Business Model Canvas

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

BUSINESS MODEL CANVAS

Business Model Canvas, disingkat BMC merupakan alat (tools) yang dapat digunakan untuk menyusun model bisnis sebuah perusahaan atau organisasi, baik perusahaan yang berorientasi keuntungan (profit oriented), maupun organisasi yang berorientasi non-profit, seperti organisasi sosial dan semacamnya. BMC ini dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, dalam tulisannya, “Business Model Generation”. Buku ini dikontribusi oleh 470 praktisi bisnis dari 45 negara. (Osterwalder, Alexander and Pigneur, Yves, “Business Model Generation”, Self Published ISBN 978-2-8399-0580-0, ©2009).

BMC dibangun oleh 9 komponen, yaitu: (1) Customer segments; (2) Value proposition; (3) Channels; (4) Customer relationship; (5) Revenue streams; (6) Key resources; (7) Key activities; (8) Key partners; (9) Cost structure

Customer segments merupakan pihak yang menggunakan jasa atau produk dari perusahaan/organisasi dan mereka yang berkontribusi dalam memberikan penghasilan bagi perusahaan/organisasi. Umumnya, customer atau pelanggan adalah pihak yang membayar langsung atas produk atau jasa yang dibelinya. Namun, ada juga customer yang tidak harus membayar langsung kepada perusahaan tetapi tanpa kehadirannya aliran dana tidak akan masuk ke perusahaan.

Value proposition merupakan suatu keunikan yang menentukan mengapa produk atau jasa tersebut pantas dipilih oleh customer/ pelanggan. Value proposition sesuatu yang unik, sesuatu yang didambakan oleh pelanggan. Value proposition memberi tawaran untuk memecahkan masalah pelanggan atau semaksimal mungkin memenuhi keinginan pelanggan. Value proposition dihasilkan dari proses Value Innovation (Inovasi nilai) dalam sebuah perusahaan atau organisasi.

Channels merupakan elemen yang menyatakan bagaimana organisasi/ perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menyampaikan value proposition-nya. Channels meliputi cara-cara meningkatkan kesadaran (awareness), memudahkan pelanggan menilai, membantu pelanggan membeli produk atau jasanya, menyampaikan produk atau jasa, dan memberi bantuan purna jual.

Customer relationship merupakan pembinaan hubungan dengan pelanggan dengan tujuan untuk (1) mendapatkan pelanggan baru (akuisisi); (2) mempertahankan pelanggan lama (retention); (3) menawarkan produk/jasa lama dan baru kepada pelanggan lama.

Revenue streams merupakan aliran uang masuk menggambarkan bagaimana perusahaan atau organisasi memperoleh uang dan setiap segmen pelanggan. Ada 2 (dua) jenis: (1) transactional: setiap transaksi penjualan barang atau jasa; (2) recurring: penyewaan aset, langganan, dan keanggotaan.

Key resources menggambarkan aset-aset terpenting yang menentukan keberhasilan pengoperasian model bisnis, yang memungkinkan perusahaan/ organisasi mewujudkan value proposition kepada pelanggan.

Key activities merupakan kegiatan yang menentukan keberhasilan suatu model bisnis. Seperti halnya Key Resources, maka Key Activities berperan penting dalam mewujudkan value proposition. Tidak semua kegiatan dalam perusahaan/ organisasi dimasukkan ke dalam elemen ini, hanya kegiatan kunci yang betul-betul menunjang keberhasilan organisasi mengantarkan value proposition-nya kepada pelanggan. Tidak berarti kegiatan lainnya tidak penting, hanya saja kegiatan lain tersebut cukup dilakukan dengan memenuhi standar minimal.

Key partners merupakan mitra kerja sama pengoperasian organisasi/ perusahaan. Motif kemitraan biasanya untuk penghematan, mengurangi risiko, memperoleh sumber daya, dan pembelajaran.

Cost structure menggambarkan semua biaya yang muncul sebagai akibat dioperasikannya model bisnis. Semua upaya untuk mewujudkan Value Propositions melalui Channels yang tepat, Key Resources, dan Key Activities yang andal, semuanya membutuhkan biaya. Struktur biaya dipengaruhi oleh strategi perusahaan yang dipilih, apakah mengutamakan biaya rendah atau mengutamakan manfaat istimewa.

Tutorial tentang BMC ini dapat dilihat dalam materi kuliah Entrepreneurship yang saya ampu.

Contributors

Admin, Ahayat