KP1122469627

Dari widuri
Ini adalah revisi disetujui dari halaman ini; bukan revisi terkini. Lihat revisi terbaru.
Lompat ke: navigasi, cari

PROTOTYPE SISTEM KALKULASI KONSTRUKSI

STANDARD PINTU BESI PADA

PT.ALBA UNGGUL METAL


LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK



Logo stmik raharja.jpg



OLEH:

1122469627 TONY TRISTAN SAPUTRA



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)



LEMBAR PERSETUJUAN



PROTOTYPE SISTEM KALKULASI

KONSTRUKSI STANDARD PINTU BESI

PADA PT.ALBA UNGGUL METAL



Diajukan guna melengkapi sebagian syarat untuk mengikuti KKP pada

Jurusan Teknik Informatika Konsentrasi Software Engineering

STMIK Raharja Tahun Akademik 2014/2015.



Tangerang, 08 Januari 2014



Dosen Pembimbing




( Sutrisno,M.Kom )

NID. 10020



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA



LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK


Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM
: 1122469627
Nama
: Tony Tristan Saputra
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering


Menyatakan bahwa Kuliah Kerja Praktek ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Kuliah Kerja Praktek yang telah dipergunakan untuk melanjutkan dalam pembuatan Skripsi baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 11 Januari 2014
Tony Tristan Saputra
NIM. 1122469627

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

PT. Alba Unggul Metal berdiri sejak tahun 1962 dan berlokasi di Jakarta, memproduksi Steel Office Furniture antara lain : Lemari Arsip, Meja Kerja dan sebagainya.Pada tahun 1988 lokasi PT. Alba Unggul Metal pindah ke komplek Industri Jatake - Tangerang - Banten. Pada tahun 1994 diadakan perluasan area pabrik serta penambahan peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk perkembangan hasil produksi dalam hal kualitas, produktifitas dan efisiensi. Demi kepuasan pelanggan, variasi pada produk Alba yang dihasilkan juga bertambah antara lain pada tahun 1999 : Mobile File Cabinet dengan penggerak mekanis untuk efisiensi penggunaan ruangan maupun efisiensi waktu.Seiring dengan perkembangan dan kepercayaan dari pelanggan, pada tahun 2000 PT. Alba Unggul Metal melengkapi produk-produk yang ada dengan menambah variasi produk seperti : MultifileCabinet, Steel Door, Fire Door, Louvre untuk bangunan dan gedung-gedung. Untuk sarana penyimpanan gudang,variasi produk bertambah juga seperti : Heavy Duty Rack dan Medium Duty Rack.Pada September 2009, PT. Alba Unggul Metal,memfokuskan pada Sistem Manajemen yang ada untuk disempurnakan ke arah yang lebih baik lagi, dengan harapan akan lebih dapat memenuhi kepuasan pelanggan(dengan dilaksanakannya penerapan ISO 9001:2008).Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas serta menstandarisasikan produk-produk PT. Alba Unggul Metal maka pada tanggal 21 April 2010 melalui hasil uji lembaga sertifikasi produk pusat standarisasi departemen perindustrian kami telah memenuhi ketentuan SPPT SNI dan penggunaan tanda SNI.Dengan ini penulis membuat sistem yang dapat mengkalkulasi dan menyimpan konstruksi standard yang telah dibuat dan ditetapkan PT.Alba Unggul Metal khususnya pintu.

Kata Kunci: PT.Alba Unggul Metal

ABSTRACT

PT.Alba Unggul Metal was founded in 1962 and located in Jakarta, producing Steel Office Furniture, such as : Filing Cabinets, Desks etc.In 1988 PT. Alba Unggul Metal was relocated to Komplek Industri Jatake - Tangerang - Banten. In order to facilitate the needs to improve quality, productivity and efficiency , PT. Alba Unggul Metal expanded the factory area and added more required tools with the latest technology (1994).In addition, PT. Alba Unggul Metal added various products to improve customer satisfaction, such as: 1999 : The Mobile File Cabinet with a wheel based mechanism which increase mobility also to increase time efficiency. 2000 : Multifile Cabinet, Steel plated metal doors, Fire-proof doors, Louvre for buildings, Medium Duty Rack and Heavy Duty Rack for storage supplies.In 2009 Sept, PT. Alba Unggul Metal focused on their current management system which enhancing it towards a better and more efficient to help accommodate customer satisfaction by acquiring ISO 9001:2008.To maintain and improve the quality and standard of our products, as per April 21, 2010, PT Alba Unggul Metal through the test of product certification institution for the central industrial standard department, have qualified for the SPPT SNI standards and thus certified for using the SNI logo. By this author makes a system that can calculate and store construction standards that have been created and assigned PT.Alba Unggul Metal particular door.

Keywords : PT.Alba Unggul Metal


KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Kuliah Kerja Praktek Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Penulisan laporan Kuliah KerjaPraktek ini disusun sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan dan mengikuti Skripsi. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja dan juga sebagai Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  2. Bapak Drs. PO. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku pembantu ketua I (Puket I) Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Bapak Junaidi, M.Kom. selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika Perguruan Tinggi Raharja.
  5. Bapak Sutrisno, M.Kom. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Bapak Sukra Panca Saputra selaku Manager HRD PT.Alba Unggul Metal.
  8. Bapak Tino selaku Pembimbing Lapangan PT.Alba Unggul Metal.
  9. Kepada keluargaku yang selalu memberikan dukungan serta memberikan semangat dalam mengerjakan KKP ini dengan baik.
  10. Kepada sahabat-sahabatku yang selalu memeberikan dukungan dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan KKP ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan KKP ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, 11 Januari 2014
Tony Tristan Saputra
NIM. 1122469627

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema tahapan pengembangan sistem informasi dengan pendekatan prototyping

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT.Alba Unggul Metal

Gambar 1.3 Use Case Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Penawaran

Gambar 1.4 Sequence Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Penawaran

Gambar 1.5 Activity Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Penawaran

Gambar 1.6 Use Case Diagram Prosedur Gambar Produksi

Gambar 1.7 Sequence Diagram Prosedur Gambar Produksi

Gambar 1.8 Activity Diagram Prosedur Gambar Produksi

Gambar 1.9 Use Case Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Kitamura

Gambar 2.0 Sequence Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Kitamura

Gambar 2.1 Activity Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Kitamura

Gambar 2.2 Use Case Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Simonwerk

Gambar 2.3 Sequence Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Simonwerk

Gambar 2.4 Activity Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Simonwerk

Gambar 2.5 Diagram Balanced Scorecard

Gambar 2.6 Tampilan Depan Prototype Sistem

Gambar 2.7 Tampilan untuk kalkulasi konstruksi standard

Gambar 2.8 Tampilan untuk menyimpan data produk standard.

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tipe Data Numeric

Tabel 1.2 Tipe Data String

Tabel 1.3 Letak Perbedaan Jumlah Memori

Tabel 1.4 Tipe Data Tanggal

Tabel 1.5 Operator Aritmatika MySQL

Tabel 1.6 Operator Pembanding MySQL

Tabel 1.7 Operator Logika MySQL

Tabel 1.8 Operator Karakter

Tabel 1.9 Operator Lain-lain

Tabel 1.10 Fungsi Agregat


DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

Daftar Simbol Use Case Diagram.png

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Daftar Simbol Activity Diagram.png


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Daftar Simbol Sequence Diagram.png


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu Teknik sudah banyak diterapkan dalam kehidupan manusia,Semua Ilmu Teknik tidak akan lepasdari matematika dan logika, sebelum membuat suatu produk pasti menggunakan dasar-dasar ilmu teknik. Ilmu Teknik yang sudah banyak digunakan adalah Teknik Mesin,Teknik Elektro atau Listrik,Teknik Bangunan atau Sipil dan Teknik Informatika. Semua teknik tersebut akan saling berkaitan dan saling berhubungan satu sama lain, serta memiliki ukuran atau kapasitas standard. Ukuran atau kapasitas standard tersebut dibuat supaya hasil produk yang dibuat bisa dikembangkan lagi menjadi produk lain dengan bahan dasar yang sama.

Dalam hal ini PT. Alba Unggul Metal perusahaan yang bergerak dalam bidang steel office furniture, steel door dan steel fire door, sudah banyak memproduksi banyak produk standard maupun produk khusus.

Contoh produk standard steel office furniture adalah :

1. Filling Cabinet

2. Planfile Cabinet

3. Multifile Cabinet

4. Mobile File

5. Locker

6. Steel Cupboard

7. Rack ( Light Duty rack, Medium Duty Rack, Heavy Duty Rack )

8. Tool Cabinet

9. Pedestal Desk

Semua produk tersebut memiliki ukuran standard dan kapasitas standard. Ukuran dan kapasitas dapat diubah sesuai kebutuhan customer, dengan bahan dasar yang sama. Adapun produk khusus steel office furniture adalah :

1. CCTV Box

2. Library Bookshelf

3. BPKB Cabinet

4. Cradenza Cabinet

5. Finger Print cabinet

6. Multimedia Cabinet

7. Mailbox ( MB-64 dan MB-24 E )

Produk khusus tersebut tidak ready stock atau diproduksi jika ada pesanan, karena produk itu dibuat atas dasarpermintaan khusus dari customer.

Pada awal didirikan PT. Alba Unggul Metal hanya memproduksi steel office furniture saja, pada tahun 2000 perusahaan ini membuat produk baru yaitu steel door, steel fire door, dan louvre yang berbahan dasar dari steel plate dengan ketebalan plate 1.0 mm, 1.2 mm, 1.5 mm, 1.6 mm,2.0 mm. Tidak hanya memproduksi pintu dengan bahan dasar plate saja, tapi juga memproduksi pintu dengan bahan dasar besi hollow dan besi siku dilapisi dengan steel plate.

Steel Door standard yang diproduksi memiliki dua tipe yaitu :

1. Steel Door dan Steel Fire Door dengan menggunakan tipe engsel Kitamura (Japanese Industrial Standard ).

2. Steel Door dan Steel Fire Door dengan menggunakan tipe engsel Simonwerk (Deutsches Institut fur Normung ).

Adapun steel door yang diproduksi memiliki konstruksi yang sama dengan steel door yang menggunakan engsel kitamura, yaitu steel door dan steel fire door dengan menggunakan tipe engsel gracia, dekson, kend, dorma dan tipe engsel kupu-kupu lainnya. Steel Door dengan bahan dasar besi hollow berlapis steel plate juga diproduksi di perusahaan ini yaitu slidding door,perusahaan ini juga memproduksi louvre atau jalusi dari bahan dasar steel plate.

Dari semua produk diatas, semua pengerjaannya dikerjakan dengan dasar ilmu teknik yang mengutamakan fungsi, efisensi, keselamatan dan kenyamanan. Semua produk yang dibuat memiliki fungsi-fungsinya sendiri, efisensi waktu dan biaya menjadi hal yang utama untuk membuat suatu produk. Keselamatan dan kenyamanan juga menjadi hal yang harus diperhitungkan, tidak hanya keselamatan dan kenyamanan untuk pihak costumer saja tetapi keselamatan dan kenyamanan saat membuat produk itu pun harus diperhitungkan.

Langkah-langkah dalam pembuatan produk tersebut memiliki beberapa tahapan yaitu :

1. Cutting Process.

2. Punching Process.

3. Laser Process.

4. Bending Process.

5. Welding Process.

6. Paint Shop Body Process.

7. Final Assembly Process.

8. Quality Control Process.

Setiap produk standard yang dibuat sudah memiliki bentuk, kontsruksi dan ukuran standard yang telah disesuaikan dengan kebutuhan orang Indonesia. Sehingga jika ada pesanan produk standard tapi berbeda ukuran, drafter hanya merubah gambar dan part list.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis mencoba membahas ruang lingkup yang kecil dalam pembuatan konstruksi standard, dalam hal ini penulis hanya membahas perhitungan konstruksi standard pintu besi (steel door).Sehubungan hal tersebut maka pada Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini penulis mengambil judul "PROTOTYPE SISTEM KALKULASI KONSTRUKSI STANDARD PINTU BESI PADA PT.ALBA UNGGUL METAL".

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan berbagai masalah antara lain :

1. Apa yang harus dilakukan jika memiliki design konstruksi terhadap suatu produk standard ?

2. Kenapa hal tersebut hanya dilakukan pada design konstruksi pada produk standard ?

3. Bagaimana jika konstruksi yang digunakan bukan standard yang ada pada perusahaan tersebut ?

4. Apa tujuan utama dari solusi yang diberikan kepada perusahaan?

Ruang Lingkup

Dalam penulisan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan hanya membahas masalah konstruksi standard pintu besi (steel door). Konstruksi itu harus ada dalam suatu produk dan konstruksi standard juga harus ada karena dengan adanya konstruksi standard, produk yang diproduksi bisa dikembangkan lagi menjadi produk baru lainnya dengan dasar dan teknik yang sama. Konstruksi standard pintu besi ini dibuat melalui bedah produk dan evaluasi produk, design konstruksi dan teknik apa saja yang digunakan untuk proses produksi yang lebih efektif.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis penulis sebagai berikut :

1. Dengan adanya sistem kalkulasi konstruksi, konstruksi dapat dikalkulasi hingga menjadi produk standard.

2. Dengan adanya sistem kalkulasi konstruksi, pembuatan daftar kebutuhan bahan produk standard jadi lebih cepat.

3. Dengan adanya sistem kalkulasi konstruksi, dapat membuat produk baru lainnya yang berkaitan dengan sheet metal working.

4. Dengan adanya sistem kalkulasi konstruksi, konstruksi produk standard produk lainnya dapat tersimpan lebih rapih.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Individual

a. Memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh nilai Kuliah Kerja Praktek (KKP) di STMIK RAHARJA.

b. Menerapkan ilmu dan pengetahuan yang penulis dapatkan dalam perkuliahan dan pekerjaan.

c. Menetapkan suatu design konstruksi standard yang ada pada PT. Alba Unggul Metal.

2. Tujuan Fungsional

a. Agar perusahaan memiliki hak design konstruksi standard yang permanen.

b. Agar produk dapat dikembangkan menjadi produk baru.

3. Tujuan Operasional

a. Mempercepat pembuatan part list untuk konstruksi standard.

b. Dapat membuat dan menyimpan design konstruksi produk standard lainnya.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Individual

a. Dengan selesainya pembuatan laporan KKP ini, penulis dapat melanjutkan ke tugas akhir perkuliahan atau skripsi.

b. Dapat mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang penulis dapatkan dalam perkuliahan dan pekerjaan.

c. Mendapatkan kepuasan sendiri karena dapat menciptakan sesuatu yang beda dari yang lain.

d. Memberikan tema permasalahan baru dan tidak biasa digunakan pada sebuah laporan kuliah kerja praktek di STMIK RAHARJA.

2. Manfaat Fungsional

a. Perusahaan memiliki standard konstruksi yang permanen.

b. Dapat membuat produk baru lainnya dengan konstruksi standard.

3. Manfaat Operasional

a. Meningkatkan efisiensi waktu pembuatan part list.

b. Memiliki banyak produk standard baru lainnya.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian (Kuantitatif dan Kualitatif)

Pada metode penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif dan kualitatif karena data yang diperoleh harus dibuktikan terlebih dahulu hasilnya seperti apa kemudian bisa menarik kesimpulan.

Metode Pengumpulan Data

1. Observasi (Observation)

Dalam metode ini penulis melakukan observasi terhadap design konstruksi standard pintu besi yang sedang dibuat dan dievaluasi hasilnya oleh bagian konstruksi dan bagian produksi yang berada di PT. Alba Unggul Metal. Hasil evaluasi akan diumumkan ketika meeting, jika design konstruksi memberikan manfaat yang lebih maka design tersebut akan ditetapkan dan diterapkan untuk produksi selanjutnya.

2. Wawancara (Interview)

Selain observasi penulis juga melakukan wawancara kepada Bapak Pujiyatin selaku Kepala Regu Produksipintu besi untuk mengetahui hal teknis yang digunakan dan dilakukan dalam pembuatan dan evaluasi terhadap konstruksi standard pintu besi.

3. Studi Pustaka

Selain melakukan observasi dan wawancara penulis juga melakukan studi kepustakaan, browsing internet, jurnal, dan yang artikel sebagai referensi yang berhubungan dengan laporan yang penulis buat.

Metode Analisa

1. Metode Analisa Sistem

Pada permasalahan ini penulis melakukan metode analisa sistem menggunakan metode balanced scorecard karena metode ini sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki PT. Alba Unggul Metal yaitu memenuhi ekspektasi pelanggan dalam hal kualitas, biaya, dan waktu pengiriman dengan cara perbaikan yang berkelanjutan dan menjadikan produk PT. Alba Unggul Metal sebagai pilihan utama bagi konsumen. Karenametode balanced scorecard memiliki kerangka kerja dengan empat perspektif agar dapat menjabarkan kinerja organisasi atau perusahaan dengan baikdan dapat membantu dalam menjaga kinerja saat ini serta dapat menunjukkan seberapa baik kinerja organisasi dimasa yang akan datang. Empat perspektif itu meliputi perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, untuk tiap perspektif dalam balanced scorecard terdapat empat penilaian yang perlu diperhatikan yaitu tujuan (objective), indikator (measures), inisiatif (initiative) dan target.

Metode Perancangan

Pada sistem ini penulis melakukan metode perancangan menggunakan metode UML (Unified Modeling Language)karena dengan menggunakan metode UML, rekayasa dan pengembangan perangkat dapat dilakukan dengan fokus pengembangan dan desain perangkat lunak.

Metode Prototype

Pada perancangan sistem ini penulis menggunakan metode prototype evolutionary karena penulis menginginkan prototype tersebut tetap digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan KKP ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, konsep dasar elisitasi dan literature review.


BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, sejarah singkat PT. Alba Unggul Metal, visi dan misi PT. Alba Unggul Metal, struktur organisasi dan wewenang serta tanggung jawab, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, dan user requirement tentang rancangan pembuatan software untuk kalkulasi konstruksi standard pintu besi.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari Kuliah Kerja Praktek (KKP) dan saran-saran yang bisa diberikan untuk memperbaiki pengembangan rancangan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Sutarman (2009:5)[1], “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Menurut jurnal CCIT Lili Tanti (2009:208)[2],” Sistem secara umum merupakan tahapan pertama dari luar hidup pengembangan perangkat lunak pengajar”.

Berdasarkan kedua pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulanbagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Agus Mulyanto (2009:2)[3], mengatakan bahwa suatu sistem mempunyai karakteristik agar sistem dapatdibedakan dengan sistem yang lain. Berikut ini macam-macam karakteristik suatu sistem, diantaranya :

a. Komponen Sistem (component), dimana suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Suatu sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih besar, maka disebut subsistem, sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya.

b. Batas Sistem (Boundary), merupakan pembatas atau pemisah suatu sistem dengan sistemyang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environment), merupakan sesuatu di luar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan.

d. Penghubung Sistem (Interface), merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa adanya penghubung, sistem akan berisi kumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Maka dari itu penghubung dapat juga didefinisikan sebagai tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.

e. Masukan Sistem (Input), merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem, dimana masukkan tersebut dapat berupa bahan yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat beroperasi (Maintenance Input), dan masukkan yang diproses untuk mendapat keluaran (Signal Input).

f. Keluaran Sistem (Output), merupakan hasil dari pemrosesan, yang berupa informasi sebagai masukkan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan.

g. Pengolah Sistem (Process), merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukkan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

h. Sasaran Sistem merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai dalam sistem menjadi terarah dan terkendali.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Agus Mulyanto (2009:8)[3], mengatakan bahwa sistem pun dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang, sebagai berikut :

a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

1) Sistem Abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Misalnya, sistem agama atau teologi.

2) Sistem Fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata. Misalnya, sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.

b. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan

1) Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena proses alam, bukan buatan manusia. Misalnya, system tata surya, sistem rotasi bumi.

2) Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia. Misalnya, sistem komputer, sistem transportasi.

c. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu

1) Sistem tertentu (deterministic system) adalah sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Misalnya, sistem komputer karena operasinya dapat diprediksi berdasarkan program yang dijalankan.

2) Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya, sistem persediaan.

d. Sistem Tertutup Dan Sistem Terbuka

1) Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan di luar sistem. Sebenarnya sistem tertutup tidak ada, yang ada adalah relatif tertutup.

2) Sistem terbuka (open sistem) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan output untuk sub sistem yang lain.

4. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5)[4], “Tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya”.

Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya.

Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar istem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

5. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:27)[5], “Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioneryang diikuti dalam menerapkan sistem atau sub sistem informasi berbasis komputer”. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem :

a. Mengenali adanya kebutuhan

Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.

b. Pembangunan sistem

Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

c. Pemasangan sistem

Setalah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang pentingdalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.

d. Pengoperasian sistem

Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

e. Sistem menjadi usang

Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Mulyanto (2009:15)[3], “Data didefinisikan sebagai representasi dunia nyata mewakili suatu objek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya”. Dengan kata lain, data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang nyata. Datamerupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk dihasilkan sesuatu yang lebih bermakna.

Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (2012:5)[6], “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

2. Sumber Data

Menurut Yakub (2012:6)[6], Sumber data dapat diperoleh dari berbagai sumber untuk memperolehnya. Sumber data diklasifikasikan sebagai sumber data internal, sumber data personal, dan sumber data eksternal.

a. Data Internal sumbernya adalah orang, produk, layanan, dan proses. Data internal umumnya disimpan dalam basis data perusahaan dan biasanya dapat diakses.

b. Data Personal, sumber data personal bukan hanya berupa fakta, tetapi dapat juga mencakup konsep, pemikiran danopini.

c. Data Eksternal, sumber data ekternal dimulai dari basis data komersial hingga sensor dan satelit. Data ini tersedia di compact disk, flashdisk atau media lainnya dalam bentuk film, suara gambar, atlas, dan televisi.

3. Hirarki Data

Menurut Yakub (2012:6)[6], Hirarki data dapat diorganisasikan menjadi beberapa level, antara lain sebagai berikut:

a. Elemen Data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Istilah lain dari elemen data dalam basis data relasional adalah field, column, item, dan attribut.

b. Record adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain dari rekaman dalam basis data relasional adalah baris.

c. File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang attribut sama, namun berbeda isinya. Istilah lain dari file dalam basis data relasional adalah berkas, tabel, dan relasi.

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan terbentuk.

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Berikut ini akan disampaikan pengertian informasi dari berbagai sumber yaitu :

a. Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8)[6], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”.

b. Menurut Mustakini (2009:36)[7], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi pemakainya”.

c. Menurut Maimunah dkk dalam jurnal CCIT (Maimunah dkk, 2012)[8], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”.Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Berdasarkan ketiga pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.

2. Kualitas Informasi

Menurut Mustakini (2009:37)[7], Informasi mempunyai tiga kualitas informasi, antara lain:

a. Accurate

Informasi harus bebas dari kesalahan kesalahan dan tidak menyesatkan, dalam hal ini informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b. Timeliness

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan memiliki nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila mengambil keputusan terlambat maka akan bersifat fatal untuk organisasi.

c. Relevance

Informasi harus mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung padayang menerima dan yang membutuhkan. Nilai informasi di tentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi di katakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif di bandingkan dengan biaya mendapatkanya.

3. Nilai Informasi

Menurut Sutarman (2012:14)[1], Nilai dari informasi ditentukan oleh 5 hal yaitu :

a. Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat.

b. Untuk mendapatkan pengalaman.

c. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.

d. Untuk mengekstrak implikasi kritis dan merefleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang manajer dari membuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.

e. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Agus Mulyanto (2009:29)[3], mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses,menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai tujuan.

Menurut Satzinger (2010:6)[9], “Sistem Informasi merupakan kumpulan komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi sebagai hasil dari informasi.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47)[5], “Sistem Informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari :

a. Blok Masukkan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

b. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang bergunauntuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

d. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

e. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan pernagkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih kanjut. Data didalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

f. Blok Kendali (Control Block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untukmeyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Yakub (2012:142)[6], Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business process), ketentuan atau aturan (business rules), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan).

Menurut Mulyanto (2009:125)[3], “Analisa sistem adalah teori sistem umum yang sebagai sebuah landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi didalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang atau mengganti output yang sedang digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain (biasa jadi lebih sederhana dan lebih interatif) atau melakukan beberapa perbaikan serupa.

Menurut Henderi,dkk (2011:322)[10], Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sitem adalah suatu proses sistem yang secara umum digunakan sebagai landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi didalam suatu sistem tertentu.

2. Langkah-langkah Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:159)[11], untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.

Menurut Mulyanto (2009:126)[3], Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Tahapan ini bisa merupakan tahap yang mudah jika klien sangat paham dengan masalah yang dihadapi dalam organisasinya dan tahu betul fungsionalitas dari sistem informasi yang akan dibuat. Tetapi tahap ini bisa menjadi tahap yang paling sulit jika client tidak bisa mengidentifikasi kebutuhannya atau tertutup terhadap pihak luar yang ingin mengetahui detail-detail proses bisnisnya.

Menurut Mulyanto (2009:129)[3], Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem, diantaranya adalah :

a. Identify, yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah.

b. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

c. Analysis, yaitu melakukan analisa terhadap sistem.

d. Report, yaitu membuat laporan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:4)[9], “Perancangan Sistem adalah proses dari menspesifikasikan secara detail mengenai beberapa banyak komponen dari sistem informasi yang harus diimplementasikan secara fisik.

Menurut Whitten dan Bentley (2009:160)[12], “Desain Sistem adalah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (untuk analisis sistem) yang merakit kembali potongan komponen sistem menjadi sistem yang lengkap dengan mengharapkan peningkatan sistem”. Hal ini mungkin melibatkan penambahan, penghapusan dan pengubahan potongan secara relative terhadap sistem yang asli.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah kegiatan merancang sebuah sistem informasi secara detail dan lebih baik dari pada sistem sebelumnya.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[13], Tahap Perancangan atau Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :

a. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Menurut Sutabri (2012:225)[5], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut :

a. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.

b. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

c. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

d. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

e. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

3. Tahap-tahap Perancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141)[14], Langkah-langkah tahap rancangan yaitu :

a. Menyiapkan rancangan sistem yang terinici, analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu :

1) Diagram arus data (Data flow diagram)

2) Diagram hubungan entitas (Entity relathionship diagram)

3) Kamus data (Data dictionary)

4) Flowchart

5) Model hubungan objek

6) Spesifikasi kelas

b. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

c. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem analis bekerjasama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

d. Memilih konfigurasi terbaik analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.

e. Menyiapkan usulan penerapan analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.

f. Menyetujui atau menolak penerapan sistem keputuasan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

Teori Khusus

Konsep Dasar Analisa Balanced Scorecard

1. Definisi Analisa Balanced Scorecard

Menurut Hansen dan Mowen dalam buku Amin Widjaja Tunggal (2009:2)[15], Balanced Scorecard adalah “A responsibility accounting system objectives and measures for four different perspective: the financial perspective, the customer perspective, the processperspective, and the learning and growth (infrastructure) perspective”.

Luis dan Biromo (dalam Gultom, 2009)[16], mengatakan bahwa definisi Balanced Scorecard adalah suatu alat manajemen kinerja (performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin dalam hubungan sebab akibat.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa balanced scorecard adalah sistem manajemen strategik yang menerjemahkan misi dan strategi suatu organisasi dalam tujuan dan ukuran operasional. Tujuan dan ukuran dikembangkan untuk empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif konsumen, perspektif proses bisnis, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan dan ukuran untuk keempat perspektif tersebut dihubungkan dengan serentetan hipotesis sebab dan akibat sehingga menghasilkan testable strategy dan memberikan feedback bagi para manajer.

2. Keunggulan Balanced Scorecard

Menurut Mulyadi (2009:15-19)[17], Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik adalah pada kemampuan Balanced Scorecard dalam menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Komprehensif

Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik,dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif lain : pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik ke perspektif nonkeuangan tersebut menghasilkan manfaat berikut ini :

1) Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berkesinambungan, karena dalam perencanaan, perhatian, dan usaha personel difokuskan ke perspektif nonkeuangan, perspektif yang di dalamnya terletak pemacu sesungguhnya kinerja keuangan.

2) Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks, karena Balanced Scorecard menghasilkan rencana yang mencakup perspektif luas (keuangan,customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan), sehingga rencana yang dihasilkan mampu dengan kompleks merespon perubahan lingkungan.

b. Koheren

Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab-akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Seimbang

Keseimbangan sasaran strategi yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategi penting untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berkesinambungan. Dengan demikian, nilai keempat perspektif tersebut dalam Balanced Scorecard adalah seimbang,di mana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lainnya.

d. Terukur

Balanced Scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk diukur. Sasaran strategik pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur. Namun, dalam pendekatan Balanced Scorecard ketiga perspektif nonkeuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan untuk mengukur kinerja perusahaan. Dengan demikian, keterukuran sasaran strategik pada ketiga perspektif tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategi nonkeuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda dan berkesinambungan.

3. Keuntungan Penggunaan Balanced Scorecard

Menurut Moeheriono (2009:128-129)[18], Dalam penggunaan sistem pengukuran kinerja pada model Balanced Scorecard yang dipakai banyak perusahaan, dapat memberikan beberapa keuntungan, yaitu :

a. Menjelaskan dan Menerjemahkan Visi dan Strategi Organisasi Proses perancangan manajemen kinerja dengan Balanced Scorecard diawali dengan penerjemahan strategi organisasi kedalam sasaran strategi organisasi yang lebih operasional dan mudah dipahami.

b. Mengkomunikasikan dan Menghubungkan Sasaran Strategi dengan indikator kinerja dikembangkan untukmengukur pencapaian sasaran strategi organisasi. Hal ini akan menjadi alat komunikasi bagi organisasi dengan cara memberikan indikasi bagaimana kinerja dalam mencapai sasaran strategi tersebut.Kinerja yang tinggi diperlukan pada sasaran apabila organisasi menginginkan tercapai dan terealisasinya misi organisasi.

c. Merencanakan, Menyiapkan Target, dan Menyesuaikan Inisiatif Strategi Tahap awal dari proses manajemen adalah tahapan perencanaan dan penyiapan target kinerja terhadap setiap inisiatif strategi. Pada tahap ini, organisasi mengkuantifikasikan dari hasil yang ingin dicapai, mengidentifikasikan mekanisme dan sumber daya untuk mencapai hasil dari inisiatif strategi yang direncanakan akan dilaksanakan. Indikator kinerja yang tepat dipersiapkan untuk setiap inisiatif strategi.

d. Meningkatkan Umpan Balik Untuk Pengambilan Keputusan Strategi Sistem pengukuran kinerja akan lebih bermanfaat apabila dipakai sebagai umpan balik sumber informasi yang berharga guna pengambilan keputusan strategi yang lebih baik pada masa mendatang. Balanced Scorecard menyediakan fungsi umpan balik karena model penilaian kinerja dirancang dengan mengaitkan indikator kinerja dengan strategi organisasi. Sistem pengukuran kinerja model Balanced Scorecard.

e. Bermanfaat bagi organisasi sebagai alat penerjemahan strategi dan sebagai alat evaluasi, sehingga menyediakan informasi umpan balik bagi pengambilan keputusan yang lebih baik.

4. Faktor-faktor Kegagalan Balanced Scorecard

Menurut Thomas Sumarsan (2010:240)[19], Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan implementasi Balanced Scorecard adalah :

a. Tidak didefinisikan secara benar dalam Balanced Scorecard, khususnya perspektif nonkeuangan yang merupakan indikator utama yang memberikan kepuasan bagi stakeholder dimasa yang akan datang.

b. Definisi pengukuran matriks terhadap perspektif nonkeuangan sangat minim, sehingga menyebabkan pengukurannyasulit dilakukan. Pada umumnya matriks finansial lebih mudah didefinisikan karena berhubungan dengan angka, sedangkan untuk nonfinansial tidak ada standar yang baku.

c. Adanya “negosiasi” dalam penentuan sasaran perbaikan dan tidak berdasarkan pada kebutuhan para pihak yang berkepentingan dan kemampuan proses perbaikan. Istilah negosiasi ini dalam praktiknya diistilahkan dengan “penghijauan” angka, artinya agar kelihatan kinerja yang bagus maka sasaran diturunkan.

d. Tidak adanya sistem yang terintegrasi dari tingkat manajemen puncak kepada bawahan,sehingga tidak diketahui perbaikan kegiatan yang sebenarnya terjadi.

e. Tidak adanya metode dan sistem perbaikan yang baku dalam penerapan Balanced Scorecard.

f. Kurang mampu membuat hubungan kuantitatif antara perspektif keuangan dengan perspektif nonkeuangan.

Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)

1. Definsi Unified Modeling Languange (UML)

Menurut Nugroho (2011:119)[20], “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasikan, serta mengkontruksi bangunan dasar sistem perangkat lunak, termasuk melibatkan pemodelan aturan-aturan bisnis”.

Menurut Rosa (2013:133)[21], “Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mengidentifikasi, requirement, membuat analisi & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Unified Modeling Language (UML) adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemogramam untuk memvisualisasikan suatu sistem.

2. Tujuan Unified Modeling Languange (UML)

Menurut Yasin (2012:268)[22], tujuan Unified Modeling Language (UML) , diantaranya adalah :

a. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yangdapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.

b. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa.

c. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

3. Tipe-tipe Diagram Unified Modeling Languange (UML)

Menurut Yasin (2012:268)[22], Unified Modeling Language (UML) terdiri dari banyak diagram, yaitu :

a. Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem.

1) Actor

Actor mewakili siapa pun atau apa saja yang harus berinteraksi dengan sistem. Actor bisa didefinisikan sebagai berikut :

a. Actor hanya memberikan informasi kepada sistem.

b. Actor hanya menerima informasi dari sistem.

c. Actor memberikan dan menerima informasi ke dan dari sistem.

2) Use Case Model

Use case model adalah dialog antara actor dengan sistem yang akan menggambarkan fungsi yang diberikan oleh sistem. Use Case Relationship adalah suatu hubungan, baik itu antara actor dan use case atau antara use case dan use case. Hubungan antara actor dan use case disebut dengan communicate association.

3) Association / Directed Association

Asosiasi yaitu hubungan statis antar elemen. Umumnya menggambarkan elemen yang memiliki atribut berupa elemen lain, atau elemen yang harus mengetahui eksistensi elemen lain. Tanda panah menunjukkan arah query antar elemen.

4) Generalization / Pewarisan

Pewarisan merupakan hubungan hierarkis antar elemen. Elemen dapat diturunkan dari elemen lain dan mewarisi semua atribut dan metode elemen asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga disebut anak dari elemen yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.

b. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut :

1) Activity

Notasi yang menggambarkan pelaksanaan dari beberapa proses dari aliran pekerjaan.

2) Transition

Notasi yang digunakan untuk memperlihatkan jalan aliran control dari activity ke activity.

3) Decision

Notasi yang menandakan kontrol cabang aliran berdasarkan decision point.

4) Sychromization Bar

Aliran kerja notasi ini menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat diselesaikan secara bersamaan (pararel).

c. Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirm antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram.Dalam sequence diagram terdapat 2 model, yaitu :

1) Actor, untuk menggambarkan pengguna sistem.

2) Lifeline, untuk menggambarkan kelas dan objek.

d. Class Diagram

Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek beserta hubungan satu, antara lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek yang lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap attribute kelas entity. Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstarisiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan orientasi objek. Class menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi).

Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66)[23], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Guritno, dan kawan-kawan (2011:302)[24], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

2. Tahap-tahap Elisitasi

Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302)[24], elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

a. Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

b. Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

1) M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

2) D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

3) I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

c. Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

1) T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?

2) O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?

3) E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement didalam sistem?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

1) High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.

2) Middle (M) : Mampu dikerjakan.

3) Low (L) : Mudah dikerjakan.

d. Final Draft Elisitasi

Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

3. Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67)[23], elisitasi kebutuhan bertujuan untuk :

a. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries). Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batasan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

b. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan. Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem),dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagian dari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

c. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai. Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan daripada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

4. Langkah-langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75)[23], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan :

a. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

b. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

c. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.

d. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok fokus, dan pertemuan tim.

e. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

f. Mengidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

g. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan/pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

Konsep Dasar Database

1. Definisi Database

Menurut Aris Martono (2009)[25], Database sebagai kumpulan data dari penempatan tenaga kerja yang saling terkait dan mempengaruhi sesuai dengan tingkat kepentingannya sehingga data tersebut terintegrasi dan independence.

Menurut Rahardja, dkk (2011:238)[26], “Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari datanya yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu”.

2. Definisi Tabel

Menurut Anhar (2010:45)[27], Tabel adalah komponen paling utama dalam membuat website, pada saat pembuatan sebuah halaman web, tabel dijadikan sebagai media yang berfungsi sebagai kerangka untuk meletakkan komponen-komponen isi web. Sehingga dapat meninggalkan pengguna tabel dalam sebuah design web.

Selain sebagai kerangka kerja, tabel juga dijadikan sebagai media untuk merapihkan semua content (isi web) yang ada di dalamhalaman web. Jadi sebagai seorang web master atau designer web kita tidak akan dapat meninggalkan tabel, karena tabel dapat dikatakan sebuah komponen HTML yang diharuskan dalam pembuatan website.

3. Definisi Fields

Menurut Anhar (2010:45)[27], Fields adalah sub bagian dari record. Daricontoh isi record di atas, maka terdiri dari 2 fields, yaitu : fields nama User dan Password.

4. Definisi Record

Menurut Anhar (2010:45)[27], Record adalah data yang isinya merupakan satu kesatuan seperti nama User dan Password. Setiap keterangan yang mencakup nama User dan Password dinamakan satu record. Setiap record diberi nomor yang disebut nomor record (Record Number).

Konsep Dasar Analisa Prototype

1. Definisi Prototype

Menurut O’Brien (2011)[28], Prototype adalah suatu sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila telah disusun dalam bentuk yang lengkap, dimana prosesnya disebut dengan prototyping. Proses pengembangan sistem sering kali mengambil format atau mencakup pendekatan prototype. Pembuatan prototype adalah pengembangan cepat dan pengujian terhadap model kerja dari aplikasi baru dalam proses yang interaktif dan berulang-ulang yang bisa digunakan oleh ahli sistem informasi dan praktisi bisnis. Prototyping berada pada tahap design dari langkah langkah dalam siklus pengembangan suatu sistem informasi digunakan untuk membantu pengembang sistem informasi dalam membentuk model dari perangkat lunak yang akan dibuat, dengan membuat model dapat diketahui kebutuhan pengguna yang mungkin saja sulit untuk ditentukan. Sebelum pengguna menentukan bahwa kebutuhannya telah dapat ditangkap secara lengkap oleh pembuat sistem informasi maka biasanya dibuat beberapa kali perubahan model yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Model prototype yang dibuat tersebut dapat berupa :

a. Bentuk prototype di atas kertas dengan skema yang menggambarkan interaksi antara pengguna yang mungkin terjadi.

b. Working prototype, model implementasi dari sebagian fungsi yang nanti akan digunakan dari yang ditawarkan perangkat lunak.

c. Model yang menggunakan program jadi yang melakukan sebagian atau seluruh fungsi yang akan dilakukan, tapi masihada fitur yang masih dikembangkan.

2. Tahap-tahap Prototype

Menurut O’Brien (2011)[28], Prototype memiliki tahapan tahapan sebagai berikut :

a. Identifikasi kebutuhan end user

Pada tahap ini para pemakai akhir mengidentifikasi kebutuhan bisnis mereka dan menilai kelayakan beberapa alternatif solusi sistem informasi. Pengguna sistem informasi dan vendor mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat beserta alternatif solusi sistem.

b. Membangun prototype business system

Pada tahap ini para pemakai akhir atau pakar sistem informasi menggunakan alat pengembangan aplikasi untuk secara interaktif mendesain dan menguji prototype berbagai komponen sistem informasi yang memenuhi kebutuhan para pemakai akhir. Membangunprototyping aplikasi pengembangan dengan membuat model sebagai uji coba yang mewakili kebutuhan pengguna secara garis besar.

c. Revisi prototype kedalam bentuk yang mendekati kebutuhan end user

Model sistem bisnis diuji coba, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-ulang hingga dapat diterima oleh pengguna dan dirasakan oleh pengguna telah sesuai dengan kebutuhan.

d. Menggunakan dan memelihara business system yang telah diterima

Dalam tahap ini sistem bisnis yang telah disepakati antara pengguna dan vendor dapat dimodifikasi dengan mudahkarena sebagian besar dokumentasi dari sistem telah tersimpan.

Model prototype dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengembang dan user bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari software, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar dimana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan perencanaan secara cepat. Sehingga prototyping dikenal dengan Rapid Application Development (RAD).

Skema tahapan pengembangan sistem informasi dengan pendekatan prototyping menurut O’Brien :

Gambar11_zps0f8c3f06.jpg

Gambar 1.1 Skema tahapan pengembangan sistem informasi dengan pendekatan prototyping

3. Tujuan Prototype

Menurut O’Brien (2011)[28], Prototype memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Mengurangi waktu sebelum melihat software yang konkret.

b. Menyediakan feedback cepat dari user ke pengembang.

c. Membantu menggambarkan kebutuhan user dengan menekan kesalahan sesedikit mungkin.

d. Meningkatkan kesepahaman antara user dengan pengembang terhadap sasaran yang akan dicapai.

Konsep Dasar MySQL

1. Definisi MySQL

Menurut Kustiyahningsih (2011:145)[29], “MySQL adalah sebuah basis data yang mengandung satu atau jumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau sejumlah tabel”.

Menurut Wahana Komputer (2010:21)[30], MySQL adalah database server open source yang cukup popular keberadaanya. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, membuat software database ini banyak digunakan oleh praktisi untuk membangun suatu project. Adanya fasilitas API (Application Programming Interface) yang dimiliki oleh Mysql, memungkinkan bermacam-macam aplikasi Komputer yang ditulis dengan berbagai bahasa pemograman dapat mengakses basis data MySQL.

MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Sedangkan RDMS sendiri akan lebih banyak mengenal istilah seperti table, baris dan kolom digunakan dalam perintah-perintah di MySQL.

2. Tipe Data MySQL

Menurut Kustiyahningsih (2011:147)[29], “Tipe data Mysql adalah data yang terdapat dalam sebuah tabel berupa field-field yang berisi nilai dari data tersebut.Nilai data dalam field memiliki tipe sendiri-sendiri”.

Menurut Anhar (2010:45)[27], MySql (My structure Query Language) adalah salah satu database management system (DBMS dari sekian banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, postagre SQL, dan lainnya. MySQL berfungsi untuk mengolah database menggunakan bahasa SQL. MySQL bersifat open source sehingga kita bisa menggunakanya secara gratis. Pemrograman PHP juga sangat mendukung/support dengan database MySQL.MySQL mengenal beberapa tipe data field yaitu :

a. Tipe data numeric

Tipe numeric dibedakan dalam dua macam kelompok, yaitu integer dan floating point. Integer digunakan untuk data bilangan bulat sedangkan floating point digunakan untuk bilangan desimal. Tipe data numeric selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel11_zps4df9d9c7.jpg

Tabel 1.1 Tipe Data Numeric

b. Tipe data String

String adalah rangkaian karakter. Tipe-tipe data yang termasuk dalam tipe data 'string dapat dilihat pada tabel 1.2. berikut :

Tabel12_zps71fd605e.jpg

Tabel 1.2 Tipe Data String

c. Tipe data char() dan varchar()

Tipe data char() dan varchar() pada prinsipnya sama, perbedaannya hanya terletak pada jumlah memori yang dibutuhkanuntuk penyimpanannya. Memori yang dibutuhkan untuk tipe data char() bersifat statis, besarnya tergantung pada berapa jumlah karakter yang ditetapkan pada saat field tersebut dideklarasikan. Pada tipe data varchar() besarnya memori penyimpanan tergantung pada jumlah karakter tambah 1 byte, dapat dilihat pada tabel 1.3.

Tabel13_zpseebe70e3.jpg

Tabel 1.3 Letak Perbedaan Jumlah Memori

d. Tipe Data Tanggal

Untuk tanggal dan jam, tersedia tipe-tipe data field berupa DATETIME, DATE, TIMESTAMP, TIME, dan YEAR. Masing-masing tipe mempunyai kisaran nilai tertentu. MySQL akan memberikan peringatan kesalahan (error) apabila tanggal atau waktu yang dimasukkan salah. Kisaran nilai besar memori penyimpanan yang diperlukan untuk masing-masing tipe dapat dilihat pada tabel 1.4.

Tabel14_zps01e3c0d9.jpg

Tabel 1.4 Tipe Data Tanggal

3. Operator MySQL

Menurut Kustiyahningsih (2011:149)[29], MySQL mendukung penggunaan operator-operator dan fungsi-fungsi diantaranya :

a. Operator Aritmatika

Suatu ekspresi yang melibatkan tipe data bilangan (Numeric) dan tanggal (Date) menggunakan ekspresi aritmatika. Dapat dilihat pada tabel 1.5.

Tabel15_zpsdfc924d9.jpg

Tabel 1.5 Operator Aritmatika MySQL

b. Operator Pembandingan

Suatu ekspresi yang dapat digunakan pada klausa Where dan mempunyai sintaks sebagai berikut : Where expr operator value. Tabel 1.6. menunjukkan operator pembadingan pada MySQL.

Tabel16_zpsf1fd9274.jpg

Tabel 1.6 Operator Pembanding MySQL

c. Operator Logika

Operator ini digunakan untuk membandingkan dua nilai variabel yang bertipe boolean. Tabel 1.7. menunjukkan operatorlogika pada MySQL :

Tabel17_zps4e8c5693.jpg

Tabel 1.7 Operator Logika MySQL

d. Operator Karakter

Operator untuk membentuk pencarian string yang sesuai dengan nilai yang mencantumkan pada kondisi. Kondisi pencarian dapat berisi karakter, ada 3 simbol khusus berikut ini yang dapat dilihat pada tabel 1.8.

Tabel18_zps15419e95.jpg

Tabel 1.8 Operator Karakter

e. Operator Lain-lain

Operator yang digunakan untuk menguji nilai-nilai yang ada dalam list (tanda kurung) dan dapat juga untuk menampilkan baris berdasarkan suatu jangkauan (range) nilai. Ada 2 simbol dapat dilihat tabel 1.9.

Tabel19_zpsb82a24f7.jpg

Tabel 1.9 Operator Lain-lain

f. Fungsi Agregat

Fungsi agregat (kadangkala disebut fungsi grup atau fungsi ringkasan) adalah fungsi yang disediakan oleh SQL untuk menghasilkan sebuah nilai berdasarkan sejumlah data. Fungsi sendiri adalah sesuatu kumpulan intruksi yang menghasilkan sebuah nilai jika dipanggil. Fungsi ini juga digunakan pada data numeric untuk menghitung nilai baik rata-rata dan jumlah dari sekumpulan data maupun pencarian jumlah baris dalam tabel. Untuk lebih jelasnya data dilihat dalam tabel 1.10.

Tabel20_zps6daa91ed.jpg

Tabel 2.0 Fungsi Agregat

Study Pustaka (Literature Review)

Banyak software yang sebelumnya banyak digunakan oleh seorang engineering dibidang sheet metal works, dalam hal ini penulis ingin membuat suatu sistem yang berkaitan dengan bidang sheet metal works. Untuk itu diperlukan studi pustaka (literature review) yang juga berkaitan dengan bidang tersebut sebagai acuan untuk penulis dalam pembuatan sistem. Adapun software yang digunakan oleh seorang engineering sebagai acuan adalah :

1. Solidworks, dalam paper presentation yang dibuat oleh Suraj Nurholi[31] seorang Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November Fakultas Teknologi Jurusan Teknik Perkapalan yang berjudul “Pemodelan 3D Konstruksi kapal berbasis Solidworks studi kasus Grand Block 09 M.T. Kamojang”, memiliki kesimpulan sebagai berikut :

a. Tahap pertama : data ukuran utama kapal dan key plan kapal diperoleh oleh tim desain sebagai dasar untuk memodelkan konstruksi secara 3D dan membuat pedoman pembagian komponen konstruksi kapal.

b. Tahap Kedua : penetapan standar-standar penggambaran dan pemodelan 3D konstruksi kapal dan perencanaan sistem jaringan komputer.

c. Tahap ketiga : proses penggambaran dan pemodelan 3D konstruksi kapal dilakukan perpotongan frame. Dimana tiap-tiap potongan frame tersebut terbagi atas sejumlah komponen konstruksi yang lebih kecil.

d. Tahap keempat : dihasilkannya file gambar referensi dari proses penggambaran dan pemodelan 3D dengan coding file atau penamaan file.

e. Tahap kelima : menggabungkan model gambar referensi menjadi satu block assembly.

f. Hasil : dihasilkannya gambar master yang dibentuk dari sejumlah file gambar referensi yang digabungkan dengan feature assembly.

2. Inventor, dalam paper presentation yang dibuat oleh Saddam Jahidin[32] seorang Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November Fakultas Teknologi Jurusan Teknik Perkapalan yang berjudul “Rancang Bangun 3D Konstruksi Kapal Berbasis Autodesk Inventor Untuk Menganalisa Berat Konstruksi”, memiliki kesimpulan sebagai berikut :

a. File master (file assembly) yang dihasilkan memiliki kapasitas jauh lebih kecil.

b. 2 Hubungan antar part lebih terkontrol.

c. 3 Pendefinisian material saat membuat model 3D membuat gambar yang dihasilkan lebih nyata.

d. Pemodelan 3D menggunakan Autodesk Inventor dapat menghasilkan desain yang akurat dengan selisih berat yang kecil.

3. Catia, dalam jurnal yang dibuat oleh Willyanto Anggono, Stefanus Ongkodjojo dan Agus Surya Candra[33] para Mechanical Engineering dari Universitas Petra Christian yang berjudul “Aplikasi 3D Parametric Modeling Pada Catia V5r16 Sebagai Solusi Sustainable Product Development Design Mountain Bike”, memiliki kesimpulan aplikasi 3D parametric modeling pada Catia V5r16 sebagai solusi sustainable product development design sepeda gunung (mountain bike) serta didapatkan hasil design mountain bike berbagai ukuran dan model sepeda gunung dari desain dasar dengan berbagai ukuran sepeda gunung mulai dari ukuran 18, 20, 22, dan 24 Inchi serta variasi-variasi dari batang kemudi, sadel (tempat duduk), roda dan pedal dengan sangat mudah dan efisian sesuai dengan keinginan designer. Aplikasi 3D parametric modeling pada Catia V5r16 adalah sebagai solusi sustainable product development design mountain bike.

Oleh karena itu, berdasarkan studi pustaka (literature review) diatas, maka penulis melakukan perancangan sistem dengan judul “Prototype Sistem Kalkulasi Konstruksi Standard Pintu Besi Pada PT.Alba Unggul Metal”.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1962 : PT. Alba Unggul Metal dibentuk dan berdiri sebagai produsen alat-alat kantor (Office Equipment) dari bahan baku baja.Produk utamanya saat itu adalah Filling Cabinet,Lemari Arsip,Locker,Meja Kerja dan sejenisnya.

Pada tahun 1988 : PT. Alba Unggul Metal di Jakarta Barat dipindahkan ke Kawasan Industri Jatake Tangerang Banten dengan tujuan untuk perluasan area dan meningkatkan kinerja perusahaan dalam menghadapi pertumbuhan dan peningkatan kemajuan perusahaan yang pesat.

Pada tahun 1994 : PT. Alba Unggul Metal melakukan perluasan area pabrik dan menambah peralatan mesin-mesin produksi,untuk mengembangkan produktifitas hasil produksi baik secara kuantitas,kualitas,efisiensi dan tepat waktu,serta melakukan inovasi dengan membuat produk varian baru.Mobile File Cabinet dengan sistem penggerak mekanik dan manual untuk penyimpanan file yang lebih efisien penggunaan ruangan dan efisien waktu yang sangat sistematis.

Pada tahun 2000 : Dengan didukung oleh tenaga ahli yang profesional dan berpengalaman.PT. Alba Unggul Metal mengembangkan dan menambah variasi produk dengan memproduksi pintu besi (steel door) dan pintu tahan api (fire door) sesuai standart keamanan dan kekuatan untuk pembangunan gedung dan bangunan lainnya.Variasi produk juga ditambah,dengan memproduksi rak penyimpanan di gudang seperti Heavy Duty Rack (Pallet Rack),Medium Duty Rack dan Selving Rack.

Pada tahun 2004 : Untuk melengkapi persyaratan sertifikasi produk pintu tahan api.PT.Alba Unggul Metal melakukan uji ketahanan pintu tahan api di Laboratorium dan telah lulus uji ketahanan 2 jam dan 3 jam pada produk pintu tahan api merk ‘ALBA’ dan mendapatkan sertifikat kelayakan dari Dinas Pemadam Kebakaran wilayah DKI Jakarta.

Pada tahun 2009 : PT. Alba Unggul Metal memulai penerapan sistem manajemen mutu dan berhasil mendapatkan Sertifikat ISO 9001-2008 di bidang Manajemen dari Badan Sertifkasi WQA. Untuk menjaga konsistensi penerapan sistem manajemen mutu dibentuklah Komite 5R dan QIT sebagai upaya pencapaian sasaran mutu perusahaan.

Pada tahun 2010 : PT.Alba Unggul Metal melakukan uji sertifikasi produk untuk meningkatkan kualitas dan standarisasi ke Lembaga Sertifikasi Produk Pusat Standarisasi (SPPT) Departemen Perindustrian dan dinyatakan telah memenuhi standar ketentuan SPPT NI sebagai pengguna tanda SNI untuk produk bermerk “ALBA”.

Pada tahun 2012 : PT.Alba Unggul Metal selalu meningkatkan layanan kepada pelanggan terhadap hasil produksi yang berkualitas dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan mengikuti perkembangan mesin berteknologi tinggi, maka di awal tahun 2012. PT. Alba Unggul Metal menginvestasikan mesin berteknologi yaitu CNC Punching TruPunch dan Cutting Laser TruLaser dari Trumpf Germany, dengan mesin TruPunch dan TruLaser yang dioperasikan secara komputerisasi ini diharapkan akan meningkatkan layanan pelanggan dengan lebih cepat,variatif dan tingkat akurasi yang tinggi.

PT.Alba Unggul Metal memiliki visi yaitu menjadikan produk alba selalu dekat dan sebagai pilihan utama bagi konsumen dan memiliki misi yaitu menghadirkan produk yang dapat memenuhi harapan konsumen dalam hal kualitas, harga dan layanan waktu pengiriman serta perbaikan yang berkelanjutan.

Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar12_zpsd2f09196.jpg

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT.Alba Unggul Metal

Tugas dan Tanggung Jawab

Berikut di bawah ini adalah divisi-divisi dan tugas serta tanggung jawab yang ada pada PT.Alba Unggul Metal :

1. Wakil Manajemen Mutu

a. Memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu yang ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.

b. Melaporkan kepada pucuk pimpinan tentang kinerja sistem manajemen mutu dan kebutuhan apapun untuk kebaikannya.

c. Memastikan peningkatan kesadaran tentang persyaratan pelanggan di seluruh perusahaan.

d. Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu.

2. Manajer Pabrik

Memimpin kegiatan operasional di dalam pabrik.

3. Marketing

a. Pengembangan pasar.

b. Penangangan order dan permintaan penawaran.

c. Penanganan keluhan pelanggan.

d. Penanganan kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan.

4. PPIC

a. Membuat rencana produksi.

b. Membuat rencana pengiriman.

5. Gudang

Mengendalikan bahan baku.

6. Produksi

Melaksanakan produksi sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

7. Quality Control

Melakukan inspeksi dan verifikasi pada barang masuk,barang dalam proses,barang jadi dan barang keluar.

8.Konstruksi

a. Menyiapkan gambar penawaran.

b. Menyiapkan gambar produksi.

9. HRD/Personalia

a. Pengembangan sumber daya manusia.

b. Penyusunan standar kompetensi tugas dan matriks.

c. Penyusunan tugas dan wewenang karyawan.

d. Penilaian dampak atau hasil dari pengembangan SDM.

e. Pengendalian atau pengolahan administrasi SDM.

10. Purchasing

a. Pengendalian pembelian.

b. Menyusun daftar supplier.

c. Menilai supplier.

11. Maintenance

a. Pemeliharaan mesin peralatan produksi.

b. Perawatan mesin peralatan produksi.

12. Workshop

a. Perbaikan matres.

b. Perawatan matres.

c. Pembuatan matres.

d. Pembuatan komponen non matres.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

1. Prosedur Pembuatan Kebutuhan Bahan Konstruksi Standard Pintu Besi

Pada analisa ini terdiri dari beberapa prosedur diantaranya :

a. Prosedur Pembuatan Gambar Penawaran

Pada prosedur ini hanya membuat gambar penawaran untuk diajukan kepada customer, gambar penawaran yang dibuat meliputi gambar tampak depan, gambar potongan A, gambar potongan B, gambar detail pemasangan angkur, gambar lockcase, serta menjelaskan ukuran lebar tinggi kusen dan pintu, unit pintu yang dipesan berserta kanan kirinya, ukuran ketinggian handle, dan spesifikasi standard yang akan digunakan untuk 1 unit pintu seperti kusen menggunakan plat 2.0 mm, besi angkur diameter 12 mm, daun pintu beserta tulang-tulangnya menggunakan plat 1.5 mm, rockwool atau glasswool (jika menggunakan atau untuk fire door), engsel tipe apa yang digunakan dan berapa jumlah yang digunakan untuk 1 unit pintu, lockcase tipe dan merk apa yang digunakan, door closer tipe dan merk apa (jika menggunakan), dan cantumkan nama perusahaan customer yang order. Semua yang dijelaskan diatas dikemas dengan kop gambar standard PT.Alba Unggul Metal.

b. Prosedur Pembuatan Gambar Produksi

Pada prosedur ini hanya membuat gambar produksi untuk kemudian di produksi, ada banyak part yang digambar untuk mengetahui konstruksi pintu. Untuk standard konstruksi single steel door dengan jenis engsel kitamura gambar produksi dimulai dari gambar kusen vertikal L/ R, kusen atas, penguat kusen bawah, tutup lubang lockcase, penguat kusen, besi angkur, daun pintu luar, daun pintu dalam, tulang atas bawah, tulang lockcase, tulang engsel L/R, tulang pintu A, tulang pintu B, lapisan plat handle, dudukan door closer, dudukan lockcase, dan gambar pengelasan tulang pintu ke daun pintu.

Untuk standard konstruksi single fire door dengan jenis engsel kitamura gambar produksi sama dengan single steel door, hanya ada perubahan sedikit yaitu hanya menggunakan tulang pintu A saja supaya tulang pintu bisaterisi penuh dengan rockwool/glasswool dan tambahan plat penutup lockcase supaya rockwool/glasswool tidak mengenai lockcase.

Untuk standard konstruksi single steel door dengan jenis engsel simonwerk gambar produksi dimulai dari gambar kusen vertikal L/ R, kusen atas, penguat kusen bawah, tutup lubang lockcase, penguat kusen, besi angkur, daun pintu dalam, daun pintu luar, tulang atas, tulang bawah, tulang lockcase, tulang engsel L/R, tulang pintu A, tulang pintu B, lapisan plat handle, dudukan door closer, dudukan lockcase, dan gambar pengelasan tulang pintu ke daun pintu.

Untuk standard konstruksi single fire door dengan jenis engsel simonwerk gambar produksi sama dengan single steel door, hanya ada perubahan sedikit yaitu hanya menggunakan tulang pintu A saja supaya tulang pintu bisa terisi penuh dengan rockwool/glasswool dan tambahan plat penutup lockcase supaya rockwool/glasswool tidak mengenai lockcase.

Jika dilihat secara prosedur pembuatan gambar produksi memang sama tapi antara pintu jenis engsel kitamura dengan pintu jenis engsel simonwerk memiliki bentuk konstruksi yang sangat bebeda.

c. Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan

Pada prosedur ini part yang telah digambar dan memiliki ukuran kemudian datanya dimasukkan ke dalam Microsoft excel untuk dibuatkan daftar kebutuhan bahan. Susunan daftar kebutuhan bahan dimulai dari bahan plat yang lebih tebal, untuk daftar kebutuhan bahan pintu single steel door engsel kitamura adalah dimulai dari komponen yang menggunakan tebal plat 2.0 mm yaitu kusen vertikal L/R, kusen atas, penguat kusen, dudukan door closer, dudukan lockcase, kemudian dilanjutkan dengan komponen yang menggunakan tebal plat 1.5 mm yaitu penguat kusen bawah, tutup lubang lockcase, daun pintu luar, daun pintu dalam, tulang atas bawah, tulang lockcase, tulang engsel L/R, tulang pintu A, tulang pintu B, lapisan plat handle.

Setelah itu susunan daftar kebutuhan dilanjutkan dengan tipe engsel dan jumlah yang digunakan, lockcase, karet stopper laci, door closer (jika menggunakan), besi angkur, cat dasar dan cat finishing. Untuk daftar kebutuhan bahan pintu single fire door engsel kitamura sama dengan pintu single steel door engsel kitamura, hanya menghilangkan tulang B, menambah tambahan plat penutup lockcase dan rockwool/glasswool yang akan digunakan.

Untuk daftar kebutuhan bahan pintu single steel door engsel simonwerk adalah dimulai dari komponen yang menggunakan tebal plat 2.0 mm yaitu kusen vertikal L/R, kusen atas, penguat kusen, dudukan door closer, dudukan lockcase, tulang bawah, tulang lockcase, tulang engsel, kemudian dilanjutkan dengan komponen yang menggunakan tebal plat 1.5 mm yaitu penguat kusen bawah, tutup lubang lockcase, daun pintu dalam, daun pintu luar, tulang atas pintu, tulang pintu A, tulang pintu B, lapisan plat handle.

Setelah itu susunan daftar kebutuhan dilanjutkan dengan tipe engsel dan jumlah yang digunakan, lockcase, karet stopper laci, door closer (jika menggunakan), besi angkur, cat dasar dan cat finishing. Untuk daftar kebutuhan bahan pintu single fire door engsel simonwerk sama dengan pintu single steel door engsel simonwerk, hanya menghilangkan tulang B, menambah tambahan plat penutup lockcase dan rockwool/glasswool yang akan digunakan.

Setelah gambar dan daftar kebutuhan bahan selesai dibuat, kemudian gambar dan daftarkebutuhan bahan dikoreksi dan ditanda tangani oleh Kepala Bagian Konstruksi supaya bisa diproses oleh bagian PPIC dan Gudang, untuk kemudian segera diproduksi untuk memenuhi pesanan customer.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

1. UML Pembuatan Kebutuhan Bahan Konstruksi Standard Pintu Besi

Pada analisa ini terdiri dari beberapa UML diagram diantaranya :

a. Use Case Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Penawaran

Gambar13_zps41de05b4.jpg

Gambar 1.3 Use Case Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Penawaran

b. Sequence Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Penawaran

Gambar14_zps2b7727a5.jpg

Gambar 1.4 Sequence Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Penawaran

c. Activity Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Penawaran

Gambar15_zps74878d93.jpg

Gambar 1.5 Activity Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Penawaran

d. Use Case Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Produksi

Gambar16_zps80e6ebe6.jpg

Gambar 1.6 Use Case Diagram Prosedur Gambar Produksi

e. Sequence Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Produksi

Gambar17_zps52b62ee8.jpg

Gambar 1.7 Sequence Diagram Prosedur Gambar Produksi

f. Activity Diagram Prosedur Pembuatan Gambar Produksi

Gambar18_zps683330dd.jpg

Gambar 1.8 Activity Diagram Prosedur Gambar Produksi

g. Use Case Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Kitamura

Gambar19_zps608bb5b0.jpg

Gambar 1.9 Use Case Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Kitamura

h. Sequence Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Kitamura

Gambar20_zps6cc51bee.jpg

Gambar 2.0 Sequence Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Kitamura

i. Activity Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Kitamura

Gambar21_zps99153413.jpg

Gambar 2.1 Activity Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Kitamura

j. Use Case Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Simonwerk

Gambar22_zpsf811d762.jpg

Gambar 2.2 Use Case Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Simonwerk

k. Sequence Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Simonwerk

Gambar23_zpse1239234.jpg

Gambar 2.3 Sequence Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Simonwerk

l. Activity Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Simonwerk

Gambar24_zpsf3723684.jpg

Gambar 2.4 Activity Diagram Prosedur Pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan Pintu Simonwerk

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa Sistem

Seperti yang sudah dijelaskan dalam penulisan ini yaitu pada bab 1 bagian 1.6 Metode Penelitian, metode analisa sistem yang digunakan dalam kasus ini adalah metode balanced scorecard.

Metode balanced scorecard memiliki kerangka kerja dengan empat perspektif, empat perspektif itu meliputi perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Metode diatas sesuai dengan visi dan misi PT. Alba Unggul Metal, visi yaitu menjadikan produk alba selalu dekat dan sebagai pilihan utama bagi konsumen dan memiliki misi yaitu menghadirkan produk yang dapat memenuhi harapan konsumen dalam hal kualitas, harga dan layanan waktu pengiriman serta perbaikan yang berkelanjutan. Dibawah ini akan dijelaskan masing-masing perspektif dari metode balanced scorecard yang berkaitan dengan visi dan misi PT.Alba Unggul Metal :

1. Perspektif Finansial

Setiap perusahaan pasti tidak akan lepas dari finansial atau keuangan begitu juga pada PT. Alba Unggul Metal, perusahaan yang bergerak di bidang sheet metal working ini juga memiliki perhitungan yang matang mengenai finansial. Dari modal usaha, penggajian karyawan dan lain lain hingga omset yang diperoleh perusahaan. Sebagai contoh pada tahun 2012 PT. Alba Unggul Metal membeli 2 alat CNC yaitu CNC Punching dan CNC Laser merek TRUMPF, dengan modal yang dikeluarkan terhitung banyak itu hal tersebut dilakukan karna untuk menambah omset perusahaan, dengan 2 alat CNC tersebut pekerjaan dapat diselesaikan jauh lebih cepat dibanding dengan mesin biasa dan juga dapat membuat pola yang lebih rumit dari produk biasanya. Dan pada tahun 2014 ini PT. Alba Unggul Metal memiliki target omset 13 milyar rupiah khusus nya untuk divisi pintu saja dan target tersebut telah tercapai sebelum akhir tahun 2014. Hal itu dapat dicapai karna faktor finansial dengan modal membeli 2 mesin CNC, itu salah satu bukti prespektif finansial yang dilakukan oleh PT. Alba Unggul Metal.

2. Perspektif Pelanggan

Salah satu faktor berhasilnya suatu perusahaan adalah karna adanya pelanggan, sebagus apapun produk, secanggih apapun produk, semahal apapun produk jika tidak ada pelanggan tentu usaha tersebut tidak akan berhasil. PT. Alba Unggul Metal dalam hal ini sangat memperhatikan sekali keinginan pelanggan, sesuai dengan misinya yaitu menghadirkan produk yang dapat memenuhi harapan konsumen dalam hal kualitas, harga dan layanan waktu pengiriman serta perbaikan yang berkelanjutan. Sebagai contoh pada PT. Alba Unggul Metal baru baru ini mencoba membuat produk khusus permintaan pelanggan yaitu membuat kan body untuk mesin ticketing, perusahaan akan berusaha memenuhi keingingan pelanggan dengan kemampuan alat yang dimiliki PT. Alba Unggul Metal.

3. Perspektif Proses Internal Bisnis

Proses internal bisnis juga sangat berkaitan erat dengan pelanggan, PT. Alba Unggul Metal sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang sheet metal working harus bisa mengembangkan produknya supaya tidak kalah bersaing dengan perusahaan lainnya yang bergerak dalam bidang yang sama. Sesuai sejarah perusahaan PT. Alba Unggul Metal mengawali karir hanya memproduksi alat-alat kantor yang terbuat dari bahan baku plat baja, produk andalannya pada waktu itu hanya Filling Cabinet,Lemari Arsip,Locker,Meja Kerja dan sejenisnya, pada tahun 2000 membuat produk baru yaitu pintu besi (steel door) dan pintu tahan api (fire door) sesuai standart keamanan dan kekuatan untuk pembangunan gedung dan bangunan lainnya.Variasi produk juga ditambah,dengan memproduksi rak penyimpanan di gudang seperti Heavy Duty Rack (Pallet Rack),Medium Duty Rack dan Selving Rack. Mulai tahun ini PT. Alba Unggul Metal akan membuat produk baru yaitu panel dan sejenisnya, seperti itulah proses bisnis internal yang telah dilakukan oleh PT. Alba Unggul Metal.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Pembelajaran dan pertumbuhan juga berkaitan erat dengan proses bisnis internal, tidak berhubungan dengan pengembangan produk tapi lebih mengarah kepada individu masing masing orang atau kelompok. Semua bagian atau semua orang di PT. Alba Unggul Metal harus bisa mengembangkan kemampuannya dan terus belajar hal yang baru, hal tersebut dilakukan bukan semata-mata untuk kemajuan perusahaan tapi juga untuk diri sendiri. Sebagai contoh pada PT. Alba Unggul Metal dengan adanya produk baru yaitu panel, seorang drafter dituntut supaya harus bisa mengetahui tentang panel karena panel memiliki konstruksi dan pola bahan yang agak rumit jadi drafter juga dituntut untuk bisa menggunakan software selainAuto CAD yaitu Solid Work yang bisa jauh lebih presisi dibanding Auto CAD. Seperti itulah contoh yang diterapkan pada PT. Alba Unggul Metal.

Dari keempat perspektif diatas dapat disimpulkan balanced scorecard merupakan alat ukur kinerja organisasi yang baik yang melalui empat prespektif yaitu prespektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Organisasi harus mengembangkan balanced scorecard sesuai dengan kebutuhan mereka. Tantangan besar terjadi ketika mengembangkan alat ukur, menyederhanakan proses, penanganan resistensi terhadap perubahan, kelemahanberkomunikasi organisasi, mengumpulkan data, mengadaptasi teknologi untuk proses brenchmarking. Dalam balanced scorecard tiap perspektif memiliki keterkaitan yang sangat erat dan saling mempengaruhi.

82e00947-04e5-4a39-88c5-44e17a055ef2_zpsef96088b.jpg

Gambar 2.5 Diagram Balanced Scorecard

Konfigurasi Sistem Berjalan

1. Spesifikasi Hardware

a. Processor : Pentium(R) Dual-Core CPU E5300 @2,60GHz(2 CPUs)

b. Mother Board : Gigabyte G31M70C

c. VGA : Pixelview Geforce 8400GS 512MB

d. RAM : VGEN DDR2 1 GB PC-6400

e. Monitor : Plug and Play Monitor LED 14” (BenQ)

f. Mouse : Optical (Logitech)

g. Keyboard : PS2 (Logitech)

h. Hard Disk : 80 GB (SATA)

i. Printer : Toner Ink (Kinoca Minolta bizhub 163)

2. Spesifikasi Software

a. Operating System : Microsoft Windows XP Professional (5.1,Build 2600)

b. Auto CAD 2008 (For Design)

c. Microsoft Office 2007

3. Hak Akses (Brainware)

a. Drafter

b. Pimpinan

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

1. Permasalahan yang dihadapi

Dalam penulisan ini, penulis menyimpulkan masalah yang dihadapi oleh PT. Alba Unggul Metal adalah sebagai berikut :

a. PT.Alba Unggul Metal belum memiliki sistem untuk kalkulasi konstruksi standard.

b. PT.Alba Unggul Metal harus memiliki rumus dan perhitungan yang sama untuk setiap konstruksi standard.

c. PT.Alba Unggul Metal perlu pengembangan produk standard lainnya.

d. PT.Alba Unggul Metal belum memiliki sistem untuk menyimpan data produk standard dan daftar kebutuhan bahan produk standard.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam permasalahan yang dihadapi oleh PT. Alba Unggul Metal, penulis memiliki alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :

a. Dibuatkan sistem yang dapat mengkalkulasi konstruksi standard.

b. Dibuatkan sistem yang memiliki rumus dan perhitungan yang sama untuk setiap konstruksi standard.

c. Dibuatkan sistem yang dapat mengembangkan produk pada bidang sheet metal working.

d. Dibuatkan sistem yang dapat menyimpan data produk standard dan produk lainnya serta daftar kebutuhan bahan produk.

Sistem yang akan dibuat nanti memiliki database mySQL dan berbasis desktop dengan bahasa pemrograman visual basic.

3. Prototype

Dibawah ini adalah prototype dari sistem yang akan dibuat :

a. Tampilan depan

TampilanDepan_zps5f3adc11.jpg

Gambar 2.6 Tampilan Depan Prototype Sistem

b. Tampilan untuk kalkulasi konstruksi standard.

TampilanPart_zps068438db.jpg

Gambar 2.7 Tampilan untuk kalkulasi konstruksi standard

c. Tampilan untuk menyimpan data produk standard.

TampilanAssemblyDoor_zps2f46dea1.jpg

Gambar 2.8 Tampilan untuk menyimpan data produk standard.


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya perihal laporan KKPtentang Protoype Sistem Kalkulasi Konstruksi Standard Pintu Besi” berdasarkan rumusan masalah pada bab 1 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dibuatkan sistem yang dapat mengkalkulasi konstruksi tersebut hingga mendapatkan suatu produk standard.

2. Karena dengan adanya sistem tersebut, kalkulasi konstruksi standard memiliki rumus dan perhitungan yang sama, dapat mempercepat proses pembuatan daftar kebutuhan bahan produk standard.

3. Prototype sistem ini dibuat tidak hanya untuk produk standard saja,tapi juga yang berkaitan dengan sheet metal working.

4. Tujuan utamanya adalah penyimpanan data untuk produk standard dan produk lainnya serta untuk mempercepat pembuatan daftar kebutuhan bahan produk.

Saran

Dalam penulisan ini, penulis memberi saran pada pihak kampus supaya pedoman KKP yang ada pada widuri mohon dijelaskan secara detail. Karena ada beberapa hal yang menurut saya tidak dijelaskan secara detail.

Kesan

Kesan yang penulis dapatkan selama proses KKP adalah penulis dapat berbagi ilmu yang penulis miliki kepada kawan-kawan di perusahaan maupun di kampus.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Sutarman.2009. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
  2. Tanti,Lili.2009.Pengembangan Perangkat Ajar Berbantuan Komputer Untuk Mempelajari Tata Bahasa Inggris. Jurnal CCIT Vol.3 No.2-Januari Tangerang.
  3. 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 Mulyanto,Agus.2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
  4. Taufiq,Rohmat. 2013. Sistem Informasi Managemen. Jakarta : Graha Ilmu.
  5. 5,0 5,1 5,2 Sutabri,Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 6,4 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  7. 7,0 7,1 Mustakini,Jogiyanto Hartono. 2009. Sistem Informasi Teknologi. Yogyakarta : Andi Offset.
  8. Maimunah, Lusyani Sunarya, dan Nina Larasati.2012. Media Company Profile Sebagai Penunjang Informasi dan Promosi. Jurnal CCIT Vol-5 No.3.
  9. 9,0 9,1 Satzinger,J. W., Jackson, R. B., & Burd, S. D. 2010. System Analysis And Design in A Changing World. Boston, MA: Course Technology.
  10. Henderi,Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics.Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
  11. Taufiq,Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Graha Ilmu.
  12. Bentley, Lonnie D, dan Jeffrey L Whitten. 2009. Systems Analysis and Design for the Global Enterprise Seventh Edition. New York : McGraw-Hill.
  13. Darmawan,Deni.2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  14. Al-Jufri,Hamid.2011. Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
  15. Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta : Salemba Empat.
  16. Luis, Suwardi dan Biromo, Prima A. 2009. Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to Functional Scorecards. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
  17. Mulyadi.2009. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
  18. Moeheriono.2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor : Ghalia Indonesia.
  19. Sumarsan,Thomas. 2010. Sistem Pengendalian Manajemen : Konsep, Aplikasi, Pengukuran Kinerja.Medan : PT Indeks.
  20. Nugroho,Adi. 2011. Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data. Yogyakarta : CV. Andi Offset.
  21. Rosa,A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung : Informatika.
  22. 22,0 22,1 Yasin,Ferdi. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Jakarta : Mitra Wacana Media.
  23. 23,0 23,1 23,2 Siahaan,Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta : CV. Andi Offset.
  24. 24,0 24,1 Guritno,Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi.Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  25. M. Aris, M.F Dina, Padeli. 2009. Desain dan Implementasi Data Warehouse Sebagai Pengukuran Kinerja.CCIT Journal Vol.2 No.3. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  26. Rahardja,Untung, Hidayati dan Mia Novalia. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Methode DMQ Base Level.Tangerang:Jurnal CCIT. Vol.4, No.3-Mei 2011.
  27. 27,0 27,1 27,2 27,3 Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak. Jakarta : Mediakita.
  28. 28,0 28,1 28,2 O’Brien, James A. dan Marakas,George M. 2011. “Management Information Systems, 10th Edition”. McGraw-Hill/ Irwin, New York.
  29. 29,0 29,1 29,2 Kustiyahningsih,Yeni.2011.Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL. Jakarta : Graha Ilmu.
  30. Wahana Komputer.2010. Shortcourse SQL Server 2008 Express.Yogyakarta : Andi.
  31. Nurholi,Suraj.2013. Pemodelan 3D Konstruksi kapal berbasis Solidworks studi kasus Grand Block 09 M.T. Kamojang.Diambil dari : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29629-4108100089-Presentation.pdf
  32. Jahidin,Saddam.2013.Rancang Bangun 3D Konstruksi Kapal Berbasis Autodesk Inventor Untuk Menganalisa Berat Konstruksi. Diambil dari : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29627-4109100085-Presentation.pdf
  33. Willyanto Anggono, Stefanus Ongkodjojo dan Agus Surya Candra.2008. Aplikasi 3D Parametric Modeling Pada Catia V5r16 Sebagai Solusi Sustainable Product Development Design Mountain Bike. Diambil dari : http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/98-023/APLIKASI%203D%20PARAMETRIC%20MODELING%20PADA%20CATIA%20V5R16%20SEBAGAI%20SOLUSI%20SUSTAINABLE%20PRODUCT%20DEVELOPMENT%20D.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A:

A.1. Surat Pengantar KKP
A.2. Surat Penugasan Kerja
A.3. Kartu Bimbingan
A.4. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
A.5. Form Validasi Kuliah Kerja Praktek (KKP)
A.6. Kwitansi Pembayaran Kuliah Kerja Praktek (KKP)
A.7. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
A.8. Daftar Nilai
A.9. Formulir Seminar Proposal
A.10. Sertifikat TOEFL
A.11. Sertifikat Prospek
A.12. Sertifikat IT Internasional
A.13. Sertifikat IT Nasional
A.14. Curriculum Vitae (CV)