TI1322475598

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENDATAAN ASSET MANAGEMENT

UNTUK MONITORING KEBUTUHAN

TRAINING PADA ANGKASA

TRAINING CENTER


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1322475598
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


APLIKASI SISTEM INFORMASI PENDATAAN ASSET MANAGEMENT

UNTUK MONITORING KEBUTUHAN TRAINING

PADA ANGKASA TRAINING CENTER

Disusun Oleh :

NIM
: 1322475598
Nama
: Ronal Rivaldo
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM.)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 001405

 


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


APLIKASI SISTEM INFORMASI PENDATAAN ASSET MANAGEMENT

UNTUK MONITORING KEBUTUHAN TRAINING

PADA ANGKASA TRAINING CENTER

Dibuat Oleh :

NIM
: 1322475598
Nama
: Ronal Rivaldo

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Danang Rifai., S.Kom., MM.)
   
NID : 13003
   
NID : 15006

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


APLIKASI SISTEM INFORMASI PENDATAAN ASSET MANAGEMENT

UNTUK MONITORING KEBUTUHAN TRAINING

PADA ANGKASA TRAINING CENTER

Dibuat Oleh :

NIM
: 1322475598
Nama
: Ronal Rivaldo

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


APLIKASI SISTEM INFORMASI PENDATAAN ASSET MANAGEMENT

UNTUK MONITORING KEBUTUHAN TRAINING

PADA ANGKASA TRAINING CENTER

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

NIM
: 1322475598
Nama
: Ronal Rivaldo
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar sarjana baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di perguruan tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan ini tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
(Ronal Rivaldo)
NIM : 1322475598

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Dalam perkembangan teknologi komputer saat ini kian berkembang pesat. Teknologi komputer sudah menjadi suatu kebutuhan untuk kegiatan operasional disegala bidang. Dengan adanya sistem informasi berbasiskan komputer yang ada sekarang, maka pekerjaan yang dilakukan akan menjadi lebih efektif, Angkasa Training Center merupakan Pusat Pelatihan Penerbangan yang berada dibawah PT Lion Mentari Airlines (Lion Air Group), Penggunaan sistem informasi pendataan aset yang ada sekarang masih menggunakan sistem manual dalam melakukan kegiatan operasionalnya. ,Sistem informasi pendataan Asset Management untuk monitoring kebutuhan Training pada Angkasa Training Center masih menggunakan cara manual dengan menginput data dengan Excel sederhana sehingga sering terjadi kesalahan pada waktu pendataan, sulit dalam pencarian data dan memperlambat proses kerja karyawan. Sistem informasi pendataan yang menggunakan sistem teknologi komputer merupakan salah satu upaya untuk membantu kelancaran dalam pendataan sehingga data yang didapat lebih tepat dan akurat, maka dalam penulisan Skripsi ini peneliti memilih judul “Aplikasi Sistem Informasi Pendataan Asset Management untuk Monitoring Kebutuhan Training pada ANGKASA TRAINING CENTER”.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Pendataan, Angkasa Training Center.

ABSTRACTION

ABSTRACTION

In the development of computer technology is now growing rapidly. Computer technology has become a requirement for operational activities in all fields. With the existing computer-based information system, the work will be more effective, Angkasa Training Center is an Aviation Training Center under PT Lion Mentari Airlines (Lion Air Group), The use of existing asset data collection system is still using the system manual in conducting its operational activities. , Asset Management data collection system for monitoring the needs of Training on Angkasa Training Center still using manual way by inputting data with Excel simple so that often happened error at time of data collection, difficult in searching data and slow down work process of employees. Data collection system that uses computer technology system is one of the efforts to assist the smoothness of data collection so that the data obtained more precise and accurate, so in writing this thesis the researcher chose the title "Application of Asset Management Data Collection System for Training Needs Monitoring on ANGKASA TRAINING CENTER".

Keywords: Information System, Data Collection, Angkasa Training Center.



DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2. Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4. Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1. Perbedaan Sistem yang Berjalan dengan Sistem yang Diusulkan

Tabel 4.2. Tabel Unnormal

Tabel 4.3. Table Data Distributor

Tabel 4.4. Table Data Member

Tabel 4.5. Table Data Staff

Tabel 4.6. Table Data Lokasi

Tabel 4.7. Table Permintaan

Tabel 4.8. Table Peminjaman

Tabel 4.9. Table Mutasi

Tabel 4.10. Table Pemeliharaan

Tabel 4.11. Pengujian Black Box

Tabel 4.12. Schedule Implementasi

Tabel 4.13. Estimasi Biaya



DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Angkasa Training

Gambar 3.2. Use Case Diagram Pengadaan / Permintaan Barang

Gambar 3.3. Activity Diagram Pengadaan / Permintaan Barang

Gambar 3.4. Activity Diagram Laporan

Gambar 3.5. Sequence Diagram Pengadaan / Permintaan Barang

Gambar 3.6. Unified Modeling Language (UML)

Gambar 4.1.Use Case Diagram Sistem Pendataan Asset Management

Gambar 4.2. Activity Diagram Sistem Pendataan Asset Management

Gambar 4.3. Sequence Diagram Sistem Pendataan Asset Management

Gambar 4.4. First Normal Form (1NF)

Gambar 4.5. Second Normal Form (2NF)

Gambar 4.6. Third Normal Form (3NF)

Gambar 4.7. State Machine Sistem Asset Management Angkasa Training Center

Gambar 4.8. HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Sistem Asset Management

Gambar 4.9. Tampilan Menu Utama

Gambar 4.10. Tampilan Master Data Aset

Gambar 4.11. Tampilan Master Data Staf

Gambar 4.12. Tampilan Master Data User

Gambar 4.13. Tampilan Master Lokasi

Gambar 4.14. Tampilan Menu Transaksi Permintaan

Gambar 4.15. Tampilan Menu Transaksi Peminjaman

Gambar 4.16. Tampilan Menu Transaksi Mutasi

Gambar 4.17. Tampilan Menu Pemeliharaan

Gambar 4.18. Tampilan Menu Logout



DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM

Gambar 4. Simbol State Diagram
Gambar 5. Simbol Activity Diagram


Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi komputer saat ini kian berkembang pesat. Teknologi komputer sudah menjadi suatu kebutuhan untuk kegiatan operasional disegala bidang. Dengan adanya sistem informasi berbasiskan komputer yang ada sekarang, maka pekerjaan yang dilakukan akan menjadi lebih efektif.

Angkasa Training Center merupakan Pusat Pelatihan Penerbangan yang berada dibawah PT Lion Mentari Airlines (Lion Air Group), Penggunaan sistem informasi pendataan aset yang ada sekarang masih menggunakan sistem manual dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

Sistem pendataan Asset Management untuk monitoring kebutuhan Training pada Angkasa Training Center masih menggunakan cara manual dengan menginput data dengan Excel sederhana sehingga sering terjadi kesalahan pada waktu pendataan, sulit dalam pencarian data dan memperlambat proses kerja karyawan.

Sistem informasi pendataan yang menggunakan sistem teknologi komputer merupakan salah satu upaya untuk membantu kelancaran dalam pendataan sehingga data yang didapat lebih tepat dan akurat, maka dalam penulisan Skripsi ini peneliti memilih judul “Aplikasi Sistem Informasi Pendataan Asset Management untuk Monitoring Kebutuhan Training pada ANGKASA TRAINING CENTER”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana sistem pendataan asset management yang berjalan saat ini pada Angkasa Training Center?
  2. Apakah sistem yang berjalan saat ini mampu memonitoring tingkat kebutuhan training pada Angkasa Training Center?
  3. Apakah sistem yang berjalan saat ini sudah mampu menghasilkan laporan secara tepat dan akurat?

Ruang Lingkup

Untuk membatasi ruang penelitian yang terkait dengan pendataan asset management untuk monitoring kebutuhan training pada Angkasa Training Center. Maka perlu dibatasi pendataannya. Yaitu dengan adanya pencatatan data Asset, pencatatan asset masuk, pencatatan lokasi, pencatatan data user, pencatatan asset keluar, transaksi peminjaman, transaksi pengembalian, transaksi asset keluar, dan laporan.

Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui sistem pendataan asset management yang sedang berjalan saat ini pada Angkasa Training Center.
  2. Untuk mengetahui sistem yang berjalan saat ini sudah mampu memonitoring kebutuhan training pada Angkasa Training Center.
  3. Untuk mengetahui sistem yang berjalan saat ini sudah mampu menghasilkan laporan secara tepat dan akurat.

Manfaat Penelitian

  1. Memberikan solusi sistem pendataan asset management pada Angkasa Training Center yang terkomputerisasi secara baik.
  2. Memberikan solusi sistem yang mampu memonitoring kebutuhan training pada Angkasa Training Center.
  3. Memberikan solusi sistem yang mampu menghasilkan laporan secara tepat dan akurat.

Metodologi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan laporan Skripsi, peneliti menggunakan beberapa metode yang digunakan, adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah, sebagai berikut :

  1. Metode Pengamatan Langsung (Observation)
  2. Peneliti melakukan pengamatan langsung di Angkasa Training Center yang terletak di Desa Wanakerta, Angkasa Training Center Office, Blok GK No. 6, Sindang Jaya, Balaraja, Banten, Indonesia.

  3. Metode Wawancara (Interview)
  4. Peniliti melakukan sesi tanya jawab kepada karyawan Angkasa Training Center yang diwakilkan Bapak Aras Fadillah selaku Manager pada unit General Affair, Facility and System. Dari wawancara yang saya lakukan dengan Bapak. Aras Fadillah, saya memperoleh informasi yang saya butuhkan untuk melakukan penelitian ini.

  5. Studi Pustaka (Library Pustaka)
  6. Peneliti melakukan penelitian dengan mempelajari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber yang tertulis.

Metode Analisa Sistem

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisis SWOT. Dengan analisis SWOT ini akan dispesifikasikan tujuan dari kegiatan proyek atau usaha dimaksud dan diidentifikasi faktor – faktor internal dan eksternal yang bersifat favorable dan unfavorable dalam mencapai tujuan. Analisi SWOT ini kemudian dijadikan dijadikan sebuah strategi yang akan dibuktikan implementasi pencapaiannya.

Pada proses analisis, teknik analisis yang dilakukan adalah :

  1. Analisis Pengguna
  2. Dilakukan analisis terhadap user-user yang akan menggunakan aplikasi dan juga fungsi-fungsi apa saja yang bisa didapatkan oleh masing – masing user.

  3. Analisis kebutuhan Fungsional, non fungsional dan pengguna
  4. Pemodelan kebutuhan fungsional untuk menggambarkan fungsi sistem dan pengguna yang terlibat serta fungsi- fungsi apa saja yang bisa didapatkan oleh masing-masing pengguna dimodelkan dengan Use Case Diagram.

  5. Analisis perilaku sistem
  6. Pada tahapan ini, dilakukan analisis perilaku sistem yang dikembangkan dan dimodelkan dengan Activity Diagram dan Sequence Diagram. Activity Diagram untuk memodelkan proses use case yang berjalan di dalam sistem, sedangkan sequence diagram untuk memodelkan pengiriman pesan (message) antar object dan kronologinya.

  7. Analisis sistem berjalan saat ini

Metode Perancangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SDLC (System Development Life Cycle) dengan tahapan sebagai berikut :

  1. Perencanaan (Planning)
  2. Tahap perencanaan adalah tahap awal pengembangan sistem yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhan sumber daya, seperti : perangkat fisik, metode dan anggaran yang sifatnya masih umum. Dalam tahap ini juga dilakukan langkah-langkah berupa: mendefinisikan masalah, menentukan tujuan sistem, mengidentifikasi kendala-kendala sistem dan membuat studi kelayakan.

  3. Analisis (Analysis)
  4. Tahap analisis merupakan tahap penelitian atas sistem yang berjalan dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru dengan menggunakan tools atau alat bantu UML (Unified Modeling Language) dengan software visual paradigmn yaitu sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar, menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan piranti lunak berbasis “OO” (Object Orientied) melalui tahap : Use Case Diagram, Sequence Diagram, dan Activity Diagram yang dilakukan melalui 4 (empat) tahap, yaitu: (1) Survey terhadap sistem yang berjalan, (2) Analisa terhadap temuan survey, (3) Identifikasi kebutuhan informasi dengan menggunakan alat bantu elisitasi melalui 4 (empat) tahapan, yaitu tahap 1 (satu) mencakup semua kebutuhan sistem, tahap 2 (dua) melakukan pengelompokkan kebutuhan dengan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential) selanjutnya tahap 3 (tiga) dengan TOE (Technical, Operational dan Economic) serta tahap final, (4) Identifikasi persyaratan sistem. Hasil analisa kemudian dibuat laporan untuk masukan dalam perancangan sistem yang diusulkan.

  5. Desain (Design)
  6. Tahap Design yaitu tahap dalam menentukan proses data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuan memenuhi kebutuhan user dengan alat bantu UML dengan software visual paradigmn Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Statechart Diagram dan Activity Diagram. Proses design akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada : struktur data dengan menggunakan MySQL, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dengan menggunakan Dreamweaver CS5, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : menyiapkan rancangan sistem yang rinci, mengidentifikasi alternatif konfigurasi sistem dan menyiapkan usulan implementasi.

  7. Implementasi (Implementation)
  8. Tahap implementasi adalah tahap dimana rancangan sistem yang dibentuk menjadi suatu kode (program) yang siap untuk dioperasikan. Langkah-langkahnya yaitu : menyiapkan fasilitas fisik dan personil, dan melakukan simulasi.

  9. Pemeliharaan (Maintenance)
  10. Setelah melakukan implementasi terhadap sistem baru, tahap berikutnya yang perlu dilakukan adalah pemakaian atau penggunaan, audit sistem, penjagaan, perbaikan dan pengembangan sistem.

    Metode Pengujian

    Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Black Box Testing. Black Box Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba Black Box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa katagori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

    Sistematika Penulisan

    Untuk memahami lebih jelas laporan Skripsi ini, maka peneliti mengelompokkan materi laporan ini menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaiannya adalah sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN
    Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI
    Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan sistem, definisi sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, konsep sistem informasi, konsep dasar organisasi sistem, dan definisi-definisi yang berkaitan dengan absensi pegawai serta definisi pendukung lain seperti UML (Unified Modelling Language) dan Literature Review.

    BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN
    Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat Angkasa Training Center (Member of Lion Air Group), struktur organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab, tatacara laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi dan elisitasi.

    BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
    Bab ini menjelaskan rancangan sistem usulan, rancangan basis data, rancangan program, rancangan proses, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, , evaluasi, implementasi dan estimasi biaya.

    BAB V PENUTUP
    Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    konsep Dasar Sistem

    1. Definisi Sistem

    Menurut Ricard F. Neuschel dalam Rohmat Taufiq (2013: 2), Mendefinisikan bahwa "sistem sebagai urut-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. Adapun pendekatan yang lebih menekankan pada elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu".

    Menurut Hutahaenan (2015: 2), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu”.

    Menurut Tiara (2013: 10), “Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan output yang diinginkan."

    Dari ketiga pendapat di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

    Karakteristik Sistem

    Menurut Hutahaean dalam bukunya yang berjudul “Konsep Sistem Informasi” (2015: 3-5), bahwa supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik yaitu :

    1. Komponen Sistem (Components)
      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
    2. Batasan Sistem (Boundary)
      Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan suatu istem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
    3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
      Lingkungan luar sistem (Environment) adalah diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
    4. Penghubung Sistem (Interface)
      Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber - sumber daya mengalir dari subsitem ke subsistem lain.
    5. Masukkan Sistem (input)
      Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal (signal input).
    6. Keluaran Sistem (output)
      Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
    7. Pengolah Sistem (Process)
      Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.
    8. Sasaran Sistem (Objective)
      Suatu Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.


    Klasifikasi Sistem

    Menurut Menurut Hutahaean (2015: 6-7), Sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang :

    1. Sistem abstrak dan sistem fisik
      Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikliran-pemikiran atau yang tidak tampak secara fisik., sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.
    2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
      Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak di buat oleh manusia. Misalnya sistem perputaran bumi Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut human machine sistem.
    3. Sistem tertentu (deterministic) dan system tidak tertentu (probobalistic)
      Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.
    4. Sistem terbuka dan sistem tertutup
      Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.
      Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan ouput dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

    Tujuan Sistem

    Menurut Rohmat Taufiq (2013: 5), “Tujuan sistem merupakan sarana atau hasil yang di inginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lambaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya”.

    Tujuan sangat berperan penting karna tanpa adanya suatu tujuan yang jelas maka segala sesuatu pasti akan tidak jelas dan hancur berantakan, tapi dengan adanya tujuan yang jelas pasti akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasaran

    Begitu pula dengan sistem, sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan jelas dan terukur yang sangat memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstruktur untuk mencapainya.

    Dan dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunakan langkah-langkah yang terstruktur maka kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuia dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

    Konsep Dasar Informasi

    Definisi Sistem Informasi

    Menurut Taufiq (2013: 17), “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

    Menurut Hutahaean (2015: 13), “Sistem informasi adalah suatu sistem didalarn suatu organisasi yang memperternukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dan suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan”.

    Menurut Abdul Kadir dalam bukunya “Pengenalan Sistem Informasi” (2014: 8), “Sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja) ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi) dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran”.

    Kemudian dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem dengan beberapa bagian didalamnya yang melibatkan sebuah teknologi informasi yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

    Klasifikasi Sistem Informasi

    Menurut Abdul Kadir (2013: 89), Ada berbagai cara untuk mengelompokkan sistem informasi. Adapun klasifikasi yang sering dipakai selalu berdasarkan pada:

    1. Level Organisasi
    2. Area Fungsional
    3. Dukungan yang diberikan
    4. Arsitektur sistem informasi

    Komponen Sistem Informasi

    Menurut Hutahaean dalam bukunya “Konsep Sistem Informasi” (2015: 13-14) , Sistem informasi terdiri dan komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu:

    1. Blok masukkan (input block)
      Input mewakili data yang masuk ke dalarn sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk rnenangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat herupa dokumen dasar.
    2. Blok model (model block)
      Blok ini terdiri dan kombinasi prosedur, logika dan metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk rnenghasilkan keluaran yangsudahdiinginkan.
    3. Blok keluaran (output block)
      Produk dan sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta sernua pemakai sistem.
    4. Blok keluaran (output block)
      Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirirnkan keluaran dan membantu pengendalian diri secara keseluruhan. teknologi terdiri dan unsur utama :
      1. Teknisi (human ware atau brain ware)
      2. Perangkat lunak (software)
      3. Perangkat keras (hardware))
    5. Blok basis data (data base block)
      Merupakan kumpulan dan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
    6. Blok basis data (data base block)
      Merupakan kumpulan dan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
    7. Blok kendali (control block)
      Banyak faktor yang dapat merusak sistern informasi, misalnya bencana alam, api, temperatur tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistern itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidak efisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

    Kualitas Informasi

    Menurut Mustakini (2013: 37), Informasi mempunyai tiga kualitas informasi, antara lain:

    1. Accurate
      Informasi harus bebas dari kesalahan kesalahan dan tidak menyesatkan, dalam hal informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
    2. Timeliness
      Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using tidak akan memiliki nilai nnilai karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusaan dimana bila mengambil keputusan terlambat maka akan fatal untuk organisasi
    3. Relevance
      Informasi harus mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan. Nilai informasi di tentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaat lebih efektif di bandingkan dengan biaya mendapatkannya.

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Yuanita, dan Sukadi (2012:4) dalam jurnalnya, Perancangan sistem merupakan tahap lanjutan setelah tahap analisis sistem, yang bertujuan untuk mendefinisikan kebutuhan kebutuhan fungsional, mempersiapkan pembuatan implementasi sistem baru, menggambarkan sistem baru, mengatur dan merencanakan elemen-elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh, serta mengkonfigurasikan perangkat-perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan sistem baru.

    Tujuan Perancangan Sistem

    Perancangan sistem memiliki dua tujuan utama yaitu sebagai berikut :

    1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem secara logika dengan memberikan gambaran umum tentang sistem tersebut.
    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram computer dan ahli teknisi yang terlibat pada sistem tersebut

    Teori Khusus

    Definisi Pendataan

    Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2014)[1], Penelitian yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Pendataan Kartu Keluarga Berbasis Web Pada Kelurahan Cikokol Kota Tangerang” Penelitian ini mengungkapkan bahwa, Pendataan merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta menggambarkan kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu atau dapat di artikan juga sebagai sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berbentuk suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

    Definisi Asset Management

    Menurut Sugiama, A Gima (2013) Setiap organisasi perusahaan swasta maupun pemerintah tentunya memiliki aset baik yang berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intagible). Setiap aset yang dimiliki haruslah dikelola dengan efektif dan efisien sehingga aset tersebut dapat memberikan manfaat tertinggi bagi perusahaan. Istilah manajemen aset mungkin jarang didengar oleh banyak orang. Orang lain lebih sering mendengar atau mengatakan istilah manajemen dan aset secara terpisah. Manajemen yang dimaksud mencakup 4 (empat) fungsi dasar, yaitu Planning, Organizing, Leading, dan Controlling, sedangkan yang dimaksud dengan aset pada umumnya adalah kekayaan. Kekayaan itu bisa dalam bentuk kekayaan berwujud (fisik) maupun tidak berwujud. Kekayaan yang berwujud yang dimiliki oleh perusahaan misal tanah, gedung, peralatan dan mesin. Aset berwujud yang berorientasi pada pelayanan publik seperti Inftastruktur diantaranya mencakup jalan raya, jembatan, pelabuhan, dan irigasi. Sedangkan kekayaan yang tidak berwujud, contohnya adalah hak kekayaan intelektual, hak cipta, hak paten dan lain-lain. Berdasarkan uraian tersebut diatas, aset dapat diartikulasikan sebagai sesuatu yang berwujud maupun tidak berwujud yang memiliki potensi untuk mencapai visi dan misi. Dalam perspektif lainnya, aset diartikan sebagai berikut: aset adalah segala sesuatu yang memiliki nilai ekonomi yang dapat dimiliki baik oleh individu, perusahaan, maupun dimiliki pemerintah yang dapat dinilai secara finansial. Aset atau kekayaan yang dimiliki oleh individu misal rumah, tanah, kendaraan, dan sebagainya. Aset milik perusahaan misal bangunan kantor, lahan perusahaan, peralatan dan mesin, perlengkapan serta properti lainnya. Secara eksplisit aset menurut sudut pandang ekonomi adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang dimiliki oleh seseorang, organisasi baik swasta maupun pemerintah yang memiliki:

    1. Nilai ekonomi (economic value)
    2. Nilai komersial (commercial value)
    3. Nilai tukar (exchange value)

    Aset juga dapat diartikan dari sudut pandang akuntansi, yaitu kekayaan yang mencakup:

    1. Kekayaan lancar (uang kas dan kekayaan lancar lainnya)
    2. Aset jangka panjang atau aset tetap (long-term assets misal real estate, pabrik, peralatan dan perlengkapan)
    3. prepaid and deferred assets (expenditures for future costs misalnya asuransi, hak sewa, dan bunga)
    4. harta tak berwujud (intangible assets) seperti hak merek (trademarks), hak paten, hak cipta (copyrights), dan nama baik atau goodwill

    Aset merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Banyak perusahaan masih menganggap manajemen aset secara fisik hanyalah sekedar instrumen pengelolaan daftar aset. Realita di lapangan menunjukkan banyak kasus yang sebenarnya dimulai dari salah kelola dan salah urus masalah aset, sehingga berdampak kerugian yang tidak sedikit. Sebagai contoh optimalisasi sumber daya tidak bisa dilakukan secara maksimal karena tidak teridentifikasi dengan jelas, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu alat produksi sudah saatnya untuk diganti atau masih layak untuk di maintenanance. Pertanyaan berikutnya apabila harus di maintenance kapan waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut, apabila harus diganti apakah dengan jenis alat yang sama atau ada alternatif lain yang lebih baik. Keputusan akan pilihan-pilihan dalam pengelolaan aset hanya bisa terjawab dengan tepat bila kita memiliki informasi yang jelas tentang aset tersebut.

    Konsep Management Aset

    Menurut Sugiama (2013:15) berdasarkan pada pengelolaan aset fisik, secara definitif manajemen aset adalah ilmu dan seni untuk memandu pengelolaan kekayaan yang mencakup proses merencanakan kebutuhan aset, mendapatkan, menginventarisasi, melakukan legal audit, menilai, mengoperasikan, memelihara, membaharukan atau menghapuskan hingga mengalihkan aset secara efektif dan efisien.

    Berbagai pengertian mengenai manajemen aset tersebut mengatakan bahwa manajemen aset merupakan suatu proses sistematis yang mempertahankan, meng-upgrade, dan mengoperasikan aset dengan cara yang paling hemat biaya melalui penciptaan, akuisisi, operasi, pemeliharaan, rehabilitasi, dan penghapusan aset yang terkait dengan (1) mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan aset, (2) mengidentifikasi kebutuhan dana, (3) memperoleh aset, (4) menyediakan sistem dukungan logistik dan pemeliharaan untuk aset, (5) menghapus atau memperbaharui aset sehingga secara efektif dan efisien dapat memenuhi tujuan. Inti dari manajemen aset yaitu bahwa pengelolaan aset berkaitan dengan menerapkan penilaian teknis dan keuangan dan praktek manajemen yang baik untuk memutuskan apa yang dibutuhkan aset untuk memenuhi tujuan bisnis, dan kemudian untuk memperoleh dan mempertahankan aset selama umur hidup aset tersebut sampai ke pembuangan dan terbagi menjadi 5, yaitu :

    1. Inventarisasi aset.
      Inventarisasi Aset merupakan kegiatan yang terdiri dari dua aspek, yaitu inventarisasi fisik dan yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan. Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodifikasi/labelling, pengelompokkan dan pembukuan/administrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset.
    2. Legal audit.
      Demikian menyangkut legal audit sebagai lingkup kerja manajemen aset yang berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaann atau pengalihan aset. Selanjutnya identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal, dan strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan dan pengalihan aset. Masalah yang sering dihadapi dalam legal audit, menyangkut status penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahan aset yang tidak termonitor dan lain lain.
    3. Penilaian aset.
      Kesatuan kerja lanjutan dari manajemen aset, yaitu berupa kegiatan penilaian aset sebagai upaya penilaian atas aset yang dikuasai pemerintah daerah dan biasanya kegiatan ini dilakukan oleh konsultan penilaian independent. Hasil dari nilai tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual.
    4. Optimalisasi aset.
      Selanjutnya optimalisasi asset merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki asset tersebut.Dalam kegiatan ini aset-aset yang dikuasai Pemda diidentifikasi dan dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dan yang tidak memiliki potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor unggulan yang dapat menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan ekonomi nasional, baik dalm jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Untuk menentukan hal tersebut harus terukur dan trnsfaran, sedangkan aset yang tidak dapat dioptimalkan, harus dicari faktor penyebabnya, apakah faktor permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi yang rendah ataupun faktor lainnya, sehinnga setiap aset nantinya memberikan nilai tersendiri. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.
    5. Pengawasan dan Pengendalian.
      Kemudian sebagai kegiatan akhir dari manajemen aset yaitu pengawasan dan pengendalian dan hal ini sering menjadi bahan hujatan terhadap Pemda saat ini.Sarana yang paling efektif untuk meningkatkan kinerja aspek ini adalah pengembanan SIMA. Melalui SIMA, transparansi kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan pengawasan dan pengendalian yang lemah. Dalam SIMA, keempat aspek di atas diakomodasi dalam sistem dengan menambah aspek pengawasan dan pengendalian. Demikian setiap penanganan terhadap suatu aset, termonitor jelas, mulai dari lingkup penanganan hingga siapa yang bertanggungjawab menanganinya. Hal ini akan diharapkan meminimalkan KKN dalam pelaksanaan pelayanan oleh Pemda.

    Tujuan Management Aset

    Menurut Sugiama (2013:15) Tujuan manajemen aset dapat ditentukan dari berbagai dimensi atau sudut pandang. Secara umum tujuan manajemen aset adalah untuk pengambilan keputusan yang tepat agar aset yang dikelola berfungsi secara efektif dan efisien. Efektif adalah pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektif dalam pengelolaan aset berarti aset yang dikelola dapat mencapai tujuan yang diharapkan organisasi bersangkutan, misal mencapai kinerja tertinggi dalam pelayanan pelanggan. Sedangkan efektivitas berarti derajat keberhasilan yang dapat dicapai berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Atau efektifitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tinggi-rendahnya target yang telah dicapai misal jumlah capaian, derajat kualitas, waktu dan lain-lain. Sebuah capaian dapat dinyatakan dalam prosentase target yang dicapai dari keseluruhan target yang ditetapkan. Jika capaian target tersebut tinggi, berarti efektifitasnya makin tinggi pula. Serangkaian kegiatan yang dapat merealisasikan tujuan dengan tepat, maka berarti seluruh kegiatan tersebut memiliki efektifitas yang tinggi. Dengan kata lain efektif itu mampu mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Adapun efisien berarti menggunakan sumber daya serendah mungkin untuk mendapat hasil (output) yang tinggi, atau efisien itu rasio yang tinggi antara output dengan input. Dalam manajemen aset, efisiensi yang senantiasa melekat dalam setiap tahap pengelolaan aset terutama upaya mencapai efisiensi yang tinggi dalam menggunakan waktu, tenaga, dan biaya. Jika tujuan aset dinyatakan lebih spesifik dibanding tujuan secara umum, maka tujuan manajemen aset yang lebih rinci adalah agar mampu:

    1. Meminimisasi biaya selama umur aset bersangkutan (to minimize the whole life cost of assets)
    2. Dapat menghasilkan laba maksimum (profit maximum)
    3. Dapat mencapai penggunaan serta pemanfaatan aset secara optimum (optimizing the utilization of assets)

    Definisi Monitoring

    Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input/masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan. Adapun pengertian monitoring menurut para ahli :

    1. (Cassely dan Kumar 2011) Monitoring merupakan program yang terintegrasi, bagian penting dipraktek manajemen yang baik dan arena itu merupakan bagian integral di manajemen sehari-hari.
    2. (Calyton dan Petry 2010) Monitoring sebagai suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen program/proyek.
    3. (Oxfam 2012)[2], Monitoring adalah mekanisme yang sudah menyatu untuk memeriksa yang sudah untuk memeriksan bahwa semua berjalan untuk direncanakan dan memberi kesempatan agar penyesuaian dapat dilakukan secara metodologis.
    4. (WHO) Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi.

    Unified Modeling Language (UML)

    1. Definisi Unified Modeling Language (UML)

    Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:22) ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan yang digunakan untuk merancang, mendokumentasikan sebuh sistem perangkat lunak.

    2. Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)

    Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:15), langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

    1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
    2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use casediagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
    3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
    4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
    5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
    6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.
    7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
    8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
    9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
    10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
    11. Mulailah membangun sistem. Ada 2 (dua) pendekatan yang tepat digunakan:
      1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
      2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
    12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
    13. Perangkat lunak siap dirilis.

    3. Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)

    Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:25) Bangunan dasar metodologi UML menggunakan 3 (tiga) bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

    1. Sesuatu (things)
    2. Ada 4 (empat) things dalamUML, yaitu:

      1. Structural things
        Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
      2. Behavioral things
        Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.
      3. Grouping things
        Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.
      4. Annotational things
        Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML)dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).
    3. Relasi (Relationship)
      1. Ketergantungan
        Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).
      2. Asosiasi
        Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
      3. Generalisasi
        Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.
      4. Realisasi
        Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.
    4. Diagram

    Ada 5 (lima) macam diagram dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :

    1. Use Case Diagram
      Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
    2. Class Diagram
      Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi antar objek.
    3. Sequence Diagram
      Diagram ini memperlihatkan interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.
    4. State Chart Diagram
      Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, dan aktifitas. Diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi dan terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.
    5. Activity Diagram
      Diagram ini memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

    4. Diagram-diagram UML (Unified Modeling Language)

    Menurut Widodo dalam Esa Wijayanti (2014:28), diagram-diagram UML terdiri dari :

    1. Diagram Kelas (Class Diagram)
      Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.Diagram ini umum dijumpai pada permodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.
    2. Diagram paket (Package Diagram)
      Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.
    3. Diagram use case
      Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasikan dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
    4. Diagram interaksi dan sequence (urutan)
      Bersifat dinamis.Diagram urutan adalah interaksi yang menekan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
    5. Diagram komunikasi (communication diagram)
      Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML Versi 1,4. Yang menekan organisasi structural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.
    6. Diagram statechart (statechart diagram)
      Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state),transisi, kejadian serta aktivitas.
    7. Diagram aktivitas (activity diagram)
      Bersifat dinamis.Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.Diagram ini terutama penting dalam permodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan member tekanan pada aliran kendali antar objek.
    8. Diagram komponen (component diagram)
      Bersifat statis.Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantunagn sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.
    9. Diagram deployment (deployment diagram)
      Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time) .Memuat simpul-simpul berserta komponen-komponen yang di dalamnya.

    Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flow diagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.

    Microsoft Visual Basic

    1. Microsoft Visual Basic

    Menurut Halim dalam jurnal Teknomatika Vol.1 No.3 (2011)[3], “Microsoft Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat program aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface). Visual basic adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang menggunakan pendekatan Graphical User Interface (GUI) yang mudah digunakan juga merupakan sebuah program aplikasi berbasis Windows. Beberapa kemampuan atau manfaat dari bahasa pemrograman visual basic diantaranya :

    1. Untuk membuat program aplikasi berbasis windows
    2. Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti misalnya control ActiveX,File, Help, aplikasi internet dan sebagainya.
    3. Menguji program (Debugging) dan menghasilkan program akhir yang bersifat executable, atau dapat langsung dijalankan.

    Konsep Dasar Database

    1. Definisi Database

    Menurut Chr. Jimmy L. Gaol dalam Lindawati (38: 2014)[4], “Database adalah kumpulan datanya, sedangkan program pengelolaannya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data dan melaporkan data dalam database”.

    Dalam satu file atau table terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu record (umumnya digambarkan sebagai baris data) terdiri dari field yang saling berhubungan menunjukan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan disimpan dalam satu record. Adapun stuktur Database adalah: File atau Table.

    Record adalah elemen data atau field. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria penting, yaitu :

    1. Bersifat data oriented dan bukan program oriented.
    2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya.
    3. Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.
    4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah.
    5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda

    Menururt Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi (2013:111)[5], Database mempunyai dua varian model, yaitu model Post-relational database dan model Object database.

    1. Post-relational database models
      Sebuah produk yang menawarkan model data yang lebih umum dari model relasional dan dikenal sebagai post-relatinonal. Model data dalam produk tersebut mencakup hubungan namun tidak dibatasi oleh prinsip informasi yang mana mewakili semua informasi dengan nilai-nilai data dalam kaitannya dengan hal itu.
    2. Object database models
      Database ini berusaha untuk membawa dunia database dan aplikasi dunia pemrograman lebih dekat bersama-sama, khususnya dengan memastikan bahwa database menggunakan jenis sistem yang sama seperti program aplikasi.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi informasi dari basis data tersebut.

    Pengujian Black Box Testing

    1. Definisi Pengujian atau Testing

    Menurut Simarmata dalam Nina Rahayu (2014:41) “pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan kesalahan”.

    Menurut Rizky dalam Nina Rahayu (2014:41) “testing adalah sebuah proses sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

    2. Definisi Black Box Testing

    Menurut Rizky dalam Nina Rahayu (2014:42), black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

    Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

    1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.
    2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.
    3. Hasil dari blackbox testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.
    4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

    Elisitasi

    Menurut Rahardja, dkk dalam Jurnal CCIT Vol – 04 NO.3 (2011:302)[6], “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.” Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

    1. Elisitasi Tahap I
      Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. Elisitasi Tahap II
      Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
      1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
    3. Elisitasi Tahap III
      Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:
      1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
      2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
      3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
      2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
      3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
    4. Final Draft Elisitasi
      Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan
    5. Litelature Review

      Menurut Mulyandi dalam Nina Rahayu (2014:49)[7], “Penelitian sebelumnya (literature review) merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang di lakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.

      Dalam upaya perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitian yang sama dibidang ini.

      Berikut penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain:

      1. Penelitian yang dilakukan oleh Yulia Dewi Noer Lutfi Kurniasih (2014)[8], Penelitian yang berjudul "Sistem Monitoring Pengisian Air Pada Toren Melalui Informasi SMS Berbasis Mikrokontroller Atmega 8" ini membuat perancangan protype pengontrolan air pada toren yang dikendalikan dari handphone melalui SMS dengan sistem yang berkerja adalah sensor yang terhubung dengan mikrokontroller dan switch yang akan memberikan peringatan keadaan air dalam toren kepada handphone client atau pemilik dengan nomor yang telah didaftarkan.
      2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Holis (2011) [9] Penelitian yang berjudul “Perancangan dan Implementasi Monitoring Jaringan Lokal Menggunakan Sistem Kerja Backdoor” ini bertujuan membuat Aplikasi yang memungkinkan administrator untuk mengontrol aktivitas yang dilakukan client dan dapat memberi peringatan apabila aktivitas tersebut tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Aplikasi ini (aplikasi client) berjalan secara background dan tidak muncul pada Task Manager hingga admin dapat memonitor komputer client tanpa diketahui. Aplikasi monitoring ini dapat membantu administrator dalam mengatur aktivitas-aktivitas pada jaringan lokal.
      3. Penelitian yang dilakukan oleh Bambang S. Joko pada jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 16 No.2 (2010)[10] yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen Perguruan Tinggi dalam Bidang Pendataan Pendidikan Tinggi” ini bertujuan untuk mengetahui data yang dilakukan secara kualitatif, yakni secara deskriptif argumentatif dengan langkah-langkah pendeskripsian data, analisis data, dan penyimpulan.
      4. Penelitian yang dilakukan oleh Faisal Munadi (2013)[11] Penelitian yang berjudul “Sistem Informasi Pendataan Alumni Berbasis Web Pada STMIK U'Budiyah Indonesia” Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa untuk menyajikan informasi Alumni STMIK U’Budiyah Indonesia yang meliputi penyajian data alumni. Serta informasi lainnya yang dirasa perlu untuk disajikan pada saat dibutuhkan seperti, memudahkan pencarian alumni lama atau baru. Pengembangan sistem informasi berbasis web ini, maka penanganan terhadap perubahan data baik itu penambahan, pengurangan atau pencarian data akan lebih mudah.
      5. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ika Rinawati dkk pada jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol. 8 No.2 (2010)[12] yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Monitoring Untuk Perbaikan Manajemen Usaha Peternakan DOC (Studi Kasus di PT. Sierad, Tbk)” bertujuan Melaksanaan sistem informasi yang dapat memfasilitasi aliran data antara departements dan meningkatkan akurasi data yang disimpan sehingga mereka dapat mengatasi risiko yang ada dalam perusahaan dan meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan. implementation of information systems that can be facilitate the flow of data between departements and increase the accuracy of the data stored so that they can overcome the risk that exist within the enterprise and increase the level of corporate profit.
      6. Penelitian yang dilakukan oleh Pipih Prihandini (2011)[13] Penelitian yang berjudul “Sistem Informasi Pendataan Penduduk Pada Kelurahan Pendurenan Menggunakn Visual Basic.Net Dan Microsoft Access” Penelitian ini bertujuan Untuk Membuat sistem yang dibuat melalui pengembangan perangkat lunak dengan metode waterfall yang dapat berfungsi dengan tepat dan dapat mengatasi masalah pendataan penduduk yang ada di dalam Kelurahan Pedurenan.
      7. Penelitian yang dilakukan oleh Ali Ibrahim pada Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Jurusan Siatem Informasi (JUSI) Vol. 1 No. 2 (2011)[14] Yang Berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Tugas Akhir Short Message service (SMS) Gateway di Fasilkom Unsri” ini bertujuan untuk menyajikan pengembangan sistem informasi monitoring Tugas Akhir yang dapat membantu administrasi jurusan: (1) memberikan status Proposal tugas akhir mahasiswa, (2) memberikan informasi jadwal seminar kepada mahasiswa, dan (3) mengingatkan mahasiswa yang proposalnya sudah diterima tapi belum diproses.

      Berdasarkan literature-literature review diatas, perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada metode yang digunakan, objek penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, dan metode pengembangan sistem yang digunakan. Pada penelitian saat ini digunakan metode pengembangan model SDLC dengan teknik analisis obyek penelitian dan perancangan berorientasi objek menggunakan model UML, dan teknik pengujian sistem menggunakan pendekatan Black Box Testing. Sementara untuk objek penelitian dengan ruang lingkup penelitian lebih kearah pencatatan data pegawai, pencatatan data guru, pembuatan jadwal, proses absensi, rekap absensi dan laporan kinerja pegawai. Dan tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui sistem absensi yang berjalan saat ini sudah mampu mengukur tingkat kinerja guru dengan cepat dan akurat.

      BAB III

      ANALISA SISTEM BERJALAN

      Gambaran Umum Perusahaan

      Angkasa Training Center merupakan Pusat Pelatihan Penerbangan yang berada dibawah naungan Lion Air Group, yang merupakan pusat pelatihan untuk Pilot, Flight Attendant, Flight Operations Officer, Technic dan General , yang akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas bagi penerbangan regional dan internasional. Semua kegiatan pengolahan kebutuhan fasilitas training masih beroperasi secara manual, informasi yang dihasilkan secara manual akan menghambat kegiatan operasional dan informasi manajemen menjadi simpang siur. Hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga ahli yang kompeten untuk menghasilkan sistem yang baik, data yang dibutuhkan tidak tersedia pada saat itu dan terhambatnya laporan-laporan yang masuk kepada manajemen

      Sejarah Singkat

      Angkasa Training Center berdiri pada tanggal 20 Januari 2016 yang sebelumnya merupakan Lion Air Training Center yang beralamat di LION CITY Angkasa Training Center Facility, Komplek Perkantoran LION AIR Talaga Bestari, Jl. Harmony Raya Blok GK No. 6, Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang 15560, Banten, Indonesia dan LION AIR VILLAGE, Jalan Marsekal Suryadarma, Komplek Bandara Mas Blok A-18 Tangerang, Banten yang sudah mempunyai sertifikasi perizinan dari Ministry Of Transportation Directorate General of Civil Aviation (Republic of Indonesia) dengan Nomor 142D-008 (DAAO Form No.142-02 2015).

      Visi, Misi, Tujuan dan Nilai Pada Angkasa Training Center

      Visi Angkasa Training Center adalah Menjadi pusat pelatihan penerbangan yang dikelola oleh tim yang kuat, aktif menyuarakan keselamatan dan memberikan pelayanan kepada pelanggan secara professional.

      Misi Angkasa Training Center adalah sebagai berikut :

      1. Menyelenggarakan pelatihan bermutu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pelanggan dan karyawan.
      2. Menyelenggarakan pelatihan yang disiapkan oleh tim berpengalaman, berpikiran maju, bertanggung jawab dan menyenangkan.
      3. 3Bermitra dengan perorangan dan organisasi untuk menyuarakan keselamatan.
      4. Mengupayakan pengembangan dan mempertahankan kemampuan semua karyawan untuk membuahkan hasil dan nilai terbaik agar dapat menikmati
      5. Menghargai kemampuan setiap karyawan sebagai asset yang bernilai.

      Tujuan Angkasa Training Center adalah sebagai berikut :

      1. Memberikan pelayanan terbaik untuk menjamin kepuasan pelanggan
      2. Menyelenggarakan jasa pelatihan penerbangan kepada pelanggan dan memberikan pelatihan – pelatihan dasar maupun lanjutan kepada semua karyawan Angkasa Training Center untuk meningkatkan keterampilan.
      3. Membangun budaya kerja yang baik dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman untuk dapat memberikan pelayanan maksimal.
      4. Menjadikan Angkasa Training Center sebagai pusat belajar dan rujukan.
      5. Menerapkan ukuran ukura terbaik untuk pelatihan penerbangan.
      6. Menyusun kurikulum pelatihan penerbangan berdasarkan ilmu pengetahuan terkini, prinsip – prinsip etika dan peraturan nasional maupun internasional.

      Nilai Angkasa Training Center adalah sebagai berikut :

      1. Keunggulan ilmu pengetahuan
      2. Keterbukaan dan tanggung jawab
      3. Ragam budaya, kepribadian dan martabat manusia
      4. Pemberdayaan dan peningkatan kemampuan
      5. Pengelolaan perusahaan secara baik
      6. Langkah – langkah yang maju dan kepedulian
      7. perubahan

      Struktur Organisasi

      Dalam sebuah perusahaan pasti terdapat Stuktur Organisasi, dan berikut adalah Struktur Organisasi pada Angkasa Training Center

      Wewenang dan Tanggung Jawab

      Dalam sebuah perusahaan pasti terdapat bagian-bagian yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam menyelesaikan semua pekerjaanya. Wewenang dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada Angkasa Training Center sebagai berikut :

      1. Deputy Director

      1. Memastikan semua sertifikat pelatihan dan persetujuan telah diperbarui dan berlaku.
      2. Memonitor ketentuan yang dibutuhkan dari Lion Air Group dan konsumen.
      3. mengelola pengembangan program pelatihan untuk memenuhi peraturan pelatihan dan standar industry.
      4. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan atau program training dan jadwal untuk kebutuhan training konsumen.
      5. Memonitor kegiatan administrasi dan akunting.
      6. Membangun dan mengembangkan semua sumber daya manusia yang ada diperusahaan.
      7. Menyusun anggaran dan rencanan kerja.
      8. Mengkoordinasikan kegiatan pelatihan dan mengevaluasi keputusan intstruktur.
      9. Mengevaluasi pengembangan fasilitas training secara terus menerus untuk memnuhi standar training penerbangan.
      10. Mendelegasikan manajer terkait untuk mengenalkan fasilitas kepada personel supaya sesuai fungsi dan aspek keselamatan.
      11. Menerima Calendar Of Training (COT) dan rencana kerja dari setiap manager training.

      2. Manager Facility & System

      1. Mengelola fungsi pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan data administrasi umum dan menjamin kelancaran kegiatan dengan biaya yang efektif.
      2. Mengelola ketentuan dan pemeliharaan fasilitas, simulator, perpustakaan, peralatan pelatihan dan kebutuhan lainnya.
      3. Mendelegasikan kekuasaan secara bergantian kepada TFA, TFB, atau TFS dengan adanya beban kerja yang berat dan selama ketidakhadirannya berdasarkan asesmen TF.

      3. Manager Quality

      1. Mengelola sistem manajemen mutu dalam organisasi ATC melalui pengembangan desain dan evaluasi proses dan hasil program pelatihan.
      2. Melakukan tugas pengendalian mutu melalui analisis dan evaluasi proses dan hasil pelatihan untuk memastikan bahwa semua program pelatihan sesuai dengan peraturan dan standar industri.
      3. Mengidentifikasi bahaya dan penilaian keselamatan serta mengurangi resiko.
      4. Mendelegasikan kekuatan secara bergantian kepada TQP, TQF, TQG, atau TQD dengan beban kerja yang berat dan selama ketiadaan TQ berdasarkan tugasnya.

      4. Head Of Training

      1. Memonitor semua program training untuk memenuhi peraturan training, persyaratan training konsumen dan standar industry.
      2. Memastikan kualitas layanan dan ketentuan training dengan mengembangkan kualitas karyawan dan fasilitas training.
      3. Mendelegasikan kekuatan secara bergantian kepada TP, TC, TD selama ketiadaan OT berdasarkan tugasnya.

      5. Chief Facility & Asset

      1. Mendukung TF dalam mengelola fungsi fasilitas pelatihan dan pengelolaan data aset untuk memastikan kelancaran kegiatan ATC dengan biaya yang efektif.
      2. Mengelola fasilitas dan pemeliharaan fasilitas ATC, Store, Library, Training Equipment, perangkat pelatihan dan persyaratan pelatihan lainnya.
      3. Menggantikan tugas jika TF tidak hadir.

      6. Chief System

      1. Mendukung TF untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan di dalam sebuah organisasi melalui analisis pekerjaan, skema penilaian dan konsultasi regular
      2. Merancang dan memperluas program pelatihan dan pengembangan berdasarkan kebutuhan organisasi dan individu
      3. Menggantikan tugas jika TF tidak hadir

      Tata Laksana Sistem Yang Berjalan Saat Ini

      Untuk menganalisa sistem yang berjalan pada Angkasa Training Center Bersama, pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML 7.0. Enterprise Edition untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram.

      Analisa Sistem Berjalan pada Use Case Diagram

      Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”.

      Terdapat 4 aktor yang berfungsi sebagai berikut :

      1. Staf berfungsi untuk memonitor barang yang harus diminta berdasarkan kebutuhan training dan stok akhir. jika dibutuhkan, staf akan melakukan permintaan barang kepada aset umum untuk pengadaan barang / aset tersebut. Ketika barang datang, staf melakukan pengecekan barang tersebut, jika sudah lengkap, staf akan melakukan pendataan / penginputan barang tersebut dan membuat laporan untuk diberikan kepada atasan langsung / chief.
      2. Asset / Aset Umum berfungsi untuk melakukan konfirmasi permintaan, apakah benar permintaan tersebut didasari dengan data stok akhir / kebutuhan training
      3. Chief berfungsi menerima laporan dari staf dan mengelola kebutuhan serta program pemeliharaan fasilitas training serta membuat laporan bulan serta tahunan kepada atasan langsung / manager
      4. Manager berfungsi menerima dan memverifikasi laporan yang diberikan oleh Chief.

      Analisa sistem berjalan pada Activity diagram

      Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

      Aktifitas yang terjadi adalah staf melakukan permintaan barang berdasarkan stok / kebutuhan dengan Inter Office Memo (IOM) lewat email dan dikirim langsung kepada asset umum dan kemudian asset umum melakukan Analisa dengan memverifikasi kebutuhan / stok tersebut. Pengiriman barang dilakukan jika asset umum sudah menyetujui permintaan tersebut. Kemudian staf menerima dan cek barang / asset tersebut.

      Aktifitas yang terjadi adalah bagian staf membuat laporan data barang yang datang dan stok yang tersedia sebelumnya. Dari laporan yang dibuat, staf admin juga kembali mengecek laporan data barang dan stok yang nantinya akan direkap dan diserahkan kepada atasan langsung / chief. Kemudian, chief membuat laporan bulanan yang nantinya akan diberikan dan dicek oleh atasan langsung / manager.

      Analisa sistem yang berjalan pada Sequence Diagram

      Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

      Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.

      Terdapat 4 aktor yang berfungsi sebagai berikut :

      1. Staf berfungsi melakukan permintaan barang kepada aset umum dengan cara membuat Inter Office Memo (IOM) yang harus disetujui oleh pimpinan terkait dan dikirim melalui email serta datang langsung kepada unit aset umum dan menerima barang serta cek barang tersebut. Setelah itu, staf melakukan penginputan data barang dan membuat laporan untuk dikirimkan kepada atasan langsung atau chief.
      2. Asset / Aset Umum berfungsi untuk melakukan verifikasi permintaan barang tersebut berdasarkan stok / kebutuhan serta menyiapkan barang / aset jika sudah disetujui.
      3. Chief berfungsi untuk menerima dan cek laporan yang diberikan oleh staf dan membuat laporan bulanan untuk diberikan kepada atasan langsung / manager.
      4. Manager berfungsi untuk cek dan terima laporan yang diberikan oleh chief.

      Analisa Sistem Yang Berjalan

      Metode Analisa Sistem

      Metode analisa sistem yang di gunakan adalah metode OOAD yaitu analisa dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML). Sistem yang berjalan terdiri dari use case, activity dan sequence diagram.


      Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

      1. Analisa Masukan

      Analisa Masukan ini dapat diuraikan seperti dibawah ini :

      Nama Masukan
      : Pendataan
      Fungsi
      : Untuk pendataan Data Barang / Aset
      Sumber
      : Staf
      Media
      : Buku Besar
      Frekuensi
      : Setiap ada barang datang
      Format
      : Lampiran A1
      Keterangan
      : Berisi Data Barang

      2. Analisa Proses

      Analisa Proses ini dapat diuraikan seperti dibawah ini :

      Nama Modul
      : Permintaan Barang / Aset
      Masukan
      : Permintaan Barang / Aset
      Keluaran
      : Laporan
      Ringkasan Proses
      : Proses yang terjadi adalah Staf melakukan permintaan barang / asset kepada asset umum.

      3. Analisa Keluaran

      Analisa Keluaran ini dapat diuraikan seperti dibawah ini :

      Nama Keluaran
      : Laporan
      Fungsi
      : Mencetak atau Menampilkan Laporan
      Media
      : Kertas
      Rangkap
      : 2 (dua) lembar

      Konfigurasi Sistem Berjalan

      Pada konfigurasi sistem ini, Angkasa Training Center masih menggunakan sistem secara manual dimana masih menggunakan media buku besar dan excel sederhana sebagai pencatatan dan penginputan data barang / aset. Sehingga konfigurasi hardware dan konfigurasi software pada sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

      1. Perangkat Keras (Hardware)

      a. Processor
      : Intel Core i3
      b. Monitor
      : 19 inci
      c. Mouse
      : Standard (Mouse Optikal)
      d. Harddisk
      : 500 GB
      e. Printer
      : Epson L800
      f. Memori
      : 2 GB

      2. Hak Akses (Brainware)

      1. Staf Admin berfungsi untuk penginputan data barang
      2. Pimpinan untuk mengecek laporan data tersebut.

      Masalah Yang Dihadapi

      1. Permasalahan yang dihadapi dari sistem pendataan Aset Manajemen yang ada pada Angkasa Training Center masih manual dan menggunakan buku besar. Dan Excel sederhana Sehingga saat ini masih belum optimal. tingkat ketepatan dalam pengolahan, penyimpanan, maupun pengambilan data sangat kurang efektif dan efisien, karena masih menggunakan buku dan excel sederhana.
      2. Sistem yang ada masih belum mampu memonitoring kebutuhan dan pemeliharaan pada fasilitas training karna sistem pendataan yang masih manual dan dengan excel sederhana.
      3. Laporan yang tidak tepat dan akurat. Sehingga belum mampu untuk menghasilkan laporan dengan baik.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      Sebagian salah satu solusi atau alternatif pemecahan masalahnya, maka dibuatlah suatu sistem aplikasi, dimana sistem tersebut dapat mencakup hal-hal yang dapat membuat sistem yang ada dapat berjalan dengan baik, dengan harapan sistem tersebut dapat meminimalkan semua masalah yang muncul. Sistem yang akan dibuat adalah Aplikasi Sistem Informasi Pendataan Asset Management untuk Monitoring Kebutuhan Training pada Angkasa Training Center.

      Analisa Kebutuhan Sistem

      Dengan adanya sistem informasi pendataan asset management untuk monitoring kebutuhan training yang terkomputerisasi tentu akan dapat lebih memudahkan pelaksanaan kerja bagian yang terkait dalam proses pendataan barang / aset dan dapat menghilangkan tahapan-tahapan pekerjaan yang tidak efektif. Selain itu banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh dengan tepat waktu, akurat, relevan, penghematan ruang penyimpan data dalam arti mengurangi penyimpanan arsip yang kurang perlu, keputusan yang diambil bisa lebih cepat. Untuk menjawab kebutuhan sistem kita dapat melihat tahapan elisitasi pada tabel elisitasi.

      i. Elisitasi Tahap 1

      ii. Elisitasi Tahap 2

      Keterangan :

      • M (Mandatory) : Dibutuhkan / penting.
      • D (Desirable) : Diinginkan / tidak terlalu penting.
      • I (Innessential)  : Di luar sistem / di eliminasi.

      iii. Elisitasi Tahap 3

      Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi LMH.

      Keterangan :

      • T  : Technical
      • O  : Operational
      • E  : Economic
      • L : Low
      • M : Middle
      • H  : High

      iv. Final Draft Elisitasi

      Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan Sistem Informasi yang akan dibentuk

      BAB IV

      RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

      Rancangan Sistem Usulan

      Prosedur Sistem Usulan

      Setelah mengadakan analisa dan penelitian yang sedang berjalan di Angkasa Training Center, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem pendataan yang sedang berjalan saat ini. Berdasarkan perubahan sistem pendataan yang terjadi dan setelah kebutuhan sistem-sistem baru ditentukan, maka langkah-langah berikutnya yaitu perancangan atau desain sistem usulan. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan usecase diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.

      Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

      Dapat dijelaskan gambar 4.1 Use case Diagram Sistem Asset Management Angkasa Training Center diatas pada saat ini terdiri dari 3 actor, yaitu: Staf, Chief, dan Manager serta memiliki 42 use case diantaranya yaitu:

      Prosedur Login

      • Use case : Sistem Asset Management
      • Actor : Staf
      • Skenario: Staf melakukan login untuk mengakses menu utama, data master, data transaksi, laporan dan logout
      • Prosedur Menu Utama

      Prosedur Menu Utama

      • Use case : Sistem Asset Management
      • Actor : Staf
      • Skenario: bagian Staf Admin mengakses menu utama untuk penginputan data master, data transaksi, dan laporan untuk diberikan kepada pimpinan

      Prosedur Data Master

      • Use case : Sistem Asset Management
      • Actor : Staf
      • Skenario : Staf mengakses data master untuk penginputan Data Aset, Data Staf, Data User dan Data Lokasi. Staf juga bertugas mengelola database pada setiap data master jika terdapat penambahan atau perubahan.

      Prosedur Data Transaksi

      • Use case : Sistem Asset Management
      • Actor : Staf
      • Skenario: Staf mengakses serta mengelola Data Transaksi yaitu : Data Permintaan, Data Peminjaman, Data Mutasi dan Data Pemeliharaan.

      Prosedur Laporan

      • Use case : Sistem Asset Management
      • Actor : Staf
      • Skenario: Staf mengakses table laporan untuk merekap laporan Permintaan, Peminjaman, Mutasi dan Pemeliharaan. Kemudian dicetak untuk diberikan kepada atasan (Chief & Manager).

      Prosedur Logout

      • Use case : Sistem Asset Management
      • Actor : Staf
      • Skenario: Staf mengakses logout untuk menghentikan semua proses yang sedang berjalan.

      Activity Diagram Yang Diusulkan

      Keterangan gambar 4.2: Activity Diagram Sistem Pendataan Asset Management Angkasa Training Center

      • 1 Initial Node, Sebagai awal mulai dari sistem.
      • 1 Decision Node, Sebagai opsi pilihan.
      • 16 Fork Node, Sebagai Penghubung dari 1 data kebanyak data
      • 42 Activity diantaranya melakukan login, masuk menu utama, data master, pilih data aset, input data asset, view data aset, pilih data staf , input data staf, view data staf, pilih data user, input data user, view data user, pilih data lokasi, input data lokasi, view data lokasi, masuk data transaksi, pilih data permintaan, input data permintaan, view data permintaan, pilih data peminjaman, input data peminjaman, view peminjaman, pilih mutasi, input data mutasi, view data mutasi, pilih pemeliharaan, input data pemeliharaan, view data pemeliharaan, pilih laporan, view laporan permintaan, cetak laporan permintaan, view laporan peminjaman, cetak laporan peminjaman, view laporan mutasi, cetak laporan mutasi, view laporan pemeliharaan, cetak laporan pemeliharaan, melakukan logout.
      • 1 Join Node, Sebagai penggabungan dari semua data
      • 1 Activity Final Node, Sebagai akhir dari semua proses.

      Sequence Diagram Yang Diusulkan

      Keterangan gambar 4.3: Sequence Diagram Sistem Pendataan Asset Management Angkasa Training Center

      • 3 Actor, yaitu: Staf, Chief dan Manager
      • 6 Lifeline, yaitu: Login, Menu Utama, Data Master, Data Transaksi, Laporan, dan Logout
      • 52 Message diantaranya melakukan login, masukkan username & password, masuk menu utama, pilih data master, menampilkan data master, pilih data aset, menampilkan data aset, input data aset, view data aset, pilih data staf, menampilkan data staf, input data staf, view data staf, pilih data user, menampilkan data user, input data user, view data user, pilih data lokasi, menampilkan data lokasi, input data lokasi, pilih data permintaan, menampilkan data permintaan, input data permintaan, view data permintaan, pilih data peminjaman, menampilkan data peminjaman, input data peminjaman, view data peminjaman, pilih data mutasi, menampilkan data mutasi, input data mutasi, view data mutasi, pilih data pemeliharaan, menampilkan data pemeliharaan, input data pemeliharaan, view data pemeliharaan, pilih laporan, menampilkan menu laporan, view isi laporan permintaan, cetak isi laporan permintaan, view isi laporan peminjaman, cetak isi laporan peminjaman, view isi laporan mutasi, cetak isi laporan mutasi, view isi laporan pemeliharaan, cetak isi laporan pemeliharaan dan melakukan logout.

      Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

      Disini penulis akan menjelaskan perbedaan sistem yang sedang berjalan dengan sistem yang diusulkan, diantaranya yaitu :

      Tabel 4.1. Perbedaan Sistem yang Berjalan dengan Sistem yang Diusulkan

      No Sistem Berjalan Sistem Usulan
      1 Proses pendataan masih manual dengan mencatat dibuku besar & excel sederhana Proses pendataan sudah diinput kedalam program dengan membuka serta mengelola sistem yang sudah tersedia
      2 Dalam penyimpanan data tidak efektif dan efisien karena tidak adanya penyimpanan data, sehingga laporan yang dihasilkan belum akurat. Dalam penyimpanan data, sistem menggunakan database sehingga data tersimpan cukup dan terjamin keaslian dan keakuratannya.
      3 Dalam proses pendataan asset management tidak efektif dan efisien karna data masih terbagi dalam beberapa penyimpanan, sehingga sulit dalam pencarian data. Sistem sudah menyediakan data-data lengkap dalam 1 database yang sudah terintegrasi.
      4 Laporan yang tidak tepat dan akurat Terdapat 4 laporan yang tepat dan akurat yaitu : laporan permintaan, laporan peminjaman, laporan mutasi dan laporan pemeliharaan.

      Rancangan Basis Data

      Normalisasi

      Bentuk normal suatu basis data relasional dicapai melalui beberapa tahapan yang disebut proses normalisasi. Langkah-langkah Unnormalized, First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2NF), dan Thrid Normal Form (3NF) yang akan dibahas sebagai berikut:

      UNNORMALIZED

      Tabel 4.2. Tabel Unnormal

      UNNORMAL
      No_Asset
      Nama_Barang
      Tipe_Barang
      Tipe_Asset
      Jumlah
      ID_User
      Nama
      No_Telepon
      Departement
      Company
      ID_Staff
      Nama
      Jabatan
      Divisi
      Kode_Lokasi
      Nama_Lokasi
      Tipe_Lokasi
      Gedung
      Distrik
      No_IOM
      Staff_Notelp
      Tanggal
      No_Asset
      Tanggal_Pemakaian
      Nama_Barang
      Jumlah
      ID_Staff
      Nama
      Jabatan
      Divisi
      Kode_Lokasi
      Tipe_Lokasi
      Distrik
      No_Peminjaman
      Tanggal
      ID_User
      Nama
      No_Telepon
      Departement
      Company
      No_Asset
      Nama_Barang
      Tipe_Barang
      Kode_Lokasi
      Nama_Lokasi
      Tipe_Lokasi
      Gedung
      Distrik
      No_IOM
      No_Asset
      Nama_Barang
      Tipe_Barang
      Nama
      Jabatan
      Divisi
      Kode_Lokasi
      Nama_Lokasi
      Tipe_Lokasi
      Distrik
      Lokasi_Perpindahan
      Keterangan
      Tanggal
      No_Asset
      Nama_Barang
      Tipe_Barang
      ID_Staff
      Nama
      Kode_Lokasi
      Nama_Lokasi
      Tipe Lokasi
      Distrik
      Status
      Keterangan

      Dapat dijelaskan tabel Unnormalized Form merupakan sebuah kumpulan data yang akan direkap, tidak ada keharusan untuk mengikuti suatu format tertentu, dapat saja tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya

      FIRST NORMAL FORM (1NF)

      Dapat dijelaskan gambar First Normal Form (1NF) merupakan sebuah tabel tersendiri untuk setiap kelompok data yang berhubungan.

      SECOND NORMAL FORM (2NF)

      Dapat dijelaskan gambar Second Normal Form (2NF) merupakan tabel untuk sekelompok nilai yang berhubungan dan terdiri dari 8 tabel, yaitu table aset, table staf, table user, table lokasi, table permintaan, table peminjaman table mutasi, table pemeliharaan.

      THIRD NORMAL FORM (3NF)

      Dapat dijelaskan gambar Third Normal Form (3NF) merupakan tabel yang telah normal dan untuk digunakan dalam sistem yang akan dibangun dan terdiri dari 8 tabel, yaitu table aset, table staf, table user, table lokasi, table permintaan, table peminjaman table mutasi, table pemeliharaan.

      Spesifikasi Basis Data

      Spesifikasi basis data merupakan sebuah design data yang telah dianggap normal. Design basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

      Nama File
      : tblDataAsset
      Akronim
      : -
      Fungsi
      : Untuk Menginput dan Menyimpan Data Aset
      Tipe File
      : File Master
      Organisasi File
      : Index Sequential
      Media
      : Hard Disk
      Panjang Record
      : 60
      Primary Key
      : No_Asset


      Nama File
      : tblDataStaff
      Akronim
      : -
      Fungsi
      : Untuk Menginput dan Menyimpan Data Staf
      Tipe File
      : File Master
      Organisasi File
      : Index Sequential
      Media
      : Hard Disk
      Panjang Record
      : 55
      Primary Key
      : ID_Staff


      Nama File
      : tblDataUser
      Akronim
      : -
      Fungsi
      : Untuk Menginput dan Menyimpan Data User
      Tipe File
      : File Master
      Organisasi File
      : Index Sequential
      Media
      : Hard Disk
      Panjang Record
      : 105
      Primary Key
      : ID_User



      Nama File
      : tblDataLokasi
      Akronim
      : -
      Fungsi
      : Untuk Menginput dan Menyimpan Data Lokasi
      Tipe File
      : File Master
      Organisasi File
      : Index Sequential
      Media
      : Hard Disk
      Panjang Record
      : 30
      Primary Key
      : Kode_Lokasi



      Nama File
      : tblPermintaan
      Akronim
      : -
      Fungsi
      : Untuk Menginput Data Permintan yang dilakukan oleh user
      Tipe File
      : File Transaksi
      Organisasi File
      : Sequential
      Media
      : Hard Disk
      Panjang Record
      : 160
      Primary Key
      : No_IOM


      Nama File
      : tblPeminjaman
      Akronim
      : -
      Fungsi
      : Untuk Menginput Data Peminjaman yang dilakukan oleh user
      Tipe File
      : File Transaksi
      Organisasi File
      : Sequential
      Media
      : Hard Disk
      Panjang Record
      : 195
      Primary Key
      : No_Peminjaman



      Nama File
      : tblMutasi
      Akronim
      : -
      Fungsi
      : Untuk Menginput Data Mutasi
      Tipe File
      : File Transaksi
      Organisasi File
      : Sequential
      Media
      : Hard Disk
      Panjang Record
      : 205
      Primary Key
      : No_IOM



      Nama File
      : tblPemeliharaan
      Akronim
      : -
      Fungsi
      : Untuk Menginput Data Pemeliharaan
      Tipe File
      : File Transaksi
      Organisasi File
      : Sequential
      Media
      : Hard Disk
      Panjang Record
      : 180
      Primary Key
      : No_Asset

      State Machine Diagram Sistem Yang Diusulkan

      Keterangan Gambar 4.7 :

      • 1 Initial Pseudo State, Sebagai Awal mulai dari suatu sistem.
      • 19 State, yang terdiri dari Login, Cek login, menu utama, menu master, input data asset, input data staf, input data user, input data lokasi menu transaksi, input data permintaan, input data peminjaman, input data mutase, input data pemeliharaan, menu laporan, laporan permintaan, laporan peminjaman, laporan mutasi, laporan pemeliharaan, logout.
      • 1 Choice, Sebagai Opsi pilihan jika login gagal akan login ulang kembali jika berhasil akan masuk menu utama.
      • 4 Fork Node, Sebagai sebagai penghubung dari 1 data kebanyak data atau lebih dari 1.
      • 1 Join Node, Sebagai Penggabungan dari banyak data menjadi 1 data.
      • 1 Final Node, Sebagai akhir dari suatu sistem.

      Rancangan Program

      HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output. Spesifikasi program menjelaskan megenai cara penggunaan aplikasi program yang diusulkan. Visual Table Of Content (VTOC) adalah diagram yang menggambarkan hubungan dan fungsi pada sistem secara berjenjang, yaitu seperti dibawah ini:

      HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output)

      Tampilan Program

      1. Tampilan Halaman Login

      2. Tampilan Menu Utama


      3. Tampilan Master Data Aset


      4. Tampilan Master Data Staf

      5. Tampilan Master Data User

      6. Tampilan Master Data Lokasi

      7. Tampilan Menu Transaksi Permintaan

      8. Tampilan Menu Transaksi Peminjaman

      9. Tampilan Menu Transaksi Mutasi

      10. Tampilan Menu Transaksi Pemeliharaan

      11. Tampilan Menu Logout

      Konfigurasi Sistem Usulan

      Spesifikasi Hardware

      Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu:

      Processor
      : Intel Core i3
      Monitor
      : LCD 14”
      Mouse
      : Wireless
      Tipe File
      : File Transaksi
      Keyboard
      : PS2
      Memory (RAM)
      : 2 GB
      Hardisk
      : 500 GB
      Printer
      : Epson L 800

      Aplikasi Yang Digunakan

      Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu:

      1. Microsoft Visual Basic 6.0 Enterprise
      2. 2. Microsoft Access 2013

      Hak Akses

      Ada 1 actor yang dapat mengakses sistem pendataan customer, yaitu:

      1. Staf Admin
        Staf Admin bertugas untuk menginput, menghapus dan mengontrol data dan semua kegiatan proses distribusi
      2. Pimpinan
        Pimpinan diberikan akses untuk melihat laporan pada system

      Testing

      Implementasi program Sistem Pendataan Asset Management pada Angkasa Trainning Center dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program. Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.


      Evaluasi

      Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data barang yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

      Implementasi

      Schedule

      Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Aplikasi Sistem Informasi Pendataan Asset Management untuk Monitoring Kebutuhan Training pada Angkasa Training Center”. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:

      Estimasi Biaya


      BAB V

      KESIMPULAN

      Kesimpulan

      Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan maka didapatkan beberapa kesimpulan, adalah sebagai berikut:

      1. Sistem Pendataan yang ada pada Angkasa Training Center saat ini masih dilakukan secara manual, hal ini menyebabkan data kurang efektif dalam melakukan monitoring kebutuhan training.
      2. Dengan adanya sistem pendataan yang telah terkomputerisasi, maka dapat mempermudah dalam pencarian data, sehingga dapat termonitoring kebutuhan training yang ada pada Angkasa Training Center.
      3. Sistem pendataan yang sedang berjalan pada Angkasa Training Center masih menghasilkan laporan secara manual. Akibatnya laporan yang dihasilkan kurang akurat.

      Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

      Setelah selesai melaksanakan penelitian Skripsi pada Angkasa Training Center dengan melakukan studi kasus yaitu mempelajari dan membahas permasalahan, melakukan wawancara atau tanya jawab mengenai hal-hal yang berada dalam ruang lingkup proses pendataan data Asset Management. Penyusun dapat mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan sebagai berikut:

      1. Sistem pendataan Asset Management yang berjalan saat ini pada Angkasa Training Center masih manual yaitu dengan menggunakan buku besar dan Excel sederhana, sehingga kurang efektif dan efisien.
      2. Belum mampu memonitoring tingkat kebutuhan training secara baik dikarenakan pendataan yang masih dicatat dibuku besar dan excel sederhana, sehingga belum mampu untuk memonitoring tingkat kebutuhan training.
      3. Laporan pendataan asset management yang dihasilkan saat ini belum tepat dan akurat dikarenakan sering terjadi hilangnya data atau datanya kurang lengkap.

      Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

      1. Kesimpulan terhadap tujuan penelitian
        Untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul pada sistem pendataan asset management dan laporan tingkat kebutuhan training pada Angkasa Training Center, serta dapat memberi masukan-masukan agar mengurangi kesalahan-kesalahan dalam proses pendataan asset management.
      2. Kesimpulan terhadap manfaat penelitian
        Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat mempermudah pihak Angkasa Training Center dalam melakukan proses pendataan, sehingga pendataan dapat terkontrol dan berjalan dengan baik dan juga dapet menghasilkan laporan kunjungan secara tepat dan akurat.

      Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

      Berdasarkan metode penelitian yang penulis lakukan ,maka dapat disimpulkan:

      1. Penulis melakukan metode pengumpulan data dalam penelitian ini, dimana penulis melakukan wawancara langsung kepada stakeholder atau staff yang ada di Angkasa Training Center, selain itu penulis juga melakukan observasi langsung di Angkasa Training Center, dan penulis juga memperoleh data dan informasi dari beberapa sumber literature seperti buku, jurnal, internet, dan lain sebagainya.
      2. Penulis menggunakan metode pengembangan sistem dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle).
      3. Metode pengujian yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu Blackbox Testing . Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software.

      Saran

      Untuk meningkatkan atau memaksimalkan aplikasi berbasis Visual Basic ini penulisan memberikan saran sebagai berikut:

      1. Perlu diadakan pelatihan kepada pengguna (user) yang akan mengunakan sistem tersebut sebagai administrator, agar dapat dimanfaatkan dengan baik.
      2. Perlu adanya suatu peningkatan mutu dan kualitas serta informasi yang up to date sehingga dapat meningkatkan mutu sistem.
      3. Dimasa yang akan datang, diharapkan bagi mahasiswa yang mengambil judul skripsi yang sama untuk dapat mengembangkan sistem ini menjadi jauh lebih baik.

      4. DAFTAR PUSTAKA

        1. Astuti, 2014 Perancangan Sistem Informasi Pendataan Kartu Keluarga Berbasis Web Pada Kelurahan Cikokol Kota Tangerang. Tangerang
        2. Oxfam, 2010. 200463 pada buku : Great Britain Gender Resources Package.
        3. Halim dalam jurnal Teknomatika Vol.1 No.3 (2011),
        4. Gaol, Jimmy L, Chr. 2014. A-Z Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Grasindo
        5. Darmawan, Deni, Fauzi, Nur Kunkun. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
        6. Rahardja, Untung, Hidayati, Mia Novalia. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Methode DMQ Base Level. Tangerang:Perguruan Tinggi Raharja. Jurnal CCIT Vol.4 No.3
        7. Rahayu, Nina. 2014. PERANCANGAN EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM (EIS) DALAM BIDANG PENJUALAN PADA KARINDA CAFÉ DAN RESTO.
        8. Yulia, Dewi Noer Lutfi Kurniasih. 2014. Sistem Monitoring Pengisian Air Pada Toren Melalui Informasi SMS Berbasis Mikrokontroller Atmega.
        9. Holis, Ahmad. 2011 Perancangan dan Implementasi Monitoring Jaringan Lokal Menggunakan Sistem Kerja Backdoor. Yogyakarta
        10. Joko, S Bambang. 2010 pada jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 16 No.2.
        11. Munadi, Faisal 2013. Sistem Informasi Manajemen Perguruan Tinggi dalam Bidang Pendataan Pendidikan Tinggi.
        12. Dyah Ika Rinawati, Sriyanto, Glorio Grandi. 2010 jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol. 8 No.2. Semarang 50275
        13. Prihandini, Pipih. 2011. Sistem Informasi Pendataan Penduduk Pada Kelurahan Pendurenan Menggunakn Visual Basic.Net Dan Microsoft Access. Jakarta Barat
        14. Ibrahim, Ali. 2011. Pe`ngembangan Sistem Informasi Monitoring Tugas Akhir Short Message service (SMS) Gateway di Fasilkom Unsri (JUSI) Vol. 1 No. 2 – September 2011.

Contributors

Ronalrivardo