SI1521489235

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN VIDEO PROMOSI

GUNA MENINGKATKAN DAYA TARIK PESONA

PARIWISATA KOTA TANGERANG SELATAN



SKRIPSI




Disusun Oleh :

NIM
: 1521489235
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI MULTIMEDIA AUDIO VISUAL AND BROADCASTING

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

2018/2019




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN VIDEO PROMOSI GUNA

MENINGKATKAN DAYA TARIK PESONA PARIWISATA

KOTA TANGERANG SELATAN


Disusun Oleh :

NIM
: 1521489235
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Rektor
       
Ketua Program Studi
       
Program Studi Teknik Informatika
           
           
           
           
       
(Ruli Supriati, M.Kom)
NIP : 000063
       
NIP : 073009




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN VIDEO PROMOSI GUNA

MENINGKATKAN DAYA TARIK PESONA PARIWISATA

KOTA TANGERANG SELATAN


Disusun Oleh :

NIM
: 1521489235
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 16017
   
NID : 15006




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN VIDEO PROMOSI GUNA

MENINGKATKAN DAYA TARIK PESONA PARIWISATA

KOTA TANGERANG SELATAN


Disusun Oleh :

NIM
: 1521489235
Nama


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting

TA. 2018/2019

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juli 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN VIDEO PROMOSI GUNA

MENINGKATKAN DAYA TARIK PESONA PARIWISATA

KOTA TANGERANG SELATAN


Disusun Oleh :

NIM
: 1521489235
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

 


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, Juli 2019
Riza Adi Prasetya
NIM. 1521489235


)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAK

Perkembangan media promosi yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap kemajuan teknologi saat ini, seperti adanya media sosial yang sudah menjadi wadah untuk menyebarkan informasi serta promosi suatu produk atau jasa. Instansi pemerintah terutama humas Kota Tangerang Selatan mengikuti perkembangan tersebut dengan memberikan informasi – informasi yang menarik dan kreatif dibeberapa media sosial, humas Kota Tangerang Selatan juga aktif dalam mempromosikan tempat pariwisata yang ada di Kota Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan memiliki beberapa objek pariwisata yang memperlihatkan identitas Kota Tangerang Selatan seperti rumah adat Kota Tangerang Selatan yang ada di tandon ciater dan beberapa objek seperti taman bacaan kolong ciputat, rumah makan ikan cere menjadi keunikan tersendiri di Kota Tangerang Selatan dan jaletreng river park yang memiliki skatepark, gelanggang budaya berkapasitas 1000 orang dan area yang sangat luas, nyaman, asri menjadikan jaletreng river park salah satu objek wisata favorit bagi warga Tangerang Selatan dan sangat berpotensi untuk dikunjungi wisatawan lokal maupun asing, dikarenakan Kota Tangerang Selatan tidak memiliki video promosi pariwisata, menjadikan tujuan dari penelitian ini dengan merancang media audio visual penunjang promosi dan informasi berupa “Perancangan Video Promosi Guna Meningkatkan Daya Tarik Pesona Pariwisata Kota Tangerang Selatan”. Melalui perancangan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai objek pariwisata yang ada di Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan metodologi penelitian : metode pengumpulan data, metode analisa perancagan media, dan metode konsep produksi media (KPM) yaitu : preproduction, production, dan postproduction.

Kata Kunci : Promosi, Humas, Pariwisata, Tangerang Selatan.


ABSTRACT

The rapid development of promotional media has a major influence on the advancement of Technology today, such as social media that has become a container to disseminate information and promotion of a product or service. Government agencies, especially public relation of South Tangerang City followed this development by providing interesting information and creative information on some social media, public relations South Tangerang City is also active in promoting places tourism in South Tangerang City. South Tangerang City has several tourism objects that show the identity of South Tangerang City such as the traditional house of South Tangerang City that is in tandon ciater and some objects such as taman bacaan kolong ciputat, rumah makan ikan cere a uniqueness in South Tangerang City and jaletreng riverpark that has a skatepark, a cultural center with a capacity of 1000 people and a very large area, comfortable, beautiful, so jaletreng riverpark one of the favorite tourist attraction for people South Tangerang and highly potential to visit local and foreign tourists, because South Tangerang city does not have a promotional video of tourism, makes the purpose of this research by designing audio visual media supporting the promotion and information in the form of "Perancangan Video Promosi Guna Meningkatkan Daya Tarik Pesona Pariwisata Kota Tangerang Selatan". Through this design is expected to provide information on tourism objects in South Tangerang by using research methodology: Data collection method, media scaffolding analysis method, and Media production concept method (KPM) that is: preproduction, production, and postproduction.

Keywords: Promotion, Public Relations, Tourism, South Tangerang




KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan KaruniaNya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “PERANCANGAN VIDEO PROMOSI GUNA MENINGKATKAN DAYA TARIK PESONA PARIWISATA KOTA TANGERANG SELATAN”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulisan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) program studi Teknik Informatika konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting di Universitas Raharja.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, saran, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Kedua Orang Tua dan Keluarga Besar yang tiada henti-hentinya mendoakan, dan mendukung penuh secara moril ataupun materil sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Rektor Universitas Raharja.
  3. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom. selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  4. Bapak Padeli, M.Kom. selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  5. Ibu Ruli Supriati, S.Kom., M.T.I, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Raharja.
  6. Bapak Azwar Aditya Putra, M.Ds. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, masukan, saran serta pengarahan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  7. Bapak Adi Kusuma Widya Tama, S.Kom sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan, saran serta pengarahan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  8. Bapak Ahmad Syatiri, S.E. selaku stakeholder Humas Pemerintahan Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan kontribusi serta dukungan penuh dalam menyelesaikan Skripsi ini.
  9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  10. Seluruh Staff Humas Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan dukungan, masukan serta saran yang membantu sehingga Skripsi ini dapat berjalan dengan baik terutama Ibu Indah, mba Ridha, mba Mutiara, bang Rulan, mas Valent, bang Deo, bang Cemong, bang Wahyu, bang Yudha, mba Lita dan mba Wulan.
  11. Teruntuk yang teristimewa kepada Kedua Orang Tua yang telah mendoakan, memberikan motivasi dan pengorbanannya baik dari segi moril maupun materi, serta kakak dan adik tercinta yang telah memberikan dukungan nya.
  12. Teman-teman yang selalu mendukung, membantu serta memberi saran Indah Sase, Dini Agustiani, Vikri Adriansyah, Yuly Silvia, Andri Rikardo, Mila Oktavia, Windi Anjasmara, Tiara Deasy, Ana Ghifa, Lukmanul Hakim, Siti Aisyah dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, Juli 2019
Riza Adi Prasetya
NIM. 1521489235

 




DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengertian SWOT

Tabel 2.2 Matrix Analisi SWOT

Tabel 2.3 Literature Review

Tabel 3.1 Material Produk

Tabel 3.2 Kondisi Pesaing

Tabel 3.3 Budget Produksi Media

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap 1

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap 2

Tabel 3.6 Elisitasi Tahap 3

Tabel 3.7 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Script Writing

Tabel 4.2 Rundown

Tabel 4.3 Susunan Crew and Talent

Tabel 4.5 Anggaran Biaya

Tabel 4.5 Kesan Visual Effect




DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Perancangan Video

Gambar 2.2 Logo Adobe Premiere Pro CC 2018

Gambar 2.3 Tampilan Adobe Premier Pro CC 2018

Gambar 2.4 Logo Adobe After Effect CC 2018

Gambar 2.5 Tampilan Adobe After Effect CC 2018

Gambar 2.6 Logo Adobe Photoshop CC 2019

Gambar 2.7 Tampilan Adobe Photoshop CC 2019

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan Bidang Pengelolaan Informasi Komunikasi dan Kehumasan

Gambar 4.1 Pre Production

Gambar 4.2 Scene 1/Menampilkan Bumper Opening Humas Kominfo Tangsel

Gambar 4.3 EXT /Scene 2/Menampilkan Video Kantor Walikota Tangerang Selatan

Gambar 4.4 INT /Scene 3/ Menampilkan Video Walikota Tangerang/Day/Medium Shoot

Gambar 4.5 EXT /Scene 4/Menampilkan Video Senam di BXChange Park/Day/FullShoot

Gambar 4.6 EXT /Scene 5/Menampilkan Video Tulisan Tandon Ciater/Day/WideShoot

Gambar 4.7 EXT /Scene 6/Menampilkan Video Rumah Adat Blandongan/Day/Fullshoot

Gambar 4.8 EXT /Scene 7/Menampilkan Video Tulisan Kampung Dongeng/Day/Closeup

Gambar 4.9 EXT /Scene 8/Menampilkan Video Tulisan Taman Bacaan Masyarakat/Day/Closeup

Gambar 4.10 EXT /Scene 9/Menampilkan Video Suasana Rumah Makan Ikan Cere/Day/FullShoot

Gambar 4.11 EXT /Scene 10/Menampilkan Video Suasana Rombongan Pawai Taaruf MTQ/Day/Birdeye view

Gambar 4.12 EXT /Scene 11/Menampilkan Video Penari/Day/WideShoot

Gambar 4.13 INT/Scene 12/Menampilkan Video Kotak Amal di Masjid/Day/Medium/Closeup

Gambar 4.14 INT/Scene 13/Menampilkan Video Ruangan GKI Pamulang/Day/FullShoot

Gambar 4.15 EXT /Scene 14/Menampilkan Video Klenteng Bio Kanti Sara/Day/MediumShoot

Gambar 4.16 EXT /Scene 15/Menampilkan Video Prosesi Ibadah/Day/MediumShoot

Gambar 4.17 EXT /Scene 16/Menampilkan Video Bermain BMX /Day/FullShoot

Gambar 4.18 EXT /Scene 17/Menampilkan Video Bundaran Alam Sutera/Day/Bird Eye

Gambar 4.19 EXT /Scene 18/Menampilkan Video Suasana Taman Jajan CBD Bintaro Sektor 7/Night/FullShoot

Gambar 4.20 EXT /Scene 19/Menampilkan Video Suasana Kantor Walikota Tangerang Selatan/Night/Bird Eye

Gambar 4.21 Scene 20/Menampilkan Logo Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.22 Scene 21/Logo Humas Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.23 Scene 22/Menampilkan Logo Universitas Raharja

Gambar 4.24 Laptop Asus ROG GL552VW

Gambar 4.25 Logitech Mouse B100

Gambar 4.26 Keyboard NYK K02

Gambar 4.27 Sony a6000

Gambar 4.28 Canon m10

Gambar 4.29 Tripod Beike Q888

Gambar 4.30 Gimbal Beholder DS1

Gambar 4.31 DJI Phantom 2

Gambar 4.32 Wacom Intuos Pro

Gambar 4.33 Production

Gambar 4.34 Scene 1/Menampilkan Bumper Opening Humas Kominfo Tangsel

Gambar 4.35 EXT /Scene 2/Menampilkan Video Kantor Walikota Tangerang Selatan

Gambar 4.36 INT/Scene 3/ Menampilkan Video Walikota Tangerang/Day/Medium Shoot

Gambar 4.37 EXT/Scene 4/ Menampilkan Video Senam di BXChange Park/Day/Medium Shoot

Gambar 4.38 EXT/Scene 5/Menampilkan Video Tulisan Tandon Ciater/Day/WideShoot

Gambar 4.39 EXT/Scene 6/Menampilkan Video Rumah Adat Blandongan/Day/Fullshoot

Gambar 4.40 EXT /Scene 7/Menampilkan Video Tulisan Kampung Dongeng/Day/Closeup

Gambar 4.41 EXT/Scene 8/Menampilkan Video Tulisan Taman Bacaan Masyarakat/Day/Closeup

Gambar 4.42 EXT /Scene 9/Menampilkan Video Suasana Rumah Makan Ikan Cere/Day/FullShoot

Gambar 4.43 EXT /Scene 10/Menampilkan Video Suasana Rombongan Pawai Taaruf MTQ/Day/Birdeye view

Gambar 4.44 EXT /Scene 11/Menampilkan Video Penari/Day/WideShoot

Gambar 4.45 INT/Scene 12/Menampilkan Video Kotak Amal di Masjid/Day/Medium/Closeup

Gambar 4.46 INT/Scene 13/Menampilkan Video Ruangan GKI Pamulang/Day/FullShoot

Gambar 4.47 EXT /Scene 14/Menampilkan Video Klenteng Bio Kanti Sara/Day/MediumShoot

Gambar 4.48 EXT /Scene 15/Menampilkan Video Prosesi Ibadah/Day/MediumShoot

Gambar 4.49 EXT /Scene 16/Menampilkan Video Bermain BMX /Day/FullShoot

Gambar 4.50 EXT /Scene 17/Menampilkan Video Bundaran Alam Sutera/Day/Bird Eye

Gambar 4.51 EXT /Scene 18/Menampilkan Video Suasana Taman Jajan CBD Bintaro Sektor 7/Night/FullShoot

Gambar 4.52 EXT /Scene 19/Menampilkan Video Suasana Kantor Walikota Tangerang Selatan/Night/Bird Eye

Gambar 4.53 Scene 20/Menampilkan Logo Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.54 Scene 21/Logo Humas Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.55 Scene 22/Menampilkan Logo Universitas Raharja

Gambar 4.56 Post Production

Gambar 4.57 Proses Editing

Gambar 4.58 Proses Mixing

Gambar 4.59 Proses Finishing

Gambar 4.60 Proses Exporting




LAMPIRAN

1. Form Wawancara

2. Tanda Tangan Elisitasi

3. Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing

4. Surat Keterangan Observasi

5. Surat Keterangan Implementasi Program

6. Formulir Seminar Proposal

7. Surat Undangan Stakeholder

8. Formulir Pertemuan Dengan Stakeholder




Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Promosi pariwisata dengan audio-visual sebagai media pendukung sangatlah efektif dan informatif, karena pada saat sekarang ini dimana teknologi berkembang dengan pesat, penyampaian pesan secara visual lebih menarik dalam penyajiannya, promosi bidang pariwisata perlu meningkatkan sarana promosinya dengan media penunjang yaitu media audio-visual tadi guna meningkatkan daya tarik wisatawan lokal maupun internasional untuk datang.

Video adalah satu media yang lengkap karena mencakup unsur visual yang bergerak serta suara yang nyata, dapat menghadirkan dan menyajikan suasana tempat wisata tersebut secara langsung, sehingga calon pendatang dapat me-review lokasi terlebih dahulu dan memutuskan tertarik untuk datang atau tidak.

Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Banten, dan memiliki kawasan yang strategis karena berbatasan langsung dengan Kota Tangerang pada bagian utara, Kabupaten Bogor dan Kota Depok pada bagian selatan, pada bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, serta bagian timur wilayah berbatasan dengan Jakarta Selatan. Kota Tangerang Selatan yang memiliki motto Cerdas, Modern, Religius (CMORE) mempunyai sektor pariwisata yang beragam, mulai dari wisata kuliner, wisata alam, wisata religi dan wisata budaya, karnaval, juga festival, menjadikannya wilayah dengan prospek hiburan yang sangat bagus bagi penampilan budaya dan ragamnya.

Saat ini Kota Tangerang Selatan dipimpin oleh Walikota Hj. Airin Rachmi Diany, S.H, M.H. dan telah mendapatkan penghargaan dari hasil survey Most Liveable City Index (MLCI) tahun 2017, yang menunjukan Kota Tangerang Selatan termasuk kedalam 5 (lima) besar Kota paling layak huni di Indonesia, karena selain wilayah dan daya jangkaunya yang prospektif, kawasan Tangerang Selatan pada saat ini sudah menjadi perkembangan kemajuan pembangunan.

Humas Kota Tangerang Selatan yang dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO), aktif dalam melakukan liputan serta menyebarkan berita yang terjadi di pemerintahan Kota Tangerang Selatan. Adapun Dinas tersebut terletak di Gedung 1 Lt. 6 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan, yang beralamatkan di Jl. Maruga Raya No. 1 Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

Saat ini Humas Kota Tangerang Selatan secara berkelanjutan melakukan pembuatan video profile instansi pemerintah, video promosi, video iklan layanan masyarakat, desain grafis ucapan hari besar, dan ilustrasi ucapan hari besar. Saat ini Kota Tangerang Selatan belum mempunyai video pariwisata secara keseluruhan tempat pariwisata, maka dari itu peran Humas sangatlah penting agar melalui perancangan video pariwisata ini, penulis berharap dapat meningkatkan daya tarik masyarakat atau pun wisatawan untuk mengetahui tempat – tempat wisata yang ada di Kota Tangerang Selatan, oleh karena itu, Humas Kota Tangerang Selatan harus memiliki media penunjang agar informasi destinasi pariwisata yang terbaru dapat tersebar luas pada khalayak ramai secara efektif.

Dengan demikian, penelitian ini dilakukan Perancangan Video Promosi Guna Meningkatkan Daya Tarik Pesona Pariwisata Kota Tangerang Selatan, melalui perancangan tersebut diharapkan mendapatkan informasi yang menarik & menjual, kreatif & prospektif, juga elegan, sehingga mempunyai bobot daya saing ketertarikan terhadap kota-kota lainnya.

Berdasarkan analisa yang penulis lakukan, maka penilitian skripsi ini berjudul : “Perancangan Video Promosi Guna Meningkatkan Daya Tarik Pesona Pariwisata Kota Tangerang Selatan”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis lakukan dan amati, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan pada Humas Kota Tangerang Selatan yakni, sebagai berikut :

  1. Bagaimana pembentukan konsep video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan yang menarik dan efektif?

  2. Apakah meningkatkan daya tarik melalui perancangan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan dapat mencapai target yang diinginkan?

  3. Seberapa besar kemungkinan yang dapat diperoleh dari promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan dilihat dari prospek pembangunannya yang kian maju saat ini?

Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah maka pembatasan masalah dilakukan oleh penulis, masalah yang akan diteliti yaitu konsep Perancangan Video Promosi Pariwisata Pesona Kota Tangerang Selatan yang meliputi teknik pengambilan gambar, lokasi-lokasi yang direkomendasikan, dan kreatifitas penggunaan medianya, diantara lokasi-lokasi yang direkomendasikan ialah lokasi wisata budaya yaitu rumah adat blandongan, lokasi wisata alam diantaranya taman kota 2, jaletreng riverpark, hutan rimbun, tandon ciater, bendungan situ gintung, lokasi festival dan atau karnaval yang sering diadakan, maupun lokasi wisata kuliner yaitu rumah makan ikan cere, dan lokasi wisata kampung tematik dan taman diantaranya kampung kranggan, kampung dongeng, taman baca ciputat, taman kesehatan yang dapat menarik wisatawan datang ketempat tersebut.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Untuk membantu Humas Kota Tangerang Selatan dalam mempromosikan tempat – tempat wisata yang ada di Kota Tangerang Selatan melalui video promosinya.

  2. Agar menjadi solusi dalam rangka memperkenalkan pariwisata dan modernisasi Kota Tangerang Selatan itu sendiri secara lebih luas.

  3. Untuk dijadikan acuan akan prospek pengelolaan destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang Selatan guna meningkatkan jumlah wisatawan lokal maupun interlokal yang datang.

Manfaat Penelitian

  1. Dengan adanya media audio visual sebagai penunjang promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan, wisatawan akan mendapatkan informasi yang dapat diterima dengan jelas tentang destinasi wisata di Kota Tangerang Selatan.

  2. Sebagai media penunjang promosi dan informasi dalam membangun kesan yang menarik mengenai pariwisata Kota Tangerang Selatan.

  3. Agar dengan pengelolaan dan pembangunan wisata Kota Tangerang Selatan yang kian maju dapat mendapatkan respon masyarakat luas maupun wisatawan luar dengan baik, dan menjadi salah satu wilayah yang prospektif yang menarik di Indonesia.

Metode Penelitian

Adapun beberapa metode yang penulis lakukan agar dapat melengkapi data – data yang digunakan sebagai berikut :

Analisa Permasalahan

Dalam analisis permasalahan penulis dapatkan pada saat melakukan wawancara dengan Bapak Ahmad Syatiri, S.E. selaku kepala seksi kehumasan Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kota Tangerang Selatan.

Pengumpulan Data

  1. Observasi

    Metode ini dilakukan penulis guna dapat melengkapi data yang digunakan untuk perancangan video promosi pariwisata melalui pengamatan serta pencatatan secara sistematik terhadap unsur – unsur yang telah diteliti dengan tujuan secara langsung pada Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) seksi kehumasan Kota Tangerang Selatan.

  2. Wawancara

    Wawancara dilakukan untuk pengumpulan data secara langsung dengan orang yang ingin diwawancarai, untuk memperoleh informasi yang lebih jelas, dengan menanyakan secara langsung kepada narasumber atau stakeholder kepala seksi kehumasan yaitu Bapak Ahmad Syatiri, S.E. Pada Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kota Tangerang Selatan dan juga melakukan wawancara terhadapat pihak – pihak terkait sesuai judul penelitian.

  3. Studi Pustaka

    Pada metode ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara studi pustaka yang didapatkan pada buku – buku, jurnal, dan referensi lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian.

Analisa Perancangan Media

Dalam perancangan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan yang dibutuhkan Humas Kota Tangerang Selatan dirancang menggunakan aplikasi Adobe Premiere Pro CC 2018, Adobe After Effect CC 2018, Adobe Photoshop CC 2019.

Metode Konsep Produksi Media

Konsep yang akan digunakan dalam perancangan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan sebagai berikut :

  1. Pre Production

    Pre Production adalah persiapan sebelum melakukan produksi dengan meliputi persiapan konsep, tempat, alat serta ide – ide, agar pada saat melakukan produksi tidak terjadi kebingungan.

  2. Production

    Production adalah pengimplementasikan semua yang telah di lakukan pada saat pra produksi, dalam tahap produksi ini harus berhati – hati dan teliti agar tidak ada kesalahan maupun kekurangan dalam mengambil gambar video.

  3. Post Production

    Post Production adalah tahapan dimana menggabungkan seluruh video yang telah dilakukan pada saat produksi, post production atau paska produksi lebih dikenal dengan tahapan editing.

Sistematika Penulisan

Agar mempermudah dalam penelitian tersebut maka laporan skripsi ini dikelompokan menjadi beberapa bagian dengan disertakan sistematika penyampaiannya, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan yang akan dibahas dalam laporan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang konsep dan teori dasar yang melandasi permasalahan penelitian dan menjadi acuan penulisan sesuai dengan judul penelitian yang dibuat dalam penyusunan laporan skripsi, yang meliputi Teori Umum, Teori Khusus, dan Literature Review.

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

Pada Bab ini berisikan tentang Gambaran Umum Obyek Yang Diteliti, meliputi Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Wewenang dan Tanggung Jawab, Informasi Tentang destinasi pariwisata yang ada di Kota Tangerang Selatan, luas wilayah Kota Tangerang Selatan, pariwisata apa saja yang baru di Kota Tangerang Selatan, Segmentasi promosi, Tujuan promosi, Strategi promosi, Budget Produksi Media, Konfigurasi Hardware, Elisitasi.

BAB IV KONSEP PRODUKSI MEDIA

Dalam Bab ini menjelaskan Konsep Produksi Media (KPM), dalam konsep produksi tersebut terdapat tahapan – tahapan diantaranya: Pre Production, Production, Post Production.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan tentang Kesimpulan dan Saran yang diberikan penulis kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) seksi kehumasan Kota Tangerang Selatan atau Humas Kota Tangerang Selatan sebagai pemecahan masalah dalam perancangan video promosi pariwisata yang telah dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisikan tentang referensi yang digunakan dalam penyusunan hasil laporan skripsi.

LAMPIRAN

Berisikan daftar dari keseluruhan lampiran – lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan

  1. Pengertian Perancangan

    Menurut Arif (2016 : 2)[1] , Perancangan menggambarkan rencana umum suatu kegiatan rancangan proyek dan aktivitas-aktivitas khusus yaitu teknik atau metode-metode dalam merancang sesuatu. Perancangan adalah memberikan kepastian apakah aktivitas-aktivitas tersebut benar-benar realistik dengan batasan waktu dan sumber-sumber yang telah ditetapkan.

    Sedangkan Menurut Kausar, dkk. (2015 : 22)[2], “Perancangan merupakan pengembangan sistem dari sistem yang sudah ada atau sistem yang baru, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru. Tahap perancangan mempunyai dua tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem, dan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancangan desain yang lengkap kepada ahli-ahli teknis lainnya yang terlibat.”

    Bedasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah suatu proses dimana adanya penyusunan beberapa elemen yang telah ditata dan dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan pengguna dan dapat digunakan dengan baik.

  2. Proses Perancangan Secara Umum

    Menurut Wibowo, dkk (2017:62)[3], Proses perancangan secara umum ada beberapa tahap yaitu :

    1. Persiapan Data

      Data dapat berupa teks atau gambar yang terlebih dahulu diseleksi, apakah data tersebut sangat penting sehingga harus ditampilkan atau data kurang penting sehingga dapat ditampilkan lebih kecil, samar atau ditiadakan sama sekali. Data dapat berupa data informatif yaitu berupa foto atau teks dan judul serta data estetis yaitu berupa foto atau teks dan judul serta data estetis yaitu berupa bingkai, background, efek grafis garis atau bidang.

    2. Ide

      Untuk mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding, wawancara dan lain-lain agar desain yang dibuat bisa efektif diterima dan membangkitkan kesan tertentu yang sulit dilupakan.

    3. Konsep

      Hasil kerja berupa pemikiran yang menentukan tujuan-tujuan, kelayakan dan segmen yang dituju. Oleh karena itu, desain grafis menjadi desain komunikasi visual agar dapat bekerja untuk membantu pihak yang membutuhkan solusi secara visual.

    4. Media

      Untuk mencapai kriteria ke sasaran atau segmen yang dituju diperlukan studi kelayakan yang cocok dan efektif untuk mencapai tujuannya. Media bisa berupa cetak, elektronik, luar ruang dan lain-lain.

    5. Visualisasi

      Menentukan komponen desain, pemilihan warna, layout sampai finishing.

    6. Produksi

      Setelah desain dan coding yang dibuat selesai, sebaiknya terlebih dahulu diuji coba (testing) untuk memastikan sistem atau produk tidak ada kesalahan..

Konsep Dasar Informasi

  1. Pengertian Data

    Menurut Yuliana dkk (2018:48)[4], “Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat.”

    Sedangkan Nugraha, dkk (2018:32)[5] “Data merupakan keterangan yang benar dan nyata. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut.”

    Kesimpulan dari pengertian diatas adalah data merupakan kumpulan sebuah informasi yang benar serta nyata dalam bentuk mentah sehingga harus diolah lebih lanjut lagi.

  2. Pengertian Informasi

    Menurut Harfizal dkk (2017 : 232)[6], “Informasi adalah fakta yang telah diolah dengan cara tertentu yang menggambarkan suatu kejadian nyata untuk diolah agar dipahami dan digunakan dalam pengambilan suatu keputusan.”

    Menurut Nurdiansyah, dkk (2016:74)[7] mengatakan “Informasi adalah suatu data yang telah diproses sehingga dapat mengurangi ketidakjelasan tentang keadaan.”

    Berdasarkan kesimpulan dari dua pengertian diatas, bahwa informasi adalah suatu data yang telah diproses dan juga fakta atau kejadian nyata yang digunakan dalam mengambil keputusan.

  3. Jenis-Jenis Informasi

    Menurut Sunarya, dkk (2015 : 80)[8]. Para ahli Sistem Informasi Manajemen tidak mempunyai pendapat yang sama mengenai jenis-jenis informasi yang dioperasikan dalam manajemen. Dari berbagai pendapat yang berbeda itu dapat disimpulkan bahwa informasi dalam manajemen diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek, yang diantaranya adalah

    1. Informasi berdasarkan persyaratan. Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan.

    2. Informasi berdasarkan dimensi waktu dibagi menjadi dua, yaitu

      1. Informasi Masa Lalu

        Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa lampau yang meskipun jarang dipergunakan, namun dalam penyimpanannya pada data storage perlu disusun secara rapih dan teratur.

      2. Informasi Masa Kini

        Dari istilahnya sendiri adalah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.

  4. Kualitas Informasi

    Dalam kutipan Tyoso (2016 : 33)[9] Parker mengatakan, informasi yang berkualitas harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :

    1. Ketersediaan (Availability)

      Informasi harus dapat diakses oleh orang yang membutuhkannya, maka dari itu informasi harus tersedia setiap saat pada “gudang data” (database) yang terorganisasi rapi.

    2. Mudah Dipahami (Comprehensibility)

      Informasi yang berbelit-belit atau tidak jelas koneksinya bahkan bersifat rumit, maka berakibat keputusan yang akan diambil tertunda, karena lebih banyak waktu digunakan untuk membahasnya.

    3. Relevan (Relevant)

      Berkaitan dengan pengoperasian suatu organisasi, informasi yang dibutuhkan ialah informasi yang benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi yang bersangkutan.

    4. Bermanfaat (Benefits)

      Informasi sebaiknya dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang mudah dilihat dan dipelajari sehingga kepemanfaatannya terlihat jelas. Keputusan berdasarkan informasi yang dipelajari.

    5. Tepat Waktu (Being On/In time)

      Informasi harus tersedia tepat pada waktunya sehingga saat organisasi membutuhkannya informasi sudah tersedia. Juga harus diperhatikan kapan informasi itu diperoleh pada peristiwa apa saat itu.

    6. Keterandalan (Reliability)

      Informasi harus diperoleh dari sumber data yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Demikian juga dengan pengelola atau pemberi informasi juga merupakan pihak-pihak yang dapat dipercaya.

    7. Akurat (Accuracy)

      Informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan. Artinya informasi harus jelas dan tepat dalam mencerminkan makna yang terkandung dari data.

    8. Konsisten (Consistent)

      Informasi tidak bermuatan hal-hal yang kontradiktif, sehingga peristilahan atau bahasa yang digunakan haruslah secara tetap disajikan.

  5. Nilai Informasi

    Menurut Hutahaean (2015:11 – 12)[10], “nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan lebih bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.”

    Maka biaya informasi terdiri dari :

    1. Biaya Perangkat Keras

      Merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan meningkat untuk tingkat – tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.

    2. Biaya Untuk Analisis

      Merupakan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.

    3. Biaya Untuk Tempat dan Faktor Kontrol Lingkungan

      Biaya ini setengah berubah atau semivariabel.Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi.

    4. Biaya Perubahan

      Biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari satu metode ke metode yang lain.

    5. Niaya Operasi

      Biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variable dan meliputi biaya macam – macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.

    Sedangkan Menurut Tobing (2017 : 80)[11] “nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal yaitu, manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya”

    Kesimpulan dari kedua kutipan diatas adalah informasi suatu nilai yang berguna dalam mengambil keputusan dan ditentukan oleh dua hal yaitu, manfaat serta biaya, informasi juga memberikan indikator bagi pengambil keputusan.

Konsep Dasar Pariwisata

  1. Pengertian Pariwisata

    Menurut Alfira (2014 : 20)[12], “pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk bersenang – senang.”

    Menurut Zakaria dan Rima Dewi Suprihardjo (2014 : 246)[13], pariwisata adalah suatu aktivitas dari yang dilakukan oleh wisatawan ke suatu tempat tujuan wisata di luar keseharian dan lingkungan tempat tinggal untuk melakukan persinggahan sementara waktu dari tempat tinggal, yang didorong beberapa keperluan tanpa bermaksud untuk mencari nafkah dan namun didasarkan atas kebutuhan untuk mendapatkan kesenangan, dan disertai untuk menikmati berbagai hiburan yang dapat melepaskan lelah dan menghasilkan suatu travel experience dan hospitality service.

    Berdasarkan dua penjelasan diatas, maka pariwisata adalah aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan ke suatu tempat tujuan wisata agar mendapatkan kesanangan dari hiburan atau kenyamanan tempat wisata yang dikunjungi tersebut.

Konsep Dasar Promosi

  1. Pengertian Promosi

    Menurut Tama, dkk (2017 :95)[14] “Promosi merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu pemasaran. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.”

    Sedangkan menurut Khoirulloh, dkk (2018:5)[15] “Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. Kesimpulannya promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang dilakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan informasi mengenai produk, harga dan tempat.”

    Berdasarkan kesimpulan dari dua pengertian diatas, bahwa promosi adalah melakukan menawarkan barang atau jasa kepada konsumen dengan tujuan yang menarik agar konsumen dapat tertarik terhadapat barang atau jasa yang ditawarkan.

  2. Tujuan Promosi

    Menurut Hidayat, dkk (2016:186)[16],Promosi merupakan rangkaian kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan oleh produsen melalui jalinan komunikasi dengan maksud mempengaruhi dan mendorong konsumen untuk memberi produk yang ditawarkan. Kegiatan promosi dapat dilakukan langsung bertatap muka dengan calon konsumen (personal selling) atau dengan menggunakan media yang ada seperti media massa maupun elektronik.

    Sedangkan menurut Kaharu dan Anindhyta Budiarti (2016:3)[17] “menjelaskan Tujuan promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan konsumen tentang perusahaan dan produknya.”

  3. Bentuk Promosi

    Menurut Sunarya,dkk (2015 : 80)[8] bentuk-bentuk promosi adalah :

    1. Personal selling

      Personal selling adalah komunikasi secara langsung bertatap muka antara calon pelanggan dan penjual.Agar memperkenalkan suatu produk kepada pelanggan dan bercoba untuk membelinya berupa diantaranya seperti pameran.

    2. Mass Selling

      Mass Selling merupakan media komunikasi yang berguna untuk menyampaikan informasi kepada khalayak dalam sutu waktu diantaranya berupa publisitas.Periklanan merupakan salah satu digunakan suatu perusahaan untuk mempromosikan berupa produknya, seperti melalui brosur logo, iklan cetak dan iklan siaran.

    3. Promosi Penjualan

      Promosi Penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merancang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Kesimpulan dari teori tersebut adalah memberikan suatu kupon berhadiah yang menuntut pembeli untuk tertarik dengan produk tersebut.

    4. Public Relation

      Public Relation suatu komunikasi perusahaan untuk mempengaruhi suatu opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok dalam Public relation kunci utama suatu perusahaan.

    5. Direct marketing

      Direct marketing adalah merupakan komunikasi promosi yang ditampilkan langsung kepada konsumen yang bersangkutan baik melalui yang memasarkan. Beberapa macam saluran ini terdiri dari bertatap muka pemasaran melalui katalog, saluran online untuk sebagai media promosi dalam penjualan produknya.Adanya strategi promosi pariwisata untuk meyakinkan wisatawan menggunakan produk yang ditawarkan. Kegiatan promosi yang dilakukan Jogja Bay untuk bidang promosi dan pemasaran tentu akan memiliki tujuan yang bermanfaat bagi perusahaan.

Konsep Dasar Media

  1. Pengertian Media

    Menurut Sunarya, dkk (2016 : 61)[18].“Media adalah sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publik dengan menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar atau foto.”

    Menurut Wulan, dkk (2018:50)[19], “Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, berupa benda yang dapat diindrai, khususnya penglihatan dan pendengaran atau lebih dikenal dengan alat peraga, baik yang terdapat di dalam kelas maupun di luar kelas, yang digunakan sebagai alat bantu untuk menghubungkan atau mengkomunikasikan pesan yang hendak disampaikan oleh pendidik agar sampai dengan tepat kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar.”

    Bedasarkan dari kedua kutipan diatas disimpulkan bahwa media ialah sarana untuk menyampaikan pesan kepada penerima dengan menggunakan unsur seperti teks atau gambar agar tepat kepada penerima.

  2. Alternatif Media

    Wahyuni, dkk (2017:20)[20] menjelaskan Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi media cetak, media elektronik, media luar ruang, dan media lini bawah.

    1. Media Cetak

      Media yang statis dan mengutamakan pesan dengan jumlah kata, gambar atau foto, baik dalam tata warna maupun hitam putih. Bentuk iklan dalam media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan display, pariwara dan iklan masyarakat. Jenis-jenis media cetak terdiri atas surat kabar, buku profil, majalah, tabloid, brosur dan lain-lain.

    2. Media Elektronik

      Media dengan teknologi dan hanya bisa digunakan bila ada transmisi siaran.Bentuk-bentuk iklan dalam media elektronik biasanya berupa sponsorship, iklan partisipasi (disisipkan ditengah-tengah film atau acara), pengumuman acara, iklan layanan masyarakat, jingle, sandiwara dan lain-lain.Jenis-jenis media elektronik terdiri atas televisi dan radio.

    3. Media Luar Ruang

      Media iklan (berukuran besar) yang dipasang ditempat-tempat terbuka seperti di pinggir jalan, di pusat keramaian, atau tempat-tempat khusus lainnya, seperti di dalam bis, gedung, pagar tembok dan sebagainya. Jenis jenis media luar ruang meliputi :billboard, baliho, poster, spanduk umbul-umbul, transit (panel bis), balon raksasa dan lain-lain.

    4. Media Dalam Ruang

      Media iklan yang biasanya berukuran kecil atau sedang yang dipasang didalam ruangan.Jenis media dalam ruangan adalah panel indoor, poster, poster session dan lain-lain.Media Lini Atas adalah media komunikasi yang dapat dicerna atau ditangkap dengan indera penglihatan sekaligus indera pendengaran seperti televisi.

    5. Media Lini Bawah

      Media-media minor yang digunakan untuk mengiklankan produk. Umumnya ada empat macam media yang digunakan dalam media lini bawah, yaitu pameran, direct mail, point of purchase, merchandising schemes dan kalender.

Konsep Dasar Analisis SWOT

  1. Pengertian SWOT

    Menurut Rangkuti dalam Freddy, (2016 : 164)[21] “Analisis SWOT adalah kegiatan membandingkan antara faktor eksternal Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman) dengan faktor internal Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan).”

    Tabel 2.1 Pengertian SWOT

    Supriatna (2014 : 230)[22] menerangkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (oppurtunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths).

    Berdasarkan dari dua kesimpulan di atas Analisis SWOT adalah proses identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna menentukan rumusan yang tepat dan melakukan strategi perusahaan yang terbaik.

  2. Unsur-Unsur SWOT

    Masih dengan penelitian dari Nisak (2014:3), unsur SWOT atau Kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), ancaman (threats) adalah:

    1. Faktor Eksternal

      Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and threats (O dan T).Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan.

    2. Faktor Internal

      Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strenghts and weaknesses (S dan W).Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini terutama mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision making) perusahaan.

Tabel 2.2. Matrix Analisis SWOT

Teori Khusus

Konsep Dasar Video

  1. Pengertian Video

    Menurut Ningsih, dkk (2017:44)[23] menerangkan bahwa “Video adalah gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam satu waktu dengan kecepatan tertentu. Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut frame rate”.

    Dalam Journal Yunita dan Astuti (2017:155) [24], menjelaskan bahwa “Media Video yaitu seperangkat media atau komponen yang dapat menampilkan suara serta gambar dalam waktu yang bersamaan”

    Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa video adalah gambar-gambar yang digabungkan menjadi suatu media visual yang bergerak dan bersuara.

  2. Format Video

    Menurut Wibowo, dkk (2017 : 62)[3], terdapat beberapa format yang sering digunakan yaitu :

    1. AVI

      AVI Singkatan dari Audio Video Interleaved. Format media yang dapat menyimpan data gambar bergerak/video dan suara/audio. AVI dikembangkan oleh Microsoft untuk digunakan pada Operating System Windows. Sebuah file AVI dapat menggunakan bermacam-macam format kompressor/codecs. File AVI tidak mempunyai standar ukuran atau resolusi, bitrate dan sebagainya sehingga anda bebas mengaturnya.

    2. MPEG-1

      Standar Internasional untuk kompresi video kualitas sedang atau medium, yang dikenal dengan Motion Picture Expert Group (MPEG-1) yang digunakan untuk Video CD/VCD. Format yang berjaya di tahun 90an sampai awal 2000 ini mempunyai kompresi 50 banding 1 sampai 100 banding 1 sehingga file yang dihasilkan jauh lebih kecil dibandingkan aslinya yang tanpa kompresi.

    3. MPEG-2

      Pengembangan dari MPEG-1 adalah MPEG-2 sehingga dapat mentransfer data lebih dari 4,5 Mb/s dan bisa digunakan untuk dunia broadcast pertelevisian dan DVD Video. Format MPEG-2 juga mendukung multichannel surround sound seperti PCM, Dolby Digital dan DTS.

    4. ASF

      ASF merupakan singkatan dari Advanced Streaming Format. Format ini Khusus dibuat untuk jaringan internet. Dengan demikian video yang dijalankan melalui internet akan berjalan mulus tanpa harus menunggu sampai data selesai diunduh/download. Teknik tersebut disebut streaming. Format ini dikembangkan oleh Microsoft. Penggunaan teknologi ASF ini digunakan pada format video lain seperti Windows Media Audio (WMA) dan Windows Media Video (WMV). ASF juga dapat menyimpan data text/metadata artist, title, album dan genre untuk audio atau sutradara pada file video track seperti file ID3 tags pada MP3 files.

    5. MOV.QT

      Standar format digital video yang dikembangkan oleh Apple Computer for Macintosh (Mac Os) saingan Microsoft. Namun dapat dijalankan pula di Windows. Namun anda harus menginstall drivernya terlebih dahulu yaitu Quicktime for Windows atau Quicktime Alternative. Salah satu kelebihan format ini adalah adanya codec Animation kemampuannya untuk menyimpan Alpha Channel, sehingga video/render animasi yang dibuat di 3D Studio Max atau After Effects dapat diganti backgroundnya.

    6. WMV

      WMV adalah singkatan dari Windows Media Video. Format video ini dikembangkan oleh Microsoft. Keuntungan format video ini adalah kompresi yang tinggi dan tanpa banyak mengurangi kualitas video. WMV sama seperti ASF (Advanced Systems Format) yang mempunyai teknologi streaming agar bisa dijalankan dengan mulus di internet.

    7. MP4

      MP4 dapat menampung berbagai format multimedia dan video stream ke sebuah file. Format yang dapat ditampung antara lain AVI (.avi), MPEG (.mpg, .mpeg), Matroska (.mkv, .mka), OGM (.ogm) Quicktime (.mov) atau Realmedia (.rm, .rmvb). MP4 telah menjadi standar (ISO 14496-14) sehingga dapat dijalankan di berbagai hardware seperti handphone, mp4 player dan multimedia player di komputer.

  3. Kelebihan dan Kekurangan Media Video

    Menurut Ofindra (2015:6-7)[25] bahwa dalam media video terdapat kelebihan dan kekurangan, antara lain :

    1. Kelebihan Media Video
      1. Dapat digunakan untuk klasikal atau individual
      2. Dapat digunakaan seketika
      3. Digunakan secara berulang
      4. Dapat menyajikan obyek secara detail
      5. Tidak memerlukan ruang gelap
      6. Dapat diperlambat dan di percepat
      7. Menyajikan gambar dan suara
    2. Kelemahan Media Video
      1. Sukar untuk dapat direvisi
      2. Relatif mahal
      3. Memerlukan keahlian
  4. Pengertian Video Promosi

    Menurut Prasetyo dan Denny Indrayana Setyadi (2017:59)[26],“video promosi adalah sebuah video berdurasi antara 3-7 menit namun tersebut menyesuaikan konten dan cakupan”.

    Sedangkan menurut Wiratna dan Rahmatsyam Lakoro (2017:95)[27],Video promosi bertujuan untuk mempromosikan produk/jasa yang berisi tentang keunggulan dari produk/jasa tersebut. Biasanya iklan cenderung menggunakan sebuah tagline yang singkat dan bersifat persuasif sehingga mudah diingat.

    Kesimpulan tentang video promosi dari dua kutipan diatas adalah sebuah media yang bertujuan mempromosikan suatu produk atau jasa yang menarik, informative serta efektif.

Konsep Dasar Multimedia Audio Visual and Broadcasting

  1. Pengertian Multimedia
    1. Pengertian Multimedia

      Dijelaskan oleh Sunarya, dkk (2016 : 320)[28], bahwa Multimedia adalah gabungan antara visual, audio, grafik dan teks dalam suatu produksi bertingkat berbasis computer yang dapat dialami secara interaktif.

      Menurut Purwanto dan Shofwan Hanief (2016:13)[29] Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video atau secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks atau kombinasi dari yang sedikit dua media input atau output dari data yang berupa audio (suara dan musik).

      Kesimpulan dari dua pengertian diatas, Multimedia adalah gabungan visual, audio, grafik serta teks yang menciptakan kesan kepada audience.

    2. Jenis Multimedia

      Darmawan, dkk (2017 : 634)[30]Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu :

      1. Multimedia Linier

        Multimedia linear adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna.Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya adalah TV dan film.

      2. Multimedia Interaktif

        Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game dll.

  2. PengertianAudio Visual

    Handayani, dkk (2017:177)[31]Audio visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Audio visual juga merupakan alat bantu berupa bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide”.

    Arimbawa (2017:3)[32], menjelaskan “audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran atau penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.”

    Kesimpulan dari dua pengertian diatas ialah, Audio Visual suatu media yang memanfaatkan indera pendengaran dan pengelihatan agar dapat memberikan kesan kepada audience.

  3. Pengertian Broadcasting

    Suryadi dkk mengatakan bahwa (2017:233)[33], “Broadcasting adalah sebuah kegiatan dalam cara menyampaikan ide, hasrat kepada khalayak dengan menggunakan fasilitas frequency dengan kata lain sebuah penyiaran yang dilakukan oleh penyiar”

    Sunarya, dkk (2016 : 320)[28], mengungkapkan, Broadcasting adalah distribusi audio visual atau video yang mengirimkan sinyal program untuk penonton.

    Dapat disimpulkan dari dua pengertian diatas bahwa Broadcasting adalah penyampaian ide kepada audience dengan menggunakan fasilitas frequency, dapat diartikan juga bahwa broadcasting adalah penyiaran suatu informasi yang dilakukan oleh penyiar.

  4. Sinopsis

    Sunarya, dkk (2016:323)[28] menjelaskan bahwa “Sinopsis merupakan konsep cerita yang akan dibuat atau mencerminkan alur cerita dari awal sampai akhir adegan.”

    Menurut Fatoni dan Nofi Puspitasari (2016 : 58)[34],menjelaskan Sinopsis adalah ringkasan sebuah cerita yang diperlukan untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok cerita secara keseluruhan.

    Kesimpulan dari dua kutipan diatas bahwa sinopsis adalah ringkasan suatu cerita yang dibutuhkan agar cerita dapat menarik dikarenakan gambaran secara ringkas, padat dan jelas yang ada didalam sinopsis tersebut.

  5. Naskah

    Sudaryono dkk (2018:6)[35], mengatakan bahwa “Naskah adalah sebuah ide atau gagasan cerita yang ditulis dengan konsep yang menarik untuk menampilkan atau mempertunjukan suatu gagasan yang telah di desain sebelumnya”.

    Menurut Fatoni dan Nofi Puspitasari (2016 : 58)[34], Naskah adalah sebuah ide atau gagasan cerita yang ditulis dengan sebuah konsep menarik untuk mempertunjukan atau menampilkan sesuatu gagasan yang telah di desain sebelumnya.

    Berdasarkan dua pengertian diatas naskah adalah gagasan cerita yang diambil dari sinopsis atau bisa dikatakan pengembangan gagasan sinopsis menjadi sebuah cerita.

  6. Storyboard

    Handani, dkk (2017 : 153)[36]menjelaskan Storyboard adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, yang dapat menyampaikan ide cerita kepada orang lain dengan lebih mudah, yang dapat mengdgiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita.

    Sunarya, dkk (2016:321)[28]“Storyboard adalah rancangan berupa sket gambar yang dilengkapi dengan petunjuk atau catatan pengambilan gambar untuk kebutuhan shooting.”

    Kesimpulan dari dua pengertian diatas bahwa storyboard adalah gambar yang disusun sesuai dengan naskah agar memudahkan saat prosesi produksi.

Konsep Produksi Media

Konsep produksi media dibagi menjadi tiga bagian seperti yang dijelaskan Sunarya, dkk (2017:109-111)[37]

Gambar 2.1 Alur Perancangan Video

  1. Post Production (Pra Produksi)

    Preproduction adalah step atau langkah awal dimulainya suatu karya diantaranya ide, perencanaan, dan persiapan dari Konsep Produksi Media. Terdapat tujuh langkah Preproduction dalam Konsep Produksi Media, dimulai dari ide yang dituangkan secara sistematis, lalu kemudian pembuatan sinopsis, scriptwritting, dan storyboard .Dua tahapan terakhir adalah pemilihan pemain (crew produksi) dan setting alat.Semua tahapan yang ada harus sesuai time schedule yang ditetapkan.

  2. Production (Produksi)

    Production adalah tahap selanjutnya dalam konsep produksi media. Dalam proses produksi, kerjasama antara talent dan crew sangat dibutuhkan. Bahkan setiap crew dari masing – masing jobdesk harus menjalin kerjasama yang solid. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh crew produksi, diantaranya : tata setting, tata cahaya, tata kostum (wardrobe), dan tata rias. Dalam tahapan ini juga, peran dari sutradara sangat dibutuhkan dalam mengatur talent yang terlibat agar jalan cerita sesuai dengan naskah yang telah dibuat pada tahap preproduction.

  3. Post Production (Pasca Produksi)

    Postproduction adalah proses finishing atau proses akhir dari sebuah karya sampai menjadi sebuah video yang utuh dan mampu menyampaikan isi atau pesan kepada audience. Dalam proses postproduction semua gambar yang didapat pada proses production dikumpulkan di edit oleh seorang editor. Kegitan pemutaran dan distribusi juga masuk di dalam proses postproduction.

Konsep Dasar Aplikasi Penunjang Video

  1. Adobe Premiere CC 2018

    Gambar 2.2 Logo Adobe Premiere Pro CC 2018

    Menurut Sastrawan, dkk (2017 : 4)[38], Adobe Premiere Pro adalah program Video Editing yang dikembangkan oleh Adobe. Program ini sudah umum digunakan oleh rumah-rumah produksi, televisi dan praktisi di bidangnya Adobe Premiere Pro merupakan program pengolah video pilihan bagi kalangan profesional, terutama yang suka bereksperimen.Program ini banyak digunakan oleh perusahaan Pembuatan Film/Sinetron, Broadcasting, dan Pertelevisian.

    Gambar 2.3. Tampilan Adobe PremiereProCC 2018

  2. Adobe After Effect 2017

    Gambar 2.4 Logo Adobe After Effect CC 2018

    Menurut Qonitah (2015:5)[39] “Software yang berfungsi untuk membuat maupun mengedit video atau film. Salah satu keunggulan dari Adobe After Effects ini yaitu memiliki banyak sekali efek video yang sangat keren sehingga dapat mempercantik video yang dibuat”

    Gambar 2.5. Tampilan Adobe After Effect CC 2018

  3. Adobe Audition CC 2017

    Gambar 2.6. Logo Adobe Photoshop CC 2019

    Menurut Agustina dan Ade Chandra (2017 : 25)[40], Adobe Photoshop adalah software (perangkat lunak) buatan Adobe Systems yang digunakan untuk pengeditan foto/gambar, termasuk pembuatan efek grafis. Adobe Photoshop sering digunakan oleh fotografer digital dan perusahaan iklan (advertising).

    Gambar 2.7 Tampilan Adobe Photoshop CC2019

Konsep Dasar Komunikasi Organisasi

  1. Pengertian Komunikasi

    Menurut Sinaulan (2016:130)[41] “Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem verbal atau kata-kata, dan nonverbal.”

    Menurut Hairy, dkk (2014:401)[42], Komunikasi organisasi merupakan upaya manajer dalam mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada anggotanya atau orang lain yang menyangkut kegiatan organisasi. Dengan demikian komunikasi organisasi menjadi sangat urgen dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi.

    Dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses menyampaikan dan menerima pesan yang bertujuan untuk kepentingan bersama.

  2. Pengertian Komunikasi Organisasi

    Sulandjari (2016 : 74)[43] “Komunikasi organisasi merupakan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu.”

Konsep Dasar Budaya

  1. Pengertian Budaya

    Menurut Yatim dalam Mulyono (2016 : 22)[44], “mengartikan kebudayaan sebagai bentuk ungkapan tentang semangatmendalam suatu masyarakat yang direfleksikan dalam seni, sastra, religi,dan moral.

    Sedangkan pengertian budaya menurut Prijono (2014 : 2)[45], “segala sesuatu yang dihasilkan oleh cipta, rasa, dankarsa manusia yang bersifat lahiriah ataupun rohaniah.”

    Dari dua pengertian tentang budaya, dapat disimpulkan kebudayaan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh cipta, rasa, dankarsa manusia yang direfleksikan dalam seni, sastra, religi,dan moral.

  2. Pengertian Budaya Organisasi

    Menurut Hairy, dkk (2014:401)[43], Budaya organisasi yang kuat mendukung tujuan-tujuan organisasi, dan sebaliknya yang lemah atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan-tujuan organisasi.

  3. Manfaat Budaya Organisasi

    Menurut Sumual (2015:77)[46], Budaya organisasi pada perguruan tinggi melekat pada nilai-nilai yang dimiliki organisasi seperti disiplin kerja saat masuk kantor dan pulang kerja, disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan, kreativitas kerja, budaya inovatif, kemampuan bekerjasama dan memiliki nilai-nilai kejujuran yang terinternalisasi pada setiap diri pegawai.

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Hanafri, dkk (2018 : 82)[47], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.”

Sedangkan Ariawan, dkk (2015:63)[48] “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen perusahaan melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi.
    1. M pada MDI berarti Mandatory (Penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI berarti Desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI berarti Inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :
    1. T artinya Tehnical, maksudnya bagaimana tata caraatau teknik pembuatan requirement tersebut dalam perancangan media yang diusulkan.
    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    3. E artinya Economic, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
  4. Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar perancangan media yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Literature Review

  1. Pengertian Literature Review

    Menurut Find dalam Mwanga (2015 : 20)[49], a literature review is a systematic, explicit, and reproducible method for identifying, evaluating, and synthesizing the existing body of completed and recorded work produced by researchers, scholars, and practitioners. (Kajian pustaka adalah metode sistematis, eksplisit dan diulang untuk mengidentifikasi,mengevaluasi dan sintesis tubuhyang ada pekerjaa nselesai dan rekaman yang diproduksi oleh para peneliti, sarjana dan praktisi).

    Menurut Machi dalam Kargbo (2015 : 12)[50], a literature review is a sensibly argued case based on a broad understanding of a state of knowledge about a study topic. It is a well thought-out way to re-search a topic.

    (Kajian pustaka adalah kasus bijaksana dikatakan didasarkan pada pemahaman yang luas dari Negara pengetahuan tentang topic penelitian.Itu adalah dipikirkan cara untuk penelitian topic dengan baik).

    Dari dua pengertian diatas maka literature review adalah metode sistematis, eksplisit dan diulang untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan didasarkan pada pemahaman tentang topic penelitian.

Literature Review

Dari beberapa hasil tinjauan peneliti mendapatkan beberapa literature review, di antaranya sebagai berikut :

  1. Penelitian oleh Ramadhan, dkk (2015 : 3)[51] “Citra Pariwisata Kota Bandung Sebagai Kota Art Deco : Studi Kasus Kawasan Asia Afrika dan Braga”. Bandung memiliki potensi melalui wisata budaya warisan dalam bentuk bangunan tua pariwisata besar berseni Belanda kolonial arsitektur Art Deco yang banyak di Asia Afrika dan Braga. Art Deco mencirikan identitas atau merek Asia Afrika dan Braga. Perbaikan infrastruktur dan revitalisasi budaya dibawa keluar oleh pemerintah kota Bandung baru – baru ini, penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi merek pengetahuan yang terdiri dari kesadaran merek dan citra merek dari Art Deco di kawasan cagar budaya (warisan budaya) Asia-Afrika dan Barga untuk mengukur bagaimana gambar atau identitas pariwisata Bandung sebagai kota Art Deco sebagaimana dinyatakan dalam rencana induk Pariwisata Nasional 2010 – 2025. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, contoh yang digunakan adalah 100 wisatawan yang berkunjung ke Asia Afrika dan Braga dengan distribusi kuesioner online. Selain analisis data juga didukung oleh studi sastra dan observasi langsung di situs studi. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dari wisata Art Deco pada kategori tengah yang berarti wisatawan tidak begitu akrab dengan seni Deco ini adalah karena kurangnya instruksi atau papan informasi tentang Art Deco di sekitar Asia Afrika dan Braga, selain banyak wisatawan sendiri yang tidak tahu ada Art Deco, tapi hasil analisis menunjukkan gambar citra merek dalam kategori baik. Bangunan warisan arsitektur Art Deco terlihat unik dan indah ini memberikan nilai lebih untuk Asia Afrika dan Braga, berdasarkan hal ini dianggap sesuai dengan citra pariwisata di kota Bandung sebagai kota Art Deco.

  2. Penelitian oleh Maulani, dkk (2016 : 207 – 220)[52] “Pengembangan Media Promosi Pariwisata Kota Tangerang Dalam Bentuk VideoDigital Pada Dinas PORPAREKRAF”. Saat ini Dinas PORPAREKRAF, memberikan informasi dan promosi berupa video pariwisata melalui beberapa media yaitu berupa media sosial, maupun website yang dirasa masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan promosi pariwisata yang dirasa kurang uptodate. Dinas PORPAREKRAF harus memiliki sarana media informasi dan promosi yang dapat menunjang kemajuan pariwisata Kota Tangerang.

  3. Penelitian oleh Hayati (2014 : 1)[53] “Pemanfaatan Bangunan BersejarahSebagai Wisata Warisan BudayaDi Kota Makassar”. Zaman kolonial di Indonesia mewariskan sejumlah bangunan sekolah, bank dan kantor. Bangunan yang memiliki nuansa arsitektur Belanda, oleh karena itu menjadi warisan budaya dan atraksi pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah pemanfaatan bangunan di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Namun dalam penelitian ini dipilih tiga bangunan yang dikembangkan sebagai cagar budaya, yaitu Benteng Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar. Ketiga bangunan bersejarah dipilih sebagai lokasi penelitian karena potensi fisik bangunan arsitektur yang dilengkapi dengan potensi bebas fisik nilai sejarah dan budaya. Penelitian yang diterapkan manajemen objek wisata ini, siklus hidup kawasan pariwisata oleh pelayan pribadi dan pemasaran pariwisata teori untuk mengetahui siklus hidup evolusi setiap bangunan kemudian mengatur strategi yang efektif untuk mengembangkan Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian sebagai cagar budaya di kota Makassar. Artikel berpendapat bahwa pemanfaatan Fort Rotterdam sebagai daya tarik turis diklasifikasikan ke dalam tahap pengembangan. Fort Rotterdam telah beberapa kali direnovasi dengan mengembangkan La Galigo Museum untuk meningkatkan daya tarik. Pemerintah daerah juga memiliki banyak promosi. Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar diklasifikasikan ke dalam tahap eksplorasi sejak dua bangunan bersejarah perlu perbaikan fisik, penataan ruang pamer dan fasilitas menangani koleksi Museum Kota dan jaminan bangunan pengelolaan dan pemeliharaan Gedung Kesenian. Berdasarkan hasil penelitian Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar tidak hanya memiliki potensi fisik bangunan dan nilai sejarah tetapi juga untuk menjadi daya tarik wisata yang menarik yang perlu ditingkatkan dengan mempertahankan identitas arsitektur sebanyak mungkin, memberikan fasilitas pendukung yang diperlukan oleh wisatawan dan meningkatkan promosi oleh pemerintah daerah.

  4. Penelitian yang dilakukan Imam, dkk (2017)[54] “Perancangan Media Promosi Video Youtube Koleksi Sanggar Gubug Wayang Mojokerto Berbasis Budaya Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness”. Tujuan dari desain media promosi Sanggar Gubug Wayang Mojokerto di video youtube berbasis budaya adalah untuk meningkatkan kesadaran merek sebagai sumber informasi agar publik dapat mengetahui dan melestarikan budaya Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis penelitian dengan deskriptif kualitatif yang terdiri dari observasi, wawancara, dan sastra studi untuk mendapatkan data yang digunakan untuk mendukung produksi desain media promosi Sanggar Gubug Wayang Mojokerto di video youtube. Dan dianalisa menggunakan beberapa tahapan, yaitu pengamatan memperpanjang, meningkatkan kegigihan, triangulasi, negatif analisiskasus, penggunaan bahan referensi, dan menggunakan check.

  5. Penelitian yang telah diselesaikan oleh Larasati, dkk (2015)[55] “Efektivitas Penggunaan Media Promosi Kesehatan Video Yoga Dalam Meningkatkan Motivasi Kesehatan Wanita Usia Subur Tentang Kesehatan Reproduksinya”. Motivasi kesehatan wanita usia subur merupakan dorongan mental yang dapat tumbuh dari dalam diri wanita usia subur sendiri maupun akibat rangsangan dari luar kemudian mengakibatkan seseorang (wanita usia subur) untuk bertindak memenuhi kebutuhan akan kesehatan reproduksinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan media promosi kesehatan video yoga dalam meningkatkan motivasi kesehatan wanita usia subur tentang kesehatan reproduksinya. Penelitian ini menggunakan rancangan pre eksperimental dan menggunakan pendekatan one group pretets-postest without Control Group Design. Subjek penelitian adalah Wanita Usia Subur (20-45 tahun) dengan populasi sebanyak 50 orang diambil dengan metode convenience sampling, tetapi yang bersedia menjadi responden sebanyak 25 orang. Analisis data dilakukan menggunakan uji wilcoxon. Berdasarkan hasil analisis Uji Wilcoxon dengan program SPSS, diperoleh nilai Z = -2,586 dengan taraf significancy 0,001 (p<0,05), nilai Sig. (2-tailed) d” taraf nyata (á/2) dan dapat ditarik kesimpulan H0 ditolak. Penggunaan Media Promosi Kesehatan Video Yoga Efektif Dalam Meningkatkan Motivasi Kesehatan Wanita Usia Subur Tentang Kesehatan Reproduksinya.

  6. Research conducted by Nuansa, dkk (2014 : 82 – 85)[56]“Designing Promotion Strategy of Malang Raya’s Tourism Destination Branding Through Audio VisualMedia”.

    This study examines the suitability concept of destination branding with existing models of Malang tourism promotion. This research is qualitative by taking the data directly in the form of existing promotional models of Malang, namely : information portal sites, blogs, social networking, and video via the internet. This study used SWOT analysis to find strengths, weaknesses, opportunities, and threats on existing models of the tourism promotion. The data is analyzed based on destination branding’s concept indicators. Results of analysis are used as a basis in designing solutions for Malang tourism promotion through a new integrated tourism advertising model. Through the analysis we found that video is the most suitable media that used to promote Malang tourism in the form of advertisements. Videos are able to show the objectivity of the fact that intact better through audio-visual form, making it easier to associate the viewer thoughts on the phenomenon of destination. Moreover, video creation of Malang tourism as well as conceptualized advertising is still rare. This is an opportunity, because later models of audio-visual advertisements made of this study is expected to be an example for concered parties to conceptualize the next Malang tourism advertising.

    (Studi ini meneliti konsep kesesuaian tujuan branding dengan model promosi pariwisata Malang. Penelitian kualitatif dengan mengambil data secara langsung dalam bentuk model promosi Malang, yaitu : situs portal informasi, blog, jaringan sosial, dan video melalui internet. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di model yang ada pada promosi pariwisata.Data dianalisis berdasarkan konsep indikator tujuan branding.Hasil analisis yang digunakan sebagai dasar dalam merancang solusi untuk promosi pariwisata Malang melalui model iklan pariwisata terpadu baru.Melalui analisis kami menemukan bahwa video adalah media yang paling cocok yang digunakan untuk mempromosikan pariwisata Malang dalam bentuk iklan.Video mampu menunjukkan objektivitas fakta dengan utuh yang lebih baik melalui audio-visual, membuatnya lebih mudah untuk mengaitkan tujuan dari pikiran penampil fenomena.Selain itu, penciptaan video pariwisata Malang dikonseptualisasikan iklan masih jarang.Ini adalah kesempatan, karena kemudian model iklan audio-visual dari penelitian ini diharapkan menjadi contoh bagi pihak – pihak yang bersangkutan dengan iklan pariwisata Malang berikutnya).


  7. Research conducted by Deborah Lupton (2014)[57], “Health promotion in the digital era: a critical commentary”. There are various ways and methods used in video recommendation which are purely statistical. These would give recommendations to users based on either their previous search or other criteria. These systems set up a large number of context collectors at the terminals. However, the context collecting and exchanging result in heavy network overhead, and the context processing consumes huge computation. Due to these criterion users end up getting unnecessary content which makes the browser slow. In this paper we propose a user specific category based promotion, we propose and provide for characterization of individual content as well as social attributes that help distinguish each user class. Thus a user defined video recommendation would ensure faster access to only important information which is in the user's domain of interest which utilises low buffer space and increase the speed of the system for user satisfaction.

    (Ada berbagai cara dan metode yang digunakan dalam rekomendasi video yang murni bersifat statistik. Ini akan memberi rekomendasi kepada pengguna berdasarkan penelusuran sebelumnya atau kriteria lainnya. Sistem ini mengatur sejumlah besar pengumpul konteks di terminal.Namun, konteks pengumpulan dan pertukaran hasil overhead jaringan yang berat, dan pengolahan konteks menggunakan perhitungan yang sangat besar.Karena pengguna kriteria ini akhirnya mendapatkan konten yang tidak perlu yang membuat browser menjadi lambat.Dalam makalah ini kami mengusulkan promosi berbasis kategori khusus pengguna, kami mengusulkan dan menyediakan karakterisasi konten individual serta atribut sosial yang membantu membedakan setiap kelas pengguna. Dengan demikian, rekomendasi video yang ditentukan pengguna akan memastikan akses lebih cepat ke hanya informasi penting yang ada dalam domain kepentingan pengguna yang memanfaatkan ruang penyangga rendah dan meningkatkan kecepatan sistem untuk kepuasan pengguna).

  8. Research conducted by Ming Yan (2014)[58] “Mining Cross-network Association for Youtube Video Promotion” We introduce a novel cross-network collaborative problem in this work: given Youtube videos, to find optimal Twitter followees that can maximize the video promotion on Twitter. Since Youtube videos and Twitter followees distribute on heterogeneous spaces, we present a cross-network association-based solution framework. Three stages are addressed: (1) heterogeneous topic modeling, where Youtube videos and Twitter followees are modeled in topic level; (2) cross-network topic association, where the overlapped users are exploited to conduct cross-network topic distribution transfer; and (3) referrer identification, where the query Youtube video and candidate Twitter followees are matched in the same topic space. Different methods in each stage are designed and compared by qualitative as well as quantitative experiments. Based on the proposed framework, we also discuss the potential applications, extensions, and suggest some principles for future heterogeneous social media utilization and cross-network collaborative applications.

    (Kami memperkenalkan masalah kolaborasi lintas jaringan baru dalam pekerjaan ini: memberikan video Youtube, untuk menemukan pengikut Twitter yang optimal yang dapat memaksimalkan promosi video di Twitter.Karena video Youtube dan pengikut Twitter didistribusikan di ruang heterogen, kami menyajikan kerangka solusi berbasis asosiasi lintas jaringan. Tiga tahap dibahas: (1) pemodelan topik heterogen, di mana video Youtube dan pengikut Twitter dimodelkan dalam tingkat topik; (2) asosiasi topik lintas jaringan, di mana pengguna yang tumpang tindih dieksploitasi untuk melakukan transfer distribusi topik lintas jaringan; dan (3) pengidentifikasi perujuk, di mana kueri video Youtube dan calon pengikut Twitter dicocokkan dalam ruang topik yang sama. Metode yang berbeda dalam setiap tahap dirancang dan dibandingkan dengan kualitatif serta eksperimen kuantitatif. Berdasarkan kerangka yang diusulkan, kami juga membahas aplikasi potensial, ekstensi, dan menyarankan beberapa prinsip untuk pemanfaatan media sosial heterogen masa depan dan aplikasi kolaboratif lintas jaringan.)

  9. Research conducted by Mahalakshmi at all (2017)[59],“Analysis of Video Compression Technique” Video Compression is the term used to define a method for reducing the data used to encode digital video content. This reduction in data translates to benefits such as smaller storage requirements and lower transmission bandwidth requirements.

    (Kompresi Video adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan metode untuk mengurangi data yang digunakan untuk menyandikan konten video digital. Pengurangan data ini diterjemahkan menjadi manfaat seperti penyimpanan yang lebih kecil persyaratan dan persyaratan bandwidth transmisi yang lebih rendah)

  10. 10. Research conducted by Yao-Chuan Tsai, et al (2017)[60]“The Influence of Video Clips on Travel Intention and Destination Image”.Also consumers might not have time to watch a film or micro-film when searching for the information about travel destinations. Due to the above reasons, some national tourism organizations have started to promote their countries with video clips that contain less information than other forms of promotion, because viewers can watch them within a few minutes.

    (Konsumen juga mungkin tidak punya waktu untuk menonton film atau mikro-film ketika mencari informasi tentang tujuan perjalanan.Karena alasan di atas, beberapa organisasi pariwisata nasional telah mulai mempromosikan negara mereka dengan klip video yang mengandung informasi lebih sedikit daripada bentuk promosi lainnya, karena pemirsa dapat awasi mereka dalam beberapa menit)

Tabel 2.3. Literature Review

Keunggulan project yang dibuat oleh Peneliti & Referensi Literature Review yang digunakan :

Keunggulan dari project atau penelitian yang berjudul “Perancangan Video Promosi Guna Meningkatkan Daya Tarik Pesona Pariwisata Kota Tangerang Selatan” memiliki berbagai konsep dan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan ini pertama kali dibuat oleh Humas Kota Tangerang Selatan.

Dalam project ini tidak semua tempat wisata yang ada di Kota Tangerang Selatan ditampilkan walaupun demikian penulis tidak ingin mengurangi sama sekali kesan terhadapat pariwisata yang ada, maka dari itu pemilihan tempat pariwisata yang ada di video ini adalah tempat – tempat wisata unggulan yang ada di Kota Tangerang Selatan.

Project ini dikemas dalam bentuk audio visual yang bertujuan untuk memudahkan dalam mempromosikan serta menginformasikan tempat – tempat pariwisata yang ada di Kota Tangerang Selatan dan nantinya video promosi ini akan dijadikan strategi promosi Kota Tangerang Selatan agar dapat meningkatkan daya tarik wisatawan yang datang.

Dengan konsep yang menarik dan menampilkan informasi nama tempat pariwisata dengan lowthird, backsound dan kualitas visualFullI HD, memberikan kesan yang baik kepada audience karerna pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik.

Tidak hanya menampillkan tempat pariwisata yang ada di Kota Tangerang Selatan didalam video promosi pariwisata ini juga terdapat budaya – budaya yang ada di Kota Tangerang Selatan seperti silat betawi, ondel – ondel, rumah adat blandongan, tari puspa pesona. Serta tempat – tempat ibadah lintas agama juga terdapat dalam video promosi pariwisata ini agar menimbulkan kesan damai serta bertoleransi kepada sesama manusia.

Berdasarkan literature review diatas maka penelitian ini mengambil referensi pada literature review nomor 2 yang ditulis oleh Maulani, dkk (2016 : 207 – 220)[59] dengan judul “Pengembangan Media Promosi Pariwisata Kota Tangerang Dalam Bentuk Video Digital Pada Dinas PORPAREKRAF”. Dikarenakan metodologi penelitian yang digunakan sama diantaranya metode analisa permasalahan, pengumpulan data, analisa perancangan, dan Konsep Produksi Media (KPM). Dimana KPM sendiri terdiri dari, preproduction, production, dan postproduction.

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

Gambaran Umum Objek Yang Di Teliti

Sejarah Singkat

  1. Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan.

    Pada akhir tahun 2016 Dinas Komunikasi Informatika Kota Tangerang Selatan adalah SKPD yang baru dibentuk. Pembentukan ini juga sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan nomor 8 tahun 2016 yaitu mengenai pembentukan dan susunan perangkat daerah yang dimana Seksi Kehumasan Kota Tangerang Selatan harus bergabung dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan yang sebelumnya Humas berada di bawah naungan Sekretariat Daerah Kota Tangerang Selatan.

    Peraturan Walikota Tangerang Selatan nomor 59 tahun 2016 dibentuk sebagai implementasi tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Komunikasi dan Informatika merupakan Perangkat Daerah yang membidangi bagian Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah tanggung jawab Walikota melalui Sekretaris Daerah.

    Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan Seksi Kehumasan adalah salah satu sub bagian yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan, Seksi kehumasan pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan bisa juga disebut Humas Kota Tangerang Selatan, maka dari itu Humas Kota Tangerang Selatan juga mempunyai tugas untuk menciptakan pencitraan yang baik agar masyarakat dapat melihat hal positif pada pemerintahan Kota Tangerang Selatan.

  2. Visi, Misi dan Tujuan
    1. Visi

      Terwujudnya Tangsel Kota Cerdas, Berkualitas dan Berdaya Saing Berbasis Teknologi dan Inovasi.

    2. Misi
      1. Mengembangkan Sumberdaya manusia yang handal dan berdaya
      2. Meningkatkan infrastruktur kota yang fungsional.
      3. Menciptakan kota layak huni yang berwawasan lingkungan.
      4. Mengembangkan Ekonomi kerakyatan berbasis inovasi dan produk unggulan.
      5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi informasi
    3. Tujuan

      Menjadikan masyarakat Kota Tangerang Selatan menjadi masyarakat modern, maju, dan kompetitif, terkait pesatnya perkembangan teknologi sehingga memperkuat arus perdagangan dan persaingan, dimana pada lokasi-lokasi tertentu sudah menjadikan lokasi dengan prospek yang bagus dan menjanjikan.

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membantu pemerintahan Kota Tangerang Selatan dalam beberapa bidang yaitu :

  1. Bidang Pengelolaan Informasi Komunikasi dan Kehumasan
    1. Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi Publik
    2. Seksi Media Kemitraan Komunikasi Publik
    3. Seksi Kehumasan
  2. Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi, Komunikasi dan Persandian
    1. Seksi Aplikasi dan Integrasi Sistem Informasi
    2. Seksi Infrastruktur dan Jaringan Komunikasi
    3. Seksi Persandian dan Keamanan Informasi
  3. Bidang Smart City, Statistik dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik
    1. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi Komunikasi dan Kerjasama Smart City
    2. Seksi Pengolahan Data dan Statistik
    3. Seksi LPSE

Struktur Organisasi

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan Bidang Pengelolaan Informasi Komunikasi dan Kehumasan

Wewenang dan Tanggung Jawab

  1. Kepala Dinas
    1. Wewenang
      1. Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan strategi dan teknis Bidang Pengelolaan Informasi, Komunikasi dan Kehumasan, Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi, Komunikasi dan Persandian, dan Bidang Smart City, Statistik dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik.
      2. Perumusan, Penetapan, Pelaksanaan program dan anggaran Bidang Pengelolaan Informasi, Komunikasi dan Kehumasan, Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi, Komunikasi dan Persandian dan Bidang Smart City, Statistik, dan Layanan Pengadaan Secara Elekronik.
      3. Pengkoordinasian pelaksaan tugas Bidang Pengelolaan Informasi, Komunikasi dan Kehumasan, Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi, Komunikasi dan Persandian, dan Bidang Smart City, Statistik, dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik.
      4. Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian, Pemantauan pelaksananan tugas pegawai di lingkup dinas.
    2. Tanggung Jawab
      1. Pelaksanaan opini dan data informasi publik.
      2. Pelasanaan pembangunan, pengembangan pengintegrasian dan pemeliharaan system aplikasi.
      3. Pelaksanaan penyediaan sarana prasarana dan pemeliharaan insfrastruktur jaringan teknologi informasi komunikasi.
      4. Pelaksanaan penyelenggaraan persandian.
      5. Pelaksanaan pengembangan Smart City pada Pemerintah Daerah.
      6. Pelaksanaan penyelenggaraan statistic pada Pemerintah Daerah.
      7. Pelaksanaan penyelenggaraan pusat data dan layanan pengadaan secara elektronik.
      8. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas dan fungsi di lingkup dinas.
      9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsi.
  2. Sekretariat
    1. Wewenang
      1. Pengoordinasian bahan penyusunan perumusan, pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis norma, standar, prosedur dan kriteria di lingkup sekretariat dan Dinas.
      2. Pengoordinasian penyusunan, perumusan dokumen perencanaan program dan anggaran di lingkup Dinas.
      3. Pengoordinasian pelaksanaan penelitian/ asistensi/ pembahasan program, kegiatan dan anggaran dengan Unit Kerja internal/ kementerian/ lembaga/ instansi terkait.
      4. Pelaksanaan penyusunan, perumusan dan analisa dokumen Perencanaan program dan anggaran di lingkup sekretariat.
    2. Tanggung Jawab
      1. Pengoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen hasil monitoring dan evaluasi bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan.
      2. Pengoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen pelaporan monitoring dan evaluasi bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan.
      3. Pengoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen pelaporan penatausahaan keuangan bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan Dinas.
      4. Pengoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen catatan atas laporan keuangan Dinas.
      5. Pengoordinasian kesejahteraan pegawai, hukuman disiplin pegawai, permasalahan yang dihadapi pegawai yang berdampak pada kinerja pegawai dengan Unit Kerja/ lembaga/ instansi terkait.
      6. Pengoordinasian penyusunan dan analisa kebutuhan pegawai/ pengadaan barang/pemeliharaan aset Dinas/ perjalanan Dinas/ penyelenggaraan rapat Dinas.
      7. Pengordinasian penyusunan analisa jabatan, analisa beban kerja, evaluasi jabatan dan standar kompetensi jabatan di lingkup Dinas.
  3. Kepala Sub Bagian Umum, Kepegawaian, dan Keuangan.
    1. Wewenang
      1. Menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan teknis norma, standar, prosedur dan kriteria di lingkup urusan umum, kepegawaian dan keuangan di lingkup Dinas.
      2. Menyiapkan bahan penyusunan dokumen perencanaan program, kegiatan dan anggaran pada Subbagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan.
      3. Menyiapkan dokumen pendukung pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran pada Subbagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan.
      4. Menyiapkan jadwal rencana pelaksanaan pengajuan kebutuhan dana untuk pelaksanaan kegiatan di lingkup Subbagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan serta Dinas.
    2. Tanggung Jawab
      1. Menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan arsip di lingkup Subbagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan serta Dinas.
      2. Menyelenggarakan layanan administrasi ketatausahaan di lingkup Dinas.
      3. Menyelenggarakan layanan administrasi kepegawaian di lingkup Dinas.
      4. Menyelenggarakan layanan kerumahtanggaan di lingkup Dinas
      5. Menyelenggarakan pengelolaan Barang Milik Daerah di lingkup Dinas.
      6. Menyelenggarakan pengadaan dan pencatatan kebutuhan perlengkapan kantor barang pakai habis di lingkup Dinas.
      7. Melaksanakan kehumasan dan informasi publik.
      8. Melaksanakan peningkatan kemampuan dan kapasitas pegawai.
      9. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan kearsipan lingkup Dinas.
      10. Melaksanakan pelayanan dan pengelolaan perjalanan Dinas.
      11. Memfasilitasi penyusunan analisa jabatan, analisa beban kerja, evaluasi jabatan dan standar kompetensi jabatan di lingkup Dinas.
      12. Menyelenggarakan survei kepuasan masyarakat terhadap jenis pelayanan yang dilaksanakan Dinas.
      13. Menyelenggarakan penatausahaan keuangan di lingkup Dinas.
      14. Menyelenggarakan pembinaan administrasi keuangan di lingkup Subbagian Keuangan dan Dinas.
      15. Menghimpun/ menyusun/ menganalisa/ merumuskan dokumen pelaporan keuangan bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan di lingkup Dinas.
      16. Menghimpun/ menyusun/ menganalisa/ merumuskan dokumen catatan atas laporan keuangan di lingkup Dinas.
  4. Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Komunikasi dan Kehumasan
    1. Wewenang
      1. Pengoordinasian perumusan, pelaksanaa kebijakan strategis dan teknis pedoman norma, standar, prosedur dan kriteria di lingkup Bidang.
      2. Perumusan perencanaan, pelaksanaan program dan anggaran di lingkup bidang Pengelolaan Informasi Komunikasi dan Kehumasan.
      3. Pengoordinasian pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan Pengelolaan Informasi Komunikasi dan Kehumasan.
      4. Pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaa tugas di lingkup bidang Pengelolaan Informasi Komunikasi dan Kehumasan.
      5. Pengoordinasian pelaksanaan tugas di lingkup bidang Pengelolaan Informasi Komunikasi dan Kehumasan.
      6. Pengoordinasian pengelolaan opini dan aspirasi public di lingkup pemerintah Daerah.
    2. Tanggung Jawab
      1. Pelaksanaan pelayanan informasi publik.
      2. Pelaksanaan pengelolaan pertukaran informasi, tema komunikasi publik lintas daerah untuk mendukung kebijakan nasional dan Pemerintah Daerah.
      3. Pelaksanaan penyediaan konten lintas sektoral dan pengelolaaan media komunikasi publik.
      4. Pelaksanaan penyelenggaraan layanan kehumasan.
      5. Pelaksanaan penguatan kapasitas sumber daya komunikasi publik dan penyediaan akses informasi.
      6. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkup
      7. Bidang Pengelolaan Informasi Komunikasi dan Kehumasan.
      8. Pelaksanaan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas dan fungsi.
  5. Kepala Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi Publik
    1. Wewenang
      1. Menyusun perumusan dan pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria pada Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi Publik.
      2. Menyusun perumusan dan pelaksanaan program dan anggaran dilingkup Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi Publik.
    2. Tanggung Jawab
      1. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan Pengelolaan Opini dan Informasi Publik.
      2. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi Publik.
      3. Melaksanakan monitoring isu publik di media massa dan media social.
      4. Melaksanakan pengumpulan pendapat umum antara lain survei, jajak pendapat dan lain-lain.
      5. Melaksanakan pengolahan dan layanan pengaduan masyarakat.
      6. Menyelenggarakan standarisasi pertukaran informasi untuk database informasi lintas sektoral.
      7. Melaksanakan pemantauan tema komunikasi publik lintas sektoral lingkup nasional dan Pemerintah Daerah.
      8. Menganalisis data pengelolaan opini dan informasi komunikasi publik lintas sektoral.
      9. Melaksanakan pengolahan, penyediaan, pemantauan informasi dan tema komunikasi publik lintas sektoral lingkup nasional dan Daerah.
      10. Melaksanakan klasifikasi dan inventarisasi informasi publik.
      11. Melaksanakan pelayanan informasi publik untuk implementasi Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik.
      12. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsi.
  6. Kepala Seksi Media dan Kemitraan Komunikasi Publik
    1. Wewenang
      1. Menyusun perumusan dan pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria pada Seksi Media dan Kemitraan Komunikasi Publik.
      2. Menyusun perumusan dan pelaksanaan program dan anggaran dilingkup seksi Media dan Kemitraan Komunikasi Publik.
      3. Menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Media dan Kemitraan Komunikasi Publik.
    2. Tanggung Jawab
      1. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan Media dan Kemitraan Komunikasi Publik.
      2. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Media dan Kemitraan Komunikasi Publik.
      3. Melaksanakan perencanaan komunikasi publik dan citra positif Pemerintah Daerah.
      4. Melaksanakan pengelolaan saluran komunikasi milik Pemerintah Daerah/media internal.
      5. Melaksanakan diseminasi informasi kebijakan melalui media Pemerintah Daerah dan non Pemerintah Daerah.
      6. Melaksanakan pemberdayaan dan penyediaan akses informasi bagi media dan lembaga komunikasi publik.
      7. Melaksanakan pengembangan sumber daya komunikasi publik.
      8. Melaksanakan pengelolaan kemitraan dengan media (media relations).
      9. Melaksanakan fasilitasi dan pengembangan kemitraan komunikasi publik skala Daerah.
      10. Menyelenggarakan kelompok informasi masyarakat di lingkup Pemerintah Daerah.
  7. Kepala Seksi Kehumasan
    1. Wewenang
      1. Menyusun perumusan dan pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria pada Seksi Seksi Kehumasan.
      2. Memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan pimpinan Daerah dengan media.
      3. Memfasilitasi bahan, dokumentasi dan laporan hasil penyelenggaraan kegiatan pimpinan Daerah antara lain briefing notes, press release, dan backgrounders.
      4. Menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Kehumasan.
    2. Tanggung Jawab
      1. Melaksanaan liputan atau pendokumentasian pimpinan daerah Kota Tangerang.
      2. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Kehumasan.
      3. Melaksanakan layanan fasilitasi juru bicara Pemerintah Daerah.
      4. Menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan arsip di lingkup Seksi Kehumasan.
      5. Menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Kehumasan.
      6. Melaksanakan Pengelolaan dan pemanfaatan Media Digital Visual Advertising sebagai Publikasi Potensi Loka.
      7. Melaksanakan Pengolahan, Penyediaan data, dan dokumen, pemantauan Informasi dan tema komunikasi publik melalui media Televisi Lokal.
      8. Melaksanakan Pendokumentasian dan Pembuatan video Profil Organisasi Perangkat Daerah.
      9. Melaksanakan diseminasi informasi kebijakan melalui media Pemerintah Daerah dengan pemberdayaan Masyarakat.
      10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsi.

Produk Information

Produk

Media video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan ini adalah media penunjang informasi dan promosi yang efektif dalam bentuk audio visual, video ini juga dapat digunakan oleh instansi pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam menampilkan citra yang baik untuk masyarakat dan untuk mempromosikan tempat – tempat pariwisata oleh Humas Kota Tangerang Selatan. Video ini berisikan tentang informasi destinasi wisata yang ada di Tangerang Selatan.

Video promosi pariwisata ini diproduksi berdasarkan permintaan stakeholder sebagai media informasi yang dapat menyampaikan informasi wisata di Kota Tangerang Selatan, melalui perancangan video pariwisata Kota Tangerang Selatan ini wisatawan lokal dan wisatawan asing dapat mengenal lebih objek – objek wisata yang ada di Kota Tangerang Selatan dan juga dapat menarik investor sehingga pendapatan daerah dapat bertambah.

Latar Belakang Produk

Saat ini Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan bagian kehumasan atau Humas Kota Tangerang Selatan secara berkelanjutan melakukan perancangan video profile instansi pemerintah, video promosi, video iklan layanan masyarakat, desain grafis ucapan hari besar dan ilustrasi ucapan hari besar untuk menampilkan citra yang positif bagi masyarakat.

Tidak adanya video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan yang terkonsep, menjadikan penulis untuk merancang sebuah video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan yang dapat diterima masyarakat lokal maupun asing dan diharapkan dengan adanya video promosi pariwisata ini dapat meningkatkan pengunjung dan juga pendapatan daerah.

Perkembangan Produk

Perkembangan teknologi menyebabkan instansi pemerintah khususnya humas harus memberikan informasi tentang tempat pariwisata tidak hanya satu atau dua tempat tapi secara keseluruhan, sebelumnya Kota Tangerang Selatan tidak memiliki video promosi pariwisata secara keseluruhan, Kota Tangerang Selatan hanya memiliki video beberapa tempat pariwisata tidak secara keseluruhan. Maka dari itu video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan dirancang oleh penulis.

Material Produk

Dalam perancangan karya ini penulis menggunakan material produk berupa media audio visual, yaitu :

Tabel 3.1. Material Produk

Spesifikasi Produk

Perancangan media audio visual yang berupa video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan berdurasi lima menit yang memberikan informasi tentang objek – objek pariwisata yang ada di Kota Tangerang Selatan. Didalam proses perancangannya terdapat manfaat, kelebihan dan kekurangan diantaranya :

  1. Manfaat
    1. Dapat menarik wisatawan dan investor lokal maupun asing.
    2. Memperoleh kerjasama dengan instansi pemerintah Kota lain yang ada di Indonesia.
    3. Dikenal masyarakat luas.
  2. Kelebihan
    1. Menghemat waktu dalam proses penyampaian informasi.
    2. Visualisasi yang menarik dan mudah dipahami oleh penonton.
    3. Dapat diakses melalui internet dimana saja dan kapan saja saat ingin melihat video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan.
  3. Kekurangan
    1. Besarnya biaya yang diperlukan dalam produksi video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan.
    2. Membutuhkan waktu yang cukup lama pada saat proses preproduction, production dan postproduction.
    3. Jarak tempuh yang jauh setiap tempat pariwisata antara satu dengan yang lain.
    4. Harus melibatkan banyak orang pada scene tertentu.

Market Analysis

Market Analisis adalah penyelidikan yang bertujuan untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan marketing. Market analisis sendiri sangat membantu dalam memberikan informasi ke pasar yang dituju. Analisa yang dilakukan dapat juga membantu kegiatan pengembangan pada instansi pemerintah.

Market Positioning

Market Positioning adalah penempatan pemasaran dalam strategi marketing yang nantinya diharapkan dapat memberikan pesan mengenai produk ataupun jasa kepada konsumen.

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan seksi Kehumasan atau Humas Kota Tangerang Selatan mempunyai kewajiban dalam mempublikasikan lebih lanjut informasi pariwisata yang ada di Kota Tangerang Selatan yang up to date agar dapat menunjukan bahwa Kota Tangerang Selatan adalah Kota yang menarik dikunjungi untuk berwisata.

Video promosi pariwisata ini nantinya diimplementasikan melalui media sosial seperti Youtube, Instagram dan juga videotron yang ada di Kota Tangerang Selatan, video promosi pariwisata ini juga akan dipublikasikan pada berbagai acara yang ada di Kota Tangerang Selatan.

Kondisi Pesaing

Kota Tangerang Selatan adalah kota yang sedang berkembang dalam segi pembangunan, pariwisata dan juga perekonomian. Didalam perkembangan ini ada beberapa kota pesaing yang berpengaruh terhadap perkembangan Kota Tangerang Selatan.

Tabel 3.2 Kondisi Pesaing

Potential Market

Dengan adanya video promosi pariwisata ini masyarakat khususnya di Tangerang Selatan, dengan acuan dari ramainya beberapa tempat wisata maka dari itu video promosi pariwisata ini menampilkan tempat – tempat yang selalu ramai pengunjung dan juga salah satu tempat unggulan pariwisata yang ada di Kota Tangerang Selatan.

Market Segmentation

  1. Geografi : Wilayah Kota Tangerang Selatan
  2. Demografi
    1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
    2. Kelas Ekonomi : Menengah
    3. Usia : 3 Tahun ke atas
    4. Sasaran :
      1. Masyarakat Kota Tangerang Selatan
      2. Wisatawan Lokal
      3. Wisatawan Asing
  3. Psikografi : Masyarakat Kota Tangerang Selatan, wisatawan lokal maupun asing, dan juga para investor yang ingin mengetahui informasi dan promosi lebih lanjut tentang destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang Selatan.

Marketing Objective

Adanya video promosi pariwisata ini membantu humas Kota Tangerang Selatan dalam menginformasikan tempat – tempat pariwisata yang ada di Kota Tangerang Selatan dan diharapkan dapat menjadi video pariwisata yang digunakan diberbagai acara mengenai pariwisata lalu dapat memberikan dampak positif terhadapat tempat pariwisata yang ada dalam segi pengunjung yang datang dan juga investor – investor yang ingin membantu perkembangan tempat pariwisata tersebut.

Marketing Strategy

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh humas Kota Tangerang Selatan melalui platform media sosial yaitu Youtube, Instagram dan juga melalui videotron, video promosi pariwisata ini juga nantinya akan ditampilkan di beberapa acara yang diikuti oleh pemerintah Kota Tangerang Selatan. Dengan dilakukannya strategi tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup kepada audience.

Budget Produksi Media

Berikut adalah budget yang dikeluarkan pada perancangan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan.

Tabel 3.3. Budget Produksi Media

Konfigurasi Perancangan

Spesifikasi Hardware

Software yang Digunakan

Elisitasi

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.5. Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Tabel 3.7 Final Draft Elisitasi

BAB IV

KONSEP PRODUKSI MEDIA

Pre Production

Preproduction atau pra produksi adalah tahapan awal pada saat kita ingin melakukan suatu produksi video, film, maupun iklan. Dalam tahapan ini ada beberapa langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu seperti menemukan ide, menentukan konsep, setelah itu dapat dilanjutkan dengan pembuatan sinopsis, naskah, dan storyboard kemudian melakukan pembuatan rundown yang akan dimemudahkan kita saat melakukan produksi. Tahapan seperti pemilihan crew, budgeting, pendataan peralatan yang akan digunakan, time schedule, akan lebih memudahkan kita pada saat produksi nantinya dan proses pra produksi yang matang dapat menghemat waktu pada saat produksi maupun paska produksi. Berikut adalah ilustrasi mengenai preproduction :

Gambar 4.1 Pre Production

Ide atau Gagasan

Ide adalah langkah awal dalam melakukan perancangan suatu video karena dari ide tersebut munculah konsep yang original, menarik, dan unik. Lalu dituangkan kedalam bentuk video seperti perancangan video promosi pariwisata ini mengangkat beberapa tempat pariwisata dan budaya yang ada di Kota Tangerang Selatan. dalam perancangan video promosi pariwisata ini dirancang semenarik agar dapat diterima oleh masyarakat dengan mudah, tidak hanya mengandalkan visual yang menarik video promosi pariwisata ini juga mengandalkan dari segi audio atau pemilihan musik agar dapat membangun kesan emosional kepada audience.

Sinopsis

Pada saat melakukan perancangan suatu video sinopsis adalah hal terpenting dalam tahapan perancangan tersebut, karena sinopsis sendiri adalah ringkasan yang menjelaskan secara garis besar cerita tersebut dan nantinya akan dijabarkan lebih jelas pada cerita. Berikut sinopsis dari Video Promosi Pariwisata Kota Tangerang Selatan.

“Video ini menceritakan tentang apa saja yang dapat kita kunjungi saat ke Tangerang Selatan, diawali kegiatan dipagi hari seperti jogging, senam dibxchange park, lalu dilanjutkan ke tandon ciater untuk bersantai di rumah adat blandongan, setelah itu dapat pergi kesesi pariwisata literasi yaitu ada di kampung dongeng dan juga taman baca kolong ciputat lalu pada siang hari dapat menikmati makan siang di rumah makan ikan cere yang menyajikan makanan dengan cara masak menggunakan tungku, adanya pawai taaruf mtq yang mengikutsertakan banyak peserta dari berbagai kecamatan maupun kelurahan yang ada di Tangerang Selatan, kemudian masuk kewisata religi dengan menampilkan masjid, gereja, klenteng dan pura. Rumah adat dan tari tradisional juga diperlihatkan dalam video ini agar mengenalkan sedikit budaya yang ada di Tangerang Selatan, pada sore hari dapat menghabiskan waktu di jaletreng riverpark dan untuk anak muda yang memiliki hobi bermain skateboard atau bmx terdapat skatepark di jaletreng riverpark. Pada saat malam hari dapat menikmati kuliner malam di taman jajan bintaro sektor 7. Dan juga menampilkan Walikota Tangerang Selatan dengan ucapan mengajak untuk berwisata ke Kota Tangerang Selatan.”

Narasi

Narasi adalah bentuk percakapan yang bertujuan untuk menyampaikan rangkaian suatu cerita dari awal hingga akhir cerita. Narasi juga digunakan untuk menggantikan suara untuk tokoh karakter atau voice over. Berikut teks voice over pada video promosi pariwisata :

“Kota Tangerang Selatan memiliki lokasi yang sangat strategis dan berbatasan dengan DKI Jakarta dan wilayah lainnya/sebagaimana diketahui sektor pariwisata memiliki potensi besar dalam mewujudkan cita – cita kota yang layak dikunjungi sebagai destinasi wisata//Ayo berwisata ke Kota Tangerang Selatan//”

Storyboard

Storyboard adalah visual berupa gambar sketsa untuk memudahkan dalam proses produksi, storyboard juga mengacu kepada naskah agar tidak menyulitkan saat pengambilan gambar ketika produksi.

Gambar 4.2 Scene 1/ Menampilkan Bumper Opening Humas Kominfo Tangsel


Gambar 4.3 EXT /Scene 2/Menampilkan Video Kantor Walikota Tangerang Selatan


Gambar 4.4 INT/Scene 3/ Menampilkan Video Walikota Tangerang/Day/Medium Shoot


Gambar 4.5 EXT/Scene 4/ Menampilkan Video Senam di BXChange Park/Day/Medium Shoot


Gambar 4.6 EXT/Scene 5/Menampilkan Video Tulisan Tandon Ciater/Day/WideShoot


Gambar 4.7 EXT/Scene 6/Menampilkan Video Rumah Adat Blandongan/Day/Fullshoot


Gambar 4.8 EXT /Scene 7/Menampilkan Video Tulisan Kampung Dongeng/Day/Closeup


Gambar 4.9 EXT/Scene 8/Menampilkan Video Tulisan Taman Bacaan Masyarakat/Day/Closeup


Gambar 4.10 EXT /Scene 9/Menampilkan Video Suasana Rumah Makan Ikan Cere/Day/FullShoot


Gambar 4.11 EXT /Scene 10/Menampilkan Video Suasana Rombongan Pawai Taaruf MTQ/Day/Birdeye view


Gambar 4.12 EXT /Scene 11/Menampilkan Video Penari/Day/WideShoot


Gambar 4.13 INT/Scene 12/Menampilkan Video Kotak Amal di Masjid/Day/Medium/Closeup


Gambar 4.14 INT/Scene 13/Menampilkan Video Ruangan GKI Pamulang/Day/FullShoot


Gambar 4.15 EXT /Scene 14/Menampilkan Video Klenteng Bio Kanti Sara/Day/MediumShoot


Gambar 4.16 EXT /Scene 15/Menampilkan Video Prosesi Ibadah/Day/MediumShoot


Gambar 4.17 EXT /Scene 16/Menampilkan Video Bermain BMX /Day/FullShoot


Gambar 4.18 EXT /Scene 17/Menampilkan Video Bundaran Alam Sutera/Day/Bird Eye


Gambar 4.19 EXT /Scene 18/Menampilkan Video Suasana Taman Jajan CBD Bintaro Sektor 7/Night/FullShoot


Gambar 4.20 EXT /Scene 19/Menampilkan Video Suasana Kantor Walikota Tangerang Selatan/Night/Bird Eye


Gambar 4.21 Scene 20/Menampilkan Logo Kota Tangerang Selatan


Gambar 4.22 Scene 21/Logo Humas Kota Tangerang Selatan


Gambar 4.23 Scene 22/Menampilkan Logo Universitas Raharja

Script Writing

Script Writing adalah penulisan sebuah naskah sesuai dengan urutan cerita yang telah dirancang.

Tabel 4.1 Script Writing

Rundown

Rundown adalah susunan acara pada suatu program yang telah diperhitungkan durasinya dan telah ditentukan.

Tabel 4.2. Rundown

Penyusunan Crew

Dalam pembuatan video promosi pariwisata ini dilakukan oleh penulis serta beberapa orang yang membantu, diantaranya :

Tabel 4.3. Susunan Crew and Talent

Time Schedule

Proses pembuatan video promosi pariwisata ini ditargetkan selesai dalam waktu 3 bulan.Pada saat pembuatan video promosi pariwisata ini dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan.

Tabel 4.4 Time Schedule

Anggaran atau Budget Produksi

Dalam proses pembuatan sebuah video pastinya ada biaya yang dikeluarkan selama pembuatan video. Berikut anggaran yang dikeluarkan dalam pembuatan video promosi pariwisata ini :

Tabel 4.5 Anggaran / Budget Produksi

Peralatan yang Digunakan

Dalam pembuatan video promosi pariwisata ini menggunakan beberapa peralatan seperti, Laptop Asus ROG GL552VW, Logitech Mouse B100, NYK K-02, Drone DJI Phantom 2.

Gambar 4.24 Laptop Asus ROG GL552VW

Gambar 4.25 Logitech Mouse B100

Gambar 4.26

Gambar 4.27 Sony a6000

Gambar 4.28 Canon m10

Gambar 4.29 Tripod Beike Q888

Gambar 4.30 Gimbal Beholder DS1

Gambar 4.31 DJI Phantom 2

Gambar 4.32 Wacom Intuos Pro

Production

Production adalah proses pengambilan gambar dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan pada preproduction seperti tahapan penulisan naskah, pembuatan storyboard. Pada proses ini juga dibutuhkan kerjasama antara talent dengan crew agar pengambilan gambar berjalan dengan lancar dan sesuai apa yang telah direncanakan pada preproduction. Pada proses produksi juga akan terjadi adanya improvasi terhadapat pengambilan gambar, adegan karena sutradara harus bisa melihat keadaan sekitar lokasi pengambilan gambar. Dengan kerjasama yang baik antara talent dan crew serta pengimplementasian proses preproduction akan menjadi proses production

Gambar 4.33 Production

Perencanaan Multimedia

Perencanaan multimedia dilakukan dalam tiga tahapan yaitu penggabungan antara teks, gambar, dan suara menjadi video, dengan konsep yang sudah dibuat video promosi pariwisata ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan juga menarik kepada audience. Maka dari itu dalam perencanaan multimedia diperlukan tahapan – tahapan yaitu : Tujuan multimedia, Strategi multimedia, dan Program multimedia.

  1. Tujuan Multimedia

    Tujuan multimedia pada video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan adalah memberikan informasi yang menarik dan juga dapat diterima oleh audience dengan mudah, video promosi pariwisata Tangerang Selatan yang meliputi wisata religi, wisata kuliner, wisata budaya, wisata alam, wisata kampong tematik dan juga festival yang ada di Kota Tangerang Selatan. Nantinya video promosi pariwisata ini akan diimplementasikan pada sosial media humas Kota Tangerang Selatan diantaranya Youtube dan Instagram.

  2. Strategi Multimedia

    Pada strategi multimedia harus dipersiapkan secara matang agar pada saat video promosi pariwisata ini disebarluaskan dapat diterima dengan baik karena tepat sasaran. Berikut adalah beberapa tahapan strategi multimedia :

    1. Geografi : Wilayah Kota Tangerang Selatan
    2. Demografi
      1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
      2. Kelas Ekonomi : Menengah
      3. Usia : 3 Tahun ke atas
      4. Sasaran :
        1. Masyarakat Kota Tangerang Selatan
        2. Wisatawan Lokal
        3. Wisatawan Asing
    3. Psikografi : Masyarakat Kota Tangerang Selatan, wisatawan lokal maupun asing, dan juga para investor yang ingin mengetahui informasi dan promosi lebih lanjut tentang destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang Selatan.
  3. Program Multimedia

    Pada proses ini video promosi pariwisata melalui tiga tahapan yaitu :

    1. Text

      Penggunaan teks pada perancangan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan ini menggunakan teks BebasNeueReguler.

    2. Picture

      Format gambar yang digunakan untuk keperluan timelapse adalah JPG dan MP4 untuk video.

    3. Sound

      Suara yang digunakan untuk video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan ini menggunakan tiga backsound music yang berbeda, yaitu : Rossa – Pesona Indonesia, Infraction – Upbeat Corporate Music, AShamaluev Music – Inspirational Piano Ambient.

Perencanaan Audio

Dalam video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan memiliki elemen yang wajib yaitu audio, karena jika tidak adanya audio nantinya video yang ditampilkan tidak memberikan emosi atau kesan kepada audience. Dalam konsep produksi ini audio memiliki tujuan audio, strategi audio, dan program audio.

  1. Tujuan Audio

    Tujuan adanya audio pada perancangan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan adalah membuat video menjadi lebih hidup dan mempunyai emosi yang bisa disampaikan, adanya audio juga dapat membantu audience menjadi lebih tertarik untuk datang ketempat wisata yang ada di Kota Tangerang Selatan dikarenakan video tersebut memberikan kesan yang baik dengan adanya audio.

  2. Strategi Audio

    Pada strategi audio ini video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan menggunakan tiga backsound lagu yang berbeda dikarenakan ingin menghidupkan gambar dan memberikan kesan kepada audience. Berikut adalah beberapa tahapan strategi audio :

    1. Geografi : Wilayah Kota Tangerang Selatan
    2. Demografi
      1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
      2. Kelas Ekonomi : Menengah
      3. Usia : 3 Tahun ke atas
      4. Sasaran :
        1. Masyarakat Kota Tangerang Selatan
        2. Wisatawan Lokal
        3. Wisatawan Asing
    3. Psikografi : Masyarakat Kota Tangerang Selatan, wisatawan lokal maupun asing, dan juga para investor yang ingin
  3. Program Audio

    Pada proses ini video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan menggunakan tiga backsound yang berbeda agar dapat membangun emosi atau kesan kepada audience. Berikut adalah salah satu aspek penjelasan program audio :

    1. Backsound

      Backsound yang digunakan pada video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan yaitu, Rossa – Pesona Indonesia untuk satu menit pertama agar dapat membangun semangat untuk audience lalu dilanjutkan Infraction – Upbeat Corporate Music agar memberikan kesan yang nyaman pada saat menonton video dikarenakan musik yang santai, setelah itu pada saat masuk ke wisata religi backsound musik berubah menjadi AShamaluev Music – Inspirational Piano Ambient yang diharapkan membangun kesan lembut dan disamakan dengan gambar yang ada divideo yaitu tempat – tempat ibadah yang ada di Kota Tangerang Selatan.

Perencanaan Visual

Perencanaan visual adalah proses dimana penggabungan suara, gambar serta teks kedalam suatu video utuh yang nantinya akan digunakan untuk memberikan informasi. Melalui tahapan ini video yang dihasilkan nantinya akan menjadi lebih menarik dan juga memberi kesan yang baik.

  1. Tujuan Visual

    Pada perancangan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan ini menampilkan visual yang menarik dengan adanya lowerthird dan juga transition yang dapat memberi nilai lebih serta dapat diterima dengan baik oleh audience.

    Tabel 4.6 Kesan Visual Effect

  2. Strategi Visual

    Visual effect dapat memberikan sebuah dampak bagi suatu video agar memperlihatkan suatu gambaran visual yang nyata, dengan tampilan yang berbeda setiap scene dapat memberikan kesan yang baik kepada audience.

  3. Program Visual

    Program visual yang digunakan dalam perancangan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan menggunakan software Adobe After Effect CC 2018, Adobe Premiere Pro CC 2018, Adobe Photoshop CC 2019.

    Gambar 4.34 Scene 1/ Menampilkan Bumper Opening Humas Kominfo Tangsel


    Gambar 4.35 EXT /Scene 2/Menampilkan Video Kantor Walikota Tangerang Selatan


    Gambar 4.36 INT/Scene 3/ Menampilkan Video Walikota Tangerang/Day/Medium Shoot


    Gambar 4.37 EXT/Scene 4/ Menampilkan Video Senam di BXChange Park/Day/Medium Shoot


    Gambar 4.38 EXT/Scene 5/Menampilkan Video Tulisan Tandon Ciater/Day/WideShoot


    Gambar 4.39 EXT/Scene 6/Menampilkan Video Rumah Adat Blandongan/Day/Fullshoot


    Gambar 4.40 EXT /Scene 7/Menampilkan Video Tulisan Kampung Dongeng/Day/Closeup


    Gambar 4.41 EXT/Scene 8/Menampilkan Video Tulisan Taman Bacaan Masyarakat/Day/Closeup


    Gambar 4.42 EXT /Scene 9/Menampilkan Video Suasana Rumah Makan Ikan Cere/Day/FullShoot


    Gambar 4.43 EXT /Scene 10/Menampilkan Video Suasana Rombongan Pawai Taaruf MTQ/Day/Birdeye view


    Gambar 4.44 EXT /Scene 11/Menampilkan Video Penari/Day/WideShoot


    Gambar 4.45 INT/Scene 12/Menampilkan Video Kotak Amal di Masjid/Day/Medium/Closeup


    Gambar 4.46 INT/Scene 13/Menampilkan Video Ruangan GKI Pamulang/Day/FullShoot


    Gambar 4.47 EXT /Scene 14/Menampilkan Video Klenteng Bio Kanti Sara/Day/MediumShoot


    Gambar 4.48 EXT /Scene 15/Menampilkan Video Prosesi Ibadah/Day/MediumShoot


    Gambar 4.49 EXT /Scene 16/Menampilkan Video Bermain BMX /Day/FullShoot


    Gambar 4.50 EXT /Scene 17/Menampilkan Video Bundaran Alam Sutera/Day/Bird Eye


    Gambar 4.51 EXT /Scene 18/Menampilkan Video Suasana Taman Jajan CBD Bintaro Sektor 7/Night/FullShoot


    Gambar 4.52 EXT /Scene 19/Menampilkan Video Suasana Kantor Walikota Tangerang Selatan/Night/Bird Eye


    Gambar 4.53 Scene 20/Menampilkan Logo Kota Tangerang Selatan


    Gambar 4.54 Scene 21/Logo Humas Kota Tangerang Selatan


    Gambar 4.55 Scene 22/Menampilkan Logo Universitas Raharja

Perencanaan Broadcasting

Perencanaan broadcasting sangat diperlukan dalam tahapan produksi, perencanaan broadcasting diadakan untuk menjangkau wisatawan lokal dan asing serta investor lokal dan asing dengan pendistribusian yang efektif, sehingga nantinya informasi yang disampaikan dapat mengenai sasaran. Perencanaan broadcasting terdiri dari tiga tahapan yaitu, tujuan broadcasting, strategi broadcasting, dan program broadcasting.

  1. Tujuan Broadcasting

    Pada tahapan ini tujuan broadcasting untuk menjangkau audience yang luas, tujuan broadcasting yaitu menyampaikan informasi dalam bentuk video utuh dan diharapkan dapat diterima oleh audience dengan baik. Dan akan dijadikan acuan terhdapat feedback dari audience.

  2. Strategi Broadcasting

    Strategi broadcasting yang digunakan dalam tahapan ini menggunakan penyebaran informasi melalui sosial media seperti youtube, dan instagram dan untuk penyebaran informasi yang tidak melalui sosial media akan disebarkan melalui beberapa kegiatan yang diikuti humas dan juga pemerintah Kota Tangerang Selatan.

  3. Program Broadcasting

    Program broadcasting dilakukan agar menunjukan kepada audience untuk bisa mendapatkan informasi pariwisata yang ada di Kota Tangerang Selatan. Nantinya video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan akan disebarluaskan melalui :

    1. Youtube, merupakan salah satu sosial media yang bisa mendapatkan audience yang banyak dikarenakan youtube sangat mudah diakses dan dapat diterima dengan mudah oleh audience. Dengan adanya info jumlah penonton, asal penonton dan juga info watchtime memudahkan penulis untuk menganalisa feedback dari audience.
    2. Instagram juga merupakan sosial media yang sangat mudah diakses dan dipunyai oleh siapa saja, akan memudahkan dalam penyebaran video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan. Hanya saja pada instagram hanya bisa mengupload video berdurasi satu menit, tetapi itu bukan suatu halangan dikarenakan dalam video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan sudah disiapkan video yang berdurasi satu menit.
    3. Penyebaran pada kegiatan humas dan pemerintah Kota Tangerang Selatan menjadi slah satu strategi dalam penyebaran yang tidak menggunakan akses internet. Dimana dalam kegiatan ini nantinya setiap peserta akan diberikan informasi mengenai pariwisata Kota Tangerang Selatan.

Post Production

Post Production adalah tahapan terakhir setelah mengerjakan preproduction, production. Pada tahapan ini akan dilakukan proses editing, mixing, finishing, exporting, dan segmen pasar.

Gambar 4. 56 Post Production

Editing

Proses editing adalah proses penyusunan video yang sudah diambil pada proses produksi sesuai dengan keinginan sutradara yang mengacu dari naskah dan storyboard.

Gambar 4. 57 Proses Editing

Mixing

Mixing adalah proses menggabungkan gambar, audio, teks serta efek-efek visual berupa transisi maupun lowerthird agar menjadi lebih menarik untuk dilihat oleh audience.

Gambar 4.58 Proses Mixing

Finishing

Proses ini merupakan tahapan penyelesaian pada post production dengan melakukan pengecekan kembali hasil dari editing dan mixing agar tidak terjadi kesalahan pada proses exporting nanti.

Gambar 4. 59 Proses Finishing

Exporting

Exporting adalah tahapan akhir dari proses perancangan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan. Nantinya pada proses ini video akan di export dari Adobe Premiere Pro CC 2018 menjadi format video MP4, dan setelah itu akan di upload ke Youtube serta Instagram.

Gambar 4. 60 Proses Exporting

Segmen Pasar

Dalam tahapan segmen pasar akan menentukan target yang dituju dan hasil dari video promosi pariwisata ini akan diupload ke Youtube dan Instagram melalui channel Humas Kota Tangerang Selatan, diharapkan nantinya dapat mencapai target yang telah ditentukan.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penulis melakukan penelitian dengan judul Perancangan Video Promosi Guna Meningkatkan Daya Tarik Pesona Pariwisata Kota Tangerang Selatan. Adapun kesimpulan terhadap rumusan masalah yang terdapat pada BAB I, sebagai berikut :

  1. Pembentukan konsep video promosi yang menarik dan efektif adalah melakukan pemgambilan gambar dengan teknik cinematic shot, agar memberi kesan yang menarik kepada penonton serta pemilihan backsound juga harus diperhatikan agar penonton tidak mudah bosan saat menonton video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan, serta ditampilkan dengan durasi yang tidak terlalu panjang. Dengan pengimplementasian melalui media sosial yaitu Youtube dan Instagram diharapkan lebih efektif

  2. Dengan melalui perancangan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan target yang akan dicapai adalah peningkatan jumlah wisatawan lokal dan wisatawan asing yang berkunjung ke tempat pariwisata Kota Tangerang Selatan yang ada maupun tidak ada didalam video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan.

  3. Melalui perancangan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan ini dapat membantu ekonomi warga sekitar objek pariwisata tersebut dikarenakan konsep video yang menarik serta mudah diterima oleh masyarakat menjadikan video promosi pariwisata Kota Tangerang Selatan efektif.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis simpulkan, berikut adalah beberapa saran yaitu :

  1. Dengan adanya konsep video yang menarik dan efektif diharapkan masyarakat menjadi tertarik untuk datang ketempat pariwisata khususnya di Kota Tangerang Selatan dan juga memudahkan masyarakat Kota Tangerang Selatan maupun diluar Kota Tangerang Selatan dapat mengetahui tempat – tempat pariwisata yang menarik di Kota Tangerang Selatan.

  2. Pembenahan dibeberapa sarana yang ada di tempat pariwisata agar wisatawan merasakan kenyamanan saat berkunjung dan juga memberikan kesan yang baik terhadap tempat wisata tersebut maupun pemerintah.

  3. Terjadinya investasi dari beberapa investor agar dapat mengembangkan tempat wisata yang sudah ada maupun membuat tempat wisata yang baru dengan konsep yang unik, menarik dan juga mudah diakses oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Arif, Muhammad. 2016. Bahan Ajar Teknik Industri,Cet-1.Yogyakarta,: Deepublish.
  2. Kausar, Ahmad. Yusuf Fazri Sutiawan dan Vidilia Rosalina. 2015. Perancangan Video Company Profile Kota Serang Dengan Teknik Editing Menggunakan Adobe Premier Pro CS 5. Jurnal PROSISKO Vol. 2 No. 1 Maret 2015 ISSN : 2406-7733 Banten : Universitas Serang Raya Kota Serang.
  3. 3,0 3,1 Wibowo, Edi. Dewi Popi Romika dan Mega Cut Ryana. 2017. Perancangan Video Profile Sebagai Penunjang Media Informasi dan Promosi Pada SMA Citra Islami Tangerang. Tangerang : STMIK Raharja. Seminar Internasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017. ISSN : 2302-3805. Vol. 5, No. 1 : 62-65.
  4. Yuliana, Khozin. 2018. Analisa Sistem Informasi Peminjaman Dan Pengembalian Buku Perpustakaan Pada SMA Nusantara 1 Tangerang. Jurnal Sensi Vol. 4 No. 1 2018 ISSN : 2461-1409 Tangerang : STMIK Raharja Jl.Jend Sudirman No.40, Modern Cikokol.
  5. Nugraha, Iman Hikmat dan Regi Muhammad Satria. 2018. Subsistem Informasi Pengolahan Data Jurnal Transaksi Di PT. Hinidaiki Indonesia. Tasikmalaya : STMIK DCI. Jurnal Manajemen Informatika (JUMIKA). EISSN : 2541-6375. Vol. 5, No. 1 : 32.
  6. Harfizal. Fauzan Manafi Albar dan Muh Afiffudin. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Penyalur Dana Bantuan Siswa (BOS) Berbasis WEB. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. Journal CERITA. ISSN : 2461-1417. Vol. 3 No. 2 : 232.
  7. Nurdiansyah, Faisal dan Siti Sarah Abdullah. Sistem Informasi Geografis Sekolah Kabupaten Cianjur Berbasis Web. Media Jurnal Informatika Vol.8 No.2, Periode Oktober 2016 Fakultas Teknik Surya Kencana.
  8. 8,0 8,1 Sunarya, Lusyani. Po. Abbas Sunarya dan Jasmine Dara Assyifa 2015. Keefektifan Media Komunikasi Visual Sebagai Penunjang Promosi Pada Perguruan Tinggi Raharja. ISSN : 1978-8282 STMIK Raharja.
  9. Tyoso, Jaluanto Sunu Punjul. 2016. Sistem Informasi Manajemen. ISBN: : 978-602-401-312-7. Yogyakarta : Deepublish.
  10. Hutahaean, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Jakarta : Deepublish.
  11. Tobing, Fenina Adline. Rahmat Tullah dan Ardian Pribadi. 2017. Sistem Informasi Reservasi And Real Time Tracking Bus Online. JURNAL SISFOTEK GLOBAL. ISSN : 2088 – 1762 Vol. 7 No. 1 / Maret 2017. STMIK Bina Sarana Global.
  12. Alfira, Rizky. 2014. Identifikasi Potensi Dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove Pada Kawasan Suaka Margasatwa Mampie Di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. Makassar : Universitas Hasanuddin.
  13. Zakaria, Faris dan Rima Dewi Suprihardjo. 2014. Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-9271 Print). Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
  14. Tama, Adi Kusuma Widya Maria. Dingi Novena dan Sefty Lestari. Perancangan Merchandise Guna Menunjang Efektivitas Promosi. ISSN: 2461-1409. Tangerang : STMIK Raharja Jl.Jend Sudirman No.40, Modern Cikokol.
  15. Khoirulloh. Andi Tri Haryono SE MM dan Heru Sri Wulan SE MM.. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga Dan Promosi Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Pembelian Sebagai Variabel Intervening (Studi Papa Roti Bakar Breadhouse Sirojudin,tembalang Semarang). Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
  16. Hidayat, wahyu. Riri Mahmuriyah dan Sri Ndayani Ratna Safitri. 2016. Media Visual Berbentuk Katalog Produk Sebagai Media Promosi. ISSN: 2461-1409. Tangerang : STMIK Raharja Jl.Jend Sudirman No.40, Modern Cikokol.
  17. Kaharu, Debora. dan Anindhyta Budiarti. 2016. Pengaruh Gaya Hidup, Promosi, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Cosmic. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 3, Maret 2016 ISSN : 2461-0593. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
  18. Sunarya, Lusyani. Ogi Dermawan dan Muhammad Hanif Amrullah. 2016. Desain Media Sign System Dan Himbauan Sebagai Penunjang Informasi Pada Yayasan Perguruan Islam Attaqwa. ISSN : 2461-1409. Tangerang : STMIK Raharja Jl.Jend Sudirman No.40, Modern Cikokol.
  19. Wulan, Rayung. Eddy Saputra dan Ahmad Haries. 2018 Pengembangan Metode Cepat Membaca Huruf Hijaiyah Berbasis Multimedia Dalam Rangka Pemberantasan Buta Huruf Pada Lansia. Jurnal PKM: Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 01 No. 01, Januari 2018 p-ISSN 2614-574X, e-ISSN 2615-4749 hal. 48-54. Program studi Informatika, Fakultas FTMIPA, UNINDRA.
  20. wahyuni, Sri. Afina Miftahurrachmah dan Ellen Nindya Purwa. 2017. Media Company Profile Sebagai Penunjang Informasi Dalam Meningkatkan Efektifitas Program Pemasaran Pada Hotel Narita Tangerang. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017.
  21. Rangkuti, Freddy. 2016. “Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT”. Gramedia.
  22. Supriatna, Soni. Mimin Aminah. 2014. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kopi Luwak (Studi Kasus UMKM Careuh Coffee Rancabali-Ciwidey Bandung). Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
  23. Ningsih, Listina Nadhia. Ray Tri Nugroho dan I Nyoman Lingga Anjana. Produksi Program Musik Chamber Dalam Bentuk Video Dokumenter Pada PT. Mata Air Inspirasi (SWARNA FMTV). Tangerang : STMIK Raharja Jl.Jend Sudirman No.40, Modern Cikokol.
  24. Yunita, Dwi dan Astuti Wijayanti. 2017. Pengaruh Media Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Keaktifan Siswa. Pendidikan IPA, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
  25. Ofindra, M.Harry. 2015. Perancangan Promosi Lalito Coffee Melalui Media Iklan TV. Jurnal Universitas Negeri Padang. Fakultas Bahasa Dan Seni.
  26. Prasetyo, Dwi dan Denny Indrayana Setyadi. 2017. Perancangan Film Pendek Bertema Wisata dengan Pendekatan Storytelling sebagai Media Promosi Pulau Bawean. Jurnal Sains Dan Seni ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print). Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
  27. Haris Wiratna dan Rahmatsyam Lakoro. 2017. Perancangan Video Promosi Wisata Pantai Kabupaten Jember dengan Konsep Sinematik Infografis. Jurnal Sains Dan Seni ITS Vol. 6, No. 2 (2017), 2337-3520 (2301-928X Print). Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
  28. 28,0 28,1 28,2 28,3 Sunarya, Lusyani. Putri Apryllia dan Siti Isnaini. 2016. Design Video Profile Based Multimedia Audio Visual And Broadcasting As A Media Promotion. ISSN : 1978 -8282 Vol.9 No.3 – Agustus 2016. . Tangerang : STMIK Raharja Jl.Jend Sudirman No.40, Modern Cikokol.
  29. Purwanto, Agus dan Shofwan Hanief. 2016. Multimedia Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Berbasis Animasi. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7Februari 2016. ISSN : 2302-3805. Bali : STMIK Stikom.
  30. Darmawan, Deni. Pipih Setiawati. Didi Supriadie dan Muthia Alinawati 2017. Penggunaan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Englishsimple Sentences Pada Mata Kuliah Basic Writing Di STKIP Garut. PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
  31. Handayani, Ni Made Dwi. Ni Nyoman Ganing dan Ni Wayan Suniasih 2017. Model Pembelajaran Picture And Picture Berbantuan Media Audio-Visual Terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA. Handayani, Ganing, Suniasih (2017). Journal of Education Technology. Vol. 1 No. (3) pp. 176-182. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha.
  32. Arimbawa, I Gst Ngr Nym. I Komang Ngurah Wiyasa dan Ida Bagus Surya Manuaba. 2017. Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Kompetensi IPS Siswa Kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Tahun Ajaran 2016/2017. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia .
  33. Suryadi, Jendi. Muhammad Arief dan Winoto. 2017. Multimedia Audio Visual And Broadcasting BagianDetik TV PT. Agranet Multicitra Siberkom Jakarta Selatan. CICES Journal. ISSN : 3655-3058. Vol.3, No.2 : 233. Tangerang : STMIK Raharja Jl.Jend Sudirman No.40, Modern Cikokol.
  34. 34,0 34,1 Fatoni, Ahmad dan Nofi Puspitasari. 2016. . Perancangan Simulasi Pengembangan Sistem Programming Penyaluran Dana Zakat di Badan Amil Zakat Kota Serang Berbasis Multimedia. . Jurnal PROSISKO. ISSN: 2406-7733. Vol.3 No.2 : 58. Serang :Universitas Serang Raya.
  35. Sudaryono. Dewi Immaniar Desrianti dan Kurnia Suci Lestari. 2018. Infografis Validasi Kuliah Kerja Praktek Dengan Media Audio Visual. . Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi. ISSN : 1907-1205. Vol.2 No.1 : 6. Banten :Universitas Banten Jaya.
  36. Handani, Wahyu Sitaresmi. ShimaUtami dan Dinar Kusmira. 2017. Visualisasi Pencemaran Air Menggunakan Media Animasi Infografis. .Jurnal Ilmiah Telematika. ISSN : 2442-4528. Vol, 10. No.1 : 53. Purwokerto :AmikomPurwokerto.
  37. Sunarya, Lusyani. Rindang Kusumaninggar dan Adrian Syahputra. 2017. Perancangan Media Promosi Video Profile Pada SMA Negeri 15 Kota Tangerang . Eksplora Informatika Vol. 6, No. 2, Maret 2017. Tangerang : STMIK Raharja Jl.Jend Sudirman No.40, Modern Cikokol.
  38. Sastrawan, Putu Virgo. I Ketut Resika Arthana dan I Gede Partha Sindu. 2017. Pengembangan SOP Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha Berbasis Animasi. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik I nformatika (KAR M APATI) Volume 6, Nomor 1, 2017. ISSN 2252-9063. Bali : Universitas Pendidikan Ganesha .
  39. Qonitah, Dina. 2015. Pengembangan Multimedia Model Basis Adobe Flash. Tangerang : Institut Teknologi Indonesia.
  40. Agustina, Rini dan Ade Chandra. 2017. Analisis Implementasi Game Edukasi “The Hero Diponegoro” Guna Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Mts. Attaroqie Malang. Jurnal Teknologi Informasi ISSN 2086 – 2989 Vol. 8 No. 1. Jawa Timur : Universitas Kanjuruhan Malang.
  41. Sinaulan, Ramlani Lina. (2016). Komunikasi Terapeutik Dalam Perspektif Islam. Jurnal Komunikasi Islam. ISSN : 2088-6314. Surabaya : Universitas Islam Negeri (UIN).
  42. Anshari, Hairy. H.Masjaya. dan H.Jamal Amin. 2014. Pengaruh Komunikasi Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Administrative Reform, Vol.2 No.3,September 2014.
  43. 43,0 43,1 Sulandjari. (2016). Hubungan Komunikasi Organisasi Dan Konsumerisme Karyawan Alfamart Kecamatan Tembalang Semarang. Majalah Ilmiah Inspiratif Vol. 01 No.01, Januari 2016.
  44. Mulyono, Agung. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Model Assure Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Assalam Catakgayam Mojowarno Jombang. Surabaya : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
  45. Prijono, Sudarti. 2016. Aspek Adaptasi Dan Akulturasi Budaya Di Situs Bumi Rongsok, Tasikmalaya. Bandung : Balai Arkeologi Bandung.
  46. Sumual, Tinneke E.M. 2015. Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan, Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Universitas Negeri Manado. Mimbar, Vol. 31, No. 1 (Juni, 2015): 71-80. Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba.
  47. Hanafri, Muhammad Iqbal, Triono. dan Imam Luthfiudin. 2018. Rancang Bangun Sistem Monitoring Kehadiran Dosen Berbasis Web Pada STMIK Bina Sarana Global. Semarang : STMIK Bina Sarana Global. Jurnal Sisfotek Global. ISSN: 2088 – 1762. Vol. 8 No. 1 : 82.
  48. Ariawan, Ariawan dan Sri Wahyuni. 2015. Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis Web . Jurnal Sisfotek Global ISSN : 2088 – 1762 Vol. 5 No. 1 / Maret 2015. . STMIK Bina Sarana Global.
  49. Mwanga, Vivian. 2015. Fast –Track (Enhanced Recovery Program) in Colorectal Surgery). Degree programme in Nursing.
  50. Kargbo, Fatima dan Malachy Obodoeze. 2015. Nurses Role In Prevention Of Infant And Under-Five Child Mortality In Africa. Degree programme in Nursing.

Contributors

Admin, Riza Adi Prasetya