: 10 (SS), 11 (mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan perpustakaan SPI.
    • LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin adalah nilai TINGGI, LED menyala, ketika pin adalah RENDAH, itu off.
    • Uno memiliki 6 input analog, diberi label A0 melalui A5, masing-masing menyediakan 10 bit resolusi yaitu 1024 nilai yang berbeda. Secara default sistem mengukur dari tanah sampai 5 volt.
    • TWI: A4 atau SDA pin dan A5 atau SCL pin. Mendukung komunikasi.
    • TWI Aref. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan analogReference (). Reset. Lihat juga pemetaan antara pin Arduino dan ATmega328 port. Pemetaan untuk ATmega8, 168 dan 328 adalah identik.


    4. Komunikasi

    Uno Arduino memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lain. ATmega328 ini menyediakan UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah ATmega16U2 pada saluran board ini komunikasi serial melalui USB dan muncul sebagai com port virtual untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware Arduino menggunakan USB driver standar COM, dan tidak ada driver eksternal yang dibutuhkan. Namun, pada Windows, file. Inf diperlukan. Perangkat lunak Arduino termasuk monitor serial yang memungkinkan data sederhana yang akan dikirim ke board Arduino. RX dan TX LED di board akan berkedip ketika data sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB ke komputer. ATmega328 ini juga mendukung komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Fungsi ini digunakan untuk melakukan komunikasi inteface pada sistem.

    5. Programming

    Uno Arduino dapat diprogram dengan perangkat lunak Arduino.Pilih Arduino Uno dari Tool lalu sesuaikan dengan mikrokontroler yang digunakan. Para ATmega328 pada Uno Arduino memiliki bootloader yang memungkinkan Anda untuk meng-upload program baru untuk itu tanpa menggunakan programmer hardware eksternal. Ini berkomunikasi menggunakan protokol dari bahas C.

    Sistem dapat menggunakan perangkat lunak FLIP Atmel (Windows) atau programmer DFU (Mac OS X dan Linux) untuk memuat firmware baru. Atau Anda dapat menggunakan header ISP dengan programmer eksternal .

    6. Perangkat Lunak (Arduino IDE)

    Lingkungan open-source Arduino memudahkan untuk menulis kode dan meng-upload ke board Arduino. Ini berjalan pada Windows, Mac OS X, dan Linux. Berdasarkan Pengolahan, avr-gcc, dan perangkat lunak sumber terbuka lainnya.


    <galery>Gambar 2.10  Tampilan Firm Work Arduino Uno</galery>
    


    7. Otomatis Software Reset

    Tombol reset Uno Arduino dirancang untuk menjalankan program yang tersimpan didalam mikrokontroller dari awal. Tombol reset terhubung ke Atmega328 melalui kapasitor 100nf. Setelah tombol reset ditekan cukup lama untuk me-reset chip, software IDE Arduino dapat juga berfungsi untuk meng-upload program dengan hanya menekan tombol upload di software IDE Arduino.


    Visua Basic . Net

    Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para programmer dapat membangun aplikasi Windows Forms, Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi command-line. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya, seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#, atau juga dapat diperoleh secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigm bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebgai evolusi dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di atas .NET Framework. Peluncurannya mengundang kontroversi, mengingat banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi terdahulu.

    Terdapat tiga buah versi Visual Basic yang dirilis hingga bulan Agustus 2007, yakni:

    1. Visual Basic .NET 2002 (VB 7.0)

    Versi pertama dari Visual Basic .NET adalah Visual Basic .NET 2002 yang dirilis pertama kali pada bulan Februari 2002. Visual Basic .NET 2002 merupakan sebuah bahasa pemrograman visual yang berbasis bahasa BASIC sama sepertinya Visual Basic 6.0, tetapi lebih disempurnakan dan lebih berorientasi objeck, dan didesain untuk berjalan di atas Microsoft .NET Framework versi 1.0.

    Versi 7.0 ini dirilis bersamaan dengan Visual C# dan ASP.NET. Bahasa C#, yang dianggap sebagai jawaban terhadap Java, mendapatkan perhatian yang lebih banyak dibandingkan dengan VB.NET yang kurang begitu banyak diulas. Hasilnya, sedikit orang di luar komunitas Visual Basic yang memperhatikan VB.NET. Versi pertama ini kurang mendapat sambutan yang bagus dari para programmer, dan pada saat itu, program berbasis Visual Basic 6.0 sedang marak-maraknya dibuar. Para programmer yang mencoba Visual Basic .NET untuk pertama kali akan merasakan bahwa Visual Basic .NET sangatlah berbeda dibandingkan dengan Visual Basic sebelumnya. Contoh yang paling mudah adalah runtime engine yang lebih besar 10 kali lipat dibandingkan Visual Basic 6.0, dan juga meningkatkan beban memori.

    2. Visual Basic .NET 2003 (VB 7.1)

    Selanjutnya, pada bulan Maret 2003, Microsoft pun merilis lagi versi yang lebih baru dari Visual Basic .NET, Visual Basic .NET 2003. Versi ini berisi beberapa perbaikan dibandingkan dengan versi sebelumnya, dan aplikasi yang dibuatnya dapat berjalan di atas .NET Framework versi 1.1. Fitur yang ditambahkan adalah dukungan terhadap .NET Compact Framework dan mesin wizard upgrade VB6 ke VB.NET yang telah ditingkatkan. Peningkatan yang lainnya adalah peningkatan pada performa dan keandalan dari Integrated Development Environment (IDE) Visual Basic itu sendiri, dan juga runtime engine.

    Visual Basic .NET 2003 tersedia dalam beberapa jenis cita rasa: Professional, Enterprise Architect dan Academic Edition. Khusus untuk Visual Basic .NET 2003 Academic Edition, versi tersebut didistribusikan secara gratis untuk beberapa sekolah di dalam setiap Negara, versi Professional dan Enterprise Architect merupakan produk komersial.

    3. Visual Basic 2005 (VB 8.0)

    Setelah itu, Microsoft pun berkonsentrasi dalam mengembangkan Microsoft .NET Framework 2.0, dan tentunya alat bantu untuk membuat program di atasnya. Hingga pada tahun 2005, mereka pun merilis versi terbaru dari Visual Basic .NET, yang kali ini disebut dengan Visual Basic 2005 (dengan membuang kata “.NET”), bersama-sama dengan beberapa apliaksi pengembangan lainnya.

    Untuk rilis 2005 ini, Microsoft menambahkan beberapa fitur baru, di antaranya adalah:

    • Edit and Continue

    Fitur ini sebelumnya terdapat di dalam Visual Basic, akan tetapi dihapus di dalam Visual Basic .NET. Dengan keberadaan fitur ini, para programmer dapat memodifikasi kode pada saat program dieksekusi dan melanjutkan proses eksekusi dengan kode yang telah dimodifikasi tersebut.

    • Evaluasi ekspresi pada saat waktu desain
    • Munculnya Pseudo-Namespace “My”.., yang menyediakan:: Akses mudah terhadap beberapa area tertentu dari dalam .NET Framework yang tanpanya membutuhkan kode yang sangat signifikan.: Kelas-kelas yang dibuat secara dinamis (khususnya My.Froms).* Peningkatan yang dilakukan terhadap konverter kode sumber dari Visual Basic .NET.
    • Penggunaan kata kunci (keyword) Using, yang menyederhanakan penggunaan objek-objek yang membutuhkan pola Dispose untuk membebaskan sumber daya yang sudah tidak terpakai.
    • Just My Code, yang menyembunyikan kode reusable yang ditulis oleh alat bantu Intergrated Development Environment (IDE) Visual Basic .NET.* Peningkatan sumber data (Data Source binding), yang mampu mempermudah pengembangan aplikasi basis data berbasis klien/server.


    Fungsi-fungsi yang tersebut di atas (khususnya My) ditujukan untuk memfokuskan Visual Basic .NET sebagai sebuah platform pengembangan aplikasi secara cepat dan “menjauhkannya” dari bahasa C#.

    Bahasa Visual Basic 2005 memperkenalkan fitur-fitur baru, yakni:

    • Bawaan .NET Framework 2.0:: Generics: Partial class, sebuah metode yang dapat digunakan untuk mendefinisikan beberapa bagian dari sebuah kelas di dalam sebuah berkas, lalu menambahkan definisinya di lain waktu, sangat berguna khususnya ketika mengintregasikan kode pengguna kode yang dibuat secara otomatis.: Nullable Type
    • Komentar XML yang dapat diproses dengan menggunakan beberapa alat bantu seperti NDoc untuk membuat dokumentasi secara otomatis.
    • Operator overloading
    • Dukungan terhadap tipe data bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer) yang umumnya digunakan di dalam bahasa lainnya.


    4. Visual Basic 9.0 (Visual Basic 2008)

    Versi ini merupakan versi terbaru yang dirilis oleh Microsoft pada tanggal 19 November 2007, bersamaan dengan dirilisnya Microsoft Visual C# 2008, Microsoft Visual C++ 2008, dan Microsoft .NET Framework 3.5.

    Dalam versi ini, Microsoft menambahkan banyak fitur baru, termasuk di antaranya adalah:

    * Operator If sekarang merupakan operator ternary (membutuhkan tiga operand), dengan sintaksis If (boolean, nilai, nilai). Ini dimaksudkan untuk mengganti fungsi IIF.
    • Dukungan anonymous types.
    • Dukungan terhadap Language Intergrated Query (LINQ).
    • Dukungan terhadap ekspresi Lambda.* Dukungan terhadap literal XML.
    • Dukungan terhadap inferensi tipe data.
    • Dukungan terhadap ‘LINQ’.


    Sensor Ultrasonic

    1. Pengertian Sensor Jarak Ultrasonic HC- SR04

    Sensor jarak ultrasonic HC- SR04 adalah sensor 40 KHz produksi parallax yang banyak digunakan untuk aplikasi atau kontes robot cerdas untuk mendeteksi jarak suatu objek.


    <galery>Gambar 2.11 Sensor jarak ultrasonic HC- SR04</galery>


    Sensor HC- SR04 mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonic ( 40 KHz ) selama t = 200 us kemudian mendeteksi pantulannya. Sensor PING memancarkan gelombang ultrasonic sesuai dengan kontrol dari mikrokontroller pengendali ( pulsa trigger dengan tout min 2 us ). Spesifikasi sensor ini :

    • Kisaran pengukuran 3cm-3m.
    • Input trigger –positive TTL pulse, 2uS min., 5uS tipikal.
    • Echo hold off 750uS dari fall of trigger pulse.
    • Delay before next measurement 200uS.
    • Burst indicator LED menampilkan aktifitas sensor.


    <galery>Gambar 2.12 Diagram waktu sensor HC- SR04</galery>


    2. Prinsip Kerja Sensor HC- SR04

    Pada dasanya Sensor HC- SR04 terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40KHz, sebuah speaker ultrasonic dan sebuah mikropon ultrasonic. Speaker ultrasonic mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara mikropon ultrasonic berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya. Sensor HC-SR04 mendeteksi jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonic (40 kHz) selama tBURST (200 μs) kemudian mendeteksi pantulannya. Sensor HC-SR04 memancarkan gelombang ultrasonic sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali (pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs).


    <galery>Gambar 2.13 Prinsip kerja sensor HC- SR04</galery>


    Gelombang ultrasonic ini melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor. HC- SR04 mengeluarkan pulsa output high pada pin TRIG setelah memancarkan gelombang ultrasonic dan setelah gelombang pantulan terdeteksi HC-SR04 akan membuat output low pada pin TRIG. Lebar pulsa High (tIN) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonic untuk 2x jarak ukur dengan obyek. Maka jarak yang diukur adalah:

    S = (tIN x V) ÷ 2

    Dimana :
    S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi
    V = Cepat rambat gelombang ultrasonik di udara (344 m/s)
    tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang.

    Solar cell

    Solar cell atau panel surya adalah alat untuk mengkonversi tenaga matahari menjadi energi listrik. Photovoltaic (PV) adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. PV biasanya dikemas dalam sebuah unit yang disebut modul. Dalam sebuah modul surya terdiri dari banyak sel surya yang bisa disusun secara seri maupun paralel. Sedangkan yang dimaksud dengan surya adalah sebuah elemen semikonduktor yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energi listrik atas dasar efek fotovoltaik. Solar cell mulai popular akhir-akhir ini, selain mulai menipisnya cadangan enegi fosil dan isu global warming. energi yang dihasilkan juga sangat murah karena sumber energi (matahari) bisa didapatkan secara gratis.


     <galery>Gambar 2.14 Skema Solar Cell</galery>
    


    Sebelumnya pernah dilakukan penelitian semikondukor dengan metode yang sama namun hanya dapat menghasilkan arus maksimal 50 mA. Melalui penelitian sederhana ini kami melakukan penelitian lanjutan dengan mengembangkan rangkaian seri dan pararel dan variasi terhadap jarak antar tembaga hingga dapat mengetahui peluang pemanfaatan solarcell tembaga ini.

    1. Prinsip Dasar Teknologi Solarcell (Photovoltaic) Dari Bahan Silicon

    Solar cell merupakan suatu perangkat semi konduktor yang dapat menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan energi listrik terjadi jika pemutusan ikatan elektron pada atom-atom yang tersusun dalam Kristal semikonduktor ketika diberikan sejumlah energy. Salah satu bahan semikonduktor yang biasa digunakan sebagai sel surya adalah Kristal silicon.


    <galery> Gambar 2.15 Cara kerja Solar Cell</galkery>


    2. Semikonduktor Tipe P dan Tipe N.


    <galery>Gambar 2.16  Semikonduktor Tipe-P (Kiri) dan Tipe-N (Kanan)</galery>
    


    Ketika suatu Kristal silikon ditambahkandengan unsur golongan kelima, misalnya arsen, maka atom-atom arsen itu akan menempati ruang diantara atom-atom silicon yang mengakibatkan munculnya electron bebas pada material campuran tersebut. Elektron bebas tersebut berasal dari kelebihan elektron yang dimiliki oleh arsen terhadap linkungan sekitarnya, dalam hal ini adalah silicon. Semikonduktor jenis ini kemudian diberi nama semikonduktor tipe-n. Hal yang sebaliknya terjadi jika Kristal silicon ditambahkan oleh insur golongan ketiga, misalnya boron, maka kurangnya electron valensi boron dibandingkan dengan silicon mengakibatkan munculnya hole yang bermuatan positif pada semikonduktor tersebut. Semikonduktor ini dinamakan semikonduktor tipe-p. Adanya tambahan pembawa muatan tersebut mengakibatkan semikonduktor ini akan lebih banyak menghasilkan pembawa muatan ketika diberikan sejumlah energi tertentu, baik pada semikonduktor tipe-n maupun tipe-p.

    3. Sambungan P-N.


    <galery> Gambar 2.17 Diagram Energi Sambungan P-N Munculnya Daerah Deplesi</galery>

    <galery>Gambar 2.18  Struktur Solar Cell Silikon p-n Junction.</galery>
    


    Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n disambungkan maka akan terjadi difusi hole dari tipe-p menuju tipe-n dan difusi electron dari tipe-n menuju tipe-p. Difusi tersebut akan meninggalkan daerah yang lebih positif pada batas tipe-n dan daerah lebih negative pada batas tipe-p. Adanya perbedaan muatan pada sambungan p-n disebut dengan daerah deplesi akan mengakibatkan munculnya medan listrik yang mampu menghentikan laju difusi selanjutnya. Medan listrik tersebut mengakibatkan munculnya arus drift. Arus drift yaitu arus yang dihasilkan karena kemunculan medan listrik. Namun arus ini terimbangi oleh arus difusi sehingga secara keseluruhan tidak ada arus listrik yang mengalir pada semikonduktor sambungan p-n tersebut .Sebagaimana yang kita ketahui bersama, electron adalah partikel bermuatan yang mampu dipengaruhi oleh medan listrik. kehadiran medan listrik pada electron dapat mengakibatkan electron bergerak. Hal inilah yang dilakukan pada solar cell sambungan p-n, yaitu dengan menghasilkan medan listrik pada sambungan p-n agar electron dapat mengalir akibat kehadiran medan listrik tersebut.Ketika junction disinari, photon yang mempunyai electron sama atau lebih besar dari lebar pita electron tersebut akan menyebabkan eksitasi electron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan meninggalkan hole pada pita valensi. Electron dan hole ini dapat bergerak dalam material sehingga menghasilkan pasangan electron hole. Apabila ditempatkan hambatan pada terminal sel surya, maka electron dari area- n akan kembali ke area-p sehingga menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan mengalir.

    4. Prinsip dasar solarcell (Photovoltaic) dari bahan tembaga.

    Photovoltaic berdasarkan bentuk dibagi dua, yaitu photovoltaic padat dan photovoltaic cair. Photovoltaic cair prinsip kerjanya hampir sama dengan prinsip elektrovolta, namun perbedaanya tidak adanya reaksi oksidasi dan reduksi secara bersamaan (redoks) yang terjadi melainkan terjadinya pelepasan elektron saat terjadi penyinaran oleh cahaya matahari dari pita valensi (keadaan dasar) ke pita konduksi ( keadaan elektron bebas) yang mengakibatkan terjadinya perbedaan potensial dan akhirnya menimbulkan arus.Pada solarcell cair dari bahan tembaga terdapat dua buah tembaga yaitu tembaga konduktor dan tembaga semikonduktor. Tembaga semikonduktor akan menghasilkan muatan elektron negatif jika terkena cahaya matahari, sedangkan tembaga konduktor akan menghasilkan muatan elektron positif. Karena adanya perbedaan potensial akhinya akan menimbulkan arus.


    Buzzer

    Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

    Pada perancangan skripsi ini menggunakan Buzzer sebagai alarm yang berbunyi pada saat arus listrik yang menjalankan mobil diputuskan oleh relay.


    <galery>Gambar 2.19 Buzzer </galery>


    Konsep Dasar Komponen Elektronika

    1. Definisi elektronika

    Menurut Chandra (2011:9), “Komponen-komponen elektronika dibagi dalam jenis komponen pasif dan komponen aktif”.

    Menurut Budiharto (2009:1), bahwa ”Elektronika adalah merupakan bidang yang menarik untuk dipelajari oleh pelajar dan hobbyist karena dapat berkreasi apa saja sesuai keinginan”.

    Menurut Rusmadi (2009:10), komponen elektronika dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

    a. Komponen Pasif

    Menurut Rusmadi (2009:10) bahwa “Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang apabila dialiri aliran listrik tidak menghasilkan tenaga seperti: perubahan tegangan, pembalikan fasa, penguatan dan lain-lain”.

    Menurut Rusmadi (2009:10), ada beberapa komponen yang termasuk dalam komponen pasif di antaranya adalah:

    1. Resistor atau Tahanan
    2. Kapasitor atau Kondensator
    3. Trafo atau Transformator

    b. Komponen aktif

    Menurut Rusmadi (2009:33), bahwa “Komponen aktif adalah komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang melaluinya”.

    Menurut Rusmadi (2009:33), ada beberapa yang termasuk komponen aktif antara lain adalah:

    1. Dioda
    2. Transistor
    3. IC (Intragated Circuit)
    4. Thyristor atau SCR (Silicon Controller Recifier)

    Resistor

    1. Definisi Resistor atau Tahanan

    Menurut John (2010:21), “Tahanan atau dikenal juga tahanan listrik, resistor atau dengan istilah lain yakni werstan. Besarnya nilai tahanan dinyatakan dalam Ohm (Ω)”.

    Menurut Budiharto (2009:1), “Salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik”.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi memberikan tahanan atau hambatan arus listrik.

    Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel dan kromium).

    <galery>Gambar 2.20. Resistor</galery>

    Karakteristik utama dari resisitor adalah resisitansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, listrik dan induktansi.

    Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan bahkan pada papan sirkuit cetak. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

    <galery>Tabel 2.3. Skema Warna Resistor</galery>

    a. Satuan

    Ohm (simbol: Ω adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm). Nilai satuan terbesar yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai resistor adalah:

    1 Mega Ohm (MΩ) = 1.000.000 Ohm.

    1 kilo Ohm (KΩ) = 1.000 Ohm.

    1. Resistor Tetap

    Merupakan Resistor yang nilainya tetap. Ciri fisik dari resistor ini adalah bahan pembuat Resistor ada di tengah-tengah dan pada pinggirnya terdapat 2 Conducting Metal, biasanya kemasan seperti ini disebut dengan Axial. Ukuran fisik fixed resistor bermacam-macam, tergantung pada daya resistor yang dimilikinya. Misalnya fixed resistor dengan daya 5 watt pasti mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan fixed resistor yang mempunyai daya ¼ watt. Pada gambar dibawah ditunjukkan beberapa contoh bentuk fisik dari fixed resistor. Dari yang paling atas dapat dilihat bentuk fisik dari resistor dengan daya 1/8, ¼, 1, 2, dan 5 watt.

    <galery>Gambar 2.21 Fixed Resistor</galery>
    

    Selain kemasan axial terdapat pula kemasan lain yang disebut SIL (Single In Line). Dalam kemasan ini biasanya terdapat 8 buah Resistor yang salah satu bagian kakinya di Paralel semua yang disebut Common & bagian kaki lainnya bebas.

    <galery>Gambar 2.22 Packing Resistor</galery>

    2. Variabel Resistor

    Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama dinamakan variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan mudah dan sering digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll. Jenis ini disebut “Potentiometers”. Sedangkan yang kedua adalah semi fixed resistor yang biasanya terpasang di papan PCB dalam penggunaannya. Nilai dari resistor ini biasanya hanya diubah pada kondisi tertentu saja. Jenis ini disebut dengan “Trimmer Potentiometers”.

     <galery>Gambar 2.23 Variabel Resistor</galery>
    

    Kapasitor

    1. Definisi Kapasitor atau Kondensator

    Menurut John (2010:61), “Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat digunakan untuk menyimpan muatan listrik”.

    Menurut Rusmadi (2009:20), bahwa “Kapasitor adalah Komponen elektronika yang mampu menyimpan arus dan tegangan listrik sementara waktu”. Seperti juga halnya resistor, kapasitor adalah termasuk salah satu komponen pasif yang banyak digunakan dalam membuat rangkaian elektronika.

    Kapasitor sendiiri berasal dari kata capacitance atau kapasitas yang artinya adalah kemampuan untuk menyimpan arus listrik (Dalam istilah elektronika diistilahkan sebagai “Muatan Listrik.”) Jadi kapasitor adalah suatu komonen yang dapat diisi dengan muatan listrik kemudian disimpan untuk sementara waktu dan selanjutnya muatan tersebut di kosongakan/dibuang melalui suatu sistem atau dihubungkan ke bumi.

    Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan dan biasanya berbentuk tabung.

    <galery>                        Gambar 2.24. Lambang Kondensator</galery>
    

    Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.

    <galery> Gambar 2.25 Lambang Kapasitor</galery>

    Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

    2. Kapasitansi

    Satuan dari kapasitansi kondensator adalah (F). Namun Farad adalah satuan yang terlalu besar, sehingga digunakan:

    a. Pikofarad ( ) =

    b. Nanofarad ( ) =

    c. Microfarad ( ) =

    Satuan Farad adalah satuan yang sangat besar dan jarang dipergunakan dalam percobaan. Dalam prakteknya biasanya dipergunakan satuan Farad dalam bentuk pecahan seperti berikut ini:

    a. 1 Farad (F) = 1.000.000 µF (mikroFarad)

    b. 1 mikroFarad (µF) = 1.000 nF (nanoFarad)

    c. 1 nanoFarad (nF) = 1.000 pF (pikoFarad)

    Nilai Kapasitansi
    pF (pikoFarad) nF (nanoFarad) µF (mikroFarad)
    1 0,001 0,000 001
    10 0,01 0,000 01
    100 0,1 0,000 1
    1000 1,0 0,001
    10.000 10,0 0,01
    100.000 100,0 0,1
    1.000.000 1000,0 1,0

    'Tabel 2.4. Nilai Kapasitansi

    Ada jenis kapasitor lain seperti kapasitor elektrolit yang selain memiliki nilai kapasitas juga memiliki parameter-parametera lain seperti batas tegangan kerja. Batas tegangan kerja (Working Voltage) yaitu batas tegangan maksimum di mana kapasitas tersebut dapat dioperasikan dalam suatu rangaian. Parameter tersebut biasanya dicantumkan langsung pada badan kapasitor. Selain daripada itu untuk jenis-jenis kapasitor pada umumnya diberi tanda (+) dan (-). Tanda tersebut adalah menyatakan polaritas yang harus dihubungkan dengan catu daya. Dalam pemasanganannya harus diperhatikan baik-baik jangan sampai kedua tanda tersebut dipasang terbalik sebab apabiala sampai terbalik akan mengakibatkan kerusakan pada kapasitor tersebut dan bahkan akan merusak rangkaian yang akan dibuat.

    Apabila kita mendekatkan 2 macam bahan konduktor dengan tidak saling bersentuhan, kemudian kepada kedua bahan tadi kita alirkan aliran listrik, secara teoritis kita telah mendapatkan sebuah Kapasitor sederhana. Namun dalam dunia elektronika tentunya tidak sederhana itu, masih ada factor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan sebuah Kapasitor.

    Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan penyimpan energi listrik. Di dalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap-tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini adalah jenis – jenis kapasitor yang banyak dijual dipasaran:

    1. Electrolytic Capacitor

    Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan membran oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhati-hati di dalam pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan “MELEDAK”. Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply, low pass filter , rangkaian pewaktu. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 Volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 = 10 Volt.

    <galery>Gambar 2.26 Electrolytic Capacitor</galery>
    

    2. Ceramic Capacitor

    Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya. Karena tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi menuju ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog, karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat kecil dibandingkan dengan kedua kapasitor diatas.

    <galery>Gambar 2.27 Ceramic Capacitor</galery>
    

    IC Regulator

    Pada perancangan ini memerlukan supply tegangan sebesar 5 volt, untuk mendapatkan tegangan sebesar 5 volt yang stabil maka dibutuhkan sebuah IC yang dapat meregulasi tegangan sebesar 5 volt. IC yang digunakan untuk meregulasi tegangan sebesar 5 volt adalah IC regulator LM7805.

    Dipilihnya IC ini karena IC ini mampu meregulasikan tegangan yang stabil sebesar yang dibutuhkan untuk keperluan semua modul. Selain itu harga IC ini cukup ekonomis dan sangat mudah didapat dipasaran. Konfigurasi dan bentuk fisik dari IC regulator LM7805 dapat dilihat pada Gambar 2.28 dan Gambar 2.29.

    <galery> Gambar 2.28 Konfigurasi pin IC Regulator LM 7805</galery>

    <galery>Gambar 2.29 Bentuk fisik IC Regulator LM 7805</galery
    


    Dioda

    1. Definisi Dioda

    Menurut John (2010:143), “Dioda merupakan alat yang hanya bisa mengalirkan arus DC dalam satu arah, sedang pada arah yang berlawanan ia tidak bisa menghantarkannya. Kalau ia dialiri arus AC maka akan berhasil didapatkan arus DC dari arus AC ini. Karenanya pada sifat yang demikian maka dioda bisa digunakan sebagai perata arus yang biasa dipasang di adaptor”.

    Komponen elektronika dengan dua terminal, yang terbentuk dari dua jenis semikonduktor, yaitu type P yang biasa disebut dengan anoda dan type N yang biasa disebut dengan katoda, dimana kemudian kedua semikonduktor ini digabungkan. Untuk membuat diode dalam keadaan conduct, diperlukan tegangan biasnya sebesar 0,3 volt untuk dioda dengan bahan germanium atau 0,7 volt untuk dioda dengan bahan silikon.

    <galery> Gambar 2.30 Dioda</galery>

    Perlu diketahui bahwa komponen dioda ini pada umumnya hamper selalu dipergunakan dalam rangkaian, terutama pada rangkaian Power Supply.

    Menurut Rusmadi (2009:34) Fungsi dioda dalam suatu rangkaian adalah:

    1. Penyearah tegangan listrik.
    2. Pengaman tegangan listrik.
    3. Memblokir tegangan listrik.

    Relay

    Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis.

    Logam ferromagnetis adalah logam yang mudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut menjadi "magnet buatan" yang sifatnya sementara. Cara ini kerap digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang melilitinya teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika suplai arus listrik ke lilitan diputuskan.

    <galery> Gambar 2.31 Pinout Relay SPDT </galery>

    Berikut ini penjelasan dari gambar di atas:

    • Shading Coil, ini untuk pengaman arus AC dari listrik PLN yang tersambung dari C (Contact).
    • NC Contact, NC singkatan dari Normally Close. Kontak yang secara default terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi OFF.
    • NO Contact, NO singkatan dari Normally Open. Kontak yang akan terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) kotika posisi ON.
    • Common  : bagian yang tersambung dengan NC(dalam keadaan normal)

      Membedakan NC dengan NO:

    • NC ( Normally Closed ) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common.
    • NO ( Normally Open ) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common.

    Lampu LED

    Lampu LED atau kepanjangannya (light emitting diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut. Misalnya pada sebuah komputer, terdapat lampu LED power dan led indikator untuk processor, atau dalam monitor terdapat juga lampu led power dan power saving. Lampu led terbuat dari plastik dan dioda semikonduktor yang dapat menyala apabila dialiri tegangan listrik rendah (sekitar 1.5 volt DC). Bermacam-macam warna dan bentuk dari lampu led, disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya. Bentuk fisik dari lampu led dapat dilihat pada gambar 2.32 sebagai berikut:

    <galery>Gambar 2.32 Lampu led</galery>

    Led (light emitting diode) merupakan sejenis lampu yang akhir-akhir ini muncul dalam kehidupan kita. Led dulu umumnya digunakan pada gadget seperti ponsel serta komputer. Sebagai pesaing lampu bohlam dan neon, saat ini aplikasinya mulai meluas dan bahkan bisa kita temukan pada korek api yang kita gunakan, lampu emergency dan sebagainya. Led sebagai model lampu masa depan dianggap dapat menekan pemanasan global karena efisiensinya.

    Motor Servo

    Motor servo adalah sebuah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi dalam mo Motor servo adalah sebuah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada motor servo posisi putaran sumbu (axis) dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo.

    <galery>Gambar 2.33 Bentuk fisik motor servo standar</galery>

    Motor servo disusun dari sebuah motor DC, gearbox, variabel resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas maksimum putaran sumbu (axis) motor servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang pada pin kontrol motor servo.

    Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW) dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan dengan memberikan variasi lebar pulsa (duty cycle) sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.

    1. Jenis motor servo

    a. Motor servo standar 180° Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan – tengah – kiri adalah 180°.

    b. Motor servo continuous Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu).

    Pulse kontrol motor servo operasional motor servo dikendalikan oleh sebuah pulse selebar ± 20 ms, dimana lebar pulse antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum. Apabila motor servo diberikan pulse dengan besar 1.5 ms mencapai gerakan 90°, maka bila kita berikan pulse kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0° dan bila kita berikan pulse lebih dari 1.5 ms maka posisi mendekati 180°. Gambar pulse kendali motor servo dapat dilihat pada gambar 2.34 sebagai berikut:

    <galery>Gambar 2.34 Pulsa kendali motor servo</galery>

    Motor servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz. Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0°/ netral). Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar ke berlawanan arah jarum jam (Counter Clock wise, CCW) dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut. Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar searah jarum jam (Clock Wise, CW) dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya Ton duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut.

    Konsep Dasar Testing

    1. Definisi Testing

    Menurut Rizky (2011:237), “Testing adalah sebuah proses siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

    Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

    a. Verifikasi

    Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

    b. Validasi

    Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

    2. Definisi Black Box Testing

    Menurut Rizky (2011:265), "Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar."

    Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

    a. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

    b. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

    c. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

    d. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

    Konsep Dasar Elisitasi

    Menurut Saputra (2012:51), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dandisanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

    1. Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    2. Tahap II

    Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

    3. Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

    a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan.

    b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

    c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

    b. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

    c. Low (L) : Mudah dikerjakan.

    2.3 Study Pustaka ( Literature Review )

    Menurut Guritno dkk (2010:86), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

    3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevant terhadap penelitian ini.

    4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

    5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

    Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain :

    a. Penelitian yang dilakukan oleh Ruhyat, (2010).Penelitian yang berjudul “PENGONTROLAN HOME APPLIANCE MENGGUNAKAN MICROCONTROLER AT89S2O51 PADA LAMPU”. Perangkat USB to serial Converter di gunakan untuk mengatasi permasalahan kecepatan transfer data, pengontrolan peralatan home appliance dengan menggunakan computer atau laptop melalui port USB dan bhasa pemograman Visual Basic 6.0 Untuk melakukan konversi data dari USB ke serial dengan menggunakan IC PL-2303 dan sebuah mikrokontroller tipe AT89S52 yang diprogram untuk menerima data dan mengirimkan kembali ke komputer. Hasilnya, alat ini mampu melakukan pengontrolan perangkat home appliance yang terhubung dengan perangkat pengendali relay melalui port USB.

    b. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan, (2010).Penelitian yang berjudul “PENGENDALIAN ALAT ELEKTRONIK RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S52 MELALUI WEB”. Mengaplikasikan sebuah pengontrolan alat-alat rumah tangga melalui website yang dapat terhubung oleh jaringan local maupun internet. Antar muka website dengan HTML sebagai front end, dan bahasa pemograman PHP yang berfungsi mengirimkan command, serta mikrokontroler AT89S52 yang menjadi otak pengendalian yang masing-masing terkait dengan yang lainya, melalui komponen tersebut alat-alat lainya dapat di control dimanapun dan kapanpun selagi masih ada jaringan internet.

    c. Penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2013).Penelitian yang berjudul “PENGEMBANGAN SISTEM KONTROL LAMPU PENERANGAN MELALUI SMS GATEWAY DENGAN SISTEM FEEDBACK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535”. Penelitian yang dilakukan meliputi kinerja serta karateristik dari sms gateway sebagai penerima dan pengirim data dari handphone ke mikrokontroler ATMEGA 8535, Serta pemograman mikrokontroler dengan mengunakan bahasa basic BASKOM ( basic compiler) sebagai pemogramannya. Komponen pendukung yang digunakan dalam pembuatan sistem pengendalian ini dan flowchart program.

    d. Penilitian yang dilakukan oleh Aryandi, (2011).Penelitian yang berjudul “PENGENDALIAN PERANGKAT HOME APPLIANCE BERBASIS SMS GATEWAY DENGAN MENGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S52”. Penelitian yang dilakukan, meluputi kinerja serta karakteristik dari sms gateway dan gammu sebegai penerima dan pengirim data dari handphone ke mikrokontroler AT89S52. Serta pemograman Visual basic 6.0 dan pemograman mikrokontroler dengan mengunakan bahasa asembly dan MYSQL sebagai data base nya. Pengirim dan penerimaan data digital antar muka komputer melalui port USB ( universal serial bus ) serta komponen pendukung yang di gunakan dalam pembuatan sistem pengendalian ini dan flowchart program gateway dengan mengunakan mikrokontroler.

    e. Penelitian yang dilakukan oleh Sugianto, (2013).Penelitian yang berjudul “PERANCANGAN BUKU PINTU OTOMATIS MENGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52”. Penelitian yang dilakukan meliputi kinerja serta karateristik dari mikrokontroler AT89S52 dan Radio Frequency identification, pengirim dan penerima data digital, serta komponen pendukung yang digunakan dan flowchart sistem.

    f. Peneliti yang dilakukan oleh arfa, (2014).Penelitian yang berjudul “AKSES KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT MENGGUNAKAN PASSWORD DAN SENSOR INFRARED BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA328”. Hasilnya Penggunaan sistem ini dapat membantu pengendara dalam mengendarai kendaraan bermotor roda empat, karena sistem ini dipasang sensor infrared untuk dapat di fungsikan sebagai pendeteksi objek, sehingga kendaraan bermotor roda empat dapat menghindar ketika ada objek atau kendaraan lain yang ada di depannya.

    Tabel 2.5 Perbedaan Antara Jenis Penelitian, Metode Yang digunakan Dan Hasil Penelitian

    Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian
    Pengembangan sistem pengontrolan home appliance menggunakan mikrokontroller AT89S2O51 pada lampu Pengembangan sistem (System Development Live Cycle – SDLC) Alat ini mampu melakukan pengontrolan perangkat home appliance yang terhubung dengan perangkat pengendali relay melalui port USB.
    Pengendalian alat elektronika rumah tangga menggunakan mikrokontroller AT89S52 Melalui WEB Terstruktur dengan menggunakan Flowchart Mengaplikasikan pengontrolan alat-alat rumah tangga melalui website dengan HTML sebagai front end dan bahasa pemrogramman PHP yang berfungsi mengirimkan command
    Pengembangan sistem kontrol lampu penerangan melalui sms gateway dengan sistem feedback berbasis mikrokontroller ATMEGA8535 Pengembangan sistem (System Development Live Cycle – SDLC) Dengan meliputi kinerja secara karakteristik dari sms gateway dan gammu sebagai penerima dan pengiriman data dari handphone ke mikrokontroller ATMEGA 8535
    Pengendalian perangkat home appliance berbasis sms gateway dengan menggunakan mikrokontroller AT89S52 Terstruktur dengan menggunakan Flowchart Dengan meliputi kinerja secara karakteristik dari sms gateway dan gammu sebagai penerima dan pengiriman data dari handphone ke mikrokontroller AT89S52
    Penerangan buku pintu otomatis menggunakan radio frequency identification berbasis mikrokontroller AT89S52 Terstruktur dengan menggunakan Flowchart Dengan kinerja secara karakteristik dari mikrokontroller AT89S52 dan radio frequency identification sebagai pengiriman dan penerima data digital
    Akses Kontrol Kendaraan Bermotor Roda Empat Menggunakan Password dan Sensor Infrared Berbasis Mikrokontroller ATmega328 Terstruktur dengan menggunakan Flowchart Penggunaan sistem ini dapat membantu pengendara dalam mengendara kendaraan bermotor roda empat, karena sistem ini dipasang sensor infrared untuk dapat difungsikan sebagai pendeteksi objek, sehingga kendaraan bermotor roda empat dapat menghindar ketika ada objek atau kendaraan lain yang ada di depannya.

    Dari beberapa sumber literature review diatas, perbedaan penelitian ini adalah pada metode yang digunakan. Objek penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, dan metode pengembangan sistem yang digunakan. Pada penelitian saat ini digunakan metode penelitian terstruktur dengan menggunakan flowchart, dan teknik pengujian sistem menggunakan pendekatan Black Box Testing. Sementara untuk objek penelitian adalah Desa Kalisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah dengan ruang lingkup penelitian lebih kearah penentuan informasi tinggi air untuk pendeteksian terjadinya banjir dengan tenaga surya berbasis arduino dan VB Net. Dan tujuan penelitian ini adalah penentuan informasi untuk pendeteksian terjadinya banjir.

    Templat:Page break

    BAB III

    ANALISA SISTEM BERJALAN

    Gambaran Umum Desa

    Gambaran Keadaan Desa

    Desa Kaliari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah . Desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Solikhin, dan di bantu oleh bberapa staff desa. Desa Kalisari berada pada deretan pegungungan kapur sebelah selatan pulau jawa. Karena berada di daerah pegungan kapur Desa Kalisari banyak memiliki sumber mata air yang di manfaatkan untuk keperluan sehari-hari, dan desa ini cukup subur.

    Desa Kalisari Terletak Di ketinggian 314 M Di atas permukaan Laut Dengan Curah Hujan ± Rata – rata 1.860 Cm/Tahun Dengan luas wilayah 269 Ha yang terdiri dari 3 dukuh, Dukuh Kaligana,Pomahan,Cebongan Lor,Cebongan Kidul. Desa Kalisari dikelilingi 4 desa. Di utara desa Kalisari terdapat desa Printutul, di sebelah selatan terdapat desa Watu kelir , disebelah timur terdapat desa Tugu, disebelah barat terdapat desa Redisari .

    Jumlah penduduk di Desa Kalisari saat ini adalah 662 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 181. Di desa daup terdapat 329 Pria dan 333 wanita. tingkatan pendidikan di desa kalisari dapat dipaparkan sebagai berikut, jumlah tamatan SD sekitar 202, tamatan SLTPP sekitar 260 orang, tamatan SLTA sekitar 190 orang dan perguruan tinggi sekitar 10 orang.

    Di desa Kalisari memiliki 2 Taman Kanak-Kanak (TK), 3 Sekolah Dasar dan 1 Sekolah SLTP yang masih baru mulai sebagai fasilitas pendidikannya, walaupun fasilitas tersebut saat ini masih dihadapkan pada masalah infrastruktur.

    Mata pencaharian di desa Kalisari sebagian besar bertani dan penambang batu kapur. Karena memang desa ini berada pada deretan pegunungan kapur.

    Desa Kalisari memiliki potensi – potensi intern desa yang sangat beragam, yaitu potensi pertanian peternakan dan Tambang batu kapur. Dan banyak warga yang bergantung pada tambang batu kapur tersebut, tak hanya warga kalisari bahkan warga dari desa tetangga seperti warga desa Pringtutul dan Redisari yang juga bergantung pada tambang kapur yang berada pada desa Kalisari.

    <galery>Gambar 3.1 Gambar Bendungan Yang Ada Di Desa Kalisari </galery>
    

    <galery>Gambar 3.2 Alat Ukur Sebagai Penentu Informasi Yang Ada Pada Bendungan</galery>

    Tujuan Perancangan

    Adapun tujuan dari perancangan adalah :
    a. Merancang sistem peringatan dini bencana banjir melalui pengukuran debet air pada bendungan.
    b.Mikrokontroler Arduino Uno
    Membangun dan merancang sebuah sistem pengontrolan pintu air dan peringatan dini bencana banjir menggunakan mikrokontroler Arduino uno sebagai otaknya.
    c. Visual Basic Net
    Membangun sistem pengontrolan pintu air otomatis dan peringatan dini bencana banjir dengan VB Net sebagai interfacenya.

    <galery>3.3 Langkah-Langkah Perancangan</galery>

    Proses yang dipergunakan dalam pembangunan alat ini merupakan dari ide hingga desain alat tersebut.

    <galery>Gambar 3.3 Diagram Blok Langkah Perancangan</galery>

    Diagram Blok

    Diagram Blok Perangkat Keras

    Blok diagram dari perangkat keras yang dirancang pada penelitian ini dijelaskan pada gambar :

    <galery> Gambar 3.4 Blok Diagram Perangkat Keras</galery>

    Sistem ini menggunakan MikrokontrolerATMEGA328 sebagai otak dari seluruh rangkaian yang dirancang dan VB Net sebagai interface yang juga mengontrol mikrokontroller.

    Terdapat 1 input yang masuk ke mikrokontroller yaitu sensor ultrasonic yang di gunakan sebagai pemberi informasi dengan cara memberikan data analog ke mikrokontroler sedang VB Net menyediakan interface sehingga memudahkan pemanfaatan alat yang di buat.

    Terdapat 3 output yang dapat digunakan dan memiliki fungsi masing-masing yaitu:

    a. Output yang ke rangkaian relay digunakan sebagai pemutus arus pada lampu warning, buzzer.dan pemutus arus dan solar cell.

    b. Output yang ke motor servo digunakan sebagai pengatur motor yang digunakan untuk penggerak pintu air sesuai dengan ketinggian level debet air.

    c. Output yang ke lampu led yang di gunakan untuk menyalakan peringatan tanda bahaya baik itu siaga 1dan siaga 2.

    VB net berkomunikasi dengan mikrokontroler, dan mengatur segala aktifitas mikrokontroler yang memanfaatkan sensor ultrasonic sebagai pemberi informasi.

    Rangkaian Catu Daya

    Rangkaian catu daya merupakan modul vital di dalam penelitian ini, yang terdiri atas adaptor, solar cell, battery dan beberapa komponen pendukungnya. Tanpa rangkaian catu daya sistem tidak akan bekerja sama sekali. Dalam penelitian yang saya lakukan ini menggunakan 2 rangkaian catu daya yaitu:

    1. Digunakan untuk menyuply daya 5 volt untuk motor servo, lampu led dan sensor ultrasonic yang di peroleh dari rangkaian inverter yang terdapat battery dan bersumber dari solar cell.

    2. Digunakan untuk menyuply daya ke lampu warning dan buzzer yang di peroleh dari adaptor dengan kapasitas 12 volt.

    ,

    Catu daya menggunakan battery dengan kapasitas 5 volt yang di gunakan untuk menampung arus listrik yang di hasilkan oleh solar cell . Dari battery arus di alirkan ke kapasitor, kapasitor adalah menyimpan muatan listrik sehingga aliran listrik 5 volt mengalir mengisi kapasitor sampai penuh lalu setelah penuh kapasitor akan membuang isi muatannya ke komponen selanjutnya. Hal ini dimaksudkan supaya kerja baterai menjadi lebih ringan karena aliran listrik lebih dulu disimpan di kapasitor, kemudian baru masuk ke beban.

    Tegangan yang dibutuhkan adalah 5 volt sehingga digunakan regulator untuk menghasilkan tegangan 5 volt yaitu 7805. Regulator adalah pembatas arus yang memiliki fungsi hampir mirip dengan dioda zener. Berapapun input tegangan yang masuk, outputnya tetap sesuai dengan karakteristiknya dan akan membuang sisanya ke ground.. Output dari 7805 sudah 5 volt yang kemudian masuk ke kapasitor juga karena fungsi dari kapasitor adalah menyimpan muatan listrik sehingga aliran listrik 5 volt mengalir mengisi kapasitor sampai penuh lalu setelah penuh kapasitor akan membuang isi muatannya ke beban. Hal ini dimaksudkan supaya kerja regulator menjadi lebih ringan karena aliran listrik lebih dulu disimpan di kapasitor, kemudian baru masuk ke beban.

    Untuk indikator bahwa rangkaian catu daya ini mengalirkan arus listrik digunakan sebuah LED dan sebuah resistor yang menyala pada saat Baterai kotak mengalirkan arus listrik ke rangkaian catu daya.

    Untuk rangkaian catu daya yang bersumber dari adaptor pada dasarnya sama saja seperti yang dijelaskan di atas. Yang membedakan hanya sumber tegangan dan besar tegangan. Untuk catu daya ini sumber tegangan berasal dari adaptor dengan besar tegangan 12 volt.

    <galery> Gambar 3.5 Rangkaian Catu Daya Dari Adaptor</galery><galery> Gambar 3.6 Rangkaian Catu Daya Dari Battery (Solar Cell)</galery>

    Rangkaian Mikrokontroler ARDUINO UNO

    Rangkaian Mikrokontroler Arduino uno merupakan modul pengontrol utama di dalam penelitian ini, yang terdiri dari IC ATMEGA328 dan beberapa komponen sebagai rangkaian pendukungnya.

    Mikrokontroler ATMEGA328 tidak akan dapat bekerja tanpa adanya detak / denyut yang masuk yang dapat diibaratkan manusia yang jantungnya tidak berdetak / berdenyut, begitu juga Mikrokontroler yang apabila tidak diberikan jantung yang berdetak maka Central Processing Unit (CPU) yang terdapat di dalam Mikrokontroler tidak akan dapat bekerja. Oleh karena itu diberikan rangkaian Oscilator menggunakan Xtal dan 2 buah kapasitor. Xtal memiliki dua kaki yang disini berfungsi sebagai penghasil detak yang dilengkapi dengan dua buah kapasitor di kedua kakinya, hal ini dimaksudkan supaya kedua kaki dapat berdetak berlawanan tergantung kaki mana yang lebih dulu mendapatkan logika satu maka kaki yang lainnya mendapatkan logika 0.

    Pada saat Mikrokontroler mendapatkan detak dari oscilator, CPU akan mulai bekerja dengan membaca urutan kerja / instruksi kerja di dalam program memori. Program memori yang dimiliki ATMEGA328 adalah sebesar 32 kilo byte yang dapat diisikan urutan instruksi yang harus dikerjakan oleh CPU. Urutan kerja Instruksi dimulai dari address 0 sampai address 32 ribu, maka CPU harus membaca instruksi mulai dari address 0 terlebih dulu lalu terus naik berurut.

    Untuk dapat membaca Urutan instruksi di program memori dari address 0, Mikrokontroler harus di reset dengan memberikan logika 0 ke kaki reset. Oleh karena itu harus diberikan rangkaian reset otomatis sehingga setiap kali mikrokontroler mulai bekerja, akan mereset otomatis supaya setiap kali sistem bekerja CPU membaca instruksi mulai dari address 0.

    Rangkaian auto reset menggunakan sebuah kapasitor 10 µF yang kaki – nya terhubung ke Ground dan kaki + terhubung ke kaki reset melalui resistor 4,7 K? dan terhubung ke + VCC melalui resistor 2,2 K?. Pertama kali mendapatkan catu daya, muatan kapasitor kosong yang artinya logika yang masuk ke kaki reset melalui resistor 4,7 K? adalah logika 0 yang menyebabkan kondisi mikrokontroler menjadi reset. Aliran listrik + VCC akan mulai mengisi kapasitor secara perlahan melalui resistor 2,2 K?. Kondisi reset akan berhenti pada saat kapasitor sudah terisi + VCC.

    Mikrokontroler memiliki Port Analog dan port Digital yang dapat digunakan sebagai input atau output.

    <galery>Gambar 3.7 Rangkaian Mikrokontroler Arduino Uno</galery>

    Rangkaian Sensor ultra sonic

    Rangkaian sensor ultra sonic merupakan modul input yang memberikan input ke mikrokontroler. Rangkaian ini menggunakan sensor HC-SR04 yang terdapat 4 buah kaki yaitu:

    1. Vcc yang dihubungkan dengan positif (+).
    2. Gnd yang dihubungkan ke ground.
    3. Trig yang akan di pasang ke port D12 dan difungsikan sebagai pemancar gelombang ultrasonic.
    4. Echo yang akan di pasang di port D13 dan berfungsi sebagai penerima gelombang balik dari trigger.

    Sensor ultra sonic mendeteksi tinggi permukaan air dengan memberikan nilai yang digunakan sebagai ukuran jarak ke mikrokontroler. Gelombang ultrasonic akan di pancarkan oleh trigger dari port D12 yang kemudian akan mengenai permukaan air kemudian gelombang tersebut akan dipantulkankembali ke sensor dan akan diterima oleh echo yang terdapat pada sensor. Echo akan di pasang pada port D13. Jarak tempuh dari gelombang yang dipancarkan sampai kembali diterima akan menjadi acuan dalam pengukuran ini.

    <galery>  Gambar 3.8 Rangkaian Input Sensor Ultrasonic</galery>
    

    Rangkaian Pengendali Relay, lampu Warning emergency dan Buzzer

    Rangkaian pengendali Relay, lampu Warning emergency dan Buzzer merupakan modul yang digerakkan oleh mikrokontroler sehingga dapat bekerja sesuai dengan perintah mikrokontroler.

    Relay digunakan sebagai switch penghubung yang dapat menyebabkan lampu warning dan buzzer bisa menyala atau tidak bisa menyala. Relay dapat diaktifkan oleh Port D5 untuk buzzer dan port D8 untuk lampu warning emergency. Sebelum ke relay data dari port akan masuk ke Transistor NPN yang berfungsi sebagai saklar aliran listrik ke relay. Relay akan aktif pada saat kaki lilitan / coil yang terdapat di dalam relay mendapatkan aliran listrik yaitu mendapatkan ground dan + VCC 5 Volt. Pada saat mikrokontroler memberikan logika 1 ke transistor NPN, maka transistor NPN yang akan memberikan ground ke relay sehingga relay aktif. Kaki coil relay dikasi dioda yang terbalik yang berguna untuk membuang arus gaya gerak listrik berlawanan yang merupakan imbas dari aliran listrik di dalam coil sehingga tidak ada kemungkinan relay tidak bekerja.

    Lampu Warning emergency digunakan sebagai lampu tanda bahaya yang akan menyala pada saat kondisi bahaya terpenuhi, lampu akan menyala pada saat kedua kaki mendapatkan Ground dan + VCC. Lampu warning Emergency diaktifkan oleh mikrokontroler melalui transistor NPN yang berfungsi sebagai saklar aliran listrik ke lampu. Pada saat mikrokontroler memberikan logika 1 ke transistor NPN, maka transistor NPN yang akan memberikan ground ke lampu sehingga lampu menyala.

    Untuk rangkaian buzzer sama seperti rangkaian lampu warning emergency. Buzzer akan berbunyi apabila kondisi bahaya terpenuhi, buzzer diaktifkan oleh mikrokontroler melalui transistor NPN yang berfungsi sebagai saklar aliran listrik ke buzzer. Pada saat mikrokontroler memberikan logika 1 ke transistor NPN, maka transistor NPN yang akan memberikan ground ke buzzer sehingga buzzer menyala.

    <galery> Gambar 3.9 Rangkaian Lampu warning dan relay</galery>

    Rangkaian Pengendali Motor Servo

    Rangkaian pengendali motor servo merupakan modul yang digerakkan oleh mikrokontroler sehingga dapat bekerja sesuai dengan perintah mikrokontroler.

    Motor servo dapat diaktifkan oleh Port D9 yang berfungsi sebagai pemberi sinyal data ke motor servo. Sinyal data akan memberikan perintah ke motor servo sesuai dengan kondisi dari level air. Motor servo akan bekerja sebagai penggerak pintu air saat mendapatkan aliran listrik yaitu mendapatkan ground dan + VCC 5 volt.

    <galery> Gambar 3.10 Rangkaian Pintu Air</galery>

    Rangkaian Sistem Keseluruhan

    Skema rangkaian ini dapat dilihat pada skema rangkaian keseluruhan dibawah ini :

    <galery> Gambar 3.11 Rangkaian Keseluruhan</galery>

    Dari gambar rangkaian keseluruhan diatas dapat dilihat bahwa sistem ini memiliki 1 buah input dan 3 buah output dan sebuah komunikasi dengan interface vb net.

    Cara Kerja

    1. Input

    a. Sensor ultrasonic aktif

    Sensor ultrasonic merupakan modul input yang memberikan input ke mikrokontroler. Sensor akan mendeteksi ketinggian permukaan air pada bendungan, kemudian di kirim ke mikrokontroller untuk kemudian di proses.

    b. VB. Net

    Visual Basic.net (VB.Net) digunakan sebagai interface yang akan memberikan informasi mengenai semua kondisi yang terdapat pada hardware dan juga sebagai pengontrol hardware.

    2. Proses

    Mikrokontroler Atmega328, mikrokontroler sebagai otak pengatur kerja, mikrokontroler ini bekerja untuk memberi perintah ke keseluruhan rangkaian sesuai perintah yang diberikan dengan memflash program ke mikrokontroller.

    3. Output

    a. Relay

    Relay digunakan sebagai switch penghubung yang akan menghidupkan lampu tanda bahaya (warning) dan buzzer.

    b. Motor Servo

    Motor Servo digunakan sebagai penggerak pintu air .

    c. Lampu Led

    Lampu Led di gunakan sebagai penanada akan kondisi bahaya apakah itu siaga 1dan siaga 2.

    Pembuatan Alat

    Perangkat Keras (Hardware)

    Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Personal Computer

    Digunakan sebagai media untuk menulis dan mengupload program kedalam mikrokontroler.

    b. IDE Arduino 1.5.6

    Rangkaian antarmuka yang berfungsi menghubungkan komputer dengan mikrokontroler dalam proses pemrograman mikrokontroler.

    c. Solder

    Merupakan alat yang digunakan untuk melelehkan timah dengan cara dipanaskan.

    d. Timah

    Digunakan untuk menghubungkan antara komponen dengan cara dipanaskan dengan solder.

    e. Multitester

    Sebagai alat untuk mengukur sebuah komponen dan arus listrik.

    f. Arduino Uno

    Merupakan otak dari sistem yang memiliki pin input, pin output yang dapat di program secara berulang kali.

    g. Xtal 10 Mhz

    Merupakan pembangkit frekuensi sinyal clock untuk mikrokontroller.

    .

    h. Kapasitor

    Suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik.

    i. Resistor

    Komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik.

    j. Baterai kotak 5 Volt Rechargeable

    Merupakan sumber listrik dc yang digunakan dalam sistem.

    k. Toggle Switch

    Merupakan tombol yang dapat digunakan untuk memutus dan menyalurkan arus listrik.

    l. IC Regulator

    Merupakan komponen yang dapat merubah tegangan inputan menjadi tegangan keluaran sesuai jenisnya. Contoh: sebuah penampang di aliri arus listrik sebesar + 9 vdc lalu masuk ke IC regulator dengan tipe LM 7805 yang akan menghasilkan tegangan keluar sebesar + 5 vdc.

    m. LED

    Sebuah komponen elektronika yang sering digunakan sebagai indikator dari cara kerja sistem.

    n. Relay 5 Volt

    Merupakan komponen yang sering digunakan sebagai saklar otomatis.

    o. Transistor

    Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.

    p. Sensor Ultrasonic HC-SR04

    Merupakan Sensor yang bekerja dengan memancarkan gelombang ultrasonic kemudian akan di pantulkan kembali jika mengenai permukaan benda. Jarak tempuh dari saat gelombang di pancarkan sampai diterima kembali menjadi acuan dalam pengukuran jarak.

    q. Buzzer

    Merupakan alat yang dapat menghasilkan getaran suara ketika mendapat tegangan high.

    r. Solar Cell Modul

    Merupakan modul pembangkit listrik tenaga surya yang mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik.

    s. Miniature bendungan dan pintu air

    Merupakan bendungan prototype yang digunakan dalam mengimplementasikan dan menerapkan sistem yang dirancang.

    Perangkat Lunak (Software)

    Perancangan perangkat lunak dimaksudkan untuk dapat memberikan deretan perintah di dalam program memori mikrokontroler sehingga mirkokontroler dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Perangkat lunak yang digunakan adalah Arduino 1.5.6

    Pada saat mulai menjalankan software ini muncul tampilan awal seperti gambar dibawah ini :

    <galery>Gambar 3.12 TampilanArduino 1.5.6 Saat Dibuka</galery>

    Untuk memulainya, pertama kali kita akan menulis pada firmwork di bawah ini:

    <galery>Gambar 3.13 Project Untuk Program Baru Arduino 1.5.6</galery>

    Kemudian tulis listing program yang kita buat,

    .<galery>Gambar 3.14 listing Program Arduino 1.5.6</galery>

    Setelah Program selesai dibuat kita Compile untuk mengetahui apakah terdapat kesalahan atau tidak, dan untuk mengkonversinya menjadi *.ino yang dapat didownload ke Flash ROM Mikrokontroler.

    <galery>Gambar 3.15 Tampilan Program Yang Sedang Dicompile</galery>

    Setelah sudah tidak terdapat Error kita dapat langsung mendownload Program ke dalam Flash ROM Mikrokontroler.

    <galery>Gambar 3.16 Proses Download Program Yang Sudah Dicompile Ke Mikro</galery>

    Visual Basic. Net

    Visual Basic.net di gunakan sebagai interface sekaligus pengontrol hardware yang di buat.selainn dari Arduino 1.5.6. untuk memulai penulisan program VB. net maka kita perlu menginstal firmwork VB. Netnya dan tentunya juga aplikasi VB.net itu sendiri. Dalam hal ini saya menggunakan VB.Net 2010.

    Beikut adalah tampilan awal dari aplikasi VB.net:

    <galery>Gambar 3.17 Tampilan Awal VB. Net</galery>

    Setelah muncul tampilan awal seperti gambar di atas, langkah selanjutnya memulai membuat project. Klik pada New Project apabila kita ingin memulai project yang baru dan bila sudah tedapat project kemudian kita ingin membukanya maka pilih Open Project. Saya mulai dengan membuat project baru kemudian akan muncul seperti gambar di bawah ini:

    <galery>Gambar 3.18 Tampilan Untuk Memulai New Project</galery>

    Maka kemudian akan muncul IDE (Integrated Development Environment) VB.Net 2010 , yang kemudian kita bisa memulai membuat project dengan menulis listing programnya, membuat form untuk meletakan kontrol-kontrol dan memberikan tampilan (interface) yang nantinya digunakan untuk mengontrol alat yang dibuat.

    <galery>Gambar 3.19 Tampilan IDE VB.Net 2010</galery><galery> Gambar 3.20 Tampilan Form Yang Digunakan Sebagai Interface</galery>

    Setelah menulis dan membuat form langkah selanjutnya menyimpan project yang telah kita buat. Klik tombol save all pada tool box yang terdapat pada atas dari IDE VB.Net. Tulis nama dan pilih dimana kita simpan project yang di buat.

    <galery>Gambar 3.21 Tampilan Pada Tool Box</galery><galery> Gambar 3.22 Tampilan Nama Dan Lokasi Tempat Penyimpanan Project</galery>

    Flowchart

    Pada pembuatan tentang alur ataupun langkah-langkah dari suatu sistem yang dibuat, agar dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart sistem sebagai berikut:

    <galery> Gambar 3.23 Flowchart Sistem Mikrokontroler</galery>

    3.8 Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

    1. Permasalahan yang dihadapi

    Permasalahan yang dihadapi yaitu membangun suatu alat yang dapat memberikan informasi peringatan dini akan bahaya banjir menggunakan lampu led dan buzzer. Sehingga dapat memperkecil kerugian yang dapat ditimbulkan dari bahaya banjir dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.

    Membangun sebuah sistem pengontrolan pintu air memanfaatkan motor servo sebagai penggeraknya.

    Memprogram mikrokontroler supaya bisa menghidupkan lampu warning dengan menggunakan relay..

    2. Alternatif Pemecahan Masalah

    Pemecahan masalahanya dengan menggunakan mikrokontroler yang dapat mengontrol lampu led dan buzzer dengan memberikan program ke dalam mikrokontroller.

    Dengan menggunakan mikrokontroler yang dapat memberikan perintah terhadap motor servo.

    Dengan memberikan logika 1 ke relay maka relay menghidupkan lampu warning.

    User Requirement

    Pada User Requirement ini berisi tabel Elisitasi 1, 2, 3 dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan / berdasarkan pada observasi dan wawancara.

    BAB IV

    RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Rancangan Sistem Usulan

    Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan dan dapat dilihat pada sub bab berikut.


    Prosedur Sistem Usulan

    1. Pengujian Rangkaian Catu Daya

    Pengujian rangkaian catu daya sangat penting untuk dilakukan, karena besar tegangan yang dihasilkan harus sesuai dengan ambang batas maximum dan minimum yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masing-masing komponen sesuai dengan lembar data yang telah dikeluarkan oleh produsen komponen tersebut. Karena jika tegangan kurang dari ambang batas minimum akan menyebabkan komponen tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    <galery> Gambar 4.1 Pengendali Rangkaian Catu Daya</galery>

    Dari hasil pengujian pada rangkaian diatas didapatkan hasil yang terukur sebenarnya adalah sebagai berikut :

    1. Hasil pengukuran pada IC regulator satu yang merupakan output untuk rangkaian sensor ultrasonic. Character berupa tegangan DC sebesar +5 volt. Setelah dilakukan pengukuran adalah sebesar 4.72 volt DC.
    2. Hasil pengukuran keluaran dari IC regulator dua yaitu merupakan tegangan untuk Motor Servo sebasar 4.72 volt.
    3. Hasil pengukuran keluaran dari IC regulator tiga yaitu merupakan tegangan untuk buzzer sebesar 4.72 volt.
    4. Hasil pengukuran keluaran empat yaitu merupakan tegangan output untuk lampu warning sebesar 11.86 volt yang bersumber dari adaptor 12V.

    2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler

    Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ini dilakukan untuk dapat memastikan apakah rangkaian ini dapat bekerja sesuai dengan instruksi yang sudah diberikan. Untuk dapat mengaktifkan rangkaian ini, pertama yang dilakukan adalah memberikan tegangan kerja sebesar 5 volt pada mikrokontroller. Dan memastikan rangkaian ini terhubung dengan baik ke rangkaian USB. Uji coba selanjutnya yaitu dengan mencoba memasukkan listing program sederhana untuk inisialisasi output. Setelah listing program dimasukkan kedalam mikrokontroler arduino uno, langkah selanjutnya adalah memastikan apakah hasil output sesuai dengan yang diharapkan. Maka sudah dipastikan rangkaian mikrokontroler dapat digunakan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program sederhana bahasa C.

    <galery> Gambar 4.2 Listing Program Pengujian Mikrokontroler</galery>

         <galery> Gambar 4.3 Rangkaian  Pengujian Mikrokontroler Arduino Uno</galery>
    

    Jika tampilan LED berkedip dengan jeda waktu 1 detik, maka dapat disimpulkan bahwa mikrokontroler bekerja dengan baik.

    Tabel 4.1 Pengujian Mikrokontroller

    Pengujian ke Port Logika Tegangan Terukur
    1 D.1 0 (Low) 1 (High) 0Volt 4,96Volt
    2 D.2 0 (Low) 1 (High) 0Volt 4,96Volt
    3 D.6 0 (Low) 1 (High) 0Volt 4,96Volt
    4 D.7 0 (Low) 1 (High) 0 Volt 4,97Volt
    5 D.12 0 (Low) 1 (High) 0 Volt 4,96Volt
    6 D.13 0 (Low) 1 (High) 0Volt 4,97Volt

    3. Pengujian Rangkaian Sensor Ultrasonic HC-SR04

    Sensor ultrasonic HC-SR04 berfungsi untuk pendeteksian tinggi permukaan air pada bendungan. Sinyal output modul sensor ultrasonic dapat langsung dihubungkan Dengan mikrokontroler tanpa tambahan komponen apapun. Modul sensor ultrasonik hanya akan mengirimkan suara ultrasonic ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroler (Pulsa high selama 5µS). Suara ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40KHz akan dipancarkan selama 200µS oleh modul sensor ultrasonik ini. Suara ini akan merambat di udara dengan kecepatan 344.424m/detik (atau 1cm setiap 29.034µS) yang kemudian mengenai objek dan dipantulkan kembali ke echo pada modul sensor ultrasonic tersebut Selama menunggu pantulan sinyal ultrsonik dari bagian trasmiter, modul sensor ultrasonik ini akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berhenti (low) ketika suara pantulan terdeteksi oleh modul sensor ultrasonik. Oleh karena itulah lebar pulsa tersebut dapat merepresentasikan jarak antara modul sensor ultrasonik dengan objek.

    Untuk pengujian pada sensor ini dilakukan pengecekan ukuran dengan mencoba memberikan halangan benda dengan jarak tertentu. Dan memasang 2 buah lampu led pada mikrokontroller yang masing- masing port lampu di program dengan Lampu biru pada port D2 dengan jarak 10 cm, dan lampu kuning pada port D4 dengan jarak 20 cm. Apabila sudah berada pada jarak yang sudah di tentukan dan lampu akan menyala berarti sensor bekerja dengan baik.

    <galery> Gambar 4.4 Listing Program Tes Sensor Ultrasonic</galery> <galery> Gambar 4.5 Tes Sensor Ultrasonic</galery>

    Tabel 4.2 Tabel Pengujian Sensor

    N0 Lampu Port Jarak Hasil
    1 Biru D2 10cm Menyala
    2 Kuning D4 20cm Menyala

    4. Pengujian Rangkaian Pemutus Baterai Untuk Motor Servo

    Pengujian rangkaian pemutus baterai dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat baterai diputuskan kondisi motor servo berjalan yang dalam hal ini digunakan sebagai penggerak pintu air otomatis.

    <galery> Gambar 4.6 Listing Program Pengujian Motor Servo</galery> <galery> Gambar 4.7 Rangkaian Pemutus Baterai</galery>


    Dari gambar diatas dapat dilihat motor servo dijalankan menggunakan baterai melalui relay, tanpa baterai motor servo tidak akan berjalan. Oleh karena itu apabila mikro memberikan logika 1(High) dari port D4 ke transistor maka relay akan terhubung sehingga motor servo bisa menyala, dan apabila mikro berikan logika 0 (Low), relay tidak terhubung sehingga motor servo tidak bisa menyala.

    Tabel 4.3 Pengujian Rangkaian Pemutus Baterai

    Pengujian ke Output Mikro Kondisi Relay Kondisi Motor Servo
    1 1 (High) Terhubung Menyala
    2 0 (Low) Tak terhubung Tidak menyala


    5. Pengujian Rangkaian Buzzer

    Pengujian rangkaian alarm dilakukan untuk mengetahui apakah alarm berbunyi pada saat diberikan logika 1 dari port D10 ke basis transistor yang kemudian diteruskan ke relay.

    <galery>Gambar 4.8 Listing Program Pengujian Buzzer</galery>
    

    <galery> Gambar 4.9 Rangkaian Buzzer</galery>


    Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa buzzer sebagai alarm dibunyikan melalui transistor kemudian ditreuskan ke relay. Pada saat mikro berikan logika 0(Low) ke transistor buzzer tidak berbunyi, pada saat mikro berikan logika 1(High) ke transistor buzzer alarm berbunyi.

    Tabel 4.4 Pengujian Rangkaian Buzzer

    Pengujian Ke 'Output Mikro' Kondisi Buzzer
    1 0 (Low) Tidak bunyi
    2 1 (High) Bunyi


    6. Pengujian Rangkaian Untuk Lampu Warning

    Pengujian rangkaian lampu warning akan dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat rangkaian relay diberi logika 1 (High) Dari port D8 maka akan menyalakan lampu warning dan akan padam apabila diberi logika 0 (Low). Dan apakah lampu Led pada Port D6 dan D7 menyala setelah di beri logika 1(High) dan mati apabila diberikan logika 0 (Low).

    <galery>Gambar 4.10 Listing Program Tes Lampu </galery>
    

    <galery>Gambar 4.11 Rangkaian Lampu Warning</galery>


    Dari gambar di atas dapat di buat tabel berikut:

    Tabel 4.5 Pengujian Rangkaian Lampu warning

    NO Lampu Port Output Kondisi
    1 Biru D6 High Low Menyala Mati
    2 Kuning D7 High Low Menyala Mati
    3 Merah D8 High Low Menyala Mati


    7. Pengujian form kontrol VB. Net

    Form VB.Net merupakan interface yang digunakan untuk mengontrol dan memudahkan untuk mendapatkan informasi tingi permukaan air pada bendungan. VB.Net berkomunikasi dengan mikrokontroller melalui port yang sudah di tentukan dan akan di tampilkan pada group box.

    Langkah awal dari pengujian adalah membuat listing program dan membuat form control yang berisi botton-botton yang berfungsi untuk mengontrol alat. Selain itu juga buat buat group box untuk visualisasi akan tinggi permukaan air.

    <galery> Gambar 4.12 Memberikan Nama Pada Project Pada Vb. Net</galery> <galery> Gambar 4.13 Menuliskan Listing Program Pada Project</galery> <galery> Gambar 4.14 Membuat Form Kontrol , List Box, Group Box</galery> <galery> Gambar 4.15 Gambar Hasil Form Yang Telah Di Jalankan</galery>


    Setelah jadi form interfacenya maka bisa dilihat informasi yang di tunjukan pada box list berupa tinggi permukaan air, dan menunjukan level siaga yang ditunjukan dengan warna. Dan terdapat 15 botton untuk mengatur pintu air secara manual dengan mengeklik pada botton sesuai ketinggian yang diinginkan dengan terlebih dahulu mengklik botton power yang digunakan sebagai saklar untuk motor servo. Interface VB.Net dihubungkan melalui port yang sama dari mikrokontroller, port tersebut digunakan sebagai komunikasi antara interface VB.Net dengan mikrokontroller.

    Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

    Setelah skenario mengenai sistem penentuan informasi untuk pendeteksian banjir yang diusulkan saat ini selesai didefinisikan, maka skenario tersebut akan digambarkan ke dalam bentuk diagram agar dapat mudah dibaca. Dari definisi skenario diatas dapat digambarkan dalam use case diagram mengenai sistem penentuan informasi untuk pendeteksian banjir yang diusulkan saat ini. Use case diagram akan menggambarkan hubungan use case dengan actor . Use case diagram dilihat pada gambar dibawah ini.

    1. Use Case Menghidupkan dan Mengecek Sistem penentuan informasi

    <galery>Gambar 4.16 Mengaktifkan Sistem Penentuan Informasi</galery>

    Berdasarkan gambar Use Case diagram yang diusulkan saat ini terdiri dari:

    a. 1 (satu) System yang mencangkup seluruh kejadian.

    b. 1 Actor yang melakukan kejadian yaitu: Petugas Pintu Air.

    c. 5 Use case, yang dilakukan diantaranya: Menghidupkan Alat, Mengecek Kondisi Sensor, Mengecek Kondisi Pintu Air, Mengecek Fungsi Alat, Mengecek kondisi Modul Panel Surya.

    2. Use Case Cara Kerja Alat dan Cara Penyampaian Informasi

    <galery>Gambar 4.17 Cara Kerja Alat dan Cara Penyampaian Informasi</galery>

    Berdasarkan gambar Use Case diagram yang diusulkan saat ini terdiri dari:

    </galery>

    a. 1 (satu) System yang mencangkup seluruh kejadian.

    b. 4 Actor yang melakukan kejadian yaitu: Petugas Pintu Air, Kepala Desa, Kepala Desa Terdampak Banjir, Dan RT/RW Desa Terdampak.

    c. 5 Use case, yang dilakukan diantaranya: Melihat Tanda Bahaya, Mengecek dan memberikan informasi Ke Kepala Desa sesuai dengan Level siaga, Menerima Informasi dan Memberikan informasi kepada Kepala Desa Terdampak, menerima Informasi Dari kepala Desa dan mengumumkan Ke warga Melalui RT/RW Sesuai Level Siaga Dan RT/RW memberikan Peringatan Kepada Warga Sesuai Level Siaga Dan Sesuai instruksi Dari Kepala Desa Terdampak kemudian melakukan evakuasi terhadap warga.


    Activity Diagram Yang Diusulkan

    Activity diagram memodelkan alur kerja sebuah proses dan urutan aktivitas pada suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena kita dapat memodelkan prosedur logika. Perbedaan utamanya adalah flowchart digunakan untuk menggambarkan alur kerja dari sebuah sistem, sedangkan activity diagram dibuat untuk menggambarkan aktivitas dari actor. Berdasarkan dari use case diagram diatas dapat kita gambarkan activity diagram dari aktivitas para actor-actor yang ada pada sistem penentuan informasi penentuan banjir Pada desa Kalisari.

    1. Activity Diagram Menghidupkan Dan Mengecek Sistem Informasi

    <galery> Gambar 4.18 Menghidupkan Dan Mengecek System Informasi</galery>

    a. 1 (satu) Initial node, objek yang di awali.

    b. 1 (satu) Swimeline yaitu petugas pintu air.

    c. 3 Action yaitu Menghidupkan dan Mengecek perlengkapan dan fungsi alat, Melihat lampu siaga berapa yang menyala, dan Memberikan Informasi kepada kepala desa.

    d. 1 (satu) final node, objek yang diakhiri.

    2. Activity Diagram Cara Penyampaian Informasi

    <galery> Gambar 4.19 Cara Penyampaian Informasi</galery>

    a. 1 (satu) Initial node, objek yang di awali.

    b. 3 (Tiga) Swimeline yaitu Kepala Desa, Kepala Desa Terdampak Banjir, Dan RT/RW Terdampak Banjir.

    c. 6 Action yaitu Menerima Informasi Level Siaga, Memberikan Informasi Sesuai Level Siaga, Menerima Informasi Level Siaga, Memberikan Peringatan Ke warga Melalaui RT/RW Sesuai Level Siaga, Menerima Informasi Dari Kepala Desa, Dan Memberikan Peringatan Dan Evakuasi Terhadap Warga Sesuai Level Siaga.

    d. 1 (satu) final node, objek yang di akhiri.

    Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

    Pada sub bab ini menjelaskan prosedur yang digunakan antara prosedur yang sudah ada dengan prosedur sistem yang diusulkan dengan menggunakan tabel perbandingan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

    a. Sistem berjalan

    No Sistem Penentuan Informasi Hal yang dilakukan
    1 Membuka Dan Menutup Pintu air Dengan cara konvensional dengan memutar roda pintu air.
    2 Jika terjadi hujan dan air di bendungan meluap. Membuka pintu air dan Mengecek pada alat ukur manual yang terdapat pada dinding bendungan.
    3 Jika air pada bendungan sudah melewati batas normal Memberikan Informasi kepada kepala desa.

    Tabel 4.6 Sistem Berjalan

    b. Sistem Usulan

    No System Penentuan Informasi Hal Yang dilakukan
    1 Membuka dan menutup pintu air Hanya melakukan dengan mengklik botton visualisasi VB.Net pada Gadget /Laptop.
    2 Jika terjadi hujan dan air di bendungan meluap. Mengecek alat dan melihat Lampu siaga Berapa Yang menyala.
    3 Jika air pada bendungan sudah melewati batas normal Memberikan informasi kepada kepala desa sesuai dengan level siaga yang di dapat dari alat sehingga penanganannya tepat.

    Tabel 4.7 Sistem Usulan

    Flowchart Sistem Yang Diusulkan

    Dalam pembuatan sistem dan perancangan sistem penentuan informasi pendeteksian banjir dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut.

    <galery>Gambar 4.20 Flowchart Sistem Yang Diusulkan</galery>

    Rancangan Program Dan Alat

    Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan penulisan listing program yang nantinya listing program tersebut akan dimasukan kedalam sistem minimum Arduino Uno, tahap ini menjadi bagian terpenting dalam pembuatan sistem mikrokontroler karena setiap listing program yang ditulis merupakan perintah untuk menjalankan sebuah sistem mikrokontroler, adapun penulisan listing programnya menggunakan bahasa pemrograman C. untuk menuliskan listing program jenis mikrokontroler Atmega 328 dapat ditulis dengan software IDE Arduino 1.5.6, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

    <galery>Gambar 4.21 Software IDE Arduino 1.5.6</galery>

    <galery>Gambar 4.22 Tampilan Bahasa Pemrogramman C Dalam IDE Arduino 1.5.6</galery>
    

    Pada gambar diatas menunjukan tampilan bahasa pemrograman C yang ditulis dalam IDE Arduino1.5.6 , pada jendela IDE diatas terdapat Tiga tulisan berwarna, yaitu tulisan warna kuning berarti fungsi dan variabel dari alat yang akan digunakan untuk penamaan dari piranti-piranti yang digunakan agar dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan , sedangkan warna hitam merupakan device yang kita pakai yang dihubungkan ke port , sedangkan tulisan berwarna buru merupakan logika yang keluar dari port digital yang terdapat pada mikrokontroller. Sedangkan Kata yang diawali tanda “//” merupakan baris komentar satu baris.Adapun bentuk fisik dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut:

    1. Bentuk Fisik Alat Sebelum Dihidupkan

    <galery>Gambar 4.23 Bentuk Fisik Alat Sebelum Dihidupkan</galery>

    2. Mengaktifkan Alat dan Memastikan Alat sudah ON Semua

    <galery> Gambar 4.24 Mengaktifkan Alat Dan Memastikan Catu Daya ON</galery> Gambar 4.25 Memastikan Power Motor ON Menyala

    3. Alat Menunjukan Kondisi Normal

    <galery> Gambar 4.26 Alat Menunjukan Level Normal</galery>

    4. Alat Menunjukan Level Siaga 1

    <galery>Gambar 4.27 Alat Menunjukan Level Siaga 1</galey>
    

    5. Alat Menunjukan Level Siaga 2

    <galery> Gambar 4.28 Alat Menunjukan Level Siaga 2</galery>

    6. Alat Menunjukan Level Siaga 3 (Bahaya)

    <galery>Gambar 4.29 Alat Menenjukan Level Siaga 3 (Bahaya)</galery>
    

    Rancangan Prototype

    Pada bagian ini merupakan hasil rancangan dari sistem penetuan informasi pendeteksi banjir yang merupakan sistem embedded yang terdapat pada pos pintu air. Petugas pintu air akan memantau alat guna mamberikan informasi yang dibutuhkan.

    <galery>Gambar 4.30 Rancangan Prototype</galery>


    Konfigurasi Sistem Usulan

    Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware ataupun software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program baik untuk sistem mikrokontroler maupun interfacenya. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat dilihat pada sub bab berikut ini:


    Spesifikasi Hardware

    Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) di bawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing dan dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

    a. Laptop : Asus Intel Atom 12 inch, 2 Gb DDR3 of RAM, 320 GB of Harddisk.

    b. Arduino Uno

    c. Resistor 10 Kohm, 1 Kohm, 2.2 Kohm.

    d. Kristal 10 Mhz .

    e. Kapasitor Keramik 22 pf.

    f. Transistor 9014, TIP122, 2N390/6.

    g. Dioda 1N4002.

    h. Lampu Warning Emergency.

    i. Buzzer.

    j. LED (Light Emitting Diode).

    k. Relay SPDT.

    l. Baterai 5V.

    m. Saklar On / Off.

    n. Modul Panel Surya

    o. Motor Servo

    p. Sensor Ultra sonic HC-SR04

    Aplikasi Software Yang Digunakan

    Pada spesifikasi perangkat lunak (software) di bawah ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang diagram alur, mengedit program, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

    a. IDE Arduino 1.5.6.

    b. Visual Basic.Net2010

    c. Microsoft Office 2010.

    d. Notepad.

    e. Visual Paradigm.

    f. Mozila Firefox.

    g. Paint.


    Hak Akses

    a. Petugas pintu air.

    b. Kepala Desa.


    Testing

    Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode Black Box Testing, adapun pengujian dilakukan beberapa tahap pengujian terhadap device ataupun komponen yang digunakan, pengujian tersebut dilakukan dengan pemrogramman bahasa C dan Vb. Net agar device ataupun komponen tersebut dapat dikontrol dalam satu kesatuan system embedded, pengujian ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai harapan terhadap device ataupun komponen yang saling terhubung pada suatu sistem pengontrolan tersebut, tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan dari beberapa tahap yaitu.

    1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.
    2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program.
    3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.
    4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

    Pengujian dengan metode Black Box sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan, dapat dilihat tabel dibawah ini:


    Pengujian Black Box

    1. Pengujian Pada Sistem Penentuan Informasi Pendeteksi Banjir

    Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan sistem penentuan Informasi Pendeteksian banjir, yaitu sebagai berikut:

    No Keterangan Gambar Gambar Status1 Bentuk Fisik Alat Sebelum Dihidupkan Berhasil2 Memasang perangkat kabel Dan menghubungkan kel laptop Berhasil3 Mengaktifkan Sistem informasi pendeteksian banjir Berhasil4 Kondisi Alat menunjukan level tinggi air normal Berhasil5 Kondisi Alat menunjukan level tinggi air siaga 1 Berhasil6 Kondisi alat menunjukan level tinggi air siaga 2 Berhasil7 Kondisi alat menunjukan level tinggi air siaga 3 atau bahaya dan berpotensi banjir Berhasil10 Membuka pintu air secara manual dengan mengklik botton BerhasilTabel 4.8 Pengujian Sistem Dengan Mengunakan Pengujian Blackbox

    Evaluasi

    Berdasarkan dari beberapa uji coba yang dilakukan pada sistem keseluruhan tidak terdapat kendala karena sistem informasi ini dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan.

    Terdapat beberapa tahap yang dilakukan yaitu pengujian melalui memberikan benda yang berfungsi memantulkan gelombang sehingga mendapatkan jarak pengukuran yang disimulasikan sebagai permukaan air, Pertama membiarkan sensor dan akan memberikan informasi keadaan normal, langkah kedua mendekatkan benda sehingga jarak menjadi level siaga1, langkah ketiga mendekatkan benda sehingga jarak menjadi level2, keempat mendekatkan benda lagi sehingga mendapat level3 atau bahaya dan menghidupkan lampu warning dan buzzer.


    Implementasi

    Schedule

    Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga Penentuan Informasi untuk pendeteksian banjir dengan tenaga surya berbasis arduino dan VB.Net pada Desa Kalisari, penulis pun melakukan pendekatan terhadap Desa yang merupakan tempat observasi penulis, hal ini dilakukan demi kepentingan user yang dimana user menginginkan suatu sistem yang dapat membantu dalam penentuan informasi pendeteksi bencana banjir, sedangkan penulis sangat perlu melakukan pendekatan tersebut karena ada beberapa hal yang mungkin akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan. Perancangan sistem yang diusulkan diperkirakan memakan waktu kurang lebih 4 bulan, dari kegiatan yang dilakukan. Adapun hal-hal tersebut dapat disajikan dalam tabel dibawah ini:

    No Kegiatan Bulan September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1. Pengumpulan data 2. Analisa sistem 3. Perancangan system informasi 4. Pembuatan sistem informasi 5. Test sistem informasi 6. Evaluasi kesalahan dalam pembuatan program dan perakitan komponen 7. Perbaikan sistem yang masih terdapat kekurangan 8. Melakukan percobaan dalam bentuk penerapan 9. Implementasi 10. Dokumentasi Tabel 4.9 Pengolahan Jadwal


    Penerapan

    Pada bagian ini hal yang dilakukan adalah bagian untuk menerapkan sistem yang dibuat agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapan baik bagi penulis maupun oleh instansi yang bersangkutan dimana tempat melakukan riset.

    No Kegiatan Desember Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Sosialisasi fungsi dan manfaat sistem yang dibuat pada Kepala Desa Tempat survey dan Kepala Desa terdampak Banjir 2. Training cara kerja system Terhadap Kepala Desa Beserta RT/RW Dan Petugas Pintu Air 3. Melakukan cek atau kontrol terhadap sistem yang di terapkan 4. Melakukan wawancara kepada Kepala Desa dan RT/RW selaku wakil warga apakah system dapat bekerja dengan baik 5. Melakukan wawancara apakah ada terjadi kesalahan atau tidak dalam penerapan system informasi 6. Mengevaluasi dan dan memberikan arahan kepada kepala desa dan Petugas Pintu Air bagaimana cara agar system tersebut dapat bekerja secara kontinyu 7. Mengevaluasi kesalahan dari penerapan selama waktu yang dilakukan Tabel 4.10 Penerapan


    Estimasi Biaya

    Pada Estimasi Biaya ini berisi rincian biaya sistem anda yang nantinya akan diaplikasikan ke dalam masyarakat.

    No Urian Kegiatan Jumlah Harga Satuan Biaya
    A Nama Alat dan Komponen
    1 Laptop Asus 1 3.000.000 3.000.000
    2 Mikrokontroler 1 250.000 250.000
    3 Catu Daya 1 150.000 150.000
    4 Modul Panel Surya 1 550.000 550.000
    5 Lampu Warning Emergency 1 140.000 140.000
    6 Buzzer 1 8.500 8.500
    7 Sensor Ultra Sonic 1 75.000 75.000
    8 Akrilik 1 10.000 10.000
    9 Box Tempat Modul 1 7.500 7.500
    10 Kabel 10 2.000 20.000
    11 Lampu LED 2 150 300
    12 Mur baut 12 500 6.000
    13 Motor Servo 1 65.000 65.000
    14 Box Prototype 1 45.000 45.000
    4.327.300
    B Perjalanan
    1 Ongkos Transport JatiUwung – Glodok 2 25.000 50.000
    2 Ongkos Transport Jatiuwung – Kampus 15 15.000 225.000
    3 Ongkos Transport Tangerang-Kebumen PP 4 250.000 1.000.000
    1.275.000
    C Biaya Lain-lain
    1 Pergantian komponen yang rusak 100.000 100.000 100.000
    Jumlah Biaya 5.702.300

    Tabel 4.11 Estimasi Biaya


    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan data hasil pengujian sistem penentuan informasi pendeteksian terjadinya banjir pada Desa Kalisari , dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

    Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

    1. Untuk membangun suatu alat yang dapat memberikan informasi yang tepat tentang tinggi permukaan air sehingga saat terjadi hujan bisa menentukan tindakan yang tepat.
    2. Untuk membangun sebuah pengontrol sistem pendeteksian terjadinya banjir dengan melihat informasi yang didapat dari interface VB.Net. Dan mengontrolnya dari gadget (laptop).
    3. Untuk memprogram sistem mikrokontroler supaya bisa membuka dan menutup pintu air secara otomatis . Dan memberikan informasi dengan cara menghidupkan lampu siaga, lampu warning dan membunyikan buzzer.

    Kesimpulan Terhadap tujuan Dan Manfaat Penelitian

    a. Kesimpulan terhadap tujuan penelitian

    1. Dengan adanya alat ini dapat memperkecil resiko yang ditimbulkan dari bahaya banjir, baik itu kerugian materil maupun korban jiwa.
    2. Dengan adanya alat ini dapat membangun dan merancang sebuah system pendeteksian terjadinya banjir berbasis mikrokontroler Arduino UNO dengan menggunakan interface VB.Net.
    3. Dengan adanya alat ini dapat Membangun sistem pengontrol pintu air otomatis dan manual dengan mengklik tombol pada gadget (laptop).

    b. Kesimpulan terhadap manfaat penelitian

    1. Mengetahui bagaimana cara kerja mikrokontroler, dan VB.Net dan sensor ultrasonic, sehingga dapat dibangun sebuah sistem informasi yang lebih baik atau mengembangkan sistem dari hasil penelitian menjadi lebih realible.
    2. Memberikan rasa nyaman kepada masyarakat dengan cara memberikan peringatan dini terhadap potensi bahaya banjir.
    3. Memudahkan pihak berwenang dalam hal ini kepala desa terdampak banjir untuk melakukan evakuasi sedini mungkin terhadap warganya sehingga memperkecil kerugian yang diderita warga.

    Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

    Berdasarkan metode penelitian yang penulis lakukan ,maka dapat disimpulkan :

    1. Peneliti melakukan metode pengumpulan data dalam penelitian ini, dimana peneliti melakukan wawancara langsung kepada stakeholder di Desa Kalisari, selain itu peneliti juga melakukan observasi langsung Pada bendungan yang terdapat di Desa Kalisari, dan penulis juga memperoleh data dan informasi dari beberapa sumber literature seperti buku, jurnal, internet, dan lain sebagainya.
    2. Peneliti menggunakan metode perancangan terstruktur yaitu dengan menggunakan use case diagram dan activity diagram untuk menjelaskan jalannya sistem.
    3. Metode pengujian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu Blackbox Testing . Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software.

    Saran

    Untuk meningkatkan atau memaksimalkan sistem pendeteksian terjadinya banjir berbasis mikrokontroller ini peneliti memberikan saran sebagai berikut:

    1. Apabila sistem informasi yang baru sudah berjalan maka perlu di perhatikan dan dilakukan evaluasi terhadap sistem informasi untuk selanjutnya dilakukan perawatan terhadap alat dan mengecek sensor berfungsi atau tidak.
    2. Untuk mengendalikan sistem informasi pendeteksian banjir ini kedepannya dapat dikembangkan lagi dari sistem informasi dengan cara memberikan LCD monitor sehingga lebih praktis dan efisien. Dan menggunakan SMS gateaway sehingga informasi bisa lebih cepat.

    Kesan

    Selama peneliti melakukan observasi tentang Skripsi yang akan dibuat di Desa Kalisari Kecamatan Rowokele Kabupaten kebumen, Warga desa tersebut menyambut baik atas kehadiran peneliti untuk melakukan sebuah penelitian yang sangat penting bagi peneliti guna untuk mencapai kelulusan di perkuliahan. Kepala Desa yang terdampak banjir serta stakeholder tersebut sangat membantu dalam proses pendataan, pengimplementasian serta uji coba pada sistem yang peneliti usulkan. Pada situasi ini peneliti selalu dapat sambutan yang amat sangat positif dari warga Desa Kalisari tersebut.

    Contributors

    Adindzecko