SI1533488932

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

IMPLEMENTASI ALAT DETEKSI KEBISINGAN PADA PERPUSTAKAAN

BERBASIS IOT DAN MIKROKONTROLER DI

SMK NEGERI 1 KABUPATEN TANGERANG


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM
: 1533488932
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2018/2019



UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


IMPLEMENTASI ALAT DETEKSI KEBISINGAN PADA PERPUSTAKAAN

BERBASIS IOT DAN MIKROKONTROLER DI

SMK NEGERI 1 KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1533488932
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi



Disahkan Oleh :

Tangerang,Juli 2019

Rektor
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
       
( Ageng Seftiani Rafika, S.Kom., M.Si)
NIP : 000594
       
NID : 13001




UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


IMPLEMENTASI ALAT DETEKSI KEBISINGAN PADA PERPUSTAKAAN

BERBASIS IOT DAN MIKROKONTROLER DI

SMK NEGERI 1 KABUPATEN TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1533488932
Nama


Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang,Juli 2019


Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Diah Aryani, S.T., M.Kom)
   
(Ilamsyah, M.Kom)
NID : 11010
   
NID : 14019




UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


IMPLEMENTASI ALAT DETEKSI KEBISINGAN PADA PERPUSTAKAAN

BERBASIS IOT DAN MIKROKONTROLER DI

SMK NEGERI 1 KABUPATEN TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1533488932
Nama


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

TA. 2018/2019

Disetujui Penguji :

Tangerang,Juli 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(------------------)
 
(-------------------)
 
(--------------------)
NID : -----
 
NID : -----
 
NID : -----




UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


IMPLEMENTASI ALAT DETEKSI KEBISINGAN PADA PERPUSTAKAAN

BERBASIS IOT DAN MIKROKONTROLER DI

SMK NEGERI 1 KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1533488932
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang,Juli 2019
Abdul Khobir
NIM. 1533488932


)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;









ABSTRAK

Perpustakaan merupakan tempat mencari informasi dan ilmu pengetahuan melalui membaca, merupakan tempat yang harus dijaga dari faktor-faktor yang dapat mengganggu kenyamanan. karena dengan kenyamanan maka konsentrasi fikiran akan senantiasa terjaga, sehingga dapat membuat aktivitas membaca dapat berjalan maksimal. Alat deteksi kebisingan pada perpustakaan ini dibuat dengan tujuan untuk membantu petugas perpustakaan dalam mengatur aktifitas didalam perpustakaan dan untuk menciptakan situasi perpustakaan yang nyaman dan kondusif. Dimana alat ini dapat memberikan informasi pada petugas perpustakaan apabila ada sebagian ruangan yang tidak kondusif. Alat ini memanfaatkan Thingspeak yaitu sebuah platform Internet Of Things yang digunakan untuk melihat data kebisingan berupa grafik yang dihasilkan ketika perpustakaan dalam kondisi tidak kondusif dan terhubung dengan Mobile App pada Smartphone petugas. Alat ini bekerja jika terdeksi suara yang sudah melebihi batas ambang yang ditetapkan, dimana sensor suara akan mengirimkan data pada NodeMcu sebagai mikrokontroller alat deteksi kebisingan yang kemudian akan diproses sehingga mampu menyampaikan informasi kepada petugas yang berjaga. Alat ini akan menyampaikan informasi berupa suara peringatan yang dihasilkan dari modul DFPlayer mini dan speaker sebagai output suara.

Kata kunci : Thingspeak, Internet Of Things, Mobile App, Smartphone, NodeMcu, Mikrokontroller, DFPlayer mini, Speaker.


ABSTRACT

The library is a place to find information and knowledge through reading, a place that must be protected from factors that can disrupt comfort. because with comfort the concentration of mind will always be maintained, so that it can make reading activities run optimally. This noise detection tool in the library was made with the aim of helping library officers in organizing activities in the library and to create a comfortable and conducive library situation. Where this tool can provide information to library officers if there are some rooms that are not conducive. This tool utilizes Thingspeak, an Internet of Things platform that is used to view noise data in the form of graphs produced when the library is in a non-conducive condition and is connected to the Mobile App on the Smartphone's officers. This tool works if the sound is detected that has exceeded the specified threshold, where the sound sensor will send data at NodeMcu as a noise detection microcontroller which will then be processed so as to be able to convey information to the guard officer. This tool will convey information in the form of warning sounds generated from the DFPlayer mini module and speakers as sound output.

Keywords: Thingspeak, Internet Of Things, Mobile App, Smartphone, NodeMcu, Mikrokontroller, DFPlayer mini, Speaker.



KATA PENGANTAR


Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI ALAT DETEKSI KEBISINGAN PADA PERPUSTAKAAN BERBASIS IOT DAN MIKROKONTROLER DI SMK NEGERI 1 KABUPATEN TANGERANG”.

Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI ALAT DETEKSI KEBISINGAN PADA PERPUSTAKAAN BERBASIS IOT DAN MIKROKONTROLER DI SMK NEGERI 1 KABUPATEN TANGERANG”.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom. selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja
  3. Bapak Padeli, M.Kom. selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Ageng Seftiani Rafika, S.Kom., M.Si. selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer.
  5. Ibu Diah Aryani, S.T., M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skrpsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Bapak Ilamsyah, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  7. Bapak Darsum, S.Pd. selaku kepala perpustakaan SMKN 1 Kab.Tangerang dan sekaligus stakeholder, terimakasih atas pengarahan dan mamberikan banyak ilmunya selama penulis menjalani penelitian skripsi ini.
  8. Bapak dan ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Kedua orang tua, adik dan semua saudara dalam keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril, materil dan spiritual kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.
  10. Teman-teman seperjuangan khususnya mahasiswa Jurusan Sistem Komputer yang telah memberikan dukungan, wawasan, saran, masukan serta semangat dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang,Juli 2019
Abdul Khobir
NIM: 1533488932


Daftar isi



DAFTAR TABEL

  1. Gambar 2.1 Karakteristik Dari Suatu Sistem
  2. Gambar 2.2 Simbol Flowchart
  3. Gambar 2.3 Flowchart system
  4. Gambar 2.4 Flowchart paperwork
  5. Gambar 2.5 Schematic Flowchart
  6. Gambar 2.6 Flowchart Program
  7. Gambar 2.7 Simbol Flowchart Proses
  8. Gambar 2.8 PinOut NodeMCU
  9. Gambar 2.9 Logo Thingspeak
  10. Gambar 2.10 Sensor Suara
  11. Gambar 2.11 Modul DFPlayer Mini
  12. Gambar 3.1 Sturuktur Organisasi SMKN 1 Kab.Tangerang
  13. Gambar 3.2 Flowchart sistem yang berjalan
  14. Gambar 3.3 Diagram Blok
  15. Gambar 3.4 Rangkaian Alat Deteksi Kebisingan
  16. Gambar 3.5 Shortcut Software Arduino
  17. Gambar 3.6 Tampilan Loading Screen Software Arduino
  18. Gambar 3.7 Listing Program Pada Arduino
  19. Gambar 3.8 Thingspeak
  20. Gambar 4.1 Pengujian Input Rangkaian Catu Daya
  21. Gambar 4.2 pengujian lampu led saat merah nyala
  22. Gambar 4.3 pengujian lampu led saat hijau nyala
  23. Gambar 4.4 Listing program pengujian lampu led blink
  24. Gambar 4.5 Pengujian Sensor Suara
  25. Gambar 4.6 Hasil Pengujian Sensor Suara
  26. Gambar 4.7 Listing program untuk Pengujian Sensor Suara
  27. Gambar 4.8 Pengujian Modul Dfplayer Mini
  28. Gambar 4.9 Listing Program Pengujian Modul Dfplayer Mini
  29. Gambar 4.10 Flowchart Sistem yang diusulkan
  30. Gambar 4.11 Tampilan Listing Arduino IDE
  31. Gambar 4.12 Upload Listing Program kedalam NodeMCU


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I
  2. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II
  3. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III
  4. Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi
  5. Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Web
  6. Tabel 4.2 Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Thingspeak
  7. Tabel 4.3 Pengujian Black Box Pada Sensor
  8. Tabel 4.4 pengolahan jadwal proses pembuatan alat
  9. Tabel 4.5 Estimasi biaya yang dikeluarkan


DAFTAR SIMBOL



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanfaatan teknologi dan komunikasi saat ini berkembang begitu maju dengan pesat, yang mempengaruhi diberbagai bidang kehidupan dan profesi. Termasuk didalam perkembangan perpustakaan saat ini sudah sangat maju dan modern, yaitu dengan adanya perpustakaan digital yang dapat kita cari melalui internet.

Perpustakaan merupakan tempat mencari informasi dan ilmu pengetahuan melalui membaca, merupakan tempat yang harus dijaga dari faktor-faktor yang dapat mengganggu kenyamanan. karena dengan kenyamanan maka konsentrasi fikiran akan senantiasa terjaga, sehingga dapat membuat aktivitas membaca dapat berjalan maksimal.

Pada Saat ini penggunaan mikroprosesor dan internet of things hampir sering kita jumpai dalam berbagai rancangan alat yang dapat membantu dan mempermudah pekerjaan manusia, dimana semua orang ingin memiliki sebuah alat yang praktis dan efisien yang dapat menunjang semua kebutuhan didalam suatu alat serta mudah dalam pengoprasiannya. Salah satu kebutuhan yang dibutuhkan perpustakaan saat ini adalah sebuah alat untuk mendeteksi kebisingan yang terjadi didalam perpustakaan, dengan tujuan untuk menjaga suasana perpustakaan yang nyaman dan kondusif.

Sering terjadi kebisingan dalam sebuah ruangan membaca pada perpustakaan, hal itu dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi sehingga kegiatan didalam perpustakaan menjadi terganggu karena ada suara bising yang ditimbulkan dari pengunjung perpustakaan itu sendiri, misalnya suara handphone atau suara yang dihasilkan dari percakapan pengunjung didalam perpustakaan.

Pada SMK Negeri 1 Kabupaten Tangerang kebisingan pada perpustakaan masih sering terjadi, terutama berasal dari siswa/i yang mengunjungi perpustakaan itu sendiri. Petugas perpustakaan sudah melakukan segala upaya untuk mengatasi hal demikian, diantaranya dengan memperingatkan dan menegur siswa/i yang membuat keributan atau kegaduhan (kebisingan) di dalam perpustakaan, karena keterbatasan waktu dan tenaga petugas perpustakaan tidak dapat mengontrol keadaan perpustakaan secara maksimal.

Maka dari latar belakang yang telah diamati penulis, akan dibuat alat deteksi kebisingan yang dapat mendeteksi kebisingan di dalam perpustakaan, dengan judul “Implementasi Alat Deteksi Kebisingan Pada Perpustakaan Berbasis IOT dan Mikrokontroler di SMK Negeri 1 Kabupaten Tangerang”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan untuk rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana merancang suatu alat deteksi kebisingan yang dapat terhubung dengan ThingSpeak dan Mobile App di Smartphone petugas perpustakaan?
  2. Bagaimana implementasi alat deteksi kebisingan pada ruangan perpustakaan SMK Negeri 1 Kab.Tangerang ?
  3. Software dan hardware apa saja yang digunakan dalam membuat alat deteksi kebisingan pada perpustakaan ini?

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai batasan ruang lingkup atas penelitian laporan skripsi ini adalah Implementasi Alat Deteksi Kebisingan Pada Perpustakaan Berbasis IOT dan Mikrokontroler pada SMK Negeri 1 Kabupaten Tangerang. Alat deteksi kebisingan ini dibuat guna memaksimalkan kinerja petugas perpustakaan dalam menjaga ruangan perpustakaan agar tetap kondusif. ruang lingkup penelitian ini meliputi:

  1. Konfigurasi Mikrokontroler NodeMCU sebagai otak utama pada alat deteksi tingkat kebisingan ini.
  2. Konfigurasi input pada sensor suara agar sesuai dengan batas tingkat kebisingan yang sudah ditetapkan.
  3. Pemanfaatan ThingSpeak dan Mobile App yang dijadikan sebagai media monitoring informasi melalui internet dan Smartphone.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menyatakan adanya hasil, sesuatu yang akan dicapai dan telah dianalisa oleh penulis ini adalah sebagai berikut:

  1. Tujuan Individual
  2. a. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama perkuliahan di jurusan Sistem Komputer.

    b. Menghasilkan suatu karya yang dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan pihak yang bersangkutan dengan penulis disini yaitu sekolah SMK Negeri 1 Kab.Tangerang.

    c. Untuk menyelesaikan laporan skripsi, sebagai syarat lulus jenjang studi Strata 1 (S1).

  3. Tujuan Fungsional
  4. a. Membuat suatu sistem yang dapat mendeteksi kebisingan dengan menggunakan NodeMCU sebagai otak utama untuk membuat sistem monitoring yang dapat diakses internet melalui ThingSpeak dan Mobile App di Smartphone .

    b. Mampu menggantikan tugas dan membantu petugas perpustakaan dalam menciptakan kenyamanan ruangan perpustakaan.

  5. Tujuan Perancangan
  6. a. Menciptakan sebuah inovasi baru berupa alat deteksi kebisingan yang dapat diimplementasikan khususnya dalam bidang pendidikan dalam bentuk kegiatan membaca yang dapat membantu tugas dan peran petugas perpustakaan.

    b. Merancang sebuah sistem alat yang dapat terintegrasi langsung melalui internet untuk mempermudah monitoringnya.

Manfaat Penelitian

Setiap penelitian bertujuan untuk memberikan manfaat. Manfaat yang akan diberikan tentunya akan sangat membantu para pengguna nantinya. Manfaat dari penelitian ini antara lain, sebagai berikut:

  1. Petugas perpustakaan dapat mengetahui tingkat kebisingan yang dihasilkan pada perpustakaan melalui rancangan sistem alat yang dibuat.
  2. Memudahkan petugas perpustakaan dalam menjaga kenyamanan ruangan perpustakaan.
  3. Meningkatkan mutu belajar dan membaca pada perpustakaan SMK Negeri 1 Kab.Tangerang.


Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam membuat laporan skripsi ini yaitu sebagai berikut:


Metode Pengumpulan Data

Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data dengan wawancara dan studi kepustakaan.

  1. Metode Observasi (Observation Research)

    Pada metode ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang dilakukan pada perpustakaan di SMK Negeri 1 Kab.Tangerang. Kemudian hasil dari observasi yang telah dilakukan peneliti dapat mengumpulkan berbagai sumber informasi yang dapat membantu proses analisa dalam pembangunan sistem yang akan diimplementasikan.

  2. Studi Pustaka (Literature Reseach)

    Metode ini merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh penulis dengan mencatat serta mempelajari buku-buku, jurnal, atau literature review dari berbagai sumber bacaan baik tertulis maupun online yang dapat membantu penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi dengan baik.

  3. Wawancara (Interview Research)

    Metode wawancara merupakan proses tanya jawab yang dilakukan antara dua orang atau lebih untuk saling bertukar informasi dan ide mengenai sistem yang sedang diteliti. Agar memperoleh data yang jelas dan akurat, dalam hal ini penulis melakukan wawancara secara langsung dengan stakeholder petugas perpustakaan yaitu:

  4. 1. Bapak Darsum, S.Pd selaku kepala perpustakaan SMK Negeri 1 Kab.Tangerang

    2. Ibu Ulpiyani selaku staf perpustakaan

    3. Ibu Irena Nur Fajar selaku staf pembantu perpustakaan

Metode Perancangan

Pada tahap ini dilakukan perancangan alat deteksi kebisingan pada perpustakaan dan diimplementasikan dari sistem yang telah di rancang. Metode perancangan yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah melalui tahap pembuatan flowchart dengan desain hardware menggunakan diagram blok, sehingga dapat mengetahui bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.

Metode Prototipe

Metode prototipe yang digunakan penulis dalam project ini adalah metode prototyping evolutionary, karena metode ini secara terus menerus akan dikembangkan hingga prototipe ini memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan penggunanya.

Metode Pengujian

Metode pengujian dalam penelitian ini digunakan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi pada saat sistem diterapkan. Metode yang digunakan peneliti adalah Black Box. Metode Black Box ini digunakan karena dapat mengetahui apakah alat deteksi kebisingan yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan sesuai dengan yang diharapkan.


Sistematika Penulisan

Untuk memperjelas dan memudahkan pembaca dalam memahami laporan skripsi ini, penulis mengelompokkan materi terdiri dari beberapa sub bab dengan sistematika penulisan, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode pengujian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang landasan teori berupa pengertian dan definisi sebagai konsep dasar proses pembuatan sistem yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat SMK Negeri 1 Kab.Tangerang, visi dan misi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, analisa sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, elisitasi.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan alat, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, implementasi dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang bersangkutan dengan analisa serta optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta kesan yang didapat selama skripsi berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Jeperson Hutahaean (2015:2) [1] “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu”.

Menurut Elisabet Yunaeti Anggraeni (2017:1), [2] “Sistem adalah kumpulan orang yang saling bekerja sama dengan ketentuan-ketentuan aturan yang sistematis dan terstruktur untuk membentuk satu kesatuan yang melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, sistem adalah sekelompok unsur yang saling berkaitan satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaean (2015:3), [1] sistem yang memiliki karakteristik yaitu :

  1. Komponen

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa sub sistem atau bagian-bagian dari sistem.

  2. Batasan sistem (boundary)

    Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

  3. Lingkungan luar sistem (environment)

    Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem.

  4. Penghubung sistem (interface)

    Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubungan ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsitem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

  5. Masukkan sistem (input)

    Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenace input), dan masukan sinyal (signal input). Maintenace input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. (output).

  6. Keluaran sistem (output)

    Keluaran sisrem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

  7. Pengolah sistem

    Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akutansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

  8. Sasaran sistem

    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Gambar 2.1 Karakteristik Dari Suatu Sistem

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Iswandy (2015:73), [3] “Flowchart merupakan urutan-urutan langkah kerja suatu proses yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang disusun secara sistematis”.

Menurut Tiara dkk dalam Jurnal CERITA (2017:100), [4] “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah- langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan, Flowchart adalah penggambaran secara grafik yang menjelaskan langkah dan urutan kerja berupa symbol-simbol dalam suatu program.

Gambar 2.2 Simbol Flowchart

Jenis-Jenis Fowchart

Menurut Ridlo (2017:6), [5] Dalam jenisnya flowchart terdapat dikategorikan dalam beberapa jenis menurut fungsi dan prosesnya serta tingkat kepentingan user. Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

    Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, Flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Contoh sederhana untuk Flowchart sistem dapat dilihat pada Gambar 2.3. tentang pemesanan makanan (order) di cafe backyard berikut ini.

  2. Gambar 2.3 Flowchart System

  3. Flowchart Paperwork / Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

    Flowchart Dokumen (Paperwork) menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan. Gambar 2.4. menggambarkan suatu contoh Flowchart ini mengenai alur pembuatan kartu Anggota Komunitas.

  4. Gambar 2.4 Flowchart Paperwork

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

    Flowchart skematik mirip dengan flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol Flowchart standar,tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

  6. Gambar 2.5 Schematic Flowchart

  7. Flowchart Program (Program Flowchart)

    Flowchart Program dihasilkan dari flowchart Sistem. Flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan Flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi. Suatu contoh flowchart program dapat dilihat pada Gambar. berikut ini:

  8. Gambar 2.6 Flowchart Program

  9. Flowchart Proses (Process Flowchart)

    Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus:

Gambar 2.7 Simbol Flowchart Proses



Konsep Dasar Internet Of Things(IOT)

Definisi Internet Of Things

Menurut Somayya Madakam (2015:250), [6]Internet of Things didefinisikan sebagai jaringan objek cerdas yang terbuka dan komprehensif yang memiliki kapasitas untuk mengatur secara otomatis, berbagi informasi, data, dan sumber daya, bereaksi dan bertindak dalam menghadapi situasi dan perubahan dalam lingkungan”.

Menurut Rohman dkk (2016:189), [7]Internet of Things merupakan sebuah konsep untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang selalu terhubung”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan secara singkat Internet of Things bisa dibilang adalah di mana benda-benda di sekitar kita dapat berkomunikasi dan bertukar informasi antara satu sama lain melalui sebuah jaringan seperti internet.

Manfaat Internet Of Things

Berikut ini adalah beberapa manfaat dalam beberapa bidang yaitu:

  1. Sektor Pembangunan
  2. Sektor Energi
  3. Sektor Pendidikan
  4. Sektor Kesehatan
  5. Sektor Industri
  6. Transportasi
  7. Pedagang
  8. Keamanan
  9. Teknologi dan Jaringan

Konsep Dasar Monitoring

Definisi Monitoring

Menurut Maya Amelia (2016:32), [8] “Monitoring adalah sekumpulan elemen yang saling berinteraksi menjadi satu kesatuan untuk melakukan fungsi pengawasan dengan tujuan agar setiap proses yang diawali berjalan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan”.

Menurut Indrawati dkk (2018:9), [9] “Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yg ditetapkan) secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program/proyek sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/proyek selanjutnya”.

Fungsi Monitoring

Menurut Indrawati dkk (2018:10-11), [9] monitoring mempunyai empat fungsi, yaitu:

  1. Ketaatan (compliance), monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
  2. Pemeriksaan (auditing), monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.
  3. Laporan (accounting), monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu.
  4. Penjelasan (explanation), monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak cocok.

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototype

Menurut Mulyani (2017:26), [10]Prototyping merupakan teknik pengembangan system yang menggunakan prototype untuk menggambarkan system, sehingga pengguna atau pemilik sistem mempunyai gambaran pengembangan sistem yang akan dilakukannya.”

Menurut Otto Fajarianto (2016:55), [10]Prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping".

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan prototipe adalah demonstrasi dari suatu produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

Jenis-Jenis Prototype

"Menurut Saefullah dalam CCIT Journal (2015:64), [11] Jenis- jenis prototipe secara general dibagi menjadi tiga, yaitu :

  1. THROW-AWAY

    Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

  2. INCREMENTAL

    Prototype finalnya dibuat sebagai komponen- komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keselueuhan hanya ada satu tetapi dibagi dalam komponen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

  3. EVOLUTIONARY

    Pada metode ini, prototype tak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Konsep Dasar Implementasi

Definisi Implementasi

Menurut Putra (2018:23), [12] “Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga dimaksudkan menyediakan sarana untuk membuat sesuatu dan memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesama”.

Konsep Dasar Jaringan

Definisi Implementasi

Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21), [13] “Jaringan komputer merupakan suatu hasil dari koneksi (hubungan) dari sejumlah perangkat atau komputer dengan saling berkomunikasi satu sama lain”.


Sifat-Sifat Dasar Jaringan

Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21), [13] Jaringan komputer memiliki empat buah sifat dasar penting. Keempat sifat tersebut, yaitu:

  1. Scalability

    Jaringan komputer mampu disesuaikan dengan kebutuhan user dapat berkembang dan menghilangkan batasan geografis atau lokasi.

  2. Resource Sharing

    Jaringan komputer dapat digunakan untuk pemakaian bersama dari sumber daya yang ada (resource sharing). Sumber daya tersebut berupa perangkat keras (hardware) serta perangkat lunak (software).

  3. Connectivity

    Jaringan komputer mudah dihubungkan serta pengguna (user) mudah untuk terhubung dari jaringan komputer. Untuk menciptakan hubungan ini, terdapat sejumlah perangkat penghubung di dalamnya. Yang termasuk perangkat-perangkat itu switch, modem, router, hub.

  4. Reliability

    Suatu jaringan komputer mempunyai kehandalan di dalamnya memberikan user performansi jaringan komputer yang dapat diukur.


Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21), [13] jenis jaringan komputer berdasarkan area atau lokasi yang dibedakan menjadi 4, diantaranya sebagai berikut:

  1. PAN (Personal Area Network)

    PAN (Personal Area Network) adalah jaringan komputer yang dibentuk dalam beberapa buah komputer atau antara komputer dengan peralatan non-komputer. Misalnya: HP, PDA, dan komputer.

  2. LAN (Local Area Network)

    LAN (Local Area Network) adalah bentuk jaringan komputer lokal, yang luas areanya sangat terbatas. Umumnya diterapkan untuk jaringan komputer rumahan, lab komputer di sekolah serta kantor, di mana masing-masing komputer mampu saling berinteraksi, bertukar data, dan juga dapat menggunakan peralatan bersama seperti printer. Media yang dipakai berupa kabel (UTP atau BNC) maupun wireless.

  3. MAN(Metropolitan Area Network)

    MAN(Metropolitan Area Network) Adalah suatu jaringan komputer dengan skala yang lebih besar daripada LAN, bisa berupa suatu jaringan komputer antar kantor atau perusahaan denan jarak yang berdekatan. MAN (Metropolitan Area Network) terdiri atas beberapa LAN yang saling berhubungan. Media yang dipakai antar gedung umumnya wireless atau kabel serat optik.

  4. WAN(Wide Area Network)

    WAN(Wide Area Network) adalah sebuah jaringan komputer dengan jangkauan area geografis yang sangat luas, dapat mencakup sebuah negara bahkan benua untuk mengaksesnya. WAN (Wide Area Network) terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan area lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna dan komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lainnya. Jarak WAN hingga 1000 KM kecepatan 1,5 Mbps s/d Gbps.

Konsep Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Siahaan dalam dzulhaq dkk (2017:1), [14] “Elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering)”.

Menurut Ariawan dan Wahyuni (2015:63), [15] ”Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan Elisitasi adalah usulan rancangan sistem baru yang dibuat untuk memunuhi kebutuhan aktivitas awal hingga akhir.

Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Ariawan dan Wahyuni (2015:63), [16] Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    • “M” pada MDI itu artinya Mandatory.

      Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    • “D” pada MDI itu artinya Desirable

      Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    • “I” pada MDI itu artinya Inessential

      Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI.

    Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    • T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    • O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    • “E” artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    • High(H): Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    • Middle(M): Mampu untuk dikerjakan.

    • Low(L): Mudah untuk dikerjakan.


  4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.


Teori Khusus

Konsep Dasar Suara

Definisi Suara

Menurut Rahmad dan Fragastia (2014:322), [17] “Suara adalah pemampatan mekanis atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel (dB)”.


Konsep Dasar Mikrokontroler

Definisi Mikrokontroler

Menurut Kusumah dkk dalam CCIT Journal (2016:170), [18] “Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus”.

Menurut Amirah dan Salman (2018:8), [19] “Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umumnya dapat menyimpan program did umumnya terdiri dari CPU (central Processing Unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung seperti Analog-to-Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan barang yang menentukan kualitas pelayanan kemudian dijual dalam suatu perusahaan.

Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Rahman (2018:2), [20]Karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu:

  • CPU (Central Procesing Unit)

  • RAM (Read Only Memory)

  • I/O (Input/Output)

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontrol memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter dan lain-lain.

Klasifikasi Mikrokontroler

Menurut Rahman (2018:2), [20]Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

  • ROM(Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte(1 KB )

  • RAM berkapasitas 68 byte

  • EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte

  • Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)

  • Timer/Counter 8 bit dengan prescaler

  • Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing).


Jenis-jenis Mikrokontroler

Secara teknis hanya ada dua macam mikrokontroler. Pembagian ini di dasarkan pada kompleksita intruksi-intruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC serta masing-masing keturunan atau keluarga sendi-sendiri.

  1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Intruksi yang dimiki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC diantaranya adalah AVR. Arduino, ARM, PIC, dll.

  2. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Intruction Set Computer. Intruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC diantaranya MCS51.

Dengan mengetahui jenis-jenis mikrokontroller pada pembahasan diatas, maka penulis dapat mengetaui bahwa dalam pembuatan projek skripsi. Penulis menggunakan jenis mikrokontroller berarsitektur RISC yang termasuk dalam keluarga ARM yang terdapat pada Linkit One.


Konsep Dasar NodeMCU ESP8266

Definisi NodeMCU ESP8266

NodeMCU adalah Open-source firmware dan pengembangan kit yang membantu untuk membuat prototipe produk IOT (Internet of Things) dalam beberapa baris skrip Lua Node Mcu adalah sebuah platform open source IOT (Internet Of Things). Node Mcu menggunakan Lua sebagai bahasa scripting. Hal ini didasarkan pada proyek Elua, dan dibuat di atas ESP8266 SDK 1.4. Menggunakan banyak proyek open source, seperti lua- cjson. Ini mencakup firmware yang berjalan pada Wi-Fi SoC ESP8266, dan perangkat keras yang di dasarkan pada ESP-12 modul. Spesifikasi yang disediakan oleh Node Mcu adalah Open source, Interaktif, Telah diprogram, biaya rendah, sederhana, Smart, WI-FI diaktifkan.


Gambar 2.8 PinOut NodeMCU


Konsep Dasar Thingspeak

Definisi Thingspeak

Menurut Sharmad Pasha (2016:19), [21]Thingspeak is a web based open API IoTsource information platform that comprehensive in storing the sensor data of varied „IoT applications‟ and conspire the sensed data output in graphical form at the web level”.

Thingspeak adalah platform informasi API IoTsource terbuka berbasis web yang komprehensif dalam menyimpan data sensor dari berbagai 'aplikasi IoT' dan berkonspirasi output data penginderaan dalam bentuk grafik di tingkat web.

Gambar 2.9 Logo Thingspeak


Konsep Dasar Suara

Definisi Sensor Suara

Sensor suara adalah sebuah alat yang mampu mengubah gelombang Sinusioda suara menjadi gelombang sinus energi listrik (Alternating Sinusioda Electric Current). Sensor suara berkerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah kumparan kecil di balik membran tadi naik & turun. Oleh karena kumparan tersebut sebenarnya adalah ibarat sebuah pisau berlubang-lubang, maka pada saat ia bergerak naik-turun, ia juga telah membuat gelombang magnet yang mengalir melewatinya terpotong-potong. Kecepatan gerak kumparan menentukan kuat-lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya.


Gambar 2.10 Sensor Suara


Konsep Dasar Modul DFPlayer Mini

Definisi Modul DFPlayer Mini

Merupakan modul musik player yang mendukung beberapa file salah satu nya adalah file .mp3 yang umum digunakan sebagai format sound file. DFPlayer mini mempunyai 16 pin interface berupa standar DIP pin header pada kedua sisinya. Berikut fitur- fitur yang terdapat pada DFPlayer Mini:

  1. Support Mp3 and WMV decoding
  2. Support sampling rate of 8 KHz, 11.025 KHz, 12 KHz, 16 KHz, 22.05 KHz, 24 KHz, 32 KHz, 44.1 KHz, 48 KHz.
  3. 24-bit DAC output, dynamic range support 90dB, SNR supports 85dB.
  4. Supports FAT16, FAT32 file system, maximum support 32GB TF card.
  5. A variety of control modes, serial mode, AD key control mode.
  6. The broadcast language spots feature, you can pause the background music being played.
  7. Built-in 3W amplifier.
  8. The audio data is sorted by folder; support up to 100 folders, each folder can be assigned songs.
  9. 30 levels volume adjustable, 10 levels EQ adjustable.

Gambar 2.11 Modul DFPlayer Mini


Konsep Dasar Pengujian

Definisi Black Box

Menurut Maulani dkk dalam CCIT Journal (2019:3), [22]Black Box Testing pengujian kotak hitam adalah menguji perangkat lunak dari sisi spesifikasi fungsionalnya saja, tidak menguji desain dan kode programnya”.

Menurut Junaidi dkk dalam Jurnal CERITA (2015:54), [23]black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program”.

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan Black Box Testing adalah suatu pengujian kotak hitam yang berfokus kepada pengujian perangkat lunak dari sisi fungsional dan kode pada program.

Literature Review

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Ageng Setiani Rafika, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.3 (2015:138), [24]Literature review berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk di jadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam Literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang diuraikan sebelumnya pada permusan masalah”.

Manfaat Literature Review

Menurut Budi Warsita dkk dalam CCIT Journal (2016:36), [25] “Manfaat dari Studi Pustaka (Literature Review) adalah mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama dibidang ini”.

Langkah-langkah Literature Review

Menurut Ageng Setiani Rafika, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.3 (2015:138), [24] Metode Literature Review ini dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi- referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap ppenelitian ini.
  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Adapun literature review sebagai salah satu penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu :

  1. Jurnal yang ditulis oleh Theodorus S. Kalengkongan, Dringhuzen J. Mamahit, Sherwin R.U.A Sompie pada tahun 2018 yang berjudul “RANCANG BANGUN ALAT DETEKSI KEBISINGAN BERBASIS ARDUINO UNO”. [26] Pada penelitian ini menjelaskan alat deteksi kebisingan pada perpustakaan ini bertujuan membantu petugas perpustakaan dalam mengatur kenyamanan perpustakaan. Dengan menggunakan sensor suara dan mikrokontroler Arduino uno sebagai pusat pengontrolan. Tujuan dalam perancangan ini adalah aktivitas dalam perpustakaan dapat berjalan dengan tenang dengan adanya peringatan dari alat deteksi kebisingan.

  2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mahmudul Alam , MD Shahrukh Adnan Khan , Md Khairulalam , Anas Syed , Rajprasad Rajkumar , Tareq Bin Azam pada tahun 2017 yang berjudul “INDUSTRIAL LEVEL ANALYSIS OF AIR QUALITY AND SOUND LIMITS MONITORING IN BANGLADESH USING REAL RIME CONTROL SYSTEM”. [27] Penelitian ini menyajikan studi penting dari analisis Atmosfer lingkungan di pabrik-pabrik industri di Bangladesh. Sistem kontrol real time berbasis Arduino dengan sensor gas dan noise (suara) telah dikembangkan untuk mengumpulkan data di berbagai industri. Sistem tersebut kemudian telah beroperasi di beberapa pabrik semen untuk mengukur kebisingan (db) dan debu (μg / m3) dan dibandingkan dengan persyaratan standar internasional untuk memahami apakah pabrik- pabrik menyediakan lingkungan yang lebih sehat.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Saha, Arnab Kumar, et al pada tahun 2018 yang berjudul “A RASPBERRY PI CONTROLLED CLOUD BASED AIR AND SOUND POLLUTION MONITORING SYSTEM WITH TEMPERATURE AND HUMIDITY SENSING”. [28] Dalam penelitian ini, metode berbasis IOT untuk memantau Indeks Kualitas Udara dan Intensitas Kebisingan suatu wilayah, telah diusulkan. Teknologi yang direkomendasikan terdiri dari empat modul yaitu, Modul Pemantauan Indeks Kualitas Udara, Modul Deteksi Intensitas Suara, Modul Pemantauan Berbasis Cloud, dan Modul Anomali Notifikasi. Pertama, Indeks Kualitas Udara diukur dengan mempertimbangkan keberadaan lima kriteria polusi udara. Kemudian intensitas suaranya dideteksi menggunakan sensor masing-masing.

  4. Penelitian Jurnal yang dilakukan oleh Candido, Antonio Leandro Martins, et al. Pada tahun 2018 yang berjudul "Low cost Device for Online Monitoring of Noise in Libraries using Internet of Things”. [29] Makalah ini menjelaskan pengembangan dan aplikasi praktis dari sistem tertanam yang melakukan pemantauan online suara bising di perpustakaan lembaga pendidikan menggunakan Internet of Things. Tujuan utama dari proyek yang diusulkan adalah untuk merekam level suara di area tertutup dan untuk mengingatkan pengguna ketika batas yang diizinkan terlampaui.

  5. Penelitian Jurnal yang dilakukan oleh uniastel Rajagukguk and Nurdieni Eka Sari pada tahun 2018 yang berjudul “DETECTION SYSTEM OF SOUND NOISE LEVEL (SNL) BASED ON CONDENSER MICROPHONE SENSOR”. [30] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan dengan menggunakan Arduino Uno sebagai input pengolahan data dari sensor dan disebut sebagai Sound Noise Level (SNL). Prinsip kerja instrumen adalah sebagai detektor kebisingan dengan pemberitahuan menunjukkan tingkat kebisingan pada indikator LCD dan dalam bentuk audiovisual. Deteksi kebisingan menggunakan sensor adalah mikrofon kondensor dan LM 567 sebagai IC op-amp, yang dirakit sedemikian rupa sehingga dapat mendeteksi noise, suara yang ditangkap oleh sensor akan mengubah gelombang suara sinusoida menjadi energi listrik gelombang sinus (mengubah arus listrik sinusoida) yang mampu merespon keluhan oleh Arduino Uno.

  6. Penelitian Jurnal yang ditulis oleh Azen Ramadan, Alex Harijanto dan Sri Handono Budi Prastowo pada tahun 2017 yang berjudul “APLIKASI MULTISENSOR SLM DISERTAI SISTEM DATA LOGGER BERBASIS ARDUINO UNO SEBAGAI ALAT UKUR KEBISINGAN”. [31]Menjelaskan mengenai tujuan mengkaji tingkat kebisingan rata-rata di SMP Negeri 2 Jember pada pagi, siang dan malam hari diukur menggunakan multisensor SLM disertai sistem data logger berbasis arduino.

  7. Pada penelitian Jurnal CCIT yang ditulis oleh Rahardja, Untung, Yessi Frecilia, and Nurul Komaeni pada tahun 2015 yang berjudul “ANALISA PEMINJAMAN BUKU PERPUSTAKAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RFID PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA”. [32]Penelitian ini bertujuan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang bernama RFID tag atau transponder. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh petugas perpustakaan masih menggunakan proses yang semi-komputer untuk proses peminjaman buku pada perpustakaan. Meskipun proses tersebut sudah mengguanakan teknologi yang ada, tetapi petugas masih melalukan 2 kali pekerjaan . Yang menjadi kendala proses dikarenakan masih menggunakan buku besar untuk data pribadi raharja yang akan meminjam buku, yang nantinya data tersebut akan dipindahkan ke komputer dengan menggunakan micsrosoft excel. Untuk mengatasi berbagai masalah seperti yang dijelaskan diatas, dapat dilakukan dengan cara menggunakan teknologi tambahan untuk menunjang kegiatan peminjaman perpustakaan dengan menggunakan RFID.

  8. Dalam Jurnal CCIT yang ditulis oleh Handayani, Indri, and Hendra Kusumah pada tahun 2018 yang berjudul "Prototipe Deteksi Curah Hujan Dan Sistem Informasi Berbasis Pada ESP8266 Di BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang”. [33]Pada penelitian ini menjelaskan di Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang beriklim tropis basah (humid tropic) yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Memiliki hubungan yang kuat antara mobilitas manusia dengan kondisi cuaca yang terjadi, Namun Musim penghujan sering kali membuat kegiatan manusia menjadi terhambat, maka penulis melakukan upaya untuk mengembangkan peralatan yang murah dan untuk memberikan informasi secara langsung mengenai keadaan cuaca didaerah tertentu dengan menggunakan Sensor Ketinggian Air dan Sensor Suhu akan menginput data air hujan yang masuk kedalam wadah penampung dan suhu lalu diproses oleh Wemos D1 mini setelah diproses, Wemos D1 mini mengirimkan data supaya Relay mengaktifkan Micro Water Pump untuk membuang air yang berada di wadah penampung dan data disajikan kepada masyarakat melalui Web Ubidots.

  9. Dalam Journal CCIT yang ditulis oleh Diah Aryani, Dedy Iskandar dan Fitri Indriani pada tahun 2018 yang berjudul “PERANCANGAN SMART DOOR LOCK MENGGUNAKAN VOICE RECOGNITION BERBASIS RAPBERRY PI 3”. [34]Pada penelitian ini menjelaskan perancangan alat smart door lock menggunakan voice recognition berbasis raspberry pi 3 memberikan tingkat keamanan dan akses yang lebih komputerisasi.

  10. Dalam penelitian yang ditulis oleh Ilamsyah, Hendri Iksan Setyawan dan Alfianti Syahfitri pada tahun 2017 yang berjudul “ROBOT PENCARI BENDA MENGGUNAKAN PERINTAH SUARA BERBASIS ARDUINO UNO”. [35]Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan sebuah teknologi dengan menggunakan media robot pencari benda yang berguna bagi masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode color filtering RGB yang dimana sebuah sensor memilih sesuai warna yang ingin di cari dan activate sound untuk menggerakan sebuah robot. Sistem robot ini menggunakan ARM voice yang di control menggunakan smartphone, sehingga robot ini lebih efektif digunakan , dan berguna guna membantu pekerjaan.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat SMKN 1 Kab.Tangerang

SMK Negeri 1 Kab. Tangerang berdiri pada tanggal 05 Februari 1996 dengan nama SMKN 2 Tangerang memiliki NSS : 321522301202 yang berupa unit gedung baru, berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional No. 675/K/Kep.VI-2/kej/JB/SPP/1996. Pada tahun 2003 berubah namanya menjadi SMK Negeri 1 Kab. Tangerang Kabupaten Tangerang. Pembangunan gedung SMK Negeri 1 Kab. Tangerang bersumber dari dana DIP proyek SMK Jawa Barat 1995/1996 No.328/XXIII/3/1995 tanggal 28 Maret 1995 dan ADB LOAN No. 1050- INO, dengan menggunakan tanah fasilitas sosial Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang seluas 19.698 m2 berupa pemberian dari PT. Citra Land Estate.

Gedung SMK Negeri 1 Kab. Tangerang yang berada di Jalan Ds. Peusar Perum Mekar Asri Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang. Dengan melaksanakan Program pendidikan dan pelatihan teknik (Vocational Technology) terdiri atas tiga program keahlian pada awalnya yaitu Teknik Listrik Instalasi, Teknik Elektonika Industri, Serta Teknik Pendingin dan Tata Udara.

Pada tahun 2008 SMK Negeri 1 Kab. Tangerang mendapat bantuan berupa Rehab ruang kelas sebanyak 4 (empat) ruangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang dan bantuan sarana prasarana peralatan praktik Elektro. Pada tahun 2009 mendapat bantuan pembuatan ruang kegiatan belajar (RKB) dari Pemerintah Pusat berupa ruang kelas sebanyak 2(dua) ruangan, dan 4 (empat) ruang kegiatan belajar (RKB) dari Pemerintah Kabupaten Tangerang (APBD). Disamping itu pada tahun 2009 juga memperoleh bantuan peralatan praktik Teknik Pendingin dan tata Udara dari Provinsi Banten serta dari Pemerintah Pusat bantuan pelaksanaan penerapan Manajemen Mutu ISO 9001: 2008. Sehingga tiap tahun SMK Negeri 1 Kabupaten Tangerang mendapat subsidi pembuatan ruang teori untuk memenuhi proses belajar mengajar. Dalam perjalanannya SMKN 1 Kab. Tangerang Kabupaten Tangerang telah dipimpin oleh enam orang kepala sekolah diantanya adalah sebagai berikut:

  1. Perioda 1997-1998 oleh PYMT Drs. Sudirman
  2. Perioda 1998-2001 oleh Drs. Supriyadi
  3. Perioda 2001-2002 oleh Drs. Wahyu
  4. Perioda 2002-2005 oleh Drs. Kalsudin Lingga
  5. Perioda 2005-2008 oleh Drs. Wahyono, M.Pd
  6. Perioda 2008- 2011 oleh Drs.H. Jamas Sopiandi, M.Pd
  7. Perioda 2011 sampai sekarang oleh Drs. Mahpudin M.A, MM., M.Pd

Pada perkembangannya SMK Negeri 1 Kab. Tangerang Kabupaten Tangerang Provinsi Banten terhitung Tahun 2009 memiliki pendidikan dan pelatihan dengan status akreditasi "A" untuk semua kompetensi keahlian.


Struktur Organisasi SMKN 1 Kab.Tangerang

Gambar 3.1 Sturuktur Organisasi SMKN 1 Kab.Tangerang


Tugas Dan Wewenang

Didalam sebuah perusahaan atau lembaga organisasi lainnya terdapat tugas dan wewenang yang wajib dilaksanakan dan dipertagung jawabkan, SMK Negeri 1 Kab. Tangerang dalam manajemen akademiknya terdapat bagian-bagian yang mempunyai tugas masing-masing dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Tugas dari bagian-bagian yang ada pada SMK Negeri 1 Kab.Tangerang adalah sebagai berikut:


  1. Kepala Sekolah
  2. a. Menunjuk beberapa guru yang ditugasi untuk melaksanakan kegiatan tertentu.

    b. Mengatur, mengarahkan, membimbing dan mengawasi semua kegiatan kependidikan.

    c. Menjalin hubungan baik dengan instansi pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan.

    d. Mengadakan rapat-rapat dinas sekolah, rapat-rapat rutin awal bulan dan menentukan keputusan melalui musyawarah baik rapat dinas staf maupun dalam rapat pembantu urusan staf TU).

  3. Komite Sekolah
  4. a. Diperlukan untuk memberi dukungan (supporting agency) dan memenuhi kebutuhan sekolah.

    b. Pertimbangan pengambilan keputusan, pengawasan manajemen sekolah.

    c. Mediator antara pemerintah dengan masyarakat, dan lain sebagainya secara transparan dan demokratis serta etika yang kuat.

  5. Kepala Urusan Tata usaha (Kaur TU)
  6. a. Menyusun program tata usaha dan menyusun program ketata usahaan sekolah.

    b. Mengesahkan pembagian tata usaha sekolah SMK Negeri 1 Kab. Tangerang.

    c. Membantu kepala sekolah dalam menjalankan tugas karena tidak ada wakil kepala sekolah di SMK Negeri 1 Kab.Tangerang.

  7. Kurikulum
  8. a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kurikulum bersama bagian pengajaran.

    b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelatihan dan pengembangan SDM.

    c. Mengatur pelaksanaan remedial (remedi bahan dan remidi soal).

    d. Mengevaluasi kurikulum setiap tahun ajaran.

    e. Menyusun jadwal pelajaran.

  9. Sarana prasarana
  10. a. Melaksanakan dan menyusun program pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana.

    b. Merencanakan dan melaksanakan program pengembangan dan pemeliharaan sarana prasana.

    c. Mengkoordinir lab komputer, multimedia, lapangan olahraga.

  11. Humas
  12. a. Mengatur dan menyelenggarakan pertemuan orangtua dan komite sekolah.

    b. Membina hubungan sekolah atau komite.

  13. Bimbingan konseling (BP)
  14. a. Menyusun program dan melaksanakan bimbingan.

    b. Melaksanakan koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa.

    c. Mengadakan koordinasi dengan orang tua atau wali murid yang anaknya mempunyai kasus.

    d. Memberikan layanan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar

  15. Guru
  16. a. Membuat program pengajaran atau rencana kegiatan belajar mengajar.

    b. Membuat satuan pelajaran.

    c. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

    d. Melaksanakan analisis hasil belajar.

  17. Wali Kelas
  18. a. Mengadiminstrasikan biodata siswa kelas perwaliannya.

    b. Mengisi nilai KHS (Kartu Hasil Studi) siswa kelas perwaliannya.

    c. Membentuk organisasi kelas.

    d. Membentuk jadwal piket kelas.

    e. Mengkoordinasikan penanganan siswa berprestasi dengan guru BP, BK, dan kesiswaan.

    f. Menangani/mengatasi dan mengadministrasikan penanganan siswa bermasalah.

    g. Mengkoordinasikan penanganan siswa bermasalah dengan BP/BK dan kesiswaan.

    h. Mengadakan kunjungan rumah (home visit) dalam rangka klarifikasi dan musyawarah.

    i. Memotivasi dengan siswa perwaliannya agar perwaliannya agar giat belajar, mematuhi tata tertib, berakhlak, beretika, dan berprestasi.

    j. Berkomunikasi dengan kelas perwaliannya mengenai hambatan dan kendala dalam hal KBM remedial serta penyaluran bakat dan minat.

    k. Membuat laporan bulanan tentang keadaan siswa kelas perwaliannya.

    l. Mengisi dan membagi buku rapot setiap akhir semester

  19. Guru Piket
  20. a. Hadir lebih awal 15 menit sebelum KBM dimulai.

    b. Menyiapkan dan memantau absensi kehadiran guru dan tata usaha.

    c. Menyiapkan perlengkapan piket, buku, surat izin masuk/keluar, sound system.

    d. Mengatasi dan mengondisikan siswa pada kelas yang belum/tidak ada guru.

    e. Mengodisikan siswa terlambat pada kegiatan di perpustakaan.

    f. Mencatat guru yang tidak hadir atau tidak melaksanakan KBM.

    g. Mencatat kejadian-kejadian penting pada hari tersebut


Visi Dan Misi SMKN 1 Kab.Tangerang

Visi

Mempersiapkan peserta didik yang beriman, berilmu, siap latih, punya jiwa kewirausahaan dan daya saing agar bermakna di lingkungannya.


Visi
  1. Membimbing siswa/i belajar
  2. Membimbing siswa/i belajar dasar-dasar keterampilan produktif agar bisa bekerja di dunia usaha
  3. Membimbing siswa/i belajar agar bisa melanjutkan ke PT
  4. Menajamkan siswa/i kewirausahaan pada warga belajar
  5. Membimbing siswa/i belajar tentang berbagai life skill

Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan Implementasi Deteksi Kebisingan Pada Perpustakan Berbasis IOT dan Mikrokontroler ini di buat untuk mempermudah sistem yang sudah berjalan menjadi lebih efisien dan efektif yang dapat dilihat sebagai berikut :

  1. Membantu petugas dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan di dalam perpustakaan.
  2. Memberikan kenyamanan terhadap pengunjung perpustakaan.
  3. Menciptakan sebuah inovasi baru berupa alat deteksi kebisingan yang dapat diimplementasikan di dalam bentuk kegiatan membaca yang dapat membantu tugas dan peran petugas perpustakaan.
  4. Merancang sebuah sistem alat deteksi kebisingan yang dapat terintegrasi langsung melalui internet untuk mempermudah monitoringnya.


Analisa Sistem

Analisa Sistem Yang Berjalan

Pada sistem yang berjalan di perpustakaan SMKN 1 Kab.Tangerang masih berjalan secara manual dimana petugas jaga masih menegur pengunjung yang membuat kegaduhan di dalam perpustakaan berupa himbauan suara dan teguran, berikut adalah gambaran flowchart sistem yang berjalan.

Gambar 3.2 Flowchart sistem yang berjalan

Dapat dijelaskan gambar 3.2 Flowchart Sistem yang berjalan pada deteksi kebisingan perpustakaan SMKN 1 Kab.Tangerang adalah sebagai berikut:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem penyampaian informasi pada perpustakaan yang berjalan.
  2. 1 (satu) simbol input, yang menyatakan proses input output pada sistem flowchart yang berjalan, yaitu : terjadi kebisingan diperpustakaan.
  3. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “iya” dan “tidak”, yaitu: Apakah terjadi kebisingan yang berlebihan. Jika “Ya” maka petugas akan menegur pengunjung perpustakaan, dan jika “Tidak” maka akan dicek kembali.
  4. 1 (satu) simbol proses, yang menyatakan proses jika terjadi tingkat kebisingan berlebihan maka petugas akan menegur pengunjung perpustakaan.


Analisa Sistem Unggulan

Pada sistem usulan ini penulis membuat alat deteksi kebisingan pada perpustakaan berbasis IOT dan Mikrokontroler untuk membantu petugas dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan di dalam perpustakaan, dimana alat tersebut nantinya akan diletakan pada ruangan membaca yang bertujuan apabila terjadi keributan didalam perpustakaan tersebut akan mengeluarkan himbauan peringatan suara sehingga lebih efektif dan efisien petugas tidak perlu menegur secara manual.

Cara Kerja Alat

Cara kerja Alat Deteksi Kebisingan Pada Perpustakaan Berbasis IOT dan Mikrokontroler ini adalah ketika sensor suara mendeteksi kebisingan didalam perpustakaan, maka sinyal suara tersebut akan diteruskan ke NodeMCU. Jika suara yang dideteksi melebihi batas suara yang ditentukan, maka NodeMCU akan memproses data tersebut dan dikirim ke modul dfplayer mini yang kemudian nantinya akan mengeluarkan berupa output himbauan rekaman suara audio. NodeMCU disini merupakan perangkat mikrokontroler yang berfungsi untuk menghubungkan antar modul dan sensor.


Diagram Blok

Gambar 3.3 Diagram Blok

Keterangan dan penjelasan diagram blok diatas adalah sebagai berikut:

  1. Hubungkan Adaptor 1A/12V ke NodeMCU.
  2. Input suara akan diproses oleh sensor suara.
  3. Jika terjadi kebisingan melebihi batas yang sudah ditentukan, maka suara tersebut akan diproses oleh NodeMCU.
  4. Kemudian hasil dari data suara tersebut akan dikirim ke ThingSpeak, dan notifikasi akan dikirim melalui smartphone petugas perpustakaan melalui sebuah aplikasi.
  5. Output yang dihasilkan berupa himbauan rekaman suara dari modul DFPlayer Mini menggunakan media speaker.

Pembuatan Alat

Dalam pembuatan alat deteksi kebisingan ini meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Seperti yang ditunjukan pada gambar 3.3. dari sistem yang telah dirancang akan mewujudkan alat deteksi kebisingan pada perpustakaan berbasis IOT dan Mikrokontroler untuk membantu petugas dalam menciptakan suasana perpustakaan yang aman, nyaman dan tertib.

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Gambar 3.4 Rangkaian Alat Deteksi Kebisingan

Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen modul dan sensor yang digunakan untuk penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini. Alat dan bahan yang dibutuhkan sebagai berikut:

  1. Laptop digunakan untuk memprogram
  2. NodeMCU
  3. Sensor Suara
  4. Dfplayer Mini
  5. NodeMCU Board
  6. Adaptor 1A/12V
  7. Stepdown
  8. Kabel USB
  9. Kabel Jumper
  10. PCB
  11. Pin Header
  12. Kotak hitam
  13. Smartphone
  14. Solder, tang dan obeng

Pada rangkaian NodeMCU yang digunakan merupakan tempat penyimpanan program dalam mengolah data dan pengoprasian sistem yang dibuat. Adapun deskripsi pemasangan modul dan sensor pada NodeMCU sebagai berikut:

  1. Rangkaian ini menggunakan NodeMCU sebagai otak kendali berbagai perangkat yang terhubung.
  2. Rangkaian ini mengunakan Board NodeMCU fungsinya agar NodeMCU bisa terhubung dengan adaptor.
  3. Dalam perancangan sistem deteksi suara yang dibuat ini menggunakan modul sensor suara, karena modul ini bisa mendeteksi suara didalam ruangan dan harganya pun ekonomis.
  4. Dalam perancangan sistem ini menggunakan Modul Dfplayer Mini,berfungsi sebagai musik player mp3 yang nantinya akan digunakan sebagai notifikasi output berupa rekaman audio.


Perancangan Perangkat Lunak(Software)

Setelah proses perancangan perangkat keras selesai, langkah selanjutnya adalah membuat perancangan perangkat lunak yang meliputi penulisan listing program ke dalam software Arduino 1.7.10 dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat.

  1. Software Arduino 1.7.10

    Perangkat lunak yang digunakan adalah software arduino versi 1.7.10. software ini merupakan software yang kompatibel dengan device arduino. software arduino digunakan untuk menuliskan listing program alat yang nantinya akan di upload kedalam Arduino Uno, sehingga rancangan alat yang dibuat dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.

  2. Berikut merupakan tampilan software arduino:

    Gambar 3.5 Shortcut Software Arduino

    Jika di double klik kiri shortcut software arduino maka akan muncul tampilan seperti berikut ini:

    Gambar 3.6 Tampilan Loading Screen Software Arduino

    Jika di double klik kiri shortcut software arduino maka akan muncul tampilan seperti berikut ini:

    1. Void setup : Untuk menetapkan nilai awal I/O suatu program.

    2. Void loop : Untuk mengeksekusi perintah suatu program yang telah dibuat “Void setup”.

    3. Kurung kurawal : Untuk menentukan awal dan akhir dari program.


  3. Thingspeak

    Thingspeak adalah platform informasi API IoTsource terbuka berbasis web yang komprehensif dalam menyimpan data sensor dari berbagai 'aplikasi IoT' dan berkonspirasi output data penginderaan dalam bentuk grafik di tingkat web.

Gambar 3.8 Thingspeak

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi

  1. Sistem himbauan peringatan kebisingan pada perpustakaan masih manual, yaitu dengan cara petugas menegur pengunjung yang tidak kondusif didalam perpustakaan

  2. Proses kegiatan dalam menciptakan situasi perpustakaan yang nyaman dan kondusif masih manual.


Alternatif Pemecahan Masalah

  1. Menciptakan sebuah alat deteksi kebisingan pada perpustakaan yang lebih modern dengan memanfaatkan mikrokontroler dan Internet Of Things.

  2. Dengan adanya alat deteksi kebisingan ini, petugas perpustakaan tidak harus menegur pengunjung yang membuat kegaduhan lagi. Karena dengan adanya alat deteksi kebisingan ini maka secara otomatis akan menguluarkan teguran berupa suara yang sudah di program di sistem tersebut apabila terdeteksi kebisingan didalam perpustakaan. Petugas pun dapat melihat hasil kebisingan yang terdeteksi secara online menggunakan Smartphone.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, berikut beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang di inginkan.

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I


Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasrifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan tabel 3.1 terdapat 1 non functional opsinya Inessential (I) dan 3 functional opsinya Inessential (I) harus dieliminasi. Semua requirement tersebut adalah bagian dari sistem yang dibahas, namum sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, alat deteksi kebisingan pada perpustakaan berbasis IOT dan Mikrokontroler ini dapat bekerja dengan baik..

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

  1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting).Maksudnya adalah elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan.

  2. D pada MDI artinya Desirable (Diinginkan atau tidak terlalu penting). Maksudnya adalah elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi). Maksudnya adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut:

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

  1. T (Technical)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?

  2. O (Operational)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimanakah cara kerja dari sistem yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

  3. E (Economic)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain :

  1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.

  2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.

  3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat menjadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan Alat Deteksi Kebisingan pada Perpustakaan Berbasis IOT dan Mikrokontroler. Berdasarkan Elisitasi Tahap III diatas, dapat dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi

BAB IV

HASIL DAN UJI COBA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen pada alat, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing- masing blok rangkaian dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Untuk pembahasan ujicoba yang akan dilakukan dapat dilihat pada sub-sub berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box pada alat deteksi kebisingan pada perpustakaan berbasis iot dan mikrokontroler di smkn 1 kab.tangerang, untuk pengujian pada sistem sebagai berikut:


Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Web

Tabel 4.1 Pengujian Black Box PadaSaatTerhubung Web



Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Thingspeak

Tabel 4.2 Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Thingspeak


Pengujian Black Box Pada Sensor

Tabel 4.3 Pengujian Black Box Pada Sensor

Uji Coba Hardware

Pengujian Rangkaian Catu Daya

Catu daya sebagai power supply adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain yang sangat penting. Dalam realisasi perangkat keras yang berupa nodemcu dfd player, sensor suara dan keseluruhan rangkaian sistem di sini membutuhkan catu daya. Pada Gambar 4.1 adalah pengujian rangkaian catu daya dengan mengukur tegangan keluaran dari power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.1. Pengujian Input Rangkaian Catu Daya

Pengujian Lampu Indikator Led

pada pengujian lampu indikator led disini menggunakan sebuah program yang terdapat pada program arduino yaitu dengan tipe lampu blink yang digunakan sebagai indikator pada alat, uji coba dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.2. pengujian lampu led saat merah nyala

Gambar 4.3. pengujian lampu led saat hijau nyala

Adapun listing Program yang digunakan dalam uji coba dari gambar di atas adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4. Listing program pengujian lampu led blink

Pengujian Sensor Suara

Pada uji coba ini adalah pengujian sensor suara, apakah sensor suara berjalan sebagaimana mestinya pada “Implementasi Alat Deteksi Kebisingan Pada Perpustakaan Berbasis IOT Dan Mikrokontroler di SMK Negeri 1 Kabupaten Tangerang” ini menggunakan 1 buah sensor suara yang memiliki 3 kaki diantaranya VCC, Ground dan Out. Dimana VCC dihubungkan pada pin 3V3, Ground dihubungkan pada pin ground esp8266 dan Out dihubungkan pada pin D7 padaNodeMCU.

Gambar 4.5. Pengujian Sensor Suara

Gambar 4.6 Hasil Pengujian Sensor Suara

Adapun listing Program yang digunakan dalam uji coba dari gambar di atas adalah sebagai berikut:

Gambar 4.7 Listing program untuk Pengujian Sensor Suara

Pengujian Modul Dfplayer Mini

Pengujian modul Dpfpalyer Mini ini dilakukan untuk melihat hasil apakah dapat mentransmisikan audio kedalam mikrokontroller NodeMcu dengan lancar tanpa masalah sehingga dapat memainkan audio rekaman petugas perpustakaan.

Gambar 4.8. Pengujian Modul Dfplayer Mini

Gambar 4.9. Listing Program Pengujian Modul Dfplayer Mini

Flowchart Program Yang Diusulkan

Berikut adalah gambaran sistem flowchart yang diusulkan pada Alat Deteksi Kebisingan Pada Perpustakaan Berbasis IOT dan Mikrokontroler yang diusulkan oleh penulis untuk SMKN 1 Kab.Tangerang.

Gambar 4.10. Flowchart Sistem yang diusulkan


Berikut adalah penjelasan flowchart sistem yang diusulkan:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem penyampaian informasi pada perpustakaan yang berjalan.
  2. 3 (tiga) simbol proses, yang menyatakan modul sensor suara mendeteksi apakah ada suara yang ditangkap melebihi batas yang ditentukan, kemudian input kebisingan suara akan diproses oleh NodeMCU. Setelah diproses maka data di kirim ke DFPlayer mini memproses input dari NodeMCU berupa ouput rekaman audio.
  3. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “iya” dan “tidak”, yaitu: Ada suara yang ditangkap melebihi batas yang ditentukan. Jika “Ya” maka input kebisingan suara akan diproses oleh Node MCU kemudian DFPlayer Mini memproses input dari NodeMCU berupa output rekaman audio, dan jika “Tidak” maka akan dicek kembali.
  4. 2 (dua) simbol Input/Output, yang yang menyatakan proses input output, yaitu : Modul sensor suara mendeteksi kebisingan ≥ yang ditetapkan dan proses mengirim data keDFPlayer Mini.

Perancangan Program

Tahap pertama yang perlu dilakukan dalam pembuatan alat dan program adalah tahap perancangan, yang digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program.

Tujuan dari perancangan adalah untuk mempermudah dalam merealisasikan pembuatan alat dan program dengan apa yang ingin dicapai.

Perancangan Perangkat Lunak NodeMCU

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Arduino IDE yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program NodeMcu, sehingga NodeMcu yang sudah dibuat dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada perancangan NodeMcu ini meggunakan Bahasa Pemrograman C dimana listing programnya dapat di compile dan di upload langsung kedalam NodeMCU menggunakan Arduino IDE, adapun tampilan penulisan jendela Arduino IDE sebagai berikut:

Gambar 4.11. Tampilan Listing Arduino IDE

Tahapan yang akan dilakukan adalah menulis program ► mengecek apakah ada kesalahan dalam listing program yang ditulis ► mengupload listing program kedalam NodeMCU menggunakan Arduino IDE. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

Gambar 4.12. Upload Listing Program kedalam NodeMCU

Konfigurasi Sistem Usulan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware dan software yang digunakan dalam perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan sebagai berikut:

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Adapun perangkat keras (hardware) yang diperlukan sebagai berikut:

  1. Laptop

  2. NodeMCU

  3. DfplayerMini

  4. Sensor Suara

  5. SD Card 4GB

  6. Power Adapter 1A/12V

  7. Speaker

Spesifikasi Software

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, mengedit program, sebagai interface, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang dibutuhkan sebagai berikut:

  1. Browser

  2. Arduino IDE

  3. Draw.io

Testing

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian testing pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian dan hasil yang diinginkan.

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut dilakukan agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang. Fungsi tahapan testing tersebut adalah untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.
  2. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga program dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.
  3. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.
  4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan ini sialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

Implementasi

Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga “Alat Deteksi Kebisingan Pada Perpustakaan Berbasis IOT dan Mikrokontroler di SMKN 1 KABUPATEN TANGERANG” dapat dirancang dan dibuat, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Adapun jadwal dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4. pengolahan jadwal proses pembuatan alat

Estimasi Biaya

Berikut adalah estimasi biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan alat, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5 Estimasi biaya yang dikeluarkan

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Berikut ini adalah kesimpulan rumusan masalah mengenai implementasi alat deteksi kebisingan pada perpustakaan berbasis IOT dan Mikrokontroler di SMK Negeri 1 Kabupaten Tangerang, adalah sebagai berikut:

  1. Alat deteksi kebisingan ini dapat terhubung dengan ThingSpeak melalui jaringan internet, output yang dihasilkan berupa notifikasi suara dari modul DFPlayerMini yang telah diupload pada NodeMCU. Selanjutnya hasil data kebisingan dapat dilihat melalui Thingspeak dan mobile app pada smartphone.
  2. pengimplementasian pada penelitian ini yaitu dengan menerapkan alat deteksi kebisingan pada perpustakaan menggunakan NodeMcu sebagai mikrokontroler yang diletakkan di ruang baca pada perpustakaan.
  3. Alat deteksi kebisingan pada perpustakaan ini menggunakan beberapa hardware dan software. Diantaranya untuk hardware adalah NodeMCU, Sensor Suara, DFPlayerMini, SD Card dan Speaker serta untuk softwarenya sebagai pendukung hardware menggunakan Arduino IDE, Mobile App dan ThingSpeak.

Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis di SMK Negeri 1 Kab.Tangerang terdapat beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengimplementasian dan pengembangan selanjutnya dimasa yang akan dating, diantaranya sebagai berikut:

  1. Diharapkan dari “Alat Deteksi Kebisingan Pada Perpustakaan Berbasis IOT dan Mikrokontroler” ini dapat dikembangkan dari desain maupun menambahkan lebih banyak komponen dan sensor yang digunakan.
  2. Pada pengimplementasiannya diharapkan alat deteksi kebisingan ini dibutuhkan penambahan kompenen dan sensor suara sehingga jangkauan sensifitas alat lebih luas lagi.
  3. Sistem tersebut ditambahkan fitur SMS Gateway yang dapat memberikan notifikasi secara langsung kepada petugas perpustakaan ketika terjadi keributan pada perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Hutahaean, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
  2. Anggraeni, E. Y. (2017). Pengantar sistem informasi. Yogyakarta : Andi Offset.
  3. Iswandy, E. (2015). Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Dana Santunan Sosial Anak Nagari Dan Penyalurannya Bagi Mahasiswa Dan Pelajar Kurang Mampu Di Kenagarian Barung–Barung Balantai Timur. Padang: Jurnal TeknoIf, 3(2).
  4. Tiara, K., Kusumah, H., & Putri, D. M. (2017). PENERAPAN MANAJEMEN ASET DENGAN MAPYOURTAG PADA PERGURUAN TINGGI. Tangerang: CERITA Journal, 3(1), 91-109. http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/cerita/article/view/396/281
  5. Ridlo, I. A. (2017). Panduan Pembuatan Flowchart. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Departemen Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan.
  6. Madakam, S. (2015). Internet of things: smart things. Singapore: International journal of future computer and communication, 4(4), 250.
  7. Rohman, F., & Iqbal, M. (2016). Implementasi Iot Dalam Rancang Bangun Sistem Monitoring Panel Surya Berbasis Arduino. Kudus: Prosiding SNATIF, 189-196.
  8. Amelia, M. (2016). SISTEM MONITORING PENGUMPULAN GETAH KARET BERBASIS SMS GATEWAY PADA PETANI KARET DI DESA SURYA ADI KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN. Palembang: Jurnal Informatika Global, 7(1).
  9. 9,0 9,1 Indrawati, I., Suprihanto, J., & Wibowo, A. (2018). MONITORING LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KABUPATEN PACITAN. Yogyakarta: (Doctoral dissertation, STIE Widya Wiwaha).
  10. 10,0 10,1 Mulyani, S. (2017). Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Bandung: Abdi Sistematika.
  11. Saefullah, Asep. Nur Azizah. Andri Ansyah. 2015. Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang: CCIT Journal. Volume 9, No.1 September 2015. http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/icit/article/view/774/587
  12. Putra, A. S., Febriani, O. M., & Bachry, B. (2018). Implementasi Genetic Fuzzy System Untuk Mengidentifikasi Hasil Curian Kendaraan Bermotor Di Polda Lampung. SIMADA (Jurnal Sistem Informasi dan Manajemen Basis Data), 1(1), 21-30. Lampung: Informatics and Business Institute Darmajaya.
  13. 13,0 13,1 13,2 Pratama, I. P. A. E., & Eka, P. A. (2014). Jaringan Komputer. Bandung: Informatika.
  14. Dzulhaq, M. I., Tullah, R., & Nugraha, P. S. (2017). Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013. Tangerang: JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 7(1).
  15. Ariawan, J., & Wahyuni, S. (2015). Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis We. Tangerang: Jurnal Sisfotek Global, 5(1).
  16. Ariawan, J., & Wahyuni, S. (2015). Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis We. Tangerang: Jurnal Sisfotek Global, 5(1).
  17. Rahmad, I. F., & Fragastia, V. A. (2017, October). Perancangan Navigasi Robot Berbasis Suara Menggunakan Android. Medan: In Seminar Nasional Informatika (SNIf) (Vol. 1, No. 1, pp. 320-324).
  18. Kusumah, H., & Idris, M. (2016). SISTEM PENGUKUR TINGGI DAN BERAT BADAN UNTUK POSYANDU MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATmega853. Tangerang: CCIT Journal, 9(2), 168-178. http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/ccit/article/view/182/94
  19. Amirah, A., & Salman, S. (2018). IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI AIR KERUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER DENGAN SENSOR LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR). Yogyakarta: SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 6(1), 1-13.
  20. 20,0 20,1 Rahman, A. (2018). Penyiraman Tanaman Secara Otomatis Menggunakan Propeler berbasis IoT. Purwokerto: ITEJ (Information Technology Engineering Journals), 3(2), 20-27
  21. Pasha, S. (2016). ThingSpeak based sensing and monitoring system for IoT with Matlab Analysis. India: International Journal of New Technology and Research, 2(6).
  22. Maulani, G., Karina, M., & Setiawan, I. (2019). Sistem Informasi UKKO untuk Peningkatan Kinerja Pegawai Studi Kasus PT.PLN (Persero) Tangerang. Tangerang: CCIT Journal, 12(1), 1-12. http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/ccit/article/view/702/524
  23. Junaidi, J., Effendy, M. Y., & Hartono, H. (2015). REKAYASA MODEL APLIKASI SISTEM PRODUCT KNOWLADGE UNTUK MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN KINERJA KARYAWAN. Tangerang: CERITA Journal, 1(1), 46-55. http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/cerita/article/view/354/245
  24. 24,0 24,1 Rafika, A. S., Budiarto, M., & Budianto, W. (2015). Aplikasi Monitoring sistem absensi sidik jari sebagai pendukung pembayaran biaya pegawai terpusat dengan SAP. Tangerang: CCIT Journal, 8(3), 134-146. http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/ccit/article/view/165/80
  25. Warsito, A. B., Rasdiana, E., & Damayanti, I. (2016). PEMANFAATAN WEBSITE RAHARJA. AC. ID SEBAGAI MEDIA INFORMASI JURNAL ICIT. Tangerang: SENSI Journal, 2(1), 33-44. http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/sensi/article/view/639/483
  26. Kalengkongan, T. S., Mamahit, D. J., & Sompie, S. R. (2018). Rancang Bangun Alat Deteksi Kebisingan Berbasis Arduino Uno. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 7(2), 183-188. Manado: Program Studi Teknik Elektro UNSRAT, ISSN: 2301-8402
  27. Alam, M., Khan, M. D., Khairulalam, M., Syed, A., Rajkumar, R., & Azam, T. B. (2017). Industrial level analysis of air quality and sound limits monitoring in Bangladesh using real time control system. Manado: Vibroengineering PROCEDIA, 16, 81-86.
  28. Saha, A. K., Sircar, S., Chatterjee, P., Dutta, S., Mitra, A., Chatterjee, A., ... & Saha, H. N. (2018, January). A raspberry Pi controlled cloud based air and sound pollution monitoring system with temperature and humidity sensing. In Computing and Communication Workshop and Conference (CCWC), 2018 IEEE 8th Annual (pp. 607-611). IEEE.
  29. Candido, A. L. M., Jucá, S. C. S., Pereira, R. I. S., de Brito Lima, P. M., & da Silva, S. A. (2018). Low cost Device for Online Monitoring of Noise in Libraries using Internet of Things. Brazil: International Journal for Innovation Education and Research, 6(8), 133-144.
  30. Rajagukguk, J., & Sari, N. E. (2018, March). Detection System of Sound Noise Level (SNL) Based on Condenser Microphone Sensor. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 970, No. 1, p. 012025). IOP Publishing.
  31. Ramadan, A., Harijanto, A., & Prastowo, S. H. B. (2017). APLIKASI MULTISENSOR SLM DISERTAI SISTEM DATA LOGGER BERBASIS ARDUINO UNO SEBAGAI ALAT UKUR KEBISINGAN. Jember: FKIP e-PROCEEDING, 2(1), 6-6.
  32. Rahardja, U., Frecilia, Y., & Komaeni, N. (2015). Analisa Peminjaman Buku Perpustakaan Dengan Menggunakan Sistem RFID pada Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang: CCIT Journal, 9(1), 1-12. http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/ccit/article/view/152/69
  33. Handayani, I., & Kusumah, H. (2018). Prototipe Deteksi Curah Hujan Dan Sistem Informasi Berbasis Pada ESP8266 Di BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang. Taferang: Voice Of Informatics, 7(2). http://voi.stmik-tasikmalaya.ac.id/index.php/voi/article/view/115
  34. Aryani, D., Iskandar, D., & Indriyani, F. (2018). PERANCANGAN SMART DOOR LOCK MENGGUNAKAN VOICE RECOGNITION BERBASIS RAPBERRY PI 3. Tangerang: CERITA Journal, 4(2), 180-189. http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/cerita/article/view/529/389
  35. RSyah, I., Setyawan, H. I., & Syahfitri, A. (2017). Robot Pencari Benda Menggunakan Perintah Suara Berbasis Arduino Uno. Tangerang: CERITA Journal, 3(2), 206-216. http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/cerita/article/view/409/290


Contributors

Abdul khobir, Admin