Backup Yudha

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PROTOTYPE MONITORING AREA PARKIR MOBIL BERBASIS

ARDUINO UNO UNTUK MENDETEKSI KETERSEDIAAN

SLOT PARKIR SECARA OTOMATIS PADA

PERGURUAN TINGGI RAHARJA



jpg

Disusun Oleh :

NAMA
NIM
: 1133465645


KONSENTRASI CCIT

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTYPE MONITORING AREA PARKIR MOBIL BERBASIS

ARDUINO UNO UNTUK MENDETEKSI KETERSEDIAAN

SLOT PARKIR SECARA OTOMATIS PADA

PERGURUAN TINGGI RAHARJA

Disusun Oleh :

NIM
: 1133465465
Nama
Jenjang Studi
Jurusan
Konsentrasi


Disahkan Oleh :

Tangerang, 1 Juni 2015


Ketua
       
Kepala Jurusan
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTYPE MONITORING AREA PARKIR MOBIL BERBASIS

ARDUINO UNO UNTUK MENDETEKSI KETERSEDIAAN

SLOT PARKIR SECARA OTOMATIS PADA

PERGURUAN TINGGI RAHARJA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1133465645
Nama

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT Tahun Akademik 2014/2015


Disetujui Oleh :

Tangerang, 1 Juni 2015


Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Endang Sunandar, Ir.,M.Kom)
   
(Asep Saefullah, S.Pd.,M.Kom)
NID : 02022
   
NID : 06121


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTYPE MONITORING AREA PARKIR MOBIL BERBASIS

ARDUINO UNO UNTUK MENDETEKSI KETERSEDIAAN

SLOT PARKIR SECARA OTOMATIS PADA

PERGURUAN TINGGI RAHARJA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1133465645
Nama


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT Tahun Akademik 2014/2015


Disetujui Penguji :

Tangerang, Tanggal Bulan Tahun


Ketua Penguji
 
 
 
 
(Nama Ketua Penguji)
NID : NID Ketua Penguji

Penguji I Penguji II
   
   
   
   
(Nama Penguji I) (Nama Penguji II)
NID : NID Penguji I NID : NID Penguji II


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PROTOTYPE MONITORING AREA PARKIR MOBIL BERBASIS

ARDUINO UNO UNTUK MENDETEKSI KETERSEDIAAN

SLOT PARKIR SECARA OTOMATIS PADA

PERGURUAN TINGGI RAHARJA


Disusun Oleh :

NIM
: 1133465645
Nama
Jenjang Studi
Jurusan
Konsentrasi

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 1 Juni 2015

 
 
 
NIM : 1133465645

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAK

Sistem parkir mobil yang digunakan saat ini khususnya pada Perguruan Tinggi Raharja masih menggunakan sistem parkir yang bersifat manual, dalam pengertian jika area parkir mobil yang berada di area belakang telah terisi penuh maka petugas yang berada di pos depan tidak dapat mengetahui informasi tersebut secara langsung. Petugas yang berada di pos depan hanya akan mengetahui informasi tersebut pada saat ia telah menerima informasi yang disampaikan oleh petugas yang berada di pos belakang melalui sebuah komunikasi menggunakan handy talky. Dengan sistem manual tersebut tentunya menyebabkan beberapa kendala baik bagi petugas maupun bagi para pengendara mobil yang akan memakirkan kendaraannya. Sistem pemantauan area parkir mobil ini dirancang dengan menggunakan beberapa jenis sensor yang diletakan dibeberapa titik area dengan fungsi yang berbeda satu sama lain, sensor-sensor tersebut diantaranya meliputi sensor pembuka palang pintu otomatis dan juga sensor yang mampu mendeteksi adanya mobil yang sedang parkir. Tujuan dari penggunaan sensor-sensor tersebut tentunya sebagai alat yang memberikan data masukan kepada arduino uno sebagai pengolah data yang selanjutnya diproses dengan hasil keluaran sebuah instruksi kepada motor servo dan juga tampilnya suatu informasi melalui sebuah layar LCD yang menunjukan keterangan mengenai jumlah slot parkir yang tersedia serta lokasi dari slot parkir tersebut kepada para pengendara mobil yang baru saja memasuki area kampus. Selain menggunakan LCD, sistem pemantauan ini juga dilengkapi dengan dua buah lampu indikator yang menunjukan status dari area parkir serta sebuah buzzer sebagai suatu bentuk pemberitahuan kepada petugas yang berada di pos depan bahwa area parkir mobil yang berada dibelakang telah terisi penuh.

Kata Kunci : Area Parkir, Sensor, Arduino Uno, LCD, Indikator.


ABSTRACT

Car parking system used now especially in colleges raharja still use manual parking system, in the sense that if the car parking area is located in the basement area was full then the officer who were in front of the post can not know the information directly. The officer who were in front of the post will only know the information at the time he had received the information submitted by officers who were at the back post via a communication using handy talky. With a manual system is certainly cause some problems both for officer and for the car drivers who will park the vehicle. Car parking area monitoring system is designed by using several types of sensors are placed in some point area with different functions from each other, these sensors include sensors include automatic door opener crossbar and also sensors capable of detecting the presence of parked cars. The purpose of the use of sensors is certainly a tool that provides a data input to arduino uno as a data processor which is further processed to output an instruction to the servo motor and also the emergence of an information via an LCD screen that shows information on the number of parking slots are available as well the location of the parking slot to the car drivers who had just entered the campus area. In addition to using the LCD, the monitoring system is also equipped with two indicator lights that show the status of the parking area as well as a buzzer as a form of notice to the officer who was in front of the posts that car parking area is located in the basement area was full.

Keywords : Parking Area, Sensors, Arduino Uno, LCD, Indicator.


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Prototype Monitoring Area Parkir Mobil Berbasis Arduino Uno Untuk Mendeteksi Ketersediaan Slot Parkir Secara Otomatis Pada Perguruan Tinggi Raharja.

Tujuan dari penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Komputer pada Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mendapatkan data berdasarkan beberapa metode, seperti observasi, wawancara, studi pustaka serta beberapa sumber literature yang mendukung penyusunan laporan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak, penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut berkontribusi serta berjasa dalam perjalanan menyelesaikan laporan skripsi ini, antara lain kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd., selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.
  4. Bapak Ir. Endang Sunandar, M.Kom., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  5. Bapak Asep Saefullah, S.Pd.,M.Kom., selaku Pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan dan ilmu kepada penulis.
  6. Bapak Ir. Mukti Budiarto, selaku Stakeholder yang telah berkenan meluangkan waktunya dan memberikan pengarahan kepada penulis.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  8. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga laporan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  9. Yang terkasih Ninu Apriyani yang selalu memberikan dukungan dan motivasi sehingga laporan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  10. Teman-teman angkatan tahun 2011 Jurusan Sistem Komputer yang telah memberikan semangat dan motivasi.
  11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan secara satu persatu, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Skripsi ini masih terdapat kekurangan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis dengan senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar dapat dijadikan sebuah acuan untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga penulisan laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan bagi yang membaca semoga dapat menjadi bahan acuan yang berguna dikemudian hari.

Tangerang, 1 Juni 2015
(Yudha Qirana Meka)
NIM : 1133465645

Daftar isi

DAFTAR TABEL


DAFTAR GAMBAR


DAFTAR SIMBOL

SIMBOL FLOWCHART


SIMBOL ELEKTRONIKA


BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini perkembangan teknologi semakin berkembang pesat dan canggih, komputer sangat berperan dalam perkembangan teknologi ini karena dengan segala kelebihannya komputer telah menjadi bagian utama yang sangat diperlukan untuk membantu manusia dalam mengerjakan dan menyelesaikan berbagai tugas. Perkembangan komputer yang sangat pesat telah membawa banyak perubahan ke dalam berbagai aspek kehidupan karena pada dasarnya manusia sangat membutuhkan bantuan dari sesuatu yang dapat bekerja tepat, teliti dan juga tidak mengenal lelah. Sistem otomatisasi diketahui dapat menggantikan beberapa peran manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan, seperti dalam hal pemantauan yang diharuskan mampu mengawasi keadaan sekitar dengan pengamatan yang lebih dari pada kemampuan panca indra manusia. Dengan didukungnya kemajuan teknologi dalam bidang elektronika dan komputer tentunya sistem otomatisasi akan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang rumit sekalipun, dengan ketelitian dan kecepatan serta ketepatan yang sangat tinggi maka kedua bidang tersebut dapat menggantikan beberapa peran manusia dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Di dalam suatu area khususnya yang memiliki batas kapasitas terkadang harus melibatkan beberapa orang dalam mengawasi area tersebut, dimana salah satu yang harus diperhatikan ialah mengenai jumlah kapasitas di dalam area tersebut apakah dapat terkendali dengan baik atau tidak. Seperti area parkir mobil, umumnya mereka yang ingin memarkirkan mobil langsung masuk ke dalam area parkir tersebut tanpa mengetahui terlebih dahulu apakah area parkir tersebut masih tersedia ruang untuk parkir atau tidak. Jika pada area parkir tersebut masih tersedia ruang untuk parkir maka hal tersebut bukanlah suatu masalah, tetapi bagaimana jika area parkir tersebut telah terisi penuh, tentunya hal tersebut akan membuat para pengendara mobil terpaksa untuk memutar balik kendaraan dan mencari area parkir lain.

Sistem parkir mobil yang digunakan saat ini khususnya pada Perguruan Tinggi Raharja masih menggunakan sistem parkir yang bersifat manual, dalam pengertian jika area parkir mobil yang berada diarea belakang telah terisi penuh maka petugas yang berada dipos depan tidak dapat mengetahui informasi tersebut secara otomatis. Petugas yang berada di pos depan akan mengetahui informasi tersebut pada saat ia telah menerima informasi yang disampaikan oleh petugas yang berada di pos belakang melalui sebuah komunikasi menggunakan Handy Talky, dan dari informasi yang diterima tersebut maka petugas yang berada di pos depan akan memberikan instruksi kepada para pengendara mobil yang baru datang untuk memarkirkan mobil mereka tepat diarea depan gedung sebagai lokasi parkir alternatif pada saat area parkir mobil belakang telah terisi penuh oleh kendaraan lain.

Monitoring area parkir mobil otomatis ini dilaksanakan di area parkir Perguruan Tinggi Raharja dengan memanfaatkan beberapa jenis sensor yang diletakan di berbagai titik area dengan fungsi yang berbeda-beda, sensor-sensor tersebut mencakup fungsi sebagai sensor pembuka palang pintu otomatis serta sebagai sensor pendeteksi mobil yang sedang parkir. Sensor-sensor tersebut tersambung dengan arduino uno sebagai papan mikrokontroler yang mengolah hasil masukan dari sensor-sensor tersebut secara realtime. Arduino uno memiliki peran sebagai pemroses yang saling terhubung antara sensor sebagai alat masukan serta LCD, LED dan buzzer yang berfungsi sebagai alat keluaran yang menunjukan indikator serta keterangan mengenai jumlah ketersediaan slot parkir yang tersedia. Dengan informasi yang didapatkan secara realtime melalui sebuah LCD maka hal tersebut akan lebih memudahkan petugas yang berada di pos depan untuk mengetahui jumlah slot parkir yang tersisa tanpa harus menunggu informasi yang diberikan oleh petugas yang berada di pos belakang.

Berdasarkan uraian dan permasalahan yang diatas maka muncul suatu pemikiran untuk membuat sebuah judul skripsi “Prototype Monitoring Area Parkir Mobil Berbasis Arduino Uno Untuk Mendeteksi Ketersediaan Slot Parkir Secara Otomatis Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Dengan penerapan sistem monitoring ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada sehingga lebih memudahkan petugas dalam hal memantau keadaan area parkir belakang dan juga mendapatkan informasi mengenai jumlah slot parkir yang tersisa secara realtime dan otomatis. Selain memudahkan petugas, sistem monitoring ini juga diharapkan dapat membantu para pengedara mobil yang baru datang untuk mengetahui lokasi dari slot parkir yang tersedia.


Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan dari latar belakang diatas, maka dapat diuraikan beberapa permasalahan yang dihadapi, antara lain yaitu:

  1. Bagaimana merancang dan membangun sebuah simulator alat yang dapat menghitung dan mendeteksi slot parkir secara otomatis?

  2. Bagaimana komunikasi antara arduino uno dengan sensor inframerah yang berfungsi sebagai alat pendeteksi mobil yang sedang parkir?

  3. Bagaimana membuat palang pintu pada area parkir dapat terbuka dan tertutup secara otomatis?

  4. Bagaimana menampilkan data hasil pengolahan arduino uno dapat tampil pada layar LCD?


Ruang Lingkup

Sebagai pembatasan pembahasan atas penyusunan laporan ini untuk tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

  1. Penelitian ini difokuskan hanya untuk menghitung dan mendeteksi jumlah mobil yang berada di area parkir bagian belakang saja.

  2. Penelitian ini mendeskripsikan tentang bagaimana membuat palang pintu pada area parkir mobil dapat terbuka dan tertutup secara otomatis dengan memanfaatkan sensor inframerah.

  3. Penelitian ini menginstruksikan petugas yang berada dipos depan turut mengawasi sistem agar tidak adanya penumpukan jumlah mobil yang akan memasuki area parkir belakang, hal ini mengingat mobil yang parkir diarea tersebut harus berada dislot parkir terlebih dahulu yang kemudian disusul dengan diperbaruinya jumlah slot parkir yang tersisa.

  4. Penelitian ini dilakukan pada area parkir mobil yang hanya memiliki 1 jalur sebagai akses keluar masuknya kendaraan yang parkir, sehingga keluar masuknya mobil tidak dapat dilakukan secara bersamaan.

  5. Penelitian ini memanfaatkan pantulan dari pancaran sensor inframerah yang berfungsi sebagai alat pendeteksi bahwa adanya mobil yang sedang parkir.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pokok dari penelitian ini yaitu untuk menerangkan fakta-fakta yang telah ditemukan serta menerapkan berbagai teori yang penulis dapatkan selama ini. Tujuan tersebut antara lain sebagai berikut:

  1. Tujuan Individual

    a. Memenuhi syarat kelulusan untuk jenjang Strata 1 (S1).

    b. Menerapkan ilmu yang telah didapat selama ini, sehingga dapat berguna bagi umat manusia.

  2. Tujuan Fungsional

    a. Membuat suatu rangkaian berbasis mikrokontroler arduino uno yang dapat digunakan sebagai sistem monitoring untuk mendeteksi ketersediaan slot parkir secara otomatis.

    b. Membuat prototype sistem monitoring area parkir mobil dengan rangkaian hardware yang meliputi rangkaian minimum arduino uno, sensor inframerah, motor sevo, lcd dan buzzer yang digunakan sebagai komponen dari sistem monitoring untuk mendeteksi ketersediaan slot parkir secara otomatis yang bertujuan untuk meringankan beban kerja manusia.

  3. Tujuan Operasional

    a. Agar Perguruan Tinggi Raharja mempunyai sistem parkir yang mampu menghitung dan mendeteksi jumlah ketersediaan slot parkir mobil secara otomatis.

    b. Agar para pemilik kendaraan dapat dengan mudah mengetahui jumlah slot parkir yang tersedia pada area parkir belakang serta mengetahui lokasi dari slot parkir tersebut.

Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini antara lain:

  1. Manfaat Individual

    a. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai interaksi antara mikrokontroler arduino dengan komponen-komponen pendukung lainnya sehingga dapat menciptakan sebuah alat yang dapat memberikan manfaat.

    b. Memberikan kepuasan karena dapat menciptakan sebuah terobosan baru pada tempat perkuliahan penulis di STMIK Raharja.

  2. Manfaat Fungsional

    a. Memberikan sebuah informasi kepada petugas dan para pemilik kendaraan mengenai jumlah slot parkir yang masih tersedia.

    b. Meringankan petugas dalam hal membuka dan menutup palang pintu dari yang sebelumnya manual menjadi otomatis dengan pemanfaatan sensor inframerah.

  3. Manfaat Operasional

    a. Petugas lebih mudah dan cepat dalam mendapatkan informasi sehingga meningkat tingkat efisiensi dalam segi penghematan waktu dari yang sebelumnya tidak menggunakan sistem otomatis apapun di dalam sistem parkir yang berjalan.

    b. Petugas tidak perlu lagi untuk membuka dan menutup palang pintu pada saat adanya mobil yang akan melintasi palang pintu pada area parkir belakang.


Metode Penelitian

Dalam membuat laporan skripsi ini penulis melakukan beberapa metode dalam meneliti permasalahan yang ada. Metode tersebut antara lain:

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

    Dalam metode ini peneliti melakukan pengamatan mengenai lokasi yang akan di pasang alat ini, yaitu Perguruan Tinggi Raharja agar peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan.

  2. Metode Wawancara

    Selain melakukan observasi peneliti juga melakukan wawancara kepada Asisten Direktur Operasi Perguruan Tinggi Raharja yaitu bapak Ir. Mukti Budiarto. Metode wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dalam pembuatan sistem dan juga bentuk dari prototype area parkir yang diinginkan.

  3. Metode Studi Pustaka

    Selain melakukan observasi dan wawancara peneliti juga melakukan studi pustaka yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pencarian melalui berbagai situs internet, jurnal, dan juga artikel. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk melengkapi data-data yang diperoleh dengan cara mencari artikel sebagai referensi yang berhubungan dengan pembuatan sistem dan juga bentuk prototype area parkir.

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem

    Dalam metode ini peneliti menganalisa teori dari data-data yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam penelitian.

  2. Metode Analisa Perancangan Sistem

    Pada penelitian skripsi ini peneliti menggunakan bagan alir program (flowchart program).

Metode Perancangan

Dalam melakukan perancangan peneliti menggunakan sistem flowchart dimana tahap demi tahap proses pembuatan prototype monitoring area parkir mobil untuk mendeteksi ketersediaan slot parkir secara otomatis ini dijabarkan dengan tujuan.

Metode Prototyping

Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat yang akan dibuat.

Dalam menerapkan prototype ini menggunakan evolutionary karena pada metode ini hasil prototype tersebut tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain yang berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Metode Pengujian

Dalam metode pengujian ini peneliti melakukan pengujian dengan metode black box terhadap prototype yang telah dibuat, hal ini dilakukan agar dapat diketahui apakah prototype tersebut sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang diharapkan.


Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan skripsi ini maka penulis mengelompokan laporan skripsi ini menjadi beberapa bab yang saling berkaitan antara bab satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini.

Bab ini berisi beberapa teori-teori dasar yang akan mendukung pembahasan masalah sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna. Uraian tersebut diantaranya menjelaskan tentang arduino uno, sensor inframerah, motor sevo, lcd, buzzer dan beberapa komponen pendukung lainnya.

Bab ini menjelaskan gambaran umum dan sejarah singkat Perguruan Tinggi Raharja, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Serta berisi tentang pembahasan, perancangan sistem dan cara kerja rangkaian alat secara keseluruhan.

Bab ini menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti prosedur sistem usulan, perbedaan prosedur sistem, flowchart program yang diusulkan, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, pengujian sistem, analisa, implementasi dan estimasi biaya.

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sistem yang dianalisa pada Perguruan Tinggi Raharja berdasarkan dengan data-data yang telah diperoleh.

BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem

    Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsitem atau sistem-sistem bagian. Komponen atau subsitem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dapat tercapai. Ada banyak definisi mengenai sistem diantaranya adalah:

    Menurut Taufiq (2013:2)[1], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

    Menurut Hartono (2013:9)[2], “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

    Menurut Sutarman (2012:13)[3], “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

    Berdasarkan beberapa definisi yang terdapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang saling berhubungan untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran atau tujuan tertentu.

  2. Karakteristik Sistem

    Menurut Sutabri (2012:20)[4], “Sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem”. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Komponen Sistem (Components)

      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “Supra Sistem”.

    2. Batasan Sistem (Boundary)

      Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

    3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

      Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.

    4. Penghubung Sistem (Interface)

      Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

    5. Masukan Sistem (Input)

      Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

    6. Keluaran Sistem (Output)

      Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subssitem lain.

    7. Pengolahan Sistem (Process)

      Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

    8. Sasaran Sistem (Objective)

      Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

      Gambar 2.1. Karakteristik Sistem

      (Sumber : Sutabri (2012:22))

  3. Klasifikasi Sistem

    Menurut Taufiq (2013:8)[1], Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

    1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

      Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.

    2. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.

      Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

    3. Sistem Dapat Dipastikan dan Sistem Tidak Dapat Dipastikan

      Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan output-nya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa input-annya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi output-nya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi dengan jelas salah satu dari input-process-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

    4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

      Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

      Gambar 2.2. Sistem Tertutup

      (Sumber : Taufiq (2013:9))


      Gambar 2.3. Sistem Terbuka

      (Sumber : Taufiq (2013:9))

    5. Sistem Manusia dan Sistem Mesin

      Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya.

      Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

    6. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

      Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

    7. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi

      Sistem yang dapat berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan.

    8. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia

      Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini,misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup yang ada. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan mereka, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.

    9. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya

      Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

  4. Tujuan Sistem

    Menurut Taufiq (2013:5)[1], “Tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya”.

    Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tetapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya.

    Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan menggunakan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

  5. Daur Hidup Sistem

    Menurut Sutabri (2012:27)[4], “Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer”. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem diantaranya adalah:

    1. Mengenali Adanya Kebutuhan

      Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.

    2. Pembangunan Sistem

      Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

    3. Pemasangan Sistem

      Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

    4. Pengoperasian Sistem

      Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

    5. Sistem Menjadi Usang

      Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

      Gambar 2.4. Daur Hidup Sistem

      (Sumber : Sutabri (2012:29))


Konsep Dasar Perancangan Sistem

  1. Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Verzello dalam Darmawan (2013:227)[5], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem”. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”

    Menurut Al-Jufri (2011:141)[6], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

  2. Tujuan Perancangan Sistem

    Menurut Sutabri (2012:225)[4], Tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah:

    1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.

    2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

    3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

    4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

    5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

    Menurut Darmawan (2013:228)[5], Tahap Perancangan atau Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

  3. Tahap-Tahap Perancangan Sistem

    Menurut Al Jufri (2011:141)[6], Langkah-langkah tahap perancangan yaitu:

    1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terperinci

      Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:

      • Diagram arus data (Data flow diagram)

      • Diagram hubungan entitas (Entity relathionship diagram)

      • Kamus data (Data dictionary)

      • Flowchart

      • Model hubungan objek

      • Spesifikasi Kelas

    2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

      Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

    3. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

      Analis bekerja sama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

    4. Memilih Konfigurasi Terbaik

      Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.

    5. Menyiapkan Usulan Penerapan

      Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.

    6. Menyetujui dan Menolak Penerapan Sistem

      Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

      Gambar 2.5. Diagram Tahap Perancangan

      (Sumber : Al-Jufri (2011:141))


Konsep Dasar Informasi

  1. Definisi Informasi

    Menurut Darmawan (2012:2)[5], “Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan”.

    Menurut Taufiq (2012:72)[1], “Informasi adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang sudah diolah untuk menguji kebenarannya sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan.

  2. Klasifikasi Informasi

    Menurut Sutabri (2012:34)[4], Informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Informasi Berdasarkan Persyaratan

      Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manager dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

      a. Informasi yang tepat waktu

      Sebuah informasi yang tiba pada manager sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.

      b. Informasi yang relevan

      Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang manager kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian.

      c. Informasi yang bernilai

      Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.

      d. Informasi yang dapat dipercaya

      Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.

    2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu

      Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

      a. Informasi masa lalu

      Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun teramat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapi dan teratur.

      b. Informasi masa kini

      Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.

    3. Informasi Berdasarkan Sasaran

      Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:

      a. Informasi Individual

      Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.

      b. Informasi Komunitas

      Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.

  3. Nilai dan Kualitas Informasi

    Menurut Sutabri (2012:37)[4], Nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif disbanding dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan. Lebih lanjut, sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan sesuatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

    1. Mudah diperoleh

      Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

    2. Luas dan Lengkap

      Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.

    3. Ketelitian

      Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

    4. Kecocokan

      Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

    5. Ketepatan Waktu

      Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditamabah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.

    6. Kejelasan

      Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Bebrapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

    7. Keluwesan

      Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

    8. Dapat dibuktikan

      Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

    9. Tidak ada prasangla

      Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

    10. Dapat diukur

      Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

    Menurut Sutabri (2012:41)[4], Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu:

    1. Akurat (Accurate)

      Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

    2. Tepat Waktu (Timeline)

      Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.

    3. Relevan (Relevance)

      Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang suatu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musibah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi menenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

  4. Komponen-Komponen Informasi

    Menurut Darmawan (2012:5)[5], Sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika di analisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar 6 (enam) komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan pleh pihak pertama.

    2. Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca headline dalam sebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada headline tadi bisa dipahami secara utuh.

    3. Branch of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti matematika bentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.

    4. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (supplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan menyelesaikan suatu proses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasi pengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.

    5. Bud of Information, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi mikro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga di masa yang akan datang dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuain kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam informasi ini adalah informasi tentang masa depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.

    6. Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang mejelaskan cuaca, musim, yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.


Konsep Dasar Monitoring

  1. Definisi Monitoring

    Menurut Sholeh di dalam Jurnal Ilmiah Educational Management Vol. 2, No. 1 (2011:205)[7], “Monitoring merupakan prosedur yang didasarkan pada analitik kebijakan yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai penyebab dan konsekuensi dari kebijakan publik”. Monitoring membantu para ahli analisis untuk menggambarkan hubungan antara pelaksanaan program kebijakan dengan hasilnya.

    Menurut Ichwan dkk di dalam Jurnal Informatika Vol. 3 No. 2 (2012:15)[8], “Monitoring (pemantauan) adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran (awarenees) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukan pergerakan kearah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu.

    Dari kedua uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah prosedur yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran untuk memperoleh informasi mengenai penyebab dan konsekuensi dari kebijakan publik melalui waktu yang menunjukan pergerakan untuk tujuan tertentu.

  2. Manfaat Monitoring

    Menurut Mudjahidin dan Nyoman Dita Pahang Putra di dalam Jurnal Teknik Industri Vol. 11 No. 1 (2011:76)[9], Manfaat monitoring proyek dibedakan menjadi dua, yaitu:

    1. Bagi Penanggung Jawab Proyek

      Monitoring merupakan salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian, sebagai bentuk pertanggungjawaban, untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi selanjutnya.

    2. Bagi Pengelola Proyek

      Adanya monitoring dapat membantu dalam mempersiapkan laporan dalam waktu singkat serta sebagai informasi yang penting untuk melakukan evaluasi proyek yang nantinya dapat mencapai hasil yang baik dan tertata rapi, dan meminimalisir sebuah kesalahan.

  3. Tujuan Monitoring

    Menurut Mudjahidin dan Nyoman Dita Pahang Putra di dalam Jurnal Teknik Industri Vol. 11 No. 1 (2011:76)[9], Adapun beberapa tujuan dari monitoring adalah:

    1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana

    2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi

    3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan

    4. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan.


Konsep Dasar Otomatis

  1. Definisi Otomatis

    Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17)[10], “Otomasi adalah proses yang secara otomatis mengontrol operasi dan perlengkapan sistem dengan perlengkapan mekanik atau elektronika yang dapat mengganti manusia dalam mengamati dan mengambil keputusan”.

    Menurut Prianto dkk di dalam Jurnal Simposium Nasional RAPI XII (2013:34)[11], “Sistem otomasi didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berkaitan dengan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer, Programmable Logic Control/ PLC atau mikrokontroler)”.

    Menurut Agustiawan di dalam Jurnal Teknologi Vol. 1, No. 2 (2011:113)[12], “Otomatisasi adalah bentuk umum awal perubahan organisasi yang berupa alat bantu bagi kemudahan pekerjaan sehari-hari”.

    Dari ketiga definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa otomatis adalah proses mengontrol operasi yang berkaitan dengan aplikasi mekanik, komputer dan sistem yang berbasis komputer yang dapat menjadi alat bantu bagi kemudahan manusia dalam pekerjaan sehari-hari

  2. Alasan Penggunaan Sistem Otomatis

    Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17)[10], Ada beberapa alasan dalam penggunaan sistem otomasi diantaranya adalah:

    1. Meningkatkan produktifitas perusahaan

    2. Tingginya biaya tenaga kerja

    3. Kurangnya tenaga kerja untuk kemampuan tertentu

    4. Tenaga kerja cenderung berpindah ke sektor pelayanan

    5. Tingginya harga bahan baku

    6. Meningkatkan kualitas produk

    7. Menurunkan Manufacturing Lead Time (MLT)

    Menurut Saputra dkk di dalam Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 5, No. 3 (2010:3)[13], Perangkat otomasi yang dimaksud disini adalah perangkat atau alat yang digunakan untuk membantu kelancaran proses otomasi. Perangkat ini terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu:

    1. Perangkat Keras

    2. Perangkat Lunak Otomasi

    Tanpa adanya dua perangkat ini secara memadai maka proses otomasi tidak akan dapat berjalan dengan baik.


Konsep Dasar Flowchart

  1. Definisi Flowchart

    Menurut Kristanti dan Niluh Gede Redita A.K di dalam Jurnal Sistem Informasi (2012:87)[14], “Flowchart adalah cara penyajian visual aliran data melalui sistem informasi, operasi dilakukan dalam sistem dan urutan di mana mereka dilakukan”. Flowchart dapat membantu menjelaskan pekerjaan yang saat ini dilakukan dan bagaimana cara meningkatkan atau mengembangkan perkerjaan tersebut.

    Menurut Sulindawati di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8)[15], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Flowchart adalah penggambaran bentuk gambar atau diagram dengan penyajian visual data melalui sistem informasi yang menjelaskan langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program. Dengan menggunakan flowchart dapat juga membantu untuk menemukan elemen inti dari sebuah proses, selama garis digambarkan secara jelas antara di mana suatu proses berakhir dan proses selanjutnya dimulai.

  2. Cara Membuat Flowchart

    Menurut Sulindawati di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8)[15], Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievalusasi lebih lanjut. Bila seorang analis dan programmer akan membuat flowchart, ada bebarapa petujuk yang harus diperhatikan, seperti:

    1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.

    2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

    3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

    4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

    5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.

    6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.

    7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

  3. Jenis-Jenis Flowchart

    Menurut Sulindawati di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8)[15], Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu sebagai berikut:

    1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

      Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem.

      Gambar 2.6. Flowchart Sistem (System Flowchart)

    2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

      Flowchart dokumen menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

      Gambar 2.7. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

    3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

      Flowchart skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.

      Gambar 2.8. Flowchart Skematik (Program Flowchart)

    4. Flowchart Program (Program Flowchart)

      Flowchart program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi.

      Gambar 2.9. Flowchart Program (Program Flowchart)

    5. Flowchart Proses (Process Flowchart)

      Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan mengalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem.

      Gambar 2.10. Flowchart Proses (Process Flowchart)


      Gambar 2.11. Contoh Variasi Aplikasi Flowchart


Konsep Dasar Prototype

  1. Definisi Prototype

    Menurut Simarmata (2010:62)[16], “Prototype adalah perubahan cepat di dalam perancangan dan pembangunan Prototype”.

    Menurut Wiyancoko (2010:120)[17], “Prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”.

    Dari kedua definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan model produk dalam sebuah perancangan.

  2. Jenis-Jenis Prototype

    Menurut Simarmata (2010:64)[16], Jenis-jenis prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

    1. Rapid Throwaway Prototyping

      Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype “quick and dirty” dibangun, diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

    2. Prototype Evolusioner

      Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).

  3. Kelebihan dan Kekurangan Prototype

    Menurut Simarmata (2010:68)[16], Kelebihan dan Kelemahan prototype adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Prototype

    Kelebihan

    Kekurangan

    1. User berperan aktif dalam pengembangan sistem.
    2. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan user.
    3. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user.
    4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
    5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
    1. User kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
    2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.
    3. Hubungan user dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.


Konsep Dasar Pengujian

  1. Definisi Pengujian

    Menurut Simarmata (2010:323)[16], “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan”.

    Menurut Rizky (2011:237)[18], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah suatu proses sebagai siklus hidup dan proses terhadap aplikasi program secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis.


    Menurut Rizky (2011:239)[18], Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

    1. Verifikasi

      Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

    2. Validasi

      Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.


    Sedangkan definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:

    1. Failure

      Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.

    2. Fault

      Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.

    3. Error

      Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.

    4. Incident

      Dari sudut pandang ilmu testing, incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.

  2. Prinsip Dasar Testing

    Menurut Rizky (2011:245)[18], Dalam melakukan proses testing perangkat lunak, terdapat beberapa prinsip dasar yang wajib diperhatikan oleh setiap orang yang terlibat di dalam proses testing. Prinsip tersebut antara lain:

    1. Bagian terpenting dari proses testing adalah input-output yang diharapkan terjadi dari suatu perangkat lunak.

    2. Seorang programmer seharusnya menghindari untuk melakukan testing terhadap aplikasi yang dibuatnya sendiri.

    3. Tim pengembang perangkat lunak seharusnya tidak melakukan testing terhadap produknya sendiri.

    4. Melakukan testing secara iteratif.

    5. Input yang ada dalam proses testing harus dilakukan untuk kondisi salah dan tidak diharapkan, dan juga harus dilakukan untuk kondisi benar dan diharapkan.

    6. Berasumsi bahwa pada saat proses testing dilakukan, perangkat lunak dapat mengerjakan apa yang seharusnya diharapkan, dan juga selalu berjaga-jaga jika ternyata perangkat lunak mengerjakan apa yang seharusnya tidak di lakukan.

    7. Tester tidak boleh berpikir bahwa tidak akan terjadi kesalah sedikit pun dalam proses testing.

    8. Proses testing menuntuk kreativitas yang tinggi.

  3. Pengacuan dan Pengukuran Testing

    Menurut Rizky (2011:256)[18], “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”. Sedangkan “Pengukuran testing adalah altivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

    Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

    1. Waktu

      Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.

    2. Biaya

      Dalam testing' juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.

    3. Kinerja Testing

      Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

    4. Kerusakan

      Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

  4. Jenis-Jenis Pengujian

    a. White Box

    1. Definisi White Box

      Menurut Rizky (2011:261)[18], White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat sehingga membutuhkan proses testing yang jauh lebih lama dan lebih “mahal” dikarenakan membutuhkan ketelitian dari para tester serta kemampuan teknis pemograman bagi para testernya.

    2. Teknik Testing Dalam White Box

      Menurut Rizky (2011:262)[18], Ada beberapa teknik yang terdapat dalam jenis white box testing, diantara sebagai berikut:

      1. Decision (branch) Coverage

        Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian luar perangakat lunak yang mengandung percabangan (if…then…else).

      2. Condition Coverage

        Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

      3. Path Analysis

        Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengkoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

      4. Execution Time

        Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengkuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

      5. Algorithm Analysis

        Teknik ini pada umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena didalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.

    3. Klasifikasi White Box

      Menurut Simarmata (2010:321)[16], Klasifikasi white box testing mencakup beberapa pengujian, yaitu:

      1. Pengujian unit (Unit Testing)

        Pengembang melaksanakan pengujian unit untuk memeriksa apakah modul tertentu atau kode unit bekerja dengan baik. Pengujian unit berada pada tingkat yang sangat dasar seperti ketika unit kode dikembangkan atau fungsi tertentu dibangun. Pengujian unit berkaitan dengan unit secara keseluruhan. Hal ini akan menguji interaksi antara berbagai fungsi, tetapi membatasi pengujian di dalam satu unit. Lingkup yang tepat dari unit ditinggalkan kepada interpretasi, pendukung kode pengujian, kadang-kadang disebut perancah (scaffolding), mungkin diperlukan untuk mendukung setiap pengujian. Jenis pengujian ini digerakkan oleh tim arsitektur dan implementasi.

      2. Analisis statis dan dinamis (static and dynamic analysis)

        Analisis statis dilibatkan melalui kode untuk mengetahui segala kemungkinan cacat dalam kode, sedangkan analisis dinamis akan melibatkan pelaksanaan kode dan penganalisisan hasilnya.

      3. Cakupan pernyataan (statement coverage)

        Dalam hal ini, jenis pengujian kode dijalankan dengan setiap pernyataan dari aplikasi yang dijalankan minimal sekali. Hal tesebut membantu dalam memastikan semua pernyataan untuk dijalankan tanpa efek samping.

      4. Cakupan cabang (branch coverage)

        Tidak ada aplikasi perangkat lunak yang dapat ditulis dengan cara pengodean, di beberapa titik kita perlu mengetahui cakupan cabang untuk melakukan fungsi tertentu. Pengujian cakupan cabang membantu pamvalidasian semua cabang di dalam kode dan memastikan bahwa tidak ada yang mengarah ke percabangan perilaku abnormal dari aplikasi.

      5. Pengujian mutasi (mutation testing)

        Pada pengujian ini, aplikasi diuji untuk kode yang telah dimodifikasi setelah pemasangan bug/cacat tertentu. Hal ini juga membantu dalam menemukan kode dan strategi pengodean yang dapat membantu dalam mengembangkan fungsi secara efektif.

    b. Black Box

    1. Definisi Black Box

      Menurut Rizky (2011:264)[18], “Black Box Testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenali proses testing dibagian luar”.

      Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

      1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

      2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

      3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

      4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

      Menurut Rizky (2011:265)[18], Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe black box adalah:

      1. Equivalence Partitioning

        Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokkan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.

      2. Boundary Value Analysis

        Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data.

      3. Cause Effect Graph

        Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menguhubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan.

      4. Random Data Selection

        Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian dibuat sebuah tabel yang menyatakan validitas dari output yang dihasilkan.

      5. Feature Test

        Pada teknik ini, dilakukan proses testing pada spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek apakah fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan entri data siswa maupun entri data guru yang akan melakukan entri nilai.

    2. Klasifikasi Black Box

      Menurut Simarmata (2010:316)[16], Klasifikasi black box mencakup beberapa pengujian, yaitu:

      1. Pengujian Fungsional (Functional Testing)

        Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak diuji untuk persyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi berjalan seperti yang diharapkan. Walaupun pengujian fungsional sudah sering dilakukan dibagiab akhir dari siklus pengembangan, masing-masing komponen dan proses dapat diuji pada awal pengembangan, bahkan sebelum sistem berfungsi, pengujian ini sudah dapat dilakukan pada seluruh sistem. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya, termasuk perintah-perintah pengguna, manipulasi data, pencarian dan proses bisnis, pengguna layar, dan integrasi. Pengujian fungsional juga dapat meliputi permukaan yang jelas dari jenis fungsi-fungsi, serta operasi back-end (seperti, keamanan dan bagaimana meningkatkan sistem).

      2. Pengujian Tegangan (Stress Testing)

        Pengujian tegangan berkaitan dengan kualitas aplikasi di dalam lingkungan. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah lingkungan yang lebih menuntut aplikasi, tidak seperti saat aplikasi dijalankan pada beban kerja normal. Pengujian ini adalah hal yang paling sulit, cukup kompleks dilakukan, dan memerlukan upaya bersama dari sebuah tim.

      3. Pengujian Beban (Load Testing)

        Pada pengujian beban, aplikasi akan diuji dengan beban berat atau masukan, seperti yang terjadi pada pengujian situs web, untuk mengetahui apakah aplikasi/situs gagal atau kinerjanya menurun. Pengujian beban beroperasi pada tingkat beban standar, biasanya beban tertinggi akan diberikan ketika sistem dapat menerima dan tetap berfungsi dengan baik. Perlu diketahui bahwa pengujian beban tidak bertujuan untuk merusak sistem yang banyak hal, namun mencoba untuk menjaga agar sistem selalu kuat dan berjalan dengan lancar.

      4. Pengujian Khusus (Ad-hoc Testing)

        Jenis pengujian ini dilakukan tanpa penciptaan rencana pengujian (test plan) atau kasus pengujian (case test). Pengujian khusus membantu dalam menentukan lingkup dan durasi dari berbagai penguji lainnya dan juga membantu para penguji dalam mempelajari aplikasi sebelum memulai pengujian dengan pengujian lainnya. Pengujian ini merupakan metode pengujian formal yang paling sedikit. Salah satu penggunaan terbaik dari pengujian khusus adalah untuk penemuan. Membaca persyaratan dan spesifikasi (jika ada) jarang memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana sebuah program benar-benar bertindak, bahkan dokumentasi pengguna tidak menangkap “look and feel” dari sebuah program. Pengujian khusus dapat menemukan lubang-lubang dalam pengujian strategi dan dapat mengekspos hubungan di antara subsistem lain yang tidak jelas. Dengan cara ini, pengujian khusus berfungsi sebagai alat untuk memeriksa kelengkapan yang Anda uji.

      5. Pengujian Penyelidikan (Exploratory Testing)

        Pengujian penyelidikan mirip dengan pengujian khusus dan dilakukan untuk mempelajari/mencari aplikasi. Pengujian penyelidikan perangkat lunak ini merupakan pendeketan yang menyenangkan untuk pengujian.

      6. Pengujian Usabilitas (Usability Testing)

        Pengujian ini disebut juga sebagai pengujian untuk keakraban pengguna (testing for user friendliness). Pengujian ini dilakukan jika antarmuka pengguna dari aplikasinya penting dan harus spesifik untuk jenis pengguna tertentu. Pengujian usabilitas adalah proses yang bekerja dengan pengguna akhir secara langsung maupun tidak langsung untuk menilai bagaimana pengguna merasakan paket perangkat lunak dan dan bagaimana mereka berinteraksi dengannya. Proses ini akan membongkar area kesulitan pengguna seperti halnya area kekuatan. Tujuan dari pengujian usabilitas harus membatasi dan menghilangkan kesulitan bagi pengguna dan untuk mempengaruhi area yang kuat untuk usabilitas maksimum.

      7. Pengujian Asap (Smoke Testing)

        Jenis pengujian ini disebut juga pengujian kenormalan (sanity testing). Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah aplikasi tersebut sudah siap untuk pengujian yang lebih besar dan bekerja dengan baik tanpa cela sampai tingkat yang paling diharapkan. Pada sebuah pengujian baru atau perbaikan peralatan yang terpasang, jika aplikasi “berasap”, aplikasi tersebut tidak bekerja! Istilah ini awalnya tercipta dalam manufaktur container dan pipa, ketika smoke telah diperkenalkan untuk menentukan apakah ada kebocoran. Praktik umum di Microsoft dan beberapa perusahaan perangkat lunak shrink-wrap lainnya adalah proses “daily buiding and smoke test”. Setiap file dikompilasi, dihubungkan, dan digabungkan menjadi sebuah program yang dapat dieksekusi setiap hari, dan program ini kemudian dimasukkan melalui “pengujian asap” (smoke test) yang relatif sederhana untuk memeriksa apakah produk “berasap” ketika produk dijalankan.

      8. Pengujian Pemulihan (Recovery Testing)

        Pengujian pemulihan (recovery testing) pada dasarnya dilakukan untuk memeriksa seberapa cepat dan baiknya aplikasi bisa pulih terhadap semua jenis crash atau kegagalan hardware, masalah bencana, dan lain-lain. Jenis atau taraf pemulihan ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi.

      9. Pengujian Volume (Volume Testing)

        Pengujian volume dilakukan terhadap efisiensi dari aplikasi. Jumlah data yang besar diproses melalui aplikasi (yang sedang diuji) untuk memeriksa keterbatasan ekstrem dari sistem. Pengujian volume, seperti namanya, adalah pengujian sebuah sistem (baik perangkat keras dan perangkat lunak) untuk serangkaian pengujian dengan volume data yang diproses adalah subjek dari pengujian, seperti sistem yang dapat menangkap sistem pengolahan transaksi penjualan real-time atau dapat membarui basis data atau pengembalian data (data retrieval).

      10. Pengujian Domain (Domain Testing)

        Pengujian domain merupakan penjelasan yang paling sering menjelaskan teknik pengujian. Beberapa penulis hanya menulis beberapa tentang pengujian domain ketika mereka menulis desain pengujian. Dugaan dasarnya adalah bahwa Anda mengambil ruang pengujian kemungkinan dari variable individu dan membaginya lagi ke dalam subset (dalam beberapa cara) yang sama. Kemudian anda menguji perwakilan dari masing-masing subset.

      11. Pengujian Skenario (Scenario Testing)

        Pengujian skenario adalah pengujian yang realistis, kredibel dan memotivasi stakeholder, tantangan untuk program dan mempermudah penguji untuk melakukan evaluasi. Pengujian ini menyediakan kombinasi variabel-variabel dan fungsi yang sangat berarti daripada kombinasi buatan yang Anda dapatkan dengan pengujian domain atau desain pengujian kombinasi.

      12. Pengujian Regresi (Regression Testing)

        Pengujian regresi adalah gaya pengujian yang berfokus pada pengujian ulang (retesting) setelah ada perubahan. Pada pengujian regresi berorientasi resiko (risk-oriented regression testing), daerah yang sama yang sudah diuji, akan kita uji lagi dengan pengujian yang berbeda (semakin kompleks).

        Usaha pengujian regresi bertujuan untuk mengurangi resiko sebagai berikut:

        1. Perubahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki bug yang gagal.

        2. Beberapa perubahan memiliki efek samping, tidak memperbaiki bug lama atau memperkenalkan bug baru.

      13. Penerimaan Pengguna (User Acceptance)

        Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak akan diserahkan kepada pengguna untuk mengetahui apakah perangkat lunak memenuhi harapan pengguna dan bekerja seperti yang diharapkan. Pada pengembangan perangkat lunak, user acceptance testing (UAT), juga disebut pengujian beta (beta testing), pengujian aplikasi (application testing), pengujian pengguna akhir (end user testing) adalah tahapan pengembangan perangkat lunak ketika perangkat lunak diuji pada “dunia nyata” yang dimaksudkan oleh pengguna. UAT dapat dilakukan dengan in-house testing dengan membayar relawan atau subjek pengujian menggunakan perangkat lunak atau, biasanya mendistribusikan perangkat lunak secara luas dengan melakukan pengujian versi yang tersedia secara gratis untuk diunduh melalui web. Pengalaman awal pengguna akan diteruskan kembali kepada para pengembang yang membuat perubahan sebelum akhirnya melepaskan perangkat lunak komersial.

      14. Pengujian Alfa (Alpha Testing)

        Pada jenis pengujian ini, pengguna akan diundang ke pusat pengembangan. Pengguna akan menggunakan aplikasi dan pengembang memcatat setiap masukan atau tindakan yang dilakukan oleh pengguna. Semua jenis perilaku yang tidak normal dari sistem dicatat dan dikoreksi oleh para pengembang.

      15. Pengujian Beta (Beta Testing)

        Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak didistribusikan sebagai sebuah versi beta dengan pengguna yang menguji aplikasi di situs mereka. Pengecualian/cacat yang terjadi akan dilaporkan kepada pengembang. Pengujian beta dilakukan setelah pengujian alfa. Versi perangkat lunak yang dikenal dengan sebutan versi beta dirilis untuk pengguna yang terbatas di luar perusahaan. Perangkat lunak dilepaskan ke kelompok masyarakat agar lebih memastikan bahwa perangkat lunak tersebut memiliki beberapa kesalahan atau bug.

    3. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

      Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

      Tabel 2.2. Kelebihan dan Kekurangan Black Box

      Kelebihan

      Kelemahan

      1. Black Box Testing dapat menguji keseluruhan fungsionalitas perangkat lunak.
      2. Black Box Testing dapat memilih subset test yang secara efektif dan efisien dapat menemukan cacat. Dengan cara ini Black Box Testing dapat membantu memaksimalkan Testing investment.
      1. Ketika user melakukan Black Box Testing, user tidak akan pernah yakin apakah perangkat lunak yang diuji telah benar-benar lolos pengujian.


Konsep Dasar Elisitasi

  1. Definisi Elisitasi

    Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66)[19], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

    Menurut Guritno dkk (2011:302)[20], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

  2. Tahap-Tahap Elisitasi

    Menurut Guritno dkk (2011:302)[20], Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui empat tahap, yaitu:

    1. Elisitasi Tahap I

      Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    2. Elisitasi Tahap II

      Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

      Berikut penjelasan mengenai Metode MDI:

      1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

      2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

      3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

    3. Elisitasi Tahap III

      Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

      1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?

      2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?

      3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option:

      1. High (H)

        Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.

      2. Middle (M)

        Mampu dikerjakan

      3. Low (L)

        Mudah dikerjakan

    4. Final Draft Elisitasi

      Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

  3. Tujuan Elisitasi Kebutuhan

    Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67)[19], Elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

    1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries)

      Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

    2. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan

      Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagian dari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

    3. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai

      Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan daripada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

  4. Langkah-Langka Elisitasi

    Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75)[19], berikut adalah langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan:

    1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

    2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

    3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.

    4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok fokus, dan pertemuan tim.

    5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

    6. Mengidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

    7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan/pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

  5. Masalah Dalam Elisitasi

    Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68)[19], Tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni: masalah cakupan (scope), masalahan pemahaman, dan masalah perubahan.

    1. Masalah Ruang Lingkup

      Pelanggan/pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

    2. Masalah Pemahaman

      Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.

    3. Masalah Perubahan

      Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.


Konsep Dasar Bahasa Pemrograman

  1. Definisi Bahasa Pemrograman

    Menurut Jaza dan Elzet di dalam Jurnal Bina Sarana Informatika Vol. 1, No. 1 (2014:2)[21], “Bahasa pemrograman adalah bahasa buatan/artificial language yang dapat mengontrol perilaku mesin yang dalam hal ini adalah unit komputer”.

  2. Kelompok Bahasa Pemrograman

    Menurut Jaza dan Elzet di dalam Jurnal Bina Sarana Informatika Vol. 1, No. 1 (2014:2)[21], Bahasa pemrograman berdasarkan perkembangannya dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu:

    1. Bahasa Pemrograman Mesin (Machine Language)

      Bahasa mesin adalah pemrograman yang hanya dimengerti oleh mesin (komputer) yang ada didalamnya terdapat CPU yang hanya mengenal dua keadaan yang berlawanan yaitu 1 (hidup) dan 0 (mati). Kondisi 1 dan 0 dinamakan bahasa mesin, sedangkan program yang disusun disebut object program, komputer akan melaksanakan pekerjaan tanpa adanya interpretasi atau penerjemahan

    2. Bahasa Pemrograman Tingkat Rendah (Low Level Language)

      Bahasa tingkat rendah adalah bahasa pemrograman yang membantu menerjemahkan bahasa yang mudah diingat atau disebut mnemonics. Untuk mengantisipasi susahnya bahasa mesin, maka dibuat simbol yang menyerupai bahasa inggris dan mudah diingat yang disebut dengan mnemonics (pembantu untuk mengingat) dan bahasa yang terdiri dari mnemonics ini disebut assembler language.

    3. Bahasa Pemrograman Tingkat Menengah (Middle Level Language)

      Bahasa tingkat menengah adalah bahasa pemrograman yang menggunakan aturan grammatical dalam penulisan pernyataan, mudah dipahami dan instruksi tertentu yang dapat langsung diakses oleh komputer. Contoh : Bahasa C.

    4. Bahasa Pemrograman Tingkat Tinggi (High Level Language)

      Bahasa tingkat tinggi adalah bahasa pemrograman yang penulisan pernyataannya mudah dipahami secara langsung. Contoh : Pascal, Basic dan Cobol.

    5. Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented Programming)

      Bahasa pemrograman berorientasi objek adalah bahasa pemograman yang berorientasi objek/visual, bahasa pemrograman ini mengandung fungsi-fungsi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Programmer tidak harus menulis secara detail semua pernyataannya tetapi cukup memasukan kriteria yang dikehendaki. Contoh : Microsoft Visual Basic, Microsoft Visual Foxpro, Borland Delphi dan lain-lain


Teori Khusus

Konsep Dasar Parkir

  1. Definisi Parkir

    Menurut Saputri di dalam Jurnal Jom Fisip Vol. 2, No. 1 (2015:2)[22], “Parkir merupakan keadaan dimana tidak bergeraknya suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudi atau pemiliknya”.

    Menurut Fais dkk di dalam Jurnal SIMETRIS Vol. 5, No. 2 (2014:175)[23], “Suatu kendaraan tidak mungkin bergerak terus, pada suatu saat ia harus berhenti untuk sementara waktu (menurunkan muatan) atau berhenti cukup lama yang disebut parkir”.

    Berdasarkan kedua definisi yang terdapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa parkir adalah keadaan dimana suatu kendaraan berhenti dan ditinggalkan oleh pengemudinya untuk sementara waktu.

  2. Fungsi dan Tujuan Parkir

    Menurut Darwin di dalam Jurnal JSM STMIK Mikroskil Vol. 15, No. 1 (2014:31)[24], Sistem parkir memiliki fungsi dan tujuan yang sangat penting demi keamanan dan kenyamanan pengguna kendaraan mengingat maraknya pencurian kendaraan bermotor dan kriminalitas lain yang terjadi, selain itu sistem parkir juga berguna untuk memanage, menentukan kapasitas tempat parkir dengan kendaraan yang ada di kawasan tempat parkir, mengatur lalu lintas kendaraan yang masuk dan keluar dari kawasan tempat parkir, serta dapat mengumpulkan laporan mengenai lalu lintas keluar masuk kendaraan.

  3. Jenis-Jenis Parkir

    Menurut Fais dkk di dalam Jurnal SIMETRIS Vol. 5, No. 2 (2014:175)[23], Sistem parkir di Indonesia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

    1. Sistem parkir di badan jalan (on-street parking)

    2. Sistem parkir di dalam pelataran parkir (off-street parking)

    Pada sistem di dalam pelataran parkir dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

    1. Gedung parkir (parking building)

    2. Parkir di bawah tanah (basement parking)

    Berdasarkan pengaturan posisi kendaraan, yaitu:

    1. Paralel

    2. Parkir tegak lurus

    3. Parkir serong


Konsep Dasar Mikrokontroler

  1. Definisi Mikrokontroler

    Menurut Makodian (2010:14)[25], “Mikrokontroler adalah suatu terobosan dari teknologi mikroprosesor, seperti halnya mikroprosesor yang berfungsi sebagai “otak” pada komputer, mikrokontroler juga berfungsi sebagai otak untuk alat-alat elektronik”.

    Menurut Sumardi (2013:1)[26], “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus,cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”.

    Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah otak/pengatur suatu sistem terkomputerisasi yang didalamnya terdapat beberapa komponen-kompenen yang memiliki fungsi tertentu di dalam sebuah keping tunggal, serta mempunyai input dan output serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.

  2. Karakteristik Mikrokontroler

    Menurut Sumardi (2013:2)[26], Mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

    1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relative lebih kecil daripada program-program pada PC.

    2. Rangkaiannya sederhana dan kompak.

    3. Harganya murah , karena komponennya sedikit.

    4. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

    5. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

  3. Klasifikasi Mikrokontroler

    Menurut Syahrul (2012:15)[27], Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

    1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).

    2. RAM berkapasitas 68 byte.

    3. Fasilitas pemrograman didalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programming).

    4. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.

    5. Total 13 jalur I/O (PortB 8 bit).

    6. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.


Konsep Dasar Mikrokontroler ATmega328

  1. Definisi Mikrokontroler ATmega328

    Menurut Syahid di dalam JTET Vol. 1, No. 2 (2012:34)[28], “ATMega328 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa tipe mikrokontroler yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32, ATmega328, yang membedakan antara mikrokontroler antara lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial (USART, timer, counter, dll)”.

    Dari segi ukuran fisik, ATMega328 memiliki ukuran fisik lebih kecil dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler diatas. Namun untuk segi memori dan periperial lainnya ATMega328 tidak kalah dengan yang lainnya karena ukuran memori dan periperialnya relatif sama dengan ATMega8535, ATMega32, hanya saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan mikrokontroler diatas.

  2. Fungsi dan Kebutuhan Pin ATmega328

    Berikut ini adalah gambaran dari pin mikrokontroler ATmega328:

    Gambar 2.12. Pin Mikrokontroler ATmega328

    (Sumber : Syahid (2012:34))


    ATmega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperial lainnya.

    1. PORT B

      Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini:

      a. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.

      b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).

      c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).

      d. TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk timer.

      e. XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama mikrokontroler.

    2. PORT C

      Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi alternatif PORT C antara lain sebagai berikut:

      a. ADC6 channel (PC0, PC1, PC2, PC3, PC4, PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital.

      b. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck.

    3. PORT D

      Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga memiliki fungsi alternatif dibawah ini:

      a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.

    4. b. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi.

      c. XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external clock.

      d. T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0.

      e. AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.


Konsep Dasar Arduino Uno

  1. Definisi Arduino Uno

    Menurut Gunawan di dalam Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4 (2013:203)[29], Arduino uno adalah sebuah modul yang memiliki komponen komplit berbasis papan mikrokontroler pada ATmega328.

    Menurut Guntoro dkk di dalam Jurnal Electrans Vol. 12, No. 1 (2013:40)[30], “Arduino uno adalah board mikrokontroler berbasis ATMega328. Arduino uno memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM (Pulse Widht Modulation) dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan juga tombol reset”.

    Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa arduino uno adalah sebuah modul atau papan mikrokontroler komplit berbasis ATmega328.


    Menurut Dasriyani di dalam Jurnal Sainstek Vol. 6, No. 1 (2014:87)[31], Arduino memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah arduino telah dilengkapi dengan bootloader didalamnya sehingga tidak perlu menggunakan chip programer karena bootloader akan menangani upload program dari komputer. Arduino memiliki sarana komunikasi USB, sehingga untuk laptop yang tidak memiliki port komunikasi serial bisa menggunakanya. Software arduino telah dilengkapi dengan library yang cukup lengkap sehingga pemogramannya relatif mudah. Arduino memiliki modul siap pakai seperti ethernet, SD card, dll.

    Gambar 2.13. Bentuk Board Arduino Uno

    (Sumber : Dasriyani (2014:87))

  2. Fitur-Fitur Arduino Uno

    Menurut Syahid di dalam Jurnal JTET Vol. 1, No. 2 (2012:36)[28], Fitur yang tersedia pada arduino uno adalah sebagai berikut:

    • Mikrokontroler ATmega328

    • Operasi dengan daya 5V

    • Input Tegangan (disarankan) 7-12V

    • Input Tegangan (batas) 6-20V

    • Digital I / O Pins 14 (dimana 6 memberikan output PWM)

    • Analog Input Pin 6

    • DC Lancar per I / O Pin 40 mA

    • Saat 3.3V Pin 50 mA DC

    • Flash Memory 32 KB (ATmega328) yang 0,5 KB digunakan oleh bootloader

    • SRAM 2 KB (ATmega328)

    • EEPROM 1 KB (ATmega328)

    • Clock Speed 16 MHz

  3. Blok-Blok Arduino Uno

    Menurut Feri Djuandi (2011:8)[32], “Komponen utama didalam papan Arduino adalah sebuah mikrokontroler 8 bit dengan merk ATmega yang dibuat oleh Atmel Corporation. Berbagai papan Arduino menggunakan tipe ATmega yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasinya. Sebagai contoh Arduino Uno menggunakan ATmega328 sedangkan Arduino Mega 2560yang lebih canggih menggunakan ATmega2560”.

    Untuk lebih jelas maka pada gambar berikut ini diperlihatkan contoh diagram blok sederhana dari mikrokontroler ATmega328 yang dipakai pada Arduino Uno:

    Gambar 2.14. Diagram Blok Arduino Uno

    (Sumber : E-Book Pengenalan Arduino Feri Djuandi (2011:8))

    Blok-blok diagram dijelaskan sebagai berikut:

    • Universal Asynchronus Receiver/Transmitter (UART) adalah antar muka yang digunakan yang digunakan untuk komunikasi serial seperti pada RS-232, RS-442 dan RS-485.

    • 2KB RAM pada memori kerja bersifat volatile (hilang pada saat daya dimatikan), digunakan oleh variabel-variabel di dalam program.

    • 32KB RAM flash memory” bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan program yang dimuat dari komputer. Selain program, flash memory juga menyimpan bootloader. Bootloader adalah program inisiasi yang ukurannya kecil, dijalankan oleh CPU saat daya dihidupkan. Setelah bootloader selesai dijalankan, berikutnya program didalam RAM akan dieksekusi.

    • 1KB EEPROM bersifat non-volatile, digunakan untuk meyimpan data yang tidak boleh hilang saat daya dimatikan. Tidak digunakan pada papan Arduino.

    • Central Processing Unit (CPU), bagian dari mikrokontroler untuk menjalankan setiap instruksi dari program.

    • Port Input dan Output, pin-pin untuk menerima data (input) digital atau analog, dan mengeluarkan data (output) digital atau analog.

  4. Bagian-Bagian Arduino Uno

    Dengan mengambil contoh sebuah papan Arduino tipe USB, bagian-bagiannya dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Gambar 2.15. Bagian-Bagian Papan Arduino

    (Sumber : E-Book Pengenalan Arduino Feri Djuandi (2011:8))


    Bagian-bagian komponen dari Arduino Board dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. 14 Pin Input/Output Digital (0-13)

      Berfungsi sebagai input atau output, dapat diatur oleh program. Khusus untuk 6 buah pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11, dapat juga berfungsi sebagai pin analog output dimana tegangan output-nya dapat diatur. Nilai sebuah pin output analog dapat di program antara 0 - 255, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 - 5V.

    2. USB

      Berfungsi untuk:

      • Memuat program dari komputer ke dalam papan

      • Komunikasi serial antara papan dan komputer

      • Memberi daya listrik kepada papan

    3. Sambungan SV1

      Sambungan atau jumper untuk memilih sumber daya papan, apakah dari sumber eksternal atau menggunakan USB. Sambungan ini tidak diperlukan lagi pada papan Arduino versi terakhir karena pemilihan sumber daya eksternal atau USB dilakukan secara otomatis.

    4. Q1 - Kristal (Quartz Crystal Oscillator)

      Jika mikrokontroler dianggap sebagai sebuah otak, maka kristal adalah jantung-nya karena komponen ini menghasilkan detak-detak yang dikirim kepada mikrokontroler agar melakukan sebuah operasi untuk setiap detak-nya. Kristal ini dipilih yang berdetak 16 juta kali per detik (16MHz).

    5. Tombol Reset S1

      Untuk me-reset mikrokontroler sehingga program akan mulailagi dari awal. Perhatikan bahwa tombol reset ini bukan untuk menghapus programatau mengosongkan mikrokontroler.

    6. In-Circuit Serial Programming (ICSP)

      ISI

      Port ICSP memungkinkan pengguna untuk memprogram mikrokontroler secara langsung, tanpa melalui bootloader. Umumnya pengguna Arduino tidak melakukan ini sehingga ICSP tidak terlalu dipakai walaupun disediakan.
    7. IC 1 - Mikrokontroler ATmega

      Komponen utama dari papan Arduino, didalamnya terdapat CPU, ROM dan RAM.

    8. X1 - Sumber Daya Eksternal

      Jika hendak disuplai dengan sumber daya eksternal, papanArduino dapat diberikan tegangan DC antara 9-12V.

    9. 6 Pin Input Analog (0-5)

      Pin ini sangat berguna untuk membaca tegangan yangdihasilkan oleh sensor analog, seperti sensor suhu. Program dapat membaca nilai sebuah pin input antara 0 - 1023, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 - 5V.


Konsep Dasar Komponen Elektronika

  1. Definisi Komponen Elektronika

    Menurut Hernanto dan Nuzul Iman Fadillah di dalam Jurnal Evolusi Vol. 2, No. 2 (2014:20)[33], “Komponen elektronika merupakan sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai kegunaannya”.

  2. Jenis-Jenis Komponen Elektronika

    Menurut Hernanto dan Nuzul Iman Fadillah di dalam Jurnal Evolusi Vol. 2, No. 2 (2014:20)[33], Komponen elektronika dibagi menjadi dua, yaitu:

    1. Komponen aktif (Dioda, Transistor, IC)

    2. Komponen pasif (Resitor, Kapasitor, Transformator)


    Menurut Zain di dalam Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan Vol. 6, No. 1 (2013:150)[34], Adapun komponen pendukung yang sering dipakai dalam sebuah perancangan sistem, antara lain sebagai berikut:

    1. Dioda

      Dioda adalah peralatan semikonduktor bipolar yaitu kutub anoda dan kutub katoda. Dalam operasinya, dioda akan bekerja bila diberi arus bolak-balik (AC) dan berfungsi sebagai penyearah. Selain itu dioda dapat mengalirkan arus searah (DC) dari kutub anoda (+) ke kutub katoda (-). Jika kutub anoda diberi arus negatif dan kutub katoda diberi arus positif maka dioda akan bersifat menahan arus listrik. Dioda merupakan gabungan antara bahan semikonduktor tipe P dan tipe N. Bahan tipe P adalah bahan campuran yang terdiri dari germanium atau silikon dengan aluminium dan merupakan bahan yang kekurangan elektron dan bersifat positif. Bahan tipe N adalah bahan campuran yang terdiri dari germanium atau silikon dengan fosfor dan merupakan bahan yang kelebihan elektron dan bersifat negatif.

    2. Transistor

      Transistor termasuk komponen aktif. Transistor sendiri diciptakan oleh tiga orang Amerika yang bernama J. Barden WH, Brattain dan W Shockey pada tahun 1948. Sama halnya dengan komponen semi konduktor lainnya transistor dibuat dari bahan indium, germanium dan silikon. Dalam bidang elektronika komponen transistor banyak sekali macamnya, diantaranya jenis transistor bipolar dan jenis transistor efek medan. Bipolar adalah jenis transistor yang paling umum dan paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronika.

    3. IC (Integrated Circuit)

      IC (Integrated Circuit) merupakan suatu komponen semikonduktor yang di dalamnya terdapat puluhan, ratusan atau ribuan, bahkan lebih komponen dasar elektronik yang terdiri dari sejumlah komponen resistor, transistor, dioda, dan komponen semikonduktor lainnya. Komponen dalam IC tersebut membentuk suatu rangkaian yang terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil.

    4. Resistor

      Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon . Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm. Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohm meter.

    5. Kapasitor

      Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan penyimpan energi listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik.

    6. Transformator

      Transformator mengubah tegangan AC dari satu besaran tegangan ke tegangan lain. Transformator step-up meningkatkan tegangan, sedangkan transformator step-down menurunkan tegangan.


Konsep Dasar Infrared

  1. Definisi Infrared

    Menurut Akbari dkk di dalam Jurnal Coding Vol. 3, No. 4 (2015:33)[35], “Infrared (Inframerah) ialah sinar elektro-magnet yang panjang gelombangnya lebih dari pada cahaya nampak yaitu di antara 700 nm dan 1 mm”.

    Sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Infra merah dapat digunakan juga sebagai gelombang carrier yang dapat mem-perpanjang jarak batas penerimaan gelombang, namun gelombang yang ditrans-misikan harus Line Of Sight (LOS) atau lurus. Inframerah tidak dapat berbelok jika radius pancar vertikal sinar terhalang oleh suatu benda walaupun benda itu transparan.

  2. Modul Infrared

    Menurut Harahap di dalam Jurnal ELECTRICIAN (2010:48)[36], Terdapat dua buah modul sensor infrared yang digunakan untuk mendeteksi adanya halangan:

    1. Infrared Transmitter

      Merupakan suatu modul pengirim data melalui gelombang inframerah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini dapat difungsikan sebagai output dalam aplikasi transmisi data nirkabel seperti robotik.

      Gambar 2.16. Modul Infrared Transmitter

      (Sumber : Harahap (2012:49))

    2. Infrared Receiver

      Merupakan suatu modul penerima data melalui gelombang inframerah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini dapat difungsikan sebagai input dalam aplikasi transmisi data nirkabel seperti robotik.

      Gambar 2.17. Modul Infrared Receiver

      (Sumber : Harahap (2012:50))


Konsep Dasar DT-Sense IR Proximity Detector

  1. Definisi DT-Sense IR Proximity Detector

    Menurut Nisa dkk di dalam Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol. 4, No. 1 (2014:38)[37], “DT-Sense IR Proximity Detector merupakan sebuah modul sensor cerdas yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya suatu obyek”.

    Keluaran DT-Sense IR Proximity Detector berupa data digital yang menyatakan ada atau tidaknya obyek hingga jarak tertentu di depan sensor. Jarak deteksi sensor dapat ditentukan oleh pengguna. Modul sensor ini dilengkapi dengan antarmuka UART TTL dan I2C. Contoh aplikasi DT-Sense IR Proximity Detector antara lain untuk sistem robot cerdas, proximity switch, atau aplikasi-aplikasi lain yang menggunakan informasi deteksi jarak.

    Gambar 2.18. Modul DT-Sense IR Proximity

    (Sumber : Nisa (2012:38))


Konsep Dasar Motor Servo

  1. Definisi Motor Servo

    Menurut Yohannes di dalam Jurnal Ilmiah “Elektrikal Enjiniring” UNHAS (2011:67)[38], “Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW) dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan memberikan pengaturan duty cycle signal PWM pada bagian pin kontrolnya”.

    Menurut Padillah dkk di dalam Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol. 1, No. 2 (2013:116)[39], Motor servo terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian control. Untuk lebih jelasnya di bawah ini merupakan gambar dari motor servo:

    Gambar 2.19. Motor Servo

    (Sumber : Padillah (2013:116))

  2. Jenis-Jenis Motor Servo

    Menurut Saefullah di dalam CCIT Journal Vol. 8, No. 2 (2015:49)[40], Jenis - jenis motor servo adalah sebagai berikut:

    1. Motor servo standar 180°

      Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CWdan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan - tengah - kiri adalah 180°.

    2. Motor servo continuous

      Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu).


Konsep Dasar LCD (Liquid Crystal Display)

  1. Definisi LCD

    Menurut Zain di dalam Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan Vol. 6, No. 1 (2013:151)[34], “LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan (sesuai dengan program yang digunakan untuk mengontrolnya)”.

    Menurut Arief di dalam Jurnal Ilmiah “Elektrikal Enjiniring” UNHAS Vol. 9, No. 2 (2011:76)[41], “LCD (Liquid Crystal Display) merupakan perangkat display yang paling umum dipasangkan ke mikrokontroler, mengingat ukurannya yang kecil dan kemampuan menampilkan karakter atau grafik yang lebih baik dibandingkan display 7 segment ataupun alphanumeric”.

    Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa LCD (Liquid Crystal Display) adalah sebuah perangkat display yang paling umum dipasangkan ke mikrokontroler untuk menampilkan tulisan/teks berupa angka atau huruf.

  2. Fungsi Pin LCD 16x2

    Menurut Syahrul (2014:561)[27], LCD 16x2 mempunyai tampilan dengan lebar 16 kolom dan 2 baris dengan 16 pin konektor yang didefinisikan pada tabel berikut ini:

    Tabel 2.3. Fungsi dan Konfigurasi Pin LCD 16x2

    Pin

    Nama

    Fungsi

    1

    VSS

    Ground

    2

    VCC

    +5

    3

    VEE

    Tegangan Kontras

    4

    RS

    Register

    0 = Register Instruksi

    1 = Register Data

    5

    R/W

    Read/Write, untuk memilih mode tulis atau baca

    0 = Mode Tulis

    1 = Mode Baca

    6

    E

    Enable

    0 = Enable (Mulai menahan data ke LCD)

    0 = Disable

    7

    DB0

    Data Bit 0, LSB

    8

    DB1

    Data Bit 1

    9

    DB2

    Data Bit 2

    10

    DB3

    Data Bit 3

    11

    DB4

    Data Bit 4

    12

    DB5

    Data Bit 5

    13

    DB6

    Data Bit 6

    14

    DB7

    Data Bit 7, MSB

    15

    BPL

    Black Plane Light

    16

    GND

    Ground


    Gambar 2.20. Skematik LCD Karakter 16x2

    (Sumber : Syahrul (2014:562))

  3. Karakter Pada LCD 16x2

    Menurut Syahrul (2014:563)[27], Tampilan LCD mempunyai memori yang berisi karakter yang dapat ditampilkan (CGRAM), berikut ini adalah karakter-karakter yang dapat ditampilkan pada LCD tersebut:

    Gambar 2.21. Karakter-Karakter Yang Dapat Ditampilkan Dalam LCD

    (Sumber : Syahrul (2014:563))


Konsep Dasar LED (Light Emitting Dioda)

  1. Definisi LED

    Menurut Alfith di dalam Jurnal Momentum Vol. 17, No. 1 (2015:3)[42], “LED merupakan komponen aktif bipolar semikonduktor, karena itu hanya mampu mengalirkan arus dalam satu arah saja. Untuk menyalakan LED, cukup dengan mengalirkan arus dari anoda ke katoda (forward bias) dengan beda potensial minimum berkisar antara 1,5 hingga 2 volt dan arusnya berkisar di 20mA”.

    Gambar 2.22. LED

    (Sumber : Alfith (2015:3))


Konsep Dasar Buzzer

  1. Definisi Buzzer

    Menurut Rakhman dan M. Ibrahim Ashari di dalam Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1 (2012:210)[43], “Buzzer adalah komponen elektronika yang dapat mengubah energi listrik menjadi bunyi (suara) pada frekuensi tertentu sehingga dapat didengar oleh telinga manusia. Dalam aplikasinya buzzer digunakan sebagai indikator peringatan”.

    Gambar 2.23. Buzzer

    (Sumber : Rakhman dan M. Ibrahim Ashari (2012:210))


Konsep Dasar IDE Arduino

  1. Definisi IDE Arduino

    Menurut Eka Mulyana dan Rindi Kharisman di dalam Citec Journal Vol. 1, No. 3 (2014:173)[44], “Software arduino yaitu berupa software processing yang digunakan untuk menulis program kedalam Arduino Uno, merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java”. Software Arduino dapat di-install di berbagai sistem operasi seperti Linux, Mac OS, Windows.

  2. Bagian-Bagian IDE Arduino

    Menurut Eka Mulyana dan Rindi Kharisman di dalam Citec Journal Vol. 1, No. 3 (2014:173)[44], Software IDE (Integrated Development Environment) Arduino Uno terdiri dari tiga bagian yaitu:

    1. Editor Program. Untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing. Listing program pada Arduino disebut Sketch.

    2. Compiler. Modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode program) ke dalam kode biner, karena kode biner adalah bahasa satu-satunya bahasa program yang dipahami oleh Mikrokontroler.

    3. Uploader. Modul yang berfungsi memasukan kode biner kedalam memori Mikrokontroller.

    Gambar 2.24. Tampilan Software IDE Arduino


    Struktur perintah pada arduino secara garis besar terdiri dari dua bagian yaitu void setup dan void loop. Void setup berisi perintah yang akan dieksekusi hanya satu kali sejak arduino dihidupkan sedangkan void loop berisi perintah yang akan di eksekusi berulang-ulang selama Arduino dinyalakan.


Konsep Dasar Bahasa C

  1. Definisi Bahasa C

    Menurut Yulianto dan Teddy Marcus Zakaria di dalam Jurnal Sistem Informasi Vol. 5, No. 2 (2010:182)[45], “Bahasa C merupakan bahasa pemograman yang berkekuatan tinggi dan fleksibel yang telah banyak digunakan oleh para programmer profesional untuk mengembangkan program - program yang sangat bervariasi dalam berbagai bidang”.

  2. Sejarah Bahasa C

    Menurut Wirdasari di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 8, No. 1 (2010:394)[46], “Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richard pada tahun 1967. Bahasa ini kemudian dikembangkan oleh Ken Thompson menjadi bahasa B pada tahun 1970”. Perkembangan selanjutnya menjadi bahasa C oleh Dennis Richie sekitar 1970-an di Bell Telephone Laboratories (sekarang adalah AT&T Bell Laboratories).

  3. Kelebihan dan Kekurangan Bahasa C

    Menurut Wirdasari di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 8, No. 1 (2010:395)[46], berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan bahasa C:

    Tabel 2.4. Kelebihan dan Kekurangan Bahasa C

    Kelebihan

    Kelemahan

    1. Bahasa C tersedia hampir disemua jenis komputer.
    2. Kode bahasa C bersifat portable untuk semua jenis komputer. Suatu program yang ditulis dengan versi bahasa C tertentu akan dapat dikompilasi dengan versi bahasa C yang lain hanya sedikit modifikasi.
    3. C adalah bahasa pemrograman yang fleksibel. Dengan bahasa C, kita dapat menulis dan mengembangkan berbagai jenis program mulai dari operating system, word processor, graphic processor, spreadsheets ataupun kompiler untuk suatu bahasa pemrograman.
    4. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci, hanya terdapat 32 kata kunci. Yaitu: auto break case char const continue default do double else enum extern float for goto if int long register return short signed sizeof static struct switch typedef union unsigned void volatile while.
    5. Proses executable program bahasa C lebih cepat.
    6. Dukungan pustaka yang banyak.
    7. C adalah bahasa yang terstruktur.
    8. Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah.
    9. Dibandingkan dengan assembly, kode bahasa C lebih mudah dibaca dan ditulis.
    1. Banyaknya Operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingungkan pemakai.
    2. Para pemrograman C tingkat pemula umumnya belum pernah mengenal pointer dan tidak terbiasa menggunakannya. Keampuhan C justru terletak pada pointer.


Konsep Dasar Literature Review

  1. Definisi Literature Review

    Menurut Guritno dkk (2011:86)[20], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

    Menurut Semiawan (2010:104)[47], “Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Literature Review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

  2. Langkah-Langkah Literature Review

    Menurut Guritno dkk (2011:87)[20], Dalam melakukan kajian literature review, ada langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasi kesenjangan (indentify gaps) penelitian ini.

    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

    3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

    4. Menerusakan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

    5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.

  3. Jenis-Jenis Penelitian

  4. Menurut Guritno (2011:22)[20], Jenis-jenis penelitian yaitu:

    1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya

      a. Penelitian Dasar

      Penelitian dasar (basic research) disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research). Penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.

      b. Penelitian Terapan

      Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.

      c. Penelitian Evaluasi

      Penelitian evaluasi (evaluation research) fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga.


    2. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya

      Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu:

      a. Penelitian Deskriptif

      Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.

      b. Penelitian Prediktif

      Penelitian prediktif (predictive research). Studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.

      c. Penelitian dan Pengembangan

      Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.

      d. Penelitian Improftif

      Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu program.

      e. Penelitian Eksplanatif

      Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.

      f. Penelitian Eksperimen

      Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.

      g. Penelitian Ex Post Facto

      Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variabel-variabel.

      h. Penelitian Partisipatori

      Bonnie J. Cain, penulis buku Parsticipatory Research; Research with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negatif serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.


Literature Review

Menurut Guritno dkk (2010:86)[20], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitianyang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”. Beberapa Literature review tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Elatersia Pepayosa Surbakti dan Mukhtar Nasir Harahap yang berjudul “Rancang Bangun Monitoring Sistem Parkir Menggunakan Visual Basic Berbasis Mikrokontroler ATmega16” pada tahun 2014[48]. Penelitian ini membahas tentang monitoring kondisi parkir di dalam suatu gedung, dalam pembuatan sistem parkir tersebut menggunakan sebuah mikrokontroler ATmega16 sebagai pengolah data yang nantinya akan memberikan indikator mengenai keadaan area parkir tersebut melalui sebuah lampu LED.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Siti Istiqomah yang berjudul “Prototipe Counter Kendaraan Diruang Parkir Berbasis Mikrokontroler AT89S51” pada tahun 2013[49]. Penelitian ini membahas tentang alat penghitun jumlah kendaraan diruang parkir yang dirancang untuk menampilkan jumlah mobil yang sedang parkir serta jumlah parkiran yang masih tersedia (kosong) menggunakan seven segment, selain itu alat tersebut juga akan memberikan pertanda alarm dan informasi kata “PENUH” pada seven segment ketika kapasitas parkiran tersebut sudah mencapai jumlah maksimal. Alat penghitung kendaraan tersebut dirancang dengan menggunakan sensor LDR dan sumber cahaya yang memanfaatkan mikrokontroler AT89S51 sebagai pengolah data dan pengontrol perangkat keras lainnya dalam sistem penghitungan.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Bayu Dwi Rizkyadha Putra yang berjudul “Perancangan Counter Parkir Pada Pusat Perbelanjaan Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535” pada tahun 2012[50]. Penelitian ini membahas tentang pembuatan alat penghitung (counter) menggunakan sensor LDR (Light Dependent Resitor) dan mikrokontroler ATmega 8535 yang dibuat secara miniatur yang mampu menghitung atau mencacah pada saat sensor LDR tidak terkena cahaya sehingga alat tersebut mampu memberikan pemberitahuan kepada pengelola tempat parkir atau kepada pada pengendara mengenai jumlah kendaraan yang ada didalam gedung parkir tersebut.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Agung Putu Raka Agung dan I Made Irwan Susanto yang berjudul “Rancang Bangun Prototipe Penghitung Jumlah Orang Dalam Ruangan Terpadu Berbasis Mikrokontroler ATmega328P” pada tahun 2012[51]. Penelitian ini membahas tentang sebuah sistem penghitung jumlah orang yang masuk dan keluar pada sebuah ruangan menggunakan sensor infrared dengan mikrokontroler ATMega 328P sebagai alat pengendali, dimana peralatan ini akan memadukan kehadiran atau jumlah orang dalam ruangan dengan hidup matinya lampu penerangan dan pengkondisi udara ruangan (AC) sehingga ruangan tetap layak digunakan dan pemakaian energinya bisa dikurangi. Adapun jumlah orang yang ada didalam ruangan tesebut didapat dengan cara mengurangi jumlah orang yang masuk dengan jumlah orang yang ke luar dari ruangan tersebut dengan hasil yang ditampilkan pada sebuah layar LCD. Sistem yang dibuat tidak hanya sebagai alat penghitung tetapi juga dilengkapi rangkaian pengendali hidup matinya lampu penerangan di depan ruangan (di luar ruangan) dengan menggunakan RTC DS 1307, dengan pengendalian ini lampu penerangan dapat menyala otomatis pada sore hari dan mati saat pagi hari pada waktu yang sudah diset sebelumnya. Sedangkan untuk kemampuannya prototipe sistem yang dibuat sudah mampu menghitung jumlah orang yang berada dalam suatu ruangan dan mengatur hidup mati lampu penerangan dan pengkondisi udara ruangan tersebut.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Nasron yang berjudul “Aplikasi Counter Dengan Mikrokontroler Untuk Menghitung Penonton di Pintu Masuk Stadion Dengan Sensor Ping Dan LED” pada tahun 2011[52]. Penelitian ini membahas tentang sebuah alat penghitung yang dapat dikendalikan menggunakan sensor ping sebagai sensor penghitung dan mikrokontroler AT89S52 yang digunakan untuk mengelola semua fungsi yang terkait dengan seluruh komponen. Alat ini dapat bekerja apabila sensor ping mendeteksi objek di depannya dengan jarak 3 cm sampai 3 m dengan batas kapasitas dalam menghitung jumlah sebanyak 10000 penonton. Dalam pembuatannya alat ini menggunakan dua buah LED, dimana LED hijau menyala menunjukan bahwa saklar dalam keadaan hidup dan alat tersebut akan segera mulai menghitung penonton yang melintasi pintu stadion secara satu persatu. Berbeda dengan LED hijau, LED merah menyala pada alat ini menunjukan bahwa jumlah penonton di stadion tersebut tekah memasuki batas maksimal sebanyak 10000 penonton.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Christoforus Yohannes yang berjudul “Sistem Penghitung Jumlah Barang Otomatis Dengan Sensor Ultrasonik” pada tahun 2011[38]. Penelitian ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah counter barang otomatis yang dapat menghitung jumlah barang serta mendeteksi adanya kerusakan pada barang, dimana counter barang tersebut memanfaatkan sebuah konveyor dengan motor DC sebagai penggerak konveyor dan juga memanfaatkan teknologi mikrokontroler, sensor infrared, photodioda, dan LCD. Pada saat barang terdeteksi maka sensor ultrasonik akan melakukan pengambilan data, dimana data yang di dapatkan selanjutnya akan dikirim ke mikrokontroller dan hasil keluarannya ditampilkan melalui sebuah LCD. Adapun perangkat tambahan pada sistem ini berupa palang pemisah antara barang bagus dengan barang yang rusak dengan akurasi kebenaran yang mencapai 95 - 100%.


Dari beberapa sumber literature review diatas maka dapat diketahui bahwa penelitian mengenai pemanfaatan sensor dalam pembuatan sistem penghitung otomatis di dalam suatu area sudah banyak dibahas, meski demikian masih terdapat beberapa kekurangan pada masing-masing penelitian tersebut. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk menutupi beberapa kekurangan umum yang telah ada pada penelitian sebelumnya serta sebagai bentuk pemecahan masalah yang ada sehingga hasil dari penelitian ini dapat langsung diterapkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama, karena pada dasarnya penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian terapan yang berfokus untuk mencari solusi tentang masalah-masalah tertentu.

Adapun beberapa kelebihan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang telah ada sebelumnya ialah alur proses dari sistem parkir ini lebih tertata dengan baik, dimana sistem parkir ini lebih memudahkan beban kerja petugas dalam proses membuka palang pintu dari cara manual menjadi sistem otomatisasi dengan menggunakan motor penggerak yang dapat membuat palang pintu terbuka dan tertutup secara otomatis pada saat adanya mobil yang akan melintas, selain itu alat ini juga mempermudah petugas dalam hal mendapatkan informasi yang akurat mengenai ketersediaan slot parkir yang ada secara tepat waktu. Dilakukannya penelitian ini tentunya tidak hanya memberikan manfaat bagi para petugas saja tetapi juga memberikan manfaat lain bagi para pengendara mobil yang memasuki area kampus, dengan adanya sistem parkir ini dapat dipastikan bahwa para pengendara mobil yang datang dapat mengetahui bagaimana status dari area parkir belakang melalui sebuah layar LCD yang memberikan informasi dalam bentuk teks mengenai jumlah slot yang masih tersedia serta menunjukan lokasi dari slot parkir tersebut. Selain adanya sebuah LCD sebagai pemberi informasi, alat ini juga dilengkapi dengan 2 buah lampu indikator yang menunjukan status dari area parkir tersebut, dimana apabila lampu hijau menyala maka keadaan tersebut menunjukan bahwa masih adanya slot parkir yang tersedia sedangkan apabila lampu merah menyala maka keadaan tersebut menunjukan bahwa slot parkir telah terisi penuh. Dengan keadaan area parkir belakang yang telah terisi penuh maka hal tersebut mengartikan bahwa setiap adanya mobil yang baru memasuki area kampus maka mobil tersebut harus mengisi area parkir yang berada di depan gedung kampus sebagai alternatif lain dari area parkir belakang.

BAB III

PEMBAHASAN


Gambaran Umum Perguruan Tinggi Raharja

Sejarah Singkat Perguruan Tinggi Raharja

Perguruan Tinggi Raharja merupakan salah satu Perguruan Tinggi swasta di Tangerang - Banten dengan konsentrasi pengajaran manajemen dan ilmu komputer. Perguruan Tinggi Raharja bergerak dibidang Teknologi Informatika untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang dapat bersaing didunia perindustrian IT di Dunia.

Pada saat ini Perguruan Tinggi Raharja terdiri dari dua institusi pendidikan antara lain AMIK Raharja Informatika dan STMIK Raharja. Adapun sejarah berdirinya Perguruan Tinggi Raharja diawali oleh sebuah lembaga kursus komputer yang diresmikan pada tanggal 03 Januari 1994 dengan nama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Komputer (LPPK) Raharja oleh Walikota Tangerang, Drs. Djakaria Machmud. Pada saat itu lembaga inilah yang mempelopori penggunaan Operating System Windows dan Aplikasinya di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Hal tersebut mendapat respon positif dan jumlah peminatnya pun meningkat pesat seiring dengan kerjasama yang dilakukan oleh lembaga ini dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di Tangerang.

Karena banyaknya peminat masyarakat Tangerang dan pesatnya pertumbuhan serta perkembangan komputerisasi, Raharja berkembangn menjadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Raharja Informatika yang diresmikan pada tanggal 24 Maret 1999 melalui surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 56/D/0/1999.

Tahun

Sejarah

2014

Pada tahun ini diselenggarakan MMSP 2014 di Perguruan Tinggi Raharja. MMSP 2014 merupakan workshop Internasional ke-16 Multimedia Signal Processing yang diselenggarakan oleh IEEE Signal Processing Society pada tanggal 22 - 24 September 2014.

Pada tahun ini Perguruan Tinggi Raharja membuka perkuliahan iLearning Plus dan kelas Executive dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin bergabung bersama Perguruan Tinggi Raharja karena keterbatasan waktu kuliah.

2013

Upaya untuk menjaga mutu, dengan diperolehnya ISO 9001:2008 pada tahun 2009 dan renewal tahun 2013 dengan Approval Certificate No: JKT6007007.

Pada Tahun ini Perguruan Tinggi Raharja memperoleh penghargaan TESCA 2013, peringkat 3 besar kategori Sekolah Tinggi skala nasional.

2012

Pada tahun ini Program Studi Diploma Tiga Manajemen Informatika sesuai dengan SK BAN-PT No. SK.019/BAN-PT/Ak-XII/Dpl-III/III/2012 dengan nilai mendapatkan peringkat "A". Perguruan Tinggi Raharja terus berupaya menyiapkan sarana penunjang kebutuhan Infornasi dan pengembangan Teknologi Informasi guna mendukung layanan Civitas Perguruan Tinggi Raharja, atas dedikasi ini Perguruan Tinggi Raharja mendapatkan menghargaan TESCA 2012, peringkat 60 besar perguruan tinggi skala nasional.

2011

Pada tahun ini Program Studi Teknik Informatika Jenjang Sarjana sesuai dengan SK BAN-PT 010/BAN-PT/Ak-XIV/S1/VII/2011 mendapatkan peringkat "B" dan pada tahun yang sama Program Studi Sistem Informasi jenjang Sarjana sesuai dengan SK BAN-PT 025/BAN-PT/Ak-XIV/S1/IX/2011 mendapatkan peringkat "B". Untuk meningkatkan mutu pembelajaran, Perguruan Tinggi Raharja membuat terobosan baru dengan membuka perkuliahan iLearning.

2009

Pada tahun ini Perguruan Tinggi Raharja berhasil dalam Verifikasi dan Tersertifikasi ISO 9001:2008 (Sistem Manajemen Mutu Raharja) dari Lloyd Register Quality Assurance (LRQA-UKAS). Untuk menambah wawasan dibidang IT serta memperkenalkan AMIK Raharja Informatika dan STMIK Raharja terhadap dunia luas, pada tahun 2009 diselenggarakan International Conference on Creative Communication and Innovative Technology 2009 (ICCIT) yang diikuti oleh para kandidat Doktor dibidang IT dari dalam dan luar negeri. Dan pada tahun ini pun Perguruan Tinggi Raharja mendapatkan penghargaan Juara II tingkat Provinsi Banten untuk Kategori Penghijauan dan Kebersihan.

2008

Pada tahun ini Program Studi Diploma Tiga, yaitu Komputerisasi Akuntansi No.SK.019/BAN-PT/Ak-VII/Dpl-III/I/2008 dengan nilai "381" mendapatkan peringkat "A". Kini seluruh Program Studi yang ada pada AMIK Raharja Informatika dan STMIK Raharja statusnya telah terakreditasi.

2007

Terakreditasinya Program Studi Sistem Komputer Strata Satu No.SK.019/BAN-PT/Ak-X/S1/VIII/2007 dengan nilai "352" mendapatkan peringkat "B", Untuk Diploma Tiga Program Studi Manajemen Informatika No.SK.006/BAN-PT/AK-VII/Dpl-III/VII/2007 dengan nilai "320" mendapatkan peringkat "B". Teknik Informatika No.SK.017/BAN-PT/Ak-VII/Dpl-III/XII/2007 dengan nilai "358" mendapatkan peringkat "B".

2006

Dengan tekad yang bulat dan keyakinan untuk mempunyai harapan bahwa kini Program Studi yang ada pada Perguruan Tinggi Raharja mendapatkan predikat terakreditasi, yaitu Strata Satu Program Studi Sistem Informasi No.SK.002/BAN-PT/Ak-X/S1/V/2006 dengan nilai "314" mendapatkan peringkat "B" dan Teknik Informatika No.SK.001/BAN-PT/Ak-X/S1/V/2006 dengan nilai "335" mendapatkan peringkat "B".

2002

AMIK Raharja Informatika mendapatkan status Akreditasi B untuk Jurusan Manajemen Informatika (MI) berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor: 003/BAN-PT/AK-1/DPL/IV/2002.

2001

Terwujudlah Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 74/D/O/2001, STMIK Raharja menjadi Perguruan Tinggi Komputer yang memiliki program studi terlengkap di Propinsi Banten.

2000

AMIK Raharja Informatika menambah Jurusan Teknik Informatika (TI) dan Komputerisasi Akuntansi (KA) berdasarkan Surat Keputusan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah IV Nomor: 3024/004/KL/1999, AMIK Raharja Informatika secara resmi menyelenggarakan program Diploma I (D1) dengan gelar Ahli Pratama, Diploma II (D2) dengan gelar Ahli Muda, dan Diploma III (D3) dengan gelar Ahli Madya.

1999

Berkembang menjadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Raharja Informatika dengan diresmikan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 56/D/O/1999, dengan menyelenggarakan Jurusan Manajemen Informatika (MI) jenjang D3.

1994

Yayasan Nirwana Nusantara mendirikan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Komputer (LPPK) Raharja yang diresmikan oleh Walikota Tangerang pada waktu itu Drs.H.Djakaria Machmud dan lembaga inilah yang mempelopori penggunaan operating system Windows dan aplikasinya di wilayah Tangerang dan sekitarnya.


Jurusan Pada Perguruan Tinggi Raharja

  1. Program Studi Diploma III (D3)

    1. Manajemen Informatika

      1. Web Graphic Design

      2. Management Information System

    2. Komputerisasi Akuntansi

      1. Web Based Accounting System (WBAS)

      2. Finance

    3. Tehnik Informatika

      1. Artificial informatics

      2. System Architecture


  2. Program Studi Strata I (S1)

    1. Manajemen Informatika

      1. Bussiness Intelligence

      2. E-Commerce

      3. Komputerisasi Akuntansi

      4. Management Information System

    2. Tehnik Informatika

      1. Multimedia Audio Visual and Broadcasting (MAVIB)

      2. Software Engineering

    3. Sistem Komputer

      1. Creative Communication and Innovative Technology (CCIT)

      2. Computer System


  3. Visi dan Misi Perguruan Tinggi Raharja

    Visi Raharja ialah menjadi Perguruan Tinggi swasta yang secara berkesinambungan meningkatkan kualitas pendidikan, memberikan pelayanan dalam menciptakan sumber daya manusia yang tangguh, memiliki daya saing yang tinggi dalam era globalisasi terutama yang terkait dan ditunjang oleh berbagai bentuk penerapan dibidang teknologi informasi dan komputer. Menjadikan Pribadi Raharja sebagai sumber daya manusia terampil dan ahli,mampu bersaing dalam dunia bisnis maupun non bisnis, menghasilkan tenaga intelektual dan profesional, serta mampu berkembang dalam cakrawala yang lebih luas.

    Dalam rangka mencapai visi yang digariskan, Raharja senantiasa akan berupaya untuk melaksanakan misinya sebagai berikut:

    1. Menyelenggarakan program - program studi yang menunjang pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi dalam berbagai bidang ilmu.

    2. Menyediakan sarana dan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan kegiatan belajar - mengajar yang efektif dan efisien, sehingga terbentuk lulusan - lulusan yang bermoral, terampil, dan kreatif.

    3. Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademis dengan kebutuhan pembangunan sosial ekonomi dan industri indonesia, serta mengantisipasi semakin maraknya globalisasi kehidupan masyarakat.

    4. Melangsungkan kerjasama dengan berbagai pihak dari dalam maupun luar negeri, sehingga Ilmu dan Teknologi yang diberikan selalu mutakhir serta dapat diterapkan secara berhasil-guna dan tepat-guna.


    Visi dan misi tersebut di atas, dipahami dan didekati dengan kesadaran komitmen pada kualitas yang menjadi target dalam manajemen, dan sistem pendidikan di Perguruan Tinggi Raharja. Kualitas sebagai suatu dimensi yang merupakan bagian dari apa yang disebut “Total Quality Management”. Konsep berpikir kualitas terdiri dari : Performance (Kinerja), Feature (Fasilitas), Durability (Daya tahan), Reliability (Kehandalan), Conformance (Kesesuaian), Aesthetic (Keindahan), dan Easy to be Repaired (Kemudahan perbaikan). Ketujuh elemen itu merupakan perhatian utama manajemen dan sistem pendidikan di Perguruan Tinggi Raharja yang dituangkan didalam ISO 9001:2008 (Sistem Manajemen Mutu Raharja).


    Tujuan Perguruan Tinggi Raharja

    1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan dapat menerapkan, mengembangkan serta memperluas informatika dan komputer secara profesional.

    2. Menghasilkan lulusan yang mampu mengadakan penelitian dalam bidang informatika dan komputer, yang hasilnya dapat diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di lapangan.

    3. Menghasilkan lulusan yang mampu mengabdikan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang informatika dan komputer secara profesional kepada masyarakat.


    Arti Nama Pribadi Raharja

    Raharja. Kata ini diinspirasikan dari motto kota dan kabupaten Tangerang, yaitu “Bhakti Karya Adhi Kerta Raharja” dan “Setya Karya Kerta Raharja” yang berarti “Kesejahteraan” yang dalam arti luasnya adalah keinginan dan niat para pendiri untuk membantu pemerintah ikut serta dalam membangun masyarakat yang sejahtera melalui penugasan dibidang teknologi informasi dan komputer. Sedangkan Raharja sendiri memiliki motto “Get The Future By Computer Science” (meraih sukses yang gemilang dengan ilmu komputer).


    Arti Nama Green Campus

    Green Campus, yaitu berarti Kampus Hijau yang memiliki makna yang luas “Green” atau dengan sebutan “Green Leaves” sering diartikan dengan masih hijau generasi muda Indonesia adalah bibit - bibit unggul yang masih hijau dan Green Campus berpotensi melahirkan generasi pribadi yang matang dan berguna bagi bangsa dan Negara. “Green” dalam konteks “Green Power” berarti kekuatan financial. Green Campus sebagai kampus yang dapat memberikan power untuk menopang seluruh aktifitas perkuliahan bertujuan menciptakan pribadi raharja yang dapat mandiri secara financial (financial independent).


    Arti Pribadi Raharja

    Pribadi Raharja mencerminkan wawasan almamater Perguruan Tinggi Raharja yang berkeyakinan bahwa perguruan tinggi harus benar - benar merupakan lembaga ilmiah dan kampus harus benar - benar merupakan masyarakat ilmiah. Perguruan tinggi sebagai almamater (ibu asuh) merupakan suatu kesatuan yang bulat dan mandiri.

    Pribadi raharja mencakup keempat unsur Civitas Akademika, yakni Dosen, Staff/Karyawan Administrasi, mahasiswa serta alumni harus manunggal dengan almamater, berbakti kepadanya dan melalui almamater mengabdi kepada rakyat, bangsa dan negara dengan jalan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.


    Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja

    Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah perusahaan maupun organisasi karena digunakan untuk memudahkan, mengkoordinasikan dan menyatukan usaha untuk menunjukan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi, bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dalam suatu perusahaan yang merupakan suatu keharusan bagi sebuah perusahaan maupun organisasi.

    Sama halnya dengan Perguruan Tinggi Raharja yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut:

    Gambar 3.1. Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja


    Struktur Akademik Perguruan Tinggi Raharja

    Gambar 3.2. Struktur Akademik Perguruan Tinggi Raharja


    Wewenang dan Tanggung Jawab

    Seperti halnya didalam sebuah perusahaan atau organisasi, Perguruan Tinggi Raharja didalam manajemen akademiknya terdapat bagian-bagian yang mempuanyai tugas dan kewajiban dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

    Berikut adalah wewenang dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada Perguruan Tinggi Raharja, diantaranya sebagai berikut:

    1. Presiden Direktur

      Wewenang :

      1. Menyelenggarakan program kerja yang berpedoman pada visi, misi, fungsi dan tujuan pendirian Perguruan Tinggi Raharja.

      2. Menyelenggarakan kegiatan dan pengembangan pendidikan, penelitian serta pengabdian pada masyarakat.

      3. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan administrasi.

      4. Menyelenggarakan kegiatan - kegiatan yang menunjang terwujudnya Tri Dharma Perguruan Tinggi.

      Tanggung Jawab :

      Pemimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, membina edukatif, mahasiswa, tenaga administrasi dan terhadap lingkungan.


    2. Direktur

      Wewenang :

      1. Merupakan wakil presiden direktur.

      2. Membantu presiden direktur dalam berbagai kegiatan


    3. Pembantu (Bidang Akademik)

      Wewenang :

      1. Menjalankan program kebijaksanaan akademik.

      2. Mengawasi dan membina serta mengembangkan program studi sesuai kebijaksanaan yang digariskan.

      3. Membina dan mengembangkan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

      4. Mengadakan afiliansi.

      5. Membina dan mengembangkan kelembagaan.

      Tanggung Jawab :

      Membantu ketua dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.


    4. Pembantu Direktur II (Bidang Administrasi)

      Wewenang :

      1. Melaksanakan dan mengelola seluruh kegiatan administrasi dan keuangan.

      2. Membina dan mengembangkan kepegawaian.

      3. Mengadakan sarana dan prasarana kepegawaian.

      Tanggung Jawab :

      Membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan dibidang keuangan dan administrasi.


    5. Pembantu Direktur III (Bidang Kemahasiswaan)

      Wewenang :

      1. Membina kegiatan kemahasiswaan.

      2. Membina kehidupan mahasiswa dalam kampus sehingga dapat mengembangkan penalaran.

      3. Membina pengawasan kegiatan lembaga mahasiswa serta unit kegiatan khusus akademik.

      Tanggung Jawab :

      Membantu ketua dalam melaksanakan kegiatan dibidang kemahasiswaan serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa.


    6. Asisten Direktur Akademik

      Wewenang :

      1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pelaksanaan proses belajar mengajar.

      2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.

      3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

      4. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya.

      5. Mengusulkan kepada direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.

      6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

      7. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian dosen.

      Tanggung Jawab :

      Bertanggung jawab atas penyusunan JRS yang efektif dan efesien, pengimplementasian pelaksanaan proses belajar mengajar, kemauan kualitas pelayanan akademik yang berkesinambungan dan kelancaran proses belajar mengajar.


    7. Kepala Jurusan

      Wewenang :

      1. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang perubahan mata kuliah dan materi kuliah yang dianggap telah kadaluarsa bahkan perubahan kurikulum jurusan.

      2. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang kenaikan honor dosen binaannya.

      3. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang pengadaan seminar, pelatihan, penambahan kelas perkuliahan, pengangkatan dosen baru dan pemberhentian dosen.

      4. Memberikan kebijakan administratif Akademik seperti cuti kuliah, perpindahan jurusan, ujian susulan dan pembukaan semester pendek.

      5. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang pembukaan peminatan/konsentrasi baru dalam jurusannya.

      6. Memberikan sanksi Akademik kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib Perguruan Tinggi Raharja.

      Tanggung Jawab :

      Bertanggung jawab atas penyusunan dan pengimplamentasian kurikulum, SAP dan bahan ajar, monitoring kehadiran dosen dalam perkuliahan, jam konsultasi dan tugas-tugas yang disampaikan ke dosen, terlaksananya penelitian, seminar, pembinaan prestasi akademik mahasiswa dan oeningkatan jumlah mahasiswa dalam jurusannya.


    8. Asisten Direktur Finansial

      Wewenang :

      1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pembuatan budget pada setiap bagian dan pelaksanaan pemakaian dana.

      2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor, pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

      3. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya dan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

      Tanggung Jawab :

      1. Bertanggung jawab atas penyusunan budgeting pada setiap bagian dan tersedianya dana atas budget yang telah disetujui.

      2. Bertanggung jawab atas kemajuan kualitas pendanaan aktifitas yang berkesinambungan.

      3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.


    9. Layanan Keuangan Mahasiswa (LKM)

      Wewenang :

      1. Mengusulkan prosedur layanan keuangan kepada Asisten Direktur Finansial.

      2. Mengusulkan tentang unit baru yang dibutuhkan kepada Assisten Direktur Finansial.

      Tanggung Jawab :

      1. Bertanggung jawab atas kelancaran proses penerimaan keuangan mahasiswa.

      2. Bertanggung jawab atas penagihan tunggakan mahasiswa.


    10. Asisten Direktur Operasional (ADO)

      Wewenang :

      1. Mengusulkan kepada Direkturatas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar.

      2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.

      3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

      4. Memberikan kebijaksanaan pelaksanaan layanan pada bidangnya.

      5. Mengusulkan kepada Direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.

      6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

      Tanggung Jawab :

      1. Bertanggung jawab atas penyusunan kalender akademik tahunan.

      2. Bertanggung jawab atas pengimplementasian pelaksanaan dan kualitas pelayanan yang berkesinambungan pada bidangnya.

      3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.


    11. Registrasi Perkuliahan dan Ujian (RPU)

      Bagian registrasi perkuliahan dan ujian terdiri dari 2 (dua) bagian, antara lain:

      A. Layanan Registrasi Mahasiswa (LRM)

      Wewenang :

      1. Berwenang memberikan kebijakan yang berhubungan dengan proses registrasi mahasiswa.

      2. Memberikan kebijaksanaan layanan pada bidangnya.

      3. Memberikan sanksi kepada staff binaannta yang melanggar tata tertib karyawan.

      4. Mengusulkan kepada ADO untuk pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

      Tanggung Jawab :

      1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi POM mulai dari persiapan hingga penutupan setiap semesternya.

      2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi batal tambah dan jumlah mahasiswa yang melakukan POM.

      3. Bertanggung jawab atas sekuruh informasi mengenai registrasi mahasiswa.

      B. Perkuliahan dan Ujian (PU)

      Wewenang :

      1. Mengusulkan kepada ADO tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

      2. Mengusulkan kepada ADO atas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar serta kebijakan yang diambil.

      3. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang dianggap telah melanggar tata tertib karyawan.

      4. Mengusulkan kepada kepala jurusan untuk kelas perkuliahan yang dapat dibuka.

      Tanggung Jawab :

      Bertanggung jawab atas pelaksanaan serta pendokumentasian perkuliahan dan ujian.


    Tujuan Perancangan

    1. Tujuan Untuk Instansi

      a. Instansi Memiliki Sistem Pendeteksi Parkir Mobil Otomatis

      Dengan adanya pembuatan sistem monitoring untuk mendeteksi ketersediaan slot parkir mobil otomatis ini tentunya akan membuat Perguruan Tinggi Raharja memiliki sebuah sistem pendeteksi parkir yang mampu mengetahui jumlah kendaraan yang berada diarea parkir bagian belakang, dimana alat tersebut tentu akan lebih memudahkan dalam hal memberikan informasi mengenai jumlah kendaraan yang sedang parkir dan juga jumlah slot parkir yang masih tersedia sehingga pada saat adanya acara yang dihadiri oleh banyaknya kendaraan yang masuk maka sistem pendeteksi parkir mobil ini akan bermanfaat karena jumlah slot parkir yang tersedia di area Perguruan Tinggi Raharja dapat diketahui dan terkendali dengan baik.


      b. Instansi Memiliki Sistem Palang Pintu Parkir Otomatis

      Prototype pendeteksi ketersediaan slot parkir mobil otomatis ini tidak hanya berfokus dalam hal menghitung dan menunjukan jumlah slot parkir saja tetapi juga turut melengkapi lokasi area parkir belakang pada Perguruan Tinggi Raharja dengan sebuah palang pintu parkir yang dapat terbuka dan tertutup secara otomatis sehingga pada saat adanya mobil yang akan memasuki ataupun keluar dari area parkir maka motor penggerak dari palang tersebut akan bergerak dengan sendirinya.


    2. Tujuan Untuk Petugas

      a. Mudah Dalam Mengetahui Keadaan Area Parkir Mobil

      Prototype pendeteksi ketersediaan slot parkir mobil otomatis ini akan lebih memudahkan para petugas yang berada dipos depan untuk mengetahui informasi mengenai keadaan di area parkir mobil belakang. Informasi tersebut mencakup jumlah mobil yang sedang parkir, jumlah slot parkir yang kosong serta menunjukan dimana lokasi slot parkir yang masih kosong. Semua informasi tersebut di dapatkan secara langsung dan ditampilkan pada sebuah Layar LCD yang terletak di pos depan yang disertai dengan 2 lampu LED sebagai indikator mengenai keadaan dari area parkir.


      b. Menggantikan Peran Petugas Dalam Membuka Palang Pintu

      Dengan adanya motor penggerak yang dapat membuka dan menutup palang pintu secara otomatis maka hal tersebut akan lebih meringankan beban kerja dari petugas yang berada di pos belakang. Pasalnya selama ini palang pintu tersebut masih dibuka dan ditutup dengan cara yang manual, artinya setiap adanya mobil yang akan melintasi area parkir maka petugas harus bersedia untuk membuka dan menutup palang pintu tersebut. Bayangkan saja apabila mobil yang melintas area parkir dalam jumlah yang banyak maka hal tersebut akan sangat melelahkan mengingat petugas harus melakukan kegiatan tersebut secara berulang kali.


    3. Tujuan Untuk Pengendara Mobil

      a. Mengetahui Jumlah Slot Parkir Yang Kosong

      Sistem monitoring untuk mendeteksi ketersediaan slot parkir mobil otomatis ini merupakan alat yang mampu memberikan keterangan mengenai jumlah slot parkir mobil yang tersedia. Jumlah tersebut akan ditampilkan dalam bentuk teks pada sebuah layar LCD yang berada di pos satpam bagian depan, hal tersebut tentu memudahkan bagi mereka yang datang membawa mobil karena dapat melihat jumlah tersebut pada saat memasuki area kampus sehingga mereka pun dapat mengetahui apakah area parkir mobil pada bagian belakang gedung masih tersedia atau tidak. Selain dapat melihat keadaan area parkir pada sebuah layar LCD, para pemilik kendaraan yang datang pun dapat melihatnya melalui sebuah lampu indikator, dimana terdapat 2 buah lampu indikator yaitu lampu LED berwarna hijau dan lampu LED berwarna merah. Berbeda dengan LCD yang berfungsi menampilkan jumlah, kedua lampu LED pada alat ini berfungsi sebagai penanda atau indikator apakah area parkir pada area belakang masih tersedia atau tidak. Apabila lampu LED berwarna hijau menyala maka hal teresebut menunjukan bahwa masih adanya slot parkir yang tersedia, sedangkan apabila lampu LED berwarna merah yang menyala hal tersebut menunjukan bahwa slot parkir pada area belakang telah terisi penuh dan itu artinya pemilik kendaraan yang baru datang harus memarkirkan kendaraan mereka pada halaman depan kampus.


      b. Mengetahui Lokasi Area Parkir Yang Kosong

      Selain menunjukan jumlah slot parkir yang tersedia pada sebuah layar LCD, monitoring area parkir mobil ini juga dilengkapi dengan kelebihan lainnya yaitu menunjukan lokasi dimana slot parkir yang masih tersedia. Lokasi area tersebut dapat terdeteksi secara otomatis dengan memanfaatkan beberapa sensor yang terletak di beberapa titik area parkir sehingga akan lebih memudahkan para pemilik kendaraan yang datang untuk mengetahui dimana lokasi parkir yang masih kosong tanpa harus bingung mencarinya. Keterangan mengenai letak dari slot parkir tersebut akan ditampilkan dalam satu layar LCD yang juga bersaman dengan tampilnya jumlah slot parkir yang tersedia.


    Langkah-Langkah Perancangan

    Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain sebagai berikut:

    1. Metode Analisa

      Dalam perancangan ini peneliti melakukan analisa suatu sistem yang sudah ada, bagaimana sistem itu berjalan dan apa saja kekurangan dari sistem tersebut.

    2. Metode Perancangan

      Dalam metode perancangan ini peneliti dapat mengetahui bagaimana sistem tersebut dapat dibuat atau dirancang, dan alat apa sajakah yang dibutuhkan. Melalui tahapan pembuatan flowchart dari sistem yang akan dibuat dan perancangan berupa perangkat keras (Hardware).

    3. Metode Pengujian

      Pada metode pengujian ini yang dipakai adalah metode pengujian black box , pengujian tersebut akan dibahas pada BAB IV.


    Diagram Blok

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat suatu prototype berbasis arduino uno sebagai pemroses data masukan yang diperoleh melalui beberapa sensor yang diletakan dibeberapa titik area, data masukan tersebut kemudian di proses lalu ditampilkan pada sebuah layar LCD yang memberikan keterangan mengenai jumlah slot parkir yang tersedia serta menunjukan dimana letak area parkir yang masih tersedia. Untuk menyederhanakan dalam menganalisa dipakailah sebuah diagram blok agar alur kerja dari alat ini mudah dipahami:

    Gambar 3.3. Diagram Blok


    Keterangan dan penjelasan Diagram Blok diatas adalah sebagai berikut:

    1. Arduino Uno

      Merupakan platform untuk memasukan program ke dalam Mikrokontroler ATmega328 yang merupakan pusat dari pengolahan data yang terdapat program di dalamnya.

    2. DT I/O Infrared Transmitter & Receiver

      Merupakan sensor yang berfungsi sebagai alat input yang berperan sebagai pendeteksi ketika adanya mobil yang akan melintasi palang pintu.

    3. DT-Sense Infrared Proximity Detector

      Merupakan sensor yang berfungsi sebagai alat input yang berperan sebagai alat pendeteksi kendaran yang parkir.

    4. Motor Servo

      Merupakan motor penggerak yang berfungsi untuk membuka dan menutup palang pintu secara otomatis berdasarkan perintah sensor.

    5. LCD 16x2

      Merupakan layar penampil yang digunakan untuk menampilkan hasil keluaran yang di peroleh dari sensor, penggunaan LCD pada alat ini menampilkan keterangan mengenai jumlah slot parkir yang tersedia dalam bentuk teks.

    6. LED

      Merupakan lampu yang berfungsi sebagai indikator mengenai keadaan pada area parkir.

    7. Buzzer

      Merupakan sebuah alarm yang berfungsi sebagai pertanda bahwa kapasitas area parkir telah terisi penuh.


    Cara Kerja Alat

    Berdasarkan cara kerjanya, alat pendeteksi area parkir mobil otomatis ini dibuat untuk memantau keadaan jumlah mobil yang berada di area parkir belakang pada Perguruan Tinggi Raharja. Adapun cara kerja alat ini yang akan dijelaskan berdasarkan Masukan (Input), Proses (Process) dan Keluaran (Output) sebagai berikut:

    1. Masukan (Input)

      Pada alat pendeteksi ketersediaan slot parkir mobil otomatis ini menggunakan 2 buah jenis sensor yang berbeda sebagai alat masukan, yaitu : DT I/O Infrared Transmitter & Receiver dan DT-Sense IR Proximity Detector. Pemakaian kedua jenis sensor tersebut tentu memiliki peran, cara kerja serta peletakannya yang berbeda satu sama lain.

      DT I/O Infrared Transmitter & Receiver pada alat ini berfungsi sebagai salah satu alat masukan dimana sensor ini berfungsi sebagai sensor pembuka palang pintu otomatis yang akan mendeteksi adanya mobil yang akan memasuki atau keluar area parkir. Cara kerja dari jenis sensor ini ialah memancarkan sebuah cahaya lurus satu titik yang tersambung dengan sebuah modul receiver, dimana hasil masukan akan diperoleh pada saat cahaya yang dipancarkan oleh sensor terputus oleh adanya mobil yang melintasi area parkir. Pada prototype ini pemakaian DT I/O Infrared Transmitter & Receiver sebanyak 2 buah yang diletakan tepat diantara motor servo yang berfungsi sebagai motor penggerak palang pintu, 1 buah DT I/O Infrared Transmitter & Receiver di letakan di area masuk parkir sedangkan 1 buah DT I/O Infrared Transmitter & Receiver lainnya di letakan di area keluar parkir.

      DT I/O Infrared Transmitter & Receiver pada alat ini berfungsi sebagai salah satu alat masukan dimana sensor ini berfungsi sebagai sensor pembuka palang pintu otomatis yang akan mendeteksi adanya mobil yang akan memasuki atau keluar area parkir. Cara kerja dari jenis sensor ini ialah memancarkan sebuah cahaya lurus satu titik yang tersambung dengan sebuah modul receiver, dimana hasil masukan akan diperoleh pada saat cahaya yang dipancarkan oleh sensor terputus oleh adanya mobil yang melintasi area parkir. Pada prototype ini pemakaian DT I/O Infrared Transmitter & Receiver sebanyak 2 buah yang diletakan tepat diantara motor servo yang berfungsi sebagai motor penggerak palang pintu, 1 buah DT I/O Infrared Transmitter & Receiver di letakan di area masuk parkir sedangkan 1 buah DT I/O Infrared Transmitter & Receiver lainnya di letakan di area keluar parkir.

    2. Proses (Process)

      Pada dasarnya pembuatan prototype ini ialah memfokuskan mobil sebagai obyek utama untuk mendapatkan hasil masukan yang diperoleh dari penggunaan sensor sebagai alat masukan (input). Alat masukan yang di peroleh dari sensor tersebut selanjutnya akan di proses oleh arduino uno yang bertindak sebagai pusat pengolahan data, dimana pada alat ini alur proses meliputi 2 jenis proses yang berbeda, yaitu : proses membuka palang pintu secara otomatis dan proses mengirimkan informasi mengenai ketersediaan jumlah slot parkir secara otomatis.

      Proses pertama pada alat ini ialah proses dalam hal membuat palang pintu pada area parkir dapat terbuka dan tertutup secara otomatis ketika adanya mobil ingin memasuki atau keluar area parkir. Proses ini di mulai dengan adanya mobil yang menutupi pancaran cahaya dari DT I/O Infrared Transmitter & Receiver pada saat akan melintasi palang pintu. Pada saat mobil menutupi pancaran cahaya tersebut maka pada saat bersamaan hasil masukan pada alat ini diperoleh, hasil masukan tersebut selanjutnya akan di proses oleh arduino uno yang kemudian akan memberikan suatu perintah kepada motor servo yang digunakan sebagai motor penggerak untuk membuka palang pintu yang berada di depannya untuk terbuka secara otomatis. Setelah mobil tersebut melintasi palang pintu maka secara otomatis palang pintu tersebutpun akan tertutup dengan sendirinya. Proses ini tentu akan terjadi secara berulang-ulang dengan proses yang sama, baik pada saat adanya mobil yang akan memasuki area parkir maupun pada saat adanya mobil akan meninggalkan area parkir.

      Proses kedua pada alat ini ialah proses dalam hal mengirimkan informasi mengenai ketersediaan jumlah slot parkir secara otomatis. Proses ini dimulai dengan adanya pengendara mobil yang akan parkir, pada keadaan tersebut pengendara mobil akan memilih lokasi slot yang akan dijadikannya tempat parkir. Pada saat pengendara sudah memarkirkan mobilnya maka dapat di pastikan bahwa mobil tersebut sudah menutupi pancaran dari DT-Sense IR Proximity Detector yang bertindak sebagai sensor pendeteksi jumlah slot parkir yang letaknya berada di depan mobil tersebut. Pada saat mobil tersebut parkir maka secara bersamaan hasil masukan dari sensor parkir pun akan diperoleh, mobil tersebut menjadi alat masukan dimana hasil tersebut akan di proses oleh arduino uno dalam bentuk pengurangan jumlah slot yang selanjutnya informasi tersebut dikirim dan ditampilkan dalam bentuk teks yang berisikan informasi mengenai jumlah slot parkir yang tersedia serta letak slot parkir yang masih kosong. Keadaan tersebut akan berbeda apabila adanya mobil yang meninggalkan area parkir, perbedaan tersebut terletak pada proses yang dilakukan oleh arduino uno. Proses mobil yang parkir akan melakukan logika pengurangan jumlah slot sedangkan mobil yang akan keluar area parkir melakukan logika penambahan jumlah slot.

    3. Keluaran (Output)

      Setelah adanya penjelasan mengenai input dan proses pada alat ini, adapun hasil keluaran yang di dapatkan dari alat ini yaitu : Dapat terbuka dan tertutupnya palang pintu yang digerakan oleh motor servo secara otomatis pada saat adanya mobil yang ingin memasuki atau keluar area parkir.

      Selain bergeraknya motor servo, adapun hasil keluaran lainnya dalam bentuk memberikan informasi mengenai ketersediaan slot parkir. Hasil keluaran tersebut mencakup LCD, lampu LED dan juga buzzer.

      1. LCD

        Hasil keluaran yang ditampilkan LCD pada alat ini mencakup 2 keterangan dalam 1 layar LCD, yaitu : memberikan keterangan mengenai jumlah slot parkir yang tersedia serta menampilkan posisi/lokasi slot parkir yang masih kosong.

      2. LED

        Hasil keluaran yang ditunjukan lampu LED pada alat ini mencakup 2 keterangan sebagai indikator, yaitu : apabila lampu LED berwarna hijau menyala maka indikator tersebut menunjukan bahwa masih adanya slot parkir yang tersedia dan apabila lampu LED berwarna merah menyala maka indikator tersebut menunjukan bahwa slot telah terisi penuh.

      3. Buzzer

        Hasil yang dikeluarkan oleh buzzer pada alat ini ialah suara selama 3 detik sebagai indikator bahwa slot parkir terisi penuh.


    Pembuatan Alat

    Perancangan yang dimaksudkan pada pembuatan alat ini ialah dalam bentuk sebuah prototype monitoring area parkir mobil yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan sistem, adapun deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:

    1. Alat yang digunakan meliputi:

      1. Personal Computer (PC) atau Laptop

      2. Software Arduino 1.0

      3. Kabel USB

      4. Catu Daya

      5. Timah

      6. Solder

      7. Tang

      8. Obeng

      9. Baut

      10. Cutter

    2. Bahan-bahan yang digunakan meliputi:

      1. Arduino Uno

      2. DT I/O Infrared Transmitter & Receiver

      3. DT-Sense IR Proximity Detector

      4. LCD 16x2

      5. Motor Servo SG90

      6. Buzzer

      7. LED

      8. Kabel

      9. Akrilik

      10. Spicer


    Perangkat Keras (Hardware)

    Dalam perancangan perangkat keras (hardware) ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika sebagai penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Adapun beberapa penjelasan mengenai rangkaian-rangkaian yang meliputi alat yang dibuat, diantaranya sebagai berikut:

    1. Rangkaian Arduino Uno

      Arduino Uno adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega328 (datasheet). Arduino UNO mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan sebuah tombol reset. Arduino UNO memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah komputer dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan baterai untuk memulainya.

      Adapun ringkasan mengenai arduino uno adapat dilihat pada tabel berikut ini:

      Tabel 3.1. Ringkasan Arduino Uno

      Keterangan

      Mikrokontroler

      ATMega328

      Tegangan Pengoperasian

      5 Volt

      Tegangan Input

      Disarankan 7-11 Volt

      Batas Tegangan Input

      6-20 Volt

      Jumlah Pin I/O

      14 (6 bisa untuk PWM)

      Jumlah Pin Input Analog

      6

      Arus DC tiap Pin I/O

      40 mA

      Arus DC ketika 3.3V

      50 mA

      Flash Memory

      32 KB (ATmega328), dan 0.5 KB digunakan oleh bootloader

      SRAM

      2 KB (ATMega328)

      EEPROM

      1 KB (ATMega328)

      Clock Speed

      16 MHz


      Gambar 3.4. Skematik Arduino Uno

      Berdasarkan gambar skema diatas, berikut ini penjelasan pin-pin pada Arduino Uno :

      1. Vin

        Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.

      2. 5V

        Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.

      3. Memory

        ATmega328 memiliki 32 KB flash memory untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.

      4. 3.3V

        Suplai 3.3 Volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maksimumnya adalah 50mA Pin Ground berfungsi sebagai jalur ground pada arduino.

      5. Input dan Output

        Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead().Input/output dioperasikan pada 5 Volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms. Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut:

        1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.

        2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.

        3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Memberikan 8-bit PWM output dengan fungsi analogWrite().

        4. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensupport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.

        5. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, dan ketika pin LOW, LED mati.


      Berdasarkan penjelasan yang tertera diatas adapun beberapa alasan mengapa alat ini menggunakan Arduino Uno, diantaranya sebagai berikut:

      1. Bahasa pemrograman pada Arduino relatif lebih mudah karena modul pemrograman Arduino dilengkapi dengan banyak library yang lengkap.

      2. Tidak memerlukan komunikasi melalui RS 323/DB 9, hanya menggunakan komunikasi USB saja yang telah ada di PC/laptop.

      3. Tidak memerlukan downloader yang terpisah karena di dalam Arduino telah tersedia bootloader yang akan menangani flash program dari komputer.

      4. Arduino memiliki modul yang siap pakai yang dapat di pasang pada board contohnya SD Card, Ethernet, GPS, dll.


    2. Rangkaian DT I/O IR Transmitter & Receiver

      DT I/O IR Transmitter & Receiver merupakan sebuah modul infrared yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

      • Infrared Transmitter

        Infrared Transmitter merupakan suatu modul pengirim data melalui gelombang inframerah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz.

        Gambar 3.5. Data Sheet Modul Infrared Transmitter

        (Sumber : Ebook (Innovative Electronics) Hal. 1)


        Gambar 3.6. Skematik Modul Infrared Transmitter

        (Sumber : Ebook (Innovative Electronics) Hal. 1)

        Spesifikasi Infrared Transmitter

        • Tegangan kerja: +5 VDC.

        • Frekuensi carrier penerima inframerah: 38 kHz.

        • Panjang gelombang puncak 940 nm.

        • Sudut pancaran ±17o.

        • Jarak maksimum yang teruji pada sudut 0o: 16 m. Jarak maksimum sesuai datasheet: 35 m.

        • Memiliki input yang kompatibel dengan level tegangan TTL, CMOS, dan RS-232.

        • Terdapat 2 mode output: non-inverting dan inverting.


      • Infrared Receiver

        Infrared Receiver merupakan suatu modul penerima data melalui gelombang infra merah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz.

        Gambar 3.7. Data Sheet Modul Infrared Receiver

        (Sumber : Ebook (Innovative Electronics) Hal. 1)


        Gambar 3.8. Skematik Modul Infrared Transmitter

        (Sumber : Ebook (Innovative Electronics) Hal. 1)


        Spesifikasi Infrared Receiver

        • Tegangan kerja: +5 VDC.

        • Frekuensi carrier penerima inframerah: 38 kHz.

        • Panjang gelombang puncak 950 nm.

        • Sudut penerimaan ±45o.

        • Memiliki 2 output: non-inverting (OUT) dan inverting (OUT). Keduanya kompatibel dengan level tegangan TTL, CMOS, dan RS-232.


        Berdasarkan penjelasan yang tertera diatas adapun beberapa alasan mengapa alat ini menggunakan DT I/O IR Transmitter & Receiver, diantaranya :

        • Secara teoritis LED infra merah mempuyai panjang gelombang 940 nm dan mempuyai daerah frekuensi 38 kHz. Dilihat dari jangka frekuensi yang begitu lebar, inframerah sangat fleksibel dalam pengunaanya.

        • LED pada sensor ini akan menyerap arus yang lebih besar dari pada dioda biasa. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar daya pancarnya dan semakin jauh jarak sapuannya.

        • Selain itu cahaya inframerah tidak mudah terkontaminasi atau teresonan dengan cahaya lain, sehingga dapat digunakan baik siang maupun malam.

        • Aplikasi dari LED inframerah dapat digunakan sebagai transmitter remote control maupun sebagai line detector pada sebuah pintu gerbang.


      Dalam pembuatan alat ini jumlah DT I/O IR Transmitter & Receiver yang digunakan sebanyak dua buah, dimana kedua sensor tersebut dipasangkan pada Pin A3 dan A4. Adapun rangkaian dari DT I/O IR Transmitter & Receiver tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

      Gambar 3.9. Rangkaian DT I/O IR Transmitter & Receiver


      Gambar 3.10. Rangkaian Skematik DT I/O IR Transmitter & Receiver


    3. Rangkaian DT-Sense IR Proximity Detector

      DT-Sense IR Proximity Detector merupakan sebuah modul sensor cerdas yang dapat digunakan untuk mendeteksi jarak obyek. Keluaran DT-Sense IR Proximity Detector berupa data digital yang menyatakan ada atau tidaknya obyek hingga jarak tertentu di depan sensor.

      DT-Sense IR Proximity Detector memiliki 2 bagian modul, antara lain sebagai berikut:

      • DT-Sense IR Proximity Detector

        Gambar 3.11. Data Sheet Modul DT-Sense IR Proximity Detector

        (Sumber : Ebook (Innovative Electronics) Hal. 4)


        Gambar 3.12. Skematik Modul DT-Sense IR Proximity Detector

        (Sumber : Ebook (Innovative Electronics) Hal. 15)


      • Modul Sensor IR Proximity Detector

        Gambar 3.13. Data Sheet Modul IR Proximity Detector

        (Sumber : Ebook (Innovative Electronics) Hal. 4)


        Gambar 3.14. Skematik Modul IR Proximity Detector

        (Sumber : Ebook (Innovative Electronics) Hal. 16)

        Spesifikasi DT-Sense IR Proximity Detector

        • Jarak deteksi yang dapat diatur ± 5 - 25 cm (untuk obyek berwarna putih).

        • Toleransi jarak deteksi maksimum adalah +3 cm dari jarak deteksi yang telah ditentukan.

        • Tidak diperlukan pengaturan potensiometer.

        • Waktu respon deteksi obyek maksimum 250 ms.

        • Pin Input/Output kompatibel dengan level tegangan TTL dan CMOS.

        • Dilengkapi dengan antarmuka UART TTL dan I2C.

        • Sumber catu daya menggunakan tegangan 4,8 – 5,4 VDC.


      Berdasarkan penjelasan yang tertera diatas adapun beberapa alasan mengapa alat ini menggunakan DT-Sense IR Proximity Detector, diantaranya:

      • DT-Sense IR Proximity Detector dapat digunakan untuk membuat beberapa aplikasi lainnya, antara lain untuk sistem robot cerdas, proximity switch, atau aplikasi-aplikasi lain yang menggunakan informasi deteksi jarak.

      • Jarak deteksi sensor dapat ditentukan oleh pengguna.

      • Modul sensor ini dilengkapi dengan antarmuka UART TTL dan I2C


      Dalam pembuatan alat ini jumlah DT-Sense IR Proximity Detector yang digunakan sebanyak 3 buah, dimana pada setiap DT-Sense IR Proximity Detector memiliki 2 buah modul sensor infrared yang apabila ditotalkan berjumlah 6 buah. Adapun keterangan mengenai pin yang digunakan untuk ke 6 buah modul sensor infrared tersebut antara lain sebagai berikut:

      • Area A

        Sen_A1 = 3; Sen_A2 = 4; Sen_A3 = 5;

      • Area B

        Sen_B1 = 7; Sen_B2 = 6; Sen_B3 = 2;


      Adapun rangkaian dari DT I/O IR Transmitter & Receiver tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

      Gambar 3.15. Rangkaian DT-Sense IR Proximity Detector


      Gambar 3.16. Rangkaian Skematik DT-Sense IR Proximity Detector


    4. Rangkaian Motor Servo

      Pada pembuatan alat ini adapun jenis motor penggerak yang digunakan ialah 1 buah motor servo 180o standar dengan spesifikasi sebagai berikut:

      Spesifikasi Motor Servo

      • Dark Grey Cable : GND

      • Red Cable : VCC (4,8 - 7,2V)

      • Orange Cable : Pulse input

      • Cable Length : 180 mm

      • No Load Speed : 0,12 second / 60 degrees (4,8V)

      • Stall Torque : 1,6 kg/cm (4,8V)

      • Operating Temperatures : -30 ~ +60 degrees celcius

      • Dead Set : 7 microsecond

      • Operating Voltage : 4,8V - 6V

      • Working Current : Less than 500 mA


      Dimensi dan Berat Motor Servo

      • Size : 22 x 12,5 x 29,55 mm

      • Weight : 9 grams


      Dalam pembuatan alat ini pin yang digunakan untuk motor servo ialah Pin 1. Adapun rangkaian dari motor servo tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

      Gambar 3.17. Rangkaian Motor Servo


      Gambar 3.18. Rangkaian Skematik Motor Servo


    5. Rangkaian LCD 16x2

      LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD bisa memunculkan gambar atau tulisan dikarenakan terdapat banyak sekali titik cahaya (pixel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya.

      Pada pembuatan alat ini adapun sebuah LCD yang digunakan adalah LCD yang hanya dapat menampilkan karakter. LCD tersebut mempunyai tampilan dengan lebar 16 kolom dan 2 baris atau biasa juga disebut LCD karakter 16x2, dengan 16 pin konektor yang didefinisikan pada tabel berikut ini:

      Tabel 3.2. Fungsi dan Konfigurasi Pin LCD 16x2

      Pin

      Nama

      Fungsi

      1

      VSS

      Ground

      2

      VCC

      +5

      3

      VEE

      Tegangan Kontras

      4

      RS

      Register

      0 = Register Instruksi

      1 = Register Data

      5

      R/W

      Read/Write, untuk memilih mode tulis atau baca

      0 = Mode Tulis

      1 = Mode Baca

      6

      E

      Enable

      0 = Enable (Mulai menahan data ke LCD)

      0 = Disable

      7

      DB0

      Data Bit 0, LSB

      8

      DB1

      Data Bit 1

      9

      DB2

      Data Bit 2

      10

      DB3

      Data Bit 3

      11

      DB4

      Data Bit 4

      12

      DB5

      Data Bit 5

      13

      DB6

      Data Bit 6

      14

      DB7

      Data Bit 7, MSB

      15

      BPL

      Black Plane Light

      16

      GND

      Ground


      Dalam pembuatan alat ini pin arduino uno yang digunakan untuk LCD ialah (13, 12, 11, 10, 9, 8) dengan pengurutan fungsi pin pada LCD (RS, EN, D4, D5, D6, D7). Adapun rangkaian dari LCD karakter 16x2 tersebut dapat dilihat pada gambar yang tertera di bawah ini:

      Gambar 3.19. Rangkaian LCD Karakter 16x2


      Gambar 3.20. Rangkaian Skematik LCD Karakter 16x2


    6. Rangkaian LED

      LED adalah singkatan dari Light Emitting Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang dipakai adalah gallium, arsenic dan phosphorus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.

      Pada alat ini terdapat dua buah lampu LED yang digunakan sebagai indikator keterangan mengenai status dari area parkir, kedua buah lampu LED tersebut memiliki warna serta fungsi yang berbeda satu sama lain.

      Dalam pembuatannya kedua LED tersebut dipasangkan pada Pin A0 untuk LED berwarna merah dan Pin A1 untuk LED berwarna Hijau. Adapun rangkaian dari LED tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

      Gambar 3.21. Rangkaian LED


      Gambar 3.22. Rangkaian Skematik LED


    7. Rangkaian Buzzer

      Buzzer adalah komponen elektronika yang dapat mengubah energi listrik menjadi bunyi (suara) pada frekuensi tertentu sehingga dapat didengar oleh telinga manusia. Pada pembuatan alat ini terdapat pemakaian buzzer digunakan sebagai indikator peringatan atau pemberitahuan yang akan mengeluarkan suara selama beberapa detik, keadaan buzzer berbunyi tersebut hanya akan terjadi apabila status dari area parkir menunjukan bahwa area parkir telah terisi penuh.

      Dalam pembuatan alat ini pin yang digunakan oleh buzzer ialah Pin A2. Adapun rangkaian dari buzzer tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

      Gambar 3.23. Rangkaian Buzzer


      Gambar 3.24. Rangkaian Skematik Buzzer


    8. Rangkaian Keseluruhan

      Pada rangkaian mikrokontroler ATmega328 yang digunakan ini merupakan tempat penyimpanan program dalam hal mengolah data dan pengoperasian sistem yang telah dibuat. Mikrokontroler ATmega328 memerlukan sebuah papan Arduino Uno sebagai bootloader yang memungkinkan untuk mengupload kode baru ke ATmega328 menggunakan sebuah Software Arduino 1.0. Selain itu mikrokontoler ini juga berfungsi sebagai otak dari seluruh sistem rancangan yang bisa disesuaikan dengan sistem yang akan dijalankan dan dikendalikan oleh user.

      Adapun deskripsi mengenai pemasangan bahan-bahan atau perangkat lain yang tersusun dalam rangkaian keseluruhan pada sebuah papan Arduino Uno seperti yang tertera pada gambar berikut ini:

      Gambar 3.25. Rangkaian Keseluruhan


      Gambar 3.26. Rangkaian Skematik Keseluruhan


    9. Rangkaian Catu Daya

      Agar sistem yang dibuat dapat bekerja dan berjalan sesuai dengan fungsinya maka diperlukan catu daya sebagai sumber tegangan listrik. Alat ini menggunakan catu daya atau power supply yang biasa digunakan oleh perangkat elektronik lain yang merubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari PLN sebesar 220V AC. Tegangan yang dipakai adalah 5V

      Gambar 3.27. Rangkaian Catu Daya


    Perangkat Lunak (Software)

    Dalam perancangannya alat ini didukung oleh perangkat lunak (software) yang digunakan untuk memprogram Arduino Uno. Adapun alasan-alasan serta penjelasan mengenai software tersebut, antara sebagai berikut:

    • Software Arduino IDE

      1. Mengapa Arduino IDE

        1. IDE Arduino merupakan multiplatform yang dapat dijalankan di berbagai sistem operasi, seperti Windows, Macintosh, dll.

        2. IDE Arduino dibuat berdasarkan pada IDE processing yang sederhana sehingga mudah digunakan.


        Selain itu Arduino IDE adalah software yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan Java. IDE Arduino terdiri dari :

        1. Editor program adalah sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa Processing.

        2. Compiler adalah sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa Processing) menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan bisa memahami bahasa Processing. Yang bisa dipahami oleh mikrokontroler adalah kode biner. Itulah sebabnya mengapa compiler diperlukan dalam hal ini.

        3. Uploader adalah sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memory di dalam papan Arduino.


      2. Instalasi Arduino IDE

        Untuk memprogram Mikrokontroller ATMega328 atau Arduino Uno dibutuhkan software Arduino IDE (Integrated Development Environment) karena software ini mudah dalam membuat fungsi-fungsi logika dasar mikrokontroller dan sangat mudah di mengerti karena menggunakan bahasa C, selain software Arduino IDE untuk memasukkan program kedalam sebuah mikrokontroler ATMega328, dibutuhkan Driver USB, IDE Arduino 1.0.5 dan Ardunio Uno Board agar program yang dibuat dapat berjalan di dalam mikrokontroler.

        Pada pembahasan ini akan dijelaskan langkah-langkah instalasi driver untuk Arduino Uno dengan Windows 7, Vista atau XP:

        1. Hubungkan board dan tunggu Windows untuk memulai proses instalasi driver. Setelah beberapa saat, biasanya proses ini akan gagal.

        2. Klik pada “Start Menu” dan buka “Control Panel”.

        3. Setelah memilih “Control Panel”, maka selanjutnya masuk ke menu “System and Security”. Kemudian klik pada “System”. Setelah tampilan “System” muncul, buka “Device Manager”.

        4. Lihat pada bagian Ports (COM& LPT). Anda akan melihat sebuah port terbuka dengan nama “Arduino Uno (COMxx)”.

        5. Klik kanan pada port “Arduino Uno (COMxx)” dan pilih opsi “Update Driver Software”.

        6. Kemudian, pilih opsi “Browse my computer for Driver software”.

        7. Terakhir, masuk dan pilih “file driver Uno”, dengan nama “ArduinoUNO.inf”.


      3. Menjalankan Arduino IDE

        Setelah berhasil melakukan instalasi software Arduino IDE, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah membuat project baru dan menjalankan software tersebut. Adapun langkah-langkah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

        1. Membuat Project Baru

          Buka Software Arduino 1.0.5 yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

          Gambar 3.28. Membuka Software Arduino 1.0.5


          Setelah itu akan muncul sebuah layer untuk menulis listing program yang dapat di lihat pada gambar berikut:

          Gambar 3.29. Layer Penulisan Project


        2. Mengecek Listing Program

          Setelah listing program ditulis semua maka langkah selanjutnya ialah proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak, pilih menu “verify” yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

          Gambar 3.30. Mengecek Listing Program


        3. Menentukan Koneksi Port

          Setelah melakukan pengecekan pada listing program dan memastikan bahwa tidak adanya kesalahan maka langkah selanjutnya ialah memilih port. Pada pemrograman ini koneksi port perlu diperhatikan, karena pada pengalamatan port inilah mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan PC atau laptop melalui komunikasi serial. Langkahnya memilih port ialah dengan cara meng-klik menu “Tools”, kemudian pilih Serial Port. Atau dapat dilihat pada gambar bawah ini:

          Gambar 3.31. Pengaturan Koneksi Port


        4. Save As dan Pemilihan Board

          Setelah meelakukan pengecekan listing program maka langkah selanjutnya ialah menyimpan file tersebut dengan cara klik File - Save as, setelah itu program perlu disesuaikan dengan board yang digunakan, yaitu dengan cara memilih menu Tools - Board (pilih salah satu sesuai dengan Arduino yang digunakan), atau dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

          Gambar 3.32. Pemilihan Board


        5. Upload Program

          Tahapan terakhir ialah memasukkan program ke dalam mikrokontroler, klik “Upload” dan tunggu sampai selesai. Atau untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

          Gambar 3.33. Upload Program


    Flowchart

    Pada pembuatan sebuah sistem monitoring diperlukan sebuah gambar yang dapat menjelaskan suatu alur ataupun langkah-langkah dari suatu sistem yang dibuat. Adapun gambar flowchart sistem tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

    1. Flowchart Sistem Mobil Masuk

      Gambar 3.34. Flowchart Sistem Mobil Masuk

      Gambar dari flowchart sistem diatas menjelaskan tentang bagaimana sebuah proses sistem parkir yang diusulkan, dimana flowchart tersebut menggambarkan tentang proses mobil yang akan memasuki area parkir yang berada area belakang.

      Langkah awal dari proses ini dimulai dari sebuah mobil yang baru memasuki area kampus dan pada saat mobil tersebut sampai di pos depan maka akan ada seorang petugas yang akan memberi sebuah kartu parkir kepada pengendara tersebut. Pada saat bersamaan pengendara tersebut juga akan melihat sebuah layar LCD yang berada di pos depan, LCD tersebut merupakan sebuah layar yang memberikan informasi mengenai status ataupun keadaan dari area parkir yang berada dibelakang, apabila kondisi pada layar LCD menunjukan bahwa slot parkir pada area belakang telah terisi penuh maka pengendara tersebut harus memarkirkan mobilnya pada area parkir yang berada di depan gedung kampus sebagai lokasi parkir alternatif, namun apabila kondisi pada layar LCD menunjukan bahwa masih tersedianya slot pada area parkir belakang maka pengendara tersebut dapat memarkirkan mobilnya pada area belakang. Informasi yang ditampilkan pada layar LCD tidak hanya berupa jumlah slot parkir yang tersedia tetapi juga LCD tersebut menampilkan lokasi dari slot parkir yang masih kosong sehingga pengendara tersebut dapat dengan mudah mengetahui lokasi dari slot parkir tersebut. Setelah pengendara tersebut memastikan bahwa masih adanya slot parkir yang tersedia melalui informasi yang ditampilkan oleh layar LCD maka langkah selanjutnya pengendara tersebut menuju area parkir belakang, namun pada saat menuju area parkir belakang pengendara akan terhalang oleh sebuah palang pintu (portal) yang menutupi lajunya mobil untuk menuju ke arah area parkir, namun pada keadaan tersebut pengedara tidak perlu mencari atau memanggil petugas yang berada dipos belakang untuk membukakannya, karena pada lokasi tersebut tedapat sebuah sensor yang diletakan diantara palang pintu sehingga pada saat adanya mobil yang akan melintas maka secara otomatis sensor tersebut pun akan mendeteksi dan mengirimkan instruksi kepada motor servo untuk membuka palang pintu tersebut secara otomatis, dan pada saat palang pintu terbuka dan mobil melintasinya maka dengan sendirinya palang pintu tersebut pun akan tertutup.

      Setelah melewati palang pintu maka langkah selanjutnya ialah pengedara mobil akan memilih slot parkir yang akan dijadikannya lokasi untuk memarkirkan kendaraannya (pada simulasi ini penyusun membuat sebuah area parkir dengan jumlah slot parkir sebanyak 6 buah, dimana ke 6 slot tersebut dikelompokan menjadi 2 area yaitu : Area A dan Area B dengan pengertian pada setiap area memiliki 3 buah slot parkir). Setelah pengendara sudah mengetahui terlebih dahulu lokasi slot parkir yang kosong melalui sebuah layar LCD yang berada didepan maka langkah selanjutnya ialah pengedara tersebut menuju dan memarkirkan mobilnya di slot tersebut. Pada keadaan ini di simulasikan bahwa pengedara tersebut memarkirkan mobilnya pada slot parkir yang berada di Area A1, pada saat pengendara tersebut memarkirkan mobilnya maka secara otomatis mobil tersebut pun akan terdeteksi oleh sebuah sensor yang berada di slot tersebut karena pada dasarnya alat ini menggunakan sebuah sensor pendeteksi yang diletakan pada setiap slot parkir yang ada sehingga dengan penggunaan sensor tersebut akan menjadikan lokasi dari slot parkir tersebut dapat diketahui lokasinya, dan ketika mobil tersebut parkir maka secara otomatis sensor tersebut akan mengirim sebuah data masukan kepada arduino uno dan mengirim hasil keluarannya ke sebuah layar LCD dengan cara menampilkan bahwa slot pada Area A1 telah terisi serta memperbarui jumlah slot parkir yang tersedia dikurangi sebanyak -1 dari jumlah yang ditampilkan sebelumnya. Langkah-langkah tersebut akan akan terus berulang apabila masih adanya slot parkir yang tersedia, dimana keadaan masih tersedianya slot tersebut tidak hanya ditampilkan melalui sebuah layar LCD saja tetapi juga akan di tampilkan oleh indikator lainnya yaitu sebuah lampu LED berwarna hijau yang berada dipos depan dengan keterangan yang menunjukan bahwa masih adanya slot yang tersedia.

      Langkah-langkah tersebut hanya akan berhenti atau selesai apabila slot-slot yang berada di area parkir belakang telah terisi penuh semua, dimana pada saat itu juga LCD akan menampilkan sebuah teks yang menunjukan bahwa slot dari area parkir belakang telah terisi penuh yang disertai indikator lain yaitu menyalanya sebuah lampu LED berwarna merah dan juga sebuah buzzer yang akan mengeluarkan suara sebagai suatu pemberitahuan kepada petugas yang berada dipos depan bahwa keadaan di area parkir belakang tidak dapat lagi menampung mobil yang masuk sehingga apabila adanya mobil yang baru memasuki area kampus maka pengendara tersebut harus memarkirkan mobilnya di area depan gedung sebagai lokasi alternatif lain untuk area parkir mobil.


    2. Flowchart Sistem Mobil Keluar

      Gambar 3.35. Flowchart Sistem Mobil Keluar

      Berbeda dengan flowchart sistem sebelumnya yang membahas tentang bagaimana proses sebuah mobil menuju area parkir belakang, flowchart sistem ini akan melanjutkan proses tersebut namun dengan cara penjelasan alur yang berbeda.

      Sama kaitannya dengan pembahasan flowchart sistem sebelumnya, penyusun akan menjelaskan kembali bahwa mobil yang sebelumnya sedang parkir berada di slot A1 namun pada kondisi ini penyusun akan menjelaskan proses lain yaitu tentang bagaimana mobil tersebut keluar dari area parkir belakang yang selanjutnya meninggalkan area kampus.

      Langkah awal dari proses ini dimulai dari sebuah mobil yang sedang parkir di slot A1 akan meninggalkan slot parkir tersebut, pada saat mobil tersebut meninggalkan slot parkir maka secara otomatis mobil tersebut akan menjauh dan meninggal sensor yang berada di slot A1 sehingga pada kondisi saat itu sensor yang berada di slot A1 tidak lagi mendeteksi bahwa masih adanya mobil yang sedang parkir. Hasil masukan tersebut selanjutkan dikirim ke arduino uno yang kemudian diproses dengan cara memperbarui dan menambahkan jumlah slot parkir yang tersedia sebanyak +1 dari jumlah yang ditampilkan sebelumnya, sehingga pada layar LCD yang berada dipos depan akan menampilkan keterangan bahwa slot parkir pada A1 tersebut statusnya berubah dari yang sebelumnya terisi menjadi status slot parkir tersedia atau kosong. Tidak hanya itu, pada kondisi tersebut apabila sebelumnya keadaan area parkir telah terisi penuh dan adanya sebuah mobil yang akan keluar dari area parkir tersebut maka secara otomatis dan disaat yang bersamaan lampu indikator yang sebelumnya menyala berwarna merah akan berubah menjadi lampu indikator berwarna hijau yang menunjukan bahwa slot parkir pada area parkir belakang masih ada yang kosong atau tersedia.

      Kembali ke proses sebelumnya, ketika mobil meninggalkan area parkir belakang maka laju dari mobil tersebut akan terhalang oleh sebuah palang pintu namun pada kondisi ini sama halnya dengan proses pada mobil tersebut memasuki area parkir, dimana pengendara tidak harus mencari dan meminta petugas yang berada dipos belakang untuk membuka palang pintu tersebut karena portal tersebut akan terbuka secara otomatis dengan adanya sebuah sensor yang terpasang diantara motor servo sehingga pada saat adanya mobil yang akan melintasi palang tersebut maka disaat bersamaan sensor tersebut akan mendeteksi dan menerima data masukan yang kemudian diproses dan hasil keluarannya dalam bentuk instruksi kepada motor servo untuk membuka palang pintu tersebut secara otomatis dan pada saat mobil tersebut telah melintasi palang pintu tersebut maka palang pintu tersebut pun akan tertutup dengan sendirinya.

      Setelah meninggalkan area parkir belakang maka langkah terakhir yang dilakukan oleh pengendara mobil ialah mengembalikan kartu parkir yang sebelumnya ia terima kepada petugas yang berada di pos depan sehingga pengendara mobil tersebut dapat keluar dari area kampus.

      Proses pada flowchart sistem ini akan berulang secara terus menerus, adapun yang membedakannya ialah mengenai lokasi dari slot parkir tersebut karena bagaimanapun pada dasarnya setiap slot parkir pada alat ini memiliki variabel khusus dalam artian setiap slot parkir berada di area dan slot parkir yang berbeda satu dengan yang lainnya.


    Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

    Dalam pembuatan sistem monitoring area parkir mobil yang akan diusulkan diperlukan sebuah proses ataupun langkah-langkah dari sistem parkir yang masih berjalan sampai saat ini sehingga hal tersebut dapat memudahkan penulis dalam mengetahui permasalahan-permasalahan apa saja yang terjadi. Adapun sistem parkir tersebut meliputi dua alur yang akan digambarkan dalam bentuk flowchart seperti berikut ini:

    1. Flowchart Mobil Masuk

      Gambar 3.36. Flowchart Sistem Yang Berjalan (Mobil Masuk)

      Gambar dari flowchart diatas menjelaskan tentang bagaimana sebuah proses sistem parkir yang sedang berjalan, pada flowchart tersebut menggambarkan tentang bagaimana proses mobil yang akan memasuki area parkir yang berada area belakang.

      Langkah awal dari proses ini dimulai dari sebuah mobil yang baru memasuki area kampus, pada saat mobil tersebut masuk akan ada seorang petugas yang berada di pos depan untuk memberikan sebuah kartu parkir dan pada saat itu juga petugas akan memberitahu pengendara mengenai status dari area parkir belakang apakah masih tersedianya slot parkir atau tidak. Apabila slot pada area belakang telah terisi penuh maka petugas akan menginstruksikan pengendara mobil untuk memarkirkan mobilnya tepat di depan gedung kampus ataupun di area lapangan, tetapi apabila slot parkir pada area belakang masih tersedia maka petugaspun akan menginstruksinya untuk memarkirkan mobilnya di area belakang. Pada saat mobil menuju area parkir belakang akan ada sebuah palang pintu atau sebuah portal yang tertutup area parkir tersebut, dan pada saat itu juga akan ada seorang petugas yang berada di pos belakang yang bertindak sebagai orang yang membuka dan menutup palang pintu pada saat adanya mobil yang akan melintasi area parkir. Tidak hanya bertindak sebagai orang yang membuka dan menutup palang pintu petugas pada pos belakang juga mempunyai pekerjaan lainnya yaitu sebagai orang yang mengatur mobil yang akan parkir, pekerjaan tersebut meliputi dua hal yaitu memilih lokasi slot parkir dan mengatur mobil tersebut hingga selesai parkir. Setelah menyelesaikan proses tersebut maka petugas pun akan menghitung atau memeriksa slot pada area parkir belakang tersebut, apakah masih adanya slot parkir yang tersedia atau tidak. Setelah mendapatkan hasil tersebut maka petugas yang berada di pos belakangpun akan menyampaikan informasi kepada petugas yang berada di pos depan melalui sebuah Handy Talky, informasi yang di sampaikan tersebut mengenai ketersediaan jumlah slot parkir pada area belakang yang bertujuan apabila slot parkir pada area belakang telah terisi penuh maka petugas yang berada di pos depan harus menginstruksi pengendara mobil yang baru memasuki area kampus untuk memarkirkan mobilnya di area depan gedung sebagai area parkir alternatif untuk memarkirkan mobilnya.


    2. Flowchart Mobil Keluar

      Gambar 3.37. Flowchart Sistem Yang Berjalan (Mobil Keluar)

      Gambar dari flowchart diatas menjelaskan tentang bagaimana sebuah proses sistem parkir yang sedang berjalan. Berbeda dengan flowchart yang sebelumnya, pada flowchart ini menggambarkan tentang bagaimana proses mobil yang akan meninggalkan area parkir belakang.

      Langkah awal dari proses ini dimulai dari sebuah mobil yang akan meninggalkan area parkir belakang, pada saat mobil akan meninggalkan area parkir belakang akan ada sebuah palang pintu atau portal dalam keadaan tertutup, keadaan tertutup tersebut hanya akan dibuka oleh petugas yang berada di pos belakang apabila adanya mobil yang akan masuk ataupun keluar dari area parkir. Pada saat adanya mobil yang akan keluar dari area parkir maka pada saat itu juga akan ada seorang petugas yang membuka dan menutup palang pintu tersebut sehingga mobil tersebut pun dapat segera meninggalkan lokasi area parkir belakang.

      Setelah keluar dari area parkir belakang maka alur selanjutnya ialah pengendara mobil tersebut akan mengembalikan sebuah kartu parkir yang sebelumnya ia dapatkan pada saat memasuki area kampus dan setelah itu mobil tersebut pun dapat pergi dan meninggalkan area kampus. Proses tidak berhenti disitu saja tetapi masih ada proses akhir yaitu setelah mobil keluar dari area kampus maka petugas yang berada di pos belakang pun akan menghitung kembali jumlah slot parkir yang masih tersedia, setelah mendapatkan hasilnya maka informasi tersebut pun akan langsung disampaikan kepada petugas yang berada di pos depan melalui sebuah handy talky sehingga petugas yang berada di pos depan pun dapat mengetahui berapakah jumlah slot parkir mobil yang masih tersedia.


    Permasalahan Yang Dihadapi

    Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap sistem yang berjalan dapat dilihat ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pertugas keamanan/parkir serta para pemilik kendaraan yang mengalami kesulitan dalam memarkirkan kendaraan mereka. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya sebagai berikut:

    1. Banyaknya jumlah mobil yang sedang parkir di area belakang tidak dapat terhitung dengan baik sehingga hal tersebut menyulitkan petugas untuk mengetahui jumlah yang pasti mengenai banyaknya mobil yang ada di area parkir tersebut.

    2. Sulitnya untuk menemukan lokasi slot parkir yang masih kosong pada area parkir belakang membuat para pemilik kendaraan yang baru datang harus mencari terlebih dahulu letak dari slot parkir tersebut.

    3. Banyaknya mobil yang keluar masuk pada area parkir belakang membuat petugas yang sedang berjaga harus selalu siap untuk membuka dan menutup palang pintu pada area tersebut secara berulang-ulang.

    4. Tidak pastinya pengiriman informasi mengenai status dan jumlah kendaraan yang berada diarea belakang membuat petugas yang berada di pos depan kesulitan untuk mendapatkan informasi berkala secara realtime.


    Alternatif Pemecahan Masalah

    Setelah melakukan pengamatan dan penelitian dari beberapa permasalahan yang dihadapi, maka diberikan alternatif pemecahan masalah yang sekiranya dapat membantu dan menjadi referensi untuk Perguruan Tinggi Raharja. Adapun alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain sebagai berikut:

    1. Merancang suatu alat yang mampu mendeteksi dan menghitung jumlah slot parkir mobil pada area belakang secara otomatis dengan memanfaatkan sensor yang diletakan pada setiap slot parkir. Sensor-sensor tersebut terhubung dengan papan arduino uno yang berperan sebagai pengolah data masukan (input), dimana hasil masukan yang diperoleh dari sensor-sensor tersebut selanjutnya diproses dan hasil keluarannya ditampilkan dalam bentuk teks pada sebuah layar LCD yang menunjukan informasi mengenai jumlah ketersediaan slot parkir mobil yang ada.

    2. Dengan menggunakan sensor yang diletakan pada setiap slot parkir akan berfungsi sebagai alat yang mampu mendeteksi ada atau tidaknya mobil yang sedang parkir pada slot tersebut. Dengan pemanfaatan sensor tersebut maka diketahui bahwa setiap slot parkir memiliki informasi khusus mengenai dimana lokasi slot parkir yang telah terisi dan dimana lokasi slot parkir yang masih kosong. Hasil tersebut selanjutnya akan ditampilkan dalam bentuk teks pada sebuah layar LCD yang menunjukan letak dari slot parkir yang masih kosong berada pada area parkir mana saja.

    3. Sistem parkir ini tidak hanya berfungsi sebagai pendeteksi jumlah ketersediaan slot parkir saja tetapi juga di lengkapi dengan kelebihan lainnya yaitu mampu membuat palang pintu yang berada pada area parkir mobil dapat terbuka dan tertutup secara otomatis pada saat adanya mobil yang akan melintas. Berbeda dengan sensor parkir yang diletakan pada setiap slotnya, alat ini juga memiliki sensor lain sebanyak dua buah yang diletakan tepat diantara motor servo. Kedua sensor tersebut mampu mendeteksi adanya mobil yang akan melintasi palang pintu sehingga pada saat yang bersamaan sensor tersebut akan mendapatkan sebuah data masukan yang diperoleh dari mobil tersebut yang kemudian diproses dan dikirimkan dalam bentuk instruksi kepada motor servo untuk membuka palang pintu tersebut secara otomatis.

    4. Dengan diletakannya sensor pada setiap slot parkir maka hal tersebut akan lebih memudahkan petugas yang berada dipos depan, kata memudahkan dalam hal ini memiliki arti bahwa informasi yang di dapatkan dari setiap slot parkir tersebut akan diproses dan dikirimkan ke sebuah layar LCD secara realtime sehingga petugas yang berada di pos depan dapat mengetahui jumlah mobil yang berada diarea parkir belakang pada saat kapan saja tanpa harus menunggu informasi yang diberikan oleh petugas yang berada di pos belakang.


    User Requirement

    1. Elisitasi Tahap I

      Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam tabel Elisitasi Tahap I sebagai berikut:

      Tabel 3.3. Elisitasi Tahap I

      Functional

      Analisa Kebutuhan

      Saya ingin sistem ini dapat :

      No.

      Keterangan

      1.

      Meringankan pekerjaan petugas dalam memberikan informasi dan membuka palang pintu

      2.

      Menampilkan dua keterangan dalam 1 layar LCD

      3.

      Menampilkan informasi mengenai jumlah slot parkir yang tersedia

      4.

      Menampilkan informasi mengenai letak slot parkir yang tersedia

      5.

      Menampilkan lampu indikator yang menunjukan status dari area parkir

      6.

      Memberikan pemberitahuan dalam bentuk suara pada saat slot parkir telah terisi penuh

      7.

      Dapat memperbarui informasi secara otomatis dan realtime

      8.

      Sensor mampu mendeteksi mobil yang akan melintasi palang pintu secara otomatis

      9.

      Palang pintu dapat terbuka dan tertutup secara otomatis

      10.

      Dapat bekerja secara baik dengan menggunakan 1 buah motor servo

      11.

      Terdapat sebuah lampu pada masing-masing slot parkir

      12.

      Sensor parkir mampu mendeteksi mobil yang sedang parkir secara otomatis

      13.

      Adanya pemberitahuan suara pada saat tampilnya informasi terbaru pada layar LCD

      14.

      Dapat menyimpan hasil slot terakhir pada saat power mati

      15.

      Berbentuk area parkir mobil asli sehingga dapat bekerja secara efektif

      16.

      Bekerja secara embedded system

      Non Functional

      Saya ingin sistem ini dapat :

      No.

      Keterangan

      1

      Sistem berjalan dengan baik dan mudah di operasikan

      2

      Sistem yang sederhana dan mudah dipahami

       

      Penyusun






      (Yudha Qirana Meka)

      NIM : 1133465645

      Stakeholder






      (Ir. Mukti Budiarto )

      NIP : 001002


    2. Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasi menggunakan metode MDI. Requirement yang di beri opsi I (inessential) akan dieleminasi.

      Tabel 3.4. Elisitasi Tahap II

      Functional

      Analisa Kebutuhan

      Saya ingin sistem ini dapat :

      No.

      Keterangan

      M

      D

      I

      1.

      Meringankan pekerjaan petugas dalam memberikan informasi dan membuka palang pintu

      2.

      Menampilkan dua keterangan dalam 1 layar LCD

      3.

      Menampilkan informasi mengenai jumlah slot parkir yang tersedia

      4.

      Menampilkan informasi mengenai letak slot parkir yang tersedia

      5.

      Menampilkan lampu indikator yang menunjukan status dari area parkir

      6.

      Memberikan pemberitahuan dalam bentuk suara pada saat slot parkir telah terisi penuh

      7.

      Dapat memperbarui informasi secara otomatis dan realtime

      8.

      Sensor mampu mendeteksi mobil yang akan melintasi palang pintu secara otomatis

      9.

      Palang pintu dapat terbuka dan tertutup secara otomatis

      10.

      Dapat bekerja secara baik dengan menggunakan 1 buah motor servo

      11.

      Terdapat sebuah lampu pada masing-masing slot parkir

      12.

      Sensor parkir mampu mendeteksi mobil yang sedang parkir secara otomatis

      13.

      Adanya pemberitahuan suara pada saat tampilnya informasi terbaru pada layar LCD

      14.

      Dapat menyimpan hasil slot terakhir pada saat power mati

      15.

      Berbentuk area parkir mobil asli sehingga dapat bekerja secara efektif

      16.

      Bekerja secara embedded system

      Non Functional

      Saya ingin sistem ini dapat :

      No.

      Keterangan

      M

      D

      I

      1.

      Sistem berjalan dengan baik dan mudah di operasikan

      2.

      Sistem yang sederhana dan mudah dipahami

       

      Penyusun






      (Yudha Qirana Meka)

      NIM : 1133465645

      Stakeholder






      (Ir. Mukti Budiarto )

      NIP : 001002

      Keterangan :

      M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting

      D (Desirable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting

      I (Imnessential) : Diluar sistem atau dieliminasi


    3. Elisitasi Tahap III

      Berdasarkan Elisitasi Tahap II yang tertera di atas, maka di bentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasi kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut ini adalah tabel Elisitasi Tahap III :

      Tabel 3.5. Elisitasi Tahap III

      Functional

      Analisa Kebutuhan

      Saya ingin sistem ini dapat :

      No.

      Keterangan

      T

      O

      E

      L

      M

      H

      L

      M

      H

      L

      M

      H

      1.

      Meringankan pekerjaan petugas dalam memberikan informasi dan membuka palang pintu

      2.

      Menampilkan dua keterangan dalam 1 layar LCD

      3.

      Menampilkan informasi mengenai jumlah slot parkir yang tersedia

      4.

      Menampilkan informasi mengenai letak slot parkir yang tersedia

      5.

      Menampilkan lampu indikator yang menunjukan status dari area parkir

      6.

      Memberikan pemberitahuan dalam bentuk suara pada saat slot parkir telah terisi penuh

      7.

      Dapat memperbarui informasi secara otomatis dan realtime

      8.

      Sensor mampu mendeteksi mobil yang akan melintasi palang pintu secara otomatis

      9.

      Palang pintu dapat terbuka dan tertutup secara otomatis

      10.

      Dapat bekerja secara baik dengan menggunakan 1 buah motor servo

      11.

      Sensor parkir mampu mendeteksi mobil yang sedang parkir secara otomatis

      12.

      Adanya pemberitahuan suara pada saat tampilnya informasi terbaru pada layar LCD

      13.

      Dapat menyimpan hasil slot terakhir pada saat power mati

      14.

      Berbentuk area parkir mobil asli sehingga dapat bekerja secara efektif

      Non Functional

      Saya Ingin Sistem Dapat

      No.

      Keterangan

      T

      O

      E

      L

      M

      H

      L

      M

      H

      L

      M

      H

      1.

      Sistem berjalan dengan baik dan mudah di operasikan

      2.

      Sistem yang sederhana dan mudah dipahami

       

      Penyusun






      (Yudha Qirana Meka)

      NIM : 1133465645

      Stakeholder






      (Ir. Mukti Budiarto )

      NIP : 001002

      Keterangan :

      T : Technical

      O : Operational

      E : Economic


      L : Low

      M : Middle

      H : High


    4. Elisitasi Tahap Final

      Final Elisitasi merupakan suatu bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem monitoring area parkir mobil untuk mendeteksi ketersediaan slot parkir secara otomatis. Berdasarkan Elisitasi Tahap III diatas, dihasilkan 14 functional dan 2 non functional. Final Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem monitoring. Berikut ini adalah tabel final dari elisitasi tersebut:

      Tabel 3.6. Elisitasi Tahap Final

      Functional

      Analisa Kebutuhan

      Saya ingin sistem ini dapat :

      No.

      Keterangan

      1.

      Meringankan pekerjaan petugas dalam memberikan informasi dan membuka palang pintu

      2.

      Menampilkan dua keterangan dalam 1 layar LCD

      3.

      Menampilkan informasi mengenai jumlah slot parkir yang tersedia

      4.

      Menampilkan informasi mengenai letak slot parkir yang tersedia

      5.

      Menampilkan lampu indikator yang menunjukan status dari area parkir

      6.

      Memberikan pemberitahuan dalam bentuk suara pada saat slot parkir telah terisi penuh

      7.

      Dapat memperbarui informasi secara otomatis dan realtime

      8.

      Sensor mampu mendeteksi mobil yang akan melintasi palang pintu secara otomatis

      9.

      Palang pintu dapat terbuka dan tertutup secara otomatis

      10.

      Dapat bekerja secara baik dengan menggunakan 1 buah motor servo

      11.

      Sensor parkir mampu mendeteksi mobil yang sedang parkir secara otomatis

      12.

      Adanya pemberitahuan suara pada saat tampilnya informasi terbaru pada layar LCD

      13.

      Dapat menyimpan hasil slot terakhir pada saat power mati

      14.

      Berbentuk area parkir mobil asli sehingga dapat bekerja secara efektif

      Non Functional

      Saya ingin sistem ini dapat :

      No.

      Keterangan

      1

      Sistem berjalan dengan baik dan mudah di operasikan

      2

      Sistem yang sederhana dan mudah dipahami

       

      Penyusun






      (Yudha Qirana Meka)

      NIM : 1133465645

      Mengetahui,

      Pembimbing I






      (Ir. Endang Sunandar, M.Kom)

      NID : 02022

      Pembimbing II






      (Asep Saefullah, S.Pd.,M.Kom)

      NID : 06121

      Menyetujui,

      Stakeholder






      (Ir. Mukti Budiarto)

      NIP : 001002

      Kepala Jurusan






      (Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd)

      NIP : 079010

    BAB IV

    RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN


    Rancangan Sistem Yang Diusulkan

    Prosedur Sistem Usulan

    Sistem monitoring area parkir mobil berbasis arduino uno ini dirancang dengan simulasi prototype yang mampu mendeteksi jumlah slot parkir yang tersedia serta mengetahui lokasi dari slot parkir tersebut. Simulasi alat ini bekerja berdasarkan inputan dari variabel-variabel sensor yang diproses oleh arduino uno yang kemudian hasil keluarannya ditunjukan dalam bentuk perintah kepada motor servo serta dalam bentuk penyampaian informasi yang ditampilkan pada layar LCD, LED indikator dan juga suara pemberitahuan yang dikeluarkan oleh buzzer.

    1. Prosedur Penangkapan Sensor

      Sensor yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua jenis sensor dengan fungsi yang berbeda sebagai alat masukan, kedua sensor tersebut antara lain : DT I/O Infrared Transmitter & Receiver dan DT-Sense IR Proximity Detector. Pemakaian kedua jenis sensor tersebut tentu memiliki peran, cara kerja serta peletakannya yang berbeda satu sama lain. DT I/O Infrared Transmitter & Receiver berfungsi sebagai alat masukan yang mampu mendeteksi adanya sebuah mobil yang akan melintasi palang pintu yang berada di area parkir belakang dan dari hasil masukan tersebut selanjutnya diproses dan dikirimkan dalam bentuk perintah kepada motor servo. Selain menggunakan DT I/O Infrared Transmitter & Receiver sebagai alat masukan, alat ini juga dilengkapi dengan alat masukan lainnya yaitu dengan memanfaatkan DT-Sense IR Proximity Detector sebagai sensor yang berfungsi sebagai alat pendeteksi mobil yang sedang parkir. Penggunaan DT-Sense IR Proximity Detector pada alat ini diletakan pada setiap slot parkir yang berada di area parkir belakang dengan cara mendeteksi ada atau tidaknya mobil yang berada didepannya dengan melakukan sebuah pantulan cahaya dengan mobil tersebut. Apabila DT-Sense IR Proximity Detector mendeteksi adanya sebuah mobil yang berada didepannya maka hal tersebut dianggap bahwa pada slot parkir tersebut telah terisi oleh mobil yang sedang parkir, sekaligus menunjukan bahwa data masukan yang diperoleh dari mobil tersebut telah diterima dan selanjutnya akan diproses oleh arduino uno.

    2. Prosedur Pengolahan Data Sensor Pada Arduino Uno

      Data masukan yang telah diperoleh DT I/O Infrared Transmitter & Receiver pada saat adanya mobil yang akan melintasi palang pintu selanjutnya akan diproses oleh arduino uno yang kemudian akan dikirimkan dalam bentuk perintah kepada motor servo untuk membuka palang pintu tersebut dan pada saat mobil tersebut telah melewatinya maka secara otomatis palang pintu tersebut pun akan tertutup dengan sendirinya. Berbeda dengan DT I/O Infrared Transmitter & Receiver, data masukan yang terlah diterima oleh DT-Sense IR Proximity Detector selanjutnya akan diproses oleh arduino uno dalam bentuk pengurangan jumlah slot parkir yang tersedia sebanyak -1 yang sekaligus mendeteksi lokasi dari slot parkir yang telah terisi tersebut.

    3. Prosedur Data Keluaran Pada Status Area Parkir

      Data masukan yang telah diproses oleh arduino uno selanjutnya akan ditampilkan dalam bentuk teks pada sebuah layar LCD yang berada di pos depan dengan menunjukan informasi mengenai keadaan dari area parkir yang berada dibelakang. Informasi yang ditampilkan oleh layar LCD tersebut meliputi 2 keterangan yaitu : mengenai jumlah dari slot parkir yang masih tersedia serta menunjukan keterangan mengenai letak dari slot parkir yang masih tersedia tersebut. Selain menggunakan LCD sebagai penampil data keluaran, alat ini juga dilengkapi dengan 2 buah lampu LED yang berfungsi sebagai lampu indikator, dalam penggunaannya kedua buah lampu LED tersebut memiliki warna yang berbeda satu sama lain, yaitu : berwana merah dan berwarna hijau. Pemilihan dari kedua warna tersebut tentunya memiliki alasan serta fungsi yang berbeda satu sama lain, yaitu : apabila lampu LED hijau menyala maka kondisi tersebut menunjukan bahwa status dari area parkir belakang masih adanya slot parkir yang tersedia, sedangkan apabila lampu LED merah yang menyala maka kondisi tersebut menunjukan bahwa status dari area parkir belakang telah terisi penuh yang sekaligus menginstruksikan kepada para pemilik mobil yang baru datang untuk memarkirkan mobil mereka di area depan gedung sebagai area parkir mobil alternatif. Khusus untuk kondisi area parkir penuh, alat ini juga dilengkapi dengan sebuah buzzer yang akan mengeluarkan suara selama 3 detik sebagai bentuk pemberitahuan kepada petugas bahwa keadaan dari area parkir belakang sudah tidak memungkinkan lagi untuk menampung banyaknya mobil yang masuk.


    Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

    Di dalam pembuatan alat ini adapun perbedaan antara prosedur sistem yang berjalan dengan sistem yang akan diusulkan, perbedaan-perbedaan tersebut antara lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 4.1. Perbedaan Prosedur Sistem

    No

    Sistem Berjalan

    Sistem Usulan

    1.

    Membuka dan menutup palang pintu masih menggunakan cara manual yaitu dengan meminta bantuan dari petugas yang berada di pos belakang.

    Membuka dan menutup palang pintu secara otomatis dengan menggunakan sensor yang mampu mendeteksi adanya mobil yang akan melintasi palang pintu.

    2.

    Menghitung jumlah mobil yang berada diarea parkir belakang dengan cara yang manual yaitu dengan cara mencatatnya pada saat adanya mobil yang masuk.

    Menghitung jumlah mobil yang berada diarea parkir belakang dengan cara menggunakan sensor yang terletak pada setiap slot parkir sehingga lebih mempermudahkan mengetahui jumlah mobil yang sedang parkir dan jumlah slot parkir yang kosong.

    3.

    Meninjau lokasi area parkir belakang secara berulang-ulang untuk melihat kedaan slot parkir mana yang masih tersedia.

    Tidak perlu lagi melakukan peninjauan lokasi area parkir belakang secara berulang- ulang karena penggunaan sensor pada setiap slot parkir mobil akan menunjukan lokasi slot parkir mana saja yang masih tersedia.

    4.

    Penyampaian informasi mengenenai status dari area parkir belakang masih dilakukan secara berulang-ulang dengan menggunakan Handy Talky (HT).

    Penyampaian informasi mengenai status dari area parkir belakang dilakukan secara otomatis dan realtime sehingga tidak harus lagi menggunakan sebuah Handy Talky (HT).

    5.

    Petugas pada pos depan akan memberitahu kepada pemilik mobil yang baru datang mengenai dimana lokasi area parkir yang masih tersedia.

    Penggunaan LCD pada alat ini sudah cukup memberikan informasi yang lengkap mengenai dimana para pengendara mobil yang datang harus memarkirkan mobilnya.

    6.

    Sistem parkir yang berjalan saat ini belum berbasis teknologi elektronika.

    Sistem parkir memanfaatkan teknologi elektronika dengan menggunakan mikrokontroler arduino uno sebagai pemroses data.


    Flowchart Program Yang Diusulkan

    Adapun flowchart program yang diusulkan meliputi dua alur yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

    1. Flowchart Program Mobil Masuk Area Parkir

      Gambar 4.1. Flowchart Program (Mobil Masuk)


      Gambar dari flowchart program diatas menjelaskan tentang bagaimana proses dari sistem parkir yang diusulkan, dimana flowchart program tersebut menggambarkan tentang proses sebuah mobil yang akan memasuki area parkir yang berada area parkir belakang.

      Flowchart program ini dimulai dari sebuah mobil yang berperan sebagai objek utama dalam berjalannya program ini, pada awalnya mobil yang menuju area parkir belakang akan terhalang oleh sebuah palang pintu yang berada di area parkir tersebut, namun pada area tersebut terdapat sebuah DT I/O IR Transmitter & Receiver yang berada diantara palang pintu dengan fungsi sebagai sensor pendeteksi apabila adanya mobil yang akan melintasi palang pintu tersebut, pada sensor tersebut penyusun memasukan variabel “int Sen_In1” dengan penggunaan pin pada arduino uno yaitu Pin A3. Pada saat mobil tersebut akan melintasi palang pintu yang berada didepannya maka disaat bersamaan DT I/O IR Transmitter & Receiver pun akan mendeteksi kedatangan mobil dan mengirimkan variabel tersebut untuk diterima dan diproses oleh arduino uno yang selanjutnya hasil keluaran akan dikirimkan dalam bentuk instruksi kepada motor servo untuk membuka palang pintu tersebut secara otomatis, dan pada saat mobil tersebut telah melewati palang pintu maka dengan sendirinya motor servo pun akan menutup palang pintu tersebut.

      Setelah mobil melewati palang pintu maka langkah selanjutnya ialah mobil tersebut harus memilih slot parkir, pada kondisi ini penyusun membuat simulasi prototype area parkir dengan jumlah slot parkir sebanyak 6 buah yang terbagi menjadi 2 area, yaitu Area A dan Area B. Dimana pada masing-masing area tersebut terbagi kembali menjadi 3 buah slot parkir dengan rincian sebagai berikut : A1, A2, A3, B1, B2 dan B3. Pada ke 6 slot tersebut penyusun menggunakan sensor jenis DT-Sense IR Proximity Detector dengan memasukan 6 variabel dan pin arduino yang berbeda satu sama lain, hal ini dikarenakan agar pada setiap slot parkir tersebut memiliki masukan yang berbeda satu sama lain dengan tujuan lebih mudahnya sebuah proses parkir yang dapat mendeteksi setiap lokasi dari slot parkir yang telah terisi maupun yang kosong. Adapun penjelasan variabel tersebut antara lain sebagai berikut : Slot A1 (int Sen_A1 dengan penggunaan pin 3), Slot A2 (int Sen_A2 dengan penggunaan pin 4), Slot A3 (int Sen_A3 dengan penggunaan pin 5), Slot B1 (int Sen_B1 dengan penggunaan pin 7), Slot B2 (int Sen_B2 dengan penggunaan pin 6) dan Slot A2 (int Sen_B3 dengan penggunaan pin 2).

      Setelah mobil tersebut menentukan lokasi slot parkir maka secara otomatis sensor yang berada dislot parkir tersebut pun akan mendeteksi adanya mobil yang sedang parkir dan mengirimkan variabel pada sensor tersebut untuk diterima dan diproses oleh arduino uno dalam bentuk pengurangan jumlah slot sebanyak -1. Didalam proses pengurangan slot parkir tersebut apabila jumlah slot parkir yang tersisa = 0 maka secara otomatis arduino uno akan mengolah dan mengirimkan intruksi dengan hasil keluaran yang berbeda-beda, intruksi tersebut antara lain LCD akan menampilkan sebuah teks yang menunjukan bahwa slot parkir telah terisi penuh yang disertai juga dengan menyala lampu indikator berwarna merah dan berbunyinya buzzer selama 3 detik sebagai pemberitahuan kepada petugas parkir yang berada di pos bahwa sudah tidak adanya slot parkir yang tersisa. Namun apabila proses pengurangan slot parkir tidak menunjukan jumlah slot parkir yang tersisa = 0 maka secara otomatis arduino uno pun akan mengolah dan mengirimkan instruksi yang berbeda pula. Adapun instruksi tersebut antara lain LCD akan menampilkan sebuah teks yang menunjukan jumlah sisa slot parkir yang kosong dan disertai dengan menyalanya sebuah lampu indikator berwarna hijau sebagai bentuk pemberitahuan kepada mobil yang baru datang bahwa masih tersedianya slot parkir yang berada di area parkir belakang.

      Langkah-langkah pada flowchart program ini hanya akan berhenti atau selesai apabila slot-slot yang berada di area parkir belakang telah terisi penuh semua atau dengan kata lain bahwa jumlah slot parkir yang tersisa/kosong menunjukan = 0.


    2. Flowchart Program Mobil Keluar Area Parkir

      Gambar 4.2. Flowchart Program (Mobil Keluar)


      Sama kaitannya dengan pembahasan flowchart program yang sebelumnya namun pada flowchart program ini penyusun akan menjelaskan mengenai proses lainnya yaitu mengenai proses mobil keluar. Langkah awal flowchart program ini dimulai dari mobil yang sebelumnya parkir akan meninggal slot parkir tersebut dan disaat bersamaan DT-Sense IR Proximity Detector yang berada dislot tersebut pun akan menerima sebuah kondisi bahwa sudah tidak adanya lagi sebuah mobil yang berada di slot tersebut. Kondisi perginya mobil dari slot parkir tersebut selanjutnya akan diproses oleh arduino uno yang menunjukan bahwa slot pada area tersebut telah kosong yang disertai dengan proses penambahan jumlah slot parkir yang kosong sebanyak +1. Hasil dari proses penghitungan tersebut selanjutkan akan di keluarkan dalam bentuk berubahnya tampilan teks pada layar LCD yang menunjukan bertambahnya jumlah slot parkir yang kosong dan disertai juga dengan menyalanya lampu indikator berwarna hijau.

      Setelah mobil tersebut meninggalkan slot parkir maka langkah selanjutnya ialah akan sama halnya dengan proses dimana pada saat mobil tersebut akan memasuki area parkir, dimana laju dari mobil yang akan keluar dari area parkir akan terhalang oleh sebuah palang pintu yang berada dipintu keluar, namun pada area tersebut terdapat sebuah DT I/O IR Transmitter & Receiver yang berada diantara palang pintu dengan fungsi sebagai sensor pendeteksi apabila adanya mobil yang akan melintasi palang pintu tersebut, pada sensor tersebut penyusun memasukan variabel “int Sen_In2” dengan penggunaan pin pada arduino uno yaitu Pin A4. Pada saat mobil tersebut akan melintasi palang pintu yang berada didepannya maka disaat bersamaan DT I/O IR Transmitter & Receiver pun akan mendeteksi kedatangan mobil dan mengirimkan variabel tersebut untuk diterima dan diproses oleh arduino uno yang selanjutnya hasil keluaran akan dikirimkan dalam bentuk instruksi kepada motor servo untuk membuka palang pintu tersebut secara otomatis, dan pada saat mobil tersebut telah melewati palang pintu maka dengan sendirinya palang pintu pun akan tertutup.


    Rancangan Prototype

    Bentuk perancangan fisik dari monitoring area parkir mobil ini disimulasikan dalam bentuk sebuah prototype yang terbuat dari bahan material akrilik dengan pemasangan komponen dan rangkaian kabel yang teratur. Di dalam perancangan prototype tersebut dapat terlihat tata letak dari setiap komponen-komponen yang dipakai serta penjelasan lengkap mengenai komponen-komponen tersebut.

    Gambar 4.3. Rancangan Prototype Area Parkir Mobil


    Agar lebih mudah dalam memahami keterangan mengenai rancangan gambar di atas maka dapat dilhat penjelasannya pada tabel berikut ini:

    Tabel 4.2. Keterangan Desain Prototype

    No.

    Sistem Berjalan

    Sistem Usulan

    1.

    Modul Infrared Transmitter

    Sebuah modul pengirim data melalui gelombang inframerah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz yang digunakan sebagai sensor yang mampu mendeteksi adanya mobil yang akan melintasi palang pintu pada area parkir.

    2.

    Modul Infrared Receiver

    Sebuah modul penerima data melalui gelombang inframerah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz yang digunakan sebagai sensor yang mampu mendeteksi adanya mobil yang akan melintasi palang pintu pada area parkir.

    3.

    Motor Servo

    Sebuah motor penggerak yang digunakan sebagai alat penggerak palang pintu pada area parkir yang dapat terbuka dan tertutup secara otomatis.

    4.

    Modul Infared Proximity Detector

    3 buah sensor detektor yang disetiap modulnya mempunyai 2 buah modul sensor IR yang dapat bekerja secara mandiri dan simultan.

    5.

    Modul Sensor Infrared

    6 buah sensor pendeteksi yang digunakan sebagai sensor penghitung jumlah mobil yang sedang parkir. Dalam area tersebut keadaan atau posisi mobil yang parkir membelakangi sensor.

    6.

    Arduino Uno

    Sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang berfungsi sebagai pemroses data berdasarkan perintah yang diberikan oleh sensor.

    7.

    LED

    Sebuah lampu yang berfungs sebagai indikator yang menunjukan status dari area parkir (hijau = slot parkir pada area belakang masih tersedia, merah = slot parkir pada area belakang telah terisi penuh).

    8.

    LCD 16x2

    Sebuah layar yang memberikan keterangan mengenai jumlah ketersediaan slot parkir yang berada di area parkir belakang.

    9.

    Buzzer

    Sebuah indikator yang mengeluarkan suara pada saat status dari area parkir belakang telah terisi penuh.

    10.

    Area Prototype

    Sebuah area parkir yang terbuat dari papan akrilik, desain tersebut dibuat sedemikian rupa membentuk area parkir yang asli dengan cara memisahkan setiap kendaraan yang parkir dengan garis pembatas serta tertera nomor disetiap barisnya. Pada desain prototype ini dibuat simulasi dengan jumlah slot parkir yang ada sebanyak 6 buah serta dilengkapi dengan sebuah portal dan juga pos keamaanan yang berada didepan seperti Perguruan Tinggi Raharja.


    Konfigurasi Sistem Usulan

    Spesifikasi Hardware

    Adapun spesifikasi hardware yang digunakan adalah sebagai berikut:

    1. Laptop

      • Processor : Intel Core i3

      • Monitor : LCD 14”

      • RAM : 2 GB

      • HD : 320 GB

      • OS : Windows 7

    2. Arduino Uno

    3. DT-Sense IR Proximity Detector

    4. DT I/O IR Transmitter & Receiver

    5. Motor Servo SG90

    6. LCD Karakter 16x2

    7. LED

    8. Buzzer

    9. Kabel USB

    10. Catu Daya


    Aplikasi Yang Digunakan

    Adapun aplikasi yang digunakan sebagai berikut:

    1. Software Arduino

    2. Software Ms. Word

    3. Software Fritzing

    4. Software ClickCharts

    5. Software Adobe Photoshop CS4


    Testing atau Pengujian

    Setelah melakukan berbagai tahapan perancangan dan pemasangan komponen, langkah selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing - masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang sesuai denga harapan. Tujuan dari pembahasan hasil uji coba tersebut antara lain agar setiap rangakaian-rangkaian komponen yang dipakai lebih mudah untuk dipahami. Adapun pembahasan dan penjelasan mengenai setiap rangkaian-rangkaian tersebut antara sebagai berikut:

    Metode Black Box

    Tabel 4.3. Pengujian Black Box Pada Sensor

    No.

    Nama Form

    Keterangan

    Hasil Pengujian

    1.

    DT I/O Infrared Transceiver & Receiver

    Meletakan sebuah mobil di depan pancaran sensor infrared.

    Motor servo terbuka secara otomatis.

    Menjauhkan sebuah mobil yang ada di depan pancaran sensor infrared.

    Motor servo tertutup secara otomatis.

    Meletakan dan menjaukan sebuah mobil tepat di depan pancaran sensor infrared dalam keadaan cahaya gelap.

    Tetap dapat melakukan input dan mengirimkan instruksi kepada motor servo (tidak ada pengaruh cahaya).

    2.

    DT-Sense IR Proximity Detector

    Meletakan sebuah mobil tepat di depan pancaran modul sensor infrared.

    Melakukan proses penghitungan dengan mengurangi sisa slot sebelumnya sebanyak -1.

    Menjauhkan sebuah mobil yang ada di depan pancaran modul sensor infrared.

    Melakukan proses penghitungan dengan menambahkan sisa slot sebelumnya sebanyak +1.

    Meletakan dan menjaukan sebuah mobil tepat di depan pancaran modul sensor infrared dalam keadaan cahaya gelap.

    Tetap dapat melakukan proses penghitungan (tidak ada pengaruh cahaya).


    Tabel 4.4. Pengujian Black Box Untuk Hasil Keluaran

    No.

    Nama Pengujian

    Test Input

    Hasil Yang Diharapkan

    Hasil Pengujian

    Kesimpulan (Ya/Tidak)

    1.

    Tampilan LCD

    DT-Sense Infrared Proximity Detector mendeteksi adanya objek sebanyak 1-5.

    LCD akan menampilkan jumlah slot parkir yang kosong serta menunjukan dimana letak posisi slot parkir tersebut.

    Sesuai Harapan

    Ya

    DT-Sense Infrared Proximity Detector mendeteksi adanya objek sebanyak 6.

    LCD akan menampilkan sebuah teks yang bertuliskan “Parkir Penuh”.

    Sesuai Harapan

    Ya

    2.

    Indikator LED

    Jumlah mobil yang terdeteksi oleh DT-Sense Infrared Proximity Detector < 5.

    Lampu LED berwarna hijau menyala.

    Sesuai Harapan

    Ya

    Jumlah mobil yang terdeteksi oleh DT-Sense Infrared Proximity Detector = 6.

    Lampu LED berwarna Merah menyala.

    Sesuai Harapan

    Ya

    3.

    Buzzer

    Jumlah mobil yang terdeteksi oleh DT-Sense Infrared Proximity Detector < 5.

    Buzzer diam atau tidak berbunyi.

    Sesuai Harapan

    Ya

    Jumlah mobil yang terdeteksi oleh DT-Sense Infrared Proximity Detector = 6.

    Buzzer akan berbunyi selama beberapa detik.

    Sesuai Harapan

    Ya

    Meletakan sebuah mobil tepat di depan pancaran modul DT-Sense IR Proximity Detector.

    Buzzer akan berbunyi beep selama 1x.

    Sesuai Harapan

    Ya

    Menjauhkan sebuah mobil yang ada di depan pancaran modul DT-Sense IR Proximity Detector.

    Buzzer diam atau tidak berbunyi.

    Sesuai Harapan

    Ya

    4.

    Motor Servo

    Mobil hanya melewati 1 DT I/O Infrared Transceiver & Receiver.

    Motor servo terbuka namun setelah itu tidak dapat tertutup.

    Sesuai Harapan

    Ya

    Mobil melewati kedua DT I/O Infrared Transceiver & Receiver.

    Motor servo terbuka dan kemudian tertutup secara otomatis.

    Sesuai Harapan

    Ya


    Pengujian Rangkaian DT I/O IR Transmitter & Receiver

    Pada pengujian ini merupakan pengujian dari rangkaian DT I/O IR Transmitter & Receiver, pengujian ini bertujuan apakah hasil masukan yang didapat dari DT I/O IR Transmitter & Receiver pada saat adanya mobil yang akan melintas dapat berjalan dengan baik atau tidak. Pada alat ini penggunaan DT I/O IR Transmitter & Receiver dibutuhkan sebanyak 2 buah dengan posisi peletakan yang berada tepat diantara motor servo. Pada setiap DT I/O IR Transmitter & Receiver memiliki 3 buah kabel penghubung dengan keterangan, yaitu : kabel VCC sebagai tegangan positif, kabel Ground sebagai tegangan negatif dan kabel input data yang dipasangkan pada arduino uno dengan konfigurasi pin A3 dan A4.

    DT I/O IR Transmitter & Receiver digunakan untuk mengirimkan instruksi kepada motor servo untuk membuka dan menutup palang pintu secara otomatis.

    1. Kondisi Mobil Pada Masuk Area Parkir

      Pada kondisi ini pengujian dilakukan dengan cara meletakan sebuah mobil tepat didepan DT I/O Transmiter & Receiver yang bertindak sebagai sensor yang mampu mendeteksi bahwa adanya mobil yang akan melintasi palang pintu untuk memasuki area parkir. Adapun dilakukannya pengujian tersebut dibuktikan pada gambar berikut ini:

      Gambar 4.4. Hasil Pengujian DT I/O Transmitter & Receiver (Kondisi Mobil Memasuki Area Parkir)


    2. Kondisi Mobil Pada Saat Keluar Area Parkir

      Pada kondisi ini pengujian dilakukan dengan cara meletakan sebuah mobil tepat didepan DT I/O Transmiter & Receiver yang kedua, sama halnya dengan pengujian yang ada diatas namun penggunaan DT I/O Transmiter & Receiver yang kedua bertindak sebagai sensor yang mampu mendeteksi bahwa adanya mobil yang akan melintasi palang pintu untuk keluar dar area parkir. Adapun dilakukannya pengujian tersebut dibuktikan pada gambar berikut ini:

      Gambar 4.5. Hasil Pengujian DT I/O Transmitter & Receiver (Kondisi Mobil Keluar Area Parkir)


    Pengujian Rangkaian DT-Sense IR Proximity Detector

    Pada pengujian rangkaian DT-Sense IR Proximity Detector ini bertujuan apakah hasil masukan yang diperoleh pada saat adanya mobil yang parkir dapat berjalan dengan baik atau tidak. Pada alat ini penggunaan DT-Sense IR Proximity Detector dibutuhkan sebanyak 3 buah, dimana 1 buah DT-Sense IR Proximity Detector memiliki 2 modul sensor infrared. Pada setiap DT-Sense IR Proximity Detector memiliki 3 buah kabel penghubung dengan keterangan, yaitu : kabel VCC sebagai tegangan positif, kabel Ground sebagai tegangan negatif dan kabel input data yang dipasangkan pada arduino uno dengan konfigurasi pin 2, 3, 4, 5, 6 dan 7.

    DT-Sense IR Proximity Detector digunakan untuk mendeteksi jumlah mobil yang sedang parkir dan juga untuk mengetahui lokasi dari slot parkir tersebut. Untuk peletakannya modul infrared dibagi menjadi 2 area, yaitu: Area A dan Area B, yang dapat dilihat pada gambar 4.6.

    1. Kondisi Mobil Parkir Dengan Intensitas Cahaya Terang

      Pada pengujian ini dilakukan sebuah simulasi pada saat mobil parkir, dimana keberadaan dari mobil parkir tersebut parkir di Slot A3. Dengan adanya mobil parkir tersebut maka selanjutnya modul dari DT-Sense IR Proximity Detector yang berada dislot tersebut akan mendeteksi dan selanjutnya hasil masukan dari sensor tersebut pun akan diproses dalam bentuk pengurangan jumlah slot parkir yang dapat dilihat pada layar LCD. Adapun simulasi ini dilakukan dengan intensitas cahaya terang untuk mengetahui apakah adanya pengaruh cahaya dari penggunaan modul dari DT-Sense IR Proximity Detector.

      Gambar 4.6. Hasil Pengujian Mobil Parkir Dengan Intensitas Cahaya Terang


    2. Kondisi Mobil Parkir Dengan Intensitas Cahaya Gelap

      Sama halnya dengan simulasi diatas, pengujian ini dilakukan dengan cara yang berbeda yaitu dengan melakukan proses parkir dengan intensitas cahaya gelap. Alasan hal ini dilakukan ialah untuk lebih memastikan lagi karakter dari DT-Sense IR Proximity Detector.

      Gambar 4.7. Hasil Pengujian Mobil Parkir Dengan Intensitas Cahaya Gelap


    Pengujian Motor Servo

    Pada pengujian ini merupakan pengujian dari rangkaian motor servo, pengujian ini bertujuan apakah motor servo dapar berjalan sesuai dengan harapan atau tidak. Pada alat ini penggunaan motor servo dibutuhkan sebanyak 1 buah dengan letak posisi yang berada tepat diantara DT I/O IR Transmitter & Receiver. Motor servo yang digunakan pada alat ini ialah jenis Motor Servo SG90 yang memiliki 3 buah kabel penghubung dengan keterangan, yaitu : kabel VCC sebagai tegangan positif, kabel Ground sebagai tegangan negatif dan kabel input data yang dipasangkan pada arduino uno dengan konfigurasi pin 1.

    Motor servo pada alat ini digunakan sebagai motor penggerak palang pintu yang dapat terbuka dan tertutup secara otomatis setelah menerima instruksi dari DT I/O Transmitter & Receiver.

    1. Kondisi Awal Motor Servo Saat Palang Pintu Masih Tertutup

      Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi awal dari palang pintu yang digerakan oleh motor servo. Adapun kondisi awal dari motor servo tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

      Gambar 4.8. Kondisi Awal Dari Motor Servo (Palang Pintu Masih Tertutup)


    2. Kondisi Motor Servo Saat Palang Pintu Terbuka

      Berbeda dengan kondisi motor servo diatas, kondisi berikut ini merupakan hasil inputan yang diterima oleh motor servo untuk melakukan sebuah instruksi dengan cara membuka palang pintu secara otomatis. Adapun hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

      Gambar 4.9. Hasil Pengujian Motor Servo (Palang Pintu Terbuka)


    Hasil Keluaran LCD

    Pada pengujian data keluaran yang ditampilkan oleh LCD ini bertujuan apakah hasil dari data masukan yang diperoleh dari DT-Sense IR Proximity Detector sesuai dengan harapan atau tidak. Pada alat ini jenis LCD yang digunakan ialah LCD 16x2 yang dipasangkan pada arduino uno dengan konfurasi pin 13, 12, 11, 10, 9 dan 8 dan pengurutan fungsi pin RS, EN, D4, D5, D6 dan D7.

    LCD 16x2 pada alat ini digunakan sebagai layar yang menampilkan jumlah slot parkir yang tersedia dan juga menunjukan lokasi dari slot parkir tersebut.

    1. Tampilan LCD Saat Area Parkir Kosong

      Pada hasil keluaran ini LCD 16x2 menampilkan sebuah keterangan bahwa status dari area parkir belakang masih kosong atau dengan kata lain masih adanya slot parkir yang tersedia. Adapun tampilan dari LCD tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

      Gambar 4.10. Tampilan LCD Saat Area Parkir Kosong


    2. Tampilan LCD Saat Area Parkir Penuh

      Berbeda dengan tampilan LCD diatas, pada hasil keluaran ini LCD 16x2 menampilkan sebuah keterangan mengenai status dari area parkir belakang yang telah terisi penuh. Adapun tampilan dari LCD tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

      Gambar 4.11. Tampilan LCD Saat Area Parkir Penuh


    Hasil Keluaran LED

    Pada pengujian data keluaran lainnya ialah pengujian terhadap lampu LED yang bertujuan untuk mengetahui apakah status dari area parkir dapat terindikator dengan baik atau tidak. Pada alat ini penggunaan lampu LED sebagai indikator dibutuhkan sebanyak 2 buah dengan warna yang berbeda, yaitu : hijau dan merah. Dimana masing-masing dari warna tersebut memiliki arti yang berbeda satu sama lain, lampu LED berwarna hijau menunjukan status bahwa masih adanya slot parkir yang tersedia sedangkan lampu LED berwarna merah menunjukan status dari area parkir telah terisi penuh. Lampu LED pada alat ini memiliki 2 buah kaki yaitu VCC dan Ground. Untuk menggunakannya LED tersebut dibutuhkan resistor sebesar 220 ohm yang dihubungkan pada VCC dan untuk kaki satunya dipasangkan pada arduino uno dengan konfigurasi pin A0 dan A1.

    1. LED Indikator (Status Area Parkir Kosong)

      Selain menggunakan LCD, alat ini juga dilengkapi dengan sebuah lampu indikator yang menunjukan status dari area parkir belakang. Adapun penggunaan lampu indikator tersebut menggunakan LED berwarna hijau yang menunjukan bahwa status dari area parkir belakang masih kosong atau masih adanya slot parkir yang tersedia.

      Gambar 4.12. Lampu Indikator Area Parkir Kosong


    2. LED Indikator (Status Area Parkir Penuh)

      Berbeda dengan lampu indikator diatas, lampu indikator satu ini menggunakan LED berwarna merah yang menunjukan keterangan bahwa status dari area parkir belakang telah terisi penuh yang sekaligus menginstruksikan kepada mobil yang baru datang untuk parkir diarea depan gedung sebagai lokasi alternatif lain untuk memarkirkan mobilnya.

      Gambar 4.13. Lampu Indikator Area Parkir Penuh


    Analisa

    Berdasarkan pengujian diatas dapat ditemukan sebuah analisa terhadap listing program dari pengunaan hardware. Untuk lebih mudah dalam memahami pembahasan analisa tersebut maka adapun penjelasan yang akan diuraikan sebagai berikut ini:

    Analisa Program Pada Mikrokontroler

    Implementasi

    Schedule

    1. Observasi

      Melakukan pengamatan dan pemahaman yang didapat dari lapangan untuk mengetahui proses pengerjaan, memperoleh data dan informasi tentang jenis bahan atau peralatan apa saja yang dibutuhkan. Observasi dilakukan selama 1 minggu.

    2. Pengumpulan Data

      Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem. Pengumpulan data dilakukan selama 4 minggu.

    3. Perancangan Sistem

      Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, yaitu: perancangan hardware dan perancangan software. Kedua perancangan tersebut merupakan proses yang dilakukan peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan ini dilakukan selama 5 minggu.

    4. Pengujian Sistem

      Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada dan juga untuk memastikan pemasangan hardware maupun software. Pengujian dilakukan selama 2 minggu.

    5. Evaluasi Sistem

      Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan sebuah evaluasi program. Kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu.

    6. Perbaikan Sistem

      Perbaikan sistem dilakukan pada saat adanya suatu kesalahan ataupun masalah secara teknik maupun non-teknis pada saat melakukan pengujian atau uji coba alat. Perbaikan sistem ini dilakakukan selama 2 minggu.

    7. Penambahan atau Pengurangan Sistem

      Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga sistem yang dibuat benar-benar dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan pemakai/user. Kegiatan ini dilakukan selama 3 minggu.

    8. Implementasi Sistem

      Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat maka selanjutnya akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi sistem ini dilakukan selama 2 minggu yang bersamaan dengan training user.

    9. Dokumentasi Sistem

      Sistem yang dibuat selanjutnya didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

    Tabel 4.5. Rencana Impelementasi Sistem

    No.

    Jenis Kegiatan

    Minggu Ke

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    1.

    Observasi

    2.

    Pengumpulan Data

    3.

    Perancangan Sistem

    4.

    Pengujian Sistem

    5.

    Evaluasi Sistem

    6.

    Perbaikan Sistem

    7.

    Training User

    8.

    Impelementasi Sistem

    9.

    Dokumentasi Sistem


    Setelah melakukan uji coba sistem maka langkah selanjutnya ialah implementasi alat. Kebutuhan prototype untuk sistem yang akan diimpelemtasikan adalah sebagai berikut:

    1. Kebutuhan Pendeteksi Mobil

      • 1 buah Arduino Uno R3 : Sebagai Platform untuk memasukkan program dan mengolah data pada mikrokontroler ATmega328.

      • 1 buah Motor Servo: Sebagai motor penggerak yang mampu menggerakan palang pintu pada area parkir untuk terbuka dan tertutup secara otomatis.

      • 2 buah Sensor DT I/O Infrared Transceiver & Receiver : Sebagai sensor pendeteksi mobil yang akan melintasi palang pintu pada area parkir, mobil yang terdeteksi bertindak sebagai data masukan yang akan memberikan perintah kepada motor servo untuk membuka dan menutup palang pintu secara otomatis.

      • 3 buah Modul DT-Sense Infared Proximity Detector : Sebagai sensor pendeteksi mobil yang sedang parkir, dimana dari setiap DT-Sense Infared Proximity Detector mempunyai 2 buah modul sensor infrared yang bertindak sebagai sensor pendeteksi atau penangkap data masukan ketika adanya mobil yang sedang parkir.


    2. Kebutuhan Layar Penampil dan Indikator

      • 1 buah LCD : Sebagai layar yang menampilkan jumlah slot parkir yang masih tersedia serta menunjukan lokasi dari slot parkir tersebut.

      • 1 buah LED indikator berwarna hijau : Sebagai indikator yang menunjukan bahwa masih adanya slot parkir yang kosong.

      • 1 buah LED indikator berwarna merah : Sebagai indikator yang menunjukan bahwa area parkir tersebut telah terisi penuh.

      • 1 buah buzzer : Sebagai indikator yang akan mengeluarkan suara selama beberapa detik pada saat status dari area parkir telah terisi penuh.


    Penerapan

    Pada bagian ini hal yang harus dilakukan adalah menerapkan sistem yang dibuat agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan bagi peneliti maupun instansi yang bersangkutan dimana tempat melakukan penelitian.


    Estimasi Biaya

    Dalam pembuatan alat ini adapun pembahasan mengenai keseluruhan estimasi biaya dari sistem yang dibuat dan dibutuhkan. Rincian tersebut antara lain dapat lihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 4.6. Estimasi Biaya

    No.

    Kebutuhan

    Jumlah

    Harga Satuan

    Total

    1.

    Arduino Uno

    1

    Rp 230.000,-

    Rp 230.000,-

    2.

    DT-Sense IR Proximity Detector

    3

    Rp 160.000,-

    Rp 480.000,-

    3.

    DT I/O IR Transmitter & Receiver

    2

    Rp 70.000,-

    Rp 140.000,-

    4.

    Modul LCD 16x2

    1

    Rp 100.000,-

    Rp 100.000,-

    5.

    Adaptor/Catu Daya

    1

    Rp 50.000,-

    Rp 50.000,-

    6.

    Motor Servo SG90

    1

    Rp 50.000,-

    Rp 50.000,-

    7.

    Kabel

    8

    Rp 1.500,-

    Rp 12.000,-

    8.

    Buzzer

    1

    Rp 7.000,-

    Rp 7.000,-

    9.

    Lampu LED

    2

    Rp 250,-

    Rp 500,-

    10.

    Resistor

    2

    Rp 250,-

    Rp 500,-

    11.

    Akrilik

    1

    Rp 175.000,-

    Rp 175.000,-

    12.

    Lem

    1

    Rp 5.000,-

    Rp 5.000,-

    Total Biaya

    Rp 1.250.000,-

    BAB V

    PENUTUP


    Kesimpulan

    Setelah peneliti melakukan penelitian dan mencoba memecahkan masalah yang ada, maka adapun beberapa kesimpulan yang peneliti dapatkan. Kesimpulan tersebut antara lain sebagai berikut:

    Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

    1. Prototype monitoring area parkir ini dibuat dengan bentuk seperti area parkir yang ada, sehingga sistem yang telah dibuat dapat diimplementasikan dengan baik. Pembuatan sistem monitoring ini menggunakan arduino uno sebagai platform serta pemanfaatan sensor dan komponen elektronika lainnya yang digunakan sebagai alat yang mampu mendeteksi dan menghitung jumlah mobil yang ada diarea parkir secara otomatis.

    2. Komunikasi antara arduino uno dengan sensor pendeteksi mobil yang sedang parkir dapat berjalan dengan baik apabila jarak dari mobil yang sedang parkir tepat berada 3 cm didepan sensor inframerah tersebut, data masukan yang diperoleh dari sensor inframerah tersebut selanjutnya akan diproses oleh arduino uno setelah adanya jeda waktu selama 5 detik, dimana jeda waktu yang digunakan agar sensor dapat membedakan adanya mobil yang sedang parkir ataupun adanya mobil yang hanya melintasi slot parkir tersebut secara sesaat. Proses tersebut menggunakan sebuah rumus atau bentuk penghitungan mengenai jumlah slot parkir yang tersisa.

    3. Prototype monitoring area parkir mobil ini menggunakan dua buah DT I/O IR Transmitter & Receiver yang diletakan diantara motor penggerak palang pintu. Penggunaan dari DT I/O IR Transmitter & Receiver tersebut berfungsi untuk mendeteksi ada atau tidaknya mobil yang akan melintasi palang pintu, sehingga pada saat DT I/O IR Transmitter & Receiver mendeteksi adanya mobil yang akan melintas maka data masukan yang diperoleh selanjutnya akan dikirimkan dalam bentuk instruksi kepada motor servo untuk membuka palang pintu tersebut secara otomatis.

    4. Diperolehnya data keluaran pada alat ini berasal dari penggunaan DT-Sense IR Proximity Detector yang diletakan pada setiap slot parkir yang ada, data masukan tersebut kemudian diproses oleh arduino uno dalam bentuk penghitungan yang selanjutnya dikirimkan ke sebuah layar LCD dalam bentuk informasi yang menunjukan jumlah slot parkir yang tersedia serta letak dari slot parkir tersebut.


    Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Informasi yang disampaikan oleh sistem ini dapat membantu para petugas yang berada dipos depan dalam mengetahui sisa slot parkir yang tersisa secara otomatis dengan adanya jeda waktu selama 5 detik setelah mobil tersebut parkir.

    2. Sistem ini dilengkapi dengan motor penggerak palang pintu yang dapat terbuka dan tertutup secara otomatis, sehingga dapat bekerja secara efektif dan juga meringankan pekerjaan dari petugas yang berada dipos belakang.

    3. Sistem ini dilengkapi dengan sebuah layar LCD yang berfungsi sebagai media yang memberikan infromasi. Adapun informasi yang ditampilkan tidak hanya mengenai jumlah dari slot parkir yang kosong saja, tetapi juga menunjukan letak dari lokasi slot parkir tersebut. Dengan informasi tersebut tentunya akan lebih memudahkan para pengedara mobil untuk mengetahui dimana letak dari slot parkir tersebut.

    4. Selain menggunakan LCD alat ini juga dilengkapi dengan dua buah lampu indikator dengan warna yang berbeda, yaitu : hijau dan merah. Penggunaan lampu indikator tersebut mewakili status dari area parkir belakang, dimana lampu hijau menunjukan bahwa status dari slot parkir pada area belakang masih tersedia sedangkan lampu merah menunjukan bahwa status dari area parkir belakang telah terisi penuh.


    Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

    1. Sistem parkir yang berjalan pada Perguruan Tinggi Raharja saat ini masih menggunakan cara yang bersifat manual dan juga tidak efektif dalam segi efisiensi waktu.

    2. Dalam perancangannya monitoring area parkir mobil ini menggunakan papan akrilik sebagai bahan kerangka prototype dengan penggunaan 1 buah motor servo sebagai motor penggerak palang pintu, 2 buah DT I/O Transmitter & Receiver sebagai sensor pendeteksi mobil yang akan melintasi palang pintu, 3 buah DT-Sense IR Proximity Detector yang diletakan dibeberapa titik area sebagai sensor pendeteksi mobil yang sedang parkir, 1 buah LCD sebagai media yang menampilkandata keluaran, 2 buah lampu LED sebagai indikator mengenai status dari area parkir dan 1 buah buzzer sebagai suatu alat pemberitahuan bahwa area parkir telah terisi penuh.

    3. Pengujian terhadap sistem monitoring area parkir mobil ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.


    Saran

    Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada Perguruan Tinggi Raharja, adapun beberapa saran yang dapat peneliti berikan dalam rangka pengembangan ataupun pengimplementasian sistem monitoring area parkir ini, antara lain sebagai berikut:

    1. Sistem monitoring area parkir mobil ini diharapkan lebih dikembangkan lagi dalam hal pengontrolan palang pintu agar dapat bekerja lebih baik lagi sesuai dengan perintah yang dinginkan.

    2. Sistem monitoring area parkir mobil ini diharapakan lebih ditingkatkan lagi dalam segi peletakan dan penggunaan jenis sensor mengingat prototype yang telah dibuat merupakan sebuah simulasi. Penggunaan sensor diharapkan tidak berpengaruh dengan pantulan ataupun perubahan cahaya diarea sekitar, selain itu penggunaan sensor juga diharapkan mampu mendeteksi mobil dengan jarak yang lebih jauh serta dapat membedakan antara mobil dengan objek lainnya.

    3. Petugas yang berada dipos depan diharapkan turut mengawasi sistem ini agar tidak adanya penumpukan jumlah mobil yang akan memasuki area parkir belakang, hal ini mengingat jarak antara area parkir belakang dengan pos depan yang cukup jauh mengharuskan setiap mobil yang parkir diarea tersebut harus berada dislot parkir terlebih dahulu yang kemudian disusul dengan diperbaruinya jumlah slot parkir yang tersisa.


    Kesan

    Adapun kesan yang peneliti dapatkan setelah melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, antara lain sebagai berikut:

    1. Mendapatkan banyak wawasan dan ilmu pengetahuan yang tidak didapat dalam perkuliahan.

    2. Menambah ilmu sosial terhadap masyarakat dan instansi terkait.

    3. Belajar bagaimana cara menanggapi permasalahan dilingkungan masyarakat, khususnya dibidang teknologi.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 1,0 1,1 1,2 1,3 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
    2. Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
    3. Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
    4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    5. 5,0 5,1 5,2 5,3 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
    6. 6,0 6,1 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
    7. Sholeh, Munawar. 2011. Analisis Kebijakan Nasional Tentang Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Periode 2003 - 2006 di Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Ilmiah Educational Management Vol. 2, No. 1, Desember 2011.
    8. Ichwan, M., Winarno Sugeng dan Agus Brata. 2012. Perancangan dan Implementasi Prototype Sistem Realtime Monitoring Performa Server. Jurnal Informatika Vol. 3, No. 2, Mei - Agustus 2012.
    9. 9,0 9,1 Mudjahidin dan Nyoman Dita Pahang Putra. 2010. Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Perkembangan Proyek Berbasis WEB Studi Kasus di Dinas Bina Marga dan Pemantusan. Jurnal Teknik Industri Vol. 11, No. 1, Februari 2010.
    10. 10,0 10,1 Santoso, Ari Beni, Martinus dan Sugiyanto. 2013. Pembuatan Otomasi Pengaturan Ketera Api, Pengereman, dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler. Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1, Januari 2013.
    11. Prianto, Eko, K. Ima Ismara dan Andik Asmara. 2013. Desain Sistem Kendali Kecepatan dan Counter Putaran Berbasis Teknologi Otomasi Pada Industri Kecil dan Menengah. Simposium Nasional RAPI XII 2013.
    12. Agustiawan, Yosi. 2011. Perubahan Dalam Organisasi Pada Implementasi Sistem Informasi. Teknologi Vol. 1, No. 2, Juli 2011.
    13. Saputra, Doni, Dedy Cahyadi dan Awang Harsa Kridalaksana. 2010. Sistem Otomasi Perpustakaan Dengan Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID). Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 5, No. 3, September 2010.
    14. Kristanti, Tanti dan Niluh Gede Redita A.K. 2012. Sistem Informasi Nilai SMPN 14 Bandung. Jurnal Sistem Informasi Vol. 7, No. 1, Maret 2012.
    15. 15,0 15,1 15,2 Sulindawati dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan Sistem. Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
    16. 16,0 16,1 16,2 16,3 16,4 16,5 Simamartama, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    17. Wiyancoko, Dudy. 2010. Desain Sepeda Indonesia. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
    18. 18,0 18,1 18,2 18,3 18,4 18,5 18,6 18,7 Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
    19. 19,0 19,1 19,2 19,3 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan Dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    20. 20,0 20,1 20,2 20,3 20,4 20,5 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    21. 21,0 21,1 Jaza, Khaerul dan Elzet. 2014. Perancangan Program Inventory Material Pada PT. Hikari Metalindo Pratama Cikarang Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Jurnal Bina Sarana Informatika Vol. 1, No. 1, November 2014.
    22. Saputri, Fina Rahmi. 2015. Implementasi Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Perparkiran di Kota Bukit Tinggi (Studi Kasus Pada Penentuan Lokasi, Pengadaan dan Pembangunan Gedung Parkir dan Peralatan Parkir. Jom Fisip Vol. 2, No. 1, Februari 2015.
    23. 23,0 23,1 Fais, Muhammad Noor. 2014. Pengembangan Sistem Parkir di Universitas Muria Kudus Dengan Menggunakan Enkripsi Data dan Teknologi Barcode. Jurnal SIMETRIS Vol. 5, No. 2, November 2014.
    24. Darwin, Awang Harsa Kridalaksana dan Dyna Marisa Khairina. 2014. Sistem Manajemen Parkir Menggunakan Teknologi Radio Frequency and Identification (Studi Kasus Fakultas MIPA Universitas Mulawarman. Jurnal Mulawarman Vol. 15, No. 1, April 2014.
    25. Makodian, Nuraksa. 2010. Teknologi Wireless Communication dan Wireless Broadband. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    26. 26,0 26,1 Sumardi. 2013. Mikrokontroler Belajar AVR Mulai Dari Nol. Yogyakarta: Graha Ilmu.
    27. 27,0 27,1 27,2 Syahrul. 2014. Pemrograman Mikrokontroler AVR Bahasa Assembly dan C. Bandung: Informatika.
    28. 28,0 28,1 Syahid. 2012. Rancang Bangun Robot Beroda Berbasis Android Menggunakan Komunikasi USB. JTET Vol. 1, No. 2, Agustus 2012.
    29. Gunawan, Arif, Arisco Oktafeni dan Wahyuni Khabzli. 2013. Pemantauan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013.
    30. Guntoro, Helmi, Yoyo Somantri dan Erik Haritman. 2013. Rancang Bangun Magnetic Door Lock Menggunakan Keypad dan Solenoid Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Electrans Vol. 12, No. 1, Maret 2013.
    31. Dasriyani, Yohanna, Hufri dan Yohandri. 2014. Pembuatan Set Eksperimen Gerak Jatuh Bebas Berbasis Mikrokontroler Dengan Tampilan PC. Jurnal Sainstek Vol. 6. No. 1, Juni 2014.
    32. Djuandi, Feri. 2011. Pengenalan Arduino. Jakarta: Elexmedia.
    33. 33,0 33,1 Hernanto, Dendi dan Nuzul Imam Fadillah. 2014. Pembuatan Gelang Ultrasonik Untuk Alat Bantu Mobilitas Tunanetra Menggunakan Mikrokontroler ATMEGA8. Evolusi Vol. 2, No. 2, September 2014.
    34. 34,0 34,1 Zain, Ruri Hartika. 2013. Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Sensor Passive Infra Red (PIR) Dilengkapi Kontrol Penerangan Pada Ruangan Berbasis Mikrokontroler ATMega8535 dan Real Time Clock. Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan Vol. 6, No. 1, Maret 2013.
    35. Akbari, Fiqih, Beni Irawan dan Yulrio Brianorman. 2015. Perancangan Aplikasi Remote Control Untuk Perangkat Elektrnik Menggunakan HP Berbasis Sistem Operasi Android Via Bluetooth. Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Vol. 3, No. 4, 2015.
    36. Harahap, Charles Ronald. 2010. Perancangan Robot Penjepit Barang Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535. ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Vol. 3, No. 1, Januari 2010.
    37. Nisa, Choirun, Nurfitria Widya P, Aji Santosa dan Endah Rahmawati. 2014. Perancangan Instrumentasi Pengukur Waktu dan Kecepatan Menggunakan DT-Sense Infrared Proximity Detector Untuk Pembelajaran Gerak Lurus Beraturan. Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol. 4, No. 1, Juni 2014.
    38. 38,0 38,1 Christoforus Yohannes. 2011. Sistem Penghitung Jumlah Barang Otomatis Dengan Sensor Ultrasonik. Jurnal Ilmiah “Elektrikal Enjiniring” UNHAS Vol. 9, No. 2, Mei - Agustus 2011.
    39. Padillah, Heru Andra, Arif Gunawan dan Wahyuni Khabzli. 2013. Kontrol Wireless Bionik Robot Jari Tangan Menggunakan Arduino. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol.1, No. 2, Oktober 2013.
    40. Saefullah, Asep, Dewi Immaniar dan Reza Amar Juliansyah. 2015. Sistem Kontrol Robot Pemindah Barang Menggunakan Aplikasi Android Berbasis Arduino Uno. CCIT Journal Vol. 8, No. 2, Januari 2015.
    41. Arief, Ulfah Mediaty. 2011. Pengujian Sensor Ultrasonik PING Untuk Pengukuran Level Ketinggian dan Volume Air. Jurnal Ilmiah “Elektrikal Enjiniring” UNHAS Vol. 9, No. 2, Mei - Agustus 2011.
    42. Alfith. 2015. Perancangan Traffic Light Berbasis Microcontroller ATmega 16. Jurnal Momentum Vol. 17, No. 1, Februari 2015.
    43. Rakhman, Zanuar dan M. Ibrahim Ashari. 2012. Perancangan dan Pembuatan Sistem Proteksi Kebocoran Air Pada Pelanggan PDAM Dengan Menggunakan Selenoid Valve dan Water Pressure Switch Berbasis ATMEGA 8535. Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1, April 2012.
    44. 44,0 44,1 Mulyana, Eka dan Rindi Kharisman. 2014. Perancangan Alat Peringatan Dini Bahaya Banjir Dengan Mikrokontroler Arduino Uno R3. Citec Journal Vol. 1, No. 3, Mei 2014 - Juli 2014.
    45. Yulianto, Himawan dan Teddy Marcus Zakaria. 2010. Sistem Aplikasi Penghitungan KWH Meter Online. Jurnal Sistem Informasi Vol. 5, No. 2, September 2010.
    46. 46,0 46,1 Wirdasari, Dian. 2010. Membuat Program Dengan Menggunakan Bahasa C. Jurnal SAINTIKOM Vol. 8, No. 1, Januari 2010.
    47. Semiawan, Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
    48. Elatersia Pepayosa Surbakti dan Mukhtar Nasir Harahap. 2014. Rancang Bangun Monitoring Sistem Parkir Menggunakan Visual Basic Berbasis Mikrokontroler ATmega16. Laporan Tugas Akhir Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Medan.
    49. Dyah Siti Istiqomah. 2013. Prototipe Counter Kendaraan Diruang Parkir Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Seruni - Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA Vol. 2, No. 1, Maret 2013.
    50. Bayu Dwi Rizkyadha Putra. 2012. Perancangan Counter Parkir Pada Pusat Perbelanjaan Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535. Laporan Tugas Akhir Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran.
    51. I Gusti Agung Putu Raka Agung dan I Made Irwan Susanto. 2012. Rancang Bangun Prototipe Penghitung Jumlah Orang Dalam Ruangan Terpadu Berbasis Mikrokontroler ATmega328P. Teknologi Elektro Vol. 11, No. 1, Januari - Juni 2012.
    52. Nasron. 2011. Aplikasi Counter Dengan Mikrokontroller Untuk Menghitung Penonton di Pintu Masuk Stadion Dengan Sensor PING dan LED. Teknika Vol XXXII, No. 1, Desember 2011.

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN A :

    A.1. Surat Pengantar Skripsi

    A.2. Surat Penugasan Kerja

    A.3. Form Validasi Skripsi

    A.4. KSTF (Kartu Studi Tetap Final)

    A.5. Daftar Nilai

    A.6. Kartu Bimbingan Skripsi (Pembimbing I)

    A.7. Kartu Bimbingan Skripsi (Pembimbing II)

    A.8. Form Seminar Proposal Skripsi

    A.9. Form Final Presentasi Skripsi

    A.10. Form Pendaftaran Sidang Skripsi

    A.11. Form Validasi Sidang Akademik

    A.12. Kwitansi Pembayaran Skripsi

    A.13. Kwitansi Pembayaran Sidang Skripsi

    A.14. Kwitansi Pembayaran Raharja Career

    A.15. Kwitansi Pembayaran Poster Session Skripsi

    A.16. Kwitansi Pembayaran Wisuda

    A.17. Sertifikat Prospek (Piagam Pengukuhan)

    A.18. Sertifikat TOEFL

    A.19. Sertifikat IT Internasional

    A.20. Sertifikat IT Nasional

    A.21. Sertifikat Tri Dharma

    A.22. Sertifikat Raharja Career

    A.23. CV (Curriculum Vitae)

    A.24. Form Penggantian Judul

    A.25. Slide Presentasi


    LAMPIRAN B :

    B.1. Bukti Uraian Pekerjaan

    B.2. Form Pertemuan Stakeholder Skripsi

    B.3. Bukti Wawancara

    B.4. Surat Keterangan Implementasi Program

    B.5. Journal CCIT

    B.6. Hibah Penelitian

Contributors

Yudha Qirana Meka