KP1133468638

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PROTOTYPE MONITORING KEAMANAN RUANG KASIR

DENGAN KAMERA CAPTURE MELALUI TWITTER

BERBASIS RASPBERRY PI


LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK


Logo stmik raharja.jpg



OLEH:

1133468638 ANDRI AHMAD GOZALI



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)



LEMBAR PERSETUJUAN



PROTOTYPE MONITORING KEMANAN RUANG KASIR

DENGAN CAMERA CAPTURE MELALUI TWITTER

BERBASIS TWITTER



Diajukan guna melengkapi sebagian syarat untuk mengikuti Skripsi pada Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

STMIK Raharja Tahun Akademik 2014/2015.


Disusun Oleh :

NIM : 1133468638

NAMA : Andri Ahmad Gozali



Tangerang, 28 Desember 2014



Dosen Pembimbing



( Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.Si )

NID. 13001



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA



LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK


Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM
: 1133468638
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative Technology


Menyatakan bahwa Kuliah Kerja Praktek ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Kuliah Kerja Praktek yang telah dipergunakan untuk melanjutkan dalam pembuatan Skripsi baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 28 Desember 2014
Andri Ahmad Gozlai
NIM. 1133468638

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Dewasa ini penggunaan kamera pengawas sudah sangat populer karena kebutuhan pasar dan pemanfaaantnya sangat banyak terutama sebagai alat monitoring dan sebagai bagian dari sistem keamanan rumah, kantor, pabrik dan lain - lain. Kamera pengawas yang ada saat ini menggunakan komputer sebagai pengontrol dan sebagai media penyimpanan (storage) sehingga membutuhkan suatu biaya yang mahal untuk pemasangannya. Kamera pengawas yang dirancang pada Proyek Akhir ini menggunakan Raspberry Pi tipe B, Sensor PIR, Webcam Logitech C 170, SD Card, Twitter, OS Raspbian, serta Bahasa Pemrograman Python. Input data akan dilakukan secara otomatis oleh sensor PIR yang mendeteksi keberadaan manusia di area sekitar jangkaunnya secara berkala. Output 3.3 - 5 volt (high) akan dihasilkan apabila sensor mendeteksi manusia berada di area sekitar jangkaunnya. Sebaliknya Output 0 volt (Low) akan dihasilkan bila tidak mendeteksi gerakan manusia di area sekitar jangkaunnya. Kemudian input tersebut akan diproses oleh Raspberry Pi sebagai input untuk melakukan proses pengambilan gambar atau tidak. Hasil implementasi dalam Proyek Akhir ini adalah berupa kamera pengawas yang akan melakukan pengambilan gambar dalam format (.jpg) secara terus-menerus apabila sistem input kamera pengawas mendeteksi keberadaan manusia di area sekitar jangkaunya. Hasil pengambilan gambar disimpan di dalam SD Card yang sudah terintegrasi dengan sistem. Kemudian memberikan report dengan notifikasi secara real-time melalui aplikasi twitter.

Kata Kunci: Kamera pengawas, Raspberry Pi, USB Webcam, Raspbian, Sensor PIR.

ABSTRACT

Nowdays, utilizing surviellence camera was very popular because of market needs and it has many usefull as a monitoring and as a part of security system at home, office, and manufactory. The existing surviellence camera using computer as a control system and as a media storage so that need a high cost for implementation. At this final project using of Raspberry Pi tipe B, PIR sensor, webcam Logitech C 170, SD Card, Twitter, Raspbian operating system, and python programming. Automatic input data is performe d by PIR sensor that will detected human around of range area frequently. Output 3.3 - 5 volt (High) will be generated when sensor detected the human around of range area. Otherwise 0 volts output ( Low) will be generated when sensor not detected the human around of range area. The input will be processing by Raspberry Pi using python programming that has made to a command to capture or not implemetation outcome of this final project is a surveillance camera that will capture image in (.jpg) format when the input system detected human around of range. Capture result will save into SD Card that integrated with system. Then giving a report with notifications through twitter apps.

Keywords : Surviellence Camera, Raspberry Pi, USB Webcam, Raspbian, PIR sensor.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Penulisan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini disusun sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan dan mengikuti Skripsi. Sebagai bahan penulisan, penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Penulis pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang mulia ini, izinkan penulis menyampaikan pujian dan ucapan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  4. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom selaku pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan KKP ini.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  6. Kedua Orang Tua Kakak dan semua saudara dari keluarga yang telah support dukungan baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) pada semester ini.
  7. Dari rekan-rekan di HIMASIKOM yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini.
  8. Dari teman-teman seperjuangan yang telah memberikan saya semangat dalam menyelesaikan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini.
  9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan KKP ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penulis untuk menyempurnakan nya di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.


Tangerang, 28 Desember 2014
Andri Ahmad Gozali
NIM. 113348638

Daftar isi


DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Gambar 2.2 Sistem Tertutup

Gambar 2.3 Sistem Terbuka

Gambar 2.4 Daur Hidup Sistem

Gambar 2.5 Langkah Analisa Sistem

Gambar 2.6 Diagram Tahap Perancangan

Gambar 2.7 Sistem Pengendali Loop Terbuka

Gambar 2.8 Sistem Pengendali Loop Tertutup

Gambar 2.9 Bagan Alir Sistem (System Flowchart)

Gambar 2.10 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

Gambar 2.11 Bagan Alir Program (Program Flowchart)

Gambar 2.12 Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

Gambar 2.13 Contoh Variasi Aplikasi Flowchart

Gambar 2.14 Model Raspberry Pi B

Gambar 2.15 TP-LINK TL-WN722N

Gambar 2.16 Kamera Webcam Logitech

Gambar 2.17 Layer TCP/IP

Gambar 2.18 Pergerakan dalam Layer TCP/IP

Gambar 3.1 Jurusan atau Program Studi pada STMIK Raharja

Gambar 3.2 Jurusan atau Program Studi pada AMIK Raharja

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja

Gambar 3.4 Diagram Blok Versi Pertama

Gambar 3.5 Diagram Blok Versi Kedua

Gambar 3.6 Flowchart Sistem Alat

Gambar 3.7 Perancangan Fisik

Gambar 3.8 Sensor PIR

Gambar 3.10 GPIO Sensor PIR di Raspberry Pi

Gambar 3.11 PIR Modul Raspberry Pi

Gambar 3.12 Rangkaian Raspberry Pi B

Gambar 3.13 Diagram Blok Raspberry Pi B

Gambar 3.14 Sistem Operasi Raspbian

Gambar 3.15 TP-LINK WN722N

Gambar 3.16 Webcam Logitech C170

Gambar 3.17 File Noobs

Gambar 3.18 Pemasangan Kabel pada Port Raspberry Pi

Gambar 3.19 Install Sistem Operasi Raspbian

Gambar 3.20 Proses Instalasi Raspbian

Gambar 3.21 Konfirmasi Proses Instalasi

Gambar 3.22 Proses Booting Raspbian OS

Gambar 3.23 Tampilan GUI Raspbian OS

Gambar 3.24 Tampilan Awal Membuat API Twitter

Gambar 3.25 Mengisi Form Application Details

Gambar 3.26 Tampilan API Key dan API Secret

Gambar 3.27 Access Permissions

Gambar 3.28 Instalasi GPIO di Raspberry Pi B

Gambar 3.29 Instalasi Fswebcam di Raspberry Pi B

Gambar 3.30 Pengecekan Fswebcam

Gambar 3.31 Final Program Python

Gambar 3.32 Program Python Ketika Sensor Mendeteksi Gerakan

Gambar 3.33 Flowchart Sistem Berjalan


DAFTAR TABEL


Tabel 1 Simbol Use Case Diagram

Tabel 2 Simbol Activity Diagram

Tabel 3 Simbol Sequence Diagram

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype

Tabel 3.1 Keterangan Cara Kerja Masing-Masing Komponen

Tabel 3.2 Status LED

Tabel 3.3 Pin GPIO

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.6 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.7 Final Elisitasi


DAFTAR SIMBOL


Daftar Simbol Use Case Diagram.png

Tabel 1 Simbol Use Case Diagram

Daftar Simbol Activity Diagram.png

Tabel 2 Simbol Activity Diagram

Daftar Simbol Sequence Diagram.png

Tabel 3 Simbol Sequence Diagram

BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Kemajuan teknologi informatika menawarkan organisasi kemudahan dalam menyediakan sebuah solusi baru sebagai alat bantu yang cukup baik bagi perbaikan sistem yang kurang ideal. Peran teknologi dalam organisasi mengalami eskalasi yang signifikan sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan organisasi dalam mengakomodasi di setiap aspek bagi kehidupan manusia.

Sebuah organisasi terkadang tidak menjalankan sistem yang optimal. Banyak organisasi dalam pelaksanaannya, berjalan dari sistem yang statis. Maka, diperlukan sebuah regenerasi sistem agar teknologi lebih maksimal.

Pada dasarnya, sistem komputerisasi dapat berjalan dalam organisasi praktis tidak terlepas dari komponen elektronika pada perangkat elektronik yang saling terhubung dan mendorong progres bagi teknologi informatika. Tujuannya, agar dapat mendukung peningkatan mutu pelayanan bagi suatu organisasi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dari pekerjaan manusia.

Setiap manusia menghendaki situasi keamanan yang selalu kondusif. Berbagai cara dilakukan untuk keamanan pada suatu tempat atau ruangan. Faktanya, keamanan pada suatu tempat atau ruangan masih dapat dibobol ketika berada dalam keadaan kosong. Sehingga, obyek yang ada di dalam belum diketahui secara langsung untuk menjaga keamanan secara intensif. Artinya, setiap aktivitas dari obyek yang masuk tidak dapat teridentifikasi. Keterbatasan fisik seseorang dan teknologi yang masih kurang mendukung (low monitoring security) berpengaruh terhadap setiap aktivitas organisasi.

Perguruan Tinggi Raharja adalah instansi yang bergerak pada bidang IT (information technology). Teknologi yang berjalan harus dapat meliputi semua aspek tidak hanya pelayanan tetapi keamanan bagi suatu pekerjaan. Pekerjaan tanpa sistem dan teknologi dapat menjadi sebuah hambatan bagi ruang lingkup suatu organisasi karena masih menggunakan sistem manual.

Pada suatu pekerjaan yang umumnya adalah ruang khusus (privacy) yang tidak diizinkan orang dapat masuk ke dalam, kecuali hanya pegawai. Seperti ruang kasir, terkadang dalam kapasitasnya membutuhkan pegawai lain untuk menggantikan fungsi tugas kepengawasan dalam suatu ruangan

Ruang kasir memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan bagi mahasiswa dalam mengurus hal-hal yang berkaitan dengan keuangan. Tempat yang memfasilitasi bidang pelayanan yang menyangkut keuangan, memerlukan sistem monitoring untuk memproteksi keamanan suatu ruang, dan sistem antisipasi untuk mengirim notifikasi keamanan yang real-time.

Keresahan bila meninggalkan ruangan dalam keadaan kosong, maka bagian dalam ruangan tidak dapat dimonitoring langsung secara real-time. Misalnya ketika harus keluar ruangan untuk alasan atau keperluan tertentu. Mengunci pintu adalah antisipasi yang umum dilakukan jika harus keluar. Cara itu dirasakan masih kurang efektif untuk menjaga keamanan ruangan. Dimana yang harus diperhatikan yakni setiap obyek yang masuk ke dalam sebuah ruangan tidak dimonitoring setiap waktu karena faktor kemampuan pengamatan fisik panca indra manusia yang sangat terbatas. Karena itulah, sistem komputerisasi pada teknologi begitu menduduki peran sentral untuk mendukung seluruh aktivitas organisasi terhadap suatu pekerjaan manusia.

CCTV (Closed Circuit Television) adalah salah satu cara yang paling banyak diminati untuk memantau keamanan dalam suatu ruangan. Namun bukan berarti CCTV bukan tanpa masalah, permasalahan pada CCTV yaitu pemakaian di kamera yang dapat memakan storage terlalu banyak, artinya kamera video pada CCTV terus merekam meskipun tidak ada yang terjadi di dalam suatu ruangan. Tentu permasalahan ini harus dapat ditanggulangi untuk meminimalisi pemakaian storage. Motion detection atau identifikasi gerak adalah solusinya, artinya kamera dapat melakukan capture gambar hanya ketika saat terjadinya sebuah pergerakan. Dimana setiap obyek yang akan masuk ke dalam akan senantiasa teridentifikasi setiap pergerakannya.

Berdasarkan uraian dan permasalahan itu, muncul sebuah pemikiran untuk membuat judul “Prototype Monitoring Keamanan Ruang Kasir Dengan Camera Capture Melalui Twitter Berbasis Raspberry Pi”. Diharapkan dari penerapannya dapat memberikan akses kemudahan untuk mengidentifikasi seseorang yang tidak memiliki otoritas dan kepentingan tanpa izin dari staf pegawai kasir jika ada yang mencoba masuk ke dalam. Untuk itulah, diperlukan alat untuk memberitahukan kepada pegawai kasir tentang kejadian yang terjadi di dalam ruangan dengan memberikan report berupa notifikasi ketika ruangan tidak berada dalam pengamatan langsung. Pendeteksian suatu alat ini, memanfaatkan sensor PIR (Passive Infra Red) dan kamera webcam yang diprogram dengan menggunakan Raspberry Pi. Dengan notifikasi melalui twitter yang terhubung pada perangkat wireless. Sehingga pegawai kasir mampu mengetahui lebih awal mengenai kejadian yang terjadi dan kemudian mengambil tindakan tepat untuk mengatasinya.


Perumusan Masalah

Dalam memberikan pengawasan dengan menggunakan kamera terhadap Ruang Kasir dibutuhkan alat yang dapat bekerja dengan menangkap setiap kejadian dalam Ruang Kasir. Berdasarkan dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil kesimpulan untuk perumusan masalah secara umum, dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Bagaimana untuk merancang dan membuat sebuah alat menggunakan Raspberry Pi dan rangkaian elektronika yang dapat difungsikan sebagai alat pendeteksi keamanan ruang kasir pada Perguruan Tinggi Raharja?

  2. Bagaimana untuk merancang dan membuat sebuah alat menggunakan Raspberry Pi dan rangkaian elektronika yang dapat difungsikan sebagai alat monitoring keamanan ruang kasir pada Perguruan Tinggi Raharja?

  3. Bagaimana komunikasi Raspberry Pi dengan alat yang dikontrol?

  4. Bagaimana cara kerja dari kamera agar dapat capture otomatis?


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Individual

  1. Menerapkan ilmu yang di dapat dari jurusan Sistem Komputer.

  2. Sebagai syarat kelulusan mata kuliah KKP (Kuliah Kerja Praktek).

  3. Sebagai prasyarat untuk mata kuliah Skripsi.

2. Tujuan Fungsional

  1. Merancang atau membuat sebuah rangkaian dengan kamera webcam untuk monitoring keamanan ruang dengan capture gambar otomatis.

  2. Merancang atau membuat rangkaian dapat mendeteksi dan mengirim notifikasi jarak jauh terhadap keberadaan orang dalam sebuah ruang.

3. Tujuan Operasional

  1. Untuk lebih meningkatkan level dan efisiensi yang sebelumnya tidak menggunakan perangkat elektronika apapun di dalam sebuah sistem monitoring keamanan ruang kasir di Perguruan Tinggi Raharja.

  2. Untuk mengukur kemampuan apakah penulis dapat merancang atau membuat prototype sebuah alat monitoring keamanan ruang dengan kamera webcam yang mampu memberikan notifikasi langsung untuk mendeteksi keberadaan seseorang yang masuk ke dalam ruang kasir.

  3. Untuk mengembangkan sistem pada kamera CCTV konvensional dari bentuk file video menjadi bentuk file gambar. file yang akan dikirim berupa file gambar yang dapat mengurangi besar pemakaian storage. file gambar yang tersimpan cendrung lebih kecil daripada file video.


Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Individual

  1. Secara individu, manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi peneliti mengenai interaksi antara Raspberry Pi (minicomputer) dengan sebuah perangkat yang dikontrol.

  2. Secara teknis dapat mengetahui cara kerja sistem yang dikendalikan menggunakan Raspberry Pi (minicomputer) dan memahami interaksi antara perangkat tambahan dan peralatan pendukung yang dikontrol.

2. Manfaat Fungsional

  1. Kamera akan capture gambar otomatis pada saat mendeteksi adanya gerakan pada obyek dan memberikan informasi pada setiap kejadian secara real-time kepada pegawai kasir yang berada dari luar ruangan.

  2. Kamera akan mengirimkan hasil capture gambar pada waktu saat ini melalui twitter pada perangkat smartphone yang terkoneksi jaringan.

3. Manfaat Operasional

  1. Dapat memberikan perasaan aman dan nyaman bagi staf kasir untuk bisa berpergian di manapun dan kapanpun. Sehingga staf kasir tidak harus khawatir dengan situasi ruangan pada saat ditinggalkan keluar.

  2. Dapat menggantikan tugas dan fungsi pengawasan yang lebih efektif dengan menggunakan konsep camera capture dan motion detection, dalam mengirimkan notifikasi langsung yang cepat, tepat, dan akurat kepada staf kasir ruangan secara real time tentang keberadaan orang.

  3. Menghemat tenaga manusia karena alat ini bersifat emedded system.


Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai pembatasan pembahasan atas penyusunan laporan ini untuk tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka penulis hanya memberikan ruang lingkup penelitian yang dibatasi antara lain yaitu pada:

  1. Monitoring keamanan ruang dengan menggunakan kamera yang hanya capture melalui twitter. Menggunakan sistem monitoring yang berbasis Raspberry Pi (minicomputer) dan dengan mengambil input berdasarkan identifikasi gerakan (motion detection) dengan sensor inframerah pasif.
  2. Pengontrolan hanya sebatas adanya koneksi pada jaringan dari wireless.
  3. Pengontrolan yang dilakukan sebatas mengaktifkan dan menonaktifkan sistem sebuah kamera webcam bukan berupa pergerakan pada kamera.


Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan perancangan dalam penulisan KKP (Kuliah Kerja Praktek) ini, maka dilaksanakanlah sebuah penelitian sehingga dapat memperoleh dan mencapai suatu hasil akhir sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah:

Metode Pengumpulan Data

  1. Pengamatan (Observation)

    Observasi dilakukan dan menghasilkan keamanan ruang kasir masih manual tanpa adanya CCTV. Pada CCTV konvensional setiap obyek yang nampak di kamera akan terus direkam secara kontinu ke dalam format file video, media storage yang disimpan video menjadi besar.

  2. Wawancara

    Penulis melakukan rangkaian proses tanya-jawab kepada pihak yang beraktivitas dalam lingkungan KKP untuk lebih mengetahui kondisi dan permasalahan yang ada, tepatnya dari segi keamanan sistemnya.

  3. Studi Pustaka

    Pada metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi dengan mencatat dan mempelajari buku-buku yang berkaitan sesuai dengan penelitian untuk mencari dan mendapatkan berbagai sumber-sumber kajian. Pengumpulan data juga, penulis lakukan dengan melakukan pencarian dari situs internet atau mengumpulkan data dari informasi langsung di Ruang Kasir pada Perguruan Tinggi Raharja yang dapat mendukung dalam suatu penelitian yang berkaitan dengan penulisan KKP baik perencanaan, percobaan, pembuatan, penyusunan laporan.

Metode Analisa

Pada metode ini penulis menganalisa dari sistem-sistem yang sudah ada dengan membuat beberapa poin pertimbangan seperti bagaimana sistem dapat bekerja (cara kerja sistem), apa saja komponen yang membangun sebuah sistem dapat berjalan, dan apa kekurangan pada sistem tersebut.

Metode Perancangan

Pada metode ini penulis dapat mengetahui bagaimana sistem dirancang dan komponen apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sistem ini.

Metode Prototype

Dalam KKP (Kuliah Kerja Praktek) metode prototype yang digunakan adalah metode prototype evolutionary karena metode dari prototype ini secara kontinu/terus-menerus dikembangkan hingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh sistem.


Sistematika Penulisan

Penulis mengelompokan isi materi laporan ini menjadi beberapa bab yang masing-masing saling berkaitan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya, sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang utuh dengan sistematika penyampaian yang dapat dibagi, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan suatu masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisikan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang akan dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan gambaran umum dan sejarah singkat Perguruan Tinggi Raharja, struktur organisasi, tugas serta tanggung jawab dari masing-masing bagian. Dan juga berisi suatu pembahasan, perancangan sistem dan juga cara kerja rangkaian alat secara keseluruhan.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penelitian yang dilakukan untuk sebuah sistem yang dianalisa pada Perguruan Tinggi Raharja berdasarkan dengan data-data yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini, berisi study pustaka sebagai referensi untuk menyusun laporan KKP (Kuliah Kerja Praktek) digunakan untuk mencari informasi dalam penelitian.

DAFTAR LAMPIRAN

Merupakan daftar yang memuat secara keseluruhan lampiran-lampiran yang dapat melengkapi dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) bagi peneliti.


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Sistem memiliki beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Komponen subsistem atau sistem-sistem bagian pada suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berinteraksi dan berhubungan dalam membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran mampu tercapai

Ada beberapa definisi sistem menurut pendapat ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Sistem

Menurut Jogiyanto yang mengutip dalam buku yakub (2013:9)[1], “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari sebuah prosedur-prosedur yang saling berhubungan, saling berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu”.

Menurut Sutabri (2012:22)[2], “Secara sederhananya, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur dan komponen, atau variabel yang terorganisir untuk saling berinteraksi dan berhubungan, saling tergantung satu sama lain, dan saling terpadu”.

Menurut Hartono (2013:9)[3], ”Sistem yang berarti himpunan dari berbagai macam bagian atau elemen, dengan saling berhubungan secara teroganisasi berdasarkan fungsi-fungsinya, menciptakan satu kesatuan”

Menurut Taufiq (2013:2)[4], “Sistem adalah suatu kumpulan pada sub-sub sistem yang abstrak maupun sistem yang fisik yang akan saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk memperoleh suatu tujuan tertentu”.


2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[2], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)
    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kalangsungan hidup dari sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface)
    Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input)
    Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran Sistem (Output)
    Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
  7. Pengolahan Sistem (Process)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  8. Sasaran Sistem (Objective)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Sumber: Sutabri (2012:22)[2]

Gambar 2.1. Karakteristik Sistem


3. Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8)[4], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
    Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.
    Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.
    Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.
  2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan
    Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.
  3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
    Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

  4. 21_zps3f9a6057.jpg

    Sumber: Taufiq (2013:9)[4]

    Gambar 2.2. Sistem Tertutup

    22_zps293e2fbe.jpg

    Sumber: Taufiq (2013:9)[4]

    Gambar 2.3. Sistem Terbuka


  5. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
    Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya.
    Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.
  6. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
    Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.
  7. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi
    Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.
  8. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia
    Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini,misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.
  9. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
    Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.


4. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5)[4], tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya. Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.


5. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:27)[2], Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

  1. Mengenali adanya kebutuhan
    Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
  2. Pembangunan sistem
    Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
  3. Pemasangan sistem
    Setalah tahap pembangunan sistem selesai,sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.
  4. Pengoperasian sistem
    Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
  5. Sistem menjadi usang
    Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

Daurhidupsistem_zpsb1d6860c.png

Sumber: Sutabri (2012:29)[2]

Gambar 2.4. Daur Hidup Sistem


Konsep Dasar Analisa Sistem

Analisis sistem sangat bergantung pada teori sistem umum sebagai landasan konseptual. ada banyak pendekatan untuk analisis sistem dan pada dasarnya memiliki tujuan sama, yaitu memahami sistem yang rumit kemudian melakukan modifikasi. Hasilnya modifikasi berupa subsistem baru, komponen baru atau serangkaian transformasi baru.

Ada beberapa definisi analisa sistem menurut pendapat ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:156)[4], “Analisis Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

Menurut Rosa (2013:18)[5], “Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Menurut Henderi (2011:322)[6], “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.


2. Langkah-langkah Analisis Sistem

Menurut Taufiq (2013:159)[4], untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.

Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem Menurut Whitten L. Jeffery (2004) yang dijelaskan pada gambar dibawah ini:

24Langkah-langkahAnalisaSistem_zpsaddade4c.jpg

Sumber: Taufiq (2013:160)[4]

Gambar 2.5. Langkah Analisis Sistem

  1. Definisi Lingkup
    Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase survey (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.
  2. Analisis Masalah
    Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan.
    Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya.
  3. Analisis Persyaratan
    Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternatif, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.” Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.
  4. Desain Logic
    Tidak semua proyek mencakup pengembangan model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
  5. Analisa Kebutuhan
    Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah unutk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hamper selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.


Konsep Dasar Perancangan Sistem

Salah satu fungsi pokok sistem yang harus dijalankan adalah perancangan. Perancangan merupakan pengklasifikasian berbagai macam teknik dan prinsip untuk tujuan pendefinisian secara rinci suatu perangkat proses atau sistem sehingga dapat direalisasikan dalam suatu bentuk fisik

Ada beberapa definisi perancangan sistem menurut pendapat ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[7], "Perancangan Sistem adalah suatu tahap setelah analisis terhadap siklus dari pengembangan sistem seperti pendefinisian daripada kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun dalam implementasi: gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan untuk analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem tersebut”.

Menurut Al-Jufri (2011:141)[8], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:197)[9], “sebuah metode yang dikenal dengan nama SLDC. (System Development Life Cycle) adalah metode umum dari analisa dan desain".

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.


2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[7], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Kedua tujuan ini jelas berfokus pada suatu perancangan atau desain sistem yang terperinci yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap yang dipakai untuk pembuatan program komputer. Untuk mencapai sebuah tujuan dengan perancangan sistem ini, seorang analisis sistem harus dapat mencapai sasaran secara jelas yaitu:

  1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami, dan nantinya mudah digunakan. Itu dimaksudkan bahwa data harus mudah ditangkap dan metode-metode yang didapat harus mudah diterapkan, dan informasi pada umumnya harus mudah untuk dihasilkan dan untuk dimengerti.
  2. Desain sistem harus mendukung tujuan utama organisasi di instansi.
  3. Perencanaan sistem harus efektif dan efesien terkait dari tugas-tugas yang dilakukan dengan menggunakan komputer atau pada tugas lain
  4. Perancangan sistem penting dengan mempersiapkan rancang bangun yang terinci dari masing-masing komponen dengan sistem informasi meliputi sebuah data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras (hardware devices) dan perangkat lunak (software device) dan juga pengendalian sistem.

Tujuannya dari desain sistem secara umum adalah untuk dapat memberikan gambaran umum kepada user tentang sistem yang baru.

Terdapat (3) tiga kategori perancangan atau desain sistem:

  1. Global-Based Systems (mendesain sistem baru dari sistem lama)
  2. Group-Based Systems (sistem mencakup grup dalam organisasi)
  3. Local-Based Systems (sistem didesain khusus untuk satu orang)

Analisis sistem dan desain sistem umumnya dapat bergantung satu dan lainnya. Studi menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan dimodelkan selama fase analisis sistem untuk dibuat. Fase analisis sistem adalah investigasi yang berorientasi ke temuan.


3. Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141)[8], Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici
    Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:
    1. Diagram arus data (data flow diagram)
    2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)
    3. Kamus data (Data dictionary)
    4. Flowchart
    5. Model hubungan objek
    6. Spesifikasi kelas
  2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.
  3. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    Analis bekerjasama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
  4. Memilih Konfigurasi Terbaik
    Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mnyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.
  5. Menyiapkan Usulan Penerapan
    Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
  6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
    Keputuasan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

26_zps6805a765.jpg

Sumber: Al Jufri (2011:141)[10]

Gambar 2.6. Diagram Tahap Perancangan


Konsep Dasar Informasi

Informasi menjadi sumber pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Dalam banyak aspek, informasi memperlihatkan suatu mutu yang jelas yang dapat menciptakan perubahan. Oleh karena itu, informasi merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang paling tajam apakah diakui secara fundamental ataupun secara elemental.

Ada beberapa definisi informasi menurut pendapat ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Informasi

Menurut Darmawan (2012:2)[11], “Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji validitas kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan, menjadi bentuk yang lebih berguna terhadap penerimanya”.

Menurut Taufiq (2013:15)[4], “Informasi adalah sebuah data-data diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, sehingga dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah dengan menguji kebenarannya, sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil suatu keputusan.


2. Klasifikasi Informasi

Menurut Sutabri (2012:34)[2], informasi dalam menejemen diklasifikasikan sebagai berikut :

  1. Informasi Berdasarkan Persyaratan:
    Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:
    1. Informasi yang tepat waktu
      Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.
    2. Informasi yang relevan
      Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang menajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian.
    3. Informasi yang bernilai
      Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.
    4. Informasi yang dapat dipercaya
      Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.
  2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu :
    Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
    1. Informasi masa lalu
      Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapih dan teratur.
    2. Informasi masa kini
      Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.
  3. Informasi Berdasarkan berdasarkan sasaran
    Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:
    1. Informasi individual
      Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.
    2. Informasi komunitas
      Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.


3. Komponen-Komponen Informasi

Menurut Darmawan (2012:5), sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika di analisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar 6 (enam) komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Root of Information
    yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan pleh pihak pertama.
  2. Bar of Information
    merupakan komponen batangnya dalamsuatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasilain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnyajika anda membaca headline dalamsebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membacainformasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada headline tadi bisa dipahami secara utuh.
  3. Branch of Information
    yaitu komponen informasi yang bisadipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalahinformasi yang merupakan penjelasan keywordyang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti matematikabentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal denganrumus-rumus yang panjang, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalammengerjakan atau melakukan sesuatu.
  4. Stick of Information
    yaitu komponen informasi yang lebihsederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasipengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (supplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan menyelesaikan suatuproses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasipengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.
  5. Bud of Information
    yaitu komponen informasi yangsifatnya semi mikro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga di masa yangakan datang dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembangdan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuain kebutuhannya.Misalnya yang termasuk ke dalam informasi ini adalah informasi tentang masadepan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang,harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.
  6. Leaf of Information
    yaitu komponen informasi yangmerupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasiketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan denganinformasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang mejelaskan cuaca, musim,yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.


4. Nilai dan Kualitas Informasi

Menurut Sutabri (2012:37), nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Sebuah informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Tetapi, harus diperhatikan informasi yang digunakan di dalam sebuah sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena mayoritas informasi tidak hanya dinikmati pada satu pihak perusahaan.

Lebih lanjut, sebagian informasi tidak secara persis ditafsirkan keuntungannya dengan sesuatu nilai uang namun dapat ditafsirkan nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai sebuah informasi biasanya dihubungkan dengan analisis Cost Effectivess atau Cost Benefit. Nilai pada informasi yang ini didasarkan atas 10 sifat, yang dijelaskan sebagai berikut:

  1. Mudah Diperoleh
    Sifat ini menunjukkan suatu informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, contohnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya untuk pengguna atau dari suatu pemakai informasi menjadi sulit untuk mengukurnya.
  2. Luas dan Lengkap
    Sifat ini menunjukkan kelengkapan isi informasi. Hal ini tidak hanya mengenai volume akan tetapi terhadap keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, sehingga akan sulit untuk dapat mengukurnya.
  3. Ketelitian
    Sifat ini menunjukkan minimnya dari kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume suatu data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, (kesalahan pencatatan dan perhitungan).
  4. Kecocokan
    Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan terhadap pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang akan atau sedang dihadapi. Semua keluaran lain tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya, terutama dalam pengambilan keputusan.
  5. Ketepatan Waktu
    Menunjukkan tidak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Pada beberapa aspek ketepatan waktu dapat diukur misalnya berapa banyakkah penjualan yang akan ditambah dengan memberikan tanggapan secara langsung kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris. Informasi menjadi tidak berharga jika terlambat diterima.
  6. Kejelasan
    Sifat ini untuk menunjukkan keluaran informasi yang terbebas untuk istilah-istilah yang belum atau tidak jelas. Informasi yang jelas itu, memberikan kesempurnaan nilai informasi. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang cukup besar. Mungkin suatu biaya dapat diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut. Kejelasan informasi dalam nilai informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi
  7. Keluwesan
    Sifat ini berkaitan dengan dapat disesuaikannya pada keluaran informasi yang tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit untuk diukur, tetapi dalam banyak hal lain dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
  8. Dapat Dibuktikan
    Sifat ini menunjukkan kemampuan dengan beberapa pengguna atau pemakai informSifat ini menunjukkan kemampuan dengan beberapa pengguna atau pemakai informasi untuk dapat menguji keluaran informasi dan sampai kepada kesimpulan yang sama dari sumber data yang diolah.
  9. Tidak Ada Prasangka
    Informasi semakin bernilai ketika di dalamnya tidak ada unsur opini, sehingga informasi tidak menjadi bias. Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah suatu informasi dan guna mendapatkan ikhtisar yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
  10. Dapat Diukur
    Pengukuran informasi umumnya untuk mengukur dan melacak kembali validitas sumber data yang digunakan. Untuk menilai suatu informasi dapat dilihat dengan cara memperoleh, isi, bentuk, format, hingga informasi itu sendiri bisa di ukur atau tidak untuk dibuktikan.


Konsep Dasar Data

Secara umum, data mempunyai hubungan satu sama lain dengan informasi yang keduannya tidak dapat dipisahkan. Informasi tidak akan ada kalau tidak ada data. Data tidak akan ada kalau tidak ada informasi. Data akan disusun dan diolah melalui proses pengumpulan data menjadi sebuah informasi untuk mendapatkan fakta yang mendukung.

Ada beberapa definisi data menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Data

Menurut McLeod mengutip dari buku Yakub (2012:5)[12], “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian. data berupa fakta dan angka secara relatif tidak berarti untuk pemakai”.

Menurut Kumorotomo (2010:11)[13], “Data yaitu suatu fakta yang tidak digunakan pada proses keputusannya, dicatat dan diarsipkan tanpa ada maksud untuk diambil kembali dari suatu pengambilan keputusan”.

Menurut Sutabri (2012:1)[2], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.


2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3)[2], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber :

1. Klasifikasi data menurut jenis data:
  1. Data Hitung (enumeration/counting data)
    Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
  2. Data Ukur (measurement data)
    Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.
2. Klasifikasi data menurut sifat data:
  1. Data Kuantitatif (quantitative data)
    Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
  2. Data Kualitatif (qualitative data)
    Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.
3. Klasifikasi data menurut sumber data:
  1. Data Internal (internal data)
    Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
  2. Data Eksternal (external data)
    Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

a. Data Eksternal Primer (primary external data)

Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data)

Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.


3. Pengolahan Data

Menurut Sutabri (2012:3)[2], Pengolahan data dapat diuraikan berikut ini:

  1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi Pekerjaan Pengumpulan (Filing), Pencarian (Searching), untuk Pemeliharaan (Maintenance). Data disimpan di dalam suatu tempat yang biasanya dinamakan file. File bisa berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lainnya. Sehingga pada suatu catatan (record) dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Agar memperoleh kemudahan untuk Pencarian data (Searching) dari dalam file, maka file tersebut dibagi menjadi 2 (dua) jenis file, yaitu:
    1. File Induk (Master File)
      Data permanent yang umumnya hanya dibentuk satu kali saja dan digunakan untuk pengolahan data, contohnya: nama, nim, alamat.
    2. File Transaksi (Detail File)
      Data-data temporer terhadap suatu periode atau pada suatu bidang kegiatan atau periode yang dihubungkan dengan bidang kegiatan.
  2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan, misal pengecekan, perbandingan, pemilihan, peringkasan dan penggunaan. Pengecekan data mencakup pemeriksaan data yang muncul di dalam berbagai daftar yang berhubungan atau yang datang dengan berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber tersebut dan mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan akan dilakukan dengan kegiatan dari pemeliharaan file (file maintenance). Penggunaan data (data manipulating) adalah kegiatan dalam menghasilkan informasi.


4. Bentuk Data

Menurut Yakub (2012:5)[12], Data dibentuk dengan (5) lima aspek berikut:

  1. Data berupa teks, bisa terdiri dari huruf, angka, simbol, dan lainnya.
  2. Data yang terformat, misalnya data pada tanggal atau data pada jam.
  3. Citra (Image), data dalam bentuk gambar, grafik, foto, dan lainnya.
  4. Audio, data dalam bentuk suara misal suara manusia, suara musik.


5. Hirarki Data

Menurut Yakub (2012:5)[12], Hirarki data dapat dibagi dalam beberapa level berikut:

  1. Element Data
    Elemen data adalah satuan untuk data terkecil yang tidak dapat dipecah menjadi unit lain yang bermakna, istilah lainnya dari elemen data pada basis data relasional seperti dari field, kolom, item, atribut.
  2. Record
    Record yaitu gabungan pada sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain rekaman dalam basis data adalah baris atau tupel.
  3. File
    File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang atribut yang sama namun berbeda isinya, dan secara logic berkaitan. Istilah lain dari file pada basis data relasional itu berkas, tabel, relasi.

Jadi, sebuah informasi tanpa adanya data maka informasi tidak akan terbentuk. Dari sedemikian besar dan pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat dipengaruhi terhadap keluaran dari informasi yang terbentuk.


Konsep Dasar Sistem Informasi

Dalam prakteknya sistem informasi lebih sering dikaitkan dengan komputer. Sistem informasi yang menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (computer based information system atau CBIS), Penerapan Sistem Informasi akan dipahami dengan baik dengan melihat persepektif teknologi dalam suatu organisasi.

Ada beberapa definisi sistem informasi menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Sutarman (2012:13)[14], “Sistem informasi adalah sistem yang akan didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan tertentu”. Seperti sistem yang lain, pada dasarnya sistem informasi mempunyai sebuah input (data, instruksi) dan sebuah output (laporan, kalkulasi).

Menurut Sutabri (2012:46)[2], “Sistem informasi didefinisikan sebagai sistem yang berada dalam suatu organisasi dengan mempertemukan kebutuhan pada pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari sebuah organisasi kepada pihak-pihak tertentu atau yang berada di luar dengan suatu laporan-laporan yang dibutuhkan dalam sistem".

Berdasarkan dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat ditarikkan kesimpulan bahwa “Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari sumber daya manusia atau sebuah alat-alat yang terpadu serta modal secara bertanggung jawab dengan mengumpulkan data dan mengolah data demi menghasilkan sebuah informasi yang berguna bagi seluruh tingkat operasi untuk suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pekerjaan, pengendalian, pengambilan keputusan pada suatu organisasi dengan tujuan pengembangan untuk mengganti sistem yang telah lama. Guna untuk mencapai sebuah sasaran dan juga tujuan yang diharapkan.


2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47)[2], sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (Building Block), yang terdiri dari :

  1. Blok masukan (Input Block)
    Input mewakili data yang masuk kedalan sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
  2. Blok model (Model Block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
  3. Blok keluaran (Output Block)
    Produk dari sistem informasi adalah keluarab yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Blok teknologi (Technology Block)
    Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
  5. Blok basis data (Database Block)
    Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan pernagkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih kanjut. Data didalan basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System)
  6. Blok kendali (Control Block)
    Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.


3. Klasifikasi Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47)[2], Berikut ini yaitu klasifikasi dari sistem informasi:

  1. Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi
    Dikelompokan menjadi level operasional, fungsional dan manajerial.
  2. Sistem Informasi Berdasarkan Aktifitas Manajemen
    Yang dikelompokan dalam sistem informasi perbankan, sistem informasi akademik, sistem informasi asuransi dan sistem kesehatan.
  3. Sistem Informasi Berdasarkan Fungsionalitas Bisnis
    Dikelompokan menjadi sistem informasi akuntansi, keuangan, manufaktur, pemasaran, SDM (sumber daya manusia) dan lain-lain.



4. Tujuan Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto (2010:13)[1], Tujuan dari sistem informasi yaitu untuk menghasilkan informasi (Information) dari bentuk data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang berguna dari seorang user atau pemakainya. Sistem informasi memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Kegunaan (Usefulness)
    Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, dan relevan untuk pengambilan keputusan dan personil operasi dalam organisasi.
  2. Ekonomi (Economy)
    Semua bagian dari komponen sistem harus dapat menyumbang suatu nilai manfaat, setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.
  3. Pelayanan Langganan (Customer Service)
    Sistem haruslah menyajikan pelayanan dengan baik dan ramah kepada pelanggannya. Sehingga dari sistem diminati oleh pelanggan.
  4. Keandalan (Reakibility)
    Keluaran sistem haruslah mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi dengan efektif.
  5. Kesederhanaan (Simplicity)
    Sistem harus dibuat dengan sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat secara mudah dimengerti dan proses mudah diikuti.
  6. Fleksibilitas (Fleksibility)
    Sistem harus cukup fleksibel dalam menangani atau mengatasi sebuah perubahan-perubahan yang terjadi. Kepentingan dapat cukup beralasan dengan kondisi dimana suatu sistem beroperasi atau sesuai dengan kebutuhannya yang harus diwajibkan untuk suatu organisasi.


Konsep Dasar Monitoring

Sebuah kegiatan monitoring didasari oleh keinginan untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian baik menyangkut siapa, mengapa dapat terjadi, sumber daya publik yang berkaitan, kebijakan dan juga dampak yang terjadi atau harus diantisipasi serta hal-hal lain yang berkaitan dengan aktivitas mencatat secara terstruktur.

Ada beberapa definisi monitoring menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:

1. Definisi Monitoring

Menurut Khana (2013)[15], “Monitoring adalah kegiatan memantau yang dilakukan dengan rutin mengenai kemajuan pada project yang akan berjalan atau kegiatan memantau sebuah perubahan proses dan output project”.

Menurut Nikolaos (2013)[16], “Monitoring yaitu kegiatan dalam melakukan pengawasan pada suatu program atau kinerja terhadap suatu kelompok dalam organisasi”.

Berdasarkan dari kutipan di atas, dapat disimpulkan monitoring yaitu kegiatan memantau yang dilakukan untuk kemajuan suatu project yang sedang berjalan dengan tujuan memaksimalkan bagi sumber daya. Proses dasar untuk pemantauan (monitoring) ini, meliputi 3 tahap yaitu:

  1. Menetapkan standar pelaksanaan.
  2. Pengukuran pelaksanaan.
  3. Menentukan deviasi antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.


Konsep Dasar Keamanan

Keamanan secara umum dapat diartikan sebagai quality or state of being secure-to be free from danger artinya untuk menjadi aman adalah dengan cara menyediakan perlindungan (providing for safety) untuk memberikan keamanan terhadap ancaman dari bahaya yang bisa merugikan, baik secara fisik bagi diri seseorang atau bagi lingkungannya.

Ada beberapa definisi keamanan menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Keamanan

Menurut Ibisa dikutip dari buku Sutabri (2012:196)[2], Keamanan adalah tujuan dari proteksi sistem informasi untuk meyakinkan integritas, atau kelanjutan dan kerahasiaan untuk pengolahan data. Keuntungan dengan meminimalkan resiko harus diimbangi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu, biaya untuk pengamanan terhadap keamanan sistem komputer merupakan sebuah hal yang wajar.

Organisasi harus dapat mengurangi terjadinya suatu resiko dan memelihara keamanan sistem komputerisasi pada sebuah tingkatan dan level yang dapat diterima. Reputasi organisasi dapat dinilai masyarakat apabila dapat diyakini oleh integritas informasi (Integrity), Kerahasiaan informasi (Confisentiality), ketersediaan dalam informasi (Availability).

Dapat disimpulkan bahwa “keamanan informasi” adalah upaya untuk mengamankan aset informasi terhadap ancaman yang akan hadir. Sehingga keamanan informasi secara tidak langsung mampu menjamin sebuah kontinuitas dalam bisnis, mengurangi resiko-resiko yang terjadi, mengoptimalkan pengembalian untuk investasi (Return On Investment).


2. Klasifikasi Keamanan

Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dari suatu sistem informasi adalah klasifikasi keamanan sistem informasi. Menurut Ibisa, yang dikutip dalam sebuah buku Sutabri (2012:198)[2], “Keamanan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kriteria yang harus kita perhatikan”. Berikut ini yaitu klasifikasi dari keamaan sistem informasi:

  1. Top Secret

    Bila informasi ini disebarluaskan maka akan dapat berdampak sangat parah terhadap suatu keuntungan berkompentensi dan strategi bisnis organisasi. Contohnya: dari informasi jenis top secret, rencana organisasi bisnis, strategi marketing, rincian atau dari ramuan bahan yang menghasilkan material, bahan baku tertentu dan strategi bisnis.

  2. Confidential

    Apabila informasi ini disebarluaskan maka ia dapat merugikan privasi perorangan, merusak reputasi organisasi. Misalnya informasi jenis confidential: konsolidasi penerimaan, biaya keuntungan beserta informasi lain menghasilkan unit kerja keuangan organisasi, strategi marketing, teknologi, rencana produksi, promosi, dan gaji karyawan.

  3. Restricted

    Informasi ini hanya ditunjukkan kepada orang-orang tertentu dengan menopang bisnis organisasi. Contoh: informasi restricted, informasi bisnis organisasi, strategi marketing yang dapat diimplementasikan. peraturan organisasi, strategi harga penjualan, serta strategi promosi.

  4. Internal Use

    Informasi ini hanya boleh digunakan oleh pegawai perusahaan untuk melaksanakan tugasnya. Contohnya: prosedur, buku panduan.

  5. Public

    Informasi ini dapat disebarluaskan kepada umum melalui jalur yang resmi. Contoh informasi ini: public corporate announcements, internal korespondensi tidak harus dari pengontrolan atau screening.


Konsep Dasar Pengontrolan

Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada yang dikendalikan, yang merupakan suatu sistem fisis, biasa disebut dengan kendalian. Masukan dan keluaran adalah variabel atau besaran fisis. Keluaran yaitu hal yang dihasilkan oleh kendalian; yang dikendalikan dan masukan yaitu hal yang mempengaruhi kendalian; mengatur keluaran. Kedua dimensi masukan dan keluaran tidak mesti sama.


1. Definisi Pengontrolan

Menurut Erinofiardi (2012:261)[17], “Suatu system control bekerja otomatis pada suatu proses kerja berfungsi untuk mengendalikan proses tanpa adanya suatu bentuk campur tangan dengan manusia (otomatis)”.

Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata dasar kontrol. Kata kontrol berarti adalah pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Sedangkan pengontrolan adalah proses mengontrol (mengawasi, memeriksa), untuk pengawasan, pemeriksaan.

Industri yang modern saat ini, sangat membutuhkan tenaga ahli perencanaan dari sistem pengendali dan perancangan dari desain sistem pengendali, termasuk teknisi yang profesional sebagai operator. Tidak menutup suatu kemungkinan bahwa mereka dapat berasal dari berbagai disiplin ilmu untuk saling berhubungan, karena teori sistem pengendali modern dikembangkan untuk mengatasi kerumitan sistem pengendalian menuntut kecepatan dan ketelitian tinggi memberi hasil output optimal.

Ada 2 jenis sistem pengendali ditanamkan pada alat elektronik, yaitu Sistem Pengendalian Loop Terbuka (Open-loop Control System) dan Sistem Pengendalian Loop Tertutup (Closed-loop Control System).


2. Jenis-Jenis Pengontrolan

  1. Sistem Kontrol Loop Terbuka

    Menurut Erinofiardi (2012:261)[17], “Sistem kontrol loop terbuka adalah sebuah sistem kontrol yang keluarannya atau outputnya tidak mempengaruhi terhadap aksi pengontrolan. Untuk sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”


  2. terbuka.jpg

    Sumber: Jurnal Erinofiardi (2012:261)[17]

    Gambar 2.7. Sistem Pengendali Loop Terbuka


    Gambar diagram blok di atas menunjukan bahwa dalam sistem tersebut tidak dilihat adanya proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali itu memproses masukan dan mengirim ke alat terkendali.

  3. Sistem Kontrol Loop Tertutup

    Menurut Erinofiardi (2012:261)[17], “Sistem kontrol loop tertutup adalah suatu sistem kontrol yang dalam sinyal keluarannya memiliki pengaruh secara langsung terhadap aksi dari pengendalian yang akan dilakukan.” Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah ada suatu sinyal umpan-balik. Sinyal umpan-balik merupakan sinyal keluaran atau sebuah fungsi keluaran yang juga turunan-turunannya, dan diumpankan pada elemen kendali untuk memperkecil kesalahan serta membuatkan keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.


tertutup.jpg

Sumber: Jurnal Erinofiardi (2012:261)[17]

Gambar 2.8. Sistem Pengendali Loop Tertutup


Konsep Dasar Otomatis

Sistem Pengendalian (control) ini ada yang sifatnya dapat diprogram. Sistem pengendalian (control) yang didesain dengan diprogram biasanya intruksi akan menentukan sejumlah aksi yang dijalankan dengan baik secara otomatis oleh sistem. Sebagaimana yang diketahui bahwa beberapa hasil dari sistem pengendalian (control) adalah sistem otomatis.

Ada beberapa definisi otomatis menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Otomatis

Menurut Saputra dkk dikutip dalam sebuah Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No 3 (2010:03)[18], Mengatakan bahwa “Perangkat otomatis yang dimaksud adalah perangkat dan suatu alat yang digunakan membantu dari kelancaran proses otomatis".

Menurut Santoso dkk dikutip dalam sebuah Jurnal FEMA Vol 2 (2013:17)[19], “Otomasi adalah proses dengan secara otomatis mengontrol operasi elektronika yang dapat mengganti manusia mengambil keputusan.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa otomatis merupakan proses mengontrol operasi dalam sistem elektronika.


Konsep Dasar Elisitasi

Sebelum kebutuhan dapat dianalisis, dimodelkan, atau ditetapkan, kebutuhan harus dikumpulkan terlebih dahulu melalui proses elisitasi. Sekumpulan aktivitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dalam pengembangan sistem.

Ada beberapa definisi Elisitasi menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville dan Sawyer (1997) dalam buku Siahaan (2012:66)[20], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan pada aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan dalam sistem dengan melalui komunikasi oleh pihak yang punya urusan bagi pengembangan sistem”.

Menurut Guritno, dan dkk (2011:302)[21], “Elisitasi adalah sebuah rancangan yang didesain berdasarkan sistem baru yang diharapkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi".

Berdasarkan kedua pengertian di atas, akan diambil kesimpulan bahwa elisitasi yaitu suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem serta pihak yang terkait dengan pengembangan sistem.

2. Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno dkk (2011:302)[21], elisitasi dapat dilakukan dengan tiga tahap, sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap I, berisikan semua rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Elisitasi tahap II, adalah suatu hasil pengklasifikasian elisitasi dari tahap I berdasarkan metode pada MDI. Metode MDI bertujuan memisah rancangan sistem penting dan harus ada dalam sistem baru dengan rancangan sistem yang disanggupi penulis untuk dieksekusi.

  3. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai sebuah metode pada MDI:

    1. M dalam MDI berarti Mandatory (bagian pada sistem yang penting). Maksudnya: requirement tersebut harus tetap ada dan selain itu tidak boleh dihilangkan ketika saat merancang serta membuat sistem baru.
    2. D dalam MDI berarti Desirable (bagian yang tidak terlalu penting). Maksudnya: requirement itu tidak terlalu penting, boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan di dalam pembentukan sistem maka dapat menjadikan suatu sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I dalam MDI berarti Inessential. (bagian yang terdapat di luar sistem) Maksudnya yaitu: requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas dan adalah sebuah bagian yang berada di bagian luar sistem.
  4. Elisitasi Tahap III

    Elisitasi tahap III, adalah suatu hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement itu dengan option I dalam metode MDI. Kemudian, seluruh requirement yang tersisa itu diklasifikasikan kembali melalui metode TOE dijabarkan berikut ini:

    1. T dalam TOE artinya Teknikal. Maksudnya yaitu: bagaimana tata cara atau teknikal pembuatan requirement pada sistem diusulkan?
    2. O dalam TOE artinya Operasional. Maksudnya yaitu: bagaimana tata cara penggunaan requirement sistem itu akan dikembangkan?
    3. E dalam TOE artinya Ekonomi Maksudnya yaitu: berapakah biaya yang diperlukan untuk membangun requirement di dalam sistem?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option berdasarkan sifatnya, yaitu HML dengan penjelasan sebagai berikut:

    1. High (H): yang berarti sulit untuk dapat dikerjakan, karena teknik pembuatan maupun pada pemakaiannya sulit. Sehingga membuat biaya mahal. Maka pada suatu requirement itu, harus dieleminasi.
    2. Middle (M): yang berarti dari requirement itu mampu dikerjakan.
    3. Low (L): yang berarti dari requiremet tersebut mudah dikerjakan, dengan pembuatannya yang mudah, maka tidak perlu dieliminasi.
  5. Final Elisitasi

    Final Draft elisitasi maksudnya adalah suatu hasil akhir yang dicapai dengan suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai suatu dasar di dalam pembuatan sistem yang akan dikembangakan.


3. Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Leffingwel (2000) dikutip dari suatu bukunya Siahaan (2012:67)[22], suatu elisitasi kebutuhan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

  1. Mengetahui masalah apa saja yang harus dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (System Boundaries). Akan dijelaskan, yaitu:

    Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangatlah ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan dari developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasannya. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang akan dibangun sesuai pada lingkungan operasional saat ini. Identifikasi atau persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi yang berikutnya. Identifikasi pemangku kepentingan, kelas pengguna, tujuan dan tugas, use case dalam pemilihan batasan.

  2. Melakukan suatu identifikasi yaitu siapa saja pemangku kepentingan.

    Sebagaimana yang disebut dari bagian sebelumnya, instansiasi pada pemangku kepentingan antara lain adalah Konsumen atau Klien (yang akan membayark sistem), Pengembang (yang akan merancang, membangun, merawat suatu sistem), dan Pengguna (yang beriteraksi dengan sistem sehingga mendapatkan hasil untuk pekerjaan mereka). Pada sistem yang bersifat interaktif, pengguna akan memegang peran penting dalam proses elisitasi. Pada umumnya, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga dalam bagian pada proses elisitasi adalah menidentifikasi dari kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pada pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna cacat dan lain-lain.

  3. Identifikasi tujuan sistem adalah sasaran-sasaran yang harus dicapai.

    Tujuan merupakan sasaran dalam sistem yang harus terpenuhi. Penggalian high level goals untuk awal proses pengembangan sangat penting. Penggalian terhadap tujuan lebih terfokus kepada ranah dari masalah dan terhadap kebutuhan dalam suatu pemangku kepentingan itu daripada solusi yang dimungkinkan untuk suatu masalah tersebut.


4. Langkah-Langkah Elisitasi

Menurut Sommerville dan Sawyer (1997) dalam buku Siahaan (2012:66)[20], berikut ini adalah langkah untuk elisitasi kebutuhan:

  1. Identifikasi terhadap orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan dari sebuah organisasi mereka. Menilai kelayakan dari bisnis dan teknis bagi sistem yang diusulkan.
  2. Menentukan lingkungan teknis, ke mana sistem akan ditempatkan.
  3. Identifikasi ranah suatu permasalahan.
  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan
  5. Meminta partisipasi dari banyak orang.
  6. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
  7. Membuat skenario penggunaan terhadap pelanggan dan pengguna.


5. Masalah dalam Elisitasi

Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000), dikutip dari bukunya Siahaan (2012:68)[22], tahap pada elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini dipengaruhi tiga masalah: Masalah Cakupan, Masalah Pemahaman, Masalah Perubahan.

  1. Masalah Ruang Lingkup

    Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak penting sebagai batasan sistem yang mungkin akan membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

  2. Masalah Pemahaman

    Terjadi saat pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan dalam sistem, pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman yang penuh terhadap ranah masalah.

  3. Masalah Perubahan

    Perubahan kebutuhan pada waktu ke waktu. Dalam membantu mengatasi masalah ini, Perekayasa Sistem (System Engineers) harus melaksanakan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.


Teori Khusus

Konsep Dasar Prototype

Salah satu fungsi dasar prototype adalah sebagai “proof of concept“, jadi ia disusun ketika sudah ada konsep yang perlu kita tes atau uji coba. Sebuah konsep layak dijadikan prototype ketika konsep itu sudah memiliki tema atau latar cerita. Tentu saja, proses riset dan pengembangan konsep harus terlebih dahulu dilengkapi sebelum menyusun prototype.

Ada beberapa definisi Prototype menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Prototype

Menurut Simarmata (2010:62)[23], “Prototype adalah bagian sebuah produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan dan perubahan cepat dalam pembangunan prototype”.

Menurut Wiyancoko (2010:120)[24], “Dari prototipe dapat didefinisi sebagai model produk dapat mewakili hasil produksi yang sebenarnya”.

Dari definisi diatas tersebut, dapat disimpulkan bahwa prototype adalah contoh dalam produk atau sistem dalam bentuk yang sebenarnya untuk dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasi produk sebenarnya.


2. Jenis-Jenis Prototype

Menurut Simarmata (2010:62)[23], Jenis-Jenis Prototype dibagi dua yaitu:

  1. Rapid Throwaway Prototype

    Pendekatan pengembangan dari perangkat lunak/keras yang ini dipopulerkan oleh Gomaa dan Scoot (1981) yang sekarang ini telah digunakan secara lebih luas oleh industri-industri, terutama di dalam pengembangan sebuah aplikasi. Pendekatan ini umumnya digunakan dengan item yang beresiko tinggi (high-risk) atau juga dengan sistem yang belum dipahami secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype “quick and dirty” sanggup dibangun, diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga dari prototype yang diharapkan tercapai sampai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  2. Prototype Evolusioner

    Dalam pendekatan prototype evolusioner, sebuah prototype itu didasarkan dari kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan juga dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dari aspek sistem yang dimengerti secara luas dengan dibangun diatas dasar kekuatan tim pengembang. Prototype ini didasarkan dengan kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang dengan sebuah aplikasi. (Hough, 1993).


3. Kelebihan dan Kelemahan Prototype

Kelebihan dan Kelemahan Prototype adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Prototype

ScreenShot2014-10-13at115749AM_zpsf6d1e1a2.png

Sumber: Simarmata (2010:68)[23]


Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Sulindawati (2010:8)[25], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Menurut Adelia (2011:116)[26], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.


2. Cara Membuat Flowchart

Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flowchart Menurut Sulindawati(2010:8)[25]

  1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
  4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
  5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.
  6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
  7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.


3. Jenis-Jenis Flowchart

Ada lima jenis-jenis bagan alir yang akan dijelaskan sebagai berikut:

  1. Bagan Alir Sistem (Systems Flow Chart)

    Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem.


    Untitled_zps1265c8ea.jpg

    Sumber: Rachman (2012:78)

    Gambar 2.9. Bagan Alir Sistem (System Flowcharts)

  2. Bagan Alir Dokumen (Document Flow Chart)

    Menulusuri alur data yang ditulis melalui sistem. Fungsiya menelusuri alur form serta laporan sistem satu dan sistem lainnya.


    Untitled_zps3ccc838b.jpg

    Sumber: Rachman (2012:90)

    Gambar 2.10. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

  3. Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart)

    Mirip dengan Flow Chart sistem dalam menggambarkan suatu prosedur di dalam sistem, mengunakan simbol dan gambar.


    213BaganAlirSkematik_zps8174f186.jpg

    Sumber: Rachman (2012:93)

    Gambar 2.10. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

  4. Bagan Alir Program (Program Flow Chart)

    Merupakan keterangan yang lebih spesifik lagi mengenai bagaimana disetiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.


    2_zpse5c251c4.jpg

    Sumber: Rachman (2012:95)

    Gambar 2.11. Bagan Alir Program (Program Flowchart)

  5. Bagan Alir Proses (Process Flow Chart)

    Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial untuk memecah dan menganalisa langkah-langkah selanjutnya dari sistem serta menggambarkan proses dalam suatu prosedur. Bagan alir proses digunakan dari perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses sebuah manufacturing serta efektif menelusuri alur laporan atau form.


    Gambar+2.8+%2528Rachman%2529.JPG

    Sumber: Rachman (2012:97)

    Gambar 2.12. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)


    r_zps4551e059.jpg

    Sumber: Rachman (2012:98)

    Gambar 2.13. Contoh Variasi Aplikasi Flowchart


Konsep Dasar Pengujian

Saat ini sudah banyak berkembang berbagai metode untuk pengujian. Metode-metode tersebut memberikan pendekatan yang sistematik untuk pengujian kepada pengembang. Metode-metode tersebut memberikan mekanisme yang dapat membantu memastikan kelengkapan pengujian dan memberikan kemungkinan tertinggi untuk mengungkap kesalahan.

Ada beberapa definisi Pengujian menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:


1. Definisi Pengujian

Menurut Rizky (2011:237)[27], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Menurut Simarmata (2010:323) [23], “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi. Program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah prose terhadap aplikai yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan.


2. Definisi Black Box

Menurut Siddiq (2012:4)[28], “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar.

Menurut Budiman (2012:4)[29] Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

Metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan dalam pengujian kinerja, spesifikasi serta antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai alur internal (internal path), struktur atau implementasi di dalam suatu software under test (SUT). Karena itu, dengan ada uji coba di black box memungkinkan suatu pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih semua syarat fungsional pada program.

Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.
  2. Kesalahan interface
  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
  4. Kesalahan performa
  5. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba Black Box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba Black Box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.
  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
  5. Melakukan pengujian.
  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.


3. Metode Pengujian dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

  1. Equivalence Partioning

    Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

  2. Boundary Value Analysis

    Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

  3. Cause-Effect Graphing Techniques

    Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
    2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
    3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
    4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.
  4. Comparison Testing

    Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

  5. Sample and Robustness Testing
    1. Sample Testing

      Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    2. Robustness Testing

      Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

  6. Behavior Testing dan Performance Testing
    1. Behavior Testing

      Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    2. Performance Testing

      Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

    3. Requirement Testing

      Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

      1. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
      2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.
  7. Endurance Testing

    Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.


4. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

tabel-2.1.jpg

Sumber: Siddiq (2012:14)[28]


Konsep Dasar Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Dipranonoto (2010:3)[30], “Mikrokontroller adalah sebagai “single chip computer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasikan control dari system”.

Menurut pandapat Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1)[31], “Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran juga kendali dari program yang dapat ditulis dan dihapus secara khusus, cara kerjanya yaitu membaca dan menulis data”.

Dari definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa mikrokontroler sebagai otak sistem terkomputerisasi dengan komponen yang berfungsi.


2. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut pandapat Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1)[31], mikrokontroler mempunyai karakteristik yang dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

  1. Memiliki program khusus yang disimpan di memori untuk aplikasi tertentu, dan program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada PC.
  2. Konsumsi daya kecil.
  3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
  4. Harganya murah, karena komponennya sedikit.
  5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
  6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembapan, dan sebagainya.


3. Klasifikasi Mikrokontroler

Menurut pandapat Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1)[31], Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

  1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
  2. RAM berkapasitas 68 byte.
  3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
  4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
  5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
  6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programming).


4. Fitur-fitur Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2012)[32], ada beberapa fitur yang pada umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

  1. RAM (Random Access Memory).

    RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

  2. ROM (Read Only Memory).

    ROM disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

  3. Register.

    Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

  4. Special Function Register.

    Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.

  5. Input dan Output Pin.

    Pin Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

  6. Interrupt.

    Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

  7. Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3)[33], ada beberapa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai berikut :

    1. Interrupt Eksternal.

      Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt.

    2. Interrupt Timer.

      Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.

    3. Interrupt Serial.

      Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.


Konsep Dasar Raspberry Pi

1. Definisi Raspberry Pi

Raspberry Pi adalah sebuah komputer berukuran kecil sebesar kartu kredit yang terhubung ke televisi dan sebuah keyboard. Komputer kecil ini akan digunakan pada proyek-proyek elektronik dan hal lainnya yang bisa dilakukan oleh suatu komputer desktop seperti sebagai mesin pengolah kata, games, dan perangkat ini juga mampu memainkan video beresolusi tinggi. diakses dari situs Raspberry Pi: http:raspberrypi.org, Richardson and Wallace (2013), menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan dengan Raspberry Pi diantaranya sebagai berikut:

  1. General Purpose Computing

    Perlu diingat bahwa Raspberry Pi adalah sebuah komputer dan kenyataan yaitu memang dapat digunakan sebagai sebuah komputer. Setelah perangkat ini siap untuk digunakan kita dapat memilih untuk booting langsung dari dalam GUI (Graphical User Interface) dan di dalamnya terdapat suatu web browser dan juga install aplikasi gratis.

  2. Learning to Program

    Raspberry Pi pada dasarnya di tunjukan sebagai edukasi untuk mengajak anak-anak belajar dan untuk mendorong anak-anak dalam bereksperimen dengan komputer. Perangkat ini juga sudah terpasang dengan interpreters dan compilers dari banyak bahasa pemograman. Untuk pemula telah disediakan Scratch, bahasa pemograman dengan grafik dari MIT. Kita dapat menulis program untuk Raspberry Pi dan dengan berbagai macam bahasa seperti C, Java, Perl, Ruby, Python.

  3. Project Platform

    Raspberry Pi berbeda dengan komputer pada dasarnya, karena dari kemampuan dalam berinteraksi untuk proyek-proyek elektronik.


  4. Sumber: Richardson and Wallace

    Tabel 2.3. Spesifikasi (Raspberry Pi B)


    Sumber: Richardson and Wallace

    Gambar 2.14. Model Raspberry Pi B


    Berdasarkan pada Gambar 2.14 yang ada di atas, Raspberry Pi mempunyai beberapa bagian yang dapat diklasifikasikan antara lain:

    1. Processor dan GPU

      Processor yang digunakan untuk suatu Raspberry Pi adalah ARM176JZF-S dengan sebuah kecepatan clock sebesar 700 Mhz, GPU (Graphic Processing Unit) yang dipakai yaitu video core 4.

    2. Memory (RAM)

      Raspberry Pi model B ini menggunakan RAM sebesar 512 MB. RAM ini diletakan menyatu dan menempel dalam processor.

    3. Power (Catu Daya)

      Untuk Catu Daya atau Power, Raspberry Pi menggunakan konektor Micro USB yang umum digunakan pada charger sebuah smartphone android. Pada catu daya ini, bekerja dengan tegangan 5V dengan arus minimal 1A agar Raspberry Pi bekerja maksimal.

    4. SD Card (Secure Digital Card/Kartu Memori)

      Bagian ini berfungsi sebagai tempat memasukkan SD Card yang sudah diisi dengan salah satu OS Raspberry Pi. OS tersebut adalah Raspbian, Pidora, Arch Linux, Raspbmc, Open ELEC, dan lain-lain.

    5. Port HDMI (High Definition Multimedia Interface)

      Port ini berfungsi untuk menapilkan OS Raspberry pada TV dan memiliki port HDMI (High Definition Multimedia interface).

    6. Port RCA (Radio Corporation of America)

      Sama seperti pada port HDMI, dari port ini berfungsi untuk menampilkan OS Raspberry Pi, tetapi Port RCA menggunakan port video untuk televisi model lama.

    7. Connector Audio

      Konektor ini berfungsi seperti konektor dari speaker dan headset.

    8. LED (Light Emitting Diode) Indicator

      Terdapat 5 LED dengan masing-masing berfungsi sebagai indikator catu daya, proses kerja CPU, dan proses kerja jaringan.

    9. Port USB (Universal Serial Bus)

      Selayaknya pengunaan sebuah komputer, port ini berfungsi untuk menyambungkan berbagai macam perangkat sebuah USB seperti Flash Disk, USB dongle, USB Webcam, Card Reader, dan lain-lain.

    10. Port LAN (RJ-45)

      Untuk menghubungkan Raspberry Pi pada jaringan melalui konektor RJ 45 dan Kabel UTP.

    11. GPIO (General Purpose Input Output)

      Bagian ini merupakan salah satu keunggulan Raspberry Pi dari suatu minicomputer sebelumnya, karena penggunanya (user) bisa memprogram pin-pin GPIO sesuai untuk kebutuhan mereka.


Konsep Dasar Elektronika

1. Definisi Elektronika

Menurut Oscar (2011:10)[34], “Rangkaian elektronika merupakan rangkaian yang dibentuk dalam berbagai macam komponen elektronika yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk suatu system rangkaian elektronika terpadu”, seperti dalam komponen Raspberry Pi.

Komponenen Pasif

Menurut Rusmadi (2011:10)[35], bahwa “Komponen pasif adalah komponen-komponen pada elektronika yang apabila dialiri aliran listrik tidak menghasilkan tenaga misalnya: perubahan tegangan, pembalikan fasa, penguatan dan lain-lain”. seperti resistor, kapasitor, dan induktor.

Komponen Aktif

Menurut Rusmadi (2011:33)[35], bahwa “Komponen aktif adalah Komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang melaluinya”. Seperti dioda, transistor, tranducer (sensor) dan thyristor.


Konsep Dasar Sensor

1. Definisi Sensor

Menurut Dargie and Christian Poellabauer (2010:4), dalam bahasa Inggris:[36], “Sensor is a device that translate parameters for events in the physical world into signals that can be measured and analyze”. Artinya, Sensor merupakan suatu perangkat dengan menerjemahkan parameter bagi peristiwa di dunia fisik menjadi sinyal yang diukur dan dianalisis.

Menurut Kurniawan (2011)[37], Secara umum sensor didefinisikan sebuah alat yang mampu untuk menangkap fenomena fisik dan kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal elektrik baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang dapat menstimulus sensor dengan menghasilkan sinyal elektrik yang meliputi: pergerakan, gaya, dan tekanan.


Konsep Dasar TP-Link

1. Definisi TP-Link

TP-LINK TL-WN722N [38] merupakan suatu alat untuk menangkap atau menerima signal dengan sebuah jangkauan area WiFi atau hotspot, melalui koneksi USB komputer atau dengan notebook, WiFi adapter ini memiliki kecepatan data transfer tinggi hingga mencapai 150Mbps dan dilengkapi dengan antena 4dBi yang dapat dilepas (konektor RP-SMA). Kompatibel dengan WI-FI Protected Setup™ (WPS), TL-WN722N menggunakan fitur Quick Secure Setup QSS (Keamanan Quick Setup) mencegah jaringan dari ancaman luar, dengan menekan tombol "QSS" tombol otomatis untuk membangun koneksi yang aman dengan WPA2, menjadi lebih aman dibandingkan dengan enkripsi WEP. Menggunakan AlignTM 1-stream dari teknologi berbasis pada teknologi 802.11n, TL-WN722N menyediakan sinyal nirkabel lebih baik dari yang sudah ada. Teknologi nirkabel 802.11g dilengkapi antena dilepas 4dBi lebih dapat meningkatkan suatu jangkauan sinyal dan juga kecepatan. Alat ini bisa digunakan untuk memperkuat sinyal WIFI ketika menggunakan laptop untuk browsing di publik hotspot atau bagi PC atau Laptop yang tidak mempunyai fitur WIFI. Ada beberapa jenis merek laptop yang sinyal WiFinya agak lemah karena dari karakteristik chipset yang digunakan, sehingga sinyal yang ditangkap tidak bisa Good dan Excellent dan juga dikarenakan wifi laptop tidak mempunyai antena eksternal. Kehandalan sudah teruji dan tidak mudah no responding akibat panas. Chipset yang digunakan yaitu jenis RALINK dengan tingkat sensitifitas yang tinggi. Di dalamnya telah terpasang antena omni internal dengan jarak jangkau 100m/indoor dan 150m/outdoor (tergantung sikon lapangan). Melalui situs resmi: TP LINK WN722N. (Tanggal akses 16 November 2014).

Gambar 2.15. TP-LINK TL-WN722N

Kelebihan : Wireless USB Adapter TL-WN722N ini mempunyai akses koneksi internet berkecepatan tinggi.Alat ini mampu memberikan kecepatan nirkabel hingga 150Mbps. Alat ini memilikiantena eksternal yang dapat dilepas, dapat diputar sesuai arah yang diinginkan untuk mendapatkan sinyal yang paling kuat.

Kekurangan : Untuk kekurangan alat ini, adalah dalam paket penjualan tidak tersedianya driver untuk sistem Operasi non Windows. Selain itu colokan USB-nya masih memakai tutup. Alangkah lebih baiknya jika menggunakan sistem "push-out" (tanpa tutup) seperti yang ada di flashdisk, sehingga tidak terjadi tutup yang hilang.


Konsep Dasar Kamera Webcam

1. Definisi Webcam

Menurut Materi Ajar Pengantar Multimedia oleh Wahyu Hidayat (2010)[39] Kamera Web yaitu suatu piranti dalam perlengkapan lensa yang secara optik mekanik atau elektronik merekam gerakan sebuah obyek sebagai tujuan, kamera berasal dari bahasa latin yang artinya lompatan.

Webcam (singkatan dari Web Camera) adalah salah satu bagian perangkat multimedia yang terdiri dalam kamera digital yang didukung guna untuk melakukan manajemen sebuah gambar serta suara sehingga mampu melaksanakan proses video view, video capture dan video save. Webcam yaitu sebutan di kamera real-time (keadaan pada saat ini juga) yang gambarnya dapat diakses atau disaksikan lewat World Wide Web, program instant messaging atau aplikasi video call. Istilah webcam juga merujuk kepada jenis kamera yang digunakan untuk keperluan ini. Ada berbagai macam merek dari webcam salah satunya LogiTech. Webcam pada umumnya, memiliki resolusi 352x288 piksel atau 640x480 piksel.

Gambar 2.16. Kamera Webcam Logitech


Konsep Dasar Jaringan

1. Definisi Jaringan

Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21)[40] bahwa “Jaringan komputer merupakan suatu hasil dari koneksi (hubungan) dari sejumlah perangkat atau komputer dengan saling berkomunikasi satu sama lain”.


2. Sifat-Sifat Dasar Jaringan Komputer

Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21)[40] Jaringan komputer memiliki empat buah sifat dasar penting. Keempat sifat tersebut, yaitu:

  1. Scalability

    Jaringan komputer mampu disesuaikan dengan kebutuhan user dapat berkembang dan menghilangkan batasan geografis atau lokasi.

  2. Resource Sharing

    Jaringan komputer dapat digunakan untuk pemakaian bersama dari sumber daya yang ada (resource sharing). Sumber daya tersebut berupa perangkat keras (hardware) serta perangkat lunak (software).

  3. Connectivity

    Jaringan komputer mudah dihubungkan serta pengguna (user) mudah untuk terhubung dari jaringan komputer. Untuk menciptakan hubungan ini, terdapat sejumlah perangkat penghubung di dalamnya. Yang termasuk perangkat-perangkat itu switch, modem, router, hub.

  4. Reliability

    Suatu jaringan komputer mempunyai kehandalan di dalamnya memberikan user performansi jaringan komputer yang dapat diukur.


3. Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21)[40] jenis jaringan komputer berdasarkan area atau lokasi yang dibedakan menjadi 4, diantaranya sebagai berikut:

  1. PAN (Personal Area Network)

    PAN (Personal Area Network) merupakan jaringan komputer yang dibentuk dalam beberapa buah komputer atau antara komputer dengan peralatan non-komputer. Misalnya: HP, PDA, dan komputer.

  2. LAN (Local Area Network)

    LAN (Local Area Network) adalah bentuk jaringan komputer lokal, yang luas areanya sangat terbatas. Umumnya diterapkan untuk jaringan komputer rumahan, lab komputer di sekolah serta kantor, di mana masing-masing komputer mampu saling berinteraksi, bertukar data, dan juga dapat menggunakan peralatan bersama seperti printer. Media yang dipakai berupa kabel (UTP atau BNC) maupun wireless.

  3. Meropolitan Area Network (MAN)

    Adalah suatu jaringan komputer dengan skala yang lebih besar daripada LAN, bisa berupa suatu jaringan komputer antar kantor atau perusahaan denan jarak yang berdekatan. MAN (Metropolitan Area Network) terdiri atas beberapa LAN yang saling berhubungan. Media yang dipakai antar gedung umumnya wireless atau kabel serat optik.

  4. WAN (Wide Area Network)

    WAN (Wide Area Network) adalah sebuah jaringan komputer dengan jangkauan area geografis yang sangat luas, dapat mencakup sebuah negara bahkan benua untuk mengaksesnya. WAN (Wide Area Network) terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan area lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna dan komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lainnya. Jarak WAN hingga 1000 KM kecepatan 1,5 Mbps s/d Gbps.


Protokol TCP/IP

Dalam dunia komunikasi data komputer, protokol mengatur bagaimana sebuah komputer berkomunikasi dengan komputer lain. Dalam jaringan komputer kita dapat menggunkan banyak macam protokol tetapi agar dua buah komputer dapat berkomunikasi, keduanya harus menggunakan protokol yang sama. Protokol berfungsi mirip dengan bahasa. Agar dapat berkomunikasi, orang-orang perlu berbicara dan mengerti bahasa yang sama.

Protokol [41] adalah seumpulan aturan dalam komunikasi data ¹. Komputer-komputer yang terhubung ke internet berkomunikasi dengan protokol ini. Karena menggunakan bahasa yang sama, yaitu protokol TCP/IP, perbedaan jenis komputer dan sistem operasi tidak menjadi masalah. Jadi, jika sebuah komputer menggunakan protokol TCP/IP dan terhubung langsung ke internet, maka komputer tersebut dapat berhubungan dengan komputer dibelahan dunia mana pun yang juga terhubung ke internet. Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi standar jaringan komputer. Berkaitan dengan ciri-ciri yang terdapat pada protokol TCP/IP, yaitu :

  1. Protokol TCP/IP dikembangkan menggunakan standar protokol yang terbuka.
  2. Standar protokol TCP/IP dalam bentuk Request For Comment (RFC) dapat diambil oleh siapa pun tanpa biaya.
  3. TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem operasi atau perangkat keras tertentu.
  4. TCP/IP independen terhadap perangkat keras jaringan dan dapat dijalankan pata ethernet,token ring, jalur telepon dial-up, jaringan X.25, dan jenis media transmisi apapun.
  5. Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan cara ini, komputer dapat saling terhubung walau jaringannya seluas internet sekarang ini.

Pada dasarnya, komunikasi data merupakan proses mengirimkan data dari satu komputer ke komputer lain. Untuk dapat mengirimkan data, pada komputer harus ditambahkan alat khusus yang dikenal sebagia network interface (antarmuka jaringan). TCP/IP adalah sekumpulan protokol yang didisain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada Wide Area Network (WAN). TCP/IP inti terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data.

Berkat penggunaan prinsip ini, TCP/IP menjadi protokol komunikasi data yang fleksibel. Agar TCP/IP dapat berjalan diatas interface jaringan tertentu, hanya perlu dilakukan perubahan pada protokol yang berhubungan dengan interface jaringan saja. Sekumpulan protokol TCP/IP ini dimodelkan dengan 4 layer TCP/IP, seperti terlihat pada gambar ini.

Gambar 2.17. Layer TCP/IP

TCP/IP terdiri dari empat lapis kumpulan protokol yang bertingkat. Keempat lapis atau layer tersebut adalah Network Layer, Internet Layer, Transpaort Layer, Application Layer. Dalam TCP/IP terjadi penyampaian data dari protokol yang berada di satu layer ke protokol yang berada di layer lain. Setiap protokol memperlakukan semua informasi yang di terimanya dari protokol lain sebagai data.

Gambar 2.18. Pergerakan dalam Layer TCP/IP

Adapun rincian fungsi masing-masing layer arsitektur TCP/IP adalah sebagai berikut :

  1. Physical Layer (lapisan fisik)

    Merupakan lapisan terbawah yang mengidentifdikasikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb. Lapisan ini dpat bervariasi bergantung pada media komunikasi jaringan yang bersangkutan.

  2. Network Access Layer

    Mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link Layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang transmisikan.

  3. Internet Layer

    Mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berbeda pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimanapun berada.oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internet working yang meliputi wilayah luas (word wide internet).

  4. Transport Layer

    Mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to end secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pengirim. Untuk itu, lapisan ini memiliki fungsi penting seperti Flow Control dan Eror Detection.

  5. Application Layer

    Merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya lapisan TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) untuk pengiriman email, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer data, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai TCP/IP.


Internet Protokol

Internet Protocol (IP) berfungsin menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. Oleh karena itu Internet Protocol memegang peranan yang sangat penting dari jaringan TCP/IP. Karena semua aplikasi jaringan TCP/IP pasti bertumpu kepada Internet Protocol agar dapat berjalan dengan baik. Suatu data gram bisa saja tidak sampai dengan selamat ke tujuan karena beberapa hal berikut :

  1. Adanya bit error pada saat pentrasmisian datagram pada suatu medium.
  2. Router yang dilewati men-discard datagram karena terjadinya kongesti dan kekurangan ruang pada memori buffer.
  3. Putusnya rute ke tujuan untuk sementara waktu akibat adanya router yang down.
  4. Terjadinya kekacauan routing, sehingga datagram mengalami looping.

Setiap protokol memiliki bit-bit ekstra diluar informasi/data yang dibawanya. Selain informasi, bit-bit ini juga berfungsi sebagai alat kontrol. Dari sisi efisiensi, semakin besar jumlah bit ekstra ini, maka semakin kecil komunikasi yang berjalan dan sebaliknya, semakin kecil jumlah bit ekstra ini, semakin tinggi komunikasi yang berjalan. Disinilah dilakukan trade-off antara kendala datagram. Sebagai contoh, agar datagram IP dapat menemukan tujuannya, diperlukan informasi tambahan yang harus dicantumkan pada header ini. IP (Internet Protocol) address (alamat IP) adalah suatu identitas yang unik dari suatu host atau komputer pada jaringan (network). Format alamat dari IP adalah W.X.Y.Z. dimana masing-masing huruf tersebut terdiri dari 8 bit, sehingga apabila ditampilkan dalam bentuk desimal menjadi angka 0-255 dan dipisahkan oleh notasi titik (dot).


Jaringan Komputer Nirkabel (Wireless)

Jaringan nikabel merupakan sebuah LAN dimana transmisi dan (pengiriman maupun penerimaan data) dilakukan melalui teknologi frekuensi radio lewat udara, menyediakan sebagian besar keunggulan dan keuntungan dari teknologi lama LAN namun tidak dibatasi media nirkabel atau kawat. Muncul dan berkembangnya sistem jaringan nirkabel dipicu oleh kebutuhan akan biaya pengeluaran yang lebih rendah menyangkut infrastruktur jaringan dan untuk mendukung aplikasi jaringan bergerak dalam akurasi dan biaya pengeluaran yang rendah dalam hitungan bisnis.

Beberapa diantaranya : Kemudahan bergerak (Mobilitas) memungkinkan pengguna untuk berpindah-pindah secara fisik, ketika menggunakan aplikasi seperti handheld PC (seperti PDA/personal digital assistance dan semacamnya) atau data collector (alat seperti kalkulator yang biasa dibawa untuk pengecekan dan pengisian data). Aplikasi bergerak membutuhkan jaringan tanpa kabel termasuk semua yang berhubungan atau bergantung pada sistem real time dalam mengakses database, biasanya disimpan dalam didalam datbase yang terpusat.

Ada dua jenis jaringan wireless, diantaranya :

  1. Sebuah “ad-hoc” atau peer-to-peer wireless network yang mencakup sejumlah komputer dimana setiap komponennya dilengkapi dengan kartu antar muka jaringan nirkabel (w-NIC – wireless Network Interface Card).
  2. Sebuah jaringan wireless juga dapat menggunakan acces point, atau base station. Pada tipe jaringan wireless ini, access point bekerja seperti layaknya Hub yang menyediakan sambungan untuk komputer wireless. Juga dapat menyambungkan (sebagai bridge) dari jaringan lokal wireless ke jaringan kabel (Wireless LAN to Wired LAN).

Standar yang digunakan pada perangkat wireless yang di gunakan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah 802.11. Untuk lebih melenhkapi, akan di jelaskan beberapa protokol pada wireless LAN sebagi berikut :

  1. 802.11b

    Pertama kali digubakan sekitar akhir tahun 1999 dengan menggunakan frekunsi 2,4 GHz, maksimun bandwith yang dapat dicapai adalah 11 Mbps (Mega bit per second), radio sinyal yang digunakan adalah DSSS( Direct Sequence Spreed Spectrum ). Kanal yang tidak overlapping ada 3 (yaitu kanal 1, kanal 6, dan kanal 11). Kompitibel dengan tipe g jika dijalankan pada mode mixed.

  2. 802.11a

    Digunakan pada akhir tahun 2001 dengan menggunakan frekunsi 5,8 GHz. Maksimum bandwith yang bisa dicapai 54 Mbps, radio sinyal yang digunakan adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping 12 (bisa lebih) dan tidak kompitibel dengan tipe b dan g.

  3. 802.11g

    Digunakan pada pertengahan tahun 2003 dengan menggunakan frekuensi 2,4 GHz, maksimum bandwith yang bisa dicapai pada awal pertama kali keluar sebesar 54 Mbps. Dengan berkembangnya teknologi, sekarang ini tipe g sudah bisa mencapai 108 Mbps.

  4. 802.11 a/g

    Digunakan mulai pertengahan tahun 2003 dengan menggunakan frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz, maksimum bandwith yang bisa dicapai adalah 5,4 GHz, modulasi sinyal yang digunakan OFDM. Tipe a/g ini diberi keleluasaan untuk menggunakan salah satu dari protokol; yang dapat digunakan pada jaringan Wi-Fi.


Bahasa Pemrograman

1. Definisi Bahasa Pemograman

Pengertian bahasa pemograman Menurut Simamarta (2010;394) [42], “bahasa pemograman adalah teknik komando/instruksi standar untuk memerintah komputer”. Menurut Noersasongko dan Andono (2010:116) [43], “bahasa pemograman adalah suatu bahasa maupun suatu tata cara yang dapat digunakan oleh manusia (programmer) untuk berkomunikasi secara langsung dengan komputer”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa pemograman adalah suatu bahasa yang digunakan untuk berinteraksi dengan komputer.


2. Klasifikasi Bahasa Pemograman

Menurut Farik dan Matamaya Studio (2010:16) [44], klasifikasi bahasa pemograman secara umum terbagi menjadi 3 yaitu:

  1. Bahasa Tingkat Tinggi (high level language)
  2. Ciri-ciri bahasa tingkat tinggi adalah:

    1. Perintah mirip dengan bahasa manusia, khususnya bahasa inggris.
    2. Mudah dimengerti
    3. Kemampuan untuk mengakses hardware secara langsung rendah

    Contoh pemrogaman tingkat tinggi adalah BASIC (beginner all-purpose symbolic interchange code), PASCAL(common bussiness oriented language) dan pascal.

  3. Bahasa Tingkat Menengah (middle level language)
  4. Penggolongan bahasa tingkat menengah ini baru muncul pada jangka waktu tak terlalu lama. Ciri khas dari bahasa tingkat menengah adalah kecepatan akses dan kemampuannya yang cukup dapat diandalkan. Keistimewaan lainnya adalah perintah yang digunakan hampir sama dengan bahasa manusia. Contoh bahasa pemograman tingkat menengah Bahasa C.

  5. Bahasa Tingkat Rendah (low level language)
  6. Bahasa tingkat rendah cukup sulit dipelajari karena perintahnya tidak sama dengan bahasa manusia. Keistimewaan bahasa tingkat rendah adalah kecepatan yang paling tinggi ketika dijalankan dan kemampuan untuk mengakses hardware secara langsung. Untuk membuat program dalam bahasa rendah tidak diperlukan struktur program. Contoh bahasa pemograman tingkat rendah adalah bahasa mesin atau yang biasa disebut Bahasa Assembly.


Konsep Dasar Phyton

1. Konsep Dasar Pyton

Pada awalnya, motivasi pembuatan bahasa pemrograman ini adalah untuk bahasa skrip tingkat tinggi pada sistem operasi terdistribusi Amoeba. Bahasa pemrograman ini menjadi umum digunakan untuk kalangan engineer seluruh dunia dalam pembuatan perangkat lunaknya, bahkan beberpa perusahaan menggunakan python sebagai pembuat perangkat lunak komersial. Python merupakan bahasa pemrograman yang freeware atau perangkat bebas dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam penyalinannya atau mendistribusikannya. Lengkap dengan source codenya, debugger dan profiler, antarmuka yang terkandung di dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem, GUI (antarmuka pengguna grafis), dan basis datanya.

2. Sejarah Phyton

Python[45] dikembangkan oleh Guido van Rossum pada tahun 1990 di CWI, Amsterdam sebagai kelanjutan dari bahasa pemrograman ABC. Versi terakhir yang dikeluarkan CWI adalah 1.2. Tahun 1995, Guido pindah ke CNRI sambil terus melanjutkan pengembangan Python. Versi terakhir yang dikeluarkan adalah 1.6. Tahun 2000, Guido dan para pengembang inti Python pindah ke BeOpen.com yang merupakan sebuah perusahaan komersial dan membentuk BeOpen PythonLabs. Python 2.0 dikeluarkan oleh BeOpen. Setelah mengeluarkan Python 2.0, Guido dan beberapa anggota tim PythonLabs pindah ke DigitalCreations. Saat ini pengembangan Python terus dilakukan oleh sekumpulan pemrogram yang dikoordinir Guido dan Python Software Foundation. Python Software Foundation adalah sebuah organisasi non-profit yang dibentuk sebagai pemegang hak cipta intelektual Python sejak versi 2.1 dan dengan demikian mencegah Python dimiliki oleh perusahaan komersial. Saat ini distribusi Python sudah mencapai versi 2.6.1 dan versi 3.0. Nama Python dipilih oleh Guido sebagai nama bahasa ciptaannya karena kecintaan guido pada acara televisi Monty Python s Flying Circus. Oleh karena itu seringkali ungkapan-ungkapan khas dari acara tersebut seringkali muncul dalam korespondensi antar pengguna Python. Aplikasi bahasa phyton Perangkat bantu shell. Tugas-tugas sistem administrator, program baris perintah. Kerja bahasa ekstensi. Antarmuka untuk pustaka C/C++.


Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Raharja, Sudaryono, Guritno (2011:86)[46], Literature Review dalam penelitian adalah untuk mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita sedang rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka tidak perlu untuk melakukan penelitian yang sama. Literature Review harus bersifat relavan, mutakhir dan memadai.

Menurut Semiawan (2010:104)[47], didefinisikan bahwa Literature Review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan juga dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka yaitu untuk melihat dan menganalisa nilai tambah dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang sebelumnya yang memiliki kaitan pada penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan dalam kedua definisi yang ada di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Literature Review adalah bahan-bahan yang tertulis dari suatu permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

Literature Review membantu kita di dalam menyusun kerangka berfikir yang sesuai bagi teori, temuan dan hasil penelitian sebelumnya dalam menyelesaikan rumusan masalah untuk penelitian yang kita buat pada suatu topik khusus atau pertanyaan terhadap bagian dari keilmuan.


Study Pustaka (Literature Review)

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai deteksi jarak benda berbasis mikrokontroler. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan deteksi jarak benda berbasis mikrokontroler ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (Literature Review) ini antara lain :

  1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho Amarudita dari STMIK Raharja, sebagai bentuk tugas akhri skripsi dalam judul “RASPBERRY PI SEBAGAI PENGENDALI WEB CAMERA MELALUI WEB BROWSER UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN PADA PT. MEDARYA MENARA LESTARI”. Di dalam tugas akhir ini penulis menggunakan Raspberry Pi sebagai system embedded dan otak sistem.
  2. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Ade Novariyanto dari STMIK Raharja, sebagai bentuk tugas akhir skripsi dalam judul “PROTOTYPE MONITORING ALAT PENETAS TELUR AYAM BERBASI RASPBERRY PI B PADA PT. CONVERGEN”. Pada tugas akhir ini penulis memakai Raspberry Pi sebagai alat untuk dapat memonitoring.
  3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hendra Kusumah dari STMIK RAHARJA, sebagai bentuk penelititan tugas akhir skripsi dengan judul “SURVEILLANCE CAMERA ROBOT”. Pada tugas akhir ini penulis menggunakan Raspberry Pi sebagai alat untuk membuat robot camera.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Nursalim dari STMIK Raharja, tugas akhir skripsi dengan judul "SMARTPHONE CONTROL INTERFACE MELALUI WEB BERBASIS RASPBERRY PI B PADA KANTOR KELURAHAN CIBOGO CISAUK KABUPATEN TANGERANG”.


BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perguruan Tinggi Raharja

Sejarah Singkat Perguruan Tinggi Raharja

Perguruan Tinggi Raharja bermula dari sebuah lembaga kursus komputer yang bernama LPPK (Lembaga Pendidikan dan Penelitian Komputer) Raharja yang terletak di Jl. Gatot Subroto km.2 Harmoni Mas Cimone Tangerang.LPPK Raharja diresmikan pada tanggal 3 Januari 1994 oleh bapak walikota Tangerang Drs. H. Zakaria Mahmud, Raharja telah terdaftar pada Depdiknas Kotamadya Tangerang dengan nomor 201/PLSM/02.4/L.93. Lembaga inilah yang mempelopori penggunaan operating system windows dan aplikasinya diwilayah Tangerang dan sekitarnya, hal tersebut mendapat respon positif dan jumlah peminatnya pun meningkat pesat seiring dengan kerjasama yang di lakukan oleh lembaga ini dengan sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di Tangerang.

Karena semakin pesatnya perkembangan dan pertumbuhan akan komputerisasi dan meningkatnya peminat masyarakat Tangerang maka pada tanggal 24 Maret 1999 LPPK Raharja berkembang menjadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Raharja Informatika yang diresmikan melalui surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 56/D/O/1999 yang diserahkan langsung dari Bapak Prof. Dr. Udju D. Rusdi selaku Koordinator KOPERTIS wilayah IV Jawa Barat kepada ketua yayasan Nirwana Nusantara Ibu Kasarina Sudjono. Pada tanggal 2 Februari 2000 dengan menyelenggarakan jurusan Manajemen Informatika.

Pada tanggal 2 Februari 2000 AMIK Raharja Informatika menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang menjalankan studi formal untuk program Diploma I (DI) dengan memberikan gelar Ahli Pratama dan Program Diploma II (DII) dengan memberikan gelar Ahli Muda dan Diploma III (DIII) dengan memberikan gelar Ahli Madya kepada lulusannya, sesuai dengan surat keputusan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta wilayah IV Jawa Barat dengan Nomor 3024/004/KL/1999.

Kemudian pada tanggal 7 September 2000 sesuai dengan surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 354/Dikti/Kep/2000 menambah 2 program yakni D3 Teknik Informatika dan D3 Komputer Akuntasi.

Kini AMIK Raharja Informatika mempunyai 3 (tiga) program studi Diploma III dengan jurusan Manajemen Informatika (MI), Teknik Informatika (TI), dan Komputer Akuntansi (KA) yang masing-masing jurusan memberikan gelar Ahli Madya (A.md), Ahli Muda (AM), Ahli Pratama (AP) kepada lulusannya.

Pada tanggal 20 Oktober 2000 dalam usahanya untuk meningkatkan mutu dan kualitas dari pada lulusan AMIK RAHARJA INFORMATIKA meningkatkan statusnya dengan membuka Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) RAHARJA. Dengan surat keputusan Nomor 42/01/YNN/PR/II/200. ketua Yayasan Nirwana Nusantara mengajukan permohonan pendirian STMIK RAHARJA kepada Mendiknas KOPERTIS Wilayah IV jawa barat dengan 3 (tiga) program studi SI Jurusan Sistem Informasi (SI), Teknik Informatika(TI), dan Sistem Komputer (SK), hal tersebut telah mendapat tanggapan dari Direktur Jendral Pendidikan Tinggi dengan surat keputusan Nomor 5706/D/T/2000. Tidak hanya sampai disini, dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas lulusan RAHARJA sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Raharja, bahwa dalam kurun waktu tidak lebih dari 5 tahun sudah berdiri Universitas RAHARJA.

Pada saat ini, Perguruan Tinggi Raharja pun telah meningkatkan mutu dan kualitasnya melalui sertifikat Akreditasi, diantaranya yaitu sebagai berikut:

  1. Pada tanggal 5 April 2006 dengan sertifikat Akreditasi Nomor 00117/Ak-1-DIII-03/DFXMEI/IV/2002 yang berisi Badan Akreditasi nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma III Manajemen Informatika di AMIK Raharja Informatika Terakreditasi A.
  2. Pada tanggal 4 Mei 2006 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 08479/Ak-X-SI-001/CAGTLF/V/2006 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa studi Strata 1 Teknik Informatika di STMIK Raharja terakreditasi B.
  3. Pada tanggal 11 Mei 2006 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 08523/Ak-X-S1-002/CAGSIM/V/2006 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Strata 1 Sistem Informasi di STMIK Raharja terakreditasi B.
  4. Pada tanggal 3 Agustus 2007 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 006/BAN-PT/AK-VIII/DPI-III/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma III Manajemen Informatika di AMIK Raharja Informatika terakreditasi B.
  5. Pada tanggal 25 Agustus 2007 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 019/BAN-PT/AK-X/SI/VIII/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program Strata 1 Sistem Komputer di STMIK Raharja terakreditasi B.
  6. Pada tanggal 29 Desember 2007 sesuai surat keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 017/BAN-PT/AK-VII/Dpl-III/XII/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma III Teknik Informatika di AMIK Raharja Informatika dengan terakreditasi B.
  7. Pada tanggal 18 Januari 2008 sesuai surat Keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 019/BAN-PT/AK-VII/Dpl-III/I/2008 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma Tiga Komputerisasi Akuntansi di AMIK Raharja Informatika terakreditasi A.
  8. Pada tanggal 08 Juli 2011 sesuai surat Keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 010/BAN-PT/Ak-XIV/S1/VII/2011, menyatakan bahwa Program Studi Sarjana Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Raharja, Tangerang terakreditasi B.
  9. Pada tanggal 23 September 2011 sesuai surat Keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 025/BAN-PT/Ak-XIV/S1/IX/2011, menyatakan bahwa Program Studi Sarjana Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Raharja, Tangerang terakreditasi B.

1. Jurusan / Program Studi pada STMIK Raharja

Tabel 1.JPG

Gambar 3.1.Jurusan atau Program Studi pada STMIK Raharja

2. Jurusan / Program Studi pada AMIK Raharja Informatika

Tabel amik.JPG

Gambar 3.2. Jurusan atau Program Studi pada AMIK Raharja


Struktur Organisasi

Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu sktruktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha untuk menunjukkan kerangka – kerangka hubungan diantara fungsi, bagian – bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu oragnisasi.Sama halnya dengan Perguruan Tinggi Raharja yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut.

Strk.jpg

Gambar 3.3. Stuktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja


Tugas dan Tanggung Jawab

Seperti halnya di dalam sebuah perusahaan, Perguruan Tinggi Raharja di dalam manajemen akademiknya terdapat bagian-bagian yang mempunyai tugas dan kewajiban dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada Perguruan Tinggi Raharja, yaitu sebagai berikut :

1. Presiden Direktur

Wewenang :

  1. Menyelenggarakan program kerja yang berpedoman pada visi, misi, fungsi dan tujuan pendirian Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Menyelenggarakan kegiatan dan pengembangan pendidikan, penelitian serta pengabdian pada masyarakat.
  3. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan administrasi.
  4. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terwujudnya Tri Darma Perguruan Tinggi.

Tanggung Jawab :

  1. Pemimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga edukatif, mahasiswa, tenaga administrasi dan terhadap lingkungan.

2. Direktur

Wewenang:

  1. Merupakan wakil presiden direktur.
  2. membantu presiden direktur dalam berbagai kegiatan.

3. Pembantu (Bidang Akademik)

Wewenang :

  1. Menjalankan program kebijaksanaan akademik.
  2. Mengawasi dan membina serta mengembangkan program studi sesuai kebijaksanaan yang telah digariskan.
  3. Membina dan mengembangkan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
  4. Mengadakan afiliasi.
  5. Membina dan mengembangkan kelembagaan.

Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

4. Pembantu Direktur II (Administrasi)

Wewenang :

  1. Melaksanakan dan mengelola seluruh kegiatan administrasi dan keuangan.
  2. Membina dan mengembangkan kepegawaian.
  3. Mengadakan sarana dan prasarana kepegawaian.

Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan dibidang keuangan dan administrasi.

5. Pembantu Direktur III (Bidang Kemahasiswaan)

Wewenang :

  1. Membina kegiatan kemahasiswaan.
  2. Membina kehidupan mahasiswa dalam kampus sehingga dapat mengembangkan penalaran.
  3. Membina dan mengawasi kegiatan lembaga mahasiswa serta unit kegiatan khusus akademik.

Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan dibidang kemahasiswaan serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa.

6. Asisten Direktur Akademik

Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pelaksanaan proses belajar mengajar.
  2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  4. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya.
  5. Mengusulkan kepada Direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.
  6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.
  7. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian dosen.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan JRS yang efektif dan efisien, pengimplementasian pelaksanaan proses belajar mengajar, kemajuan kualitas pelayanan akademik yang berkesinambungan, dan kelancaran proses belajar mengajar.

7. Kepala Jurusan

Wewenang:

  1. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang perubahan mata kuliah dan materi kuliah yang dianggap telah kadaluarsa bahkan perubahan kurikulum jurusan.
  2. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang kenaikan honor dosen binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang pengadaan seminar, pelatihan, penambahan kelas perkuliahan pengangkatan dosen baru dan pemberhentian dosen.
  4. Memberikan kebijakan administratif Akademik seperti cuti kuliah, perpindahan jurusan, ujian susulan, dan pembukaan semester pendek.
  5. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang pembukaan peminatan/konsentrasi baru dalam jurusannya.
  6. Memberikan sanksi Akademik kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib Perguruan Tinggi Raharja.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan pengimplementasian kurikulum, SAP dan bahan ajar, monitoring kehadiran dosen dalam perkuliahan, jam konsultasi dan tugas-tugas yang disampaikan ke dosen, terlaksananya penelitian, seminar, pembinaan prestasi akademik mahasiswa dan peningkatan jumlah mahasiswa dalam jurusannya.

8. Asisten Direktur Finansial

Wewenang:

  1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pembuatan budget pada setiap bagian dan pelaksanaan pemakaian dana.
  2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor, pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  3. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya dan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan budgeting pada setiap bagian, dan tersedianya dana atas budget yang telah disetujui.
  2. Bertanggung jawab atas kemajuan kualitas pendanaan aktifitas yang berkesinambungan.
  3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.

9. Layanan Keuangan Mahasiswa(LKM)

Wewenang:

  1. Mengusulkan prosedur layanan keuangan kepada Asisten Direktur Finansial
  2. Mengusulkan tentang unit baru yang dibutuhkan kepada Asisiten Direktur Finansial.

Tanggung Jawab:

  1. Bertanggung jawab atas kelancaran proses penerimaan keuangan mahasiswa
  2. Bertanggung jawab atas penagihan tunggakan mahasiswa.

10. Asisten Direktur Operasional(ADO)

Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar
  2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  4. Memberikan kebijaksanaan pelaksanaan layanan pada bidangnya.
  5. Mengusulkan kepada Direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.
  6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan kalender akademik tahunan.
  2. Bertanggung jawab atas pengimplementasian pelaksanaan dan kualitas pelayanan yang berkesinambungan pada bidangnya.
  3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.

11. Registrasi Perkuliahan dan Ujian(RPU)

Bagian registrasi perkuliahan dan ujian terdiri dari dua bagian antara lain:

A. Layanan Registrasi Mahasiswa (LRM)

Wewenang :

  1. Berwenang memberikan kebijakan yang berhubungan dengan proses registrasi mahasiswa.
  2. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya
  3. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan
  4. Mengusulkan kepada ADO untuk pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

Tanggung Jawab:

  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi POM mulai dari persiapan hingga pada penutupan setiap semesternya.
  2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi batal tambah dan jumlah mahasiswa yang melakukan POM.
  3. Bertanggung jawab atas seluruh informasi mengenai registrasi mahasiswa.

B. Perkuliahan dan Ujian (PU)

Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada ADO atas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar serta kebijakan yang diambil.
  2. Mengusulkan kepada ADO tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  3. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang dianggap telah melanggar tata tertib karyawan.
  4. Mengusulkan kepada kepala jurusan untuk kelas perkuliahan yang dapat dibuka.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pendokumentasian perkuliahan dan ujian.


Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Fungsional :

  1. Membuat mekanisme monitoring keamanan ruangan dengan bekerja secara baik dan dapat mendeteksi keberadaan manusia di area sekitar yang dikendalikan melalui jaringan yang terhubung dengan wireless.
  2. Membuat prototype dari kamera yang dapat capture secara otomatis, dan mengirim report data berupa gambar secara real-rime ke twitter.

2. Operasional :

  1. Membantu masalah yang ada bagi lingkungan suatu organisasi pada Perguruan Tinggi Raharja, khususnya yang ada di dalam ruang kasir.
  2. Merancang sistem kontrol dengan mengaktifkan dan menonaktifkan kamera secara otomatis tanpa memberikan authentication password.

Adapun tujuan hasil perbaikan untuk pihak yang menggunakan alat, yaitu:

1. Bagi Karyawan :

  1. Lebih santai dalam bekerja
  2. Memberikan rasa aman dan nyaman di dalam bekerja karena diawasi dan dioperasikan lewat twitter sebagai informasi kondisi di ruangan.

2. Bagi Unit Kerja :

  1. Kinerja Unit menjadi lebih tepat dan efektif dalam pemantauan yang secara langsung mampu terdeteksi ketika terjadi sebuah gerakan dari keberadaan obyek yang ada di sekitar area jangkauan secara berkala.
  2. Mengurangi beban kerja tenaga manusia dalam pemantauan manual.


Analisa Sistem

Metode Analisa Sistem

1. Kelebihan Alat :

  1. Alat ini dapat menangkap gambar apa yang dilihatnya dan kemudian menampilkannya pada twitter sehingga dapat dilakukan pemantauan.
  2. Monitoring ini dilakukan dengan semua perangkat yang mempunyai aplikasi twitter atau twitter di web browser yang terkoneksi internet. Sehingga akan memberikan kemudahan user dari pengaplikasiannya.

2. Kekurangan Alat :

  1. Alat ini tidak dapat digunakan, jika staf berada di dalam ruang kasir.
  2. Hasil capture camera akan dikirimkan ke twitter, tetapi masalahnya twitter bersifat public, artinya untuk informasi tersebut dapat diakses oleh siapapun, jadi lebih baik jika pengiriman dilakukan dari e-mail. Karena e-mail memiliki sistem keamanan informasi yang lebih kuat.
  3. Alat ini bergantung dengan jaringan wireless. Bila terjadi gangguan pada jaringan wireless, maka otomatis alat ini tidak dapat digunakan.
  4. Alat ini akan mengidentifikasi setiap pergerakan suatu objek dengan sensor PIR, tapi tidak dapat diidentifikasi apakah obyek itu manusia.


Cara Kerja Alat

Alat ini dibuat untuk dapat memberikan pengawasan secara otomatis bagi penggunanya ketika berada di luar ruangan. Berikut ini adalah sebuah kerja suatu alat berdasarkan dari input, proses dan output yang diinginkan:

  1. Masukan (Input)

    Input data akan dilakukan secara otomatis oleh sensor PIR untuk mendeteksi adanya gerakan pada area sekitar jangkauan secara berkala. Pin 12 (GPIO 18) yang berfungsi mengatur sensor gerak menjadi input.

  2. Proses (Process)

    Selanjutnya dari sensor PIR itu diproses oleh Raspbery Pi sebagai inputan untuk dapat melakukan proses pengambilan gambar atau tidak. Proses pengambilan gambar dilakukan menggunakan kamera webcam, yang dapat melakukan pengambilan gambar dengan format (jpg) secara terus-menerus ketika sistem input kamera pengawas mendeteksi adanya keberadaan manusia di area sekitar jangkauan. Hasil implementasi pada kamera akan melakukan capture gambar bila dideteksi adanya gerakan. Kemudian kamera akan tweet gambar ke twitter. Hasil gambar itu akan difilter dan disimpan dalam media storage: di SD Card (Raspberry Pi). Capture di twitter tampil secara real-time dengan format waktu saat ini.

  3. Keluaran (Output)

    Jika sensor PIR mendeteksi adanya pergerakan suatu obyek maka Output 3.3 - 5 volt (high) akan dihasilkan apabila sensor PIR mendeteksi manusia yang berada di area sekitar jangkaunnya. Sebaliknya Output 0 volt (Low) akan dihasilkan jika tidak terdeteksi pergerakan di sekitar jangkaun.


Diagram Blok

Dalam perancangan pemantauan dengan Raspberry Pi secara umum perangkat keras atau hardware minimal dibutuhkan beberapa komponen elektronika sebagai berikut, yaitu: SD Card untuk Operating System (OS). Camera Webcam untuk menangkap atau capture gambar, TP-Link untuk akses jaringan wireless serta perlengkapan atau device penunjang lainnya. Agar sistem dapat bekerja dan berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi. Untuk mudah dipahami penulis membuat diagram blok dan alur kerjanya:


Gambar 3.4. Diagram Blok Versi Pertama

Raspberry Pi yaitu sebuah Personal Computer (PC) yang berukuran sebesar kartu kredit. Raspberry Pi B mempunyai System On Chip (SOC), yang bernama BCM2835, memiliki processor ARM1176JZ 700MHz dan memiliki RAM 512 MB. Beberapa Port dan Slot di dalam Raspberry Pi B:


Gambar 3.5. Diagram Blok Versi Kedua

Keterangan dan penjelasan pada diagram blok diatas yaitu sebagai berikut:

  1. Raspberry Pi B sebagai platform untuk memasukan program ke dalam SD Card dan pusat pengontrolan alat yang berisi program di dalamnya.
  2. SD Card yaitu tempat menyimpan pembuatan program di Raspberry Pi.
  3. TP-Link WN722N yaitu perangkat yang dapat menerima dan mengirim sinyal untuk komunikasi antara aplikasi twitter dengan mikrokontroler.
  4. Sensor PIR digunakan untuk mendeteksi suatu pancaran sinar infrared. Berifat pasif, yang hanya menerima radiasi sinar infrared dari luar saja.


Flowchart



Gambar 3.6. Flowchart Sistem Alat


Pembuatan Alat

Perancangan yang dimaksudkan dalam sistem kontrol ini terdiri dari perancangan perangkat keras (hardware) serta perangkat lunak (software).

Secara umum pada sebuah perancangan alat ini yaitu seperti yang di tunjukkan dari diagram blok di gambar 3.4. dan 3.5. Alat itu dirancang untuk dapat membentuk rancangan sistem kontrol monitoring keamanan ruang dengan menggunakan kamera webcam untuk mengambil gambar secara real-time. Gambar akan muncul di twitter, kemudian akan disimpan di Raspberry Pi.

Perancangan sistem secara keseluruhan membutuhkan beberapa alat dari bahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan sistem, adapun deskripsi komponen untuk alat dan bahan, sebagai berikut:

Peralatan Dan Bahan Yang Digunakan Meliputi:

  1. Personal Komputer (PC) atau Laptop
  2. Micro USB Power Adapter.
  3. Raspberry Pi B.
  4. a. SD Card (Mikro USB)

    b. USB Port (Raspberry Pi)

    c. GPIO Pin (Raspberry Pi)

  5. Kabel USB
  6. TP-LINK WN722N
  7. Camera Logitech C170
  8. Kabel Jumper (female to female)
  9. Sensor PIR (Passive Infrared)
  10. Smartphone Android (untuk tethering internet)


Perancangan Perangkat Keras (Hardware)


Perancangan%2BFisik%2BNew.jpg

Gambar 3.7. Perancangan Fisik


Di dalam perancangan ini diperlukan beberapa komponen penunjang dan device elektronika seperti Raspberry Pi B, TP-Link WN722N, Kamera Logitech C170, Sensor Passive Infrared (PIR), dan perangkat Smartphone. sehingga sistem itu bekerja dan berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi. Agar dapat lebih memudahkan dalam memahami rancangan gambar 3.5 di atas dan cara kerjanya. Dibawah ini yaitu tabel keterangan dan penjelasan:


Tabel 3.1 Keterangan Cara Kerja Masing-Masing Komponen

tabel%2Braspberry%2Bpi.png


Sensor PIR

1. Definisi Sensor PIR

Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) adalah suatu sensor yang mendeteksi adanya pancaran sinar inframerah. Sensor PIR bersifat pasif artinya tidak memancarkan sinar infrared, tetapi akan menerima radiasi sinar infrared dari luar. Sensor PIR biasanya digunakan untuk pancaran detektor dalam pergerakan (perubahan suhu) sekarang dan sebelumnya.

Sensor gerak menggunakan modul PIR sangat simpel dan mudah diaplikasikan karena modul PIR hanya memerlukan tegangan input DC 5V cukup efektif mendeteksi adanya pergerakan (hingga jarak 5 meter). Ketika tidak mendeteksi adanya gerakan keluaran modul adalah LOW, dan jika mendeteksi adanya gerakan keluaran akan berubah jadi HIGH.

Bentuk Dari Sensor PIR:

Gambar 3.8. Sensor PIR


2. Diagram Blok Sensor PIR

Gambar 3.9. Diagram Blok Sensor PIR

Uraian penjelasan dari proses sensor PIR:

Sensor ini bekerja dengan menangkap energi panas dari pancaran sinar infrared yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol. Seperti manusia dapat memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran infrared tadi masuk lewat lensa fresnel dan mengenai sensor pyroelectric karena sinar infrared mengandung energi panas sehingga sensor pyroelectric menghasilkan arus listrik. Pada sensor pyroelectric terbuat dengan bahan galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantale (LiTaO3). Arus listrik ini yang dapat menimbulkan suatu tegangan & dibaca secara analog. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh amplifier dan dibandingkan oleh comparator di tegangan tertentu. Arus listrik terjadi karena adanya panas. Prosesnya hampir sama seperti di arus listrik yang terbentuk karena sinar matahari mengenai solar cell.

Jadi, Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1. 0 saat sensor PIR tidak mendeteksi pancaran sinar infrared, 1 saat sensor PIR mendeteksi. Pada sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran sinar infrared dari panjang gelombang yaitu 8-14 mikrometer. Disebabkan karena ada IR filter yang menyaring panjang sinar infrared. Panjang gelombang dihasilkan tubuh manusia sekitar 9-10 mikrometer.

3. Skematik Diagram Sensor PIR dan Raspberry Pi

Gambar 3.10. GPIO Sensor PIR Di Raspberry Pi

Gambar 3.11. PIR Modul Raspbery Pi


Raspberry Pi B

1. Rangkaian Raspberry Pi B

Gambar 3.12. Rangkaian Raspbery Pi B

Raspberry Pi yaitu sebuah Personal Computer (PC) yang berukuran sebesar kartu kredit. Raspberry Pi B mempunyai System On Chip (SOC), yang bernama BCM2835, memiliki processor ARM1176JZ 700MHz dan memiliki RAM 512 MB. Beberapa Port dan Slot di dalam Raspberry Pi B:

  1. Secure Digital Card Slot (Kartu Memori)

    SD Card Slot (Secure Digital Card) adalah slot yang digunakan untuk tempat penyimpanan OS yang sudah di install pada kartu SD (Memori).

  2. Universal Serial Bus Port (USB Port)

    Pada Raspberry Pi B terdapat 2 Port USB 2.0 umumnya dipakai untuk menghubungkannya dengan piranti lain. Misal: digunakan pada camera digital, hardisk, keyboard, mouse, modem dan piranti-piranti yang lain.

  3. Ethernet Port

    Terdapat port RJ45 standar yang dapat terhubung pada sebuah jaringan. Jaringan ini biasanya hanya mencakup satu gedung atau rumah contoh: jaringan LAN di rumah, di kantor, di hotel, di bandara, di warnet, dll.

  4. HDMI (High Definition Multimedia Interface) Connector

    Port yang sering digunakan pada berbagai perangkat audio visual yang mampu mengalirkan bandwidth hingga hitungan gigabyte. Port HDMI bisa digunakan untuk mengkoneksikan seluruh sumber audio dan video berbentuk digital seperti bluray disk, PC, smartphone, TV dan lain-lain.

  5. Composite Video Out

    Pada port menggunakan type RCA jack standar yang berwarna kuning. RCA berfungsi menampilkan video dengan resolusi rendah dari HDMI. Port ini menghubungkan pada analog TV PAL (phase alternating line).

  6. Power Input

    Terdapat mikro USB power adapter berfungsi untuk supply listrik pada Raspberry Pi. Pada umumnya, digunakan dalam charger di smartphone android. Bekerja untuk tegangan 5V di arus minimal 1A agar maksimal.

  7. Analog Video Out

    Terdapat jack standar 3.5 mm dan berfungsi untuk menghasilkan suara. Jack 3.5 analog audio dimaksudkan untuk mendorong beban impedansi tinggi (seperti kekuatan speaker). Headphone atau speaker lemah tidak akan terdengar sangat baik. Bahkan karena ini menulis kualitas output analog jauh lebih kecil daripada audio HDMI output yang dihubungkan ke TV melalui HDMI. Beberapa dilakukan pada software driver audio.

  8. Status LEDs

    Tabel 3.2 Status LEDs

    status%2Bled.png

Berikut ini dapat dijelaskan beberapa fungsi pin pada Raspberry Pi B:

  1. General Purpose Input and Output (GPIO) (Kartu Memori)

    Tabel 3.3 Pin GPIO

    GPIO.jpg

  2. Display Serial Interface (DSI) Connector

    Konektor ini menerima 15 Pin Kabel Pita yang bisa digunakan untuk mampu berkomunikasi dengan komponen seperti: LCD atau OLED.

  3. Camera Serial Interface (CSI) Connector

    Port tersebut dapat memungkinkan modul dihubungkan langsung ke board Raspberry Pi. CSI digunakan untuk menambah modul kamera.

  4. P2 and P3

    Untuk Pengujian JTAG. P2 (Chip Broadcom), P3 (Chip LAN 9512).

2. Diagram Blok Raspbery Pi B

Gambar 3.13. Diagram Blok Raspberry Pi B

3. Sistem Operasi Raspberry Pi

Untuk menggunakan Raspberry Pi memerlukan operating system (Contoh OS: windows, linux, mac, dan lainnya) yang dijalankan dalam SD Card pada board Raspberry Pi tidak seperti di mikrokontroler AVR yang selama ini dipakai tanpa OS. OS yang biasanya dipakai antara lain linux distro Raspbian. OS disimpan di SD Card dan ketika proses boot OS hanya dapat dilakukan dari SD Card dan tidak dapat di lokasi lain.

Gambar 3.14. Sistem Operasi Raspbian


Wireless USB (TP-Link WN722N)

TP-Link WN722N ini berfungsi untuk menghubungkan dari jaringan nirkabel Raspbery Pi dan melakukan proses install software dan hardware.

Gambar 3.15. TP-Link WN722N


Webcam Camera (Logitech C170)

TWebcam Logitech C170 adalah piranti yang digunakan dalam KKP untuk mengambil gambar. Mempunyai spesifikasi: video calling 640x480, video capture hingga 1024x768 pixels maupun photo hingga 5 megafixels.

Gambar 3.16. Webcam Logitech C170


Perangkat Lunak (Software)

Instalasi Raspbian

Raspbian yaitu sistem operasi berbasiskan debian (linux) yang dapat digunakan dalam Raspberry Pi. Raspbian merupakan seperangkat program dasar dan utilitas yang membuat Raspberry Pi berjalan. dibutuhkan sebuah software NOOBS (New Out of Box Software) untuk mengcopy software raspbian ke dalam SD Card.

Langkah instalasi Raspbian dengan NOOBS:

  1. Copy File NOOBS ke SD Card (sama seperti copy file foto/dokumen).

    Gambar 3.17. File Noobs

  2. Pasang SD Card, USB keyboard, mouse, dan kabel HDMI TV pada HDMI port di Rasberry Pi. Kemudian barulah pasang power supply.

    Gambar 3.18. Pemasangan Kabel Pada Port Raspberry Pi

  3. Memilih sistem operasi yang akan di install pada Raspberry Pi.

    Gambar 3.19. Install Sistem Operasi Raspbian di Noobs

  4. Menunggu Proses Instalasi Sampai Selesai (kurang lebih 40 menit).

    Gambar 3.20. Proses Instalasi Raspbian

  5. Konfirmasi Proses Instalasi, Klik OK untuk menyelesaikan proses.

    Gambar 3.21. Konfirmasi Proses Instalasi

  6. Proses booting, login dengan username: pi dan password:raspberry.

    Gambar 3.22. Proses Booting Raspbian OS

  7. Kemudian finish dan dengan ketik: startx

    Gambar 3.23. Tampilan GUI Raspbian OS


Membuat Aplikasi Di Twitter (API Twitter)

Twitter adalah jejaring sosial dan micro-blogging yang memfasilitasi sebagai pengguna dapat memberikan update (pembaruan) suatu informasi. Informasi tersebut dapat bersifat pribadi, grup, bisnis, dan lain sebagainya. Langkah-langkah untuk pembuatan aplikasi di twitter (API Twitter) yaitu:.

  1. Masuk ke situs: apps.twitter.com untuk mulai membuat API twitter.

    Gambar 3.24. Tampilan Awal Membuat API Twitter

  2. Mengisi Application detail seperti: Nama, Deskripsi, Website.

    Gambar 3.25. Mengisi Form Application Details

  3. Pilih tab keys and access token yang nanti masuk ke program python, dengan menyalin kode pada bagian consumer key dan consumer secret.

    Gambar 3.26. Tampilan API Key dan API Secret

  4. Terakhir mengatur di tab permissions pada API Twitter.

    Gambar 3.27. Access Permissions


Instalasi GPIO

Library ini akan membiarkan mengontrol di Pin GPIO Raspberry Pi dan nanti akan dihubungkan untuk sensor PIR (Passive infrared Receiver). Untuk dapat menginstalnya digunakan program command sebagai berikut:


Gambar 3.28. Instalasi GPIO di Raspberry Pi B


Instalasi Fswebcam

Fswebcam akan diperlukan untuk mengambil gambar menggunakan kamera webcam C170 pada saat sensor PIR mendeteksi suatu pergerakan. Dari penginstalannya dapat digunakan program command sebagai berikut:


Gambar 3.29. Instalasi Fswebcam di Raspberry Pi B


Jika sudah di install dapat dilakukan pengecekan dengan program berikut:

Gambar 3.30. Pengecekan Fswebcam


Kalau sudah, bisa di cek melalui home/pi. Maka ada sebuah file jpeg dengan nama test.jpg dan berukuran 640x480 Pixels. Jika sudah benar dan ingin menghapusnya, maka bisa dilakukan dengan pengetikan: rm test.jpg.

Proses instalasi tersebut akan menghubungkan Raspberry Pi dengan internet sehingga akan memungkinkan untuk mendownload libraries serta kode yang diperlukan pengguna untuk dapat tweet dan capture ke twitter.


Kode Program Python (Capture Ke Twitter)


Gambar 3.31. Final Program Python

Gambar 3.32. Program Python Ketika Sensor Mendeteksi Gerakan


Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem yang berjalan dalam sebuah penelitian ini dipakai teknik pembacaan dengan flowchart diagram untuk mempermudah pembacaan sistem. Berikut ini adalah flowchart pada sistem yang berjalan:


flowchart%2Byang%2Bberjalan.png

Gambar 3.33. Flowchart Sistem yang Berjalan


Berdasarkan Flowchart pada gambar 3.27. pada saat menginggalkan ruang kasir masih dengan cara manual dalam mengunci pintu ruangan dan pengawasan yang dilakukan masih menggunakan tenaga manusia seperti: tidak ada kamera pengawas untuk memonitoring keamanan ruangan kasir.


Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di ruang kasir didapatkan bahwa user tidak dapat mengawasi dan mendeteksi keberadaan seseorang yang masuk ke dalam ruang kasir ketika ruang kasir tidak dalam pengawasan langsung artinya user tidak berada di ruang kasir. Sehingga user tidak bisa bebas untuk melakukan aktivitas yang ada di luar dan tidak dapat mengetahui aktivitas apa yang terjadi di dalam ruang kasir.

Setelah mengamati dan meneliti permasalahan yang ada, maka dapat dirincikan untuk permasalahan yang dihadapi, diantaranya sebagai berikut:

  1. Belum adanya sebuah sistem yang praktis dan aman untuk digunakan.
  2. Pengawasan yang dilakukan secara manual kurang efektif dan efisien.
  3. Tidak menggunakan teknologi apapun dalam pengawasan ruang kasir.


Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dalam beberapa permasalahan yang ada, terdapat alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, yaitu:

  1. Membuat sistem yang dapat digunakan secara aman dan praktis.
  2. Membuat sistem yang bisa mendeteksi keberadaan manusia di ruangan.
  3. Membuat sistem yang akan melakukan monitoring secara real-time dan akan memberikan notifikasi kepada user dalam format waktu sekarang.
  4. Membuat sistem yang bekerja secara otomatis pada kamera yang dapat mengembil gambar (capture) dan mengirimkan gambar itu pada twitter.
  5. Membuat sistem yang yang dapat menampilkan waktu saat ini, berupa: (bulan-tanggal-tahun-jam) pada twitter jika mendeteksi obyek bergerak.


User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan wawancara dengan stakeholder di ruang kasir tentang seluruh rancangan sistem alat yang akan dibuat dan diperoleh berdasarkan data-data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan dan juga kebutuhan pengguna terhadap sistem yang masih belum mampu terpenuhi. Berikut adalah tabel elisitasi dari tahap I yang di jelaskan, sebagai berikut:

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap I

elisitasi%2Btahap%2BI.png


Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan elisitasi tahap I dan kemudian diklasifikasikan kembali untuk diproses yang sesuai dengan metode MDI. Berikut penjelasan requirement yang diberi opsi (I) dan wajib dieliminasi:

  1. M = Mandatory
  2. D = Desirable
  3. M = Inessential

Tabel 3.5. Elisitasi Tahap II

elisitasi%2Btahap%2BII.jpg


Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah elisitasi tahap III yang diklasifikasikan kembali menggunakan metode TOE dari opsi HML.

  1. T = Technical
  2. O = Operational
  3. E = Economic
  4. H = High
  5. M = Middle
  6. L = Low

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap III

elisitasi%2Btahap%2BIII.png


Final Elisitasi

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap III

final%2Belisitasi.png


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai Prototype Monitoring Kemanan Ruang Dengan Kamera Capture Melalui Twitter Berbasis Raspberry Pi adalah sebagai berikut:

  1. Merancang dan membuat Raspberry Pi dan juga rangkaian elektronika sebagai alat pendeteksi dengan cara menggunakan input data yang akan dilakukan secara otomatis oleh sensor PIR. Sensor PIR berperan untuk mendeteksi pergerakan obyek dengan menghasilkan output 3.3 - 5 volt.
  2. Merancang dan membuat Raspberry Pi dan juga rangkaian elektronika dengan menggunakan kamera yang akan melakukan monitoring dengan mengambil gambar dalam format (jpg), secara terus-menerus ke twitter ketika PIR bekerja dan mendeteksi gerakan maka kamera akan otomatis merekam kejadian dari ruang kasir dan mentransformasi data ke twitter.
  3. Komunikasi dari Raspberry Pi untuk proses instalasi dan input program seluruhnya dengan menggunakan wireless melalui tethring smartphone.
  4. Sensor PIR akan bekerja untuk mendeteksi keberadaan manusia di area sekitar jangkauan sebagai proses input dan output pertama yang akan di terima Raspberry Pi. Kemudian Raspberry Pi akan memproses input PIR ke dalam kamera untuk proses pengambilan gambar. Kamera akan mengirimkan capture gambar dan informasi waktu saat ini pada twitter.

Saran

  1. Perlu perbaikan di sistem pengontrolan, khususnya di kamera agar bisa mengaktifkan dan menonaktifkan sistem dengan memberikan otentikasi dan otorisasi pada alat itu, contohnya: sistem password atau fingerprint.
  2. Untuk pengembangan alat khususnya dari kamera dapat dikembangkan agar sistem dapat mengidentifikasi dengan sistem pengenalan di wajah

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Jogiyanto, Dari Buku Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  2. 2,00 2,01 2,02 2,03 2,04 2,05 2,06 2,07 2,08 2,09 2,10 2,11 2,12 2,13 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  3. Hartono, Bambang. 2011. Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data. Jakarta: Rineka Cipta.
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Managemen. Jakarta: Graha Ilmu
  5. Rosa, A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
  6. Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
  7. 7,0 7,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  8. 8,0 8,1 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
  9. Aisyah, Siti dan Nawang Kalbuana. 2011. Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME. Jurnal CCIT Vol.4 No. 2. Tangerang.
  10. Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
  11. Darmawan Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  12. 12,0 12,1 12,2 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  13. Kumorotomo dan Margono. 2010. Konsep Sistem Informasi manajemen. Yogyakarta: UGM Press. Diakses pada Tahun 2013.
  14. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  15. Khana, Ika Nur. 2013. WirelessMon, Very Handle to Capturing your WiFi Network Access. Diambil dari http://ilmukomputer.org
  16. Nikolaos Bourbakis, Konstantina S. Nikita and Ming Yang. 2013. International Journal of Monitoring and Surveillance Technology Resarch. Vol 1:2, ISSN:2166-7241, EISSN:2166-725X. IGI PA, USA.
  17. 17,0 17,1 17,2 17,3 17,4 Erinofiardi, Nurul Iman Supardi, Redi. 2012. Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur, Simulasi Pada Prototype Ruangan. Jurnal Mekanikal, Vol.3 No.2 – Juli 2011.
  18. Saputra, Dedy Cahyadi dan Awang Harsa Kridalaksana. 2010. Sistem Otomasi Perpustakaan Dengan Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID). FMIPA Universitas Mulawarman. Vol 5. No.3.
  19. Santoso, Martinus, Sugiyanto. 2013. Pembuatan Otomasi Pengaturan Kereta Api, Pengereman dan Palang Pintu pada Rel Kereta Mainan Berbasis Mikokontroler. Jurnal FEMA Universitas Lampung Vol 1. No.1
  20. 20,0 20,1 Sommerville and Sawyer dikutip dalam buku Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi Offset.
  21. 21,0 21,1 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  22. 22,0 22,1 GSiahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi Offset.
  23. 23,0 23,1 23,2 23,3 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  24. Wiyancoko, Dudy. 2010. "Desain Sepeda Indonesia". Jakarta: PT Dumedia Desain.
  25. 25,0 25,1 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan “Sistem”. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
  26. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
  27. Rizky. Soetam. 2011."Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak". Jakarta: Prestasi Pustaka
  28. 28,0 28,1 Siddiq, Asep jafar 2012. Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box Pada Proses Pra Registrasi User Via Website.
  29. Budiman. 2012. "Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box Pada Proses Pra Registrasi User Via Website”, Makalah, halaman: 4.
  30. Dipranoto, Alfan Rachman. 2010. Penghitungan Jumlah Kendaraan Padaarea Parkir Dengan Mikrokontroller At89s51. Makalah, halaman: 3.
  31. 31,0 31,1 31,2 Saefullah, Sumardi Sadi, Yugo Bayana. 2013. Smart Wheeled Robotic (SWR) Yang Mampu Menghindari Rintangan Secara Otomatis. CCIT, Vol.2 No.3.
  32. Syahrul. 2012. diambil dari Skripsi: Juliansah, Reza Amar. 2014. Perguruan Tinggi Raharja. diakses dari: widuri.raharja.info
  33. Unggul Juwana. 2009.
  34. Oscar. 2012. Elektronika Dasar: Pengenalan Praktis, Jakarta: Elek Media Komputindo.
  35. 35,0 35,1 Rusmadi, Dedy. 2011. MENGENAL KOMPONEN ELEKTRONIKA. Bandung: Pionir Jaya.
  36. Dargie Waltenegus and Christian Poellabauer, 2010. Fundamentals of Wireless Sensor Networks: Theory and Practice. Yang diakses pada situs Google Book.
  37. Kurniawan. 2011. Universitas Sumatera Utara. Diambil dari: Landasan Teori Umum Mengenai Sensor. Alamat: http://repository.usu.ac.id/
  38. TP-LINK. Technologies Co, Ltd. 2014. 150Mbps High Gain Wireless USB Adapter TL-WN722N. Diambil dari: TP LINK WN722N. (Tanggal akses 16 November 2014).
  39. Hidayat, Wahyu 2010. dengan Materi Ajar “Pengantar Multimedia”.
  40. 40,0 40,1 40,2 Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Diambil dari: Skripsi yang berjudul: “Media Penyimpanan Dan Pembelajaran Berbasis Cloud Computing Menggunakan Raspberry Pi Pada Lingkungan RT” (Diakses: Tanggal 8 Desember 2014)
  41. Sofana,Iwan. CISCO & CCNA Jaringan Komputer. Informatika Bandung, Bandung 2012 halaman 244
  42. Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset..
  43. Noersasongko. Andono. 2010.
  44. Farid Erik dan Matyama Studio. 2010. Teknik Overclocking untuk Pemula. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
  45. Triasanti, Dini. 2012. Universitas Gunadarma. Diambil dari: dini3asa.staff.gunadarma.ac.id. (Tanggal akses 21 November 2014).
  46. Untung Rahardja, Sudaryono, Suryo Guritno.2011. "IT Research".Yogyakarta: Andi Offset
  47. Semiawan. Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1. Surat Pengantar KKP
A.2. Form Penggantian Judul
A.3. Kartu Bimbingan
A.4. Kartu Study Tetap Final ( KSTF )
A.5. Form Validasi Kuliah Kerja Praktek (KKP)
A.6. Kwitansi Pembayaran Kuliah Kerja Praktek (KKP)
A.7. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
A.8. Daftar Nilai
A.9. Formulir Seminar proposal
A.10. Sertifikat TOEFEL
A.11. Sertifikat Pengukuhan Prospek
A.12. Sertifikat IT Internasional
A.13. Sertifikat IT Nasional
A.14. Curriculum Vitae (CV)

Lampiran B

B.1. Bukti Wawancara
B.2. Bukti Observasi

Contributors

Admin, Andri Zali, Reza pahlava